Anda di halaman 1dari 25

Sekilas Tantangan APBN di Tengah

Dinamika Perekonomian Global

Seminar Nasional Tax Center Sekolah Tinggi Perpajakan Indonesia (STIP)

Staf Ahli Menkeu Bidang Kepatuhan Pajak


(Agustus 2022)

*excerpt from MoF Press Release: APBN KiTA August 2022 www.pajak.go.id
Kondisi Ekonomi Positif, tetapi Berisiko
Secara umum, kondisi ekonomi domestik membaik dan mendukung
penerimaan pajak. Namun, masih menyimpan risiko khususnya transmisi
dinamika perekonomian global

www.pajak.go.id
Pada Kuartal II, ekonomi nasional masih ekspansif bahkan dengan laju pertumbuhan yang 3
menguat

www.pajak.go.id
Sementara itu, berbagai indikator juga menunjukkan tren yang positif di awal Q3-2022, 4
baik dari sisi produksi maupun konsumsi

www.pajak.go.id
Memang, inflasi cenderung meningkat. Namun, pada level yang relatif moderat 5

www.pajak.go.id
Kinerja positif ekonomi nasional masih menyimpan risiko, khususnya dari transmisi 6
dinamika perekonomian global.
Kasus COVID-19 mulai meningkat, tetapi masih terkendali → antisipasi dengan vaksinasi

www.pajak.go.id
Saat ini terjadi pergeseran risiko dari pandemi COVID-19 ke tekanan perekonomian dunia 7
Disrupsi pandemi dan perang menyebabkan inflasi global meningkat, berpotensi stagflasi

www.pajak.go.id
Inflasi Global masih Tinggi, mendorong Upaya Pengetatan Likuiditas 8
Beberapa negara sudah melakukan penyesuaian suku bunga → risiko naiknya cost of fund

www.pajak.go.id
Harga Komoditas Utama masih dinamis, cenderung tinggi 9
Namun, terdapat kecenderungan moderasi harga komoditas, khususnya energi

www.pajak.go.id
Demikian pula dengan Aktivitas Manufaktur Global yang melambat 10
Memang, PMI Indonesia masih menguat ditengah kontraksi beberapa negara mitra utama

www.pajak.go.id
Dibandingkan dengan negara lain, perekonomian Indonesia masih cukup kuat. 11
Terdapat risiko penurunan permintaan dari negara mitra dagang Indonesia

www.pajak.go.id
Terdapat penyesuaian proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global 12
Tekanan inflasi, kenaikan harga komoditas, supply shock menjadi bagian dari downside risks

www.pajak.go.id
Way Forward
Secara umum, situasi eksternal masih menantang tetapi 13

kondisi domestik masih cukup prudent


TANTANGAN EKSTERNAL FAKTOR PELUANG

• Risiko Global masih menjadi • Pemulihan perekonomian domestik pasca


kekhawatiran utama, misalnya pelonggaran → konsumsi meningkat,
terganggunya rantai pasok global dan investasi, dan kinerja ekspor
lonjakan harga komoditas dunia • Tingginya harga komoditas dunia juga
• Naiknya inflasi global memberikan dampak positif bagi
• Penurunan proyeksi pertumbuhan penerimaan pajak → peluang offset
dunia → risiko stagflasi peningkatan kompensasi APBN
• Transmisi risiko global ke domestik: • Peningkatan penerimaan pajak dari faktor
risiko inflasi energi dan pangan, non-komoditas (surplus penerimaan) →
peningkatan yield SBN, dan potensi perluasan ruang kapasitas fiskal →
kenaikan kompensasi APBN optimalisasi peran APBN sebagai shock
absorber
• Pengurangan target pembiayaan APBN

www.pajak.go.id
APBN menjadi Shock Absorber Risiko
Ekonomi di Tahun 2022

www.pajak.go.id
Hingga Juli 2022, Kinerja APBN masih terjaga 15
Belanja negara dan pembiayaan investasi terakselerasi, APBN hadir di masyarakat

www.pajak.go.id
Realisasi Belanja K/L per 31 Juli 2022 mencapai Rp 490,7 T 16
Belanja Barang menurun menunjukkan tingkat efisiensi dan Belanja Modal meningkat menunjukan tingkat aktivitas
perekonomian yang membaik

www.pajak.go.id
Realisasi Belanja non-K/L per 31 Juli 2022 mencapai Rp 540,6 T 17
didorong sebagian besar untuk pembayaran kompensasi dan subsidi Listrik dan BBM, serta untuk Kartu Prakerja

www.pajak.go.id
Realisasi Anggaran Perlindungan Sosial untuk Masyarakat Terdampak 18
antara lain, Subsidi Energi dan BLT Desa

www.pajak.go.id
Realisasi Anggaran Kesehatan mencapai Rp 86,5 T* 19
Penyaluran utamanya dimanfaatkan untuk PBI JKN, klaim pasien Covid 19, dan Bantuan Operasional Kesehatan

www.pajak.go.id
Kinerja PCPEN Tahun 2022 didorong oleh Perlinmas 20
Penguatan Pemulihan Ekonomi masih terus berproses dan perlu diakselerasi

Realisasi PC PEN Tahun 2020 – 2021:


• 2020 : Rp 579,8 triliun
• 2021 : Rp 658,6 triliun

www.pajak.go.id
Penerimaan Pajak Tahun 2022
meningkat signifikan.
Penerimaan pajak meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi domestik,
sehingga mampu mendukung fungsi bantalan APBN.

www.pajak.go.id
Hingga Juli 2022, penerimaan pajak mencapai Rp 1033,43 triliun 22
Pertumbuhan penerimaan pajak sebesar 58,79% dengan capaian 69,59% dari Target Perpres
98/2022
1. Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada
periode Januari-Juli 2022 dipengaruhi oleh
beberapa faktor:
a. Tren peningkatan harga komoditas
b. Pertumbuhan ekonomi yang ekspansif
dan tingkat permintaan yang terus
membaik (domestik dan luar negeri)
c. Basis yang rendah pada tahun 2021 akibat
pemberian insentif fiskal
d. Dampak implementasi PPS
2. Pada bulan Juni, kinerja pertumbuhan terutama
ditopang oleh penerimaan PPS yang sangat tinggi
pada bulan terakhir implementasinya
3. Pada Semester II, penerimaan pajak diperkirakan
masih akan tumbuh dengan baik sejalan dengan
perkembangan ekonomi. Namun demikian,
pertumbuhannya diperkirakan tidak akan
sekuat Semester I karena beberapa item
penerimaan yang tidak akan terulang pada
Semester II, antara lain PPS dan PPh OP/Badan
Tahunan.

www.pajak.go.id
Seluruh Jenis Pajak Utama Masih Ekspansif 23
Kinerja penerimaan pajak ditopang oleh pemulihan ekonomi, harga komoditas, dan bauran kebijakan

www.pajak.go.id
Demikian Kinerja Sektor Utama Masih Positif 24
Kinerja penerimaan pajak ditopang oleh pemulihan ekonomi, harga komoditas, dan bauran kebijakan

www.pajak.go.id
www.pajak.go.id

Anda mungkin juga menyukai