Anda di halaman 1dari 82

Edisi Juni 2020

Edisi Juni 2020

APBN KITA
KINERJA DAN FAKTA

#Uangkita Mengantisipasi
Pelemahan Pertumbuhan Ekonomi
1
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Scan dan Unduh


APBN KITA

2
Edisi Juni 2020

“Harus ada sinergi


bersama-sama agar
pemerintah mampu
melakukan respons
yang efektif dan cepat
dan tepat namun tidak
menyalahi berbagai
langkah-langkah maupun
tata kelola yang baik”

Menteri Keuangan,
Sri Mulyani Indrawati

3
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Daftar Isi

Ringkasan Eksekutif 7
Postur APBN 2020 14
Perkembangan Ekonomi Makro 18
Laporan Khusus 22
Penerimaan Pajak 40
Penerimaan Bea dan Cukai 48
Penerimaan Negara Bukan
52
Pajak
Belanja Pemerintah Pusat 58
Transfer Daerah dan Dana Desa 66
Pembiayaan Utang 74

4
Edisi Juni 2020

Diterbitkan oleh: Kementerian


Keuangan Republik Indonesia.
Pelindung: Menteri Keuangan
dan Wakil Menteri Keuangan.
Pengarah: Pimpinan Unit
Eselon I Kementerian Keuangan
Penanggung Jawab: Direktur
Jenderal Pengelolaan
Pembiayaan dan Risiko selaku
Sekretaris Komite Asset-Liability
Management Kementerian
Keuangan. Pemimpin Redaksi:
Kepala Biro Komunikasi dan
Layanan Informasi, Direktur
Strategi dan Portofolio
Pembiayaan, Kepala Pusat
Kebijakan Ekonomi Makro.
Dewan Redaksi: Tim Deputies
Asset-Liability Management
Kementerian Keuangan. Tim
Redaksi: Tim Kehumasan &
Tim Teknis Asset-Liability
Management Kementerian
Keuangan Desain Grafis, Layout
dan Foto: Biro KLI Kementerian
Keuangan. Alamat Redaksi:
Gedung Frans Seda Lantai 8, Jl.
Dr. Wahidin Raya No. 1, Jakarta.

www.kemenkeu.go.id/apbnkita

5
Infografik

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi Penerimaan Negara Belanja Pemerintah Transfer ke Daerah


Penerimaan Bukan Pajak Pusat mencapai dan Dana Desa
Perpajakan (PNBP) mencatat Rp537,33 triliun, (TKDD) mencapai
mencapai Rp526,23 realisasi sebesar tumbuh 1,23 persen Rp306,60 triliun,
triliun, realisasi Rp136,89 triliun. (yoy) dibandingkan lebih rendah
ini lebih rendah Realisasi tersebut realisasi pada 5,69 persen (yoy)
7,87 persen (yoy), lebih rendah 13,61 periode yang sama dibandingkan
realisasi pada tahun persen (yoy) dari tahun sebelumnya realisasi pada
2019 mencapai periode yang sama sebesar Rp530,83 periode yang sama
Rp571,19 triliun. tahun sebelumnya triliun. tahun sebelumnya
sebesar Rp158,46 sebesar Rp325,10
triliun. triliun.

6
Edisi Juni 2020

Ringkasan Eksekutif

P
andemik Covid-19 masih tingkat inflasi. Kebijakan fiskal
mewarnai prospek dan moneter yang dilakukan
perekonomian global serta upaya kebijakan new normal
2020 dimana pada diharapkan akan memberikan jalan
kuartal I pertumbuhan bagi proses pemulihan ekonomi
ekonomi beberapa negara utama nasional. Upaya pencegahan
mengalami kontraksi. Kontraksi di penyebaran Cobid-19, menjaga
kuartal I 2020 sangat di pengaruhi masyarakat dan sektor usaha
oleh adanya kebijakan lockdown terdampak, serta program
yang berakibat pada penurunan pemulihan ekonomi nasional
aktivitas ekonomi beberapa negara masih tetap menjadi prioritas
secara signifikan. Memasuki utama.
kuartal II 2020, seiring pelonggaran
lockdown di beberapa negara Sampai dengan akhir bulan
secara perlahan-lahan telah Mei 2020 realisasi pendapatan
memberikan jalan bagi proses negara dan hibah telah mencapai
pemulihan ekonomi kedepan. PMI Rp664,32 triliun atau 37,73
manufaktur di beberapa negara persen dari target pada pagu
meski masih belum dalam level APBN Perpres 54/2020, namun
ekspansif, namun telah bergerak capaian pendapatan negara dan
naik seiring perbaikan sentimen hibah tersebut tumbuh negatif
terhadap proses pemulihan 9,02 persen (yoy). Secara nominal,
ekonomi. Stabilitas ekonomi realisasi Pendapatan Negara
nasional masih terjaga dengan yang bersumber dari penerimaan
indikasi apresiasi nilai tukar Perpajakan telah mencapai
rupiah saat ini dan terjaganya Rp526,23 triliun dan Penerimaan

7
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Negara Bukan Pajak (PNBP) namun komponen penerimaan


telah mencapai Rp136,89 triliun, PPh Nonmigas yang bersumber
sementara realisasi dari Hibah dari PPh Pasal 26 mampu tumbuh
telah mencapai Rp1,20 triliun. 15,60 persen (yoy), PPh Pasal 23
Realisasi penerimaan Perpajakan, tumbuh 6,98 persen (yoy), dan PPh
PNBP, dan Hibah terhadap Pasal 25/29 OP masih tumbuh
pagu APBN Perpres 54/2020 2,41 persen (yoy). Sementara itu,
masing-masing telah mencapai penerimaan PPN Dalam Negeri
35,98 persen, 45,97 persen, dan (DN) dan PPN Impor secara
240,22 persen. Berdasarkan nominal masih mendominasi
pertumbuhannya, penerimaan realisasi penerimaan PPN/PPnBM.
Perpajakan tercatat tumbuh Berdasarkan pertumbuhannya,
negatif 7,87 persen (yoy) dan PPN/PPnBM dan seluruh
PNBP juga tumbuh negatif 13,61 komponennya tumbuh negatif.
persen (yoy). Secara keseluruhan PPN/PPnBM
tumbuh negatif 7,95 persen
Secara lebih rinci, realisasi (yoy). Pertumbuhan komponen
penerimaan Pajak telah penerimaan Pajak hingga akhir
mencapai 35,33 persen terhadap bulan Mei 2020 masih tertekan
pagu APBN Perpres 54/2020. akibat tren pelemahan ekonomi
Realisasi dari Pajak Penghasilan dan aktivitas perdagangan
(PPh) Nonmigas dan Pajak internasional sebagai dampak
Pertambahan Nilai/Pajak pandemi Covid-19, serta
Penjualan atas Barang Mewah pemanfaatan insentif fiskal dalam
(PPN/PPnBM) secara nominal rangka pemulihan ekonomi.
masih menjadi kontributor utama
penerimaan Pajak. Dari sisi Realisasi penerimaan
pertumbuhannya, Pajak didukung Kepabeanan dan Cukai telah
oleh pertumbuhan positif dari mencapai 39,09 persen terhadap
penerimaan Pajak Bumi dan pagu APBN Perpres 54/2020.
Bangunan (PBB) yang tumbuh Penerimaan Kepabeanan dan
16,82 persen (yoy), sedangkan Cukai secara nominal didukung
komponen penerimaan Pajak oleh dua komponen utama
yang lain tumbuh negatif. PPh penerimaannya yaitu penerimaan
Nonmigas secara nominal capaian Cukai dan Bea Masuk (BM).
realisasinya ditopang utamanya Dilihat dari pertumbuhannya,
dari penerimaan dari PPh 25/29 penerimaan Kepabeanan
Badan, PPh 21, dan PPh Final. dan Cukai tumbuh mencapai
Pertumbuhan PPh Nonmigas 12,15 persen (yoy) terutama
tercatat negatif 10,38 persen (yoy), berasal dari penerimaan Cukai

8
Edisi Juni 2020

yang tercatat tumbuh 18,54 barang mineral nikel dan tembaga


persen (yoy). Secara lebih rinci, sebagai dampak lanjutan wabah
penerimaan Cukai terhadap pagu Covid-19 di berbagai negara.
APBN Perpres 54/2020 telah
mencapai 38,54 persen, dimana Realisasi PNBP sampai dengan
pertumbuhannya didukung oleh akhir Mei 2020 mencapai Rp136,89
Cukai Hasil Tembakau (CHT) triliun (45,97 persen terhadap
dan Cukai Etil Alkohol (EA) pagu APBN Perpres 54/2020).
yang masing-masing tumbuh Pencapaian realisasi PNBP
20,46 persen (yoy) dan 226,99 tersebut terutama didominasi oleh
persen (yoy), sedangkan Cukai realisasi PNBP SDA dan PNBP
Minuman Mengandung Etil Alkohol Lainnya masing-masing sebesar
(MMEA) tercatat tumbuh negatif. Rp49,26 triliun dan Rp44,10 triliun.
Pertumbuhan CHT didorong Sementara PNBP dari Kekayaan
oleh dampak kebijakan dari Negara yang Dipisahkan (KND) dan
kenaikan tarif cukai. Cukai EA pendapatan BLU tercatat sebesar
masih mengalami peningkatan Rp24,02 triliun dan Rp19,51 triliun.
yang signifikan karena naiknya
Dibandingkan periode yang sama
permintaan EA untuk bahan baku
tahun sebelumnya, capaian
keperluan medis. Sementara itu,
realisasi PNBP lebih rendah 13,6
penerimaan BM telah mencapai
persen (yoy) terutama disebabkan
40,72 persen terhadap pagu APBN
oleh penurunan realisasi PNBP
Perpres 54/2020. Pertumbuhan
SDA sebesar 24,2 persen (yoy)
BM tercatat tumbuh negatif
dan penurunan pendapatan
7,86 persen (yoy) ditengah
KND sebesar 26,8 persen (yoy).
perlambatan yang terjadi pada
Penurunan penerimaan SDA antara
perekonomian global akibat
lain disebabkan rendahnya harga
pandemi Covid-19. Lebih lanjut,
rata-rata ICP periode Desember
komponen penerimaan Bea
2019 – April 2020 (US$48,81/
Keluar (BK), realisasinya telah
barel) dibandingkan periode
mencapai 62,13 persen terhadap
yang sama tahun sebelumnya
pagu APBN Perpres 54/2020 dan
(US$60,92/barel) dan menurunnya
pertumbuhannya secara kumulatif
realisasi HBA periode Januari - Mei
tumbuh negatif 27,45 persen (yoy).
2020 (USD65,36/ton) dibanding
Kontraksi yang cukup dalam pada
periode yang sama tahun tahun
pertumbuhan pajak perdagangan
2019 (USD89,10/ton). Sementara
internasional masih terjadi
itu, rendahnya realisasi PNBP
akibat rendahnya volume impor,
KND disebabkan karena belum
penurunan harga komoditas, dan
selesainya RUPS pada sebagian
melambatnya aktivitas ekspor

9
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

besar BUMN kotributor PNBP Pertumbuhan realisasi bantuan


dari setoran dividen serta karena sosial di tahun 2020 dipengaruhi
adanya pergeseran setoran oleh penyaluran bebagai program
sisa surplus BI ke pertengahan Jaring Pengaman Sosial (JPS)
Juni 2020. Sebaliknya, capaian yang dilakukan Pemerintah dalam
PNBP lainnya dan pendapatan menghadapi pandemi Covid-19.
BLU mengalami pertumbuhan
positif. Peningkatan PNBP lainnya Realisasi belanja subsidi sampai
ditopang oleh adanya penerimaan dengan akhir Mei 2020 mencapai
akumulasi iuran pensiun Rp48,89 triliun atau lebih rendah
(IUP). Sementara, peningkatan 3,36 persen dibanding realisasi
pendapatan BLU berasal dari tahun sebelumnya, terdiri dari
pendapatan dana perkebunan subsidi energi sebesar Rp36,43
kelapa sawit peningkatan jasa trilliun (74,5 persen) dan subsidi
layanan kesehatan pada rumah non energi sebesar Rp12,46
sakit, dan pendapatan pengelolaan triliun (25,5 persen). Apabila
dana pengembangan pendidikan dibandingkan dengan realisasi
nasional. tahun sebelumnya, belanja subsidi
energi mengalami penurunan
Realisasi Belanja Negara sampai 5,06 persen (yoy), sedangkan
dengan akhir Mei 2020 sebesar belanja subsidi non energi justru
Rp843,94 triliun atau sekitar mengalami kenaikan 1,98 persen
32,29 persen dari pagu APBN (yoy). Penurunan realisasi belanja
Perpres 54/2020. Realisasi subsidi energi tersebut terutama
Belanja Negara tersebut meliputi dipengaruhi oleh lebih rendahnya
realisasi Belanja Pemerintah realisasi asumsi ekonomi
Pusat sebesar Rp537,33 triliun makro yang menjadi parameter
dan realisasi Transfer ke Daerah perhitungan subsidi, termasuk
dan Dana Desa sebesar Rp306,60 realisasi volume. Perkembagan
triliun. Secara nominal, realisasi ICP dalam periode Januari-Mei
Belanja Pemerintah Pusat sampai 2020 menunjukkan tren penurunan
dengan Mei 2020 tumbuh sebesar yang cukup tajam, yaitu rata-rata
1,23 persen (YoY) dari tahun mencapai US$ 40,51/barel, jauh
sebelumnya. Peningkatan kinerja lebih rendah dibandingkan dengan
realisasi Belanja Pemerintah Pusat realisasi ICP Januari-Mei 2019
tersebut antara lain dipengaruhi yang rata-rata mencapai US$
oleh realisasi bantuan sosial 63,57/barel. Tren penurunan ICP
yang mencapai Rp78,85 triliun ini sejalan dengan tren penurunan
atau tumbuh 30,71 persen (YoY) harga minyak mentah dunia
dibanding tahun sebelumnya. yang dipengaruhi oleh terjadinya

10
Edisi Juni 2020

pandemik global Covid-19. Khusus dan Dana Keistimewaan


DIY Rp0,20 triliun (0,95 persen).
Sementara itu, dari sejumlah
Rp12,46 triliun realisasi belanja Realisasi TKDD sampai dengan
subsidi non energi, sebagian Mei 2020 lebih rendah sekitar
besar merupakan subsidi pupuk Rp18,49 triliun atau 5,69 persen
Rp8,05 triliun (64,6 persen) (yoy) apabila dibandingkan
dan subsidi kredit program dengan periode yang sama
Rp3,66 T (29,4 persen). Apabila tahun 2019, secara umum hal
dibandingkan dengan realisasi ini disebabkan Pemerintah Pusat
tahun 2019, belanja subsidi non dan Pemerintah Daerah masih
energi mengalami kenaikan 1,98 berfokus pada penanganan
persen (yoy). Kenaikan cukup dan penanggulangan dampak
tinggi terjadi pada belanja subsidi pandemi Covid-19 di Indonesia
kredit program sebesar 18,74 dan implementasi program
persen (yoy), sedangkan untuk pemulihan ekonomi nasional
subsidi pupuk justru mengalami sehingga turut berpengaruh
penurunan 0,1 persen (yoy). terhadap kinerja penyaluran TKDD.
Tingginya kenaikan realisasi Realisasi TKD sampai dengan
subsidi kedit program dipengaruhi Mei 2020 lebih rendah Rp26,93
oleh meningkatnya jumlah KUR triliun atau sekitar 8,84 persen
dan perbaikan data serta proses bila dibandingkan realisasi TKD
administrasi dalam pencairan pada periode yang sama tahun
subsidi. 2019. Rendahnya realisasi TKD
tersebut terutama disebabkan
Realisasi Transfer ke Daerah karena: (1) Dana Otonomi Khusus
dan Dana Desa (TKDD) sampai dan Dana Tambahan Infrastruktur
dengan Mei 2020 mencapai dalam rangka Otonomi Khusus
Rp306,60 triliun atau 40,20 belum ada realisasi karena
persen dari pagu APBN Perpres terdapat ketidaksesuaian dari
54/2020, yang meliputi Transfer dokumen syarat penyaluran
ke Daerah (TKD) sebesar yang telah disampaikan,
Rp277,73 triliun (40,16 persen) yaitu adanya perbedaan nilai
dan Dana Desa Rp28,87 triliun realisasi penyerapan tahun 2019
(40,55 persen). Realisasi secara antara laporan realisasi yang
lebih rinci, realisasi TKD terdiri disampaikan oleh Pemerintah
dari Dana Perimbangan Rp274,32 Provinsi dengan laporan hasil
triliun (41,74 persen), Dana Insentif reviu APIP daerah. Sementara
Daerah Rp3,21 triliun (23,81 itu, Dana Keistimewaan DIY lebih
persen), serta Dana Otonomi rendah 79,38 persen dibandingkan

11
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

periode yang sama tahun 2019; (2) nomor 40 tahun 2020 tentang
realisasi DID lebih rendah 37,89 perubahan PMK 205 tahun
persen dibandingkan periode yang 2019 tentang Pengelolaan Dana
sama tahun sebelumnya terutama Desa telah mengatur prioritas
disebabkan masih banyak penggunaan Dana Desa tahun
daerah yang belum memenuhi 2020 dapat difokuskan untuk
persyaratan penyaluran DID tahap kegiatan penanggulangan pandemi
I di samping itu beberapa Pemda Covid-19 dan pelaksanaan
penerima alokasi DID masih Bantuan Langsung Tunai (BLT)
berproses melakukan realokasi Desa.
anggaran untuk penanganan
Covid-19 sesuai amanat PMK Pemerintah telah memberikan
nomor 19 tahun 2020 tentang tambahan belanja stimulus untuk
Penyaluran dan Penggunaan DBH, penanganan Covid-19 baik untuk
DAU, dan DID tahun 2020; serta kesehatan, jaring pengaman
(3) realisasi DAU lebih rendah sosial, dan pemulihan ekonomi
8,63 persen dibandingkan periode nasional. Secara umum, program
yang sama tahun 2019, terutama penanganan Covid-19 masih
disebabkan karena mekanisme menghadapi tantangan, baik dari
penyaluran DAU berbasis kinerja sisi regulasi, administrasi maupun
sehingga penyaluran hanya implementasi di lapangan.
dapat dilakukan setelah Menteri Namun demikian, mengingat
Keuangan c.q. Direktur Jenderal stimulus ini baru awal dan untuk
Perimbangan Keuangan menerima mendorong akselerasi eksekusi
laporan Belanja Pegawai serta mendorong efektivitas
Pemda serta ditambah laporan program perlu terus diupayakan.
Belanja Infrastruktur Daerah, Di bidang kesehatan, Pemerintah
laporan pemenuhan Indikator telah memberikan insentif dan
Layanan Pendidikan, dan laporan santunan tenaga medis, pelayanan
pemenuhan Indikator Layanan kesehatan bagi pasien rawat inap
Kesehatan sesuai dengan PMK Covid-19 serta penyediaan sarana
nomor 139 tahun 2019 tentang prasarana di Rumah Sakit rujukan.
Pengelolaan DBH, DAU, dan Dana Selain itu, dana tambahan belanja
Otonomi Khusus. Sementara itu, digunakan pula untuk program
realisasi penyaluran Dana Desa pencegahan/pengendalian
sampai dengan Mei 2020 sebesar Covid-19, pelayanan laboratorium,
Rp28,87 triliun atau 40,55 persen kefarmasian dan alat kesehatan,
dari pagu APBN Perpres 54/2020. serta pengelolaan limbah medis
Sejalan dengan amanah Perppu dan penyebarluasan informasi
nomor 1 tahun 2020 dan PMK terkait kesehatan. Selanjutnya,

12
Edisi Juni 2020

dalam rangka menyediakan sebesar Rp368,97 triliun dan


Jaring Pengaman Sosial (Social realisasi Pinjaman (neto) sebesar
Safety Net), Pemerintah telah negatif Rp8,31 triliun. Realisasi
merealisasikan bantuan Program Pinjaman yang mencapai angka
Keluarga Harapan (PKH) sebesar negatif menunjukkan bahwa
Rp19,1 triliun, kartu sembako realisasi pembayaran cicilan
sebesar Rp17,2 triliun, kartu pokok pinjaman lebih besar dari
prakerja sebesar Rp2,4 triliun, pada penarikan pinjaman. Dalam
bansos sembako sebesar Rp1,4 menangani pandemi COVID-19
triliun, dan bansos tunai sebesar serta pemulihan ekonomi nasional
Rp11,5 triliun. Sementara dibutuhkan pembiayaan yang
itu, beberapa regulasi untuk cukup besar. Namun demikian,
mendukung program UMKM, Pemerintah senantiasa menjaga
Pembiayaan Korporasi dan pemenuhan aspek kehati-hatian
Dukungan Pemda masih dalam (prudent) dan akuntabel serta
proses penyelesaian, sehingga dimanfaatkan untuk kegiatan
belum dapat diimplementasikan produktif dalam memperoleh
secara optimal. pembiayaan utang..

Keberlanjutan fiskal di tahun


2020 diharapkan akan tetap
terjaga. Realisasi defisit APBN
hingga Mei 2020 mencapai
Rp179,62 triliun atau sekitar
1,10 persen PDB. Sementara
itu keseimbangan primer hingga
Mei 2020 berada di posisi
negatif Rp33,92 triliun. Realisasi
pembiayaan anggaran hingga
Mei 2020 mencapai Rp356,05
triliun (41,74 persen dari pagu
Perpres 54/2020) utamanya
bersumber dari pembiayaan
utang sebesar Rp360,66 triliun.
Realisasi pembiayaan utang
tersebut meliputi realisasi
Surat Berharga Negara (neto)

13
Postur APBN 2020

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

14
Edisi Juni 2020

POSTUR APBN

P
erkembangan realisasi yang mencapai Rp855,92 triliun.
APBN tahun 2020 sampai Adapun rincian realisasi tersebut
dengan 31 Mei 2020 meliputi:
mencatatkan realisasi
pendapatan negara lebih • Realisasi Penerimaan
rendah 9,02 persen (yoy) dan Perpajakan mencapai
realisasi belanja negara juga lebih Rp526,23 triliun, realisasi
rendah 1,40 persen (yoy). Dengan ini lebih rendah 7,87 persen
kombinasi realisasi tersebut, (yoy), realisasi pada tahun
defisit anggaran sampai dengan 2019 mencapai Rp571,19
31 Mei 2020 berada pada level triliun. Realisasi penerimaan
1,10 persen terhadap PDB (tahun perpajakan terdiri atas:
2019 0,79 persen terhadap PDB).
• Realisasi Penerimaan
Secara ringkas APBN 2020 sampai Pajak mencapai Rp444,56
dengan 31 Mei 2020 mencatat triliun, lebih rendah 10,82
bahwa realisasi pendapatan persen (yoy) dari tahun
negara sebesar Rp664,32 triliun 2019 sebesar Rp498,51
(37,73 persen dari target), lebih triliun
rendah dibandingkan periode yang
• Realisasi Penerimaan
sama tahun 2019 yang mencapai
Kepabeanan dan Cukai
Rp730,14 triliun rupiah. Di sisi lain,
mencapai Rp81,67 triliun,
realisasi belanja negara mencapai
tumbuh sebesar 12,37
Rp843,94 triliun (32,29 persen dari
persen (yoy) dari tahun
pagu), lebih rendah dibandingkan
2019 sebesar Rp72,68
periode yang sama tahun 2019
triliun.

15
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

16
Edisi Juni 2020

• Penerimaan Negara Bukan rendah 5,69 persen (yoy)


Pajak (PNBP) mencatat dibandingkan realisasi pada
realisasi sebesar Rp136,89 periode yang sama tahun
triliun. Realisasi tersebut lebih sebelumnya sebesar Rp325,10
rendah 13,61 persen (yoy) triliun.
dari periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar Rp158,46 Melihat realisasi pendapatan
triliun. negara dan belanja negara
tersebut, maka realisasi defisit
• Belanja Pemerintah Pusat APBN tahun 2020 sampai dengan
mencapai Rp537,33 triliun, 31 Mei 2020 mencapai Rp179,62
tumbuh 1,23 persen (yoy) triliun atau 1,10 persen PDB,
dibandingkan realisasi pada dimana keseimbangan primer
periode yang sama tahun sebesar negatif Rp33,92 triliun.
sebelumnya sebesar Rp530,83 Di sisi lain, realisasi pembiayaan
triliun. anggaran sampai dengan 31 Mei
2020 sebesar Rp356,05 triliun,
• Transfer ke Daerah dan Dana sehingga terdapat kelebihan
Desa (TKDD) mencapai pembiayaan anggaran sebesar
Rp306,60 triliun, lebih Rp176,43 triliun.

Realisasi Sementara APBN 2020 (triliun Rupiah)

17
Perkembangan Ekonomi Makro

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

18
Edisi Juni 2020

PERKEMBANGAN
EKONOMI MAKRO

P
erlambatan ekonomi utuk proses pemulihan ekonomi.
nasional kuartal I 2020 PMI manufaktur Indonesia di Mei
sangat dipengaruhi 2020 meskipun belum dalam
oleh penurunan zona eksapnsif namun meningkat
aktivitas ekonomi dibandingkan bulan sebelumnya.
karena kebijakan pembatasan
sosial berskala besar (PSBB) Perkembangan inflasi di tingkat
guna mencegah penyebaran konsumen pada Mei 2020 tercatat
wabah Covid-19. Sektor sebesar 0,07 persen (mtm)
yangmengalam perlambatan menggambarkan inflasi relatif
dari kondisi tersebut adalah rendah ditengah pelaksanaan
sektor pariwisata, perhotelan, Ramadhan dan Hari Raya Idul
perdagangan, dan manufaktur. Fitri. Sehingga, inflasi hingga
Dari sisi pengeluaran, konsumsi Mei 2020 adalah sebesar 0,90%
Rumah Tangga merupakan faktor (ytd) atau 2,19 persen (yoy).
utama perlambatan pertumbuhan Relatif rendahnya inflasi Mei 2020
ekonomi nasional. Kedepan, ini dipengaruhi oleh deflasi pada
optimalisasi belanja negara komoditi cabai karena adanya
terutama belanja bantuan sosial panen, oversupply telur ayam ras
dan insentif fiskal diharapkan di tengah rendahnya demand,
dapat menekan perlambatan dan peningkatan pasokan impor
pertumbuhan ekonomi di kurtal bawang putih. Komponen inti
berikutnya. Di samping itu, masih melanjutkan tren menurun
pelaksanaan kebijakan new mencapai 2,65% (yoy) yang
normal yang dilaksanakan juga mengindikasikan kondisi demand
akan mampu membukakan jalan secara umum melemah akibat

19
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

kebijakan PSBB dalam menangani di beberapa negara Eropa yang


penyebaran Covid-19. Komponen mednorong sentiment positif
volatile food terus menurun sejak investor. Kondisi ini kemudian
Maret 2020 dipengaruhi oleh mendorong capital inflow ke
melimpahnya pasokan serta emerging market termasuk
demand yang relatof menurun. Indonesia sehingga mendorong
Komponen administered price apresiasi nilai tukar Rupiah.
meningkat dipengaruhi relaksasi Sementara itu, per akhir Mei 2020,
transportasi yang dikeluarkan cadangan devisa Indonesia berada
pemerintah seiring kebijakan new pada level yang stabil dan cukup
normal serta adanya kebijakan tinggi, yakni sebesar USD130,5
kenaikan sementara tarif batas miliar. Posisi ini meningkat
atas dan bawah angkutan udara dibandingkan dengan posisi akhir
untuk pengendalian Covid-19. April 2020 sebesar USD127,9
Dengan realisasi inflasi kumulatif miliar, setara dengan pembiayaan
hingga Mei 2020 masih terdapat 8,3 bulan impor atau 8,0 bulan
ruang gerak untuk menjaga inflasi impor dan pembayaran utang
sesuai target 3,1 persen. luar negeri pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan
Tren nilai tukar Rupiah dolar internasional sekitar 3 bulan
Amerika Serikat sempat tertekan impor.
hingga awal April 2020 seiring
dengan tren penguatan dollar Sebagai sektor yang paling
index dan goncangan pasar terdampak dari wabah Covid-19
keuangan. Namun, nilai tukar adalah sektor pariwisata karena
Rupiah dolar Amerika Serikat adanya kebijakan travel ban. Hal
terhadap kemudian bergerak ini terlihat pada jumlah kunjungan
menguat dan berada pada wisatawan mancanegara (wisman)
posisi Rp14.733/USD per 29 pada Maret 2020 mengalami
Mei 2020. Dengan demikian, penurunan signifikan sebesar
nilai tukar Rupiah mengalami 64,11 persen (yoy) dibanding
apresiasi sebesar 2,8 persen jumlah kunjungan pada Maret
(ytd) dibandingkan akhir April 2019 atau sebesar 45,50 persen
2020. Rata-rata nilai tukar Januari (mtm) dibandingkan Februari
hingga akhir Mei 2020 tercatat 2020. Hingga Maret 2020, jumlah
sebesar Rp14.727 per dolar kunjungan wisman ke Indonesia
Amerika Serikat. Tekanan di pasar mencapai 2,61 juta kunjungan atau
keuangan agak mereda seiring turun 30,62 persen (yoy), lebih
perbaikan sentimen pasar karena rendah dibandingkan kunjungan
adanya pelonggaran lockdown wisman pada periode sama 2019

20
Edisi Juni 2020

yang berjumlah 3,76 juta. Apabila Pada Maret 2019, TPK tercatat
dilihat dari sektor utama terkait sebesar 52,88 persen. Kondisi
pariwisata, yakni perhotelan pada ini terjadi karena adanya travel
Maret 2020 Tingkat Penghunian ban dan kebijakan Pembatasa
Kamar (TPK) hotel klasifikasi Sosial Berskala Besar yag secara
bintang mencapai rata-rata 32,24 langsung mempengarhi aktivitas
persen atau turun 20,64 poin. masyarakat dan dunia usaha.

21
Laporan Khusus

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Percepatan Pemulihan Ekonomi


dan Penguatan ReformasI
Kerangka Ekonomi Makro dan
Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal
(KEM PPKF) tahun 2021

D
okumen Kerangka Nota Keuangan dan Rancangan
Ekonomi Makro dan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Pokok-Pokok Kebijakan Negara (RAPBN) tahun 2021.
Fiskal (KEM PPKF) tahun Secara umum, dokumen KEM
2021 telah disampaikan PPKF memberikan gambaran awal
kepada Dewan Perwakilan Rakyat sekaligus skenario arah kebijakan
(DPR) pada 12 Mei 2020 sebagai ekonomi dan fiskal di tahun 2021,
bentuk pertanggungjawaban berdasarkan perkembangan
pelaksanaan tugas pemerintah kondisi dan outlook perekonomian
kepada rakyat, sebagaimana di tahun 2020. Penyusunan
diamanatkan dalam Pasal 13 Dokumen KEM-PPKF tahun 2021
ayat 1 Undang-Undang (UU) mengacu pada arah pembangunan
Nomor 17 Tahun 2003 tentang yang tertuang dalam Rencana
Keuangan Negara dan Pasal 178 Pembangunan Jangka Menengah
ayat 2 UU Nomor 17 Tahun 2014 Nasional (RPJMN) 2020-2024
tentang Majelis Permusyawaratan yang ditetapkan dalam Peraturan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Presiden Nomor 18 Tahun 2020
Dewan Perwakilan Daerah, dan tanggal 20 Januari 2020. Namun
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah. demikian, adanya pandemi
Dokumen tersebut merupakan Covid-19 yang berawal dari
bahan pembicaraan pendahuluan Wuhan Tiongkok dan menyebar
dalam rangka penyusunan secara masif di seluruh dunia

22
Edisi Juni 2020

Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia

termasuk Indonesia telah aktivitas ekonomi dari sisi demand


mengancam kesehatan dan maupun supply. Tingkat konsumsi
kondisi sosial masyarakat dan tertekan, tingkat produksi
selanjutnya berpengaruh terhadap terkendala, dan rantai pasok global
perkembangan perekonomian dan terganggu yang semua berdampak
sektor keuangan baik dalam skala pada penurunan output nasional
global maupun nasional. Kondisi dan global. Selain itu, pandemi
ini berpotensi pada tingginya Covid-19 juga mengakibatkan
risiko ketidakpastian sehingga kepanikan di pasar keuangan.
telah mengubah baseline dalam
perumusan KEM PPKF tahun 2021 Sebagai upaya penyelamatan
dengan beberapa penyesuaian kesehatan dan perekonomian
target maupun langkah kebijakan nasional, Pemerintah telah
yang perlu dilakukan, menerbitkan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-undang No. 1
Untuk merespon adanya pandemi tahun 2020 (Perppu No.1/2020)
Covid-19, Pemerintah telah tentang Kebijakan Keuangan
melakukan upaya pencegahan Negara dan Stabilitas Sistem
penyebaran melalui kebijakan Keuangan untuk Penanganan
Pembatasan Sosial Berskala Besar Pandemi Corona Virus Disease
(PSBB) yang secara langsung 2019 (Covid-19) dan/atau
berakibat pada penurunan dalam rangka menghadapi

23
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

ancaman yang membahayakan Pemerintah melakukan


Perekonomian Nasional dan/ pemantauan perkembangan
atau Stabilitas Sistem Keuangan. implementasi kebijakan
Selanjutnya, Perppu No.1/2020 secara terus-menerus untuk
tersebut menjadi landasan hukum memastikan bahwa upaya
bagi Pemerintah dan otoritas penanganan Covid-19
terkait untuk mengambil langkah- berjalan efektif. Kecepatan
langkah cepat dan luar biasa dan efektivitas penanganan
(extraordinary actions) dengan tetap Covid-19 akan mengakselerasi
memperhatikan prinsip akuntabilitas pemulihan aktivitas ekonomi
untuk penanganan pandemi yang dan meminimalisir dampak
diperlukan. negatif terhadap perekonomian.
Ketidakpastian yang tinggi
Secara umum, Perppu No.1/2020 terhadap eskalasi penyebaran
mengatur dua hal yakni kebijakan Covid-19 serta rambatan
keuangan negara dan kebijakan dampaknya terhadap aktivitas
stabilitas sistem keuangan. sosial, ekonomi dan keuangan
Kebijakan keuangan negara yang menjadi tantangan dalam
diatur dalam Perppu tersebut melakukan estimasi tingkat
meliputi kebijakan pendapatan pertumbuhan ekonomi yang
negara termasuk kebijakan di bidang akurat.
perpajakan, kebijakan belanja
negara termasuk kebijakan di bidang Ditengah tantangan dalam
keuangan daerah, dan kebijakan penanganan pandemi Covid-19,
pembiayaan. Melalui Perppu Pemerintah juga tidak kehilangan
tersebut, batasan defisit APBN fokus terhadap masalah-masalah
dapat melebihi 3 persen dari PDB fundamental ekonomi jangka
selama masa penanganan Pandemi menengah dan panjang agar
Covid-19 paling lama sampai terus bergerak maju menuju
dengan berakhirnya tahun anggaran negara maju sesuai Visi Indonesia
2022. Dengan demikian mulai tahun 2045. Indonesia perlu melakukan
2023, besaran defisit akan kembali reformasi untuk keluar dari
menjadi paling tinggi sebesar Middle Income Trap (MIT) melalui
3 persen dari PDB. Sementara peningkatan produktivitas dan
itu, kebijakan stabilitas sistem daya saing. Dalam meningkatkan
keuangan meliputi kebijakan untuk produktivitas, hal terpenting
penanganan permasalahan lembaga yang perlu dilakukan adalah
keuangan yang membahayakan memperbaiki gap infrastruktur
perekonomian nasional dan/atau dan meningkatkan kemampuan
stabilitas sistem keuangan. adopsi teknologi. Sedangkan

24
Edisi Juni 2020

untuk meningkatkan daya saing, minyak per hari.


upaya yang perlu dilakukan adalah
perbaikan iklim usaha yang kurang Pemerintah menyadari bahwa
kondusif untuk investasi, birokrasi momentum pemulihan ekonomi
dan regulasi yang belum efisien, juga merupakan momentum
serta high cost economy yang yang tepat untuk melakukan
menghambat daya saing ekspor. reformasi dan penguatan fondasi
Hal terpenting lainnya adalah ekonomi untuk tumbuh lebih
kualitas Sumber Daya Manusia tinggi. Oleh karena itu, tema
(SDM) atau tenaga kerja menjadi kebijakan fiskal tahun 2021
bagian sentral dalam program adalah “Percepatan Pemulihan
peningkatan produktivitas maupun Ekonomi dan Penguatan
daya saing Indonesia. Presiden Reformasi.” Tema ini selaras
telah memberikan 5 (lima ) arahan dengan tema Rencana Kerja
strategis sebagai upaya keluar Pemerintah (RKP) tahun 2021
dari MIT, yakni (i) pembangunan yaitu “Mempercepat Pemulihan
kualitas SDM, (ii) melanjutkan Ekonomi dan Reformasi Sosial”
pembangunan infrastruktur, dengan fokus pembangunan pada
(iii) reformasi birokrasi, (iv) pemulihan industri, pariwisata,
penyederhanaan regulasi, serta (v) dan investasi, reformasi sistem
transformasi ekonomi. kesehatan nasional dan jaring
pengaman sosial serta reformasi
Dengan mempertimbangkan sistem ketahanan bencana. Fokus
perkembangan dan risiko pembangunan ini diharapkan
ketidakpastian, potensi pemulihan mampu menghidupkan kembali
ekonomi global dan nasional, mesin ekonomi nasional yang
Pemerintah mengusulkan sedang berada dalam momentum
kisaran indikator ekonomi makro pertumbuhan.
yang digunakan sebagai dasar
penyusunan RAPBN 2021 adalah Strategi utama yang akan
sebagai berikut: pertumbuhan dilakukan dalam upaya pemulihan
ekonomi 4,5-5,5 persen; inflasi sosial ekonomi adalah dengan
2,0-4,0 persen; tingkat suku bunga mendorong pemulihan kembali
SBN 10 tahun 6,67-9,56 persen; sektor-sektor yang terkena
nilai tukar Rupiah Rp14.900- dampak paling besar dan
Rp15.300/US$; harga minyak menyerap banyak tenaga kerja.
mentah Indonesia US$40-50/ Pemerintah telah melakukan
barel; lifting minyak bumi 677-737 kebijakan countercyclical untuk
ribu barel per hari; dan lifting gas percepatan penanganan Covid-19
bumi 1.085-1.173 ribu barel setara sekaligus akselerasi pemulihan

25
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

sosial-ekonomi. Secara garis dampak COVID-19 untuk


besar respon kebijakan stimulus meminimalisir jumlah pemutusan
fiskal tersebut difokuskan untuk hubungan kerja (PHK), membantu
pencegahan, pengendalian dan perbankan dalam memberikan
penanganan Covid-19. Berbagai relaksasi dan likuiditas serta
insentif dan stimulus yang mencegah terjadinya krisis
dimulai pada 2020 dapat terus ekonomi dan keuangan lebih
dijalankan untuk mempercepat dalam. Melalui berbagai paket
proses normalisasi pasca pandemi stimulus dan program pemulihan
Covid-19. Bidang-bidang yang ekonomi tersebut, diharapkan
menjadi prioritas pemulihan penanganan COVID-19 berjalan
ekonomi dan sekaligus reformasi efektif, proses pemulihan sosial-
adalah kesehatan, perlindungan ekonomi dapat dipercepat
sosial, pendidikan, Transfer ke sehingga perekonomian nasional
Daerah dan Dana Desa (TKDD) dan dapat terhindar dari krisis lebih
kualitas belanja APBN. dalam.

Sementara itu, program Reformasi bidang kesehatan


Pemulihan Ekonomi Nasional diarahkan untuk mendukung
(PEN) diterapkan untuk percepatan penanganan Covid-19,
melindungi, mempertahankan dan sinergi/koordinasi Pusat dan
meningkatkan keberlangsungan Daerah, peningkatan layanan
pelaku usaha baik di sektor riil kesehatan termasuk health
maupun sektor keuangan agar security preparedness, dan
tetap mampu menjalankan reformasi Jaminan Kesehatan
usahanya dan terhindar dari Nasional (JKN) untuk mewujudkan
pemburukan yang semakin dalam. Universal Health Coverage
Modalitas PEN dilakukan melalui (UHC). Reformasi perlindungan
Penyertaan Modal Negara (PMN), sosial diarahkan untuk integrasi
penempatan dana, investasi dan sinergi antarprogram
pemerintah, dan/atau penjaminan agar menjamin ketepatan
serta skema intervensi lainnya. sasaran dan peningkatan
Langkah-langkah pemberian efektivitas. Ini menjadi langkah
stimulus melalui PEN tersebut penting untuk menciptakan
bertujuan untuk membantu pelaku program perlindungan sosial
ekonomi bertahan menghadapi yang komprehensif, berbasis

26
Edisi Juni 2020

siklus hidup, termasuk untuk meningkat dari tahun ke tahun


mengantisipasi aging population. harus diikuti dengan perbaikan
pelayanan publik di seluruh
Tantangan yang dihadapi dalam daerah. Fakta bahwa masih
bidang pendidikan antara lain terdapat kesenjangan dalam
adalah skor PISA yang terus penyediaan pelayanan dasar publik
menurun sejak 2009, kompetensi antardaerah dan ketimpangan
guru antarprovinsi belum merata, pembangunan merupakan latar
dan porsi perhatian golden belakang pentingnya reformasi
moment Pendidikan Anak Usia pengelolaan Transfer ke Daerah
Dini (PAUD) belum memadai, dan Dana Desa agar tercapai
serta adanya mismatch antara konvergensi pencapaian
pendidikan keterampilan dengan pembangunan nasional.
kebutuhan dunia kerja. Reformasi
bidang pendidikan diarahkan pada Realokasi dan refokusing yang
peningkatan kualitas pendidikan telah dilakukan oleh pemerintah
nasional antara lain dengan pusat maupun daerah di 2020
transformasi kepemimpinan menyadarkan kita bahwa anggaran
sekolah; transformasi pendidikan belanja APBN dan APBD masih
dan guru; penyederhanaan bisa dikelola dengan lebih baik
kurikulum; adopsi standar global lagi. Reformasi anggaran belanja
dan pengokohan karakter bangsa; akan terus dilakukan melalui
serta kemitraan pemerintah pusat, penajaman fokus prioritas (zero-
daerah, dan masyarakat sipil. based budgeting), beorientasi hasil
(result-based budgeting), dan perlu
Langkah-langkah penanganan alokasi yang bersifat antisipatif
Covid-19 menunjukkan betapa (automatic stabilizer) sebagai
pentingnya sinergi fiskal shock-absorber otomatis dalam
antara pusat dan daerah dalam menghadapi ketidakpastian.
mendukung penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan. Reformasi di sisi pendapatan
Sebagai bagian dari keuangan negara, dari perpajakan dan PNBP
negara, keuangan daerah diarahkan untuk mendukung
mempunyai tanggung jawab yang pemulihan dunia usaha dan
sama dalam mendukung tujuan optimalisasi pendapatan melalui
nasional. Volume TKDD yang terus inovasi kebijakan di bidang

27
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

perpajakan. Kebijakan perpajakan Sejalan dengan berbagai reformasi


2021 diarahkan antara lain pada yang akan dilaksanakan baik
pemberian insentif perpajakan di sisi sektoral maupun di sisi
yang lebih tepat serta relaksasi fiskal, maka arah kebijakan fiskal
prosedur untuk mempercepat tahun 2021 adalah ekspansif
pemulihan ekonomi nasional, yang konsolidatif secara bertahap
penyempurnaan peraturan dalam jangka menengah.
perpajakan, optimalisasi Arah kebijakan fiskal tersebut
penerimaan perpajakan diharapkan dapat mengakselerasi
melalui perluasan basis pajak, proses pemulihan sosial ekonomi
serta peningkatan pelayanan dan sekaligus memperkuat fondasi
kepabeanan dan ekstensifikasi untuk mendukung transformasi
barang kena cukai. ekonomi menuju Indonesia Maju
2045.

Postur makro fiskal tahun 2021

28
Edisi Juni 2020

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

29
Laporan Khusus

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pengembangan Sistem
National Logistic Ecosystem
(NLE)

I
ndeks Logistik Global atau harga kompetitif, kompetensi
Logistic Performance Index dan kualitas pelayanan logistik,
yang selanjutnya ditulis LPI kemampuan pelacakan dan
merupakan lembaga survei penelusuran barang, dan ketepatan
yang dirilis Bank Dunia waktu pengiriman barang atau
untuk mengukur kinerja logistik jasa.
Negara-negara di dunia. Ada 160
negara di dunia yang menjadi Kinerja logistik Indonesia yang
fokus perhatian lembaga ini. berada diperingkat 5 setelah
Sistem logistik yang efisien dan Vietnam, adalah pemicu untuk
berkinerja baik merupakan faktor memperbaiki kinerja logistik
utama peningkatan pertumbuhan nasional Kinerja logistik yang
ekonomi secara nasional. baik akan tidak hanya mendorong
peningkatan daya saing, tapi
Terdapat beberapa komponen juga syarat untuk memenangkan
yang menjadi ukuran indeks LPI persaingan. Pengelolaan jasa
diantaranya adalah efisiensi logistik yang terintegrasi, diyakini
pengurusan di sektor Bea dan akan menekan biaya logistik
Cukai, kualitas infrastruktur menjadi lebih murah. Indonesia
perdagangan dan transportasi, harus belajar dari Singapura, yang
kemudahan mengatur pengiriman bertengger di lima besar Negara-
barang internasional dengan negara dunia dengan Indeks

30
Edisi Juni 2020

Logistic Peformance Index ASEAN

kinerja Logistik yang tergolong persaingan diantara Negara-


sangat baik. negara Asia Tenggara harus ada
terobosan/pendekatan yang
Sistem logistik yang baik berbeda untuk mencapai hasil
memiliki peran strategis untuk yang berbeda.
menyelaraskan kemajuan antar
sektor ekonomi dan antar wilayah Permasalahan klasik
demi terwujudnya pertumbuhan
ekonomi yang inklusif, sekaligus Pemerintah sejak 5 tahun
menjadi benteng bagi kedaulatan terakhir mengejar ketertinggalan
dan ketahanan ekonomi nasional di bidang infrastruktur dengan
(national economic authority and memberikan perhatian lebih pada
security). pembangunan infrastruktur di
seluruh negeri, bahkan di APBN
Dari rumusan persoalan diatas, 2020 anggaran infrastruktur naik
dapat ditarik kesimpulan bahwa 4% lebih menjadi Rp 423,3 trilliun.
yang mesti dilakukan Indonesia
tidak hanya sekedar peningkatan Infrastruktur fisik seperti jalan,
daya saing, melainkan harus ada jembatan, terminal, bandara,
terobosan baru yang mampu pelabuhan akan menciptakan
mewujudkan peningkatan ranking konektivitas yang baik yang dapat
Indonesia. Dalam kontesk menghubungkan sentra – sentra
produksi dengan jalur distribusi,

31
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

mempermudah akses ke tempat- tempat logisik nasional. Tujuannya


destinasi wisata, dan akhirnya dapat tidak lain adalah untuk menekan
mendorong pertumbuhan ekonomi yang terjadinya biaya logistik yang tinggi
merata di berbagai wilayah di Indonesia. dibanding dengan negara lain.

Selain membangun konektivitas fisik, Tingginya biaya logistik. antara


pemerintah juga terus memperluas lain disebabkan belum adanya
konektivitas digital berupa perluasan platform digital. Platform yang
jaringan internet. Pada tahun 2020, akan mempertemukan pelaku
pembangunan palapa ring akan menyasar usaha sektor logistik di sisi
57 kabupaten/kota dengan BTS 2.100 permintaan (demand) dan sektor
Last Mile. logistik di sisi persediaan (supply),
sehingga timbul informasi
Konektivitas fisik dan konektivitas digital asimetris.
ini hanyalah modal awal, karena perlu
diikuti kebijakan-kebijakan lanjutan Permasalahan di bidang
agar dapat menarik investasi dan logistik nasional adalah belum
meningkatkan daya saing dapat terwujud. terintegrasinya sistem arus
Berkenaan dengan hal ini, pemerintah barang dan dokumen mulai dari
memandang penting untuk segera proses pre clearance kedatangan
mengeluarkan kebijakan yang dapat kapal, proses clearance dan
mengakselerasi penerimaan manfaat bagi post clearance. Masing-masing
dunia industri. authoritiy memiliki sistem-sitem
terpisah yang membuat adanya
Salah satu kebijakan pemerintah dibidang proses bisnis yang kurang efisisen
ekonomi adalah perbaikan kinerja logistik akibat duplikasi data dan repetisi
nasional melalui pengembangan sistem proses logistik.

Sistem Logistik Nasional

32
Edisi Juni 2020

NLE efisiensikan biaya logistik 3. Standarize Price dan Quality, dengan


adanya platform yang memberikan
Dengan adanya sistem NLE informasi harga dan kualitas
diharapkan memberikan secara transparans, maka akan ada
manfaat bagi pelaku usaha kompetisi yang memaksa secara
terutama dalam hal efisiensi tidak langsung pelaku logistik untuk
biaya logistik beberapa sektor. meningkatkan kualitas pelayanan
Pertama adalah B2G (Business dengan harga pada range yang wajar.
to Government), sebelum adanya
NLE terdapat duplikasi proses 4. Reduce middleman entity, dengan
dalam pemenuhan kewajiban bertemunya supply-side dan demand-
pengguna jasa ke pemerintah side logistik di platform NLE akan
dimana masing-masing K/L mengurangi potensi berkurangnya
mewajibkan pengguna jasa untuk proses perantara (middle-man) yang
mengirimkan data sesuai regulasi berkontribusi pada tingginya biaya
masing-masing. Dengan adanya logistik di Indonesia.
NLE maka pemenuhan kewajiban
dapat dilakukan dalam satu kali 5. End to End integration, menciptakan
submit ke dalam sistem NLE sebuah ekosistem untuk
dan data akan diteruskan ke K/L menyelaraskan arus lalu lintas barang
terkait. Sehingga target manfaat dan dokumen internasional sejak
yang didapatkan di sektor B2G ini kedatangan sarana pengangkut
salah satunya adalah mengurangi hingga barang tiba di gudang.
duplikasi dan repetisi di sektor Orientasi pada kerja sama antar
B2G (reduce duplication). instansi pemerintah dan swasta,
melalui pertukaran inforamsi,
Keduanya melalui B2B (Business simplifikasi proses, penghapusan
to Business), dimana manfaat repetisi dan duplikasi, melalui sistem
yang diharapkan dengan adanya TIK yang mencakup seluruh proses
sistem NLE di dunia bisnis adalah logistik terkait dan menghubungkan
adanya efisensi kinerja logistik sistem-sistem logistik yang telah ada.
melalui fitur:
6. Meningkatkan ketersediaan dan
1. Idle Capacity sharing, contoh kualitas suplai, dengan semakin
informasi ketersediaan space banyak penyedia logistik bergabung
gudang, jadual keberangkatan ke platform, maka pengguna layanan
kapal, ketersediaan space logistik memiliki banyak pilihan, tidak
truck dapat di akses dengan hanya terpaku pada salah satu atau
mudah oleh kargo owner. beberapa penyedia logistik saja.

2. Maximize resource utilization,


contoh meningkatkan jumlah
round trip ratio, mengurangi
lalu lalang truk kosong di
jalan.

33
Laporan Khusus

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pemulihan Ekonomi Nasional,


Langkah Pemerintah
Menyelamatkan Perekonomian
Dan Melindungi Rakyat

P
andemi Covid-19 bergejolak, kondisi yang penuh
yang mulai mewabah ketidakpastian mengakibatkan
sejak awal tahun turunnya kepercayaan diri investor
2020 memberikan sehingga mereka mengalihkan
efek domino pada aset-aset dari investasi yang
aspek sosial, ekonomi, dan berisiko ke instrumen investasi lain
keuangan. Penyebaran Covid-19 yang berisiko lebih rendah (flight to
yang mudah, cepat, dan luas quality).
menciptakan krisis kesehatan
dengan belum ditemukannya Perekonomian global terkontraksi
vaksin, obat, serta keterbatasan cukup dalam, bahkan beberapa
alat dan tenaga medis. Demi lembaga internasional
mencegah penyebaran yang memproyeksikan terjadinya
lebih luas, Indonesia menerapkan resesi di berbagai negara.
Pembatasan Sosial Berskala Perekonomian nasional pun
Besar (PSBB) di beberapa tak luput dari perlambatan,
wilayah transmisi lokal. perekonomian yang diperkirakan
Keputusan tersebut menimbulkan tumbuh sebesar 5,3 persen
konsekuensi berhentinya aktivitas sebelum Covid-19 menyerang,
ekonomi di berbagai sektor, tak dikoreksi menjadi tumbuh 2,3
terkecuali sektor informal. Kinerja persen dengan skenario berat
ekonomi pun menurun tajam dan negatif 0,4 persen dengan
karena konsumsi terganggu skenario sangat berat. Koreksi
diiringi investasi yang terhambat yang cukup signifikan tersebut
dan kontraksi pada ekspor- akan berdampak pada peningkatan
impor. Sektor Keuangan pun ikut angka pengangguran dan

34
Edisi Juni 2020

kemiskinan. Untuk menghadapi keuangan, termasuk kelompok


kejadian ini, Pemerintah perlu usaha mikro, kecil dan menengah
mengambil langkah kebijakan (UMKM).
extraordinary agar pertumbuhan
ekonomi dapat terjaga dan Secara umum, program
dampak terhadap kesejahteraan penanganan Covid-19 masih
masyarakat tidak menuju skenario menghadapi tantangan, baik dari
sangat berat. sisi regulasi, administrasi maupun
implementasi di lapangan.
Salah satu kebijakan extraordinary Namun demikian, mengingat
tersebut adalah memprioritaskan stimulus ini baru awal dan untuk
dukungan fiskal untuk penanganan mendorong akselerasi eksekusi
Covid-19 di ranah kesehatan serta mendorong efektivitas
dan Pemulihan Ekonomi program perlu terus diupayakan.
Nasional (PEN). Pemerintah Di bidang kesehatan, Pemerintah
telah mengangggarkan sebesar telah memberikan insentif dan
Rp695,20 triliun untuk biaya santunan tenaga medis, pelayanan
penanganan Covid-19 yang kesehatan bagi pasien rawat inap
terbagi ke dalam beberapa sektor, Covid-19 serta penyediaan sarana
yaitu: kesehatan Rp87,55 triliun, prasarana di rumah sakit rujukan.
perlindungan sosial Rp203,90 Selain itu, dana tambahan belanja
triliun, insentif usaha Rp120,61 digunakan pula untuk program
triliun, UMKM Rp123,46 triliun, pencegahan/pengendalian
pembiayaan korporasi Rp53,57 Covid-19, pelayanan laboratorium,
triliun, dan sektoral K/L dan kefarmasian dan alat kesehatan,
Pemda Rp106,11 triliun. Respon serta pengelolaan limbah medis
kebijakan fiskal domestik melalui dan penyebarluasan informasi
program Pemulihan Ekonomi terkait kesehatan.
Nasional (PEN) merupakan
upaya Pemerintah untuk Selanjutnya, dalam rangka
menggerakkan perekonomian, menyediakan Jaring Pengaman
melindungi, mempertahankan Sosial (Social Safety Net),
dan meningkatkan kemampuan Pemerintah telah merealisasikan
ekonomi pelaku usaha, baik bantuan Program Keluarga
di sektor riil maupun sektor Harapan (PKH) sebesar Rp19,1
triliun, kartu sembako sebesar

35
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Rp17,2 triliun, kartu prakerja program PEN ini telah dibekali oleh
sebesar Rp2,4 triliun, bansos payung hukum dalam dalam PP
sembako sebesar Rp1,4 triliun, 23/2020 sebagai implementasi
dan bansos tunai sebesar Rp11,5 Pasal 11 PERPPU 1/2020.
triliun.
Dalam pelaksanaannya, sampai
Di sisi lain, pemberian insentif dengan minggu kedua bulan Juni
perpajakan bagi dunia usaha 2020, realisasi setiap kluster
masih terkendala jumlah adalah sebagai berikut:
penerima insentif yang belum
optimal, sehingga perlu dilakukan • Dukungan kesehatan baru
sosialisasi yang lebih masif untuk mencapai Rp1,35T (1,54%),
mendorong para wajib pajak terutama disebabkan oleh
yang eligible agar mengajukan keterlambatan proses
permohonan insentif. Selanjutnya, penagihan, proses verifikasi
beberapa regulasi untuk klaim biaya perawatan
mendukung program UMKM, COVID-19 oleh BPJS
Pembiayaan Korporasi dan Kesehatan, serta proses revisi
Dukungan Pemda masih dalam anggaran.
proses penyelesaian, sehingga
• Program perlindungan sosial
belum dapat diimplementasikan
terealisasi relatif baik, yaitu
secara optimal,
Rp58,37 (28,63%) melalui
Pemerintah terus berupaya berbagai bantuan seperti
melakukan yang terbaik untuk PKH, kartu Sembako, Bansos
menangani pandemi Covid-19. Jabodetabek, Bansos Non
Program PEN ditujukan untuk Jabodetabek, Kartu Pra Kerja,
memenuhi sebesar-besarnya Diskon Listrik, dan BLT Dana
kemakmuran rakyat dan Desa.
mendukung pelaku usaha
• Insentif usaha baru
dengan mengedepankan
menjangkau 6,8% wajib pajak
transparansi, akuntabilitas,
(WP) akibat WP yang eligible
profesionalisme, dan keadilan.
untuk memanfaatkan insentif
PEN tidak menimbulkan moral
pajak belum mengajukan
hazard, dan memprioritaskan
permohonan.
pelaku usaha yang terdampak
Covid-19, serta dilakukan dengan • Dukungan UMKM dan
berbagi biaya dan risiko dengan pembiayaan korporasi belum
seluruh stakeholder. Selain itu, ada realisasi, terutama akibat
kehati-hatian dalam menjalankan masih penyelesaian skema

36
Edisi Juni 2020

dukungan dan regulasi,


serta penyiapan data dan
infrastruktur IT untuk
mendukung operasionalisasi.

• Dukungan sektoral K/L dan


Pemda telah terealisasi 3,65%
terutama berasal dari program
padat karya, sedangkan
dukungan Pemda masih
dalam proses penyelesaian
regulasi.

• Merespon masih relatif


kecilnya realisasi program
PEN, Pemerintah melakukan:

• Identifikasi faktor penghambat


eksekusi dan merumuskan
strategi akselerasi eksekusi,
khususnya penanganan
kesehatan, dukungan UMKM,
insentif dunia usaha, serta
Pemda.

• Mempercepat penyelesaian
regulasi dan simplifikasi
prosedur administrasi.

• Segera mengeksekusi
program dukungan bagi dunia
usaha, baik UMKM maupun
korporasi.

• Meningkatkan efektivitas
komunikasi publik dalam
menyebarluaskan program
PEN dan mendapat masukan
konstruktif dari masyarakat
dan pelaku usaha.

37
Laporan Khusus

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Strategi Pembiayaan APBN


melalui Surat Berharga
Negara

T
ahun 2020 menjadi tahun yang cukup berat menangani permasalahan ini
bagi hampir seluruh dunia. Penyebabnya, atau Pandemic Bonds, melainkan
pandemi Covid-19 yang mulai mewabah menjadi bagian dari penerbitan
di awal tahun tepatnya di bulan Maret SBN secara keseluruhan baik
2020 di Indonesia tak hanya menyerang melalui lelang, penempatan
kesehatan namun juga mengganggu sistem khusus (private placement),
perekonomian. Indonesia pun tak lepas dari dampak penerbitan SBN ritel, maupun SBN
buruk nyata yang ditimbulkan Covid-19 di berbagai Valas. Fleksibilitas penambahan
lini mulai dari perekenomian hingga kesehatan. SBN dilakukan dengan meng-
Cepatnya penyebaran virus Covid-19 menyebabkan upsize besaran penerbitan SBN
perekonomian Indonesia turun karena banyaknya Domestik dan Valas dengan tetap
kebutuhan terutama biaya untuk menangani pandemi memperhatikan kondisi pasar
ini. Untuk memenuhi kebutuhan penanganan keuangan.
Covid-19, Pembiayaan menjadi salah satu cara
untuk menutup defisit APBN karena pendapatan Selama bulan Mei tahun 2020,
negara belum mampu untuk sepenuhnya membiayai Pemerintah melalui Direktorat
perekonomian yang menurun akibat dari pandemi Jenderal Pengelolaan Pembiayaan
ini. Namun Pemerintah tetap menerapkan strategi dan Risiko (DJPPR) telah
pembiayaan yang oportunistik, terukur dan tetap melakukan lelang SUN reguler
mengutamakan kehati-hatian (prudent) dalam sebanyak satu kali pada 12 Mei
pengelolaan pembiayaan ini. 2020 dengan total penawaran yang
masuk sebesar Rp73,75 triliun dan
Salah satu instrumen untuk memenuhi pembiayaan total nominal yang dimenangkan
tersebut adalah Surat Berharga Negara (SBN). sebesar Rp20 triliun. Selanjutnya,
Penerbitan SBN dalam rangka pandemi Covid-19 Pemerintah juga telah melakukan
tidak dilakukan dengan penerbitan khusus untuk lelang SBSN reguler sebanyak

38
Edisi Juni 2020

dua kali yaitu pada tanggal 5 dan ditawarkan Pemerintah adalah SBN Ritel, yang
18 Mei 2020. Lelang tanggal 5 ditujukan khusus kepada Warga Negara Indonesia
Mei 2020 tercatat dengan total dan diterbitkan secara online. Sejak diterbitkan secara
penawaran yang masuk sebesar online pada 2018 lalu, SBN ritel online sukses menjadi
Rp18,11 triliun dan total nominal salah satu instrumen investasi yang paling diminati,
yang dimenangkan sebesar Rp5,55 khususnya bagi kaum muda. Selain karena aman dan
triliun, sedangkan untuk tanggal dijamin Undang-Undang,
18 Mei 2020 diperoleh total
penawaran yang masuk sebesar SBN Ritel Online menawarkan kemudahan dan
Rp18,85 triliun dan total nominal keuntungan yang tak kalah dengan instrumen
yang dimenangkan sebesar Rp9,5 investasi lainnya. Saat ini Pemerintah sedang
triliun. Sementara itu, tanggal 6 menggodok rencana penerbitan ORI017, SBN Ritel
Mei 2020 Pemerintah melakukan yang mulai ditawarkan pada tanggal 15 Juni sampai
lelang tambahan (Green Shoe dengan 9 Juli 2020. Kupon yang diberikan dalam
Option) sebagai tindak lanjut atas penerbitan kali ini cukup kompetitif berada di angka
lelang reguler SBSN tanggal 5 Mei 6,40% p.a. (fixed rate) yang akan dibayarkan setiap
2020 dengan total penawaran bulan selama jangka waktu tiga tahun. Masyarakat
yang masuk dan nominal yang dapat berinvestasi dan turut berkontribusi terhadap
dimenangkan sebesar Rp2,275 pembiayaan APBN, terutama di masa pandemi ini
triliun. hanya dengan minimal pembelian sebesar Rp1 juta.

Selain melalui lelang, Pemerintah Di sisi lain, Pemerintah juga menerbitkan SBN
juga melakukan penerbitan SBN dengan denominasi valuta asing yaitu USD, EUR,
dengan cara private placement, dan JPY. Penerbitan SBN dalam denominasi valuta
yang direalisasikan pada tanggal asing tetap diperlukan sebagai komplementer untuk
12 Mei 2020. Jenis instrumen menghindari crowding out di pasar domestik. Namun
SBN yang diterbitkan dengan masyarakat tidak perlu khawatir karena Pemerintah
private placement adalah SUN seri tetap akan mempertimbangkan penerbitan dengan
FR0067 dan FR0073 dengan total biaya dan risiko yang seminimal mungkin, serta
nilai sebesar Rp 0,8 triliun dan memprioritaskan pendanaan dalam negeri
SBSN seri PBS022 dan PBS023
.
dengan total nilai sebesar Rp
6,175 triliun.

Instrumen SBN lain yang

39
Pendapatan Negara

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Pajak di Era New Normal:


Insentif Pajak Lindungi
Ekonomi, Pelayanan Tatap
Muka Buka Kembali

40
Edisi Juni 2020

Penerimaan Pajak

P
enerimaan pajak periode insentif perpajakan yang digulirkan
Januari – Mei 2020 Pemerintah untuk dunia usaha
sebesar Rp444,56 triliun. dalam rangka menjaga stabilitas
Dengan target APBN 2020 perekonomian di tengah upaya
sebesar Rp1.254,11 triliun, penanggulangan pandemi
realisasi penerimaan pajak telah tersebut.
mencapai 35,45 persen dari target.
Penerimaan pajak mengalami Bila kita lihat lebih dalam,
perlambatan seiring dengan mulai meskipun secara umum jenis-jenis
terlihatnya dampak pandemi pajak utama mengalami kontraksi,
Covid-19 terhadap perekonomian, beberapa jenis pajak utama
sehingga bila dibandingkan masih mencatatkan pertumbuhan
dengan periode yang sama positif, yakni untuk jenis pajak
tahun 2019 penerimaan pajak PPh Pasal 23, PPh Pasal 26, dan
mengalami kontraksi sebesar PPh Orang Pribadi. Untuk periode
10,82 persen (yoy). Kontraksi Januari – Mei 2020 PPh Pasal 26
terjadi baik atas jenis-jenis pajak masih mencatatkan pertumbuhan
PPh, PPN & PPnBM, maupun double digit 14,33 persen (yoy).
PBB & Pajak Lainnya. Tekanan Pertumbuhan ini didorong oleh
penerimaan pada bulan Mei cukup peningkatan setoran pajak atas
signifikan, yang disebabkan oleh dividen, serta tidak terulangnya
perlambatan kegiatan ekonomi restitusi dengan nilai signifikan
sebagai efek samping pembatasan pada bulan Februari 2019. PPh
sosial yang diterapkan untuk Pasal 23 masih tumbuh positif
menanggulangi pandemi Covid-19, 6,56 persen (yoy) meskipun
serta pemanfaatan fasilitas mengalami tekanan pada

41
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi Penerimaan Pajak

42
Edisi Juni 2020

penerimaan bulan Mei. Sementara pajak pada bulan April yang jatuh
itu, setelah mengalami tekanan tempo pembayaran pajaknya pada
penerimaan pada bulan Maret bulan Mei.
akibat relaksasi jangka waktu
pelaporan dan pembayaran SPT Beralih ke pajak-pajak atas impor,
Tahunan (Pasal 29), kinerja PPh untuk periode Januari - Mei
Orang Pribadi membaik di bulan 2020 tercatat kontraksi sebesar
Mei sehingga kembali tumbuh 17,13 persen (yoy). PPN Impor
positif 0,55 persen (yoy). mengalami kontraksi sebesar
14,80 persen (yoy), sejalan dengan
PPh Pasal 21 mengalami kontraksi tren impor Indonesia yang masih
5,30 persen akibat tekanan di menunjukkan penurunan. Nilai
bulan Mei. Tekanan ini diakibatkan impor kumulatif Indonesia Januari
oleh (1) menurunnya serapan – Mei 2020 adalah USD60.146,3
tenaga kerja, terutama pada juta atau turun 15,55 persen (yoy)
sektor-sektor yang terdampak dibandingkan periode yang sama
langsung oleh pandemi Covid-19, tahun sebelumnya. Hal ini tidak
dan (2) pemanfaatan insentif lepas dari pandemi Covid-19 yang
fiskal PPh Pasal 21 Ditanggung berskala global, mengganggu
Pemerintah (DTP). PPh Pasal sisi permintaan maupun sisi
25/29 Badan mengalami kontraksi penawaran dalam perspektif
20,46 persen (yoy), disebabkan perdagangan internasional.
oleh (1) menurunnya profitabilitas Sementara itu, penerimaan
tahun 2019 yang menjadi dasar PPh Pasal 22 Impor mengalami
perhitungan angsuran masa, (2) kontraksi yang lebih dalam
pemanfaatan fasilitas insentif yakni 24,97 persen (yoy). Hal ini
perpajakan dalam bentuk disebabkan oleh pemanfaatan
pengurangan angsuran masa, insentif PPh 22 Impor. Insentif
serta (3) penurunan tarif PPh ini lebih luas dibandingkan
Badan dari 25 persen menjadi insentif atas PPN Impor yang
22 persen. PPN Dalam Negeri hanya diberikan untuk impor alat
mengalami kontraksi 2,71 persen kesehatan yang digunakan dalam
(yoy) terutama diakibatkan rangka penanggulangan Covid-19.
tekanan yang cukup dalam pada
bulan Mei setelah sebelumnya Penerimaan Sektoral
mampu tumbuh positif sampai
Dari sisi penerimaan sektoral,
dengan bulan April. Tekanan
seluruh sektor utama penyumbang
ini merefleksikan perlambatan
penerimaan pajak mengalami
penyerahan dalam negeri atas
kontraksi, termasuk untuk sektor
barang kena pajak dan jasa kena
yang sebelumnya masih mampu

43
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Penerimaan Jenis-Jenis Pajak Utama (dalam triliun Rupiah)

44
Edisi Juni 2020

tumbuh positif seperti Industri dalam negeri sebagai konsekuensi


Pengolahan dan Jasa Keuangan. pembatasan sosial dalam rangka
penanggulangan Covid-19,
Sektor Industri Pengolahan serta kontraksi kegiatan impor
terkontraksi 6,8 persen (yoy), sebagai efek dari perlambatan
tercermin pada Purchasing perdagangan internasional.
Manager Index (PMI) Indonesia Kinerja Subsektor Perdagangan
yang pada bulan Mei berada Besar ditopang oleh usaha-
cukup dalam pada level 28,60 usaha yang memperdagangkan
(indeks di atas 50 berarti ekspansi barang esensial, seperti hasil tani
sedangkan di bawah 50 berarti dan hewan hidup, perdagangan
kontraksi). Kondisi ini juga erat makanan, minuman dan
kaitannya dengan indikasi indeks tembakau, keperluan rumah
PMI mitra-mitra dagang utama tangga, serta produk pembersih/
Indonesia, yang juga menunjukkan kesehatan. Demikian juga kinerja
kontraksi. Dari lima teratas mitra Subsektor Perdagangan Eceran,
dagang utama Indonesia, empat ditopang toko-toko ritel yang
diantaranya mengalami kontraksi tidak mengandalkan lokasi fisik
yakni Jepang (April 41,9 Mei di pusat perbelanjaan, menjual
38,4), Singapura (April 46,8 dan barang-barang kebutuhan pokok,
Mei 27,1), Amerika Serikat (April serta memiliki layanan daring
41,5 dan Mei 43,1), serta India atau pesan-antar. Sedangkan
(April 27,4 dan Mei 30,8). Hanya Subsektor Perdagangan Mobil
Cina yang telah mengindikasikan & Motor sempat menunjukkan
pemulihan kapasitas manufaktur peningkatan drastis jelang
(April 50,8 dan Mei 50,7), pemberlakuan PSBB, namun
mengingat Cina merupakan negara kemudian melambat secara cepat,
yang pertama kali mengalami selain terpengaruh negatif oleh
pandemi Covid-19, sehingga batalnya penyelenggaraan event
secara linimasa penanganan motorshow yang biasanya menjadi
pandemi berada lebih awal momen penjualan dan eksposur
dibandingkan negara-negara lain, 1)
produk otomotif.
serta telah lebih dulu mencapai www.nbcnews.
milestone penambahan nol kasus Sektor Jasa Keuangan terkontraksi com/news/world/
baru, yakni pada tanggal 22 Mei 1,6 persen (yoy) dikarenakan china-records-no-
20201. terjadinya penurunan signifikan new-coronavirus-
dari salah satu Wajib Pajak cases-first-
Sektor Perdagangan terkontraksi kontributor terbesar sektor. Bila time-pandemic-
12,0 persen (yoy), diakibatkan dikecualikan dari perhitungan, began-n1213691
oleh perlambatan penyerahan sektor ini secara umum masih

45
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Penerimaan Sektor-Sektor Utama, Januari – Mei 2020

46
Edisi Juni 2020

tumbuh 1,64 persen (yoy). Pajak (DJP), dalam menyikapi


Penyaluran kredit masih tumbuh perkembangan terkini penyebaran
namun dengan tren perlambatan, Covid-19 serta sebagai bagian dari
dan sejak Desember 2019 strategi new normal Pemerintah,
pertumbuhannya lebih rendah dari berencana untuk membuka
pertumbuhan DPK. Namun dengan kembali pelayanan perpajakan
adanya stimulus/kebijakan yang melalui tatap muka mulai
diberikan pada sektor perbankan tanggal 15 Juni 2020. Terdapat
diharapkan stabilitas sistem beberapa layanan yang masih
keuangan tetap terjaga. dikecualikan, yaitu pendaftaran
NPWP, pelaporan SPT yang sudah
Sektor Pertambangan terkontraksi wajib e-filing, Surat Keterangan
cukup dalam 34,9 persen (yoy) Fiskal (SKF), Validasi SSP PPhTB,
akibat masih terus anjloknya harga aktivasi/lupa EFIN, serta layanan
minyak dan penurunan permintaan VAT Refund di bandara.
batubara. Sektor Konstruksi
& Real Estat terkontraksi 11,0 Pelayanan dilaksanakan dengan
persen (yoy) seiring menurunnya tetap mengedepankan protokol
kegiatan konstruksi dan penjualan kesehatan dalam pencegahan
properti. Sektor Transportasi & penularan Covid-19. Petugas
Pergudangan terkontraksi 6,4 akan mengenakan masker, face
persen (yoy) seiring dengan shield dan/atau sarung tangan
pembatasan transportasi dan sesuai kebutuhan dan risiko, serta
larangan mudik lebaran sebagai memberi salam tanpa berjabat
tindakan penanggulanan pandemi tangan. Bagi Wajib Pajak, kantor
Covid-19. Kontraksi paling unit kerja akan menerapkan
dalam dirasakan oleh Subsektor protokol pengukuran suhu tubuh
Transportasi Udara, yang bahkan sebelum memperbolehkan Wajib
telah mengalami tekanan sebelum Pajak masuk ke dalam area
diberlakukannya PSBB, seiring kantor, sesuai situasi dan kondisi.
dengan banyaknya negara yang Sebelum berkonsultasi Wajib
mengeluarkan travel warning atas Pajak juga diharapkan dapat
perjalanan-perjalanan bisnis dan membuat janji terlebih dulu, selalu
wisata ke luar negeri sejak awal mengenakan masker, serta selalu
tahun. menerapkan jaga jarak fisik di area
kantor. Daftar kontak unit kerja
New Normal Pelayanan DJP dapat dilihat melalui laman
Perpajakan www.pajak.go.id/unit-kerja.

Sementara itu di sisi administrasi


perpajakan, Direktorat Jenderal

47
Pendapatan Negara

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Bulan Mei 2020


Menjadi Penurunan
Terdalam Kegiatan
Ekspor Impor Sejak
Pandemi Covid-19

48
Edisi Juni 2020

Kepabeanan dan Cukai

N
eraca perdagangan oleh kinerja penerimaan cukai
Indonesia bulan Mei yang tumbuh sebesar 18,54
2020 yang tercatat persen (yoy).
surplus USD2,09 Miliar
tidak serta merta Realisasi penerimaan Kepabeanan
menjadi indikator membaiknya dan Cukai hingga bulan Mei 2020
aktivitas perekonomian Indonesia. mencapai Rp81,51 triliun atau
Hal itu dikarenakan bila di- 39,09 persen dari target pada
breakdown lebih dalam, terdapat PP54. Capaian tersebut didorong
penurunan impor dan ekspor oleh kinerja penerimaan cukai
barang non migas yang dalam yang tumbuh sebesar 18,54
hingga 33 persen dan 18 persen persen (yoy).
dibandingkan bulan April 2020.
Realisasi atas penerimaan pajak
Penurunan yang dalam pada dalam rangka impor (PDRI)
kegiatan ekspor dan impor bulan lainnya, yang pemungutannya
ini, berdampak lanjutan terhadap dilakukan oleh DJBC per 31 Mei
kegiatan ekonomi dalam negeri 2020 adalah Rp80,09 triliun atau
dan penerimaan negara dalam tumbuh melambat 4,56 persen bila
rangka impor dan ekspor. Selain dibandingkan dengan periode yang
penurunan kegiatan ekspor impor, sama tahun 2019.
relaksasi pembayaran bea masuk
Berdasarkan komponen
dan pajak lainnya dalam rangka
penerimaan kepabeanan dan
impor turut memberi pengaruh
cukai, yang terdiri dari Bea Masuk
pada penerimaan.
(BM), Bea Keluar (BK) dan Cukai,
Realisasi penerimaan Kepabeanan pada awal tahun 2020 masih
dan Cukai hingga bulan Mei 2020 dipengaruhi oleh kondisi eksternal
mencapai Rp81,51 triliun atau dan internal. Faktor eksternal
39,63 persen dari target pada dimaksud antara lain, terus
PP54. Capaian tersebut didorong melemahnya permintaan global,

49
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi penerimaan Kepabeanan dan cukai

50
Edisi Juni 2020

hingga meluasnya efek pandemi (CK-1). Dilihat dari level pertumbuhan


virus corona. Faktor internal, kumulatifnya, pertumbuhan cukai atas
seperti kebijakan pembatasan EA menjadi yang tertinggi dengan
ekspor Nikel yang diterapkan sejak pertumbuhan sebesar 226,99 persen.
akhir tahun 2019 berdampak pada
penurunan penerimaan BK, masih Penerimaan cukai HT mempunyai
melambatnya PMI manufaktur porsi terbesar dalam penerimaan
domestik maupun global, serta cukai, yang hingga 31 Mei 2020
penyesuaian tarif cukai yang terkumpul Rp64,65 triliun atau tumbuh
memengaruhi penerimaan cukai. 20,46 persen. Pertumbuhan signifikan
cukai HT di tengah perlambatan
Penerimaan BM hingga akhir Mei komponen penerimaan yang lain,
2020 adalah Rp13,79 triliun atau disebabkan pergeseran penerimaan
40,72 persen dari target pada tahun 2019 (PMK 57).
PP54 (melambat 7,86 persen
(yoy)). Kinerja penerimaan BM Penerimaan cukai MMEA sepanjang
masih mengalami tekanan sejak awal tahun ini adalah Rp1,79
awal tahun, hal ini terlihat dari triliun atau melambat 27,32
aktivitas impor barang yang persen dibandingkan periode yang
melambat cukup tajam sebesar sama tahun 2019. Perlambatan
41,64 persen (yoy). Dengan pertumbuhan produksi MMEA dalam
demikian, penerimaan BM pun negeri disebabkan penurunan total
mengalami pertumbuhan negatif produksi bulan April serta Ramadhan,
sebesar 7,86 persen (yoy). sehingga menekan konsumsi MMEA
dalam negeri.
Penerimaan cukai per 31 Mei
2020 adalah sebesar Rp66,63 Penerimaan BK masih mengalami
triliun atau 38,54 persen dari perlambatan, bahkan lebih
targetnya. Penerimaan cukai yang dalam dibandingkan penerimaan
terdiri atas cukai Hasil Tembakau kepabenan dan cukai lainnya dengan
(HT), Minuman Mengandung pertumbuhan negatif 27,45 persen
Etil Alkohol (MMEA), dan Etil dibandingkan tahun lalu atau hanya
Alkohol (EA), tumbuh sebesar terkumpul sebesar Rp1,09 triliun.
18,54 persen dibandingkan bulan Pelarangan ekspor komoditas
Mei tahun 2019. Pertumbuhan pertambangan nikel yang merupakan
pada penerimaan cukai tersebut kontributor terbesar BK pada tahun
merupakan pertumbuhan 2019, serta masih belum optimalnya
tertinggi dibandingkan komponen ekspor tembaga, menjadi penyebab
penerimaan yang lain (BK dan utama perlambatan penerimaan BK
BM). Faktor kebijakan relaksasi
.
pelunasan pemesanan pita cukai

51
Pendapatan Negara

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Kinerja positif penerimaan


dari sektor Perikanan dan
Panas Bumi menyumbang
PNBP

52
Edisi Juni 2020

Penerimaan Negara
Bukan Pajak

R
ealisasi PNBP sampai mengalami penurunan sebesar
dengan tanggal 31 Mei 24,38 persen dibandingkan dengan
2020 mencapai Rp136,89 realisasi pada periode yang
triliun atau mengalami sama tahun 2019. Penurunan
penurunan sebesar 13,61 penerimaan SDA tersebut, sebagai
persen dibandingkan dengan akibat dari Penerimaan SDA Migas
periode yang sama tahun 2019 yang terealisasi sebesar Rp38,86
yang mencapai sebesar Rp158,46 triliun atau mengalami penurunan
triliun. Penurunan realisasi PNBP dari periode yang sama pada
ini, antara lain dipengaruhi oleh tahun sebelumnya sebesar 24,38
pandemic Covid-19 yang selain persen (yoy) serta penurunan
memberikan dampak pada realisasi Penerimaan SDA Non
penurunan kondisi perekonomian Migas yang mencapai 23,69
global, juga berimbas pada persen dengan realisasi sebesar
perekonomian nasional. Meskipun Rp10,39 triliun.
pada beberapa jenis PNBP
mengalami pertumbuhan, namun Realisasi penerimaan SDA Migas
secara umum capaian kinerja yang mengalami pertumbuhan
PNBP mengalami penurunan sebesar negatif 24,38 persen
akibat tekanan yang cukup berat (yoy) dibandingkan periode yang
pada kinerja PNBP periode ini. sama tahun 2019 yang tumbuh
sebesar 1,54 persen disebabkan
Pada penerimaan Sumber Daya oleh beberapa faktor, antara
Alam (SDA), realisasi sampai lain: 1) penurunan rata-rata ICP
dengan akhir bulan Mei 2020 periode Desember 2019 s.d. April
mencapai Rp49,26 triliun atau 2020 sebesar US$48,81/barel

53
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

RealisasiPenerimaan Negara Bukan Pajak

54
Edisi Juni 2020

dibandingkan periode yang sama dibandingkan periode yang sama


tahun 2019 (US$60,92/barel); 2) tahun 2019 (US$89,10/ton). Selain
penurunan rata-rata lifiting minyak itu, penurunan volume produksi
bumi periode Desember 2019 s.d. batubara periode Januari s.d.
April 2020 sebesar 728,00 MBOPD Mei 2020 sebesar 250,3 juta
dibandingkan periode yang sama ton dibandingkan periode yang
tahun 2019 (768,89 MBOPD); serta sama tahun 2019 (226,66 juta
3) penurunan rata-rata lifting gas ton) juga berkontribusi pada
bumi periode Desember 2019 penurunan penerimaan dari sektor
s.d. April 2020 sebesar 1.048,36 Pertambangan Minerba.
MBOEPD dibandingkan periode
yang sama tahun 2019 (1.145,00 Adapun sektor Kehutanan juga
MBOEPD). turut memberikan kontribusi
atas penurunan penerimaan
Selanjutnya, realisasi Penerimaan SDA Non Migas. Realisasi sektor
SDA Non Migas hingga bulan Mei Kehutanan hingga bulan Mei
2020 mencapai Rp10,39 triliun. 2020 menghasilkan penerimaan
Realisasi PNBP SDA Nonmigas sebesar Rp1,36 triliun (atau
tersebut menurun sebesar 23,69 tumbuh sebesar negatif 19,70
persen (yoy) apabila dibandingkan persen dibandingkan periode
dengan periode yang sama yang sama tahun 2019 yang
tahun 2019 sebesar Rp13,63 tumbuh sebesar 6,26 persen).
triliun. Penurunan PNBP SDA Non Penurunan ini disebabkan adanya
Migas ini disebabkan adanya penurunan volume produksi kayu
penurunan pertumbuhan sektor dari 2.771.236 m3 di tahun 2019
Pertambangan Minerba dan menjadi 2.073.013 m3 pada tahun
Kehutanan. 2020.

Pada sektor Pertambangan Di sisi lain, penerimaan sektor


Minerba realisasi hingga bulan Mei Perikanan dan Pendapatan Panas
2020 sebesar Rp8,56 triliun atau Bumi menunjukkan kinerja yang
mengalami penurunan sebesar positif pada bulan Mei 2020 ini.
25,67 persen dibandingkan Realisasi penerimaan sektor
periode yang sama tahun 2019 Perikanan hingga bulan Mei
yang tumbuh sebesar negatif 2020 sebesar Rp250,92 miliar
6,15 persen. Penurunan ini atau mengalami pertumbuhan
disebabkan oleh penurunan sebesar 9,38 persen dibandingkan
rata-rata Harga Batubara Acuan periode yang sama tahun 2019
(HBA) periode Januari s.d. Mei yang tumbuh sebesar 2,02
2020 sebesar US$65,36/ton persen (yoy). Pertumbuhan ini

55
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

dikarenakan adanya percepatan Sementara itu, penerimaan dari


proses pengajuan perijinan pendapatan Kekayaan Negara
perikanan tangkap dari semula Dipisahkan (KND) pada bulan Mei
14 hari menjadi 1 jam sehingga 2020 menunjukkan pertumbuhan
menambah jumlah kapal yang sebesar negatif 26,79 persen
mengajukan perijinan. atau mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama
Selanjutnya, sektor pendapatan tahun 2019 yang realisasinya
Panas Bumi juga menunjukkan mencapai Rp32,81 triliun. Hal
peningkatan kinerja positif. Pada ini disebabkan pada tahun 2019
tahun 2020 ini terdapat kenaikan terdapat setoran pendapatan
sebesar 19,84 persen dari tahun KND dari sisa Surplus BI sebesar
sebelumnya sebesar negatif 11,16 Rp30,0 triliun yang disetorkan
persen (yoy). Realisasi penerimaan pada bulan Mei 2019. Sedangkan
sektor pendapatan Panas Bumi pada tahun 2020, pendapatan
hingga bulan Mei 2020 sebesar KND dari setoran sisa Surplus
Rp232,10 miliar. Pertumbuhan ini BI rencananya baru akan disetor
utamanya berasal dari pendapatan pada pertengahan bulan Juni
pengusahaan panas bumi di bulan 2020. Hal lain yang menyebabkan
Maret 2020 sebesar Rp191,28 penurunan pendapatan KND
miliar. Pendapatan pengusahaan pada periode ini adalah adanya
panas bumi ini diperoleh dari penundaan pelaksanan RUPS
setoran bagian Pemerintah setelah sebagian besar BUMN yang baru
dikurangi dengan kewajiban akan dimulai bulan Juni 2020
kontraktual, dimana pada (kecuali BUMN Perbankan Himbara
periode tersebut setoran bagian yang menyelenggarakan RUPS
Pemerintah lebih besar daripada lebih cepat dibandingkan tahun
periode sebelumnya sehingga sebelumnya).
menghasilkan pendapatan
pengusahaan panas bumi yang Realisasi penerimaan dari PNBP
lebih besar. Selain itu, PNBP sektor Lainnya hingga bulan Mei 2020
panas bumi yang berasal dari mencapai sebesar Rp44,10 triliun
iuran produksi/royalti panas bumi atau mengalami pertumbuhan
juga mengalami peningkatan. Hal 4,30 persen dibandingkan
ini dikarenakan adanya setoran dengan periode yang sama tahun
dari PLTP Sorik Marapi yang telah sebelumnya. Kenaikan realisasi
beroperasi komercial/COD sejak ini antara lain disebabkan adanya
bulan Oktober 2019 dan PLTP penerimaan PNBP dari Akumulasi
Muaralaboh yang telah beroperasi Iuran Pensiun (AIP) pada bulan
komercial/COD sejak bulan Mei 2020 dengan jumlah yang
Desember 2019. cukup signifikan yaitu sebesar

56
Edisi Juni 2020

Rp7,90 triliun. Namun, secara peningkatan kinerja. Pendapatan


umum memperlihatkan masih dari BLU mengalami pertumbuhan
terjadi penurunan realisasi PNBP sebesar 6,29 persen dengan
lainnya terutama pada beberapa realisasi sebesar Rp19,51
Kementerian/Lembaga yang triliun dibandingkan periode
memberikan pelayanan secara yang sama tahun 2019 sebesar
langsung kepada masyarakat, Rp18,36 triliun. Kenaikan kinerja
terimbas dampak dari penerapan ini disumbang dari pendapatan
Pembatasan Sosial Berskala dana perkebunan kelapa sawit,
Besar (PSBB) sebagai tindak lanjut peningkatan jasa layanan
penanganan Covid-19. kesehatan pada rumah sakit,
dan pendapatan pengelolaan
Pendapatan Badan Layanan
dana pengembangan pendidikan
Umum (BLU) pada bulan Mei
nasional.
2020 menunjukkan adanya
.

57
Belanja
Postur APBN
Negara
2019

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Ditopang oleh kinerja


bantuan sosial untuk
menangani dampak
pandemi Covid-19

58
Edisi Juni 2020

Belanja
Pemerintah Pusat

R
ealisasi Belanja Realisasi Belanja Pegawai sampai
Pemerintah Pusat dengan Mei 2020 mencapai
(BPP) sampai dengan Rp95,41 triliun, turun sebesar
Mei 2020 mencapai 4,22 persen (yoy). Penurunan ini
Rp537,33 triliun, lebih disebabkan kebijakan pemberian
tinggi 1,23 persen dibandingkan THR tahun 2020, yaitu: (a) Pejabat
realisasi BPP pada periode yang Negara, Pejabat Eselon 1 dan 2,
sama tahun 2019. Meskipun dan pejabat lainnya sebagaimana
terdapat berbagai belanja yang tercantum dalam PP Nomor 24
tertunda pelaksanaannya, Tahun 2020 tidak menerima THR;
belanja pemerintah pusat masih dan (b) ASN diluar butir a tidak
dapat tumbuh karena ditopang dibayarkan komponen tunjangan
oleh penyaluran belanja untuk kinerjanya, hanya gaji dan
penanganan Covid-19, utamanya tunjangan melekat.
terkait jaring pengaman sosial.
Realisasi Belanja Barang sampai
Belanja K/L dengan Mei 2020 mencapai
Rp69,36 triliun, turun sebesar
Realisasi Belanja K/L hingga 30,11 persen (yoy). Hal ini
Mei 2020 mencapai Rp270,57 dipengaruhi oleh menurunnya
triliun, turun 6,13 persen (yoy) penyerapan belanja barang pada
dibandingkan realisasinya pada K/L, terutama pada belanja
periode yang sama tahun 2019, operasional/non operasional,
yang dipengaruhi oleh rendahnya belanja perjalanan, dan belanja
realisasi untuk belanja pegawai, barang diserahkan kepada
belanja barang, dan belanja modal. masyarakat/Pemda sebagai

59
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi Belanja Pemerintah Pusat s.d. Mei 2020 (Triliun Rupiah)

60
Edisi Juni 2020

dampak penerapan kebijakan penerimanya dan kenaikan indeks


Pembatasan Sosial Berskala Besar manfaat dibandingkan tahun
(PSBB) dalam rangka penanganan sebelumnya; dan (b) bantuan
Covid-19. sosial tunai untuk keluarga di luar
Jabodetabek yang merupakan
Belanja Modal sampai dengan program baru untuk penanganan
Mei 2020 mencapai Rp26,94 dampak Covid-19. Selain itu,
triliun, turun sebesar 7,31 persen terdapat kenaikan realisasi
(yoy). Perlambatan pada kinerja bantuan Program Indonesia
belanja modal dipengaruhi oleh Pintar (PIP) dibandingkan tahun
penundaan atau penghematan sebelumnya yang dilaksanakan
belanja modal dalam rangka oleh Kementerian Pendidikan dan
penanganan Covid-19. Kebudayaan.
Perlambatan realisasi belanja
modal terutama terjadi di belanja Realisasi belanja K/L pada periode
jalan, irigasi, dan jaringan yang sampai dengan Mei 2020 secara
dilaksanakan oleh Kementerian umum didorong oleh K/L yang
PUPR dan Kementerian berfokus pada penanganan
Perhubungan. Meskipun demikian, dampak pandemi Covid-19
realisasi belanja modal tanah serta terutama di bidang perlindungan
peralatan dan mesin mencatat sosial, yang disalurkan oleh
adanya kenaikan realisasi Kementerian Sosial. Hal ini juga
dibandingkan periode yang sama terlihat dari nilai outstanding
tahun sebelumnya. kontrak belanja K/L, dimana
pada 10 K/L dengan nilai kontrak
Sebaliknya, realisasi Bantuan terbesar hanya Kementerian Sosial
Sosial mencatat pertumbuhan yang mengalami peningkatan
sebesar 30,71 persen (yoy), outstanding kontrak belanja.
dengan realisasi mencapai Selain bidang perlindungan sosial,
Rp78,85 triliun. Peningkatan K/L yang memiliki tusi di bidang
realisasi bantuan sosial pendidikan juga relatif mengalami
terutama dipengaruhi oleh peningkatan realisasi belanja,
kebijakan penyaluran bantuan yaitu Kementerian Pendidikan dan
sosial kepada masyarakat yang Kebudayaan dan Kementerian
dilaksanakan oleh Kementerian Agama. Sementara itu, realisasi
Sosial dalam rangka penanganan K/L lainnya secara umum
dampak pandemi Covid-19, tumbuh negatif sebagai dampak
melalui penyaluran: (a) bantuan perlambatan pelaksanaan kegiatan
program Kartu Sembako akibat pandemi Covid-19.
dengan perluasan cakupan

61
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Realisasi Belanja K /L s.d. Mei pada 15 K /L dengan Pagu Terbesar, TA


2019-2020 (Triliun Rupiah)

62
Edisi Juni 2020

Capaian output strategis K/L lain-lain. Realisasi Pembayaran


di bidang perlindungan sosial Bunga Utang sampai dengan Mei
sampai dengan Mei 2020 juga 2020 sebesar Rp145,71 triliun, naik
sudah mendekati target output, 14,66 persen (yoy), sejalan dengan
antara lain penyaluran bantuan tambahan penerbitan utang
sosial PBI-JKN kepada 96,6 juta yang dilakukan untuk menutup
jiwa, Program Keluarga Harapan peningkatan defisit APBN 2020
(PKH) kepada 10,0 juta KPM, dan dan peningkatan pengeluaran
Bantuan Pangan (Kartu Sembako) pembiayaan.
kepada 18,32 juta KPM. Meskipun
terjadi perlambatan pelaksanaan Sementara itu, realisasi Subsidi
kegiatan, capaian output strategis sampai dengan Mei 2020 turun
K/L di bidang infrastruktur dan sebesar 3,36 persen (yoy), dengan
bidang sumber daya manusia realisasi mencapai Rp48,89
masih relatif on track terhadap triliun. Realisasi subsidi tersebut
target outputnya. Capaian output digunakan untuk: (a) subsidi
strategis di bidang infrastruktur, energi sebesar Rp36,43 triliun,
antara lain pembangunan jalan mencakup subsidi BBM dan LPG
baru sepanjang 31,27 km, serta subsidi listrik; dan (b) subsidi
jembatan sepanjang 1.216,8 m, non energi sebesar Rp12,46 triliun,
dan rel kereta api sepanjang 56,4 antara lain untuk subsidi pupuk
km’sp. Pada bidang pendidikan, dan subsidi bunga kredit program.
capaian output strategisnya Selain dipengaruhi oleh ICP, CP
antara lain penyaluran bantuan Aramco, dan Kurs, realisasi subsidi
pendidikan Program Indonesia juga dipengaruhi oleh proses
Pintar (PIP) untuk 12,05 juta siswa, administrasi dan verifikasi dalam
Bidik Misi/KIP Kuliah kepada proses penagihan pembayaran
367.383 mahasiswa, dan Bantuan subsidi. Dari kinerja penyaluran
Operasional Sekolah (BOS) bagi sampai dengan April 2020,
4,7 juta siswa. penyaluran BBM mencapai 4,9 juta
KL, LPG 3 kg mencapai 2.309,2
Belanja Non-K/L juta kg, dan listrik bersubsidi
mencapai 19,46 TWh. Di samping
Realisasi Belanja Non-K/L hingga itu, dalam rangka penanganan
Mei 2020 mencapai Rp266,76 dampak pandemi Covid-19,
triliun, tumbuh 9,97 persen (yoy) pemerintah juga memberikan
dibandingkan realisasinya pada program stimulus melalui belanja
periode yang sama tahun 2019, subsidi, yaitu diskon tarif listrik
yang digunakan untuk pembayaran bagi pelanggan rumah tangga
bunga utang, subsidi, dan belanja daya 450 VA dan 900 VA subsidi,

63
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Outstanding Kontrak Belanja K /L s.d. Mei pada 10 K /L dengan Nilai


Kontrak Terbesar, TA 2019-2020 (Triliun Rupiah)

Capaian Output Strategis K /L s.d. Mei 2020

64
Edisi Juni 2020

subsidi bunga kepada UMKM, Realisasi belanja lain-lain sampai


dan stimulus perumahan kepada dengan Mei 2020 mencapai
masyarakat berpenghasilan Rp3,39 triliun. Realisasi tersebut
rendah (MBR). Dari berbagai utamanya digunakan untuk
program stimulus melalui subsidi pelaksanaan program Kartu Pra
tersebut, yang sudah berjalan Kerja yang juga merupakan salah
sampai dengan Mei 2020 adalah satu program bantuan pemerintah
diskon tarif listrik, sedangkan dalam penanganan Covid-19 yang
untuk subsidi UMKM dan program diperuntukkan bagi pekerja formal/
stimulus perumahan masih dalam informal dan pelaku usaha mikro
proses administrasi. Jumlah yang terdampak dari berkurangnya
pelanggan golongan tarif rumah aktivitas ekonomi akibat pandemi
tangga yang telah menerima Covid-19. Sampai dengan Mei
pembebasan/diskon tarif adalah 2020, realisasi anggaran untuk
sebesar 30,7 juta pelanggan pada program Kartu Pra Kerja sebesar
April 2020 dan 30,8 juta pelanggan Rp2,42 triliun dengan jumlah
pada Mei 2020. peserta sebanyak 680.921 orang.

65
Belanja
Postur APBN
Negara
2019

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Dukung Ketahanan
Ekonomi Desa di
Tengah Pandemi
Covid-19, Penyaluran
Dana Desa Kian
Meningkat

66
Edisi Juni 2020

Transfer Ke Daerah
Dan Dana Desa

S
ampai dengan 31 Mei Tahun 2019 tentang Rincian APBN
2020, Transfer ke Daerah TA 2020, juga dikarenakan pada
dan Dana Desa (TKDD) bulan April terdapat perubahan
telah disalurkan sebesar alokasi DBH dari semula Rp117,58
Rp306,60 triliun atau triliun menjadi sebesar Rp89,81
40,20 persen dari pagu alokasi. triliun, sebagaimana ditetapkan
Jumlah ini menunjukkan terdapat dalam Peraturan Presiden No. 54
pertumbuhan negatif sebesar 5,69 Tahun 2020 tentang Perubahan
persen (yoy). Postur dan Rincian APBN TA 2020.

A. Dana Perimbangan Realisasi penyaluran Dana Alokasi


Umum (DAU) hingga 31 Mei 2020
Penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) adalah sebesar Rp190,87 triliun
per akhir Mei 2020 telah terealisasi atau 49,66 persen dari pagu
sebesar Rp31,46 triliun atau alokasi, yang terdiri dari DAU
35,02 persen dari pagu alokasi, Formula sebesar 189,97 triliun dan
yang terdiri dari penyaluran DBH DAU Tambahan sebesar Rp894,02
TA 2020 sebesar Rp20,32 triliun miliar. Angka tersebut mengalami
dan penyaluran KB DBH sebesar penurunan sebesar 8,63 persen
Rp11,14 triliun. Penyaluran DBH (yoy). Penurunan capaian ini
dimaksud mengalami penurunan disebabkan oleh penyaluran DAU
sebesar 5,22 persen (yoy). Hal TA 2020 telah berbasis kinerja
tersebut selain akibat adanya dimana penyaluran DAU dilakukan
kebijakan penyesuaian alokasi oleh Menteri Keuangan c.q.
DBH regular TA 2020 dalam Direktur Jenderal Perimbangan
Peraturan Presiden nomor 78 Keuangan dengan memperhatikan

67
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

RE ALISASI TKDD TAHUN ANGGAR AN 2019 DAN 2020


Tanggal: 1 – 31 Mei 2020 (dalam miliar rupiah)

(*) Dana Desa tahun 2019 masih disalurkan melalui Rekening Kas Umum Daerah (RKUD)

68
Edisi Juni 2020

laporan Belanja Pegawai dan Realisasi DAU Formula per 31 Mei


khusus DAU bulan April ditambah 2020 di atas turut dipengaruhi oleh
laporan Belanja Infrastruktur : (i) penundaan penyaluran DAU
Daerah, laporan Pemenuhan bulan Juni terhadap 66 daerah dari
Indikator Layanan Pendidikan, 98 daerah yang masih mendapat
dan laporan Pemenuhan sanksi sampai dengan akhir bulan
Indikator Layanan Kesehatan dari Mei karena tidak menyampaikan
Pemerintah Daerah sesuai dengan Laporan Penyesuaian APBD
Peraturan Menteri Keuangan dengan benar dan lengkap sesuai
(PMK) nomor 139/PMK.07/2019 PMK Nomor 35/PMIK.07/2020
tentang Pengelolaan Dana Bagi dan (ii) penyaluran kembali DAU
Hasil, Dana Alokasi Umum, dan bulan Februari dan April masing-
Dana Otonomi Khusus. masing kepada satu daerah karena
telah menyampaikan laporan
Kemudian, dengan diterbitkannya Informasi Keuangan Daerah serta
PMK Nomor 19/PMK.07/2020 penyaluran Kembali DAU bulan
tentang Penyaluran dan Mei kepada 280 daerah yang
Penggunaan Dana Bagi Hasil, telah menyampaikan Laporan
Dana Alokasi Umum, dan Dana Penyesuaian APBD dengan benar
Insentif Daerah TA 2020 dalam dan lengkap. Sementara itu,
rangka Penanggulangan Corona realisasi DAU Tambahan terdiri
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan atas DAU Tambahan Bantuan
PMK Nomor 35/PMK.07/2020 Pendanaan Kelurahan Tahap I
tentang Pengelolaan Transfer Ke sebesar Rp750,42 miliar yang
Daerah dan Dana Desa Tahun telah disalurkan kepada 190
Anggaran 2020 Dalam Rangka daerah dan DAU Tambahan
Penanganan Pandemi Corona Bantuan Penyetaraan Siltap Kepala
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan/ Desa dan Perangkat Desa Tahap
atau Menghadapi Ancaman yang I sebesar Rp143,60 miliar yang
Membahayakan Perekonomian telah disalurkan kepada 17 daerah
Nasional, maka penyaluran penerima alokasi.
DAU bulan Mei sampai dengan
September juga memperhatikan Hingga 31 Mei 2020, penyaluran
syarat tambahan yaitu laporan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik
penyesuaian APBD Tahun 2020 telah terealisasi sebesar Rp2,87
dan laporan kinerja bidang triliun atau 5,30 persen dari pagu
Kesehatan serta laporan bantuan alokasi, menunjukkan kenaikan
sosial kepada masyarakat dalam sebesar 23,35 persen (yoy).
rangka pencegahan dan/atau Perbaikan tersebut disebabkan
penanganan Covid-19. oleh adanya percepatan

69
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

penyelesaian Rencana Kegiatan I maupun tahap II, dan perubahan


(RK) yang pada tahun sebelumnya pola penyaluran Dana Pelayanan
paling lambat di minggu pertama Administrasi Kependudukan
Februari menjadi minggu pertama yang pada tahun 2019 dilakukan
bulan Januari. Percepatan sekaligus menjadi disalurkan
penyelesaian RK ini sekaligus dalam dua tahap di tahun 2020.
mempercepat proses pengadaan Hal lain yang berkontribusi pada
barang dan jasa di daerah penurunan realisasi penyaluran
(kontrak), yang merupakan salah adalah cukup rendahnya tingkat
satu syarat penyaluran. Selain itu, pelaporan daerah atas realisasi
penyampaian kontrak kegiatan beberapa jenis DAK Nonfisik yang
DAK Fisik dalam aplikasi OMSPAN baru dialokasikan pada tahun
juga mengalami percepatan sesuai 2019. Selain itu juga terdapat
dengan arahan Surat Menteri keterlambatan penerbitan
Keuangan tentang Penghentian Petunjuk Teknis Dana Pelayanan
Barang/Jasa DAK Fisik TA 2020. Kepariwisataan yang baru terbit
Percepatan penyaluran DAK akhir Mei sehingga penyaluran
Fisik juga dikarenakan adanya dananya baru dapat dilaksanakan
penyaluran DAK Fisik Bidang pada awal Juni.
Kesehatan terkait kegiatan
pencegahan dan/atau penanganan B. Dana Insentif Daerah (DID)
Covid-19 yang disalurkan secara
Realisasi penyaluran DID per 31
sekaligus dengan syarat revisi RK
Mei 2020 adalah sebesar Rp3,21
untuk kegiatan pencegahan dan/
triliun atau 23,81 persen dari
atau penanganan Covid-19 yang
pagu alokasi, menurun dibanding
telah disetujui oleh Kementerian
realisasinya pada periode yang
Kesehatan.
sama tahun sebelumnya. Hal
DAK Nonfisik hingga akhir Mei tersebut disebabkan banyak
2020 telah disalurkan sebesar daerah yang belum menyampaikan
Rp49,13 triliun atau 38,15 persyaratan penyaluran DID
persen dari pagu alokasi. Angka tahap I pada aplikasi SIKD secara
ini menunjukkan penurunan lengkap dan benar.
sebesar 7,20 persen (yoy). Hal
Dalam Peraturan Menteri
teresebut utamanya disebabkan
Keuangan Nomor 141/
oleh perubahan penyaluran Dana
PMK.07/2019 diatur bahwa
BOS yang semula ke provinsi
persyaratan penyaluran DID
menjadi ke sekolah sehingga
tahap I yang harus disampaikan
membutuhkan proses validasi
oleh Pemerintah Daerah adalah:
rekening sekolah baik pada tahap
(i) Peraturan Daerah mengenai

70
Edisi Juni 2020

APBD Tahun Anggaran 2020; penyalurannya memperhitungkan


(ii) Rencana penggunaan DID nilai sisa Dana Otsus dan DTI pada
tahun anggaran berjalan; dan (iii) tahun sebelumnya.
Laporan realisasi penyerapan DID
Tahun Anggaran sebelumnya bagi Sementara itu, Dana Keistimewaan
daerah yang menerima. Rencana Provinsi DI Yogyakarta (DIY) telah
penggunaan DID tahun anggaran disalurkan sebesar Rp198,00
berjalan dan laporan penyerapan miliar atau 15,00 persen dari
DID tahun anggaran sebelumnya pagu alokasi, mengamlami
disampaikan melalui aplikasi SIKD. penurunan jika dibandingkan
dengan capaiannya pada periode
C. Dana Otonomi Khusus yang sama tahun lalu. Capaian
dan Dana Keistimewaan D.i. ini sejalan dengan meningkatnya
Yogyakarta alokasi Dana Keistimewaan
DIY tahun 2020 sebesar
Sampai dengan 31 Mei 2020, Rp120,00 miliar dibanding tahun
penyaluran Dana Otonomi sebelumnya. Namun demikian,
Khusus dan Dana Keistimewaan mewabahnya Covid-19 turut
D.I. Yogyakarta telah terealisasi berdampak pada pelaksanaan
sebesar Rp0,20 triliun atau 0,95 kegiatan di daerah sehingga
persen dari pagu alokasi. Angka membuat daerah sulit untuk
tersebut mengalami penurunan memenuhi batasan capaian
jika dibandingkan dengan kinerja dan penyerapan yang telah
realisasinya pada periode yang ditentukan sebagai persyaratan
sama tahun sebelumnya. penyaluran.

Belum adanya penyaluran Dana D. Dana Desa


Otsus dan Dana Tambahan
Infrastruktur (DTI) disebabkan Hingga 31 Mei 2020, penyaluran
masih terdapat ketidaksesuaian Dana Desa telah terealisasi
dari dokumen syarat penyaluran sebesar Rp28,87 triliun atau 40,55
yang telah disampaikan, yaitu persen dari pagu alokasi. Angka
adanya perbedaan nilai realisasi tersebut menunjukkan pencapaian
penyerapan tahun 2019 antara yang lebih tinggi dibandingkan
laporan realisasi yang disampaikan dengan penyaluran Dana Desa
oleh Pemerintah Provinsi dengan yang telah masuk ke Rekening Kas
laporan hasil reviu APIP daerah. Desa (RKD) di periode yang sama
Berdasarkan PMK nomor 35 tahun tahun 2019 yaitu sebesar 19,58
2020, nilai realisasi yang valid persen dari pagu alokasi.
dibutuhkan untuk penyaluran Dana
Otsus dan DTI tahap I, mengingat Peningkatan capaian di atas

71
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

merupakan hasil dari perubahan Dalam PMK tersebut, diatur


kebijakan terkait persentase mengenai relaksasi persyaratan
penyaluran Dana Desa tahap I penyaluran Dana Desa serta
dari 20 persen menjadi 40 persen. prioritas penggunaannya
Selain itu, penetapan Perppu dalam rangka menanggulangi
Nomor 1 Tahun 2020 dan PMK dampak ekonomi dari pandemi
Nomor 50/PMK.07/2020 tentang Covid-19. Laporan pelaksanaan
Perubahan Kedua atas PMK BLT, misalnya, yang sebelumnya
No. 205/PMK.07/2019 tentang menjadi syarat penyaluran Dana
Pengelolaan Dana Desa pada Desa kini ditiadakan sehingga
tanggal 19 Mei 2020 telah ikut mempermudah Desa untuk segera
mendorong percepatan penyaluran mengambil langkah-langkah
Dana Desa tahun ini. penanggulangan dampak ekonomi
dari Covid-19 di wilayahnya.

72
Edisi Juni 2020

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

73
Pembiayaan
Postur APBNNegara
2019

APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Surat Berharga
Negara Sebagai Salah
Satu Pendukung
Ketahanan APBN
Dalam Menghadapi
Pandemi

74
Edisi Juni 2020

Pembiayaan
Utang

R
ealisasi Pembiayaan di sisi lain terjadi peningkatan
Utang hingga akhir Mei belanja negara dan pembiayaan
2020 mencapai Rp360,66 yang signifikan. Akibatnya,
triliun, terdiri dari realisasi realisasi pembiayaan utang yang
Surat Berharga Negara bersumber dari SBN dan pinjaman
sebesar Rp344,98 triliun dan pun meningkat cukup tinggi.
realisasi Pinjaman sebesar negatif
Rp8,31 triliun. Realisasi pinjaman Pemerintah bersama BI, OJK, dan
terdiri dari penarikan pinjaman LPS terus memperketat koordinasi
dalam negeri sebesar Rp239,4 dan bauran kebijakan intensif guna
miliar, penarikan pinjaman luar menyelamatkan masyarakat dari
negeri sebesar Rp30,2 triliun masalah kesehatan dan ekonomi
dan pembayaran cicilan pokok akibat pandemi ini. Salah satunya
pinjaman luar negeri sebesar adalah kebijakan Pembatasan
Rp38,75 triliun. Realiasi penarikan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang
pinjaman yang cukup tinggi ditujukan untuk menekan angka
diiringi dengan pembayaran penularan Covid-19 (Flattening
cicilan pokok pinjaman luar negeri the Curve). Sejak pertengahan
yang jauh lebih tinggi sehingga Maret lalu, hampir semua sektor,
menyebabkan realisasi pinjaman mulai dari pendidikan, ekonomi,
neto mencapai angka negatif. peribadatan, pariwisata, dihentikan
andemi Covid-19 menyebabkan dan kegiatan mulai dilakukan
permasalahan kesehatan dan dari rumah saja menyusul status
perlambatan ekonomi yang pandemi Covid-19 sebagai
berdampak kepada menurunnya bencana non-alam sampai
sumber pendapatan negara, dengan tanggal 29 Mei 2020 yang

75
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

76
Edisi Juni 2020

dikeluarkan oleh Badan Nasional imbal hasil (yield) yang menjadi


Penanggulangan Bencana acuan pasar. Yield SBN domestik
(BNPB). Kini, setelah hampir 10 tahun di pasar sekunder
tiga bulan sejak ditetapkannya berangsur turun, saat ini sudah
Covid-19 sebagai pandemi global, mendekati posisi yield pada
Pemerintah mengumumkan awal tahun 2020. Begitu pula
kebijakan relaksasi PSBB dan perkembangan yield SBN Valas
mulai menggalakkan tatanan tenor 10 tahun membaik dan turun
kehidupan normal baru dengan 11,9 persen dibandingkan awal
protokol kesehatan yang telah tahun. Hal ini sejalan dengan mulai
dijalankan pada awal Juni. Dilihat masuknya kembali investor asing
dari kacamata global, situasi ke pasar SBN di bulan Mei dan
kepanikan global pun berangsur Juni 2020. Meskipun mengalami
mereda. Hal ini ditandai oleh penurunan yield, obligasi
pelonggaran lockdown di berbagai Pemerintah Indonesia termasuk
negara maju seperti Amerika yang paling menarik di antara
Serikat, Korea Selatan, dan obligasi berdenominasi lokal
beberapa negara di Eropa, serta dari emerging market lainnya.,
mencuatnya isu terkait vaksin salah satunya karena peringkat
virus corona. kredit yang dimiliki oleh Indonesia
berada pada level layak investasi
Kondisi pasar SBN periode Mei (investment grade).
ini memberikan angin segar di
tengah pandemi. Tren incoming Masuknya kembali asing ke pasar
bid mulai naik kembali semenjak Indonesia tidak lantas berarti
akhir April hingga lelang terakhir, porsi SBN dikuasai oleh asing.
khususnya untuk lelang SUN sejak Pemerintah tetap berupaya untuk
penurunan yang cukup signifikan mengelola utang pemerintah
akibat pengaruh Covid-19 pada dengan mengedepankan prinsip
bulan Maret. Pelonggaran kehati-hatian dan memprioritaskan
lockdown dan mulai kembalinya pendanaan dalam negeri. SBN
aktivitas perekonomian di berbagai yang khusus ditujukan untuk WNI
negara maju, turut menggiring di antaranya adalah SBN Ritel
sentimen positif pada pasar dan yang terdiri dari Saving Bonds
memberikan optimisme investor Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST),
untuk kembali masuk ke aset Sukuk Ritel (SR), dan Obligasi
pendapatan tetap hingga aset Negara Indonesia (ORI).
berisiko. Hal ini berdampak pada
kembalinya arus modal asing ke Pengelolaan utang Pemerintah
Tanah Air dan penurunan tingkat dilakukan dengan prudent dan

77
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

78
Edisi Juni 2020

akuntabel di tengah tekanan alternatif pembiayaan utang yang fleksibel


Covid-19 dari sisi pinjaman maupun SBN.

Posisi utang Pemerintah per Pada bulan Mei 2020, Pemerintah telah
akhir Mei 2020 berada di angka melakukan penarikan pinjaman dari Asian
Rp5.258,57 triliun dan rasio Development Bank (ADB) dengan skema
utang pemerintah terhadap PDB khusus countercyclical support facility.
32,09 persen. Secara nominal, Sesuai dengan namanya, pinjaman tersebut
posisi utang Pemerintah diberikan sebagai bantuan pembiayaan
Pusat mengalami peningkatan di tengah pandemi untuk merealisasikan
dibandingkan dengan periode yang kebijakan-kebijakan Pemerintah yang
sama tahun lalu. telah diakui oleh ADB, khususnya untuk
membantu masyarakat miskin, rentan dan
Secara umum, peningkatan juga perempuan. Selanjutnya, Pemerintah
posisi utang Pemerintah Pusat juga sedang menjajaki tambahan
disebabkan oleh peningkatan pembiayaan dari beberapa lembaga lainnya
kebutuhan pembiayaan akibat seperti Islamic Development Bank (IDB),
pandemi Covid—19 yang melonjak Bank Pembangunan Jerman (KfW), dan
drastis. Masalah kesehatan, Japan International Cooperation Agency
penyediaan jaring pengaman (JICA), yang kesemuanya masih dalam
sosial, dan pemulihan ekonomi proses negosiasi.
nasional menjadi prioritas negara,
sehingga untuk mendukung Selain itu, Pemerintah juga mengupayakan
kebijakan penanganan pandemi, tambahan pembiayaan dengan
Pemerintah menutupi kekurangan meningkatkan porsi penerbitan SBN baik
penerimaan negara melalui melalui lelang reguler dan lelang tambahan
pembiayaan. (Green Shoe Option), private placement, SBN
dalam denominasi Valas, dan SBN Ritel.
Strategi pembiayaan yang Sebagai opsi paling terakhir, dukungan
pertama kali digali adalah pos Bank Indonesia sebagai the last resort
pembiayaan non-utang yang dalam hal mekanisme pasar belum mampu
terdiri dari pemanfaaatan memenuhi target pembiayaan.
Saldo Anggaran Lebih (SAL),
Pos Dana Abadi Pemerintah, Pemerintah tetapp berupaya mengelola
dan dana yang bersumber utang dengan pruden dan akuntabel demi
dari BLU. Selanjutnya, setelah mendukung APBN yang kredibel, utamanya
memaksimalkan pembiayaan non- di tengah kejadian extraordinary Covid-19
utang, Pemerintah juga menggali yang memerlukan extraordinary effort.

79
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

Halaman Ini Sengaja Dikosongkan

80
Edisi Juni 2020

81
APBN KiTA : Kinerja dan Fakta

www.kemenkeu.go.id/apbnkita

82

Anda mungkin juga menyukai