APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA
#Uangkita Mengantisipasi
Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi
1
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
2
Edisi Juni 2020
Menteri Keuangan,
Sri Mulyani Indrawati
3
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
Daftar Isi
Ringkasan Eksekutif 7
Postur APBN 2020 14
Perkembangan Ekonomi Makro 18
Laporan Khusus 22
Penerimaan Pajak 40
Penerimaan Bea dan Cukai 48
Penerimaan Negara Bukan
52
Pajak
Belanja Pemerintah Pusat 58
Transfer Daerah dan Dana Desa 66
Pembiayaan Utang 74
4
Edisi Juni 2020
www.kemenkeu.go.id/apbnkita
5
Infografik
6
Edisi Juni 2020
Ringkasan Eksekutif
P
andemik Covid-19 masih tingkat inflasi. Kebijakan fiskal
mewarnai prospek dan moneter yang dilakukan
perekonomian global serta upaya kebijakan new normal
2020 dimana pada diharapkan akan memberikan jalan
kuartal I pertumbuhan bagi proses pemulihan ekonomi
ekonomi beberapa negara utama nasional. Upaya pencegahan
mengalami kontraksi. Kontraksi di penyebaran Cobid-19, menjaga
kuartal I 2020 sangat di pengaruhi masyarakat dan sektor usaha
oleh adanya kebijakan lockdown terdampak, serta program
yang berakibat pada penurunan pemulihan ekonomi nasional
aktivitas ekonomi beberapa negara masih tetap menjadi prioritas
secara signifikan. Memasuki utama.
kuartal II 2020, seiring pelonggaran
lockdown di beberapa negara Sampai dengan akhir bulan
secara perlahan-lahan telah Mei 2020 realisasi pendapatan
memberikan jalan bagi proses negara dan hibah telah mencapai
pemulihan ekonomi kedepan. PMI Rp664,32 triliun atau 37,73
manufaktur di beberapa negara persen dari target pada pagu
meski masih belum dalam level APBN Perpres 54/2020, namun
ekspansif, namun telah bergerak capaian pendapatan negara dan
naik seiring perbaikan sentimen hibah tersebut tumbuh negatif
terhadap proses pemulihan 9,02 persen (yoy). Secara nominal,
ekonomi. Stabilitas ekonomi realisasi Pendapatan Negara
nasional masih terjaga dengan yang bersumber dari penerimaan
indikasi apresiasi nilai tukar Perpajakan telah mencapai
rupiah saat ini dan terjaganya Rp526,23 triliun dan Penerimaan
7
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
8
Edisi Juni 2020
9
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
10
Edisi Juni 2020
11
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
periode yang sama tahun 2019; (2) nomor 40 tahun 2020 tentang
realisasi DID lebih rendah 37,89 perubahan PMK 205 tahun
persen dibandingkan periode yang 2019 tentang Pengelolaan Dana
sama tahun sebelumnya terutama Desa telah mengatur prioritas
disebabkan masih banyak penggunaan Dana Desa tahun
daerah yang belum memenuhi 2020 dapat difokuskan untuk
persyaratan penyaluran DID tahap kegiatan penanggulangan pandemi
I di samping itu beberapa Pemda Covid-19 dan pelaksanaan
penerima alokasi DID masih Bantuan Langsung Tunai (BLT)
berproses melakukan realokasi Desa.
anggaran untuk penanganan
Covid-19 sesuai amanat PMK Pemerintah telah memberikan
nomor 19 tahun 2020 tentang tambahan belanja stimulus untuk
Penyaluran dan Penggunaan DBH, penanganan Covid-19 baik untuk
DAU, dan DID tahun 2020; serta kesehatan, jaring pengaman
(3) realisasi DAU lebih rendah sosial, dan pemulihan ekonomi
8,63 persen dibandingkan periode nasional. Secara umum, program
yang sama tahun 2019, terutama penanganan Covid-19 masih
disebabkan karena mekanisme menghadapi tantangan, baik dari
penyaluran DAU berbasis kinerja sisi regulasi, administrasi maupun
sehingga penyaluran hanya implementasi di lapangan.
dapat dilakukan setelah Menteri Namun demikian, mengingat
Keuangan c.q. Direktur Jenderal stimulus ini baru awal dan untuk
Perimbangan Keuangan menerima mendorong akselerasi eksekusi
laporan Belanja Pegawai serta mendorong efektivitas
Pemda serta ditambah laporan program perlu terus diupayakan.
Belanja Infrastruktur Daerah, Di bidang kesehatan, Pemerintah
laporan pemenuhan Indikator telah memberikan insentif dan
Layanan Pendidikan, dan laporan santunan tenaga medis, pelayanan
pemenuhan Indikator Layanan kesehatan bagi pasien rawat inap
Kesehatan sesuai dengan PMK Covid-19 serta penyediaan sarana
nomor 139 tahun 2019 tentang prasarana di Rumah Sakit rujukan.
Pengelolaan DBH, DAU, dan Dana Selain itu, dana tambahan belanja
Otonomi Khusus. Sementara itu, digunakan pula untuk program
realisasi penyaluran Dana Desa pencegahan/pengendalian
sampai dengan Mei 2020 sebesar Covid-19, pelayanan laboratorium,
Rp28,87 triliun atau 40,55 persen kefarmasian dan alat kesehatan,
dari pagu APBN Perpres 54/2020. serta pengelolaan limbah medis
Sejalan dengan amanah Perppu dan penyebarluasan informasi
nomor 1 tahun 2020 dan PMK terkait kesehatan. Selanjutnya,
12
Edisi Juni 2020
13
Postur APBN 2020
14
Edisi Juni 2020
POSTUR APBN
P
erkembangan realisasi yang mencapai Rp855,92 triliun.
APBN tahun 2020 sampai Adapun rincian realisasi tersebut
dengan 31 Mei 2020 meliputi:
mencatatkan realisasi
pendapatan negara lebih • Realisasi Penerimaan
rendah 9,02 persen (yoy) dan Perpajakan mencapai
realisasi belanja negara juga lebih Rp526,23 triliun, realisasi
rendah 1,40 persen (yoy). Dengan ini lebih rendah 7,87 persen
kombinasi realisasi tersebut, (yoy), realisasi pada tahun
defisit anggaran sampai dengan 2019 mencapai Rp571,19
31 Mei 2020 berada pada level triliun. Realisasi penerimaan
1,10 persen terhadap PDB (tahun perpajakan terdiri atas:
2019 0,79 persen terhadap PDB).
• Realisasi Penerimaan
Secara ringkas APBN 2020 sampai Pajak mencapai Rp444,56
dengan 31 Mei 2020 mencatat triliun, lebih rendah 10,82
bahwa realisasi pendapatan persen (yoy) dari tahun
negara sebesar Rp664,32 triliun 2019 sebesar Rp498,51
(37,73 persen dari target), lebih triliun
rendah dibandingkan periode yang
• Realisasi Penerimaan
sama tahun 2019 yang mencapai
Kepabeanan dan Cukai
Rp730,14 triliun rupiah. Di sisi lain,
mencapai Rp81,67 triliun,
realisasi belanja negara mencapai
tumbuh sebesar 12,37
Rp843,94 triliun (32,29 persen dari
persen (yoy) dari tahun
pagu), lebih rendah dibandingkan
2019 sebesar Rp72,68
periode yang sama tahun 2019
triliun.
15
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
16
Edisi Juni 2020
17
Perkembangan Ekonomi Makro
18
Edisi Juni 2020
PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO
P
erlambatan ekonomi utuk proses pemulihan ekonomi.
nasional kuartal I 2020 PMI manufaktur Indonesia di Mei
sangat dipengaruhi 2020 meskipun belum dalam
oleh penurunan zona eksapnsif namun meningkat
aktivitas ekonomi dibandingkan bulan sebelumnya.
karena kebijakan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) Perkembangan inflasi di tingkat
guna mencegah penyebaran konsumen pada Mei 2020 tercatat
wabah Covid-19. Sektor sebesar 0,07 persen (mtm)
yangmengalam perlambatan menggambarkan inflasi relatif
dari kondisi tersebut adalah rendah ditengah pelaksanaan
sektor pariwisata, perhotelan, Ramadhan dan Hari Raya Idul
perdagangan, dan manufaktur. Fitri. Sehingga, inflasi hingga
Dari sisi pengeluaran, konsumsi Mei 2020 adalah sebesar 0,90%
Rumah Tangga merupakan faktor (ytd) atau 2,19 persen (yoy).
utama perlambatan pertumbuhan Relatif rendahnya inflasi Mei 2020
ekonomi nasional. Kedepan, ini dipengaruhi oleh deflasi pada
optimalisasi belanja negara komoditi cabai karena adanya
terutama belanja bantuan sosial panen, oversupply telur ayam ras
dan insentif fiskal diharapkan di tengah rendahnya demand,
dapat menekan perlambatan dan peningkatan pasokan impor
pertumbuhan ekonomi di kurtal bawang putih. Komponen inti
berikutnya. Di samping itu, masih melanjutkan tren menurun
pelaksanaan kebijakan new mencapai 2,65% (yoy) yang
normal yang dilaksanakan juga mengindikasikan kondisi demand
akan mampu membukakan jalan secara umum melemah akibat
19
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
20
Edisi Juni 2020
yang berjumlah 3,76 juta. Apabila Pada Maret 2019, TPK tercatat
dilihat dari sektor utama terkait sebesar 52,88 persen. Kondisi
pariwisata, yakni perhotelan pada ini terjadi karena adanya travel
Maret 2020 Tingkat Penghunian ban dan kebijakan Pembatasa
Kamar (TPK) hotel klasifikasi Sosial Berskala Besar yag secara
bintang mencapai rata-rata 32,24 langsung mempengarhi aktivitas
persen atau turun 20,64 poin. masyarakat dan dunia usaha.
21
Laporan Khusus
D
okumen Kerangka Nota Keuangan dan Rancangan
Ekonomi Makro dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pokok-Pokok Kebijakan Negara (RAPBN) tahun 2021.
Fiskal (KEM PPKF) tahun Secara umum, dokumen KEM
2021 telah disampaikan PPKF memberikan gambaran awal
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus skenario arah kebijakan
(DPR) pada 12 Mei 2020 sebagai ekonomi dan fiskal di tahun 2021,
bentuk pertanggungjawaban berdasarkan perkembangan
pelaksanaan tugas pemerintah kondisi dan outlook perekonomian
kepada rakyat, sebagaimana di tahun 2020. Penyusunan
diamanatkan dalam Pasal 13 Dokumen KEM-PPKF tahun 2021
ayat 1 Undang-Undang (UU) mengacu pada arah pembangunan
Nomor 17 Tahun 2003 tentang yang tertuang dalam Rencana
Keuangan Negara dan Pasal 178 Pembangunan Jangka Menengah
ayat 2 UU Nomor 17 Tahun 2014 Nasional (RPJMN) 2020-2024
tentang Majelis Permusyawaratan yang ditetapkan dalam Peraturan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden Nomor 18 Tahun 2020
Dewan Perwakilan Daerah, dan tanggal 20 Januari 2020. Namun
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. demikian, adanya pandemi
Dokumen tersebut merupakan Covid-19 yang berawal dari
bahan pembicaraan pendahuluan Wuhan Tiongkok dan menyebar
dalam rangka penyusunan secara masif di seluruh dunia
22
Edisi Juni 2020
23
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
24
Edisi Juni 2020
25
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
26
Edisi Juni 2020
27
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
28
Edisi Juni 2020
29
Laporan Khusus
Pengembangan Sistem
National Logistic Ecosystem
(NLE)
I
ndeks Logistik Global atau harga kompetitif, kompetensi
Logistic Performance Index dan kualitas pelayanan logistik,
yang selanjutnya ditulis LPI kemampuan pelacakan dan
merupakan lembaga survei penelusuran barang, dan ketepatan
yang dirilis Bank Dunia waktu pengiriman barang atau
untuk mengukur kinerja logistik jasa.
Negara-negara di dunia. Ada 160
negara di dunia yang menjadi Kinerja logistik Indonesia yang
fokus perhatian lembaga ini. berada diperingkat 5 setelah
Sistem logistik yang efisien dan Vietnam, adalah pemicu untuk
berkinerja baik merupakan faktor memperbaiki kinerja logistik
utama peningkatan pertumbuhan nasional Kinerja logistik yang
ekonomi secara nasional. baik akan tidak hanya mendorong
peningkatan daya saing, tapi
Terdapat beberapa komponen juga syarat untuk memenangkan
yang menjadi ukuran indeks LPI persaingan. Pengelolaan jasa
diantaranya adalah efisiensi logistik yang terintegrasi, diyakini
pengurusan di sektor Bea dan akan menekan biaya logistik
Cukai, kualitas infrastruktur menjadi lebih murah. Indonesia
perdagangan dan transportasi, harus belajar dari Singapura, yang
kemudahan mengatur pengiriman bertengger di lima besar Negara-
barang internasional dengan negara dunia dengan Indeks
30
Edisi Juni 2020
31
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
32
Edisi Juni 2020
33
Laporan Khusus
P
andemi Covid-19 bergejolak, kondisi yang penuh
yang mulai mewabah ketidakpastian mengakibatkan
sejak awal tahun turunnya kepercayaan diri investor
2020 memberikan sehingga mereka mengalihkan
efek domino pada aset-aset dari investasi yang
aspek sosial, ekonomi, dan berisiko ke instrumen investasi lain
keuangan. Penyebaran Covid-19 yang berisiko lebih rendah (flight to
yang mudah, cepat, dan luas quality).
menciptakan krisis kesehatan
dengan belum ditemukannya Perekonomian global terkontraksi
vaksin, obat, serta keterbatasan cukup dalam, bahkan beberapa
alat dan tenaga medis. Demi lembaga internasional
mencegah penyebaran yang memproyeksikan terjadinya
lebih luas, Indonesia menerapkan resesi di berbagai negara.
Pembatasan Sosial Berskala Perekonomian nasional pun
Besar (PSBB) di beberapa tak luput dari perlambatan,
wilayah transmisi lokal. perekonomian yang diperkirakan
Keputusan tersebut menimbulkan tumbuh sebesar 5,3 persen
konsekuensi berhentinya aktivitas sebelum Covid-19 menyerang,
ekonomi di berbagai sektor, tak dikoreksi menjadi tumbuh 2,3
terkecuali sektor informal. Kinerja persen dengan skenario berat
ekonomi pun menurun tajam dan negatif 0,4 persen dengan
karena konsumsi terganggu skenario sangat berat. Koreksi
diiringi investasi yang terhambat yang cukup signifikan tersebut
dan kontraksi pada ekspor- akan berdampak pada peningkatan
impor. Sektor Keuangan pun ikut angka pengangguran dan
34
Edisi Juni 2020
35
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
Rp17,2 triliun, kartu prakerja program PEN ini telah dibekali oleh
sebesar Rp2,4 triliun, bansos payung hukum dalam dalam PP
sembako sebesar Rp1,4 triliun, 23/2020 sebagai implementasi
dan bansos tunai sebesar Rp11,5 Pasal 11 PERPPU 1/2020.
triliun.
Dalam pelaksanaannya, sampai
Di sisi lain, pemberian insentif dengan minggu kedua bulan Juni
perpajakan bagi dunia usaha 2020, realisasi setiap kluster
masih terkendala jumlah adalah sebagai berikut:
penerima insentif yang belum
optimal, sehingga perlu dilakukan • Dukungan kesehatan baru
sosialisasi yang lebih masif untuk mencapai Rp1,35T (1,54%),
mendorong para wajib pajak terutama disebabkan oleh
yang eligible agar mengajukan keterlambatan proses
permohonan insentif. Selanjutnya, penagihan, proses verifikasi
beberapa regulasi untuk klaim biaya perawatan
mendukung program UMKM, COVID-19 oleh BPJS
Pembiayaan Korporasi dan Kesehatan, serta proses revisi
Dukungan Pemda masih dalam anggaran.
proses penyelesaian, sehingga
• Program perlindungan sosial
belum dapat diimplementasikan
terealisasi relatif baik, yaitu
secara optimal,
Rp58,37 (28,63%) melalui
Pemerintah terus berupaya berbagai bantuan seperti
melakukan yang terbaik untuk PKH, kartu Sembako, Bansos
menangani pandemi Covid-19. Jabodetabek, Bansos Non
Program PEN ditujukan untuk Jabodetabek, Kartu Pra Kerja,
memenuhi sebesar-besarnya Diskon Listrik, dan BLT Dana
kemakmuran rakyat dan Desa.
mendukung pelaku usaha
• Insentif usaha baru
dengan mengedepankan
menjangkau 6,8% wajib pajak
transparansi, akuntabilitas,
(WP) akibat WP yang eligible
profesionalisme, dan keadilan.
untuk memanfaatkan insentif
PEN tidak menimbulkan moral
pajak belum mengajukan
hazard, dan memprioritaskan
permohonan.
pelaku usaha yang terdampak
Covid-19, serta dilakukan dengan • Dukungan UMKM dan
berbagi biaya dan risiko dengan pembiayaan korporasi belum
seluruh stakeholder. Selain itu, ada realisasi, terutama akibat
kehati-hatian dalam menjalankan masih penyelesaian skema
36
Edisi Juni 2020
• Mempercepat penyelesaian
regulasi dan simplifikasi
prosedur administrasi.
• Segera mengeksekusi
program dukungan bagi dunia
usaha, baik UMKM maupun
korporasi.
• Meningkatkan efektivitas
komunikasi publik dalam
menyebarluaskan program
PEN dan mendapat masukan
konstruktif dari masyarakat
dan pelaku usaha.
37
Laporan Khusus
T
ahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat menangani permasalahan ini
bagi hampir seluruh dunia. Penyebabnya, atau Pandemic Bonds, melainkan
pandemi Covid-19 yang mulai mewabah menjadi bagian dari penerbitan
di awal tahun tepatnya di bulan Maret SBN secara keseluruhan baik
2020 di Indonesia tak hanya menyerang melalui lelang, penempatan
kesehatan namun juga mengganggu sistem khusus (private placement),
perekonomian. Indonesia pun tak lepas dari dampak penerbitan SBN ritel, maupun SBN
buruk nyata yang ditimbulkan Covid-19 di berbagai Valas. Fleksibilitas penambahan
lini mulai dari perekenomian hingga kesehatan. SBN dilakukan dengan meng-
Cepatnya penyebaran virus Covid-19 menyebabkan upsize besaran penerbitan SBN
perekonomian Indonesia turun karena banyaknya Domestik dan Valas dengan tetap
kebutuhan terutama biaya untuk menangani pandemi memperhatikan kondisi pasar
ini. Untuk memenuhi kebutuhan penanganan keuangan.
Covid-19, Pembiayaan menjadi salah satu cara
untuk menutup defisit APBN karena pendapatan Selama bulan Mei tahun 2020,
negara belum mampu untuk sepenuhnya membiayai Pemerintah melalui Direktorat
perekonomian yang menurun akibat dari pandemi Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
ini. Namun Pemerintah tetap menerapkan strategi dan Risiko (DJPPR) telah
pembiayaan yang oportunistik, terukur dan tetap melakukan lelang SUN reguler
mengutamakan kehati-hatian (prudent) dalam sebanyak satu kali pada 12 Mei
pengelolaan pembiayaan ini. 2020 dengan total penawaran yang
masuk sebesar Rp73,75 triliun dan
Salah satu instrumen untuk memenuhi pembiayaan total nominal yang dimenangkan
tersebut adalah Surat Berharga Negara (SBN). sebesar Rp20 triliun. Selanjutnya,
Penerbitan SBN dalam rangka pandemi Covid-19 Pemerintah juga telah melakukan
tidak dilakukan dengan penerbitan khusus untuk lelang SBSN reguler sebanyak
38
Edisi Juni 2020
dua kali yaitu pada tanggal 5 dan ditawarkan Pemerintah adalah SBN Ritel, yang
18 Mei 2020. Lelang tanggal 5 ditujukan khusus kepada Warga Negara Indonesia
Mei 2020 tercatat dengan total dan diterbitkan secara online. Sejak diterbitkan secara
penawaran yang masuk sebesar online pada 2018 lalu, SBN ritel online sukses menjadi
Rp18,11 triliun dan total nominal salah satu instrumen investasi yang paling diminati,
yang dimenangkan sebesar Rp5,55 khususnya bagi kaum muda. Selain karena aman dan
triliun, sedangkan untuk tanggal dijamin Undang-Undang,
18 Mei 2020 diperoleh total
penawaran yang masuk sebesar SBN Ritel Online menawarkan kemudahan dan
Rp18,85 triliun dan total nominal keuntungan yang tak kalah dengan instrumen
yang dimenangkan sebesar Rp9,5 investasi lainnya. Saat ini Pemerintah sedang
triliun. Sementara itu, tanggal 6 menggodok rencana penerbitan ORI017, SBN Ritel
Mei 2020 Pemerintah melakukan yang mulai ditawarkan pada tanggal 15 Juni sampai
lelang tambahan (Green Shoe dengan 9 Juli 2020. Kupon yang diberikan dalam
Option) sebagai tindak lanjut atas penerbitan kali ini cukup kompetitif berada di angka
lelang reguler SBSN tanggal 5 Mei 6,40% p.a. (fixed rate) yang akan dibayarkan setiap
2020 dengan total penawaran bulan selama jangka waktu tiga tahun. Masyarakat
yang masuk dan nominal yang dapat berinvestasi dan turut berkontribusi terhadap
dimenangkan sebesar Rp2,275 pembiayaan APBN, terutama di masa pandemi ini
triliun. hanya dengan minimal pembelian sebesar Rp1 juta.
Selain melalui lelang, Pemerintah Di sisi lain, Pemerintah juga menerbitkan SBN
juga melakukan penerbitan SBN dengan denominasi valuta asing yaitu USD, EUR,
dengan cara private placement, dan JPY. Penerbitan SBN dalam denominasi valuta
yang direalisasikan pada tanggal asing tetap diperlukan sebagai komplementer untuk
12 Mei 2020. Jenis instrumen menghindari crowding out di pasar domestik. Namun
SBN yang diterbitkan dengan masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemerintah
private placement adalah SUN seri tetap akan mempertimbangkan penerbitan dengan
FR0067 dan FR0073 dengan total biaya dan risiko yang seminimal mungkin, serta
nilai sebesar Rp 0,8 triliun dan memprioritaskan pendanaan dalam negeri
SBSN seri PBS022 dan PBS023
.
dengan total nilai sebesar Rp
6,175 triliun.
39
Pendapatan Negara
40
Edisi Juni 2020
Penerimaan Pajak
P
enerimaan pajak periode insentif perpajakan yang digulirkan
Januari – Mei 2020 Pemerintah untuk dunia usaha
sebesar Rp444,56 triliun. dalam rangka menjaga stabilitas
Dengan target APBN 2020 perekonomian di tengah upaya
sebesar Rp1.254,11 triliun, penanggulangan pandemi
realisasi penerimaan pajak telah tersebut.
mencapai 35,45 persen dari target.
Penerimaan pajak mengalami Bila kita lihat lebih dalam,
perlambatan seiring dengan mulai meskipun secara umum jenis-jenis
terlihatnya dampak pandemi pajak utama mengalami kontraksi,
Covid-19 terhadap perekonomian, beberapa jenis pajak utama
sehingga bila dibandingkan masih mencatatkan pertumbuhan
dengan periode yang sama positif, yakni untuk jenis pajak
tahun 2019 penerimaan pajak PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan
mengalami kontraksi sebesar PPh Orang Pribadi. Untuk periode
10,82 persen (yoy). Kontraksi Januari – Mei 2020 PPh Pasal 26
terjadi baik atas jenis-jenis pajak masih mencatatkan pertumbuhan
PPh, PPN & PPnBM, maupun double digit 14,33 persen (yoy).
PBB & Pajak Lainnya. Tekanan Pertumbuhan ini didorong oleh
penerimaan pada bulan Mei cukup peningkatan setoran pajak atas
signifikan, yang disebabkan oleh dividen, serta tidak terulangnya
perlambatan kegiatan ekonomi restitusi dengan nilai signifikan
sebagai efek samping pembatasan pada bulan Februari 2019. PPh
sosial yang diterapkan untuk Pasal 23 masih tumbuh positif
menanggulangi pandemi Covid-19, 6,56 persen (yoy) meskipun
serta pemanfaatan fasilitas mengalami tekanan pada
41
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
42
Edisi Juni 2020
penerimaan bulan Mei. Sementara pajak pada bulan April yang jatuh
itu, setelah mengalami tekanan tempo pembayaran pajaknya pada
penerimaan pada bulan Maret bulan Mei.
akibat relaksasi jangka waktu
pelaporan dan pembayaran SPT Beralih ke pajak-pajak atas impor,
Tahunan (Pasal 29), kinerja PPh untuk periode Januari - Mei
Orang Pribadi membaik di bulan 2020 tercatat kontraksi sebesar
Mei sehingga kembali tumbuh 17,13 persen (yoy). PPN Impor
positif 0,55 persen (yoy). mengalami kontraksi sebesar
14,80 persen (yoy), sejalan dengan
PPh Pasal 21 mengalami kontraksi tren impor Indonesia yang masih
5,30 persen akibat tekanan di menunjukkan penurunan. Nilai
bulan Mei. Tekanan ini diakibatkan impor kumulatif Indonesia Januari
oleh (1) menurunnya serapan – Mei 2020 adalah USD60.146,3
tenaga kerja, terutama pada juta atau turun 15,55 persen (yoy)
sektor-sektor yang terdampak dibandingkan periode yang sama
langsung oleh pandemi Covid-19, tahun sebelumnya. Hal ini tidak
dan (2) pemanfaatan insentif lepas dari pandemi Covid-19 yang
fiskal PPh Pasal 21 Ditanggung berskala global, mengganggu
Pemerintah (DTP). PPh Pasal sisi permintaan maupun sisi
25/29 Badan mengalami kontraksi penawaran dalam perspektif
20,46 persen (yoy), disebabkan perdagangan internasional.
oleh (1) menurunnya profitabilitas Sementara itu, penerimaan
tahun 2019 yang menjadi dasar PPh Pasal 22 Impor mengalami
perhitungan angsuran masa, (2) kontraksi yang lebih dalam
pemanfaatan fasilitas insentif yakni 24,97 persen (yoy). Hal ini
perpajakan dalam bentuk disebabkan oleh pemanfaatan
pengurangan angsuran masa, insentif PPh 22 Impor. Insentif
serta (3) penurunan tarif PPh ini lebih luas dibandingkan
Badan dari 25 persen menjadi insentif atas PPN Impor yang
22 persen. PPN Dalam Negeri hanya diberikan untuk impor alat
mengalami kontraksi 2,71 persen kesehatan yang digunakan dalam
(yoy) terutama diakibatkan rangka penanggulangan Covid-19.
tekanan yang cukup dalam pada
bulan Mei setelah sebelumnya Penerimaan Sektoral
mampu tumbuh positif sampai
Dari sisi penerimaan sektoral,
dengan bulan April. Tekanan
seluruh sektor utama penyumbang
ini merefleksikan perlambatan
penerimaan pajak mengalami
penyerahan dalam negeri atas
kontraksi, termasuk untuk sektor
barang kena pajak dan jasa kena
yang sebelumnya masih mampu
43
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
44
Edisi Juni 2020
45
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
46
Edisi Juni 2020
47
Pendapatan Negara
48
Edisi Juni 2020
N
eraca perdagangan oleh kinerja penerimaan cukai
Indonesia bulan Mei yang tumbuh sebesar 18,54
2020 yang tercatat persen (yoy).
surplus USD2,09 Miliar
tidak serta merta Realisasi penerimaan Kepabeanan
menjadi indikator membaiknya dan Cukai hingga bulan Mei 2020
aktivitas perekonomian Indonesia. mencapai Rp81,51 triliun atau
Hal itu dikarenakan bila di- 39,09 persen dari target pada
breakdown lebih dalam, terdapat PP54. Capaian tersebut didorong
penurunan impor dan ekspor oleh kinerja penerimaan cukai
barang non migas yang dalam yang tumbuh sebesar 18,54
hingga 33 persen dan 18 persen persen (yoy).
dibandingkan bulan April 2020.
Realisasi atas penerimaan pajak
Penurunan yang dalam pada dalam rangka impor (PDRI)
kegiatan ekspor dan impor bulan lainnya, yang pemungutannya
ini, berdampak lanjutan terhadap dilakukan oleh DJBC per 31 Mei
kegiatan ekonomi dalam negeri 2020 adalah Rp80,09 triliun atau
dan penerimaan negara dalam tumbuh melambat 4,56 persen bila
rangka impor dan ekspor. Selain dibandingkan dengan periode yang
penurunan kegiatan ekspor impor, sama tahun 2019.
relaksasi pembayaran bea masuk
Berdasarkan komponen
dan pajak lainnya dalam rangka
penerimaan kepabeanan dan
impor turut memberi pengaruh
cukai, yang terdiri dari Bea Masuk
pada penerimaan.
(BM), Bea Keluar (BK) dan Cukai,
Realisasi penerimaan Kepabeanan pada awal tahun 2020 masih
dan Cukai hingga bulan Mei 2020 dipengaruhi oleh kondisi eksternal
mencapai Rp81,51 triliun atau dan internal. Faktor eksternal
39,63 persen dari target pada dimaksud antara lain, terus
PP54. Capaian tersebut didorong melemahnya permintaan global,
49
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
50
Edisi Juni 2020
51
Pendapatan Negara
52
Edisi Juni 2020
Penerimaan Negara
Bukan Pajak
R
ealisasi PNBP sampai mengalami penurunan sebesar
dengan tanggal 31 Mei 24,38 persen dibandingkan dengan
2020 mencapai Rp136,89 realisasi pada periode yang
triliun atau mengalami sama tahun 2019. Penurunan
penurunan sebesar 13,61 penerimaan SDA tersebut, sebagai
persen dibandingkan dengan akibat dari Penerimaan SDA Migas
periode yang sama tahun 2019 yang terealisasi sebesar Rp38,86
yang mencapai sebesar Rp158,46 triliun atau mengalami penurunan
triliun. Penurunan realisasi PNBP dari periode yang sama pada
ini, antara lain dipengaruhi oleh tahun sebelumnya sebesar 24,38
pandemic Covid-19 yang selain persen (yoy) serta penurunan
memberikan dampak pada realisasi Penerimaan SDA Non
penurunan kondisi perekonomian Migas yang mencapai 23,69
global, juga berimbas pada persen dengan realisasi sebesar
perekonomian nasional. Meskipun Rp10,39 triliun.
pada beberapa jenis PNBP
mengalami pertumbuhan, namun Realisasi penerimaan SDA Migas
secara umum capaian kinerja yang mengalami pertumbuhan
PNBP mengalami penurunan sebesar negatif 24,38 persen
akibat tekanan yang cukup berat (yoy) dibandingkan periode yang
pada kinerja PNBP periode ini. sama tahun 2019 yang tumbuh
sebesar 1,54 persen disebabkan
Pada penerimaan Sumber Daya oleh beberapa faktor, antara
Alam (SDA), realisasi sampai lain: 1) penurunan rata-rata ICP
dengan akhir bulan Mei 2020 periode Desember 2019 s.d. April
mencapai Rp49,26 triliun atau 2020 sebesar US$48,81/barel
53
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
54
Edisi Juni 2020
55
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
56
Edisi Juni 2020
57
Belanja
Postur APBN
Negara
2019
58
Edisi Juni 2020
Belanja
Pemerintah Pusat
R
ealisasi Belanja Realisasi Belanja Pegawai sampai
Pemerintah Pusat dengan Mei 2020 mencapai
(BPP) sampai dengan Rp95,41 triliun, turun sebesar
Mei 2020 mencapai 4,22 persen (yoy). Penurunan ini
Rp537,33 triliun, lebih disebabkan kebijakan pemberian
tinggi 1,23 persen dibandingkan THR tahun 2020, yaitu: (a) Pejabat
realisasi BPP pada periode yang Negara, Pejabat Eselon 1 dan 2,
sama tahun 2019. Meskipun dan pejabat lainnya sebagaimana
terdapat berbagai belanja yang tercantum dalam PP Nomor 24
tertunda pelaksanaannya, Tahun 2020 tidak menerima THR;
belanja pemerintah pusat masih dan (b) ASN diluar butir a tidak
dapat tumbuh karena ditopang dibayarkan komponen tunjangan
oleh penyaluran belanja untuk kinerjanya, hanya gaji dan
penanganan Covid-19, utamanya tunjangan melekat.
terkait jaring pengaman sosial.
Realisasi Belanja Barang sampai
Belanja K/L dengan Mei 2020 mencapai
Rp69,36 triliun, turun sebesar
Realisasi Belanja K/L hingga 30,11 persen (yoy). Hal ini
Mei 2020 mencapai Rp270,57 dipengaruhi oleh menurunnya
triliun, turun 6,13 persen (yoy) penyerapan belanja barang pada
dibandingkan realisasinya pada K/L, terutama pada belanja
periode yang sama tahun 2019, operasional/non operasional,
yang dipengaruhi oleh rendahnya belanja perjalanan, dan belanja
realisasi untuk belanja pegawai, barang diserahkan kepada
belanja barang, dan belanja modal. masyarakat/Pemda sebagai
59
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
60
Edisi Juni 2020
61
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
62
Edisi Juni 2020
63
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
64
Edisi Juni 2020
65
Belanja
Postur APBN
Negara
2019
Dukung Ketahanan
Ekonomi Desa di
Tengah Pandemi
Covid-19, Penyaluran
Dana Desa Kian
Meningkat
66
Edisi Juni 2020
Transfer Ke Daerah
Dan Dana Desa
S
ampai dengan 31 Mei Tahun 2019 tentang Rincian APBN
2020, Transfer ke Daerah TA 2020, juga dikarenakan pada
dan Dana Desa (TKDD) bulan April terdapat perubahan
telah disalurkan sebesar alokasi DBH dari semula Rp117,58
Rp306,60 triliun atau triliun menjadi sebesar Rp89,81
40,20 persen dari pagu alokasi. triliun, sebagaimana ditetapkan
Jumlah ini menunjukkan terdapat dalam Peraturan Presiden No. 54
pertumbuhan negatif sebesar 5,69 Tahun 2020 tentang Perubahan
persen (yoy). Postur dan Rincian APBN TA 2020.
67
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
(*) Dana Desa tahun 2019 masih disalurkan melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)
68
Edisi Juni 2020
69
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
70
Edisi Juni 2020
71
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
72
Edisi Juni 2020
73
Pembiayaan
Postur APBNNegara
2019
Surat Berharga
Negara Sebagai Salah
Satu Pendukung
Ketahanan APBN
Dalam Menghadapi
Pandemi
74
Edisi Juni 2020
Pembiayaan
Utang
R
ealisasi Pembiayaan di sisi lain terjadi peningkatan
Utang hingga akhir Mei belanja negara dan pembiayaan
2020 mencapai Rp360,66 yang signifikan. Akibatnya,
triliun, terdiri dari realisasi realisasi pembiayaan utang yang
Surat Berharga Negara bersumber dari SBN dan pinjaman
sebesar Rp344,98 triliun dan pun meningkat cukup tinggi.
realisasi Pinjaman sebesar negatif
Rp8,31 triliun. Realisasi pinjaman Pemerintah bersama BI, OJK, dan
terdiri dari penarikan pinjaman LPS terus memperketat koordinasi
dalam negeri sebesar Rp239,4 dan bauran kebijakan intensif guna
miliar, penarikan pinjaman luar menyelamatkan masyarakat dari
negeri sebesar Rp30,2 triliun masalah kesehatan dan ekonomi
dan pembayaran cicilan pokok akibat pandemi ini. Salah satunya
pinjaman luar negeri sebesar adalah kebijakan Pembatasan
Rp38,75 triliun. Realiasi penarikan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
pinjaman yang cukup tinggi ditujukan untuk menekan angka
diiringi dengan pembayaran penularan Covid-19 (Flattening
cicilan pokok pinjaman luar negeri the Curve). Sejak pertengahan
yang jauh lebih tinggi sehingga Maret lalu, hampir semua sektor,
menyebabkan realisasi pinjaman mulai dari pendidikan, ekonomi,
neto mencapai angka negatif. peribadatan, pariwisata, dihentikan
andemi Covid-19 menyebabkan dan kegiatan mulai dilakukan
permasalahan kesehatan dan dari rumah saja menyusul status
perlambatan ekonomi yang pandemi Covid-19 sebagai
berdampak kepada menurunnya bencana non-alam sampai
sumber pendapatan negara, dengan tanggal 29 Mei 2020 yang
75
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
76
Edisi Juni 2020
77
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
78
Edisi Juni 2020
Posisi utang Pemerintah per Pada bulan Mei 2020, Pemerintah telah
akhir Mei 2020 berada di angka melakukan penarikan pinjaman dari Asian
Rp5.258,57 triliun dan rasio Development Bank (ADB) dengan skema
utang pemerintah terhadap PDB khusus countercyclical support facility.
32,09 persen. Secara nominal, Sesuai dengan namanya, pinjaman tersebut
posisi utang Pemerintah diberikan sebagai bantuan pembiayaan
Pusat mengalami peningkatan di tengah pandemi untuk merealisasikan
dibandingkan dengan periode yang kebijakan-kebijakan Pemerintah yang
sama tahun lalu. telah diakui oleh ADB, khususnya untuk
membantu masyarakat miskin, rentan dan
Secara umum, peningkatan juga perempuan. Selanjutnya, Pemerintah
posisi utang Pemerintah Pusat juga sedang menjajaki tambahan
disebabkan oleh peningkatan pembiayaan dari beberapa lembaga lainnya
kebutuhan pembiayaan akibat seperti Islamic Development Bank (IDB),
pandemi Covid—19 yang melonjak Bank Pembangunan Jerman (KfW), dan
drastis. Masalah kesehatan, Japan International Cooperation Agency
penyediaan jaring pengaman (JICA), yang kesemuanya masih dalam
sosial, dan pemulihan ekonomi proses negosiasi.
nasional menjadi prioritas negara,
sehingga untuk mendukung Selain itu, Pemerintah juga mengupayakan
kebijakan penanganan pandemi, tambahan pembiayaan dengan
Pemerintah menutupi kekurangan meningkatkan porsi penerbitan SBN baik
penerimaan negara melalui melalui lelang reguler dan lelang tambahan
pembiayaan. (Green Shoe Option), private placement, SBN
dalam denominasi Valas, dan SBN Ritel.
Strategi pembiayaan yang Sebagai opsi paling terakhir, dukungan
pertama kali digali adalah pos Bank Indonesia sebagai the last resort
pembiayaan non-utang yang dalam hal mekanisme pasar belum mampu
terdiri dari pemanfaaatan memenuhi target pembiayaan.
Saldo Anggaran Lebih (SAL),
Pos Dana Abadi Pemerintah, Pemerintah tetapp berupaya mengelola
dan dana yang bersumber utang dengan pruden dan akuntabel demi
dari BLU. Selanjutnya, setelah mendukung APBN yang kredibel, utamanya
memaksimalkan pembiayaan non- di tengah kejadian extraordinary Covid-19
utang, Pemerintah juga menggali yang memerlukan extraordinary effort.
79
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
80
Edisi Juni 2020
81
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta
www.kemenkeu.go.id/apbnkita
82