Anda di halaman 1dari 227

PERIODE DESEMBER 2019

PERIODE DESEMBER 2019


CASH MANAGEMENT REPORT

20 1
9
22002200

CASH
MANAGEMENT
REPORT
STRICTLY CONFIDENTIAL
halaman ini sengaja dikosongkan
Buku Merah
PERIODE DESEMBER 2019
DAFTAR ISI
Executive Summary 1

Perkembangan Ekonomi Makro 5


dan Pasar Keuangan

I-Account 23

Penerimaan Negara 37

Pengeluaran Negara 55

Pembiayaan 81

Pengelolaan 105
Rekening Pemerintah

Manajemen Likuiditas 135

Optimalisasi Kas 153

Saldo Kas 165


PEMBINA
Direktur Pengelolaan Kas Negara

PENANGGUNG JAWAB Kasubdit Setelmen,


Akuntansi, dan Pelaporan Pengelolaan Kas
DEWAN REDAKSI Kasubdit Optimalisasi Kas;
Kasubdit Kebijakan Treasury Dealing Room dan
Manajemen Risiko; Kasubdit Manajemen
Penerimaan dan Pengeluaran Kas; Kasubdit
Manajemen Kas, Pinjaman dan Hibah; Kasubdit
Manajemen Rekening Lainnya dan Pembinaan
Pertanggungjawaban Bendahara EDITOR Tio
Novita Efriani; Agustinus Prasetyo; Kuntardi;
Kusumo Adi Wibowo LAYOUT & GRAFIS Oriy
Wardhana Satari Sagala; Syifa’ Abdurohman; Cahya
Bagus Mandalukita; Lucki Bagus S

KOORDINATOR MATERI

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN


PASAR KEUANGAN Yockie Krisna P.; Burhanudin
Purwanto; Adhityo Mahardiko I-ACCOUNT Agung
Mulyono; Nursiswanto; Fadilah; Elyas Setyantoro
PENERIMAAN NEGARA Rusli Zulfian; Suhendi;
Fitri Arif Y.; Sarimin; Fajar Cipta Nuramaja
PENGELUARAN NEGARA
Y. Kus Suhantoro; Irwan Marthiosep; Efan Adrianto
PEMBIAYAAN Ferryal Resque; Kukuh Widodo;
Ethica Wijayanti; Andrianto Purbo A.N.; Eka Daddy
Kurnia PENGELOLAAN REKENING
PEMERINTAH Deky Kurniadi; Devy Arfiana; Radite
Muri Andika; Roland Fernando MANAJEMEN
LIKUIDITAS, OPTIMALISASI KAS, DAN
SALDO KAS Asep Resmana; Setia Parasian; Tri
Angga Sigit; Rully Kurniawati
halaman ini sengaja dikosongkan
Executive
Summary
Laju pertumbuhan ekonomi sampai dengan bulan Desember 2019 tercatat
di angka 5,0% (yoy), ditopang oleh penguatan beberapa komponen ekonomi
makro. Inflasi di bulan Desember tercatat menurun dan terkendali di angka 3,13%
(yoy). Harga minyak mentah Indonesia pada bulan Desember 2019 meningkat
ditengah lifting migas yang masih bergerak stagnan dibawah target. Dari sisi pasar
keuangan dan moneter, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyentuh posisi
terkuatnya pada tanggal 31 Desember 2019 di level Rp13.866. Rapat Dewan
Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada tanggal 18-19 Desember 2019
memutuskan tingkat suku bunga acuan BI 7-days Reverse Repo Rate (BI7DRR)
sebesar 5,00%. Likuiditas harian perbankan pada bulan Desember 2019 berada di
kisaran Rp96 triliun, meningkat Rp20 triliun dari rerata bulan November 2019 yang
disebabkan antara lain oleh aktifitas fiskal pemerintah yang semakin meningkat pada
akhir tahun 2019.

Realisasi APBN sampai dengan akhir Desember 2019 (unaudited) mencatat


sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) sebesar Rp53,27 triliun, lebih tinggi
dibandingkan SiLPA tahun 2018 yang tercatat di angka Rp36,25 triliun. Target
pendapatan dan hibah pada APBN 2019 adalah sebesar Rp2.165,11 triliun, naik 14,3%
dari target APBN 2018. Sedangkan pagu belanja negara tahun 2019 sebesar
Rp2.461,11 triliun, naik 10,8% dari pagu APBN 2018. Pagu pembiayaan untuk menutup
defisit anggaran sebesar Rp296 triliun, lebih rendah 9,2% dari pagu APBN 2018.
Realisasi pendapatan dan hibah sampai dengan akhir Desember 2019 mencapai 90,5%
dari target APBN 2019, lebih rendah dari capaian periode yang sama tahun 2018 yang
mencatat angka 102,6%. Kinerja realisasi belanja sampai dengan akhir Desember 2019
1
mencapai 93,5%, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang berada di angka
99,7%. Realisasi defisit anggaran dan keseimbangan primer sampai dengan akhir 2019
masing-masing mencapai Rp341,11 triliun (2,1% dari PDB) dan negative Rp65,58
triliun. Realisasi pembiayaan sampai dengan akhir Desember 2019 mencapai 133,2%
dari pagu pembiayaan tahun 2019, lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang mencatat
angka 93,8%. Penjelasan perkembangan masing-masing komponen APBN sampai
dengan akhir Desember 2019 adalah sebagai berikut.

Pendapatan dan Hibah sampai dengan 31 Desember 2019 terealisasi


sebesar Rp1.959,32 triliun atau 90,5% dari target pendapatan dan hibah tahun
2019, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 102,6% dari target.
Penyumbang utama Pendapatan dan Hibah tahun 2019 adalah Penerimaan
Perpajakan (Rp1.546,13 triliun), diikuti oleh PNBP (Rp407,79 triliun), serta Hibah
(Rp5,39 triliun). Pajak Dalam Negeri tercatat sebesar Rp1.505,10 triliun, didominasi
oleh Penerimaan PPh (Rp772,27 triliun), PPN (Rp531,59 triliun), dan Cukai (Rp172,42
triliun). Realisasi Pajak Perdagangan Internasional terdiri dari bea masuk dan bea
keluar dan tercatat sebesar Rp41,03 triliun. Kontribusi utama realisasi PNBP adalah
Penerimaan Sumber Daya Alam sebesar Rp154,16 triliun, diikuti oleh PNBP lainnya
sebesar Rp123,97 triliun. Beberapa komponen realisasi penerimaan tahun 2019
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2018, yaitu, PPh Non Migas, Cukai,
Pajak Lainnya serta Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan.

Realisasi Belanja Negara sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai


Rp2.300,42 triliun atau 93,5% dari anggaran belanja negara tahun 2019 sebesar
2,461,11 triliun, menurun dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 99,7% dari
pagu belanja negara. Realisasi Belanja Negara tahun 2019 didominasi oleh Belanja
Pemerintah Pusat sebesar Rp1.489,32 triliun atau 64,74% dari total realisasi belanja
negara. Tiga belanja terbesar penyumbang realisasi belanja pemerintah pusat adalah
belanja pegawai (Rp376,07 triliun), belanja barang (Rp334,40 triliun), dan pembayaran
kewajiban utang (Rp275,52 triliun). Realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun
2019 tercatat Rp811,10 triliun atau 35,26% dari total realisasi belanja negara, terdiri
dari Transfer ke Daerah Rp741,29 triliun dan Dana Desa Rp69,81 triliun.

Realisasi pembiayaan sampai dengan bulan Desember 2019 sebesar


Rp394,38 triliun atau 133,2% dari target pembiayaan yang ditetapkan pada APBN
Tahun 2019. Nilai tersebut berasal dari realisasi pembiayaan utang sebesar Rp429,50
triliun, pembiayaan investasi sebesar negatif Rp49,39 triliun, pemberian pinjaman
sebesar Rp909,5 miliar, dan realisasi pembiayaan lainnya sebesar Rp15 triliun. Jika
dibandingkan dengan tahun 2018, capaian realisasi pembiayaan hingga Desember 2019
lebih besar 39,4%. Realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) neto sampai
dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp446,28 triliun atau 0,07% lebih tinggi dari target
APBN 2019. Melalui pembiayaan syariah, Pemerintah telah menerbitkan Project Based
Sukuk senilai Rp141,5 triliun, SBSN Ritel sebesar Rp30,3 triliun, private placement SBSN
senilai Rp19,64 triliun, dan SBSN Valas senilai Rp29,5 triliun hingga akhir Desember
2019

2
Uang negara disimpan dalam 35.714 rekening pemerintah pada Bank
Indonesia (BI) dan bank umum yang sebagian dikelola oleh Kementerian
Negara/Lembaga dan Badan Layanan Umum (BLU). Rekening yang dikelola oleh
Kementerian Negara/Lembaga terdiri dari rekening penerimaan, rekening pengeluaran
dan rekening lainnya. Sampai dengan akhir Desember 2019, jumlah rekening
penerimaan sebanyak 1.980 rekening (saldo Rp201,9 miliar) dan rekening pengeluaran
sebanyak 20.903 rekening (saldo Rp92,64 miliar). Sedangkan rekening lainnya
berjumlah 9.626 rekening (saldo Rp133.551,5 miliar). Rekening tersebut tersebar pada
58 bank umum mitra Kementerian Keuangan yang didominasi oleh Bank Rakyat
Indonesia 19.065 rekening (saldo Rp36,21 triliun), Bank Mandiri 6.410 rekening (saldo
Rp62,48 triliun), Bank Negara Indonesia 5.957 rekening (Rp19,79 triliun), Bank
Tabungan Negara 840 rekening (saldo Rp14,42 triliun), dan bank lainnya 3.442 rekening
(saldo Rp.6,95 triliun). Sementara itu, jumlah rekening yang dikelola oleh BLU per 06
Januari 2020 adalah 3.169 rekening dengan saldo Rp126,56 triliun.

Likuiditas pemerintah bulan Desember 2019 mengalami peningkatan


dibandingkan bulan sebelumnya yang didorong oleh kenaikan Pajak
Penghasilan Non Migas. Arus kas masuk Pemerintah pada bulan Desember 2019
sebesar Rp279,95 triliun dan arus kas keluar Rp277,30 triliun. Transaksi arus kas pada
bulan Desember menghasilkan kenaikan saldo kas sebesar Rp2,65 triliun. Kenaikan ini
didorong oleh kenaikan Pajak Penghasilan Non Migas yang mencapai Rp93,84 triliun,
atau naik Rp38 triliun dari periode November 2019. Proyeksi saldo kas sampai dengan
akhir Januari 2020 berada pada level aman dan diproyeksikan mencapai kisaran Rp122
triliun pada akhir Semester I Tahun 2020. Dalam upaya peningkatan akurasi proyeksi
kas, Ditjen Perbendaharaan sedang mengembangkan dashboard pengelolaan kas
yang memungkinkan otomasi perencanaan kas dengan penambahan fungsi business
intelligent untuk penajaman analisis dalam penyusunan proyeksi kas pemerintah.
Selain itu, Ditjen Perbendaharaan juga telah menerapkan Perkiraan Perencanaan Dana
Harian (PPDH) sebagai alat untuk mengendalikan belanja Kementerian
Negara/Lembaga pada tahun 2020.

Optimalisasi saldo kas sampai dengan akhir Desember 2019 menghasilkan


total remunerasi sebesar Rp7,74 triliun atau 193,55% dari target. Total remunerasi
tersebut berasal dari counterparty Bank Indonesia sebesar Rp7.060,3 miliar,
penempatan uang di Bank Umum sebesar Rp341,76 miliar, transaksi reverse repo sebesar
Rp9,19 miliar, rekening khusus Bank Syariah sebesar Rp99,91 miliar dan program
Treasury Notional Pooling (TNP) sebesar Rp230,97 miliar rupiah.

Total saldo kas Pemerintah pada akhir Desember 2019 berjumlah Rp305,32
triliun, terdiri dari 52,4% atau Rp160,03 triliun di Bank Indonesia (BI) dan 47,6%,
atau Rp145,29 triliun di luar BI. Dari total saldo kas pemerintah tersebut, sebesar
Rp136,64 triliun merupakan saldo kas BUN dengan denominasi rupiah sebesar
Rp123,94 triliun (terdiri dari RKUN, Rek. Penempatan di BI, Rek. SAL dan Rek. TDR),
valuta USD berjumlah ekuivalen Rp12,56 triliun, valuta EUR berjumlah ekuivalen
Rp96,91 miliar dan valuta JPY berjumlah ekuivalen Rp30,57 miliar.

3
PERPAJAKAN
Pendapatan dan Hibah
86,5%

1.546T 1.786T
PNBP
408T 107,8%
362T 378T
378T
HIBAH
5,4T Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019
0,4T

BELANJA PEMERINTAH PUSAT


Belanja
91,1%

1.489T 1.634T

TKDD
98,1%
72,0%
811T 827T Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019

Dana Desa Belanja Pegawai


70T 376T
Transfer ke Daerah
741T Belanja Barang
334T
Belanja Sosial
112T Belanja Modal
173T

Belanja Subsidi Kewajiban Utang


202T 276T
Infografis Buku Merah Realisasi APBN s.d. Desember 2019

Keseimbangan Primer
APBN 2019 s.d. DES 2019
(20)T
(66)T
326%

Surplus / Defisit
Desit
APBN 2019 s.d. DES 2019
(296)T
(341)T

115%
119%

Pembiayaan
119% 429T
Pembiayaan Utang 359T

(49)T 65%
(76)T Pembiayaan Investasi

2T
1T
2T Pemberian Pinjaman

Kewajiban Pinjaman 0%

15T
Pembiayaan Lainnya 15T
Realisasi s.d. Desember 2019
APBN 2019
Perkembangan
Ekonomi Makro dan
Pasar Keuangan
1. Perkembangan Ekonomi Makro
Meskipun pertumbuhan ekonomi diperkirakan melambat, asumsi makro yang
menjadi target APBN 2019 secara umum masih cukup baik. Laju pertumbuhan
ekonomi pada tahun 2019 diperkirakan melambat oleh berbagai pihak. Namun di sisi
lain, tingkat inflasi kembali menurun dan secara umum bergerak stabil diiringi tingkat
suku bunga SPN (Surat Perbendaharan Negara) 3 bulan yang juga menurun. Nilai
tukar rupiah sepanjang bulan Desember 2019 masih berada di kisaran Rp14.000 per
dollar Amerika Serikat (AS). Sementara itu, rerata harga minyak mentah Indonesia
pada bulan Desember 2019 kembali naik ditengah lifting migas yang masih bergerak
stagnan dibawah target (Tabel 1.1).

5
Tabel 1.1 Perkembangan Asumsi Makro APBN 2019 (s.d. Akhir Desember)
Indikator Makro Asumsi APBN Realisasi Desember

Laju Pertumbuhan Ekonomi (%, yoy) 5,30 5,02 (Q3 2019)

Tingkat Inflasi (%, yoy) 3,50 3,13

Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan (%) 5,30 4,62

Nilai Tukar Rupiah (Rp/US$) 15.000 14.019

Harga Minyak Mentah (US$/Barel) 70 67,18

Lifting Minyak (Ribu Barel/Hari) 775 746

Lifting Gas (Ribu Barel setara Minyak/Hari) 1.250 1.060


Sumber: Nota Keu. APBN 2019, Kement. Keuangan, Kement. ESDM, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik, Bloomberg

Pergerakan arus kas negara di bulan Desember 2019 menunjukkan sinyal


kontraksi, dimana arus kas masuk tercatat lebih tinggi daripada arus kas keluar.
Kondisi ini dipengaruhi arus kas Pendapatan Dalam Negeri yang naik cukup
signifikan dibanding bulan-bulan sebelumnya dengan porsi yang juga lebih dominan.
Sementara itu, arus kas Belanja tercatat hanya naik tipis. Dari sisi arus kas
Pembiayaan baik masuk maupun keluar, tidak terlihat adanya perubahan yang
signifikan (Grafik 1.1).

Grafik 1.1 Ikhtisar Realisasi APBN 2019 (s.d. Akhir Desember)


dalam triliun rupiah
300

13,54

34,28
59,81

21,30
64,78

250
53,05

66,49
83,70

26,84

33,51
57,19

15,53
51,76

73,78
44,07

66,14
200
69,53
35,92

60,47
90,21

72,83
28,54

26,96
103,46

278,80
72,70

150

253,00
246,71
25,28

223,32

206,54

203,26
201,68
197,47
183,32
180,23

180,53

178,78

100
169,39

168,09
165,92
153,85

153,01

151,80

151,59
137,64
131,16
117,98
108,64

109,05

50

0
Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas Kas
Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar Masuk Keluar

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Pendapatan DN Pembiayaan DN Pembiayaan LN Belanja Pembiayaan DN Pembiayaan LN

Sumber:i-account (run 20 Januari 2020 pagi)

Dengan demikian secara tahun berjalan 2019, arus kas masuk masih didominasi oleh
Pendapatan Dalam Negeri dengan porsi 66,12%. Namun angka ini masih lebih kecil
dari porsi Belanja pada arus kas keluar yang mencapai 79,16%. Kondisi tersebut pada
sisi lain menyebabkan porsi pembiayaan pada arus kas masuk lebih besar dari porsi
pembiayaan pada arus kas keluar (Tabel 1.2).

Tabel 1.2 Akumulasi Realisasi APBN 2019 (s.d. Akhir Desember)


nominal dalam triliun rupiah 
Arus Kas Kategori Nominal Porsi
Pendapatan DN 1.954,07 66,12%
Pembiayaan DN 782,26 26,47%
Masuk
Pembiayaan LN 218,80 7,41%
Jumlah 2.955,12 100,00%
Belanja 2.297,68 79,16%
Pembiayaan DN 456,55 15,73%
Keluar
Pembiayaan LN 148,45 5,11%
Jumlah 2.902,07 100,00%
Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi)
6
Dari sisi fiskal, perkembangan pendapatan negara yang terkait dengan
pertumbuhan ekonomi menunjukkan sinyal positif. Laju pertumbuhan ekonomi
sangat terhubung erat dengan penerimaan pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Cukai dan Pajak Perdagangan Internasional (PPI).
Sedangkan belanja negara yang terkait adalah transfer ke daerah seperti Dana Bagi
Hasil (DBH) pajak. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III 2019 yang
sebesar 5,02% (yoy) diperkirakan akan membaik pada triwulan IV 2019 melihat tren
peningkatan pendapatan negara sebagaimana pola historisnya (Grafik 1.2).
Merefleksikan kondisi ekonomi di tengah ketidakpastian dan perlambatan ekonomi
global, Kementerian Koordinator bidang Perekonomian memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia mengalami peningkatan di triwulan IV 2019, yaitu sebesar 5,06%
(yoy)1. Angka ini masih lebih rendah dibandingkan dengan target APBN 2019 maupun
capaian pada tahun sebelumnya.
Grafik 1.2 PDB dan Pendapatan/Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan/belanja negara dalam triliun rupiah
250

225
200 5,40
175
150 5,30
5,27
125

100
5,17 5,18
75

50
5,06 5,07
25 5,05
5,02
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019

PPh+PPN+Cukai+PPI TkD (DBH Pajak) Asumsi Makro Realisasi PDB

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi), Badan Pusat Statistik

Sementara itu, meskipun pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi


melambat, realisasi pendapatan negara terkait tidak berbeda jauh jika dibandingkan
dengan tahun 2018. Sedangkan jika dibandingkan dengan target APBN 2019, capaian
pendapatan negara terkait adalah sebesar 86,28% (Tabel 1.3).
Tabel 1.3 Persentase Pendapatan Negara terkait PDB (s.d. Akhir Desember 2019)
pagu dan realisasi dalam triliun rupiah
Uraian PPh PPN Cukai PPI Total
Pagu/Target 894,45 655,39 165,50 43,32 1.758,66
Realisasi 772,27 531,59 172,42 41,03 1.517,31
% Capaian 86,34% 81,11% 104,18% 97,71% 86,28%
Porsi 50,89% 35,03% 11,36% 2,70% 100,00%
vs 2018 102,97% 98,94% 108,04% 89,43% 99,85%
Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi)

Secara komposisi, penerimaan PPh tercatat kembali lebih mendominasi pada


bulan Desember, diikuti oleh penerimaan PPN. Dengan demikian, pendapatan
negara yang terpengaruh oleh laju PDB pada tahun 2019 masih didominasi oleh
penerimaan PPh (Grafik 1.3).

1 Kontan, “Kemenko Perekonomian proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2019 sebesar 5,06%”,
https://nasional.kontan.co.id/news/kemenko-perekonomian-proyeksi-pertumbuhan-ekonomi-kuartal-iv-2019-sebesar-506

7
Grafik 1.3 Pendapatan Negara terkait PDB (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam triliun rupiah
250
225
32,97
200
175
150 92,55
125 50,27
100 51,13 48,93 57,26 57,26
75 46,02 42,48 44,10 48,15 55,99
39,78
50 102,43 105,56
59,63 57,45 71,52 57,94 67,83 59,08 53,93 62,00 64,78
25 51,90
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

PPh PPN Cukai PPI

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi)

Tingkat inflasi tercatat menurun dan menjelang akhir tahun tidak terlalu
mempengaruhi pendapatan negara. Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun
2019 tercatat 2,72% (yoy), sehingga kembali berada dalam sasaran tahun 2019
sebesar 3,5%±1%. Pencapaian tersebut antara lain dipengaruhi inflasi IHK
Desember 2019 yang terkendali dan menurun ke level 3,13% (yoy) (Grafik 1.4),
ditopang oleh inflasi inti yang stabil. Sementara itu, inflasi volatile food tetap
terkendali sedangkan inflasi administered prices tetap rendah. Dengan
perkembangan tersebut, inflasi IHK 2019 tercatat menurun dibandingkan dengan
inflasi tahun sebelumnya2.

Grafik 1.4 Inflasi dan Pendapatan Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan negara dalam triliun rupiah 
175

3,50 3,50
150 3,40 3,41 3,49 3,39
3,25 3,18 3,23 3,12 3,18 3,20 3,32 3,28 3,32 3,30
3,16 3,23 3,13 3,13 3,13
125 2,88 2,82 2,83
2,57 2,48
100

75

50

25

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019

PPhNm+PPN+PBB+PL Asumsi Makro Realisasi Tk. Inflasi

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi), Badan Pusat Statistik

Sementara itu, pendapatan negara terkait yang dapat dipengaruhi tingkat


inflasi seperti PPH Nonmigas, PPN dan PBB tercatat lebih tinggi 6,87% jika
dibandingkan dengan tahun 2018. Sedangkan jika dibandingkan dengan target APBN
2019, capaian pendapatan negara terkait adalah sebesar 84,26% (Tabel 1.4).

2 Bank Indonesia, “Inflasi 2019 Kembali Berada dalam Sasaran”, https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/sp_220120.aspx

8
Tabel 1.4 Persentase Pendapatan Negara terkait Inflasi (s.d. Akhir Desember 2019)
pagu/target dan realisasi dalam triliun rupiah 

Uraian PPh Non Migas PPN PBB Pajak Lainnya Total


Pagu/Target 828,29 655,39 19,10 8,61 1.511,39
Realisasi 713,11 531,59 21,15 7,67 1.273,52
% Capaian 86,09% 81,11% 110,73% 89,08% 84,26%
Porsi 55,99% 41,74% 1,66% 0,60% 100,00%
vs 2018 104,06% 98,94% 108,80% 115,69% 106,87%
Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi)

Secara komposisi, penerimaan PPN tercatat kembali lebih mendominasi pada


bulan Desember, diikuti oleh penerimaan PPh Nonmigas. Dengan demikian,
pendapatan negara yang terkait dengan tingkat inflasi terlihat didominasi oleh
penerimaan PPh Nonmigas pada paruh kedua tahun 2019, membalikkan keadaan
dimana pada paruh pertama, PPh Non migas terlihat lebih mendominasi (Grafik 1.5).
Grafik 1.5 Pendapatan Negara terkait Inflasi (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam triliun rupiah 
175

150

125
50,27 92,55
100
51,13
48,93 57,26 57,26
75 46,02 42,48 44,10 48,15 55,99
39,78
50 94,21
67,35 58,02 55,91 56,95 68,25
25 52,76 47,66 53,49 53,55 54,62 50,20
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

PPh Nonmigas PPN PBB Pajak Lainnya

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi)

Selain dipengaruhi oleh komponen tersebut diatas, pendapatan dan belanja


negara secara tidak langsung juga dipengaruhi oleh tingkat suku bunga SPN 3 bulan,
nilai tukar rupiah terhadap dollar AS, harga minyak mentah Indonesia dan lifting
migas.
1. Perubahan tingkat suku bunga SPN 3 bulan akan dapat berpengaruh pada belanja
negara berupa pembayaran kewajiban bunga utang ke depan. Hingga akhir
Desember 2019, tingkat suku bunga ini telah turun mengikuti penurunan suku
bunga acuan BI. Pada lelang terakhirnya tanggal 19 November 2019, tingkat suku
bunga SPN 3 bulan tercatat sebesar 4,62% telah menurun dari posisi awal tahun
yang sebesar 5,80%. Penurunan ini tentu akan dapat berimplikasi positif terhadap
pembayaran bunga utang. Sementara itu hingga akhir Desember, belanja
kewajiban pembayaran bunga utang telah mencapai Rp275,52 triliun atau 99,87%
dari pagu sebesar Rp275,89 triliun (Grafik 1.6).
Grafik 1.6 Suku Bunga SPN 3 Bulan dan Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember) 
belanja negara dalam triliun rupiah 
50
5,80 5,78 5,80 5,80 5,80 5,79 5,81 5,83 5,84 5,73
5,70 5,64
5,58 5,53
40 5,37
5,30
5,20 5,20 5,21

30 4,80
4,68 4,62

20 4,14 4,15
4,05 4,04

10

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019
Pemb. Kw. Bunga Utang Asumsi Makro Rerata Realisasi SPN 3 Bulan

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi), Bank Indonesia

9
 
2. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS akan berpengaruh terhadap
pendapatan, belanja dan pembiayaan. Secara spesifik, perubahan nilai tukar
rupiah dapat mempengaruhi pos-pos penerimaan negara seperti PPh migas, pajak
perdagangan internasional dan PNBP eksplorasi migas. Di sisi belanja, perubahan
nilai tukar rupiah dapat berdampak pada belanja subsidi energi serta pembayaran
pokok dan bunga utang LN. Nilai tukar rupiah pada bulan Desember cenderung
stagnan di kisaran Rp14.000 per dollar AS, menguat jika dibandingkan dengan
bulan sebelumnya. Sedangkan secara tahunan, nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS di tahun 2019 tercatat lebih kuat dan stabil jika dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Posisi nilai tukar rupiah tersebut cukup mempengaruhi penerimaan
negara terkait yang hingga akhir Desember 2019 mencapai Rp199,93 triliun atau
baru sebesar 82,47% dari target Rp269,26 triliun. Sementara di sisi lain,
pergerakan pengeluaran negara terkait tidak terlalu terpengaruh (Grafik 1.7).

Grafik 1.7 Nilai Tukar Rupiah dan Pendapatan/Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan dan belanja negara dalam triliun rupiah 
35

30

25 15.177
15.000
14.870
20 14.660
14.562 14.496
14.410 14.389
15 14.221 14.236
14.163 14.211
14.145
1 4.058
14.044 14.116
14.105 14.064
14.035 14.035 14.019
10 13.809
13.760
13.604
5 13.379 13.400
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019

PPhM+PPI+PNBPM Subsidi Energi

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi), Bloomberg

3. Perubahan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP)
akan berdampak pada pendapatan dan belanja negara. Komponen pendapatan
negara yang dapat terpengaruh adalah penerimaan PPh migas dan penerimaan
Sumber Daya Alam (SDA) migas/nonmigas. Sementara belanja negara yang dapat
terpengaruh adalah pengeluaran subsidi energi dan DBH ke daerah. Rerata ICP
pada bulan Desember 2019 mencapai US$ 67,18 per barel atau lebih tinggi dari
bulan sebelumnya dipicu oleh kesepakatan negara-negara OPEC. Angka ini
menjadikan rerata realisasi ICP tahun 2019 menjadi sebesar US$62,37 per barel3.
Secara tahunan, rerata ICP ini tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Kondisi ini terlihat cukup mempengaruhi besaran dan pola
pergerakan penerimaan negara terkait yang hingga akhir Desember 2019
mencapai Rp215,46 triliun atau baru sebesar 83,87% dari target Rp256,90 triliun.
Sementara di sisi lain, pergerakan pengeluaran negara terkait tidak terlalu
terpengaruh (Grafik 1.8).

 
3 Warta Ekonomi, “Realisasi Harga ICP 2019 US$62,37 Per Barel”, https://www.wartaekonomi.co.id/read265729/realisasi-harga-icp-2019-
us6237-per-barel

10
 
Grafik 1.8 Harga Minyak dan Pendapatan/Belanja Negara 2018-2019 (s.d. Akhir Desember)
pendapatan dan belanja negara dalam triliun rupiah
40
77,56
35 74,88
72,46
30 70,36 70,68 69,36 70
67,43 68,07 67,18
25 65,59
62,98 63,6063,81 63,26
61,6161,87 61,31 61,00 61,32 60,84
20 59,82
56,55 57,27
15 54,81

10
48
5

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

2018 2019

PPhM+PNBPMNM Subsidi Energi+DBH SDA Asumsi Makro Realisasi ICP

Sumber: i-account (run 20 Januari 2020 pagi), Bloomberg

Boks 1.1 Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Manajemen Kas

Dalam rangka menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di tengah kondisi perekonomian


domestik dan global yang tengah mengalami pelemahan, pemerintah mengambil kebijakan untuk
tidak melakukan penghematan di tengah lesunya penerimaan Pajak dan PNBP di APBN 2019.
Penerimaan perpajakan yang menjadi tulang punggung utama penerimaan negara dalam APBN 2019
mengalami shortfall sebesar Rp240 triliun karena hanya bisa terealisasi Rp1.546 triliun dari target
Rp1.786 triliun. Sedangkan untuk belanja negara, tercatat realisasi sebesar Rp2.299 triliun dari pagu
Rp2.461 triliun (93,44% dari target). Dengan demikian, pemerintah mencatatkan defisit sebesar
Rp340 triliun pada tahun 2019. Untuk menutup kebutuhan belanja negara yang lebih besar dari
penerimaan negara, pemerintah menerbitkan utang baru untuk menutup kebutuhan pembiayaan
APBN. Menurut data DJPPR, selama tahun 2019 pemerintah menerbitkan utang bruto sebesar
Rp900 triliun dengan Rp460 triliun adalah SBN Netto yang merupakan komponen utang baru yang
diterbitkan, yang akan menjadi kewajiban baru bagi pemerintah untuk melunasinya di masa depan.
Secara historis, kebutuhan pendanaan APBN sebenarnya belum dapat berubah dari pola lama
yang masih menitikberatkan realisasi belanja pada kwartal terakhir tahun anggaran berkenaan. Hal
ini menjadi perhatian Presiden Joko Widodo, yang sejak memegang kekuasaan eksekutif tertinggi
selalu mendorong satuan kerja Kementerian/Lembaga untuk segera melakukan kegiatannya agar
kegiatan pemerintah tidak banyak menumpuk di akhir tahun anggaran. Bahkan sejak tahun anggaran
2016 pemerintah menerapkan kebijakan front loading, dimana pemerintah menarik sebagian besar
utang di awal tahun anggaran untuk memenuhi kebutuhan satuan kerja Kementerian/Lembaga.
Diharapkan pemerintah dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih tinggi, yang pada akhirnya
akan menghasilkan penerimaan pajak yang lebih tinggi pula dari multiplier effect yang
ditimbulkannya. Namun, ternyata kenyataannya berbeda dengan cita-cita tersebut. Berbagai
masalah, dari administrasi anggaran hingga pembebasan lahan masih menjadi penghambat. Hal ini
diperparah dengan kebijakan Kepala Daerah yang masih suka menumpuk dana perimbangan di Bank
daerah masing-masing, alih-alih segera membelanjakannya.
Untuk APBN tahun 2020, pemerintah sudah melakukan kebijakan yang tepat untuk tidak
melakukan pre-funding sebelum tahun anggaran berjalan. Hal ini mempertimbangkan bahwa
berhutang sebelum tahun anggaran berjalan akan meningkatkan kewajiban bunga utang yang tidak
diikuti oleh penyerapan oleh satuan kerja. Terlebih lagi, belanja awal tahun yang belum signifikan
jumlahnya masih bisa ditutup sementara dengan peminjaman dana Saldo Anggaran Lebih (SAL)
yang jumlahnya semakin besar untuk setiap tahunnya. SAL tahun anggaran 2018 yang dilaporkan
dalam LKPP 2018 (Audited) sebesar Rp175,24 triliun, lebih besar dari SAL 2017 yang sebesar
Rp138,35 triliun. Penambahan sebesar Rp36,25 triliun berasal dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran
(SiLPA) yang merupakan kelebihan penerbitan utang oleh DJPPR. Pemerintah hanya dapat
meminjam dana SAL selama tahun anggaran berjalan untuk memenuhi kebutuhan kas APBN, yang
akan dikembalikan sebelum tutup buku APBN tahun berkenaan. Jika pemerintah akan menggunakan
dana SAL untuk keperluan tertentu, maka pemerintah secara aturan harus meminta ijin kepada
DPR.
Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN) sebagai pengelola manajemen kas APBN saat ini
menerapkan batasan tertentu untuk saldo rekening kas umum negara. Pada tahun anggaran 2019,
saldo kas dianggap berada di level aman jika uang yang tersedia di Rekening Kas Umum Negara
berjumlah minimal Rp95 triliun dalam bentuk Rupiah maupun valas (USD, EUR, dan JPY). Jumlah
ini akan dijaga sebagai buffer jika terjadi kondisi darurat yang memerlukan pendanaan dalam jumlah
yang besar secara mendadak. Beberapa pihak menyatakan bahwa jumlah buffer tersebut terlalu besar
dan seharusnya dapat digunakan sebagai sumber pembiayaan yang lebih murah daripada

11
 
menerbitkan SBN. Hal ini juga sudah menjadi pemikiran untuk dikaji penurunan jumlah buffer yang
cukup ideal dan tidak menumpuk jumlah kas yang terlalu besar dan mengurangi penerbitan utang
baru yang terkadang di akhir tahun anggaran menambah SiLPA, dan sudah pasti akan membebani
APBN dengan bertambahnya beban bunga utang. Oleh karena itu, jika Kementerian Keuangan akan
berusaha untuk mengurangi utang, maka Direktorat PKN harus mengkaji ulang jumlah buffer yang
aman sesuai kebutuhan untuk dijadikan dasar pengelolaan manajemen kas.
 
Berdasarkan data OMSPAN, akun belanja
pembayaran bunga utang selama tahun 2019
Perbandingan Debt to GDP Ratio  tercatat Rp263 triliun, meningkat dari tahun 2018
Negara  Rasio Debt to GDP *)  yang sebesar Rp234 triliun. Dengan bertambahnya
jumlah utang pemerintah, maka semakin
Indonesia  29,80 
bertambah pula beban bunga yang harus dibayarkan
Malaysia  51,80  kepada para investor. Alokasi beban bunga utang
yang semakin besar ini semakin lama akan
Philipina  41,90  membebani APBN dan akan mengurangi porsi
Singapura  112,20 %  APBN yang fleksibel setiap tahunnya. Berdasarkan
ketentuan, APBN sudah dikotak-kotakkan sesuai
Thailand  41,80  proporsi yang ditentukan oleh DPR setiap
tahunnya, contohnya 20 persen untuk sektor
India  68,30  pendidikan dan 25 persen untuk keperluan transfer
*) data tahun 2018               Sumber: Bloomberg                 daerah. Pemerintah menyatakan bahwa rasio utang
terhadap PDB masih dalam batas aman karena
masih di bawah 30 persen, sementara untuk negara
berkembang rasio yang bisa diterima adalah dibawah 60 persen seperti juga diterapkan di Uni Eropa.
Meskipun lebih rendah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, namun dengan
karakteristik APBN yang berbeda dengan negara lainnya, Indonesia perlu mengembangkan rasio
sendiri yang dapat dipergunakan untuk menghitung tingkat kesehatan APBN.

Perbandingan Yield SBN 10 Tahun Antar Negara 

Meskipun secara perbandingan dengan negara lain debt to GDP ratio Indonesia dapat dikatakan
rendah, namun secara yield obligasi pemerintah Indonesia termasuk paling tinggi diantara negara-
negara di ASEAN. Berdasarkan data Bloomberg tanggal 21 Januari 2020, yield obligasi negara
Indonesia tenor 10 tahun sebesar 6,7401 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Malaysia, Filipina, maupun Thailand. Dengan demikian, meskipun rasio utang terhadap PDB kita
rendah akan tetapi biaya bunga yang diminta investor untuk obligasi kita masih terbilang tinggi. Agar
APBN kita dapat mempertahankan sustainabilitasnya, maka pemerintah masih perlu memperbaiki
banyak hal agar credit rating Indonesia semakin tinggi, sehingga pemerintah dapat menurunkan
beban bunga utang.

Ditulis oleh: Burhanudin Purwanto  

12
 
2. Perkembangan Pasar Keuangan
Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menyentuh posisi terkuatnya pada
penutupan akhir tahun. Sepanjang bulan Desember, rupiah cenderung menguat dan
berada di kisaran Rp14.019 per dollar AS. Adapun rekor posisi terkuat rupiah
terhadap dollar AS akhirnya terjadi pada penhujung tahun 2019 yaitu pada tanggal
31 Desember yang ditutup di level Rp13.866. Sementara itu, posisi terlemah terjadi
pada tanggal 22 Mei 2019 (Rp14.525). Sedangkan terhadap mata uang euro dan yen,
nilai tukar rupiah juga masih lebih kuat jika dibandingkan dengan awal tahun (Grafik
1.9).
Grafik 1.9 Pergerakan Nilai Tukar Rupiah (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam rupiah
17.000

16.000

15.000

14.000

13.000

12.000
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 26

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

per USD per EUR per 100 JPY

Sumber: Bloomberg

Selain dari berkurangnya aktifitas di pasar, faktor global berupa kabar kesepakatan
dagang AS-China membuat sentimen pelaku pasar semakin baik. Selain itu, data
ekonomi China semakin membuat keyakinan investor meningkat dan memburu aset-
aset berisiko dengan imbal hasil tinggi. Data Purchasing Managers' Index (PMI)
manufaktur China kembali berekspansi setelah sebelumnya mengalami kontraksi 6
bulan beruntun. Di saat yang sama, ekonomi China tercatat terendah sejak tahun
1992. Kebangkitan sektor manufaktur China tersebut tentunya menjadi kabar baik
bagi pasar global. Pertumbuhan ekonomi China bisa bangkit kembali dan bisa
membantu mengerek naik pertumbuhan ekonomi global. Sementara di AS, indeks
dollar terus melemah yang pada akhirnya dapat dimanfaatkan rupiah untuk menguat
di perdagangan terakhir tahun 2019. Pada perdagangan hari itu, indeks dollar AS
berakhir melemah 0,17% dan mendekati level terendahnya dalam 6 bulan4.

Tabel 1.5 Posisi Nilai Tukar Rupiah Tahun 2019


dalam rupiah
Periode per USD per EUR per 100 JPY
02/01 14.465 16.561 13.222
31/12 13,866 15,554 12,772
Rerata Desember 14,008 15,562 12,832
Rerata 2019 14,142 15,829 12,981
Sumber: Bloomberg

Sempat menurun, harga SBN seri benchmark berbalik naik menjelang akhir
tahun. Pada awal bulan, harga SBN seri benchmark tengah berada dalam tren
menurun dan mengakhirinya pada pertengahan bulan untuk kembali bergerak naik
hingga akhir tahun. Adapun puncak harga tertinggi SBN seri benchmark di tahun
2019 terjadi pada minggu-minggu awal bulan November sedangkan posisi terlemah
masih tercatat pada pertengahan Mei (Grafik 1.10).

 
4
CNB Indonesia, “Tutup 2019 Rupiah Makin Ganas, Terkuat Sejak 1,5 Tahun”, https://www.cnbcindonesia.com/market/20191231121356-17-
126676/tutup-2019-rupiah-makin-ganas-terkuat-sejak-15-tahun  
13
 
Grafik 1.10 Pergerakan Harga SBN Seri Benchmark (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam persen
110

105

100

95
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 30

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

FR0077 FR0078 FR0068 FR0079

Sumber: Bloomberg

Pasca meredanya sentimen penurunan suku bunga acuan BI7DRR secara


berturut-turut dalam 4 bulan (Juli-Oktober), sentimen positif pada bulan Desember
2019 adalah berupa adanya damai dagang AS-China yang menyepakati pokok
negosiasi fase I. Belum lagi, Presiden AS Donald Trump juga diberitakan sangat positif
menyambut penandatanganan yang akan dilakukan pada awal tahun 2020 dan ingin
memulai negosiasi fase II sebelum pemilu. Damai dagang juga diwarnai oleh rencana
aksi pemakzulan Trump, meskipun pelaku pasar AS masih belum menanggapi serius
impeachment tersebut5.
Tabel 1.6 Posisi Harga SBN Seri Benchmark Tahun 2019
dalam persen
Periode FR0077 FR0078 FR0068 FR0079
02/01 101,044 101,905 100,648 100,955
31/12 106,577 108,221 107,316 107,269
Rerata Desember 106,110 107,470 106,615 106,411
Rerata 2019 104,476 105,254 104,257 103,593
Sumber: Bloomberg

Setelah terus turun sebesar 100 bps di tahun ini, tingkat suku bunga acuan BI
7-days Reverse Repo Rate (BI7DRR) kembali dipertahankan. Rapat Dewan Gubernur
(RDG) BI pada 18-19 Desember 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR
sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25% dan suku bunga Lending
Facility sebesar 5,75%. Kebijakan moneter tetap akomodatif dan konsisten dengan
prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran, stabilitas eksternal yang
terjaga, serta upaya untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi domestik di
tengah perekonomian global yang melambat6 (Grafik 1.11).
Grafik 1.11 Pergerakan Suku Bunga Acuan BI dan JIBOR (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam persen
8,00

7,50

7,00

6,50

6,00

5,50

5,00

4,50
02 08 14 18 24 30 06 12 18 22 28 06 13 19 25 29 05 11 18 25 02 08 14 20 24 31 13 19 25 01 05 11 17 23 29 02 08 14 20 26 30 05 11 17 23 27 03 09 15 21 25 31 06 12 18 22 28 04 10 16 20 30

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
IndONIA JIBOR 1W JIBOR 1M JIBOR 3M
JIBOR 6M JIBOR 12M BI 7DRRR

Sumber: Bloomberg

 
5
CNBC Indonesia, “Sentimen Positif Membuncah, Harga SUN Bakal Reli Lagi nih!”, https://www.cnbcindonesia.com/market/20191219073949-
17-124295/sentimen-positif-membuncah-harga-sun-bakal-reli-lagi-nih
6
Bank Indonesia, “BI 7-Day Reverse Repo Rate Tetap 5,00% Mendorong Momentum Pertumbuhan, Mempertahankan Stabilitas”,
https://www.bi.go.id/id/ruang-media/siaran-pers/Pages/SP_218819.aspx
14
 
Melihat adanya sejumlah perkembangan positif seperti perundingan perang dagang
AS-China dan keluarnya Inggris dari Uni Eropa (brexit) yang mulai menemui titik
terang, menjadikan BI tetap mempertahankan suku bunga acuannya meskipun ada
beberapa perkembangan geopolitik yang harus dipantau, seperti pertumbuhan
ekonomi dunia yang diperkirakan melambat ke angka 3%. BI juga melihat ada
sejumlah perkembangan positif seperti pertumbuhan ekonomi Indonesia yang
diperkirakan membaik, ditopang oleh konsumsi masyarakat, ekspansi fiskal dan
perbaikan ekspor serta kondisi cadangan devisa Indonesia yang berada jauh di atas
angka kecukupan internasional.7

Tabel 1.7 Posisi Tingkat Suku Bunga Acuan BI dan JIBOR Tahun 2019
dalam persen
Periode IndONIA JIBOR 1W JIBOR 1M JIBOR 3M JIBOR 6M JIBOR 12M BI 7DRR

02/01 5,775 6,577 7,519 7,706 7,830 7,911 6,00


29/11 4,884 5,068 5,440 5,506 5,663 5,863 5,00
Rerata Desember 4,827 5,054 5,373 5,502 5,674 5,866 -
Rerata 2019 5,529 5,875 6,374 6,588 6,822 6,998 -
Sumber: Bloomberg

Menjelang akhir tahun, sebagaimana pola historis posisi likuiditas terus


meningkat. Data likuiditas harian rerata bulan Desember tercatat berada di kisaran
Rp96 triliun, meningkat dari rerata bulan November yang di kisaran Rp73 triliun.
Pergerakan likuiditas perbankan ini selain dipengaruhi oleh aktifitas korporasi
maupun masyarakat di pasar keuangan, juga tak terlepas dari pengaruh aktifitas fiskal
pemerintah yang semakin meningkat pada akhir tahun. (Grafik 1.12).
Grafik 1.12 Pergerakan Likuiditas Perbankan (s.d. Akhir Desember 2019)
dalam triliun rupiah

200.000

150.000

100.000

50.000

-
Jan Feb Ma Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt No Des
r v

Posisi Harian Rerata Bulanan

Sumber: Cogencis

 
7
Kompas, “BI Pertahankan Suku Bunga Acuan Tetap 5 Persen”, https://money.kompas.com/read/2019/12/19/162028526/bi-pertahankan-
suku-bunga-acuan-tetap-5-persen
15
 
• APBN dalam triliun rupiah
• Sumber Data: I-account, Run 20 Januari 2020
• •APBN
APBNdalam
dalamtriliun
triliunrupiah
rupiah
• •Sumber
SumberData:
Data:I-account,
I-account,Run
Run20
20Januari
Januari2020
2020
 

I-Account
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) merupakan rencana
keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat. APBN berisi daftar sistematis dan terinci atas rencana penerimaan dan
pengeluaran negara selama satu tahun anggaran. APBN merupakan instrumen untuk
mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan
kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian, dan
menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.

Tema besar APBN Tahun Anggaran 2019 adalah “Adil, Sehat, dan Mandiri”. Adil
karena APBN digunakan sebagai instrumen kebijakan meraih keadilan, menurunkan
tingkat kemiskinan, menciptakan lapangan kerja, dan mengatasi disparitas
antarkelompok pendapatan dan antar wilayah. Sehat artinya APBN memiliki defisit
yang semakin rendah dan keseimbangan primer menuju positif.

Dari sisi kemandirian APBN Tahun Anggaran 2019 dapat dilihat dari target
penerimaan perpajakan yang tumbuh signifikan sehingga memberikan kontribusi
dominan terhadap pendapatan negara serta mengurangi kebutuhan pembiayaan yang
bersumber dari utang. Dengan APBN yang Adil, Sehat, dan Mandiri diharapkan
kebijakan fiskal akan mampu merespon dinamika volatilitas global, menjawab
tantangan dan mendukung pencapaian target-target pembangunan secara optimal.

APBN dan laporan realisasi APBN disusun dalam format I-Account sejak tahun
2000 di mana sebelumnya disajikan dalam format T-Account. Perubahan Format
APBN menjadi I-Account tersebut disesuaikan dengan Government Finance Statistics
(GFS) yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi, pengendalian defisit,

23
 
mempermudah analisis pengelolaan APBN dan perhitungan dana perimbangan yang
lebih transparan yang didistribusikan oleh pemerintah pusat ke pemerintah daerah.

Tabel 2.1 Laporan Realisasi APBN Tahun 2019 periode 1 Januari s.d. 31 Desember 2019
REALISASI
TA 2019 TA 2018
APBN
URAIAN % thd % thd
TA 2019
JUMLAH APBN JUMLAH APBN
2019 2018
A. Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.959.318,7 90,5 1.943.674,9 102,6
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.953.924,4 90,3 1.928.110,0 101,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.546.134,9 86,6 1.518.789,8 93,9
a. Pajak Dalam Negeri 1.743.056,9 1.505.102,4 86,3 1.472.908,0 93,3
i. Pajak Penghasilan 894.448,7 772.270,1 86,3 749.977,0 87,7
- Migas 66.154,7 59.150,3 89,4 64.699,1 169,7
- Non Migas 828.294,0 713.119,8 86,1 685.277,9 83,9
ii. Pajak Pertambahan Nilai 655.394,9 531.587,1 81,1 537.267,9 99,2
iii. Pajak Bumi dan Bangunan 19.103,6 21.145,9 110,7 19.444,9 112,0
iv. Cukai 165.501,0 172.421,9 104,2 159.588,6 102,7
v. Pajak Lainnya 8.608,7 7.677,3 89,2 6.629,5 68,4
b. Pajak Perdagangan Internasional 43.321,8 41.032,5 94,7 45.881,8 118,6
i. Bea Masuk 38.899,3 37.508,0 96,4 39.116,7 109,6
ii. Bea Keluar 4.422,5 3.524,5 79,7 6.765,1 225,5
2. Penerimaan Bukan Pajak 378.297,9 407.789,5 107,8 409.320,2 148,6
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 190.754,8 154.158,9 80,8 180.592,6 174,2
i. Migas 159.778,3 120.414,2 75,4 142.789,2 177,7
- Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7 74,8 101.486,7 170,3
- Gas Alam 41.171,6 31.675,5 76,9 41.302,6 198,9
ii. Non Migas 30.976,5 33.744,7 108,9 37.803,4 162,1
b. Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan 45.589,3 80.726,9 177,1 45.116,2 100,9
c. PNBP Lainnya 94.069,3 123.968,8 131,8 128.518,3 153,4
d. Pendapatan BLU 47.884,5 48.934,8 102,2 55.093,1 127,2
II. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,2 15.564,9 1.300,5
B. Belanja Negara 2.461.112,1 2.300.424,7 93,5 2.213.117,8 99,7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.489.319,8 91,1 1.455.324,9 100,1
1. Belanja Pegawai 381.327,1 376.074,1 98,6 346.890,8 94,9
2. Belanja Barang 355.613,2 334.396,3 94,0 347.468,3 102,2
3. Belanja Modal 179.252,0 172.698,2 96,3 184.127,6 90,3
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 275.521,1 99,9 257.952,0 108,1
a. Utang Dalam Negeri 255.844,9 254.076,0 99,3 238.432,1 107,2
b. Utang Luar Negeri 20.040,4 21.445,1 107,0 19.519,9 119,8
5. Subsidi 224.320,9 201.782,9 90,0 216.883,3 138,8
a. Subsidi Energi 159.971,9 136.875,8 85,6 153.522,4 162,4
i. BBM (Pertamina) 100.648,4 84.209,3 83,7 97.014,8 207,0
ii. Listrik (PLN) 59.323,5 52.666,5 88,8 56.507,6 118,6
b. Subsidi Non Energi 64.349,0 64.907,1 100,9 63.360,9 102,7
6. Belanja Hibah 1.940,7 5.117,5 263,7 1.520,6 104,1
7. Bantuan Sosial 101.998,2 112.469,0 110,3 84.318,4 103,8
8. Belanja Lainnya 114.002,3 11.260,6 9,9 16.163,8 24,0
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 811.104,9 98,1 757.792,9 98,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 741.290,7 98,0 697.933,5 98,8
a. Dana Perimbangan 724.592,6 709.416,3 97,9 668.643,2 98,8
i. Dana Transfer Umum 524.223,7 524.890,2 100,1 495.193,6 100,9
- Dana Bagi Hasil 106.350,2 103.980,0 97,8 93.704,0 105,0
- Dana Alokasi Umum 417.873,6 420.910,2 100,7 401.489,6 100,0
ii. Dana Transfer Khusus 200.368,8 184.526,1 92,1 173.449,6 93,3
- Dana Alokasi Khusus Fisik 69.326,7 64.165,7 92,6 58.149,3 93,1
- Dana Alokasi Khusus Nonfisik 131.042,1 120.360,5 91,8 115.300,3 93,4
b. Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4 96,9 8.230,8 96,8
c. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY 22.179,9 22.179,9 100,0 21.059,6 100,0
i. Dana Otonomi Khusus 16.714,9 16.714,9 100,0 16.059,6 100,0
ii. Dana Tambahan Otonomi Khusus 4.265,0 4.265,0 100,0 4.000,0 0,0
iii. Dana Keistimewaan DIY 1.200,0 1.200,0 100,0 1.000,0 100,0
2. Dana Desa 70.000,0 69.814,1 99,7 59.859,4 99,8
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (65.584,9) 326,1 (11.490,9) 13,2
D. Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (341.106,0) 115,2 (269.442,9) 82,7
% Defisit terhadap PDB (1,84) (2,1) (1,82)
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,2 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,6 372.028,9 93,2
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,7 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,5 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,8 1.353,8 43,1
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,3 2.429,4 54,0
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,9 (1.075,6) 79,0
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,4 12.276,5 (66,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,4 88.609,7 172,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,1 (76.333,2) 109,4
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,1 (61.113,8) 93,1
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,0 (3.600,0) 100,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,6 (3.500,0) 140,0
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,6 (51.682,7) 90,0
4. Investasi kepada Organisasi/Lembaga Keuangan
(2.410,3) (2.275,1) 94,4 (2.331,1) 109,9
Internasional/Badan Usaha Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,7 (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,0
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,2 163,6 89,4
F. SILPA (SIKPA) 53.274,3 36.249,7

Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

24
 
Gambaran umum pendapatan negara, belanja negara dan pembiayaan dapat
dijelaskan sebagai berikut

1. Pendapatan dan Hibah


Pendapatan dan Hibah APBN diperoleh dari berbagai sumber yang meliputi
Penerimaan Dalam Negeri dan Hibah. Penerimaan Dalam Negeri terdiri atas
Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan Bukan Pajak. Penerimaan Perpajakan
merupakan sumber utama penerimaan APBN yang terdiri atas Pajak Penghasilan
(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Cukai dan Pajak lainnya. Sedangkan
Penerimaan Bukan Pajak meliputi Penerimaan Sumber Daya Alam, Pendapatan dari
Kekayaan Negara yang Dipisahkan, PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU.

Target Pendapatan dan Hibah dalam APBN TA 2019 adalah sebesar Rp2.165,1
triliun yang mengalami kenaikan sebesar Rp270,4 triliun atau naik 14,3% dari Target
Pendapatan dan Hibah dalam APBN TA 2018 sebesar Rp1.894,7 triliun. Target
Penerimaan Dalam Negeri di sektor perpajakan yang mengalami kenaikan target
tertinggi adalah Pajak Penghasilan Migas dan Bea Keluar yang masing masing naik
sebesar 73,5% dan 47,4%. Di sektor Penerimaan Bukan Pajak (PNBP), Penerimaan
Sumber Daya Alam menjadi PNBP yang mengalami kenaikan target tertinggi yaitu
sebesar 84%. Rincian Target Pendapatan dan Hibah TA 2019 dan 2018 disajikan
dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Target Pendapatan dan Hibah TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.893.523,5 271.153,0 14,3
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.618.095,5 168.283,2 10,4
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 378.297,9 275.428,0 102.869,9 37,3
II. Hibah 435,3 1.196,9 (761,6) (63,6)
Total Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.894.720,3 270.391,5 14,3
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Capaian Pendapatan dan Hibah pada bulan Desember 2019 dari sisi nominal
menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Realisasi Pendapatan dan Hibah pada bulan Desember 2019 adalah sebesar Rp281,9
triliun. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan dengan realisasi Pendapatan dan Hibah
pada bulan Desember 2018 sebesar Rp280,7 triliun. Realisasi penerimaan perpajakan
bulan Desember 2019 lebih tinggi 7,5% dibandingkan penerimaan perpajakan bulan
Desember 2018. Namun demikian, realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak bulan
Desember 2019 mencatat angka realisasi lebih rendah 23,4% dibandingkan dengan
realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak bulan Desember 2018.

Realisasi Pendapatan dan Hibah s.d. periode 31 Desember 2019 adalah sebesar
Rp1.959,3 triliun atau 90,3% dari pagu Pendapatan dan Hibah TA 2019 sebesar
Rp2.165,1 triliun. Capaian ini ini lebih kecil dari persentase realisasi pendapatan dan
hibah pada periode yang sama pada TA 2018 yaitu sebesar 102,6%. Pada penerimaan
perpajakan, capaian tertinggi pada PBB yang sudah mencapai 110,7% dari target.
Sedangkan pajak dari sektor lain belum dapat memenuhi target, berturut-turut
masing-masing sebagai berikut Pajaknya lainnya sebesar 89,2%, Pajak Penghasilan
86,3% dan PPN sebesar 81%. Capaian penerimaan perpajakan ini mencerminkan

25
 
kondisi perekonomian nasional yang stagnan pada tiga triwulan awal di tahun 2019.
Capaian bea dan cukai di tahun 2019 secara persentase lebih rendah dari capaian
pada periode yang sama di TA 2018. Penerimaan cukai melebihi target sebesar
104,2%, namun penerimaan bea masuk dan keluar masih dibawah target yaitu
sebesar 94,7%. Di lain pihak, penerimaan bukan pajak mencatatkan kinerja yang lebih
baik yaitu mencapai realisasi 107,8% dari target. Realisasi dari Pendapatan dari
Kekayaan Negara yang dipisahkan masih menjadi PNBP dengan capaian tertinggi
yaitu sebesar 177,1% dari pagu. Sedangkan penerimaan Sumber Daya Alam yang
biasanya menjadi kontributor PNBP tertinggi hanya mencatat realisasi sebesar 80,8%
dari pagu. Perbandingan realisasi Pendapatan dan Hibah per 31 Desember 2019 dan
31 Desember 2018 dan realisasi Pendapatan dan Hibah per bulan TA 2019 disajikan
dalam Tabel 2.3 dan Tabel 2.4.

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan dan Hibah per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31 Desember
URAIAN Desember Desember 2019 Desember 2018
2019 JUMLAH % 2018 JUMLAH %
I. Penerimaan 278.519,3 1.953.924,4 90,3 275.877,8 1.928.110,0 101,8
Dalam Negeri
1. Penerimaan 233.622,5 1.546.134,9 86,6 217.272,6 1.518.789,8 93,9
Perpajakan
2. Penerimaan 44.896,8 407.789,5 107,8 58.605,1 409.320,2 148,6
Negara
Bukan Pajak
II. Hibah 3.442,9 5.394,2 1.239,2 4.876,1 15.564,9 1.300,5
Total
Pendapatan 281.962,2 1.959.318,7 90,5 280.753,8 1.943.674,9 102,6
dan Hibah
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Tabel 2.4 Realisasi Pendapatan dan Hibah Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
108.681,1 109.059,7 132.359,2 180.638,3 197.713,0 170.311,1
Pendapatan dan Hibah Juli Agustus September Oktober November Desember
154.064,4 136.451,8 153.040,4 166.586,6 168.450,8 281.962,2
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Realisasi Pendapatan dan Hibah APBN sepanjang periode Januari s.d. Desember
2019 menunjukan tren yang fluktuatif. Periode awal tahun sampai dengan Mei 2019,
realisasi pendapatan negara rata-rata tumbuh sebesar 16,9% per bulan. Pertumbuhan
positif pendapatan negara pada awal semester satu yang mengalami puncaknya pada
bulan April dipicu oleh penarikan hibah yang cukup besar dan peningkatan setoran
pajak atas SPT pada bulan Maret – Mei terkait administrasi perpajakan dan
peningkatan konsumsi masyarakat pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Penurunan
mulai bulan Juni-Agustus sebesar 11,6% terjadi seiring dengan pelemahan global.
Pada awal triwulan ketiga, turning point perekonomian Indonesia mulai bergerak dan
ditutup dengan kenaikan yang signifikan pada penghujung tahun 2019. Pergerakan
realisasi pendapatan dan hibah sepanjang tahun 2019 seperti digambarkan dalam
grafik 2.1.

26
 
Grafik 2.1 Tren Realisasi Pendapatan dan Hibah TA 2019
Miliar Rupiah

281.962,2 
197.713,0 
153.040,4  168.450,8 
180.638,3  170.311,1 
154.064,4  166.586,6 
108.681,1  132.359,2  136.451,8 

109.059,7 

Jan‐19 Feb‐19 Mar‐19 Apr‐19 May‐19 Jun‐19 Jul‐19 Aug‐19 Sep‐19 Oct‐19 Nov‐19 Dec‐19

Pajak PNBP Hibah

Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Pendapatan dan Hibah selama periode Januari s.d. Desember 2019 mengalami
pertumbuhan rata–rata per bulan sebesar 11,1%. Penerimaan perpajakan tumbuh
rata-rata per bulan sebesar 11,6%, lebih rendah dibandingkan dengan penerimaan
bukan pajak yang tumbuh rata-rata per bulan sebesar 17,6%. Realisasi penerimaan
hibah mencatat pertumbuhan rata-rata per bulan yang lebih tinggi yaitu mencapai
201,3%.

2. Belanja Negara
Belanja Negara terdiri atas Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah
dan Dana Desa. Porsi terbesar Belanja Negara adalah Belanja Pemerintah Pusat yang
terdiri dari belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, pembayaran kewajiban
utang, belanja hibah, belanja subsidi, belanja hibah, bantuan sosial dan belanja
lainnya.

Pagu Belanja Negara pada TA 2019 adalah sebesar Rp2.461,1 triliun yang
mengalami kenaikan sebesar Rp240,4 triliun atau naik 10,8% dari pagu belanja
negara TA 2018 sebesar Rp2.220,7 triliun. Belanja Lainnya mengalami kenaikan pagu
tertinggi yaitu sebesar 69,6% diikuti Belanja Subsidi dengan kenaikan pagu belanja
sebesar 43,6% di mana pagu belanja subsidi BBM memiliki kenaikan pagu belanja
sebesar 114,8% pada APBN TA 2019. Di lain pihak, Belanja Modal APBN 2019
mengalami penurunan pagu belanja sebesar 12,1% dibandingkan pagu APBN 2018.
Untuk pagu Transfer ke Daerah dan Dana Desa, Dana Keistimewaan DIY dan Dana
Alokasi Umum memiliki kenaikan pagu yang tertinggi yaitu masing masing 20% dan
19,2% dibandingkan pagu APBN TA 2018. Rincian Pagu Belanja TA 2019 dan 2018
disajikan pada tabel 2.5.

27
 
Tabel 2.5 Pagu Belanja Negara TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.454.494,4 179.845,1 12,4
1. Belanja Pegawai 381.327,1 365.691,5 15.635,6 4,3
2. Belanja Barang 355.613,2 340.130,2 15.483,0 4,6
3. Belanja Modal 179.252,0 203.879,4 (24.627,4) (12,1)
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 238.607,1 37.278,1 15,6
5. Subsidi 224.320,9 156.228,1 68.092,7 43,6
6. Belanja Hibah 1.940,7 1.460,8 479,8 32,8
7. Bantuan Sosial 101.998,2 81.259,8 20.738,5 25,5
8. Belanja Lainnya 114.002,3 67.237,4 46.764,8 69,6
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 766.162,6 60.610,0 7,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 706.162,6 50.610,0 7,2
2. Dana Desa 70.000,0 60.000,0 10.000,0 16,7
Total Belanja Negara 2.461.112,1 2.220.657,0 240.455,1 10,8
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Belanja negara pada bulan terakhir di tahun anggaran 2019 meningkat signifikan
dari total belanja di bulan sebelumnya. Di penghujung periode Pemerintah masih
berupaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui belanja Pemerintah.
Realisasi belanja negara pada Bulan Desember 2019 adalah sebesar Rp405,7 triliun
yang lebih besar 50,0% bila dibandingkan dengan realisasi belanja negara pada bulan
Desember 2018 sebesar Rp270,5 triliun. Realisasi belanja negara terdiri atas dua
bagian utama yaitu Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah dan Dana
Desa. Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Desember 2019 tercatat lebih tinggi 17,5%
dibandingkan realisasi periode yang sama TA 2018. Demikian pula halnya dengan
realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa menunjukan capaian lebih besar 233,0%
dibandingkan dengan realisasi Bulan Desember 2018.

Secara keseluruhan walaupun mulai terjadi peningkatan di bulan Desember


2019, kinerja realisasi belanja Negara hingga bulan Desember 2019 masih lebih
rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2018. Total realisasi belanja
negara sampai dengan 31 Desember TA 2019 adalah sebesar Rp2.300,4 triliun atau
93,5% dari jumlah pagu belanja negara TA 2019. Realisasi ini lebih kecil dari
persentase realisasi belanja negara pada periode yang sama pada TA 2018 yaitu
sebesar 99,7%. Sampai dengan 31 Desember 2019, belanja pemerintah pusat pada
belanja hibah menjadi belanja dengan realisasi tertinggi yaitu sebesar 263,7% diikuti
Belanja Bantuan Sosial yang mencapai realisasi sebesar 110,3% dan pembayaran
kewajiban utang dengan realisasi sebesar 99,9% dari pagu. Belanja Lainnya menjadi
Belanja Pemerintah Pusat yang mengalami realisasi terkecil yaitu 9,9% dari pagu
APBN TA 2019. Realisasi belanja modal sampai dengan 31 Desember 2019 adalah
sebesar 96,3% dari pagu APBN TA 2019 dimana realisasi ini membukukan angka
capaian yang lebih baik dibandingkan realisasi belanja modal pada periode sampai
dengan Desember 2018 sebesar 90,3%. Demikian juga dengan kinerja penyerapan
belanja barang yang berjalan cukup baik dengan capaian 94% dari pagu.

Pelaksanaan pemerataan pembangunan daerah tahun anggaran 2019 melalui


alokasi transfer ke daerah telah berjalan dengan cukup baik. Transfer ke Daerah dan
Dana Desa hingga bulan Desember 2019 telah mencapai serapan sebesar 98,1% dari
pagu. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY menjadi belanja dengan capaian

28
 
tertinggi dengan realisasi sebesar 100% dari pagu APBN TA 2019 disusul dengan
Dana Perimbangan yang mencapai realisasi sebesar 97,9% dari pagu APBN 2019.
Dana desa juga menunjukan capaian realisasi yang baik dengan mencatat angka
capaian sebesar 99,7% dari pagu 2019. Namun demikian, Pemerintah Daerah
memiliki peranan kunci atas sukses tidaknya pelaksanaan pembangunan daerah
khususnya desa yang disokong pendanaannya melalui dana desa. Pemerintah Daerah
harus mengelola dana transfer daerah dan dana desa dengan baik untuk percepatan
pembangunan di daerah sehingga dapat menghindari terjadinya idle cash di Rekening
Kas Umum Daerah.

Secara garis besar, perbandingan realisasi belanja negara per 31 Desember TA


2019 dan 31 Desember TA 2018 dan realisasi Belanja Negara per bulan TA 2019
disajikan dalam Tabel 2.6 dan Tabel 2.7
Tabel 2.6 Realisasi Pagu Belanja Negara per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 JUMLAH % 2018 JUMLAH %
I. Belanja Pemerintah 270.052,1 1.489.319,8 91,1 229.782,6 1.455.324,9 100,1
Pusat
1. Belanja Pegawai 60.464,5 376.074,1 98,6 31.726,3 346.890,8 94,9
2. Belanja Barang 67.020,9 334.396,3 94,0 82.251,3 347.468,3 102,2
3. Belanja Modal 54.377,1 172.698,2 96,3 55.925,2 184.127,6 90,3
4. Pembayaran 30.893,3 275.521,1 99,9 6.839,6 257.952,0 108,1
Kewajiban Utang
5. Subsidi 23.995,1 201.782,9 90,0 34.194,1 216.883,3 138,8
6. Belanja Hibah 2.740,8 5.117,5 263,7 1.422,0 1.520,6 104,1
7. Bantuan Sosial 21.709,0 112.469,0 110,3 10.936,5 84.318,4 103,8
8. Belanja Lainnya 8.851,2 11.260,6 9,9 6.487,6 16.163,8 24,0
II. Transfer ke Daerah 135.617,8 811.104,9 98,1 40.723,4 757.792,9 98,9
dan Dana Desa
1. Transfer ke 129.412,3 741.290,7 98,0 35.292,0 697.933,5 98,8
Daerah
2. Dana Desa 6.205,5 69.814,1 99,7 5.431,4 59.859,4 99,8
Total Belanja
405.669,8 2.300.424,7 93,5 270.506,0 2.213.117,8 99,7
Negara
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Tabel 2.7 Realisasi Belanja Negara Januari s.d. Desember 2019


Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
153.850,9 117.975,6 180.234,0 179.721,5 224.123,3 178.608,7
Belanja Negara Juli Agustus September Oktober November Desember
202.023,1 151.797,3 206.357,2 203.771,0 250.143,2 405.669,8
  Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020
Realisasi Belanja Negara sepanjang tahun 2019 masih menunjukan tren yang
fluktuatif sebagaimana digambarkan dalam grafik 2.2.

29
 
Grafik 2.2 Tren Realisasi Belanja TA 2019
Miliar Rupiah

405.669,8 

250.143,2 
224.123,3  206.357,3 
179.721,5  202.023,1 
203.770,9 
153.850,9  180.234,0  178.608,7 
151.797,3 
117.975,6 

Jan‐19 Feb‐19 Mar‐19 Apr‐19 May‐19 Jun‐19 Jul‐19 Aug‐19 Sep‐19 Oct‐19 Nov‐19 Dec‐19

Belanja Pemerintah Pusat Transfer ke Daerah dan Dana Desa

Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Belanja negara selama periode Januari s.d Desember 2019 mengalami rata rata
pertumbuhan bulanan sebesar 12,86%. Belanja Pemerintah Pusat tumbuh sebesar
17,88%, sedangkan Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami pertumbuhan
rata-rata per bulan sebesar 9,25%.

3. Keseimbangan Primer
Keseimbangan primer merupakan indikator kemampuan Pemerintah menutup
belanja di luar biaya bunga utang dengan menggunakan pendapatan negara. Jika total
pendapatan negara lebih besar daripada belanja negara di luar pembayaran bunga
utang maka keseimbangan primer akan positif, yang berarti Pemerintah mampu
membiayai seluruh belanjanya (diluar biaya bunga utang) menggunakan pendapatan.
Sebaliknya, jika total pendapatan negara lebih kecil daripada belanja negara di luar
pembayaran bunga utang maka keseimbangan primer akan negatif, menunjukkan
pendapatan negara tidak mencukupi untuk belanja negara (diluar biaya utang).
Keseimbangan primer secara singkat dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keseimbangan primer = (Pendapatan + Hibah) – (Belanja Negara - Pembayaran kewajiban utang)

Target keseimbangan primer TA 2019 adalah sebesar minus Rp20,1 triliun yang
mengalami kenaikan sebesar Rp67,2 triliun atau naik 77,0 % dari target
keseimbangan primer TA 2018 sebesar minus Rp87,3 triliun. Rincian target
Keseimbangan Primer TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.8.
Tabel 2.8 Target Keseimbangan Primer TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
Keseimbangan Primer (20.115,0) (87.329,5) 67.214,5 (77,0)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

30
 
Secara rata-rata kondisi keseimbangan primer APBN 2019 sampai dengan
Desember 2019 masih menunjukan bahwa pembayaran kewajiban utang masih
belum dapat dipenuhi dari pendapatan negara. Hal ini disebabkan antara lain oleh
capaian pendapatan negara yang lebih kecil dari target. Realisasi keseimbangan
primer pada bulan Desember TA 2019 mencatat angka positif sebesar Rp15,8 triliun
atau mengalami penurunan dari angka keseimbangan primer bulan Desember 2018.
Berdasarkan keadaan tersebut, realisasi keseimbangan primer sampai dengan 31
Desember TA 2019 mencatat sebesar minus Rp65,5 triliun atau 326,1% dari target
keseimbangan primer TA 2019. Akumulasi Pendapatan dan Hibah hingga 31
Desember 2019 masih belum mampu menutup pembayaran kewajiban utang dan
perlu mendapatkan perhatian karena realisasi keseimbangan primer telah melebihi
100% dari pagu APBN TA 2019. Jika dibandingkan dengan tahun anggaran
sebelumnya, realisasi keseimbangan primer pada periode yang sama pada TA 2018
menunjukkan presentase capaian yang lebih baik yaitu sebesar 13,2% dari target
APBN TA 2018. Perbandingan realisasi keseimbangan primer pada 31 Desember TA
2019 dan 31 Desember TA 2018 disajikan dalam tabel 2.9.
Tabel 2.9 Realisasi Keseimbangan Primer per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 Jumlah % 2018 Jumlah %
Keseimbangan
15.866,8 (65.584,9) 326,1 17.087,4 (11.490,9) 13,2
Primer
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Keseimbangan primer mencatat angka positif hanya pada bulan Februari, April,
Mei dan Desember, sedangkan pada delapan bulan lainnya mencatat angka negatif. 

Tabel 2.10 Realisasi Keseimbangan Primer Januari s.d. Desember 2019


Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
(22.175) 2.140,8 (11.350,3) 12.942,5 18.064,4 (599,7)
Keseimbangan Primer Juli Agustus September Oktober November Desember
(24.103,2) (1.557,8) (16.611,6) (21.978,2) (34.690,9) 15.866,8
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

4. Surplus/Defisit Anggaran
Surplus/Defisit Anggaran merupakan selisih antara penerimaan (pendapatan
dan hibah) dan pengeluaran (belanja negara). Pengeluaran yang melebihi
penerimaan disebut defisit, sebaliknya jika penerimaan yang melebihi pengeluaran
disebut surplus. Target defisit pada tahun 2019 adalah sebesar Rp296 triliun atau
terjadi penurunan sebesar Rp29,9 triliun (9,2%) dari target defisit TA 2018 sebesar
Rp325,9 triliun. Defisit TA 2019 dipatok pada angka 1,84% terhadap PDB lebih
rendah dibandingkan dengan defisit TA 2018 sebesar 2,19% terhadap PDB. Rincian
target Surplus/Defisit Anggaran TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.11.

Tabel 2.11 Target Surplus/Defisit Anggaran TA 2019 dan TA 2018


Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (325.936,6) 29.936,4 (9,2)
% Defisit terhadap PDB (1,84) (2,19) 0,35 (16,18)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

31
 
Pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 menunjukan kinerja yang cukup
baik, hal ini ditunjukkan jumlah defisit anggaran pada bulan Desember mengalami
penurunan dibandingkan dengan jumlah defisit anggaran pada bulan sebelumnya.
Pada Bulan Desember 2019, terjadi defisit anggaran sebesar Rp15 triliun yang berarti
bahwa realisasi penerimaan negara pada bulan Desember 2019 lebih kecil
dibandingkan realisasi belanja negara bulan Desember 2019. Secara bulanan,
realisasi anggaran bulan Desember 2019 mengalami defisit sebesar 0,1% dari PDB
2019 lebih besar dibandingkan dengan periode bulan Desember 2018 yang mencatat
surplus sebesar 0,1% dari PDB.

Realisasi anggaran sampai dengan Desember 2019 mengalami defisit sebesar


2,12% dari PDB di mana nilai tersebut di atas target defisit APBN TA 2019 sebesar
1,84%. Perbandingan realisasi Surplus/Defisit Anggaran pada 31 Desember TA 2019
dan 31 Desember TA 2018 disajikan dalam tabel 2.12.

Tabel 2.12 Realisasi Surplus/Defisit Anggaran per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018
Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 Jumlah % 2018 JUMLAH %
Surplus/Defisit
(15.026,5) (341.106,0) 115,2 10.247,8 (269.442,9) 82,7
Anggaran
% Defisit
(0,1) (2,12) 115,6 0,1 (1,82) 82,92
terhadap PDB
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Catatan:
Nilai PDB tahun 2018 adalah sebesar Rp14.837 triliun dan nilai PDB tahun 2019
adalah sebesar Rp16.077 triliun.
Realisasi Surplus/Defisit Anggaran selama periode Januari s.d. Desember 2019
mengalami tren yang defisit kecuali pada bulan April 2019 yang mencatat surplus
sebagaimana data dalam tabel 2.13.
Tabel 2.13 Realisasi Surplus/Defisit Anggaran Januari s.d. November 2019
Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
(45.169,8) (8.915,8) (47.874,7) 916,8 (26.410,3) (8.297,7)
Surplus/ Defisit Anggaran Juli Agustus September Oktober November Desember
(47.958,7) (15.345,5) (53.316,9) (37.211,5) (81.665,2) (15.026,5)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

5. Pembiayaan
Pembiayaan diperlukan untuk menutup defisit anggaran. Pembiayaan terbagi
atas Pembiayaan Utang, Pembiayaan Investasi, Pemberian Pinjaman, Kewajiban
Penjaminan dan Pembiayaan Lainnya. Beberapa sumber pembiayaan yang penting
saat ini adalah pembiayaan dalam negeri meliputi penerbitan surat berharga negara,
penjualan aset dan privatisasi, dan pembiayaan luar negeri meliputi pinjaman proyek,
pembayaran kembali utang, pinjaman program dan penjadwalan kembali utang.

Pagu Pembiayaan TA 2019 adalah sebesar Rp296 triliun atau lebih rendah
Rp29,9 triliun (9,2%) dari pagu TA 2018 sebesar Rp325,9 triliun. Rincian Pagu
Pembiayaan TA 2019 dan 2018 disajikan dalam tabel 2.14

32
 
Tabel 2.14 Pagu Pembiayaan TA 2019 dan TA 2018
Miliar Rupiah
Kenaikan/
Uraian 2019 2018 %
(Penurunan)
Pembiayaan 296.000,2 325.936,6 (29.936,4) (9,2)
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Pembiayaan anggaran masih menjadi andalan untuk membantu kinerja


penerimaan negara dalam menopang pelaksanaan pengeluaran negara. Realisasi
Pembiayaan pada bulan Desember 2019 adalah sebesar Rp96,8 triliun atau mencatat
lonjakan kenaikan sebesar 25,1% dari realisasi pembiayaan bulan November 2019.
Nilai ini menunjukkan bahwa pada bulan Desember 2019, pemerintah lebih banyak
melakukan aktivitas penerimaan pembiayaan.

Realisasi Pendapatan negara khususnya penerimaan perpajakan yang tidak


memenuhi target menyebabkan realisasi pembiayaan tahun 2019 memerlukan
penyesuaian dari target yang direncanakan. Realisasi Pembiayaan sampai dengan 31
Desember TA 2019 melebihi pagu APBN 2019 dengan mencatat angka sebesar
Rp394,3 triliun atau 133,2% dari jumlah pagu Pembiayaan TA 2019. Angka ini lebih
besar dari persentase realisasi Pembiayaan pada periode yang sama TA 2018 yaitu
sebesar 93,8%. Realisasi pembiayaan utang masih menjadi Pembiayaan yang
mencapai realisasi tertinggi yaitu sebesar 119,6% dari pagu APBN TA 2019 di mana
realisasinya lebih besar dibandingkan dengan realisasi pembiayaan utang pada
periode yang sama TA 2018. Secara khusus pada pembiayaan utang, Surat Berharga
Negara neto mencapai angka realisasi yang tinggi yaitu sebesar 114,7% dari pagu
APBN 2019. Di sisi lain, realisasi pembiayaan investasi sampai dengan 31 Desember
TA 2019 hanya mencapai 65,1% dari pagu APBN TA 2019.

Pemberian pinjaman sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai angka positif


yang artinya penerimaan dari pengembalian pinjaman Pemerintah lebih besar
daripada pemberian/penerusan pinjaman. Realisasi pemberian pinjaman mencapai
38,7% dari pagu APBN 2019 yang lebih rendah dari capaian periode yang sama di
tahun 2018 sebesar 63,7%.

Pembiayaan selama periode Januari s.d. Desember 2019 mengalami


pertumbuhan rata–rata per bulan sebesar 10,24%. Pembiayaan Utang tumbuh
sebesar 7,4% masih di bawah rata rata pertumbuhan pembiayaan secara keseluruhan.
Pemberian Pinjaman mengalami pertumbuhan negatif rata-rata per bulan sebesar -
161,3%. Di lain pihak, Pembiayaan lainnya justru mencatat pertumbuhan positif yang
drastic yaitu rata-rata per bulan 2.995,6%. Pembiayaan lainnya mengalami
pertumbuhan yang drastis pada akhir tahun anggaran dikarenakan adanya realisasi
pembiayaan SAL sesuai UU APBN tahun 2019.

Perbandingan realisasi pembiayaan pada 31 Desember 2019 dan 31 Desember


2018 dan realisasi Pembiayaan per bulan TA 2019 disajikan dalam Tabel 2.15 dan
Tabel 2.16.

33
 
Tabel 2.15 Realisasi Pembiayaan per 31 Desember 2019 dan 31 Desember 2018

Miliar Rupiah
Realisasi Realisasi s.d. 31 Realisasi Realisasi s.d. 31
URAIAN Desember Desember 2019 Desember Desember 2018
2019 JUMLAH % 2018 JUMLAH %
Pembiayaan 96.830,5 394.380,3 133,2 (42.243,4) 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 109.437,6 429.498,8 119,6 8.341,8 372.028,9 93,2
1. SBN (Neto) 100.724,1 446.288,6 114,7 (11.043,0) 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) 8.713,5 (16.789,8) 56,5 19.384,8 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman DN 855,1 1.451,3 300,8 728,1 1.353,8 0
(Neto)
i. Penarikan 855,1 2.451,8 125,3 798,3 2.429,4 0
Pinjaman DN
(Bruto)
ii. Pembayaran 0,0 (1.000,5) 67,9 (70,2) (1.075,6) 0
Cicilan Pokok
Pinjaman DN
b. Pinjaman LN 7.858,4 (18.241,2) 60,4 18.656,7 12.276,5 (66,6)
(Neto)
i. Penarikan 22.931,3 67.751,6 112,4 27.602,4 88.609,7 172,6
Pinjaman LN
(Bruto)
ii. Pembayaran (15.072,9) (85.992,8) 95,1 (8.945,7) (76.333,2) 109,4
Cicilan Pokok
Pinjaman LN
II. Pembiayaan Investasi (26.990,0) (49.389,0) 65,1 (45.502,7) (61.113,8) 0
1. Investasi Kepada (4.000,0) (17.800,0) 100,0 0,0 (3.600,0) 0
BUMN
2. Investasi Kepada (990,0) (3.490,0) 139,6 (3.500,0) (3.500,0) 0
mmiLembaga/Badan
Lainnya
3.Investasi Kepada BLU (22.000,0) (25.823,9) 48,6 (42.002,7) (51.682,7) 0
4.Investasi kepada 0,0 (2.275,1) 94,4 0,0 (2.331,1) 0
iiiiiOrgn/LK/Badan Usaha
Intl
III. Pemberian Pinjaman (638,7) (909,5) 38,7 (3.963,0) (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) (1.121,3) 0
Penjaminan
V. Pembiayaan Lainnya 15.021,6 15.180,0 101,2 1,8 163,6 89,4
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

Tabel 2.16 Realisasi Pembiayaan Januari s.d. Desember 2019

Miliar Rupiah
URAIAN Januari Februari Maret April Mei Juni
123.124,1 74.634,6 (20.308,7) (33.614,7) 14.058,2 17.453,5
Pembiayaan Juli Agustus September Oktober November Desember
54.384,8 50.586,4 27.309,6 35.642,2 77.403,8 96.830,5
Sumber: OMSPAN run data tanggal 20 Januari 2020

34
 
Kotak 2.1. Pelaksanaan APBN pada Akhir Tahun Anggaran 2019

Pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 merupakan tahap akhir pelaksanaan penerimaaan dan
pengeluaran negara atas APBN Tahun Anggaran 2019. Volume transaksi penerimaan dan pengeluaraan negara dalam
bulan Desember 2019 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan bulan November 2019. Dalam
mengelola pelaksanaan APBN pada bulan Desember 2019 agar berjalan dengan lancar, Direktorat Jenderal menerbitkan
Peraturan Dirjen Perbendaharaan nomor PER-13/PB/2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan dan Pengeluaran
Negara pada Akhir Tahun 2019. Perdirjen tersebut pada pokoknya mengatur (i) penatausahaan penerimaan negara, (ii)
pengeluaran negara yang mencakup rencana penarikan dana, pengajuan data kontrak, pengajuan SPM, dan penerbitan
SP2D, (iii) penyelesaian uang persediaan dan pengesahan hibah langsung, (iv) pelaksanaan pinjaman dan hibah luar
negeri, (v) pengeluaran negara beban Bendahara Umum Negara (BUN), dan (vi) Akuntansi dan Pelaporan. Pengaturan
pelakasanaan APBN pada akhir tahun 2019 telah dimulai pada bulan September 2019 dengan harapan pelaksanaan APBN
khusus pengeluaran negara pada bulan Desember 2019 dapat dikendalikan dengan baik.

Pengaturan pelaksanaan APBN pada akhir tahun 2019 juga bermanfaat dalam pengelolaan kas negara oleh BUN.
Pengaturan pengeluaran negara pada akhir tahun 2019 dilakukan secara rinci dan komprehensif yang dimulai dari sisi
perencanaan penarikan dana hingga sisi penerbitan SP2D. Dengan pengaturan yang rinci tersebut, Ditjen Perbendaharaan
dalam hal ini Direktorat Pengelolaan Kas dapat mengelola likuiditas BUN dengan lebih baik sehingga pengeluaran negara
dapat terproses sesuai dengan yang direncanakan. Pengaturan penerimaan dan pengeluaran negara pada akhir tahun 2019
selain terkait langsung dengan Kementerian/Lembaga juga melibatkan stakeholders lain yaitu Bank Indonesia dan bank
umum mitra kerja Pemerintah ( bank operasional dan bank penyalur gaji).

Kementerian Keuangan melalui surat Menteri Keuangan nomor S-892/MK.05/2019 tanggal 4 Desember 2019
kepada seluruh Bank / Pos Persepsi dan Lembaga Persepsi Lainnya menetapkan waktu buka loket penyetoran penerimaan
negara dan pelimpahan penerimaan negara ke Rekening Kas Negara pada tanggal 31 Desember 2019. Pengaturan waktu
penyetoran penerimaan negara dan pelimpahan penerimaan negara ke Rekening Kas Negara bertujuan agar pelaksanaan
penerimaan negara dapat memenuhi target APBN tahun 2019 sehingga dapat mendukung pelaksanaan pengeluaran negara
hingga akhir tahun 2019.

Selain koordinasi dengan Bank/Pos Persepsi dalam rangka pelaksanaan penerimaan negara, Kementerian
Keuangan juga melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dalam pelaksanaan pengeluaran negara pada akhir tahun
anggaran 2019. Melalui surat Menteri Keuangan nomor S-892/MK.05/2019 tanggal 4 Desember 2019 kepada Gubernur
Bank Indonesia, Kementerian Keuangan mengajukan permohonan pengaturan/perpanjangan window time BI-RTGS / SKN
mulai tanggal 19 sampai dengan 31 Desember 2019. Pengaturan perpanjangan window time BI-RTGS dan SKN-BI
diperlukan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah penerbitan SP2D pada akhir tahun anggaran 2019. Peningkatan
jumlah penerbitan SP2D dan adanya batasan waktu atas pengeluaran anggaran menyebabkan Bank Operasional
memerlukan penambahan waktu penggunaan sistem layanan RTGS dan SKN yang disediakan oleh Bank Indonesia untuk
proses pemindahbukuan dana ke rekening pihak ketiga (penerima dana).

35
 
Penerimaan Negara
Realisasi pendapatan dan hibah sampai dengan akhir Desember 2019 turun
secara persentase, namun meningkat secara nominal terhadap target APBN
dibandingkan tahun lalu. Realisasi Penerimaan Negara sampai dengan 31 Desember
2019 sebesar Rp1.959,3 triliun atau 90,5 persen dari target APBN sebesar Rp2.165,1
triliun. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu dengan realisasi sebesar
Rp1.943,7 triliun, Penerimaan Negara meningkat 15,6 triliun Rupiah atau tumbuh
0,8 persen. Kontribusi penerimaan tertinggi berasal dari pajak sebesar Rp1.332,7
triliun atau mencapai porsi 84,5 persen, diikuti PNBP sebesar Rp407,8 triliun atau
mencapai porsi 107,8 persen, Bea Cukai sebesar Rp213,5 triliun atau mencapai 102,3
persen, dan Hibah sebesar Rp5,4 triliun atau 1,2% terhadap realisasi kumulatif
Penerimaan Negara.

Tabel 3.1 Realisasi Penerimaan Negara s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2019 2018
No Uraian APBN 2019 APBN 2018 % Thd
Realisasi % Thd APBN Realisasi
APBN
1. Pajak 1.577.555,9 1.332.680,5  84,5  1.423.995,5 1.313.319,4  92,2 
2. Bea Cukai 208.822,8 213.454,4  102,3  194.100,0 205.470,4  105,9 
3. PNBP 378.297,9 407.789,5  107,8  275.428,0 409.320,2  148,6 
4. Hibah 435,3 5.394,2  1.239,2  1.196,9 15.564,9  1.300,5 
TOTAL 2.165.111,9 1.959.318,7  90,5  1.894.720,3 1.943.674,9  102,6 
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

Realisasi Penerimaan Negara selama bulan Desember 2019 sebesar 282,0 triliun
Rupiah lebih tinggi Rp113,5 triliun atau naik 67,4 persen dibandingkan bulan
sebelumnya yang mencapai Rp168,4 triliun. Kenaikan terjadi pada semua jenis

37
 
penerimaan, yaitu: Pajak mencapai 78,6 triliun Rupiah (66,7 persen), Bea Cukai
mencapai 16,4 triliun Rupiah (78,6 persen), PNBP mencapai Rp15,3 triliun (51,7
persen) dan pada Hibah mencapai Rp3,2 triliun (1.400,6 persen).

Kenaikan Pajak terjadi pada Pajak Penghasilan mencapai Rp40,7 triliun (64,8
persen), dan Pajak Pertambahan Nilai mencapai Rp37,2 triliun (69,9 persen), dan
pada Pajak Lainnya yang mencapai Rp1,1 triliun (194,5 persen) meski terjadi
penurunan pada Pajak Bumi dan Bangunan mencapai Rp470,2 miliar (38,6 persen).
Kenaikan pajak pada akhir Desember 2019 karena terdapat setoran pelunasan Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) hasil pemeriksaan (audit) akibat terlambat
menyampaikan SPT Masa, Kurang Bayar PPN, PPnBM, Pokok Pajak, dan Sanksi
Administratif lainnya.

Kenaikan Bea dan Cukai terjadi pada Cukai yang mencapai Rp15,9 triliun (93,2
persen), bea masuk mencapai Rp484,1 miliar (14,1 persen), dan Bea Keluar yang
mencapai Rp27,0 miliar (8,5 persen). Kenaikan Bea dan Cukai pada akhir Desember
2019 karena pelunasan Cukai Hasil Tembakau (CHT) maksimal selama 2 bulan yang
tidak boleh melewati tahun berdasarkan PMK No. 20/2015 tentang Perubahan PMK
No. 69/2009 tentang Penundaan Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang
Kena Cukai yang melaksanakan Pelunasan dengan cara Pelekatan Pita Cukai.

Kenaikan PNBP terjadi pada Penerimaan Sumber Daya Alam mencapai Rp3,7
triliun (32,5 persen), Pendapatan dari Kekayaan Negara yang dipisahkan mencapai
Rp3,1 triliun (329,0 persen), PNBP Lainnya mencapai Rp6,2 triliun (48,4 persen),
dan Pendapatan BLU mencapai Rp2,2 triliun (50,7 persen). Kenaikan PNBP pada
akhir Desember 2019 karena adanya PNBP Migas Pertamina dan PNBP Lainnya,
berupa Domestic Market Obligation, yaitu bagian produksi minyak harus dijual ke
Pemerintah dikonsumsi di dalam negeri. Hibah meningkat drastis Rp3,2 triliun
(1.401 persen).
Tabel 3.2 Realisasi Penerimaan Negara per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No. Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli

1. Perpajakan 1.577.555,9 86.116,9 74.775,1 88.084,9 138.020,3 109.652,5 106.690,5 102.248,6

2. Bea Cukai 208.822,8 3.912,8 12.612,3 14.441,2 18.450,3 23.257,6 12.929,7 19.555,7

3. PNBP 378.297,9 18.596,8 21.649,7 29.797,6 23.926,0 64.450,8 50.662,7 32.172,2

4. Hibah 435,3 54,5 22,6 35,5 241,6 352,0 28,1 70,9

TOTAL 2.165.111,9 108.681,1 109.059,7 132.359,2 180.638,3 197.713,0 170.311,1 154.064,4


Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan Kumulatif %
No. Uraian APBN 2019
Agustus Sept Okt Nov Des 31-12-2019 APBN

1. Perpajakan 1.577.555,9 95.570,1 101.435,4 115.878,7 117.808,6 196.398,8  1.332.680,5  84,5 


2. Bea Cukai 208.822,8 13.835,6 17.668,6 18.755,4 20.811,4 37.223,7  213.454,4  102,2 
3. PNBP 378.297,9 26.890,9 33.537,6 31.590,0 29.601,4 44.896,8  407.789,5  107,8 
4. Hibah 435,3 155,1 398,8 362,5 229,4 3.443,0  5.394,2  1.239,2 
TOTAL 2.165.111,9 136.451,8 153.040,4 166.586,6 168.450,8 281.962,3  1.959.318,7  90,5 
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

38
 
Pendapatan Negara sangat diperlukan dalam ABPN untuk membiayai Belanja
Negara yang masuk ke Rekening Kas Umum Negara (RKUN) melalui 3 (tiga) cara:
1. Modul Penerimaan Negara (MPN)
Penerimaan negara melalui MPN, berupa: pajak, bea cukai, PNBP melalui kanal
Bank/Pos Persepsi, dan Lembaga Persepsi Lainnya menggunakan kode billing.
2. Potongan Belanja Pemerintah
Potongan SPM/SP2D LS belanja APBN yang merupakan bagian dari kas untuk
belanja pada RKUN. Sebagian disalurkan kepada penerima dana dan sebagiannya
lagi merupakan potongan tetap yang berada pada RKUN.
3. Setoran Langsung ke RKUN
Sebagian kecil penerimaan masih disetor langsung ke RKUN di Bank Indonesia,
seperti: hasil penjualan aset eks BPPN, eks Bank Dalam Likuidasi, iuran tetap/
produksi/royalti pertambangan mineral dan batubara, dan lain-lain.
Tabel 3.3 Realisasi Penerimaan: MPN, Potongan, Setoran, dan Pengembalian
s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi Pengembalian
No. Uraian Potongan Setoran Jumlah Porsi (%)
MPN G3 SPM KP SPM PP
SPM RKUN
1. Pajak 1.304.042 67.786 12.001 (143.801) 1.240.028 67,8

2. Bea Cukai 214.497 334 (1.379) 213.453 11,7

3. PNBP 252.470 59.233 57.104 (16) 368.792 20,2

4. Hibah 0 4.761 577 5.338 0,3

TOTAL 1.771.010 132.116 69.683 (145.180) (16) 1.827.613 100

Porsi (%) 96,9 7,2 3,8 (7,9) (0,0) 100,0


Sumber: MPN Online diakses tanggal 9 Desember 2019 Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

Hingga 31 Desember 2019, setoran bersih melalui MPN G3 setelah dikurangi


restitusi pajak dan PNBP (SPM KP dan SPM PP) sebesar Rp1.625,8 triliun atau
mencapai 89,0 persen, sedangkan potongan SPM sebesar Rp132,1 triliun (7,2
persen), dan setoran langsung ke Rekening Kas Umum Negara sebesar Rp69,7 triliun
(3,8 persen). Untuk setoran langsung ke Rekening Kas Umum Negara, setiap setoran
yang masuk tidak memiliki NTPN. Hal ini menimbulkan masalah keakuratan
pencatatan jenis penerimaan. Untuk itu, setoran langsung ke RKUN semakin
didorong agar dapat dibayarkan juga melalui sistem MPN G3. Dari sisi pengelolaan
kas negara, setoran melalui MPN G3 merupakan sistem penerimaan negara yang vital
karena terdapat aliran masuk uang tunai untuk membiayai operasional Pemerintah
melalui Belanja APBN setiap hari karena harus masuk ke Kas Negara minimal 2 (dua)
kali sehari, yaitu: pada pukul 09.00 WIB dan 16.30 WIB.

Secara aliran kas masuk berdasarkan Dashboard MPN Online, penerimaan


negara setelah dikurangi pengembalian SPM KP dan SPM PP s.d. 31 Desember 2019
sebesar Rp1.771,0 triliun dimaksud, terdiri dari: Pajak sebesar Rp1.160,2 triliun (71,4
persen), Bea dan Cukai sebesar Rp213,1 triliun (13,1 persen), dan PNBP sebesar
Rp252,5 triliun (15,5 persen).

39
 
Kotak 3.1. Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Bank/Pos Persepsi

Sehubungan dengan berakhirnya perjanjian jasa layanan perbankan sebagai Bank/Pos Persepsi
yang melaksanakan sistem penerimaan Negara secara elektronik dalam rangka pelaksanaan Treasury
Single Account (TSA) penerimaan antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan Bank/Pos
Persepsi sejak 1 Januari 2017 berakhir pada tanggal 31 Desember 2019, DJPb cq. Direktorat
Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) memperpanjang masa berlakunya perjanjian. Draft perpanjangan
PKS telah disampaikan Direktur PKN kepada Bank/Pos Persepsi melalui Surat No. S-514/PB.3/2019
tanggal 31 Oktober 2019 Hal Penyampaian Draft Perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi.
Terdapat 6 (enam) point yang diperbaharui dalam perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi, yaitu:
1. Pelimpahan penerimaan negara dari semula 1 (satu) kali menjadi minimal 2 (dua) kali sehari,
yaitu: pada pkl. 09.00 WIB, dan pkl. 16.30 WIB.
2. Pelimpahan penerimaan negara sesuai permintaan Ditjen Perbendaharaan.
3. Surat Peringatan apabila tidak/kurang/terlambat melimpahkan penerimaan Negara pada pkl.
15.00 WIB H-1 s.d. pkl. 08.00 WIB H+0).
4. Komunikasi dan Koordinasi: permintaan data, informasi, dan laporan ditambah Direktur SITP.
Sebelumnya dengan Dirjen Perbendaharaan, Direktur PKN, dan Kepala KPPN KP.
5. Bank dapat melakukan perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga dalam rangka penerimaan
Negara dengan persetujuan Dirjen Perbendaharaan.
6. Jangka waktu PKS semula 2 tahun menjadi 3 tahun.
Adapun 87 perpanjangan PKS Bank/Pos Persepsi yg ditandatangani Dirjen Perbendaharaan
sebagai Pihak Pertama dan Dirut/Presdir Bank/Pos Persepsi sebagai Pihak Kedua sebagai berikut:

NO BANK/POS  PERSEPSI TANGGAL PKS NOMOR PKS


1 PT BANK PERMATA TBK 27 November 2019 PRJ‐226/PB/2019
2 PT BANK UOB INDONESIA 02 DESEMBER 2019 PRJ‐226.1/PB/2019
3 PT BANK RIAU KEPRI 02 DESEMBER 2019 PRJ‐223.1/PB/2019
4 PT BANK HSBC INDONESIA 02 DESEMBER 2019 PRJ‐226.2/PB/2019
5 PT BANK MAYAPADA INTERNASIONAL TBK 03 DESEMBER 2019 PRJ‐226.3/PB/2019
6 PT BANK BNP PARIBAS INDONESIA 06 DESEMBER 2019 PRJ‐226.5/PB/2019
7 PT BANK RESONA PERDANIA 06 DESEMBER 2019 PRJ‐226.4/PB/2019
8 PT BANK KEB HANA INDONESIA 10 DESEMBER 2019 PRJ‐246.1/PB/2019
9 PT BANK DBS INDONESIA 17 DESEMBER 2019 PRJ‐255.1/PB/2019
10 PT BPD BALI 18 DESEMBER 2019 PRJ‐255.2/PB/2019
11 PT BANK JABAR BANTEN SYARIAH 19 DESEMBER 2019 PRJ‐255.3/PB/2019
12 PT BPD SUMATERA UTARA 19 DESEMBER 2019 PRJ‐255.4/PB/2019
13 PT BANK SULTENG 20 DESEMBER 2019 PRJ‐256.1/PB/2019
14 PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK 20 DESEMBER 2019 PRJ‐256.2/PB/2019
15 PT BANK BUMI ARTHA TBK 20 DESEMBER 2019 PRJ‐256.3/PB/2019
16 MANDIRI TASPEN 20 DESEMBER 2019  PRJ‐256.4/PB/2019
17 BANK BTN 20 DESEMBER 2019 PRJ‐256.5/PB/2019
18 PT BPD NUSA TENGGARA TIMUR 23 DESEMBER 2019 PRJ‐257.2/PB/2019
19 PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK 26 DESEMBER 2019 PRJ‐258.1/PB/2019
20 JPMORGAN CHASE BANK, N.A 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.1/PB/2019
21 PT BANK SHINHAN INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.2/PB/2019
22 PT BANK MUAMALAT INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.3/PB/2019
23 PT BANK CTBC INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.4/PB/2019
24 PT BANK SULSELBAR 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.5/PB/2019
25 PT BPD BENGKULU 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.6/PB/2019
26 PT BANK BTPN TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.7/PB/2019
27 MUFG BANK LTD 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.8/PB/2019
28 BANK OF AMERICA, N.A 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.9/PB/2019
29 PT BANK GANESHA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.10/PB/2019
30 PT BANK MESTIKA DHARMA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.11/PB/2019
31 PT BANK INDEX SELINDO 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.12/PB/2019
32 BANGKOK BANK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.13/PB/2019
33 PT BANK SULUTGO 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.14/PB/2019
34 PT POS INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.15/PB/2019
35 PT BANK MAYORA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.16/PB/2019
36 PT BANK MASPION INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.17/PB/2019
37 PT BPD SUMATERA BARAT 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.18/PB/2019
38 PT BPD PAPUA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.19/PB/2019
39 PT BANK JASA JAKARTA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.20/PB/2019
40 PT BANK MAYBANK INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.21/PB/2019

40
 
NO BANK/POS  PERSEPSI TANGGAL PKS NOMOR PKS
41 PT BANK MULTIARTA SENTOSA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.22/PB/2019
42 PT BPD KALIMANTAN SELATAN 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.23/PB/2019
43 PT BANK DANAMON INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.24/PB/2019
44 PT BANK MIZUHO INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.25/PB/2019
45 PT BANK ARTHA GRAHA INTERNASIONAL TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.26/PB/2019
46 PT BANK PAN INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.27/PB/2019
47 PT BPD KALTIM DAN KALTARA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.28/PB/2019
48 CITIBANK N.A INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.29/PB/2019
49 PT BANK ANZ INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.30/PB/2019
50 PT BANK WOORI SAUDARA INDONESIA 1906 TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.31/PB/2019
51 PT BPD JAMBI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.32/PB/2019
52 PT BPD SUMSEL BABEL 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.33/PB/2019
53 PT BANK NTB SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.34/PB/2019
54 PT BPD BANTEN TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.35/PB/2019
55 PT BANK ICBC INDONESIA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.36/PB/2019
56 PT BANK ACEH SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.37/PB/2019
57 STANDARD CHARTERED BANK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.38/PB/2019
58 PT BANK MEGA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.39/PB/2019
59 PT BPD SULAWESI TENGGARA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.40/PB/2019
60 PT BPD LAMPUNG 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.41/PB/2019
61 PT BANK OCBC NISP 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.42/PB/2019
62 PT BANK SYARIAH BUKOPIN 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.43/PB/2019
63 PT BPD KALIMANTAN TENGAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.44/PB/2019
64 PT BANK COMMONWEALTH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.45/PB/2019
65 PT BANK JTRUST INDONESIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.46/PB/2019
66 PT BPD JAWA BARAT DAN BANTEN TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.47/PB/2019
67 PT BANK SINARMAS TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.48/PB/2019
68 PT BANK CIMB NIAGA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.49/PB/2019
69 PT BANK CENTRAL ASIA TBK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.50/PB/2019
70 PT BPD DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.51/PB/2019
71 PT BANK BNI SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.52/PB/2019
72 BANK MANDIRI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.53/PB/2019
73 DEUTSCHE BANK 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.54/PB/2019
74 BANK BNI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.55/PB/2019
75 BANK DKI 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.56/PB/2019
76 PT BPD JAWA TIMUR 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.58/PB/2019
77 BANK MALUKU DAN MALUT 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.59/PB/2019
78 BANK QNB 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.60/PB/2019
79 BANK BRI SYARIAH 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.62/PB/2019
80 BANK MANDIRI (VALAS) 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.63/PB/2019
81 BANK BNI (VALAS) 27 DESEMBER 2019 PRJ‐259.64/PB/2019
82 PT BPD KALIMANTAN BARAT 30 DESEMBER 2019 PRJ‐261/PB/2019
83 PT BANK BUKOPIN TBK 30 DESEMBER 2019 PRJ‐262/PB/2019
84 PT BPD JAWA TENGAH 31 DESEMBER 2019 PRJ‐265/PB/2019
85 MEGA SYARIAH 31 DESEMBER 2019 PRJ‐263/PB/2019
86 PT BANK SYARIAH MANDIRI 31 DESEMBER 2019 PRJ‐264/PB/2019
87 BANK BRI (VALAS) 31 DESEMBER 2019 PRJ‐266/PB/2019

41
 
1. Pajak
Komponen realisasi penerimaan pajak terbesar dari dalam negeri, berupa: Pajak
Penghasilan (PPh) sebesar Rp772,3 triliun atau 86,3 persen, terdiri dari: PPh Non
Migas sebesar Rp713,1 triliun, dan PPh Migas sebesar Rp59,1 triliun. PPN mencapai
Rp531,6 triliun atau 81,1 persen. PPh Non Migas terbanyak diperoleh dari PPh pasal
25/29 Badan sebesar Rp285,4 triliun (nett), dan PPh pasal 21 sebesar Rp148,6 triliun
(nett).

Tabel 3.4 Realisasi Penerimaan Pajak s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2019 2018
No. Uraian APBN 2019
Realisasi % APBN Realisasi % APBN

1. PPh 894.448,7 772.270,1  86,3  749.977,0  87,7 


a. Migas 66.154,7 59.150,3  89,4  64.699,1  169,7 
b. Non Migas 828.294,0 713.119,8  86,1  685.277,9  83,9 
2. PPN 655.394,9 531.587,1  81,1  537.267,9  99,2 
3. PBB 19.103,6 21.145,9  110,7  19.444,9  112,0 
4. Pajak Lainnya 8.608,7 7.677,3  89,2  6.629,5  68,4 
TOTAL 1.577.555,9 1.332.680,5  84,5  1.313.319,4  92,2 
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, Ditjen Perbendaharaan (2019)

Arus Masuk Penerimaan Pajak sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai


Rp1.458,8 triliun dengan arus keluar mencapai Rp143,8 triliun (9,86 persen) dimana
persentase arus keluar tertinggi berasal dari PPN yang memiliki arus masuk
(penerimaan) mencapai Rp618,0 triliun, namun diiringi arus keluar (pengembalian)
mencapai sebesar Rp102,0 triliun sehingga pengembalian PPN mencapai 16,51
persen. Sementara itu, terdapat pendapatan yang mengalami defisit, yaitu
Pendapatan PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi Ditanggung Pemerintah yang tidak
mengalami pemasukan, namun mengalami pengembalian sebesar Rp44.495.356
sehingga terjadi defisit sebesar nilai yang sama.

Realisasi penerimaan Pajak selama bulan Desember 2019 sebesar Rp196,4


triliun lebih tinggi Rp78,6 triliun atau naik 66,7 persen dibandingkan bulan
sebelumnya pada bulan November 2019 yang mencapai Rp117,8 triliun. Kenaikan
terjadi akibat naiknya Pajak Penghasilan yang mencapai Rp3,2 triliun, terdiri atas
penurunan pada PPh Migas mencapai Rp2,4 triliun, dan kenaikan PPh Non Migas
mencapai Rp5,6 triliun, Pajak Pertambahan Nilai yang mencapai Rp1,2 triliun, meski
terjadi penurunan pada Pajak Bumi dan Bangunan mencapai Rp2,4 triliun, dan Pajak
Lainnya mencapai Rp20,0 miliar.

Kenaikan pajak pada akhir Desember 2019 karena terdapat setoran pelunasan
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) hasil pemeriksaan (audit) akibat
terlambat menyampaikan SPT Masa, Kurang Bayar PPN, PPnBM, Pokok Pajak, dan
Sanksi Administratif lainnya.

42
 
Tabel 3.5 Realisasi Penerimaan Pajak per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No. Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Juli

1. PPh 894.448,7 56.137,3 46.131,2 55.022,1 97.617,6 65.585,0 55.825,4 63.851,2

a. Migas 66.154,7 6.269,3 4.244,4 3.962,0 7.701,6 4.173,8 3.807,0 5.339,8

b. Non Migas 828.294,0 49.868,1 41.886,9 51.060,1 89.916,0 61.411,2 52.018,4 58.511,2

2. PPN 655.394,9 29.352,1 28.129,1 32.456,1 39.942,0 43.426,2 39.015,4 37.075,1

3. PBB 19.103,6 81,9 70,5 115,1 13,0 87,5 11.359,6 801,0

4. Pajak Lainnya 8.608,7 545,6 444,3 491,6 447,8 553,8 490,0 521,4

TOTAL 1.577.555,9 86.116,9 74.775,1 88.084,9 138.020,3 109.652,5 106.690,5 102.248,5

Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan Kum.
No. Uraian APBN 2019 % APBN
Agust Sept Okt Nov Des 31-12-19

1. PPh 894.448,7 54.038,0 52.026,5 59.666,0 62.820,4 103.549,5          772.270,1  86,3 

a. Migas 66.154,7 3.926,4 3.813,3 6.030,3 3.624,0 6.258,4            59.150,3  89,4 

b. Non Migas 828.294,0 50.111,6 48.213,2 53.635,7 59.196,3 97.291,0          713.119,8  86,1 

2. PPN 655.394,9 38.617,7 48.027,3 51.957,4 53.191,6 90.397,1          531.587,1  81,1 

3. PBB 19.103,6 2.156,2 839,4 3.656,4 1.217,8 747,5            21.145,9  110,7 

4. Pajak Lainnya 8.608,7 758,2 542,1 598,9 578,9 1.704,7 7.677,3  89,2 

TOTAL 1.577.555,9 95.570,1 101.435,4 115.878,7 117.808,6 196.398,8 1.332.680,5  84,5 

Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

Selama ini, porsi penerimaan negara terbesar yang masuk melalui MPN G3
adalah pajak, baik dari jumlah transaksi, maupun nominal. Sejak tahun 2018, jumlah
transaksi dan nominal pajak lebih dari 66 persen terhadap total penerimaan negara
yang masuk melalui MPN G3. Hingga 31 Desember 2019, jumlah transaksi pajak
sebanyak 71,7 juta (69,3 persen) dengan nominal sebesar Rp1.304,0 triliun atau
mencapai 71,4 persen dari total penerimaan negara yang masuk melalui MPN G3
berdasarkan dashboard mpn online senilai Rp1.771,0 triliun.
Grafik 3.1 Realisasi Pajak Tahun 2018 s.d. 31 Desember 2019

Triliun Rupiah
200
171
180
148 150 148
160 174
140 116 119
119
109 101 114 107 105 104 110 106 107 118 115
120 93 95 98 148 100
100 84 89
117
80 99 106 101 113 106 102 114
95
60 85
40
20
0
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2018 2019
Realisasi Proyeksi

Sumber: MPN Online diakses tanggal 20 Januari 2020.

43
 
Kas masuk yang diterima dari pajak melalui MPN G3 s.d. 31 Desember 2019
sebesar Rp1.214,7 triliun meningkat Rp24,7 triliun (2,1 persen) dibandingkan
periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1.190,1 triliun. Namun, Restitusi Pajak
meningkat lebih besar s.d. 31 Desember 2019 dibandingkan periode yang sama tahun
lalu sebesar Rp24,8 triliun (21,7 persen) sehingga mengurangi kenaikan penerimaan
pajak.

Tabel 3.6 Restitusi Pajak s.d. 31 Desember 2018 dan 2019


Miliar Rupiah
Tahun Selisih % Naik
No. Uraian
2018 2019 Naik/(Turun) (Turun)

1. Januari 15.404 19.283 3.879 25,2

2. Februari 10.881 17.473 6.592 60,6

3. Maret 7.978 13.897 5.919 74,2

4. April 12.474 12.332 (142) (1,1)

5. Mei 11.276 13.489 2.213 19,6

6. Juni 7.689 8.106 417 5,4

7. Juli 12.648 17.100 4.452 35,2

8. Agustus 8.376 13.147 4.771 57,0

9. September 7.885 10.970 3.085 39,1

10. Oktober 8.884 7.905 (979) (11,0)

11. November 10.771 6.050 (4.721) (43,8)

12. Desember 4.609 4.048 (561) (12,2)

TOTAL 118.875 143.800 24.925 21,0


Sumber: Realisasi SPM-KP MPN Online KPPN KP, DJPb diakses 20 Januari 2020

2. Bea dan Cukai


Penerimaan negara terbesar ketiga secara nominal yang masuk melalui Sistem
MPN G3 adalah bea dan cukai. Sejak tahun 2018, walaupun jumlah transaksi bea dan
cukai kurang dari 3 persen, namun nominalnya mencapai lebih dari 10,4 persen
terhadap total penerimaan negara yang masuk melalui MPN. Hingga 31 Desember
2019, jumlah transaksi bea cukai hanya 2,8 juta (2,8 persen) dengan nominal sebesar
Rp464,4 triliun (25,1 persen dari total penerimaan negara yang masuk melalui MPN
G3 berdasarkan dashboard mpn online).
Tabel 3.7 Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2019 2018
No. Uraian APBN 2019
Realisasi % APBN Realisasi % APBN

1. Bea Masuk 38.899,3           37.508,0  96,4  39.116,7  109,6 


2. Bea Keluar 4.422,5             3.524,5  79,7  6.765,1  225,5 
3. Cukai 165.501,0         172.421,9  104,2  159.588,6  102,7 
TOTAL 208.822,8 213.454,4  102,2  205.470,4  105,9 
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, Ditjen Perbendaharaan (2019).

Realisasi bea dan cukai hingga 31 Desember 2019 sebesar Rp213,5 triliun atau
102,2 persen dari target APBN sebesar Rp208,8 triliun. Dari jumlah realisasi
dimaksud, porsi terbesar berasal dari cukai sebesar Rp172,4 triliun atau mencapai
80,8 persen, diikuti bea masuk sebesar Rp37,5 triliun atau 17,6 persen, dan bea
44
 
keluar sebesar Rp3,5 triliun atau 1,7 persen. Dibandingkan periode yang sama tahun
lalu, realisasi bea cukai meningkat sebesar Rp8,0 triliun atau mencapai 3,9 persen.
Terhadap target APBN, realisasi tersebut menurun 3,6 persen jika dibandingkan
dengan capaian tahun lalu.
Realisasi penerimaan bea dan cukai bulan Desember 2019 sebesar Rp37,2 triliun
dimaksud lebih tinggi Rp16,4 triliun atau naik 78,9 persen dibandingkan sebelumnya
pada bulan November 2019 sebesar Rp20,8 triliun. Penerimaan Bea dan Cukai yang
terbesar adalah dari Cukai yang mencapai Rp33,0 triliun. Penerimaan Cukai terbesar
berasal dari Cukai Hasil Tembakau, dan Cukai Minuman mengandung Ethyl Alkohol.
Kenaikan Bea dan Cukai pada akhir Desember 2019 karena pelunasan Cukai
Hasil Tembakau (CHT) maksimal selama 2 bulan yang tidak boleh melewati tahun
berdasarkan PMK No. 20/2015 tentang Perubahan PMK No. 69/2009 tentang
Penundaan Cukai untuk Pengusaha Pabrik atau Importir Barang Kena Cukai yang
melaksanakan Pelunasan dengan cara Pelekatan Pita Cukai.
Tabel 3.8 Realisasi Penerimaan Bea dan Cukai per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan
No Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli

1. Bea Masuk 38.899,3 3.092,9 2.725,5 2.725,6 3.246,0 3.176,5 2.304,1 3.414,6

2. Bea Keluar 4.422,5 333,1 298,0 445,4 378,8 43,3 131,8 219,3

3. Cukai 165.501,0 486,9 9.588,8 11.270,2 14.825,4 20.037,8 10.493,8 15.921,8

TOTAL 208.822,8 3.912,8 12.612,3 14.441,2 18.450,3 23.257,6 12.929,7 19.555,7

Miliar Rupiah
Realisasi per Bulan Kumulatif
No Uraian APBN 2019 % APBN
Agustus Sept Okt Nov Des 31-12-19

1. Bea Masuk 38.899,3 3.140,9 3.018,8 3.311,3 3.433,8 3.917,9  37.508,0  96,4 
2. Bea Keluar 4.422,5 197,9 236,9 582,0 315,5 342,5  3.524,5  79,7 
3. Cukai 165.501,0 10.496,8 14.413,0 14.862,1 17.062,1 32.963,3 172.421,9  104,2 
TOTAL 208.822,8 13.835,6 17.668,6 18.755,4 20.811,4 37.223,7 213.454,4  102,2 
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

Grafik 3.2 Realisasi Bea dan Cukai Tahun 2018 s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
50
45 40
40 46
35
30 21 24
25 20 22 20 21 22
17 19 20 19
20 16 15 16
13 15 13 14
18 20
15 10 19 17 21 19
4 16
10 4 4 15 14
5 10
0 3 4
Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec
2018 2019
Realisasi Proyeksi

Sumber: Dashboard MPN Online diakses tanggal 20 Januari 2020.

Penerimaan bea cukai melalui MPN G3 s.d. 31 Desember 2019 sebesar Rp214,5
triliun meningkat Rp7,7 triliun atau 3,7 persen dibandingkan tahun lalu sebesar
Rp206,8 triliun. Penerimaan cukai meningkat didorong kenaikan tarif Cukai Hasil
Tembakau dan pelunasan pembelian pita cukai berdasarkan PMK No.

45
 
57/PMK.04/2017 tentang Penundaan Pembayaran Cukai untuk Pengusaha Pabrik
atau Importir Barang Kena Cukai melaksanakan Pelunasan dengan Pelekatan Pita
Cukai.

Namun demikian, terdapat pengembalian penerimaan/Restitusi Cukai, Bea


Masuk, dan Bea Keluar sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp1,4 triliun atau
menurun sebesar Rp337 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu (-
19,6 persen) sehingga mengurangi penerimaan Bea Cukai.
Tabel 3.6 Restitusi Bea dan Cukai s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
Tahun Selisih % Naik
No. Uraian
2018 2019 Naik/(Turun) (Turun)

1. Januari 169 50 (119) (70,4)

2. Februari 457 108 (349) (76,4)

3. Maret 69 147 78 113,0

4. April 97 65 (32) (33,0)

5. Mei 72 292 220 305,6

6. Juni 42 30 (12) (28,6)

7. Juli 129 47 (82) (63,6)

8. Agustus 92 82 (10) (10,9)

9. September 50 287 237 474,0

10. Oktober 68 65 (3) (8,8)

11. November 448 47 (401) (89,5)

12. Desember 23 141 118 513,0

TOTAL 1.716 1.379 (337) (19,6)

Sumber: Realisasi SPM-KP MPN Online KPPN KP, DJPb diakses 20 Januari 2020.

3. PNBP
Total PNBP sampai dengan bulan Desember 2019 menurunan dibandingkan
periode yang sama tahun lalu menjadi sebesar Rp407,8 triliun. Penurunan terjadi
hampir pada seluruh penerimaan PNBP. Penurunan Penerimaan Sumber Daya Alam
sebesar Rp26,4 triliun (14,6%) menjadi Rp154,2 triliun. PNBP Lainnya menurun
sebesar 4,5 triliun (3,5%). Pendapatan BLU juga menurun dibandingkan tahun lalu
sebesar Rp6,2 triliun (11,2%). Sedangkan Pendapatan dari Kekayaan Negara yang
Dipisahkan mengalami peningkatan sebesar 35,6 triliun (78,9%) menjadi Rp80,7
trilun.

Sebagian besar PNBP diperoleh dari Penerimaan Sumber Daya Alam yang
mencapai Rp154,2 triliun atau 37,8 persen. PNBP Lainnya mencapai Rp123,9 triliun
atau 30,4 persen dan Pendapatan Kekayaan Negara yang Dipisahkan mencapai
Rp80,7 triliun (19,8 persen), sedangkan Pendapatan BLU mencapai Rp48,9 triliun
(12,0 persen).

46
 
Tabel 3.9 Realisasi PNBP s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
31 Desember 2019 31 Desember 2018
No. Uraian APBN 2019
Realisasi % APBN Realisasi % APBN

1. Penerimaan SDA 190.754,8 154.158,9 80,8 180.592,6 174,2

a. Migas 159.778,3 120.414,2 75,4 142.789,6 177,7

- Minyak Bumi 118.606,7 83.738,7 74,8 101.486,7 170,3

- Gas Alam 41.171,6 31.675,5 76,9 41.302,6 198,9

b. Non Migas 30.976,5 33.744,7 108,9 37.803,4 162,1

2. Pendapatan KN 45.589,3 80.726,9 177,1 45.116,2 100,9


Yang Dipisahkan
3. PNBP Lainnya 94.069,3 123.968,8 131,8 128.518,3 153,4

4. Pendapatan BLU 47.884,5 48.934,8 102,2 55.093,1 127,2

TOTAL 378.297,9 407.789,5 107,8 409.320,2 148,6

Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, Ditjen Perbendaharaan (2019)

Penerimaan negara terbesar ketiga secara nominal yang masuk melalui Sistem
MPN adalah PNBP. Berdasarkan dashboard mpn online, hingga 31 Desember 2019
jumlah transaksi PNBP sebanyak 30,3 persen, namun secara nominal hanya sebesar
19,0 persen dari total penerimaan negara melalui Sistem MPN.

Grafik 3.3 Realisasi PNBP Tahun 2018 s.d. 31 Desember 2019


Triliun Rupiah

Sumber: MPN Online diakses tanggal 20 Januari 2020

Kas yang diterima dari setoran PNBP melalui MPN periode Desember 2019
sebesar Rp21,5 triliun, mengalami penurunan Rp21,3 triliun atau 46,3 persen
dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp45,9 triliun. Adapun
PNBP bersih dari setoran MPN, setoran ke RKUN dan potongan belanja, setelah
dikurangi pengembalian penerimaan PNBP pada bulan Desember 2019 adalah
sebesar Rp44,9 triliun. PNBP bersih yang lebih besar dibandingkan melalui setoran
MPN disebabkan besarnya PNBP dari potongan belanja Pemerintah dan setoran
langsung ke RKUN.

Secara realisasi bulanan, realisasi PNBP pada bulan Desember 2019 mengalami
peningkatan dibandingkan realisasi bulan November 2019 yang dipicu oleh hampir
seluruh kenaikan penerimaan PNBP. Kenaikan penerimaan PNBP terbesar pada
bulan Desember 2019 terjadi pada penerimaan Gas Alam. Penerimaan Gas Alam pada
bulan Desember 2019 sebesar 10,8 triliun yang terdiri dari penerimaan gas alam
sebesar 6,4 triliun dan koreksi dari penerimaan minyak bumi sebesar 4,4 triliun.

47
 
Tabel 3.10 Target dan Realisasi PNBP per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
Realisasi TA 2019
No Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul

1. Pen. SDA 190.754,8 9.835,9 11.585,8 13.475,3 11.256,6 18.858,3 5.716,8 16.524,9

Migas 159.778,3 7.281,4 8.651,6 10.729,7 8.608,0 16.115,8 3.186,4 13.644,0

Minyak Bumi 118.606,7 7.281,4 8.651,6 10.713,3 8.608,0 16.115,8 3.202,8 13.644,0

Gas Alam 41.171,6 0,0 0,0 16,4 0,0 - -16,4 0,0

Non Migas 30.976,5 2.554,4 2.934,2 2.745,6 2.648,6 2.742,5 2.530,4 2.880,9

2. KN Dipisahkan 45.589,3 0,0 2,3 0,3 0,4 32.804,8 35.870,4 1.196,5

3. PNBP Lainnya 94.069,3 8.421,5 8.115,9 9.228,0 8.934,5 7.549,4 6.176,6 11.333,5

4. Pendapatan BLU 47.884,5 339,4 1.945,8 7.094,0 3.734,5 5.238,3 2.898,9 3.134,2

TOTAL 378.297,9 18.596,8 21.649,7 29.797,6 23.926,0 64.450,8 50.662,7 32.189,2

Miliar Rupiah
Realisasi TA 2019 Kumulatif
No Uraian APBN 2019 % APBN
Agt Sep Okt Nov Des s.d. Des

1. Pen. SDA 190.754,8 12.577,1 9.675,0 18.312,5 11.330,8 15.009,9 154.158,9 80,8

Migas 159.778,3 10.148,8 6.802,8 15.334,4 8.521,9 11.389,4 120.414,2 75,4

Minyak Bumi 118.606,7 -7.098,9 6.802,8 11.745,5 8.521,9 -4.449,5 83.738,7 74,8

Gas Alam 41.171,6 17.247,8 0,0 3.588,7 0,0 10.839,0 31.675,5 76,9

Non Migas 30.976,5 2.428,3 2.872,2 2.978,2 2.808,9 3.620,5 33.744,7 108,9

2. KN Dipisahkan 45.589,3 2.611,2 450,5 2.763,4 950,3 4.076,8 80.726,9 177,1

3. PNBP Lainnya 94.069,3 7.929,8 15.953,9 8.487,7 12.815,7 19.022,3 123.968,8 131,8

4. Pendapatan BLU 47.884,5 3.772,8 7.458,3 2.026,5 4.504,5 6.787,6 48.934,8 102,2

TOTAL 378.297,9 26.890,9 33.537,6 31.590,0 29.601,4 44.899,7 407.789,5 107,8


Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

Realisasi SDA Migas bulan Desember 2019 sebesar Rp11,4 triliun sehingga
sampai dengan Desember 2019 terealisasi sebesar 120,4 triliun atau 75,4 persen dari
target APBN 2019, lebih rendah dibandingkan tahun 2018 yang mencapai 142,8
triliun. Penurunan SDA Migas dipicu dari sisi harga minyak mentah Indonesia
(Indonesian Crude Price/ICP) yang menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Harga
minyak mentah Indonesia periode Januari sampai dengan Desember 2019 berada
pada level US$62,38 per barel, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun
lalu pada level US$ 67,47 per barel dan dibawah asumsi dasar ekonomi makro APBN
2019 sebesar US$70 per barel.

Harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada bulan Desember 2019 meningkat
US$ 3,92 per barel dari US$ 63,26 per barel (November 2019). Kenaikan ICP dipicu
adanya pengurangan pasokan minyak mentah dunia. Negara-negara produsen
minyak yang tergabung dalam OPEC sepakat untuk memperpanjang periode
pemotongan produksi dan menambah besaran pemotongan produksi sebesar 500.000
barel per hari menjadi 1,7 juta barel per hari.Selain itu, kenaikan harga minyak juga
disebabkan respon positif pasar atas tercapainya kesepakatan dalam pembicaraan
dagang Amerika Serikat-China Tahap 1 yang meningkatkan harapan pasar pada
perbaikan pertumbuhan ekonomi global. Penyebab lainnya, kebijakan Federal

48
 
Reserve Amerika Serikat untuk tidak mengubah tingkat suku bunga sehubungan
dengan prospek ekonomi yang dinilai menguntungkan.
Tabel 3.11 Harga ICP per Barel Januari s.d. Desember 2018 dan 2019
Bulan ICP (US$) 2019 ICP (US$) 2018
Januari 56,55 65,59
Februari 61,31 61,61
Maret 63,60 61,87
April 68,31 67,43
Mei 68,07 72,46
Juni 61,00 70,36
Juli 61,32 70,68
Agustus 57,27 69,36
September 60,84 74,88
Oktober 59,82 77,56
November 63,26 62,98
Desember 67,18 54,81
Rata-Rata 62,38 67,47
Sumber: https://migas.esdm.go.id/post/read/harga-minyak-mentah diakses 21 Januari 2020.

Realisasi penerimaan SDA Non Migas pada bulan Desember 2019 mencapai
Rp3,6 triliun sehingga sampai dengan bulan Desember 2019 terealisasi Rp33,7
triliun, atau 108,9% dari target APBN tahun 2019. Realisasi tersebut menurun
sebesar 10,7% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yaitu sebesar Rp37,8
triliun. Penurunan disebabkan realisasi Harga Batubara Acuan (HBA) yang
cenderung mengalami penurunan sejak September 2018. Bahkan HBA Oktober 2019
merupakan harga terendah dalam tiga tahun terakhir. HBA November 2019 sebesar
US$66,27 per ton atau naik 2,27% dari HBA Oktober 2019 senilai US$64,8 per ton.
HBA Desember 2019 meningkat tipis dibanding bulan lalu menjadi US$66,30 per ton.
Secara rerata tahunan, HBA tahun 2019 menjadi yang terendah selama dua tahun
terakhir.

Rerata HBA dari Januari sampai dengan Desember 2019 hanya mencapai US$
77,89 per ton, lebih rendah dibanding rerata HBA tahun 2017 yang sebesar US$ 85,92
per ton, dan HBA tahun 2018 yang mencapai US$ 98,96 per ton. Penurunan HBA,
selain dipicu pelambatan ekonomi global, kelebihan pasokan batu bara atau
oversupply juga menjadi faktor yang dominan penurunan HBA tahun 2019.
Tabel 3.12 Realisasi 10 Terbesar PNBP Lainnya s.d. 31 Deember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
No. 10 Besar PNBP Lainnya 2018 2019 %
1. Pendapatan Penjualan Hasil Tambang Batu Bara 19.313,7 18.581,0 15,0
2. Pendapatan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio 16.365,0 17.606,0 14,2
3. Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun 255,3 7.404,7 6,0
Anggaran yang Lalu
4. Pendapatan Penempatan Uang Negara pada Bank Indonesia 5.464,7 7.060,3 5,7
5. Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Negeri/Rupiah 1.141,1 6.467,3 5,2
6. Pendapatan Minyak Mentah (DMO) 7.499,9 6.280,1 5,1
7. Pendapatan Lainnya dari Kegiatan Hulu Migas 13.155,7 4.925,8 4,0
8. Pendapatan Biaya Pendidikan 3.902,4 3.899.2 3,1
9. Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 2.485,4 2.426,3 2,0
10. Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) 2.403,1 2.416,5 1,9
11. …………………. dst.
TOTAL 128.518,3 123.968,8 100
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019).

49
 
Realisasi penerimaan PNBP Lainnya mencapai Rp124,0 triliun atau 131,8
persen dari target APBN tahun 2019. Realisasi 10 terbesar PNBP Lainnya secara
kumulatif sampai dengan Desember 2019 mencapai 62,2 persen dari total
penerimaan PNBP Lainnya. Realisasi terbesar berasal dari pendapatan penjualan
hasil tambang batu bara Rp18,6 triliun atau mencapai 15,0 persen. Realisasi PNBP
lainnya terbesar selanjutnya berasal dari pendapatan penggunaan spektrum frekuensi
radio sebesar Rp17,6 triliun atau 14,2 persen dan penerimaan kembali transfer ke
daerah dan dana desa tahun anggaran yang lalu sebesar Rp7,4 triliun atau 6,0 persen.
Dari 10 realisasi terbesar PNBP, realisasi Pendapatan lainnya dari kegiatan hulu
migas mengalami penurunan terbesar dibandingkan tahun 2018. Penurunan
tersebut dipicu oleh penurunan harga komoditas migas.

Tabel 3.13 Realisasi 10 Terbesar PNBP Pendapatan BLU s.d. 31 Desember 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
No. 10 Besar PNBP Pendapatan BLU 2018 2019 %
1. Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 13.468,2 16.468,3 33,7
2. Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan 11.053,3 12.645,5 25,8
3. Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU 4.024,2 6.462,9 13,2
4. Pendapatan Pengelolaan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 0,0 3.607,1 7,4
5. Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi 2.569,2 2.743,3 5,6
6. Pendapatan Pengelolaan Kawasan Otorita 1.257,2 1.331,4 2,7
7. Pendapatan Investasi 867,3 1.037,7 2,1
8. Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola Barang 944,2 770,9 1,6
9. Pendapatan Jasa Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya 892,8 730,2 1,5
10. Pendapatan Hasil Kerja Sama Lembaga/Badan Usaha 1.302,9 659,7 1,3
11. …………………. dst.
TOTAL 55.093,1 48.934,8 100
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat Pengelolaan Kas Negara, DJPb (2019)

Untuk pendapatan BLU, hingga 31 Desember 2019 terealisasi Rp48,9 triliun


atau mencapai 102,2 persen dari target APBN 2019. Pendapatan BLU tahun 2019
menurun sebesar 11,2 persen dibandingkan tahun 2018 yang mencapai sebesar
Rp55,1 triliun. Penurunan pendapatan BLU dipicu oleh penurunan pendapatan dana
perkebunan kelapa sawit. Sampai dengan Desember 2019, belum terdapat realisasi
pendapatan dana perkebunan kelapa sawit sedangkan pada periode yang sama tahun
lalu tercatat sebesar Rp14,4 triliun.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 23/PMK.05/2019 tentang


perubahan kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 81/PMK.05/2018 tentang
Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa
Sawit, terdapat perubahan skema pungutan ekspor sawit yang menjadi sumber
pendapatan dana perkebunan kelapa sawit. Pemerintah membebaskan pungutan
ekspor untuk semua produk sawit sejak 1 Maret 2019 hingga 31 Mei 2019. Kemudian,
mulai 1 Juni 2019, pemerintah tetap membebaskan tarif pungutan ekspor CPO di
bawah US$ 570 per ton. Pungutan ekspor sawit dan produk turunannya akan
dikenakan bervariasi antara US$ 5 sampai US$ 25 per ton jika harga CPO di kisaran
US$ 570 per ton hingga US$ 619 per ton. Sementara, jika harga CPO telah melewati
batas harga US$ 619 per ton, pungutan tarif ekspor akan dikenakan dua kali dari tarif
harga CPO US$ 570 per ton hingga US$ 619 per ton sesuai jenis produknya.

Realisasi 10 terbesar PNBP Pendapatan BLU kumulatif sampai dengan


Desember 2019, terbesar diperoleh dari jasa pelayanan rumah sakit sebesar Rp16,5
triliun atau mencapai 33,7 persen. Selanjutnya diikuti dengan PNBP dari jasa

50
 
pelayanan pendidikan sebesar Rp12,6 triliun atau mencapai 25,8 persen, dan
pendapatan jasa layanan perbankan BLU sebesar Rp6,5 triliun atau mencapai 13,2
persen. Ketiga PNBP BLU tersebut mengalami kenaikan terbesar dibandingkan
periode sama tahun lalu. Kenaikan pendapatan jasa layanan perbankan BLU
mengindikasikan kenaikan Kas BLU yang disimpan pada perbankan.

4. Hibah
Pendapatan Hibah sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp5.394,20 miliar
yang terdiri dari Pendapatan Hibah Dalam Negeri sebesar Rp3.538,63 miliar,
Pendapatan Hibah Luar Negeri sebesar Rp1.972,36 miliar dan Pengembalian
Penerimaan Hibah sebesar Rp116,75 miliar. Pendapatan terbesar diperoleh dari
Pendapatan Hibah Luar Negeri Langsung Bentuk Uang yang mencapai Rp1.390,36
miliar, sedangkan Pendapatan Hibah Dalam Negeri terbesar berasal dari Hibah
Langsung berbentuk Uang dari Pemerintah Daerah yang mencapai Rp3.180,22
miliar.
Tabel 3.13 Proyeksi dan Realisasi Hibah November 2018-2019
Miliar Rupiah
APBN Desember 2019 November 2018
Uraian
2019 Proyeksi Realisasi % APBN Realisasi % APBN
Hibah 435,30 1.743,51 5.394,20 1.239,20 15.564,90 1.300,50
Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, DJPb (2019)

Pendapatan Hibah s.d. 31 Desember 2019 sebesar Rp5.394,20 miliar menurun


sebesar Rp10.170,70 miliar atau 288,55 persen dibandingkan periode yang sama
tahun lalu sebesar Rp15.564,90 miliar. Penurunan hibah terbesar terjadi pada
Penerimaan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang dari Pemerintah Daerah
yang tahun lalu mencapai Rp14.967,69 miliar menjadi hanya sebesar Rp3.180,22
miliar. Penurunan Penerimaan Hibah Dalam Negeri Langsung dalam bentuk Uang
dari Pemerintah Daerah karena pada tahun 2018 banyak hibah dari Pemerintah
Daerah dalam rangka pelaksanaan Pilkada serentak pada tahun 2018. Sampai dengan
31 Desember 2019, realisasi Hibah sebesar Rp5.394,20 miliar dari Rp 435,30 miliar
atau mencapai 1.239,20 persen. Selain itu, terdapat kenaikan pada Penerimaan
Hibah Luar Negeri dalam bentuk Hibah Terencana periode sampai dengan Desember
2019 sebesar sebesar Rp163,63 miliar dari periode sampai dengan Desember 2018
yaitu sebesar Rp418,37 miliar menjadi Rp582,00 miliar atau mencapai 139,11 persen,
yang terdiri dari Rp355,94 miliar Hibah Terencana Bilateral dan Rp226,06 miliar
Hibah Terencana Multilateral.
Tabel 3.14 Realisasi Penerimaan Hibah per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah

Realisasi per Bulan


No. Uraian APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Juni
1. Hibah 435,3 54,50 22,60 35,50 241,60 352,00 28,10

Realisasi per Bulan Kumulatif %


No. Uraian APBN 2019 Juli Agus Sep Okt Nov Des 31-12- APBN
2019
2. Hibah 435,3 70,90 155,10 388,30 373,20 21,71 3.650,69 5.394,20 1.239,20

Sumber: Laporan Realisasi APBN Subdit SAPPK Direktorat PKN, DJPb (2019).

51
 
5. Penerimaan Non Anggaran
Penerimaan non anggaran merupakan transaksi penerimaan kas yang tidak
mempengaruhi pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah. Penerimaaan non
anggaran terdiri dari penerimaan non anggaran PFK, penerimaan wesel pemerintah,
penerimaan reimbursement dalam rangka prefinancing (PP) dan PFK BUN lainnya,
penerimaan transito, koreksi pengeluaran pemindahbukuan, penerimaan non
anggaran pihak ketiga dan penerimaan kiriman uang antar rekening bank.

Penerimaan non anggaran PFK adalah penerimaan non anggaran yang saat ini
dikelola oleh Direktorat Pengelolaan Kas Negara. Pengelolaan penerimaan non
anggaran PFK diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/PMK.05/2019
tentang Dana Perhitungan Fihak Ketiga. Dana Perhitungan Fihak Ketiga (Dana PFK)
adalah sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pemotongan gaji/penghasilan tetap
bulanan pejabat negara, PNS pusat/PNS daerah, prajurit TNI, anggota POLRI,
pimpinan dan anggota DPRD, atau pegawai pemerintah non pegawai negeri dan
sejumlah dana yang disetorkan oleh pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota
untuk dibayarkan kepada pihak ketiga. Penyetoran hasil pemotongan gaji/penghasilan
tetap bulanan ke kas umum negara (RKUN) dilakukan melalui potongan SPM atau
setoran bank/pos persepsi.

Selanjutnya dana PFK dipisahkan ke dalam satu rekening penampung dana PFK yang
terpisah dari RKUN di Bank Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran Direktur
Jenderal Perbendaharaan Nomor SE-5/PB/2018, pemindahan dilakukan dengan
mengunduh data realisasi penerimaan dana PFK secara mingguan dari sistem aplikasi
yang mengolah penerimaan negara. Berdasarkan data tersebut Direktorat
Pengelolaan Kas Negara menerbitkan nota dinas pemindahan dana PFK dari RKUN
ke rekening PFK. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan akurasi data
monitoring dana PFK dan sebagai fungsi kontrol dana pada RKUN. Rekening dana
PFK selain untuk menampung dana PFK dari hasil potongan gaji/penghasilan tetap
bulanan pegawai juga untuk menampung dana hasil setoran pajak rokok.

Tabel 3.14 Rincian Saldo Dana PFK


Miliar Rupiah
Uraian/Tahun Jumlah
Dana PFK Pegawai 889,6
Pajak Rokok 4.806,2
Jumlah 5.695,9
Sumber: Kertas Kerja Pengawasan Saldo Dana PFK s.d. 31 Desember 2019

Saldo rekening dana PFK per tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp5.695,9
miliar yang terdiri dari dana PFK pegawai sebesar Rp 889,6 miliar atau 15,62% dari
saldo rekening dana PFK dan pajak rokok sebesar Rp4.806,2 miliar atau 84,38% dari
saldo rekening dana PFK.

Pihak ketiga yang berhak menerima pembayaran dana PFK adalah PT Taspen
(Persero), PT Asabri (Persero), BPJS Kesehatan dan Perum Bulog. Direktorat
Jenderal Perbendaharaan menerbitkan Surat Keputusan Pembayaran PFK (SKP-
PFK) sebagai dasar pembayaran dana PFK. Penerbitan SKP-PFK dilakukan 2 (dua)
kali setiap bulan yaitu setiap tanggal 1 (satu) dan 10 (sepuluh) bulan berkenaan.
Berdasarkan SKP PFK dimaksud pihak ketiga penerima dana PFK mengajukan
tagihan ke Direktorat Sistem Perbendaharaan. Selanjutnya Direktorat Sistem
52
 
Perbendaharaan menerbitkan Surat Perintah Membayar ke KPPN Jakarta II. Total
Penerimaan dana PFK yang sudah dibayarkan kepada pihak ketiga yang berhak
sampai dengan bulan Desember Tahun 2019 adalah Rp30.433,48 Miliar. Pembayaran
terbesar dibayarkan kepada PT Taspen (Persero) sebesar Rp15.299,26 Miliar atau
50,27% dari total yang telah dibayarkan, diikuti BPJS Kesehatan sebesar 39,70% dan
PT ASABRI (Persero) sebesar 9,10%.

Grafik 3.4 Pembayaran Dana PFK


Miliar Rupiah

1.200
1.000
800
Milyar

600
400
200
0
Jan I
Jan II
Feb I

Juli II
agustus I

sept I

Nov II

Des II
Feb II
Mar I
Mar II
April I
April II
Mei I
Mei II
Juni I

sept II
Juni II
Juli I

agustus II

Okt I
Okt II
Nov I

Des I
TASPEN BPJS ASABRI BULOG

Sumber: SKP PFK s.d. 31 Desember 2019.

Tabel 3.15 Pembayaran Dana PFK


Miliar Rupiah
Uraian Januari Februari Maret April Mei Juni

PT TASPEN 696,0 1.641,7 1.189,8 1.340,5 1.401,2 897,8

BPJS Kesehatan 479,5 1.224,7 983,5 1.067,2 1.108,5 618,7

PT ASABRI 0,7 434,8 218,8 238,9 252,2 232,4

BULOG - 46,4 23,3 23,3 23,4 23,5

TOTAL 1.176,6 3.347,5 2.415,3 2.669,8 2.791,3 1.772,3


Miliar Rupiah
Uraian Juli Agut Sept Oktb Nov Des

PT TASPEN 1.734,7 1.284,9 1.260,33 1.144,10 1.435,78 1.272,44

BPJS Kesehatan 1.428,9 1.080,2 928,96 913,05 1.192,80 1.057,28

PT ASABRI 232,3 230,5 230,35, 231,54 231,30 230,84

BULOG 23,5 23,4 23,32 23,55 23,49 23,37

TOTAL 3.419,4 2.619,1 2.44,96 2.312,23 2.883,38 2.583,92

Sumber: SKP PFK s.d. Desember 2019

53
 
Pengeluaran
Negara
Pengeluaran yang dibahas dalam segmen ini adalah pengeluaran pemerintah
pusat serta pengeluaran transfer ke daerah dan dana desa. Pengeluaran pemerintah
pusat terdiri atas pengeluaran untuk belanja pegawai, belanja barang, belanja modal,
belanja bantuan sosial, pembayaran bunga dan pinjaman, belanja subsidi, belanja
hibah, dan belanja lain-lain. Transfer ke daerah adalah bagian dari belanja negara
dalam rangka mendanai pelaksanaan desentralisasi fiskal berupa Dana Perimbangan,
Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian. Sedangkan dana desa adalah dana
yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan
bagi desa dan desa adat yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan pemberdayaan
masyarakat, serta kemasyarakatan.

Total realisasi pengeluaran bruto sampai dengan 31 Desember 2019 adalah


Rp2.302.044,06 miliar atau 93,54% dari pagu APBN tahun 2019, sedangkan realisasi
pengembalian belanja sebesar Rp1.619,30 miliar sehingga realisasi pengeluaran
bersih Rp2.300.424.76 miliar. Kinerja realisasi pengeluaran sampai dengan tanggal
31 Desember 2019 mengalami penurunan sebesar 6,23% dibandingkan kinerja
pengeluaran periode yang sama pada tahun 2018. Kinerja tahun 2018 sebesar 99,77%
menurun di tahun 2019 menjadi 93.54%. Realisasi pengeluaran pemerintah pusat
bruto sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar Rp1.490.896,52 miliar atau
91,22% dari total anggaran sebesar Rp1.634.339,52 miliar. Realisasi pengeluaran
transfer ke daerah dan dana desa bruto sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp811.147,54 miliar.

55
 
Total pengeluaran pemerintah pusat bruto sebesar Rp1.490.896,52 miliar dan
pengembalian belanja Rp1.576,66 miliar sehingga pengeluaran pemerintah pusat
netto Rp1.489.319,86miliar. Kinerja realisasi pengeluaran pemerintah pusat
mengalami penurunan sebesar 9,00% dibandingkan dengan periode 31 Desember
2018 yang semula 100,22% menjadi 91,22% di tahun 2019. Realisasi pengeluaran
transfer ke daerah dan dana desa bruto sebesar Rp811.147,54 miliar atau 98,11% dari
anggaran tahun 2019. Pengembalian belanja transfer ke daerah dan dana desa
sebesar Rp42,64 miliar sehingga pengeluaran netto belanja transfer ke daerah dan
dana desa sebesar Rp811.104,90 miliar. Realisasi ini mengalami penurunan sebesar
0,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 atau menurun dari 98,90%
menjadi 98,11% di tahun 2019.

Tabel 4.1 Tabel Pengeluaran Belanja Negara Sampai Dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
% Realisasi % Realisasi Kenaikan/
Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi
Pengeluaran thd thd Penurunan
2019 Pengeluaran 2018 Pengeluaran
Anggaran Anggaran % Realisasi
Pengeluaran
Pemerintah Pusat
1. Pengeluaran KL 893.402,79 870.201,00 97,40% 874.253,86 849.236,75 0,26%
97,14%
Pengeluaran 256.539,41 249.316,84 97,18% 248.984,51 231.286,84 92,89% 4,29%
B. Pegawai
Pengeluaran 355.613,15 335.379,70 94,31% 340.130,19 348.888,50 105,57% -11,26%
B. Barang
Pengeluaran 179.252,01 172.752,41 96,37% 203.879,40 184.300,44 90,40% 5,97%
B. Modal
Pengeluaran 101.998,22 112.752,05 110,54% 81.259,76 84.760,97 104,31% 6,23%
B. Bansos
2. Pengeluaran 740.936,73 620.695,52 83,77% 580.240,53 608.578,79 104,88% -21,11%
Non KL
Pengeluaran 124.787,69 127.008,06 101,78% 116.707,01 116.078,10 99,46% 2,32%
B. Pegawai
Pengeluaran 275.885,27 275.523,60 99,87% 238.607,12 257.954,70 108,11% -8,24%
Pembayaran
Bunga dan
Pinjaman
Pengeluaran 224.320,87 201.783,75 89,95% 156.228,12 216.883,37 138,82% -48,87%
Subsidi
Pengeluaran 1.940,65 5.117,53 263,70% 1.460,84 1.520,56 104,09% 159,61%
Hibah
Pengeluaran 114.002,25 11.262,58 9,88% 67.237,40 16.142,06 24,01% -14,13%
Lain-lain
Total 1.634.339,52 1.490.896,52 91,22% 1.454.494,39 1.457.815,54 100,22% -9,00%
Pengeluaran
Pemerintah
Pusat
Transfer Ke Daerah dan Dana Desa
1 Pengeluaran 756.772,53 741.333,39 97.96% 706.162,57 697.927,25 98,83% -0,87%
Transfer ke
Daerah
Dana Bagi 593.550,45 589.098,51 99,25% 553.151,18 553.346,01 100,04% -0,79%
Hasil
Dana 32.179,94 31.874,40 99,05% 29.559,58 29.280,96 99,06% -0,01%
Otonomi
Khusus, Dana
Keistimewaan
DIY, dan Dana
Insentif
Daerah
Dana Alokasi 131.042,14 120.360,48 91,85% 123.451,81 115.300,28 93,40% -1,55%
Khusus Non
Fisik
2 Pengeluaran 70.000,00 69.814,15 99,73% 60.000,00 59.859,41 99,76% -0,03%
Dana Desa
Total 826.772,53 811.147,54 98,11% 766.162,57 757.786,66 98,90% -0,79%
Pengeluaran TKD
dan DD
TOTAL 2.461.112,05 2.302.044,06 93,54% 2.220.656,96 2.215.602,20 99,77% -6,23%
PENGELUARAN
(bruto)

56
 
Pengembalian
Belanja
1. Belanja KL (1.441,89) (2.358,93)
Belanja (121,25) (323,39)
Pegawai
Belanja Barang (983,41) (1.420,17)
Belanja Modal (54,21) (172,81)
Belanja Bansos (283,02) (442,56)
2. Belanja Non (134,77) (154,55)
KL
Belanja (129,53) (150,78)
Pegawai
Pembayaran (2,55) (2,67)
Bunga dan
Pinjaman
Subsidi (0,85) (0,06)
Hibah 0 0
Lain-lain (1,84) (1,04)
Total (1.576,66) (2.513,48)
Pengembalia
n Pemerintah
Pusat
3. Transfer Ke (42,64) 6,27
Daerah
Dana Bagi Hasil (42,64) (3,10)
Dana Otonomi (0) 9,37
Khusus, Dana
Keistimewaan
DIY, dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi (0) 0
Khusus Non
Fisik
Total Pengembalian (1.619,3) (2.507,21)
Belanja
TOTAL 2.461.112,05 2.300.424,76 93,47% 2.220.656,96 2.213.094,99 99,67% -6,20%
PENGELUARAN
(netto)
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

1. Pengeluaran Kementerian dan Lembaga


1.1 Pengeluaran Belanja Pegawai
Pengeluaran belanja pegawai sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp249.316,84 miliar, atau 97,18% dari anggaran. Kinerja pengeluaran belanja
pegawai mengalami kenaikan sebesar 4,29% dari realisasi periode yang sama tahun
anggaran yang lalu. Kenaikan pengeluaran belanja pegawai tertinggi adalah untuk
pembayaran Tunjangan Khusus/Kegiatan dengan realisasi sebesar Rp10.950,19 miliar
dan pembayaran gaji dan tunjangan non PNS sebesar Rp7.970,35 miliar.

Realisasi pengeluaran belanja pegawai terdiri dari pengeluaran belanja gaji dan
tunjangan sebesar Rp163.647,44 miliar dan realisasi pengeluaran
honorarium/lembur/vakasi/tunjangan khusus dan belanja pegawai transito sebesar
Rp85.669,40 miliar. Realisasi pengeluaran belanja gaji dan tunjangan yang sebesar
Rp163.647,44 miliar terdiri atas pembayaran gaji PNS sebesar Rp85.359,62 miliar,
pembayaran gaji TNI/POLRI sebesar Rp61.418,67 miliar, pembayaran gaji pejabat
negara sebesar Rp1.012,22 miliar, tunjangan dokter PTT sebesar Rp66,38 miliar, dan
pembayaran gaji non PNS sebesar Rp15.788,53miliar. Pengeluaran honorarium/
lembur/vakasi/tunjangan khusus dan belanja pegawai transito sebesar 96,96% atau
Rp83.065,94 miliar digunakan untuk pembayaran tunjangan kinerja, sisanya sebesar
Rp2.603,41 miliar digunakan untuk pembayaran honor tetap dan pembayaran uang
lembur.

57
 
Tabel 4.2 Jumlah Penerima dan Jumlah Penyaluran Belanja Gaji PNS, TNI, dan POLRI
sampai dengan 31 Desember 2019
Bulan Jumlah Penerima Gaji Jumlah Penyaluran Gaji (Miliar)
Januari 1.723.567 7.801,7
Februari 1.722.498 7.798,4
Maret 1.728.964 7.823,4
April 1.645.515 7.797,6
Mei 1.748.905 8.160,6
Juni 2.015.938 8.998,6
Juli 1.959.514 8.887,8
Agustus 1.972.064 8.677,3
September 1.977.131 8.775,7
Oktober 1.989.007 8.805,1
November 1.988.756 8.804,1
Desember 1.990.370 8.813.5
Total 22.462.229 101.143,8
Sumber: SPAN, Hasil Rekonsiliasi Data SP2D dan Dropping, diolah

Penyaluran dana SP2D Belanja Gaji sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp101.143,8 miliar. Dengan nilai penyaluran SP2D Belanja Gaji bulan Desember
2019 sebesar Rp8.813,5 miliar yang diterima kepada 1.990.370 pegawai.

1.2 Pengeluaran Belanja Barang


Pengeluaran belanja barang sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
Rp335.379,70 miliar mengalami penurunan kinerja anggaran sebesar 11,26%
dibandingkan periode tahun 2018 yang semula 105,57% di tahun 2018 menjadi
94,31% di tahun 2019. Realisasi belanja terbesar ada pada realisasi belanja barang
yaitu Rp132.005,48 miliar. Realisasi belanja terbesar kedua ada pada belanja barang
untuk diserahkan kepada masyarakat dan pemerintah daerah yaitu sebesar
Rp47.892,12 miliar.

Grafik 4.1 Pengeluaran Per Jenis Belanja Barang s.d. 31 Desember 2019 dan 2018

160.000 6.000
140.000 4.000
120.000 2.000
100.000 0
80.000 -2.000
60.000 -4.000
40.000 -6.000
20.000 -8.000
0 -10.000
B.
B. Bdn Lay B. Brg Utk
B. Barang B. Jasa Pemeliharaa B. Perjalanan
Umum Diserahkan
n
2019 132.005,48 32.638,97 36.136,81 45.312,04 41.394,28 47.892,12
2018 138.346,05 35.764,59 38.188,21 43.340,30 37.054,98 56.194,37
Kenaikan /Penurunan -6.340,57 -3.125,62 -2.051,40 1.971,74 4.339,30 -8.302,25

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Barang Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Kenaikan pada belanja barang paling besar disebabkan oleh kenaikan pada
belanja badan layanan umum. Realisasi badan layanan umum sampai dengan 31
Desember 2019 adalah sebesar Rp41.394,28 miliar naik sebesar Rp4.339,30 miliar
dari realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp37.054,98 miliar. Kenaikan terbesar kedua
ada pada belanja perjalanan sebesar Rp1.971,74 miliar.

58
 
Grafik 4.2 Pengeluaran Belanja Barang s.d 31 Desember 2019 dan 2018

90.000 2.000
80.000 1.000
70.000 0
60.000 ‐1.000
50.000 ‐2.000
40.000 ‐3.000
30.000 ‐4.000
20.000 ‐5.000
10.000 ‐6.000
0 ‐7.000
B Non
B Operasional B Kontribusi B Persediaan
Operasional
2019 44.443,44 70.665,05 509,32 16.387,66
2018 43.354,57 76.382,14 317,06 18.280,63
Kenaikan/Penurunan 1.088,87 ‐5.717,09 192,26 ‐1.892,97

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Barang Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Realisasi pengeluaran belanja barang terbesar terjadi pada Belanja Non


Operasional yaitu sebesar Rp70.665,05 miliar atau turun sebesar Rp5.717,09 miliar
dibandingkan tahun 2018 yang sebesar Rp76.382,14 miliar. Pengeluaran terbesar
kedua adalah pengeluaran belanja operasional dengan realisasi sampai dengan 31
Desember 2019 sebesar Rp44.443,44 miliar atau naik Rp1.088,87 miliar
dibandingkan realisasi tahun 2018 yang sebesar Rp43.354,57 miliar.

Realisasi pengeluaran belanja daya dan jasa merupakan salah satu komponen
pengeluaran belanja jasa. Realisasi belanja daya dan jasa tahun 2019 mengalami
penurunan dibandingkan realisasi tahun 2018. Realisasi pengeluaran langganan daya
dan jasa sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp6.207,93 miliar, sedangkan 31
Desember 2018 sebesar Rp6.543,1 miliar. Seluruh jenis belanja daya dan jasa
mengalami penurunan dibanding realisasi tahun 2018 kecuali belanja langganan daya
dan jasa lainnya mengalami kenaikan sebesar Rp87,77 miliar.
Tabel 4.3 Realisasi Pengeluaran Langganan Daya dan Jasa
sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
Pengeluaran
Langganan 201,2 311,4 350,1 381,1 440,6 298,5 172,5 404,6 259,9 346,5 394,9 290,4
Listrik
Pengeluaran
Langganan 19,5 28,2 29,3 64,6 65,1 36,3 14,6 24,4 86,9 42,9 30,9 62,6
Telepon
Pengeluaran
8,1 64,0 44,8 47,3 49,2 20,4 6,7 49,6 42,1 27,0 65,5 19,0
Langganan Air
Pengeluaran
Langganan
6,7 25,6 47,3 72,0 62,3 39,5 4,4 20,6 36,2 44,1 59,6 35,0
Daya dan Jasa
Lainnya
Pengeluaran
Langganan 235,5 429,1 471,5 565,0 617,2 394,6 198,2 499,1 425,2 460,4 550,9 407,0
Daya dan Jasa

59
 
2019 2018
Pengeluaran S.d Des S.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des
Des
Pengeluaran 412,2 376,7 321,6 327,4 343,8 383,2 4.147,90 299,0 274,2 372,0 413,4 376,3 788,3 4.392,1
Langganan Listrik
Pengeluaran 75,0 37,9 40,3 101,2 67,4 101,4 666,19 62,8 90,0 36,0 79,9 57,9 244,9 833,6
Langganan
Telepon
Pengeluaran 65,8 45,9 46,7 49,5 45,3 51,4 538,37 50,8 41,9 51,4 48,2 68,6 79,1 549,7
Langganan Air
Pengeluaran 95,2 69,9 67,7 132,6 73,4 163,2 855,47 88,0 52,8 92,2 80,8 70,8 183,1 767,7
Langganan Daya
dan Jasa Lainnya
Pengeluaran
529,8
Langganan Daya 648,3 530,5 476,3 610,7 699,2 6.207,93 500,6 458,9 551,6 622,3 573,6 1.295,3 6.543,1
dan Jasa
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Pengeluaran Langganan Daya dan Jasa diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Realisasi pengeluaran perjalanan dinas sampai dengan sampai dengan 31


Desember 2019 sebesar Rp45.312,04 miliar atau naik sebesar Rp1.971,74 miliar jika
dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2018 yang hanya sebesar Rp43.340,3
miliar. Hal ini disebabkan terjadinya kenaikan harga tiket pesawat dalam negeri
setelah terjadinya kecelakaan pesawat maskapai penerbangan Lion Air pada bulan
Februari yang lalu. Tren realisasi pengeluaran biaya perjalanan dinas per bulan
mengalami kenaikan sampai dengan tanggal 31 Desember 2019. Kenaikan yang
signifikan terjadi pada pengeluaran perjalanan dinas biasa dalam negeri. Realisasi
pengeluaran belanja perjalanan dalam negeri sampai dengan 31 Desember 2019
sebesar Rp41.678,53 miliar atau naik Rp1.634,33 miliar dibanding periode yang sama
tahun 2018 sebesar Rp40.044,2 miliar. Kementerian Perhubungan telah
mengeluarkan Keputusan Menteri Perhubungan nomor 106 tahun 2019 tentang
Tarif Batas Atas Penumpang Pelayanan Kelas Ekonomi Angkutan Udara Dalam
Negeri yang mengatur mengenai penurunan tarif batas atas sebesar 12-16% atau rata-
rata 15%. Namun kebijakan tersebut tidak mempengaruhi realisasi pengeluaran
belanja perjalanan dinas.
Tabel 4.4 Realisasi Pengeluaran Perjalanan Dinas Sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Belanja
Perjalanan 593,8 2.162,3 3.292,9 3.878,3 4.263,0 1.853,2 450,7 1.858,9 2.848,1 3.133,7 3.218,1 1.622,1
Dalam Negeri
Belanja
Perjalanan Luar 105,1 182,1 235,7 230,4 259,2 450,1 75,7 124,2 228,8 273,4 274,0 121,0
Negeri
Total
Pengeluaran 698,9 2.344,4 3.528,7 4.108,7 4.522 2.303,3 526 1.983 3.077 3.407 3.492,2 1.743,1
Perjalanan

2019 2018
Pengeluaran
S.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des
Des
Belanja
Perjalanan 3.745,8 3.558,8 3.373,9 4.320,9 4.623,57 6.011,96 41.678,53 3.068,2 3.499,6 3.200,6 4.226,3 4.859,3 8.018,6 40.044,2
Dalam Negeri
Belanja
Perjalanan Luar 412,3 320,7 296,6 280,9 359,89 500,21 3.633,51 405,0 314,8 229,1 297,0 357,8 595,2 3.296,1
Negeri
Total
Pengeluaran 4.158,2 3.879,5 3.670,6 4.610,8 4.983,46 6.512,17 45.312,04 3.473,2 3.814,4 3.429,7 4.563,3 5.217,1 8.163,8 43.340,3
Perjalanan
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Pengeluaran Perjalanan Dinas diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

60
 
1.3 Pengeluaran Belanja Modal
Realisasi pengeluaran belanja modal sampai dengan 31 Desember tahun 2019
sebesar Rp172.752,41 miliar, sedangkan pada tahun 2018 sebesar Rp184.300,44
miliar. Realisasi pengeluaran belanja modal sampai dengan 31 Desember 2019, turun
Rp11.548,03 miliar dibandingkan realisasi periode yang sama tahun 2018. Dilihat
dari anggarannya terjadi penurunan anggaran belanja modal sebesar Rp24.627,39
miliar atau sebesar 12,08% pada tahun 2019 dibandingkan dengan anggaran belanja
modal pada tahun 2018 yang sebesar Rp203.879,40 miliar. Namun secara persentase
realisasi belanja modal sampai dengan 31 Desember 2019 mengalami kenaikan
5,97%, dari 90,40% pada tanggal 31 Desember 2018 menjadi 96,37% pada 31
Desember 2019. Jika dilihat dari jenis belanja modal, baik sampai dengan tanggal 31
Desember 2019 maupun sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, pengeluaran
belanja modal terbesar digunakan untuk membiayai pembangunan infrastruktur yaitu
pengeluaran belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan. Realisasi belanja belanja modal
jalan, irigasi, dan jaringan sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp 74.329,6
miliar atau sebesar 41,46% dari total pagu.

Tabel 4.5 Pagu dan Realisasi Pengeluaran Belanja Modal s.d 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Belanja Modal
35,6 37,5 99,8 108,0 187,8 168,4 14,4 25,1 133,8 193,7 142,2 152,5
Tanah
Belanja modal
Peralatan dan 46,3 235,9 588,1 1.078,6 4.378,6 1.792,1 47,3 218,0 858,6 2.664,5 4.242,4 4.118,6
Mesin
Belanja modal
gedung dan 79,2 277,3 364,8 1.070,0 1.896,1 977,9 10,9 265,6 443,3 972,2 1.337,8 767.6
bangunan
Belanja modal
Jalan, Irigasi, dan 1.465,4 1.892,3 3.150,5 4.357,7 6.283,9 2.250,0 951,4 2.811,7 3.636,6 4.983,7 6.129,0 4.555,8
Jaringan
Belanja Modal
3,9 154,0 513,3 114,7 335,0 157,6 3,2 80,6 75,1 95,0 240,2 92,3
Lainnya

Belanja Modal
21,6 27,9 61,3 77,4 118,1 260,2 6,3 38,6 93,5 55,7 100,4 197,9
BLU

Total 1.652,1 2.624,9 4.777,7 6.806,4 13.199,5 5.606,5 1.033,5 3.439,6 5.240,8 8.964,7 12.191,9 9.884,7

2019 2018
Pengeluaran
No s.d Ags
Jul Agst Sep Okt Des Jul Sep Okt Nov Des s.d Des
v Des t
Belanja
165,5 189,2 229,1 236,4 445,9 2.295,45 4.198,8 90,0 179,2 209,0 206,8 322,3 1.841,7 3.510,5
Modal Tanah
Belanja
modal
5.562,9 5.147,1 4.614,3 6.211,7 5.823,0 19.999,58 55.478,2 5.019,7 6.198,6 5.418,9 4.848,6 6.937,3 20.835,6 61.408,1
Peralatan
dan Mesin
Belanja
modal
2.293,3 2.416,2 2.541,9 3.786,4 3.669,2 8.065,17 27.437,8 2.639,5 2.792,7 2.020,9 2.536,6 4.062,9 9.324,1 27.174,1
gedung dan
bangunan
Belanja
modal Jalan,
5.223,3 6.163,3 9.164,8 9.004,5 7.921,2 17.452,50 74.329,6 5.257,9 6.998,4 10.756,8 9.309,0 8.772,1 20.315,4 84.427,8
Irigasi, dan
Jaringan
Belanja
Modal 333,0 507,5 417,9 769,2 984,7 2.142,34 6.433,4 205,9 261,2 234,7 368,8 380,4 1.041,8 3.079,1
Lainnya
Belanja
136,5 195,6 411,6 374,7 376,6 2.813,04 4.874,6 169,0 163,2 513,3 198,7 441,8 2.722,2 4.700,8
Modal BLU

Total 13.714,7 13.714,7 17.379,8 20.382,9 19.220,8 52.768,08 172.752,4 13.382,0 16.593,319.153,6 17.468,6 20.866,7 56.080,9 184.300,4

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Modal diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

61
 
Kontrak belanja modal yang sudah terdaftar di KPPN sampai dengan tanggal 31
Desember 2019 adalah sebesar Rp107.027,83 miliar pada 7.758 satker. Dari nilai
kontrak tersebut sebesar Rp103.844,25 miliar direalisasikan sampai dengan 31
Desember 2019, sehingga sisa kontrak yang tidak terealisasikan adalah sebesar
Rp3.183,57 miliar. Sisa kontrak yang tidak terealisasikan terdapat pada 711 satker.
Grafik 4.2 Kontrak Belanja Modal
Miliar Rupiah
 120.000,00
107.027,83  103.844,25 
 100.000,00

 80.000,00

 60.000,00

 40.000,00

 20.000,00
3.183,57 
 ‐
Nilai Kontrak Ditagihkan Sisa
Sumber: SPAN, Data Kontrak s.d 31 Desember 2019 diakses pada tanggal 21 Januari 2020, Dit. SITP, Diolah

Tabel 4.6 Kontrak Tidak Terealisasikan per 31 Desember 2019


No Kategori Sisa Kontrak Jumlah Satker Nilai Total
1 Diatas 5 Milyar 93 2.940,42 M
2 500 juta s.d 5 Milyar 116 220,01 M
3 Dibawah 500 juta 502 23,14 M
Jumlah 711 3.183,57 M

Sumber: SPAN, Data Kontrak s.d 31 Desember 2019 diakses pada tanggal 21 Januari 2020, Dit. SITP,
Diolah

1.4 Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial


Kenaikan realisasi pengeluaran tertinggi terjadi pada pengeluaran bantuan
sosial. Kinerja anggaran pengeluaran bantuan sosial sampai dengan 31 Desember
2019 mengalami kenaikan sebesar 6,23% jika dibandingkan dengan periode yang
sama tahun 2018. Kinerja anggaran pada tanggal 31 Desember 2018 sebesar 104,31%
menjadi 110,54% pada periode yang sama tahun 2019. Realisasi pengeluaran belanja
sosial sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp112.752,05 miliar
atau 110,54% dari anggarannya. Realisasi 2019 melebihi pagu karena adanya
penambahan pagu pada pembayaran tambahan jaminan kesehatan yang belum
tercatat. Realisasi pengeluaran belanja bantuan sosial paling besar adalah pada
pengeluaran Belanja Bantuan Sosial Untuk Jaminan Sosial yaitu sebesar Rp47.136,78
miliar atau naik sebesar Rp11.000,74 miliar dibandingkan dengan realisasi pada
periode yang sama tahun 2018. Kenaikan tersebut terjadi karena (1) pembayaran
Program Keluarga Harapan (PKH) yang diikuti dengan peningkatan indeks bantuan
dan (2) pembayaran iuran Penerima Bantuan Iuran (PBI) kepada Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang diikuti dengan peningkatan
tarif iuran PBI.

62
 
Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Belanja Bantuan Sosial s.d. 31 Desember Tahun 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Belanja Bansos
untuk Rehabilitasi ‐ ‐ 0,42 0,16 20,73 13,98 - - 0,49 2,37 39,38 12,11
Sosial
Belanja Bansos
untuk Jaminan 2.126,78 6.381,69 4.209,94 15.060,40 2.483,88 577,66 2.123,26 6.855,09 3.325,68 6.900,66 6.121,14 4.224,56
Sosial
Belanja Bansos
untuk
‐ 266,63 120,23 869,01 162,76 212,91 - - 173,34 569,81 1.335,92 6,56
Pemberdayaan
Sosial
Belanja Bansos
untuk
12.271,81 26,37 7.162,02 52,26 53,19 7.909,81 2.946,30 1.656.,17 330,31 4.863,21 62,52 49,34
Perlindungan
Sosial
Belanja Bansos
untuk
735,34 1.789,88 1.874,17 1.060,28 2.015,99 1.462,07 278,69 250,81 197.94 518,79 1.014,88 1.531,77
Penanggulangan
Kemiskinan
Belanja Bansos
untuk
0,12 0,70 0,48 30,36 1.614,58 9,65 - 0,54 0,50 0,26 5.,55 0,37
Penanggulangan
Bencana

Total 15.134,05 8.465,27 13.367,27 17.072,47 6.351,13 10.186,08 5.348,26 8.762,62 4.028,26 12.855,09 8.579,39 5.844,72

2019 2018
Pengeluaran
Des s.d Des
Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des Jul Agst Sep Okt Nov

Belanja Bansos 41,33 9,01 59,00 194,22 40,24 19,23 398,32 19,52 22,97 49.58 41,75 43,34 32,01 262,90
untuk Rehabilitasi
Sosial
Belanja Bansos 2.251,90 706,08 1.721,55 806,74 9.665,93 1.144,23 47.136,78 2.122,24 1,76 1.620,01 1.125,40 449,52 1.246,72 36.136,04
untuk Jaminan
Sosial
Belanja Bansos 3,93 16,66 11,34 706,37 414,70 43,32 2.827,85 55,04 9,51 17,63 74,99 372,12 273,54 2.888,46
untuk
Pemberdayaan
Sosial
Belanja Bansos 136,07 393,93 5.487,80 367,72 351,11 492,32 34.704,41 5.041,38 411,88 92,98 2.772,90 374,40 520,26 19.121,66
untuk
Perlindungan
Sosial
Belanja Bansos 2.110,75 2.480,33 385,47 2.477,64 3.287,90 373,24 20.053,06 4.012,40 1.783,11 2.451,99 2.185,35 2.730,35 2.566,09 19.522,14
untuk
Penanggulangan
Kemiskinan
Belanja Bansos 45,89 6,22 751,39 286,89 393,52 4.491,82 7.631,63 9.14 10,37 6,95 288,39 167,94 6.339,76 6.829,78
untuk
Penanggulangan
Bencana
Total 4.589,86 3.612,24 8.416,55 4.839,59 14.153,39 6.564,15 112.752,05 11.259,72 2.238,97 4.239,14 6.488,76 4.137,6610.978,38 84.760,97

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Bantuan Sosial diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Pembayaran Bantuan Sosial PKH telah dilakukan sebesar Rp32.747,1 miliar


untuk 38.707.390 orang penerima sampai dengan 31 Desember 2019. Penyaluran
terbesar dilakukan oleh BRI dengan nilai sebesar Rp13.391,8 miliar dengan jumlah
penerima sebanyak 14.991.765

Tabel 4.8 Jumlah Penerima dan Nomimal PKH Berdasarkan Bank Penyalur
Miliar Rupiah
BRI Mandiri BNI BTN Total
Jumlah Nomi Jumlah Nominal Jumlah Nominal Jumlah Nomi Jumlah Nominal
Bulan Penerima nal Penerima Bantuan Penerima Bantuan Penerima nal Penerima Bantuan
Bantu Bantu
an an
Jan 3.735.462 5.048,6 1.557.130 2.072,0 3.911.349 4.790,0 277.371 336,3 9.481.312 12.246,9
Feb 5.392 7,1 - - 1.205 1,5 6.597 8,5
Mar 3.809.745 2.940,4 1.581.550 1.212,0 4.151.588 2.799,0 276.175 184,9 9.819.058 7.136,3
Apr - - 3.481 2,2 - 3.481 2,2
Mei - - - - - -
Juni 3.580.973 3.012,7 1.544.021 1.290,9 4.019.495 3.005,3 258.575 194,8 9.403.064 7.503,7
Juli 45.294 38,6 4.920 4,5 3.846 3,2 882 0,7 54.942 47,0
Agt - - - - - -
Sep 3.603.187 2.202,0 1.511.645 916,3 3.949.985 2.150,1 260.695 143,8 9.325.512 5.412,1
Okt 132.286 104,5 28.618 20,1 236.619 159,8 15.454 10,1 412.977 294,6
Nov - - - - - - - - - -
Des 79.426 37,0 51.520 24,9 69.501 33,9 - - 200.447 95,7

Total 14.991.765 13.391 6.279.404 5.541 16.345.864 12.943 1.090.357 872 38.707.390 32.747,1

Sumber: OMSPAN, Monitoring Penyaluran PKH diakses tanggal 20 Januari 2020

63
 
Pembayaran PBI kepada BPJS Kesehatan telah dilakukan sampai dengan iuran
bulan Desember 2019 sebesar Rp35.381,2 miliar. Rincian pembayaran PBI kepada
BPJS Kesehatan adalah: 1) bulan Januari dibayarkan iuran untuk bulan Januari
sebesar Rp2.126,8 miliar, 2) bulan Februari dibayarkan iuran untuk bulan Februari,
Maret, dan April sebesar Rp6.380,3 miliar, 3) bulan Maret dibayarkan iuran untuk
bulan Mei sebesar Rp2.222,8 miliar, 4) bulan April dibayarkan iuran untuk bulan Juni
s.d. Oktober sebesar Rp11.083,3 miliar, 5) bulan Mei dibayarkan iuran bulan
November 2019 sebesar Rp2.210,2 miliar, 6) bulan Juli dibayar iuran bulan Desember
2019 sebesar Rp2.219,9 miliar, 7) bulan November dibayar kekurangan iuran bulan
Agustus s.d Desember 2019 sebesar Rp9.137,93 miliar.
Tabel 4.9 Pengeluaran Iuran PBI s.d 31 Desember Tahun 2019
Miliar Rupiah
Bulan s.d 31
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Nov
Pengeluaran Des
Nilai 2.126,8 6.380,3 2.222,8 11.083,3 2.210,2 2.219,9 9.137,93 35.381,2
Pembayaran
Untuk Jan Feb, Mei Jun-Okt Nov - Des Kekuran Jan -
Pembayaran Mar, gan Des
Iuran PBI Apr Agst s.d
Bulan Des
Sumber: OMSPAN, Daftar SP2D per Satker tanggal 8 November 2019, Subdit MPPK

2. Pengeluaran Non Kementerian dan Lembaga


2.1 Pengeluaran Belanja Pegawai
Kinerja anggaran pengeluaran belanja pegawai non Kementerian
Negara/Lembaga mengalami kenaikan 2,32% dibandingkan tahun anggaran yang
lalu. Prosentase realisasi anggaran sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar
101,78% sedangkan pada periode yang sama tahun 2019 sebesar 99,46%. Realisasi
pengeluaran sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar Rp127.008,06 miliar.
Pengeluaran ini dilakukan untuk membayar uang pensiun dengan jumlah penerima
pensiun rata-rata sebanyak 3.772.402 orang per bulan. Karakteristik pengeluaran
belanja pegawai secara umum adalah merata di sepanjang tahun, namun pengeluaran
belanja pegawai non KL bulan Januari dan Mei 2019 lebih tinggi dibandingkan dengan
pengeluaran di bulan Februari, Maret, April dan Juni. Hal ini karena pemerintah
membayar uang pensiun bulan Januari dan Februari serta melakukan pembayaran
Unfunded Past Service Liability (UPSL) 2012-2015 dengan total sebesar Rp5 triliun
di bulan Januari 2019. Pada bulan Mei 2019 dibayarkan THR kepada pensiunan
sebanyak 3.046.383 orang dengan nilai sebesar Rp7.577,73 miliar.
Tabel 4.10 Pengeluaran Belanja Pegawai Non KL s.d. 31 Desember Tahun 2019
Miliar Rupiah
Uraian Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
Jumlah 12.756,83 7.777,50 7.830,94 9.240,76 8.176,92 8.187,54 8.367,62
Pengeluaran
Jumlah Penerima
6.171.3 3.118.775 3.944.4 3.112.57 3.559.8 3.139.9 3.136.5
(orang)

Uraian Agt Sept Okt Nov Des s.d Des


Jumlah 8.306,47 8.452,85 8.459,87 8.453,80 8.394,62 104.405,72
Pengeluaran
Jumlah Penerima 3.167.4
3.155.4 3.160.195 3.170.7 3.144.3 41.941.7
(orang)
Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK dan
Laporan Realisasi Penyerapan Anggaran Belanja Pensiun, Dit. SP (diolah)

64
 
2.2 Pengeluaran Kewajiban Utang
Pengeluaran pembayaran kewajiban utang merupakan pengeluaran terbesar
dalam kategori pengeluaran non KL. Namun demikian, persentase realisasi
pengeluaran pembayaran kewajiban utang mengalami penurunan sebesar 8,24%
dibandingkan 31 Desember 2018, dari sebesar 108,11% pada tahun 2018 menjadi
99,87% pada tahun 2019. Terjadi penambahan anggaran pembayaran bunga utang
pada tahun 2019 sebesar Rp37.278,15 miliar yang terdiri dari penambahan anggaran
sebesar Rp33.529,16 miliar pada anggaran belanja Pembayaran Bunga Utang Dalam
Negeri Jangka Pendek yang berupa Sertifikat Perbendaharaan Negara dalam valuta
dan penambahan anggaran sebesar Rp3.748,98 miliar pada anggaran belanja Bunga
Pinjaman Program.

Tabel 4.11 Pengeluaran Kewajiban Utang sampai dengan 30 November 2019 dan 2018

Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni
Pembayaran
21.732,51 10.030,50 35.300,51 11.357,77 43.106,53 7.375,14 21.948,08 9.907,06 32.054,84 9.769,97 31.869,60 7.346,85
Bunga
Pembayaran
898,98 591,47 667,59 417,27 761,61 275,68 957,08 797.04 1.743,69 816.24 1.054,68 590,78
Discount SUN
Pembayaran
Loss on Bond - - 185,21 - - -
Redemption
Pembayaran
Discount 363,34 434,68 371,10 250,70 606,63 47,17 610,49 208.82 236.86 259.99 232,95 212,94
SBSN

Total 22.994,83 11.056,66 36.524,41 12.025,73 44.474,77 7.697,99 23.515,65 10.912,92 34.035,39 10.846,20 33.157,23 8.150,58

Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluara
n Des s.d Des Des s.d Des
Ag
Jul Agst Sep Okt Nov Jul Sep Okt Nov
st

23.137,21 12.250,61 35.107,92 10.163,10 46.367,86 7.898,42 263.828,08 23.088,58 10.165,38 32.922,06 12.531,00 35.693,36 6.835,,19 234.201,98
Pembayara
n Bunga

Pembayara 623,93 1.213,67 932,06 1.063,65 477,21 - 7.923,13 2.142,49 4.973,67 1.977,22 2.265,18 1.668,61 18.986,70
n Discount
SUN
Pembayara - - 198,68 - - - 383,89 2,79 2,79
n Loss on
Bond
Redemption
96,91 323,46 466,56 293,86 134,09 - 3.388,49 599.07 690,43 593,64 584,86 528,79 4,39 4.763,23
Pembayara
n Discount
SBSN
23.858,05 13.787,74 36.705,23 11.520,61 46.979,17 7.898,42 275.523,60 25.830,14 15.829,48 35.562,93 15.383,83 37.890,76 6.839,58 257.954,70
Total

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Kewajiban Utang diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Realisasi pengeluaran pembayaran kewajiban utang dibedakan menjadi


pembayaran bunga utang, Discount Surat Utang Negara (SUN), Loss on Bond
Redemption, dan Discount Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pengeluaran
untuk pembayaran bunga utang sampai tanggal 31 Desember 2019 sebesar
Rp263.828,08 miliar dari total anggaran sebesar Rp275.885,27 miliar. Pengeluaran
pembayaran bunga utang mengalami kenaikan sebesar 12,64% atau sebesar
Rp29.626,1miliar jika dibandingkan pembayaran sampai dengan 31 Desember tahun
2018 yang sebesar Rp234.201,98 miliar. Pengeluaran untuk pembayaran Discount
SUN sebesar Rp7.923,13 miliar, sedang pengeluaran untuk pembayaran Discount
SBSN sebesar Rp3.388,49 miliar. Pengeluaran paling kecil adalah pengeluaran untuk
pembayaran Loss on Bond Redemption, yaitu sebesar Rp383,89 miliar.

65
 
2.3 Pengeluaran Subsidi
Pengeluaran subsidi sampai dengan tanggal 31 Desember 2019 sebesar
Rp201.783,75 miliar atau 89,95% dari total anggaran belanja subsidi. Realisasi
pengeluaran subsidi sampai dengan 31 Desember 2019 turun sebesar Rp15.099,62
miliar jika dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun 2018 yang
sebesar Rp216.883,37 miliar. Kinerja realisasi anggaran mengalami penurunan
sebesar 48,78% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Kinerja realisasi
anggaran tahun 2018 sebesar 138,82% sedangkan pada 31 Desember 2019 sebesar
89,95%. Realisasi subsidi yang telah dibayarkan adalah realisasi subsidi energi sebesar
Rp186.815,42 miliar berupa subsidi BBM (minyak solar, minyak tanah, dan elpiji)
sebesar Rp84.209,35 miliar, subsidi non BBM berupa subsidi listrik, subsidi pupuk,
PPh DTP, BM DTP sebesar Rp98.462,96 miliar dan subsidi lembaga non-keuangan
PSO dengan nilai sebesar Rp4.143,11 miliar. Selain itu, subsidi non energi telah
direalisasikan sebesar Rp14.968,33 miliar berupa subsidi lembaga keuangan sebesar
Rp748,96 miliar, subsidi bunga kredit sebesar Rp14.163,37 miliar, subsidi kredit
program II sebesar Rp47,81 miliar dan subsidi imbalan jasa peminjaman dan risk
sharing sebesar Rp8,18 miliar. Realisasi subsidi sampai dengan tanggal 31 Desember
2019 mengalami penurunan sebesar Rp15.099,62 miliar dari periode yang sama
tahun lalu.
Tabel 4.12 Realisasi Belanja Subsidi s.d. 31 Desember 2019 dan 2018  
Miliar Rupiah
2019 2018
No Pengeluaran
Jan Feb Mar April Mei Jun Jan Feb Mar April Mei Jun
1 Subsidi Energi - 4.186,06 3.863,15 9.753,18 6.185,20 6.871,65 - 8.939,05 16.331,44 14.539,83 18.129,25 12.892,43
BBM - 4.186,06 3.863,15 9.753,18 5.619,15 6.532,62 - 5.113,13 10.510,12 10.404,64 4.362,82 5.020,69
Non BBM - - - - 566,05 339,03 - 3.825,92 5.821,32 4.135,19 13.766,43 6.789,67
Subsidi
Lembaga Non-
- 4.186,06 3.863,15 9.753,18 6.185,20 6.871,65 - - 1.082,07
Keuangan -
PSO
2 Subsidi Non
- 315,88 1.377,97 3,51 1.314,31 224,95 2,62 12,52 7,11 905,82 2.105,15 76,37
Energi
Belanja Subsidi
Lembaga - 309,70 1.377,97 3,51 1.301,47 224,95 6,58 5,64
Keuangan
Belanja Subsidi
- 6,18 - - - - 1,54 12,30 7,11 886,68 2.098,15 70,72
Bunga Kredit
Belanja Subsidi
Kredit Program - - - - 12,84 - 10,62 -
II
Belanja Subsidi
Imbalan Jasa
- - - - - - 1,08 0,16 0,54 0,42 -
Peminjam dan
Risk Sharing
Jumlah
- 4.501,94 5.241,12 9.756,68 7.499,50 7.096,60 2,62 8.951,58 16.338,55 15.445,66 20.234,40 12.968,80
belanja subsidi

2019 2018
No Pengeluaran s.d
Jul Agst Sep Okt Nov Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des
Des
Subsidi
1 15.531,31 7.675,72 9.754,53 19.376,85 30.473,63 20.564,63 186.815,42 15.391,09 13.871,78 15.288,19 36.174,73 18.946,37 31.346,90 201.851,07
Energi
BBM 15.277,09 7.204,53 9.716,07 5.456,69 20.541,93 5.631,21 84.209,35 5.285,11 5.641,96 7.988,09 20.967,57 8.984,16 12.736,52 97.014,83
Non BBM 254,21 471,20 38,46 13.408,11 9.221,58 13.681,41 98.462,96 10.059,94 7.718,56 6.597,18 15.000,27 9.184,83 17.706,40 100.602,70
Subsidi
Lembaga
Non- - - - 512,05 710,12 1.252,00 4.143,11 49,04 511,26 702,91 206,89 777,38 903,98 4.233,53
Keuangan
- PSO
Subsidi
2 Non 896,52 558,87 3.229,04 2.148,50 1.125,05 3.430,66 14.968,33 1.923,83 492,50 2.498,28 733,55 3.387,32 2.847,20 15.032,30
Energi
Belanja
Subsidi
896,52 539,21 3.228,09 125,32 93,19 187,38 748,96 185,25 180,05 15,18 25,24 79,16 447,59 952,68
Lembaga
Keuangan
Belanja
Subsidi
- 1,05 0,95 2.023,18 1.031,86 3.226,93 14.163,37 1.738,13 311,78 2.379,73 747,33 3.307,40 2.396,74 13.957,66
Bunga
Kredit
Belanja
Subsidi
- 18,62 - - - 16,35 47,81 103,05 2,84 116,57
Kredit
Program II
Belanja
Subsidi
Imbalan
Jasa - - - - - - 8,18 0,44 0,65 0,31 0,98 0,76 0,02 5,39
Peminjam
dan Risk
Sharing
Jumlah belanja
16.427,83 20.327,30 11.241,75 21.218,79 31.598,67 23.995,29 201.783,75 17. 314,92 14.364,28 17.786,46 36.948,29 22.333,70 34.194,10 216.883,37
subsidi

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

66
 
Pengeluaran belanja hibah tahun 2019 mengalami kenaikan paling besar.
Belanja hibah sampai dengan 31 Desember 2019 tercatat sebesar Rp5.117,53 miliar
atau 263,70% dari pagu anggaran yang sebesar Rp1.940,65 miliar. Terdapat kenaikan
sebesar 159,61% dibandingkan realisasi belanja hibah tahun 2018 yang sebesar
Rp1.520,56 miliar. Pengeluaran belanja hibah paling besar berupa belanja hibah
kepada pemerintah daerah yaitu sebesar Rp4.882,84 atau 95,41% dari total belanja
hibah tahun 2019.

Pengeluaran belanja lain-lain sampai dengan 31 Desember 2019 tercatat sebesar


Rp11.262,58 miliar dengan anggaran sebesar Rp114.002,25 miliar atau 9,88% dari
anggaran. Pengeluaran tersebut mengalami penurunan kinerja anggaran sebesar
14,13% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018. Kinerja anggaran pada
31 Desember 2018 sebesar 24,01% sedangkan pada periode yang sama tahun 2019
hanya sebesar 9,88%.

3. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa


Pengeluaran Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sampai dengan 31
Desember 2019 tercatat sebesar Rp811.147,54 miliar atau 98,11% dari pagu sebesar
Rp826.772,53 miliar. Persentase realisasi pengeluaran ini mengalami penurunan
sebesar 0,79% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sebesar 98,90%.
Pada tahun 2019 terjadi penambahan anggaran TKDD sebesar Rp60.609,96 miliar.
Penambahan anggaran paling besar adalah pada anggaran dana bagi hasil, yaitu
sebesar Rp40.399,27 miliar menjadi Rp593.550,45 miliar.

Tabel 4.13 Rincian Pengeluaran Transfer Daerah dan Dana Desa s.d 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jan Feb Mar Apr Mei Jun

Dana Bagi Hasil 73.327,25 40.281,50 44.816,71 39.883,03 46.092,71 46.443,76 69.366,60 38.360,50 42.476.24 40.029,58 47.752,00 38.285,45

Dana Otonomi
Khusus Dana
Keistimewaan - 1.100,55 4.083,83 117,31 2.018,00 2.507,24 - 150,00 5.109,88 1.202,68 4.605,31 -
DIY dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi
Khusus Non 4.078,47 2.358,91 11.190,63 26.460,78 8.852,91 8.501,19 4.823,82 3.527,45 11.499,22 21.108,82 21.108,82 10.557,68
Fisik

Dana Desa 315,92 4.679,16 5.092,29 3.947,46 6.397,92 21.399,36 620,94 4.605,90 5.057,53 3.989,95 3.989,95 15.202,98

Total 77.721,65 48.420,13 65.183,46 70.408,58 63.361,54 78.851,56 74.811,36 46.643.86 64.142,88 66.361,04 66.361,04 64.066,11

2019 2018
Pengeluaran
Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des Jul Agst Sep Okt Nov Des s.d Des

Dana Bagi Hasil 73.327,25 40.281,50 44.816,71 56.216,80 45.986,37 44.944,71 589.098,51 53.884,56 45.173,01 52.006,89 54.916,21 44.957,38 26.437,57 553.346,01

Dana Otonomi - 1.100,55 4.083,83 5.941,06 4.160,77 5.255,05 31.874,39 184,38 3.451,01 6.570,55 1.913,12 920,00 5.174,02 29.280,96
Khusus Dana
Keistimewaan
DIY dan Dana
Insentif Daerah
Dana Alokasi 4.078,47 2.358,91 11.190,63 11.414,79 14.590,46 1.488,61 120.360,48 8.993,13 3.663,72 12.198,50 9.313,95 14.772,87 3.683,44 115.300,28
Khusus Non
Fisik
Dana Desa 315,92 4.679,16 5.092,29 7.947,22 12.072,03 5.781,26 69.814,15 - 385,30 1.675,40 6.506,24 10.000,41 5.431,39 59.859,41

Total 77.721,65 48.420,13 65.183,46 81.519,87 76.809,64 57.469,64 811.147,53 63.062,07 52.673,04 72.451,35 72.649,53 70.650,65 40.726,42 757.786,66

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Transfer Daerah diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

67
 
Kinerja anggaran pengeluaran transfer ke daerah sampai dengan 31 Desember
tahun 2019 sebesar 97,96% dari anggaran atau turun sebesar 0,87% dari kinerja
tahun lalu. Seluruh kinerja komponen pengeluaran transfer ke daerah tahun 2019
mengalami penurunan jika dibandingkan dengan kinerja tahun 2018. Dana Bagi
Hasil turun sebesar 0.79% , Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan DIY, dan
Dana Insentif Daerah turun sebesar 0,01% dan Dana Alokasi Khusus Non Fisik turun
1,55%. Kinerja anggaran pengeluaran dana desa sampai dengan 31 Desember 2019
sebesar 99,73% dari anggaran atau turun sebesar 0,03% dari kinerja tahun lalu.
Secara berturut-turut realisasi pengeluaran Dana Bagi Hasil sebesar Rp589.098,51
miliar, Dana Otonomi Khusus, Dana Keistimewaan DIY, dan Dana Insentif Daerah
sebesar Rp31.874,39 miliar , Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar Rp120.360,48
miliar dan Dana Desa sebesar Rp69.814,15 miliar. Meskipun kinerja anggaran
Transfer ke Daerah dan Dana Desa mengalami penurunan, namun secara realisasi
pengeluaran belanja mengalami kenaikan sebesar Rp53.360,88 miliar jika
dibandingkan realisasi sampai dengan 31 Desember tahun 2018 yang sebesar
Rp757.786,66 miliar.

Tabel 4.14 Rincian Pengeluaran Dana Bagi Hasil sampai dengan 31 Desember 2019 dan 2018
Miliar Rupiah
2019 2018
Pengeluaran
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Jan Feb Mar Aprl Mei Juni

Dana Bagi Hasil


- - 8.652,4 573,1 - 8.652,4 2.302,28 7.485,69 2.823,35 7.845,69 -
Pajak
Dana Bagi Hasil
4.209,4 5.672,2 692,3 4.209,4 8.402,3 329,5 2.857,36 3.113,81 430,85 2.857,36 3.113,81 430,85
SDA
Dana Bagi Hasil
- - 778,1 - - 221,9 - 0 617,78
Cukai
Dana Alokasi
69.117,9 34.609,3 34.693,9 34.954,3 35.508,5 34.572,8 66.509,23 32.994.42 33.808,03 33.517,00 33.457,46 33.719,64
Umum
Dana Alokasi
- - - 146,2 2.181,9 2.667,1 - - 17,78 831,86 3.395,04 3.517,19
Khusus Fisik

TOTAL 73.327,2 40.281,5 44.816,7 39.883,0 46.092,7 46.443,8 69.366,60 38.360,51 42.476,24 40.029,58 47.452,00 38.285,45

2019 2018
Pengeluaran
Des s.d Des Des s.d Des
Jul Agst Sep Okt Nov Jul Agst Sep Okt Nov

Dana Bagi Hasil 70,6 11.618,0 817,8 - - 8.774,34 39.158,75 1.476,97 11.189,36 3.110,41 7.584,26 2.237,16 45.695,18
Pajak

Dana Bagi Hasil 8.997,9 - 4.900,0 - 5.073,55 19.198,33 61.684,87 8.956,76 312,14 159,42 8.238,40 14.615,90 45.086,67
SDA

Dana Bagi Hasil 0,0 - 1.499,2 3,04 - 634,07 3.136,35 31,91 722,10 113,20 566,14 122,79 14.38 2.922,19
Cukai

Dana Alokasi 34.012,7 35.848,7 34.612,5 34.613,10 38.229,45 179,25 420.952,34 33.379,47 33.444,24 33.385,71 33.457,03 33.627,19 240,17 401.489,58
Umum

Dana Alokasi 11.028,2 1.738,9 5.961,1 21.600,67 2.683,37 16.158,72 64.166,20 11.516,43 9..217,56 7.159,20 9.544,24 3.623,14 9.329,96 58.152,39
Khusus Fisik
54.109,5 49.205,6 47.790,6 56.216,80 45.986,37 44.944,71 589.098,51 53.884,56 45.173,01 52.006,89 54.916,21 44.957,38 26.437,57 553,346,01
Total

Sumber: SPAN, Laporan Rincian Transfer Daerah diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit. SAPPK

Realisasi dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2019 sebesar


Rp589.098,51 miliar atau 99,25% dari anggaran. Realisasi ini mengalami penurunan
0,79% dibandingkan realisasi tahun yang lalu yang sebesar Rp553.346,01 miliar.
Realisasi terbesar dana bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2019 adalah Dana
Alokasi Umum yang sebesar Rp420.952,34 miliar. Sedangkan realisasi terkecil dana
bagi hasil sampai dengan 31 Desember 2019 adalah Dana Bagi Hasil Cukai yang
sebesar Rp3.136,35 miliar.
68
 
5. Penyaluran Dana oleh Bank Operasional dan Bank Penyalur
Gaji
Jumlah nominal dropping dana SP2D bulanan dan harian pada periode bulan
Januari s.d. Desember 2019 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup
berfluktuatif. Jumlah dropping dana SP2D pada bulan Desember 2019 sebesar
Rp209,2 triliun dengan rata-rata dropping dana harian sebesar Rp10,4 triliun. Jumlah
dropping dana keseluruhan pada bulan Desember 2019 memiliki nominal paling
besar sepanjang tahun 2019, dan jika dilihat dari sisi nominal rata-rata dropping dana
harian, jumlahnya naik sebesar Rp0,6 triliun/hari jika dibandingkan dengan rata-rata
dropping dana harian pada bulan sebelumnya.
Tabel 4.15 Dropping Dana SP2D Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
No
Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml
1 02 51,421.44 01 4,038.48 01 3,672.46 01 5,467.72 02 6,490.65 10 5,256.78
2 03 131.60 04 2,403.65 04 3,596.64 02 3,365.28 03 3,452.48 11 3,881.02
3 04 1,142.67 06 7,907.53 05 3,114.11 04 10,791.41 06 2,656.99 12 2,220.65
4 07 473.21 07 2,313.88 06 11,248.46 05 2,967.91 07 3,127.93 13 10,195.51
5 08 2,530.93 08 2,410.38 08 5,774.19 08 4,105.27 08 3,468.16 14 3,465.59
6 09 2,777.76 11 2,569.85 11 3,909.82 09 4,884.39 09 8,158.86 17 2,800.84
7 10 849.10 12 3,455.96 12 11,201.91 10 12,492.59 10 5,946.47 18 4,436.59
8 11 1,180.22 13 1,487.25 13 2,713.75 11 4,999.42 13 4,116.02 19 5,998.56
9 14 790.97 14 2,818.70 14 4,211.19 12 4,666.64 14 3,595.99 20 2,979.93
10 15 1,067.84 15 11,522.74 15 2,545.19 15 12,743.22 15 3,534.64 21 5,693.53
11 16 6,885.11 18 2,534.61 18 3,803.15 16 9,857.09 16 3,223.45 24 5,184.67
12 17 3,134.11 19 3,788.57 19 8,247.63 18 3,340.89 17 2,611.66 25 5,615.11
13 18 7,427.92 20 2,798.26 20 2,987.75 22 4,579.59 20 3,564.25 26 13,545.17
14 21 796.37 21 2,866.87 21 11,408.41 23 2,510.54 21 4,874.09 27 23,993.65
15 22 1,100.90 22 2,010.92 22 2,949.15 24 4,860.90 22 13,618.72 28   78,599.29
16 23 10,392.38 25 13,502.84 25 4,250.35 25 10,565.89 23 7,164.53  
17 24 1,382.32 26 11,126.84 26 3,442.62 26 12,334.49 24 16,260.07  
18 25 2,130.88 27 3,348.15 27 12,225.39 29 4,958.24 27 8,214.38  
19 28 1,796.47 28   45,436.45 28 5,649.26 30   64,456.14 28 11,943.19  
20 29 10,310.37   29
    50,846.41     29 14,930.06  
21 30 2,871.14           31
    53,039.91    
22 31 48,185.37
23
Jumlah 158,779.09 128,341.93 157,797.84 183,947.61 183,992.51 173,866.88
Rata-Rata 7,217.23 6,754.84 7,889.89 9,681.45 8,761.55 11,591.13
Dropping Harian

Jul Agt Sep Okt Nov Des


No
Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml Tgl Jml
1 01 3,370.02 01 4,633.20 02 6,357.05 01 5,562.34 01 7,781.83 02 8,554.85
2 02 14,474.61 02 3,317.65 03 4,244.34 02 7,083.82 04 3,194.59 03 8,188.45
3 03 4,623.05 05 2,165.59 04 3,144.24 03 5,232.67 05 5,148.81 04 4,304.09
4 04 3,874.98 06 3,866.53 05 3,520.02 04 3,520.53 06 3,264.64 05 4,976.84
5 05 5,831.32 07 3,309.27 06 4,613.42 07 9,629.70 07 4,640.91 06 5,296.49
6 08 4,580.04 08 2,369.46 09 5,196.53 08 4,315.48 08 3,848.51 09 10,748.26
7 09 6,363.90 09 4,114.26 10 3,745.24 09 4,680.27 11 5,283.25 10 7,321.82
8 10 15,536.86 12 2,434.84 11 3,877.32 10 3,443.35 12 19,045.81 11 13,381.85
9 11 3,031.71 13 2,071.12 12 4,130.10 11 7,603.66 13 3,584.59 12 7,094.16
10 12 2,859.88 14 4,218.50 13 10,705.91 14 4,013.69 14 3,078.84 13 8,633.54
11 15 2,244.80 15 2,927.09 16 3,892.49 15 4,132.53 15 3,176.13 16 20,167.50
12 16 2,806.40 16 8,639.06 17 3,056.86 16 5,340.07 18 3,633.43 17 6,162.64
13 17 5,299.91 19 2,168.56 18 2,729.03 17 4,196.62 19 3,562.20 18 7,154.22
14 18 8,022.92 20 7,049.01 19 3,413.98 18 11,746.93 20 9,207.52 19 7,438.84
15 19 3,171.53 21 7,293.48 20 9,630.26 21 3,582.28 21 3,945.50 20 14,693.95
16 22 2,572.01 22 3,580.94 23 8,027.26 22 4,987.84 22 17,423.59 23 24,944.21
17 23 3,894.71 23 2,795.17 24 3,683.63 23 5,714.63 25 3,757.69 26 5,836.60
18 24 2,932.08 26 2,546.36 25 6,345.57 24 6,772.36 26 9,997.50 27 11,388.04
19 25 9,421.13 27 3,247.23 26 13,355.84 25 7,082.89 27 12,186.83 30 4,191.35
20 26 2,885.46 28 13,031.17  27 12,986.47 28 10,222.55 28 18,433.33 31 28,749.91
21 29 16,350.14 29 3,566.19    30    55,935.44  29 13,169.00 29 61,731.63
22 30 10,763.39 30 55,555.42  30 5,773.18
23 31 49,720.81 31 54,047.51
Jumlah 184,631.66 144,900.11 172,591.00 191,853.91 205,927.13 209,227.61
Rata-Rata 8,027.46 6,586.37 8,218.62 8,341.47 9,806.05 10,461.38
Dropping Harian
Sumber: OMSPAN, Rekap Dropping Dana SP2D, tanggal 20 Januari 2020, Subdit SAPPK

69
 
Dropping dana SP2D tersebut selanjutnya disalurkan melalui Bank Operasional
dan Bank Penyalur Gaji dalam rangka membiayai pengeluaran negara. Sesuai Pasal
11 Undang-undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, pengeluaran
negara diklasifikasikan berdasarkan jenis belanja yang terdiri dari Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa, Belanja Modal, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja
Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Iain-Iain, dan Belanja Daerah (dalam bentuk
Transfer ke Daerah dan Dana Desa).
Tabel 4.16 Nilai Penyaluran Dana SP2D per Jenis Belanja
Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah
No Jenis Belanja Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Belanja Pegawai 32,495.70 23,217.76 25,406.03 28,280.09 48,056.47 33,644.47
2 Belanja Barang dan Jasa 2,499.75 10,792.29 16,996.08 21,391.98 24,565.89 14,109.11
3 Belanja Modal 1,452.01 2,309.31 4,180.46 5,156.92 10,851.47 4,205.09
4 Belanja Bunga 12,393.23 9,426.31 27,933.06 5,889.09 40,017.17 4,885.91
5 Belanja Subsidi 0.00 10,358.54 10,763.73 14,725.72 11,947.35 20,024.57
6 Belanja Hibah 2.76 0.00 0.00 0.00 2.00 0.00
7 Belanja Bantuan Sosial 15,134.05 8,465.20 13,363.30 17,072.31 4,724.39 10,185.85
8 Belanja Lain-lain 194.78 134.46 163.30 154.01 213.81 147.23
9 Transfer Ke daerah 77,086.41 43,576.58 59,853.39 67,174.60 55,921.77 57,394.33
10 Dana Desa 315.92 4,679.16 5,092.29 3,947.46 6,397.92 21,399.36
Jumlah 141,574.61 112,959.62 163,751.65 163,792.18 202,698.24 165,995.91

No Jenis Belanja Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah


1 Belanja Pegawai 39,246.63 24,139.96 26,034.98 27,351.74 26,917.10 24,843.37 359,634.29
2 Belanja Barang dan Jasa 22,101.46 22,088.46 22,977.40 27,439.35 26,431.79 41,892.00 253,285.57
3 Belanja Modal 8,936.80 11,179.29 13,443.76 15,886.24 14,874.40 35,646.04 128,121.79
4 Belanja Bunga 11,900.45 10,112.17 30,647.49 5,881.54 43,301.77 5,886.59 208,274.76
5 Belanja Subsidi 15,246.25 10,197.66 20,477.34 20,677.56 26,300.83 20,681.40 181,400.96
6 Belanja Hibah 21.86 16.67 67.02 2,076.60 68.10 2,624.84 4,879.84
7 Belanja Bantuan Sosial 4,555.19 3,596.28 7,676.94 4,596.04 13,768.80 2,075.93 105,214.27
8 Belanja Lain-lain 182.85 228.96 262.59 234.34 274.01 1,134.49 3,324.83
9 Transfer Ke daerah 70,004.25 55,187.36 62,900.74 73,562.77 60,966.18 46,515.71 730,144.08
10 Dana Desa 47.62 321.76 1,812.13 7,947.22 11,752.23 6,101.06 69,814.15
Jumlah 172,243.36 137,068.56 186,300.40 185,653.40 224,655.21 187,401.41 2,044,094.55

Sumber: OMSPAN, Rekap Penerbitan SP2D (Cash), tanggal 20 Januari 2020, Dit. PKN

Grafik 4.3. Jumlah SP2D per Jenis Belanja Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
 600.000

 500.000

 400.000

 300.000

 200.000

 100.000

 ‐
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

Belanja Pegawai Belanja Barang dan Jasa Belanja Modal


Belanja Bunga Belanja Subsidi Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial Belanja Lain-lain Transfer Ke Daerah

Sumber: OMSPAN, Rekap Penerbitan SP2D (Cash), tanggal 20 Januari 2020, Dit. PKN

70
 
Tabel 4.17 Jumlah SP2D per Jenis Belanja Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
No Jenis Belanja Jan Feb Mar Apr Mei Jun
1 Belanja Pegawai 45.680 82.372 87.431 115.942 145.175 82.561
2 Belanja Barang dan Jasa 49.637 233.501 327.308 350.005 436.362 245.170
3 Belanja Modal 1.008 4.628 8.523 10.726 17.692 8.214
4 Belanja Bunga 191 141 182 199 287 125
5 Belanja Subsidi 30   45 75 197 59
6 Belanja Hibah 1 1 6
7 Belanja Bantuan Sosial 78 61 146 168 276 200
8 Belanja Lain-lain 113 221 241 239 366 190
9 Transfer Ke daerah 39 32 99 161 771 1.082
10 Dana Desa 10 142 151 110 126 339
Jumlah 96.757 321.128 424.126 477.626 601.258 337.940

No Jenis Belanja Jul Agt Sep Okt Nov Des Jumlah


1 Belanja Pegawai 139.893 88.499 89.598 95.998 85.670 132.254 119.1073
2 Belanja Barang dan Jasa 390.045 401.771 396.671 484.740 498.868 595.333 4.409.411
3 Belanja Modal 15.952 17.602 18.475 25.301 28.665 55.964 212.750
4 Belanja Bunga 196 145 182 192 194 247 2.281
5 Belanja Subsidi 200 231 379 420 441 962 3.039
6 Belanja Hibah 43 31 20 48 76 156 382
7 Belanja Bantuan Sosial 260 510 671 730 895 963 4.958
8 Belanja Lain-lain 297 261 290 502 448 629 3.797
9 Transfer Ke daerah 5.737 556 1.565 4.987 704 5.805 21.538
10 Dana Desa 1 7 38 146 198 112 1.380
Jumlah 552.624 509.613 507.889 613.064 616.159 792.425 5.850.609
Sumber: OMSPAN, Rekap Penerbitan SP2D (Cash), tanggal 20 Januari 2020, Dit. PKN

Pengeluaran negara melalui penerbitan SP2D per jenis belanja selama periode
Januari s.d. Desember 2019 mengalami kenaikan dan penurunan yang cukup
berfluktuatif dari bulan ke bulan. Pengeluaran negara terbesar pada periode bulan
Januari s.d. Desember 2019 digunakan untuk belanja daerah (transfer ke daerah)
sebesar Rp730,1 triliun atau sebesar 35,7% dari jumlah keseluruhan belanja dan
belanja pegawai sebesar Rp359,6 triliun atau sebesar 17,6% dari jumlah keseluruhan
belanja.

Dana transfer ke daerah dipergunakan untuk membiayai pengeluaran Dana


Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Otonomi Khusus. Sedangkan belanja
pegawai dipergunakan untuk membiayai pembayaran Gaji PNS Pusat/Prajurit
TNI/Anggota Polri, Tunjangan Kinerja Pegawai, Tunjangan Profesi Guru, Tunjangan
Hari Raya, dan penghasilan pegawai lainnya.

Pada periode bulan Januari s.d. Desember 2019 terdapat 170 SP2D yang
diterbitkan dengan nominal di atas Rp1 triliun yaitu 9 SP2D di bulan Januari, 11
SP2D di bulan Februari, 10 SP2D di bulan Maret, 15 SP2D di bulan April, 11 SP2D
di bulan Mei, 17 SP2D di bulan Juni, 16 SP2D di bulan Juli, 11 SP2D di bulan
Agustus, 16 SP2D di bulan September, 19 SP2D di bulan Oktober, 20 SP2D di bulan
November, 15 SP2D di bulan Desember 2019. SP2D dengan nominal terbesar yang
diterbitkan pada bulan Desember 2019 adalah SP2D yang diperuntukan untuk
penyaluran Dana Bagi Hasil SDA Minerba s.d. tahun 2018 yang dialokasikan pada TA
2019 yaitu sebesar Rp 5,3 triliun pada tanggal 16 Desember 2019.

71
 
Tabel 4.18 Penyaluran Dana SP2D dengan Nominal di Atas 1 Triliun
Periode Bulan Januari s.d. Desember 2019
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
Jan 02-Jan-19 6.443.984.881.317 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Januari 2019
02-Jan-19 1.072.965.166.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Januari 2019
09-Jan-19 2.126.779.111.000 Pembayaran BPJS
18-Jan-19 1.500.000.000.000 Pembayaran Pensiun
18-Jan-19 3.500.000.000.000 Pembayaran Pensiun
29-Jan-19 6.467.793.963.696 Pembayaran Pensiun
30-Jan-19 1.070.979.469.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Februari 2019
31-Jan-19 1.054.036.440.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
31-Jan-19 1.072.191.520.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
Feb 01-Feb-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Januari 2019
06-Feb-19 6.380.337.333.000 Pembayaran Bpjs
15-Feb-19 1.595.802.734.400 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 1
Tahun 2019
25-Feb-19 2.416.330.646.800 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Januari 2019
25-Feb-19 3.138.449.810.204 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg
25-Feb-19 2.093.030.241.887 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank BRI)
25-Feb-19 1.046.515.120.944 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank BNI)
25-Feb-19 1.046.515.120.944 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Januari 2019 (Bank Mandiri)
26-Feb-19 6.511.046.982.047 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Maret 2019
26-Feb-19 1.098.968.104.662 SPMKP
27-Feb-19 1.078.071.480.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Maret 2019
Mar 05-Mar-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja POLRI Bulan Februari 2019
06-Mar-19 2.981.488.543.200 DBH PPh 21 Triwulan ke-1 TA 2019
06-Mar-19 2.222.790.311.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Mei Tahun 2019
19-Mar-19 2.395.889.411.000 Penyediaan Uang Persediaan Rupiah Murni Satker Badan Nasional Penanggu
Langan Bencana Tahun 2019
19-Mar-19 1.931.575.902.369 Pembayaran subsidi listrik Bulan Februari 2019 (Bank BRI)
21-Mar-19 3.061.102.277.843 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg bulan Februari 2019
21-Mar-19 2.176.487.488.900 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Februari 2019
27-Mar-19 1.194.922.813.762 Pembayaran rapel kekurangan pensiun pokok bulan Januari s.d. April 2019
27-Mar-19 6.537.534.716.105 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan April 2019
28-Mar-19 1.086.589.564.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan April
2019
Apr 01-Apr-19 1.499.999.958.000 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Maret 2019 Untuk 533.020 Anggota
Sesuai SPP Nomor 00076 Tanggal 1 April 2019
01-Apr-19 5.690.987.301.096 Pembayaran Gaji April 2019
04-Apr-19 6.662.856.039.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Juni Juli Dan Agustus Tahun 2019 Sesuai Sk. Mensos No.1/Huk/2019
Tanggal 02 Januari 2019 Sesuai Spp Nomor 00129 Tanggal 2 April 2019
10-Apr-19 7.806.794.776.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 1 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
15-Apr-19 3.857.364.536.200 DBH SDA Minerba - Royalti Triwulan ke-2 TA 2019
16-Apr-19 2.180.296.839.136 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank BRI)
16-Apr-19 1.090.148.419.569 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank Mandiri)
16-Apr-19 1.090.148.419.569 Pembayaran subsidi listrik bulan Maret 2019 (Bank BNI)
25-Apr-19 3.490.514.060.170 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Maret 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
25-Apr-19 2.479.698.713.400 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Maret 2019
26-Apr-19 6.838.438.724.476 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Mei 2019
26-Apr-19 1.038.526.962.061 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Mei 2019
30-Apr-19 32.618.058.720.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Mei Tahun 2019
30-Apr-19 12.723.230.452.458 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 2
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
30-Apr-19 1.090.514.626.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Mei Tahun 2019
Mei 09 May 2019 3.360.405.338.200 DBH SDA Minyak Bumi 15% Triwulan ke-2 TA 2019
09 May 2019 2.092.254.248.200 DBH SDA Gas Bumi 30% Triwulan ke-2 TA 2019
21 May 2019 1.463.155.100.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 1 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-5
22 May 2019 6.539.861.274.260 Pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) Pensiun TA 2019 Yang Dibayarkan
Melalui PT Taspen (Persero)
22 May 2019 1.026.970.495.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran THR Tunjangan Kinerja TA
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
23 May 2019 1.391.735.991.949 KB DBH SDA Minerba - Royalti Tahun 2017 yang Dialokasikan pada TA 2019
27 May 2019 1.109.789.319.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan Juni
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
28 May 2019 6.877.373.857.663 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juni 2019
28 May 2019 1.040.707.464.717 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juni 2019 PT Asabri (Persero)
29 May 2019 2.210.217.683.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan November Tahun 2019 Sesuai SK. MENSOS NO.1/HUK/2019 Tanggal
2 Januari 2019, Sesuai SPP Nomor 00247 Tanggal 28 Mei 2019
31 May 2019 2.209.836.508.628 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 2
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
Jun 10 June 2019 1.432.557.756.935 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Mei 2019 Untuk 458.679 Anggota
Sesuai SPP Nomor 00122 Tanggal 17 Mei 2019

72
 
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
19 June 2019 2.225.914.652.200 DBH PBB Migas Bagian Daerah Triwulan ke-2 TA 2019
21 June 2019 2.507.241.496.000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 1 Tahun 2019
26 June 2019 6.906.143.797.640 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juli 2019
26 June 2019 1.042.804.786.755 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Juli 2019 PT Asabri (Persero)
27 June 2019 6.569.396.052.010 Pembayaran belanja pensiun bulan Ketiga Belas TA 2019 yang dibayarkan
melalui PT Taspen (Persero)
27 June 2019 1.148.091.094.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan Juli
2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
27 June 2019 1.012.584.931.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Ketiga
Belas Tahun 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
27 June 2019 5.759.488.864.000 DBH PPh 21 Triwulan ke-2 TA 2019
28 June 2019 1.000.000.000.000 penambahan PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia dalam
rangka penugasan khusus ekspor sesuai PP nomor 44 Tahun 2019 Tanggal 25
Juni 2019
28 June 2019 32.790.387.240.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Juli Tahun 2019
28 June 2019 2.797.545.000.000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
28 June 2019 4.218.449.331.000 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd Triwulan 2 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
28 June 2019 10.028.907.351.448 Pembayaran Sisa Kekurangan Subsidi Harga Atas LPG Tabung 3 Kg Tahun 2016
Hasil Audit BPK RI
28 June 2019 2.590.607.069.500 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Mei 2019
28 June 2019 1.820.000.000.000 Pembayaran Sebagian Subsidi Listrik Bulan Mei 2019 (Bank BRI)
28 June 2019 1.090.514.626.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Juli Tahun 2019
Juli 05 July 2019 2.219.882.720.000 Pembayaran Belanja Bantuan Sosial Jaminan Kesehatan Penerima Bantuan Iuran
(PBI) Bulan Desember Tahun 2019 Sesuai SK Mensos No. 1/HUK/2019 Tanggal
02 Januari 2019.
09 July 2019 1.746.002.517.008 Pembayaran Kekurangan Subsidi Listrik Bulan April dan Mei 2019.
10 July 2019 9.271.170.153.000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 2 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2.
17 July 2019 1.755.069.047.000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Tahap 1 Tahun 2019.
18 July 2019 2.161.223.069.381 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
18 July 2019 1.080.611.534.691 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
18 July 2019 1.080.611.534.691 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juni 2019.
25 July 2019 5.782.757.302.500 DBH SDA Minerba - Royalti Triwulan ke-3 TA 2019
29 July 2019 6.927.632.202.131 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Agustus 2019
29 July 2019 1.043.425.740.281 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Agustus 2019 (PT Asabri
(Persero))
29 July 2019 4.015.473.213.200 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan II 2019.
30 July 2019 2.753.076.504.062 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Juni 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
30 July 2019 1.153.587.688.000 Pembayaran belanja pegawai berupa pembayaran tunjangan kinerja bulan
Agustus 2019 bagi pegawai di lingkungan Kementerian Keuangan
31 July 2019 3.849.975.615.863 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 3
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1.
31 July 2019 2.908.367.406.450 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Agustus Tahun 2019.
31 July 2019 28.899.533.045.000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Agustus Tahun 2019.
Agt 16 Agt 2019 5,760,023,763,600 DBH PPh 21 Triwulan ke-3 TA 2019

20 Agt 2019 2.152.896.403.059 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Juli 2019 (Bank BRI)
28 Agt 2019 6.946.190.714.270 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan September 2019
28 Agt 2019 1.049.968.526.109 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan September 2019
28 Agt 2019 1.028.775.519.999 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 3
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-4
29 Agt 2019 1.107.554.926.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
September 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
30 Agt 2019 2,458,833,833,979 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Juli 2019
(sesuai PMK Nomor: 116/PMK.02/2016)
30 Agt 2019 1,007,915,869,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 29,718,881,706,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 2,565,549,347,480 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan September Tahun 2019
30 Agt 2019 3,339,347,131,500 DBH PBB Migas Bagian Daerah Triwulan ke-3 TA 2019
Sep 2 Sep 2019 2,305,828,859,977 Pembayaran Belanja Modal Termin ke-6 (enam) sesuai Kontrak No.
01/KNT/LRTSS/VI/2016-01/WK-KEMENHUB.LRT/D.II/2016 tgl 30-06-2016 dan
No.Addendum : Addendum Nomor 6 Kontrak tgl 29-05-2019 dan BAPP
No.12/BAPP/LRT-SS/V/2019 tgl 31-05-2019
9 Sep 2019 1,432,557,756,935 pembayaran tunjangan kinerja Polri bulan Agustus 2019 untuk 458.679 anggota
Sesuai SPP Nomor 00245 Tanggal 9 September 2019
13 Sep 2019 2,520,304,003,650 DBH SDA Minyak Bumi 15% Triwulan ke-3 TA 2019
13 Sep 2019 1,569,190,686,150 DBH SDA Gas Bumi 30% Triwulan ke-3 TA 2019
20 Sep 2019 1,085,283,463,230 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank BNI)
20 Sep 2019 1,085,283,463,230 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank Mandiri)
20 Sep 2019 2,170,566,926,461 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Agustus 2019 (Bank BRI)
26 Sep 2019 1,108,194,200,000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Oktober 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
26 Sep 2019 6,976,867,110,550 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Oktober 2019
26 Sep 2019 1,051,099,044,206 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Oktober 2019
27 Sep 2019 3,628,209,458,344 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg Koreksi TW I-II TA 2019 dan
PPN atas penyerahan LPG Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada
Pemerintah Koreksi TW I-II TA 2019 dan bulan Agustus 2019 (sesuai PMK
Nomor: 116/PMK.02/2016)
27 Sep 2019 3,821,483,114,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar Koreksi Triwulan I dan
Triwulan II Tahun 2019

73
 
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
27 Sep 2019 3,821,483,114,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar Koreksi Triwulan I dan
Triwulan II Tahun 2019
30 Sep 2019 32,479,572,062,400 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Oktober Tahun 2019
30 Sep 2019 8,458,085,076,000 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 3 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
30 Sep 2019 1,040,582,812,520 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Oktober Tahun 2019
Okt 2-Oct-19 2,327,078,801,059 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2015
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 24/AUDITAMA VII/PDTT/5/2016
tanggal 31 Mei 2016 dan 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15 Mei 2017, Bukti
Berita Acara Verifikasi
2-Oct-19 1,261,552,784,669 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2016
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15
Mei 2017, Bukti Berita Acara Verifikasi No : BA/409/SR.340/B.5/09/2019 dan
184/SP/DIR/2019 t
2-Oct-19 1,034,643,099,130 Pembayaran Belanja Subsidi Kekurangan Subsidi Pupuk Tahun Anggaran 2015
Sesuai Bukti Laporan Hasil Audit BPK RI No : 22/AUDITAMA VII/PDTT/05/2016
tanggal 13 Mei 2016 dan 14/LHP/XVII/05/2017 tanggal 15 Mei 2017, Bukti
Berita Acara Verifikasi
3-Oct-19 1,431,187,925,235 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan September T.A 2019 Untuk 458.241
Anggota Sesuai SPP Nomor 00272 Tanggal 2 Oktober 2019
7-Oct-19 2,729,135,256,300 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Agustus 2019
7-Oct-19 2,504,316,985,543 Pembayaran sebagian subsidi LPG Tabung 3 Kg bulan Agustus 2019
11-Oct-19 3,253,764,509,000 Dana Tunjangan Profesi Guru Pnsd Triwulan 3 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
16-Oct-19 1,128,258,673,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat Tahap 2 Tahun 2019
18-Oct-19 3,760,862,244,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 2 Tahun 2019
18-Oct-19 2,142,873,024,700 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank BRI)
18-Oct-19 1,071,436,512,350 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank BNI)
18-Oct-19 1,071,436,512,350 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan September 2019 (Bank Mandiri)
28-Oct-19 3,110,391,686,253 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan Iii 2019
29-Oct-19 6,991,866,866,052 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan November 2019
29-Oct-19 1,053,615,866,856 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan November 2019
30-Oct-19 1,117,319,763,000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
November 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
31-Oct-19 32,678,532,381,130 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan November Tahun 2019
31-Oct-19 4,270,935,949,732 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 4
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
31-Oct-19 1,040,922,192,450 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan November Tahun 2019
Nov 05-Nov-19 1,385,687,287,468 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan Oktober 2019 Untuk 445.574
Anggota Sesuai SPP Nomor 00296 Tanggal 4 Nopember 2019
07-Nov-19 1,911,652,920,000 Dana Bantuan Operasional Sekolah Reguler Daerah Tidak Terpencil Triwulan 4
Tahun 2019 Rekomendasi Ke-2
12-Nov-19 2.749.150.000.000 Pembayaran Kekurangan Subsidi BBM Minyak Solar dan Biosolar bulan Juli 2019
12-Nov-19 2.710.610.182.200 Pembayaran Subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan September
2019
12-Nov-19 2.264.907.536.470 Pembayaran Subsidi Harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
tabung 3 Kg oleh Pertamina kepada Pemerintah bulan September 2019
12-Nov-19 4.596.907.582.552 Pembayaran Kekurangan Subsidi Harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas
penyerahan LPG Tabung 3 Kg oleh Pertamina kepada Pemerintah Tahun 2017
Hasil Audit BPK RI
20-Nov-19 2,248,278,379,059 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank BRI)
20-Nov-19 1,124,139,189,530 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank Mandiri)
20-Nov-19 1,124,139,189,530 Pembayaran Subsidi Listrik Bulan Oktober 2019 (Bank BNI)
22-Nov-19 9.137.928.818.000 Pembayaran belanja bantuan sosial jaminan kesehatan penerima bantuan iuran
(PBI) selisih kenaikan iuran PBI Agustus sd Desember tahun 2019
26-Nov-19 3.041.533.191.686 Pembayaran subsidi harga atas LPG Tabung 3 Kg dan PPN atas penyerahan LPG
Tabung 3 Kg oleh PT Pertamina (Persero) kepada Pemerintah bulan Oktober
2019 sesuai dengan PMK Nomor: 116/PMK.02/2016
26-Nov-19 2.821.422.001.200 Pembayaran subsidi BBM Jenis Minyak Solar dan Biosolar bulan Oktober 2019
27-Nov-19 7.103.345.926.530 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Desember 2019
27-Nov-19 1.056.309.229.786 Pembayaran belanja pensiun dapem induk bulan Desember 2019
28-Nov-19 10.500.000.000.000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal PT Hutama Karya
(Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2019 tanggal 6
September 2019 Sesuai SPP Nomor 00007 Tanggal 27 Nopember 2019
28-Nov-19 1.113.121.963.000 Pembayaran Belanja Pegawai Berupa Pembayaran Tunjangan Kinerja Bulan
Desember 2019 Bagi Pegawai di Lingkungan Kementerian Keuangan
29-Nov-19 33,029,898,794,000 Dana Alokasi Umum Murni Formula Bulan Desember Tahun 2019
29-Nov-19 6,957,441,682,018 Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD Triwulan 4 Tahun 2019 Rekomendasi Ke-1
29-Nov-19 3,342,404,000,000 Penyaluran Dana Hasil Pemotongan DAU Tambahan Bantuan Pembayaran
Selisih Perubahan Iuran Jaminan Kesehatan Penduduk Yang Didaftarkan Oleh
Pemerintah Daerah Tahun 2019
Dec 02-Dec-19 1,275,251,609,225 Pembayaran Tunjangan Kinerja Polri Bulan November 2019 Untuk 409.688
Anggota Sesuai SPP Nomor 00349 Tanggal 2 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,334,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00008 Tanggal 4 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,333,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00010 Tanggal 4 Desember 2019
9-Dec-19 1,333,333,333,000 Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal PT Perusahaan
Listrik Negara (Persero) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2019
tanggal 19 Juli 2019 Sesuai SPP Nomor 00009 Tanggal 4 Desember 2019
11-Dec-19 2,880,027,954,378 KB DBH PPh 21 s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019

74
 
Bln Tgl Nilai SP2D Keperluan
11-Dec-19 2,337,260,938,557 KB DBH PBB Migas Bagian Daerah s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA
2019
16-Dec-19 5,326,842,563,820 KB DBH SDA Minerba s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
16-Dec-19 3,365,950,895,889 KB DBH SDA Gas Bumi s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
16-Dec-19 2,520,718,443,964 KB DBH SDA Gas Bumi s.d. Tahun 2018 yang Dialokasikan pada TA 2019
20-Dec-19 1,752,033,640,917 Penyetoran Pajak Rokok Triwulan IV 2019
23-Dec-19 1,155,586,991,196 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank Mandiri)
23-Dec-19 1,155,586,991,196 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank BNI)
23-Dec-19 2,311,173,982,393 Pembayaran subsidi listrik bulan November 2019 (Bank BRI)
23-Dec-19 2,089,367,914,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh Tahap 3 Tahun 2019
23-Dec-19 1,462,557,540,000 Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Tahap 3 Tahun 2019
Sumber: OMSPAN, Monitoring Penyaluran SP2D diakses tanggal 20 Januari 2020, Subdit MPPK

Kotak X.X Adendum Perjanjian Kerja Sama Bank Operasional Dan Bank Penyalur Gaji

Dalam rangka pemutakhiran peraturan terkait penyaluran dana SP2D agar sesuai dengan
perkembangan pengelolaan keuangan negara, pada bulan Desember 2019 Direktorat PKN telah
melakukan addendum atas Perjanjian Kerja Sama antara Direktorat Jenderal Perbendaharaan dengan
Bank Umum dalam rangka penyaluran dana SP2D melalui Bank Operasional dan Bank Penyalur Gaji.
Adapun perubahan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam addendum I
Perjanjian Kerja Sama Penyaluran Dana APBN Melalui Bank Umum dalam bentuk matriks adalah
sebagai berikut:

Topik Semula Menjadi


NO
Penihilan Menihilkan Menihilkan Saldo RPK BUNP Gaji pada akhir
1.
(Pasal 6 ayat 4) Saldo RPK hari tanggal pembayaran gaji, dalam hal
BUNP Gaji pembayaran gaji dilakukan di hari libur
paling lambat penihilan dilakukan paling lambat hari kerja
akhir hari kerja berikutnya.
pada tanggal
pembayaran gaji
Menambahkan - (1) PIHAK KEDUA menihilkan saldo RPK-BUN-
2. P.gaji paling lambat pada akhir Hari Kerja
Pasal 15A
tanggal pembayaran gaji selambat-lambatnya
pukul 18.00 WIB. Dalam hal tanggal
pembayaran gaji merupakan hari libur,
penihilan dilakukan paling lambat pada pukul
18.00 WIB Hari Kerja berikutnya.
(2) Dalam hal penyaluran Gaji ke-13 dan
Tunjangan Hari Raya, PIHAK KEDUA wajib
menihilkan saldo pada rekening RPK-BUN-
P.gaji setiap akhir Hari Kerja selambat-
lambatnya pukul 18.00 WIB tidak termasuk
droping penyediaan dana gaji bulanan.
Sanksi - Pihak Kedua terlambat
3
(Menambahkan menyalurkan/memindahbukukan dana
1 Ketentuan SP2D/SP2D-R.
Pada Pasal 32)
Denda 1/1000 per hari suku bunga acuan Bank Indonesia ditambah
4
Equivalen counter rate Giro Maksimal pada Bank
36/100 per Operasional (sebesar 2%) per tahun pada saat
tahun kejadian dan dihitung per hari termasuk hari
libur/hari yang diliburkan dari jumlah dana yang
terlambat disalurkan/terlambat
dibukukan/terlambat dinihilkan.

Masa Berlaku 1 Januari 2019 1 Januari 2020 dan berakhir pada 31 Desember
5.
PKS untuk s/d 31 Desember 2021
Bank 2019
Operasional

75
 
Berikut ini adalah nomor Addendum I Perjanjian Kerjasama Penyaluran Dana APBN
Melalui Bank Umum:

NO BANK NO. PKS NO. PKS


1 BRI PRJ-242.1/PB/2019 DIR/608.2
2 Bank Mandiri PRJ-258/PB/2019 B.1909-DIR/INS/12/2019
3 BNI PRJ-259/PB/2019 DIR.PKS/56/2019
4 BTN PRJ-257/PB/2019 42/ADD/PKS/DIR/2019

Perubahan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati dalam addendum I Perjanjian Kerja


Sama dengan Bank Penyalur Gaji dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut:

Topik Semula Menjadi


NO
Penyaluran Gaji Penyaluran Gaji Melalui Rekening ASN/Prajurit
1. Perubahan Judul
Melalui Rekening TNI/Anggota Kepolisian RI/Pejabat Negara
Perjanjian
PNS /Prajurit dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerjasama
TNI/Anggota Kerja secara terpusat
Kepolisian secara
terpusat
Penihilan Menihilkan Saldo Menihilkan Saldo RPK BUNP Gaji pada akhir
2.
RPK BUNP Gaji hari tanggal pembayaran gaji, dalam hal
paling lambat akhir pembayaran gaji dilakukan di hari libur
hari kerja pada penihilan dilakukan paling lambat hari kerja
tanggal berikutnya.
pembayaran gaji
Denda 1/1000 per hari suku bunga acuan Bank Indonesia ditambah
3
Equivalen 36/100 counter rate Giro Maksimal pada Bank
per tahun Operasional (sebesar 2%) per tahun pada saat
kejadian dan dihitung per hari termasuk hari
libur/hari yang diliburkan dari jumlah dana
yang terlambat disalurkan/terlambat
dibukukan/terlambat dinihilkan.

Sanksi - Pihak Kedua terlambat


4
menyalurkan/memindahbukukan dana
SP2D/SP2D-R.

Masa Berlaku PKS s/d 31 Desember Sejak ditandatangani dan berakhir pada 31
5.
untuk Bank 2019 Desember 2022
Penyalur Gaji
yang sudah aktif
Masa Berlaku PKS s/d 31 Desember Sejak ditandatangani dan berakhir pada 31
6.
untuk Bank 2019 Desember 2020
Penyalur Gaji
yang belum aktif

Berikut ini adalah nomor Addendum I Perjanjian Kerjasama Penyaluran Gaji Melalui Rekening
ASN/Prajurit TNI/Anggota Kepolisian RI/Pejabat Negara dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian
Kerja secara terpusat:

MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
1 BANK BENGKULU PRJ-228/PB/2019 230/HP.01.01/D.12/2019 31/12/2022
2 BANK BPD DIY PRJ-229/PB/2019 0826 / OM 0004 31/12/2022
3 BJB SYARIAH PRJ-230/PB/2019 102/PKS/DIR-IB/2019 31/12/2022
4 BPD BALI PRJ-231/PB/2019 113l8/SPK/DIR/DJA/2019 31/12/2022
5 BANK ACEH SYARIAH PRJ-232/PB/2019 250/BA/PK/XII/2019 31/12/2022
6 BPD BANTEN PRJ-233/PB/2019 074/PKS/DIR-BB/XII/19 31/12/2022
7 BANK KALTENG PRJ-234/PB/2019 DOL.08/PKS-0134/XII.19 31/12/2022
MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
8 BANK SUMUT PRJ-235/PB/2019 075/Dir/DDJ-PDJ/SPJ/2019 31/12/2022
9 BPD SUMSEL PRJ-236/PB/2019 098/DIR/P/2019 31/12/2022
BABEL
10 BNI SYARIAH PRJ-237/PB/2019 PKS/DIR/027/2019 31/12/2022
11 BANK JAMBI PRJ-238/PB/2019 185.11/PKS.BPDJ/2019 31/12/2022
12 BSM PRJ-239/PB/2019 21/775-PKS/DIR 31/12/2022
13 BPD JATIM PRJ-241/PB/2019 058/270/DIR/HKB/PKS 31/12/2022
14 BANK NTB SYARIAH PRJ-242/PB/2019 PJ.01.19/60/0308/2019 31/12/2022
15 BANK NTT PRJ-243/PB/2019 66/PKS-BNTT/IX/2019 31/12/2022
16 BANK RIAU KEPRI PRJ-244/PB/2019 073/PKS/2019 31/12/2022
17 BANK MANTAP PRJ-245/PB/2019 DIR.PKS/042/XII/2019 31/12/2022
18 BPD SUMBAR PRJ-246/PB/2019 PKS/864/DIR/12/2019 31/12/2022
19 BPD PAPUA PRJ-247/PB/2019 79/PKS-BPD/XI/2019 31/12/2022
20 BANK SULTENG PRJ-249/PB/2019 176/BPD- 31/12/2022
ST/DIR/PKS/PMSR/2019
21 BPD JABAR BANTEN PRJ-250/PB/2019 199/PKS/DIR-HKE/2019 31/12/2022
22 BRI SYARIAH PRJ-251/PB/2019 PKS.B.105-BRIS/12-2019 31/12/2022
23 BANK JATENG PRJ-252/PB/2019 12519/HT.01.04/JJL/2019 31/12/2022
24 BANK SULTRA PRJ-253/PB/2019 0119/PKS/DIR.BPD/12/2019 31/12/2022
25 BANK KALBAR PRJ-254/PB/2019 DIR/PKS-PEM/93/2019 31/12/2022
26 BANKKALTIMTARA PRJ-255/PB/2019 065/PRJ/BPD-PST/XII/2019 31/12/2022
27 BUKOPIN PRJ-260/PB/2019 ADD.490/DIR- 31/12/2022
DDEC/XII/2019
28 BTPN PRJ- 029a/DIR/RLBBD/XII/2019 31/12/2020
241.1/PB/2019
29 BANK LAMPUNG PRJ-248/PB/2019 61/DIU/DDJ/PKS/12/2019 31/12/2020
30 BUKOPIN SYARIAH PRJ-240/PB/2019 085/DRUT-PKS/KP- 31/12/2020
JKT/XII/2019
MASA
NO BANK NO. PKS NO. PKS
BERLAKU
16 BANK RIAU KEPRI PRJ-244/PB/2019 073/PKS/2019 31/12/2022
17 BANK MANTAP PRJ-245/PB/2019 DIR.PKS/042/XII/2019 31/12/2022
18 BPD SUMBAR PRJ-246/PB/2019 PKS/864/DIR/12/2019 31/12/2022
19 BPD PAPUA PRJ-247/PB/2019 79/PKS-BPD/XI/2019 31/12/2022
20 BANK SULTENG PRJ-249/PB/2019 176/BPD- 31/12/2022
ST/DIR/PKS/PMSR/2019
21 BPD JABAR BANTEN PRJ-250/PB/2019 199/PKS/DIR-HKE/2019 31/12/2022
22 BRI SYARIAH PRJ-251/PB/2019 PKS.B.105-BRIS/12-2019 31/12/2022
23 BANK JATENG PRJ-252/PB/2019 12519/HT.01.04/JJL/2019 31/12/2022
24 BANK SULTRA PRJ-253/PB/2019 0119/PKS/DIR.BPD/12/2019 31/12/2022
25 BANK KALBAR PRJ-254/PB/2019 DIR/PKS-PEM/93/2019 31/12/2022
26 BANKKALTIMTARA PRJ-255/PB/2019 065/PRJ/BPD-PST/XII/2019 31/12/2022
27 BUKOPIN PRJ-260/PB/2019 ADD.490/DIR- 31/12/2022
DDEC/XII/2019
28 BTPN PRJ- 029a/DIR/RLBBD/XII/2019 31/12/2020
241.1/PB/2019
29 BANK LAMPUNG PRJ-248/PB/2019 61/DIU/DDJ/PKS/12/2019 31/12/2020
30 BUKOPIN SYARIAH PRJ-240/PB/2019 085/DRUT-PKS/KP- 31/12/2020
JKT/XII/2019

6. Nilai Uang Persediaan (UP) dan Tambahan


Uang Persediaan (TUP)
Total nilai UP/TUP pada 31 Desember 2019 sebesar Rp207,49 miliar yang terdiri
dari nilai UP sebesar Rp186,67 miliar dan nilai TUP sebesar Rp20,81 miliar. Nilai UP
tertinggi dimiliki oleh satker Kedutaan Besar RI di Berlin dengan nilai UP sebesar
Rp11,39 miliar diikuti oleh satker Badan Nasional Penanggulangan Bencana sebesar
Rp11,38 miliar.

77
 
Tabel 4.19 Nilai UP/TUP Sampai Dengan Bulan Tahun 2019
Miliar Rupiah
No Periode UP TUP Total
1 Januari 2.124 324 2.448
2 Februari 3.526 2.211 5.737
3 Maret 6.035 3.917 9.952
4 April 6.069 6.825 12.894
5 Mei 4.462 1.637 6.099
6 Juni 4.484 919 5.403
7 Juli 4.437 916 5.353
8 Agustus 3.854 1.290 5.144
9 September 4.821 589 5.410
10 Oktober 4.521 668 5.189
11 November 4.092 1.085 5.177
12 Desember 186,67 20,81 207,49
Sumber: SPAN, Realisasi Data Realisasi UP/TUP sampai tanggal 31 Desember 2019, Dit. SITP, diolah

Tabel 4.20 Satker dengan UP/TUP Terbesar per 31 Desember 2019


Miliar Rupiah
No. SATKER UP TUP TOTAL
1. 000017 KEDUTAAN BESAR RI DI BERLIN 11,39 - 11,39
2. 000021 BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN 11,38 - 11,38
BENCANA
3. 001012 KEDUTAAN BESAR RI DI ROMA 6,63 - 6,63
4. 001030 KANTOR ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 4,12 - 4,12
KBRI RIYADH
5. 450774 KEDUTAAN BESAR RI DI WASHINGTON DC 4,01 - 4,01
6. 450780ISTANA KEPRESIDENAN JAKARTA 3,65 - 3,65
7. 890572KEDUTAAN BESAR RI DI TOKYO 3,49 - 3,49
8. 445243KANTOR ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 3,21 - 3,21
KBRI KUALA LUMPUR
9. 579213 KEDUTAAN BESAR RI DI SINGAPURA 2,97 0,00 2,97
10. 890651 SEKRETARIAT KABINET - 2,45 2,45
Sumber: SPAN, Realisasi Data Realisasi UP/TUP sampai dengan tanggal 31 Desember 2019, Dit. SITP, diolah

Sebanyak 693 satker memiliki UP/TUP sampai dengan 31 Desember 2019.


Sebanyak 97,54% atau 676 satker mempunyai UP/TUP di bawah Rp2 miliar dengan
nilai total sebesar Rp142 miliar. Sebanyak 17 satker mempunyai UP diatas Rp2 miliar
dengan nilai total Rp65 miliar.

Tabel 4.21 Jumlah Satker Sesuai Besaran Kategori UP dan TUP


No Kategori UP dan TUP Jumlah Satker Nilai Total
1 Diatas 100 Milyar 0 -
2 50 Milyar s.d 100 Milyar 0 -
3 2 Milyar s.d 49 Milyar 17 65 M
4 Dibawah 2 Milyar 676 142 M
Jumlah 693 207 M
Sumber: SPAN, Realisasi Data Realisasi UP/TUP 31 Desember 2019 di akses tanggal 20 Januari 2020, Dit.
SITP, diolah

78
 
halaman ini sengaja dikosongkan
Pembiayaan
1. Defisit dan Pembiayaan Anggaran Bulan Desember 2019
Dalam APBN tahun 2019, Pemerintah masih menempuh kebijakan fiskal
ekspansif, yang berarti bahwa Pemerintah merencanakan APBN dalam keadaan
defisit. Untuk membiayai defisit APBN, Pemerintah memanfaatkan berbagai sumber
pembiayaan, terutama berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN),
penarikan pinjaman dalam negeri dan luar negeri dengan tetap memperhatikan aspek
efisiensi dan risiko dari setiap pembiayaan yang dilakukan. Tabel 5.1 menyajikan data
realisasi APBN sampai dengan 31 Desember 2019.

Tabel 5.1 Realisasi APBN s.d. 31 Desember 2019


Miliar Rupiah
REALISASI
TA 2019 TA 2018
URAIAN APBN
% thd % thd
JUMLAH JUMLAH
APBN 2019 APBN 2018
A. Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.959.318,7 90,50 1.943.674,9 102,58
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.953.924,4 90,26 1.928.110,0 101,83
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.546.134,9 86,55 1.518.789,8 93,86
2. Penerimaan Bukan Pajak 378.297,9 407.789,5 107,80 409.320,2 148,61
II. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,17 15.564,9 1.300,47
B. Belanja Negara 2.461.112,1 2.300.424,7 93,47 2.213.117,8 99,66
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.489.319,8 91,13 1.455.324,9 100,06
1. Belanja Pegawai 381.327,1 376.074,1 98,62 346.890,8 94,86
2. Belanja Barang 355.613,2 334.396,3 94,03 347.468,3 102,16
3. Belanja Modal 179.252,0 172.698,2 96,34 184.127,6 90,31
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 275.521,1 99,87 257.952,0 108,11
5. Subsidi 224.320,9 201.782,9 89,95 216.883,3 138,82
6. Belanja Hibah 1.940,7 5.117,5 263,70 1.520,6 104,09
7. Bantuan Sosial 101.998,2 112.469,0 110,27 84.318,4 103,76
8. Belanja Lainnya 114.002,3 11.260,6 9,88 16.163,8 24,04
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 811.104,9 98,10 757.792,9 98,91
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 741.290,7 97,95 697.933,5 98,83
2. Dana Desa 70.000,0 69.814,1 99,73 59.859,4 99,77
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (65.584,9) 326,1 (11.490,9) 13,2
D. Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (341.106,0) 115,2 (269.442,9) 82,67
Sumber: i-account, run 20 Januari 2020
81
 
 

Sekilas
373,4 420,8 394,4
177,5 280,3307,6
143,8157,9175,3229,7

Realisasi Pembiayaan
Desember 2019
“Realisasi pembiayaan anggaran dijaga sesuai dengan kebutuhan. Efisiensi pembiayaan utang,
mengoptimalkan peran serta masyarakat, mengelola pinjaman secara selektif dan mendorong program
ekspor nasional”

Nilai Pembiayaan Anggaran pada akhir Desember 2019 mencapai Rp 394,4 triliun atau 133,2% dari
target awal APBN 2019.

Defisit Anggaran 2019  Pembiayaan Utang  Pembiayaan Investasi 

Septemb
Februari

Agustus
Januari
442 429

Oktob
Maret
April
385

Nov
Juni
Mei

Des
Juli
318
285
234
199179 180 0,0
(1) (1) 145136 ‐2,0‐2,0‐2,5‐3,0
(18) (25) (27) 123 ‐6,5‐6,5‐6,5
(43) ‐11,1
‐11,9
(68) (66)
(101) (103) ‐22,4
Januari

April
Mei
Feb

Juni
Juli
(128)(136)

Agustus

des
Sept
Okt
Nov
Maret

(184)
(199) ‐49,4
(252) Pembiayaan Investasi
(289) Pembiayaan Utang
Keseimbangan Primer Pembiayaan investasi
(341) Pembiayaan utang dikelola dilakukan dalam rangka
surplus/Defisit (371)
secara pruden dan produktif mengakselerasi pencapaian
sehingga dapat berkontribusi program pembangunan.
Defisit Anggaran
optimal bagi ekonomi dan Pembiayaan investasi yang
Defisit anggaran pada akhir kesejahteraan masyarakat. telah terealisasi Investasi
Desember 2019 sebesar Rp341 Pembiayaan Utang kepada BUMN, Lembaga
triliun dan Keseimbangan dilakukan dengan Lainnya, BLU, dan Lembaga
primer sebesar negatif Rp 66 Penerbitan SBN dan Keuangan Internasional.
triliun Penarikan pinjaman.
Nilai pembiayaan investasi
Pembiayaan Utang pada sampai dengan Desember
akhir Desember 2019 2019 sebesar Rp 49,4 triliun
yang disalurkan ke PT PLN,
LPEI, PPDPP, IDB, ICD,
IFAD, IDA dan AIIB.

Pemberian Pinjaman  Pembiayaan Lainnya  15.180,0 


Septemb

Desembr
Novemb
Februari

Agustus
Januari

Maret

Oktob
April
Mei
Juni
Juli

1,4  1,3  1,3  1,2  1,1 


0,6  0,9  0,7  0,6  0,6  0,4 
104,3 
0,7  1,7  4,9  5,9  13,0  13,8  18,6  20,2  22,0  159,1 

‐0,9 

Pemberian Pinjaman Pembiayaan Lainnya


Kebijakan pemberian pinjaman saat ini dilakukan Pembiayaan lainnya, dalam APBN tahun 2019
kepada BUMN/Pemda dengan fokus untuk seluruhnya bersumber dari Saldo Anggaran
mendukung pembiayaan pembangunan Lebih (SAL).
infrastruktur, ketenagalistrikan dan transportasi. Sampai akhir Desember 2019, nilai pembiayaan
Sampai akhir Desember 2019, nilai pemberian lainnya mencapai Rp 15,2 triliun.
pinjaman mencapai Rp 909 miliar.

82
 
2. Realisasi Defisit APBN Bulan Desember 2019
Kinerja APBN Tahun Anggaran 2019 hingga bulan Desember 2019 di sisi
pendapatan lebih lambat dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Hal ini terlihat
dari nilai realisasi pendapatan negara, yaitu 90,50% dibandingkan tahun sebelumnya
yaitu 102,58% dari target APBN tahun bersangkutan. Di sisi belanja, realisasi juga
lebih lambat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 93,47%
dibandingkan tahun 2018 sebesar 99,66%. Selanjutnya realisasi defisit, dibandingkan
tahun 2018, realisasi defisit anggaran sampai dengan bulan Desember 2019 adalah
115,24% (Rp341,1 triliun) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan defisit anggaran
pada periode yang sama di tahun 2018 sebesar 82,67% (Rp269,4 triliun). Rincian
realisasi defisit per bulan untuk periode Januari hingga Desember tahun 2019
disajikan dalam Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Realisasi Defisit APBN Periode Januari s.d. Desember 2019
Miliar Rupiah

Nilai Realisasi TA 2019


URAIAN
Januari Februari Maret April Mei Juni

A. Pendapatan dan Hibah 108.716,6 217.804,4 348.998,6 530.738,4 727.852,3 898.762,4


I. Penerimaan Dalam
108.641,2 217.693,3 348.851,9 530.384,1 727.146,0 898.027,9
Negeri
1. Penerimaan
90.040,1 177.442,4 278.688,1 436.413,9 568.930,0 688.944,2
Perpajakan
2. Penerimaan Bukan
18.601,1 40.250,8 70.163,9 93.970,2 157.818,8 209.083,7
Pajak
II. Hibah 75,4 111,2 146,7 354,3 706,3 734,5
B. Belanja Negara 153.855,2 271.830,7 452.065,1 631.781,9 855.898,1 1.034.514,0
I. Belanja Pemerintah
76.133,5 145.689,0 260.739,8 370.048,8 530.802,8 630.567,1
Pusat
1. Belanja Pegawai 33.221,7 57.450,3 84.071,2 113.751,2 163.511,3 198.281,5
2. Belanja Barang 2.902,1 15.218,9 37.690,4 65.164,1 99.273,2 119.346,1
3. Belanja Modal 1.650,9 4.274,8 9.051,9 15.856,7 29.056,6 34.664,1
4. Pembay. Kewajiban
22.994,8 34.051,5 70.575,9 82.601,6 127.070,5 134.774,4
Utang
5. Subsidi 0 10.715,8 21.826,7 37.946,2 50.594,9 71.876,6
6. Belanja Hibah 2,8 2,8 2,8 2,8 4,8 4,8
7. Bantuan Sosial 15.133,8 23.598,9 36.966,2 54.002,2 60.327,0 70.493,7
8. Belanja Lainnya 227,5 376,1 554,9 723,9 964,5 1.125,9
II. Transfer ke Daerah
77.721,6 126.141,8 191.325,2 261.733,2 325.095,4 403.946,9
dan Dana Desa
1. Transfer ke Daerah 77.405,7 121.146,7 181.237,9 247.698,3 304.662,6 362.114,8
2. Dana Desa 70.000,0 4.995,1 10.087,4 14.034,8 20.432,8 41.832,1
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (19.974,8) (32.490,5) (18.441,9) (975,3) (977,2)
D. Surplus/Defisit
(296.000,2) (54.026,3) (103.066,4) (101.043,6) (128.045,8) (135.751,6)
Anggaran

83
 
Nilai Realisasi TA 2019
URAIAN s.d
Juli Agustus September Oktober November
Desember

A. Pendapatan dan Hibah 1.052.826,8 1.189.272.5 1,342,319.0 1.508.905,6 1.677.356,4 1.959.318,7


I. Penerimaan Dalam Negeri 1.052.021,4 1.188.311,9 1,340,959.6 1.507.183,8 1.675.405,1 1.953.924,4
1. Penerimaan Perpajakan 810.748,5 920.154,9 1,039,258.3 1.173.892,4 1.312.512,4 1.546.134,9
2. Penerimaan Bukan Pajak 241.272,9 268.157,0 301,701.3 333.291,3 362.892,7 407.789,5
II. Hibah 805,4 960,5 1,359.3 1.721,83 1.951,3 5.394,2
B. Belanja Negara 1.236.537,0 1.388.334,4 1.594.691,6 1.797.965,54 2.048.605,8 2.300.424,7
I. Belanja Pemerintah Pusat 761.467,2 857.727,5 999.344,2 1.121.098,27 1.295.397,0 1.489.319,8
1. Belanja Pegawai 239.259,3 264.596,3 291.831,7 320.549,44 348.831,2 376.074,1
2. Belanja Barang 146.380,0 173.744,0 204.232,0 236.629,26 270.273,5 334.396,3
3. Belanja Modal 48.378,0 62.995,8 80.371,0 100.756,15 119.971,7 172.698,2
4. Pembay. Kewajiban Utang 158.629,9 172.417,6 209.122,9 220.643,47 267.622,6 275.521,1
5. Subsidi 92.203,9 103.445,6 124.664,4 146.189,76 177.787,8 201.782,9
6. Belanja Hibah 26,7 115.510,6 182,5 2.282,74 2.379,5 5.117,5
7. Bantuan Sosial 75.083,1 78.660,7 86.910,1 91.747,03 105.893,8 112.469,0
8. Belanja Lainnya 1.506,4 1.751,8 2.029,6 2.300,43 2.636,9 11.260,6
II. Transfer ke Daerah
475.069,9 530.607,0 595.347,4 676.867,28 753.208,8 811.104,9
dan Dana Desa
1. Transfer ke Daerah 433.190,1 488.405,5 551.333,8 624.906,42 689.284,2 741.290,7
2. Dana Desa 41.879,7 42.201,5 44.013,6 51.960,85 63.924,6 69.814,1
C. Keseimbangan Primer (25.080,4) (26.644,4) (43,249.8) (68.416,48) (103.626,7) (65.584,9)
D. Surplus/Defisit Anggaran (183.710,2) (199.062,0) (252,372.6) (289.060,95) (371.249,4) (341.106,0)

Sumber: i-account, run 20 Januari 2020

3. Realisasi Pembiayaan Bulan Desember 2019


Realisasi Pembiayaan sampai dengan 31 Desember 2019 mencapai Rp394,38
triliun atau 133,24% dari target pembiayaan yang ditetapkan dalam APBN 2019. Nilai
tersebut lebih besar 39,45% dari nilai realisasi pada periode yang sama tahun
sebelumnya (Januari sampai dengan Desember 2018). Nilai tersebut berasal dari
realisasi pembiayaan utang, pembiayaan investasi, pemberian pinjaman, dan realisasi
pembiayaan lainnya. Sementara itu, sampai dengan akhir tahun anggaran 2019
kewajiban penjaminan tidak ada realisasi, sebagaimana target APBN 2019.

3.1 Pembiayaan Utang


Realisasi pembiayaan utang hingga akhir bulan Desember 2019 tercatat sebesar
Rp429,50 triliun atau 119,55% dari target APBN 2019, dengan peningkatan sebesar
26,36% (yoy). Pembiayaan utang terdiri dari Surat Berharga Negara (neto) dan
pinjaman (neto), di mana Surat Berharga Negara (neto) merupakan komponen
terbesar pembiayaan APBN 2019. Adapun nilai neto dari kedua subkomponen
pembiayaan utang tersebut berasal dari penerimaan pembiayaan dikurangi dengan
pengeluaran pembiayaan untuk pembayaran/pelunasannya. Data realisasi
pembiayaan anggaran sampai dengan bulan Desember 2019 (ytd) ditampilkan pada
Tabel 5.3.

84
 
Tabel 5.3 Realisasi Pembiayaan per 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
REALISASI
TA 2019 TA 2018
URAIAN APBN JUMLAH % thd JUMLAH % thd
APBN APBN
2019 2018
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,24 305.692,6 93,79
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,55 372.028,9 93,19
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,74 358.398,5 86,46
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,52 13.630,4 (89,08)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,84 1.353,8 43,14
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,33 2.429,4 53,99
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,88 (1.075,6) 78,97
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,42 12.276,5 (66,58)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,39 88.609,7 172,57
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,05 (76.333,2) 109,38
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,07 (61.113,8) 93,08
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,00 (3.600,0) 100,00
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,60 (3.500,0) 140,00
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,55 (51.682,7) 89,99
4. Investasi kepadaOrganisasi/
(2.410,3) (2.275,1) 94,39 (2.331,1) 109,90
LK. Internasional/BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,70 (4.264,7) 63,75
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,00
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,20 163,6 89,41
Sumber: i-account, 20 Januari 2020

Dari tabel tersebut di atas, diperoleh informasi bahwa realisasi Surat Berharga
Negara (neto) hingga akhir bulan Desember 2019 membukukan nilai positif,
sebaliknya realisasi pinjaman (neto) untuk periode yang sama membukukan nilai
negatif. Masing-masing subkomponen pembiayaan utang ini akan dijelaskan lebih
detail pada bagian selanjutnya.

Realisasi pembiayaan utang dari bulan Januari hingga Desember 2019


mengalami fluktuasi. Realisasi pinjaman (neto) mulai menunjukkan nilai negatif
sejak bulan Maret 2019, yang mengakibatkan tren pembiayaan utang menurun untuk
periode Maret hingga Mei 2019. Tren pembiayaan utang kembali meningkat pada
periode Juni hingga November 2019 meskipun nilai negatif dari realisasi pinjaman
(neto) semakin besar, karena realisasi Surat Berharga Negara (neto) mengalami
lonjakan nilai yang signifikan sejak memasuki semester kedua tahun 2019. Pada
Desember 2019 pembiayaan utang mengalami penurunan dibandingkan bulan
sebelumnya. Pergerakan nilai pembiayaan utang selama Januari – Desember 2019
sebagaimana ditampilkan pada Grafik 5.1, sementara detail realisasi per bulan untuk
periode yang sama dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Grafik 5.1 Realisasi Pembiayaan Utang Tahun Anggaran 2019
(Dalam Triliun Rupiah)

442,5 429,5
384,5
317,7
284,1
234,1
199,5 178,6 180,5
123,0 145,0 136,4

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

85
 
Tabel 5.4 Realisasi Pembiayaan Periode Per Bulan sampai dengan Desember 2019
Miliar Rupiah
NILAI REALISASI 2019 PER BULAN
URAIAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
E. Pembiayaan 123.656,3 198.335,3 177.898,4 143.835,4 134.704,4 175.347,0
I. Pembiayaan Utang 123.019,7 199.469,8 178.562,5 144.984,7 136.447,1 180.450,9
1. Surat Berharga Negara (Neto) 119.537,3 197.096,7 185.833,0 160.489,9 162.843,7 195.722,7
2. Pinjaman (Neto) 3.482,3 2.373,1 (7.270,4) (15.505,2) (26.396,6) (15.271,8)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 0,0 0,0 0,0 (421,7) (364,8) (388,2)
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 0,0 0,0 0,0 0,0 56,9 190,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN 0,0 0,0 0,0 (421,7) (421,7) (578,8)
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) 3.482,3 2.373,1 (7.270,4) (15.083,5) (26.031,8) (14.883,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 7.788,1 8.774,8 9.182,5 9.920,8 11.274,8 28.635,9
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (4.305,8) (6.401,7) (16.452,9) (25.004,4) (37.306,6) (43.519,6)
II. Pembiayaan Investasi 0,0 (2.000,0) (2.000,0) (2.500,0) (3.000,0) (6.500,0)
1. Investasi Kepada BUMN 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 (2.500,0)
3. Investasi Kepada BLU 0,0 (2.000,0) (2.000,0) (2.500,0) (3.000,0) (4.000,0)
4. Investasi kepada Organisasi/ 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
LK.Internasional/ BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman 635,9 863,8 1.331,0 1.344,8 1.244,3 1.382,3
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
V. Pembiayaan Lainnya 0,7 1,7 4,9 5,9 13,0 13,8

Miliar Rupiah
NILAI REALISASI 2019 PER BULAN
URAIAN
Jul Agt Sept Okt Nov s.d Des
E. Pembiayaan 229.731,8 279.611,1 307.627,8 373.367,5 420.673,8 394.380,3
I. Pembiayaan Utang 234.131,4 284.129,1 317.651,4 384.515,8 442.548,6 429.498,8
1. Surat Berharga Negara (Neto) 241.190,3 290.744,4 330.576,3 401.709,9 465.101,9 446.288,6
2. Pinjaman (Neto) (7.059,0) (6.614,6) (12.924,8) (17.194,1) (22.553,2) (16.789,8)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 173,6 421,9 552,3 234,0 596,2 1.451,3
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 752,4 1.000,6 1.131,0 1.234,5 1.596,7 2.451,8
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (578,8) (578,8) (5.788) (1.000,5) (1.000,5) (1.000,5)
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (7.232,6) (7.036,5) (13.477,1) (17.428,1) (23.149,5) (18.241,2)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 39.810,7 42.250,9 45.862,6 49.493,4 52.076,1 67.751,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (47.043,3) (49.287,4) (59.339,7) (66.921,5) (75.225,6) (85.992,8)
II. Pembiayaan Investasi (5.133,9) (5.126,5) (11.101,6) (11.899,0) (22.399,0) (49.389,0)
1. Investasi Kepada BUMN 0,0 0,0 (2.500,0) (3.300,0) (13.800,0) (17.800,0)
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (2.500,0) (3.490,0)
3. Investasi Kepada BLU (2.633,9) (2.626,5) (3.826,5) (3.823,9) (3.823,9) (25.823,9)
4. Investasi kepada Organisasi/ LK.Internasional/ 0,0 0,0 (2.275,1) (2.275,1) (2.275,1) (2.275,1)
BU Internasional
III. Pemberian Pinjaman 715,8 587,6 1.056,0 646,3 365,1 (909,5)
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
V. Pembiayaan Lainnya 18,6 20,2 22,0 104,3 159,1 15.180,0
Sumber: i-account, 20 Januari 2020

3.1.1 Surat Berharga Negara (SBN) Neto  
Realisasi Surat Berharga Negara (neto) sampai dengan bulan Desember 2019
sebesar Rp446,3 triliun atau 114,7% dari target awal APBN 2019. Realisasi tersebut
termasuk di dalamnya nilai accrued interest (netto) sebesar Rp523,5 miliar. Realisasi
Surat Berharga Negara (neto) diluar accrued interest sampai dengan bulan Desember
2019 sebesar Rp445,8 triliun. Realisasi Surat Berharga Negara (neto) pada bulan
Desember lebih kecil dari bulan November 2019 karena pada bulan Desember tidak
ada penerbitan SBN dan terdapat realisasi pembayaran kewajiban atas SBN jatuh
tempo.

Kebutuhan penerbitan SBN 2019 (bruto) mengalami peningkatan seiring


dengan pelebaran defisit APBN menjadi 2,3% PDB. Hingga akhir Desember 2019,
target kebutuhan penerbitan SBN (bruto) telah mengalami beberapa kali
penyesuaian, terakhir dengan upsize pada bulan November sebesar 0,84% menjadi
Rp903,6 triliun dari nilai pada bulan sebelumnya sebesar Rp896,5 triliun. Jumlah
tersebut menjadi target penerbitan SBN sampai dengan akhir Tahun Anggaran 2019.

86
 
Tabel 5.5 menyajikan data target dan realisasi penerbitan SBN periode Januari –
Desember 2019.

Tabel 5.5 Target dan Realisasi Penerbitan SBN s.d Desember 2019
Miliar Rupiah
TARGET APBN
REALISASI s.d.
PENERBITAN SBN 2019 % REALISASI
DESEMBER 2019
(Defisit: 2,3%)
SBN Jatuh Tempo 2019 457.599,8 457.599,8 96,84%
- SBN Jatuh Tempo 410.009,8 410.009,8 97,45%
- SBN Cash Management 47.590,0 47.590,0 91,59%
- Cash Buyback - -
SBN Neto 446.490,0 446.288,6 99,95%
Kebutuhan Penerbitan SBN 2019 904.089,8 903.888,4 99,98%
Accrued Interest 523,5 523,5
Kebutuhan Penerbitan SBN 2019 + Accrued 903.566,3 903.364,9 99,98%
SUN 645.244,8 645.089,5 99,98%
SUN Rupiah 526.185,6 526.030,3 99,97%
- ON 412.955.3 412.800,0 99,96%
- SPN 89.340,0 89.340,0 100,00%
- Private Placement 4.300,0 4.300,0 100,00%
- SUN Ritel 19.590,3 19.590,3 100,00%
SUN Valas 119.059,2 119.059,2 100,00%
SBSN 258.321,5 258.275,4 99,98%
SBSN Rupiah 228.803,9 228.757,8 99,98%
- PBS 141.501,1 141.455,0 99,97%
- SPN-S 37.360,0 37.360,0 100,00%
- SBSN Ritel 30.301,2 30.301,2 100,00%
- Private Placement (valas & IDR) 19.641,6 19.641,6 100,00%
SBSN Valas 29.517,6 29.517,6 100,00%
Sumber: DJPPR

Realisasi penerbitan SBN (bruto) hingga akhir Desember 2019 telah


membukukan nilai Rp903,4 triliun atau 99,98% dari kebutuhan penerbitan SBN
(bruto). Nilai realisasi tersebut relative masih sama dengan realisasi penerbitan SBN
sampai dengan akhir November 2019 karena pada bulan Desember 2019 tidak ada
lagi penerbitan SBN untuk T.A. 2019. Jumlah penerbitan SBN terakhir dilakukan
pada bulan November 2019 yang terdiri dari lelang SUN domestik pada tanggal 5
dan 19 November (total Rp47,25 triliun), lelang SBSN domestik pada tanggal 12 dan
26 November (total Rp15,9 triliun), serta penjualan Green Sukuk Ritel Seri ST006
(Rp1,46 triliun). Dana hasil penerbitan Green Sukuk Ritel digunakan untuk
membiayai (finance & refinance) proyek-proyek “hijau” di Kementerian
Negara/Lembaga yang sesuai dengan green sukuk framework.

Tabel 5.6 menyajikan data realisasi penerbitan SBN per bulan untuk periode
Januari sampai dengan Desember 2019.

Tabel 5.6 Data Realisasi Penerbitan Bulanan SBN per bulan s.d Desember 2019

Miliar Rupiah
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Uraian
Total Total Total Total Total Total
A. Penerbitan SBN 146.664 99.477 83.998 56.111 88.877 57.826

Total SUN 126.601 47.000 44.000 41.379 58.863 46.826


Total SBSN 20.063 52.477 39.998 14.732 30.014 11.000
B.Pelunasan/ Pembelian (28.450) (23.279) (95.713) (81.511) (60.360) (48.682)
Kembali
SBN Neto 118.214 76.198 (11.715) (25.400) 28.517 9.144

87
 
Jul Agt Sept Okt Nov Des s.d. Des 19
Uraian
Total Total Total Total Total Total Total
A. Penerbitan SBN 66.416 71.743 57.195 110.438 64.609 0 903.365

Total SUN 47.416 53.750 43.145 88.848 47.250 0 645.089


Total SBSN 19.000 17.992 14.050 21.590 17.359 0 258.275
B.Pelunasan/ Pembelian (18.420) (25.517) (17.685) (29.610) (9.114) (19.259) (457.600)
Kembali
SBN Neto 47.996 46.226 39.510 80.828 55.495 (19.259} 445.765
Sumber: DJPPR

Strategi penerbitan SBN 2019 yang dilakukan Pemerintah hingga akhir bulan
Desember salah satunya adalah mengutamakan SBN yang bersumber dari dalam
negeri, di samping melaksanakan penerbitan SBN valuta asing (valas). Penerbitan
SBN yang bersumber dari dalam negeri dilakukan untuk mendorong pengembangan
pasar keuangan domestik, agar pasar SBN domestik dapat lebih dalam, aktif, dan
likuid. Sementara itu, penerbitan SBN valas bertujuan untuk menghindari crowding
out effect, diversifikasi portofolio utang, menjaga kehadiran Pemerintah di pasar
global, dan untuk menyediakan benchmark/acuan bagi non-pemerintah.

Realisasi penjualan SUN hingga akhir Desember 2019 mencapai Rp645 triliun.
Jumlah tersebut merupakan akumulasi dari hasil penjualan SUN domestik dan SUN
valas. SUN domestik terdiri dari Obligasi Negara (ON), Surat Perbendaharaan Negara
(SPN), SUN Ritel, serta SUN yang dijual melalui mekanisme private placement. Total
nilai SUN domestik pada akhir Desember 2019 mencapai nilai Rp526 triliun.
Sementara kontribusi dari penjualan SUN valas untuk periode yang sama adalah
sebesar Rp119 triliun, atau 100% dari target kebutuhan penerbitan SUN valas selama
tahun 2019.

Di sisi lain, realisasi penjualan SBSN periode Januari sampai dengan Desember
2019 membukukan nilai sebesar Rp258,3 triliun. Jumlah tersebut sebagian besar
berasal dari penerbitan Project Based Sukuk, yang hingga akhir Desember 2019
realisasinya tercatat sebesar Rp141,5 triliun. Project Based Sukuk merupakan SBSN
yang telah di-earmark untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Selain itu, juga
berasal dari akumulasi realisasi SBSN Ritel sebesar Rp30,3 triliun, SPN-S sebesar
Rp37,3 triliun, dan penjualan SBSN melalui private placement senilai Rp19,6 triliun,
serta SBSN valas senilai Rp29,5 triliun.

Grafik 5.2 menampilkan perbandingan target dan realisasi penerbitan SBN per
jenis kategori. Realisasi penerbitan SBN 2019 (bruto) telah memenuhi target
kebutuhan penerbitan yang ditetapkan. Sehubungan dengan itu, maka lelang SBSN
pada tanggal 26 November 2019 merupakan lelang penerbitan SBN terakhir di tahun
2019.

88
 
Grafik 5.2 Realisasi Penerbitan Surat Utang Negara s.d. 31 Desember 2019
1.000 904903
900
800

Triliun Rp.
700
600 526 526
500
400
300 229229
200 119 119
100 0 0 0 30 30 0 0
-
SUN SBSN
SUN Valas SBSN Valas TOTAL
Domestik Domestik
APBN 2019 526.186 119.059 228.804 29.518 903.566
Realisasi sd 31 Desember 2019 526.030 119.059 228.758 29.518 903.365
Sisa Penerbitan 155 0 46 0 201
% Realisasi 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Sumber: DJPPR

3.1.2 Pinjaman (Neto)


Realisasi pinjaman (neto) hingga 31 Desember 2019 adalah sebesar negatif
Rp16,79 triliun yang berasal dari pinjaman dalam negeri (neto) dan pinjaman luar
negeri (neto). Nilai realisasi tersebut adalah 56,52% dari yang telah ditetapkan dalam
APBN 2019, yaitu sebesar negatif Rp29,7 1triliun.

3.1.2.1 Penarikan Pinjaman Dalam Negeri


Sampai dengan 31 Desember 2109, realisasi pinjaman dalam negeri (neto)
mencapai Rp1.451,84 miliar (300,84% dari target APBN 2019). Realisasi penarikan
pinjaman dalam negeri (bruto) sampai dengan akhir Desember 2019 tercatat sebesar
Rp2,45 triliun (125,33% dari target APBN). Penarikan pinjaman dalam negeri
biasanya terkonsentrasi pada kuartal 3 dan 4 atau bahkan bisa juga melewati tahun
anggaran (pelaksanaannya dengan mekanisme multi-years). Penarikan pinjaman
dalam negeri (bruto) dalam APBN 2019 ditetapkan sebesar Rp1,95 triliun.

Tabel 5.7.1 menguraikan rincian penerimaan pembiayaan dalam negeri yang


terdiri dari Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri; Penerimaan Pembiayaan Non-
Perbankan; Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi; Penerimaan
dari Penjualan Surat Berharga Negara Dalam Negeri; Penerimaan Pembiayaan Dana
Bergulir; dan Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara Valuta Asing.

89
 
Tabel 5.7.1 Rincian Realisasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN APBN 2019 s.d. 31 Des 2019
I. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1.956,37 940.490,71
1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - 15.000,00
a. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Perbankan - 15.000,00
- Penerimaan Sisa Anggaran Lebih - 15.000,00
2. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1.956,37 2.451,84
b. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-Pinjaman Dalam Negeri 1.956,37 2.451,84
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN - 2.451,84
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Perusahaan Daerah 1.956,37 -
3. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi 15.000,00 179,98
a. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi 15.000,00 179,98
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset eks BPPN - 169,16
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Bekas Milik Eks Bank - 10,82
Dalam Likuidasi (BDL)
4. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara Dalam Negeri 388.957,89 772.906,02
a. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Dalam Negeri 388.957,89 89.340,00
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Surat Perbendaharaan Negara 388.957,89 89.340,00
b. Penerimaan dari Penjualan Obligasi Negara Dalam Negeri - 451.908,59
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara Dalam Negeri - 443.560,32
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara Dalam Negeri - 8.348,27
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Dalam - 165.985,63
Negeri - Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN - Jangka Panjang - 163.086,01
- Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN - Jangka Panjang - 2.899,62
e. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Syariah - 37.360,00
- Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan Negara Syariah - 37.360,00
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - 1.376,10
- Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - 1.376,10
6. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara - Valuta Asing - 148.576,77
a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri - 119.059,17
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan Obligasi Negara - Valas - 119.059,17
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara - Valas - -
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah Negara Luar Negeri - - 29.517,60
Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN Valas - Jangka Panjang - 29.517,60
Sumber: i-account, 20 Januari 2020

Tabel 5.7.2 menguraikan progres penerimaan pembiayaan dalam negeri per


bulan hingga Desember 2019.
Tabel 5.7.2 Rincian Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri
Per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun
I. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DLM NEGERI 148.082,8 248.923,2 339.131,8 394.076,4 462,797.5 544.349,5
2. Penerimaan Pembiayaan DlmNegeri – Non- - - - - 56.9 190,6
Perbankan
b. PPDNPinjaman DlmNegeri - - - - 56.9 190,6
 Penerimaan Pinjaman DlmNegeri dari - - - - - -
PemDa
 Penerimaan Pinjaman DlmNegeri dari - - - - 56.9 190,6
BUMN
3. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program 0,7 1,6 4,8 5,8 13.0 13,7
Restrukturisasi
a. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program 0,7 1,6 4,8 5,8 13.0 13,7
Restrukturisasi
 Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program - - - - - -
Restrukturisasi
 Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian 0,2 0,3 2,5 2,7 8.8 9,0
Aset eks BPPN
 Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian 0,5 1,2 2,3 3,1 4.1 4,6
Aset Bekas Milik Eks Bank DlmLikuidasi
(BDL)
4. Penerimaan dari Penjualan SBN DlmNegeri 103.279,5 176.008,9 266.214,3 321.157,9 389,815.0 425.213,2
a. Penerimaan dari Penjualan SPN DlmNegeri 15.000,0 24.000,0 32.000,0 38.370,0 45,240.0 47.840,0
 Penerimaan Penerbitan/Penjualan SPN 15.000,0 24.000,0 32.000,0 38.370,0 45,240.0 47.840,0
b. Penerimaan dari Penjualan O.N. Dlm Negeri 63.319,0 108.307,8 150.121,3 183.686,7 215,315.5 236.973,7

90
 
 Penerimaan Penerbitan/Penjualan ON Dlm 68.206,0 106.206,0 146.954,0 179.729,7 210,763.3 232.163,3
Negeri
 Penerimaan Utang Bunga O.N DlmNegeri 1.113,0 2.101,8 3.167,2 3.956,9 4,552.3 4.810,4
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN DlmNegeri 12.500,4 34.641,1 73.339,6 86.047,8 106,353.9 114.928,0
Jk Pjg
 Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN Jk 12.195,0 33.962,2 72.266,4 84.698,0 104,859.6 113.293,7
Pjg
 Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN 305,4 678,8 1.073,1 1.349,8 1,494.3 1.634,3
Jk Pjg
e. Penerimaan dari Penjualan SPNS 6.460,0 9.060,0 10.460,0 12.760,0 22,010.0 23.460,0
 Penerimaan dari Penjualan SPNSyariah 6.460,0 9.060,0 10.460,0 12.760,0 22,010.0 23.460,0
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - - 0.0 0.0 0.0 0,0
 Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir - - 0.0 0.0 0.0 0,0
6. Penerimaan dari Penjualan SBN Valuta Asing 44.802,6 72.912,6 72,912.6 72,912.6 72,912.6 118.932,0
a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 89.414,4
 Penerimaan Penerbitan/ Penjualan O.N. 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 43,395.0 89.414,4
Valas
 Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara - - - - - -
Valas
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN Luar Negeri 1.407,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Jk Pjg
 Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN 1.407,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Valas Jk Pjg

KETERANGAN PEMBIAYAAN Jul Agt Sep Okt Nov s.d Des


I. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DLM NEGERI 610.217,2 686.670,9 747.261,1 850,407.2 924,614.7 940.490,7
1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - - - - - 15.000
a. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri -
- - - - - 15.000
Perbankan
- Penerimaan Sisa Anggaran Lebih - - - - - 15.000
2. Penerimaan Pembiayaan DlmNegeri – Non-
752,4 1.000,7 1.131,0 1,234.5 1,596.7 2.451,8
Perbankan

b. PPDN Pinjaman DlmNegeri 1.131,0 1,234.5 1,596.7 2.451,84


752,4 1.000,7

 Penerimaan Pinjaman DlmNegeri dari Pemda - - - - -


-
 Penerimaan Pinjaman DlmNegeri dari BUMN 752,4 1.000,7 1.131,0 1,234.5 1,596.7 2.451,84
 Penerimaan Pinjaman DlmNegeri dari Perush
- - - - - -
daerah
3. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
18,3 19,8 21,4 104.3 159.1 180
Restrukturisasi
a. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
18,3 19,8 21,4 104.3 159.1 180
Restrukturisasi
 Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
- - - -
Restrukturisasi - -
 Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset
13,1 13,6 14,6 96.9 149.0 169,2
eks BPPN
 Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset
5,2 6,2 6,9 7.5 10.1 10,8
Bekas Milik Eks Bank DlmLikuidasi (BDL)
4. Penerimaan dari Penjualan SBN DlmNegeri 489.148,4 565.344,9 625.803,2 699,115.4 772,906.0 772.906,0

a. Penerimaan dari Penjualan SPN DlmNegeri 64.340,0 73.540,0 81,540.0 89,340.0 89.340,0
54.190,0

 Penerimaan Penerbitan/Penjualan SPN 64.340,0 73.540,0 81,540.0 89,340.0 89.340,0


54.190,0

b. Penerimaan dari Penjualan O.N. DlmNegeri 323.019,6 359.936,7 403,488.8 451.908,6


275.278,3 451,908.6
 Penerimaan Penerbitan/Penjualan ON
316.829,3 352.973,1 395,820.5 443,560.3 443.560,3
DlmNegeri 270.013,3

 Penerimaan Utang Bunga O.N DlmNegeri 6.190,2 6.963,7 7,668.3 8,348.3 8.348,3
5.265,0
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN DlmNegeri Jk
143.911,8 156.140,7 174,900.8 184,456.0 165.985,6
Pjg 131.011,5

 Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN Jk Pjg 141.684,4 153.622,1 172,212.1 181,556.4 163.086,0


129.096,6
 Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN Jk
2.227,4 2.518,6 2,688.7 2,899.6 2.899,6
Pjg 1.914,9

e. Penerimaan dari Penjualan SPNS 30.260,0 32.310,0 35,310.0 37,360.0 37.360


26.010,0

 Penerimaan dari Penjualan SPNSyariah 30.260,0 32.310,0 35,310.0 37,360.0 37.360


26.010,0
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir 1.36,1 1.373,5 1.373,5 1,376.1 1,376.1 1.376,1

91
 
 Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir 1.373,5 1.373,5 1,376.1 1,376.1 1.376,1
1.366,1

6. Penerimaan dari Penjualan SBN Valuta Asing 118.932,0 118.932,0 148,576.8 148,576.8 148.576,8
118.932,0

a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri 89.414,4 119,059.2 119,059.2 119.059,2


89.414,4 89.414,4

 Penerimaan Penerbitan/ Penjualan O.N. Valas 89.414,4 89.414,4 119,059.2 119,059.2 119.059,2
89.414,4
 Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara
- - - -
Valas - -
d. Penerimaan dari Penjualan SBSN Luar Negeri Jk
29.517,6 29.517,6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Pjg 29.517,6
 Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN Valas
29.517,6 29,517.6 29,517.6 29,517.6 29.517,6
Jk Pjg 29.517,6
Sumber: i-account, 20 Desember 2020

3.1.2.2 Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri


Realisasi pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri sampai dengan akhir
Desember 2019 mencapai nilai Rp1 triliun. Realisasi tersebut merupakan jumlah
kumulatif dari pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri pada bulan April,
Juni, dan Oktober.

Tabel 5.8.1 menampilkan data progress penarikan pinjaman dalam negeri


maupun pembayaran cicilan pokok pinjaman dalam negeri per bulan hingga
Desember 2019.
Tabel 5.8.1 Progress Realisasi Pinjaman Dalam Negeri Per Bulan s.d. 31 Desember 2019
Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Pinjaman - - - - 56.9 190,6
Dalam Negeri
 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Pemda - - - - - -
 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN - - - - 56.9 190,6
Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman - - - 421,7 421,7 578,8
Dalam Negeri
 Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok - - - - - -
Pinjaman DN dari Pemda
 Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok - - - 421,7 421,7 578,8
Pinjaman DN dari BUMN

Miliar Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jul Agt Sep Okt Nov s.d Des
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Pinjaman
- - - - - 15.000
Dalam Negeri- Perbankan
 Penerimaan SAL - - - - - 15.000
Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Pinjaman
752,4 1.131,0 1.131,0 1.596,7 2.451,8
Dalam Negeri 1.000,7
 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Pemda - - - - - -
 Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN 752,4 1.000,7 1.131,0 1.131,0 1.596,7 2.451,8
Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman
578,8 578,8 578,8 1.000,5 1.000,5 1.000,5
Dalam Negeri
 Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok
- - - - - -
Pinjaman DN dari Pemda
 Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok
578,8 578,8 578,8 1.000,5 1.000,5 1.000,5
Pinjaman DN dari BUMN
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020

92
 
3.1.2.3 Pinjaman Luar Negeri
Target penerimaan pembiayaan luar negeri pada tahun 2019 sebesar
Rp60,28triliun. Target ini cenderung meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yaitu
Rp51,3triliun (T.A 2018) dan Rp57,5triliun (T.A 2017). Realisasi penerimaan
pembiayaan luar negeri sampai dengan bulan Desember 2019 adalah sebesar
Rp67,75triliun.
Tabel 5.8.2 Rincian Realisasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
APBN s.d. Desember
KETERANGAN PEMBIAYAAN
2019 2019
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 60,28 67,75
1. Penarikan Pinjaman Program 60,28 36,72
a. Penarikan Pinjaman Program Bilateral - -
- Penarikan Pinjaman Program dari OECF - -
- Penarikan Pinjaman Program Bilateral Lainnya - -
b. Penarikan Pinjaman Program Multilateral 60,28 -
- Penarikan Pinjaman Program dari IBRD 60,28 -
- Penarikan Pinjaman Program dari ADB - -
- Penarikan Pinjaman Program Multilateral Lainnya - -
c. Penarikan Pinjaman Program - 36,72
- Penarikan Pinjaman Program - 36,72
2. Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
f. Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
- Penarikan Pinjaman Proyek - 31,03
PENERIMAAN CICILAN PENGEMBALIAN PENERUSAN PINJAMAN - 3,66
1. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri - 0,34
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Dalam Negeri - 0,34
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri kepada Pemda - 0,0015
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri kepada BUMD - 0,0002
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri Kepada BUMN - 0,325
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman dalam Negeri Kepada Non Pemerintah - 0,009
2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar Negeri - 3,33
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Tahun Anggaran Berjalan - 3,33
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar negeri TAB kepada Daerah - 0,068
- Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar Negeri TAB kepada BUMN - 3,23
PENERIMAAN CICILAN POKOK INVESTASI PEMERINTAH - 0,51
1. Penerimaan Cicilan Pokok Investasi Pemerintah - 0,51
a. Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit Investasi Pemerintah - 0,51
- Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit Investasi Pemerintah - 0,51
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LAIN - 0.000
2. Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi - 0.000
a. Penerimaan Piutang Belum Diidentifikasi - 0.000
- Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi - 0.000
- Penerimaan Piutang Yang Belum Disesuaikan - 0.000
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020

Tabel 5.8.3 menguraikan rincian komponen penarikan pinjaman luar negeri


(bruto) atau penerimaan pembiayaan luar negeri yang terdiri dari pinjaman
tunai/program dan pinjaman proyek.

93
 
Tabel 5.8.3 Pertumbuhan Realisasi Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri
s.d. 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
KETERANGAN PEMBIAYAAN Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept
Okt Nov s.d Des
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR 7,78 8,77 9,18 10,57 13,4 29,32 39.8 42,9 45.38 49,49 52,08  67,75 
NEGERI
1. Penarikan Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7,6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71  36,72 
a. Bilateral - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
- OECF - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
- Lainnya - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
b. Multilateral - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
- IBRD - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
- ADB - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
- Lainnya - - - - - - - - - ‐ ‐  ‐ 
c. Penarikan Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7.6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71  36,72 
- Pinjaman Program 7,04 7,04 7,04 7,04 7.6 22,17 29.2 29.7 29.71 29.71 29.71  36,72 
2. Penarikan Pinjaman Proyek 0,75 1,74 2,15 3,53 5.7 7,14 10.5 13.2 15.67 19,78 22,37  31,03 
- Pinjaman Proyek 0,75 1,74 2,15 3,53 5,7 7,14 10.5 13.2 15.67 19,78 22,37  31,03 
PENERIMAAN CICILAN 0,61 0,86 1,38 1,6 1,7 1,83 1.8 2,7 15.67 3,41 22,37  31,03 
PENGEMBALIAN PENERUSAN
PINJAMAN
1. Pinjaman Dalam Negeri 0.15 0.15 0,15 0,15 0,16 0,17 0.17 0.32 3.32 0.33 3,54  3,66 
a. CicilanPinjaman Dalam Negeri 0.15 0.15 0,15 0,15 0,16 0,17 0.17 0.32 0.32 0.33 0.329  0,34 
- Pemda 0.00 0.00 0,00 0,00 0.0 0,0 0.00 0.00 0.32 0.008 0.329  0,34 
- BUMD 0.00 0.00 0,00 0,00 0,0 0,0 0.00 0.00 0.008 0.001 0.0008  0,0015 
- BUMN 0.15 0.15 0,15 0,15 0,15 0,16 0.16 0.31 0.001 0.32 0.0001  0,0002 
- Non Pemerintah 0.00 0.00 0,00 0,00 0.0 0.0 0.00 0.00 0.32 0.007 0.320  0,325 
2. Pinjaman Luar Negeri 0,46 0,72 1,23 1,44 1,5 1,66 1.6 2.3 0.01 3,09 0.008  0,009 
a. Tahun Anggaran Berjalan 0,46 0,72 1,23 1,44 1,5 1,66 1.6 2.3 2.99 3,09 3,21  3,33 
- Daerah 0.00 0.02 0,02 0,02 0,0 0,03 0.03 0.04 2.99 0.06 3,21  3,33 
- BUMN 0,45 0,69 1,20 1,4 1,5 1,61 1.6 2.3 0.05 3,00 0.067  0,068 
PENERIMAAN CICILAN POKOK 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 2.91 0.39 3,11  3,23 
INVESTASI PEMERINTAH
1. Cicilan Pokok Investasi 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388  0,51 
a. Kredit Investasi Pemerintah 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388  0,51 
-Kredit InvestasiPemerintah 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0.39 0.39 0.39 0.39 0.39 0.388  0,51 
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LAIN 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.39 0.02 0.388  0,51 
2. Penerimaan Piutang yang Belum 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.05 0.02 0.003  0.000 
Diidentifikasi
a. Penerimaan Piutang Belum 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.64 0.64 0.07 0.05 0.02 0.003  0.000 
Diidentifikasi
- Penerimaan Piutang yang 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.63 0.63 0.07 0.00 0.001 0.003  0.000 
Belum Diidentifikasi
- Penerimaan Piutang Yang 0,3 0,0 0,0 0,0 0,0 0.01 0.01 0.00 0.05 0.001 0.003  0.000 
Belum Disesuaikan
    0.000 
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020

Secara proporsi realisasi penerimaan pinjaman program senilai Rp36,72 triliun


memiliki nilai lebih besar dibandingkan dengan penerimaan pinjaman proyek dengan
nilai sebesar Rp31,03 triliun. Hal ini terjadi karena penarikan pinjaman program
dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan tidak terkait dengan rencana kerja
Kementerian/Lembaga (K/L).

Sementara itu berbeda dengan pinjaman program, penarikan pinjaman proyek


sangat bergantung dengan rencana kerja dan kecepatan penyerapan anggaran K/L
sehingga besaran penarikannya akan mengikuti kebutuhan dana untuk pelaksanaan
kegiatan K/L. Realisasi penarikan pinjaman proyek di Tahun Anggaran 2019 berasal
dari pinjaman yang bersumber dari World Bank (WB), Asian Development Bank
(ADB), dan Multilateral/Bilateral lainnya (IsDB, IFAD, Uni Eropa, DFAT, JICA, KfW)
seperti tercantum pada Tabel 5.9.
94
 
Tabel 5.9 Nilai Pinjaman Proyek Tahun 2019
Nilai
Lender Pinjaman
(Juta)
WB 22 Project USD 4.385
ADB 8 Project USD 1.138
Lainnya: 14 Project
IDB 6 project USD 443,6
IFAD 5 Project USD 302,9
DFAT - AUD 215,3
JICA 3 Project JPY 17.778
Sumber: Subdit MKPH, Direktorat PKN

Lebih lanjut, dari segi nominal pinjaman, meskipun pinjaman program


umumnya memiliki nominal lebih besar daripada pinjaman proyek, namun terdapat
perbedaan dalam pengelolaan pinjaman. Hal ini dikarenakan jumlah pinjaman proyek
lebih banyak daripada pinjaman program sehingga kewajiban yang timbul akibat
pinjaman proyek lebih besar daripada pinjaman program.

Grafik 5.3 menunjukkan realisasi pinjaman program berdasarkan lender, yaitu:


World Bank, Asian Development Bank dan KfW. Sampai dengan 31 Desember 2019
pinjaman program dari World Bank dan Asian Development Bank yang telah
direalisasikan sebesar USD 2.073 juta.

Grafik 5.3 Realisasi Pinjaman Program Berdasarkan Lender (Juta)


TOTAL (EUR)
TOTAL (USD)
KfW (EUR)
ADB (USD)
World Bank (USD)

World Bank TOTAL TOTAL


ADB (USD) KfW (EUR)
(USD) (USD) (EUR)
Potensi 1.077 1.500 500 2.577 500
Realisasi s.d. Desember 1.073 1.500 - 2.573 -
Sisa - - 500 - 500

Sumber: Subdit MKPH, Direktorat PKN

Pada bulan Desember 2019, terdapat Pinjaman Program dari Asian Development
Bank (ADB) yang ditarik sebesar USD 500 juta yang dilakukan pada minggu ke-2
Desember 2019. Sedangkan pinjaman KfW sebesar EUR 500 juta yang rencana awal
penarikannya di bulan Desember 2019, direschedule untuk ditarik pada Januari 2020.

Tabel 5.10 Status Pinjaman Program di Semester II Tahun 2019


Potensi Perkiraan
No. Lender/Pinjaman Program Valuta Status
(Juta) Penarikan
Total Prog. Loan Multilateral USD 537.00

I WB USD 37.00
Investing in Nutrition and Early Years USD 37.00 Q3 • Sudah dilakukan penarikan di awal
Agustus sebesar USD 32,4jt
II ADB USD 500.00
Fiscal and Public Expenditure USD 500.00 Q4 • Dilakukan Penarikan pada
Management Program, Sub Program 3 Desember 2019
Total Prog. Loan Bilateral EUR 500.00

III KfW EUR 500.00


Fiscal and Public Expenditure EUR 500.00 Q4 • Telah ditandatangani LA pinjaman
Management Program, Sub Prog 3 • Rencana Penarikan di Januari
(Co-financing dengan ADB) 2020
TOTAL USD 537.00
EUR 500.00
Sumber: DJPPR

95
 
Tabel 5.11 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan s.d 31 Desember 2019
Triliun Rupiah
APBN s.d. Desember
RINCIAN PENGELUARAN PEMBIAYAAN
2019 2019
1. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1,47 489,39
a. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1,47 6,00
(1) Pengeluaran untuk Program Restrukturisasi - -
- Pengeluaran untuk Program Restrukturisasi - -
(2) Pengeluaran Pembiayaan DN-Pengembangan Pendidikan Nasional - 5,00
- Pengeluaran Pembiayaan DN- Pengembangan Pendidikan Nasional - 5,00
(3) Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman Dalam Negeri 1,47 1,00
- Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman DN dari Pemda 1,47 -
- Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok Pinjaman DN dari BUMN - 1,00
b. Pengeluaran untuk Pembayaran/Pelunasan Surat Berharga Negara Dalam Negeri - 412,73
(1). Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara - 109,44
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara - 109,44
(2). Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Dalam Negeri - 167,53
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri - 152,63
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri melalui Pembelian Kembali - 6,87
- Pembayaran Utang Bunga Obligasi Negara Dalam Negeri - 8,03
(3). Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) - Jangka Panjang - 94,70
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara - Jangka Panjang - 92,01
- Pembayaran Imbalan dibayar di muka SBSN - Jangka Panjang - 2,69
(4). Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-Syariah - 41,05
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-Syariah - 41,05
c. Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
(1). Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
- Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir - 8,20
d. Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Berharga Negara - Valuta Asing - 62,46
(1). Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Negara - Valas - 41,00
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Negara - Valas - 41,00
(2). Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara Valas - Jangka Panjang - 21,47
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara Valas - Jangka Panjang - 21,47
2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 90,47 71,78
a. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman Program - 27,54
i. Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Program - 27,54
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman - 27,54
Program
b. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman Proyek 90,47 44,24
i.Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek 90,47 44,24
- Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek 90,47 -
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek - 44,24
3. PENYERTAAN MODAL NEGARA 22,71 8,08
a. Penyertaan Modal Negara pada BUMN 17,80 3,30
- PMN untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 17,80 3,30
b. Penyertaan Modal Negara pada Badan Internasional 2,41 2.28
- PMN untuk Badan Internasional 2,41 2.28
c. Penyertaan Modal Negara Lainnya 2,50 2.50
- Penyertaan Modal Lainnya 2,50 2.50
Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020

3.1.2.4 Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri

Pembayaran cicilan pokok utang luar negeri sampai dengan Desember 2019,
mencapai Rp86 triliun. Dari sisi mata uang, porsi pembayaran cicilan pokok
didominasi oleh mata uang Dolar Amerika Serikat dan diikuti mata uang Yen Jepang.
Realisasi pembayaran cicilan pokok untuk pinjaman proyek dengan nilai sebesar
Rp54,68 triliun lebih mendominasi daripada pinjaman program dengan nilai Rp31,32
triliun. Pinjaman proyek pada umumnya memiliki masa aktif lebih lama dari
pinjaman program sehingga munculnya kewajiban pembayaran cicilan pokok
96
 
umumnya terjadi pada kisaran 8-10 tahun setelah pinjaman ditandatangani,
sementara pinjaman program memiliki masa aktif yang sangat pendek (kurang dari 1
tahun) sehingga cicilan pokok memiliki jatuh tempo lebih cepat.

3.2 Pembiayaan Investasi


Hingga akhir Desember 2019, realisasi pembiayaan investasi baru mencapai
Rp49,39 triliun atau 65,07% dari alokasi APBN 2019 sebesar Rp75,9 triliun.
Pembiayaan investasi merupakan pengeluaran pembiayaan untuk empat unsur, yakni
(i) investasi kepada BUMN; (ii) investasi kepada lembaga/badan lainnya; (iii) investasi
kepada BLU; dan (iv) investasi kepada organisasi/lembaga keuangan internasional
(LKI)/badan usaha internasional (BUI). Dari empat unsur tersebut, porsi investasi
kepada BLU merupakan yang terbesar.

Tabel 5.12 menampilkan rincian realisasi pengeluaran pembiayaan investasi per


bulan sampai dengan Desember 2019.

Tabel 5.12 Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Investasi s.d Desember 2019


Triliun Rupiah
REALISASI
PAGU
RINCIAN PEMBIAYAAN INVESTASI
APBN 2019
Jan Feb Mar Apr Mei Jun

PEMBIAYAAN INVESTASI 75,90 - 2,00 - 0,50 0,50 3,50

1. INVESTASI KEPADA BUMN 17,80 - - - - - -

a. PMN kepada PT. PLN 6,50 - - - - - -

b. PMN kepada PT. Hutama Karya 10,50 - - - - - -

c. PMN kepada PT. Sarana Multigriya Finansial 0,80 - - - - - -

2. INVESTASI KEPADA LEMBAGA/ BADAN 2,50 - - - - - 2,5


LAINNYA

a. PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor 2,50 - - - - - 2,5


Indonesia
3. INVESTASI KEPADA BLU 53,19 - 2,00 - 0,50 0,50 1,00
a. Pusat pengelolaan dana pembiayaan 5,20 - 2,00 - 0,50 0,50 1,00
perumahan (PPDPP)
b. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) 3,00 - - - - - -
c. Dana Pengembangan Pendidikan Nasional 20,00 - - - - - -
(DPPN)
d. Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN) 22,00 - - - - - -
e. Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan 2,00 - - - - - -
Internasional (LDKPI)
f. Dana Abadi Penelitian 0,99 - - - - - -
4. INVESTASI KPD ORGANISASI/ LEMBAGA 2,41 - - - - - -
KEUANGAN INTERNASIONAL/BADAN USAHA
INTERNASIONAL

a. IDB 0,09 - - - - - -

b. ICD 0,04 - - - - - -

c. IFAD 0,04 - - - - - -

d. IDA 0,22 - - - - - -

e. AIIB 2,02 - - - - - -

97
 
REALISASI
PAGU APBN
RINCIAN PEMBIAYAAN INVESTASI
2019
Jul Agst Sept Okt Nov Des s.d Des
2019

PEMBIAYAAN INVESTASI 75,90 - - 6,10 0,80 10,50 26,99 56,09

1. INVESTASI KEPADA BUMN 17,80 - - 2,50 0,80 10,50 4,00 17,80

a. PMN kepada PT. PLN 6,50 - - 2,50 - - 4,00 6,50

b. PMN kepada PT. Hutama Karya 10,50 - - - - 10,50 - 10,50

c. PMN kepada PT. Sarana 0,80 - - - 0,80 - - 0,80


Multigriya Finansial

2. INVESTASI KEPADA LEMBAGA/ 2,50 - - - - - - 2,50


BADAN LAINNYA

a. PMN kepada Lembaga 2,50 - - - - - - 2,50


Pembiayaan Ekspor Indonesia
3. INVESTASI KEPADA BLU 53,19 - - 1,20 - - 22,99 28,19
a. Pusat pengelolaan dana 5,20 - - 1,20 - - - 5,20
pembiayaan perumahan (PPDPP)
b. Pusat Investasi Pemerintah (PIP) 3,00 - - - - - 3,00 3,00
c. Dana Pengembangan Pendidikan 20,00 - - - - - 5,00 5,00
Nasional (DPPN)
d. Lembaga Manajemen Aset 22,00 - - - - - 12,00 12,00
Negara (LMAN)
e. Lembaga Dana Kerja Sama 2,00 - - - - - 2,00 2,00
Pembangunan Internasional (LDKPI)
f. Dana Abadi Penelitian 0,99 - - - - - 0,99 0,99
4. INVESTASI KPD ORGANISASI/ 2,41 - - 2,41 - - - 2,41
LEMBAGA KEUANGAN
INTERNASIONAL/BADAN USAHA
INTERNASIONAL
a. IDB 0,09 - - 0,09 - - - 0,09

b. ICD 0,04 - - 0,04 - - - 0,04

c. IFAD 0,04 - - 0,04 - - - 0,04

d. IDA 0,22 - - 0,22 - - - 0,22

e. AIIB 2,02 - - 2,02 - - - 2,02

Sumber: i-account, run data 20 Januari 2020 (data diolah)

Terdapat beberapa hal yang menyebabkan lambatnya realisasi pembiayaan


investasi yang terkonsentrasi di triwulan terakhir Tahun Anggaran. Pertama, perlu
penyelesaian peraturan pelaksanaan untuk investasi kepada BUMN, kepada
badan/lembaga lainnya, dan kepada organisasi/LKI/BUI. Sebagaimana diatur dalam
undang-undang di bidang BUMN dan Perbendaharaan Negara, bahwa setiap
penyertaan modal negara pada perusahaan negara/daerah/swasta ditetapkan dengan
peraturan pemerintah (PP). Kedua, khusus untuk BLU LMAN, pencairan
disesuaikan dengan tahapan proses pengadaan tanah proyek infrastruktur yang
masuk dalam proyek strategis nasional (PSN), reviu BPKP, dan penelitian
administrasi dokumen legal dan keuangan. Ketiga, terdapat badan yang baru
beroperasi tahun tahun 2019, sehingga masih memerlukan peraturan pelaksanaan
pendukung yaitu BP Tapera dan BLU di bidang pengelolaan dana bantuan
internasional. Pada kedua badan tersebut pada TA 2019 tidak/belum dialokasikan
anggarannya.

98
 
3.2.1 Investasi Kepada BUMN

Pengeluaran pembiayaan investasi kepada BUMN dialokasikan sebesar Rp17,8


triliun dalam APBN 2019. Investasi kepada BUMN disalurkan melalui penyertaan
modal negara (PMN). Terdapat tiga BUMN yang dianggarkan untuk mendapat PMN
di tahun 2019, yaitu PT PLN (Rp6,5 triliun), PT Hutama Karya (Rp10,5 triliun), dan
PT Sarana Multigriya Finansial (Rp0,8 triliun).

Realisasi pembiayaan investasi kepada BUMN hingga akhir tahun 2019 sudah
mencapai 100% dari jumlah yang dialokasikan dalam APBN. Pada minggu kedua
bulan Desember 2019 terjadi realisasi pembiayaan investasi kepada PT PLN sebesar
Rp4 triliun.

3.2.2 Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya

Realisasi investasi kepada Lembaga/Badan Lainnya telah mencapai 100% dari


jumlah yang dialokasikan dalam APBN 2019, yakni sebesar Rp2,5 triliun. Sama
dengan investasi kepada BUMN, investasi kepada Lembaga/Badan Lainnya
disalurkan dalam skema PMN kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia
(LPEI). PMN kepada LPEI telah disalurkan seluruhnya pada bulan Juni 2019.

3.2.3 Investasi Kepada BLU

Realisasi pengeluaran pembiayaan investasi kepada BLU hingga Desember 2019


mencapai Rp28,19 triliun (53%) dari Rp53,19 triliun yang dialokasikan dalam APBN
2019. Pada bulan Desember 2019 terdapat investasi kepada seluruh BLU kecuali
PPDPP yang realisasinya sudah mencapai 100% sejak September 2019.

Alokasi anggaran untuk BLU Pusat Investasi Pemerintah (PIP) sebesar Rp3
triliun dan sudah dilakukan realisasi pada Desember 2019 secara keseluruhan.
Sementara, dari alokasi dana sebesar Rp20 triliun, BLU Dana Pengembangan
Pendidikan Nasional (DPPN) merealisasikan sebesar Rp5 triliun atau sebesar 25%
dari pagu dana. Demikian juga realisasi terjadi pada BLU Lembaga Manajemen Aset
(LMAN) yang hanya terjadi realisasi sebesar 54,55%, sehingga dari pagu sebesar Rp22
triliun dilakukan realisasi sebesar Rp12 triliun.

BLU Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI) pada


Desember 2019 sudah merealisasikan seluruh dana sebesar Rp2 triliun dan BLU
Dana Abadi Penelitian merealisasikan sebesar 100% dari dana sebesar Rp0,99 triliun.
Dari keseluruhan dana investasi kepada BLU, sampai dengan Desember 2019 telah
direalisasikan dana sebesar 53% dari pagu sebesar Rp53,19 triliun.

3.2.4 Investasi Kepada Organisasi/Lembaga Keuangan


Internasional/Badan Usaha Internasional

Nilai alokasi pembiayaan investasi kepada Lembaga Keuangan Internasional


sebesar Rp2,41 triliun telah terealisasi 100%. Investasi diberikan dalam bentuk PMN
kepada lima badan internasional yaitu IDB, ICD, IFAD, IDA dan AIIB, yang
seluruhnya telah disalurkan pada bulan September 2019. Nilai PMN kepada masing-
masing lembaga tersebut adalah sebagai berikut: untuk IDB sebesar Rp0,09 triliun;

99
 
untuk ICD sebesar Rp0,04 triliun; untuk IFAD sebesar Rp0,04triliun; untuk IDA
sebesar Rp0,22 triliun; dan untuk AIIB sebesar Rp2,02triliun.

3.3 Pemberian Pinjaman


Sampai dengan akhir Desember 2019, realisasi pemberian pinjaman telah
mencapai Rp909,5 miliar atau sebesar 38,7% dari jumlah yang dialokasikan dalam
APBN 2019, yakni sebesar negatif Rp2,35 triliun.

3.3.1. Pemberian Pinjaman kepada BUMN/Pemda (Bruto)

Realisasi penerusan pinjaman kepada BUMN/Pemerintah Daerah yang


disalurkan melalui Rekening Dana Investasi (RDI)/Rekening Pembangunan Daerah
(RPD) hingga bulan Desember 2019 mencapai Rp5,08 triliun.

Pada tahun 2019, terdapat 24 pemberian pinjaman kepada BUMN/Pemda, yaitu


PT PLN (Persero) sebanyak 18 pinjaman, PT Pertamina (Persero) 1 pinjaman, PT
Sarana Multi Infrastruktur (Persero) 4 pinjaman, serta Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta 1 pinjaman. Pinjaman yang diteruspinjamkan digunakan untuk mendukung
pembiayaan pembangunan infrastruktur, ketenagalistrikan, dan transportasi.

Pada proyek di bidang energi kelistrikan, dalam hal ini pinjaman yang
diteruspinjamkan kepada PT PLN (Persero), terdapat proyek yang pekerjaan
konstruksinya mengalami penundaan, yaitu proyek Java Sumatera Interconnection
Transmission Line Project II (IP 570). Tujuan awal proyek ini adalah membangun
sistem transmisi energi listrik yang menghubungkan jaringan listrik pulau Sumatera
dan pulau Jawa-Bali, guna memenuhi kebutuhan listrik di kedua wilayah dimaksud
melalui pasokan listrik dari PLTU Mulut Tambang. Namun, PT PLN (Persero)
menunda kelanjutan proyek tersebut karena saat ini suplai listrik di pulau Jawa sudah
melebihi kebutuhan.

Sementara untuk dukungan pembiayaan infrastruktur, pinjaman yang


diteruspinjamkan kepada PT SMI (Persero), telah memasuki tahap penandatanganan
perjanjian pinjaman antara PT SMI (Persero) dengan beberapa debitur Pemda untuk
Proyek Regional Infrastructure Development Fund (RIDF). Penarikan dana dilakukan
mulai semester II tahun 2019 sesuai rencana kerja PT SMI (Persero).

Pada tahun 2019 terdapat satu proyek infrastruktur yang dibiayai melalui
mekanisme pemberian pinjaman kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yaitu
pembangunan proyek Construction Of Jakarta Mass Rapid Transit Project
(Construction Jakarta Mass Rapid Transit Phase 1). Pembangunan proyek MRT
Jakarta tahap I telah selesai dan mulai beroperasi pada akhir Maret 2019. Pemberian
pinjaman ini merupakan penyelesaian pembiayaan dari proyek tersebut.

3.3.2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Pinjaman kepada


BUMN/Pemda

Realisasi penerimaan cicilan pengembalian pinjaman kepada BUMN/Pemda


sampai dengan akhir bulan Desember 2019 telah mencapai Rp4,17 triliun. Jumlah
tersebut diperoleh dari penerimaan cicilan pengembalian penerusan pinjaman dalam
dan luar negeri serta penerimaan cicilan pokok investasi Pemerintah. Realisasi
100
 
penerimaan cicilan pengembalian pinjaman kepada BUMN/Pemda dipengaruhi oleh
jadwal jatuh tempo pinjaman sesuai dengan perjanjian. Penerimaan cicilan
pengembalian pinjaman tidak ditargetkan dalam APBN 2019.

3.4 Pembiayaan Lainnya


Untuk pos Pembiayaan Lainnya, di tahun ini pemerintah mengalokasikan
anggaran sebesar Rp15 triliun. Sampai dengan Desember 2019 realisasi Pembiayaan
Lainnya sebesar Rp15,18 triliun. Nilai tersebut di atas realisasi Pembiayaan Lainnya
untuk periode yang sama di tahun 2018, yaitu sebesar Rp89,4 miliar.

Pembiayaan Lainnya terdiri dari dua unsur, yaitu penerimaan Hasil Pengelolaan
Aset (HPA) berupa pembayaran (angsuran/pelunasan) aset kredit eks BPPN oleh
debitur dan penerimaan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Pembiayaan Lainnya dalam
APBN tahun 2019 bersumber dari pemanfaatan SAL sebesar Rp15 triliun dan
penerimaan HPA Program Restrukturisasi sebesar RpRp.179,98. Hingga akhir
Desember 2019, terdapat SILPA sebesar Rp53,3 triliun.

Kotak 5.1 Pendebitan Langsung Rekening Khusus Pinjaman dan Hibah Luar Negeri

Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN) adalah salah satu sumber pembiayaan Pemerintah
dalam membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dalam pelaksanaannya,
terdapat berbagai cara yang dapat digunakan oleh pemerintah dalam melakukan penarikan PHLN
sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 195/PMK.05/2019
tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan Hibah Luar Negeri, salah satunya adalah mekanisme
Rekening Khusus (Reksus).
Reksus merupakan rekening yang dibuka oleh pemerintah pada Bank Indonesia/Bank Umum
untuk menampung dana (revolving fund) dari pemberi PHLN (lender/donor) dan digunakan untuk
membiayai suatu kegiatan/proyek pemerintah.
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini, pelaksanaan penarikan PHLN dengan mekanisme
Reksus, khususnya tahapan pencairan dana, pemerintah masih menggunakan dana talangan rupiah
murni (RM) terlebih dahulu untuk pembayaran kepada pihak ketiga/rekanan atas setiap penerbitan
SP2D PHLN-Reksus yang dilakukan oleh KPPN di seluruh Indonesia. Dalam konteks pengelolaan kas
negara, hal tersebut tidak efektif karena pemerintah harus memproyeksi kebutuhan dana dan
menyediakan sejumlah dana untuk membiayai pengeluaran yang dananya sudah disediakan oleh
lender/donor di Reksus. Untuk itu, Direktorat Pengelolaan Kas Negara (PKN) c.q. Subdit Manajemen
Kas Pinjaman dan Hibah (MKPH) sedang berupaya untuk mengembangkan sistem pendebitan
langsung Reksus pada Bank Indonesia atas penerbitan SP2D PHLN-Reksus.
Secara singkat, konsep dari mekanisme tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Paygroup yang dipergunakan adalah RPRK PHLN untuk penerbitan SP2D PHLN-Reksus pada
KPPN.
2. Penggunaan Rekening Pengeluaran Rekening Khusus (RPRK) PHLN untuk transaksi
pembayaran kepada pihak ketiga/rekanan dari setiap SP2D PHLN-Reksus yang diterbitkan oleh
KPPN.
3. RPRK adalah rekening bersaldo nihil yang pengisian dananya (dropping) dilakukan minimal 2
(dua) batch setiap hari oleh Subdit MKPH dengan mendebit seluruh Reksus PHLN.
4. Total nilai pendebitan Reksus untuk pengisian dana RPRK diperoleh dari menu pengawasan
dropping dana pada OMSPAN.
5. Dalam hal terdapat retur SP2D, dana retur akan ditransfer ke Rekening Retur RPRK PHLN.
6. Jika saldo Reksus PHLN kosong/kurang, maka akan dilakukan penghentian sementara
pencairan dana pada SPAN.

101
 
Progres pengembangan fitur SPAN dan OMSPAN oleh Direktorat PKN dan Direktorat Sistem
Informasi dan Teknologi Perbendaharaan (SITP) untuk mendukung implementasi mekanisme
pendebitan langsung PHLN adalah sebagai berikut:
1. Fitur yang telah selesai dikembangkan:
a. Penambahan dan filter paygroup RPRK PHLN pada SPAN-Dev (modul payment)
b. Set up RPRK PHLN dengan tipe rekening nihil pada SPAN-Dev (modul payment)
c. Menu pengawasan dropping dana ke RPRK pada OMSPAN
2. Fitur yang masih dalam proses pengembangan dan penyempurnaan:
a. Form dropping dana dari Reksus ke RPRK pada SPAN (modul cash management)
b. Menu pengawasan monitoring penerbitan SP2D PHLN-Reksus pada OMSPAN
c. Menu pengawasan retur SP2D PHLN-Reksus pada OMSPAN

Selain pengembangan sistem dari sisi pemerintah (SPAN dan OMSPAN), implementasi
pelaksanaan mekanisme pendebitan langsung PHLN-Reksus juga memerlukan dukungan dari Bank
Indonesia, khususnya pengembangan core banking system (CBS) dan interkoneksi SPAN dengan
sistem Bank Indonesia sehingga dapat dilakukan penerbitan SP2D secara elektronik yang merupakan
syarat mutlak dari pelaksanaan pendebitan langsung Reksus PHLN. Pengembangan mekanisme ini
sudah dijadikan agenda dalam Forum Harmonisasi Bank Indonesia dengan pemerintah sehingga akan
dijadikan hal prioritas untuk diselesaikan.

   

102
 
halaman ini sengaja dikosongkan
Pengelolaan
Rekening Pemerintah
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, Pasal
22 ayat (1) sampai dengan ayat (4) mengatur bahwa:
1. Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara berwenang mengatur dan
menyelenggarakan rekening pemerintah.
2. Dalam rangka penyelenggaraan rekening pemerintah, Menteri Keuangan
membuka Rekening Kas Umum Negara (RKUN).
3. Uang negara disimpan dalam RKUN pada bank sentral.
4. Dalam pelaksanaan operasional penerimaan dan pengeluaran negara,
Bendahara Umum Negara dapat membuka Rekening Penerimaan dan Rekening
Pengeluaran pada bank umum.

Berdasarkan hal tersebut di atas, Pemerintah dalam hal ini Kementerian


Keuangan cq. Direktorat Jenderal Perbendaharaaan melakukan pengelolaan rekening
Pemerintah. Rekening yang dikelola menjadi 2 bagian, yaitu rekening pada Bank
Indonesia serta rekening pada Bank Umum.

1. Rekening di Bank Indonesia


1.1 Rekening Kas Umum Negara (RKUN)
Dasar hukum pengelolaan RKUN adalah:
1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2007 tentang Tata Cara
Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Milik Bendahara Umum Negara.
2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 196/PMK.05/2009 tentang Penetapan
Nomor dan Nama Rekening Kas Umum Negara sebagaimana diubah
dengan PMK 43/PMK.05/2011.
3. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-20/PB/2007 tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Kas Umum Negara sebagaimana diubah dengan
Perdirjen Perbendaharaan No. 55/PB/2007.

105
 
4. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2014 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Bendahara Umum Negara melalui Sistem Bank Indonesia
Government-Electronic Banking (BIG-eB).
5. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 956/KMK.05/2016 dan Nomor 18/18/NK/GBI/2016
tentang Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.

Gambar 6.1 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Kas Umum Negara

Seluruh Penerimaan
RKUN Seluruh Pengeluaran Negara
Negara

Rekening Kas Umum Negara digunakan untuk menyimpan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk
menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara.
RKUN juga berfungsi untuk menampung Saldo Kas Minimum yang besarannya
ditetapkan atas kesepakatan bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia.

Tabel 6.1 Saldo RKUN Januari - Desember 2019


Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
RKUN IDR 502000000980 2,54 2,60 2,62 2,00 32,60 2,48 2,57 2,61 2,59 2,52 2,45 2,40
RKUN USD 600502411980 0,08 0,10 0,08 0,00 0,05 0,05 0,05 0,04 0,04 0,03 0,04 0,02
RKUN Yen 600502111980 0,34 0,25 0,42 0,13 0,66 3,73 0,29 0,19 0,69 0,09 0,08 0,03
RKUN Euro 600502991980 0,09 1,34 0,30 0,50 1,80 11,59 9,36 9,19 8,26 23,07 13,95 0,10
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).

1.1.1 Sub Rekening Kas Umum Negara dalam IDR


Selain rekening RKUN, terdapat rekening Sub RKUN Direktorat PKN dengan
nomor rekening 500000005980. Rekening ini dibuka untuk menampung penerimaan
negara yang disetorkan dengan mekanisme MPN G3. Rekening ini dioperasikan
sebagai rekening bersaldo nihil. Dana pada rekening ini dilimpahkan secara berkala
ke RKUN setiap sore hari.
1.1.2. Sub Rekening Kas Umum Negara dalam USD
Rekening ini bernama Sub RKUN KPPN Khusus Penerimaan dalam Mata Uang
USD dengan nomor rekening 600503411980. Rekening ini dikelola oleh KPPN
Khusus Penerimaan untuk menampung seluruh penerimaan negara dalam USD yang
disetorkan dengan mekanisme MPN G3. Rekening ini dioperasikan sebagai rekening
bersaldo nihil. Dana yang terdapat pada rekening ini dilimpahkan secara berkala ke
RKUN setiap sore hari.
1.2 Rekening Penempatan
Rekening Penempatan dibuka untuk menampung kelebihan saldo kas minimum,
menutup saldo kas minimum dan mengisi RKUN untuk memenuhi kewajiban
pemerintah. Dasar hukum pengelolaan Rekening Penempatan adalah:

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2007 tentang Tata Cara


Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Milik Bendahara Umum Negara.

106
 
2. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-40/PB/2014 tentang Pengelolaan
Rekening Milik Bendahara Umum Negara melalui Sistem Bank Indonesia
Government-Electronic Banking (BIG-eB).
3. Perdirjen Perbendaharaan Nomor PER-18/PB/2010 tentang Tata Cara
Pengelolaan Rekening Penempatan di Bank Indonesia.
4. Surat Keputusan Bersama antara Menteri Keuangan dan Gubernur Bank
Indonesia Nomor 956/KMK.05/2016 dan Nomor 18/18/NK/GBI/2016 tentang
Koordinasi Pengelolaan Uang Negara.
Tabel 6.2 Saldo Rekening Penempatan Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Penempatan
518000122980 33,21 55,73 36,79 40,48 23,41 39,49 28,94 62,68 20,71 21,44 36,78 28,70
IDR
Penempatan
608001411980 53,04 87,31 26,36 22,02 5,10 20,03 25,22 25,28 19,78 36,97 14,14 12,55
USD
Penempatan
608000111980 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Yen
Penempatan
608000991980 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Euro
Sumber: BIG-eB (dibulatkan)

1.3 Rekening Sumber Daya Alam


1.3.1 Rekening Minyak dan Gas Bumi
Rekening ini bertujuan untuk menampung seluruh penerimaan dan membayar
pengeluaran terkait kegiatan usaha hulu migas.

Dasar hukum pengelolaan rekening ini adalah Peraturan Menteri Keuangan


Nomor 113/PMK.02/2009 tentang Rekening Minyak dan Gas Bumi, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 138/PMK.02/2013 dan
terakhir diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.02/2015
tanggal 23 September 2015.
Gambar 6.2 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Migas

RKUN
(PNBP Migas)
KKKS/ REK MIGAS
Wajib Bayar 600000411980 RKUN
(PBB Migas)

Rekening KKKS
Bagian Pemerintah Proses BAT SPAN atau
(Reimbursement PPN, DMO
Penerbitan SP2D SPAN
Fee, Underlifting, Imbalan
Penjual Migas, Kewajiban
Lainnya)

Rekening Pemda
(Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah)

Penerimaan pada rekening ini merupakan penerimaan Bagian Pemerintah dari


sumber daya alam, yaitu hasil penjualan minyak mentah, hasil penjualan gas alam
dan overlifting KKKS. Sedangkan pengeluarannya meliputi pengeluaran untuk
pembayaran penyelesaian kewajiban pemerintah terkait kegiatan usaha hulu minyak
dan gas bumi, yaitu PBB, reimbursement PPN, DMO Fee, Underlifting KKKS,
imbalan penjualan minyak dan gas bumi dan kewajiban lainnya. Penerimaan Bagian
107
 
Pemerintah yang disetorkan KKKS ke Rekening Migas masih ada earning process
dikarenakan masih terdapat kewajiban pemerintah untuk menyalurkan bagian pihak
ketiga dari Rekening Migas. Sisa dana dari bagian negara di Rekening Migas setelah
dikurangkan/diperhitungkan dengan pembayaran kewajiban pemerintah atas
Kegiatan Usaha Hulu Migas, disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara dan dicatat
sebagai PNBP.

1.3.2 Rekening Panas Bumi


Rekening Panas Bumi bertujuan untuk menampung seluruh penerimaan dan
membayar pengeluaran terkait kegiatan usaha panas bumi. Dasar hukum pengelolaan
rekening ini adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 114/PMK.02/2009 tentang
Rekening Panas Bumi dan diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
87/PMK.02/2017 tanggal 5 Juli 2017.
Gambar 6.3 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Panas Bumi

RKUN
(PNBP Panas Bumi)
Pengusaha Panas REK PANAS BUMI
Bumi / 508000084980
Wajib Bayar RKUN
(PBB Migas)

Proses BAT SPAN atau Rekening KKKS


Bagian Pemerintah Penerbitan SP2D SPAN (Reimbursement PPN, DMO
Fee, Underlifting, Imbalan
Penjual Migas, Kewajiban
Lainnya)

Rekening Pemda
(Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah)

Penerimaan pada Rekening Panas Bumi merupakan penerimaan bagian


pemerintah dari kegiatan usaha panas bumi. Sedangkan pengeluarannya merupakan
pengeluaran untuk pembayaran penyelesaian kewajiban pemerintah terkait kegiatan
usaha panas bumi, yaitu reimbursement PPN, pembayaran PBB dan kewajiban
lainnya. Bagian Penerimaan Panas Bumi earning process-nya belum selesai karena
masih terdapat kewajiban pemerintah untuk menyalurkan bagian pengusaha dari
rekening. Sisa dana dari bagian pemerintah di rekening setelah
dikurangkan/diperhitungkan dengan pembayaran kewajiban pemerintah atas
Kegiatan Panas Bumi, disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara dan dicatat sebagai
PNBP.
Tabel 6.3 Transaksi Rekening Migas Nomor 600000411980 Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Bulan Saldo Awal Penerimaan Pengeluaran Saldo Akhir
Januari 4,28 6,28 1,98 8,58
Februari 8,58 4,31 1,39 11,49
Maret 11,49 5,26 1,58 15,18
April 15,18 4,73 2,08 17,83
Mei 17,83 5,49 2,92 20,39
Juni 20,39 3,99 19,99 4,39
Juli 4,39 4,75 1,56 7,59
Agustus 7,59 3,26 2,29 8,55

108
 
September 8,55 2,97 4,49 7,04
Oktober 7,04 4,21 6,57 4,67
November 4,67 3,11 3,62 4,17
Desember 4,17 5,11 7,49 1,79
TOTAL 55,97 53,48
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).

Pengeluaran dari rekening migas digunakan untuk penggantian PPN yang telah
dibayarkan oleh kontraktor kerjasama, domestic market obligation fee, pajak
penerangan jalan, dan pembayaran underlifting kepada kontraktor migas. Selain itu,
terdapat beberapa pengeluaran, yaitu: di bulan Maret 2019 pengeluaran untuk
pengembalian dana yang disebabkan salah setor yang dilakukan oleh PT Madura Barat
sebesar Rp16.009.046.812, pengeluaran untuk pembayaran kembali retur sebesar
Rp2.495.416.134 di bulan April 2019 dan penyetoran ke RKUN atas pendapatan
selisih kurs atas pembayaran kembali retur sebesar Rp11.799.622,30,
pemindahbukuan ke RKUN atas PNBP penerimaan hasil penjualan sulfur sebesar
Rp11.739.103.116,60 dan pembayaran PBB Migas sebesar Rp10.560.506.225.409 di
bulan Juni 2019. Di bulan Juli, Agustus dan September 2019, transaksi pengeluaran
dilakukan untuk penggantian PPN, pembayaran pajak penerangan jalan, dan
pembayaran domestic market obligation fee. Sedangkan di bulan Oktober 2019, selain
terdapat penggantian PPN, pembayaran pajak penerangan jalan, pembayaran
domestic market obligation fee, dan pembayaran underlifting, terdapat juga
pemindahbukuan PNBP Gas Bumi sebesar USD253.230.000,00 dan pembayaran
PBB Migas tahap II sebesar Rp1.079.313.671.876,00. Selama bulan November 2019,
pengeluaran dari rekening ini digunakan untuk pembayaran penggantian PPN,
pembayaran pajak penerangan jalan, dan pembayaran domestic market obligation fee.
Kemudian pada bulan Desember 2019, terdapat Pembayaran Underlifting dan DMO
Fee, Pembayaran PPJ Migas, Reimbursement PPN Migas, serta pemindahbukuan
PNBP Gas Bumi dan PNBP Migas Lainnya.
Tabel 6.4 Transaksi Rekening Panas Bumi Nomor 508000084980 Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Bulan Saldo Awal Penerimaan Pengeluaran Saldo Akhir
Januari 1,37 0,52 0,006 1,88
Februari 1,88 0,003 0,03 1,86
Maret 1,86 0 0,19 1,66
April 1,66 0,58 0,06 2,19
Mei 2,19 0 0,05 2,13
Juni 2,13 0 1,23 0,90
Juli 0,90 0,49 0,02 1,38
Agustus 1,38 0 0,03 1,35
September 1,35 0 0,42 0,93
Oktober 0,93 0,66 0,02 1,57
November 1,57 0 0,02 1,54
Desember 1,54 0 0,51 1,03
TOTAL 2,60 2,25
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).

Pengeluaran dari Rekening Panas Bumi digunakan untuk PPN yang telah
dibayarkan oleh pengusaha panas bumi, serta penggantian bonus produksi. Selain itu,
terdapat pula pemindahbukuan ke RKUN untuk PNBP Panas Bumi Triwulan I dan
Triwulan II sebesar Rp165.836.288.377 dan Rp841.971.735.422 berturut-turut di
109
 
bulan Maret dan bulan Juni 2019, serta pembayaran PBB panas bumi sebesar
Rp361.728.617.338 di bulan Juni 2019. Transaksi pengeluaran di bulan Juli, Agustus
dan September 2019, dilakukan untuk penggantian bonus produksi dan penggantian
PPN, serta pemindahbukuan PNBP Panas Bumi Triwulan III ke RKUN sebesar
Rp394.317.656.208. Sedangkan di bulan Oktober hingga Desember 2019,
pengeluaran dari rekening ini dilakukan untuk penggantian PPN dan pembayaran
bonus produksi.

1.4 Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah


1.4.1 Rekening Dana Investasi
Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Investasi (RDI) adalah Keputusan
Menteri Keuangan Nomor 346/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan Rekening Dana
Investasi dengan tambahan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 82/PMK.06/2005
dan Perdirjen Perbendaharaan Nomor Per-5/PB/2011 tentang Tata Cara Pengelolaan
Transaksi RDI dan RPD pada Kuasa BUN Pusat sebagaimana telah diubah dengan
Per-50/PB/2012.

Gambar 6.4 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Investasi

BUMN/BUMD/ RDI IDR


Pemda
Bank Umum
513000000980 RKUN

Piutang
penerusan RDI VALAS
607000111980
pinjaman
607000311980
Penihilan dari
607000411980
RDI ke RKUN di
607000511980
tiap akhir hari
607000991980
kerja

Penerimaan pada RDI berasal dari pengembalian penerusan piutang pemerintah


kepada BUMN/BUMD/Pemda dan pengeluaran rekening tersebut adalah penihilan
saldo rekening di akhir hari kerja ke RKUN. Secara otomatis, jumlah penerimaan
pada RDI akan sama dengan jumlah pengeluarannya karena rekening tersebut
dinihilkan setiap sore hari.

1.4.2 Rekening Pembangunan Daerah


Dasar hukum pengelolaan Rekening Pembangunan Daerah (RPD) adalah
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 347a/KMK.017/2000 tentang Pengelolaan
Rekening Pembangunan Daerah sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 221/PMK.05/2007.

110
 
Gambar 6.5 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pembangunan Daerah

Pemda RPD RKUN


519000102980

Setoran
pembayaran
pinjaman dari
Pemerintah

Penerimaan pada RPD berasal dari setoran pembayaran pinjaman dari


Pemerintah kepada Pemda dan pengeluaran rekening tersebut adalah penihilan saldo
rekening di akhir hari kerja ke RKUN.

Tabel 6.5 Transaksi Rekening Dana Investasi dan Rekening Pembangunan Daerah
Periode Januari - Desember 2019
Miliar Rupiah
Rekening Nilai Transaksi Masuk dan Keluar
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
RDI
513000000980 163,02 60,99 8,68 23,13 30,85 51,86
IDR
RDI
607000111980 325,42 193,33 582,75 20,57 70,28 11,17
YEN
RDI
607000311980 8,34 0 0 0 0 0
AUD
RDI
607000411980 360,89 82,68 73,66 236,05 30,01 118,62
USD
RDI
607000511980 0 0 0 0 10,85 0
GBP
RDI
607000991980 0 0 0 81,55 3,56 10,67
EUR
RPD 519000102980 0,06 2,43 3,71 18,94 6,85 1,82

Rekening Nilai Transaksi Masuk dan Keluar


Nama Nomor Juli Agt Sept Okt Nov Des
RDI
513000000980 525,18 90,41 11,51 8,63 31,29 407,56
IDR
RDI
607000111980 307,03 193,61 581,63 20,19 68,68 12,10
YEN
RDI
607000311980 7,92 0 0 0 0 0
AUD
RDI
607000411980 361,93 86,09 281,46 94,75 27,35 114,25
USD
RDI
607000511980 0 0 0 0 10,35 0
GBP
RDI
607000991980 1,56 0 0 77,98 1,92 14,84
EUR
RPD 519000102980 0,06 2,34 3,77 10,84 14,14 2,38
Sumber: BIG-eB (dibulatkan)

1.5 Rekening Dana Cadangan


1.5.1 Rekening Dana Cadangan Penjaminan Pemerintah
Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Cadangan Penjaminan Pemerintah
(RDCPP) adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 183/PMK.08/2018 tentang
Tata Cara Pengelolaan Dana Cadangan Penjaminan untuk Pelaksanaan Kewajiban
Penjaminan Pemerintah. Dana Cadangan Penjaminan Pemerintah digunakan untuk
membayar kewajiban penjaminan pemerintah terhadap:

111
 
a. kewajiban BUMN/BUMD kepada kreditur yang memberikan pinjaman
perbankan, atau

b. kewajiban penanggung jawab proyek kerjasama kepada Badan Usaha Penyedia


Infrastruktur (BUPI) atau terhadap kewajiban penanggung jawab proyek
strategis nasional kepada badan usaha dalam proyek strategis nasional apabila
pihak terjamin tidak dapat membayar kewajibannya.

Penerimaan RDCPP bersumber dari alokasi anggaran kewajiban penjaminan


pemerintah, penggunaan PNBP imbal jasa penjaminan pemerintah dan penerimaan
piutang akibat timbulnya regres (hak pemerintah untuk menagih BUMN/BUMD dan
penanggung jawab proyek kerjasama infrastruktur/proyek strategis nasional atas apa
yang telah dibayarkan pemerintah).

Gambar 6.6 Arus Kas Masuk dan Keluar RDCPP

Anggaran kewajiban
penjaminan pemerintah (DIPA RDCPP Rekening penerima
DJPPR), 519000102980 jaminan
PNBP Imbal jasa penjaminan,
Penerimaan Piutang Regres

Kreditur perbankan
BUPI
Badan usaha proyek strategis
nasional

1.5.2 Rekening Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan Infrastruktur Daerah


Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan
Infrastruktur Daerah (RDJPPID) adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
125/PMK.08/2017 tentang Tata Cara Pengelolaan Dana Jaminan Penugasan
Pembiayaan Infrastruktur Daerah. Dana jaminan penugasan pembiayaan
infrastruktur daerah digunakan untuk membayar terlebih dahulu tunggakan
pemerintah daerah yang gagal bayar kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI)
berdasarkan perjanjian pinjaman pembiayaan infrastruktur daerah.
Gambar 6.7 Arus Kas Masuk dan Keluar RDJPPID

1. Anggaran kewajiban
penjaminan pemerintah Rekening penerima
(DIPA DJPPR) RDJPPID jaminan (PT Sarana
2. Potongan DAU/DBH 519000142980 Multi Infrastruktur)
3. Sumber lain yang sah

Penerimaan RDJPPID bersumber dari alokasi anggaran kewajiban penjaminan


penugasan PT SMI, potongan Dana Alokasi Umum (DAU)/Dana Bagi Hasil (DBH)
dan sumber lain yang sah. Dana dalam RDJPPID dikelola sampai berakhirnya masa
penugasan PT SMI dan telah terpenuhinya seluruh kewajiban daerah yang diberikan
pembiayaan oleh PT SMI.

1.5.3 Rekening Dana Cadangan Alutsista


Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Cadangan (RDC) Alutsista adalah
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 143/PMK.05/2018 tentang Mekanisme
112
 
Pelaksanaan Anggaran Belanja Negara di Lingkungan Kementerian Pertahanan dan
Tentara Nasional Indonesia. RDC Alutsista merupakan dana titipan milik
Kementerian Pertahanan yang digunakan untuk membiayai kegiatan pengadaan
alutsista yang tidak selesai sampai dengan akhir tahun anggaran dan dilanjutkan pada
tahun anggaran berikutnya.

Penerimaan RDC Alutsista bersumber dari pengembalian Uang Persediaan


untuk pengadaan barang/jasa alutsista ke Rekening KUN. Kemudian dana dari
Rekening KUN dipindahbukukan sebesar nilai sisa pekerjaan yang akan dilanjutkan
pada tahun anggaran berikutnya. Sedangkan pengeluaran RDC Alutsista dilakukan
untuk mengganti dana Rekening KUN yang digunakan untuk membayar tagihan
kepada pihak ketiga ketika pekerjaan pengadaan barang/jasa alutsista telah selesai
dilaksanakan.
Gambar 6.8 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Cadangan Alutsista

RKUN
RDC Alutsista
Pengembalian Uang 519000144980
Persediaan TA 2018 519000145980
519000146980
519000147980
609027411980 Rekening pihak
ketiga penyedia
barang/jasa alutsista

Tabel 6.6 Saldo Rekening Dana Cadangan Januari - Desember 2019


Miliar Rupiah
Rekening Dana Cadangan Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Penjaminan Pemerintah 519000126980 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47
Jaminan Penugasan Pembiayaan
519000142980 203,00 203,00 203,00 203,00 203,00 203,00
Infrastruktur Daerah
Alutsista TNI AD 519000144980 129,47 129,47 129,47 129,47 67,53 14,39
Alutsista TNI AU dalam IDR 519000145980 1.216,64 1.216,64 1.048,34 978,68 756,71 604,34
Alutsista Kementerian Pertahanan 519000146980 13,26 13,26 13,26 13,26 13,26 13,26
Alutsista Mabes TNI 519000147980 45,48 45,48 45,48 29,56 29,56 0
Alutsista TNI AU dalam USD 609027411980 0 0 0 0 0 0

Rekening Dana Cadangan Saldo


Nama Nomor Juli Agt Sept Okt Nov Des
Penjaminan Pemerintah 519000126980 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47 4.245,47
Jaminan Penugasan Pembiayaan
519000142980 203,00 203,00 203,00 203,00 203,00 203,00
Infrastruktur Daerah
Alutsista TNI AD 519000144980 10,39 10,39 10,39 0 0 0
Alutsista TNI AU dalam IDR 519000145980 465,57 379,15 265,67 210,88 183,22 779,71
Alutsista Kementerian 0 72,36
519000146980 0 0 0 0
Pertahanan
Alutsista Mabes TNI 519000147980 0 0 0 0 0 13,50
Alutsista TNI AU dalam USD 609027411980 0 0 0 0 0 32,72
Sumber: BIG-eB (dibulatkan).

Sampai dengan bulan Desember 2019, TNI AU telah melakukan pembayaran


atas 127 kontrak senilai total Rp1.216.643.079.980, TNI AD telah melakukan
pembayaran 12 kontrak senilai Rp129.468.876.553, Mabes TNI telah melakukan
pembayaran atas seluruh kontraknya yaitu 3 kontrak senilai Rp45.478.946.480 dan
Kementerian Pertahanan telah melakukan pembayaran senilai Rp13.255.000.000
113
 
berdasarkan satu-satunya kontrak yang dimiliki oleh Kementerian Pertahanan.
Tanggal 29 Desember 2019 merupakan batas akhir pengajuan Surat Ketetapan
Pencairan (SKP) atas kontrak pengadaan barang/jasa alutsista ke Direktorat
Pengelolaan Kas Negara untuk kemudian dibayarkan tagihannya. Namun, terdapat
satu kontrak yang tidak diajukan SKPnya yaitu kontrak nomor
KJB/351/1211/DA/RB/2018/AU senilai Rp2.395.299.200 dan jumlah tersebut telah
dinihilkan ke Rekening KUN.

1.6 Rekening Khusus (Reksus) Pinjaman dan Hibah


Rekening Khusus (Reksus) Pinjaman dan Hibah terdiri atas Rekening Rekening
Khusus Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN), Rekening Khusus SBSN, dan
Rekening Antara Rekening Khusus.

1.6.1 Reksus Pinjaman dan Hibah Luar Negeri (PHLN)


Reksus PHLN adalah rekening pemerintah yang dibuka oleh Menteri Keuangan
pada Bank Indonesia atau bank yang ditunjuk untuk menampung dan menyalurkan
dana pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN) dan dapat dipulihkan saldonya
(bersifat revolving) setelah dipertanggungjawabkan kepada Pemberi PHLN. Dasar
hukum pengelolaan Reksus PHLN adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor
84/PMK.05/2015 tentang Tata Cara Penarikan Pinjaman dan/atau Hibah Luar
Negeri.
Gambar 6.9 Arus Kas Masuk dan Keluar Reksus PHLN

1. Pemberi PHLN 1. Rekening Antara Reksus


2. RKUN Reksus PHLN 2. Reksus PHLN Lainnya
3. Reksus PHLN Lainnya 3. Pemberi PHLN

Reksus PHLN digunakan untuk menampung dana dari Pemberi PHLN, dana
dari RKUN dalam rangka pengembalian belanja, koreksi pembebanan dan setoran
dari pihak ketiga, dan dana dari Reksus PHLN lainnya dalam rangka koreksi
kesalahan pembebanan reksus. Sedangkan dana keluar dari rekening ini digunakan
untuk pembebanan Reksus PHLN untuk penggantian dana RKUN, koreksi atas salah
pembebanan Reksus, dan untuk pengembalian dana ke lender/donor (refund). Reksus
PHLN dapat dikategorikan berdasarkan jenis kegiatan yang dibiayai oleh PHLN
tersebut, terdiri atas kegiatan infrastruktur, kegiatan konservasi alam, kegiatan
training, konsultasi dan pengembangan SDM. Reksus-reksus tersebut disajikan di
dalam Lampiran.

Tabel 6.7 Saldo Reksus PHLN Januari – Desember 2019


Triliun Rupiah
Reksus Bulan Saldo
Januari 0
Februari 0
Maret 0
Penerimaan
Pinjaman/Hibah LN April 3,59
Mei 6,15
Juni 6,27

114
 
Juli 5,34
Agustus 5,10
September 4,29
Oktober 3,46
November 4,09
Desember

Sumber: Subdit MKPH (dibulatkan)

1.6.2 Reksus Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)


Rekening Khusus SBSN adalah rekening pemerintah yang dibuka oleh Menteri
Keuangan pada Bank Indonesia atau bank yang ditunjuk untuk menampung dan
menyalurkan dana hasil penerbitan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Dasar
hukum pengelolaan Rekening Khusus SBSN adalah Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 6/PMK.05/2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pembayaran Kegiatan Yang
Dibiayai Melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah Negara.

Gambar 6.10 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Khusus SBSN di Bank Indonesia

1. Rekening Pengelolaan
SBN di BI 1. Rekening Antara Reksus
2. RKUN (untuk 2. Reksus SBSN Lainnya
pengembalian belanja, Reksus SBSN 3. RKUN (untuk
koreksi pembebanan
pengembalian sisa dana
dan setoran pihak
ketiga) reksus SBSN)
3. Reksus SBSN Lainnya

Rekening Khusus SBSN dipergunakan untuk menampung dana dari rekening


pengelolaan SBN, RKUN, dan Rekening Khusus SBSN Lainnya, yang digunakan
untuk pembiayaan kegiatan yang dibiayai dari penerbitan SBSN PBS, koreksi atas
salah pembebanan Reksus SBSN, dan untuk pengembalian sisa dana Reksus SBSN.
Tabel 6.8 Saldo Reksus SBSN di Bank Indonesia Mei – Desember 2019
Miliar Rupiah
Nomor Saldo
No. Nama Reksus
Rekening Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Reksus untuk Penampungan
1 SBSN dan Pembiayaan Proyek 510000277980 91,62 0 0 0 0 0 0 0
yang Dibiayai oleh SBSN
Reksus untuk Penampungan
SBSN dan Pembiayaan
2 510000278980 572,86 0 0 0 0 0 0 0
Program Penyelenggaraan
Transportasi Perkeretaapian
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
3 510000279980 278,08 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Penyelenggaraan Jalan
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
4 510000280980 4,47 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Pengelolaan Sumber Daya Air
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
5 510000282980 5,69 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Kementerian Agama

115
 
Nomor Saldo
No. Nama Reksus
Rekening Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
6 Pembiayaan Program Ditjen 510000283980 0,26 0 0 0 0 0 0 0
Konservasi Sumber Daya
Alam dan Ekosistem
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
7 510000284980 17,03 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program Ditjen
Sumber Daya IPTEK dan DIKTI
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
8 510000285980 2,98 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Sekretariat Utama
Reksus Kemenkeu untuk
Penampungan SBSN dan
9 510000286980 1,85 0 0 0 0 0 0 0
Pembiayaan Program
Sekretariat Utama
Total 974,82 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH

1.6.3 Rekening Antara Rekening Khusus


Rekening Antara Rekening Khusus dibuka pada Bank Indonesia dengan tujuan
untuk menampung dana penggantian dari Rekening Khusus ke Rekening Kas Umum
Negara yang terlebih dahulu telah menalangi SP2D Rekening Khusus yang
diterbitkan KPPN melalui RPKBUNP, dan untuk menampung dana yang berasal dari
penarikan pinjaman program. Dasar Hukum Rekening Antara Rekening Khusus
adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 6/PMK.05/2019 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Pembayaran Kegiatan Yang Dibiayai Melalui Penerbitan Surat Berharga
Syariah Negara.

Gambar 6.11 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Antara Reksus

1. Reksus PHLN
Rekening Antara RKUN
2. Reksus SBSN
Reksus (dalam rangka penihilan)
3. Pemberi Pinjaman LN

Rekening Antara Rekening Khusus dioperasikan sebagai rekening bersaldo nihil


dan dipergunakan untuk menampung dana penarikan pinjaman program dan dana
yang berasal dari penggantian Rekening Khusus, baik Rekening Khusus PHLN
maupun Rekening Khusus SBSN. Pada akhir hari saldo pada Rekening Antara
Rekening Khusus akan dinihilkan dan dananya dipindahbukukan ke Rekening Kas
Umum Negara.

116
 
Tabel 6.9 Saldo Rekening Antara Reksus Mei – Desember 2019
Nomor Mata Uang Asli dan Equivalen (Miliar Rp)
No Nama Reksus
Rekening Mei Juni Juli Agt
Rekening Penerimaan Rp3.655.504.832.688 Rp3.768.927.360.000 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
1 609000000980
Negeri Dalam Rangka 3.655,50 3.768,93 0 0
Reksus Dalam Rupiah
Rekening Penerimaan ¥361.994.352 ¥463.368.471 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
2 609002111980
Negeri Dalam Rangka 47,65 60.88 0 0
Reksus Dalam Yen
Rekening Penerimaan €5.752.072 €5.603.963 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
3 609002991980
Negeri Dalam Rangka 92,13 90,09 0 0
Reksus Dalam EURO
Rekening Penerimaan $363.917.044 $371.391.439 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
4 609100411980
Negeri Dalam Rangka 5.234,95 5.251,85 0 0
Reksus Dalam USD
Rekening Penerimaan $65.049.418 $75.049.433 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
5 519000120980
Negeri Dalam Rangka 646,92 743,32 0 0
Reksus Dalam AUD

Mata Uang Asli dan Equivalen (Miliar Rp)


Nomor
No Nama Reksus Sept Okt Nov
Rekening
Des
Rekening Penerimaan 0 0 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
1 609000000980
Negeri Dalam Rangka 0 0 0 0
Reksus Dalam Rupiah
Rekening Penerimaan 0 0 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
2 609002111980
Negeri Dalam Rangka 0 0 0 0
Reksus Dalam Yen
Rekening Penerimaan 0 0 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
3 609002991980
Negeri Dalam Rangka 0 0 0 0
Reksus Dalam EURO
Rekening Penerimaan 0 0 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
4 609100411980
Negeri Dalam Rangka 0 0 0 0
Reksus Dalam USD
Rekening Penerimaan 0 0 0 0
Pinjaman/Hibah Luar
5 519000120980
Negeri Dalam Rangka 0 0 0 0
Reksus Dalam AUD
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH.

1.7 Rekening BUN untuk Tujuan Tertentu


1.7.1 Rekening Kas Saldo Anggaran Lebih (SAL)
Rekening Kas Saldo Anggaran Lebih (SAL) digunakan untuk menampung
SiLPA/SiKPA dari tahun anggaran sebelumnya pada Bank Indonesia. Rekening ini
dikelola berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2007 tentang
Tata Cara Pembukaan dan Pengelolaan Rekening Milik Bendahara Umum Negara
dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.05/2010 tentang Pengelolaan
Saldo Anggaran Lebih.
Gambar 6.12 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Kas SAL

RKUN IDR Rekening Kas SAL RKUN IDR

117
 
1.7.2 Rekening Pengelolaan Aset
Rekening Pengelolaan Aset digunakan untuk menampung dana  talangan  dan 
pencairan aset BPR. Rekening ini dikelola berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 218/PMK.05/2007 tentang Tata Cara Pembukaan dan Pengelolaan Rekening
Milik Bendahara Umum Negara.

1.7.3 Rekening Stabilisasi Surat Berharga Negara (SBN)


Rekening Stabilisasi Surat Berharga Negara digunakan untuk menampung dana
pembelian dan penjualan SBN dalam rangka stabilisasi pasar SBN. Rekening ini
dibuka berdasarkan Rekening ini dikelola berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 188/PMK.08/2011 tentang Tata Cara Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
dalam Rangka Stabilisasi Pasar SBN Domestik.

1.7.4 Rekening Obligasi Dalam Rangka Penjaminan


Rekening Obligasi Dalam Rangka Penjaminan digunakan untuk menampung
dana yang berasal dari penerbitan SU-004/MK/1999 tanggal 28 Mei 1999 dan
digunakan untuk membayar kewajiban negara serta untuk menjamin bank umum
apabila terjadi krisis moneter. Rekening ini dibuka berdasarkan Keppres Nomor 120
Tahun 1998 tentang Penerbitan Jaminan Bank Indonesia, Serta Penerbitan Jaminan
Bank oleh Bank Persero dan Bank Pembangunan Daerah untuk Pinjaman Luar
Negeri, dan Keppres Nomor 193 Tahun 1998 tentang Jaminan Terhadap Kewajiban
Pembayaran Bank Perkreditan Rakyat.
Gambar 6.13 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Obligasi Dalam Rangka Penjaminan

Penerbitan SU- Rekening Obligasi


dalam rangka Bank Penjamin
004/MK/1999
Penjaminan

1.7.5 Rekening Pengelolaan Surat Berharga Negara (SBN)


Rekening Pengelolaan Surat Berharga Negara digunakan untuk menampung
penerimaan penjualan atas penerbitan SBN dan pembayaran pokok, bunga, dan
kewajiban lainnya Surat Berharga Negara. Rekening ini dibuka berdasarkan amanat
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara dan Undang-
Undang Nomor 19 Tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara.

Gambar 6.14 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pengelolaan SBN

1. Penerimaan negara
dari penerbitan SBN Rekening BI-SSSS (untuk
Rekening
2. SP2D KKPN Khusus membayar pokok, bunga
Pengelolaan SBN
Pinjaman dan Hibah dan kewajiban lainnya SBN)
(untuk membayar pokok,
bunga dan kewajiban
lainnya SBN)

118
 
1.7.6 Rekening Kelolaan Treasury Dealing Room (TDR)
Rekening Kelolaan Treasury Dealing Room (TDR) digunakan untuk
mendapatkan bunga atas penempatan Uang Negara di Bank Umum. Dasar
pembukaan rekening ini adalah Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007
tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
77/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor
03/PMK.05/2014 tentang Penempatan Uang Negara Pada Bank Umum.
Gambar 6.15 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Kelolaan TDR

1. Rekening BUMPUN
1. RKUN
Rekening Kelolaan 2. RKUN (untuk pengembalian
2. Rekening BUMPUN
TDR dana atas penempatan uang
jatuh tempo
negara yang jatuh tempo)

1.7.7 Rekening Khusus Dana PFK


Rekening Khusus Dana PFK digunakan untuk menampung dana realisasi
penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dalam rangka meningkatkan akurasi
data monitoring dana Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) dan sebagai fungsi kontrol atas
saldo dana pada Rekening Kas Umum Negara (RKUN).

1.7.8 Rekening Penampungan Pendapatan Jasa Giro Rekening Pembangunan Hutan


Rekening Penampungan Pendapatan Jasa Giro Rekening Pembangunan Hutan
digunakan untuk menampung jasa giro atau bunga atas Rekening Pembangunan
Hutan.

1.7.9 Rekening Dana Bantuan Internasional


Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Bantuan Internasional adalah
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 857/KMK.01/2018 tentang Penempatan Dana
Bantuan Internasional TA 2018 pada Rekening Milik BUN.
Gambar 6.16 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Bantuan Internasional

Negara/ Lembaga
DIPA BKF RDBI Badan Layanan
Asing Penerima
519000148980 Umum
Bantuan

Rekening Dana bantuan internasional merupakan rekening titipan Badan


Kebijakan Fiskal yang pengelolaannya akan dilakukan oleh Badan Layanan Umum di
bidang pengelolaan dana bantuan internasional. Hasil dari pengelolaan dana bantuan
internasional ini akan disumbangkan kepada negara/lembaga asing penerima
bantuan, sedangkan dana bantuan internasional yang bersumber dari DIPA akan
menjadi dana abadi. Saat ini sedang disusun regulasi pembentukan badan layanan
umum dimaksud.

119
 
1.7.10 Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional
Dasar hukum pengelolaan Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan
Internasional adalah Keputusan Menteri Keuangan Nomor 947/KMK.01/2019
tentang Penempatan Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional TA 2019 pada
Rekening Milik BUN.
Gambar 6.16 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional

Negara/ Lembaga
DIPA DJPPR RDKPI Badan Layanan
Asing Penerima
519000149980 Umum
Bantuan

Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional merupakan rekening


titipan Ditjen Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko yang pengelolaannya akan
dilakukan oleh Badan Layanan Umum di bidang pengelolaan dana Kerja Sama
Pembangunan internasional. Hasil dari pengelolaan dana ini akan disumbangkan
kepada negara/lembaga asing penerima bantuan, sedangkan dana yang bersumber
dari DIPA akan menjadi dana abadi. Saat ini sedang disusun regulasi pembentukan
badan layanan umum dimaksud.

1.7.10 Rekening Dana Abadi Penelitian


Rekening ini dipergunakan untuk menampaung Dana Abadi Penelitian yang
semula dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), yang kini hanya
mengurus dana pendidikan saja. Hingga saat ini, regulasi terkait pengelolaan dana
abadi penelitian sedang disusun.

Tabel 6.10 Saldo Rekening Lainnya Januari – Desember 2019


Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
Kas SAL 500000002980 78,08 78,08 78,08 48,08 48,08 48,08
Pengelolaan Aset 500000004980 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Stabilisasi SBN 500000006980 0 0 0 0 0 0
Obligasi dlm rangka
502000002980 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
Penjaminan
Kelolaan TDR 502000006980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN IDR 502000001980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN USD 609024411980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN
609024991980 0 0 0 0 0 0
EURO
Khusus Dana PFK 510000281980 5,32 7,20 9,31 12,90 4,73 6,06
Penampungan
Pendapatan Jagir 519000143980 3,41 3,46 3,49 3,52 1,55 1,58
Rek.Pemb. Hutan
Rekening Dana
519000148980 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Bantuan Internasional
Rekening Dana Kerja
Sama Pembangunan 519000149980 0 0 0 0 0 0
Internasional
Rekening Dana Abadi
519000150980 0 0 0 0 0 0
Penelitian

120
 
Triliun Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Juli Agt Sep Okt Nov Des
Kas SAL 500000002980 65,84 65,84 85,84 85,84 60,84 92,84
Pengelolaan Aset 500000004980 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09 0,09
Stabilisasi SBN 500000006980 0 0 0 0 0 0
Obligasi dlm rangka
502000002980 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08 0,08
Penjaminan
Kelolaan TDR 502000006980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN IDR 502000001980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN USD 609024411980 0 0 0 0 0 0
Pengelolaan SBN
609024991980 0 0 0 0 0 0
EURO
Khusus Dana PFK 510000281980 6,05 4,66 4,63 8,11 5,06 5,70
Penampungan
Pendapatan Jagir 519000143980 1,61 1,64 1,67 1,70 1,70 1,77
Rek.Pemb. Hutan
Rekening Dana
519000148980 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
Bantuan Internasional
Rekening Dana Kerja
Sama Pembangunan 519000149980 0 0 0 0 0 2,00
Internasional
Rekening Dana Abadi
519000150980 0 0 0 0 0 0,99
Penelitian
Sumber: BIG-eB (dibulatkan)

2. Rekening di Bank Umum


2.1 Rekening Milik Bendahara Umum Negara (BUN)
2.1.1 Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat SPAN (RPKBUNP SPAN)
RPKBUNP SPAN dibuka untuk menampung dana yang akan digunakan untuk
menyalurkan dana SP2D Non Gaji Bulanan yang diterbitkan oleh KPPN yang sudah
terkoneksi dengan SPAN. Pembukaan RPKBUNP SPAN berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 188/PMK.05/2017 tentang Tata Cara Penyaluran Dana
Surat Perintah Pencairan Dana Melalui Sistem Perbendaharaan dan Anggaran
Negara.

Dalam pengoperasiannya, Direktorat Pengelolaan Kas Negara cq Subdirektorat


SAPPK melakukan transfer dana dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
RPKBUNP SPAN secara periodik melalui SPAN yang telah terhubung dengan sistem
BIG-eB sesuai kebutuhan dana SP2D harian yang diterbitkan KPPN. Selanjutnya
Kantor Pusat Bank Operasional I tempat RPKBUNP SPAN dibuka menyalurkan dana
dari RPKBUNP SPAN ke rekening penerima sesuai ADK SP2D pada hari yang sama
secara periodik. Dalam hal remunerasi rekening, RPKBUNP SPAN terdaftar dalam
program Treasury Notional Pooling (TNP).
Gambar 6.17 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat SPAN

Bendahara Pengeluaran
RKUN (dropping) RPKBUNP SPAN
Satuan Kerja

121
 
Tabel 6.11 Saldo RPKBUNP SPAN Januari – Desember 2019
Miliar Rupiah
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
RPKBUNP
032901003295305 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BRI
RPKBUNP
0296474176 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BNI
RPKBUNP
SPAN 1190006666612 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
MANDIRI
RPKBUNP
0001401390005105 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
SPAN BTN
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK.

2.1.2 Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat Gaji (RPKBUNP Gaji)


RPKBUNP Gaji dibuka untuk menampung dana yang akan digunakan untuk
menyalurkan dana SP2D Gaji Bulanan, THR, dan Gaji Ketiga Belas yang diterbitkan
oleh KPPN yang sudah terkoneksi dengan SPAN. Pembukaan RPKBUNP Gaji
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.05/2016 tentang
Penyaluran Gaji Melalui Rekening Pegawai Negeri Sipil/Prajurit Tentara Nasional
Indonesia/Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia pada Bank Umum Secara
Terpusat.

Gambar 6.18 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Pengeluaran Kuasa BUN Pusat Gaji

RKUN (dropping) RPKBUNP Gaji PNS/Anggota TNI/POLRI

Dalam pengoperasiannya, Direktorat Pengelolaan Kas Negara c.q. Subdirektorat


SAPPK melakukan transfer dana dari Rekening Kas Umum Negara (RKUN) ke
RPKBUNP GAJI secara periodik melalui sistem BIG-eB sesuai kebutuhan dana SP2D
paling cepat satu hari kerja sebelum pembayaran gaji bulanan dan setiap hari kerja
secara periodic untuk pembayaran gaji ketiga belas dan Tunjangan Hari Raya.
Selanjutnya Kantor Pusat Bank Penyalur Gaji tempat RPKBUNP GAJI dibuka
menyalurkan dana dari RPKBUNP GAJI ke rekening penerima sesuai ADK SP2D
sesuai tanggal SP2D Gaji. Dalam hal remunerasi rekening, RPKBUNP Gaji terdaftar
dalam program TNP. Daftar rekening RPKBUNP Gaji disajikan dalam lampiran.

2.1.3 Rekening Retur RPKBUNP SPAN


RR RPKBUNP SPAN dibuka untuk menampung dana retur SP2D yang
dikembalikan oleh bank penerima karena nama salah/rekening salah/rekening
tutup/rekening tidak aktif dan sebagainya yang berakibat dana tidak dapat ditransfer
kepada yang berhak dan telah diterima Bank Operasional I Pusat. Pembukaan RR
RPKBUNP SPAN berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
188/PMK.05/2017 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
9/PB/2018.

122
 
Gambar 6.19 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Retur RPKBUNP SPAN

Bank penerima dana RR RPKBUNP Bank penerima dana


SP2D SPAN SP2D

Tabel 6.12 Saldo Rekening Retur RPKBUNP SPAN Januari - Desember 2019
Miliar Rupiah
RR RPKBUNP SPAN Saldo
Bank Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
BRI 032901003296301 2,30 14,59 28,45 32,16 19,01 13,35 16,99 20,19 19,02 33,58 26,70 26,98
BNI 0296474245 2,06 4,23 15,05 8,44 12,38 12,07 5,99 5,37 63,22 19,49 13,59 23,29
Mandiri 1190006666620 5,57 355,05 261,09 36,00 34,11 22,35 31,92 21,31 16,65 43,67 36,49 43,51
BTN 0001401390005113 119,58 5,67 16,09 67,33 5,77 6,12 4,22 16,45 4,85 6,36 10,30 8,65
TOTAL 129,51 379,54 320,68 143,93 71,27 53,89 59,12 63,32 103,74 103,10 87,08 102,44
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK (dibulatkan).

2.1.4 Rekening Retur RPKBUNP Gaji


RR RPKBUNP Gaji dibuka untuk menampung dana retur SP2D yang
dikembalikan oleh bank penerima karena nama salah/rekening salah/rekening
tutup/rekening tidak aktif dan sebagainya yang berakibat dana tidak dapat ditransfer
kepada yang berhak dan telah diterima Bank Operasional I Pusat/Bank Penyalur Gaji.
Pembukaan RR RPKBUNP Gaji berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
11/PMK.05/2016 dan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-
9/PB/2018.
Gambar 6.20 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Retur RPKBUNP Gaji

Bank penerima dana SP2D RR RPKBUNP Gaji PNS/Anggota TNI/POLRI

Tabel 6.13 Saldo Rekening Retur RPKBUNP Gaji Januari – Desember 2019
Juta Rupiah
RR RPKBUNP Gaji Saldo
Bank Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
BRI 03290100329830
8,49 0,06 1,43 1,09 262,11 84,69
3
BNI 0296474369 15,98 1,83 8,45 20,49 59,92 11,07
MANDIRI 1190006666646 19,75 0 16,99 17,83 231,61 32,89
BTN 00014013900051
0,06 0 3,42 4,61 0 0
39
BRI SYARIAH 1032474183 0 0 0 0 4,62 5,65
BPD BALI 0100121324641 0 17,96 0 0 4,49 7,97
BNI SYARIAH 0999002829 0 2,26 0 3,55 9,85 0
BUKOPIN 1441441001 0 0 0 0 0 0
BSM 7745145196 41,91 0 0 20,71 263,88 55,15
BPD SUMSEL
1403002222 0 0 2,26 0 0 0
BABEL
BPD SUMBAR 21000101014502 0 0 0 0 28,71 21,59
BPD JATIM 0011270425 0 0 0 0 0 0
BANK ACEH
01001870000412 0 0 0 0 0,14 0,14
SYARIAH
BPD JABAR
0022220170303 0 0 0 0 5,27 0
BANTEN
BPD DIY 001111001493 0 0 0 0 16,81 12,59
BANK RIAU
1010000023 0 0 0 0 0 0
KEPRI
BJB SYARIAH 0080102004544 0 0 0 0 0 0
BANK SUMUT 10001060198482 0 0 0 0 0 4,58
BANK JATENG 1034026030 0 0 0 0 0 0
BANK KALBAR 0108888342 0 0 0 0 0 0
BANK NTT 01601010000200 0 0 0 0 0 0

123
 
BANK
0010103000095 0 0 0 0 0 0
BENGKULU
BANK SULTRA 00101010060462 0 0 0 0 0 0
BANK PAPUA 1000101000021 0 0 0 0 0 11,17
BANK NTB 0012107227004 0 0 0 0 0 0
BANK KALTENG 10000100000001
0 0 0 0 0,54 0,54
24
BPD BANTEN 0111111111 0 0 0 0 0 0
BANK MANTAP 2014104009136 0 0,06 0 0 0 0
BANK JAMBI 3001893814 0 1,83 0 0 0 0
BANK
0011104312 0 0 0 0 0 23,41
KALTIMTARA
BANK SULTENG 0010101000099 0 0 0 0 0 0
TOTAL 86,19 24,00 32,55 68,28 887,95 271,44

RR RPKBUNP Gaji Saldo


Bank Nomor Juli Agt Sep Okt Nov Des
BRI 032901003298303 51,89 20,45 28,35 0,01 52,62 10,41
BNI 0296474369 24,24 27,12 8,72 0 14,39 3,68
MANDIRI 1190006666646 45,63 3,32 15,78 0 11,82 6,11
BTN 0001401390005139 11,07 0 0 0 0 0
BRI SYARIAH 1032474183 0,30 0,60 5,73 0 0 2,39
BPD BALI 0100121324641 0 0 0 0 0 0
BNI SYARIAH 0999002829 0 7,32 0 0 0 0
BUKOPIN 1441441001 0 0 0 0 0 0
BSM 7745145196 57,29 9,78 11,09 0,01 0 0
BPD SUMSEL BABEL 1403002222 0 0 0 0 0 0
BPD SUMBAR 21000101014502 18,01 6,07 0 0 4,16 0
BPD JATIM 0011270425 0 0 0 0 0 0
BANK ACEH
01001870000412 0 0 0 0 0 0
SYARIAH
BPD JABAR BANTEN 0022220170303 0 0 0 0 0 0
BPD DIY 001111001493 5,94 0 0 0 0 0
BANK RIAU KEPRI 1010000023 0 0 0 0 0 0
BJB SYARIAH 0080102004544 0,29 0,29 0 0 0 0
BANK SUMUT 10001060198482 0 0 0 0 0 0
BANK JATENG 1034026030 0 0 0 0 0 0
BANK KALBAR 0108888342 0 0 0 0 0 0
BANK NTT 01601010000200 0 0 0 0 0 0
BANK BENGKULU 0010103000095 0 0 0 0 0 0
BANK SULTRA 00101010060462 0 0 0 0 0 0
BANK PAPUA 1000101000021 31,37 0 0 0 0 0
BANK NTB 0012107227004 0 0 0 0 0 0
BANK KALTENG 1000010000000124 1,08 0 0 0 0 0
BPD BANTEN 0111111111 0 0 0 0 0 0
BANK MANTAP 2014104009136 0 0 0 0 0 0
BANK JAMBI 3001893814 0 0 0 0 0 0
BANK KALTIMTARA 0011104312 13,26 0 0 0 0 0
BANK SULTENG 0010101000099 0 0 0 0 0 0
TOTAL 86,19 260,37 74,95 69,67 0,02 82,98
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK.

2.1.5 Rekening Uji Coba Penyaluran BO Valas


Tabel 6.14 Saldo Rekening BO Valas Januari – Desember 2019
USD
Rekening Saldo
Nama Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
RPKBUNP Valas
0107862501 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
USD Citibank
RR RPKBUNP
Valas USD 0107862528 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Citibank
TOTAL 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK.

2.1.6 Rekening Khusus SBSN di Bank Umum


Untuk meningkatkan remunerasi atas pengelolaan rekening, Menteri Keuangan
membuka Rekening Khusus SBSN di Bank Umum Syariah, dengan dasar hukum
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.05/2019 tentang Tata Cara Pelaksanaan
Pembayaran Kegiatan yang dibiayai melalui Penerbitan Surat Berharga Syariah
Negara.

Gambar 6.21 Arus Kas Masuk dan Keluar Rekening Khusus SBSN di Bank Umum

1. Rekening Pengelolaan
1. Rekening Antara Reksus
SBN di BI
2. RKUN (untuk 2. Reksus SBSN Lainnya
Reksus SBSN
pengembalian belanja, 3. RKUN (untuk pengembalian
koreksi pembebanan dan sisa dana reksus SBSN)
setoran pihak ketiga)
3. Reksus SBSN Lainnya

Tabel 6.15 Reksus SBSN di Bank Umum Mei - Desember 2019


Miliar Rupiah
Nama Nomor
No. Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Reksus Rekening
1 Reksus
SBSN BNI 1011201798 29,14 36,92 27,73 27,69 33,75 35,44 30,99 42,34
Syariah
2 RR Reksus
SBSN BNI 1011201721 0 0,36 0,003 0 0 0,06 0,10 0
Syariah
3 Reksus
SBSN BRI 3010201771 17,28 13,02 16,16 14,42 24,89 51,11 56,81 64,65
Syariah
4 RR Reksus
SBSN BRI 3010201701 0 0,13 0,005 0 0 1,74 1,74 0,45
Syariah
5 Reksus
SBSN Bank
7788888451 53,25 26,66 69,28 115,69 99,61 137,59 134,51 595,50
Syariah
Mandiri
6 RR Reksus
SBSN Bank
7788884518 0 0,09 5,58 0 2,91 0,12 0,04 2,60
Syariah
Mandiri
7 Reksus
SBSN DJ
0221401041 1.000,00 1.453,73 1.098,49 522,37 236,63 271,92 92,52 3.403,12
Perkeretaap
ian
8 RR Reksus
SBSN DJ
0221401042 0 0 0 0 0 21,05 14,36 4,54
Perkeretaap
ian
9 Reksus
SBSN DJ
7291410418 0,82 2,99 1,88 6,89 9,39 6,28 4,38 3,01
Kons SDA
Ekstm
10 RR Reksus
SBSN DJ
7291410426 0 0,87 0 0 0 0,05 0 0
Kons SDA
Ekstm

125
 
Nama Nomor
No. Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Reksus Rekening
11 Reksus
SBSN BPP 7291410434 0,32 0,32 0,08 0,13 0,06 0,38 0,20 0,08
SDM KLHK
12 Reksus
SBSN DJ
7331410416 459,11 738,96 671,26 16,83 260,14 277,19 322,08 1.708,70
Sumber
Daya Air
13 RR Reksus
SBSN DJ
7331410424 0 5,89 1,16 0 0,15 0 0 1,89
Sumber
Daya Air
14 Reksus
SBSN BP
Jaminan 2514010411 0,52 1,19 1,36 0,96 15,51 13,79 24,17 111,71
Produk
Halal
15 Reksus
SBSN DJ 3314010412 989,62 1.227,19 687,68 509,00 571,32 653,35 705,10 3.277,52
Bina Marga
16 Reksus
SBSN DJ
Sumber 4214010417 3,79 11,39 3,99 8,81 8,74 29,22 21,46 23,19
Daya IPTEK
& DIKTI
17 RR Reksus
SBSN DJ
Sumber 4214010428 0 0,01 0 0 3,69 0 0 0
Daya IPTEK
& DIKTI
18 Reksus
7914010411 1,29 17,60 0,31 9,79 6,43 2,38 4,19 24,90
SBSN LIPI
19 Reksus
7841410418 0 11,59 2,92 2,92 2,95 3,96 3,09 5,68
SBSN BSN
20 Reksus
SBSN DJ
0221401043 0 0 0 0 1,93 7,56 8,77 207,04
Perhubung
an Udara
21 Reksus
SBSN DJ
0221401045 0 0 0 0 0 18,22 2,10 32,12
Perhubung
an Laut
22 Reksus
SBSN DJ
0221401047 0 0 0 0 0 0 0 22,46
Perhubung
an Darat
Total 3.529,97 3.549,00 2.587,89 1.235,5 1.278,1 1.531,41 1.426,61 9.537,98
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH

2.1.7 Rekening Pembangunan Hutan dan Cadangan Dana Reboisasi


Rekening Pembangunan Hutan dan Cadangan Dana Reboisasi digunakan untuk
keperluan penyimpanan Dana Reboisasi sesuai amanat Peraturan Bersama Menkeu
dan Menhut Nomor 04/PMK.02/2012 dan Nomor PB.1/Menhut-II/2011.

Tabel 6.16 Saldo Rekening Pembangunan Hutan dan Cadangan Dana Reboisasi
Januari – Desember 2019
Triliun Rupiah
Nama
Nomor Rekening Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Rekening
0001401400298850 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77 1,77
Pembangunan 1030205505635 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93
Hutan 2018151117 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93 0,93
032901036282402 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76 0,76
Cadangan Dana
032901036283408 0,34 0,34 0,34 0,34 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17 0,17
Reboisasi
Total 4,73 4,73 4,73 4,73 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55
Sumber: Rekening Koran SPAN, Subdit SAPPK.

126
 
2.1.8 Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah
Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah bertujuan
untuk menampung pencairan dana Surat Utang Negara Nomor 005/MK/1999 tanggal
29 Desember 1999 dari Bank Indonesia untuk kemudian disalurkan dalam rangka
pendanaan kredit program. Selain itu berfungsi juga sebagai rekening
penatausahaan/penampungan pengembalian pokok dan bunga Kredit Usaha Mikro
dan Kecil (KUMK) dari BUMN Pengelola/Lembaga Keuangan Pelaksana (LKP).
Tabel 6.17 Saldo Rekening Penampungan Pencairan Dana Surat Utang Pemerintah
Januari – Desember 2019
Juta Rupiah
Rekening Pemerintah Lainnya
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Nama Nomor
RPL BUN Cadangan RIS 001801000036303 0 0 0 0 0 0
RPL BUN RIDLB 020601000002309 0 0 0 0 0 420,19
RPL BUN Penampungan
pengembalian pinjaman
020601000006303 0 0 0 0 0 0
proyek pengembangan
akuntansi
RPL BUN Kredit Listrik
020601000010302 0 0 0 0 0 0
Pedesaan
RPL BUN Redistribusi 020601000014306 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Proyek
Pemuliaan dan
020601000015302 2,11 0 0 0 0 0
Pengembangbiakan Sapi
Bali
RPL BUN UPP SPH 020601000022309 0 0 0 1,02 0 0
RPL BUN PIR SPH 020601000023305 60,93 94,06 94,06 72,89 15,02 157,77
RPL BUN PIR NON SPH 020601006221309 0 0 0 0 0 0
RPL BUN UPP NON SPH 020601006222305 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Recovery RIS 032901000310300 0 0 0 0 0 0
RPL BUN KUMK EKS SUP 032901000510308 0 0 0 0 36.751,00 363.624,59
RPL BUN PIR SPH
(Ditjen Perbendaharaan
untuk penampungan
1160094009835 5,72 0 0 0 0 0
pengembalian pinjaman
petani proyek
PIR/UPP/Perkebunan)
RPL BUN PIR Non SPH 1170006607899 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Penampungan
Pengembalian Kredit
1008275013 0 0 0 0 0 37,31
Gudang, Lantai Jemur
dan Kios KUD
Total 68,76 94,06 94,06 73,91 36.766,02 364.239,86

Rekening Pemerintah Lainnya


Jul Agt Sep Okt Nov Des
Nama Nomor
RPL BUN Cadangan RIS 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN RIDLB 0 0 0 0 0 0 420,19
RPL BUN Penampungan
pengembalian pinjaman
0 0 0 0 0 0 0
proyek pengembangan
akuntansi
RPL BUN Kredit Listrik
0 0 0 0 0 0 0
Pedesaan
RPL BUN Redistribusi 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Proyek
Pemuliaan dan
0 0 1,48 3,19 0 0 0
Pengembangbiakan Sapi
Bali
RPL BUN UPP SPH 0 0 0 0 0 3,99 0
RPL BUN PIR SPH 89,06 55,90 162,28 22,76 112,38 0 157,77
RPL BUN PIR NON SPH 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN UPP NON SPH 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Recovery RIS 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN KUMK EKS SUP 44,55 157,28 5.806,64 0 0 0 363.624,59

127
 
Rekening Pemerintah Lainnya
Jul Agt Sep Okt Nov Des
Nama Nomor
RPL BUN PIR SPH
(Ditjen Perbendaharaan
untuk penampungan
0 0 0 0 0 0 0
pengembalian pinjaman
petani proyek
PIR/UPP/Perkebunan)
RPL BUN PIR Non SPH 0 0 0 0 0 0 0
RPL BUN Penampungan
Pengembalian Kredit
0 37,31 0 0 0 0 37,31
Gudang, Lantai Jemur
dan Kios KUD
Total 133,61 213,18 5.970,40 25,95 112,38 3,99 364.239,86
Sumber: Subdit MRLPPB

2.2 Rekening Milik Kementerian Negara/Lembaga


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 182/PMK.05/2017 tanggal 29 Desember
2017 tentang Rekening Milik Satuan Kerja Lingkup Kementerian Negara/Lembaga
merupakan pedoman dalam pengelolaan rekening pemerintah yang dimiliki oleh
Kementerian Negara/Lembaga.

Rekening sebagaimana dimaksud merupakan rekening milik Satuan Kerja


Lingkup Kementerian Negara/Lembaga yang dibuka pada bank umum dalam bentuk
giro atau deposito, yang dapat didebit dan dikredit dalam rangka pengelolaan
keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Rekening tersebut dikelompokkan seperti
terlihat pada Gambar 6.22.

Pada akhir tahun 2019 telah ditetapkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
(PMK) 183/PMK.05/2019 tentang Pengelolaan Rekening Pengeluaran Milik
Kementerian Negara/Lembaga oleh Menteri Keuangan. PMK tersebut mengatur
restrukturisasi rekening pengeluaran yang terbagi menjadi Rekening Induk dan
Rekening Satker. Karena yang diatur hanya rekening pengeluaran, maka PMK
182/PMK.05/2017 masih tetap berlaku untuk rekening penerimaan dan rekening
lainnya.

Gambar 6.22 Jenis Rekening Milik Satker Lingkup K/L

128
 
2.2.1 Rekening Penerimaan
Rekening Penerimaan adalah Rekening giro pemerintah pada Bank Umum yang
dipergunakan untuk menampung uang pendapatan negara dalam rangka
pelaksanaan APBN pada Kementerian Negara/Lembaga. Rekening penerimaan
dioperasikan sebagai rekening bersaldo nihil yang seluruh penerimaannya
dilimpahkan ke Rekening Kas Umum Negara setiap hari. Jumlah rekening
penerimaan pada bulan Desember 2019 sebanyak 1.966 rekening. Apabila dilihat dari
besarnya dana yang dikelola, sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2019
terlihat berfluktuasi sesuai dengan penerimaan negara yang disetorkan melalui
Kementerian/Lembaga pada bulan berkenaan.
Tabel 6.18 Jumlah dan Saldo Rekening Penerimaan Milik K/L Januari - Desember 2019
Rekening Penerimaan (BPN)
Bulan
Jumlah Saldo (miliar rupiah)
Januari 1.926 332,7
Februari 1.952 470,3
Maret 1.957 690,3
April 1.957 266,4
Mei 1.957 240,6
Juni 1.955 259,2
Juli 1.961 328,8
Agustus 1.971 451,5
September 1.970 647,2
Oktober 1.973 50,8
November 1.981 372,7
Desember 1.980 201,9
Sumber: Laporan Manajerial Subdit MRLPPB.

2.2.2 Rekening Pengeluaran


Rekening Pengeluaran untuk menampung Uang Persediaan sebagai uang muka
kerja untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Rekening Pengeluaran
dikelola oleh Bendahara Pengeluaran.
Tabel 6.19 Jumlah dan Saldo Rekening Pengeluaran Milik K/L Januari - Desember 2019
Rekening Pengeluaran (BPG)
Bulan
Jumlah Saldo (miliar rupiah)
Januari 24.470 1.511,9
Februari 24.128 7.096,3
Maret 24.087 4.100,6
April 24.087 5.306,5
Mei 24.087 3.083,2
Juni 23.680 2.700,8
Juli 24.025 2.680,0
Agustus 24.230 1.882,2
September 24.156 5.669,4
Oktober 24.167 1.658,9
November 24.111 6.674,1
Desember 20.903 92,64
Sumber: Laporan Manajerial Subdit MRLPPB

129
 
Kotak 6.1 Simplifikasi Rekening Pemerintah

REKENING

2.2.3 Rekening Lainnya


Tabel 6.20 Jumlah dan Saldo Rekening Lainnya Milik K/L Januari - Desember 2019
Rekening Lainnya (RPL)
Bulan
Jumlah Saldo (miliar)
Januari 7.664 78.376,1

Februari 7.758 78.133,8

Maret 7.477 82.590,0

April 7.495 111.053,9

Mei 7.495 107.112,1

Juni 8.006 114.826,8

Juli 8.126 120.314,4

Agustus 8.678 116.889,8

September 8.865 128.416,2

Oktober 9.277 124.606,1

November 9.608 122.502,0

Desember 9.626 133.551,5


Sumber: Laporan Manajerial Subdit MRLPPB

Bank umum yang bermitra dengan Kementerian Keuangan sebanyak 58 Bank.


Jumlah rekening tiap-tiap bank per Desember 2019 adalah sebagai berikut:
a. Bank BRI sebanyak 19.065 rekening;
b. Bank Mandiri sebanyak 6.410 rekening;
c. Bank BNI sebanyak 5.957 rekening;
d. Bank BTN sebanyak 840 rekening; dan
e. Lainnya sebanyak 3.442 rekening.
Komposisi Saldo Rekening milik Kementerian/Lembaga pada Bank Umum
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 6.21 Saldo Rekening Milik K/L Pada Bank Umum Januari - Desember 2019
Triliun Rupiah
Bulan BRI Mandiri BNI BTN Lainnya Total Dana
Januari 34,33 6,66 14,43 19,62 5,19 80,22
Februari 33,64 11,90 14,35 4,82 4,82 85,70
Maret 32,13 12,19 17,01 8,65 8,65 91,57
April 46,72 11,69 26,05 26,49 5,66 116,63
Mei 39,78 13,09 22,24 26,12 9,20 110,44
Juni 40,39 19,39 27,06 24,93 6,02 117,79
Juli 37,29 18,32 27,87 21,98 17,85 123,32
Agustus 39,89 17,99 27,44 28,2 6,52 120,04
September 44,30 18,87 28,57 31,40 8,59 131,73
Oktober 42,57 51,84 19,59 8,75 3,55 126,31
November 42,38 30,64 23,31 15,97 17,25 129,55
Desember 36,21 62,48 19,79 14,42 6,95 139,85
Sumber: Laporan Bank Umum

Jumlah rekening milik K/L periode bulan Januari sampai Desember 2019 dapat
bertambah karena adanya pembukaan rekening baru, atau berkurang karena adanya
penutupan rekening yang tidak digunakan lagi oleh K/L. Perubahan jumlah rekening
ini juga dapat disebabkan oleh perbaikan data. Misalkan, suatu rekening yang
seharusnya merupakan rekening penerimaan, tetapi terklasifikasi sebagai rekening
131
 
pengeluaran. Ketika data diperbaiki, maka jumlah rekening baik penerimaan maupun
pengeluaran akan berubah.

Gambar 6.24 Statistik Rekening Januari - Desember 2019

 30.000

Jumlah Rekening
 25.000
 20.000
 15.000
 10.000
 5.000
 ‐
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Rekening Penerimaan (BPN) 1.926 1.952 1.957 1.957 1.957 1.955 1.961 1.971 1.970 1.973 1.981 1.980
Rekening Pengeluaran (BPG) 24.47 24.12 24.08 24.08 24.08 23.68 24.02 24.23 24.15 24.16 24.11 24.10
Rekening Lainnya (RPL) 7.664 7.758 7.477 7.495 7.495 8.006 8.126 8.678 8.865 9.227 9.608 9.626

Saldo Rekening Milik Badan Layanan Umum


Rekening Milik Badan Layanan Umum (BLU) merupakan salah satu jenis
rekening lainnya, selain rekening milik perwakilan RI, rekening penyaluran dana
bantuan, rekening penampungan dana hibah langsung, rekening penyaluran dana
hibah, rekening penampungan dana kerjasama/kemitraan, rekening penampungan
dana jaminan, rekening penampungan dana titipan, dan rekening penampungan
sementara.

Tabel 6.22 Saldo Rekening Milik BLU Menurut Jenis Rekening per 31 Desember 2019
Rupiah
Rekening Jumlah Jumlah Saldo (Rp)
Bank Saldo (Rp)
BLU Rekening Rekening update 6 Jan 2020
Mandiri 416 4.513.652.441.326

BTN 220 5.145.068.792.934

BRI 317 4.211.446.118.562

BNI 567 2.967.671.540.686 17.799.742.806.398


Operasional 1.868
Bank Syariah
61 168.089.452.129
Mandiri
Bukopin 15 211.164.062.125
Bank Umum
272 582.650.398.636
Lain
BRI 230 14.528.219.844.107

Mandiri 157 43.612.012.388.051

Bukopin 45 2.475.370.921.021

Pengelolaan BNI 89 2.951.707.892.261


739 66.131.890.128.555
Kas
BTN 113 638.698.917.323
BPD Jabar
8 1.514.476.943.593
Banten
Bank Umum
97 411.403.222.199
Lain
BRI 103 13.337.089.097.081

Mandiri 100 12.006.334.254.442

Bukopin 48 998.255.963.805
Dana BNI 109 11.430.708.928.045
562 42.635.303.212.610
Kelolaan
BTN 65 4.610.124.518.753

Muamalat 5 57.573.698.817
Bank Umum
132 195.216.751.667
Lain
Jumlah 3.169 3.169 126.566.936.147.563 126.566.936.147.563
Sumber: Laporan Bank Umum
132
 
halaman ini sengaja dikosongkan
Manajemen
Likuiditas
Manajemen likuiditas merupakan penyediaan kebutuhan dana untuk memenuhi
semua kebutuhan8. Di dalam pelaksanaan aktivitasnya, manajemen likuiditas akan
melibatkan penyusunan perkiraan sumber dana dan penyediaan kas secara terus
menerus baik untuk memenuhi kebutuhan jangka pendek, jangka panjang maupun
kebutuhan yang bersifat insidental9.

Pemerintah sebagaimana sektor perbankan juga melakukan aktivitas manajemen


likuiditas untuk memastikan semua kebutuhannya (terutama kebutuhan yang
bersifat mengikat) dapat terpenuhi. Manajemen likuiditas yang dilakukan oleh
Pemerintah antara lain meliputi penyusunan proyeksi penerimaan, pengaturan
jadwal belanja dan pemenuhan pembiayaan untuk menutup defisit.

1. Overview Cashflow Pemerintah


Arus kas masuk Pemerintah pada bulan Desember 2019 sebesar Rp279,95
triliun. Capaian tersebut berasal dari realisasi arus kas masuk dalam IDR sebesar
Rp248,15 triliun dan realisasi arus kas masuk dalam valas ekuivalen Rp31,80 triliun.

Arus kas keluar Pemerintah pada bulan Desember 2019 sebesar Rp277,30
triliun. Capaian tersebut berasal dari realisasi arus kas keluar dalam IDR sebesar
Rp261,88 triliun dan realisasi arus kas 10keluar dalam valas ekuivalen Rp15,42 triliun.

 
8
 Graddy et al (1985) 
9
 Wood (1978) 
 

135
 
Transaksi arus kas pada bulan Desember 2019 dari arus kas masuk yang lebih
besar dari arus kas keluar menghasilkan kenaikan saldo kas sebesar Rp2,65 triliun.

Grafik 7.1 Arus Kas Januari s.d Desember Tahun 2019


Triliun Rupiah
400
350
300 65
51 42
250 65 45 21 32
18 84 64 62 45 44 21
11 9 37 41 13 76 - 47
200 40 64 57 33 73 22 73
82 60 65 64
150 96 29 70 25 79 70 71 27 85 52
99 71 140 56
100 77
48 84 102 131 152 167,41
50 13487 113 110 102
110 107 111107 110
96 64 67 83 64 96 74 67 82
58 36 35 33 3
0 -14 8 -4 -10 -28
-78 -41
-50
Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar

Kas Keluar
Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk

Kas Masuk
Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch

Mismatch
-100
-150

Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Pajak (DJP) Bea Cukai (DJBC) PNBP (DJA)

Pembiayaan (DJPPR) Valas Hibah

Lainnya Pemerintah Pusat Transfer Daerah dan Dana Desa

Pembiayaan Lain-lain SPMKP

mismatch

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

2. Cash Inflow

Penerimaan Pajak pada bulan Desember 2019 sebesar Rp187,19 triliun atau
mencapai 97,11% dari target proyeksi Rp192,76 triliun. Jika dibandingkan dengan
penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp114,72 triliun, penerimaan Pajak
pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 63,17%. Pajak Penghasilan
Non Migas memberi kontribusi terbesar pada bulan Desember 2019 dengan capaian
realisasi sebesar Rp93,84 triliun atau mencapai 50,13% dari seluruh penerimaan
pajak. Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan menjadi jenis penerimaan terendah
pada bulan Desember 2019 dengan capaian sebesar Rp0,74 triliun.

Grafik 7.2 Arus Kas masuk Pajak Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
250
193
200
146
150 122 121 113 114 124
98 101 107 105 85
90
100 48 12
48 46 53 49 54
45 42 43 49
39 94
50 85
50 53 64 51 57 47 49 52 56
44
0 3,81
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Pajak Penghasilan Migas Pajak Penghasilan Non Migas


Pajak Pertambahan Nilai Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak Lainnya Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

 
 
136
 
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai pada bulan Desember 2019 sebesar Rp37,23
triliun atau mencapai 105,88% dari target proyeksi Rp35,16 triliun. Jika dibandingkan
dengan penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp20,85 triliun, penerimaan
Kepabeanan dan Cukai pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar
78,58%. Penerimaan Cukai masih menjadi kontributor penerimaan terbesar untuk
bulan Desember 2019 dengan realisasi sebesar Rp32,97 triliun atau mencapai 88,55%
dari seluruh penerimaan Kepabeanan dan Cukai. Penerimaan Bea Keluar masih
menjadi penerimaan dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar Rp0,43 triliun.
Grafik 7.3 Arus Kas masuk Kepabeanan dan Cukai Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
40 35
35 4
30
23
25 21
19 18 20
3 18 18
20 14 14 3 13 3
15 3 3 3 33
3 2 3
10 3 20
4 16 17
15 14 15
5 10 11 11 10
3
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Cukai Bea Masuk Bea Keluar/Pungutan Ekspor Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Penerimaan PNBP pada bulan Desember 2019 sebesar Rp28,97 triliun atau
mencapai 121,68% dari target proyeksi Rp23,81 triliun. Jika dibandingkan dengan
penerimaan bulan November 2019 yang sebesar Rp24,58 triliun, penerimaan PNBP
pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar 17,84%. Penerimaan SDA
Minyak Bumi untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor penerimaan terbesar
dengan realisasi sebesar Rp12,09 triliun atau mencapai 41,73% dari seluruh
penerimaan PNBP.

Grafik 7.4 Arus Kas masuk PNBP Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
57
60
49
4
50

40 2
33 27
30 22 23 24
19 20 18 19
18 17 9
36
20 6 12
9 4 16 5

10 5 5 5
17 14
9 11 9 11 12 9 12
7 4 7
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Penerimaan SDA Minyak Bumi Penerimaan SDA Gas Alam


Penerimaan SDA Non Migas Bagian Laba BUMN
PNBP Lainnya Pendapatan BLU
Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

137
 
Penerimaan Pembiayaan pada bulan Desember 2019 sebesar Rp7 triliun atau
100% dari target proyeksi. Seluruh penerimaan tersebut berasal dari penarikan
Pinjaman Program. Sudah tidak terdapat Penerbitan SBN/SBSN untuk bulan
Desember 2019.
Grafik 7.5 Arus Kas masuk Pembiayaan Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
120
98
100
-
72
80 - 66 69 69 65
61 61 60
- 57 7
60 0
96 103
40 82 30
70 64 0 66 71 64
57 60
20 7
33
0 7
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Penerbitan SBN/SBSN Penarikan PDN Penarikan PLN Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Selain itu, pada bulan Desember 2019, juga terdapat arus kas masuk lainnya
sebesar Rp19,56 triliun. Arus kas ini berasal dari pelimpahan Rekening Dana
Investasi, Pelimpahan dari Rekening PFK, Pajak Rokok, Pelimpahan dari Rekening
Dana Cadangan Alutista, Pelimpahan dari Reksus dan Penerimaan dari Valas.

3. Cash Outflow
Realisasi Belanja Kementerian/Lembaga pada bulan Desember 2019 sebesar
Rp90,53 triliun atau mencapai 77,78% dari target proyeksi Rp116,40 triliun. Jika
dibandingkan dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp81,99 triliun,
Belanja Kementerian/Lembaga pada bulan Desember 2019 mengalami kenaikan
sebesar 10,42%. Belanja Barang untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor
belanja terbesar dengan realisasi sebesar Rp40,39 triliun atau mencapai 44,62% dari
seluruh belanja Kementerian/Lembaga. Belanja Bantuan Sosial untuk bulan
Desember 2019 ini menjadi belanja dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar
Rp2,08 triliun.
Grafik 7.6 Arus Kas Keluar Belanja Kementerian/Lembaga
Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
140
116
120

100 89 89
82 79
68 5 73 74 2
80 65 8
5 5 14
51 50
60 25 4
40 13 17 10 22
40 15 8 29 27 26
2 17 14 22 40
11 21
20 48 39
32 25 31 24 26 27 27
23 22 17
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Bantuan Sosial Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas Belanja


138
 
Kotak 7.1 EVALUASI DAN MONITORING PENERAPAN PPDH

Desember

Rank Kantor Wilayah Deviasi

1 Gorontalo 17,20%

2 Kalimantan Utara 18,16%

3 Kalimantan Timur 19,82%

4 Bali 23,33%

5 Jawa Tengah 24,84%

6 DKI Jakarta 24,95%

7 Sumatera Selatan 25,58%

8 Maluku Utara 25,75%

9 Sulawesi Barat 26,65%

10 Sulawesi Selatan 26,92%

Sumber : data diolah


Grafik 7.7 Arus Kas Keluar Belanja Non Kementerian/lembaga
Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
90 84

80

70 2
5
55
60 53
20
50 41 4 43
2 8 38
40 5 4
1 31
4 27 8
30 22 22 6 22
18 2 3 10
20 40 4 8 43 8
4 4 3
4 4 31 6 6
- 6 28 14 4
10 3 5
6 5
12 9 12 10
6 5 6 6
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Pembayaran Kewajiban Utang DN Pembayaran Kewajiban Utang LN


Subsidi Energi BBM, LPG, dan BBN Subsidi Energi Listrik
Subsidi Non Energi Belanja Hibah
Belanja Lainnya Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Realisasi Belanja Transfer Ke Daerah dan Dana Desa pada bulan Desember 2019
sebesar Rp52,15 triliun atau mencapai 98,10% dari target proyeksi Rp53,16 triliun.
Jika dibandingkan dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp75,84
triliun, Belanja Transfer Ke Daerah dan Dana Desa pada bulan Desember 2019
mengalami penurunan sebesar 31,24%. Belanja Dana Bagi Hasil untuk bulan
Desember 2019 menjadi kontributor belanja terbesar dengan realisasi sebesar
Rp23,24 triliun atau mencapai 44,56% dari seluruh belanja Transfer Ke Daerah dan
Dana Desa. Belanja Dana Insentif Daerah untuk bulan Desember ini menjadi belanja
dengan realisasi terkecil dengan capaian sebesar Rp0,01 triliun.
Grafik 7.8 Arus Kas Keluar Belanja Belanja TKDD
Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
100
88
85
90 80
78 76 76
80 71 8
4 65 65
70 4 62 0 12
21
55 2 11 53
60 5 6 14
27 5 12 14
50 10 8 8 6
5
40 69 2 2
30 36
35 35 35 34
35 35 35 38
20 35
10 23
10 8 9 8 12 7
0 4 6 5 3 5
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Dana Bagi Hasil Dana Alokasi Umum


DAK Fisik DAK Non Fisik
Dana Intensif Daerah Dana Otonomi Khusus
Dana Tambahan Infrastruktur Desa Dana Keistimewaan DIY
Dana Desa Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

140
 
Realisasi pengeluaran Pembiayaan pada bulan Desember 2019 sebesar Rp57,55
triliun atau mencapai 81,27% dari target proyeksi Rp70,81 triliun. Jika dibandingkan
dengan belanja bulan November 2019 yang sebesar Rp29,94 triliun, Pengeluaran
Pembiayaan pada bulan Desember mengalami kenaikan sebesar 96,82%. Pengeluaran
Pembiayaan Investasi untuk bulan Desember 2019 menjadi kontributor belanja
terbesar dengan realisasi sebesar Rp26,99 triliun atau mencapai 46,90% dari seluruh
Pengeluaran Pembiayaan.

Grafik 7.9 Arus Kas Keluar Pengeluaran Pembiayaan


Januari s.d. Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah
90 84

80 71 71
70

60
46 44
50 42
83 35 27
40 32
29 28
25 65
30 22
51 11
20 40
29 32
23 27
10 18 21 19
10
0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Ags Sep Okt Nov Des

Pembayaran Pokok SBN Pembayaran Cicilan Pokok PLN

Pembiayaan Investasi Kewajiban Penjaminan

Pemberian Pinjaman Proyeksi

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Pada bulan Desember 2019 pengembalian kelebihan pajak (SPM KP) sebesar
Rp3,92 triliun atau mencapai 100,5% dari target sebesar Rp3,90 triliun. Selain itu,
juga terdapat Pengeluaran Lain-lain dengan total sebesar Rp44,15 triliun antara lain
untuk Pengeluaran ke Reksus (Rp16,18 triliun), Pengeluaran UP/TUP (Rp7,51
triliun), Pengeluaran ke Dana PFK Pajak Rokok dan PFK Pegawai (Rp6,36 triliun),
Rekening Penampungan Jagir RPH (Rp 1,16 triliun) dan Lainnya (Rp12,94triliun).

Selama bulan Desember 2019 telah direalisasikan berbagai belanja besar yang
didominasi oleh belanja K/L, belanja Non Bunga Utang dan belanja DBH. Realisasi
belanja-belanja tersebut berkontribusi sebesar 63,84% dari total belanja besar pada
bulan Desember.

141
 
Tabel 7.1 Belanja Besar Untuk Bulan Desember Tahun 2019
Triliun Rupiah

No Pengeluaran Jadwal Nilai

1 Belanja K/L Desember 144,37

2 Belanja Non K/L (Non Bunga Utang) Desember 46,08

3 Subsidi BBM 20 Desember 1,63

4 Subsidi Listrik 20 Desember 6,29

5 Subsidi Non Energi Desember 15,58

6 DBH 11,13,16 Desember 27,43

7 DAU 26 Desember 0,21

8 DAK Fisik Desember 16,07

9 DAK Non Fisik Desember 1,96

10 Dana Otsus 18 Desember 5,24

11 Dana Desa Desember 6,12

12 Bunga Utang Dalam Negeri 16 Desember 4,94

13 Bunga Utang Luar Negeri Desember 3,71

14 Pokok SBN dan SBSN 2,11,16,23 Desember 16,58

15 Pokok Pinjaman Desember 18,09

16 Investasi ke BUMN 9 Desember 4

17 Investasi ke BLU 30,31 Desember 22,99

Total 341,29

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Kotak 7.2 Manajemen Valuta Asing

Pemerintah memiliki tiga valuta asing yakni USD, JPY dan EUR. Ketiga valuta asing
ini memiliki karakteristik yang berbeda khususnya dari sisi penerimaan. Penerimaan USD
umumnya berasal dari Pembiayaan, Penerimaan Perpajakan dan Penerimaan PNBP.
Sedangkan penerimaan Valuta JPY dan EUR hanya berasal dari pembiayaan. Sehingga
secara natural, di satu sisi Pemerintah mengalami surplus USD dan di sisi lain pemerintah
kekurangan Yen dan Euro.
Valuta USD Pemerintah secara umum dalam kondisi aman dimana arus kas masuk
rata-rata lebih besar dibandingkan arus kas keluarnya. Kelebihan saldo USD ini
diperkirakan akan berlanjut sampai dengan akhir tahun 2019. Penerimaan pada bulan
Desember sebesar $2,26 miliar dengan porsi terbesar berasal dari pelimpahan MPN
(penerimaan pajak dan PNBP) sebesar $1,38 miliar. Untuk pengeluaran bulan Desember
sebesar $2,36miliar termasuk penukaran ke IDR sebesar $1,75 miliar

142
 
Gambar 7.2.1 Penerimaan dan Pengeluaran USD

USD
6.000

5.000

4.000

3.000

2.000

1.000

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran
Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

MPN G2 Pembiayaan Pinjaman Program Lainnya Hu tang Belanja Reksus Penu karan

Secara natural, pemerintah short dalam mata uang EUR. Penerimaan EUR pada
bulan Desember sebesar €42 juta termasuk penukaran valas sebesar €37 juta. Sedangkan
untuk pengeluaran bulan Desember sebesar €934,15 juta termasuk adanya penukaran
menjadi IDR sebesar €750 juta
Gambar 7.2.2 Penerimaan dan Pengeluaran EUR
EURO
1.200

1.000

800

600

400

200

0
Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran
Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan

Pener imaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

MPN G2 Pembiayaan Pinjaman Program Lainnya Hutang Belanja Reksus Penukaran

Senada dengan EUR, pemerintah juga short dalam mata uang JPY. Penerimaan JPY
pada bulan Desember sebesar ¥24,77 miliar termasuk adanya pembelian sebesar ¥24,60
miliar. Sedangkan untuk pengeluaran bulan Desember sebesar ¥30,85 miliar untuk
pembayaran pokok dan bunga utang dan belanja K/L.

Gambar 7.2.3 Penerimaan dan Pengeluaran JPY

JPY
200.000
180.000
160.000
140.000
120.000
100.000
80.000
60.000
40.000
20.000
0
Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran

Pengeluaran
Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Penerimaan

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des

MPN G2 Pembiayaan Pinjaman Program Lainnya Hutang Belanja Reksus Penukaran

143
 
4. Pergerakan Saldo Kas Operasional Bulan Desember
Grafik 7.10 Saldo Kas Operasional

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Secara umum Saldo Kas Operasional pada Bulan Desember 2019 pada posisi
aman dengan saldo akhir sebesar Rp134 triliun. Saldo kas operasional pemerintah
terdiri dari Saldo Rekening Kas Umum Negara, Rekening SAL, Rekening Penempatan
baik di Bank Indonesia dan Rekening TDR di Bank Umum. Secara umum threshold
untuk kondisi saldo kas dibagi dalam empat kondisi yaitu Krisis (< 95 triliun),
Waspada (95 triliun sampai dengan 125 triliun), Aman (125 sampai dengan 185
triliun) dan Berlebih (> 185 triliun). Saldo Awal bulan Desember 2019 diawali pada
posisi aman (posisi saldo kas berada pada rentang Rp 125 triliun sampai dengan
Rp185 triliun) dengan saldo sebesar Rp134,00 triliun. Sepanjang bulan Desember
2019 saldo operasional relatif bergerak flat dengan saldo akhir bulan Desember
sebesar Rp136,64 triliun, dengan komposisi Saldo Operasional sebesar Rp43,80
triliun, dan SAL sebesar Rp92,84 triliun. Rata-rata kas di bulan Desember adalah
sebesar Rp126,07 triliun, lebih rendah daripada rata-rata saldo kas bulan November
2019 yang sebesar Rp186,55 triliun
Grafik 7.11 Realisasi Saldo Kas Bulan Desember 2019

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas


144
 
5. Proyeksi Kas Bulan Januari 2020
Saldo kas akhir pada tanggal 17 Januari 2020 adalah Rp 176,18 triliun. Realisasi
net penerimaan s.d 17 Januari 2020 sebesar negatif Rp 8,2 triliun (-0,4% dari target
APBN), dikarenakan lebih tingginya realisasi pengembalian penerimaan pajak
(restitusi) dibandingkan penerimaan pajak yang masuk. Realisasi belanja s.d 17
Januari 2020 sebesar Rp89,9 triliun (3,5% target APBN). Realisasi pembiayaan neto
s.d 17 Januari 2020 adalah negatif Rp12,3 triliun berasal oleh pembiayaan utang. S.d
17 Januari 2020 terjadi akumulasi SiKPA sebesar Rp110,3 triliun.

Saldo bulan Januari diproyeksikan pada posisi Rp152 triliun. Sampai dengan
semester satu saldo kas akan berfluktuatif. Posisi saldo kas tertinggi diproyeksikan
akan terjadi pada bulan Februari yaitu sebesar Rp230 triliun sedangkan posisi saldo
kas terendah diproyeksikan terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar Rp122 triliun.
Grafik 7.12 Proyeksi Saldo Kas Bulan Januari s.d Juni 2020

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Komitmen penerimaan untuk triwulan pertama 2020 masing-masing berjumlah


Rp213,43 triliun untuk bulan Januari 2020, Rp167,75 untuk bulan Februari 2020
dan Rp187,84 triliun untuk bulan Maret . Selama triwulan pertama 2020, DJP dan
DJPPR berkontribusi sebesar 44,47% dan 38,33% terhadap komitmen penerimaan
selama triwulan pertama 2020.
Tabel 7.2 Proyeksi Penerimaan Besar Bulan Januari – Maret 2020
Triliun Rupiah
JANUARI FEBRUARI MARET
NO URAIAN
JADWAL NILAI JADWAL NILAI JADWAL NILAI

1. DJP Jan 86,46 Feb 75,6 Maret 89,83


2. DJBC Jan 4,56 Feb 20,85 Maret 15,6

3. DJA (PNBP) Jan 18,38 Feb 17,3 Maret 18,41

4. DJPPR (SPP) 104,03 54 64

16-Jan 7,08 13-Feb 6 12-Maret 6


SBSN
30-Jan 6 27-Feb 6 26-Maret 6

09-Jan 20,25 06-Feb 18,5 5-Maret 18,5


SBN
23-Jan 18,5 20-Feb 18,5 19-Maret 18,5

SBN Valas 14-Jan 43


SBN/SBSN Ritel 24-Feb 5 30-Maret 15
20-Jan 7,7
Pinjaman Program
31-Jan 1,5
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas
145
 
Proyeksi belanja besar dalam rupiah di bulan Januari s.d. Maret 2020
didominasi oleh Pembayaran Pokok dan Bunga Utang. Pembayaran Pokok dan Bunga
Utang untuk bulan Januari s.d. Maret 2020 rata-rata sebesar Rp73,40 triliun. Selain
itu belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa untuk tiga bulan ke depan juga cukup
besar dengan rentang pengeluaran sebesar Rp44 triliun s.d. Rp88 triliun.

Tabel 7.3 Proyeksi Belanja Besar Bulan Januari – Maret 2020


Triliun Rupiah
JANUARI FEBRUARI MARET
NO URAIAN
JADWAL NILAI JADWAL NILAI JADWAL NILAI
1. K/L 37,96 41,92 63,79
   Gaji Induk 02-Jan 8,4 28-Feb 8,4 31-Maret 8,4

   Pensiun 02-Jan 8,2 26-Feb 8,2 27-Maret 8,2

   PBI BPJS 13-Jan 4,03 05-Feb 4,03 6-Maret 4,03

   Bansos PKH 14-Jan 6,52            


   Banson BPNT 17-Jan 0,84            
   Pensiun 29-Jan 8,2            
   Gaji Induk 31-Jan 8,4            
Non K/L (Non Bunga
2. 0,25 12,59 9,6
Utang

   Subsidi BBM - - 20-Feb 7,98 20-Maret 4,98

   Subsidi Listrik - - 18-Feb 4,26 18-Maret 3,9

   Subsidi Non Energi - - 28-Feb 0,11 31-Maret 0,46

3. DJPK 88,63 44,36 63,03

   DBH 31-Jan 3,45 28-Feb 3,59 27-Maret 7,08

   DAU 31-Jan 35,27 28-Feb 34,89 31-Maret 34,89

   DAK Fisik - - - - Maret 0,01

20-Maret 5,01
   DAK Non Fisik 29-Jan 15,03 18-Feb 1,94
26-Maret 1,66

   DID - -    - 13-Maret 3,75

   Dana Otsus - -    - 27-Maret 3,92

   Dana DIY - - 21-Feb 0,19 - -

   Dana Desa Jan 0,36 Feb 1,86 Maret 3,77


4. 49,63 31,32 139,26
DJPPR

Bunga Utang DN 15-Jan 10,33 14_Feb 7,41 13-Maret 30,68

Bunga Utang LN Jan 1,42 Feb 0,86 Maret 2,33

03-Jan 3 06-Feb 2 4-Maret 2,05

06-Jan 10 07-Feb 4,25 10-Maret 14,04

10-Jan 2,55 13-Feb 7,2 13-Maret 44,08


Pokok SBN dan SBSN
23-Jan 5,46 20-Feb 1,85 20-Maret 20

30-Jan 3

31-Jan 2,19

Jan 3,16 Feb 2,26 Maret 10,6


Pokok Pinjaman

Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

146
 
6. Indikator Kinerja Pengelolaan Kas
Guna mendukung adanya manajemen likuiditas yang efektif dan efisien, telah
ditetapkan indikator kinerja terkait pengelolaan kas. Indikator Kinerja Utama (IKU)
ini terdiri atas Indeks Likuiditas Kas Negara yang menjadi IKU Kemenkeu-Wide dan
Deviasi Akurasi Perencanaan Kas Pemerintah Pusat serta Jumlah Penerimaan Dari
Pengelolaan Kas yang menjadi IKU Kemenkeu-Two.

6.1 Indeks Likuiditas Kas Negara


Indeks Likuiditas Kas Negara diperlukan guna memastikan saldo kas yang
dimiliki pemerintah cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional. Indeks ini
dijadikan sebagai tolok ukur apakah posisi saldo kas yang ada berada pada level yang
aman. Perhitungan indeks ini dilakukan dengan menggabungkan saldo kas buffer dan
saldo kas operasional. Saldo kas buffer (Rp92 triliun) dijaga untuk memenuhi worst
case scenario, termasuk kebutuhan minimal kas operasional 1 (satu) bulan (level
siaga), dan saldo kas operasional dijaga dalam rentang/range Rp60 Triliun di atas
batas siaga. Atas dasar managerial judgement, saldo kas buffer dilakukan penyesuaian
menjadi sebesar Rp95 Triliun. Berdasarkan kriteria range saldo kas maka dijadikan
indeks sebagai berikut:
Tabel 7.4 Indeks Likuiditas Kas Negara
Level Threshold Deviasi Penilaian Indeks
> 200 T 30% Sangat Berlebih 1
185 T > x > 200 T 20% Berlebih 2
170 T > x > 185 T 10% Melampaui Kebutuhan 3
140 T > x > 170 T 0% Aman 4
125 T > x > 140 T 10% Waspada 3
95 > x > 125 T 30% Siaga 2
< 95 T 40% Krisis 1
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Berdasarkan saldo rata-rata harian bulan Desember 2019, indeks capaian IKU
berada di indeks 3.

Tabel 7.5 Capaian Saldo Rata-Rata Harian Januari-Desember2019


Indeks Likuiditas Kas Negara
Bulan Saldo Rata-Rata Indeks Bulanan Indeks
Harian Triwulanan
Januari 157.453,44 4
Februari 208.775,28 1 3
Maret 166.799,43 4
April 133.071,09 3
Mei 127.077,84 3 3.33
Juni 155.721,38 4
Juli 160.676,48 4
Agustus 177.757,21 3 3.33
September 180.861,85 3
Oktober 160.969,81 4
November 186.553,72 2 3
Desember 126.068,29 3
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

147
 
6.2 Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas
Untuk mengukur efektivitas arus kas pemerintah dalam membiayai APBN,
digunakan pengukuran dengan pendekatan aktivitas pada arus kas yaitu:
a. Aktivitas operasi yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode tertentu. Arus kas
keluar aktivitas operasi terdiri dari: belanja pegawai, belanja barang, belanja
sosial, pembayaran kewajiban utang DN dan LN (bunga), belanja lainnya dan
Dana Alokasi Umum.
b. Aktivitas investasi dan pembiayaan yaitu aktivitas penerimaan dan pengeluaran
kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi
lainnya. Kelebihan arus kas investasi dan pembiayaan akan digunakan sementara
untuk menutupi kekurangan kas untuk aktivitas operasi.
Pengukuran Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas dilakukan dengan:
a) Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi
Indeks yang digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 7.6 Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi

Level Threshold Penilaian Indeks


>5T Sangat Aman 4
0T>x>5T Aman 3
=0T Waspada 2
<0T Krisis 1
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

b) Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan


Indeks yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 7.7 Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan

Level Threshold Penilaian Indeks


>0T Sangat Baik 4
<0T Baik 3
< -100 T Cukup Baik 2
< -150 T Kurang Baik 1
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

c) Untuk mengukur Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas dengan


menghitung rata-rata capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi
dan Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan dengan
rumusan:
𝐈𝐧𝐝𝐞𝐤𝐬 𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐊𝐚𝐬 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐎𝐩𝐞𝐫𝐚𝐬𝐢 𝐈𝐧𝐝𝐞𝐤𝐬 𝐀𝐫𝐮𝐬 𝐊𝐚𝐬 𝐌𝐚𝐬𝐮𝐤 𝐀𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐚𝐬 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢 & 𝐏𝐞𝐦𝐛𝐢𝐚𝐲𝐚𝐚𝐧
=
𝟐

Capaian IKU Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas sampai dengan bulan
Desember 2019 adalah sebagai berikut:

a. Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi


Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi untuk bulan
Desember 2019 adalah 4,00.

148
 
Tabel 7.8 Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Operasi Januari s.d Desember 2019
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Arus Kas Masuk
dari Aktivitas 92,41 125,90 155,35 178,32 155,22 128,37 120,87 130,57 142,75 142,29 224,67
Operasi
Arus Kas Keluar
dari Aktivitas 131,72 86,60 111,91 101,85 153,33 94,82 111,96 95,99 122,20 100,11 148,70 65,37
Operasi
Arus Kas Bersih dari
-37,46 5,82 13,99 53,50 24,99 60,40 16,40 24,88 8,37 42,64 -6,41 159,30
Aktivitas Operasi
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00
Indeks Triwulanan 3,00 4,00 4,00 3,00
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

b. Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan


Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan
untuk bulan Desember 2019 adalah 1,00.

Tabel 7.9 Capaian Indeks Kecukupan Arus Kas Aktivitas Investasi dan Pembiayaan
Januari s.d Desember 2019
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Arus Kas Masuk dari
Aktivitas Investasi 95,86 70,44 61,00 57,27 64,15 33,01 65,92 70,65 57,37 72,85 63,55 0,00
dan Pembiayaan
Arus Kas Keluar dari
Aktivitas Investasi 38,39 52,00 101,63 140,56 114,72 112,46 74,24 67,71 85,06 121,62 100,00 151,68
dan Pembiayaan
Arus Kas Bersih dari -
Aktivitas Investasi 57,46 18,45 -40,63 -83,29 -50,57 -79,45 -8,32 2,94 -27,69 -48,77 -36,45
151,68
dan Pembiayaan
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 1,00
Indeks Triwulanan 3,00 3,00 3,33 2,33
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

c. Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas


Capaian Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas untuk bulan Desember
2019 adalah 2,50.

Tabel 7.10 Capaian IKU Indeks Efektivitas Pengelolaan Arus Kas Januari s.d Desember 2019

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
Indeks Kecukupan
1,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 1,00 4,00
Arus Kas Operasi
Indeks Kecukupan
Arus Kas Investasi dan 1,00 4,00 4,00 3,00 3,00 3,00 3,00 4,00 3,00 3,00 3,00 1,00
Pembiayaan
Indeks Bulanan 1,00 4,00 4,00 3,50 3,50 3,50 3,50 4,00 3,50 3,50 2,00 2,50
Indeks Triwulanan 3,00 3,50 3,67 2,67
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

6.3 Indeks Kualitas Optimalisasi Kas


Untuk mengukur yang optimal, tingkat optimalisasi kas negara terhadap
remunerasi di bank sentral dan pembiayaan jangka pendek disusun indeks kualitas
optimalisasi kas, yang mengukur:
a. Kualitas renumerasi penerimaan optimalisasi kas terhadap remunerasi di BI;
b. Kualitas remunerasi penerimaan optimalisasi kas terhadap biaya penerbitan SPN
3 Bulan; dan
c. Kualitas remunerasi penerimaan pengelolaan kas terhadap biaya penerbitan
SPN 3 Bulan.

149
 
Adapun ukuran penilaian efektivitas pelaksanaan optimalisasi kas adalah sebagai
berikut:

Tabel 7.11 Indeks Kualitas Optimalisasi Kas


Level Threshold Penilaian Indeks
> 100% Sangat Baik 4
80% > x > 100% Baik 3
60% > x > 80% Cukup Baik 2
< 60% Kurang Baik 1
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Capaian IKU “Indeks Kualitas Optimalisasi Kas” dapat dihitung dengan:


(a) + (b) + (c)
2

Dengan: (a): Indeks kualitas renumerasi penerimaan optimalisasi kas terhadap


remunerasi di Bank Indonesia; (b): Indeks kualitas remunerasi penerimaan
optimalisasi kas terhadap biaya penerbitan SPN 3 Bulan; (c): Indeks kualitas
remunerasi penerimaan pengelolaan kas terhadap biaya penerbitan SPN 3 Bulan.

Adapun hasil perhitungan IKU Indeks Kualitas Optimalisasi Kas adalah sebagai
berikut:
a. Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Remunerasi
di Bank Indonesia
Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap
Remunerasi di Bank Indonesia untuk bulan Desember 2019 adalah 4,00.

Tabel 7.12 Capaian Indeks kualitas remunerasi penerimaan optimalisasi kas


terhadap remunerasi di Bank Indonesia Januari s.d. Desember 2019
Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Remunerasi Di Bank Indonesia
Bulan % Remunerasi % Remunerasi Nilai Indeks Indeks
Opkas BI Bulanan Triwulanan
Januari 7,69% 4,83% 159,35% 4
Februari 7,72% 4,83% 159,89% 4 4
Maret 7,44% 4,83% 154,13% 4
April 7,61% 4,83% 157,51% 4
Mei 7,09% 4,83% 146,88% 4 4
Juni 7,25% 4,83% 150,06% 4
Juli 7,22% 4,63% 156,12% 4
Agustus 7,26% 4,43% 164,04% 4 4
September 8,07% 4,22% 190,96% 4
Oktober 6,74% 4,02% 167,62% 4
November 6,60% 4,02% 164,01% 4 4
Desember 6,58% 4,02% 163,59% 4
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

b. Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Biaya


Penerbitan SPN 3 Bulan
Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas
Terhadap Biaya Penerbitan SPN 3 Bulan untuk bulan Desember 2019 adalah
4,00.

150
 
Tabel 7.13 Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Biaya
Penerbitan SPN 3 Bulan Januari s.d Desember 2019
Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Optimalisasi Kas Terhadap Biaya Penerbitan SPN 3 bulan
Bulan % Remunerasi Opkas % SPN 3 Bulan Nilai Indeks Indeks
Bulanan Triwulanan
Januari 7,69% 5,80% 132,56% 4
Februari 7,72% 5,80% 133,04% 4 4
Maret 7,44% 5,80% 128,32% 4
April 7,61% 5,80% 131,19% 4
Mei 7,09% 5,80% 122,25% 4 4
Juni 7,25% 5,81% 124,73% 4
Juli 7,22% 5,80% 124,66% 4
Agustus 7,26% 5,73% 126,65% 4 4
September 8,07% 5,71% 141,21% 4
Oktober 6,74% 5,63% 119,81% 4
November 6,60% 5,38% 122,70% 4 4
Desember 6,58% 5,12% 128,47% 4
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

c. Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Pengelolaan Kas Terhadap Biaya


Penerbitan SPN 3 Bulan
Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Pengelolaan Kas Terhadap
Biaya Penerbitan SPN 3 Bulan untuk bulan Desember 2019 adalah 4,00.
Tabel 7.14 Capaian Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Pengelolaan Kas Terhadap Biaya
Penerbitan Spn 3 Bulan Januari s.d Desember 2019
Indeks Kualitas Remunerasi Penerimaan Pengelolaan Kas Terhadap Biaya Penerbitan SPN 3 Bulan
Bulan % Remunerasi % SPN 3 Bulan Nilai Indeks Indeks
Pengelolaan Kas Bulanan Triwulanan
Januari 6,26% 5,80% 107,87% 4
Februari 6,76% 5,80% 116,43% 4 4
Maret 6,57% 5,80% 113,30% 4
April 6,68% 5,80% 115,23% 4
Mei 6,34% 5,80% 109,24% 4 4
Juni 6,44% 5,81% 110,85% 4
Juli 6,36% 5,80% 109,72% 4
Agustus 6,32% 5,73% 110,17% 4 4
September 6,15% 5,71% 107,58% 4
Oktober 5,84% 5,63% 103,70% 4
November 5,74% 5,38% 106,74% 4 4
Desember 5,73% 5,12% 111,83% 4
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

Berdasarkan data di angka 3 huruf a, b dan c di atas, nilai capaian bulan


Desember 2019 untuk Indeks Kualitas Optimalisasi Kas adalah 4,00.
Tabel 7.15 Capaian Indeks Kualitas Optimalisasi Kas Bulan Januari s.d Desember 2019
Bulan Indeks 3 a Indeks 3 b Indeks 3 c Indeks Indeks
Bulanan Triwulanan
Jan 4,00 4,00 4,00 4
Feb 4,00 4,00 4,00 4 4
Mar 4,00 4,00 4,00 4
April 4,00 4,00 4,00 4
Mei 4,00 4,00 4,00 4 4
Juni 4,00 4,00 4,00 4
Juli 4,00 4,00 4,00 4
Agustus 4,00 4,00 4,00 4 4
September 4,00 4,00 4,00 4
Oktober 4,00 4,00 4,00 4
November 4,00 4,00 4,00 4 4
Desember 4,00 4,00 4,00 4
Sumber: Subdit Optimalisasi Kas

151
 
Optimalisasi
Kas
Mike Williams (2004)11 mendefinisikan pengelolaan kas pemerintah sebagai
strategi untuk mengelola secara efektif dan efisien (1) arus kas jangka pendek dan (2)
saldo-saldo kas yang ada dalam pemerintahan maupun antara pemerintah dengan
sektor-sektor lain. Salah satu prasyarat pengelolaan kas pemerintah yang aktif
menurut Mike Williams (2004)12 adalah adanya kemampuan mengoptimalisasi kas
melalui pemanfaatan instrumen pasar uang. Optimalisasi kas dilakukan melalui
rough tuning dan fine tuning. Rough tuning arus kas dilakukan melalui penerbitan
Surat Perbendaharaan Negara (Treasury Bills) dengan tenor di bawah 3 bulan untuk
mengatasi mismatch kas jangka pendek. Sedangkan fine tuning arus kas dilakukan
melalui investasi kelebihan kas jangka pendek, melalui penempatan uang (time
deposit) atau transaksi reverse repo SBN.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan sebagai pengelola kas pemerintah memiliki


peran untuk menjamin ketersediaan kas dalam rangka pelaksanaan anggaran
pemerintah. Kas pemerintah dikelola secara aktif dan modern dengan
mengutamakan prinsip meminimalkan biaya apabila terjadi kekurangan kas dan
prinsip mengoptimalkan manfaat apabila terdapat kelebihan kas. Hal tersebut senada
dengan pernyataan Ian Lienert (2009)13, bahwa salah satu tujuan utama pengelolaan

 
11
 Williams, M (2004). Government Cash Management: Is Interaction with Other Financial 
Policies. IMF Technical Notes and Manuals. Washington: International Monetary Fund, hal 
2.  
12
 Ibid, hal 9. 
13
 Lienert, I. (2009). Modernizing Cash Management. IMF Technical Notes and Manuals. 
Washington: International Monetary Fund, hal 3. 
153
 
kas adalah mengoptimalkan idle cash, dengan menghindari simpanan/akumulasi
dana pada rekening yang tidak memberi remunerasi atau menghasilkan yield rendah
di bank sentral maupun bank umum.

Direktorat Jenderal Perbendaharaan melakukan manajemen kas aktif salah


satunya agar mendapatkan remunerasi (optimalisasi) atas saldo kas yang dikelola.
Saldo kas yang dikelola selain dapat berasal dari SiLPA (Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran Tahun Berkenaan) yang merupakan saldo kas operasional tahun berkenaan
dan juga SAL (Saldo Anggaran Lebih). Keseluruhan saldo kas ini dikelola dalam
berbagai posisi, antara lain di Bank Indonesia, dalam pengelolaan Treasury Dealing
Room (TDR), dan non-TDR, yaitu dalam Treasury Notional Pooling (TNP) dan
Rekening Khusus SBSN di Bank Syariah. Selanjutnya, saldo kas di Bank Indonesia
dikelola dalam 2 jenis rekening, yaitu Rekening Kas Umum Negara di Bank Indonesia
yang berisi Saldo Kas Minimum (SKM) sejumlah minimal Rp2 triliun dalam IDR, dan
sejumlah minimal ekuivalen USD1 juta dalam valuta asing, dan rekening kedua
adalah Rekening Penempatan yang ada di Bank Indonesia (kelebihan saldo di atas
SKM, dimasukkan ke dalam rekening penempatan ini). Remunerasi yang didapatkan
dari penempatan di Rekening Kas Umum Negara adalah sebesar 0,1% dari rata-rata
saldo harian, sedangkan remunerasi dari Rekening Penempatan di Bank Indonesia
nilainya bervariasi dengan rate maksimal 4,8%. Sedangkan dana yang termasuk
dalam pengelolaan TDR terdapat di Bank Umum Mitra Penempatan Uang Negara
(BUMPUN) dan Bank mitra Reverse Repo. Selain itu, terdapat rekening pada
Treasury Notional Pooling dan Rekening Khusus SBSN pada Bank Syariah. Narasi
singkat tersebut dapat dijelaskan dalam gambar di bawah ini.
Gambar 8.1 Ilustrasi Instrumen Optimalisasi Kas dan Remunerasi yang Didapatkan
Saldo Kas Minimum 0,1%
(2 T)
Bank Indonesia

Rekening Max 4,8%


Penempatan

SiLPA
Rekening Rata-rata
Penempatan 6,62%
TDR

Saldo Kas Reverse Repo

TNP

SAL

Reksus SBSN
 
Sumber: Draft Kajian SAL

Total Remunerasi yang diperoleh dari optimalisasi kas dari bulan Januari s.d.
Desember 2019 sebesar Rp7,74 Triliun. Total remunerasi ini menjadi bagian
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari DJPb, yaitu Penerimaan dari
Pengelolaan Kas Negara, sebagaimana Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2018.
Sebagai perbandingan, di tahun 2018 remunerasi tersebut menyumbang kas Negara
sebesar Rp6,05 triliun. Sedangkan, untuk tahun-tahun sebelumnya, disajikan dalam
tabel 8.1.

154
 
Tabel 8.1 Target dan Realisasi dari Remunerasi Optimalisasi Kas oleh Ditjen Perbendaharaan
Tahun 2016 - 2019
dalam rupiah
Tahun Remun Target (Rp) Realisasi (Rp) Rate Rata-Rata
2016 SBN - - -
BUMPUN 40.000.000.000 68.650.467.782 6.57%
TNP 150.000.000.000 258.137.715.973 2,00%
BI 2.810.000.000.000 4.186.014.863.053 4,80%
TOTAL 3.000.000.000.000 4.512.803.046.808
2017 SBN - - -
BUMPUN 50.000.000.000 148.681.780.822 6.44%
TNP 200.000.000.000 285.028.473.747 2.00%
BI 3.150.000.000.000 4.607.739.085.627 4,07%
TOTAL 3.400.000.000.000 5.041.449.340.196
2018 SBN 200.000.000 399.300.000 7,98%
BUMPUN 119.800.000.000 256.947.451.726 6.48%
TNP 210.000.000.000 332.449.155.560 2.00%
BI 3.570.000.000.000 5.464.695.295.197 3.67%
TOTAL 3.900.000.000.000 6.054.491.202.483
2019 SBN/Reverse Repo 9.000.000.000 9.190.199.110 6.04%
BUMPUN 181.000.000.000 341.764.926.905 8.15%
TNP 230.000.000.000 330.877.769.795 2.00%
BI 3.580.000.000.000 7.060.253.588.040 4.57%
TOTAL 4.000.000.000.000 7.742.086.483.850

Sumber: Laporan Capaian Kinerja Direktorat PKN Tahun 2016 s.d. Desember 2019

1. Penempatan Uang di Bank Indonesia


Salah satu bentuk optimalisasi kas negara adalah melalui penempatan uang di
Bank Indonesia. Pada penempatan uang di Bank Indonesia, saldo kas dikurangi Saldo
Kas Minimum ditempatkan dengan rate sebesar 80,476% dari tingkat bunga acuan.
Tingkat bunga acuan yang digunakan adalah BI 7-day (Reverse) Repo Rate untuk
Rupiah. Remunerasi yang diperoleh Pemerintah dari saldo kas valas adalah sebesar
65% dari Fed Fund rate atau suku bunga home currency.
Tabel 8.2 Target dan Realisasi Remunerasi di Bank Indonesia
Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Item
Target Realisasi Target Realisasi
Januari 299,33 301,45 300,00 611,69
Februari 299,33 247,31 300,00 698,67
Maret 299,33 361,58 300,00 701,07
April 299,33 463,62 300,00 585,81
Mei 299,33 461,84 300,00 563,98
Juni 299,33 438,46 300,00 525,62
Juli 299,33 460,98 300,00 617,55
Agustus 299,33 494,94 300,00 653,25
September 299,33 570,88 300,00 630,31
Oktober 299,33 568,96 300,00 551.05
November 299,33 572,54 300,00 498,49
Desember 299,33 522,15 300,00 422,76
Total 3.591,96 5.464,71 3.600,00 7.060,25
Rata-rata 299,33 455,39 300,00 588,35

Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2019 (data diolah)

155
 
Realisasi optimalisasi kas dengan Bank Indonesia pada tahun 2019 lebih besar
96,12% dari target yang ditetapkan. Jika dibandingkan dengan jumlah remunerasi
hasil penempatan di Bank Indonesia tahun 2018, maka remunerasi tahun 2019 naik
sebesar 29,20%. Hal ini salah satunya disebabkan oleh kenaikan BI 7-day (Reverse)
Repo Rate, sebagaimana grafik di bawah ini.
Grafik 8.1 Perubahan BI 7-Days Reverse Repo Rate Tahun 2018 – 2019

6,50%
6,00% 6,00%
6,00% 5,75% 5,75%
5,50% 5,50%
5,50% 5,25% 5,25%

5,00%
5,00% 4,75%
4,50%
4,50%4,25%

4,00%
Mar‐18
Apr‐18

Jun‐18
Jul‐18
Aug‐18

Oct‐18

Dec‐18

Mar‐19
Apr‐19

Jun‐19
Jul‐19
Aug‐19

Oct‐19

Dec‐19
Feb‐18

May‐18

Sep‐18

Nov‐18

Jan‐19
Feb‐19

May‐19

Sep‐19

Nov‐19
Sumber: www.bi.go.id

Kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo Rate yang menjadi tingkat bunga acuan
penempatan uang di Bank Indonesia secara otomatis menaikkan remunerasi yang
diperoleh pemerintah. Penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate oleh Bank Indonesia
sebesar 25 basis point masing-masing dilakukan pada tanggal 18 Juli 2019, 22 Agustus
2019, 19 September 2019, dan terakhir pada tanggal 24 Oktober 2019. Sebagaimana
dikutip dari website resmi Bank Indonesia (www.bi.go.id), instrumen BI 7-day
(Reverse) Repo Rate digunakan sebagai suku bunga kebijakan karena dapat secara
cepat memengaruhi pasar uang, perbankan dan sektor riil. Instrumen BI 7-Day
Reverse Repo Rate sebagai acuan memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga
pasar uang, sifatnya transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong
pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo. Seiring
turunnya BI 7-day (Reverse) Repo Rate sejak Juli 2019, mulai berimbas pada turunnya
remunerasi dari Bank Indonesia pada bulan Oktober sampai dengan Desember 2019.

Selain kenaikan BI 7-day (Reverse) Repo Rate yang dinikmati sampai dengan
Triwulan II Tahun 2019, kenaikan jumlah remunerasi di tahun 2019 juga disebabkan
rata-rata saldo kas harian yang ditempatkan lebih besar. Rata-rata saldo kas harian
sepanjang bulan Januari s.d. Desember 2019 adalah sebesar Rp161,97 Triliun.
Sebagai tambahan, endapan dana dari pre-funding di triwulan IV tahun 2018 dan
front loading pada triwulan I tahun 2019, menyebabkan tingginya saldo kas harian
pada Triwulan I Tahun 2019, dengan rata-rata saldo sebesar Rp177,68 Triliun per
harinya. Selain itu, besarnya size APBN Tahun 2019 (Rp2.461,1 triliun) dibanding
APBN Tahun 2018 (Rp2.220,7 triliun) menyebabkan rata-rata saldo kas harian pada
tahun 2019 lebih besar daripada tahun 2018.

156
 
2. Optimalisasi Kas Melalui Treasury Dealing Room (TDR)
Optimalisasi kas yang dilaksanakan dengan counterparty di luar Bank Indonesia
memiliki dua skema, yaitu optimalisasi kas melalui Treasury Dealing Room (TDR)
dan melalui non-TDR. Optimalisasi kas melalui mekanisme TDR antara lain adalah
penempatan uang pada Bank Umum Mitra Penempatan Uang Negara (BUMPUN)
dan pengelolaan investasi SBN, yang meliputi penjualan/pembelian SBN Outright
dan transaksi Reverse Repo. Untuk tahun 2019, target remunerasi yang dihasilkan
melalui penempatan pada Bank Umum dan transaksi SBN adalah sebesar Rp190
miliar. Target ini sesuai dengan Kontrak Kinerja Direktur Pengelolaan Kas Negara
Tahun 2019 dan Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2015-2019.

2.1 Penempatan Uang Negara di BUMPUN


Dasar hukum penempatan uang di Bank Umum Mitra Penempatan Uang
Negara (BUMPUN) adalah Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3/PMK.05/2014
tentang Penempatan Uang Negara pada Bank Umum dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 53/PMK.05/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 3/PMK.05/2014. Penempatan uang Negara di BUMPUN
dilaksanakan sejak tahun 2016. Pada saat ini, bank yang menjadi mitra penempatan
uang Negara adalah sebanyak 4 Bank BUMN, yaitu Bank BRI, Bank Mandiri, BNI dan
BTN.

Pada tahun 2019, remunerasi dari penempatan uang negara di BUMPUN lebih
tinggi dari target yang ditetapkan. Penempatan uang di Bank Umum selama tahun
2019 menghasilkan remunerasi sebesar Rp341,76 miliar, lebih besar 6,41% dari
targetnya sebesar Rp321,16 miliar. Selama bulan Januari s.d. Desember 2019 telah
dilaksanakan penempatan uang pada BUMPUN sebanyak 26 kali, dengan rincian
sebagaimana Tabel 8.3 di halaman berikutnya.
Target remunerasi penempatan di BUMPUN pada tahun 2019 (Rp321,16
miliar) naik sangat signifikan sebesar 221,29% dibandingkan target tahun 2018
(Rp99,96 miliar). Kenaikan target yang signifikan tersebut pada awalnya dilakukan
untuk mengantisipasi kenaikan FED Rate yang saat itu diproyeksikan terjadi di tahun
2019. Kenaikan FED Rate tersebut berpotensi menaikkan BI 7 day (Reverse) Repo
Rate yang merupakan suku bunga acuan Bank Umum.

Tabel 8.3 Rincian Transaksi Penempatan Uang Negara di BUMPUN Tahun 2019
Transaksi Setelmen Jatuh Tenor Nominal Rate Remunerasi (Rp)
Ke- Tempo

1 17/01/2019 29/01/2019 12 4.800 Miliar 7,69% 12.135.452.055

2 29/01/2019 26/02/2019 28 4.800 Miliar 7,72% 28.428.729.863

3 28/02/2019 29/03/2019 29 4.800 Miliar 7,56% 28.831.561.644

4 29/03/2019 22/04/2019 24 4.800 Miliar 7,83% 24.698.827.397

5 22/04/2019 22/05/2019 30 1.780 Miliar 7,81% 11.426.136.986

6 25/04/2019 15/05/2019 20 3.020 Miliar 7,65% 12.659.178.082

7 29/04/2019 15/05/2019 16 200 Miliar 7,52% 659.287.671

8 16/05/2019 28/05/2019 12 2.757 Miliar 7,52% 6.816.210.411

157
 
Transaksi Setelmen Jatuh Tenor Nominal Rate Remunerasi (Rp)
Ke- Tempo

9 28/05/2019 14/06/2019 17 5.000 Miliar 7,92% 18.453.057.534

10 14/06/2019 26/06/2019 12 4.569,8 Miliar 7,99% 12.004.233.205

11 27/06/2019 26/07/2019 29 5.000 Miliar 8,21% 32.612.526.027

12 26/07/2019 30/08/2019 35 4.500 Miliar 8,35% 36.030.821.918

13 30/08/2019 30/09/2019 31 4.500 Miliar 9,01% 34.435.479.452

14 02/09/2019 30/09/2019 28 300 Miliar 7,00% 1.610.958.904

15 30/09/2019 30/10/2019 30 2.000 Miliar 9,01% 14.810.958.904

16 30/09/2019 30/10/2019 30 1.500 Miliar 8,81% 10.861.643.836

17 30/09/2019 07/10/2019 7 1.000 Miliar 9,02% 1.729.863.014

18 07/10/2019 14/10/2019 7 1.000 Miliar 7,50% 1.438.356.164

19 09/10/2019 15/10/2019 6 500 Miliar 7,05% 579.452.055

20 14/10/2019 31/10/2019 17 1.000 Miliar 6,90% 3.213.698.630

21 29/10/2019 5/11/2019 7 500 Miliar 6,75% 647.260.274

22 31/10/2019 29/11/2019 29 4.500 Miliar 8,81% 31.498.767.123

23 5/11/2019 12/11/2019 7 400 Miliar 6,50% 498.630.137

24 12/11/2019 19/11/2019 7 400 Miliar 6,00% 460.273.973

25 29/11/2019 13/12/2019 14 2.000 Miliar 8,82% 6.766.027.397

26 29/11/2019 13/12/2019 14 2.500 Miliar 8,82% 8.457.534.247


341.764.926.905
Total Remunerasi
Sumber: Laporan IKU Subdirektorat Optimalisasi Kas Tahun 2019 (data diolah)

Penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate oleh Bank Indonesia sebesar 25 basis
point masing-masing pada tanggal 18 Juli 2019, 22 Agustus 2019, 19 September 2019
dan 24 Oktober 2019 berpotensi menurunkan rate remunerasi penempatan yang
ditawarkan oleh Bank Umum. Namun demikian, apabila dilihat dari rincian transaksi
penempatan bahwa penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate sejak bulan Juli 2019
tidak serta merta menurunkan rate yang ditawarkan BUMPUN pada saat lelang.
Transaksi penempatan pada tanggal 30 September 2019 menghasilkan rate tertinggi,
yaitu sebesar 9,02%, walaupun pada saat itu BI 7-day (Reverse) Repo Rate sebesar
5,25%.

Tabel 8.4 Target dan Realisasi Remunerasi Penempatan pada Bank Umum Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan Target Realisasi Target Realisasi
Nilai Rate Nilai Rate Nilai Rate Nilai Rate
Januari 8,33 N/A 17,36 5,50% 12,10 7,67% 12,14 7,69%
Februari 8,33 N/A 15,40 5,02% 28,24 7,67% 28,43 7,72%
Maret 8,33 N/A 6,60 5,38% 29,25 7,67% 28,83 7,56%
April 8,33 N/A 26,47 6,00% 24,21 7,67% 24,70 7,83%
Mei 8,33 N/A 26,54 6,03% 31,54 7,67% 31,56 7,62%
Juni 8,33 N/A 23,27 6,20% 29,38 7,67% 30,46 7,96%
Juli 8,33 N/A 23,56 6,95% 30,47 7,67% 32,61 8,21%
Agustus 8,33 N/A 29,84 7,27% 33,10 7,67% 36,03 8,35%
158
 
September 8,33 N/A 26,18 7,25% 31,08 7,67% 36,05 8,01%
Oktober 8,33 N/A 26,23 7,51% 29,21 7,67% 32,63 8,05%
November 8,33 N/A 27,60 7,51% 29,34 7,67% 33,10 7,02%
Desember 8,33 N/A 0 - 13,24 7,67% 15,22 8,82%
Total 99,96 - 249,05 - 321,16 - 341,76 -
Rata-rata 8,33 - 20,75 - 26,76 - 28,48 -
Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas s.d. Desember Tahun 2019 (data diolah)

2.2 Transaksi Reverse Repo


Dalam rangka pengelolaan kelebihan/kekurangan kas Pemerintah, TDR
Direktorat Pengelolaan Kas Negara dapat melakukan transaksi reverse repo. Hal ini
telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 3 Tahun 2010 sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 115/PMK.05/2016 tentang
Pengelolaan Kelebihan/Kekurangan Kas Pemerintah. Lebih lanjut, tata cara transaksi
reverse repo dalam rangka pengelolaan kelebihan/kekurangan kas Pemerintah diatur
dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER-11/PB/2018.

TDR DJPb telah melaksanakan 41 kali lelang reverse repo selama tahun 2019.
Dari 41 kali lelang tersebut, terdapat 14 lelang yang mendapatkan pemenang lelang.
Pada saat transaksi tidak mendapatkan pemenang lelang, dana kemudian
direalokasikan ke penempatan uang melalui BUMPUN.

Total remunerasi dari transaksi reverse repo tahun 2019 naik tipis dari target
yang ditetapkan. Rincian remunerasi yang didapatkan per bulan sebagaimana tabel
8.4. Realisasi remunerasinya sebesar Rp9,19 miliar, atau 2,11% lebih tinggi dari
targetnya sebesar Rp9,00 miliar. Realisasi remunerasi yang lebih besar tersebut
dikarenakan kenaikan alokasi nominal indikatif yang semula sekitar Rp200 miliar
menjadi sekitar Rp500 miliar, sehingga remunerasi yang diterima lebih besar daripada
target sebelumnya, walaupun terdapat beberapa transaksi yang tidak mendapatkan
pemenang lelang, dan rate pemenang lelang yang lebih kecil dibanding target sebagai
dampak penurunan BI 7-day (Reverse) Repo Rate.
Tabel 8.5 Target dan Realisasi Remunerasi Transaksi Reverse Repo
Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan Target Realisasi Target Realisasi
Nilai Rate Nilai Rate
Januari Belum dilaksanakan - - - -
Februari transaksi 1,14 6,85% 0,55 7,72%
Maret 0,29 6,29% 1,01 6,50%
April 0,53 7,10% 0,53 7,52%
Mei 0,92 6,51% 0,91 6,48%
Juni 0,43 7,25% 0,92 6,40%
Juli 0,77 7,25% - -
Agustus 1,14 6,42% 2,55 6,15%
September 1,06 6,15% - -
Oktober 1,06 6,15% 1,55 5,47%
November 0,99 6,15% 0,39 5,20%
Desember 1,66 6,15% 0,77 5,19%
Total - - 9,00 - 9,19 -
Rata-rata - - 0,75 - 0,77 -
Sumber: Laporan IKU Subdit Optimalisasi Kas Tahun 2019 (data diolah)

159
 
Transaksi Reverse Repo yang dilaksanakan pada bulan Januari s.d. Desember
tahun 2019 adalah sebanyak 41 kali. Rincian transaksi yang dilaksanakan, termasuk
tenor, jaminan yang digunakan dan realisasi rate yang didapat adalah sebagaimana
tabel 8.5.

Tabel 8.6 Rincian Transaksi Reverse Repo Selama Tahun 2019


Realisasi
No. Tanggal Lelang Pukul Tenor Jaminan
Rate
1. 13 Februari 2019 09.00 32 FR0077 7,72%
2. 19 Maret 2019 09.00 9 FR0077 6,50%
3. 28 Maret 2019 10.00 27 FR0077 Tidak ada
pemenang
4. 28 Maret 2019 11.00 27 FR0077 7,52%
5. 24 April 2019 11.00 20 FR0053 Tidak ada
6. 25 April 2019 11.00 19 FR0053 pemenang
7. 29 April 2019 10.00 15 FR0061, FR0053, FR0077
8. 16 Mei 2019 09.00 11 FR0077, FR0070, FR0064, FR0059 6,48%
9. 13 Juni 2019 10.00 12 FR0070, FR0077, FR0059 6,40%
10. 26 Juni 2019 10.30 29 FR0077, FR0063, FR0053, FR0070 Tidak ada
11. 25 Juli 2019 10.00 35 FR0053, FR0070, FR0077 pemenang
12. 26 Juli 2019 09.30 32 6,15%
13. 29 Agustus 2019 10.00 31 FR0053, FR0061, FR0063 Tidak ada
14. 30 Agustus 2019 09.30 28 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0077 pemenang
15. 2 September 2019 10.30 27 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0077
16. 27 September 2019 10.00 7 hari FR0053, FR0063, FR0070, FR0061,
FR0077, FR0059, FR0078, FR0072,
FR0079, FR0071
17. 30 September 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0063, FR0070, FR0061, 5,50%
FR0077, FR0059, FR0078, FR0072,
FR0079, FR0071
18. 7 Oktober 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0061, FR0031, FR0075, Tidak ada
FR0077, FR0064, FR0078, FR0079, pemenang
FR0065, FR0073, FR0071, FR0082,
FR0081, FR0072, FR0068
19. 7 Oktober 2019 10.30 7 hari FR0053, FR0061, FR0031, FR0075, Tidak ada
FR0077, FR0064, FR0078, FR0079, pemenang
FR0065, FR0073, FR0071, FR0082,
FR0081, FR0072, FR0068
20. 14 Oktober 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0079, 5,52%
FR0071, FR0072, FR0077, FR0075,
FR0065, FR0064
21. 14 Oktober 2019 09.00 14 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0079, 5,48%
FR0071, FR0072, FR0077, FR0075,
FR0065, FR0064
22. 21 Oktober 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0070, FR0077, FR0082, Tidak ada
FR0063, FR0061, FR0064, FR0081, pemenang
FR0056, FR0059
23. 21 Oktober 2019 10.30 7 hari FR0053, FR0070, FR0077, FR0082, 5,43%
FR0063, FR0061, FR0064, FR0081, 5,40%
FR0056, FR0059
24. 28 Oktober 2019 11.15 7 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061, Tidak ada
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076, pemenang
FR0081, FR0059
25. 28 Oktober 2019 11.15 14 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059
26. 28 Oktober 2019 14.00 7 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059

160
 
Realisasi
No. Tanggal Lelang Pukul Tenor Jaminan
Rate
27. 28 Oktober 2019 14.00 14 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059
28. 29 Oktober 2019 09.00 6 hari FR0053, FR0079, FR0077, FR0061,
FR0080, FR0063, FR0070, FR0076,
FR0081, FR0059
29. 4 November 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
30. 4 November 2019 09.00 14 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, 5,20%
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081,
FR0080, dan FR0056
31. 4 November 2019 10.30 7 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
32. 4 November 2019 10.30 14 hari FR0053, FR0061, FR0063, FR0070, Tidak ada
FR0071, FR0082, FR0077, FR0081, pemenang
FR0080, dan FR0056
33. 11 November 2019 09.00 7 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
34. 11 November 2019 09.00 14 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
35. 11 November 2019 10.30 7 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
36. 11 November 2019 10.30 14 hari FR0063, FR0070, FR0053, FR0077, Tidak ada
FR0064, FR0061, FR0071, FR0080, pemenang
FR0059, dan FR0081
37. 18 November 2019 09.00 7 hari FR0053, FR0081, FR0077, FR0063, 5,20%
FR0061, FR0070, FR0076, FR0075,
FR0059, dan FR0056
38. 18 November 2019 09.00 14 hari FR0053, FR0081, FR0077, FR0063, 5,25%
FR0061, FR0070, FR0076, FR0075,
FR0059, dan FR0056
39. 25 November 2019 09.00 7 hari FR0072, FR0053, FR0063, FR0061, 5,16%
FR0083, FR0070, FR0075, FR0077,
FR0081, dan FR0076
40 2 Desember 2019 09.00 10 hari FR0053, FR0070, FR0063, FR0061, Tidak ada
FR0081, FR0077, FR0068, FR0075, pemenang
FR0079, dan FR0083
41 2 Desember 2019 14.00 10 hari FR0053, FR0070, FR0063, FR0061,
FR0081, FR0077, FR0068, FR0075,
FR0079, dan FR0083

Sumber: Blotter Seksi Pengelolaan Investasi SBN Tahun 2019

3. Optimalisasi Kas Melalui non-TDR


Optimalisasi kas melalui non-TDR dilakukan melalui pengelolaan Treasury
Notional Pooling (TNP) dan pengelolaan rekening khusus (reksus) SBSN pada Bank
Syariah. Remunerasi untuk pengelolaan TNP tidak dapat ditargetkan, dikarenakan
pengelolaan atas saldo TNP adalah sebagai akibat dari kebijakan penggunaan UP/TUP
Satker, dan mengingat salah satu dari tujuan dari pengelolaan kas adalah untuk
mengurangi saldo kas bendahara pengeluaran yang disimpan di Bank Umum.
Remunerasi yang didapatkan dari Bank Syariah juga masih belum ditargetkan, karena

161
 
bergantung pada realisasi pengajuan dari pihak ketiga yang akan menggunakan dana
dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) tersebut.

3.1 Pengelolaan Rekening Khusus SBSN pada Bank Syariah


Remunerasi dari pengelolaan rekening khusus SBSN pada Bank Syariah
merupakan remunerasi dari saldo rata-rata harian reksus pada bank tersebut. Bank
Syariah yang saat ini mengelola reksus SBSN adalah Bank Syariah Mandiri, Bank BNI
Syariah dan Bank BRI Syariah.

Realisasi penerimaan remunerasi dari reksus Bank Syariah pada tahun 2019
mengalami kenaikan sebesar 821,68% dari realisasi tahun 2018. Hal ini disebabkan
saldo kas rata-rata harian tahun 2019 lebih besar daripada saldo kas rata-rata harian
di tahun 2018. Pengelolaan reksus SBSN pada Bank Syariah pada tahun 2019
menghasilkan tingkat remunerasi sebagaimana ditampilkan pada tabel 8.6.

Tabel 8.7 Realisasi Remunerasi dari Reksus Bank Syariah Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan
Realisasi Realisasi

Januari 0,82 1,65

Februari 0,63 1,56

Maret 0,63 1,76

April 0,57 1,79

Mei 0,42 2,79

Juni 0,57 12,23

Juli 0,70 11,97

Agustus 0,55 9,12

September 1,02 8,48

Oktober 0,94 8,80

November 1,56 9,69

Desember 2,42 30,08

Total 10,84 99,91

Rata-rata 0,90 8,33

Sumber: Laporan dari Bank Syariah Bulan Januari s.d. Desember


Tahun 2019 (data diolah)

3.2 Pengelolaan TNP


Penerimaan remunerasi dari pengelolaan TNP tahun 2019 mengalami
penurunan sebesar 28,15% dibandingkan remunerasi tahun 2018. Penurunan ini
terjadi pada setiap bulan, kecuali pada bulan Februari 2019, dimana realisasi
remunerasi pada bulan Februari 2019 naik 22,26% dari remunerasi bulan Februari
2018. Hal tersebut dikarenakan adanya penutupan beberapa rekening dan
penurunan saldo yang ada pada rekening-rekening TNP seiring dengan semakin
menggeliatnya penyaluran belanja pemerintah. Perbandingan realisasi atas
remunerasi dari pengelolaan TNP per bulan pada tahun 2018 dan tahun 2019
disajikan sebagai berikut:
162
 
Tabel 8.8 Realisasi Remunerasi dari Pengelolaan TNP Tahun 2018 dan 2019
Miliar Rupiah
2018 2019
Bulan
Realisasi Realisasi

Januari 28,10 27,03

Februari 13,88 16,98

Maret 18,66 15,08

April 24,58 24,31

Mei 26,92 23,65

Juni 33,54 13,83

Juli 29,13 24,54

Agustus 31,17 23,13

September 28.54 17.76

Oktober 31,85 25,29

November 28,45 17,48

Desember 26,64 1,91

Total 321,47 230,97

Rata-rata 26,79 19,25

Sumber: OMSPAN Bulan Januari s.d. Desember Tahun 2018 dan 2019 (data diolah)

Data di tabel di atas adalah realisasi remunerasi yang murni dari pengelolaan TNP.
Pada menu OMSPAN, remunerasi dari TNP meliputi remunerasi dari pengelolaan
TNP dan pengelolaan reksus SBSN. Total remunerasi dari TNP (Remunerasi SBSN
di BI/Bank Syariah ditambah Remunerasi TNP di Bank Umum) sebagaimana pada
menu OMSPAN adalah sebagaimana disajikan dalam grafik berikut (angka dalam
miliar rupiah).

Grafik 8.2 Rincian Remunerasi Total TNP dari Pengelolaan TNP dan SBSN di Bank Syariah
Bulan Januari s.d. Desember 2019

 40.000
 35.000
 30.000
 25.000
 20.000
 15.000
 10.000
 5.000
 ‐
 Jan  Feb  Mar  Apr  Mei  Juni  Juli  Agt  Sept  Okt  Nov  Des
 SBSN 1.648 1.561 1.765 1.787 2.788 12.225 11.972 9.116 8.477 8.798 9.688 30.084
 TNP 27.029 16.976 15.084 24.311 23.646 13.828 24.539 23.129 17.758 25.286 17.476 1.907
TNP dan SBSN 28.677 18.537 16.849 26.098 26.433 26.053 36.511 32.245 26.234 34.084 27.165 31.991

 SBSN  TNP TNP dan SBSN

Sumber: Online Monitoring SPAN (data diolah)

163
 
Saldo Kas
Posisi saldo kas Bendahara Umum Negara pada akhir Desember 2019 berjumlah
Rp136,64 triliun. Saldo kas Bendahara Umum Negara terdiri dari Saldo Kas pada
Rekening Kas Umum Negara, Rekening Penempatan, Rekening SAL, dan Rekening
Kas Penempatan pada Bank Umum. Secara total, Saldo Rekening BUN dengan valuta
Rupiah berjumlah Rp123,94 triliun, valuta USD berjumlah ekuivalen Rp12,57 triliun,
valuta EUR berjumlah ekuivalen Rp0,10 triliun dan valuta JPY berjumlah ekuivalen
Rp0,03 triliun. Rincian saldo kas pada akhir Desember 2019 adalah sebagai berikut :

Tabel 9.1 Saldo Kas Bendahara Umum Negara Per 31 Desember 2019
Ekuivalen Rupiah Original
No Valuta
(miliar) Currency (juta)
1 Rupiah 31.104,86
a. Rekening Kas Umum Negara 2.404,07
b. Rekening Penempatan 28.700,79
2 US Dollar 12.565,05
a. Rekening Kas Umum Negara 18,06 1,30
b. Rekening Penempatan 12.546,99 902,59
3 Euro 96,91
a. Rekening Kas Umum Negara 96,91 6,21
b. Rekening Penempatan 0
4 JPY 30,57
a. Rekening Kas Umum Negara 30,57 238,90
b. Rekening Penempatan 0
5 Rekening Penempatan Bank Umum 0,00
6 Total Saldo Kas (1+2+3+4+5) 43.797,39
7 Pinjam SAL 0,00
8 Rekening SAL 92.839,84
9 Total Saldo Kas (6+8) 136.637,23
Sumber: Laporan Kas Posisi 31 Desember 2019

165
 
Saldo Kas bulan Desember 2019 masih didominasi Saldo Rekening di Bank
Indonesia. Secara Umum, Saldo kas Pemerintah dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu saldo kas yang disimpan pada Rekening Pemerintah di Bank Indonesia (BI) dan
saldo kas yang disimpan pada Rekening Pemerintah di luar BI. Total saldo akhir kas
Pemerintah di bulan Desember 2019 berjumlah Rp305,32 triliun. Dari saldo kas ini,
sejumlah 52,41% atau Rp160,03 triliun berada di BI dan sisanya sebesar 47,59% atau
Rp145,29 triliun berada di luar BI. Jika dibandingkan dengan saldo bulan November,
saldo yang berada di BI mengalami kenaikan sebesar 5,79%, sedangkan saldo di luar
BI mengalami kenaikan sebesar 10,42%. Rincian posisi saldo kas pemerintah dari
bulan Januari sampai dengan Desember 2019, sebagaimana pada grafik di bawah ini:
Grafik 9.1 Posisi Saldo Kas Pemerintah Januari s.d. Desember 2019
Triliun Rupiah
400

350

300 92

250 113 132


85 99
145
109 121 122 119 109 132
200

150
267
100 204 195 193 195
156 154 151 160 162 151 160
50

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

BI Non BI

Sumber: Buku Biru dan Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)

Saldo kas pemerintah di BI yang berjumlah Rp160,03 triliun dibagi dalam tiga
kriteria berdasarkan kesiapan untuk digunakan yaitu sangat likuid, cukup likuid, dan
tidak likuid. Saldo kas Pemerintah di BI yang sangat likuid sebesar Rp43,80
triliun(23,37%) terdiri atas Saldo Rekening Kas Umum Negara (1,59%) dan Saldo
Rekening Penempatan di Bank Indonesia (25,77%). Untuk saldo kas cukup likuid
(64,72%) terdiri dari Saldo Rekening SAL (58,01%), Dana Cadangan Penjaminan
Pemerintah (2,65%), Penerimaan Panas Bumi (0,64%), Hasil Minyak Perjanjian
Karya Production Sharing (1,12%), Dana Jaminan Penugasan Pembiayaan
Infrastruktur atau DJPPID (0,13%) dan Rekening Khusus (2,17%). Saldo kas tidak
Likuid (7,91%) terdiri dari Rekening Alutsista (0,75%), Rekening Dana Bantuan
Internasional (0,62%), Rekening Khusus Dana PFK (3,56%), dan Rekening
Penampungan Pendapatan Jasa Giro Rekening Pembangunan Hutan (1,11%),
Rekening Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (1,25%), dan Rekening
Dana Abadi Penelitian (0,62%).

Saldo kas pemerintah di luar BI yang berjumlah Rp145,29 triliun didominasi


oleh saldo kas tidak likuid. Saldo kas tidak likuid (91,47%) ini terdiri dari Saldo Kas
BLU (87,41%), saldo Kas di Bendahara Pengeluaran (0,17%), Saldo Rekening
Pembangunan Hutan (3,13%) dan beberapa rekening lainnya (0,76%). Selain saldo
kas tidak likuid, saldo kas di luar BI juga terdiri dari saldo kas Likuid (1,97%) dan
saldo kas Cukup Likuid (6,55%). Saldo Kas Likuid terdiri dari Saldo Kas Penempatan
166
 
TDR di Bank Umum (0,00%) dan Saldo Kas di Bank Persepsi (1,97%). Saldo kas
cukup likuid terdiri dari saldo kas khusus yaitu Rekening SBSN pada Bank Syariah
(6,55%).
Grafik 9.2 Komposisi Saldo Kas Pemerintah bulan Desember 2019
Triliun Rupiah
160
140
120
10
100
80 133
60
104
40
20 44
3
13
0
Sangat Likuid Likuid Cukup Likuid Tidak Likuid

BI Non BI

Sumber: Buku Biru dan Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)

1. Saldo Kas Pemerintah di BI


Saldo kas Pemerintah di BI bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar
5,79% dibandingkan dengan saldo kas bulan November 2019. Pada akhir bulan
Desember 2019 sudah dilakukan pengembalian SAL sebesar Rp45 triliun.
Tabel 9.2 Komposisi Saldo Kas Pemerintah Menurut Jenis Rekening di BI
Triliun Rupiah
Jenis Rekening Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
BANK INDONESIA 203,55 266,88 194,78 156,24 153,82 150,59 160,22 193,09 162,29 195.13 151,27 160,03
I. Sangat Likuid 89,30 147,33 68,87 55,38 63,55 77,37 66,39 100,00 52,08 84.11 68,18 43,80
1. RKUN 3,05 4,29 2,71 3,38 35,05 17,84 12,24 12,03 11,59 25,70 17,26 2,55
i. RKUN IDR 2,54 2,60 2,62 2,52 32,60 2,48 2,56 2,61 2,59 2,52 2,45 2,40
ii. RKUN JPY 0,34 0,25 0,42 0,13 0,60 3,73 0,28 0,19 0,70 0,09 0,81 0,03
iii. RKUN USD 0,08 0,10 0,08 0,06 0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 0,03 0,04 0,02
iv. RKUN EUR 0,09 1,34 0,30 0,67 1,80 11,59 9,36 9,19 8,26 23,07 13,95 0,10
2. REK SUBRKUN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
3. REK PENEMPATAN 86,25 143,04 66,16 52,00 28,50 59,53 54,15 87,96 40,49 58,41 50,92 41,25
i. REK 33,21 55,73 36,79 20,08 23,40 39,50 28,94 62,68 20,71 21,44 36,78 28,70
PENEMPATAN IDR
ii. REK 53,04 87,31 29,36 31,92 5,10 20,03 25,21 25,28 19,78 36,97 14,14 12,55
PENEMPATAN USD
4. REK PENERIMAAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
5. REK PENGELUARAN 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
II. Cukup Likuid 103,13 106,49 110,17 82,29 82.20 64,13 84,70 85,40 102,63 100,00 75,11 103,58
1. REK SAL 78,08 78,08 78,08 48,08 48,80 48,08 65,83 65,83 85,84 85,84 60,84 92,84
2. DANA CADANGAN 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25 4,25
PENJAMINAN
PEMERINTAH
3. REKENING 1,86 1,86 1,66 2,19 2,13 0,90 1,38 1,35 0,93 1,57 1,54 1,03
PENERIMAAN
PANAS BUMI
4. HASIL MINYAK 8,58 11,49 15,18 17,83 20,39 4,39 7,59 8,55 7,04 4,67 4,17 1,79
PERJANJIAN KARYA
PRODUCTION
SHARING
5. DJPPID 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,20 0,20 0,20 0,20
6. REKENING KHUSUS 10,13 10,58 10,77 9,71 7,21 6,28 5,42 5,19 4,37 3,47 4,11 3,47
III. Tidak Likuid 11,13 13,06 15,04 18,57 8,07 9,10 9,13 7,69 7,58 11,02 7,98 12,66
1. ALUTSISTA 1,40 1,40 1,24 1,15 0,87 0,60 0,48 0,39 0,28 0,21 0,18 1,20
2. RDBI 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00 1,00
3. REK KHUSUS DANA 5,32 7,20 9,31 12,90 4,70 6,00 6,05 4,66 4,63 8,11 5,06 5,70
PFK
4. REK 3,41 3,46 3,49 3,52 1,50 1,50 1,60 1,64 1,67 1,70 1,74 1,77
PENAMPUNGAN
PENDAPATAN JASA

167
 
GIRO REKENING
PEMBANGUNAN
HUTAN
5. REK DANA 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 2,00
KERJASAMA
PEMBANGUNAN
INTERNASIONAL
6. REK DANA ABADI 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,99
PENELITIAN
Sumber: Buku Biru, Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)

Sebagian besar saldo rekening pemerintah dalam mata uang Rupiah. Saldo rata-
rata bulanan IDR di BI mencapai 85,95%, sedangkan untuk saldo USD, EUR, dan
JPY mencapai 18,28%, 4,03%, dan 0,38%. Rendahnya saldo EUR dan JPY karena
penerimaan kedua valuta asing tersebut sangat bergantung pada penerimaan
pinjaman/hibah.
Grafik 9.3 Komposisi Saldo Kas Pemerintah Rupiah vs Valas
Triliun Rupiah
300
0
250
0 87
200 0 0 0
53 29 0 1 0
0 1 4 25 1
150 5 20 37 13
32 25
20 14
100
178 165 158
150 146 134 135 147
123 115 125 122
50

0
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des

IDR USD EUR JPY

Sumber: Diolah dari Laporan Kas posisi

2. Saldo Kas Pemerintah di Luar BI


Saldo kas Pemerintah di luar BI bulan Desember 2019 mengalami kenaikan
sebesar 10,42% dibandingkan saldo kas bulan November 2019. Kenaikan tersebut
antara lain karena kenaikan saldo pada rekening di BLU.

Tabel 9.3 Komposisi Saldo Kas Pemerintah Menurut Jenis Rekening di Luar BI
Triliun Rupiah
Jenis Rekening Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sept Okt Nov Des
DI LUAR BANK 84,70 91,84 99,07 108,61 120,99 121,94 118,81 113,11 108,78 132,04 131,58 145,29
INDONESIA
I. Likuid 8,92 10,00 10,95 11,08 28,00 9,11 7,15 9,03 10,28 5,69 5,39 2,86
1. REK TDR PADA BANK 4,80 4,98 4,99 5,00 5,00 5,00 4,99 4,50 4,50 5,00 4,98 -
UMUM
2. REKENING DI BANK 4,12 5,02 5,96 6,08 23,00 4,11 2,16 4,53 5,78 0,69 0,42 2,86
PERSEPSI
II. Cukup Likuid 0,45 0,44 0,54 0,46 3,53 3,64 2,58 1,34 1,28 1,49 1,41 9,52
1. REKENING KHUSUS 0,45 0,44 0,54 0,46 3,53 3,64 2,58 1,34 1,28 1,49 1,41 9,52
III. Tidak Likuid 75,33 81,40 87,57 97,08 89,46 109,19 109,08 102,74 97,22 124,86 124,77 132,90
1. REKENING KAS BLU 59,73 61,20 64,36 66,03 68,32 88,71 89,41 83,17 77,10 104,89 105,29 127,00
2. KAS DI BENDAHARA 2,56 5,74 9,83 13,11 6,48 5,68 5,36 5,29 5,58 5,61 5,18 0,25
PENGELUARAN
3. REKENING DI BANK 7,63 8,80 7,76 12,42 9,00 8,93 8,81 8,73 8,84 8,81 8,81 0,00
OPERASIONAL II
4. REKENING RETUR 0,13 0,38 0,32 0,16 0,07 0,06 0,06 0,07 0,11 0,09 0,09 0,10
5. DANA BERGULIR 0,00 0,00 0,01 0,07 0,11 0,36 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
PROGRAM UMKM
6. REK KAS HIBAH 0,73 0,73 0,74 0,74 0,94 0,90 0,90 0,93 0,94 1,08 1,02 1,00
7. REK PEMBANGUNAN 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,64 4,38 4,38 4,55
HUTAN
Sumber: Buku Biru, Laporan Kas Posisi Tahun 2019 (data diolah)

168
 
3. Pergerakan Saldo Rekening Kas BLU
Saldo di rekening kas BLU bulan Desember 2019 mengalami kenaikan sebesar
20,62% dibandingkan saldo bulan November 2019. Saldo pada Rekening Kas BLU
bulan Desember 2019 sebesar Rp127,02 triliun, mengalami peningkatan dari saldo
pada Rekening Kas BLU pada bulan November 2019 yang sebesar Rp105,29 triliun.
Dari sejumlah Rp127,02 triliun tersebut, sejumlah 14,26% atau sebesar Rp18,11
triliun berada di rekening Operasional BLU yaitu rekening yang digunakan untuk
menampung seluruh penerimaan dan membayar seluruh pengeluaran yang
bersumber dari PNBP BLU. Sedangkan sebesar Rp66,15 triliun atau sebesar 52,08%
berada di rekening Pengelolaan Kas yang merupakan rekening untuk menampung
idle cash. Sisanya, sebesar Rp42,76 triliun atau sebesar 33,66% berada di rekening
Dana Kelolaan yang merupakan dana bergulir dan/atau dana yang belum menjadi hak
BLU.

Tabel 9.4 Komposisi Saldo pada Rekening Kas BLU


Triliun Rupiah
Jenis Rekening BLU Juni Juli Agt Sept Okt Nov Des
Rekening Operasional 13,10 24,11 23,74 20,66 4,58 20,56 18,11
Rekening Pengelolaan Kas 35,06 25,80 27,13 24,56 69,71 32,76 66,15
Rekening Dana Kelolaan 40,55 39,50 32,30 31,88 30,61 51,97 42,76
Total 88,71 89,41 83,17 77,10 104,89 105,29 127,02
Sumber: Subdit MRLPPB (data diolah)

Kotak 9.1 Rencana Penerbitan Uang Kertas Rupiah Khusus (Commemorative) Pecahan
Rp75.000 Dalam Rangka Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan RI

Pengelolaan mata uang Rupiah merupakan salah satu bentuk sinergi dan koordinasi
yang baik antara pengelola fiskal dan pengelola moneter. Koordinasi pengelolaan mata uang
Rupiah antara Pemerintah sebagai pengelola fiskal dengan Bank Indonesia sebagai
pengelola moneter merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang
Mata Uang. Salah satu bentuk dari sinergi dan koordinasi dalam rangka pengelolaan mata
uang Rupiah ini terwujud dalam rencana penerbitan Rupiah Khusus (commemorative)
pecahan Rp75.000,00 dalam rangka peringatan 75 tahun Kemerdekaan RI. Uang Rupiah
Khusus ini akan diterbitkan sebanyak 75 juta bilyet yang mencerminkan jumlah kepala
keluarga di Indonesia saat ini. Dengan harapan, setiap kepala keluarga memiliki uang
Rupiah khusus tersebut yang dicetak dalam satu kali peride cetak dan dengan jumlah yang
terbatas.

Uang kertas Rupiah khusus (commemorative) yang akan diterbitkan tersebut


menggunakan gambar Proklamator kita yaitu Presiden RI Pertama Ir. Soekarno dan Wakil
Presiden RI Pertama Drs. Mohammad Hatta sebagai gambar depan pada uang Rupiah
khusus tersebut.

Dalam rangka penerbitan uang Rupiah Khusus tersebut, penggunaan gambar


pahlawan pada uang Rupiah harus ditetapkan melalui Keputusan Presiden. Untuk itu,
sesuai amanat UU Mata Uang, Bank Indonesia telah meminta bantuan Pemerintah melalui
Kementerian Keuangan terkait penyusunan Keputusan Presiden mengenai penggunaan
gambar Presiden RI Pertama Ir. Soekarno dan Wakil Presiden RI Pertama Drs. Mohammad
Hatta pada uang Rupiah khusus (commemorative) Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan
Republik Indonesia.

S l K K d B k I d K

169
 
Lampiran I
REALISASI APBN
TAHUN ANGGARAN 2019
Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019
(miliar rupiah)
REALISASI
TA 2019 TA 2018
URAIAN APBN
% THD SELISIH THD % THD
JUMLAH JUMLAH
APBN 2019 PAGU APBN APBN 2018
A. Pendapatan dan Hibah 2.165.111,8 1.959.318,6 90,5 205.793,2 1.943.674,8 102,6
I. Penerimaan Dalam Negeri 2.164.676,5 1.953.924,3 90,3 210.752,2 1.928.110,0 101,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.786.378,7 1.546.134,8 86,6 240.243,8 1.518.789,7 93,9
a. Pajak Dalam Negeri 1.743.056,9 1.505.102,3 86,3 237.954,5 1.472.907,9 93,3
i. Pajak Penghasilan 894.448,7 772.270,1 86,3 122.178,5 749.977,0 87,7
- Migas 66.154,7 59.150,3 89,4 7.004,3 64.699,1 169,7
- Non Migas 828.294,0 713.119,8 86,1 115.174,2 685.277,9 83,9
ii. Pajak Pertambahan Nilai 655.394,9 531.587,1 81,1 123.807,8 537.267,9 99,2
iii. Pajak Bumi dan Bangunan 19.103,6 21.145,9 110,7 (2.042,3) 19.444,9 112,0
iv. Cukai 165.501,0 172.421,9 104,2 (6.920,9) 159.588,6 102,7
v. Pajak Lainnya 8.608,7 7.677,3 89,2 931,4 6.629,5 68,4
b. Pajak Perdagangan Internasional 43.321,8 41.032,5 94,7 2.289,3 45.881,8 118,6
i. Bea Masuk 38.899,3 37.508,0 96,4 1.391,3 39.116,7 109,6
ii. Bea Keluar 4.422,5 3.524,5 79,7 898,0 6.765,1 225,5
2. Penerimaan Bukan Pajak 378.297,9 407.789,5 107,8 (29.491,7) 409.320,2 148,6
a. Penerimaan Sumber Daya Alam 190.754,8 154.158,9 80,8 36.595,8 180.592,6 174,2
i. Migas 159.778,3 120.414,2 75,4 39.364,1 142.789,2 177,7
- Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7 74,8 29.868,0 101.486,7 170,3
- Gas Alam 41.171,6 31.675,5 76,9 9.496,1 41.302,6 198,9
ii. Non Migas 30.976,5 33.744,7 108,9 (2.768,3) 37.803,4 162,1
b. Pendapatan dari Kekayaan Negara yang Dipisahkan 45.589,3 80.726,9 177,1 (35.137,6) 45.116,2 100,9
c. PNBP Lainnya 94.069,3 123.968,8 131,8 (29.899,5) 128.518,3 153,4
d. Pendapatan BLU 47.884,5 48.934,8 102,2 (1.050,4) 55.093,1 127,2
II. Hibah 435,3 5.394,2 1.239,2 (4.958,9) 15.564,9 1.300,5
B. Belanja Negara 2.461.112,1 2.300.424,7 93,5 160.687,4 2.213.117,8 99,7
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634.339,5 1.489.319,8 91,1 145.019,8 1.455.324,9 100,1
1. Belanja Pegawai 381.327,1 376.074,1 98,6 5.253,0 346.890,8 94,9
2. Belanja Barang 355.613,2 334.396,3 94,0 21.216,9 347.468,3 102,2
3. Belanja Modal 179.252,0 172.698,2 96,3 6.553,8 184.127,6 90,3
4. Pembayaran Kewajiban Utang 275.885,3 275.521,1 99,9 364,2 257.952,0 108,1
a. Utang Dalam Negeri 255.844,9 254.076,0 99,3 1.768,9 238.432,1 107,2
b. Utang Luar Negeri 20.040,4 21.445,1 107,0 (1.404,7) 19.519,9 119,8
5. Subsidi 224.320,9 201.782,9 90,0 22.538,0 216.883,3 138,8
a. Subsidi Energi 159.971,9 136.875,8 85,6 23.096,1 153.522,4 162,4
i. BBM (Pertamina) 100.648,4 84.209,3 83,7 16.439,1 97.014,8 207,0
ii. Listrik (PLN) 59.323,5 52.666,5 88,8 6.657,0 56.507,6 118,6
b. Subsidi Non Energi 64.349,0 64.907,1 100,9 (558,1) 63.360,9 102,7
6. Belanja Hibah 1.940,7 5.117,5 263,7 (3.176,9) 1.520,6 104,1
7. Bantuan Sosial 101.998,2 112.469,0 110,3 (10.470,8) 84.318,4 103,8
8. Belanja Lainnya 114.002,3 11.260,6 9,9 102.741,7 16.163,8 24,0
II. Transfer ke Daerah dan Dana Desa 826.772,5 811.104,9 98,1 15.667,7 757.792,9 98,9
1. Transfer ke Daerah 756.772,5 741.290,7 98,0 15.481,8 697.933,5 98,8
a. Dana Perimbangan 724.592,6 709.416,3 97,9 15.176,2 668.643,2 98,8
i. Dana Transfer Umum 524.223,7 524.890,2 100,1 (666,5) 495.193,6 100,9
- Dana Bagi Hasil 106.350,2 103.980,0 97,8 2.370,2 93.704,0 105,0
- Dana Alokasi Umum 417.873,6 420.910,2 100,7 (3.036,7) 401.489,6 100,0
ii. Dana Transfer Khusus 200.368,8 184.526,1 92,1 15.842,7 173.449,6 93,3
- Dana Alokasi Khusus Fisik 69.326,7 64.165,7 92,6 5.161,0 58.149,3 93,1
- Dana Alokasi Khusus Nonfisik 131.042,1 120.360,5 91,8 10.681,7 115.300,3 93,4
b. Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4 96,9 305,6 8.230,8 96,8
c. Dana Otonomi Khusus dan Keistimewaan DIY 22.179,9 22.179,9 100,0 0,0 21.059,6 100,0
i. Dana Otonomi Khusus 16.714,9 16.714,9 100,0 0,0 16.059,6 100,0
ii. Dana Tambahan Otonomi Khusus 4.265,0 4.265,0 100,0 0,0 4.000,0 0,0
iii. Dana Keistimewaan DIY 1.200,0 1.200,0 100,0 0,0 1.000,0 100,0
2. Dana Desa 70.000,0 69.814,1 99,7 185,9 59.859,4 99,8
C. Keseimbangan Primer (20.115,0) (65.585,0) 326,1 (11.490,9) 13,2
D. Surplus/Defisit Anggaran (296.000,2) (341.106,1) 115,2 (269.443,0) 82,7
% Defisit terhadap PDB -1,84 -2,12 -1,83
E. Pembiayaan 296.000,2 394.380,3 133,2 (98.380,0) 305.692,6 93,8
I. Pembiayaan Utang 359.250,6 429.498,8 119,6 (70.248,2) 372.028,9 93,2
1. Surat Berharga Negara (Neto) 388.957,9 446.288,6 114,7 (57.330,7) 358.398,5 86,5
2. Pinjaman (Neto) (29.707,3) (16.789,8) 56,5 (12.917,5) 13.630,4 (89,1)
a. Pinjaman Dalam Negeri (Neto) 482,4 1.451,3 300,8 (968,9) 1.353,8 43,1
i. Penarikan Pinjaman Dalam Negeri (Bruto) 1.956,4 2.451,8 125,3 (495,5) 2.429,4 54,0
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman DN (1.473,9) (1.000,5) 67,9 (473,4) (1.075,6) 79,0
b. Pinjaman Luar Negeri (Neto) (30.189,7) (18.241,2) 60,4 (11.948,6) 12.276,5 (66,6)
i. Penarikan Pinjaman Luar Negeri (Bruto) 60.280,5 67.751,6 112,4 (7.471,1) 88.609,7 172,6
ii. Pembayaran Cicilan Pokok Pinjaman LN (90.470,2) (85.992,8) 95,1 (4.477,4) (76.333,2) 109,4
II. Pembiayaan Investasi (75.900,3) (49.389,0) 65,1 (26.511,4) (61.113,8) 93,1
1. Investasi Kepada BUMN (17.800,0) (17.800,0) 100,0 0,0 (3.600,0) 100,0
2. Investasi Kepada Lembaga/Badan Lainnya (2.500,0) (3.490,0) 139,6 990,0 (3.500,0) 140,0
3. Investasi Kepada BLU (53.190,0) (25.823,9) 48,6 (27.366,1) (51.682,7) 90,0
4. Investasi kepada Organisasi/Lembaga Keuangan
(2.410,3) (2.275,1) 94,4 (135,3) (2.331,1) 109,9
Internasional/Badan Usaha Internasional
III. Pemberian Pinjaman (2.350,0) (909,5) 38,7 (1.440,5) (4.264,7) 63,7
IV. Kewajiban Penjaminan 0,0 0,0 0,0 0,0 (1.121,3) 100,0
V. Pembiayaan Lainnya 15.000,0 15.180,0 101,2 (180,0) 163,6 89,4
F. SILPA (SIKPA) 53.274,2 36.249,6
Catatan :
* Pagu berdasarkan pagu pada Undang-Undang APBN Nomor 12 Tahun 2018 tentang APBN TA 2019 yang disajikan berdasarkan
klasifikasi akuntansi. Rincian Belanja Pemerintah Pusat mengacu Perpres Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rincian APBN TA 2019
(1) Laporan disusun berdasarkan data realisasi sementara s.d. 31 Desember 2019
PDB : Rp14.837 triliun (tahun 2018), Rp16.077 triliun (tahun 2019)
(2) Laporan bersifat sangat sementara

run data OM SPAN : 20 Januari 2020


Lampiran II
Laporan Rincian Perpajakan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
A. PENERIMAAN PERPAJAKAN 1.786.379 1.546.135
I. PENDAPATAN PAJAK DALAM NEGERI 1.743.057 1.505.102
1. Pendapatan Pajak Penghasilan 894.449 772.270
a. Pendapatan PPh Migas 66.155 59.150
- Pendapatan PPh Minyak Bumi 66.155 24.493
- Pendapatan PPh Gas Alam - 34.655
- Pendapatan PPh Migas Lainnya - 3
b. Pendapatan PPh Non-Migas 828.294 701.966
- Pendapatan PPh Pasal 21 828.294 148.504
- Pendapatan PPh Pasal 22 - 21.311
- Pendapatan PPh Pasal 22 Impor - 53.707
- Pendapatan PPh Pasal 23 - 42.583
- Pendapatan PPh Pasal 25/29 Orang Pribadi - 11.200
- Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan - 252.168
- Pendapatan PPh Pasal 26 - 46.138
- Pendapatan PPh Final - 126.223
- Pendapatan PPh Non Migas Lainnya - 133
c. Pendapatan PPh Fiskal - 0
- Pendapatan PPh Fiskal Luar Negeri - 0
d. Pendapatan PPh Ditanggung Pemerintah 828.294 11.154
- Pendapatan PPh Pasal 21 Ditanggung Pemerintah - 0
- Pendapatan PPh Pasal 22 Ditanggung Pemerintah - 0
- Pendapatan PPh Pasal 23 Ditanggung Pemerintah
- Pendapatan PPh Pasal 25/29 OP Ditanggung Pemerintah - 0
- Pendapatan PPh Pasal 25/29 Badan Ditanggung
Pemerintah - (0)
- Pendapatan PPh Pasal 26 Ditanggung Pemerintah - 2.241
- Pendapatan PPh Final Ditanggung Pemerintah - 8.912
- Pendapatan PPh Non Migas Lainnya Ditanggung Pemerintah - 0
2. Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai 655.395 531.587
a. Pendapatan PPN - 515.981
- Pendapatan PPN Dalam Negeri - 344.439
- Pendapatan PPN Impor - 171.380
- Pendapatan PPN Lainnya - 162
b. Pendapatan PPnBM - 15.606
- Pendapatan PPnBM Dalam Negeri - 10.847
- Pendapatan PPnBM Impor - 4.725
- Pendapatan PPnBM Lainnya - 33
3. Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 19.104 21.146
a. Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan 19.104 21.146
- Pendapatan PBB Pedesaan 19.104
Laporan Rincian Perpajakan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan PBB Perkebunan - 2.487
- Pendapatan PBB Kehutanan - 487
- Pendapatan PBB Pertambangan - 3.478
- Pendapatan PBB Migas - 14.251
- Pendapatan PBB Pertambangan Panas Bumi - 368
- Pendapatan PBB Lainnya 19.104 75
4. Pendapatan BPHTB - 0
a. Pendapatan BPHTB - 0
- Pendapatan BPHTB - 0
5. Pendapatan Cukai 165.501 172.422
a. Pendapatan Cukai 165.501 172.422
- Pendapatan Cukai Hasil Tembakau - 164.873
- Pendapatan Cukai Ethyl Alkohol - 123
- Pendapatan Cukai Minuman Mengandung Ethyl Alkohol - 7.339
- Pendapatan Denda Administrasi Cukai - 73
- Pendapatan Cukai Lainnya 165.501 15
6. Pendapatan Pajak Lainnya 8.609 7.677
a. Pendapatan Pajak Lainnya - 6.212
- Pendapatan Bea Meterai - 1.481
- Pendapatan dari Penjualan Benda Materai - 4.117
- Pendapatan PPn Batubara - 539
- Pendapatan Pajak Tidak Langsung Lainnya - 75
b. Pendapatan Bunga Penagihan Pajak - 1.465
- Pendapatan Bunga Penagihan PPh - 655
- Pendapatan Bunga Penagihan PPN - 590
- Pendapatan Bunga Penagihan PPnBM - 220
- Pendapatan Bunga Penagihan PTLL - 0
II. PENDAPATAN PAJAK PERDAGANGAN INTERNASIONAL 43.322 41.032
1. Pendapatan Bea Masuk 38.899 37.508
a. Pendapatan Bea Masuk 38.899 37.508
- Pendapatan Bea Masuk - 34.825
- Pendapatan Denda Administrasi Pabean - 682
- Pendapatan Bea Masuk Dalam Rangka Kemudahan
Impor Tujuan Ekspor (KITE) - 590
- Denda Atas Sanksi Administrasi Dari Pelaksanaan
Pengawasan Terhadap Barang Tertentu Yang
Pengangkutannya Di Dalam Daerah Pabean (Antar Pulau) - 0
- Pendapatan BM-DTP - 335
- Pendapatan Pabean Lainnya - 29
- Pendapatan Bea Masuk Imbalan - 0
- Pendapatan Bea Masuk Tindakan Pengamanan 38.899 731
- Pendapatan Bea Masuk Antidumping - 316
Laporan Rincian Perpajakan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
2. Pendapatan Bea Keluar 4.423 3.525
a. Pendapatan Bea Keluar 4.423 3.524,53
- Pendapatan Bea Keluar - 3.524,31
- Pendapatan Denda Administrasi Bea Keluar - 0,22
- Pendapatan Bunga Bea Keluar 4.423 0,00
Lampiran III
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
A. PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK 378.297,9 407.789,5
I. PENERIMAAN SUMBER DAYA ALAM 190.754,8 154.158,9
1. Pendapatan Minyak bumi 118.606,7 88.738,7
a. Pendapatan Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7
- Pendapatan Minyak Bumi 118.606,7 88.738,7
2. Pendapatan Gas Bumi 41.171,6 31.675,5
a. Pendapatan Gas Bumi 41.171,6 31.675,5
- Pendapatan Gas Bumi 41.171,6 31.675,5
3. Pendapatan Pertambangan Umum 0,0 26.283,0
a. Pendapatan Pertambangan Umum 0,0 26.283,0
- Pendapatan Iuran Tetap 0,0 26.283,0
4. Pendapatan Kehutanan 0,0 5.007,3
a. Pendapatan Dana Reboisasi 0,0 1.654,0
- Pendapatan Dana Reboisasi 0,0 1.654,0
b. Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan 0,0 1.078,5
- Pendapatan Provisi Sumber Daya Hutan 0,0 1.078,5
c. Pendapatan IIUPH (IHPH) 0,0 153,3
d. Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan 0,0 2.121,6

- Pendapatan Penggunaan Kawasan Hutan Untuk


Kepentingan Pembangunan Di Luar Kegiatan Kehutanan 0,0 2.121,6
5. Pendapatan Perikanan 0,0 521,9
6. Pendapatan Pertambangan Panas Bumi 30.976,5 1.932,5
II. PENDAPATAN BAGIAN LABA BUMN 0,0 80.726,9
1. Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba BUMN 0,0 80.726,9
a. Pendapatan Laba BUMN Perbankan 45.589,3 80.726,9
- Pendapatan Laba BUMN Perbankan 0,0 0,0
- Pendapatan dari Surplus Bank Indonesia 0,0 30.091,9
III. PENDAPATAN PNBP LAINNYA 94.069,3 124.031,6
1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN (Pemanfaatan dan
Pemindahtanganan) serta Pendapatan dari Penjualan 0,0 0,0
a. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi/Sitaan 0,0 0,0

- Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Kehutanan, dan


Perkebunan 0,0 0,0

b. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN dan Kekayaan


Negara Lain-lain 0,0 0,0
- Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 0,0 0,0
c. Pendapatan Penjualan dari Kegiatan Hulu Migas 0,0 0,0
e. Pendapatan Pendapatan dari Pengelolaan BMN dan
Kekayaan Negara Lain-lain 0,0 0,0
- Pendapatan dari Pengelolaan BMN yang berasal dari
KKKS 0,0 0,0
2. Pendapatan Jasa 0,0 14,6
a. Pendapatan Jasa I 0,0 0,0
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, Informasi, Pelatihan
Dan Teknologi Sesuai Dengan Tugas Dan Fungsi Masing-
Masing Kementerian Dan Pendapatan DJBC 0,0 0,0
- Pendapatan Pelayanan Pertanahan 0,0 0,0
d. Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0,0 14,6
- Pendapatan jasa bank dari penerusan pinjaman 0,0 0,2
- Pendapatan biaya lain-lain penerusan pinjaman 0,0 14,4
3. Pendapatan Bunga 0,0 118,8
a. Pendapatan Bunga 0,0 118,8
- Pendapatan Bunga atas Investasi dalam Obligasi 0,0 0,0

- Pendapatan Bunga dari Piutang dan Penerusan Pinjaman 0,0 118,8


- Pendapatan Bunga dari Pemberian Kredit Pemerintah 0,0 0,0
b. Pendapatan Gain on Bond Redemption 0,0 0,0
- Pendapatan dari Transaksi Security Lending 0,0 0,0
c. Pendapatan Premium atas Obligasi Negara 0,0 0,0
- Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam
Negeri/Rupiah 0,0 0,0
- Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam Valuta
Asing 0,0 0,0
- Pendapatan Premium atas Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) Dalam Negeri/Rupiah 0,0 0,0
e. Pendapatan Selisih harga SBN 0,0 0,0
- Pendapatan Selisih harga SBN 0,0 0,0
5. Pendapatan Pendidikan 0,0 -0,2
a. Pendapatan Pendidikan 0,0 -0,2
- Pendapatan Uang Ujian Masuk, Kenaikan Tingkat, dan
Akhir Pendidikan 0,0 -0,2
7. Pendapatan Iuran dan Denda 0,0 0,5
e. Pendapatan Denda 0,0 0,0
- Pendapatan Denda Keterlambatan Penyelesaian
Pekerjaan Pemerintah 0,0 0,0
f. Pendapatan Denda II 0,0 0,5

- Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pengembalian


Penerusan Pinjaman 0,0 0,0
- Pendapatan Denda Penyaluran kredit Program 0,0 0,5
- Pendapatan Denda atas Keterlambatan Penyampaian
Laporan oleh debitur Kredit Pemerintah (KUMK) 0,0 0,0
8. Pendapatan Lain-lain 0,0 1.038,4
a. Pendapatan dari Penerimaan Kembali Tahun Anggaran
Yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Lainnya TAYL 0,0 0,0
d. Pendapatan dari Selisih Kurs 0,0 0,0
- Pendapatan dari Selisih Kurs yang Terealisasi 0,0 0,0

e. Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran yang Lalu II 0,0 1.038,3


Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran


yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran
yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran
yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun
Anggaran yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan
Dana Desa Tahun Anggaran yang Lalu 0,0 1.038,3
g. Pendapatan Lain-lain 0,0 0,0

- Pendapatan Anggaran Lain-lain 0,0 0,0

9. Pendapatan dari Penjualan, Pengelolaan BMN dan Iuran Badan


Usaha 0,0 33.104,6
a. Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang 0,0 19.006,1
- Pendapatan Penjualan Hasil Tambang Batubara 0,0 18.581,0
- Pendapatan Penjualan Hasil Pertanian, Perkebunan,
Peternakan dan Budidaya 0,0 68,5

- Pendapatan Penjualan Dokumen-dokumen Pelelangan 0,0 1,5


- Pendapatan Penjualan Cadangan Beras Pemerintah
Dalam Rangka Operasi Pasar Murni 0,0 339,7
- Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang
Lainnya 0,0 15,5
b. Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 0,0 341,6
- Pendapatan dari Penjualan Tanah, Gedung, dan
Bangunan 0,0 4,0
- Pendapatan dari Penjualan Peralatan dan Mesin 0,0 110,7
- Pendapatan Kompensasi Sewa Beli Rumah Negara
Golongan III 0,0 10,8
- Pendapatan dari Tukar Menukar Tanah, Gedung dan
Bangunan 0,0 0,0
- Pendapatan dari Tukar Menukar Peralatan dan Mesin 0,0 0,0
- Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN Lainnya 0,0 216,2
c. Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 0,0 523,0
- Pendapatan Sewa Tanah, Gedung, dan Bangunan 0,0 430,9
- Pendapatan Sewa Peralatan dan Mesin 0,0 4,4
- Pendapatan Sewa Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,0 4,4
- Pendapatan dari KSP Tanah, Gedung, dan Bangunan 0,0 50,1
- Pendapatan dari KSP Jalan, Irigasi, dan Jaringan 0,0 0,0
- Pendapatan dari Bangun, Guna, dan Serah (BGS) 0,0 0,5

- Pendapatan dari Bangun, Serah, dan Guna (BSG) 0,0 0,0


- Pendapatan dari Pemanfaatan BMN Lainnya 0,0 32,7
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

d. Pendapatan atas Pengelolaan BMN dan Kekayaan Negara


dari Pengelola Barang 0,0 626,9
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN yang Berasal dari
KKKS 0,0 352,3
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN yang Berasal dari
Kontraktor PKP2B 0,0 11,0
- Pendapatan atas Pemanfaatan Aset Properti 0,0 5,8

- Pendapatan atas Aset Saham dan Surat Berharga Lain 0,0 1,7
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN dan Kekayaan
Negara Lainnya dari Pengelola Barang 0,0 4,5
- Pendapatan atas Pengelolaan BMN dan Kekayaan
Negara Lainnya dari Pengelola Barang 0,0 251,6

e. Pendapatan dari Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai


dengan Tusi 0,0 81,7

- Pendapatan Penggunaan Sarana dan Prasarana sesuai


dengan Tusi 0,0 81,7
f. Pendapatan Penjualan dari Kegiatan Hulu Migas 0,0 11.205,9
- Pendapatan Minyak Mentah (DMO) 0,0 6.280,1
- Pendapatan Lainnya dari Kegiatan Hulu Migas 0,0 4.925,8

g. Pendapatan Iuran Badan Usaha 0,0 1.319,3


- Pendapatan Iuran Badan Usaha dari Kegiatan Usaha
Penyediaan dan Pendistribusian BBM 0,0 1.033,3

- Pendapatan Iuran Badan Usaha dari Kegiatan Usaha Gas


Bumi Melalui Pipa 0,0 285,7
- Pendapatan dan Penerimaan Klaim Asuransi BMN 0,0 0,3
10. Pendapatan Administrasi dan Penegakan Hukum 0,0 18.366,5
a. Pendapatan Pelayanan dan Administrasi Hukum 0,0 4.303,3
- Pendapatan Paspor 0,0 1.253,3
- Pendapatan Visa 0,0 406,7
- Pendapatan Izin Keimigrasiandan Izin Masuk Kembali
(Re-entry permit) 0,0 716,9
- Pendapatan Pelayanan Keimigrasian Lainnya 0,0 182,2
- Pendapatan Pelayanan Fidusia 0,0 750,0
- Pendapatan Pelayanan Badan Hukum 0,0 238,9
- Pendapatan Pelayanan Jasa Hukum Lainnya 0,0 40,5
- Pendapatan Pelayanan Kekayaan Intelektual 0,0 714,3

- Pendapatan Pelayanan dan Administrasi Hukum Lainnya 0,0 0,4


b. Pendapatan Pelayanan dan Administrasi Luar Negeri 0,0 737,8
- Pendapatan Visa Republik Indonesia di Luar Negeri 0,0 301,0
- Pendapatan Paspor Republik Indonesia di Luar Negeri 0,0 129,2
- Pendapatan Dokumen Kekonsuleran 0,0 157,5
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Jasa Pelayanan pada Kantor Dagang dan
Ekonomi Indonesia di Luar Negeri 0,0 50,5
- Pendapatan Pelayanan Lainnya di Luar Negeri 0,0 13,0
- Pendapatan Administrasi di Luar Negeri 0,0 86,5

c. Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan serta Gratifikasi 0,0 738,4


- Pendapatan Pengesahan Surat di Bawah Tangan 0,0 0,5

- Pendapatan Uang Meja (Leges) dan Upah pada Panitera


Badan Peradilan 0,0 2,7
- Pendapatan Ongkos Perkara 0,0 30,7
- Pendapatan Gratifikasi yang Ditetapkan KPK Menjadi
Milik Negara 0,0 3,3
- Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Gratifikasi 0,0 0,3
- Pendapatan Hasil Rampasan 0,0 95,8
- Pendapatan Denda Pelanggaran Lalu Lintas 0,0 468,0
- Pendapatan Denda Hasil Tindak Pidana Lainnya 0,0 71,0
- Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Lainnya 0,0 66,1
d. Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan serta Hasil Tindak
Pidana Korupsi dan Pencucian Uang 0,0 1.150,2
- Pendapatan Uang Sitaan Hasil Korupsi yang Telah
Ditetapkan Pengadilan 0,0 206,3

- Pendapatan Uang Sitaan Tindak Pidana Pencucian Uang


yang Telah Ditetapkan 0,0 66,9
- Pendapatan Uang Pengganti Tindak Pidana Korupsi
yang Ditetapkan Pengadilan 0,0 750,5
- Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana
Pencucian Uang 0,0 5,5
- Pendapatan Penjualan Hasil Lelang Tindak Pidana
Korupsi 0,0 4,1
- Pendapatan Denda Hasil Tindak Pidana Korupsi 0,0 78,3
- Pendapatan Denda Hasil Tindak Pidana Pencucian Uang 0,0 0,1
- Pendapatan Hasil Pengembalian Uang Negara 0,0 4,3
- Pendapatan Uang Sitaan Tindak Pidana Lainnya yang
Telah Diputuskan/ Ditetapkan Pengadilan 0,0 34,2
e. Pendapatan Perizinan 0,0 1.705,9
- Pendapatan Perizinan Tenaga Kerja Asing 0,0 1.562,7
- Pendapatan Perizinan Pertanian 0,0 16,1

- Pendapatan Perizinan di Bidang Perdagangan 0,0 44,1


- Pendapatan Perizinan di Bidang Kesehatan 0,0 49,8

- Pendapatan Perizinan di Bidang Lingkungan Hidup dan


Kehutanan 0,0 9,1
- Pendapatan Perizinan Lainnya 0,0 24,1
f. Pendapatan Pelayanan Kepolisian I 0,0 8.165,2
- Pendapatan Penerbitan Surat Izin Mengemudi (SIM) 0,0 662,0
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Pendapatan Perpanjangan Surat Izin Mengemudi (SIM) 0,0 643,8


- Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK) 0,0 2.416,5
- Pendapatan Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK) 0,0 0,0
- Pendapatan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) 0,0 2.426,3

- Pendapatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) 0,0 1.366,2


- Pendapatan Ujian Keterampilan Mengemudi 0,0 29,5

- Pendapatan Penerbitan Surat Mutasi Kendaraan Ke Luar


Daerah 0,0 169,2
- Pendapatan Nomor Registrasi Kendaraan Bermotor
Pilihan 0,0 451,8

g. Pendapatan Pelayanan Kepolisian II 0,0 959,3


- Pendapatan Surat Tanda Nomor Kendaraan Bermotor
Lintas Batas Negara 0,0 1,4

- Pendapatan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor Lintas


Batas Negara 0,0 1,1

- Pendapatan Penerbitan Surat Izin Senjata Api dan Bahan


Peledak 0,0 304,1
- Pendapatan Penerbitan Surat Keterangan Catatan
Kepolisian 0,0 220,8
- Pendapatan Pelayanan Satuan Pengaman 0,0 29,6

- Pendapatan Pengamanan Obyek Vital 0,0 397,7


- Pendapatan Pelayanan Kepolisian Lainnya 0,0 4,6

h. Pendapatan Akreditasi, Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan


Standardisasi 0,0 606,5
- Pendapatan Akreditasi 0,0 37,1
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi dan Standardisasi di
Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan 0,0 1,3
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan
Standardisasi di Bidang Perindustrian 0,0 97,9
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan
Standardisasi di Bidang Perdagangan 0,0 24,7
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan
Standardisasi di Bidang Kesehatan 0,0 53,0
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan
Standardisasi di Bidang Pekerjaan 0,0 9,8

- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi dan Kalibrasidi Bidang


Perhubungan 0,0 122,7
- Pendapatan Sertifikasi di Bidang Komunikasi dan 0,0 182,8
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, dan
Standardisasi Lainnya 0,0 77,2

11. Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial dan Keagamaan 0,0 6.728,4


a. Pendapatan Jasa Kesehatan 0,0 3.007,6
- Pendapatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(BPJS) Kesehatan pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama (FKTP) 0,0 310,4
- Pendapatan dari BPJS Kesehatan pada Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL) 0,0 2.005,0
- Pendapatan Layanan Fasilitas Kesehatan 0,0 422,3
- Pendapatan Jasa Karantina Kesehatan 0,0 50,5
- Pendapatan Jasa Pemberian Vaksin Kesehatan 0,0 186,5
- Pendapatan Registrasi Tenaga Kesehatan 0,0 32,9
b. Pendapatan Jasa Pengawasan Obat dan Makanan 0,0 196,4
- Pendapatan Jasa Pengawasan Obat dan Makanan 0,0 196,4
c. Pendapatan Jasa Karantina 0,0 361,3
- Pendapatan Jasa Karantina Pertanian dan Peternakan 0,0 282,4
- Pendapatan Jasa Karantina Perikanan 0,0 78,9

d. Pendapatan Jasa Agraria 0,0 2.255,1


- Pendapatan Pelayanan Pertanahan 0,0 2.255,1

- Pendapatan Peneriman Hak Atas Tanah P3MB/Presidium


Kabinet Dwikora 0,0 0,1
e. Pendapatan Jasa Keagamaan 0,0 908,0
- Pendapatan Jasa Kantor Urusan Agama 0,0 883,4
- Pendapatan Jasa Pelayanan Keagamaan Lainnya 0,0 24,6
12. Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset dan Teknologi 0,0 5.229,2
a. Pendapatan Pendidikan 0,0 4.234,8

- Pendapatan Ujian/Seleksi Masuk Pendidikan 0,0 77,8


- Pendapatan Biaya Pendidikan 0,0 3.880,3

- Pendapatan Penelitian, Pengembangan, dan Pengabdian


Masyarakat 0,0 65,0
- Pendapatan Pendidikan Lainnya 0,0 211,8
b. Pendapatan Pengembangan Sumber Daya Manusia 0,0 471,7
- Pendapatan Layanan Pendidikan dan/atau Pelatihan 0,0 432,2
- Pendapatan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Lainnya 0,0 39,5
c. Pendapatan Penelitian/Riset, Survey, Pemetaan, dan
Pengembangan Iptek 0,0 516,0
- Pendapatan Layanan Penelitian/Riset dan
Pengembangan Iptek 0,0 96,7
- Pendapatan Layanan Survey dan Pemetaan 0,0 141,1
- Pendapatan Layanan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika 0,0 158,7
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Hasil Penelitian/Riset dan Hasil
Pengembangan Iptek 0,0 16,3
- Pendapatan Hasil Survey dan Pemetaan 0,0 29,3
- Pendapatan Royalti atas Kekayaan Intelektual 0,0 9,4
- Pendapatan Penelitian/Riset, Survey, Pemetaan, dan
Pengembangan Iptek Lainnya 0,0 64,5
d. Pendapatan Sejarah dan Kebudayaan 0,0 6,6
- Pendapatan Museum 0,0 3,3
- Pendapatan Sejarah dan Kebudayaan Lainnya 0,0 3,4
13. Pendapatan Jasa Transportasi, Komunikasi dan Informatika 0,0 25.903,2
a. Pendapatan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor 0,0 6.966,1

- Pendapatan Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor 0,0 1.327,0


- Pendapatan Penggunaan Prasarana
Perkeretaapian/Track Access Charge 0,0 754,5
- Pendapatan Jasa Kepelabuhanan 0,0 2.377,8
- Pendapatan Jasa Navigasi Pelayaran 0,0 583,4
- Pendapatan Jasa Perkapalan dan Kepelautan 0,0 256,7
- Pendapatan Jasa Kebandarudaraan 0,0 334,9
- Pendapatan Jasa Navigasi Penerbangan 0,0 600,9
- Pendapatan dari Konsesi Bidang Transportasi 0,0 628,9
- Pendapatan Jasa Transportasi Lainnya 0,0 101,5
b. Pendapatan Jasa Komunikasi dan Informatika 0,0 18.768,0
- Pendapatan Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio 0,0 17.606,0
- Pendapatan Hak Penyelenggaraan Telekomunikasi 0,0 1.098,1
- Pendapatan Izin Penyelenggaraan Penyiaran 0,0 53,8
- Pendapatan Izin Penyelenggaraan Pos 0,0 0,9
- Pendapatan Kontribusi Penyelenggaraan Pos Untuk
Pembiayaan Layanan Pos Universal 0,0 4,4
- Pendapatan Pengelolaan Nama Domain Indonesia 0,0 1,4
- Pendapatan Jasa Komunikasi dan Informatika Lainnya 0,0 3,4
c. Pendapatan Jasa Lembaga Penyiaran Publik 0,0 169,5
- Pendapatan Jasa Siaran LPP RRI 0,0 23,3
- Pendapatan Jasa Non Siaran LPP RRI 0,0 0,0
- Pendapatan Jasa Siaran LPP TVRI 0,0 99,7
- Pendapatan Jasa Non Siaran LPP TVRI 0,0 46,5
14. Pendapatan Jasa Lainnya 0,0 429,8
a. Pendapatan Jasa di Bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan 0,0 200,7
- Pendapatan Wisata Alam 0,0 163,4
- Pendapatan Iuran di Bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan 0,0 22,8
- Pendapatan Jasa di Bidang Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Lainnya 0,0 14,5
b. Pendapatan Jasa Kelautan dan Perikanan 0,0 30,8
- Pendapatan Jasa Pelabuhan Perikanan 0,0 27,6
- Pendapatan Jasa Kelautan dan Perikanan Lainnya 0,0 3,2
c. Pendapatan Jasa Lainnya 0,0 198,2
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Jasa Pengawasan/Pemeriksaan 0,0 7,1
- Pendapatan Jasa Tenaga, Pekerjaan, dan Informasi 0,0 43,2
- Pendapatan Jasa Lainnya 0,0 147,9
15. Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening Perbankan dan 0,0 19.201,3
a. Pendapatan Bunga 0,0 1.706,5

- Pendapatan Bunga dari Piutang dan Penerusan Pinjaman 0,0 1.308,4

- Pendapatan Bunga dari Pemberian Kredit Pemerintah 0,0 34,3

- Pendapatan Bunga dari Rekening Pembangunan Hutan 0,0 363,8


- Pendapatan Bunga Lainnya 0,0 0,1
b. Pendapatan Gain on Bond Redemption 0,0 5,8

- Pendapatan Gain on Bond Redemption atas Pembelian


Kembali Obligasi Negara Jangka Panjang 0,0 5,8

- Pendapatan Gain on BondRedemption atas Pembelian


Kembali SBSN Jangka Panjang 0,0 0,0
c. Pendapatan Premium atas Obligasi Negara 0,0 8.716,8
- Pendapatan Premium Obligasi Negara Dalam
Negeri/Rupiah 0,0 6.467,3
- Pendapatan Premium atas Surat Berharga Syariah
Negara (SBSN) Dalam Negeri/Rupiah 0,0 2.249,5
d. Pendapatan Imbal Jasa Penjaminan Pemerintah, Selisih
Harga SBN, dan Fee Lainnya atas Transaksi Surat
Berharga Negara 0,0 118,7
- Pendapatan Imbal Jasa Penjaminan Infrastruktur 0,0 109,5
- Pendapatan Selisih Harga SBN 0,0 0,0
- Pendapatan Bunga Reverse Repo 0,0 9,2
e. Pendapatan dari Selisih Kurs 0,0 12,6
- Pendapatan dari Selisih Kurs dalam Pengelolaan
Rekening Milik BUN 0,0 12,3
- Pendapatan dari Untung Selisih Kurs Uang Persediaan 0,0 0,3
f. Pendapatan Layanan Jasa Perbankan dan Penutupan
Rekening 0,0 217,6

- Pendapatan Layanan Jasa Perbankan 0,0 109,5


- Pendapatan Jasa Bank dari Penerusan Pinjaman 0,0 0,0

- Pendapatan Jasa Lembaga Keuangan (Jasa Giro) 0,0 9,2

g. Pendapatan atas Pengelolaan Rekening Tunggal


Perbendaharaan (TSA) dan/atau atas Penempatan Uang
Negara 0,0 7.733,0
- Pendapatan atas Penempatan Uang Negara Pada Bank
Umum 0,0 341,8
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Pendapatan dari Pelaksanaan Treasury National Pooling 0,0 330,9

- Pendapatan atas Penempatan Uang Negara pada Bank


Indonesia 0,0 7.060,3

h. Pendapatan Biaya Penagihan Pajak, Layanan Jasa Lelang,


dan Pengurusan Piutang Negara 0,0 660,4

- Pendapatan Biaya Penagihan Pajak Negara dengan Surat


Paksa 0,0 1,7
- Pendapatan Bea Lelang Pejabat Lelang Kelas I 0,0 419,6
- Pendapatan Bea Lelang Pejabat Lelang Kelas II 0,0 75,2
- Pendapatan Bea Lelang Pegadaian 0,0 96,5
- Pendapatan Biaya Administrasi Pengurusan Piutang
Negara 0,0 67,4
i. Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara 0,0 29,8
- Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Ganti Rugi Non 0,0 14,9
- Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan 0,0 1,2
16. Pendapatan Denda 0,0 605,2

a. Pendapatan Denda I 0,0 408,1

- Pendapatan Denda Penyelesaian Pekerjaan Pemerintah 0,0 363,8


- Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Persaingan
Usaha 0,0 38,6

- Pendapatan Denda Pelanggaran di Bidang Perdagangan 0,0 0,4

- Pendapatan Denda atas Pelaksanaan Treasury National


Pooling 0,0 0,0
- Pendapatan Denda atas Kekurangan/Keterlambatan
Pelimpahan Penerimaan Negara oleh Bank/Pos 0,0 5,0

- Pendapatan Denda, Bunga, dan Penalti terkait Kegiatan


Usaha Hulu Migas 0,0 0,1
- Pendapatan Denda terkait Pengusahaan Panas Bumi 0,0 0,3
b. Pendapatan Denda II 0,0 189,4

- Pendapatan Denda atas Keterlambatan Pengembalian


Penerusan Pinjaman 0,0 0,1
- Pendapatan Denda Penyaluran Kredit Program 0,0 1,4
- Pendapatan Denda Administrasi Akuntan Publik dan
Kantor Akuntan Publik 0,0 0,4
- Pendapatan Denda atas Keterlambatan Penyampaian
Laporan oleh debitur Kredit Pemerintah (KUMK) 0,0 0,0
- Pendapatan Denda atas Keterlambatan Kompensasi
Sewa Beli Rumah Negara Golongan III 0,0 0,8
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Pendapatan Denda/Kompensasi di Bidang Lingkungan


Hidup dan Kehutanan 0,0 186,9
c. Pendapatan Denda III 0,0 7,7
- Pendapatan Denda Lainnya 0,0 7,7
17. Pendapatan Lain-lain 0,0 13.228,6

a. Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu I 0,0 11.985,1

- Penerimaan Kembali Belanja Pegawai Tahun Anggaran


Yang Lalu 0,0 346,0
- Penerimaan Kembali Belanja Barang Tahun Anggaran
Yang Lalu 0,0 1.649,9
- Penerimaan Kembali Belanja Modal Tahun Anggaran
Yang Lalu 0,0 1.261,4
- Penerimaan Kembali Belanja Pembayaran Kewajiban
Utang Tahun Anggaran Yang Lalu 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Subsidi Tahun Anggaran
Yang Lalu 0,0 1.176,2
- Penerimaan Kembali Belanja Hibah Tahun Anggaran
Yang Lalu 0,0 73,5
- Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun
Anggaran Yang Lalu 0,0 1.071,2

- Penerimaan Kembali Belanja Lain-lain Tahun Anggaran


Yang Lalu 0,0 40,5

- Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa


Tahun Anggaran Yang Lalu 0,0 6.366,3

b. Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu II 0,0 308,8


- Penerimaan Kembali Belanja Kontribusi Sosial TAYL 0,0 308,8
c. Pendapatan Setoran Sisa Utang dari Pensiunan 0,0 25,8
- Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR
Pensiunan PNS 0,0 18,6
- Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR
Pensiunan Prajurit TNI/PNS Kemhan 0,0 6,3
- Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR
Pensiunan Anggota Polri/PNS Polri 0,0 0,6
- Pendapatan Setoran dari Sisa Utang Non TP/TGR
Pensiunan Pejabat Negara 0,0 0,3
d. Pendapatan Lain-Lain I 0,0 0,5
- Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 0,0 5,5
- Penerimaan Premi Penjaminan Perbankan Nasional 0,0 0,0
- Pendapatan Jasa Perbendaharaan 0,0 0,0
- Pendapatan Kelebihan Pelimpahan Pajak/PNBP dari
Bank/Pos Persepsi 0,0 0,0
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Penyetoran Kelebihan Hasil Bersih Lelang
yang Tidak Diambil oleh yang Berhak 0,0 0,4
- Pendapatan dalam rangka Refund Dana PHLN 0,0 0,0
- Pendapatan dari Hibah yang Belum Disahkan 0,0 0,1
- Pendapatan dari Retur SP2D 0,0 10,9
- Pendapatan Anggaran Lain-lain 0,0 892,5
e. Pendapatan Lain-Lain II 0,0 908,4
- Penerimaan Kembali Persekot/Uang Muka Gaji 0,0 0,0
- Pendapatan Anggaran Lain-lain 0,0 -1,0
IV. PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM 47.884,5 48.934,8
1. Pendapatan Jasa Layanan Umum 0,0 40.813,9
a. Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa Kepada
Masyarakat 0,0 33.424,5
- Pendapatan Jasa Pelayanan Rumah Sakit 0,0 16.468,3
- Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan 0,0 12.645,5
- Pendapatan Jasa Pelayanan Tenaga, Pekerjaan,
Informasi, Pelatihan dan TeKnologi 0,0 531,9
- Pendapatan Jasa Pencetakan 0,0 0,2
- Pendapatan Jasa Bandar Udara, Kepelabuhan dan
Kenavigasian 0,0 303,7
- Pendapatan Jasa Penyelenggaraan Telekomunikasi 0,0 2.743,3
- Pendapatan Jasa Pelayanan Pemasaran 0,0 0,2
- Pendapatan Penyediaan Barang 0,0 1,2
- Pendapatan Jasa Penyediaan Barang dan Jasa Lainnya 0,0 730,2

b. Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/Kawasan Tertentu 0,0 1.614,9


- Pendapatan Pengelolaan Kawasan Otorita 47.884,5 1.331,4
- Pendapatan Pengelolaan Fasilitas Umum Milik
Pemerintah 47.884,5 0,0
- Pendapatan Pengelolaan Kawasan Lainnya 47.884,5 283,5
c. Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat 47.884,5 5.003,7
- Pendapatan Program Modal Ventura 0,0 5,3
- Pendapatan Program Dana Bergulir Sektoral 0,0 315,1
- Pendapatan Program Dana Bergulir Syariah 0,0 25,5
- Pendapatan Investasi 0,0 1.037,7
- Pendapatan Pengelolaan Dana Pengembangan
Pendidikan Nasional 0,0 3.607,1
- Pendapatan Pengelolaan Dana Khusus Lainnya 0,0 13,2

d. Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola Barang 0,0 770,9


- Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola
Barang 0,0 770,9
2. Pendapatan Hibah Badan Layanan Umum 0,0 151,7
a. Pendapatan Hibah Terikat- Uang 0,0 86,4
- Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri-Perorangan-
Uang 0,0 0,2
- Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri-
Lembaga/Badan Usaha- Uang 0,0 17,0
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pendapatan Hibah Terikat Dalam Negeri-
Pemda- Uang 0,0 67,0
- Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri-Perorangan-
Uang 0,0 0,1
- Pendapatan Hibah Terikat Luar Negeri-
Lembaga/Badan Usaha- Uang 0,0 2,1
b. Pendapatan Hibah Tidak Terikat- Uang 0,0 65,2
- Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-
Perorangan- Uang 0,0 59,9
- Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-
Lembaga/Badan Usaha- Uang 0,0 4,4
- Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-
Pemda- Uang 0,0 1,0
d. Pendapatan Hibah Tidak Terikat - Barang / Jasa 0,0 0,1
- Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-
Perorangan - Barang / Jasa 0,0 -0,3
- Pendapatan Hibah Tidak Terikat Dalam Negeri-
Lembaga/Badan Usaha - Barang / Jasa 0,0 0,3
3. Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU 0,0 805,9
a. Pendapatan Hasil Kerja Sama BLU 0,0 805,9
- Pendapatan Hasil Kerjasama Perorangan 0,0 17,3
- Pendapatan Hasil Kerja Sama Lembaga/Badan Usaha 0,0 659,7
- Pendapatan Hasil Kerja Sama Pemerintah Daerah 0,0 129,0

4. Pendapatan dari alokasi APBN 0,0 328,0


- Pendapatan dari Pelayanan BLU yang bersumber dari
Entitas Pemerintah Pusat dalam Satu Kementerian
Negara/Lembaga 0,0 172,3
- Pendapatan dari Pelayanan BLU yang Bersumber dari
Entitas Pemerintah Pusat di luar Kementerian
Negara/Lembaga yang membawahi BLU 0,0 155,8
5. Pendapatan BLU Lainnya 47.884,5 6.835,3
a. Pendapatan BLU Lainnya 0,0 6.704,7
- Pendapatan Jasa Layanan Perbankan BLU 0,0 6.462,9

- Komisi, Potongan, dan/atau Bentuk Lain Sebagai Akibat


dari Pengadaan Barang/Jasa oleh BLU 0,0 0,6
- Pendapatan Selisih Kurs Terealisasi - BLU 0,0 0,0
- Penerimaan Kembali Belanja Barang BLU Tahun
Anggaran Yang Lalu 0,0 21,6
- Penerimaan Kembali Belanja Modal BLU Tahun
Anggaran Yang Lalu 0,0 30,2
- Pendapatan Penyelesaian Tuntutan Perbendaharaan / 0,0 2,9
- Pendapatan Lain-lain BLU 0,0 186,6
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa 0,0 130,3
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Tanah 0,0 8,5
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Gedung 0,0 39,9
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Ruangan 0,0 55,1
Laporan Rincian Penerimaan Negara Bukan Pajak

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Peralatan dan Mesin 0,0 14,7

- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Aset Tetap Lainnya 0,0 6,4
- Pendapatan BLU Lainnya dari Sewa Lainnya 0,0 5,6
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan BMN BLU 0,0 0,3
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan Gedung dan
Bangunan BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan Aset Tetap
Lainnya BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Penjualan BMN Lainnya
BLU 0,0 0,1
- Pendapatan BLU Lainnya dari Asuransi BMN BLU 47.884,5 0,0

- Pendapatan dari Penerimaan Klaim Asuransi BMN BLU 47.884,5 0,0


Lampiran IV
Laporan Rincian Hibah

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
A. PENERIMAAN HIBAH 1.975,2 5.394,2
I. PENDAPATAN HIBAH DALAM NEGERI DAN LUAR NEGERI 1.975,2 5.394,2
1. Pendapatan Hibah Dalam Negeri 0,0 3.439,1
a. Pendapatan Hibah Dalam Negeri Terencana -26,4
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Terencana Perorangan -26,4
b. Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga 0,0 0,0
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk
Barang 0,0 0,0
c. Pendapatan Hibah Dalam Negeri - Langsung Bentuk Uang 0,0 3.465,5
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang -
Perorangan 0,0 64,0
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang -
Lembaga/Badan Usaha 0,0 291,7
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang -
Pemerintah Daerah 0,0 3.107,3
- Pendapatan Hibah Dalam Negeri Langsung Bentuk Uang -
Lainnya 2,6
2. Pendapatan Hibah Luar Negeri 0,0 1.955,2
a. Pendapatan Hibah Luar Negeri - Terencana 1.975,2 582,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Terencana Perorangan 1.975,2 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Terencana Bilateral 0,0 355,9
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Terencana Multilateral 0,0 226,1
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Terencana Lainnya 0,0 0,0
b. Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk
Barang/Jasa/Surat Berharga 1.975,2 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Barang 0,0 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Jasa 0,0 0,0

- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Surat


Berharga 0,0 0,0
c. Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang 0,0 1.373,2

- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang


Perorangan 0,0 0,0

- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang


Bilateral 0,0 679,2

- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang


Multilateral 0,0 669,1

- Pendapatan Hibah Luar Negeri - Langsung Bentuk Uang


Lainnya 0,0 24,9
d. Pendapatan Hibah Luar Negeri yang Langsung
Diterushibahkan 0,0 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri Bentuk Barang yang
Langsung Diterushibahkan 0,0 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri Bentuk Jasa yang
Langsung Diterushibahkan 0,0 0,0
- Pendapatan Hibah Luar Negeri Bentuk Surat Berharga
yang Langsung Diterushibahkan 0,0 0,0
Lampiran V
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
I. BELANJA NEGARA 1.634.339,5 1.489.319,9
A. BELANJA PEGAWAI 381.327,1 376.074,1
1. BELANJA GAJI DAN TUNJANGAN 0,0 163.590,0
a) Belanja Gaji dan Tunjangan PNS 0,0 85.322,7
(1) Belanja Gaji PNS 0,0 41.598,4
- Belanja Gaji Pokok PNS 0,0 41.597,9
- Belanja Pembulatan Gaji PNS 0,0 0,5
(2) Belanja Tunjangan-tunjangan I PNS 0,0 19.801,8
- Belanja Tunj. Suami/Istri PNS 0,0 2.995,1
- Belanja Tunj. Anak PNS 0,0 875,9
- Belanja Tunj. Struktural PNS 0,0 991,5
- Belanja Tunj. Fungsional PNS 0,0 5.710,7
- Belanja Tunj. PPh PNS 0,0 564,5
- Belanja Tunj. Beras PNS 0,0 2.049,5
- Belanja Tunj. Kemahalan PNS 0,0 0,1
- Belanja Uang Makan PNS 0,0 6.614,4
(3) Belanja Tunjangan-tunjangan II PNS 0,0 358,0
- Belanja Tunj. Perbaikan Penghasilan PNS 0,0 6,6
- Belanja Tunj. Kompensasi Kerja PNS 0,0 220,9
- Belanja Tunj. Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS 0,0 6,9
- Belanja Tunj. Guru/Dosen/PNS Yang Dipekerjakan
0,0 0,2
Pada Sekolah/PT Swasta/Badan/Komisi
- Belanja Tunj. Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa
pada PT untuk mengikuti pendidikan Pasca Sarjana 0,0 1,9
PNS
- Belanja Tunjangan Khusus Papua PNS 0,0 89,6
- Belanja Tunjangan SAR PNS 0,0 32,0

(4) Belanja Tunjangan-tunjangan III Pegawai Negeri/Staff


0,0 3.236,3
di Luar Negeri

- Belanja Tunj. Sewa Rumah PNS (Staff di LN) 0,0 334,7


- Belanja Tunj. Restitusi Pengobatan PNS (Staff di LN) 0,0 89,6
- Belanja Tunj. Penghidupan Luar Negeri untuk Home
0,0 1.781,6
Staff PNS (Staff di LN)

- Belanja Tunj. Penghidupan Luar Negeri untuk Lokal


0,0 54,0
Staff PNS (Staff di LN)

- Belanja Tunj. Lain-lain termasuk uang duka PNS


0,0 0,0
Dalam dan Luar Negeri
- Belanja Lokal Staff Lainnya 0,0 976,5
(5) Belanja Tunjangan Tunjangan IV PNS 0,0 15.388,2
- Belanja Tunjangan Umum PNS 0,0 894,7
- Belanja Tunjangan Profesi Guru 0,0 10.270,8
- Belanja Tunjangan Profesi Dosen 0,0 3.411,0
- Belanja Tunjangan Kehormatan Profesor 0,0 599,4
- Belanja Tunjangan Tambahan Penghasilan Guru PNS 0,0 24,7
- Belanja Tunjangan Khusus Guru/Dosen 0,0 19,4
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Tunjangan Kemahalan Hakim 0,0 54,6
- Belanja Tunjangan Hakim Ad Hoc 0,0 113,6
(6) Belanja Gaji- PNS TNI/Polri 0,0 3.525,1
- Belanja Gaji Pokok PNS TNI/Polri 0,0 3.525,0
- Belanja Pembulatan Gaji PNS TNI/Polri 0,0 0,0
(7) Belanja Tunjangan-tunjangan I PNS TNI/Polri 0,0 1.253,5
- Belanja Tunj. Suami/Istri PNS TNI/Polri 0,0 237,1
- Belanja Tunj. Anak PNS TNI/Polri 0,0 70,0
- Belanja Tunj. Struktural PNS TNI/Polri 0,0 107,6
- Belanja Tunj. Fungsional PNS TNI/Polri 0,0 24,4
- Belanja Tunj. PPh PNS TNI/Polri 0,0 5,2
- Belanja Tunj. Beras PNS TNI/Polri 0,0 174,9
- Belanja Uang Makan PNS TNI/Polri 0,0 634,2
(8) Belanja Tunjangan-tunjangan II PNS TNI/Polri 0,0 9,1
- Belanja Tunj. Cacat PNS TNI/Polri 0,0 0,1
- Belanja Tunj. Daerah Terpencil/Sangat Terpencil PNS
0,0 0,6
TNI/Polri
- Belanja Tunj. Tugas Belajar Tenaga Pengajar Biasa
pada PT untuk mengikuti pendidikan Pasca Sarjana 0,0 0,2
PNS
- Belanja Tunjangan Khusus Papua PNS TNI/Polri 0,0 8,3
(9) Belanja Tunjangan-tunjangan III PNS TNI/POLRI 0,0 152,3
- Belanja Tunjangan Medis PNS TNI/POLRI 0,0 9,4
- Belanja Tunj. Lain-lain Termasuk Uang Duka PNS
0,0 -0,1
TNI/POLRI
- Belanja Tunjangan Umum PNS TNI/Polri 0,0 141,5
- Belanja Tunj. Kompensasi Kerja Bidang Persandian
0,0 0,4
PNS TNI/Polri
- Belanja Tunjangan Operasi Pengamanan pada pulau
0,0 0,5
terluar dan wilayah perbatasan PNS TNI
- Belanja Tunjangan Operasi Pengamanan pada pulau
0,0 0,5
terluar dan wilayah perbatasan PNS TNI
- Belanja Tunjangan Profesi Dosen/Kehormatan Guru
0,0 0,2
Besar PNS TNI/Polri
b) Belanja Gaji dan Tunjangan TNI/Polri 0,0 61.403,1
(1) Belanja Gaji TNI/POLRI 0,0 33.390,5
- Belanja Gaji Pokok TNI/POLRI 0,0 33.390,0
- Belanja Pembulatan Gaji TNI/POLRI 0,0 0,5
(2) Belanja Tunjangan-tunjangan I TNI/POLRI 0,0 26.253,0
- Belanja Tunj. Suami/Istri TNI/POLRI 0,0 2.519,1
- Belanja Tunj. Anak TNI/POLRI 0,0 770,1
- Belanja Tunj. Struktural TNI/POLRI 0,0 1.625,9
- Belanja Tunj. Fungsional TNI/POLRI 0,0 42,3
- Belanja Tunj. PPh TNI/POLRI 0,0 216,7
- Belanja Tunj. Beras TNI/POLRI 0,0 2.639,1
- Belanja Tunj. Kemahalan TNI/POLRI 0,0 1,0
- Belanja Tunj. Lauk pauk TNI/POLRI 0,0 18.438,8
(3) Belanja Tunjangan-tunjangan II TNI/POLRI 0,0 900,3
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Tunj. Kowan/Polwan TNI TNI/POLRI 0,0 19,6
- Belanja Tunj. BabinkamtibmasTNI/POLRI 0,0 78,5
- Belanja Tunj. Khusus Papua untuk TNI/POLRI 0,0 209,2
- Belanja Tunj. Kompensasi Kerja Bidang Persandian
0,0 23,2
TNI/POLRI
- Belanja Tunj. Brevet TNI/POLRI 0,0 39,2
- Belanja Tunj. Keahlian/Keterampilan TNI/POLRI 0,0 144,7

- Belanja Tunj. Keterampilan Khusus TNI/POLRI 0,0 106,9

- Belanja Tunjangan Operasi Pengamanan pada Pulau


0,0 279,0
Terluar dan Wilayah Perbatasan TNI
(4) Belanja Tunjangan-tunjangan III TNI/POLRI 0,0 859,3
- Belanja Tunjangan Medis TNI/POLRI 0,0 5,2
- Belanja Tunj. Lain-lain Termasuk Uang Duka
0,0 0,4
TNI/POLRI
- Belanja Tunjangan Daerah Terpencil/Sangat Terpencil
0,0 29,8
TNI/Polri
- Belanja Tunjangan Umum TNI/Polri 0,0 701,4
- Belanja Santunan Cacat TNI 0,0 24,1
- Belanja Tunjangan Khusus Wilayah Pulau Kecil
0,0 98,0
Terluar/ Perbatasan Polri
- Belanja Tunjangan-tunjangan III TNI/Polri 0,0 0,3
c) Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara 0,0 1.011,6
(1) Belanja Gaji Pejabat Negara 0,0 62,5
- Belanja Gaji Pokok Pejabat Negara 0,0 62,5
- Belanja Pembulatan Gaji Pejabat Negara 0,0 0,0
(2) Belanja Tunjangan-tunjangan I Pejabat Negara 0,0 215,2
- Belanja Tunj. Suami/Istri Pejabat Negara 0,0 5,0
- Belanja Tunj. Anak Pejabat Negara 0,0 1,0
- Belanja Tunj. Struktural Pejabat Negara 0,0 175,3
- Belanja Tunj. PPh Pejabat Negara 0,0 31,7
- Belanja Tunj. Beras Pejabat Negara 0,0 2,2
(3) Belanja Tunjangan-tunjangan II Pejabat Negara 0,0 733,9
- Belanja Tunj. Komunikasi Intensif Pejabat Negara 0,0 142,1

- Belanja Uang Kehormatan Pejabat Negara 0,0 425,7

- Belanja Uang Paket Harian Pejabat Negara 0,0 16,7


- Belanja Bantuan Penunjang Kegiatan Dewan Pejabat
0,0 91,0
Negara
- Belanja Pelayanan Sidang dan Penyelesaian Tugas
0,0 0,3
Mendesak Pejabat Negara
- Belanja Tunjangan Pembinaan Kegiatan dan Khusus
0,0 1,5
BPK Pejabat Negara
- Belanja Tunj. Lain-lain Termasuk Uang Duka Pejabat
0,0 6,3
Negara
- Belanja Tunjangan Fasilitas KPK 0,0 5,6
- Belanja Tunjangan Penghasilan Pejabat Negara
0,0 44,8
(TPPN)
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
d) Belanja Gaji Dokter PTT 0,0 66,7
(1) Belanja Gaji Dokter PTT 0,0 66,7
- Belanja Gaji Dokter dan Bidan PTT 0,0 65,8
- Belanja Tunjangan Dokter dan Bidan PTT 0,0 0,9
e) Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS 0,0 15.785,9
(1) Belanja Gaji dan Tunjangan Pegawai Non PNS 0,0 914,0
- Belanja Gaji Pokok Pegawai Non PNS 0,0 545,2
- Belanja Tunjangan Pegawai Non PNS 0,0 214,3
- Belanja Pembulatan Gaji Pegawai Non PNS 0,0 0,0
- Belanja Tunjangan Lainnya Non PNS 0,0 154,6
(2) Belanja Gaji dan Tunjangan Tenaga Pendidik dan
0,0 14.872,0
Penyuluh Non PNS
- Belanja Tunjangan Tenaga Pendidik Non PNS 0,0 12.352,5
- Belanja Tunjangan Tenaga Penyuluh Non PNS 0,0 699,0
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Tunjangan Tenaga Pendidik dan Tenaga
0,0 1.820,4
Penyuluh Lainnya Non PNS

2. BELANJA HONORARIUM/LEMBUR/VAKASI/TUNJ. KHUSUS &


0,0 85.605,6
BELANJA PEGAWAI TRANSITO

a) Belanja Honorarium 0,0 1.876,7


(1) Belanja Honorarium 0,0 1.876,7
- Belanja Uang Honor Tetap 0,0 1.876,7
b) Belanja Lembur 0,0 723,4
(1) Belanja Lembur 0,0 723,4
- Belanja Uang Lembur 0,0 723,4
d) Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito 0,0 83.005,4
(1) Belanja Tunj. Khusus & Belanja Pegawai Transito 0,0 83.005,4
- Belanja Pegawai (Tunjangan Khusus/Kegiatan) 0,0 83.005,4
3. BELANJA KONTRIBUSI SOSIAL 381.327,1 126.878,5
a) Belanja Pensiun dan Uang Tunggu 0,0 119.482,3
(1) Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS dan Pejabat
0,0 95.373,7
Negara
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS 0,0 29.317,0
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS Daerah 0,0 63.054,0
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS TNI/Kemhan 0,0 2.486,8
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS Polri 0,0 498,9
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu PNS Eks
0,0 17,0
Pegadaian
(2) Belanja Pensiun dan Uang Tunggu TNI/Polri 0,0 14.848,8

- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu TNI/Polri (Lama) 0,0 2.994,0

- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu TNI/Kemhan 0,0 7.749,7


- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Polri 0,0 4.105,1
(3) Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Pejabat Negara 0,0 301,3
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Pejabat Negara 0,0 146,6
- Belanja Pensiun dan Uang Tunggu Hakim 0,0 154,7
(4) Belanja Kontribusi APBN sebagai pendanaan bersama
dalam pembayaran pensiun eks PNS Kemhub pada PT 0,0 638,9
KAI
- Kontribusi APBN Sebagai Pendanaan Bersama Dalam
0,0 638,9
Pembayaran Pensiun Eks PNS Kemhub pada PT KAI
(5) Belanja Pensiun Veteran dan PKRI/KNIP 0,0 3.319,6
- Belanja Tunjangan Veteran 0,0 3.273,3
- Belanja Dana Kehormatan Veteran 0,0 31,6
- Belanja Tunjangan PKRI dan KNIP 0,0 14,7
(6) Belanja Tunjangan Hari Tua 0,0 5.000,0
- Belanja Tunjangan Hari Tua (Unfunded Liability) 0,0 5.000,0
b) Belanja Asuransi Kesehatan 0,0 7.396,3
(1) Belanja Askes PNS/Pejabat Negara 0,0 4.995,2
- Belanja Askes PNS 0,0 4.795,7
- Belanja Askes Pejabat Negara 0,0 199,4
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
(3) Belanja Askes TNI/Kemhan 0,0 738,6
- Belanja Askes TNI/Kemhan 0,0 738,6
(4) Belanja Askes Polri 0,0 866,9
- Belanja Askes Polri 0,0 866,9
(5) Belanja Askes Veteran 0,0 109,4
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Askes Veteran 0,0 109,4
(7) Belanja Belanja Program Jaminan Kecelakaan Kerja
0,0 216,9
Pegawai
- Belanja Program Jaminan Kecelakaan Kerja Pegawai 0,0 216,9
(8) Belanja Program Jaminan Kematian Pegawai 0,0 469,2
- Belanja Program Jaminan Kematian Pegawai 0,0 469,2
B. BELANJA BARANG 355.613,2 334.396,3
1. BELANJA BARANG 0,0 131.862,3
a) Belanja Barang Operasional 0,0 44.407,1
(1) Belanja Barang Operasional 0,0 44.405,9
- Belanja Keperluan Perkantoran 0,0 11.501,2
- Belanja Pengadaan Bahan Makanan 0,0 4.010,5
- Belanja Penambah Daya Tahan Tubuh 0,0 334,5
- Belanja Pengiriman Surat Dinas Pos Pusat 0,0 270,3
- Belanja Honor Operasional Satuan Kerja 0,0 4.548,3
- Belanja Keperluan Perkantoran Atase Pertahanan
0,0 90,0
Luar Negeri
- Belanja Barang Operasional Lainnya 0,0 23.651,1
b) Belanja Barang Non Operasional 0,0 70.564,2
(1) Belanja Barang Non Operasional 0,0 62.504,3
- Belanja Bahan 0,0 16.263,8
- Belanja Barang Transito 0,0 0,0
- Belanja Honor Output Kegiatan 0,0 15.810,4
- Belanja Karena Rugi Selisih Kurs Uang Persediaan
0,0 3,3
Satker Perwakilan RI/Atase Teknis
- Belanja Pencairan Dana Bantuan Operasional
0,0 2.137,7
Perguruan Tinggi Badan Hukum
- Belanja dalam Rangka Refund Dana PHLN 0,0 2,4
- Belanja Barang Non Operasional Lainnya 0,0 28.286,7
(2) Belanja Barang Bantuan Pemerintah 0,0 8.059,9
- Belanja Barang Pemberian Penghargaan dalam
0,0 304,9
bentuk uang
- Belanja Barang Pemberian Beasiswa Non PNS dalam
0,0 220,7
bentuk uang
- Belanja Barang Pemberian Bantuan Operasional
0,0 7.524,4
dalam bentuk uang
- Belanja Barang Pemberian Penghargaan dalam
0,0 9,9
bentuk barang
e) Belanja Kontribusi 0,0 509,3
(1) Belanja Kontribusi 0,0 88,6
- Belanja Kontribusi pada Organisasi Internasional dan
0,0 88,6
Trust Fund
(2) Belanja Kontribusi Dana Dukungan Kelayakan (Viability
0,0 420,8
Gap Fund)
- Belanja Kontribusi Fasilitas Penyiapan Proyek (Project
0,0 92,8
Development Facility)
f) Belanja Barang Persediaan 0,0 16.381,7
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
(1) Belanja Barang untuk Persediaan 0,0 11.955,1
- Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi 0,0 8.740,0
- Belanja Barang Persediaan Amunisi 0,0 2.687,4
- Belanja Barang Persediaan Pita Cukai, Meterai dan
0,0 527,7
Leges
(2) Belanja Barang Persediaan untuk proses produksi 0,0 2.129,2
- Belanja Barang Persediaan bahan baku 0,0 2.067,7
- Belanja Barang Persediaan barang dalam proses 0,0 61,4
(3) Belanja Barang Persediaan Bahan Lainnya 0,0 2.297,4
- Belanja Barang Persediaan untuk tujuan
0,0 137,6
strategis/berjaga-jaga
- Belanja Barang Persediaan Lainnya 0,0 2.159,8
2. BELANJA JASA 0,0 32.604,1
a) Belanja Jasa 0,0 32.604,1
(1) Belanja Langganan Daya dan Jasa 0,0 6.204,7
- Belanja Langganan Listrik 0,0 4.145,1
- Belanja Langganan Telepon 0,0 666,1
- Belanja Langganan Air 0,0 538,2
- Belanja Langganan Daya dan Jasa Lainnya 0,0 855,3
(2) Belanja Jasa Pos dan Giro 0,0 23,6
- Belanja Jasa Pos dan Giro 0,0 23,6
(3) Belanja Jasa Konsultan 0,0 4.898,6
- Belanja Jasa Konsultan 0,0 4.898,6
(4) Belanja Sewa 0,0 5.580,5
- Belanja Sewa 0,0 5.580,5
(5) Belanja Jasa Profesi 0,0 4.592,4
- Belanja Jasa Profesi 0,0 4.592,4
(6) Belanja Jasa Lainnya 0,0 11.288,7
- Belanja Jasa Lainnya 0,0 11.288,7
3. BELANJA PEMELIHARAAN 0,0 36.131,4
a) Belanja Pemeliharaan 0,0 36.131,4
(1) Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 0,0 5.210,7

- Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan 0,0 4.791,6

- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Gedung


0,0 80,7
dan Bangunan
- Belanja Asuransi Gedung dan Bangunan 0,0 1,7

- Belanja Biaya Pemeliharaan Gedung dan Bangunan


0,0 336,7
Lainnya

(2) Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 0,0 23.314,5


- Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin 0,0 10.749,1
- Belanja Bahan Bakar Minyak dan Pelumas (BMP) 0,0 6.436,1
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Peralatan 0,0 5.890,5
- Belanja Asuransi Alat Angkutan Darat/Apung/Udara
0,0 0,7
Bermotor
- Belanja Biaya Pemeliharaan Peralatan dan Mesin
0,0 238,1
Lainnya
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
(3) Belanja Biaya Pemeliharaan Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,0 7.204,6
- Belanja Biaya Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 0,0 4.644,4
- Belanja Biaya Pemeliharaan Irigasi 0,0 843,7
- Belanja Biaya Pemeliharaan Jaringan 0,0 1.603,9
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jalan dan
0,0 92,0
Jembatan
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Irigasi 0,0 3,4
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Jaringan 0,0 17,1
(4) Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya 0,0 401,6
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan Lainnya 0,0 5,2
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Biaya Pemeliharaan Lainnya 0,0 396,4
4. BELANJA PERJALANAN 0,0 44.714,5
a) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 0,0 41.172,9
(1) Belanja Perjalanan Dalam Negeri 0,0 41.172,9
- Belanja Perjalanan Biasa 0,0 21.513,0
- Belanja Perjalanan Tetap 0,0 81,6
- Belanja Perjalanan Dinas Dalam Kota 0,0 3.009,4
- Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Dalam Kota 0,0 6.784,9
- Belanja Perjalanan Dinas Paket Meeting Luar Kota 0,0 9.783,9
b) Belanja Perjalanan Luar Negeri 0,0 3.541,6
(1) Belanja Perjalanan Luar Negeri 0,0 3.541,6
- Belanja Perjalanan Biasa - Luar Negeri 0,0 1.785,0
- Belanja Perjalanan Tetap - Luar Negeri 0,0 44,1
- Belanja Perjalanan Lainnya - Luar Negeri 0,0 1.712,6
5. BELANJA BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 0,0 41.267,4
a) Belanja Barang BLU 0,0 41.267,4
(1) Belanja Barang dan Jasa BLU 0,0 35.643,5
- Belanja Gaji dan Tunjangan 0,0 11.274,7
- Belanja Barang 0,0 3.827,9
- Belanja Jasa 0,0 5.802,6
- Belanja Pemeliharaan 0,0 1.239,6
- Belanja Perjalanan 0,0 1.310,0
- Belanja atas Pengelolaan Endowment Fund 0,0 1.920,2
- Belanja Pengelolaan Dana Perkebunan Kelapa Sawit 0,0 5.732,6
- Belanja Ketersediaan Layanan BLU 0,0 959,7
- Belanja Penyediaan Barang dan Jasa BLU Lainnya 0,0 3.576,2
- Belanja Barang Persediaan Barang Konsumsi - BLU 0,0 3.679,1
- Belanja Barang Persediaan Pemeliharaan - BLU 0,0 26,5
- Belanja Barang Persediaan Pita Cukai, Materai dan
0,0 1,2
Leges - BLU
- Belanja Barang Persediaan untuk Dijual/Diserahkan
0,0 277,3
kepada Masyarakat - BLU
- Belanja Barang Persediaan Bahan Baku untuk Proses
0,0 25,5
Produksi - BLU
- Belanja Barang Persediaan Barang dalam Proses
0,0 1,2
untuk Proses Produksi - BLU
- Belanja Barang Persediaan Lainnya - BLU 0,0 1.588,5
- Belanja Asuransi BMN Alat Angkutan
0,0 0,1
Darat/Apung/Udara Bermotor - BLU
6. BELANJA BARANG UNTUK DISERAHKAN KEPADA
0,0 47.816,6
MASYARAKAT/PEMDA
a) Belanja Barang untuk diserahkan kepada
0,0 22.298,4
masyarakat/Pemda
(1) Belanja Barang untuk diserahkan kepada
0,0 17.130,1
masyarakat/Pemda
- Belanja Tanah Untuk Diserahkan Kepada
0,0 3,6
Masyarakat/Pemda
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Peralatan Dan Mesin Untuk Diserahkan
0,0 5.830,7
Kepada Masyarakat/Pemda
- Belanja Gedung Dan Bangunan Untuk Diserahkan
0,0 5.688,1
Kepada Masyarakat/Pemda

- Belanja Jalan, Irigasi Dan Jaringan Untuk Diserahkan


0,0 1.440,8
Kepada Masyarakat/Pemda

- Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan


0,0 4.167,0
Kepada Masyarakat/Pemda
(2) Belanja Barang untuk diserahkan kepada masyarakat/
0,0 5.168,3
Pemda dalam bentuk uang
- Belanja Peralatan dan Mesin Untuk Diserahkan
0,0 444,8
kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang
- Belanja Gedung dan Bangunan Untuk Diserahkan
0,0 2.816,4
kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang
- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Untuk Diserahkan
0,0 1.907,2
kepada Masyarakat/Pemda dalam bentuk uang
b) Belanja Barang Fisik dan Penunjang Dana Dekonsentrasi
0,0 1.048,4
dan Tugas Pembantuan untuk Diserahkan kepada
(1) Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi dan
Tugas Pembantuan untuk diserahkan kepada 0,0 11,3
pemerintah daerah
- Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekonsentrasi
0,0 2,5
Untuk Diserahkan Kepada Pemerintah Daerah

- Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan Untuk


0,0 8,8
Diserahkan Kepada Pemerintah Daerah

(2) Belanja Barang Fisik Tugas Pembantuan untuk


0,0 1.037,1
diserahkan kepada Pemerintah Daerah
- Belanja Peralatan dan Mesin Tugas Pembantuan
0,0 6,5
Untuk Diserahkan kepada Pemerintah Daerah

- Belanja Gedung dan Bangunan Tugas Pembantuan


0,0 1.030,5
Untuk Diserahkan kepada Pemerintah Daerah

c) Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada


0,0 24.469,8
masyarakat/Pemda
(1) Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada
0,0 24.469,8
masyarakat/Pemda
- Belanja Barang Lainnya Untuk Diserahkan Kepada
0,0 7.055,9
Masyarakat/Pemda
- Belanja Barang untuk Bantuan Lainnya yang Memiliki
0,0 17.413,9
Karakteristik Bantuan Pemerintah
C. BELANJA MODAL 179.252,0 172.698,2
1. BELANJA MODAL TANAH 0,0 4.195,1
a) Belanja Modal Tanah 0,0 4.195,1
(1) Belanja Modal Tanah 0,0 4.195,1
- Belanja Modal Tanah 0,0 3.088,0
- Belanja Modal Pembebasan Tanah 0,0 767,9
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah 0,0 74,8
- Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah 0,0 11,8

- Belanja Modal Pengurukan dan Pematangan Tanah 0,0 181,4

- Belanja Modal Biaya Pengukuran Tanah 0,0 10,6


- Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah 0,0 60,5
2. BELANJA MODAL PERALATAN DAN MESIN 0,0 55.475,5
a) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0,0 55.475,5
(1) Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0,0 55.141,1
- Belanja Modal Peralatan dan Mesin 0,0 55.087,2
- Belanja Modal Bahan Baku Peralatan dan Mesin 0,0 20,9
- Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor
0,0 8,1
Pengelola Teknis Peralatan dan Mesin
- Belanja Modal Sewa Peralatan dan Mesin 0,0 2,6
- Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
0,0 3,5
Peralatan dan Mesin
- Belanja Modal Perijinan Peralatan dan Mesin 0,0 0,1
- Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan Mesin 0,0 5,1
- Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin 0,0 13,6
(2) Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin 0,0 334,5
- Belanja Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin 0,0 334,5
3. BELANJA MODAL GEDUNG DAN BANGUNAN 0,0 27.432,6
a) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0,0 27.432,6
(1) Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0,0 23.222,2
- Belanja Modal Gedung dan Bangunan 0,0 22.899,2
- Belanja Modal Bahan Baku Gedung dan Bangunan 0,0 4,7
- Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor
0,0 25,0
Pengelola Teknis Gedung dan Bangunan
- Belanja Modal Sewa Peralatan Gedung dan
0,0 0,2
Bangunan
- Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
0,0 274,7
Gedung dan Bangunan
- Belanja Modal Perizinan Gedung dan Bangunan 0,0 1,8
- Belanja Modal Pengosongan dan Pembongkaran
0,0 5,9
Bangunan Lama, Gedung dan Bangunan
- Belanja Modal Perjalanan Gedung dan Bangunan 0,0 10,8
(2) Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 0,0 4.210,4
- Belanja Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan 0,0 4.210,4
4. BELANJA MODAL JALAN, IRIGASI DAN JARINGAN 0,0 74.297,1
a) Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 0,0 74.297,1
(1) Belanja Modal Jalan dan Jembatan 0,0 23.488,7
- Belanja Modal Jalan dan Jembatan 0,0 21.740,9
- Belanja Modal Bahan Baku Jalan dan Jembatan 0,0 1.724,4
- Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor
0,0 16,0
Pengelola Teknis Jalan dan jembatan
- Belanja Modal Sewa Peralatan Jalan dan Jembatan 0,0 0,0
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI

- Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Jalan


0,0 6,2
dan Jembatan

- Belanja Modal Perjalanan Jalan dan Jembatan 0,0 1,2


(2) Belanja Modal Irigasi 0,0 6.593,2
- Belanja Modal Irigasi 0,0 6.576,8
- Belanja Modal Bahan Baku Irigasi 0,0 2,1
- Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor
0,0 1,0
Pengelola Teknis Irigasi
- Belanja Modal Sewa Peralatan Irigasi 0,0 0,3

- Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Irigasi 0,0 10,7

- Belanja Modal Perijinan Irigasi 0,0 0,0


- Belanja Modal Perjalanan Irigasi 0,0 2,3
(3) Belanja Modal Jaringan 0,0 23.991,7
- Belanja Modal Jaringan 0,0 23.859,8
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Modal Bahan Baku Jaringan 0,0 40,4
- Belanja Modal Upah Tenaga Kerja dan Honor
0,0 11,3
Pengelola Teknis Jaringan
- Belanja Modal Sewa Peralatan Jaringan 0,0 3,2
- Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan
0,0 66,5
Jaringan
- Belanja Modal Perjalanan Jaringan 0,0 10,5
(4) Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan 0,0 19.839,9
- Belanja Penambahan Nilai Jalan dan Jembatan 0,0 19.839,9
(5) Belanja Penambahan Nilai Irigasi 0,0 259,2
- Belanja Penambahan Nilai Irigasi 0,0 259,2
(6) Belanja Penambahan Nilai Jaringan 0,0 124,3
- Belanja Penambahan Nilai Jaringan 0,0 124,3
5. BELANJA MODAL LAINNYA 0,0 6.430,5
a) Belanja Modal Lainnya 0,0 6.430,5
(1) Belanja Modal Lainnya 0,0 6.007,0
- Belanja Modal Lainnya 0,0 6.007,0
(2) Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya dan/atau
0,0 423,5
Aset Lainnya
- Belanja Penambahan Nilai Aset Tetap Lainnya
0,0 423,5
dan/atau Aset Lainnya
6. BELANJA MODAL BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 179.252,0 4.867,4
a) Belanja Modal BLU 179.252,0 4.867,4
(1) Belanja Modal BLU 179.252,0 4.867,4
- Belanja Modal Tanah - BLU 0,0 433,0
- Belanja Modal Peralatan dan Mesin - BLU 0,0 2.291,0
- Belanja Modal Gedung dan Bangunan - BLU 0,0 1.918,8
- Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan - BLU 0,0 108,1
- Belanja Modal Lainnya - BLU 179.252,0 116,5
D. BELANJA PEMBAYARAN KEWAJIBAN UTANG 275.885,3 275.521,1
1. BELANJA PEMBAYARAN BUNGA UTANG 0,0 263.825,5
a) Belanja Pembayaran Bunga Utang DN - Jangka Pendek 0,0
(1) Belanja Pembayaran Bunga Surat Perbendaharaan 0,0
- Belanja Pembayaran Bunga Surat Perbendaharaan
0,0
Negara - Rupiah
b) Belanja Pembayaran Bunga Utang DN - Jangka Panjang 0,0 201.478,4
(1) Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara 0,0 164.657,9
- Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara - Rupiah 0,0 164.543,6
- Belanja Pembayaran Biaya/kewajiban lainnya Obligasi 0,0 114,3
(3) Belanja Pembayaran Bunga Pinjaman Dalam Negeri 0,0 562,7
- Belanja Pembayaran Bunga Pinjaman Dalam Negeri 0,0 562,7
(5) Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara-Valas 0,0 36.257,8
- Belanja Pembayaran Bunga Obligasi Negara-Valas 0,0 36.176,7
- Belanja Pembayaran Biaya/Kewajiban Lainnya
0,0 81,1
Obligasi Negara
c) Belanja Pembayaran Imbalan Surat Berharga Syariah 0,0 40.902,1

(1) Belanja Pembayaran Imbalan SBSN - Jangka Panjang 0,0 31.991,4


Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Belanja Pembayaran Imbalan SBSN - Jangka Panjang 0,0 31.858,9
- Belanja Pembayaran Biaya/kewajiban lainnya -
0,0 132,5
Imbalan SBSN Jangka Panjang

(4) Belanja Pembayaran Imbalan SBSN - Jangka Panjang


0,0 8.910,7
Valas

- Belanja Pembayaran Imbalan SBSN - Jangka Panjang


0,0 8.887,7
Valas
- Belanja Pembayaran Biaya/kewajiban lainnya /
0,0 23,0
Imbalan SBSN Jangka Panjang Valas
d) Belanja Pembayaran Bunga Utang LN - Jangka Panjang 20.040,4 21.445,1
(1) Belanja Bunga Pinjaman program 20.040,4 11.654,0
- Belanja Bunga Pinjaman Program 20.040,4 11.553,4

- Belanja Biaya/kewajiban lainnya Terhadap Pinjaman


0,0 100,6
Program

(2) Belanja Bunga Pinjaman proyek 0,0 9.790,6


- Belanja Bunga Pinjaman Proyek 0,0 8.847,5
- Belanja Biaya/kewajiban lainnya Terhadap Pinjaman
0,0 943,1
Proyek
(6) Belanja Pembayaran Biaya Transfer Pinjaman Luar
0,0 0,5
Negeri
- Belanja Pembayaran Biaya Transfer Pinjaman Dalam
0,0 0,5
Negeri
2. BELANJA PEMBAYARAN DISCOUNT SURAT UTANG NEGARA
0,0 7.923,1
DALAM NEGERI
a) Belanja Pembayaran Discount Surat Utang Negara Dalam
0,0 7.923,1
Negeri
(1) Belanja Pembayaran Discount Surat Perbendaharaan
0,0 3.037,9
Negara Dalam Negeri
- Belanja Pembayaran Discount Surat Perbendaharaan 0,0 3.037,9
(2) Belanja Pembayaran Discount Obligasi Negara Dalam
0,0 4.532,4
Negeri
- Belanja Pembayaran Discount Obligasi Negara
0,0 4.532,4
Dalam Negeri
(4) Belanja Pembayaran Discount Surat Perbendaharaan
0,0 352,8
Negara Valas

- Belanja Pembayaran Discount Obligasi Negara Valas 0,0 352,8


4. BELANJA PEMBAYARAN LOSS ON BOND REDEMPTION 0,0 383,9
a) Belanja Pembayaran Loss on Bond Redemption atas
0,0 383,9
Pembelian Kembali Obligasi Negara Dalam Negeri
(1) Belanja Pembayaran Loss on Bond Redemption atas 0,0 383,9
- Belanja Pembayaran Loss on Bond Redemption atas
0,0 383,9
Pembelian Kembali Obligasi Negara
5. BELANJA PEMBAYARAN DISCOUNT SURAT BERHARGA
0,0 3.388,5
SYARIAH NEGARA DALAM NEGERI
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
a) Belanja Pembayaran Imbalan Surat Berharga Syariah
0,0 3.388,5
Negara Dalam Negeri
(1) Belanja Pembayaran Discount SBSN - Jangka Panjang 0,0 2.075,1
- Belanja Pembayaran Discount SBSN - Jangka Panjang 0,0 2.075,1
(3) Belanja Pembayaran Discount SPN 0,0 1.313,4
- Belanja Pembayaran Discount SPN 0,0 1.313,4
E. BELANJA SUBSIDI 224.320,9 201.782,9
1. BELANJA SUBSIDI PERUSAHAAN NEGARA 159.971,9 186.815,4
b) Belanja Subsidi Lembaga Non-Keuangan - BBM 100.648,4 84.209,3
(1) Belanja Subsidi BBM 100.648,4 84.209,3
- Belanja Subsidi Avtur 0,0 0,0
- Belanja Subsidi Minyak Solar 0,0 27.287,8
- Belanja Subsidi Minyak Tanah 0,0 2.770,7
- Belanja Subsidi Elpiji 0,0 54.150,8
c) Belanja Subsidi Lembaga Non-Keuangan - Non BBM 59.323,5 98.463,0
(1) Belanja Subsidi Non-BBM - Harga/Biaya 59.323,5 86.974,8
- Belanja Subsidi Listrik 59.323,5 52.666,5
- Belanja Subsidi Benih 0,0 0,0
- Belanja Subsidi Pupuk 0,0 34.308,3
(2) Belanja Subsidi Non-BBM - Pajak 0,0 11.488,2
- Belanja Subsidi PPh-DTP 0,0 11.153,5
- Belanja Subsidi BM-DTP 0,0 334,7
d) Belanja Subsidi Lembaga Non-Keuangan - PSO 0,0 4.143,1
(1) Belanja Subsidi dalam rangka PSO 0,0 4.143,1
- Belanja Subsidi PT KAI 0,0 2.169,1
- Belanja Subsidi PT PELNI 0,0 1.817,9
- Belanja Subsidi Dalam Rangka PSO Lainnya 0,0 156,1
2. BELANJA SUBSIDI PERUSAHAAN SWASTA 0,0 14.967,5
a) Belanja Subsidi Lembaga Keuangan 0,0 14.967,5
(1) Belanja Subsidi Lembaga Keuangan 0,0 748,8
- Belanja Subsidi Bantuan Uang Muka Perumahan 0,0 748,8
(2) Belanja Subsidi - Bunga Kredit 0,0 14.162,7
- Belanja Subsidi Bunga KPR 0,0 3.529,4
- Belanja Subsidi Bunga Ketahanan Pangan (KKP) dan
0,0 6,0
Energi
- Belanja Subsidi Bunga Kredit Biofuel (KPEN-RP) 0,0 13,5
- Belanja Subsidi Bunga Kredit Program Lainnya 0,0 10.613,8
(3) Belanja Subsidi Imbalan Jasa Peminjam dan Risk
0,0 47,8
Sharing
- Belanja Subsidi Imbalan Jasa Penjaminan Kredit
0,0 47,8
Usaha Rakyat
(4) Belanja Subsidi Kredit Program II 0,0 8,2
- Belanja Subsidi Kredit Sektor Peternakan 0,0 7,7
- Belanja Subsidi Kredit Resi Gudang 0,0 0,5
F. BELANJA HIBAH 1.940,7 5.117,5
1. BELANJA HIBAH KEPADA PEMERINTAH LUAR NEGERI 0,0 234,3
a) Belanja Hibah Kepada Pemerintah Luar Negeri 0,0 234,3
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
(1) Belanja Hibah Kepada Pemerintah Luar Negeri 0,0 234,3
- Belanja Hibah Kepada Pemerintah Luar Negeri 0,0 234,3
3. BELANJA HIBAH KEPADA PEMERINTAH DAERAH 0,0 4.882,8
a) Belanja Hibah Kepada Pemerintah Daerah 0,0 4.882,8
(1) Belanja Hibah Kepada Pemerintah Daerah 0,0 4.882,8
- Belanja Hibah Kepada Pemerintah Daerah 0,0 4.882,8
5. BELANJA HIBAH LAINNYA 1.940,7 0,4
a) Belanja Hibah Lainnya 1.940,7 0,4
(1) Belanja Hibah Lainnya 1.940,7 0,4
- Belanja Hibah Lainnya 1.940,7 0,4
G. BELANJA BANTUAN SOSIAL 101.998,2 112.469,0
1. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK REHABILITASI SOSIAL 0,0 398,0
a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial 0,0 398,0
(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial 0,0 398,0
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial 0,0 384,1
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Rehabilitasi Sosial
0,0 13,9
Dalam Bentuk Barang
2. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK JAMINAN SOSIAL 0,0 47.129,3
a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Jaminan Sosial 0,0 47.129,3
(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Jaminan Sosial 0,0 47.129,3

- Belanja Bantuan Sosial Untuk Jaminan Sosial Dalam


0,0 47.129,3
Bentuk Uang

3. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK PEMBERDAYAAN SOSIAL 0,0 2.827,7


a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial 0,0 2.827,7
(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial 0,0 2.827,7

- Belanja Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial


0,0 2.736,6
Dalam Bentuk Uang

- Belanja Bantuan Sosial Untuk Pemberdayaan Sosial


0,0 91,0
Dalam Bentuk Barang

4. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK PERLINDUNGAN SOSIAL 0,0 34.703,4

a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Perlindungan Sosial 0,0 34.703,4


(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Perlindungan Sosial 0,0 34.703,4
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Perlindungan Sosial
0,0 34.703,4
Dalam Bentuk Uang
5. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN
0,0 19.789,4
KEMISKINAN
a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Kemiskinan 0,0 19.789,4
(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
0,0 19.789,4
Kemiskinan
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
0,0 16.137,3
Kemiskinan Dalam Bentuk Uang
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
0,0 3.652,1
Kemiskinan Dalam Bentuk Barang
6. BELANJA BANTUAN SOSIAL UNTUK PENANGGULANGAN
101.998,2 7.621,3
BENCANA
Laporan Rincian Belanja Pemerintah Pusat

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
a) Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Bencana 101.998,2 7.621,3
(1) Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan Bencana 101.998,2 7.621,3
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
0,0 4.110,9
Bencana Dalam Bentuk Uang
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
0,0 195,6
Bencana Dalam Bentuk Barang
- Belanja Bantuan Sosial Untuk Penanggulangan
101.998,2 3.314,8
Bencana Dalam Bentuk Jasa
H. BELANJA LAIN-LAIN 114.002,3 11.260,7
1. BELANJA LAIN-LAIN 114.002,3 11.260,7
a) Belanja Lain-lain Dana Cadangan 0,0 8.028,0
(1) Belanja Lain-lain Cadangan I 0,0 0,0
- Belanja Cadangan Umum 0,0 0,0
(2) Belanja Lain-lain Cadangan II 0,0 8.028,0
- Belanja Cadangan Fiskal Lainnya (Risiko Kenaikan TTL
0,0 7.456,5
Listrik)
- Belanja Cadangan Beras Pemerintah 0,0 571,6
c) Belanja Lain-lain Jasa Pelayanan BUN 0,0 567,8
(1) Belanja Lain-lain Jasa Pelayanan BUN 0,0 567,8
- Belanja Fee Pelayanan Bank/Pos Persepsi 0,0 512,4
- Belanja Jasa Pelayanan Perbendaharaan 0,0 1,4
- Belanja Pembayaran Selisih Harga Beras Bulog 53,9
d) Belanja Lain-lain BUN 0,0 298,0
(1) Belanja Lain-lain BUN 0,0 298,0
- Belanja Ongkos Angkut Beras PNS Distrik Pedalaman
0,0 114,8
Papua
- Belanja Karena Rugi Selisih Kurs Dalam Pengelolaan
0,0 183,1
Rekening Milik BUN
f) Belanja Lain-lain selisih kurs terealisasi 0,0 0,1
(1) Belanja Lain-lain selisih kurs terealisasi 0,0 0,1
- Belanja Penyesuaian Selisih Kurs Invoice/SPP ke SP2D
0,0 0,1
dan Exotic Currency
g) Belanja Lain-lain Lainnya 114.002,3 2.366,9
(1) Belanja Lain-lain Lainnya 114.002,3 2.366,9
- Belanja Lain-lain 114.002,3 2.366,9
Lampiran VI
Laporan Rincian Transfer Daerah

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
I. TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA 826.772,5 811.104,9
A. DANA BAGI HASIL 593.550,4 589.055,9
1. DANA BAGI HASIL PAJAK 0,0 39.158,8
a) Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Perorangan 0,0 22.073,1
(1) Dana Bagi Hasil Pajak Penghasilan Perorangan 0,0 22.073,1
- Dana Bagi Hasil PPh Pasal 21 0,0 20.714,4
- Transfer Dana Bagi Hasil PPh Pasal 25/29 OP 0,0 1.358,7
b) Dana Bagi Hasil PBB 0,0 17.085,7
(1) Dana Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan 0,0 17.085,7
- Dana Bagi Hasil PBB untuk Propinsi 0,0 2.979,1
- Dana Bagi Hasil PBB untuk Kabupaten/Kota 0,0 11.771,3
- Dana Bagi Hasil Biaya/Upah Pungut PBB untuk
0,0 91,5
Propinsi
- Dana Bagi Hasil Biaya/Upah Pungut PBB untuk
0,0 422,5
Kabupaten/Kota

- Dana Bagi Hasil PBB Bagian Pemerintah Pusat yang


0,0 1.821,2
Dikembalikan Sama Rata ke Kabupaten/Kota

2. DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM 0,0 61.684,9


a) Dana Bagi Hasil-SDA Minyak Bumi 0,0 15.219,3
(1) Dana Bagi Hasil Minyak Bumi 0,0 15.219,3
- Dana Bagi Hasil Minyak Bumi 0,0 14.002,9
- Dana Bagi Hasil Minyak Bumi 0.5% 0,0 459,6
- Tambahan Dana Bagi Hasil Minyak Bumi Dalam
0,0 756,9
Rangka Otonomi Khusus
b) Dana Bagi Hasil-SDA Gas Bumi 0,0 16.739,4
(1) Dana Bagi Hasil Gas Bumi 0,0 16.739,4
- Dana Bagi Hasil Gas Bumi 0,0 12.042,0
- Dana Bagi Hasil Gas Bumi 0.5% 0,0 171,2
- Tambahan Dana Bagi Hasil Gas Bumi Dalam Rangka
0,0 4.526,2
Otonomi Khusus
c) Dana Bagi Hasil-SDA Pertambangan Umum 0,0 25.884,3
(1) Dana Bagi Hasil-SDA Pertambangan Umum 0,0 25.884,3
- Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum - Iuran Tetap 0,0 487,8
- Dana Bagi Hasil Pertambangan Umum - Royalti 0,0 25.396,5
d) Dana Bagi Hasil-SDA Pertambangan Panas Bumi 0,0 1.372,6
(1) Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi 0,0 1.372,6
- Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi -
0,0 1.343,8
Setoran Bagian Pemerintah

- Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi - Iuran


0,0 25,5
Tetap

- Dana Bagi Hasil Pertambangan Panas Bumi - Iuran


0,0 3,3
Produksi (Royalti)

e) Dana Bagi Hasil-SDA Kehutanan 0,0 2.119,1


(1) Dana Bagi Hasil Kehutanan 0,0 2.119,1
Laporan Rincian Transfer Daerah

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Dana Bagi Hasil Kehutanan - IIUPH/IHPH 0,0 125,6
- Dana Bagi Hasil Kehutanan - PSDH 0,0 788,4
- Dana Bagi Hasil Kehutanan - Dana Reboisasi 0,0 1.205,1
f) Dana Bagi Hasil Perikanan 0,0 350,2
(1) Dana Bagi Hasil Perikanan 0,0 350,2
- Dana Bagi Hasil Perikanan 0,0 350,2
3. DANA BAGI HASIL CUKAI 106.350,2 3.136,4
a) Dana Bagi Hasil Cukai 106.350,2 3.136,4
(1) Dana Bagi Hasil Cukai 106.350,2 3.136,4
- Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau 0,0 3.136,4
4. DANA ALOKASI UMUM 0,0 420.910,2
a) Dana Alokasi Umum 0,0 420.910,2
(1) Dana Alokasi Umum 0,0 420.910,2
- Dana Alokasi Umum 0,0 420.910,2
5. DANA ALOKASI KHUSUS FISIK 69.326,7 64.165,7
a) Dana Alokasi Khusus Reguler 0,0 40.681,7
(1) Dana Alokasi Khusus Reguler 0,0 40.681,7
- Koreksi Dana Alokasi Khusus Reguler 0,0 40.681,7
b) Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Publik Daerah 0,0 17.211,6
(1) Dana Alokasi Khusus Infrastruktur Publik Daerah 0,0 17.211,6
- Dana Alokasi Khusus Penugasan 0,0 17.211,6
c) Dana Alokasi Khusus Affirmasi 0,0 6.272,4
(1) Dana Alokasi Khusus Affirmasi 0,0 6.272,4
- Dana Alokasi Khusus Affirmasi 0,0 6.272,4
B. DANA OTONOMI KHUSUS, DANA KEISTIMEWAAN DIY DAN DANA
32.179,9 31.874,4
INSENTIF DAERAH
1. DANA OTONOMI KHUSUS 20.979,9 20.979,9
a) Dana Otonomi Khusus Aceh 0,0 8.357,5
(1) Dana Otonomi Khusus Aceh 0,0 8.357,5
- Dana Otonomi Khusus Provinsi Aceh 0,0 8.357,5
b) Dana Otonomi Khusus Papua 0,0 8.674,7
(1) Dana Otonomi Khusus Papua 0,0 8.674,7
- Dana Otonomi Khusus Papua 0,0 5.850,2
- Dana Tambahan Infrastruktur Papua 0,0 2.824,4
c) Dana Otonomi Khusus Papua Barat 20.979,9 3.947,8
(1) Dana Otonomi Khusus Papua Barat 20.979,9 3.947,8
- Dana Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat 16.714,9 2.507,2
- Dana Tambahan Infrastruktur Papua Barat 4.265,0 1.440,6
2. DANA KEISTIMEWAAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1.200,0 1.200,0
a) Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 1.200,0 1.200,0
(1) Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 1.200,0 1.200,0
- Dana Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta 1.200,0 1.200,0
3. DANA INSENTIF DAERAH 10.000,0 9.694,4
a) Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4
(1) Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4
- Dana Insentif Daerah 10.000,0 9.694,4
C. DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK 131.042,1 120.360,5
1. DANA ALOKASI KHUSUS NON FISIK 0,0 120.360,5
Laporan Rincian Transfer Daerah

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
a) Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (TPG) 0,0 53.979,1
(1) Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (TPG) 0,0 53.979,1
- Dana Tunjangan Profesi Guru PNSD (TPG) 0,0 52.001,8
- Dana Tunjangan Khusus Guru PNSD di Daerah
0,0 1.977,2
Khusus

b) Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil


0,0 464,0
Daerah

(1) Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri


0,0 464,0
Sipil Daerah

- Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri


0,0 464,0
Sipil Daerah

c) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 0,0 49.200,3


(1) Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 0,0 49.200,3
- Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 0,0 49.200,3
f) Dana Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan
0,0 10.404,3
Operasional Keluarga Berencana
(1) Dana Bantuan Operasional Kesehatan dan Bantuan
0,0 10.404,3
Operasional Keluarga Berencana
- Dana Bantuan Operasional Kesehatan 0,0 8.808,8
- Dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana 0,0 1.595,5
g) Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil
0,0 1.265,3
Menengah dan Ketenagakerjaan
(1) Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil
0,0 1.265,3
Menengah dan Ketenagakerjaan
- Dana Peningkatan Kapasitas Koperasi 0,0 195,4
- Dana Pelayanan Administrasi Kependudukan 0,0 859,2
- Dana Pelayanan Kepariwisataan 0,0 210,7

h) Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan-Pendidikan


0,0 5.047,6
Anak Usia Dini (BOP-PAUD)

(1) Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan-


0,0 5.047,6
Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD)
- Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan-
0,0 3.657,9
Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD)

- Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP)


0,0 1.262,3
Pendidikan Kesetaraan

- Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan (BOP)


0,0 127,5
Museum dan Taman Budaya

D. DANA DESA 70.000,0 69.814,1


1. DANA DESA 70.000,0 69.814,1
a) Dana Desa 70.000,0 69.814,1
(1) Dana Desa 70.000,0 69.814,1
- Dana Desa 70.000,0 69.814,1
Lampiran VII
Laporan Rincian Penerimaan Pembiayaan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
PENERIMAAN PEMBIAYAAN 62.236,8 1.012.413,5
I. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1.956,4 940.490,7
1. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri 0,0 15.000,0
a. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Perbankan 0,0 15.000,0
- Penerimaan Sisa Anggaran Lebih (SAL) 0,0 15.000,0
2. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1.956,4 2.451,8
b. Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri-Pinjaman Dalam
1.956,4 2.451,8
Negeri
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari Pemerintah
0,0 0,0
Daerah
- Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri dari BUMN 0,0 2.451,8
3. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program Restrukturisasi 0,0 180,0
a. Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
0,0 180,0
Restrukturisasi
- Penerimaan Hasil Penjualan Aset Program
0,0 0,0
Restrukturisasi
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset eks
0,0 169,2
BPPN
- Penerimaan Hasil Penjualan/Penyelesaian Aset Bekas
0,0 10,8
Milik Eks Bank Dalam Likuidasi (BDL)
4. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara Dalam
0,0 772.906,0
Negeri
a. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan
0,0 89.340,0
Negara Dalam Negeri
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Surat
0,0 89.340,0
Perbendaharaan Negara
b. Penerimaan dari Penjualan Obligasi Negara Dalam
0,0 451.908,6
Negeri
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan Obligasi Negara
0,0 443.560,3
Dalam Negeri
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara Dalam
0,0 8.348,3
Negeri
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah
0,0 165.985,6
Negara Dalam Negeri - Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/Penjualan SBSN - Jangka
0,0 163.086,0
Panjang
- Penerimaan Imbalan Dibayar Di Muka SBSN - Jangka
0,0 2.899,6
Panjang
e. Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan
0,0 37.360,0
Negara Syariah
- Penerimaan dari Penjualan Surat Perbendaharaan
0,0 37.360,0
Negara Syariah
5. Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir 0,0 1.376,1
- Penerimaan Pembiayaan Dana Bergulir 0,0 1.376,1
6. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Negara - Valuta
0,0 148.576,8
Asing
a. Penerimaan Obligasi Negara Luar Negeri 0,0 119.059,2
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan Obligasi Negara -
0,0 119.059,2
Valas
Laporan Rincian Penerimaan Pembiayaan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Penerimaan Utang Bunga Obligasi Negara - Valas 0,0 0,0
d. Penerimaan dari Penjualan Surat Berharga Syariah
0,0 29.517,6
Negara Luar Negeri - Jangka Panjang
- Penerimaan Penerbitan/ Penjualan SBSN Valas -
0,0 29.517,6
Jangka Panjang
II. PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 0,0 67.751,6
1. Penarikan Pinjaman Program 0,0 36.717,6
a. Penarikan Pinjaman Program Bilateral 0,0 0,0
- Penarikan Pinjaman Program dari OECF 0,0 0,0
- Penarikan Pinjaman Program Bilateral Lainnya 0,0 0,0
b. Penarikan Pinjaman Program Multilateral 0,0 0,0
- Penarikan Pinjaman Program dari IBRD 0,0 0,0
- Penarikan Pinjaman Program dari ADB 0,0 0,0
- Penarikan Pinjaman Program Multilateral Lainnya 0,0 0,0
c. Penarikan Pinjaman Program 0,0 36.717,6
- Penarikan Pinjaman Program 0,0 36.717,6

2. Penarikan Pinjaman Proyek 0,0 31.034,0

f. Penarikan Pinjaman Proyek 0,0 31.034,0


- Penarikan Pinjaman Proyek 0,0 31.034,0
V. PENERIMAAN CICILAN PENGEMBALIAN PENERUSAN
0,0 3.662,9
PINJAMAN
1. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman
0,0 336,0
Dalam Negeri
a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman
0,0 336,0
Dalam Negeri
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 1,5
Pinjaman dalam Negeri kepada Pemda
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 0,2
Pinjaman dalam Negeri kepada BUMD
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 325,4
Pinjaman dalam Negeri Kepada BUMN
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 9,0
Pinjaman dalam Negeri Kepada Non Pemerintah

2. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman Luar


0,0 3.326,8
Negeri

a. Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan Pinjaman


0,0 3.326,8
Tahun Anggaran Berjalan
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 68,3
Pinjaman Luar negeri TAB kepada Daerah
- Penerimaan Cicilan Pengembalian Penerusan
0,0 3.230,6
Pinjaman Luar Negeri TAB kepada BUMN
VI. Penerimaan Cicilan Pokok Investasi Pemerintah 0,0 508,4
1. Penerimaan Cicilan Pokok Investasi Pemerintah 0,0 508,4
a. Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit
0,0 508,4
Investasi Pemerintah
- Penerimaan Cicilan Pokok Pembiayaan Kredit
0,0 508,4
Investasi Pemerintah
Laporan Rincian Penerimaan Pembiayaan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
VII. Penerimaan Pembiayaan Lain 0,0 0,0
2. Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi 0,0 0,0
a. Penerimaan Piutang Belum Diidentifikasi 0,0 0,0
- Penerimaan Piutang yang Belum Diidentifikasi 0,0 0,0
- Penerimaan Piutang Yang Belum Disesuaikan 0,0 0,0
Lampiran VIII
Laporan Rincian Pengeluaran Pembiayaan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
PENGELUARAN PEMBIAYAAN 170.194,5 530.351,7
I. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI 1.473,9 452.182,8
2. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri - Non-Perbankan 1.473,9 1.000,5
b. Pengeluaran Pembiayaan Dalam Negeri-Pengembangan
1.473,9 -5.000,0
Pendidikan nasional
- Pengeluaran Pembiayaan DN-Pengembangan Pendidikan
1.473,9 -5.000,0
Nasional
c. Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman Dalam
0,0 -1.000,5
Negeri
- Pengeluaran Pembiayaan DN-Cicilan Pokok Pinjaman DN
0,0 -1.000,5
dari Pemda
- Pengeluaran Pembiayaan-Cicilan Pokok Pinjaman DN
0,0 0,0
dari BUMN
3. Pengeluaran untuk Pembayaran/Pelunasan Surat Berharga
0,0 -412.729,6
Negara Dalam Negeri
a. Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Perbendaharaan
0,0 -109.440,0
Negara
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara 0,0 -109.440,0
b. Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Dalam Negeri 0,0 -167.534,9
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri 0,0 -152.631,5
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Dalam Negeri melalui
0,0 -6.870,0
Pembelian Kembali
- Pembayaran Utang Bunga Obligasi Negara Dalam
0,0 -8.033,4
Negeri
d. Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara
0,0 -94.704,7
(SBSN) - Jangka Panjang
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara -
0,0 -92.013,7
Jangka Panjang
- Pembayaran Imbalan dibayar di muka SBSN - Jangka
0,0 -2.691,0
Panjang
e. Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-
0,0 -41.050,0
Syariah
- Pengeluaran Pelunasan Surat Perbendaharaan Negara-
0,0 -41.050,0
Syariah
4. Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir 0,0 -8.200,0
a. Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir 0,0 -8.200,0
- Pengeluaran Pembiayaan Dana Bergulir 0,0 -8.200,0
5. Pengeluaran untuk Pelunasan Surat Berharga Negara - Valuta
0,0 -62.464,6
Asing
a. Pengeluaran untuk Pelunasan Obligasi Negara - Valas 0,0 -40.999,6
- Pengeluaran Pelunasan Obligasi Negara - Valas 0,0 -40.999,6
d. Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara
0,0 -21.465,0
Valas - Jangka Panjang
- Pengeluaran Pelunasan Surat Berharga Syariah Negara
0,0 -21.465,0
Valas - Jangka Panjang
II. PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI 90.470,2 -85.992,8
1. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman
0,0 -31.317,4
Program
a. Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Program 0,0 -31.317,4
Laporan Rincian Pengeluaran Pembiayaan

Tanggal : 1 Januari s.d. 31 Desember 2019 (Miliar Rupiah)


URAIAN PAGU REALISASI
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar
0,0 -31.317,4
Negeri / Pinjaman Program
2. Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar Negeri-Pinjaman Proyek 90.470,2 -54.675,4
a. Cicilan Pokok Utang Luar Negeri - Pinjaman Proyek 90.470,2 -54.675,4
- Pengeluaran Pembiayaan Cicilan Pokok Utang Luar
90.470,2 -54.675,4
Negeri - Pinjaman Proyek
IV. PENYERTAAN MODAL NEGARA 22.710,3 -23.565,1
1. Penyertaan Modal Negara pada BUMN 17.800,0 -17.800,0
a. Penyertaan Modal Negara pada BUMN 17.800,0 -17.800,0
- PMN untuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 17.800,0 -17.800,0
2. Penyertaan Modal Negara pada Badan Internasional 2.410,3 -2.275,1
a. Penyertaan Modal Negara pada Badan Internasional 2.410,3 -2.275,1
- PMN untuk Badan Internasional 2.410,3 -2.275,1
3. Penyertaan Modal Negara Lainnya 2.500,0 -3.490,0
a. Penyertaan Modal Lainnya 2.500,0 -3.490,0
- Penyertaan Modal Lainnya 2.500,0 -3.490,0
V. RDI/RPD 2.350,0 -5.080,7
1. Penerusan Pinjaman Dalam Negeri RDI/RPD 2.350,0 0,0
a. Penerusan Pinjaman Dalam Negeri 2.350,0 0,0
- Penerusan Pinjaman Dalam Negeri Kepada Pemda 2.350,0 0,0
2. Penerusan Pinjaman Luar Negeri 0,0 -5.080,7
a. Penerusan Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran Berjalan 0,0 -5.080,7
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran
0,0 -1.919,5
Berjalan Kepada Daerah
- Penerusan Pinjaman Luar Negeri Tahun Anggaran
0,0 -3.161,2
Berjalan Kepada BUMN
VII. INVESTASI PEMERINTAH 53.190,0 -2.000,0
1. Investasi Pemerintah 53.190,0 -2.000,0
a. Investasi pemerintah 53.190,0 -2.000,0
- Investasi Pemerintah 53.190,0 -2.000,0
Lampiran IX

Saldo RPKBUNP Gaji Januari – Desember 2019


Miliar Rupiah
RPKBUNP Gaji Saldo
Bank Nomor Jan Feb Mar Apr Mei Juni
BRI 032901003297307 5.557,03 5.732,31 5.690,99 5.942,14 6.336,18 6.316,34
BNI 0296474303 735,83 734,46 756,85 797,20 1.009,97 1.020,91
MANDIRI 1190006666638 941,42 958,72 932,93 981,46 1.137,37 1.084,62
BTN 0001401390005121 51,02 51,3 52,57 54,94 68,44 62,15
BRI SYARIAH 1032473168 21,21 21,93 22,57 23,49 26,91 26,41
BPD BALI 0100121637790 25,89 25,98 25,97 27,07 30,38 30,51
BNI SYARIAH 1787268670 17,31 17,82 18,34 19,54 26,44 25,29
BUKOPIN 1212181610 0 0,01 0,01 0,007 0,007 0,007
BSM 7745145188 79,18 85,69 0 104,44 120,54 120,87
BPD SUMSEL BABEL 1403001111 2,58 3,34 2,90 2,94 6,48 9,21
BPD SUMBAR 21000101014496 28,30 29,00 28,97 30,03 36,71 37,49
BPD JATIM 0011280005 27,96 27,99 27,17 27,86 27,35 28,23
BANK ACEH SYARIAH 01001870000401 36,21 36,78 36,78 38,41 39,89 40,83
BPD JABAR BANTEN 0011120171302 24,82 24,47 24,12 25,51 35,47 34,55
BPD DIY 001111001492 32,32 31,77 31,70 32,85 34,52 33,65
RIAU KEPRI 1010000065 5,15 5,11 5,10 5,27 6,00 5,78
BJB SYARIAH 0080102004312 17,96 18,54 19,02 20,02 21,51 20,88
BANK SUMUT 10001060198471 0,52 0,33 0,34 0,36 1,29 1,15
BANK JATENG 1034026021 19,49 19,44 19,39 20,20 21,19 21,31
BANK KALBAR 0108888334 1,34 1,35 1,38 1,45 1,82 1,70
BANK NTT 01601010000195 1,28 1,28 1,27 1,33 1,33 1,35
BANK BENGKULU 0010103000110 0,11 0,10 0 0 0,18 0,05
BANK SULTRA 00101010060451 0,92 0,92 0,92 0,96 1,67 1,00
BANK PAPUA 1000101000010 0,05 0,12 0,12 0,12 0,13 0,86
BANK NTB SYARIAH 0012107226001 1,57 1,58 1,59 1,67 1,91 1,93
BANK KALTENG 1000010000000108 0,05 0,04 0,02 0,02 0,09 0,003
BPD BANTEN 0111000000 0,05 0,05 0,05 0,05 0,19 0,19
BANK MANTAP 2014104009093 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
BANK JAMBI 3001893806 0,02 0,84 0,76 0,88 0,91 0,88
BANK KALTIMTARA 0011104304 0 0,39 0,40 0 2,06 1,68
BANK SULTENG 0010101000009 0 0 0 0 0 0
TOTAL 7.629,63 7.831,70 7.702,27 8.160,26 8.996,98 8.929,87

RPKBUNP Gaji Saldo


Bank Nomor Juli Agt Sep Okt Nov Des
BRI 032901003297307 6.244,58 6.218,86 6.281,15 6.248,12 6.257,81 0
BNI 0296474303 973.23 950,09 962,96 955,67 954,18 0
MANDIRI 1190006666638 1.070,64 1.070,12 1.058,00 1.040,39 1.041,94 0
BTN 0001401390005121 63,03 63,50 65,03 64,60 64,38 0
BRI SYARIAH 1032473168 27,67 29,96 31,24 32,89 33,27 0
BPD BALI 0100121637790 30,73 30,88 30,86 30,97 30,71 0
BNI SYARIAH 1787268670 26,39 31,37 31,59 31,66 30,55 0
BUKOPIN 1212181610 0,007 0,007 0,007 0,007 0,01 0
BSM 7745145188 55,89 139,03 146,72 158,77 162,46 0
BPD SUMSEL BABEL 1403001111 5,52 5,58 4,52 5,27 5,42 0
BPD SUMBAR 21000101014496 38,67 38,47 39,08 39,09 38,31 0
BPD JATIM 0011280005 28,01 28,24 28,17 27,99 24,69 0
BANK ACEH SYARIAH 01001870000401 41,41 41,49 41,18 41,37 41,42 0
BPD JABAR BANTEN 0011120171302 33,06 33,10 32,48 31,83 32,57 0
BPD DIY 001111001492 34,13 34,36 34,37 34,21 33,77 0
RIAU KEPRI 1010000065 5,71 5,63 5,63 5,63 5,58 0
BJB SYARIAH 0080102004312 22,21 22,72 22,98 23,25 23,79 0
BANK SUMUT 10001060198471 1,03 1,21 0,64 1,24 0,82 0
BANK JATENG 1034026021 1,57 21,68 21,97 21,88 21,83 0
BANK KALBAR 0108888334 1,69 1,69 1,73 1,76 1,78 0
BANK NTT 01601010000195 1,38 1,38 1,37 1,36 1,38 0
BANK BENGKULU 0010103000110 0,13 0,12 0,12 0,21 0,12 0
BANK SULTRA 00101010060451 1,05 1,00 1,04 1,04 1,02 0
BANK PAPUA 1000101000010 0,22 0 0,80 0,79 0,77 0
BANK NTB SYARIAH 0012107226001 1,94 1,97 1,97 1,98 1,99 0
BANK KALTENG 1000010000000108 0,06 0 0,09 0,09 0 0
BPD BANTEN 0111000000 0,07 0,07 0,08 0,08 0,08 0
BANK MANTAP 2014104009093 0,04 0,04 0,05 0,04 0,04 0
BANK JAMBI 3001893806 0,88 0,90 0,89 0,88 0,87 0
BANK KALTIMTARA 0011104304 1,78 1,96 1,96 1,98 2,00 0
BANK SULTENG 0010101000009 0 0 0,03 0,02 0,02 0
TOTAL 7.739,50 8.775,44 8.848,71 8.805,07 8.813,55 0
Sumber: Kertas Kerja Monitoring Rekening Subdit MPPK (dibulatkan)
Lampiran X

Reksus PHLN Untuk Kegiatan Infrastruktur Mei - Desember 2019


Miliar Rupiah
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Loan Eastern Ind National
1 Road Improvement PRJ 601002311980 52,64 52,42 51,08 50,59 50,73 51,34 50,50 51,54
Einrip AIPRD-L002
Proyek Pengemb. Prasarana
Pedesaan P2D Rural Areas
2 601045111980 2,96 2,96 2,91 3,01 2,96 2,90 2,90 2,88
Infrastucture Dev, Prj III
IP506 JBIC Dalam JPY
Western Indonesia National
3 Roads Improvement Project 601306411980 109,37 108,44 106,31 106,60 101,36 99,4780 63,45 55,74
IBRD 8043-ID
Proyek Water Hibah and
Sanitation Hibah Phase II
4 602005311980 205,19 204,35 199,14 197,22 197,76 200,13 196,88 193,29
No. 62031 dalam Valuta
AUD
Proyek Australia Indonesia
Infrastructure Grants For
5 Municipal Sanitation Grant 602006311980 96,62 96,23 93,78 92,87 93,13 94,24 92,71 85,73
No. 66387 Dalam Valuta
AUD
Jkt Urgent Flood Mitigation
Project-(JUFMP)/Jkt
6 Emergency Dregging 601316411980 44,19 43,10 42,63 0 0 0 0 0
Initiative Loan IBRD Nomor
8121-ID
Reksus Australia Indonesia
7 Infrastructure Grants for 602008311980 106,02 105,58 102,89 101,89 78,52 76,94 72,27 51,81
Pilot Program Provincial
Rural Settlement
8 Infrastructure Loan JICA No. 601059111980 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,29 0,28
IP-564
Pinjaman ADB
Neighborhood Upgrading
9 601323411980 26,59 26,14 25,93 23,88 20,55 20,27 18,18 14,79
and Shelter Project-Phase 2
No. 3122-INO
Second Additional Financ.
10 For Third Water Supply and 601324411980 719,41 665,92 576,42 384,59 257,77 114,23 6,00 288,95
Sanitation (Pamsimas III)
Proyek National Slum
11 601325411980 335,54 272,21 105,59 0 180,53 43,42 504,20 426,63
Upgrading Project (NSUP)
Pinjaman ADB No.3440-INO
12 Flood Management in 601328411980 27,68 22,65 19,82 18,75 22,86 27,17 24,87 3,22
Selected River Basins Prj
Replication and
Mainstreaming of
13 Rekompak (Comm-Base 602186411980 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99 0,99
Settle Rehab. And Reconst.)
Project
Proyek Integrated
Participatory Development
14 and Management of 601001991980 38,03 37,82 34,46 116,09 112,78 108,22 98,50 11,04
Irrigation Prj IFAD No.
2000001445
Co-Financing DOISP Phase
15 II LN 8711-ID dan LN 0010- 601329411980 108,19 94,97 66,68 179,73 165,53 127,39 187,16 101,58
1-IDN
Co-Financing IPDMIP 3529-
16 INO (OCR) dan 8327-INO 601330411980 512,01 497,42 465,25 456,44 388,00 266,20 452,75 205,76
(OCR)
Proyek Integrated
Participatory Development
17 and Management of 602006991980 2,51 2,37 1,84 1,69 1,26 3,55 3,18 2,54
Irrigation Project IFAD No.
2000001446
National Affordable
18 Housing Program (NAHP) 601332411980 367,94 319,43 215,93 180,93 134,19 199,26 0,41 123,49
IBRD 8717-ID
Kegiatan CSWMDR Slice II
19 601060111980 19,75 19,71 19,38 20,05 19,70 1,73 11,34 7,61
Pinjaman JICA No. IP-567
National Urban Water
20 601333411980 14,39 14,11 34,99 35,45 35,25 34,09 33,98 26,05
Supply Prj IBRD 8872-ID
SIMURP Loan AIIB L0060A
21 601334411980 172,06 169,05 167,50 169,49 167,65 161,29 158,29 152,30
dan IBRD 8891-ID
One Map Project Loan IBRD
22 601336411980 53,87 52,96 52,38 51,58 51,91 48,54 37,38 61,13
8897-ID
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Proyek CCDP Grant IFAD
23 No. I-880-ID Dalam Valuta 601308411980 29,54 29,04 28,80 29,23 29,10 28,76 28,98 28,57
USD
Rekening Kemenkeu Dalam
24 600504411980 0 0 0 0,37 0 0,02 0 0
Rangka Refund Dalam Valas
Kemenkeu untuk Support
25 Trust Fund for Pamsimas III 602192411980 0 0 0 0 0 0 20,83 6,27
Grant TF0A6336
TOTAL 3.045,78 2.838,16 2.414,99 2.221,74 2.112,82 1.710,45 2.066,04 1.902.20
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH.
Lampiran XI
Reksus PHLN Untuk Kegiatan Konservasi Alam Mei – Desember 2019
Miliar Rupiah
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Hibah KfW No.2007 1,96
1 66089 Dalam Valuta 602002991980 11,54 10,89 8,23 7,16 14,82 9,18 5,18
EURO
FCPF: Readiness 3,25
2 Preparation Dalam Valuta 602165411980 1,84 3,63 2,85 2,01 3,47 2,63 2,59
USD
Ozone Project Trust Fund 1,94
3 (Hydrochlorofluorocarbo 602172411980 5,03 4,86 4,79 3,79 2,66 4,17 3,41
n (HCFC) TF014673
Japan Fund for Poverty 0
Reduction (JFPR) Grant
4 602177411980 0,66 0,65 0,64 0,65 0,65 0 0
Assistance JFPR Grant
9160
Hibah ADB No.0379 (EF)- 0
INO Coral Reef
5 602179411980 9,71 9,54 0 0 0 0 0
Rehabilitation and
Management Program
Pinjaman ADB No.3094- 0,03
6 INO Coral Reef 601319411980 17,56 17,26 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Rehabilitation
Pinjaman IBRD 8338-ID 12,33
7 601322411980 43,34 41,34 37,23 35,28 33,18 18,36 54,96
COREMAP-CTI Project
Hibah TF 15470 14,34
8 602181411980 14,99 14,74 14,62 14,84 14,77 14,59 14,70
COREMAP-CTI Project
Co-Financ. For The 0
Promoting Sustainable
9 Community Based 602188411980 5,40 4,17 2,81 2,91 0 0 0
Natural Resource Grant
TF0A2858
Forest Programme II 17,03
10 (REDD+) Hibah KFW 602004991980 18,04 16,77 12,46 9,87 7,28 1,18 34,27
No.2011 66 255
Forest Programme III - 193,29
11 Sulawesi Hibah KFW 602005991980 10,48 10,35 8,79 7,04 5,61 12,72 8,76
No.2012 67 004
Proyek Community 4,61
Focused Investments to
12 602189411980 12,01 11,09 9,79 7,34 16,42 12,25 5,19
Address Deforestation
0501-INO
Kegiatan Palembang City 253,25
13 Sewerage Project (PCSP) 602009311980 170,88 269,22 262,32 259,77 260,49 259,05 254,81
No.73826
BioCF ISFL Grant 0,02
14 602191411980 12,23 10,62 9,13 7,29 6,09 4,50 2,34
TF0A7246 dan TF0A7244
TOTAL 333,71 425,13 373,69 357,98 365,47 338,66 386,24 502,05
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH.
Lampiran XI
Reksus PHLN Untuk Kegiatan Training, Konsultasi dan Pengembangan SDM
Mei – Desember 2019
Miliar Rupiah
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Professional Human 0
Resource Dev Prj III
1 601086411980 3,04 3,03 2,98 3,08 3,03 2,97 2,97
Overseas Program JBIC 535
A
Professional Human 19,04
Resource Dev Prj III
2 601049111980 19,58 19,55 19,22 19,88 19,54 19,18 19,16
Domestic Program JBIC IP-
535 B
Pengembangan Fak Teknik 0
3 Univ Hasanuddin Loan JBIC 601053111980 0,06 0,06 0,06 0,07 0 0 0
IP-541 dalam JPY
National Programme For 0
Community Empowerment
4 601286411980 12,22 4,55 4,51 4,58 5,11 5,05 5,09
in Rural Areas Prj Loan No.
755-ID
Proyek SOLID Loan IFAD 8,89
5 No. L-1-835-ID Dalam 601299411980 8,79 8,64 8,57 8,69 8,66 8,56 9,02
Valuta USD
TSP II Hibah Uni Eropa No. 0
6 DCI-ASIE/2008/020-069 602001991980 0,24 0,24 0,23 0,23 0,23 0 0
dalam EURO
Proyek Education Sector 13,61
Support Prg (ESSP) Grant
7 602003311980 13,90 13,85 13,49 13,36 13,40 13,56 13,34
No. 60472 dalam Valuta
AUD
Reksus National 0
Programme for Com
8 602132411980 0,09 0,09 0,84 0,04 0,18 0,18 0,18
Empowerment in Rural
Areas PRJ Grant No1053-ID
SOLID Grant IFAD No.G-I- 3,25
9 602163411980 0,13 0,12 0,12 0,13 0,12 0,12 0,12
C-835-ID Dalam Valuta USD
Proyek CCDP Grant IFAD 2,77
10 No. I-C-1392-ID Dalam 602170411980 2,87 2,82 2,79 2,84 2,82 2,79 2,81
valuta USD
Proyek CCDP Trust Loan 11,04
11 IFAD No. E- 16-ID Dalam 601000991980 11,29 11,34 11,03 11,09 10,93 11,03 11,00
Valuta Euro
SMARTD (Sustainable Mgt 0
of Agricultural Research &
12 601307411980 47,79 41,94 40,75 41,36 41,18 0 0
Tech Dissemination Prj
IBRD 8188-ID Valuta USD
Polytechnic Education 42,70
Development Project Loan
13 601309411980 199,56 170,63 163,57 156,54 131,98 118,26 79,73
ADB No.2928-INO Dalam
Valuta USD
National Program for 87,32
Community Empowerment
14 601312411980 304,85 635,05 432,87 329,09 245,65 157,71 44,75
in Rural Areas 2012-2015
IBRD No. 8217-ID
Research and Innovation in 25,27
Science and Technology
15 601314411980 82,00 77,39 72,50 70,27 47,96 30,22 44,24
Project Riset Pro IBRD
8245-ID
State Accountability 6,67
Revitalization Project Loan
16 601311411980 24,40 23,99 22,56 22,46 20,99 17,30 12,44
ADB No.2927-INO Dalam
Valuta USD
Grant TF 014769 National 0
17 Program for Community 602173411980 0,31 0 0 0 0 0 0
Empowerment
Hibah ADB No. 0343-INO 0,85
18 (EF) Polytechnic Education 602178411980 5,97 5,87 5,82 2,92 2,07 1,19 0,93
Development Prj
Community Based 28,39
Sanitation Program
19 601321411980 360,90 350,66 322,77 287,23 222,65 180,07 103,37
(SANIMAS) Loan IDB No.
IND-0167
PHRDP IV Domestic Study 3,74
20 Program Loan JICA No. IP- 601057111980 0,91 0,91 0,24 21,45 1,17 1,15 3,77
568
PHRDP IV Overseas Study 8,96
21 Program Loan JICA No. IP- 601058111980 1,05 14,37 14,13 0,98 8,08 7,93 9,01
568
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Co-Financing National Slum 421,25
22 Upgrading Project LN 8636- 601326411980 883,29 764,24 625,56 377,54 268,56 98,46 539,22
ID dan LN 0004-IDN
Development of Four 11,13
23 Heigher Education 601327411980 9,33 8,32 7,32 2,01 1,99 21,57 17,10
Institutions Project
PFM MDTF Support 3,71
24 Indonesia Public Financial 602183411980 2,77 2,72 2,66 2,48 3,25 3,09 1,26
Management Ref
Indonesian Infrastucture 1,13
25 Finance Development Trust 602184411980 7,71 7,53 6,79 10,33 7,19 4,11 1,66
Fund – Grant
Indonesian NR4D Grant 0
Nomor TF0A226-1-
26 602185411980 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18
Indonesia EITI Post
Compliance Prj
FIP Promoting Sustainable 2,31
Comm.-Based Natual
Resources Mgt.and
27 602187411980 39,46 37,39 32,05 29,02 21,64 15,02 2,32
Institutional
Developmnt.Project Grant
TF0A2104
Proyek READSI Pinjaman 6,68
28 601331411980 32,37 31,53 29,42 25,94 25,44 24,00 14,38
IFAD No.2000001960
TF 0A7565 Investing in 19,66
29 Nutrition and Early Years 602190411980 27,80 19,66 17,19 15,54 34,24 17,82 31,02
Project
30 I-SPHERE Loan IBRD 8873 601335411980 538,78 529,49 523,92 511,01 497,45 484,52 466,82 302,24
Indonesian Tourism 30,48
31 Development Project Loan 601337411980 0 42,37 42,02 42,65 42,47 41,97 40,92
IBRD 8861-ID
Pinjaman No. 3749-INO 24,68
untuk Program Advance
32 Knowledge and Skills for 601338411980 0 0 0 0 0 0 28,66
Sustainable Growth Project
(AKSI)
Loan Project Youth 4,13
Enterpreneurship and
33 Employment Support 601339411980 0 0 0 0 0 0 5,60
Services Programme (YESS)
No. 200002604
TOTAL 2.641,64 2.828,53 2.426,16 2.012,99 1.688,16 1.288,01 1.511,07 1.089,90
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH
Lampiran XII
Reksus PHLN Non Project Type Grant Aid Mei – Desember 2019
Miliar Rupiah
Nomor
No. Nama Reksus Mei Juni Juli Agt Sep Okt Nov Des
Rekening
Monetisasi Non 0 0 0 0 0
1 Project Type Grant 510000267980 0 0 0
Aid 2000
Monetisasi Non 15,32 15,32 15,32 15,32 15,32
2 Project Type Grant 510000270980 15,32 15,32 15,32
Aid 2001
Non Project Grant 33,74 33,74 33,74 33,74 33,74
3 510000275980 33,74 33,74 33,74
Aid Tahun 2002
Non Project Grant 77,22 77,22 77,22 77,22 77,22
4 510000276980 77,22 77,22 77,22
Aid Tahun 2003
Hibah Jepang 0,16 0,16 0,16
Melalui Program
5 519000121980 0,16 0,16 0,16 0,16 0,16
Second Kennedy
Round CSKR
TOTAL 126,44 126,44 126,44 126,44 126,44 126,44 126,44 126,44
Sumber: Laporan Kinerja Pengelolaan Kas Pinjaman dan Hibah, Subdit MKPH

Anda mungkin juga menyukai