20 1
9
22002200
CASH
MANAGEMENT
REPORT
STRICTLY CONFIDENTIAL
halaman ini sengaja dikosongkan
Buku Merah
PERIODE DESEMBER 2019
DAFTAR ISI
Executive Summary 1
I-Account 23
Penerimaan Negara 37
Pengeluaran Negara 55
Pembiayaan 81
Pengelolaan 105
Rekening Pemerintah
KOORDINATOR MATERI
2
Uang negara disimpan dalam 35.714 rekening pemerintah pada Bank
Indonesia (BI) dan bank umum yang sebagian dikelola oleh Kementerian
Negara/Lembaga dan Badan Layanan Umum (BLU). Rekening yang dikelola oleh
Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari rekening penerimaan, rekening pengeluaran
dan rekening lainnya. Sampai dengan akhir Desember 2019, jumlah rekening
penerimaan sebanyak 1.980 rekening (saldo Rp201,9 miliar) dan rekening pengeluaran
sebanyak 20.903 rekening (saldo Rp92,64 miliar). Sedangkan rekening lainnya
berjumlah 9.626 rekening (saldo Rp133.551,5 miliar). Rekening tersebut tersebar pada
58 bank umum mitra Kementerian Keuangan yang didominasi oleh Bank Rakyat
Indonesia 19.065 rekening (saldo Rp36,21 triliun), Bank Mandiri 6.410 rekening (saldo
Rp62,48 triliun), Bank Negara Indonesia 5.957 rekening (Rp19,79 triliun), Bank
Tabungan Negara 840 rekening (saldo Rp14,42 triliun), dan bank lainnya 3.442 rekening
(saldo Rp.6,95 triliun). Sementara itu, jumlah rekening yang dikelola oleh BLU per 06
Januari 2020 adalah 3.169 rekening dengan saldo Rp126,56 triliun.
Total saldo kas Pemerintah pada akhir Desember 2019 berjumlah Rp305,32
triliun, terdiri dari 52,4% atau Rp160,03 triliun di Bank Indonesia (BI) dan 47,6%,
atau Rp145,29 triliun di luar BI. Dari total saldo kas pemerintah tersebut, sebesar
Rp136,64 triliun merupakan saldo kas BUN dengan denominasi rupiah sebesar
Rp123,94 triliun (terdiri dari RKUN, Rek. Penempatan di BI, Rek. SAL dan Rek. TDR),
valuta USD berjumlah ekuivalen Rp12,56 triliun, valuta EUR berjumlah ekuivalen
Rp96,91 miliar dan valuta JPY berjumlah ekuivalen Rp30,57 miliar.
3
PERPAJAKAN
Pendapatan dan Hibah
86,5%
1.546T 1.786T
PNBP
408T 107,8%
362T 378T
378T
HIBAH
5,4T Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019
0,4T
1.489T 1.634T
TKDD
98,1%
72,0%
811T 827T Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019
Keseimbangan Primer
APBN 2019 s.d. DES 2019
(20)T
(66)T
326%
Surplus / Defisit
Desit
APBN 2019 s.d. DES 2019
(296)T
(341)T
115%
119%
Pembiayaan
119% 429T
Pembiayaan Utang 359T
(49)T 65%
(76)T Pembiayaan Investasi
2T
1T
2T Pemberian Pinjaman
Kewajiban Pinjaman 0%
15T
Pembiayaan Lainnya 15T
Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019
Perkembangan
Ekonomi Makro dan
Pasar Keuangan
1. Perkembangan Ekonomi Makro
Meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat, asumsi makro yang
menjadi target APBN 2019 secara umum masih cukup baik. Laju pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2019 diperkirakan melambat oleh berbagai pihak. Namun di sisi
lain, tingkat inflasi kembali menurun dan secara umum bergerak stabil diiringi tingkat
suku bunga SPN (Surat Perbendaharan Negara) 3 bulan yang juga menurun. Nilai
tukar rupiah sepanjang bulan Desember 2019 masih berada di kisaran Rp14.000 per
dollar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, rerata harga minyak mentah Indonesia
pada bulan Desember 2019 kembali naik ditengah lifting migas yang masih bergerak
stagnan dibawah target (Tabel 1.1).
5
Tabel 1.1 Perkembangan Asumsi Makro APBN 2019 (s.d. Akhir Desember)
Indikator Makro Asumsi APBN Realisasi Desember
13,54
34,28
59,81
21,30
64,78
250
53,05
66,49
83,70
26,84
33,51
57,19
15,53
51,76
73,78
44,07
66,14
200
69,53
35,92
60,47
90,21
72,83
28,54
26,96
103,46
278,80
72,70
150
253,00
246,71
25,28
223,32
206,54
203,26
201,68
197,47
183,32
180,23
180,53
178,78
100
169,39
168,09
165,92
153,85
153,01
151,80
151,59
137,64
131,16
117,98
108,64
109,05
50
0
Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
Dengan demikian secara tahun berjalan 2019, arus kas masuk masih didominasi oleh
Pendapatan Dalam Negeri dengan porsi 66,12%. Namun angka ini masih lebih kecil
dari porsi Belanja pada arus kas keluar yang mencapai 79,16%. Kondisi tersebut pada
sisi lain menyebabkan porsi pembiayaan pada arus kas masuk lebih besar dari porsi
pembiayaan pada arus kas keluar (Tabel 1.2).
225
200 5,40
175
150 5,30
5,27
125
100
5,17 5,18
75
50
5,06 5,07
25 5,05
5,02
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2018 2019
1 Kontan, “Kemenko Perekonomian proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 sebesar 5,06%”,
https://nasional.kontan.co.id/news/kemenko-perekonomian-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-kuartal-iv-2019-sebesar-506
7
Grafik 1.3 Pendapatan Negara terkait PDB (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam triliun rupiah
250
225
32,97
200
175
150 92,55
125 50,27
100 51,13 48,93 57,26 57,26
75 46,02 42,48 44,10 48,15 55,99
39,78
50 102,43 105,56
59,63 57,45 71,52 57,94 67,83 59,08 53,93 62,00 64,78
25 51,90
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Tingkat inflasi tercatat menurun dan menjelang akhir tahun tidak terlalu
mempengaruhi pendapatan negara. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun
2019 tercatat 2,72% (yoy), sehingga kembali berada dalam sasaran tahun 2019
sebesar 3,5%±1%. Pencapaian tersebut antara lain dipengaruhi inflasi IHK
Desember 2019 yang terkendali dan menurun ke level 3,13% (yoy) (Grafik 1.4),
ditopang oleh inflasi inti yang stabil. Sementara itu, inflasi volatile food tetap
terkendali sedangkan inflasi administered prices tetap rendah. Dengan
perkembangan tersebut, inflasi IHK 2019 tercatat menurun dibandingkan dengan
inflasi tahun sebelumnya2.
Grafik 1.4 Inflasi dan Pendapatan Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan negara dalam triliun rupiah
175
3,50 3,50
150 3,40 3,41 3,49 3,39
3,25 3,18 3,23 3,12 3,18 3,20 3,32 3,28 3,32 3,30
3,16 3,23 3,13 3,13 3,13
125 2,88 2,82 2,83
2,57 2,48
100
75
50
25
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2018 2019
8
Tabel 1.4 Persentase Pendapatan Negara terkait Inflasi (s.d. Akhir Desember 2019)
pagu/target dan realisasi dalam triliun rupiah
150
125
50,27 92,55
100
51,13
48,93 57,26 57,26
75 46,02 42,48 44,10 48,15 55,99
39,78
50 94,21
67,35 58,02 55,91 56,95 68,25
25 52,76 47,66 53,49 53,55 54,62 50,20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
30 4,80
4,68 4,62
20 4,14 4,15
4,05 4,04
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2018 2019
Pemb. Kw. Bunga Utang Asumsi Makro Rerata Realisasi SPN 3 Bulan
9
2. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan berpengaruh terhadap
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Secara spesifik, perubahan nilai tukar
rupiah dapat mempengaruhi pos-pos penerimaan negara seperti PPh migas, pajak
perdagangan internasional dan PNBP eksplorasi migas. Di sisi belanja, perubahan
nilai tukar rupiah dapat berdampak pada belanja subsidi energi serta pembayaran
pokok dan bunga utang LN. Nilai tukar rupiah pada bulan Desember cenderung
stagnan di kisaran Rp14.000 per dollar AS, menguat jika dibandingkan dengan
bulan sebelumnya. Sedangkan secara tahunan, nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS di tahun 2019 tercatat lebih kuat dan stabil jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Posisi nilai tukar rupiah tersebut cukup mempengaruhi penerimaan
negara terkait yang hingga akhir Desember 2019 mencapai Rp199,93 triliun atau
baru sebesar 82,47% dari target Rp269,26 triliun. Sementara di sisi lain,
pergerakan pengeluaran negara terkait tidak terlalu terpengaruh (Grafik 1.7).
Grafik 1.7 Nilai Tukar Rupiah dan Pendapatan/Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan dan belanja negara dalam triliun rupiah
35
30
25 15.177
15.000
14.870
20 14.660
14.562 14.496
14.410 14.389
15 14.221 14.236
14.163 14.211
14.145
1 4.058
14.044 14.116
14.105 14.064
14.035 14.035 14.019
10 13.809
13.760
13.604
5 13.379 13.400
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2018 2019
3. Perubahan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP)
akan berdampak pada pendapatan dan belanja negara. Komponen pendapatan
negara yang dapat terpengaruh adalah penerimaan PPh migas dan penerimaan
Sumber Daya Alam (SDA) migas/nonmigas. Sementara belanja negara yang dapat
terpengaruh adalah pengeluaran subsidi energi dan DBH ke daerah. Rerata ICP
pada bulan Desember 2019 mencapai US$ 67,18 per barel atau lebih tinggi dari
bulan sebelumnya dipicu oleh kesepakatan negara-negara OPEC. Angka ini
menjadikan rerata realisasi ICP tahun 2019 menjadi sebesar US$62,37 per barel3.
Secara tahunan, rerata ICP ini tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Kondisi ini terlihat cukup mempengaruhi besaran dan pola
pergerakan penerimaan negara terkait yang hingga akhir Desember 2019
mencapai Rp215,46 triliun atau baru sebesar 83,87% dari target Rp256,90 triliun.
Sementara di sisi lain, pergerakan pengeluaran negara terkait tidak terlalu
terpengaruh (Grafik 1.8).
3 Warta Ekonomi, “Realisasi Harga ICP 2019 US$62,37 Per Barel”, https://www.wartaekonomi.co.id/read265729/realisasi-harga-icp-2019-
us6237-per-barel
10
Grafik 1.8 Harga Minyak dan Pendapatan/Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan dan belanja negara dalam triliun rupiah
40
77,56
35 74,88
72,46
30 70,36 70,68 69,36 70
67,43 68,07 67,18
25 65,59
62,98 63,6063,81 63,26
61,6161,87 61,31 61,00 61,32 60,84
20 59,82
56,55 57,27
15 54,81
10
48
5
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
2018 2019
11
menerbitkan SBN. Hal ini juga sudah menjadi pemikiran untuk dikaji penurunan jumlah buffer yang
cukup ideal dan tidak menumpuk jumlah kas yang terlalu besar dan mengurangi penerbitan utang
baru yang terkadang di akhir tahun anggaran menambah SiLPA, dan sudah pasti akan membebani
APBN dengan bertambahnya beban bunga utang. Oleh karena itu, jika Kementerian Keuangan akan
berusaha untuk mengurangi utang, maka Direktorat PKN harus mengkaji ulang jumlah buffer yang
aman sesuai kebutuhan untuk dijadikan dasar pengelolaan manajemen kas.
Berdasarkan data OMSPAN, akun belanja
pembayaran bunga utang selama tahun 2019
Perbandingan Debt to GDP Ratio tercatat Rp263 triliun, meningkat dari tahun 2018
Negara Rasio Debt to GDP *) yang sebesar Rp234 triliun. Dengan bertambahnya
jumlah utang pemerintah, maka semakin
Indonesia 29,80
bertambah pula beban bunga yang harus dibayarkan
Malaysia 51,80 kepada para investor. Alokasi beban bunga utang
yang semakin besar ini semakin lama akan
Philipina 41,90 membebani APBN dan akan mengurangi porsi
Singapura 112,20 % APBN yang fleksibel setiap tahunnya. Berdasarkan
ketentuan, APBN sudah dikotak-kotakkan sesuai
Thailand 41,80 proporsi yang ditentukan oleh DPR setiap
tahunnya, contohnya 20 persen untuk sektor
India 68,30 pendidikan dan 25 persen untuk keperluan transfer
*) data tahun 2018 Sumber: Bloomberg daerah. Pemerintah menyatakan bahwa rasio utang
terhadap PDB masih dalam batas aman karena
masih di bawah 30 persen, sementara untuk negara
berkembang rasio yang bisa diterima adalah dibawah 60 persen seperti juga diterapkan di Uni Eropa.
Meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, namun dengan
karakteristik APBN yang berbeda dengan negara lainnya, Indonesia perlu mengembangkan rasio
sendiri yang dapat dipergunakan untuk menghitung tingkat kesehatan APBN.
Perbandingan Yield SBN 10 Tahun Antar Negara
Meskipun secara perbandingan dengan negara lain debt to GDP ratio Indonesia dapat dikatakan
rendah, namun secara yield obligasi pemerintah Indonesia termasuk paling tinggi diantara negara-
negara di ASEAN. Berdasarkan data Bloomberg tanggal 21 Januari 2020, yield obligasi negara
Indonesia tenor 10 tahun sebesar 6,7401 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Malaysia, Filipina, maupun Thailand. Dengan demikian, meskipun rasio utang terhadap PDB kita
rendah akan tetapi biaya bunga yang diminta investor untuk obligasi kita masih terbilang tinggi. Agar
APBN kita dapat mempertahankan sustainabilitasnya, maka pemerintah masih perlu memperbaiki
banyak hal agar credit rating Indonesia semakin tinggi, sehingga pemerintah dapat menurunkan
beban bunga utang.
12
2. Perkembangan Pasar Keuangan
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyentuh posisi terkuatnya pada
penutupan akhir tahun. Sepanjang bulan Desember, rupiah cenderung menguat dan
berada di kisaran Rp14.019 per dollar AS. Adapun rekor posisi terkuat rupiah
terhadap dollar AS akhirnya terjadi pada penhujung tahun 2019 yaitu pada tanggal
31 Desember yang ditutup di level Rp13.866. Sementara itu, posisi terlemah terjadi
pada tanggal 22 Mei 2019 (Rp14.525). Sedangkan terhadap mata uang euro dan yen,
nilai tukar rupiah juga masih lebih kuat jika dibandingkan dengan awal tahun (Grafik
1.9).
Grafik 1.9 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam rupiah
17.000
16.000
15.000
14.000
13.000
12.000
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 26
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Sumber: Bloomberg
Selain dari berkurangnya aktifitas di pasar, faktor global berupa kabar kesepakatan
dagang AS-China membuat sentimen pelaku pasar semakin baik. Selain itu, data
ekonomi China semakin membuat keyakinan investor meningkat dan memburu aset-
aset berisiko dengan imbal hasil tinggi. Data Purchasing Managers' Index (PMI)
manufaktur China kembali berekspansi setelah sebelumnya mengalami kontraksi 6
bulan beruntun. Di saat yang sama, ekonomi China tercatat terendah sejak tahun
1992. Kebangkitan sektor manufaktur China tersebut tentunya menjadi kabar baik
bagi pasar global. Pertumbuhan ekonomi China bisa bangkit kembali dan bisa
membantu mengerek naik pertumbuhan ekonomi global. Sementara di AS, indeks
dollar terus melemah yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan rupiah untuk menguat
di perdagangan terakhir tahun 2019. Pada perdagangan hari itu, indeks dollar AS
berakhir melemah 0,17% dan mendekati level terendahnya dalam 6 bulan4.
Sempat menurun, harga SBN seri benchmark berbalik naik menjelang akhir
tahun. Pada awal bulan, harga SBN seri benchmark tengah berada dalam tren
menurun dan mengakhirinya pada pertengahan bulan untuk kembali bergerak naik
hingga akhir tahun. Adapun puncak harga tertinggi SBN seri benchmark di tahun
2019 terjadi pada minggu-minggu awal bulan November sedangkan posisi terlemah
masih tercatat pada pertengahan Mei (Grafik 1.10).
4
CNB Indonesia, “Tutup 2019 Rupiah Makin Ganas, Terkuat Sejak 1,5 Tahun”, https://www.cnbcindonesia.com/market/20191231121356-17-
126676/tutup-2019-rupiah-makin-ganas-terkuat-sejak-15-tahun
13
Grafik 1.10 Pergerakan Harga SBN Seri Benchmark (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam persen
110
105
100
95
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Sumber: Bloomberg
Setelah terus turun sebesar 100 bps di tahun ini, tingkat suku bunga acuan BI
7-days Reverse Repo Rate (BI7DRR) kembali dipertahankan. Rapat Dewan Gubernur
(RDG) BI pada 18-19 Desember 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR
sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25% dan suku bunga Lending
Facility sebesar 5,75%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan
prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang
terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di
tengah perekonomian global yang melambat6 (Grafik 1.11).
Grafik 1.11 Pergerakan Suku Bunga Acuan BI dan JIBOR (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam persen
8,00
7,50
7,00
6,50
6,00
5,50
5,00
4,50
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 30
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
IndONIA JIBOR 1W JIBOR 1M JIBOR 3M
JIBOR 6M JIBOR 12M BI 7DRRR
Sumber: Bloomberg
5
CNBC Indonesia, “Sentimen Positif Membuncah, Harga SUN Bakal Reli Lagi nih!”, https://www.cnbcindonesia.com/market/20191219073949-
17-124295/sentimen-positif-membuncah-harga-sun-bakal-reli-lagi-nih
6
Bank Indonesia, “BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 5,00% Mendorong Momentum Pertumbuhan, Mempertahankan Stabilitas”,
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/SP_218819.aspx
14
Melihat adanya sejumlah perkembangan positif seperti perundingan perang dagang
AS-China dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (brexit) yang mulai menemui titik
terang, menjadikan BI tetap mempertahankan suku bunga acuannya meskipun ada
beberapa perkembangan geopolitik yang harus dipantau, seperti pertumbuhan
ekonomi dunia yang diperkirakan melambat ke angka 3%. BI juga melihat ada
sejumlah perkembangan positif seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diperkirakan membaik, ditopang oleh konsumsi masyarakat, ekspansi fiskal dan
perbaikan ekspor serta kondisi cadangan devisa Indonesia yang berada jauh di atas
angka kecukupan internasional.7
Tabel 1.7 Posisi Tingkat Suku Bunga Acuan BI dan JIBOR Tahun 2019
dalam persen
Periode IndONIA JIBOR 1W JIBOR 1M JIBOR 3M JIBOR 6M JIBOR 12M BI 7DRR
200.000
150.000
100.000
50.000
-
Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt No Des
r v
Sumber: Cogencis
7
Kompas, “BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 5 Persen”, https://money.kompas.com/read/2019/12/19/162028526/bi-pertahankan-
suku-bunga-acuan-tetap-5-persen
15
• APBN dalam triliun rupiah
• Sumber Data: I-account, Run 20 Januari 2020
• •APBN
APBNdalam
dalamtriliun
triliunrupiah
rupiah
• •Sumber
SumberData:
Data:I-account,
I-account,Run
Run20
20Januari
Januari2020
2020
I-Account
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terinci atas rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. APBN merupakan instrumen untuk
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
Tema besar APBN Tahun Anggaran 2019 adalah “Adil, Sehat, dan Mandiri”. Adil
karena APBN digunakan sebagai instrumen kebijakan meraih keadilan, menurunkan
tingkat kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi disparitas
antarkelompok pendapatan dan antar wilayah. Sehat artinya APBN memiliki defisit
yang semakin rendah dan keseimbangan primer menuju positif.
Dari sisi kemandirian APBN Tahun Anggaran 2019 dapat dilihat dari target
penerimaan perpajakan yang tumbuh signifikan sehingga memberikan kontribusi
dominan terhadap pendapatan negara serta mengurangi kebutuhan pembiayaan yang
bersumber dari utang. Dengan APBN yang Adil, Sehat, dan Mandiri diharapkan
kebijakan fiskal akan mampu merespon dinamika volatilitas global, menjawab
tantangan dan mendukung pencapaian target-target pembangunan secara optimal.
APBN dan laporan realisasi APBN disusun dalam format I-Account sejak tahun
2000 di mana sebelumnya disajikan dalam format T-Account. Perubahan Format
APBN menjadi I-Account tersebut disesuaikan dengan Government Finance Statistics
(GFS) yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, pengendalian defisit,
23
mempermudah analisis pengelolaan APBN dan perhitungan dana perimbangan yang
lebih transparan yang didistribusikan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Tabel 2.1 Laporan Realisasi APBN Tahun 2019 periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2019
REALISASI
TA 2019 TA 2018
APBN
URAIAN % thd % thd
TA 2019
JUMLAH APBN JUMLAH APBN
2019 2018
A. Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.959.318,7 90,5 1.943.674,9 102,6
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.953.924,4 90,3 1.928.110,0 101,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.546.134,9 86,6 1.518.789,8 93,9
a. Pajak Dalam Negeri 1.743.056,9 1.505.102,4 86,3 1.472.908,0 93,3
i. Pajak Penghasilan 894.448,7 772.270,1 86,3 749.977,0 87,7
- Migas 66.154,7 59.150,3 89,4 64.699,1 169,7
- Non Migas 828.294,0 713.119,8 86,1 685.277,9 83,9
ii. Pajak Pertambahan Nilai 655.394,9 531.587,1 81,1 537.267,9 99,2
iii. Pajak Bumi dan Bangunan 19.103,6 21.145,9 110,7 19.444,9 112,0
iv. Cukai 165.501,0 172.421,9 104,2 159.588,6 102,7
v. Pajak Lainnya 8.608,7 7.677,3 89,2 6.629,5 68,4
b. Pajak Perdagangan Internasional 43.321,8 41.032,5 94,7 45.881,8 118,6
i. Bea Masuk 38.899,3 37.508,0 96,4 39.116,7 109,6
ii. Bea Keluar 4.422,5 3.524,5 79,7 6.765,1 225,5
2. Penerimaan Bukan Pajak 378.297,9 407.789,5 107,8 409.320,2 148,6
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 190.754,8 154.158,9 80,8 180.592,6 174,2
i. Migas 159.778,3 120.414,2 75,4 142.789,2 177,7
- Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7 74,8 101.486,7 170,3
- Gas Alam 41.171,6 31.675,5 76,9 41.302,6 198,9
ii. Non Migas 30.976,5 33.744,7 108,9 37.803,4 162,1
b. Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan 45.589,3 80.726,9 177,1 45.116,2 100,9
c. PNBP Lainnya 94.069,3 123.968,8 131,8 128.518,3 153,4
d. Pendapatan BLU 47.884,5 48.934,8 102,2 55.093,1 127,2
II. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,2 15.564,9 1.300,5
B. Belanja Negara 2.461.112,1 2.300.424,7 93,5 2.213.117,8 99,7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.489.319,8 91,1 1.455.324,9 100,1
1. Belanja Pegawai 381.327,1 376.074,1 98,6 346.890,8 94,9
2. Belanja Barang 355.613,2 334.396,3 94,0 347.468,3 102,2
3. Belanja Modal 179.252,0 172.698,2 96,3 184.127,6 90,3
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 275.521,1 99,9 257.952,0 108,1
a. Utang Dalam Negeri 255.844,9 254.076,0 99,3 238.432,1 107,2
b. Utang Luar Negeri 20.040,4 21.445,1 107,0 19.519,9 119,8
5. Subsidi 224.320,9 201.782,9 90,0 216.883,3 138,8
a. Subsidi Energi 159.971,9 136.875,8 85,6 153.522,4 162,4
i. BBM (Pertamina) 100.648,4 84.209,3 83,7 97.014,8 207,0
ii. Listrik (PLN) 59.323,5 52.666,5 88,8 56.507,6 118,6
b. Subsidi Non Energi 64.349,0 64.907,1 100,9 63.360,9 102,7
6. Belanja Hibah 1.940,7 5.117,5 263,7 1.520,6 104,1
7. Bantuan Sosial 101.998,2 112.469,0 110,3 84.318,4 103,8
8. Belanja Lainnya 114.002,3 11.260,6 9,9 16.163,8 24,0
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 811.104,9 98,1 757.792,9 98,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 741.290,7 98,0 697.933,5 98,8
a. Dana Perimbangan 724.592,6 709.416,3 97,9 668.643,2 98,8
i. Dana Transfer Umum 524.223,7 524.890,2 100,1 495.193,6 100,9
- Dana Bagi Hasil 106.350,2 103.980,0 97,8 93.704,0 105,0
- Dana Alokasi Umum 417.873,6 420.910,2 100,7 401.489,6 100,0
ii. Dana Transfer Khusus 200.368,8 184.526,1 92,1 173.449,6 93,3
- Dana Alokasi Khusus Fisik 69.326,7 64.165,7 92,6 58.149,3 93,1
- Dana Alokasi Khusus Nonfisik 131.042,1 120.360,5 91,8 115.300,3 93,4
b. Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4 96,9 8.230,8 96,8
c. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY 22.179,9 22.179,9 100,0 21.059,6 100,0
i. Dana Otonomi Khusus 16.714,9 16.714,9 100,0 16.059,6 100,0
ii. Dana Tambahan Otonomi Khusus 4.265,0 4.265,0 100,0 4.000,0 0,0
iii. Dana Keistimewaan DIY 1.200,0 1.200,0 100,0 1.000,0 100,0
2. Dana Desa 70.000,0 69.814,1 99,7 59.859,4 99,8
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (65.584,9) 326,1 (11.490,9) 13,2
D. Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (341.106,0) 115,2 (269.442,9) 82,7
% Defisit terhadap PDB (1,84) (2,1) (1,82)
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,2 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,6 372.028,9 93,2
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,7 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,5 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,8 1.353,8 43,1
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,3 2.429,4 54,0
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,9 (1.075,6) 79,0
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,4 12.276,5 (66,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,4 88.609,7 172,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,1 (76.333,2) 109,4
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,1 (61.113,8) 93,1
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,0 (3.600,0) 100,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,6 (3.500,0) 140,0
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,6 (51.682,7) 90,0
4. Investasi kepada Organisasi/Lembaga Keuangan
(2.410,3) (2.275,1) 94,4 (2.331,1) 109,9
Internasional/Badan Usaha Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,7 (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,0
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,2 163,6 89,4
F. SILPA (SIKPA) 53.274,3 36.249,7
24
Gambaran umum pendapatan negara, belanja negara dan pembiayaan dapat
dijelaskan sebagai berikut
Target Pendapatan dan Hibah dalam APBN TA 2019 adalah sebesar Rp2.165,1
triliun yang mengalami kenaikan sebesar Rp270,4 triliun atau naik 14,3% dari Target
Pendapatan dan Hibah dalam APBN TA 2018 sebesar Rp1.894,7 triliun. Target
Penerimaan Dalam Negeri di sektor perpajakan yang mengalami kenaikan target
tertinggi adalah Pajak Penghasilan Migas dan Bea Keluar yang masing masing naik
sebesar 73,5% dan 47,4%. Di sektor Penerimaan Bukan Pajak (PNBP), Penerimaan
Sumber Daya Alam menjadi PNBP yang mengalami kenaikan target tertinggi yaitu
sebesar 84%. Rincian Target Pendapatan dan Hibah TA 2019 dan 2018 disajikan
dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Target Pendapatan dan Hibah TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.893.523,5 271.153,0 14,3
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.618.095,5 168.283,2 10,4
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 378.297,9 275.428,0 102.869,9 37,3
II. Hibah 435,3 1.196,9 (761,6) (63,6)
Total Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.894.720,3 270.391,5 14,3
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Capaian Pendapatan dan Hibah pada bulan Desember 2019 dari sisi nominal
menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi Pendapatan dan Hibah pada bulan Desember 2019 adalah sebesar Rp281,9
triliun. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan realisasi Pendapatan dan Hibah
pada bulan Desember 2018 sebesar Rp280,7 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan
bulan Desember 2019 lebih tinggi 7,5% dibandingkan penerimaan perpajakan bulan
Desember 2018. Namun demikian, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak bulan
Desember 2019 mencatat angka realisasi lebih rendah 23,4% dibandingkan dengan
realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak bulan Desember 2018.
Realisasi Pendapatan dan Hibah s.d. periode 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp1.959,3 triliun atau 90,3% dari pagu Pendapatan dan Hibah TA 2019 sebesar
Rp2.165,1 triliun. Capaian ini ini lebih kecil dari persentase realisasi pendapatan dan
hibah pada periode yang sama pada TA 2018 yaitu sebesar 102,6%. Pada penerimaan
perpajakan, capaian tertinggi pada PBB yang sudah mencapai 110,7% dari target.
Sedangkan pajak dari sektor lain belum dapat memenuhi target, berturut-turut
masing-masing sebagai berikut Pajaknya lainnya sebesar 89,2%, Pajak Penghasilan
86,3% dan PPN sebesar 81%. Capaian penerimaan perpajakan ini mencerminkan
25
kondisi perekonomian nasional yang stagnan pada tiga triwulan awal di tahun 2019.
Capaian bea dan cukai di tahun 2019 secara persentase lebih rendah dari capaian
pada periode yang sama di TA 2018. Penerimaan cukai melebihi target sebesar
104,2%, namun penerimaan bea masuk dan keluar masih dibawah target yaitu
sebesar 94,7%. Di lain pihak, penerimaan bukan pajak mencatatkan kinerja yang lebih
baik yaitu mencapai realisasi 107,8% dari target. Realisasi dari Pendapatan dari
Kekayaan Negara yang dipisahkan masih menjadi PNBP dengan capaian tertinggi
yaitu sebesar 177,1% dari pagu. Sedangkan penerimaan Sumber Daya Alam yang
biasanya menjadi kontributor PNBP tertinggi hanya mencatat realisasi sebesar 80,8%
dari pagu. Perbandingan realisasi Pendapatan dan Hibah per 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 dan realisasi Pendapatan dan Hibah per bulan TA 2019 disajikan
dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan dan Hibah per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31 Desember
URAIAN Desember Desember 2019 Desember 2018
2019 JUMLAH % 2018 JUMLAH %
I. Penerimaan 278.519,3 1.953.924,4 90,3 275.877,8 1.928.110,0 101,8
Dalam Negeri
1. Penerimaan 233.622,5 1.546.134,9 86,6 217.272,6 1.518.789,8 93,9
Perpajakan
2. Penerimaan 44.896,8 407.789,5 107,8 58.605,1 409.320,2 148,6
Negara
Bukan Pajak
II. Hibah 3.442,9 5.394,2 1.239,2 4.876,1 15.564,9 1.300,5
Total
Pendapatan 281.962,2 1.959.318,7 90,5 280.753,8 1.943.674,9 102,6
dan Hibah
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Tabel 2.4 Realisasi Pendapatan dan Hibah Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
108.681,1 109.059,7 132.359,2 180.638,3 197.713,0 170.311,1
Pendapatan dan Hibah Juli Agustus September Oktober November Desember
154.064,4 136.451,8 153.040,4 166.586,6 168.450,8 281.962,2
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Realisasi Pendapatan dan Hibah APBN sepanjang periode Januari s.d. Desember
2019 menunjukan tren yang fluktuatif. Periode awal tahun sampai dengan Mei 2019,
realisasi pendapatan negara rata-rata tumbuh sebesar 16,9% per bulan. Pertumbuhan
positif pendapatan negara pada awal semester satu yang mengalami puncaknya pada
bulan April dipicu oleh penarikan hibah yang cukup besar dan peningkatan setoran
pajak atas SPT pada bulan Maret – Mei terkait administrasi perpajakan dan
peningkatan konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Penurunan
mulai bulan Juni-Agustus sebesar 11,6% terjadi seiring dengan pelemahan global.
Pada awal triwulan ketiga, turning point perekonomian Indonesia mulai bergerak dan
ditutup dengan kenaikan yang signifikan pada penghujung tahun 2019. Pergerakan
realisasi pendapatan dan hibah sepanjang tahun 2019 seperti digambarkan dalam
grafik 2.1.
26
Grafik 2.1 Tren Realisasi Pendapatan dan Hibah TA 2019
Miliar Rupiah
281.962,2
197.713,0
153.040,4 168.450,8
180.638,3 170.311,1
154.064,4 166.586,6
108.681,1 132.359,2 136.451,8
109.059,7
Jan‐19 Feb‐19 Mar‐19 Apr‐19 May‐19 Jun‐19 Jul‐19 Aug‐19 Sep‐19 Oct‐19 Nov‐19 Dec‐19
Pendapatan dan Hibah selama periode Januari s.d. Desember 2019 mengalami
pertumbuhan rata–rata per bulan sebesar 11,1%. Penerimaan perpajakan tumbuh
rata-rata per bulan sebesar 11,6%, lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan
bukan pajak yang tumbuh rata-rata per bulan sebesar 17,6%. Realisasi penerimaan
hibah mencatat pertumbuhan rata-rata per bulan yang lebih tinggi yaitu mencapai
201,3%.
2. Belanja Negara
Belanja Negara terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa. Porsi terbesar Belanja Negara adalah Belanja Pemerintah Pusat yang
terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran kewajiban
utang, belanja hibah, belanja subsidi, belanja hibah, bantuan sosial dan belanja
lainnya.
Pagu Belanja Negara pada TA 2019 adalah sebesar Rp2.461,1 triliun yang
mengalami kenaikan sebesar Rp240,4 triliun atau naik 10,8% dari pagu belanja
negara TA 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun. Belanja Lainnya mengalami kenaikan pagu
tertinggi yaitu sebesar 69,6% diikuti Belanja Subsidi dengan kenaikan pagu belanja
sebesar 43,6% di mana pagu belanja subsidi BBM memiliki kenaikan pagu belanja
sebesar 114,8% pada APBN TA 2019. Di lain pihak, Belanja Modal APBN 2019
mengalami penurunan pagu belanja sebesar 12,1% dibandingkan pagu APBN 2018.
Untuk pagu Transfer ke Daerah dan Dana Desa, Dana Keistimewaan DIY dan Dana
Alokasi Umum memiliki kenaikan pagu yang tertinggi yaitu masing masing 20% dan
19,2% dibandingkan pagu APBN TA 2018. Rincian Pagu Belanja TA 2019 dan 2018
disajikan pada tabel 2.5.
27
Tabel 2.5 Pagu Belanja Negara TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.454.494,4 179.845,1 12,4
1. Belanja Pegawai 381.327,1 365.691,5 15.635,6 4,3
2. Belanja Barang 355.613,2 340.130,2 15.483,0 4,6
3. Belanja Modal 179.252,0 203.879,4 (24.627,4) (12,1)
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 238.607,1 37.278,1 15,6
5. Subsidi 224.320,9 156.228,1 68.092,7 43,6
6. Belanja Hibah 1.940,7 1.460,8 479,8 32,8
7. Bantuan Sosial 101.998,2 81.259,8 20.738,5 25,5
8. Belanja Lainnya 114.002,3 67.237,4 46.764,8 69,6
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 766.162,6 60.610,0 7,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 706.162,6 50.610,0 7,2
2. Dana Desa 70.000,0 60.000,0 10.000,0 16,7
Total Belanja Negara 2.461.112,1 2.220.657,0 240.455,1 10,8
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Belanja negara pada bulan terakhir di tahun anggaran 2019 meningkat signifikan
dari total belanja di bulan sebelumnya. Di penghujung periode Pemerintah masih
berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui belanja Pemerintah.
Realisasi belanja negara pada Bulan Desember 2019 adalah sebesar Rp405,7 triliun
yang lebih besar 50,0% bila dibandingkan dengan realisasi belanja negara pada bulan
Desember 2018 sebesar Rp270,5 triliun. Realisasi belanja negara terdiri atas dua
bagian utama yaitu Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Desember 2019 tercatat lebih tinggi 17,5%
dibandingkan realisasi periode yang sama TA 2018. Demikian pula halnya dengan
realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa menunjukan capaian lebih besar 233,0%
dibandingkan dengan realisasi Bulan Desember 2018.
28
tertinggi dengan realisasi sebesar 100% dari pagu APBN TA 2019 disusul dengan
Dana Perimbangan yang mencapai realisasi sebesar 97,9% dari pagu APBN 2019.
Dana desa juga menunjukan capaian realisasi yang baik dengan mencatat angka
capaian sebesar 99,7% dari pagu 2019. Namun demikian, Pemerintah Daerah
memiliki peranan kunci atas sukses tidaknya pelaksanaan pembangunan daerah
khususnya desa yang disokong pendanaannya melalui dana desa. Pemerintah Daerah
harus mengelola dana transfer daerah dan dana desa dengan baik untuk percepatan
pembangunan di daerah sehingga dapat menghindari terjadinya idle cash di Rekening
Kas Umum Daerah.
29
Grafik 2.2 Tren Realisasi Belanja TA 2019
Miliar Rupiah
405.669,8
250.143,2
224.123,3 206.357,3
179.721,5 202.023,1
203.770,9
153.850,9 180.234,0 178.608,7
151.797,3
117.975,6
Jan‐19 Feb‐19 Mar‐19 Apr‐19 May‐19 Jun‐19 Jul‐19 Aug‐19 Sep‐19 Oct‐19 Nov‐19 Dec‐19
Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Belanja negara selama periode Januari s.d Desember 2019 mengalami rata rata
pertumbuhan bulanan sebesar 12,86%. Belanja Pemerintah Pusat tumbuh sebesar
17,88%, sedangkan Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan
rata-rata per bulan sebesar 9,25%.
3. Keseimbangan Primer
Keseimbangan primer merupakan indikator kemampuan Pemerintah menutup
belanja di luar biaya bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara. Jika total
pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga
utang maka keseimbangan primer akan positif, yang berarti Pemerintah mampu
membiayai seluruh belanjanya (diluar biaya bunga utang) menggunakan pendapatan.
Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara di luar
pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif, menunjukkan
pendapatan negara tidak mencukupi untuk belanja negara (diluar biaya utang).
Keseimbangan primer secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut :
Target keseimbangan primer TA 2019 adalah sebesar minus Rp20,1 triliun yang
mengalami kenaikan sebesar Rp67,2 triliun atau naik 77,0 % dari target
keseimbangan primer TA 2018 sebesar minus Rp87,3 triliun. Rincian target
Keseimbangan Primer TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8 Target Keseimbangan Primer TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
Keseimbangan Primer (20.115,0) (87.329,5) 67.214,5 (77,0)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
30
Secara rata-rata kondisi keseimbangan primer APBN 2019 sampai dengan
Desember 2019 masih menunjukan bahwa pembayaran kewajiban utang masih
belum dapat dipenuhi dari pendapatan negara. Hal ini disebabkan antara lain oleh
capaian pendapatan negara yang lebih kecil dari target. Realisasi keseimbangan
primer pada bulan Desember TA 2019 mencatat angka positif sebesar Rp15,8 triliun
atau mengalami penurunan dari angka keseimbangan primer bulan Desember 2018.
Berdasarkan keadaan tersebut, realisasi keseimbangan primer sampai dengan 31
Desember TA 2019 mencatat sebesar minus Rp65,5 triliun atau 326,1% dari target
keseimbangan primer TA 2019. Akumulasi Pendapatan dan Hibah hingga 31
Desember 2019 masih belum mampu menutup pembayaran kewajiban utang dan
perlu mendapatkan perhatian karena realisasi keseimbangan primer telah melebihi
100% dari pagu APBN TA 2019. Jika dibandingkan dengan tahun anggaran
sebelumnya, realisasi keseimbangan primer pada periode yang sama pada TA 2018
menunjukkan presentase capaian yang lebih baik yaitu sebesar 13,2% dari target
APBN TA 2018. Perbandingan realisasi keseimbangan primer pada 31 Desember TA
2019 dan 31 Desember TA 2018 disajikan dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Realisasi Keseimbangan Primer per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 Jumlah % 2018 Jumlah %
Keseimbangan
15.866,8 (65.584,9) 326,1 17.087,4 (11.490,9) 13,2
Primer
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Keseimbangan primer mencatat angka positif hanya pada bulan Februari, April,
Mei dan Desember, sedangkan pada delapan bulan lainnya mencatat angka negatif.
4. Surplus/Defisit Anggaran
Surplus/Defisit Anggaran merupakan selisih antara penerimaan (pendapatan
dan hibah) dan pengeluaran (belanja negara). Pengeluaran yang melebihi
penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran
disebut surplus. Target defisit pada tahun 2019 adalah sebesar Rp296 triliun atau
terjadi penurunan sebesar Rp29,9 triliun (9,2%) dari target defisit TA 2018 sebesar
Rp325,9 triliun. Defisit TA 2019 dipatok pada angka 1,84% terhadap PDB lebih
rendah dibandingkan dengan defisit TA 2018 sebesar 2,19% terhadap PDB. Rincian
target Surplus/Defisit Anggaran TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.11.
31
Pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 menunjukan kinerja yang cukup
baik, hal ini ditunjukkan jumlah defisit anggaran pada bulan Desember mengalami
penurunan dibandingkan dengan jumlah defisit anggaran pada bulan sebelumnya.
Pada Bulan Desember 2019, terjadi defisit anggaran sebesar Rp15 triliun yang berarti
bahwa realisasi penerimaan negara pada bulan Desember 2019 lebih kecil
dibandingkan realisasi belanja negara bulan Desember 2019. Secara bulanan,
realisasi anggaran bulan Desember 2019 mengalami defisit sebesar 0,1% dari PDB
2019 lebih besar dibandingkan dengan periode bulan Desember 2018 yang mencatat
surplus sebesar 0,1% dari PDB.
Tabel 2.12 Realisasi Surplus/Defisit Anggaran per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 Jumlah % 2018 JUMLAH %
Surplus/Defisit
(15.026,5) (341.106,0) 115,2 10.247,8 (269.442,9) 82,7
Anggaran
% Defisit
(0,1) (2,12) 115,6 0,1 (1,82) 82,92
terhadap PDB
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Catatan:
Nilai PDB tahun 2018 adalah sebesar Rp14.837 triliun dan nilai PDB tahun 2019
adalah sebesar Rp16.077 triliun.
Realisasi Surplus/Defisit Anggaran selama periode Januari s.d. Desember 2019
mengalami tren yang defisit kecuali pada bulan April 2019 yang mencatat surplus
sebagaimana data dalam tabel 2.13.
Tabel 2.13 Realisasi Surplus/Defisit Anggaran Januari s.d. November 2019
Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
(45.169,8) (8.915,8) (47.874,7) 916,8 (26.410,3) (8.297,7)
Surplus/ Defisit Anggaran Juli Agustus September Oktober November Desember
(47.958,7) (15.345,5) (53.316,9) (37.211,5) (81.665,2) (15.026,5)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
5. Pembiayaan
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Pembiayaan terbagi
atas Pembiayaan Utang, Pembiayaan Investasi, Pemberian Pinjaman, Kewajiban
Penjaminan dan Pembiayaan Lainnya. Beberapa sumber pembiayaan yang penting
saat ini adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan surat berharga negara,
penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan luar negeri meliputi pinjaman proyek,
pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali utang.
Pagu Pembiayaan TA 2019 adalah sebesar Rp296 triliun atau lebih rendah
Rp29,9 triliun (9,2%) dari pagu TA 2018 sebesar Rp325,9 triliun. Rincian Pagu
Pembiayaan TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.14
32
Tabel 2.14 Pagu Pembiayaan TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
Pembiayaan 296.000,2 325.936,6 (29.936,4) (9,2)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
33
Tabel 2.15 Realisasi Pembiayaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 JUMLAH % 2018 JUMLAH %
Pembiayaan 96.830,5 394.380,3 133,2 (42.243,4) 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 109.437,6 429.498,8 119,6 8.341,8 372.028,9 93,2
1. SBN (Neto) 100.724,1 446.288,6 114,7 (11.043,0) 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) 8.713,5 (16.789,8) 56,5 19.384,8 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman DN 855,1 1.451,3 300,8 728,1 1.353,8 0
(Neto)
i. Penarikan 855,1 2.451,8 125,3 798,3 2.429,4 0
Pinjaman DN
(Bruto)
ii. Pembayaran 0,0 (1.000,5) 67,9 (70,2) (1.075,6) 0
Cicilan Pokok
Pinjaman DN
b. Pinjaman LN 7.858,4 (18.241,2) 60,4 18.656,7 12.276,5 (66,6)
(Neto)
i. Penarikan 22.931,3 67.751,6 112,4 27.602,4 88.609,7 172,6
Pinjaman LN
(Bruto)
ii. Pembayaran (15.072,9) (85.992,8) 95,1 (8.945,7) (76.333,2) 109,4
Cicilan Pokok
Pinjaman LN
II. Pembiayaan Investasi (26.990,0) (49.389,0) 65,1 (45.502,7) (61.113,8) 0
1. Investasi Kepada (4.000,0) (17.800,0) 100,0 0,0 (3.600,0) 0
BUMN
2. Investasi Kepada (990,0) (3.490,0) 139,6 (3.500,0) (3.500,0) 0
mmiLembaga/Badan
Lainnya
3.Investasi Kepada BLU (22.000,0) (25.823,9) 48,6 (42.002,7) (51.682,7) 0
4.Investasi kepada 0,0 (2.275,1) 94,4 0,0 (2.331,1) 0
iiiiiOrgn/LK/Badan Usaha
Intl
III. Pemberian Pinjaman (638,7) (909,5) 38,7 (3.963,0) (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) (1.121,3) 0
Penjaminan
V. Pembiayaan Lainnya 15.021,6 15.180,0 101,2 1,8 163,6 89,4
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
123.124,1 74.634,6 (20.308,7) (33.614,7) 14.058,2 17.453,5
Pembiayaan Juli Agustus September Oktober November Desember
54.384,8 50.586,4 27.309,6 35.642,2 77.403,8 96.830,5
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
34
Kotak 2.1. Pelaksanaan APBN pada Akhir Tahun Anggaran 2019
Pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 merupakan tahap akhir pelaksanaan penerimaaan dan
pengeluaran negara atas APBN Tahun Anggaran 2019. Volume transaksi penerimaan dan pengeluaraan negara dalam
bulan Desember 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan November 2019. Dalam
mengelola pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 agar berjalan dengan lancar, Direktorat Jenderal menerbitkan
Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-13/PB/2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Negara pada Akhir Tahun 2019. Perdirjen tersebut pada pokoknya mengatur (i) penatausahaan penerimaan negara, (ii)
pengeluaran negara yang mencakup rencana penarikan dana, pengajuan data kontrak, pengajuan SPM, dan penerbitan
SP2D, (iii) penyelesaian uang persediaan dan pengesahan hibah langsung, (iv) pelaksanaan pinjaman dan hibah luar
negeri, (v) pengeluaran negara beban Bendahara Umum Negara (BUN), dan (vi) Akuntansi dan Pelaporan. Pengaturan
pelakasanaan APBN pada akhir tahun 2019 telah dimulai pada bulan September 2019 dengan harapan pelaksanaan APBN
khusus pengeluaran negara pada bulan Desember 2019 dapat dikendalikan dengan baik.
Pengaturan pelaksanaan APBN pada akhir tahun 2019 juga bermanfaat dalam pengelolaan kas negara oleh BUN.
Pengaturan pengeluaran negara pada akhir tahun 2019 dilakukan secara rinci dan komprehensif yang dimulai dari sisi
perencanaan penarikan dana hingga sisi penerbitan SP2D. Dengan pengaturan yang rinci tersebut, Ditjen Perbendaharaan
dalam hal ini Direktorat Pengelolaan Kas dapat mengelola likuiditas BUN dengan lebih baik sehingga pengeluaran negara
dapat terproses sesuai dengan yang direncanakan. Pengaturan penerimaan dan pengeluaran negara pada akhir tahun 2019
selain terkait langsung dengan Kementerian/Lembaga juga melibatkan stakeholders lain yaitu Bank Indonesia dan bank
umum mitra kerja Pemerintah ( bank operasional dan bank penyalur gaji).
Kementerian Keuangan melalui surat Menteri Keuangan nomor S-892/MK.05/2019 tanggal 4 Desember 2019
kepada seluruh Bank / Pos Persepsi dan Lembaga Persepsi Lainnya menetapkan waktu buka loket penyetoran penerimaan
negara dan pelimpahan penerimaan negara ke Rekening Kas Negara pada tanggal 31 Desember 2019. Pengaturan waktu
penyetoran penerimaan negara dan pelimpahan penerimaan negara ke Rekening Kas Negara bertujuan agar pelaksanaan
penerimaan negara dapat memenuhi target APBN tahun 2019 sehingga dapat mendukung pelaksanaan pengeluaran negara
hingga akhir tahun 2019.
Selain koordinasi dengan Bank/Pos Persepsi dalam rangka pelaksanaan penerimaan negara, Kementerian
Keuangan juga melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dalam pelaksanaan pengeluaran negara pada akhir tahun
anggaran 2019. Melalui surat Menteri Keuangan nomor S-892/MK.05/2019 tanggal 4 Desember 2019 kepada Gubernur
Bank Indonesia, Kementerian Keuangan mengajukan permohonan pengaturan/perpanjangan window time BI-RTGS / SKN
mulai tanggal 19 sampai dengan 31 Desember 2019. Pengaturan perpanjangan window time BI-RTGS dan SKN-BI
diperlukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penerbitan SP2D pada akhir tahun anggaran 2019. Peningkatan
jumlah penerbitan SP2D dan adanya batasan waktu atas pengeluaran anggaran menyebabkan Bank Operasional
memerlukan penambahan waktu penggunaan sistem layanan RTGS dan SKN yang disediakan oleh Bank Indonesia untuk
proses pemindahbukuan dana ke rekening pihak ketiga (penerima dana).
35
Penerimaan Negara
Realisasi pendapatan dan hibah sampai dengan akhir Desember 2019 turun
secara persentase, namun meningkat secara nominal terhadap target APBN
dibandingkan tahun lalu. Realisasi Penerimaan Negara sampai dengan 31 Desember
2019 sebesar Rp1.959,3 triliun atau 90,5 persen dari target APBN sebesar Rp2.165,1
triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar
Rp1.943,7 triliun, Penerimaan Negara meningkat 15,6 triliun Rupiah atau tumbuh
0,8 persen. Kontribusi penerimaan tertinggi berasal dari pajak sebesar Rp1.332,7
triliun atau mencapai porsi 84,5 persen, diikuti PNBP sebesar Rp407,8 triliun atau
mencapai porsi 107,8 persen, Bea Cukai sebesar Rp213,5 triliun atau mencapai 102,3
persen, dan Hibah sebesar Rp5,4 triliun atau 1,2% terhadap realisasi kumulatif
Penerimaan Negara.
Tabel 3.1 Realisasi Penerimaan Negara s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2019 2018
No Uraian APBN 2019 APBN 2018 % Thd
Realisasi % Thd APBN Realisasi
APBN
1. Pajak 1.577.555,9 1.332.680,5 84,5 1.423.995,5 1.313.319,4 92,2
2. Bea Cukai 208.822,8 213.454,4 102,3 194.100,0 205.470,4 105,9
3. PNBP 378.297,9 407.789,5 107,8 275.428,0 409.320,2 148,6
4. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,2 1.196,9 15.564,9 1.300,5
TOTAL 2.165.111,9 1.959.318,7 90,5 1.894.720,3 1.943.674,9 102,6
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).
Realisasi Penerimaan Negara selama bulan Desember 2019 sebesar 282,0 triliun
Rupiah lebih tinggi Rp113,5 triliun atau naik 67,4 persen dibandingkan bulan
sebelumnya yang mencapai Rp168,4 triliun. Kenaikan terjadi pada semua jenis
37
penerimaan, yaitu: Pajak mencapai 78,6 triliun Rupiah (66,7 persen), Bea Cukai
mencapai 16,4 triliun Rupiah (78,6 persen), PNBP mencapai Rp15,3 triliun (51,7
persen) dan pada Hibah mencapai Rp3,2 triliun (1.400,6 persen).
Kenaikan Pajak terjadi pada Pajak Penghasilan mencapai Rp40,7 triliun (64,8
persen), dan Pajak Pertambahan Nilai mencapai Rp37,2 triliun (69,9 persen), dan
pada Pajak Lainnya yang mencapai Rp1,1 triliun (194,5 persen) meski terjadi
penurunan pada Pajak Bumi dan Bangunan mencapai Rp470,2 miliar (38,6 persen).
Kenaikan pajak pada akhir Desember 2019 karena terdapat setoran pelunasan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) hasil pemeriksaan (audit) akibat terlambat
menyampaikan SPT Masa, Kurang Bayar PPN, PPnBM, Pokok Pajak, dan Sanksi
Administratif lainnya.
Kenaikan Bea dan Cukai terjadi pada Cukai yang mencapai Rp15,9 triliun (93,2
persen), bea masuk mencapai Rp484,1 miliar (14,1 persen), dan Bea Keluar yang
mencapai Rp27,0 miliar (8,5 persen). Kenaikan Bea dan Cukai pada akhir Desember
2019 karena pelunasan Cukai Hasil Tembakau (CHT) maksimal selama 2 bulan yang
tidak boleh melewati tahun berdasarkan PMK No. 20/2015 tentang Perubahan PMK
No. 69/2009 tentang Penundaan Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang
Kena Cukai yang melaksanakan Pelunasan dengan cara Pelekatan Pita Cukai.
Kenaikan PNBP terjadi pada Penerimaan Sumber Daya Alam mencapai Rp3,7
triliun (32,5 persen), Pendapatan dari Kekayaan Negara yang dipisahkan mencapai
Rp3,1 triliun (329,0 persen), PNBP Lainnya mencapai Rp6,2 triliun (48,4 persen),
dan Pendapatan BLU mencapai Rp2,2 triliun (50,7 persen). Kenaikan PNBP pada
akhir Desember 2019 karena adanya PNBP Migas Pertamina dan PNBP Lainnya,
berupa Domestic Market Obligation, yaitu bagian produksi minyak harus dijual ke
Pemerintah dikonsumsi di dalam negeri. Hibah meningkat drastis Rp3,2 triliun
(1.401 persen).
Tabel 3.2 Realisasi Penerimaan Negara per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No. Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli
2. Bea Cukai 208.822,8 3.912,8 12.612,3 14.441,2 18.450,3 23.257,6 12.929,7 19.555,7
38
Pendapatan Negara sangat diperlukan dalam ABPN untuk membiayai Belanja
Negara yang masuk ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN) melalui 3 (tiga) cara:
1. Modul Penerimaan Negara (MPN)
Penerimaan negara melalui MPN, berupa: pajak, bea cukai, PNBP melalui kanal
Bank/Pos Persepsi, dan Lembaga Persepsi Lainnya menggunakan kode billing.
2. Potongan Belanja Pemerintah
Potongan SPM/SP2D LS belanja APBN yang merupakan bagian dari kas untuk
belanja pada RKUN. Sebagian disalurkan kepada penerima dana dan sebagiannya
lagi merupakan potongan tetap yang berada pada RKUN.
3. Setoran Langsung ke RKUN
Sebagian kecil penerimaan masih disetor langsung ke RKUN di Bank Indonesia,
seperti: hasil penjualan aset eks BPPN, eks Bank Dalam Likuidasi, iuran tetap/
produksi/royalti pertambangan mineral dan batubara, dan lain-lain.
Tabel 3.3 Realisasi Penerimaan: MPN, Potongan, Setoran, dan Pengembalian
s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi Pengembalian
No. Uraian Potongan Setoran Jumlah Porsi (%)
MPN G3 SPM KP SPM PP
SPM RKUN
1. Pajak 1.304.042 67.786 12.001 (143.801) 1.240.028 67,8
39
Kotak 3.1. Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank/Pos Persepsi
Sehubungan dengan berakhirnya perjanjian jasa layanan perbankan sebagai Bank/Pos Persepsi
yang melaksanakan sistem penerimaan Negara secara elektronik dalam rangka pelaksanaan Treasury
Single Account (TSA) penerimaan antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Bank/Pos
Persepsi sejak 1 Januari 2017 berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, DJPb cq. Direktorat
Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) memperpanjang masa berlakunya perjanjian. Draft perpanjangan
PKS telah disampaikan Direktur PKN kepada Bank/Pos Persepsi melalui Surat No. S-514/PB.3/2019
tanggal 31 Oktober 2019 Hal Penyampaian Draft Perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi.
Terdapat 6 (enam) point yang diperbaharui dalam perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi, yaitu:
1. Pelimpahan penerimaan negara dari semula 1 (satu) kali menjadi minimal 2 (dua) kali sehari,
yaitu: pada pkl. 09.00 WIB, dan pkl. 16.30 WIB.
2. Pelimpahan penerimaan negara sesuai permintaan Ditjen Perbendaharaan.
3. Surat Peringatan apabila tidak/kurang/terlambat melimpahkan penerimaan Negara pada pkl.
15.00 WIB H-1 s.d. pkl. 08.00 WIB H+0).
4. Komunikasi dan Koordinasi: permintaan data, informasi, dan laporan ditambah Direktur SITP.
Sebelumnya dengan Dirjen Perbendaharaan, Direktur PKN, dan Kepala KPPN KP.
5. Bank dapat melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka penerimaan
Negara dengan persetujuan Dirjen Perbendaharaan.
6. Jangka waktu PKS semula 2 tahun menjadi 3 tahun.
Adapun 87 perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi yg ditandatangani Dirjen Perbendaharaan
sebagai Pihak Pertama dan Dirut/Presdir Bank/Pos Persepsi sebagai Pihak Kedua sebagai berikut:
40
NO BANK/POS PERSEPSI TANGGAL PKS NOMOR PKS
41 PT BANK MULTIARTA SENTOSA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.22/PB/2019
42 PT BPD KALIMANTAN SELATAN 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.23/PB/2019
43 PT BANK DANAMON INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.24/PB/2019
44 PT BANK MIZUHO INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.25/PB/2019
45 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.26/PB/2019
46 PT BANK PAN INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.27/PB/2019
47 PT BPD KALTIM DAN KALTARA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.28/PB/2019
48 CITIBANK N.A INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.29/PB/2019
49 PT BANK ANZ INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.30/PB/2019
50 PT BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906 TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.31/PB/2019
51 PT BPD JAMBI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.32/PB/2019
52 PT BPD SUMSEL BABEL 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.33/PB/2019
53 PT BANK NTB SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.34/PB/2019
54 PT BPD BANTEN TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.35/PB/2019
55 PT BANK ICBC INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.36/PB/2019
56 PT BANK ACEH SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.37/PB/2019
57 STANDARD CHARTERED BANK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.38/PB/2019
58 PT BANK MEGA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.39/PB/2019
59 PT BPD SULAWESI TENGGARA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.40/PB/2019
60 PT BPD LAMPUNG 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.41/PB/2019
61 PT BANK OCBC NISP 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.42/PB/2019
62 PT BANK SYARIAH BUKOPIN 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.43/PB/2019
63 PT BPD KALIMANTAN TENGAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.44/PB/2019
64 PT BANK COMMONWEALTH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.45/PB/2019
65 PT BANK JTRUST INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.46/PB/2019
66 PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.47/PB/2019
67 PT BANK SINARMAS TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.48/PB/2019
68 PT BANK CIMB NIAGA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.49/PB/2019
69 PT BANK CENTRAL ASIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.50/PB/2019
70 PT BPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.51/PB/2019
71 PT BANK BNI SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.52/PB/2019
72 BANK MANDIRI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.53/PB/2019
73 DEUTSCHE BANK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.54/PB/2019
74 BANK BNI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.55/PB/2019
75 BANK DKI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.56/PB/2019
76 PT BPD JAWA TIMUR 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.58/PB/2019
77 BANK MALUKU DAN MALUT 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.59/PB/2019
78 BANK QNB 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.60/PB/2019
79 BANK BRI SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.62/PB/2019
80 BANK MANDIRI (VALAS) 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.63/PB/2019
81 BANK BNI (VALAS) 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.64/PB/2019
82 PT BPD KALIMANTAN BARAT 30 DESEMBER 2019 PRJ‐261/PB/2019
83 PT BANK BUKOPIN TBK 30 DESEMBER 2019 PRJ‐262/PB/2019
84 PT BPD JAWA TENGAH 31 DESEMBER 2019 PRJ‐265/PB/2019
85 MEGA SYARIAH 31 DESEMBER 2019 PRJ‐263/PB/2019
86 PT BANK SYARIAH MANDIRI 31 DESEMBER 2019 PRJ‐264/PB/2019
87 BANK BRI (VALAS) 31 DESEMBER 2019 PRJ‐266/PB/2019
41
1. Pajak
Komponen realisasi penerimaan pajak terbesar dari dalam negeri, berupa: Pajak
Penghasilan (PPh) sebesar Rp772,3 triliun atau 86,3 persen, terdiri dari: PPh Non
Migas sebesar Rp713,1 triliun, dan PPh Migas sebesar Rp59,1 triliun. PPN mencapai
Rp531,6 triliun atau 81,1 persen. PPh Non Migas terbanyak diperoleh dari PPh pasal
25/29 Badan sebesar Rp285,4 triliun (nett), dan PPh pasal 21 sebesar Rp148,6 triliun
(nett).
Tabel 3.4 Realisasi Penerimaan Pajak s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2019 2018
No. Uraian APBN 2019
Realisasi % APBN Realisasi % APBN
Kenaikan pajak pada akhir Desember 2019 karena terdapat setoran pelunasan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) hasil pemeriksaan (audit) akibat
terlambat menyampaikan SPT Masa, Kurang Bayar PPN, PPnBM, Pokok Pajak, dan
Sanksi Administratif lainnya.
42
Tabel 3.5 Realisasi Penerimaan Pajak per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No. Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli
b. Non Migas 828.294,0 49.868,1 41.886,9 51.060,1 89.916,0 61.411,2 52.018,4 58.511,2
4. Pajak Lainnya 8.608,7 545,6 444,3 491,6 447,8 553,8 490,0 521,4
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan Kum.
No. Uraian APBN 2019 % APBN
Agust Sept Okt Nov Des 31-12-19
b. Non Migas 828.294,0 50.111,6 48.213,2 53.635,7 59.196,3 97.291,0 713.119,8 86,1
4. Pajak Lainnya 8.608,7 758,2 542,1 598,9 578,9 1.704,7 7.677,3 89,2
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).
Selama ini, porsi penerimaan negara terbesar yang masuk melalui MPN G3
adalah pajak, baik dari jumlah transaksi, maupun nominal. Sejak tahun 2018, jumlah
transaksi dan nominal pajak lebih dari 66 persen terhadap total penerimaan negara
yang masuk melalui MPN G3. Hingga 31 Desember 2019, jumlah transaksi pajak
sebanyak 71,7 juta (69,3 persen) dengan nominal sebesar Rp1.304,0 triliun atau
mencapai 71,4 persen dari total penerimaan negara yang masuk melalui MPN G3
berdasarkan dashboard mpn online senilai Rp1.771,0 triliun.
Grafik 3.1 Realisasi Pajak Tahun 2018 s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
200
171
180
148 150 148
160 174
140 116 119
119
109 101 114 107 105 104 110 106 107 118 115
120 93 95 98 148 100
100 84 89
117
80 99 106 101 113 106 102 114
95
60 85
40
20
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2018 2019
Realisasi Proyeksi
43
Kas masuk yang diterima dari pajak melalui MPN G3 s.d. 31 Desember 2019
sebesar Rp1.214,7 triliun meningkat Rp24,7 triliun (2,1 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.190,1 triliun. Namun, Restitusi Pajak
meningkat lebih besar s.d. 31 Desember 2019 dibandingkan periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp24,8 triliun (21,7 persen) sehingga mengurangi kenaikan penerimaan
pajak.
Realisasi bea dan cukai hingga 31 Desember 2019 sebesar Rp213,5 triliun atau
102,2 persen dari target APBN sebesar Rp208,8 triliun. Dari jumlah realisasi
dimaksud, porsi terbesar berasal dari cukai sebesar Rp172,4 triliun atau mencapai
80,8 persen, diikuti bea masuk sebesar Rp37,5 triliun atau 17,6 persen, dan bea
44
keluar sebesar Rp3,5 triliun atau 1,7 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun
lalu, realisasi bea cukai meningkat sebesar Rp8,0 triliun atau mencapai 3,9 persen.
Terhadap target APBN, realisasi tersebut menurun 3,6 persen jika dibandingkan
dengan capaian tahun lalu.
Realisasi penerimaan bea dan cukai bulan Desember 2019 sebesar Rp37,2 triliun
dimaksud lebih tinggi Rp16,4 triliun atau naik 78,9 persen dibandingkan sebelumnya
pada bulan November 2019 sebesar Rp20,8 triliun. Penerimaan Bea dan Cukai yang
terbesar adalah dari Cukai yang mencapai Rp33,0 triliun. Penerimaan Cukai terbesar
berasal dari Cukai Hasil Tembakau, dan Cukai Minuman mengandung Ethyl Alkohol.
Kenaikan Bea dan Cukai pada akhir Desember 2019 karena pelunasan Cukai
Hasil Tembakau (CHT) maksimal selama 2 bulan yang tidak boleh melewati tahun
berdasarkan PMK No. 20/2015 tentang Perubahan PMK No. 69/2009 tentang
Penundaan Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang
melaksanakan Pelunasan dengan cara Pelekatan Pita Cukai.
Tabel 3.8 Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli
1. Bea Masuk 38.899,3 3.092,9 2.725,5 2.725,6 3.246,0 3.176,5 2.304,1 3.414,6
2. Bea Keluar 4.422,5 333,1 298,0 445,4 378,8 43,3 131,8 219,3
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan Kumulatif
No Uraian APBN 2019 % APBN
Agustus Sept Okt Nov Des 31-12-19
1. Bea Masuk 38.899,3 3.140,9 3.018,8 3.311,3 3.433,8 3.917,9 37.508,0 96,4
2. Bea Keluar 4.422,5 197,9 236,9 582,0 315,5 342,5 3.524,5 79,7
3. Cukai 165.501,0 10.496,8 14.413,0 14.862,1 17.062,1 32.963,3 172.421,9 104,2
TOTAL 208.822,8 13.835,6 17.668,6 18.755,4 20.811,4 37.223,7 213.454,4 102,2
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).
Grafik 3.2 Realisasi Bea dan Cukai Tahun 2018 s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
50
45 40
40 46
35
30 21 24
25 20 22 20 21 22
17 19 20 19
20 16 15 16
13 15 13 14
18 20
15 10 19 17 21 19
4 16
10 4 4 15 14
5 10
0 3 4
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2018 2019
Realisasi Proyeksi
Penerimaan bea cukai melalui MPN G3 s.d. 31 Desember 2019 sebesar Rp214,5
triliun meningkat Rp7,7 triliun atau 3,7 persen dibandingkan tahun lalu sebesar
Rp206,8 triliun. Penerimaan cukai meningkat didorong kenaikan tarif Cukai Hasil
Tembakau dan pelunasan pembelian pita cukai berdasarkan PMK No.
45
57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik
atau Importir Barang Kena Cukai melaksanakan Pelunasan dengan Pelekatan Pita
Cukai.
Sumber: Realisasi SPM-KP MPN Online KPPN KP, DJPb diakses 20 Januari 2020.
3. PNBP
Total PNBP sampai dengan bulan Desember 2019 menurunan dibandingkan
periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp407,8 triliun. Penurunan terjadi
hampir pada seluruh penerimaan PNBP. Penurunan Penerimaan Sumber Daya Alam
sebesar Rp26,4 triliun (14,6%) menjadi Rp154,2 triliun. PNBP Lainnya menurun
sebesar 4,5 triliun (3,5%). Pendapatan BLU juga menurun dibandingkan tahun lalu
sebesar Rp6,2 triliun (11,2%). Sedangkan Pendapatan dari Kekayaan Negara yang
Dipisahkan mengalami peningkatan sebesar 35,6 triliun (78,9%) menjadi Rp80,7
trilun.
Sebagian besar PNBP diperoleh dari Penerimaan Sumber Daya Alam yang
mencapai Rp154,2 triliun atau 37,8 persen. PNBP Lainnya mencapai Rp123,9 triliun
atau 30,4 persen dan Pendapatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan mencapai
Rp80,7 triliun (19,8 persen), sedangkan Pendapatan BLU mencapai Rp48,9 triliun
(12,0 persen).
46
Tabel 3.9 Realisasi PNBP s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
31 Desember 2019 31 Desember 2018
No. Uraian APBN 2019
Realisasi % APBN Realisasi % APBN
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, Ditjen Perbendaharaan (2019)
Penerimaan negara terbesar ketiga secara nominal yang masuk melalui Sistem
MPN adalah PNBP. Berdasarkan dashboard mpn online, hingga 31 Desember 2019
jumlah transaksi PNBP sebanyak 30,3 persen, namun secara nominal hanya sebesar
19,0 persen dari total penerimaan negara melalui Sistem MPN.
Kas yang diterima dari setoran PNBP melalui MPN periode Desember 2019
sebesar Rp21,5 triliun, mengalami penurunan Rp21,3 triliun atau 46,3 persen
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp45,9 triliun. Adapun
PNBP bersih dari setoran MPN, setoran ke RKUN dan potongan belanja, setelah
dikurangi pengembalian penerimaan PNBP pada bulan Desember 2019 adalah
sebesar Rp44,9 triliun. PNBP bersih yang lebih besar dibandingkan melalui setoran
MPN disebabkan besarnya PNBP dari potongan belanja Pemerintah dan setoran
langsung ke RKUN.
Secara realisasi bulanan, realisasi PNBP pada bulan Desember 2019 mengalami
peningkatan dibandingkan realisasi bulan November 2019 yang dipicu oleh hampir
seluruh kenaikan penerimaan PNBP. Kenaikan penerimaan PNBP terbesar pada
bulan Desember 2019 terjadi pada penerimaan Gas Alam. Penerimaan Gas Alam pada
bulan Desember 2019 sebesar 10,8 triliun yang terdiri dari penerimaan gas alam
sebesar 6,4 triliun dan koreksi dari penerimaan minyak bumi sebesar 4,4 triliun.
47
Tabel 3.10 Target dan Realisasi PNBP per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi TA 2019
No Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1. Pen. SDA 190.754,8 9.835,9 11.585,8 13.475,3 11.256,6 18.858,3 5.716,8 16.524,9
Minyak Bumi 118.606,7 7.281,4 8.651,6 10.713,3 8.608,0 16.115,8 3.202,8 13.644,0
Non Migas 30.976,5 2.554,4 2.934,2 2.745,6 2.648,6 2.742,5 2.530,4 2.880,9
3. PNBP Lainnya 94.069,3 8.421,5 8.115,9 9.228,0 8.934,5 7.549,4 6.176,6 11.333,5
4. Pendapatan BLU 47.884,5 339,4 1.945,8 7.094,0 3.734,5 5.238,3 2.898,9 3.134,2
Miliar Rupiah
Realisasi TA 2019 Kumulatif
No Uraian APBN 2019 % APBN
Agt Sep Okt Nov Des s.d. Des
1. Pen. SDA 190.754,8 12.577,1 9.675,0 18.312,5 11.330,8 15.009,9 154.158,9 80,8
Minyak Bumi 118.606,7 -7.098,9 6.802,8 11.745,5 8.521,9 -4.449,5 83.738,7 74,8
Gas Alam 41.171,6 17.247,8 0,0 3.588,7 0,0 10.839,0 31.675,5 76,9
Non Migas 30.976,5 2.428,3 2.872,2 2.978,2 2.808,9 3.620,5 33.744,7 108,9
3. PNBP Lainnya 94.069,3 7.929,8 15.953,9 8.487,7 12.815,7 19.022,3 123.968,8 131,8
4. Pendapatan BLU 47.884,5 3.772,8 7.458,3 2.026,5 4.504,5 6.787,6 48.934,8 102,2
Realisasi SDA Migas bulan Desember 2019 sebesar Rp11,4 triliun sehingga
sampai dengan Desember 2019 terealisasi sebesar 120,4 triliun atau 75,4 persen dari
target APBN 2019, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 142,8
triliun. Penurunan SDA Migas dipicu dari sisi harga minyak mentah Indonesia
(Indonesian Crude Price/ICP) yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Harga
minyak mentah Indonesia periode Januari sampai dengan Desember 2019 berada
pada level US$62,38 per barel, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun
lalu pada level US$ 67,47 per barel dan dibawah asumsi dasar ekonomi makro APBN
2019 sebesar US$70 per barel.
Harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Desember 2019 meningkat
US$ 3,92 per barel dari US$ 63,26 per barel (November 2019). Kenaikan ICP dipicu
adanya pengurangan pasokan minyak mentah dunia. Negara-negara produsen
minyak yang tergabung dalam OPEC sepakat untuk memperpanjang periode
pemotongan produksi dan menambah besaran pemotongan produksi sebesar 500.000
barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.Selain itu, kenaikan harga minyak juga
disebabkan respon positif pasar atas tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan
dagang Amerika Serikat-China Tahap 1 yang meningkatkan harapan pasar pada
perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Penyebab lainnya, kebijakan Federal
48
Reserve Amerika Serikat untuk tidak mengubah tingkat suku bunga sehubungan
dengan prospek ekonomi yang dinilai menguntungkan.
Tabel 3.11 Harga ICP per Barel Januari s.d. Desember 2018 dan 2019
Bulan ICP (US$) 2019 ICP (US$) 2018
Januari 56,55 65,59
Februari 61,31 61,61
Maret 63,60 61,87
April 68,31 67,43
Mei 68,07 72,46
Juni 61,00 70,36
Juli 61,32 70,68
Agustus 57,27 69,36
September 60,84 74,88
Oktober 59,82 77,56
November 63,26 62,98
Desember 67,18 54,81
Rata-Rata 62,38 67,47
Sumber: https://migas.esdm.go.id/post/read/harga-minyak-mentah diakses 21 Januari 2020.
Realisasi penerimaan SDA Non Migas pada bulan Desember 2019 mencapai
Rp3,6 triliun sehingga sampai dengan bulan Desember 2019 terealisasi Rp33,7
triliun, atau 108,9% dari target APBN tahun 2019. Realisasi tersebut menurun
sebesar 10,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp37,8
triliun. Penurunan disebabkan realisasi Harga Batubara Acuan (HBA) yang
cenderung mengalami penurunan sejak September 2018. Bahkan HBA Oktober 2019
merupakan harga terendah dalam tiga tahun terakhir. HBA November 2019 sebesar
US$66,27 per ton atau naik 2,27% dari HBA Oktober 2019 senilai US$64,8 per ton.
HBA Desember 2019 meningkat tipis dibanding bulan lalu menjadi US$66,30 per ton.
Secara rerata tahunan, HBA tahun 2019 menjadi yang terendah selama dua tahun
terakhir.
Rerata HBA dari Januari sampai dengan Desember 2019 hanya mencapai US$
77,89 per ton, lebih rendah dibanding rerata HBA tahun 2017 yang sebesar US$ 85,92
per ton, dan HBA tahun 2018 yang mencapai US$ 98,96 per ton. Penurunan HBA,
selain dipicu pelambatan ekonomi global, kelebihan pasokan batu bara atau
oversupply juga menjadi faktor yang dominan penurunan HBA tahun 2019.
Tabel 3.12 Realisasi 10 Terbesar PNBP Lainnya s.d. 31 Deember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
No. 10 Besar PNBP Lainnya 2018 2019 %
1. Pendapatan Penjualan Hasil Tambang Batu Bara 19.313,7 18.581,0 15,0
2. Pendapatan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio 16.365,0 17.606,0 14,2
3. Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 255,3 7.404,7 6,0
Anggaran yang Lalu
4. Pendapatan Penempatan Uang Negara pada Bank Indonesia 5.464,7 7.060,3 5,7
5. Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Negeri/Rupiah 1.141,1 6.467,3 5,2
6. Pendapatan Minyak Mentah (DMO) 7.499,9 6.280,1 5,1
7. Pendapatan Lainnya dari Kegiatan Hulu Migas 13.155,7 4.925,8 4,0
8. Pendapatan Biaya Pendidikan 3.902,4 3.899.2 3,1
9. Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 2.485,4 2.426,3 2,0
10. Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) 2.403,1 2.416,5 1,9
11. …………………. dst.
TOTAL 128.518,3 123.968,8 100
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).
49
Realisasi penerimaan PNBP Lainnya mencapai Rp124,0 triliun atau 131,8
persen dari target APBN tahun 2019. Realisasi 10 terbesar PNBP Lainnya secara
kumulatif sampai dengan Desember 2019 mencapai 62,2 persen dari total
penerimaan PNBP Lainnya. Realisasi terbesar berasal dari pendapatan penjualan
hasil tambang batu bara Rp18,6 triliun atau mencapai 15,0 persen. Realisasi PNBP
lainnya terbesar selanjutnya berasal dari pendapatan penggunaan spektrum frekuensi
radio sebesar Rp17,6 triliun atau 14,2 persen dan penerimaan kembali transfer ke
daerah dan dana desa tahun anggaran yang lalu sebesar Rp7,4 triliun atau 6,0 persen.
Dari 10 realisasi terbesar PNBP, realisasi Pendapatan lainnya dari kegiatan hulu
migas mengalami penurunan terbesar dibandingkan tahun 2018. Penurunan
tersebut dipicu oleh penurunan harga komoditas migas.
Tabel 3.13 Realisasi 10 Terbesar PNBP Pendapatan BLU s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
No. 10 Besar PNBP Pendapatan BLU 2018 2019 %
1. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 13.468,2 16.468,3 33,7
2. Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan 11.053,3 12.645,5 25,8
3. Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU 4.024,2 6.462,9 13,2
4. Pendapatan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 0,0 3.607,1 7,4
5. Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi 2.569,2 2.743,3 5,6
6. Pendapatan Pengelolaan Kawasan Otorita 1.257,2 1.331,4 2,7
7. Pendapatan Investasi 867,3 1.037,7 2,1
8. Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola Barang 944,2 770,9 1,6
9. Pendapatan Jasa Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya 892,8 730,2 1,5
10. Pendapatan Hasil Kerja Sama Lembaga/Badan Usaha 1.302,9 659,7 1,3
11. …………………. dst.
TOTAL 55.093,1 48.934,8 100
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019)
50
pelayanan pendidikan sebesar Rp12,6 triliun atau mencapai 25,8 persen, dan
pendapatan jasa layanan perbankan BLU sebesar Rp6,5 triliun atau mencapai 13,2
persen. Ketiga PNBP BLU tersebut mengalami kenaikan terbesar dibandingkan
periode sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan jasa layanan perbankan BLU
mengindikasikan kenaikan Kas BLU yang disimpan pada perbankan.
4. Hibah
Pendapatan Hibah sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp5.394,20 miliar
yang terdiri dari Pendapatan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp3.538,63 miliar,
Pendapatan Hibah Luar Negeri sebesar Rp1.972,36 miliar dan Pengembalian
Penerimaan Hibah sebesar Rp116,75 miliar. Pendapatan terbesar diperoleh dari
Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang yang mencapai Rp1.390,36
miliar, sedangkan Pendapatan Hibah Dalam Negeri terbesar berasal dari Hibah
Langsung berbentuk Uang dari Pemerintah Daerah yang mencapai Rp3.180,22
miliar.
Tabel 3.13 Proyeksi dan Realisasi Hibah November 2018-2019
Miliar Rupiah
APBN Desember 2019 November 2018
Uraian
2019 Proyeksi Realisasi % APBN Realisasi % APBN
Hibah 435,30 1.743,51 5.394,20 1.239,20 15.564,90 1.300,50
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, DJPb (2019)
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, DJPb (2019).
51
5. Penerimaan Non Anggaran
Penerimaan non anggaran merupakan transaksi penerimaan kas yang tidak
mempengaruhi pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. Penerimaaan non
anggaran terdiri dari penerimaan non anggaran PFK, penerimaan wesel pemerintah,
penerimaan reimbursement dalam rangka prefinancing (PP) dan PFK BUN lainnya,
penerimaan transito, koreksi pengeluaran pemindahbukuan, penerimaan non
anggaran pihak ketiga dan penerimaan kiriman uang antar rekening bank.
Penerimaan non anggaran PFK adalah penerimaan non anggaran yang saat ini
dikelola oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengelolaan penerimaan non
anggaran PFK diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.05/2019
tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga. Dana Perhitungan Fihak Ketiga (Dana PFK)
adalah sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pemotongan gaji/penghasilan tetap
bulanan pejabat negara, PNS pusat/PNS daerah, prajurit TNI, anggota POLRI,
pimpinan dan anggota DPRD, atau pegawai pemerintah non pegawai negeri dan
sejumlah dana yang disetorkan oleh pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
untuk dibayarkan kepada pihak ketiga. Penyetoran hasil pemotongan gaji/penghasilan
tetap bulanan ke kas umum negara (RKUN) dilakukan melalui potongan SPM atau
setoran bank/pos persepsi.
Selanjutnya dana PFK dipisahkan ke dalam satu rekening penampung dana PFK yang
terpisah dari RKUN di Bank Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-5/PB/2018, pemindahan dilakukan dengan
mengunduh data realisasi penerimaan dana PFK secara mingguan dari sistem aplikasi
yang mengolah penerimaan negara. Berdasarkan data tersebut Direktorat
Pengelolaan Kas Negara menerbitkan nota dinas pemindahan dana PFK dari RKUN
ke rekening PFK. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan akurasi data
monitoring dana PFK dan sebagai fungsi kontrol dana pada RKUN. Rekening dana
PFK selain untuk menampung dana PFK dari hasil potongan gaji/penghasilan tetap
bulanan pegawai juga untuk menampung dana hasil setoran pajak rokok.
Saldo rekening dana PFK per tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp5.695,9
miliar yang terdiri dari dana PFK pegawai sebesar Rp 889,6 miliar atau 15,62% dari
saldo rekening dana PFK dan pajak rokok sebesar Rp4.806,2 miliar atau 84,38% dari
saldo rekening dana PFK.
Pihak ketiga yang berhak menerima pembayaran dana PFK adalah PT Taspen
(Persero), PT Asabri (Persero), BPJS Kesehatan dan Perum Bulog. Direktorat
Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Surat Keputusan Pembayaran PFK (SKP-
PFK) sebagai dasar pembayaran dana PFK. Penerbitan SKP-PFK dilakukan 2 (dua)
kali setiap bulan yaitu setiap tanggal 1 (satu) dan 10 (sepuluh) bulan berkenaan.
Berdasarkan SKP PFK dimaksud pihak ketiga penerima dana PFK mengajukan
tagihan ke Direktorat Sistem Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat Sistem
52
Perbendaharaan menerbitkan Surat Perintah Membayar ke KPPN Jakarta II. Total
Penerimaan dana PFK yang sudah dibayarkan kepada pihak ketiga yang berhak
sampai dengan bulan Desember Tahun 2019 adalah Rp30.433,48 Miliar. Pembayaran
terbesar dibayarkan kepada PT Taspen (Persero) sebesar Rp15.299,26 Miliar atau
50,27% dari total yang telah dibayarkan, diikuti BPJS Kesehatan sebesar 39,70% dan
PT ASABRI (Persero) sebesar 9,10%.
1.200
1.000
800
Milyar
600
400
200
0
Jan I
Jan II
Feb I
Juli II
agustus I
sept I
Nov II
Des II
Feb II
Mar I
Mar II
April I
April II
Mei I
Mei II
Juni I
sept II
Juni II
Juli I
agustus II
Okt I
Okt II
Nov I
Des I
TASPEN BPJS ASABRI BULOG
53
Pengeluaran
Negara
Pengeluaran yang dibahas dalam segmen ini adalah pengeluaran pemerintah
pusat serta pengeluaran transfer ke daerah dan dana desa. Pengeluaran pemerintah
pusat terdiri atas pengeluaran untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,
belanja bantuan sosial, pembayaran bunga dan pinjaman, belanja subsidi, belanja
hibah, dan belanja lain-lain. Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara
dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa Dana Perimbangan,
Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Sedangkan dana desa adalah dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan
bagi desa dan desa adat yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat, serta kemasyarakatan.
55
Total pengeluaran pemerintah pusat bruto sebesar Rp1.490.896,52 miliar dan
pengembalian belanja Rp1.576,66 miliar sehingga pengeluaran pemerintah pusat
netto Rp1.489.319,86miliar. Kinerja realisasi pengeluaran pemerintah pusat
mengalami penurunan sebesar 9,00% dibandingkan dengan periode 31 Desember
2018 yang semula 100,22% menjadi 91,22% di tahun 2019. Realisasi pengeluaran
transfer ke daerah dan dana desa bruto sebesar Rp811.147,54 miliar atau 98,11% dari
anggaran tahun 2019. Pengembalian belanja transfer ke daerah dan dana desa
sebesar Rp42,64 miliar sehingga pengeluaran netto belanja transfer ke daerah dan
dana desa sebesar Rp811.104,90 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan sebesar
0,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 atau menurun dari 98,90%
menjadi 98,11% di tahun 2019.
Tabel 4.1 Tabel Pengeluaran Belanja Negara Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
% Realisasi % Realisasi Kenaikan/
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Pengeluaran thd thd Penurunan
2019 Pengeluaran 2018 Pengeluaran
Anggaran Anggaran % Realisasi
Pengeluaran
Pemerintah Pusat
1. Pengeluaran KL 893.402,79 870.201,00 97,40% 874.253,86 849.236,75 0,26%
97,14%
Pengeluaran 256.539,41 249.316,84 97,18% 248.984,51 231.286,84 92,89% 4,29%
B. Pegawai
Pengeluaran 355.613,15 335.379,70 94,31% 340.130,19 348.888,50 105,57% -11,26%
B. Barang
Pengeluaran 179.252,01 172.752,41 96,37% 203.879,40 184.300,44 90,40% 5,97%
B. Modal
Pengeluaran 101.998,22 112.752,05 110,54% 81.259,76 84.760,97 104,31% 6,23%
B. Bansos
2. Pengeluaran 740.936,73 620.695,52 83,77% 580.240,53 608.578,79 104,88% -21,11%
Non KL
Pengeluaran 124.787,69 127.008,06 101,78% 116.707,01 116.078,10 99,46% 2,32%
B. Pegawai
Pengeluaran 275.885,27 275.523,60 99,87% 238.607,12 257.954,70 108,11% -8,24%
Pembayaran
Bunga dan
Pinjaman
Pengeluaran 224.320,87 201.783,75 89,95% 156.228,12 216.883,37 138,82% -48,87%
Subsidi
Pengeluaran 1.940,65 5.117,53 263,70% 1.460,84 1.520,56 104,09% 159,61%
Hibah
Pengeluaran 114.002,25 11.262,58 9,88% 67.237,40 16.142,06 24,01% -14,13%
Lain-lain
Total 1.634.339,52 1.490.896,52 91,22% 1.454.494,39 1.457.815,54 100,22% -9,00%
Pengeluaran
Pemerintah
Pusat
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
1 Pengeluaran 756.772,53 741.333,39 97.96% 706.162,57 697.927,25 98,83% -0,87%
Transfer ke
Daerah
Dana Bagi 593.550,45 589.098,51 99,25% 553.151,18 553.346,01 100,04% -0,79%
Hasil
Dana 32.179,94 31.874,40 99,05% 29.559,58 29.280,96 99,06% -0,01%
Otonomi
Khusus, Dana
Keistimewaan
DIY, dan Dana
Insentif
Daerah
Dana Alokasi 131.042,14 120.360,48 91,85% 123.451,81 115.300,28 93,40% -1,55%
Khusus Non
Fisik
2 Pengeluaran 70.000,00 69.814,15 99,73% 60.000,00 59.859,41 99,76% -0,03%
Dana Desa
Total 826.772,53 811.147,54 98,11% 766.162,57 757.786,66 98,90% -0,79%
Pengeluaran TKD
dan DD
TOTAL 2.461.112,05 2.302.044,06 93,54% 2.220.656,96 2.215.602,20 99,77% -6,23%
PENGELUARAN
(bruto)
56
Pengembalian
Belanja
1. Belanja KL (1.441,89) (2.358,93)
Belanja (121,25) (323,39)
Pegawai
Belanja Barang (983,41) (1.420,17)
Belanja Modal (54,21) (172,81)
Belanja Bansos (283,02) (442,56)
2. Belanja Non (134,77) (154,55)
KL
Belanja (129,53) (150,78)
Pegawai
Pembayaran (2,55) (2,67)
Bunga dan
Pinjaman
Subsidi (0,85) (0,06)
Hibah 0 0
Lain-lain (1,84) (1,04)
Total (1.576,66) (2.513,48)
Pengembalia
n Pemerintah
Pusat
3. Transfer Ke (42,64) 6,27
Daerah
Dana Bagi Hasil (42,64) (3,10)
Dana Otonomi (0) 9,37
Khusus, Dana
Keistimewaan
DIY, dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi (0) 0
Khusus Non
Fisik
Total Pengembalian (1.619,3) (2.507,21)
Belanja
TOTAL 2.461.112,05 2.300.424,76 93,47% 2.220.656,96 2.213.094,99 99,67% -6,20%
PENGELUARAN
(netto)
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
Realisasi pengeluaran belanja pegawai terdiri dari pengeluaran belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp163.647,44 miliar dan realisasi pengeluaran
honorarium/lembur/vakasi/tunjangan khusus dan belanja pegawai transito sebesar
Rp85.669,40 miliar. Realisasi pengeluaran belanja gaji dan tunjangan yang sebesar
Rp163.647,44 miliar terdiri atas pembayaran gaji PNS sebesar Rp85.359,62 miliar,
pembayaran gaji TNI/POLRI sebesar Rp61.418,67 miliar, pembayaran gaji pejabat
negara sebesar Rp1.012,22 miliar, tunjangan dokter PTT sebesar Rp66,38 miliar, dan
pembayaran gaji non PNS sebesar Rp15.788,53miliar. Pengeluaran honorarium/
lembur/vakasi/tunjangan khusus dan belanja pegawai transito sebesar 96,96% atau
Rp83.065,94 miliar digunakan untuk pembayaran tunjangan kinerja, sisanya sebesar
Rp2.603,41 miliar digunakan untuk pembayaran honor tetap dan pembayaran uang
lembur.
57
Tabel 4.2 Jumlah Penerima dan Jumlah Penyaluran Belanja Gaji PNS, TNI, dan POLRI
sampai dengan 31 Desember 2019
Bulan Jumlah Penerima Gaji Jumlah Penyaluran Gaji (Miliar)
Januari 1.723.567 7.801,7
Februari 1.722.498 7.798,4
Maret 1.728.964 7.823,4
April 1.645.515 7.797,6
Mei 1.748.905 8.160,6
Juni 2.015.938 8.998,6
Juli 1.959.514 8.887,8
Agustus 1.972.064 8.677,3
September 1.977.131 8.775,7
Oktober 1.989.007 8.805,1
November 1.988.756 8.804,1
Desember 1.990.370 8.813.5
Total 22.462.229 101.143,8
Sumber: SPAN, Hasil Rekonsiliasi Data SP2D dan Dropping, diolah
Penyaluran dana SP2D Belanja Gaji sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp101.143,8 miliar. Dengan nilai penyaluran SP2D Belanja Gaji bulan Desember
2019 sebesar Rp8.813,5 miliar yang diterima kepada 1.990.370 pegawai.
Grafik 4.1 Pengeluaran Per Jenis Belanja Barang s.d. 31 Desember 2019 dan 2018
160.000 6.000
140.000 4.000
120.000 2.000
100.000 0
80.000 -2.000
60.000 -4.000
40.000 -6.000
20.000 -8.000
0 -10.000
B.
B. Bdn Lay B. Brg Utk
B. Barang B. Jasa Pemeliharaa B. Perjalanan
Umum Diserahkan
n
2019 132.005,48 32.638,97 36.136,81 45.312,04 41.394,28 47.892,12
2018 138.346,05 35.764,59 38.188,21 43.340,30 37.054,98 56.194,37
Kenaikan /Penurunan -6.340,57 -3.125,62 -2.051,40 1.971,74 4.339,30 -8.302,25
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Barang Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
Kenaikan pada belanja barang paling besar disebabkan oleh kenaikan pada
belanja badan layanan umum. Realisasi badan layanan umum sampai dengan 31
Desember 2019 adalah sebesar Rp41.394,28 miliar naik sebesar Rp4.339,30 miliar
dari realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp37.054,98 miliar. Kenaikan terbesar kedua
ada pada belanja perjalanan sebesar Rp1.971,74 miliar.
58
Grafik 4.2 Pengeluaran Belanja Barang s.d 31 Desember 2019 dan 2018
90.000 2.000
80.000 1.000
70.000 0
60.000 ‐1.000
50.000 ‐2.000
40.000 ‐3.000
30.000 ‐4.000
20.000 ‐5.000
10.000 ‐6.000
0 ‐7.000
B Non
B Operasional B Kontribusi B Persediaan
Operasional
2019 44.443,44 70.665,05 509,32 16.387,66
2018 43.354,57 76.382,14 317,06 18.280,63
Kenaikan/Penurunan 1.088,87 ‐5.717,09 192,26 ‐1.892,97
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Barang Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
Realisasi pengeluaran belanja daya dan jasa merupakan salah satu komponen
pengeluaran belanja jasa. Realisasi belanja daya dan jasa tahun 2019 mengalami
penurunan dibandingkan realisasi tahun 2018. Realisasi pengeluaran langganan daya
dan jasa sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp6.207,93 miliar, sedangkan 31
Desember 2018 sebesar Rp6.543,1 miliar. Seluruh jenis belanja daya dan jasa
mengalami penurunan dibanding realisasi tahun 2018 kecuali belanja langganan daya
dan jasa lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp87,77 miliar.
Tabel 4.3 Realisasi Pengeluaran Langganan Daya dan Jasa
sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
Pengeluaran
Langganan 201,2 311,4 350,1 381,1 440,6 298,5 172,5 404,6 259,9 346,5 394,9 290,4
Listrik
Pengeluaran
Langganan 19,5 28,2 29,3 64,6 65,1 36,3 14,6 24,4 86,9 42,9 30,9 62,6
Telepon
Pengeluaran
8,1 64,0 44,8 47,3 49,2 20,4 6,7 49,6 42,1 27,0 65,5 19,0
Langganan Air
Pengeluaran
Langganan
6,7 25,6 47,3 72,0 62,3 39,5 4,4 20,6 36,2 44,1 59,6 35,0
Daya dan Jasa
Lainnya
Pengeluaran
Langganan 235,5 429,1 471,5 565,0 617,2 394,6 198,2 499,1 425,2 460,4 550,9 407,0
Daya dan Jasa
59
2019 2018
Pengeluaran S.d Des S.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des
Des
Pengeluaran 412,2 376,7 321,6 327,4 343,8 383,2 4.147,90 299,0 274,2 372,0 413,4 376,3 788,3 4.392,1
Langganan Listrik
Pengeluaran 75,0 37,9 40,3 101,2 67,4 101,4 666,19 62,8 90,0 36,0 79,9 57,9 244,9 833,6
Langganan
Telepon
Pengeluaran 65,8 45,9 46,7 49,5 45,3 51,4 538,37 50,8 41,9 51,4 48,2 68,6 79,1 549,7
Langganan Air
Pengeluaran 95,2 69,9 67,7 132,6 73,4 163,2 855,47 88,0 52,8 92,2 80,8 70,8 183,1 767,7
Langganan Daya
dan Jasa Lainnya
Pengeluaran
529,8
Langganan Daya 648,3 530,5 476,3 610,7 699,2 6.207,93 500,6 458,9 551,6 622,3 573,6 1.295,3 6.543,1
dan Jasa
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Pengeluaran Langganan Daya dan Jasa diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
2019 2018
Pengeluaran
S.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des
Des
Belanja
Perjalanan 3.745,8 3.558,8 3.373,9 4.320,9 4.623,57 6.011,96 41.678,53 3.068,2 3.499,6 3.200,6 4.226,3 4.859,3 8.018,6 40.044,2
Dalam Negeri
Belanja
Perjalanan Luar 412,3 320,7 296,6 280,9 359,89 500,21 3.633,51 405,0 314,8 229,1 297,0 357,8 595,2 3.296,1
Negeri
Total
Pengeluaran 4.158,2 3.879,5 3.670,6 4.610,8 4.983,46 6.512,17 45.312,04 3.473,2 3.814,4 3.429,7 4.563,3 5.217,1 8.163,8 43.340,3
Perjalanan
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Pengeluaran Perjalanan Dinas diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
60
1.3 Pengeluaran Belanja Modal
Realisasi pengeluaran belanja modal sampai dengan 31 Desember tahun 2019
sebesar Rp172.752,41 miliar, sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp184.300,44
miliar. Realisasi pengeluaran belanja modal sampai dengan 31 Desember 2019, turun
Rp11.548,03 miliar dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2018. Dilihat
dari anggarannya terjadi penurunan anggaran belanja modal sebesar Rp24.627,39
miliar atau sebesar 12,08% pada tahun 2019 dibandingkan dengan anggaran belanja
modal pada tahun 2018 yang sebesar Rp203.879,40 miliar. Namun secara persentase
realisasi belanja modal sampai dengan 31 Desember 2019 mengalami kenaikan
5,97%, dari 90,40% pada tanggal 31 Desember 2018 menjadi 96,37% pada 31
Desember 2019. Jika dilihat dari jenis belanja modal, baik sampai dengan tanggal 31
Desember 2019 maupun sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, pengeluaran
belanja modal terbesar digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yaitu
pengeluaran belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan. Realisasi belanja belanja modal
jalan, irigasi, dan jaringan sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp 74.329,6
miliar atau sebesar 41,46% dari total pagu.
Tabel 4.5 Pagu dan Realisasi Pengeluaran Belanja Modal s.d 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Belanja Modal
35,6 37,5 99,8 108,0 187,8 168,4 14,4 25,1 133,8 193,7 142,2 152,5
Tanah
Belanja modal
Peralatan dan 46,3 235,9 588,1 1.078,6 4.378,6 1.792,1 47,3 218,0 858,6 2.664,5 4.242,4 4.118,6
Mesin
Belanja modal
gedung dan 79,2 277,3 364,8 1.070,0 1.896,1 977,9 10,9 265,6 443,3 972,2 1.337,8 767.6
bangunan
Belanja modal
Jalan, Irigasi, dan 1.465,4 1.892,3 3.150,5 4.357,7 6.283,9 2.250,0 951,4 2.811,7 3.636,6 4.983,7 6.129,0 4.555,8
Jaringan
Belanja Modal
3,9 154,0 513,3 114,7 335,0 157,6 3,2 80,6 75,1 95,0 240,2 92,3
Lainnya
Belanja Modal
21,6 27,9 61,3 77,4 118,1 260,2 6,3 38,6 93,5 55,7 100,4 197,9
BLU
Total 1.652,1 2.624,9 4.777,7 6.806,4 13.199,5 5.606,5 1.033,5 3.439,6 5.240,8 8.964,7 12.191,9 9.884,7
2019 2018
Pengeluaran
No s.d Ags
Jul Agst Sep Okt Des Jul Sep Okt Nov Des s.d Des
v Des t
Belanja
165,5 189,2 229,1 236,4 445,9 2.295,45 4.198,8 90,0 179,2 209,0 206,8 322,3 1.841,7 3.510,5
Modal Tanah
Belanja
modal
5.562,9 5.147,1 4.614,3 6.211,7 5.823,0 19.999,58 55.478,2 5.019,7 6.198,6 5.418,9 4.848,6 6.937,3 20.835,6 61.408,1
Peralatan
dan Mesin
Belanja
modal
2.293,3 2.416,2 2.541,9 3.786,4 3.669,2 8.065,17 27.437,8 2.639,5 2.792,7 2.020,9 2.536,6 4.062,9 9.324,1 27.174,1
gedung dan
bangunan
Belanja
modal Jalan,
5.223,3 6.163,3 9.164,8 9.004,5 7.921,2 17.452,50 74.329,6 5.257,9 6.998,4 10.756,8 9.309,0 8.772,1 20.315,4 84.427,8
Irigasi, dan
Jaringan
Belanja
Modal 333,0 507,5 417,9 769,2 984,7 2.142,34 6.433,4 205,9 261,2 234,7 368,8 380,4 1.041,8 3.079,1
Lainnya
Belanja
136,5 195,6 411,6 374,7 376,6 2.813,04 4.874,6 169,0 163,2 513,3 198,7 441,8 2.722,2 4.700,8
Modal BLU
Total 13.714,7 13.714,7 17.379,8 20.382,9 19.220,8 52.768,08 172.752,4 13.382,0 16.593,319.153,6 17.468,6 20.866,7 56.080,9 184.300,4
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Modal diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
61
Kontrak belanja modal yang sudah terdaftar di KPPN sampai dengan tanggal 31
Desember 2019 adalah sebesar Rp107.027,83 miliar pada 7.758 satker. Dari nilai
kontrak tersebut sebesar Rp103.844,25 miliar direalisasikan sampai dengan 31
Desember 2019, sehingga sisa kontrak yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp3.183,57 miliar. Sisa kontrak yang tidak terealisasikan terdapat pada 711 satker.
Grafik 4.2 Kontrak Belanja Modal
Miliar Rupiah
120.000,00
107.027,83 103.844,25
100.000,00
80.000,00
60.000,00
40.000,00
20.000,00
3.183,57
‐
Nilai Kontrak Ditagihkan Sisa
Sumber: SPAN, Data Kontrak s.d 31 Desember 2019 diakses pada tanggal 21 Januari 2020, Dit. SITP, Diolah
Sumber: SPAN, Data Kontrak s.d 31 Desember 2019 diakses pada tanggal 21 Januari 2020, Dit. SITP,
Diolah
62
Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial s.d. 31 Desember Tahun 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Belanja Bansos
untuk Rehabilitasi ‐ ‐ 0,42 0,16 20,73 13,98 - - 0,49 2,37 39,38 12,11
Sosial
Belanja Bansos
untuk Jaminan 2.126,78 6.381,69 4.209,94 15.060,40 2.483,88 577,66 2.123,26 6.855,09 3.325,68 6.900,66 6.121,14 4.224,56
Sosial
Belanja Bansos
untuk
‐ 266,63 120,23 869,01 162,76 212,91 - - 173,34 569,81 1.335,92 6,56
Pemberdayaan
Sosial
Belanja Bansos
untuk
12.271,81 26,37 7.162,02 52,26 53,19 7.909,81 2.946,30 1.656.,17 330,31 4.863,21 62,52 49,34
Perlindungan
Sosial
Belanja Bansos
untuk
735,34 1.789,88 1.874,17 1.060,28 2.015,99 1.462,07 278,69 250,81 197.94 518,79 1.014,88 1.531,77
Penanggulangan
Kemiskinan
Belanja Bansos
untuk
0,12 0,70 0,48 30,36 1.614,58 9,65 - 0,54 0,50 0,26 5.,55 0,37
Penanggulangan
Bencana
Total 15.134,05 8.465,27 13.367,27 17.072,47 6.351,13 10.186,08 5.348,26 8.762,62 4.028,26 12.855,09 8.579,39 5.844,72
2019 2018
Pengeluaran
Des s.d Des
Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des Jul Agst Sep Okt Nov
Belanja Bansos 41,33 9,01 59,00 194,22 40,24 19,23 398,32 19,52 22,97 49.58 41,75 43,34 32,01 262,90
untuk Rehabilitasi
Sosial
Belanja Bansos 2.251,90 706,08 1.721,55 806,74 9.665,93 1.144,23 47.136,78 2.122,24 1,76 1.620,01 1.125,40 449,52 1.246,72 36.136,04
untuk Jaminan
Sosial
Belanja Bansos 3,93 16,66 11,34 706,37 414,70 43,32 2.827,85 55,04 9,51 17,63 74,99 372,12 273,54 2.888,46
untuk
Pemberdayaan
Sosial
Belanja Bansos 136,07 393,93 5.487,80 367,72 351,11 492,32 34.704,41 5.041,38 411,88 92,98 2.772,90 374,40 520,26 19.121,66
untuk
Perlindungan
Sosial
Belanja Bansos 2.110,75 2.480,33 385,47 2.477,64 3.287,90 373,24 20.053,06 4.012,40 1.783,11 2.451,99 2.185,35 2.730,35 2.566,09 19.522,14
untuk
Penanggulangan
Kemiskinan
Belanja Bansos 45,89 6,22 751,39 286,89 393,52 4.491,82 7.631,63 9.14 10,37 6,95 288,39 167,94 6.339,76 6.829,78
untuk
Penanggulangan
Bencana
Total 4.589,86 3.612,24 8.416,55 4.839,59 14.153,39 6.564,15 112.752,05 11.259,72 2.238,97 4.239,14 6.488,76 4.137,6610.978,38 84.760,97
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Bantuan Sosial diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
Tabel 4.8 Jumlah Penerima dan Nomimal PKH Berdasarkan Bank Penyalur
Miliar Rupiah
BRI Mandiri BNI BTN Total
Jumlah Nomi Jumlah Nominal Jumlah Nominal Jumlah Nomi Jumlah Nominal
Bulan Penerima nal Penerima Bantuan Penerima Bantuan Penerima nal Penerima Bantuan
Bantu Bantu
an an
Jan 3.735.462 5.048,6 1.557.130 2.072,0 3.911.349 4.790,0 277.371 336,3 9.481.312 12.246,9
Feb 5.392 7,1 - - 1.205 1,5 6.597 8,5
Mar 3.809.745 2.940,4 1.581.550 1.212,0 4.151.588 2.799,0 276.175 184,9 9.819.058 7.136,3
Apr - - 3.481 2,2 - 3.481 2,2
Mei - - - - - -
Juni 3.580.973 3.012,7 1.544.021 1.290,9 4.019.495 3.005,3 258.575 194,8 9.403.064 7.503,7
Juli 45.294 38,6 4.920 4,5 3.846 3,2 882 0,7 54.942 47,0
Agt - - - - - -
Sep 3.603.187 2.202,0 1.511.645 916,3 3.949.985 2.150,1 260.695 143,8 9.325.512 5.412,1
Okt 132.286 104,5 28.618 20,1 236.619 159,8 15.454 10,1 412.977 294,6
Nov - - - - - - - - - -
Des 79.426 37,0 51.520 24,9 69.501 33,9 - - 200.447 95,7
Total 14.991.765 13.391 6.279.404 5.541 16.345.864 12.943 1.090.357 872 38.707.390 32.747,1
63
Pembayaran PBI kepada BPJS Kesehatan telah dilakukan sampai dengan iuran
bulan Desember 2019 sebesar Rp35.381,2 miliar. Rincian pembayaran PBI kepada
BPJS Kesehatan adalah: 1) bulan Januari dibayarkan iuran untuk bulan Januari
sebesar Rp2.126,8 miliar, 2) bulan Februari dibayarkan iuran untuk bulan Februari,
Maret, dan April sebesar Rp6.380,3 miliar, 3) bulan Maret dibayarkan iuran untuk
bulan Mei sebesar Rp2.222,8 miliar, 4) bulan April dibayarkan iuran untuk bulan Juni
s.d. Oktober sebesar Rp11.083,3 miliar, 5) bulan Mei dibayarkan iuran bulan
November 2019 sebesar Rp2.210,2 miliar, 6) bulan Juli dibayar iuran bulan Desember
2019 sebesar Rp2.219,9 miliar, 7) bulan November dibayar kekurangan iuran bulan
Agustus s.d Desember 2019 sebesar Rp9.137,93 miliar.
Tabel 4.9 Pengeluaran Iuran PBI s.d 31 Desember Tahun 2019
Miliar Rupiah
Bulan s.d 31
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Nov
Pengeluaran Des
Nilai 2.126,8 6.380,3 2.222,8 11.083,3 2.210,2 2.219,9 9.137,93 35.381,2
Pembayaran
Untuk Jan Feb, Mei Jun-Okt Nov - Des Kekuran Jan -
Pembayaran Mar, gan Des
Iuran PBI Apr Agst s.d
Bulan Des
Sumber: OMSPAN, Daftar SP2D per Satker tanggal 8 November 2019, Subdit MPPK
64
2.2 Pengeluaran Kewajiban Utang
Pengeluaran pembayaran kewajiban utang merupakan pengeluaran terbesar
dalam kategori pengeluaran non KL. Namun demikian, persentase realisasi
pengeluaran pembayaran kewajiban utang mengalami penurunan sebesar 8,24%
dibandingkan 31 Desember 2018, dari sebesar 108,11% pada tahun 2018 menjadi
99,87% pada tahun 2019. Terjadi penambahan anggaran pembayaran bunga utang
pada tahun 2019 sebesar Rp37.278,15 miliar yang terdiri dari penambahan anggaran
sebesar Rp33.529,16 miliar pada anggaran belanja Pembayaran Bunga Utang Dalam
Negeri Jangka Pendek yang berupa Sertifikat Perbendaharaan Negara dalam valuta
dan penambahan anggaran sebesar Rp3.748,98 miliar pada anggaran belanja Bunga
Pinjaman Program.
Tabel 4.11 Pengeluaran Kewajiban Utang sampai dengan 30 November 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
Pembayaran
21.732,51 10.030,50 35.300,51 11.357,77 43.106,53 7.375,14 21.948,08 9.907,06 32.054,84 9.769,97 31.869,60 7.346,85
Bunga
Pembayaran
898,98 591,47 667,59 417,27 761,61 275,68 957,08 797.04 1.743,69 816.24 1.054,68 590,78
Discount SUN
Pembayaran
Loss on Bond - - 185,21 - - -
Redemption
Pembayaran
Discount 363,34 434,68 371,10 250,70 606,63 47,17 610,49 208.82 236.86 259.99 232,95 212,94
SBSN
Total 22.994,83 11.056,66 36.524,41 12.025,73 44.474,77 7.697,99 23.515,65 10.912,92 34.035,39 10.846,20 33.157,23 8.150,58
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluara
n Des s.d Des Des s.d Des
Ag
Jul Agst Sep Okt Nov Jul Sep Okt Nov
st
23.137,21 12.250,61 35.107,92 10.163,10 46.367,86 7.898,42 263.828,08 23.088,58 10.165,38 32.922,06 12.531,00 35.693,36 6.835,,19 234.201,98
Pembayara
n Bunga
Pembayara 623,93 1.213,67 932,06 1.063,65 477,21 - 7.923,13 2.142,49 4.973,67 1.977,22 2.265,18 1.668,61 18.986,70
n Discount
SUN
Pembayara - - 198,68 - - - 383,89 2,79 2,79
n Loss on
Bond
Redemption
96,91 323,46 466,56 293,86 134,09 - 3.388,49 599.07 690,43 593,64 584,86 528,79 4,39 4.763,23
Pembayara
n Discount
SBSN
23.858,05 13.787,74 36.705,23 11.520,61 46.979,17 7.898,42 275.523,60 25.830,14 15.829,48 35.562,93 15.383,83 37.890,76 6.839,58 257.954,70
Total
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Kewajiban Utang diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
65
2.3 Pengeluaran Subsidi
Pengeluaran subsidi sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar
Rp201.783,75 miliar atau 89,95% dari total anggaran belanja subsidi. Realisasi
pengeluaran subsidi sampai dengan 31 Desember 2019 turun sebesar Rp15.099,62
miliar jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2018 yang
sebesar Rp216.883,37 miliar. Kinerja realisasi anggaran mengalami penurunan
sebesar 48,78% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Kinerja realisasi
anggaran tahun 2018 sebesar 138,82% sedangkan pada 31 Desember 2019 sebesar
89,95%. Realisasi subsidi yang telah dibayarkan adalah realisasi subsidi energi sebesar
Rp186.815,42 miliar berupa subsidi BBM (minyak solar, minyak tanah, dan elpiji)
sebesar Rp84.209,35 miliar, subsidi non BBM berupa subsidi listrik, subsidi pupuk,
PPh DTP, BM DTP sebesar Rp98.462,96 miliar dan subsidi lembaga non-keuangan
PSO dengan nilai sebesar Rp4.143,11 miliar. Selain itu, subsidi non energi telah
direalisasikan sebesar Rp14.968,33 miliar berupa subsidi lembaga keuangan sebesar
Rp748,96 miliar, subsidi bunga kredit sebesar Rp14.163,37 miliar, subsidi kredit
program II sebesar Rp47,81 miliar dan subsidi imbalan jasa peminjaman dan risk
sharing sebesar Rp8,18 miliar. Realisasi subsidi sampai dengan tanggal 31 Desember
2019 mengalami penurunan sebesar Rp15.099,62 miliar dari periode yang sama
tahun lalu.
Tabel 4.12 Realisasi Belanja Subsidi s.d. 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
No Pengeluaran
Jan Feb Mar April Mei Jun Jan Feb Mar April Mei Jun
1 Subsidi Energi - 4.186,06 3.863,15 9.753,18 6.185,20 6.871,65 - 8.939,05 16.331,44 14.539,83 18.129,25 12.892,43
BBM - 4.186,06 3.863,15 9.753,18 5.619,15 6.532,62 - 5.113,13 10.510,12 10.404,64 4.362,82 5.020,69
Non BBM - - - - 566,05 339,03 - 3.825,92 5.821,32 4.135,19 13.766,43 6.789,67
Subsidi
Lembaga Non-
- 4.186,06 3.863,15 9.753,18 6.185,20 6.871,65 - - 1.082,07
Keuangan -
PSO
2 Subsidi Non
- 315,88 1.377,97 3,51 1.314,31 224,95 2,62 12,52 7,11 905,82 2.105,15 76,37
Energi
Belanja Subsidi
Lembaga - 309,70 1.377,97 3,51 1.301,47 224,95 6,58 5,64
Keuangan
Belanja Subsidi
- 6,18 - - - - 1,54 12,30 7,11 886,68 2.098,15 70,72
Bunga Kredit
Belanja Subsidi
Kredit Program - - - - 12,84 - 10,62 -
II
Belanja Subsidi
Imbalan Jasa
- - - - - - 1,08 0,16 0,54 0,42 -
Peminjam dan
Risk Sharing
Jumlah
- 4.501,94 5.241,12 9.756,68 7.499,50 7.096,60 2,62 8.951,58 16.338,55 15.445,66 20.234,40 12.968,80
belanja subsidi
2019 2018
No Pengeluaran s.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des
Des
Subsidi
1 15.531,31 7.675,72 9.754,53 19.376,85 30.473,63 20.564,63 186.815,42 15.391,09 13.871,78 15.288,19 36.174,73 18.946,37 31.346,90 201.851,07
Energi
BBM 15.277,09 7.204,53 9.716,07 5.456,69 20.541,93 5.631,21 84.209,35 5.285,11 5.641,96 7.988,09 20.967,57 8.984,16 12.736,52 97.014,83
Non BBM 254,21 471,20 38,46 13.408,11 9.221,58 13.681,41 98.462,96 10.059,94 7.718,56 6.597,18 15.000,27 9.184,83 17.706,40 100.602,70
Subsidi
Lembaga
Non- - - - 512,05 710,12 1.252,00 4.143,11 49,04 511,26 702,91 206,89 777,38 903,98 4.233,53
Keuangan
- PSO
Subsidi
2 Non 896,52 558,87 3.229,04 2.148,50 1.125,05 3.430,66 14.968,33 1.923,83 492,50 2.498,28 733,55 3.387,32 2.847,20 15.032,30
Energi
Belanja
Subsidi
896,52 539,21 3.228,09 125,32 93,19 187,38 748,96 185,25 180,05 15,18 25,24 79,16 447,59 952,68
Lembaga
Keuangan
Belanja
Subsidi
- 1,05 0,95 2.023,18 1.031,86 3.226,93 14.163,37 1.738,13 311,78 2.379,73 747,33 3.307,40 2.396,74 13.957,66
Bunga
Kredit
Belanja
Subsidi
- 18,62 - - - 16,35 47,81 103,05 2,84 116,57
Kredit
Program II
Belanja
Subsidi
Imbalan
Jasa - - - - - - 8,18 0,44 0,65 0,31 0,98 0,76 0,02 5,39
Peminjam
dan Risk
Sharing
Jumlah belanja
16.427,83 20.327,30 11.241,75 21.218,79 31.598,67 23.995,29 201.783,75 17. 314,92 14.364,28 17.786,46 36.948,29 22.333,70 34.194,10 216.883,37
subsidi
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
66
Pengeluaran belanja hibah tahun 2019 mengalami kenaikan paling besar.
Belanja hibah sampai dengan 31 Desember 2019 tercatat sebesar Rp5.117,53 miliar
atau 263,70% dari pagu anggaran yang sebesar Rp1.940,65 miliar. Terdapat kenaikan
sebesar 159,61% dibandingkan realisasi belanja hibah tahun 2018 yang sebesar
Rp1.520,56 miliar. Pengeluaran belanja hibah paling besar berupa belanja hibah
kepada pemerintah daerah yaitu sebesar Rp4.882,84 atau 95,41% dari total belanja
hibah tahun 2019.
Tabel 4.13 Rincian Pengeluaran Transfer Daerah dan Dana Desa s.d 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Dana Bagi Hasil 73.327,25 40.281,50 44.816,71 39.883,03 46.092,71 46.443,76 69.366,60 38.360,50 42.476.24 40.029,58 47.752,00 38.285,45
Dana Otonomi
Khusus Dana
Keistimewaan - 1.100,55 4.083,83 117,31 2.018,00 2.507,24 - 150,00 5.109,88 1.202,68 4.605,31 -
DIY dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi
Khusus Non 4.078,47 2.358,91 11.190,63 26.460,78 8.852,91 8.501,19 4.823,82 3.527,45 11.499,22 21.108,82 21.108,82 10.557,68
Fisik
Dana Desa 315,92 4.679,16 5.092,29 3.947,46 6.397,92 21.399,36 620,94 4.605,90 5.057,53 3.989,95 3.989,95 15.202,98
Total 77.721,65 48.420,13 65.183,46 70.408,58 63.361,54 78.851,56 74.811,36 46.643.86 64.142,88 66.361,04 66.361,04 64.066,11
2019 2018
Pengeluaran
Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des
Dana Bagi Hasil 73.327,25 40.281,50 44.816,71 56.216,80 45.986,37 44.944,71 589.098,51 53.884,56 45.173,01 52.006,89 54.916,21 44.957,38 26.437,57 553.346,01
Dana Otonomi - 1.100,55 4.083,83 5.941,06 4.160,77 5.255,05 31.874,39 184,38 3.451,01 6.570,55 1.913,12 920,00 5.174,02 29.280,96
Khusus Dana
Keistimewaan
DIY dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi 4.078,47 2.358,91 11.190,63 11.414,79 14.590,46 1.488,61 120.360,48 8.993,13 3.663,72 12.198,50 9.313,95 14.772,87 3.683,44 115.300,28
Khusus Non
Fisik
Dana Desa 315,92 4.679,16 5.092,29 7.947,22 12.072,03 5.781,26 69.814,15 - 385,30 1.675,40 6.506,24 10.000,41 5.431,39 59.859,41
Total 77.721,65 48.420,13 65.183,46 81.519,87 76.809,64 57.469,64 811.147,53 63.062,07 52.673,04 72.451,35 72.649,53 70.650,65 40.726,42 757.786,66
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Transfer Daerah diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
67
Kinerja anggaran pengeluaran transfer ke daerah sampai dengan 31 Desember
tahun 2019 sebesar 97,96% dari anggaran atau turun sebesar 0,87% dari kinerja
tahun lalu. Seluruh kinerja komponen pengeluaran transfer ke daerah tahun 2019
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2018. Dana Bagi
Hasil turun sebesar 0.79% , Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan DIY, dan
Dana Insentif Daerah turun sebesar 0,01% dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik turun
1,55%. Kinerja anggaran pengeluaran dana desa sampai dengan 31 Desember 2019
sebesar 99,73% dari anggaran atau turun sebesar 0,03% dari kinerja tahun lalu.
Secara berturut-turut realisasi pengeluaran Dana Bagi Hasil sebesar Rp589.098,51
miliar, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan DIY, dan Dana Insentif Daerah
sebesar Rp31.874,39 miliar , Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar Rp120.360,48
miliar dan Dana Desa sebesar Rp69.814,15 miliar. Meskipun kinerja anggaran
Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami penurunan, namun secara realisasi
pengeluaran belanja mengalami kenaikan sebesar Rp53.360,88 miliar jika
dibandingkan realisasi sampai dengan 31 Desember tahun 2018 yang sebesar
Rp757.786,66 miliar.
Tabel 4.14 Rincian Pengeluaran Dana Bagi Hasil sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
TOTAL 73.327,2 40.281,5 44.816,7 39.883,0 46.092,7 46.443,8 69.366,60 38.360,51 42.476,24 40.029,58 47.452,00 38.285,45
2019 2018
Pengeluaran
Des s.d Des Des s.d Des
Jul Agst Sep Okt Nov Jul Agst Sep Okt Nov
Dana Bagi Hasil 70,6 11.618,0 817,8 - - 8.774,34 39.158,75 1.476,97 11.189,36 3.110,41 7.584,26 2.237,16 45.695,18
Pajak
Dana Bagi Hasil 8.997,9 - 4.900,0 - 5.073,55 19.198,33 61.684,87 8.956,76 312,14 159,42 8.238,40 14.615,90 45.086,67
SDA
Dana Bagi Hasil 0,0 - 1.499,2 3,04 - 634,07 3.136,35 31,91 722,10 113,20 566,14 122,79 14.38 2.922,19
Cukai
Dana Alokasi 34.012,7 35.848,7 34.612,5 34.613,10 38.229,45 179,25 420.952,34 33.379,47 33.444,24 33.385,71 33.457,03 33.627,19 240,17 401.489,58
Umum
Dana Alokasi 11.028,2 1.738,9 5.961,1 21.600,67 2.683,37 16.158,72 64.166,20 11.516,43 9..217,56 7.159,20 9.544,24 3.623,14 9.329,96 58.152,39
Khusus Fisik
54.109,5 49.205,6 47.790,6 56.216,80 45.986,37 44.944,71 589.098,51 53.884,56 45.173,01 52.006,89 54.916,21 44.957,38 26.437,57 553,346,01
Total
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Transfer Daerah diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK
69
Dropping dana SP2D tersebut selanjutnya disalurkan melalui Bank Operasional
dan Bank Penyalur Gaji dalam rangka membiayai pengeluaran negara. Sesuai Pasal
11 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengeluaran
negara diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja yang terdiri dari Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja
Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Iain-Iain, dan Belanja Daerah (dalam bentuk
Transfer ke Daerah dan Dana Desa).
Tabel 4.16 Nilai Penyaluran Dana SP2D per Jenis Belanja
Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
No Jenis Belanja Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Belanja Pegawai 32,495.70 23,217.76 25,406.03 28,280.09 48,056.47 33,644.47
2 Belanja Barang dan Jasa 2,499.75 10,792.29 16,996.08 21,391.98 24,565.89 14,109.11
3 Belanja Modal 1,452.01 2,309.31 4,180.46 5,156.92 10,851.47 4,205.09
4 Belanja Bunga 12,393.23 9,426.31 27,933.06 5,889.09 40,017.17 4,885.91
5 Belanja Subsidi 0.00 10,358.54 10,763.73 14,725.72 11,947.35 20,024.57
6 Belanja Hibah 2.76 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00
7 Belanja Bantuan Sosial 15,134.05 8,465.20 13,363.30 17,072.31 4,724.39 10,185.85
8 Belanja Lain-lain 194.78 134.46 163.30 154.01 213.81 147.23
9 Transfer Ke daerah 77,086.41 43,576.58 59,853.39 67,174.60 55,921.77 57,394.33
10 Dana Desa 315.92 4,679.16 5,092.29 3,947.46 6,397.92 21,399.36
Jumlah 141,574.61 112,959.62 163,751.65 163,792.18 202,698.24 165,995.91
Sumber: OMSPAN, Rekap Penerbitan SP2D (Cash), tanggal 20 Januari 2020, Dit. PKN
Grafik 4.3. Jumlah SP2D per Jenis Belanja Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
600.000
500.000
400.000
300.000
200.000
100.000
‐
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Sumber: OMSPAN, Rekap Penerbitan SP2D (Cash), tanggal 20 Januari 2020, Dit. PKN
70
Tabel 4.17 Jumlah SP2D per Jenis Belanja Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
No Jenis Belanja Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Belanja Pegawai 45.680 82.372 87.431 115.942 145.175 82.561
2 Belanja Barang dan Jasa 49.637 233.501 327.308 350.005 436.362 245.170
3 Belanja Modal 1.008 4.628 8.523 10.726 17.692 8.214
4 Belanja Bunga 191 141 182 199 287 125
5 Belanja Subsidi 30 45 75 197 59
6 Belanja Hibah 1 1 6
7 Belanja Bantuan Sosial 78 61 146 168 276 200
8 Belanja Lain-lain 113 221 241 239 366 190
9 Transfer Ke daerah 39 32 99 161 771 1.082
10 Dana Desa 10 142 151 110 126 339
Jumlah 96.757 321.128 424.126 477.626 601.258 337.940
Pengeluaran negara melalui penerbitan SP2D per jenis belanja selama periode
Januari s.d. Desember 2019 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup
berfluktuatif dari bulan ke bulan. Pengeluaran negara terbesar pada periode bulan
Januari s.d. Desember 2019 digunakan untuk belanja daerah (transfer ke daerah)
sebesar Rp730,1 triliun atau sebesar 35,7% dari jumlah keseluruhan belanja dan
belanja pegawai sebesar Rp359,6 triliun atau sebesar 17,6% dari jumlah keseluruhan
belanja.
Pada periode bulan Januari s.d. Desember 2019 terdapat 170 SP2D yang
diterbitkan dengan nominal di atas Rp1 triliun yaitu 9 SP2D di bulan Januari, 11
SP2D di bulan Februari, 10 SP2D di bulan Maret, 15 SP2D di bulan April, 11 SP2D
di bulan Mei, 17 SP2D di bulan Juni, 16 SP2D di bulan Juli, 11 SP2D di bulan
Agustus, 16 SP2D di bulan September, 19 SP2D di bulan Oktober, 20 SP2D di bulan
November, 15 SP2D di bulan Desember 2019. SP2D dengan nominal terbesar yang
diterbitkan pada bulan Desember 2019 adalah SP2D yang diperuntukan untuk
penyaluran Dana Bagi Hasil SDA Minerba s.d. tahun 2018 yang dialokasikan pada TA
2019 yaitu sebesar Rp 5,3 triliun pada tanggal 16 Desember 2019.
71
Tabel 4.18 Penyaluran Dana SP2D dengan Nominal di Atas 1 Triliun
Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
Jan 02-Jan-19 6.443.984.881.317 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Januari 2019
02-Jan-19 1.072.965.166.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Januari 2019
09-Jan-19 2.126.779.111.000 Pembayaran BPJS
18-Jan-19 1.500.000.000.000 Pembayaran Pensiun
18-Jan-19 3.500.000.000.000 Pembayaran Pensiun
29-Jan-19 6.467.793.963.696 Pembayaran Pensiun
30-Jan-19 1.070.979.469.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Februari 2019
31-Jan-19 1.054.036.440.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
31-Jan-19 1.072.191.520.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
Feb 01-Feb-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Januari 2019
06-Feb-19 6.380.337.333.000 Pembayaran Bpjs
15-Feb-19 1.595.802.734.400 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
25-Feb-19 2.416.330.646.800 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Januari 2019
25-Feb-19 3.138.449.810.204 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg
25-Feb-19 2.093.030.241.887 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank BRI)
25-Feb-19 1.046.515.120.944 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank BNI)
25-Feb-19 1.046.515.120.944 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank Mandiri)
26-Feb-19 6.511.046.982.047 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Maret 2019
26-Feb-19 1.098.968.104.662 SPMKP
27-Feb-19 1.078.071.480.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Maret 2019
Mar 05-Mar-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja POLRI Bulan Februari 2019
06-Mar-19 2.981.488.543.200 DBH PPh 21 Triwulan ke-1 TA 2019
06-Mar-19 2.222.790.311.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Mei Tahun 2019
19-Mar-19 2.395.889.411.000 Penyediaan Uang Persediaan Rupiah Murni Satker Badan Nasional Penanggu
Langan Bencana Tahun 2019
19-Mar-19 1.931.575.902.369 Pembayaran subsidi listrik Bulan Februari 2019 (Bank BRI)
21-Mar-19 3.061.102.277.843 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg bulan Februari 2019
21-Mar-19 2.176.487.488.900 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Februari 2019
27-Mar-19 1.194.922.813.762 Pembayaran rapel kekurangan pensiun pokok bulan Januari s.d. April 2019
27-Mar-19 6.537.534.716.105 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan April 2019
28-Mar-19 1.086.589.564.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan April
2019
Apr 01-Apr-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Maret 2019 Untuk 533.020 Anggota
Sesuai SPP Nomor 00076 Tanggal 1 April 2019
01-Apr-19 5.690.987.301.096 Pembayaran Gaji April 2019
04-Apr-19 6.662.856.039.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Juni Juli Dan Agustus Tahun 2019 Sesuai Sk. Mensos No.1/Huk/2019
Tanggal 02 Januari 2019 Sesuai Spp Nomor 00129 Tanggal 2 April 2019
10-Apr-19 7.806.794.776.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 1 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
15-Apr-19 3.857.364.536.200 DBH SDA Minerba - Royalti Triwulan ke-2 TA 2019
16-Apr-19 2.180.296.839.136 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank BRI)
16-Apr-19 1.090.148.419.569 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank Mandiri)
16-Apr-19 1.090.148.419.569 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank BNI)
25-Apr-19 3.490.514.060.170 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Maret 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
25-Apr-19 2.479.698.713.400 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Maret 2019
26-Apr-19 6.838.438.724.476 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Mei 2019
26-Apr-19 1.038.526.962.061 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Mei 2019
30-Apr-19 32.618.058.720.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Mei Tahun 2019
30-Apr-19 12.723.230.452.458 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 2
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
30-Apr-19 1.090.514.626.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Mei Tahun 2019
Mei 09 May 2019 3.360.405.338.200 DBH SDA Minyak Bumi 15% Triwulan ke-2 TA 2019
09 May 2019 2.092.254.248.200 DBH SDA Gas Bumi 30% Triwulan ke-2 TA 2019
21 May 2019 1.463.155.100.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 1 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-5
22 May 2019 6.539.861.274.260 Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Pensiun TA 2019 Yang Dibayarkan
Melalui PT Taspen (Persero)
22 May 2019 1.026.970.495.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran THR Tunjangan Kinerja TA
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
23 May 2019 1.391.735.991.949 KB DBH SDA Minerba - Royalti Tahun 2017 yang Dialokasikan pada TA 2019
27 May 2019 1.109.789.319.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan Juni
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
28 May 2019 6.877.373.857.663 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juni 2019
28 May 2019 1.040.707.464.717 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juni 2019 PT Asabri (Persero)
29 May 2019 2.210.217.683.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan November Tahun 2019 Sesuai SK. MENSOS NO.1/HUK/2019 Tanggal
2 Januari 2019, Sesuai SPP Nomor 00247 Tanggal 28 Mei 2019
31 May 2019 2.209.836.508.628 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 2
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
Jun 10 June 2019 1.432.557.756.935 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Mei 2019 Untuk 458.679 Anggota
Sesuai SPP Nomor 00122 Tanggal 17 Mei 2019
72
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
19 June 2019 2.225.914.652.200 DBH PBB Migas Bagian Daerah Triwulan ke-2 TA 2019
21 June 2019 2.507.241.496.000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 1 Tahun 2019
26 June 2019 6.906.143.797.640 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juli 2019
26 June 2019 1.042.804.786.755 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juli 2019 PT Asabri (Persero)
27 June 2019 6.569.396.052.010 Pembayaran belanja pensiun bulan Ketiga Belas TA 2019 yang dibayarkan
melalui PT Taspen (Persero)
27 June 2019 1.148.091.094.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan Juli
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
27 June 2019 1.012.584.931.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Ketiga
Belas Tahun 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
27 June 2019 5.759.488.864.000 DBH PPh 21 Triwulan ke-2 TA 2019
28 June 2019 1.000.000.000.000 penambahan PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dalam
rangka penugasan khusus ekspor sesuai PP nomor 44 Tahun 2019 Tanggal 25
Juni 2019
28 June 2019 32.790.387.240.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Juli Tahun 2019
28 June 2019 2.797.545.000.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
28 June 2019 4.218.449.331.000 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd Triwulan 2 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
28 June 2019 10.028.907.351.448 Pembayaran Sisa Kekurangan Subsidi Harga Atas LPG Tabung 3 Kg Tahun 2016
Hasil Audit BPK RI
28 June 2019 2.590.607.069.500 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Mei 2019
28 June 2019 1.820.000.000.000 Pembayaran Sebagian Subsidi Listrik Bulan Mei 2019 (Bank BRI)
28 June 2019 1.090.514.626.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Juli Tahun 2019
Juli 05 July 2019 2.219.882.720.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Desember Tahun 2019 Sesuai SK Mensos No. 1/HUK/2019 Tanggal
02 Januari 2019.
09 July 2019 1.746.002.517.008 Pembayaran Kekurangan Subsidi Listrik Bulan April dan Mei 2019.
10 July 2019 9.271.170.153.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 2 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2.
17 July 2019 1.755.069.047.000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Tahap 1 Tahun 2019.
18 July 2019 2.161.223.069.381 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
18 July 2019 1.080.611.534.691 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
18 July 2019 1.080.611.534.691 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
25 July 2019 5.782.757.302.500 DBH SDA Minerba - Royalti Triwulan ke-3 TA 2019
29 July 2019 6.927.632.202.131 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Agustus 2019
29 July 2019 1.043.425.740.281 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Agustus 2019 (PT Asabri
(Persero))
29 July 2019 4.015.473.213.200 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan II 2019.
30 July 2019 2.753.076.504.062 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Juni 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
30 July 2019 1.153.587.688.000 Pembayaran belanja pegawai berupa pembayaran tunjangan kinerja bulan
Agustus 2019 bagi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan
31 July 2019 3.849.975.615.863 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 3
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1.
31 July 2019 2.908.367.406.450 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Agustus Tahun 2019.
31 July 2019 28.899.533.045.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Agustus Tahun 2019.
Agt 16 Agt 2019 5,760,023,763,600 DBH PPh 21 Triwulan ke-3 TA 2019
20 Agt 2019 2.152.896.403.059 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juli 2019 (Bank BRI)
28 Agt 2019 6.946.190.714.270 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan September 2019
28 Agt 2019 1.049.968.526.109 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan September 2019
28 Agt 2019 1.028.775.519.999 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 3
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-4
29 Agt 2019 1.107.554.926.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
September 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
30 Agt 2019 2,458,833,833,979 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Juli 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
30 Agt 2019 1,007,915,869,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 29,718,881,706,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 2,565,549,347,480 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 3,339,347,131,500 DBH PBB Migas Bagian Daerah Triwulan ke-3 TA 2019
Sep 2 Sep 2019 2,305,828,859,977 Pembayaran Belanja Modal Termin ke-6 (enam) sesuai Kontrak No.
01/KNT/LRTSS/VI/2016-01/WK-KEMENHUB.LRT/D.II/2016 tgl 30-06-2016 dan
No.Addendum : Addendum Nomor 6 Kontrak tgl 29-05-2019 dan BAPP
No.12/BAPP/LRT-SS/V/2019 tgl 31-05-2019
9 Sep 2019 1,432,557,756,935 pembayaran tunjangan kinerja Polri bulan Agustus 2019 untuk 458.679 anggota
Sesuai SPP Nomor 00245 Tanggal 9 September 2019
13 Sep 2019 2,520,304,003,650 DBH SDA Minyak Bumi 15% Triwulan ke-3 TA 2019
13 Sep 2019 1,569,190,686,150 DBH SDA Gas Bumi 30% Triwulan ke-3 TA 2019
20 Sep 2019 1,085,283,463,230 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank BNI)
20 Sep 2019 1,085,283,463,230 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank Mandiri)
20 Sep 2019 2,170,566,926,461 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank BRI)
26 Sep 2019 1,108,194,200,000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Oktober 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
26 Sep 2019 6,976,867,110,550 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Oktober 2019
26 Sep 2019 1,051,099,044,206 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Oktober 2019
27 Sep 2019 3,628,209,458,344 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg Koreksi TW I-II TA 2019 dan
PPN atas penyerahan LPG Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada
Pemerintah Koreksi TW I-II TA 2019 dan bulan Agustus 2019 (sesuai PMK
Nomor: 116/PMK.02/2016)
27 Sep 2019 3,821,483,114,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar Koreksi Triwulan I dan
Triwulan II Tahun 2019
73
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
27 Sep 2019 3,821,483,114,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar Koreksi Triwulan I dan
Triwulan II Tahun 2019
30 Sep 2019 32,479,572,062,400 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Oktober Tahun 2019
30 Sep 2019 8,458,085,076,000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 3 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
30 Sep 2019 1,040,582,812,520 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Oktober Tahun 2019
Okt 2-Oct-19 2,327,078,801,059 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2015
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 24/AUDITAMA VII/PDTT/5/2016
tanggal 31 Mei 2016 dan 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15 Mei 2017, Bukti
Berita Acara Verifikasi
2-Oct-19 1,261,552,784,669 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2016
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15
Mei 2017, Bukti Berita Acara Verifikasi No : BA/409/SR.340/B.5/09/2019 dan
184/SP/DIR/2019 t
2-Oct-19 1,034,643,099,130 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2015
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 22/AUDITAMA VII/PDTT/05/2016
tanggal 13 Mei 2016 dan 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15 Mei 2017, Bukti
Berita Acara Verifikasi
3-Oct-19 1,431,187,925,235 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan September T.A 2019 Untuk 458.241
Anggota Sesuai SPP Nomor 00272 Tanggal 2 Oktober 2019
7-Oct-19 2,729,135,256,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Agustus 2019
7-Oct-19 2,504,316,985,543 Pembayaran sebagian subsidi LPG Tabung 3 Kg bulan Agustus 2019
11-Oct-19 3,253,764,509,000 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd Triwulan 3 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
16-Oct-19 1,128,258,673,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat Tahap 2 Tahun 2019
18-Oct-19 3,760,862,244,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 2 Tahun 2019
18-Oct-19 2,142,873,024,700 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank BRI)
18-Oct-19 1,071,436,512,350 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank BNI)
18-Oct-19 1,071,436,512,350 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank Mandiri)
28-Oct-19 3,110,391,686,253 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan Iii 2019
29-Oct-19 6,991,866,866,052 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan November 2019
29-Oct-19 1,053,615,866,856 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan November 2019
30-Oct-19 1,117,319,763,000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
November 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
31-Oct-19 32,678,532,381,130 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan November Tahun 2019
31-Oct-19 4,270,935,949,732 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 4
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
31-Oct-19 1,040,922,192,450 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan November Tahun 2019
Nov 05-Nov-19 1,385,687,287,468 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Oktober 2019 Untuk 445.574
Anggota Sesuai SPP Nomor 00296 Tanggal 4 Nopember 2019
07-Nov-19 1,911,652,920,000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 4
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
12-Nov-19 2.749.150.000.000 Pembayaran Kekurangan Subsidi BBM Minyak Solar dan Biosolar bulan Juli 2019
12-Nov-19 2.710.610.182.200 Pembayaran Subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan September
2019
12-Nov-19 2.264.907.536.470 Pembayaran Subsidi Harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
tabung 3 Kg oleh Pertamina kepada Pemerintah bulan September 2019
12-Nov-19 4.596.907.582.552 Pembayaran Kekurangan Subsidi Harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas
penyerahan LPG Tabung 3 Kg oleh Pertamina kepada Pemerintah Tahun 2017
Hasil Audit BPK RI
20-Nov-19 2,248,278,379,059 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank BRI)
20-Nov-19 1,124,139,189,530 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank Mandiri)
20-Nov-19 1,124,139,189,530 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank BNI)
22-Nov-19 9.137.928.818.000 Pembayaran belanja bantuan sosial jaminan kesehatan penerima bantuan iuran
(PBI) selisih kenaikan iuran PBI Agustus sd Desember tahun 2019
26-Nov-19 3.041.533.191.686 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Oktober
2019 sesuai dengan PMK Nomor: 116/PMK.02/2016
26-Nov-19 2.821.422.001.200 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Oktober 2019
27-Nov-19 7.103.345.926.530 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Desember 2019
27-Nov-19 1.056.309.229.786 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Desember 2019
28-Nov-19 10.500.000.000.000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal PT Hutama Karya
(Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2019 tanggal 6
September 2019 Sesuai SPP Nomor 00007 Tanggal 27 Nopember 2019
28-Nov-19 1.113.121.963.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Desember 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
29-Nov-19 33,029,898,794,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Desember Tahun 2019
29-Nov-19 6,957,441,682,018 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 4 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
29-Nov-19 3,342,404,000,000 Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU Tambahan Bantuan Pembayaran
Selisih Perubahan Iuran Jaminan Kesehatan Penduduk Yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah Tahun 2019
Dec 02-Dec-19 1,275,251,609,225 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan November 2019 Untuk 409.688
Anggota Sesuai SPP Nomor 00349 Tanggal 2 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,334,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00008 Tanggal 4 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,333,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00010 Tanggal 4 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,333,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00009 Tanggal 4 Desember 2019
11-Dec-19 2,880,027,954,378 KB DBH PPh 21 s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
74
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
11-Dec-19 2,337,260,938,557 KB DBH PBB Migas Bagian Daerah s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA
2019
16-Dec-19 5,326,842,563,820 KB DBH SDA Minerba s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
16-Dec-19 3,365,950,895,889 KB DBH SDA Gas Bumi s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
16-Dec-19 2,520,718,443,964 KB DBH SDA Gas Bumi s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
20-Dec-19 1,752,033,640,917 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan IV 2019
23-Dec-19 1,155,586,991,196 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank Mandiri)
23-Dec-19 1,155,586,991,196 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank BNI)
23-Dec-19 2,311,173,982,393 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank BRI)
23-Dec-19 2,089,367,914,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 3 Tahun 2019
23-Dec-19 1,462,557,540,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Tahap 3 Tahun 2019
Sumber: OMSPAN, Monitoring Penyaluran SP2D diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit MPPK
Kotak X.X Adendum Perjanjian Kerja Sama Bank Operasional Dan Bank Penyalur Gaji
Dalam rangka pemutakhiran peraturan terkait penyaluran dana SP2D agar sesuai dengan
perkembangan pengelolaan keuangan negara, pada bulan Desember 2019 Direktorat PKN telah
melakukan addendum atas Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan
Bank Umum dalam rangka penyaluran dana SP2D melalui Bank Operasional dan Bank Penyalur Gaji.
Adapun perubahan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam addendum I
Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Dana APBN Melalui Bank Umum dalam bentuk matriks adalah
sebagai berikut:
Masa Berlaku 1 Januari 2019 1 Januari 2020 dan berakhir pada 31 Desember
5.
PKS untuk s/d 31 Desember 2021
Bank 2019
Operasional
75
Berikut ini adalah nomor Addendum I Perjanjian Kerjasama Penyaluran Dana APBN
Melalui Bank Umum:
Masa Berlaku PKS s/d 31 Desember Sejak ditandatangani dan berakhir pada 31
5.
untuk Bank 2019 Desember 2022
Penyalur Gaji
yang sudah aktif
Masa Berlaku PKS s/d 31 Desember Sejak ditandatangani dan berakhir pada 31
6.
untuk Bank 2019 Desember 2020
Penyalur Gaji
yang belum aktif
Berikut ini adalah nomor Addendum I Perjanjian Kerjasama Penyaluran Gaji Melalui Rekening
ASN/Prajurit TNI/Anggota Kepolisian RI/Pejabat Negara dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja secara terpusat:
MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
1 BANK BENGKULU PRJ-228/PB/2019 230/HP.01.01/D.12/2019 31/12/2022
2 BANK BPD DIY PRJ-229/PB/2019 0826 / OM 0004 31/12/2022
3 BJB SYARIAH PRJ-230/PB/2019 102/PKS/DIR-IB/2019 31/12/2022
4 BPD BALI PRJ-231/PB/2019 113l8/SPK/DIR/DJA/2019 31/12/2022
5 BANK ACEH SYARIAH PRJ-232/PB/2019 250/BA/PK/XII/2019 31/12/2022
6 BPD BANTEN PRJ-233/PB/2019 074/PKS/DIR-BB/XII/19 31/12/2022
7 BANK KALTENG PRJ-234/PB/2019 DOL.08/PKS-0134/XII.19 31/12/2022
MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
8 BANK SUMUT PRJ-235/PB/2019 075/Dir/DDJ-PDJ/SPJ/2019 31/12/2022
9 BPD SUMSEL PRJ-236/PB/2019 098/DIR/P/2019 31/12/2022
BABEL
10 BNI SYARIAH PRJ-237/PB/2019 PKS/DIR/027/2019 31/12/2022
11 BANK JAMBI PRJ-238/PB/2019 185.11/PKS.BPDJ/2019 31/12/2022
12 BSM PRJ-239/PB/2019 21/775-PKS/DIR 31/12/2022
13 BPD JATIM PRJ-241/PB/2019 058/270/DIR/HKB/PKS 31/12/2022
14 BANK NTB SYARIAH PRJ-242/PB/2019 PJ.01.19/60/0308/2019 31/12/2022
15 BANK NTT PRJ-243/PB/2019 66/PKS-BNTT/IX/2019 31/12/2022
16 BANK RIAU KEPRI PRJ-244/PB/2019 073/PKS/2019 31/12/2022
17 BANK MANTAP PRJ-245/PB/2019 DIR.PKS/042/XII/2019 31/12/2022
18 BPD SUMBAR PRJ-246/PB/2019 PKS/864/DIR/12/2019 31/12/2022
19 BPD PAPUA PRJ-247/PB/2019 79/PKS-BPD/XI/2019 31/12/2022
20 BANK SULTENG PRJ-249/PB/2019 176/BPD- 31/12/2022
ST/DIR/PKS/PMSR/2019
21 BPD JABAR BANTEN PRJ-250/PB/2019 199/PKS/DIR-HKE/2019 31/12/2022
22 BRI SYARIAH PRJ-251/PB/2019 PKS.B.105-BRIS/12-2019 31/12/2022
23 BANK JATENG PRJ-252/PB/2019 12519/HT.01.04/JJL/2019 31/12/2022
24 BANK SULTRA PRJ-253/PB/2019 0119/PKS/DIR.BPD/12/2019 31/12/2022
25 BANK KALBAR PRJ-254/PB/2019 DIR/PKS-PEM/93/2019 31/12/2022
26 BANKKALTIMTARA PRJ-255/PB/2019 065/PRJ/BPD-PST/XII/2019 31/12/2022
27 BUKOPIN PRJ-260/PB/2019 ADD.490/DIR- 31/12/2022
DDEC/XII/2019
28 BTPN PRJ- 029a/DIR/RLBBD/XII/2019 31/12/2020
241.1/PB/2019
29 BANK LAMPUNG PRJ-248/PB/2019 61/DIU/DDJ/PKS/12/2019 31/12/2020
30 BUKOPIN SYARIAH PRJ-240/PB/2019 085/DRUT-PKS/KP- 31/12/2020
JKT/XII/2019
MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
16 BANK RIAU KEPRI PRJ-244/PB/2019 073/PKS/2019 31/12/2022
17 BANK MANTAP PRJ-245/PB/2019 DIR.PKS/042/XII/2019 31/12/2022
18 BPD SUMBAR PRJ-246/PB/2019 PKS/864/DIR/12/2019 31/12/2022
19 BPD PAPUA PRJ-247/PB/2019 79/PKS-BPD/XI/2019 31/12/2022
20 BANK SULTENG PRJ-249/PB/2019 176/BPD- 31/12/2022
ST/DIR/PKS/PMSR/2019
21 BPD JABAR BANTEN PRJ-250/PB/2019 199/PKS/DIR-HKE/2019 31/12/2022
22 BRI SYARIAH PRJ-251/PB/2019 PKS.B.105-BRIS/12-2019 31/12/2022
23 BANK JATENG PRJ-252/PB/2019 12519/HT.01.04/JJL/2019 31/12/2022
24 BANK SULTRA PRJ-253/PB/2019 0119/PKS/DIR.BPD/12/2019 31/12/2022
25 BANK KALBAR PRJ-254/PB/2019 DIR/PKS-PEM/93/2019 31/12/2022
26 BANKKALTIMTARA PRJ-255/PB/2019 065/PRJ/BPD-PST/XII/2019 31/12/2022
27 BUKOPIN PRJ-260/PB/2019 ADD.490/DIR- 31/12/2022
DDEC/XII/2019
28 BTPN PRJ- 029a/DIR/RLBBD/XII/2019 31/12/2020
241.1/PB/2019
29 BANK LAMPUNG PRJ-248/PB/2019 61/DIU/DDJ/PKS/12/2019 31/12/2020
30 BUKOPIN SYARIAH PRJ-240/PB/2019 085/DRUT-PKS/KP- 31/12/2020
JKT/XII/2019
77
Tabel 4.19 Nilai UP/TUP Sampai Dengan Bulan Tahun 2019
Miliar Rupiah
No Periode UP TUP Total
1 Januari 2.124 324 2.448
2 Februari 3.526 2.211 5.737
3 Maret 6.035 3.917 9.952
4 April 6.069 6.825 12.894
5 Mei 4.462 1.637 6.099
6 Juni 4.484 919 5.403
7 Juli 4.437 916 5.353
8 Agustus 3.854 1.290 5.144
9 September 4.821 589 5.410
10 Oktober 4.521 668 5.189
11 November 4.092 1.085 5.177
12 Desember 186,67 20,81 207,49
Sumber: SPAN, Realisasi Data Realisasi UP/TUP sampai tanggal 31 Desember 2019, Dit. SITP, diolah
78
halaman ini sengaja dikosongkan
Pembiayaan
1. Defisit dan Pembiayaan Anggaran Bulan Desember 2019
Dalam APBN tahun 2019, Pemerintah masih menempuh kebijakan fiskal
ekspansif, yang berarti bahwa Pemerintah merencanakan APBN dalam keadaan
defisit. Untuk membiayai defisit APBN, Pemerintah memanfaatkan berbagai sumber
pembiayaan, terutama berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN),
penarikan pinjaman dalam negeri dan luar negeri dengan tetap memperhatikan aspek
efisiensi dan risiko dari setiap pembiayaan yang dilakukan. Tabel 5.1 menyajikan data
realisasi APBN sampai dengan 31 Desember 2019.
Sekilas
373,4 420,8 394,4
177,5 280,3307,6
143,8157,9175,3229,7
Realisasi Pembiayaan
Desember 2019
“Realisasi pembiayaan anggaran dijaga sesuai dengan kebutuhan. Efisiensi pembiayaan utang,
mengoptimalkan peran serta masyarakat, mengelola pinjaman secara selektif dan mendorong program
ekspor nasional”
Nilai Pembiayaan Anggaran pada akhir Desember 2019 mencapai Rp 394,4 triliun atau 133,2% dari
target awal APBN 2019.
Septemb
Februari
Agustus
Januari
442 429
Oktob
Maret
April
385
Nov
Juni
Mei
Des
Juli
318
285
234
199179 180 0,0
(1) (1) 145136 ‐2,0‐2,0‐2,5‐3,0
(18) (25) (27) 123 ‐6,5‐6,5‐6,5
(43) ‐11,1
‐11,9
(68) (66)
(101) (103) ‐22,4
Januari
April
Mei
Feb
Juni
Juli
(128)(136)
Agustus
des
Sept
Okt
Nov
Maret
(184)
(199) ‐49,4
(252) Pembiayaan Investasi
(289) Pembiayaan Utang
Keseimbangan Primer Pembiayaan investasi
(341) Pembiayaan utang dikelola dilakukan dalam rangka
surplus/Defisit (371)
secara pruden dan produktif mengakselerasi pencapaian
sehingga dapat berkontribusi program pembangunan.
Defisit Anggaran
optimal bagi ekonomi dan Pembiayaan investasi yang
Defisit anggaran pada akhir kesejahteraan masyarakat. telah terealisasi Investasi
Desember 2019 sebesar Rp341 Pembiayaan Utang kepada BUMN, Lembaga
triliun dan Keseimbangan dilakukan dengan Lainnya, BLU, dan Lembaga
primer sebesar negatif Rp 66 Penerbitan SBN dan Keuangan Internasional.
triliun Penarikan pinjaman.
Nilai pembiayaan investasi
Pembiayaan Utang pada sampai dengan Desember
akhir Desember 2019 2019 sebesar Rp 49,4 triliun
yang disalurkan ke PT PLN,
LPEI, PPDPP, IDB, ICD,
IFAD, IDA dan AIIB.
Desembr
Novemb
Februari
Agustus
Januari
Maret
Oktob
April
Mei
Juni
Juli
‐0,9
82
2. Realisasi Defisit APBN Bulan Desember 2019
Kinerja APBN Tahun Anggaran 2019 hingga bulan Desember 2019 di sisi
pendapatan lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Hal ini terlihat
dari nilai realisasi pendapatan negara, yaitu 90,50% dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu 102,58% dari target APBN tahun bersangkutan. Di sisi belanja, realisasi juga
lebih lambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 93,47%
dibandingkan tahun 2018 sebesar 99,66%. Selanjutnya realisasi defisit, dibandingkan
tahun 2018, realisasi defisit anggaran sampai dengan bulan Desember 2019 adalah
115,24% (Rp341,1 triliun) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan defisit anggaran
pada periode yang sama di tahun 2018 sebesar 82,67% (Rp269,4 triliun). Rincian
realisasi defisit per bulan untuk periode Januari hingga Desember tahun 2019
disajikan dalam Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Realisasi Defisit APBN Periode Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
83
Nilai Realisasi TA 2019
URAIAN s.d
Juli Agustus September Oktober November
Desember
84
Tabel 5.3 Realisasi Pembiayaan per 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
REALISASI
TA 2019 TA 2018
URAIAN APBN JUMLAH % thd JUMLAH % thd
APBN APBN
2019 2018
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,24 305.692,6 93,79
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,55 372.028,9 93,19
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,74 358.398,5 86,46
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,52 13.630,4 (89,08)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,84 1.353,8 43,14
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,33 2.429,4 53,99
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,88 (1.075,6) 78,97
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,42 12.276,5 (66,58)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,39 88.609,7 172,57
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,05 (76.333,2) 109,38
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,07 (61.113,8) 93,08
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,00 (3.600,0) 100,00
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,60 (3.500,0) 140,00
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,55 (51.682,7) 89,99
4. Investasi kepadaOrganisasi/
(2.410,3) (2.275,1) 94,39 (2.331,1) 109,90
LK. Internasional/BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,70 (4.264,7) 63,75
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,00
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,20 163,6 89,41
Sumber: i-account, 20 Januari 2020
Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa realisasi Surat Berharga
Negara (neto) hingga akhir bulan Desember 2019 membukukan nilai positif,
sebaliknya realisasi pinjaman (neto) untuk periode yang sama membukukan nilai
negatif. Masing-masing subkomponen pembiayaan utang ini akan dijelaskan lebih
detail pada bagian selanjutnya.
442,5 429,5
384,5
317,7
284,1
234,1
199,5 178,6 180,5
123,0 145,0 136,4
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
85
Tabel 5.4 Realisasi Pembiayaan Periode Per Bulan sampai dengan Desember 2019
Miliar Rupiah
NILAI REALISASI 2019 PER BULAN
URAIAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
E. Pembiayaan 123.656,3 198.335,3 177.898,4 143.835,4 134.704,4 175.347,0
I. Pembiayaan Utang 123.019,7 199.469,8 178.562,5 144.984,7 136.447,1 180.450,9
1. Surat Berharga Negara (Neto) 119.537,3 197.096,7 185.833,0 160.489,9 162.843,7 195.722,7
2. Pinjaman (Neto) 3.482,3 2.373,1 (7.270,4) (15.505,2) (26.396,6) (15.271,8)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 0,0 0,0 0,0 (421,7) (364,8) (388,2)
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 0,0 0,0 0,0 0,0 56,9 190,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN 0,0 0,0 0,0 (421,7) (421,7) (578,8)
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) 3.482,3 2.373,1 (7.270,4) (15.083,5) (26.031,8) (14.883,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 7.788,1 8.774,8 9.182,5 9.920,8 11.274,8 28.635,9
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (4.305,8) (6.401,7) (16.452,9) (25.004,4) (37.306,6) (43.519,6)
II. Pembiayaan Investasi 0,0 (2.000,0) (2.000,0) (2.500,0) (3.000,0) (6.500,0)
1. Investasi Kepada BUMN 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 (2.500,0)
3. Investasi Kepada BLU 0,0 (2.000,0) (2.000,0) (2.500,0) (3.000,0) (4.000,0)
4. Investasi kepada Organisasi/ 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
LK.Internasional/ BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman 635,9 863,8 1.331,0 1.344,8 1.244,3 1.382,3
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
V. Pembiayaan Lainnya 0,7 1,7 4,9 5,9 13,0 13,8
Miliar Rupiah
NILAI REALISASI 2019 PER BULAN
URAIAN
Jul Agt Sept Okt Nov s.d Des
E. Pembiayaan 229.731,8 279.611,1 307.627,8 373.367,5 420.673,8 394.380,3
I. Pembiayaan Utang 234.131,4 284.129,1 317.651,4 384.515,8 442.548,6 429.498,8
1. Surat Berharga Negara (Neto) 241.190,3 290.744,4 330.576,3 401.709,9 465.101,9 446.288,6
2. Pinjaman (Neto) (7.059,0) (6.614,6) (12.924,8) (17.194,1) (22.553,2) (16.789,8)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 173,6 421,9 552,3 234,0 596,2 1.451,3
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 752,4 1.000,6 1.131,0 1.234,5 1.596,7 2.451,8
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (578,8) (578,8) (5.788) (1.000,5) (1.000,5) (1.000,5)
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (7.232,6) (7.036,5) (13.477,1) (17.428,1) (23.149,5) (18.241,2)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 39.810,7 42.250,9 45.862,6 49.493,4 52.076,1 67.751,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (47.043,3) (49.287,4) (59.339,7) (66.921,5) (75.225,6) (85.992,8)
II. Pembiayaan Investasi (5.133,9) (5.126,5) (11.101,6) (11.899,0) (22.399,0) (49.389,0)
1. Investasi Kepada BUMN 0,0 0,0 (2.500,0) (3.300,0) (13.800,0) (17.800,0)
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (3.490,0)
3. Investasi Kepada BLU (2.633,9) (2.626,5) (3.826,5) (3.823,9) (3.823,9) (25.823,9)
4. Investasi kepada Organisasi/ LK.Internasional/ 0,0 0,0 (2.275,1) (2.275,1) (2.275,1) (2.275,1)
BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman 715,8 587,6 1.056,0 646,3 365,1 (909,5)
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
V. Pembiayaan Lainnya 18,6 20,2 22,0 104,3 159,1 15.180,0
Sumber: i-account, 20 Januari 2020
3.1.1 Surat Berharga Negara (SBN) Neto
Realisasi Surat Berharga Negara (neto) sampai dengan bulan Desember 2019
sebesar Rp446,3 triliun atau 114,7% dari target awal APBN 2019. Realisasi tersebut
termasuk di dalamnya nilai accrued interest (netto) sebesar Rp523,5 miliar. Realisasi
Surat Berharga Negara (neto) diluar accrued interest sampai dengan bulan Desember
2019 sebesar Rp445,8 triliun. Realisasi Surat Berharga Negara (neto) pada bulan
Desember lebih kecil dari bulan November 2019 karena pada bulan Desember tidak
ada penerbitan SBN dan terdapat realisasi pembayaran kewajiban atas SBN jatuh
tempo.
86
Tabel 5.5 menyajikan data target dan realisasi penerbitan SBN periode Januari –
Desember 2019.
Tabel 5.5 Target dan Realisasi Penerbitan SBN s.d Desember 2019
Miliar Rupiah
TARGET APBN
REALISASI s.d.
PENERBITAN SBN 2019 % REALISASI
DESEMBER 2019
(Defisit: 2,3%)
SBN Jatuh Tempo 2019 457.599,8 457.599,8 96,84%
- SBN Jatuh Tempo 410.009,8 410.009,8 97,45%
- SBN Cash Management 47.590,0 47.590,0 91,59%
- Cash Buyback - -
SBN Neto 446.490,0 446.288,6 99,95%
Kebutuhan Penerbitan SBN 2019 904.089,8 903.888,4 99,98%
Accrued Interest 523,5 523,5
Kebutuhan Penerbitan SBN 2019 + Accrued 903.566,3 903.364,9 99,98%
SUN 645.244,8 645.089,5 99,98%
SUN Rupiah 526.185,6 526.030,3 99,97%
- ON 412.955.3 412.800,0 99,96%
- SPN 89.340,0 89.340,0 100,00%
- Private Placement 4.300,0 4.300,0 100,00%
- SUN Ritel 19.590,3 19.590,3 100,00%
SUN Valas 119.059,2 119.059,2 100,00%
SBSN 258.321,5 258.275,4 99,98%
SBSN Rupiah 228.803,9 228.757,8 99,98%
- PBS 141.501,1 141.455,0 99,97%
- SPN-S 37.360,0 37.360,0 100,00%
- SBSN Ritel 30.301,2 30.301,2 100,00%
- Private Placement (valas & IDR) 19.641,6 19.641,6 100,00%
SBSN Valas 29.517,6 29.517,6 100,00%
Sumber: DJPPR
Tabel 5.6 menyajikan data realisasi penerbitan SBN per bulan untuk periode
Januari sampai dengan Desember 2019.
Tabel 5.6 Data Realisasi Penerbitan Bulanan SBN per bulan s.d Desember 2019
Miliar Rupiah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Uraian
Total Total Total Total Total Total
A. Penerbitan SBN 146.664 99.477 83.998 56.111 88.877 57.826
87
Jul Agt Sept Okt Nov Des s.d. Des 19
Uraian
Total Total Total Total Total Total Total
A. Penerbitan SBN 66.416 71.743 57.195 110.438 64.609 0 903.365
Strategi penerbitan SBN 2019 yang dilakukan Pemerintah hingga akhir bulan
Desember salah satunya adalah mengutamakan SBN yang bersumber dari dalam
negeri, di samping melaksanakan penerbitan SBN valuta asing (valas). Penerbitan
SBN yang bersumber dari dalam negeri dilakukan untuk mendorong pengembangan
pasar keuangan domestik, agar pasar SBN domestik dapat lebih dalam, aktif, dan
likuid. Sementara itu, penerbitan SBN valas bertujuan untuk menghindari crowding
out effect, diversifikasi portofolio utang, menjaga kehadiran Pemerintah di pasar
global, dan untuk menyediakan benchmark/acuan bagi non-pemerintah.
Realisasi penjualan SUN hingga akhir Desember 2019 mencapai Rp645 triliun.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari hasil penjualan SUN domestik dan SUN
valas. SUN domestik terdiri dari Obligasi Negara (ON), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), SUN Ritel, serta SUN yang dijual melalui mekanisme private placement. Total
nilai SUN domestik pada akhir Desember 2019 mencapai nilai Rp526 triliun.
Sementara kontribusi dari penjualan SUN valas untuk periode yang sama adalah
sebesar Rp119 triliun, atau 100% dari target kebutuhan penerbitan SUN valas selama
tahun 2019.
Di sisi lain, realisasi penjualan SBSN periode Januari sampai dengan Desember
2019 membukukan nilai sebesar Rp258,3 triliun. Jumlah tersebut sebagian besar
berasal dari penerbitan Project Based Sukuk, yang hingga akhir Desember 2019
realisasinya tercatat sebesar Rp141,5 triliun. Project Based Sukuk merupakan SBSN
yang telah di-earmark untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Selain itu, juga
berasal dari akumulasi realisasi SBSN Ritel sebesar Rp30,3 triliun, SPN-S sebesar
Rp37,3 triliun, dan penjualan SBSN melalui private placement senilai Rp19,6 triliun,
serta SBSN valas senilai Rp29,5 triliun.
Grafik 5.2 menampilkan perbandingan target dan realisasi penerbitan SBN per
jenis kategori. Realisasi penerbitan SBN 2019 (bruto) telah memenuhi target
kebutuhan penerbitan yang ditetapkan. Sehubungan dengan itu, maka lelang SBSN
pada tanggal 26 November 2019 merupakan lelang penerbitan SBN terakhir di tahun
2019.
88
Grafik 5.2 Realisasi Penerbitan Surat Utang Negara s.d. 31 Desember 2019
1.000 904903
900
800
Triliun Rp.
700
600 526 526
500
400
300 229229
200 119 119
100 0 0 0 30 30 0 0
-
SUN SBSN
SUN Valas SBSN Valas TOTAL
Domestik Domestik
APBN 2019 526.186 119.059 228.804 29.518 903.566
Realisasi sd 31 Desember 2019 526.030 119.059 228.758 29.518 903.365
Sisa Penerbitan 155 0 46 0 201
% Realisasi 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: DJPPR
89
Tabel 5.7.1 Rincian Realisasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN APBN 2019 s.d. 31 Des 2019
I. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1.956,37 940.490,71
1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - 15.000,00
a. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Perbankan - 15.000,00
- Penerimaan Sisa Anggaran Lebih - 15.000,00
2. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1.956,37 2.451,84
b. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-Pinjaman Dalam Negeri 1.956,37 2.451,84
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN - 2.451,84
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Perusahaan Daerah 1.956,37 -
3. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi 15.000,00 179,98
a. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi 15.000,00 179,98
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset eks BPPN - 169,16
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Bekas Milik Eks Bank - 10,82
Dalam Likuidasi (BDL)
4. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara Dalam Negeri 388.957,89 772.906,02
a. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Dalam Negeri 388.957,89 89.340,00
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Surat Perbendaharaan Negara 388.957,89 89.340,00
b. Penerimaan dari Penjualan Obligasi Negara Dalam Negeri - 451.908,59
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara Dalam Negeri - 443.560,32
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara Dalam Negeri - 8.348,27
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Dalam - 165.985,63
Negeri - Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN - Jangka Panjang - 163.086,01
- Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN - Jangka Panjang - 2.899,62
e. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Syariah - 37.360,00
- Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Syariah - 37.360,00
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - 1.376,10
- Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - 1.376,10
6. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara - Valuta Asing - 148.576,77
a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri - 119.059,17
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan Obligasi Negara - Valas - 119.059,17
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara - Valas - -
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Luar Negeri - - 29.517,60
Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN Valas - Jangka Panjang - 29.517,60
Sumber: i-account, 20 Januari 2020
90
Penerimaan Penerbitan/Penjualan ON Dlm 68.206,0 106.206,0 146.954,0 179.729,7 210,763.3 232.163,3
Negeri
Penerimaan Utang Bunga O.N DlmNegeri 1.113,0 2.101,8 3.167,2 3.956,9 4,552.3 4.810,4
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN DlmNegeri 12.500,4 34.641,1 73.339,6 86.047,8 106,353.9 114.928,0
Jk Pjg
Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN Jk 12.195,0 33.962,2 72.266,4 84.698,0 104,859.6 113.293,7
Pjg
Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN 305,4 678,8 1.073,1 1.349,8 1,494.3 1.634,3
Jk Pjg
e. Penerimaan dari Penjualan SPNS 6.460,0 9.060,0 10.460,0 12.760,0 22,010.0 23.460,0
Penerimaan dari Penjualan SPNSyariah 6.460,0 9.060,0 10.460,0 12.760,0 22,010.0 23.460,0
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - - 0.0 0.0 0.0 0,0
Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - - 0.0 0.0 0.0 0,0
6. Penerimaan dari Penjualan SBN Valuta Asing 44.802,6 72.912,6 72,912.6 72,912.6 72,912.6 118.932,0
a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 89.414,4
Penerimaan Penerbitan/ Penjualan O.N. 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 89.414,4
Valas
Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara - - - - - -
Valas
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN Luar Negeri 1.407,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Jk Pjg
Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN 1.407,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Valas Jk Pjg
a. Penerimaan dari Penjualan SPN DlmNegeri 64.340,0 73.540,0 81,540.0 89,340.0 89.340,0
54.190,0
Penerimaan Utang Bunga O.N DlmNegeri 6.190,2 6.963,7 7,668.3 8,348.3 8.348,3
5.265,0
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN DlmNegeri Jk
143.911,8 156.140,7 174,900.8 184,456.0 165.985,6
Pjg 131.011,5
91
Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir 1.373,5 1.373,5 1,376.1 1,376.1 1.376,1
1.366,1
6. Penerimaan dari Penjualan SBN Valuta Asing 118.932,0 118.932,0 148,576.8 148,576.8 148.576,8
118.932,0
Penerimaan Penerbitan/ Penjualan O.N. Valas 89.414,4 89.414,4 119,059.2 119,059.2 119.059,2
89.414,4
Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara
- - - -
Valas - -
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN Luar Negeri Jk
29.517,6 29.517,6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Pjg 29.517,6
Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN Valas
29.517,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Jk Pjg 29.517,6
Sumber: i-account, 20 Desember 2020
Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jul Agt Sep Okt Nov s.d Des
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Pinjaman
- - - - - 15.000
Dalam Negeri- Perbankan
Penerimaan SAL - - - - - 15.000
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Pinjaman
752,4 1.131,0 1.131,0 1.596,7 2.451,8
Dalam Negeri 1.000,7
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Pemda - - - - - -
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN 752,4 1.000,7 1.131,0 1.131,0 1.596,7 2.451,8
Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman
578,8 578,8 578,8 1.000,5 1.000,5 1.000,5
Dalam Negeri
Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok
- - - - - -
Pinjaman DN dari Pemda
Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok
578,8 578,8 578,8 1.000,5 1.000,5 1.000,5
Pinjaman DN dari BUMN
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020
92
3.1.2.3 Pinjaman Luar Negeri
Target penerimaan pembiayaan luar negeri pada tahun 2019 sebesar
Rp60,28triliun. Target ini cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu
Rp51,3triliun (T.A 2018) dan Rp57,5triliun (T.A 2017). Realisasi penerimaan
pembiayaan luar negeri sampai dengan bulan Desember 2019 adalah sebesar
Rp67,75triliun.
Tabel 5.8.2 Rincian Realisasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
APBN s.d. Desember
KETERANGAN PEMBIAYAAN
2019 2019
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 60,28 67,75
1. Penarikan Pinjaman Program 60,28 36,72
a. Penarikan Pinjaman Program Bilateral - -
- Penarikan Pinjaman Program dari OECF - -
- Penarikan Pinjaman Program Bilateral Lainnya - -
b. Penarikan Pinjaman Program Multilateral 60,28 -
- Penarikan Pinjaman Program dari IBRD 60,28 -
- Penarikan Pinjaman Program dari ADB - -
- Penarikan Pinjaman Program Multilateral Lainnya - -
c. Penarikan Pinjaman Program - 36,72
- Penarikan Pinjaman Program - 36,72
2. Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
f. Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
- Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
PENERIMAAN CICILAN PENGEMBALIAN PENERUSAN PINJAMAN - 3,66
1. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri - 0,34
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri - 0,34
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri kepada Pemda - 0,0015
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri kepada BUMD - 0,0002
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri Kepada BUMN - 0,325
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri Kepada Non Pemerintah - 0,009
2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar Negeri - 3,33
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Tahun Anggaran Berjalan - 3,33
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar negeri TAB kepada Daerah - 0,068
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar Negeri TAB kepada BUMN - 3,23
PENERIMAAN CICILAN POKOK INVESTASI PEMERINTAH - 0,51
1. Penerimaan Cicilan Pokok Investasi Pemerintah - 0,51
a. Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit Investasi Pemerintah - 0,51
- Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit Investasi Pemerintah - 0,51
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LAIN - 0.000
2. Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi - 0.000
a. Penerimaan Piutang Belum Diidentifikasi - 0.000
- Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi - 0.000
- Penerimaan Piutang Yang Belum Disesuaikan - 0.000
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020
93
Tabel 5.8.3 Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept
Okt Nov s.d Des
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR 7,78 8,77 9,18 10,57 13,4 29,32 39.8 42,9 45.38 49,49 52,08 67,75
NEGERI
1. Penarikan Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7,6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71 36,72
a. Bilateral - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
- OECF - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
- Lainnya - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
b. Multilateral - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
- IBRD - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
- ADB - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
- Lainnya - - - - - - - - - ‐ ‐ ‐
c. Penarikan Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7.6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71 36,72
- Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7.6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71 36,72
2. Penarikan Pinjaman Proyek 0,75 1,74 2,15 3,53 5.7 7,14 10.5 13.2 15.67 19,78 22,37 31,03
- Pinjaman Proyek 0,75 1,74 2,15 3,53 5,7 7,14 10.5 13.2 15.67 19,78 22,37 31,03
PENERIMAAN CICILAN 0,61 0,86 1,38 1,6 1,7 1,83 1.8 2,7 15.67 3,41 22,37 31,03
PENGEMBALIAN PENERUSAN
PINJAMAN
1. Pinjaman Dalam Negeri 0.15 0.15 0,15 0,15 0,16 0,17 0.17 0.32 3.32 0.33 3,54 3,66
a. CicilanPinjaman Dalam Negeri 0.15 0.15 0,15 0,15 0,16 0,17 0.17 0.32 0.32 0.33 0.329 0,34
- Pemda 0.00 0.00 0,00 0,00 0.0 0,0 0.00 0.00 0.32 0.008 0.329 0,34
- BUMD 0.00 0.00 0,00 0,00 0,0 0,0 0.00 0.00 0.008 0.001 0.0008 0,0015
- BUMN 0.15 0.15 0,15 0,15 0,15 0,16 0.16 0.31 0.001 0.32 0.0001 0,0002
- Non Pemerintah 0.00 0.00 0,00 0,00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.32 0.007 0.320 0,325
2. Pinjaman Luar Negeri 0,46 0,72 1,23 1,44 1,5 1,66 1.6 2.3 0.01 3,09 0.008 0,009
a. Tahun Anggaran Berjalan 0,46 0,72 1,23 1,44 1,5 1,66 1.6 2.3 2.99 3,09 3,21 3,33
- Daerah 0.00 0.02 0,02 0,02 0,0 0,03 0.03 0.04 2.99 0.06 3,21 3,33
- BUMN 0,45 0,69 1,20 1,4 1,5 1,61 1.6 2.3 0.05 3,00 0.067 0,068
PENERIMAAN CICILAN POKOK 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 2.91 0.39 3,11 3,23
INVESTASI PEMERINTAH
1. Cicilan Pokok Investasi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388 0,51
a. Kredit Investasi Pemerintah 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388 0,51
-Kredit InvestasiPemerintah 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388 0,51
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LAIN 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.39 0.02 0.388 0,51
2. Penerimaan Piutang yang Belum 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.05 0.02 0.003 0.000
Diidentifikasi
a. Penerimaan Piutang Belum 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.05 0.02 0.003 0.000
Diidentifikasi
- Penerimaan Piutang yang 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.63 0.63 0.07 0.00 0.001 0.003 0.000
Belum Diidentifikasi
- Penerimaan Piutang Yang 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.01 0.01 0.00 0.05 0.001 0.003 0.000
Belum Disesuaikan
0.000
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020
Pada bulan Desember 2019, terdapat Pinjaman Program dari Asian Development
Bank (ADB) yang ditarik sebesar USD 500 juta yang dilakukan pada minggu ke-2
Desember 2019. Sedangkan pinjaman KfW sebesar EUR 500 juta yang rencana awal
penarikannya di bulan Desember 2019, direschedule untuk ditarik pada Januari 2020.
I WB USD 37.00
Investing in Nutrition and Early Years USD 37.00 Q3 • Sudah dilakukan penarikan di awal
Agustus sebesar USD 32,4jt
II ADB USD 500.00
Fiscal and Public Expenditure USD 500.00 Q4 • Dilakukan Penarikan pada
Management Program, Sub Program 3 Desember 2019
Total Prog. Loan Bilateral EUR 500.00
95
Tabel 5.11 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan s.d 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
APBN s.d. Desember
RINCIAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
2019 2019
1. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1,47 489,39
a. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1,47 6,00
(1) Pengeluaran untuk Program Restrukturisasi - -
- Pengeluaran untuk Program Restrukturisasi - -
(2) Pengeluaran Pembiayaan DN-Pengembangan Pendidikan Nasional - 5,00
- Pengeluaran Pembiayaan DN- Pengembangan Pendidikan Nasional - 5,00
(3) Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri 1,47 1,00
- Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman DN dari Pemda 1,47 -
- Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok Pinjaman DN dari BUMN - 1,00
b. Pengeluaran untuk Pembayaran/Pelunasan Surat Berharga Negara Dalam Negeri - 412,73
(1). Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara - 109,44
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara - 109,44
(2). Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Dalam Negeri - 167,53
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri - 152,63
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri melalui Pembelian Kembali - 6,87
- Pembayaran Utang Bunga Obligasi Negara Dalam Negeri - 8,03
(3). Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) - Jangka Panjang - 94,70
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara - Jangka Panjang - 92,01
- Pembayaran Imbalan dibayar di muka SBSN - Jangka Panjang - 2,69
(4). Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-Syariah - 41,05
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-Syariah - 41,05
c. Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
(1). Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
- Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
d. Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Berharga Negara - Valuta Asing - 62,46
(1). Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Negara - Valas - 41,00
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Negara - Valas - 41,00
(2). Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara Valas - Jangka Panjang - 21,47
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara Valas - Jangka Panjang - 21,47
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 90,47 71,78
a. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman Program - 27,54
i. Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Program - 27,54
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman - 27,54
Program
b. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman Proyek 90,47 44,24
i.Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek 90,47 44,24
- Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek 90,47 -
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek - 44,24
3. PENYERTAAN MODAL NEGARA 22,71 8,08
a. Penyertaan Modal Negara pada BUMN 17,80 3,30
- PMN untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 17,80 3,30
b. Penyertaan Modal Negara pada Badan Internasional 2,41 2.28
- PMN untuk Badan Internasional 2,41 2.28
c. Penyertaan Modal Negara Lainnya 2,50 2.50
- Penyertaan Modal Lainnya 2,50 2.50
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020
Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sampai dengan Desember 2019,
mencapai Rp86 triliun. Dari sisi mata uang, porsi pembayaran cicilan pokok
didominasi oleh mata uang Dolar Amerika Serikat dan diikuti mata uang Yen Jepang.
Realisasi pembayaran cicilan pokok untuk pinjaman proyek dengan nilai sebesar
Rp54,68 triliun lebih mendominasi daripada pinjaman program dengan nilai Rp31,32
triliun. Pinjaman proyek pada umumnya memiliki masa aktif lebih lama dari
pinjaman program sehingga munculnya kewajiban pembayaran cicilan pokok
96
umumnya terjadi pada kisaran 8-10 tahun setelah pinjaman ditandatangani,
sementara pinjaman program memiliki masa aktif yang sangat pendek (kurang dari 1
tahun) sehingga cicilan pokok memiliki jatuh tempo lebih cepat.
a. IDB 0,09 - - - - - -
b. ICD 0,04 - - - - - -
c. IFAD 0,04 - - - - - -
d. IDA 0,22 - - - - - -
e. AIIB 2,02 - - - - - -
97
REALISASI
PAGU APBN
RINCIAN PEMBIAYAAN INVESTASI
2019
Jul Agst Sept Okt Nov Des s.d Des
2019
98
3.2.1 Investasi Kepada BUMN
Realisasi pembiayaan investasi kepada BUMN hingga akhir tahun 2019 sudah
mencapai 100% dari jumlah yang dialokasikan dalam APBN. Pada minggu kedua
bulan Desember 2019 terjadi realisasi pembiayaan investasi kepada PT PLN sebesar
Rp4 triliun.
Alokasi anggaran untuk BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebesar Rp3
triliun dan sudah dilakukan realisasi pada Desember 2019 secara keseluruhan.
Sementara, dari alokasi dana sebesar Rp20 triliun, BLU Dana Pengembangan
Pendidikan Nasional (DPPN) merealisasikan sebesar Rp5 triliun atau sebesar 25%
dari pagu dana. Demikian juga realisasi terjadi pada BLU Lembaga Manajemen Aset
(LMAN) yang hanya terjadi realisasi sebesar 54,55%, sehingga dari pagu sebesar Rp22
triliun dilakukan realisasi sebesar Rp12 triliun.
99
untuk ICD sebesar Rp0,04 triliun; untuk IFAD sebesar Rp0,04triliun; untuk IDA
sebesar Rp0,22 triliun; dan untuk AIIB sebesar Rp2,02triliun.
Pada proyek di bidang energi kelistrikan, dalam hal ini pinjaman yang
diteruspinjamkan kepada PT PLN (Persero), terdapat proyek yang pekerjaan
konstruksinya mengalami penundaan, yaitu proyek Java Sumatera Interconnection
Transmission Line Project II (IP 570). Tujuan awal proyek ini adalah membangun
sistem transmisi energi listrik yang menghubungkan jaringan listrik pulau Sumatera
dan pulau Jawa-Bali, guna memenuhi kebutuhan listrik di kedua wilayah dimaksud
melalui pasokan listrik dari PLTU Mulut Tambang. Namun, PT PLN (Persero)
menunda kelanjutan proyek tersebut karena saat ini suplai listrik di pulau Jawa sudah
melebihi kebutuhan.
Pada tahun 2019 terdapat satu proyek infrastruktur yang dibiayai melalui
mekanisme pemberian pinjaman kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu
pembangunan proyek Construction Of Jakarta Mass Rapid Transit Project
(Construction Jakarta Mass Rapid Transit Phase 1). Pembangunan proyek MRT
Jakarta tahap I telah selesai dan mulai beroperasi pada akhir Maret 2019. Pemberian
pinjaman ini merupakan penyelesaian pembiayaan dari proyek tersebut.
Pembiayaan Lainnya terdiri dari dua unsur, yaitu penerimaan Hasil Pengelolaan
Aset (HPA) berupa pembayaran (angsuran/pelunasan) aset kredit eks BPPN oleh
debitur dan penerimaan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Pembiayaan Lainnya dalam
APBN tahun 2019 bersumber dari pemanfaatan SAL sebesar Rp15 triliun dan
penerimaan HPA Program Restrukturisasi sebesar RpRp.179,98. Hingga akhir
Desember 2019, terdapat SILPA sebesar Rp53,3 triliun.
Kotak 5.1 Pendebitan Langsung Rekening Khusus Pinjaman dan Hibah Luar Negeri
Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) adalah salah satu sumber pembiayaan Pemerintah
dalam membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam pelaksanaannya,
terdapat berbagai cara yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam melakukan penarikan PHLN
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 195/PMK.05/2019
tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, salah satunya adalah mekanisme
Rekening Khusus (Reksus).
Reksus merupakan rekening yang dibuka oleh pemerintah pada Bank Indonesia/Bank Umum
untuk menampung dana (revolving fund) dari pemberi PHLN (lender/donor) dan digunakan untuk
membiayai suatu kegiatan/proyek pemerintah.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini, pelaksanaan penarikan PHLN dengan mekanisme
Reksus, khususnya tahapan pencairan dana, pemerintah masih menggunakan dana talangan rupiah
murni (RM) terlebih dahulu untuk pembayaran kepada pihak ketiga/rekanan atas setiap penerbitan
SP2D PHLN-Reksus yang dilakukan oleh KPPN di seluruh Indonesia. Dalam konteks pengelolaan kas
negara, hal tersebut tidak efektif karena pemerintah harus memproyeksi kebutuhan dana dan
menyediakan sejumlah dana untuk membiayai pengeluaran yang dananya sudah disediakan oleh
lender/donor di Reksus. Untuk itu, Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN) c.q. Subdit Manajemen
Kas Pinjaman dan Hibah (MKPH) sedang berupaya untuk mengembangkan sistem pendebitan
langsung Reksus pada Bank Indonesia atas penerbitan SP2D PHLN-Reksus.
Secara singkat, konsep dari mekanisme tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Paygroup yang dipergunakan adalah RPRK PHLN untuk penerbitan SP2D PHLN-Reksus pada
KPPN.
2. Penggunaan Rekening Pengeluaran Rekening Khusus (RPRK) PHLN untuk transaksi
pembayaran kepada pihak ketiga/rekanan dari setiap SP2D PHLN-Reksus yang diterbitkan oleh
KPPN.
3. RPRK adalah rekening bersaldo nihil yang pengisian dananya (dropping) dilakukan minimal 2
(dua) batch setiap hari oleh Subdit MKPH dengan mendebit seluruh Reksus PHLN.
4. Total nilai pendebitan Reksus untuk pengisian dana RPRK diperoleh dari menu pengawasan
dropping dana pada OMSPAN.
5. Dalam hal terdapat retur SP2D, dana retur akan ditransfer ke Rekening Retur RPRK PHLN.
6. Jika saldo Reksus PHLN kosong/kurang, maka akan dilakukan penghentian sementara
pencairan dana pada SPAN.
101
Progres pengembangan fitur SPAN dan OMSPAN oleh Direktorat PKN dan Direktorat Sistem
Informasi dan Teknologi Perbendaharaan (SITP) untuk mendukung implementasi mekanisme
pendebitan langsung PHLN adalah sebagai berikut:
1. Fitur yang telah selesai dikembangkan:
a. Penambahan dan filter paygroup RPRK PHLN pada SPAN-Dev (modul payment)
b. Set up RPRK PHLN dengan tipe rekening nihil pada SPAN-Dev (modul payment)
c. Menu pengawasan dropping dana ke RPRK pada OMSPAN
2. Fitur yang masih dalam proses pengembangan dan penyempurnaan:
a. Form dropping dana dari Reksus ke RPRK pada SPAN (modul cash management)
b. Menu pengawasan monitoring penerbitan SP2D PHLN-Reksus pada OMSPAN
c. Menu pengawasan retur SP2D PHLN-Reksus pada OMSPAN
Selain pengembangan sistem dari sisi pemerintah (SPAN dan OMSPAN), implementasi
pelaksanaan mekanisme pendebitan langsung PHLN-Reksus juga memerlukan dukungan dari Bank
Indonesia, khususnya pengembangan core banking system (CBS) dan interkoneksi SPAN dengan
sistem Bank Indonesia sehingga dapat dilakukan penerbitan SP2D secara elektronik yang merupakan
syarat mutlak dari pelaksanaan pendebitan langsung Reksus PHLN. Pengembangan mekanisme ini
sudah dijadikan agenda dalam Forum Harmonisasi Bank Indonesia dengan pemerintah sehingga akan
dijadikan hal prioritas untuk diselesaikan.
102
halaman ini sengaja dikosongkan
Pengelolaan
Rekening Pemerintah
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal
22 ayat (1) sampai dengan ayat (4) mengatur bahwa:
1. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah.
2. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah, Menteri Keuangan
membuka Rekening Kas Umum Negara (RKUN).
3. Uang negara disimpan dalam RKUN pada bank sentral.
4. Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran negara,
Bendahara Umum Negara dapat membuka Rekening Penerimaan dan Rekening
Pengeluaran pada bank umum.
105
4. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2014 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Bendahara Umum Negara melalui Sistem Bank Indonesia
Government-Electronic Banking (BIG-eB).
5. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 956/KMK.05/2016 dan Nomor 18/18/NK/GBI/2016
tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.
Gambar 6.1 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Kas Umum Negara
Seluruh Penerimaan
RKUN Seluruh Pengeluaran Negara
Negara
Rekening Kas Umum Negara digunakan untuk menyimpan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
RKUN juga berfungsi untuk menampung Saldo Kas Minimum yang besarannya
ditetapkan atas kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia.
106
2. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2014 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Bendahara Umum Negara melalui Sistem Bank Indonesia
Government-Electronic Banking (BIG-eB).
3. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-18/PB/2010 tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Penempatan di Bank Indonesia.
4. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 956/KMK.05/2016 dan Nomor 18/18/NK/GBI/2016 tentang
Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.
Tabel 6.2 Saldo Rekening Penempatan Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Penempatan
518000122980 33,21 55,73 36,79 40,48 23,41 39,49 28,94 62,68 20,71 21,44 36,78 28,70
IDR
Penempatan
608001411980 53,04 87,31 26,36 22,02 5,10 20,03 25,22 25,28 19,78 36,97 14,14 12,55
USD
Penempatan
608000111980 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Yen
Penempatan
608000991980 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Euro
Sumber: BIG-eB (dibulatkan)
RKUN
(PNBP Migas)
KKKS/ REK MIGAS
Wajib Bayar 600000411980 RKUN
(PBB Migas)
Rekening KKKS
Bagian Pemerintah Proses BAT SPAN atau
(Reimbursement PPN, DMO
Penerbitan SP2D SPAN
Fee, Underlifting, Imbalan
Penjual Migas, Kewajiban
Lainnya)
Rekening Pemda
(Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah)
RKUN
(PNBP Panas Bumi)
Pengusaha Panas REK PANAS BUMI
Bumi / 508000084980
Wajib Bayar RKUN
(PBB Migas)
Rekening Pemda
(Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah)
108
September 8,55 2,97 4,49 7,04
Oktober 7,04 4,21 6,57 4,67
November 4,67 3,11 3,62 4,17
Desember 4,17 5,11 7,49 1,79
TOTAL 55,97 53,48
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).
Pengeluaran dari rekening migas digunakan untuk penggantian PPN yang telah
dibayarkan oleh kontraktor kerjasama, domestic market obligation fee, pajak
penerangan jalan, dan pembayaran underlifting kepada kontraktor migas. Selain itu,
terdapat beberapa pengeluaran, yaitu: di bulan Maret 2019 pengeluaran untuk
pengembalian dana yang disebabkan salah setor yang dilakukan oleh PT Madura Barat
sebesar Rp16.009.046.812, pengeluaran untuk pembayaran kembali retur sebesar
Rp2.495.416.134 di bulan April 2019 dan penyetoran ke RKUN atas pendapatan
selisih kurs atas pembayaran kembali retur sebesar Rp11.799.622,30,
pemindahbukuan ke RKUN atas PNBP penerimaan hasil penjualan sulfur sebesar
Rp11.739.103.116,60 dan pembayaran PBB Migas sebesar Rp10.560.506.225.409 di
bulan Juni 2019. Di bulan Juli, Agustus dan September 2019, transaksi pengeluaran
dilakukan untuk penggantian PPN, pembayaran pajak penerangan jalan, dan
pembayaran domestic market obligation fee. Sedangkan di bulan Oktober 2019, selain
terdapat penggantian PPN, pembayaran pajak penerangan jalan, pembayaran
domestic market obligation fee, dan pembayaran underlifting, terdapat juga
pemindahbukuan PNBP Gas Bumi sebesar USD253.230.000,00 dan pembayaran
PBB Migas tahap II sebesar Rp1.079.313.671.876,00. Selama bulan November 2019,
pengeluaran dari rekening ini digunakan untuk pembayaran penggantian PPN,
pembayaran pajak penerangan jalan, dan pembayaran domestic market obligation fee.
Kemudian pada bulan Desember 2019, terdapat Pembayaran Underlifting dan DMO
Fee, Pembayaran PPJ Migas, Reimbursement PPN Migas, serta pemindahbukuan
PNBP Gas Bumi dan PNBP Migas Lainnya.
Tabel 6.4 Transaksi Rekening Panas Bumi Nomor 508000084980 Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Bulan Saldo Awal Penerimaan Pengeluaran Saldo Akhir
Januari 1,37 0,52 0,006 1,88
Februari 1,88 0,003 0,03 1,86
Maret 1,86 0 0,19 1,66
April 1,66 0,58 0,06 2,19
Mei 2,19 0 0,05 2,13
Juni 2,13 0 1,23 0,90
Juli 0,90 0,49 0,02 1,38
Agustus 1,38 0 0,03 1,35
September 1,35 0 0,42 0,93
Oktober 0,93 0,66 0,02 1,57
November 1,57 0 0,02 1,54
Desember 1,54 0 0,51 1,03
TOTAL 2,60 2,25
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).
Pengeluaran dari Rekening Panas Bumi digunakan untuk PPN yang telah
dibayarkan oleh pengusaha panas bumi, serta penggantian bonus produksi. Selain itu,
terdapat pula pemindahbukuan ke RKUN untuk PNBP Panas Bumi Triwulan I dan
Triwulan II sebesar Rp165.836.288.377 dan Rp841.971.735.422 berturut-turut di
109
bulan Maret dan bulan Juni 2019, serta pembayaran PBB panas bumi sebesar
Rp361.728.617.338 di bulan Juni 2019. Transaksi pengeluaran di bulan Juli, Agustus
dan September 2019, dilakukan untuk penggantian bonus produksi dan penggantian
PPN, serta pemindahbukuan PNBP Panas Bumi Triwulan III ke RKUN sebesar
Rp394.317.656.208. Sedangkan di bulan Oktober hingga Desember 2019,
pengeluaran dari rekening ini dilakukan untuk penggantian PPN dan pembayaran
bonus produksi.
Gambar 6.4 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Investasi
Piutang
penerusan RDI VALAS
607000111980
pinjaman
607000311980
Penihilan dari
607000411980
RDI ke RKUN di
607000511980
tiap akhir hari
607000991980
kerja
110
Gambar 6.5 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pembangunan Daerah
Setoran
pembayaran
pinjaman dari
Pemerintah
Tabel 6.5 Transaksi Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah
Periode Januari - Desember 2019
Miliar Rupiah
Rekening Nilai Transaksi Masuk dan Keluar
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
RDI
513000000980 163,02 60,99 8,68 23,13 30,85 51,86
IDR
RDI
607000111980 325,42 193,33 582,75 20,57 70,28 11,17
YEN
RDI
607000311980 8,34 0 0 0 0 0
AUD
RDI
607000411980 360,89 82,68 73,66 236,05 30,01 118,62
USD
RDI
607000511980 0 0 0 0 10,85 0
GBP
RDI
607000991980 0 0 0 81,55 3,56 10,67
EUR
RPD 519000102980 0,06 2,43 3,71 18,94 6,85 1,82
111
a. kewajiban BUMN/BUMD kepada kreditur yang memberikan pinjaman
perbankan, atau
Anggaran kewajiban
penjaminan pemerintah (DIPA RDCPP Rekening penerima
DJPPR), 519000102980 jaminan
PNBP Imbal jasa penjaminan,
Penerimaan Piutang Regres
Kreditur perbankan
BUPI
Badan usaha proyek strategis
nasional
1. Anggaran kewajiban
penjaminan pemerintah Rekening penerima
(DIPA DJPPR) RDJPPID jaminan (PT Sarana
2. Potongan DAU/DBH 519000142980 Multi Infrastruktur)
3. Sumber lain yang sah
RKUN
RDC Alutsista
Pengembalian Uang 519000144980
Persediaan TA 2018 519000145980
519000146980
519000147980
609027411980 Rekening pihak
ketiga penyedia
barang/jasa alutsista
Reksus PHLN digunakan untuk menampung dana dari Pemberi PHLN, dana
dari RKUN dalam rangka pengembalian belanja, koreksi pembebanan dan setoran
dari pihak ketiga, dan dana dari Reksus PHLN lainnya dalam rangka koreksi
kesalahan pembebanan reksus. Sedangkan dana keluar dari rekening ini digunakan
untuk pembebanan Reksus PHLN untuk penggantian dana RKUN, koreksi atas salah
pembebanan Reksus, dan untuk pengembalian dana ke lender/donor (refund). Reksus
PHLN dapat dikategorikan berdasarkan jenis kegiatan yang dibiayai oleh PHLN
tersebut, terdiri atas kegiatan infrastruktur, kegiatan konservasi alam, kegiatan
training, konsultasi dan pengembangan SDM. Reksus-reksus tersebut disajikan di
dalam Lampiran.
114
Juli 5,34
Agustus 5,10
September 4,29
Oktober 3,46
November 4,09
Desember
Gambar 6.10 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Khusus SBSN di Bank Indonesia
1. Rekening Pengelolaan
SBN di BI 1. Rekening Antara Reksus
2. RKUN (untuk 2. Reksus SBSN Lainnya
pengembalian belanja, Reksus SBSN 3. RKUN (untuk
koreksi pembebanan
pengembalian sisa dana
dan setoran pihak
ketiga) reksus SBSN)
3. Reksus SBSN Lainnya
115
Nomor Saldo
No. Nama Reksus
Rekening Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
6 Pembiayaan Program Ditjen 510000283980 0,26 0 0 0 0 0 0 0
Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
7 510000284980 17,03 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program Ditjen
Sumber Daya IPTEK dan DIKTI
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
8 510000285980 2,98 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Sekretariat Utama
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
9 510000286980 1,85 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Sekretariat Utama
Total 974,82 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH
Gambar 6.11 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Antara Reksus
1. Reksus PHLN
Rekening Antara RKUN
2. Reksus SBSN
Reksus (dalam rangka penihilan)
3. Pemberi Pinjaman LN
116
Tabel 6.9 Saldo Rekening Antara Reksus Mei – Desember 2019
Nomor Mata Uang Asli dan Equivalen (Miliar Rp)
No Nama Reksus
Rekening Mei Juni Juli Agt
Rekening Penerimaan Rp3.655.504.832.688 Rp3.768.927.360.000 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
1 609000000980
Negeri Dalam Rangka 3.655,50 3.768,93 0 0
Reksus Dalam Rupiah
Rekening Penerimaan ¥361.994.352 ¥463.368.471 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
2 609002111980
Negeri Dalam Rangka 47,65 60.88 0 0
Reksus Dalam Yen
Rekening Penerimaan €5.752.072 €5.603.963 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
3 609002991980
Negeri Dalam Rangka 92,13 90,09 0 0
Reksus Dalam EURO
Rekening Penerimaan $363.917.044 $371.391.439 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
4 609100411980
Negeri Dalam Rangka 5.234,95 5.251,85 0 0
Reksus Dalam USD
Rekening Penerimaan $65.049.418 $75.049.433 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
5 519000120980
Negeri Dalam Rangka 646,92 743,32 0 0
Reksus Dalam AUD
117
1.7.2 Rekening Pengelolaan Aset
Rekening Pengelolaan Aset digunakan untuk menampung dana talangan dan
pencairan aset BPR. Rekening ini dikelola berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 218/PMK.05/2007 tentang Tata Cara Pembukaan dan Pengelolaan Rekening
Milik Bendahara Umum Negara.
Gambar 6.14 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pengelolaan SBN
1. Penerimaan negara
dari penerbitan SBN Rekening BI-SSSS (untuk
Rekening
2. SP2D KKPN Khusus membayar pokok, bunga
Pengelolaan SBN
Pinjaman dan Hibah dan kewajiban lainnya SBN)
(untuk membayar pokok,
bunga dan kewajiban
lainnya SBN)
118
1.7.6 Rekening Kelolaan Treasury Dealing Room (TDR)
Rekening Kelolaan Treasury Dealing Room (TDR) digunakan untuk
mendapatkan bunga atas penempatan Uang Negara di Bank Umum. Dasar
pembukaan rekening ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
77/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
03/PMK.05/2014 tentang Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum.
Gambar 6.15 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Kelolaan TDR
1. Rekening BUMPUN
1. RKUN
Rekening Kelolaan 2. RKUN (untuk pengembalian
2. Rekening BUMPUN
TDR dana atas penempatan uang
jatuh tempo
negara yang jatuh tempo)
Negara/ Lembaga
DIPA BKF RDBI Badan Layanan
Asing Penerima
519000148980 Umum
Bantuan
119
1.7.10 Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan
Internasional adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 947/KMK.01/2019
tentang Penempatan Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional TA 2019 pada
Rekening Milik BUN.
Gambar 6.16 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
Negara/ Lembaga
DIPA DJPPR RDKPI Badan Layanan
Asing Penerima
519000149980 Umum
Bantuan
120
Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Juli Agt Sep Okt Nov Des
Kas SAL 500000002980 65,84 65,84 85,84 85,84 60,84 92,84
Pengelolaan Aset 500000004980 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Stabilisasi SBN 500000006980 0 0 0 0 0 0
Obligasi dlm rangka
502000002980 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
Penjaminan
Kelolaan TDR 502000006980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN IDR 502000001980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN USD 609024411980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN
609024991980 0 0 0 0 0 0
EURO
Khusus Dana PFK 510000281980 6,05 4,66 4,63 8,11 5,06 5,70
Penampungan
Pendapatan Jagir 519000143980 1,61 1,64 1,67 1,70 1,70 1,77
Rek.Pemb. Hutan
Rekening Dana
519000148980 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Bantuan Internasional
Rekening Dana Kerja
Sama Pembangunan 519000149980 0 0 0 0 0 2,00
Internasional
Rekening Dana Abadi
519000150980 0 0 0 0 0 0,99
Penelitian
Sumber: BIG-eB (dibulatkan)
Bendahara Pengeluaran
RKUN (dropping) RPKBUNP SPAN
Satuan Kerja
121
Tabel 6.11 Saldo RPKBUNP SPAN Januari – Desember 2019
Miliar Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
RPKBUNP
032901003295305 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BRI
RPKBUNP
0296474176 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BNI
RPKBUNP
SPAN 1190006666612 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MANDIRI
RPKBUNP
0001401390005105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BTN
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK.
Gambar 6.18 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat Gaji
122
Gambar 6.19 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Retur RPKBUNP SPAN
Tabel 6.12 Saldo Rekening Retur RPKBUNP SPAN Januari - Desember 2019
Miliar Rupiah
RR RPKBUNP SPAN Saldo
Bank Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
BRI 032901003296301 2,30 14,59 28,45 32,16 19,01 13,35 16,99 20,19 19,02 33,58 26,70 26,98
BNI 0296474245 2,06 4,23 15,05 8,44 12,38 12,07 5,99 5,37 63,22 19,49 13,59 23,29
Mandiri 1190006666620 5,57 355,05 261,09 36,00 34,11 22,35 31,92 21,31 16,65 43,67 36,49 43,51
BTN 0001401390005113 119,58 5,67 16,09 67,33 5,77 6,12 4,22 16,45 4,85 6,36 10,30 8,65
TOTAL 129,51 379,54 320,68 143,93 71,27 53,89 59,12 63,32 103,74 103,10 87,08 102,44
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK (dibulatkan).
Tabel 6.13 Saldo Rekening Retur RPKBUNP Gaji Januari – Desember 2019
Juta Rupiah
RR RPKBUNP Gaji Saldo
Bank Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
BRI 03290100329830
8,49 0,06 1,43 1,09 262,11 84,69
3
BNI 0296474369 15,98 1,83 8,45 20,49 59,92 11,07
MANDIRI 1190006666646 19,75 0 16,99 17,83 231,61 32,89
BTN 00014013900051
0,06 0 3,42 4,61 0 0
39
BRI SYARIAH 1032474183 0 0 0 0 4,62 5,65
BPD BALI 0100121324641 0 17,96 0 0 4,49 7,97
BNI SYARIAH 0999002829 0 2,26 0 3,55 9,85 0
BUKOPIN 1441441001 0 0 0 0 0 0
BSM 7745145196 41,91 0 0 20,71 263,88 55,15
BPD SUMSEL
1403002222 0 0 2,26 0 0 0
BABEL
BPD SUMBAR 21000101014502 0 0 0 0 28,71 21,59
BPD JATIM 0011270425 0 0 0 0 0 0
BANK ACEH
01001870000412 0 0 0 0 0,14 0,14
SYARIAH
BPD JABAR
0022220170303 0 0 0 0 5,27 0
BANTEN
BPD DIY 001111001493 0 0 0 0 16,81 12,59
BANK RIAU
1010000023 0 0 0 0 0 0
KEPRI
BJB SYARIAH 0080102004544 0 0 0 0 0 0
BANK SUMUT 10001060198482 0 0 0 0 0 4,58
BANK JATENG 1034026030 0 0 0 0 0 0
BANK KALBAR 0108888342 0 0 0 0 0 0
BANK NTT 01601010000200 0 0 0 0 0 0
123
BANK
0010103000095 0 0 0 0 0 0
BENGKULU
BANK SULTRA 00101010060462 0 0 0 0 0 0
BANK PAPUA 1000101000021 0 0 0 0 0 11,17
BANK NTB 0012107227004 0 0 0 0 0 0
BANK KALTENG 10000100000001
0 0 0 0 0,54 0,54
24
BPD BANTEN 0111111111 0 0 0 0 0 0
BANK MANTAP 2014104009136 0 0,06 0 0 0 0
BANK JAMBI 3001893814 0 1,83 0 0 0 0
BANK
0011104312 0 0 0 0 0 23,41
KALTIMTARA
BANK SULTENG 0010101000099 0 0 0 0 0 0
TOTAL 86,19 24,00 32,55 68,28 887,95 271,44
Gambar 6.21 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Khusus SBSN di Bank Umum
1. Rekening Pengelolaan
1. Rekening Antara Reksus
SBN di BI
2. RKUN (untuk 2. Reksus SBSN Lainnya
Reksus SBSN
pengembalian belanja, 3. RKUN (untuk pengembalian
koreksi pembebanan dan sisa dana reksus SBSN)
setoran pihak ketiga)
3. Reksus SBSN Lainnya
125
Nama Nomor
No. Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Reksus Rekening
11 Reksus
SBSN BPP 7291410434 0,32 0,32 0,08 0,13 0,06 0,38 0,20 0,08
SDM KLHK
12 Reksus
SBSN DJ
7331410416 459,11 738,96 671,26 16,83 260,14 277,19 322,08 1.708,70
Sumber
Daya Air
13 RR Reksus
SBSN DJ
7331410424 0 5,89 1,16 0 0,15 0 0 1,89
Sumber
Daya Air
14 Reksus
SBSN BP
Jaminan 2514010411 0,52 1,19 1,36 0,96 15,51 13,79 24,17 111,71
Produk
Halal
15 Reksus
SBSN DJ 3314010412 989,62 1.227,19 687,68 509,00 571,32 653,35 705,10 3.277,52
Bina Marga
16 Reksus
SBSN DJ
Sumber 4214010417 3,79 11,39 3,99 8,81 8,74 29,22 21,46 23,19
Daya IPTEK
& DIKTI
17 RR Reksus
SBSN DJ
Sumber 4214010428 0 0,01 0 0 3,69 0 0 0
Daya IPTEK
& DIKTI
18 Reksus
7914010411 1,29 17,60 0,31 9,79 6,43 2,38 4,19 24,90
SBSN LIPI
19 Reksus
7841410418 0 11,59 2,92 2,92 2,95 3,96 3,09 5,68
SBSN BSN
20 Reksus
SBSN DJ
0221401043 0 0 0 0 1,93 7,56 8,77 207,04
Perhubung
an Udara
21 Reksus
SBSN DJ
0221401045 0 0 0 0 0 18,22 2,10 32,12
Perhubung
an Laut
22 Reksus
SBSN DJ
0221401047 0 0 0 0 0 0 0 22,46
Perhubung
an Darat
Total 3.529,97 3.549,00 2.587,89 1.235,5 1.278,1 1.531,41 1.426,61 9.537,98
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH
Tabel 6.16 Saldo Rekening Pembangunan Hutan dan Cadangan Dana Reboisasi
Januari – Desember 2019
Triliun Rupiah
Nama
Nomor Rekening Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Rekening
0001401400298850 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77
Pembangunan 1030205505635 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93
Hutan 2018151117 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93
032901036282402 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
Cadangan Dana
032901036283408 0,34 0,34 0,34 0,34 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Reboisasi
Total 4,73 4,73 4,73 4,73 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55
Sumber: Rekening Koran SPAN, Subdit SAPPK.
126
2.1.8 Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah
Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah bertujuan
untuk menampung pencairan dana Surat Utang Negara Nomor 005/MK/1999 tanggal
29 Desember 1999 dari Bank Indonesia untuk kemudian disalurkan dalam rangka
pendanaan kredit program. Selain itu berfungsi juga sebagai rekening
penatausahaan/penampungan pengembalian pokok dan bunga Kredit Usaha Mikro
dan Kecil (KUMK) dari BUMN Pengelola/Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP).
Tabel 6.17 Saldo Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah
Januari – Desember 2019
Juta Rupiah
Rekening Pemerintah Lainnya
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Nama Nomor
RPL BUN Cadangan RIS 001801000036303 0 0 0 0 0 0
RPL BUN RIDLB 020601000002309 0 0 0 0 0 420,19
RPL BUN Penampungan
pengembalian pinjaman
020601000006303 0 0 0 0 0 0
proyek pengembangan
akuntansi
RPL BUN Kredit Listrik
020601000010302 0 0 0 0 0 0
Pedesaan
RPL BUN Redistribusi 020601000014306 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Proyek
Pemuliaan dan
020601000015302 2,11 0 0 0 0 0
Pengembangbiakan Sapi
Bali
RPL BUN UPP SPH 020601000022309 0 0 0 1,02 0 0
RPL BUN PIR SPH 020601000023305 60,93 94,06 94,06 72,89 15,02 157,77
RPL BUN PIR NON SPH 020601006221309 0 0 0 0 0 0
RPL BUN UPP NON SPH 020601006222305 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Recovery RIS 032901000310300 0 0 0 0 0 0
RPL BUN KUMK EKS SUP 032901000510308 0 0 0 0 36.751,00 363.624,59
RPL BUN PIR SPH
(Ditjen Perbendaharaan
untuk penampungan
1160094009835 5,72 0 0 0 0 0
pengembalian pinjaman
petani proyek
PIR/UPP/Perkebunan)
RPL BUN PIR Non SPH 1170006607899 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Penampungan
Pengembalian Kredit
1008275013 0 0 0 0 0 37,31
Gudang, Lantai Jemur
dan Kios KUD
Total 68,76 94,06 94,06 73,91 36.766,02 364.239,86
127
Rekening Pemerintah Lainnya
Jul Agt Sep Okt Nov Des
Nama Nomor
RPL BUN PIR SPH
(Ditjen Perbendaharaan
untuk penampungan
0 0 0 0 0 0 0
pengembalian pinjaman
petani proyek
PIR/UPP/Perkebunan)
RPL BUN PIR Non SPH 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Penampungan
Pengembalian Kredit
0 37,31 0 0 0 0 37,31
Gudang, Lantai Jemur
dan Kios KUD
Total 133,61 213,18 5.970,40 25,95 112,38 3,99 364.239,86
Sumber: Subdit MRLPPB
Pada akhir tahun 2019 telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
(PMK) 183/PMK.05/2019 tentang Pengelolaan Rekening Pengeluaran Milik
Kementerian Negara/Lembaga oleh Menteri Keuangan. PMK tersebut mengatur
restrukturisasi rekening pengeluaran yang terbagi menjadi Rekening Induk dan
Rekening Satker. Karena yang diatur hanya rekening pengeluaran, maka PMK
182/PMK.05/2017 masih tetap berlaku untuk rekening penerimaan dan rekening
lainnya.
128
2.2.1 Rekening Penerimaan
Rekening Penerimaan adalah Rekening giro pemerintah pada Bank Umum yang
dipergunakan untuk menampung uang pendapatan negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga. Rekening penerimaan
dioperasikan sebagai rekening bersaldo nihil yang seluruh penerimaannya
dilimpahkan ke Rekening Kas Umum Negara setiap hari. Jumlah rekening
penerimaan pada bulan Desember 2019 sebanyak 1.966 rekening. Apabila dilihat dari
besarnya dana yang dikelola, sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2019
terlihat berfluktuasi sesuai dengan penerimaan negara yang disetorkan melalui
Kementerian/Lembaga pada bulan berkenaan.
Tabel 6.18 Jumlah dan Saldo Rekening Penerimaan Milik K/L Januari - Desember 2019
Rekening Penerimaan (BPN)
Bulan
Jumlah Saldo (miliar rupiah)
Januari 1.926 332,7
Februari 1.952 470,3
Maret 1.957 690,3
April 1.957 266,4
Mei 1.957 240,6
Juni 1.955 259,2
Juli 1.961 328,8
Agustus 1.971 451,5
September 1.970 647,2
Oktober 1.973 50,8
November 1.981 372,7
Desember 1.980 201,9
Sumber: Laporan Manajerial Subdit MRLPPB.
129
Kotak 6.1 Simplifikasi Rekening Pemerintah
REKENING
Jumlah rekening milik K/L periode bulan Januari sampai Desember 2019 dapat
bertambah karena adanya pembukaan rekening baru, atau berkurang karena adanya
penutupan rekening yang tidak digunakan lagi oleh K/L. Perubahan jumlah rekening
ini juga dapat disebabkan oleh perbaikan data. Misalkan, suatu rekening yang
seharusnya merupakan rekening penerimaan, tetapi terklasifikasi sebagai rekening
131
pengeluaran. Ketika data diperbaiki, maka jumlah rekening baik penerimaan maupun
pengeluaran akan berubah.
30.000
Jumlah Rekening
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
‐
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Rekening Penerimaan (BPN) 1.926 1.952 1.957 1.957 1.957 1.955 1.961 1.971 1.970 1.973 1.981 1.980
Rekening Pengeluaran (BPG) 24.47 24.12 24.08 24.08 24.08 23.68 24.02 24.23 24.15 24.16 24.11 24.10
Rekening Lainnya (RPL) 7.664 7.758 7.477 7.495 7.495 8.006 8.126 8.678 8.865 9.227 9.608 9.626
Tabel 6.22 Saldo Rekening Milik BLU Menurut Jenis Rekening per 31 Desember 2019
Rupiah
Rekening Jumlah Jumlah Saldo (Rp)
Bank Saldo (Rp)
BLU Rekening Rekening update 6 Jan 2020
Mandiri 416 4.513.652.441.326
Bukopin 45 2.475.370.921.021
Bukopin 48 998.255.963.805
Dana BNI 109 11.430.708.928.045
562 42.635.303.212.610
Kelolaan
BTN 65 4.610.124.518.753
Muamalat 5 57.573.698.817
Bank Umum
132 195.216.751.667
Lain
Jumlah 3.169 3.169 126.566.936.147.563 126.566.936.147.563
Sumber: Laporan Bank Umum
132
halaman ini sengaja dikosongkan
Manajemen
Likuiditas
Manajemen likuiditas merupakan penyediaan kebutuhan dana untuk memenuhi
semua kebutuhan8. Di dalam pelaksanaan aktivitasnya, manajemen likuiditas akan
melibatkan penyusunan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas secara terus
menerus baik untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang maupun
kebutuhan yang bersifat insidental9.
Arus kas keluar Pemerintah pada bulan Desember 2019 sebesar Rp277,30
triliun. Capaian tersebut berasal dari realisasi arus kas keluar dalam IDR sebesar
Rp261,88 triliun dan realisasi arus kas 10keluar dalam valas ekuivalen Rp15,42 triliun.
8
Graddy et al (1985)
9
Wood (1978)
135
Transaksi arus kas pada bulan Desember 2019 dari arus kas masuk yang lebih
besar dari arus kas keluar menghasilkan kenaikan saldo kas sebesar Rp2,65 triliun.
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Keluar
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Kas Masuk
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
Mismatch
-100
-150
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
mismatch
2. Cash Inflow
Penerimaan Pajak pada bulan Desember 2019 sebesar Rp187,19 triliun atau
mencapai 97,11% dari target proyeksi Rp192,76 triliun. Jika dibandingkan dengan
penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp114,72 triliun, penerimaan Pajak
pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 63,17%. Pajak Penghasilan
Non Migas memberi kontribusi terbesar pada bulan Desember 2019 dengan capaian
realisasi sebesar Rp93,84 triliun atau mencapai 50,13% dari seluruh penerimaan
pajak. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi jenis penerimaan terendah
pada bulan Desember 2019 dengan capaian sebesar Rp0,74 triliun.
Grafik 7.2 Arus Kas masuk Pajak Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
250
193
200
146
150 122 121 113 114 124
98 101 107 105 85
90
100 48 12
48 46 53 49 54
45 42 43 49
39 94
50 85
50 53 64 51 57 47 49 52 56
44
0 3,81
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
136
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai pada bulan Desember 2019 sebesar Rp37,23
triliun atau mencapai 105,88% dari target proyeksi Rp35,16 triliun. Jika dibandingkan
dengan penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp20,85 triliun, penerimaan
Kepabeanan dan Cukai pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar
78,58%. Penerimaan Cukai masih menjadi kontributor penerimaan terbesar untuk
bulan Desember 2019 dengan realisasi sebesar Rp32,97 triliun atau mencapai 88,55%
dari seluruh penerimaan Kepabeanan dan Cukai. Penerimaan Bea Keluar masih
menjadi penerimaan dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar Rp0,43 triliun.
Grafik 7.3 Arus Kas masuk Kepabeanan dan Cukai Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
40 35
35 4
30
23
25 21
19 18 20
3 18 18
20 14 14 3 13 3
15 3 3 3 33
3 2 3
10 3 20
4 16 17
15 14 15
5 10 11 11 10
3
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Penerimaan PNBP pada bulan Desember 2019 sebesar Rp28,97 triliun atau
mencapai 121,68% dari target proyeksi Rp23,81 triliun. Jika dibandingkan dengan
penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp24,58 triliun, penerimaan PNBP
pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 17,84%. Penerimaan SDA
Minyak Bumi untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor penerimaan terbesar
dengan realisasi sebesar Rp12,09 triliun atau mencapai 41,73% dari seluruh
penerimaan PNBP.
Grafik 7.4 Arus Kas masuk PNBP Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
57
60
49
4
50
40 2
33 27
30 22 23 24
19 20 18 19
18 17 9
36
20 6 12
9 4 16 5
10 5 5 5
17 14
9 11 9 11 12 9 12
7 4 7
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
137
Penerimaan Pembiayaan pada bulan Desember 2019 sebesar Rp7 triliun atau
100% dari target proyeksi. Seluruh penerimaan tersebut berasal dari penarikan
Pinjaman Program. Sudah tidak terdapat Penerbitan SBN/SBSN untuk bulan
Desember 2019.
Grafik 7.5 Arus Kas masuk Pembiayaan Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
120
98
100
-
72
80 - 66 69 69 65
61 61 60
- 57 7
60 0
96 103
40 82 30
70 64 0 66 71 64
57 60
20 7
33
0 7
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Selain itu, pada bulan Desember 2019, juga terdapat arus kas masuk lainnya
sebesar Rp19,56 triliun. Arus kas ini berasal dari pelimpahan Rekening Dana
Investasi, Pelimpahan dari Rekening PFK, Pajak Rokok, Pelimpahan dari Rekening
Dana Cadangan Alutista, Pelimpahan dari Reksus dan Penerimaan dari Valas.
3. Cash Outflow
Realisasi Belanja Kementerian/Lembaga pada bulan Desember 2019 sebesar
Rp90,53 triliun atau mencapai 77,78% dari target proyeksi Rp116,40 triliun. Jika
dibandingkan dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp81,99 triliun,
Belanja Kementerian/Lembaga pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan
sebesar 10,42%. Belanja Barang untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor
belanja terbesar dengan realisasi sebesar Rp40,39 triliun atau mencapai 44,62% dari
seluruh belanja Kementerian/Lembaga. Belanja Bantuan Sosial untuk bulan
Desember 2019 ini menjadi belanja dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar
Rp2,08 triliun.
Grafik 7.6 Arus Kas Keluar Belanja Kementerian/Lembaga
Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
140
116
120
100 89 89
82 79
68 5 73 74 2
80 65 8
5 5 14
51 50
60 25 4
40 13 17 10 22
40 15 8 29 27 26
2 17 14 22 40
11 21
20 48 39
32 25 31 24 26 27 27
23 22 17
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Desember
1 Gorontalo 17,20%
4 Bali 23,33%
80
70 2
5
55
60 53
20
50 41 4 43
2 8 38
40 5 4
1 31
4 27 8
30 22 22 6 22
18 2 3 10
20 40 4 8 43 8
4 4 3
4 4 31 6 6
- 6 28 14 4
10 3 5
6 5
12 9 12 10
6 5 6 6
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Realisasi Belanja Transfer Ke Daerah dan Dana Desa pada bulan Desember 2019
sebesar Rp52,15 triliun atau mencapai 98,10% dari target proyeksi Rp53,16 triliun.
Jika dibandingkan dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp75,84
triliun, Belanja Transfer Ke Daerah dan Dana Desa pada bulan Desember 2019
mengalami penurunan sebesar 31,24%. Belanja Dana Bagi Hasil untuk bulan
Desember 2019 menjadi kontributor belanja terbesar dengan realisasi sebesar
Rp23,24 triliun atau mencapai 44,56% dari seluruh belanja Transfer Ke Daerah dan
Dana Desa. Belanja Dana Insentif Daerah untuk bulan Desember ini menjadi belanja
dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar Rp0,01 triliun.
Grafik 7.8 Arus Kas Keluar Belanja Belanja TKDD
Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
100
88
85
90 80
78 76 76
80 71 8
4 65 65
70 4 62 0 12
21
55 2 11 53
60 5 6 14
27 5 12 14
50 10 8 8 6
5
40 69 2 2
30 36
35 35 35 34
35 35 35 38
20 35
10 23
10 8 9 8 12 7
0 4 6 5 3 5
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
140
Realisasi pengeluaran Pembiayaan pada bulan Desember 2019 sebesar Rp57,55
triliun atau mencapai 81,27% dari target proyeksi Rp70,81 triliun. Jika dibandingkan
dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp29,94 triliun, Pengeluaran
Pembiayaan pada bulan Desember mengalami kenaikan sebesar 96,82%. Pengeluaran
Pembiayaan Investasi untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor belanja
terbesar dengan realisasi sebesar Rp26,99 triliun atau mencapai 46,90% dari seluruh
Pengeluaran Pembiayaan.
80 71 71
70
60
46 44
50 42
83 35 27
40 32
29 28
25 65
30 22
51 11
20 40
29 32
23 27
10 18 21 19
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des
Pada bulan Desember 2019 pengembalian kelebihan pajak (SPM KP) sebesar
Rp3,92 triliun atau mencapai 100,5% dari target sebesar Rp3,90 triliun. Selain itu,
juga terdapat Pengeluaran Lain-lain dengan total sebesar Rp44,15 triliun antara lain
untuk Pengeluaran ke Reksus (Rp16,18 triliun), Pengeluaran UP/TUP (Rp7,51
triliun), Pengeluaran ke Dana PFK Pajak Rokok dan PFK Pegawai (Rp6,36 triliun),
Rekening Penampungan Jagir RPH (Rp 1,16 triliun) dan Lainnya (Rp12,94triliun).
Selama bulan Desember 2019 telah direalisasikan berbagai belanja besar yang
didominasi oleh belanja K/L, belanja Non Bunga Utang dan belanja DBH. Realisasi
belanja-belanja tersebut berkontribusi sebesar 63,84% dari total belanja besar pada
bulan Desember.
141
Tabel 7.1 Belanja Besar Untuk Bulan Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
Total 341,29
Pemerintah memiliki tiga valuta asing yakni USD, JPY dan EUR. Ketiga valuta asing
ini memiliki karakteristik yang berbeda khususnya dari sisi penerimaan. Penerimaan USD
umumnya berasal dari Pembiayaan, Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan PNBP.
Sedangkan penerimaan Valuta JPY dan EUR hanya berasal dari pembiayaan. Sehingga
secara natural, di satu sisi Pemerintah mengalami surplus USD dan di sisi lain pemerintah
kekurangan Yen dan Euro.
Valuta USD Pemerintah secara umum dalam kondisi aman dimana arus kas masuk
rata-rata lebih besar dibandingkan arus kas keluarnya. Kelebihan saldo USD ini
diperkirakan akan berlanjut sampai dengan akhir tahun 2019. Penerimaan pada bulan
Desember sebesar $2,26 miliar dengan porsi terbesar berasal dari pelimpahan MPN
(penerimaan pajak dan PNBP) sebesar $1,38 miliar. Untuk pengeluaran bulan Desember
sebesar $2,36miliar termasuk penukaran ke IDR sebesar $1,75 miliar
142
Gambar 7.2.1 Penerimaan dan Pengeluaran USD
USD
6.000
5.000
4.000
3.000
2.000
1.000
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Secara natural, pemerintah short dalam mata uang EUR. Penerimaan EUR pada
bulan Desember sebesar €42 juta termasuk penukaran valas sebesar €37 juta. Sedangkan
untuk pengeluaran bulan Desember sebesar €934,15 juta termasuk adanya penukaran
menjadi IDR sebesar €750 juta
Gambar 7.2.2 Penerimaan dan Pengeluaran EUR
EURO
1.200
1.000
800
600
400
200
0
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Pener imaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
Senada dengan EUR, pemerintah juga short dalam mata uang JPY. Penerimaan JPY
pada bulan Desember sebesar ¥24,77 miliar termasuk adanya pembelian sebesar ¥24,60
miliar. Sedangkan untuk pengeluaran bulan Desember sebesar ¥30,85 miliar untuk
pembayaran pokok dan bunga utang dan belanja K/L.
JPY
200.000
180.000
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Pengeluaran
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
143
4. Pergerakan Saldo Kas Operasional Bulan Desember
Grafik 7.10 Saldo Kas Operasional
Secara umum Saldo Kas Operasional pada Bulan Desember 2019 pada posisi
aman dengan saldo akhir sebesar Rp134 triliun. Saldo kas operasional pemerintah
terdiri dari Saldo Rekening Kas Umum Negara, Rekening SAL, Rekening Penempatan
baik di Bank Indonesia dan Rekening TDR di Bank Umum. Secara umum threshold
untuk kondisi saldo kas dibagi dalam empat kondisi yaitu Krisis (< 95 triliun),
Waspada (95 triliun sampai dengan 125 triliun), Aman (125 sampai dengan 185
triliun) dan Berlebih (> 185 triliun). Saldo Awal bulan Desember 2019 diawali pada
posisi aman (posisi saldo kas berada pada rentang Rp 125 triliun sampai dengan
Rp185 triliun) dengan saldo sebesar Rp134,00 triliun. Sepanjang bulan Desember
2019 saldo operasional relatif bergerak flat dengan saldo akhir bulan Desember
sebesar Rp136,64 triliun, dengan komposisi Saldo Operasional sebesar Rp43,80
triliun, dan SAL sebesar Rp92,84 triliun. Rata-rata kas di bulan Desember adalah
sebesar Rp126,07 triliun, lebih rendah daripada rata-rata saldo kas bulan November
2019 yang sebesar Rp186,55 triliun
Grafik 7.11 Realisasi Saldo Kas Bulan Desember 2019
Saldo bulan Januari diproyeksikan pada posisi Rp152 triliun. Sampai dengan
semester satu saldo kas akan berfluktuatif. Posisi saldo kas tertinggi diproyeksikan
akan terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar Rp230 triliun sedangkan posisi saldo
kas terendah diproyeksikan terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar Rp122 triliun.
Grafik 7.12 Proyeksi Saldo Kas Bulan Januari s.d Juni 2020
20-Maret 5,01
DAK Non Fisik 29-Jan 15,03 18-Feb 1,94
26-Maret 1,66
30-Jan 3
31-Jan 2,19
146
6. Indikator Kinerja Pengelolaan Kas
Guna mendukung adanya manajemen likuiditas yang efektif dan efisien, telah
ditetapkan indikator kinerja terkait pengelolaan kas. Indikator Kinerja Utama (IKU)
ini terdiri atas Indeks Likuiditas Kas Negara yang menjadi IKU Kemenkeu-Wide dan
Deviasi Akurasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat serta Jumlah Penerimaan Dari
Pengelolaan Kas yang menjadi IKU Kemenkeu-Two.
Berdasarkan saldo rata-rata harian bulan Desember 2019, indeks capaian IKU
berada di indeks 3.
147
6.2 Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas
Untuk mengukur efektivitas arus kas pemerintah dalam membiayai APBN,
digunakan pengukuran dengan pendekatan aktivitas pada arus kas yaitu:
a. Aktivitas operasi yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode tertentu. Arus kas
keluar aktivitas operasi terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang, belanja
sosial, pembayaran kewajiban utang DN dan LN (bunga), belanja lainnya dan
Dana Alokasi Umum.
b. Aktivitas investasi dan pembiayaan yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi
lainnya. Kelebihan arus kas investasi dan pembiayaan akan digunakan sementara
untuk menutupi kekurangan kas untuk aktivitas operasi.
Pengukuran Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas dilakukan dengan:
a) Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi
Indeks yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.6 Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi
Capaian IKU Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas sampai dengan bulan
Desember 2019 adalah sebagai berikut:
148
Tabel 7.8 Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi Januari s.d Desember 2019
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Arus Kas Masuk
dari Aktivitas 92,41 125,90 155,35 178,32 155,22 128,37 120,87 130,57 142,75 142,29 224,67
Operasi
Arus Kas Keluar
dari Aktivitas 131,72 86,60 111,91 101,85 153,33 94,82 111,96 95,99 122,20 100,11 148,70 65,37
Operasi
Arus Kas Bersih dari
-37,46 5,82 13,99 53,50 24,99 60,40 16,40 24,88 8,37 42,64 -6,41 159,30
Aktivitas Operasi
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00
Indeks Triwulanan 3,00 4,00 4,00 3,00
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas
Tabel 7.9 Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan
Januari s.d Desember 2019
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Arus Kas Masuk dari
Aktivitas Investasi 95,86 70,44 61,00 57,27 64,15 33,01 65,92 70,65 57,37 72,85 63,55 0,00
dan Pembiayaan
Arus Kas Keluar dari
Aktivitas Investasi 38,39 52,00 101,63 140,56 114,72 112,46 74,24 67,71 85,06 121,62 100,00 151,68
dan Pembiayaan
Arus Kas Bersih dari -
Aktivitas Investasi 57,46 18,45 -40,63 -83,29 -50,57 -79,45 -8,32 2,94 -27,69 -48,77 -36,45
151,68
dan Pembiayaan
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 1,00
Indeks Triwulanan 3,00 3,00 3,33 2,33
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas
Tabel 7.10 Capaian IKU Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas Januari s.d Desember 2019
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Indeks Kecukupan
1,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00
Arus Kas Operasi
Indeks Kecukupan
Arus Kas Investasi dan 1,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 1,00
Pembiayaan
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 3,50 3,50 3,50 3,50 4,00 3,50 3,50 2,00 2,50
Indeks Triwulanan 3,00 3,50 3,67 2,67
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas
149
Adapun ukuran penilaian efektivitas pelaksanaan optimalisasi kas adalah sebagai
berikut:
Adapun hasil perhitungan IKU Indeks Kualitas Optimalisasi Kas adalah sebagai
berikut:
a. Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Remunerasi
di Bank Indonesia
Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap
Remunerasi di Bank Indonesia untuk bulan Desember 2019 adalah 4,00.
150
Tabel 7.13 Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Biaya
Penerbitan SPN 3 Bulan Januari s.d Desember 2019
Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Biaya Penerbitan SPN 3 bulan
Bulan % Remunerasi Opkas % SPN 3 Bulan Nilai Indeks Indeks
Bulanan Triwulanan
Januari 7,69% 5,80% 132,56% 4
Februari 7,72% 5,80% 133,04% 4 4
Maret 7,44% 5,80% 128,32% 4
April 7,61% 5,80% 131,19% 4
Mei 7,09% 5,80% 122,25% 4 4
Juni 7,25% 5,81% 124,73% 4
Juli 7,22% 5,80% 124,66% 4
Agustus 7,26% 5,73% 126,65% 4 4
September 8,07% 5,71% 141,21% 4
Oktober 6,74% 5,63% 119,81% 4
November 6,60% 5,38% 122,70% 4 4
Desember 6,58% 5,12% 128,47% 4
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas
151
Optimalisasi
Kas
Mike Williams (2004)11 mendefinisikan pengelolaan kas pemerintah sebagai
strategi untuk mengelola secara efektif dan efisien (1) arus kas jangka pendek dan (2)
saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan
sektor-sektor lain. Salah satu prasyarat pengelolaan kas pemerintah yang aktif
menurut Mike Williams (2004)12 adalah adanya kemampuan mengoptimalisasi kas
melalui pemanfaatan instrumen pasar uang. Optimalisasi kas dilakukan melalui
rough tuning dan fine tuning. Rough tuning arus kas dilakukan melalui penerbitan
Surat Perbendaharaan Negara (Treasury Bills) dengan tenor di bawah 3 bulan untuk
mengatasi mismatch kas jangka pendek. Sedangkan fine tuning arus kas dilakukan
melalui investasi kelebihan kas jangka pendek, melalui penempatan uang (time
deposit) atau transaksi reverse repo SBN.
11
Williams, M (2004). Government Cash Management: Is Interaction with Other Financial
Policies. IMF Technical Notes and Manuals. Washington: International Monetary Fund, hal
2.
12
Ibid, hal 9.
13
Lienert, I. (2009). Modernizing Cash Management. IMF Technical Notes and Manuals.
Washington: International Monetary Fund, hal 3.
153
kas adalah mengoptimalkan idle cash, dengan menghindari simpanan/akumulasi
dana pada rekening yang tidak memberi remunerasi atau menghasilkan yield rendah
di bank sentral maupun bank umum.
SiLPA
Rekening Rata-rata
Penempatan 6,62%
TDR
TNP
SAL
Reksus SBSN
Sumber: Draft Kajian SAL
Total Remunerasi yang diperoleh dari optimalisasi kas dari bulan Januari s.d.
Desember 2019 sebesar Rp7,74 Triliun. Total remunerasi ini menjadi bagian
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari DJPb, yaitu Penerimaan dari
Pengelolaan Kas Negara, sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2018.
Sebagai perbandingan, di tahun 2018 remunerasi tersebut menyumbang kas Negara
sebesar Rp6,05 triliun. Sedangkan, untuk tahun-tahun sebelumnya, disajikan dalam
tabel 8.1.
154
Tabel 8.1 Target dan Realisasi dari Remunerasi Optimalisasi Kas oleh Ditjen Perbendaharaan
Tahun 2016 - 2019
dalam rupiah
Tahun Remun Target (Rp) Realisasi (Rp) Rate Rata-Rata
2016 SBN - - -
BUMPUN 40.000.000.000 68.650.467.782 6.57%
TNP 150.000.000.000 258.137.715.973 2,00%
BI 2.810.000.000.000 4.186.014.863.053 4,80%
TOTAL 3.000.000.000.000 4.512.803.046.808
2017 SBN - - -
BUMPUN 50.000.000.000 148.681.780.822 6.44%
TNP 200.000.000.000 285.028.473.747 2.00%
BI 3.150.000.000.000 4.607.739.085.627 4,07%
TOTAL 3.400.000.000.000 5.041.449.340.196
2018 SBN 200.000.000 399.300.000 7,98%
BUMPUN 119.800.000.000 256.947.451.726 6.48%
TNP 210.000.000.000 332.449.155.560 2.00%
BI 3.570.000.000.000 5.464.695.295.197 3.67%
TOTAL 3.900.000.000.000 6.054.491.202.483
2019 SBN/Reverse Repo 9.000.000.000 9.190.199.110 6.04%
BUMPUN 181.000.000.000 341.764.926.905 8.15%
TNP 230.000.000.000 330.877.769.795 2.00%
BI 3.580.000.000.000 7.060.253.588.040 4.57%
TOTAL 4.000.000.000.000 7.742.086.483.850
Sumber: Laporan Capaian Kinerja Direktorat PKN Tahun 2016 s.d. Desember 2019
Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2019 (data diolah)
155
Realisasi optimalisasi kas dengan Bank Indonesia pada tahun 2019 lebih besar
96,12% dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan jumlah remunerasi
hasil penempatan di Bank Indonesia tahun 2018, maka remunerasi tahun 2019 naik
sebesar 29,20%. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kenaikan BI 7-day (Reverse)
Repo Rate, sebagaimana grafik di bawah ini.
Grafik 8.1 Perubahan BI 7-Days Reverse Repo Rate Tahun 2018 – 2019
6,50%
6,00% 6,00%
6,00% 5,75% 5,75%
5,50% 5,50%
5,50% 5,25% 5,25%
5,00%
5,00% 4,75%
4,50%
4,50%4,25%
4,00%
Mar‐18
Apr‐18
Jun‐18
Jul‐18
Aug‐18
Oct‐18
Dec‐18
Mar‐19
Apr‐19
Jun‐19
Jul‐19
Aug‐19
Oct‐19
Dec‐19
Feb‐18
May‐18
Sep‐18
Nov‐18
Jan‐19
Feb‐19
May‐19
Sep‐19
Nov‐19
Sumber: www.bi.go.id
Kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo Rate yang menjadi tingkat bunga acuan
penempatan uang di Bank Indonesia secara otomatis menaikkan remunerasi yang
diperoleh pemerintah. Penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate oleh Bank Indonesia
sebesar 25 basis point masing-masing dilakukan pada tanggal 18 Juli 2019, 22 Agustus
2019, 19 September 2019, dan terakhir pada tanggal 24 Oktober 2019. Sebagaimana
dikutip dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), instrumen BI 7-day
(Reverse) Repo Rate digunakan sebagai suku bunga kebijakan karena dapat secara
cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil. Instrumen BI 7-Day
Reverse Repo Rate sebagai acuan memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga
pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong
pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo. Seiring
turunnya BI 7-day (Reverse) Repo Rate sejak Juli 2019, mulai berimbas pada turunnya
remunerasi dari Bank Indonesia pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2019.
Selain kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo Rate yang dinikmati sampai dengan
Triwulan II Tahun 2019, kenaikan jumlah remunerasi di tahun 2019 juga disebabkan
rata-rata saldo kas harian yang ditempatkan lebih besar. Rata-rata saldo kas harian
sepanjang bulan Januari s.d. Desember 2019 adalah sebesar Rp161,97 Triliun.
Sebagai tambahan, endapan dana dari pre-funding di triwulan IV tahun 2018 dan
front loading pada triwulan I tahun 2019, menyebabkan tingginya saldo kas harian
pada Triwulan I Tahun 2019, dengan rata-rata saldo sebesar Rp177,68 Triliun per
harinya. Selain itu, besarnya size APBN Tahun 2019 (Rp2.461,1 triliun) dibanding
APBN Tahun 2018 (Rp2.220,7 triliun) menyebabkan rata-rata saldo kas harian pada
tahun 2019 lebih besar daripada tahun 2018.
156
2. Optimalisasi Kas Melalui Treasury Dealing Room (TDR)
Optimalisasi kas yang dilaksanakan dengan counterparty di luar Bank Indonesia
memiliki dua skema, yaitu optimalisasi kas melalui Treasury Dealing Room (TDR)
dan melalui non-TDR. Optimalisasi kas melalui mekanisme TDR antara lain adalah
penempatan uang pada Bank Umum Mitra Penempatan Uang Negara (BUMPUN)
dan pengelolaan investasi SBN, yang meliputi penjualan/pembelian SBN Outright
dan transaksi Reverse Repo. Untuk tahun 2019, target remunerasi yang dihasilkan
melalui penempatan pada Bank Umum dan transaksi SBN adalah sebesar Rp190
miliar. Target ini sesuai dengan Kontrak Kinerja Direktur Pengelolaan Kas Negara
Tahun 2019 dan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019.
Pada tahun 2019, remunerasi dari penempatan uang negara di BUMPUN lebih
tinggi dari target yang ditetapkan. Penempatan uang di Bank Umum selama tahun
2019 menghasilkan remunerasi sebesar Rp341,76 miliar, lebih besar 6,41% dari
targetnya sebesar Rp321,16 miliar. Selama bulan Januari s.d. Desember 2019 telah
dilaksanakan penempatan uang pada BUMPUN sebanyak 26 kali, dengan rincian
sebagaimana Tabel 8.3 di halaman berikutnya.
Target remunerasi penempatan di BUMPUN pada tahun 2019 (Rp321,16
miliar) naik sangat signifikan sebesar 221,29% dibandingkan target tahun 2018
(Rp99,96 miliar). Kenaikan target yang signifikan tersebut pada awalnya dilakukan
untuk mengantisipasi kenaikan FED Rate yang saat itu diproyeksikan terjadi di tahun
2019. Kenaikan FED Rate tersebut berpotensi menaikkan BI 7 day (Reverse) Repo
Rate yang merupakan suku bunga acuan Bank Umum.
Tabel 8.3 Rincian Transaksi Penempatan Uang Negara di BUMPUN Tahun 2019
Transaksi Setelmen Jatuh Tenor Nominal Rate Remunerasi (Rp)
Ke- Tempo
157
Transaksi Setelmen Jatuh Tenor Nominal Rate Remunerasi (Rp)
Ke- Tempo
Penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis
point masing-masing pada tanggal 18 Juli 2019, 22 Agustus 2019, 19 September 2019
dan 24 Oktober 2019 berpotensi menurunkan rate remunerasi penempatan yang
ditawarkan oleh Bank Umum. Namun demikian, apabila dilihat dari rincian transaksi
penempatan bahwa penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sejak bulan Juli 2019
tidak serta merta menurunkan rate yang ditawarkan BUMPUN pada saat lelang.
Transaksi penempatan pada tanggal 30 September 2019 menghasilkan rate tertinggi,
yaitu sebesar 9,02%, walaupun pada saat itu BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebesar
5,25%.
Tabel 8.4 Target dan Realisasi Remunerasi Penempatan pada Bank Umum Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan Target Realisasi Target Realisasi
Nilai Rate Nilai Rate Nilai Rate Nilai Rate
Januari 8,33 N/A 17,36 5,50% 12,10 7,67% 12,14 7,69%
Februari 8,33 N/A 15,40 5,02% 28,24 7,67% 28,43 7,72%
Maret 8,33 N/A 6,60 5,38% 29,25 7,67% 28,83 7,56%
April 8,33 N/A 26,47 6,00% 24,21 7,67% 24,70 7,83%
Mei 8,33 N/A 26,54 6,03% 31,54 7,67% 31,56 7,62%
Juni 8,33 N/A 23,27 6,20% 29,38 7,67% 30,46 7,96%
Juli 8,33 N/A 23,56 6,95% 30,47 7,67% 32,61 8,21%
Agustus 8,33 N/A 29,84 7,27% 33,10 7,67% 36,03 8,35%
158
September 8,33 N/A 26,18 7,25% 31,08 7,67% 36,05 8,01%
Oktober 8,33 N/A 26,23 7,51% 29,21 7,67% 32,63 8,05%
November 8,33 N/A 27,60 7,51% 29,34 7,67% 33,10 7,02%
Desember 8,33 N/A 0 - 13,24 7,67% 15,22 8,82%
Total 99,96 - 249,05 - 321,16 - 341,76 -
Rata-rata 8,33 - 20,75 - 26,76 - 28,48 -
Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas s.d. Desember Tahun 2019 (data diolah)
TDR DJPb telah melaksanakan 41 kali lelang reverse repo selama tahun 2019.
Dari 41 kali lelang tersebut, terdapat 14 lelang yang mendapatkan pemenang lelang.
Pada saat transaksi tidak mendapatkan pemenang lelang, dana kemudian
direalokasikan ke penempatan uang melalui BUMPUN.
Total remunerasi dari transaksi reverse repo tahun 2019 naik tipis dari target
yang ditetapkan. Rincian remunerasi yang didapatkan per bulan sebagaimana tabel
8.4. Realisasi remunerasinya sebesar Rp9,19 miliar, atau 2,11% lebih tinggi dari
targetnya sebesar Rp9,00 miliar. Realisasi remunerasi yang lebih besar tersebut
dikarenakan kenaikan alokasi nominal indikatif yang semula sekitar Rp200 miliar
menjadi sekitar Rp500 miliar, sehingga remunerasi yang diterima lebih besar daripada
target sebelumnya, walaupun terdapat beberapa transaksi yang tidak mendapatkan
pemenang lelang, dan rate pemenang lelang yang lebih kecil dibanding target sebagai
dampak penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
Tabel 8.5 Target dan Realisasi Remunerasi Transaksi Reverse Repo
Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan Target Realisasi Target Realisasi
Nilai Rate Nilai Rate
Januari Belum dilaksanakan - - - -
Februari transaksi 1,14 6,85% 0,55 7,72%
Maret 0,29 6,29% 1,01 6,50%
April 0,53 7,10% 0,53 7,52%
Mei 0,92 6,51% 0,91 6,48%
Juni 0,43 7,25% 0,92 6,40%
Juli 0,77 7,25% - -
Agustus 1,14 6,42% 2,55 6,15%
September 1,06 6,15% - -
Oktober 1,06 6,15% 1,55 5,47%
November 0,99 6,15% 0,39 5,20%
Desember 1,66 6,15% 0,77 5,19%
Total - - 9,00 - 9,19 -
Rata-rata - - 0,75 - 0,77 -
Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas Tahun 2019 (data diolah)
159
Transaksi Reverse Repo yang dilaksanakan pada bulan Januari s.d. Desember
tahun 2019 adalah sebanyak 41 kali. Rincian transaksi yang dilaksanakan, termasuk
tenor, jaminan yang digunakan dan realisasi rate yang didapat adalah sebagaimana
tabel 8.5.
160
Realisasi
No. Tanggal Lelang Pukul Tenor Jaminan
Rate
27. 28 Oktober 2019 14.00 14 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059
28. 29 Oktober 2019 09.00 6 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059
29. 4 November 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
30. 4 November 2019 09.00 14 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, 5,20%
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081,
FR0080, dan FR0056
31. 4 November 2019 10.30 7 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
32. 4 November 2019 10.30 14 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
33. 11 November 2019 09.00 7 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
34. 11 November 2019 09.00 14 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
35. 11 November 2019 10.30 7 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
36. 11 November 2019 10.30 14 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
37. 18 November 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0081, FR0077, FR0063, 5,20%
FR0061, FR0070, FR0076, FR0075,
FR0059, dan FR0056
38. 18 November 2019 09.00 14 hari FR0053, FR0081, FR0077, FR0063, 5,25%
FR0061, FR0070, FR0076, FR0075,
FR0059, dan FR0056
39. 25 November 2019 09.00 7 hari FR0072, FR0053, FR0063, FR0061, 5,16%
FR0083, FR0070, FR0075, FR0077,
FR0081, dan FR0076
40 2 Desember 2019 09.00 10 hari FR0053, FR0070, FR0063, FR0061, Tidak ada
FR0081, FR0077, FR0068, FR0075, pemenang
FR0079, dan FR0083
41 2 Desember 2019 14.00 10 hari FR0053, FR0070, FR0063, FR0061,
FR0081, FR0077, FR0068, FR0075,
FR0079, dan FR0083
161
bergantung pada realisasi pengajuan dari pihak ketiga yang akan menggunakan dana
dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tersebut.
Realisasi penerimaan remunerasi dari reksus Bank Syariah pada tahun 2019
mengalami kenaikan sebesar 821,68% dari realisasi tahun 2018. Hal ini disebabkan
saldo kas rata-rata harian tahun 2019 lebih besar daripada saldo kas rata-rata harian
di tahun 2018. Pengelolaan reksus SBSN pada Bank Syariah pada tahun 2019
menghasilkan tingkat remunerasi sebagaimana ditampilkan pada tabel 8.6.
Tabel 8.7 Realisasi Remunerasi dari Reksus Bank Syariah Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan
Realisasi Realisasi
Sumber: OMSPAN Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2018 dan 2019 (data diolah)
Data di tabel di atas adalah realisasi remunerasi yang murni dari pengelolaan TNP.
Pada menu OMSPAN, remunerasi dari TNP meliputi remunerasi dari pengelolaan
TNP dan pengelolaan reksus SBSN. Total remunerasi dari TNP (Remunerasi SBSN
di BI/Bank Syariah ditambah Remunerasi TNP di Bank Umum) sebagaimana pada
menu OMSPAN adalah sebagaimana disajikan dalam grafik berikut (angka dalam
miliar rupiah).
Grafik 8.2 Rincian Remunerasi Total TNP dari Pengelolaan TNP dan SBSN di Bank Syariah
Bulan Januari s.d. Desember 2019
40.000
35.000
30.000
25.000
20.000
15.000
10.000
5.000
‐
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
SBSN 1.648 1.561 1.765 1.787 2.788 12.225 11.972 9.116 8.477 8.798 9.688 30.084
TNP 27.029 16.976 15.084 24.311 23.646 13.828 24.539 23.129 17.758 25.286 17.476 1.907
TNP dan SBSN 28.677 18.537 16.849 26.098 26.433 26.053 36.511 32.245 26.234 34.084 27.165 31.991
Sumber: Online Monitoring SPAN (data diolah)
163
Saldo Kas
Posisi saldo kas Bendahara Umum Negara pada akhir Desember 2019 berjumlah
Rp136,64 triliun. Saldo kas Bendahara Umum Negara terdiri dari Saldo Kas pada
Rekening Kas Umum Negara, Rekening Penempatan, Rekening SAL, dan Rekening
Kas Penempatan pada Bank Umum. Secara total, Saldo Rekening BUN dengan valuta
Rupiah berjumlah Rp123,94 triliun, valuta USD berjumlah ekuivalen Rp12,57 triliun,
valuta EUR berjumlah ekuivalen Rp0,10 triliun dan valuta JPY berjumlah ekuivalen
Rp0,03 triliun. Rincian saldo kas pada akhir Desember 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 9.1 Saldo Kas Bendahara Umum Negara Per 31 Desember 2019
Ekuivalen Rupiah Original
No Valuta
(miliar) Currency (juta)
1 Rupiah 31.104,86
a. Rekening Kas Umum Negara 2.404,07
b. Rekening Penempatan 28.700,79
2 US Dollar 12.565,05
a. Rekening Kas Umum Negara 18,06 1,30
b. Rekening Penempatan 12.546,99 902,59
3 Euro 96,91
a. Rekening Kas Umum Negara 96,91 6,21
b. Rekening Penempatan 0
4 JPY 30,57
a. Rekening Kas Umum Negara 30,57 238,90
b. Rekening Penempatan 0
5 Rekening Penempatan Bank Umum 0,00
6 Total Saldo Kas (1+2+3+4+5) 43.797,39
7 Pinjam SAL 0,00
8 Rekening SAL 92.839,84
9 Total Saldo Kas (6+8) 136.637,23
Sumber: Laporan Kas Posisi 31 Desember 2019
165
Saldo Kas bulan Desember 2019 masih didominasi Saldo Rekening di Bank
Indonesia. Secara Umum, Saldo kas Pemerintah dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu saldo kas yang disimpan pada Rekening Pemerintah di Bank Indonesia (BI) dan
saldo kas yang disimpan pada Rekening Pemerintah di luar BI. Total saldo akhir kas
Pemerintah di bulan Desember 2019 berjumlah Rp305,32 triliun. Dari saldo kas ini,
sejumlah 52,41% atau Rp160,03 triliun berada di BI dan sisanya sebesar 47,59% atau
Rp145,29 triliun berada di luar BI. Jika dibandingkan dengan saldo bulan November,
saldo yang berada di BI mengalami kenaikan sebesar 5,79%, sedangkan saldo di luar
BI mengalami kenaikan sebesar 10,42%. Rincian posisi saldo kas pemerintah dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2019, sebagaimana pada grafik di bawah ini:
Grafik 9.1 Posisi Saldo Kas Pemerintah Januari s.d. Desember 2019
Triliun Rupiah
400
350
300 92
150
267
100 204 195 193 195
156 154 151 160 162 151 160
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
BI Non BI
Sumber: Buku Biru dan Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)
Saldo kas pemerintah di BI yang berjumlah Rp160,03 triliun dibagi dalam tiga
kriteria berdasarkan kesiapan untuk digunakan yaitu sangat likuid, cukup likuid, dan
tidak likuid. Saldo kas Pemerintah di BI yang sangat likuid sebesar Rp43,80
triliun(23,37%) terdiri atas Saldo Rekening Kas Umum Negara (1,59%) dan Saldo
Rekening Penempatan di Bank Indonesia (25,77%). Untuk saldo kas cukup likuid
(64,72%) terdiri dari Saldo Rekening SAL (58,01%), Dana Cadangan Penjaminan
Pemerintah (2,65%), Penerimaan Panas Bumi (0,64%), Hasil Minyak Perjanjian
Karya Production Sharing (1,12%), Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan
Infrastruktur atau DJPPID (0,13%) dan Rekening Khusus (2,17%). Saldo kas tidak
Likuid (7,91%) terdiri dari Rekening Alutsista (0,75%), Rekening Dana Bantuan
Internasional (0,62%), Rekening Khusus Dana PFK (3,56%), dan Rekening
Penampungan Pendapatan Jasa Giro Rekening Pembangunan Hutan (1,11%),
Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (1,25%), dan Rekening
Dana Abadi Penelitian (0,62%).
BI Non BI
Sumber: Buku Biru dan Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)
167
GIRO REKENING
PEMBANGUNAN
HUTAN
5. REK DANA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00
KERJASAMA
PEMBANGUNAN
INTERNASIONAL
6. REK DANA ABADI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,99
PENELITIAN
Sumber: Buku Biru, Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)
Sebagian besar saldo rekening pemerintah dalam mata uang Rupiah. Saldo rata-
rata bulanan IDR di BI mencapai 85,95%, sedangkan untuk saldo USD, EUR, dan
JPY mencapai 18,28%, 4,03%, dan 0,38%. Rendahnya saldo EUR dan JPY karena
penerimaan kedua valuta asing tersebut sangat bergantung pada penerimaan
pinjaman/hibah.
Grafik 9.3 Komposisi Saldo Kas Pemerintah Rupiah vs Valas
Triliun Rupiah
300
0
250
0 87
200 0 0 0
53 29 0 1 0
0 1 4 25 1
150 5 20 37 13
32 25
20 14
100
178 165 158
150 146 134 135 147
123 115 125 122
50
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Tabel 9.3 Komposisi Saldo Kas Pemerintah Menurut Jenis Rekening di Luar BI
Triliun Rupiah
Jenis Rekening Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
DI LUAR BANK 84,70 91,84 99,07 108,61 120,99 121,94 118,81 113,11 108,78 132,04 131,58 145,29
INDONESIA
I. Likuid 8,92 10,00 10,95 11,08 28,00 9,11 7,15 9,03 10,28 5,69 5,39 2,86
1. REK TDR PADA BANK 4,80 4,98 4,99 5,00 5,00 5,00 4,99 4,50 4,50 5,00 4,98 -
UMUM
2. REKENING DI BANK 4,12 5,02 5,96 6,08 23,00 4,11 2,16 4,53 5,78 0,69 0,42 2,86
PERSEPSI
II. Cukup Likuid 0,45 0,44 0,54 0,46 3,53 3,64 2,58 1,34 1,28 1,49 1,41 9,52
1. REKENING KHUSUS 0,45 0,44 0,54 0,46 3,53 3,64 2,58 1,34 1,28 1,49 1,41 9,52
III. Tidak Likuid 75,33 81,40 87,57 97,08 89,46 109,19 109,08 102,74 97,22 124,86 124,77 132,90
1. REKENING KAS BLU 59,73 61,20 64,36 66,03 68,32 88,71 89,41 83,17 77,10 104,89 105,29 127,00
2. KAS DI BENDAHARA 2,56 5,74 9,83 13,11 6,48 5,68 5,36 5,29 5,58 5,61 5,18 0,25
PENGELUARAN
3. REKENING DI BANK 7,63 8,80 7,76 12,42 9,00 8,93 8,81 8,73 8,84 8,81 8,81 0,00
OPERASIONAL II
4. REKENING RETUR 0,13 0,38 0,32 0,16 0,07 0,06 0,06 0,07 0,11 0,09 0,09 0,10
5. DANA BERGULIR 0,00 0,00 0,01 0,07 0,11 0,36 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
PROGRAM UMKM
6. REK KAS HIBAH 0,73 0,73 0,74 0,74 0,94 0,90 0,90 0,93 0,94 1,08 1,02 1,00
7. REK PEMBANGUNAN 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,64 4,38 4,38 4,55
HUTAN
Sumber: Buku Biru, Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)
168
3. Pergerakan Saldo Rekening Kas BLU
Saldo di rekening kas BLU bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar
20,62% dibandingkan saldo bulan November 2019. Saldo pada Rekening Kas BLU
bulan Desember 2019 sebesar Rp127,02 triliun, mengalami peningkatan dari saldo
pada Rekening Kas BLU pada bulan November 2019 yang sebesar Rp105,29 triliun.
Dari sejumlah Rp127,02 triliun tersebut, sejumlah 14,26% atau sebesar Rp18,11
triliun berada di rekening Operasional BLU yaitu rekening yang digunakan untuk
menampung seluruh penerimaan dan membayar seluruh pengeluaran yang
bersumber dari PNBP BLU. Sedangkan sebesar Rp66,15 triliun atau sebesar 52,08%
berada di rekening Pengelolaan Kas yang merupakan rekening untuk menampung
idle cash. Sisanya, sebesar Rp42,76 triliun atau sebesar 33,66% berada di rekening
Dana Kelolaan yang merupakan dana bergulir dan/atau dana yang belum menjadi hak
BLU.
Kotak 9.1 Rencana Penerbitan Uang Kertas Rupiah Khusus (Commemorative) Pecahan
Rp75.000 Dalam Rangka Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan RI
Pengelolaan mata uang Rupiah merupakan salah satu bentuk sinergi dan koordinasi
yang baik antara pengelola fiskal dan pengelola moneter. Koordinasi pengelolaan mata uang
Rupiah antara Pemerintah sebagai pengelola fiskal dengan Bank Indonesia sebagai
pengelola moneter merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Mata Uang. Salah satu bentuk dari sinergi dan koordinasi dalam rangka pengelolaan mata
uang Rupiah ini terwujud dalam rencana penerbitan Rupiah Khusus (commemorative)
pecahan Rp75.000,00 dalam rangka peringatan 75 tahun Kemerdekaan RI. Uang Rupiah
Khusus ini akan diterbitkan sebanyak 75 juta bilyet yang mencerminkan jumlah kepala
keluarga di Indonesia saat ini. Dengan harapan, setiap kepala keluarga memiliki uang
Rupiah khusus tersebut yang dicetak dalam satu kali peride cetak dan dengan jumlah yang
terbatas.
S l K K d B k I d K
169
Lampiran I
REALISASI APBN
TAHUN ANGGARAN 2019
Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019
(miliar rupiah)
REALISASI
TA 2019 TA 2018
URAIAN APBN
% THD SELISIH THD % THD
JUMLAH JUMLAH
APBN 2019 PAGU APBN APBN 2018
A. Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.959.318,6 90,5 205.793,2 1.943.674,8 102,6
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.953.924,3 90,3 210.752,2 1.928.110,0 101,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.546.134,8 86,6 240.243,8 1.518.789,7 93,9
a. Pajak Dalam Negeri 1.743.056,9 1.505.102,3 86,3 237.954,5 1.472.907,9 93,3
i. Pajak Penghasilan 894.448,7 772.270,1 86,3 122.178,5 749.977,0 87,7
- Migas 66.154,7 59.150,3 89,4 7.004,3 64.699,1 169,7
- Non Migas 828.294,0 713.119,8 86,1 115.174,2 685.277,9 83,9
ii. Pajak Pertambahan Nilai 655.394,9 531.587,1 81,1 123.807,8 537.267,9 99,2
iii. Pajak Bumi dan Bangunan 19.103,6 21.145,9 110,7 (2.042,3) 19.444,9 112,0
iv. Cukai 165.501,0 172.421,9 104,2 (6.920,9) 159.588,6 102,7
v. Pajak Lainnya 8.608,7 7.677,3 89,2 931,4 6.629,5 68,4
b. Pajak Perdagangan Internasional 43.321,8 41.032,5 94,7 2.289,3 45.881,8 118,6
i. Bea Masuk 38.899,3 37.508,0 96,4 1.391,3 39.116,7 109,6
ii. Bea Keluar 4.422,5 3.524,5 79,7 898,0 6.765,1 225,5
2. Penerimaan Bukan Pajak 378.297,9 407.789,5 107,8 (29.491,7) 409.320,2 148,6
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 190.754,8 154.158,9 80,8 36.595,8 180.592,6 174,2
i. Migas 159.778,3 120.414,2 75,4 39.364,1 142.789,2 177,7
- Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7 74,8 29.868,0 101.486,7 170,3
- Gas Alam 41.171,6 31.675,5 76,9 9.496,1 41.302,6 198,9
ii. Non Migas 30.976,5 33.744,7 108,9 (2.768,3) 37.803,4 162,1
b. Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan 45.589,3 80.726,9 177,1 (35.137,6) 45.116,2 100,9
c. PNBP Lainnya 94.069,3 123.968,8 131,8 (29.899,5) 128.518,3 153,4
d. Pendapatan BLU 47.884,5 48.934,8 102,2 (1.050,4) 55.093,1 127,2
II. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,2 (4.958,9) 15.564,9 1.300,5
B. Belanja Negara 2.461.112,1 2.300.424,7 93,5 160.687,4 2.213.117,8 99,7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.489.319,8 91,1 145.019,8 1.455.324,9 100,1
1. Belanja Pegawai 381.327,1 376.074,1 98,6 5.253,0 346.890,8 94,9
2. Belanja Barang 355.613,2 334.396,3 94,0 21.216,9 347.468,3 102,2
3. Belanja Modal 179.252,0 172.698,2 96,3 6.553,8 184.127,6 90,3
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 275.521,1 99,9 364,2 257.952,0 108,1
a. Utang Dalam Negeri 255.844,9 254.076,0 99,3 1.768,9 238.432,1 107,2
b. Utang Luar Negeri 20.040,4 21.445,1 107,0 (1.404,7) 19.519,9 119,8
5. Subsidi 224.320,9 201.782,9 90,0 22.538,0 216.883,3 138,8
a. Subsidi Energi 159.971,9 136.875,8 85,6 23.096,1 153.522,4 162,4
i. BBM (Pertamina) 100.648,4 84.209,3 83,7 16.439,1 97.014,8 207,0
ii. Listrik (PLN) 59.323,5 52.666,5 88,8 6.657,0 56.507,6 118,6
b. Subsidi Non Energi 64.349,0 64.907,1 100,9 (558,1) 63.360,9 102,7
6. Belanja Hibah 1.940,7 5.117,5 263,7 (3.176,9) 1.520,6 104,1
7. Bantuan Sosial 101.998,2 112.469,0 110,3 (10.470,8) 84.318,4 103,8
8. Belanja Lainnya 114.002,3 11.260,6 9,9 102.741,7 16.163,8 24,0
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 811.104,9 98,1 15.667,7 757.792,9 98,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 741.290,7 98,0 15.481,8 697.933,5 98,8
a. Dana Perimbangan 724.592,6 709.416,3 97,9 15.176,2 668.643,2 98,8
i. Dana Transfer Umum 524.223,7 524.890,2 100,1 (666,5) 495.193,6 100,9
- Dana Bagi Hasil 106.350,2 103.980,0 97,8 2.370,2 93.704,0 105,0
- Dana Alokasi Umum 417.873,6 420.910,2 100,7 (3.036,7) 401.489,6 100,0
ii. Dana Transfer Khusus 200.368,8 184.526,1 92,1 15.842,7 173.449,6 93,3
- Dana Alokasi Khusus Fisik 69.326,7 64.165,7 92,6 5.161,0 58.149,3 93,1
- Dana Alokasi Khusus Nonfisik 131.042,1 120.360,5 91,8 10.681,7 115.300,3 93,4
b. Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4 96,9 305,6 8.230,8 96,8
c. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY 22.179,9 22.179,9 100,0 0,0 21.059,6 100,0
i. Dana Otonomi Khusus 16.714,9 16.714,9 100,0 0,0 16.059,6 100,0
ii. Dana Tambahan Otonomi Khusus 4.265,0 4.265,0 100,0 0,0 4.000,0 0,0
iii. Dana Keistimewaan DIY 1.200,0 1.200,0 100,0 0,0 1.000,0 100,0
2. Dana Desa 70.000,0 69.814,1 99,7 185,9 59.859,4 99,8
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (65.585,0) 326,1 (11.490,9) 13,2
D. Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (341.106,1) 115,2 (269.443,0) 82,7
% Defisit terhadap PDB -1,84 -2,12 -1,83
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,2 (98.380,0) 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,6 (70.248,2) 372.028,9 93,2
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,7 (57.330,7) 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,5 (12.917,5) 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,8 (968,9) 1.353,8 43,1
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,3 (495,5) 2.429,4 54,0
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,9 (473,4) (1.075,6) 79,0
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,4 (11.948,6) 12.276,5 (66,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,4 (7.471,1) 88.609,7 172,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,1 (4.477,4) (76.333,2) 109,4
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,1 (26.511,4) (61.113,8) 93,1
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,0 0,0 (3.600,0) 100,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,6 990,0 (3.500,0) 140,0
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,6 (27.366,1) (51.682,7) 90,0
4. Investasi kepada Organisasi/Lembaga Keuangan
(2.410,3) (2.275,1) 94,4 (135,3) (2.331,1) 109,9
Internasional/Badan Usaha Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,7 (1.440,5) (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,0
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,2 (180,0) 163,6 89,4
F. SILPA (SIKPA) 53.274,2 36.249,6
Catatan :
* Pagu berdasarkan pagu pada Undang-Undang APBN Nomor 12 Tahun 2018 tentang APBN TA 2019 yang disajikan berdasarkan
klasifikasi akuntansi. Rincian Belanja Pemerintah Pusat mengacu Perpres Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rincian APBN TA 2019
(1) Laporan disusun berdasarkan data realisasi sementara s.d. 31 Desember 2019
PDB : Rp14.837 triliun (tahun 2018), Rp16.077 triliun (tahun 2019)
(2) Laporan bersifat sangat sementara
- Pendapatan atas Aset Saham dan Surat Berharga Lain 0,0 1,7
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN dan Kekayaan
Negara Lainnya dari Pengelola Barang 0,0 4,5
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN dan Kekayaan
Negara Lainnya dari Pengelola Barang 0,0 251,6
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Peralatan dan Mesin 0,0 14,7
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Aset Tetap Lainnya 0,0 6,4
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Lainnya 0,0 5,6
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan BMN BLU 0,0 0,3
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan Gedung dan
Bangunan BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan Aset Tetap
Lainnya BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan BMN Lainnya
BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Asuransi BMN BLU 47.884,5 0,0