Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN ANALISIS MENGENAI OUTLOOK PEREKONOMIAN INDONESIA

TAHUN 2021 “ OPTIMISME PENGUATAN FUNDAMENTAL EKONOMI DI


TENGAH KETIDAKPASTIAN ”
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Diprediksi Cepat Mengalami Pemulihan Ditopang
oleh Stuktur Ekonomi yang Berorientasi Domestik. Namun Pemulihan ini Perlu
Direspon oleh Kebijakan Penanganan Covid-19 yang Efektif
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori Ekonomi Makro II
Dosen Pengampu Bapak Saiful Almujab, M.Pd.

Disusun oleh: KELOMPOK 2

RAVEDRO PRAYOGA 195020001


M. ALMAN KHUZAIMY 195020009
ANNISA UL KARIMAH 195020012
MENTARI APRILIAN 195020019
DITIA AULIAWATI 195020026
ASEP TOFIK HIDAYAT 195020030
KANITA PUTRI 195020040

KELAS 19 A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PASUNDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat, hidayat – Nya, suatu
nikmat dari Sang Pencipta Allah SWT melalui tangan dan pikiran penulis insyaallah dengan
izin – Nya penulis dapat menyelesaikan serta menyajikan Laporan yang berjudul “Laporan
Analisis Outlook Perekonomian Indonesia Tahun 2020 ‘Optimisme Penguatan Fundamental
Ekonomi Ditengah Ketidakpastian’ bagian Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Diprediksi Cepat
Mengalami Pemulihan Ditopang oleh Stuktur Ekonomi yang Berorientasi Domestik. Namun
Pemulihan ini Perlu Direspon oleh Kebijakan Penanganan Covid-19 yang Efektif

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan laporan, demi pengembangan kreatifitas penulis dan
kesempurnaan laporan ini, penulis menunggu kritik dan saran dari pembaca, baik dari segi isi
serta pemaparannya. Harapan penulis semoga pada laporan yang akan datang dapat diperbaiki.

Akhir kata, semoga laporan ini dapat memberi manfaat kepada para pembaca, Aamiin.

Bandung, 23 November 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... 3
DAFTAR TABEL ................................................................................................................................. 4
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................................. 5
BAB I LAPORAN BPS ......................................................................................................................... 6
BAB II ANALISIS TERHADAP LAPORAN BPS ............................................................................ 9
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................................... 9
2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................................... 9
2.3 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi ............................................................................... 10
2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi ........................................................... 11
2.5 Analisis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Berorientasi pada Permintaan
Domestik. ......................................................................................................................................... 12
BAB III KESIMPULAN..................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 17

3
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Prediksi Ekonomi di Sebagian Besar Kawasan Asia Pasifik Menurut Bank Dunia ....... 15

4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pertumbuhan PDB Pengeluaran PerTriwulan Tahun 2017-2020 (persen) .................. 6
Gambar 2 Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2019 (Persen) ................. 7

5
BAB I LAPORAN BPS
PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Diprediksi Cepat Mengalami Pemulihan Ditopang oleh Struktur Ekonomi yang
Berorientasi Domestik, Namun Pemulihan ini Perlu Direspon oleh Kebijakan
Penanganan Covid-19 yang Efektif

Rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017-2019 berada diangka 5,08


persen. Hampir semua komponen pengeluaran PDB menunjukkan tren perlambatan sejak
kuartal IV 2018 terutama untuk ekspor barang dan jasa. Kinerja ekspor tercatat mengalami
kontraksi cukup dalam sejak memasuki kuartal I 2019 yaitu negatif 1,87 persen dan terus
menunjukkan penurunan hingga kuartal IV 2019 (Gambar 1). Meskipun demikian,
pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak dikisaran 5 persen karena 58 persen PDB
Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga.

Gambar 1 Pertumbuhan PDB Pengeluaran PerTriwulan Tahun 2017-2020 (persen)


Sumber : BPS, 2020
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih bergerak dikisaran 5 persen meskipun
sempat mengalami perlambatan di kuartal IV 2019 yaitu 4,97 persen (yoy). PMTB yang
menyumbang 32 persen terhadap PDB juga menunjukkan tren perlambatan sejak triwulan akhir
2018. Memasuki kuartal I 2019, PMTB hanya mampu tumbuh 5,03 persen dimana angka ini
jauh lebih kecil pada periode yang sama tahun 2018 yang mencapai 7,94 persen. Kondisi ini
terus terjadi hingga kuartal IV 2019 dimana PMTB turun drastis hingga 4,06 persen (yoy).
Memasuki tahun 2020, pertumbuhan ekonomi semakin terpukul akibat terganggunya
aktivitas ekonomi oleh merebaknya Covid-19. Pada gambar 2 menunjukkan pertumbuhan
ekonomi kuartal I tahun 2020 hanya mampudicapai 2,97 persen. Angka ini jauh rendah dari
prediksi Pemerintah dan BI yaitu dikisaran 4,5 persen. Namun ternyata dampak Covid-19
sudah langsung dirasakan dikuartal I meskipun kebijakan pembatasan sosial berskala besar
(PSBB) belum dilaksanakan di beberapa provinsi. Hal ini menandakan Indonesia akan
menghadapi tekanan perekonomian yang cukup berat mengingat di kuartal II pertumbuhan
ekonomi akan jauh lebih rendah karena semakin meluasnya Covid-19 dan PSBB sudah
diberlakukan.

6
Gambar 2 Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017-2019 (Persen)
Sumber : BPS, 2020
Adapun komponen yang paling terdampak ialah konsumsi rumah tangga yang hanya
mampu tumbuh 2,84 persen serta PMTB yang hanya tumbuh 1,7 persen (yoy). Sementara itu
kinerja ekspor impor masih rendah di angka 0,24 persen (yoy) namun lebih baik di banding
tahun 2019 yang sempat menunjukkan pertumbuhan negatif. Pengeluaran pemerintah justru
menjadi penopang pertumbuhan dengan tumbuh 3,74 persen (yoy).
Industri pengolahan yang menopang kinerja PDB sebesar 19 persen tumbuh melambat
ditahun 2019 yaitu hanya 3,8 persen seiring dengan prospek ekspor yang menurun dan
melambatnya investasi. Begitu juga dua sektor terbesar lainnya yaitu sektor perdagangan dan
pertanian yang menunjukkan tren melambat ditahun 2019. Sementara itu, sektor yang
mengalami laju pertumbuhan yang tinggi yaitu sektor jasa keuangan dan informasi dan
komunikasi. Untuk sektor industri, dapat dipastikan sektor ini akan mengalami goncangan
yang lebih dalam akibat pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020. Begitu juga dengan
sektor konstruksi yang melambat seiring dengan melemahnya investasi.
Di tahun 2020 ini dipastikan sebagian besar sektor ekonomi mengalami perlambatan.
Hal ini tak terlepas dari menurunnya permintaan dan pembatasan mobilisasi masyarakat dalam
meminimalisasi penyebaran Covid-19. Terlihat bahwa pada kuartal I 2020 hampir semua
sektor ekonomi terutama penyumbang PDB terbesar mengalami perlambatan yang cukup
drastis. Pertumbuhan sektor industri pengolahan pada kuartal I 2020 ini hanya 2,06 persen,
perdagangan besar dan eceran turun hingga 0,02 persen serta pertanian hanya tumbuh 1,6
persen.
Sementara itu sektor ekonomi yang melaju cukup tinggi di tengah pandemi ini yaitu
sektor jasa keuangan serta informasi dan komunikasi.
Morgan Stanley (2020) meramalkan Indonesia bisa cepat keluar dari krisis karena
perekonomian Indonesia lebih berorientasi domestik dan minimnya eksposur terhadap rantai
pasok global. Adapun Morgen Stanley mengelompokkan Indonesia, India, dan Filipina pada
kelompok negara kedua atau terkena dampak resesi yang lebih rendah berkat pertumbuhan
struktural yang tinggi, dimana Tiongkok masuk kelompok pertama. Deretan negara ini dinilai
dapat kembali kelevel pra-Covid-19 setelah Tiongkok. Namun, menurut asumsi Morgan
Stanley, kondisi ini dapat tercapai apabila pandemi ini tidak semakin parah pada akhir kuartal
II 2020. Adapun beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar pemulihan ini tidak terhambat
yaitu keefektifan pemerintah dalam merespon situasi pandemi dan peluang dalam mengambil
pelonggaran kebijakan yang tepat.

7
Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut serta melihat tren pertumbuhan pra
Covid-19 dari tahun 2015-2019 dimana ekonomi Indonesia tumbuh pada keseimbangan baru
yaitu 5,03 persen, maka diperkirakan di tahun 2021 Indonesia dapat kembali pulih pada
keseimbangan tersebut dikisaran pertumbuhan 4,9 - 5,1 persen. Pemulihan ini didukung oleh
struktur ekonomi Indonesia yang lebih berorientasi pada permintaan domestik. Kisaran
tersebut akan dapat tercapai apabila persebaran wabah Covid-19 mulai menunjukkan
penurunan dikuartal II dan membaik di kuartal III. Adapun, OECD memprediksi pertumbuhan
ekonomi Indonesia tahun 2021 dikisaran 5,1 persen. ADB memroyeksi ekonomi Indonesia
mampu tumbuh 5 persen di tahun 2021. World Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi
Indonesia dikisaran 5,2 persen. Bahkan IMF dalam Laporan World Economic Outlook April
2020 memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 8 persen.

8
BAB II ANALISIS TERHADAP LAPORAN BPS
2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan dengan kondisi perekonomian didalam
suatu negara secara berkesinambungan yang menuju pada keadaan yang lebih baik selama
dalam periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat dimaksud juga dengan proses kenaikan
kapasitas produksi pada suatu perekonomian yang dibentuk kedalam kenaikan pendapatan
nasional. Terbentuknya pertumbuhan ekonomi adalah indikasi keberhasilan pada
pembangunan ekonomi didalam kehidupan masyarakat.
2.2 Teori Pertumbuhan Ekonomi
1. Teori klasik
Teori klasik pada pertumbuhan ekonomi ini sudah berkembang sejak abad ke-17.
Ada dua tokoh yang sangat berpengaruh pada pemikiran teori klasik ini, yaitu Adam
Smith dan David Ricardo.
Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut Adam Smith

Adam Smith menjabarkan pendapatnya tentang bagaimana caranya menganalisis


pertumbuhan ekonomi dengan dua faktor, yaitu faktor output total dan faktor
pertumbuhan penduduk.

Perhitungan output total dapat digunakan pada tiga variabel yaitu sumber daya alam,
sumber daya manusia, dan persediaan capital atau modal. Sedangkan jika pada faktor
kedua yaitu pertumbuhan penduduk, dilakukan dalam menentukan luas pasar dan laju
pertumbuhan ekonomi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi menurut David Ricardo

David Ricardo memikirkan pada hal pertumbuhan ekonomi yang sangat dikenal
yaitu tentang the law of diminishing return. Pemikiran David Ricardo ini tentang
bagaimana pertumbuhan penduduk yang dapat mempengaruhi penurunan produk
marginal dikarenakan terbatasnya pada jumlah tanah.

Menurut David Ricardo, peningkatan produktivitas pada tenaga kerja lebih


membutuhkan kemajuan tekonologi dan akumulasi modal yang sangat cukup. Dengan
begitu, pertumbuhan ekonomi akan tercapai.

2. Teori Neo Klasik

Pada teori neoklasik tentang pertumbuhan ekonomi, ada dua tokoh yang sangat
dikenal yaitu Joseph A Schumpeter dan Robert Solow.

Pertumbuhan Ekonomi menurut Joseph A Schumpeter

Menurut Joseph A Schumpeter pada buku yang ditulis berjudul The Theory of
Economic Development, membahas tentang peran pengusaha dalam pembangunan.
Schumpeter mendefinisikan bahwa proses pertumbuhan ekonokmi pada dasarnya yaitu
suatu proses inovasi yang dilakukan pada para innovator dan wirausahawan.

9
Pertumbuhan Ekonomi menurut Robert Solow

Robert Solow memiliki pendapat tentang pertumbuhan ekonomi yaitu rangkaian


kegiatan bersumber tentang empat faktor utama yaitu manusia, akumulasi modal,
teknologi modern dan hasil (output).

3. Teori NeoKeynes

Pada teori Neokeynes, sangat dikenal 2 tokoh yaitu Roy F. Harrod dan Evsey D
Domar. Pandangan pada kedua tokoh tersebut yaitu tentang adanya pengaruh investasi
dalam permintaan agregat dan pertumbuhan pada kapasitas produksi. Karena, investasi
tersebut yang akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Didalam teori neokeynes mempunyai pandangan tentang penanaman modal yaitu


komponen yang paling utama pada proses penentuan suksesnya pertumbuhan ekonomi.

2.3 Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi

1. Produk Nasional Bruto (Gross National Product)

Produk Nasional Bruto (PNB) atau Gross National Product (GNP) adalah pendapatan
yang diterima negara dalam kurun waktu tertentu, biasanya dalam periode satu tahun,
berdasarkan pendapatan yang diterima warga negaranya. Hal ini berarti pendapatan warga
negara Indonesia yang berada di luar negeri juga dihitung ke dalam GNP, sedangkan
pendapatan warga negara asing yang berada di Indonesia tidak termasuk dalam GNP.
Pendapatan yang termasuk ke dalam GNP juga harus merupakan produk barang jadi yang
dilihat dari harga pasar yang berlaku pada periode yang akan dihitung.

Sedangkan untuk menghitung pertumbuhan ekonomi menggunakan pendekatan PNB


atau GNP adalah dengan membandingkan GNP di periode ini dengan GNP pada periode
sebelumnya. Jika misalnya kita ingin mengetahui persentase pertumbuhan ekonomi di
tahun 2016, kita perlu untuk mengetahui berapa jumlah GNP yang didapat Indonesia di
tahun 2016 dan GNP pada tahun 2015. Lalu menghitungnya dengan mengurangi GNP 2016
terhadap GNP 2015, lalu dibagi GNP 2015 dan dikalikan 100%. Berikut adalah visualisasi
perhitungan pertumbuhan ekonomi berdasarkan GNP atau PDB suatu negara:

Keterangan:
R : Persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara
GNP : GNP/PNB suatu negara dalam tahun tersebut (yang akan dihitung)
GNPy-1 : GNP/PNB suatu negara pada tahun sebelumnya

2. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product)

Jika PNB atau GNP dihitung berdasarkan pendapatan suatu negara dari penghasilan
yang didapat oleh warga negaranya dimanapun berada, Produk Domestik Bruto (PDB) atau
Gross Domestic Product (GDP) dilihat dari pendapatan negara berdasarkan batas wilayah
atau teritorialnya. Jadi semua produksi ekonomi yang dilakukan dan terjadi dalam suatu
negara, baik itu oleh warga negaranya atau warga negara asing, termasuk ke dalam
perhitungan GDP. Dan sebaliknya, pendapatan atau produksi yang dilakukan oleh warga
negara yang berada di luar negeri tidak termasuk ke dalam hitungan GDP.

10
Untuk rumus menghitung pertumbuhan ekonomi berdasarkan GDP pun dasarnya sama
dengan menggunakan GNP, dimana dilihat perbandingan antara GDP di periode tersebut
terhadap GDP di periode sebelumnya. Misalnya Anda ingin mengetahui persentase
pertumbuhan ekonomi di tahun 2015, maka Anda perlu memiliki data GDP di tahun 2015
dan GDP di tahun 2014. Berikut adalah visualisasi perhitungan pertumbuhan ekonomi
berdasarkan GNP atau PDB suatu negara:

Keterangan:
R : Persentase pertumbuhan ekonomi suatu negara
GDP : GDP/PDB suatu negara dalam tahun tersebut (yang akan dihitung)
GDPy-1: GDP/PDB suatu negara pada tahun sebelumnya

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi

1. Sumber Daya Manusia

Kualitas sumber daya manusia bisa dilihat dengan ilmu keterampilan,


kemampuan kreatif, pelatihan, dan pendidikan yang sudah dimiliki. Jika pada suatu
negara mempunyai sumber daya manusia yang sangat baik, terampil dan terlatih maka
output yang akan dihasilkan memiliki kualitas tinggi.

Tetapi kekurangan akan sumber daya manusia terampil bisa menghambat pada
pertumbuhan ekonomi, sedangkan pada surplus terhadap sumber daya manusia ini akan
kurang signifikan didalam pertumbuhan ekonomi.

Untuk itu, sumber daya manusia didalam suatu negara harus sebanding dengan
jumlahnya pada keterampilan dan kemampuan yang sedang dibutuhkan, sehingga
menghasilkan pencapaian pertumbuhan ekonomi.

2. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam bisa mempengaruhi pada pertumbuhan ekonomi didalam


suatu negara. Sumber daya alam adalah sumber daya yang sudah tersedia di alam, baik
yang ada di darat atau juga dibawah laut.

Sumber daya alam yang telah dimiliki pada suatu negara sesuai dalam kondisi
iklim dan lingkungan didalam negara tersebut. Negara yang mempunyai banyak
sumber daya alam bisa menikmati pertumbuhan yang baik dibanding pada negara-
negara yang sumber daya alam sedikit.

3. Pembentukan Modal

Pembentukan modal terdiri berdasarkan dengan tanah, bangunan, mesin, listrik,


transportasi, dan media komunikasi lainnya. Pembentukan modal adalah proses
produksi pada semua produk yang berasal dari buatan manusia.

Pembentukan modal bisa meningkatkan ketersediaan modal pada tenaga kerja,


bisa meningkatkan rasio modal atau tenaga kerja. Akibatnya, dapat meningkatkan
produktivitas tenaga kerja, yang bisa menghasilkan pada peningkatan output dan
pertumbuhan ekonomi didalam suatu negara.

11
4. Pengembangan Teknologi

Teknologi memiliki sifat dan jenis pada instrumen teknis yang dipakai dengan
sejumlah tenaga kerja. Perkembangan teknologi memiliki andil terhadap peningkatan
produktivitas dengan jumlah sumber daya yang sangat terbatas.

Negara-negara yang sudah memakai pengembangan teknologi dapat tumbuh


secara pesat dibandingkan pada negara-negara yang tidak menggunakannya. Pemilihan
pengembangan teknologi secara tepat bisa berperan penting pada pertumbuhan
ekonomi.

5. Faktor Sosial dan Politik

Faktor sosial terdiri berdasarkan adat istiadat, tradisi, nilai-nilai dan keyakinan
didalam setiap negara, hal tersebut bisa memberikan kontribusi pada suatu
pertumbuhan ekonomi.

Kondisi politik suatu negara bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam


suatu negara. Jika saat kondisi politik dalam suatu negara stabil akan berjalan dengan
baik dan dapat memberikan kenyamanan terhadap para masyarakat juga bisa
mendukung peningkatan kinerja pada produksi.

Dengan begitu masyarakat bebas akan berinovasi dan mengembangkan potensi


yang telah dimilikinya, sehingga akan terbentuknya pencapaian pada pertumbuhan
ekonomi.

2.5 Analisis Terhadap Pertumbuhan Ekonomi yang Lebih Berorientasi pada


Permintaan Domestik.
Ada beberapa hal yang bisa difokuskan Pemerintah Indonesia untuk mendorong
pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. Pemerintah perlu fokus pada peningkatan daya
saing secara berkesinambungan, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan
ketangguhan.
ADB juga memperkirakan investasi dan konsumsi domestik yang kuat mampu
mengimbangi pertumbuhan ekspor yang rendah. Ekspor diperkirakan melemah dibandingkan
pada 2018 yang mencapai 6,48 persen. Investasi dan konsumsi akan mengangkat pertumbuhan
ekonomi tahun ini hingga 5,2 persen atau lebih tinggi dibandingkan tahun lalu 5,17 persen.
Pertumbuhan investasi ditopang oleh proyek infrastruktur publik di bidang transportasi
dan energi. Sementara pertumbuhan sektor industri terakselerasi seiring meningkatnya
keluaran (output) dari pertambangan. Ekspor seperti pakaian jadi dan alas kaki juga menguat.
Sementara itu, permintaan domestik diproyeksi tetap kuat dalam jangka pendek. Hal ini
karena meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan diperluasnya program bantuan sosial
pemerintah.

12
Maksud dari lapangan kerja di sektor formal itu kegiatan yang memiliki izin usaha dan
memiliki bentuk organisasi perusahaan yang jelas sesuai dengan ketentuan hukum yang ada.
Meliputi:
1. Badan Usaha Milik Negara

Karena dimiliki oleh negara, perusahaan yang berbentuk BUMN juga sering disebut
Perusahaan Negara. Dalam BUMN, negara merupakan pemilik modal mayoritas, atau
bahkan semua modal perusahaan yang bersangkutan dimiliki oleh negara.

3 Jenis BUMN :

a. Perusahaan Jawatan (Perjan)

Perusahaan Jawatan (Perjan) sebagai salah satu bentuk BUMN memiliki modal
yang berasal dari negara. Besarnya modal Perusahaan Jawatan ditetapkan melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

b. Perusahaan Umum (Perum)

Sebagai salah satu bentuk BUMN, Perusahaan Umum (Perum) juga bertugas
melayani kepentingan masyarakat luas dalam bidang produksi, distribusi, maupun
konsumsi.

c. Perusahaan Perseroan (Persero)

Sesuai dengan namanya, Persero lebih mementingkan keuntungan di dalam


menjalankan usahanya jika dibandingkan dengan BUMN yang berbentuk Perjan
maupun Perum.

2. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)

Di negara kita, pemerintah daerah juga diberi kesempatan untuk mendirikan


Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yang kemudian lazim disebut Perusahaan
Daerah.

3. Badan Usaha Milik Swasta (BUYIS)

Dalam sistem ekonomi kerakyatan, swasta juga diberi kesempatan untuk


tumbuh dan berkembang untuk ikut serta menciptakan kemakmuran masyarakat. Badan
Usaha Milik Swasta merupakan salah satu pilar ekonomi kita di samping BUMN dan
Koperasi.

Saat ini, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) memasuki banyak sekali sektor
kehidupan. Contoh, dulu siaran televisi hanya dilakukan oleh TVRI. Sekarang ada
Indosiar, RCTI, dan lain-lain. Tujuan terpenting perusahaan swasta adalah untuk
mencari keuntungan yang sebesar-besarnya untuk pemilik. Tugas pemerintah adalah
mengarahkan perusahaan swasta supaya juga memberikan manfaat kepada masyarakat
luas.

13
4. Koperasi

Pilar penyangga perekonomian kita yang lain, di samping BUMN dan BUMS,
adalah Koperasi. Koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi Indonesia masih termasuk
dalam sektor usaha formal.

Meskipun demikian, dalam kenyataannya koperasi belum dapat berperan secara


optimal dalam sistem perekonomian kita. Itulah sebabnya pemerintah selalu berupaya
mengembangkan koperasi secara terus menerus.

Tujuan pengembangan itu ialah agar koperasi di Indonesia semakin maju dan
semakin mandiri. Dibandingkan dengan BUMN dan BUMS, koperasi di Indonesia
memang belum berada pada kondisi perkembangan yang optimal.

Jadi, dengan adanya usaha sektor formal dapat membantu dan memperkuat
pertumbuhan ekonomi kedepannya, terutama dimasa pemulihan setelah pandemi ini.

Dengan diperluasnya program bantuan sosial pemerintah juga dapat membantu


pertumbuhan perekonomian masyarakat, terutama di masa pandemi banyak masyarakat yang
bekerja nya diberhentikan , kemudian banyak umkm yang terdampak. Seperti yang dikutip
dalam BPS, Pengeluaran pemerintah justru menjadi penopang pertumbuhan dengan tumbuh
3,74 persen (yoy).
Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan ekonomi Indonesia saat
ini masih berada pada zona tertekan, terlebih dengan penerapan pembatasan sosial berskala
besar.
Namun menurutnya, beberapa indikator pemulihan ekonomi sudah mulai terlihat. Dia
mem-perkirakan kontraksi ekonomi pada kuartal III/2020 tidak akan sedalam kuartal sebe-
lumnya, yakni hanya berkisar 2,9%-1,1%.“Ekonomi Indonesia diproyeksi mulai pulih di
kuartal III dan kuartal IV, dan akselerasi akan terjadi di 2021,” ujar Sri Mulyani.
Dia menyebutkan beberapa faktor yang menjadi kunci pemulihan ekonomi tahun
depan. Pertama, penanganan Covid-19, baik yang dilakukan tahun ini maupun pada 2021.
Disiplin protokol Covid-19 masih akan sangat menentukan seberapa cepat pemulihan ekonomi
akan terjadi.
Kedua, ketersediaan vaksin. Sri Mulyani mengatakan timeline ketersediaan vaksin
dapat mengurangi ketidakpastian yang masih tinggi saat ini.
Disamping itu, pemulihan ekonomi akan tetap didorong dari sisi permintaan dan
penawaran. Dari sisi permintaan, pemerintah tetap akan mengucurkan bantuan sosial untuk
meningkatkan daya beli, khususnya kepada masyarakat kelas bawah dan menengah ke bawah
yang jumlahnya mencapai 40% dari total jumlah masyarakat Indonesia.Dari sisi pasokan,
pemerintah akan tetap memberikan bantuan pajak, penempatan dana di perbankan, dan
penjaminan kredit.Dengan demikian penjaminan dan penempatan dana bisa menjadi katalis
bagi permintaan terhadap kredit modal kerja.

14
Di sisi lain, DPR juga akan fokus mengawal, agar serapan program belanja
pembangunan dalam APBN tahun 2020 bisa dioptimalkan. Sebagai lembaga yang memiliki
fungsi
Anggaran, DPR bisa ikut mengawasi penggunaan anggar-an penanganan Covid-19
supaya akselerasi pemulihan ekonomi bisa terwujud.
Penanganan krisis kesehatan akibat Covid-19 yang belum maksimal membuat
Bank Dunia memperkirakan ekonomi sebagian besar kawasan Asia Pasifik terkontraksi
tahun ini, tak terkecuali Indonesia. World Bank memprediksi produk domestik bruto
(PDB) Indonesia terkoreksi 1,6% hingga 2%, lebih rendah dari proyeksi institusi itu
sebelumnya yang menyebutkan PDB negara ini stagnan.

Tabel 1 Prediksi Ekonomi di Sebagian Besar Kawasan Asia Pasifik Menurut


Bank Dunia
Sumber : Bank Dunia

15
BAB III KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Jadi, Ekonomi Indonesia diproyeksi mulai pulih di kuartal III dan kuartal IV, dan
akselerasi akan terjadi di 2021. Morgan Stanley (2020) meramalkan Indonesia bisa cepat keluar
dari krisis karena perekonomian Indonesia lebih berorientasi domestik dan minimnya eksposur
terhadap rantai pasok global. Permintaan domestik diproyeksi tetap kuat dalam jangka pendek.
Hal ini karena meningkatnya lapangan kerja di sektor formal dan diperluasnya program
bantuan sosial pemerintah. Kemudian, ada beberapa faktor yang menjadi kunci pemulihan
ekonomi tahun depan. Pertama, selalu disiplin dalam menjalankan disiplin protokol kesehatan
covid 19. Kedua, ketersediaan vaksin covid 19. Ketiga, pemulihan ekonomi dari sisi
permintaan dan penawaran. Dari sisi permintaan nya, pemerintah tetap memberikan bantuan
sosial, dan dari sisi penawaran pemerintah akan tetap memberikan bantuan pajak, dan bantuan
dana kredit dengan bunga relatif rendah.

3.2 Saran
Di masa pemulihan setelah covid 19 ini sebaiknya seluruh aspek masyarakat mendukung
program pemerintah yang dapat memulihkan kesejahteraan pertumbuhan ekonomi di masa
yang akan datang.

16
DAFTAR PUSTAKA
https://rumus.co.id/pertumbuhan-ekonomi/
https://www.simulasikredit.com/pertumbuhan-ekonomi-pengertian-dan-
pengukurannya/
https://katadata.co.id/safrezifitra/finansial/5e9a55125b844/adb-pertumbuhan-
indonesia-didorong-kuatnya-permintaan-domestik
https://tugassekolah.co.id/2020/06/jenis-sektor-usaha-formal-di-indonesia.html
https://www.idx.co.id/StaticData/NewsAndAnnouncement/ANNOUNCEMENTSTOCK/
From_EREP/202009/6364689408_8142f50fd5.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai