Anda di halaman 1dari 69

E-BOOK

#INVESTINGJOURNAL
Edisi : “Review Laporan
Keuangan Emiten Kuartal Dua”
8 Agustus 2020
www.emtrade.id

02372/DJAI.PSE/03/202
0
GUNAKAN KODE PROMO SO22
Saham Diskonvaganza 2020
What to Aware?

Sempat terkoreksi hingga 40%, IHSG mulai menguat dengan bottom di tanggal 24 Maret 2020 di angka
3.937, naik 32% dengan puncaknya di 6 Agustus 2020 di level 5187. Saat ini IHSG berpotensi terkonsolidasi
dan berusaha menguat menguji level resistance tersebut 5250.

Terpukulnya perekonomian karena pandemic Corona bisa membawa efek buruk di kuartal kedua 2020.
Beberapa negara maju seperti AS sudah mulai melakukan pelonggaran lockdown karena penyebaran
Corona yang makin melandai, namun kontraksi ekonomi harus tetap diwaspadai mengingat gelombang
kedua pandemic corona dapat terjadi.

Begitu juga di Indonesia yang perekonomiannya sudah mulai dibuka, namun kasus peesebaran Covid-19
meningkat signifikan. Jika protocol kesehatan tidak dipatuhi, maka ancaman kontraksi ekonomi pada
kuartal berikutnya akan sangat berat.

Sebagai seorang investor dan trader, kita harus tetap menyikapi ini dengan optimis. Mengapa? Karena di
tengah penurunan harga-harga yang saham ini, banyak peluang muncul untuk investasi maupun trading
jangka pendek. Kami juga banyak menemukan saham-saham yang salah harga atau undervalued.

Lalu bagaimana strategi untuk menghadapi kondisi pasar saat ini menjelang new normal? Saham apa saja
yang bisa diburu selain saham big caps? Saham apa saja yang akan bertahan dalam situasi seperti ini, dan
malah diuntungkan? Saham apa yang akan membagi dividen dan berapa banyak? Saham apa yang masih
murah, secara nominal dan secara valuasi, dan mempunyai kinerja bagus? Bagaimana strategi tradingnya?
Yuk baca sampai habis ya!
Global:

 Proyeksi perbaikan GDP beberapa negara seperti Euro, China, dan UK dalam bentuk V shape 
menagalmai perbaikan di kuartal III-2020, termasuk Indonesia  dengan catatan tidak ada
gelombang kedua Covid-19
 Recovery pasar saham dan GDP berbeda  Pasar saham bottom dari Maret dan naik duluan
dibanding GDP  Ini terjadi karena berbagai negara sudah memberikan stimulus untuk menjaga
perekonomian tetap bisa berjalan  Stimulus terbanyak berasal dari negera Jepang
 Rilis data pertumbuhan ekonomi AS di Q2 anjlok -32,9% (lebih parah jika dibandingkan tahun
1930-an)  The Fed memproyeksikan bahwa GDP di Q3 akan mencapai 11,9% (naik) 
optimisme ini muncul melihat kenaikan Personal Consumption Expenditure sebesar 0,8% di bulan
Juni (sebelumnya 0,5%) yang menandakan konsumsi masyarakat membaik  peningkatan
konsumsi akan menyumbang 70% GDP AS
 Rilis data PMI AS versi ISM di bulan Juli menunjukkan adanya perbaikan ke level 54,2 (sebelumnya
52,6)  pemulihan ekonomi mulai berjalan perlahan dan optimisme investor kembali terjaga
setelah kemarin rilis data GDP AS di Q2 anjlok ke level -32,9%
 Vladimir Putin, Presiden Rusia rencananya akan memulai vaksinasi massal pada Oktober 2020
vaksin potensial yang dikembangkan Rusia telah mendapatkan persetujuan dari regulator
kesehatan dan siap didaftarkan  Sedankan pemerintah Amerika Serikat juga sepakat untuk
memesan 100 juta vaksin senilai US$ 1 miliar dengan perusahaan Jhonson & Jhonson  jika vaksin
terbukti aman dan ampuh, maka upaya perlawanan Covid-19 semakin menemui titik terang
 Hasil survey PMI non-manufaktur AS dari Institute for Supply Management diumumkan senilai
58.1  Angka tersebut lebih besar dari proyeksi sebesar 55  Menunjukan adanya ekspansi lebih
besar dari yang diperkirakan di sektor layanan AS
 Penurunan data klaim tunjangan pengangguran (continuing) ke level 16,1 juta jiwa (sebelumnya
17 juta)  semakin meningkatan optimismime perekonomian kembali pulih di kuartal III-2020
 Investor juga menanti hasil akhir dari pembahasan stimulus AS terkait alokasi tunjangan
pengangguran US$400 per pekan yang masih belum disetujui oleh pihak Senat
 Pemerintah Eropa tetap mempertahankan program pembelian obligasi dengan plafon US$ 981
miliar  tujuannya menjaga likuiditas di pasar semakin lancar.
 Ekonomi China di Q2 naik signifikan ke 11,5% (sebelumnya -6,8%). Kondisi ini mendongkrak
pulihnya perdagangan serta harga komoditas batu bara dan kelapa sawit. Hal ini dikarenakan
China adalah negara konsumen kelapa sawit yang cukup besar.
 Data kuartal II ini adalah data masa lalu yang sudah terjadi  investor dan trader harus melihat
masa depan untuk pengambilan keputusan  beberapa data sudah menunjukkan pola v shape
yang menandakan recovery  tidak perlu takut dengan resesi jika strategi sudah benar

Nasional:

 Kurva pasien Covid -19 yang belum melandai sehingga PSBB di Jakarta diperpanjang kembali 
DKI Jakarta berkontribusi 29% dari PDB Nasional kebijakan ini berisiko menghambat pemulihan
ekonomi karena separuh dari Q3-2020 masih terhalang PSBB  dikhawatirkan pertumbuhan
ekonomi di Q3 juga akan minus
 Bio Farma yang mempunyai laboratorium dan fasilitas produksi vaksin Bio Farma di Bandung,
Jawa Barat akan produksi vaksin Bio Farma sebesar 250 juta dosis per tahun secara bertahap 
kabar positif untuk membangkitkan optimisme pasar
 Outlook defisit APBN 2020 diperkirakan pada kisaran 6,34% PDB sesuai Perpres 72/2020 
Sebelumnya proyeksi defisit APBN pada Perpres 54/2020 sebesar 5,07% PDB yang artinya outlook
terbaru lebih rendah ketimbang Perpres sebelumnya  Hal ini dikarenakan belanja negara
berbagai program penanganan Covid-19 dan PEN lebih besar daripada sebelumnya
 Juli 2020 tercatat deflasi di Indonesia sebesar -0,1% (sebelumnya inflasi +1,97%)  Tingkat inflasi
inti yang hanya sebesar 0,16% dan terjadinya penurunan konsumsi di bahan makanan, minuman
dan transportasi mencerminkan kontraksi aktivitas ekonomi yang signifikan  Supply produk
yang ada tidak terserap karena rendahnya daya beli dan mendorong kondisi output gap  di
negara berkembang ini kurang bagus, karena memcerminkan perlambatan ekonomi
 Presiden Jokowi berusaha untuk semakin menggenjot belanja pemerintah yang baru tercapai
33,5% pada Juni 2020  di lakukan dengan peningkatan belanja, harapannya likuiditas di
masyarakat terdongkrak
 BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia (GDP) -5.32% pada kuartal-II 2020 secara
tahunan dan -4.19% secara kuartalan  pertumbuhan yang minus ini terjadi akibat kontraksi di
berbagai komponen, sepeperti di pengeluaran konsumsi rumah tangga kontraksi -5.51%  dari
lapangan usaha, kontraksi terbesar terjadi di sektor transportasi dan pergudangan sebesar -
30.84%
 Data GDP Indonesia negatif bukan berarti Indonesia resesi  resesi terjadi jika GDP sudah dua
kali minus
 Konsumsi rumah tangga hampir menyumbang 56,82% PDB (2009)  mudahnya, dalam
berinvestasi jangka panjang, kita dapat memilih sektor yang berkontribusi besar pada PDB kita 
Investasi dapat di lakukan di sektro consumer goods dan juga banking
 Indeks PMI Indonesia berada di level 46,9 pada Juli 2020, naik dibandingkan Juni 2020 yang berada
pada level 39,1  level ini masih menunjukkan kontraksi karena masih di bawah level 50, namun
kepercayaan bisnis terhadap kondisi pasar yang lebih normal mulai meningkat  berangsur-
angsur normal, hraga saham Oktober-November sudah mulai recover
 Rilis data IKK per Juli 2020 sebesar 86,2 (sebelumnya 83,8)  kenaikan IKK mengindikasikan mulai
pulihnya minat konsumsi masyarakat, mengingat 58% komponen PDB dipengaruhi konsumsi
 Kementerian Keuangan juga berencana untuk membantu Rumah Tangga mendapatkan akses
pinjaman dengan bunga 0%  ditujukan kepada UMKM dan masayarakat dengan tujuan tingkat
belanja meningkat dan perekonomian dapat pulih lebih cepat
 BI mulai melakukan pembelian 4 seri Surat Utang Negara (SUN) senilai Rp 82,1 triliun langkah
pertama pemenuhan Public Goods senilai Rp 397 triliun guna mengatasi efek pandemi 
 Pemerintah juga menggelontorkan bansos melalui Program Keluarga Harapan (PKH) serta Kartu
Sembako dengan anggaran mencapai Rp 9,6 triliun
Pada 2020 kondisi perekonomian Indonesia khususnya pada kuartal II menjadi sorotan utama. Hal ini
dikarenakan pembatasan sekala besar yang menyebabkan roda perekonomian Indonesia tidak berjalan.

DATA INDIKATOR EKONOMI TERKINI


Indikator Tingkat
Pertumbuhan Ekonomi (Q2-2020) -5,32%
Inflasi (Juli 2020 YoY) -0,1%
Suku Bunga BI-7DRR 4%
Defisit Anggaran (Smt 1 – 2020) -1.57% PDB
Cadangan Devisa (Juli 2020) US$ 135.1 miliar
Neraca Dagang (Juni 2020) Surplus US$ 1.27
Ekspor – Impor (Juni 2020) 15,09% dan 27,56%
Indeks Kepercayaan Konsumen (Juli 2020) 86,2%
Penjualan Retail (May 2020) -20.6%
% Utang LN terhadap PDB (Juni 2020) 36.5%
PMI Manufaktur (Juli 2020 MoM) 46,9

Pertumbuhan ekonomi indonesia kuartal-II 2020 turun menjadi -5,32% YoY. Penurunan ini terendah sejak
triwulan-I 1998 sebesar -6,13%. Angka ini sebenarnya lebih rendah ketimbang konsensus pasar yang
sebesar -4%. Akan tetapi penurunan PDB tidak berdampak signifikan ke IHSG, karena didorong perbaikan
dari data ekonomi lainnya.

Indeks Kepercayaan Konsumen pada Juni 2020 naik dari 83,8% menjadi 86,2% YoY. Hal ini mencerminkan
optimisme masyarakat pada perekonomian Indonesia ke depan akan segera pulih.

PMI Manufaktur Indonesia bulan Juli 2020 naik 19,94% MoM menjadi 46,9 (di bawah level 50). Tiga Faktor
yang mempengaruhi PMI Indonesia, yaitu peningkatan permintaan manufaktur, pemangkasan tenaga
kerja, dan penurunan bahan baku. Meskipun ada optimistisme PMI akan kembali meningkat seiring
dengan pelonggaran aktivitas ekonomi.

Selain itu, terbaru Cadangan Devisa Indonesia meningkat signifikan sebesar US$ 135.1 miliar dibandingkan
bulan sebelumnya yang sebesar US$ 131,7 miliar. Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan
pembiayaan 9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta
berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Bursa Saham Global – Nasional

Indeks S&P sudah menguat 47% sejak kejatuh pada Maret 2020 lalu. Sedangkan Dow Jones sempat naik
51% dari bulan Maret 2020 hingga awal Juni 2020. Dan keduanya saat ini mencoba menguat kembali
mendekati level resistance yang sebelumnya sempat dicapai.

IHSG sudah naik 32% sejak 24 Maret 2020, mencapai puncaknya pada 6 Agustus 2020 pada angka 5187.
Kami melihat IHSG masih dapat meguat terbatas hingga level 5250 jika di lihat dalam mouthly chart. Saat
ini IHSG berpotensi terkonsolidasi dan berusaha menguat menguji level resistance tersebut.

Bisa dilihat pada grafik IHSG daily di bawah ini, trend naik dalam jangka pendek sudah mulai meguat.
Kenaikan akibat sentimen new normal, namun tetap perlu diwaspadai mengingat kondisi perekonomian
di Indonesia dan seluruh dunia masih melambat akibat pandemi Covid 19 hingga kuartal II.

Chart IHSG (Daily)


Chart IHSG (Monthly)
POIN-POIN STRATEGI
Saat ini merupakan momen terbaik untuk mendapatkan saham diskon, yang jarang sekali terjadi dan
sudah dinanti selama 10 tahun lebih.

Strategi saat crash :


Jika pada trend harga saham sideways / naik, kita mencari saham2 yang trending up untuk trading dengan
strategi Super Trader, sedangkan ketika terkoreksi tajam, strategi yang digunakan adalah value investing
dan juga swing trading.

Kriteria saham investing :


o Bisnis model defensive, tidak terdisrupsi bahkan diuntungkan dari pandemic Covid 19 ini.
o Manajemen perusahaan bonafid, good corporate governance
o Profitabilitas  rasio profitabilitas semua kami pertimbangkan, namun yang terpenting bagi
investor retail adalah EPS atau laba bersih per lembar saham. Kami memilih saham yang
memiliki pertumbuhan EPS sustainable dari tahun ke tahun
o Valuasi  valuasi kami nilai secara historical. Beberapa saham seperti BBCA dan UNVR
dianggap memiliki valuasi yang mahal jika dibandingkan dengan sektoralnya. Meski demikian,
mempertimbangkan 3 poin sebelumnya, wajar jika valuasi perusahaan tersebut lebih
mahal/premium karena dari bisnis model, manajemen, dan profitabilitasnya lebih
sustainable. Tidak bisa membandingkan perusahaan premium dan perusahaan lain apple to
apple. Oleh karena itu, kami memilih untuk melihat diskon valuasi secara historical.

Strategi beli saham:


o Kita tidak pernah tahu batas bawah market di angka berapa, yang bisa kita lihat adalah tanda
reversal di depan mata dan juga suplai dan demand
o Cara beli saham dengan lump sum bukan berarti beli banyak dalam sekali gebuk / sekali
borong dalam sehari. Namun tetap harus disebar. Ingat! Tidak ada orang yang tahu bottom
market pas di angka berapa. Jangan ngetes kedalaman kolam dengan 2 kaki. Cash is the king!
o Cara menyebar / mencicil beli  tergantung cashflow / besaran modal yang dimiliki. Di
EMTrade akan diberi tahu kapan mulai masuk dan besaran modalnya berapa untuk mencicil
(berapa % dari portfolio).
o Swing trading  harus ikuti realtime di EMTrade daftar di www.emtrade.id atau ellen-
may.com/emtrade
Saham yang akan bagi Deviden

Saham yang akan membagikan dividen dalam waktu dekat ini adalah saham FISH, AMAG, GHON, dan
POWR. Adapun rinciannya adalah :

Keterangan / TPMA SLIS IFFI CTRA ACES

Saham

Dividen/ Rp 23,5 Rp 0.75 Rp 20 Rp 8 Rp 18,1


lembar
saham

Cum Date 10 Agustus 10 Agustus 10 Agustus 10 Agustus 13 Agustus


2020 2020 2020 2020 2020

Ex Date 11 Agustus 11 Agustus 11 Agustus 11 Agustus 14 Agustus


2020 2020 2020 2020 2020

Recording 12 Agustus 12 Agustus 12 Agustus 12 Agustus 18 Agustus


Date 2020 2020 2020 2020 2020

Payment 3 September 3 September 2 September 3 September 4 September


Date 2020 2020 2020 2020 2020

Terdapat beberapa tanggal penting dalam dividen yaitu :

- Cum date  tanggal terakhir investor yang ingin membeli saham tertentu dan berhak untuk
mendapatkan dividen selama saham tersebut tidak dijual hingga ex date Cum date dan ex date
yang digunakan adalah tanggal cum date di pasar regular
- Ex date  hari pertama di mana investor yang ingin membeli saham tertentu tidak berhak lagi
mendapatkan dividen.
- Recording date  tanggal pencatatan investor saham yang telah membeli saham tersebut dan
berhak mendapatkan dividen.
- Payment date  tanggal seorang investor akan menerima dividen tersebut.
Top Down Analysis Investasi Saham

Macro Economy
Top Down Analysis adalah salah satu pendekatan untuk
menganalisis fundamental perusahaan. Urutan Top
Sectoral Analysis
Down Analysis biasanya digambarkan dengan piramida
Business Model
terbalik dengan urutan makro ekonomi, sector, bisnis
Management model, manajemen perusahaan, dan terakhir adalah

Numbers
numbers.

Makro ekonomi mengenai kondisi ekonomi dengan skala global atau nasional. Ada beberapa poin yang
perlu diperhatikan dalam analisis makro ekonomi, yaitu kebijakan fiskal & moneter, GDP, inflasi, suku
bunga, data pengangguran, neraca dagang negara dan yield obligasi negara dan kondisi non ekonomi yang
mempengaruhi dunia seperti COVID-19 atau perang.

Setelah melihat makro, kita bisa memilah sektor mana


saja yang terdampak dengan kondisi makro. Seagai
contoh misalnya saat terjadi pandemi seperti saat ini,
kita bisa mengurutkan dari sektor yang paling
terdampak hingga sektor yang tidak terdampak. Setelah
melakukan analisis sektoral, kita bisa memilih saham
mana yang memiliki potensi dikoleksi.

Pertama kita harus mengenal dulu model bisnisnya. Secara sederhana model bisnis bisa diartikan
bagaimana cara perusahaan tersebut dalam memperoleh pendapatan. Biasanya tiap sektor memiliki ciri
khas model bisnisnya sendiri. Seperti sektor konstruksi yang mendapatkan pendapatan dari kontrak,
berbeda dengan ritel yang mendapatkan pendapatan dari penjualan barang.

Setelah itu kita lihat bagaimana manajemen perusahaan tersebut. Melihat bagaimana perusahaan
melakukan inovasi dalam menghadapi persaingan atau track record ketika menghadapi krisis. Inovasi
menjadi salah satu komponen penting dalam menilai suatu perusahaan untuk melihat kemampuan
adaptasi perusahaan di setiapn kondisi.

Menghitung Harga Wajar Saham

Saat situasi seperti ini, muncul saham-saham yang mulai salah harga atau undervalued untuk berinvestasi.
Metode relative valuation berbasis price to earning ratio (PER) adalah metode sederhana yang bisa
digunakan untuk menghitung valuasi harga saham. PER yaitu perbandingan harga saham (price) terhadap
laba per lembar saham (earning per share / EPS).

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghitung earning per share (EPS). EPS didapatkan dari
laba dibagi dengan jumlah saham beredar. EPS yang digunakan haruslah EPS tahunan. Jika data yang
tersedia adalah EPS kuartal, maka harus disetahunkan terlebih dahulu.

Agar lebih jelas, mari kita hitung valuasi saham ASII dengan metode PER.

Langkah 1. Siapkan data ASII

ASII sudah mengeluarkan laporan leuangan kuartal I dengan EPS 119. EPS kuartal I ini harus disetahunkan
atau annualized untuk menghitung valuasi ASII. Bagaimana caranya?

EPS Kuartal I adalah periode laporan keuangan 1 Januari – 31 Maret 2020. Untuk mendapatkan data EPS
yang disetahunkan, berarti Q1 harus dikalikan 4. Ini karena dalam 1 tahun ada 4 kuartal.

Q1 2019 Q2 2019 Q3 2019 Q4 2019 Q1 2020

EPS Rp 129 Rp 113 Rp 150 Rp 144 Rp 119

EPS (TTM) Kuartal I Tahun 2020


= EPS Q1 2020 + (EPS Q4 + Q3 + Q2) 2019

= Rp 119 + Rp 144 + Rp 150 + Rp 113

= Rp 526
Langkah 2. Menentukan PER ASII

PER yang dapat digunakan untuk mencari nilai wajar dapat menggunakan rata-rata PER dalam lima tahun
terakhir. Maka didapatkan PER ASII senilai 17x.

Untuk PER tahunan sendiri didapatkan dari harga saham (close) dibagi dengan EPS.

2015 2016 2017 2018 2019 Average


Price 6000 8275 8300 8225 6925
EPS 357 374 466 535 536
PER 16.81x 22.13x 17.81x 15.37x 12.92x 17x

Langkah 3. Menentukan Nilai Wajar ASII

Setelah EPS dan rata-rata PER ditemukan, langkah terakhir ada menentukan nilai wajar ASII. Untuk
memudahkan, kita bisa memasukan angka PER rata-rata dan EPS 2020 yang disetahunkan ke dalam rumus
PER.

PER= Price/EPS

17X= Price/(Rp 526)

Kemudian kita bisa menemukan nilai wajar ASII dengan persamaan berikut

Price =EPS x PER

Price=Rp 526 x 17

Price=Rp 8942

Didapatkan bahwa nilai wajar ASII adalah Rp 8942. Jika dibandingkan dengan harga penutupan ASII 11
Mei 2020 maka ASII sudah terdiskon 57.5%.Sedangkan untuk saham 2nd liner, kami menambahkan
perthitungan price/earnings to growth ratio (PEG).Indikator ini sebagai model valuasi untuk mengukur
kepantasan antara harga saham, laba yang dihasilkan per lembar sahamnya, dan harapan pertumbuhan
perusahaan.
PEG = PER / CAGR

di mana,

Contoh perhitunggan CAGR:

Contoh Perhitungan PEG:

Perhitungan Margin Of Safety atau MOS dapat diperoleh dengan rumus:


Dari hasil perhitungan akan menunjukkan angka yang maknanya:

Point-Poin Penting dalam Laporan Keuangan


Komponen Laporan Keuangan

1. Laporan Neraca

2. Aset

Aset Lancar Aset Tidak Lancar (Tetap)


 kas dan setara kas,  Aset tetap : pajak dibayar di muka /
 piutang, kelebihan pajak, tanah, gedung,
 perlengkapan, kendaraan, peralatan.
 beban dibayar di muka (pajak, uang  Aset investasi  investasi saham, obligasi,
muka, biaya, sewa, asuransi, iklan), etc
barang dagang (inventori).  Aset tidak berwujud  goodwill (nama
 Manufaktur  bahan baku, persediaan baik), franchise, hak paten, merk dagang,
barang setengah jadi & barang jadi. dsb
3. Liabilitas (Utang)

Liabilitas Lancar (Jangka Pendek) Liabilitas Tidak Lancar (Jangka Panjang)

 utang bank jangka pendek,  utang jangka panjang yang jatuh tempo > 1
 utang usaha, tahun,
 beban akrual (sudah terjadi di periode ini  utang obligasi,
tapi belum dibayar),  imbalan kerja karyawan dll yang > 1 tahun
 utang obligasi,
 utang jangka panjang yang akan jatuh
tempo < 1 tahun

4. Ekuitas (Modal)

• Modal disetor

• Modal saham

• Laba ditahan

• Share premium  capital gain


(kenaikan harga saham)
5. Laba Rugi Perusahaan Dagang Laba Rugi Perusahaan Jasa

6. Laporan Peruabahan Ekuitas

7. Laporan Arus Kas (Cashflow)

Arus kas dari aktivitas

• operasi (operational activities)  operasional, pajak, pendapatan, bunga, piutang, utang, dll

• investasi (investing)  jual beli investasi, return investasi, jual/beli asset tetap

• pendanaan (financing) utang bank, obligasi, treasury (buy back)

19
Rasio Laporan Keuangan

1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas untuk mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek dengan menggunakan asset lancarnya. Rasio likuiditas terdiri dari beberapa rasio
seperti current ratio, quick ratio, dan cash ratio.

 Current Ratio = Aset Lancar : Utang Lancar


 Quick Ratio = [(Kas + Investasi jangka Pendek + Piutang) : Utang Lancar] x 100%

Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham ICBP.

Rumus Current ratio : Aset Lancar/Utang Lancar.

Current Ratio ICBP: Rp 19,751,045/Rp 7,332,801= 2.7x

Rumus Quick ratio: (Kas setara kas + Investasi jangka Pendek + Piutang)/Utang Lancar. Sebagai
contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham ICBP.

Quick Ratio ICBP: (Rp 8,904,198 + Rp 1,184,641 + Rp 5,768,111)/ Rp 7,332,801 = 2.16x

20
Rumus Cash ratio: Kas setara kas/Utang Lancar. Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan
Kuartal-I 2020 saham ICBP.

Quick Ratio ICBP: Rp 8,904,198 / Rp 7,332,801 = 1.21x

2. Rasio Arus Kas


Cash ratio = [(kas + setara kas) : utang lancar] x 100%

3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Rasio ini penting bagi investor untuk melihat kinerja suatu perusahaan seperti
mengukur efisiensi perusahaan dalam memperoleh laba.

a. Profit Margin = (laba bersih : penjualan) x 100%


b. Gross Profit Margin = (laba kotor : penjualan bersih) x 100%
c. Net Profit Margin = (laba bersih setelah pajak : penjualan bersih) x 100%
d. Return on Equity (ROE) = (laba bersih setelah pajak : ekuitas) x 100%
e. Return on Assets (ROA) = (laba sebelum bunga dan pajak : total aktiva) x 100%

Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham MYOR.

Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share adalah rasio untuk mengukur laba perusahaan yang dibagikan ke para
pemegang saham. EPS juga biasanya digunakan untuk menghitung rasio pembayaran dividen.
Jadi EPS menjadi rasio penting untuk investor dalam menilai profitabilitas perusahaan. EPS bisa
dihitung dengan: laba bersih setelah pajak /jumlah saham beredar

21
EPS MYOR Q1 2020 = Rp 949,829,206,540/22,358,699,725 lembar

= Rp 42.5

Gross Profit Margin (GPM)

Gross profit margin adalah rasio yang mengukur efisiensi harga pokok atau biaya produksi untuk
menghasilkan laba kotor. Semakin besar GPM, semakin efisien kegiatan operasional perusahaan.
Semakin kecil GPM, maka perusahaan dinilai kurang efisien dalam melakukan kegiatan
operasional. GPM bisa dihitung dengan: (laba kotor/total pendapatan atau penjualan bersih) x
100%. Sebagai contoh menghitung rasio GPM dan lainnya, kita akan meggunakan laporan
keuangan MYOR kuartal-1 2020.

GPM MYOR Q1 2020 = (Rp 1,656,951,464,577 / Rp 5,379,537,546,423) x 100%

= 30.8%

22
Nett Profit Margin (NPM)

Nett profit margin adalah rasio untuk membandingkan pendapatan perusahaan dengan laba
bersih setelah pajak. Semakin besar NPM, semakin baik perusahaan mengonversi pendapatan
menjadi laba bersih. NPM bisa dihitung dengan: (laba bersih setelah pajak/total pendapatan
atau penjualan bersih) x 100%

NPM MYOR Q1 2020 = (Rp 949,829,206,540 / Rp 5,379,537,546,423) x 100%

= 17.7%

Return on Assets (ROA)

Return on Assets adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
mendapatakan laba dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. Semakin tinggi nilai ROA akan
semakin baik kinerja perusahaan. . ROA bisa dihitung dengan: (laba bersih sebelum pajak dan
bunga atau EBIT/total aset) x 100%.

23
ROA MYOR Q1 2020 = (Rp 1,266,014,439,917-Rp 104,879,840,761+Rp 12,423,652,644)/(Rp
19,474,546,511,239) x 100%

= 6%

Return on Equity (ROE)

Return on Equity adalah rasio yang digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
mendapatakan laba dari modal perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE akan semakin baik kinerja
perusahaan. ROE bisa dihitung dengan: (laba bersih setelah pajak /total ekuitas) x 100%.

24
ROE MYOR Q1 2020 = (Rp 949,829,206,540/Rp 10,846,852,689,295) x 100%

= 11%

4. Rasio Dividen

a. Dividend Yield
Dividen yield memberi informasi berapa persentae keuntungan dividen tunai kepada
pemegang saham. Dividen yield membandingkan dividen tunai dan harga saham.
Informasi dividen tunai per saham yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham
bisa didapatkan dari RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) di situs IDX.

Dividend yield bisa dihitung dengan: (dividen tunai per saham / harga saham) x 100% .
Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan tahun 2019 MYOR.

25
Dividend yield MYOR = (dividen tunai per saham / harga saham) x 100%

= (Rp 30 / Rp 2190) x 100%

= 1.37%

b. Dividend Payout Ratio


Dividen payout ratio adalah persentase laba yang dibayarkan perusahaan kepada
pemegang saham dalam bentuk dividen. Rasio ini bisa melihat perbandingan laba yang
dibagikan dan laba yang ditahan untuk pengembangan perusahaan. Informasi laba yang
dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham bisa didapatkan dari RUPS (Rapat
Umum Pemegang Saham) di situs IDX.

DPR bisa dihitung dengan: (total dividen yang dibayarkan / laba bersih tahunan) x 100%
. Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan tahun 2019 MYOR.

Dividend payout ratio MYOR = (total dividen yang dibayarkan / laba bersih tahunan) x
100%
= (Rp 670,760,991,750 / 2,039,404,206,764) x 100%
= 32.89%

5. Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Debt asset ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
utangnya dengan aset. DAR yang kecil lebih baik karena semakin besar utang perusahaan
dibandingkan dengan total asetnya. Sehingga aset perusahaan tidak cukup untuk
membayar utang perusahaan.

26
Debt ratio =(total utang : total aset) x 100%

Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.

Debt to asset ratio MYOR = total hutang atau liabilitas / total aset

= Rp 8,627,693,821,944 / 19,474,546,511,239

= 0.44 x

b. Debt to Equity Ratio


Debt to equity ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi utangnya
dengan ekuitas perusahaan. Rasio ini mencerminkan kemampuan ekuitas pemegang
saham untuk menutupi semua hutang dalam hal terjadi penurunan bisnis. Semakin kecil
DER, semakin baik.

Debt to equity ratio = (total utang : ekuitas) x 100%

Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.

Debt to equity ratio MYOR = total hutang atau liabilitas / total ekuitas

= Rp 8,627,693,821,944 / 10,846,852,689,295

= 0.80 x

27
6. Rasio Aktivitas
Activity ratio adalah rasio yang mengukur efisiensi perusahaan mengelola asetnya. Seperti
melihat bagaimana perputaran piutang suatu perusahaan atau persediaan produk dari perusahaan
tersebut. Selain itu juga mengukur kemampuan perusahaan mendapatkan keuntungan dari aset
mereka.

a. Perputaran piutang = (penjualan kredit bersih/ rata2 piutang) x 100%

 at least 12  higher better

b. Perputaran inventori = (COGS / average inventory) x 100%

Sebagai contoh, kita menggunakan laporan keuangan Kuartal-I 2020 saham MYOR.

Inventory Turnover

Inventory turnover ratio (perputaran persediaan) adalah rasio untuk mengukur efektivitas
mengelola barang persediaan perusahaan. Inventory turnover harus dibandingkan dengan industri
atau perusahaan sejenis untuk mengetahui baik atau buruknya inventory turnover perusahaan.

Inventory turnover ratio bisa dihitung dengan: (HPP / (Persediaan periode ini + Persediaan periode
lalu)/2)). Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.

Inventory turnover MYOR : (HPP / (Persediaan periode ini + Persediaan periode lalu)/2))

: (Rp 3,772,622,081,846 / (2,877,012,552,776 + 2,790,633,951,514) /2))

: 1.31x

28
Kita juga bisa menghitung daily sales inventory (DSI) dengan mengalikan ((Persediaan periode ini
+ Persediaan periode lalu)/2) / HPP) x 365 menjadi 0.75 x 365 hari= 274 hari. DSI ini bisa melihat
berapa lama rata-rata persediaan perusahaan bisa dikonversi menjadi penjualan.

Receivable Turnover

Receivable ratio digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam mengkonversi piutang
menjadi kas perusahaan. Semakin tinggi receivable turnover berarti semakin banyak piutang
berarti semakin baik perusahaan mengelola piutangnya.

Receivable turnover bisa dihitung dengan: (Penjualan/(Piutang periode ini + Piutang periode
lalu)/2)). Sebagai contoh, kami menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.

Receivable turnover MYOR : (Penjualan/(Piutang periode ini + Piutang periode lalu)/2))

: (Rp 5,379,573,546,423 / (5,209,764,155,724 + 5,901,994,049,176) /2))

: 0,97x

Fixed Asset Turnover Ratio

Rasio ini untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan aset teapnya. Rasio ini
menunjukan produktivitas aset teap dalam memperoleh pendapatan. Untuk mengetahui baik
buruknya rasio perusahaan, perlu dibandingkan dnegan industri atau perusahaan sejenis selama
bertahun-tahun.

29
Fixed asset turnover bisa dihitung dengan: Penjualan/Aset tetap Sebagai contoh, kami
menggunakan laporan keuangan kuartal-I 2020 MYOR.

Fixed asset turnover MYOR : Penjualan/Aset tetap

: Rp 5,379,573,546,423 / 6,541,458,889,970

: 0,84x

7. Rasio Perbankan

a. CAR = Total Modal/Aset Tertimbang Menurut Risiko

b. NPL = Kredit Macet / Total Kredit

c. NIM = Pendapatan Bunga/Aktiva Produktif

d. BOPO = Beban Operasional / Pendapatan Operasional

e. LDR = Total Kredit / (Total DPK + Modal Disetor) x 100%

f. CASA = (Current Account + Saving Account) / Total DPK x 100%

8. Rasio Valuasi

a. PER = Price / earnings

b. PBV = price / book value

c. PEG = PER / CAGR

30
Jenis – Jenis Karakter Saham

Defensive
 Basic & primary needs
 Pangsa pasar besar
 Economic moat
 Tahan krisis
 Sektor: Consumer goods, Cigarettes, Utility, Farmasi

Cyclical
 Terpengaruh kondisi ekonomi, siklus bisnis, alam
 Bukan primary needs, bersifat substitusi
 Naik saat economic boom, turun saat resesi
 Tidak tahan krisis
 Sektor: finance, property, agriculture, mining

Turnaround
 Dari jelek jadi bagus
 Perubahan (business model, sales, cost, product, management)
 Risiko ketidakpastian
 Mulai diakumulasi
 Sektor: Retail, Infra, Property

Fast Growing
 Revenue & profit naik konsisten
 Punya produk kuat / brand
 Inovatif
 Masih punya ruang berkembang
 Various sector

31
DISCOUNTED STOCKS
TO INVEST

32
BIG CAPS
 Investasi fokus saham yang menjadi penggerak IHSG / kapitalisasi besar karena akan diborong oleh
institusi di masa diskon seperti saat ini yaitu saham : BBCA, BBRI, BBNI, BMRI, UNVR, INDF, ICBP,
HMSP, GGRM, KLBF, TLKM
 Kami lebih suka sektor consumer goods  UNVR, INDF, ICBP, HMSP, GGRM, KLBF untuk blue chips
daripada perbankan karena NPL / kredit macet potensi meningkat
 Exposure investing saat ini maksimal 20% (artinya maksimal 20% dari total modal untuk investasi
jangka panjang)

Poin-poin rangkuman fundamental perusahaan untuk investasi jangka panjang :

1. PT BANK CENTRAL ASIA (BBCA)


Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Anz
EPS Rp 844,50 Rp 955,33 Rp 1059,64 Rp 117.0,70 Rp 1.003,28
NPL 0.30% 0.4% 1.40% 1.30% 1%

Valuasi
Valuasi BCA cenderung premium dan saat ini sudah mencapai nilai wajarnya sejak dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
BBCA 30.80x 18.35x 22.92x 24.54x 28.55x 7.88%
Harga
Rp 22.343
Wajar
MOS -38% Harga terakhir Rp 30.900

Dividen
Dividen yield Rp 355/lembar saham (1,7%) di tahun 2020.

33
Harga saham
Turun 12,41% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Cicil beli investasi dapat Anda lakukan di area 30.000-31.000 sebanyak 10-20% dari total dana
investasi.

2. PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI)


Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 612.91 Rp 736.03 Rp 811.63 Rp 831.59 Rp 919,48
NPL 0.44% 0.70% 0.85% 1.20% 2.45%

Valuasi
Valuasi BNI cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 62.67% sejak dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
BBNI 5,02x 9.01x 13.45x 10.84x 9,44x -62.67%
Harga
Rp 8.839
Wajar
MOS 48% Harga terakhir Rp 4.620

Dividen
Dividen yield Rp 206.24/lembar saham (2.93%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 42% sejak awal tahun 2020

34
Beli di mana?
Cicil beli investasi dapat Anda lakukan di area 4500-4800 sebanyak 10-20% dari total dana investasi.

3. PT BANK RAKYAT INDONESIA Tbk. (BBRI)


Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 214,72 Rp 237,48 Rp 264,96 Rp 281,51 Rp 267,40
NPL 1.09% 0.88% 0.92% 1.04% 2.81%

Valuasi
Valuasi BRI cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 25.59% sejak dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
BBRI 11,63x 10.87x 15.33x 13.81x 15,63x -25.59%
Harga
Rp 3.789
Wajar
MOS 18% Harga terakhir Rp 3.110

Dividen
Dividen yield Rp 168,20/lembar saham (3.75%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 34,59% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Cicil beli investasi dapat Anda lakukan di area 3000-3150 sebanyak 10-20% dari total dana investasi.

35
4. PT BANK MANDIRI Tbk. (BMRI)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

EPS Rp 597,69 Rp 446,75 Rp 541,45 Rp 594,85 Rp 685,36


NPL 1.53% 1.18% 0.67% 0.84% 2,4%

Valuasi
Valuasi Bank Mandiri cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 56.32% sejak dihitung
dari PER Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
BMRI 8.46x 19.37x 17.91x 13.62x 12.90x -56.32%
Harga
Rp 7.174
Wajar
MOS 19% Harga Terakhir Rp 5.800

Dividen
Dividen yield Rp 353,34/lembar saham (4.80%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 28% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Cicil beli dapat Anda lakukan di area 5400-5700 sebanyak 10-20% dari total modal investasi.

36
5. PT INDOFOOD Tbk. (INDF)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Anz
EPS Rp 470,97 Rp 473,69 Rp 473,42 Rp 557,75 Rp 646,04
ROA 5.04% 4.74% 4.32% 5.10% 5,50%
ROE 9.43% 8.92% 8.35% 9.06% 9,68%

Valuasi
Valuasi INDF cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 36.77% sejak dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
INDF 10.64x 16.83x 16.10x 15.74x 14.21x -36.77%
Harga
Rp 10.136
Wajar
MOS 32% Harga Terakhir Rp 6.875

Dividen
Dividen yield Rp 278/lembar saham (4.16%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 17,18% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
INDF kembali dalam masa konsolidasi. Cicil beli dapat Anda lakukan pada area 6400-6700 sebanyak
10-20% dari total modal investasi.

37
6. PT INDOFOOF CBP SUKSES MAKMUR Tbk. (ICBP)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Anz
EPS Rp 307.72 Rp 324.49 Rp 391.09 Rp 430.67 Rp 577,44
ROA 12.46% 12.01% 13.31% 13.02% 15,55%
ROE 19.46% 18.68% 20.15% 18.89% 21,21%

Valuasi
Valuasi ICBP cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 36.64% sejak dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
ICBP 17,62x 27.87x 27.43x 26.72x 25.89x -36.64%
Harga
Rp 15.538
Wajar
MOS 35% Harga Terakhir Rp 10.175

Dividen
Dividen yield Rp 215/lembar saham (2.29%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 14.59% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
ICBP saat ini akan cenderung terkoreksi terlebih dahulu. Cicil beli dapat Anda lakukan pada area
10000-10200sebanyak 10-20% dari total modal investasi.

38
7. PT UNILEVER INDONESIA Tbk. (UNVR)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable  mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 168.18 Rp 184.32 Rp 238.98 Rp 194.55 Rp 190.00
ROA 7,63% 7,41% 9,30% 7,16% 33,90%
ROE 27,17% 27,08% 23,96% 27,99% 66,18%

Valuasi
Valuasi UNVR cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 29.49% dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi(%)
UNVR 42.76x 46,14x 60,65x 38,00x 43,18x -29.49%
Harga
Rp 8.975
Wajar
MOS 9% Harga Terakhir Rp 8.125

Dividen
Dividen yield Rp 107/lembar saham (1.3%) di tahun 2019.

Harga Saham
Turun 6.55% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
UNVR saat ini kembali bergerak sideways dan level support 7700-7800 memang terbukti cukup kuat
untuk menahan harga. Anda bisa lakukan cicil beli investasi di area 8000-8200 sebanyak 10-20% dari
total dana investasi.

39
8. PT GUDANG GARAM Tbk. (GGRM)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 3.510,57 Rp 4.080,87 Rp 4.100,96 Rp 5.726,68 Rp 4.021,9
ROA 10.60% 11.61% 11.28% 13.83% 9,65%
ROE 16.86% 18.38% 17.26% 21.36% 13,49%

Valuasi
Valuasi GGRM cenderung premium dan saat ini sudah mulaiterdiskon 38.86% dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi(%)
GGRM 12.55x 18.20x 20.53x 20.39x 9.25x -38.86%
Harga
Rp 67.223
Wajar
MOS 25% Harga Terakhir Rp 50.475

Dividen
Dividen yield Rp 2600/lembar saham (3.32%) di tahun 2019.

Harga Saham
Turun 14.51% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Anda bisa lakukan cicil beli di harga 50.000-51.000 –an dengan maksimal modal 10-20% dari total dana
investasi.

40
9. PT HM SAMPOERNA Tbk. (HMSP)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 109.74 Rp 108.95 Rp 116.41 Rp 117.20 Rp84,04
ROA 30.02% 29.37% 29.05% 26.96% 23,32%
ROE 37.34% 37.14% 38.29% 38.46% 33,64%

Valuasi
Valuasi HMSP cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 68.94% dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi(%)
HMSP 19.69x 34.90x 43.41x 31.87x 17.80x -68.94%
Harga
Rp2.829
Wajar
MOS 42% Harga Terakhir Rp 1.655

Dividen
Dividen yield Rp119.80/lembar saham (6.17%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 29.56% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Anda bisa manfaatkan area 1600-1800 an untuk melakukan cicil beli investasi sebesar 10-20% dari
dana investasi.

41
10. PT TELEKOMUNIKASI INDONESIA Tbk. (TLKM)
Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 191.98 Rp 219.69 Rp 181.96 Rp 188.32 Rp 236,60
ROA 10.77% 11.16% 8.75% 8.44% 9,69%
ROE 18.34% 19.75% 15.37% 15.92% 17,91%

Valuasi
Valuasi TLKM cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 79.26% dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi(%)
TLKM 12,60x 20.73x 20.21x 20.61x 21,08x -79.26%
Harga
Rp 4.529
Wajar
MOS 34% Harga Terakhir Rp 2.980

Dividen
Dividen yield Rp 154.07/lembar saham (4.98%) di tahun 2019.

Harga Saham
Turun 26% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
TLKM masih berada di area support kuat. Anda bisa manfaatkan untuk cicil beli pada area 2800-3200
dengan modal yang digunakan 10-20% dari total dana investasi.

42
11. PT ASTRA INTERNATIONAL INDONESIA Tbk. (ASII)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 374,22 Rp 466,20 Rp 535,14 Rp 535,98 Rp 561,88
ROA 5.79% 6.39% 6.29% 6.17% 6.62%
ROE 10.83% 12.08% 12.43% 11.62% 11.53%

Valuasi
Valuasi ASII cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon -42.46% dihitung dari PER Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi (%)
ASII 9.39x 22.11x 17.80x 15.37x 12.92x -42.46 %
Harga
Rp 8.946
Wajar
MOS 41% Harga Terakhir Rp 5.275

Dividen
Dividen yield Rp 157.00/lembar saham (3.23%) di tahun 2019.

Harga Saham
Turun 27.31% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
ASII masih bergerak mendatar dengan support kuat di 4700 an. Anda dapat manfaatkan area 4800-
5300 untuk melakukan cicil beli investasi sebesar 10-20% dari dana investasi.

43
12. PT KALBE FARMA Tbk. (KLBF)

Profitability
EPS positif & bertumbuh sustainable  mampu menghasilkan profit konsisten

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)
EPS Rp 49.03 Rp 51.25 Rp 52.39 Rp 53.45 Rp 59.16
ROA 15.10% 14.47% 13.54% 12.37% 12.56%
ROE 18.45% 17.30% 16.07% 15.01% 15.53%

Valuasi
Valuasi KLBF cenderung premium dan saat ini sudah mulai terdiskon 19.01% dihitung dari PER
Tertinggi

Current Tahun Diskon


Ticker
PER 2016 2017 2018 2019 Valuasi(%)
KLBF 26,71x 30.90x 32.98x 29.01x 30.31x -19.01%
Harga
Rp 1.786
Wajar
MOS 12% Harga Terakhir Rp 1.580

Dividen
Dividen yield Rp20 /lembar saham (1,41%) di tahun 2020.

Harga Saham
Turun 6.02% sejak awal tahun 2020

Beli di mana?
Cicil beli dapat Anda lakukan di 1400-1600 sebesar 10-20% dari total dana investasi.

44
45
SECOND LINERS

EMtrade menyukai saham2 yang bertahan di tengah pandemic Covid19 dan malah diuntungkan dari
situsasi ini. Sebagian besar 46ector dari 46ector konsumsi.

Pemilihan saham didasarkan pada penilaian model bisnis, manajemen, kemampuan menghasilkan
laba, dan juga valuasi.

•Kegiatan •Kemampuan
operasional emiten
dan produk mencetak laba
emiten

Model Profitabi-
Bisnis litas

Likuid-
Valuasi
itas
•Kondisi kas •Nilai wajar
emiten emiten
dibandingkan terdiskon
utang

46
1. PT BUYUNG POETRA SEMBADA Tbk. (HOKI)
Model Bisnis
PT. Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) bergerak dalam bidang pengolahan dan distribusi beras
bermerek premium. Emiten ini mulai listing pada 22 Juni 2017.

Profitability

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Anz

Net Profit 43,8M 48,0M 90,2M 103,7M 48 M

EPS 18,65 19,99 37,58 43,22 19,98

ROA 11,84% 8,31% 11,89% 12,22% 5,76%

ROE 19,91% 10,08% 16,02% 16,17% 7,05%

Liquidity

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Q1 2020 Q2

Liquidity 1,3x 4,6x 2,7x 3,0x 4,8x 3,3x


Ratio

Cash Ratio 0,0x 0,4x 0,2x 0,2x 0,01x 0,02x

DER 0,68x 0,21x 0,35x 0,32x 0,34x 0,15x

47
Valuasi

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

PER 20,16x 17,21x 19,43x 16.54x 32,02x

PBV 4,02x 1,70x 3,08x 2,65x 2,25x

Harga Wajar Rp 472

Harga Terakhir Rp 640

PEG -5,4

MOS -74%

Pertumbuhan Harga Saham

Grafik
Pertumbuhan Harga Saham
800 730
700
640
600

376
400 344

200

0
2016 2017 2018 2019 2020

48
2. PT SARIGUNA PRIMATIRTA Tbk. (CLEO)
Model Bisnis
PT. Sariguna Primatirta Tbk (CLEO), melakukan bisnis sebagai Tanobel dan beroperasi sejak 17
September 2003. Emiten memproduksi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) dan mulai listing pada 05
Mei 2017.

Profitability

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Anz

Net Profit 39,3 M 50,2 M 63,3 M 130,8 M 129,4 M

EPS 3,57 4,56 5,27 10,90 10,78

ROA 8,47% 7,59% 7,59% 10,50% 9,66%

ROE 19,81% 16,84% 9,96% 17,06% 15,04%

Liquidity

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 Q1 2020 Q2

Liquidity 0,6x 1,2x 1,6x 1,2x 4,1x 1,7x


Ratio

Cash Ratio 0,01x 0,02x 0,1x 0,1x 0,07x O,08x

DER 1,34x 1,22x 0,31x 0,62x 0,65x 0,59x

49
Valuasi

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

PER 22,63x 33,10x 53,89x 46.33x 48,24x

PBV 4,49x 5,57x 5,36x 7.91x 7,25x

Harga Wajar Rp 495

Harga Terakhir Rp 520

PEG 1,6

MOS -15%

Pertumbuhan Harga Saham

Grafik
Pertumbuhan Harga Saham
800 755

600
520
442
404
400
284

200

0
2016 2017 2018 2019 2020

50
3. PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL Tbk. (SIDO)
Model Bisnis
PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) bergerak dalam bidang industri herbal seperti
industri medis (farmasi), herbal, kosmetik, makanan dan minuman yang berkaitan dengan kesehatan.
Emiten mulai listing di BEI sejak 18 Desember 2013.

Profitability

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

Net Profit 480,5 M 533,8 M 663,8 M 807,7 M 827,6 M

EPS 32,04 35,59 44,26 53,85 55,18

ROA 16,08% 16,90% 19,89% 22,84% 24,03%

ROE 17,42% 18,43% 22,87% 26,35% 25,20%

Liquidity

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Q1) 2020 Q2

Liquidity 8,3x 7,8x 4,2x 4,1x 5,03x 5,4x


Ratio

Cash Ratio 4,6x 4,3x 2,2x 2,1x 2,73x 2,56x

DER 0,08x 0,09x 0,15x 0,15x 0,13x 0,11x

51
Valuasi

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

PER 16,23x 15,31x 18,98x 23.68x 25,46x

PBV 2,83x 2,82x 4,34x 6.24x 6,42x

Harga Wajar Rp 1.154

Harga Terakhir Rp 1.405

PEG 1.8

MOS -35%

Pertumbuhan Harga Saham

Grafik
Pertumbuhan Harga Saham
1500 1405
1260

1125

840

750
520 545

375

0
2016 2017 2018 2019 2020

52
4. PT ULTRAJAYA MILK INDUSTRY Tbk. (ULTJ)
Model Bisnis
PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) bergerak di industri makanan dan minuman.
Emiten memproduksi berbagai minuman seperti susu, jus buah, teh, minuman tradisional dan
minuman kesehatan, yang diproduksi dengan teknologi UHT (Ultra High Temperature). Perusahaan
mulai listing sejak 2 Juli 1990.

Profitability

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

Net Profit 702,4 M 703,2 M 697,8 M 1T 1,7 T

EPS 60,55 60,62 60,15 150,28 150,28

ROA 16,57% 13,56% 12,56% 24,44% 24,44%

ROE 20,13% 16,71% 14,61% 27,14% 27,14%

Liquidity

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Q1) 2020 Q2

Liquidity Ratio 4,8x 4,2x 4,4x 4,4x 0,76x 4,2x

Cash Ratio 2,6x 2,6x 2,3x 2,4x 1,81x 2,03x

DER 0,22x 0,24x 0,17x 0,17x 0,16x 0,11x

53
Valuasi

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

PER 18,87x 21,36x 22,44x 9,65x 10,71x

PBV 3,78x 3,55x 3,27x 2,61x 2,9x

Harga Wajar Rp 2.063

Harga Terakhir Rp 1.620

PEG 1,0

MOS 17%

Pertumbuhan Harga Saham

Grafik
Pertumbuhan Harga Saham
2125

1700 1620

1350 1380
1295
1275 1145

850

425

0
2016 2017 2018 2019 2020

54
6. PT MAYORA INDAH Tbk. (MYOR)
Model Bisnis
PT. Mayora Indah Tbk (MYOR) bergerak dalam bidang pembuatan makanan, permen dan biskuit.
Perusahaan menjual produknya baik di pasar domestik maupun luar negeri. Emiten mulai listing sejak
4 Juli 1990.

Profitability

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

Net Profit 1,4 T 1,6 T 1,7 T 1,5 T 1,9 T

EPS 60,49 71,18 76,62 65,24 83,80

ROA 10,49% 10,69% 9,76% 8,03% 10,23%

ROE 21,63% 21,68% 20,09% 15,74% 16,56%

Liquidity

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Q1) 2020 Q2

Liquidity Ratio 2,3x 2,4x 2,7x 3,4x 5,6x 4,4x

Cash Ratio 0,4x 0,5x 0,5x 0,8x 1,05x 2,03x

DER 1,06x 1,03x 1,06x 0,99x 0,80x 0,16x

55
Valuasi

Tahun
Indikator
2016 2017 2018 2019 2020 (Anz)

PER 27,19x 28,38x 34,19x 32.56x 26,97x

PBV 5,87x 6,14x 6,86x 5.13x 4,46x

Harga Wajar Rp 2.972

Harga Terakhir Rp 2.260

PEG 3,0

MOS 0%

Pertumbuhan Harga Saham

Grafik
Pertumbuhan Harga Saham
3375

2620
2700
2260
2150
2020
2025
1645

1350

675

0
2016 2017 2018 2019 2020

56
Tabel Investing Journal

57
SWING TRADING
JOURNAL

58
Berikut ini adalah tabel kinerja EMtrade untuk saham Swing pada bulan Maret 2020:
(diurutkan berdasarkan tanggal jual)

Berikut ini adalah tabel kinerja EMtrade untuk saham Swing pada bulan April 2020: (diurutkan
berdasarkan tanggal jual)

59
 Selama bulan April 2020, terdapat 47transaksi yang terjadi dengan 36 transaksi yang berhasil
membuahkan keuntungan dan 11 transaksi yang berhasil dibatasi kerugiannya.

 36 transaksi tersebut jika diakumulasi menghasilkan keuntungan sebesar 220,51% dan jika
dibandingkan dengan kerugian dari 11 transaksi sebesar -42,55% , maka kinerja EMtrade di bulan
April masih positif.

60
Berikut ini adalah tabel kinerja EMtrade untuk saham Swing pada bulan Mei 2020: (diurutkan
berdasarkan tanggal jual)

61
 Selama bulan Mei 2020, terdapat 50 transaksi yang terjadi dengan 28 transaksi yang berhasil
membuahkan keuntungan dan 22 transaksi yang berhasil dibatasi kerugiannya.

 28 transaksi tersebut jika diakumulasi menghasilkan keuntungan sebesar 160,51% dan jika
dibandingkan dengan kerugian dari 22 transaksi sebesar -78,46% , maka kinerja EMtrade di bulan
Mei masih positif.

62
63
64
DAFTAR SAHAM TERBELI – SUPER TRADING
AGUSTUS 2020

65
DAFTAR SAHAM TERBELI – SWING TRADING
AGUSTUS 2020

66
Conclusion:
 Swing trading untuk jangka pendek ikuti realtime EMTRade, daftar di www.ellen-
may.com/emtrade atau www.emtrade.id sertakan kode SO8 untuk dapatkan bonus 1 bulan
tambahan setiap pembelian 12 bulan Edukasi Online EMTRADE
 Berburu saham murah untuk investasi jangka panjang  bluechips & second liners

67
Daftar Istilah

CAR : Capital Adequacy Ratio (Rasio kecukupan modal untuk mengatasi kemungkinan risiko kerugian
perbankan)

CKPN : Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Dana cadangan yang disisihkan emiten perbankan untuk
meng-cover adanya kredit macet)

MA : Moving Average

MoM : Month on Month

NPL : Non Performing Loan (Indikator kesehatan perbankan yang menunjukkan tingkat kredit macet)

IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan

Inflasi : Kenaikan harga secara keseluruhan

PDB : Produk Domestik Bruto

Resistance : Batas atas/suatu area harga yang menahan pergerakan harga untuk naik

Support : Batas bawah/suatu area harga yang menahan harga untuk terus turun

The Federal Reserve : Bank Sentral Amerika

YoY : Year on Year

68
Disclaimer

EMTrade adalah layanan online yang dibuat untuk tujuan memberi informasi dan edukasi, sehingga
dalam keadaan apa pun tidak boleh dianggap atau dimaksudkan sebagai nasehat, rekomendasi,
penawaran / perintah untuk melakukan beli / jual saham yang dimaksud.

User harus memahami bahwa nilai saham dapat berfluktuasi dan harga saham juga dapat naik atau
turun. Semua informasi yang disajikan dalam EMTrade adalah hasil dari analisis baik secara teknikal
dan fundamental. Fasilitas stock pick yang diberikan merupakan case study atas edukasi yang sudah
diberikan sehingga user bisa belajar lebih efektif, bukan sebagai nasihat / perintah beli & jual.

EMTrade dan pejabatnya, direktur, rekanan, pihak terkait dan/atau karyawan (disebut "Perwakilan")
tidak bertanggung jawab atas konsekuensi kerugian atau kerusakan yang mungkin timbul dari
penggunaan atau ketergantungan dari penggunaan layanan baik secara langsung atau tidak langsung.

Setiap informasi yang terkandung di sini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan
sebelumnya.

Semua informasi yang disajikan untuk digunakan oleh user EMTrade dan tidak boleh direproduksi,
diubah dengan cara apa pun, dikirim, disalin atau didistribusikan ke pihak lain secara keseluruhan atau
sebagian dalam bentuk atau cara apa pun tanpa persetujuan tertulis sebelumnya dari EMTrade.
EMTrade dan perwakilannya tidak bertanggung jawab atas tindakan dari pihak ketiga dalam hal ini.

Semua informasi yang disajikan oleh EMTrade tidak ditujukan atau dimaksudkan untuk distribusi atau
digunakan oleh orang atau entitas yang merupakan warga negara atau penduduk atau berlokasi di
wilayah, negara bagian, negara atau wilayah yurisdiksi lainnya dimana distribusi, publikasi,
ketersediaan atau penggunaan layanan ini bertentangan dengan hukum atau peraturan yang berlaku.

69

Anda mungkin juga menyukai