Anda di halaman 1dari 32

KEMENTERIAN PERTANIAN

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN


NoMoR: 13669/KPrS/HK.I6O I F I t2 / 2or9

TENTANG

PBTUNJUK TEKNIS KEGIATAN PEI{YEDIAAN BENIH DAN BIBIT SERTA


PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK TAHUN ANGGARAN 2O2O

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN,

Menimbang a bahwa dalam rangka mendukung program pemenuhan


pangan asal ternak dan agribisnis peternakan rakyat,
Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak melalui
Dana APBN Tahun Anggaran 2O2O, melaksanakan
kegiatan penyediaan benih dan bibit serta peningkatan
produksi ternak tahun anggarar: 2O2O;

b bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan agar kegiatan penyediaan
benih dan bibit serta peningkatan produksi ternak
tahun anggaran 2O2O dapat berjalan baik dan lancar,
serta melaksanakan ketentuan Pasal 25 ayat (1)
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2019
Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyediaan
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian,
perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal
Peternakan dan Kesehatan Hewan tentang Petunjuk
Teknis Kegiatan Penyediaan Benih Dan Bibit Serta
Peningkatan Produksi Ternak Tahun Anggaran 2O2Q;
_c_

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2O03 tentang Keuangan


Negara (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO3
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2OO4 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republi
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan l,embaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2OO4 tental
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
(lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4400);
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2O04 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2OO9 tentang
Petemakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5015)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
41 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 18 Tahun 2009 tentang Petemakan dan Kesehatan
Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 338, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5619);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2Ol4 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2O15 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
-3-

7. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2019 tentang Anggaran


Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
198, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6410);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tatacara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (kmbaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 103, Tambahan kmbaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5423);
9. Peraturan Presiden Nomor 53 Tahun 2OLO tentang
Perubahan Kedua Atas Keputusan Presiden Nomor 42
Tahun 2OO2 tentar,g Pedoman Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 73, Tambahan
Irmbaran Negara Republik Indonesia Nomor 4212);
10. Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2015 tentang
Kementerian Pertanian (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 85);
11. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2Ol9 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 203);
12. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2OL8 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (kmbaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33);
13. Keputusan Presiden Nomor 100/TPA Tahun 2016 tentang
Pengangkatan Dalam Jabatan Pimpinan Tinggi Madya di
Lingkungan Kementerian Pertanian;
14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05 /2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
Pemerintah Pada Kementerian Negaral l*rnbaga (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340),
sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 173/PMK.05 l2016 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK'05/2015
tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan
-4-

Pemerintah Pada Kementerian Negar a /Lembaga (Berita


Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745);
15. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 43 /Permenlan /
OT.2lO / 8 I 2Ol5 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian;
16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor lll |PMK.O6 12016
tentang Tata Cara Pemindahtanganan Barang Milik Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
1018);

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 56 Tahun 2019


tentang Pedoman Umum Pengelolaan dan Penyaluran
Bantuan Pemerintah Lingkup Kementerian Pertanian
Tahun Anggaran 2020;
18. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 52 Tahun 2019
tentang Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas
Perbantuan;

Memperhatikan : 1 . Nota Dinas Direktur Perbibitan dan Produksi Terna


Nomor: B-18003/TU.O2OlF2.6lL2l2Ol9 tanggal 18
Desember 2019 hal pengajuan Rancangan Keputusan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan
tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Perbibitan dan
Produksi Ternak Tahun 202O;

2. Nota Dinas Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan


dan Kesehatan Hewan Nomor: L8O36|HK.32OlFll
L2l2Ol9 tanggal 18 Desember 2OL9 hal Rancangan
Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan tentang Petunjuk Teknis Kegiatan Penyediaan
Benih Dan Bibit Serta Peningkatan Produksi Ternak
Tahun Anggaran2O2O;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN DAN


KESEHATAN HEWAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS
KEGIATAN PEI.IYEDIAAN BENIH DAN BIBIT SERTA
PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK TAHUN ANGGARAN
2020.
-5-

KESATU Petunjuk Teknis Kegiatan Penyediaan Benih dan Bibit


serta Peningkatan Produksi Ternak Tahun Anggaran 2O2O
yang selanjutnya disebut Petunjuk Teknis, sebagaimana
tercantum dalam L,ampiran I sampai dengan Lampiran V
yang merupalan bagran tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.

KEDUA Jenis kegiatan Penyediaan Benih dan Bibit serta


Peningkatan Produksi Ternak Tahun Anggaraa 2O2O
sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU, meliputi
kegiatan:
1 .
Optimalisasi Reproduksi;
2. Benih dan Bibit Ternak Unggul;
3. Pengembangan Ternak Ruminansia Potong;
4. Pengembangan Temak Ruminansia Perah; dan
5. Pengembangan Unggas dan Aneka Ternak.

KETIGA Jenis kegiatan penyediaan benih dan bibit serta


peningkatan produksi temak tahun anggaran 2O2O
sebagaimana dimaksud dalam diktum KEDUA termasuk
katagori bantuan pemerintah, meliputi kegiatan:
1. Optimalisasi Reproduksi;
2. Pengembangan Ternak Ruminansia Potong;
3. Pengembangan Ternak Ruminansia Perah; dan
4. Pengembangan Unggas dan Aneka Temak.

KEEMPAT Petunjuk Teknis, sebagaimana dimaksud dalam diktum


KEDUA sebagai dasar dalam pelaksanaan Kegiatan
Penyediaan Benih dan Bibit serta Peningkatan Produksi
Ternak Tahun Anggaran 2020.

KELIMA Dalam hal diperlukan ketentuan pelaksanaan yang lebih


rinci, pelaksana kegiatan dapat menyusun Petunjuk
Pelaksanaan Kegiatan Penyediaan Benih dan Bibit serta
Peningkatan Produksi Ternak Tahun Anggaran 2O2O
sesuai dengan kebutuhan sepanjang tidak bertentangan
dengan petunjuk teknis ini.
-6-

KEENAM Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal

DIREKTUR JENDERAL PETERNAKAN


HEWAN

31 1989 03 1006

Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth:


1. Menteri Pertanian;
2. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian;
3. Inspektur Jenderal Kementerian Pertanian.
-1-

LAMPIRAN III KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL


PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN
NOMOR : 13669/KPTS/HK.160/F/12/2019
TENTANG : 13 Desember 2019
PETUNJUK TEKNIS PENYEDIAAN BENIH DAN BIBIT
SERTA PENINGKATAN PRODUKSI TERNAK TAHUN
ANGGARAN 2020

PENGEMBANGAN TERNAK RUMINANSIA POTONG

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan tingkat


pendidikan, kesadaran masyarakat akan kebutuhan protein hewani dan
upaya perbaikan gizi masyarakat, sehingga mendorong tuntutan
peningkatan produksi untuk memenuhi permintaan kebutuhan tersebut.
Pemenuhan kebutuhan dari dalam negeri diupayakan melalui usaha
budidaya dan pembibitan yang diantaranya melibatkan peran pemerintah
dan masyarakat.

Peningkatan peran pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan


produksi dan produktifitas komoditas peternakan dapat dilakukan dengan
pengembangan sumber daya manusia pertanian melalui pemberdayaan
dalam bentuk pengembangan usaha yang dilakukan oleh Kelompok
Tani/Ternak dan Gabungan Kelompok Tani/Ternak serta kelembagaan
ekonomi petani lainnya.

Dalam upaya untuk meningkatkan rumah tangga peternakan dan skala


usaha peternakan, dipandang perlu peningkatan produktifitas dan
pengembangan ternak ruminansia potong, yang diantaranya
memperhatikan kelestarian Sumber Daya Genetik Hewan asli/lokal, maka
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengalokasikan
kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020.
-2-

Untuk memberikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan agar berjalan efektif


dan efisien, perlu disusun Petunjuk Teknis Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Tahun 2020.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020
dimaksudkan sebagai upaya pemberdayaan Kelompok Tani/Ternak,
Gabungan Tani (Gapokan), dan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD)
serta kelembagaan ekonomi usaha petani lainnya melalui kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020.
2. Tujuan
Tujuan kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun
2020:
a. Meningkatkan populasi ternak di lokasi penerima manfaat.
b. Meningkatkan skala usaha di rumah tangga peternakan.
3. Keluaran
Terdistribusikannya bantuan ternak ruminansia potong di provinsi dan
kabupaten/kota sebagaimana tercantum dalam Tabel-1.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Tahun 2020 meliputi:
1. Perencanaan;
2. Pengorganisasian;
3. Pelaksanaan;
4. Teknis pemeliharaan ternak; dan
5. Pengawalan dan pengawasan.

D. Pengertian
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Ternak adalah hewan peliharaan yang produknya diperuntukan sebagai
penghasil pangan, bahan baku industri, jasa, dan/atau hasil ikutannya
yang terkait dengan pertanian.
2. Ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar
negeri yang telah dikembangbiakkan di Indonesia sampai generasi
-3-

kelima atau lebih yang telah beradaptasi pada lingkungan dan/atau


manajemen setempat.
3. Ternak Ruminansia Potong dalam Petunjuk Teknis ini adalah ternak
sapi, kerbau, kambing, dan domba lokal.
4. Rumpun adalah segolongan hewan dari suatu spesies yang mempunyai
ciri-ciri fenotipe yang khas dan dapat diwariskan pada keturunannya.
5. Persilangan adalah acara perkawinan, dimana perkembangbiakan
ternaknya dilakukan melalui perkawinan antara hewan-hewan dari
satu spesies tetapi berlainan rumpun
6. Peternak adalah orang perseorangan warga Negara Indonesia atau
korporasi yang melakukan usaha peternakan.
7. Kelompok tani/ternak adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk
atas dasar kesamaan kepentingan sumber daya, kesamaan komoditas
dan keakraban untuk meningkatkan serta mengembangkan usaha
anggota
8. Gabungan kelompok tani adalah kumpulan beberapa kelompok tani
yang bergabung dan bekerjasama untuk meningkatkan skala ekonomi
dan efisiensi usaha.
9. Kelembagaan ekonomi usaha petani lainnya adalah yang melakukan
seperti Kelompok Usaha Bersama (KUB) dan badan usaha milik
peternak
10. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk
kelangsungan hidup, berproduksi, dan berkembang biak.
11. Organisasi Perangkat Daerah yang selanjutnya disebut OPD adalah
perangkat pemerintah daerah yang membidangi fungsi peternakan
dan/atau kesehatan hewan di provinsi dan/atau kabupaten/ kota.
12. Tim Pusat adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur eselon II
lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan,
ditetapkan dengan Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan
Kesehatan Hewan.
13. Tim UPT adalah kelompok kerja yang terdiri dari unsur UPT lingkup
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan/atau dapat
melibatkan unsur lainnya yang ditetapkan oleh Kepala UPT.
14. Tim Pembina Provinsi adalah tim yang terdiri atas unsur Dinas Daerah,
Badan, Kantor Daerah yang menyelenggarakan fungsi peternakan dan
-4-

kesehatan hewan dan/atau instansi terkait lainnya di provinsi yang


ditetapkan dengan Keputusan Kepala OPD di provinsi.
15. Tim Teknis Kabupaten/Kota adalah tim atas unsur Dinas Daerah,
Badan, Kantor Daerah yang menyelenggarakan fungsi peternakan dan
kesehatan hewan dan/atau instansi terkait lainnya di kabupaten/kota
yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala OPD di kabupaten/kota.
16. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari Pengguna Anggaran untuk
melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan
anggaran pada Kementerian Negara/lembaga yang bersangkutan.
17. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disingkat PPK adalah
pejabat yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil
keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran
atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

BAB II
PERENCANAAN

A. Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong dilaksanakan dalam


rangka pemberdayaan Kelompok Tani/Ternak, Gapoktan, dan UPTD serta
kelembagaan ekonomi usaha petani lainnya.

B. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong dilaksanakan dalam
tahun anggaran 2020.

C. Pelaksana dan Penerima Manfaat


1. Pelaksana
Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020
dilaksanakan oleh:
a. UPT Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan;
dan
b. OPD Provinsi
-5-

2. Penerima manfaat
Penerima manfaat Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun
2020 yaitu Kelompok Tani/Ternak, Gapoktan, dan UPTD serta
kelembagaan ekonomi usaha petani lainnya.

D. Kriteria Lokasi dan Penerima Manfaat


1. Kriteria Lokasi
a. mempunyai infrastruktur jalan yang dapat dilalui untuk distribusi
ternak;
b. mempunyai potensi sumber daya pakan dan air;
c. bukan lokasi yang sedang terjadi wabah penyakit hewan menular
strategis.
2. Kriteria Penerima Manfaat
a. masih atau pernah memelihara ternak;
b. memiliki kandang;
c. memiliki struktur organisasi, kelengkapan administrasi dan
beranggotakan minimal 10 orang;
d. mengusulkan kegiatan bantuan ternak yang akan dikembangkan
kepada Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat;
e. memiliki akses dengan unit pelayanan kesehatan hewan dan/atau
pelayanan IB/Kawin Alam; dan
f. menandatangani surat pernyataan kesanggupan sesuai Format-1.

E. Jenis dan Rumpun, Kualifikasi dan Spesifikasi Teknis Ternak


1. Jenis dan Rumpun Ternak
Jenis dan Rumpun ternak yang dikembangkan dalam kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 disesuaikan
dengan potensi daerah, kearifan lokal daerah, persilangan atau eks
impor.

2. Kualifikasi dan Spesifikasi Ternak


a. Ruminansia Potong Besar. Ternak yang diadakan:
1) indukan umur 18-36 bulan, dilengkapi dengan surat keterangan
kelahiran dari farm asal atau hasil pemeriksaaan gigi oleh tim
teknis;
2) sesuai dengan standar daerah/standar dari sumber lainnya;
-6-

3) dilengkapi dengan Surat Keterangan Status Reproduksi (SKSR)


dari dokter hewan berwenang;
4) bebas cacat fisik dan dinyatakan sehat yang dibuktikan dengan
Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)
dari dokter hewan berwenang; dan
5) mempertimbangkan status dan situasi wilayah asal ternak, dan
tujuan distribusi ternak.

b. Ruminansia Potong Kecil. Ternak yang diadakan:


1) indukan umur 8-24 bulan. Pengadaan ternak jantan dapat
dilakukan sesuai dengan kebutuhan;
2) sesuai dengan standar daerah/standar dari sumber lainnya;
3) bebas cacat fisik dan dinyatakan sehat yang dibuktikan dengan
Sertifikat Veteriner/Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH)
dari dokter hewan berwenang; dan
4) mempertimbangkan status dan situasi wilayah asal, dan tujuan
distribusi ternak.

F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Tahun 2020 dapat diukur dan dilihat berdasarkan:
1. Indikator output
Terdistribusikannya bantuan ternak ruminansia potong pada Tahun
2020 kepada penerima manfaat.
2. Indikator outcome
a. meningkatnya Rumah Tangga Peternakan; dan
b. meningkatnya skala usaha peternakan di lokasi penerima manfaat.

BAB III
PENGORGANISASIAN

Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 dilaksanakan


secara terkoordinasi dari tingkat pusat, OPD Provinsi, OPD Kabupaten/Kota
sampai dengan penerima manfaat. Agar pelaksanaan kegiatan berjalan
optimal, perlu dibentuk tim untuk memperjelas tugas dan fungsi masing-
masing unit kerja yang terlibat, sebagai berikut:
-7-

A. Tim Pusat
Tim pusat ditetapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun Petunjuk Teknis Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Tahun 2020;
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan UPT, OPD provinsi,
kabupaten/kota dan stakeholder terkait lainnya;
3. Melakukan supervisi, monitoring dan evaluasi pada tahun berjalan; dan
4. Melaporkan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan pada tahun berjalan.

B. Tim UPT
Tim UPT ditetapkan oleh Kepala UPT yang mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Melakukan koordinasi dengan pusat, OPD provinsi, kabupaten/kota
dan stakeholder terkait lainnya;
2. Melakukan verifikasi calon penerima dan calon lokasi (CPCL) kegiatan;
3. Melakukan monitoring dan evaluasi pada tahun berjalan;
4. Melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan cq. Direktur Perbibitan dan
Produksi Ternak pada tahun berjalan.

C. Tim Pembina Provinsi


Tim Provinsi ditetapkan oleh Kepala Dinas yang mempunyai tugas sebagai
berikut:
1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) terkait Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 dengan mengacu pada
Petunjuk Teknis ,jika masih diperlukan ketentuan pelaksanaan yang
memerlukan rincian hal-hal spesifik daerah;
2. Melakukan koordinasi dengan Pusat dan/atau UPT;
3. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan kepada instansi terkait
di provinsi, OPD kabupaten/kota, UPTD penerima manfaat dan
stakeholder terkait lainnya;
4. Melakukan koordinasi dengan Tim Kabupaten/kota dalam rangka
verifikasi calon penerima manfaat;
5. Melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi, serta pengendalian
pelaksanaan kegiatan; dan
-8-

6. Membuat laporan akhir kegiatan dan laporan perkembangan


pelaksanaan kegiatan pada tahun berjalan untuk disampaikan kepada
Kepala OPD Provinsi dan selanjutnya diteruskan kepada Direktur
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dengan tembusan Direktur
Perbibitan dan Produksi Ternak.

D. Tim Teknis Kabupaten/Kota

Tim Teknis Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Kepala OPD Kabupaten/kota,


yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) kegiatan Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 mengacu pada Petunjuk
Teknis dan/atau Juklak, jika masih diperlukan ketentuan pelaksanaan
yang memerlukan rincian hal-hal spesifik daerah;
2. Melakukan sosialisasi dan koordinasi kegiatan di tingkat
kabupaten/kota;
3. Melakukan seleksi calon penerima dan calon lokasi (CPCL) kegiatan;
4. Melakukan pendampingan, monitoring dan evaluasi, serta
pengendalian pelaksanaan kegiatan.

E. Penerima Manfaat

Penerima manfaat ditetapkan oleh PPK Satker Pelaksana kegiatan dan


memiliki tugas sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangbiakan ternak dengan
baik secara komunal maksimal pada 4 lokasi kandang;
2. Melakukan identifikasi dan inventarisasi berupa pencatatan ternak
3. Mengelola aset sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
4. Melakukan administrasi secara tertib;
5. Melaporkan perkembangan populasi secara berkala;
6. Mengikuti pembinaan dari pusat/provinsi/kabupaten/kota dan
stakeholder terkait bagi kelompok penerima;
7. Mengasuransikan ternak indukan sesuai kebutuhan.
-9-

BAB IV
PELAKSANAAN

A. Persiapan dan Sosialisasi


Untuk mengoptimalkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Tahun 2020, perlu dilakukan persiapan baik di tingkat
Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota maupun di penerima manfaat,
meliputi antara lain:
1. Persiapan
Kegiatan operasional Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun
2020 dituangkan dalam Petunjuk Teknis yang disusun oleh Tim Pusat
dan ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan
Hewan.
2. Sosialisasi
Untuk meningkatkan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 dilakukan
sosialisasi di tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota, dan penerima
manfaat serta stakeholder terkait. Sosialisasi dapat dilaksanakan baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Sosialisasi secara langsung dilaksanakan melalui koordinasi dan
pembinaan yang dilakukan oleh Pusat, Provinsi, dan Kabupaten/Kota,
sedangkan secara tidak langsung dilaksanakan melalui bahan
publikasi.

B. Seleksi, Verifikasi dan Penetapan Penerima Manfaat


Pelaksanaan seleksi, verifikasi, dan penetapan penerima manfaat dengan
ketentuan sebagai berikut:
1. UPTD Provinsi/Kabupaten/Kota
a. Satker UPT
1) Kepala OPD Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan dan
rekomendasi Calon UPTD penerima manfaat sesuai
kewenangannya;
2) Tim UPT bersama dengan OPD Provinsi melakukan verifikasi
terhadap Calon UPTD penerima manfaat; dan
3) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan UPTD penerima
manfaat berdasarkan hasil verifikasi dalam bentuk surat
keputusan dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
-10-

b. Satker OPD Provinsi


1) Kepala OPD Provinsi/Kabupaten/Kota mengusulkan dan
rekomendasi Calon UPTD penerima manfaat sesuai
kewenangannya;
2) Tim Pembina Provinsi melakukan verifikasi terhadap UPTD calon
penerima manfaat;
3) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan UPTD penerima
manfaat berdasarkan hasil verifikasi dalam bentuk surat
keputusan dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran.

2. Kelompok Penerima Manfaat


a. Satker UPT
1) Kelompok mengusulkan permohonan bantuan kepada OPD
Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat;
2) Seleksi CP/CL dilakukan oleh OPD Kabupaten/Kota;
3) Kepala OPD Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi
kelompok calon penerima berdasarkan hasil seleksi Tim Teknis
Kabupaten/Kota;
4) Tim UPT berkoordinasi dengan OPD Provinsi dan
Kabupaten/kota melakukan verifikasi terhadap kelompok calon
penerima manfaat berdasarkan hasil CP/CL;
5) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan kelompok calon
penerima manfaat berdasarkan hasil verifikasi dalam bentuk
surat keputusan dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA).

b. Satker OPD Provinsi


1) Kelompok mengusulkan permohonan bantuan kepada OPD
Kabupaten/Kota/Provinsi/Pusat;
2) Seleksi CP/CL dilakukan oleh OPD Kabupaten/Kota;
3) Kepala OPD Kabupaten/Kota memberikan rekomendasi
kelompok calon penerima manfaat berdasarkan hasil seleksi
Tim Teknis Kabupaten/Kota;
4) OPD Provinsi bersama OPD Kabupaten/Kota melakukan
verifikasi terhadap kelompok calon penerima manfaat
berdasarkan hasil CP/CL.
-11-

5) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menetapkan kelompok calon


penerima manfaat berdasarkan hasil verifikasi oleh Tim
Pembina Provinsi dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran
(KPA).
Pelaksana dan lokasi penerima kegiatan Pengembangan Ternak
Ruminansia Potong Tahun 2020 sebagaimana Tercantum dalam Tabel -1.

C. Proses Pengadaan Bantuan


Pengadaan barang/jasa dalam kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Tahun 2020, dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

D. Pendistribusian, Hibah, dan Pengembangan Ternak.


1. Pendistribusian ternak
Pendistribusian Ternak dilakukan oleh penyedia barang sampai ke
lokasi penerima manfaat dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. sesuai lokasi yang telah ditetapkan.
b. diketahui oleh OPD Provinsi dan/atau OPD Kabupaten/Kota.
c. memperhatikan kaidah kesejahteraan hewan.

2. Hibah ternak Ternak yang akan dihibahkan kepada penerima manfaat


dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, sebagai berikut:
a. Dilengkapi dengan penandatanganan Surat Perjanjian (SP) antara
Kepala OPD Kabupaten/Kota dengan kelompok penerima manfaat.
b. Surat Perjanjian (SP) berisi hak dan kewajiban paling kurang
memuat: jumlah dan identitas ternak, pengembangan ternak,
penggantian ternak majir, pengalihan bantuan bagi yang tidak
mampu melanjutkan pemeliharaan, perselisihan dan sanksi. Contoh
SP sesuai Format-2.

3. Pengembangan ternak
Pemberian bantuan kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Tahun 2020 merupakan stimulan untuk mengembangkan skala usaha.
Oleh karena itu penerima manfaat diharapkan memberikan kontribusi
dalam rangka mendukung keberhasilan kegiatan.
a. Masa pemeliharaan
Masa pemeliharaan ternak oleh penerima manfaat dilakukan
sampai dengan ternak dianggap sudah tidak produktif lagi,
-12-

selanjutnya ternak boleh ditukar atau diganti. Bilamana dalam


pemeliharaan terjadi kecelakaan atau lain hal yang mengakibatkan
ternak cacat, sakit atau kondisi lainnya sehingga tidak
memungkinkan lagi untuk dipelihara, maka ternak tersebut dapat
ditukar atau diganti dengan jenis dan umur yang sama pada saat
diterima. Penukaran ternak diketahui oleh Kepala OPD Provinsi
dan/atau OPD Kabupaten/Kota.

b. Ternak majir
Dalam hal ternak ruminansia besar sudah dikawinkan 3 (tiga) kali,
baik melalui Inseminasi Buatan (IB) atau Kawin Alam, atau tidak
menunjukkan tanda-tanda birahi minimal 6 (enam) bulan setelah
diterima, dilakukan pemeriksaan oleh dokter hewan atau petugas
yang berwenang dan dinyatakan tidak produktif/majir dibuktikan
dengan surat keterangan, maka ternak tersebut dapat ditukar atau
diganti dengan jenis dan umur yang sama pada saat diterima.
Penukaran ternak diketahui oleh Kepala OPD Provinsi dan/atau
OPD Kabupaten/Kota.

c. Ternak mati
Ternak yang mati disebabkan oleh penyakit/wabah/potong
paksa/keracunan/kecelakaan berdasarkan hasil pemeriksaan oleh
dokter hewan atau petugas yang berwenang, dibuktikan dengan
kelengkapan dokumen (Berita Acara Hasil Pemeriksaan, Berita
Acara Kematian, Foto Ternak).
Penerima manfaat wajib mengganti ternak yang mati, yang
disebabkan kekurangan pakan.

E. Pembinaan, Pemantauan/Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan


1. Pembinaan/Pendampingan
Dalam kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun
2020, pembinaan dilakukan terhadap manajemen pemeliharaan, yang
terdiri dari aspek pakan, kesehatan hewan, kesejahteraan hewan, dan
kelembagaan oleh Pusat, OPD Provinsi/Kabupaten/Kota sejak kegiatan
dilaksanakan.
-13-

Pembinaan oleh Pusat dilaksanakan secara sampling paling kurang 1


(satu) kali sesuai dengan kebutuhan. Untuk pembinaan yang
dilaksanakan oleh OPD Provinsi/Kabupaten/Kota, pelaksanaannya
diatur oleh OPD Provinsi dan/atau OPD Kabupaten/Kota sesuai dengan
kewenangan dan kebutuhan.

2. Pemantauan dan Evaluasi


Pemantauan dan evaluasi dilakukan secara berkala dan berjenjang
sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan serta terkoordinasi mulai
dari tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pemantauan dan
evaluasi dilakukan sebelum kegiatan dimulai (ex-ante), kegiatan sedang
dilakukan (on-going) dan setelah dilakukan kegiatan (ex-post).
Pemantauan dan evaluasi kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia
Potong Tahun 2020 dilaksanakan untuk mengetahui realisasi fisik dan
keuangan, perkembangan teknis, administrasi dan kelembagaan. Selain
itu, pemantauan dan evaluasi dilakukan untuk mengetahui kendala
yang dihadapi serta tindak lanjut solusi.
Evaluasi dilaksanakan dalam rangka menilai pelaksanaan kegiatan dan
hasilnya dijadikan saran dan masukan dalam rangka perbaikan
perencanaan kegiatan selanjutnya. Untuk mendukung pelaksanaan
kegiatan yang berkesinambungan sebaiknya OPD
Provinsi/Kabupaten/Kota membuat rencana pemantauan agar kinerja
pelaksanaan kegiatan dapat diketahui secara objektif.

3. Pelaporan
Pelaporan diperlukan dalam rangka menyediakan informasi tentang
kemajuan atau perkembangan pelaksanaan kegiatan Pengembangan
Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020. Mekanisme sistem pelaporan
dilakukan pada setiap 4 bulan sekali dengan jenjang sebagai berikut:
a. Penerima manfaat melaporkan perkembangan pelaksanaan kegiatan
pada minggu pertama kepada Kepala OPD Kabupaten/Kota/Provinsi
sesuai Format-3.
b. OPD Kabupaten/Kota merekapitulasi seluruh laporan
perkembangan ternak untuk disampaikan kepada Kepala OPD
Provinsi pada minggu ke dua sesuai Format-4.
c. OPD Provinsi merekapitulasi laporan perkembangan kegiatan dari
Kabupaten/Kota, dan menyampaikan kepada Direktur Jenderal
-14-

Peternakan dan Kesehatan Hewan cq Direktur Perbibitan dan


Produksi Ternak pada minggu ke tiga baik melalui surat ataupun
alamat email ruminansia@pertanian.go.id sesuai Format-5 dan/atau
melalui Sistem Informasi Pelaporan Bantuan Ternak.

BAB V
TEKNIS PEMELIHARAAN TERNAK

Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020


memperhatikan aspek teknis pemeliharaan ternak yang meliputi: pola
pemeliharaan, pemberian pakan, pelayanan reproduksi, pelayanan kesehatan
hewan dan kesejahteraan hewan. Pola pemeliharaan dapat dilakukan dengan
sistem pemeliharaan secara intensif, semi intensif dan ekstensif. Teknis
pemeliharaan ternak yang baik dilakukan dengan memperhatikan:
1. Pemberian pakan dilakukan sesuai dengan kebutuhan ternak baik dari segi
kualitas maupun kuantitas.
2. Perkawinan dapat dilakukan secara Inseminasi Buatan (IB) atau Kawin
Alam
3. Kebersihan kandang dan lingkungan sekitar dalam rangka pencegahan
penyakit dan pencemaran limbah.
4. Pemeriksaan dan atau pengobatan ternak dapat berkoordinasi dengan
petugas kesehatan hewan setempat.
5. Untuk sapi bali yang dialokasikan OPD Kabupaten/Kota penerima manfaat
dilakukan vaksinasi ulang 3-4 minggu sesudah vaksinasi pertama oleh OPD
Kabupaten/Kota dan dapat dikoordinasikan dengan balai veteriner.
6. Pemeliharaan ternak memperhatikan prinsip-prinsip kesejahteraan hewan.

BAB VI
PENGAWALAN DAN PENGAWASAN

A. Pengawalan
Pengawalan diperlukan dalam rangka menjaga agar pelaksanaan Kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Pengawalan dilakukan oleh aparat
penegak hukum yang mempunyai fungsi pengawalan kegiatan/proyek
pembangunan Pemerintah.
-15-

B. Pengawasan

Agar Kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020


dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus dilakukan pengawasan
terutama oleh Aparat Pengawasan Internal Pemerintah (APIP), aparat
pengawasan eksternal pemerintah, pengawasan melekat oleh atasan
langsung dan pengawasan oleh masyarakat.

Pengawasan dalam pelaksanaan kegiatan Kegiatan Pengembangan Ternak


Ruminansia Potong Tahun 2020, pada prinsipnya dilakukan untuk :
1. Memastikan bahwa proses kegiatan yang sedang dijalankan sesuai
dengan perencanaan dan peraturan perundang-undangan;
2. Memberikan koreksi atas kesalahan atau ketidaksesuaian hasil
pekerjaan dengan rencana semula;
3. Memberikan rekomendasi perbaikan sistem;
4. Memberikan rekomendasi penjatuhan sanksi atas pelanggaran peraturan
perundang-undangan.

Titik kritis yang perlu diperhatikan dalam kegiatan Pengembangan Ternak


Ruminansia Potong Tahun 2020 yaitu:
1. Proses verifikasi dan penetapan calon penerima bantuan;
2. Proses pengadaan ternak; dan
3. Proses distribusi ternak sampai pada proses penyerahan ternak kepada
calon penerima manfaat.

BAB VII
PENDANAAN

Sumber dana kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020


dialokasikan dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) di satker UPT
Lingkup Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Tugas
Pembantuan OPD Provinsi Tahun 2020 sebagaimana tercantum dalam tabel.
-17-

Tabel 1. Pelaksana dan Penerima Manfaat Kegiatan Pengembangan Ternak


Ruminansia Potong Tahun 2020.
-18-

Format-1
Surat Kesanggupan

SURAT KESANGGUPAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : ………………………….
Jabatan : Kepala/Ketua/ Pimpinan …….
Alamat : ………………………….

Dengan ini menyatakan, bahwa saya atas nama kelompok penerima kegiatan
Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020 sanggup dan bersedia :

1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangbiakan ternak dengan baik


secara komunal (maksimal 4 kandang);
2. Mengikuti bimbingan teknis dan non teknis dari OPD
Provinsi/Kabupaten/Kota dan stakholder terkait;
3. Sanggup dan mampu untuk memenuhi pakan secara kuantitas dan
kualitas;
4. Melakukan pencatatan dan pemberian identitas ternak;
5. Menyediakan pejantan jika pelaksanaan IB tidak optimal;
6. Melaporkan perkembangan populasi ternak ruminansia potong secara
berkala setiap 4 bulan sekali kepada OPD Kabupaten/Kota/Provinsi dan
Ditjen PKH;
7. Mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, apabila
dikemudian hari saya dan anggota melanggar hal-hal tersebut diatas, saya
bersedia dikenakan sanksi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
………………………,……………………….2020
Kepala/Ketua/ Pimpinan ………

Materai Rp. 6.000,-

(…………………………………)
-19-

Format-2
Contoh Surat Perjanjian

SURAT PERJANJIAN

ANTARA

DINAS……..
KABUPATEN/KOTA…………

DENGAN

Kepala/Ketua/ Pimpinan ……………..

Pada hari ini …………tanggal ………….bulan ………….tahun dua ribu dua


puluh, kami yang bertanda tangan dibawah ini :

1. Nama :
NIP :
Jabatan :
Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KESATU

2. Nama :
Jabatan :
Alamat :

Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Memperhatikan :
1) Keputusan Direktur Jenderal nomor ……………………..tanggal ……………
tentang Petunjuk Teknis Pengembangan Ternak Ruminansia Potong
Tahun 2020.
-20-

2) Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen Pelaksana


Pengadaan………………… nomor…….tanggal………tentang …………….

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sepakat untuk mengadakan perjanjian


terkait kegiatan Pengembangan Ternak Ruminansia Potong Tahun 2020,
dengan ketentuan :

Pasal 1
LINGKUP PEKERJAAN

PIHAK KEDUA telah setuju untuk menerima fasilitasi bantuan dari Direktorat
Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian berupa
ternak .............. sejumlah ...... ekor.

Pasal 2
TUJUAN DAN PERUNTUKAN

1. Pemberian fasilitasi bantuan ternak dari Direktorat Jenderal Peternakan


dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian bertujuan untuk
meningkatkan jumlah populasi dan meningkatkan skala usaha peternak.
2. Ternak bantuan untuk dikembangbiakan oleh Kelompok

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

1. PIHAK KESATU mempunyai Hak dan Kewajiban:


A. Hak
a. Melakukan pemantauan atas pelaksanaan kegiatan secara berkala
maupun sewaktu-waktu untuk menjamin keberlangsungan
pemberian bantuan ternak
b. Meminta keterangan, tanggapan, dan penjelasan dari PIHAK KEDUA
terhadap hal-hal yang diperlukan terkait dengan pelaksanaan
kegiatan pengembangan ternak ruminansia potong.
-21-

B. Kewajiban
a. Memberikan pembinaan kepada kelompok sesuai dengan
kewenangan dan ketersediaan anggaran
b. Memberikan pengawasan pelaksanaan kegiatan di kelompok sesuai
dengan kewenangan dan ketersediaan anggaran

2. PIHAK KEDUA
A. Hak :
Memanfaatkan fasilitasi bantuan sesuai dengan tujuan dan
peruntukannya.
B. Kewajiban :
1) Memelihara dan mengembangbiakan ternak dengan baik.
2) Mengelola aset sesuai ketentuan peraturan perundnag-undangan.
3) Tidak memindahtangankan ternak bantuan kepada pihak lain.
4) Tidak menjaminkan atau menggadaikan ternak .
5) Tidak melakukan pemanfaatan bantuan selain sesuai tujuan dan
peruntukan.
6) Mengikuti bimbingan teknis dan arahan dari petugas OPD dan
stakholder terkait.
7) Menyampaikan laporan perkembangan populasi ternak.
8) Mengasuransikan ternak indukan sesuai kebutuhan (khusus ternak
ruminansia besar).

Pasal 4
PENGEMBANGAN TERNAK

PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan dengan


mengerahkan segala kemampuan, pengetahuan dan pengalamannya dalam
rangka untuk pengembangan ternak ruminansia potong dan Pihak pertama
melakukan Pembinaan/Supervisi dan Pemantauan pada pihak kedua

Pasal 5
PENGGANTIAN TERNAK

1. Apabila terdapat ternak yang majir, PIHAK KEDUA dapat melakukan


penggantian ternak yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter
hewan atau petugas yang berwenang dan diketahui oleh OPD
Kabupaten/Kota/Provinsi.
-22-

2. Proses penggantian ternak harus disampaikan/dilaporkan oleh PIHAK


KEDUA kepada PIHAK PERTAMA baik sebelum maupun sesudah
penggantian ternak.

Pasal 6
PENGALIHAN

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak mampu untuk melanjutkan pemeliharaan


ternak, maka membuat Surat Pernyataan Ketidaksanggupan Pemeliharaan
kepada PIHAK PERTAMA.
2. PIHAK PERTAMA membuat berita acara pengembalian Hibah ternak dari
PIHAK KEDUA untuk disampaikan kepada Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian.
3. Berdasarkan Berita Acara pengembalian hibah, selanjutnya PIHAK
PERTAMA dapat melakukan seleksi/CPCL untuk mendapatkan calon
pengganti yang bersedia memelihara dengan membuat Berita Acara
kesediaan dan Surat Perjanjian baru.

Pasal 7
KEADAAN KAHAR (FORCE MAJEUR)
Disesuaikan

Pasal 8
PERUBAHAN/ADDENDUM
Disesuaikan

Pasal 9
SANKSI
Apabila PIHAK KEDUA menyalahgunakan pemanfaatan bantuan ternak yang
tidak sesuai dengan tujuan dan peruntukannya, PIHAK KEDUA bersedia
menanggung hukuman atau sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 7
PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA
sehubungan dengan surat perjanjian kerjasama ini, maka akan diselesaikan
secara musyawarah untuk memperoleh mufakat;
-23-

2. Apabila dengan cara musyawarah dan mufakat belum dapat dicapai suatu
penyelesaian, maka kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan
penyelesaiannya Kepada Pengadilan Negeri yang ada wilayah kedua belah
pihak, sesuai dengan peraturan perundangan;
3. Keputusan Pengadilan Negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap
adalah mengikat kedua belah pihak.

Pasal 8
PENUTUP

Surat perjanjian kerjasama ini ditandatangani oleh kedua belah pihak dengan
penuh kesadaran dan rasa tanggungjawab tanpa adanya paksaan dari
manapun. Tanda tangan kedua belah pihak diatas Materai 6000 yang masing-
masing memegang surat perjanjian asli. dan foto copy/salinan dibuat rangkap
2 (dua) dan memiliki kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA


Kepala/Ketua/Pimpinan.... Kepala Dinas....

................................... ………………………………
NIP.
-24-

Format-3
Laporan Perkembangan Ternak (kelompok)

Perkembangan Ternak Ruminansia Potong


Bulan:.................... Tahun .....................
Nama Kelompok :
Nama Ketua :
Telp/HP Ketua :
Alamat :
Komoditas :
Ternak Awal : ekor, Jantan, Betina
Perkembangan Ternak
Populasi
Identitas Kematian IB/KA Bunting Yang di Ket.
No Lahir Penjualan Pembelian
tenak Induk Anak Induk Anak Total Asuransikan
Jt Btn Jt Btn Jt Btn Jt Btn Jt Btn Jt Btn Jt Btn
1
2
3
7
dst Jumlah
...................., 2020
Kelompok/UPTD......... Mengetahui,
Kepada Dinas..............

................. ....................
NIP. ....................
-25-

Format-4
Laporan Perkembangan Ternak (Kabupaten/Kota)

Perkembangan Tenak Ruminansia Potong


Bulan:.................... Tahun .....................

Perkembangan Ternak (Ekor)


Ternak Populasi s.d saat Ternak
Nam No. Penjual Pembel
Nama Awal Lahir Kematian ini (Ekor) IB yang di
N Komodi Alam a HP an ian Bunt
Kelom (Ekor) (eko asuransi
o tas at Ketu Ket Induk Anak Induk ing
pok J Bt Jml Bt J An Tot r) kan
a ua Bt Bt J Bt Jt Btn Bt
Jt t n h Jt n t Jt ak al (Ekor)
n n t n n
1
2
3
Jumlah
..........., bulan,............2020
Mengetahui
Kepala Dinas.....

................................................
NIP ................................
-26-

Format-5
Laporan Perkembangan Ternak (Provinsi)
Perkembangan Tenak Ruminansia Potong
Bulan:.................... Tahun .....................

Perkembangan Ternak (Ekor)


Tern
Pem Populasi s.d saat
ak Penju
Lahir Kematian belia ini (Ekor) Ternak
Na No. Awal alan
Nama n IB yang di
N Kab/K Komodi Alam ma HP (Eko Bunt
Kelom Indu Ana (eko asuransi
o ota tas at Ket Ket r) Induk ing
pok J k k B r) kan
ua ua J B J Bt J An Tot
ml t B (Ekor)
J B t tn J B J B t n t ak al
h n Jt t
t tn t tn t tn
n
1
2
3
Jumlah
..........., bulan,............2020
Mengetahui
Kepala Dinas.....
....................
NIP ............

Anda mungkin juga menyukai