IV
2021
IV
2021
http://tinyurl.com/SurveiLaporanOJK
Laporan Triwulanan ini diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan Republik Indonesia.
Versi digital (PDF) dapat diunduh melalui www.ojk.go.id
Wimboh Santoso
Ketua Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Pada triwulan IV-2021, perekonomian global dan
perkenan dan bimbingan-Nya, OJK dapat senantiasa domestik konsisten dalam tren perbaikan meskipun
meningkatkan perannya dalam menjaga stabilitas terdapat hambatan seiring dengan meningkatnya
sektor keuangan dan memacu kinerja sektor keuangan kasus COVID-19 di beberapa negara. Di sisi lain,
dalam mempercepat pemulihan ekonomi nasional. normalisasi kebijakan The Fed dan beberapa bank
sentral dapat memicu downside risk terhadap
ada 22 November 2021 yang lalu, OJK memperingati
P pemulihan perekonomian global. Kendati demikian,
“Satu Dasawarsa OJK Mengabdi Untuk Negeri”. Sepuluh perekonomian Indonesia pada triwulan ini berhasil
tahun yang lalu, OJK diberikan amanah oleh Undang- tumbuh positif didukung oleh peningkatan mobilitas
Undang untuk mengatur dan mengawasi sektor jasa masyarakat yang mendorong tingkat konsumsi rumah
keuangan serta melindungi konsumen di sektor tangga dan investasi.
jasa keuangan. Peran tersebut semakin dirasakan
terutama di masa pandemi COVID-19, khususnya Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) pada triwulan IV-
dalam memperkuat ketahanan sektor keuangan dan 2021 berada dalam kondisi normal, dengan kinerja
mendorong kontribusi sektor jasa keuangan dalam intermediasi yang terus meningkat dengan profil
pemulihan ekonomi. Laporan Triwulan IV-2021 yang risiko lembaga jasa keuangan yang terjaga. Kinerja
mengusung tema “Resiliensi Sektor Jasa Keuangan intermediasi perbankan nasional, piutang pembiayaan,
Mendorong Pemulihan Ekonomi” diharapkan dapat outstanding penyaluran pinjaman fintech terus
menggambarkan upaya OJK dalam mewujudkan menunjukan pertumbuhan. Dalam hal penghimpunan
sektor jasa keuangan yang tumbuh, berdaya saing, dan dana, pada tahun 2021, penghimpunan dana di pasar
inklusif serta mampu meningkatkan kesejahteraan modal merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah.
masyarakat. Daya tahan sektor jasa keuangan terhadap potensi
peningkatan risiko ke depan dinilai masih cukup baik
dengan profil risiko yang terjaga.
Triwulan IV-2021 v
Dalam lingkup pengaturan dan pengawasan sektor jasa Percepatan transformasi digital tersebut juga
keuangan, OJK telah menerbitkan sejumlah peraturan, dilaksanakan pada sektor UMKM dan perekonomian
antara lain Perpanjangan Kebijakan Countercyclical daerah untuk mendorong pemulihan ekonomi.
Dampak Penyebaran Coronavirus Disease 2019 bagi Berbagai inisiatif terus dilaksanakan, antara lain
Lembaga Jasa Keuangan Nonbank pada POJK Nomor pemanfaatan securities crowdfunding bagi pendanaan
30/POJK.05/2021, Penerapan Klasifikasi Saham UMKM yang terus berkembang dan digitalisasi
dengan Hak Suara Multipel oleh Emiten dengan Inovasi akses pembiayaan KUR secara online yang sudah
dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi yang Melakukan dapat diakses oleh warga Kalimantan melalui
Penawaran Umum Efek Bersifat Ekutias Berupa KURKALTIM.com. OJK mengeluarkan sejumlah
Saham pada POJK Nomor 22/POJK.04/2021 dan kebijakan dan peraturan di sektor jasa keuangan
Peraturan Penyelenggaraan Produk BPR/BPRS Dan untuk mengembangkan ekonomi digital di Indonesia
Batas Maksimum Pembiayaan Bank Umum Syariah yang ditopang empat syarat utama, yaitu inovatif,
pada POJK Nomor 25/POJK.03/2021. Selain itu, OJK kolaboratif, inklusif, dan perlindungan konsumen. OJK
terus mengembangkan Taksonomi Hijau yang telah juga berkomitmen untuk memberantas kegiatan usaha
diluncurkan pada awal tahun 2022 oleh Presiden investasi ilegal melalui kolaborasi dengan berbagai
Republik Indonesia. Taksonomi Hijau ini akan menjadi Kementerian/Lembaga yang tergabung dalam Satgas
dasar bagi seluruh lembaga termasuk OJK dalam Waspada Investasi.
menyusun kebijakan (insentif dan disinsentif) terkait
pengembangan ekonomi hijau. Pada lingkup peningkatan literasi dan inklusi keuangan,
OJK meluncurkan tiga Infrastruktur Literasi Keuangan,
Dalam rangka pengembangan sektor jasa keuangan, yaitu Learning Management System, Strategi
OJK meluncurkan Roadmap Pengembangan Industri Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) Tahun
BPR dan BPRS (RBPR-S) 2021-2025 dan Cetak Biru 2021-2025 dan Buku Saku Literasi Keuangan bagi
Transformasi Digital Perbankan yang merupakan Calon Pengantin. Selain itu, OJK juga melaksanakan
landasan dalam implementasi transformasi digital kegiatan TPAKD Award 2021 yang bertujuan untuk
perbankan di Indonesia. Melalui transformasi digital memberikan apresiasi terhadap TPAKD yang telah
tersebut, industri perbankan nasional akan lebih mengimplementasikan program kerja secara maksimal
efisien, kontributif, dan berdaya saing. Dalam hal dan memberikan dampak pada percepatan akses
pengawasan, OJK mulai mengimplementasikan O-Box keuangan di daerah.
untuk penguatan pengawasan BPR dan BPRS. Selain
itu, OJK melaksanakan Pilot Project Kerja Sama IKD Selanjutnya, OJK secara berkelanjutan melaksanakan
dan BPR dalam rangka deposit channeling untuk peningkatan kapasitas dan kualitas pegawainya
meningkatkan pemerataan pembiayaan. Sebagai melalui pengembangan kompetensi teknis maupun
peringatan Hari Fintech Nasional, OJK bekerja keterampilan manajerial lainnya. Selain itu, OJK
sama dengan berbagai pemangku kepentingan terus melakukan simplifikasi proses bisnis dan
menyelenggarakan Indonesia Fintech Summit 2021 dan mengintegrasikan teknologi dalam pelaksanaan tugas
Bulan Fintech Nasional yang dimulai sejak 11 November secara komprehensif antara lain dengan penguatan
sampai dengan 12 Desember 2021. Acara ini berhasil supervisory technology dan infrastruktur TI melalui
menjangkau jutaan pengguna fintech baru serta aplikasi Sistem Informasi Pengawasan Perbankan
menaikkan awareness masyarakat terkait produk dan Modul AICII, Enterprise Datawarehouse Sektor
layanan keuangan digital. Jasa Keuangan Terintegrasi, dan Sistem Informasi
Pengawasan IKNB Modul Penilaian Risiko.
Wimboh Santoso
Triwulan IV-2021 ix
2.8 Penanganan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan 169
Terorisme
4.8 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tata Kelola Organisasi 223
Triwulan IV-2021 xi
Daftar Tabel
Tabel I - 1 Vaksinasi Global (% populasi) 31
Tabel I - 2 Stringency Index 31
Tabel I - 3 Update Kebijakan Bank Sentral Lainnya 34
Tabel I - 4 Proyeksi Kenaikan Suku Bunga Acuan Bank Sentral Dunia di 2022 34
Tabel I - 5 Perkembangan Yield 10Y Pasar Surat Utang Global 37
Tabel I - 6 Kondisi Bank Umum 38
Tabel I - 7 Kondisi Bank Umum Konvensional 39
Tabel I - 8 Tingkat Konsentrasi Aset BUK 40
Tabel I - 9 Kondisi Umum BPR 42
Tabel I - 10 Konsentrasi Penyaluran Kredit UMKM 44
Tabel I - 11 Kredit UMKM Berdasarkan Kelompok Bank 45
Tabel I - 12 Perkembangan Kredit Perbankan berdasarkan Sektor Ekonomi 46
Tabel I - 13 Perkembangan Transaksi Perdagangan Saham 49
Tabel I - 14 Perkembangan Transaksi Perdagangan Surat Utang 50
Tabel I - 15 Perkembangan Jumlah Perusahaan Efek 51
Tabel I - 16 Jumlah Lokasi Kegiatan PE Selain Kantor Pusat 51
Tabel I - 17 Proses Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek 51
Tabel I - 18 Proses Perpanjangan Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek 52
Tabel I - 19 Proses Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran dan Wakil Perantara Pedagang 52
Efek Pemasaran Terbatas
Tabel I - 20 Perkembangan NAB per Jenis Reksa Dana 52
Tabel I - 21 Jumlah Dana Kelolaan Per Jenis Investasi 53
Tabel I - 22 Jenis Reksa Dana yang Mendapat Surat Efektif 54
Tabel I - 23 Perkembangan Pelaku di Industri Pengelolaan Investasi yang Memperoleh Izin 54
Tabel I - 24 Perkembangan Penawawan Umum (Emisi) 55
Tabel I - 25 Perkembangan Nilai Emisi Berdasarkan Sektor Industri 2021 55
Tabel I - 26 Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Perdana Saham 56
Tabel I - 27 Perusahaan yang Melakukan Penawaran Umum Terbatas 56
Tabel I - 28 Perusahaan yang Telah Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Utang PUB Obligasi/ 57
Sukuk Tahap I
Tabel I - 29 Perusahaan yang Telah Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Utang PUB Obligasi dan/ 58
atau Sukuk Tahap II dst
Tabel I - 30 Rencana Penggunaan Dana Atas EPP yang Melakukan Aksi Korporasi pada Triwulan III-2021 59
Berdasarkan Sektor Industri
Tabel I - 31 Perkembangan Securities Crowdfunding 59
Tabel I - 32 Jumlah Lembaga Penunjang Pasar Modal 60
Tabel I - 33 Pemetaan Profesi Penunjang Pasar Modal 61
Tabel I - 34 Pendidikan Profesi Pasar Modal 61
Tabel I - 35 Total Aset IKNB 62
Tabel I - 36 Indikator Perusahaan Perasuransian Konvensional dan BPJS 63
Tabel I - 37 Portofolio Investasi Perasuransian Konvensional dan BPJS 64
Tabel I - 38 Jumlah Industri Perusahaan Perasuransian Konvensional dan BPJS 64
Tabel I - 39 Densitas dan Penetrasi Industri Perasuransian Konvensional dan BPJS 64
Tabel I - 40 RBC Industri Asuransi 65
Tabel I - 41 Distribusi Aset Industri Dana Pensiun 65
Tabel I - 42 Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun 65
Tabel I - 43 Portofolio Investasi Dana Pensiun 66
Tabel I - 44 Jumlah Dana Pensiun 66
Tabel I - 45 Piutang Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi 68
Tabel I - 46 Indikator Kesehatan Keuangan Perusahaan Pembiayaan 68
Tabel I - 47 NPF Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi 69
Tabel I - 48 Pembiayaan atau Penyertaan Berdasarkan Sektor Ekonomi 71
Tabel IV - 1 Hasil Asesmen Compliance dan Nilai Realisasi Improvement SPO 210
Tabel IV - 2 Publikasi Regulasi Triwulan IV-2021 213
Tabel IV - 3 Publikasi Rancangan Regulasi Triwulan IV-2021 214
Tabel IV - 4 Siaran Pers Triwulan IV-2021 215
Tabel IV - 5 Pagu RKA OJK Tahun 2021 216
Tabel IV - 6 Realisasi Anggaran OJK Triwulan IV-2021 per Jenis Kegiatan 217
Tabel IV - 7 Realisasi Anggaran OJK Triwulan IV-2021 per Bidang 217
Tabel IV - 8 Sebaran Kelompok Aplikasi di OJK 218
Tabel IV - 9 Daftar Pembangunan/Pengembangan Aplikasi Tahun 2021 219
Tabel IV - 10 Program Kerja Implementasi Cetak Biru Pengembangan SDM SJK 2021 226
Tabel IV - 11 Realisasi Jumlah Peserta Penelitian OJK Triwulan IV-2021 227
Tabel IV - 12 Total Pengunjung dan Koleksi e-library Triwulan III-2021 230
Daftar Grafik
Grafik I - 1 Kasus Baru Harian COVID-19 Advanced Economies 31
Grafik I - 2 Kasus Baru Harian COVID-19 Emerging Economies 31
Grafik I - 3 Tekanan Inflasi Global 32
Grafik I - 4 Harga Komoditas Utama Dunia 32
Grafik I - 5 Global Supply Chain Pressure Index 32
Grafik I - 6 Pertumbuhan Ekonomi AS 32
Grafik I - 7 Unemployment Rate 33
Grafik I - 8 Retail Sales 33
Grafik I - 9 Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok 33
Grafik I - 10 Inflasi Konsumen dan Produsen 33
Grafik I - 11 Neraca Perdagangan Tiongkok 33
Grafik I - 12 Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Utama Eropa 34
Grafik I - 13 PMI Manufaktur Negara-Negara Utama Eropa 34
Grafik I - 14 Kasus Baru dan Kasus Aktif COVID-19 di Indonesia 35
Grafik I - 15 Mobilitas Masyarakat di Indonesia 35
Grafik I - 16 PDB Indonesia Triwulan IV-2021 35
Grafik I - 17 Inflasi Umum dan Inflasi Inti 35
Grafik I - 18 Survei Kegiatan Dunia Usaha 36
Triwulan IV-2021 xv
Grafik II - 13 NPL Sektor Agribisnis 128
Grafik II - 14 10 Sub Sektor Agribisnis dengan NPL Terbesar 128
Grafik II - 15 Penyaluran KUR Sektor Agribisnis 128
Grafik II - 16 NPL KUR Sektor Agribisnis 129
Grafik II - 17 Penyaluran Kredit Sektor Manufaktur 129
Grafik II - 18 10 Sektor Industri Penerima Kredit Terbesar di Sektor Manufaktur 129
Grafik II - 19 NPL Kredit Sektor Manufaktur 130
Grafik II - 20 10 Industri dengan Tingkat NPL Tertinggi 130
Grafik II - 21 KUR Sektor Manufaktur 130
Grafik II - 22 NPL KUR Sektor Manufaktur 131
Grafik II - 23 Penyaluran Kredit Sektor Pariwisata 131
Grafik II - 24 10 Sub Sektor Penerima Kredit Terbesar di Sektor Pariwisata 131
Grafik II - 25 NPL Kredit Sektor Pariwisata 132
Grafik II - 26 10 Sub Sektor dengan NPL Terbesar 132
Grafik II - 27 Penyaluran KUR Sektor Pariwisata 132
Grafik II - 28 NPL KUR Sektor Pariwisata 133
Grafik II - 29 Penyaluran Kredit Sektor Perikanan 133
Grafik II - 30 10 Sub Sektor Penerima Kredit Terbesar di Sektor Perikanan 133
Grafik II - 31 NPL Kredit Sektor Perikanan 134
Grafik II - 32 10 Sub Sektor dengan NPL Terbesar 134
Grafik II - 33 Penyaluran KUR Sektor Perikanan 134
Grafik II - 34 NPL KUR Sektor Perikanan 135
Grafik II - 35 Penyaluran Kredit ke Sektor Pertambangan 135
Grafik II - 36 10 Sub Sektor Penerima Kredit Terbesar Sektor Pertambangan dan Penggalian 135
Grafik II - 37 NPL Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian 136
Grafik II - 38 10 Sub Sektor dengan NPL Terbesar 136
Grafik II - 39 KUR Sektor Pertambangan dan Penggalian 136
Grafik II - 40 NPL KUR Sektor Pertambangan dan Penggalian 137
Grafik II - 41 Penyaluran Kredit ke Sektor Konstruksi (Konvensional dan Syariah) 137
Grafik II - 42 10 Sub sektor Penerima Kredit Terbesar di Sektor Konstruksi 137
Grafik II - 43 NPL Sektor Konstruksi (Konvensional dan Syariah) 138
Grafik II - 44 10 Sub Sektor dengan NPL Terbesar 138
Grafik II - 45 Penyaluran KUR ke Sektor Konstruksi (Konvensional dan Syariah) 138
Grafik II - 46 10 Sub Sektor Penerima Kredit Terbesar di Sektor Konstruksi 139
Grafik II - 47 Penyaluran Kredit Sektor Kesehatan dan Sosial 139
Grafik II - 48 6 Sub Sektor Penyumbang Kredit Terbesar Sektor Kesehatan 139
Grafik II - 49 NPL Kredit Sektor Kesehatan dan Sosial 140
Grafik II - 50 6 Sub Sektor dengan NPL Terbesar 140
Grafik II - 51 Penyaluran KUR Sektor Kesehatan dan Sosial 140
Grafik II - 52 NPL KUR Sektor Kesehatan dan Sosial 140
Grafik II - 53 Aplikasi Sistem Perizinan dan Registrasi Terintegrasi (SPRINT) 141
Grafik II - 54 Perizinan Melalui SPRINT 141
Grafik II - 55 Jumlah Pelapor Tahun 2021 143
Grafik II - 56 Jumlah Permintaan Informasi Debitur oleh Pelapor SLIK pada Triwulan IV-2021 143
(termasuk permintaan interaktif dan batch)
Grafik II - 57 Jumlah Layanan SLIK kepada Masyarakat Triwulan IV-2021 144
Grafik II - 58 Prosedur Permintaan Layanan SLIK Online 144
Grafik II - 59 Penerimaan Layanan Triwulan IV-2021 159
Grafik II - 60 Layanan Pertanyaan Triwulan IV-2021 159
Grafik II - 61 Layanan Informasi Triwulan IV-2021 159
Grafik II - 62 Layanan Pengaduan Triwulan IV-2021 159
Grafik II - 63 Jenis Produk Terpopular pada Sektor Perbankan 160
Grafik II - 64 Jenis Produk Terpopular pada Industri Perasuransian 160
Grafik II - 65 Jenis Produk Terpopular pada IKNB Lainnya 160
Grafik II - 66 Jenis Produk Terpopular pada Industri Pembiayaan 160
Grafik II - 67 Jenis Produk Terpopular pada Sektor Pasar Modal 160
Grafik II - 68 Jenis Produk Terpopular pada Industri Fintech 160
Grafik II - 69 Jenis Permasalahan Terbanyak pada Sektor Perbankan 160
Tinjauan Perekonomian dan Sektor Jasa Keuangan OJK bersama dengan Bank Indonesia dan Pemerintah
melanjutkan komitmen untuk terus mengoptimalkan
Perekonomian global masih dihadapkan dengan risiko dukungan stimulus dan kebijakan relaksasi kepada para
varian Omicron COVID-19 sehingga beberapa negara pelaku industri jasa keuangan untuk mempercepat
telah menerapkan kembali pembatasan mobilitas yang pemulihan ekonomi nasional. Kegiatan intermediasi
mempengaruhi inflasi global. Meskipun demikian, industri jasa keuangan menunjukkan tren positif,
pada triwulan IV-2021 kinerja perekonomian global sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional.
terus membaik. Tren inflasi pun masih berlanjut OJK mencatat stabilitas sektor jasa keuangan hingga
terutama di Amerika Serikat dan di banyak negara akhir triwulan IV-2021 tetap terjaga diiringi dengan
berkembang, disebabkan oleh volatilitas harga energi, fungsi intermediasi perbankan dan penghimpunan
tekanan upah lokal, dan gangguan rantai pasokan. dana di pasar modal yang terus membaik. Indikator
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sektor jasa keuangan pada triwulan IV-2021 sangat
pada akhir tahun 2021 sebesar 4,2% (yoy), meningkat solid dengan tingkat permodalan yang relatif tinggi
dibandingkan periode yang sama di tahun 2020. serta likuiditas dan risiko kredit yang terkendali.
Pertumbuhan perekonomian advanced economies Penyaluran kredit perbankan tumbuh sebesar 5,24%
diprediksi sebesar 4,4% (yoy) dan emerging markets yoy didorong peningkatan pada kredit UMKM dan
sebesar 4,0% (yoy) (IMF World Economic Outlook, ritel. Penghimpunan dana di pasar modal hingga akhir
Januari 2022). Peningkatan strategi kesehatan global triwulan IV-2021 tercatat sebesar Rp363,29 triliun,
yang lebih efektif dan percepatan proses vaksinasi di yaitu merupakan nilai tertinggi sepanjang sejarah
seluruh dunia tetap menjadi prioritas utama yang akan yang disertai dengan penambahan 56 emiten baru.
menyelamatkan jutaan nyawa, mengurangi risiko varian OJK secara berkelanjutan memantau perkembangan
baru COVID-19 yang lebih berbahaya, dan mempercepat terkini dan terus mendorong para pelaku di sektor
pemulihan ekonomi global. jasa keuangan untuk meningkatkan kinerja sehingga
dapat memberikan kontribusi dalam mempertahankan
Perekonomian nasional menunjukkan pemulihan yang stabilitas sistem keuangan dan mendukung percepatan
terus berlanjut dengan pertumbuhan sebesar 5,02% pemulihan ekonomi nasional.
(yoy), didorong oleh kesuksesan program vaksinasi
dan mobilitas masyarakat yang terus meningkat Pengaturan, Pengawasan dan Pengembangan Sektor
diiringi penerapan protokol kesehatan. PDB Indonesia Jasa Keuangan
pada triwulan IV-2021 berada pada level 3,55% (yoy)
yang sebagian besar didukung oleh konsumsi rumah OJK secara terus menerus mengevaluasi dan
tangga dan investasi (PMTDB). Angka tersebut naik mengoptimalkan berbagai kebijakan di sektor jasa
dibandingkan triwulan III-2021 yang berada pada keuangan untuk mendorong percepatan pemulihan
level 3,51% (yoy) sebagai dampak dari peningkatan dan pertumbuhan ekonomi nasional. OJK melibatkan
mobilitas dan konsumsi masyarakat. Pemerintah tetap Pemerintah Daerah, Lembaga, dan Instansi terkait untuk
memberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat mendukung perkembangan ekonomi baru. Melalui sinergi
selama masa liburan untuk mengendalikan penyebaran dengan berbagai pemangku kepentingan, OJK terus
COVID-19 sehingga program pemulihan ekonomi dan berupaya meningkatkan peran industri jasa keuangan
peningkatan laju pertumbuhan ekonomi diharapkan sebagai katalisator pemulihan ekonomi nasional.
terus berlanjut.
-
Aug 20
Dec 20
Jun 20
Oct 20
Apr 20
Dec 21
Jun 21
Feb 21
Apr 21
Jul 20
Nov 20
Jul 21
Nov 21
Mar 20
Apr 20
May 20
Jun 20
Aug 20
Sep 20
Oct 20
Dec 20
Jan 21
Feb 21
Mar 21
Apr 21
May 21
Jun 21
Aug 21
Sep 21
Oct 21
Dec 21
Oct 21
Aug 21
Perbankan IKNB
Restrukturisasi
Restrukturisasi
Total 4,04 juta Debitur Perusahaan Pembiayaan Pergadaian PT Pegadaian
Total Outstanding 5,23 juta Kontrak Restrukturasi Persero
Rp663,49 triliun Outstanding 115.984 nasabah
Rp219,61 triliun Total Outstanding
Rp3,91 triliun
*Data Update per 31 Desember 2021 *Data Update per 31 Desember 2021
OJK menerbitkan POJK Nomor 30/POJK.05/2021 tentang tentang Perubahan Kedua atas POJK Nomor 14/POJK.05/2020
Tentang Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19 bagi Lembaga Jasa Keuangan Nonbank dengan pokok
ketentuan antara lain penyempurnaan ketentuan mengenai kebijakan Countercyclical dampak penyebaran COVID-19
bagi LJKNB dan SEOJK Nomor 29/SEOJK.04/2021 tentang Kebijakan Relaksasi Atas Kewajiban Penyampaian Laporan
Lembaga Efek Dan Perintah Kepada Bursa Efek, Lembaga Kliring Dan Penjaminan, dan Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian Terkait Transaksi Efek Dalam Menjaga Kinerja dan Stabilitas Pasar Modal Akibat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019.
GM 1
26 85.467 Rp842,39 juta
Proses Cepat
GM 2
19 45.490 Rp581,35 juta
Berbiaya Rendah
GM 3
32 92.732 Rp906,92 juta
Proses Cepat & Berbiaya Rendah
Triwulan IV-2021 29
30 Laporan Triwulanan OJK
1.1 Perkembangan Ekonomi Global dan Indonesia Tabel I - 1 | Vaksinasi Global (% populasi)
Advanced Economies
Perekonomian global pada triwulan IV-2021 Amerika Serikat 55 67 70 73
secara umum masih melanjutkan pemulihan,
Jepang 26 78 79 80
meski lajunya sedikit melambat seiring
meningkatnya kasus COVID-19 di beberapa Jerman 55 69 71 74
negara akibat penyebaran varian Omicron.
Perancis 51 76 77 78
Sementara itu, normalisasi kebijakan The Fed
dan beberapa bank sentral dunia lain dapat Inggris 66 73 75 76
menjadi downside risk terhadap pemulihan Italia 57 77 78 80
perekonomian global.
Spanyol 55 81 82 85
Emerging Markets
Di sepanjang triwulan IV-2021, kasus baru COVID-19
Tiongkok 43 76 85 87
global terpantau melandai meskipun di akhir triwulan
IV-2021, kasus baru COVID-19 di advanced economies Indonesia 11 43 50 59
meningkat seiring penyebaran varian baru COVID-19, Malaysia 18 78 79 79
yaitu Omicron. Beberapa negara advanced economies
Filipina 7 17 17 17
kembali menerapkan kebijakan restriksi parsial,
di antaranya Belanda dan Austria. Sementara, ada Thailand 10 60 69 73
juga beberapa negara, seperti Inggris dan Spanyol,
Brazil 34 74 77 78
yang memperluas jangkauan vaksin booster dengan
menurunkan batas usia penerima vaksin booster India 20 53 57 61
tersebut. Afrika Selatan 5 26 29 31
Sumber: ourworldindata.org
Grafik I - 1 | Kasus Baru Harian COVID-19 Advanced
Economies
Tabel I - 2 | Stringency Index
AS Inggris Perancis Jepang
Perancis 69 67 67 69
Sumber: ourworldindata.org
Inggris 72 41 45 48
Italia 80 69 71 76
Malaysia 70 59 59 53
Ribu Ribu
100 600 Filipina 65 74 68 53
400
50
Thailand 55 57 55 41
200
Brazil 64 40 41 59
0 0
17-Jan-20
7-Feb-20
28-Feb-20
20-Mar-20
10-Apr-20
1-May-20
22-May-20
12-Jun-20
3-Jul-20
24-Jul-20
14-Aug20
4-Sep-20
25-Sep-20
16-Oct-20
6-Nov-20
27-Nov-20
18-Dec-20
8-Jan-21
29-Jan-21
19-Feb-21
12-Mar-21
2-Apr-21
23-Apr-21
14-May-21
4-Jun-21
25-Jun-21
16-Jun-21
6-Aug-21
27-Aug-21
17-Sep-21
8-Oct-21
29-Oct-21
19-Nov-21
10-Dec-21
31-Dec-21
India 69 56 41 51
Afrika Selatan 47 45 45 50
Sumber: ourworldindata.org
Sumber: ourworldindata.org
Triwulan IV-2021 31
Inflasi global masih persisten tinggi di tengah Kendati demikian, tekanan dari sisi supply mulai
penguatan harga komoditas di sepanjang 2021. Kendati melandai, terkonfirmasi dari global supply chain
demikian, harga komoditas global di triwulan IV-2021 pressure index yang mengindikasikan tekanan sedikit
terpantau sedikit melemah dimana indeks harga mereda di akhir Desember 2021.
komoditas Bloomberg (BCOM) terkoreksi sebesar 1,58%
(qtq). Pelemahan ini seiring tertahannya penguatan Grafik I - 5 | Global Supply Chain Pressure Index
harga minyak dunia akibat rencana OPEC+ yang Standar Deviasi dari Rata-rata
5
akan menambah produksi minyaknya sebesar 400
4
ribu barel per hari pada 2022. Selain itu, sentimen
3
negatif lain juga datang dari kekhawatiran investor
2
atas penyebaran varian Omicron COVID-19 yang dinilai
1
dapat menahan laju permintaan minyak dunia. Harga
0
minyak Brent tercatat melemah sebesar 0,94% (qtq)
-1
level USD77,8/brl. Sementara, harga minyak West Texas
-2
Intermediate (WTI) tercatat menguat tipis sebesar
0,24% (qtq) ke level USD75,2/brl. Adapun, harga
Dec 99
Nov 00
Oct 01
Sep -2
Aug 03
Jul 04
Jun 05
May 06
Apr 07
Mar 08
Feb 09
Jan 10
Dec 10
Nov 11
Oct 12
Sep 13
Aug 14
Jul 15
Jun 16
May 17
Apr 18
Mar 19
Feb 20
Jan 21
Dec 21
emas sebagai safe haven asset terpantau menguat di
sepanjang triwulan IV-2021 sebesar 4,08% (qtq). Sumber: The Fed New York
Grafik I - 3 | Tekanan Inflasi Global Di AS, secara umum kinerja rilis data ekonomi menguat
di triwulan IV-2021. Perekonomian pada triwulan
AS Jerman Perancis Inggris IV-2021 tumbuh sebesar 5,5% yoy (triwulan III-2021:
Jepang Italia India Tiongkok 4,9% yoy). Begitu juga halnya dengan indikator
% yoy
ketenagakerjaan yang terus mencatatkan perbaikan.
10,0 Unemployment rate pada triwulan IV-2021 melanjutkan
8,0
penurunan menjadi 3,9% (triwulan III-2021: 4,7%). Initial
jobless claims juga terus bergerak dalam tren menurun.
6,0
Di akhir triwulan IV-2021, initial jobless claims tercatat
4,0
menurun menjadi 198 ribu (triwulan III-2021: 300
2,0
ribu). Bahkan pada 4 Desember 2021 sempat tercatat
0,0
sebesar 188 ribu, merupakan level initial jobless claims
-2,0 terendah dalam 52 tahun terakhir.
Des 17
Feb 18
Apr 18
Jun18
Aug 18
Oct 18
Dec 18
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Oct 21
Dec 21
100 10
4,9 5,5
5
50 0,5
0
0
-5
-50
-10
-100
-15
7 Jan 19
9 Feb 19
14 Mar 19
16 Apr 19
19 May 19
21 Jun 19
24 Jul 19
26 Aug 19
28 Sep 19
31 Oct 19
3 Dec 19
5 Jan 20
7 feb 20
11 Mar 20
13 Apr 20
16 May 20
18 Jun 20
21 Jul 20
23 Aug 20
25 Sep 20
28 Oct 20
30 Nov 20
2 Jan 21
4 Feb 21
9 Mar 21
11 Apr 21
14 May 21
16 Jun 21
19 Jul 21
21 Aug 21
23 Sep 21
26 Oct 21
26 Nov 21
31 Dec 21
Mar 17
Jun 17
Sep 17
Des 17
Mar 18
Jun 18
Sep 18
Des 18
Mar 19
Jun 19
Sep 19
Des 19
Mar 20
Jun 20
Sep 20
Des 20
Mar 21
Jun 21
Sep 21
Dec 21
16 20 18,3
15
14
10 7,9
12 4,9 4,0
5
10
0
8
-5
6 -10
4
Mar 17
Jun 17
Sep 17
Des 17
Mar 18
Jun 18
Sep 18
Des 18
Mar 19
Jun 19
Sep 19
Des 19
Mar 20
Jun 20
Sep 20
Des 20
Mar 21
Jun 21
Sep 21
Dec 21
3.9
2
0
Feb 18
Apr 18
Jun 18
Aug 18
Oct 18
Dec 18
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct 19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Oct 21
Dec 21
Sumber: CEIC
% yoy 16
14
60 12
50 10
40 8
30 6 16.9
20 4
10 16.9 2
0 0
-2
-10
-4
-20
-6
-30
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct 19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Oct 21
Dec 21
Feb 19
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct 19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Oct 21
Dec 21
Sumber: CEIC
Sumber: CEIC
Retail sales Tiongkok juga terpantau turun menjadi 1,7% Di Eropa, data perekonomian bergerak mixed di
yoy (triwulan III-2021: 4,4% yoy). Di tengah pelemahan tengah penyebaran varian Omicron, yang mendorong
indikator-indikator perekonomian tersebut, kinerja beberapa negara memberlakukan kebijakan restriksi
eksternal Tiongkok triwulan IV-2021 mencatatkan parsial. Flash estimate PDB Zona Eropa triwulan
pelebaran surplus neraca perdagangan menjadi IV-2021 tercatat sebesar 4,6% yoy, meskipun di
USD250,7 miliar (triwulan III-2021: surplus USD181,7 atas triwulan sebelumnya, namun angka tersebut
miliar). di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,7% yoy. Flash
Estimate PDB Jerman pada triwulan IV-2021 tercatat
melemah menjadi 1,4% yoy (triwulan III-2021: 2,9%
yoy). Sementara, Flash estimate PDB Perancis triwulan
IV-2021 tercatat naik menjadi 5,4% yoy, di atas triwulan
sebelumnya sebesar 3,5% yoy. Sementara itu, data PDB
Inggris triwulan IV-2021 belum dirilis.
Triwulan IV-2021 33
Terkait kinerja sektor manufaktur, PMI Manufaktur Normalisasi kebijakan juga dilakukan oleh beberapa
Zona Eropa triwulan IV-2021 juga terpantau turun bank sentral utama dunia, antara lain sebegai berikut:
menjadi 58,0 (triwulan III-2021: 58,6). Begitu juga
Tabel I - 3 | Update Kebijakan Bank Sentral Lainnya
dengan PMI Manufaktur Jerman triwulan IV-2021 yang
turun menjadi 57,4 (triwulan III-2021: 58,4). Sementara, Bank Central Kebijakan
PMI Manufaktur Inggris dan Perancis masing-masing
tercatat naik menjadi 57,9 dan 55,6 (triwulan III-2021: • ECB (16/12) tetap mempertahankan suku
bunga acuannya
57,1 dan 55,0).
• Mengakhiri Pandemic Emergency Purchase
European Program (PEPP) di Maret 2022 dan mereduksi
Grafik I - 12 | Pertumbuhan Ekonomi Negara-Negara Central Bank Asset Purchase Program (APP) dari EUR80
Utama Eropa miliar menjadi EUR40 miliar di April 2022, lalu
berkurang menjadi EUR30 miliar di Juli 2022
Zona Eropa Inggris Perancis Jerman dan EUR20 miliar di Oktober 2022
Mar 19
Jun 19
Sep 19
Des 19
Mar 20
Jun 20
Sep 20
Des 20
Mar 21
Jun 21
Sep 21
Dec 21
kenaikan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak dua hingga Rusia 8,50% 9,00% 7,50%
tiga kali setelah Maret 2022 dan memperkirakan Tiongkok 2,95% 3,75% 2,75%
bahwa kenaikan FFR pertama dilakukan segera
Indonesia 3,5% 3,75% 4,00%
setelah tapering berakhir.
Sumber: Bloomberg Central Bank Outlook (BCOB)
10 4
5
0 3
-5
-10
-15 2
-20
-25
-30 1
-35
0
Feb 20
Mar 20
Apr 20
Apr 20
Mei 20
Jun 20
Jul 20
Jul 20
Aug 20
Sep 20
Okt 20
Okt 20
Nov 20
Des 20
Jan 21
Jan 21
Feb 21
Mar 21
Apr 21
Mei 21
Mei 21
Jun 21
Jul 21
Aug 21
Aug 21
Sep 21
Oct 21
Nov 21
Dec 21
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct 19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Okt 21
Dec 21
Triwulan IV-2021 35
Grafik I - 18 | Survei Kegiatan Dunia Usaha Adapun, sektor eksternal masih menunjukkan kinerja
yang solid. Pada triwulan IV-2021, neraca dagang
% SBT Indonesia kembali mencatatkan pelebaran surplus
30 menjadi USD10,27 miliar (triwulan III-2021: surplus
20 USD13,24 miliar), dengan ekspor dan impor masing-
10
masing tumbuh sebesar 45,7% (yoy) dan 50,4% (yoy)
0
(triwulan III-2021: 50,9% yoy dan 47,0% yoy).
-10
-20
-30
-40
Mar 17
Jun 17
Sep 17
Des 17
Mar 18
Jun 18
Sep 18
Des 18
Mar 19
Jun 19
Sep 19
Des 19
Mar 20
Jun 20
Sep 20
Des 20
Mar 21
Jun 21
Sep 21
Dec 21
Sumber: Bank Indonesia
8.0 80
6.0 60
4.0 40
2.0 20
0
0.0
-20
-2.0
-40
-4.0
-60
Apr 19
Jun 19
Aug 19
Oct 19
Dec 19
Feb 20
Apr 20
Jun 20
Aug 20
Oct 20
Dec 20
Feb 21
Apr 21
Jun 21
Aug 21
Oct 21
1.1.3 Perkembangan Pasar Keuangan Grafik I - 20 | VIX Index dan MSCI Global Dec 21
Sementara itu, mayoritas pasar surat utang global pada Grafik I - 23 | Perkembangan Pasar Nilai Tukar
triwulan IV-2021 terpantau bergerak melemah seiring Global
aksi risk-on investor. Selain itu, ekspektasi kenaikan
RUB -2,66
suku bunga acuan The Fed turut mendorong kenaikan -2,30
BRL
yield US Treasury sehingga diikuti penyesuaian
TRY -33,27
oleh negara lainnya. Sejalan pergerakan pasar surat
PHP 0,06
utang global tersebut, pasar surat utang domestik THB 1,32
juga terpantau melemah. Yield surat utang 10 tahun MYR 0,50
pemerintah Indonesia (SBN) naik 11,85 bps sepanjang INR -0,41
triwulan IV-2021. Investor nonresiden mencatatkan net IDR 0,42
sell sebesar Rp70,44 triliun. CNY 1,47
HKD -0,13
Tabel I - 5 | Perkembangan Yield 10Y Pasar Surat 0,61
SGD
Utang Global
KRW -0,31
JPY -3,31
Δ qtq
Sep 21 Dec 21
(bps) GBP 0,42
EUR -1,84
Indonesia 6,43 6,55 11,85
DXY 1,84
Filipina 4,68 4,72 4,00
Sumber: Reuters
Triwulan IV-2021 37
1.2 Perkembangan Industri Perbankan
Di tengah kondisi ekonomi global dan domestik yang Likuiditas perbankan tetap memadai yang ditunjukkan
masih terdampak pandemi COVID-19, ketahanan dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK yang terus
perbankan pada triwulan IV-2021 masih terjaga, meningkat dan jauh di atas threshold. Rentabilitas
tercermin dari kondisi permodalan bank yang cukup juga tercatat meningkat tercermin dari ROA dan BOPO
solid dan menunjukkan kemampuan bank yang yang lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
memadai dalam menyerap risiko dengan rasio CAR Risiko kredit tercatat menurun dengan rasio NPL gross
sebesar 25,67%. Fungsi intermediasi perbankan turun 6 bps menjadi 3,00% dari 3,06% pada tahun
membaik yang terlihat dari kredit yang mulai tumbuh sebelumnya. Lebih lanjut, rasio loan at risk (kredit
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya di tengah kualitas 2 s.d. 5 dan restru kualitas 1 dibagi total kredit)
DPK yang juga masih tumbuh tinggi, meskipun diiringi turun 390 bps menjadi 19,48% dari 23,38% pada tahun
dengan penurunan LDR menjadi sebesar 77,13%. sebelumnya.
Total Aset (Rp miliar) 9.177.894 9.735.389 10.112.304 +3,45% +3,87% +7,18% +10,18%
Kredit (Rp miliar) 5.481.560 5.652.839 5.786.585 +1,27% +2,05% -2,41% +5,24%
DPK (Rp miliar) 6.665.390 7.162.288 7.479.463 +2,81% +4,43% +11,11% +12,21%
- Giro (Rp miliar) 1.687.135 1.982.291 2.143.505 +6,29% +8,13% +15,10% +27,05%
- Tabungan (Rp miliar) 2.173.501 2.294.714 2.432.260 +2,35% +5,99% +11,74% +11,91%
- Deposito (Rp miliar) 2.804.755 2.885.283 2.903.689 +0,91% +0,64% +8,39% +3,53%
NPL / NPF Gross (%) 3,06 3,22 3,00 (2) (22) 53 (6)
NPL / NPF Net (%) 0,98 1,04 0,88 (2) (16) (21) (10)
Sumber: OJK
Pada triwulan IV-2021, ketahanan Bank Umum kondisi likuditas perbankan masih sangat memadai
Konvensional (BUK) cukup solid tercermin dari CAR yang terefleksi dari rasio AL/NCD dan AL/DPK yang
yang meningkat menjadi 25,66%, jauh di atas threshold. masing-masing tercatat 158,34% dan 35,35%, atau jauh
Fungsi intermediasi BUK menurun namun masih di atas threshold 50% dan 10%.
terjaga dengan rasio LDR sebesar 77,49%. Di sisi lain,
Total Aset (Rp miliar) 8.780.681 9.316.623 9.670.515 +3,52% +3,80% +6,92% +10,13%
Kredit (Rp miliar) 5.235.027 5.395.966 5.512.366 +1,27% +2,16% -2,91% +5,30%
DPK (Rp miliar) 6.342.538 6.820.953 7.114.041 +2,90% +4,30% +11,08% +12,16%
- Giro (Rp miliar) 1.636.387 1.935.581 2.089.193 +6,36% +7,94% +14,93% +27,67%
- Tabungan (Rp miliar) 2.053.575 2.169.470 2.295.109 +2,31% +5,79% +11,33% +11,76%
- Deposito (Rp miliar) 2.652.575 2.715.902 2.729.739 +1,03% +0,51% +8,65% +2,91%
NPL Net (%) 0,95 1,02 0,88 (2) (14) (21) (7)
Triwulan IV-2021 39
A. Aset B. Dana Pihak Ketiga
Total aset BUK pada triwulan IV-2021 tumbuh 10,13% Dana Pihak Ketiga (DPK) BUK tumbuh 12,16% (yoy)
(yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan tahun meningkat dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 6,92% (yoy). Pertumbuhan aset sebelumnya sebesar 11,08% (yoy), didorong oleh
seiring dengan pertumbuhan DPK yang tumbuh komponen giro dan tabungan. Giro dan tabungan
meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. tumbuh masing-masing sebesar 27,67% (yoy)
dan 11,76% (yoy), meningkat dibandingkan tahun
Grafik I - 24 | Perkembangan Aset BUK sebelumnya 14,93% (yoy) dan 11,33% (yoy). Deposito
Aset BUK (Rp triliun) Aset (qtq) Aset (yoy) yang merupakan komponen DPK dengan porsi
12,00% terbesar (38,37%) tumbuh melambat 2,91% (yoy) dari
9.800 9.671 8,65% (yoy) pada tahun sebelumnya, seiring dengan
9.600 10,13%
10,00% penurunan suku bunga. Hal ini mengindikasikan
9.400 9.317 terdapat preferensi nasabah untuk menyimpan
8,25%
8,00% investasinya dalam bentuk instrumen lain yang lebih
9.200 6,92% 7,25%
9.000
menguntungkan serta seiring dengan kegiatan usaha
9.000 8.883 6,00%
yang sudah mulai aktif lagi sejalan dengan kenaikan
5,21%
8.800 8.781
4,00%
giro yang tinggi.
3,80%
8.600 3,52%
2,00% Secara triwulanan, DPK BUK tumbuh 4,30% (qtq),
8.400 1,31%
1,08%
1,17% meningkat dibandingkan posisi September 2021 yang
8.200 0,00% tumbuh 2,90% (qtq). Peningkatan pertumbuhan DPK
Des Mar Jun Sep Des
2020 2021 2021 2021 2021
secara triwulan juga didorong oleh pertumbuhan pada
Sumber: SPI, Desember 2021 komponen giro dan tabungan, yang masing-masing
tumbuh 7,94% (qtq) dan 5,79% (qtq) dibandingkan
Berdasarkan kelompok bank, peningkatan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing
pertumbuhan aset terjadi pada semua kelompok Bank 6,36% (qtq) dan 2,31% (qtq).
kecuali kelompok Kantor Cabang Bank Luar Negeri
(KCBLN). Kelompok KCBLN merupakan kelompok Bank
Grafik I - 25 | Tren Pertumbuhan DPK
dengan porsi terkecil (4,48%), tercatat tumbuh 0,59%
(yoy), melambat dibandingkan tahun sebelumnya yang DPK % qtq % yoy
tumbuh 2,87% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan
14 7.114 7.200
utamanya didorong oleh kelompok Bank BUMN yang
tercatat tumbuh tinggi 11,34% (yoy) dibandingkan tahun 12 11,08 11,08 12,16 7.000
6.821
sebelumnya yang tumbuh 6,84% (yoy). 9,46
10 6.800
6.628 7,61
Secara triwulanan, aset BUK tumbuh 3,80% (qtq) 8 6.600
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang 6.485
6 6.343 6.400
tumbuh 3,52% (qtq). Pertumbuhan aset triwulanan
terjadi pada semua kelompok bank kecuali KCBLN. 4 4,30 6.200
Pada periode laporan, aset KCBLN justru tercatat 2,25 2,90
2,21 6.000
mengalami kontraksi sebesar -4,31% (qtq) dari 2,82% 2
Sumber: SPI, Desember 2021 BOPO (%) ROA (%) - LHS NIM (%) - LHS
5,00 4,62 4,66 4,62 4,63 87,00
4,45
Kualitas kredit menunjukkan perbaikan dengan rasio 4,50
86,50
4,00 86,58
NPL gross BUK tercatat turun 4 bps menjadi 3,02% 86,44
3,50 86,00
dari 3,06% pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan 3,00 85,50
2,50
penurunan pada rasio NPL gross, rasio NPL net juga 85,00
2,00 1,87 1,88 1,91 1,85
turun 7 bps menjadi 0,88% dari 0,95% pada tahun 1,50 1,59 84,50
84,59
sebelumnya. Penurunan NPL gross dipengaruhi oleh 1,00 84,00
0,50 83,68 83,65
perbaikan penyaluran kredit yang tumbuh setelah - 83,50
Des Mar Jun Sep Des
terkontraksi tahun sebelumnya, yang diiringi juga 2020 2021 2021 2021 2021
perlambatan pertumbuhan nominal NPL sebesar 4,16%
Sumber: SPI, Desember 2021
(yoy), melambat dibanding tahun sebelumnya yang
tumbuh 18,89% (yoy). E. Permodalan
Berdasarkan jenis penggunaan, rasio NPL gross untuk Secara umum pada triwulan IV-2021 kondisi permodalan
KMK meningkat sementara NPL KI dan KK menurun. BUK masih solid. Modal masih tercatat tumbuh 11,68% (yoy)
NPL KMK meningkat 8 bps menjadi 3,98%. Sementara dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar
itu NPL KI dan KK turun masing-masing 23 bps dan 7 -1,25% (yoy), didorong oleh pertumbuhan modal inti (tier
bps menjadi 2,69% dan 1,72%. 1) yang tumbuh 12,48% (yoy) setelah tahun sebelumnya
terkontraksi -1,60% (yoy). Pertumbuhan modal yang lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan ATMR (3,98%, yoy)
mendorong rasio CAR meningkat 177 bps menjadi 25,66%
dari 23,89% pada tahun sebelumnya.
Triwulan IV-2021 41
1.2.2 Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Pada Desember 2021, kinerja BPR menunjukkan kondisi BPR juga cukup solid didukung dengan permodalan yang
yang cukup baik ditandai oleh intermediasi yang baik, meningkat dan perbaikan risiko kredit, meskipun masih
dengan kredit dan DPK yang masih tercatat tumbuh dibayangi dengan penurunan rentabilitas dibandingkan
lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Ketahanan tahun sebelumnya.
Total Aset (Rp miliar) 155.075 162.374 168.443 2,05% 3,74% 3,64% 8,62%
Kredit (Rp miliar) 110.770 114.689 116.580 0,76% 1,65% 1,83% 5,24%
DPK (Rp miliar) 106.151 112.980 117.006 2,33% 3,56% 3,52% 10,23%
- Tabungan (Rp miliar) 32.763 33.492 35.867 3,38% 7,09% 1,96% 9,47%
- Deposito (Rp miliar) 73.389 79.488 81.139 1,89% 2,08% 4,24% 10,56%
aset di Jawa Barat juga meningkat sebesar 6,97% (yoy) Sumber: SPI BPR, Desember 2021
Triwulan IV-2021 43
E. Permodalan 1.2.3 Perkembangan Kredit Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)
Permodalan BPR relatif cukup solid dan memadai
untuk menyerap potensi risiko yang dihadapi. Hal Pada triwulan IV-2021, kredit UMKM tumbuh 12,32%
tersebut terlihat dari rasio CAR BPR yang tinggi, (yoy), meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang
jauh di atas KPMM sebesar 32,15%, meningkat dari terkontraksi -2,21% (yoy). Penyaluran kredit UMKM
tahun sebelumnya sebesar 29,89%. Penguatan aspek masih terfokus pada sektor perdagangan besar dan
permodalan BPR tersebut dilakukan dalam rangka eceran (49,75%) yang tumbuh 12,95% (yoy) setelah
penerapan POJK terkait pembentukan PPAP khusus tahun sebelumnya terkontraksi -3,99% (yoy) sehingga
untuk aset produktif dengan kualitas dalam perhatian mendorong ke atas pertumbuhan kredit UMKM secara
khusus yang naik sebesar 1% yang berlaku per 1 total. Selain itu, sektor ekonomi penyaluran kredit
Desember 2020 sampai dengan 30 November 2021 UMKM dengan porsi terbesar kedua yakni pertanian,
setelah tahun sebelumnya sebesar 0,5% yang berlaku perburuan dan kehutanan (13,34%) tercatat tumbuh
per 1 Desember 2019 sampai dengan 30 November 2020 tinggi sebesar 25,08% (yoy) dari 16,54% (yoy) pada
(POJK Nomor 33/POJK.03/2018 tentang Kualitas Aset tahun sebelumnya. Selain itu, sektor ekonomi industri
Produktif dan Pembentukan Penyisihan Penghapusan pengolahan (10,74%) tercatat tumbuh 14,72% (yoy),
Aset Produktif Bank Perkreditan Rakyat). meningkat dari tahun sebelumnya yang tumbuh
sebesar 0,44% (yoy).
Rasio NPL
Baki Debet 505.330 514.038 570.756 49,47% 49,75% 1,29% 11,03% -3,99% 12,95%
NPL 16.942 21.361 20.213 3,35% 3,54% 6,33% -5,37% -4,68% 19,31%
Industri Pengolahan
Baki Debet 107.409 110.406 123.215 10,51% 10,74% 2,23% 11,60% 0,44% 14,72%
NPL 4.661 6.104 5.171 4,34% 4,20% 18,43% -15,29% 6,03% 10,94%
Baki Debet 122.350 137.863 153.035 11,98% 13,34% 4,07% 11,01% 16,54% 25,08%
NPL 2.321 2.931 2.578 1,90% 1,68% 4,49% -12,04% -0,17% 11,07%
Baki Debet 3.603 3.346 3.435 0,35% 0,30% 0,18% 2,66% -42,70% -4,66%
Lainnya
Baki Debet 282.801 285.389 296.864 27,69% 25,87% 0,54% 4,02% -5,74% 4,97%
NPL 14.931 15.208 14.762 5,28% 4,97% -0,40% -2,93% 28,46% -1,13%
Baki Debet UMKM 1.021.493 1.051.042 1.147.305 1,53% 9,16% -2,21% 12,32%
NPL UMKM 38.954 45.706 42.847 3,81% 3,37% 5,26% -6,26% 7,55% 9,99%
Kualitas kredit UMKM membaik dan terjaga dengan NPL beberapa sektor di antaranya pada kredit UMKM sektor
di bawah threshold 5%, yaitu sebesar 3,73% menurun pertambangan dan penggalian, penyediaan akomodasi
dari 3,81% pada tahun sebelumnya. Penurunan rasio dan makan minum, serta sektor jasa kemasyarakatan,
NPL yang diikuti penurunan nominal NPL terjadi pada sosial budaya, hiburan, dan lainnya.
2,60%
Maluku dan Papua
8,07%
Sulawesi
6,40%
Bali dan NT
6,55%
Kalimantan
58,02%
Jawa
18,36%
Sumatera
KCBA dan Campuran 7.536 6.604 6.079 0,53% -3,66% -7,95% -14,17% -19,33%
Triwulan IV-2021 45
1.2.4 Penguatan Sektor Riil Melalui Penyaluran
Kredit Produktif
Penyaluran kredit bank umum pada triwulan IV-2021 (yoy). Secara triwulanan, pertumbuhan kredit periode
tumbuh 5,24% (yoy) meningkat dibandingkan periode berjalan juga meningkat tumbuh 2,05% (qtq), dari
yang sama tahun sebelumnya yang terkontraksi -2,41% pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 1,27% (qtq).
Lapangan Usaha
3. Pertambangan dan Penggalian 124,62 147,23 153,80 6,67% 4,46% -7,22% 23,42% 2,67%
4. Industri Pengolahan 893,64 911,94 951,11 1,49% 4,295 -4,09% 6,43% 16,49%
5. Listrik, Gas, dan Air 168,88 175,75 159,70 2,04% -9,13% -14,82% -5,44% 2,77%
7. Perdagangan Besar dan Eceran 942,19 965,08 974,42 1,21% 0,97% -6,35% 3,42% 16,89%
8. Penyediaan Akomodasi dan PMM 116,18 120,76 120,74 1,57% -0,02% 5,77% 3,92% 2,09%
10. Perantara Keuangan 216,30 216,62 224,71 0,63% 3,74% -13,41% 3,89% 3,90%
11. Real Estate 259,98 255,31 265,32 -0,67% 3,92% -3,48% 2,05% 4,60%
12. Administrasi Pemerintahan 30,89 30,52 34,27 -0,19% 12,30% 6,87% 10,96% 0,59%
13. Jasa Pendidikan 13,59 13,96 13,99 1,84% 0,23% -4,23% 2,92% 0,24%
15. Jasa Kemasyarakatan 89,46 96,21 95,69 0,21% -0,54% 8,38% 6,97% 1,66%
16. Jasa Perorangan 2,99 3,91 3,87 25,18% -0,90% -12,47% 29,53% 0,07%
17. Badan Internasional 0,36 0,37 0,37 -2,09% -0,07% 28,15% 1,94% 0,01%
19. Rumah Tangga 1.320,21 1.356,78 1.384,70 1,10% 2,06% 0,07% 4,89% 24,00%
20. Bukan Lapangan Usaha Lainnya 227,25 226,83 235,83 0,57% 3,97% -5,39% 3,78% 4,09%
Berdasarkan sektor ekonomi, penyaluran kredit kredit pada pemilikan kendaraan bermotor selain
perbankan sebagian besar masih disalurkan ke karena masih rendahnya demand permintaan kredit
non-lapangan usaha sektor rumah tangga (24,00%). kendaraan bermotor (KKB) juga dipengaruhi oleh adanya
Penyaluran kredit pada sektor ini tumbuh 4,89% pelunasan dan/atau pembayaran angsuran KKB. Selain
(yoy), meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya itu, turunnya kredit untuk pemilikan ruko dan rukan
tumbuh sebesar 0,07% (yoy). Pertumbuhan kredit pada juga dipengaruhi oleh kegiatan usaha yang belum
sektor ini didorong oleh sektor rumah tangga untuk sepenuhnya pulih dan dapat dipengaruhi oleh transisi
pemilikan rumah tinggal yang tumbuh sebesar 9,55% kegiatan usaha berbasis online.
(yoy) khususnya untuk tipe pemilikan rumah tinggal
tipe 22 s.d 70 yang tumbuh 10,59% (yoy). Sementara Untuk kredit produktif, sebagian besar kredit perbankan
itu, kredit untuk pemilikan kendaraan bermotor serta masih disalurkan ke sektor perdagangan besar dan
pemilikan ruko dan rukan masih terkontraksi meskipun eceran (porsi 16,89%). Penyaluran kredit di sektor
tidak sedalam tahun sebelumnya, masing-masing ini tumbuh 3,42% (yoy), membaik setelah tahun
sebesar -6,31% (yoy) dan -5,60% (yoy). Turunnya sebelumnya terkontraksi -6,35% (yoy). Perbaikan
Triwulan IV-2021 47
Untuk indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia, kenaikan indeks adalah sektor transportasi dan
terjadi penurunan di beberapa sektor yaitu sektor logistik, keuangan, kesehatan, barang konsumen non-
infrastruktur, teknologi, properti dan real estat, primer, barang baku, dan energi dengan peningkatan
barang konsumen primer, dan perindustrian, dengan paling signifikan terjadi di sektor transportasi dan
penurunan terbesar terjadi di sektor properti dan real logistik (33,03%).
estat (-5,71% qtq). Sedangkan sektor yang mengalami
Grafik I - 35 | Kinerja Indeks di Beberapa Bursa Utama Grafik I - 36 | Perkembangan Indeks Industri (qtq)
(qtq)
Transportasi dan Logistik 33,03%
Indonesia 4,68%
Infrastruktur -1,70%
China 1,43%
Teknologi -4,75%
Australia 2,80%
Properti dan Real Estate -5,71%
UK 4,47%
Keuangan 7,92%
Amerika Serikat 7,55%
Kesehatan 4,47%
Taiwan 7,76%
Barang Konsumen Non-Primer 5,31%
Jepang -1,85%
Barang Konsumen Primer -1,45%
Hongkong -5,96%
Perindustrian -4,17%
Korea -2,46%
Barang Baku 9,74%
Filipina 5,49%
Energi 14,38%
Thailand 2,97%
Malaysia Sumber: IDXData, diolah
0,38%
Singapura 1,29%
Rata-rata volume dan nilai perdagangan saham harian Sedangkan, rata-rata frekuensi perdagangan harian
mengalami kenaikan masing-masing sebesar 2.666,94 mengalami penurunan sebesar 42.821,31 (-3,10%)
juta (12,66%) dan Rp1.495,79 miliar (11,89%) menjadi menjadi 1.339,41 ribu kali dibandingkan triwulan
Rp14.080,66 miliar dibandingkan triwulan sebelumnya. sebelumnya.
Rp miliar IHSG
14.080,66
13.355,04
12.584,87
15.886,36
8.500,36
8.453,62
6.943,85
8.275,46
7.498,32
7.603,33
5.763,78
9.105,79
2.000 1.000
- 0
2015 2016 2017 2018 2019 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Sumber: IDXData, diolah
Selama triwulan IV-2021, transaksi investor asing volume transaksi masih didominasi oleh investor
membukukan net buy sejumlah Rp11.464,54 miliar (qtq) domestik. Adapun kegiatan investor asing pada periode
dan Rp37.974,54 miliar (ytd). Kontribusi perdagangan ini menunjukkan adanya capital inflow (net buy) di pasar
saham pada triwulan IV-2021 berdasarkan nilai dan saham.
2020 2021
Indikator (Rata-rata
Harian)
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Investor Domestik
Investor Asing
Frekuensi Perdagangan
442.484 591.661 680.443 1.009.453 1.380.966 1.064.056 1.382.232 1.339.410
Saham Harian
7000 60
49,20
6500
40
6000
16,17
5500
11,86
9,79
11,46 20
5000 4,85
4500 0
4000 (5,33) (4,22)
(10,31) -20
3500
(22,56) (28,01)
3000 -40
2500 (39,87)
(50,75) -60
2000
2015 2016 2017 2018 2019 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Sumber: IDXData, diolah
Secara umum kinerja pasar obligasi pada triwulan rata-rata yield untuk seluruh tenor naik sebesar +0,73
IV-2021 mengalami penurunan dibanding periode bps. Rata-rata yield tenor pendek, menengah, dan
sebelumnya. Hal ini terlihat dari yield obligasi panjang adalah masing-masing sebesar -12,00 bps,
pemerintah yang menunjukkan trend kenaikan dengan +11,27 bps, dan +1,57 bps.
8,5
Yield to Maturity (%)
7,0
5,5
4,0
2,5
1 2 3 4 5 7 10 15 20 30
0,0
Spread
-0,3
(%)
-0,6
-0,9
-1,2
Sumber: PHEI, diolah
Triwulan IV-2021 49
Berdasarkan perkembangan transaksi obligasi perdagangan obligasi korporasi naik masing-masing
pemerintah, obligasi korporasi, dan Repo pada triwulan sebesar Rp821,64 miliar (1,00% qtq) dan Rp250,88 miliar
IV-2021 mencatatkan kenaikan dibanding triwulan (0,30% qtq). Sementara itu, frekuensi perdagangan
sebelumnya. Hal tersebut dapat dilihat dari volume mencatatkan penurunan sebanyak 1.725 kali (-19,91%
dan nilai transaksi obligasi pemerintah yang naik qtq).
masing-masing sebesar Rp23,88 triliun (0,79% qtq) dan
Rp46,94 triliun (1,53% qtq). Sementara itu, frekuensi Selanjutnya, volume, nilai, dan frekuensi transaksi
perdagangan mencatatkan penurunan sebanyak 15.033 perdagangan Repo juga mengalami peningkatan,
kali (-10,54% qtq). masing-masing sebesar Rp351,60 triliun (29,64% qtq),
Rp367,08 triliun (32,13% qtq), dan 88 kali (3,28% qtq),
Senada dengan kenaikan volume dan nilai perdagangan dibandingkan triwulan sebelumnya.
untuk obligasi pemerintah, volume dan nilai
Obligasi:
SBN 4.515,87 4.557,55 136.169 3.196,04 3.209,79 133.152 3.029,46 3.060,97 142.613 3.053,33 3.107,91 127.580
Total 4,604.37 4,647.27 144,482 3.285,96 3.301,49 141.503 3.113,33 3.144,59 151.275 3.136,02 3.191,78 134.517
Repo 2.695,78 2.662,35 2.603 1.690,60 1,653.64 2.495 1.186,30 1.142,57 2.684 1.537,90 1.509,65 2.772
Sampai dengan triwulan IV-2021 jumlah Single Investor mencapai 6.840.234 atau mengalami peningkatan
Identification (SID) secara keseluruhan adalah sebesar sebanyak 1.055.335 SID (18,24%) dibandingkan
7.489.337 atau meningkat sebesar 92,99% (yoy) dan triwulan sebelumnya. Jumlah SID SBN pada triwulan
16,45% (qtq). Jumlah SID C-BEST per akhir triwulan ini mencapai 611.143 atau mengalami peningkatan
mencapai 3.451.513 atau mengalami peningkatan sebanyak 39.349 SID (6,88%) dibandingkan triwulan
sebanyak 542.559 SID (18,65%) dibandingkan triwulan sebelumnya.
sebelumnya. Jumlah SID S-INVEST pada triwulan ini
Dalam Ribuan
8.000
7.000 6.840,234
6.000 5.784,899
5.000 4.930,535
4.166,018
4.000
3.451,513
3.175,429
2.908,954
3.000
2.582,548 2.514,397
2.190,942 2.196,854
2.000 1.957,692
1.695,268
1.160,542 1.239,055 1.380,360
1.000 513,414 572,794 611,143
420,631 460,372 538,781
334,647 363,976
-
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Sumber: KSEI
Pada triwulan IV-2021, terdapat penerbitan izin sebanyak 123 PE. Terkait dengan kegiatan PE di
usaha atas satu Perusahaan Efek (PE) dengan izin berbagai lokasi selain Kantor Pusat, OJK mencatat
usaha sebagai Perantara Pedagang Efek (PPE) yang pelaporan pembukaan sejumlah 17 lokasi selain Kantor
Tidak Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah, Pusat dan penutupan sejumlah 11 lokasi selain Kantor
sehingga jumlah PE yang terdaftar di OJK menjadi Pusat selama triwulan IV-2021.
Total 123
*) Khusus izin Penjamin Emisi Efek yang tidak melakukan aktivitas sebagai Perantara Pedagang Efek
2021
Periode
s.d. Triwulan IV
Terkait izin Wakil Perusahaan Efek (WPE), pada 43 Izin Wakil Penjamin Emisi Efek (WPEE), sehingga
periode laporan OJK telah menerbitkan izin orang total jumlah pemegang izin sampai dengan periode ini
perorangan sebanyak 368 izin dengan rincian 325 izin mencapai 11.917 WPPE dan 2.457 WPEE.
Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE) dan sebanyak
Tabel I - 17 | Proses Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek
Triwulan IV-2021
Total Triwulan
Jenis Izin Total
Dokumen Pemberian I-IV 2021
yang Masuk Izin
Triwulan IV-2021 51
Selama periode laporan, OJK menerbitkan 500 dengan triwulan IV-2021, OJK telah menerbitkan 2.721
perpanjangan izin, sehingga secara total sampai perpanjangan izin dengan rincian sebagai berikut:
Tabel I - 18 | Proses Perpanjangan Izin Wakil Perantara Pedagang Efek dan Wakil Penjamin Emisi Efek
Triwulan IV-2021
Total s.d.
Jenis Izin Triwulan
Dokumen Pemberian
IV-2021
yang Masuk Izin
WPEE 83 83 274
Pada periode laporan, OJK juga menerbitkan 1.132 izin Pemasaran Terbatas (WPPE-PT), sehingga sampai
Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran (WPPE-P) dengan periode laporan total izin WPPE-P sebanyak
dan 17 untuk izin Wakil Perantara Pedagang Efek 15.062 dan WPPE-PT sebanyak 200.
Tabel I - 19 | Proses Perizinan Wakil Perantara Pedagang Efek Pemasaran dan Wakil Perantara Pedagang Efek
Pemasaran Terbatas
Triwulan IV-2021
Total Triwulan
Jenis Izin Total
Dokumen Pemberian I-IV 2021
yang Masuk Izin
WPPE-PT 22 17 52 200
Catatan:
Jumlah pemberian izin WPPE-P yang dikeluarkan berbeda dengan jumlah dokumen masuk, diantaranya disebabkan oleh adanya beberapa proses SK
WPPE-P yang dikeluarkan secara manual (bukan TTE) dan permohonan tersebut sudah diajukan manual pada tahun sebelumnya.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksa Dana pada triwulan IV- sebesar Rp4,15 triliun, Reksa Dana Syariah sebesar
2021 mengalami kenaikan 4,83% (qtq). Hampir seluruh Rp2,72 triliun, Reksa Dana Indeks sebesar Rp0,95
jenis Reksa Dana mengalami kenaikan NAB. NAB Reksa triliun, dan Reksa Dana Campuran sebesar Rp0,39
Dana Terproteksi mencatatkan kenaikan jumlah NAB triliun. Namun demikian, ETF menjadi satu-satunya
terbesar yaitu sebesar Rp7,26 triliun, diikuti Reksa Dana Reksa Dana yang mencatatkan penurunan NAB sebesar
Pasar Uang sebesar Rp6,95 triliun, Reksa Dana Saham Rp0,69 triliun.
sebesar Rp4,93 triliun, Reksa Dana Pendapatan Tetap
2021
NAB Per Jenis Reksa Dana
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
2020 2021
Jenis Investasi
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Reksa Dana
Total NAB 472,77 482,55 510,15 573,54 565,87 536,11 551,76 578,44
Jumlah 73 71 71 73 69 69 66 62
Total NAB 31,18 28,31 30,24 30,73 32,38 34,48 32,25 30,69
Jumlah 9 9 9 9 9 9 9 9
Nilai Sekuritisasi 6,44 5,93 5,25 4,89 4,58 4,32 3,53 3,15
Jumlah 6 6 6 7 7 7 7 7
Nilai Sekuritisasi 4,32 4,26 4,05 4,47 4,30 4,00 3,78 3,55
Jumlah 7 7 7 7 7 7 7 7
Total Nilai 11,35 11,66 11,66 11,66 11,66 10,12 10,12 10,24
Total Nilai 172,31 181,16 180,92 207,02 198,42 196,53 211,96 215,79
Jumlah 8 8 8 8 8 8 8 8
Total Nilai 7,64 7,29 7,55 7,46 7,68 7,78 7,73 7,76
Selama periode laporan, OJK tidak menerbitkan Rp10,24 triliun dan KIK-DINFRA tetap sebanyak 8 KIK
atau membubarkan izin Efek Beragun Aset-Surat dengan dana kelolaan sebesar Rp7,76 triliun.
Partisipasi (EBA-SP), sehingga jumlah EBA-SP tetap 7
EBA-SP dengan dana kelolaan sebesar Rp3,55 triliun. Pada triwulan IV-2021, jumlah Kontrak Pengelolaan
OJK juga tidak menerbitkan atau membubarkan izin Dana (KPD) mengalami penurunan menjadi 565 KPD.
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA), Sedangkan, dana kelolaan KPD mengalami kenaikan
sehingga jumlah KIK EBA tetap sebanyak 9 KIK EBA sebesar 1,81% menjadi Rp215,79 triliun.
dengan dana kelolaan sebesar Rp3,15 triliun. Selain itu,
OJK tidak menerbitkan atau membubarkan izin Kontrak Sampai dengan triwulan IV-2021, OJK telah
Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat (KIK- menerbitkan 199 Surat Efektif pernyataan pendaftaran
DIRE) dan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Reksa Dana yang Unit Penyertaannya ditawarkan
Infrastruktur (KIK-DINFRA). Dengan demikian, jumlah melalui Penawaran Umum.
KIK-DIRE tetap sebanyak 7 KIK dengan dana kelolaan
Triwulan IV-2021 53
Tabel I - 22 | Jenis Reksa Dana yang Mendapat Surat Efektif
Jenis Reksa Dana Jumlah Surat Efektif Jenis Reksa Dana Jumlah Surat Efektif
Total 199
OJK juga telah menerbitkan 217 surat pembubaran • Dua Reksa Dana Efek Luar Negeri dibubarkan karena
Reksa Dana yang terdiri dari 190 Reksa Dana kesepakatan MI dan BK.
Konvensional dan 27 Reksa Dana Syariah. Adapun
rincian pembubaran Reksa Dana tersebut terdiri atas: Sementara itu, untuk perkembangan pelaku institusi di
• 149 Reksa Dana Terproteksi terdiri dari 132 Reksa industri Pengelolaan Investasi selama triwulan IV-2021,
Dana dibubarkan karena kesepakatan MI dan Bank terdapat satu Manajer Investasi yang mengembalikan
Kustodian (BK) dan 17 Reksa Dana dibubarkan karena izin kepada OJK, sehingga jumlah MI sebanyak 97 MI.
tidak terpenuhinya minimum dana kelolaan. OJK menghentikan sementara pemberian izin bagi
• 28 Reksa Dana Pasar Uang terdiri dari 17 Reksa Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Usaha
Dana dibubarkan karena kesepakatan MI dan BK, 10 Selaku Manajer Investasi pada akhir triwulan IV-2021
Reksa Dana dibubarkan karena tidak terpenuhinya guna melakukan evaluasi dan penataan industri
minimum dana kelolaan dan satu Reksa Dana Manajer Investasi. Tujuan dari keputusan ini yaitu
dibubarkan karena tidak memenuhi minimum dana dalam rangka penyempurnaan peraturan perizinan
kelolaan selama 120 hari bursa berturut-turut. Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha
• 11 Reksa Dana Saham terdiri dari lima Reksa Dana sebagai Manajer Investasi serta melakukan evaluasi
dibubarkan karena kesepakatan MI dan BK, lima atas tata kelola pengelolaan investasi, peningkatan
Reksa Dana dibubarkan karena tidak terpenuhinya kapasitas dan peningkatan penerapan prinsip
minimum dana kelolaan dan satu Reksa Dana kehatihatian atas seluruh Manajer Investasi yang telah
dibubarkan karena tidak memenuhi minimum dana memperoleh izin usaha. Selanjutnya, OJK memberikan
kelolaan selama 120 hari bursa berturut-turut. dua Surat Tanda Terdaftar (STTD) Agen Penjual Efek
• 13 Reksa Dana Pendapatan tetap dibubarkan terdiri Reksa Dana (APERD), sehingga jumlah APERD menjadi
dari 10 Reksa Dana dibubarkan karena kesepakatan 76 APERD.
MI dan BK dan tiga Reksa Dana dibubarkan karena
tidak memenuhi minimum dana kelolaan selama 120 Adapun untuk pelaku individu industri Pengelolaan
hari bursa berturut-turut. Investasi, pada periode ini OJK menerbitkan 124 izin
• Satu Reksa Dana Pendapatan Indeks dibubarkan Wakil Manajer Investasi (WMI) baru sehingga jumlah
karena kesepakatan MI dan BK. WMI menjadi 3.263 atau meningkat sebesar 3,95%.
• 13 Reksa Dana Campuran terdiri dari empat Reksa Selain itu, OJK menerbitkan 408 izin Wakil Agen Penjual
Dana dibubarkan karena kesepakatan MI dan BK, Efek Reksa Dana (WAPERD) baru sehingga jumlah
delapan Reksa Dana dibubarkan karena tidak WAPERD menjadi 23.621 WAPERD atau meningkat
terpenuhinya minimum dana kelolaan dan satu Reksa sebesar 1,76%.
Dana dibubarkan karena tidak memenuhi minimum
dana kelolaan selama 120 hari bursa berturut-turut.
2020 2021
Jenis Izin
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Individu
Wakil Manajer Investasi (WMI) 2.684 2.764 2.822 2.901 2.987 3.085 3.139 3.263
Institusi
- PE sebagai APERD 21 21 21 21 22 23 27 27
MI sebagai PI 18 18 18 18 19 19 19 19
APERD sebagai PI 2 2 2 2 2 3 3 3
Sampai dengan triwulan IV-2021, jumlah emisi Perdana (PUP) Saham, 45 Penawaran Umum Terbatas
Penawaran Umum mengalami kenaikan 15% (yoy) (PUT), dan 96 Penawaran Umum Efek Bersifat Utang
menjadi 194 perusahaan, nilai emisi Penawaran Umum (EBUS Korporasi). EBUS Korporasi ini termasuk 6
juga mengalami kenaikan sebesar 206% menjadi Penawaran Umum Obligasi/Sukuk, 37 Penawaran
Rp363,3 miliar. Sampai dengan triwulan IV-2021, Umum Berkelanjutan (PUB)/PUB Obligasi/Sukuk Tahap
Penawaran Umum terdiri atas 53 Penawaran Umum I, dan 53 PUB Obligasi/Sukuk Tahap II dan seterusnya.
Triwulan IV-2021 55
A. Penawaran Umum Perdana Saham
Sampai dengan triwulan IV-2021, terdapat 61 perusahaan dalam proses dan pada triwulan IV-2021 sebanyak 18
yang telah mengajukan Pernyataan Pendaftaran dalam perusahaan telah mendapatkan surat efektif. Nilai emisi
rangka PUP Saham, di mana 43 perusahaan masih dari 18 perusahaan tersebut sebesar Rp30,67 triliun.
No. Emiten/Perusahaan Publik Sektor Tanggal Efektif Nilai Emisi (Rp juta)
10. PT Widodo Makmur Perkasa Tbk Barang Konsumen Primer 26-Nov-2021 707.040
12. PT Indo Pureco Pratama Tbk Barang Konsumen Primer 30-Nov-2021 100.000
Total 30.667.385
Sampai triwulan IV-2021, terdapat 29 perusahaan yang Pernyataan Efektif. Nilai emisi PUT dengan Hak
telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dalam Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right
rangka PUT, di mana 10 masih dalam proses Pernyataan issue dari perusahaan tersebut sebesar Rp37,57 triliun.
Pendaftaran dan 19 perusahaan telah mendapatkan
No. Emitem/Perusahaan Publik Sektor Tanggal Efektif Nilai Emisi (Rp juta)
1. PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk. Barang Konsumen Primer 29-Oct-21 156.634
10. PT Matahari Putra Prima Tbk. Barang Konsumen Primer 26-Nov-21 890.113
12. PT Wahana Interfood Nusantara Tbk Barang Konsumen Primer 30-Nov-21 100.856
Total 37.571.677
Pada triwulan IV-2021, sebanyak empat perusahaan Tahap II dan seterusnya. Total nilai emisi Penawaran
telah melakukan PUB Obligasi/Sukuk Tahap I dan 17 Umum Efek Bersifat Utang tersebut sebesar Rp28,23
perusahaan telah melakukan PUB Obligasi/Sukuk triliun.
Tabel I - 28 | Perusahaan yang Telah Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Utang PUB Obligasi/Sukuk Tahap I
Obligasi Berkelanjutan IV
3. PT Permodalan Nasional Madani Keuangan 6.000.000 3.000.000
Tahap I
Triwulan IV-2021 57
Tabel I - 29 | Perusahaan yang Telah Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Utang PUB Obligasi dan/atau Sukuk
Tahap II dst
Barang
PT Sinar Mas Agro Resources and
1. Konsumen Non- PUB Obligasi III Tahap II 5.000.000 2.500.000
Technology Tbk.
Primer
2. PT Astra Sedaya Finance Keuangan PUB Obligasi V Tahap III 10.000.000 1.750.000
4. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk Barang Baku PUB Obligasi III Tahap IV 5.000.000 1.000.000
5. PT Lautan Luas Tbk Barang Baku PUB Obligasi III Tahap II 1.000.000 450.000
6. PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) Keuangan PUB Obligasi VI Tahap II 17.000.000 2.800.000
7. PT Merdeka Copper Gold Tbk. Barang Baku PUB Obligasi VI Tahap II 3.000.000 1.500.000
8. PT Medco Energi Internasional Tbk. Energi PUB Obligasi IV Tahap II 5.000.000 1.000.000
10. PT Mandala Multifinance Tbk Keuangan PUB Obligasi IV Tahap IV 1.500.000 650.000
11. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Barang Baku PUB Obligasi II Tahap II 7.000.000 2.011.955
Sukuk Mudharabah
12. PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk Barang Baku 3.000.000 738.810
Berkelanjutan I Tahap II
PT Profesional Telekumunikasi
15. Infrastruktur Obligasi II Tahap II 3.500.000 3.349.000
Indonesia
16. PT Aneka Gas Industri Tbk Barang Baku Obligasi II Tahap IV 500.000 150.000
17. PT Aneka Gas Industri Tbk Barang Baku Sukuk Ijarah II Tahap IV 1.000.000 150.000
Secara akumulasi, sampai dengan triwulan IV-2021 untuk penyertaan, 12,94% atau Rp46,55 triliun untuk
persentase terbesar penggunaan dana Penawaran pembayaran utang, 12,39% atau Rp44,57 triliun untuk
Umum juga untuk modal kerja yaitu sebanyak 45,56% ekspansi, 4,13% atau Rp 14,87 triliun untuk lain-lain, dan
atau Rp163,94 triliun, 24,08% atau Rp86,63 triliun 0,90% atau Rp3,25 triliun untuk akuisisi.
Modal Kerja
45,56%
Pembayaran Utang
12,94%
Akuisisi Lain-Lain
0,90% 4,13%
Penyertaan Ekspansi
24,08% 12,39%
Persentase terbesar penggunaan dana Penawaran atau Rp20,97 triliun untuk penyertaan, 13,40% atau
Umum yang dilakukan pada triwulan IV-2021 adalah untuk Rp12,45 triliun untuk ekspansi, 10,89% atau Rp10,11 triliun
modal kerja yaitu sebanyak 51,74% atau Rp48,05 triliun. untuk pembayaran utang, 1,26% atau Rp1,18 triliun untuk
Rincian porsi penggunaan dana lainnya adalah 22,59% lain-lain, dan 0,12% atau Rp107,60 miliar untuk akuisisi.
6. Kesehatan - - - - - -
9. Teknologi - - - 26.639,99 - -
Keterangan: Data berdasarkan penggunaan dana setelah dikurangi oleh biaya Emisi
Sampai dengan triwulan IV-2021, terdapat tujuh total Dana yang tersalurkan (triwulan III-2021: Rp362
Penyelenggara telah mendapatkan izin Securities miliar), penerbit (triwulan III-2021: 176) dan pemodal
Crowdfunding. Total dana tersalurkan pada triwulan (triwulan III-2021: 34.573) juga meningkat signifikan
IV-2021 adalah sebesar Rp78,07 miliar atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan rincian
52,5% (qtq) (triwulan III-2021: Rp51,8 miliar). Akumulasi sebagai berikut:
Sumber: ALUDI
Berdasarkan sektor, perusahaan yang mendapatkan sistem keamanan dan pelayanan yang mendapatkan
pembiayaan melalui SCF pada triwulan IV-2021 pembiayaan sebesar Rp10,6 miliar perbelanjaan dan
didominasi oleh sektor restoran dan kuliner yang eceran sebesar yang mendapatkan pembiayaan Rp21,8
mendapatkan pembiayaan sebesar Rp36 miilar, miliar.
Triwulan IV-2021 59
1.3.7 Perkembangan Lembaga dan Profesi
Penunjang Pasar Modal
Lembaga Penunjang Pasar Modal merupakan Lembaga Jumlah Lembaga Penunjang Pasar Modal yang tercatat
yang memberikan jasa pada satu pihak atau lebih di OJK adalah sebagai berikut:
sesuai izin kegiatan usahanya di Pasar Modal, terdiri
dari Biro Administrasi Efek (BAE), BK, Wali Amanat,
Pemeringkat Efek, dan ASPM.
Keterangan:
1) PT Sirca Datapro Perdana telah ditetapkan pencabutan izin usaha melalui Surat Keputusan Nomor KEP-11/PM.2/2021 tanggal 4 Juni 2021.
2) PT Bank Syariah Mandiri telah ditetapkan Pembatalan STTD sebagai Walli Amanat melalui Surat Keputusan Nomor KEP-6/PM.22/2021 tanggal 20
April 2021 dan Pengembalian Surat keputusan Persetujuan sebagai Kustodian melalui surat Keputusan Nomor KEP-10/PM.2/2021 tanggal 4 Juni 2021
(karena adanya proses merger 3 Bank Umum Syariah, yaitu PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk, dan
berubah nama menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk).
Berdasarkan jumlah klien yang dimiliki oleh BAE dapat Registra sebanyak 15,39%, dan PT Sinartama Gunita
diketahui bahwa terdapat 4 BAE yang mendominasi sebanyak 15,01%. Sementara, BAE dengan jumlah
pasar, yaitu PT Adimitra Jasa Korpora sebanyak Emiten paling sedikit adalah PT BSR Indonesia
24,19%, selanjutnya diikuti oleh PT Datindo Entrycom sebanyak 2,98%.
yang mencapai 18,37%, kemudian PT Raya Saham
Profesi Penunjang Pasar Modal adalah profesi yang c. Penilai : 4 STTD Daftar baru
menyediakan jasa pada satu pihak atau lebih di bidang d. Notaris : 8 STTD Daftar baru
Pasar Modal, terdiri atas Akuntan, Penilai, Konsultan e. ASPM :-
Hukum, dan Notaris. Berikut merupakan rangkuman 2. OJK telah menetapkan sebanyak 9 KDK terkait
pengawasan Profesi Penunjang Pasar Modal selama pembatalan STTD atas 2 Notaris.
periode triwulan IV-2021: 3. OJK menerima 15 informasi mengenai profesi yang
1. OJK telah menerbitkan sebanyak 55 STTD, terdiri meninggal dunia, yaitu satu Akuntan dan dua Penilai.
dari:
a. Akuntan : 27 STTD Daftar baru
b. Konsultan Hukum : 16 STTD Daftar baru
Aktif
Profesi
Triwulan III-2021 Triwulan IV-2021
*) 1 ASPM dalam status nonaktif sementara efektif pada tanggal 23 Agustus 2021 s.d. 19 November 2024
Untuk meningkatkan profesionalisme Profesi empat Pendidikan Profesi Lanjutan (PPL) bagi Profesi
Penunjang Pasar Modal, OJK selama triwulan IV-2021 Penunjang Pasar Modal dan satu Pendidikan Dasar
bekerja sama dengan asosiasi menyelenggarakan sebagai berikut:
No. Judul Kegiatan Tanggal Pelaksanaan Profesi Jumlah Peserta Terdaftar di OJK
Triwulan IV-2021 61
1.4 Perkembangan Industri Keuangan Non Bank
Kinerja Industri Keuangan Non Bank (IKNB) mengalami peningkatan aset IKNB terbesar didorong kenaikan aset
kenaikan pada triwulan IV-2021 tercermin dari dari industri Asuransi Konvensional dan BPJS, Dana
pertumbuhan total aset IKNB yang mengalami kenaikan Pensiun, dan Lembaga Keuangan Khusus.
sebesar 2,98% (qtq) menjadi Rp2.794,23 triliun. Adapun
*) Aset Lembaga Pembiayaan, Lembaga Jasa Keuangan Khusus, Fintech, dan Lembaga Keuangan Mikro termasuk data syariah
**) Aset Lembaga Keuangan Mikro disajikan per kuartalan (4 bulanan) sesuai periode pelaporannya, sehingga Triwulan III 2021 menggunakan data
Periode Agustus 2021
Berdasarkan jumlah Pelaku, industri Lembaga Keuangan oleh Lembaga Pembiayaan, Industri Jasa Penunjang
Mikro merupakan industri dengan jumlah pelaku IKNB IKNB, Dana Pensiun, serta Lembaga Jasa Keuangan
terbesar dengan jumlah sebanyak 227 pelaku, diikuti Khusus, Asuransi Konvensional serta BPJS, dan Fintech.
Sampai dengan periode laporan, aset industri Asuransi sebelumnya. Kenaikan Surat Berharga Negara tersebut
naik 4,30% (qtq) menjadi Rp1.590,72 triliun. Kenaikan sebagian besar berasal dari Asuransi Jiwa sebesar
aset ini diiringi dengan kenaikan jumlah investasi Rp10,16 triliun. Sementara itu, bila dilihat dari jenis
sebesar 4,48% (qtq) menjadi Rp1.319,88 triliun. industri asuransi, BPJS menjadi penggerak utama
Portofolio investasi yang mengalami kenaikan terbesar meningkatnya jumlah investasi dengan kenaikan sebesar
adalah Deposito Berjangka yang naik sebesar Rp50,10 Rp32,13 triliun diikuti dengan Asuransi Jiwa dengan
triliun dan juga Surat Berharga Negara yang naik kenaikan sebesar Rp24,13 triliun.
sebesar Rp10,14 triliun dibandingkan dengan triwulan
1. Total Aset
2. Total Investasi
5. Total Liabilitas
Triwulan IV-2021 63
Tabel I - 37 | Portofolio Investasi Perasuransian Konvensional dan BPJS
Rp triliun
1. Surat Berharga yang Diterbitkan oleh Negara RI 358,57 379,06 396,19 412,38 422,52
Di antara jenis investasi sebagaimana tabel di atas, Pada triwulan IV-2021 tidak terdapat perubahan jumlah
terdapat empat jenis investasi yang mendominasi yaitu pelaku Industri Perasuransian dan BPJS dengan rincian
Surat Berharga Negara (32,01%), Reksa Dana (18,99%), sebagai berikut:
Saham (16,84%) dan Deposito Berjangka (14,62%).
1. Asuransi Jiwa
a. BUMN 1 1 1 1 1
b. Swasta Nasional 28 29 29 28 28
c. Patungan 23 22 23 24 24
Sub Total 52 52 53 53 53
2. Asuransi Kerugian
a. BUMN - - - - -
b. Swasta Nasional 54 51 54 51 51
c. Patungan 18 21 18 20 20
Sub Total 72 72 72 71 71
3. Reasuransi 6 6 6 6 6
4. Asuransi Sosial 2 2 2 2 2
Catatan:
1) Angka Premi Bruto merupakan premi per triwulan IV-2021 yang disetahunkan
2) Angka GDP merupakan GDP per triwulan IV-2019 berdasarkan press release BPS
3) Penetrasi: Premi Bruto/GDP
4) Densitas: Premi Bruto/Jumlah penduduk
RBC industri asuransi masih memenuhi batas 2,54% (qtq) menjadi Rp327,40 triliun. Untuk aset per
ketentuan RBC minimal yaitu 120%. Permodalan program, DPPK-PPMP, DPPK PPIP, dan DPLK mengalami
industri asuransi jiwa dan asuransi umum masih terjaga peningkatan masing-masing sebesar Rp1,70 triliun (naik
dengan rata-rata RBC masing-masing mencapai 1,00% qtq), Rp0,79 triliun (naik 1,98% qtq), dan Rp5,61
539,75% dan 327,30%. triliun (naik 5,18% qtq). Sejalan dengan aset, investasi
industri Dana Pensiun juga mengalami peningkatan jika
1.4.2 Perkembangan Industri Dana Pensiun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni naik
sebesar Rp8,15 triliun atau naik 2,64% (qtq) menjadi
Pada triwulan IV-2021, aset industri Dana Pensiun Rp316,98 triliun.
mengalami peningkatan sebesar Rp8,10 triliun atau naik
Triwulan IV-2021 65
Grafik I - 44 | Distribusi Investasi Industri Dana Pensiun Per Triwulan IV-2021
33,15%
52,26%
12,59%
Keterangan:
*) terdiri dari tabungan, deposito on call, deposito berjangka, dan sertifikat deposito
**) terdiri dari obligasi korporasi, sukuk korporasi dan obligasi/sukuk daerah
***) terdiri dari SBI, MTN, KIK-EBA, DIRE, DINFRA, Repo, Kontrak opsi saham, penyertaan langsung, tanah, bangunan, dan tanah dan bangunan
Di antara jenis investasi yang diperkenankan pelaku. Hal ini disebabkan adanya pembubaran empat
sebagaimana tabel di atas, terdapat tiga jenis investasi Dana Pensiun sehingga jumlah Dana Pensiun di triwulan
yang memiliki proporsi terbesar yaitu SBN (29,22%), IV-2021 sebanyak 208 Dana Pensiun dengan rincian
deposito*) (27,22%), dan obligasi**) (20,61%). sebagai berikut:
DPPK PPIP 44 44 44 44 42
DPLK 23 23 25 25 25
Perusahaan Pembiayaan merupakan badan usaha Total aset, liabilitas, dan ekuitas Perusahaan
yang menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang Pembiayaan per triwulan IV-2021 mengalami kenaikan
pembiayaan untuk pengadaan barang dan/atau jasa. dibandingkan triwulan sebelumnya, masing-masing
Perkembangan industri perusahaan pembiayaan untuk sebesar 0,54%, 0,76%, dan 0,05%.
periode triwulan IV-2021 sebagai berikut:
400,00
200,00
134,06 133,93 132,93 134,31 134,37
100,00
0
Triwulan IV-2020 Triwulan I-2021 Triwulan II-2021 Triwulan III-2021 Triwulan IV-2021
*) Data sudah termasuk Pembiayaan Syariah
Selama periode laporan terdapat tiga pencabutan Kinerja Perusahaan Pembiayaan dalam melakukan
izin usaha Perusahaan Pembiayaan sehingga jumlah penyaluran pembiayaan meningkat sebesar Rp5,14
Perusahaan Pembiayaan per triwulan IV-2021 sebanyak triliun atau 1,43% (qtq), dengan komposisi piutang
161 perusahaan. Bila dilihat berdasarkan total aset, pembiayaan didominasi oleh Pembiayaan Multiguna
terdapat 70 perusahaan pembiayaan menguasai aset dan Pembiayaan Investasi dengan proporsi masing-
industri dengan porsi sebesar 93,06%, sedangkan masing sebesar 56,81% dan 31,37%. Sementara
91 perusahaan pembiayaan menguasai aset industri itu, bila dilihat dari proporsi pembiayaan yang
sebesar 6,94%. disalurkan berdasarkan sektor ekonomi, maka sektor
perdagangan besar dan eceran memiliki proporsi
terbesar, yaitu 23,04% (Rp89,56 triliun).
300.00
250.00
222,47 216,78 215,95 207,51 206,91
200.00
150.00
110,96 108,87 106,65 111,95 114,28
100.00
Triwulan IV-2021 67
Tabel I - 45 | Piutang Perusahaan Pembiayaan Berdasarkan Sektor Ekonomi
Rp triliun
4. Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin 11,98 12,69 10,23 11,17 8,37
9. Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 8,63 8,54 8,21 7,59 7,29
11. Jasa keuangan dan asuransi 4,74 4,53 4,55 4,66 5,10
13. Jasa profesional, ilmiah dan teknis 13,70 11,56 11,90 11,55 8,05
15. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 7,58 8,04 8,15 8,26 8,85
17. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 8,76 8,79 8,96 9,67 9,95
18. Kesenian, hiburan dan rekreasi 1,01 0,91 0,80 0,69 0,60
21. Kegiatan badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
23. Bukan Lapangan Usaha Lainnya 25,42 25,96 28,52 28,93 29,20
4. Pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin 0,45% 0,40% 0,48% 0,44% 0,57%
9. Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 3,71% 2,79% 3,12% 2,99% 2,17%
11. Jasa keuangan dan asuransi 5,10% 4,47% 4,61% 4,45% 3,93%
13. Jasa profesional, ilmiah dan teknis 1,89% 1,89% 2,02% 2,29% 1,87%
15. Administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 1,69% 1,94% 2,13% 1,87% 1,54%
17. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 1,58% 1,36% 1,40% 1,18% 0,87%
18. Kesenian, hiburan dan rekreasi 2,49% 2,81% 4,41% 4,25% 4,41%
21. Kegiatan badan internasional dan badan ekstra internasional lainnya 0,77% 3,52% 1,03% 3,11% 3,23%
23. Bukan Lapangan Usaha Lainnya 5,56% 5,98% 6,24% 5,44% 5,22%
Triwulan IV-2021 69
E. Laba (Rugi) Perusahaan Pembiayaan Grafik I - 47 | Pertumbuhan Aset, Liabilitas, dan
Ekuitas
Pada triwulan IV-2021, laba bersih industri perusahaan Aset Liabilitas Ekuitas
pembiayaan mengalami kenaikan secara year on year
Rp triliun
sebesar 117,58% atau menjadi Rp15,29 triliun.
25,00
21,71 21,36 21,81
F. Jenis Valuta Pinjaman 20,00 19,48 21,27
18.00
16.00 15,83 15,88 16,21 16,08
14.00 13,45
12.00
9,88 10,39 10,19 10,28 9,55
10.00
8.00
6.00 5,29 5,84
4,75 4,99
4.00 2,91
10. Informasi Dan Komunikasi 670,45 Selain menggunakan modal sendiri, untuk membiayai
kegiatan usahanya, Perusahaan Modal Ventura
11. Aktivitas Keuangan Dan Asuransi 3.341,51
menerima pinjaman jangka panjang yang berasal dari
12. Real Estat 418,96 bank atau badan usaha lainnya dengan total pinjaman
pada triwulan IV-2021 adalah sebesar Rp7,29 triliun
13. Aktivitas Profesional, Ilmiah Dan Teknis 155,83
atau naik sebesar 1,22% (qtq).
Aktivitas Penyewaan Dan Sewa Guna Usaha
14. Tanpa Hak Opsi, Ketenagakerjaan, Agen 2.105,14 Grafik I - 49 | Sumber Pendanaan Perusahaan Modal
Perjalanan Dan Penunjang Usaha Lainnya
Ventura
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan Dan Industri Keuangan Non Bank Badan Usaha/Lembaga
15 3,99
Jaminan Sosial Wajib
Bank Pinjaman/Pendanaan Diterima
16 Pendidikan 6,25
Rp triliun
Aktivitas Kesehatan Manusia Dan Aktivitas 8,00
17 91,75 7,39 7,22 7,20 7,29
Sosial 7,02
7,00
18 Kesenian, Hiburan Dan Rekreasi 7,88
6,00
19 Aktivitas Jasa Lainnya 200,10 5,00
4,02 4,26
3,90 3,92
Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja; 4,00 3,67
Aktivitas Yang Menghasilkan Barang Dan Jasa
20 1,21 3,00
Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk 1,82
1.59 1,76 1,86
Memenuhi Kebutuhan Sendiri 1,71 1,58 1,72
2,00 1,63 1,46 1,21
Total 16.614,74
Triwulan IV-2021 71
1.4.5 Perkembangan Industri Perusahaan 1.4.6 Perkembangan Industri Jasa Keuangan
Pembiayaan Infrastruktur Khusus
Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur adalah badan Lembaga Jasa Keuangan Khusus (LJKK) meliputi
usaha yang didirikan khusus untuk melakukan Perusahaan Penjaminan, Lembaga Pembiayaan
pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana pada Ekspor Indonesia (LPEI), Perusahaan Pergadaian, PT
proyek infrastruktur. Infrastruktur adalah prasarana Sarana Multigriya Finansial (Persero), PT Permodalan
yang dapat memperlancar mobilitas arus barang Nasional Madani (Persero), dan PT Danareksa (Persero).
dan jasa. Terdapat dua Perusahaan Pembiayaan Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan
Infrastruktur, yaitu PT Indonesia Infrastructure Finance tersebut didirikan dengan mengemban tujuan khusus
(IIF) dan PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) dengan untuk membantu mensukseskan program-program
total aset sebesar Rp129,13 triliun dan total liabilitas pemerintah dalam rangka meningkatkan kapasitas
serta ekuitas masing-masing sebesar Rp87,97 triliun perekonomian nasional. Total Aset LJKK mengalami
dan Rp41,16 triliun pada triwulan IV-2021. Dibandingkan kenaikan 3,80% pada triwulan IV-2021 menjadi
dengan triwulan sebelumnya, total aset dan liabilitas Rp272,92 triliun dibandingkan dengan triwulan
mengalami penurunan sebesar 3,10% (qtq) dan 5,18% sebelumnya.
(qtq). Sementara itu, ekuitas mengalami kenaikan
sebesar 1,66% (qtq). Grafik I - 51 | Pertumbuhan Aset LJKK
Rp triliun
75,16
C. Sarana Multigriya Finansial
150,00
Aset PT SMF (Persero) pada triwulan IV-2021
100,00 182,55 192,04 144,62
153,80 165,62 mengalami kenaikan sebesar 9,83% (qtq) menjadi
50,00 Rp33,75 triliun.
-
Grafik I - 56 | Aset Penyaluran Pinjaman PT. SMF
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan (Persero)
IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Rp triliun
34
33,75
B. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 32,57
33
31,95
Pendirian Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia 32
(LPEI) bertujuan untuk meningkatan kemampuan 30,87 30,73
31
ekspor nasional.
30
Grafik I - 54 | Pertumbuhan Aset Lembaga Nilai pinjaman yang disalurkan oleh PT SMF (Persero)
Pembiayaan Ekspor Indonesia kepada penyalur KPR pada periode ini tercatat
Rp triliun naik sebesar 11,50% (qtq) menjadi Rp22,57 triliun.
100,00
Sementara itu, pada periode yang sama, Efek Beragun
Aset (EBA) hasil proses sekuritisasi PT SMF (Persero)
95,00 92,10
92,09 tercatat sebesar Rp12,79 triliun, tetap sama dengan
90,00 89,81 89,16 89,10
periode sebelumnya.
85,00
80,00
Triwulan IV-2021 73
Grafik I - 57 | Outstanding Penyaluran Pinjaman Aset PT PNM (Persero) pada periode laporan tercatat
PT. SMF (Persero) sebesar Rp43,52 triliun, naik 13,56% dari triwulan
sebelumnya. Seiring dengan kenaikan aset tersebut,
Penyaluran Pinjaman Sekuritisasi
pemberian pinjaman oleh PT PNM (Persero) juga
Rp triliun mengalami kenaikan sebesar 8,00% dari periode
30,00 sebelumnya menjadi Rp32,38 triliun pada periode yang
25,00
24,86
23,19 23,00 sama.
22,34
20,24
20,00
15,00 12,79 12,79 12,79 12,79 12,79 Grafik I - 59 | Pertumbuhan Aset PT PNM (Persero)
10,00
Aset Pemberian Pinjaman Rp triliun
5,00
- 45,00
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan 40,00 37,72 38,32 43,52
34,62
IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021 35,00 32,38
31,11
28,31 29,98
30,00 26,11
D. Pergadaian 25,00 22,08
20,00
Sampai dengan triwulan IV-2021, terdapat satu 15,00
perusahaan pergadaian pemerintah, 92 perusahaan 10,00
pergadaian swasta yang memperoleh ijin dari OJK, 5,00
serta 25 perusahaan pergadaian swasta yang telah -
terdaftar dan sedang memproses izin usaha di Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
OJK. Pada periode laporan, total aset perusahaan
pergadaian berizin tercatat turun 0,81% (qtq) menjadi
Rp66,87 triliun. Seiring dengan penurunan tersebut, F. PT Danareksa (Persero)
pinjaman yang disalurkan pergadaian pada triwulan IV-
2021 tercatat sebesar Rp53,32 triliun, atau turun 1,27% PT Danareksa (Persero) merupakan entitas induk yang
(qtq). memiliki 3 entitas anak, yaitu:
1. PT Danareksa Sekuritas yang bergerak di bidang
Grafik I - 58 | Aset dan Outstanding Penyaluran penjaminan emisi, penasihat keuangan dan
Pinjaman Pegadaian perantara perdagangan efek;
2. PT Danareksa Investment Management yang
Aset Penyaluran Pinjaman
bergerak di bidang pengelolaan dana (Reksa Dana);
Rp triliun
dan
80,00 3. PT Danareksa Finance yang bergerak di bidang
72,40 73,59
68,85 67,41 66,87 pembiayaan.
58,88
60,00 57,86 54,74 54,00 53,32
Aset PT Danareksa (Persero) pada triwulan IV-2021
40,00 sebesar Rp2,78 triliun, mengalami kenaikan 4,26% dari
triwulan sebelumnya.
20,00
Grafik I - 60 | Pertumbuhan Aset PT. Danareksa (Persero)
- Rp triliun
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan 2,78
3,00 2,69 2,67
IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021 2,64 2,62
2,50
1,50
PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau disingkat
PNM merupakan badan usaha milik negara yang 1,00
didirikan dengan tujuan memberikan jasa pembiayaan
0,50
termasuk kredit program dan jasa manajemen untuk
pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah. -
30.00
20.00
10.00
0
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
*) Batas Waktu penyampaian laporan Semester II-2021 adalah 08 Februari 2022. Sehingga data yang
ditampilkan pada periode ini masih menggunakan data laporan triwulan III-2021.
Selama periode pelaporan terdapat pencabutan dan Penilai Kerugian Asuransi sampai akhir periode
satu Perusahaan Pialang Asuransi sehingga Jumlah pelaporan adalah 223 perusahaan.
Perusahaan Pialang Asuransi, Pialang Reasuransi,
2. Pialang Reasuransi 42 41 41 41 41
Lembaga Keuangan Mikro (LKM) merupakan lembaga dalam usaha skala mikro kepada anggota dan
keuangan yang khusus didirikan untuk memberikan masyarakat, pengelolaan simpanan, maupun
jasa pengembangan usaha dan pemberdayaan pemberian jasa konsultasi pengembangan usaha.
masyarakat, baik melalui pinjaman atau pembiayaan Jumlah Lembaga Keuangan Mikro yang telah
Triwulan IV-2021 75
mendapatkan izin usaha sampai akhir periode triwulan bulanan. Total aset LKM berdasarkan laporan periode
IV-2021 adalah sebanyak 227 LKM dengan 146 LKM Desember 2021 adalah sebesar Rp1.383,91 miliar
Konvensional dan 81 full syariah. dengan penyaluran pinjaman sebesar Rp836,18 miliar,
serta simpanan sebesar Rp464,12 miliar.
Sementara itu data keuangan LKM sebagaimana
ketentuan adalah menggunakan data laporan 4
Tabel I - 52 | Jumlah Lembaga Keuangan Mikro (LKM)
1. Konvensional
PT 42 42 43 43 43
2 Syariah
Koperasi 79 80 81 80 81
PT 1 1 1 1 1
No. Jenis Indikator Desember 2020 April 2021 Agustus 2021 Desember 2021
Liabilitas
2. 623,64 636,02 658,62 719,41
(+dana ShirkahTemporer)
Jumlah Penyelenggara yang terdaftar dan berizin Rp 295,85 triliun. Sementara itu, pinjaman outstanding
sampai dengan periode triwulan IV-2021 sebanyak 103 tercatat naik 8,72% (qtq) menjadi Rp29,88 triliun
entitas atau berkurang empat entitas bila dibandingkan dengan TWP (tingkat wan prestasi/pinjaman macet)
dengan periode triwulan sebelumnya karena dibatalkan pada triwulan IV-2021 sedikit mengalami peningkatan
Surat Tanda Bukti Terdaftarnya. Total aset fintech menjadi 2,29% bila dibandingkan dengan triwulan
pada periode laporan sebesar Rp4,06 triliun dengan sebelumnya.
pinjaman yang tersalurkan secara akumulatif sebesar
Triwulan IV-2021 77
Sumber: OJK AUTP diberikan untuk areal tanam padi seluas 1 juta Ha
lahan pertanian, dengan harga pertanggungan sebesar
Tabel I - 56 | NPL Kegiatan Usaha Kredit JARING
Rp 6.000.000/ha. Suku premi asuransi diperkirakan
sebesar 3% dari harga pertanggungan atau Rp 180.000/
2020 (%) 2021 (%) ha/MT. Premi AUTP 80% ditanggung pemerintah dan
Kegiatan
Usaha
Des Sep Des
20% menjadi tanggungan petani. Porsi premi AUTP
beban pemerintah sebesar Rp150 miliar bersumber dari
Penangkapan 9,41 9,36 9,46 dana APBN.
Budidaya 1,24 2,08 2,06
Sampai dengan triwulan IV-2021, total premi yang
Jasa Sarana Produksi 3,52 3,07 1,81
tercatat adalah sebesar Rp72,00 miliar dengan
Industri Pengolahan 4,76 2,61 2,12 jumlah petani yang ikut serta sebanyak 627.601 orang
Perdagangan 6,48 6,07 2,36 dan luas lahan terdaftar adalah 400.000 ha pada 30
provinsi atau 40,00% dari target 1 juta ha. Nilai klaim
NPL 5,65 5,18 3,75
dibayar sebesar Rp96,51 miliar. Rasio klaim periode
Sumber: OJK triwulan IV-2021 sebesar 134,04% meningkat signifikan
dibandingkan periode triwulan IV-2020 sebesar
1.5.4 Pembiayaan Sektor Riil Melalui Pasar Modal 70,49%.
Selama periode laporan, OJK tidak menerbitkan 1.5.6 Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS)
atau membubarkan izin Efek Beragun Aset-Surat
Partisipasi (EBA-SP), sehingga jumlah EBA-SP tetap 7 Sampai dengan akhir triwulan IV-2021, premi AUTS
EBA-SP dengan dana kelolaan sebesar Rp3,55 triliun. sebesar Rp20,00 miliar, dengan rincian premi subsidi
OJK juga tidak menerbitkan atau membubarkan izin (80%) sebesar Rp16,00 miliar dan premi non subsidi
Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK EBA), (20%) sebesar Rp4,00 miliar. Jumlah sapi yang
sehingga jumlah KIK EBA tetap sebanyak 9 KIK EBA ditanggung melalui AUTS adalah sebanyak 100.001
dengan dana kelolaan sebesar Rp3,15 triliun. Selain itu, ekor sapi atau 66,67% dari target 150 ribu ekor sapi
OJK tidak menerbitkan atau membubarkan izin Kontrak di 30 provinsi. Adapun jumlah peternak yang ikut
Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat (KIK- serta program AUTS adalah sebanyak 43.672 orang.
DIRE) dan Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Sementara itu, jumlah realisasi klaim adalah sebesar
Infrastruktur (KIK-DINFRA). Dengan demikian, jumlah Rp32,35 miliar. Rasio klaim AUTS periode triwulan
KIK-DIRE tetap sebanyak 7 KIK dengan dana kelolaan IV-2021 sebesar 161,76%. Rasio klaim dimaksud
Rp10,24 triliun dan KIK-DINFRA tetap sebanyak 8 KIK meningkat sebesar 23,49% jika dibandingkan dengan
dengan dana kelolaan sebesar Rp7,76 triliun. periode November 2021 yaitu sebesar 138,27%, namun
mengalami penurunan sebesar 2,25% jika dibandingkan
Pada triwulan IV-2021, jumlah Kontrak Pengelolaan triwulan IV-2020.
Dana (KPD) mengalami penurunan menjadi 565 KPD.
Sedangkan, dana kelolaan KPD mengalami kenaikan 1.5.7 Pembiayaan Ekonomi Kreatif
sebesar 1,81% menjadi Rp215,79 triliun.
Dalam rangka meningkatkan Penyaluran Pembiayaan
1.5.5 Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) pada Sektor Produktif khususnya di sektor industri
kreatif berorientasi ekspor dan UMKM serta
AUTP bertujuan untuk memberikan perlindungan dalam mendukung Program Pemerintah dalam rangka
bentuk bantuan modal kerja kepada petani apabila meningkatkan pembiayaan ekspor pada ekonomi
terjadi kerusakan pertanian, serangan hama padi yang kreatif dan UMKM sebagai sumber pertumbuhan baru
menyebabkan gagal panen. Dalam rangka mendukung ekonomi Indonesia dalam jangka panjang, Perusahaan
program pemerintah OJK terlibat aktif dalam Pembiayaan diharapkan juga melakukan pembiayaan di
penyusunan Peraturan Menteri Pertanian tentang sektor ekonomi kreatif tersebut. Pada triwulan IV-2021,
Asuransi Pertanian dan Pedoman Pengelolaan Bantuan saldo penyaluran pembiayaan di sektor ekonomi kreatif
Premi. OJK juga berperan serta dalam penyusunan adalah sebesar Rp38,27 triliun dengan rincian sebagai
kajian mengenai besaran premi, respon petani berikut:
membayar premi, dan zona risiko asuransi. Dalam
implementasinya, Kementerian BUMN telah menunjuk
PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) sebagai pelaku
AUTP.
9. Aplikasi dan Game Developer 1.484.191.990.067 Jasa Transportasi Angkutan Kereta Api 201.327.389.607
12. Televisi dan Radio 602.916.119.507 Jasa Transportasi Angkutan Udara 106.723.529.132
14. Seni Rupa 1.446.188.283.600 Agen Perjalanan dan Jasa Reservasi Lainnya 1.915.434.335.737
Triwulan IV-2021 79
80 Laporan Triwulanan OJK
Bab 2
Tinjauan Operasional
Sektor Jasa Keuangan
Triwulan IV-2021 81
• Penerbitan 1 POJK mengatur Pengawasan Perbankan, 6 POJK mengatur
Pengawasan Pasar Modal dan 1 POJK terkait Pengawasan IKNB
• Perpanjangan Kebijakan Stimulus COVID-19 untuk Bidang IKNB
• Penerbitan 5 Sprindik, 6 pelimpahan berkas perkara ke Kejaksaan, dan 6
Berkas dinyatakan lengkap (P-21)
• Pencatatan 84 penyelenggaran IKD ke dalam Uji Coba Regulatory Sandbox
• Satgas Waspada Investasi menghentikan kegiatan usaha sebanyak 16 Entitas
Pengaturan dan investasi ilegal dan 219 Entitas Fintech Peer-to-Peer Lending tanpa izin
Pengawasan
• Penerbitan pedoman pengawasan BPR dan BPRS terkait pedoman teknis Bank
Performance Report (BPeR).
• Pilot Project Kerja Sama Deposit Channeling antara Inovasi Keuangan Digital
(Fintech) dan BPR/S
• Capital Market Summit Expo 2021
• Penyelesaian sejumlah modul pada Aplikasi SIPM, Data Warehouse Pasar Modal,
APOLO dan SPRINT
• Sinergi Percepatan Tranformasi Digital di Sektor Keuangan melalui OJK Virtual
Innovation Day, Indonesia Fintech Summit 2021 dan Bulan Fintech Nasional 2021
• Penyampaian Daftar Terduga Teroris dan Organisasi Teroris (DTTOT) melalui
Sistem Informasi Program APU PPT (SIGAP) sebanyak 3 kali yang ditindaklanjuti
Pengembangan 60,10% PJK
• Penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Agama RI,
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Badan Pusat Statistik, Kementerian
Keuangan, Bank Indonesia dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi
Keuangan serta sejumlah Universitas dan Perguruan Tinggi di Indonesia
Triwulan IV-2021 83
Cetak Biru Transformasi
Digital Perbankan
Transformasi digital di sektor perbankan adalah suatu keniscayaan. Selama beberapa tahun belakangan
ini, tuntutan akselerasi digital semakin mengemuka didorong perubahan ekspektasi publik akan
layanan keuangan yang cepat, efisien, dan aman serta dapat dilakukan dari mana saja. Kondisi demikian
mengharuskan perbankan untuk menempatkan transformasi digital sebagai prioritas dan salah satu
strategi dalam upaya peningkatan daya saing Bank. Seiring dengan berbagai perkembangan dalam bisnis
perbankan yang bergerak dalam strategi bisnis digital, OJK memandang berbagai pengaturan existing
perlu lebih diperkuat khususnya pengaturan yang terkait dengan teknologi informasi di sektor perbankan.
Dalam Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025, salah satu pilar yang menjadi arah
kebijakan adalah akselerasi tranformasi digital perbankan. Pilar ini dijabarkan lebih lanjut melalui
Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan. Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan disusun dengan
mengedepankan prinsip keseimbangan antara inovasi digital perbankan dan aspek prudensial untuk
menjaga kinerja perbankan dalam kondisi sehat (prudent, safe, and sound banking). Selain itu, Cetak Biru
ini turut mengusung prinsip technology neutral, yaitu tidak mengatur aspek teknis terkait teknologi.
Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan berisikan rancangan kebijakan OJK untuk mendorong
percepatan transformasi digital perbankan di Indonesia. Cetak Biru ini diharapkan menjadi landasan
dalam mengembangkan digitalisasi pada perbankan nasional sehingga lebih resilien, berdaya saing, dan
kontributif.
Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan berisikan lima elemen utama yaitu data, teknologi, manajemen
risiko, kolaborasi, dan tatanan institusi yang perlu diperhatikan dalam proses transformasi digital
perbankan. Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan akan memberikan acuan yang lebih konkret akan
digitalisasi perbankan ke depan dalam rangka akselerasi transformasi digital, sekaligus merupakan
respon kebijakan untuk memitigasi berbagai tantangan dan risiko dari transformasi digital perbankan.
Implementasi Cetak Biru ini diharapkan dapat mendorong perbankan nasional lebih memiliki daya tahan
(resilience), berdaya saing, dan kontributif.
Triwulan IV-2021 85
pengembangan pasar repurchase agreement bersifat ekuitas oleh perusahaan asing yang telah
dan pinjam meminjam Efek. Pokok penyesuaian tercatat di bursa efek atau Perusahaan Terbuka yang
peraturan antara lain terkait perluasan Layanan ditujukan kepada karyawan, anggota direksi, dan/
Utama LPE dan Perubahan pemenuhan kewajiban atau anggota dewan komisaris perusahaan dan/
LPE untuk memiliki informasi perkreditan. atau perusahaan terkendali; Penawaran Efek untuk
pendalaman pasar; dan/atau Penawaran Efek yang
5. POJK Nomor 28/POJK.04/2021 tentang Penilaian mendukung kebijakan Pemerintah.
dan Penyajian Laporan Penilaian Properti di Pasar
Modal 7. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan (SEOJK)
Penerbitan POJK ini merupakan penyesuaian a. SEOJK Nomor 21/SEOJK.04/2021 Penilaian
Peraturan Nomor VIII.C.4 tentang Pedoman Kemampuan dan Kepatutan Bagi Calon Pihak
Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Properti Utama Perusahaan Pemeringkat Efek
di Pasar Modal (Peraturan Nomor VIII.C.4) dengan b. SEOJK Nomor 25/SEOJK.04/2021 tentang
latar belakang adanya perubahan, perkembangan, Pedoman Perlakuan Akuntansi Perusahaan Efek.
dan penyesuaian terhadap pedoman, standar, c. SEOJK Nomor 29/SEOJK.04/2021 tentang
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku Kebijakan Relaksasi atas Kewajiban Penyampaian
pada profesi Penilai serta penyesuaian ketentuan Laporan Lembaga Efek dan Perintah Kepada
berdasarkan praktik yang lazim dalam kegiatan Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan,
penilaian di Pasar Modal. Selain penyesuaian dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
substansi pengaturan, POJK ini juga merubah Terkait Transaksi Efek Dalam Menjaga Kinerja
terminologi dan definisi sesuai perkembangan dan Stabilitas Pasar Modal Akibat Penyebaran
yang terjadi saat ini, pelaksanaan prosedur review COVID-19.
khusus (kaji ulang/penilaian ulang) disesuaikan d. SEOJK Nomor 31/SEOJK.04/2021 tentang
dengan praktik yang berlaku di Pasar Modal dan Penilaian Kemampuan Kepatutan Kembali Pihak
penghapusan metode rata-rata tertimbang (gross Utama Manajer Investasi dan Penasihat Investasi.
weighted method) dalam pelaksanaan rekonsiliasi. e. SEOJK Nomor 33/SEOJK.04/2021 tentang
Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan
6. POJK Nomor 29/POJK.04/2021 tentang Penawaran Penilaian Properti di Pasar Modal.
yang Bukan Merupakan Penawaran Umum
Penerbitan POJK ini merupakan penyesuaian 2.1.3 Pengaturan IKNB
batasan nilai penawaran efek yang bukan merupakan
Penawaran Umum sesuai perkembangan kegiatan Pada triwulan IV-2021 OJK menetapkan satu POJK
usaha dan praktik terbaik yang berlaku di negara dan dua SEOJK terkait IKNB, POJK yang diterbitkan
lain. Penawaran Efek bukan merupakan Penawaran merupakan Perubahan Kedua atas POJK Nomor 14/
Umum, apabila memenuhi syarat, OJK dapat POJK.05/2020 tentang Kebijakan Countercyclical
menetapkan batas nilai selain dari persyaratan Dampak Penyebaran COVID-19 bagi Lembaga Jasa
sebagai Penawaran Efek yang bukan Penawaran Keuangan Nonbank sedangkan dua SEOJK lainnya
Umum, dalam hal Penawaran Efek yang dilakukan sebagai berikut:
oleh lembaga supranasional; Penawaran Efek
POJK perpanjangan kebijakan stimulus COVID-19 di sektor Industri Keuangan Non Bank (IKNB) ini dikeluarkan setelah
mencermati perkembangan pandemi COVID-19 yang diperkirakan masih terus berlangsung dan memberikan dampak
negatif bagi debitur dan lembaga jasa keuangan nonbank (LJKNB) yang berpotensi mengganggu kinerja LJKNB.
Dengan terbitnya POJK 30/POJK.05/2021 maka kebijakan stimulus ini akan diperpanjang hingga 17 April 2023 dari
sebelumnya berakhir pada 17 April 2022. Kebijakan ini juga diterbitkan sebagai upaya untuk menjaga momentum
perbaikan dan stabilitas kinerja LJKNB serta untuk menghindari potensi gejolak pada saat berakhirnya masa berlaku
kebijakan countercyclical dampak penyebaran COVID-19 bagi LJKNB.
Peraturan baru ini juga berisi perpanjangan kebijakan restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Perusahaan
Pembiayaan, yang hingga 27 Desember 2021, total restrukturisasi pembiayaan sudah mencapai Rp218,95 triliun dengan
jumlah kontrak yang disetujui permohonannya sebanyak 5,22 juta kontrak restrukturisasi. Dalam POJK 30/2021
ini terdapat penyempurnaan dan penyesuaian substansi pengaturan dari yang sebelumnya diatur dalam POJK 14/
POJK/05/2020 dan POJK 58/POJK.05/2020.
New Economies antara lain perusahaan start-up, yang menciptakan inovasi masif dengan produktivitas
dan pertumbuhan tinggi kedepannya akan membutuhkan dukungan modal dan pendanaan yang
berkelanjutan untuk berkembang lebih jauh. Kesuksasan IPO pada unicorn sebelumnya memicu start-up
lainnya untuk mempertimbangkan go public.
Meningkatkan IPO bagi Perusahaan Startup Berbasis Teknologi melalui Multiple Voting Share (MVS)
Bursa saham global mengincar perusahaan start-up ASEAN yang berencana melakukan exit-strategy.
Hingga saat ini, hanya beberapa perusahaan yang terdaftar secara public karena mempertahankan visi
perusahaan dianggap akan menjadi cukup sulit jika mereka go public. Untuk menjawab tantangan ini dan
untuk memajukan pendalaman pasar keuangan, OJK telah mengeluarkan Peraturan 22/POJK.04/2021
tentang Saham Bergolongan Ganda dalam berupa Multiple Voting Shares (MVS).
Triwulan IV-2021 87
1. SEOJK Nomor 27/SEOJK.05/2021 tentang Penilaian a. SEDK Nomor 3/SEDK.05/2021 tentang
Tingkat Kesehatan Perusahaan Pembiayaan Pemeriksaan Khusus Dugaan Tindak Pidana pada
Infrastruktur Lembaga Jasa Keuangan Nonbank.
SEOJK tersebut merupakan amanat Pasal 29 ayat (6) b. SEDK Nomor 4/SEDK.05/2021 tentang Pedoman
POJK Nomor 46/POJK.05/2020 tentang Perusahaan Pelaksanaan Pengendalian Kualitas (Quality
Pembiayaan Infrastruktur. SEOJK tersebut Assurance) dalam Rangka Pengawasan Lembaga
merupakan pedoman bagi Perusahaan Pembiayaan Jasa Keuangan Nonbank Berbasis Risiko.
Infrastruktur dalam melakukan penilaian terhadap c. SEDK Nomor 5/SEDK.05/2021 tentang Pedoman
tingkat kesehatan. Prinsip umum dalam melakukan Teknis Tata Cara Pemeriksaan Langsung Lembaga
penilaian terhadap tingkat kesehatan adalah Jasa Keuangan Nonbank.
berorientasi risiko, proporsionalitas, materialitas, d. SEDK Nomor 6/SEDK.05/2021 tentang Pedoman
dan signifikansi, serta komprehensif dan terstruktur. Penetapan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan
Lembaga Jasa Keuangan Nonbank.
2. SEOJK Nomor 26/SEOJK.05/2021 tentang Laporan e. SEDK Nomor 7/SEDK.05/2021 tentang tentang
Bulanan Perusahaan Pembiayaan Infrastruktur Pedoman Pengawasan Dana Pensiun Berbasis
SEOJK tersebut merupakan amanat Pasal 2 ayat Risiko.
(6), Pasal 4 ayat (6), dan Pasal 10 POJK Nomor 3/ f. SEDK Nomor 8/SEDK.05/2021 tentang Pedoman
POJK.05/2013 tentang Laporan Bulanan Lembaga Pengawasan Perusahaan Asuransi, Perusahaan
Jasa Keuangan Non-Bank (Lembaran Negara Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, Dan
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 150, Perusahaan Reasuransi Syariah Berbasis Risiko.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia g. SEDK Nomor 9/SEDK.05/2021 tentang Pedoman
Nomor 5443), perlu untuk mengatur ketentuan Pengawasan Perusahaan Pembiayaan Dan
mengenai laporan bulanan bagi Perusahaan Perusahaan Pembiayaan Syariah Berbasis Risiko.
Pembiayaan Infrastruktur.
*) Termasuk carryover PKP yang diterima dari periode tahun sebelumnya Sumber : OJK
Total 15 4 19
Peningkatan pemahaman dan penanganan kasus
tipibank perlu diproses secara cepat agar dapat Sumber : OJK
lainnya kepada Polri dan Kejaksaan RI. Pemberian e. Kantor Perwakilan Bank Umum di Luar Negeri -
keterangan Ahli dilakukan sesuai dengan kompetensi 2 Penutupan Bank Umum
terkait ketentuan perbankan dan pengawasan bank
a. Izin Usaha -
serta pengalaman pegawai dalam menangani kasus
dugaan tipibank. b. Kantor Perwakilan Bank Umum di luar Negeri -
Triwulan IV-2021 89
Triwulan Tabel II - 4 | Jaringan Kantor Bank Umum Konvensional
No. Jenis Perizinan
IV-2021
Triwulan Triwulan
c. Kantor Cabang (KC) 15 No. Jaringan Kantor
III-2021 IV-2021
d. Kantor Cabang Pembantu (KCP) 5
1. Kantor Pusat Operasional 39 40 1
e. Kantor Fungsional (KF) -
Kantor Pusat Non
3. Pemindahan Alamat Bank Umum 2. 62 61 (1)
Operasional
Pembukaan Kantor Perwakilan Bank Luar 17. ATM/CDM/CRM 95.188 94.693 (495)
9. -
Negeri di Indonesia
Jaringan Kantor UUS
Jumlah 41
Kantor Cabang (Dalam
18. 169 178 9
Negeri)
*) Ket: Hanya mencakup perizinan jaringan kantor di wilayah Jakarta dan
Tangerang Kantor Cabang Pembantu
Sumber: OJK 19. 170 201 31
(Dalam Negeri)
7,18% 9,13%
Kalimantan: 9.384 Sulawesi-Maluku-Papua: 11.936
16,60%
Sumatera: 21.707
5,13%
Bali-Nusa Tenggara: 6.705
61,97%
Jawa: 81.044
3. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (FPT New Pengendali Terakhir (PSP/PSPT), Komisaris dan
Entry) Direksi BUK, termasuk calon yang mengikuti
Pada triwulan IV-2021, dari 49 peserta wawancara proses (carry over) pada triwulan sebelumnya.
pengurus BUK, terdapat 44 calon pengurus yang Selain itu, selama periode laporan juga terdapat
lulus wawancara. Selanjutnya, terdapat 47 calon lima permohonan yang tidak ditindaklanjuti dan
yang memperoleh Surat Keputusan PKK sebagai dikembalikan kepada bank.
Pemegang Saham Pengendali/Pemegang Saham
PSP/PSPT 6 - 6 - -
Komisaris 14 2 16 - 4
Direksi 24 3 25 1 1
Total 44 5 47 1 5
Sumber: OJK
C. Kelembagaan BPR
1. Perizinan
Pada triwulan IV-2021, terdapat empat jenis d. Tiga pencabutan Izin Usaha yaitu pada: (i) PT BPR
permohonan perizinan kelembagaan BPR yang telah Tripakarti Dhanatama (Self Liquidation); (ii) PT
disetujui yaitu terkait pendirian usaha, merger, BPR Citrahalim Persada (Self Liquidation); dan (iii)
konsolidasi, dan pencabutan izin usaha, dengan PT BPR Citrahalim Raharja (Self Liquidation).
rincian sebagai berikut:
a. Dua pendirian usaha BPR yaitu PT BPR Anjuk 2. Jaringan Kantor
Ladang dan PT BPR BKK Jateng. Pada triwulan IV-2021, terdapat 1.468 BPR dengan
b. Tiga proses merger, yaitu pada: 7.934 jaringan kantor. Dari jaringan kantor tersebut,
i. PT BPR Dhanaganda dan PT BPR Diori Ganda ke 5.871 diantaranya merupakan kantor bank yang
dalam PT BPR Mangatur Ganda; dan meliputi Kantor Pusat (KP), Kantor Cabang (KC),
ii. PT BPR Arthaya Aditama Utama ke dalam PT dan Kantor Kas (KK). Dibandingkan dengan triwulan
BPR Arthaya Indotama Pusaka. sebelumnya, terdapat penambahan pada jumlah KC,
c. Satu proses konsolidasi PT BPR Dana Master KK, dan ATM, sementara terdapat penurunan pada
Surya dan PT BPR Tanjung Abdi Swadaya menjadi jumlah KP dan payment point. Terdapat perbedaan
PT BPR Danamaster Lotara. data penurunan jumlah BPR dengan data perizinan
Triwulan IV-2021 91
Penguatan Pengawasan BPR dan BPRS
melalui Aplikasi O-BOX
Aplikasi OJK-BOX atau OBOX untuk BPR dan BPRS merupakan aplikasi yang bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas penyampaian data, pelaksanaan kegiatan pemeriksaan (onsite) oleh pengawas, serta
meningkatkan risk awareness bagi BPR dan BPRS sehingga bersama dengan OJK dapat mengidentifikasi
potensi permasalahan secara lebih dini. Sebelumnya pada 2019, OBOX telah diimplementasikan pada Bank
Umum. Dengan mempertimbangkan perlunya antisipasi potensi permasalahan yang dapat mengganggu
kesehatan BPR dan BPRS dengan lebih dini, serta dengan adanya kebutuhan pengawasan berbasis
teknologi khususnya di masa pandemi COVID-19, OJK mengembangkan aplikasi OBOX bagi BPR dan BPRS.
Dengan adanya aplikasi OBOX, OJK juga dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemeriksaan
yang selama ini rutin dilakukan diantaranya dengan pengurangan waktu pemeriksaan di bank (on-site
examination). Namun demikian, dengan pengurangan waktu pemeriksaan di bank, hal tersebut tidak
akan mengurangi kualitas hasil pemeriksaan karena OJK telah melakukan analisis secara mendalam dan
komprehensif dengan memanfaatkan data dan informasi yang dapat diakses melalui berbagai sumber
antara lain OBOX BPR dan BPRS.
Implementasi OBOX pada BPR dan BPRS dilakukan melalui 2 fase. Pada fase pertama, telah dilakukan Pilot
Project kepada 44 BPR dan BPRS yang merepresentasikan keterwakilan BPR dan BPRS diseluruh wilayah
Indonesia selama Agustus 2021. Selanjutnya, implementasi fase kedua mencakup seluruh BPR dan BPRS
yang akan dimulai pada November 2021.
Pengawas OJK
1 Penyediaan Data 2 Analisis Data 3 4 Temuan
Penelitian dan analisis lebih banyak dilakukan di bank sehingga jangka waktu
pemeriksaan lebih panjang sehingga sampling KC atau debitur bank terbatas.
Saat ini
Mendatang
Pemeriksaan
Data Exit
Pengawasan 3 4 Final
Meeting
Konsep
Laporan Hasil
Pengawas OJK OJK-BOX (OBOX) 3 4 Temuan Pemeriksaan (LHP)
X Permintaan Data
Penelitian dan analisis lebih banyak dilakukan di kantor (OJK) sehingga jangka waktu
Permintaan Data 1 Penyediaan Data pemeriksaan di bank lebih pendek sehingga sampling KC dapat menambah sampling
Insidentil pemeriksaan
2 Analisis Data
Kantor Cabang (KC) 1.800 1.820 20 2. Pengawasan Transaksi Surat Utang dan Efek
Lainnya
Kantor Kas (KK) 2.569 2.583 14
Selama triwulan IV-2021, OJK melakukan
ATM 210 394 184 pengawasan transaksi Surat Utang dan Efek lainnya
Payment Point 1.745 1.669 (76) sebagai berikut:
a. Review alert pada bulan September sampai
Jumlah 7.805 7.934 129
dengan November yang menghasilkan 4.374 alert
Sumber: OJK Obligasi Pemerintah, 562 alert Obligasi Korporasi,
dan 907 alert waran. Selama triwulan IV-2021
telah diselesaikan Kertas Kerja Monitoring atas
2.2.2 Pengawasan Pasar Modal
dua Obligasi dan Sukuk Pemerintah dan 3 Waran
serta telah diselesaikan Laporan Hasil Penelaahan
A. Pengawasan Lembaga dan Transaksi Efek
satu Obligasi dan Sukuk Pemerintah, satu Obligasi
dan Sukuk Korporasi, dan dua Waran, telah
1. Pengawasan Transaksi Efek
diselesaikan Laporan Hasil Pemeriksaan satu
Pada triwulan IV-2021, OJK melakukan kegiatan
Obligasi dan Sukuk Pemerintah. Dari hasil dua
pengawasan transaksi Efek, dengan detail sebagai
penelaahan dan satu pemeriksaan tersebut telah
berikut:
dilimpahkan kepada unit kerja Pemeriksaan Pasar
a. Monitoring terhadap 51 saham atas hasil
Modal
pantauan laporan harian, mingguan, dan bulanan
b. Terdapat outstanding penelaahan atas satu
perdagangan yang diindikasikan tidak wajar.
Waran. Sedangkan pada tahap monitoring,
Tabel II - 7 | Monitoring Saham terdapat outstanding monitoring dua Obligasi
dan Sukuk Pemerintah, satu Obligasi dan Sukuk
Jumlah Korporasi.
No. Kategori
Saham c. Rekapitulasi Denda atas Keterlambatan Pelaporan
Transaksi Efek Periode September sampai dengan
1. Saham sedang dilakukan monitoring 15
November 2021.
Saham telah ditindaklanjuti ke proses
2. 7
penelaahan
Tabel II - 9 | Rekapitulasi Denda
Saham telah diputuskan untuk di-discard,
3. setelah dilakukan analisa lebih lanjut 29
mengenai ada tidaknya indikasi pelanggaran Jumlah Partisipan
Periode Total Denda (Rp)
Terkena Denda
Total 51
September 2021 20 Partisipan 7.710.000
Triwulan IV-2021 93
d. Melakukan penelaahan atas laporan 11. Koordinasi Pembahasan terkait Data
kecenderungan Pasar Surat Utang dari Indonesia Kepemilikan Efek di PT Kustodian Sentral Efek
Bond Pricing Agency (IBPA) bulan Oktober, Indonesia.
November, dan Desember 2021. 12. Laporan Penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa PT Kustodian
3. Pengawasan Self Regulatory Organization, Sentral Efek Indonesia Tahun 2021.
Lembaga Penilai harga Efek dan Penyelenggara 13. Persetujuan Revisi Rencana Kerja dan
Dana Perlindungan Pemodal Anggaran Tahunan PT Penyelenggara Program
Selama triwulan IV-2021, OJK dalam rangka Perlindungan Investor Efek Indonesia Tahun
pengawasan terhadap SRO, Lembaga Penilai Harga 2021.
Efek (LPHE), Penyelenggara Dana Perlindungan 14. Tanggapan atas Rancangan Perubahan Anggaran
Pemodal (PDPP), dan Lembaga Pendanaan Efek Dasar PT Penyelenggara Program Perlindungan
(LPE), OJK telah melaksanakan hal-hal antara lain: Investor Efek Indonesia.
1. Penyampaian Tanggapan atas Laporan Realisasi 15. Penyampaian Program Kerja Sistem Informasi
Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan Triwulan Tahun 2022.
III Tahun 2021: 16. Penyampaian Tanggapan atas Permohonan
a. PT Bursa Efek Indonesia. Informasi Mengenai Pihak Utama Perusahaan
b. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Pemeringkat Efek.
c. PT Penyelenggara Program Perlindungan 17. Tanggapan Permintaan Data dan Informasi Calon
Investor Efek Indonesia. Tim Likuidasi.
d. PT Pendanaan Efek Indonesia. 18. Permohonan Tanggapan atas Perubahan
2. Permohonan Arahan dan Persetujuan Rencana Kebijakan Pengelolaan Investasi PT
Kerja dan Anggaran Tahunan Tahun 2022: Penyelenggara Program Perlindungan Investor
a. PT Bursa Efek Indonesia. Efek Indonesia.
b. PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia. 19. Laporan Hasil Rapat Umum Pemegang
c. PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. Saham Luar Biasa PT Penyelenggara Program
d. PT Penyelenggara Program Perlindungan Perlindungan Investor Efek Indonesia Tahun
Investor Efek Indonesia. 2021.
e. PT Pendanaan Efek Indonesia 20. Laporan atas Pernyataan Keputusan Rapat PT
3. Laporan Hasil Analisis atas Laporan Keuangan Penilai Harga Efek Indonesia.
Tengah Tahunan (Audited) PT Kliring Penjaminan 21. Tanggapan terkait Permohonan Persetujuan atas
Efek Indonesia Tahun 2021. Perubahan Kebijakan Pengelolaan Investasi PT
4. Assessment dan Kendala Sistem e-Clears Penyelenggara Program Perlindungan Investor
tanggal 15 Oktober 2021. Efek Indonesia (P3IEI).
5. Laporan Penyelesaian Transaksi Perusahaan 22. Laporan Perkembangan Kajian PT Penyelenggara
Efek Daerah oleh Lembaga Kliring dan Program Perlindungan Investor Efek Indonesia
Penjaminan. Tahun 2021.
6. Koordinasi pengembangan Laporan 23. Laporan Hasil Survei Kepuasan Pelanggan PT
Penyelesaian Transaksi Perusahaan Efek Daerah Penyelenggara Program Perlindungan Investor
oleh Lembaga Kliring dan Penjaminan pada Efek Indonesia.
SIPM. 24. Permohonan Penyusunan SK Pembayaran Iuran
7. Koordinasi Permintaan Data Reksa Dana di Keanggotaan Tahunan Dana Perlindungan
S-Invest. Pemodal bagi Perantara Pedagang Efek yang
8. Koordinasi terkait Laporan PT Kustodian Sentral Mengadministrasikan Rekening Efek Nasabah
Efek Indonesia. pada Tahun 2022.
9. Penyampaian Laporan terkait Kendala Teknis 25. Penyampaian Penyesuaian Standar Prosedur
C-BEST. Operasional (SPO) Direktorat Pengawasan
10. Persetujuan dan Rekomendasi terhadap Lembaga Efek.
Penggunaan Data Kependudukan di Kementerian
Dalam Negeri Republik Indonesia.
Triwulan IV-2021 95
Dalam rangka aktivitas pengawasan atas laporan Tabel II - 11 | Pengawasan Laporan Berkala
berkala, OJK melakukan pemantauan terhadap
laporan bulanan MI sebagaimana diatur dalam LKT 2020 LT 2020 LKTT 2021
Laporan
Peraturan Bapepam-LK Nomor X.N.1 tentang No.
Berkala
Laporan Kegiatan Bulanan Manajer Investasi serta EPP % EPP % EPP %
laporan MKBD sebagaimana diatur dalam Peraturan 1. Tepat Waktu 697 81,52 649 75,91 738 86,32
Nomor V.D.5 tentang Pemeliharaan dan Pelaporan
2. Terlambat 66 7,72 135 15,79 40 4,68
MKBD.
Belum
3. 40 4,68 45 5,26 46 5,38
Menyampaikan
C. Pengawasan terhadap Emiten dan Perusahaan Publik
Belum Wajib
4. 52 25 31
Menyampaikan
1. Dalam periode ini, OJK melakukan pengawasan atas
berbagai aksi korporasi yang dilakukan oleh Emiten
dan Perusahaan Publik, yaitu sebagai berikut: 3. Monitoring Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil
Penawaran Umum, sampai dengan triwulan IV-2021,
Tabel II - 10 | Pengawasan terhadap Aksi Korporasi terdapat penyampaian 197 laporan dengan komposisi
181 laporan tepat waktu dan 16 laporan terlambat.
Triwulan 4. Pemantauan atas kesesuaian dengan ketentuan
No. Aksi Korporasi
IV-2021 Pasar Modal terhadap 1.196 laporan keterbukaan
1. Transaksi Afiliasi 174 atas informasi atau fakta material, 48 laporan hasil
pemeringkatan Efek, dan 137 hasil RUPS.
Transaksi Afiliasi Bersamaan Dengan
2. 7 5. Rekapitulasi terhadap laporan hutang valas
Transaksi Material
yang disampaikan setiap bulan oleh Emiten dan
Transaksi Material Tidak Memerlukan
3. 3 Perusahaan Publik, dengan jumlah total laporan
RUPS
selama triwulan IV-2021 sebanyak 1.569 laporan
Transaksi Material Yang Harus Terlebih
4.
Dahulu Mendapat Persetujuan RUPS
6 dengan tujuan untuk melihat exposure hutang valas
terhadap Emiten dan Perusahaan Publik.
Transaksi Perubahan Kegiatan Usaha
5.
Utama
- 6. Pemeriksaan Teknis terhadap 10 Emiten.
1. BAE 1
2. Wali Amanat 1
3. Bank Kustodian 9
5. Penilai 6
6. Konsultan Hukum 5
7. Notaris 3
b. 50 kasus terkait Emiten dan Perusahaan Publik 2. Penetapan Sanksi dan Penanganan Keberatan Pada
dengan dugaan pelanggaran antara lain terkait: Industri Pasar Modal
1) Standar Akuntansi. a. Penetapan Sanksi Administratif
2) Pedoman Penyajian Laporan Keuangan. Selama triwulan IV-2021, OJK telah menetapkan
3) Tanggung Jawab Direksi Atas Laporan sebanyak 246 sanksi administratif kepada para
Keuangan. pelaku industri Pasar Modal, dengan rincian
4) Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu. sebagai berikut:
5) Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan
Usaha Utama.
6) Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau
Perusahaan Publik.
Triwulan IV-2021 97
Tabel II - 13 | Sanksi Administratif Pasar Modal
Sanksi Administratif
Pelanggaran
Peringatan Pembekuan Pencabutan
Denda
Tertulis Izin Izin
Pelanggaran selain keterlambatan penyampaian laporan, 33 dengan total denda 2 pembekuan 1 pembekuan
1
dokumen lain, dan keterlambatan pengumuman sebesar Rp8.270.000.000,- kepada kepada
Perseorangan Perseorangan
Pelanggaran selain keterlambatan penyampaian laporan,
dokumen lain, dan keterlambatan pengumuman yang tidak - -
dikategorikan sebagai kasus.
Total 9 234 2 1
Selain sanksi administratif, OJK juga menetapkan b. Penanganan Keberatan Atas Sanksi Administratif
tujuh Perintah Tertulis. Selama periode triwulan IV-2021, OJK
menindaklanjuti 53 Permohonan Keberatan,
Sebagai tindak lanjut atas penetapan Sanksi di mana 25 Keberatan telah ditanggapi dan 28
Administratif Berupa Denda di tahun 2019 Keberatan masih dalam proses. 25 permohonan
dan 2020, selama triwulan IV-2021 OJK telah yang telah ditanggapi merupakan Permohonan
menetapkan 70 Surat Teguran Pertama, 24 Surat Keberatan atas pengenaan Sanksi Administratif
Teguran Kedua terkait dengan keterlambatan oleh OJK, yang terdiri dari 22 Permohonan
pembayaran Sanksi Administratif Berupa Denda, Keberatan dinyatakan ditolak, dua Permohonan
serta 18 pelimpahan piutang macet ke PUPN Keberatan dinyatakan diterima Sebagian, dan satu
terkait dengan keterlambatan pembayaran Sanksi Permohonan Keberatan dinyatakan diterima.
Administratif Berupa Denda.
2.2.3 Pengawasan IKNB
OJK masih memproses pengenaan sanksi
administratif terkait keterlambatan penyampaian A. Pengawasan Asuransi dan BPJS Kesehatan
laporan, dokumen selain laporan, dan pengumuman
sebanyak 181 rekomendasi sanksi administratif, 30 1. Pemeriksaan (On-site Supervision)
rekomendasi atas kasus pelanggaran ketentuan Pada periode triwulan IV-2021, OJK melakukan
di sektor Pasar Modal selain keterlambatan pemeriksaan terhadap perusahaan asuransi umum
penyampaian laporan, dokumen selain laporan, dan perusahaan asuransi jiwa. Seluruh pemeriksaan
dan pengumuman, serta enam rekomendasi tersebut dilaksanakan di kantor perusahaan asuransi
sanksi selain keterlambatan penyampaian laporan, yang bersangkutan, dengan rincian sebagai berikut:
dokumen lain, dan keterlambatan pengumuman
yang tidak dikategorikan sebagai kasus.
1. PT Asuransi Jiwa BCA Rutin Risiko likuiditas dan risiko kredit, risiko pasar, serta APUPPT
2. PT Lippo Life Assurance Rutin Risiko strategi, faktor rentabilitas dan APUPPT
3. PT Prudential Life Assurance Rutin Risiko APUPPT (joint audit dengan PPATK)
4. PT Tugu Reasuransi Indonesia Rutin Risiko likuiditas, risiko kredit, dan risiko pasar
5. PT Asuransi Simas Jiwa Rutin Risiko APUPPT (joint audit dengan PPATK) dan Investasi
3. Penatausahaan Dana Jaminan, Surat Keterangan 1. Pemeriksaan dan Penerbitan Laporan Hasil
Tingkat Kesehatan Keuangan, dan Pengesahaan Pemeriksaan Langsung (LHPL)
Cadangan Pada triwulan IV-2021, OJK telah melakukan
Selain kegiatan pengawasan rutin, sektor pemeriksaan langsung terhadap sembilan Dana
perasuransian OJK melakukan beberapa kegiatan Pensiun yaitu:
terkait pengawasan sebagai berikut: a. Dana Pensiun Aerowisata;
a. Penatausahaan Dana Jaminan b. DPLK Tokio Marine;
Seluruh dana jaminan perusahaan wajib c. Dana Pensiun BPD Nusa Tenggara Timur;
ditatausahakan di bank kustodian yang bukan d. Dana Pensiun Sekolah Kristen;
merupakan afiliasi dari perusahaan, kecuali e. Dana Pensiun Karyawan Semen Baturaja;
hubungan afiliasi tersebut terjadi karena f. Dana Pensiun Iuran Pasti Krama Yudha Ratu
kepemilikan atau penyertaan modal Negara Motor;
Republik Indonesia. Pada triwulan IV-2021 OJK g. Dana Pensiun Krama Yudha Sales Indonesia;
telah memproses permohonan 18 pencairan/ h. Dana Pensiun LIA; dan
penggantian dana jaminan. i. Dana Pensiun Garuda Indonesia.
b. Surat Keterangan Tingkat Kesehatan Keuangan Kegiatan pemeriksaan mewajibkan kepada pemeriksa
Pada triwulan IV-2021, OJK menerima 28 untuk menyampaikan LHPL terkait pemeriksaan
permohonan surat keterangan tingkat kesehatan tersebut, OJK telah menerbitkan 10 LHPL.
keuangan perusahaan asuransi dan telah
diselesaikan seluruhnya. 2. Penegakan Kepatuhan dan Pengenaan Sanksi
Pada triwulan IV-2021, OJK telah menerbitkan
21 surat sanksi peringatan tertulis pertama, tiga
surat sanksi peringatan tertulis kedua, enam surat
sanksi peringatan tertulis ketiga, tujuh surat sanksi
Triwulan IV-2021 99
teguran tertulis pertama, satu surat sanksi teguran 6. Pembekuan Kegiatan Usaha 19 6 0
tertulis kedua, empat surat sanksi teguran tertulis
7. Teguran Pertama 122 44 0
ketiga, dan 17 surat denda administratif kepada
Dana Pensiun. Selain itu, OJK telah menerbitkan tiga 8. Teguran Kedua 82 30 0
surat sanksi peringatan tertulis pertama, 15 surat 9. Teguran Tertulis Pertama 91 68 0
sanksi peringatan tertulis kedua, dan 11 surat sanksi
10, Teguran Tertulis Kedua 47 34 0
peringatan tertulis ketiga kepada Pemberi Kerja
Dana Pensiun terkait pembayaran iuran. 11. Teguran Tertulis Ketiga 33 20 0
OJK juga telah menyelesaikan pemeriksaan on-site E. Pengawasan Lembaga Keuangan Khusus
dan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan melalui Pada triwulan IV–2021, OJK telah melakukan
surat Nomor: S-362/NB.2/2021 tanggal 17 November pemeriksaan langsung terhadap Perusahaan
2021 hal Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung BPJS Pergadaian, Perusahaan Penjaminan dan Lembaga
Ketenagakerjaan. Keuangan Khusus. Pemeriksaan terhadap
perusahaan pergadaian dan perusahaan penjaminan
D. Pengawasan Lembaga Pembiayaan dilakukan dengan menerapkan compliance based
supervision.
1. Pemeriksaan Langsung (On-site Supervision)
Tabel II - 17 | Pemeriksaan (On-site Supervision)
Pada triwulan IV-2021, OJK melakukan pemeriksaan
Lembaga Keuangan Khusus
langsung secara virtual terhadap tiga perusahaan
Pembiayaan, yaitu PT Transpacific Finance,
PT Mitra Adipratama Sejati Finance dan PT No. Nama Perusahaan Jenis
Proline Finance Indonesia dengan menerapkan
1. PT Jamkrindo Penjaminan
Risk Based Supervision (RBS) terhadap tiga
Perusahaan Pembiayaan. OJK juga telah melakukan 2. PT Jamkrida NTB Bersaing Penjaminan
1. Denda 280 33 0
2. Peringatan Pertama 98 75 0
3. Peringatan Kedua 47 33 0
4. Peringatan Ketiga 42 16 0
6. PT Fokus Solusi Proteksi (Perusahaan Pialang Asuransi) No. Nama Penyelenggara Nomor Surat Tanggal
2. Penegakan Kepatuhan dan Pengenaan Sanksi Daftar penyelenggara fintech lending berizin usaha
Sampai dengan triwulan IV-2021 telah dilaksanakan dan terdaftar di OJK dapat diakses melalui website
tindak lanjut rekomendasi strategis berdasarkan hasil OJK www.ojk.go.id/publikasi
pemeriksaan sebanyak 77 rekomendasi. Rekomendasi
strategis dalam hal ini adalah rekomendasi yang 3. Monitoring Tindak Lanjut Pengawasan
terkait dengan pelayanan terhadap klien (client Dalam rangka pelaksanaan pengawasan
service related recommendation) yang terdiri Penyelenggara LPMUBTI, OJK telah mengeluarkan
dari rekomendasi-rekomendasi terkait proses sanksi dan pencabutan sanksi sebanyak 38 sanksi
penempatan asuransi/reasuransi, penanganan klaim dan melakukan pencabutan sanksi terhadap 17
atas asuransi/reasuransi, pengelolaan premi oleh LPMUBTI.
Perusahaan Pialang Asuransi/Reasuransi, dan proses
penilaian kerugian asuransi. H. Pengawasan Khusus IKNB
Selanjutnya, pengenaan sanksi atas pelanggaran 1. Analisis Laporan Berkala (Off-site Supervision)
ketentuan yang dilakukan Perusahaan Jasa Analisis atas laporan berkala yang dilakukan adalah
Penunjang IKNB pada triwulan IV-2021 adalah berupa analisis Substansi Permasalahan LJKNB
sebanyak 161 sanksi yang terdiri dari 40 Sanksi dalam pengawasan khusus serta Analisis atas
Peringatan Pertama (SP1), satu Sanksi Peringatan laporan perkembangan seluruh LJKNB dalam proses
Pertama Otomatis, satu Sanksi Peringatan Pertama likuidasi yang telah menyampaikan rencana kerja
dan Terakhir, 11 Sanksi Peringatan Kedua, 10 Sanksi atau progress penyelesaian proses likuidasi.
Peringatan Ketiga, 19 Sanksi Administratif berupa
Denda, 1 Sanksi Pembatasan Kegiatan Usaha (SPKU),
23 Surat Pembinaan, dan 55 Pelaksanaan Surat
Pembinaan. Selain itu, telah dilakukan pencabutan
sanksi sebanyak 32 sanksi pada triwulan IV-2021.
Permohonan
Kegiatan Selesai
Diterima s.d Triwulan
Total
Triwulan III-2021 IV-2021
Pendaftaran** - - - -
Likuidasi - - - -
Pelaporan Pengangkatan Tenaga Ahli, Aktuaris, dan Auditor Internal 488 137 625 483
Catatan:
* Pada triwulan IV-2021 terkait fintech lending, terdapat 3 permohonan izin usaha, dari 3 permohonan yang diproses tersebut, terdapat
2 Penyelenggara sudah mendapatkan tanda berizin. Selain itu terdapat pembatalan tanda terdaftar kepada 3 penyelenggara.
**OJK masih menerapkan moratorium pendaftaran penyelenggara fintech lending baru.
Permohonan
IKNB Selesai
Diterima s.d Triwulan
Total
Triwulan III-2021 IV-2021
Dana Pensiun 4 - 4 3
Perusahaan Pembiayaan - - - -
Perusahaan Penjaminan - - - -
Perusahaan Pergadaian 50 7 57 35
Pendaftaran
Total Pendaftaran - - - -
Total 64 10 74 49
Catatan:
* Pada triwulan IV-2021 terkait fintech lending, terdapat 3 permohonan izin usaha, dari 3 permohonan yang diproses tersebut, terdapat
2 Penyelenggara sudah mendapatkan tanda berizin. Selain itu terdapat pembatalan tanda terdaftar kepada 3 penyelenggara.
**OJK masih menerapkan moratorium pendaftaran penyelenggara fintech lending baru.
4. Pencabutan Izin Usaha, Izin Usaha Gugur, dan Adapun permohonan persetujuan Perubahan
Pembatalan Tanda Bukti Terdaftar Kepemilikan/Perubahan Modal/Perubahan
Selama triwulan IV-2021, OJK telah menyelesaikan Pemegang Saham/Perubahan Peraturan Dana
31 permohonan pencabutan izin usaha IKNB, 3 Pensiun yang disampaikan kepada OJK sampai
permohonan Izin Usaha Gugur di bidang LKM dan 3 dengan triwulan IV-2021 mencapai 588 permohonan
Pembatalan Tanda Bukti Terdaftar Penyelenggara dan 271 permohonan telah diselesaikan.
Fintech Lending.
6. Perubahan Nama
5. Penggabungan/Peleburan, Pengambilalihan, dan Selama periode triwulan IV-2021, OJK telah
Perubahan Kepemilikan menerima enam pelaporan perubahan nama IKNB
Sampai dengan triwulan IV-2021 OJK telah menerima yaitu dua laporan perubahan nama Perusahaan
dua permohonan Penggabungan/Peleburan dan Asuransi Jiwa, dua laporan perubahan nama
25 permohonan Pengambilalihan dengan enam Perusahaan Pembiayaan, satu laporan perubahan
permohonan di antaranya diterima pada triwulan nama Perusahaan Pergadaian dan satu laporan
IV-2021 dan terdapat 17 permohonan yang telah
diselesaikan.
9. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Tabel II - 23 | Pendaftaran Profesi, Agen Asuransi
Utama IKNB dan Agen Penjamin
Pada triwulan IV-2021, terdapat 287 permohonan
Penilaian Kemampuan dan Kepatutan (PKK) Jenis Profesi
Jumlah
yang baru diterima dan terdapat pula 1.279 yang yang Terdaftar
merupakan dari triwulan sebelumnya. Sampai Akuntan Publik* 478
dengan triwulan IV-2021, permohonan yang telah
Konsultan Aktuaria 41
diselesaikan adalah sebanyak 1.163 permohonan.
Penilai IKNB 228
10. Persetujuan Perubahan Pengurus Agen Asuransi Perseorangan**
Pada triwulan IV-2021, terdapat 969 permohonan
persetujuan perubahan pengurus yang baru diterima Asuransi Umum 19.960
RBPR-S merupakan living document yang dapat disesuaikan seiring dinamika perubahan ataupun
perkembangan industri sehingga diperlukan respon kebijakan yang relevan, tepat waktu, dan tepat
substansi untuk mendukung daya saing perbankan nasional.
14. Data Warehouse Pasar Modal E-Reporting Bulanan Self Regulatory Organization Selesai
1. Enhancement WMI
2. Enhancement WAPERD
3. Manajer Investasi
17. Desain
4. WPEE
5. WPPE
SPRINT 6. Penambahan Modal Tanpa HMETD
2. Kajian (Lanjutan) Pemetaan Price to Earning Kajian ini merupakan tindak lanjut arahan
Ratio (PER) dan Analisis Pengaruh Public Float, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal atas
Kapitalisasi Pasar, dan Konsentrasi Kepemilikan permintaan commitment letter kepada 60 KAP
terhadap Pergerakan Harga Saham yang bekerjasama dengan OAA/KAPA melalui Surat
Kajian ini merupakan kelanjutan kajian sebelumnya Nomor S-87/PM.2/2019 tanggal 27 November 2019
di mana penambahan notasi khusus PER agar perihal Komitmen Peningkatan Mutu OAA/KAPA
ditunda terlebih dahulu dan meminta untuk yang bekerja sama dengan KAP Lokal di Indonesia.
dilakukan kajian lanjutan terkait rasio valuasi ini Sampai dengan akhir triwulan IV-2021, kajian ini telah
serta mengkaji hubungan antara faktor public selesai disusun.
float/free float, kapitalisasi pasar, dan konsentrasi
kepemilikan terhadap pembentukan atau pergerakan 5. Kajian Penerapan Fresh Start Reporting di Indonesia
harga saham. Sampai dengan akhir triwulan IV-2021, Kajian ini dilatarbelakangi oleh pandemi COVID-19
kajian ini telah selesai disusun. yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang
ditandai dengan menurunnya pendapatan, akumulasi
3. Kajian Environmental, Social, and Good Governance saldo laba negatif, jumlah ekuitas di bawah modal
(ESG) Emiten dan Perusahaan Publik disetor dan terganggunya arus kas perusahaan.
Kajian ini dilakukan untuk mengetahui lebih Tidak sedikit perusahaan yang melaporkan telah
mendalam mengenai area kelemahan terkait mengalami kerugian hingga berujung kepada
ESG Emiten di Indonesia berdasarkan pandangan kebangkrutan. Sampai dengan akhir triwulan IV-
dari Investor, sehingga dapat menjadi area 2021, kajian ini telah selesai disusun.
pengembangan untuk semakin meningkatkan
kualitas penerapan ESG Emiten di Indonesia. Hasil 6. Kajian Kodifikasi AP yang disanksi di Pasar Modal
kajian diharapkan dapat memberikan masukan Kajian analisis ini dilatarbelakangi oleh banyaknya
untuk pengembangan kebijakan penerapan ESG di kasus pelanggaran yang dilakukan Entitas dalam
Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas penyusunan laporan keuangan yang melibatkan AP,
penerapan ESG Emiten dan Perusahaan Publik di sedangkan pelanggaran yang dilakukan AP pada
Indonesia dan pada akhirnya dapat meningkatkan umumnya berkaitan dengan ketidaksesuaian dalam
kepercayaan dan minat para investor terhadap proses audit terhadap standar audit yang berlaku,
Emiten dan Perusahaan Publik di Indonesia. Sampai yang merupakan pedoman bagi AP ketika melakukan
triwulan IV-2021, kajian ini telah selesai disusun. penugasan untuk memeriksa laporan keuangan
Entitas. Kondisi ini berdasarkan dengan data sanksi
4. Kajian Kerja Sama Kantor Akuntan Publik Asing kepada AP pada kasus di tahun 2015-2020. Sampai
(KAPA)/ Organisasi Audit Asing (OAA) dengan KAP dengan akhir triwulan IV-2021, kajian ini telah selesai
Lokal Untuk Meningkatkan Kualitas Penugasan Audit disusun.
di Pasar Modal
Penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2021 diselenggarakan secara hybrid bertempat
di Main Hall BEI pada tanggal 30 Desember 2021. Penutupan perdagangan BEI tahun ini dilakukan oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, didampingi Ketua Dewan Komisioner OJK,
Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Ketua Komisi XI DPR RI, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK,
Anggota Dewan Komisioner OJK ex-officio Bank Indonesia, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Kabareskrim
Polri, dan Direktur Utama BEI.
Dalam kegiatan dimaksud, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia memberikan
apresiasi kepada OJK, BEI dan seluruh stakeholders atas kinerja Pasar Modal Indonesia yang tumbuh
positif sepanjang tahun 2021.
OJK juga terus berupaya untuk meningkatkan likuiditas pasar baik dari sisi supply dan demand, termasuk
berupaya untuk meningkatan kepercayaan dan perlindungan investor, penguatan governance industri
pasar modal, penguatan kewenangan pengawasan dan penegakan hukum pengembangan Pasar Modal,
serta pengembangan Pasar Modal yang tangguh dan berdaya tahan. OJK juga terus melakukan penerapan
manajemen risiko Perusahaan Efek, penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Efek, dan pedoman
dalam melakukan pemeringkatan Efek untuk meningkatkan kualitas governance dari pelaku industri pasar
modal yang berkontribusi pada terwujudnya pasar modal yang wajar, teratur dan efisien serta melindungi
kepentingan pemodal dan masyarakat.
CMSE 2021 merupakan rangkaian acara peringatan 44 tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia
yang diselenggarakan oleh OJK bekerjasama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dengan mengusung tema “Sinergi
Pasar Modal Bagi Pemulihan Ekonomi Nasional”. Acara ini diselenggarakan dan dibuka secara resmi pada
14 Oktober 2021 oleh Menteri koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi didampingi oleh Ketua Dewan
Komisioner OJK dan Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia. CMSE 2021 menjadi event dan momentum
bagi stakeholder pasar modal meliputi OJK, SRO, Anak Usaha SRO, Anggota Bursa, Manajer Investasi &
APERD, serta Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat.
CMSE 2021 menjadi event dan momentum bagi stakeholder pasar modal untuk berkumpul dan mengikuti
berbagai jenis acara yang akan diselenggarakan selama tiga hari berturut-turut dari tanggal 14-16 Oktober
2021. Kegiatan ini seperti tahun-tahun sebelumnya diselenggarakan bersamaan dengan peringatan Bulan
Inklusi Keuangan. CMSE 2021 kembali diselenggarakan secara virtual melalui website yang menghadirkan
sembilan sesi seminar dan talkshow dengan narasumber-narasumber dari para top level management
serta pameran 100 digital booth dari para stakeholders pasar modal yaitu OJK, BEI – KPEI – KSEI (SRO),
Anak Usaha SRO, Anggota Bursa, Manajer Investasi & APERD, serta Perusahaan Tercatat dan Calon
Perusahaan Tercatat.
3. Universitas Indonesia Channeling Antara Bank Umum Syariah dan Peer-to-Peer Lending Syariah
Perlindungan Atas Hak Keamanan Konsumen Terkait Penyalahgunaan Data Pribadi Sebagai
4. Universitas Trisakti
Cara Penagihan Dalam Pinjaman Online Dana Cair
Pelaksanaan Perlindungan Data Pribadi Peminjam Dana Pada Layanan Jasa Pinjaman Online
5. Universitas Udayana
di Kota Denpasar
Transaksi Pinjaman dalam bentuk Paylater sebagai Alternatif Pembayaran Virtual di Platform
7. Universitas Indonesia
E-Commerce
Perlindungan Hukum Debitur Pinjam Meminjam Secara Online (Studi Kasus Otoritas Jasa
9. Universitas Muhammadiyah Malang
Keuangan Tasikmalaya)
Implementasi Asas Kepastian Hukum Dalam Perjanjian Pinjam Meminjam Uang Berbasis
10. Universitas Padjadjaran Teknologi Informasi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Dan POJK No.77/
POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi
Universitas Pembangunan Nasional Perlindungan Hukum Terhadap Pemberi Pinjaman Akibat Kecurangan Yang Dilakukan
11.
Veteran Penyelenggara Financial Technology P2P Lending
Pengembangan Model Proses Bisnis Fintech P2P Lending Untuk Meningkatkan Tingkat
12. Universitas Indonesia
Pengguna Pada Perusahaan Jasa Konstruksi Kecil Menengah
13. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya Perlindungan Hukum Terhadap Pemberi Peer-to-Peer (P2PL) Terhadap Resiko Gagal Bayar
Perlindungan Hukum Bagi Korban Pengguna Jasa Pinjaman Online Menurut Hukum Positif
14. Universitas Andalas
Indonesia
Penyaluran Kredit pada Bank Digital Melalui Kerja Sama dengan Perusahaan Peer-to-Peer
16. Universitas Indonesia
Lending
C. Edukasi dan Sosialisasi Fintech Lending 9. Kajian Perubahan POJK Nomor 4/POJK.05/2021
tentang Perusahaan Pembiayaan Sekunder
Dalam rangka memberikan edukasi kepada masyarakat Perumahan
mengenai peran dan perkembangan fintech lending, 10. Kajian mengenai Kepemilikan Asing pada
rencana kegiatan edukasi dan sosialisasi selama Perusahaan Pembiayaan, Perusahaan Modal
tahun 2021 akan dilakukan sebanyak empat kali. Dalam Ventura, dan Perusahaan Penjaminan
triwulan IV-2021, telah dilaksanakan satu kegiatan 11. Kajian Dana Ventura.
edukasi dan sosialisasi “Fintech Lending Days Malang”
yang bertemakan “Pemanfaatan Pendanaan Alternatif E. Pengembangan Sistem Informasi
UMKM Jawa Timur Melalui Fintech Pendanaan
Bersama” yang bekerjasama dengan AFPI. Kegiatan OJK sedangan mengembangkan dua aplikasi terkait
tersebut dilaksanakan selama dua hari di kota Malang fintech lending, yaitu:
dengan agenda visit UMKM di daerah Batu, Jawa Timur. 1. Pusat Data Fintech Lending (Pusdafil)
Pusdafil, yang berfungsi sebagai tools untuk
D. Kajian/Penelitian dan Pengembangan IKNB melakukan pengawasan secara off site kepada
penyelenggara, telah berhasil diimplementasikan
Sebagai bagian dari kegiatan pengembangan sektor oleh seluruh penyelenggara sebanyak 103
IKNB, selama triwulan IV-2021 OJK telah melaksanakan penyelenggara yang telah terdaftar/berizin di OJK
berbagai kajian, antara lain: sampai dengan 31 Desember 2021. Selain itu, terus
1. Analisis Dampak POJK Nomor 23/POJK.05/2015 dilakukan pengembangan terhadap dashboard
2. Kajian terkait Regulatory Impact Analysis (RIA) Pusdafil yang sudah mencapai 70% tingkat
terhadap Ketentuan Investasi Dana Pensiun penyelesaiannya. OJK menargetkan dashboard
3. Kajian Quantitative Impact Study Ketentuan Pusdafil dapat beroperasi di 2022.
Solvabilitas
4. Kajian terkait Database Pelaporan Fraud 2. Sistem Informasi Pelaporan Terintegrasi (SILARAS)
5. Kajian Arsitektur Perasuransian Dalam rangka monitoring, PJK dapat melakukan
6. Kajian mengenai RPOJK Kesehatan Keuangan pelaporan bulanan melalui aplikasi SILARAS sejak
Asuransi dan RPOJK Kesehatan Keuangan Asuransi Januari 2021. Pada triwulan IV-2021 OJK telah
Syariah melakukan UAT (User Acceptance Test).
7. Kajian Singkat Penggunaan Application
Programming Interface (API) Dalam Pemasaran
Produk Asuransi
8. Kajian Penggunaan Tenaga Alih Daya Penagihan
(debt collector) pada Perusahaan Pembiayaan
Saat ini terdapat berbagai penyelenggara fintech yang telah diatur oleh OJK di antaranya Fintech P2P
Lending, Fintech Securities Crowdfunding, dan Fintech Inovasi Keuangan Digital. Selain bekerjasama
dengan Fintech P2P Lending, BPR/S dapat berkolaborasi dan bermitra dengan Fintech IKD yang memiliki
ragam model bisnis antara lain credit scoring, aggregator, dan e-KYC.
OJK memfasilitasi BPR/S bekerja sama dengan fintech di bawah naungannya. Melalui kerja sama ini, BPR
dapat difasilitasi untuk mendapatkan dana deposito dari seluruh Indonesia tanpa tatap muka. Kerja sama
ini diharapkan menjadi solusi menguntungkan baik bagi BPR dan deposan untuk mengatasi kesulitan
menghimpun dana secara luas secara aman karena dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dan
memberikan suku bunga lebih tinggi.
Selain menguntungkan bagi BPR dan deposan, kerja sama ini diharapkan dapat mempercepat inovasi
keuangan daerah, mempercepat pemerataan pembiayaan di daerah dan mendukung pemulihan ekonomi
nasional. Kemudahan BPR dalam menghimpun deposito juga akan memperkuat dukungan BPR kepada
UMKM setempat untuk menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Selain itu, kolaborasi antara BPR dan IKD diharapkan juga dapat mendorong pertumbuhan aset BPR secara
efektif dan efisien serta mendapatkan publikasi secara lebih luas.
Terkait aktivitas pencatatan IKD, OJK masih social network & robo advisor, project financing yang
menjalankan percepatan proses analisis atas bertransformasi menjadi securities crowdfunding, dan
pengajuan permohonan pencatatan IKD. Hingga blockchain based. Uji coba terhadap Klaster blockchain
triwulan IV-2021 OJK telah mencatatkan 84 based memiliki sampel regulatory sandbox yang lebih
Penyelenggara IKD untuk masuk ke dalam fase uji coba menitikberatkan pada crypto asset.
regulatory sandbox yang saat ini terdiri dari 16 klaster
atau vertikal model bisnis berbeda. Di samping itu, Total penyelenggara IKD hingga triwulan IV-2021
saat ini telah terdapat empat Klaster yang telah selesai berjumlah 84 Penyelenggara dengan rincian klaster
masa uji cobanya antara lain online gold depository, model bisnis sebagai berikut:
Grafik II - 2 | Klaster Model Bisnis Inovasi Keuangan Digital dan Jumlah Perusahaan
16 Klaster 84 Perusahaan
Terkait pelayanan OJK Infinity, selama triwulan IV-2021 2. Implementasi e-licensing melalui sistem GESIT
OJK Infinity tetap memberikan konsultasi secara (sesi konsultasi dengan industri, pencatatan, hingga
online. Selain itu, beberapa inisiatif dilaksanakan dalam regulatory sandbox diselenggarakan secara virtual
mendukung percepatan pemulihan ekonomi di masa menggunakan sarana pendaftaran elektronik)
pandemi, antara lain: dalam rangka pembatasan kegiatan aktivitas fisik
1. Percepatan proses pencatatan Inovasi Keuangan dan tatap muka untuk meminimalisir penyebaran
Digital yang diselenggarakan oleh industri dari yang COVID-19 serta menciptakan proses bisnis yang
sebelumnya setiap batch dibuka dan dilaksanakan lebih efektif dan efisien untuk seluruh pihak.
setiap 3 bulan saat ini menjadi setiap 2 bulan.
Sebagai salah satu inisiatif percepatan transformasi digital di sektor jasa keuangan, pada 11 Oktober 2021,
OJK menggelar OJK Virtual Innovation Day 2021 yang dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo. Kebijakan OJK
mempercepat transformasi digital di sektor keuangan terfokus pada dua hal strategis, yaitu memberikan
layanan dan produk yang cepat, murah, dan kompetitif kepada masyarakat serta memberikan kemudahan
dan memperluas akses masyarakat yang unbankable dan para pelaku UMKM untuk dapat memanfaatkan
produk dan layanan keuangan digital.
Pada kesempatan tersebut, Presiden RI Joko Widodo juga meminta agar momentum percepatan
digitalisasi keuangan harus diikuti dengan upaya membangun ekosistem keuangan yang kuat dan
berkelanjutan, bertanggungjawab, memiliki mitigasi risiko atas kemungkinan permasalahan hukum dan
sosial untuk mencegah kerugian dan meningkatkan perlindungan masyarakat.
OJK bekerja sama dengan Bank Indonesia (BI), Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), Asosiasi Fintech
Syariah Indonesia (AFSI), dan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) menyelenggarakan
kegiatan berskala internasional yakni Bulan Fintech Nasional (BFN) dan Indonesia Fintech Summit (IFS)
2021. Kegiatan dimaksud berlangsung selama satu bulan sejak 11 November hingga 12 Desember 2021 dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan adopsi penggunaan fintech pada masyarakat sekaligus berkontribusi
dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional.
Pelaksanaan kegiatan BFN dan IFS merupakan suatu rangkaian kegiatan yang menjadi wadah bagi
regulator, industri fintech, dan pemangku kepentingan lainnya di ekosistem keuangan digital di Indonesia.
Penyelenggaraan kegiatan terdiri dari sosialisasi dan edukasi, webinar, FGD serta berbagai program lainnya
untuk memperkenalkan lebih jauh kepada masyarakat mengenai peran dan manfaat fintech khususnya
dalam meningkatkan adopsi layanan keuangan digital, daya saing sektor jasa keuangan, serta meningkatkan
edukasi dan perlindungan konsumen. Kegiatan ini juga diselenggarakan sebagai bagian dari program Road
to G20 atau program menuju chairmanship Indonesia di G20 pada tahun 2022, serta selaras dengan tema
besarnya yaitu “Recover Together, Recover Stronger”.
Pada kesempatan ini inisiatif dalam memperkuat fintech yang legal memperoleh dukungan penuh dari
otoritas terkait. Sesuai dengan kapasitasnya, OJK turut mendukung upaya mewujudkan fintech yang aman
dan nyaman melalui edukasi literasi untuk masyarakat sangat dibutuhkan, khususnya melalui program
Digital Finance Innovation Roadmap OJK tahun 2021-2024.
Selama Bulan Fintech Nasional 2021 terdapat berbagai kegiatan yang ditujukan untuk memperkenalkan
produk layanan fintech di Indonesia serta kegiatan sosialisasi untuk meningkatkan edukasi dan literasi
terkait perkembangan inovasi keuangan digital di Indonesia.
Sebagai puncak kegiatan Bulan Fintech Nasional 2021, telah dilaksanakan kegiatan The 3rd Indonesia
Fintech Summit 2021 dengan tema Fintech for Faster Economic Recovery: Collaboration in Balancing
Governance and Innovation. Kegiatan dibuka dengan keynote speech Presiden Republik Indonesia yang
diwakilkan oleh Menteri Keuangan RI. Dalam keynote speech tersebut disampaikan bahwa Pemerintah,
dan seluruh pelaku ekosistem keuangan digital di Indonesia senantiasa berkolaborasi untuk mendorong
percepatan digitalisasi sektor jasa keuangan, terutama dalam rangka pemulihan ekonomi nasional.
Sebagai bagian dari ekosistem keuangan digital, fintech termasuk Inovasi Keuangan Digital telah
memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dengan menciptakan akses keuangan yang lebih
besar bagi masyarakat yang belum tersentuh layanan perbankan (unbanked dan underbanked). Selain
mendorong percepatan digitalisasi sektor jasa keuangan, Menteri Keuangan juga menghimbau bahwa perlu
ditingkatkan pula kewaspadaan masyarakat melalui edukasi dan literasi, dan juga memberikan perlindungan
hukum atas data pribadi dalam penggunaan layanan jasa keuangan di era digital.
Kalimantan: 9.384
Diselenggarakan selama 1 bulan berturut-turut sejak 11 November 2021 hingga 12 Desember 2021 acara IFS
2021 dan BFN 2021 disinyalir menjadi acara online terbesar di Indonesia di tahun 2021 khususnya berkaitan
ekosistem keuangan digital. Hal tersebut terbukti dari statistik jumlah peserta yang berpartisipasi dalam
acara maupun jumlah pengguna fintech selama acara berlangsung maupun capaian lain yang berkaitan
dengan kegiatan tersebut.
Jan 19
Feb 19
Mar 19
Apr 19
May 19
Jun 19
Aug 19
Sep 19
Oct 19
Nov 19
Dec 19
Jan 20
Feb 20
Mar 20
Apr 20
May 20
Jun 20
Jul 19
Aug 20
Sep 20
Oct 20
Nov 20
Dec 20
Jan 21
Feb 21
Mar 21
Apr 21
May 21
Jun 21
Aug 21
Sep 21
Oct 21
Nov 21
Dec 21
Jul 20
Jul 21
komunikasi dan pemasaran menyerupai entitas
tercatat/terdaftar/berizin di OJK. Sumber: OJK
Sumber: OJK
4.000 23%
3.000
Grafik II - 10 | Rasio NPF Perusahaan Pembiayaan
22%
2.000 6,0%
21%
1.000 5,0%
0 20% 4,0%
Jan 16 Jan 17 Jan 18 Jan 19 Jan 20 Jan 21 Jan 22
3,0%
Sumber: OJK
2,0%
1,0%
Grafik II - 7 | RBC Industri Perasuransian
0,0
Jan 16 Jan 17 Jan 18 Jan 19 Jan 20 Jan 21 Jan 22
RBC Asuransi Jiwa RBC Asuransi Umum (RHS)
Sumber: OJK
950% 380%
850% 360% Risiko likuiditas dan risiko pasar industri jasa
750% 340% keuangan dinilai juga masih manageable. Rasio Alat
320% Likuid terhadap Non-Core Deposit (AL/NCD) tercatat
650%
300%
550%
280%
sebesar 157,94% dan rasio Alat Likuid terhadap Dana
450% 260% Pihak Ketiga (AL/DPK) tercatat sebesar 35,12 %,
350% 240% pada Desember 2021. Eksposur perbankan terhadap
250% 220% risiko volatilitas nilai tukar juga dinilai masih rendah,
Jan 16 Jan 17 Jan 18 Jan 19 Jan 20 Jan 21 Jan 22
tercermin dari rasio Posisi Devisa Neto yang berada
Sumber: OJK
di tingkat 1,23%. Tingkat indikator risiko likuiditas dan
pasar tersebut masih berada jauh dari batas ketentuan
Grafik II - 8 | Gearing Ratio Perusahaan Pembiayaan yang telah ditetapkan. Di tengah kinerja pasar
3,40 keuangan yang terpantau relatif stabil pada triwulan IV-
3,20 2021, nilai investasi industri reksa dana, perasuransian,
3,00 dan dana pensiun menunjukkan adanya perbaikan. Nilai
2,80 Aktiva Bersih (NAB) triwulan IV-2021 tercatat tumbuh
2,60 sebesar 4,83% (qtq) (triwulan III-2021: 2,92% qtq).
2,40
Sementara itu, nilai investasi industri perasuransian
2,20
2,00 dan dana pensiun tumbuh masing-masing 4,40% (qtq)
1,80 dan 2,64% (qtq) (triwulan III-2021: 2,28% qtq dan 0,36%
1,60 qtq).
Jan 16 Jan 17 Jan 18 Jan 19 Jan 20 Jan 21 Jan 22
SBFN merupakan komunitas yang bersifat voluntary yang terdiri dari regulator sektor keuangan dan
asosiasi perbankan di negara berkembang (emerging market) yang berkomitmen untuk memajukan
keuangan berkelanjutan sejalan dengan international best practices. Hingga saat ini keanggotaan SBFN
terdiri atas 61 institusi dari 43 negara dan berdasarkan struktur organisasinya, kelembagaan SBN terdiri
dari tiga Working Group (WG) yakni WG Measurement, WG Sustainable Finance Instruments, WG Data &
Disclosure Working Group serta Task Force yang bernama International Development Association (IDA)
Task Force. Adapun dalam WG Measurement, OJK memiliki peran strategis sebagai Chair.
Pada 2 November 2021, SBFN telah meluncurkan Global Progress Report 2021. Dalam laporan tersebut,
Indonesia mampu mempertahankan posisinya sebagai negara di maturing stage bersama dengan China
dan Kolombia sebagaimana di bawah. Di level tersebut, Indonesia berada di tahap consolidating yang
secara umum berarti memiliki kerangka keuangan berkelanjutan nasional yang komprehensif yang telah
mencakup seluruh SJK (perbankan, pasar modal, industri keuangan non-bank).
ASEAN Taxonomy Board (ATB) merupakan forum yang dibentuk di bawah naungan ASEAN Finance
Ministers and Central Bank Governors’ Meeting (AFMGM) dengan didukung oleh ASEAN Capital Markets
Forum (ACMF), ASEAN Insurance Regulators Meeting (AIRM), ASEAN Senior Level Committee on Financial
Integration (SLC) dan ASEAN Working Committee on Capital Market Development (WC-CMD).
ATB memiliki tiga working group, yang terdiri dari WG 1 - Conceptual Framework and Principles (CFP),
WG 2 - Standards and Technical Criteria (STC) dan WG 3 - Market Facing and Resourcing (MFR). Dalam
menjalankan fungsinya, ATB secara rutin menyerahkan laporan kepada AFMGM serta memfasilitasi
kegiatan konsultasi untuk para anggotanya.
Pada 10 November 2021, telah diluncurkan ASEAN Taxonomy for Sustainable Finance Version 1. Taksonomi
ASEAN memiliki fokus awal pada tujuan lingkungan (khususnya perubahan iklim) serta bertujuan untuk
menjadi acuan bagi proyek dan kegiatan berkelanjutan di ASEAN serta membantu emiten dan investor
memahami dampak keberlanjutan dan pengambilan keputusan dari suatu proyek/kegiatan ekonomi.
Taksonomi ASEAN bersifat living document yang ke depan dapat direvisi untuk mempertimbangkan
perkembangan teknologi, ilmu pengetahuan dan ekonomi.
Taksonomi ASEAN mengkategorikan sektor berdasarkan klasifikasi ISIC ke dalam tiga klasifikasi utama
yakni sektor ‘green’, ‘amber’, atau ‘red’. Untuk mengakomodir berbagai keragaman dan tingkat kesiapan
ASEAN Member States (AMS), Taksonomi ASEAN menggunakan multi-tiered concept yang terdiri dari
Foundation Framework dan Plus Standard. Foundation framework merupakan kerangka yang digunakan
untuk pemangku kepentingan di sektor keuangan dan perusahaan bisnis AMS yang terdiri dari general
dan specific principles untuk menentukan suatu sektor termasuk green, amber atau red. Selanjutnya,
Plus Standard melengkapi Foundation Framework dengan pendekatan stacked approach pada penentuan
activity-level criteria yang terdiri dari thresholds dan metrics sebagai acuan kelayakan suatu aktivitas ke
dalam klasifikasi green, amber, atau red.
Versi pertama Taksonomi ASEAN dimaksudkan sebagai dasar konsultasi, diskusi, dan kolaborasi untuk
mengembangkan Taksonomi yang lebih komprehensif dengan pendekatan secara holistik ke depannya.
Taksonomi hijau merupakan pedoman dalam pengembangan produk-produk inovatif dan/atau keuangan
berkelanjutan serta sustainable financial disclosure. Inisiatif ini juga sejalan dengan pengembangan
regulasi mengenai pelaporan Industri Jasa Keuangan ke OJK. Taksonomi Hijau bersifat terbuka, sehingga
dapat mengantisipasi adanya penambahan sektor baru yang dapat dikategorikan sebagai sektor hijau
(bersifat living document).
Dalam proses penyusunannya, OJK melibatkan 43 Direktorat Jenderal/ Unit Eselon I di 8 Kementerian
untuk mengonfirmasi mengkonfirmasi ambang batas (threshold) kriteria hijau yang tercantum dan
telah didasarkan pada kebijakan, serta ketentuan yang berlaku. OJK juga turut melibatkan peran LJK,
Akademisi, Lembaga Internasional, NGO/LSM, dan Kementerian/Lembaga lainnya guna mengembangkan
Taksonomi Hijau mengkasifikasikan sektor ekonomi ke dalam kategori sektor hijau, kuning, dan merah.
Sektor ekonomi yang dikategorikan dalam sektor hijau didefinisikan sebagai kegiatan usaha yang
melindungi, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas atas perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, serta mitigasi dan adaptasi perubahan iklim serta mematuhi standar tata kelola yang ditetapkan
pemerintah dan menerapkan praktik terbaik di tingkat nasional ataupun tingkat internasional. Selanjutnya,
sektor kuning merupakan klasifikasi dari Kegiatan usaha yang memenuhi beberapa kriteria/ambang batas
hijau. Penentuan manfaat kegiatan usaha ini terhadap perlindungan dan pengelolaan lingkungan masih
harus ditetapkan melalui pengukuran serta dukungan praktik terbaik lainnya. Sedangkan, sektor merah
diartikan sebagai kegiatan usaha yang tidak memenuhi kriteria/ambang batas kuning dan/atau hijau.
Terdapat 2.733 sektor dan subsektor yang telah dikaji, dan 919 di antaranya dapat dipetakan pada
subsektor/kelompok/kegiatan usaha (KBLI Level 5) serta terklarifikasi mengenai ambang batasnya oleh
kementerian teknis terkait. Dari 919 subsektor/ kelompok/kegiatan usaha tersebut, terdapat 904 yang
belum dapat dikategorikan secara langsung sebagai sektor hijau (terdapat prasyarat yang harus dipenuhi
terlebih dahulu), sementara 15 lainnya dapat masuk secara langsung sebagai kategori hijau.
Ke depan, Taksonomi Hijau diharapkan dapat menjadi (1) dasar penyusunan kebijakan insentif
dan disinsentif, (2) pedoman untuk keterbukaan informasi dan manajemen risiko serta (3) dasar
pengembangan inovasi produk dan/atau jasa keuangan berkelanjutan bagi SJK. Selanjutnya,
pengembangan Taksonomi Hijau Indonesia diharapkan dapat memberikan gambaran atas klasifikasi
suatu sektor/subsektor yang telah dikategorikan hijau dengan mengadopsi prinsip berbasis ilmiah. Hal ini
bertujuan untuk menghindari adanya praktik greenwashing.
Dalam rangka mengakselerasi implementasi keuangan berkelanjutan di Indonesia, OJK membentuk Task
Force Keuangan Berkelanjutan di SJK yang telah disahkan melalui Keputusan Dewan Komisioner No.21/
KDK.01/2021 tanggal 16 November 2021 tentang Pembentukan Task Force Keuangan Berkelanjutan di SJK.
Task Force Keuangan Berkelanjutan SJK yang beranggotakan 43 LJK, 1 SRO (PT Bursa Efek Indonesia) dan
7 Perusahaan Publik yang bertujuan untuk:
1. Sebagai platform koordinasi dan kolaborasi antara OJK dan industri jasa keuangan yang terintegrasi
untuk ekosistem keuangan berkelanjutan di Indonesia, termasuk berperan aktif dalam fora
internasional; serta
2. Meningkatkan pembiayaan hijau (green financing) yang mendukung pencapaian target pengurangan
emisi karbon.
Ke depannya, Task Force Keuangan Berkelanjutan yang beranggotakan perwakilan SJK ini diharapkan
menjadi forum koordinasi pengembangan Sustainable Finance bagi SJK di Indonesia dan menfasilitasi
sebagai forum diskusi atas perkembangan isu-isu yang menjadi pembahasan dalam fora internasional
lainnya, yang secara spesifik mengangkat tema Keuangan Berkelanjutan dan permasalahan mengenai
climate-related financial risk.
A. Agribisnis
Per triwulan IV-2021, total penyaluran kredit Perbankan sebesar Rp113,48 triliun dan KI berasal dari subsektor
ke sektor Agribisnis sebesar Rp814,99 triliun. Perkebunan Kelapa Sawit sebesar Rp197,43 triliun.
Penyaluran kredit ke sektor Agribisnis pada triwulan Sementara pertumbuhan kredit secara yoy ditopang
IV-2021 tumbuh 2,13% (qtq) atau tumbuh 7,16% (yoy). subsektor Perdagangan Ekspor Teh (4.062,36%) untuk
Porsi terbesar penyumbang KMK berasal dari subsektor KMK dan Pertanian Hortikultura Sayuran yang dipanen
Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Sekali Bawang Merah (1.640,61%) untuk KI.
Didominasi Makanan, Minuman, dan Tembakau
Secara total kredit (KMK dan KI), porsi terbesar Minuman, dan Tembakau (Rp134,62 triliun) serta
penyumbang kredit di sektor agribisnis berasal dari Perdagangan Eceran Komoditi Makanan, Minuman,
sub sektor Perkebunan Kelapa Sawit (Rp269,81 triliun). Atau Tembakau Hasil Industri Pengolahan (Rp50,68
Selanjutnya diikuti oleh subsektor Perdagangan Eceran triliun).
Berbagai Macam Barang yang Didominasi Makanan,
Dalam hal kualitas kredit, tingkat NPL kredit sektor sebesar 0,28% dari triwulan III-2021). Berdasarkan
Agribisnis pada triwulan IV-2021 berada di level 2,32% sub sektor, tingkat NPL terbesar untuk KMK berasal
atau turun 0,42% dari triwulan sebelumnya sebesar dari Perdagangan Ekspor Hasil Tanaman Pangan dan
2,74%. Tingkat NPL KMK tercatat berada di level Perkebunan (31,15%) dan KI berasal dari Perdagangan
2,54% (turun sebesar 0,50% dari triwulan III-2021), Dalam Negeri Kopra (20,41%).
sedangkan NPL KI tercatat berada di level 1,92% (turun
4,0%
3,5%
3,0%
2,5%
2,0%
NPL 2,3%
1,5%
1,0%
0,5%
0,0%
Secara nominal, penyumbang NPL terbesar sektor dan Tembakau Lain (Rp1,53 triliun/proporsi 8,08%).
agribisnis berasal dari subsektor Perkebunan Kelapa Sementara sub sektor dengan NPL tertinggi berasal
Sawit (Rp4,51 triliun/proporsi 23,86%). Selanjutnya dari Perdagangan Ekspor Hasil Tanaman Pangan dan
diikuti subsektor Perdagangan Eceran Berbagai Macam Perkebunan (30,57%). Selanjutnya diikuti Perdagangan
Barang yang Didominasi Makanan, Minuman, dan Ekspor Hasil Tanaman Pangan dan Perkebunan
Tembakau (Rp3,90 triliun/proporsi 20,66%), dan sub (25,44%) dan Perdagangan Impor Beras (14,34%).
sektor Perdagangan Dalam Negeri Makanan, Minuman
Per triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor sebesar Rp15,42 triliun dan KI berasal dari subsektor
Agribisnis sebesar Rp101,51 triliun. Penyaluran KUR Perkebunan Kelapa Sawit sebesar Rp7,54 triliun.
ke sektor Agrisbisnis pada triwulan IV-2021 tercatat Sementara, pertumbuhan KUR secara yoy ditopang
turun 1,68% (qtq) dan naik 3,60% (yoy). Porsi terbesar oleh subsektor Pertanian Palawija Kacang-kacangan
penyumbang KUR KMK berasal dari subsektor Lain (714,77%) untuk KMK dan Perdagangan Besar
Perdagangan Eceran Berbagai Macam Barang yang Dalam Negeri Hasil Kehutanan dan Perburuan Lain
Didominasi Makanan, Minuman, dan Tembakau (782,39%) untuk KI.
Rp triliun
120
100
80
60
40
20
2,5%
2,0%
1,5%
1,0%
NPL 1,10%
0,5%
0,0%
B. Manufaktur
Kondisi sektor manufaktur dilihat dari angka dan posisi triwulan III-2021. Hal ini antara lain didukung
penyaluran kredit perbankan sampai triwulan IV-2021 kondisi pandemi yang berangsur pulih pada triwulan
membaik dibandingkan posisi yang sama tahun 2020 IV-2021.
1.000,00
800,00
600,00
400,00
200,00
0,00
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran kredit Industri Kimia dan Barang-barang dari Bahan Kimia
perbankan ke sektor manufaktur meningkat 4,29% qtq sebesar Rp101,89 T (KMK Rp68,55 T; KI Rp33,33 T) dan
dan 6,43% yoy menjadi Rp951,11 triliun. Total penyaluran Industri Kertas, Barang dari Kertas dan sejenisnya
kredit terbesar kepada industri makanan dan minuman sebesar Rp86,78 T (KMK Rp61,22 T; KI Rp25,56 T).
sebesar Rp248,09 T (KMK Rp175,76 T; KI Rp72,33 T),
28,51%
300 30,00%
248,09
250 25,00%
200 20,00%
150 11,75% 15,00%
101,89 8,78% 10,20%
100 86,79 78,77 10,00%
62,85 60,25 55,31
2,07% 40,75
50 1,53% 1,18% 3,00% 25,56 25,17 5,00%
0,91% 0,80%
0 0,00%
Industri Industri Kimia Industri Industri Industri Industri Karet, Industri Industri Industri Industri
Makanan dan dan Barang- Kertas, Logam Dasar Tekstil Barang dari Barang Galian Furnitur Kendaraan Mesin dan
Minuman barang dari Barang dari Karet, dan bukan Logam dan Industri Bermotor Perlengkapannya
Bahan Kimia Kertas, dan Barang dari Pengolahan
Sejenisnya Plastik Lainnya
Secara nominal, penyumbang NPL terbesar sektor Industri tekstil juga merupakan industri dengan rasio
manufaktur berasal dari industri tekstil dengan NPL tertinggi pada sektor manufaktur yaitu sebesar
nominal NPL sebesar Rp17,91 T atau 36,38% dari total 28,51%, kemudian industri pakaian jadi sebesar 12,06%
nominal kredit bermasalah pada sektor manufaktur. dan industri furniture dan pengolahan lainnya sebesar
Industri dengan nominal NPL terbesar berikutnya 11,75%.
adalah industri karet, barang dari karet dan barang dari
plastik (nominal NPL Rp5,29 triliun/proporsi 13,70%)
dan industri furnitur dan industri pengolahan lainnya
(nominal NPL Rp4,79 triliun/proporsi 10,74%).
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor (qtq) dan meningkat 7,01% (yoy). Porsi penyaluran KUR
manufaktur sebesar Rp13,12 triliun, yang terdiri dari KI dan KMK terbesar berasal dari subsektor Industri
KMK sebesar Rp10,70 triliun dan KI sebesar Rp2,42 Makanan & Minuman sebesar Rp968,29 miliar dan
triliun. Total penyaluran KUR dimaksud turun 3,89% Rp3,68 triliun.
KMK KI Total
Rp triliun
20,00
7,79 7,59
6,79 7,02 2,84 2,93 2,75 2,56 2,42
15,00 5,86 6,21 2,51 2,33
1,84 1,86 2,05
10,00 0,24 1,18 1,25
2,03 2,26 1,07 10,86
10,99 10,57 10,00 11,13 10,70
5,00 8,67 8,82 9,49 8,84
5,72 6,79 6,61 6,34
0,00 3,83 3,95
C. Pariwisata
Per triwulan IV-2021, total penyaluran kredit Perbankan triliun) untuk KMK dan Hotel Bintang (Rp57,74 triliun)
ke sektor Pariwisata sebesar Rp235,97 triliun atau untuk KI. Sementara pertumbuhan kredit secara yoy
tumbuh 0,98% (qtq) dan 4,54% (yoy). Porsi terbesar ditopang sub sektor Penyediaan Makan Minum Lainnya
penyumbang kredit di sektor pariwisata yaitu berasal (49,36%) untuk KMK dan Angkatan Jalan Rel (16,72%)
dari sub sektor Angkutan Udara Berjadwal (Rp15,62 untuk KI.
200
150
100
50
Secara total kredit (KMK dan KI), porsi terbesar Angkutan Jalan Rel (Rp17,57 triliun), Jasa Akomodasi
penyumbang kredit di sektor pariwisata berasal dari Lainnya (Rp17,49 triliun), Penyediaan Makan Minum
sub sektor Hotel Bintang (Rp66,87 triliun). Selanjutnya Lainnya (Rp14,31 triliun), Angkutan Jalan Dalam Trayek
diikuti oleh sub sektor Angkutan Laut Domestik Untuk Penumpang (Rp9,41 triliun), Angkutan Laut
(Rp47,91 triliun), Angkutan Udara Berjadwal (Rp19,34 Internasional (Rp6,80 triliun) dan Jasa Perjalanan
triliun), Restoran atau Rumah Makan (Rp19,02 triliun), Wisata (Rp4,66 triliun).
80,00 12,00%
66,87 10,00%
70,00 10,00%
60,00
6,71% 47,91 6,96% 8,00%
50,00
40,00 4,82% 6,00%
30,00 19,07
2,24% 19,34 17,57 17,49 9,41 4,00%
20,00 2,48% 14,31 6,80
1,53%
10,00 0,13% 0,63% 4,66 2,00%
0,05%
0,00 0,00%
Hotel Bintang Angkutan Angkutan Restoran Angkutan Jasa Penyediaan Angkutan Angkutan Jasa Perjalanan
Laut Udara atau Rumah Jalan Rel Akomodasi Makan dan Jalan Dalam Laut Wisata
Domestik Berjadwal Makan Lainnya Minum Trayek untuk Internasional
Lainnya Penumpang
Secara nominal, penyumbang NPL terbesar pada Sementara sub sektor dengan NPL tertinggi berasal
sektor pariwisata berasal dari sub sektor Hotel Bintang dari Angkutan Penyeberangan Domestik (64,24%).
(NPL Rp4,49 triliun/proporsi 39,64%). Selanjutnya Selanjutnya diikuti Angkutan Udara Khusus (21,64%)
diikuti sub sektor Jasa Akomodasi Lainnya (Rp1,75 dan Jasa Akomodasi Lainnya (10,00%).
triliun/proporsi 15,45%) dan Angkutan Penyeberangan
Domestik (Rp1,61 triliun/ proporsi 14,25%).
Per triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor dan KI. Sementara pertumbuhan KUR secara yoy
Pariwisata sebesar Rp12,30 triliun atau menurun ditopang sub sektor Angkutan Jalan Tidak Dalam
1,31% (qtq) dan meningkat 91,84% (yoy). Porsi terbesar Trayek Untuk Penumpang untuk KMK dan Angkutan
penyumbang KUR di sektor pariwisata yaitu berasal Laut Internasional untuk KI.
dari sub sektor Jasa Akomodasi Lainnya untuk KMK
2,50%
2,00%
1,50%
NPL 1,10%
1,00%
0,50%
0,00%
D. Perikanan
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran kredit subsektor Perdagangan Besar Dalam Negeri Hasil
perbankan ke sektor perikanan sebesar Rp 28,94 Perikanan yaitu sebesar Rp7,34 triliun atau turun 0,18%
triliun. Penyaluran kredit ke sektor perikanan pada (qtq), diikuti dengan penyaluran ke subsektor Perikanan
triwulan IV-2021 tumbuh 3,22% (qtq) atau tumbuh Lain dengan KI sebesar Rp1,71 triliun atau turun 4,62%
16,07% (yoy). Penyaluran KMK terbesar kepada (qtq).
Secara total kredit, penyaluran kredit terbesar kepada kepelabuhan. Setelah merger, pada tahun 2022 lini
subsektor Perdagangan Besar Dalam Negeri Hasil bisnis pengolahan dan perdagangan ikan akan menjadi
Perikanan (Rp8,06 triliun). Pada triwulan IV-2021, rasio kontribusi utama bisnis perikanan.
NPL subsektor ini membaik dari 9,47% pada triwulan
III-2021 menjadi 3,47% pada triwulan IV-2021. Sebelum Selanjutnya penyaluran kredit terbesar kepada
BUMN Perikanan merger, lini bisnis pengolahan dan subsektor Perikanan Lain (Rp4,18 triliun), Budidaya
perdagangan ikan PT Perindo masih kurang optimal Biota Air Tawar Lain (Rp3,12 triliun), dan Penangkapan
karena penopang pendapatannya adalah lini bisnis Ikan Lain (Rp3,01 triliun).
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Penyumbang NPL terbesar pada sektor perikanan dalam bidang penangkapan TCT serta menjawab isu
berasal dari subsektor Perdagangan Besar Dalam seputar pengelolaan, tujuan pengelolaan perikanan,
Negeri Hasil Perikanan sebesar 20,32% atau Rp279,83 dan rencana langkah-langkah pengelolaan TCT.
miliar dan selanjutnya subsektor Penangkapan Ikan
Tuna sebesar 16,87% atau Rp232,31 miliar. Selanjutnya, subsektor yang menyumbang NPL
tertinggi adalah subsektor Penangkapan Ikan di
Adapun subsektor dengan NPL tertinggi berasal Perairan Umum (16,89%), Budidaya Biota Laut
dari Penangkapan Ikan Tuna (42,95%). Pemerintah Tuna (12,88%), Pembenihan Biota Laut (12,23%),
menyusun revisi rencana pengelolaan perikanan (RPP) Penangkapan Ikan Lain (7,00%), Perikanan Lain (5,22%),
Tuna, Cakalang, dan Tongkol (TCT) yang menjadi arah Budidaya Biota Laut Lain (4,38%), Penangkapan
dan pedoman dalam pelaksananaan pengelolaan Curstacea, Mollusca, dan Biota Lain di Perairan Umum
sumber daya ikan (SDI) dalam bidang penangkapan TCT. (4,18%), Jasa Sarana Produksi Perikanan Darat (3,66%),
Rencana pengelolaan dimaksud akan memuat status dan Perdagangan Besar Dalam Negeri Hasil Perikanan
perikanan dan rencana strategis pengelolaan perikanan (3,47%).
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor dimaksud turun sebesar 3,08% qtq dan 5,28% yoy.
Perikanan sebesar Rp3,84 triliun, yang terdiri dari Porsi penyaluran KUR KMK dan KI terbesar berasal dari
KMK sebesar Rp3,19 triliun, KI sebesar Rp649 miliar subsektor Budidaya Biota Air Tawar Lain dengan KMK
dan KK sebesar Rp180 Juta. Total penyaluran KUR senilai Rp1,14 triliun dan KI senilai Rp219 miliar.
Grafik II - 33 | Penyaluran KUR Sektor Perikanan
Rp miliar
4.500
4.000
3.500
3.000
2.500
2.000
1.500
1.000
500
0
4,00%
3,50%
3,00% NPL 1,75%
2,50%
2,00%
1,50%
1,00%
0,50%
0,00%
Tingkat penyaluran kredit perbankan pada sektor Batubara, Penggalian Gambut, dan Gasifikasi Batubara,
Pertambangan dan Penggalian pada triwulan IV-2021 yaitu masing-masing sebesar Rp23,96 triliun dan
mencapai Rp210,73 triliun atau tumbuh 3,46% (qtq) Rp23,99 triliun. Sementara pertumbuhan kredit KMK
atau tumbuh 17,37% (yoy). Porsi penyaluran KMK dan dan KI secara yoy ditopang subsektor Pengusahaan
KI terbesar berasal dari subsektor Pertambangan Tenaga Panas Bumi.
250
200
150
100
50
Secara total kredit, porsi terbesar penyumbang kredit Selanjutnya diikuti oleh sub sektor Pertambangan Bijih
di sektor Pertambangan dan Penggalian berasal dari Tembaga (Rp29,23 triliun) serta Perdagangan Besar
sub sektor Pertambangan Batubara, Penggalian Bahan Bakar Gas, Cair, dan Padat, Serta Produk Sejenis
Gambut, dan Gasifikasi Batubara (Rp47,95 triliun). (Rp25,71 triliun).
Grafik II - 36 | 10 Sub Sektor Penerima Kredit Terbesar Sektor Pertambangan dan Penggalian
Kredit (Rp triliun) %NPL
60 25%
47,95 20,31%
50 20%
40
29,23 15%
30 25,71
7,83% 17,68 15,73 10%
20 12,62 8,59
10,16 3,14% 5%
10 3,47% 1,34% 1,51% 6,82 5,95
1,39% 0,19%
0,00% 0,00%
0 0%
Pertambangan Pertambangan Perdagangan Pertambangan Perdagangan Jasa Pertambangan Pertambangan Perdagangan Perdagangan
Batubara, Bijih Tembaga Besar Bahan Minyak dan Gas Besar Logam Pertambangan Bijih Nikel Emas Eceran Ekspor Batu
Penggalian Bakar Gas, Bumi dan Bijih Minyak dan Bahan Bakar Bara
Gambut, dan Cair, dan Logam Gas Bumi dan Minyak
Gasifikasi Padat, serta Pelumas
Batubara Produk Sejenis
Secara nominal, penyumbang NPL terbesar pada Sementara sub sektor dengan NPL tertinggi berasal
sektor Pertambangan dan Penggalian berasal dari sub dari Pembuatan Briket Batubara (66,00%). Selanjutnya
sektor Pembuatan Briket Batubara (Rp3,05 triliun/ diikuti Pertambangan dan Penggalian Lain (45,67%) dan
proporsi 29,06%). Selanjutnya diikuti sub sektor Perdagangan Ekspor Batu Bara (20,31%).
Perdagangan Besar Bahan Bakar Gas, Cair, dan Padat,
Serta Produk Sejenis (Rp2,01 triliun/proporsi 19,21%),
serta sub sektor Pertambangan dan Penggalian Lain
(Rp1,82 triliun/proporsi 17,32%).
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke Bakar dan Minyak Pelumas masing-masing sebesar
sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar Rp1,42 Rp 718,82 miliar dan Rp179,48 miliar. Sementara,
triliun. Penyaluran KUR ke sektor Pertambangan dan pertumbuhan KUR secara yoy ditopang subsektor
Penggalian tumbuh sebesar 3,71% (qtq) atau 95,18% Perdagangan Eceran Bahan Bakar dan Minyak Pelumas
(yoy). Porsi terbesar penyumbang KUR KMK dan KI untuk KMK dan subsektor Ekstraksi Garam untuk KI.
berasal dari subsektor Perdagangan Eceran Bahan
2,5%
2,0%
1,0%
0,5%
0,0%
F. Jasa Kontruksi
Per triwulan IV-2021, total penyaluran kredit Perbankan (Rp49,16 triliun) untuk KMK dan Bangunan Jalan Tol
ke sektor Konstruksi sebesar Rp380,38 triliun atau (Rp110,50 triliun) untuk KI. Sementara pertumbuhan
turun -1,00% (qtq) dan tumbuh 3,91% (yoy) dengan kredit secara yoy ditopang subsektor Bangunan Jalan
porsi terbesar penyumbang kredit di sektor konstruksi Tol sebesar Rp11,16 triliun atau 8,37%.
yaitu berasal dari subsektor Konstruksi Gedung Lain
Secara total kredit (KMK dan KI), porsi terbesar (Rp16,85 triliun), Konstruksi Perumahan Menengah,
penyumbang kredit di sektor konstruksi berasal dari Besar, Mewah (Tipe Diatas 70) (Rp 14,23 triliun),
sub sektor Bangunan Jalan Tol (Rp144,48 triliun). Bangunan Jalan Raya (Rp13,19 triliun), Bangunan Jalan
Selanjutnya diikuti oleh subsektor Konstruksi Gedung Jembatan dan Landasan (Rp13,01 triliun), Konstruksi
Lain (Rp58,73 triliun), Bangunan Sipil Lain (Rp33,75 Gedung Perkantoran (Rp12,44 triliun) dan Konstruksi
triliun), Konstruksi Khusus (Rp 20,86 triliun), Konstruksi Bangunan Elektrikal dan Komunikasi Lain (Rp10,06
Perumahan Sederhana-Bank Tabungan Negara triliun).
10,00%
8,00%
6,00%
4,00%
2,00%
0,00%
Penyumbang NPL terbesar pada sektor konstruksi Sementara sub sektor dengan tingkat NPL tertinggi
berasal dari sub sektor Konstruksi Gedung Lain (NPL berasal dari Konstruksi Perumahan Sederhana-
Rp2,84 triliun/proporsi 20,66%). Selanjutnya diikuti Bank Tabungan Negara (16,15%). Selanjutnya diikuti
sub sektor Konstruksi Perumahan Sederhana-Bank Konstruksi Perumahan Sederhana-Lainnya Tipe 22
Tabungan Negara (Rp2,72 triliun/ proporsi 19,78%) dan s.d. 70 (15,05%) dan Penyelesaian Konstruksi Gedung
Bangunan Sipil Lain (Rp20,08 triliun/proporsi 15,13%). (12,48%).
Pada triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor secara yoy. Porsi penyaluran KUR KMK terbesar berasal
Konstruksi sebesar Rp506,83 miliar, yang terdiri dari dari sub sektor Konstruksi Gedung Lain yaitu Rp93,62
KMK sebesar Rp461,54 miliar dan KI sebesar Rp45,28 miliar dan penyaluran KUR KI terbesar berasal dari sub
miliar. Total penyaluran KUR dimaksud menurun sektor Konstruksi Perumahan Sederhana-Lainnya Tipe
sebesar 6,03% qtq namun meningkat sebesar 3,87% s.d. 21 yaitu Rp13,81 miliar.
Rp miliar
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
0,00
50,00%
NPL 3,99%
12,50%
3,10%
0,80%
0,20%
Per triwulan IV-2021, total penyaluran kredit Perbankan di sektor kesehatan dan sosial yaitu berasal dari
ke sektor kesehatan dan sosial sebesar Rp28,51 triliun subsektor Jasa Kesehatan Manusia-Rumah sakit
atau menurun 1,76% (qtq) namun tetap meningkat Rp5,12 triliun untuk KMK dan Rp14,45 triliun untuk KI.
0,89% (yoy). Porsi terbesar penyumbang kredit
Secara total kredit (KMK dan KI), porsi terbesar berasal dari sub sektor Jasa Kesehatan Manusia-
penyumbang kredit di sektor kesehatan dan sosial Rumah Sakit (Rp19,57 triliun).
2,00%
1,00%
0,50%
0,00%
Sementara sub sektor dengan NPL tertinggi berasal Pengobatan (1,27%) dan Jasa Kesehatan Manusia -
dari Jasa Kegiatan Sosial (1,28%). Selanjutnya diikuti Profesi Dokter (0,80%).
Jasa Kesehatan Manusia – Tempat Perawatan atau
Per triwulan IV-2021, total penyaluran KUR ke sektor penyumbang KUR di sektor kesehatan dan sosial yaitu
kesehatan dan sosial sebesar Rp897 miliar atau berasal dari sub sektor Jasa Kesehatan Manusia-
meningkat 5,71% (qtq) dan 55,21% (yoy). Porsi terbesar Poliklinik atau Rumah Bersalin untuk KMK dan KI.
NPL KUR di sektor kesehatan dan sosial tercatat stabil dari triwulan III-2021) dan KI berada di level 0,33 %
untuk KMK berada di level 0,37% (menurun 0,05% (menurun 0,24% dari triwulan III-2021).
Grafik II - 52 | NPL KUR Sektor Kesehatan dan Sosial
NPL KMK NPL KI
1.000,00
900,00
800,00
700,00
600,00
500,00
400,00
300,00
200,00
100,00
0,00
Grafik II - 53 | Aplikasi Sistem Perizinan dan Registrasi Setelah implementasi digital signature pada modul
Terintegrasi (SPRINT)
perizinan Wakil Manajer Investasi (WMI) dan Wakil
Jumlah Izin yang Masuk dan Diproses oleh SPRINT Agen Penjual Efek Reksa Dana (WAPERD), pada
Jumlah Fitur Perizinan pada SPRINT triwulan IV-2021, OJK mengembangkan implementasi
63.920 67.297 penerapan digital signature untuk modul izin Wakil
Perantara Pedagang Efek – Pemasaran (WPPE-P) dan
47.420
44.680
46.927 Wakil Perantara Pedagang Efek – Pemasaran Terbatas
37.672 (WPPE-PT) pada sub izin Perpanjangan Izin. OJK juga
407
398
akan terus mendorong simplifikasi proses bisnis, salah
257 262 262
175 satunya dengan menerapkan digital signature pada
berbagai proses perizinan antara lain pada modul izin
2019 2020 2021 2021 2021 2021
Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Wakil Perantara Pedagang Efek, Produk Investasi,
serta Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal.
Dengan semakin luasnya pemanfaatan digital signature
diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan
efisiensi proses perizinan melalui aplikasi SPRINT yang
manfaatnya dapat dirasakan baik bagi internal maupun
57.146 9.431 720 eksternal OJK.
Jumlah Izin Lembaga Jumlah Izin Produk Jumlah Izin
& Perorangan Penawaran Umum
B. Sistem Informasi Pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan Terintegrasi (SIPUTRI)
Grafik II - 54 | Perizinan Melalui SPRINT
SIPUTRI merupakan salah satu terobosan OJK yang
dikembangkan dalam upaya untuk menindaklanjuti
Izin Lembaga
& Perseorangan arahan terkait dengan Reformasi Bisnis Proses
Internal, yang menargetkan percepatan proses bisnis
Perbankan 149 Biro Administrasi Efek 12 perizinan termasuk proses Penilaian Kemampuan
APERD 107 Penasihat Investasi 30
dan Kepatutan (PKK) dari 30 hari kerja menjadi 14
Asuransi 155 Penjamin Emisi Efek 75
Manajer Investasi 115 Wali Amanat 10 hari kerja. Pada perjalanannya, aplikasi SIPUTRI
Kantor Akuntan Publik 435 Perusahaan Pemeringkat Efek 5 dikembangkan melalui beberapa tahapan dan
Konsultan Hukum 541 PPE EBUS 116 sebagaimana diatur dalam PDK Nomor 4/PDK.01/2020
Notaris 381
tentang Permintaan Informasi Terkait Pelaku di
WAPERD 22.962 Ahli Syariah Pasar Modal 139 Lembaga Jasa Keuangan Secara Elektronik, aplikasi
WPPE 12.254 Penilai 334 SIPUTRI tidak hanya digunakan untuk keperluan PKK
WPEE 1.496 WPPE-P 10.728
namun juga digunakan untuk permintaan informasi
WMI 4.474 WPPE-PT 180
Akuntan Publik 2.448
terkait Pelaku di LJK secara elektronik dalam rangka
mendukung fungsi pelaporan, perizinan, pengawasan,
dan pemenuhan kebutuhan informasi pihak lain sesuai
Izin
dengan peraturan perundang-undangan. SIPUTRI
e-Registration menjadi aplikasi satu pintu bagi pengawas OJK untuk
mempercepat proses information shopping oleh
IPO, Obligasi, Sukuk 720
pengawas OJK.
56% 44% 82
Data Umum/ Data Khusus/ Lainnya
143
Publik Rahasia IKNB
880
75 Perbankan
Pasar
Modal
2.5.4 Layanan Informasi Keuangan OJK telah menerbitkan Arah Pengembangan SLIK 2021
- 2025 sebagai suatu acuan bagi seluruh pemangku
Salah satu tujuan SLIK adalah memberikan penyediaan kepentingan sehingga upaya dan inisiatif dalam
informasi debitur. Cakupan informasi debitur terdiri pengembangan SLIK ke depan dapat dilakukan dalam
dari informasi mengenai data pokok debitur, fasilitas keselarasan. Arah Pengembangan SLIK 2021 – 2025
penyediaan dana (plafon, baki debet, kualitas kredit, memiliki fokus pada empat pilar, yaitu: (1) Perluasan
tunggakan, denda pinjaman, dan sebagainya), agunan, jenis dan penambahan sumber data; (2) Peningkatan
serta penjamin kredit/pembiayaan. Di samping itu, kualitas layanan; (3) Pengembangan teknologi; serta
SLIK juga menyediakan informasi mengenai rincian (4) Penguatan regulasi dan tata kelola. Selain itu,
pengurus dan pemilik khususnya untuk debitur badan upaya untuk mewujudkan Arah Pengembangan SLIK
usaha. 2021-2025 didukung oleh organisasi dan sumber
daya manusia serta sinergi dan kolaborasi seluruh
kepentingan untuk menuju pencapaiannya.
Perluasan Jenis Data Peningkatan Kualitas Pengembangan Teknologi Penguatan Regulasi dan
dan Penambahan Layanan Tata Kelola
Sumber Data Meningkatkan data management
Internal • Memperkuat validasi sistem Memperkuat regulasi yang
Memperluas jenis data • Menyediakan data analisis • Melakukan otomasi data quality management mendukung tata kelola dan
kredit dan data lainnya SLIK melalui Big Data • Mengakselerasi pengkinian data pengembangan SLIK
Analytic (BDA) dan Artificial
• Perluasan Data Debitur Meningkatkan kapasitas teknologi informasi
Intelligence (AI) Mempersiapkan regulasi
• Perluasa Data Kredit
• Menyediakan credit scoring • Mendukung arah pengembangan layanan SLIK pendukung di masing-
• Perluasan Data Agunan
• Perluasan Data Lainnya
• Mengembangkan apliaksi SLIK untuk masing sektor
Eksternal penyediaan dana mikro, ultramikro, dan
• Meningkatkan kualitas sederhana Menyelaraskan regulasi
Menambah jenis pelapor
layanan SLIK kepada • Mengembangkan infrastruktur pengolahan mengenai SLIK, LPIP, dan
• Perasuransian data dari LPIP perundang-undangan (PDP
masyarakat
• Perusahaan Penjaminan dan P2SK)
• Menyediakan layanan
• Peer-to-Peer Lending (P2P) Meningkatkan Confidentiality, Integrity, and
informasi debitur host-to-
• Security Crowdfunding (SCF) Availability (CIA) Meningkatkan edukasi
host kepada Pelapor
• Pelapor Lainnya sesuai • Mengembangkan Early Warning System (EWS) mengenai SLIK kepada
• Meningkatkan kualitas
Kebutuhan/Kesiapan • Menyediakan Disaster Recovery Center (DRC) stakeholders
layanan helpdesk
3.559.443
3.732.761
10.570.445
6.000.000
10.870.988
8.213.123
3.000.000
328.394
327.663
303.118
36.920
77.100
57.881
9.060
9.562
9.129
50
70
16
0
Okt 2021 Nov 2021 Des 2021
6.419
7.606
2.000
2.729 dengan situasi yang mulai kembali kondusif dan dengan
2.191
2.6 Edukasi dan Perlindungan Konsumen Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jasa
Keuangan (LAPS SJK)
2.6.1 Diseminasi Peraturan dan Kebijakan 3. Implementasi Aplikasi Portal Perlindungan
Perlindungan Konsumen Konsumen (APPK)
4. Implementasi LAPS SJK
Untuk memperluas diseminasi informasi mengenai
peraturan dan kebijakan perlindungan konsumen, Sebagai upaya pengembangan pengaturan terkait
OJK pada triwulan IV-2021 melaksanakan Webinar edukasi dan perlindungan konsumen di sektor jasa
Sosialisasi Peraturan dan Kebijakan Perlindungan keuangan, pada triwulan IV-2021 OJK melakukan
Konsumen bagi Pelaku Usaha Jasa Keuangan antara sejumlah kuliah umum, antara lain:
lain Webinar ketentuan EPK pada Pelaku Usaha Jasa
Keuangan (PUJK) di wilayah Provinsi Lampung pada No. Waktu Universitas Materi
tanggal 11 Oktober 2021, Sosialisasi atap muka terbatas
a. Pengenalan OJK dan
pada PUJK di Palangkaraya pada tanggal 10 November Bidang EPK
2021 dan Sosialisasi tatap muka terbatas pada PUJK di 1
11 November Universitas b. Layanan Konsumen
2021 Palangkaraya c. Lembaga Alternatif
Jambi pada tanggal 22 November 2021. Adapun materi Penyelesaian Sengketa
yang disampaikan mencakup: Sektor Jasa Keuangan
1. POJK Nomor 31/POJK.07/2020 tentang
a. Pengenalan OJK dan
Penyelenggaraan Layanan Konsumen dan Bidang EPK
Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan oleh OJK 23 November Universitas b. Layanan Konsumen
2
2021 Jambi c. Lembaga Alternatif
2. POJK Nomor 61/POJK.07/2020 tentang Lembaga Penyelesaian Sengketa
Sektor Jasa Keuangan
Sampai dengan periode triwulan IV-2021, TPAKD telah Beberapa capaian dan output dari program TPAKD
terbentuk di seluruh provinsi di Indonesia. Sesuai selama triwulan IV-2021, yaitu sebagai berikut:
Surat Keputusan (SK) Kepala Daerah, telah dibentuk
sebanyak 329 TPAKD yang terdiri dari 34 TPAKD tingkat 1. Implementasi Kredit/Pembiayaan Melawan
provinsi dan 295 TPAKD tingkat kabupaten/kota. Dari Rentenir (K/PMR)
jumlah tersebut, sebanyak 292 di antaranya telah Dalam rangka mendukung upaya pemberantasan
melakukan pengukuhan yang terdiri dari 34 TPAKD rentenir di daerah, program K/PMR semakin
tingkat provinsi dan 258 TPAKD tingkat kabupaten/ digalakkan. 35 KR/KOJK telah mengimplementasikan
kota. Angka ini diharapkan akan terus bertambah program K/PMR dengan rincian sebagai berikut:
dengan diterbitkannya Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri (SE Mendagri) No. 900/7105/SJ tanggal 15 Tabel II - 26 | Realisasi program K/PMR berdasarkan
Desember 2021 tentang Pembentukan Tim Percepatan Generic Model
Akses Keuangan Daerah.
Perkembangan Penyaluran K/PMR
GM 1 GM 2 GM 3
No. Kredit/Pembiayaan Kredit/Pembiayaan Kredit/Pembiayaan Proses Cepat
Proses Cepat Berbiaya Rendah dan Berbiaya Rendah
TPAKD Provinsi Nusa Tenggara Barat – TPAKD Provinsi Jambi – Kredit Mikro Tuntas 21/
5. TPAKD Kota Surakarta – Kredit Melati
Kredit Mawar Emas Kredit Mantap 24
TPAKD Provinsi Kalimantan Tengah – TPAKD Kabupaten Brebes* – Kredit Berkah Mikro
8. TPAKD Kabupaten Sigi – Kredit Melati
Kredit UMKM BERKAH Sejahtera
9. TPAKD Kabupaten Tegal – Kredit Berkah TPAKD Kota Pontianak - KURMA TPAKD Kabupaten Way Kanan – Program TAKBIR
TPAKD Kabupaten Brebes* – Kredit TPAKD Kota Bandar Lampung – Program TPAKD Kabupaten Rembang – Kredit Mikro
12.
Berkah Mikro Sejahtera Ekonomi Kerakyatan (EKOR) Bangkit
TPAKD Kabupaten Pekalongan – Kredit TPAKD Provinsi DKI Jakarta* - Kredit KSBB dan
14. TPAKD Kota Kediri – Kredit Kurnia
Nongol BWM PKP
TPAKD Kabupaten Pemalang – Kredit TPAKD Provinsi Riau – Kredit Riau Melawan
15. TPAKD Provinsi Jawa Barat – Kredit Mesra
Amanah Rentenir
TPAKD Provinsi NTT* - Kredit Super TPAKD Tapanuli Utara – Program KUR TPAKD Kabupaten Konawe Selatan – Kredit Desa
19.
Mikro Klaster Jagung Hebat
TPAKD Kabupaten Flores Timur – KUM TPAKD Provinsi Sulawesi Tenggara – Kredit
20.
Mandiri Gerbang Emas
TPAKD Kabupaten Banyuwangi – Kredit TPAKD Kabupaten Maluku Tengah – Kredit Usha
24.
OSING Mikro (KUM) Kreatif
Dalam rangka mendukung penguatan sektor Sebagai tindak lanjut dari implementasi Roadmap
prioritas pemerintah salah satunya sektor pertanian, TPAKD 2021-2025, terdapat salah satu quick
OJK telah menerbitkan Generic Model Skema K/ wins yaitu penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
PSP untuk sektor pertanian yang fokus pada sub TPAKD. Setelah menyelesaikan dokumen
sektor pertanian tanaman pangan dan sub sektor Juknis Pembentukan TPAKD dan Penyusunan
peternakan. Untuk meningkatkan awareness Program Kerja TPAKD, pada triwulan IV-2021 OJK
terkait mekanisme pada Generic Model dimaksud menyelesaikan penyusunan Juknis Monitoring
serta mempersiapkan implementasinya, OJK dan Evaluasi sebagai panduan bagi TPAKD. Juknis
telah melakukan sosialisasi serta knowledge Monitoring dan Evaluasi TPAKD telah diselesaikan
sharing dengan mengundang seluruh TPAKD dan pada akhir Desember 2021 dan menjadi pedoman
pihak terkait lainnya. Selanjutnya, pengembangan bagi para pemangku kepentingan terkait di daerah
terhadap K/PSP akan terus dilaksanakan untuk sebagai alat untuk mengukur kinerja dari program
mempersiapkan implementasi pada periode yang kerja yang telah terlaksana. Mekanisme Monitoring
akan datang. Program Kerja terdiri dari:
a. Memastikan pemenuhan penyampaian laporan
3. Sistem Informasi TPAKD (SiTPAKD) dan Website rencana dan realisasi program kerja serta laporan
TPAKD tahunan TPAKD;
b. Melaksanakan kunjungan lapangan;
c. Melakukan pendampingan secara rutin pada
setiap program kerja; dan
d. Melakukan pemantauan terhadap output program
kerja
Rakornas TPAKD tahun 2021 diikuti oleh ±1.500 peserta yang terdiri dari Dewan Komisioner OJK, Pimpinan
Kementerian/Lembaga (atau yang mewakili), dan pejabat Kementerian/Lembaga terkait. Pada Rakornas
tersebut disampaikan perkembangan jumlah pembentukan TPAKD, berbagai program yang dilaksanakan
oleh TPAKD, kaleidoskop TPAKD, serta dilaporkan juga beberapa dokumen yang telah diterbitkan dalam
rangka mendukung operasionalisasi dan implementasi program TPAKD.
Pembentukan TPAKD merupakan langkah nyata memberikan akses keuangan seluas-luasnya kepada
masyarakat dalam rangka mengoptimalkan potensi unggulan daerah serta keselarasan dengan rencana
kerja pemerintah daerah. Untuk mendukung akselerasi pembentukan TPAKD, telah diterbitkan Surat
Edaran Menteri Dalam Negeri (SE Mendagri) No.
900/7105/SJ tanggal 15 Desember 2021 tentang
Pembentukan Tim Percepatan Akses Keuangan
Daerah. SE dimaksud berisikan langkah percepatan
akses keuangan di daerah bagi daerah yang belum
membentuk maupun yang telah membentuk
TPAKD, yaitu:
1. Pemerintah daerah agar:
a. Menjadikan program TPAKD yang mendukung
pertumbuhan perekonomian guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan UMKM lebih baik (economic and social betterment)
antara lain melalui penyediaan akses keuangan dalam bentuk produk keuangan antara lain kredit,
tabungan, asuransi, penjaminan, subsidi bunga, dan investasi secara mudah, murah, dan aman;
b. Menjadikan TPAKD sebagai bagian dari penilaian kinerja pemerintah daerah sesuai peraturan
perundang-undangan;
c. Menganggarkan kegiatan yang diarahkan untuk mendorong pembentukan dan pelaksanaan kerja
TPAKD sesuai peraturan perundang-undangan;
d. Mendorong pelaksanaan transaksi non-tunai dan kerja sama antar BUMD, BUMD dengan badan usaha
lainnya, Pemerintah Daerah, dan Lembaga lain di daerahnya; dan
e. Mendorong sinergitas pelaku usaha, masyarakat dan pemangku kebijakan dalam optimalisasi
perekonomian di daerah.
2. Bagi pemerintah daerah yang telah membentuk TPAKD agar:
a. Segera mengevaluasi dan memperluas program dan/atau membuat program-program percepatan
lainnya yang inovatif dan implementatif;
b. Mendorong TPAKD terus berkoordinasi dengan OJK dan BI untuk pengembangan dan inovasi
program;
c. Berkoordinasi dengan TPAKD Provinsi (khusus TPAKD kabupaten/kota); dan
d. Membuat program percepatan akses keuangan daerah selain yang sudah ada antara lain dengan
mengadopsi program yang telah ada.
3. Bagi pemerintah daerah yang belum membentuk TPAKD agar:
a. Segera mengambil langkah strategis, berkoordinasi dengan OJK dan BI untuk membentuk TPAKD
Selanjutnya, dilakukan penyerahan TPAKD Awards tahun 2021 oleh Ketua Dewan Komisioner OJK kepada
12 TPAKD. Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk apresiasi kepada TPAKD yang telah mengakselerasi
peningkatan akses keuangan di daerah, serta guna mendorong seluruh TPAKD agar berkompetisi dalam
menyusun dan melaksanakan program kerja TPAKD sebaik-baiknya, dengan rincian sebagai berikut:
Keberadaan TPAKD sangat penting guna mendukung berbagai program pemerintah antara lain dalam
mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional. Melalui TPAKD, OJK mendorong adanya inovasi pembiayaan
sektor usaha masyarakat di daerah seperti pinjaman melawan rentenir ataupun pengembangan KUR
klaster lainnya. Ke depannya, OJK dan TPAKD akan terus mengembangkan program digitalisasi bagi
UMKM mulai dari pembiayaan, pembinaan, promosi, dan penjualan untuk semakin mempercepat
kemajuan UMKM.
Melalui Rakornas TPAKD 2021, seluruh stakeholders diharapkan dapat bersinergi dengan lebih optimal
dalam implementasi program percepatan akses keuangan di daerah, khususnya di masa pandemi. Lebih
jauh, arahan strategis dan berbagai substansi yang akan disajikan dalam kegiatan Rakornas TPAKD 2021
diharapkan menjadi momentum untuk kembali menggerakkan roda perekonomian melalui ketersediaan
dan pemanfaatan akses keuangan formal di daerah.
64
rekening tabungan segmen anak/pelajar (termasuk Rekening
SimPel/SimPel iB) atau sebesar 71,21% dari total 64,6 Nominal Rp33.926.867
juta pelajar pada tahun 2021 dengan total nominal
sebesar Rp30,2 triliun. Dalam implementasinya, SiMuda RumahKu
43.666
program KEJAR dapat menggunakan produk SimPel/ Rekening
SimPel iB atau produk tabungan segmentasi pelajar/ Nominal Rp100.689.920.393
anak yang dimiliki oleh bank.
SiMuda EmasKu
Untuk mendukung pengembangan program KEJAR
telah dilakukan beberapa kegiatan antara lain:
1. Finalisasi kajian “Digitalisasi Tabungan Anak Usia
17 Rekening
Nominal Rp44.752.548
Dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan mendorong minat masyarakat dalam menggunakan produk
dan/atau layanan keuangan serta mendukung pelaksanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN),
OJK bersama dengan Kementerian/Lembaga terkait dan LJK menyelenggarakan “Bulan Inklusi Keuangan
(BIK)” mulai dari tanggal 1 s.d. 31 Oktober 2021. Tema BIK tahun ini adalah “Inklusi Keuangan untuk Semua,
Bangkitkan Ekonomi Bangsa”.
Tujuan dari penyelenggaraan kegiatan Bulan Inklusi Keuangan adalah sebagai berikut:
1. Membuka akses keuangan kepada berbagai lapisan masyarakat;
2. Mengkampanyekan budaya menabung di berbagai sektor industri jasa keuangan;
3. Meningkatkan pemahaman dan awareness masyarakat terhadap produk dan/atau layanan jasa
keuangan;
4. Mendorong pembukaan rekening serta penggunaan produk dan/atau layanan jasa keuangan; dan
5. Memublikasikan dan mengoptimalkan program-program inklusi keuangan antara lain: SimPel/SimPel
iB, KEJAR, Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai), Layanan
Keuangan Digital (LKD), Asuransi Mikro, Reksa Dana Mikro, dan Kredit Ultra Mikro.
Pelaksanaan BIK 2021 terdiri dari berbagai kegiatan, di antaranya program promo berinsentif, pembukaan
rekening, penyaluran kredit/pembiayaan, edukasi keuangan termasuk kegiatan iB Vaganza, business
matching, pengukuhan TPAKD, publikasi program literasi dan inklusi keuangan secara masif, dan
pelaksanaan pameran jasa keuangan virtual yaitu Financial Expo (FinExpo) BIK 2021.
Selama penyelenggaraan BIK 2021, telah diselenggarakan sebanyak 2.183 kegiatan dengan total peserta
sebanyak 1.348.488 dan jumlah publikasi program literasi dan inklusi keuangan yaitu sebanyak 2.983.
Dapat disampaikan pula, untuk pelaksanaan BIK 2021 oleh KR/KOJK di daerah, terdapat sebanyak 212
GM 1 GM 2
Kredit/Pembiayaan Kredit/Pembiayaan
Proses Cepat Berbiaya Rendah
Industri Capaian
2.008.165 rekening
Perbankan
Penyaluran kredit 168.370 debitur
Sebagai rangkaian kegiatan dari BIK 2021, diselenggarakan FinExpo yang diinisiasi oleh Lembaga Jasa
Keuangan dalam bentuk pameran produk/jasa keuangan secara virtual pada tanggal 18 Oktober s.d. 2
November 2021 yang dapat diakses masyarakat melalui website dan mobile phone pada alamat www.
finexpo-bik2021.id. Kegiatan pembukaan FinExpo BIK 2021 dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2021,
melalui media zoom dan live streaming youtube dalam bentuk talkshow, podcast, dan kuis interaktif.
Tercatat sebanyak 286 peserta booth dari LJK, Kementerian/Lembaga serta penyedia e-commerce yang
mengikuti kegiatan FinExpo BIK 2021 dengan total jumlah pengunjung sebanyak 90.353 visitors. Dari
website FinExpo BIK 2021, terdapat berbagai informasi antara lain terkait dengan promo dan produk dan/
atau layanan jasa keuangan serta jadwal kegiatan edukasi keuangan. Kegiatan FinExpo dalam rangka
BIK 2021 ini selain memberi insentif dan hadiah, juga mendorong para Lembaga Jasa Keuangan untuk
memberikan fasilitas kredit atau pembiayaan bagi masyarakat serta pelaku usaha kecil dan mikro di masa
FinExpo BIK 2021.
2.6.3 Literasi dan Edukasi Keuangan Sedangkan, tingkat pemahaman atas setiap kegiatan
Edukasi Keuangan Konvensional dievaluasi dengan
A. Kegiatan Edukasi Keuangan Komunitas hasil pre-post test.
Sepanjang triwulan IV-2021, telah terealisasi program Adapun rincian kegiatan dimaksud kepada beberapa
literasi dan edukasi keuangan OJK sebanyak 100 komunitas di antaranya sebagai berikut:
kegiatan yang menjangkau 1.377.693 orang peserta/ 1. Pada 26 Oktober 2021 telah dilaksanakan kegiatan
pendengar. Adapun bentuk kegiatan berupa edukasi Webinar Edukasi Keuangan Hybrid bagi Mahasiswa
keuangan bagi komunitas/edukasi keuangan masif baik di Kabupaten Ende yang dihadiri oleh 462 peserta
secara konvensional dan syariah, Training of Trainers, secara online dan 76 peserta secara offline.
dan talkshow radio. Kegiatan literasi dan edukasi 2. Pada 27 Oktober 2021 telah dilaksanakan kegiatan
keuangan menyasar kepada beberapa komunitas Webinar Edukasi Keuangan Hybrid bagi Aparatur
diantaranya perempuan atau ibu rumah tangga, UMKM, Sipil Negara (ASN) dan Karyawan di Kabupaten Ende
pelajar/mahasiswa, petani dan nelayan, karyawan, yang dihadiri oleh 104 peserta secara online dan 80
milenial serta masyarakat umum lainnya. peserta secara offline.
3. Pada 28 Oktober 2021 telah dilaksanakan Kegiatan
Materi yang diajarkan antara lain mengenai pengenalan Edukasi Keuangan bagi Nelayan di Kabupaten Ende
OJK serta peran dalam pemulihan ekonomi nasional, yang dihadiri oleh 75 peserta.
waspada investasi dan pinjaman online ilegal, 4. Pada 25 November 2021 telah dilaksanakan Kegiatan
perencanaan keuangan selama masa pandemi Webinar Edukasi Keuangan Hybrid Bagi Perempuan
COVID-19, serta produk/layanan jasa keuangan yang dan Ibu Rumah Tangga di Kota Ternate yang dihadiri
disesuaikan dengan kebutuhan serta kemampuan oleh 200 peserta online melalui zoom dan 132
dari peserta. Diharapkan melalui kegiatan dimaksud, peserta offline.
masyarakat dapat mengetahui dengan benar terkait 5. Pada 30 Oktober 2021 telah dilaksanakan kegiatan
produk dan layanan jasa keuangan berikut dengan Webinar Edukasi Keuangan Hybrid bagi Mahasiswa
fitur, manfaat dan risiko, hak dan kewajiban, biaya/ di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang dihadiri
denda/perpajakan dan cara memperolehnya serta oleh 253 peserta.
dapat merencanakan keuangan pribadi atau usaha
sehingga dapat membuat keputusan finansial yang
tepat selama masa pandemi agar mampu meraih hidup
lebih sejahtera.
OJK terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat
dengan meluncurkan tiga infrastruktur literasi keuangan, yaitu: Learning Management System (LMS)
Edukasi Keuangan, Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025 dan Buku Saku
Literasi Keuangan bagi Calon Pengantin. Peluncuran infrastruktur literasi keuangan telah dilaksanakan
pada tanggal 20 Desember 2021 secara virtual oleh Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan
Perlindungan Konsumen bersama-sama dengan Kementerian Agama, Dewan Nasional Keuangan Inklusif,
dan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh ±688 orang peserta melalui aplikasi Zoom dan 700 views melalui YouTube
yang merupakan perwakilan dari Satuan Kerja OJK maupun KR/KOJK, Kementerian/Lembaga, asosiasi
industri jasa keuangan, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), kelompok kerja literasi keuangan, dan para
akademisi. Berikut penjelasan ketiga infrastruktur literasi keuangan dimaksud:
LMS yang dapat diakses melalui alamat situs: https://lmsku.ojk.go.id terdiri dari 10 modul, yaitu:
OJK dan waspada investasi ilegal, perbankan, pasar modal, perasuransian, pergadaian, perusahaan
pembiayaan, dana pensiun, perencanaan keuangan, financial technology pendanaan bersama, dan
digital financial literacy.
Penyusunan SNLKI tahun 2021-2025 dilakukan dengan memperhatikan hasil Survei Nasional Literasi
dan Inklusi Keuangan (SNLIK) tahun 2019, rekomendasi dari berbagai pihak, kebutuhan untuk
meningkatkan kegiatan literasi keuangan yang berkualitas, studi literatur mengenai perkembangan
konsep, evaluasi kegiatan literasi keuangan yang telah dan sedang berjalan, serta implementasi literasi
keuangan di negara lain.
SNLKI tahun 2021-2025 akan menjadi pedoman yang bersifat nasional bagi OJK, PUJK, serta
pemangku kepentingan lainnya dalam melaksanakan program literasi dan edukasi keuangan sehingga
upaya peningkatan literasi keuangan masyarakat Indonesia dapat dilakukan secara lebih sistematis,
terstruktur dan terkoordinasi.
Pada triwulan IV-2021, OJK melaksanakan kegiatan Dalam rangka kampanye dan pendistribusian informasi
edukasi keuangan melalui program talkshow radio tentang edukasi keuangan dan waspada investasi,
untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas, yaitu OJK menyusun materi Iklan Layanan Masyarakat (ILM)
masyarakat dari berbagai lapisan dan wilayah di melalui bantuan para influencer di media sosial agar
Indonesia. pesan yang disampaikan dapat diterima lebih luas dan
masif oleh masyarakat. Selain itu, kampanye tersebut
Dalam rangka meningkatkan literasi keuangan serta bertujuan untuk lebih memperkenalkan OJK dan
kesadaran masyarakat terhadap bahaya mengenai Sikapiuangmu kepada masyarakat di media sosial.
tawaran pinjol ilegal yang semakin marak, OJK telah
melaksanakan kegiatan edukasi keuangan berupa Pada triwulan IV-2021, OJK bekerja sama dengan 13
kampanye waspada pinjaman online ilegal melalui influencer dengan topik yang dibawakan oleh masing-
talkshow radio serta penyiaran jingle serupa dengan masing influencer sebagai berikut:
rincian sebagai berikut: 1. Waspada Pinjol Ilegal: Nessie Judge (@nessiejudge),
1. Pada 28 Oktober 2021, telah dilaksanakan kegiatan Arafah Rianti (@arafahrianti), Bintang Emon (@
talkshow di Radio Republik Indonesia Ende pada bintangemon), Mak Beti (@arifmuhammaddd_);
segmen “Dialog Interaktif” dengan topik “Bijak 2. Kerahasiaan Data Pribadi: Bang Ijal (@bangijaltv);
Menggunakan Fintech P2P Lending”. Siaran 3. Buku PAUD: Tasya Kamila (@tasyakamila);
Talkshow tersebut menjangkau 3 kabupaten/kota, 4. Jingle Fintech Pendanaan Bersama: Felixian (@
yaitu Labuan Bajo, Maumere, dan Aimere. felixian.id), Bulan Sutena (@bulansutena), Tami Aulia
2. Pada 23 November 2021, telah dilaksanakan Siaran (@tamiauliaofficial), 3 Composers (@3.composers);
talkshow di Radio Republik Indonesia Pro 1 Ternate serta
dengan segmen “Lintas Ternate Pagi” dengan topik 5. Jingle CAMILAN: Nella Kharisma (@nellakharisma),
Pengenalan OJK, Waspada Investasi dan Pinjaman Meli Nuryani (@lida_meli04), Jamila Bintang Pantura
Online Ilegal yang menjangkau 10 wilayah yaitu Kota 5 (@jamila__putri).
Ternate, Kabupaten Halmahera Barat, Kabupaten
Halmahera Tengah, Kabupaten Halmahera Timur, Selama satu bulan dipublikasikan melalui akun
Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Instagram influencer dimaksud, ILM tersebut telah
Halmahera Utara, Kabupaten Kepulauan Sula, menjangkau (reach) 5.490.326 akun dan 3.260.524
Kabupaten Pulau Morotai, Kabupaten Pulau Taliabu, views.
dan Kota Tidore Kepulauan.
E. Edukasi melalui Minisite dan Media Sosial (Medsos)
C. Penempatan Iklan Layanan Masyarakat (ILM) di Sikapiuangmu
Media Publikasi
OJK juga secara berkesinambungan melakukan
Dalam rangka meningkatkan awareness masyarakat edukasi keuangan melalui media digital, yaitu
terkait financial technology (fintech) pendanaan minisite dan media sosial untuk melengkapi kegiatan
bersama, OJK melakukan penempatan video ILM edukasi keuangan yang dilakukan secara tatap muka.
jingle fintech pendanaan bersama dan jingle CAMILAN Pada triwulan IV-2021 sejumlah empat artikel telah
(Camera, Microphone, Location) pada media publikasi menjangkau 48.975 pengunjung media digital untuk
yaitu televisi nasional, media digital, dan videotron konten artikel sebagai berikut:
dengan rincian sebagai berikut: 1. Oktober: “Investasi Kekinian, Mudah, Menguntungkan
1. Penempatan ILM di televisi RCTI pada program acara dan Bermanfaat” (4.653 pengunjung);
“Ikatan Cinta” pada 1 s.d. 21 November 2021 dengan 2. November: “Mendapat Tawaran Produk Asuransi?
capaian penonton sebanyak 218.476.286 orang; Jangan Langsung Tergiur, Yuk Pastikan Sobat
2. Penempatan ILM pada lima titik videotron di Tanah Memahami Informasi Produk Asuransi dengan Jelas”
Abang, Senayan, Fatmawati, Semanggi, Harmoni (6.130 pengunjung);
mulai dari 25 Oktober s.d. 24 November 2021 3. Desember: “Kenali Isu Penting dalam Kegiatan OJK-
dengan capaian total kendaraan melintas sebanyak OECD Conference on Financial Inclusion, Financial
11.300.000 orang; serta Consumer Protection and Financial Literacy in Asia
3. Penempatan ILM pada digital ads media sosial, yaitu and the Pacific 2021” (3.561 pengunjung).
Facebook, Tiktok, Youtube, Instagram pada 10 s.d.
16 Desember 2021 dengan total capaian 10.788.218 Selain konten artikel, OJK juga memuat konten
impressions. berisikan materi ringan untuk meningkatkan
engagement antara lain berisikan trivia terkait
keuangan, news update, video, mini kuis dan lain-lain.
Pada 2-3 Desember 2021, OJK bersama Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)
telah menyelenggarakan kegiatan OJK-OECD Conference on Financial Inclusion, Financial Consumer
Protection and Financial Literacy in Asia and the Pacific 2021 secara hybrid. Adapun, tema pada hari
pertama sesi pertama yaitu “Developments in Financial Consumer Protection Policies and Approaches:
Strategic Review of the G20/OECD High-Level Principles on Financial Consumer Protection” dan pada
sesi kedua “Digital Financial Literacy in Supporting Financial Resilience During and After the Pandemic”.
Sedangkan, pada hari kedua sesi ketiga temanya yaitu “A Financial Consumer Perspective on COVID-19
Measures” dan sesi keempat “Strengthening Digital Financial Inclusion in The context of The Pandemic
for Individuals and MSMEs”. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian seminar yang menghadirkan para
narasumber ahli di bidangnya dari dalam dan luar negeri yang merupakan bagian dari persiapan Indonesia
di Presidensi G20 tahun 2022.
OJK senantiasa berkomitmen dalam memperkuat pengembangan literasi keuangan digital untuk semakin
meningkatkan perlindungan konsumen, keamanan investor dan transaksi keuangan digital yang efisien.
Upaya-upaya peningkatan literasi keuangan digital sangat diperlukan antara lain agar masyarakat tidak
lagi terjebak dalam penawaran pinjaman online ilegal dan dapat memanfaatkan fintech lending atau
platform keuangan digital lain yang terdaftar di OJK ataupun regulator lain.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh para pembicara dari 12 negara dan diikuti oleh
2.403 orang peserta pada hari pertama dan 1.440 orang peserta pada hari kedua dari berbagai negara.
Para peserta yang hadir dalam seminar ini merupakan delegasi dan para ahli OECD International Network
on Financial Education (INFE), anggota dari G20/OECD Task Force on Financial Consumer Protection,
perwakilan dari Global Partnership on Financial Inclusion (GPFI), anggota International Financial Consumer
Protection Organisation (FinCoNet), serta perwakilan dari OJK, Kementerian Keuangan RI, World Bank,
pejabat pemerintahan, organisasi internasional, akademisi, sektor swasta dan LSM. Dalam seminar
tersebut, OECD memaparkan tentang beberapa fokus riset yang telah dilakukan untuk melihat dampak
dari disrupsi akibat pandemi terhadap industri jasa keuangan, perlindungan konsumen, serta literasi
keuangan. OECD juga melaporkan beberapa perkembangan dari digitalisasi yang sedang berkembang
pesat dan kebijakan yang diimplementasikan di berbagai negara dalam menghadapi pandemi.
berikut: 32
1. Digital Financial Literacy; 935 101 0,04%
1.23% 0,13%
2. SimPel dan SiMuda; Total Layanan 75.776
3. Fintech Pendanaan Bersama;
4. Asuransi;
5. Securities Crowd Funding;
6. Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen; serta Grafik II - 61 | Layanan Informasi Triwulan IV-2021
7. Sistem Online Trading Syariah. Perbankan IKNB - Asuransi
IKNB - Lembaga Pembiayaan IKNB - Dana Pensiun
2.6.4 Perlindungan Konsumen IKNB - Fintech Pasar Modal
(Lain-lain) IKNB - Lainnya
A. Sistem Layanan Konsumen Terintegrasi
533 453
10,43% 8,87%
OJK memiliki Layanan Konsumen Sektor Jasa 389
7,62%
Keuangan Terintegrasi yang tersedia di 35 KR/KOJK
737
dan telah memperoleh sertifikasi ISO 9001:2015 2.932 14,43%
pada layanan konsumen di Kantor Pusat. OJK juga 57,40%
melengkapi kanal layanan melalui WhatsApp yang
5
diberi nama Robot Penjawab Kontak OJK (Rojak). 0,10%
1
0,02%
Pada triwulan IV - 2021, Layanan Konsumen OJK
58
menerima 84.310 layanan yang terdiri dari 5.108 1,14%
layananan penerimaan informasi (laporan), 75.776 Total Layanan 5.108
layanan pemberian informasi (pertanyaan) dan 3.426
layanan pengaduan.
Grafik II - 62 | Layanan Pengaduan Triwulan IV-2021
Grafik II - 59 | Penerimaan Layanan Triwulan IV-2021 Perbankan IKNB - Asuransi
IKNB - Lembaga Pembiayaan IKNB - Dana Pensiun
Pertanyaan Informasi Pengaduan
IKNB - Lainnya Pasar Modal
(Lain-lain)
772
22,53%
5.108 749
247 21,86%
6,06% 7,21%
75.776 12
89,88% 3.426 0,35%
4,06% 33
1.591 0,96%
46,44% 22
0,64%
Sumber: OJK
pertanyaan yang masuk, dan sektor perbankan pada Pemberian Pinjaman Dana 150
layanan pengaduan yakni sebesar 46,44% dari seluruh Penerima Pinjaman Dana 22.770
layanan pengaduan yang masuk.
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000
Gadai Emas 8
Produk/Layanan Tidak Sesuai 69
Pinjaman Mikro 11
Permintaan Tindak Lanjut 80
Kartu Kredit 16
Perilaku Debt Collector 15
Kredit Konsumsi 26 Permintaan Informasi Debitur 24
Kredit Kendaraan Bermotor 1.358 Restrukturisasi Kredit/Pembiayaan 25
Pembiayaan Konsumen 7.330 0 10 20 30
Surel 20.827
Grafik II - 74 | Jenis Permasalahan Terbanyak
Telepon 13.489
pada Industri Fintech
WhatApp 42.502
Penipuan 1.809
Surat 1.802
Keberatan biaya tambahan/denda 1.898
Web 4.732
Restrukturisasi Pinjaman 2.666
Walk in 12
Legalitas LJK dan Produk 4.396
Lainnya 10
Perilaku Debt Collector 8.454
0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 45.000
0 2.000 6.000 10.000
Sumber: OJK
Pada Triwulan IV-2021, permasalahan yang paling OJK juga membuka layanan konsumen melalui
banyak ditanyakan oleh konsumen pada masing-masing WhatsApp yang dijawab oleh bot yang diberi nama
sektor yaitu : permintaan informasi debitur (SLIK) pada Rojak. Selama Triwulan IV-2021, Rojak telah menjawab
sektor perbankan, perijinan profesi dan jasa penunjang layanan WhatsApp dari sebanyak 168.182 konsumen.
pada sektor pasar modal, kesulitan klaim pada industri
perasuransian, permintaan informasi debitur pada Tabel II - 28 | Penerimaan Layanan OJK Triwulan IV-2021
indusutri lembaga pembiayaan, permasalahan perilaku
debt collector pada fintech, dan permasalahan
Penginput Total Layanan Porsi
restrukturisasi kredit atau pembiayaan pada IKNB-
lainnya. Kantor Pusat 83.074 98,53%
Pengaduan 3.320 55 51
Sumber: OJK
Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa Sektor Jenis Layanan dan/Produk yang Menjadi
No. Jumlah
Sengketa
Jasa Keuangan (LAPS SJK) merupakan lembaga
penyelesaian sengketa yang menangani seluruh 1 Penerima Pinjaman Dana 84
Sengketa sektor jasa keuangan, baik konvensional 2 Pembiayaan Konsumen 69
maupun syariah. Pembentukan Lembaga tersebut
3 Kartu Kredit 39
diharapkan akan menghasilkan standar kualitas layanan
yang sama bagi seluruh Konsumen dan memudahkan 4 Kredit Pemilikan Rumah/Apartemen 30
Konsumen dalam menyelesaikan Sengketa, termasuk
5 Kredit Kendaraan Bermotor 26
atas Sengketa yang muncul dari pemanfaatan produk
dan layanan keuangan yang melibatkan lebih dari satu 6 Tabungan 25
sektor jasa keuangan. 7 Kredit Konsumsi 25
Penanganan Sengketa Mediasi Arbitrase Tabel II - 31 | 5 Jenis Sengketa Paling Banyak Diajukan
untuk Penyelesaian
Permohonan Triwulan IV-2021
Jenis Sengketa Jumlah Persentase
Melalui APPK 436 -
No. Alasan Penolakan Jumlah 8 Penolakan PUJK dalam menerima calon konsumen 3
1 Berindikasi tindak pidana 140 Pengaduan berulang yang sebelumnya telah ditolak
9 2
oleh LAPS SJK
Belum diselesaikan melalui proses internal despute
2 125 10 Pengaduan tidak terkonfirmasi 1
resolution
Pengaduan kebijakan atau standar industri yang Bersifat masal/masif yang tidak dapat diselesaikan
11 -
3 diterapkan oleh semua PUJK pada sektor yang 82 secara parsial
bersangkutan
Total 464
4 Berindikasi pelanggaran market conduct 57
5
Menyangkut pihak ketiga lain di luar sektor jasa
39 Saat ini kegiatan operasional LAPS SJK berpusat di
keuangan
Wisma Mulia 2, Lantai 16 Ruang Arjuna. Adapun untuk
6
Sedang diperiksa atau sudah diputus oleh instansi
9 memfasilitasi korespondensi dengan pihak luar, LAPS
berwenang lainnya
SJK dapat dihubungi melalui nomor telepon 021-
29600292 atau email lapssjk@ojk.go.id.
Terdapat dugaan miss selling produk unit link dan konsumen meminta pengembalian premi yang sudah
dibayarkan. Mekanisme pemasaran dan penjualan produk asuransi unit link diduga melanggar ketentuan
yang berlaku serta tidak memperhatikan berbagai pedoman yang telah ditetapkan oleh OJK maupun
asosiasi perasuransian. Salah satu prinsip perlindungan konsumen adalah transparasi. Keterbukaan
informasi menjadi penting, terutama pada produk yang kompleks dan sophisticated seperti asuransi unit
link. Apabila konsumen tidak mendapat penjelasan yang lengkap dan akurat mengenai produk dimaksud,
terdapat potensi pengaduan dan sengketa di kemudian hari karena konsumen merasa dirugikan dan tidak
memperoleh manfaat produk sebagaimana diperjanjikan di awal. Konsumen dan masyarakat kemungkinan
terpapar risiko miss selling dan misleading information pada proses pemasaran produk asuransi unit
link. Masyarakat tergiur untuk menggunakan produk asuransi unit link karena adanya asumsi capaian
perkembangan investasi yang relatif tinggi, yang diberikan kepada masyarakat melalui ilustrasi pada saat
pemberian informasi ataupun melalui ringkasan produk. Apabila tidak ada penegasan bahwa informasi
tersebut hanya asumsi dan/atau ilustrasi, informasi dimaksud terkesan sebagai janji bagi masyarakat yang
hendak menggunakan produk asuransi unit link. Secara umum, asumsi imbal hasil investasi yang selama
ini diberikan oleh perusahaan asuransi juga tidak sesuai dengan real capaian hasil yang diterima, terutama
pada batas terendah hasil investasi. Hal ini kemudian dapat berpotensi menjadi pengaduan atau sengketa
ketika hasil investasi yang dihasilkan tidak sesuai dengan asumsi yang diberikan pada saat penawaran oleh
agen asuransi.
4.
Isi seluruh data atau informasi yang dimintakan pada Apabila terdapat kesulitan atau gangguan pada
lembar formulir. Jangan lupa untuk mengunggah saat pengisian, hubungi Kontak OJK 157!
dokumen pendukung yang diminta.
Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
II-2019 III-2019 IV-2019 I-2020 II-2020 III-2020 IV-2020 I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
Kriteria yang dilanggar sepanjang Triwulan III-2021 2.6.7 Sistem Informasi Pelaporan Edukasi dan
adalah “Tidak Jelas” (92%), “Menyesatkan” (6%), dan Perlindungan Konsumen OJK (SiPEDULI)
“Tidak Akurat” (2%). Jenis pelanggaran yang dianggap
“Tidak Jelas” antara lain: iklan tidak mencantumkan SiPEDULI merupakan Sistem Aplikasi Pelaporan
pernyataan terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Edukasi dan Perlindungan Konsumen yang digunakan
Keuangan, iklan tidak mencantumkan tautan spesifik oleh Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK) dalam
untuk iklan yang membutuhkan penjelasan lebih melaporkan kegiatan yang dilakukan. Terdapat empat
lanjut. Sementara Iklan Menyesatkan adalah iklan yang laporan yang dapat disampaikan yaitu:
menggunakan frasa dan/atau pernyataan yang dapat 1. Laporan kegiatan inklusi keuangan,
menimbulkan persepsi yang berbeda dari maksud dari 2. Laporan kegiatan literasi keuangan,
iklan yang sebenarnya. 3. Laporan self-assessment Edukasi dan Perlindungan
Konsumen, serta
2.6.6 Sosialisasi Perlindungan Konsumen Sektor 4. Laporan pelayanan dan penyelesaian pengaduan.
Jasa Keuangan
Sampai dengan periode triwulan IV-2021, laporan
A. Seminar Perlindungan Konsumen realisasi kegiatan inklusi keuangan tahun 2021 adalah
sebagai berikut:
Pada triwulan IV - 2021, OJK melakukan kegiatan forum 1. Berdasarkan 2.397 PUJK yang menyampaikan
diskusi atau seminar bertemakan ”Virtual Account laporan realisasi kegiatan inklusi keuangan pada
Payment : Manfaat Kemudahannya dan Potensi tahun 2021, sebanyak 1.440 PUJK (60,8%) telah
Risikonya”. Kegiatan tersebut dihadiri langsung oleh menyampaikan laporan realisasi dan 957 PUJK
anggota Working Group (WG) Perlindungan Konsumen (39,2%) belum menyampaikan laporan realisasi
(sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB termasuk keuangan.
Fintech). Pelaksanaan seminar menghadirkan empat 2. Jumlah PUJK yang telah menyampaikan laporan
narasumber dengan materi yang dibahas sebagai self assessment pelaksanaan penilaian penerapan
berikut: perlindungan konsumen melalui SiPEDULI sampai
1. Pemaparan kebijakan perlindungan konsumen oleh dengan 31 Oktober 2021 adalah sebanyak 2.280
Bank Indonesia terkait virtual account PUJK atau 75% dari jumlah PUJK yang diwajibkan
2. Pemaparan materi pengenalan dan risiko terkait menyampaikan laporan. Sektor pasar modal memiliki
virtual account pada sektor perbankan nilai rata-rata tertinggi self assessment (80)
3. Pemaparan materi terkait virtual account dalam diikuti oleh sektor IKNB (69), dan sektor perbankan
perspektif penegakan hukum. (64). Hasil rata-rata penilaian kertas kerja self
4. Pemaparan materi terkait virtual account dan assessment didapatkan urutan perolehan nilai rata-
perlindungan konsumen pada platfrom e-commerce rata tertinggi hingga paling rendah dengan urutan
kertas kerja kerahasiaan data (78), kertas kerja
B. Talkshow Radio perjanjian baku (71), kertas kerja pemasaran (68),
kertas kerja edukasi (59), dan kertas kerja pelayanan
Untuk memperluas pemahaman masyarakat mengenai konsumen (58).
perlindungan konsumen sektor jasa keuangan, OJK
melakukan sosialisasi melalui radio yang berupa talkshow.
Pada triwulan IV-2021 telah dilakukan tiga kegiatan
talkshow radio dengan tema sebagai berikut:
1. “Tips Aman Asuransi Unit-Link” pada bulan Oktober
2. “Kenali Manfaat APPK” pada bulan November
3. “Kilas Balik Pengaduan Konsumen 2021 : Lesson
Learnt” pada bulan Desember.
Satgas Waspada Investasi (SWI) meminta masyarakat untuk mewaspadai penawaran investasi aset kripto
yang saat ini marak agar tidak menjadi korban penawaran pedagang aset kripto yang tidak terdaftar
di Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan sehingga
berpotensi merugikan masyarakat.
Satgas Waspada Investasi telah menghentikan satu entitas yang melakukan perdagangan aset kripto tanpa
izin lima kegiatan usaha yang diduga money game dan tiga kegiatan usaha robot trading tanpa izin.
Salah satu ciri penawaran investasi aset kripto yang patut diwaspadai adalah penawaran dengan iming-
iming keuntungan tetap (fix) karena ditunggangi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab. Sebelum
berinvestasi kripto, masyarakat harus melihat pertama daftar pedagang kripto dan kedua daftar aset
kriptonya di Bappebti sebagai otoritas yang berwenang mengatur dan mengawasi kripto ini sesuai
Peraturan Bappebti Nomor 7 Tahun 2020 tentang Penetapan Daftar Aset Kripto yang Dapat Diperdagangkan
di Pasar Fisik Aset Kripto. Selain itu, penawaran investasi berbasis aplikasi belakangan ini juga marak yang
harus diwaspadai karena pelakunya memanfaatkan ketidakpahaman masyarakat untuk menipu dengan cara
iming-iming pemberian imbal hasil yang sangat tinggi dan tidak wajar, namun terlebih dahulu masyarakat
diminta menempatkan/menyetorkan dananya.
SWI meminta masyarakat agar sebelum melakukan investasi untuk memahami hal-hal sebagai berikut:
1. Memastikan pihak yang menawarkan investasi tersebut memiliki perizinan dari otoritas yang
berwenang sesuai dengan kegiatan usaha yang dijalankan.
2. Memastikan pihak yang menawarkan produk investasi, memiliki izin dalam menawarkan produk
investasi atau tercatat sebagai mitra pemasar.
3. Memastikan jika terdapat pencantuman logo instansi atau lembaga pemerintah dalam media
penawarannya telah dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SWI mendorong penegakan hukum kepada para pelaku pinjaman online ilegal ini dengan terus menerus
melakukan pemblokiran situs dan aplikasi agar masyarakat tidak ada yang mengakses.
Informasi mengenai daftar perusahaan yang tidak memiliki izin dari otoritas berwenang dapat diakses
melalui Investor Alert Portal pada www.sikapiuangmu.ojk.go.id.
Jika menemukan tawaran investasi yang mencurigakan, masyarakat dapat mengkonsultasikan atau
melaporkan kepada Layanan Konsumen OJK 157, email konsumen@ojk.go.id atau waspadainvestasi@ojk.
go.id.
Untuk informasi mengenai aset kripto bisa dilihat di website https://www.bappebti.go.id/. Sedangkan
pengaduannya bisa mengakses ke https://pengaduan.bappebti.go.id.
Peningkatan kepedulian dan pemahaman Penyedia Jasa Keuangan (PJK) dan Masyarakat terhadap
penerapan program Anti Pencucian Uang, Pencegahan Pendanaan Terorisme, dan Pencegahan Pendanaan
Proliferasi Senjata Pemusnah Massal merupakan hal penting untuk mendorong penguatan peran Sektor
Jasa Keuangan dalam Rezim APU PPT Indonesia. Hal tersebut akan berimplikasi pada penguatan
integritas dan stabilitas sistem keuangan di Indonesia dan mendukung keberhasilan Indonesia dalam
Mutual Evaluation Review (MER) oleh Financial Action Task Force on Money Laundering (FATF).
Pada triwulan IV-2021, OJK telah menyusun media kampanye berbentuk video yang yang terdiri dari
video sosialisasi program APU PPT kepada masyarakat dan video sosialisasi penerapan program APU
PPT bagi PJK. Pada video sosialisasi kepada masyarakat dijelaskan bahwa salah satu alasan pelaku
melakukan kejahatan adalah karena mereka bisa menikmati hasil kejahatannya dengan leluasa melalui
pencucian uang, yaitu menyamarkan uang hasil tindak pidana sehingga tampak seperti harta kekayaan
yang sah. Pencucian uang biasanya diawali dengan penempatan hasil kejahatan ke sistem keuangan
lalu dipecah dan dipindahkan ke berbagai instrumen keuangan sehingga samar dan tampak seperti
kekayaan yang sah. Kejahatan terorisme dan proliferasi senjata pemusnah massal juga dapat terjadi
karena adanya pendanaan. Jika dibiarkan, pencucian uang, pendanaan terorisme, dan pendanaan
proliferasi senjata pemusnah massal akan berdampak buruk bagi Indonesia. Masyarakat didorong untuk
berperan aktif dengan cara (1) Hindari aksi titip transaksi keuangan; (2) Jaga identitas pribadi agar tidak
disalahgunakan; (3) Kooperatif mengikuti proses Customer Due Diligence oleh Lembaga Jasa Keuangan;
(4) Menginformasikan PPATK jika mengetahui indikasi pencucian uang, pendanaan terorisme, atau
pendanaan proliferasi senjata pemusnah massal; dan (5) Cek mendalam aktivitas penggalangan dana.
Adapun pada video sosialisasi bagi PJK dijeaskan juga mengenai lima pilar penerapan program APU PPT
di sektor jasa keuangan yaitu (1) Pengawasan Aktif Direksi dan Komisaris; (2) Kebijakan dan Prosedur;
(3) Pengendalian Internal; (4) Sistem Informasi Manajemen; dan (5) SDM dan Pelatihan. Membawa tagline
“AWAS dan PEDULI”, PJK dan masyarakat diharapkan dapat menjadi garda terdepan yang selalu AWAS dan
PEDULI program APU PPT Indonesia untuk bersama mewujudkan Sektor Jasa Keuangan yang bersih.
Selama periode triwulan IV-2021, OJK telah melakukan Beberapa kegiatan FGD juga dilakukan dalam rangka
11 kerja sama dengan rincian sebagai berikut: pembinaan hubungan, menggali saran dan masukan
a. Penandatangan Nota Kesepahaman (NK) dengan dari stakeholders untuk pelaksanaan tugas dan fungsi
Kementerian Agama Republik Indonesia perihal OJK yang lebih baik, yaitu Focus Group Discussion
Penguatan Fungsi, Tugas dan Kewenangan Otoritas (FGD) bersama Mahkamah Agung RI terkait Kepailitan
Jasa Keuangan dan Kementerian Agama Republik dan PKPU dan bersama dengan Perbankan terkait
Indonesia. Pembahasan Isu Strategis Perbankan Terkait
b. Penandatangan NK dengan Universitas Udayana Penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kredit Usaha
perihal Pengembangan Sektor Jasa Keuangan, Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Peningkatan Edukasi Keuangan Serta Perlindungan
Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan. Selain itu, OJK bersama Komisi XI DPR RI telah
c. Penandatangan Pernyataan Bersama dengan melakukan kegiatan penyuluhan secara door to door
Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kementerian kepada masyarakat di berbagai daerah. Hingga akhir
Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia Desember 2021, telah diselenggarakan 296 kegiatan
dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil penyuluhan dengan tema sebagai berikut:
dan Menengah Republik Indonesia perihal a. Kebijakan Stimulus OJK Kepada Masyarakat
Pemberantasan Pinjaman Online Ilegal. Terdampak COVID-19;
d. Penandatangan NK dengan Badan Pusat Statistik b. Edukasi Kebijakan Keuangan terkait Pinjaman Online
perihal Kerja Sama Dalam Bidang Statistik dan Dalam Edukasi Fintech;
Sektor Jasa Keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar seminar internasional dengan tema Unwinding COVID-19 Support
Measures: Global and Regional Perspectives. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Road
to G20 2022 untuk menyambut Presidensi G20 Indonesia tahun 2022 sekaligus memperingati HUT OJK
ke-10. Diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, seminar ini dibuka dengan keynote speeches dari Ketua Dewan
Komisioner OJK, Wakil Menteri Keuangan, Menteri Koordiantor Bidang Perekonomian, serta Gubernur
Bank Indonesia, untuk menyampaikan sikap regulator Indonesia dalam mendukung normalisasi kebijakan
terkait COVID-19 di Indonesia.
Seminar membahas normalisasi kebijakan COVID-19 dari sudut pandang global dan regional. Kebijakan
normalisasi harus dilakukan dengan transisi yang bertahap agar tidak menimbulkan dampak sistemik
terhadap stabilitas sektor keuangan. Selain itu, tidak ada kebijakan yang sifatnya one-size-fits-all,
sehingga tiap negara harus memahami kebutuhan dan kondisi perekonomiannya. Penerapan normalisasi
juga harus bersifat adaptif dan fleksibel serta mempertimbangkan data perubahan perilaku masyarakat.
Seminar ini diharapkan dapat memperkaya diskusi dalam merumuskan strategi pelonggaran kebijakan
COVID-19 dari perspektif domestik, regional, dan global. OJK bersama dengan pemerintah dan lembaga
terkait lainnya menyatakan komitmen untuk meningkatkan koordinasi guna mengawal proses pemulihan
ekonomi nasional dan menjaga stabilitas sistem keuangan Indonesia.
Event
Perbankan syariah memiliki ketahanan modal yang Likuiditas perbankan syariah juga memadai, yang
terjaga, ditunjukkan oleh rasio CAR BUS Desember ditunjukkan oleh rasio FDR yang terjaga pada kisaran
2021 sebesar 25,71 %. Fungsi intermediasi perbankan 80-90%. Risiko kredit perbankan syariah terjaga di
syariah mengalami pertumbuhan. Hal ini ditunjukkan bawah threshold 5% pada triwulan IV-2021 (Mei 2021)
oleh pertumbuhan pembiayaan yang disalurkan (PYD) dengan rasio NPF Gross sebesar 2,61%.
dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing sebesar
1,38% (qtq) dan 6,61% (qtq), sehingga pertumbuhan
aset perbankan syariah pada Desember 2021 sebesar
7,36% (qtq).
Pembiayaan (Rp triliun) 394,63 405,26 413,31 419,00 24,37 6,18 8,06 1,99 5,69 1,38
Jumlah NPF (Rp triliun) 11,84 12,46 12,30 10,61 -1,24 -10,46 -0,16 -1,28 -1,70 -13,81
Jumlah Bank
- BPRS 163 163 165 164 1,00 0,61 2,00 1,23 -1,00 -0,61
Jumlah Kantor 2.426 2.448 2.441 2.479 53,00 2,18 -7,00 -0,29 38,00 1,56
NPF Gross (%) 3,08 3,16 3,06 2,61 -0,48 -0,10 -0,46
NPF Net (%) 1,70 1,55 1,34 0,94 -0,76 -0,21 -0,41
BUS
Total Aset BUS (Rp triliun) 397,07 411,46 418,77 441,79 44,72 11,26 7,31 1,78 23,02 5,50
DPK (Rp triliun) 322,85 337,90 341,34 365,42 42,57 13,19 3,44 1,02 24,09 7,06
Pembiayaan (Rp triliun) 246,53 253,33 256,87 256,22 9,69 3,93 3,54 1,40 -0,65 -0,25
Jumlah NPF (Rp triliun) 7,71 8,23 8,19 6,62 -1,09 -14,12 -0,04 -0,49 -1,57 -19,13
NPF Gross (%) 3,13 3,25 3,19 2,59 -0,54 -0,06 -0,60
Jumlah Kantor 2.034 2.042 2.032 2.035 1,00 0,05 -10,00 -0,49 3,00 0,15
UUS
Total Aset UUS (Rp triliun) 196,88 204,74 211,57 234,95 38,07 19,34 6,84 3,34 23,37 11,05
DPK (Rp triliun) 143,12 153,18 151,79 160,11 16,98 11,87 -1,39 -0,91 8,32 5,48
Pembiayaan (Rp triliun) 137,41 140,76 145,10 150,80 13,39 9,74 4,34 3,08 5,69 3,92
Jumlah NPF (Rp triliun) 4,13 4,23 4,11 3,98 -0,15 -3,63 -0,12 -2,80 -0,13 -3,22
NPF Gross (%) 3,01 3,01 2,84 2,64 -0,37 -0,17 -0,19
ROA (%) 1,81 2,24 2,17 2,22 0,40 -0,07 0,05
BOPO (%) 78,96 70,78 72,09 71,24 -7,72 1,31 -0,85
FDR (%) 96,01 91,89 95,59 94,19 -1,82 3,70 -1,41
Jumlah Kantor 392 406 409 444 52,00 13,27 3,00 0,74 35,00 8,56
BPRS
Total Aset BUS (Rp triliun) 14,95 15,35 15,87 17,06 2,11 14,11 0,52 3,39 1,19 7,51
DPK (Rp triliun) 9,82 10,29 10,71 11,59 1,77 18,05 0,41 4,02 0,88 8,25
Pembiayaan (Rp triliun) 10,68 11,16 11,34 11,98 1,30 12,19 0,17 1,57 0,65 5,71
Jumlah NPF (Rp triliun) 0,77 0,92 0,91 0,91 0,14 18,18 -0,01 -1,09 0,00 0,00
CAR (%) 28,60 23,02 23,86 23,79 -4,81 0,84 -0,07
NPF Gross (%) 7,24 8,37 7,94 6,95 -0,29 -0,43 -0,99
ROA (%) 2,01 1,79 1,84 1,73 -0,28 0,05 -0,11
BOPO (%) 87,62 88,88 87,81 87,63 0,01 -1,07 -0,18
FDR (%) 108,78 106,17 106,20 103,38 -5,40 0,03 -2,82
Jumlah Kantor 627 636 670 670 43,00 6,86 34,00 5,35 0,00 0,00
Sumber: OJK, diolah
Keterangan: Statistik Perbankan Syariah (SPS) sementara, Des 2021
Aset perbankan syariah menunjukkan pertumbuhan Dana pihak ketiga (DPK) merupakan sumber dana
yang positif jika dibandingkan triwulan yang sama tahun utama bagi perbankan syariah dengan kontribusi
sebelumnya. Pertumbuhan aset perbankan syariah sebesar 86,78% dari total sumber dana perbankan
meningkat (7,36%, qtq), dengan pangsa aset mencapai syariah (selain modal), diikuti oleh komponen rupa-rupa
6,74% terhadap perbankan nasional, mengalami liabilitas sebesar 8,95%, surat berharga yang diterbitkan
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,02% dan liabilitas kepada bank lain sebesar
sebesar 6,52%. BUS mengalami pertumbuhan aset yang 1,27% sebagaimana tercatat dalam neraca keuangan
meningkat sebesar 5,50% (qtq) dan UUS tumbuh 11,50% perbankan syariah posisi Desember 2021 (triwulan IV-
(qtq). Dari total aset perbankan syariah, BUS, UUS, dan 2021).
BPRS masing-masing memiliki porsi sebesar 65,38%,
33,86%, dan 2,52%. Sumber dana perbankan syariah pada triwulan IV-2021
tumbuh sebesar 6,61% (qtq) meningkat dibandingkan
Grafik III - 1 | Tren Aset Perbankan Syariah triwulan sebelumnya yang tumbuh 0,49% (qtq).
Pertumbuhan DPK sangat dipengaruhi oleh Deposito
Aset (Rp T) yoy (RHS) qtq (RHS)
yang komposisinya merupakan mayoritas dibandingkan
720
15,80% 17% instrumen DPK lainnya. Deposito memiliki porsi
700 13,11% 13,94% 15% sebesar 52,25%, diikuti Tabungan yang memiliki porsi
12,80% 12,22%
680 13% sebesar 33,78%, dan sisanya merupakan instrumen
660 11% Giro yang memiliki porsi sebesar 13,95%.
9%
640
7,36% 7% Grafik III - 2 | Komposisi Sumber Dana Perbankan
5,74%
620
5%
Syariah (Selain Modal)
600 4,33
3% Dana Pihak Ketiga 86,78%
2,32% Rupa-rupa Liabilitas 8,95%
580 1%
-0,59% Surat Berharga yang Diterbitkan 2,02%
560 -1% Liabilitas kepada Bank Lain 1,27%
Modal Kerja 119.750 119.042 117.969 27,96% 0,33% 1,70% -0,90% 4,13% -0,26% -1,49%
Investasi 88.624 88.783 91.789 21,76% 2,06% 0,38% 3,39% 0,16% 2,24% 3,57%
Konsumsi 186.252 205.489 212.103 50,28% 4,37% 2,87% 3,22% 15,20% 15,15% 13,88%
Total 394.626 413.314 421.862 100,00% 2,59% 1,99% 2,07% 8,07% 7,45% 6,90%
Penyaluran pembiayaan BUS dan UUS berdasarkan pertumbuhan pada triwulan IV 2021 dengan tumbuh
sektor ekonomi pada sektor lapangan usaha 0,51% (yoy) dan 0,62% (qtq) apabila dibandingkan
(produktif) mengalami peningkatan pertumbuhan dengan triwulan sebelumnya.
dengan berkontribusi sebesar 49,56% mencatatkan
Lapangan Usaha 202.092 201.870 203.121 49,56% 1,14% 1,44% 0,62% 2,29% 1,03% 0,51%
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 15.275 15.985 16.034 3,91% -2,45% 3,56% 0,30% 11,36% 2,08% 4,97%
Perikanan 1.896 1.919 2.111 0,51% 3,22% 1,87% 10,02% 45,13% 4,42% 11,30%
Pertambangan dan Penggalian 5.583 5.182 5.213 1,27% -8,91% -4,69% 0,60% 9,77% -15,45% -6,63%
Industri Pengolahan 28.723 26.578 26.124 6,37% 4,54% -2,55% -1,71% 8,44% -3,26% -9,05%
Listrik, Gas dan Air 11.581 11.038 12.150 2,96% -2,05% -2,49% 10,07% -17,60% -6,64% 4,91%
Konstruksi 37.986 37.153 36.741 8,96% 8,88% 2,60% -1,11% 21,88% 6,49% -3,28%
Perdagangan Besar dan Eceran 39.936 43.842 45.340 11,06% 2,22% 7,21% 3,42% 8,66% 12,22% 13,53%
Penyediaan Akomodasi dan
4.092 4.636 4.338 1,06% -3,08% -1,03% -6,43% -1,73% -8,34% -11,51%
Penyediaan Makan Minum
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.662 6.783 6.540 1,60% -6,59% 8,89% -3,58% -22,10% 11,89% 15,51%
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya,
3.628 3.646 4.852 1,18% -0,17% -2,44% 33,06% -39,90% 0,34% 33,75%
Hiburan dan Perorangan Lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah
635 763 779 0,19% -2,71% 14,74% 2,11% -28,30% 16,91% 22,71%
Tangga
Badan Internasional dan Badan Ekstra
- 0 1 0,00%
Internasional Lainnya
Kegiatan yang Belum Jelas Batasannya 1.206 720 252 0,06% -2,72% -20,37% -65,05% 177,58% -41,92% -79,13%
Bukan Lapangan Usaha (Rumah
174.713 193.359 200.270 48,86% 6,83% 3,01% 3,57% 14,97% 16,27% 14,63%
Tangga)
Untuk Pemilikan Rumah Tinggal 90.453 98.511 100.275 24,46% 3,66% 2,78% 1,79% 11,37% 12,90% 10,86%
Untuk Pemilikan Flat atau Apartemen 3.385 3.928 3.934 0,96% 3,25% 6,92% 0,17% 9,98% 19,79% 16,22%
Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan 3.381 3.826 3.866 0,94% 1,81% -1,07% 1,04% 8,99% 1,68% 0,91%
Untuk Pemilikan Kendaraan Bermotor 7.731 8.571 9.147 2,23% -0,81% 3,72% 6,72% -17,63% 9,96% 18,31%
Untuk Pemilikan Peralatan Rumah
69.312 78.523 83.048 20,26% 7,95% 3,24% 5,76% 26,57% 22,29% 19,82%
Tangga Lainnya (termasuk multiguna)
Bukan Lapangan Usaha Lainnya 7.138 6.748 6.487 1,58% -10,03% -8,49% -3,88% 25,99% -14,94% -9,12%
Total 383.942 401.977 409.878 100% 2,64% 2,00% 1,97% 8,10% 7,47% 6,76%
Sementara itu, sektor Rumah Tangga (non-produktif) Grafik III - 3 | Pembiayaan Perbankan Syariah
berkontribusi sebesar 48,86% pada pembiayaan BUS Berdasarkan Lokasi Bank Penyalur
dan UUS. Sektor Rumah Tangga meningkat sebesar 20,0%
Rp1,76 triliun (qtq), dengan pertumbuhan sebesar 14,63% Provinsi Lainnya
(yoy) dan 3,57% (qtq). Pertumbuhan ini dikontribusikan 3,00% 40,00%
oleh pembiayaan untuk Pemilikan Peralatan Rumah NTB DKI Jakarta
Tangga Lainnya (termasuk multiguna) yang meningkat 3,00%
Banten
Rp4,52 triliun (qtq) atau tumbuh sebesar 5,76% (qtq).
3,00%
Kontributor terbesar berikutnya adalah pembiayaan
Sumatera Utara
untuk Pemilikan Rumah Tinggal yang meningkat Rp1,76
triliun (qtq) atau tumbuh sebesar 1,79% (qtq). 7,57%
Nanggroe Aceh
Darussalam
Kualitas pembiayaan perbankan syariah cukup terjaga 11,00%
yang ditunjukkan oleh rasio NPF Gross BUS dan 5,00% 7,00% Jawa Barat
UUS pada triwulan IV-2021 di bawah threshold 5%, Jawa Tengah Jawa Timur
yaitu sebesar 2,61%. Secara spasial, sebagian besar
Sumber: OJK, diolah
pembiayaan masih terpusat di wilayah Jawa sebesar Keterangan: Statistik Perbankan Syariah (SPS) sementara, Des 2021
67,10%, khususnya DKI Jakarta (39,58%), Jawa Barat
(10,91%), Jawa Timur (7,34%), dan Jawa Tengah (4,95%).
Sementara provinsi di luar Pulau Jawa yang masuk 5
besar dalam hal penyaluran pembiayaan perbankan
syariah adalah Nangroe Aceh Darussalam dengan
kontribusi sebesar 7,60%.
Peningkatan juga terjadi pada nilai outstanding sukuk Barang Konsumen Non-Primer 17,58%
negara sebesar 0,53%, walaupun dari sisi jumlah Barang Baku 13,33%
terjadi penurunan sebesar 4,17% dibandingkan periode Barang Konsumen Primer 13,33%
sebelumnya. Selanjutnya, untuk sukuk korporasi Properti dan Real Estat 12,53%
melalui penawaran umum, terdapat penurunan jumlah Energi 10,91%
outstanding sebesar 1,05% dan penurunan nilai Infrastruktur 9,09%
outstanding sebesar 6,44% jika dibandingkan dengan Perindustrian 7,47%
periode triwulan III-2021. 4,44%
Kesehatan
Teknologi 4,44%
A. Saham Syariah
Transportasi & Logistik 3,43%
Emiten Tidak Listing 1,41%
OJK telah menerbitkan Daftar Efek Syariah (DES)
Keuangan 1,01%
periode kedua tahun 2021 melalui Keputusan Dewan
1,01%
Komisioner Nomor KEP-62/D.04/2021 tentang Daftar Perusahaan Publik
Efek Syariah pada tanggal 23 November 2021, yang Sumber: Laporan BPSPM OJK
meliputi 484 Efek jenis Saham Emiten dan Perusahaan
Publik serta Efek syariah lainnya. DES periode kedua Dari sisi kinerja saham syariah, dapat dilihat pada
tahun 2021 berlaku sampai dengan diterbitkannya DES Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic
periode pertama tahun 2022. Index (JII), JII70, dan IDX-MES BUMN 17. Peningkatan
terjadi pada nilai kapitalisasi pasar dan nilai indeks
Dari tanggal penetapan DES kedua sampai dengan saham syariah. Pada akhir Desember 2021, ISSI ditutup
akhir Desember 2021, jumlah saham yang masuk dalam pada level 189,02 atau meningkat sebesar 4,12%
DES sebanyak 495, termasuk penambahan sebanyak (qtq). Sementara itu, kapitalisasi pasar saham yang
11 saham yang diperoleh dari hasil penelaahan DES tergabung dalam ISSI per akhir Desember 2021 sebesar
insidentil bersamaan dengan efektifnya pernyataan Rp3.983,65 triliun, meningkat 10,79% (qtq).
pendaftaran Emiten yang melakukan Penawaran Umum
Perdana saham sebagai berikut: Pada periode yang sama, indeks JII ditutup pada level
562,02 atau mengalami peningkatan sebesar 1,72%
Tabel III - 4 | Penambahan Emiten pada DES (qtq). Kapitalisasi JII ditutup pada Rp2.015,19 triliun
meningkat sebesar 2,59% dibandingkan periode
sebelumnya.
No. Emiten Tanggal Efektif
1. PT Wira Global Solusi Tbk 26 November 2021 Selanjutnya, indeks JII70 pada akhir Desember 2021,
ditutup pada level 195,96 atau meningkat 0,56%
2. PT Cisarua Mountain Dairy Tbk 26 November 2021
dibandingkan pada akhir periode triwulan III-2021.
3. PT RMK Energy Tbk 26 November 2021 Kapitalisasi pasar JII70 per akhir Desember 2021
4. PT Widodo Makmur Perkasa Tbk 26 November 2021 ditutup pada level Rp2.539,12 triliun atau mengalami
5. PT OBM Drilchem Tbk 30 November 2021
peningkatan 0,44% dibandingkan akhir triwulan III-
2021.
6. PT Indo Pureco Pratama Tbk 30 November 2021
B. Sukuk Korporasi
Penerbitan sukuk korporasi melalui mekanisme Jumlah outstanding sukuk korporasi melalui
penawaran umum selama triwulan IV-2021 mengalami mekanisme penawaran umum menjadi sebanyak 189
penurunan dibandingkan periode sebelumnya. Selama seri atau menurun 1,05% (qtq), dengan nilai outstanding
periode triwulan IV-2021 terdapat penerbitan sebanyak sebesar Rp34,77 triliun atau menurun 6,44% (qtq).
tujuh seri sukuk korporasi dengan total nilai penerbitan
sebesar Rp1,04 triliun dan terdapat sembilan seri sukuk
korporasi yang jatuh tempo dengan nilai Rp3,37 triliun
selama periode tersebut.
Sukuk Outstanding
Tahun
Total Nilai (Rp triliun) Total Jumlah
2017 15,74 79
2018 21,30 99
Selama triwulan IV-2021 terdapat 11 Reksa Dana ini meningkat sebesar 1,05% dibandingkan periode
Syariah efektif terbit serta tujuh Reksa Dana Syariah sebelumnya. Sedangkan, dari sisi NAB sebesar Rp44,00
bubar. Reksa Dana Syariah tersebut dibubarkan karena triliun atau meningkat sebesar 6,51% dibandingkan
memiliki NAB kurang dari Rp10 miliar dalam 120 hari dengan periode sebelumnya. Proporsi jumlah dan NAB
bursa secara berturut-turut atau dibubarkan karena Reksa Dana Syariah terhadap total industri reksa dana
kesepakatan MI dan BK. masing-masing mencapai 13,15% dari total 2.198 reksa
dana dan 7,61% dari total NAB reksa dana sebesar
Sampai dengan akhir Desember 2021, total Reksa Rp578,44 triliun.
Dana Syariah yang beredar sebanyak 289. Jumlah
Triwulan I-2021 293 1.931 2.224 13,17 79,44 486,43 565,87 14,04
Triwulan II-2021 292 1.915 2.207 13,23 40,33 495,78 536,11 7,52
Triwulan III-2021 286 1.894 2.180 13,12 41,31 510,45 551,76 7,49
Triwulan IV-2021 289 1.909 2.198 13,15 44,00 534,43 578,44 7,61
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau dapat SBSN yang outstanding sebanyak 69 seri, menurun
disebut sukuk negara adalah surat berharga yang sebesar 4,17% dibandingkan periode sebelumnya.
diterbitkan oleh negara berdasarkan prinsip syariah, Dari sisi nilai, sukuk negara outstanding mengalami
sebagai bukti atas penyertaan terhadap aset SBSN baik peningkatan menjadi sebesar Rp1.157,06 triliun atau
dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Sampai meningkat sebesar 0,53%.
dengan akhir 31 Desember 2021, jumlah keseluruhan
800
mengembangkan dan melaksanakan perdagangan
600 40
online saham berdasarkan prinsip syariah atau
400 SOTS (Sharia Online Trading System) aktif, yaitu PT
20
200 Indo Premier Sekuritas, PT Mirae Asset Sekuritas
56 65 67 68 68 70 72 69 Indonesia, PT BNI Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas,
- 0
2017 2018 2019 2020 Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan PT Panin Sekuritas Tbk, PT Phintraco Sekuritas,
I-2021 II-2021 III-2021 IV-2021
PT FAC Sekuritas Indonesia, PT MNC Sekuritas,
E. Perkembangan Jasa Syariah di Pasar Modal PT Phillip Sekuritas Indonesia, PT Henan Putihrai
Sekuritas, PT RHB Sekuritas Indonesia, PT Samuel
Penerbitan Efek Syariah di Pasar Modal memerlukan Sekuritas Indonesia, PT Maybank Sekuritas
jasa dari para pihak yang mempunyai pengalaman dan Indonesia, dan PT BRI Danareksa Sekuritas.
kompetensi yang cukup dari sisi penerapan Prinsip Syariah 6. Terdapat 9 Wali Amanat yang telah terlibat dalam
di Pasar Modal dalam penerbitan Efek tersebut. Para pihak perwaliamanatan penerbitan Sukuk Korporasi
tersebut antara lain meliputi PEE, MI, BK, dan Wali Amanat. melalui mekanisme penawaran umum yaitu PT Bank
Sampai dengan dengan triwulan IV-2021, para pihak Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Mega Tbk, PT Bank
yang terlibat atau telah mempunyai jasa layanan syariah Permata Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero)
meliputi: Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk, PT
1. Terdapat 60 MI yang telah memiliki Unit Pengelola Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Tabungan Negara
Investasi Syariah (UPIS) dan 1 MI Syariah. (persero) Tbk, PT Bank KB Bukopin Tbk, dan PT Bank
2. PE yang pernah menjadi penjamin emisi dalam Pembangunan Jawa Barat dan Banten Tbk.
penerbitan sukuk korporasi melalui mekanisme 7. Terdapat 113 pihak yang telah memperoleh izin Ahli
penawaran umum berjumlah 29 PEE. Syariah Pasar Modal (ASPM) dari OJK, 112 yang aktif
3. Terdapat 14 Pihak Penerbit DES yaitu PT Principal dan satu nonaktif sementara (Pejabat Negara).
Asset Management, PT Manulife Aset Manajemen
Indonesia, PT BNP Paribas Asset Management, 3.1.3 Perkembangan IKNB Syariah
PT Schroder Investment Management Indonesia,
PT Bahana TCW Investment Management, PT Pada triwulan IV-2021, total aset IKNB Syariah
Mandiri Manajemen Investasi, PT Maybank mengalami peningkatan sebesar 2,59% (qtq), dengan
Asset Management, PT Eastspring Investments total aset sebesar Rp120,88 triliun.
Indonesia, PT Delapan Sembilan Aset Manajemen,
PT Samuel Aset Manajemen, PT Danareksa Pada triwulan IV-2021 ini, aset industri perasuransian
Investment Management, PT Batavia Prosperindo Syariah masih mendominasi keseluruhan total aset
Aset Manajemen, PT Surya Timur Alam Raya Asset IKNB Syariah yaitu mencapai 36,03%.
Management, dan PT FWD Asset Management.
4. Lembaga Jasa Keuangan Syariah Khusus 41,44 42,90 43,42 42,77 44,53
menjadi Rp43,54 triliun sedangkan nilai investasi Sumber: Statistik IKNB Syariah, diolah
mengalami peningkatan 1,49% (qtq) atau meningkat
sebesar Rp0,53 triliun menjadi Rp 35,58 triliun. Secara Rp23,68 triliun, dan klaim bruto mengalami kenaikan
year-on-year, kontribusi bruto pada triwulan IV-2021, sebesar 27,57% (qtq) menjadi Rp20,20 triliun.
mengalami kenaikan sebesar 28,67% (qtq) menjadi
1. Aset
Asuransi Jiwa Syariah 36,32 35,92 34,44 35,32 34,97
Asuransi Umum Syariah 6,01 6,14 6,29 6,39 6,61
Reasuransi Syariah 2,11 2,08 2,09 1,97 1,96
Jumlah 44,44 44,14 42,81 43,68 43,54
2. Investasi
Asuransi Jiwa Syariah 31,68 30,62 29,28 29,21 29,52
Asuransi Umum Syariah 4,11 4,14 4,22 4,26 4,46
Reasuransi Syariah 1,56 1,52 1,55 1,59 1,60
Jumlah 37,34 36,29 35,06 35,05 35,58
3. Kontribusi Bruto
Asuransi Jiwa Syariah 14,85 5,11 10,08 14,83 20,65
Asuransi Umum Syariah 1,62 0,50 1,00 1,36 2,03
Reasuransi Syariah 0,88 0,22 0,47 0,70 1,00
Jumlah 17,34 5,83 11,55 16,89 23,68
4. Klaim Bruto
Asuransi Jiwa Syariah 11,44 4,50 9,02 13,48 18,45
Asuransi Umum Syariah 0,64 0,14 0,29 0,43 0,63
Reasuransi Syariah 0,84 0,24 0,45 0,72 1,10
Jumlah 12,92 4,88 9,75 14,63 20,20
5. Kewajiban
Asuransi Jiwa Syariah 7,32 7,28 6,87 7,54 7,43
Asuransi Umum Syariah 2,39 2,51 2,59 2,74 2,94
Reasuransi Syariah 1,00 1,00 1,15 1,36 1,53
Jumlah 10,71 10,79 10,62 11,64 11,90
Pengelolaan perusahaan perasuransian syariah fledge, satu perusahaan reasuransi syariah full fledge,
dilakukan dalam bentuk full fledged dan unit Syariah. 43 perusahaan asuransi yang memiliki unit Syariah dan
Sampai akhir periode laporan terdapat 60 perusahaan tiga perusahaan reasuransi yang memiliki unit syariah.
yang terdiri dari 13 perusahaan asuransi syariah full
4. Piutang Pembiayaan Berdasarkan Prinsip Syariah - Neto (aset Produktif) 11.610 11.159 11.433 11.984 13.557
5. Penyertaan Modal - - - - -
Sampai dengan triwulan IV-2021, porsi piutang empat perusahaan berbentuk full fledged dan dua
pembiayaan berdasarkan prinsip syariah mayoritas perusahaan berbentuk Unit Usaha Syariah (UUS), dengan
adalah piutang pembiayaan jual beli sebesar 86,12% dari total aset sebesar Rp3,27 triliun mengalami peningkatan
total piutang sebesar Rp13,56 triliun. sebesar 10,57% (qtq) dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya.
2. Perusahaan Modal Ventura Syariah
Sampai akhir triwulan IV-2021, terdapat enam
perusahaan modal ventura syariah, yang terdiri atas
3. Piutang 27,04 - - - -
6. Obligasi Konversi - - - - -
Tabel III - 13 | Perkembangan Aset Lembaga Jasa Keuangan Syariah Khusus dan Lembaga Keuangan Mikro Syariah
(Rp triliun)
3. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Syariah 14,04 13,82 11,78 10,99 9,47
4. Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan (PPSP) Syariah 3,82 2,28 2,66 2,05 2,59
Sampai dengan triwulan IV-2021, outstanding 8/13/PBI/2006 dan POJK Nomor 15/POJK.03/2018
penjaminan atas pembiayaan usaha produktif tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit atau
mencapai 51,36% dan usaha non produktif mencapai Batas Maksimum Penyaluran Dana Bank untuk
48,64% dari total outstanding sebesar 42,80 triliun Mendorong Pertumbuhan Sektor Pariwisata dan
rupiah. Peningkatan Devisa. POJK ini mengatur antara
lain mengenai penyaluran dana kepada individu,
Untuk Perusahaan Pembiayaan Sekunder Perumahan kelompok yang termasuk pihak terkait, kelompok
dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia masing- selain pihak terkait, serta mencakup perhitungan
masing berupa unit usaha syariah. Sementara itu, penyaluran dana, cakupan pihak terkait, kriteria
jumlah Lembaga Keuangan Mikro Syariah adalah kelompok, pengecualian selain pihak terkait, dan
sebanyak 82 lembaga berbentuk full fledged. pelaporan. Bagi UUS, pengaturan tersebut mengacu
ke POJK Batas Maksimum Pemberian Kredit dan
Penyediaan Dana Besar Bagi Bank Umum (POJK
BMPK Bank Umum) dengan memperhatikan definisi
3.2 Pengaturan Sektor Jasa Keuangan Syariah
penyaluran dana sesuai dengan prinsip syariah dan
pengecualian nasabah investor sebagaimana POJK
3.2.1 Pengaturan Perbankan Syariah
BMPD BUS. POJK BMPD BUS diundangkan pada 17
Desember 2021 dan mulai berlaku pada tanggal 1
Selama triwulan IV-2021 OJK menerbitkan beberapa
Januari 2022.
ketentuan yang berlaku baik bagi Bank Syariah, yaitu:
b. SEOJK Nomor 30/SEOJK.03/2021 tentang Rencana
a. POJK Nomor 26/POJK.03/2021 tentang Batas
Bisnis Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (SEOJK RBB
Maksimum Penyaluran Dana dan Penyaluran Dana
BPRS).
Besar Bagi Bank Umum Syariah (POJK BMPD BUS).
Latar belakang diterbitkan SEOJK RBB BPRS adalah
POJK ini merupakan penyempurnaan sekaligus
sebagai ketentuan pelaksanaan dari POJK Nomor
mencabut PBI Nomor 7/3/PBI/2005 tentang
15/POJK.03/2021 tentang Rencana Bisnis Bank
Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum
Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat
sebagaimana telah diubah dengan PBI Nomor
Selama triwulan IV-2021 OJK menerbitkan beberapa Selama triwulan IV-2021, OJK telah menyelesaikan 44
ketentuan yang juga berlaku bagi Pasar Modal Syariah, permohonan izin perbankan syariah sebagai berikut:
yaitu:
Perizinan Selesai
Perizinan
Jenis Kegiatan Proses
Masuk
Disetujui Tidak Disetujui Dikembalikan
PKK PSP 2 2 - - -
Wawancara DPS 4 2 2 - -
Merger BPRS 1 - - - 1
Pendirian UUS - - - - -
Konversi BPRS 8 7 1 - -
Konversi BUS 1 1 - - -
Selama periode tersebut, OJK telah memberikan Sementara itu, terkait perizinan kelembagaan, OJK
persetujuan/penolakan dalam rangka penilaian telah mengeluarkan persetujuan sebagai berikut:
kemampuan dan kepatutan terhadap enam pengurus a. Pencabutan izin usaha atas permintaan sendiri (self-
dan wawancara terhadap dua anggota Dewan liquidation) PT BPRS Ummu yang berkedudukan di
Pengawas Syariah (DPS) Bank Umum Syariah (BUS)/ Kota Malang pada tanggal 29 Oktober 2021; dan
Unit Usaha Syariah (UUS). Dalam kurun waktu tersebut, b. Perubahan kegiatan usaha (konversi) PT BPR Mitra
OJK juga telah menyelesaikan 31 perizinan jaringan Niaga Banggai menjadi PT BPRS Khairan Inti Amanah
kantor BUS dan UUS. yang berlokasi di Kabupaten Banggai, Provinsi
Sulawesi Tengah pada tanggal 25 November 2021.
A. Pengawasan Perasuransian dan Dana Pensiun 4. Penatausahaan Dana Jaminan, Surat Keterangan
Syariah Tingkat Kesehatan Keuangan, dan Penyisihan
Kontribusi
1. Pemeriksaan Tidak Langsung (Off-site Selain kegiatan pengawasan rutin, pada industri
Supervision) perasuransian dilakukan beberapa kegiatan terkait
Pada triwulan IV- 2021, OJK telah melakukan pengawasan antara lain:
kegiatan pengawasan terhadap 65 Perusahaan, a. Penatausahaan Dana Jaminan
yang terdiri dari 30 perusahaan asuransi umum dan Dana Jaminan merupakan bagian dari aset
Reasuransi Syariah, 30 perusahaan asuransi jiwa perusahaan perasuransian syariah yang
syariah, dan lima dana pensiun syariah. Adapun dimaksudkan sebagai jaminan terakhir dalam
rincian kegiatan analisis laporan meliputi rangka melindungi kepentingan para pemegang
Analisis Laporan Dana Jaminan, dan Analisis polis. Dana jaminan dapat diwujudkan dalam
Laporan Keuangan Bulanan. bentuk deposito dan surat berharga yang
diterbitkan oleh Negara Republik Indonesia. Untuk
2. Pemeriksaan Langsung (On-site supervision) deposito, wajib ditempatkan pada Bank Umum
Pada triwulan IV-2021, OJK melakukan pemeriksaan Syariah, sedangkan untuk surat berharga harus
terhadap lima perusahaan asuransi syariah dan satu memiliki sisa jangka waktu sampai dengan jatuh
Dana Pensiun Syariah. OJK juga telah menerbitkan tempo paling singkat satu tahun. Pada triwulan
13 Laporan Hasil Pemeriksaan Langsung (LHPL) IV-2021, OJK telah memproses dua permohonan
atas hasil pemeriksaan tahun 2021. Sampai dengan pencairan/penggantian dana jaminan.
triwulan IV-2021 telah dilakukan pemeriksaan
terhadap 15 perusahaan asuransi, Reasuransi, dan b. Surat Keterangan Tingkat Kesehatan Keuangan
Dana Pensiun Syariah yaitu dua Perusahaan Asuransi Pada triwulan IV-2021, OJK memproses
Jiwa Syariah, sembilan UUS Perusahaan Asuransi permohonan surat keterangan Tingkat Kesehatan
Jiwa, tiga UUS Perusahaan Asuransi Umum dan satu Keuangan Perusahaan Asuransi terhadap dua UUS
UUS Reasuransi dengan jumlah total LHPL yang telah perusahaan asuransi jiwa.
diterbitkan 13 LHPL.
c. Penyisihan Kontribusi
Bentuk lain pengawasan yang dilakukan terhadap Selama periode triwulan IV-2021, OJK memproses
perusahaan perasuransian syariah dan dana pensiun dua surat pengesahan penyisihan kontribusi yang
syariah adalah pemantauan atas tindak lanjut diajukan oleh Perusahaan Asuransi Syariah atau
pemeriksaan langsung yang telah dilakukan. Unit Syariah Perusahaan Asuransi.
LBPPI - - - 1 1 1 Denda -
Pencatatan Perubahan Pihak Utama Perusahaan Persetujuan Produk Baru Perusahaan Perasuransian
1 18
Penjaminan Syariah Syariah
Pencatatan Pengangkatan Pimpinan Unit Syariah Rekomendasi Persetujuan Kerja Sama BUSB pada
1 -
Perusahaan Asuransi Perusahaan Persuransian Syariah
Pencatatan Perubahan Anggota Direksi, dan Komisaris Penolakan Bancassurance pada Perusahaan
5 -
Perusahaan Asuransi Syariah Persuransian Syariah
T
Penetapan 8 Arah
Kebijakan Strategis dan
5 Inisiatif Strategis OJK
OJK Mengajar Nilai Indeks Integritas
Tahun 2022
dalam Rangka OJK meningkat menjadi
HUT 1 Dasawarsa 85,47 berdasarkan
OJK Survei Penilaian
Integritas KPK
Konvensi
Nasional KKNI Soft Launching
Bidang Tresuri Aplikasi
dan Penetapan Governance, Risk,
KKNI Bidang Compliance (GRC)
Manajemen Risiko Terintegrasi
Manajemen
Strategis dan
Tata Kelola 43 Siaran Pers,
Organisasi 580 Konten
Pengangkatan 210 edukasi media
Pegawal Level Staf sosial, serta 82
PCS 5 Liputan OJK TV
IS 3A. Percepatan Digitalisasi SJK Berskala Kecil IS 4. Percepatan Akses Keuangan Dalam
IS 3B. Optimalisasi Ekosistem Digital untuk Rangka Mendukung Pertumbuhan UMKM
LKM dan Literasi Digital untuk dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
Mendukung Pemulihan Ekonomi IS 5. Inisiatif Kebijakan OJK dalam rangka
Nasional dan Pencapaian Target Inklusi Memperkuat Ketahanan dan Daya Saing SJK
IS 6. Pengembangan Keuangan Berkelanjutan
(Sustainable Finance)
Sampai dengan triwulan IV-2021, beberapa quickwins e. Pengembangan dashboard portfolio IKNB di PM.
Inisiatif Strategis telah diselesaikan, di antaranya: f. Rancangan POJK Perlindungan Konsumen SJK.
a. Penyelarasan Roadmap Sektoral dengan MPSJKI dan g. Penyelenggaraan kegiatan pelatihan bersama OJK
pemantauan pencapaian MPSJKI 2021-2025 serta dan APH dalam rangka peningkatan edukasi dan
Roadmap Sektoral. capacity building dalam rangka penegakan hukum di
b. Rekomendasi Pembaruan Organisasi melalui Fine Sektor Jasa Keuangan.
Tuning Organisasi. h. Implementasi SNI ISO 37001:SMAP di OJK dan SJK.
c. Harmonisasi dan penyempurnaan pedoman i. Penyusunan model aplikasi otomasi informasi BPR/
pengawasan terintegrasi terhadap konglomerasi BPRS untuk inklusi keuangan dan standar minimum
keuangan serta penyempurnaan system informasi informasi individual pada website, aplikasi produk,
pendukung pengawasan terintegrasi. dan layanan BPR/BPRS.
d. Penguatan Suptech dan IT Infrastruktur melalui Big j. Pilot project kerja sama LKM dengan IKD/Fintech
Data Analytics (design thinking dengan data SLIK model bisnis Innovative Credit Scoring dalam rangka
dan Dashboard Business Intelligence). Optimalisasi Ekosistem Digital untuk LKM.
B. Reviu Manajemen Risiko Per 31 Desember 2021, implementasi SPK OJK dan
pelaksanaan improvement atas proses bisnis telah
OJK melakukan analisis atas update isu strategis berjalan sesuai rencana. Improvement proses bisnis
yang berpengaruh terhadap OJK maupun industri jasa atas pelaksanaan SPK antara lain melaksanakan proses
keuangan. Analisis tersebut dituangkan salah satunya bisnis lebih cepat dari SLA, menetapkan SLA internal
dalam bentuk Quick Risk Review (QRR) dengan tujuan dalam hal SPO atau ketentuan terkait tidak mengatur
memberikan rekomendasi perbaikan terhadap proses spesifik, dan menyusun mekanisme kontrol untuk
governance, mitigasi risiko, pengendalian kualitas dan mempermudah pemantauan proses bisnis. Berikut
proses bisnis di Satuan Kerja terkait. Analisis dilakukan nilai hasil asesmen compliance dan nilai realisasi atas
dengan pendekatan berbasis risiko. Pada triwulan improvement SPO.
IV-2021 telah diterbitkan QRR dengan tema terkait
bantuan hukum. Tabel IV - 1 | Hasil Asesmen Compliance dan Nilai
Realisasi Improvement SPO
C. Manajemen Kelangsungan Bisnis
Rata-rata Nilai Rata-rata Nilai
Keterangan SPO
Compliance Improvement
Manajemen Kelangsungan Bisnis (MKB) OJK merupakan
rangkaian proses manajemen dalam mengidentifikasi, SPO Pertama 97,15 100
mempersiapkan, dan menangani dampak kondisi tidak SPO Kedua 97,98 100
normal untuk menjaga kelangsungan proses bisnis
kritikal. Dengan adanya kebijakan MKB OJK diharapkan SPO Ketiga 97,90 N/A*
dapat meningkatkan efektifitas penanganan bencana
baik pada fase sebelum, selama, pasca bencana *) Keterangan : improvement dilaksanakan tahun 2022
termasuk proses pemulihannya dan terjaganya
fungsi OJK dengan baik sebagai otoritas sektor jasa B. Reviu Pengendalian Kualitas
keuangan. Pada triwulan IV-2021, pasca ditetapkannya
PDK dan SEDK OJK mengenai Manajemen Reviu Pengendalian Kualitas OJK dilaksanakan
Kelangsungan Bisnis OJK, telah dilakukan penetapan terdiri dari Reviu Kualitas dan Quick Quality Review
proses bisnis kritikal di OJK, penyusunan strategi (QQR). Pada tahun 2021, Reviu Kualitas telah selesai
pemulihan proses bisnis kritikal dan pelaksanaan dilakukan pada triwulan III-2021. QQR adalah reviu
Business Impact Analysis dalam rangka penyusunan yang dilakukan untuk merespon isu-isu terkini di OJK
rencana kelangsungan bisnis atas proses bisnis kritikal. melalui pendekatan pengendalian kualitas. Analisis
dilakukan dengan penilaian kesenjangan prosedur dan
4.2.3 Pengendalian Kualitas bisnis proses serta diskusi dengan satuan kerja (satker)
terkait yang bertujuan memberikan rekomendasi
A. Implementasi Standar Pengendalian Kualitas perbaikan atas proses bisnis. Pada triwulan IV-2021,
QQR yang disusun sebanyak sembilan QQR meliputi
Penerapan Implementasi Standar Pengendalian tema pengawasan, edukasi & perlindungan konsumen,
Kualitas (SPK) tahun 2021 berfokus pada evaluasi Organisasi & SDM, kelogistikan, dan tata kelola.
kualitas pelaksanaan proses bisnis di OJK yang
terdapat di Standar Prosedur Operasional (SPO) 4.2.4 Program Penguatan Integritas
dengan mengadaptasi metode tahapan dari Lean Six
Sigma yaitu DMAIC (Define-Measure-Analyze-Improve- A. Program Pengendalian Gratifikasi
Control). Tujuannya adalah untuk melakukan asesmen
terkait compliance, perumusan serta penerapan Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG) OJK pada triwulan
improvement dari SPO. Implementasi SPK melibatkan IV-2021 telah melakukan pengelolaan terhadap 66
seluruh Satuan Kerja dan evaluasi dilaksanakan atas laporan gratifikasi dari total laporan gratifikasi yang
tiga SPO dari masing-masing Satker secara bertahap. dikelola UPG pada tahun 2021 sebanyak 156 laporan.
Nilai dari gratifikasi yang dilaporkan periode triwulan
Pada triwulan IV-2021, implementasi SPK yang IV-2021 sebesar ±Rp 81 juta. Laporan tersebut
memasuki tahap pengisian Kertas Kerja (Define, didominasi oleh gratifikasi tidak dianggap suap
Measure, Analyze, Improve) untuk SPO ketiga, serta terkait kedinasan yaitu 55 laporan (83%). Sesuai
penyampaian hasil improvement (Control) untuk dengan ketentuan pengendalian gratifikasi di OJK,
SPO pertama dan kedua yang dilakukan analisis. Insan OJK sudah tidak diperbolehkan lagi menerima
Pada pengisian kertas kerja dan penyampaian hasil honorarium, akomodasi, transportasi, fasilitas sejenis,
improvement sebagaimana tersebut di atas, dilakukan dan cinderamata yang tidak berbentuk plakat atau
pendampingan agar pengisian dan penyampaian hasil tidak berlogo instansi. Namun, terdapat situasi di mana
Nilai indeks integritas OJK pada 2021 meningkat 4.3 Rapat Dewan Komisioner
menjadi 85,47 dibandingkan tahun 2020 (84,74). Nilai
tersebut menunjukkan bahwa OJK diidentifikasikan Penyelenggaraan Rapat Dewan Komisioner (RDK)
sebagai K/L yang memiliki risiko korupsi rendah. OJK merupakan perwujudan Pasal 24 Undang-Undang
terus berkomitmen untuk menjaga dan meningkatkan Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan
integritas OJK dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban (OJK). RDK diselenggarakan untuk menetapkan atau
dengan pendekatan zero tolerance terhadap tindak melakukan evaluasi atas kebijakan strategis di OJK
kecurangan yang mungkin terjadi. dan/atau menerima laporan atas kebijakan tertentu
yang wajib diketahui dengan berdasarkan prinsip
Grafik IV - 2 | Indeks Integritas OJK
akuntabilitas, bertanggung jawab, wajar, efektif dan
100 transparan.
87,37
85,47
75
78,84
82,66 84,74 Grafik IV - 3 | Penyelenggaraan RDK dan BS Triwulan
73,87 IV-2021
50
RDK Topik RDK Laporan
25
50
0
2016 2017 2018 2019 2020 2021 35
SEOJK Nomor 30/SEOJK.03/2021 tentang Selain melalui media sosial, OJK juga secara aktif
17. SEOJK
Rencana Bisnis Bank Pembiayaan Rakyat Syariah melakukan diseminasi informasi melalui media
SEOJK Nomor 31/SEOJK.04/2021 Tentang massa dengan membuat tulisan/artikel opini maupun
18. SEOJK Penilaian Kembali Bagi Pihak Utama Manajer melakukan diskusi dan paparan melalui media
Investasi Dan Penasihat Investasi
elektronik terkait edukasi keuangan. Harapannya
SEOJK Nomor 32/SEOJK.03/2021 Tentang kegiatan tersebut dapat meningkatkan pemahaman
19. SEOJK Perubahan Atas SEOJK Nomor 9/SEOJK.03/2019
mengenai manfaat dan risiko produk dan layanan jasa
Tentang Penilaian Kembali Bagi Pihak Utama Bank
keuangan sehingga masyarakat luas dapat menentukan
SEOJK Nomor 33/SEOJK.04/2021 tentang produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan
20. SEOJK Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan
Penilaian Properti di Pasar Modal kebutuhan.
OJK Siapkan Delapan Arah Kebijakan Strategis Tingkatkan Akses Keuangan Masyarakat,
7. OJK Wide
Tahun 2022 33. Wapres Resmikan Bank Wakaf Mikro di IKNB
Lampung
OJK Luncurkan Cetak Biru Transformasi Digital
8. Perbankan
Perbankan National Working Group On Benchmark Reform
Pasar
34. (NWGBR) Luncurkan Panduan Transisi Libor
Sektor Jasa Keuangan Stabil dan Semakin Modal
9. OJK Wide Bagi Pelaku Pasar
Bertumbuh Positif
OJK Terbitkan Peraturan Penyelenggaraan
Kepercayaan Investor Terhadap Ekonomi 35. Produk BPR/BPRS dan Batas Maksimum Perbankan
Pasar
10. Indonesia Menguat Ketua Dewan Komisioner Pembiayaan Bank Umum Syariah
Modal
OJK Hadiri Capital Market Day di London
Akhir Tahun Sektor Jasa Keuangan Stabil
OJK Buka Peluang Investasi UMKM dan 36. OJK Wide
11. IKNB Dengan Kinerja Membaik
Pengembangan Digital Ekonomi
Pasar Modal Indonesia Menguat Dorong
Hadir di Pertemuan COP 26, OJK Tegaskan Pasar
12. OJK Wide 37. Pemulihan Ekonomi Penutupan Perdagangan
Komitmen Dukung Keuangan Berkelanjutan Modal
Bursa Efek Indonesia 2021
Kegiatan Pendukung
4. 37.473.465.970 (1.250.592.904) 36.222.873.066 4.000.000.000 40.222.873.066
Lainnya
Realisasi anggaran OJK hingga triwulan IV-2021 adalah Adapun rincian realisasi anggaran OJK tersebut
sebesar Rp5.901,11 miliar atau 94,88% dari pagu sebagai berikut:
anggaran sebesar Rp6.219,34 miliar.
Selanjutnya, atas saldo anggaran sebesar Rp318,23 sebagai acuan pengembangan Sistem Informasi OJK.
miliar yang berasal dari sisa anggaran yang tidak Adapun implementasi RBSI OJK tahun 2018 – 2022 akan
terserap, sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan roadmap
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan Pasal 37 yang telah disusun. Beberapa program strategis yang
ayat (5) menyebutkan bahwa: “Dalam hal pungutan yang akan dilaksanakan pada 2021 di antaranya:
diterima pada tahun berjalan melebihi kebutuhan OJK a. Implementasi Middleware Tahap III
untuk tahun anggaran berikutnya, kelebihan tersebut Dalam rangka mendukung integrasi sistem informasi
disetorkan ke Kas Negara”. di OJK yang bertujuan agar data sharing antar sistem
informasi di OJK berjalan lebih aman, efektif dan
Menindaklanjuti peraturan perundang-undangan efisien, OJK telah mengimplementasikan Middleware
tersebut, maka sisa anggaran OJK Tahun 2021 sebagai salah satu platform integrasi aplikasi di
seluruhnya akan disetorkan ke Kas Negara setelah OJK. Implementasi Middleware telah dilaksanakan
dikurangi dengan kewajiban perpajakan OJK. sejak 2019. Pada triwulan IV-2021, OJK telah selesai
melakukan implementasi Middleware Tahap III untuk
pertukaran data terkait Naskah Dinas dari Sistem
4.6 Sistem Informasi Pengelolaan Naskah Dinas dan Arsip (SIPENA) OJK
dan Sistem Informasi Pasar Modal (SIPM).
4.6.1 Implementasi Rancang Bangun Sistem
Informasi OJK 2018-2022 b. Implementasi Teknologi Pertukaran Data
Dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi
OJK telah menetapkan Rancang Bangun Sistem dalam pertukaran data/informasi dengan pihak
Informasi (RBSI) OJK tahun 2018 – 2022 melalui eksternal, OJK mengembangkan API/API Gateway
Keputusan Dewan Komisioner Nomor 2/KDK.02/2018 dan Cloud Storage On Premises dan berencana untuk
4.6.3 Aplikasi Core System Lembaga Keuangan Audit Internal, Manajemen Risiko dan
7
Pengendalian Kualitas (ARK)
Mikro (LKM)
Manajemen Strategis 40
OJK berinisiatif untuk membangun core system
berbasis web untuk mendukung standarisasi, Secara keseluruhan, terdapat 86 program kerja
peningkatan efektivitas dan akurasi penyampaian pengembangan sistem informasi yang dilakukan OJK di
laporan oleh Lembaga Keuangan Mikro (LKM). tahun 2021, meliputi 23 program kerja yang merupakan
Penyediaan Core System LKM juga digunakan untuk kelanjutan dari pengembangan sistem informasi tahun
meningkatkan integritas dan validitas data serta 2020, 60 program kerja lain merupakan pekerjaan di
memungkinkan melakukan pertukaran data/informasi tahun 2021, dan tambahan tiga program kerja baru
yang dapat digunakan OJK untuk melakukan analisa yang merupakan program kerja pengembangan sistem
Rencana Bisnis yang disampaikan LKM. Core System informasi mendesak. Sampai dengan akhir triwulan
LKM mulai diimplementasikan pada triwulan III-2021 IV-2021, OJK telah menyelesaikan 63 program kerja
dan sampai dengan akhir triwulan IV-2021, OJK telah pengembangan sistem informasi, di mana 34 program
melakukan kegiatan pelatihan implementasi core kerja diselesaikan pada triwulan IV-2021.
system terhadap 50 LKM. Seluruh LKM tersebut
telah menggunakan core system LKM sebagai sistem Di antara seluruh program kerja yang diselesaikan
aplikasi untuk membantu pelaporan keuangan. Data pada triwulan IV-2021, terdapat beberapa program
yang dihasilkan dari seluruh LKM digunakan OJK kerja strategis yang bertujuan mempercepat
untuk mendukung fungsi pengawasan kepada Industri pencapaian sasaran pada Rencana Jangka Menengah
Keuangan Non Bank (IKNB) yang lebih khusus kepada (Destination Statement) OJK 2017-2022 serta Sasaran
LKM. Strategis pada Peta Strategi OJK Wide 2021, yaitu:
Perbankan Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO) Laporan Penerapan Tata Kelola BPR/BPRS 2021-
2022
Enhancement Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO) Laporan Rencana Bisnis BPR/BPRS
2021-2022 (Tahap I)
Enhancement Lakupandai
Aplikasi Pelaporan Online OJK (APOLO) - Pelaporan Profesi Keuangan 2021-2022 (AP /
KAP)
Sistem Informasi Pengawasan (SIP) Perbankan Modul Penerapan Tata Kelola dan
Manajemen Risiko BPR/BPRS 2021-2022
Pasar Modal APOLO Modul laporan insidentil Lembaga Penunjang Pasar Modal Bank Kustodian
APOLO Modul laporan insidentil Lembaga Penunjang Pasar Modal Biro Administrasi Efek
Pengembangan SIPM Modul Integrasi Data Penetapan Sanksi dan Keberatan Pasar Modal
dengan Sistem Lain di OJK 2021-2022
Pengembangan SIPM Modul Exception Report Emiten atau Perusahaan Publik dan Modul
Emiten atau Perusahaan Publik 2021-2022 (Tahap I)
IKNB APOLO - Laporan Self Assessment Tingkat Kesehatan Asuransi, Dana Pensiun dan
Perusahaan Pembiayaan
Sistem Informasi Pengawasan (SIP) Perbankan Modul Artificial Intelligence based Control for Incompliance
and Irregularities (AICII) dibangun dalam rangka meningkatkan efektivitas dan efisiensi fungsi
pengawasan, pemeriksaan, serta penelitian Perbankan, khususnya terkait data perkreditan BPR. Fungsi
otomasi pada SIP Perbankan modul AICII dapat menghasilkan laporan dan analisa yang komprehensif
sehingga dapat membantu proses pengambilan keputusan, mengoptimalkan analisis kondisi bank serta
dapat menjadi kertas kerja pengawasan, baik secara on-site maupun off-site. Hal ini sejalan dengan
program Inisiatif Strategis 2C, yaitu penguatan SupTech dan IT Infrastructure dalam rangka penajaman
pengawasan SJK terintegrasi berbasis TI.
SIP Perbankan modul AICII telah selesai dikembangkan dan diimplementasikan sejak Desember 2021,
dengan cakupan ruang lingkup: Analisis Kualitas Kredit berdasarkan Kelompok Sandi (7 Laporan), Analisis
Kredit (8 Laporan), Analisis NPL (4 Laporan), Analisis 25 Debitur Besar (1 Laporan) dan Analisis Akurasi
Kualitas Kredit (4 Laporan).
Enterprise Datawarehouse (EDW) Sektor Jasa Keuangan (SJK) Terintegrasi dibangun sebagai sarana yang
dapat mengintegrasikan data dari berbagai sumber untuk menghasilkan data berkualitas yang berbasis
“single source of the truth”. EDW SJK Terintegrasi mendukung proses pengambilan keputusan agar
lebih tepat dan akurat dalam rangka penajaman pengawasan SJK terintegrasi berbasis TI, sebagaimana
tertuang dalam Inisiatif Strategis 2C, yaitu penguatan SupTech dan IT Infrastructure.
Penambahan cakupan industri SJK pada EDW dilakukan secara bertahap dan dinamis dengan
memanfaatkan teknologi penarikan data berbasis metadata (metadata-driven ETL). Dalam rangka
mengintegrasikan data dari berbagai sumber tersebut, EDW juga didukung oleh Master Data Management
(MDM) untuk membentuk standarisasi data referensi.
Pengembangan untuk EDW SJK Terintegrasi untuk industri Asuransi, Dana Pensiun dan Perusahaan
Pembiayaan telah selesai dikembangkan dan diimplementasikan sejak November 2021. Adapun fitur yang
disediakan adalah sebagai berikut:
1. Overview yang menyajikan informasi strategis berupa indikator keuangan bagi pengawas untuk melihat
perkembangan terkini industri yang diawasi.
2. Early Warning System (EWS) yang memberikan gambaran kinerja serta identifikasi potensi terjadinya
risiko di dalam industri yang diawasi sehingga pengawas dapat segera melakukan pemantauan yang
lebih intensif.
3. Fixed Reports menyediakan informasi mendetil terkait industri yang diawasi untuk keperluan analisis
lebih lanjut oleh pengawas.
4. Business Intelligence merupakan fitur yang dapat memberikan keleluasaan bagi pengguna untuk
melakukan visualisasi dan analisa data secara mandiri.
Metadata EWS
Sistem Sumber 1
Pengguna
Fixed Report
Sistem Sumber 2
EDW
Sistem Informasi Pengawasan IKNB (SIP IKNB) adalah sistem pengawasan berbasis web yang mendukung
proses bisnis pengawasan berbasis risiko di IKNB khususnya untuk Perusahaan Asuransi, Dana Pensiun,
dan Perusahaan Pembiayaan. Aplikasi SIP IKNB Modul Penilaian Risiko merupakan tahap kedua dari siklus
Risk Based Supervision (RBS) IKNB yang berisikan informasi mengenai mekanisme penilaian risiko yang
dilakukan oleh pengawas dengan pendekatan 4 pilar, yaitu Profil Risiko (Inherent Risk dan KPMR), Good
Corporate Governance, Rentabilitas, dan Permodalan (Capital). Hasil akhir dari modul ini berupa informasi
mengenai tingkat peringkat komposit kesehatan dari suatu entitas LJKNB pada periode tertentu.
Pengawas dapat melakukan pengkinian tingkat kesehatan dimaksud apabila terdapat perubahan data dan
informasi.
Aplikasi SIP IKNB Modul Penilaian Risiko telah selesai dikembangkan di tahun 2021 sebagai langkah
reformasi IKNB serta percepatan program IKNB yang sejalan dengan Inisiatif Strategis 2D, khususnya
pada pilar Pengembangan Infrastruktur IKNB.
Secara umum, gambaran penilaian tingkat kesehatan LJKNB menggunakan kerangka penilaian tingkat
kesehatan melalui Risk Based Non-Bank Rating (RBNBR) sebagai berikut:
Peringkat Peringkat
Risiko Manajemen
GCG Rentabilitas Permodalan
Inheren Risiko
Penilaian Risiko
Komposit Komposit
Peringkat Komposit
NBFI
EPK Pengembangan Sistem Informasi Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) dan
Website TPAKD
Pengembangan SIPENA
Minisite e-PPID
Minisite OJKI
Pengembangan LMS
Data Warehouse dan Business Intelligence Antasena dan APOLO 2021-2022 (Tahap I)
4.7.2 Pengembangan Pengaturan dan Sistem 4.8 Sumber Daya Manusia (SDM) dan Tata
Logistik Kelola Organisasi
Pemetaan Kebutuhan Sertifikasi Kompetensi SDM SJK 14 dari 21 Asosiasi IJK telah menyampaikan pelaporan data
12.
Berdasarkan Fungsi kebutuhan sertifikasi
14. Pembentukan Forum Pengembangan SDM SJK Pelaksanaan Koordinasi antara PIC OJK dan Asosiasi
Pelatihan Kemampuan Baru dan Peningkatan Kemampuan Terkait 15 dari 21 Asosiasi IJK telah menyampaikan pelaporan data tingkat
17.
Digital pemahaman peserta setelah mengikuti pelatihan
4.9.3 Kaji Ulang Standar Kompetensi Kerja Nasional di sektor jasa keuangan, telah melaksanakan beberapa
Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi tahapan kegiatan dalam rangka penyusunan/kaji ulang
Nasional Indonesia (KKNI) Rancangan SKKNI (RSKKNI) dan Rancangan KKNI
(RKKNI) bidang sektor jasa keuangan.
Dalam rangka mengembangkan kompetensi SDM di
sektor jasa keuangan, perlu disusun suatu standar Berikut adalah realisasi kegiatan penyusunan dan kaji
kompetensi untuk penyetaraan kompetensi SDM SJK ulang RSKKNI dan RKKNI selama triwulan IV-2021:
menghadapi persaingan global. OJK sebagai instansi 1. Rapat Dewan Komisioner RPDK Manajemen
teknis yang berwenang menetapkan jenjang kualifikasi Penatalaksanaan LSP tanggal 3 November 2021;
Sebagai salah satu bentuk kontribusi OJK kepada masyarakat, khususnya mahasiswa dan pihak lain yang
terkait dalam sektor jasa keuangan dalam rangka peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia, OJK
melaksanakan kegiatan OJK Mengajar dalam rangka HUT OJK 1 Dasawarsa secara online dan hybrid,
dengan narasumber Anggota Dewan Komisioner dan pakar lainnya. Tujuan program ini adalah untuk
meningkatkan pemahaman kepada sektor jasa keuangan terhadap tugas dan fungsi OJK, mengenalkan
produk dan jasa sektor jasa keuangan kepada masyarakat.
“Peluang, Tantangan, dan Peranan OJK dalam “Transformasi Perbankan Era Digital” | 22 Oktober
Penerapan Teknologi Informasi di Industri 2021 | Total 3.652 peserta
Keuangan Nonbank” | 18 Oktober 2021 | Total 3.326
peserta
“Kebijakan Strategis OJK di Masa Pandemi untuk “Sinergi Pemerintah, BI dan OJK dalam
mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional” | 18 Mempercepat Pemulihan Ekonomi Nasional” | 19
November 2021 | Total 1.781 peserta November 2021 | Total 2.107 peserta
OJK Ringkas
OJK Ringkas mendorong Insan OJK untuk terus
berinovasi dalam memperbaiki proses bisnis agar lebih
efisien dan berkualitas. OJK Ringkas tahun ini meliputi
optimalisasi SIPENA (Sistem Pengelolaan Naskah
Dinas dan Arsip) yang bertujuan untuk memangkas
waktu yang dibutuhkan Satker dalam menyelesaikan
dokumen melalui SIPENA, dan Optimalisasi Log Book
yang bertujuan untuk membantu pimpinan Satker
dalam memantau penyelesaian pekerjaan maupun
output pegawai di Satkernya. Optimalisasi Sipena
OJK Institute juga aktif melaksanakan sejumlah berdampak terhadap percepatan waktu penyelesaian
kegiatan dalam rangka meningkatkan awareness dokumen dengan waktu percepatan rata-rata 4 Hari
dan partisipasi penggunaan e-Library, seperti Kerja, sedangkan dan 98% Insan OJK telah melakukan
Kegiatan Penggalangan Donasi Buku OJKI 2021 yang pengisian Log Book secara konsisten.
telah disalurkan ke 12 yayasan/rumah singgah serta
pelaksanaan kegiatan bedah buku dengan judul OJK Tangkas
buku“Ekosistem Fintech di Indonesia” tanggal 29 OJK Tangkas tidak hanya mendukung penerapan
Oktober 2021; dan “The Great Demographic Reversal” gaya hidup sehat dan work life balance, namun juga
tanggal 2 Desember 2021. mendorong Insan OJK agar menunjukkan kepedulian
sosial dan lingkungan. OJK Tangkas meliputi
pemantauan Body Mass Index (BMI) secara berkala,
4.10 Manajemen Perubahan implementasi work-life balance, kegiatan sosial, dan
kegiatan eco friendly.
4.10.1 Program Perubahan OJK Way 2021 Program Pengukuran BMI telah diikuti oleh sebanyak
3.791 Insan OJK, dimana terdapat perbaikan BMI dari
Berlandaskan Nilai-nilai Strategis INPRESIV, Program 25,31 pada awal tahun menjadi 24,98 di akhir tahun 2021
Perubahan OJK Way 2021 OJK mengusung tema OJK
Inovatif yang memiliki sasaran terwujudnya Insan OJK 4.10.2 Program Akselerasi Perubahan dan
yang Inovatif dalam berbagai aspek yang meliputi: Internalisasi Budaya Kerja
1. Peningkatan kompetensi dan wawasan
2. Percepatan proses bisnis OJK menyelenggarakan sejumlah aktivitas guna
3. Penyesuaian diri ditengah dinamika dan perubahan mengakselerasi perubahan, dan menginternalisasi
4. Peningkatan pemahaman dan skill terkait Teknologi budaya kerja dan Nilai-nilai strategis melalui:
Informasi 1. Change Forum 2021
5. Penerapan gaya hidup worklife balance Change Forum merupakan forum diskusi bagi