Anda di halaman 1dari 234

i

Sinergi garis-garis digital membentuk


sebuah visual burung digital terbang
menggambarkan bahwa sinergi dapat
memperkuat ketahanan sehingga tujuan
yang ingin dicapai dapat terwujud, yaitu
bangkit menuju Indonesia Maju. Motif
burung enggang merupakan lambang
kehidupan, kesetiaan, perdamaian, dan
kepemimpinan. Hal ini sejalan dengan
sinergi dan kepemimpinan Bank Indonesia
di kebijakan utama yang memperkuat
ketahanan sehingga dapat bangkit menuju
Indonesia Maju. Warna merah pada
background menggambarkan semangat dan
keberanian. Sulur emas melambangkan
semangat bersinergi untuk mendorong
pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
sehingga Indonesia Emas dapat terwujud.
LAPORAN
PEREKONOMIAN
INDONESIA
2022

ISSN 0522-2572
Laporan Perekonomian Indonesia adalah laporan pelaksanaan fungsi, tugas, dan wewenang Bank Indonesia
serta evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2022, serta rencana kebijakan
dan sasaran Bank Indonesia untuk tahun 2023, sebagai pelaksanaan pasal 58 ayat (2), ayat (6),
dan ayat (7) UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan UU No. 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan
VISI
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap
perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets
untuk Indonesia Maju.

MISI
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas
kebijakan moneter dan bauran kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan
makroprudensial Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan
mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui
penguatan kebijakan sistem pembayaran Bank Indonesia dan sinergi
dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia
dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta
kebijakan mitra strategis lain;
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat
efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan
ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat
nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan
kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia,
tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional
yang proaktif.

NILAI-NILAI STRATEGIS
Nilai-nilai strategis Bank Indonesia adalah: (i) kejujuran dan integritas
(trust and integrity); (ii) profesionalisme (professionalism); (iii) keunggulan
(excellence); (iv) mengutamakan kepentingan umum (public interest);
dan (v) koordinasi dan kerja sama tim (coordination and teamwork) yang
berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).
Daftar Isi Daftar Isi
Daftar Grafik
viii
x
Dewan Gubernur
Prakata
xiv
xvi
Daftar Tabel xi Tinjauan Umum xx
Daftar Gambar xii

KINERJA DAN PROSPEK EKONOMI GLOBAL: 2


MEMBURUK DENGAN RISIKO RESFLASI
BAB I
1.1 Pertumbuhan Melambat Disertai Risiko Resesi 5
1.2 Inflasi Sangat Tinggi 7
1.3 Suku Bunga Tinggi untuk Waktu Lama 9
1.4 Dolar AS Menguat 11
1.5 Fenomena “Cash is the King” Mengemuka 12
1.6 Kerja Sama Internasional Menjadi Kunci 13

KINERJA DAN PROSPEK EKONOMI NASIONAL: 16


OPTIMIS DAN WASPADA
BAB II
2.1 Perbaikan Berlanjut di Tengah Perlambatan Ekonomi Global 19
2.2 Prospek Tetap Kuat pada 2023 Meskipun Sedikit Melambat 30
2.3 Prospek Jangka Menengah Menuju Indonesia Maju 34
Boks Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) 35
2

BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA TAHUN 2022: 38


MENJAGA STABILITAS DAN MOMENTUM PEMULIHAN EKONOMI
BAB III
3.1 Kebijakan Moneter 43
3.2 Kebijakan Makroprudensial 48
3.3 Kebijakan Sistem Pembayaran 50
3.4 Kebijakan Pengembangan Pasar Uang 55
3.5 Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau 59
3.6 Kebijakan Internasional 65
3.7 Kebijakan Transformasi Bank Indonesia 67

Boks Uang Rupiah Tahun Emisi 2022 70


3

viii
SINERGI DAN INOVASI BAURAN KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL: 72
MEMPERKUAT KETAHANAN, MENDORONG KEBANGKITAN
BAB IV
4.1 Bauran Kebijakan Ekonomi Nasional 75
4.2 Sinergi untuk Akselerasi Transformasi Sektor Riil 77
Boks Endogenous Growth Model untuk Mendorong Pertumbuhan Ekonomi 82
4

ARAH BAURAN KEBIJAKAN BANK INDONESIA TAHUN 2023: 84


MENJAGA STABILITAS, MENDORONG AKSELERASI PEMULIHAN
BAB V
5.1 Arah Kebijakan Moneter 87
5.2 Arah Kebijakan Makroprudensial 91
5.3 Arah Kebijakan Sistem Pembayaran 96
5.4 Arah Kebijakan Pengembangan Pasar Uang 103
5.5 Arah Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau 106
5.6 Arah Kebijakan Internasional 108
5.7 Arah Kebijakan Transformasi Bank Indonesia 110

PRESIDENSI G20 INDONESIA: 114


SINERGI GLOBAL MENDORONG PEMULIHAN EKONOMI
BAB VI
6.1 Mengenal Group of Twenty (G20) 117

6.2 Presidensi G20 Indonesia 2022 118


6.3 Pelajaran dari Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia 127

PROYEK GARUDA:  130


MENAVIGASI ARSITEKTUR RUPIAH DIGITAL
BAB VII
7.1 Rasionalitas Rupiah Digital 133

7.2 Desain Rupiah Digital 135


7.3 Pendekatan Pengembangan Rupiah Digital 140
7.4 Sinergi Pengembangan Rupiah Digital 142

LAMPIRAN 144

ix
Daftar Grafik

1. Kinerja dan Prospek Ekonomi Global: 3. Bauran Kebijakan Bank Indonesia Tahun
Memburuk dengan Risiko Resflasi 2022: Menjaga Stabilitas dan Momentum
Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Utama 6
Pemulihan Ekonomi
Grafik 1.2. Prakiraan Probabilitas Resesi 6 Grafik 3.1. Aliran Modal Portofolio Pasar Obligasi 44
dan Saham 2022
Grafik 1.3. Prospek Inflasi Negara Maju 7
Grafik 3.2. Rasio GWM Bank Umum Konvensional 45
Grafik 1.4. Prospek Inflasi Negara Berkembang 8 (BUK)

Grafik 1.5. Perbandingan Inflasi dengan Target 9 Grafik 3.3. Rasio GWM Bank Umum Syariah (BUS) 45
dan Unit Usaha Syariah (UUS)
Grafik 1.6. Prakiraan Fed Funds Rate 10
Grafik 3.4. BI7DRR dan Suku Bunga PUAB 47
Grafik 1.7. Prakiraan Suku Bunga ECB dan BoE 10
Grafik 3.5. Ekspektasi Inflasi 47
Grafik 1.8. EMBI Spread dan Dollar Index 11
Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Sektor Prioritas dan 49
Grafik 1.9. Imbal Hasil US Treasury 11 Nonprioritas

Grafik 1.10. Indeks Kondisi Keuangan Dunia 12 Grafik 3.7. Pertumbuhan Kredit Kendaraan 49
Bermotor (KKB)
Grafik 1.11. Aliran Portofolio Obligasi ke Negara 12
Berkembang Grafik 3.8. Indeks Lending Requirement 49
Grafik 3.9. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) 49
Perbankan
2. Kinerja dan Prospek Ekonomi Nasional:
Optimis dan Waspada Grafik 3.10. Perkembangan Transaksi BI-FAST 51

Grafik 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Triwulan 21 Grafik 3.11. Perkembangan Transaksi Digital Banking 51
III 2022
Grafik 3.12. Rerata Harian Transaksi Spot Melalui ETP 55
Grafik 2.2. Risk Adjusted Return (RAR) 22
Grafik 3.13. Rerata Harian Volume Repo 56
Grafik 2.3. Pergerakan Rupiah vs Negara Lain 23
Grafik 3.14. Rerata Harian Volume OIS 56
Grafik 2.4. Perkembangan Rasio AL/DPK Perbankan 25
Grafik 3.15. Rerata Harian Transaksi DNDF 57
Grafik 2.5. Pertumbuhan M1, M2, dan 25
Komponennya Grafik 3.16. Volume Bulanan LCS 57
Grafik 2.6. Struktur Yield SBN per Tenor 26
Grafik 2.7. Suku Bunga Perbankan 26 5. Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia
Grafik 2.8. Perkembangan Kredit Perbankan 26 Tahun 2023: Menjaga Stabilitas,
Mendorong Akselerasi Pemulihan
Grafik 2.9. Perkembangan Pembiayaan Syariah 27
Grafik 2.10. Perkembangan Indeks Lending Standard 27 Grafik 5.1. Siklus Keuangan Indonesia 91

Grafik 2.11. Perkembangan Kredit UMKM 27 Grafik 5.2. Proyeksi Kredit, DPK, dan RIM 92
Grafik 2.12. Perkembangan CAR dan NPL Perbankan 27
Grafik 5.3. Pertumbuhan Kredit dan Lending 94
Grafik 2.13. Persepsi Stabilitas Sistem Keuangan 28 Requirement

Grafik 2.14. Imbal Hasil Obligasi Negara Berkembang 32 Grafik 5.4. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan 95

Grafik 5.5. Indeks Kerentanan Sistem Keuangan 95

x
Daftar Tabel

1. Kinerja dan Prospek Ekonomi Global:


Memburuk dengan Risiko Resflasi
Tabel 1.1. Kinerja dan Prospek Ekonomi Global 5

Tabel 1.2. Prakiraan Suku Bunga Kebijakan Moneter 10


di Berbagai Negara

2. Kinerja dan Prospek Ekonomi Nasional:


Optimis dan Waspada
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan 20
Pengeluaran

Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan 20


Lapangan Usaha

Tabel 2.3. Compound Annual Growth Rate (CAGR) 29


Transaksi Ekonomi Keuangan Digital Tahun
2018-2022

Tabel 2.4. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi 30


Pengeluaran

Tabel 2.5. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi Sektoral 31

Tabel 2.6. Kinerja dan Proyeksi Sistem Pembayaran 32


Indonesia

6. Presidensi G20 Indonesia: Sinergi Global


Mendorong Pemulihan Ekonomi
Tabel 6.1. Tema Side Events Presidensi G20 Indonesia 125

xi
Daftar Gambar

3. Bauran Kebijakan Bank Indonesia 5. Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia


Tahun 2022: Menjaga Stabilitas Tahun 2023: Menjaga Stabilitas,
dan Momentum Pemulihan Mendorong Akselerasi Pemulihan
Ekonomi Gambar 5.1. Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2023 86
Gambar 3.1. Koordinasi Kebijakan untuk 42 Gambar 5.2. Arah Kebijakan Moneter Bank Indonesia 87
Pengendalian Inflasi 2022
2023
Gambar 3.2. Perkembangan Blueprint Sistem 50 Gambar 5.3. Arah Kebijakan “Twist Operation” Moneter 90
Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 2023
Gambar 3.3. Sebaran Pengguna QRIS di Indonesia 51 Gambar 5.4. Arah Kebijakan Makroprudensial 2023 91
Gambar 3.4. Skema Transaksi QRIS Lintas Negara 52 Gambar 5.5. Arah Kebijakan Sistem Pembayaran 2023 96
Gambar 3.5. Peserta SNAP First Movers sebagai 53 Gambar 5.6. Konfigurasi Ekosistem EKD Nasional ke 97
Market Leader Depan

Gambar 3.6. Digitalisasi Pengelolaan Uang Rupiah 54 Gambar 5.7. Klasifikasi Industri Sistem Pembayaran 98
Nasional
Gambar 3.7. Keterkaitan Infrastruktur Pasar 56
Keuangan Gambar 5.8. Arah Interkoneksi Infrastruktur Sistem 99
Pembayaran ke Depan
Gambar 3.8. Hasil Penyelenggaraan Rangkaian 61
Kegiatan ISEF ke-9 Tahun 2022 Gambar 5.9. Arah Kebijakan Skema Harga Sistem 100
Pembayaran ke Depan
Gambar 3.9. Strategi Pengembangan UMKM 62
Berorientasi Ekspor Gambar 5.10. Arah Pengembangan Rupiah Digital ke 101
Depan
Gambar 3.10. Gerakan Nasional Bangga Buatan 63
Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Gambar 5.11. Arah Kebijakan Pengembangan Pasar Uang 103
Berwisata #DiIndonesiaAja (BWI) 2023

Gambar 5.12. Arah Pengembangan 3l Infrastruktur 104


Gambar 3.11. Hasil Penyelenggaraan Gernas BBI 64 Pasar Uang Operasi Moneter dan Sistem
Pembayaran ke Depan
Gambar 3.12. Transformasi Kelembagaan Bank 68
Indonesia Gambar 5.13. Arah Konektivitas Sistem Pembayaran 108
ASEAN

4. Sinergi dan Inovasi Bauran Kebijakan Gambar 5.14. Bank Indonesia Digital Business Process 111
Reenginering
Ekonomi Nasional: Memperkuat
Ketahanan, Mendorong Kebangkitan Gambar 5.15. Transformasi Digital di Bank Indonesia 112

Gambar 4.1. Sinergi dan Inovasi Bauran Kebijakan 74


Ekonomi Nasional 6. Presidensi G20 Indonesia: Sinergi Global
Gambar 4.2. Arah Kebijakan Fiskal 2023 75 Mendorong Pemulihan Ekonomi
Gambar 4.3. APBN Tahun 2023 76
Gambar 6.1. Jalur Pertemuan Forum G20 119

Gambar 4.4. Kebijakan Peningkatan Kapasitas


Ekonomi: Pendekatan Endogenous
77 7. Proyek Garuda:
Growth Model Menavigasi Arsitektur Rupiah Digital
Gambar 4.5. Peningkatan Kapasitas dan Kebangkitan 78 Gambar 7.1. Kerangka Kerja Rupiah Digital 136
Ekonomi Jangka Menengah:
Pertumbuhan Tinggi, Stabilitas Terjaga Gambar 7.2. Konfigurasi Desain Rupiah Digital 137

Gambar 4.6. Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 79


Gambar 7.3. Peta Jalan Pengembangan Rupiah Digital 140
Pertumbuhan Investasi

Gambar 4.7. Hilirisasi Manufaktur Berbasis Sumber 80


Daya Alam (SDA)

Gambar 4.8. Kebijakan Pengembangan Pariwisata 81

xii
xiii
Dewan Gubernur

JUDA AGUNG
DEPUTI GUBERNUR
DODY B. WALUYO
DEPUTI GUBERNUR
PERRY WARJIYO
GUBERNUR BANK INDONESIA
xiv
AIDA S. BUDIMAN
DEPUTI GUBERNUR

DONI P. JOEWONO
DEPUTI GUBERNUR
DESTRY DAMAYANTI
DEPUTI GUBERNUR SENIOR
xv
Prakata

Bauran kebijakan
Bank Indonesia 2023
yang bersinergi erat dengan
kebijakan ekonomi nasional
terus diarahkan untuk
memperkuat ketahanan serta
mempercepat pemulihan dan
PERRY WARJIYO kebangkitan perekonomian
GUBERNUR BANK INDONESIA

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Setelah mengalami pemulihan ekonomi yang tidak
Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWT), Tuhan Yang Maha berimbang pada 2021, dunia dihadapkan pada
Kuasa, karena atas Rahmat-Nya Bank Indonesia meningkatnya gejolak ekonomi global pada 2022.
dapat kembali mengukuhkan tradisi publikasi laporan Meningkatnya ketegangan geopolitik dunia makin
transparansi dan akuntabilitas pada awal tahun. memperburuk fragmentasi serta prospek ekonomi
Pada Januari 2023, Bank Indonesia memublikasikan dan keuangan global. Fragmentasi yang makin buruk
Laporan Perekonomian Indonesia (LPI) 2022 sebagai kemudian memicu gangguan rantai pasokan global
wujud komitmen tinggi kami untuk memperkuat dan mengakibatkan naiknya harga energi dan pangan
transparansi dan akuntabilitas Bank Indonesia global. Secara singkat sebagaimana kami sampaikan
seperti yang diamanatkan dalam UU No. 23 Tahun di LPI ini, perkembangan tersebut menimbulkan 5
1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah (lima) permasalahan global yang perlu kita waspadai.
beberapa kali diubah terakhir dengan UU No. 4 Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia menurun
Tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan (”slow growth”) disertai meningkatnya risiko resesi
Sektor Keuangan. Pada kesempatan yang sama, Bank di berbagai negara. Kedua, inflasi meningkat sangat
Indonesia juga meluncurkan Kajian Ekonomi dan tinggi (”high inflation”). Ketiga, suku bunga kebijakan
Keuangan Syariah (KEKSI) 2022 yang merupakan tinggi dalam waktu yang lama (”higher for longer”)
bagian dari dukungan nyata Bank Indonesia dalam merespons kenaikan inflasi. Keempat, dolar AS
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah. menguat tajam (”strong dollar”). Kelima, penarikan
Kedua publikasi ini sekaligus juga merupakan wujud dana investor global disertai pengalihan ke aset likuid
komitmen kami untuk menjadi bank sentral kredibel (”cash is the king”). Lima permasalahan tersebut bila
yang didukung tata kelola yang baik.

xvi
terus berlanjut dapat menghadapkan dunia pada ekonomi (pro-growth). Arah kebijakan Bank Indonesia
risiko stagflasi, yaitu perlambatan ekonomi dan tersebut didukung sinergi dan koordinasi kebijakan
inflasi tinggi, bahkan menjadi “resflasi” (resesi Pemerintah, Bank Indonesia, dan Komite Stabilitas
ekonomi dan inflasi tinggi), meningkatkan Sistem Keuangan (KSSK).
ketidakpastian pasar keuangan dunia, serta
menaikkan tekanan aliran modal asing khususnya Satu capaian penting yang perlu juga disampaikan
investasi portofolio ke negara berkembang dan ialah peran strategis Keketuaan (Presidensi)
depresiasi nilai tukar di berbagai negara. Indonesia dalam G20 tahun 2022, yang mengambil
tema “Recover Together, Recover Stronger”. Di
Alhamdulillah, kita patut bersyukur, bahwa di tengah tensi geopolitik yang tinggi, Indonesia dalam
tengah gejolak global yang terjadi tersebut, kinerja agenda yang penting ini dapat menyuarakan dan
perekonomian domestik pada 2022 tetap kuat. menggalang perlunya penguatan koordinasi dan
Pertumbuhan ekonomi pada 2022 diprakirakan kerja sama internasional untuk mengatasi berbagai
meningkat dalam kisaran 4,5-5,3% dengan permasalahan dan khususnya mencegah pemburukan
kecenderungan bias atas, dan berlanjut tetap kuat perekonomian global. Presidensi G20 Indonesia
pada 2023 meskipun sedikit melambat ke titik telah berhasil mengeluarkan berbagai kesepakatan
tengah kisaran 4,5-5,3% sejalan dengan menurunnya dan rekomendasi yang akan menjadi acuan dan/
prospek pertumbuhan ekonomi global. Stabilitas atau pertimbangan bagi negara anggota dalam
makroekonomi dan sistem keuangan juga tetap menerapkan kebijakan ke depan. Bank Indonesia
terjaga. NPI 2022 akan mencatat surplus sejalan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian/
dengan surplus transaksi berjalan yang meningkat Lembaga melalui jalur keuangan berperan aktif
sehingga mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah. memperkuat koordinasi global dalam memitigasi
Inflasi pada akhir 2022 tercatat 5,51% (yoy), lebih risiko ekonomi global jangka pendek dan memperkuat
tinggi dari kisaran sasaran 2022 sejalan dengan harga ketahanan ekonomi global dalam jangka menengah.
BBM bersubsidi namun lebih rendah dari proyeksi Keberhasilan Presidensi G20 Indonesia menjadi
awal, dan kami yakini akan kembali ke kisaran sasaran modal penting untuk kesuksesan Keketuaan
pada paruh kedua 2023. Stabilitas sistem keuangan Indonesia pada ASEAN 2023. Bank Indonesia
juga tetap baik dengan ketahanan yang terjaga mendukung penuh keberhasilan Keketuaan Indonesia
dan fungsi intermediasi yang meningkat. Selain pada ASEAN 2023 tersebut, bersinergi erat dengan
itu, transaksi ekonomi dan keuangan digital juga Pemerintah khususnya pada jalur integrasi keuangan.
berkembang sangat pesat sejalan dengan digitalisasi
sistem pembayaran yang terus kami akselerasi. Berkaca dari dinamika perekonomian pada 2022
tersebut, beberapa pelajaran bisa dipetik untuk
Capaian positif ekonomi Indonesia tersebut tidak memperkuat arah kebijakan ke depan. Dinamika
terlepas dari konsistensi bauran kebijakan Bank ekonomi global yang tidak terelakkan memengaruhi
Indonesia, yang tersinergi dengan bauran kebijakan Indonesia setidaknya memberikan 3 (tiga) pelajaran
nasional untuk mendukung pemulihan ekonomi berharga yang dapat dipetik Indonesia sebagai small
dan menjaga stabilitas. Pada 2022, Bank Indonesia open economy. Pertama, pentingnya ketahanan
melakukan rekalibrasi bauran kebijakan dengan pangan nasional agar mampu meredam dampak
mengedepankan prinsip well-calibrated, well-planned, harga pangan global yang rentan terhadap gejolak di
dan well-communicated dalam merespons perubahan sisi penawaran terhadap ketersediaan pasokan dan
dinamika dan tantangan perekonomian yang terjadi. perkembangan harga domestik. Kedua, urgensi untuk
Dalam kaitan ini, kebijakan moneter kami arahkan memperkuat ketahanan energi nasional, termasuk
untuk menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan melalui diversifikasi sumber energi serta penyiapan
4 (empat) kebijakan lainnya, yaitu kebijakan transisi ke energi terbarukan. Ketiga, akselerasi
makroprudensial, sistem pembayaran, pengembangan digitalisasi ekonomi dan keuangan secara end-to-
pasar uang, serta inklusi ekonomi dan keuangan, end yang akan mampu menaikkan produktivitas dan
tetap ditujukan untuk mendorong pertumbuhan efisiensi perekonomian dalam jangka menengah
panjang.

xvii
Pelajaran penting juga mengemuka dari pandemi ekonomi yang timbul, baik dari global maupun
Covid-19 dan rentetan gejolak ekonomi global. domestik. Transformasi sektor riil, termasuk
Kedua kondisi yang tidak menguntungkan melalui hilirisasi, infrastruktur, reformasi struktural,
tersebut setidaknya mengangkat 3 (tiga) pelajaran digitalisasi ekonomi, dan pembangunan SDM, juga
penting dalam mengelola perekonomian yaitu perlu terus ditingkatkan secara konsisten untuk
tentang pentingnya Konsistensi, Inovasi, dan meningkatkan kapasitas ekonomi domestik sehingga
Sinergi (KIS). Konsistensi dalam merumuskan dan mampu mendorong lebih lanjut kebangkitan ekonomi
mengimplementasikan kebijakan hingga tercapainya nasional menuju Indonesia Maju.
sasaran yang telah ditetapkan perlu terus dilakukan.
Inovasi berupa terobosan dan bauran sejumlah Bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2023 yang
instrumen kebijakan yang tersedia sangat diperlukan bersinergi erat dengan kebijakan ekonomi nasional
untuk memperkuat efektivitas respons dalam akan terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan
menghadapi dinamika dan makin kompleksnya serta mempercepat pemulihan dan kebangkitan
permasalahan yang dihadapi. Sinergi dalam bentuk perekonomian. Arah bauran kebijakan tersebut
koordinasi antarkebijakan publik, termasuk kebijakan sekaligus untuk menangkal dampak rambatan dari
moneter dan fiskal, merupakan suatu keniscayaan gejolak global, seperti risiko resesi ekonomi, inflasi
untuk optimalisasi pencapaian tujuan kesejahteraan yang tinggi, kebijakan suku bunga tinggi, fenomena
masyarakat dengan tentunya tetap menghargai dolar AS yang sangat kuat, dan ketidakpastian
kewenangan dan independensi masing-masing yang tinggi di pasar keuangan global. Untuk itu,
otoritas. Perkembangan pada 2022 menunjukkan kebijakan moneter pada 2023 akan tetap diarahkan
tiga kata kunci tersebut mampu membawa Indonesia untuk menjaga stabilitas (pro-stability). Sementara
melewati ancaman berbagai krisis, baik akibat itu, kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem
pandemi Covid-19 maupun gejolak global terkini pembayaran, pengembangan pasar uang, serta
dan kami yakini akan mampu membawa ekonomi ekonomi-keuangan inklusif dan hijau akan terus
Indonesia untuk makin pulih bahkan bangkit menuju diarahkan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi
Indonesia Maju. nasional (pro-growth). Kebijakan makroprudensial
akomodatif dilanjutkan selaras dengan siklus
Ke depan, dengan mempertimbangkan kondisi keuangan yang saat ini baru mulai berada dalam fase
masih lemahnya prospek ekonomi dunia dan ekspansif. Kebijakan sistem pembayaran akan terus
tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, diarahkan untuk akselerasi digitalisasi pembayaran
maka sinergi dan inovasi bauran kebijakan ekonomi bagi integrasi lebih lanjut ekosistem ekonomi dan
nasional perlu ditingkatkan untuk memperkuat keuangan digital (EKD) nasional, pengembangan
ketahanan, momentum pemulihan, dan kebangkitan Rupiah Digital, serta memperluas kerja sama
perekonomian nasional. Sinergi bauran kebijakan sistem pembayaran antarnegara. Sebagaimana
ekonomi nasional yang mencakup 5 (lima) aspek layaknya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, arah
penting, yaitu: (i) Koordinasi fiskal dan moneter; kebijakan dimaksud sebagai bentuk perwujudan
(ii) Akselerasi transformasi sektor keuangan; (iii) “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” dalam
Akselerasi transformasi sektor riil; (iv) Digitalisasi integrasi ekosistem EKD nasional. Selain itu, kami
ekonomi dan keuangan; serta (v) Ekonomi dan juga akan melanjutkan pengembangan Rupiah
keuangan hijau, perlu terus diperkuat. Dalam kaitan Digital sebagai satu-satunya alat pembayaran digital
ini, untuk meningkatkan ketahanan ekonomi dari yang sah di Indonesia yang kami jabarkan melalui
dampak gejolak global, koordinasi yang sangat erat “Proyek Garuda”, untuk menjaga kedaulatan mata
antara kebijakan fiskal Pemerintah dan kebijakan uang Rupiah secara digital. Bauran kebijakan Bank
moneter Bank Indonesia akan makin diperkuat Indonesia 2023 tentunya juga diperkuat dengan
sebagai peredam kejutan (shock absorber) untuk sinergi kebijakan yang makin erat dengan Pemerintah,
menjaga stabilitas makroekonomi, baik secara internal KSSK, industri keuangan, dunia usaha, dan asosiasi
maupun eksternal. Penguatan koordinasi kebijakan untuk meningkatkan ketahanan, dan mendorong
KSSK juga makin ditingkatkan untuk memastikan pemulihan serta kebangkitan perekonomian nasional
ketahanan lembaga keuangan, baik secara individu kembali ke lintasan jangka menengah-panjang menuju
maupun secara sistem, dalam menghadapi kejutan Indonesia Maju.

xviii
LPI 2022 ini mengangkat tema “Sinergi dan Inovasi Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP). Boks pada Bab
Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju III terkait dengan Uang Rupiah Tahun Emisi 2022.
Indonesia Maju”. LPI 2022 menguraikan secara Sementara boks pada Bab IV tentang Endogenous
rinci dinamika perekonomian, respons kebijakan, Growth Model untuk Mendorong Pertumbuhan
serta menunjukkan arti strategis sinergi dan inovasi Ekonomi.
sebagai kunci ketahanan dan penyelamat ekonomi
dari krisis serta kebangkitan menuju Indonesia Akhir kata, kami berharap buku LPI 2022 ini dapat
Maju. Kami mengukuhkan tradisi yang telah dimulai bermanfaat bagi masyarakat dan menjadi salah
sejak tahun 2020 untuk memperkuat transparansi satu rujukan utama yang berkualitas dan tepercaya
dan akuntabilitas Bank Indonesia melalui 3 (tiga) dalam menyusun langkah bersama. Hal ini penting
penguatan pada LPI 2022. Pertama, penguatan agar kita tetap optimis namun tetap waspada,
integrasi substansi Pertemuan Tahunan Bank dalam bersinergi dan berinovasi untuk mendukung
Indonesia (PTBI) 30 November 2022 ke dalam pemulihan ekonomi bahkan bangkit menuju Indonesia
publikasi LPI 2022. Berbagai evaluasi dan prospek Maju. Kami visualisasikan visi ini pada sampul
ekonomi, arah kebijakan, serta pesan sinergi dan buku LPI 2022 melalui sinergi garis-garis digital
inovasi yang telah disampaikan dalam PTBI 2022 membentuk sebuah visual burung digital terbang yang
kami elaborasi dan perkuat relevansinya dengan menggambarkan bahwa sinergi dapat memperkuat
kondisi perekonomian terkini. Kedua, pengayaan ketahanan dan mewujudkan cita-cita bersama, yaitu
cakupan LPI 2022 dengan pembahasan isu strategis. bangkit menuju Indonesia Maju. Lebih lanjut, motif
Ketiga, pengayaan substansi pokok buku LPI dengan burung enggang merupakan lambang kehidupan,
pembahasan bab tematik dan boks isu khusus. kesetiaan, perdamaian, dan kepemimpinan. Hal ini
sejalan dengan sinergi dan kepemimpinan Bank
Pengayaan substansi pokok Buku LPI 2022 Indonesia untuk memperkuat ketahanan sehingga
dijabarkan dalam lima bab pertama dan diperkaya dapat bangkit menuju Indonesia Maju. Warna merah
dengan dua bab tematik. Pertama, yaitu Bab I Kinerja pada background menggambarkan semangat dan
dan Prospek Ekonomi Global: Memburuk dengan keberanian. Sulur emas melambangkan semangat
Risiko Resflasi; Bab II Kinerja dan Prospek Ekonomi bersinergi untuk mendorong pembangunan ekonomi
Nasional: Optimis dan Waspada; Bab III Bauran yang berkelanjutan sehingga Indonesia Emas dapat
Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2022: Menjaga terwujud.
Stabilitas dan Momentum Pemulihan Ekonomi; Bab
IV Sinergi dan Inovasi Bauran Kebijakan Ekonomi Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
Nasional: Memperkuat Ketahanan, Mendorong melimpahkan Rahmat-Nya dan melindungi setiap
Kebangkitan; serta Bab V Arah Bauran Kebijakan langkah kita berkarya dan memajukan perekonomian
Bank Indonesia Tahun 2023: Menjaga Stabilitas, Indonesia.
Mendorong Akselerasi Pemulihan. Kedua, kami juga
Jakarta, 30 Januari 2023
memperkaya publikasi LPI 2022 dengan bahasan
tematik pada Bab VI Presidensi G20 Indonesia: Sinergi Gubernur Bank Indonesia
Global Mendorong Pemulihan Ekonomi; serta Bab VII
Proyek Garuda: Menavigasi Arsitektur Rupiah Digital.
Ketiga, pengayaan asesmen perekonomian domestik
dengan menampilkan pembahasan 3 (tiga) buah
boks. Boks pada Bab II berjudul Gerakan Nasional Perry Warjiyo

xix
Tinjauan Umum

SINERGI DAN INOVASI


MEMPERKUAT KETAHANAN
DAN KEBANGKITAN
MENUJU INDONESIA MAJU

Perekonomian global tahun 2022 kembali memburuk dipicu oleh ketegangan geopolitik
dunia, yang berdampak pada meningkatnya risiko resesi dan inflasi yang tinggi. Sinergi
dan inovasi kebijakan Bank Indonesia dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem
Keuangan dapat menjaga ketahanan ekonomi dari risiko global tersebut dan terus
mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi nasional tahun 2022. Ke depan, bauran
kebijakan Bank Indonesia dan sinergi yang erat dengan kebijakan ekonomi nasional terus
diperkuat guna terus mendukung ketahanan ekonomi serta mempercepat pemulihan
dan kebangkitan perekonomian. Prospek perekonomian Indonesia diprakirakan terus
membaik dengan didukung oleh struktur yang berdaya tahan dalam jangka menengah
sehingga dapat menopang transformasi Indonesia menjadi negara maju.
Risiko perekonomian global yang kembali meningkat moneter global meningkat tajam dan diprakirakan
pada 2022 memberikan tantangan bagi upaya terjadi dalam periode yang lama sebagai respons
mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Risiko atas kenaikan tajam inflasi tersebut, seperti yang
global tersebut dipicu oleh perang antara Rusia dan terjadi pada Fed Funds Rate (FFR)-(”higher for longer”).
Ukraina yang kembali meningkatkan fragmentasi Keempat, mata uang dolar AS menguat tajam seiring
politik dan ekonomi dunia. Secara umum terdapat dengan kenaikan FFR dan ketidakpastian pasar
5 (lima) permasalahan yang mengemuka dan saling keuangan global, sehingga memberikan tekanan pada
berkaitan sehingga perlu diwaspadai karena dapat banyak mata uang dunia, termasuk Rupiah (”strong
memberikan tekanan terhadap perekonomian dollar”). Kelima, fenomena ”cash is the king” juga
nasional. Pertama, pertumbuhan ekonomi dunia terjadi sejalan dengan persepsi risiko investor global
menurun sejalan dengan kenaikan fragmentasi yang tinggi dan membuat investor menarik dananya
politik dan ekonomi dunia tersebut, bahkan dengan dari negara berkembang, termasuk Indonesia, ke
risiko resesi di Amerika Serikat (AS) dan Eropa yang instrumen investasi yang dipandang likuid dan
makin meningkat (”slow growth”). Kedua, inflasi mendekati cash (Diagram 1). Berbagai perkembangan
meningkat sangat tinggi di negara-negara maju akibat ini sangat perlu dicermati dan direspons dengan tepat
gangguan pasokan komoditas energi dan pangan karena bila terus berlanjut berisiko memicu stagflasi
(”high inflation”). Ketiga, suku bunga acuan kebijakan bahkan resesi dan inflasi tinggi (resflasi).

Diagram 1. Tantangan Ekonomi dan Sinergi dan Inovasi Kebijakan untuk


Memperkuat Ketahanan dan Kebangkitan Menuju Indonesia Maju
Alur Pikir
GLOBAL PROSPEK
Target Neutral

Jangka Pendek
PROSPEK
2023 Tumbuh
Low High Loose Tight Weak Strong
Tetap Kuat
INFLASI RESPONS MONETER PERTUMBUHAN EKONOMI
Lima Respons Bauran
Meningkat akibat dampak disrupsi Kebijakan moneter agresif untuk Melambat disertai risiko
rantai pasok, perang Rusia-Ukraina, merespons tekanan inflasi resesi di beberapa negara
Kebijakan Ekonomi Nasional
dan proteksionisme pangan
1. Koordinasi fiskal dan
moneter
5 TANTANGAN GLOBAL 2. Akselerasi transformasi
Pertumbuhan ekonomi menurun (“slow growth”), sektor keuangan
Dolar AS sangat kuat (“strong dollar”), tekanan
disertai meningkatnya risiko resesi 3. Akselerasi trasnformasi
depresiasi nilai tukar negara lain, termasuk Rupiah
Inflasi sangat tinggi (“high inflation”) sektor riil
karena harga energi dan pangan global 4. Digitalisasi ekonomi dan
Fenomena “cash is the king”, penarikan dana
Suku bunga tinggi (“higher for longer”), investor global dan mengalihkan ke aset likuid, keuangan
tetap tinggi hingga 2023 karena risiko tinggi
5. Ekonomi dan keuangan
hijau

DOMESTIK
INTERNAL (IM)BALANCES EXTERNAL (IM)BALANCES Jangka
Menengah - Panjang
INFLASI > TARGET PDB: Sentimen
(di bawah prakiraan awal dan PEMULIHAN SOLID TEKANAN NILAI TUKAR
menurun gradual lebih cepat) Global
Akan meningkat dan
Ekspektasi inflasi Ekspor berada di lintasan
TRANSAKSI BERJALAN TRANSAKSI MODAL menuju Indonesia Maju
Demand-pull Permintaan & FINANSIAL
domestik solid
Cost-push/supply shocks
(imported inflation & ERPT) Likuiditas EKSPOR - IMPOR ALIRAN MODAL

SINERGI DAN INOVASI BAURAN KEBIJAKAN

Rp

FISKAL MONETER MAKROPRUDENSIAL SISTEM PEMBAYARAN & PENGEMBANGAN EKONOMI SYARIAH STRUKTURAL
PENGELOLAAN UANG RUPIAH PASAR UANG DAN UMKM

xxii
Bank Indonesia memperkuat sinergi dan inovasi kisaran sasaran 2022 sejalan dengan perkembangan
kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas pascakenaikan harga BBM bersubsidi namun lebih
Sistem Keuangan (KSSK) guna menjaga ketahanan rendah dari proyeksi awal dan diprakirakan akan
ekonomi dari risiko global tersebut dan terus kembali ke sasaran pada 2023. Stabilitas sistem
mendukung keberlanjutan pemulihan ekonomi keuangan juga tetap baik dengan ketahanan yang
nasional. Pemerintah mengarahkan kebijakan fiskal terjaga dan fungsi intermediasi yang meningkat.
sebagai shock absorber untuk melindungi masyarakat,
mendukung sektor prioritas, dan mendorong Satu agenda penting yang perlu diangkat pada
pemulihan ekonomi nasional termasuk melalui 2022 ialah Presidensi Indonesia di G20 dengan
stimulus fiskal yang cukup besar untuk penanganan tema “Recover Together, Recover Stronger”. Agenda
dampak Covid-19 dan stabilisasi harga domestik. global ini memiliki arti strategis untuk memperkuat
Bank Indonesia mengarahkan seluruh instrumen koordinasi global dalam memitigasi risiko ekonomi
bauran kebijakan sebagai bagian dari arah kebijakan global jangka pendek dan memperkuat ketahanan
nasional untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi global dalam jangka menengah. Bank
ekonomi sekaligus menjaga stabilitas. Dengan Indonesia bersama Kementerian Keuangan dan
ekonomi yang mulai pulih dan untuk melindungi Kementerian/Lembaga berperan aktif melalui
perekonomian domestik dari dampak rambatan jalur keuangan. Terdapat 6 (enam) agenda utama
gejolak global, kebijakan moneter diarahkan untuk yang menjadi fokus pembahasan di jalur keuangan,
menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan kebijakan yaitu terkait kebijakan exit strategy pascapandemi,
makroprudensial, sistem pembayaran, pengembangan mengatasi scarring effect dari pandemi, inovasi sistem
pasar uang, serta inklusi ekonomi dan keuangan pembayaran di era digital, mendorong keuangan
tetap diarahkan untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan, meningkatkan inklusi keuangan, serta
ekonomi (pro-growth). Sinergi kebijakan fiskal dan perpajakan internasional. Presidensi G20 Indonesia
moneter makin diperkuat melalui partisipasi Bank ini telah berhasil mengeluarkan berbagai kesepakatan
Indonesia dalam pendanaan Anggaran Pendapatan dan rekomendasi yang akan menjadi acuan dan/
dan Belanja Negara (APBN), termasuk untuk atau pertimbangan bagi negara anggota dalam
penanganan kesehatan dan kemanusiaan akibat menerapkan kebijakan selanjutnya.
pandemi Covid-19. Bank Indonesia juga memperkuat
Ke depan, bauran kebijakan Bank Indonesia pada
koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk
2023 terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan
menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong
ekonomi serta mempercepat pemulihan dan
pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor
kebangkitan perekonomian dalam sinergi yang erat
prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi,
dengan kebijakan ekonomi nasional. Arah bauran
ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
kebijakan dimaksud sekaligus untuk menangkal
Sinergi kebijakan menjadi faktor kunci bagi dampak rambatan dari gejolak global. Dalam kaitan
keberlanjutan pemulihan ekonomi dengan stabilitas ini, kebijakan moneter pada 2023 akan tetap
yang terjaga pada 2022. Kinerja ekspor tetap kuat diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability),
seiring dengan besarnya permintaan beberapa mitra dengan melanjutkan kebijakan suku bunga secara
dagang utama serta dukungan kebijakan Pemerintah. front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk
Pertumbuhan ekonomi tahun 2022 diprakirakan memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi
meningkat dalam kisaran 4,5-5,3% dengan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran
kecenderungan bias atas. Stabilitas eksternal tetap 3,0±1%. Sementara itu, kebijakan makroprudensial,
terjaga, didukung oleh Neraca Pembayaran Indonesia digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan
(NPI) yang tetap sehat, sejalan dengan surplus pasar uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan
transaksi berjalan di tengah tekanan pada transaksi hijau akan terus diarahkan untuk mengakselerasi
modal dan finansial, khususnya investasi portofolio. pemulihan ekonomi nasional (pro-growth). Selain itu,
Kinerja NPI yang tetap baik serta respons segera Bank arah kebijakan Bank Indonesia juga terus bersinergi
Indonesia berkontribusi dalam menjaga stabilitas dengan bauran kebijakan ekonomi nasional guna
nilai tukar Rupiah, meskipun pada sisi lain tengah mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk
terjadi fenomena strong dollar dan ketidakpastian kembali berada di lintasan jangka menengah menuju
pasar keuangan global. Inflasi meski lebih tinggi dari Indonesia Maju.
xxiii
Prospek pemulihan ekonomi Indonesia diprakirakan Bank Indonesia bergerak cepat secara menyeluruh
berlanjut dalam jangka pendek dan terus menguat untuk melakukan akselerasi ekonomi dan keuangan
dalam jangka menengah. Pada 2023, pertumbuhan digital yang inklusif dan efisien. Dalam kaitan ini,
ekonomi diprakirakan berlanjut, meskipun sedikit Bank Indonesia akan mengembangkan Rupiah Digital
melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3%, sejalan sebagai satu-satunya alat pembayaran digital yang
dengan menurunnya prospek pertumbuhan sah di Indonesia untuk berbagai transaksi ekonomi
ekonomi global. Stabilitas eksternal tetap terjaga dan keuangan digital. Pengembangan Rupiah Digital
ditopang oleh kinerja NPI yang tetap sehat. Inflasi akan mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu pembangunan
juga kembali terkendali ke sasarannya 3,0±1%. platform teknologi bagi “Khazanah Digital Rupiah
Sementara itu, stabilitas sistem keuangan tetap baik. (KDR)” untuk penerbitannya serta penetapan
Dalam jangka menengah, perekonomian Indonesia bank dan nonbank sebagai wholesaler pengedaran,
terus meningkat dan kembali berada di lintasan pembangunan infrastruktur sistem pembayaran
menuju Indonesia Maju. Prospek ini didukung oleh dan pasar uang yang Integrasi, Interkoneksi, dan
pemulihan perekonomian global yang berlanjut serta Interoperabilitas (3I), serta pemilihan platform
peningkatan perekonomian domestik yang juga teknologi yang kompatibel dengan sejumlah platform
didorong oleh kenaikan investasi dan produktivitas yang dikembangkan oleh bank-bank sentral lain dan
seiring dengan implementasi kebijakan reformasi lembaga internasional. Inisiatif tersebut dituangkan
struktural baik di sektor riil maupun akselerasi dalam white paper “Proyek Garuda” yang berisi dasar
ekonomi dan keuangan digital nasional. Bank pemikiran dan peta jalan yang akan ditempuh Bank
Indonesia memprakirakan dalam jangka menengah, Indonesia dalam mengembangkan Rupiah Digital yang
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus akan diimplementasikan secara bertahap.
meningkat hingga berada pada kisaran 5,0-5,8%
pada 2027. Inflasi diprakirakan tetap terjaga pada Ekonomi Global: Memburuk dengan
kisaran 1,5-3,5%, didukung oleh peningkatan efisiensi Risiko Resflasi
dan produktivitas perekonomian. Defisit transaksi Ketegangan geopolitik dunia yang dipicu oleh
berjalan diprakirakan juga tetap terkendali pada level Perang Rusia-Ukraina kembali menurunkan prospek
yang sehat dalam kisaran 1,2-2,0% dari PDB, sehingga pertumbuhan ekonomi dunia. Perang Rusia-Ukraina
menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia. serta pengenaan sanksi yang mengikutinya telah
Secara keseluruhan, dengan lintasan prospek menyebabkan pasokan komoditas dunia yang
tersebut, Indonesia diprakirakan mampu menjadi terbatas. Perkembangan ini memperburuk gangguan
negara maju berpendapatan tinggi pada 2047. mata rantai pasokan global mengingat perang
dagang antara AS dengan Tiongkok masih berlanjut
Prospek perekonomian yang membaik dalam jangka
dan pembatasan mobilitas akibat dari Covid-19 di
menengah tersebut akan terus didukung oleh
Tiongkok belum usai. Kondisi ini mengakibatkan
sinergi kebijakan untuk mempercepat transformasi
pertumbuhan ekonomi global melambat sejalan
ekonomi Indonesia menjadi negara maju. Dalam
dengan penurunan penawaran agregat akibat
kaitan ini, kebijakan reformasi struktural akan terus
fragmentasi politik dan ekonomi dunia serta
diperkuat, termasuk melalui transformasi kebijakan
gangguan mata rantai pasokan global yang berlanjut
Bank Indonesia. Transformasi dan inovasi bauran
tersebut. Pertumbuhan dunia tahun 2022 kembali
kebijakan utama Bank Indonesia (kebijakan moneter,
direvisi dari semula 4,4% (proyeksi awal tahun 2022)
kebijakan makroprudensial, serta kebijakan sistem
menjadi 3,0% dan berlanjut menurun menjadi 2,3%
pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah) serta
pada 2023. Koreksi tajam terjadi di AS, Kawasan
kebijakan pendukung terus ditempuh karena sangat
Eropa, dan Amerika Latin pada 2023 dipengaruhi
diperlukan untuk merespons dinamika perekonomian
oleh penurunan sisi penawaran dan permintaan. Sisi
yang makin kompleks. Sementara itu, akselerasi
penawaran menurun akibat pasokan energi yang
digitalisasi sistem pembayaran juga diperkuat karena
terbatas sedangkan dari sisi permintaan sebagai
akan menjadi kunci dalam mendukung pertumbuhan
dampak pengetatan moneter dan penurunan daya
ekonomi yang kuat dan inklusif. Memasuki era
beli konsumsi akibat inflasi yang tinggi.
peradaban baru digitalisasi ekonomi dan keuangan,

xxiv
Inflasi global juga meningkat tinggi akibat dananya dari sekuritas ke alat yang likuid. Fenomena
kenaikan tajam harga energi dan pangan dunia. “cash is the king” juga mengemuka pada kondisi ini.
Ketidakseimbangan sisi penawaran dan pemulihan Secara keseluruhan, berbagai perkembangan yang
sisi permintaan di tengah ultra-stimulus selama kurang menguntungkan ini makin memperburuk
pandemi Covid-19 mendorong kenaikan harga-harga. dampak rambatan ekonomi dan keuangan global
Ketidakseimbangan ini juga turut menyebabkan dari jalur perdagangan dan jalur keuangan terhadap
gangguan mata rantai pasokan global serta keketatan negara berkembang, termasuk Indonesia. Berbagai
pasar tenaga kerja di sejumlah negara yang makin perkembangan perekonomian global tersebut sangat
memicu kenaikan harga-harga. Perang antara Rusia perlu dicermati dan direspons dengan tepat karena
dan Ukraina memicu gangguan rantai pasokan dan bila terus berlanjut berisiko memicu stagflasi bahkan
mendorong peningkatan harga energi dan pangan resesi dan inflasi tinggi (resflasi).
karena kontribusi Rusia sebagai salah satu produsen
komoditas energi dan logam dunia. Dinamika tersebut Kinerja dan Prospek Ekonomi Nasional:
menyebabkan sejumlah komoditas seperti minyak, Optimis dan Waspada
batu bara, dan nikel mengalami kenaikan harga Di tengah prospek penurunan ekonomi
yang tajam terutama pada semester I 2022 dan global, perbaikan ekonomi Indonesia terus
memberikan tekanan pada inflasi global. Tekanan berlanjut. Pertumbuhan ekonomi terus membaik
inflasi antarnegara beragam, dipengaruhi oleh sehingga pada triwulan III 2022 tercatat tumbuh
kondisi pasokan domestik serta respons kebijakan tinggi sebesar 5,72% (yoy)-(Tabel 1). Perkembangan
yang ditempuh oleh masing-masing negara. Secara positif tersebut ditopang oleh kinerja ekspor yang
keseluruhan, dampak fragmentasi politik-ekonomi tetap kuat serta permintaan domestik yang solid
terhadap inflasi di negara berkembang tidak sebesar seiring dengan peningkatan mobilitas dan daya beli
di negara maju, kecuali di Amerika Latin. masyarakat yang masih terjaga. Perbaikan ekonomi
sepanjang 2022 ini ditopang oleh peningkatan
Tantangan menjadi makin kompleks saat berbagai
pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.
bank sentral dunia menempuh kebijakan moneter
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2022
ketat dalam mengendalikan kenaikan inflasi. The
diprakirakan bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank
Fed dan European Central Bank (ECB) serta sejumlah
Indonesia pada 4,5-5,3%. Perbaikan pertumbuhan
negara bank sentral negara berkembang secara
ekonomi diprakirakan tetap berlanjut pada 2023,
agresif meningkatkan suku bunga kebijakannya.
meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran
FFR naik dari 0-0,25% pada awal 2022 menjadi
4,5-5,3%. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Indonesia
4,25-4,50% pada akhir 2022 dan perkirakan terus
didorong oleh tetap baiknya permintaan domestik
naik hingga 4,75-5,00% pada triwulan I 2023 dan
sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas
bertahan cukup lama untuk memastikan inflasi
dan berlanjutnya penyelesaian Program Strategis
terkendali. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi dunia
Nasional (PSN), sedangkan ekspor sedikit melambat
makin lambat dan bahkan berisiko mengalami resesi
sejalan dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi
seperti terindikasi di AS dan Eropa, seiring dengan
global. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan kembali
menurunnya permintaan agregat karena pengetatan
meningkat pada kisaran 4,7-5,5% pada 2024.
moneter dan melemahnya daya beli konsumsi
masyarakat akibat inflasi yang tinggi. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap baik
sehingga mendukung ketahanan eksternal
Ketidakpastian pasar keuangan global juga
perekonomian Indonesia. Transaksi berjalan terus
meningkat tajam. Kenaikan agresif suku bunga the
mencatat surplus didukung oleh kuatnya ekspor
Fed telah mendorong sangat kuatnya nilai tukar dolar
sejalan tingginya harga komoditas dan baiknya
AS dan memberikan tekanan depresiasi terhadap
permintaan global terhadap komoditas Indonesia.
berbagai mata uang dunia, termasuk nilai tukar
Secara keseluruhan, transaksi berjalan pada 2022
Rupiah. Persepsi risiko negatif di pasar keuangan
diperkirakan mencatat surplus 0,4 - 1,2% dari PDB.
global juga memburuk, yang pada gilirannya
Sementara itu, transaksi modal dan finansial lebih
mendorong investor portofolio global menarik

xxv
didukung oleh investasi dalam bentuk Penanaman yang kembali masuk. Surplus transaksi berjalan
Modal Asing (PMA), yang dapat menutupi dampak diprakirakan turun dalam kisaran 0,4 - -0,4% dari
arus keluar investasi portofolio asing akibat PDB akibat ekspor yang yang tidak sekuat tahun
ketidakpastian di pasar keuangan global dan 2022 seiring dengan perlambatan ekonomi global.
mendukung defisit NPI tahun 2022 yang tetap dapat Dengan langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia,
dikendalikan dan relatif kecil. Posisi cadangan devisa stabilitas nilai tukar Rupiah terjaga di tengah masih
yang akhir Desember 2022 tercatat sebesar 137,2 tingginya ketidakpastian pasar keuangan global. Nilai
miliar dolar AS sehingga lebih dari cukup untuk tukar Rupiah pada akhir 2022 tercatat Rp15.568
menopang ketahanan eksternal Indonesia. Pada per dolar AS, terdepresiasi 8,45% dibandingkan
2023, NPI diprakirakan tetap kuat, ditopang oleh dengan level akhir 2021. Depresiasi nilai tukar
transaksi berjalan yang terjaga baik serta surplus Rupiah tersebut relatif lebih baik dibandingkan
neraca transaksi modal dan finansial sejalan dengan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara lain di
PMA yang lebih besar dan aliran investasi portofolio kawasan, seperti Filipina 8,50% dan India 10,15%. Ke

Tabel 1. Indikator Perekonomian Domestik


2022
Komponen 2020 2021
I II III IV
Pertumbuhan Ekonomi (Persen. yoy) -2,07 3,69 5,02 5,45 5,72  
Konsumsi Rumah Tangga (Persen, yoy) -2,63 2,02 4,34 5,51 5,39  

Konsumsi Pemerintah (Persen, yoy) 1,96 4,17 -6,94 -4,86 -2,88  

PMTB (Persen, yoy) -4,96 3,80 4,09 3,07 4,96  


PMTB Bangunan (Persen, yoy) -3,78 2,32 2,58 0,92 0,07  
PMTB Non Bangunan (Persen, yoy) -8,44 8,42 8,66 9,65 19,24  
Ekspor Barang dan Jasa (Persen, yoy) -8,14 24,04 16,70 20,02 21,64  
Impor Barang dan Jasa (Persen, yoy) -16,72 23,31 15,88 12,37 22,98  
Inflasi IHK (Persen, yoy) 1,68 1,87 2,64 4,35 5,95 5,51
Inflasi Inti (Persen, yoy) 1,60 1,56 2,37 2,63 3,21 3,36
Inflasi Volatile Food (Persen, yoy) 3,62 3,20 3,25 10,07 9,02 5,61
Inflasi Administered Prices (Persen, yoy) 0,25 1,79 3,06 5,33 13,28 13,34
Neraca Pembayaran Indonesia
           
Defisit Transaksi Berjalan (Persen PDB) -0,42 0,29 0,18 1,19 1,28  
Transaksi Modal dan Finansial (miliar dolar AS) 7,92 12,50 -1,99 -1,16 -6,07  
Overall Balance (miliar dolar AS) 2,60 13,46 -1,82 2,39 -1,30  
Cadangan Devisa (miliar dolar AS) 135,90 144,91 139,13 136,38 130,78 137,2
Nilai Tukar (rata-rata, Rp per dolar AS) 14.525 14.296 14.344 14.566 14.935 15.568
IHSG (rata-rata, Indeks) 5.240,78 6.222,27 6.809,48 7.058,12 7.030,10 6.957,13
Yield SBN 10 Tahun (rata-rata, Persen) 6,98 6,34 6,55 7,14 7,22 7,14
Perbankan
           
Kredit Total (Persen, yoy) -2,41 5,24 6,65 10,66 11,00 11,35
CAR (akhir periode, persen) 23,81 25,67 24,79 24,66 25,09 25,45* 
NPL (akhir periode, persen) 3,06 3,00 2,99 2,86 2,78 2,65* 
APBN**
Penerimaan Perpajakan (triliun Rupiah) 1.285,1 1.547,8 2.034,5
Keseimbangan Primer (triliun Rupiah) -633,6 -431,6 -78,0
Defisit APBN (Persen PDB) -5,78 -4,57 -2,38
Sumber: BPS, Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan BEI
Keterangan: *Posisi November 2022; ** Keseluruhan tahun 2022

xxvi
depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan sebesar 11,35% (yoy), ditopang oleh peningkatan
stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan pada seluruh jenis kredit dan seluruh sektor ekonomi.
nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya Pemulihan intermediasi juga terjadi pada perbankan
pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi. syariah, dengan pertumbuhan pembiayaan sebesar
20,15% (yoy) pada Desember 2022. Pertumbuhan
Respons kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia kredit UMKM juga tercatat cukup tinggi sebesar
dan sinergi dengan Pemerintah juga mampu 10,47% (yoy) pada Desember 2022, terutama
mengendalikan inflasi meskipun terjadi kenaikan didukung oleh segmen mikro. Perkembangan positif
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada September kredit/pembiayaan tersebut dipengaruhi perbaikan
2022. Kenaikan harga BBM sempat meningkatkan sisi permintaan dan penawaran. Di sisi penawaran,
inflasi bulanan cukup tinggi pada bulan September perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh
2022. Namun pada bulan-bulan berikutnya, tekanan likuiditas perbankan yang memadai dan standar
inflasi secara perlahan kembali menurun. Dampak penyaluran kredit/pembiayaan yang tetap longgar.
rambatan penyesuaian harga BBM kepada inflasi Sementara dari sisi permintaan, kenaikan kredit/
kelompok pangan bergejolak (volatile food, VF) dan pembiayaan ditopang oleh permintaan korporasi dan
inflasi inti tercatat rendah. Perkembangan positif konsumsi rumah tangga yang tetap baik. Dengan
ini tidak terlepas dari kontribusi positif sinergi memperhatikan perkembangan tersebut serta upaya
dan koordinasi kebijakan yang erat melalui Tim sinergis yang dilakukan otoritas, sektor keuangan, dan
Pengendalian Inflasi di Pusat dan Daerah (TPIP- dunia usaha, maka pertumbuhan kredit diprakirakan
TPID) serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi tetap meningkat dan berada dalam kisaran 10-12%
Pangan (GNPIP) dalam mendorong ketersediaan (yoy) pada 2023. 
pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan
komunikasi efektif. Dampak rambatan kepada inflasi Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan,
inti juga rendah sejalan dengan tetap terjaganya tetap terjaga baik. Permodalan perbankan tetap
ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi dari sisi kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital
permintaan yang belum kuat. Perkembangan ini Adequacy Ratio, CAR) November 2022 tetap tinggi
selanjutnya mendorong ekspektasi inflasi dan inflasi sebesar 25,45% sejalan dengan makin naiknya
bulanan terus menurun, meskipun masih tinggi. Inflasi komponen modal dari akumulasi keuntungan maupun
Indeks Harga Konsumen (IHK) tahun 2022 tercatat aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR) dengan
5,51%, lebih rendah dari prakiraan awal meskipun terkendalinya risiko kredit. Seiring dengan kuatnya
masih di atas sasaran 3,0±1%. Tekanan inflasi permodalan, risiko kredit tetap terkendali yang
diprakirakan terus menurun sehingga inflasi IHK tecermin dari rasio kredit bermasalah (Non-Performing
pada 2023 akan kembali ke dalam sasaran 3,0±1%, Loan, NPL) pada November 2022 yang tercatat 2,65%
didukung oleh inflasi inti yang akan tetap terjaga di (bruto) dan 0,75% (neto). Risiko likuiditas perbankan
kisaran 3,0±1% pada 2023. juga rendah dengan tingginya kecukupan likuiditas
sebagaimana ditunjukkan dengan rasio AL/DPK. Ke
Likuiditas di perbankan dan perekonomian tetap depan, upaya menjaga stabilitas sistem perbankan
longgar sehingga mendukung penyaluran kredit tetap diperkuat sehingga dapat memitigasi berbagai
dan pemulihan ekonomi. Pada Desember 2022, risiko, baik terkait kondisi makroekonomi domestik
rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/ maupun gejolak global, dan tetap menjaga ketahanan
DPK) tetap tinggi, mencapai 31,2%, sehingga sistem perbankan.
mendukung ketersediaan dana bagi perbankan
untuk penyaluran kredit/pembiayaan bagi dunia Transaksi ekonomi dan keuangan digital (EKD)
usaha. Hal ini sejalan dengan stance kebijakan berkembang sangat pesat. Perkembangan
likuiditas yang akomodatif oleh Bank Indonesia. ini sejalan dengan kebijakan Bank Indonesia
Longgarnya likuiditas mendukung relatif terbatasnya untuk akselerasi digitalisasi sistem pembayaran
kenaikan suku bunga kredit perbankan, sehingga dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi
tetap mendorong penyaluran kredit/pembiayaan nasional. Perkembangan sangat positif EKD juga
perbankan kepada dunia usaha yang terus meningkat. ditopang oleh meningkatnya akseptasi dan preferensi
Pertumbuhan kredit pada Desember 2022 tercatat masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan

xxvii
dan kemudahan sistem pembayaran digital, serta Beberapa risiko perekonomian global tetap perlu
akselerasi digital banking. Nilai transaksi Uang dicermati dalam jangka pendek dan menengah
Elektronik (UE) pada 2022 tumbuh 36,0% (yoy) karena dapat memengaruhi ketahanan dan
hingga mencapai Rp399,6 triliun, dan diproyeksikan kebangkitan perekonomian Indonesia. Pada
meningkat 23,9% dengan nilai Rp495,2 triliun. jangka pendek, gejolak global akan memengaruhi
Nilai transaksi digital banking pada 2022 meningkat perekonomian domestik melalui jalur perdagangan
28,72% (yoy) menjadi Rp52.545,8 triliun dan akan (trade channel) dan jalur keuangan (financial channel).
tumbuh 22,13% hingga mencapai Rp64.175,1 triliun Pada jalur perdagangan, dampak perlambatan
pada 2023. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran ekonomi global dan bahkan resesi ekonomi di
tersebut mendorong transaksi e-commerce juga beberapa negara dapat menyebabkan risiko
berkembang pesat, yang tumbuh 18,7% mencapai penurunan kontribusi ekspor dalam mendukung
Rp476 triliun pada 2022 dan kemudian naik 11,8% pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, harga energi
menjadi Rp533 triliun pada 2023. Di sisi pengedaran dan pangan global yang tinggi akan berakibat pada
uang, Bank Indonesia terus memastikan ketersediaan masih kuatnya tekanan kenaikan inflasi di dalam
uang Rupiah dengan kualitas yang terjaga di seluruh negeri. Dari sisi jalur keuangan, nilai tukar dolar AS
wilayah NKRI, termasuk peredaran Uang Rupiah yang kuat, suku bunga kebijakan moneter dan yield
Kertas Tahun Emisi 2022. Uang Kartal Yang Diedarkan US Treasury yang masih tinggi, serta premi risiko
(UYD) pada 2022 meningkat 6,95% (yoy) menjadi dan ketidakpastian pasar keuangan global berisiko
Rp1.026,5 triliun dan kemudian naik 7,6% mencapai menimbulkan terjadinya pelarian investasi portofolio
Rp1.104 triliun pada 2023. asing (capital outflows), meningkatnya yield SBN,
dan tingginya tekanan pelemahan (depresiasi) nilai
Dalam jangka menengah-panjang, prospek ekonomi tukar Rupiah. Pada jangka menengah-panjang,
akan meningkat dan berada di lintasan menuju risiko terjadinya multipolar pola perdagangan dunia
Indonesia Maju. Hal ini didorong prospek ekonomi yang akan memengaruhi prospek kebangkitan
global yang membaik serta kenaikan investasi dan ekonomi menuju Indonesia Maju. Risiko ini terjadi
produktivitas sebagai dampak positif implementasi akibat adanya fragmentasi politik dan ekonomi yang
reformasi struktural baik di sektor riil maupun di mendorong penurunan dominasi AS dan Eropa dalam
sektor keuangan, termasuk akselerasi ekonomi perdagangan dan perekonomian global, seiring
dan keuangan digital. Keberhasilan hilirisasi akan meningkatnya peran Asia, terutama Tiongkok dan
meningkatkan tidak saja nilai tambah ekspor, tetapi India, serta meningkatnya posisi sejumlah negara di
juga kenaikan investasi dan produktivitas. Selain Afrika menjadi tujuan perdagangan global.
itu, iklim bisnis dan investasi yang lebih baik, di
antaranya melalui implementasi Undang-undang Bauran Kebijakan Bank Indonesia
(UU) Cipta Kerja, akan mendorong penguatan Tahun 2022
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih
Sinergi kebijakan yang erat antara Pemerintah,
tinggi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam
Bank Indonesia, dan KSSK menjadi penopang
jangka menengah diprakirakan terus meningkat
pertumbuhan ekonomi pada 2022. Sinergi tersebut
hingga berada pada kisaran 4,8-5,6% pada 2025,
mampu mendukung akselerasi vaksinasi pada 2022
4,9-5,7% pada 2026, dan 5,0-5,8% pada 2027.
sehingga memungkinkan pelonggaran restriksi
Inflasi diprakirakan tetap terjaga rendah pada
mobilitas masyarakat dan ekonomi yang menjadi
kisaran 1,5-3,5%, didukung oleh kenaikan kapasitas
penopang pertumbuhan ekonomi pada 2022.
produksi nasional melalui peningkatan efisiensi
Indonesia mampu mencapai herd immunity pada
dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan
triwulan II 2022 sejalan dengan akselerasi vaksinasi
permintaan agregat di dalam perekonomian. Defisit
oleh Pemerintah yang didukung pula oleh pembiayaan
transaksi berjalan diprakirakan juga tetap terkendali
dari Bank Indonesia. Pemerintah terus melonggarkan
pada tingkat yang rendah sehingga menopang
kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
ketahanan sektor eksternal Indonesia. Secara
Masyarakat (PPKM) seiring dengan perkembangan
keseluruhan, dengan lintasan prospek tersebut,
vaksinasi yang sangat positif, termasuk booster dan
Indonesia diprakirakan mampu menjadi negara maju
berpendapatan tinggi pada 2047.

xxviii
penyebaran Covid-19 yang terkendali. Koordinasi tengah harga minyak dunia yang melonjak akibat
dan sinergi kebijakan KSSK dalam memberikan ketegangan geopolitik serta kebijakan proteksionisme
insentif fiskal, moneter, makroprudensial, dan pangan dan energi. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia
mikroprudensial kepada sektor-sektor prioritas juga mempererat koordinasi dan sinergi dengan
terus diperkuat. Hal tersebut termasuk perluasan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui TPIP dan TPID
cakupan sektor prioritas yang mendapat insentif untuk mengelola dampak rambatan penyesuaian
kebijakan dari 38 sektor prioritas menjadi 46 sektor harga BBM serta kenaikan harga pangan dunia.
prioritas untuk makin mempercepat pemulihan Upaya tersebut termasuk koordinasi pengendalian
ekonomi nasional. inflasi dari sisi permintaan dan penawaran antara
lain melalui GNPIP, dukungan anggaran fiskal
Koordinasi fiskal dan moneter terus diperkuat tambahan untuk menurunkan inflasi daerah melalui
dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional Dana Insentif Daerah (DID) dan penggunaan Belanja
dan menjaga stabilitas, termasuk melalui partisipasi Tidak Terduga (BTT), subsidi transportasi antara lain
Bank Indonesia dalam pendanaan APBN. Bank dengan menggunakan Dana Transfer Umum (DTU),
Indonesia berkomitmen kuat dalam mendukung serta kebijakan stabilisasi lainnya mampu meredam
pendanaan APBN baik dalam pembiayaan kesehatan kenaikan inflasi.
dan kemanusiaan sebagai akibat pandemi Covid-19
maupun akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia berkomitmen untuk mengarahkan
Sejalan pelaksanaan Kesepakatan Bersama (KB) seluruh instrumen bauran kebijakan sebagai bagian
Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan, Bank dari arah kebijakan nasional untuk mendorong
Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar akselerasi pemulihan ekonomi sekaligus menjaga
perdana dalam rangka program pemulihan ekonomi stabilitas. Dalam kaitan ini, kebijakan moneter
nasional serta pembiayaan penanganan kesehatan terkait kebijakan likuiditas, suku bunga dan nilai
dan kemanusiaan guna penanganan dampak pandemi tukar diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-
Covid-19. Secara keseluruhan tahun 2022, Bank stability). Sementara itu, empat instrumen lainnya,
Indonesia telah melakukan pembelian SBN sebesar yakni kebijakan makroprudensial, digitalisasi
Rp273,11 triliun yang terdiri dari pelaksanaan sistem pembayaran, pengembangan pasar uang,
KB I sebesar Rp49,11 triliun dan KB III sebesar Rp224 serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau untuk
triliun. Pemerintah juga telah meningkatkan alokasi mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
subsidi dan dana kompensasi energi dari Rp152,5 (pro-growth).
triliun menjadi Rp502,4 triliun pada 2022. Hal
tersebut dilakukan untuk menjaga stabilitas harga Normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia
guna memitigasi dampak kenaikan harga minyak dilakukan dengan penurunan secara bertahap
dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat. kelebihan likuiditas yang sangat besar di perbankan.
Arah kebijakan fiskal sebagai shock absorber tersebut Normalisasi kebijakan likuditas ditempuh dengan
mampu menahan kenaikan inflasi di Indonesia pada menaikkan rasio GWM Rupiah secara bertahap,
2022 tidak setinggi kenaikan inflasi di berbagai terukur dan sangat hati-hati, serta dikomunikasikan
negara lainnya sehingga respons kebijakan kenaikan secara baik (well-calibrated, well-planned, dan
suku bunga BI7DRR juga tidak setinggi negara-negara well-communicated). Dengan strategi tersebut,
lainnya. kenaikan rasio GWM Rupiah tidak mengganggu
kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit
Penguatan koordinasi pengendalian inflasi antara dan berpartisipasi dalam pembelian SBN untuk
Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan pembiayaan APBN, sehingga akan tetap mendukung
Daerah juga terus ditempuh untuk mengendalikan terjaganya stabilitas moneter dan sistem keuangan
dampak rambatan penyesuaian harga BBM. serta berlangsungnya proses pemulihan ekonomi
Pemerintah menyesuaikan harga BBM subsidi pada nasional. Normalisasi kebijakan likuiditas ini juga
September 2022 untuk menjaga kesinambungan akan mendukung efektivitas transmisi kebijakan suku
fiskal serta mengalihkan subsidi ke kelompok sasaran bunga BI7DRR dalam memengaruhi suku bunga tenor
yang lebih tepat. Hal tersebut tidak terelakkan di jangka yang lebih panjang.

xxix
Suku bunga BI7DRR yang tetap dipertahankan dengan meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN
rendah sampai dengan Juli 2022, dinaikkan sejak bagi masuknya investor portofolio asing. Inovasi
Agustus 2022 sebagai langkah front loaded, pre- kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah juga ditempuh
emptive, dan forward looking untuk memastikan dengan melakukan twist operation berupa pembelian/
terjaganya stabilitas inflasi ke depan. Sampai dengan penjualan SBN di pasar sekunder untuk meningkatkan
sekitar pertengahan tahun 2022, inflasi inti masih daya tarik imbal hasil investasi portofolio SBN jangka
terus terjaga pada level yang rendah di bawah 3% pendek dan mendorong struktur yield SBN jangka
(yoy), sejalan dengan masih terbatasnya dampak panjang lebih landai.
inflasi dari sisi permintaan, ekspektasi inflasi yang
terjangkar, stabilitas nilai tukar yang terjaga, serta Kebijakan makroprudensial akomodatif terus
dukungan kebijakan fiskal dalam menjaga harga BBM diperkuat dan disinergikan dengan kebijakan KSSK
bersubsidi. Dengan masih rendahnya tekanan inflasi untuk mendorong kredit/pembiayaan kepada
inti dan perbaikan ekonomi nasional yang masih dunia usaha dan mendukung pemulihan ekonomi
berada pada tahap awal pemulihan ekonomi nasional, nasional. Bank Indonesia melakukan penyempurnaan
Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial
kebijakan BI7DRR rendah sebesar 3,50%. Namun, (RPIM) agar pembiayaan perbankan kepada UMKM
sejalan dengan intensitas ketidakpastian global yang dan perorangan berpenghasilan rendah (PBR)
terus meningkat, kenaikan harga energi dan pangan dapat meningkat. Bank Indonesia memberikan
global juga berlanjut sehingga mulai berdampak insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/
pada kenaikan inflasi inti dan perkiraannya ke depan. pembiayaan kepada sektor prioritas dan UMKM
Merespons peningkatan inflasi inti dan ekspektasi dan/atau memenuhi target RPIM. Bank Indonesia
inflasi sebagai dampak rambatan dari kenaikan juga melanjutkan kebijakan makroprudensial
inflasi volatile food dan penyesuaian harga BBM, akomodatif yang telah ditempuh sebelumnya,
Bank Indonesia mulai menaikkan BI7DRR sebesar dengan mempertahankan rasio Countercyclical
25 bps pada Agustus 2022. Kebijakan tersebut Capital Buffer (CCyB) sebesar 0%, Rasio Intermediasi
diperkuat dengan kembali menaikkan BI7DRR Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84-94%,
pada September, Oktober, dan November 2022, serta rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial
masing-masing sebesar 50 bps menjadi 5,25%, untuk (PLM) untuk bank konvensional sebesar 6% dengan
menurunkan ekspektasi inflasi yang masih terlalu fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio PLM Syariah
tinggi (overshooting) dan memastikan agar inflasi sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%.
inti ke depan dapat segera kembali ke dalam kisaran Bank Indonesia juga melanjutkan pelonggaran rasio
3,0±1% pada paruh pertama 2023. Pada Desember Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/
2022, BI7DRR kembali naik sebesar 25 bps menjadi Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100%
5,50% sebagai langkah lanjutan untuk memastikan dan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/
terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi dan Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling
inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor
3,0±1%. baru.

Kebijakan stabilisasi terus diperkuat untuk Bank Indonesia mengakselerasi dan memperluas
menjaga nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan digitalisasi sistem pembayaran guna mempercepat
fundamental dan mekanisme pasar. Penguatan integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital
stabilisasi nilai tukar Rupiah ditempuh sebagai sekaligus mendorong pemulihan ekonomi. Mengacu
bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama pada Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI)
imported inflation. Kebijakan ini ditempuh melalui 2025, fokus kebijakan pada 2022 diarahkan pada
strategi triple intervention, baik di pasar spot, pasar 3 (tiga) prioritas utama, yaitu reformasi regulasi,
Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), maupun pengembangan infrastruktur sistem pembayaran
pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder ritel, dan standardisasi sistem pembayaran. Reformasi

xxx
regulasi dilanjutkan untuk menyederhanakan pengembangan ekonomi dan keuangan syariah
prosedur perizinan yang didukung oleh penguatan nasional sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru
pengaturan dan pengawasan guna mendorong yang inklusif, bersinergi dengan Pemerintah dan
inovasi sekaligus menjaga risiko di industri sistem pemangku kepentingan yang lain. Bank Indonesia
pembayaran. Pengembangan infrastruktur sistem juga terus bersinergi mendorong kebijakan ekonomi
pembayaran yang terintegrasi, terinterkoneksi, dan keuangan inklusif dan hijau untuk mendukung
terinteroperabilitas dilanjutkan untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui penguatan daya saing
ekosistem ekonomi-keuangan digital nasional. Bank UMKM sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi
Indonesia terus memperluas penggunaan QRIS nasional. Kebijakan internasional Bank Indonesia
sebagai standar nasional QR untuk mengakselerasi terus dilakukan secara tersinergi dengan Pemerintah
digitalisasi sistem pembayaran. Penerapan Standar untuk mencapai stabilitas makroekonomi dan sistem
Nasional Open API (SNAP) diperkuat dengan keuangan, mendukung pemulihan ekonomi, serta
melibatkan peran market leader untuk mempercepat memperjuangkan kepentingan Bank Indonesia
berkembangnya ekosistem ekonomi dan keuangan dan ekonomi Indonesia. Bank Indonesia juga terus
digital. Di bidang pengelolaan uang Rupiah, memperkuat pengakuan internasional sebagai bank
Bank Indonesia terus melanjutkan transformasi sentral terbaik di antara negara berkembang.
pengelolaan uang Rupiah (PUR) sesuai tahapan
implementasi Blueprint Pengelolaan Uang Rupiah Presidensi G20 Indonesia: Sinergi Global
(BPPUR) 2025. Bank Indonesia menerbitkan uang Mendorong Pemulihan Ekonomi
baru Tahun Emisi (TE) 2022 yang inovatif untuk Agenda penting yang perlu disampaikan pada
meningkatkan kualitas uang Rupiah. tahun 2022 ialah peran penting Presidensi
Indonesia di G20, yang mengangkat tema “Recover
Akselerasi pengembangan pasar keuangan
Together, Recover Stronger”. G20 terdiri dari 19
terus dilanjutkan untuk memperkuat efektivitas
negara utama dan Uni Eropa (EU) dan merupakan
transmisi kebijakan moneter serta pembiayaan
gabungan negara maju dan negara berkembang,
infrastruktur dan dunia usaha guna mendukung
serta merepresentasikan lebih dari 80% PDB dunia.
pemulihan ekonomi nasional. Digitalisasi dan
G20 merupakan forum pemimpin untuk kerja
penguatan infrastruktur pasar keuangan terus
sama ekonomi internasional. Tujuan dari forum
dilakukan dengan memperkuat infrastruktur pasar
ini adalah untuk mencapai pertumbuhan ekonomi
uang yang terintegrasi, terinterkoneksi, dan memiliki
global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan
interoperabilitas, aman, serta andal. Dalam rangka
inklusif. Dalam kaitan ini, G20 tidak hanya fokus
penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter,
pada isu makroekonomi dan keuangan, namun juga
Bank Indonesia pada 2022 fokus pada program
isu perdagangan, perubahan iklim, pembangunan
pengembangan transaksi repo dan penguatan suku
berkelanjutan, kesehatan, agrikultur, energi,
bunga referensi Rupiah. Bank Indonesia juga terus
lingkungan dan antikorupsi. Agenda G20 pada tahun
melakukan pengembangan pasar valuta asing yang
2022 memiliki arti strategis karena merupakan
difokuskan pada pengembangan transaksi Domestic
forum untuk memperkuat koordinasi global dalam
Non-Deliverable Forward (DNDF) serta perluasan dan
memitigasi risiko ekonomi global jangka pendek dan
penguatan kerangka Local Currency Settlement (LCS).
memperkuat ketahanan ekonomi global dalam jangka
Pengembangan instrumen keuangan sebagai sumber
menengah.
pembiayaan ekonomi dan penguatan manajemen
risiko terus ditempuh Bank Indonesia dengan Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan
bersinergi dengan otoritas dan pelaku pasar di sektor dan Kementerian/Lembaga berperan aktif melalui
keuangan. jalur keuangan pada Presidensi Indonesia di G20 ini.
Jalur keuangan ini memiliki 6 (enam) agenda utama.
Beberapa kebijakan pendukung juga ditempuh untuk
Pertama, kebijakan exit strategy pascapandemi yang
mendukung pemulihan ekonomi nasional. Sinergi
berfokus pada strategi kebijakan untuk pulih bersama
erat dengan Pemerintah, perbankan, dan institusi
dari krisis, yang dapat dicapai melalui framework
lainnya ditingkatkan untuk mendorong akselerasi
of policy mix yang well-calibrated, well-planned, dan

xxxi
well-communicated. Kedua, kebijakan mengatasi pembayaran antarnegara di ASEAN yang saling
scarring effect dari pandemi pada beberapa area yang terhubung untuk mendorong pemulihan ekonomi
menjadi perhatian, yaitu aspek ketenagakerjaan, regional, sekaligus sebagai tonggak Keketuaan
rumah tangga, sektor korporasi, dan sektor keuangan. ASEAN tahun 2023 oleh Indonesia.
Ketiga, inovasi sistem pembayaran di era digital untuk
mengatasi tantangan biaya yang tinggi, kecepatan Sinergi dan Inovasi Bauran Kebijakan
pembayaran yang rendah, akses yang terbatas, Ekonomi Nasional
dan transparansi yang rendah. Keempat, kebijakan Sinergi dan inovasi bauran kebijakan ekonomi
mendorong keuangan berkelanjutan sebagai bagian nasional akan makin ditingkatkan untuk memperkuat
dari upaya untuk mengatasi perubahan iklim. Kelima, ketahanan, momentum pemulihan, dan kebangkitan
kebijakan meningkatkan inklusi keuangan melalui perekonomian nasional ke depan. Bauran kebijakan
pembahasan integrasi sisi penawaran dan permintaan ekonomi nasional dimaksud mencakup 5 (lima) aspek
sektor keuangan untuk mempromosikan inklusi penting, yaitu: (i) Koordinasi fiskal dan moneter;
keuangan, sekaligus meningkatkan produktivitas dan (ii) Akselerasi transformasi sektor keuangan; (iii)
inklusi ekonomi. Keenam, perpajakan internasional Akselerasi transformasi sektor riil; (iv) Digitalisasi
untuk mencapai sistem perpajakan internasional yang ekonomi dan keuangan; dan (v) Ekonomi dan
adil, berkelanjutan, dan modern. keuangan hijau. Untuk memperkuat ketahanan dari
dampak gejolak global, koordinasi yang sangat erat
Presidensi G20 Indonesia juga membahas 5 (lima)
antara kebijakan fiskal Pemerintah dan kebijakan
isu strategis. Pertama, bagaimana mengatasi isu
moneter Bank Indonesia akan makin diperkuat
kesehatan akibat pandemi COVID-19 dan ketahanan
sebagai penahan kejutan (shock absorber) untuk
pangan yang disebabkan gangguan pasokan. Kedua,
menjaga stabilitas makroekonomi baik secara internal
bagaimana mengintegrasikan berbagai kebijakan
(inflasi kembali ke sasaran 3,0±1%, defisit fiskal lebih
makroekonomi menjadi bauran kebijakan yang efektif.
rendah dari 3% dari PDB) maupun secara eksternal
Ketiga, bagaimana menerapkan bauran kebijakan
(nilai tukar Rupiah stabil, imbal hasil SBN kompetitif,
tersebut untuk menjaga stabilitas makroekonomi
dan NPI seimbang atau surplus). Penguatan
dan sistem keuangan serta memperkuat pemulihan
koordinasi kebijakan antara Kementerian Keuangan,
ekonomi. Keempat, bagaimana Central Bank Digital
Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan
Currency (CBDC) dapat dirancang untuk memfasilitasi
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam kerangka
konektivitas pembayaran lintas negara dengan tetap
KSSK juga makin ditingkatkan untuk memastikan
menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan.
ketahanan lembaga keuangan baik secara individu
Selain itu, bagaimana memitigasi dampak negatif
maupun secara sistem dalam menghadapi kejutan
dari aset kripto terhadap stabilitas sistem keuangan
ekonomi yang timbul, baik dari global maupun dari
melalui kerangka pengaturan dan pengawasan yang
domestik. Untuk terus mendorong momentum
efektif. Kelima, bagaimana upaya transisi, termasuk
pemulihan ekonomi nasional, koordinasi antara
dukungan keuangan berkelanjutan, menuju net zero
kebijakan fiskal Pemerintah melalui alokasi belanja
carbon emissions.
APBN untuk mendorong konsumsi dan investasi,
Salah satu bentuk konkret penjabaran dari Presidensi dengan kebijakan Bank Indonesia melalui pelonggaran
G20 Indonesia ialah kebijakan regional payment makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran,
connectivity untuk memperkuat konektivitas pengembangan pasar uang, maupun program inklusi
pembayaran lintas negara. Bank Indonesia bersama ekonomi keuangan harus makin ditingkatkan.
4 (empat) bank sentral di ASEAN lain yakni Bank
Kebijakan fiskal ke depan diarahkan untuk
Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas
memperkuat ketahanan dan momentum pemulihan
(BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan
ekonomi nasional dengan tetap konsisten
Bank of Thailand (BOT) melakukan Penandatanganan
melanjutkan konsolidasi dan reformasi fiskal.
Memorandum of Understanding (MoU) on Cooperation
Di tengah kenaikan harga komoditas dan risiko
in Regional Payment Connectivity (RPC). MoU ini
ketidakpastian global yang eskalatif, kebijakan
menjadi langkah awal bagi kerja sama sistem

xxxii
fiskal pada 2023 tetap waspada, antisipatif, dan modal dan tenaga kerja akibat kebijakan transformasi
responsif. Untuk itu, APBN 2023 dirumuskan sebagai sektor riil tersebut. Dari sisi permintaan, kebijakan
penyangga kejutan (shock absorber) agar dampak hilirisasi akan mendorong peningkatan ekspor lebih
gejolak global tidak menimbulkan ketidakstabilan besar karena nilai tambah yang dihasilkan, di samping
makroekonomi dan proses pemulihan ekonomi peningkatan investasi PMA selain berasal dari
nasional yang tengah berlangsung. Hal ini dilakukan investasi untuk pembangunan infrastruktur. Secara
melalui alokasi anggaran yang diarahkan untuk: keseluruhan, peningkatan kapasitas output potensial
(i) mengendalikan inflasi dan menjaga daya beli akan lebih besar dalam jangka menengah sehingga
masyarakat; (ii) menjaga momentum pemulihan mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dengan
(mengurangi pengangguran dan angka kemiskinan); stabilitas yang makin terjaga. Ketahanan eksternal
dan (iii) menjaga belanja prioritas (penguatan akan makin kuat dengan kenaikan ekspor yang
produktivitas dan pondasi ekonomi nasional). Pada mendukung surplus transaksi berjalan dan kenaikan
saat yang sama, konsolidasi dan reformasi fiskal terus PMA yang mendukung surplus neraca modal dan
diperkuat untuk menjaga kesehatan APBN jangka finansial.
menengah-panjang melalui: (i) penyiapan buffer untuk
antisipasi ketidakpastian; dan (ii) penguatan fondasi Satu kebijakan yang perlu kembali ditingkatkan
untuk konsolidasi dan keberlanjutan fiskal jangka ialah pengembangan pariwisata yang sebelumnya
menengah. Arah kebijakan fiskal tersebut menjadi terkendala akibat pandemi Covid-19. Dalam
dasar dalam perumusan arsitektur APBN 2023 kaitan ini, kebijakan perlu tetap difokuskan untuk
untuk memperkuat ketahanan dan membangkitkan pengembangan lebih lanjut 10 (sepuluh) destinasi
optimisme pemulihan ekonomi nasional, namun pariwisata prioritas, khususnya 5 (lima) destinasi
tetap waspada terhadap dampak gejolak global. pariwisata super prioritas (DPSP), tanpa menutup
Penyusunan APBN 2023 dilakukan berdasarkan kemungkinan destinasi lain yang berkembang. Seiring
asumsi makroekonomi dengan pertumbuhan ekonomi dengan makin meningkatnya mobilitas manusia
sebesar 5,3%, inflasi 3,6%, rerata tingkat bunga pascapandemi Covid-19, Pemerintah menargetkan
SBN 10 tahun 7,9%, rerata nilai tukar Rp14.800 per pergerakan wisatawan nusantara hingga mencapai
dolar AS, dan harga minyak 90 dolar AS per barel. 1,4 miliar pergerakan pada 2023. Untuk itu, strategi
Konsolidasi fiskal dilakukan dengan defisit APBN percepatan pemulihan dan penguatan pariwisata
2023 sebesar 2,84% dari PDB sebagai bentuk dapat berlanjut dan diperkuat pada pendekatan
komitmen normalisasi kebijakan setelah 3 (tiga) tahun 3A (Atraksi, Akses, Amenitas) dan 2P (Pelaku,
masa pandemi Covid-19 diperbolehkan lebih dari 3% Promosi). Koordinasi Sekretariat Bersama Percepatan
dari PDB. Pengembangan Pariwisata (Sekber Pariwisata) antara
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan
Kebijakan transformasi sektor riil terus ditingkatkan Investasi, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi
untuk mendorong lebih lanjut kebangkitan ekonomi Kreatif, Bank Indonesia, serta kementerian/lembaga
nasional menuju Indonesia Maju. Dari pendekatan dan mitra strategis terkait menyepakati langkah-
endogenous growth model, kebijakan transformasi langkah bersama yang mencakup: pelonggaran
untuk meningkatkan kapasitas ekonomi mencakup 5 wisatawan, peningkatan daya dukung angkutan
(lima) aspek penting yang saling mendukung dan perlu udara, percepatan pengembangan 5 (lima) DPSP,
diintegrasikan, yaitu pembangunan infrastruktur, memastikan terselenggaranya event utama berskala
hilirisasi, reformasi struktural, digitalisasi ekonomi, nasional dan internasional, pelaksanaan MICE
dan pembangunan sumber daya manusia. (meeting, incentive, convention, and exhibition),
Kebijakan hilirisasi, pengembangan infrastruktur, dukungan pembiayaan untuk pelaku pariwisata dan
pengembangan SDM, dan digitalisasi yang didukung ekonomi kreatif (parekraf), pengembangan UMKM
oleh reformasi struktural untuk peningkatan kapasitas pelaku parekraf dan desa wisata, promosi pembukaan
ekonomi akan mendukung stabilitas dan pencapaian pariwisata Indonesia yang lebih luas, disertai dengan
pertumbuhan yang tinggi dalam jangka menengah. percepatan vaksinasi dan perluasan penerapan
Penawaran agregat akan meningkat sehingga CHSE (cleanliness, health, safety, and environmental
kapasitas output potensial akan lebih besar sejalan sustainability) di seluruh destinasi. Program-program
dengan kenaikan jumlah maupun produktivitas promosi, baik di dalam negeri melalui gerakan Bangga

xxxiii
Berwisata di Indonesia saja (BWI) dan program- dan sistem keuangan makin besar dengan arus keluar
program lain, maupun promosi luar negeri secara investasi portofolio, khususnya dari SBN, karena
targeted perlu makin ditingkatkan. Bank Indonesia tingginya persepsi risiko dan perilaku “cash is the king”
akan terus mendukung keberhasilan berbagai investor global.
program pengembangan pariwisata di luar negeri
secara terarah dan targeted. Untuk memitigasi trilemma kebijakan moneter
terhadap dampak rambatan gejolak global, Bank
Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Indonesia akan terus mengoptimalkan 3 (tiga)
Tahun 2023 instrumen kebijakan moneter, yaitu kebijakan suku
bunga, stabilisasi nilai tukar Rupiah, dan memperkuat
Bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2023 akan
kecukupan cadangan devisa. Kebijakan suku bunga
terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan,
diarahkan untuk memastikan inflasi inti (core inflation)
pemulihan, dan kebangkitan perekonomian dalam
tetap berada pada kisaran 3,0±1%, bersinergi erat
sinergi yang erat dengan kebijakan ekonomi nasional.
dengan Pemerintah dalam mengendalikan inflasi
Arah bauran kebijakan dimaksud sekaligus untuk
kelompok harga diatur pemerintah (administered
menangkal dampak rambatan dari gejolak global,
prices) dan harga makanan bergejolak (volatile food).
baik risiko resesi ekonomi dan tingginya inflasi,
Kebijakan stabilitas nilai tukar Rupiah sangat penting
kenaikan suku bunga the Fed dan bank sentral lain,
untuk mengendalikan dampak tingginya harga energi
tekanan pelemahan nilai tukar karena dolar AS yang
dan pangan global terhadap inflasi di dalam negeri
sangat kuat, maupun berlanjutnya ketidakpastian
(imported inflation), di samping untuk turut menjaga
yang tinggi di pasar keuangan global. Untuk itu,
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dalam
kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023
mendukung pemulihan ekonomi nasional. Pada waktu
akan terus diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-
yang bersamaan, Bank Indonesia juga melanjutkan
stability), khususnya pencapaian sasaran inflasi dan
penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk
stabilitas nilai tukar Rupiah, serta dukungan terhadap
menjaga daya tarik imbal hasil SBN (twist operation)
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
untuk mendorong kembali masuknya aliran investasi
Sementara itu, 4 (empat) kebijakan Bank Indonesia
portofolio asing sehingga mendukung stabilisasi nilai
lainnya yakni kebijakan makroprudensial, digitalisasi
tukar Rupiah dan kecukupan cadangan devisa.
sistem pembayaran, pengembangan pasar uang,
serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau akan Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan
terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya makroprudensial longgar pada 2023 untuk
bersama dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan
nasional (pro-growth). guna mendukung pemulihan ekonomi nasional
dengan tetap turut menjaga stabilitas sistem
Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023 akan
keuangan. Arah kebijakan makroprudensial
difokuskan pada stabilisasi nilai tukar Rupiah dan
dimaksud tetap didasarkan pada optimalitas tiga
pengendalian inflasi agar kembali ke sasaran lebih
sasaran, yaitu intermediasi seimbang, stabilitas
awal sebagai bagian langkah mitigasi terhadap
sistem keuangan terjaga, serta inklusi ekonomi dan
dampak rambatan gejolak global. Hal ini mengingat
keuangan. Pelonggaran seluruh instrumen kebijakan
gejolak global telah dan akan berdampak pada kinerja
makroprudensial dan pemberian insentif bagi
perekonomian nasional, termasuk inflasi, nilai tukar,
perbankan ditempuh dengan sasaran penyaluran
dan aliran modal asing. Kenaikan harga energi dan
kredit/pembiayaan dapat tumbuh sekitar 10-12%
pangan global memberikan tekanan pada tingginya
pada 2023 untuk mendukung pemulihan ekonomi
inflasi dan kemampuan mendorong pertumbuhan
lebih lanjut, serta mendorong inklusi ekonomi dan
ekonomi domestik di berbagai negara. Pada saat
keuangan berkelanjutan. Bank Indonesia menempuh
yang sama, kenaikan suku bunga the Fed dan sangat
kebijakan makroprudensial longgar melalui penetapan
kuatnya dolar AS memberikan tekanan pelemahan
kembali Rasio CCyB sebesar 0%, PLM sebesar 6%
berbagai mata uang dunia, termasuk Indonesia.
dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan PLM Syariah
Tekanan terhadap nilai tukar, stabilitas moneter, fiskal,
sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%.

xxxiv
Bank Indonesia juga melanjutkan pelonggaran LTV/ Kebijakan sistem pembayaran pada 2023 akan
FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi paling dilakukan melalui 5 (lima) strategi pokok yang
tinggi 100% dan pelonggaran Uang Muka Kredit/ saling memperkuat integrasi ekosistem EKD
Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling nasional. Pertama, penyusunan standar-standar
sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor nasional sebagai “Satu Bahasa” layanan sistem
baru yang akan tetap berlaku sampai dengan akhir pembayaran secara kolaboratif antara Bank Indonesia
Desember tahun 2023. dengan industri serta kampanye akseptasi dan
pengggunaanya oleh masyarakat konsumen. Kedua,
Kebijakan makroprudensial untuk meningkatkan akselerasi reformasi regulasi dan konsolidasi industri
pembiayaan perbankan seperti RIM dan transparansi sistem pembayaran nasional sebagai “Satu Bangsa”
suku bunga juga akan dilanjutkan dan bahkan akan secara end-to-end untuk membangun unicorn-unicorn
diperkuat efektivitasnya dengan pengawasan Indonesia yang sehat, kompetitif, dan inovatif, baik
makroprudensial kepada perbankan. Lebih dari itu, secara nasional maupun internasional, serta ke depan
kebijakan makroprudensial longgar dalam bentuk siap menjadi “wholesaler” dalam penerbitan dan
insentif GWM juga akan diperluas untuk mendorong pengedaran Rupiah Digital. Ketiga, pengembangan
kredit/pembiayaan pada sektor-sektor sebagai bagian lebih lanjut infrastruktur sistem pembayaran (ritel
koordinasi kebijakan KSSK dalam pemulihan ekonomi dan wholesale) yang 3I sebagai “Satu Nusa” untuk
nasional. Peningkatan kredit/pembiayaan ke depan akselerasi integrasi ekosistem ekonomi-keuangan
didukung baik dari kapasitas penawaran perbankan digital nasional dan ke depan sebagai salah satu
maupun peningkatan permintaan dari dunia usaha prasyarat untuk penerbitan Rupiah Digital. Keempat,
seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Bank kebijakan harga dan praktik pasar industri sistem
Indonesia meyakini proyeksi pertumbuhan kredit pembayaran nasional yang aman, efisien, dan wajar
pada 2023 pada kisaran 10-12% dapat dicapai. Bank untuk mendukung kepentingan nasional, konsumen,
Indonesia akan terus memperkuat sinergi dan dan daya saing industri secara nasional dan global.
koordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk terus Kelima, pengembangan lebih lanjut Rupiah Digital
mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sebagai CBDC yang sah di Indonesia melalui
dunia usaha untuk memperkuat ketahanan dan penerbitan conceptual design, pengembangan model
pemulihan ekonomi nasional. bisnis termasuk persiapan peserta “wholesaler”, serta
pembangunan platform teknologi yang diperlukan
Kebijakan sistem pembayaran pada 2023 akan terus
untuk penerbitan dan pengedaran Rupiah Digital ke
diarahkan untuk akselerasi digitalisasi pembayaran
depan.
bagi integrasi lebih lanjut ekosistem ekonomi dan
keuangan digital nasional, pengembangan Rupiah Bank Indonesia juga akan mengembangkan Rupiah
Digital, serta memperluas kerja sama sistem Digital sebagai satu-satunya alat pembayaran digital
pembayaran antarnegara. Arah kebijakan sistem yang sah di Indonesia untuk berbagai transaksi
pembayaran tetap mendasarkan pada implementasi ekonomi dan keuangan digital. Dalam kaitan ini,
BSPI 2025. Kemajuan EKD nasional selama ini Rupiah Digital diharapkan mampu memenuhi
memberikan peluang dan sekaligus tantangan untuk fungsinya sebagai alat tukar, penyimpan nilai,
berkembang sangat cepat ke depan, dengan kejelasan dan satuan hitung, serta jangkar moneter bagi
visi, strategi, dan program konkret digitalisasi sistem uang digital lainnya di NKRI. Rupiah Digital akan
pembayaran dalam BSPI 2025, didukung penuh diterbitkan dalam 2 (dua) jenis, yaitu Rupiah Digital
oleh partisipasi aktif industri dalam digitalisasi jasa wholesale (w-Rupiah Digital) dan Rupiah Digital ritel
keuangan dan pembayaran ke konsumen serta (r-Rupiah Digital) yang akan dikembangkan dengan
akselerasi akseptasi masyarakat atas transaksi pendekatan terintegrasi dari ujung ke ujung dari
pembayaran digital yang cepat, mudah, murah, aman, wholesale ke ritel secara bertahap. Rupiah Digital akan
dan andal. menjadi komplemen uang kartal (kertas dan logam)

xxxv
dan rekening giro pihak ketiga di Bank Indonesia. mendukung terjaganya stabilitas pasar uang (Rupiah
Pada tahap pertama (immediate), pengembangan dan valuta asing) dan pasar obligasi, khususnya
Rupiah Digital akan dimulai dengan w-Rupiah instrumen derivatif seperti DNDF, repo, maupun
Digital untuk use case penerbitan, pemusnahan, dan swap nilai tukar dan suku bunga, tanpa mengurangi
transfer dana antarpihak. Pada tahapan berikutnya pengembangan instrumen untuk pembiayaan.
(intermediate), berbagai use case w-Rupiah Digital Keempat, penguatan mekanisme pasar yang efisien
yang dikembangkan pada tahap pertama akan dalam pembentukan struktur suku bunga (IndONIA
diperluas dengan use case tambahan yang mendukung dan Repo), nilai tukar (DNDF), dan hedging (swap suku
operasi moneter dan transaksi di pasar keuangan. bunga dan nilai tukar) sehingga memperkuat transmisi
Pada tahap akhir (end state), konsep integrated end- kebijakan moneter dan stabilitas pasar keuangan.
to-end w-Rupiah Digital to r-Rupiah Digital akan Di samping itu, berbagai program peningkatan
diujicobakan. penggunaan kerangka Local Currency Transactions
(LCT) dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi
Kebijakan pengembangan pasar uang pada 2023 dengan negara mitra, akan terus diakselerasi melalui
akan terus diarahkan untuk memperkuat efektivitas penguatan sinergi dan koordinasi dengan otoritas
operasi dan transmisi kebijakan moneter yang terkait lainnya.
makin terintegrasi dengan terwujudnya pasar uang
yang modern dan efisien, serta mampu mendukung Bank Indonesia akan terus memperluas dan
pembiayaan bagi perekonomian nasional. Arah memperkuat program pengembangan UMKM
pendalaman pasar uang dimaksud tetap konsisten sebagai kebanggaan Indonesia, Go Export, dan Go
dengan tujuan dan program dalam BPPU 2025, Digital. Pengembangan UMKM Bank Indonesia lebih
yaitu untuk membangun pasar uang yang modern menekankan pada nilai tambah (value added) untuk
dan berstandar internasional, serta mendukung dukungannya terhadap pengendalian inflasi dan
transformasi pengelolaan moneter yang terintegrasi peningkatan devisa melalui korporatisasi, peningkatan
dengan pasar uang. Fokus pengembangan juga kapasitas, dan fasilitasi akses pembiayaan guna
masih sama, yakni pada 3 (tiga) aspek pasar uang meningkatkan daya saing UMKM. Korporatisasi
yang efisien (3P), yaitu instrumen (product), pelaku dilakukan melalui penguatan kelembagaan, perluasan
(participant), dan mekanisme harga (pricing), serta kemitraan, serta pengembangan model bisnis
infrastruktur yang 3I antara pasar uang dan sistem penciptaan wirausaha baru. Peningkatan kapasitas
pembayaran. Penekanan akan lebih dititikberatkan UMKM dilakukan secara end-to-end didukung dengan
pada aspek 3I antara infrastruktur, pelaku, dan digitalisasi untuk mendorong peningkatan produksi,
instrumen dalam mendukung terintegrasinya operasi pengelolaan keuangan, dan perluasan akses pasar.
moneter Bank Indonesia dengan pendalaman Penyelenggaraan Karya Kreatif Indonesia (KKI)
pasar uang. Dengan pemikiran demikian, kebijakan untuk mendorong UMKM Go Export dan Go Digital
pengembangan pasar uang pada 2023 akan terus ditingkatkan, demikian pula sinergi dengan
difokuskan pada 4 (empat) program utama sebagai Pemerintah dalam menyukseskan Gerakan Nasional
berikut. Pertama, pengembangan infrastruktur Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga
operasi moneter Bank Indonesia yang 3I dengan Berwisata #DiIndonesiaAja (BWI) dengan melibatkan
infrastruktur pasar uang sehingga dapat makin seluruh 46 kantor Bank Indonesia di berbagai daerah.
memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter
dan mempercepat modernisasi pasar uang Indonesia. Bank Indonesia juga terus mendukung peningkatan
Kedua, konsolidasi peserta operasi moneter dengan peran ekonomi dan keuangan syariah sebagai sumber
pelaku pasar uang menjadi strategis, kritikal, dan baru pertumbuhan ekonomi. Akselerasi implementasi
umum dengan kriteria lembaga keuangan yang ekosistem halal value chain, baik lokal maupun
penting secara sistemik (systemically important global, makin diperluas baik dari aspek pelaku,
financial institutions, SIFIs), sehingga sejalan dengan kelembagaan, maupun infrastruktur pendukung.
klasifikasi industri sistem pembayaran (SIPS). Fokus pengembangan ekosistem halal value chain ini
Ketiga, pengembangan instrumen pasar uang yang akan tetap diutamakan sektor unggulan makanan

xxxvi
halal (halal food) dan fesyen muslim (modest fashion). Bank Indonesia akan mengarahkan kebijakan
Dari sisi keuangan syariah, kebijakan pendalaman internasional untuk mendukung penuh keberhasilan
pasar uang syariah guna mendukung pembiayaan Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, bersinergi
syariah ditempuh antara lain melalui pengembangan erat dengan Pemerintah khususnya pada jalur
instrumen transaksi valas dan Sukuk BI inklusif. Bank integrasi keuangan. Enam agenda prioritas jalur
Indonesia senantiasa memperkuat sinergi dengan keuangan dalam Keketuaan Indonesia dalam G20
berbagai pihak, baik di dalam wadah Komite Nasional Tahun 2022 dengan tema G20 “Recover Together,
Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) maupun dengan Recover Stronger” akan dilanjutkan sebagai agenda
pondok pesantren, Masyarakat Ekonomi Syariah prioritas Integrasi Keuangan ASEAN dalam Keketuaan
(MES), asosiasi pengusaha, perbankan, serta para Indonesia pada ASEAN 2023 dengan tema “Recovery-
ulama, akademisi, dan masyarakat luas. Sinergi Rebuilding, Digital Economy, Sustainability”. Dalam
kebijakan dengan Pemerintah akan terus diperkuat kaitan ini, salah satu program yang akan didorong
untuk mendukung pencapaian ekonomi berkelanjutan adalah Advancing ASEAN-5 Payment Connectivity
dengan sistem keuangan yang stabil, inklusif, dan dengan kerja sama Cross Border Payments Linkage,
hijau. Dalam rangka menjawab tantangan perubahan yaitu konektivitas QR dan fast payment dengan LCT.
iklim ke depan yang dapat mengancam stabilitas Di samping itu, Bank Indonesia juga akan terus aktif
perekonomian serta sebagai bentuk kontribusi aktif dalam berbagai forum kerja sama internasional untuk
Bank Indonesia dalam pencapaian target Indonesia mendukung pemulihan ekonomi nasional melalui
rendah karbon, Bank Indonesia akan melakukan penguatan kerja sama internasional pada tataran
transformasi yang bersifat menyeluruh melalui multilateral, regional, dan bilateral, serta berbagai
penguatan kebijakan keuangan hijau. pemangku kebijakan dalam negeri.

xxxvii
BAB I

KINERJA DAN PROSPEK


EKONOMI GLOBAL:
MEMBURUK DENGAN RISIKO
RESFLASI

Ketegangan geopolitik dunia memperburuk fragmentasi dan prospek ekonomi serta


meningkatkan ketidakpastian pasar keuangan global. 5 (lima) tantangan mengemuka
yang secara umum telah menurunkan prospek perekonomian global, termasuk
munculnya risiko resesi dan inflasi tinggi bila fragmentasi tersebut terus berlanjut.
Berbagai tantangan tersebut menuntut penguatan kerja sama internasional baik
skala regional maupun multilateral sehingga dapat memitigasi risiko dengan segera
dan kembali memperkuat pemulihan ekonomi global.
Perekonomian global kembali menghadapi tantangan menguat dipicu ketimpangan besar antara kemampuan
pada tahun 2022 dan memperburuk permasalahan vaksinasi negara maju dan negara berkembang yang
yang sebelumnya telah mengemuka dalam lima kemudian berdampak pada kecepatan pemulihan
tahun terakhir. Pada tahun 2017-2018, tantangan ekonomi. Dalam kaitan ini, pemulihan ekonomi di
dipicu perang dagang Amerika Serikat (AS)-Tiongkok negara maju terjadi lebih cepat karena didukung
yang kemudian menyebabkan gejolak pasar keuangan ketersediaan pasokan vaksin dan belanja fiskal
global dan membuat volume perdagangan dunia pemerintah yang lebih besar.
merosot. Tantangan makin rumit karena bank sentral
AS, the Fed, menaikkan suku bunga kebijakan Tantangan perekonomian global makin naik pada
moneter sebanyak 4 (empat) kali selama 2018 atau 9 2022 dipicu ketegangan geopolitik dunia yang
(sembilan) kali sejak normalisasi kebijakan moneter memperburuk fragmentasi dan prospek ekonomi
dimulai di Desember 2015. Kondisi ini pada gilirannya global. Ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina
menurunkan kinerja perekonomian global melalui berdampak pada pelemahan transaksi perdagangan,
jalur perdagangan dan jalur keuangan. Pada jalur kenaikan harga komoditas, dan ketidakpastian pasar
perdagangan, perekonomian dunia melambat tidak keuangan global, meski penyebaran Covid-19 mulai
hanya terjadi di AS dan Tiongkok, tetapi juga pada menurun. Pemburukan kondisi tersebut menyebabkan
negara-negara lain akibat posisi sentral Tiongkok koreksi prakiraan pertumbuhan ekonomi global dan
dalam mata rantai pasokan dunia (global supply chain). menambah ketidakpastian pasar keuangan global.
Dari jalur keuangan (financial channel), perang dagang Fragmentasi politik dan ekonomi serta pemburukan
AS-Tiongkok dan kenaikan suku bunga the Fed gangguan mata rantai pasokan global memperlemah
menyebabkan kepanikan pasar keuangan global dan pertumbuhan ekonomi dari sisi penawaran. Eskalasi
memicu pembalikan aliran modal ke negara maju serta ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang diikuti
memberikan tekanan depresiasi kepada banyak mata dengan pengenaan sanksi berbagai negara terhadap
uang negara-negara berkembang. Rusia serta perang dagang AS-Tiongkok yang
memanas memengaruhi transaksi perdagangan
Tantangan kuat muncul pada 2020 berkaitan dengan dan menyebabkan gangguan mata rantai pasokan
dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia global. Harga komoditas global meningkat, termasuk
dan menyebabkan krisis multidimensi. Pandemi komoditas energi, pangan, dan logam, sehingga
Covid-19 telah memicu empat ancaman krisis. memberikan tekanan pada inflasi global. Fragmentasi
Pertama, ancaman krisis moneter karena Covid-19 politik dan ekonomi serta pengetatan kebijakan
yang menyebar dengan cepat ke seluruh dunia telah moneter yang agresif di negara maju menyebabkan
menimbulkan ketakutan dan kepanikan akan ancaman perlambatan perekonomian dari sisi permintaan.
kematian serta pemburukan kondisi ekonomi. Investor Pengetatan kebijakan moneter tersebut mendorong
beramai-ramai mencairkan investasi portofolio dan perlambatan ekonomi dari sisi permintaan dan
menukarkannya menjadi aset likuid dalam bentuk peningkatan ketidakpatian pasar keuangan global.
mata uang dolar AS, sehingga mengangkat fenomena
“cash is the king.” Kedua, ancaman krisis sosial Secara umum perekonomian dunia pada 2022
karena penanganan pandemi Covid-19 tidak dapat menghadapi lima tantangan serius yang sangat perlu
dihindari telah mengakibatkan pembatasan mobilitas diwaspadai. Pertama, pertumbuhan ekonomi yang
manusia sehingga menimbulkan pengangguran dan menurun (slow growth). Kedua, inflasi yang sangat tinggi
penurunan pendapatan masyarakat. Ketiga, ancaman (high inflation) dipicu kenaikan harga energi dan pangan
krisis ekonomi karena penurunan kinerja ekonomi global. Ketiga, kebijakan suku bunga tinggi dalam
akibat pandemi Covid-19 telah berlangsung sangat waktu yang lama (higher for longer). Keempat, dolar AS
lama, bahkan masih terasa hingga sekarang. Tingkat yang sangat kuat (strong dollar) sehingga memberikan
keberutangan meningkat, baik di negara maju maupun tekanan depresiasi nilai tukar banyak negara. Kelima,
negara berkembang. Jumlah kegagalan korporasi penarikan dana investor global dan mengalihkan
meningkat hampir menyamai tingkat kegagalan pada ke aset likuid (cash is the king). Berbagai tantangan
krisis keuangan global, terbesar di AS, kemudian perekonomian global tersebut pada akhirnya menuntut
diikuti dengan Eropa, dan negara berkembang. penguatan kerja sama internasional baik skala regional
Keempat, ancaman ketimpangan antarnegara makin maupun multilateral.

4
1.1
Pertumbuhan Melambat Disertai Risiko Resesi
Fragmentasi politik dan ekonomi serta pengetatan Momentum pemulihan di negara berkembang
kebijakan moneter yang agresif menyebabkan akibat pembukaan ekonomi juga tertahan akibat
perekonomian dunia melambat. Ekonomi dunia perlambatan ekonomi negara maju sebagai mitra
diprakirakan tumbuh 3,0% pada 2022 setelah tumbuh dagang utama. Di India, kinerja ekonomi yang kuat
6,0% pada 2021. Di tengah kondisi ekonomi yang pada semester I 2022 seiring dengan pembukaan
belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi, ekonomi, tertahan oleh pelemahan permintaan
perekonomian dunia yang melambat dipengaruhi oleh eksternal pada semester II 2022. Pertumbuhan
fragmentasi politik dan ekonomi yang menyebabkan ekonomi Tiongkok melambat disebabkan oleh
peningkatan tekanan inflasi dan direspons dengan implementasi Zero Covid Policy (ZCP) yang diikuti
pengetatan kebijakan moneter agresif baik di negara dengan kebijakan lockdown serta perlambatan
maju maupun negara berkembang. properti. Negara ASEAN-5 menunjukkan tren
berbeda karena diprakirakan tumbuh meningkat.
Perlambatan ekonomi terjadi di hampir seluruh Perkembangan positif ini didorong oleh normalisasi
negara. Perekonomian AS melambat disebabkan oleh aktivitas ekonomi seiring dengan pembukaan
tekanan inflasi yang tinggi dan menggerus daya beli ekonomi dan kenaikan harga komoditas global yang
konsumsi, dan diikuti dengan pengetatan kebijakan berkontribusi positif pada kinerja ekspor.
moneter yang lebih cepat dan agresif. Di Eropa,
perlambatan disebabkan oleh disrupsi pasokan energi Perlambatan ekonomi diprakirakan berlanjut pada
akibat perang Rusia-Ukraina yang mendorong inflasi 2023 disertai risiko terjadinya resesi ekonomi.
meningkat ke level yang sangat tinggi serta dampak Prakiraan pertumbuhan 2023 dikoreksi lebih dalam
rambatan dari perlambatan negara mitra dagang menjadi 2,3%, kemudian membaik menjadi 2,9%
utama AS dan Tiongkok. Ekonomi Jepang diprakirakan pada 2024 (Tabel 1.1). Semua negara mengalami
masih dapat tumbuh stabil pada 2022 ditopang oleh perlambatan pertumbuhan, meski dengan tingkat
pembukaan ekonomi yang dilakukan pada 2022.

Tabel 1.1. Kinerja dan Prospek Ekonomi Global


dalam persen
Pertumbuhan PDB
2020 2021 2022* 2023* 2024*
(Dalam satuan persen)
Dunia -3,0 6,0 3,0 2,3 2,9
Negara Maju -4,4 5,2 2,5 0,8 1,5
  AS -3,4 5,7 2,0 0,7 1,1
  Eropa -6,1 5,2 3,2 0,3 1,4
  Jepang -4,6 1,7 1,5 1,3 1,3
Negara Berkembang -1,9 6,6 3,4 3,4 3,8
  Tiongkok 2,2 8,1 3,0 4,6 4,8
  India* -6,6 8,3 6,8 5,8 6,3
  ASEAN-5 -3,4 3,4 5,0 4,9 5,6
  Amerika Latin -7,0 6,9 3,0 1,0 1,3

*Asumsi PDB India disesuaikan menjadi Tahun Kalender (estimasi Bank Indonesia)
Sumber: IMF WEO Oktober 2022 Database, Bank Indonesia
Keterangan : *Proyeksi Bank Indonesia, Angka 2020-2021 berdasarkan realisasi terkini

5
yang berbeda (Grafik 1.1). Koreksi penurunan yang 2022 menjadi 4,6% pada 2023 dan 4,8% pada 2024.
lebih besar terutama terjadi di AS, Eropa, dan Amerika Peningkatan ini didorong oleh perbaikan mobilitas
Latin pada 2023 yang bahkan disertai dengan seiring dengan pembukaan ekonomi Tiongkok yang
peningkatan risiko resesi. Hal ini disebabkan oleh berlangsung sejak awal triwulan I 2023. Sementara
kontraksi pertumbuhan baik dari sisi penawaran itu, resiliensi kawasan ASEAN-5 terhadap dampak
maupun sisi permintaan yang dialami oleh ketiga rambatan global berlanjut seperti tecermin pada
kawasan tersebut. Dari sisi penawaran, ketegangan prakiraan pertumbuhan yang relatif stabil sebesar
geopolitik antara Rusia-Ukraina masih menimbulkan 5,0% pada 2022 dan 4,9% pada 2023, kemudian
permasalahan pada pasokan energi. Sementara dari meningkat menjadi 5,6% pada 2024.
sisi permintaan, tingkat inflasi yang tinggi diikuti
dengan respons pengetatan kebijakan moneter yang Prospek koreksi pertumbuhan ekonomi tersebut
agresif menyebabkan daya beli konsumsi makin dapat berlanjut menjadi risiko resesi dan inflasi
menurun. tinggi bila fragmentasi politik dan ekonomi terus
berlanjut dan pengetatan kebijakan moneter terjadi
Beberapa negara diprakirakan mencatat koreksi dalam waktu yang lebih lama. Beberapa indikator
pertumbuhan yang lebih kecil. Kondisi tersebut menunjukkan probabilitas terjadinya resesi di
terutama terjadi di negara-negara yang menempuh beberapa negara utama seperti AS, Eropa, Inggris,
kebijakan moneter ketat tidak terlalu agresif dan Kanada pada 2023 terus meningkat (Grafik 1.2).
dan/atau yang mempunyai pasokan energi dan Sementara itu, penurunan tekanan inflasi pada 2023
pangan domestik yang lebih baik. Ekonomi Jepang diprakirakan tidak cepat dan berlangsung secara
diprakirakan tumbuh melambat dari 1,5% pada 2022 bertahap. Kondisi ini berisiko memicu stagflasi
menjadi 1,3% pada 2023 dan 2024. Ekonomi India (perlambatan ekonomi dan inflasi tinggi) dan bahkan
diprakirakan melambat dari 6,8% pada 2022 menjadi dapat berlanjut menjadi “resflasi” (resesi ekonomi dan
5,8% pada 2023, kemudian meningkat menjadi inflasi tinggi), sehingga perlu direspons dengan cepat
6,3% pada 2024. Sementara itu, ekonomi Tiongkok dan baik.
diprakirakan tumbuh meningkat dari 3,0% pada

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Negara Utama Grafik 1.2. Prakiraan Probabilitas Resesi
%, yoy %
20 100
90
15 90 90
80
10 80
65 70
5
60
0 65
50
-5
40
-10
30
-15 20
-20 10

-25 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

AS Euro Zone Jepang Tiongkok India AS Euro Area Inggris Rusia Kanada
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah

6
1.2
Inflasi Sangat Tinggi
Tekanan inflasi global pada 2022 meningkat tinggi. diprakirakan meningkat menjadi 6,5% dan 9,5% pada
Ketidakseimbangan pemulihan sisi permintaan 2022, kemudian menurun menjadi 2,8% dan 2,9%
dan penawaran di tengah ultra-stimulus selama pada 2023. Selain faktor harga energi, tingginya inflasi
pandemi Covid-19 mendorong kenaikan harga- AS juga didorong oleh keketatan pada pasar tenaga
harga. Ketidakseimbangan juga turut menyebabkan kerja serta output gap yang lebar sehingga mendorong
gangguan mata rantai pasokan global serta persistensi inflasi inti. Di Eropa, perang Rusia-Ukraina
mendorong keketatan pasar tenaga kerja di sejumlah menjadi faktor utama pendorong kenaikan harga
negara, dan akhirnya makin memicu kenaikan harga- energi dan pangan sehingga memberikan sumbangan
harga. Perang antara Rusia dan Ukraina juga memicu hampir 70% pada kenaikan inflasi umum Eropa. Di
gangguan suplai sehingga mendorong kenaikan negara berkembang, inflasi diprakirakan meningkat
tinggi harga energi dan pangan global. Inflasi dunia dari 7,3% pada 2021 menjadi 10,3% pada 2022,
diprakirakan meningkat dari 5,7% pada 2021 menjadi kemudian menurun menjadi 6,5% pada 2023 (Grafik
9,1% pada 2022, kemudian menurun menjadi 5,0% 1.4). Kenaikan inflasi yang lebih rendah terjadi baik
pada 2023, dan 3,8% pada 2024. Secara triwulanan, di kawasan Asia, dengan tekanan inflasi diprakirakan
inflasi dunia diprakirakan mencapai level tertinggi menurun di Tiongkok, India, kawasan ASEAN-5
sebesar 10,0% pada triwulan III 2022, kemudian maupun Amerika Latin mulai pertengahan tahun
menurun menjadi 5,0% pada triwulan IV 2023. Hal ini 2023.
sejalan dengan pengetatan kebijakan moneter yang
Grafik 1.3. Prospek Inflasi Negara Maju
telah ditempuh lebih awal oleh sejumlah bank sentral
%, yoy
terutama di negara maju. 12

Dinamika inflasi antarnegara beragam, dipengaruhi 10

kondisi pasokan domestik serta respons kebijakan


8
moneter. Berdasarkan kelompok negara, kenaikan
inflasi terbesar adalah di negara maju, yakni dari 6
5,2% pada 2021 menjadi 7,3% pada 2022, kemudian
4
menurun menjadi 2,9% pada 2023. Trajektori
disinflasi global pada 2023 disebabkan oleh respons 2
pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif
0
serta perkiraan penurunan harga energi dan pangan I II III IV I II III IV I II
di tengah gangguan mata rantai pasokan global 2022 2023 2024

yang terus mereda (Grafik 1.3). Inflasi AS dan Eropa AS Jepang Australia EA Inggris Kanada

Sumber: Consensus Economics, diolah

7
Grafik 1.4. Prospek Inflasi Negara Berkembang Pada 2023, tekanan inflasi diprakirakan mereda.
%, yoy Harga energi dan pangan dunia diprakirakan menurun
9
pada akhir 2023 dan stabil pada 2024 dipengaruhi
8
perkembangan positif beberapa hal yang kemudian
7
menjadi asumsi proyeksi. Pertama, Rusia dan
6
Ukraina telah menandatangani kesepakatan terkait
5
pengiriman bahan makanan dari Ukraina melalui jalur
4
Laut Hitam (Black Sea Initiative) yang berlaku sejak
3 Juli 2022. Kedua, walaupun kebijakan proteksionisme
2 masih berlanjut, sejumlah negara telah melakukan
1 pelonggaran kebijakan secara bertahap sehingga
0 mendorong kenaikan sisi produksi. Sementara dari sisi
I II III IV I II III IV I II
2022 2023 2024
energi, kendati sejumlah sanksi terkait energi masih
Tiongkok India Thailand Filipina Malaysia Vietnam berjalan, negara-negara yang terdampak di Eropa,
Sumber: Consensus Economics, diolah telah melakukan mitigasi dengan mengalihkan sumber
pasokan dari negara-negara lain.

8
1.3
Suku Bunga Tinggi untuk Waktu Lama
Kebijakan moneter ketat ditempuh di banyak negara Negara berkembang juga menaikkan suku bunga
maju dan berkembang untuk merespons kenaikan kebijakan. Upaya menjaga daya saing suku bunga
tekanan inflasi. Kebijakan moneter ketat yang (interest rate differential) juga ditempuh oleh bank
didahului oleh negara maju, kini telah merata hingga sentral negara berkembang, dengan kenaikan suku
negara berkembang merespons peningkatan inflasi bunga sepanjang 2022 yang lebih besar pada negara
yang telah melebihi target di banyak negara (Grafik Amerika Latin dibandingkan dengan kenaikan di
1.5). negara Asia. Walaupun tingkat suku bunga nominal
saat ini telah melebihi level prapandemi, tingkat suku
Dari negara maju, the Fed memasuki 2022 bunga riil tercatat masih lebih rendah dibandingkan
mengakselerasi normalisasi kebijakan dengan dengan level prapandemi akibat tingkat inflasi yang
menaikkan Fed Funds Rate (FFR) lebih cepat dari masih relatif tinggi.
prakiraan pasar. Kenaikan pertama dilakukan the
Fed pada Maret 2022 sebesar 25 bps. Kebijakan ini Kebijakan suku bunga tinggi diprakirakan akan
ditempuh untuk mengatasi tingginya tekanan inflasi dipertahankan pada waktu cukup lama untuk dapat
yang bersumber dari keketatan pasar tenaga kerja meredam inflasi sehingga dapat kembali ke level
dan kenaikan harga komoditas akibat perang Rusia- jangka panjangnya. Di AS, Fed Funds Rate (FFR) yang
Ukraina. Setelah itu, persistensi inflasi AS pada level pada Desember 2022 tercatat pada rentang 4,25%-
yang tinggi mendorong the Fed menempuh pengetatan 4,50% diprakirakan naik ke sekitar 4,75%-5,00%
kebijakan moneter yang sangat agresif dengan pada triwulan I 2023 dan dipertahankan pada level
menaikkan FFR hingga 425 bps hanya dalam kurun tersebut sepanjang 2023. FFR diprakirakan baru
waktu 10 bulan (Maret – Desember 2022). Pilihan turun ke sekitar 4,25%-4,50% pada 2024 (Grafik 1.6).
kebijakan ini mencerminkan komitmen the Fed untuk Kecenderungan yang sama juga diprakirakan terjadi
memprioritaskan pengendalian inflasi secara cepat di Eropa dan Inggris. Suku bunga European Central
walau disertai dengan risiko perlambatan ekonomi Bank (ECB) yang pada Desember 2022 tercatat
bahkan resesi. Pengetatan kebijakan moneter yang sebesar 2,50%, diprakirakan naik menjadi 3,50% dan
ditempuh oleh AS secara simultan direspons oleh dipertahankan pada level tinggi tersebut sepanjang
negara lain. Bank sentral negara maju merespons paling 2023. Suku bunga Bank of England (BoE) yang pada
cepat dengan kenaikan suku bunga secara bertahap Desember 2022 tercatat 3,50%, diprakirakan naik
sepanjang 2022, antara lain Uni Eropa, Inggris, Kanada, menjadi 4,25% dan dipertahankan hingga 2024
Australia, dan Selandia Baru. (Grafik 1.7).

Grafik 1.5. Perbandingan Inflasi dengan Target


INFLASI NEGARA MAJU VS TARGET INFLASI NEGARA BERKEMBANG VS TARGET
%, yoy %, yoy
12
12 9,80
10,70
9,20 10
10
8,10 7,82
5,72 8
8,70 6,90 7,30 8
5,79
5,50 5,89
7,50 6 7,60 6
6,90 4,55
6,10 6,10 4,00
3,80 4 1,80 6,70 5,10 4
2,00 4,80
3 2 2
2 2 2 2,80 3,50
2 2 2,30
0 0
AS* EA Inggris Kanada Jepang Astralia
Tiongkok India Thailand Filipina Malaysia Vietnam Brazil Meksiko
* Inflasi PCE Inflasi Batas Atas Target Proyeksi 2022 Konsensus
Data per Nov : AS, Inggris, Kanada, Jepang, Australia Data per Nov : Malaysia
Data per Des : Euro Area Data per Des : Tiongkok, India, Thailand, Filipina, Vietnam, Brazil, Meksiko
Sumber: CEIC, Bank Sentral, dan Bloomberg, diolah

9
Grafik 1.6. Prakiraan Fed Funds Rate Grafik 1.7. Prakiraan Suku Bunga ECB dan BoE
Current implied rate: 4,33 % ECB : Implied Rate (Overnight Index Swaps)
Current implied rate : 1,90 %
5,25 3,51
3,50 3,48 3,45
3,38 3,5
4,95 4,96 4,90 5,00 3,17
4,85 4,83
2,83 3,0
4,66 4,70 4,75
4,56 2,5
2,38
4,39 4,50
2,0
4,25 Feb Mar Mei Jun Jul Sep Okt Des
2023
4,00
3,74 BoE: Implied Rate (Overnight Index Swaps)
3,75 %
Current implied rate : 3,43 5,0
3,52 4,61 4,69 4,70 4,70
3,50 4,47 4,569
4,5
4,23
3,25 3,89 4,0

3,00 3,5
2 3 5 6 7 9 11 12 1 3,0
2024 2025
2023 2024 Feb Mar Mei Jun Jul Sep Nov Des
2023
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah

Suku bunga kebijakan tinggi yang lama juga terjadi Selatan diprakirakan naik menjadi 6,40% dan 3,50%
di negara berkembang. Kebijakan suku bunga pada triwulan I 2023 serta dipertahankan hingga
tinggi juga diprakirakan berlanjut di Amerika Latin. triwulan IV 2023 (Tabel 1.2). Fenomena lebih tinggi
Suku bunga kebijakan di Brazil diperkirakan akan dan lamanya suku bunga kebijakan moneter di negara
dipertahankan tinggi sebesar 13,75% hingga triwulan maju dibandingkan dengan negara berkembang
II 2023, kemudian turun menjadi 8,5% pada akhir tersebut menunjukkan bahwa fragmentasi karena
2024. Sementara suku bunga Meksiko yang pada ketegangan geopolitik tidak hanya mendorong
Desember 2022 sebesar 10,50% diprakirakan fragmentasi ekonomi, baik pertumbuhan ekonomi
naik menjadi 11% dan dipertahankan tinggi hingga maupun inflasi, tetapi juga fragmentasi moneter
triwulan II 2023, kemudian turun menjadi 7,50% pada global.
akhir 2024. Suku bunga kebijakan di India dan Korea

Tabel 1.2. Prakiraan Suku Bunga Kebijakan Moneter di Berbagai Negara


dalam persen

2022 2023 2024


Group Bank Sentral 2020 2021
I II III IV I* II* III* IV* I* II* III* IV*
Negara CBRT 17,00 14,00 14,00 14,00 12,00 9,00 9,00 9,00 14,50 14,50 14,50 14,50 13,50 12,38
Berkembang
Eropa RUSSIAN Fed 4,25 8,50 20,00 9,50 7,50 7,50 7,50 7,25 7,00 7,00 6,63 6,00 6,00 6,00

Negara BCB 2,00 9,25 11,75 13,25 13,75 13,75 13,75 13,75 12,50 11,63 10,63 9,50 9,00 8,50
Berkembang
Banxico 4,40 5,43 6,51 7,75 9,25 10,50 11,00 11,00 10,75 10,50 10,00 9,13 8,25 7,50
Amerika
Latin BCCH 0,50 4,00 7,00 9,00 10,75 11,25 11,25 10,00 8,88 7,63 6,00 5,00 5,00 5,00

RBI 4,00 4,00 4,00 4,90 5,90 6,25 6,50 6,50 6,50 6,50 6,40 6,00 6,00 6,00

BSP 2,00 2,00 2,00 2,50 4,25 5,50 5,75 5,75 5,75 5,75 5,50 5,00 5,00 4,75
Negara BNM 1,75 1,75 1,75 2,25 2,50 2,75 3,00 3,25 3,25 3,25 3,25 3,00 3,00 3,00
Berkembang
Asia BOK 0,50 1,00 1,25 1,75 2,50 3,25 3,50 3,50 3,50 3,50 3,25 3,00 2,75 2,50

BOT 0,50 0,50 0,50 0,50 1,00 1,25 1,50 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,75 1,50

PBOC 2,95 2,95 2,37 2,00 1,67 2,42 2,30 2,28 2,28 2,28 2,20 2,20 2,20 2,20

RBNZ 0,25 0,75 1,00 2,00 3,00 4,25 4,50 4,50 4,50 4,50 4,50 4,25 4,00 3,75

FED 0,25 0,25 0,50 1,75 3,25 4,50 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 4,75 4,50

Negara BOE 0,10 0,25 0,75 1,25 2,25 3,50 4,25 4,25 4,25 4,25 4,00 3,75 3,50 3,25
Maju RBA 0,10 0,10 0,10 0,85 2,35 3,10 3,60 3,60 3,60 3,60 3,35 3,23 2,85 2,85

BOJ 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

ECB 0 0 0 0 1,25 2,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50 3,50
Keterangan : *Proyeksi
Sumber : Bloomberg

10
1.4
Dolar AS Menguat
Agresivitas kenaikan suku bunga FFR mendorong Ke depan, dolar AS berisiko terus menguat sejalan
penguatan mata uang dolar AS. Pengetatan kebijakan dengan kenaikan suku bunga kebijakan moneter
moneter secara agresif, perlambatan ekonomi, serta FFR oleh the Fed. Risiko ini perlu terus diwaspadai
ketidakpastian global mendorong penguatan mata dan direspons untuk memitigasi dampak rambatan ke
uang dolar AS. Pengetatan kondisi keuangan global stabilitas dan perekonomian domestik. Kewaspadaan
mendorong sangat kuatnya mata uang dolar AS juga perlu ditingkatkan atas kenaikan imbal hasil
terhadap berbagai mata uang dunia. Indeks dolar (yield) US Treasury (UST) yang diprakirakan akan
AS terhadap mata uang dunia (DXY) mencapai level mencapai sekitar 3,86% pada triwulan I 2023 untuk
tertinggi yakni 114,1 pada 27 September 2022, atau tenor 10 tahun. Kenaikan yield UST bahkan jauh lebih
menguat (apresiasi) sekitar 19,3% (ytd) dari akhir tinggi untuk tenor jangka pendek, yaitu sekitar 4,7%
tahun 2021 dan 22,2% (yoy) dari setahun terakhir setelah hampir mencapai 7% pada Agustus 2022
(Grafik 1.8). Sejak November 2022, indeks dolar AS yang lalu (Grafik 1.9). Fenomena yield UST terbalik
secara bertahap menurun seiring dengan ekspektasi (inverted yield) ini menunjukkan persepsi investor
penurunan besaran kenaikan FFR (pivoting) ke depan di pasar keuangan global yang memburuk di jangka
serta penyesuaian bertahap pada kebijakan Zero Covid pendek, terutama dengan risiko resesi pada 2023.
Policy Tiongkok. Hal ini tentu akan berpengaruh terhadap pola aliran
modal asing portofolio khususnya di obligasi dan
Fenomena dolar AS yang sangat kuat ini berdampak pergerakan nilai tukar. Selain itu, kenaikan suku bunga
pada dinamika mata uang dunia banyak negara. serta penguatan dolar AS ini akan makin membebani
Banyak mata uang mengalami depresiasi tajam pembiayaan defisit fiskal di berbagai negara terutama
yang berisiko mengganggu stabilitas perekonomian. yang bersumber dari utang luar negeri.
Fenomena ini mengharuskan bank sentral termasuk
di negara berkembang Asia melakukan intervensi
di pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas mata
uangnya.

Grafik 1.8. EMBI Spread dan Dollar Index Grafik 1.9. Imbal Hasil US Treasury
Indeks Indeks % bps
700 120 5,5 800
650 5,0
Apresiasi USD vs 115 700
600 Mata Uang Utama 4,5

110 4,0 600


550
3,5
500 500
105 3,0
450
2,5
100 400
400
2,0
350 95 1,5 300
300 1,0
90 200
250 0,5
200 85 0,0 100
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1M 2M 3M 6M 1Y 2Y 3Y 5Y 7Y 10Y 20Y 30Y
2019 2020 2021 2022
Kenaikan Imbal hasil (Skala kanan) Imbal Hasil per 30 Des 2022
EMBI Spread Dollar Index (Skala kanan) Imbal Hasil per 31 Des 2021
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bloomberg, diolah

11
1.5
Fenomena "Cash is the King" Mengemuka
Berbagai risiko ekonomi global memicu berkembang terus menipis akibat pengetatan sangat
ketidakpastian di pasar keuangan global dan agresif yang ditempuh negara maju. Aliran modal
mendorong peralihan investasi portofolio kepada keluar portofolio investasi obligasi dari negara
aset likuid (fenomena “cash is the king”). Hal ini tidak berkembang yang berlangsung sejak awal tahun
terlepas dari risiko keuangan di AS, Uni Eropa, dan 2022 terus berlanjut seiring makin memanasnya
Tiongkok yang terus meningkat baik dari risiko suku ketegangan geopolitik dunia (Grafik 1.11).
bunga, nilai tukar, valuasi aset keuangan, maupun
credit spread (Grafik 1.10). Peningkatan risiko ini Besaran aliran modal keluar berbeda antarnegara,
seiring dengan ketegangan geopolitik global yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian domestik
berlanjut, peningkatan risiko resesi ekonomi, inflasi dan kredibilitas respons kebijakan yang ditempuh.
tinggi, kenaikan suku bunga agresif, dan dolar AS Tekanan arus modal asing terjadi di Tiongkok yang
yang kuat. Dalam kondisi demikian, premi risiko lebih mengalami aliran keluar investasi portofolio (net
menentukan dalam keputusan investasi portofolio outflows), padahal secara historis Tiongkok mengalami
daripada perbedaan suku bunga antarnegara. Lebih net inflows. Aliran modal ke India masih relatif lebih
dari itu, ketidakjelasan atas solusi ketegangan baik dengan beberapa bulan mencatatkan net inflows.
geopolitik dunia makin mendorong perilaku ekstra Hal ini antara lain dipengaruhi oleh pertumbuhan
hati-hati (ultra risk averse) investor global. Akibatnya, ekonomi yang tinggi serta suku bunga yang juga relatif
terjadi perubahan pada preferensi investor dalam lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga negara-
memegang aset sekuritas dan mengalihkan ke aset negara berkembang Asia lain. Tren aliran modal keluar
tunai yang mudah dicairkan. dari negara berkembang ini pada akhirnya makin
meningkatkan tekanan kepada pelemahan banyak
Peningkatan risiko serta pengetatan kondisi mata uang dan mengurangi kemampuan penerbitan
keuangan global juga berdampak kepada negara obligasi untuk pembiayaan defisit fiskal di berbagai
berkembang. Selisih suku bunga (interest rate negara berkembang.
differential) antara negara maju dan negara

Grafik 1.10. Indeks Kondisi Keuangan Dunia Grafik 1.11. Aliran Portofolio Obligasi ke Negara
Berkembang
Indeks Indeks Miliar Dolar AS
103 106
80
102 Ketat 105
60
101 104
40
100 103
20
99 102
0
98 101
-20
97 100
Longgar -40
96 99
-60
95 98
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
-80
2019 2020 2021 2022 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
GS Financial Condition AS GS Financial Condition EA (Skala kanan) 2019 2020 2021 2022
GS Financial Condition Tiongkok (Skala kanan) Tiongkok India Indonesia Thailand Malaysia Korea Selatan
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: IIF, diolah

12
1.6
Kerja Sama Internasional Menjadi Kunci
Berbagai inisiatif kerja sama regional dan multilateral Di tengah ketidakpastian kondisi ekonomi global,
telah ditempuh untuk merespons tantangan global Bank Indonesia berperan aktif dalam kerja sama
tersebut. Inisiatif kerja sama internasional berfokus internasional, berkoordinasi dengan Pemerintah dan
pada upaya mendorong pemulihan dan memperkuat otoritas terkait. Bank Indonesia mengikuti beberapa
daya tahan ekonomi global dengan tetap menjaga pertemuan fora internasional dan menyampaikan
stabilitas ekonomi dan sistem keuangan global. masukan untuk mendorong pemulihan ekonomi
Berbagai kebijakan telah ditempuh oleh lembaga global dan memitigasi risiko dari fluktuasi ekonomi
internasional, seperti International Monetary global. Pada pertemuan BIS bimonthly serta Governors
Fund (IMF), World Bank, Bank for International and Heads of Supervision (GHOS), Bank Indonesia
Settlements (BIS), Financial Stability Board (FSB), dan menyampaikan bahwa peningkatan tekanan inflasi
lain-lain, maupun kerja sama internasional seperti global perlu dimitigasi melalui implementasi Integrated
G20, Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Policy Framework/Macro-financial Stability Framework.
dan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Selain itu, Bank Indonesia juga menekankan
yang bertujuan agar semua negara dapat pulih pentingnya sinergi antarlembaga dalam pengendalian
bersama dan tumbuh lebih kuat. IMF berupaya untuk inflasi pada pembahasan mengenai “Inflation and
memulihkan perekonomian global dan meningkatkan Commodity Prices in Emerging Market Economies”.
pertumbuhan melalui Global Policy Agenda (GPA),
yang membahas berbagai tantangan dan outlook Bank Indonesia berperan aktif juga dalam kerja sama
perekonomian global. IMF juga sepakat untuk Act Now regional maupun multilateral untuk merespons
dalam menetapkan respons kebijakan makroekonomi tantangan global. Dalam tataran regional, salah
dan Act Together sebagai wujud solidaritas global satu hasil pertemuan 8th Joint Meeting of the ASEAN
dalam membantu kelompok terdampak krisis. Finance Ministers and Central Bank Governors
Forum kerja sama BIS juga menaruh perhatian pada (AFMGM) adalah kesepakatan negara-negara
pemulihan ekonomi, dengan fokus antara lain pada ASEAN untuk memanfaatkan momentum pemulihan
peningkatan tensi geopolitik, inflasi dan respons ekonomi dalam mendorong stabilitas dan integrasi
pengetatan kebijakan moneter negara maju, dan keuangan ASEAN. Selain itu, negara-negara
dampak spillover pada negara berkembang. Sementara ASEAN juga menegaskan komitmen memperkuat
itu, pada tataran regional, bank sentral dan otoritas kerja sama dalam rangka memitigasi risiko dan
di kawasan ASEAN memperkuat kerja sama untuk tantangan perekonomian pasca pandemi Covid-19,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui inklusi perubahan iklim, disrupsi digital, dan tensi geopolitik.
keuangan. Selanjutnya, sebagai Co-Chairs ASEAN Working
Committee on Financial Inclusion (WCFINC) periode
2020-2022 bersama National Bank of Cambodia,
Bank Indonesia berperan aktif Bank Indonesia mengusung agenda peran inklusi
dalam kerja sama internasional keuangan dalam mendukung peningkatan inklusi
untuk merespons tantangan global ekonomi. Agenda tersebut dituangkan salah satunya
pada Report on Monitoring Financial Inclusion in
ASEAN, yang memasukkan indikator inclusive

13
growth pada monitoring inklusi keuangan di ASEAN. CBDC; (iv) pengembangan kebijakan dalam transisi
Dalam tataran multilateral, Bank Indonesia juga ekonomi dan keuangan hijau (green and sustainable
berpartisipasi aktif dalam forum kerja sama ekonomi finance); (v) perluasan pengembangan inklusi ekonomi
dan keuangan syariah. Pada pertemuan Organisation dan keuangan khususnya kepada UMKM, kaum
of Islamic Cooperation (OIC), Bank Indonesia perempuan, dan pemuda; serta (vi) kebijakan lanjutan
menggarisbawahi peran penting sinergi negara dalam perpajakan internasional.
anggota OIC dalam pengembangan industri halal
sebagai bagian dari ekonomi Islam. Dalam pertemuan Presidensi G20 Indonesia dengan sukses
tersebut juga dibahas kerja sama pemanfaatan local melaksanakan 4 (empat) pertemuan Finance Minister
currency swap lines untuk memfasilitasi perdagangan and Central Bank Governor (FMCBG). Berbagai
dan investasi dan upaya peningkatan cross border rangkaian event tersebut, termasuk high-level seminar,
payment, termasuk upaya pengembangan Central menghasilkan berbagai hasil konkret aksi G20 pada
Bank Digital Currency (CBDC). jalur keuangan yang tecermin pada disepakatinya
berbagai agenda prioritas jalur keuangan. Salah satu
Bank Indonesia bersama Kementerian Keuangan capaian penting lainnya dari Presidensi G20 Indonesia
dalam Presidensi G20 Indonesia juga telah adalah penandatanganan nota kesepahaman Regional
membahas 6 (enam) agenda prioritas jalur Payment Connectivity (RPC) antara 5 (lima) bank
keuangan dan menegaskan komitmen untuk sentral ASEAN – Bank Indonesia, Bank Negara
menghadapi tantangan ekonomi global yang Malaysia, Monetary Authority of Singapore (MAS),
meningkat. Enam agenda prioritas Presidensi Bank of Thailand (BOT), dan Banko Sentral ng Pilipinas
G20 meliputi: (i) koordinasi dalam normalisasi (BSP). Kerja sama ini didasari oleh perlunya penerapan
kebijakan makroekonomi global; (ii) koordinasi dalam cross-border payment yang terintegrasi antar negara di
pengaturan dan pengawasan sistem keuangan ASEAN-5 untuk mendorong pertumbuhan ekonomi
untuk mengatasi dampak luka memar (scarring regional yang lebih inklusif dan berkelanjutan dengan
effect) pandemi Covid-19; (iii) penguatan kerja sama memanfaatkan pesatnya perkembangan digitalisasi
sistem pembayaran antarnegara dan pengembangan dalam perekonomian.1

1 Selengkapnya lihat Bab 6-Presidensi G20 Indonesia:


Sinergi Global Mendorong Pemulihan Ekonomi

14
BAB II

KINERJA DAN PROSPEK


EKONOMI NASIONAL:
OPTIMIS DAN WASPADA

Sinergi kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah, dan Komite Stabilitas Sistem


Keuangan (KSSK) dapat menopang berlanjutnya proses pemulihan perekonomian
nasional pada 2022, di tengah kondisi perekonomian global yang menurun.
Pertumbuhan ekonomi pada 2022 diprakirakan bias ke atas dalam kisaran proyeksi
Bank Indonesia pada 4,5-5,3% serta didukung stabilitas moneter dan stabilitas
sistem keuangan yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan
tetap kuat, meskipun sedikit melambat ke titik tengah kisaran 4,5-5,3% sejalan
penurunan prospek pertumbuhan ekonomi dunia, sebelum kemudian meningkat
kembali menjadi 4,7-5,5% pada 2024.
Sinergi kebijakan kuat Bank Indonesia, Pemerintah, dalam kisaran 4,5-5,3%, meskipun sedikit melambat
dan KSSK telah menopang berlanjutnya pemulihan dipengaruhi perlambatan ekonomi global. Stabilitas
ekonomi pada 2022 dengan ditopang stabilitas eksternal tetap terjaga ditopang oleh kinerja NPI
ekonomi yang terjaga. Pertumbuhan ekonomi tahun yang tetap sehat. Inflasi juga kembali terkendali ke
2022 diprakirakan meningkat dalam kisaran 4,5- sasarannya 3,0±1%. Sementara itu, stabilitas sistem
5,3% dengan kecenderungan bias atas didorong keuangan tetap baik. Dalam jangka menengah,
ekspor yang tetap kuat seiring dengan besarnya perekonomian Indonesia terus meningkat dan
permintaan beberapa mitra dagang utama serta kembali berada di lintasan menuju Indonesia Maju.
dukungan kebijakan Pemerintah. Stabilitas eksternal Prospek ini didukung oleh pemulihan perekonomian
tetap terjaga, didukung Neraca Pembayaran global yang berlanjut serta peningkatan
Indonesia (NPI) yang tetap sehat, sejalan dengan perekonomian domestik yang juga didorong oleh
surplus transaksi berjalan di tengah tekanan pada kenaikan investasi dan produktivitas seiring dengan
transaksi modal dan finansial, khususnya investasi implementasi kebijakan reformasi struktural, baik di
portofolio. Kinerja NPI yang tetap baik serta respons sektor riil maupun akselerasi ekonomi dan keuangan
segera Bank Indonesia berkontribusi dalam menjaga digital nasional. Bank Indonesia memprakirakan
stabilitas nilai tukar Rupiah, meskipun kondisi global dalam jangka menengah, pertumbuhan ekonomi
ditandai ketidakpastian pasar keuangan. Inflasi meski Indonesia akan terus meningkat hingga berada pada
lebih tinggi dari kisaran sasaran 2022 pascakenaikan kisaran 5,0-5,8% pada 2027. Inflasi diprakirakan
harga BBM bersubsidi, tercatat lebih rendah dari tetap terjaga pada kisaran 1,5-3,5%, didukung
proyeksi awal dan diprakirakan akan kembali ke oleh peningkatan efisiensi dan produktivitas
sasaran pada paruh pertama 2023. Stabilitas sistem perekonomian. Defisit transaksi berjalan diprakirakan
keuangan juga tetap baik dengan ketahanan yang juga tetap terkendali pada level yang sehat dalam
terjaga dan fungsi intermediasi yang meningkat. kisaran 1,2-2,0% dari PDB, sehingga menopang
ketahanan sektor eksternal Indonesia. Secara
Pemulihan ekonomi Indonesia diprakirakan berlanjut keseluruhan, dengan lintasan prospek tersebut,
dalam jangka pendek dan terus menguat dalam Indonesia diprakirakan mampu menjadi negara maju
jangka menengah. Pertumbuhan ekonomi Indonesia berpendapatan tinggi pada 2047.
pada 2023 diprakirakan tetap kuat dan optimis

18
2.1
Perbaikan Berlanjut di Tengah Perlambatan Ekonomi Global
Di tengah gejolak ekonomi global, perbaikan Nasional (HBKN). Sementara, investasi tumbuh
ekonomi Indonesia terus berlanjut pada 2022 melambat sebesar 3,07% (yoy), disebabkan
seiring dengan kenaikan mobilitas masyarakat. penurunan investasi bangunan, di tengah kinerja
Pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 investasi nonbangunan yang tetap baik. Konsumsi
diprakirakan bias ke atas dalam kisaran proyeksi Bank Pemerintah terkontraksi sebesar 4,86% (yoy)
Indonesia pada 4,5-5,3%. Perekonomian wilayah terutama disebabkan oleh penurunan belanja barang
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara untuk Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi
(Balinusra), dan Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) Nasional (PC-PEN) sejalan dengan membaiknya
diprakirakan tumbuh masing-masing pada kisaran kondisi pandemi Covid-19. Dari sisi Lapangan Usaha
4,2-5,0%, 5,0-5,8%, 3,8-4,6%, 4,5-5,3%, dan 6,9- (LU), kinerja positif ekonomi nasional terutama
7,7% untuk keseluruhan tahun 2022. didukung oleh beberapa LU terutama Industri
Pengolahan, Transportasi dan Pergudangan, serta
Momentum perbaikan ekonomi domestik sudah Perdagangan Besar dan Eceran. Secara spasial,
menguat sejak triwulan I 2022. Hal sebagaimana berlanjutnya perbaikan ekonomi terjadi di seluruh
tecermin pada pertumbuhan sebesar 5,02% (yoy), wilayah Indonesia, dengan pertumbuhan tertinggi
sama dengan capaian triwulan IV 2021. Kinerja positif di wilayah Sulampua, diikuti Jawa, Sumatera,
ini didorong oleh peningkatan permintaan domestik Kalimantan, dan Balinusra. Peningkatan pertumbuhan
dan tetap terjaganya kinerja ekspor. Kuatnya di wilayah Sulampua, Kalimantan, dan Sumatera
permintaan domestik terutama ditopang oleh terutama ditopang oleh kinerja ekspor yang solid.
konsumsi rumah tangga yang terus membaik sejalan Sementara di sebagian besar wilayah lain, terutama
dengan peningkatan mobilitas masyarakat seiring Jawa dan Balinusra, kinerja perekonomian didukung
dengan pelonggaran kebijakan pembatasan mobilitas oleh perbaikan permintaan domestik seiring
masyarakat dan berlanjutnya akselerasi vaksinasi. peningkatan mobilitas masyarakat.
Sementara itu, kinerja positif ekspor ditopang oleh
permintaan mitra dagang utama yang masih kuat, Aktivitas ekonomi domestik terus menguat pada
di tengah masih terbatasnya dampak ketegangan triwulan III 2022. Pertumbuhan ekonomi yang tetap
geopolitik Rusia-Ukraina. Perbaikan ekonomi nasional kuat pada triwulan III 2022 sebesar 5,72% (yoy)
tersebut terjadi pada mayoritas lapangan usaha serta ditopang oleh berlanjutnya perbaikan permintaan
seluruh wilayah. domestik dan ekspor yang tetap tinggi (Tabel 2.1).
Konsumsi rumah tangga tetap tumbuh tinggi sebesar
Perbaikan kinerja ekonomi domestik berlanjut 5,39% (yoy) didorong oleh peningkatan konsumsi
pada triwulan II 2022, meskipun risiko pelemahan masyarakat kelas menengah dan atas seiring
ekonomi dan kenaikan tekanan inflasi global terus dengan pelonggaran aktivitas, serta penyaluran
meningkat. Pertumbuhan ekonomi Indonesia bantuan sosial dan subsidi energi untuk menahan
pada triwulan II 2022 mencapai 5,45% (yoy), jauh dampak penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak
lebih tinggi dari prakiraan dan capaian triwulan (BBM) pada kelompok kelas bawah. Sementara itu,
sebelumnya. Capaian positif tersebut didukung konsumsi Pemerintah masih terkontraksi 2,88% (yoy)
oleh peningkatan permintaan domestik, terutama disebabkan oleh berlanjutnya penurunan belanja
konsumsi rumah tangga, serta tetap tingginya kinerja barang untuk PC-PEN seiring dengan kondisi pandemi
ekspor. Konsumsi rumah tangga tumbuh tinggi Covid-19 yang tetap terkendali. Pertumbuhan
sebesar 5,51% (yoy) didorong oleh peningkatan investasi tercatat meningkat menjadi sebesar 4,96%
mobilitas masyarakat seiring dengan makin (yoy), didorong oleh investasi nonbangunan, di tengah
longgarnya kebijakan pembatasan mobilitas dan kinerja investasi bangunan yang masih tertahan.
aktivitas terkait perayaan Hari Besar Keagamaan Kinerja positif ekspor terus berlanjut dengan tumbuh

19
Tabel 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Pengeluaran %, yoy

2021 2022
Komponen 2020 2021
I II III IV I II III

Konsumsi Rumah Tangga -2,63 -2,21 5,96 1,02 3,55 2,02 4,34 5,51 5,39

Konsumsi Pemerintah 1,96 2,55 8,06 0,62 5,25 4,17 -6,94 -4,86 -2,88

Investasi (PMTB) -4,96 -0,21 7,52 3,76 4,49 3,8 4,09 3,07 4,96

Investasi Bangunan -3,78 -0,74 4,36 3,36 2,48 2,32 2,58 0,92 0,07

Investasi Nonbangunan -8,44 1,44 18,5 4,96 10,4 8,42 8,66 9,65 19,24

Ekspor -8,14 6,94 31,5 29,16 29,83 24,04 16,7 20,02 21,64

Impor -16,72 4,41 31,84 29,95 29,6 23,31 15,88 12,37 22,98

Produk Domestik Bruto -2,07 -0,70 7,07 3,51 5,02 3,69 5,02 5,45 5,72

Sumber: BPS

sebesar 21,64% (yoy), terutama ditopang oleh tetap Eceran terus berlanjut dan menjadi sumber utama
kuatnya permintaan mitra dagang utama. Impor pertumbuhan didukung oleh permintaan domestik
tumbuh tinggi sebesar 22,98% (yoy) sejalan dengan yang masih terjaga setelah periode HBKN seiring
kinerja ekspor dan permintaan domestik yang tetap peningkatan mobilitas dan terjaganya daya beli
tinggi. serta peningkatan permintaan eksternal (Tabel
2.2). Peningkatan LU Pertanian berlanjut terutama
Perbaikan ekonomi yang terus berlanjut juga ditopang oleh kinerja perkebunan dan perikanan
tecermin pada kinerja positif hampir seluruh seiring puncak panen dan tingginya harga komoditas
Lapangan Usaha (LU) pada triwulan III 2022. perikanan dunia. Sementara LU Konstruksi tumbuh
Pemulihan LU Industri Pengolahan, Transportasi melambat dipengaruhi oleh kenaikan harga energi
dan Pergudangan, serta Perdagangan Besar dan dan penyesuaian harga BBM.

Tabel 2.2. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Lapangan Usaha %, yoy


2021 2022
Komponen 2020 2021
I II III IV I II III

Pertanian 1,75 3,44 0,53 1,43 2,28 1,84 1,21 1,38 1,65

Pertambangan dan Penggalian -1,95 -2,02 5,22 7,78 5,15 4,00 3,82 4,01 3,22

Industri Pengolahan -2,93 -1,38 6,58 3,68 4,92 3,39 5,07 4,01 4,83

Listrik dan Gas -2,34 1,68 9,09 3,85 7,81 5,55 7,04 9,33 8,05

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 4,94 5,46 5,78 4,56 4,14 4,97 1,30 4,46 4,25

Konstruksi -3,26 -0,79 4,42 3,84 3,91 2,81 4,83 1,02 0,63

Perdagangan Besar dan Eceran -3,72 -1,26 9,52 5,15 5,56 4,65 5,73 4,42 5,35

Transportasi dan Pergudangan -15,04 -13,09 25,10 -0,72 7,93 3,24 15,79 21,27 25,81

Akomodasi dan Makan Minum -10,22 -7,27 21,58 -0,14 4,95 3,89 6,56 9,76 17,83

Informasi dan Komunikasi 10,58 8,72 6,90 5,54 6,21 6,81 7,16 8,07 6,88

Jasa Keuangan dan Asuransi 3,25 -2,97 8,33 4,29 -2,59 1,56 1,64 1,50 0,87

Real Estat 2,32 0,94 2,82 3,42 3,94 2,78 3,78 2,16 0,63

Jasa Perusahaan -5,44 -6,10 9,94 -0,59 0,89 0,73 5,96 7,92 10,79
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, -0,03 -2,26 9,95 -9,95 0,98 -0,33 -1,38 -1,56 12,42
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 2,63 -1,54 5,89 -4,42 0,70 0,11 -1,66 -1,09 4,46

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 11,60 3,39 11,69 14,06 12,16 10,46 4,50 6,49 -1,74

Jasa Lainnya -4,10 -5,15 11,97 -0,30 3,35 2,12 8,25 9,26 9,13

Produk Domestik Bruto -2,07 -0,7 7,07 3,51 5,02 3,69 5,02 5,45 5,72
Sumber: BPS

20
Grafik 2.1. Pertumbuhan Ekonomi Spasial Triwulan III 2022
Sumatera Kalimantan Sulampua
5,29 6,32 5,67 9,05
4,56 4,044,96 4,71 8,84 8,23 8,04
3,80 4,54 4,31 4,38
3,28 6,93
6,01
3,44

Aceh - 0,85 -2,23


2,13 I II III IV I II III I II III IV I II III I II III IV I II III
2021 2022 2021 2022 2021 2022
Sumatera Kalimantan (%, yoy)
Utara Utara
4,97 Kepulauan
Riau 5,39 Gorontalo Maluku
6,03 Utara
4,09 Papua
Kalimantan Kalimantan 24,85
Riau Barat Barat
4,63 Timur Sulawesi
Kepulauan 6,48 Utara 3,70
Bangka 5,28
Sumatera Belitung 6,62
Barat Jambi Kalimantan Sulawesi Sulawesi
5,20 4,51 Tengah Barat Tengah
4,54
Sumatera 6,74 3,39
Selatan 19,13 Papua
Bengkulu Kalimantan
5,34 DKI Jakarta Selatan Sulawesi Maluku 5,78
4,37 5,94 Jawa Barat Selatan
5,59 6,01
5,67 Sulawesi
Lampung 6,07 Tenggara
3,91 DIY NTB 5,40
Banten 5,82 7,10
5,71
Jawa Tengah Jawa Timur NTT
Bali
5,28 5,58 3,35
8,09
Jawa Balinusra
7,94 6,69
Tw. III’22 > Tw. II’22
5,76 3,75 3,45 3,97
4,82 5,07 5,67 1,90
Tw. III’22 = Tw. II’22 3,07
Tw. III’22 < Tw. II’22 -0,10

-0,87 -5,13
I II III IV I II III I II III IV I II III
2021 2022 2021 2022
Sumber: BPS

Secara spasial, perbaikan ekonomi ditopang oleh Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) tetap sehat
pertumbuhan yang terjadi di seluruh wilayah didukung oleh peningkatan surplus neraca transaksi
Indonesia. Wilayah Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), berjalan sehingga menopang ketahanan eksternal.
Jawa, dan Kalimantan tumbuh meningkat pada Neraca transaksi berjalan pada sembilan bulan
triwulan III 2022 dibandingkan triwulan sebelumnya pertama tahun 2022 tercatat surplus tinggi sejalan
masing-masing sebesar 6,69% (yoy), 5,76% (yoy), dengan kinerja ekspor yang kuat. Kinerja positif
dan 5,67% (yoy)-(Grafik 2.1). Pertumbuhan ekonomi neraca transaksi berjalan tersebut mengurangi
di ketiga wilayah tersebut terutama didukung tekanan pada NPI akibat penurunan transaksi
permintaan domestik seiring dengan mobilitas yang modal dan finansial yang terutama berasal dari
naik, termasuk terkait aktivitas pariwisata. Selain itu, aliran keluar investasi portofolio seiring peningkatan
pertumbuhan ekonomi Balinusra juga turut ditopang ketidakpastian pasar keuangan global. Perkembangan
kinerja ekspor tembaga dari Nusa Tenggara Barat. NPI secara kumulatif sampai dengan triwulan III 2022
Demikian halnya kinerja ekspor Kalimantan yang tercatat defisit 0,7 miliar dolar AS. Posisi cadangan
tetap kuat, terutama CPO dan batu bara. Sementara devisa akhir Desember 2022 tercatat 137,2 miliar
itu, wilayah Sulampua dan Sumatera dalam periode dolar AS atau setara dengan pembiayaan 5,9 bulan
yang sama juga tumbuh pada level yang tinggi impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah,
masing-masing sebesar 8,04% (yoy) dan 4,71% (yoy), serta berada di atas standar kecukupan internasional.
kendati sedikit melambat dibandingkan dengan
periode triwulan sebelumnya. Pertumbuhan tersebut Peningkatan surplus neraca transaksi berjalan
ditopang permintaan domestik dan kinerja ekspor didukung ekspor yang kuat di tengah perbaikan
industri berbasis SDA yang tetap kuat. aktivitas ekonomi domestik. Surplus neraca transaksi
berjalan hingga triwulan III 2022 mencapai 9,0 miliar
dolar AS (0,9% dari PDB), jauh melampaui capaian
surplus pada periode yang sama tahun sebelumnya

21
sebesar 2,0 miliar dolar AS (0,2% dari PDB). Perbaikan Respons segera Bank Indonesia berkontribusi dalam
ini ditopang oleh meningkatnya surplus neraca menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah sangat
perdagangan barang yang lebih besar daripada kuatnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian
kenaikan defisit neraca jasa dan neraca pendapatan pasar keuangan global. Berbagai faktor eksternal,
primer. Surplus neraca perdagangan barang antara lain, kenaikan FFR yang agresif, dolar AS yang
meningkat seiring dengan kinerja ekspor yang terus sangat kuat, dan tingginya persepsi risiko investor
membaik karena lonjakan harga komoditas akibat global (“cash is the king”) menyebabkan aliran keluar
dampak perang Rusia-Ukraina serta permintaan investasi portofolio dan tekanan pelemahan nilai tukar
negara mitra dagang terhadap produk manufaktur dan negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
pertambangan Indonesia yang masih kuat. Di sisi lain, Untuk memitigasi dampak rambatan gejolak global
berlanjutnya perbaikan ekonomi yang mendorong ini, Bank Indonesia memperkuat kebijakan stabilisasi
permintaan domestik dan tren peningkatan harga nilai tukar Rupiah dengan intervensi di pasar valuta
minyak dunia berdampak pula pada kenaikan impor. asing dalam jumlah besar, baik secara spot maupun
Hal ini pun memengaruhi defisit neraca jasa yang Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), di samping
melebar terutama akibat peningkatan pembayaran transaksi SBN di pasar sekunder untuk menjaga imbal
jasa transportasi, baik dalam bentuk transportasi hasil SBN tetap menarik bagi investor portofolio
barang (freights) maupun penumpang. Defisit neraca asing (Grafik 2.2). Stabilisasi Rupiah sangat penting
jasa yang lebih dalam tertahan oleh perbaikan untuk menghindarkan Indonesia dari krisis akibat
surplus jasa perjalanan seiring kenaikan kunjungan gejolak global, yaitu agar tidak berdampak pada
wisatawan mancanegara pascapelonggaran kebijakan kenaikan harga-harga impor (imported inflation)
bagi pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) dan sehingga mendukung upaya pengendalian inflasi,
penyelenggaraan berbagai kegiatan internasional, dan agar stabilitas moneter, sistem keuangan, dan
termasuk dalam rangka keketuaan Indonesia di G20 stabilitas makroekonomi terjaga. Indeks nilai tukar
pada 2022. Sementara itu, pembayaran imbal hasil dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) mencapai
investasi terhadap investor asing meningkat sehingga tertinggi 114,11 pada tanggal 27 September 2022
defisit neraca pendapatan primer melebar sejalan dan tercatat 103,49 pada akhir Desember 2022
dengan dampak ekspor terhadap perbaikan kinerja atau mengalami penguatan sebesar 8,18% selama
korporasi. tahun 2022. Sementara itu, nilai tukar Rupiah sampai
dengan akhir Desember 2022 terdepresiasi 8,45%
Aliran modal keluar investasi portofolio memberikan dibandingkan dengan level akhir 2021, relatif lebih
tekanan pada transaksi modal dan finansial di baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang
Neraca Pembayaran. Perkembangan transaksi modal sejumlah negara berkembang lainnya, seperti Filipina
dan finansial pada tiga triwulan awal 2022 tercatat 8,50% dan India 10,15% (Grafik 2.3). Ke depan,
defisit 9,2 miliar dolar AS, berbalik dari surplus 14,8
miliar dolar AS pada periode yang sama tahun 2021.
Ketidakpastian pasar keuangan global yang meningkat Grafik 2.2. Risk Adjusted Return (RAR)
berdampak pada arus keluar investasi portofolio %
asing, terutama SBN, di tengah peningkatan aliran 20
14,8
masuk dalam bentuk saham. Defisit transaksi modal 15
dan finansial juga berasal dari transaksi investasi 9,3 8,9 8,6
7,4 7,1 10
lainnya yang disebabkan oleh penempatan aset
swasta pada beberapa instrumen keuangan di luar 3,0 2,3 5
1,2
negeri terkait kebutuhan operasional usaha. Pada saat
0
yang sama, investasi langsung kembali membukukan
surplus, mencerminkan optimisme investor asing -5
terhadap prospek perekonomian Indonesia. Iklim -10
investasi yang tetap terjaga mendorong investasi
-11,7 -15
langsung mengalir terutama pada sektor Industri
BRL MXN IDR ZAR INR PHP MYR KRW THB TRY
Pengolahan, Lembaga Perantara Keuangan, dan
Perdagangan. Sumber: Bank Indonesia

22
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan inti non-food tercatat sebesar 2,31% (yoy) pada
stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan bekerjanya Juni 2022, meningkat dari 1,28% (yoy) pada Juni
mekanisme pasar dan nilai fundamentalnya. 2021. Berdasarkan komoditasnya, peningkatan
inflasi inti terutama disumbang oleh kenaikan harga
Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada semester sewa rumah, komoditas sabun detergen bubuk/cair,
I 2022 tercatat meningkat pada semua kelompok mobil, dan nasi dengan lauk terutama didorong oleh
yaitu inti, inflasi kelompok pangan bergejolak pemberlakuan kegiatan work from office dan sekolah
(volatile food, VF), dan inflasi kelompok harga yang tatap muka, masih tingginya harga Crude Palm Oil
diatur Pemerintah (administered prices, AP). Inflasi (CPO) sebagai bahan baku sabun, berakhirnya diskon
IHK pada Juni 2022 tercatat sebesar 4,35% (yoy), pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM), dan
lebih tinggi dari 1,33% pada Juni 2021. Kenaikan kenaikan harga bahan pangan.
inflasi IHK tersebut terjadi di seluruh wilayah dengan
disparitas yang juga terpantau melebar. Hal ini antara Inflasi VF meningkat signifikan pada semester I 2022
lain disebabkan oleh masih adanya permasalahan terutama didorong oleh kenaikan harga komoditas
struktural dalam pengendalian inflasi VF khususnya hortikultura. Inflasi VF pada Juni 2022 tercatat
terkait pola produksi dan kelancaran distribusi di sebesar 10,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
daerah. Secara spasial, inflasi IHK tertinggi tercatat di 1,60% (yoy) pada bulan Juni tahun sebelumnya.
provinsi Jambi, yaitu sebesar 7,01% (yoy), sementara Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh kondisi
inflasi IHK terendah dicatat di provinsi Maluku Utara curah hujan tinggi yang mengakibatkan kendala
yaitu sebesar 2,20% (yoy). produksi komoditas hortikultura terutama aneka
cabai dan bawang merah. Selain itu, harga minyak
Inflasi inti meningkat namun tetap dalam level goreng turut mengalami peningkatan pada semester
yang rendah, sejalan dengan permintaan domestik I 2022 seiring dengan keterbatasan pasokan minyak
yang membaik secara gradual pascakebijakan goreng domestik karena peningkatan permintaan
pelonggaran mobilitas serta berlanjutnya transmisi dan peningkatan harga CPO global. Lebih lanjut,
inflasi komoditas global dan depresiasi nilai tukar. peningkatan inflasi pada periode yang sama juga
Inflasi inti pada Juni 2022 tercatat sebesar 2,63% dialami oleh komoditas telur antara lain akibat
(yoy), meningkat dibandingkan 1,49% pada tahun kenaikan harga input produksi khususnya harga
sebelumnya didorong oleh kenaikan pada semua pakan dan bibit ayam.
disagregasinya. Inflasi inti food 3,73% (yoy) pada
Juni 2022, meningkat dibanding 3,69% (yoy) pada Inflasi AP pada tengah tahun 2022 meningkat
Juni 2021, disumbang oleh peningkatan kelompok seiring kenaikan mobilitas. Pada Juni 2022, inflasi AP
food non-traded. Namun demikian, kelompok food tercatat sebesar 5,33% (yoy), lebih tinggi dari 0,49%
traded mengalami penurunan. Sementara itu, inflasi (yoy) pada tahun sebelumnya terutama disumbang
oleh tarif angkutan udara (AU) dan bensin. Kenaikan
Grafik 2.3. Pergerakan Rupiah vs Negara Lain tarif AU dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan
- 46,44
-28,89
TRY setelah pemberlakuan kebijakan pelonggaran
-12,23
-16,64 JPY aktivitas masyarakat dan HBKN Idulfitri, terbatasnya
-6,21
-12,31 EUR armada maskapai, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai
-6,05
-11,52 KRW (PPN) tiket, serta pengenaan fuel surcharge oleh
-6,46
ZAR
-9,73 maskapai seiring kenaikan harga avtur. Sementara
-8,50 PHP
-9,72
-3,47 itu, kenaikan inflasi komoditas bensin didorong
-8,86 THB
-10,15 INR
oleh kebijakan penyesuaian harga BBM nonsubsidi
-6,12
-5,40 MYR jenis Pertamax pada 1 April 2022. Peningkatan
-5,86
-7,86
-4,37
CNY inflasi AP pada semester I 2022 juga bersumber dari
-8,45
-3,88
IDR kenaikan harga bahan bakar rumah tangga, yaitu LPG
0,71
-2,54 SGD nonsubsidi dan subsidi di tingkat pengecer, serta dari
5,59
Data s.d. 30 Des 2022 4,35 BRL komoditas aneka rokok seiring berlanjutnya transmisi
-50 -40 -30 -20 -10 0 10
kenaikan cukai tembakau oleh produsen.
point-to-point average
Sumber: Bank Indonesia

23
Inflasi IHK meningkat sangat tinggi pada triwulan
III 2022. Inflasi IHK pada akhir triwulan III Inflasi pascakenaikan harga BBM
2022 tercatat sebesar 5,95% (yoy), lebih tinggi
bersubsidi kembali terkendali
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,35%
(yoy). Peningkatan inflasi IHK terutama dipengaruhi tecermin pada ekspektasi inflasi
oleh kenaikan inflasi AP yang mencapai 13,28% dan tekanan inflasi yang terus
(yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan II menurun dan lebih rendah dari
2022 sebesar 5,33% (yoy), seiring dampak langsung
(first round) penyesuaian harga Bahan Bakar Minyak
prakiraan awal
(BBM) bersubsidi pada September 2022. Selain itu,
kenaikan inflasi IHK juga bersumber dari inflasi VF dan komunikasi efektif, termasuk mengendalikan
sejalan dengan masih tingginya harga pangan global dampak lanjutan penyesuaian harga BBM. Selain
serta gangguan pasokan akibat cuaca. Kenaikan itu, penurunan inflasi VF juga didorong oleh
BBM bersubsidi juga telah meningkatkan ekspektasi berlangsungnya musim panen komoditas hortikultura
inflasi yang mencapai 6,5% (yoy) yang berpotensi di daerah sentra produksi. Kenaikan inflasi AP yang
memberikan tekanan tambahan pada inflasi inti tercatat sebesar 13,34% (yoy) juga tidak setinggi
yang mulai meningkat. Dengan perkembangan yang diprakirakan sebelumnya sejalan dengan
tersebut, Bank Indonesia melakukan penyesuaian penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan yang
suku bunga kebijakan BI7DRR secara front loaded, lebih rendah termasuk penurunan tarif angkutan
pre-emptive, dan forward looking untuk memitigasi udara yang didukung penerapan kebijakan relaksasi
risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi. pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan
Bank Indonesia juga memperkuat koordinasi penyimpanan pesawat udara (PJP4U) di bandara
dengan Pemerintah Pusat dan Daerah melalui Tim yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan dan
Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP-TPID) subsidi transportasi antara lain dengan menggunakan
serta Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Dana Transfer Umum (DTU) oleh Pemerintah.
(GNPIP)2 untuk mengendalikan inflasi pangan Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga pada level
termasuk dari dampak rambatan (second round) 3,36% (yoy), tetap berada dalam kisaran 3,0±1%,
kenaikan BBM bersubsidi. sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan
Inflasi pada akhir 2022 lebih rendah dari prakiraan dari penyesuaian harga BBM, belum kuatnya
awal, meskipun berada di atas sasaran 3,0±1%. Inflasi tekanan inflasi dari sisi permintaan, terkendalinya
IHK pada akhir 2022 tercatat 5,51% (yoy), jauh ekspektasi inflasi seiring respons kebijakan moneter
lebih rendah dari prakiraan sesuai consensus Bank Indonesia, dan tetap terkelolanya inflasi harga
forecast sebesar 6,5% (yoy) pascapenyesuaian impor (imported inflation) yang didukung kebijakan
harga BBM bersubsidi pada September 2022. stabilisasi nilai tukar Rupiah. Secara spasial, provinsi
Perkembangan tersebut didorong oleh dampak yang mengalami inflasi tertinggi pada Desember
rambatan penyesuaian harga BBM yang lebih 2022 adalah Sumatera Barat, Sulawesi Tenggara, dan
rendah terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan Kalimantan Selatan, yaitu masing-masing sebesar
bergejolak (volatile food, VF) dan inflasi kelompok 7,42% (yoy), 7,39% (yoy), dan 6,99% (yoy). Sementara
harga diatur Pemerintah (administered prices, itu, provinsi yang mengalami inflasi terendah adalah
AP). Penurunan inflasi VF dari level tertinggi 11,47% Maluku Utara, Papua Barat, dan Daerah Khusus
pada Juli 2022 menjadi sebesar 5,61% (yoy) pada Ibukota (DKI) Jakarta, yaitu masing-masing sebesar
Desember 2022 tidak terlepas dari sinergi kebijakan 3,37% (yoy), 3,87% (yoy), dan 4,22% (yoy).
yang makin erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah,
Bank Indonesia, serta berbagai mitra strategis lainnya Kondisi likuiditas di perbankan dan perekonomian
melalui TPIP-TPID serta GNPIP dalam menurunkan tetap longgar sehingga mendukung penyaluran
laju inflasi pangan dengan mendorong ketersediaan kredit dan pembiayaan APBN. Kondisi likuiditas
pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, longgar didorong kebijakan moneter yang akomodatif
dan dampak sinergi Bank Indonesia dengan
Pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi
2 Penjelasan lebih rinci mengenai GNPIP dapat dilihat pada Boks 2 Gerakan
Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)

24
nasional dari pandemi Covid-19. Selama 2020 Grafik 2.5. Pertumbuhan M1, M2, dan Komponennya
dan 2021, Bank Indonesia telah melakukan injeksi % yoy
25
likuiditas (quantitative easing) dalam jumlah besar
ke perbankan, antara lain, melalui pembelian SBN 20
untuk pendanaan APBN di pasar perdana dan private
placement sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri 15
Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia. Hingga akhir
2021, kebijakan quantitative easing telah mencapai 10

Rp874,4 triliun atau sekitar 5,3% dari PDB, salah


satu injeksi likuiditas terbesar di negara berkembang. 5

Untuk menjaga stabilitas sekaligus untuk memitigasi


0
dampak rentetan global dari normalisasi kebijakan di 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
negara maju, pada 2022 Bank Indonesia melakukan 2019 2020 2021 2022
COB Tab Rp yang Dapat Ditarik Sewaktu-Waktu
normalisasi kebijakan moneter dengan menyerap Giro Rp Bank Uang Kuasi M1 M2
kelebihan likuiditas secara bertahap. Normalisasi Sumber: Bank Indonesia
likuiditas, antara lain, dilakukan melalui kenaikan
Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah dengan didorong oleh kenaikan tabungan dan uang kuasi
tetap mendukung kemampuan perbankan dalam di masyarakat. Dari sisi faktornya, pertumbuhan
penyaluran kredit dan pembelian SBN di pasar primer uang beredar tersebut terutama didukung oleh
untuk pembiayaan APBN. Dengan kebijakan kenaikan kredit perbankan yang semakin meningkat seiring
GWM tersebut, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak pemulihan ekonomi nasional.
Ketiga (AL/DPK) perbankan menurun dari 35,1%
pada akhir 2021 menjadi 31,2% pada Desember Dengan kondisi likuiditas perbankan yang masih
2022 (Grafik 2.4). Rasio ini masih lebih tinggi dari longgar, dampak kenaikan suku bunga kebijakan
rerata rasio AL/DPK sebelum pandemi Covid-19 terhadap kenaikan suku bunga kredit relatif
yang tercatat sekitar 20,7%. Kondisi likuiditas terbatas. Selama bulan Agustus-Desember 2022
perbankan yang masih longgar tersebut mendukung Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakan
kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit dan moneter sebesar 200 bps menjadi 5,50%. Kenaikan
pembelian SBN untuk pembiayaan APBN. Likuiditas suku bunga tersebut sebagai langkah front loaded,
perekonomian juga tetap longgar, tecermin pada uang pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan
beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti ke
tumbuh masing-masing sebesar 9,5% (yoy) dan 8,3% depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih
(yoy) pada Desember 2022 (Grafik 2.5). Berdasarkan awal yaitu ke paruh pertama 2023. Kebijakan
komponennya, pertumbuhan uang beredar kenaikan suku bunga tersebut juga dilakukan untuk
memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah
Grafik 2.4. Perkembangan Rasio AL/DPK Perbankan agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat
%
40 semakin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya
35,1% ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah
35
31,2%
30
peningkatan permintaan ekonomi domestik yang
tetap kuat. Sejalan dengan kenaikan BI7DRR dan
25
20,7% penguatan strategi operasi moneter Bank Indonesia,
20
suku bunga IndONIA pada akhir Desember 2022
15
naik 223 bps dibandingkan dengan akhir Juli 2022
10 menjadi sebesar 5,02%.
5

0
Kenaikan suku bunga kebijakan tertransmisikan
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 pada imbal hasil SBN tenor jangka pendek,
2019 2020 2021 2022
sedangkan imbal hasil SBN tenor jangka panjang
AL/DPK AL/DPK Risk Appetite relatif terjaga. Yield SBN tenor 2 tahun naik sebesar
Sumber: Bank Indonesia 65 bps menjadi 5,89% dan yield SBN tenor 10

25
tahun turun sebesar 22 bps menjadi 6,92% pada Grafik 2.7. Suku Bunga Perbankan
akhir Desember 2022 dibandingkan akhir Juli 2022 % yoy

sesuai mekanisme pasar seiring dengan kenaikan 12


yield US Treasury (Grafik 2.6). Kenaikan tersebut
10
dipengaruhi pula oleh mekanisme pasar seiring
dengan perubahan yield US Treasury dan mulai 8

masuknya inflow nonresiden pada SBN sejak akhir 6


November 2022. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia
4
melakukan penjualan SBN tenor jangka pendek
dan pembelian SBN tenor jangka panjang di pasar 2

sekunder (twist operation) sebagai bagian untuk 0


stabilisasi nilai tukar Rupiah turut menjaga agar 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022
dampak kenaikan yield US Treasury tidak berlebihan. Yield SBN 10Y LPS Rate
Sementara itu, suku bunga deposito dan suku bunga DF Rate Rerata Tertimbang Suku Bunga Kredit
Rerata Tertimbang Suku Bunga Deposito
BI7DRR
kredit perbankan naik terbatas masing-masing Sumber: Bank Indonesia
sebesar 115 bps dan 21 bps pada Desember 2022
dibandingkan Juli 2022, menjadi 4,14% dan 9,15% pembiayaan sebesar 20,15% (yoy) pada Desember
(Grafik 2.7). Kenaikan suku bunga perbankan yang 2022 (Grafik 2.9). Dari sisi penawaran, berlanjutnya
lebih terbatas ini seiring dengan likuiditas yang masih perbaikan intermediasi perbankan didukung oleh
longgar yang memperpanjang efek tunda (lag effect) standar penyaluran kredit yang tetap longgar
transmisi suku bunga kebijakan pada suku bunga (Grafik 2.10), seiring dengan membaiknya appetite
dana dan kredit. perbankan dalam penyaluran kredit terutama
di sektor Perdagangan, Industri, Pertanian,
Penyaluran kredit/pembiayaan perbankan kepada Konstruksi, dan Pertambangan. Dari sisi permintaan,
dunia usaha terus menunjukkan peningkatan dan peningkatan intermediasi ditopang oleh pemulihan
mendukung pemulihan ekonomi. Pertumbuhan kinerja korporasi dan rumah tangga yang terus
kredit pada Desember 2022 tercatat sebesar 11,35% berlanjut. Kinerja korporasi tecermin dari perbaikan
(yoy), ditopang oleh peningkatan pada seluruh kemampuan membayar, tingkat penjualan, dan
jenis kredit dan seluruh sektor ekonomi (Grafik belanja modal, terutama di sektor Perdagangan
2.8). Kredit modal kerja tumbuh tinggi sebesar dan Pertambangan. Kinerja rumah tangga tecermin
12,17% (yoy), sementara kredit investasi dan kredit dari konsumsi dan investasi rumah tangga yang
konsumsi masing-masing tumbuh 12,00% (yoy) dan membaik sejalan dengan optimisme konsumen.
9,42% (yoy). Pemulihan intermediasi juga terjadi Di segmen UMKM, pertumbuhan kredit UMKM
pada perbankan syariah, dengan pertumbuhan

Grafik 2.6. Struktur Yield SBN per Tenor Grafik 2.8. Perkembangan Kredit Perbankan
%, yoy
% %
8,0 2,0 20

7,15 7,40 7,40 7,41


7,03 7,14
6,82 15
7,0 6,78 7,25 1,5
6,72 6,49 7,02
6,29 7,09
6,69 6,88 6,92 6,78 10
5,89 6,56
6,0 5,50 6,32 1,0
6,09 6,15
5
5,24
5,0 0,5
0

4,0 0,0 -5
4,03%

-10
3,0 -0,5 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30
2020 2021 2022
Spread (skala kanan) 30 Des 22 29Jul 22
KI KK KMK Total
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
Tenor (tahun)

26
Grafik 2.9. Perkembangan Pembiayaan Syariah Grafik 2.11. Perkembangan Kredit UMKM
%, yoy %, yoy %, yoy
35 600 140

30 120
500
100
25
400 80
20
60
15 300
40
10
200 20
5 0
100
0 -20
0
-5 -40
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Total BS (Skala kanan) BS BUS UUS Kecil Menengah Mikro Total UMKM
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

tercatat sebesar 10,47% (yoy) pada Desember 2022, Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN)
terutama didukung oleh segmen mikro (Grafik 2.11). yang telah dibentuk perbankan mencukupi dalam
Pertumbuhan kredit diprakirakan akan terus tumbuh memitigasi risiko kredit. Risiko likuiditas perbankan
tinggi pada kisaran 10-12% (yoy) pada 2023. terjaga dengan tingginya kecukupan likuiditas.
Rasio AL/DPK pada Desember 2022 yang sebesar
Ketahanan sistem keuangan, khususnya perbankan, 31,2% dan lebih tinggi dari rerata AL/DPK sebelum
tetap terjaga baik dari sisi permodalan, risiko pandemi Covid-19 yang sebesar 20,7%.
kredit, maupun likuiditas. Permodalan perbankan
tetap kuat dengan rasio kecukupan modal (Capital Ke depan, upaya memperkuat ketahanan sistem
Adequacy Ratio, CAR) pada November 2022 tetap perbankan perlu terus dilakukan guna memitigasi
tinggi sebesar 25,45% sejalan dengan semakin berbagai risiko, baik dari sisi kondisi makroekonomi
naiknya komponen modal dari akumulasi keuntungan domestik maupun gejolak eksternal. Sejumlah
maupun aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). risiko dimaksud termasuk risiko kredit dengan
Seiring dengan kuatnya permodalan, risiko kredit masih berlanjutnya Loan at Risk (LaR) di sejumlah
tetap terkendali yang tecermin dari rasio kredit sektor ekonomi seperti konstruksi dan perhotelan
bermasalah (Non-Performing Loan, NPL) pada karena dampak luka memar (scarring effect) pandemi
November 2022 yang tercatat 2,65% (bruto) dan Covid-19, risiko likuiditas karena lebih tingginya
0,75% (neto)-(Grafik 2.12). Hal ini menunjukkan pertumbuhan kredit dibandingkan dengan DPK,

Grafik 2.10. Perkembangan Indeks Lending Standard Grafik 2.12. Perkembangan CAR dan NPL Perbankan
Indeks % %
40 3,6 28
34,4
3,4
30
3,2 26

20 3
13,6 12,0 10,9
Lebih ketat

12,4 11,0 2,8 24


10,6
10
4,0 2,6
3,2 2,0 2,6 3,3
1,2 0,0
-0,3
-1,7 -0,5 2,4 22
0
2,2
Lebih longgar

-10 2 20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I* 2 6 8 12 2 6 8 12 2 6 8 12 2 6 8 12
2023

2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

*) Prakiraan NPL Bruto CAR (Skala kanan)


Sumber: Bank Indonesia Sumber: OJK, Bank Indonesia

27
maupun risiko pasar karena depresiasi nilai tukar Bank Indonesia terus melanjutkan percepatan
Rupiah dan kenaikan yield SBN. Secara keseluruhan, digitalisasi sistem pembayaran untuk mendukung
hasil simulasi Bank Indonesia terhadap berbagai akselerasi ekonomi keuangan digital dan pemulihan
risiko tersebut menunjukkan bahwa ketahanan ekonomi nasional. Outcome berbagai program
perbankan diprakirakan tetap terjaga. Hal ini sejalan digitalisasi sesuai BSPI 2025, seperti reformasi
pula dengan hasil Survei Risiko Sistemik yang regulasi, QRIS, BI-FAST, SNAP mulai menunjukkan
dilakukan BI terhadap 120 responden dari lembaga hasil. Sejalan dengan hal tersebut, transaksi ekonomi
keuangan, korporasi, pengamat ekonomi, dan dan keuangan digital tumbuh pesat seiring dengan
akademisi pada Oktober 2022 yang menunjukkan meningkatnya akseptasi masyarakat dan preferensi
sebagian besar percaya dan sangat percaya stabilitas masyarakat berbelanja online serta akselerasi digital
sistem keuangan akan tetap terjaga baik sampai banking.
dengan maupun lebih dari 6 (enam) bulan ke depan
(Grafik 2.13). Kehadiran QRIS sebagai standar QR Pembayaran
Nasional terbukti mempercepat perluasan
Nilai transaksi ekonomi dan keuangan digital di ekosistem merchant digital, pengguna, serta
Indonesia terus tumbuh meningkat di tengah interoperabilitas pembayaran digital. Jumlah
kembalinya pola berbelanja offline. Transaksi merchant QRIS kini mencapai 24 juta tersebar di
e-commerce, transaksi uang elektronik (UE) dan seluruh provinsi, dengan jumlah pengguna lebih dari
transaksi digital banking tumbuh pesat dengan nilai 28 juta yang menggunakan baik dengan sumber
Compound Annual Growth Rate (CAGR) tahun 2018- dana uang elektronik, rekening tabungan, maupun
2022 mencapai dua digit (Tabel 2.3). Pertumbuhan kartu kredit yang diselenggarakan bank dan fintech.
yang persisten ini akan terus berlanjut, khususnya di Transaksi QRIS tumbuh akseleratif mencapai 260,5%
area e-commerce yang diprediksi tetap tumbuh positif (yoy) dengan pangsa transaksi off us yang terus
di tengah peningkatan mobilitas masyarakat seiring meningkat yang menunjukkan makin terciptanya
dengan makin longgarnya kebijakan pembatasan interoperabilitas di dalam industri. Jumlah merchant
mobilitas. Pertumbuhan Gross Merchandising UMKM mendominasi yang mengindikasikan QRIS
Value (GMV) ekonomi digital Indonesia pada sebagai jalan pembuka inklusi keuangan bagi
2022 mencapai 22% utamanya didominasi oleh UMKM. QRIS juga mendorong penyelenggara jasa
e-commerce, transportasi dan makanan, travel online, pembayaran khususnya bank melakukan adopsi
dan media digital (Google, Temasek, dan Bain, mobile apps untuk dapat bergabung pada ekosistem
2022). Ke depan, pembayaran digital diprediksi QRIS yang terus meluas.
akan mempertahankan momentum peningkatan ini
utamanya terjadi pada kaum milenial.

Grafik 2.13. Persepsi Stabilitas Sistem Keuangan


Kepercayaan terhadap stabilitas sistem Kepercayaan terhadap stabilitas sistem
keuangan s.d. 6 bulan ke depan keuangan >6 bulan ke depan
80 80

70 70

60 60

50 50

40 40

30 30

20 20

10 10

0 0
Sangat percaya Percaya Tidak percaya Sangat tidak Sangat percaya Percaya Tidak percaya Sangat tidak
percaya percaya
Semester II 2021 Semester I 2022 Semester II 2022
Sumber: Bank Indonesia

28
Tabel 2.3. Compound Annual Growth Rate (CAGR) Transaksi Ekonomi Keuangan Digital Tahun 2018-2022

CAGR CAGR
Transaksi Transaksi
Nilai Volume Nilai Volume

E-commerce 35,1% 47,7% ATM/D 4,7% 2,6%

Digital
19,2% 18,2% KK 0,5% 0,1%
Banking

Uang
53,3% 18,65% UYD 6,5%
Elektronik

Sumber: Bank Indonesia

Percepatan transformasi digital perbankan Berdaulat ke wilayah 3T (Terluar, Terdepan, dan


mendorong kolaborasi dan kompetisi yang sehat Terpencil), serta perluasan gerakan Cinta Bangga dan
antara uang elektronik dan layanan digital banking. Paham (CBP) Rupiah.
Instrumen pembayaran uang elektronik tetap
tumbuh di atas 30% seiring dengan makin luasnya Dalam arah kebijakan pengelolaan uang Rupiah,
ekosistem yang terhubung baik e-commerce, ride- Bank Indonesia senantiasa memastikan ketersediaan
hailing, dan food delivery, serta peningkatan mobilitas uang Rupiah dalam jumlah yang mencukupi
untuk usecase jalan tol dan parkir. Pada 2022, nilai untuk memenuhi meningkatnya permintaan uang
transaksi UE tumbuh sebesar 36,0% (yoy) mencapai kartal seiring dengan meningkatnya transaksi
Rp399,6 triliun. Di sisi lain, nilai transaksi digital ekonomi secara nasional. Bank Indonesia juga
banking terus meningkat akseleratif 28,7% menjadi senantiasa memastikan terjaganya kualitas uang
Rp52.545,8 triliun. Beberapa pelaku industri Rupiah di seluruh wilayah NKRI melalui kegiatan
memposisikan uang elektronik sebagai akses masuk distribusi uang Rupiah ke seluruh kantor Bank
konsumen ke layanan jasa keuangan sehingga Indonesia serta layanan kas kepada masyarakat
mendorong dibukanya akuisisi nasabah bank melalui dan perbankan. Dalam rangka tugas tersebut, Bank
kanal uang elektronik serta mempermudah top-up Indonesia melakukan kegiatan kas keliling ke 81
dari mobile apps yang dimiliki dengan dukungan (delapan puluh satu) pulau di wilayah 3T (Terluar,
teknologi API. Terdepan, dan Terpencil) bekerja sama dengan TNI
AL melalui kegiatan “Ekspedisi Rupiah Berdaulat”.
Normalisasi mobilitas turut mendorong kembalinya Bank Indonesia juga meneruskan kerja sama dengan
masyarakat menggunakan alat pembayaran bank umum dalam lingkup kegiatan kas titipan di
menggunakan kartu seperti ATM/D dan Kartu 87 Kabupaten/Kota yang relatif jauh dari lokasi
Kredit, serta uang kartal yang diedarkan. Transaksi kantor Bank Indonesia. Sebagai bentuk sinergi
ATM/D secara nilai meningkat sebesar 20,8% bersama stakeholders, pada 2022, Bank Indonesia
(yoy) yang didominasi transaksi belanja dan tarik juga telah membentuk Forum Industri Pengelolaan
tunai. Demikian halnya juga dengan transaksi kartu Uang Rupiah (FORIN PUR) bersama Perbankan
kredit yang tercatat meningkat sebesar 31,7% (yoy) dan Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah
yang menandakan aktivitas travelling dan leisure (PJPUR) sebagai sarana penguatan komunikasi
mulai pulih. Seiring dengan pemulihan ekonomi kebijakan PUR oleh Bank Indonesia kepada industri
dan normalisasi mobilitas, dari sisi tunai, uang PUR. Upaya peningkatan kualitas uang Rupiah juga
kartal yang diedarkan pada 2022 meningkat 6,9% dilakukan melalui peluncuran 7 (tujuh) pecahan
(yoy) mencapai Rp1.026,5 triliun. Bank Indonesia uang kertas Tahun Emisi (TE) 2022 yang memiliki
memastikan ketersediaan uang Rupiah dengan spesifikasi bahan dan cetak lebih baik dari emisi
kualitas yang terjaga di seluruh wilayah NKRI sebelumnya, kegiatan pemusnahan uang Rupiah
melalui penguatan strategi digitalisasi dan perluasan tidak layak edar dan pengedaran uang Rupiah hasil
distribusi uang, termasuk Program Ekspedisi Rupiah cetak sempurna (HCS), serta uang layak edar.

29
2.2
Prospek Tetap Kuat pada 2023 Meskipun Sedikit Melambat
Perbaikan ekonomi domestik diprakirakan terus didorong oleh solidnya permintaan domestik, baik
berlanjut ditopang oleh permintaan domestik konsumsi swasta maupun investasi, sejalan dengan
yang berdaya tahan dan kinerja ekspor yang tetap terus meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi-
kuat. Perekonomian nasional diprakirakan terus keuangan, tetap positifnya kinerja ekspor didukung
membaik ditopang oleh peningkatan konsumsi oleh kenaikan nilai tambah dari hilirisasi industri
swasta dan investasi, tetap kuatnya ekspor, serta berbasis sumber daya alam, serta berlanjutnya
daya beli masyarakat yang masih terjaga di tengah penyelesaian Program Strategis Nasional (PSN).
kenaikan inflasi. Berbagai indikator dan hasil
survei Bank Indonesia terakhir, seperti keyakinan Dari sisi Lapangan Usaha (LU), prospek kinerja
konsumen, penjualan eceran, dan Purchasing LU diprakirakan terus membaik sejalan dengan
Managers’ Index (PMI) Manufaktur mengindikasikan pemintaan domestik dan kinerja ekspor yang
terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi tetap kuat. LU terkait permintaan domestik dan
domestik. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor mobilitas diprakirakan akan tumbuh kuat pada 2022
diprakirakan tetap kuat, khususnya batu bara, CPO, (Tabel 2.5). Perbaikan terjadi terutama pada sektor
serta besi dan baja seiring dengan permintaan yang terkait ekspor seperti Industri Pengolahan,
beberapa mitra dagang utama yang masih kuat dan sedangkan sektor terkait dengan permintaan
kebijakan Pemerintah untuk mendorong ekspor domestik seperti Konstruksi, Perdagangan, dan
CPO dan turunannya. Secara spasial, kinerja positif Infokom diprakirakan bias bawah dari prakiraan
ekspor ditopang oleh seluruh wilayah, terutama sebelumnya dampak dari kenaikan harga BBM dan
Kalimantan dan Sumatera, yang tetap tumbuh kuat. suku bunga. Prospek sektor Pertanian 2022 lebih
Perbaikan ekonomi nasional juga tecermin pada rendah dari prakiraan semula dipengaruhi oleh
kinerja lapangan usaha utama, seperti Perdagangan, produksi padi yang melambat karena curah hujan
Pertambangan, dan Pertanian. yang tinggi dan gangguan hama. Kinerja industri
manufaktur diperkirakan lebih baik pada triwulan
Pertumbuhan ekonomi pada 2023 diprakirakan IV 2022, didukung oleh kinerja industri berorientasi
tetap kuat meskipun sedikit melambat ke titik ekspor seperti logam dasar yang diprakirakan
tengah kisaran 4,5-5,3% sebelum meningkat meningkat. Kinerja sektor Pertambangan pada
menjadi 4,7-5,5% pada 2024 (Tabel 2.4). triwulan III dan IV 2022 lebih rendah dari prakiraan
Berlanjutnya proses pemulihan ekonomi Indonesia sebelumnya dipengaruhi Pertambangan logam lebih

Tabel 2.4. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran


dalam persen

Komponen 2022 2023

Produk Domestik Bruto 4,5 - 5,3 4,5 - 5,3

Konsumsi Swasta 4,4 - 5,2 4,6 - 5,4

Konsumsi Pemerintah -5,1 - -4,3 3,2 - 4,0

Pembentukan Modal Tetap Bruto 3,8 - 4,6 6,8 - 7,6

Ekspor Barang dan Jasa 14,9 - 15,7 6,0 - 6,8

Impor Barang dan Jasa 12,3 - 13,1 6,6 - 7,4

Sumber: Bank Indonesia

30
Tabel 2.5. Proyeksi Pertumbuhan PDB Sisi Sektoral dalam persen

Komponen 2022 2023

Produk Domestik Bruto 4,5 - 5,3 4,5 - 5,3

Pertanian 1,6 - 2,4 3,7 - 4,5

Pertambangan dan Penggalian 3,7 - 4,5 3,5 - 4,3

Industri Pengolahan 3,4 - 4,2 3,6 - 4,4

Listrik dan Gas 5,5 - 6,3 3,3 - 4,1

Air, Pengelolaan Sampah, Limbah 3,2 - 4,0 4,1 - 4,9

Konstruksi 1,9 - 2,7 5,4 - 6,2

Perdagangan Besar dan Eceran 3,7 - 4,5 4,0 - 4,8

Transportasi dan Pergudangan 13,0 - 13,8 8,0 - 8,8

Akomodasi dan Makan Minum 10,1 - 10,9 5,6 - 6,4

Informasi dan Komunikasi 7,4 - 8,2 9,0 - 9,8

Jasa Keuangan dan Asuransi 2,9 - 3,7 5,7 - 6,5

Real Estat 1,8 - 2,6 2,3 - 3,1

Jasa Perusahaan 6,2 - 7,0 7,5 - 8,3


Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, -2,2 - -1,4 0,3 - 1,1
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 3,4 - 4,2 4,2 - 5,0

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,5 - 6,3 5,9 - 6,7

Jasa Lainnya 5,8 - 6,6 2,9 - 3,7


Sumber: Bank Indonesia

rendah, migas kontraksi lebih dalam, serta kendala surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari
cuaca yang memengaruhi produksi batu bara. PDB. Transaksi modal dan finansial diprakirakan
Prospek LU utama pada 2023 diprakirakan melambat membaik didukung oleh investasi langsung dan aliran
seiring tertahannya kinerja eksternal serta harga investasi portofolio asing yang kembali masuk ke
komoditas SDA yang tidak sekuat 2022. Indonesia. Sementara itu, posisi cadangan devisa,
yang pada akhir Desember 2022 tercatat sebesar
Ketahanan eksternal perekonomian Indonesia 137,2 miliar dolar AS, akan makin meningkat dan
ke depan diprakirakan tetap solid, ditopang oleh mampu menopang ketahanan eksternal Indonesia.
kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang Dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan
tetap sehat sejalan dengan kinerja ekspor yang global, setidaknya setelah periode kenaikan FFR
masih kuat. Neraca transaksi berjalan tahun 2022 mulai mencapai puncaknya pada triwulan I 2023,
diprakirakan berada pada kisaran surplus 0,4% - nilai tukar Rupiah diprakirakan bergerak stabil dan
1,2% dari PDB, ditopang oleh ekspor seiring harga cenderung menguat sesuai fundamentalnya. Hal ini
komoditas global yang masih tinggi dan permintaan sejalan dengan prakiraan kinerja NPI yang surplus,
atas komoditas Indonesia yang tetap baik. Sementara akan terkendalinya inflasi kembali ke sasaran 3,0±1%,
itu, transaksi modal dan finansial lebih banyak defisit fiskal di bawah 3% PDB, dan cukup baiknya
didukung oleh investasi langsung sehingga kinerja pertumbuhan ekonomi, di samping tetap menariknya
NPI tahun 2022 terkendali dan diprakirakan tetap imbal hasil SBN Indonesia dibandingkan dengan
surplus. Kinerja NPI pada 2023 diprakirakan tetap perkembangan di negara berkembang lain
sehat, ditopang oleh surplus transaksi modal (Grafik 2.14).
dan finansial di tengah kinerja neraca transaksi
berjalan yang terjaga. Perlambatan ekonomi global Inflasi pada 2023 diprakirakan menurun dan kembali
mendorong moderasi ekspor. Di sisi lain, impor ke dalam sasaran 3,0±1%. Inflasi inti diprakirakan
meningkat sejalan dengan perbaikan permintaan akan lebih cepat kembali dalam sasaran didukung
domestik sehingga surplus transaksi berjalan tahun oleh tekanan inflasi harga impor (imported inflation)
2023 diprakirakan turun, berada dalam kisaran yang tetap terkendali, nilai tukar Rupiah yang relatif

31
Grafik 2.14. Imbal Hasil Obligasi Negara Berkembang akan lebih rendah dengan potensi penyesuaian
% harga energi yang minimal akibat penurunan
14
harga keekonomian BBM. Sinergi kebijakan antara
12
Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank
10
Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan
8
6 inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah
4 ditetapkan.
2
0 Transaksi ekonomi dan keuangan digital (EKD)
-2 terus berkembang didorong kebijakan Bank
-4 Indonesia untuk mengakselerasi digitalisasi sistem
-6
pembayaran guna mendukung pemulihan ekonomi
ID MY TH IN PH BR MX ZAR
nasional. Perkembangan terakhir menunjukkan
Nominal Yield Real Yield Yield ( FX Hedged) perkembangan ekonomi dan keuangan digital
Sumber: Bloomberg (EKD) terus meningkat pesat ditopang oleh
meningkatnya akseptasi dan preferensi masyarakat
stabil, serta respons kebijakan moneter yang front dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan
loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk sistem pembayaran digital, serta akselerasi digital
menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini masih banking. Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) pada
tinggi dan memastikan inflasi inti ke depan kembali 2022 tumbuh 36,0% (yoy) hingga mencapai Rp400
dalam sasaran 3,0±1% lebih awal, yaitu ke paruh triliun (Tabel 2.6). Nilai transaksi digital banking pada
pertama 2023. Kenaikan inflasi VF diprakirakan 2022 meningkat 28,7% (yoy) menjadi Rp52.546
masih akan terkendali seiring dengan penurunan triliun. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran
harga komoditas global, prakiraan cuaca 2023 yang tersebut mendorong transaksi e-commerce juga
lebih kondusif, serta langkah pengendalian harga berkembang pesat, tumbuh 18,7% mencapai Rp476
oleh Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia, triliun pada 2022. Untuk mendorong akselerasi
serta berbagai mitra strategis lainnya melalui TPIP- dan inovasi sistem pembayaran, Bank Indonesia
TPID serta GNPIP yang makin erat. Inflasi AP juga terus mempercepat implementasi Blueprint Sistem

Tabel 2.6. Kinerja dan Proyeksi Sistem Pembayaran Indonesia

Pertumbuhan (%) Nilai (Triliun Rp)


Transaksi
2022 2023 2024 2022 2023 2024

Ekonomi Keuangan Digital

E-Commerce 18,7 11,8 10,4 476 533 588

Digital Banking 28,7 22,1 23,7 52.546 64.175 79.355

Uang Elektronik 36,0 23,9 25,7 400 495 622

Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)

Kartu ATM-D 20,8 2,1 2,6 7.922 8.089 8.303

Kartu Kredit 31,7 20,6 16,0 322 388 450

Sistem Pembayaran BI

SKNBI 4,7 -2,4 -4,5 5.133 5.012 4.788

BI-FAST 180,0 86,0 1.986 5.757 10.688

BI-RTGS 15,3 5,7 7,7 98.247 103.816 111.845

Pengedaran Uang Rupiah

UYD 6,9 7,6 7,8 1.026 1.104 1.190

Sumber: Bank Indonesia

32
Pembayaran (BSPI) 2025, baik perluasan akseptasi triliun. Sementara itu, transaksi menggunakan
dan fitur-fitur layanan pembayaran QRIS dan BI- kartu, baik debit maupun kredit, diprakirakan masih
FAST, maupun penerapan SNAP dan konsolidasi tumbuh positif seiring dengan perubahan preferensi
industri sistem pembayaran Indonesia untuk masyarakat atas pembayaran digital dan kembalinya
membentuk unicorn-unicorn tangguh dan kompetitif aktivitas belanja masyarakat di pusat perbelanjaan,
dari Indonesia. Bank Indonesia juga akan memperluas sebesar masing-masing 2,1% dan 20,6% pada 2023.
kerja sama sistem pembayaran antarnegara, baik Dari sisi digital banking, strategi layanan digital
ASEAN maupun dengan mitra strategis negara lain. banking akan terus berkembang. Bank konvensional
mengembangkan apps untuk membangun ekosistem
Peningkatan transaksi EKD diprakirakan terus digital dengan pengintegrasian fitur lifestyle
berlanjut pada 2023 didukung kebijakan Bank sementara bank digital mempertahankan fitur
Indonesia untuk akselerasi dan penguatan integrasi layanan keuangan yang sederhana, intuitif dan
ekosistem EKD. Adopsi penggunaan e-commerce mudah, dengan memanfaatkan ekosistem digitalnya.
diprakirakan akan makin luas dan meningkat hingga Dengan perkembangan tersebut, nilai transaksi digital
mencapai Rp533 triliun pada 2023 didukung, antara banking diprakirakan akan terus meningkat, tumbuh
lain, oleh perluasan adopsi digital masyarakat, 22,1% mencapai Rp64.175 triliun pada 2023. Dari
peningkatan merchant, dan perluasan infrastruktur sisi pengedaran uang, Uang Kartal Yang Diedarkan
sistem pembayaran digital, yang salah satunya (UYD) pada 2023 diprakirakan naik 7,6% mencapai
terlihat dari peningkatan nilai transaksi BI-FAST yang Rp1.104 triliun. Bank Indonesia terus memastikan
diprakirakan tumbuh 180,0% mencapai Rp5.757 ketersediaan uang Rupiah dengan kualitas yang
triliun. Nilai transaksi UE pada 2023 diprakirakan terjaga di seluruh wilayah NKRI, termasuk peredaran
akan tumbuh 23,9% dengan nilai mencapai Rp495 Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022.

33
2.3
Prospek Jangka Menengah Menuju Indonesia Maju
Prospek perbaikan perekonomian nasional Beberapa risiko baik jangka pendek maupun jangka
diprakirakan terus berlanjut dalam jangka menengah menengah tetap perlu mendapat perhatian karena
dengan struktur ekonomi yang berdaya tahan dapat mengganggu prospek perekonomian ke
sehingga mendukung transformasi ekonomi depan. Pada jangka pendek, gejolak global dapat
nasional menuju Indonesia Maju. Prakiraan tersebut memengaruhi perekonomian domestik melalui jalur
juga didorong oleh prospek ekonomi global yang perdagangan (trade channel) dan jalur keuangan
membaik serta kenaikan investasi dan produktivitas (financial channel). Pada jalur perdagangan, dampak
dari implementasi kebijakan reformasi struktural perlambatan ekonomi global dan bahkan resesi
baik di sektor riil maupun akselerasi ekonomi dan ekonomi di beberapa negara dapat menyebabkan
keuangan digital nasional. Peningkatan daya saing risiko penurunan kontribusi ekspor dalam mendukung
perekonomian serta kapasitas dan kapabilitas pertumbuhan ekonomi. Sementara itu, harga energi
industri mendukung pertumbuhan ekonomi yang dan pangan global yang tinggi akan berakibat pada
tinggi dan lebih berdaya tahan dengan struktur masih kuatnya tekanan kenaikan inflasi di dalam
perekonomian yang makin baik. Keberhasilan negeri. Dari sisi jalur keuangan, nilai tukar dolar
hilirisasi akan meningkatkan nilai tambah ekspor AS yang kuat, suku bunga kebijakan moneter dan
sekaligus berdampak pada kenaikan investasi dan yield US Treasury yang masih tinggi, serta premi
produktivitas. Selain itu, iklim bisnis dan investasi risiko dan ketidakpastian pasar keuangan global
yang lebih baik, diantaranya melalui implementasi berisiko menimbulkan pelarian investasi portofolio
UU Cipta Kerja, akan mendorong penguatan sumber- asing (capital outflows), meningkatnya yield SBN,
sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. dan tingginya tekanan pelemahan (depresiasi) nilai
Pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan akan tukar Rupiah. Transmisi gejolak global tersebut
terus meningkat hingga berada pada kisaran 4,8- akan mendorong kenaikan risiko stabilitas sistem
5,6% pada 2025, 4,9-5,7% pada 2026, dan 5,0-5,8% keuangan, baik dari risiko pasar karena pelemahan
pada 2027. Inflasi diprakirakan tetap terjaga rendah nilai tukar dan kenaikan yield SBN, maupun risiko
pada kisaran 1,5-3,5%, didukung oleh kenaikan kredit karena penurunan kegiatan perekonomian
kapasitas produksi nasional melalui peningkatan domestik. Pada jangka menengah-panjang, terdapat
efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan risiko terjadinya multipolar pola perdagangan
permintaan agregat di dalam perekonomian. Defisit dunia dapat memengaruhi prospek kebangkitan
transaksi berjalan diprakirakan juga tetap terkendali ekonomi menuju Indonesia Maju. Risiko ini terjadi
pada tingkat yang rendah sehingga menopang akibat adanya fragmentasi politik dan ekonomi yang
ketahanan sektor eksternal Indonesia. Secara mendorong penurunan dominasi AS dan Eropa dalam
keseluruhan, dengan lintasan prospek tersebut, perdagangan dan perekonomian global, seiring
Indonesia diprakirakan mampu menjadi negara maju meningkatnya peran Asia, terutama Tiongkok dan
berpendapatan tinggi pada 2047. India. Selain itu, sejumlah negara di Afrika juga akan
makin tumbuh dan menjadi tujuan perdagangan
global.

34
Boks

2 Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)

Kestabilan harga dan ketahanan pangan menjadi beli; (ii) Perluasan Kerjasama Antar Daerah (KAD);
salah satu tantangan ekonomi dan keuangan (iii) Optimalisasi fasilitasi distribusi pangan strategis
Indonesia pada 2022. Harga pangan strategis melalui subsidi ongkos angkut; (iv) Memperkuat
khususnya hortikultura, yaitu cabai merah, cabai ketahanan komoditas hortikultura dan pasokan
rawit, dan bawang merah sempat meningkat pangan strategis lainnya, antara lain, dalam bentuk
signifikan pada pertengahan tahun akibat gangguan gerakan tanam cabai (Gertam Cabai) dan replikasi
cuaca di sentra produksi. Selain itu, harga minyak best practice model bisnis hulu hilir klaster cabai;
goreng juga naik tajam pada awal tahun seiring (v) Peningkatan pemanfaatan alat mesin pertanian
dengan kenaikan harga CPO global akibat gangguan (alsintan) dan sarana produksi pertanian (saprotan)
rantai pasokan global. Di tengah penurunan produksi dalam rangka mendukung pengembangan
domestik, berbagai kondisi tersebut pada gilirannya klaster pangan secara end-to-end; (vi) Penguatan
berisiko mengganggu ketahanan pangan nasional. infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), digitalisasi, data dan informasi pangan; serta
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (vii) Penguatan koordinasi dan komunikasi untuk
(GNPIP) merupakan sarana melakukan sinergi dan menjaga ekspektasi inflasi. Dalam pelaksanaannya,
inovasi untuk memperkuat program pengendalian sebagian program-program ini ditempuh sekaligus
inflasi dan membangun ketahanan pangan nasional. untuk mendorong peran UMKM.
GNPIP ini menjadi bagian dari program Tim
Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP - TPID) Pelaksanaan GNPIP pada 2022 dilakukan di
yang dilakukan secara sinergis antara Bank Indonesia seluruh 46 wilayah kerja KPwDN selama Juli hingga
bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Desember 2022. Target yang akan dicapai pada 2022
serta mitra strategis. Penguatan sinergi dan inovasi mencakup (i) pelaksanaan OP sebanyak 254 titik di
ini mendukung extra effort pengendalian inflasi 38 KPwDN; (ii) perluasan 40 KAD di 31 KPwDN; (iii)
pangan dan merupakan salah satu arahan Presiden pelaksanaan 34 program kebijakan subsidi ongkos
Republik Indonesia pada Rapat Koordinasi Nasional angkut di 14 KPwDN; (iv) Gertam Cabai sebanyak
(Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022. GNPIP 0,94 juta polybag oleh 46 KPwDN dan replikasi
bertujuan untuk mengoptimalkan langkah-langkah model bisnis sebanyak 33 program di 23 KPwDN;
pengendalian inflasi pangan dari sisi suplai dan (v) penyaluran alsintan dan saprotan melalui sinergi
mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan dengan 29 Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) di
pangan, sehingga dapat mendukung daya beli dan 18 KPwDN; (vi) pelaksanaan digitalisasi sebanyak 46
mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sinergi program; (vii) penguatan koordinasi dan komunikasi
kebijakan dalam upaya mendukung pengendalian melalui pelaksanaan 68 High Level Meeting (HLM)
inflasi pangan juga ditempuh sekaligus untuk TPID di 33 KPwDN (Gambar 1).
mendorong peran UMKM.
Seluruh program GNPIP hingga akhir tahun
GNPIP dilakukan secara terintegrasi, end-to-end, berada di atas target, dengan capaian tertinggi
inovatif, dan berskala nasional dalam kerangka oleh kegiatan Operasi Pasar. Realisasi OP hingga
Kestabilan Harga, Ketersediaan Pasokan, 30 Desember 2022 mencapai 1038,5% dengan
Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif (4K). pelaksanaan sebanyak 2638 titik di 46 KPwDN
Upaya GNPIP difokuskan pada tujuh (7) program untuk komoditas aneka cabai, bawang merah,
unggulan yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan beras, minyak goreng, daging sapi, daging dan telur
Dalam Negeri (KPwDN) Bank Indonesia, yaitu (i) ayam ras, serta gula pasir. Komitmen TPID untuk
Optimalisasi anggaran K/L dan PEMDA untuk menjaga stabilitas harga secara merata di daerah
Operasi Pasar (OP) dan Ketersediaan Pasokan dan mendorong pelaksanaan OP yang lebih banyak dari
Stabilisasi Harga (KPSH), serta untuk menjaga daya prakiraan awal, termasuk yang telah disinergikan

35
Gambar 1.Target dan Realisasi Program GNPIP
REALISASI PROGRAM BERDASARKAN
TARGET DAN REALISASI PROGRAM
WILAYAH & KOMODITAS

Target Realisasi Realisasi Titik Operasi Pasar Realisasi Subsidi Ongkos Angkut
(Juli - Des 2022) (Juli - 30 Des 2022) Sulampua Sulampua
8% 13%
254 Titik 2638 Titik Kalimantan
Pasar Murah 1038,5% 10% Kalimantan
di 38 KPwDN di 46 KPwDN 5%
Balinusra Sumatera Sumatera
Kerja Sama 9% 23% Balinusra 31%
40 KAD 63 KAD 9%
Antar Daerah 157,5%
(KAD) di 31 KPwDN di 25 KPwDN
Jawa Jawa
Subsidi Ongkos 34 Program 75 Program 50% 42%
220,6%
Angkut di 14 KPwDN di 32 KPwDN

0,94 Juta 2,39 Juta


REALISASI 2.638 TITIK REALISASI 75 PROGRAM
Gertam Cabai Polybag Polybag 254,2%
di 46 KPwDN di 46 KPwDN Sumber: Bank Indonesia

Realisasi Gertam Cabai Realisasi KAD


Replika 33 Program 86 Program
260,6% Sayuran
Model Bisnis di 23 KPwDN di 34 KPwDN Daging Sapi 7%
3% Aneka
Alsintan dan 18 KPwDN 45 KPwDN Daging Ayam Cabai
Saprotan (PSBI)
250,0% Sulampua 6%
29 PSBI* Rp 32,21 miliar 20% 15%
Kalimantan Bawang
Sumatera Merah
Digitalisasi 4% 40%
48 Program Lainya 17%
(Data dan 46 Program 104,3%
di 40 KPwDN 32%
Informasi)
Balinusra Jawa Beras Telur
Koordinasi dan 68 HLM 152 HLM 11% 25% 16% Ayam
223,5% 4%
Komunikasi di 33 KPwDN di 33 KPwDN
REALISASI 2,39 JT BENIH REALISASI 63 KAD
*(nominal sesuai kebutuhan
Pengembangan klaster pangan)
Sumber: Bank Indonesia

dengan pelaksanaan OP oleh Kementerian/ konsumsi rumah tangga penerima bibit sehingga
Lembaga. Program OP ini dinilai cukup efektif dalam harga aneka cabai di akhir tahun terkendali. Replikasi
menurunkan harga mayoritas komoditas dalam OP. model bisnis mencapai 260,6% dari target dengan
Namun, khusus beras dan daging sapi masih belum pelaksanaan 86 program di 34 KPwDN. Dalam
sepenuhnya optimal mengingat harga beras yang program ini, telah dipetakan offtaker potensial yang
tinggi juga disebabkan oleh pola musimannya serta dapat menyerap kelebihan hasil produksi, termasuk
aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) oleh Badan melalui Gertam Cabai. Offtaker yang memiliki potensi
Pangan Nasional. Sementara itu, untuk daging sapi tersebut terdiri dari agregator, industri, dan market
dinilai memerlukan perluasan titik dan volume OP place. Meskipun demikian, kerja sama dengan offtaker
untuk mengimbangi lonjakan permintaan, di tengah perlu terus diperkuat terutama untuk penyerapan
penurunan stok akibat penyakit mulut dan kuku hasil panen dan stabilisasi harga.
(PMK).
Realisasi program subsidi ongkos angkut dan KAD
Pelaksanaan program Gertam Cabai dan replikasi juga lebih tinggi dari target awal. Sampai dengan
model bisnis hulu hilir klaster cabai juga melebihi 30 Desember 2022, kedua program tersebut telah
target. Hingga 30 Desember 2022, kedua program mencapai masing-masing sebesar 220,6% dan
tersebut masing-masing mencapai 254,2% dan 157,5% dari targetnya. Sebanyak 75 program subsidi
260,6% dari target awal. Sebanyak 2,39 juta polybag ongkos angkut telah dilakukan di 32 KPwDN untuk
bibit telah dibagikan di 46 KPwDN dengan penerima, komoditas aneka cabai, bawang merah, minyak
antara lain, kelompok wanita tani dan masyarakat goreng, dan telur ayam ras. Pelaksanaan subsidi
desa binaan. Keberhasilan ini tidak lepas dari adanya ongkos angkut juga dilakukan untuk mendukung
pendampingan dan edukasi terkait ketahanan pangan kegiatan OP, dengan sumber pendanaan, antara lain,
kepada masyarakat. Hingga Desember 2022, hasil melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) dalam
panen Gertam Cabai diprakirakan dapat memenuhi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD),

36
serta 2% Dana Transfer Umum (DTU). Namun, digitalisasi, antara lain, masih rendahnya literasi
penggunaan anggaran subsidi ongkos angkut dinilai digital petani sehingga memerlukan pendampingan
belum sepenuhnya optimal terutama disebabkan yang intensif, biaya yang cukup mahal, dan
oleh minimnya pemahaman daerah mengenai ketersediaan infrastruktur teknologi pendukung.
ketentuan dan pelaksanaan terkait BTT dan DTU. Sementara itu, target program penyaluran alsintan
Program KAD mencapai 157,5% dari target awal, dan saprotan serta program koordinasi dan
yaitu sebanyak 63 KAD di 25 KPwDN, dengan mitra komunikasi masing-masing mencapai 250% dan
dagang KAD mencakup intra dan antarprovinsi. 223,5% dari targetnya. Sebanyak 45 KPwDN
Beberapa komoditas yang diperdagangkan, antara telah menyalurkan sebanyak Rp32,21 miliar untuk
lain, mencakup aneka pangan olahan, beras, penyediaan alsintan dan saprotan dalam rangka
aneka cabai dan bawang, telur dan daging ayam pengembangan klaster pangan. Pada program
ras, daging sapi, serta aneka sayur. Ke depan, koordinasi dan komunikasi, telah dilaksanakan
penguatan KAD masih dapat ditingkatkan melalui sebanyak 152 HLM di 33 KPwDN. Pada triwulan
optimalisasi BUMD pangan, sinergi dengan fasilitas III 2022, tema HLM TPID mencakup risiko inflasi
kebijakan pemerintah, seperti tol laut dan jembatan volatile food (VF), isu kelangkaan pangan, serta sinergi
udara (fasilitas subsidi angkutan udara kargo) oleh pengendalian inflasi dan ketahanan pangan daerah.
Kementerian Perhubungan terutama untuk daerah Selain itu, topik yang dibahas, antara lain, mencakup
tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan (3TP). dampak penyesuaian BBM bersubsidi dan risiko
kenaikan inflasi akibat kondisi global. Sebagai mitigasi
Capaian program digitalisasi oleh KPwDN dalam risiko, sejumlah rekomendasi telah dihasilkan, antara
rangka GNPIP juga melebihi dari target yang lain, pentingnya penyelenggaraan GNPIP, penyaluran
ditetapkan. Sampai dengan 30 Desember 2022, bantuan sosial dan Bantuan Langsung Tunai (BLT),
capaian target digitalisasi sebesar 104,3% dengan optimalisasi BTT dan Dana Insentif Daerah (DID)
pelaksanaan sebanyak 48 program di 40 KPwDN. untuk pengendalian inflasi, sidak pasar, serta
Tantangan utama dalam implementasi program monitoring dan evaluasi secara berkala.

37
BAB III

BAURAN KEBIJAKAN BANK


INDONESIA TAHUN 2022:
MENJAGA STABILITAS DAN
MOMENTUM PEMULIHAN
EKONOMI

Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan dan memperkuat sinergi kebijakan


dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam kerangka
bauran kebijakan nasional untuk mendorong akselerasi pemulihan ekonomi
sekaligus menjaga stabilitas. Dalam kaitan ini, kebijakan moneter diarahkan untuk
menjaga stabilitas (pro-stability), sedangkan 4 (empat) instrumen lainnya, yakni
kebijakan makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar
uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau diarahkan untuk mengakselerasi
pemulihan ekonomi nasional (pro-growth). Sinergi kebijakan tersebut dalam
perkembangannnya mampu mendorong berlanjutnya momentum pertumbuhan
dan menjaga stabilitas perekonomian Indonesia di tengah perkembangan ekonomi
global yang kurang menguntungkan.
Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan pada well-planned, dan well-communicated melalui
2022, yang terus disinergikan dengan arah kebijakan kenaikan bertahap rasio Giro Wajib Minimum
nasional untuk mendorong akselerasi pemulihan (GWM) Rupiah menjadi 9% untuk Bank Umum
ekonomi sekaligus menjaga stabilitas. Dalam kaitan Konvensional (BUK) serta 7,5% untuk Bank Umum
ini, Bank Indonesia menempuh bauran kebijakan yang Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS).
terdiri dari “satu jamu pahit dan empat jamu manis” Kebijakan tersebut ditempuh agar Bank Indonesia
guna merespons risiko meningkatnya ketidakpastian tidak behind the curve dalam merespons dampak
pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan ketidakpastian pasar keuangan global terhadap
moneter di negara maju, terutama Amerika Serikat stabilitas makroekonomi. Stabilisasi nilai tukar juga
(AS), di tengah ekonomi Indonesia yang masih diperkuat dengan melakukan triple intervention,
berada pada tahap awal pemulihan ekonomi. Untuk di pasar spot, DNDF, dan pembelian/penjualan
itu, kebijakan moneter diarahkan untuk menjaga SBN di pasar sekunder. Sementara itu, suku bunga
stabilitas (pro-stability), sedangkan 4 (empat) kebijakan BI7DRR dinaikkan sebesar 200 bps sejak
instrumen lainnya, yakni kebijakan makroprudensial, Agustus 2022 hingga Desember 2022 menjadi
digitalisasi sistem pembayaran, pengembangan pasar 5,50% untuk merespons kenaikan tekanan inflasi
uang, serta ekonomi-keuangan inklusif dan hijau inti dan ekspektasi inflasi ke depan.
untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
(pro-growth). ii. Relaksasi kebijakan makroprudensial yang
tersinergi dengan paket kebijakan terpadu
Pokok-pokok bauran kebijakan Bank Indonesia yang KSSK juga terus ditempuh untuk mendukung
telah diimplementasikan pada 2022 ialah sebagai pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia
berikut: telah meningkatkan insentif bagi bank yang
menyalurkan kredit kepada sektor prioritas
i. Di bidang moneter, kebijakan likuiditas, dan UMKM dan/atau memenuhi target Rasio
nilai tukar, dan suku bunga diarahkan untuk Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM)
memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi. dalam bentuk pelonggaran atas kewajiban
Ketiga kebijakan tersebut ditempuh oleh Bank GWM Rupiah serta memperluas cakupan sektor
Indonesia secara komprehensif dan tersinergi prioritas yang mendapat insentif tersebut.
dalam mengimplementasikan arah dan stance Relaksasi kebijakan makroprudensial tersebut
kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas. makin memperkuat kebijakan makroprudensial
Dengan kata lain, stance kebijakan moneter yang akomodatif lainnya, termasuk kebijakan
ditempuh tidak hanya diukur melalui perubahan Countercyclical Capital Buffer (CCyB), Rasio
kebijakan suku bunga, namun juga kebijakan Intermediasi Makroprudensial (RIM), Rasio
likuiditas. Kelaziman penggunaan kebijakan Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM)
suku bunga dan likuiditas tersebut juga dapat Konvensional dan Syariah, dan Rasio Loan to Value/
dilihat dari praktik bank sentral di dunia dalam Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/Pembiayaan
exit policy strategy yang tidak hanya bergantung Properti yang tetap longgar.
pada satu jenis kebijakan saja, meskipun memang
pilihan prioritas strategi kebijakan moneter yang iii. Penguatan kebijakan sistem pembayaran untuk
didahulukan tidaklah seragam. Beberapa negara, mendukung pemulihan ekonomi dan akselerasi
terutama yang memiliki ekses likuiditas besar, digitalisasi yang inklusif terus dilakukan.
terindikasi lebih mendahulukan normalisasi Penguatan tersebut termasuk melalui: (i) perluasan
likuiditas ketimbang kenaikan suku bunga, penggunaan QRIS; (ii) intensifikasi program
sedangkan di negara yang memiliki tekanan inflasi elektronifikasi melalui digitalisasi program bantuan
tinggi, cenderung mendahulukan peningkatan sosial (bansos) pemerintah, elektronifikasi layanan
suku bunga. Dalam konteks ini, sejalan dengan Pemerintah Daerah khususnya Percepatan dan
tekanan inflasi inti yang masih rendah terutama Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD) dan integrasi
pada semester I 2022, maka respons kebijakan moda transportasi; (iii) penguatan implementasi
moneter ditempuh dengan melakukan Standar Nasional Open API Pembayaran (SNAP)
normalisasi likuiditas secara well-calibrated, dengan mendorong percepatan adopsi SNAP

40
bagi bank dan lembaga selain bank (LSB), serta dan makin terkendalinya penyebaran Covid-19
memberikan alternatif penyediaan infrastruktur menjadi dasar yang kuat bagi Pemerintah untuk terus
sesuai dengan kapasitas peserta; (iv) akselerasi melonggarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan
implementasi BI-FAST melalui peningkatan Kegiatan Masyarakat (PPKM), bahkan mencabut
kepesertaan, perluasan layanan, serta akseptasi kebijakan PPKM pada penghujung Desember 2022.
pemanfaatan BI-FAST; serta (v) kebijakan pricing Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah juga terus
sistem pembayaran untuk mendukung pemulihan membuka sektor-sektor prioritas ekonomi sehingga
ekonomi nasional. mendorong peningkatan mobilitas masyarakat dan
ekonomi serta perbaikan ekonomi Indonesia dan
iv. Tiga kebijakan utama di atas juga ditopang prospeknya ke depan. Di samping itu, kebijakan
sinergi erat Bank Indonesia dengan Pemerintah, tersebut juga didukung oleh penguatan koordinasi
perbankan, dan institusi lainnya untuk dan sinergi kebijakan KSSK dalam memberikan
melanjutkan dukungan pengembangan insentif fiskal, moneter, makroprudensial, dan
UMKM serta ekonomi dan keuangan syariah mikroprudensial kepada sektor-sektor prioritas. Tidak
sebagai sumber baru pertumbuhan ekonomi hanya itu, cakupan sektor prioritas yang mendapat
Indonesia. Pendalaman pasar valas dalam rangka insentif kebijakan juga diperluas dari 38 sektor
mendukung stabilitas nilai tukar Rupiah serta prioritas menjadi 46 sektor prioritas untuk makin
perluasan instrumen lindung nilai. Fasilitisasi mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Berbagai
perdagangan-investasi antarnegara termasuk koordinasi dan sinergi kebijakan tersebut mampu
melalui perluasan penggunaan Local Currency mendukung berlanjutnya pertumbuhan ekonomi
Transactions (LCT) juga terus diakselerasi. Indonesia hingga mencapai 5,72% (yoy) pada triwulan
Kebijakan internasional terus diperkuat III 2022.
melalui perluasan kerja sama dengan bank
sentral dan otoritas negara mitra lainnya, Koordinasi fiskal dan moneter juga terus diperkuat
fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional
dan perdagangan di sektor prioritas bekerja dan menjaga stabilitas, termasuk melalui partisipasi
sama dengan instansi terkait, serta bersama Bank Indonesia dalam pendanaan APBN melalui
Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) pembelian SBN dari pasar perdana sebagai
agenda prioritas jalur keuangan Presidensi pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2020. Dari sisi
Indonesia pada G20 tahun 2022. stabilitas harga, guna memitigasi dampak kenaikan
harga minyak dunia terhadap inflasi dan daya beli
Bauran kebijakan Bank Indonesia tersebut juga masyarakat, Pemerintah telah meningkatkan alokasi
diperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan subsidi dan dana kompensasi energi dari Rp152,5
Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), termasuk triliun menjadi Rp502,4 triliun pada 2022. Arah
untuk mengakselerasi vaksinasi dan pembukaan kebijakan fiskal sebagai shock absorber tersebut
sektor prioritas ekonomi nasional sebagai prasyarat mampu menahan kenaikan inflasi di Indonesia pada
pemulihan ekonomi nasional. Sinergi kebijakan yang 2022 tidak setinggi kenaikan inflasi di berbagai
erat antara Pemerintah, Bank Indonesia, dan KSSK, negara lainnya. Dengan demikian, respons kebijakan
dalam mendorong akselerasi vaksinasi pada 2022 kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI7DRR)
telah memungkinkan pelonggaran restriksi mobilitas juga tidak setinggi negara-negara lainnya, baik di
masyarakat dan ekonomi yang menjadi penopang negara maju seperti AS, Eropa, dan Inggris, maupun
pertumbuhan ekonomi pada 2022. Akselerasi negara berkembang termasuk Brazil, India, dan
vaksinasi oleh Pemerintah, yang didukung pula oleh Filipina. Di samping itu, Bank Indonesia pada 2022
pembiayaan dari Bank Indonesia, telah mewujudkan juga telah mendukung pembiayaan APBN sebesar
tercapainya herd immunity di Indonesia pada triwulan Rp273,11 triliun, terdiri dari pembelian SBN dari
II 2022 dan juga pelaksanaan vaksinasi booster pasar perdana berdasarkan mekanisme Kesepakatan
yang pada Oktober 2022 telah mencapai 40% dari Bersama (KB)-I sebesar Rp49,11 triliun dan KB-III
target. Perkembangan vaksinasi yang sangat positif, sebesar Rp224 triliun. Berlanjutnya pembelian SBN
tingginya tingkat imunitas penduduk Indonesia, dari pasar perdana pada 2022 tersebut menunjukkan

41
kuatnya komitmen Bank Indonesia dalam mendukung tepat. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia mempererat
pendanaan APBN baik dalam pembiayaan kesehatan koordinasi dan sinergi dengan Pemerintah Pusat
dan kemanusian sebagai dampak pandemi Covid-19 dan Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi di
maupun akselerasi pemulihan ekonomi nasional. Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) untuk mengelola
dampak rambatan penyesuaian harga BBM serta
Penguatan koordinasi pengendalian inflasi antara kenaikan harga pangan dunia melalui berbagai
Bank Indonesia dengan Pemerintah Pusat dan langkah nyata. Termasuk di dalamnya adalah
Daerah juga terus ditempuh untuk mengendalikan koordinasi pengendalian inflasi dari sisi permintaan
dampak rambatan penyesuaian harga BBM. dan penawaran antara lain melalui Gerakan Nasional
Ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionisme Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), dukungan
pangan dan energi telah mendorong kenaikan anggaran fiskal tambahan untuk menurunkan inflasi
harga pangan dan energi global yang menyebabkan daerah melalui Dana Insentif Daerah (DID) dan
peningkatan tekanan inflasi domestik. Harga minyak penggunaan Belanja Tidak Terduga (BTT), subsidi
dunia melonjak hingga mencapai 112 dolar AS per transportasi antara lain dengan menggunakan Dana
barel telah menyebabkan Pemerintah melakukan Transfer Umum (DTU), serta kebijakan stabilisasi
penyesuaian harga BBM subsidi pada September lainnya untuk menahan kenaikan inflasi nasional
2022 untuk menjaga kesinambungan fiskal serta (Gambar 3.1).
mengalihkan subsidi ke kelompok sasaran yang lebih

Gambar 3.1. Koordinasi Kebijakan untuk Pengendalian Inflasi 2022


DUKUNGAN ANGGARAN TAMBAHAN KEBIJAKAN STABILISASI HARGA LAINNYA
KOORDINASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN INFLASI
UNTUK PENGENDALIAN INFLASI

4K K1: Keterjangkauan Harga K3: Kelancaran Distribusi ANGGARAN DANA INSENTIF DAERAH (DID) ANEKA CABAI
1
DITINGKATKAN UNTUK PENGENDALIAN INFLASI
K2: Ketersediaan Pasokan K4: Komunikasi Efektif Pemantauan dan fasilitasi produksi, sebaran distribusi panen.
Perluasan operasi pasar.
Fasilitasi distribusi dari daerah surplus ke defisit.
Program tanaman pangan di pekarangan.
DID Tahun Berjalan (Penurunan Total DID dalam rangka
DID TPID Award 2021
Rp100,4 miliar + Inflasi Daerah 2022)
Rp402,0 miliar
= pengendalian inflasi
Penerapan teknologi pascapanen (controlled atmosphere storage, CAS).
Kerja sama penyediaan lahan sebagai penyangga cabai di Jabodetabek.
Rp520,4 miliar
KEBIJAKAN SISI PERMINTAAN & PENGELOLAAN EKSPEKTASI - BANK INDONESIA Alih konsumsi ke cabai olahan.

1. Pengetatan kebijakan moneter yang front loaded, pre-emptive & forward looking (K1): DID digunakan untuk mendukung percepatan pemulihan BAWANG MERAH
ekonomi daerah, a.l. melalui upaya penurunan tingkat inflasi.
2. Stabilisasi nilai tukar Rupiah (K1). Pemantauan produksi.
3. Penguatan strategi komunikasi kebijakan (K4). Fasilitasi distribusi dari daerah sentra ke defisit.
BELANJA TIDAK TERDUGA (BTT) UNTUK Pemanfaatan resi gudang dengan CAS.
2
PENGENDALIAN INFLASI
BERAS
KEBIJAKAN SISI PENAWARAN – KOORDINASI BANK INDONESIA BERSAMA PEMERINTAH PUSAT & DAERAH Optimalisasi pemanfaatan anggaran BTT untuk pengendalian Peningkatan produktivitas (penggunaan bibit unggul) dan perluasan
area tanam.
inflasi, antara lain dengan:
1. Perluasan dan optimalisasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan/GNPIP (K1-K4). Pencabutan fleksibilitas harga gabah dan beras.
i. menjaga keterjangkauan harga dan daya beli masyarakat Penugasan kepada BULOG untuk meningkatkan penyerapan
2. Dana Insentif penghargaan TPID Award (K1-K4).
(bansos bagi masyarakat rentan terdampak inflasi). hingga mencapai CBP 1,2 juta ton pada akhir tahun.
3. Optimalisasi Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk pengendalian inflasi (K1-K4).
4. Optimalisasi DAK Ketahanan Pangan (K1-K4). ii. mendorong kelancaran distribusi dan transportasi.
DAGING DAN TELUR AYAM
5. Pendirian sarana penyimpanan pascapanen di daerah sentra oleh Bapanas (K2).
6. Penguatan CBP dan KPSH beras BULOG (K2). Penugasan importasi gandum pakan ternak.
SE Kemendagri No.500/4825/SJ tanggal 19 Agustus 2022
Mendorong penyaluran telur ayam dari wilayah surplus ke defisit.
7. Percepatan importasi daging sapi (K2). Melakukan evaluasi HET daging dan telur ayam ras.
8. Peningkatan pasokan dan distribusi migor: MGCR, Minyakita, serta DMO-DPO CPO (K2, K3). Mendorong cadangan jagung pakan pemerintah.
9. Fasilitasi distribusi pangan oleh Bapanas (K3). Penyerapan livebird oleh BUMN dan swasta.

10. Subsidi transportasi (K3). SUBSIDI SEKTOR TRANSPORTASI


KEDELAI

SUBSIDI TRANSPORTASI DARI DANA TRANSFER Percepatan realisasi impor.


3 Perpanjangan subsidi selisih harga bahan baku kedelai sebesar
UMUM (DTU) MENAHAN DAMPAK LANJUTAN BBM
Rp1.000/kg kepada pengrajin tahu dan tempe hingga akhir tahun. Target
IHK Desember 2022 tercatat deflasi 0,66% (mtm) atau 5,51% (yoy) penyaluran oleh BULOG maks. 200rb ton/bulan.

√ Dampak kenaikan harga BBM lebih rendah dari prakiraan Permenkeu No.134/PMK.07/2022 tentang Belanja Wajib dalam
MINYAK GORENG
√ Ekspektasi inflasi menurun rangka penanganan dampak inflasi T.A. 2022: 2% Dana Transfer
Kebijakan DMO dan DPO.
Umum (DTU) a.l. untuk subsidi sektor transportasi angkutan umum
Minyak Goreng Curah Rakyat (MGCR) sesuai HET, Minyakita.
Inflasi Inti Inflasi Volatile Food Inflasi Administered Prices di daerah. Melibatkan BULOG dan ID Food dalam distribusi.
3,36% 5,61% 13,34% Inisiasi industri minyak goreng merah.

Sumber: Bank Indonesia

42
3.1
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter untuk stabilisasi ditempuh untuk mendukung stabilisasi nilai tukar di tengah
dengan optimalisasi pengelolaan trilemma kebijakan tekanan aliran keluar modal asing dalam bentuk
moneter, baik melalui stabilisasi nilai tukar, portofolio yang cukup tinggi.
normalisasi likuiditas dan kenaikan suku bunga
kebijakan, maupun menjaga kecukupan devisa. Pada 3.1.1. Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar
negara small open economy, dinamika perkembangan Bank Indonesia terus memperkuat langkah-
eksternal akan sangat memengaruhi kemampuan langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah agar tetap
kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas sejalan dengan fundamentalnya di tengah tekanan
perekonomian domestik, baik akibat volatilitas nilai eksternal yang meningkat. Penguatan stabilisasi
tukar maupun aliran modal asing. Dalam kondisi ini, nilai tukar Rupiah ditempuh sebagai bagian dari
adanya permasalahan trilemma kebijakan (impossible upaya pengendalian inflasi, terutama inflasi
trinity), secara teoritis mengharuskan bank sentral barang impor (imported inflation) di samping untuk
memilih 2 (dua) prioritas arah kebijakan di antara memitigasi dampak rambatan dari kuatnya dolar
3 (tiga) pilihan yakni otonomi kebijakan moneter AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan
untuk stabilitas harga domestik, stabilitas nilai global. Stabilisasi nilai tukar dilakukan melalui
tukar, dan mobilitas aliran modal asing. Namun
demikian, alih-alih melakukan pilihan atas 3 (tiga)
tujuan kebijakan tersebut, bank sentral dapat Optimalisasi pengelolaan trilemma
juga menempuh optimalisasi kebijakan moneter kebijakan moneter melalui
melalui respons suku bunga dan likuiditas, kebijakan
normalisasi likuiditas dan respons
nilai tukar, dan manajemen arus modal, yang juga
didukung oleh kebijakan makroprudensial (Warjiyo, suku bunga, kebijakan nilai tukar,
P., & Juhro, S. M. , 2016, 2022). Dalam konteks terkini dan menjaga kecukupan devisa
dimana ketegangan geopolitik tidak hanya telah
memperburuk kinerja dan prospek ekonomi dunia
intervensi di pasar valas, baik melalui transaksi
namun juga memicu ketidakpastian pasar keuangan
spot, DNDF, maupun pembelian/penjualan SBN
global, maka optimalitas pengelolaan trilemma
di pasar sekunder. Stabilisasi nilai tukar diperkuat
kebijakan moneter menjadi sangat penting. Kebijakan
melalui inovasi kebijakan twist operation untuk
suku bunga perlu tetap diarahkan untuk mengelola
meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN bagi
inflasi inti dan menjangkar ekspektasi inflasi dalam
masuknya investor portfolio asing. Kebijakan twist
kisaran sasaran. Dalam kaitan ini, respons kebijakan
operation dilakukan melalui pembelian/penjualan
suku bunga perlu diperkuat mengingat bahwa dalam
SBN di pasar sekunder untuk meningkatkan daya
kondisi ekses likuiditas yang tinggi maka efektivitas
tarik imbal hasil SBN jangka pendek dan mendorong
kebijakan suku bunga menjadi kurang optimal
struktur yield SBN jangka panjang lebih landai. Hal
(Agenor et al, 2010; Saxegaard, 2006; Bathaluddin
ini mempertimbangkan tekanan inflasi lebih bersifat
et al, 2012). Oleh karena itu, kebijakan suku bunga
jangka pendek dan akan menurun kembali ke
perlu didahului oleh kebijakan normalisasi likuiditas
sasarannya dalam jangka menengah panjang. Untuk
sebagaimana telah disinggung sebelum ini. Kebijakan
mendukung pelaksanaan twist operation, khususnya
nilai tukar ditujukan untuk mengelola stabilitas nilai
penjualan SBN di pasar sekunder, Bank Indonesia
tukar agar sejalan dengan nilai fundamentalnya guna
melakukan penguatan strategi operasi moneter
mengendalikan inflasi barang impor (imported goods)
melalui perluasan seri-seri SBN yang dapat dijual
sehingga mendukung pengendalian inflasi. Sementara
secara bertahap dan penyempurnaan formula pricing
itu, kecukupan cadangan devisa juga terus dijaga
dalam pelaksanaan penjualan SBN di pasar sekunder.

43
Sebagai bagian dari upaya menjaga stabilitas tingginya tekanan inflasi, yang makin meningkatkan
nilai tukar Rupiah, Bank Indonesia memperkuat ketidakpastian pasar keuangan global. Kondisi ini
pengendalian moneter di pasar valas dan pasar SBN mendorong aliran modal keluar khususnya dari
serta memanfaatkan kerja sama dengan bank sentral pasar surat berharga domestik sehingga nilai tukar
lain. Bank Indonesia terus mengoptimalkan transaksi Rupiah cenderung mengalami pelemahan sepanjang
DNDF yang dilengkapi dengan fitur perpanjangan tahun 2022. Kendati demikian, depresiasi nilai tukar
(rollover), berlaku antara Bank Indonesia dengan Rupiah lebih baik dibandingkan dengan depresiasi
peserta Operasi Pasar Terbuka (OPT) maupun mata uang sejumlah negara berkembang lainnya,
antarpelaku, sehingga dapat memastikan seperti India dan Filipina. Nilai tukar yang relatif
ketersediaan instrumen lindung nilai (hedging) secara lebih baik tersebut tidak terlepas dari konsistensi
berkelanjutan, termasuk penyediaan instrumen swap Bank Indonesia dalam memonitor dan berada di
lindung nilai syariah untuk mendukung stabilitas pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah
nilai tukar. Selain itu, pada Desember 2022, Bank sesuai dengan fundamental dan mekanisme pasar,
Indonesia menerbitkan instrumen operasi moneter serta persepsi investor asing yang tetap positif
(OM) valas yang baru untuk mendorong penempatan terhadap prospek perekonomian Indonesia.
Devisa Hasil Ekspor (DHE), khususnya dari ekspor Persepsi investor yang tetap positif ini ditunjukkan
Sumber Daya Alam (SDA), di dalam negeri oleh pada aliran portofolio asing yang masuk ke pasar
bank dan eksportir untuk memperkuat stabilisasi, saham sementara aliran modal keluar dari pasar
termasuk stabilitas nilai tukar Rupiah dan pemulihan SBN makin mereda terutama sejak Oktober 2022
ekonomi nasional. Instrumen OM Valas tersebut (Grafik 3.1). Ke depan, Bank Indonesia terus
dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif mencermati perkembangan pasokan valas dan
berdasarkan mekanisme pasar yang transparan memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah
disertai dengan pemberian insentif kepada bank. sesuai dengan bekerjanya mekanisme pasar dan
Selain itu, sebagai upaya untuk meningkatkan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya
efektivitas stabilisasi nilai tukar, Bank Indonesia juga pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
memperkuat Sistem Monitoring Transaksi Valuta
Asing terhadap Rupiah (SISMONTAVAR) dengan Grafik 3.1. Aliran Modal Portofolio Pasar Obligasi
mengadopsi inovasi teknologi terbaru sehingga dapat dan Saham 2022
Triliun Rp
memberikan informasi yang lebih komprehensif baik 30
transaksi antarbank maupun transaksi antara bank
dengan nasabah secara real time di pasar valas. 20

10
Depresiasi nilai tukar Rupiah pada 2022 masih
relatif lebih baik dibandingkan dengan sejumlah 0
negara berkembang lainnya sejalan dengan
konsistensi kebijakan stabilisasi yang ditempuh dan -10

persepsi positif investor asing yang tetap terjaga. -20


Fragmentasi politik dan ekonomi serta langkah
pengetatan kebijakan moneter yang agresif di negara II IV II IV II IV V II IV III II IV V II IV II IV II IV II IV II IV V II IV
-30

maju mendorong sentimen risk-off investor, akibat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
2022
prospek ekonomi dunia yang melambat dan masih SBN Saham
Sumber: Bank Indonesia

44
3.1.2. Kebijakan Normalisasi Likuiditas Grafik 3.2. Rasio GWM Rupiah Bank Umum
Konvensional (BUK) %
Normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia 10
9
dilakukan dengan penurunan secara bertahap 9

kelebihan likuiditas yang sangat besar di perbankan. 8

Normalisasi kebijakan likuiditas ditempuh dengan 7

menaikkan rasio GWM Rupiah secara bertahap, 6

terukur dan sangat hati-hati, serta dikomunikasikan 5

3,5 4
secara baik (well-calibrated, well-planned, dan well-
3
communicated). Dengan perhitungan yang matang,
2
rencana yang seksama, dan komunikasi yang jelas,
1
kenaikan rasio GWM Rupiah tidak mengganggu
0
kemampuan perbankan untuk menyalurkan kredit 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022
dan berpartisipasi dalam pembelian SBN untuk
GWM Harian GWM Rata-rata GWM Total
pembiayaan APBN. Dengan demikian, kenaikan
Sumber: Bank Indonesia
GWM tetap dapat mendukung terjaganya stabilitas
moneter dan sistem keuangan serta berlangsungnya memenuhi ketentuan tersebut, diberikan remunerasi
proses pemulihan ekonomi nasional. Normalisasi sebesar 1,5% terhadap pemenuhan kewajiban GWM,
kebijakan likuiditas juga akan mendukung efektivitas setelah memperhitungkan insentif bagi bank-bank
transmisi kebijakan suku bunga BI7DRR dalam dalam penyaluran kredit/ pembiayaan kepada sektor
memengaruhi suku bunga tenor jangka yang lebih prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target
panjang. RPIM.

Kebijakan kenaikan GWM Rupiah dikalibrasi Kebijakan normalisasi likuiditas juga bertujuan
untuk memitigasi dampak percepatan normalisasi untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan
kebijakan moneter global. Kebijakan tersebut moneter. Dalam kondisi likuiditas yang tinggi,
ditempuh agar Bank Indonesia tidak behind the transmisi kebijakan moneter menjadi kurang efektif
curve dalam merespons dampak meningkatnya karena proses pembentukan harga oleh perbankan
ketidakpastian pasar keuangan global, akibat menjadi tidak sensitif terhadap suku bunga kebijakan
pengetatan kebijakan moneter yang lebih agresif di sehingga dampak kenaikan suku bunga kebijakan
negara maju, terhadap stabilitas makroekonomi. Pada terhadap inflasi menjadi lebih terbatas. Oleh karena
RDG Januari 2022, Bank Indonesia memutuskan itu, normalisasi likuiditas perlu ditempuh terlebih
kenaikan GWM secara bertahap untuk BUK dari dahulu untuk mendukung efektivitas dampak kenaikan
3,5% menjadi 5% mulai 1 Maret 2022, 6% mulai suku bunga terhadap inflasi. Hal tersebut juga sejalan
1 Juni 2022, dan 6,5% mulai 1 September 2022. dengan best practices dari exit policy strategy yang
Sementara itu, GWM untuk BUK, BUS, dan UUS naik
Grafik 3.3. Rasio GWM Rupiah Bank Umum Syariah
dari 3,5% menjadi 4,0% mulai 1 Maret 2022, 4,5% (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) %
mulai 1 Juni 2022, dan 5% mulai 1 September 2022. 10

Pada RDG Mei 2022, Bank Indonesia melakukan 9

rekalibrasi kebijakan GWM. Rekalibrasi dilakukan 7,5 8

sejalan dengan diperlukannya pengendalian inflasi 7

dan stabilisasi nilai tukar di tengah percepatan 6


5
normalisasi kebijakan moneter global. Dengan
3,5
4
rekalibrasi tersebut, kewajiban GWM Rupiah untuk
3
BUK naik menjadi 6,0% mulai 1 Juni 2022, 7,5%
2
mulai 1 Juli 2022, dan 9% mulai 1 September 2022
1
(Grafik 3.2). Sementara itu, kewajiban GWM Rupiah
0
untuk BUS dan UUS naik menjadi 4,5% mulai 1 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12

Juni 2022, 6,0% mulai 1 Juli 2022, dan 7,5% mulai 2019 2020 2021 2022
GWM Harian GWM Rata-rata GWM Total
1 September 2022 (Grafik 3.3). Bank-bank yang
Sumber: Bank Indonesia

45
mengindikasikan bahwa negara-negara yang memiliki rasio alat likuid perbankan (AL/DPK) turun dari
ekses likuiditas besar cenderung lebih mendahulukan 35,12% pada Desember 2021 menjadi 31,2% pada
normalisasi likuiditas dibandingkan dengan kenaikan Desember 2022, masih lebih tinggi dari rerata rasio
suku bunga. Hal ini pula yang mendasari Bank AL/DPK sebelum pandemi Covid-19 yang tercatat
Indonesia melakukan normalisasi likuiditas, termasuk sekitar 20,7%. Kondisi likuiditas bank yang masih
melalui kenaikan GWM Rupiah secara bertahap, memadai tersebut tetap mendukung pembiayaan
sejak awal 2022 sebagaimana telah dijelaskan perbankan terhadap dunia usaha dan pembelian SBN.
sebelum ini.
3.1.3. Kebijakan Suku Bunga
Stance kebijakan normalisasi likuiditas juga didukung
Suku bunga BI7DRR tetap dipertahankan rendah
oleh penguatan strategi operasi moneter untuk
sampai dengan Juli 2022 sejalan dengan inflasi
menjaga ketersediaan likuiditas pasar uang. Dalam
inti yang masih terjaga. Sampai dengan sekitar
pelaksanaan operasi moneter, Bank Indonesia
pertengahan tahun 2022, inflasi inti masih terus
melanjutkan implementasi operasi moneter dua
terjaga pada level yang rendah di bawah 3,0% (yoy)
sisi (two-sided monetary operation), baik dari sisi
di tengah kenaikan tekanan eksternal terkait dengan
kontraksi maupun ekspansi, secara reguler untuk
peningkatan risiko stagflasi di berbagai negara.
menjaga ketersediaan likuiditas dan meningkatkan
Terjaganya inflasi inti tersebut ditopang oleh dampak
efisiensi pasar uang. Di tengah likuiditas yang
inflasi dari sisi permintaan yang masih terbatas,
longgar, pelaksanaan strategi operasi moneter
ekspektasi inflasi yang terjangkar, stabilitas nilai tukar
dilakukan untuk mendukung kredibilitas kerangka
yang terjaga, serta dukungan kebijakan fiskal dalam
operasi moneter dan suku bunga kebijakan yang
menjaga harga BBM. Dengan tekanan inflasi inti yang
sejalan dengan normalisasi kebijakan likuiditas.
masih rendah dan perbaikan ekonomi nasional yang
Hal ini ditempuh antara lain dengan mengelola
masih berada pada tahap awal pemulihan ekonomi
likuiditas secara bertahap pada OM kontraksi tenor
nasional, Bank Indonesia tetap mempertahankan suku
lebih panjang dan menata kembali suku bunga OPT
bunga kebijakan BI7DRR rendah sebesar 3,50%.
kontraksi dan ekspansi sebagai signaling kebijakan
tentunya dengan memperhatikan perkembangan Sejak Agustus 2022, Bank Indonesia menaikkan
kondisi likuiditas. Penguatan strategi operasi moneter BI7DRR sebagai langkah front loaded, pre-emptive,
juga dilakukan melalui optimalisasi frekuensi lelang dan forward looking untuk memastikan terjaganya
OPT kontraksi tenor lebih panjang dan melakukan stabilitas inflasi ke depan. Dengan intensitas
penjarangan frekuensi lelang OPT ekspansi tenor ketidakpastian global yang terus meningkat, kenaikan
panjang secara bertahap dengan tetap menjaga harga energi dan pangan global juga berlanjut
ketersediaan likuiditas melalui OPT ekspansi tenor sehingga mulai berdampak pada kenaikan inflasi
pendek secara harian. Di samping itu, juga dilakukan inti dan perkiraannya ke depan. Bank Indonesia
penguatan pricing OPT Rupiah dan pelaksanaan merespons peningkatan inflasi inti dan ekspektasi
transaksi OPT fine tune untuk mengendalikan sasaran inflasi sebagai dampak rambatan dari kenaikan inflasi
operasional yakni suku bunga Pasar Uang Antar Bank volatile food dan penyesuaian harga BBM dengan
(PUAB) tenor overnight secara bertahap bergerak menaikkan BI7DRR sebesar 25 bps pada Agustus
mendekati BI7DRR guna mendukung efektivitas 2022. Bank Indonesia memperkuat kebijakan tersebut
pencapaian transmisi kebijakan moneter. dengan kembali menaikkan BI7DRR pada September
2022, Oktober 2022, dan November 2022, masing-
Kebijakan kenaikan rasio GWM Rupiah yang disertai
masing sebesar 50 bps serta pada Desember 2022
penguatan operasi moneter mampu mengurangi
sebesar 25 bps menjadi 5,50%. Kenaikan suku bunga
kelebihan likuiditas tanpa mengganggu kondisi
dilakukan untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang
likuiditas perbankan. Dampak dari kenaikan GWM
masih terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan
Rupiah terhadap kondisi likuiditas perbankan tetap
inflasi inti ke depan tetap berada dalam kisaran
sesuai dengan yang diharapkan. Kebijakan ini mampu
3,0±1%. Selain itu, kenaikan BI7DRR juga ditempuh
menyerap likuiditas Rupiah perbankan secara neto
untuk mendukung kebijakan stabilisasi nilai tukar
sekitar Rp269,3 triliun. Sejalan dengan hal tersebut,

46
Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya di inflasi inti tetap terjaga pada kisaran 3,0±1% (Grafik
tengah kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya 3.4). Dengan konsistensi langkah pengetatan
ketidakpastian pasar keuangan global. kebijakan moneter yang diambil dan koordinasi
kebijakan pengendalian inflasi dengan Pemerintah
Penguatan operasi moneter juga ditempuh untuk Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) serta GNPIP,
meningkatkan efektivitas transmisi kenaikan inflasi menjadi lebih rendah dari perkiraan awal.
suku bunga dalam menjangkar ekspektasi inflasi. Ekspektasi inflasi juga mulai turun dari 6,5% pada
Penguatan operasi moneter dilakukan melalui bulan September 2022 menjadi 5,5% pada bulan
kenaikan struktur suku bunga di pasar uang Desember 2022 sehingga mendukung percepatan
sesuai dengan kenaikan suku bunga BI7DRR guna penurunan inflasi inti pada 2023 (Grafik 3.5).
menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan

Grafik 3.4. BI7DRR dan Suku Bunga PUAB Grafik 3.5. Ekspektasi Inflasi
%, yoy % yoy
7,0 8

6,25 6,5 7
6,0
5,5 6
5,5
5
5,0 5,5

4,5 4
4,5
4,0
3
3,5
2
3,0
2,5 1

2,0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2
2019 2020 2021 2022 2022 2023 2024
BI7DRR DF Rate LF Rate IndONIA Sep-22 Okt-22 Nov-22 Des-22

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Consensus Economics

47
3.2
Kebijakan Makroprudensial
Kebijakan makroprudensial akomodatif terus Pembiayaan Properti menjadi paling tinggi 100%
diperkuat dan disinergikan dengan kebijakan KSSK dan pelonggaran ketentuan Uang Muka Kredit/
untuk mendorong kredit/pembiayaan kepada Pembiayaan Kendaraan Bermotor menjadi paling
dunia usaha dan mendukung pemulihan ekonomi sedikit 0% untuk semua jenis kendaraan bermotor
nasional. Pertama, Bank Indonesia telah melakukan baru. Kebijakan transparansi SBDK juga terus
penyempurnaan kebijakan RPIM terutama melalui diperkuat guna mendukung efektivitas transmisi
pemenuhan komitmen bank terhadap target RPIM kebijakan suku bunga dan makroprudensial.
yang sesuai dengan keahlian dan model bisnis
bank masing-masing. Dengan penyempurnaan Kebijakan makroprudensial longgar yang tersinergi
tersebut, diharapkan pembiayaan perbankan kepada dengan KSSK, dampak kenaikan suku bunga
UMKM dan perorangan berpenghasilan rendah BI7DRR ke suku bunga perbankan yang masih relatif
(PBR) dapat meningkat. Kedua, pemberian insentif terbatas, dan kondisi likuiditas yang longgar mampu
berupa pengurangan GWM bagi bank-bank yang menopang perbaikan intermediasi perbankan.
menyalurkan kredit/pembiayaan kepada sektor- Pertumbuhan kredit terus meningkat hingga
sektor prioritas dan inklusif. Kebijakan ini pertama mencapai 11,35% pada Desember 2022 seiring
kali diberlakukan pada 1 Maret 2022 yaitu insentif dengan perbaikan baik di sisi permintaan maupun
GWM paling besar 1% dengan rincian paling besar penawaran. Di sisi penawaran, pertumbuhan kredit
0,5% bagi 38 sektor prioritas dan paling besar 0,5% tersebut juga ditopang oleh kebijakan pemberian
untuk kredit inklusif. Pada 1 September 2022, insentif GWM kepada bank yang menyalurkan kredit
insentif GWM ditingkatkan dan diperluas menjadi ke sektor-sektor prioritas yang mampu memicu
paling besar 2% dengan rincian 1,5% kepada 46 kredit sektor prioritas tumbuh tinggi (Grafik 3.6).
sektor prioritas, dan paling besar 0,5% untuk kredit Perbaikan pertumbuhan kredit juga ditopang oleh
inklusif. Ketiga, Bank Indonesia juga melanjutkan kredit perumahan dan kendaraan bermotor yang
kebijakan makroprudensial akomodatif sebelumnya, terus menunjukkan perbaikan sejalan dengan
dengan mempertahankan rasio CCyB sebesar 0%, kebijakan LTV properti dan Uang Muka Kendaraan
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) pada Bermotor yang tetap longgar (Grafik 3.7). Di samping
kisaran 84-94%, serta rasio PLM sebesar 6% dengan itu, perbaikan pertumbuhan kredit pada tahun 2022
fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio PLM Syariah juga didukung oleh pelonggaran indeks lending
sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%. requirement sejalan dengan penurunan SBDK dan
Bank Indonesia juga melanjutkan pelonggaran rasio suku bunga kredit yang ditopang oleh kebijakan
Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) Kredit/ Transparansi SBDK (Grafik 3.8 dan 3.9).

48
Grafik 3.6. Pertumbuhan Kredit Sektor Prioritas dan Grafik 3.8. Indeks Lending Requirement
Nonprioritas
% yoy Indeks
14
1,00
12

10 0,50
8

6 0,00

MAKIN KETAT
4
-0,50
2
33%
0
-1,00
67% -2

-4, -1,50

-6
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
-2,00
2020 2021 2022 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
Sektor Prioritas Sektor Nonprioritas Total 2019 2020 2021 2022

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Grafik 3.7. Pertumbuhan Kredit Kendaraan Grafik 3.9. Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK)
Bermotor (KKB) Perbankan
%yoy %
30 %
6 12
20

10 5 10

0
4 8
-10
11% 3 6
-20

-30 2 4

81% -40 1 2

-50
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 0 0
2019 2020 2021 2022 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10
KKB - Total Kendaraan KKB - Mobil KKB - Motor 2019 2020 2021 2022
Mobil Motor HPDK OHC Margin Keuntungan SBDK (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

49
3.3
Kebijakan Sistem Pembayaran
Bank Indonesia pada 2022 terus mengakselerasi produk dan kerja sama selama Juli 2021-Desember
dan memperluas digitalisasi sistem pembayaran 2022. Untuk mendukung penyederhanaan perizinan
guna mempercepat integrasi ekosistem ekonomi tersebut, fungsi pengawasan sebagai bagian dari
dan keuangan digital sekaligus mendorong reformasi regulasi sistem pembayaran di Indonesia
pemulihan ekonomi. Sesuai dengan Blueprint Sistem juga terus diperkuat.
Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025, fokus kebijakan
pada 2022 diarahkan pada 3 (tiga) prioritas utama, Pengembangan infrastruktur sistem pembayaran
yaitu reformasi regulasi, pengembangan infrastruktur yang terintegrasi, terinteroperabilitas, dan
sistem pembayaran ritel, dan standardisasi sistem terinterkoneksi dilanjutkan untuk mendukung
pembayaran (Gambar 3.2). Reformasi regulasi ekosistem ekonomi-keuangan digital nasional.
dilanjutkan sebagai wujud komitmen Bank Bank Indonesia terus memodernisasi infrastruktur
Indonesia untuk menyederhanakan prosedur pembayaran ritel yang bersifat national driven,
perizinan yang didukung penguatan pengaturan memiliki fitur serta merta (real time), dan beroperasi
dan pengawasan guna mendorong inovasi sekaligus tanpa henti (24/7) melalui BI-FAST untuk memenuhi
menjaga risiko di industri sistem pembayaran. kebutuhan transaksi ritel yang terus berkembang
Perizinan disederhanakan dengan pendekatan pesat. Pada tahap awal, layanan BI-FAST difokuskan
risiko dan pendekatan aktivitas, serta pemenuhan untuk transfer kredit individual sebelum ke depannya
standar layanan untuk efisiensi dan kehati-hatian. akan diperluas dengan membuka kanal layanan
Penyederhanaan prosedur perizinan ini menunjukkan lainnya secara bertahap. Dengan dukungan berbagai
hasil yang positif pascareformasi regulasi, di mana kemudahan seperti kepesertaan yang terbuka, opsi
Bank Indonesia telah menerbitkan hingga hampir 5 penyediaan infrastruktur secara independen maupun
(lima) kali lipat jumlah izin prinsip bagi penyelenggara bersama (sharing), penetapan batas maksimal
dibandingkan periode sebelumnya, serta hampir 2 transaksi Rp250 juta per transaksi, serta skema harga
(dua) kali lipat jumlah persetujuan pengembangan BI-FAST sebesar maksimal Rp2.500 per transaksi

Gambar 3.2. Perkembangan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025

BSPI 2025

1 INTEGRASI EKONOMI & KEUANGAN


2 TRANSFORMASI
3 INTERLINK FINTECH
4 KESEIMBANGAN INOVASI
5 NATIONAL INTEREST
DIGITAL INDONESIA DIGITAL BANKING & PERBANKAN & RISIKO & CROSS BORDER

SNAP
REGULATORY REFORM
Ruang Uji Coba Pengembangan
Upaya mencari titik keseimbangan ITSP (Sandbox 2.0)
antara optimalisasi inovasi dengan
memelihara stabilitas dan

WG 1
UMBRELLA
REGULATOR kepentingan nasional

REFORMASI
REGULASI
Restrukturisasi Penyusunan/ Penguatan INNOVATION INDUSTRIAL REGULATORY

OPEN API
Kerangka Penyesuaian Fungsi LAB SANDBOX SANDBOX
LICENSING Pengaturan Pengaturan Terintegrasi
BI-FAST
PBI Sistem Pembayaran

WG 5
SANDBOX PBI Penyedia Jasa Pembayaran
2.0 QRIS PBI Penyelenggara Infrastruktur Pembayaran
REGULATORY PBI Standar Nasional Sistem Pembayaran
REFORM
WG 2
DATA
POLICY
IPT >
RETAIL 2022 2023 2023
SUPER-
VISORY PAYMENT INFRASTRUKTUR Fase 1 tahap 1 Fase 1 tahap 2 Fase 2
SISTEM PEMBAYARAN Kredit Debit, Perluasan
RITEL Transfer Bulk, RFP
CYBER
SEC
FRAMEWORK BSPI 2025 3 Tahapan

WG 4
DATA WG 3 BI-RTGS
PADG Standar Nasional Open API Pembayaran
DIGITAL ID WHOLESALE 1. Mendorong interkoneksi, interoperabilitas, dan kompatibilitas

PAYMENT BI-SSSS
STANDARDISASI
2. Mendorong interlink bank dan fintech
PAYMENT
ID & FMI SISTEM PEMBAYARAN
3. Mendorong level playing of field, termasuk mencegah shadow banking

DATA BI-APS
HUB
Fitur : MPM, CPM, TTM, TTS, Crossborder
TR
CCP

Sumber: Bank Indonesia

50
kepada nasabah dengan biaya Bank Indonesia ke Grafik 3.11. Perkembangan Transaksi Digital Banking
peserta Rp19 per transaksi, BI-FAST makin diminati Juta Transaksi %
180 90
oleh masyarakat luas. Hal ini tecermin pada pesatnya
160 80
perkembangan transaksi menggunakan BI-FAST,
140 70
baik dari sisi volume maupun nilai nominal (Grafik
120 60
3.10). Selain itu, BI-FAST juga mendorong kenaikan
100 50
transaksi transfer pada kanal digital banking hingga
80 40
tiga kali lipat (Grafik 3.11). Kinerja positif BI-FAST
60 30
tersebut menunjukkan bahwa BSPI 2025 mampu
40 20
mendukung konsolidasi industri dan integrasi
20 10
ekonomi dan keuangan digital nasional secara
0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
end-to-end, serta tercapainya sistem pembayaran
2019 2020 2021 2022
yang cepat, murah, mudah, aman, dan andal
% Transfer SKNBI (skala kanan) % Transfer BI-FAST (skala kanan)
(CEMUMUAH). Transfer off us Digital Banking

Sumber: Bank Indonesia


Bank Indonesia terus memperluas penggunaan QRIS
sebagai standar nasional QR untuk mengakselerasi dicapai lebih awal yakni pada bulan Oktober 2022
digitalisasi sistem pembayaran. Perluasan adopsi dan terus meningkat menjadi 15,95 juta pengguna
QRIS terus dilakukan baik dari sisi jumlah merchant baru pada akhir 2022. Dengan perkembangan
maupun pengguna. Tahun ini, Bank Indonesia tersebut, QRIS saat ini mencakup 22,7 juta merchant
menargetkan 15 juta pengguna baru QRIS di seluruh dan lebih dari 28,8 juta pengguna dan telah menjadi
penjuru nusantara. Untuk itu, sejumlah kemudahan entry point ke dalam ekosistem digital bagi UMKM
dan insentif telah ditempuh, termasuk melalui untuk mendukung inklusi ekonomi dan keuangan
perpanjangan merchant discount rate (MDR) QRIS (Gambar 3.3).
0% bagi usaha mikro hingga 30 Juni 2023 dan
peningkatan limit transaksi QRIS dari semula Rp5 Pengembangan QRIS juga dilakukan untuk
juta menjadi Rp10 juta per transaksi sejak 1 Maret mendukung cross border payment dalam rangka
2022. Di samping itu, pengembangan fitur QRIS juga meningkatkan efisiensi biaya transaksi antarnegara.
terus dilakukan, termasuk persiapan implementasi Dalam konteks ini, Bank Indonesia dan Bank of
fitur QRIS Terima-Tarik-Setor (TTS), bekerja sama Thailand telah mengimplementasikan kerja sama
dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) pembayaran berbasis QR code lintas negara atau
dan industri. Dengan berbagai inovasi kebijakan cross-border QR payment linkage sejak akhir Agustus
yang ditempuh dan dukungan sinergi berbagai pihak 2022. Mekanisme penyelesaian transaksinya
terkait, target 15 juta pengguna baru QRIS mampu menggunakan metode Local Currency Transactions

Grafik 3.10. Perkembangan Transaksi BI-FAST Gambar 3.3. Sebaran Pengguna QRIS di Indonesia
juta transaksi Rp Triliun
140 400
Sumatera Sulawesi-
Kalimantan
120 350 4.755.340 Maluku-Papua
1.253.849
pengguna 1.176.139
100
300 pengguna
250
80
200
60
150
40
100

20 50 Jawa
0 0
20.590.488
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 pengguna Bali-Nusa Tenggara
2022
979.788
Volume Nominal (skala kanan)
Posisi Per Desember 2022 pengguna
Sumber:Bank
Sumber: BankIndonesia
Indonesia Sumber: Bank Indonesia

51
(LCT) melalui Appointed Cross Currency Dealer (ACCD) digital banking. Dalam konteks ini, sejak Juni 2022
bank yang ada. Kerja sama penggunaan QR code SNAP telah melibatkan 15 penyelenggara (terdiri
lintas negara juga tengah diperluas, termasuk piloting dari 5 Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) bank, 4
bersama Bank Negara Malaysia sejak akhir Januari PJP penyelenggara uang elektronik, 3 PJP payment
2022 dan persiapan implementasi dengan Monetary gateway, dan 3 penyelenggara e-commerce) sebagai
Authority of Singapore (MAS) yang direncanakan first movers yang merupakan market leader (Gambar
dimulai pada triwulan IV 2023 (Gambar 3.4). 3.5). Pada tahap selanjutnya, Implementasi SNAP
Berbagai inisiatif kerja sama tersebut diyakini akan second movers telah selesai dilaksanakan dengan
mampu mendorong digitalisasi pembayaran dan 67 PJP tambahan dan mulai beroperasi pada awal
pembayaran lintas negara, sebagaimana yang telah 2023. Perluasan implementasi SNAP ini diharapkan
direncanakan dalam BSPI 2025 serta sejalan dengan akan memperkuat interlink antara PJP bank
salah satu agenda prioritas Presidensi G20 Indonesia dengan nonbank dan menjaga level of playing field
tahun 2022 dan Pertemuan Gubernur Bank Sentral antarpelaku sehingga mengurangi fragmentasi dan
ASEAN pada April 2022. mendukung akselerasi ekonomi dan keuangan digital
di Indonesia.
Penerapan Standar Nasional Open API (SNAP) juga
diperkuat dengan melibatkan peran market leader Dukungan kebijakan sistem pembayaran terhadap
untuk mempercepat berkembangnya ekosistem pemulihan ekonomi melalui kebijakan pricing
ekonomi dan keuangan digital. Sejak diinisiasi pada terus dilanjutkan. Pertama, Bank Indonesia
17 Agustus 2021, SNAP, sebagai buah dari kerja memperpanjang masa berlaku kebijakan batas
sama Bank Indonesia dengan ASPI, terus diakselerasi minimal pembayaran sebesar 5% dari total tagihan
implementasinya sebagai standar nasional protokol dan nilai denda keterlambatan pembayaran Kartu
dan instruksi yang memfasilitasi interkoneksi antar Kredit sebesar 1% atau maksimal Rp100.000 dari
aplikasi secara terbuka dalam pemrosesan transaksi semula berakhir 30 Juni 2022 menjadi 31 Desember
pembayaran. Strategi akselerasi ditempuh dengan 2022. Perpanjangan kebijakan ini diarahkan untuk
menunjuk beberapa market leaders sebagai first mendukung pemulihan ekonomi dengan memberikan
movers yang diharapkan dapat memperluas adopsi keringanan kepada pemegang kartu kredit dalam
SNAP. Operasionalisasi standar SNAP pada first membayar tagihan, menjaga portofolio rasio kredit
movers ini telah mewakili lebih dari 50 persen bermasalah kartu kredit, dan mengurangi risiko
pangsa untuk setiap segmen ekonomi dan keuangan moral hazard pemegang kartu kredit sehinga tetap
digital, seperti e-commerce, uang elektronik, dan melaksanakan kewajibannya. Kedua, Bank Indonesia

Gambar 3.4. Skema Transaksi QRIS Lintas Negara

Merchant Acquirer Acquirer Merchant

API
Issuer Switching Switching Issuer

Settlement Bank Settlement Bank

Issuer (Account Issuance Services): Pihak yang menatausahakan sumber dana


Acquirer (payment initiation/acquirer services): Pihak yang meneruskan transaksi pembayaran
Lembaga Switching (PIP): Pihak yang melakukan kliring dan setelmen transaksi pembayaran
Bank Settlement: Bank yang ditunjuk oleh otoritas untuk memfasilitasi pelaksanaan LCT melalui pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing
Sumber: Bank Indonesia

52
Gambar 3.5. Peserta SNAP First Movers sebagai Market Leader
Before After Operasionalisasi SNAP FIRST MOVERS:
Strategi “Menggaet Market Leader”

10 PENYEDIA
LAYANAN 19 PENGGUNA
LAYANAN 324 SUBLAYANAN
API

X-Service A-Service X-Service A-Service


User Provider User Provider

API digital banking API UE server based API belanja online

86%
Dari total volume
54%
Dari total volume
80%
Dari total nominal
Y-Service B-Service Y-Service B-Service transaksi digital transaksi transaksi
User Provider User Provider banking UE server based e-commerce

2 4 6 8 10 12
Implementasi SNAP SECOND MOVERS:
Strategi “Wide Adoption”

67 402 1.835
Z-Service C-Service Z-Service C-Service PENYEDIA PENGGUNA SUBLAYANAN
User Provider User Provider LAYANAN LAYANAN API

Sumber: Bank Indonesia

juga memperpanjang masa berlaku kebijakan tarif Bank HIMBARA telah menerbitkan Kartu Kredit
SKNBI sebesar Rp1 dari Bank Indonesia ke bank dan Pemerintah (KKP) Domestik yang menggunakan
maksimum Rp2.900 dari bank kepada nasabah dari mekanisme QRIS berbasis sumber dana kredit
semula berakhir 30 Juni 2022 menjadi 31 Desember sehingga seluruh transaksi diproses di dalam negeri.
2022. Perpanjangan kebijakan tersebut dimaksudkan Dengan menggunakan KKP Domestik, yang telah
untuk meningkatkan efisiensi biaya dan aktivitas diluncurkan oleh Presiden Republik Indonesia pada
ekonomi masyarakat serta memudahkan transaksi 29 Agustus 2022 ini, Pemerintah Pusat dan Daerah
keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi. dapat melakukan transaksi di lebih dari 28,8 juta
Dengan mempertimbangkan masih diperlukannya merchant QRIS di Indonesia sehingga mendukung
dukungan lebih lanjut kebijakan sistem pembayaran pemulihan ekonomi jangka pendek, meningkatkan
terhadap proses pemulihan ekonomi nasional, keuangan inklusi, termasuk UMKM, menopang
Bank Indonesia pada Desember 2022 memutuskan kesehatan fiskal, dan mendorong efisiensi ekonomi.
untuk kembali memperpanjang masa berlaku Hal ini juga merupakan bentuk afirmasi Gerakan
kebijakan batas minimal pembayaran, nilai denda Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) yang
keterlambatan pembayaran kartu kredit, dan tarif mendorong pembelian barang buatan Indonesia.
SKNBI di atas menjadi 30 Juni 2023. Sinergi akselerasi pembayaran digital nasional
juga ditempuh untuk meningkatkan akseptasi
Berbagai kebijakan sistem pembayaran untuk pembayaran digital melalui program Sehat, Inovatif,
mendorong inovasi serta integrasi ekonomi dan Aman, Pakai QRIS (S.I.A.P QRIS) di berbagai pasar
keuangan digital dimaksud juga diperkuat oleh tradisional dan pusat perbelanjaan/mal di Indonesia.
sinergi kebijakan dengan Pemerintah Pusat dan Sinergi percepatan elektronifikasi sistem pembayaran
Daerah, perbankan, dan asosiasi pelaku industri. juga ditempuh dengan terus mendorong integrasi
Sesuai dengan tahapan implementasi BSPI 2025, sistem dan pembayaran antarmoda, termasuk
Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah dan mendukung persiapan penerapan teknologi

53
nirsentuh di jalan tol yang akan mulai beroperasi digitalisasi pada seluruh tahapan PUR mulai dari
bertahap pada akhir 2022. Lebih lanjut, Bank perencanaan, penyimpanan dan pengolahan,
Indonesia terus memperkuat elektronifikasi transaksi hingga pengedaran (Gambar 3.6). Pada tahap
Pemerintah Daerah melalui sinergi program strategis perencanaan, Bank Indonesia menerapkan
Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi digitalisasi penyusunan proyeksi kebutuhan uang
Daerah (P2DD), termasuk mempersiapkan flagship menggunakan platform Aplikasi Kebutuhan Uang
program championship Tim Percepatan dan Rupiah dan Analitik Terintegrasi (Akurat) untuk
Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Sinergi meningkatkan efisiensi proses bisnis perencanaan
antarkementerian/lembaga dan otoritas juga terus uang. Pada tahap penyimpanan dan pengolahan,
dilakukan dengan menyukseskan penyelenggaraan digitalisasi diimplementasikan melalui prinsip less
Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia human intervention dengan penggunaan mesin dan
(FEKDI) sebagai wadah sinergi kebijakan dan peralatan secara robotik, serta penerapan warehouse
berbagai program guna mengakselerasi ekonomi management system menggunakan racking system
keuangan digital dan mempercepat pemulihan untuk mendukung digitalisasi penyimpanan uang.
ekonomi nasional. Kegiatan FEKDI pada 2022 juga Pada tahap pengedaran, Bank Indonesia melakukan
menjadi side event dalam rangkaian G20 Finance digitalisasi layanan kas kepada masyarakat dilakukan
Track: Finance and Central Bank Deputies (FCBD) dan melalui penyediaan Aplikasi Pemesanan dan
3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Tarik Uang Rupiah (PINTAR) sehingga masyarakat
Meeting (FMCBG) di Nusa Dua, Bali. dapat melakukan pemesanan layanan kas Bank
Indonesia secara daring, makin mudah, aman, dan
Di bidang pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia nyaman. Sinergi kebijakan juga ditempuh Bank
terus melanjutkan transformasi pengelolaan Indonesia bersama TNI AL dengan melanjutkan
uang rupiah (PUR) sesuai tahapan implementasi kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2022 untuk
Blueprint Pengelolaan Uang Rupiah (BPPUR) 2025. mendukung pengedaran uang hingga menjangkau
Transformasi diarahkan untuk menyediakan uang wilayah Terdepan, Terluar, dan Terpencil (3T). Bank
layak edar dengan denominasi yang sesuai, just Indonesia juga menerbitkan uang baru Tahun Emisi
in time melalui central bank driven, selaras dengan (TE) 2022 bertepatan dengan dengan perayaan hari
arah kebijakan nontunai, serta memperhatikan kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, tanggal 17
efisiensi dan kepentingan nasional. Implementasi Agustus 2022, penjelasan lebih detail terdapat pada
transformasi dilakukan dengan mengedepankan Boks Uang Rupiah Tahun Emisi 2022.

Gambar 3.6. Digitalisasi Pengelolaan Uang Rupiah


PERENCANAAN PENCETAKAN PENGEDARAN PEMUSNAHAN

Kebijakan Digitalisasi Digital Inventory Digitalisasi Layanan Kas Digital Shredding


Pengolahan 1. CBS 3. BI-CAC 5. e-banking 1. MSUK-R
1. ERP
2. Host to Host dengan 2. BI-SILK 4. Sistem Antrian 2. Optical banknote
ERP Peruri inspection system
Digitalisasi Distribusi Uang
3. Warehouse Management 3. Core Banking
4. System (WMS) 1. Digital Tracking 2. Digital Logistic 3. ERP 4. System (CBS)
Barcode scanning Digital Warehousing
1. Warehouse Management System(WMS)
2. Paletizer and Conveyor
3. Materials Handling Equipment: Automated Storage
Retrieval System (ASRS) dan Automated Guided Vehicle (AGV)
Digitalisasi Pemrosesan Uang
1. Serial Bank Note Reader 3. Sistem informasi
2. Digital Coin Exchange Peralatan Kas
Sumber: Bank Indonesia

54
3.4
Kebijakan Pengembangan Pasar Uang
Akselerasi pendalaman pasar keuangan terus Grafik 3.12. Rerata Harian Transaksi Spot Melalui ETP
dilanjutkan untuk memperkuat efektivitas Juta Dolar AS
transmisi kebijakan moneter serta pembiayaan
infrastruktur dan dunia usaha guna mendukung 160

pemulihan ekonomi nasional. Berbagai program 123


pendalaman dan pengembangan pasar keuangan 120
dilakukan sebagai bagian dari implementasi Blueprint
Pengembangan Pasar Uang 2025 (BPPU 2025) 80
yang memiliki 3 (tiga) pilar inisiatif utama, meliputi:
43
(i) digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar
40
keuangan; (ii) penguatan efektivitas transmisi
kebijakan moneter; dan (iii) pengembangan
0
instrumen keuangan sebagai sumber pembiayaan 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2021 2022
ekonomi dan penguatan manajemen risiko.
RRH Volume RRH Volume 2021 RRH Volume 2022
Sumber: Bank Indonesia
Digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar
keuangan terus dilakukan dengan memperkuat infrastruktur pasar keuangan Bank Indonesia. Di
infrastruktur pasar uang yang terinterkoneksi, samping itu, Bank Indonesia juga terus melakukan
terintegrasi, dan memiliki interoperabilitas, aman, pengembangan BI-Auction Platform System (BI-APS),
serta andal. Untuk mendukung pembentukan BI-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) dan
harga makin efisien dan transparan, kebijakan BI-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) agar selaras
pengembangan infrastruktur pasar keuangan pada dengan BSPI 2025 dan perkembangan teknologi
2022 difokuskan pada pengembangan Electronic digital ke depan (Gambar 3.7).
Trading Platform (ETP) dan Central Counterparty (CCP),
Upaya penguatan efektivitas transmisi
termasuk pemberian izin usaha kepada penyedia
kebijakan moneter tahun 2022 difokuskan pada
ETP existing yang ada di pasar uang dan pasar valas
pengembangan transaksi repo dan penguatan suku
serta memiliki kelembagaan domestik. Dengan
bunga referensi Rupiah. Pengembangan transaksi
beroperasinya penyedia ETP bilateral dan multilateral
repurchase agreement (repo) dilakukan berkoordinasi
secara resmi di pasar uang dan pasar valuta asing,
erat dengan otoritas terkait dan asosiasi industri
partisipasi pelaku pasar untuk melakukan transaksi
dalam rangka standardisasi transaksi repo antar
melalui ETP meningkat hampir 2 (dua) kali lipat, yakni
pelaku pasar dengan transaksi repo dalam Operasi
dari 21 bank pada Juni 2021 menjadi 41 bank pada
Pasar Terbuka Bank Indonesia, penyediaan informasi
Desember 2022 yang diikuti peningkatan rata–rata
harga repo antar pelaku yang likuid dan transparan,
harian volume transaksi spot USD/IDR melalui ETP
dan perluasan basis pelaku nonbank. Sementara itu,
dari 37,9 juta dolar AS pada 2021 menjadi 123,0 juta
penguatan suku bunga referensi Rupiah (domestic
dolar AS pada 2022 (Grafik 3.12). Koordinasi dengan
benchmark reform) dilakukan dengan menjadikan
otoritas terkait dan asosiasi pelaku industri juga terus
Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) sebagai
ditempuh guna mengakselerasi pendirian lembaga
suku bunga referensi Rupiah untuk tenor overnight
CCP di pasar uang dan pasar valuta asing yang
pada 31 Maret 2022 yang diikuti dengan penerbitan
integrated, interconnected, and interoperable (3I), baik
panduan pengguan IndONIA sebagai referensi suku
dari aspek kesiapan teknologi maupun nonteknis,
bunga rupiah tenor non-overnight untuk berbagai
sebagai systemically important financial market
produk keuangan pada 30 September 2022. Sinergi
infrastructure. Pengembangan ini juga didukung oleh
dengan National Working Group on Benchmark Reform
kriteria anggota CCP yang sejalan dengan peta jalan
(NWGBR) juga ditempuh untuk mempercepat
kepesertaan infrastruktur sistem pembayaran dan

55
Gambar 3.7. Keterkaitan Infrastruktur Pasar Keuangan

middle
Front-
Pre-Trade

end
&Trade Trading Platform

Clearing Central Counterparty (CCP)

Sistem Pembayaran
Ritel
CSD/SSS

Back End
Settlement Central Securities Depository Rupiah Digital
Securities Settlement System
Sistem Pembayaran
Wholesale

Infrastruktur Pasar Keuangan Antarnegara

Trade Repository*

Data
Recording Pusat Data

*khusus CCP Transaksi Aset Konvensional Transaksi Aset Digital Pengiriman Data/Informasi
Sumber: Bank Indonesia

penyesuaian domestic benchmark reform dengan pengembangan transaksi repo dan penguatan suku
meningkatkan produk pasar keuangan berbasis bunga referensi Rupiah tersebut menunjukkan
IndONIA. Sebagai komitmen Bank Indonesia dalam hasil yang positif sebagaimana tecermin pada
mendukung domestic benchmark reform, Bank meningkatnya volume transaksi derivatif pada 2022.
Indonesia menerbitkan penyempurnaan ketentuan Rata–rata harian (RRH) volume transaksi repo terus
IndONIA dengan cakupan penyempurnaan meningkat, dari Rp4,4 triliun pada 2021 menjadi
diantaranya terkait rencana publikasi Compounded Rp7,3 triliun pada 2022 - (Grafik 3.13), sementara
IndONIA dan IndONIA Index guna mendorong rerata rasio transaksi repo terhadap total transaksi
pemanfaatan IndONIA sebagai suku bunga referensi pasar uang juga naik dari 39% menjadi 43%. Di
berbagai produk pasar Keuangan (IndONIA-based samping itu, RRH transaksi derivatif suku bunga
market). Perluasan produk pasar berbasis IndONIA overnight index swap (OIS) yang menggunakan
sehingga dapat memperkuat integritas suku bunga referensi IndONIA juga meningkat dari Rp20,4 miliar
referensi Rupiah guna mendukung pendalaman pasar pada 2021 menjadi Rp53,2 miliar pada tahun 2022 -
keuangan, efektivitas transmisi kebijakan moneter, (Grafik 3.14).
dan stabilitas sistem keuangan. Sinergi kebijakan

Grafik 3.13. Rerata Harian Volume Repo Grafik 3.14. Rerata Harian Volume OIS
Triliun Rp Miliar Rp
10
240

7,3 8 200

160
6
4,4 120

4
80
53,2

2 20,4 40
8,3
1,1
14,2
0,5
0
0 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2 4 6 8 1012 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022
RRH Repo Volume RRH Repo Volume 2021 RRH Volume OIS RRH Volume OIS 2021
RRH Repo Volume 2019 RRH Volume OIS 2019 RRH Volume OIS 2022
RRH Repo Volume 2022
RRH Repo Volume 2020 RRH Volume OIS 2020
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

56
Inisiatif pengembangan instrumen keuangan tahun account, namun juga capital account dan financial
2022 ditempuh melalui pengembangan transaksi account, termasuk sebagai mekanisme setelmen
Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF) serta transaksi dalam rangka implementasi kerja sama
perluasan dan penguatan kerangka Local Currency QR Code lintas negara (QRIS Cross Border) dengan
Settlement (LCS) untuk mengembangkan pasar Thailand dan piloting dengan Malaysia. Berbagai
valuta asing. Inisiatif pengembangan transaksi DNDF langkah tersebut mampu mendukung naiknya
dilakukan dengan meningkatkan fleksibilitas transaksi volume transaksi LCS dari rata-rata per bulan sebesar
untuk mendorong supply–demand dan pembentukan 211,2 juta dolar AS pada 2021 menjadi 341,9 juta
harga yang efisien melalui implementasi kurs acuan dolar AS pada 2022– (Grafik 3.16).
non-USD/IDR. Inisiatif pengembangan DNDF
dilakukan melalui penyempurnaan ketentuan Kompentensi pelaku pasar juga terus diperkuat
transaksi di pasar valuta asing, termasuk integrasi untuk mendukung kebijakan pengembangan produk
dan simplifikasi ketentuan; pengaturan dengan keuangan. Sejalan dengan perubahan Standar
pendekatan principle-based untuk meningkatkan Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
fleksibilitas dan efektivitas implementasi; serta terbaru dan penerapan kode etik yang mengacu
dukungan terhadap pembentukan permintaan pada international best practices, Bank Indonesia
dan penawaran valuta asing yang optimal. Sejalan pada tahun 2022 menerbitkan penyempurnaan
dengan berbagai inisiatif tersebut, serta berlanjutnya ketentuan mengenai kode etik dan sertifikasi tresuri.
pemulihan ekonomi nasional dan meningkatnya Penyempurnaan ketentuan mengenai kode etik
kebutuhan hedging atas kepemilikan surat berharga, dan sertifikasi tresuri juga merupakan bagian dari
RRH volume transaksi DNDF meningkat dari 99,1 implementasi Blueprint Pengembangan Pasar Uang
juta dolar AS pada 2021 menjadi 118,9 juta dolar 2025 khususnya terkait upaya Bank Indonesia dalam
AS pada 2022 - (Grafik 3.15). Sementara itu, melakukan penguatan integritas dan kredibilitas
perluasan penggunaan LCS terus didorong termasuk pasar serta penerapan prinsip kehati-hatian, agar
melalui pembentukan Task Force Nasional LCS pada sejalan dengan reformasi regulasi di pasar uang.
Mei 2022, sebagai wujud sinergi dan komitmen Penguatan tersebut ditujukan untuk meningkatkan
nasional dalam mendorong akselerasi pemanfaatan integritas dan kompetensi pelaku pasar keuangan
LCS. Selain itu, Bank Indonesia juga memperluas domestik agar dapat bersaing dengan pelaku pasar
cakupan kerja sama LCS dengan Thailand dengan keuangan internasional. Adapun aspek yang diatur
memasukkan DNDF dalam kerja sama dimaksud. meliputi: (i) pemahaman dan penerapan kode etik
Kerangka LCS juga diperkuat dan dikembangkan pasar, (ii) pelaksanaan sertifikasi tresuri, (iii) sertifikasi
menjadi Local Currency Transactions (LCT) yang tresuri, (iv) pelaksanaan pemeliharaan kompetensi
mencakup tidak hanya transaksi pada current oleh lembaga sertifikasi profesi (LSP), otoritas, dan/

Grafik 3.15. Rerata Harian Transaksi DNDF Grafik 3.16. Volume Bulanan LCS
Juta Dolar AS Juta Dolar AS
240 600

200 500

160 400
341,9
130,9 118,9
300
120
99,0 211,2
200
51,2 80
66,4 100
40 63,3

0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 1012 2 4 6 8 1012
0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022 Malaysia Thailand Tiongkok Jepang
Rata - Rata Total Volume Bulanan 2019
RRH Volume RRH Volume DNDF 2021 Rata - Rata Total Volume Bulanan 2020
RRH Volume DNDF 2019 RRH Volume DNDF 2022 Rata - Rata Total Volume Bulanan 2021
RRH Volume DNDF 2020 Rata - Rata Total Volume Bulanan 2022
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

57
atau pihak lainnya, (v) penyampaian laporan oleh derivatif berwawasan berkelanjutan (environmental,
pelaku transaksi di pasar uang dan LSP, dan (vi) tata social, and governance atau ESG), dan program
cara pengenaan sanksi. peningkatan basis investor ritel melalui kampanye
kegiatan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan
Pengembangan instrumen keuangan sebagai sumber (LIKE IT) yang tahun ini fokus pada literasi instrumen
pembiayaan ekonomi dan penguatan manajemen keuangan hijau dan instrumen keuangan syariah.
risiko dimaksud terus ditempuh Bank Indonesia Sinergi pengembangan pasar uang dan pasar
dengan bersinergi dengan otoritas dan pelaku valas juga dilakukan dalam bentuk harmonisasi
pasar di sektor keuangan. Sinergi dalam Forum pengaturan perpajakan pasar uang agar mendukung
Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar pengembangan instrumen pasar uang sebagai
Keuangan (FK-PPPK) dipererat antara lain melalui sumber pembiayaan pembangunan ekonomi
pengembangan sekuritisasi aset dengan underlying nasional.
kredit/pembiayaan UMKM, pengembangan dan
piloting instrumen pembiayaan maupun transaksi

58
3.5
Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau
Bank Indonesia terus mendorong akselerasi sektor makanan halal, penguatan ditempuh melalui
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah pengembangan model bisnis komoditas pangan
nasional sebagai sumber pertumbuhan ekonomi berbasis komunitas dan pesantren untuk peningkatan
baru yang inklusif, bersinergi dengan Pemerintah produksi pangan, khususnya komoditas penyumbang
dan pemangku kepentingan yang lain. Penguatan inflasi dan komoditas substitusi bahan baku impor.
dan perluasan ekosistem ekonomi dan keuangan Program pengembangan usaha pondok pesantren
syariah terus ditempuh melalui 3 (tiga) pilar strategi, Bank Indonesia secara nasional hingga tahun 2022
yakni pemberdayaan ekonomi syariah melalui telah diimplementasikan di 665 pondok pesantren
pengembangan halal value chain, pengembangan yang tersebar di 34 provinsi. Di samping itu, Bank
keuangan syariah melalui pendalaman pasar Indonesia juga terus melakukan pendampingan
keuangan syariah, serta penguatan riset, asemen untuk akselerasi proses sertifikasi produk halal. Pada
dan edukasi, termasuk melalui sosialisasi. Pada pilar sektor fesyen muslim, upaya pengembangan antara
pertama, pemberdayaan ekonomi syariah dilakukan lain dilakukan melalui penyelenggaraan Indonesia
dengan pendekatan pengembangan ekosistem halal International Modest Fashion Festival (In2MotionFest)
value chain. Pada pendekatan ini pengembangan di Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) ke-9 tahun
ditempuh melalui penguatan kapasitas pelaku, 2022, bekerja sama dengan Kementerian Koperasi
termasuk unit usaha di pesantren, penguatan model dan UKM. Penyelenggaraan kegiatan berskala
bisnis syariah, penguatan aspek kelembagaan, dan internasional ini merupakan perwujudan upaya
penguatan infrastruktur pendukung, termasuk pengembangan sektor fesyen muslim Indonesia
dukungan akselerasi proses sertifikasi halal. Pada secara end-to-end, mulai dari peningkatan kapasitas
tahun 2022, kebijakan tersebut difokuskan terutama pelaku usaha, peningkatan kualitas produk, sampai
pada sektor unggulan ekonomi syariah, khususnya dengan perluasan akses pasar.
sektor makanan halal dan fesyen muslim. Pada

59
Pada pilar keuangan syariah, pengembangan Pada pilar edukasi dan sosialisasi, sinergi
instrumen pasar uang syariah, penguatan regulasi, penyelenggaraan rangkaian kegiatan Fesyar
dan perluasan transaksi terus ditempuh untuk dan ISEF pada tahun 2022 diperkuat sehingga
mendukung peningkatan pembiayaan syariah. makin berkontribusi nyata pada kemajuan
Pengembangan instrumen antara lain ditempuh pengembangan ekonomi daan keuangan syariah
dengan menerbitkan Sukuk BI (SukBI) Inklusif untuk di Indonesia. Festival Ekonomi Syariah (FESyar)
mendukung pengembangan instrumen moneter 2022 diselenggarakan sebagai rangkaian kegiatan
dan pasar uang syariah. SukBI Inklusif ini adalah menjelang ISEF di tiga wilayah, yakni Makassar
Sukuk BI yang diterbitkan Bank Indonesia dengan untuk wilayah Timur Indonesia, Aceh untuk wilayah
menggunakan underlying SBSN inklusif, yakni Sumatera, dan Surabaya untuk wilayah Jawa.
SBSN yang diterbitkan oleh Pemerintah untuk Pelaksanaan ISEF ke-9 tahun 2022 ini juga diperkuat
membiayai kegiatan inklusif tertentu seperti program dengan 3 (tiga) pencanangan kegiatan untuk
kesehatan, kemanusiaan, dan ekonomi hijau. SukBI memajukan ekonomi syariah nasional ke depan.
Inklusif juga diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pertama, pencanangan integrasi pengembangan
perbankan syariah dalam memenuhi ketentuan Global Halal Hub (GHH) yang merupakan ekosistem
kebijakan makroprudensial, termasuk RPIM dan sinergi untuk mempercepat pengembangan produk
PLM. Bank Indonesia juga telah mengembangkan halal unggulan lokal berorientasi global sehingga
instrumen swap lindung nilai syariah bank kepada mendukung upaya menjadikan Indonesia sebagai
Bank Indonesia guna mendukung manajemen produsen produk halal terbesar di dunia. Kedua,
pengelolaan nilai tukar perbankan syariah untuk pencanangan Gerakan Akselerasi Sertifikasi Halal
mendukung pengelolaan moneter yang terintegrasi melalui sinergi erat antar pemangku kebijakan.
dengan pengembangan pasar uang. Swap lindung Ketiga, pencanangan In2MotionFest sebagai event
nilai ini dilakukan dengan skema transaksi lindung modest fashion rujukan dunia sebagaimana dijelaskan
nilai kompleks (akad al-tahawwuth al-murakkab) di atas. Dengan sinergi yang erat antara Bank
sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Indonesia dengan Komite Nasional Ekonomi dan
MUI No.96/DSN-MUI/IV/2015. Tersedianya swap Keuangan Syariah (KNEKS), kementerian/lembaga
lindung nilai tersebut diharapkan dapat memperkuat terkait, dan mitra strategis lainnya, termasuk dari
manajemen risiko bank syariah serta memberikan lembaga internasional seperti IsDB, UNDP, IILM,
keyakinan untuk melakukan transaksi valas guna IFSB, dan World Zakat Waqf Forum, rangkaian
mendukung pembiayaan ekonomi. Standardisasi kegiatan ISEF ke-9 tahun 2022 membuahkan hasil
perjanjian kerja sama untuk transaksi Sertifikat yang sangat menggembirakan. Rangkaian kegiatan
Pengelolaan Dana Berdasarkan Prinsip Syariah FESyar dan ISEF tahun ini diikuti oleh lebih dari
Antarbank (SiPA), serta dukungan peningkatan 560 ribu pengunjung dan 950 peserta, jauh lebih
transaksi outright surat berharga syariah di pasar banyak dibandingkan dengan tahun sebelumnya
sekunder maupun underlying untuk SiPA dan repo (Gambar 3.8). Nilai transaksi selama Penyelenggaraan
syariah juga telah dilakukan untuk mendukung FESyar dan ISEF juga meningkat mencapai Rp27,6
perluasan transaksi pembiayaan syariah. Dukungan triliun yang mencakup antara lain pembiayaan
infrastruktur dan regulasi keuangan syariah terus lembaga keuangan syariah, transaksi antar pelaku
diperkuat melalui penerbitan ketentuan di pasar usaha (business to business), transaksi antara pelaku
valuta asing berdasarkan prinsip syariah. Di samping usaha dengan konsumen (business to customer), dan
itu, penguatan sektor keuangan sosial juga terus ZISWAF. Untuk itu, Bank Indonesia mengapresiasi
dikedepankan termasuk melalui pengembangan seluruh pihak yang telah bersama-sama mendukung
model integrasi keuangan komersial dan sosial kesuksesan penyelenggaraan FESyar dan ISEF
berupa model wakaf produktif, bekerja sama 2022 dalam rangka memajukan ekonomi dan
dengan Awqaf Properties Investment Fund, Islamic keuangan syariah di Indonesia. Kebijakan Ekonomi
Development Bank (APIF-IsDB), serta pengumpulan dan Keuangan Syariah selengkapnya disajikan pada
dan penyaluran ZIS non-tunai. publikasi Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah
(KEKSI) 2022.

60
Gambar 3.8. Hasil Penyelenggaraan Rangkaian Kegiatan ISEF ke-9 Tahun 2022

Sertifikasi Platform ISEF


Agenda Peserta / Pengunjung IN2MOTION FEST Transaksi Bisnis Jumlah Exhibitor Jumlah Exhibitor

163 FESyar - ISEF


163 27,6T 950 4.553 peserta 1.898 106.355
KEGIATAN 566.181 DESAINER FESyar - ISEF 4 Jenis Kompetisi
SERTIFIKAT
Melalui Program
PENGUNJUNG
PESERTA Pembiayaan Lembaga PELAKU USAHA Hijarahpreneur 3.0 • Kompetisi Per 1 September-9 Oktober 2022
Modest Fashion Domestik dan Ekonomi Syariah Nasional (KESN) Sertifikasi Pendampingan
WEBINAR ( NATIONAL & INTERNATIONAL WORKSHOP) Jumlah peserta Internasional • 1200 karya Keuangan Syariah, Jumlah exhibitor offline Pengunjung dari:
Youth Sharia Sociopreneur Proses Produk Halal (1690),
• TALKSHOW • BUSINESS COACHING FESyar (513.181) dalam 17 parade • 29 Asosiasi • Transaksi B to B. sebanyak Competition (YSSC) • Modest 92 Negara dari 5
BUSINESS MEETING MATCHING Sertifikasi Halal
ISEF offline (19.095) 14 Wastra Nusantara Transaksi B to C serta 283 dan virtual Young Designer Competition Benua
FGD • TABLIG AKBAR • FASHION SHOW Self-Declare (208).
online (34.326) Exhibition sebanyak 667 (MYDC)

Outcome Utama International Forum Outcome FESyar Outcome


9th ISEF 1. International Halal Dialogue Ke-4: Penjajakan kerja
1. FESyar KTI, melaksanakan digitalisasi di
sama antar otoritas sertifikasi halal dari Indonesia
1. Pencanangan Indonesia International dengan sejumlah negara (Tiongkok, Korea Selatan, 106 Pesantren dan mendorong
Modest Fashion Festival (IN2MOTION Malaysia, Amerika Serikat, dan Arab Saudi). penggunaan QRIS di 5.000 masjid di
FEST) sebagai rujukan modest fesyen dunia. Kawasan Timur Indonesia.
2. International Moslem Friendly Tourism Conference:
2. Penguatan Ekosistem Global Halal Hub. "Resolusi Pengembangan Pariwisata Ramah 2. FESyar Sumatera, melaksanakan
Muslim Indonesia". launching platform digital Aceh Sharia
3. Akselerasi Sertifikasi Halal. Funding Agregator (ASIFA) sebagai inisiatif
3. International Conference on Zakat and Waqf:
Peluncuran Technical Note on Zakat Core Principles, platform digital keuangan sosial syariah
Technical Note on Waqf Core Principle and good nazir hadir menjembatani pemilik dana yang
governance, dan produk Social Impact Sukuk ingin menyalurkan, ISWAF atau investasi
Domestic Forum Outcome Wogfestasi.
produktif lainnya.
4. International Islamic Monetary Economic and Finance
1. Ijtima Dewan Pakar dan SILAKNAS MES: Conference ke-8.: 200 paper yang berasal dari 3. Pencanangan program perluasan ekspor
Rekomendasi untuk melakukan review 21 negara dan terpilih 48 selected paper ilmiah UMKM melalui "Indonesia Spice Up the
Masterplan Ekonomi dan Keuangan Syariah yang dipresentasikan selama konferensi. World" melalui pelaksanaan program-
Indonesia (MEKSI) untuk disesuaikan dengan program yang mendorong UMKM untuk
5. INHALIFE Conference Ke-4: Terdapat 42 UMKM
perkembangan terkini. masuk pasar produk halal dunia;
berpeluang dan sedang berproses untuk masuk
ke dalam gerai retail modern. pembiayaan bank syariah kepada
2. Himpunan Ekonomi Bisnis, Pesantren
(Hebitren): 1) Garis Besar Haluan Program pesantren dan kerja sama pemasaran
6. High Level Discussion Islamic Financial Services Board produk-produk halal untuk masuk
yang menjadi acuan, pelaksanaan, program (IFSB) - Islamic Development Banks (IsDB). Secara
pengembangan usaha, Hebitren, 2023; 2) umum menekankan tentang pentingnya nilai-nilai e-commerce menggunakan kanal antara
mempercepat pengembangan usaha Hebitren moral sesuai magasid syariah atau value based lain QRIS dan BI-FAST.
dan memperluas kerja sama dengan mitra intermediation, yang di dalamnya juga menekankan
strategis dan antar-Hebitren daerah. sustainability and green finance.

Sumber: Bank Indonesia

Bank Indonesia juga terus bersinergi mendorong negatif perekonomian dan memiliki akses terbatas
kebijakan ekonomi keuangan inklusif dan hijau pada layanan keuangan formal dan kesempatan
untuk mendukung pemulihan ekonomi melalui ekonomi. Penguatan kelompok subsisten dilakukan
penguatan daya saing UMKM sebagai sumber melalui pilot project pengembangan ekonomi dan
baru pertumbuhan ekonomi nasional. Di sisi keuangan inklusif di Provinsi Kepulauan Riau,
UMKM, pengembangan UMKM naik kelas terus Jambi, Sumatera Selatan, Jawa Tengah, Kalimantan
diperkuat melalui 3 (tiga) strategi utama yaitu Barat, dan Sulawesi Tengah serta wilayah Solo dan
penguatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, Jambi. Penguatan kelompok subsisten tersebut
dan pembiayaan. Kebijakan pengembangan dilakukan dengan mengadakan pelatihan dan
UMKM tersebut bertujuan untuk mendukung pendampingan untuk meningkatkan literasi dan
kebijakan utama Bank Indonesia dalam mencapai akses keuangan masyarakat; pemberdayaan ekonomi
dan memelihara kestabilan nilai Rupiah melalui melalui pemberian capacity building dan kerjasama/
pengelolaan stabilitas moneter, stabilitas sistem networking dengan berbagai pihak; penguatan
keuangan, dan menjaga kelancaran sistem local champion dan memperkuat kelembagaan;
pembayaran. Penguatan korporatisasi UMKM dan monitoring dan evaluasi melalui one-on-one
ditujukan untuk meningkatkan skala ekonomi discussion, laporan rutin, dan site visit. Strategi yang
dari UMKM melalui pembentukan kelompok- ditempuh pada pilot project tersebut menunjukkan
kelompok yang didukung modal sosial yang kuat hasil yang positif seperti yang tecermin pada naiknya
dan kelembagaan formal dan modern sehingga kepemilikan rekening dan literasi, perkembangan
mendukung perbaikan efisiensi, akses pasar, dan juga usaha yang terlihat dari peningkatan income dan
akses keuangan UMKM, setidaknya melalui 3 (tiga) diversifikasi produk, serta penguatan kelembagaan.
hal. Pertama, kolaborasi antar-UMKM, kolaborasi Kunci sukses program ini adalah pemilihan aktivitas
UMKM dengan usaha besar, dan kolaborasi yang sesuai dan bertahap, pendampingan yang
dengan lembaga keuangan. Kedua, korporatisasi kontinu, serta menerapkan strategic linkage dan
kelompok subsisten yang rentan terhadap gejolak people-centered approach. Ketiga, korporatisasi

61
UMKM konvensional dan syariah yang belum pengembangan model bisnis UMKM hijau dan
terlayani perbankan. Program ini menjangkau adopsi praktik-praktik kegiatan usaha UMKM yang
pengusaha ultra mikro, penerima dana filantropi, dan ramah lingkungan mulai dari penggunaan bahan
penerima atau anggota keluarga penerima manfaat baku, penerapan ekonomi sirkular, serta efisiensi
program bantuan sosial, seperti Program Keluarga penggunaan energi.
Harapan (PKH).
Perluasan akses pembiayaan UMKM yang lebih
Upaya peningkatan kapasitas UMKM difokuskan sehat terus didorong untuk mendukung ekspansi
pada penguatan produktivitas melalui perluasan usaha. Sejalan dengan kebijakan pemerintah
akses pasar serta inovasi dan digitalisasi proses mendorong peningkatan kredit UMKM yang
bisnis sehingga mendorong perbaikan daya saing ditargetkan mencapai 30% pada 2024, Bank
UMKM. Dalam upaya pengembangan UMKM Indonesia terus memperkuat implementasi
go export, Bank Indonesia melaksanakan 2 (dua) kebijakan RPIM. Implementasi tersebut meliputi
strategi besar, yaitu pull strategy (market driven) dan pengembangan model bisnis multiple channel
push strategy (Gambar 3.9). Pull strategy ditempuh financing (MCF), business matching pembiayaan,
dengan pemanfaatan market intelligence untuk Sistim Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi
identifikasi potensi pasar dan persyaratan yang Keuangan UMKM (SIAPIK), Database UMKM
dibutuhkan, fasilitasi perdagangan, serta sinergi Potensial Dibiayai (BISAID), serta perluasan
dengan stakeholder terkait. Di sisi push strategy, pemanfaatan QRIS. Sampai dengan triwulan III-2022,
fasilitasi sertifikasi, kurasi produk agar memiliki SIAPIK telah dimanfaatkan oleh 22.335 pengguna
standar kualitas yang tinggi, interkoneksi dengan atau meningkat 25% dibanding 2021. Dari pengguna
rantai pasok global, serta peningkatan kapasitas tersebut, sebanyak 848 UMKM telah memperoleh
dan kontinuitas produk juga terus didorong. pembiayaan dari perbankan dengan total Rp 26
Sementara itu, pengembangan UMKM go digital miliar. Dengan berbagai penguatan tersebut, UMKM
terus didorong melalui peningkatan adopsi teknologi di harapkan menjadi makin bankable sehingga
digital untuk meningkatkan produktivitas dan memudahkan akses pembiayaannya ke lembaga
efisiensi, memperluas akses pasar UMKM baik keuangan formal.
nasional maupun global secara online maupun
offline, mempermudah akses pembiayaan UMKM, Berbagai kebijakan untuk meningkatkan
dan mempermudah transaksi UMKM sebagai entry daya saing UMKM diperkuat oleh sinergi erat
point ke dalam ekosistem ekonomi dan keuangan dengan kementerian, lembaga, asosiasi, dan
digital antara lain melalui perluasan adopsi QRIS. Di komunitas sebagai kunci pengembangan UMKM.
samping itu, Bank Indonesia juga terus mendorong Pengembangan kelompok subsisten untuk
pengembangan UMKM hijau. Termasuk melalui meningkatkan inklusi keuangan juga dilaksanakan

Gambar 3.9. Strategi Pengembangan UMKM Berorientasi Ekspor

1 Pull Strategy 2 Push Strategy

Fasilitasi promosi perdagangan Identifikasi gap pada tren pasar,


standardisasi dan sertifikasi UMKM Pilot Project
Identifikasi standar dan
persyaratan negara tujuan ekspor Fasilitasi capacity building dan
pendampingan untuk
Memanfaatkan informasi market pemenuhan kuantitas, 6 UMKM 7 UMKM 2 UMKM
intelligence untuk identifikasi komoditi kualitas, dan kontinuitas Kopi Kain/ Mamin
potensi ekspor dan tren di negara tujuan Kerajinan Olahan
Market Sinergi dengan kementerian/
Sinergi dengan stakeholders terkait
Driven untuk pemenuhan kuantitas dan kualitas lembaga terkait untuk Fasilitas Sertifikasi
produk sesuai standar pelaksanaan pelatihan dan
pendampingan, serta pengujian
Mempertemukan UMKM produk
dengan potential buyer

Sumber: Bank Indonesia

62
bersinergi dengan akademisi, non-govermental diselenggarakan secara hybrid setelah selama dua
organization (NGO), Pemerintah Daerah, lembaga tahun sebelumnya dilaksanakan secara virtual,
keuangan, dan industri. Sinergi untuk meningkatkan dengan mengambil tema “UMKM Indonesia
daya saing UMKM dilakukan dengan mendorong Bangkit melalui Digitalisasi dan Globalisasi Menuju
penguatan kapasitas UMKM go export dan go digital, Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”. Tema
peningkatan akses pembiayaan, dan peningkatan ini mengandung 3 (tiga) kata kunci, yakni sinergi,
akses pemasaran melalui berbagai pameran di level digitalisasi, dan globalisasi yang direpresentasikan
nasional dan promosi perdagangan internasional. dengan tagar #BersamaUMKMBangkit dan
Dalam upaya percepatan pemulihan ekonomi #UMKMgodigital_goglobal. Dalam KKI ini, Bank
nasional, Bank Indonesia juga secara konsisten Indonesia bersama 13 (tiga belas) kementerian/
mendukung Gernas BBI dan Bangga Berwisata lembaga, 5 (lima) asosiasi, 26 (dua puluh enam)
#DiIndonesiaAja (BWI) di seluruh Indonesia melalui pelaku industri, dunia perbankan, pelaku sistem
kontribusi aktif seluruh kantor Bank Indonesia, pembayaran, marketplace, aggregator ekspor, dan
antara lain melalui program belanja produk-produk desainer bersinergi untuk membangkitkan UMKM
UMKM secara hybrid dan perluasan penggunaan Indonesia sehingga mendukung pemulihan ekonomi
QRIS UMKM di berbagai event strategis Bank Indonesia. Digitalisasi UMKM juga didorong melalui
Indonesia, dan kurasi produk melalui program penggunaan QRIS, agar UMKM Indonesia tidak
harvesting (Gambar 3.10). Gernas BBI menunjukkan hanya menjadi pemain andal tingkat nasional namun
perlunya mendorong kolaborasi program antar juga tingkat global. Melalui kerja sama erat untuk
Kementerian/Lembaga yang lebih bervariatif sesuai mewujudkan komitmen bersama mendorong UMKM
kebutuhan UMKM. Selain itu, pelaksanaan kegiatan Indonesia naik kelas tersebut, pelaksanaan KKI 2022
juga disesuaikan dengan kearifan lokal, memperkuat mencatat kinerja yang sangat menggembirakan.
kontribusi implementasi Penggunaan Produk Dalam Kinerja dari sisi omzet yang meningkat 6%, jumlah
Negeri (PPDN), dan penerapan prinsip ekonomi hijau peserta UMKM naik 49%, dan komitmen yang
(Gambar 3.11). tercipta dari business matching penjualan dalam negeri
dan transaksi ekspor meningkat 36% dibandingkan
Sinergi erat Bank Indonesia dengan kementerian/ 2021. Sinergi menaikkan kelas UMKM juga dilakukan
lembaga, asosiasi, dan komunitas juga ditempuh melalui keterhubungan dengan rantai pasok industri
dalam menyukseskan penyelenggaraan Karya yang juga sejalan dengan program Pemerintah untuk
Kreatif Indonesia (KKI) 2022 sebagai momentum mengikutsertakan industri kecil dan menengah (IKM)
kebangkitan UMKM pascapandemi. KKI 2022, sebagai penyedia dalam proyek BUMN.

Gambar 3.10. Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata
#DiIndonesiaAja (BWI)
3 Kepri (Maret 2022)
Expanding to the
new market
10 Sulbar (Oktober 2022) 9
Malut (September 2022)
5 Babel (Mei 2022)
Laskar UMKM
Sandeq Semangat
Gelora Malut
Sulbar
BBI di 12 4 Sumbar (April 2022)
Kepulauan Bangka
Belitung Mendunia

Wilayah UMKM Bangkit,


Ekonomi Tumbuh
8 Papua (Agustus 2022)
Binar Digital Papua
Destinasi 12 Kalbar (November 2022)
1 Jambi (Januari 2022) Bangun UMKM Kalbar
Wisata Eksotisme Jambi dari
lokal menuju global
Go Global

7 2
11 Sumsel
(November 2022)
Kalsel (Juli 2022)
Sulsel (Februari 2022)
Jelajahi Warna Warni
Beli Kreatif Sumsel Semangat PINISI
Kalsel

6 Lampung
(Juni 2022)
Lagawifest

Sumber: Bank Indonesia, Kemenkomarves, Kemenparekraf

63
Gambar 3.11. Hasil Penyelenggaraan Gernas BBI
Business Matching 3 Terbesar: NEGARA TUJUAN KOMODITAS JUMLAH UMKM
Ekspor Jember (Co Host): Rp171 M NTB Jember: Amerika Jember: Kopi Jember : 1
(WSBK): Rp11,3 M NTB: AS, Korsel, Vietnam NTB: Vanili, Kopi, rumput laut, sarang burung walet NTB : 4
Rp230,12 miliar Babel (GBBI): Rp8,40 M Babel: Singapura & Malaysia Babel: Kain, Kerajinan, Mamin Olahan Babel: 5

Business Matching Pembiayaan 3 Terbesar BANK PENYALUR: JUMLAH UMKM


Sulsel (GBBI): Rp12,16T Sulsel : 4 bank (Mandiri, BTN, BNI, BRI) Sulsel: 51.130
Rp3,21 triliun Maluku (Manggurebe): Rp678,6M Maluku : 4 bank (BRI, Mandiri, BNI, BSI) Maluku :17.873
Kalbar (GBBI): Rp200M Kalbar : 3 bank (Mandiri, BRI, BNI) Kalbar: 58

Business Matching 3 Terbesar: KOMODITAS: JUMLAH UMKM


OUTCOME

Penjualan Dalam Negeri P. Siantar (SSCF): Rp48,69 M Pematangsiantar: Kopi Pematangsiantar: 1


Jabar (CoE): Rp29,74 M Jabar: Kopi Jabar:32
Rp110,28 miliar Sulbar (GBBI): Rp13,10 M Jambi: Kopi, Hortikultura Sulbar: 5

Transaksi 3 Terbesar: NEGARA TUJUAN KOMODITAS JUMLAH UMKM


Penjualan Ekspor Kepri (GBBI): Rp522,04 M Kepri: Singapura, china, Jepang, Belanda Jambi: Kopi, Kain, Kerajinan, Mamin Kepri: 6
Sumut (KKSU): Rp10,13 M Sumut: Asia, Eropa, Amerika (9 negara) Olahan Sumut: 1
Rp553,01 miliar Jabar (CoE): Rp5,72 M Jabar: Asia, Eropa, Amerika (11 negara)
Sumut: Kopi Jabar: 6

3 Terbesar : KOMODITAS: JUMLAH UMKM DKI DKI


Transaksi Exhibition Jatim (JCC): Rp5,16 M Jatim: Kopi Jakarta: 42
Rp48,95 miliar DKI (Jakreatifest): Rp3,85 M DKI Jakarta: Kopi, Kain, Kerajinan, Mamin Sumut : 230
Sumut (KKSU): Rp3,60 M Sumut: Kopi, Kain, Kerajinan, Mamin, Herbal DIY: 255

3 Terbesar: MEDIA KOMODITAS JUMLAH UMKM


Transaksi e-commerce Jateng (Gayeng): Rp7,90 M Jateng: Marketplace (Blibli.com) Jateng : Kopi, Kain, Kerajinan, Mamin Jateng :152
Rp31,86 miliar Kepri (GBBI): Rp7,41 M Kepri : Marketplace
Lampung: Marketplace
Kepri : Kopi, Kain, Kerajinan, Mamin Kepri : 250
Lampung (GBBI): Rp3,46 M Lampung: Kopi, kain, Kerajinan, Mamin Lampung : 60

Partisipasi UMKM 3 Terbesar : UMKM Pengguna Baru 3 Terbesar :


OUTPUT

72.712 UMKM Sulsel (GBBI): 55.928 UMKM QRIS Sumut (KKSU): 1.487 UMKM
Jambi (GBBI): 1.253 UMKM Jambi (GBBI): 1.000 UMKM
di 46 KPwDN Jateng (Co Host Sulsel): 1.173 UMKM
5.868 Aceh (KKA): 400 UMKM
di 46 KPwDN

Onboarding UMKM 3 Terbesar : Jumlah Pengunjung 3 Terbesar :


Jambi (GBBI) : 1.044 UMKM Sulsel (GBBI): 433.237 partisipan
4.725 UMKM
Babel (GBBI): 400 UMKM 1.209.816 Malang (Techibition): 101.222 partisipan
di 46 KPwDN Sulut (EUF): 67.141 partisipan
oleh 46 KPwDN Sulsel (GBBI): 324 UMKM

Sumber: Bank Indonesia

Sinergi kebijakan dilakukan pula untuk mendorong Solo, dan Kabupaten Jember. Target sasaran adalah
peran UMKM dalam mendukung pengendalian usaha mikro subsisten yang mayoritas merupakan
inflasi pangan melalui GNPIP. Gerakan pengendalian penerima bantuan sosial, mempunyai rintisan
inflasi pangan ini dilakukan secara terintegrasi, usaha, dan kaum perempuan. Selama pelaksanaan
end to end, inovatif, dan berskala nasional, pilot project, Bank Indonesia melakukan fasilitasi
dengan mengedepankan pendekatan 4K yakni pemberian bantuan teknis terdiri dari pelatihan,
Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, pendampingan, edukasi termasuk pengembangan
Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif. diri setiap individu anggota kelompok. Sinergi juga
Program GNPIP di daerah telah diinisiasi oleh 43 dilakukan dengan World Bank, OJK dan Industri
(empat puluh tiga) kantor perwakilan Bank Indonesia dalam rangka penyusunan materi edukasi terkait
dan Pemerintah Daerah, serta mitra strategis lainnya Digital Financial Service (DFS) dalam berbagai format
dalam wadah TPID. Kegiatan diimplementasikan media untuk masing-masing kelompok sasaran (Non
antara lain melalui operasi pasar, urban farming dan DFS, Passive DFS, dan Potential DFS user). Materi
digital farming, pemanfaatan alat dan mesin pertanian edukasi untuk masing-masing kelompok sasaran
(alsintan) dan sarana produksi pertanian (saprotan), disusun sesuai strategi edukasi yang meliputi (i)
subsidi transportasi, dan penguatan kerja sama antar Awareness, membangun persepsi mengenai kebaruan
daerah. Dengan dukungan seluruh pihak, gerakan dan kemudahan yang ditawarkan DFS, yaitu transaksi
nasional ini mampu mendukung terkendalinya inflasi yang mudah dan nyaman; (ii) Comprehension,
kelompok pangan yang bergejolak pada Juli. membangun pemahaman kegunaan dan keuntungan
yang ditawarkan DFS sebagai inovasi yang memiliki
Sinergi dengan lembaga terkait di daerah, baik dari banyak fungsi dan keuntungan; dan (iii) Mitigation,
unsur pemerintah, lembaga keuangan, akademisi, memberikan pengetahuan mengenai risiko dan
dan komunitas juga dilakukan melalui pilot project bagaimana menghindari dan mengatasi kondisi yang
kelompok subsisten di 8 wilayah yaitu Provinsi tidak diinginkan.
Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Jawa
Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Kota

64
3.6
Kebijakan Internasional
Kebijakan internasional Bank Indonesia terus pengembangan LCS dengan memperluas cakupan
dilakukan secara tersinergi dengan Pemerintah kerja sama untuk mengakomodasi transaksi sistem
untuk mencapai stabilitas makroekonomi dan sistem pembayaran lintas negara (cross-border payment).
keuangan, mendukung pemulihan ekonomi, serta Pengembangan LCT merupakan langkah antisipatif
memperjuangkan kepentingan Bank Indonesia terhadap digitalisasi sistem pembayaran yang makin
dan ekonomi Indonesia. Di tengah peningkatan berkembang selain untuk mendorong penguatan
ketidakpastian ekonomi global yang berdampak pada konektivitas pembayaran di kawasan (Regional
tekanan pada sektor eksternal Indonesia, kerja sama Payment Connectivity, RPC). Kerja sama ini akan
internasional dan regional Asia terus diperkuat untuk mempermudah penyelesaian transaksi antara
mendukung daya tahan eksternal dan memperkuat negara ASEAN-5 dalam mata uang lokal masing-
pemulihan ekonomi. Dalam konteks ini, Bank masing negara, sehingga mendukung perdagangan
Indonesia melanjutkan kerja sama internasional dan investasi lintas negara di kawasan. Sinergi
dalam rangka Jaring Pengaman Keuangan LCT dengan RPC sejalan dengan upaya G20 dan
Internasional (JPKI) anrara lain melalui Bilateral negara kawasan untuk melakukan diversifikasi mata
Currency Swap Arrangement (BCSA), Local Currency uang, mengatasi potensi hambatan dalam kegiatan
Bilateral Swap Arrangement (LCBSA), dan Bilateral pembayaran lintas negara, mendorong pemulihan
Swap Arrangement dengan Korea Selatan, Malaysia, ekonomi pascapandemi Covid-19, serta mendukung
serta Tiongkok, Australia, Singapura, Malaysia, dan agenda prioritas ASEAN 2023 di bawah Keketuaan
Jepang yang telah diperpanjang pada tahun ini. Bank Indonesia.
Indonesia juga masih memiliki fasilitas Repurchase
Agreement (repo) berupa kerja sama Foreign Bank Indonesia senantiasa berperan aktif dalam
and International Monetary Authorities (FIMA) memperkuat persepsi positif internasional,
Repo dengan Federal Reserve New York, selain khususnya lembaga pemeringkat dan investor asing,
dengan sejumlah bank sentral atau International terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilakukan
Organizations (IOs) lain yang dapat dimanfaatkan melalui komunikasi dan engagement dengan
untuk memperkuat ketahanan eksternal jika lembaga pemeringkat dan investor asing secara
diperlukan. Selain itu, pada bulan Juni 2022, Bank regular. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah
Indonesia, Bank for International Settlement (BIS), investor conference call untuk mengkomunikasikan
dan beberapa bank sentral negara di kawasan Asia hasil keputusan Rapat Dewan Gubernur (RDG)
dan Pasifik juga telah menandatangani kerja sama bulanan. Promosi investasi dan perdagangan
Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA). Kerja juga terus dilakukan melalui Investor Relation Unit
sama ini menyediakan likuiditas melalui skema (IRU) baik nasional, daerah, dan global, melalui
reserve pool sebagai salah satu penopang likuiditas kantor perwakilan Bank Indonesia di dalam dan
yang dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi pasar luar negeri. Koordinasi pelaksanaan promosi juga
keuangan apabila diperlukan. dilakukan bekerja sama dengan Pemerintah Pusat
dan Daerah, serta perwakilan Pemerintah Republik
Bank Indonesia juga memperluas dan memperkuat Indonesia di luar negeri. Selama tahun 2022, Bank
implementasi kerja sama Local Currency Settlement Indonesia berpartisipasi aktif dalam kegiatan promosi
(LCS). Mitra LCS Indonesia saat ini adalah Malaysia, investasi dan perdagangan termasuk pada US-
Thailand, Jepang, dan Tiongkok yang diperluas Indonesia Investment Forum di New York, Indonesia
dengan Singapura melalui penandatanganan Investment Forum di London, Expo 2020 Dubai di
MOU kerja sama Local Currency Transactions (LCT) Dubai, dan Singapore International Jewelry Expo di
pada tahun 2022. Skema LCT merupakan inovasi Singapura. Konsistensi dalam melakukan komunikasi

65
dan engagement dengan lembaga pemeringkat dan strategis. Pada tahun 2022, Bank Indonesia meraih
investor serta promosi perdagangan dan investasi penghargaan internasional sebagai Best Central
mampu mendukung terjaganya persepsi positif Bank of the Year dari Global Islamic Finance Award
investor terhadap prospek ekonomi Indonesia (GIFA), Contact Center World 2021 Global Top Ranking
yang kuat. Hal tersebut tecermin dari keberhasilan Performers pada 15th Annual Next Generation Contact
Indonesia dalam mempertahankan peringkat rating Center and Customer Engagement Conference, dan
dari 3 (tiga) lembaga pemeringkat utama dunia penghargaan Cyber Resilience Initiative dari Central
pada level investment grade, bahkan memperoleh Banking Publication. Di samping itu, Kementerian
peningkatan outlook menjadi stabil dari lembaga Keuangan bersama Bank Indonesia dalam Presidensi
pemeringkat S&P. G20 Indonesia telah memimpin negara-negara G20
untuk meyelesaikan pembahasan 6 (enam) agenda
Bank Indonesia juga terus memperkuat pengakuan prioritas jalur keuangan dan menegaskan komitmen
internasional sebagai bank sentral terbaik di untuk menghadapi tantangan ekonomi global yang
antara negara emerging markets. Hal ini dilakukan meningkat, yang penjelasan selengkapnya dapat
melalui peningkatan representasi Bank Indonesia, dilihat pada Bab 6 – Presidensi G20 Indonesia:
baik melalui membership maupun chairmanship, Sinergi Global Mendorong Pemulihan Ekonomi.
di berbagai forum kerja sama internasional. Berbagai pencapaian tersebut tidak hanya
Peningkatan reputasi Bank Indonesia juga mencerminkan pengakuan dunia atas keberhasilan
tecermin dari perolehan penghargaan dari lembaga kepemimpinan Indonesia di dunia internasional,
internasional dengan reputasi tinggi, penerapan namun juga merupakan aksi nyata dalam mendukung
standar internasional, publikasi riset dan jurnal yang pemulihan ekonomi domestik, termasuk melalui
bertaraf internasional, maupun menjadi referensi kebangkitan sektor pariwisata dan promosi produk-
dan narasumber dalam berbagai event internasional produk unggulan Indonesia yang makin mendunia.

66
3.7
Kebijakan Transformasi Bank Indonesia
Transformasi menyeluruh Bank Indonesia yang industri dan masyarakat. Penjelasan lebih lanjut
ditempuh sejak 2018 terus diperluas, diperkuat, dan terkait Rupiah Digital dapat dilihat pada Bab 5
diakselerasi, baik transformasi kebijakan maupun Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Tahun
transformasi kelembagaan, guna mewujudkan 2023: Menjaga Stabilitas, Mendorong Akselerasi
Visi Bank Indonesia 2025, menjadi bank sentral Pemulihan dan lebih terperinci pada Bab 7 Proyek
digital terdepan yang berkontribusi nyata bagi Garuda: Menavigasi Arsitektur Rupiah Digital. Di
perekonomian nasional dan terbaik di antara negara samping itu, transformasi pendalaman pasar uang
emerging markets untuk Indonesia Maju. Sejalan juga terus dilanjutkan melalui implementasi Blueprint
dengan perubahan cepat lingkungan strategis yang Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025 guna
dihadapi, Bank Indonesia terus melakukan adaptasi mewujudkan pasar uang yang modern dan maju.
transformasi kebijakan dan kelembagaan yang Sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah terus
dituangkan dalam Strategic Business Plan 2025, diperkuat baik melalui sinergi kebijakan fiskal dan
termasuk dalam menyikapi pesatnya digitalisasi dan moneter untuk mengelola perekonomian jangka
dampak dari perubahan iklim terhadap pelaksanaan pendek maupun akselerasi reformasi struktural guna
tugas Bank Indonesia. Transformasi kebijakan Bank memperkuat struktur perekonomian Indonesia.
Indonesia pada 2022 antara lain ditempuh dengan Penguatan sinergi Bank Indonesia dengan pemangku
memperkuat Kerangka Bauran Kebijakan Utama kebijakan lain dalam KSSK juga terus dilakukan untuk
(BKU) Bank Indonesia yang mengitegrasikan 3 menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong
(tiga) kebijakan utama, yakni kebijakan moneter, pembiayaan dunia usaha guna mendukung
makroprudensial, dan sistem pembayaran, didukung pemulihan ekonomi nasional pascapandemi
oleh kebijakan pendukung meliputi kebijakan Covid-19. Selain itu, sinergi dan koordinasi dengan
ekonomi daerah, kebijakan internasional, kebijakan Pemerintah, KSSK serta industri perbankan dan
layanan kebanksentralan, kebijakan data dan sistem sistem pembayaran juga terus diperluas untuk
informasi, serta kebijakan organisasi dan tata kelola. mengakselerasi pendalaman pasar keuangan dan
BKU Bank Indonesia tersebut ditujukan untuk integrasi ekonomi keuangan digital secara nasional.
mencapai stabilitas nilai Rupiah, memelihara stabilitas
sistem pembayaran, dan turut menjaga Stabilitas Transformasi kelembagaan terus diperkuat untuk
Sistem Keuangan, dalam rangka mendukung mendukung implementasi kebijakan utama dan
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. mewujudkan visi Bank Indonesia 2025. Transformasi
BKU Bank Indonesia juga disinergikan dengan kelembagaan difokuskan pada 3 (tiga) area strategis
kebijakan nasional, termasuk melalui: (i) akselerasi (Gambar 3.12). Pertama, penguatan Kerangka Bauran
transformasi sektor riil dan sektor keuangan; (ii) Kebijakan Kelembagaan (BKK) berbasis kinerja
sinergi stimulus moneter, fiskal, makroprudensial, efektif, efisien, dan bertata-kelola/governed (2EG)
dan mikroprudensial; (iii) digitalisasi ekonomi dan yang telah dimulai sejak 2021 guna mendukung
keuangan; dan (iv) pengembangan ekonomi dan pencapaian dan pelaksanaan mandat Bank Indonesia
keuangan hijau. Selain itu, Transformasi sistem secara kredibel. Kerangka BKK juga diperkuat
pembayaran dipercepat melalui implementasvi Kerangka Kelembagaan Hijau Bank Indonesia yang
BSPI 2025, termasuk inisiatif pengembangan merupakan wujud nyata peran Bank Indonesia
Rupiah Digital sebagai Central Bank Digital Currency dalam mengimplementasikan kebijakan ramah
(CBDC) yang sah di Indonesia ke depannya. Terkait lingkungan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Bank
hal ini, Bank Indonesia telah menginisiasi “Proyek Indonesia (lead by example). Pengembangan Kerangka
Garuda” melalui penerbitan white paper yang berisi Kelembagaan Hijau difokuskan pada 4 (empat) area,
dasar pemikiran dan peta jalan pengembangan yaitu: (i) manajemen strategis dan tata kelola untuk
Rupiah Digital untuk mendapatkan masukan dari memastikan pelaksanaan inisiatif hijau yang lebih
komprehensif dan terintegrasi dengan keseluruhan

67
Gambar 3.12. Transformasi Kelembagaan Bank Indonesia

Tantangan ke Depan Visi Bank Indonesia 2025


Menjadi Bank Sentral Digital Terdepan yang Berkontribusi Nyata
terhadap Perekonomian Nasional dan Terbaik di antara Negara
Emerging Markets untuk Indonesia Maju.
Bigger unknown:
Post-pandemic exit policy
strategy

Kebijakan Utama Bank Indonesia


MEGATREND DIGITAL
CBDC, cross-border payment,
deFi, crypto assets, metaverse
Transformasi Kelembagaan
Disrupsi sistem keuangan,
cyber attack, perlindungan data
Bauran Kebijakan Business Process Penguatan Inovasi Digital
Kelembagaan Reengineering

Rencana Induk Inovasi Digital Bank Indonesia


Simplifikasi Proses
Kinerja Efektif Kinerja Efisien
Tata Kelola Terjaga Manajemen data Teknologi modern
Isu sustainabilitas: Digitalisasi
end to end dan user-centric
Perubahan iklim Kinerja Bertata-kelola
Inklusi ekonomi/keuangan Standardisasi Dokumen
Strategi Utama
Digitalisasi
Digital business Omni-data Infrastruktur digital
Kerangka Kelembagaan Hijau Bank Indonesia platform intelligent yang resillient
Implementasi Bertahap

Tuntutan penguatan kinerja Transformasi SDM dan Budaya Kerja:


bank sentral Penguatan mindset, kapasitas, dan kapabilitas SDM: digital dan green

Sumber: Bank Indonesia

strategi dan tata kelola di berbagai area serta fungsi Penguatan ditempuh berdasarkan 5 (lima) prinsip
Bank Indonesia; (ii) keuangan intern yang mencakup utama, yakni: (i) simplifikasi proses; (ii) tata kelola
pengelolaan keuangan intern Bank Indonesia agar terjaga; (iii) standardisasi dokumen; (iv) digitalisasi;
selaras dengan prinsip keuangan hijau; (iii) sarana dan (v) implementasi bertahap. Pada tahap awal,
dan prasarana untuk memastikan transisi bertahap Bank Indonesia telah menempuh BPR untuk proses
aset fisik dan aset sistem informasi, termasuk proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan.
pengadaannya, agar lebih sejalan dengan prinsip Simplifikasi proses pengambilan keputusan tentunya
hijau; dan (iv) sumber daya manusia dengan sasaran dilakukan dengan tetap menjaga efektivitas dan
utama mewujudkan sumber daya manusia Bank kualitas hasil. Tata kelola dijaga melalui kejelasan
Indonesia yang memiliki mindset, kapasitas, dan tanggung jawab dan kewenangan pengambilan
kapabilitas hijau. keputusan, serta memastikan mekanisme kontrol
(check and balances) yang jelas dalam proses
Kedua, business process re-engineering (BPR) berbasis pengambilan keputusan. Standardisasi dokumen
digital guna mewujudkan organisasi dengan proses dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan
bisnis dan proses kerja yang lebih sederhana, ringkas tata kelola pengambilan keputusan dan proses
dan standar, didukung teknologi digital dengan komunikasi dalam perumusan kebijakan. Proses
tetap memenuhi aspek tata kelola. BPR dilakukan pengambilan keputusan juga didukung Digital
melalui penyelarasan aspek pelaku, proses, dan Workplace Platform (DWP) yang dikembangkan
teknologi untuk mendukung pelaksanaan proses sebagai super app yang end-to-end sehingga
bisnis Bank Indonesia yang lebih efisien dengan memungkinkan kolaborasi pekerjaan dalam platform
pendekatan “One Input, One Process, Multi Purposes”. yang terintegrasi secara seamless. Implementasi

68
BPR berbasis digital dilakukan bertahap dan akan dengan 3 (tiga) area strategis, yakni digitalisasi,
terus diperluas guna mewujudkan organisasi dengan manajemen data end-to-end, serta teknologi modern
proses bisnis yang streamlined dan proses kerja yang dan user-centric. Ini dilakukan dengan tiga strategi
agile dan sejalan dengan kebutuhan di era digital. utama mencakup (i) digital business platform yang
mendukung kebijakan dan kelembagaan, (ii) omni-
Ketiga, penguatan inovasi digital melalui data intelligent, dan (iii) infrastruktur digital yang
implementasi Rencana Induk Inovasi Digital Bank resilient. Berbagai pengembangan area strategis
Indonesia (RIVIBI) 2025. Dalam konteks ini, Bank sebagai upaya transformasi kelembagaan tersebut
Indonesia menempuh strategi yang difokuskan pada tentu saja juga didukung dengan penguatan
pengembangan pusat data dan digitalisasi berbasis transformasi sumber daya manusia (SDM) untuk
BPR untuk mendukung kebijakan terkini, serta menciptakan SDM berkinerja unggul dengan mindset,
penguatan pada area teknologi dan pengamanan, kapasitas, dan kapabilitas digital.

69
Boks

3 Uang Rupiah Tahun Emisi 2022

Bank Indonesia secara inovatif menerbitkan uang Pancasila, frasa Negara Kesatuan Republik Indonesia
baru Tahun Emisi (TE) 2022 untuk meningkatkan (NKRI), peta wilayah NKRI, serta gambar pahlawan
kualitas uang Rupiah. Bertepatan dengan perayaan nasional yang menegaskan uang Rupiah sebagai
hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, alat pembayaran yang sah di seluruh wilayah
Bank Indonesia mengeluarkan uang baru TE 2022 NKRI sekaligus simbol kedaulatan negara. Pada
yang merupakan wujud semangat kebangsaan, sisi belakang, uang Rupiah TE 2022 menampilkan
nasionalisme, dan kedaulatan untuk menumbuhkan keragaman budaya tarian asli Indonesia, kekayaan
optimisme terhadap pemulihan ekonomi nasional. dan keindahan alam dari penjuru Aceh hingga Papua,
Pecahan uang TE 2022 terdiri atas pecahan uang keragaman flora endemik, serta keragaman motif
Rupiah kertas Rp100.000, Rp50.000, Rp20.000, kain nusantara dan rumah adat khas Indonesia.
Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000.
Uang Rupiah TE 2022 mulai berlaku sebagai alat Pengeluaran uang Rupiah kertas TE 2022
pembayaran yang sah di wilayah Negara Kesatuan menjadikan uang Rupiah makin berkualitas dan
Republik Indonesia (NKRI) pada tanggal 17 Agustus tepercaya sehingga masyarakat menjadi makin
2022. aman, nyaman, dan bangga menggunakan uang
Rupiah sebagai alat transaksi. Pengeluaran uang
Pahlawan Nasional dan Tema Uang Rupiah Rupiah TE 2022 juga dimaksudkan untuk menjaga
reputasi uang Rupiah sebagai salah satu simbol
Gambar pahlawan nasional menjadi gambar utama kedaulatan negara yang harus dihormati. Selembar
pada uang Rupiah TE 2022. Sesuai dengan amanat uang Rupiah menjadi miniatur Indonesia yang
UU Mata Uang, uang Rupiah harus mencantumkan menampilkan kebinekaan dan keragaman budaya
gambar pahlawan nasional sebagai gambar utama bangsa. Tidak hanya menjadi mata uang, uang Rupiah
bagian depan mata uang. Pencantuman gambar juga menjadi “Jendela Indonesia” dalam bentuk
pahlawan nasional tersebut merupakan bentuk selembar mata uang.
penghormatan kepada para pahlawan yang telah
berjuang mempertahankan dan mengukuhkan Inovasi Uang Rupiah TE 2022
NKRI. Pencantuman gambar pahlawan juga
diharapkan dapat lebih memperkenalkan pahlawan Bank Indonesia mengedepankan inovasi desain
nasional kepada masyarakat sehingga dapat agar uang Rupiah makin mudah dikenali, makin sulit
menumbuhkembangkan semangat dan sikap dipalsukan, serta memiliki masa edar lebih lama.
keteladanan pahlawan nasional. Dalam penentuan Terdapat 3 (tiga) inovasi penerbitan uang baru Tahun
pahlawan yang dimuat dalam uang Rupiah, Bank Emisi (TE) 2022, yakni (i) desain warna yang lebih
Indonesia berkonsultasi dengan Pemerintah Pusat colorful, tajam, dan kontras serta mudah dikenali, (ii)
dan Daerah, sejarawan, akademisi, dan tokoh unsur pengaman (security features) yang lebih aman
masyarakat. Seluruh gambar pahlawan nasional dan sulit dipalsukan, serta (iii) bahan uang yang
yang dicantumkan pada uang Rupiah diperoleh dari lebih kuat agar uang Rupiah makin Indah, amaN,
instansi yang berwenang menatausahakan pahlawan dan TAhaN lama (INTAN)-(Gambar 1). Pada aspek
nasional dan disetujui oleh ahli waris pahlawan desain, penguatan dilakukan Bank Indonesia melalui
nasional. peningkatkan ketajaman gambar dan kontras warna
antarpecahan uang, penyeragaman gambar tanda air
Uang Rupiah TE 2022 sarat makna kebangsaan (watermark) sehingga sama dengan gambar utama
yang menampilkan kebinekaan dan keluhuran pahlawan nasional. Selain itu, penguatan desain juga
budaya bangsa. Pada sisi depan, uang Rupiah dilakukan melalui standardisasi desain dan tata letak
TE 2022 menampilkan lambang negara Garuda unsur pengaman pada seluruh pecahan uang, serta

70
meningkatkan selisih ukuran panjang antarpecahan diharapkan dapat mempertahankan reputasi Rupiah
uang dari 2 (dua) mm menjadi 5 (lima) mm agar makin di dunia internasional yang telah terjaga dengan
mudah dikenali khususnya bagi para penyandang sangat baik sebagaimana Uang Rupiah Khusus
tunanetra. Peringatan 75 Tahun Kemerdekaan Negara Kesatuan
Republik Indonesia Pecahan 75.000 (UPK 75 RI) yang
Bank Indonesia meningkatkan teknologi yang pada tahun 2022 dinobatkan sebagai finalis best new
digunakan pada unsur pengaman dan bahan uang. commemorative currency award oleh International
Pada aspek unsur pengaman, Bank Indonesia Association of Currency Affairs (IACA).
menggunakan benang pengaman teknologi terkini
(microlenses) pada pecahan besar, memperkuat unsur Pengeluaran uang Rupiah kertas TE 2022 ini
pengaman Ultra Violet (UV), serta menggunakan makin memperkuat pengedaran uang Rupiah
teknologi tinta berubah warna dengan menambahkan sebagai bentuk layanan kas yang makin prima
fitur magnetic ink yang memiliki efek gerak dinamis kepada masyarakat. Pengeluaran dan pengedaran
Optically Variable Magnetic Ink (OVMI). Pada aspek uang Rupiah TE 2022 menjadi salah satu wujud
bahan uang, Bank Indonesia menyeragamkan berat pelaksanaan tahapan Pengelolaan Uang Rupiah
gramatur dan tebal kertas pada seluruh pecahan sebagaimana amanat UU Mata Uang untuk
uang, serta menggunakan teknologi coating pada menyediakan uang Rupiah yang berkualitas dan
pecahan kecil Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 agar tepercaya. Dengan dikeluarkannya uang Rupiah
uang Rupiah memiliki kualitas bahan yang lebih kuat kertas TE 2022, uang Rupiah beredar saat ini baik
dan membuat masa edar menjadi lebih lama. Hal dalam bentuk kertas maupun logam yang telah
tersebut dilakukan mengingat uang pecahan kecil dikeluarkan sebelumnya tetap berlaku sebagai alat
lebih sering digunakan dan beredar di masyarakat pembayaran yang sah di seluruh wilayah NKRI
dalam transaksi jual beli secara tunai. Berbagai sepanjang belum dicabut dan ditarik dari peredaran
inovasi dan penguatan pada uang Rupiah TE 2022 oleh Bank Indonesia.

Gambar 1. Uang Rupiah Kertas Tahun Emisi 2022

Lebih Indah Lebih Aman Lebih Tahan Lama

Benang pengaman dan tinta Penggunaan teknologi coating


Kontras warna antar
berubah warna teknologi terkini pada pecahan kecil
pecahan uang
Fitur Ultra Violet (UV) yang
Selisih ukuran panjang
makin banyak dan warna
antar pecahan 5mm
yang beragam

71
BAB IV

SINERGI DAN INOVASI


BAURAN KEBIJAKAN
EKONOMI NASIONAL:
MEMPERKUAT KETAHANAN,
MENDORONG KEBANGKITAN

Sinergi dan inovasi bauran kebijakan makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan
terus ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan, momentum pemulihan, dan
kebangkitan perekonomian nasional. Koordinasi erat kebijakan fiskal Pemerintah dan
kebijakan Bank Indonesia diperlukan untuk memastikan inflasi dapat segera kembali ke
sasaran, nilai tukar Rupiah stabil, defisit APBN terkendali, dan stabilitas moneter tetap
terjaga. Kebijakan transformasi sektor riil dan reformasi struktural terus diperkuat
untuk meningkatkan kapasitas perekonomian dan mendukung kesinambungan
pertumbuhan ekonomi dalam jangka menengah menuju Indonesia Maju.
Sinergi dan inovasi bauran kebijakan ekonomi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang,
nasional merupakan elemen sangat penting maupun program inklusi ekonomi keuangan makin
untuk terus memperkuat ketahanan, menjaga ditingkatkan. Terakhir, sinergi yang sangat erat antara
momentum pemulihan, dan mendorong kebangkitan kebijakan fiskal Pemerintah dan kebijakan moneter
perekonomian nasional. Untuk memperkuat Bank Indonesia sebagai pilar kuat ketahanan dan
ketahanan dari dampak gejolak global, koordinasi kebangkitan perekonomian nasional dari rambatan
yang sangat erat antara kebijakan fiskal Pemerintah gejolak global.
dan kebijakan moneter Bank Indonesia menjadi
strategis sebagai penahan kejutan (shock absorber) Secara umum, bauran kebijakan ekonomi nasional
untuk menjaga stabilitas makroekonomi, baik secara dimaksud mencakup 5 (lima) aspek penting.
internal maupun secara eksternal. Stabilitas internal Kelima aspek sinergi kebijakan tersebut meliputi
ditandai dengan inflasi yang kembali ke sasaran 3±1%, (i) Koordinasi fiskal dan moneter; (ii) Akselerasi
dan defisit fiskal yang lebih rendah dari 3% PDB. transformasi sektor keuangan; (iii) Akselerasi
Sementara itu, stabilitas secara eksternal ditandai transformasi sektor riil; (iv) Digitalisasi ekonomi
dengan nilai tukar Rupiah yang stabil, imbal hasil dan keuangan; dan (v) Ekonomi dan keuangan hijau
yield SBN yang kompetitif, dan NPI yang seimbang (Gambar 4.1). Kelima aspek ini saling berkaitan
atau surplus. Penguatan koordinasi kebijakan antara dan saling melengkapi. Penguatan koordinasi fiskal
Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan dan moneter akan menjadi basis yang kuat untuk
LPS dalam kerangka KSSK juga makin diperlukan mendukung keempat aspek lainnya. Berbagai
untuk memastikan ketahanan lembaga keuangan, transformasi di sektor keuangan dan sektor riil perlu
baik secara individu maupun secara sistem dalam ditempuh dengan mempertimbangkan berbagai aspek
menghadapi kejutan ekonomi yang timbul, baik dari terkait perkembangan digital ekonomi dan juga upaya
global maupun dari domestik. Sementara untuk terus memperkuat ekonomi dan keuangan hijau. Bab ini
menjaga momentum pemulihan ekonomi nasional, akan fokus membahas dua sinergi kebijakan tentang
koordinasi antara kebijakan fiskal Pemerintah melalui koordinasi fiskal dan moneter serta sinergi untuk
alokasi belanja APBN untuk mendorong konsumsi mempercepat transformasi pada sektor riil. Tiga aspek
dan investasi, dengan kebijakan Bank Indonesia sinergi lainnya secara tidak langsung sudah tercakup
melalui pelonggaran makroprudensial, digitalisasi dalam pembahasan kedua sinergi kebijakan tersebut
dan juga pada Bab 5 tentang bauran kebijakan.

Gambar 4.1. Sinergi dan Inovasi Bauran Kebijakan Ekonomi Nasional

BAURAN KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL:


SINERGI MEMPERKUAT KETAHANAN DAN KEBANGKITAN EKONOMI

LIMA RESPONS BAURAN TUJUAN


KEBIJAKAN EKONOMI NASIONAL: PEREKONOMIAN:

1 KOORDINASI FISKAL DAN


MONETER
1 KETAHANAN: TERJAGANYA
STABILITAS DARI DAMPAK
2 AKSELERASI
GEJOLAK GLOBAL
TRANSFORMASI SEKTOR
KEUANGAN
2 PEMULIHAN: MOMENTUM
PERTUMBUHAN DARI
3 AKSELERASI
PERMINTAAN DOMESTIK
TRANSFORMASI SEKTOR
RIIL
3 KEBANGKITAN:
PERTUMBUHAN EKONOMI
4 DIGITALISASI EKONOMI
TINGGI BERKELANJUTAN
DAN KEUANGAN
JANGKA MENENGAH
5 EKONOMI DAN KEUANGAN
HIJAU

Sumber: Bank Indonesia

74
4.1
Bauran Kebijakan Ekonomi Nasional
Kebijakan fiskal ke depan terus diarahkan untuk Arah kebijakan fiskal tersebut menjadi dasar
memperkuat ketahanan dan momentum pemulihan dalam perumusan arsitektur APBN 2023 untuk
ekonomi nasional dengan tetap konsisten memperkuat ketahanan dan membangkitkan
melanjutkan konsolidasi dan reformasi fiskal. optimisme pemulihan ekonomi nasional, namun
Di tengah kenaikan harga komoditas dan risiko tetap waspada terhadap dampak gejolak global.
ketidakpastian global yang eskalatif, kebijakan Penyusunan APBN 2023 dilakukan berdasarkan
fiskal pada 2023 harus waspada, antisipatif, dan asumsi makroekonomi dengan pertumbuhan ekonomi
responsif (Gambar 4.2). Dalam kaitan ini, APBN sebesar 5,3%, inflasi 3,6%, rerata tingkat bunga SBN
tahun 2023 dirumuskan sebagai penyangga kejutan 10 tahun 7,9%, rerata nilai tukar Rp14.800 per dolar
(shock absorber) agar dampak gejolak global tidak AS, dan harga minyak 90 dolar AS per barel (Gambar
menimbulkan ketidakstabilan makroekonomi dan 4.3). Konsolidasi fiskal dilakukan dengan defisit APBN
proses pemulihan ekonomi nasional yang tengah sebesar 2,84% dari PDB sebagai bentuk komitmen
berlangsung. Hal ini dilakukan melalui alokasi normalisasi kebijakan setelah 3 (tiga) tahun masa
anggaran yang diarahkan untuk: (i) mengendalikan pandemi Covid-19 diperbolehkan lebih dari 3% PDB.
inflasi dan menjaga daya beli masyarakat; (ii) menjaga Kebutuhan pembiayaan utang juga menurun menjadi
momentum pemulihan (mengurangi pengangguran Rp696,4 triliun sejalan dengan penurunan defisit
dan angka kemiskinan); dan (iii) menjaga belanja fiskal dan pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL)
prioritas (penguatan produktivitas dan pondasi dari tahun 2022 yang sebagian berasal dari pembelian
ekonomi nasional). Pada saat yang sama, konsolidasi SBN di pasar perdana oleh Bank Indonesia sesuai
dan reformasi fiskal terus diperkuat untuk menjaga Kesepakatan Bersama III antara Menteri Keuangan
kesehatan APBN jangka menengah-panjang melalui: dan Gubernur Bank Indonesia berdasarkan UU No.2
(i) penyiapan buffer untuk antisipasi ketidakpastian; Tahun 2020.
dan (ii) penguatan fondasi untuk konsolidasi dan
keberlanjutan fiskal jangka menengah.

Gambar 4.2. Arah Kebijakan Fiskal 2023


DI TENGAH RISIKO KETIDAKPASTIAN PEREKONOMIAN GLOBAL YANG ESKALATIF,
APBN DIOPTIMALKAN SEBAGAI SHOCK ABSORBER

APBN Sebagai Shock Absorber


Mengendalikan inflasi Menjaga momentum pemulihan Menjaga belanja prioritas
dan menjaga daya beli (mengurangi pengangguran dan (penguatan produktivitas dan
masyarakat angka kemiskinan) fondasi ekonomi nasional)

Optimalisasi Belanja : Kompensasi, Perlinsos, dan Belanja Prioritas (infrastruktur, kesehatan,


Di tengah kenaikan pendidikan, dan dukungan reformasi struktural)
harga komoditas
dan risiko
ketidakpastian
global yang KONSOLIDASI
eskalatif Menjaga Kesehatan APBN Jangka Menengah-Panjang DAN REFORMASI
“APBN harus FISKAL
Waspada,
Antisipatif, dan
Responsif”
Momentum Penguatan Ketahanan Fiskal
Menyiapkan buffer untuk antisipasi Penguatan fondasi untuk konsolidasi dan
ketidakpastian keberlanjutan fiskal jangka menengah

Sumber: Menteri Keuangan, Keynote Address, Seminar Nasional dan Konferensi “Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan
Pembangunan Berkelanjutan”, Jakarta, 19 Oktober 2022
75
Sebagai shock absorber terhadap tingginya harga kebijakan moneter untuk dapat menurunkan
energi dan pangan dunia, subsidi, dan kompensasi inflasi dari dampak penyesuaian harga BBM pada
energi dalam APBN 2023 dialokasikan sebesar 2022 dan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah dari
Rp339,6 triliun. Dengan subsidi ini, Pemerintah dampak kuatnya dolar AS akibat kenaikan suku
diperkirakan tidak lagi perlu menyesuaikan harga bunga global. Untuk itu, Bank Indonesia akan secara
energi di dalam negeri dan karenanya mendukung terukur melanjutkan kebijakan suku bunga secara
terkendalinya inflasi dan daya beli masyarakat. front-loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk
Subsidi energi ini juga merupakan bagian dari alokasi menurunkan ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi
anggaran perlindungan sosial yang berjumlah inti kembali ke sasaran 3±1% lebih awal, yaitu pada
Rp479,1 triliun. Untuk pengendalian inflasi khususnya paruh pertama tahun 2023. Dengan terkendalinya
dari harga pangan, Pemerintah mengalokasikan inflasi, daya beli masyarakat dapat tetap terjaga dan
anggaran bidang ketahanan pangan dalam APBN mendukung peningkatan konsumsi untuk mendorong
2023 sebesar Rp95,0 triliun untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga akan
peningkatan ketersediaan, akses, dan kualitas pangan. terus menempuh kebijakan stabilisasi nilai tukar
Selain itu, Pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rupiah sebagai bagian dari pengendalian inflasi serta
untuk mendukung transformasi ekonomi pendidikan mendukung terjaganya stabilitas makroekonomi
(Rp612,2 triliun), infrastruktur (Rp392,0 triliun), dan dan sistem keuangan sebagai prasyarat pemulihan
kesehatan (Rp169,1 triliun). ekonomi nasional. Sementara itu, instrumen
bauran kebijakan Bank Indonesia yaitu kebijakan
Dengan keberlanjutan subsidi fiskal dalam APBN makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran,
2023, inflasi akan lebih terkendali sehingga pendalaman pasar uang, serta inklusi ekonomi
normalisasi kebijakan moneter Bank Indonesia dan keuangan tetap diarahkan untuk mendorong
tidak harus dilakukan secara ketat. Arah bauran pertumbuhan ekonomi. Secara lebih rinci, arah bauran
kebijakan Bank Indonesia tahun 2023 akan tetap kebijakan Bank Indonesia pada 2023 akan dijelaskan
untuk menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pada Bab 5.
pemulihan ekonomi nasional. Fokus normalisasi

Gambar 4.3. APBN Tahun 2023

ARSITEKTUR APBN 2023: “MEMBANGKITKAN OPTIMISME NAMUN TETAP WASPADA”


Defisit APBN kembali di bawah 3% PDB dan pertama kalinya target pajak di atas Rp2 ribu triliun dan belanja negara di atas Rp3 ribu triliun

Sasaran dan Indikator Pembangunan Asumsi Dasar Ekonomi Makro


Tingkat Pengangguran (%) 5,3 - 6,0 Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,3
Kemiskinan (%) 7,5 - 8,5 Inflasi (%) 3,6
Gini Ratio (indeks) 0,375 - 0,378 Nilai Tukar (Rp/dolar AS) 14.800
Indeks Pembanguan Tingkat Bunga SBN-10 tahun (%) 7,9
73,31 - 73,49
Manusia (indeks) Harga Minyak (dolar AS/barrel) 90
Nilai Tukar Petani (indeks) 105 - 107 Lifting Minyak (rbph) 660
Nilai Tukar Nelayan (indeks) 107 - 108 Lifting Gas (rbsmph) 1.100

Pendapatan Negara Belanja Negara


POSTUR
APBN
2023
Optimalisasi Pendapatan Negara Mendukung peningkatan produktivitas
dengan memperhatikan risiko dan peran sebagai shock absorber
moderasi harga komoditas Rp 2.463,0Triliun menghadapi ketidakpastian

Perpajakan Belanja Pemerintah Pusat


Rp 3.061,2Triliun
Rp 2.021,2Triliun Rp 2.246,5Triliun

PNBP PEMBIAYAAN DEFISIT Transfer ke Daerah


Rp 441,4Triliun Rp 598,2Triliun 2,84% PDB Rp 814,7Triliun

“Pembiayaan utang yang lebih efisien sejalan dengan penurunan defisit dan pemanfaatan Sisa Anggaran Lebih (SAL)”

Sumber: Menteri Keuangan, Keynote Address, Seminar Nasional dan Konferensi “Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan
Pembangunan Berkelanjutan”, Jakarta, 19 Oktober 2022

76
4.2
Sinergi untuk Akselerasi Transformasi Sektor Riil
Kebijakan transformasi sektor riil akan terus mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan
ditingkatkan untuk mendorong lebih lanjut (aggregate demand) dengan kenaikan nilai tambah
kebangkitan ekonomi nasional menuju Indonesia ekspor. Pembangunan sumber daya manusia (SDM)
Maju. Dari pendekatan endogenous growth model,3 sangat penting untuk terus ditingkatkan tidak hanya
kebijakan transformasi untuk meningkatkan kapasitas melalui pendidikan formal tetapi juga pelatihan
ekonomi mencakup 5 (lima) aspek penting yang vokasi serta pengembangan riset dan teknologi yang
saling mendukung dan perlu diintegrasikan, yaitu: mendukung peningkatan jumlah tenaga kerja dan
pembangunan infrastruktur, hilirisasi, reformasi kualitas produktivitasnya. Sementara itu, reformasi
struktural, digitalisasi ekonomi, dan pembangunan strukural untuk kemudahan investasi dan usaha
sumber daya manusia (Gambar 4.4). Pembangunan seperti penerapan UU Cipta Kerja akan mendorong
infrastruktur konektivitas fisik dan digital akan kapasitas ekonomi melalui kenaikan efisiensi dan
meningkatkan kapasitas dan pertumbuhan ekonomi produktivitas. Demikian pula, digitalisasi ekonomi dan
baik dari sisi kenaikan modal (pertumbuhan keuangan akan meningkatkan efisiensi dan daya saing
investasi) maupun produktivitas (efisiensi dan daya perekonomian nasional, khususnya segmen transaksi
saing). Hilirisasi pengolahan komoditas sumber ritel maupun sektor UMKM dan ekonomi kerakyatan.
daya alam (SDA) ke industri berbagai turunannya Keberhasilan kebijakan transformasi sektor riil sangat
meningkatkan kapasitas penawaran ekonomi ditentukan pada kemampuan mengintegrasikan
(aggregate supply) melalui kenaikan modal serta kelima aspek penting tersebut untuk saling
memperkuat sumber-sumber peningkatan kapasitas
3 Penjelasan lebih rinci mengenai endogenous growth model dapat dilihat
pada Boks 4 Endogenous Growth Model untuk Mendorong Pertumbuhan perekonomian nasional.
Ekonomi

Gambar 4.4. Kebijakan Peningkatan Kapasitas Ekonomi: Pendekatan Endogenous Growth Model

Hilirisasi Industri dan Ekspor

Skenario Dampak Hilirisasi


pada Neraca Perdagangan
juta dolar AS
300
200

Reformasi Struktural 100 Pembangunan Infrastruktur


0
Total Factor Productivity 2022 2023 2024 2025 2026 2027 %, yoy Investasi
%
2,0 Baseline Optimis Pesimis
8,0
1,5
1,0 6,0
0,5 4,0
0,0
-0,5 2,0
-1,0 0
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Baseline Optimis Baseline Optimis
Human Capital Development

tahun
9,5 Years of Schooling
Digitalisasi Ekonomi
9,3
9,1
8,9
8,7
8,5
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Baseline = Optimis

Sumber: Bank Indonesia

77
Kebijakan hilirisasi, pengembangan infrastruktur, peningkatan kapasitas output potensial akan
pengembangan SDM, dan digitalisasi yang didukung mendorong perbaikan kesenjangan output dalam
reformasi struktural untuk peningkatan kapasitas memenuhi kenaikan permintaan sehingga mendukung
ekonomi akan mendukung stabilitas dan pencapaian terjaganya stabilitas harga dan terkendalinya inflasi
pertumbuhan yang tinggi dalam jangka menengah. pada tingkat yang menurun dan rendah. Prospek
Seperti dijelaskan di atas, penawaran agregat akan ekonomi Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi
meningkat sehingga kapasitas output potensial akan yang tinggi dan stabilitas makroekonomi yang terjaga
lebih besar sejalan dengan kenaikan jumlah maupun seperti diuraikan pada bagian sebelumnya merupakan
produktivitas modal dan tenaga kerja akibat kebijakan gambaran dari hasil positif dari kebijakan transformasi
transformasi sektor riil tersebut (Gambar 4.5). Dari ekonomi dimaksud.
sisi permintaan, kebijakan hilirisasi akan mendorong
peningkatan ekspor lebih besar karena nilai tambah Pembangunan infrastruktur akan meningkatkan
yang dihasilkan, di samping peningkatan investasi kapasitas dan pertumbuhan ekonomi baik dari
penanaman modal asing (PMA) selain berasal dari sisi kenaikan modal maupun produktivitas. Untuk
investasi untuk pembangunan infrastruktur. Secara itu, pembangunan infrastruktur diarahkan untuk
keseluruhan, peningkatan kapasitas output potensial memperkuat mata rantai pasokan nasional (national
akan lebih besar dalam jangka menengah sehingga supply chains) dan mengintegrasikannya dengan
mendorong pertumbuhan lebih tinggi dengan mata rantai global yang terpolarisasi (multipolar
stabilitas yang makin terjaga. Ketahanan eksternal global supply chains) sesuai dengan mitra strategis
akan makin kuat dengan kenaikan ekspor yang perdagangan dan investasi Indonesia. Lebih dari itu,
mendukung surplus transaksi berjalan dan kenaikan pengembangan konektivitas infrastruktur perlu pula
PMA yang mendukung surplus neraca modal dan mendukung kebijakan hilirisasi industri dan ekspor
finansial. Kondisi NPI akan lebih kuat dan karenanya atas SDA, yang pada umumnya merupakan industri
berimplikasi positif terhadap perkembangan dan pertambangan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
stabilitas nilai tukar Rupiah. Pada saat bersamaan, serta industri pengolahan dan berbagai turunannya

Gambar 4.5. Peningkatan Kapasitas dan Kebangkitan Ekonomi Jangka Menengah: Pertumbuhan Tinggi,
Stabilitas Terjaga

Hilirisasi Current Account


Net Export Nilai Tukar
• Neraca perdagangan
industri logam makin
positif terutama ditopang
hilirisasi nikel
• Penguatan struktur Konsumsi
ekspor yang lebih bernilai pasca-Covid-19
tambah tinggi

Pemerintah
Infrastruktur (fiskal)
Demand

• Investasi PSN yang


berlanjut sampai 2027 Investasi
mendorong peningkatan
nilai investasi (I/Y ICOR)

Digitalisasi Output gap Inflasi

• Mendorong efisiensi dan


produktivitas serta inklusi
perekonomian
• Efisiensi proses & biaya
produksi sehingga dapat Produktivitas Supply
menekan inflasi

Reformasi
Struktural
Ekonomi Hijau*
• Reformasi struktural (UU
HPP, UU Cipta Kerja dll)
mendorong peningkatan * Membutuhkan biaya transisi yang tinggi namun keterlambatan
produktivitas (TFP) transisi hijau dapat berdampak pada daya saing produk ekspor
Sumber: Bank Indonesia

78
di wilayah Jawa, sehingga makin memperkuat terhadap peningkatan produktivitas pertumbuhan
mata rantai pasokan nasional. Demikian pula ekonomi masih terus meningkat sehingga
pengembangan konektivitas infrastruktur untuk pertumbuhan investasi lebih tinggi, yaitu pada 2027
mendukung kebijakan pengembangan pariwisata dapat mencapai 7,5% dibandingkan 6,1% tanpa
di 10 (sepuluh) destinasi pariwisata prioritas secara investasi infrastruktur. Proyeksi ini menunjukkan
terintegrasi perlu diteruskan. Arah strategi kebijakan pentingnya pembangunan infrastruktur konektivitas
pembangunan konektivitas infrastruktur seperti ini dalam mendukung tercapainya pertumbuhan
menjadi pertimbangan dalam implementasi Proyek ekonomi yang tinggi, baik melalui kenaikan
Strategis Nasional (PSN) ke depan. Hal ini sekaligus modal maupun produktivitas sesuai pendekatan
juga sebagai dasar untuk kebijakan perdagangan “Endogenous Growth Model”.
dan investasi luar negeri dengan para negara mitra
strategis, baik dalam mendukung pengembangan Kebijakan hilirisasi untuk pengembangan industri
hilirisasi SDA maupun pariwisata. Proyeksi PSN dan ekspor manufaktur berbasis SDA perlu terus
berdasarkan data KPPIP (September 2022) diperluas dan ditingkatkan untuk mendukung
mengindikasikan realisasi investasi infrastruktur pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Keberhasilan
2022 lebih rendah dari rencana pada 2021, namun hilirisasi nikel menjadi baterai lithium dan industri
akan meningkat pada 2023-2024 dan kemudian otomotif listrik serta berbagai turunannya terbukti
turun pada 2025. Berdasarkan proyeksi PSN tersebut, mampu mendorong pertumbuhan ekonomi lebih
pertumbuhan investasi (kenaikan penanaman tinggi dan memperkuat ketahanan eksternal ekonomi
modal) dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia, sesuai dengan pendekatan “Endogenous
diproyeksikan akan meningkat menjadi hampir Growth Model”. Kenaikan nilai tambah (value added)
8% pada 2024, dibandingkan sekitar 7,3% tanpa ekspor hasil pengolahan nikel tersebut mampu
pembangunan infrastruktur (Gambar 4.6). Meskipun mendorong pertumbuhan dari sisi permintaan
nilai investasi PSN kembali ke normal setelah itu, agregat dan memperkuat transaksi berjalan yang
namun hasil positif dari investasi infrastruktur lebih sehat. Lebih dari itu, kenaikan modal ke sektor

Gambar 4.6. Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Pertumbuhan Investasi

Prakiraan Realisasi Penyelesaian Investasi PSN

Rp triliun

Periode 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027

Proyeksi September 2022 468,46 713,40 823,60 557,81 381,37 162,86 49,78 14,32

Proyeksi Januari 2022 458,13 717,28 884,34 554,60 311,88 132,75 49,78 14,32

Proyeksi Desember 2021 472,63 717,20 863,97 529,48 303,06 132,96 50,03 13,60

%, yoy Pertumbuhan Investasi

9
8 7,95

7 7,31 7,52
7,09 7,00 7,13
6 7,09
5,99 6,14
5,76
5
4 4,43
3,80
3
2
1
-
2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027
Baseline Optimis
Sumber: KPPIP, Bank Indonesia (diolah)

79
pertambangan dan industri dari hilirisasi nikel dimaksud ditujukan untuk memperkuat langkah-
tersebut mampu meningkatkan kapasitas output langkah bersama, antara lain, terkait penentuan
potensial ekonomi Indonesia dari sisi penawaran industri prioritas jangka menengah-panjang yang
agregat dan mendukung pertumbuhan secara diselaraskan dengan penyesuaian RIPIN, mendorong
berkelanjutan. Karena itu, perlu akselerasi hilirisasi pembiayaan untuk mendukung hilirisasi, serta
SDA dan industri turunannya untuk makin mendorong perumusan dan implementasi transisi ke arah
kapasitas output potensial dan pertumbuhan ekonomi ekonomi hijau dan keuangan berkelanjutan.
yang tinggi, dengan mempertimbangkan ketahanan
cadangan SDA, perkembangan teknologi baru, serta Pengembangan pariwisata yang terkendala karena
transisi ke arah ekonomi hijau (green economy) dan pandemi Covid-19 perlu ditingkatkan ke depan untuk
keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Untuk mendukung pemulihan dan kebangkitan ekonomi
itu, perlu langkah-langkah konkret ke depan dalam nasional. Kebijakan perlu tetap difokuskan untuk
perluasan hilirisasi ke komoditas mineral lain, logam pengembangan lebih lanjut 10 (sepuluh) destinasi
dan nonlogam, dan reprioritisasi pengembangan pariwisata prioritas, khususnya 5 (lima) destinasi
industri berbasis hilirisasi SDA tersebut dalam jangka pariwisata super prioritas (DPSP), tanpa menutup
menengah-panjang (Gambar 4.7). Strategi dan kemungkinan destinasi lain yang berkembang. Seiring
kebijakan hilirisasi industri berbasis SDA ke depan dengan makin meningkatnya mobilitas manusia
dimaksud memerlukan penyesuaian Rencana Induk pascapandemi Covid-19, Pemerintah menargetkan
Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015- pergerakan wisatawan nusantara hingga mencapai
2035. Dalam implementasinya, forum koordinasi 1,4 miliar pergerakan pada 2023 (Gambar 4.8).
yang selama ini telah berjalan antara Kementerian Untuk itu, strategi percepatan pemulihan dan
Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, penguatan pariwisata dapat berlanjut dan diperkuat
Kementerian Perindustrian, Kementerian Keuangan, pada pendekatan 3A (Atraksi, Akses, Amenitas)
dan Bank Indonesia perlu diperkuat ke depan. Fokus dan 2P (Pelaku, Promosi). Koordinasi Sekretariat
koordinasi kebijakan antarkementerian/lembaga Bersama Percepatan Pengembangan Pariwisata

Gambar 4.7. Hilirisasi Manufaktur Berbasis Sumber Daya Alam (SDA)

ARAH PENGUATAN INDUSTRI MANUFAKTUR

PERLU AKSELERASI
HILIRISASI
SUBSTANSI KOORDINASI
Ketahanan KEBIJAKAN
Nikel cadangan
• Menentukan industri
Perkembangan prioritas jangka
teknologi baru menengah-panjang
diselaraskan dengan
Dampak kebijakan eksternal, a.l. penyesuaian RIPIN dan
The Inflation Reduction Act di AS penentuan Mineral Kritis

• Mendorong pembiayaan
untuk mendukung
hilirisasi
PERLUASAN HILIRISASI
KE KOMODITAS
MINERAL NONLOGAM
FORUM KOORDINASI

RE-PRIORITISASI KEMENTERIAN
PENGEMBANGAN KOORDINATOR
BIDANG KEMARITIMAN
INDUSTRI DALAM JANGKA DAN INVESTASI
MENENGAH-PANJANG

Penyelarasan dengan
RIPIN 2015-2035
dengan mempertimbangkan
Mineral Kritis

Sumber: Bank Indonesia

80
Gambar 4.8. Kebijakan Pengembangan Pariwisata

PERCEPATAN PEMULIHAN DAN PENGUATAN PARIWISATA

TANTANGAN PELUANG
OPERASIONAL USAHA TREN BARU
RISIKO STAGFLASI DAN DUKUNGAN DEMAND PENGEMBANGAN
WISATAWAN DESTINASI MENGARAH
DAN KETIDAKPASTIAN ANGKUTAN UDARA KE QUALITY
GLOBAL BELUM SEPENUHNYA MASIH KUAT BERLANJUT
TOURISM
PULIH

MENDORONG PENINGKATAN WISNUS DAN MENGOPTIMALKAN PEMBUKAAN AKSES WISMAN


POKOK KESEPAKATAN RAKOR HIGH LEVEL SEKBER PARIWISATA 2022

1. Melanjutkan dan mengoptimalkan pelonggaran wisatawan


2. Meningkatkan daya dukung angkutan udara TARGET KUNJUNGAN
PERGERAKAN WISATAWAN
3. Mempercepat pengembangan lima DPSP WISNUS 2023 1,4 MANCANEGARA
16,16
4. Melanjutkan pengembangan DPP dan destinasi lainnya (dalam miliar) (dalam juta)
Proyeksi
5. Memastikan terselenggaranya event utama yang terjadwal 0,7 0,7 2022
0,6 5,7
6. Meningkatkan dukungan terhadap pelaksanaan MICE 0,5 4,06
1,56
7. Melanjutkan dukungan pembiayaan untuk pelaku parekraf
2019 2020 2021 2022*2023* 2019 2020 2021 2022*
8. Pengembangan UMKM pelaku parekraf dan desa wisata
9. Mendorong promosi pembukaan dan pemulihan *Proyeksi Bank Indonesia
10.Mempercepat vaksinasi dan memperluas penerapan CHSE Ket.: Termasuk MPD dan non-MPD

TINDAK LANJUT KOORDINASI SEKBER PARIWISATA


Sumber: Bank Indonesia

(Sekber Pariwisata) antara Kementerian Koordinator Secara keseluruhan, dengan sinergi dan
Bidang Kemaritiman dan Investasi, Kementerian inovasi bauran kebijakan ekonomi nasional,
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Bank Indonesia, prospek perekonomian Indonesia ke depan
serta kementerian/lembaga dan mitra strategis akan menunjukkan ketahanan, pemulihan, dan
terkait menyepakati langkah-langkah bersama yang kebangkitan. Dalam menghadapi gejolak global,
mencakup: pelonggaran wisatawan, peningkatan daya koordinasi fiskal-moneter yang sangat erat, dan
dukung angkutan udara, percepatan pengembangan ditopang oleh kebijakan stabilitas sistem keuangan,
5 (lima) DPSP, memastikan terselenggaranya akan makin dipererat untuk mendukung ketahanan
event utama berskala nasional dan internasional, dan pemulihan ekonomi pada 2023-2024. Prospek
pelaksanaan MICE (meeting, incentive, convention, ekonomi Indonesia diproyeksikan akan bangkit
and exhibition), dukungan pembiayaan untuk dengan pertumbuhan tinggi dan berkelanjutan pada
pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf), jangka menengah dengan kebijakan transformasi
pengembangan UMKM pelaku parekraf dan desa ekonomi melalui pembangunan infrastruktur,
wisata, promosi pembukaan pariwisata Indonesia hilirisasi, reformasi struktural, digitalisasi, dan
yang lebih luas, disertai percepatan vaksinasi dan pembangunan SDM. Pertumbuhan akan makin
perluasan penerapan CHSE (cleanliness, health, safety, meningkat tinggi, dengan stabilitas makroekonomi
and enviromental sustainability) di seluruh destinasi. dan sistem keuangan yang terjaga.
Program-program promosi, baik di dalam negeri
melalui gerakan Bangga Berwisata di Indonesia saja
(BWI) dan program-program lain, maupun promosi Sinergi dan inovasi bauran
luar negeri secara targeted perlu makin ditingkatkan. kebijakan ekonomi nasional
Bank Indonesia akan terus mendukung keberhasilan
menopang ketahanan, pemulihan,
berbagai program pengembangan pariwisata di luar
negeri secara terarah dan targeted. dan kebangkitan

81
Boks
Endogenous Growth Model untuk Mendorong
4 Pertumbuhan Ekonomi
Berbagai identifikasi menunjukkan ekonomi Dalam endogenous growth model, tingkat
Indonesia perlu terus didorong guna meningkatkan perkembangan teknologi bergantung pada faktor-
kapasitas perekonomian. Perkembangan terakhir faktor ekonomi lain, atau bersifat endogen.
menunjukkan ekonomi Indonesia masih dapat Berbeda dengan pendekatan Solow growth model
tumbuh tinggi, rata-rata di kisaran 5%. Namun yang mengasumsikan teknologi sebagai faktor
demikian, identifikasi menunjukkan kinerja yang bersifat exogenous, endogenous growth model
perekonomian Indonesia tersebut masih dapat terus memasukkan perubahan teknologi sebagai variabel
didorong sehingga mendekati kapasitas potensialnya endogenous dan menekankan perlunya pengaturan
yang diprakirakan rata-rata sebesar 6% 4. Kondisi ini sumberdaya manusia, penelitian dan pengembangan
berimplikasi perlunya penguatan reformasi struktural (research and development, R&D). Menurut studi
guna mengakselerasi peningkatan kapasitas Romer (1986), Lucas (1988) dan Grossman-Helpman
perekonomian. (1991), kemajuan teknologi dihasilkan dari inovasi,
perdagangan, persaingan, dan pendidikan.
Secara konseptual, peningkatan pertumbuhan
ekonomi potensial menurut pendekatan Solow Beberapa kajian empiris dapat menjadi referensi
growth model akan bergantung pada pertumbuhan tentan model ini yang pada dasarnya menekankan
faktor-faktor produksi, yaitu jumlah penduduk, peran modal manusia serta R&D sebagai sumber
tenaga kerja, akumulasi modal, dan laju kemajuan pendorong utama pertumbuhan ekonomi. Ang dan
teknologi. Dari pendekatan ini, seluruh faktor Madsen (2011) melakukan studi terhadap panel
produksi, baik modal maupun tenaga kerja, data beberapa negara (Tiongkok, India, Jepang,
diasumsikan akan selalu digunakan secara penuh Korea, Singapura, dan Taiwan) dengan rentang
dalam proses produksi (full employment). Teori waktu antara 1953-2006 dan menemukan bahwa
pertumbuhan Solow growth model dapat digambarkan laju pertumbuhan ekonomi Asia yang mengesankan
dalam bentuk fungsi Cobb-Douglas dimana output terutama didukung oleh R&D. Studi lain dari Lee
merupakan fungsi dari tingkat teknologi, jumlah stok dan Hong (2012) terhadap 12 negara Asia, termasuk
modal, dan jumlah tenaga kerja. Indonesia dengan rentang data antara 1981-2007,
menemukan bahwa peningkatan pertumbuhan
𝛼𝛼 1−𝛼𝛼
𝑌𝑌𝑡𝑡 𝑌𝑌𝑡𝑡 = 𝐴𝐴𝑡𝑡 𝐾𝐾 𝑡𝑡 L 𝑡𝑡
Dimana: ekonomi perlu didukung dengan reformasi kebijakan
𝑌𝑌 di sektor pendidikan, property rights serta R&D. Studi
𝑌𝑌𝑡𝑡 : Tingkat output pada tahun t
Juhro dan Trisnanto (2018) dengan menggunakan
𝐴𝐴𝑡𝑡 : Tingkat teknologi pada tahun t
data Indonesia antara 1968-2016 juga menemukan
𝐾𝐾𝑡𝑡 : Jumlah stok modal pada tahun t
bahwa transformasi pertumbuhan ekonomi
L 𝑡𝑡 : Jumlah tenaga kerja pada tahun t
Indonesia dapat dijelaskan dengan lebih baik dengan
𝛼𝛼 : elastisitas output kapital
menggunakan non-linear endogenous growth model.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga
Pendekatan Solow growth model juga menyatakan
didorong oleh kegiatan R&D serta akses ke pasar
bahwa selain modal dan tenaga kerja, terdapat faktor
keuangan syariah.
penting yang diasumsikan sebagai faktor exogenous
yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi, yaitu
Insight dari teori dan studi empiris endogenous growth
kemajuan teknologi. Dalam konteks ini, kemajuan
model dapat menjadi landasan dalam perumusan
teknologi dapat meningkatkan efisiensi tenaga
kebijakan untuk mendorong ekonomi Indonesia
kerja dalam melakukan kegiatan produksi (kenaikan
tumbuh lebih tinggi dan berkelanjutan. Studi
produktivitas) yang pada akhirnya akan meningkatkan
Juhro dan Trisnanto (2018) menunjukkan bahwa
jumlah pekerja efektif dan output yang dihasilkan.
berdasarkan pendekatan endogenous growth model,

4 Waluyo et. al. (2019). Model Semi-Struktural Bauran Kebijakan Bank


Indonesia dan Pemerintah (ARIMBI 2019). Working Paper. Bank Indonesia.

82
paradigma pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu sektor riil tersebut mencakup 5 (lima) aspek penting
difokuskan pada beberapa hal. Pertama, menciptakan yang saling mendukung, yaitu: (i) pembangunan
sumber baru pertumbuhan ekonomi dengan infrastruktur, (ii) hilirisasi, (iii) reformasi struktural, (iv)
mendorong peran sektor-sektor “nontradisional” yang digitalisasi ekonomi, dan (v) pembangunan sumber
tidak hanya bergantung pada kekayaan sumber daya daya manusia. Pembangunan infrastruktur akan
alam, tetapi juga kepada sector yang memiliki potensi berkaitan dengan penyediaan infrastruktur dasar yang
berkembang dengan dukungan inovasi dan sumber memadai dan berkualitas sehingga dapat mendukung
daya manusia. Kedua, memperkuat kualitas human peningkatan efisiensi dan daya saing perekonomian
capital, baik melalui jalur pendidikan formal maupun dan mendorong kenaikan produktivitas. Kebijakan
nonformal dengan memanfaatkan kekayaan budaya hilirisasi sumber daya alam diarahkan untuk
(cultural capital) serta nilai-nilai kemasyarakatan mendorong kenaikan nilai tambah ekspor dan
(social values) dan keagamaan (religious believes). kenaikan modal. Aspek reformasi struktural
Ketiga, terus mengembangkan teknologi dan inovasi seperti penerapan UU Cipta Kerja diarahkan untuk
dengan mendorong intensitas kegiatan R&D melalui memberikan kemudahan investasi dan usaha guna
penyediaan anggaran, dukungan lingkungan riset, meningkatkan efisiensi dan produktivitas. Penguatan
permintaan terhadap R&D, peningkatan kualitas aspek digitalisasi ekonomi dan keuangan diarahkan
riset dan analisis, ketersediaan dan akses terhadap akan menciptakan efisiensi dan meningkatkan daya
data, serta dukungan keterkaitan antara peneliti dan saing perekonomian nasional serta memperluas
pembuat kebijakan (Diagram 1). inklusi. Terakhir, pembangunan sumber daya manusia
perlu terus ditingkatkan melalui pendidikan formal,
Pendekatan ini kemudian berimplikasi pengembangan pelatihan vokasi serta pengembangan riset dan
paradigma baru pertumbuhan ekonomi Indonesia teknologi.
perlu didukung penguatan kebijakan transformasi
sektor riil secara terintegrasi. Kebijakan transformasi

Diagram 1. Rumusan Paradigma Pertumbuhan Ekonomi Indonesia


Megatrend & Challenges in VUCA World Growth Theory & Paradigm Endogenous growth model
Current Domestic Economic
State & Challenges 1. Shift in global econ landscape (new norm) 1. Endogenous growth theory I.Human capital
2. Climate change & resource scarcity 2. Innovation as a driver II.Physical capital
3. Geopolitical Issues 3. Knowledge based economy III.Technology (R&D)
a. Moderate performance in
the mid of 2008/09 global 4. Rise of technology 4. Growth strategy: X-led, DD-driven
financial crisis recovery Finding new source of growth
process:
GDP growth 5.02%
NEW GROWTH MODEL
Inflation 3.61%
Inflation 3.61%
SI Gap -2.43% Key Principle Policy Focuses Policy Focuses END STATE:
Gini Ratio 0.391%
1. Strengthening existing 1. Echancing TFP in
Unemployed 5.50% Sustainable Growth
potential sectors endogenous Growth Balancing D-S-side
b. Structual weaknesses: 2. Generating new Model management Strong & Balance
source of growth 2. Generating and Strengthening Socially Inclusive
BOP constrained growth
3. Addressing most-binding Habituating New structural reform
Industrial capacity Green economy
constraint Sources of Growth:
Financing capacity Advancing innovative &
Innovative economy creative economy Sound Institution
c. Middle Income Trap (MIT) 4. Optimizing domestic
Econ empowerment
threat endowments
Accentuating national
GNI/cap USD 11220** 5. Interblocking supplyy &
demant side cultural & Values
Need 7% of growth
in 2040
Binding Constraints Modalities ISSUES: Research questions?
d. Technological Progress
i. Can the endogenous growth theory explain
Disruptive innovation Human capital Natural resources Indonesia’s economic growth?
Industry capabilities Infrastructure Demographic dividend
Human capital ii. What are the contributions of human capital,
Investment climate Growing middle class phisycal capital, and R&D?
Lack of innovation Cultural & Values iii. Enhanced endogenous growth model: the
roles of cultural & values?

Sumber: Juhro dan Trisnanto (2018)

83
BAB V

ARAH BAURAN KEBIJAKAN


BANK INDONESIA TAHUN 2023:
MENJAGA STABILITAS,
MENDORONG AKSELERASI
PEMULIHAN

Bauran kebijakan Bank Indonesia pada tahun 2023 terus diarahkan untuk
memperkuat ketahanan, pemulihan, dan kebangkitan perekonomian dalam sinergi
yang erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Kebijakan moneter Bank Indonesia
akan terus diarahkan menjaga stabilitas (pro-stability), sementara kebijakan
makroprudensial, digitalisasi sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta
ekonomi-keuangan inklusif dan hijau akan terus diarahkan untuk mengakselerasi
pemulihan ekonomi nasional (pro-growth). Sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia
dan kebijakan ekonomi nasional akan mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia
berada di lintasan jangka menengah menuju Indonesia Maju.
Bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2023 akan nasional sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan
terus diarahkan untuk memperkuat ketahanan, dan mengembangkan inklusi ekonomi dan keuangan
pemulihan, dan kebangkitan perekonomian dalam hijau. Digitalisasi sistem pembayaran berdasarkan
sinergi yang erat dengan kebijakan ekonomi nasional. Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025
Arah bauran kebijakan tersebut sekaligus untuk terus didorong untuk mengakselerasi integrasi
menangkal dampak rambatan dari gejolak global, ekonomi dan keuangan digital, kerja sama sistem
baik risiko resesi ekonomi dan tingginya inflasi, pembayaran antarnegara, serta pengembangan
berlanjutnya kebijakan suku bunga tinggi di berbagai Rupiah Digital. Akselerasi pendalaman pasar uang
negara utama dunia, risiko tekanan pelemahan nilai dan pasar valas sesuai Blueprint Pengembangan
tukar Rupiah karena dolar AS yang sangat kuat, Pasar Uang (BPPU) 2025 juga ditempuh untuk
maupun berlanjutnya ketidakpastian yang tinggi di memperkuat efektivitas transmisi kebijakan,
pasar keuangan global. Untuk itu, kebijakan moneter pembangunan infrastruktur pasar uang, serta
Bank Indonesia akan terus diarahkan menjaga pengembangan instrumen pembiayaan. Perluasan
stabilitas (pro-stability), khususnya pencapaian program-program pengembangan ekonomi-keuangan
sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah, serta inklusif pada UMKM dan ekonomi-keuangan syariah
dukungan terhadap stabilitas makroekonomi dan juga terus ditempuh untuk mendukung percepatan
sistem keuangan. Sementara itu, 4 (empat) kebijakan pemulihan ekonomi nasional. Bauran kebijakan Bank
Bank Indonesia lainnya akan terus diarahkan untuk Indonesia tersebut juga didukung oleh penguatan
dan sebagai bagian dari upaya bersama dalam sinergi kebijakan dengan Pemerintah, KSSK,
mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (pro- industri keuangan, dunia usaha, dan asosiasi untuk
growth) (Gambar 5.1). Kebijakan makroprudensial memperkuat ketahanan, pemulihan, dan kebangkitan
longgar tetap dilanjutkan untuk mendorong kredit dan perekonomian nasional kembali ke lintasan jangka
pembiayaan pada sektor-sektor prioritas dan UMKM menengah-panjang menuju Indonesia Maju.
serta KUR guna mempercepat pemulihan ekonomi

Gambar 5.1. Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2023

PRO-STABILITY PRO-GROWTH

EKONOMI
MONETER MAKRO- SISTEM PENGEMBANGAN KEUANGAN
PRUDENSIAL PEMBAYARAN PASAR UANG INKLUSIF
STABILITA DAN HIJAU
S
I & HIJAU

PER
US

TU
KL

M
IN BU
HA
N

86
5.1
Arah Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter Bank Indonesia pada 2023 akan Untuk memitigasi trilema kebijakan moneter
difokuskan pada stabilisasi nilai tukar Rupiah dan terhadap dampak rambatan gejolak global tersebut,
pengendalian inflasi agar kembali ke sasaran lebih Bank Indonesia akan terus mengoptimalkan 3
awal sebagai bagian langkah mitigasi terhadap (tiga) instrumen kebijakan moneter, yaitu kebijakan
dampak rambatan gejolak global. Arah kebijakan suku bunga, stabilisasi nilai tukar Rupiah, dan
tersebut ditempuh mengingat gejolak global telah dan memperkuat kecukupan cadangan devisa (Gambar
akan berdampak pada kinerja perekonomian nasional, 5.2). Kebijakan suku bunga diarahkan untuk menjaga
termasuk inflasi, nilai tukar, dan aliran modal asing. inflasi inti (core inflation) tetap terjaga dalam kisaran
Kenaikan harga energi dan pangan global memberikan 3,0±1%, bersinergi erat dengan Pemerintah dalam
tekanan pada tingginya inflasi dan kemampuan mengendalikan inflasi kelompok harga diatur
mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di pemerintah (administered prices) dan harga makanan
berbagai negara. Kenaikan suku bunga the Fed untuk bergejolak (volatile food). Kebijakan stabilisasi nilai
merespons tingginya inflasi di Amerika Serikat, dan tukar Rupiah dilakukan untuk memitigasi dampak
sangat kuatnya dolar AS juga menyebabkan tekanan rambatan gejolak global terhadap pengendalian
pelemahan berbagai mata uang dunia, termasuk inflasi maupun terjaganya stabilitas makroekonomi
Indonesia. Tekanan terhadap nilai tukar, stabilitas dan sistem keuangan. Stabilisasi nilai tukar sangat
moneter, fiskal, dan sistem keuangan tersebut akan penting untuk mengendalikan dampak harga energi
makin besar, manakala juga terjadi persepsi risiko dan pangan global yang tinggi terhadap inflasi di
yang tinggi dan perilaku “cash is the king” investor dalam negeri (imported inflation). Bank Indonesia
global sehingga mendorong arus keluar investasi juga melanjutkan penjualan/pembelian SBN di pasar
portofolio, khususnya dari SBN. sekunder untuk menjaga daya tarik imbal hasil SBN
(twist operation) guna mendorong kembali masuknya
aliran investasi portofolio asing sehingga mendukung
stabilisasi nilai tukar Rupiah dan kecukupan cadangan
devisa.
Gambar 5.2. Arah Kebijakan Moneter Bank Indonesia 2023
MITIGASI DAMPAK RAMBATAN GEJOLAK GLOBAL

STAGNASI - RESESI - SUKU BUNGA GLOBAL DOLAR AS SUPER KUAT DAN PERSEPSI RISIKO TINGGI DAN
INFLASI TINGGI “HIGHER FOR LONGER” PELEMAHAN MATA UANG DUNIA “CASH IS THE KING”

Kebijakan Moneter “Pro-Stability” :


Front loaded, Pre-emptive, Forward looking

TRILEMA KEBIJAKAN MONETER


1 2
SUKU BUNGA
UNTUK INFLASI
INFLASI INTI KEMBALI KE KISARAN 3±1% PADA SEMESTER KOORDINASI
SASARAN I 2023 DAN KEBIJAKAN STABILISASI NILAI TUKAR RUPIAH DENGAN PEMERINTAH

Suku Bunga Secara front-loaded, pre-emptive, dan forward looking


BI7DRR menurunkan ekspektasi inflasi dan inflasi inti lebih awal yaitu 1. Pengendalian inflasi bersama
pada semester I 2023
TPIP/TPID dan GNPIP
Stabilisasi Stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk pengendalian inflasi, 2. Koordinasi fiskal-moneter
terutama imported inflation, melalui intervensi spot, DNDF,
Nilai Tukar transaksi SBN di pasar sekunder. 3. Pengembangan sektor prioritas

Twist Penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder untuk menjaga


Operation daya tarik imbal hasil SBN bagi masuknya investor portofolio
asing guna memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah.
STABILISASI KECUKUPAN
RUPIAH CADANGAN DEVISA

PENGUATAN STRATEGI
OPTIMALISASI PENGELOLAAN PENDALAMAN PASAR UANG RUPIAH
PENGELOLAAN MONETER SINERGI DAN KOORDINASI
CADANGAN DEVISA DAN VALAS
TERINTERGRASI

Sumber: Bank Indonesia

87
5.1.1. Kebijakan Suku Bunga
Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan suku Respons kebijakan suku
bunga BI7DRR secara front-loaded, pre-emptive, bunga akan didasarkan
dan forward looking untuk memastikan terus pada perkembangan kondisi
menurunnya ekspektasi inflasi dan inflasi sehingga
inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%. Di
perekonomian, khususnya
tengah tingginya harga komoditas global, koordinasi ekspektasi inflasi dan inflasi inti,
kebijakan fiskal Pemerintah dan kebijakan moneter serta dilakukan secara terukur
Bank Indonesia yang sangat erat untuk bersama
(well-calibrated), perencanaan
memitigasi dampak tingginya harga energi dan
pangan global terhadap pengendalian inflasi di dalam secara matang (well-planned), dan
negeri memiliki peran yang sangat penting. Pada komunikasi secara transparan (well-
2023, berdasarkan APBN 2023, Pemerintah akan communicated)
tetap memberikan subsidi energi dan bantuan sosial
kepada masyarakat kecil. Dengan subsidi ini, tekanan
inflasi IHK dari harga-harga yang diatur Pemerintah Kenaikan suku bunga kebijakan BI7DRR untuk
(administered prices) diprakirakan akan rendah. Di pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar Rupiah
samping itu, koordinasi erat Pemerintah (Pusat dan diprakirakan tidak akan mengganggu intermediasi,
Daerah) dan Bank Indonesia untuk pengendalian sejalan dengan kondisi likuiditas longgar yang akan
inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) terus dipertahankan. Bank Indonesia berkeyakinan
melalui Tim Pengendalian Inflasi di pusat dan daerah bahwa dampak kenaikan suku bunga BI7DRR
(TPIP-TPID), serta Gerakan Nasional Pengendalian terhadap suku bunga kredit perbankan dan yield
Inflasi Pangan (GNPIP) juga akan makin ditingkatkan. SBN jangka menengah-panjang tidak akan terlalu
besar, meskipun terjadi penyesuaian pada suku
Sejalan dengan hal tersebut, Bank Indonesia
bunga PUAB, suku bunga deposito, dan yield SBN
akan menempuh kebijakan suku bunga dan
jangka pendek. Terbatasnya kenaikan suku bunga
stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk memastikan
perbankan dan yield SBN jangka tersebut didukung
terus turunnya ekspektasi inflasi dan inflasi
oleh kondisi likuiditas perbankan dan perekonomian
sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran
longgar yang akan dipertahankan Bank Indonesia.
3,0+1%. Bank Indonesia akan secara konsisten
Dengan demikian, kenaikan suku bunga kebijakan
melakukan kalibrasi secara terukur (well-calibrated),
untuk pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar
perencanaan secara matang (well-planned), dan
Rupiah tersebut tidak akan mengganggu kemampuan
komunikasi secara transparan (well-communicated)
perbankan dalam menyalurkan kredit kepada dunia
terhadap respons kebijakan suku bunga lebih
usaha dan pembelian SBN untuk pembiayaan fiskal
lanjut. Besaran dan waktu respons kebijakan suku
sehingga mendukung stabilitas moneter dan sistem
bunga akan didasarkan pada perkembangan kondisi
keuangan maupun pertumbuhan ekonomi nasional.
perekonomian khususnya mengenai ekspektasi inflasi
dan inflasi inti dibandingkan dengan prakiraan awal
5.1.2. Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar
dan sasaran yang perlu dicapai (data dependent).
Respons kebijakan juga akan mempertimbangkan Bank Indonesia akan terus menempuh kebijakan
pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit stabilisasi nilai tukar Rupiah untuk memitigasi
perbankan. Selain itu, perkembangan perekonomian dampak rambatan gejolak global terhadap
global, khususnya yang berdampak terhadap stabilitas pengendalian inflasi maupun terjaganya stabilitas
nilai tukar Rupiah dan daya tarik imbal hasil SBN, juga makroekonomi dan sistem keuangan dalam
akan menjadi bahan pertimbangan dalam perumusan mendukung pemulihan ekonomi nasional. Kenaikan
respons suku bunga kebijakan. suku bunga the Fed (Federal Funds Rate, FFR) yang
agresif selama 2022 dan penguatan dolar AS

88
memberikan tekanan pelemahan berbagai mata Selain itu, Bank Indonesia akan terus
uang dunia, termasuk Indonesia. Stabilitas nilai mengoptimalkan penjualan/pembelian SBN di
tukar Rupiah sangat penting untuk mengendalikan pasar sekunder untuk menjaga daya tarik imbal hasil
dampak harga energi dan pangan global terhadap SBN bagi masuknya investor portofolio asing guna
inflasi di dalam negeri (imported inflation). Stabilitas memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah. Kenaikan
Rupiah juga penting untuk turut menjaga kinerja FFR secara agresif untuk menurunkan sangat
fiskal Pemerintah, khususnya dalam menjaga daya tingginya inflasi di AS yang telah mendorong kenaikan
tarik yield SBN untuk kebutuhan pembiayaan APBN. yield US Treasury dan nilai tukar dolar AS yang
Selain itu, stabilitas Rupiah juga berpengaruh positif sangat kuat, tingginya persepsi risiko, dan perilaku
terhadap stabilitas sistem keuangan. Perkembangan “cash is the king” investor global telah mendorong
nilai tukar akan berpengaruh terhadap kondisi neraca gejolak keuangan global dan menyebabkan tekanan
perbankan dan neraca korporasi. Nilai tukar yang depresiasi seluruh mata uang dunia, termasuk
stabil juga dapat menjaga keyakinan pengusaha dan Rupiah, dan arus keluar investasi portofolio dalam
masyarakat. jumlah besar dari negara berkembang, termasuk
Indonesia khususnya dari SBN. Untuk mengatasi
Kebijakan stabilisasi nilai tukar dilakukan melalui hal tersebut, Bank Indonesia berkoordinasi erat
triple intervention untuk menjaga nilai tukar yang dengan Kementerian Keuangan untuk bersama-sama
sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. menempuh langkah-langkah untuk menjaga daya
Bank Indonesia memprakirakan bahwa tekanan tarik imbal hasil SBN guna mendukung stabilisasi
pelemahan nilai tukar akan mereda menjelang dan nilai tukar Rupiah. Untuk itu, Bank Indonesia
setelah kenaikan FFR yang mencapai puncaknya menempuh inovasi kebijakan berupa “twist operation”,
pada triwulan I 2023. Nilai tukar Rupiah diprakirakan yaitu penjualan/pembelian SBN di pasar sekunder,
akan bergerak menguat dan stabil setelah triwulan I untuk menjaga daya tarik imbal hasil SBN sehingga
2023 sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia mendukung masuknya aliran investasi portofolio
yang kuat. Kuatnya fundamental ekonomi Indonesia asing (Gambar 5.3).
didukung oleh inflasi yang akan menurun ke arah
sasaran, neraca transaksi berjalan yang surplus, Strategi “twist operation” ditempuh dengan
imbal hasil yield SBN yang menarik, serta prospek melakukan penjualan SBN jangka pendek dan
pemulihan ekonomi nasional yang terus berlanjut. pembelian SBN jangka panjang. Penjualan SBN
Untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan jangka pendek ditempuh untuk menaikkan imbal
dengan fundamental dan mekanisme pasar dimaksud, hasil SBN jangka pendek sejalan dengan suku bunga
Bank Indonesia akan terus memonitor dan berada di BI7DRR dan mendorong aliran masuk investasi
pasar, serta menempuh kebijakan stabilisasi nilai tukar portofolio sehingga mendukung stabilisasi Rupiah.
Rupiah yang diperlukan, melalui triple intervention, Di sisi lain, pembelian SBN jangka panjang ditempuh
di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar dengan menjaga agar kenaikan yield SBN tidak
sekunder. Penguatan strategi operasi moneter berlebihan sehingga tidak mengganggu penerbitan
juga akan ditempuh untuk mendukung efektivitas SBN jangka panjang 2023, namun tetap kompetitif
kenaikan suku bunga BI7DRR dan kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio.
stabilisasi nilai tukar Rupiah tersebut. Selain itu, Bank Sementara itu, Kementerian Keuangan di samping
Indonesia akan terus menjaga dan meningkatkan tetap secara terjadwal menerbitkan SBN di pasar
kecukupan cadangan devisa, baik melalui optimalisasi perdana, juga melakukan penerbitan obligasi global
pengelolaan cadangan devisa maupun dengan serta penarikan pinjaman program dari lembaga
meningkatkan pasokan valas di pasar dari repatriasi multilateral dan regional untuk pembiayaan APBN.
Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA). Dengan penerbitan obligasi dan penarikan pinjaman
Koordinasi Bank Indonesia dengan Kementerian program tersebut, maka aliran valuta asing ke
Keuangan yang selama ini terjalin erat akan terus domestik akan meningkat sehingga memperkuat
diperkuat untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar kecukupan cadangan devisa dan kemampuan Bank
Rupiah dan stabilitas pasar SBN dalam mengelola Indonesia untuk melakukan stabilisasi nilai tukar
penyesuaian perkembangan global pada 2023. Rupiah.

89
Gambar 5.3. Arah Kebijakan “Twist Operation” Moneter 2023

BANK INDONESIA
Rt = Rt* + E ( St ) + ρt “TWIST OPERATION”

Rt = Yield SBN tenor t


. YIELD SBN NAIK
SEARAH BI7DRR,
Rt* = Yield US Treasury tenor t PENJUALAN SBN
. ALIRAN MASUK
INVESTASI PORTOFOLIO,
E ( St ) = Ekspektasi depresiasi Rupiah JANGKA PENDEK
. STABILISASI RUPIAH
ρt = Premi risiko Indonesia . PEMBIAYAAN FISKAL
TIDAK TERPENGARUH
% bps
8,0 120
7,5
7,0
100
80
. KENAIKAN YIELD SBN
TIDAK BERLEBIHAN,
.
6,5 60
6,0 40 ALIRAN MASUK
5,5 20 PEMBELIAN SBN
INVESTASI PORTOFOLIO,
5,0 0 JANGKA PANJANG . STABILISASI RUPIAH
4,5
4,0
1m 2m 1b 3b 6b 9b 12b 2t 3t 4t 5t 6t 7t 8t 9t 10t 15t 20t 30t
-20
-40 . PEMBIAYAAN FISKAL
Rerata Tertimbang
OPT Kontraksi
SUN(FR) TERJAGA
30 Sep-2022 15 Nov-2022 Spread (skala kanan)

5.1.3. Koordinasi dalam Pengendalian sama antardaerah, dan gerakan urban farming untuk
Inflasi dan Pemulihan Ekonomi pengendalian inflasi pangan bergejolak. Selain itu,
Nasional Kementerian Keuangan memberikan insentif fiskal
bagi Pemerintah Daerah yang berhasil mengendalikan
Koordinasi kebijakan Bank Indonesia dengan
inflasi pangan. Dengan eratnya sinergi dan koordinasi
kebijakan Pemerintah juga terus diperkuat dalam
tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi inti (core
pengendalian inflasi dan mendorong sektor-sektor
inflation) akan tetap terjaga pada kisaran 3,0 ±1,0%,
prioritas untuk pemulihan ekonomi nasional. Dalam
sementara inflasi IHK akan kembali ke sasaran pada
konteks pengendalian inflasi, kebijakan suku bunga
awal semester II 2023 setelah pengaruh perhitungan
yang diarahkan untuk terus menjaga inflasi pada
bulan dasar (base effect) atas penyesuaian harga BBM
kisaran 3,0 ±1,0% pada 2023 dan kebijakan stabilisasi
September 2022 berakhir. Dalam konteks pemulihan
nilai tukar Rupiah untuk mengendalikan inflasi dari
ekonomi nasional, koordinasi untuk mendorong
imported inflation akan diperkuat dengan koordinasi
sektor-sektor prioritas diperkuat dengan dukungan
kebijakan fiskal-moneter. Subsidi energi dan bantuan
Bank Indonesia dalam asesmen perkembangan
sosial kepada masyarakat kecil yang tetap diberikan
dan permasalahan yang terjadi baik di pusat dan
oleh Pemerintah pada 2023 diprakirakan akan
daerah. Selain itu, koordinasi juga dilakukan melalui
mendukung rendahnya tekanan inflasi IHK dari harga-
pemberian rekomendasi kebijakan ekonomi nasional
harga yang diatur Pemerintah (administered prices).
yang perlu ditempuh, termasuk dari hasil Kajian
Sinergi erat Pemerintah (Pusat dan Daerah) dan Bank
Ekonomi Keuangan Daerah (KEKDA) yang dilakukan
Indonesia melalui Tim Pengendalian Inflasi di pusat
oleh kantor-kantor Bank Indonesia di berbagai
dan daerah (TPIP-TPID) serta Gerakan Nasional
daerah. Koordinasi dan dukungan penuh dari Bank
Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) juga akan makin
Indonesia juga terus diperkuat dalam pengembangan
ditingkatkan untuk pengendalian inflasi kelompok
dan peningkatan UMKM dan ekonomi-keuangan
pangan bergejolak (volatile food). Sinergi dan
syariah baik secara nasional maupun di berbagai
koordinasi dimaksud termasuk operasi pasar, kerja
daerah.

90
5.2
Arah Kebijakan Makroprudensial
Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan Grafik 5.1. Siklus Keuangan Indonesia
makroprudensial longgar pada 2023 untuk %
8
meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan guna
mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan 6

tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan. 4

Arah kebijakan makroprudensial dimaksud tetap 2

didasarkan pada optimalitas tiga sasaran, yaitu 0


intermediasi seimbang, stabilitas sistem keuangan -2
terjaga, serta inklusi ekonomi dan keuangan
-4
(Gambar 5.4). Dalam hal ini, siklus keuangan
-6
Indonesia diperkirakan baru akan mulai memasuki
-8
tahap kenaikan setelah siklus ekonomi yang mulai
berada pada tahap ekspansi sejak triwulan II 2022. 2005 -10
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
Berdasarkan pola historis kedua siklus tersebut pada
masa lalu, Bank Indonesia memprakirakan siklus Sumber: Bank Indonesia
ekonomi dan keuangan akan terus meningkat hingga
mencapai periode “boom” pada tahun 2024-2025 waktu siklus keuangan meningkat, dan kemudian
untuk siklus ekonomi dan tahun 2025-2026 untuk diperketat pada waktu siklus keuangan hampir
siklus keuangan (Grafik 5.1). Berdasarkan kondisi mencapai puncaknya agar tidak menimbulkan risiko
tersebut, stance kebijakan makroprudensial longgar terhadap stabilitas sistem keuangan. Dorongan
akan tetap dipertahankan pada tahun 2023 hingga peningkatan kredit/pembiayaan perbankan dengan
pertengahan 2024 sebagai instrumen yang bersifat kebijakan makroprudensial juga akan diarahkan
“counter-cyclical” untuk mendorong pembiayaan pada kepada sektor UMKM dan ekonomi hijau sehingga

Gambar 5.4. Arah Kebijakan Makroprudensial 2023


MACRO-FINANCIAL LINKAGES: PELUANG DAN TANTANGAN

PERTUMBUHAN DAN INFLASI-KONDISI NORMALISASI KEBIJAKAN VOLATILITAS NILAI TUKAR DAN KENAIKAN YIELD SBN DAN
KORPORASI DAN RUMAH TANGGA FISKAL DAN MONETER PINJAMAN LUAR NEGERI MARK-TO-MARKET NERACA

Kebijakan Makroprudensial “Pro-Growth”


Intermediasi Seimbang, Ketahanan SSK, Inklusi Ekonomi-Keuangan

TRILEMA KEBIJAKAN
MAKROPRUDENSIAL 1 2
INTERMEDIASI SEIMBANG
KREDIT TUMBUH 10-12%, KETAHANAN SSK KOORDINASI KOMITE
SASARAN TERHADAP RISIKO TERJAGA, STABILITAS SISTEM
DAN UMKM TERUS BERKEMBANG KEUANGAN (KSSK)
Kebijakan Pelonggaran seluruh instrumen kebijakan makroprudensial
Makroprudensial dan pemberian insentif bagi perbankan dalam penyaluran 1. Penguatan ketahanan dan
pencegahan risiko SSK
Longgar kredit/pembiayaan
2. Peningkatan kredit/
Surveillance Penguatan surveilans sistemik atas ketahanan perbankan pembiayaan ke sektor riil
macro-systemic terhadap risiko likuiditas, risiko pasar (nilai tukar dan yield
SBN), dan risiko kredit 3. Reformasi sektor keuangan
atas SSK
Kebijakan Inklusi Perluasan program UMKM Go Export, Go Digital, serta penguatan
Ekonomi dan literasi keuangan dan perlindungan konsumen atas produk yang
STABILITAS INKLUSI Keuangan berdasarkan perizinan Bank Indonesia
KEUANGAN EKONOMI DAN
TERJAGA KEUANGAN

SUPPLY KREDIT RIM Insentif GWM Transparansi SBDK


BANK
PLM LTV & UM DEMAND KREDIT

CCyB RPIM Sinergi Kebijakan KORPORASI


BANK

UMKM

PEMBIAYAAN

Sumber: Bank Indonesia

91
mendukung perluasan inklusi ekonomi dan keuangan melakukan penyempurnaan kebijakan insentif
berkelanjutan. Namun, sejumlah risiko jangka pendek GWM Rupiah termasuk peningkatan insentif
dari keterkaitan makroekonomi-sektor keuangan pengurangan kewajiban GWM Rupiah dari maksimal
(macro-financial linkages) perlu tetap diwaspadai dan 2% menjadi 2,8% dan akan berlaku sejak 1 April
karenanya perlu penguatan surveilans sistemik agar 2023, reklasifikasi 46 subsektor prioritas dan
tidak menimbulkan kerentanan terhadap sistem penyesuaian threshold insentif sesuai kondisi terkini,
keuangan. Penguatan surveilans sistemik dimaksud peningkatan dua kali lipat besaran insentif GWM
perlu dilakukan dengan uji ketahanan (stress-test) Rupiah kepada bank penyalur KUR dan kredit UMKM
sektor keuangan secara individu dan sistem terhadap berdasarkan pencapaian Rasio Pembiayaan Inklusif
risiko likuiditas sejalan dengan normalisasi kebijakan Makroprudensial (RPIM), serta pemberian insentif
fiskal dan moneter, risiko pasar baik dari volatilitas terhadap penyaluran kredit/pembiayaan hijau yaitu
nilai tukar Rupiah maupun kenaikan suku bunga kredit/pembiayaan properti dan/atau kendaraan
kebijakan moneter dan yield SBN, serta risiko kredit bermotor berwawasan lingkungan. Dengan
karena kemungkinan perlambatan ekonomi manakala pelonggaran kebijakan makroprudensial tersebut,
restrukturisasi yang belum berakhir. Bank Indonesia meyakini siklus keuangan Indonesia
akan terus meningkat dan kebutuhan kredit/
Pelonggaran seluruh instrumen kebijakan pembiayaan untuk pertumbuhan ekonomi optimal
makroprudensial dan pemberian insentif bagi akan dapat dipenuhi, bahkan RIM diprakirakan
perbankan ditempuh dengan sasaran penyaluran baru akan mencapai 84% pada 2024 (Grafik 5.2).
kredit/pembiayaan dapat tumbuh sekitar 10- Sementara itu, untuk mendukung ekonomi-keuangan
12% pada 2023 untuk mendukung pemulihan inklusif khususnya UMKM, kebijakan RPIM akan terus
ekonomi lebih lanjut serta mendorong inklusi ditingkatkan efektivitas implementasinya baik dalam
ekonomi dan keuangan berkelanjutan. Dalam hal bentuk upaya klasterisasi dan korporatisasi UMKM
ini, Bank Indonesia akan menempuh kebijakan - bersinergi dengan Pemerintah, dorongan kerja sama
makroprudensial longgar melalui penetapan kembali bank dengan lembaga mitra penyalur UMKM, maupun
Rasio CCyB sebesar 0%, PLM bank konvensional dengan pengembangan sekuritas pembiayaan UMKM
sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, yang dapat memenuhi persyaratan. Bank Indonesia
dan PLM Syariah sebesar 4,5% dengan fleksibilitas juga bersinergi dengan Pemerintah dalam perluasan
repo sebesar 4,5%. Bank Indonesia juga melanjutkan akses pembiayaan serta pengembangan UMKM,
pelonggaran LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti termasuk kelompok berpenghasilan rendah, dan
menjadi paling tinggi 100% dan pelonggaran Uang subsisten. Lebih lanjut, Bank Indonesia juga bersinergi
Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan KSSK dan kementerian/lembaga terkait untuk
menjadi paling sedikit 0% untuk semua jenis
kendaraan bermotor baru yang akan tetap berlaku Grafik 5.2. Proyeksi Kredit, DPK, dan RIM
sampai dengan akhir Desember tahun 2023. %, yoy %
14 90
Kebijakan makroprudensial untuk meningkatkan
12
pembiayaan perbankan seperti Rasio Intermediasi
10 85
Makroprudensial (RIM) dan transparansi Suku
8
Bunga Dasar Kredit (SBDK) juga terus diperkuat 6 80
guna mendukung efektivitas transmisi kebijakan 4
suku bunga dan kebijakan makroprudensial. 2 75
Selanjutnya, kebijakan makroprudensial longgar 0

dalam bentuk insentif GWM Rupiah juga diperluas -2 70

untuk mendorong pertumbuhan kredit/pembiayaan -4


-6 65
pada sektor-sektor prioritas, Kredit Usaha Rakyat I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2025

(KUR), dan kredit/pembiayaan hijau sebagai bagian 2020 2021 2022 2023 2024
koordinasi kebijakan KSSK dalam pemulihan DPK Kredit RIM (Skala kanan)
ekonomi nasional. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

92
terus mengembangkan pembiayaan berkelanjutan dan lending requirement longgar (Kuadran I) pada
(sustainable finance) dalam mendukung transformasi November 2022, yaitu 23 subsektor, dibandingkan
sistem keuangan hijau, termasuk kebijakan dengan November 2021 sebanyak 21 subsektor
makroprudensial yang mendorong keuangan hijau (Grafik 5.3). Beberapa subsektor yang mengalami
dimaksud. perbaikan yaitu industri barang galian bukan logam
dan industri alat angkutan. Di lain pihak, jumlah
Peningkatan kredit/pembiayaan ke depan didukung, subsektor ekonomi yang pertumbuhan kredit negatif
baik oleh tetap baiknya kapasitas penawaran dan lending requirement ketat (Kuadran III) menurun
perbankan maupun peningkatan permintaan dari dari 6 menjadi 5 subsektor, termasuk diantaranya
dunia usaha seiring dengan pemulihan ekonomi adalah subsektor angkutan (rel dan udara), pengadaan
nasional. Seperti telah dijelaskan sebelumnya, tetap air, serta industri karet dan plastik. Bank Indonesia
baiknya kapasitas penawaran perbankan dalam memandang perbankan masih dapat melonggarkan
penyaluran kredit/pembiayaan didukung oleh kondisi lending requirement pada subsektor dengan risiko
likuiditas yang longgar, suku bunga kredit yang kredit terjaga seiring dengan perbaikan kondisi
masih menarik, kemampuan permodalan yang kuat, korporasi dan pertumbuhan ekonomi ke depan.
standar penyaluran kredit (lending requirement) yang Dengan memperhatikan perkembangan tersebut dan
membaik, prospek ekonomi yang akan membaik, upaya sinergis yang terus dilakukan otoritas, sektor
serta kebijakan makroprudensial yang longgar. Dari keuangan, dan dunia usaha, Bank Indonesia meyakini
sisi permintaan, peningkatan intermediasi ditopang proyeksi pertumbuhan kredit pada 2023 pada kisaran
oleh pemulihan kinerja korporasi dan rumah tangga 10-12% (yoy) dapat dicapai. Bank Indonesia akan
yang terus berlanjut. Pulihnya kinerja korporasi terus memperkuat sinergi dan koordinasi dengan
tecermin dari perbaikan kemampuan membayar, Pemerintah dan KSSK untuk terus mendorong kredit/
tingkat penjualan, dan belanja modal, terutama di pembiayaan perbankan kepada dunia usaha untuk
sektor Perdagangan dan Pertambangan. Perbaikan memperkuat ketahanan dan pemulihan ekonomi
kinerja korporasi tersebut menunjukkan makin nasional.
meredanya dampak luka memar (scarring effect)
dari pandemi Covid-19 seiring dengan peningkatan Koordinasi kebijakan dan pengawasan KSSK terus
mobilitas manusia dan pertumbuhan ekonomi. Lebih diperkuat untuk menjaga stabilitas sistem keuangan,
lanjut, interaksi positif dari sisi penawaran perbankan termasuk dalam merumuskan langkah bersama
dan permintaan korporasi tersebut terbukti dari guna memitigasi dampak rambatan dari gejolak
makin banyaknya jumlah subsektor ekonomi yang global. Seperti dikemukakan sebelumnya, kondisi
berada di kuadran pertumbuhan kredit positif stabilitas sistem keuangan diprakirakan akan tetap

93
Grafik 5.3. Pertumbuhan Kredit dan Lending Requirement
PERTUMBUHAN KREDIT DAN LENDING REQUIREMENT
PER SUB-SEKTOR EKONOMI: NOVEMBER 2021
Kredit Negatif Tanaman Perkebunan Pergudangan & Jasa Penunjang Kredit Positif
ii LR Longgar Jasa Lainnya Angkutan Pos & Kurir
Peternakan
LR Longgar i
Administrasi Pemerintahan
Perikanan Tanaman Pangan
Informasi & Telekomunikasi
Jasa Kesehatan Jasa Keuangan Lainnya
Hotel & Pengolahan Tembakau Industri Kimia Farmasi
Industri Mesin & Perlengkapan Restoran Industri Kayu Industri Makanan & Minuman
Angkutan Laut
Kehutanan & Penebangan Kayu Industri Kulit & Alas Kaki Asuransi
Jasa Perusahaan & Dana Pensiun
Industri Pengolahan Lainnya Industri Barang dari Logam & Elektronik

LR Score
Jasa Perantara Keuangan Konstruksi Industri Karet & Plastik Jasa Pertanian & Perburuan
Industri TPT Jasa Pendidikan Pertambangan Bijih Logam
Pertambangan Batubara & Lignit
Jasa Penunjang Keuangan
Angkutan Darat Tanaman Hortikultura

Industri Furnitur Industri Kertas & Barang dari Kertas;


Real Estate Percetakan & Media Rekaman
Perdagangan Mobil, Sepeda Motor & Perdagangan Besar & Eceran
Reparasinya Angkutan Rel
Industri Barang Galian Bukan Logam Transportasi Udara
Industri Alat Angkutan
Angkutan Sungai & Danau
Industri Logam Dasar

Kredit Negatif Kredit Positif


iii LR Ketat
Pengadaan Air
LR Ketat iv
Pertumbuhan Kredit

PERTUMBUHAN KREDIT DAN LENDING REQUIREMENT


PER SUB-SEKTOR EKONOMI: NOVEMBER 2022

Kredit Negatif Industri TPT Jasa Kredit Positif


ii LR Longgar Konstruksi Kesehatan Jasa Lainnya LR Longgar i
Industri Kayu Industri Alat Angkutan
Industri Pengolahan Lainnya Pertambangan Administrasi Pertambangan Batubara & Lignit
Bijih Logam
Jasa Pendidikan Angkutan Sungai & Danau Pemerintahan Perdagangan Mobil, Sepeda
Industri Barang Galian Bukan Logam Motor & Reparasinya
Industri Mesin & Perlengkapan Industri Logam Dasar
Industri Barang dari Logam
& Elektronik Industri Kulit & Alas Kaki Jasa Perantara Keuangan
Perdagangan Besar & Eceran Asuransi & dana pensiun
Real Estate Industri Furnitur
Pergudangan & Jasa Penunjang Angkutan Pos & Kurir Jasa Pertanian & Perburuan

LR Score
Industri Karet & Plastik Angkutan Laut Industri Kertas & Barang dari Kertas; Kehutanan & Penebangan Kayu
Perikanan Percetakan & Media Rekaman Peternakan
Jasa Perusahaan Tanaman Pangan
Transportasi Udara Angkutan Darat Jasa Keuangan Lainnya Jasa Penunjang Keuangan
Industri Makanan Tanaman Hortikultura
Hotel & Restoran & Minuman
Informasi & Telekomunikasi
Pengolahan Tembakau
Tanaman Perkebunan
Industri Kimia Farmasi

Pengadaan Air
Kredit Negatif Angkutan Rel Kredit Positif
iii LR Ketat LR Ketat iv
Pertumbuhan Kredit
Sumber: Bank Indonesia

kuat di tengah intermediasi perbankan yang akan fiskal dan moneter akan berdampak pada penurunan
terus meningkat sejalan dengan pemulihan ekonomi likuiditas, meskipun Bank Indonesia akan memastikan
nasional. Hal ini terbukti dari Indeks Stabilitas Sistem kecukupannya bagi perbankan untuk menyalurkan
Keuangan (ISSK) (Grafik 5.4) dan Indeks Kerentanan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha dan
Sistem Keuangan (IKSK) yang disusun oleh Bank pembelian SBN dari pasar perdana untuk pendanaan
Indonesia (Grafik 5.5). Namun, sejumlah risiko jangka APBN. Volatilitas nilai tukar Rupiah maupun kenaikan
pendek dari keterkaitan makroekonomi-sektor suku bunga kebijakan moneter dan yield SBN
keuangan (macro-financial linkages) perlu tetap akan meningkatkan risiko pasar bagi perbankan
diwaspadai agar tidak menimbulkan kerentanan dan karenanya perlu penguatan manajemen risiko
terhadap sistem keuangan. Normalisasi kebijakan dan pencadangan atas kemungkinan kerugian

94
Grafik 5.4. Indeks Stabilitas Sistem Keuangan yang dapat timbul. Demikian pula, risiko kredit
Indeks terhadap perbankan juga dapat meningkat karena
2,4 kemungkinan perlambatan pertumbuhan ekonomi
1,9 manakala restrukturisasi belum berakhir. Sehubungan
dengan itu, penguatan koordinasi KSSK terus
1,4
dilakukan dengan melakukan uji ketahanan (stress-
0,9
test) pada sektor keuangan secara individu dan
0,4 sistem terhadap berbagai risiko tersebut. Hasil
-0,1
stress-test tersebut menjadi dasar bagi perumusan
respons kebijakan dan pengawasan yang diperlukan
-0,6
oleh masing-masing lembaga, baik Kementerian
-1,1 Keuangan, Bank Indonesia, OJK, dan LPS sesuai
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022
dengan kewenangan masing-masing. Selain itu,
Efisiensi Intermediasi Ketahanan ISSK
koordinasi surveilans sistemik dalam kerangka
Sumber: Bank Indonesia Forum Pengawasan Perbankan Terpadu antara Bank
Indonesia dengan OJK dan LPS secara rutin terus
Grafik 5.5. Indeks Kerentanan Sistem Keuangan
dilakukan. Selain sinergi kebijakan makroprudensial-
Indeks
1,0
mikroprudensial, Bank Indonesia dan OJK terus
memperkuat koordinasi dalam pemberian Pinjaman
0,8
Likuiditas Jangka Pendek dan Pembiayaan Likuiditas
0,6
Jangka Pendek Syariah (PLJP dan PLJPS) oleh
0,4 Bank Indonesia. Bank Indonesia dan LPS juga
0,2 terus berkoordinasi untuk memperkuat kesiapan
0 penanganan bank bermasalah atau resolusi bank oleh
-0,2 LPS jika pada waktunya diperlukan. Berbagai langkah
-0,4
penguatan koordinasi kebijakan dan pengawasan
antarotoritas dalam KSSK tersebut menjadi dasar bagi
-0,6
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV penguatan ketentuan perundang-undangan lebih
2019 2020 2021 2022 lanjut.
Balance Sheet Channel Risk Taking Channel IKSK

Sumber: Bank Indonesia

95
5.3
Arah Kebijakan Sistem Pembayaran
Kebijakan sistem pembayaran pada 2023 akan terus global dan tuntutan kerja sama internasional. Dalam
diarahkan untuk akselerasi digitalisasi pembayaran kaitan ini, kebijakan sistem pembayaran 2023 akan
bagi integrasi lebih lanjut ekosistem ekonomi terus diarahkan pada akselerasi dan penguatan
dan keuangan digital nasional, pengembangan integrasi ekosistem EKD nasional, sesuai visi kesatu
Rupiah Digital, serta perluasan kerja sama sistem BSPI 2025, agar lebih kuat dan kompetitif dalam
pembayaran antarnegara. Arah kebijakan sistem kerja sama internasional berdasarkan kepentingan
pembayaran tetap mendasarkan pada implementasi nasional sesuai visi kelima BSPI 2025. Sebagai
Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. layaknya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, arah
Kemajuan Ekonomi-Keuangan Digital (EKD) nasional kebijakan dimaksud sebagai bentuk perwujudan
selama ini memberikan peluang dan sekaligus “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” dalam
tantangan untuk berkembang sangat cepat ke integrasi ekosistem EKD nasional. Tujuannya adalah
depan, dengan kejelasan visi, strategi, dan program untuk mengoptimalkan 3 (tiga) sasaran, yaitu: (i)
konkret digitalisasi sistem pembayaran dalam BSPI industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif,
2025, didukung penuh oleh partisipasi aktif industri dan inovatif; (ii) infrastruktur sistem pembayaran
dalam digitalisasi jasa keuangan dan pembayaran yang 3I (integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas);
ke konsumen serta akselerasi akseptasi masyarakat serta (iii) praktik pasar yang sehat, efisien, dan wajar.
atas transaksi pembayaran digital yang cepat, mudah, Optimalitas ekosistem EKD nasional tersebut tetap
murah, aman, dan handal (Gambar 5.5). Namun, mendasarkan pada akselerasi digitalisasi perbankan
sejumlah tantangan perlu kita sikapi dengan seksama, sesuai visi kedua, dalam jalinan kolaborasi dengan
antara lain, baik karena kecepatan teknologi digital fintech dan e-commerce sesuai visi ketiga, serta
yang memerlukan biaya investasi tinggi, kelangkaan mendorong inovasi yang seimbang dengan keamanan
sumber daya manusia (SDM), dan risiko siber, maupun siber dan perlindungan konsumen sesuai visi keempat
sangat cepatnya penetrasi pelaku digital keuangan BSPI 2025. Dalam pelaksanaannya, keberagaman

Gambar 5.5. Arah Kebijakan Sistem Pembayaran 2023


EKONOMI-KEUANGAN DIGITAL (EKD) NASIONAL : PELUANG DAN TANTANGAN
AKSELERASI AKSEPTASI
KEJELASAN VISI DAN PARTISIPASI AKTIF INDUSTRI KECEPATAN TEKNOLOGI PENETRASI PELAKU DIGITAL
MASYARAKAT ATAS TRANSAKSI
KEBIJAKAN DIGITALISASI DALAM DIGITALISASI JASA DIGITAL VS BIAYA INVESTASI KEUANGAN GLOBAL,
PEMBAYARAN DIGITAL YANG
SISTEM PEMBAYARAN KEUANGAN DAN PEMBAYARAN TINGGI, KELANGKAAN SDM, TUNTUTAN KERJA SAMA
CEPAT, MUDAH, MURAH,
NASIONAL KE KONSUMEN DAN RISIKO SIBER INTERNASIONAL
AMAN, DAN ANDAL

Kebijakan Sistem Pembayaran “Pro-Growth” :


Integrasi Ekonomi-Keuangan Digital Nasional, Rupiah Digital

TRILEMA KEBIJAKAN
SISTEM PEMBAYARAN 1 2
MEWUJUDKAN INDUSTRI AKSELERASI INTEGRASI EKONOMI-KEUANGAN DIGITAL
SISTEM PEMBAYARAN YANG SASARAN NASIONAL, PENGEMBANGAN RUPIAH DIGITAL, KERJA SINERGI DAN KOORDINASI
SEHAT, KOMPETITIF, DAN INOVATIF SAMA PEMBAYARAN ANTARNEGARA
1 1. BANK INDONESIA-PEMERINTAH:
Akselerasi reformasi regulasi dan konsolidasi industri Sistem Pembayaran
Industri Sistem Pembayaran ELEKTRONIFIKASI BANSOS DAN
secara end-to-end untuk membangun unicorn Indonesia yang kuat,
Kuat, Kompetitif, Inovatif KEUANGAN PEMERINTAH
kompetitif, inovatif, dan siap menjadi “wholesaler” Rupiah Digital
2. BANK INDONESIA-INDUSTRI:
Infrastruktur SP 3I Pengembangan infrastruktur Sistem Pembayaran ritel dan wholesaler yang 3I IMPLEMENTASI BSPI 2025 DAN
(Integrasi, Interkoneksi, (Integrasi, Interkoneksi, Interoperabilitas) untuk akselerasi integrasi PENGEMBANGAN RUPIAH DIGITAL
Interoperabilitas) ekonomi-keuangan digital nasional dan penerbitan Rupiah Digital
3. BANK INDONESIA-OJK:
Kebijakan Harga Kebijakan harga Sistem Pembayaran yang efisien, pro-bisnis, dan transparan PENGUATAN REGULASI DAN
3 2 PENGAWASAN ITSK (INOVASI
SP Efisien, Sehat, sesuai klaster layanan pembayaran untuk mendukung kepentingan nasional,
Transparan konsumen, dan daya saing industri secara nasional dan regional DIGITAL KEUANGAN)
MEWUJUDKAN MENGEMBANGKAN
PRAKTIK PASAR INFRASTRUKTUR 3I 4. BANK INDONESIA-INTERNASIONAL:
SEHAT, INTEGRATED, Rupiah Digital Design, Finalisasi conceptual design, pengembangan model bisnis dan peserta KERJA SAMA PEMBAYARAN
EFISIEN, INTERCONNECTED, Proses, Teknologi “wholesaler”, pembangunan platform teknologi Rupiah Digital ANTARNEGARA DAN PENGEMBANGAN CBDC
DAN WAJAR INTEROPERABLE

BSPI
5 2025
Inisiatif Open Sistem Infastruktur Pengaturan
Blueprint Sistem Pembayaran Pasar Data Perizinan
Pembayaran Banking
Ritel Keuangan Pengawasan
2025

Sumber: Bank Indonesia

96
dalam kapasitas pelaku, infrastruktur, layanan, dan untuk mendukung kepentingan nasional, konsumen,
instrumen pembayaran tetap diperhatikan dengan dan daya saing industri secara nasional dan global.
mengutamakan kepentingan nasional sesuai dengan Kelima, pengembangan lebih lanjut Rupiah Digital
asas “Bhinneka Tunggal Ika” dalam bingkai NKRI. sebagai Central Bank Digital Currency (CBDC) yang
sah di Indonesia melalui finalisasi conceptual design,
Kebijakan sistem pembayaran pada 2023 akan pengembangan model bisnis termasuk persiapan
dilakukan melalui 5 (lima) strategi pokok yang peserta “wholesaler”, serta pembangunan platform
saling memperkuat integrasi ekosistem EKD teknologi yang diperlukan untuk penerbitan dan
nasional. Pertama, penyusunan standar-standar pengedaran Rupiah Digital ke depan (Gambar 5.6).
nasional sebagai “Satu Bahasa” layanan sistem
pembayaran secara kolaboratif antara Bank Indonesia Pertama, penyusunan standar-standar nasional
dengan industri serta kampanye akseptasi dan layanan pembayaran digital sesuai praktik
penggunaannya oleh masyarakat konsumen. Kedua, terbaik internasional secara kolaboratif antara
akselerasi reformasi regulasi dan konsolidasi industri Bank Indonesia dengan industri dan kampanye
sistem pembayaran nasional sebagai “Satu Bangsa” akseptasinya oleh masyarakat akan terus diperluas
secara end-to-end untuk membangun unicorn-unicorn untuk akselerasi integrasi ekosistem EKD nasional.
Indonesia yang sehat, kompetitif, dan inovatif, baik Kesuksesan kolaborasi Bank Indonesia dengan
secara nasional maupun internasional, serta ke depan industri dalam penyusunan dan penggunaan
siap menjadi “wholesaler” dalam penerbitan dan QRIS sebagai satu-satunya standar nasional QR
pengedaran Rupiah Digital. Ketiga, pengembangan di Indonesia akan terus diperluas, baik akseptasi
lebih lanjut infrastruktur sistem pembayaran (ritel masyarakat maupun jenis layanannya. Pada 2023,
dan wholesale) yang 3I (Integrasi, Interkoneksi, fitur layanan pembayaran QRIS akan diperluas
Interoperabilitas) sebagai “Satu Nusa” untuk dari QRIS Merchant Presented Mode (MPM), QRIS
akselerasi integrasi ekosistem ekonomi-keuangan Customer Presented Mode (CPM), dan QRIS Tanpa
digital nasional dan ke depan sebagai salah satu Tatap Muka (TTM), ke QRIS Tarik Transfer Setor (TTS)
prasyarat untuk penerbitan Rupiah Digital. Keempat, dan perluasan QRIS antarnegara sesuai rencana.
kebijakan harga dan praktik pasar industri sistem Target pengguna QRIS akan ditingkatkan dari
pembayaran nasional yang sehat, efisien, dan wajar

Gambar 5.6. Konfigurasi Ekosistem EKD Nasional ke Depan

Integrat
ed

Financial
Sector
RUPIAH DIGITAL
WHOLESALE BI-RTGS Industry

BI-SSSS BI-FAST
Interconnected

SEK
URI
TAS

BI-APS
RUPIAH DIGITAL
RETAIL

IPT
Retail &
Institutional
Investor
Interopera
ble
E-Commerce Retail
& Fintech
Cross Border
Payment

Sumber: Bank Indonesia

97
30 juta menjadi 45 juta. Setelah sukses bekerja sama Kedua, Bank Indonesia akan terus mendorong
dengan Thailand, kerja sama antarnegara penggunaan konsolidasi industri sistem pembayaran nasional
QR, Fast Payments, dan Local Currency Transactions secara end-to-end untuk membentuk unicorn-
(LCT) diperluas melalui dimulainya implementasi unicorn Indonesia yang sehat, kompetitif, dan
interoperabilitas dengan Malaysia, tahap uji coba inovatif, baik secara nasional maupun internasional.
dengan Singapura, dan tahap persiapan dengan Seperti dikemukakan sebelumnya, penetrasi digital
Filipina. Perluasan kerja sama dengan negara ASEAN keuangan global ke berbagai negara, termasuk
lain juga akan dijalin sebagai satu capaian Keketuaan Indonesia, sangatlah cepat, seperti dapat dilihat
Indonesia dalam ASEAN pada 2023, di samping pada sangat maraknya peredaran crypto currency
dengan negara-negara lain seperti India dan Saudi dan penguasaan teknologi digital oleh BigTech.
Arabia. Implementasi Standar Nasional Open API Tuntutan kerja sama pembayaran antarnegara juga
Pembayaran (SNAP) yang juga sukses pada 2022 meningkat sesuai kesepakatan “cross-border payment
akan terus diperluas pada 2023 dan tahun-tahun roadmap” negara-negara G20 sebagai salah satu
berikutnya. Jumlah peserta yang saat ini mencapai 15 capaian konkret Keketuaan Indonesia dalam G20
penyelenggara dan jenis layanan pembayaran yang tahun 2022. Oleh karena itu, konsolidasi industri
telah mencapai 324 jenis akan diperluas menjadi pembayaran nasional menjadi sangat penting agar
seluruh PJP dan 2194 jenis layanan sehingga makin Indonesia lebih mampu menghadapi penetrasi
menjadi “Satu Bahasa” dalam beragam layanan asing dan komitmen internasional tersebut. Hal ini
pembayaran di Indonesia. Bank Indonesia juga akan yang menjadi pertimbangan Bank Indonesia untuk
berkolaborasi dengan industri dalam pengembangan melakukan reformasi regulasi guna menata industri
pengelolaan data pembayaran nasional agar dapat sistem pembayaran nasional ke dalam penunjukan
mendukung ekosistem EKD nasional dengan Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (6
tetap menghargai kerahasiaan dan privasi data. PIP sistemik dan 3 PIP kritikal) dan pemberian izin
Pengembangan pengelolaan data tersebut dilakukan kepada 3 jenis Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) yaitu
antara lain melalui pengembangan nomor identifikasi sistemik (10 PSPS), kritikal (20 PSPK), dan umum (350
pembayaran (Payment ID), klasifikasi data ke dalam PSPU), sesuai dengan kriteria size, interconnectedness,
data publik, data kontraktual dan/atau dengan complexity, dan substitutability (Gambar 5.7). Dengan
persetujuan pemilik (customer consent), dan data kriteria serupa, kepesertaan dalam BI-FAST juga
rahasia dan/atau pribadi, serta teknologi untuk pusat dikelompokkan menjadi Peserta Langsung (21
data yang diperlukan. PL) dan Peserta Tidak Langsung (56 PTL) dengan

Gambar 5.7. Klasifikasi Industri Sistem Pembayaran Nasional

Mekanisme perhitungan kriteria klasifikasi Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Penyelenggara
Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP) dalam Peraturan Bank Indonesia memuat 4 (empat)
indikator yaitu size, interconnectedness, complexity, dan substitutability

Kinerja transaksi/eksposur terhadap aktivitas


1 Size
ekonomi dan keuangan

Keterhubungan antarpenyelenggara serta dampak stabilitas


2 Interconnectedness sistem pembayaran dan sistem keuangan

Kompleksitas aktivitas serta dampak stabilitas


3 Complexity
sistem keuangan dan ekonomi

Tingkat ketergantian fungsi PJP/PIP serta dampak


4 Substitutability
stabilitas sistem keuangan dan ekonomi

Sumber: Bank Indonesia

98
mempertimbangkan pula kemampuan dalam investasi pembayaran (SP) secara end-to-end, dari yang
teknologi yang diperlukan. Bank Indonesia juga wholesale (BI-RTGS) untuk akses setelmen ke
mendorong kerja sama (bisnis dan/atau kepemilikan), rekening di Bank Indonesia melalui infrastruktur ritel
baik antar-PJP maupun dengan perusahaan (BI-FAST, GPN, dan SKNBI) sampai ke kanal-kanal
e-commerce, sehingga membentuk ekosistem EKD pembayaran yang dikembangkan industri sesuai
nasional secara end-to-end, yaitu digitalisasi layanan model bisnis dan preferensi masyarakat (Gambar 5.8).
pembayaran digital dari perbankan, lembaga selain Selain untuk kemudahan, kecepatan, dan keamanan
bank, e-commerce hingga ke masyarakat konsumen. layanan pembayaran dari dan ke masyarakat
Konsolidasi industri pembayaran secara terintegrasi konsumen, 3I infrastuktur SP tersebut diperlukan
dimaksud akan menjadi unicorn-unicorn Indonesia untuk memperkuat “kesatuan dalam kebhinekaan”
yang sehat, kompetitif, dan inovatif secara nasional sistem pembayaran nasional guna mendukung
maupun internasional. Lebih dari itu, penataan dan kebangkitan perekonomian nasional di era digital
konsolidasi industri sistem pembayaran dimaksud ke depan. Pada 2023, pengembangan difokuskan
juga sangat penting ke depan bagi Bank Indonesia pada 3I infrastruktur SP ritel (BI-FAST, SKNBI, GPN)
untuk menentukan PJP mana yang memenuhi dan infrastruktur SP nilai besar/wholesale (BI-RTGS).
persyaratan untuk menjadi “wholesaler” dalam Tahap pertama pengembangan akan dilakukan pada
pengedaran Rupiah Digital. 3I antara BI-FAST dan BI-RTGS yang kemudian
dilanjutkan dengan 3I antara BI-FAST, BI-RTGS
Ketiga, pengembangan infrastruktur sistem dengan GPN. Selain itu, kajian pengembangan
pembayaran yang 3I (integrasi, interkoneksi, Interface Pembayaran Terintegrasi (IPT) untuk
interoperabilitas) akan terus dilanjutkan untuk interkoneksi antar kanal-kanal pembayaran di dalam
akselerasi dan penguatan ekosistem EKD nasional. industri akan dilanjutkan untuk diimplementasikan
Seperti layaknya jalan tol, perlu pengembangan pada tahun berikutnya. Kemajuan dalam 3I
infrastruktur jalan lingkar kota untuk akses kendaraan antarinfrastruktur sistem pembayaran tersebut juga
dari pusat kota ke berbagai penjuru tujuan, atau merupakan salah satu prasyarat untuk penerbitan
sebaliknya. Itulah perlunya 3I infrastruktur sistem Rupiah Digital ke depan.

Gambar 5.8. Arah Interkoneksi Infrastruktur Sistem Pembayaran ke Depan

FRONT END MIDDLE BACK END

Konsumen Data Hub Infrastruktur Publik


Pusat Layanan
Nasabah Instrumen Layanan Acquiring/Penunjang Pembayaran Ritel Switching Kliring Setelmen
APMR Terminal/Kanal Agregator
Merchant
Cek/BG SKNBI
Kartu ATM
/Debet
EDC / POS IPT4) Infrastruktur
Kartu Kredit Sistem Pembayaran
Ritel Nasional
Proxy & ID
Repository

UE Kredit
Alamat

ATM
BI-FAST
Transfer Kredit
Konsumen3)

Dompet 2)
Ponsel & CeBM via
Transfer Debit ID Internet Gerbang Pembayaran BI-RTGS
Authentication

Pembayaran termasuk Nasional


Digital
API

QR
Simple

(statis & Payment Switching Services


UE L SB QR 1)
dinamis) Aggregator

APMD
Agen Penyedia Jaringan
(a.l. LKD,
Interface

APMU Sistem Pembayaran Bank


Single

Laku Pandai) Internasional Setelmen


Tunai (a.l. Visa, Master Card,
WechatPay)5)

Alur dana dalam rangka pengelolaan dana setelmen BI-FAST Industri Bank Arrangement Global Player
Sentral Industri

1) Quick Response Indonesia Standard (QRIS) 4) Interface Pembayaran yang Terintegrasi


2) Pemrosesan transaksi kartu dan mobile melalui GPN, hingga IPT dan BI-FAST dapat 5) Data transaksi cross border akan dilewatkan Interface Pembayaran yang
melakukan pemrosesan transaksi mobile Terintegrasi sebelum ke penyedia jaringan sistem pembayaran internasional
3) Meliputi individu, korporasi, dan Pemerintah dalam rangka data capturing

Sumber: Bank Indonesia

99
Keempat, kebijakan harga dan praktik pasar akan yang disediakan Bank Indonesia, kepentingan
terus dikembangkan untuk mewujudkan industri nasional dan rakyat, termasuk program-program
sistem pembayaran nasional yang sehat, efisien, Pemerintah. Yang kedua, penetapan oleh Bank
dan wajar. Di tengah layanan sistem pembayaran Indonesia bersama asosiasi industri (collaborative
digital yang makin meluas dan kompleks, skema harga regulator and industry policy), yaitu pada layanan
yang berlaku di industri saat ini terlalu bervariasi, pembayaran antarindustri yang membutuhkan biaya
baik antarjenis instrumen, layanan, maupun PJP. investasi teknologi. Yang ketiga, penetapan oleh
Bahkan, skema harga dimaksud tersebar ke berbagai asosiasi industri sendiri (industry led policy), yaitu pada
infrastruktur dan instrumen. Kebijakan dan strategi layanan pembayaran dari industri ke konsumen yang
harga yang diterapkan oleh PJP inkumben dengan membutuhkan biaya inovasi dan pemasaran. Ketiga
pemain baru juga menimbulkan persaingan tidak pilar kebijakan skema harga tersebut akan diterapkan
sehat. Berbagai faktor ini menyebabkan layanan sesuai dengan klaster layanan pembayaran sejenis
pembayaran di Indonesia tidak efisien, industri untuk menyederhanakan, mengharmonisasikan, dan
kurang kompetitif, dan menimbulkan beban kepada sekaligus menurunkan biaya transaksi dalam sistem
masyarakat. Karena itu, reformasi kebijakan harga pembayaran digital. Tentu saja skema harga tersebut
sistem pembayaran di Indonesia perlu dilakukan akan tetap memberikan insentif yang menarik
untuk mendukung kepentingan nasional dan dan menguntungkan bagi industri untuk terus
masyarakat konsumen, dengan tetap mendorong berinvestasi dan berinovasi, tanpa harus membebani
kontinuitas bisnis, daya saing, dan inovasi industri masyarakat konsumen. Penguatan manajemen risiko
secara nasional dan global (Gambar 5.9). Untuk itu, dan pengawasan sistem pembayaran juga akan
kebijakan skema harga (pricing policy) akan ditempuh terus ditempuh, khususnya dalam implementasi
melalui 3 (tiga) pilar. Yang pertama, penetapan oleh keamanan dan ketahanan siber, serta penguatan
Bank Indonesia (regulator led policy), yaitu bagi layanan kepatuhan terhadap prinsip Anti Pencucian Uang dan
pembayaran yang sistemik dengan infrastruktur Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).

Gambar 5.9. Arah Kebijakan Skema Harga Sistem Pembayaran ke Depan


TANTANGAN

1. LAYANAN SISTEM
PEMBAYARAN DIGITAL YANG FRAMEWORK PRICING POLICY SISTEM PEMBAYARAN END STATE
SEMAKIN MELUAS DAN
KOMPLEKS
PRINSIP UMUM PILAR KEBIJAKAN STRATEGI KEBIJAKAN

2. PERBEDAAN STRATEGI HARGA • Kepentingan


Nasional
• Regulator-led
Pricing Policy
• Penetapan Harga
Sistem Pembayaran
ANTARA INKUMBEN DAN NEW
PLAYERS YANG BERPOTENSI • Kepentingan • Pelaporan Skema
• Collaborative
MENIMBULKAN PERSAINGAN Masyarakat
Pricing Policy
Harga Sistem MENCIPTAKAN
Pembayaran
TIDAK SEHAT • Kepentingan
Bisnis • Industry-led • Pengawasan Terhadap PRAKTIK
Pricing Policy Implementasi
3. TERSEBARNYA KEBIJAKAN • Transparansi Skema Harga PASAR SISTEM
HARGA BERDASARKAN
INFRASTRUKTUR MAUPUN PEMBAYARAN
INSTRUMEN SISTEM CAKUPAN PENGATURAN BIAYA YANG SEHAT,
PEMBAYARAN • Biaya Pemindahan Dana
• Biaya Transaksi Belanja
• Biaya Administratif
EFISIEN, DAN
MANDAT PBI PJP & PIP*
WAJAR
Bank Indonesia akan
melakukan penetapan
prinsip umum skema harga MENJAGA KESEIMBANGAN TRILEMA KEPENTINGAN:
dalam penyelenggaraan NASIONAL, INDUSTRI, DAN KONSUMEN
sistem pembayaran yang
perlu dipatuhi PJP dan PIP

* Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dan Penyelenggara Infrastruktur Sistem Pembayaran (PIP)

Sumber: Bank Indonesia

100
Kelima, Bank Indonesia akan melanjutkan sentral dalam penerbitan dan pengedaran Rupiah
pengembangan Rupiah Digital sebagai satu-satunya Digital, sementara pemanfaatannya secara “ritel”
alat pembayaran digital yang sah di Indonesia oleh masyarakat akan diserahkan kepada “wholesaler”
untuk berbagai transaksi ekonomi dan keuangan tersebut (Gambar 5.10). Kedua, pembangunan
digital. Mempertimbangkan sejumlah kemajuan infrastruktur sistem pembayaran dan pasar uang
yang dicapai pada 2022 di Indonesia maupun di yang 3I (integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas),
dunia internasional, termasuk melalui kerja sama khususnya pada dan di antara bank dan non-bank
dalam forum G20, IMF, dan BIS, pada Pertemuan besar yang akan ditunjuk sebagai “wholesaler”
Tahunan Bank Indonesia tanggal 30 November Rupiah Digital. Hal ini penting agar para “wholesaler”
2022 yang lalu, Bank Indonesia telah meluncurkan membentuk jalinan network melalui teknologi DLT
white paper Rupiah Digital yang dinamakan “Proyek atau blockchains dengan Bank Indonesia dan di antara
Garuda”. Proyek Garuda ini merupakan langkah mereka sehingga mampu berperan dalam pengedaran
menjaga kedaulatan mata uang Rupiah secara digital secara “ritel” kepada masyarakat. Ketiga, pemilihan
yang berisi dasar pemikiran dan peta jalan yang platform teknologi yang kompatibel dengan sejumlah
akan ditempuh untuk mendapatkan masukan dari platform yang kini sedang dikembangkan oleh
industri dan masyarakat. Pengembangan Rupiah bank-bank sentral dan lembaga internasional. Hal
Digital akan mencakup 3 (tiga) aspek penting. ini mengingat pada akhirnya Rupiah Digital tersebut
Pertama, Bank Indonesia tengah membangun harus mampu pula terkoneksi dengan Central Bank
platform teknologi untuk “Khazanah Digital Rupiah Digital Currency (CBDC) yang diterbitkan oleh bank-
(KDR)” untuk penerbitan Rupiah Digital, serta bank sentral lain dengan mekanisme penentuan nilai
menetapkan sejumlah bank dan non-bank yang tukar melalui teknologi digital. Dewasa ini sedang
memenuhi persyaratan sebagai “wholesaler” untuk dikembangkan beberapa platform teknologi dalam
dapat mengedarkan Rupiah Digital bagi kebutuhan kerja sama internasional, seperti proyek Dunbar oleh
masyarakat. Dengan pendekatan ini, Bank Indonesia BISIH Singapore, MAS, BNM, RBA, dan SARB, serta
akan lebih fokus pada kewenangan sebagai bank proyek mBridge oleh BISIH Hong Kong, HKMA, BOT,

Gambar 5.10. Arah Pengembangan Rupiah Digital ke Depan


One-tier Rupiah Digital
BI-RTGS BANK INDONESIA BI-FAST
Penerbitan Penerbitan Rupiah Digital
SENTRAL

wholesale kepada peserta


BANK

Redemption Penerbitan Rupiah Digital


secara langsung kepada
pengguna akhir
(pengembangan ke depan)
PLATFORM Cash Ledger KDR*
WHOLESALE Securities Ledger
Two-tier Rupiah Digital

Distribusi dan Collection


Rupiah Digital ritel via:
(BANK DAN LEMBAGA SELAIN BANK)

1) wholesaler – pengguna akhir


2) wholesaler – retailer –
pengguna akhir

LSB BANK BANK LSB


INTERMEDIARY

Transfer

Validasi & setelmen transaksi


Rupiah Digital dilakukan
melalui platform web, aplikasi,
dan wallet (baik transaksi
online maupun offline)

LSB BANK
PERITEL Cash Ledger :
Komponen buku besar Rupiah Digital
yang melakukan pencatatan di sisi dana

Securities Ledger :
PENGGUNA

Komponen buku besar Rupiah Digital


AKHIR

yang melakukan pencatatan di sisi


PLATFORM surat berharga
Cash Ledger
RITEL Individu Merchants Perusahaan
*KDR = Khazanah Digital Rupiah
(Digital Asset Depository)

Sumber: Bank Indonesia

101
PBoC, dan CB-UAE. Pada akhirnya interkoneksi CBDC Sistem Keuangan (ITSK), literasi keuangan digital
antarnegara memerlukan kesepakatan kebijakan dan dan perlindungan konsumen, serta keamanan
pengaturan di antara bank sentral peserta, antara lain siber. Sinergi dengan perbankan, asosiasi sistem
terkait mekanisme penentuan nilai tukar, pengelolaan pembayaran, asosiasi fintech, dan asosiasi lainnya
aliran modal asing, hingga pengawasan baik terhadap terus diperkuat baik dalam memperluas berbagai
transaksi maupun teknologi operasional, termasuk program digitalisasi sistem pembayaran yang sudah
ketahanan terhadap serangan siber. berjalan, seperti QRIS, SNAP, dan BI-FAST, maupun
dalam memperluas layanan kepada masyarakat luas.
Proyek Garuda Rupiah Digital akan diimplementasikan Hal ini telah menjadi prinsip Bank Indonesia bahwa
secara bertahap. Pada tahap pertama akan dimulai kebijakan, pengaturan, dan pengawasan sistem
dengan “wholesale-CBDC” untuk use case penerbitan, pembayaran dirumuskan dan dilaksanakan bersama
pemusnahan, dan transfer antarbank. Pada tahap industri (industry friendly policy).
kedua perluasan “wholesale-CBDC” dengan use case
yang mendukung operasi moneter dan pengembangan Bank Indonesia juga akan terus memperkuat
pasar keuangan. Pada tahap ketiga akan dikembangkan kebijakan pengelolaan uang Rupiah untuk
interasi “wholesale-CBDC” dengan “ritel-CBDC” secara menyediakan uang layak edar dengan denominasi
end-to-end. Pengembangan Rupiah Digital ini tentunya yang sesuai dan tepat waktu di seluruh wilayah NKRI.
perlu didukung oleh sinergi dan kolaborasi yang kuat Upaya ke depan di antaranya melalui penguatan
baik secara nasional maupun internasional. strategi operasional layanan kas yang lebih efisien
dengan memperhatikan kedekatan geografis, evaluasi
Selain kelima strategi pokok tersebut, Bank Indonesia terhadap jalur dan moda transportasi distribusi uang,
juga akan terus memperkuat sinergi dan koordinasi evaluasi kecukupan jaringan akses terhadap uang
dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah), perbankan, kartal (access to cash), serta penyediaan uang kartal
dan asosiasi baik sistem pembayaran, fintech maupun dalam jumlah dan kualitas yang memadai di seluruh
e-commerce. Koordinasi dengan Pemerintah Pusat wilayah termasuk blankspots dan 3T (Terdepan,
dan Daerah, terutama diarahkan untuk perluasan Terluar, dan Terpencil). Dari sisi digitalisasi, penguatan
elektronifikasi transaksi keuangan Pemerintah dilakukan melalui enhancement terhadap decision
Daerah dengan memperkuat TP2DD, mendorong support system dan executive information system
penyaluran bansos Government to Person (G2P) 4.0, dan untuk mendukung pemantauan, early warning, dan
memperluas elektronifikasi dan integrasi antarmoda pengambilan strategi kebijakan PUR yang lebih
transportasi. Demikian pula, digitalisasi UMKM dan Lengkap, Akurat, Kini, dan Utuh. Upaya peningkatan
pariwisata akan makin digencarkan melalui Gernas BBI pemahaman dalam merawat uang Rupiah juga akan
dan BWI di berbagai daerah dan destinasi pariwisata terus dilakukan melalui perluasan gerakan Cinta,
utama yang telah ditetapkan Pemerintah. Sinergi dan Bangga dan Paham (CBP) Rupiah melalui berbagai
koordinasi pengaturan dan pengawasan terhadap komunitas masyarakat serta media massa (above the
digitalisasi sistem pembayaran oleh Bank Indonesia line). Selain itu, komunikasi dengan industri juga akan
dengan digitalisasi lembaga keuangan oleh OJK akan terus dilakukan melalui Forum Industri Pengelolaan
makin dipererat, termasuk terhadap transaksi crypto Uang Rupiah (FORIN PUR) bersama Perbankan dan
assets, pengembangan sandbox, Industri Teknologi Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah (PJPUR).

102
5.4
Arah Kebijakan Pengembangan Pasar Uang
Kebijakan pengembangan pasar uang pada 2023 utama. Pertama, pengembangan infrastruktur
akan terus diarahkan untuk memperkuat efektivitas operasi moneter Bank Indonesia yang 3I dengan
operasi dan transmisi kebijakan moneter yang infrastruktur pasar uang sehingga dapat makin
makin terintegrasi dengan terwujudnya pasar uang memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter
yang modern dan efisien, serta mampu mendukung dan mempercepat modernisasi pasar uang Indonesia.
pembiayaan bagi perekonomian nasional. Arah Kedua, konsolidasi peserta operasi moneter dengan
pengembangan pasar uang dimaksud tetap konsisten pelaku pasar uang dengan klasifikasi Primary Dealers
dengan tujuan dan program dalam BPPU 2025, (PDs) sistemik, kritikal, dan umum, konsisten dengan
yaitu untuk membangun pasar uang yang modern kriteria lembaga keuangan yang penting secara
dan berstandar internasional, serta mendukung sistemik (systemically important financial institutions,
transformasi pengelolaan moneter yang terintegrasi SIFIs), sehingga sejalan dengan klasifikasi industri
dengan pasar uang (Gambar 5.11). Pada 2023, sistem pembayaran (SIPS). Ketiga, pengembangan
fokus pengembangan tetap diarahkan pada 3 (tiga) instrumen pasar uang yang mendukung terjaganya
aspek pasar uang yang efisien (3P), yaitu instrumen stabilitas pasar uang (Rupiah dan valuta asing) dan
(product), pelaku (participant), dan mekanisme harga pasar obligasi, khususnya instrumen derivatif seperti
(pricing), dengan infrastruktur yang 3I (integrasi, DNDF, repo, maupun swap nilai tukar dan suku
interkoneksi, dan interoperabilitas) antara pasar uang bunga, tanpa mengurangi pengembangan instrumen
dan sistem pembayaran. Pengembangan akan lebih untuk pembiayaan. Keempat, penguatan mekanisme
dititikberatkan pada aspek 3I antara infrastruktur, pasar yang efisien dalam pembentukan struktur suku
pelaku, dan instrumen dalam mendukung bunga (IndONIA dan repo), nilai tukar (DNDF), dan
terintegrasinya operasi moneter Bank Indonesia hedging (swap suku bunga dan nilai tukar) sehingga
dengan pendalaman pasar uang. Berdasarkan hal memperkuat transmisi kebijakan moneter dan
tersebut, kebijakan pengembangan pasar uang stabilitas pasar keuangan.
pada 2023 akan difokuskan pada 4 (empat) program

Gambar 5.11. Arah Kebijakan Pengembangan Pasar Uang 2023

PENGUATAN STRATEGI OPTIMALISASI


PENGEMBANGAN PASAR SINERGI DAN KOORDINASI
PENGELOLAAN MONETER PENGELOLAAN CADANGAN
UANG RUPIAH DAN VALAS
TERINTEGRASI DEVISA

Kebijakan Pengembangan Pasar Uang "Pro-Growth":


Integrated, Modern, Efficient

1 2
3
INISIATIF
BPPU
2025
SASARAN
PASAR UANG TERINTEGRASI DENGAN PENGELOLAAN
MONETER, MODERN, DAN EFFISIEN UNTUK TRANSMISI
MONETER DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
FORUM KOORDINASI
PENGEMBANGAN
PASAR KEUANGAN (FK-PPK)
UTAMA Konsolidasi peserta OM dan pasar dengan klasifikasi primary
PESERTA dealer (PD) sistemik, kritikal dan umum konsisten dengan
SIAs, cross border, dan future "wholesalers"
1. Stabilisasi Pasar Keuangan
Akselerasi instrumen pasar uang strategis untuk efektivitas
PRODUK transmisi moneter, stabilitas Rupiah, hedging, dan 2. Pengembangan Instrumen
Pembiayaan Pembangunan
Mendorong Digitalisasi Meningkatkan Mengembangkan
& Penguatan IPK Efektivitas Transmisi Sumber Pembiayaan
Ekonomi dan
pembiayaan jangka pendek
Kebijakan Moneter
Pengelolaan Risiko

Trading Venue/BI-ETP Repo Instrumen Lindung Nilai


Pengembangan mekanisme pasar yang efisien dalam 3. Literasi Keuangan dan
Jangka Panjang PRICING pembentukan struktur suku bunga (IndONIA dan Repo), nilai Perlindungan Konsumen
tukar (DNDF), dan hedging (swap suku bunga dan nilai tukar)
Central Counterparty IndONIA dan JIBOR
Sustainability and Green
BI-SSSS Overnight Index Swap Financing

BI-RTGS DNDF Investor Ritel


Infrastruktur operasi moneter, pasar uang, dan sistem
Trade Repository LCS Sekuritisasi Aset
INFRASTRUKTUR pembayaran yang saling 3I (Integrasi, Interkoneksi
Interoperabilitas), sekaligus sebagai prasyarat untuk CBDC

Sumber: Bank Indonesia

103
Pengembangan infrastruktur operasi moneter memungkinkan Bank Indonesia menjadi salah
Bank Indonesia yang 3I (integrasi, interkoneksi, satu peserta dalam transaksi pasar uang, tanpa
interoperabilitas) dengan infrastruktur pasar uang mengurangi kemampuan Bank Indonesia dalam
akan dapat makin memperkuat efektivitas transmisi melakukan operasi moneter secara langsung seperti
kebijakan moneter dan mempercepat modernisasi selama ini. Partisipasi Bank Indonesia di pasar jelas
pasar uang Indonesia. Secara internal Bank Indonesia akan makin meningkatkan transaksi dan kedalaman
akan melanjutkan finalisasi Conceptual Design (CD) pasar uang di Indonesia. Kedua, efektivitas transmisi
pengembangan infrastruktur pasar uang yang 3I kebijakan suku bunga moneter di pasar uang dan
dengan sistem pembayaran, termasuk BI-APS, BI- pasar obligasi Pemerintah akan makin kuat dengan
SSSS, BI-RTGS Gen-3, dan Trade Repository (Gambar partisipasi Bank Indonesia dan makin besarnya
5.12). Bank Indonesia akan lebih memprioritaskan transaksi di pasar uang. Di samping itu, kredibilitas
pengembangan infrastruktur untuk modernisasi pembentukan struktur suku bunga yang terjadi dari
operasi moneter, BI-APS, yang akan diikuti dengan transaksi tersebut dan efisiensi pasar uang juga akan
infrastruktur lain, khususnya modernisasi BI-SSSS meningkat. Ketiga, infrastruktur operasi moneter dan
untuk lebih memudahkan pemanfaatan SBN sebagai pasar uang yang 3I tersebut juga akan menjadi salah
underlying transactions repo maupun produk derivatif satu prasyarat untuk penerbitan dan pengedaran
pasar uang lain. Terkait infrastruktur di pasar uang, Rupiah Digital. Dengan dukungan infrastruktur yang
Bank Indonesia akan melanjutkan kolaborasi dengan 3I, operasi moneter dan transaksi di pasar uang akan
industri dalam pengembangan Central Counter- dapat dilakukan baik dengan mekanisme pemindahan
party (CCP) untuk pasar derivatif SBNT (suku antarrekening bank seperti selama ini maupun secara
bunga dan nilai tukar) secara netting (CCP SBNT), di serta merta melalui Rupiah Digital.
samping perluasan transaksi pasar uang melalui ETP
Multimatching baik untuk pasar uang Rupiah maupun Konsolidasi peserta operasi moneter dan pelaku
valas. Perlunya infrastruktur operasi moneter, BI- pasar uang akan ditempuh dengan pengelompokan
APS, terintegrasi, terinterkoneksi dan memiliki sesuai dengan besarnya peran dan pentingnya
interoperabilitas (3I) dengan infrastruktur pasar uang, lembaga keuangan secara sistemik (SIFIs). Hingga
CCP SBNT dan ETP Multimatching didasarkan oleh saat ini, peserta operasi moneter dan pasar uang
3 (tiga) pertimbangan. Pertama, adanya integrasi, masih sangat heterogen, baik dari sisi besarnya
interkoneksi, dan interoperabilitas antarinfrastruktur transaksi, kapabilitas lembaga, maupun manajemen

Gambar 5.12. Arah Pengembangan 3l Infrastruktur Pasar Uang Operasi Moneter


dan Sistem Pembayaran ke Depan

SISTEM PERBANKAN
Nasabah FOMOBO/Swift
Multimatching System
Intervensi: Spot, DNDF
BANK
OM BI
BANK

Pemerintah Rp OIS IRS Repo SBN OM Rupiah: Repo, RR-SBN


Member
Bank Agent
Bank
Order

Swap DNDF OM Valas: FX Swap BI


Valas
Nonbank BANK Forward Spot BANK

• Lelang Penerbitan SBN/SBSN/SUKBI, OM Lainya


BI-APS

• Standing Facility: DF & LF


Member REFINITIV Bloomberg 360T Member
Bank Bank
Lelang SBN
• OM Valas: TD Valas,
Sekunder a.n.
OM & Lelang lainya SBBI Valas
Pemerintah:
Nonresident • Lelang Penerbit SBN
- Buyback
/SBSN Valas
BANK BANK BANK BANK
- Debt

PUAB Repo OIS IRS Pasar Uang Lainya BI RTGS


CCP:
DNDF, Repo,
Spot DNDF Foward FX Swap Pasar Valas Lainya OIS, IRS BI SSSS
Omni Data
Repository
(INDRA)
Trade
Market Info: Benchmark Price & Hasil OM: Repository ANTASENA
• Rate Pasar • Volume & Repo o/n rate
Alur Transaksi • Likuiditas • Volume & rate OIS
Alur Data/Informasi Pasar • JISDOR

Sumber: Bank Indonesia

104
risikonya. Kondisi ini menyebabkan segmentasi pasar sebagai instrumen lindung nilai suku bunga juga
uang yang mengakibatkan kurang berkembangnya belum berkembang. Volume transaksi repo dengan
transaksi dan tidak efisiennya mekanisme pasar underlying SBN di pasar uang juga masih terbatas,
karena besarnya risiko, baik risiko likuiditas, risiko demikian pula dengan instrumen sekuritas jangka
pasar, risiko kredit, maupun risiko operasional dari pendek seperti Surat Berharga Komersial (SBK). Oleh
para peserta. Pengelompokan peserta operasi karena itu, Bank Indonesia akan lebih fokus pada
moneter dan pasar uang menjadi sistemik, kritikal, pengembangan instrumen dan peningkatan volume
dan umum didasarkan pada 4 (empat) kriteria pokok transaksi pasar uang tersebut agar lebih efisien untuk
sesuai dengan BIS, yaitu: Size, Interconnectedness, mendorong investasi (portofolio dan PMA), serta
Complexity, dan Substitutability. sehingga akan lebih sekaligus memperkuat efektivitas transmisi kebijakan
konsisten dengan standar internasional sebagaimana moneter di Indonesia. Sementara itu, pengembangan
dalam penetapan bank sistemik. Pendekatan ini instrumen pembiayaan ekonomi juga akan terus
telah diterapkan Bank Indonesia dalam penetapan diperkuat melalui 3 (tiga) strategi kebijakan yaitu: (i)
PJP ke dalam PJP sistemik, kritikal, dan umum serta mendorong pengembangan sekuritisasi aset melalui
penetapan peserta langsung dan tidak langsung dalam program KIK-EBA dan EBA-SP, (ii) mendorong
BI-FAST. Pendekatan dengan 4 (empat) kriteria pokok pengembangan investor ritel dan literasi keuangan,
tersebut juga akan diterapkan dalam pengelompokan dan (iii) memperkuat koordinasi dan komunikasi
Primary Dealers (PDs) sebagai peserta operasi terkait program Sustainable Green Finance (SGF).
moneter dan pelaku pasar uang. Dengan demikian, Berbagai kebijakan pendalaman pasar keuangan
ke depan akan terjadi konvergensi pengelompokan tersebut akan didukung oleh sinergi yang erat antara
lembaga keuangan sebagai bank sistemik maupun Bank Indonesia, Kementerian Keuangan, dan OJK
sebagai peserta dalam operasi moneter, sistem dalam koordinasi FK-PPPK.
pembayaran, dan pasar uang, yaitu ke dalam sistemik,
kritikal, dan umum. Konvergensi peserta ini sangat Berbagai program peningkatan penggunaan
penting tidak saja dalam mempercepat konsolidasi kerangka Local Currency Transactions (LCT) dalam
pelaku pasar uang dan sistem pembayaran, tetapi juga memfasilitasi perdagangan dan investasi dengan
bagi Bank Indonesia dalam melakukan pengawasan negara mitra, terus diakselerasi melalui penguatan
dengan pendekatan dan kriteria yang sesuai standar sinergi dan koordinasi dengan otoritas terkait
internasional. Lebih dari itu, pengelompokan lainnya. Bank Indonesia bekerja sama dengan instansi
tersebut juga sangat penting bagi Bank Indonesia ke terkait, baik di dalam negeri maupun luar negeri,
depan dalam menetapkan peserta yang memenuhi untuk memperluas kampanye penggunaan LCT
persyaratan menjadi “wholesaler” dalam penerbitan berbasis Appointed Cross Currency Dealer (ACCD)
dan pengedaran Rupiah Digital. kepada perbankan, korporasi, dan pihak pengguna
potensial lainnya bekerja sama dengan instansi
Pengembangan instrumen pasar uang ditempuh terkait di domestik dan negara mitra. Perluasan
untuk mendukung terjaganya stabilitas pasar uang penggunaan LCT tersebut juga didukung oleh
(Rupiah dan valuta asing) dan pasar obligasi, tanpa implementasi kurs acuan Non-USD/IDR untuk
mengurangi pengembangan instrumen untuk pengembangan instrumen derivatif dalam kerangka
pembiayaan. Dewasa ini kurang berkembangnya LCT. Selain itu, Bank Indonesia juga akan memperkuat
pasar uang jangka pendek menjadi penyebab pengaturan transaksi di pasar valuta asing melalui
tingginya risiko likuiditas, risiko pasar (nilai tukar dan penyederhanaan dan integrasi ketentuan untuk
suku bunga), serta risiko kredit di pasar keuangan mendorong pendalaman pasar dan mendukung
Indonesia. Instrumen derivatif di pasar valas, seperti stabilitas sistem keuangan. Reformasi regulasi pasar
DNDF dan swap sebagai instrumen hedging nilai uang ini akan menyederhanakan ketentuan dengan
tukar, meskipun telah makin berkembang namun mendasarkan pada pendekatan principle-based
volume transaksinya masih terbatas dan sebagian untuk meningkatkan fleksibilitas dan efektivitas
besar terkait dengan operasi moneter Bank Indonesia implementasi bagi pelaku pasar.
dengan tenor terbatas hingga 3 bulan. Volume swap

105
5.5
Arah Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau
Bank Indonesia akan terus memperluas dan Indonesia (KKI) guna mendorong UMKM “Go Export”
memperkuat program pengembangan UMKM dan “Go Digital”. KKI menjadi salah satu bentuk sinergi
sebagai kebanggaan Indonesia, “Go Export”, dan “Go sebagai bentuk dukungan terhadap pelaksanaan
Digital”. Pengembangan UMKM Bank Indonesia lebih Gernas BBI dan BWI karena turut melibatkan
ditekankan pada nilai tambah untuk mendukung seluruh kantor Bank Indonesia di berbagai daerah.
pengendalian inflasi dan peningkatan devisa Selain itu, sinergi juga dilakukan melalui GNPIP
melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan untuk meningkatkan nilai tambah dan keberlanjutan
fasilitasi akses pembiayaan guna meningkatkan daya produksi UMKM pangan. Ketiga, fasilitasi akses
saing UMKM dan mendorong UMKM naik kelas. pembiayaan UMKM akan terus didorong untuk
Pertama, korporatisasi ditempuh melalui penguatan mendukung pemenuhan ketentuan pembiayaan
kelembagaan, perluasan kemitraan, serta penciptaan inklusif (RPIM) serta meningkatkan fasilitasi
wirausaha baru. Fasilitasi yang dilakukan di antaranya business matching pembiayaan UMKM. Sementara
melalui peningkatan tahapan pengembangan itu, Bank Indonesia juga terus memperkuat kapasitas
kelompok subsistence. Kedua, peningkatan kapasitas pengelolaan keuangan UMKM, menyusun pemetaan
UMKM dilakukan secara end-to-end didukung pola pembiayaan UMKM dengan multiple channel
dengan digitalisasi untuk mendorong peningkatan e-commerce dan kemitraan, dan memperluas
produksi, pengelolaan keuangan, dan perluasan implementasi digitalisasi melalui SIAPIK. Di tengah
akses pasar. Fasilitasi yang dilakukan mencakup tren digitalisasi, pengembangan UMKM diperkuat
perluasan akses pasar, penguatan klaster pangan dengan penguatan digitalisasi, salah satunya
hulu hilir dalam rangka peningkatan produktivitas melalui penerapan deliverable terkait keuangan
dan/atau nilai tambah, dan peningkatan kapasitas inklusif pada Presidensi G20 Indonesia 2022,
dalam rangka pengembangan UMKM Hijau. yaitu pedoman implementasi untuk meningkatkan
Peningkatan akses pasar dilakukan melalui fasilitasi inklusi keuangan digital. Memperkuat komitmen
pengembangan hub ekspor, sertifikasi dan kurasi pengembangan UMKM tersebut, peningkatan
produk, promosi perdagangan internasional, inklusi keuangan digital dan literasi keuangan digital
serta mendorong interkoneksi dengan local value menjadi salah satu topik yang akan diangkat dalam
chain (LVC) maupun global value chain (GVC). Dalam agenda Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
kaitan ini, sinergi dengan Pemerintah dilakukan, Sementara itu, di tengah tren hijau, Bank Indonesia
antara lain, melalui penyelenggaraan Karya Kreatif juga akan mendorong pengembangan UMKM Hijau

106
melalui penyusunan pilot project sebagai upaya dalam wadah Komite Nasional Ekonomi Keuangan
penyempurnaan kajian UMKM Hijau Bank Indonesia Syariah (KNEKS) maupun dengan pondok pesantren,
yang telah disusun untuk memperoleh model bisnis Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), asosiasi
yang applicable. pengusaha, perbankan, serta para ulama, akademisi,
dan masyarakat luas.
Bank Indonesia juga terus mendukung peningkatan
peran ekonomi dan keuangan syariah sebagai Sinergi kebijakan dengan Pemerintah terus
sumber baru pertumbuhan ekonomi. Akselerasi diperkuat untuk mendukung pencapaian ekonomi
implementasi ekosistem halal value chain, baik berkelanjutan dengan sistem keuangan yang stabil,
lokal maupun global, makin diperluas baik dari inklusif, dan hijau. Untuk menjawab tantangan
aspek pelaku, kelembagaan, maupun infrastruktur perubahan iklim ke depan yang dapat mengancam
pendukung. Pengembangan ekosistem halal value stabilitas perekonomian serta sebagai bentuk
chain ini akan tetap diutamakan pada sektor unggulan kontribusi aktif Bank Indonesia dalam pencapaian
makanan halal (halal food) dan fesyen muslim (modest target Indonesia rendah karbon, Bank Indonesia akan
fashion). Dari sisi keuangan syariah, kebijakan melakukan transformasi yang bersifat menyeluruh
pendalaman pasar uang syariah guna mendukung melalui penguatan kebijakan keuangan hijau. Kajian
pembiayaan syariah ditempuh antara lain melalui mengenai kebijakan makroprudensial hijau untuk
pengembangan instrumen transaksi valas dan Sukuk mendukung sustainable finance terus dilakukan. Bank
BI inklusif. Dukungan peningkatan optimalisasi Indonesia juga terus mendorong pendalaman pasar
keuangan sosial syariah, sebagai alternatif sumber keuangan melalui pengembangan instrumen pasar
pembiayaan sektor unggulan ekonomi syariah uang hijau. Pengembangan ekonomi dan keuangan
tersebut, terus didorong, terutama melalui wakaf inklusif hijau terus dilakukan, antara lain, melalui
produktif. Di samping itu, peningkatan business pengembangan model bisnis ekonomi sirkular, green
linkage dalam rangkaian kegiatan Fesyar di 3 (tiga) farming, dan laporan keuangan hijau bagi UMKM dan
wilayah (Jawa, Sumatera, Wilayah Indonesia Timur) pelaku ekonomi syariah. Selain itu, Bank Indonesia
dan ISEF bertaraf internasional juga terus ditempuh. terus melanjutkan transformasi kelembagaan Bank
Penguatan center of excellence ekonomi dan keuangan Indonesia, termasuk terkait tata kelola, manajemen
syariah juga terus ditingkatkan, melalui pendidikan risiko, strategi, serta performance indicator hijau.
tinggi, sebagai bagian penting dalam implementasi Dalam pengembangan dan implementasinya, Bank
strategi pengembangan dan peningkatan literasi Indonesia akan terus bersinergi dan melakukan
masyarakat. Untuk itu, Bank Indonesia senantiasa koordinasi yang erat dengan KSSK, Kementerian/
memperkuat sinergi dengan berbagai pihak, baik di Lembaga dan stakeholders terkait.

107
5.6
Arah Kebijakan Internasional
Di sisi kebijakan internasional, setelah kesuksesan Framework). Selain itu, peningkatan kerja sama
Keketuaan Indonesia pada G20 pada 2022, Bank ASEAN dalam penerapan Local Currency Transactions
Indonesia akan mendukung penuh keberhasilan (LCT) Framework dilakukan antara lain melalui
Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, bersinergi penguatan dukungan otoritas/insentif, relaksasi
erat dengan Pemerintah khususnya pada jalur aturan, infrastruktur pasar keuangan, dan keterkaitan
integrasi keuangan. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia LCT dengan cross border payment. Untuk pilar kedua
akan mendukung kelanjutan dari 6 (enam) agenda “Digital Economy”, Bank Indonesia akan mengangkat
prioritas jalur keuangan dalam Keketuaan Indonesia agenda G20 “Advancing Payment Connectivity and
dalam G20 Tahun 2022 dengan tema G20 “Recover Promoting Digital Financial Inclusion and Literacy”
Together, Recover Stronger” ke dalam agenda prioritas di ASEAN. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia akan
Integrasi Keuangan ASEAN dalam Keketuaan fokus pada Advancing ASEAN Payment Connectivity
Indonesia pada ASEAN 2023 dengan tema “Recovery- dengan kerja sama Cross Border Payments Linkage,
Rebuilding, Digital Economy, Sustainability”. Untuk pilar yaitu konektivitas QR dan fast payment dengan LCT
pertama “Recovery-Rebuilding”, agenda prioritas G20 yang diresmikan Bapak Presiden pada G20 Leaders
“Addressing Exit Policy Spillovers and Scarring Effects” di Bali tanggal 14 November 2022 yang lalu (Gambar
akan dijadikan agenda dalam Keketuaan ASEAN 5.13). Selain itu, akan dilakukan High Policy Discussion
2023 dengan High Level Policy Dialogue dan Technical dalam mendukung CBDC Initiatives, Promoting Digital
Level Discussion dalam Exit Policies Spillovers, Scarring Financial Inclusion and Literacy untuk penguatan
Effects, and Macroeconomic Policy Mix (IMF-Integrated Digital Financial Literacy di ASEAN, termasuk
Policy Framework dan BIS-Macro-financial Stability penyelenggaraan Digital Financial Inclusion Festival,

Gambar 5.13. Arah Konektivitas Sistem Pembayaran ASEAN

ASEAN-5 Payment Connectivity


VISION:
ASEAN PAYMENT CONNECTIVITY

General understanding General understanding for regulatory and


Mission supervisory framework on cryptoasset &
for infrastructure interlinkage data policy

STRATEGY

SYNERGY AMONG CENTRAL BANKS

Widening
of QR Interlinking Fast
Standardizing RTGS Data
payment payment
API interlinking framework
partnership

ACCD-based Local Currency Settlement (LCS)


Enablers
Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA)

Sumber: Bank Indonesia

108
High Level Discussion on Regulatory and Supervisory on Bilateral Cooperation dengan bank sentral dan
Cryptoassets and Cybersecurity, serta implikasinya bagi lembaga internasional lainnya. Bank Indonesia
WC-ABIF Guideline to Incorporate Digitalization. Policy terus meningkatkan persepsi positif investor dan
Discussion and Seminar addressing Climate Related Risk lembaga rating melalui kegiatan engagement yang
juga diagendakan. lebih proaktif. Fasilitasi promosi perdagangan dan
investasi sektor-sektor prioritas melalui dukungan
Bank Indonesia juga akan terus aktif dalam Investor Relation Unit (IRU), baik di tataran daerah,
berbagai forum kerja sama internasional untuk nasional, maupun internasional, juga akan terus
mendukung pemulihan ekonomi nasional. Penguatan ditingkatkan. Di samping itu, kampanye yang masif
kerja sama internasional juga terus dilakukan untuk mendorong dan memperluas penggunaan
pada tataran multilateral, regional, dan bilateral LCT, di antaranya melalui kegiatan sosialisasi kepada
terkait Jaring Pengaman Keuangan Internasional, pelaku usaha potensial bekerja sama dengan Kantor
LCT, Sistem Pembayaran dan Inovasi Keuangan Perwakilan Luar Negeri dan Dalam Negeri serta mitra
Digital, Anti Pencucian Uang dan Pencegahan strategis Bank Indonesia lainnya, juga akan terus
Pendanaan Terorisme (APU-PPT), hingga Structured diperkuat.

109
5.7
Arah Kebijakan Transformasi Bank Indonesia
Bank Indonesia akan terus melanjutkan reformasi kerja, efisiensi pos-pos anggaran penting dengan
kelembagaan secara menyeluruh untuk membangun pencapaian indikator kinerja, penguatan pengukuran
lembaga bank sentral yang kredibel, berkinerja risiko strategis ke depan dan mitigasinya, serta audit
unggul, bertata kelola, dan transparan. Transformasi internal. Penguatan proses kerja, manajemen risiko,
kebijakan, organisasi, SDM, dan digital yang telah dan tata kelola pengelolaan major projects terus
ditempuh sejak 2018 makin diperkuat dan dipertajam dilakukan baik untuk proyek sistem informasi maupun
untuk mewujudkan visi “Bank Sentral Digital Terdepan proyek fisik. Sementara itu, implementasi Digital
yang Berkontribusi Nyata bagi Perekonomian Nasional Business Process Re-enginering (Digital BPR) dalam
dan Terbaik di antara Emerging Markets menuju perumusan bauran kebijakan yang telah berhasil
Indonesia Maju”. Untuk menyempurnakan respons dari tingkat departemen ke RDG akan diperluas
bauran kebijakan dalam memperkuat ketahanan, dengan Digital BPR di dalam departemen dengan
pemulihan, dan kebangkitan ekonomi dari dampak menciptakan “digital collaborative work”, yang akan
gejolak global, transformasi kebijakan akan difokuskan dimulai dari departemen-departemen perumusan
pada penguatan kerangka kerja bauran kebijakan (Bank kebijakan, manajemen strategis, dan sumber daya
Indonesia policy mix), pemodelan makroekonomi dan manusia (Gambar 5.14). Dengan Digital BPR, proses
sistem keuangan, serta respons bauran kebijakan yang kerja yang semula memerlukan 8 (delapan) tahap akan
optimal. Penguatan transformasi kebijakan moneter diperpendek menjadi 4 (empat) tahap dari unit kerja
ditekankan pada perumusan optimalitas respons di tingkat departemen hingga pengambilan keputusan
kebijakan suku bunga, stabilisasi nilai tukar dan twist di RDG. Pola kerja hybrid juga dipertahankan karena
operation, integrasi pengelolaan moneter dengan lebih efektif dan efisien dalam pengelolaan sumber
pendalaman pasar uang sesuai BPPU 2025, serta daya dan pencapaian kinerja.
optimalitas kecukupan dan pengelolaan cadangan
devisa. Transformasi kebijakan makroprudensial akan Transformasi digital untuk proses kerja kebijakan
ditekankan pada penguatan permodelan keterkaitan maupun kelembagaan diakselerasi berdasarkan
makro-sistem keuangan (macro-financial linkage), Rencana Induk Inovasi Digital Bank Indonesia
integrasi respons kebijakan makroprudensial dengan (RIVIBI) menuju visi sebagai bank sentral terdepan.
surveilans sistemik, pengembangan instrumen Digitalisasi Bank Indonesia mencakup 3 (tiga) bagian
kebijakan makroprudensial untuk kredit/pembiayaan penting yang saling terkait dan memperkuat (Gambar
perbankan bagi dunia usaha, serta kesiapan PLJP/ 5.15). Pertama, digitalisasi proses kerja, baik kebijakan
PLJPS dalam hal diperlukan. Sementara itu, maupun kelembagaan, seperti diuraikan di atas.
transformasi kebijakan sistem pembayaran akan Digitalisasi proses kerja memungkinkan kolaborasi
difokuskan pada kelanjutan program digitalisasi sistem kerja dapat lebih cepat, efektif, dan efisien, serta
pembayaran sesuai BSPI 2025 dan pengembangan memungkinkan bekerja secara virtual dari rumah atau
lebih lanjut Rupiah Digital. tempat yang berbeda-beda. Kedua, digitalisasi data
agar memungkinkan pengguna dapat bereksperimen
Transformasi organisasi diarahkan pada penguatan dan berinovasi sendiri (customer experience)
implementasi kerangka kerja lembaga berkinerja pemanfaatannya secara instan, interaktif, dan
unggul dan penguatan digitalisasi proses kerja multidimensi untuk analisis dan perumusan kebijakan.
kebijakan dan kelembagaan. Penerapan asesmen dan Digitalisasi dan inovasi data secara end-to-end, mulai
perumusan respons kebijakan kelembagaan berbasis dari input data yang terstruktur dan dengan teknologi
Efektif, Efisien, dan bertata kelola/Govern (2EG) big-data, pemrosesan metadata, penyimpanan
yang telah berjalan selama ini melalui Rapat Dewan dalam data lake, pengelolaan data analytics dan
Gubernur (RDG) Kelembagaan secara triwulanan data scientists, hingga pemanfaatan aplikasi yang
akan diperkuat dengan metodologi pengukuran mendorong customer experience dan inovasi dalam
efektivitas korelasi indikator kinerja dan proses analisis dan kebijakan. Ketiga, pembangunan platform

110
Gambar 5.14. Bank Indonesia Digital Business Process Reenginering
Ilustrasi Business Process Re–engineering Generik Layer 1 Layer 2
RDG Bulanan Secara Hybrid Rekomendasi Persetujuan

Penyusunan Bahan Level Satker 5


Secara Hybrid Tindak Lanjut & Monitoring
IK Risalah Rapat Komite 7
N (butir rekomendasi Koordinasi tindak lanjut
keputusan) dilakukan menggunakan
4 assignment management
Koordinasi ditunjukan pada person in
Awal Rapat KBKU charge tindak lanjut Satker
ADG, Satker kebijakan, terkait
1 tim penyusun materi,
Satker undangan
BUTIR
KEPUTUSAN

Data Gathering
RDG

RISALAH
RDG
-Asesmen
-Penyusunan
Rekomendasi Penyusunan Materi dan
Ringkasan Eksekutif RDG
8

1. Risalah RDG
2. Butir Keputusan
2 MEMORANDUM
Laporan Hasil
penugasan

JS

{. ..}
</>
10

XM
L
Memorandum
Persetujuan Ringkasan RINGKASAN
C+
+ laporan hasil penugasan
e-doc risalah rapat Eksekutif oleh ADG Bidang
EKSLUSIF

perumusan yang
disetujui
Data Gathering 6
Satker Kebijakan dan
Satker Terkait
Digital Workplace Ringkasan Eksekutif
untuk diajukan Penyusunan butir
3 1. Communication, collaboration, & dalam RDG keputusan & risalah RDG
productivity
Penyusunan materi secara kolaborasi
2. Meeting management
oleh Satker kebijakan utama:
3. Document management
1. Sektor Moneter 9
4. Assignment management
2. Sektor Makroprudensial
5. Email
3. Sektor Sistem Pembayaran
6. Data analytics Tindak lanjut dan
Konsolidasi materi dan bauran kebijakan
7. Virtual meeting platform penugasan
utama di Satker Kebijakan Koordinator
Pusat Data

Satker Kebijakan Utama Komite Bauran Kebijakan Utama RDG Bulanan dan Tindak Lanjut

Sumber: Bank Indonesia

teknologi yang memungkinkan digitalisasi dan teknis maupun beasiswa master dan doktor, yang
inovasi data serta digitalisasi proses kerja kebijakan semua didukung dengan pemberian remunerasi,
dan kelembagaan tersebut. Dalam hal ini, platform fasilitas kesejahteraan, dan jaminan pascakerja yang
teknologi omni, yang memungkinkan sejumlah aplikasi kompetitif dengan pasar. Selain penguatan lebih
inti dapat saling terkoneksi dan terintegrasi dengan lanjut berbagai program tersebut, transformasi SDM
didukung keamanan siber yang memadai, akan ke depan akan lebih difokuskan pada penguatan
dikembangkan. Untuk mewujudkan transformasi karakter kepemimpinan visioner dengan kemampuan
digital tersebut, penyempurnaan organisasi telah “strategic foresight leadership” agar agile terhadap
ditempuh dengan melakukan reorganisasi satuan perubahan, dan perilaku budi pekerti sesuai nilai-nilai
kerja yang ada menjadi 3 (tiga) departemen baru, kebangsaan dan spiritual menurut agama masing-
yaitu Departemen Pengembangan dan Inovasi Digital, masing. Penguatan kompetensi lebih ditekankan
Departemen Digitalisasi dan Inovasi Data, serta pada kemampuan adaptasi terhadap digitalisasi,
Departemen Layanan Digital dan Keamanan Siber. baik kompetensi teknis terkait data analytics dan
data scientist maupun aspek perilaku dan pola pikir,
Transformasi sumber daya manusia (SDM) secara serta penguatan eksposur kepemimpinan melalui
terencana, terprogram, dan transparan terus koordinasi dan penugasan di lembaga lain baik di
ditempuh untuk memperkuat kepemimpinan dalam maupun luar negeri. Penguatan Employee
yang berintegritas, kompeten, profesional, agile Value Proposition (EVP) dan program budaya kerja
terhadap perubahan, dan berperilaku mulia di Bank BI-Prestasi, BI-Inovasi, BI-Digital, dan BI-Religi
Indonesia. Keberhasilan transformasi SDM telah ditekankan pada upaya membangun kebanggaan,
banyak dicapai sejak 2018 dengan perencanan SDM kreativitas, pengakuan, dan insentif bagi prestasi
berbasis merit yang matang, manajemen karir yang dan kolaborasi sebagai pemimpin dan pegawai
jelas dan transparan, seleksi ketat pegawai kelompok Bank Indonesia. Yang tak kalah penting adalah
potensial (talent pool) sesuai person to job fit, program pengembangan suasana, hubungan, dan fasilitas kerja
kepemimpinan berjenjang dari non-officer hingga yang lebih mendukung digitalisasi dan juga perilaku
officer dan pimpinan tertinggi, program pendidikan pegawai milenial, termasuk proses kerja hybrid yang
dan latihan untuk pengembangan kompetensi akan terus dipertahankan.

111
Gambar 5.15. Transformasi Digital di Bank Indonesia

Konfigurasi Teknologi Proses Bisnis (ProBis): Kebijakan dan Kelembagaan

EKSTERNAL EXTERNAL PLATFORM OMNIDATA INTELLIGENCE INTERNAL

Customer Platform Omni Repository Omni Analytic


- Customer Portal Data Information
- Customer Apps Factory Reports Alerts Data Base
- Social networks Model
Analytics Datasets
Metadata
Workbench Interactive
Dashboard
Insight
Stories Forecats
Masterdata Advanced Optimization
Data Science Prediction Analyst

Ecosystem Platform laboratory Decisions Recommendations Text


Analyse
Omni Integration
Conversations Complex Decisions
- API Marketplace
Collect Connect Al Engine Audio Image Video
- Partner Apps Analyse Analysis Analysis
- Partner - Run
Ecosystem

INTERNAL PLATFORM

loT Platform loT Platform Employee Platform


- Connected - Connected - Employee collaboration and
workplace
Things Things - Back - office system
- Core system

Technology & Security

Information Governance ( Metadata Management, Masterdata Management)

Sumber: Bank Indonesia

112
BAB VI

PRESIDENSI G20 INDONESIA:


SINERGI GLOBAL MENDORONG
PEMULIHAN EKONOMI

Satu agenda global penting yang dilakukan pada 2022 dan berkaitan dengan upaya mendorong
pemulihan ekonomi global ialah Presidensi G20 Indonesia 2022, yang mengambil tema “Recover
Together, Recover Stronger”. Berbagai agenda dibahas secara intensif di Jalur Keuangan dan Jalur
Sherpa. Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia berjalan sangat baik dan mampu menghasilkan
komunike bersama dari seluruh anggota G20, meskipun pada saat bersamaan tensi ketegangan
geopolitik masih tinggi. Kesuksesan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia ini tidak terlepas dari
peran strategis sinergi yang kuat, baik antar-pemangku kepentingan di Indonesia maupun koordinasi
dengan negara-negara anggota, dalam mencapai tujuan yang sama untuk mempercepat pemulihan
ekonomi dunia.
Satu agenda global penting yang dilakukan pada bauran kebijakan tersebut untuk menjaga stabilitas
2022 dan berkaitan dengan upaya mendorong makroekonomi dan sistem keuangan serta
pemulihan ekonomi global ialah Presidensi G20 memperkuat pemulihan ekonomi; (iv) bagaimana
Indonesia 2022 yang mengambil tema “Recover Central Bank Digital Currency (CBDC) dapat dirancang
Together, Recover Stronger”. Presidensi G20 untuk memfasilitasi konektivitas pembayaran lintas
Indonesia menetapkan melalui 4 (empat) pilar yang negara dengan tetap menjaga stabilitas moneter
dijabarkan dalam pembahasan di Jalur Keuangan dan sistem keuangan serta bagaimana memitigasi
dan Jalur Sherpa. Keempat pilar tersebut meliputi dampak negatif dari aset kripto terhadap stabilitas
upaya mempromosikan produktivitas melalui sistem keuangan melalui kerangka pengaturan dan
penguatan sumber daya manusia, meningkatkan pengawasan yang efektif; dan (v) bagaimana upaya
daya tahan perekonomian yang makin tangguh transisi, termasuk dukungan keuangan berkelanjutan,
dan berkelanjutan, memastikan pertumbuhan menuju net zero carbon emissions.
yang berkelanjutan dan inklusif, serta memperkuat
lingkungan yang mendukung dan kemitraan. Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia berjalan
sangat baik dan mampu menghasilkan komunike
Secara lebih rinci, pembahasan di Jalur Keuangan bersama dari seluruh anggota G20, meskipun saat
pada Presidensi G20 Indonesia meliputi 6 (enam) bersamaan tensi ketegangan geopolitik masih tinggi.
agenda prioritas. Keenam agenda tersebut ialah Kesuksesan pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia
(i) Exit Strategy to Support Recovery; (ii) Addressing tidak terlepas dari peran penting sinergi yang kuat,
Scarring Effect to Secure Future Growth; (iii) Payment baik antar-pemangku kepentingan di Indonesia
System in Digital Era; (iv) Sustainable Finance; (v) Digital maupun dengan negara-negara anggota, dalam
Financial Inclusion; dan (vi) International Taxation. mencapai tujuan yang sama untuk mempercepat
Sejalan dengan berbagai agenda prioritas tersebut, pemulihan ekonomi dunia. Sinergi ini dapat
berbagai tantangan global mengangkat paling tidak membangun chairs’ summary yang dapat meringkas
5 (lima) isu strategis dan menjadi topik pembahasan isu-isu pelik, baik yang telah bisa maupun belum
utama di Jalur Keuangan Presidensi G20 Indonesia. mendapat kesepakatan. Pelajaran sukses tentang
Kelima isu tersebut meliputi diskusi mengenai pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia ini akan
(i) bagaimana mengatasi isu kesehatan akibat menjadi modal penting untuk pelaksanaan Keketuaan
pandemi Covid-19 dan ketahanan pangan akibat Indonesia pada ASEAN 2023, yang secara umum
gangguan pasokan; (ii) bagaimana mengintegrasikan juga akan merumuskan sejumlah agenda yang selaras
berbagai kebijakan makroekonomi menjadi bauran dengan Presidensi G20 Indonesia.
kebijakan yang efektif; (iii) bagaimana menerapkan

116
6.1
Mengenal Group of Twenty (G20)
Kelompok dua puluh atau group of twenty Russian Financial Crisis 1998. Pada 2008, di tengah
(G20) ialah forum pemimpin untuk melakukan krisis keuangan global, AS menginisiasi pertemuan
kerja sama ekonomi internasional. G20 terdiri kepala negara/pemerintahan G20, dalam Konferensi
dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU) dan Tingkat Tinggi (KTT), yang makin memperkuat
merupakan gabungan negara maju dan negara relevansi G20 sebagai forum ekonomi utama dunia.
berkembang, serta merepresentasikan lebih dari
80% PDB dunia.5 Tujuan dari forum ini adalah untuk Sejak 2010, pertemuan level menteri G20 makin
mencapai pertumbuhan ekonomi global yang kuat, meluas, meliputi, antara lain, perdagangan,
berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. pertanian, ketenagakerjaan, dan luar negeri. Dengan
perkembangan tersebut, maka saat ini G20 memiliki
Sejak awal pembentukannya pada 1999, G20 dua kelompok kerja, yaitu Jalur Keuangan (Finance
terus menunjukkan perannya sebagai forum Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Jalur Keuangan
ekonomi utama dunia. G20 berperan penting terdiri atas kementerian keuangan dan bank sentral
dalam membentuk dan memperkuat arsitektur masing-masing negara, sementara Jalur Sherpa terdiri
dan tata kelola global pada isu-isu utama dalam atas kementerian/lembaga lainnya yang relevan.
ekonomi internasional.6 G20 tidak hanya fokus
pada isu makroekonomi dan keuangan, namun juga G20 menjalankan fungsinya melalui presidensi yang
isu perdagangan, perubahan iklim, pembangunan ditetapkan melalui konsensus. Hal ini mengingat
berkelanjutan, kesehatan, agrikultur, energi, G20 tidak memiliki Ketua dan Sekretariat tetap.
lingkungan dan antikorupsi. Fungsi presidensi dipegang oleh salah satu negara
anggota yang berganti setiap tahun. Karena G20
Pada awal pembentukan, G20 merupakan forum tidak memiliki sekretariat tetap, maka fungsi untuk
bagi Menteri Keuangan dan Gubernur Bank menjaga kesinambungan dipegang oleh Troika,
Sentral dalam merespons berbagai krisis. Forum yaitu negara yang sedang menjabat presidensi,
mendiskusikan respons kebijakan dan memperkuat negara yang menjabat satu tahun sebelum, serta
perekonomian dunia dalam menghadapi berbagai negara yang akan menjabat di tahun berikutnya.
krisis yang berdampak global seperti Mexican Peso Presidensi G20 Indonesia pada 2022 melanjutkan
Crisis 1994, Asian Financial Crisis 1997/1998, dan kepemimpinan Italia pada 2021.

5 Negara maju: Amerika Serikat, Australia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman,


Kanada, Korea, Perancis, dan Uni Eropa.
Negara berkembang: Afrika Selatan, Arab Saudi, Argentina, Brazil, India,
Indonesia, Meksiko, Rusia, Tiongkok, dan Turki.
6 Diambil dari: https://www.g20.org/en/about-g20/#overview

117
6.2
Presidensi G20 Indonesia 2022
Indonesia pada 2022 mengambil peran penting Dua agenda pertama saling terkait, yakni Exit
di forum strategis global ini dengan menjadi Strategy to Support Recovery dan Addressing Scarring
Presidensi G20 dan mengusung tema “Recover Effect to Secure Future Growth. Agenda pertama,
Together, Recover Stronger”. Sejalan dengan tema ini, Exit Strategy to Support Recovery, ditujukan untuk
Presidensi G20 Indonesia ingin mengajak seluruh memastikan kebijakan exit strategy yang efektif dan
dunia untuk bahu-membahu dan saling mendukung dapat memitigasi efek rambatan sebagai prioritas
untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat bagi pembuat kebijakan di setiap negara. Agenda
dan berkelanjutan. Dalam pelaksanaannya, Bank ini akan fokus pada strategi kebijakan untuk pulih
Indonesia dan Kementerian Keuangan berperan bersama dari krisis, yang dapat dicapai melalui
sebagai lead pada pelaksanaan pertemuan G20 Jalur framework of policy mix yang well-calibrated, well-
Keuangan, sementara Kementerian Luar Negeri dan planned, dan well-communicated. Agenda kedua,
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth,
berperan sebagai lead pada Jalur Sherpa. Selain diarahkan pada upaya mitigasi dampak jangka
itu, sebagai bagian dari komitmen anggota G20 panjang untuk mengatasi scarring effect dari pandemi,
untuk berkonsultasi dengan komunitas pemangku dengan beberapa area yang menjadi perhatian
kepentingan yang relevan, dialog difasilitasi adalah aspek ketenagakerjaan, rumah tangga, sektor
melalui Engagement Group yang terdiri dari peserta korporasi, dan sektor keuangan.
nonpemerintah dari setiap anggota G20.
Agenda ketiga, Payment System in Digital Era,
Presidensi G20 Indonesia menetapkan melalui diarahkan untuk melanjutkan pembahasan
4 (empat) pilar dalam mendukung tema mengenai implementasi Roadmap for Enhancing
“Recover Together, Recover Stronger”. Pertama, Cross Border Payments (CBP) yang ditetapkan
mempromosikan produktivitas melalui penguatan di bawah Presidensi Arab Saudi 2020. Roadmap
sumber daya manusia. Kedua, meningkatkan daya bertujuan untuk mengatasi empat tantangan, yaitu
tahan perekonomian yang makin tangguh dan biaya yang tinggi, kecepatan pembayaran yang
berkelanjutan. Ketiga, memastikan pertumbuhan rendah, akses yang terbatas, dan transparansi yang
yang berkelanjutan dan inklusif. Keempat, rendah. Beberapa aspek yang menjadi fokus adalah
memperkuat lingkungan yang mendukung dan sistem pembayaran yang terhubung untuk transaksi
kemitraan. Keempat pilar tersebut diejawantahkan ke lintas batas negara, harmonisasi protokol Application
dalam agenda pembahasan pada dua jalur, yaitu Jalur Programming Interfaces (API) untuk pertukaran data,
Keuangan dan Jalur Sherpa (Gambar 6.1). serta pembahasan mengenai Central Bank Digital
Currency (CBDC).
6.2.1. Presidensi G20 Indonesia – Jalur
Keuangan Agenda keempat, Sustainable Finance, diarahkan
pada pembahasan risiko iklim dan risiko transisi
Pada Jalur Keuangan, Presidensi Indonesia
menuju ekonomi rendah karbon, dan sustainable
menetapkan 6 (enam) agenda prioritas G20 untuk
finance dari sudut pandang makroekonomi dan
mendukung tema “Recover Together, Recover
stabilitas keuangan. Hal ini sebagai upaya untuk
Stronger”.7 Keenam agenda tersebut ialah (i) Exit
memastikan keberlanjutan dan implementasi
Strategy to Support Recovery; (ii) Addressing Scarring
G20 Sustainable Finance Roadmap, dengan
Effect to Secure Future Growth; (iii) Payment System in
pengelompokan pada tiga fokus area. Ketiga fokus
Digital Era; (iv) Sustainable Finance; (v) Digital Financial
area tersebut ialah (i) developing a framework for
Inclusion; dan (vi) International Taxation.

7 Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan (2021)

118
Gambar 6.1. Jalur Pertemuan Forum G20

G20 SUMMIT

FINANCE TRACK SHERPA TRACK

MINISTERIAL MEETING
FINANCE MINISTERS AND
CENTRAL BANK GOVERNORS Digital
Education Health
Economy
SHERPA G20
Environment Development Employment
Sous Sherpa G20
FINANCE AND
CENTRAL BANK DEPUTIES Tourism Agriculture Culture

Energy Trade & Foreign


Sustainability Investment Affairs
WORKING GROUPS/
TASK FORCE
WORKING GROUPS
Framework Working Group
Education Health Digital Economy
International Financial Architecture Working Group

Environment Development Employment


Infrastructure Working Group

Sustainable Finance Working Group Tourism Agriculture Culture

Energy
Financial Stability Board Trade & Investment Foreign Affairs
Sustainability

Global Partnership for Financial Inclusion


ENGAGEMENT GROUPS
Joint Finance-Health Task Force
B20 L20 C20 S20 P20 Y20 T20 W20 U20 SAI20

Sumber: G20

transition finance; (ii) enhancing accessibility and 2021. Dalam kaitan ini, G20 menargetkan untuk
affordability of sustainable finance instruments, dan; (iii) mencapai sistem perpajakan internasional yang adil,
discussing policy levers that incentivize financing and berkelanjutan, dan modern.
investment towards transition activities.
Selain agenda prioritas, Presidensi G20 Indonesia
Agenda kelima, Digital Financial Inclusion, fokus juga melanjutkan diskusi beberapa legacy agenda
pada pembahasan integrasi sisi penawaran dan yang sudah sempat diinisiasi oleh presidensi-
permintaan sektor keuangan untuk mempromosikan presidensi sebelumnya. Adapun legacy agenda
inklusi keuangan, sekaligus meningkatkan tersebut adalah (i) integrating pandemic and climate
produktivitas dan inklusi ekonomi. Hal ini dengan risks in global risk monitoring; (ii) strengthening the
mempertimbangkan bahwa di satu sisi, pandemi Global Financial Safety Net (GFSN); (iii) improving
Covid-19 telah memperlebar kesenjangan capital flows; (iv) continuing work on data gap
masyarakat kelompok rentan, termasuk kaum initiatives; (v) enhancing financial sector regulation
perempuan dan UMKM. Sementara, di sisi lain, reforms; (vi) strengthening debt sustainability and debt
pandemi juga berdampak pada digitalisasi sistem transparency; (vii) accelerating the infrastructure agenda
pembayaran yang berkembang pesat sehingga toward sustainable and inclusive development; (viii)
meningkatkan akses kelompok rentan tersebut leveraging Multilateral Development Banks’ support;
pada layanan keuangan dan sumber pembiayaan. (ix) strengthening Pandemic Prevention, Preparedness
Agenda keenam, International Taxation, melanjutkan and Response; dan (x) continuing support for attracting
diskusi implementasi dari kesepakatan global private sector investment in low-income countries, such
terkait perpajakan digital yang telah dicapai pada as in the African region, through the Compact with Africa

119
(CwA). Agenda prioritas dan legacy Presidensi G20 dampak negatif dari aset kripto terhadap stabilitas
Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan agenda sistem keuangan melalui kerangka pengaturan dan
global dengan prioritas dan kepentingan domestik, pengawasan yang efektif. Terakhir, kelima adalah
serta menyelaraskan kepentingan berbagai pihak, bagaimana upaya transisi, termasuk dukungan
baik negara maju maupun negara berkembang. keuangan berkelanjutan, menuju net zero carbon
emissions.
6.2.2. Lima Isu Strategis Terkini
Untuk isu strategis pertama yang terkait dengan
Sejalan dengan berbagai agenda prioritas
upaya memperkuat kesehatan dan ketahanan
tersebut, Presidensi G20 Indonesia juga
pangan global, G20 telah melakukan rangkaian
mengangkat paling tidak 5 (lima) isu strategis
inisiatif di tengah masih berlanjutnya pandemi
dan menjadi topik pembahasan utama di Jalur
Covid-19 dan gangguan rantai pasokan. Dari
Keuangan untuk menjawab tantangan global.8
sisi kesehatan, G20 telah membentuk Financial
Tantangan global tersebut berkaitan dengan risiko
Intermediary Fund untuk memastikan pembiayaan
pertumbuhan ekonomi global pascapandemi
yang msemadai, berkelanjutan, dan terkoordinasi
Covid-19 yang melambat dan diiringi tekanan
untuk tindakan pencegahan (prevention),
inflasi yang meningkat. Krisis geopolitik Rusia-
kesiapsiagaan (preparedness), dan penanggulangan
Ukraina serta pandemi Covid-19 meningkatkan
(response) terhadap pandemi di masa depan. Dana
risiko perekonomian global, termasuk dampak
tersebut dikelola oleh World Bank dengan komitmen
dari gangguan rantai pasokan. Kondisi tersebut
sebesar 1,5 miliar dolar AS. Dari sisi ketahanan
diperburuk dengan kebijakan inward looking,
pangan, G20 telah membentuk Global Collaboration
khususnya untuk komoditas pangan sehingga
and Cooperation untuk membahas dan mengatasi
mendorong kenaikan harga komoditas internasional
tantangan kerawanan pangan yang meningkat.
dan meningkatkan tekanan inflasi global. Beberapa
Kolaborasi dan koordinasi tersebut memiliki fokus
kondisi kemudian memicu makin tingginya
pada upaya mendukung ketahanan pangan dengan
ketidakpastian global seperti pengetatan kebijakan
memastikan keterjangkauan (affordability) dan
moneter global dan naiknya ketidakpastian pasar
kemudahan perolehan (accessibility) pangan, serta
keuangan global yang telah memperburuk tekanan
meningkatkan ketersediaan data untuk pupuk.
mata uang negara berkembang.
Pada isu strategis kedua terkait bauran kebijakan
Kelima isu strategis yang banyak dibahas meliputi
yang efektif, Presidensi G20 Indonesia telah
berbagai aspek penting untuk mendorong
menghasilkan berbagai capaian, termasuk melalui
pemulihan ekonomi dan terus dibahas oleh para
dukungan data yang lengkap, akurat, dan andal.
menteri keuangan dan gubernur bank sentral
Kebijakan terkait exit strategy menjadi salah satu isu
di Jalur Keuangan. Pertama adalah bagaimana
utama untuk mendukung pemulihan dan mengatasi
mengatasi isu kesehatan akibat pandemi Covid-19
scarring effect untuk mendorong pertumbuhan
dan ketahanan pangan akibat gangguan pasokan.
ekonomi di masa depan. G20 Presidency Note
Kedua adalah bagaimana mengintegrasikan
merupakan satu acuan exit strategy dari berbagai
berbagai kebijakan makroekonomi menjadi bauran
kebijakan yang ditempuh sebagai mitigasi dampak
kebijakan yang efektif. Ketiga adalah bagaimana
negatif pandemi serta sebagai instrumen kebijakan
menerapkan bauran kebijakan tersebut untuk
untuk mengatasi dampak buruk akibat pandemi.9
menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem
Laporan Financial Stability Board (FSB) juga memuat
keuangan serta memperkuat pemulihan ekonomi.
rekomendasi dan implementasi kebijakan tentang
Keempat adalah bagaimana CBDC dapat dirancang
exit strategy dari kebijakan yang ditempuh untuk
untuk memfasilitasi konektivitas pembayaran lintas
memitigasi dampak negatif pada sektor keuangan.10
negara dengan tetap menjaga stabilitas moneter dan
Implementasi kebijakan tersebut diharapkan dapat
sistem keuangan. Selain itu, bagaimana memitigasi
mendorong pemulihan ekonomi dapat lebih merata,
8 Sumber: Siaran Pers Bank Indonesia “Presidensi G20 Jalur Keuangan 9 G20 Presidency Note on Policy Setting for Exit Strategies to Support Recovery
Menjawab Lima Isu Strategis Global Guna Menjaga Stabilitas Dan and Addressing Scarring Effect to Secure Future Growth.
Memperkuat Pemulihan Ekonomi”. Diambil dari: https://www.bi.go.id/id/
10 FSB - Financial policies in the wake of COVID-19: supporting equitable
publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2419222.aspx
recovery and addressing effects from scarring in the financial sector.

120
berkelanjutan, dan inklusif. Selain itu, dukungan kerja bauran kebijakan (policy mix). Kajian Integrated
data yang lengkap, akurat, dan andal juga sangat Policy Framework (IPF) oleh IMF mengelaborasi
diperlukan untuk memperkuat integrasi kebijakan bauran kebijakan meliputi kebijakan moneter
makroekonomi. IMF dan FSB telah membangun (suku bunga kebijakan), makroprudensial, capital
IMF-FSB Report on the G20 Data Gaps Initiative (DGI- flow managements (CFMs), dan nilai tukar. Kajian
2): Progress Achieved, Lessons Learned, and the Way Macro Financial Stability Framework (MFSF) oleh BIS
Forward sebagai capaian Presidensi G20 Indonesia. melakukan asesmen keterkaitan antara kebijakan
Laporan tersebut memaparkan pengembangan moneter dengan instrumen kebijakan bank sentral
kerangka kerja konseptual dan perbaikan cakupan lainnya (kebijakan makroprudensial, CFMs, intervensi
data, ketepatan waktu, dan frekuensi data. Kerangka valas, dan intervensi di pasar domestik). Pemahaman
kerja tersebut diharapkan dapat meningkatkan terhadap IPF dan MFSF secara lebih terintegrasi dan
kualitas analisis kebijakan, termasuk penilaian risiko komprehensif akan mendukung pencapaian common
makroprudensial dan stabilitas keuangan. understanding terhadap policy mix.

Presidensi G20 Indonesia juga mendorong Beberapa pelajaran penting dari pembahasan pada
penguatan lembaga keuangan nonbank, sebagai forum G20 dapat menjadi pertimbangan dalam
bagian upaya penguatan ketahanan sistem memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga
keuangan global. Dalam kaitan ini, Presidensi G20 stabilitas dan memperkuat pemulihan ekonomi.
Indonesia telah menghasilkan 2 (dua) capaian Lesson learned dari pembahasan pada forum G20
pada area ini. Pertama adalah Laporan FSB yang menggarisbawahi bahwa kebijakan moneter perlu
menguraikan program kerja Non-Bank Financial kembali menitikberatkan pada stabilitas harga secara
Intermediation (NBFI) dengan fokus pada penilaian pre-emptive dan forward looking untuk mengendalikan
dan penanganan kerentanan pada area tertentu yang ekspektasi inflasi. Kebijakan suku bunga tetap
dapat menyebabkan ketidakseimbangan likuiditas.11 menjadi instrumen utama yang dilengkapi dengan
Area yang diperiksa termasuk dana pasar uang, dana intervensi nilai tukar dan manajemen arus modal,
terbuka, praktik margining, likuiditas pasar obligasi, terutama di negara berkembang dengan pasar
dan interaksi pendanaan lintas batas dolar AS dengan keuangan yang belum dalam. Lebih jauh, selain
kerentanan di ekonomi negara berkembang. Kedua kebijakan moneter, kebijakan makroprudensial juga
adalah serangkaian proposal kebijakan dari FSB perlu diterapkan untuk memitigasi risiko stabilitas
untuk mengatasi risiko sistemik di NBFI. Pada 2023, keuangan. Dalam kaitan ini, pendekatan yang makin
FSB akan menempuh langkah untuk mengatasi granular dan mikro makin penting untuk menjaga
liquidity mismatch dana investasi dan memastikan kestabilan sistem keuangan, terutama sektor
kesiapan pelaku pasar yang lebih baik untuk lonjakan korporasi dan rumah tangga. Terkait stabilitas harga
permintaan likuiditas yang tiba-tiba. global, lesson learned juga menekankan bahwa
koordinasi antara bank sentral dan Pemerintah makin
Isu strategis ketiga juga sangat penting karena diperlukan di tengah tantangan stabilitas harga
berkaitan dengan bauran kebijakan makroekonomi yang bersumber dari sisi penawaran. G20 telah
dan makrofinansial dalam mendukung stabilitas menggabungkan IPF dari IMF dengan MFSF dari BIS
ekonomi dan sistem keuangan sehingga pemulihan untuk mengakselerasi terwujudnya stabilitas harga
ekonomi global dapat berjalan lebih cepat. Dalam global.
kaitan ini, sangat penting bagi seluruh negara
untuk memiliki pemahaman yang sama mengenai Isu strategis keempat yang terkait dengan
Macroeconomic Policy Mix antara kebijakan moneter transformasi keuangan digital ditempuh dengan
dan fiskal dalam menjaga stabilitas makroekonomi beberapa capaian konkret. Beberapa capaian terkait
dan sistem keuangan. Beberapa kajian IMF dan Bank transformasi keuangan digital ini terutama terkait
of International Settlement (BIS) akan memperkuat dengan (i) cross-border payment; (ii) CBDC, (iii)
Common Understanding/Principles dalam kerangka kerangka pengaturan dan pengawasan aset kripto;
dan (iv) digital financial inclusion.
11 FSB Report on US Dollar Funding and Emerging Market Economy
Vulnerabilities.

121
Presidensi G20 telah merumuskan berbagai upaya aspirasi bersama ASEAN untuk sistem pembayaran
untuk mendukung peningkatan konektivitas yang saling terhubung sehingga memungkinkan
pembayaran lintas negara. Upaya tersebut pembayaran lintas batas yang cepat, lancar, dan
setidaknya mencakup peningkatan efektivitas dan lebih terjangkau di seluruh kawasan. Kerja sama
efisiensi pembayaran lintas batas, pembentukan ini sekaligus sebagai tonggak Keketuaan ASEAN
elemen dasar untuk meningkatkan sistem yang tahun 2023 oleh Indonesia. Sementara itu, pada
ada dan mengembangkan sistem yang baru, serta forum G20 juga dibahas mengenai pembentukan
pengaturan sistem pembayaran yang saling terkait. elemen dasar roadmap untuk meningkatkan sistem
Pada Presidensi G20 Indonesia 2022, FSB, Committee yang ada dan mengembangkan sistem yang baru.14
on Payments and Market Infrastructures (CPMI), dan Hal ini mencakup, antara lain, penyusunan laporan,
mitra terkait berfokus pada penerapan roadmap fasilitasi peningkatan adopsi payment versus payment
yang telah disusun pada Presidensi G20 Arab Saudi (PvP), hingga pengaturan untuk menghubungkan
2020 untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi sistem pembayaran. Lebih lanjut, untuk mendukung
pembayaran lintas batas.12 pengaturan tersebut, laporan CPMI membahas
mengenai kerangka kerja interlinking sistem
Dalam kaitan dengan upaya untuk mendukung
pembayaran untuk membantu operator dan otoritas
peningkatan konektivitas pembayaran lintas
sistem pembayaran memahami manfaat, tantangan,
negara, 5 (lima) bank sentral di ASEAN telah
dan risiko yang ada.15 Pengaturan terkait interlinking
menandatangani Memorandum of Understanding
sistem pembayaran ini penting untuk mempersingkat
(MoU) on Cooperation in Regional Payment
rantai transaksi, menekan biaya, dan meningkatkan
Connectivity (RPC) pada 14 November 2022.13
transparansi dan kecepatan pembayaran.
Selain untuk memperkuat dan meningkatkan kerja
sama konektivitas pembayaran di regional, kerja Presidensi G20 Indonesia juga menempatkan
sama ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan CBDC sebagai salah satu agenda prioritas. Dalam
ekonomi regional dan mendorong pertumbuhan kaitan ini, Presidensi G20 memfokuskan pada
yang inklusif. Kerja sama ini juga mendukung upaya untuk meningkatkan pemahaman mengenai

12 FSB report on G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Payments - priorities 14 G20 Roadmap for Enhancing Cross-border Payments - Consolidated progress
for the next phase of work report for 2022
13 Bank Indonesia (BI), Bank Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng 15 CPMI report on Interlinking Payment Systems and the Role of Application
Pilipinas (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan Bank of Programming Interfaces: A Framework for Cross-Border Payments
Thailand (BOT)

122
implikasi CBDC terhadap sistem moneter dan Terkait dengan digital financial inclusion, agenda
keuangan internasional, penggunaan CBDC dalam pembahasan difokuskan untuk mendorong
Cross-Border Payments, serta fitur dan peran CBDC digitalisasi untuk mendukung peningkatan
dalam ekonomi. Laporan CPMI memuat opsi pendapatan UMKM dan kelompok masyarakat
akses dan interoperabilitas sistem CBDC untuk rentan.17 Presidensi G20 Indonesia dan GPFI
memfasilitasi pembayaran lintas batas berdasarkan telah merumuskan Yogyakarta Financial Inclusion
5 (lima) kriteria: tidak membahayakan, meningkatkan Framework “Pemanfaatan Digitalisasi untuk
efisiensi, meningkatkan ketahanan, serta memastikan Meningkatkan Produktivitas, Ekonomi Perempuan,
koeksistensi dan interoperabilitas dengan rel Pemuda, dan UMKM yang Berkelanjutan dan
sistem pembayaran yang ada.16 Sementara itu, Inklusif”. Kerangka kerja ini menjadi panduan bagi
Presidensi G20 Indonesia dan BIS Innovation Hub regulator untuk memaksimalkan manfaat digitalisasi
juga mengadakan kegiatan G20 Techsprint 2022 dalam mendukung peningkatan pendapatan UMKM
untuk memperoleh solusi praktis dan layak dalam dan kelompok masyarakat rentan. Beberapa
penerapan CBDC. deliverables yang telah dihasilkan adalah (i)
Implementation Guide for G20 High Level Principles
Di tengah diskusi dan perkembangan mengenai for Digital Financial Inclusion oleh the World Bank in
CBDC yang makin mengemuka, Bank Indonesia collaboration with BTCA, CGAP and OECD. Laporan
meluncurkan Proyek Garuda: Menavigasi Arsitektur ini sebagai panduan untuk penerapan “G20 High
Rupiah Digital. ​Proyek Garuda merupakan sebuah Level Principles for Digital Financial Inclusion” yang
inisiatif yang memayungi eksplorasi desain CBDC dibangun pada 2016; (ii) Living Database on Digital
Indonesia yang kemudian disebut Rupiah Digital. and Innovative Financial Products and Services for
White Paper ini menjelaskan konfigurasi desain MSMEs beyond Credit, for women entrepreneurs,
Rupiah Digital yang terintegrasi, fitur desain Rupiah youth entrepreneurs and social finance recipients by
Digital yang memungkinkan pengembangan model SME Finance Forum in collaboration with BTCA, IFAD,
bisnis baru, arsitektur teknologi Rupiah Digital, serta IsDB and WWB. Laporan ini memuat kumpulan
dukungan perangkat regulasi dan kebijakan terhadap best practices penerapan di beberapa negara; (iii)
implementasi desain Rupiah Digital. Uraian mengenai Preliminary Regulatory Toolkit for MSME Access
Proyek Garuda ini dapat dilihat pada Bab 7-Proyek to Digital Financial Services, prepared by AFI, in
Garuda: Menavigasi Arsitektur Rupiah Digital. collaboration with OECD and WWB. Kerangka analisis
(regulatory diagnostic toolkit) ini bertujuan untuk
Pembahasan aset kripto juga menjadi bagian dari
memperkuat akses UMKM terhadap inovasi produk
agenda prioritas G20 mengenai pengembangan
dan layanan keuangan digital; serta (iv) Progressing
sistem pembayaran digital dan penguatan
Data Harmonization on MSMEs by SME Finance Forum
ketahanan di sektor keuangan. FSB bekerja sama
and GPFI Co-Chairs. Laporan ini memaparkan peran
dengan standard-setting bodies (SSBs) dan organisasi
penting identifikasi pendekatan dan metode yang
internasional menyampaikan 2 (dua) usulan
paling efisien untuk melakukan harmonisasi data
dokumen, yaitu (i) rekomendasi untuk mendukung
untuk pengembangan inklusi keuangan digital.
konsistensi peraturan, pengawasan dan monitoring
terhadap aset kripto dan pasar aset kripto dan Isu strategis kelima terkait dengan upaya
memperkuat kerja sama dan koordinasi internasional; memperkuat pembahasan berbagai rekomendasi
serta (ii) tinjauan rekomendasi untuk regulasi, untuk mendukung pembentukan keuangan
pengawasan, dan pengawasan pengaturan “stable berkelanjutan. Berbagai rekomendasi tersebut,
coin global”. antara lain, upaya untuk mengembangkan

16 CPMI, BIS Innovation Hub, IMF, World Bank report on Options for Access to and 17 The Global Partnership for Financial Inclusion (GPFI) 2022
Interoperability of CBDCs for Cross-Border Payments

123
pembiayaan transisi menuju net zero emission, ketahanan sistem keuangan terhadap risiko yang
meningkatkan kredibilitas lembaga keuangan menuju ditimbulkan oleh perubahan iklim. Penyusunan FSB
tujuan tersebut, dan meningkatkan inovasi pada Roadmap for Addressing Climate-related Financial
instrumen dan pasar keuangan berkelanjutan. Secara Risks pada tahun 2021 merupakan dasar dalam
garis besar, pembahasan berbagai rekomendasi penyusunan tindak lanjut dari roadmap dimaksud
terkait keuangan berkelanjutan meliputi 3 (tiga) pada 2022. Laporan FSB tersebut juga didukung oleh
aspek, yaitu (i) sustainable finance; (ii) sustainable 3 (tiga) capaian konkret lainnya. Pertama, laporan
infrastructure; (iii) risiko keuangan terkait perubahan Progress Report on Climate-Related Disclosures yang
iklim. Pada aspek sustainable finance, pembahasan memuat penguatan disclosure terkait iklim pada
difokuskan pada upaya mobilisasi keuangan level korporasi sebagai dasar penetapan harga dan
berkelanjutan untuk memastikan pertumbuhan dan pengelolaan risiko keuangan. Laporan tersebut juga
stabilitas ekonomi global, serta mendorong transisi diperkuat oleh temuan dari Task Force on Climate-
menuju masyarakat dan ekonomi yang lebih hijau, Related Financial Disclosures (TCFD) Status Report
lebih tangguh, dan inklusif. Hasil nyata ditunjukkan 2022 yang memuat praktik corporate disclosure
oleh G20 2022 Sustainable Finance Report yang terkait iklim. Kedua, laporan Supervisory and
memuat tindak lanjut dari rekomendasi Sustainable Regulatory Approaches to Climate-related Risks – Final
Finance Roadmap, hasil pembahasan mengenai Report yang bertujuan untuk membantu pengawas
Kerangka Pembiayaan Transisi, Kredibilitas Komitmen dan regulator mengembangkan berbagai pendekatan
Lembaga Keuangan Sektor Swasta, dan Instrumen guna memantau, mengelola, dan memitigasi
Keuangan Berkelanjutan, serta kesimpulan utama risiko yang timbul dari perubahan iklim. Selain
tentang policy levers untuk investasi berkelanjutan. itu, ditekankan bahwa pendekatan harus bersifat
konsisten untuk seluruh sektor dan yurisdiksi.
Pada topik sustainable infrastructure, pembahasan Ketiga, laporan FSB-NGFS Climate Scenario Analysis
berfokus pada pembangunan infrastruktur dan by Jurisdictions yang memaparkan analisis dari hasil
pengurangan ketimpangan regional dari segi simulasi skenario iklim yang dilakukan oleh otoritas
infrastruktur, infrastruktur digital, dan standar di tingkat korporasi dan sistem keuangan. Tujuan
pengembangan infrastruktur berkualitas. G20 laporan adalah melihat gambaran besar hasil simulasi
telah menghasilkan laporan “Report on Inclusive yang dilakukan oleh berbagai negara dan menarik
Infrastructure Investment: Addressing regional pelajaran sebagai dasar bagi rekomendasi kebijakan
disparities in future infrastructure needs in the wake ke depan untuk meningkatkan ketahanan sistem
of the COVID-19 crisis”. Laporan ini memuat jenis keuangan.
investasi yang diperlukan untuk memaksimalkan
social return dan menjembatani kesenjangan terhadap 6.2.3. Penyelenggaraan Side Events G20
akses ke layanan. Selain itu, laporan tersebut juga
Dalam rangka mendukung pembahasan agenda
memaparkan 2 (dua) implikasi utama untuk investasi
prioritas ataupun substansi dalam forum G20,
infrastruktur, yaitu: (i) perlunya jenis investasi yang
Presidensi G20 Indonesia menyelenggarakan diskusi
strategis dan fleksibel, yang disesuaikan dengan
melalui berbagai side event. Pelaksanaan side event
kondisi demografis, serta (ii) perlunya dukungan
G20 ditujukan untuk mempromosikan ketahanan
Pemerintah Daerah dalam pembangunan investasi
ekonomi nasional dan upaya pemulihan ekonomi
infrastruktur yang berkualitas.
Indonesia sebagai respons terhadap pandemi
Covid, serta sebagai upaya untuk mempromosikan
Pada topik risiko keuangan terkait perubahan iklim,
pencapaian Indonesia dalam menerapkan reformasi
G20 menggarisbawahi fenomena perubahan iklim
dan demokrasi. Side event juga dijadikan sarana
yang makin nyata akan membawa implikasi bagi
untuk mempromosikan kepemimpinan dan
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi global ke
komitmen Indonesia dalam pembahasan isu global,
depan. Dalam kaitan ini, G20 memandang perlunya
mempromosikan budaya, pariwisata, dan industri
manajemen risiko yang efektif dalam membangun

124
kreatif, serta mengoptimalkan kepentingan nasional bagian dari rangkaian High-Level Meeting 3rd FCBD
lainnya. Dalam pelaksanaannya, side event juga dan 3rd FMCBG pada 13-16 Juli 2022. Terdapat
difungsikan sebagai wadah bagi pihak eksternal di sejumlah key-takeaways dari masing-masing high level
luar G20 untuk menyampaikan masukan terkait seminar tersebut. Pertama, High Level Seminar dengan
berbagai isu strategis. Hal ini mengingat pertemuan topik Strengthening Global Collaboration for Tackling
utama G20 berbentuk sidang tertutup sehingga Food Insecurity pada 15 Juli 2022 membahas tentang
hanya dapat diikuti oleh delegasi. bagaimana G20 memimpin upaya global untuk
mengatasi tantangan kerawanan pangan. Seminar ini
Sepanjang Presidensi G20 Indonesia, side event menggarisbawahi perlunya menghindari kebijakan
mengangkat berbagai tema besar yang sejalan yang kontraproduktif seperti pelarangan ekspor,
dengan agenda prioritas G20. Tema tersebut hambatan perdagangan dan penimbunan yang dapat
khususnya terkait dengan kebijakan exit strategy, mendistorsi pasar dan menimbulkan kenaikan harga
scarring effect, sistem pembayaran di era digital, pangan. Selain itu, seminar juga mendiskusikan peran
keuangan berkelanjutan, dan inklusi keuangan kebijakan fiskal berbasis digital untuk membantu
(Tabel 6.1). Secara nasional, berbagai kementerian/ kelompok paling rentan dalam menghadapi kondisi
lembaga menjadi penyelenggara bagi side event saat ini, termasuk dalam mengatasi kerawanan
yang mengangkat beragam topik. Secara lebih pangan. Kedua, High Level Seminar dengan topik
terperinci, Bank Indonesia menjadi penyelenggara Macroeconomic Policy Mix for Stability and Economic
bagi 90 kegiatan atau 40% dari keseluruhan side Recovery pada 15 Juli 2022 mendalami pentingnya
event nasional. Side event Bank Indonesia umumnya bauran kebijakan dalam menjaga stabilitas
dilaksanakan pada Februari dan Juli 2022 sebagai dan mendukung pemulihan ekonomi. Dalam
bagian dari rangkaian acara pertemuan Finance pemaparannya, menteri keuangan AS menyampaikan
Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) G20. 3 (tiga) pembelajaran dari krisis-krisis sebelumnya
dalam menghadapi dinamika perekonomian global
Pembahasan dalam side events dilakukan melalui
saat ini, yaitu kemampuan beradaptasi dengan
serangkaian High Level Seminar Presidensi G20
perubahan lanskap perekonomian global, pentingnya
Indonesia, yang antara lain mengangkat isu strategis
kerangka kebijakan yang kokoh, dan pentingnya
terkini khususnya terkait dengan ketahanan pangan
pemantauan terhadap volatilitas aliran modal.
dan bauran kebijakan. High Level Seminar merupakan

Tabel 6.1. Tema Side Events Presidensi G20 Indonesia


Bulan Tema Besar

Januari Exit Strategy

Februari Exit Strategy, Digitalization (for FI and on CBP) and Green Financing

Maret Exit Strategy, Scarring Effect, Digital Infrastructure and Macrofinancial Challenge of Digital Currencies

April Exit Strategy, Scarring Effect, Digitalization, Sustainable Economy

Mei Financial Inclusion

Juni Digitalization, Strengthening Financial Resilience

Juli Digitalization, Green Economy and Finance, Infrastructure

Agustus RI Bangkit dan Optimis Bersama G20

September Sustainable Investments

Oktober Recover Together, Recover Stronger

November Diseminasi Presidensi G20 Indonesia

Sumber: Bank Indonesia

125
Presidensi G20 Indonesia juga menyelenggarakan pada 17 Juli 2022 membahas tentang penggunaan
Gala Seminar yang membahas sejumlah isu strategis CBDC, regulasi yang dibutuhkan dalam mendukung
terkini yang berkaitan dengan bauran kebijakan implementasi CBDC, dan desain CBDC yang sesuai
makrofinansial, CBDC, dan keuangan berkelanjutan. untuk mendukung perekonomian. Pada kesempatan
Gala Seminar pada 17 Juli 2022 mengangkat topik ini, juga didiskusikan potensi manfaat CBDC untuk
Monetary and Financial Sector Policy to Support meningkatkan inklusi keuangan dan mendukung
Stability and Recovery, dan membahas tentang sistem pembayaran lintas negara. Selain itu, seminar
bagaimana kebijakan moneter dan sektor keuangan ini juga membahas upaya memastikan adanya
dapat mendukung stabilitas keuangan dan pemulihan kerangka pengaturan dan pengawasan yang efektif
ekonomi. Beberapa kebijakan prioritas yang perlu terhadap crypto-assets, termasuk aspek perlindungan
diterapkan, antara lain, (i) melanjutkan pengetatan konsumen dan edukasi. Sementara itu, Gala Seminar
kebijakan moneter untuk mengatasi tingkat inflasi dengan topik Green Economy and Finance pada
yang tinggi, (ii) menjaga independensi bank sentral, 17 Juli 2022 membahas tentang bagaimana G20
(iii) menerapkan kebijakan makroprudensial untuk memperkuat komitmen untuk mengatasi tantangan
mengatasi peningkatan risiko di sektor keuangan, perubahan iklim serta pencapaian SDGs melalui
dan (iv) implementasi foreign exchange intervention keuangan berkelanjutan. Pada kesempatan ini,
(FXI) dan capital flow management measures (CFMs) didiskusikan pentingnya partisipasi sektor swasta dan
untuk memitigasi risiko makroekonomi dan stabilitas implementasi country platform dalam meningkatkan
keuangan yang disesuaikan dengan kondisi di setiap pembiayaan di sektor hijau, energi baru terbarukan
negara. Selanjutnya, Gala Seminar dengan topik dan konservasi energi (EBTKE) dan infrastruktur
Central Bank Digital Currency and Crypto-Assets hijau.

126
6.3
Pelajaran dari Pelaksanaan Presidensi G20 Indonesia
Presidensi G20 Indonesia berjalan sangat baik dan efisiensi pembayaran lintas batas di antara
dan mampu menghasilkan komunike bersama negara-negara ASEAN untuk mendukung pemulihan
dari seluruh anggota G20 , meskipun pada ekonomi regional dan pertumbuhan yang lebih
saat bersamaan tensi ketegangan geopolitik inklusif.
masih tinggi. Presidensi G20 Indonesia berhasil
melahirkan komunike dalam G20 Bali Leaders’ Satu pelajaran penting dari kesuksesan pelaksanaan
Declaration pada KTT G20, November 2022. Dalam Presidensi G20 Indonesia di tengah tensi geopolitik
komunike tersebut, G20 berkomitmen untuk secara global tersebut ialah peran penting sinergi yang
terkoordinasi memajukan agenda pemulihan global kuat, baik antar-pemangku kepentingan di Indonesia
yang kuat, inklusif, dan tangguh serta pembangunan maupun koordinasi dengan negara-negara anggota,
berkelanjutan melalui 5 (lima) langkah. Pertama, dalam mencapai tujuan bersama pemulihan
melakukan investasi publik dan reformasi struktural, ekonomi global. Koordinasi Bank Indonesia bersama
mendorong investasi swasta, dan memperkuat Kementerian Keuangan dilakukan sangat erat untuk
perdagangan multilateral dan ketahanan rantai pasok membangun strategi dan mencapai kata sepakat
global. Kedua, menjaga stabilitas makroekonomi di Jalur Keuangan di tengah tantangan sulitnya
dan keuangan. Ketiga, meningkatkan ketahanan mencapai konsensus. Berbagai upaya ditempuh,
pangan dan energi serta mendukung stabilitas pasar. termasuk melalui identifikasi isu-isu yang sensitif
Keempat, membuka investasi lebih luas untuk negara terhadap perang Rusia-Ukraina, serta komunikasi
berkembang melalui pembiayaan inovatif. Kelima, secara bilateral dengan seluruh kementerian
mempercepat pencapaian tujuan pembangunan keuangan dan bank sentral untuk mendapat
berkelanjutan (sustainable development goals/ dukungan agar mencapai konsensus. Upaya tersebut
SDGs), mencapai kesejahteraan bagi semua melalui disertai dengan membangun chairs’ summary yang
pembangunan berkelanjutan.18 meringkas isu-isu yang mendapat kesepakatan dan
tidak memperoleh kesepakatan.
Keberhasilan memperoleh komunike bersama
tersebut tidak terlepas dari proses diplomasi Sinergi yang kuat tersebut menopang keberhasilan
Indonesia yang kuat kepada negara-negara G20 Presidensi G20 Indonesia yang telah menghasilkan
untuk tetap melanjutkan pertemuan di tengah satu FMCBG Communique19 dan tiga FMCBG
tekanan dari beberapa negara utama G20 terkait Chairs’ Summary yang berisi tentang kesepakatan-
krisis geopolitik Rusia-Ukraina. Diplomasi Indonesia kesepakatan terkait isu-isu koordinasi kebijakan
juga berhasil memastikan seluruh sidang yang ekonomi. Pencapaian di tingkat Menteri Keuangan
sudah dijadwalkan dapat dilaksanakan dengan dan Gubernur Bank Sentral di Jalur Keuangan
baik yang mencerminkan komitmen negara ini telah mendorong suksesnya konsensus di
anggota G20 dalam menjaga keutuhan forum G20. tingkat kepala negara/kepala pemerintahan. Hal
Dalam tataran implementasi, keberhasilan G20 ini diwujudkan dengan adopsi G20 Bali Leaders’
tecermin pada penandatanganan Regional Payment Declaration yang merupakan dokumen konsensus
Connectivity (RPC) oleh 5 (lima) bank sentral ASEAN. para pemimpin negara di KTT G20 pada November
Penandatanganan ini merupakan salah satu upaya 2022. Pencapaian konsensus di tingkat pemimpin
untuk memperkuat serta meningkatkan efektivitas negara ini telah menunjukkan bahwa seluruh anggota

18 Diambil dari G20 Bali Leaders’ Declaration 19 Communique adalah suatu dokumen bersama anggota G20 (di jalur
keuangan terdiri menteri keuangan dan gubernur bank sentral) yang
berisi komitmen dan pernyataan bersama untuk disampaikan kepada
publik mengenai agenda prioritas dan isu-isu global terkini yang menjadi
perhatian bersama. Communique merupakan hasil konsensus yang harus
disepakati oleh seluruh negara anggota G20.

127
G20 tetap bersepakat untuk mendorong koordinasi Pertama, Indonesia akan mendorong prospek
kebijakan ekonomi serta mewujudkan tema pemulihan untuk membangun kembali pertumbuhan
Presidensi G20 Indonesia, “Recover Together, Recover regional, konektivitas, dan daya saing, serta
Stronger” di tengah berbagai tantangan. memperkuat ketahanan pangan dan keuangan
dengan memastikan rantai pasok pangan. Kedua,
Keberhasilan sinergi dalam Presidensi G20 Indonesia berupaya mempercepat transformasi
Indonesia menjadi landasan awal bagi Keketuaan ekonomi digital yang inklusif dan partisipatif,
Indonesia pada ASEAN 2023 untuk menjadikan serta meningkatkan infrastruktur digital yang
“ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Kerja sama berkualitas untuk menjembatani kesenjangan digital.
di ASEAN terdiri dari 3 (tiga) pilar, yakni politik Ketiga, Indonesia akan menekankan pentingnya
pertahanan, ekonomi, dan sosial budaya. Masing- pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan
masing pilar tersebut diturunkan kepada beberapa mendorong isu blue economy dan peralihan menuju
K/L sektoral, dengan salah satu bagian dari pilar energi terbarukan dengan tetap selaras pada
ekonomi, yakni jalur keuangan (finance track) prinsip-prinsip aksesibilitas, keterjangkauan, dan
beranggotakan menteri keuangan dan gubernur keberlanjutan bagi masyarakat ASEAN.
bank sentral. Untuk mengoptimalkan pencapaian
tujuan Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023, Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan
ASEAN dapat memanfaatkan pencapaian yang Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 di
disepakati dalam G20 untuk pertumbuhan ekonomi bidang ekonomi, ASEAN perlu merumuskan
di ASEAN, khususnya di bidang ketahanan pangan agenda prioritas yang selaras dengan Presidensi
dan energi, stabilitas keuangan dan berpegang G20 Indonesia. Agenda prioritas tersebut dapat
pada prinsip-prinsip ASEAN. Melalui tema ”ASEAN dirumuskan berdasarkan tiga isu prioritas ekonomi,
Matters: Epicentrum of Growth”, Keketuaan Indonesia yaitu recovery and rebuilding, digital economy, dan
pada ASEAN 2023 akan berfokus pada penguatan sustainability yang diselaraskan dengan keenam
ekonomi kawasan yang tumbuh cepat, inklusif, agenda prioritas G20. Terkait hal ini, Bank Indonesia
dan berkelanjutan, serta dapat bertransformasi di antaranya akan secara konsisten mendorong
menjadi kawasan yang berkomitmen pada tujuan penciptaan stabilitas makroekonomi dan keuangan
pembangunan berkelanjutan. Indonesia juga akan melalui diversifikasi penggunaan mata uang di
memperkuat implementasi ASEAN Outlook on the ASEAN menggunakan Local Currency Transaction
Indo-Pacific (AOIP) yang inklusif untuk kawasan yang (LCT). Penggunaan LCT ini akan melengkapi upaya
damai, saling terhubung, inklusif, dan kompetitif.20 pengembangan interlinking dan konektivitas
pembayaran lintas batas (cross-border payment) di
Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023 akan ASEAN, sebagai perwujudan dari Regional Payment
mengangkat tiga isu prioritas bidang ekonomi. Connectivity yang diinisiasi di KTT Presidensi G20
Ketiga isu prioritas tersebut adalah recovery and Indonesia.
rebuilding, digital economy, dan sustainability.

20 Diambil dari siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian:


Fokus Pada Penguatan Ekonomi Kawasan yang Tumbuh Cepat, Inklusif, dan
Berkelanjutan, Indonesia Jalankan Keketuaan ASEAN 2023, 19 Januari
2023.

128
BAB VII

PROYEK GARUDA:
MENAVIGASI ARSITEKTUR
RUPIAH DIGITAL

Dinamika perkembangan uang pada era digital beserta tantangannya mendorong


Bank Indonesia meninjau kembali kebijakannya. Rupiah Digital sebagai bentuk
pengembangan CBDC Indonesia menjadi jalan keluar bagi Bank Indonesia untuk
tetap dapat memenuhi misi kebijakan publiknya pada era digital. Peluncuran “Proyek
Garuda” oleh Bank Indonesia menjadi proyek yang memayungi berbagai inisiatif
eksplorasi atas pilihan-pilihan desain arsitektur Rupiah Digital. Mempertimbangkan
bahwa Proyek Garuda merupakan sebuah inisiatif berskala nasional maka sinergi
dengan berbagai pemangku kepentingan akan terus ditempuh guna memperkuat
efektivitas kebijakan.
Tren digitalisasi yang meningkat dewasa ini mampu hidup berdampingan dengan uang-uang yang
memberikan tantangan bagi bank sentral dalam sudah ada dan tersedia saat ini (coexistence), serta
menjalankan mandatnya menyediakan akses kepada dapat mendorong inovasi dan efisiensi (promotion of
publik terhadap trusted money. Sesuai konsep innovation and efficiency).
dasarnya, uang bank sentral merupakan trusted money
yang berfungsi sebagai alat pembayaran yang menjadi Dinamika perkembangan uang pada era digital
dasar bagi proses penciptaan uang, yang konsisten dengan sejumlah tantangannya tersebut mendorong
dengan upaya menjaga stabilitas moneter dan sistem Bank Indonesia meninjau kembali kebijakannya.
keuangan. Namun demikian, tren digitalisasi ini Rupiah Digital sebagai bentuk pengembangan CBDC
memberikan tantangan kepada bank sentral dalam Indonesia menjadi jalan keluar bagi Bank Indonesia
menjalankan mandatnya tersebut. Tantangan tidak untuk tetap dapat memenuhi misi kebijakan publiknya
hanya berkaitan dengan upaya menyediakan uang pada era digital. Bank Indonesia juga menempatkan
yang dapat diakses publik agar dapat bertransaksi penerbitan Rupiah Digital dalam konteks penguatan
secara cepat, mudah, murah, aman, dan andal. resiliensi pembayaran masyarakat Indonesia. Rupiah
Tantangan juga berhubungan dengan penyediaan Digital akan menambah khazanah alat pembayaran
uang yang dapat menjamin efektivitas pelaksanaan yang menjamin masyarakat untuk mampu
mandat bank sentral. Perkembangan ini pada bertransaksi dalam kondisi apapun.
gilirannya menghadapkan bank sentral pada perlunya
Bank Indonesia meluncurkan “Proyek Garuda”
mencari solusi yang berkelanjutan (future proof
sebagai proyek yang memayungi berbagai inisiatif
solution) untuk mempertahankan kepercayaan publik
eksplorasi atas pilihan-pilihan desain arsitektur
terhadap bank sentral dalam menjalankan mandatnya
Rupiah Digital. Rupiah Digital akan diterbitkan dalam
pada era digital.
2 (dua) jenis, yaitu Rupiah Digital wholesale (w-Rupiah
Banyak bank sentral dunia mencari berbagai Digital) dan Rupiah Digital ritel (r-Rupiah Digital) yang
solusi menghadapai tantangan terkait trusted akan dikembangkan dengan pendekatan terintegrasi
money di era digital tersebut, termasuk mengkaji dari ujung ke ujung. Pengembangan Rupiah Digital
penggunaan Central Bank Digital Currency (CBDC). akan dilakukan secara bertahap dalam proses
Berbagai asesmen menunjukkan bahwa CBDC yang iteratif mempertimbangkan potensi trade-off
dapat menjadi alternatif solusi berkelanjutan yang antarfitur desain yang direncanakan dan implikasinya
mampu mempertahankan kepercayaan publik secara simultan. Sinergi dengan berbagai pemangku
terhadap bank sentral dalam menjalankan mandatnya kepentingan juga akan terus ditempuh mengingat
pada era digital. Hasil identfikasi menunjukkan 3 Proyek Garuda merupakan sebuah inisiatif berskala
(tiga) prinsip desain yang perlu diperhatikan dalam nasional. Selain memiliki dimensi kebanksentralan,
pengembangan CBDC. Ketiga prinsip tersebut ialah Proyek Garuda juga memiliki warna kenegaraan yang
tidak mengganggu pelaksanaan mandat bank sentral kental mengingat kedudukan Rupiah Digital sebagai
di bidang moneter dan makroprudensial (do no harm), upaya nasional untuk menjaga kedaulatan mata uang
Rupiah.

132
7.1
Rasionalitas Rupiah Digital
Penerbitan dan pengedaran uang adalah fungsi Tantangan pada era digital berkaitan dengan
klasik bank sentral21. Uang yang diterbitkan dan perkembangan aset kripto yang pesat.
diedarkan bank sentral tersebut merupakan trusted Perkembangan aset kripto berisiko memicu
money yang berfungsi sebagai alat pembayaran dan shadow currency dan shadow central banking.
menjadi dasar bagi proses penciptaan uang yang Proses penciptaan, pengedaran, dan pengendalian
konsisten dengan upaya menjaga stabilitas moneter aset kripto yang terjadi di luar sistem moneter
dan sistem keuangan. Bank sentral adalah satu- formal dapat berkembang menjadi digital currency
satunya otoritas yang memiliki mandat menerbitkan di luar ikatan yurisdiksi tertentu (Brunnermeier
trusted money, yang kemudian disebut sebagai uang et al., 2019). Eskalasi risiko tersebut berpotensi
bank sentral (central bank money). Selain bank sentral, mengganggu kedaulatan moneter sebuah negara
bank umum dan pihak swasta nonbank juga dapat (monetary sovereignty), sehingga berdampak pada
menjadi penerbit uang (uang privat atau private efektivitas transmisi kebijakan moneter. Aktivitas
money). Namun berbeda dengan uang privat, uang dalam ekosistem Web 3.0, termasuk aset kripto, juga
bank sentral memiliki risiko kredit paling rendah menambah kompleksitas bagi bank sentral dalam
dan karena itu ditempatkan sebagai aset setelmen menjaga stabilitas sistem keuangan, baik dalam
yang dapat memastikan keamanan penyelesaian konteks mitigasi risiko mikro maupun makrofinansial.
transaksi penggunanya (CPSS-IOSCO, 2012). Uang Dalam banyak kasus, aset kripto cenderung berada
bank sentral memegang peran kunci bagi bank sentral di luar domain regulasi otoritas keuangan, atau paling
untuk pemenuhan tujuan kebijakan dalam penyediaan tidak, cakupan kebijakan dan pengawasan otoritas
alat pembayaran yang paling aman bagi publik cenderung terbatas (under regulated) akibat absennya
(Bank for International Settlements, 2022). Melalui keberadaan entitas hukum yang bertanggung jawab
peran tersebut, bank sentral berupaya memenuhi dalam penciptaan, pengedaran, dan pengendalian
kebutuhan transaksional masyarakat, termasuk aktivitas aset kripto. Sebaliknya, uang bank sentral
penciptaan dan peredaran uang oleh pihak selain dan uang bank komersial yang ada saat ini belum
bank sentral, guna menjaga stabilitas moneter dan dapat digunakan dalam ekosistem tersebut.
sistem keuangan (Blinder, 2010; Goodhart, 2010).
Berbagai tantangan tesebut menghadapkan
Tantangan mengemuka di era digitalisasi ini karena bank sentral dunia pada perlunya mencari solusi
publik tidak memiliki opsi terhadap bentuk trusted berkelanjutan (future proof solution) yang mampu
money dalam format digital. Saat ini bank sentral mempertahankan kepercayaan publik terhadap bank
masih menerbitkan uang kartal fisik (uang kertas dan sentral dalam menjalankan mandatnya pada era
logam) dan rekening giro. Sebagaimana dipahami digital. Solusi dimaksud perlu memiliki 3 (tiga) elemen
bahwa uang kartal fisik dapat diakses secara universal penting yakni (i) memenuhi kebutuhan masyarakat
sedangkan rekening giro di bank sentral hanya atas uang bebas risiko (risk-free) dalam bentuk digital,
dapat diakses secara terbatas oleh pihak-pihak (ii) mampu menjaga kedaulatan moneter, dan (iii)
tertentu, misalnya lembaga keuangan. Sementara menjamin efektivitas pelaksanaan mandat bank
alat pembayaran digital yang saat ini lazim digunakan sentral dalam menjaga stabilitas moneter, stabilitas
oleh masyarakat masih hanya uang yang diterbitkan sistem keuangan, serta efisiensi dan keamanan sistem
oleh pihak swasta, baik bank umum maupun lembaga pembayaran. Ketiga elemen ini kemudian membawa
selain bank, seperti transfer antarrekening, uang implikasi penting bagi bank sentral untuk mulai
elektronik, dan alat pembayaran menggunakan kartu. mempertimbangkan penerbitan trusted digital money
yang dapat diakses secara luas oleh publik.
21 Bank for International Settlements, (2020); Bank for International
Settlements, (2022); Roberd dan Velde, (2014)

133
Perkembangan digital dan tantangannya kepada Rupiah Digital diharapkan muncul sebagai solusi
bank sentral mendorong banyak bank sentral dunia berkelanjutan di masa depan. Rupiah Digital sebagai
dan berbagai lembaga keuangan internasional mulai bentuk pengembangan CBDC Indonesia menjadi
mencari opsi kebijakan, dengan Central Bank Digital jalan keluar bagi Bank Indonesia untuk tetap dapat
Currency (CBDC) menjadi alternatif solusi. CBDC memenuhi misi kebijakan publiknya pada era digital.
merupakan uang bank sentral dalam format baru Dengan Rupiah Digital, pada satu sisi masyarakat
yang juga merupakan kewajiban bank sentral dan akan memiliki akses terhadap uang digital yang bebas
mempunyai denominasi yang sama dengan mata risiko dan berdenominasi Rupiah. Pada sisi lain, bank
uang resmi serta dapat digunakan sebagai alat tukar, sentral tetap dapat menjaga layanan publiknya pada
satuan hitung, maupun penyimpan nilai. Berkaitan tingkat pelayanan terbaik pada era digital sekaligus
dengan ini, pertemuan Group of Twenty (G20) di menjaga kepercayaan publik terhadap Rupiah. Untuk
Arab Saudi (2020), Italia (2021), dan Presidensi G20 mendukung arah kebijakan tersebut, Rupiah Digital
Indonesia (2022) menugaskan Financial Stability juga perlu memiliki kualitas yang lebih aman dan
Board (FSB), Bank for International Settlements (BIS), efisien dibandingkan dengan kualitas uang kartal
International Monetary Fund (IMF), dan Bank Dunia fisik dan rekening giro di Bank Indonesia. Dengan
untuk meninjau dan merekomendasikan langkah- karakter tersebut, Rupiah Digital akan mampu secara
langkah yang perlu dilakukan untuk merespons efektif menjadi instrumen bagi Bank Indonesia dalam
perkembangan mata uang digital, termasuk CBDC. menjalankan mandatnya pada era digital.
Sejalan dengan upaya tersebut, mayoritas bank
sentral di seluruh dunia, termasuk Bank Indonesia, Bank Indonesia juga menempatkan penerbitan
juga mengintensifkan pengembangan CBDC. Survei Rupiah Digital dalam konteks penguatan resiliensi
BIS pada 2021 menunjukkan sudah terdapat 81 bank pembayaran masyarakat Indonesia. Rupiah Digital
sentral global berada pada tahap eksperimentasi dan akan menambah khazanah alat pembayaran yang
piloting CBDC (Kosse dan Ilaria, 2022). menjamin masyarakat untuk mampu bertransaksi
dalam kondisi apapun. Rupiah Digital hadir sebagai
Berbagai dinamika perkembangan uang pada komplemen dari uang-uang yang lazim digunakan
era digital dengan sejumlah tantangan tersebut oleh masyarakat, termasuk uang kartal fisik.
mendorong Bank Indonesia untuk meninjau kembali Pengembangan Rupiah Digital merupakan jawaban
kebijakannya. Pergeseran preferensi transaksi Bank Indonesia untuk menghadirkan bentuk mata
masyarakat mendorong Bank Indonesia untuk uang berupa Rupiah yang, cepat, mudah, murah,
mengkaji kemungkinan penerbitan trusted money aman, dan andal dalam ekosistem digital.
dalam format digital sebagai alat pembayaran yang
dapat diakses oleh publik. Meningkatnya potensi Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut,
risiko shadow banking, shadow currency, dan shadow Bank Indonesia meluncurkan “Proyek Garuda”
central banking, juga menghadapkan Bank Indonesia sebagai proyek yang memayungi berbagai inisiatif
untuk mencari solusi agar Rupiah tetap menjadi eksplorasi atas pilihan-pilihan desain arsitektur
satu-satunya alat pembayaran yang sah di Negara Rupiah Digital. Proyek ini merupakan inisiatif strategis
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada era digital. Bank Indonesia dalam mengusung rangkaian proyek
Di samping itu, maraknya aktivitas ekonomi dan eksperimen Rupiah Digital, baik dari sisi wholesale
keuangan digital (EKD) yang membentuk ekosistem maupun ritel.
eksklusif (walled garden), menuntut Bank Indonesia
untuk merumuskan instrumen Rupiah yang mampu
menjembatani pelaksanaan mandat Bank Indonesia
dalam ekosistem tersebut.

134
7.2
Desain Rupiah Digital
Desain CBDC memainkan peranan penting dalam dan inklusi keuangannya masih rendah. Meski
keberhasilan implementasinya. Konfigurasi desain mampu memastikan akses publik secara langsung
CBDC yang dipilih akan menentukan potensi nilai terhadap trusted money, pengembangan r-CBDC
tambah bagi perekonomian, kemampuan untuk umumnya lebih kompleks daripada w-CBDC. Kedua,
menjembatani mandat kebijakan moneter dan bank sentral perlu mempertimbangkan kontribusi
makroprudensial bank sentral, serta upaya yang perlu CBDC terhadap inklusi keuangan. Jika dirancang
ditempuh untuk memitigasi risiko yang mungkin dengan baik, CBDC, terutama r-CBDC, dapat
muncul. Group of Central Bank (2020) menguraikan 3 meningkatkan inklusi keuangan melalui hal-hal
(tiga) prinsip dasar yang harus dipertimbangkan bank seperti offline functionality dan optimalisasi data
sentral dalam menentukan desain CBDC. Pertama, granular. Untuk konteks Indonesia, hal ini menjadi
CBDC tidak boleh mengganggu stabilitas moneter penting karena implementasi CBDC akan dapat
dan stabilitas sistem keuangan (no harm to monetary memperkuat berbagai inisiatif Bank Indonesia yang
and financial stability). Kedua, CBDC mampu hidup ditempuh dalam mengakselerasi digitalisasi sistem
berdampingan dan melengkapi dengan berbagai jenis pembayaran melalui BSPI 2025 untuk mendukung
uang yang sudah ada (coexistence and complementarity inklusi keuangan, seperti QRIS, SNAP, dan BI-FAST.
of public and private money). Ketiga, CBDC dapat Ketiga, bank sentral perlu memperhatikan pemenuhan
mendorong inovasi dan efisiensi (promotion of aspek integrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas (3I)
innovation and efficiency). CBDC dengan infrastruktur pasar keuangan, termasuk
pembayaran antarnegara. Platform CBDC harus
Perumusan desain CBDC termasuk Rupiah Digital dapat hidup berdampingan dengan infrastruktur
meliputi 3 (tiga) aspek utama. Pertama, bank sentral pasar keuangan yang ada untuk memberikan solusi
perlu menimbang arsitektur CBDC yang akan yang efisien dan terintegrasi. Selain itu, CBDC
diterapkan, dimana dapat memilih wholesale CBDC juga perlu memiliki kapabilitas 3I dalam konteks
(w-CBDC) atau retail CBDC (r-CBDC). W-CBDC transaksi antarnegara melalui penggunaan teknologi
umumnya lebih populer di negara maju dengan dan penyederhanaan kanal distribusi. Hal ini perlu
tingkat kedalaman pasar keuangan dan inklusi dilakukan untuk mengurangi berbagai masalah seperti
keuangan yang sudah baik. Sebaliknya, r-CBDC biaya transaksi yang tinggi, pemrosesan transaksi
umumnya populer di negara berkembang yang yang lambat, akses yang terbatas, dan transaksi yang
tingkat kedalaman pasar keuangan baru berkembang tidak transparan.

135
7.2.1. Kerangka Kerja Rupiah Digital melalui penerbitan uang digital berdenominasi
Rupiah sebagai barang publik (sovereign public goods)
Gagasan pengembangan Rupiah Digital dilandasi
berdasarkan pilihan platform teknologi yang mampu
oleh 3 (tiga) penggerak utama. Pertama, kebutuhan
mendukung proses penerbitan dan peredarannya.
Bank Indonesia sebagai otoritas tunggal yang
Kedua, Rupiah Digital sebagai instrumen inti bagi Bank
menerbitkan mata uang dalam merespons
Indonesia dalam menjalankan mandatnya pada era
perkembangan EKD yang sangat pesat, yang dalam
digital. Tujuan ini akan dicapai melalui pengembangan
hal ini ialah penerbitan mata uang dalam format
desain Rupiah Digital yang menjamin keselarasannya
digital. Langkah ini menjadi sangat kritikal dalam
dengan pelaksanaan mandat Bank Indonesia di bidang
upaya menjaga kedaulatan mata uang Rupiah pada
moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran.
era digital. Kedua, sebagai upaya Bank Indonesia
Ketiga, Rupiah Digital sebagai elemen penting dalam
memperkuat peranan di kancah internasional. Rupiah
mendukung pengembangan sistem keuangan dan
Digital menempatkan Indonesia sejajar dengan
integrasi EKD secara nasional. Tujuan ini akan dicapai
negara lain dalam peta pengembangan CBDC global,
melalui pengembangan fitur-fitur yang mampu
termasuk keterlibatan Bank Indonesia dalam berbagai
mendukung inovasi dari ujung ke ujung (end-to-end),
inisiatif pengembangan kapabilitas desain untuk
inklusi keuangan, dan efisiensi (Gambar 7.1).
interoperabilitas CBDC antarnegara. Ketiga, untuk
mendukung kebutuhan percepatan integrasi EKD Dengan kerangka kerja tersebut, Rupiah Digital
nasional karena diperlukan untuk memastikan proses diharapkan mampu memenuhi fungsinya sebagai
perputaran uang yang efektif dan terintegrasi antara alat tukar, penyimpan nilai, dan satuan hitung, serta
struktur ekonomi yang ada dengan ekosistem EKD. jangkar moneter bagi uang digital lainnya di NKRI.
Implementasi pengembangan Rupiah Digital akan
Berdasarkan penggerak utama tersebut, kerangka
dilaksanakan sejalan dengan amanat UUD 1945
kerja dalam desain Rupiah Digital kemudian
serta memerhatikan peraturan perundang-undangan
dibangun untuk mencapai 3 (tiga) tujuan. Pertama,
lainnya, selaras dengan program pemerataan
Rupiah Digital sebagai alat pembayaran digital yang
pembangunan pemerintah, dan dilaksanakan secara
sah di NKRI, melengkapi uang kertas dan uang
kolaboratif dengan seluruh pemangku kepentingan.
logam. Tujuan ini akan dicapai oleh Bank Indonesia
Gambar 7.1. Kerangka Kerja Rupiah Digital

DESAIN RUPIAH DIGITAL:

KERANGKA OBJEKTIF

KERJA Rupiah Digital Menjadi


alat pembayaran digital
Rupiah Digital mendukung
pelaksanaan tugas BI di
bidang Moneter,
Rupiah Digital mendukung
pengembangan sistem
yang sah di NKRI keuangan, dan integrasi
Makroprudensial, dan SP
Rupiah Digital diharapkan mampu EKD secara nasional
di era digital
memenuhi fungsinya sebagai alat tukar,
penyimpan nilai, dan satuan hitung,
serta jangkar moneter bagi uang digital
lainya di NKRI.
SUPPORTING ENCHANCING
PROVIDING CENTRAL BANK INCLUSION AND
SOVEREIGN MANDATE & END-TO-END
PUBLIC GOODS OBJECTIVE IN INNOVATION &
DIGITAL ERA EFFICIENCY

MENJALANKAN AMANAT UUD 45


MENDORONG PEMERATAAN PEMBANGUNAN

KOORDINASI K/L DAN KOLABORASI INDUSTRI

Sumber: Bank Indonesia

136
Pelaksanaan kerangka kerja desain Rupiah Digital Penerbitan
akan memerhatikan pemenuhan atas 3 (tiga) prinsip
Rupiah Digital akan diterbitkan dalam 2 (dua) jenis,
utama. Pertama, memiliki desain konseptual yang
yaitu Rupiah Digital wholesale (w-Rupiah Digital)
mempertimbangkan prinsip “do no harm” terhadap
dan Rupiah Digital ritel (r-Rupiah Digital) yang akan
stabilitas moneter dan sistem keuangan. Kedua,
dikembangkan dengan pendekatan terintegrasi dari
memenuhi aspek 3I dari platform teknologi Rupiah
ujung ke ujung. Pengembangan akan dimulai dengan
Digital dengan infrastruktur sistem pembayaran
w-Rupiah Digital pada tahap awal, yang menjadi
dan infrastruktur pasar keuangan lainnya, termasuk
fondasi dari tahapan pengembangan Rupiah Digital
kesiapan dari infrastruktur-infrastruktur tersebut.
secara menyeluruh (r-Rupiah Digital dan w-Rupiah
Ketiga, memilih plaftorm teknologi yang mendukung
Digital). Dengan pendekatan terintegrasi tersebut,
penerbitan dan pengedaran Rupiah Digital, termasuk
Rupiah Digital diarahkan dapat ditransaksikan, baik
untuk mendukung interoperabilitas transaksi
di pasar wholesale maupun ritel barang dan jasa,
antarnegara. Eksperimen atas berbagai opsi platform
sekaligus memperbesar efektivitas pengadopsiannya.
teknologi yang tersedia, baik distributed ledger
Penggunaan w-Rupiah Digital pada pasar wholesale
technology (DLT) maupun non-DLT akan sangat
diharapkan mampu mendukung pengembangan pasar
krusial.
keuangan dan integrasi EKD secara nasional.
7.2.2. Konfigurasi Rupiah Digital
Rupiah Digital akan menjadi komplemen uang kartal
Penentuan konfigurasi desain yang tepat merupakan (kertas dan logam) dan rekening giro pihak ketiga di
salah satu bagian paling penting dalam penerbitan Bank Indonesia. Ketiganya akan berperan sebagai
Rupiah Digital. Dalam kaitan ini, konfigurasi desain aset setelmen transaksi yang bebas risiko (risk-free
Rupiah Digital terdiri dari 5 (lima) elemen utama, yaitu asset). Rupiah Digital adalah tagihan langsung (direct
(i) penerbitan, (ii) distribusi dan pencatatan transaksi, claim) pemegangnya kepada Bank Indonesia, dengan
(iii) akses, (iv) ruang lingkup dan keterhubungan, serta mekanisme penerbitan dan cakupan pengguna yang
(v) infrastruktur dan teknologi (Gambar 7.2). sama dengan saat ini. W-Rupiah Digital hanya dapat

Gambar 7.2. Konfigurasi Desain Rupiah Digital


1.PENERBITAN 2. DISTRIBUSI & PENCATATAN 3. AKSES 4. INTERLINKAGE 5. INFRA/TEKNOLOGI
R-RUPIAH DIGITAL W-RUPIAH DIGITAL

INTEGRATED

1 TIER TOKEN PERMISSION


CROSS BORDER

DLT
RUPIAH
DOMESTIC

DIGITAL Pencatatan 3I
Hybrid FMI & SP
End to End TOKEN
W-CBDC to R-CBDC CENTRALIZED
2 TIER
(Terbuka untuk 1 tier) (Terbuka
ACCOUNT permissioned DLT)
INTEGRATED

w-Rupiah Digital: w-Rupiah Digital w-Rupiah Digital: 3I: Infrastruktur Resiliensi:


konversi Giro Bank/LSB diperoleh dari BI (1 tier) Token sistem pembayaran & Performa, Robustness,
di BI FMI Domestik Keamanan
Distribusi ke End user r-Rupiah Digital:
r-Rupiah Digital: Kapabilitas:
DESAIN

melalui intermediary, Token & Account Memungkinkan


konversi w-Rupiah Digital Skalabilitas, Maturity,
wholesaler & retailer (2 tier) pengembangan
ke r-Rupiah Digital Modularity
cross border
Pencatatan transaksi Integrasi/Interlinkage:
Liabilities Rupiah Digital:
dilakukan oleh BI dan W-CBDC, R-CBDC,
w-Rupiah Digital &
Intermediary (hybrid) CBDC dengan infra
r-Rupiah Digital
SP & FMI

Sumber: Bank Indonesia

137
digunakan secara terbatas oleh pihak-pihak yang Penggunaan data granular tersebut tentunya tetap
ditunjuk Bank Indonesia, layaknya rekening giro pihak berasaskan aspek perlindungan data pribadi. Model
ketiga di Bank Indonesia, sedangkan r-Rupiah Digital yang kemudian disebut sebagai model pencatatan
dapat digunakan masyarakat luas layaknya uang hybrid ini memungkinkan Bank Indonesia untuk
kertas dan uang logam. memiliki kendali terhadap proses pengelolaan
Rupiah Digital dari ujung ke ujung dalam rangka
Distribusi dan Pencatatan Transaksi pengendalian moneter dan sistem keuangan. Model
Skema distribusi Rupiah Digital merupakan ini juga dipandang lebih tangguh (resilient), terutama
gabungan arsitektur one-tier dan two-tier. Dalam apabila sistem dari salah satu atau sebagian perantara
skema ini, w-Rupiah Digital akan didistribusikan mengalami kegagalan.
secara one-tier atau diperoleh langsung dari
Bank Indonesia sedangkan r-Rupiah Digital akan
Akses
didistribusikan secara two-tier melalui perantara. Rupiah Digital dapat diakses melalui dua metode
Namun, dalam kondisi tertentu, Bank Indonesia dapat yaitu, melalui akun dan/atau token. W-Rupiah Digital
membuka opsi distribusi r-Rupiah Digital secara one- diakses oleh penggunanya melalui verifikasi berbasis
tier, misalnya untuk membuka akses r-Rupiah Digital token. Token dipandang sebagai pilihan yang sesuai
pada kawasan terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). untuk w-Rupiah Digital karena dipandang lebih
Pada skema ini, Bank Indonesia mendistribusikan mampu memfasilitasi transaksi antarpelaku di pasar
r-Rupiah Digital secara langsung kepada pengguna keuangan yang cenderung lebih kompleks, sekaligus
akhir. Model ini serupa dengan skema distribusi uang menjadi komplemen Bank Indonesia Real Time Gross
kertas dan logam saat ini. Settlement (BI-RTGS) yang berbasis akun.

Wholesaler mendistribusikan Rupiah Digital kepada R-Rupiah Digital diakses penggunanya melalui
pengguna akhir melalui 2 (dua) jalur. Pertama, jalur verifikasi berbasis akun dan/atau token, yang diatur
distribusi langsung dari wholesaler kepada pengguna berdasarkan segmentasi tingkatan (tiering) dan nilai
akhir. Kedua, jalur distribusi tidak langsung melalui transaksi (capping). R-Rupiah Digital berbasis token
peritel sebagai perantara. Dengan konstruksi akan digunakan untuk memfasilitasi transaksi bernilai
tersebut, Bank Indonesia dapat memonitor posisi kecil hingga ambang batas tertentu sedangkan
dan mutasi Rupiah Digital secara granular, baik transaksi yang melebihi ambang batas hanya dapat
pada level perantara maupun pengguna akhir. difasilitasi oleh r-Rupiah Digital berbasis akun.

138
Penggunaan token untuk akses r-Rupiah Digital Untuk dapat memenuhi ekspektasi tersebut, maka
mereplika karakter fleksibilitas uang kertas dan logam. desain teknis, bisnis, dan semantik dari Rupiah
Granularitas data dari pencatatan profil dan transaksi Digital harus dapat memenuhi aspek 3I. Hal ini
r-Rupiah Digital berbasis token akan terekam dari berlaku, baik untuk konteks keterhubungan dengan
informasi dalam wallet address. Namun, untuk infrastruktur pasar keuangan domestik maupun
menjaga integritas pembayaran, fleksibilitas tersebut internasional. Desain Rupiah Digital diharapkan
perlu dibatasi hingga batas tertentu. Dalam konteks mampu coexist dengan infrastruktur yang saat ini
tersebut, r-Rupiah Digital berbasis akun menjadi sudah berjalan dan akan dikembangkan, termasuk
pilihan yang tepat untuk transaksi bernilai besar berbagai infrastruktur yang berada di dalam inisiatif
karena dipandang lebih unggul dalam pemenuhan BSPI 2025 dan BPPU 2025.
komitmen Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme (APU PPT). Infrastruktur dan Teknologi
Infrastruktur dan platform teknologi Rupiah
Ruang Lingkup dan Keterhubungan Digital menggunakan kombinasi antara DLT dan
Rupiah Digital didesain untuk dilengkapi dengan infrastruktur tersentralisasi. Pilihan pada DLT untuk
berbagai jenis penggunaan (use cases), baik di w-Rupiah Digital membuka peluang bagi Bank
ekosistem wholesale maupun ritel. Rupiah Digital Indonesia dan pelaku pasar untuk mengefisienkan
akan menjadi aset setelmen untuk berbagai jenis transaksi keuangan, di antaranya melalui berbagai
transaksi di pasar barang dan jasa serta pasar fitur yang ditawarkan oleh smart contract. DLT
keuangan, baik yang berada di ekosistem tradisional juga merupakan teknologi yang lebih tangguh
maupun ekosistem digital, seperti ekosistem Web 3.0 dibandingkan dengan sistem tersentralisasi seiring
termasuk di dalamnya DeFi dan Metaverse. dengan tereduksinya risiko single point of failure. DLT
berbasis permissioned dipilih untuk menjamin tingkat
Rupiah Digital akan dilengkapi dengan berbagai keamanan yang lebih baik mengingat akses terhadap
fitur yang diharapkan mampu memberikan nilai platform DLT tidak bersifat terbuka bagi seluruh
tambah bagi perekonomian. Fitur-fitur unggulan pihak. Di samping itu, isu skalabilitas menjadi lebih
tersebut meliputi programmability, composability, dan baik dibandingkan dengan permissionless DLT.
tokenisasi yang berbasis ­smart contract. Selain itu,
Rupiah Digital juga memungkinkan untuk menangkap Permissioned DLT dipandang belum cukup memadai
data dan informasi granular secara real time. Secara untuk mampu memfasilitasi transaksi ritel yang
spesifik, r-Rupiah Digital akan dilengkapi dengan memiliki karakter bervolume tinggi. Pada praktiknya,
offline functionality guna menjangkau segmen platform CBDC tidak selalu menggunakan solusi
masyarakat yang infrastruktur dasarnya tidak DLT. Keterbatasan skalabilitas dalam solusi DLT
memadai. Di samping itu, desain Rupiah Digital juga dikhawatirkan akan membatasi kecepatan setelmen
sejak awal dibangun untuk dapat mengantisipasi apabila digunakan di sisi ritel. Atas dasar tersebut,
aspek interoperabilitas transaksi antarnegara. maka r-Rupiah Digital dipertimbangkan untuk
menggunakan model tersentralisasi. Namun demikian,
model DLT masih menjadi opsi yang terbuka bagi
r-Rupiah Digital dalam hal solusi teknologi yang
tersedia mampu mengatasi permasalahan terkait isu
skalabilitas tersebut.

139
7.3
Pendekatan Pengembangan Rupiah Digital
Rupiah Digital akan dikembangkan secara konsultasi publik (consultative paper dan focus group
bertahap dalam proses yang iteratif. Hal ini discussion), eksperimen teknologi (proof of concept,
mempertimbangkan potensi trade-off antarfitur prototyping, dan piloting/sandboxing), dan diakhiri
desain yang direncanakan dan implikasinya reviu atas stance kebijakan (Gambar 7.3).
secara simultan. Pendekatan ini memungkinkan
Bank Indonesia untuk mengeksplorasi berbagai Pada tahap pertama (immediate), pengembangan
alternatif desain Rupiah Digital berdasarkan solusi Rupiah Digital akan dimulai dengan w-Rupiah
teknologi yang tersedia guna memastikan nilai Digital untuk use case penerbitan, pemusnahan, dan
tambah yang paling optimal bagi perekonomian. transfer dana antarpihak. Use case ini dipandang
Berbagai konsideran tersebut akan menjadi fokus sebagai pilihan yang paling feasible untuk tahap
pembahasan, penelitian, dan eksperimen yang awal pengembangan Rupiah Digital. Use case ini
diharapkan mampu menghasilkan kombinasi desain relatif lebih sederhana karena melibatkan ekosistem
terbaik yang memenuhi berbagai kriteria seperti yang terbatas, kompleksitas transaksi yang lebih
kecepatan, resiliensi, efisiensi, dan skalabilitas. rendah, dan kebutuhan pembaharuan sistem yang
Pendekatan ini juga akan membuka ruang fleksibilitas minimal. Tahap ini menjadi fondasi penting bagi
yang cukup lapang bagi para pemangku kepentingan pengembangan use cases berikutnya. Pada tahap
untuk menyiapkan diri sebelum Rupiah Digital pertama ini, use case penerbitan dan pemusnahan
diimplementasikan. merupakan proses konversi antara rekening giro
di bank sentral dengan w-Rupiah Digital. Untuk
Pengembangan Rupiah Digital akan dibagi ke mendukung use case ini, platform w-Rupiah Digital
dalam 3 (tiga) tahapan yang disusun berdasarkan akan ter-3I dengan infrastruktur BI-RTGS yang saat
empat kriteria kelayakan (feasibility), yaitu relevansi ini sudah berjalan melalui konverter. Sementara
(important), urgensi (urgent), kesiapan (readiness), dan itu, proses validasi dan setelmen transaksi use case
kadar implikasi (impact). Sekuens akan dimulai dari transfer dana antarpihak akan dilakukan di dalam

Gambar 7.3. Peta Jalan Pengembangan Rupiah Digital

ROADMAP & SINERGI: TE


D
RA END L
ROADMAP RUPIAH DIGITAL
G
TE O TA
IN ND T IGI ITAL
L E H D IG
US

TA IA D
GI IES UP AH
EC

DI RIT ER -R UPI
H G
AS

L IA ECU ED W -R
R
TA UP & S L
E

Distribution, Collection & P2P


Pengembangan Rupiah Digital GI ER - R TO
akan dibagi ke dalam 3 (tiga) DI EDG W ASH R-CBDC wholesaler ke peritel
H C R-CBDC direct dari bank sentral
tahapan dalam proses iteratif. IA H L Interbank money market
UP AS Operasi moneter
-R C
ASE

W Issuance & redemption


Koneksi ke CCP
Tahap pertama (immediate)
T DIGI

interbank fund transfer


akan dimulai w-Rupiah Digital, Rupiah Digital
tahap selanjutnya Rupiah Digital Digital Securities Bank Indonesia
(intermediate) diperluas
TAL INF

Digital Securities Digital Securities non-Bank Indonesia


Rupiah Digital Bank Indonesia
dengan use case pasar
keuangan, dan tahap akhir DIGITAL
RUPIAH
W-CBDC platform Bank Indonesia
(end-state) integrated end to end W-CBDC platform Rupiah Digital & Digital Securities W-CBDC platform
Bank Indonesia untuk use case lain
Bank Indonesia Rupiah Digital
w- dan r-Rupiah Digital 3i Converter dengan FMI
R

(multimatching, CCP) Standar 3i untuk seluruh FMI


3i Converter dengan RTGS
A

Standar 3i untuk BI-APS, (seamless connection)


BI-RTGS Gen3
S

dan BI-SSSS Gen3 R-CBDC Platfom 2 tier & 1 tier


T

BI DLT Gateway
RUK

Wholesaler yang ditunjuk


sharing node dengan
Bank indonesia (no node) Wholesaler yang ditunjuk
TUR

sharing node dengan


Bank Indonesia Wholesaler dan/atau retailer
atau menggunakan menyiapkan mekanisme
node masing-masing distribusi ke retail user
Penyiapan standar 3i untuk
IND

infrastruktur FMI lainnya


UST
RI

IMMEDIATE END
INTERMEDIATE STATE
STATE
Sumber: Bank Indonesia

140
platform w-Rupiah Digital dan terbatas untuk Rupiah setelmen dana hasil kliring transaksi derivatif suku
Digital. Pada tahap ini, industri dapat mengoperasikan bunga dan nilai tukar terstandar yang ditransaksikan
node secara mandiri dengan infrastruktur yang melalui trading platform akan dilakukan melalui
disediakan oleh Bank Indonesia. platform w-Rupiah Digital.

Pada tahapan berikutnya (intermediate), berbagai Pada tahap akhir (end state), konsep integrated end-
use case w-Rupiah Digital yang dikembangkan to-end w-Rupiah Digital to r-Rupiah Digital akan
pada tahap pertama akan diperluas dengan use diujicobakan. Pada tahap ini, Bank Indonesia juga
case tambahan yang mendukung transaksi di pasar akan mengembangkan use case pengedaran dan
keuangan. Use case tersebut mencakup Delivery pengumpulan kembali serta peer-to-peer transfers
Versus Payment (DvP) untuk Pasar Uang Antar Bank pada r-Rupiah Digital. Salah satu use case kunci yang
(PUAB) dan operasi moneter (OM), dan setelmen dana akan diujicobakan pada tahap ini adalah proses
central counterparty (CCP). Pada tahap ini, tokenisasi konversi antara w-Rupiah Digital dengan r-Rupiah
surat berharga mulai dikembangkan dalam platform Digital yang sekaligus mencerminkan interaksi antara
w-Rupiah Digital. Industri yang menjalankan fungsi pasar wholesale dengan pasar ritel. Selain itu, pada
wholesaler perlu mulai menyiapkan node sendiri sesuai pengembangan use case peer-to-peer transfers, uji
dengan kebutuhan transaksionalnya. Lebih detail, coba akan mencakup proses transfer r-Rupiah Digital
use case transaksi DvP melibatkan aset digital berupa untuk memenuhi kebutuhan pembayaran barang dan
cash token yaitu w-Rupiah Digital dan securities jasa serta transfer dana masyarakat. Industri yang
token yaitu digital securities. Proses penerbitan digital berperan sebagai wholesaler perlu mengembangkan
securities melibatkan rekening surat berharga pada mekanisme distribusi ke pengguna akhir dan
infrastruktur BI-SSSS, sebagaimana penerbitan penyiapan standar 3I sebagaimana ditetapkan oleh
w-Rupiah Digital yang melibatkan rekening giro Bank Indonesia.23 Di samping itu, use case w-Rupiah
pada infrastruktur BI-RTGS. Digital securities dan Digital pada tahap end-state akan diperluas dengan
w-Rupiah Digital yang terintegrasi dalam platform penerbitan digital securities non-Bank Indonesia
akan mempersingkat proses setelmen. Di samping sebagai aset digital dalam OM dan pasar uang untuk
itu, pada tahap intermediate ini juga akan diujicobakan Rupiah dan valas.
koneksi ke CCP, yang juga diarahkan menjadi peserta
23 Pemenuhan aspek 3I dalam arsitektur Rupiah Digital pada tahap ini akan
pada platform w-Rupiah Digital.22 Dengan demikian, meliputi 3 (tiga) besaran eksperimentasi. Pertama, interkoneksi platform
w-Rupiah Digital dengan r-Rupiah Digital. Kedua, interkoneksi platform
w-Rupiah Digital dan r-Rupiah Digital dengan keseluruhan infrastruktur
22 Dengan use case tersebut, platform w-Rupiah Digital akan terkoneksi pasar keuangan lainnya tanpa menggunakan konverter. Ketiga,
secara 3I dengan BI-APS (d/h BI-ETP), BI-RTGS, dan BI-SSSS secara pengembangan DLT gateway untuk interoperabilitas dengan platform DLT
seamless. di luar Bank Indonesia.

141
7.4
Sinergi Pengembangan Rupiah Digital
Proyek Garuda merupakan sebuah inisiatif berskala menjamin efektivitas implementasi desain Rupiah
nasional. Selain memiliki dimensi kebanksentralan, Digital. Tanpa dukungan publik yang memadai, maka
Proyek Garuda juga memiliki warna kenegaraan tingkat adopsi Rupiah Digital tidak akan efektif dan
yang kental mengingat kedudukan Rupiah Digital tujuan akhir dari pengembangan Rupiah Digital
sebagai upaya nasional untuk menjaga kedaulatan akan sulit diraih. Untuk itu, kerja sama dan sinergi
mata uang Rupiah. Efektivitas dari implementasinya yang erat antarotoritas keuangan, kementerian dan
akan ditentukan oleh terbentuknya ekosistem lintas kelembagaan terkait serta industri merupakan syarat
sektoral secara end-to-end yang tentunya melibatkan perlu bagi Proyek Garuda. Koordinasi dan kerja sama
seluruh pemangku kepentingan pada lini supply dapat dioptimalkan melalui berbagai forum koordinasi
hingga lini demand. Atas dasar pemikiran tersebut, lintas kementerian dan lembaga maupun antara
maka dukungan seluruh pemangku kepentingan kementerian/lembaga dengan bisnis. Pada tataran
menjadi kunci keberhasilan Proyek Garuda. Bank nasional, sinergi dalam Proyek Garuda akan menyasar
Indonesia akan melakukan komunikasi aktif dengan 7 (tujuh) area prioritas yang bersifat non-exhaustive,
seluruh pemangku kepentingan mengenai rencana yaitu: (i) moneter dan sistem pembayaran; (ii) stabilitas
pengembangan Rupiah Digital baik melalui penerbitan sistem keuangan; (iii) transaksi pemerintah; (iv)
consultative paper, focus group discussion (FGD), keamanan nasional; (v) perlindungan konsumen; (vi)
maupun penerbitan laporan teknis dari setiap tahapan hubungan internasional; dan (vii) perdagangan aset
eksperimen. kripto, termasuk penggunaan Rupiah Digital pada
ekosistem Web 3.0.
Sinergi dengan pemangku kepentingan merupakan
bagian penting dari pengembangan Rupiah Digital.
Pengembangan Rupiah Digital membutuhkan Sinergi dengan pemangku
dukungan yang tidak hanya mencakup wilayah
kewenangan Bank Indonesia sesuai peraturan
kepentingan merupakan bagian
perundang-undangan. Penyesuaian legal formal, penting dari pengembangan
misalnya, membutuhkan dukungan Pemerintah dan Rupiah Digital
lembaga legislatif. Lebih lanjut, keterlibatan publik
dalam tahapan uji coba menjadi aspek pokok yang

142
Lampiran
Kumpulan Grafik 1.
Perekonomian Global Memburuk dengan Ketidakpastian yang Tinggi

Perlambatan ekonomi global tecermin dari penurunan Sejalan dengan perlambatan ekonomi global, aktivitas
indeks PMI Komposit mayoritas negara utama perdagangan dunia juga melambat
PMI Global Volume Perdagangan dan PDB Dunia
Indeks %, yoy
80 20
70 15
59,4
60
10
50
5
50,0 40
49,3 0
48,3 30
44,6
-5
20

10 -10

0 -15
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12

2022*
2023*
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2019 2020 2021 2022
AS Kawasan Eropa Jepang Tiongkok India Volume Perdagangan Dunia PDB Dunia
Sumber: IHS Markit, Bloomberg (Tiongkok) Sumber: CPB, IMF, *Proyeksi Bank Indonesia

Ketegangan geopolitik berkontribusi terhadap Harga komoditas dunia naik dipengaruhi oleh
gangguan mata rantai pasokan global ketegangan geopolitik, terutama harga minyak
Global Supply Chain Pressure Index Harga Komoditas Ekspor Indonesia
Standar deviasi 2021 2022
dari nilai rata-rata 5
2018

2020
2019

Komoditas
I II III IV 2021 I II III IV 2022
4 Tembaga 6,7 -7,8 3,3 50,3 80,3 44,3 33,1 50,2 17,4 -1,8 -17,7 -16,4 -5,2

Batu Bara 2,5 -8,6 -18,5 19,5 92,8 203,9 204,7 123,2 94,1 73,2 11,1 -1,6 32,3
3
CPO -19,2 -2,3 29,4 47,1 84,6 60,4 53,0 59,9 56,7 55,5 -12,2 -24,9 15,3

2 Karet -16,8 12,4 -0,3 37,7 42,7 6,6 -11,2 16,2 1,7 2,2 -6,0 -19,8 -4,9

Nikel 27,8 7,0 -0,1 37,9 41,4 33,7 23,0 33,3 59,4 66,7 16,0 30,3 42,1
1
Timah 0,5 -7,5 -5,5 46,1 86,1 91,1 101,2 82,0 80,6 25,3 -30,3 -43,1 0,0

0 Aluminium 7,4 -14,1 -3,7 22,9 57,7 52,2 43,0 43,6 54,3 20,2 -11,0 -14,7 9,4

Kopi -15,4 -11,8 3,0 6,7 39,0 55,2 91,4 48,4 82,5 50,8 18,3 -21,2 24,6
Okt'22: 1,12 -1 1,2 -0,7 -4,3 0,3 5,2
Lainya 7,6 3,9 4,0 3,9 6,4 7,3 6,3 6,3
Nov'22: 1,20
Indeks Harga
-2 Komoditas Ekspor -2,8 -3,0 -0,8 23,7 58,5 79,5 76,5 57,0 47,0 37,7 1,3 -6,8 15,3
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
Indonesia
2019 2020 2021 2022
Minyak (Brent)* 71 64 42 61 69 73 79 71 101 114 101 88 101
GSCPI MA12
Sumber: Bloomberg.
Sumber: FRB New York, diolah *Minyak dalam USD/barel, komoditas lain (%, yoy)

Ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi Persepsi risiko yang tinggi di pasar keuangan global mendorong
aliran investasi portofolio keluar dari negara berkembang
Indeks Ketidakpastian Global Persepsi Risiko Negara Berkembang dan Indonesia
Indeks Indeks bps bps
60 2.500 700 305
650
50
2.000 600 255

40 550
1.500 205
500
30
450
1.000 155
20 400

500 350 105


10
300
0 0 250 55
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
VIX EPU Trade (skala kanan) EPU AS (skala kanan) EMBI Spread CDS Indonesia (skala kanan)
Sumber: Bloomberg Sumber: Bloomberg

145
Kumpulan Grafik 2.
Perbaikan Perekonomian Domestik Berlanjut di Tengah Perlambatan Ekonomi Global

Permintaan domestik tetap berdaya tahan dipengaruhi Kinerja ekspor diprakirakan tetap kuat, seiring dengan
oleh keyakinan pelaku ekonomi yang tetap terjaga permintaan negara mitra dagang utama yang masih kuat
Indeks Keyakinan Konsumen Ekspor Nonmigas Menurut Negara Tujuan
Indeks %, yoy
160 300

140 250

120 200

100 150
80 100
60 50
40 0
20 -50
0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 11
2019 2020 2021 2022 2022 2020 2021 2022
Indeks Keyakinan Konsumen Pengeluaran Rp1-2 juta
Tiongkok AS Jepang India Korea Selatan
Pengeluaran Rp2-5 juta Pengeluaran >Rp5 juta
Sumber: Bank Indonesia. *Data s.d November 2022 Sumber: Bank Indonesia

Ketahanan eksternal tetap terjaga Dengan langkah-langkah stabilisasi BI, stabilitas nilai tukar
Rupiah terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global
Indikator Ketahanan Eksternal Pergerakan Rupiah dan Negara Peers
2020 2021 2022 Nilai Tukar 2022 vs 2021
INDIKATOR
Total I II III IV Total I II III -28,89 TRY
1) -46,44 -
Transaksi Berjalan/PDB (%) -0,4 -0,4 -0,7 1,6 0,5 0,3 0,2 1,2 1,3 -12,23 JPY
-16,64
Ekspor - Impor Barang -10,15 INR
1,7 1,5 1,6 3,9 2,7 2,5 2,2 3,5 3,6 - 6,12
-
dan Jasa / PDB (%)1) - 9,72 8,50 PHP
Ekspor + Impor Barang - 8,45
31,9 36,1 38,1 39,3 42,8 39,2 42,8 44,2 46,0 -3,88 IDR
dan Jasa / PDB (%) 1)
- 7,86 CNY
3)
Posisi ULN Total /PDB (%)
2)
39,3 39,0 37,5 37,1 35,0 35,0 33,7 31,8 30,1 - 4,37
- 6,46 ZAR
Posisi ULN Jangka - 9,73- 6,21
6,1 6,4 5,9 5,7 5,0 5,0 5,1 5,3 4,8 -12,31 EUR
Pendek 4)/PDB (%) 2) -6,05
-11,52 KRW
Posisi ULN Total 3)
/Cadangan Devisa (%)
306,8 303,0 303,4288,8 286,4 286,4295,8 296,0 301,7 -5,40 MYR
-5,86
Posisi ULN Jangka Pendek 4) -3,47 THB
/Cadangan Devisa (%) 47,9 49,8 47,6 44,1 41,0 41,0 45,2 48,9 47,8 -8,86
0,71
-2,54 SGD
3) Menggunakan angka sementara posisi utang 5,59
1) Menggunakan PDB harga
luar negeri (publikasi SULNI November 2022) 4,35 BRL
berlaku kuartalan
2) Menggunakan PDB harga berlaku 4) Menurut jangka waktu sisa -50 -40 -30 -20 -10 0 10
annualized (penjumlahan PDB
empat triwulan ke belakang) point-to-point rerata
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Reuters dan Bloomberg. Data s.d 30 Desember 2022

Inflasi pada akhir 2022 lebih rendah dari prakiraan Tekanan inflasi volatile food menurun didukung sinergi
awal, meskipun masih di atas sasaran 3,0±1% pengendalian harga melalui TPIP-TPID dan GNPIP
Inflasi IHK dan Komponen Inflasi Volatile Food Spasial
%, yoy , %, yoy
16 12
13,34
10
12
5,61 8
6,66 6,89 6,37
8
5,39 6
5,51
4
3,36 3,70 4

0
2

-4 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 Sumatera Jawa Balinusra Kalimantan Sulampua
2019 2020 2021 2022
Sep’22 Okt’22 Nov’22 Des’22
Inti Administered Prices Volatile Food IHK
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

146
Kumpulan Grafik 3.
Ketahanan Sistem Keuangan Tetap Terjaga Baik dari Sisi Permodalan, Risiko Kredit, maupun Likuiditas

Kredit meningkat terutama pada segmen korporasi dan DPK masih tumbuh tinggi baik dalam Rupiah maupun
UMKM valas
Perkembangan Kredit berdasarkan Segmen Perkembangan DPK berdasarkan Valuta
%, yoy %
25 20
16,45 20
15
15
11,16 10
10
18,13 5
9,10 5 4,48
-5,45 2,57
0
0 2,27

-5 -5

-10 -10
2 4 6 9 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Konsumsi Komersial Korporasi UMKM Total Rupiah Valas Total
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Suku bunga kredit mulai meningkat Profitabilitas perbankan meningkat ke level pra-pandemi

Perkembangan Suku Bunga Kredit Perkembangan ROA dan NIM Perbankan


% %
12 5,5

4,5

10
3,5

2,5
8
1,5

6 0,5
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

SB RRT Kredit SB Kredit Baru SBDK ROA NIM


Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: OJK
SB RRT Kredit SB Kredit Baru SBDK

Risiko kredit terjaga, tecermin dari rasio NPL yang Risiko kredit terjaga, tecermin juga dari rasio LAR yang
berada di bawah 5% turun dan mendekati level pra-pandemi
NPL per Segmen Kredit LAR per Segmen Kredit
% %
40 45
35 40
20,00
18,17 19,42 35
30

25 15,48 17,62 30
15,14 25
20
20
15
15,41 15
10
10
15,12
5
10,79 10,55 5
0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022 2020 2021 2022

KK Kredit Komersial Kredit Korporasi UMKM Total Konsumsi Komersial Korporasi UMKM Total
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

147
Kumpulan Grafik 4.
Transaksi Ekonomi dan Keuangan Digital Berkembang Sangat Pesat

Transaksi digital banking terus meningkat, Transaksi kartu kredit naik dan terus membaik
didominasi Internet Banking (pangsa 81,8%)
Digital Banking Kartu Kredit
Triliun Rp Juta Transaksi Triliun Rp Juta Transaksi
6.000 1.200 35 35

Rp triliun
5.000 1.000 30 30

4.000 800 25 25

20 20
3.000 600
15 15
2.000 400
10 10
1.000 200
5 5
0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 0 0
2019 2020 2021 2022 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
Nominal Transaksi Digital Banking Volume Transaksi Digital Banking 2019 2020 2021 2022
(Skala kanan) Nominal Transaksi KK Volume Transaksi KK (Skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Transaksi UE di sepanjang tahun 2022 terus Implementasi BI-FAST terus menunjukkan tren yang
meningkat, didominasi UE server based positif sejak diluncurkan pada Desember 2021
Uang Elektronik BI-FAST
Triliun Rp Juta Transaksi Triliun Rp Juta Transaksi
40 700 400 140
Juta Transaksi

600 350 120


30 300
500 100
250
400 80
20 200
300 60
150
200 40
10 100
100 50 20

0 0 0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2019 2020 2021 2022 2022
Nominal Transaksi UE Volume Transaksi UE (Skala kanan) Nominal Transaksi BI-FAST Volume transaksi BI-FAST (Skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

E-commerce 2022 meningkat Akseptasi QRIS terus meningkat didukung perluasan


merchant
E-commerce QRIS
Triliun Rp Juta Transaksi Juta Triliun
50 400 140 14
45 350 120 12
40
300
35 100 10
30 250
80 8
25 200
20 60 6
150
15 40 4
100
10
50 20 2
5
0 0 0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12
2019 2020 2021 2022 2020 2021 2022

Nominal Transaksi E-commerce Jumlah Merchant Volume Transaksi QRIS


Volume Transaksi E-commerce (Skala kanan) Nominal Transaksi QRIS (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

148
Tabel Bauran Kebijakan Bank Indonesia
I. Kebijakan Moneter

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Kebijakan a. Mempertahankan BI 7-Day Reverse Keputusan tersebut sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai
Suku Bunga Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong
suku bunga Deposit Facility sebesar pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat.
2,75%, dan suku bunga Lending Facility Kebijakan mempertahankan suku bunga konsisten dengan prakiraan
sebesar 4,25% pada RDG Januari 2022 inflasi inti yang masih terjaga di tengah risiko dampak perlambatan
hingga RDG Juli 2022. ekonomi global terhadap pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

b. Menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah pre-
Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan
menjadi 3,75%, suku bunga Deposit inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar
Facility sebesar 25 bps menjadi 3,00%, Minyak (BBM) nonsubsidi dan inflasi volatile food, serta memperkuat
dan suku bunga Lending Facility sebesar kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai
25 bps menjadi 4,50% pada RDG fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar
Agustus 2022. keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang
makin kuat.

c. Menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front
Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan
4,25%, suku bunga Deposit Facility ekspektasi inflasi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran
sebesar 50 bps menjadi 3,50%, dan 3,0±1% pada paruh kedua 2023, serta memperkuat kebijakan
suku bunga Lending Facility sebesar stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya
50 bps menjadi 5,00% pada RDG akibat tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah
September 2022. peningkatan permintaan ekonomi domestik yang tetap kuat.

d. Menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front
Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi
4,75%, suku bunga Deposit Facility inflasi yang saat ini terlalu tinggi (overshooting) dan memastikan
sebesar 50 bps menjadi 4,00%, dan inflasi inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal
suku bunga Lending Facility sebesar 50 yaitu ke paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi
bps menjadi 5,50% pada RDG Oktober nilai tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat
2022. makin kuatnya mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian
pasar keuangan global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi
domestik yang tetap kuat.

e. Menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Keputusan kenaikan suku bunga tersebut sebagai langkah front
Rate (BI7DRR) sebesar 50 bps menjadi loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan
5,25%, suku bunga Deposit Facility ekspektasi inflasi yang saat ini masih tinggi dan memastikan inflasi
sebesar 50 bps menjadi 4,50%, dan inti ke depan kembali ke dalam sasaran 3,0±1% lebih awal yaitu ke
suku bunga Lending Facility sebesar paruh pertama 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai
50 bps menjadi 6,00% pada RDG tukar Rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya akibat kuatnya
November 2022. mata uang dolar AS dan tingginya ketidakpastian pasar keuangan
global, di tengah peningkatan permintaan ekonomi domestik yang
tetap kuat.

f. Menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Keputusan kenaikan suku bunga yang lebih terukur tersebut sebagai
Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi langkah lanjutan untuk secara front loaded, pre-emptive, dan forward
5,50%, suku bunga Deposit Facility looking memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi inflasi
sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan dan inflasi sehingga inflasi inti tetap terjaga dalam kisaran 3,0±1%.
suku bunga Lending Facility sebesar
25 bps menjadi 6,25% pada RDG
Desember 2022.

149
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

2 Giro Wajib a. Melakukan normalisasi kebijakan Kebijakan ini ditempuh untuk menjaga stabilitas sekaligus untuk
Minimum likuiditas dengan tetap memastikan memitigasi dampak rentetan global dari normalisasi kebijakan di
kemampuan perbankan dalam negara maju, khususnya Bank Sentral AS (The Fed) dengan tetap
penyaluran kredit/pembiayaan kepada memastikan kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/
dunia usaha dan partisipasi dalam pembiayaan kepada dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian
pembelian SBN untuk pembiayaan SBN untuk pembiayaan APBN, dengan masih tingginya rasio Alat
APBN, dengan masih tingginya rasio Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK).
Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga
(AL/DPK), pada RDG Januari 2022.
1. Normalisasi likuiditas dilakukan
dengan menaikkan secara bertahap
GWM (Giro Wajib Minimum)
Rupiah untuk BUK (Bank Umum
Konvensional) dari sebesar 3,5%
menjadi sebagai berikut:
i. Kenaikan 150 bps, sehingga
menjadi 5,0% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 4,0%
berlaku mulai 1 Maret 2022;
ii. Kenaikan 100 bps, sehingga
menjadi 6,0% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 5,0%
berlaku mulai 1 Juni 2022;
iii. Kenaikan 50 bps, sehingga
menjadi 6,5% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 5,5%
berlaku mulai 1 September 2022;
2. Normalisasi kebijakan likuiditas
dengan menaikkan secara bertahap
GWM Rupiah untuk BUS (Bank
Umum Syariah) dan UUS (Unit Usaha
Syariah) dari sebesar 3,5% menjadi
sebagai berikut:
i. Kenaikan 50 bps, sehingga
menjadi 4,0% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 3,0%
berlaku mulai 1 Maret 2022;
ii. Kenaikan 50 bps, sehingga
menjadi 4,5% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 3,5%
berlaku mulai 1 Juni 2022;
iii. Kenaikan 50 bps, sehingga
menjadi 5,0% dengan pemenuhan
secara harian sebesar 1,0% dan
secara rata-rata sebesar 4,0%
berlaku mulai 1 September 2022;
3. Memberikan jasa giro sebesar 1,5%
kepada BUK, BUS, dan UUS yang
memenuhi kewajiban GWM dalam
rupiah secara rata-rata sebagaimana
tersebut pada butir 1 dan 2.

150
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

b. Mempercepat normalisasi kebijakan Kebijakan ini ditempuh untuk menjaga stabilitas sejalan dengan
likuiditas melalui kenaikan Giro Wajib perlunya pengendalian inflasi dan menjaga stabilitas nilai tukar, serta
Minimum (GWM) Rupiah secara tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tingginya tekanan
bertahap pada RDG Mei 2022, sebagai eksternal terkait dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina serta
berikut: percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara maju
1. Kewajiban minimum GWM dan berkembang. Kenaikan GWM tersebut tidak akan memengaruhi
Rupiah untuk BUK (Bank Umum kemampuan perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan kepada
Konvensional) dari sebesar 5,0% naik dunia usaha dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan
menjadi 6,0% mulai 1 Juni 2022, APBN.
7,5% mulai 1 Juli 2022 dan 9,0%
mulai 1 September 2022.
2. Kewajiban minimum GWM Rupiah
untuk BUS (Bank Umum Syariah)
dan UUS (Unit Usaha Syariah) dari
sebesar 4,0%, naik menjadi 4,5%
mulai 1 Juni 2022, 6,0% mulai 1 Juli
2022, dan 7,5% mulai 1 September
2022.
3. Pemberian remunerasi sebesar 1,5%
terhadap pemenuhan kewajiban
GWM setelah memperhitungkan
insentif bagi bank-bank dalam
penyaluran kredit/pembiayaan
kepada sektor prioritas dan UMKM
dan/atau memenuhi target RPIM.

3 Stabilisasi a. Memperkuat stabilisasi nilai tukar Memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah agar sejalan
Nilai Tukar Rupiah sebagai bagian untuk dengan nilai fundamentalnya sejalan dengan masih tingginya
pengendalian inflasi dengan intervensi ketidakpastian pasar keuangan global untuk mendukung upaya
di pasar valas baik melalui transaksi pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
spot, Domestic Non Deliverable Forward
(DNDF), serta pembelian/penjualan
SBN di pasar sekunder.
b. Melakukan pembelian/penjualan SBN
di pasar sekunder (operation twist)
untuk memperkuat stabilitas nilai tukar
Rupiah dengan meningkatkan daya
tarik imbal hasil investasi portofolio
SBN jangka pendek dan mendorong
struktur yield SBN jangka panjang lebih
landai, dengan pertimbangan tekanan
inflasi lebih bersifat jangka pendek dan
akan menurun kembali ke sasarannya
dalam jangka menengah panjang, sejak
RDG Agustus 2022.

151
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

4 Operasi a. Melanjutkan lelang Repo SBN/PaSBI Sejalan dengan kebijakan moneter yang pro-stability, penguatan
Moneter tenor 1 minggu s.d. 12 bulan dan strategi operasi moneter terus dilakukan dengan tetap mendukung
lelang FX Swap tenor 1 bulan, 3 bulan, pemulihan ekonomi nasional dan menjaga ketersediaan likuiditas di
6 bulan, dan 12 bulan untuk menjaga sistem perbankan.
ketersediaan likuiditas.

b. Melakukan Fine Tune Operation (FTO) Sejalan dengan normalisasi kebijakan likuiditas, pelaksanaan FTO
kontraksi dengan membuka lelang Term kontraksi dilakukan untuk mengarahkan sasaran operasional, yaitu
Deposit (TD) Rupiah tenor 2 s.d. 6 hari suku bunga PUAB tenor overnight berada di kisaran suku bunga
dengan metode fixed rate tender untuk kebijakan BI7DRR.
memperkuat efektivitas transmisi
kebijakan moneter.

c. Melakukan penyesuaian frekuensi Untuk mendukung kredibilitas kerangka operasi moneter dan suku
lelang OPT kontraksi dan ekspansi bunga kebijakan yang sejalan dengan normalisasi kebijakan likuiditas,
tenor panjang sejalan dengan pengelolaan likuiditas diarahkan pada tenor yang lebih panjang
normalisasi kebijakan likuiditas. dengan tetap memperhatikan ketersediaan likuiditas di sistem
perbankan.

Operasi d. Menerbitkan Sukuk Bank Indonesia SukBI Inklusif dapat diakui sebagai Surat Berharga Pembiayaan
Moneter (SukBI) yang menggunakan underlying Inklusif (SBPI) untuk mendukung implementasi pembiayaan inklusif
Syariah berupa surat berharga pembiayaan serta pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
inklusif (SukBI Inklusif).

Operasi e. Melanjutkan strategi triple intervention Strategi triple intervention dilakukan secara terukur untuk menjaga
Moneter melalui intervensi jual di pasar spot, kestabilan nilai tukar dan sekaligus menjaga kecukupan likuiditas
Valas pasar Domestik Non-Deliverable Rupiah.
Forward (DNDF) atau pasar berjangka
valas serta pembelian/penjualan
Surat Berharga Negara (SBN) di pasar
sekunder.

f. Penguatan SISMONTAVAR. Transaksi valuta asing di pasar tidak hanya melibatkan transaksi
antarbank, tetapi juga antara bank dengan nasabahnya. Kebijakan
penguatan SISMONTAVAR bertujuan untuk memperkuat monitoring
transaksi di pasar valas yang lebih komprehensif mencakup transaksi
antarbank dan bank dengan nasabah secara real time.

g. Membuka window Cross Currency CCR merupakan instrumen yang memanfaatkan perjanjian Kerja sama
Repurchase Agreement (CCR) LCBSA Keuangan Internasional/KKI (LCBSA Bank Indonesia dengan bank
untuk bank Appointed Cross Currency sentral negara mitra) yang bertujuan untuk mendukung ketersediaan
Dealer (ACCD) setiap hari sejak 17 likuiditas valuta asing dalam transaksi mata uang lokal antara
Maret 2022. Indonesia dengan negara mitra serta mendorong pengembangan
pasar uang.

h. Menerbitkan instrumen operasi Untuk memperkuat stabilisasi, termasuk stabilitas nilai tukar Rupiah
moneter (OM) valas yang baru untuk dan pemulihan ekonomi nasional. Instrumen OM Valas tersebut
mendorong penempatan Devisa Hasil dilakukan dengan imbal hasil yang kompetitif berdasarkan mekanisme
Ekspor (DHE), khususnya dari ekspor pasar yang transparan disertai dengan pemberian insentif kepada
Sumber Daya Alam (SDA), di dalam bank.
negeri oleh bank dan eksportir.

5 Pelaksanaan Melanjutkan pembelian SBN jangka Sebagai tindak lanjut UU No.2 Tahun 2020, Bank Indonesia diberikan
Pembelian panjang di pasar perdana untuk kewenangan untuk melakukan pembelian SBN jangka panjang dari
SBN dalam keperluan pembiayaan defisit ABPN pasar perdana, untuk mendukung pembiayaan terkait pemulihan
rangka 2022 berdasarkan Keputusan Bersama I ekonomi nasional.
pelaksanaan antara Menteri Keuangan dan Gubernur
tindak lanjut Bank Indonesia masing-masing tanggal
UU No. 2 16 April 2020 sebagaimana telah
diperpanjang tanggal 11 Desember 2020
Tahun 2020
dan 28 Desember 2021 dan Keputusan
Bersama III antara Menteri Keuangan
dan Gubernur Bank Indonesia tanggal 23
Agustus 2021.

152
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

6 Koordinasi a. Menyelenggarakan High Level Meeting • HLM TPIP membahas mengenai akuntabilitas pencapaian inflasi
Kebijakan Tim Pengendalian Inflasi Pusat 2021, prospek dan risiko inflasi 2022, laporan pelaksanaan tugas
terkait (HLM TPIP) 24 tanggal 9 Maret 2022. TPIP 2021, Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024, dan tema
Pengen- HLM TPIP dipimpin oleh Menteri Rakornas Pengendalian Inflasi 2022.
dalian Inflasi Koordinator Bidang Perekonomian, dan • HLM TPIP menyepakati 5 (lima) langkah strategis untuk
dihadiri oleh Gubernur Bank Indonesia, memperkuat pengendalian inflasi. Langkah strategis ditujukan
Menteri Perdagangan, Menteri untuk secara konsisten menjaga inflasi 2022 dalam kisaran sasaran
Pertanian, Menteri Perhubungan, 3,0%±1% dan terus menjaga momentum pemulihan ekonomi
Wakil Menteri Keuangan, Kepala nasional. Langkah-langkah strategis tersebut yaitu:
Badan Pusat Statistik (BPS), Direktur (i) Memperkuat koordinasi kebijakan untuk menjaga stabilitas
Utama BULOG, dan pejabat eselon makroekonomi dan mendorong momentum pemulihan
I dan/atau setingkat perwakilan ekonomi nasional;
Kementerian/Lembaga anggota TPIP (ii) Memitigasi dampak upside risks, antara lain dampak normalisasi
lainnya. kebijakan likuiditas global dan peningkatan harga komoditas
dunia terhadap inflasi dan daya beli masyarakat;
(iii) Menjaga inflasi kelompok bahan pangan bergejolak (volatile
food) dalam kisaran 3,0-5,0%. Upaya tersebut dilakukan
dengan menjaga ketersediaan pasokan dan kelancaran
distribusi, terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional
(HBKN). Implementasi strategi difokuskan antara lain melalui
optimalisasi pemanfaatan teknologi dan digitalisasi pertanian
sisi hulu-hilir, pengembangan konektivitas, serta penguatan
kerja sama antardaerah;
(iv) Memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung
pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat;
(v) Memperkuat koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah dalam
pengendalian inflasi melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi
Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2022 dengan tema:
“Digitalisasi UMKM Pangan untuk Akses dan Stabilisasi Harga".
• HLM TPIP juga menyepakati untuk memastikan berjalannya
implementasi kebijakan dan program kerja pada Peta Jalan
Pengendalian Inflasi tahun 2022–2024.

b. Menyelenggarakan Rapat Koordinasi • Dalam Rakornas tersebut, Presiden Republik Indonesia


Nasional (Rakornas) Pengendalian memberikan 5 (lima) arahan, dalam menjaga stabilitas harga dan
Inflasi pada 18 Agustus 2022 yang meningkatkan ketahanan pangan, sehingga mendukung daya
mengambil tema "Sinergi untuk beli masyarakat dan pemulihan ekonomi nasional. Pertama,
Stabilisasi Harga dan Ketahanan memperkuat identifikasi sumber tekanan inflasi di daerah melalui
Pangan Nasional". Rakornas dipimpin pemanfaatan data makro dan mikro serta data detail. Kedua,
langsung oleh Presiden Republik memperluas kerja sama antardaerah (KAD) guna mengurangi
disparitas pasokan dan harga antarwilayah. Ketiga, menurunkan
Indonesia, dan dihadiri oleh Menko
biaya transportasi dengan memanfaatkan fasilitasi distribusi
Perekonomian selaku Ketua TPIP,
perdagangan antardaerah dan termasuk menurunkan harga
Gubernur Bank Indonesia, Menko tiket pesawat dengan menambah jumlah pesawat. Keempat,
Kemaritiman dan Investasi, sejumlah mengoptimalkan penggunaan anggaran belanja tidak terduga
Menteri Kabinet Indonesia Maju, serta untuk mendukung upaya pengendalian inflasi daerah. Kelima,
seluruh TPID baik di tingkat provinsi mempercepat penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja
maupun kabupaten/kota. Pelaksanaan Daerah (APBD) untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.
Rakornas diselenggarakan secara • Menindaklanjuti arahan Presiden tersebut, Bank Indonesia
hybrid dengan venue utama bertempat berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, serta instansi
di Istana Negara. terkait lainnya untuk terus mendorong akselerasi upaya extra effort
pengendalian inflasi di daerah melalui penguatan implementasi
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang telah
diinisiasi sejak awal Agustus 2022. Langkah tersebut merupakan
wujud komitmen bersama untuk dapat segera mengatasi tingginya
inflasi pangan sehingga menjaga daya beli masyarakat dan
kesejahteraan masyarakat.

24 HLM TPIP merupakan pertemuan pimpinan tertinggi K/L anggota TPIP sebagaimana diatur pada Permenko Perekonomian No. 10/2017 tentang Mekanisme
dan Tata Kerja TPIP, TPID Provinsi, dan TPID Kabupaten/Kota

153
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

c. Menyelenggarakan Rapat Koordinasi • Rakorpusda diselenggarakan sebagai upaya Bank Indonesia


Pemerintah Pusat dan Daerah bersama Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah serta mitra
(Rakorpusda) Pengendalian Inflasi strategis yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan
Pangan 2022 pada 14 September Daerah (TPIP dan TPID) untuk berkomitmen memperkuat sinergi
2022 di Kota Surabaya. Penguatan dan inovasi berbagai program pengendalian inflasi dan membangun
sinergi dan inovasi ini merupakan ketahanan pangan nasional.
tindak lanjut arahan Presiden Republik • Dalam Rakorpusda tersebut ditekankan pentingnya semangat
Indonesia pada Rapat Koordinasi gotong royong untuk memperkuat koordinasi dan sinergi
Nasional (Rakornas) Pengendalian pengendalian inflasi antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan
Inflasi tanggal 18 Agustus 2022 serta Daerah serta mitra kerja lainnya melalui GNPIP.
pada pertemuan dengan seluruh kepala • Dalam Rakorpusda tersebut juga disampaikan apresiasi dan
daerah pada tanggal 12 September penghargaan setinggi-tingginya atas kerja keras dan koordinasi
2022. Acara ini dihadiri oleh Gubernur seluruh Gubernur, Bupati, Walikota berserta seluruh anggota TPIP
Bank Indonesia, Menteri Koordinator dan TPID, serta penyerahan penghargaan TPID kepada daerah-
Bidang Perekonomian, Menteri daerah dengan kinerja terbaik dan berprestasi dengan kategori
Koperasi dan UKM, Menteri Dalam TPID Terbaik Tingkat Provinsi, TPID Terbaik Tingkat Kabupaten/
Negeri yang diwakili oleh Wakil Kota, dan TPID Berprestasi Tingkat Kabupaten/Kota.
Menteri Dalam Negeri, Menteri
Keuangan yang diwakili oleh Dirjen
Perimbangan Keuangan, Menteri PPN/
Bappenas yang diwakili oleh Deputi
Bidang Ekonomi, Menteri Pertanian
yang diwakili oleh Dirjen Hortikultura,
Kepala Badan Pangan Nasional,
Direktur Utama Perum Bulog yang
diwakili oleh Direktur Keuangan; Wakil
Ketua Komisi III, IV, VIII dan XI DPR
RI; anggota Komisi II dan XI DPR RI;
sejumlah pejabat Kepala Daerah, serta
mitra strategis lainnya.

d. Sinergi dalam rangka implementasi • Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) merupakan
program GNPIP yang telah diinisiasi salah satu tindak lanjut arahan Presiden RI dalam Rakornas
sejak Agustus 2022. GNPIP menjadi Pengendalian Inflasi 2022. GNPIP mengedepankan sinergi dan
langkah komitmen bersama Bank komitmen bersama antara Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP)
Indonesia dengan TPIP dan TPID untuk dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk memperkuat
mengoptimalkan langkah-langkah koordinasi antara pusat dan daerah. GNPIP mengoptimalkan upaya
pengendalian inflasi dari sisi suplai dan dan aksi nyata dalam stabilisasi harga pangan (dari sisi suplai) dan
mendorong produksi guna meningkatkan ketahanan pangan yang
mendorong produksi guna mendukung
lebih terintegrasi serta berdampak nasional berlandaskan pada
ketahanan pangan nasional, daya beli,
kerangka 4K, sehingga mendukung daya beli masyarakat dan
serta pemulihan ekonomi nasional. pemulihan ekonomi nasional.
• Selama Semester II 2022, GNPIP telah terlaksana di berbagai
daerah dan provinsi dengan penyelenggaraan kegiatan yang
diantaranya mencakup dukungan operasi pasar, perluasan Kerja
sama Antar Daerah (KAD), Gerakan Tanam Cabai, replikasi
best practice pengembangan klaster pangan, digitalisasi, serta
pelaksanaan HLM dalam rangka penguatan koordinasi yang
mendukung upaya pengendalian inflasi pangan.

154
II. Kebijakan Makroprudensial

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

7 Koordinasi Menyelenggarakan Rapat Koordinasi • Rakor HL Manufaktur dilaksanakan dalam rangka mendukung
Kebijakan High Level (Rakor HL) Manufaktur pemulihan dan penguatan struktur industri manufaktur nasional.
terkait pada 6 Desember 2022 dengan tema Rakor ini merupakan wujud komitmen Bank Indonesia bersama
Manufaktur “Melanjutkan Sinergi Penguatan Pemerintah dalam memperkuat sinergi guna mendorong
Industri Manufaktur Prioritas Untuk pengembangan industri manufaktur prioritas untuk pertumbuhan
Keberlanjutan Ekonomi”. ekonomi yang lebih tinggi dan berkeberlanjutan.
• Upaya mendukung pengembangan dan penguatan struktur
manufaktur dilakukan melalui 11 (sebelas) langkah strategis dan
program kerja bersama antara Kementerian Perindustrian dan
Bank Indonesia, yaitu (i) Mendorong penguatan hilirisasi SDA
dalam rangka peningkatan nilai tambah; (ii) Mengembangkan
IKM/UMKM Manufaktur untuk meningkatkan inklusivitas; (iii)
Memperkuat kebijakan dalam rangka mengakselerasi transisi
industri hijau; (iv) Memperkuat kebijakan untuk mendorong local
value chain dan substitusi impor; (v) Melanjutkan perumusan
kebijakan dalam rangka mendorong pembiayaan industri
manufaktur; (vi) Mengoptimalkan kebijakan penguatan industri
manufaktur; (vii) Mendorong kegiatan promosi ekspor dan investasi
untuk mendukung kinerja industri manufaktur; (viii) Mendorong
perluasan pemanfaatan instrumen perdagangan internasional;
(ix) Melanjutkan dan memperluas pertukaran data dan informasi;
(x) Melanjutkan kerja sama kegiatan penugasan pegawai untuk
peningkatan kapasitas SDM; serta (xi) Melakukan monitoring dan
evaluasi kerja sama kegiatan secara berkala.

8 Koordinasi Menyelenggarakan Rapat Koordinasi • Rakor HL Sekber Pariwisata dilaksanakan dalam rangka
Kebijakan High Level (Rakor HL) Sekretariat Bersama mempercepat pemulihan dan penguatan pariwisata nasional serta
terkait Percepatan Pengembangan Sektor merupakan wujud komitmen Bank Indonesia bersama Pemerintah
Pariwisata Pariwisata (Sekber Pariwisata) pada 3 dalam memperkuat sinergi dan kolaborasi untuk mendorong
Oktober 2022 dengan tema “Mendorong momentum pemulihan pariwisata guna mendukung penguatan
Momentum Pemulihan Pariwisata, ekonomi nasional.
Mendukung Penguatan Ekonomi • Rakor HL menyepakati 10 (sepuluh) langkah strategis yang akan
Nasional”. ditindaklanjuti sesuai kewenangan masing-masing K/L, yakni:(i)
Melanjutkan dan mengoptimalkan pelonggaran wisatawan,
termasuk dengan mengkaji penyempurnaan regulasi terkait visa;
(ii) Mendorong percepatan perbaikan kapasitas dan frekuensi
angkutan udara, khususnya untuk menunjang mobilitas ke
destinasi wisata, sejalan dengan permintaan yang meningkat;
(iii) Mempercepat pengembangan 5 Destinasi Pariwisata Super
Prioritas (DPSP), termasuk dengan didukung oleh peningkatan
dukungan amenitas dan penerapan prinsip pariwisata
berkelanjutan (quality tourism); (iv) Melanjutkan pengembangan
Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP) dan destinasi pariwisata
lainnya (v) Memastikan terselenggaranya event skala internasional
dan nasional yang telah terjadwal, termasuk agenda Kharisma
Event Nusantara (KEN) 2022 dan rangkaian kegiatan pendukung
keketuaan ASEAN pada 2023; (vi) Meningkatkan sinergi dukungan
pemerintah terhadap pelaksanaan Meetings, Incentives, Conferences,
and Exhibitions (MICE); (vii) Melanjutkan dukungan insentif dan
peningkatan akses pembiayaan bagi pelaku usaha pariwisata dan
ekonomi kreatif (parekraf) dan desa wisata, termasuk melalui
dukungan kebijakan makroprudensial untuk sektor prioritas;
(viii) Mendorong sinergi program dalam pengembangan UMKM
pendukung pariwisata dan desa wisata, termasuk memperluas
digitalisasi transaksi pembayaran; (ix) Mendorong promosi
pembukaan pariwisata Indonesia yang lebih luas melalui rangkaian
kegiatan Bangga Berwisata Indonesia (BBWI) 2023; serta (x)
Mengakselerasi vaksinasi dan memperluas penerapan Cleanliness,
Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) berstandar
SNI di destinasi wisata.

155
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

Intermediasi

1 Insentif GWM Memberikan insentif bagi bank-bank yang menyalurkan kredit/ Kebijakan insentif bertujuan untuk
pembiayaan kepada sektor prioritas dan pembiayaan inklusif dan/ mendorong intermediasi perbankan
atau bank-bank yang memenuhi target RPIM berupa pengurangan dengan fokus pada kegiatan
kewajiban GWM harian. Pada 1 Maret 2022, insentif GWM ekonomi tertentu yang memiliki
ditetapkan paling besar 1% dengan rincian paling besar 0,5% bagi kontribusi signifikan pada pemulihan
38 sektor prioritas dan paling besar 0,5% untuk kredit inklusif. ekonomi dengan tetap menjaga
Pada 1 September 2022, insentif GWM ditingkatkan dan diperluas SSK. Penerapan kebijakan insentif
menjadi paling besar 2% dengan rincian 1,5% kepada 46 sektor berupa pelonggaran atas kewajiban
prioritas, dan paling besar 0,5% untuk kredit inklusif. Sementara, pemenuhan GWM Rupiah rata-rata
insentif atas pencapaian target RPIM tetap maksimal sebesar 0,5%. diberikan kepada bank berdasarkan
merit-nya dalam menyalurkan kredit/
pembiayaan kepada sektor prioritas
dan UMKM dan/atau memenuhi
target RPIM. Pemberian insentif
tersebut diharapkan dapat mendorong
intermediasi perbankan tumbuh pada
level yang optimal sehingga dapat
mendukung pemulihan ekonomi
nasional.

Bagi bank yang melakukan: Ketentuan Ketentuan


1 Maret 202225 1 September 202226
Penyaluran kredit/pembiayaan Maksimal 0,5% Maksimal 1,5%
kepada sektor prioritas
Pencapaian target RPIM Maksimal 0,5% Maksimal 0,5%

Bagi Bank yang memberikan Threshold Besaran Insentif


kredit/Pembiayaan kepada (%)
Kelompok sektor prioritas:
Berdaya tahan ≥1%-6% 0,2%
>6%-8% 0,3%
>8% 0,4%
Pendorong Pertumbuhan ≥1%-4% 0,4%
>4%-6% 0,5%
>6% 0,6%
Penopang Pemulihan ≥1%-3% 0,3%
>3%-4% 0,4%
>4% 0,5%
Maksimum besaran insentif 1,5%

25 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/4/PADG/2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Insentif bagi Bank yang Memberikan Penyediaan Dana untuk
Kegiatan Ekonomi Tertentu dan Inklusif.
26 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/12/PADG/2022 tentang Perubahan atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/4/PADG/2022
tentang Peraturan Pelaksanaan Insentif bagi Bank yang Memberikan Penyediaan Dana untuk Kegiatan Ekonomi Tertentu dan Inklusif.

156
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

2 Rasio Loan to Melanjutkan pelonggaran rasio LTV/FTV untuk kepemilikan Dalam rangka mendorong pemulihan
Value/Financing properti paling besar 100% untuk semua jenis properti dan ekonomi nasional, Bank Indonesia
to Value (LTV/ pelonggaran ketentuan UM kredit/pembiayaan paling sedikit 0% melanjutkan pelonggaran rasio
FTV) Kredit/ untuk semua kendaraan bermotor baru yang pada awalnya berlaku LTV/FTV kepemilikan properti dan
Pembiayaan sejak 1 Maret 2021 s.d. 31 Desember 2021, diperpanjang s.d uang muka kepemilikan kendaraan
Kepemilikan 31 Desember 2022, dan diperpanjang kembali s.d 31 Desember bermotor. Kebijakan tersebut
Properti dan 202327. ditempuh bersinergi dengan KSSK
Uang Muka dalam suatu paket kebijakan terpadu
(UM) Kredit/ yang salah satunya ditujukan untuk
Pembiayaan mendorong sektor prioritas, dalam
Kepemilikan hal ini sektor properti dan otomotif
Kendaraan yang diyakini memiliki keterkaitan
Bermotor (backward dan forward linkage)
terhadap sektor ekonomi lain cukup
tinggi. Pelonggaran FTV/LTV dan UM
ini juga sejalan dengan arah kebijakan
makroprudensial akomodatif yang
ditujukan untuk mendorong fungsi
intermediasi perbankan yang seimbang
dan berkualitas.

3 Transparansi Suku Memperkuat kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit Dalam rangka memperkuat
Bunga (TSB) (SBDK) dengan pendalaman pada: transmisi kebijakan moneter dan
• Januari 2022: pendalaman perkembangan spread suku bunga makroprudensial serta meningkatkan
kredit terhadap suku bunga deposito per kelompok bank. tata kelola dan disiplin pasar, Bank
• Februari 2022: perbandingan spread suku bunga kredit Indonesia melakukan asesmen
perbankan terhadap negara Kawasan. transparansi suku bunga perbankan
• Maret 2022: perkembangan komponen SBDK secara granular dan mempublikasikannya melalui
serta faktor yang memengaruhi. media yang ditetapkan Bank
Indonesia. Langkah tersebut ditujukan
• April 2022: perkembangan sumber pendapatan operasional
perbankan. guna mendorong terciptanya suku
bunga dasar kredit yang ditawarkan
• Mei 2022: suku bunga kredit sektor prioritas. Bank yang lebih kompetitif dalam
• Juni 2022: komponen overhead SBDK. mendorong permintaan intermediasi
• Juli 2022: suku bunga kredit konsumsi. dan mempercepat pemulihan ekonomi.
• Agustus 2022: suku bunga berdasarkan segmen kredit. Melalui publikasi tersebut, masyarakat
dan dunia usaha akan dapat melihat
• September 2022: aspek profitabilitas bank.
dan membandingkan suku bunga
• Oktober 2022: respons suku bunga kredit baru terhadap suku kredit yang ditawarkan oleh bank-
bunga kebijakan. bank, sehingga diharapkan dapat
• November 2022: respons suku bunga perbankan terhadap suku memberikan pemahaman kepada
bunga kebijakan. publik mengenai gambaran atas
• Desember 2022: respons suku bunga kredit per jenis suku bunga dasar kredit perbankan
penggunaan, termasuk KPR, terhadap suku bunga kebijakan. Indonesia, termasuk informasi statistik
distribusi suku bunga dasar kredit.

27 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/16/PADG/2022 tentang Perubahan Keempat atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/25/
PADG/2019 tentang Rasio Loan to Value untuk Kredit Properti, Rasio Fina​ncing to Value untuk Pembiayaan Properti, dan Uang Muka untuk Kredit atau
Pembiayaan Kendaraan Bermotor (PADG Perubahan Keempat LTV/FTV dan Uang Muka).​

157
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

4 Rasio Intermediasi Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif Ketentuan mengenai RIM bertujuan
Makroprudensial untuk mendorong penyaluran kredit/pembiayaan perbankan untuk mendorong intermediasi
(RIM)/RIM kepada dunia usaha dengan mempertahankan Rasio Intermediasi perbankan yang seimbang dan
Syariah Makroprudensial (RIM) pada kisaran 84 - 94%. Dengan beberapa berkualitas sehingga diperlukan
penyempurnaan ketentuan28 sbb: evaluasi secara berkala untuk
a. Pelonggaran dan/atau pengecualian pemenuhan RIM. memastikan efektivitas implementasi
Penambahan kriteria pelonggaran dan pengecualian atas pada industri perbankan. Sejalan
pemenuhan RIM kepada bank yang karena kondisi tertentu, dengan perkembangan siklus
status pengawasan,dan sedang menerima PLJP/PLJPS memiliki keuangan Indonesia dan evaluasi
keterbatasan dalam pemenuhan RIM. implementasi ketentuan di lapangan,
b. Sumber data perhitungan RIM dan Giro RIM. Penyesuaian diperlukan evaluasi pengaturan terkait
sumber data perhitungan RIM dan Giro RIM agar selaras dengan pelonggaran dan/atau pengecualian
ketentuan LBUT dan mengakomodir data kredit/pembiayaan dan pemenuhan RIM, pemenuhan RIM
DPK dari Kantor Cabang Luar Negeri (KCLN) untuk perhitungan untuk bank yang melakukan langkah
RIM. strategis mendasar dan pendirian bank
c. Pemenuhan RIM untuk Bank yang melakukan Langkah Strategis baru, serta penyesuaian sumber data
Mendasar dan pendirian Bank baru. Penyesuaian pengaturan perhitungan RIM dan Giro RIM.
pemenuhan RIM untuk Bank yang melakukan langkah strategis
mendasar (misalnya bank yang mengajukan Pencabutan Izin
Usaha (CIU) atau Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan
di Luar Negeri (KCBLN) yang melakukan integrasi atau konversi)
dan pendirian Bank baru dengan mengacu pada ketentuan BI
dan OJK.

Ketahanan

5 Countercyclical Melanjutkan kebijakan makroprudensial akomodatif dengan Penetapan tersebut sejalan dengan
Capital Buffer mempertahankan rasio Countercyclical Buffer (CCyB) sebesar 0% indikator utama dari CCB (Credit to
(CCyB) sepanjang tahun 2022. GDP Gap) yang belum mengindikasikan
adanya kecenderungan intermediasi
yang berlebihan. Hal ini turut
diafirmasi oleh indikator makro dan
perbankan yang tetap terjaga.

6 Penyangga Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif Ketentuan mengenai PLM bertujuan
Likuiditas untuk mendukung ketahanan likuiditas perbankan dengan untuk mendukung ketahanan likuiditas
Makroprudensial mempertahankan rasio Penyangga Likuiditas Makroprudensial perbankan sehingga diperlukan
(PLM) (PLM) sebesar 6% dengan fleksibilitas repo sebesar 6%, dan rasio evaluasi secara berkala untuk
PLM Syariah sebesar 4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%. memastikan efektivitas implementasi
Dengan beberapa penyempurnaan ketentuan29 sbb: pada industri perbankan. Sejalan
a. Pelonggaran dan/atau pengecualian pemenuhan PLM: dengan perkembangan siklus
Penambahan kriteria pelonggaran dan pengecualian atas keuangan Indonesia dan evaluasi
pemenuhan PLM kepada Bank yang karena kondisi tertentu, implementasi ketentuan di lapangan,
status pengawasan,dan sedang menerima PLJP/PLJPS memiliki diperlukan evaluasi pengaturan terkait
keterbatasan dalam pemenuhan PLM. pelonggaran dan/atau pengecualian
b. Sumber data perhitungan PLM: Penyesuaian sumber data pemenuhan PLM, pemenuhan PLM
perhitungan PLM agar selaras dengan ketentuan LBUT. untuk Bank yang melakukan langkah
c. Pemenuhan PLM untuk Bank yang melakukan Langkah Strategis strategis mendasar dan pendirian bank
Mendasar dan pendirian Bank baru: Penyesuaian pengaturan baru, serta penyesuaian sumber data
pemenuhan PLM untuk Bank yang melakukan langkah strategis perhitungan PLM.
mendasar (misalnya Bank yang mengajukan CIU atau KCBLN
yang melakukan integrasi atau konversi) dan pendirian Bank baru
dengan mengacu pada ketentuan BI dan OJK.

28 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/14/PADG/2022 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/22/
PADG/2019 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan
Unit Usaha Syariah
29 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/14/PADG/2022 tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 21/22/
PADG/2019 tentang Rasio Intermediasi Makroprudensial dan Penyangga Likuiditas Makroprudensial bagi Bank Umum Konvensional, Bank Umum Syariah, dan
Unit Usaha Syariah

158
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

  Inklusi Keuangan    

7 Rasio Pembiayaan Memperkuat implementasi kebijakan RPIM terutama melalui


30
Bank Indonesia mendukung upaya
Inklusif pemenuhan komitmen bank terhadap target RPIM yang ditetapkan Pemerintah mewujudkan peningkatan
Makroprudensial sesuai dengan keahlian dan model bisnis bank. akses pembiayaan dan pengembangan
(RPIM) a. RPIM merupakan rasio yang menggambarkan porsi Pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah
Inklusif Bank Umum di mana BUK, BUS dan Unit Usaha Syariah dan perorangan berpenghasilan
(UUS) wajib menyalurkan kredit/pembiayaannya kepada target rendah melalui pengaturan rasio
inklusif yaitu (i) UMKM, (ii) Korporasi UMKM, (iii) Perorangan pembiayaan inklusif makroprudensial;
Berpenghasilan Rendah (PBR) sejumlah tertentu relatif terhadap Bank Indonesia mendukung upaya
total kredit/pembiayaan. Pemerintah mewujudkan peningkatan
b. Terdapat 3 (tiga) skema modalitas pembiayaan yang dapat akses pembiayaan dan pengembangan
digunakan bank dalam pemenuhan RPIM, yaitu (1) pembiayaan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah
inklusif secara langsung dan rantai pasok, (2) pembiayaan melalui dan perorangan berpenghasilan rendah
Lembaga Keuangan dan Badan Layanan Umum/Badan Usaha melalui pengaturan rasio pembiayaan
Lainnya dan (3) pembiayaan melalui pembelian surat berharga inklusif makroprudensial;
pembiayaan inklusif (SBPI).
Untuk mendorong kontribusi bank
c. Kewajiban pemenuhan RPIM dilakukan untuk posisi setiap akhir secara optimal dalam pemenuhan rasio
bulan Desember, pertama kali untuk posisi Desember 2022. pembiayaan inklusif makroprudensial
perlu mempertimbangkan keahlian dan
model bisnis bank dalam pembiayaan
inklusif.

  Koordinasi    
Kebijakan

8 Rapat Berkala Rapat Berkala KSSK triwulan I, II, III dan IV 2022 telah dilaksanakan Rapat Berkala KSSK secara rutin
Komite Stabilitas untuk koordinasi dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan dilaksanakan secara triwulanan sebagai
Sistem Keuangan dan percepatan pemulihan ekonomi nasional. bentuk koordinasi antarotoritas
(KSSK) di sistem keuangan (Kementerian
Keuangan, Bank Indonesia, OJK, LPS)
dalam rangka menjaga stabilitas sistem
keuangan. Beberapa hasil koordinasi
tersebut di antaranya perumusan
kebijakan baik sebagai paket kebijakan
terpadu maupun bauran kebijakan
yang saling bersinergi antarotoritas.
Adapun pembahasan pada rapat
dimaksud secara umum merupakan
asesmen terhadap perekonomian
dan sistem keuangan, perumusan
kebijakan, hingga berbagai isu topikal
yang dipandang berkaitan erat dengan
upaya menjaga stabilitas sistem
keuangan.

9 Koordinasi BI- Selama 2022, koordinasi dengan OJK dan LPS dilakukan di Bank Indonesia bersama OJK dan LPS
OJK-LPS antaranya melalui: melakukan langkah-langkah penguatan
a. pemantauan terhadap kondisi bank yang memerlukan perhatian kewenangan untuk mendukung proses
b. koordinasi penyusunan Rancangan Undang-Undang percepatan Pemulihan Ekonomi
Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU P2SK) Nasional.
c. mekanisme koordinasi penempatan LPS pada bank
d. koordinasi dalam rangka perluasan metadata Laporan Bank
Umum Terintegrasi (LBUT) dalam forum integrasi pelaporan; dan
e. riset bersama dengan topik strategis terkait asesmen risiko
transisi ekonomi hijau terhadap makroekonomi dan sektor
perbankan.

30 Peraturan Anggota Dewan Gubernur Nomor 24/6/PADG/2022 tentang Peraturan Pelaksanaan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial bagi Bank Umum
Konvensional, Bank Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah (PADG RPIM)

159
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

10 Koordinasi BI- Sepanjang 2022, koordinasi bilateral Bank Indonesia dengan OJK Kebijakan terkait sistem keuangan
OJK dilakukan di antaranya terkait: memiliki kompleksitas yang tinggi dan
a. harmonisasi dan penyelarasan kebijakan Bank Indonesia dan perlu didukung dengan sinergi dan
OJK – misalnya RIM, PLM, RPIM, KPMM, BPRS, ATMR Pasar; koordinasi erat antara Bank Indonesia
b. perumusan tindak lanjut implementasi kebijakan - misalnya dengan OJK sesuai kewenangan
LBUT, konsolidasi bank umum, koordinasi dalam implementasi masing-masing. Dukungan penuh
kebijakan RPIM dari OJK dalam aspek pengawasan
c. pertukaran data dan/atau informasi antarotoritas; dan terhadap perbankan dan lembaga jasa
keuangan lainnya sangat esensial untuk
d. Pemutakhiran daftar bank sistemik.
memastikan efektivitas kebijakan
sehingga mampu mengakselerasi
pertumbuhan ekonomi Indonesia.

11 Koordinasi BI-LPS Sepanjang 2022, koordinasi bilateral Bank Indonesia dengan LPS Bank Indonesia dan LPS telah
dilakukan di antaranya terkait: berkoordinasi secara berkala untuk
a. harmonisasi dan penyelarasan kebijakan - misalnya resolusi bank mendukung pelaksanaan tugas dan
perantara; dan wewenang masing-masing Lembaga.
b. penguatan koordinasi pertukaran data/informasi baik rutin
maupun insidentil, termasuk knowledge sharing.

160
III. Kebijakan Sistem Pembayaran

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Memperpanjang Penurunan biaya SKNBI, dari perbankan ke Bank Indonesia yang Guna meningkatkan efisiensi biaya dan
Kebijakan semula Rp600 menjadi Rp1 dan dari nasabah ke perbankan semula aktivitas ekonomi masyarakat dalam
Penurunan maksimum Rp3.500 menjadi maksimum Rp2.900, berlaku efektif rangka menjaga momentum pemulihan
Biaya Sistem sejak 1 April 2020. ekonomi dan memudahkan transaksi
Kliring Nasional keuangan dalam rangka mendukung
Bank Indonesia pemulihan ekonomi.
(SKNBI)

2 Melanjutkan Menurunkan biaya layanan BI-RTGS untuk setiap zona waktu • Guna mengurangi beban masyarakat
Kebijakan dan penurunan price capping dari maksimal Rp35.000 menjadi dalam melakukan aktivitas ekonomi
Penurunan Biaya Rp30.000 sejak 1 Desember 2020. di sisi wholesale dan korporasi,
Layanan Sistem Bank Indonesia menurunkan biaya
Bank Indonesia layanan BI-RTGS.
Real Time Gross • Skema biaya tersebut tetap
Settlement (BI- mempertimbangkan sustainabilitas
RTGS) di sisi industri dan Bank Indonesia.

3 Melanjutkan Penurunan MDR QRIS menjadi 0% untuk merchant Usaha Mikro • Dalam rangka meningkatkan
Kebijakan (UMI) sejak 1 April 2020. efisiensi dalam rangka menjaga
Penyesuaian momentum pemulihan ekonomi.
Merchant • Melanjutkan upaya perluasan
Discount Rate ekosistem digital dan mendorong
(MDR) QR Code peningkatan transaksi khususnya
Indonesian UMKM.
Standard (QRIS)
• Memperkuat kebijakan sistem
pembayaran untuk mendukung
pemulihan ekonomi dan akselerasi
digitalisasi yang inklusif.

4 Meningkatkan Peningkatan limit transaksi QRIS dari semula Upaya menjaga stabilitas dan
Limit Transaksi Rp5 juta menjadi Rp10 juta per transaksi sejak 1 Maret 2022. mendukung pemulihan ekonomi lebih
QRIS lanjut dan mendorong akselerasi
Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD)
yang inklusif dan efisien.

5 Memperluas a. Penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) Untuk mendorong konsumsi
Pengguna QRIS ditargetkan 15 juta pengguna baru di 2022. masyarakat dan inovasi sistem
dan Fitur QRIS b. Implementasi fitur QRIS untuk Transfer, Tarik, dan Setor. pembayarandalam rangka mendukung
percepatan pemulihan ekonomi
c. Implementasi QRIS Cross-border. nasional.

6 Melanjutkan Kebijakan kartu kredit : Dalam rangka meningkatkan efisiensi


Kebijakan Kartu a. Penurunan batas maksimum suku bunga kartu kredit dari 2% per dalam rangka menjaga momentum
Kredit bulan menjadi 1,75% per bulan sejak 1 Juli 2021. pemulihan ekonomi an akselerasi
digitalisasi yang inklusif.
b. Penurunan nilai pembayaran minimum dari 10% menjadi 5%
sejak 1 Mei 2020.
c. Penurunan denda keterlambatan pembayaran dari 3% atau
maksimal Rp150.000 menjadi 1% atau maksimal Rp100.000
sejak 1 Mei 2020.

7 Meningkatkan Meningkatkan batas nilai yang dapat disimpan pada uang Upaya menjaga stabilitas dan
Batas Nilai elektronik registered dari Rp10 juta menjadi Rp20 juta dan batas mendukung pemulihan ekonomi lebih
Penyimpanan nilai transaksi bulanan dari Rp20 juta per bulan menjadi Rp40 juta lanjut dan mendorong akselerasi
Dana pada Uang per bulan, berlaku sejak tanggal 1 Juli 2022. Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD)
Elektronik yang inklusif dan efisien.

8 Operasionalisasi Implementasi SNAP antara lain: Dalam rangka mendukung interlink


dan Implementasi a. Operasionalisasi First Movers SNAP sejak 30 Juni 2022 antara perbankan dan fintech
Standar Nasional yang memenuhi prinsip integrasi,
Open API b. Implementasi penuh Second Movers SNAP pada 31 Desember interkoneksi, dan interoperabilitas.
Pembayaran 2022.
(SNAP)

161
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

9 Implementasi Akselerasi implementasi BI-FAST melalui perluasan peserta, Dalam rangka memperkuat kebijakan
BI-FAST kanal pembayaran khususnya mobile banking, serta memberikan sistem pembayaran untuk mendorong
alternatif penyediaan infrastruktur sesuai dengan kapasitas digitalisasi perbankan dan lembaga
peserta, serta meningkatkan komunikasi kepada masyarakat dan selain bank (LSB), memperluas layanan
lembaga terkait SP kepada masyarakat selaras dengan
akselerasi pemulihan ekonomi dan
mendorong pertumbuhan, serta inklusi
ekonomi dan keuangan.

10 Elektronifikasi a. Inovasi, percepatan, dan perluasan elektronifikasi transaksi Dalam rangka mendorong akselerasi
Transaksi penerimaan dan belanja Pemda (ETP), integrasi pengelolaan digitalisasi daerah untuk mendukung
Pemda (ETP), keuangan daerah, serta dukungan terhadap integrasi ekonomi pertumbuhan ekonomi daerah selaras
Elektronifikasi dan keuangan digital melalui Tim Percepatan dan Perluasan dengan akselerasi pemulihan ekonomi
Bansos, dan Digitalisasi Daerah (TP2DD). dan mendorong pertumbuhan, serta
Elektronifikasi b. Dukungan Bank Indonesia atas penyaluran Bantuan Sosial inklusi ekonomi dan keuangan.
Sektor Non Tunai (BSNT) melalui fasilitasi penggunaan instrumen
Transportasi pembayaran nontunai dan dukungan atas pelaksanaan uji coba
digitalisasi bansos (G2P 4.0).
c. Koordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait dalam
fasilitasi elektronifikasi dan integrasi pembayaran moda
transportasi, serta mendukung penerapan teknologi nirsentuh di
jalan tol.

11 Pengembangan Implementasi Kartu Kredit Pemerintah (KKP) Domestik berbasis • Dalam rangka mendorong
Kartu Kredit kartu sebagai inisiasi awal dari pengembangan instrumen Kartu implementasi layanan sistem
Pemerintah Kredit Domestik yang interkoneksi dan interoperable. pembayaran yang memenuhi
Domestik prinsip integrasi, interkoneksi, dan
interoperabilitas.
• Untuk meningkatkan akseptasi dan
transaksi Kartu Kredit Domestik
termasuk efisiensi transaksi
Pemerintah.

12 Melanjutkan Relaksasi ketentuan Layanan Keuangan Digital (LKD) antara lain: Dalam rangka memperluas akses
regulatory reform a. Persyaratan penyelenggaraan LKD dengan Agen LKD Individu. keuangan kepada unbanked people
melalui relaksasi dalam rangka mendukung percepatan
ketentuan b. Persyaratan jangka waktu minimal usaha agen LKD. inklusi keuangan, bansos non-tunai
Layanan c. Pengecualiaan persyaratan jangka waktu minimal usaha agen (G2P 4.0), dan harmonisasi ketentuan
Keuangan Digital LKD untuk program pemerintah. Laku Pandai lintas institusi.
(LKD) d. Batas nilai transaksi tarik tunai pertama kali di agen LKD.
e. Kerjasama pihak ketiga pendukung.

13 FEKDI Promosi, edukasi, dan sosialisasi beragam inisiatif dan inovasi • Menjadi langkah konkret dalam
digital di Indonesia. Bank Indonesia bersama Kementerian mendukung integrasi ekosistem
Koordinator Bidang Perekonomian RI serta asosiasi telah ekonomi dan keuangan digital.
menyelenggarakan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia • Menerapkan dan memperluas
(FEKDI) 2022 yang sekaligus merupakan side event G20, pada 11- ekosistem nontunai, serta
15 Juli 2022. mendorong inovasi di bidang
ekonomi dan keuangan digital.

162
IV. Kebijakan Pengelolaan Uang Beredar

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Sentralisasi Sentralisasi Distribusi Uang Bank Indonesia menerapkan Bank Indonesia menerapkan key
Distribusi Uang sentralisasi distribusi uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI melalui milestones sentralisasi distribusi uang
implementasi proses bisnis Front Office, Middle Office, dan Back untuk menyediakan uang Rupiah
Office (FOMOBO) yang ditempuh secara bertahap hingga tahun layak edar dalam jumlah yang cukup,
2025 melalui: pecahan yang sesuai secara tepat
waktu sebagai alat pembayaran
a. Penyempurnaan jaringan distribusi uang nasional. yang sah di seluruh wilayah NKRI.
b. Implementasi fungsi FO di seluruh Kantor Perwakilan Bank Penerapan sentralisasi distribusi
Indonesia untuk melakukan layanan perkasan dan pengolahan dilakukan dengan mengedepankan
uang. aspek efisiensi mempertimbangkan
c. Penguatan Command Center PUR dalam menjalankan fungsi MO rute dan moda transportasi yang
sebagai line of command pengelolaan kecukupan uang nasional. tersedia serta inventory management
d. Penetapan 8 (delapan) Kantor Perwakilan Bank indonesia practices untuk mengoptimalkan
sebagai Depot Kas Wilayah (DKW) yang akan menjalankan kapasitas penyimpanan uang.
fungsi FO dan BO
e. Pembentukan Depot Kas Utama Sulawesi Selatan yang akan
menjalankan fungsi BO untuk melakukan distribusi dan
penyimpanan uang. Bank Indonesia menerapkan key milestones
sentralisasi distribusi uang untuk menyediakan uang Rupiah
layak edar dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai
secara tepat waktu sebagai alat pembayaran yang sah di seluruh
wilayah NKRI. Penerapan sentralisasi distribusi dilakukan dengan
mengedepankan aspek efisiensi mempertimbangkan rute dan
moda transportasi yang tersedia serta inventory management
practices untuk mengoptimalkan kapasitas penyimpanan uang.

2 Digitalisasi & Digitalisasi dan otomatisasi peralatan dan infrastruktur perkasan Digitalisasi dan otomatisasi sebagai
Otomatisasi di seluruh Kantor Perwakilan Bank Indonesia secara bertahap salah satu key milestones PUR
Peralatan dan memperhatikan kebutuhan dan kondisi pengolahan uang selaras diimplementasikan untuk mendukung
Infrastruktur dengan implementasi proses bisnis FOMOBO dalam sentralisasi pelaksanaan pengedaran dan
Perkasan distribusi uang. Digitalisasi dan otomatisasi ditempuh melalui pengolahan uang yang makin modern,
penggunaan automated banknote feeding system (ABFS), automated terintegrasi, efisien, dan aman dengan
banknote packaging system (ABPS), penerapan warehouse mengurangi intervensi manusia (less
management system (WMS) dengan racking system dan serial bank human intervention).
note reader. Selain itu, enhancement terhadap decision support
system dan executive information system untuk mendukung
pemantauan, early warning dan pengambilan strategi kebijakan PUR
yang lebih Lengkap, Akurat, Kini, dan Utuh.

3 Pengeluaran Uang Bank Indonesia mengeluarkan 7 (tujuh) pecahan uang kertas Tahun Pengeluaran uang kertas TE 2022
Rupiah Kertas Emisi (TE) 2022 yang terdiri atas pecahan Rp100.000, Rp50.000, dilakukan dalam rangka penguatan
Tahun Emisi 2022 Rp20.000, Rp10.000, Rp5.000, Rp2.000, dan Rp1.000 yang mulai aspek desain, bahan baku, serta unsur
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah di wilayah NKRI pada pengaman uang untuk memenuhi
tanggal 17 Agustus 2022. kebutuhan masyarakat agar uang
Rupiah makin mudah dikenali,
menyulitkan pemalsuan, serta memiliki
masa edar lebih lama sehingga
uang Rupiah makin berkualitas dan
tepercaya.

4 Pencabutan Uang Pada tanggal 30 Agustus 2022, Bank Indonesia melakukan Dalam melakukan pencabutan dan
Rupiah Khusus pencabutan dan penarikan terhadap Uang Rupiah Khusus (URK) penarikan uang Rupiah dari peredaran,
Peringatan 50 Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun Bank Indonesia mempertimbangkan
Emisi 1995 yang terdiri dari 2 (dua) pecahan meliputi: URK Seri berbagai aspek antara lain seperti
Demokrasi pecahan 300.000 (tiga ratus ribu); dan URK Seri kondisi pemalsuan terhadap uang
Presiden Republik Indonesia pecahan 850.000 (delapan ratus Rupiah, perkembangan teknologi
lima puluh ribu). Penggantian atas uang Rupiah yang telah dicabut dalam pembuatan bahan uang dan
dan ditarik dari peredaran tersebut adalah 10 (sepuluh) tahun proses pencetakan uang, serta
sejak tanggal pencabutan dan penarikan. Total hingga triwulan III kebutuhan masyarakat terhadap jenis
tahun 2022 terdapat 13 (tiga belas) jenis pecahan uang Rupiah pecahan uang.
kertas dan 4 (empat) jenis pecahan uang Rupiah logam, serta 22
(dua puluh dua) jenis pecahan URK yang telah dicabut dan ditarik
dari peredaran yang masih dapat ditukarkan dan memperoleh
penggantian.

163
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

5 Peningkatan FERBI merupakan ajang peningkatan literasi Rupiah yang baru Sebagai bentuk edukasi kepada
Literasi Mengenai pertama kali diselenggarakan pada tanggal 19 s.d. 21 Agustus 2022 masyarakat mengenai uang Rupiah dan
Rupiah Melalui di Jakarta dengan tema “Bersatu dalam Rupiah, Berdaulat di NKRI”. pelaksanaan program Cinta, Bangga,
Festival Rupiah Penyelenggaraan FERBI meliputi kegiatan: Paham (CBP) Rupiah dengan tujuan: (1)
Berdaulat memperkuat pemahaman masyarakat
Indonesia (FERBI) a. showcasing Rupiah berupa pameran uang Rupiah yang terkait peran Rupiah dalam perjalanana
mengisahkan perjalanan dan transformasi Rupiah dari masa ke sejarah bangsa, (2) membangkitkan
masa sebagai sebuah simbol kedaulatan, optimisme, semangat kebangsaan,
b. talkshow Rupiah menampilkan diskusi bersama tokoh publik dan (3) memperkuat kedaulatan NKRI
untuk mengeksplorasi pesan dan tema Rupiah melalui diskusi melalui uang Rupiah.
secara ringan dan menarik, dan
c. panggung hiburan Rupiah yang menampilkan keragaman budaya
khas Indonesia seperti seni tari yang diabadikan dalam uang
Rupiah.

6 Koordinasi Dalam pelaksanaan tugas di bidang pengelolaan uang Rupiah Koordinasi terkait perencanaan,
Kebijakan (PUR), Bank Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan pencetakan, dan pemusnahan uang
Perencanaan, Pemerintah dalam pelaksanaan tahapan perencanaan, pencetakan, Rupiah dilakukan Bank Indonesia
Pencetakan, dan dan pemusnahan uang Rupiah sebagaimana diamanatkan dalam bersama Pemerintah untuk menjamin
Pemusnahan Undang-Undang No.7 Tahun 2011 tentang Mata Uang. tersedianya uang Rupiah layak edar
Uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dan pecahan
bersama yang sesuai di masyarakat.
Pemerintah

7 Layanan Kas Kegiatan kas keliling dilakukan Bank Indonesia berkolaborasi Dalam rangka menjaga kedaulatan
Keliling di wilayah dengan TNI-AL melalui kegiatan kas keliling 3T bertema “Ekspedisi Rupiah di seluruh wilayah NKRI
Terdepan, Terluar, Rupiah Berdaulat 2022” dengan menjangkau 81 (delapan puluh termasuk di wilayah 3T dengan tujuan:
dan Terpencil (3T) satu) wilayah kepulauan 3T yang tersebar di 16 (enam) belas (1) Penegakan keutuhan wilayah NKRI
Provinsi di Indonesia. melalui uang Rupiah sebagai simbol
kedaulayan negara, (2) Penyediaan dan
pengedaran uang Rupiah layak edar
khususnya uang Rupiah embisi baru TE
2022 di wilayah 3T, serta (3) Perluasan
jangkauan edukasi CBP Rupiah hingga
ke wilayah 3T.

8 Pengembangan Bank Indonesia memberikan layanan yang prima kepada Dalam rangka mendukung
layanan masyarakat pada era new normal melalui layanan pemesanan implementasi new normal, Bank
penukaran Uang penukaran uang Rupiah rusak/cacat secara online menggunakan Indonesia memberikan layanan
Rupiah Rusak/ aplikasi PINTAR yang tidak hanya ditujukan untuk masyarakat pemesanan penukaran uang Rupiah
Cacat melalui yang akan menukar di Kantor Bank Indonesia namun juga kepada rusak/cacat secara online kepada
Aplikasi PINTAR masyarakat yang akan menukar melalui kas keliling. masyarakat, sehingga masyarakat
secara online dapat melakukan pemesanan layanan
kas terlebih dahulu sebelum datang
ke kantor Bank Indonesia atau
lokasi pelayanan kas keliling untuk
meminimalkan potensi terjadinya
kerumunan dan memberikan kepastian
kepada masyarakat untuk memperoleh
layanan kas yang diperlukannya.

9 Perencanaan Selaras dengan arah transformasi digital Bank Indonesia, Untuk menjamin ketersediaan uang
Estimasi Bank Indonesia menerapkan digitalisasi pada seluruh tahapan yang berkualitas dalam jumlah
Kebutuhan Uang pengelolaan uang Rupiah melalui omni experience platform. yang cukup, pecahan yang sesuai,
Secara Digital Secara bertahap, digitalisasi tersebut dilakukan pada penyusunan secara tepat waktu dan efektif,
perhitungan Estimasi Kebutuhan Uang (EKU) sebagai bagian dari Bank Indonesia menyusun Estimasi
tahap perencanaan uang Rupiah dengan didukung penggunaan Kebutuhan Uang (EKU) secara akurat
Aplikasi Kebutuhan Uang Rupiah dan Analitik Terintegrasi dan terintegrasi sebagai salah satu
(AKURAT). dasar dalam penentuan jumlah uang
Rupiah yang akan dicetak.

164
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

10 Pencegahan dan Selain senantiasa berkoordinasi dengan seluruh unsur Badan Bank Indonesia menempuh berbagai
Pemberantasan Koordinasi Pemberantasan Rupiah Palsu (Botasupal), Bank kebijakan untuk mencegah dan
Uang Rupiah Indonesia menempuh berbagai upaya preventif dan preemtif untuk memberantas pengedaran uang
Palsu mencegah pemalsuan uang Rupiah. Upaya preventif ditempuh Rupiah palsu agar uang Rupiah makin
melalui penguatan unsur pengaman uang (security features) dipercaya menjadi alat pembayaran
untuk menghasilkan uang Rupiah yang sulit untuk dipalsukan yang sah di seluruh wilayah NKRI.
namun tetap mudah dikenali dan diidentifikasi ciri keasliannya
oleh masyarakat. Sementara itu, upaya preemtif dilakukan Bank
Indonesia bersinergi dengan berbagai pihak melalui edukasi publik
terkait Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.
Selain itu, Bank Indonesia memberikan dukungan pemeriksaan
laboratorium terhadap uang Rupiah yang diragukan keasliannya
hasil dari pengungkapan kasus oleh aparat penegak hukum,
memberikan keterangan ahli dalam penyidikan dan persidangan
kasus tindak pidana pemalsuan uang Rupiah, serta memberikan
dukungan dalam bentuk pertukaran data/informasi temuan uang
Rupiah palsu kepada aparat penegak hukum.

11 Penguatan Dalam rangka penataan industri PUR, Bank Indonesia bersinergi Pembentukan FORIN PUR dan
Koordinasi dengan industri membentuk Forum Industri PUR (FORIN PUR) Working Group Industri PURsangat
dengan sebagai wadah komunikasi dan koordinasi kebijakan PUR antara terkait dengan penguatan Blueprint
Industri melalui pemangku kepentingan dan industri yang beranggotakan Bank PUR 2025 terutama dalam kegiatan
pembentukan Indonesia, Perbankan, Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang perencanaan kebutuhan uang, efisiensi
Forum Industri Rupiah (PJPUR) serta pihak terkait lainnya. FORIN PUR merupakan jaringan, penguatan layanan kas,
Pengelolaan wadah komunikasi kebijakan BI untuk mengatur industri PUR, arsitektur kelembagaan, digitalisasi,
Uang Rupiah dan serta mendapatkan feedback dari industri mengenai berbagai serta sistem informasi yang
Working Group isu strategis yang dapat memengaruhi efektivitas dan efisiensi terintegrasi.
(WG) industri kebijakan PUR. Sementara untuk pembahasan isu strategis di level
PUR teknis dibentuk Working group (WG) industri PUR yang merupakan
sarana pembahasan isu-isu strategis prioritas serta konsep
rancangan kebijakan BI dalam bidang PUR.

12 Penyempurnaan Bank Indonesia terus melakukan evaluasi terkait dengan pemilihan Penyempurnaan strategi distribusi
strategi distribusi rute serta moda transportasi untuk distribusi uang ke seluruh dan layanan kas sangat terkait dengan
dan layanan kas wilayah NKRI. Di sisi lain, evaluasi juga dilakukan terhadap kegiatan upaya mencapai arah kebijakan
layanan kas (al. kas keliling dan kas titipan) dengan memperhatikan Pengelolaan Uang Rupiah untuk
efektifitas dan efisieni. menyediakan uang layak edar,
denominasi sesuai, just in time melalui
central bank driven, menyelaraskan
arah kebijakan nontunai serta
memperhatikan efisiensi dan
kepentingan nasional.

165
V. Kebijakan Pengembangan Pasar Keuangan

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Digitalisasi a. Pemberian izin usaha kepada • Pemberian izin usaha merupakan bagian dari implementasi
dan penguatan penyedia ETP eksisting yang telah pemenuhan G20 OTC derivatif market reform khususnya terkait
infrastruktur ada di pasar uang saat ini, yaitu penyiapan pemenuhan rekomendasi mandatory trading melalui
pasar keuangan PT. LSEG Transaction Services electronic trading platform. Kedua penyedia ETP eksisting tersebut
Indonesia (Refinitiv) pada tanggal telah dapat memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam
23 September 2022 dan PT. Antara PBI Penyelenggara Sarana Pelaksanaan Transaksi di Pasar Uang
Elektronik Transaksi Pratama dan Pasar Valuta Asing (Market Operator) sehingga telah menjadi
(Bloomberg) pada tanggal 17 penyedia ETP resmi di pasar uang dan pasar valuta asing serta
Oktober 2022. memiliki kelembagaan domestik.
b. Akselerasi pendirian lembaga CCP • Akselerasi pendirian lembaga CCP di pasar uang diarahkan
di pasar uang dan pasar valuta asing agar sejalan dengan peta jalan kepesertaan infrastruktur sistem
yang integrated, interconnected, pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan Bank Indonesia
dan interoperable (3I), baik dari dengan mendukung konsolidasi peserta operasi moneter
aspek kesiapan teknologi maupun dan pasar secara teritegrasi, terinterkoneksi dan memiliki
nonteknis, sebagai systemically interoperabilitas.
important financial market • Conceptual Design (CD) pengembangan IPK disusun dengan
infrastructure. memperhatikan penerapan aspek 3I (integrasi, interkoneksi, dan
c. Penyusunan conceptual design interoperabilitas) antara IPK pasar uang, infrastruktur operasi
infrastruktur pasar keuangan (IPK) moneter dan infrastruktur sistem pembayaran serta diselaraskan
meliputi: BI-APS, BI-SSSS, Trade dengan inisiatif pengembangan Central Bank Digital Currency
Repository. (CBDC).
d. Asesmen pengembangan IPK. • Asesmen dilakukan dalam rangka menyusun rekomendasi
pengembangan IPK a.l : self assessment pemenuhan principle
of financial market infrastructure terhadap BI-SSSS, evaluasi
implementasi ETP multi matching system, pengembangan IPK
terkait transaksi OTC derivatif SBNT maupun Repo.

2 Pengembangan A. Pengembangan pelaku • Penyelarasan framework pengembangan pelaku di pasar uang


pelaku, produk dengan kepesertaan OM serta diselaraskan dengan klasifikasi
a. Penyelarasan framework industri sistem pembayaran bertujuan untuk memperbaiki
dan harga untuk
pengembangan pelaku pasar struktur pasar uang dan pasar valuta asing dan mengurangi
memperkuat uang dengan kepesertaan operasi
efektivitas segmentasi sehingga meningkatkan efisiensi mekanisme pasar.
moneter dengan pengelompokan
transmisi sesuai kriteria sistemik, kritikal, • Penyempurnaan ketentuan dilakukan dalam rangka
kebijakan dan umum serta sejalan dengan mengakomodir perubahan Standar Kompetensi Kerja
moneter klasifikasi industri sistem Nasional Indonesia (SKKNI) terbaru serta penerapan kode
pembayaran. etik yang mengacu kepada international best practices serta
penyempurnaan skema sertifikasi tresuri baik konvensional
b. Penerbitan penyempurnaan maupun syariah.
ketentuan mengenai kode etik
dan sertifikasi tresuri melalui • Pengkinian MCOC dilakukan dalam rangka menyelaraskan
penerbitan PADG No. 24/9/ dengan standar best practice global serta penyesuaian dengan
PADG/2022 tentang Penerapan dinamika pasar keuangan domestik. Pengkinian mencakup
Kode Etik Pasar dan Pelaksanaan 5 (lima) bab, yaitu (i) Penyesuaian untuk Pasar Indonesia, (ii)
Sertifikasi Tresuri. Terjemahan The Code edisi Juli 2021, (iii) Terjemahan Competition/
Antitrust Law Guideline, (iv) Terjemahan ACI FMA Handbook, dan
c. Sinergi dengan Indonesia Foreign (v) Tambahan untuk Pasar Indonesia.
Exchange Market Commitee
(IFEMC) dalam rangka pengkinian
Market Code of Conduct (MCOC) • Penguatan kelembagaan IFEMC menjadi Self Regulated
yang dilakukan oleh IFEMC sub- Organization (SRO) di Pasar Uang dan Pasar Valas ke depan
commitee professionalism. dimaksudkan untuk mempercepat pengembangan pasar uang
yang bersifat industry led. Penguatan kelembagaan IFEMC
d. Penetapan IFEMC periode dilakukan melalui transformasi IFEMC menjadi SRO Asosiasi
2022 - 2026 dan penguatan dengan tetap menjalankan fungsinya sebagai LFXC. Transformasi
kelembagaan IFEMC. IFEMC mencakup keanggotaan, kewenangan dan Kelembagaan,
yang dilakukan secara bertahap. Sebagai tahap awal, dilakukan
perpanjangan SK GBI Penetapan IFEMC Periode 2022-2026 dan
restrukturisasi sub-komite IFEMC.

166
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

B. Pengembangan pasar uang • Tujuan utama penerbitan whitepaper adalah untuk mengukuhkan
Indonesia Overnight Index Average (IndONIA) sebagai referensi
a. Penerbitan whitepaper “Panduan suku bunga tenor overnight yang akan menjadi dasar
Penguatan Benchmark Rate di Pasar pembentukan referensi suku bunga rupiah tenor non-overnight.
Uang Domestik” tanggal 31 Maret Selain itu, whitepaper merekomendasikan kepada pelaku pasar
2022. untuk meningkatkan penggunaan IndONIA sebagai referensi suku
b. Sinergi dengan OJK dan bunga (harga) dalam berbagai produk dan instrumen keuangan
Perhimpunan Pedagang Surat rupiah.
Utang (HIMDASUN) dalam rangka • Sinergi penyempurnaan market standar merupakan bagian dari
menyempurnakan “Market Standar upaya pengembangan transaksi repo melalui standarisasi repo
Transaksi Repurchase Agreement” interbank dengan repo yang dilakukan Bank Indonesia. Cakupan
versi 2 yang diterbitkan HIMDASUN revisi Market Standar Transaksi Repurchase Agreement meliputi :
pada 18 April 2022. 1) Penyelarasan dengan repo antar pelaku dengan repo BI untuk
c. G20 Side Event on Benchmark Reform aspek haircut dari collateral berupa SBN mengacu tingkat haircut
dengan judul “International Best dalam transaksi Operasi Moneter BI dan penentuan nilai proceed
Practices and Lessons Learnt on repo menggunakan dirty price (memperhitungkan accrued interest)
LIBOR Transition in Developing A , dan 2) Penyempurnaan lain berdasarkan kebutuhan pelaku
Robust and Credible Reference Rate” pasar.
tanggal 13 Juni 2022. • Pelaksanaan G20 side event bertujuan untuk memperoleh
d. Penerbitan whitepaper “Panduan insight dari narasumber internasional mengenai lesson learnt dari
Penggunaan IndONIA sebagai upaya manipulasi LIBOR dan international best practice dalam
Referensi Suku Bunga Rupiah pada membentuk benchmark rate yang robust & kredibel, juga sebagai
Berbagai Produk Keuangan” pada upaya menyampaikan showcase langkah yang telah dilakukan
tanggal 30 September 2022. oleh Indonesia dalam menghadapi transisi LIBOR dan reformasi
e. Penyesuaian Ketentuan PADG benchmark rate di pasar domestik. Sesi dalam side event terbagi
Ekstern tentang IndONIA dan JIBOR menjadi 2, yaitu : (1) International Best Practices and Lessons Learnt
(PADG No. 24/18/PADG/2022 on LIBOR, dan (2) Domestic Benchmark Reform: Where We Are and
tentang perubahan PADG IndONIA the Way Forward. Narasumber side event berasal dari internasional
dan JIBOR) pada tanggal 14 (Financial Conduct Authority UK, Monetary Authority of
Desember 2022 dengan tanggal Singapore, International Swaps and Derivatives Association,
berlaku 1 Januari 2023. dan Refinitiv London Stock Exchange Group) dan domestik (BI,
OJK, Kementerian Keuangan dan Indonesia Foreign Exchange
f. Penyusunan asesmen Commitee).
pengembangan pasar uang.
• Tujuan utama penerbitan whitepaper adalah untuk memberikan
rekomendasi utama pilihan referensi suku bunga rupiah tenor
non-overnight yang dibentuk berdasarkan IndONIA serta
dihitung sesuai international best practice, termasuk Principle
of Financial Benchmark IOSCO Principle, contoh penggunaan
referensi suku bunga berbasis IndONIA pada berbagai produk
keuangan, dan panduan transisi penggunaan JIBOR ke IndONIA
sebagai referensi suku bunga rupiah dalam produk pasar
keuangan (IndONIA-based market).
• Penerbitan penyempurnaan PADG IndONIA dan JIBOR bertujuan
untuk mendukung pelaksanaan reformasi suku bunga referensi
rupiah (domestic benchmark reform) khususnya IndONIA sebagai
alternatif suku bunga referensi rupiah pada berbagai produk
keuangan dan publikasi Compounded IndONIA dan IndONIA
Index yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku pasar dalam
menggunakan IndONIA untuk referensi suku bunga rupiah tenor
non-overnight.
• Asesmen dilakukan dalam rangka menyusun rekomendasi
pengembangan pasar valuta asing a.l : (1) ESG money market, (2)
ESG interest rate derivatives, (2) pemanfaatan teknologi financial
di pasar uang.

167
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

C. Pengembangan pasar valuta asing • Penyelenggaraan side event bertujuan untuk meningkatkan
a. G20 Side Event “Managing Risk of pemanfaatan LCS serta implementasi LCS oleh Indonesia dengan
the Exit Policy Dynamic Through negara mitra. Sesi dalam side event terbagi menjadi 2 yaitu :
More Diversified Currency (1) Strategic Policy Framework to Enhance The Usage of Local
to Support Global Trade and Currency Settlement in Trade and Investment in Asia, dan (2)
Investment” pada tanggal 16 Show Casing The Implementation of LCS Framework Between
Februari 2022. Indonesia and Partner Countries. Narasumber berasal dari
internasional (BIS, PBOC) dan domestik (ekonom, perbankan dan
b. Kick off pembentukan Task Force asosiasi pelaku usaha).
Nasional Local Currency Settlement
(TFN LCS) pada tanggal 25 Mei • TFN LCS beranggotakan BI, 9 K/L (Kemenko Perekonomian,
2022. Kemenko Marinves, Kemenkeu, Kemen BUMN, Kemendag,
Kemenperin, Kemenlu, OJK, dan LPS), 2 asosiasi pengusaha
c. Regulatory reform transaksi (KADIN dan APINDO), dan 1 asosiasi Bank ACCD.
di pasar valuta asing yang
dilakukan melalui penerbitan • Beberapa hal yang menjadi prinsip penyempurnaan aturan
Peraturan Bank Indonesia (PBI) transaksi di pasar valuta asing tersebut yakni: (i) integrasi
Nomor 24/7/PBI/2022 tentang dan simplifikasi ketentuan berbagai ketentuan pasar valuta
Transaksi di Pasar Valuta Asing, asing, (ii) pengaturan dengan pendekatan principle-based
Peraturan Anggota Dewan untuk meningkatkan fleksibilitas dan efektivitas implementasi
Gubernur (PADG) Nomor 24/10/ kepada pelaku pasar, dan (iii) dukungan terhadap pembentukan
PADG/2022 tentang Peraturan permintaan dan penawaran valuta asing yang optimal.
Pelaksanaan Transaksi di Pasar • Pengembangan LCT antara lain bertujuan untuk mengurangi
Valuta Asing, dan PADG Nomor ketergantungan terhadap major currency seperti Dolar Amerika
24/11/PADG/2022 tentang (USD). Nasabah dapat memperoleh manfaat dari pemanfaatan
Transaksi Domestic Non- LCT antara lain : threshold underlying transaksi di pasar valuta
Deliverable Forward. asing yang lebih besar, dapat membuka rekening dalam
d. Perluasan instrumen DNDF denominasi mata uang negara mitra di Indonesia dan sebaliknya,
untuk LCS Indonesia-Thailand, dapat memperoleh pembiayaan dalam mata uang negara mitra,
perluasan negara mitra dengan memperoleh kurs yang lebih efisien dan waktu transfer yang
Singapura serta penyederhanaan lebih cepat karena berada dalam time zone yang sama (Asian time
pelaporan LCS. zone).
e. Implementasi pengembangan LCS • Integrasi pengembangan LCS dengan QRIS bertujuan untuk
yang terintegrasi dengan QRIS memberikan kemudahan dan memperluas pilihan pembayaran
di Thailand (implemented) dan bagi masyarakat di kedua negara sehingga meningkatkan
Malaysia (pilot project) efisiensi transaksi, mendukung digitalisasi perdagangan dan
investasi, sekaligus memperkuat stabilitas makroekonomi dengan
f. Penyusunan asesmen mempromosikan penggunaan Local Currency Settlement/LCS
pengembangan pasar valuta (penyelesaian transaksi dengan mata uang lokal) secara lebih
asing. luas mempertimbangkan penggunaan direct quotation nilai tukar
mata uang lokal yang disediakan oleh bank- ACCD di bawah
kerangka LCS akan meningkatkan efisiensi transaksi sehingga
biaya transaksi menjadi lebih murah.
• Asesmen dilakukan dalam rangka menyusun rekomendasi
pengembangan pasar valuta asing a.l : ESG FX Derivatives,
penguatan Framework dan kriteria kepesertaan LCT, penguatan
FX Arrengement Flesibility dan simplifikasi pelaporan, dan
perluasan kerjasama LCT dengan MAS, RBI dan BOK.

168
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

D. Pengembangan harga • Kurs acuan non-USD/IDR adalah nilai tukar mata uang asing
a. Publikasi kurs acuan non-USD/IDR. tertentu terhadap rupiah. Kurs acuan non-USD/IDR dapat
digunakan oleh pelaku pasar untuk penyelesaian transaksi
b. Publikasi data repo rate dan trading derivatif non-USD. Kurs acuan non-USD/IDR diterbitkan setiap
summary repo di LBUT. hari pada pukul 16:30 WIB. Selama masa pandemi Covid-19,
c. Self-assessment pemenuhan dilakukan penyesuaian waktu operasional pasar valas domestik
penetapan IndONIA dan JIBOR sehingga kurs acuan diterbitkan pada pukul 15:30 WIB. Kurs
berdasarkan IOSCO Principles for acuan yang diterbitkan tersebut meliputi THB, MYR, JPY, CNY,
Financial Benchmark. SGD, AUD, CAD, CHF, CNH, EUR, GBP, KRW, NZD, dan SAR,
yang diterbitkan sejak 11 Juli 2022 di website Bank Indonesia.
Tahap selanjutnya, akan dilakukan penambahan satu kurs acuan
yaitu INR. Kurs acuan direpublikasi oleh Bloomberg dan Refinitiv.
• Data repo rate dan trading summary repo di LBUT dapat
perbankan melalui aplikasi LBUT setiap hari guna memberikan
informasi rata-rata harian volume repo oleh bank yang terjadi
setiap hari beserta harga yang terbentuk pada tenor tertentu
(ON, 1 minggu, 2 minggu, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12
bulan, tenor lainnya ≤ 12 bulan, dan tenor > 12 bulan.
• Pelaksanaan self-assessment bertujuan untuk melakukan evalasi
pemenuhan penetapan IndONIA dan JIBOR dengan prinsip dan
best practice yang tertera dalam IOSCO Principles for Financial
Benchmark. Dari hasil self-assessment, secara umum penetapan
IndONIA dan JIBOR telah sesuai dengan prinsip dan best practice
yang tertera dalam IOSCO Principles for Financial Benchmark
dengan beberapa area penyempurnaan yang akan dilakukan ke
depan.

3 Pengembangan a. G20 Side Event “Scaling Up The • Penyelenggaraan side event bertujuan untuk mendapat insight
sumber Utilization of Sustainable Financial penyusunan strategi pengembangan ESG finance di Indonesia
pembiayaan Instruments” pada tanggal 18 serta meningkatkan eksposur ESG Finance di pasar domestik.
ekonomi dan Februari 2022. Sesi dalam side event terbagi menjadi 2 yaitu : (1) Strategic
manajemen risiko b. Penyelenggaraan Webinar series #1 Outlook (Global Trends, International SFI Best Practice, and ESG
LIKE IT (Literasi Keuangan Indonesia Portfolio Management), dan (2) Green and Sustainable Instruments
Terdepan) pada tanggal 12 Agustus as Alternative Financing and Investment & Indonesia’s SF Future
2022. Direction. Narasumber berasal dari internasional (ICMA, IFC,
perbankan asing) dan domestik (OJK, perbankan).
c. Workshop Penggunaan Transaksi
Lindung Nilai Jangka Panjang bagi • Merupakan seri pertama dari rangkaian webinar tentang
Perbankan literasi keuangan yang diselenggarakan oleh Forum Koordinasi
Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK)
d. Penyusunan asesmen dalam rangka yang terdiri dari Bank Indonesia, Kementerian Keuangan,
mendorong pengembangan sumber Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.
pembiayaan ekonomi. Penyelengaraan LIKE IT merupakan upaya untuk meningkatkan
e. Pengembangan sumber pembiayaan basis investor ritel yang s.d akhir Nov 2022 telah mencapai 10
ekonomi prioritas FK-PPPK, a.l : juta SID.
Green & Sustainable Instrument, • Workshop penggunaan transaksi lindung nilai jangka panjang
harmonisasi kebijakan perpajakan, (long term hedging) bertujuan untuk mendorong pasar derivatif
peningkatan basis investor ritel, jangka panjang khususnya guna mendukung lindung nilai
melalui program piloting, FGD, investasi dalam pembiayaan infrastruktur yang umumnya bersifat
webinar. jangka panjang.
• Asesmen dilakukan dalam rangka menyusun rekomendasi
pengembangan instrumen pembiayaan ekonomi a.l (1)
Penyusunan Mapping Pasar dan Insentif/Disinsentif Sustainable/
Green Financing, (2) Potensi Bank Digital dalam Mendukung
Pengembangan Basis Investor Ritel melalui Platform Investasi
Digital, dan (3) Sekuritisasi Aset dengan Underlying Tagihan
(Kredit) UMKM.

169
VI. Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Syariah

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Pengembangan Pengembangan pasar uang syariah dilakukan Pengembangan product dilakukan melalui ditujukan
Pasar Uang dengan pendekatan product, pricing, participants, untuk menambah atau menguatkan instrumen yang telah
Syariah dan infrastructure (3P dan 1I). ada sesuai dengan kebutuhan, pengembangan pricing
dilakukan melalui pemanfaatan benchmark rate untuk
pasar uang, pengembangan participant ditujukan untuk
memperluas basis penerbit dan investor pelaku pasar uang
syariah, dan pengembangan infrastructure ditujukan untuk
mendukung kelancaran kegiatan dan transaksi di pasar
uang syariah. Terciptanya ekosistem pasar uang syariah
baik dari sisi product, pricing, dan participants diharapkan
dapat meningkatkan kepercayaan dan mendukung
terciptanya ketahanan pasar sehingga dapat menjadi
katalis bagi tersedianya pasar keuangan syariah yang
dalam dan berkembang.

2 Operasi Moneter Pengelolaan likuiditas dengan cara menyerap Untuk mencapai stabilitas moneter, OMS diarahkan untuk
Syariah (OMS) (absorpsi) likuiditas dan/atau menambah (injeksi) memengaruhi kecukupan likuiditas di pasar uang dan
likuiditas di pasar uang berdasarkan prinsip pasar valuta asing berdasarkan prinsip syariah. Instrumen
syariah. absorpsi likuiditas rupiah antara lain berupa SukBI dan
Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah (FASBIS),
sedangkan instrumen injeksi likuiditas antara lain berupa
Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip Syariah Bank
Indonesia (PaSBI) dan Fasilitas Likuiditas Berdasarkan
Prinsip Syariah Bank Indonesia (FLiSBI). Selain itu, Term
Deposit (TD) valas syariah juga merupakan instrumen
absorpsi untuk pasar uang syariah valas.

3 Makroprudensial Penguatan kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Penguatan ini antara lain mencakup:
Syariah Makroprudensial (RPIM), Pelonggaran kebijakan
Financing to Value (FTV), serta melanjutkan • Penyempurnaan ketentuan RPIM meliputi kewajiban
kebijakan Rasio Intermediasi Makroprudensial pemenuhan RPIM oleh bank dan penetapan target
(RIM) syariah, Penyangga Likuiditas RPIM oleh bank berdasarkan hasil penilaian mandiri
yang dituangkan dalam rencana bisnis bank.
Makroprudensial (PLM) syariah, dan rasio
Countercyclical Capital Buffer (CCyB). • Penerapan kebijakan insentif berupa pelonggaran
atas kewajiban pemenuhan GWM Rupiah rata-rata
diberikan kepada perbankan syariah yang menyalurkan
pembiayaan kepada sektor prioritas dan/atau memenuhi
target RPIM.
• Kebijakan pelonggaran rasio FTV untuk PP menjadi
paling tinggi 100% untuk semua jenis properti dan
batasan uang muka untuk PKB menjadi paling sedikit
0% untuk semua jenis kendaraan bermotor baru.
• Mempertahankan target RIM syariah di kisaran 84%
- 94% untuk mendukung fungsi intermediasi yang
seimbang dan berkualitas dan mempertahankan
besaran PLM syariah sebesar 4,5% untuk memperkuat
ketahanan likuiditas industri perbankan syariah.
• Bank Indonesia mempertahankan rasio CCyB sebesar
0% sehingga tidak terdapat kewajiban bagi bank untuk
membentuk tambahan modal.

170
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

4 Koordinasi a. Melakukan pengembangan ekosistem HVC Penguatan kemandirian ekonomi pesantren ditujukan
Kebijakan dalam melalui program Penguatan Kemandirian untuk mendukung pertumbuhan yang inklusif, serta
Pengembangan Ekonomi Pesantren. memperkuat struktur perekonomian nasional. Selama
Ekosistem Halal 2022 telah dilakukan:
Value Chain (HVC) • Penguatan unit usaha pesantren yang selaras dengan
program penguatan ketahanan pangan nasional melalui
Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)
dan mendukung ekspor komoditas pertanian Program
Jaringan Usaha Hortikultura Berorientasi Ekspor
(JUARA EKSPOR).
• Penguatan kelembagaan ponpes secara berjamaah
melalui penguatan dan serta pembentukan Himpunan
Ekonomi dan Bisnis Pesantren (HEBITREN) di sembilan
wilayah provinsi.
• Pemberdayaan usaha syariah pesantren di wilayah 3T
berbasis energi terbarukan (solar panel)
• Penguatan unit usaha dan kelembagaan juga
didukung dengan pembangunan ekosistem lainnya
yaitu pembangunan infrastruktur pendukung, seperti
penerbitan beberapa buku sebagai bentuk repository
knowledge, peluncuran aplikasi Sistem Akuntansi
Pesantren Indonesia (SANTRI), dan pemanfaatan energi
baru dan terbarukan (EBT) melalui PLTS Atap.

b. Melakukan pengembangan ekosistem HVC Penguatan HVC menjadi strategi utama dalam
melalui program pengembangan usaha syariah pemberdayaan ekonomi syariah yang dilakukan dengan
dan dukungan industri halal. pendekatan ekosistem secara terintegrasi dari hulu ke hilir.
Hal ini ditujukan untuk mendukung perbaikan struktur
ekonomi melalui penguatan usaha syariah untuk orientasi
ekspor maupun substitusi impor, antara lain meliputi:
(i) pengembangan model bisnis, (ii) penguatan pelaku
usaha syariah, dan (iii) akselerasi sertifikasi halal sebagai
bagian dari Penguatan Ekosistem Jaminan Produk Halal
dengan melakukan kerjasama dengan Kementerian/
Lembaga, Perguruan Tinggi, hingga komunitas.

5 Koordinasi Mendukung pengembangan keuangan sosial Integrasi antara sektor keuangan komersial dan
Kebijakan dalam syariah melalui pengembangan instrumen Cash sosial adalah upaya untuk meningkatkan pembiayaan
Pengembangan Waqf Linked Sukuk (CWLS), pengembangan syariah dan pendalaman pasar keuangan syariah yang
Keuangan Sosial model bisnis wakaf produktif, penguatan tata berkontribusi pada optimalisasi pertumbuhan ekonomi.
Syariah kelola keuangan sosial syariah, digitalisasi Integrasi tersebut diharapkan tidak hanya memperluas
pembayaran pada lembaga keuangan sosial variasi instrumen, namun juga dapat berdampak
syariah, hingga penyaluran zakat di wilayah mengurangi kemiskinan, meningkatkan inklusi keuangan
tertinggal, terdepan, dan terluar (3T). dan kesejahteraan sosial-ekonomi, sekaligus meningkatkan
stabilitas sistem keuangan.
• Pada tahun 2022, telah diterbitkan empat seri CWLS
di antaranya Sukuk Wakaf Private Placement kedua
(SW002), Suku Wakaf Ritel ketiga (WSR003), serta
Sukuk Wakaf Private Placement ketiga dan keempat
(SW003 dan SW004).
• Inisiasi kerja sama dengan APIF dan nazir potensial di
Indonesia untuk melakukan pembiayaan terhadap aset
wakaf produktif.
• Bank Indonesia bekerjasama dengan Badan Amil Zakat
Nasional (BAZNAS) serta Badan Wakaf Indonesia
(BWI) dalam melanjutkan penyusunan technical
notes (TN) Zakat Core Principles (ZCP) dan Waqf Core
Principles (WCP) dalam memperkuat tata kelola wakaf di
Indonesia.
• Digitalisasi pembayaran dalam pengelolaan Zakat, Infak,
dan Sedekah (ZISWAF) diharapkan dapat mendorong
peningkatan mobilisasi dana keuangan sosial syariah
secara efektif dan efisien sekaligus meningkatkan
transparansi pengelolaannya.
• Untuk menjaga daya beli masyarakat, Bank Indonesia
mendukung program penyaluran zakat oleh BAZNAS
di wilayah 3T yang dikolaborasikan dengan program
“Ekspedisi Rupiah Berdaulat” Bank Indonesia.

171
VII. Kebijakan Internasional

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Kerja sama Melakukan perpanjangan kerja sama Bilateral Bank Indonesia dan The People’s Bank of China
Fasilitas Jaring Currency Swap Arrangement (BCSA) Bank memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang
Pengaman Indonesia – People Bank of China lokal (BCSA) dan berlaku efektif sejak 21 Januari 2022.
Keuangan Perjanjian BCSA tersebut memungkinkan dilakukannya
Internasional pertukaran dalam mata uang lokal masing-masing negara
(JPKI) hingga senilai CNY250 miliar atau Rp550 triliun (ekuivalen
sekitar 38,8 miliar dolar AS). Perjanjian kerja sama ini
dimaksudkan untuk makin mendorong perdagangan
bilateral dan investasi langsung dalam mata uang lokal
masing-masing negara dalam rangka pembangunan
ekonomi di kedua negara serta menunjukkan komitmen
kedua bank sentral untuk menjaga stabilitas pasar
keuangan.

Menyepakati pembaruan perjanjian Local Bank Indonesia dan Bank Negara Malaysia sepakat
Currency Bilateral Swap Arrangement (LCBSA) memperbarui perjanjian swap bilateral dalam mata uang
Bank Indonesia – Bank Negara Malaysia lokal (Local Currency Bilateral Swap Arrangement – LCBSA)
hingga senilai RM8 miliar atau Rp28 triliun pada 23
September 2022 yang berlaku efektif selama 3 (tiga)
tahun.

Menyepakati perpanjangan perjanjian kerja sama Pada 4 November 2022, Bank Indonesia (BI) dan
keuangan bilateral Bank Indonesia – Monetary Monetary Authority of Singapore (MAS) menyepakati
Authority of Singapore perpanjangan perjanjian kerja sama keuangan bilateral
yang berlaku hingga 3 November 2023. Kerja sama ini
ditujukan untuk memperkuat kerja sama dalam rangka
menjaga stabilitas moneter dan keuangan di kawasan,
termasuk di kedua negara. Kerja sama terdiri atas dua
perjanjian, yaitu:
1. Local Currency Bilateral Swap Agreement (LCBSA)
memungkinkan dilakukannya pertukaran mata uang
lokal antara kedua bank sentral hingga senilai 9,5 miliar
dolar Singapura atau Rp100 triliun; dan
2. Bilateral Repo Line (BRL) memungkinkan dilakukannya
transaksi repo antara kedua bank sentral untuk
mendapatkan likuiditas dalam dolar AS hingga senilai
3 miliar dolar AS dengan menjaminkan obligasi
pemerintah yang diterbitkan oleh negara-negara G3
(Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman) yang dimiliki oleh
kedua bank sentral.

Melakukan penandatanganan kerja sama Bank Indonesia dan Bank for International Settlement (BIS),
Renminbi Liquidity Arrangement (RMBLA) bersama dengan Bank Negara Malaysia (BNM), Hong
Kong Monetary Authority (HKMA), Monetary Authority
of Singapura (MAS), Central Bank of Chile, dan People’s
Bank of China (PBC) menandatangani kerja sama Renminbi
Liquidity Arrangement (RMBLA) yang berlaku efektif pada
25 Juni 2022. RMBLA ditujukan untuk menyediakan
likuiditas kepada bank sentral yang berpartisipasi di
kawasan Asia-Pasifik melalui skema reserve pool. Setiap
bank sentral yang berpartisipasi akan memberikan
kontribusi minimum sebesar RMB 15 miliar atau ekuivalen
dalam dolar AS dan ditempatkan di BIS.

2. Kerja sama Menyepakati pembaruan perjanjian Bilateral Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia
Bilateral currency Currency Swap Arrangement (BCSA) Bank menyepakati pembaruan perjanjian swap bilateral dalam
swap dalam Indonesia – Reserve Bank of Australia mata uang lokal (BCSA) dan berlaku efektif sejak 18
rangka transaksi Februari 2022. Perjanjian memungkinkan dilakukannya
perdagangan dan pertukaran dalam mata uang lokal masing-masing
investasi negara hingga senilai A$10 miliar atau Rp100 triliun.
Perjanjian akan berlaku efektif selama tiga tahun dan
dapat diperpanjang atas kesepakatan kedua bank sentral.
Perjanjian kerja sama ini ditujukan untuk mendorong
perdagangan bilateral antara Australia dan Indonesia
dalam rangka pembangunan ekonomi kedua negara,
khususnya untuk mendukung penyelesaian transaksi
perdagangan dalam mata uang lokal masing-masing
negara.

172
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

Melakukan penandatanganan Nota Pada 29 Agustus 2022, Bank Indonesia – Monetary


Kesepahaman Bank Indonesia – Monetary Authority of Singapore menandatangani Nota
Authority of Singapore Kesepahaman untuk mendorong penggunaan mata uang
lokal dalam transaksi bilateral kedua negara, seperti
transaksi perdagangan dan investasi langsung. Hal ini
sejalan dengan upaya bersama di kawasan ASEAN dalam
rangka mewujudkan integrasi keuangan di kawasan
melalui inisiatif yang dapat memfasilitasi penggunaan
mata uang lokal yang lebih luas dalam proses penyelesaian
transaksi perdagangan dan investasi intra-ASEAN.
Pelaku usaha juga dapat memanfaatkan inisiatif ini untuk
mengurangi eksposur terhadap risiko nilai tukar dan biaya
dalam melakukan transaksi bilateral antar negara.

3. Perluasan Kerja Melakukan penandatanganan Nota Pada 16 Februari 2022, Bank Indonesia (BI) dan
Sama Bilateral Kesepahaman Bank Indonesia – Bank of Korea Bank of Korea (BoK) menyepakati kerja sama di area
di Area Sistem kebanksentralan untuk memperkuat hubungan bilateral
Pembayaran, kedua bank sentral. Nota Kesepahaman ditujukan
Kebansentralan, untuk memberikan kerangka kerja sama yang lebih
SP-IKD, APUPPT, terstruktur dan sistematis serta memfasilitasi kolaborasi
dan lainnya kedua bank sentral di area kebijakan moneter, kebijakan
makroprudensial, stabilitas sistem keuangan, sistem
pembayaran dan setelmen (mencakup pembayaran lintas
batas, pembayaran digital, dan area lain yang berkaitan
dengan peningkatan dan inovasi pembayaran serta
infrastruktur pasar), serta area kebanksentralan lainnya.

Melakukan penandatanganan Memorandum of Pada 16 Juli 2022, Bank Indonesia dan Reserve Bank of
Understanding (MoU) Bank Indonesia – Reserve India berkomitmen untuk memperdalam hubungan antara
Bank of India untuk meningkatkan kerja sama kedua bank sentral dan memperkuat pertukaran informasi
antara kedua bank sentral. dan kerjasama di bidang kebanksentralan, termasuk
sistem pembayaran, inovasi keuangan digital, dan
kerangka peraturan dan pengawasan dalam kerangka Anti
Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme
(APU-PPT). MoU ini memberikan landasan untuk
mendorong pemahaman bersama, pengembangan sistem
pembayaran yang efisien, dan perluasan konektivitas
pembayaran lintas batas, melalui dialog kebijakan, kerja
sama teknis, pertukaran informasi, dan inisiasi bersama.

4. Inisiasi kerja sama Inisiasi kerja sama pembayaran berbasis kode QR Pada 27 Januari 2022, Bank Indonesia (BI) memperluas
pembayaran lintas negara (cross-border QR payment linkage) kerja sama QRIS antarnegara dengan Bank Negara
antara Indonesia dan Malaysia Malaysia (BNM). Peluncuran uji coba interkoneksi
pembayaran antarnegara menggunakan QRIS (QR
Code Indonesian Standard) atau QR Code Pembayaran
Malaysia, yaitu DuitNow, pada merchant offline dan
online. Kerja sama ini diawali dengan fase uji coba dan
menuju peluncuran fase komersial sepenuhnya pada
kuartal ketiga tahun 2022. Kerja sama ini akan diperluas
di masa mendatang untuk mendukung pengiriman
uang antarnegara secara real-time antara Indonesia dan
Malaysia.

Inisiasi kerja sama pembayaran berbasis kode QR Pada 29 Agustus 2022, Bank Indonesia dan Monetary
lintas negara (cross-border QR payment linkage) Authority of Singapore (MAS) melakukan inisiasi kerja
antara Indonesia dan Singapura sama pembayaran berbasis kode QR lintas negara sebagai
bagian dari upaya mendorong konektivitas pembayaran
di kawasan ASEAN. Kerja sama dimaksud ditargetkan
untuk diluncurkan pada paruh kedua tahun 2023
dan diharapkan dapat memfasiltasi pengguna dalam
melakukan pembayaran ritel secara instan, aman, dan
efisien dengan memindai kode QRIS (Quick Response Code
Indonesian Standard) atau kode QR NETS yang ditampilkan
oleh merchants.

173
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

Melakukan penandatanganan Nota Pada 14 November 2022, Bank Indonesia (BI), Bank
Kesepahaman (NK) Kerja Sama Konektivitas Negara Malaysia (BNM), Bangko Sentral ng Pilipinas
Pembayaran Kawasan antara Bank Indonesia, (BSP), Monetary Authority of Singapore (MAS), dan
Bank Negara Malaysia, Bangko Sentral ng Bank of Thailand (BOT) sepakat untuk memperkuat
Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, dan dan meningkatkan kerja sama konektivitas pembayaran
Bank of Thailand di kawasan yang ditujukan untuk mewujudkan dan
mendukung pembayaran lintas batas yang lebih
cepat, murah, transparan, dan inklusif. Kerja sama
konektivitas pembayaran kawasan tersebut diharapkan
dapat mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan
mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Implementasi kerja sama konektivitas pembayaran
kawasan juga mampu mendukung dan memfasilitasi
perdagangan, investasi, pendalaman pasar keuangan,
remitansi, pariwisata, dan aktivitas ekonomi lintas
batas lainnya, serta mendorong ekosistem ekonomi dan
keuangan kawasan yang lebih inklusif, antara lain, melalui
dukungan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM) di pasar global.

Melakukan penandatanganan Nota Kerja Sama Kesepakatan yang ditandatangani pada 9 Desember
(NK) terkait Pembayaran Berbasis QR code 2022 tersebut menandai dimulainya kerja sama
dengan Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan antara BI dan METI Jepang untuk melakukan berbagai
Industri (METI) Jepang kegiatan terkait interkonektivitas sistem pembayaran
berbasis QR code yang meliputi dialog kebijakan, kerja
sama teknis, dan pembentukan kelompok kerja untuk
memastikan tercapainya tujuan, termasuk dalam upaya
mengimplementasikan pembayaran lintas batas berbasis
QR code untuk mendukung transaksi antar masyarakat di
kedua negara.

5. Kebijakan dalam Kebijakan untuk menjaga keyakinan stakeholder • Sebagai upaya untuk menjaga kepercayaan stakeholder
Menjaga Persepsi internasional terhadap ketahanan perekonomian internasional, Bank Indonesia bersama K/L terkait
Positif terhadap Indonesia di tengah ketidakpastian global melaksanakan rangkaian investor meeting dan
Perekonomian dan tekanan inflasi yang tinggi, yang ditopang conference call dengan investor internasional dan
Indonesia oleh kredibilitas kebijakan dan sinergi bauran lembaga rating secara intensif. Kegiatan tersebut
kebijakan yang kuat antara Bank Indonesia dan dilakukan dengan melibatkan Anggota Dewan Gubernur
Pemerintah. Bank Indonesia dan Pimpinan Kemenkeu sebagai
narasumber. Selama tahun 2022 dilaksanakan sebanyak
12 (s/d Desember 2022) investor conference call (ICC).
• Sovereign Credit Rating (SCR) dan outlook RI berhasil
dipertahankan dan tetap berada pada level Investment
Grade:
- Afirmasi SCR RI oleh Moody’s pada peringkat Baa2
(investment grade) dengan outlook stabil pada Februari
2022.
- Afirmasi SCR RI oleh Fitch pada peringkat BBB
(investment grade) dengan outlook stabil pada
Desember 2022.
- Afirmasi SCR RI oleh S&P pada peringkat BBB
(investment grade) dengan outlook negatif pada April
2022.
- Afirmasi SCR RI oleh R&I pada peringkat BBB+
(investement grade) dengan outlook stabil pada Juli
2022.
Afirmasi SCR RI oleh JCR pada peringkat BBB+
(investement grade) dengan outlook stabil pada Juli 2022.

174
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

6. Koordinasi a. Penguatan linkage IRU-RIRU-GIRU (Investor Sebagai bagian dari upaya pengendalian defisit transaksi
kebijakan Relation Unit – Regional Investor Relation Unit – berjalan (CAD), BI melakukan koordinasi dan sinergi
internasional Global Investor Relation Unit) dengan Kementerian/ Lembaga terkait untuk menarik
dengan Mitra Foreign Direct Investment (FDI) dan meningkatkan ekspor,
Strategis di DN khususnya produk UMKM melalui penyelenggaraan
dan LN kegiatan promosi investasi dan perdagangan. Kegiatan
promosi oleh BI dilakukan melalui linkage IRU-RIRU-
GIRU yang bersifat synergized, targeted, dan outcome
oriented untuk mempertemukan supply dan demand
atas proyek investasi dan produk UMKM. Dari sisi
supply, RIRU (KPwDN dan stakeholders) berperan dalam
mengidentifikasi proyek-proyek investasi daerah yang
clean and clear untuk dipromosikan kepada investor asing
dan produk-produk UMKM unggulan untuk dipromosikan
kepada agregator/buyer di luar negeri. Dari sisi demand,
GIRU (KPwLN dan stakeholders) akan mengidentifikasi
sektor investasi yang diminati oleh investor asing serta
produk UMKM yang diminati oleh agregator/buyer di
wilayah kerja KPwLN. Penyelarasan supply dan demand
dilakukan IRU (BI Kantor Pusat) berkoordinasi dengan K/L
di level nasional dengan mengidentifikasi kegiatan promosi
potensial yang dapat diikuti diselenggarakan/diikuti oleh
BI serta memastikan kesiapan RIRU dan GIRU dalam
mengikuti kegiatan promosi. Kegiatan promosi investasi
dan perdagangan Indonesia di LN dilakukan dengan
memanfaatkan linkage IRU-RIRU-GIRU antara lain melalui
flagship kegiatan promosi di wilayah kerja KPwLN, seperti:
1. Indonesia Business & Investment Forum, Shanghai
2. Indonesia Investment Forum, London
3. Specialty Coffee, Boston
4. Singapore International Jewelry Expo, Singapura BI
5. Expo 2020 Dubai
berkoordinasi dengan K/L lainnya. Pada tahun 2022, BI
juga membentuk Regional Investor Relation Unit (RIRU)
baru untuk memperkuat koordinasi promosi investasi dan
perdagangan di daerah.

b. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Bank Indonesia menyelenggarakan Regional ASEAN
Bank Indonesia dan Bank of England dalam Workshop dengan topik Financial Market Infrastructure
kerangka Structured Bilateral Cooperation (SBC) (FMI) yang dihadiri oleh bank sentral di Asia Tenggara,
Nepal, India, Hongkong, dan Jepang, serta sejumlah
akademisi Indonesia. Workshop juga menyajikan best
practices internasional sebagai salah satu referensi dalam
implementasi BPPU 2025.

c. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Bank Indonesia telah berkomunikasi dengan Bank of
Bank Indonesia dan Bank of Korea dalam Korea (BOK) guna membahas program 2022. Hal ini
kerangka Structured Bilateral Cooperation (SBC) merupakan tindak lanjut setelah penandatanganan Nota
Kesepahaman (MoU) kerja sama SBC, termasuk Sistem
Pembayaran dan Inovasi.
Keuangan Digital (SP-IKD) BI-BOK pada Februari 2022.
Program kerja sama tahun 2022 terdiri dari High Level
Meeting (HLM), joint seminar, dan technical discussion pada
area sistem pembayaran, stabilitas sistem keuangan, dan
enabler kebijakan.

d. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara • Bank Indonesia menyampaikan pandangan mengenai
Bank Indonesia dan Central Bank of the upaya koordinasi yang dilakukan Bank Indonesia,
Republic of Türkiye (CBRT) dalam kerangka Pemerintah, dan stakeholders lainnya dalam
Structured Bilateral Cooperation (SBC) penanggulangan inflasi, di antaranya melalui TPIP dan
TPID.
• Bank Indonesia melakukan pembahasan mengenai
perlakuan akuntansi kerja sama local currency bilateral
swap arrangement dan central bank budget.

175
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

e. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Bilateral meeting BI-MAS pada 15 Juni 2022 di Singapura
Bank Indonesia dan Monetary Authority of antara lain membahas inisiatif kerja sama antara
Singapore Indonesia dan Singapura seperti konektivitas pembayaran
menggunakan QR code, PayNow dan BI-FAST linkage,
Local Currency Settlement Framework, Crypto currencies,
CBDCs, serta rencana perpanjangan LCBSA & BRL.

f. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Pertemuan ditujukan untuk membahas persiapan
Bank Indonesia dan Reserve Bank of India Presidensi G20 India tahun 2023, serta way forward dari
MOU yang telah ditandatangani antara BI dan RBI di area
kebanksentralan, termasuk SP-IKD.

g. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Pertemuan antara Bank Indonesia dengan sejumlah bank
BI-BoE, BI-BoK, dan BI-CBRT di sela-sela sentral mitra masing-masing dengan Bank of England
pelaksanaan FMCBG-G20. (BOE), Bank of Korea (BOK), dan Central Bank of the
Republic of Türkiye (CBRT) di sela-sela Pertemuan Menteri
Keuangan dan Gubernur Bank Sentral G20 (FMCBG –
G20) pada 15-16 Juli 2022 di Bali. Pertemuan bilateral
tersebut membahas berbagai isu strategis mengenai
kondisi ekonomi global sekaligus memperkuat komitmen
kerja sama antarbank sentral.

h. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Pertemuan ditujukan untuk membahas potensi kerja
Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia sama bilateral dan pentingnya global initiative dalam
(RBA) menanggulangi tekanan inflasi akibat disrupsi supply side
serta kenaikan harga komoditas pangan dan energi akibat
krisis geopolitik, serta upaya untuk menangani potensi
stagflasi.

i. Pelaksanaan high level bilateral meeting antara Pertemuan yang dilaksanakan pada Desember 2022
Bank Indonesia dan Bank of Japan (BoJ) ditujukan untuk membahas perkembangan ekonomi
kedua negara serta memperkuat komitmen kerja sama
antarkedua lembaga.

176
VIII. Kebijakan Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen

No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

1 Framework Kebijakan pengembangan UMKM dilakukan a. Kebijakan pengembangan UMKM Bank Indonesia
kebijakan Bank melalui 3 pilar utama, yaitu Korporatisasi, dilakukan melalui penguatan korporatisasi, peningkatan
Indonesia dalam peningkatan Kapasitas, dan perluasan akses kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan untuk
Pengembangan Pembiayaan (KKP) untuk mewujudkan UMKM meningkatkan skala ekonomi dan daya saing UMKM.
UMKM yang naik kelas. b. Korporatisasi UMKM terus dilakukan melalui
penguatan kelembagaan, perluasan kemitraan, serta
pengembangan wirausaha baru.
c. Peningkatan kapasitas dilakukan secara end-to-end
didukung dengan digitalisasi untuk mendorong
peningkatan produksi, pengelolaan keuangan, dan
perluasan akses pasar.
d. Perluasan akses pembiayaan UMKM dilakukan untuk
mendukung pemenuhan ketentuan pembiayaan inklusif,
antara lain melalui pemetaan pola pembiayaan UMKM
melalui multiple channel e-commerce dan kemitraan,
serta fasilitasi temu bisnis (business matching).

2 Mendorong Program digitalisasi UMKM menjadi salah satu a. Bank Indonesia memfasilitasi penerapan digitalisasi
Akselerasi fokus akselerasi kapasitas UMKM dalam rangka pada UMKM sektor pertanian di sisi produksi (budidaya)
Digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi,
Meningkatkan memperluas akses pemasaran UMKM baik maupun di sisi pemasaran untuk efisiensi rantai
Produktivitas, nasional maupun global, mempermudah akses distribusi komoditas pertanian. Fasilitasi ini mendukung
Efisiensi, pembiayaan UMKM, dan mempermudah implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi
dan Akses transaksi UMKM sebagai entry point ke dalam Pangan (GNPIP).
(Pemasaran, ekosistem ekonomi dan keuangan digital melalui b. Bank Indonesia memfasilitasi program onboarding
Pembiayaan, dan adopsi QRIS. UMKM untuk menumbuhkan digital mindset dan
Transaksi) UMKM meningkatkan kapasitas UMKM dalam memanfaatkan
berbagai saluran pemasaran digital yang sesuai dengan
karakteristik usahanya.
c. Bank Indonesia memperluas pemanfaatan Sistem
Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan (SI
APIK) untuk mempermudah UMKM menyusun laporan
keuangan secara digital yang dapat digunakan sebagai
referensi bank maupun lembaga keuangan nonbank
dalam menganalisis kelayakan pembiayaan UMKM.
d. Bank Indonesia mendorong penggunaaan QRIS
sebagai media transaksi pembayaran UMKM di masa
pandemi yang cepat, mudah, murah, aman, dan handal,
serta dapat mendorong UMKM lebih efisien dengan
pengelolaan keuangan yang lebih baik.
e. Bank Indonesia menerapkan digitalisasi dalam promosi
produk UMKM melalui e-catalogue dan memfasilitasi
business matching secara virtual, baik level nasional
maupun internasional.

3 Mendorong Bank Indonesia menerapkan 2 (dua) strategi Penerapan push strategy dan pull strategy dilakukan guna
UMKM Ekspor untuk mendorong UMKM ekspor, yaitu push mendorong percepatan UMKM ekspor.
melalui Push strategy melalui fasilitasi peningkatan kapasitas a. Push strategy dilakukan melalui fasilitasi peningkatan
Strategy dan Pull UMKM dan pull strategy (market driven) untuk kapasitas dan pendampingan kepada UMKM untuk
Strategy (Market identifikasi standar dan persyaratan sesuai pemenuhan kuantitas, kualitas, dan kontinuitas produk,
Driven) negara tujuan ekspor. termasuk fasilitasi sertifikasi, kurasi produk agar
memiliki standar kualitas yang tinggi, serta interkoneksi
dengan rantai pasok global.
b. Strategi market driven atau pull strategy dilakukan
dengan pemanfaatan market intelligence untuk
identifikasi potensi pasar dan standardisasi, fasilitasi
perdagangan, dan sinergi dengan stakeholder terkait.
Kegiatan yang dilakukan, antara lain, mendorong
keikutsertaan UMKM pada berbagai event promosi
perdagangan dan pameran di luar negeri serta fasilitasi
business matching dengan pelaku usaha atau pembeli
potensial.

177
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

4 Memperkuat Strategi pengembangan UMKM Bank Indonesia a. Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan Karya
Sinergi untuk dilakukan dengan menerapkan prinsip sinergi Kreatif Indonesia (KKI) 2022 dengan tema “UMKM
Meningkatkan dengan berbagai pemangku kepentingan untuk Indonesia Bangkit melalui Digitalisasi dan Globalisasi
Daya Saing meningkatkan daya saing UMKM. Sinergi Menuju Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan”
UMKM dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas bersinergi dengan melibatkan berbagai Kementerian/
UMKM, onboarding UMKM, business matching, Lembaga, dan merupakan salah satu bentuk dukungan
fasilitasi akses pembiayaan, pameran, dan nyata Bank Indonesia terhadap Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga berwisata di
promosi perdagangan internasional.
Indonesia (BWI)
b. Bank Indonesia aktif mendukung Gernas BBI dan BWI
dengan melibatkan seluruh kantor Bank Indonesia.
Dukungan Bank Indonesia antara lain dilakukan dengan
menjadi movement manager dan menyelenggarakan
berbagai kegiatan seperti program belanja produk-
produk UMKM, perluasan penggunaan QRIS UMKM,
dan penyelenggaraan berbagai kegiatan strategis Bank
Indonesia.
c. Implementasi pengembangan UMKM Bank Indonesia
dilakukan oleh seluruh kantor perwakilan Bank
Indonesia bersinergi dengan berbagai pemangku
kepentingan di pusat dan daerah.

5 Strategi Nasional Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia turut mendukung implementasi Strategi
Ekonomi dan (SNEKI) dilakukan melalui 3 pilar utama, yaitu Nasional Keuangan Inklusif (SNKI) melalui SNEKI. SNEKI
Keuangan Inklusif Pemberdayaan Ekonomi, Perluasan Akses dan diterapkan melalui pendekatan tiga pilar, yaitu:
Literasi Keuangan, serta Harmonisasi Kebijakan. a. Pilar Pemberdayaan Ekonomi, yaitu peningkatan
kapasitas kelompok subsistence seperti penerima
bansos nontunai untuk meningkatkan keterampilan dan
kemampuan menjalankan usaha dengan pendekatan
pengelompokan (korporatisasi) sebagai satu skala
ekonomi dan unit usaha bersama.
b. Pilar Perluasan Akses dan Literasi Keuangan, yaitu
pemanfaatan akses keuangan antara lain melalui edukasi
keuangan dan pemanfaatan digitalisasi pembayaran
sebagai entry point masyarakat pada layanan keuangan
dan mendorong pembiayaan sesuai kebutuhan dan
kemampuan kelompok subsistence.
c. Pilar Harmonisasi Kebijakan, diimplementasikan melalui
sinergi antar kementerian/lembaga dalam mendukung
perluasan korporatisasi UMKM dan mewujudkan
ekosistem usaha UMKM yang sehat.

6 Pengembangan Program pengembangan ekonomi dan keuangan a. Bank Indonesia mendukung Strategi Nasional Keuangan
Ekonomi dan inklusif ditujukan kepada kelompok subsistence Inklusif (SNKI) melalui keanggotaan dalam Dewan
Keuangan Inklusif melalui tiga pilar yaitu pemberdayaan ekonomi, Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) sesuai Peraturan
perluasan akses dan literasi keuangan, dan Presiden No. 114 Tahun 2020 tentang SNKI. Bank
harmonisasi kebijakan. Indonesia berperan aktif melalui berbagai kelompok
kerja DNKI, yaitu: (1) edukasi keuangan, (2) hak properti
masyarakat, (3) produk, intermediasi, dan saluran
distribusi, (4) layanan keuangan sektor pemerintah, dan
(5) perlindungan konsumen.
b. Pada 2022, Bank Indonesia melaksanakan pilot project
lanjutan, replikasi, serta penjajakan replikasi model
bisnis di Kementerian/Lembaga terkait pengembangan
ekonomi dan keuangan inklusif kelompok subsistence
dalam rangka menumbuhkan wirausaha mikro potensial
agar lebih mandiri.

178
No Kebijakan Deskripsi Kebijakan Tujuan dan Latar Belakang

7 Financial Inclusion Framework ini disusun sebagai deliverable the Financial Inclusion Framework tersebut menjadi panduan
Framework Global Partnership for Financial Inclusion dalam yang koheren bagi regulator untuk memaksimalkan
in Harnessing rangka Presidensi G20 Indonesia. manfaat digitalisasi bagi kelompok yang paling tidak
Digitalization terlayani (underserved groups), khususnya perempuan,
to Increase pemuda dan UMKM, dalam rangka upaya menuju ekonomi
Productivity, yang lebih produktif dan berkelanjutan. Framework
Sustainable and tersebut terdiri dari outcomes sebagai berikut:
Inclusive Economy a. Implementation Guide for the G20 High-Level Principles for
of Women, Youth, Digital Financial Inclusion
and MSMEs b. Database on Digital and Innovative Financial Products and
Services for MSMEs beyond Credit.
c. G20/AFI Preliminary Regulatory Toolkit for MSME Access
to Digital Financial Services.
d. Progressing the Agenda on MSMEs Data Harmonization
Framework.
Outcomes tersebut dilengkapi dengan:
a. 2022 G20/OECD High-Level Principles on Financial
Consumer Protection.
b. 2022 Updated G20/OECD High-Level Principles on SME
Financing.

8 Framework Perlindungan konsumen Bank Indonesia a. Penguatan perlindungan konsumen Bank Indonesia
Perlindungan dilakukan melalui 4 (empat) langkah strategis, dilakukan untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
Konsumen Bank yaitu: berkelanjutan yang didukung oleh stabilitas sistem
Indonesia keuangan melalui kebijakan keuangan inklusif, literasi
1. Pengaturan dan Kebijakan
keuangan dan perlindungan konsumen. Kerangka
2. Pengawasan Perlindungan Konsumen Bank Indonesia dilakukan
3. Penanganan Pengaduan dengan memperhatikan tiga pilar kebijakan, yaitu:
4. Edukasi dan Literasi. (1) Peran Bank Indonesia yang Efektif; (2) Kepatuhan
Penyelenggara; dan (3) Keberdayaan Konsumen.
b. Penguatan perlindungan konsumen tersebut juga
didukung oleh kerja sama kelembagaan baik di level
nasional maupun internasional serta pengembangan
infrastruktur. Penguatan perlindungan konsumen
diharapkan dapat menciptakan fungsi perlindungan
konsumen yang efektif sehingga mampu menjawab
tantangan dan perkembangan inovasi finansial serta
digitalisasi produk dan/atau layanan jasa keuangan yang
lebih mengedepankan kepentingan konsumen.

179
Daftar Istilah

Istilah Arti
Integrasi, interkoneksi, interoperabilitas yang menggambarkan bentuk keterhubungan
3I
antarinfrastruktur pasar keuangan

Administered Prices Komponen inflasi berupa harga-harga barang dan jasa yang diatur oleh Pemerintah

Application Programming Interface Seperangkat algoritma, protokol, dan alat untuk membangun aplikasi perangkat lunak yang
(API) menentukan tata cara interaksi komponen perangkat lunak tersebut

Appointed Cross Currency Dealer Bank yang ditunjuk oleh otoritas kedua negara untuk memfasilitasi pelaksanaan LCS melalui
(ACCD) pembukaan rekening mata uang negara mitra di negara masing-masing

Apresiasi Kenaikan nilai tukar domestik terhadap mata uang asing

Program bantuan pemerintah berjenis pemberian uang tunai atau beragam bantuan lainnya, baik
Bantuan Langsung Tunai (BLT)
dengan bersyarat maupun tidak bersyarat terutama untuk masyarakat prasejahtera

Pemberian bantuan berupa uang/barang dari Pemerintah Daerah kepada individu, keluarga,
Bantuan sosial kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang
bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya risiko sosial

Bauran kebijakan Penggunaan beberapa kebijakan dalam waktu bersamaan

Penggunaan beberapa kebijakan oleh Bank Indonesia, baik berupa kebijakan moneter,
Bauran Kebijakan Bank Indonesia
makroprudensial, sistem pembayaran maupun kebijakan pendukung lainnya

Aplikasi perizinan terpadu Bank Indonesia e-Licensing, serta penunjukan BI sebagai agen penata
BI-Core Banking System usaha dan agen pembayar Surat Berharga Syariah Negara dalam valuta asing (SBSN Valas) yang
diterbitkan di Pasar Internasional

BI-Electronic Trading Platform Infrastruktur yang digunakan sebagai sarana transaksi yang dilakukan secara elektronik

Layanan sistem pembayaran yang dilakukan secara real time dan 24/7, yang mempercepat proses
BI-FAST
penyelesaian transaksi dan akan menggantikan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)

BigTech Pemain teknologi besar

Bentuk kerja sama keuangan bilateral yang lazim dilakukan oleh bank sentral, yang memungkinkan
suatu bank sentral untuk mendapatkan valuta asing dari bank sentral mitra dengan cara saling
Bilateral Currency Swap Arrangement
mempertukarkan mata uang lokal masing-masing negara, untuk kemudian dipertukarkan kembali
pada saat jatuh tempo yang telah disepakati

Infrastruktur yang digunakan sebagai sarana transfer dana elektronik yang setelmennya dilakukan
BI-Real Time Gross Settlement
seketika per transaksi secara individual

BI-Scripless Securities Settlement Infrastruktur yang digunakan s​ebagai sarana penatausahaan transaksi dan surat berharga yang
System dilakukan secara elektronik

Catatan kepemilikan dan transfer kepemilikan dari token yang tidak dapat diubah, yang
Blockchain
pencatatannya terdistribusi

Pemanfaatan sumber daya laut secara berkelanjutan untuk pertumbuhan ekonomi, sekaligus
Blue economy
menjaga kelestarian ekosistem laut

Business matching Temu bisnis antarpelaku ekonomi

Rasio kecukupan modal bank yang diukur berdasarkan perbandingan antara jumlah modal dengan
Capital Adequacy Ratio
aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR)

180
Istilah Arti
Fenomena investor atau pelaku pasar lebih memilih menaruh dana yang dimiliki ke alat yang
likuid atau menyimpan aset dalam bentuk uang tunai (cash) sebagai aset investasi dibandingkan
Cash is the king
dengan aset investasi lainnya karena dianggap lebih berharga atau lebih aman di tengah kondisi
ketidakpastian

Bentuk baru uang bank sentral yang merupakan kewajiban bank sentral dan berdenominasi
Central Bank Digital Currency sama dengan mata uang resmi serta dapat digunakan untuk alat tukar, satuan hitung, maupun
penyimpan nilai

Coexist Hadir berdampingan dengan infrastruktur yang sudah ada

Conceptual design Framework yang sering digunakan dalam dunia produk

Prediksi masa depan yang disusun dengan menggabungkan bersama beberapa perkiraan yang
Consensus Forecast
dilakukan oleh berbagai lembaga/pengamat/ekonom secara terpisah

Tambahan modal yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) untuk mengantisipasi kerugian apabila
Countercyclical Capital Buffer terjadi pertumbuhan kredit dan/atau pembiayaan perbankan yang berlebihan (excessive credit
growth) sehingga berpotensi mengganggu stabilitas sistem keuangan

Virus corona (CoV) adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari flu
biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Sindrom Pernafasan (MERS-CoV) dan Sindrom
Covid-19
Pernafasan Akut Parah (SARS-CoV). Penyakit virus corona (Covid-19) adalah penyakit menular
yang disebabkan oleh virus corona yang paling baru ditemukan tahun 2019

Selisih atau perbedaan imbal hasil dua instrumen utang atau obligasi yang berbeda dengan jatuh
Credit spread
tempo yang sama dan memiliki peringkat atau kualitas kredit yang berbeda

Cross-border payments Pembayaran lintas batas

Komoditas tidak berwujud yang berbentuk aset digital menggunakan kriptografi, jaringan peer-to-
Crypto assets atau aset kripto peer dan buku besar yang terdistribusi untuk mengatur penciptaan unit baru, verifikasi transaksi
dan mengamankan transaksi tanpa campur tangan pihak lain

Aset digital yang dirancang untuk bekerja sebagai media pertukaran yang menggunakan kriptografi
Cryptocurrency yang kuat untuk mengamankan transaksi keuangan, mengontrol penciptaan unit tambahan, dan
memverifikasi transfer aset

Defisit pada komponen NPI yang meliputi: Neraca Perdagangan, Jasa-jasa, Pendapatan Primer, dan
Defisit transaksi berjalan
Pendapatan Sekunder

Mekanisme penyelesaian transaksi surat berharga yang terhubung dengan transfer surat berharga
Delivery versus Payment dan transfer dana sedemikian rupa sehingga delivery hanya terjadi bila pembayaran lawannya
muncul

Produk bank sejenis jasa tabungan yang memiliki jangka waktu penarikan, berdasarkan
Deposito
kesepakatan antara bank dengan nasabah

Depresiasi Penurunan nilai tukar domestik terhadap mata uang asing

Instrumen turunan yaitu kontrak, perjanjian, atau transaksi yang nilainya diturunkan dari suatu
Derivatif
instrumen keuangan

Destinasi wisata yang diprioritaskan untuk dikembangkan tahun 2019-2024, antara lain Danau
Destinasi Pariwisata Super Prioritas
Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, dan Likupang

Sejumlah emas atau valuta asing yang bisa digunakan untuk transaksi pembayaran dengan luar
Devisa
negeri yang diterima dan diakui luas oleh dunia internasional

Layanan perbankan elektronik yang dikembangkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan data


nasabah dalam rangka melayani nasabah secara lebih cepat, mudah, dan sesuai dengan kebutuhan
Digital banking
serta dapat dilakukan secara mandiri sepenuhnya oleh nasabah dengan memperhatikan aspek
pengamanan

181
Istilah Arti
Digitalisasi Proses alih media dari bentuk fisik, tercetak, audio, maupun video menjadi bentuk digital

Disparitas inflasi Perbedaan besaran inflasi yang bisa terjadi antarwilayah di suatu negara

Pendekatan untuk merekam dan berbagi data di beberapa lokasi penyimpanan data (atau jurnal).
Distributed Ledger Technology Teknologi ini memungkinkan transaksi dan data untuk direkam, dibagikan, dan disinkronkan di
antarjaringan yang terdistribusi pada peserta jaringan yang berbeda

Upaya untuk menggunakan mata uang lebih bervariasi dalam melakukan transaksi untuk
Diversifikasi mata uang
mengatasi potensi hambatan dalam kegiatan pembayaran lintas negara

Diversifikasi produk Upaya untuk membuat produk lebih bervariasi, termasuk dalam hal jenis produk

Do no harm Perubahan yang dilakukan tidak mengganggu hal yang telah dilakukan sebelumnya

Kewajiban suatu badan usaha untuk menyerahkan sebagian komoditas atau produk dari bagiannya
Domestic Market Obligation kepada negara dalam rangka penyediaan komoditas atau produk tersebut untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri yang besarnya diatur di dalam suatu kontrak kerja sama

Transaksi derivatif standar (plain vanilla) berupa transaksi forward yang dilakukan dengan


Domestic Non Deliverable Forward
mekanisme fixing dan mata uang penyelesaiannya dalam Rupiah

Kewajiban suatu badan usaha untuk menggunakan harga penjualan komoditas atau produk dari
Domestic Price Obligation bagiannya di dalam negeri dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam negeri yang besarnya diatur
di dalam suatu kontrak kerja sama

Efek beragun aset yang diterbitkan oleh penerbit yang portofolionya berupa kumpulan piutang dan
EBA-SP merupakan bukti kepemilikan secara proporsional atas kumpulan piutang yang dimiliki bersama
oleh sekumpulan pemegang EBA-SP

E-commerce Transaksi perdagangan secara online atau menggunakan teknologi internet

Efek (surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari
Efek Beragun Aset surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan
rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin Pemerintah, dan arus kas

Efek Beragun Aset Berbentuk Surat


Instrumen investasi berbasis kredit perumahan
Partisipasi

Sistem ekonomi dan keuangan yang mendukung upaya menjaga dan memerhatikan aspek
Ekonomi dan keuangan hijau
lingkungan dan/atau iklim

Ekonomi digital Ekonomi yang berorientasi pada perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi

Ekspor Proses transportasi barang atau komoditas dari suatu negara ke negara lain

Elektronifikasi Mengubah cara pembayaran yang semula menggunakan tunai menjadi nontunai

End-to-end Kebijakan yang dilakukan secara menyeluruh, terintegrasi, dan inklusif

Sistem elektronik yang digunakan oleh pelaku pasar sebagai sarana untuk melakukan transaksi
ETP multimacthing
pasar keuangan dengan metode multimatching

Kebijakan yang ditempuh untuk keluar dari langkah extraordinary kebijakan yang sebelumnya
Exit policy atau exit strategy
dilakukan akibat kejadian tidak normal

Kelompok kerja G20 yang terdiri atas kementerian keuangan dan bank sentral masing-masing
Finance Track
negara anggota G20

Sistem multilateral antar lembaga peserta (langsung), termasuk operator sistem, yang digunakan
Financial Market Infrastructures untuk kliring atau pencatatan pembayaran, surat berharga, derivatif, atau transaksi keuangan
lainnya

Financing to Value Rasio pembiayaan yang diberikan bank terhadap nilai aset

182
Istilah Arti
Financial technology/FinTech merupakan hasil gabungan antara jasa keuangan dengan teknologi
yang akhirnya mengubah model bisnis dari konvensional menjadi moderat, yang awalnya dalam
Fintech
membayar harus bertatap-muka dan membawa sejumlah uang kas, kini dapat melakukan transaksi
jarak jauh dengan melakukan pembayaran yang dapat dilakukan dalam hitungan detik saja.

Kebijakan moneter diarahkan untuk mencapai sasaran inflasi pada periode yang akan datang
Forward looking
karena mempertimbangkan adanya efek tunda/time lag kebijakan moneter

Fragmentasi politik dan ekonomi Kondisi politik dan ekonomi yang tidak menentu dan bergejolak

Front loaded Respons dari BI dengan kebijakan kenaikan suku bunga yang lebih besar di awal

Future proof solution Solusi berkelanjutan

Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek
Giro
atau surat perintah pembayaran lain atau dengan pemindahbukuan

Dana atau simpanan minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro
Giro Wajib Minimum
yang ditempatkan di Bank Indonesia

Granular Level rinci/detail dari data (misalnya, detik, produk tunggal, atribut khusus) dalam struktur data

Ekonomi berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola
Green economy
yang baik

Suatu ekosistem atau rantai pasok halal dari industri hulu sampai hilir. Halal value chain mencakup
Halal value chain empat sektor industri, yakni industri pariwisata halal, kosmetik dan obat-obatan halal, industri
makanan halal dan industri keuangan halal mulai dari hulu sampai ke hilir

Hedging Kegiatan yang dilakukan oleh investor untuk mengurangi atau menghilangkan suatu sumber risiko

Kekebalan kelompok, yang terjadi ketika sebagian besar populasi kebal terhadap penyakit menular
Herd immunity tertentu sehingga memberikan perlindungan tidak langsung atau kekebalan kelompok bagi yang
tidak kebal terhadap penyakit menular tersebut

Impor Kegiatan membeli barang dari luar negeri

Inflasi yang disebabkan oleh kenaikan harga barang yang berasal dari luar negeri akibat dampak
Imported Inflation
perubahan nilai tukar

Industri yang sejalan dengan kriteria kehalalan Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan
Industri Halal
Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI)

Komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten di dalam pergerakan inflasi dan
Inflasi inti dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga
komoditas internasional, inflasi mitra dagang dan ekspektasi inflasi

Sistem multilateral antarlembaga peserta (langsung), termasuk operator sistem, yang digunakan
Infrastruktur pasar uang untuk kliring atau pencatatan pembayaran, surat berharga, derivatif, atau transaksi keuangan
lainnya

Inklusi ekonomi-keuangan Perluasan akses pasar keuangan dan pasar barang yang berkesinambungan

Perluasan akses pasar keuangan dan pasar barang yang berkesinambungan yang
Inklusi ekonomi-keuangan hijau
mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik

Penyatuan infrastruktur post trade dalam satu institusi yang sama untuk rantai nilai (value chain)
Integrasi
layanan transaksi

Integrated Policy Framework Kerangka kebijakan yang terintegrasi

Interest rate differential Perbedaan suku bunga antara dua negara

Kemampuan antarsistem bertukar informasi atau bertransaksi membutuhkan perantara, atau


Interkoneksi
dengan kata lain interkoneksi antar sistem terjadi secara tidak langsung

Interoperabilitas Kemampuan dua sistem untuk berkomunikasi atau bertransaksi secara langsung

183
Istilah Arti
Akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu harapan mendapatkan keuntungan pada masa depan.
Investasi
Terkadang, investasi disebut juga sebagai penanaman modal

Investasi selain bangunan, meliputi: mesin dan perlengkapan, kendaraan, peralatan, cultivated
Investasi nonbangunan
biological resources (CBR), dan produk kekayaan intelektual

Peringkat yang menunjukkan kelayakan instrumen keuangan, dalam hal ini obligasi, antara lain
Investment grade
ditandai dengan tingkat risiko yang rendah

Kegiatan ekonomi yang melakukan industrialisasi dan substitusi barang-barang impor untuk
Inward looking
memenuhi kebutuhan dalam negeri

Kebijakan yang dilakukan Pemerintah dalam rangka memperbaiki sisi suplai, antara lain dengan
Kebijakan reformasi struktural
menghilangkan hal-hal yang menghambat

Keuangan digital Keuangan yang menggunakan sarana teknologi digital seperti seluler atau web melalui pihak ketiga

Keuangan berkelanjutan yang mempertimbangkan aspek-aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola
Keuangan hijau
yang baik

Suatu bentuk pendalaman layanan keuangan untuk masyarakat bawah untuk dapat memanfaatkan
Keuangan inklusif
produk keuangan formal

Kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mengikat pemegang efek beragun aset
KIK-EBA di mana manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan bank
kustodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan kolektif.

Klaster Kelompok usaha yang saling berhubungan atau sentra UMKM

komitmen dan pernyataan bersama untuk disampaikan kepada publik mengenai isu terkini yang
Komunike
menjadi perhatian bersama

Lending Requirement Standar penyaluran kredit

Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendeknya

Indikator risiko atas kredit yang disalurkan yang terdiri atas kredit kolektibilitas 1 yang telah
Loan at risk
direstrukturisasi, kredit kolektibilitas 2, serta kredit bermasalah atau (Non Performing Loan / NPL)

Loan to Value Rasio pinjaman yang diberikan bank terhadap nilai aset

Bentuk kerja sama keuangan bilateral yang lazim dilakukan oleh bank sentral, yang memungkinkan
Local Currency Bilateral Swap suatu bank sentral untuk mendapatkan valuta asing dari bank sentral mitra dengan cara saling
Arrangement mempertukarkan mata uang lokal masing-masing negara, untuk kemudian dipertukarkan kembali
pada saat jatuh tempo yang telah disepakati

Transaksi bilateral antar dua negara yang dilakukan dalam mata uang masing-masing negara
Local Currency Settlement
dimana pembayaran transaksinya dilakukan di dalam yurisdiksi wilayah negara masing-masing

Transaksi bilateral antar dua negara dengan menggunakan mata uang lokal masing-masing negara,
Local Currency Transaction
untuk mendiversifikasi currency exposure

Kegiatan produksi dalam rangka meningkatkan nilai tambah yang turut meningkatkan keterkaitan
Local value chain
antarsektor ekonomi dalam negeri

Lockdown Pembatasan mobilitas secara ketat

M1 Uang dalam arti sempit, terdiri dari uang kartal dan uang giral

Uang dalam arti luas, terdiri dari uang kartal, uang giral, uang kuasi (simpanan berjangka dan
M2 tabungan dalam Rupiah dan valas serta simpanan giro dalam valas), dan surat berharga selain
saham

Pendekatan regulasi keuangan yang bertujuan memitigasi risiko sistem keuangan secara
Makroprudensial
keseluruhan

184
Istilah Arti
Mekanisme umum yang melampirkan agunan ke kontrak derivatif sehingga dapat meningkatkan
Margining
risiko gagal bayar dan mengurangi volume perdagangan di pasar

Tempat terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli, baik dalam bentuk fisik maupun nonfisik
Market place
(dalam e-commerce)

Kehati-hatian yang terkait dengan pengelolaan lembaga keuangan secara individu agar tidak
Mikroprudensial
membahayakan kelangsungan usahanya

Multi-matching Temu antar banyak unit

Multipolar Global Supply Chain Kondisi mata rantai global terpolarisasi

National supply chain Mata rantai pasokan nasional

Suatu kondisi dengan jumlah emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer tidak melebihi jumlah emisi
Net zero carbon emissions
yang mampu diserap oleh bumi

Non Performing Loans Rasio kredit bermasalah terhadap total kredit yang disalurkan oleh bank

Metode pembayaran selain dengan menggunakan uang tunai, yakni melalui uang elektronik, mobile
Nontunai
banking, ataupun internet banking

Kebijakan yang ditempuh untuk mengembalikan kebijakan pada kondisi normal, setelah adanya
Normalisasi kebijakan
langkah extraordinary kebijakan akibat kejadian tidak normal

Offline Luring atau luar jaringan, yaitu tidak terhubung atau terkoneksi dengan internet

Pendekatan yang digunakan oleh Bank Indonesia untuk mendukung pelaksanaan proses bisnis
One Input, One Process, Multi
yang lebih efisien pada business process re-engineering dengan melalui penyelarasan aspek pelaku,
Purposes
proses, dan teknologi

Online Daring atau dalam jaringan, yaitu terhubung melalui jejaring komputer, internet, dan sebagainya

Kontrak/perjanjian untuk mempertukarkan aliran suku bunga dalam mata uang yang sama dan
Overnight index swap
perhitungannya menggunakan basis bunga harian (daily compounding)

Overshooting Kondisi ketika suatu hal masih terlalu tinggi atau melampaui kondisi normal

Pandemi Wabah penyakit yang tersebar luas di beberapa benua atau bahkan di seluruh negara

mekanisme yang memastikan bahwa transfer akhir pembayaran dalam satu mata uang terjadi jika
Payment versus payment
dan hanya jika transfer akhir pembayaran dalam mata uang atau mata uang lain terjadi

Pelatihan yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu, misalnya teknisi dan
Pelatihan vokasi
perawat

Jumlah barang dan jasa-jasa akhir di dalam perekonomian yang ditawarkan pada tingkat harga
Penawaran agregat
tertentu

Penempatan langsung (private Kegiatan penerbitan dan penjualan SBN yang dilakukan oleh Pemerintah kepada pihak pembeli,
placement) dengan ketentuan dan persyaratan SBN sesuai dengan kesepakatan

Instrumen makroprudensial yang dirumuskan untuk meningkatkan ketahanan likuiditas


Penyangga Likuiditas
perbankan. PLM mensyaratkan bank untuk memiliki buffer likuiditas dalam bentuk SSB dalam
Makroprudensial
besaran tertentu dari dana pihak ketiga (DPK) Rupiah

Jumlah barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diminta pada
Permintaan agregat
tingkat harga tertentu

Alat yang dimiliki oleh pemerintah dan lembaganya untuk mengarahkan, mengelola, dan
Policy levers
membentuk perubahan dalam layanan publik

Pre-emptive Respons cepat untuk mengantisipasi risiko yang akan terjadi di depan

Forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). Fungsi
Presidensi G20
presidensi dipegang oleh salah satu negara anggota, yang berganti setiap tahun

185
Istilah Arti
Kebijakan skema harga dengan menetapkan biaya yang digunakan dalam penyelenggaraan
Pricing policy
transaksi melalui sistem

Pro-growth Kebijakan yang ditempuh untuk mendukung pertumbuhan ekonomi

Pro-stability Kebijakan yang ditempuh untuk menjaga stabilitas ekonomi

Sebuah inisiatif yang memayungi eksplorasi desain Central Bank Digital Currency (CBDC) Indonesia
Proyek Garuda
yang kemudian disebut Rupiah Digital

Purchasing Manager’s Index Indikator ekonomi yang diperoleh dari survei bulanan terhadap sektor swasta

Fitur teknologi yang memungkinkan transaksi pembayaran dilakukan hanya dengan melakukan
QR Code
scanning kode tertentu melalui aplikasi mobile di merchant

Salah satu inisiatif kolaboratif untuk membangun standardisasi infrastruktur settlement untuk
QRIS Cross Border
perdagangan lintas batas

Quantitative Easing Penambahan likuiditas yang dilakukan oleh bank sentral ke dalam perekonomian

Penyatuan berbagai macam QR dari berbagai Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP)
Quick Response Code Indonesian menggunakan QR Code, yang dikembangkan oleh industri sistem pembayaran bersama dengan
Standard (QRIS) Bank Indonesia agar proses transaksi dengan QR Code dapat lebih mudah, cepat, dan terjag​a
keamanannya

Penyempurnaan kebijakan GWM LFR yang dilakukan dengan memperluas komponen


intermediasi, yakni menambahkan surat-surat berharga (SSB) yang dimiliki bank sebagai komponen
Rasio Intermediasi Makroprudensial pembiayaan. Namun, hanya SSB dengan persyaratan tertentu yang dapat diperhitungkan sebagai
komponen RIM, antara lain: diterbitkan oleh korporasi nonkeuangan dan memiliki peringkat setara
dengan peringkat investasi

Reformasi struktural Perubahan pada suatu sistem yang dilakukan secara mendasar

Perjanjian kerja sama konektivitas pembayaran di kawasan yang disepakati oleh Bank Indonesia,
Regional Payment Connectivity (RPC) Bank Negara Malaysia, Bangko Central ng Pilipinas, Monetary Authority of Singapore, Bank of
Thailand

Regulator-led policy Kebijakan yang ditetapkan oleh regulator

Perjanjian yang dikembangkan dengan tujuan untuk menyediakan likuiditas kepada bank sentral
yang berpartisipasi dari kawasan Asia-Pasifik melalui skema reserve pool. Setiap bank sentral yang
Renminbi Liquidity Arrangement
berpartisipasi akan memberikan kontribusi minimum sebesar RMB 15 miliar atau ekuivalen dalam
dolar AS, dan ditempatkan di BIS

Transaksi penjualan bersyarat surat berharga oleh bank dengan kewajiban pembelian kembali
Repo
sesuai dengan harga dan jangka waktu yang disepakati

Resflasi Suatu kondisi perekonomian dengan risiko resesi dan disertai dengan inflasi yang tinggi

Resiliensi Mampu beradaptasi dan tetap kuat meski dalam situasi sulit

Program kebijakan yang mendukung stimulus pertumbuhan ekonomi melalui upaya yang diberikan
oleh lembaga keuangan seperti bank dan perusahaan pembiayaan untuk membantu meringankan
Restrukturisasi kredit
debitur yang berpotensi mengalami kesulitan dalam membayar angsuran karena suatu alasan
tertentu

Transaksi pembelian surat berharga dengan janji jual kembali pada waktu dan harga yang telah
Reverse Repo
ditetapkan

Rupiah Digital Bentuk digital mata uang Rupiah

Sandboxing Upaya untuk dapat menjaga inovasi teknologi finansial di bisnis sistem pembayaran

Scarring effect Dampak memar pada perekonomian dan lebih bersifat struktural

186
Istilah Arti
Intermediasi keuangan (secara penuh atau parsial) oleh entitas yang berada di luar sistem
Shadow banking
perbankan (intermediasi oleh nonbank)

Shadow central banking Fungsi bank sentral yang dijalankan di luar sistem moneter formal

Instrumen atau nilai alat pembayaran yang digunakan untuk melakukan transaksi keuangan, namun
Shadow currency
di luar ruang lingkup mata uang yang dianggap sah oleh suatu negara

Sherpa Track Kelompok kerja G20 yang terdiri atas kementerian/lembaga lainnya yang relevan

Langkah kebijakan, koordinasi, atau kerja sama sebagai penahan kejutan dalam mengurangi
Shock absorber
dampak akibat adanya guncangan/gejolak

Siklus ekonomi Fluktuasi aktivitas ekonomi dari tren pertumbuhan jangka panjangnya

Siklus keuangan Fluktuasi aktivitas keuangan dari tren pertumbuhan jangka panjangnya

Sistem Pembayaran Sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain

Perekonomian yang melibatkan negara dalam perdagangan internasional (ekspor dan impor)
Small open economy barang dan jasa serta modal dengan negara-negara lain, namun dengan nilai perdagangan yang
relatif kecil dibandingkan dengan mitra dagang lainnya

Spot Transaksi valas dengan penyelesaian pada hari yang sama atau maksimal dalam dua hari

Stagflasi Kondisi perekonimian dengan pertumbuhan ekonomi yang rendah dan inflasi yang tinggi

Standar Nasional Open API Pembayaran yang ditetapkan oleh Bank Indonesia guna menciptakan
industri sistem pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif; mendorong integrasi,
Standar Nasional Open API
interkoneksi, interoperabilitas, serta keamanan dan keandalan infrastruktur sistem pembayaran;
Pembayaran (SNAP)
dan/atau meningkatkan praktik pasar (market practice) yang sehat, efisien, dan wajar dalam
penyelenggaraan sistem pembayaran

Kebijakan fiskal Pemerintah yang ditujukan untuk mendorong permintaan agregat yang
Stimulus fiskal
selanjutnya diharapkan akan berpengaruh pada aktivitas perekonomian dalam jangka pendek

Stress-test Uji ketahanan

Strong Dollar Fenomena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang negara-negara lain

Subsidi Transfer dana dari Pemerintah yang membuat harga suatu barang atau jasa menjadi lebih murah

Suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada
Sukuk
pemegang obligasi syariah

Sustainable finance atau keuangan Dukungan menyeluruh dari industri jasa keuangan untuk pertumbuhan berkelanjutan yang
berkelanjutan dihasilkan dari keselarasan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup

Pengembangan infrastruktur fisik yang mempertimbangkan aspek dampaknya ke ekonomi, sosial,


Sustainable infrastructure
dan lingkungan

Talent Pool Kelompok potensial dari suatu populasi SDM

Penggunaan teknologi dalam sistem keuangan yang menghasilkan produk, layanan, teknologi, dan/
Teknologi finansial (fintech) atau model bisnis baru serta dapat berdampak pada stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan,
dan/atau efisiensi, kelancaran, keamanan, dan keandalan sistem pembayaran

The Fed Bank sentral Amerika Serikat

Token Versi digital dari uang kertas dan logam dengan verifikasi validitas terhadap objek

Repositori perdagangan mengumpulkan dan menyimpan catatan perdagangan derivatif, dengan


Trade Repository
tujuan membantu regulator memantau peningkatan risiko sistemik

187
Istilah Arti
Proses berkelanjutan yang ditujukan untuk mengarahkan perekonomian menuju sektor-sektor
Transformasi ekonomi yang memiliki tingkat produktivitas lebih tinggi ataupun untuk meningkatkan produktivitas di
suatu sektor

Transformasi yang mencakup penguatan organisasi dan proses kerja, SDM dan budaya kerja, serta
Transformasi kelembagaan
digitalisasi

Teori ekonomi yang berpandangan tidak mungkin bank sentral mendapatkan secara sekaligus tiga
Trilema kebijakan makroprudensial tujuan kebijakan makroprudensial yang meliputi stabilitas sistem keuangan, intermediasi yang
seimbang, serta market efficiency dan inklusivitas

Teori ekonomi yang berpandangan tidak mungkin bank sentral mendapatkan secara sekaligus tiga
Trilema kebijakan moneter
tujuan kebijakan moneter yang meliputi stabilitas harga, stabilitas nilai tukar, dan aliran modal

Teori ekonomi yang berpandangan tidak mungkin bank sentral mendapatkan secara sekaligus
Trilema kebijakan sistem tiga tujuan sistem pembayaran yang meliputi upaya mewujudkan industri sistem pembayaran
pembayaran yang sehat, kompetitif, dan inovatif, mengembangkan infrastruktur 3I (integrated, interconnected,
interoperable), dan mewujudkan praktik pasar sehat, efisien, dan wajar

Strategi stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar spot, penyediaan likuiditas valas
Triple intervention terkait instrumen lindung nilai melalui DNDF, dan pembelian SBN di pasar sekunder guna menjaga
kecukupan likuiditas Rupiah

Trusted money Uang yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh masyarakat

Kebijakan Bank Indonesia melalui pembelian/penjualan SBN di pasar sekunder, melalui penjualan
SBN tenor jangka pendek dan pembelian SBN tenor jangka panjang untuk meningkatkan daya
Twist Operation
tarik imbal hasil investasi portofolio SBN jangka pendek dan mendorong struktur yield SBN jangka
panjang lebih landai

Uang elektronik Alat pembayaran yang diterbitkan atas dasar nilai uang yang telah disetorkan terlebih dahulu

Uang Rupiah asli yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas yang
Uang layak edar
ditetapkan oleh Bank Indonesia

Ultra risk averse Perilaku ekstra hati-hati investor untuk menghindari risiko

Perusahaan baru dengan valuasi lebih dari satu miliar dolar AS yang umumnya bergerak pada
Unicorn
sektor perangkat lunak atau teknologi

Sekuritas Treasury Amerika Serikat, obligasi pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementerian
US Treasury Keuangan Amerika Serikat untuk membiayai belanja pemerintah federal sebagai alternatif dari
pajak

User-centric Strategi menempatkan kepuasaan pengguna (user) sebagai tujuan utama

Inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam kelompok bahan makanan seperti
Volatile Food panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komoditas pangan domestik maupun
internasional

Generasi ketiga evolusi teknologi web yang mencakup konsep desentralisasi, teknologi blockchain,
Web 3.0
kecerdasan buatan, dan ekonomi berbasis token

Laporan atau panduan yang ditulis secara mendalam untuk menginformasikan secara ringkas
White paper
tentang suatu permasalahan dan solusinya

Pihak yang memiliki akses Rupiah Digital secara langsung dari Bank Indonesia dan berperan
Wholesaler
mendistribusikan Rupiah Digital kepada peritel dan pengguna akhir

Wilayah Jawa Meliputi DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur dan Banten

188
Daftar Singkatan

Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan


2EG Efektif, Efisien, dan Governed (Bertata-kelola) ASPI Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia

2P Pelaku, Promosi ASRS Automated Storage Retrieval System

3A Akses, Atraksi, Amenitas ATM Anjungan Tunai Mandiri

3A2P Akses, Atraksi, Amenitas, Pelaku, dan Promosi ATMR Aktiva Tertimbang Menurut Risiko

3I Integrasi, Interkoneksi, Interoperabilitas B2B Business to Business

3P Product, Participant, Pricing B2C Business to Customer

3T Terdepan, Terluar, dan Terpencil Balinusra Bali-Nusa Tenggara

3TP Tertinggal, Terpencil, Terluar dan Perbatasan Bansos Bantuan sosial

4K Kestabilan Harga, Ketersediaan Pasokan, BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional


Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif
BBI Bangga Buatan Indonesia
ABFS Automated Banknote Feeding System
BBM Bahan Bakar Minyak
ABPS Automated Banknote Packaging System
BCB Banco Central do Brasil
ACCD Appointed Cross Currency Dealer
BCCH Banco Central de Chile
AFI Alliance for Financial Inclusion
BCSA Bilateral Currency Swap Arrangement
AFMGM ASEAN Finance Ministers and Central Bank
Governors Meeting BI7DRR BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

Akurat Aplikasi Kebutuhan Uang Rupiah dan Analitik BI-APS Bank Indonesia Auction Platform System
Terintegrasi
BI-CAC BI-Counterfeit Analysis Centre
AL/DPK Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga
BI-FAST Bank Indonesia – Fast Payment
Alsintan Alat dan Mesin Pertanian
BI-RTGS Bank Indonesia – Real Time Gross Settlement
AP Administered Prices
BIS Bank for International Settlements
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
BISAID Database UMKM Potensial Dibiayai
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
BISIH BIS Innovation Hub
APEC Asia-Pacific Economic Cooperation
BI-SILK Bank Indonesia Sistem Informasi Layanan Kas
API Application Programming Interface
BI-SSSS Bank Indonesia – Scripless Securities
APIF Awqaf Properties Investment Fund Settlement System

APIF-IsDB Awqaf Properties Investment Fund – Islamic BKK Bauran Kebijakan Kelembagaan
Development Bank
BKU Bauran Kebijakan Utama
APMD Alat Pembayaran Menggunakan Digital
BLT Bantuan Langsung Tunai
APMK Alat Pembayaran Menggunakan Kartu
BNM Bank Negara Malaysia
APMR Alat Pembayaran Menggunakan Rekening
BoE Bank of England
APMU Alat Pembayaran Menggunakan Uang
BoJ Bank of Japan
APU-PPT Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme BoK Bank of Korea

AS Amerika Serikat BoT Bank of Thailand

ASEAN Association of Southeast Asian Nations Botasupal Badan Koordinasi Pemberantasan Rupiah
Palsu
ASIFA Aceh Shariah Funding Agregator BPPU Blueprint Pengembangan Pasar Uang

189
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
BPPUR Blueprint Pengelolaan Uang Rupiah CIU Pencabutan Izin Usaha

BPR Business Process Re-engineering CKPN Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

BPRS Bank Pembiayaan Rakyat Syariah COB Currency Outside Bank

bps Basis points Covid-19 Corona Virus Disease 2019

BPS Badan Pusat Statistik CPM Customer Presented Mode

BS Bank Syariah CPMI Committee on Payments and Market


Infrastructures
BSNT Bantuan Sosial Non Tunai
CPO Crude Palm Oil
BSP Bangko Sentral ng Pilipinas
CSD/SSS Central Securities Depository/ Securities
BSPI Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia Settlement System

BTCA Better Than Cash Alliance CwA Compact with Africa

BTT Belanja Tidak Terduga CWLS Cash Waqf Linked Sukuk

BUK Bank Umum Konvensional DF Rate Deposit Facility Rate

BUMD Badan Usaha Milik Daerah DHE Devisa Hasil Ekspor

BUMN Badan Usaha Milik Negara DID Dana Insentif Daerah

BUS Bank Umum Syariah Digital BPR Digital Business Process Re-engineering

BWI Bangga Berwisata Indonesia DLT Distributed Ledger Technology

BWI Badan Wakaf Indonesia DMO Domestic Market Obligation

CAGR Compounded Annual Growth Rate DNDF Domestic Non-Deliverable Forward

CAR Capital Adequacy Ratio DNKI Dewan Nasional Keuangan Inklusif

CAS Controlled Atmosphere Storage DPK Dana Pihak Ketiga

CBDC Central Bank Digital Currency DPO Domestic Price Obligation

CBP Cross Border Payments DPP Destinasi Pariwisata Prioritas

CBP Cinta, Bangga, dan Paham DPSP Destinasi Pariwisata Super Prioritas

CBRT Central Bank of the Republic of Turkey DTU Dana Transfer Umum

CBS Core Banking System DvP Delivery Versus Payment

CB-UAE Central Bank of the United Arab Emirates DWP Digital Workplace Platform

CCP Central Counterparty EBA Efek Beragun Aset

CCP SBNT Central Counterparty Suku Bunga dan Nilai EBA-SP Efek Beragun Aset berbentuk Surat Partisipasi
Tukar
EBT Energi Baru dan Terbarukan
CCR LCBSA Cross Currency Repurchase Agreement LCBSA
EBTKE Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi
CCyB Countercyclical Capital Buffer
ECB European Central Bank
CD Conceptual Design
EDC Electronic Data Capture
CeBM Central Bank Money
EKD Ekonomi dan Keuangan Digital
Cemumuah Cepat, murah, mudah, aman, dan andal
EKU Estimasi Kebutuhan Uang
CF Consensus Forecast
EMBI Emerging Markets Bond Index
CFMs Capital Flow Managements
eop end of point
CGAP Consultative Group to Assist the Poor
EPU Economic Policy Uncertainty
CHSE Cleanliness, health, safety, and environmental
sustainability ERP Enterprise Resources Planning

190
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
ERPT Exchange Rate Pass-Through GPA Global Policy Agenda

ESG Environmental, Social, and Governence GPFI Global Partnership for Financial Inclusion

ETP Electronic Trading Platform


GPN Gerbang Pembayaran Nasional
ETP Elektronifikasi Transaksi Pemda
GS FCI Goldman Sachs Financial Conditions Index
EVP Employee Value Proposition
GVC Global Value Chain
FASBIS Fasilitas Simpanan Bank Indonesia Syariah
GWM Giro Wajib Minimum
FCBD Finance and Central Bank Deputies
HBKN Hari Besar Keagamaan Nasional
FEKDI Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia
HCS Hasil Cetak Sempurna
FERBI Festival Rupiah Berdaulat Indonesia
HEBITREN Himpunan Ekonomi dan Bisnis Pesantren
FeSyar Festival Ekonomi Syariah
HET Harga Eceran Tertinggi
FFR Fed Funds Rate
HIMBARA Himpunan Bank Milik Negara
FGD Focus Group Discussion
HKMA Hong Kong Monetary Authority
FIMA Foreign and International Monetary Authorities
HLM High Level Meeting
FinTech Financial Technology
Horeka Hotel, restoran, dan kafe
FK-PPPK Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan
HPDK Harga Pokok Dana untuk Kredit
melalui Pasar Keuangan
HVC Halal Value Chain
FLiSBI Fasilitas Likuiditas Berdasarkan Prinsip
Syariah Bank Indonesia IACA International Association of Currency Affairs
FMCBG Finance Ministers and Central Bank Governors ICC Investor Conference Call
Meeting
IFAD International Fund for Agricultural
FMI Financial Market Infrastructures Development
FOMOBO Front Office, Middle Office, dan Back Office IFSB Islamic Financial Services Board
FORIN PUR Forum Industri Pengelolaan Uang Rupiah IHIM Indeks Harga Impor
FSB Financial Stability Board IHK Indeks Harga Konsumen
FTO Fine Tune Operation IHKEI Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia
FTV Financing to Value IHSG Indeks Harga Saham Gabungan
FX Foreign Exchange IIF The Institute of International Finance
FX Swap Foreign Exchange Swap IILM International Islamic Liquidty Management
G20 Group of Twenty IKM Industri Kecil Menengah
G2P Government to Person IKNB Institusi Keuangan Non Bank
G7 Group of Seven IKSK Indeks Kerentanan Sistem Keuangan
Gernas BBI Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia IMF International Monetary Fund
Gertam Cabai Gerakan Tanam Cabai IMF WEO IMF World Economic Outlook
GFSN Global Financial Safety Net In2Mo- Indonesia International Modest Fashion Festival
tionFest
GHH Global Halal Club
IndONIA Indonesia Overnight Index Average
GHOS Governors and Heads of Supervision
INDRA Omni Data Repository
GIFA Global Islamic Finance Award
INHALIFE International Halal Lifestyle
GMV Gross Merchandising Value
IOs International Organizations
GNPIP Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan

191
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
IPF Integrated Policy Framework KTI Kawasan Timur Indonesia

IPT Interface Pembayaran Terintegrasi KTT Konferensi Tingkat Tinggi

IRS Interest Rate Swap KUR Kredit Usaha Rakyat

IRU Investor Relations Unit LaR Loan at Risk

IsDB Islamic Development Bank LBUT Laporan Bank Umum Terintegrasi

ISEF Indonesia Sharia Economic Festival LCBSA Local Currency Bilateral Swap Arrangement

ISSK Indeks Stabilitas Sistem Keuangan LCS Local Currency Settlement

ITSK Industri Teknologi Sistem Keuangan LCT Local Currency Transaction

JPKI Jaring Pengaman Keuangan Internasional LF Rate Lending Facility Rate

JUARA Jaringan Usaha Hortikultura Berorientasi LIKE IT Literasi Keuangan Indonesia Terdepan
EKSPOR Ekspor
LKBB Lembaga Keuangan Bukan Bank
K/L Kementerian/Lembaga
LKD Layanan Keuangan Digital
KAD Kerjasama Antar Daerah
LPS Lembaga Penjamin Simpanan
KB Kesepakatan Bersama
LSB Lembaga Selain Bank
KCBLN Kantor Cabang dari Bank yang Berkedudukan
di Luar Negeri LSP Lembaga Sertifikasi Profesi

KCLN Kantor Cabang Luar Negeri LTV Loan to Value

KDR Khazanah Digital Rupiah LTV/FTV Loan to Value/Financing to Value

KEKDA Kajian Ekonomi Keuangan Daerah LU Lapangan Usaha

KEN Kharisma Event Nusantara LVC Local Value Chain

KI Kredit Investasi MAS Monetary Authority of Singapore

KIK Kontrak Investasi Kolektif MCF Multiple Channel Financing

KIK-EBA Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset MDR Merchant Discount Rate

KK Kredit Konsumsi MES Masyarakat Ekonomi Syariah

KKB Kredit Kendaraan Bermotor MFSF Macro Financial Stability Framework

KKI Karya Kreatif Indonesia MGCR Minyak Goreng Curah Rakyat

KKP Kartu Kredit Pemerintah MICE Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition

KKP Korporatisasi, peningkatan Kapasitas, dan Migas Minyak dan Gas


perluasan akses Pembiayaan
MoU Memorandum of Understanding
KMK Kredit Modal Kerja
MPM Merchant Presented Mode
KNEKS Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan
Syariah MSME Micro, Small, and Medium Enterprises

KPMM Kewajiban Penyediaan Modal Minimum MSUK Mesin Sortasi Uang Kertas

KPPIP Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur MSUK-R Mesin Sortasi Uang Kertas dengan fungsi
Prioritas Racik

mtm month to month


KPR Kredit Pemilikan Rumah
NBFI Non-Bank Financial Intermediation
KPSH Ketersediaan Pasokan dan Stabilitas Harga
NGO Non-Governmental Organization
KPwDN Kantor Perwakilan Bank Indonesia Dalam
Negeri NKRI Negara Kesatuan Republik Indonesia

KSSK Komite Stabilitas Sistem Keuangan NPI Neraca Pembayaran Indonesia

192
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
NPL Non Performing Loans PLM Penyangga Likuiditas Makroprudensial

NWGBR National Working Group on Benchmark Reform PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya

OECD Organisation for Economic Co-operation and PMA Penanaman Modal Asing
Development
PMI Purchasing Managers’ Index
OHC Overhead Cost
PMK Penyakit Mulut dan Kuku
OIC Organisation of Islamic Cooperation
PMTB Pembentukan Modal Tetap Bruto
OIS Overnight Index Swap
PPKM Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
OJK Otoritas Jasa Keuangan Masyarakat

OM Valas Operasi Moneter Valuta Asing PPLN Pelaku Perjalanan Luar Negeri

OMS Operasi Moneter Syariah PPN Pajak Pertambahan Nilai

OP Operasi Pasar PSN Proyek Strategis Nasional

OPT Operasi Pasar Terbuka PSPK Penyelenggara Sistem Pembayaran Kritikal

OVMI Optically Variable Magnetic Ink PSPS Penyelenggara Sistem Pembayaran Sistemik

P2DD Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah PSPU Penyelenggara Sistem Pembayaran Umum

PADG Peraturan Anggota Dewan Gubernur PTL Peserta Tidak Langsung

parekraf pariwisata dan ekonomi kreatif PUAB Pasar Uang Antar Bank

PaSBI Pengelolaan Likuiditas Berdasarkan Prinsip PUR Pengelolaan Uang Rupiah


Syariah
PvP Payment versus Payment
PBI Peraturan Bank Indonesia
QE Quantitative Easing
PBoC People's Bank of China
QR Quick Response
PBR Perorangan Berpenghasilan Rendah
QR Code Quick Responses Code
PC-PEN Penanganan Covid-19 dan Pemulihan
Ekonomi Nasional QRIS Quick Response Code Indonesian Standard

PDB Produk Domestik Bruto QRIS TTM Quick Response Code Indonesian Standard
Tanpa Tatap Muka
PDs Primary Dealers
QRIS TTS Quick Response Code Indonesian Standard
Pemda Pemerintah Daerah Transfer, Tarik, dan Setor

PEN Pemulihan Ekonomi Nasional R&D Research and Development

PINTAR Pemesanan dan Tarik Uang Rupiah Rakornas Rapat Koordinasi Nasional

PIP Penyelenggara Infrastruktur Sistem Rakorpusda Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan
Pembayaran Daerah

PJP Penyedia Jasa Pembayaran RAR Risk Adjusted Return

PJP4U Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan RBA Reserve Bank of Australia
Penyimpanan Pesawat Udara
RBI Reserve Bank of India
PJPUR Penyelenggara Jasa Pengolahan Uang Rupiah
RBNZ Reserve Bank of New Zealand
PKB Pajak Kendaraan Bermotor
r-CBDC retail CBDC
PKH Program Keluarga Harapan
RDG Rapat Dewan Gubernur
PL Peserta Langsung
Repo Repurchase Agreement
PLJP Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek
resflasi resesi ekonomi dan inflasi tinggi
PLJPS Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek Syariah
RIM Rasio Intermediasi Makroprudensial

193
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
RIPIN Rencana Induk Pengembangan Industri SNI Standar Nasional Indonesia
Nasional
SNKI Strategi Nasional Keuangan Inklusif
RIVIBI Rencana Induk Inovasi Digital Bank Indonesia
SP Sistem Pembayaran
RMBLA Renminbi Liquidity Arrangement
SSBs Standard-Setting Bodies (SSBs)
RPC Regional Payment Connectivity
SUKBI Sukuk Bank Indonesia
RPIM Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial
Sulampua Sulawesi-Maluku-Papua
RRH Rata-Rata Harian
SUN Surat Utang Negara
RUU P2SK Rancangan Undang-Undang Pengembangan
dan Penguatan Sektor Keuangan TCFD Task Force on Climate-Related Financial
Disclosures
S.I.A.P QRIS Sehat, Inovatif, Aman, Pakai QRIS
TE Tahun Emisi
SAL Sisa Anggaran Lebih
TFP Total Factor Productivity
SANTRI Sistem Akuntansi Pesantren Indonesia
TIK Teknologi Informasi dan Komunikasi
Saprotan Sarana Produksi Pertanian
TN Technical Notes
SARB South African Reserve Bank
TNI-AL Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut
SBDK Suku Bunga Dasar Kredit
TP2DD Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi
SBK Surat Berharga Komersial Daerah

SBN Surat Berharga Negara TPID Tim Pengendalian Inflasi Daerah

SBPI Surat Berharga Pembiayaan Inklusif TPIP Tim Pengendalian Inflasi Pusat

SBSN Surat Berharga Syariah Negara TSB Transparansi Suku Bunga

SDA Sumber Daya Alam UE Uang Elektronik

SDGs Sustainable Development Goals ULN Utang Luar Negeri

SDM Sumber Daya Manusia UM Uang Muka

Sekber Sekretariat Bersama UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

Sekber Sekretariat Bersama Percepatan UNDP United Nations Development Programme


Pariwisata Pengembangan Pariwisata
URK Uang Rupiah Khusus
SGF Sustainable and Green Finance
UST US Treasury
SIAPIK Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan
Informasi Keuangan UU Undang-Undang

SIFIs Systemically Important Financial Institutions UUS Unit Usaha Syariah

SiPA Sertifikat Pengelolaan Dana Berdasarkan UV Ultra Violet


Prinsip Syariah Antarbank
UYD Uang Kartal Yang Diedarkan
SIPS Industri Sistem Pembayaran / Systemically
Important Payment System Valas Valuta Asing

SISMON- Sistem Monitoring Transaksi Valuta Asing VF Volatile Food


TAVAR terhadap Rupiah
VIX Volatility Index
SKKNI Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
WB World Bank
SKNBI Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
WC-ABIF Working Committee on ASEAN Banking
SME Small Medium Enterprise Integration Framework

SNAP Standar Nasional Open API Pembayaran w-CBDC wholesale CBDC

SNEKI Strategi Nasional Ekonomi dan Keuangan WCFINC Working Committee Financial Inclusion
Inklusif

194
Singkatan Kepanjangan Singkatan Kepanjangan
WCP Waqf Core Principles ytd year to date

WG Working Group ZCP Zero Covid Policy

WMS Warehouse Management System ZCP Zakat Core Principles

WWB Women's World Banking ZIS Zakat, Infaq, dan Sedekah

yoy year on year ZISWAF Zakat, Infaq, Sedakah, dan Wakaf

195
Daftar Pustaka
Agénor, P. R., & El Aynaoui, K. (2010). Excess liquidity, banking Financial Stability Board. (2022). Climate Scenario Analysis by
pricing rules, and monetary policy. Banking & Finance , 34(5), Jurisdictions: Initial Findings. Financial Stability Board and Network
923-933. for Greening the Financial Systems (NGFS).

Ang, J. B., and Madsen, J. B. (2011). Can second-generation Financial Stability Board. (2022). Enchanching the Resilience of
endogenous growth models explain the productivity trends and Non-Bank Financial Intermediation: Progress report.
knowledge production in the Asian miracle economies? Review of
Financial Stability Board. (2022). Financial Policies in the Wake of
Economics and Statistics, 93(4), 1360-1373.
COVID-19: Supporting Equitable Recovery and Addressing Effects
Bank for International Settlements. (2020). Central Banks and from Scarring in the Financial Sector. Financial Stability Board.
Payments in the Digital Era. BIS Annual Economic Report. Bank for
Financial Stability Board. (2022). G20 Roadmap for Enchancing
International Settlements.
Cross-boarder Payments: Consolidated progress report. Financial
Bank for International Settlements. (2022). Macro-financial Stability Board.
stability frameworks and external financial conditions. Bank for
Financial Stability Board. (2022). Progress Report on Climate-
International Settlements.
Related Disclosures.
Bank for International Settlements. (2022). The Future Monetary
Financial Stability Board. (2022). Regulation, Supervision and
System. BIS Annual Economic Report. Bank for International
Oversight of Crypto-Asset Activities and Markets: Consultative
Settlements.
Report.
Bank Indonesia. (2021). Laporan Perekonomian Indonesia 2021.
Financial Stability Board. (2022). Review of the FSB High-level
Jakarta: Bank Indonesia.
Recommendations of the Regulation, Supervision and Oversight of
Bank Indonesia. (2022). Bank Sentral Indonesia, Malaysia, Filipina, “Global Stablecoin” Arrangements: Consultative Report.
Singapura, dan Thailand Sepakati Kerja Sama Konektivitas
Financial Stability Board. (2022). Supervisory and Regulatory
Pembayaran Kawasan.
Approaches to Climate-related Risks. Financial Stability Board.
Bank Indonesia. (2022). Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2022.
Financial Stability Board. (2022). US Dollar Funding and Emerging
Jakarta: Bank Indonesia.
Market Economy Vulnerabilities. Financial Stability Board.
Bank Indonesia. (2022). Presidensi G20 Indonesia 2022.
Financial Stability Board and International Monetary Fund. (2022).
Bank Indonesia. (2022). Proyek Garuda White Paper CBDC 2022. G20 Data Gaps Initiative (DGI-2): Progress Achieved, Lessons
Bank Indonesia. Learned, and the Way Forward.

Bank Indonesia and Bank for International Settlements. (2022). Goodhart, C. (2010). The Changing Role of Central Banks. Bank for
BIS Innovation Hub and Bank Indonesia announce winners of G20 International Settlements.
TechSprint.
Google, Temasek, dan Bain. (2022). The e-Conomy SEA 2022
Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan. (2021). Presidensi G20 report.
Indonesia Jalur Keuangan Dimulai: Keberlanjutan Kepemimpinan
Grossman GM, dan Helpman E. (1991). Innovation and Growth in
Global Dorong Pemulihan Ekonomi.
the Global Economy. MIT Press, Cambridge.
Bathaluddin, M. B., Adhi P, N. M., & Wibowo, W. A. (2015). The
Group of Central Bank. (2020). CBDC: Central Bank Digital:
impact of excess liquidity on monetary policy. Bulletin of Monetary
Foundational Principles and Core Features.
Economics and Banking , 14(3), 245-267.
Group of Seven. (2021). Public Policy Principles for Retail Central
Blinder, A.S. (2010). How Central Should the Central Bank Be?
Bank Digital Currencies (CBDCs).
Journal of Economic Literature, 48(1).
International Monetary Fund. (2020). Toward an Integrated Policy
Brunnermeier, M. K., James, H., Landau, J.P. (2010). The
Framework. International Monetary Fund.
Digitalization of Money. National Bureau of Economic Research.
Juhro, dan Trisnanto. (2018). Paradigma dan Model Pertumbuhan
Committee on Payments and Market Infrastructures. (2022).
Ekonomi Endogen Indonesia. Working Paper. Bank Indonesia.
Interlinking payment systems and the role of application
programming interfaces: a framework for Cross-Border Payments. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2023). Fokus
Committee on Payments and Market Infrastructure. Pada Penguatan Ekonomi Kawasan yang Tumbuh Cepat, Inklusif,
dan Berkelanjutan, Indonesia Jalankan Keketuaan ASEAN 2023.
Committee on Payments and Market Infrastructures, BIS
Siaran Pers HM.4.6/15/SET.M.EKON.3/01/2023.
Innovation Hub, International Monetary Fund, and World Bank.
(2022). Report on Options for Access to and Interoperability of Kosse, A. dan Ilaria, M. (2022). Gaining Momentum-Results of the
CBDCs for Cross-Border Payments. 2021 BIS Survey on Central Bank Digital Currencies.
CPSS-IOSCO. (2012). Principles for financial market Lee JW dan Hong K. (2012). Economic Growth in Asia:
infrastructures. Determinants and Prospects. Japan and the World Economy, Vol.24
(2012): 101-113.
Felipe J. (1997). Total Factor Productivity Growth in East Asia:
A Critical Survey. EDRC Report Series No. 65. Manila: Asian Lucas RE. (1998). On the mechanics of economic development.
Development Bank. Journal of Monetary Economics, 22(1): 3-42.

196
Maryaningsih, N., Nazara, S., Kacaribu, F., dan Juhro, S. (2022). Romer PM. (1986). Increasing returns and long-run growth. Journal
Central Bank Digital Currency: What Factors Determine its of Political Economy, 94:1002-37.
Adoption? Bulletin of Monetary Economics and Banking, 25(1),
Saxegaard, M. (2006). Excess Liquidity and Effectiveness of
1-24.
Monetary Policy: Evidence from Sub-Saharan Africa. IMF Working
Presidensi G20 Indonesia. (2022). Presidency Note on Policy Papers.
Setting on Exit Strategy to Support Recovery and Addressing
Warjiyo, P., & Juhro, S. M. (2022). Central Bank Policy Mix: Issues,
Scarring Effect to Secure Future Growth. The Indonesia G20
Challenges, and Policy Responses: Handbook of Central Banking
Presidency.
Studies.
Presidensi G20 Indonesia. (2022). G20 Bali Leaders’ Declaration.
Warjiyo, P., & Juhro, S. M. (2016). Kebijakan Bank Sentral: Teori dan
Presidensi G20 Indonesia dan Global Partnership for Financial Praktik. Rajawali Grafindo.
Inclusion. (2022). Yogyakarta Financial Inclusion Framework.
Roberd W. dan Velde F. R. (2014). Early Public Banks. Federal
Reserve Bank of Chicago.

197
LPI 2022
TIM PENYUSUN
Pengarah Solikin M. Juhro

Editor Firman Mochtar, Wahyu Agung Nugroho

Koordinator Penyusun Oki Hermansyah, Soraefi Oktafihani, Atet Rizki


Wijoseno

Penulis Abdurrahman, Agung Bayu Purwoko, Alen Suci


Marlina, Angga Puspa Hapsari, Astrika Erlin N. S.,
Gilang Andrianty, Ina Nurmalia, Jardine A. Husman,
Rahma Dewi Pandiangan, Retno Wulan Sari, Rosita
Dewi, Siptian Nugrahawan, Tevy Chawwa, Yohan
Agusta Harmawan

Produksi dan Koordinasi Strategis Indra Astrayuda, Stephanie Gunawan, Saraswati,


Eveline Tanjaya, Rizki Hildalia Putri, Sudirman

Kontributor Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter


Departemen Kebijakan Makroprudensial
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran
Departemen Pengembangan Pasar Keuangan
Departemen Statistik
Departemen Pengelolaan Moneter
Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah
Departemen Internasional
Departemen Pengembangan UMKM dan
Perlindungan Konsumen
Departemen Pengelolaan Uang

198

Anda mungkin juga menyukai