AKSELERASI
PENDALAMAN PASAR
KEUANGAN
Bank Indonesia menerbitkan Blueprint Pengembangan Pasar Uang
(BPPU) 2025 sebagai upaya mendorong percepatan tercapainya
pasar keuangan yang likuid, efisien, dan dalam untuk mendukung
stabilitas moneter dan sistem keuangan serta akselerasi
pertumbuhan ekonomi nasional menuju Indonesia Maju. BPPU 2025
diimplementasikan dengan mendorong digitalisasi dan penguatan
infrastuktur pasar keuangan, memperkuat efektivitas kebijakan
moneter, dan mengembangkan sumber pembiayaan ekonomi
dan pengelolaan risiko. Implementasi BPPU 2025 didukung oleh
penguatan sinergi baik antarinsiatif di Bank Indonesia maupun
antara Bank Indonesia dengan otoritas terkait serta pelaku di
industri keuangan.
Pengembangan dan pendalaman pasar keuangan antarpelaku pasar. Masih tingginya tingkat risiko
telah menunjukkan perkembangan yang positif. kredit tersebut menghalangi pengembangan dan
Sebagai upaya reformasi struktural untuk mencapai pendalaman pasar keuangan yang lebih luas, sehingga
dan memelihara kestabilan nilai Rupiah, Bank diperlukan penguatan infrastruktur pasar keuangan.
Indonesia memberikan perhatian khusus untuk upaya
pendalaman pasar keuangan bersama-sama dengan Bank Indonesia merumuskan Blueprint
otoritas terkait. Berbagai instrumen di pasar uang dan Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025 sebagai
valas menunjukkan progres yang positif, meskipun respons kebijakan yang komprehensif untuk
sedikit tertahan selama pandemi Covid-19. Rata-rata mendorong percepatan reformasi pasar uang
volume transaksi di pasar uang antarbank (PUAB) melalui penguatan infrastruktur dan digitalisasi.
Rupiah meningkat dari sebesar Rp11,7 triliun per Hal ini dilakukan untuk mewujudkan kondisi pasar
hari pada 2016 hingga mencapai Rp19,0 triliun per keuangan yang likuid, efisien, dan dalam sehingga
hari pada 2019, meski melambat menjadi sebesar dapat mendukung stabilitas moneter, stabilitas sistem
Rp9,6 triliun per hari pada 2020 sebagai dampak keuangan, dan iklim pembiayaan pembangunan
pandemi Covid-19. Volume transaksi valas relatif nasional yang kondusif. Tiga inisiatif utama BPPU
stabil dikisaran 5,5 miliar dolar AS per hari pada tahun 2025 dirumuskan sekaligus sebagai sasaran akhir
2018 dan 2019, dan tetap terjaga dikisaran 4,7 miliar (desired state) berupa pasar uang yang modern dan
dolar AS per hari pada 2020, terutama ditopang maju, serta berstandar internasional secara end-to-
oleh kenaikan transaksi domestic non-deliverable end yang mencakup aspek instrumen, basis pelaku
forward (DNDF). Penurunan volume transaksi valas pasar, dan benchmark rate yang kredibel, serta
tersebut selaras dengan penurunan PDB dalam valas, infrastruktur (market infrasctructure, regulatory
terutama komponen ekspor-impor barang dan jasa framework, serta koordinasi dan edukasi). Tiga
yang diprakirakan terkontraksi sekitar 15% pada inisiatif utama BPPU 2025 tersebut diarahkan untuk
2020. Pendalaman pasar keuangan juga ditunjukkan mendorong penguatan digitalisasi dan infrastruktur
pada perkembangan jumlah penerbitan instrumen diimplementasikan sebagai respons terhadap
surat berharga jangka pendek yang baik pada 2020, transformasi digital yang tengah meningkat seiring
terutama surat berharga korporasi (SBK) dan sertifikat dengan pengembangan industri 4.0. Penguatan
deposito.29 itu sejalan dengan upaya Bank Indonesia dalam
mendorong digitalisasi sistem pembayaran.
Program pengembangan dan pendalaman pasar
keuangan perlu terus dilanjutkan untuk mendukung Tiga inisiatif utama BPPU 2025 adalah strategi
upaya pemulihan ekonomi. Pasar keuangan yang pengembangan terintegrasi dalam mewujudkan
likuid, efisien, dan dalam yang merupakan sasaran reformasi pasar uang Indonesia. Pada inisiatif
akhir dari pengembangan pasar keuangan. Kondisi pertama BPPU 2025, kebijakan reformasi pasar uang
tersebut akan mendukung kestabilan nilai Rupiah, difokuskan pada pengembangan infrastruktur yang
tersedianya berbagai instrumen untuk pengelolaan efisien, aman, andal, dan berstandar internasional,
likuiditas sekaligus pengelolaan risiko, dan terciptanya melalui pengembangan ETP matching system, CCP,
alternatif sumber pembiayaan pembangunan trade repository, BI-RTGS dan BI-SSSS, yang menjadi
nasional. Meski pasar keuangan Indonesia mengalami landasan utama dan katalis untuk inisiatif kedua dan
perkembangan yang baik, upaya pengembangan dan ketiga dalam pengembangan pasar uang ke depan
pendalaman lebih lanjut menghadapi tantangan, (Gambar 5.1). Kebijakan reformasi pada inisiatif
yaitu bagaimana mengurangi tingkat risiko kredit kedua diarahkan untuk mendorong pengembangan
antarpelaku pasar (counterparty risk). Tingkat pasar uang dan pasar valas menuju kearah likuid,
risiko kredit antar pelaku pasar ini rentan terhadap dalam, dan efisien, sehingga memperkuat efekitivitas
perubahan ketidakpastian global. Semakin tinggi transmisi kebijakan moneter Bank Indonesia. Dalam
ketidakpastian global maka semakin tinggi tingkat upaya mendukung pembiayaan pembangunan, pada
risiko kredit, atau semakin tertekannya transaksi inisiatif ketiga BPPU 2025, kebijakan pengembangan
pasar uang juga diarahkan pada upaya mendorong
29 Pada 2020 terdapat penerbitan SBK oleh satu korporasi yang mencapai Rp566 miliar,
meningkat dari Rp220 miliar pada 2019; sementara itu, penerbitan sertifikat deposito pengembangan sumber pembiayaan ekonomi
pada 2020 tetap terjaga sebesar Rp9,3 triliun, meski melambat dibandingkan dengan dan pengelolaan risiko. Arah pengembangan dan
penerbitan pada 2019 sebesar Rp20,7 triliun.
1. Membangun pasar uang modern dan maju untuk mendukung pembiayaan ekonomi
nasional dan efektivitas transmisi kebijakan moneter serta stabilitas sistem keuangan
2. Mengembangkan produk, pricing dan pelaku pasar yang variatif , likuid, efisien, transparan, dan berintegritas
3. Memperkuat infrastrukutur pasar uang yang andal, efisien, aman dan terintegrasi
4. Mengembangkan data dan digitalisasi yang memiliki fitur granular, real-time, dan aman
5. Mewujudkan regulatory framework dengan karakteristik yang agile, industry-friendly, inovatif, dan memenuhi kaidah internasional
EKOSISTEM
PASAR Penyedia & Benchmark Rate Market Regulatory Koordinasi &
Instrumen Pengguna Dana Intermediaries & Standardisasi Infrastruture Framework Edukasi
KEUANGAN
pendalaman pasar keuangan Indonesia dalam BPPU aman, andal, dan berstandar internasional akan
2025 ini juga dikaitkan dengan inisiatif Bank Indonesia mendukung upaya pembentukan pasar uang yang
untuk akselarasi ekonomi dan keuangan digital yang efisien dengan produk yang variatif dan likuid
dituangkan dalam BSPI 2025. Dengan demikian, serta partisipasi yang luas, sehingga memperkuat
implementasi BPPU 2025 akan menjadi upaya sinergi efektivitas transmisi kebijakan moneter. Selain itu,
Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas moneter dan penguatan infrastruktur dan pengembangan pasar
stabilitas sistem keuangan serta akselerasi ekonomi uang akan mendukung upaya pemenuhan pembiayaan
nasional. pembangunan. Pengembangan pasar keuangan
ini pada akhirnya dapat mendukung pencapaian
Ketiga inisiatif ini saling terhubung satu sama lain stabilitas harga, stabilitas sistem keuangan, dan
membentuk interkoneksi mendorong tercapainya pertumbuhan ekonomi. Pengembangan infrastruktur
sasaran akhir BPPU menciptakan pasar uang juga mendukung pengembangan transformasi digital
yang modern dan maju di tahun 2025. Inisiatif di pasar uang yang akan meningkatkan inklusivitas
pengembangan infrastruktur pasar keuangan menjadi pasar uang domestik sehingga mendukung perluasan
fokus utama BPPU 2025 mengingat keberadaan akses UMKM pada sektor keuangan, baik layanan
inisiatif ini sangat strategis untuk mendukung sistem pembayaran maupun layanan pembiayaan. Hal
percepatan pengembangan pasar keuangan (Gambar ini akan berdampak positif pada upaya mendorong
5.2). Infrastuktur pasar keuangan yang yang efisien, ekonomi nasional menuju Indonesia Maju 2045.
65
sasaran akhir (desired state) program pengembangan 60
70
58 57
dan pendalaman pasar keuangan diarahkan untuk 50
60
Thailand
Korea
India
Filipina
Indonesia
Brasil
pengelolaan risiko. Selain itu, sasaran akhir program
pendalaman dan pengembangan pasar keuangan
juga diarahkan untuk mendukung peningkatan Sumber: Bank Indonesia, BIS Triennial Survey 2019, diolah
3
Inisiatif Utama
BPPU 2025
interkoneksi dengan infrastruktur digital yang akan 31 PBI No.21/5/PBI/2019 tentang Penyelenggara Sarana Pelaksanaan Transaksi di Pasar
dikembangkan berupa BI-FAST untuk mengakomodir Uang dan Pasar Valas, dan PADG No.21/19/PADG/2019 tentang Penyedia Electronic
Trading Platform
Sektor
Riil
PASAR UANG
TRADING TRADE FMI yang
PASAR VALAS CSD/SSS
VENUE REPOSITORY aman, efisien,
PASAR KEUANGAN SYARIAH andal,
PASAR STRUCTURED PRODUCT CENTRAL PAYMENT dan sesuai
COUNTERPARTY SYSTEM standar
PASAR OBLIGASI
internasional
PASAR SAHAM
Financial Market Infrastructure
Bank Indonesia memprioritaskan pembentukan kliring atas instrumen OTC Derivatif yang sejalan
infrastruktur central counterparty (CCP) suku bunga dengan konsep ketentuan OJK mengenai penerapan
dan nilai tukar untuk mengurangi segmentasi margin untuk transaksi OTC Derivatif yang tidak
di pasar keuangan. CCP suku bunga dan nilai dikliringkan melalui CCP.33 Potensi instrumen yang
31
tukar (CCP SBNT) berperan sebagai lembaga akan dipertimbangkan untuk dapat dikliringkan
kliring sentral yang memfasilitasi kliring secara melalui CCP adalah instrumen yang relatif sederhana
netting (multilateral netting) atas transaksi over (plain vanilla) dengan penyelesaian yang mudah dan
the counter (OTC) suku bunga dan nilai tukar, serta menggunakan mata uang Rupiah.34 Pengembangan 32
melaksanakan fungsi pengelolaan risiko melalui CCP SBNT tersebut didukung oleh koordinasi yang
proses novasi dan netting.32 CCP SBNT ini diharapkan
30
terus diperkuat baik antarotoritas maupun dengan
dapat melakukan industrial testing untuk instrumen pelaku pasar dan asosiasi.
yang dapat dikliringkan melalui CCP SBNT pada
Pembentukan CPP akan disertai dengan upaya
pertengahan 2021 sehingga diperkirakan akan mulai
mitigasi penambahan risiko sistemik di pasar
beroperasi pada awal 2022. Pada 2021 penyusunan
keuangan. Pembentukan CPP SBNT yang merupakan
desain pengaturan mengenai mandatory clearing
lembaga kliring dengan risiko konsentrasi yang tinggi
diharapkan dapat diselesaikan, sehingga diperoleh
akan berdampak pada peningkatan risiko sistemik
gambaran yang jelas tentang konsep pelaksanaan
di pasar keuangan. Konsentrasi pasar pada lembaga
32 Secara legal, pengembangan CCP SBNT ini telah diatur dalam PBI dan aturan CCP sebagai systemically important institution yang
pelaksanaannya, yaitu PBI No.21/11/PBI/2019 dan PADG No.22/14/PADG/2020 tinggi memerlukan kerangka pengaturan yang kuat,
tentang Penyelenggaran CCP SBNT.
peningkatan tata kelola perusahaan, pengelolaan
risiko yang baik, serta pelaksanaan surveillance
Gambar 5.5. ETP Multimatching System
dan monitoring yang ketat dari Bank Indonesia dan
ETP Multimatching System
Ask
otoritas terkait. CCP juga diharapkan menjadi salah
Bid
50 60
satu infrastruktur yang kompleks dan harus comply
ke lebih banyak standar internasional mengingat
14020 Best price risiko inherent yang dimiliki lebih besar dibandingkan
Dealer Bank A 14030 Dealer Bank B infrastruktur pasar keuangan lainnya. Sementara itu,
(Anonymous) (Anonymous)
Bid: 1 Mio @14030
14050
Ojan
14060
Bid: 1 Mio @14020
adanya CCP SBNT akan menurunkan risiko transaksi
Ask: 1 Mio @14090 14090 Ask: 1 Mio @14060
14095
OTC derivatif yang dilakukan para pelaku pasar,
terutama apabila CCP memiliki status qualified dari
lembaga internasional yang berwenang. Untuk itu,
pengembangan CCP dalam jangka panjang diarahkan
Dealer Bank C 33 Consultative Paper: Margin Requrement for Non-Centrally Cleared Derivatives
(Anonymous)
34 Salah satu kriteria yang dijelaskan oleh IOSCO (2012) adalah derajat kompleksitas dan
Bid: 1 Mio @14050
proses operasionalisasi yang rendah, kedalaman likuiditas, dan ketersediaan harga
Ask: 1 Mio @14095
Sumber: Bank Indonesia yang fair dan reliable
transaksi repo berupa pengembangan securities (SBK), dan instrumen pasar uang ritel.35,36 Upaya
30
lending, triparty repo, peningkatan interlink dengan tersebut terus didorong untuk memberikan alternatif
Fintech, serta perluasan penggunaan adopsi kontrak sumber pembiayaan jangka pendek di pasar uang, dan
standar, seperti General Master Repo Agreement pengelolaan likuiditas Rupiah bagi para pelaku pasar.
(GMRA) Indonesia. Peningkatan transaksi repo ini Evaluasi secara periodik dan terukur terus dilakukan
sejalan dengan kebijakan moneter Bank Indonesia untuk memerhatikan berbagai concern terhadap
yang menggunakan repo rate sebagai suku bunga ekosistem pasar yang menghambat pengembangan
kebijakan. Peningkatan likuiditas transaksi di pasar surat berharga jangka pendek. Fokus utama
repo tersebut pada gilirannya akan meningkatkan
efektivitas transmisi kebijakan moneter Bank 35 PBI No. 19/2/PBI/2017 tentang Transaksi Sertifikat Deposito di Pasar Uang
Indonesia. 36 PBI No. 19/9/PBI/2017 tentang Penerbitan dan Transaksi Surat Berharga Komersial
(SBK) di Pasar Uang
Di pasar valas, pengembangan difokuskan pada / Lembaga dapat memberikan kemudahan, fasilitas,
instrumen derivatif nilai tukar guna mendukung insentif, percepatan pelayanan ekspor-impor
upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah yang perusahaan yang melakukan transaksi LCS sesuai
ditempuh Bank Indonesia. Pengembangan di dengan ketentuan perundang-undangan yang
pasar valas difokuskan pada instrumen Domestic berlaku.
Non-Deliverable Forward (DNDF) dan Local Currency
Settlement (LCS), dan transaksi derivatif lainnya. Bank Indonesia juga mendorong pengembangan
Aspek pengembangan difokuskan pada instrumen instrumen derivatif lain untuk mendukung
dan standardisasi, penguatan benchmark rate dan pengelolaan risiko pelaku pasar untuk mendorong
harga pasar sekunder, perluasan basis pelaku pasar, efektivitas transmisi kebijakan moneter.
serta penguatan koordinasi dan kolaborasi dengan Peningkatan likuiditas instrumen derivatif baik
stakeholder. Upaya pengembangan instrumen ini juga yang sifatnya plain vanilla maupun kompleks terus
dimaksudkan untuk mendukung stabilisasi nilai tukar dilakukan untuk memberikan alternatif lindung
Rupiah. Pengembangan DNDF telah berkontribusi nilai bagi para pelaku pasar, khususnya perusahaan
positif pada pasar valas dan berpotensi untuk terus yang memiliki exposure suku bunga dan nilai tukar.
diperkuat melalui peningkatan likuiditas transaksi. Penguatan kerangka pengaturan untuk transaksi
Upaya pengembangan DNDF dilakukan melalui derivatif secara umum perlu terus dilakukan melalui
peningkatan penawaran dan permintaan DNDF di penerapan mekanisme close out netting untuk
pasar onshore, dan penerapan standardisasi instrumen transaksi derivatif yang mengalami wanprestasi.
yang dapat ditransaksikan melalui market operator Penguatan kerangka pengaturan juga dilakukan
dan dikliringkan melalui CCP. Selain itu, penggunaan melalui koordinasi dengan Kementerian / Lembaga
kontrak standar antara lain melalui penggunaan credit terkait melalui penyempurnaan peraturan perundang-
support annex terus didorong. undangan yang mengatur mengenai kepailitan.
Penguatan kerangka pengaturan ini penting bagi
Bank Indonesia terus melanjutkan pengembangan pasar keuangan Indonesia untuk mendukung
LCS melalui penguatan dan perluasan kerja sama pencapaian status netting jurisdiction, sehingga dapat
dengan negara mitra baru. Penguatan modalitas mendukung mekanisme manajemen risiko pada
kerjasama LCS terus didorong antara lain melalui infrastruktur pasar keuangan, khususnya CCP SBNT,
perluasan underlying transaksi yang tidak hanya serta meningkatkan fleksibilitas counterparty limit dari
mencakup perdagangan namun juga investasi, para pelaku pasar sehingga meningkatkan kemudahan
perluasan instrumen yang dapat digunakan untuk bertransaksi derivatif di pasar uang domestik.
bertransaksi LCS seperti DNDF, serta memasukkan
digital cross border payment sebagai bagian 37 Peraturan Pemerintah (PP) No.23 tahun 2020 mengenai pelaksanaan program pemulihan
ekonomi nasional.