MenujIdosia
1
AHUN T ANPERMU
BANKIDOES
2019
2
3
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
DAFTAR ISI
Salam Pembuka 3
Pendahuluan 4
4
“SINERGI, TRANSFORMASI, DAN INOVASI
Menuju Indonesia Maju”
5
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa,
karena hanya atas rahmat dan ridho-Nya pada hari ini kita dapat bersilaturahmi dalam acara
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2019. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan
terima kasih kepada Bapak Presiden yang berkenan hadir beserta seluruh para undangan
sekalian.
Kami sampaikan selamat kepada perbankan, korporasi, dan perorangan yang menerima Bank
Indonesia Awards 2019 sejumlah 39 penghargaan dalam 4 area dan 14 kategori di bidang
pengelolaan stabilitas moneter dan sistem keuangan, sistem pembayaran dan pengelolaan
uang Rupiah, pendukung kebijakan Bank Indonesia, dan kontribusi perorangan. Penghargaan ini
dilakukan secara tahunan, disatukan dengan acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, sebagai
apresiasi dan sekaligus pengakuan nasional kepada para mitra kerja yang telah mendukung
pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia.
Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan evaluasi kinerja ekonomi tahun
2019 serta prospek ekonomi dan arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2020 yang kami rangkum
dalam satu tema “Sinergi, Transformasi, dan Inovasi Menuju Indonesia Maju”. Tema yang
menurut kami tepat sebagai strategi dalam menghadapi memburuknya ekonomi global dewasa ini
untuk memperkuat ketahanan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Paparan kami ini
sekaligus sebagai wujud akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia sebagaimana diamanatkan
dalam Undang-Undang Bank Indonesia.
6
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
Tabel 1. Ekonomi Global: Pertumbuhan Ekonomi, Volume Perdagangan, dan Harga Komoditas (%, yoy)
Sumber: World Economic Outlook Database Oktober 2019, Proyeksi Bank Indonesia Keterangan: * proyeksi
7
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
apabila perang dagang AS dan Tiongkok dengan injeksi likuiditas melalui ekspansi
tidak berkepanjangan (Tabel 1). Pertumbuhan neracanya (Grafik 2). Bank Sentral Jepang,
ekonomi AS, Tiongkok, serta di banyak negara BoJ, juga melanjutkan ekspansi likuiditas
maju dan berkembang juga melambat. Bahkan melalui kebijakan “qualitative and quantitative
sejumlah negara telah atau berisiko mengalami easing” yang telah dilakukan sejak krisis global
resesi. Lebih lanjut, perlambatan ekonomi 2008. Sayangnya, penurunan suku bunga
global tersebut menekan volume perdagangan dan injeksi likuiditas di banyak negara belum
dan harga komoditas dunia semakin rendah. mampu menyelamatkan ekonomi dunia.
Peringatan Bapak Presiden Joko Widodo dalam Bank sentral tidak bisa menjadi “the only game
Pertemuan Tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali, in town” dalam menghadapi dampak buruk
Oktober 2018, dengan merujuk dampak buruk perang dagang. Perlu sinergi bauran kebijakan
dari perang dalam Game of Thrones menjadi ekonomi nasional, baik melalui stimulus fiskal
kenyataan. Musim dingin telah tiba, dan kita maupun reformasi ekonomi di sektor riil, untuk
harus siap menghadapinya. mendorong pertumbuhan ekonomi.
Kedua, kebijakan moneter sendiri belum Ketiga, volatilitas arus modal asing dan nilai
tentu selalu efektif mengatasi dampak tukar di pasar keuangan global berlanjut.
buruk perang dagang. Bank Sentral AS, Injeksi likuiditas dan rendahnya suku bunga
the Fed, yang pada tahun 2018 menaikkan di negara-negara maju mendorong investor
suku bunga dalam normalisasi kebijakan global mencari imbal hasil yang lebih menarik
moneternya, kemudian berbalik arah dengan di negara-negara Emerging Markets, termasuk
menurunkan suku bunga Fed Funds Rate (FFR) Indonesia, dalam bentuk investasi portofolio
sebanyak 3 (tiga) kali sebesar 75 bps sejak Juli ke saham, obligasi, dan surat-surat berharga
2019 untuk pelonggaran kebijakan moneternya lainnya. Volatilitas aliran investasi portofolio
(Grafik 1). Dengan suku bunga yang sudah nol seperti ini relatif tinggi, didorong oleh dinamika
dan bahkan negatif, pelonggaran kebijakan perkembangan ekonomi, arah kebijakan
moneter oleh Bank Sentral Eropa, ECB, berlanjut moneter, dan ketidakpastian di pasar keuangan
Grafik 1. Penurunan Suku Bunga Bank Sentral Grafik 2. Injeksi Likuiditas Bank Sentral
(%) (Triliun Dolar AS) (%, yoy)
6 20 50
5 40
16
4 30
12
3
20
2 8
10
1
4 0
0
-1 - -10
2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 2 6 10 10
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
FFRT - Lower Target ECB Main Refinancing Operation Fed ECB BoJ Pertumbuhan Aset (Skala Kanan)
BOJ Rate BOE Rate
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: FRED, diolah
8
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
hanya dipengaruhi oleh perbedaan suku bunga Perbedaan Suku Bunga Perubahan Nilai Tukar Spot (Skala Kanan)
tetapi juga premi risiko investasi (Grafik 4). Sumber: CEIC, diolah
Menariknya imbal hasil suku bunga jelas perlu technology (DLT), dan robotic. Teknologi digital
terus dijaga, tetapi yang juga penting adalah telah merombak secara mendasar proses
memperkuat sentimen positif akan kredibilitas produksi dalam era industri 4.0, perdagangan
kebijakan dan prospek ekonomi Indonesia. ritel melalui e-commerce, hingga di bidang
Karenanya, berbagai kebijakan reformasi pendidikan, kesehatan, dan berbagai segmen
ekonomi perlu terus ditempuh termasuk kehidupan. Di dunia keuangan, inovasi
kemudahan investasi dan promosi untuk teknologi digital telah memunculkan pesatnya
menarik modal asing ke Indonesia, khususnya perkembangan Financial Technology (fintech)
Penanaman Modal Asing (PMA). dalam sistem pembayaran maupun berbagai
jasa keuangan seperti crowd-funding, peer-to-
Keempat, digitalisasi ekonomi dan peer lending, asuransi, dan wealth management
keuangan meningkat pesat. Cepatnya (Grafik 5). Bisnis jasa keuangan seperti ini yang
perkembangan teknologi digital sungguh luar biasanya dilakukan oleh bank dan lembaga
biasa, dari internet of things hingga artificial keuangan lainnya semakin dikembangkan
intelligent (AI), block chains, distributed ledger dan diambil alih oleh fintech, memunculkan
Grafik 3. Volatilitas Investasi Portofolio Meningkat Grafik 5. Jenis Jasa Keuangan Big Tech
(Miliar Dolar AS) 10
150 Global 8
100 Financial
Crisis 6
50
4
0
2
-50 0
Art Financial
Apple
Samsung
Amazon
Paypal
Kakao
-100
Tencent
Du Xiaoman
Financial (Baidu)
-150
-200
-250
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
9
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
risiko shadow banking. Lebih dari itu, besarnya Pemberdayaan Perempuan dan Badan Pusat
investasi dalam teknologi digital mendorong Statistik (2018). Milenial jauh lebih cepat dalam
konsentrasi usaha dan memunculkan sejumlah adopsi teknologi digital, termasuk dalam
perusahaan raksasa dunia, atau big tech (Grafik penggunaan telepon seluler maupun media
6). Mereka menguasai berbagai bisnis ekonomi sosial (Grafik 7 dan 8). Sebagai konsumen,
dan keuangan digital di berbagai dunia. Bahkan, mereka menuntut produk dan pelayanannya
beberapa diantaranya menerbitkan virtual yang murah, cepat, dan sesuai selera melalui
atau crypto-currency swasta yang menjadi transaksi ekonomi dan keuangan secara
kewenangan bank sentral. Pertanyaannya, online daripada harus pergi ke toko, restoran,
kebijakan apa yang perlu ditempuh agar ataupun bank. Sebagai tenaga kerja, milenial
pesatnya ekonomi dan keuangan digital umumnya cerdas, inovatif, gemar tampil
tersebut sejalan dengan kepentingan nasional diri, tetapi cenderung cepat bosan dan
untuk menjadikannya sebagai sumber tidak suka didikte. Mereka potensial untuk
pertumbuhan ekonomi ke depan, termasuk berkembang dalam berbagai usaha start-up
dalam mempercepat inklusi ekonomi dan baik di bidang e-commerce maupun fintech.
keuangan. Tidak hanya itu, risiko terjadinya Perubahan perilaku dalam era digital seperti
konsentrasi penguasaan usaha dan data ini jelas menuntut perubahan model bisnis dan
granular oleh big tech juga perlu diwaspadai upgrading skill tenaga kerja.
karena dapat mengganggu persaingan usaha
yang sehat dan menghambat inovasi. Tiga Pelajaran Penting: Sinergi,
Transformasi, dan Inovasi
Kelima, teknologi digital juga merubah
perilaku manusia, baik sebagai konsumen Apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi
maupun tenaga kerja. Hal ini sejalan dengan menurunnya globalisasi dan meningkatnya
jumlah penduduk milenial yang mencapai digitalisasi dengan 5 (lima) karakteristik penting
lebih dari 50% jumlah penduduk usia di atas? Sinergi, transformasi, dan inovasi
produktif Indonesia, sesuai data Kementerian adalah 3 (tiga) kata kunci untuk memperkuat
Grafik 6. Jumlah Pengguna Aktif Big Tech Grafik 7. Persentase Penduduk Indonesia Pengguna
Telepon Seluler (%)
Miliar Miliar
2,0 0,06 94,87 91,62
87,65
83,06
77,02
1,5 0,05 70,08
0,0 0,00
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018
Perkotaan Perdesaan Total
Skala Kiri: Alibaba Tencent Skala Kanan: Groupon
Generasi Y (Millenial) Generasi X Generasi Baby Boom+Veteran
Facebook Kakao
Sumber: BIS Annual Economic Report 2019 Sumber: Survei Sosial Ekonomi Nasional 2017, BPS
10
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
11
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
berkualitas dan inklusif. Inovasi digital mampu berlanjut. Sementara sejumlah negara
memperkuat keterhubungan antar agen mengalami resesi atau bahkan krisis.
ekonomi, dari yang terkecil hingga terbesar,
dari konsumen individual, UMKM, hingga Pertumbuhan ekonomi yang cukup baik pada
korporasi besar. Digitalisasi ekonomi dan tahun 2019 akan meningkat pada tahun 2020.
keuangan membuka potensi inklusi ekonomi Selama tiga triwulan tahun 2019, pertumbuhan
dan keuangan, sehingga dapat mempersempit ekonomi mencapai masing-masing sebesar
kesenjangan masyarakat. Karenanya, inovasi 5,07%, 5,05%, dan 5,02% secara tahunan.
dalam ekonomi dan keuangan digital perlu Tidak dipungkiri, meskipun telah ditempuh
kita lakukan melalui pengembangan start- berbagai kebijakan stimulus, memburuknya
up di berbagai segmen: sistem pembayaran, perekonomian dunia membatasi kemampuan
pelayanan jasa keuangan, ekonomi ritel, dan kita untuk dapat tumbuh lebih tinggi seperti
UMKM. Integrasi ekosistem bisnis ekonomi dan yang diharapkan. Konsumsi rumah tangga
keuangan digital di berbagai segmen tersebut, tumbuh stabil didukung oleh inflasi yang rendah
baik dari perbankan, fintech, dan e-commerce, dan penyaluran bantuan sosial Pemerintah,
ke dalam unicorn-unicorn nasional juga perlu serta semakin besarnya kelompok penduduk
didorong agar memperkuat daya saing dan berpendapatan menengah ke atas. Demikian
kepentingan nasional dalam menghadapi pula pertumbuhan investasi bangunan cukup
serbuan penguasaan bisnis oleh sejumlah baik didorong oleh pembangunan proyek
big tech global. Di samping itu, ketersediaan strategis nasional. Sementara itu, investasi
infrastruktur publik untuk data akan didorong nonbangunan belum kuat, meskipun hasil
guna memastikan keterbukaan dan kesetaraan survei terkini menunjukkan akan kembali
akses atas data dan informasi granular meningkat pada triwulan IV-2019 ditopang
bagi seluruh pihak, tentunya dengan tetap dengan kembali meningkatnya keyakinan
mengedepankan proteksi data pribadi yang pelaku usaha. Pertumbuhan ekspor masih belum
memadai, guna menjamin keberlangsungan kuat, di tengah permintaan global dan harga
inovasi dan inklusi ekonomi dan keuangan. komoditas global yang menurun, meskipun
berangsur membaik. Ke depan, bauran kebijakan
Kinerja dan Prospek Ekonomi Indonesia yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah
Cukup Baik diharapkan dapat mempertahankan momentum
pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang
Kita patut bersyukur, di tengah ekonomi global diprakirakan berada di sekitar 5,1% (yoy) pada
yang memburuk, kinerja dan prospek ekonomi 2019 dan meningkat dalam kisaran 5,1-5,5%
Indonesia cukup baik. Stabilitas ekonomi (yoy) pada tahun 2020 (Tabel 2).
nasional terjaga, momentum pertumbuhan
12
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
2018 2019
Komponen 2019* 2020*
I II III IV Total I II III
PDB 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17 5,07 5,05 5,02 Sekitar 5,1 5,1 - 5,5
Konsumsi RT 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05 5,02 5,17 5,01 5,0 - 5,4 4,9 - 5,3
Konsumsi
2,71 5,20 6,27 4,56 4,80 5,20 8,25 0,98 4,0 - 4,4 3,0 - 3,4
Pemerintah
Investasi 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67 5,03 5,01 4,21 4,6 - 5,0 5,4 - 5,8
Ekspor 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48 -1,87 -1,98 0,02 -1,0 - -0,6 2,3 - 2,7
Impor 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04 -7,39 -6,78 -8,61 -6,8 - -6,4 0,9 - 1,3
13
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
Kalimantan
Kalimantan (8%) (8%)
Sumatera
Sumatera (22%) (22%)
5,925,59 5,92
5,595,41
5,49 5,415,49
4,71 4,71
ACEH ACEH
3,76 4,61 4,61 3,52 3,52
3,76
4,55 4,55
4,49
4,46 4,46 4,49
SUMUT SUMUT KALTARA KALTARA
5,11 5,11 6,53 6,53
RIAU RIAU
2,74 2,74 KALTIM KALTIM
KEP. RIAU KEP. RIAU 6,89 6,89
SUMBAR SUMBAR
5,16 5,16 4,89 4,89 KALBAR KALBAR
4,95 4,95
LAMPUNG LAMPUNG
5,16 5,16
DKI DKI
6,07 6,07
Jawa (58%)
Jawa (58%)
5,82 5,82 JABAR
JABAR
BANTEN BANTEN
5,14 JATENG
5,14 JATENG
5,72 5,72 5,41 5,41 5,66 BALI BALI NTB
5,67 5,67 5,67 5,67 5,66 JATIM JATIM NTB
5,34 5,34
6,26 6,26
5,32 5,32
5,56 5,56 DIY DIY
6,01 6,01
PDRB ≥PDRB
7,0% ≥ 7,0% 6,0% ≤ 6,0%
PDRB≤<PDRB
7,0% < 7,0% 5,0% ≤ 5,0%
PDRB≤<PDRB
6,0% < 6,0%
Sumber: BPS, diolah Keterangan: angka (.) adalah share terhadap Nasional
Secara spasial, pertumbuhan yang membaik diperkirakan tumbuh membaik 4,6% (yoy)
juga tercatat di sejumlah wilayah NKRI ditopang oleh meningkatnya ekspor antar
(Grafik 9). Ekonomi wilayah Jawa tahun daerah, terutama minyak kelapa sawit sejalan
2019 diperkirakan tetap tumbuh kuat sekitar dengan perluasan kebijakan B20 di pasar pasar
5,6% (yoy) terutama ditopang oleh konsumsi domestik. Pertumbuhan ekonomi Kalimantan
rumah tangga dan pemerintah sejalan dengan diperkirakan membaik mencapai 5,2% (yoy)
penyaluran bantuan sosial dan dana desa serta didorong konsumsi dan investasi serta ekspor
pelaksanaan Pemilu yang mampu menahan yang meningkat sejalan kenaikan permintaan
penurunan kinerja sektor manufaktur akibat batu bara. Ekonomi Bali dan Nusa Tenggara
melambatnya permintaan ekspor dari negara (Balinusra) juga tumbuh membaik mencapai
mitra dagang. Ekonomi wilayah Sumatera 4,9% (yoy) antara lain bersumber dari mulai
14
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
NASIONAL NASIONAL
5,17 5,18 5,17 5,18
SULUT SULUT
5,20 5,20
GORONTALO GORONTALO
6,67 6,67 MALUT MALUT
4,12 4,12
SULTENG SULTENG
6,07 6,07 PAPBAR PAPBAR
2,96 2,96
SULBAR SULBAR
4,67 4,67
SULTRA SULTRA
PAPUA PAPUA
6,18 6,18
MALUKU -15,11 -15,11
MALUKU
SULSEL SULSEL 5,24 5,24
7,21 7,21
(0,74) (0,74)
pulihnya sektor pariwisata dan kinerja positif Jawa, Sumatera, Balinusra, serta Sulampua akan
ekspor tembaga. Sementara, pertumbuhan tumbuh membaik masing-masing sebesar 5,5-
ekonomi di wilayah Sulawesi serta Maluku 5,9% (yoy), 4,5-4,9% (yoy), 5,6-6,0% (yoy), dan
dan Papua (Sulampua) diperkirakan melambat 6,5-6,9% (yoy), sementara wilayah Kalimantan
menjadi 2,7% (yoy) akibat masih terkontraksinya berpotensi tumbuh melambat menjadi sekitar
ekspor tembaga Papua di tengah peningkatan 4,0-4,4% (yoy) sejalan dengan meningkatnya
kinerja industri pengolahan nikel berorientasi kebutuhan impor barang modal dan konstruksi
ekspor di Sulawesi. Pada tahun 2020, terkait proyek investasi pengolahan hasil
pertumbuhan ekonomi regional diprakirakan tambang serta melambatnya ekspor batubara.
membaik kecuali wilayah Kalimantan. Wilayah
15
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
2018* 2019**
Komponen (miliar USD) 2017
Transaksi Berjalan -16,2 -5,0 -7,8 -8,5 -9,2 -30,5 -6,7 -8,2 -7,7
A. Barang 18,8 2,3 -7,8 -8,5 -9,2 -30,5 1,2 0,5 1,3
- Ekspor, fob 168,9 44,4 43,7 47,7 44,9 180,7 41,2 40,2 43,6
- Impor, fob -150,1 -42,1 -43,5 -48,2 -47,5 -181,2 -40,0 -39,7 -42,4
a. Non-migas (Net) 26,2 4,7 3,1 3,1 0,3 11,2 3,4 3,5 3,4
b. Migas (Net) -7,3 -2,4 -2,8 -3,6 -2,9 -11,6 -2,2 -3,0 -2,2
1. Investasi Langsung 18,5 4,8 2,4 4,5 1,6 13,3 5,8 5,4 4,8
2. Investasi Portofolio 21,1 -1,1 0,1 -0,1 10,5 9,3 5,2 4,6 4,8
3. Investasi Lainnya -10,7 -1,5 0,6 -0,5 3,6 2,2 -1,1 -3,5 -2,1
Neraca Keseluruhan 11,6 -3,9 -4,3 -4,4 5,4 -7,1 2,4 -2,0 0,0
Memorandum:
- Cadangan Devisa 130,2 126,0 119,8 114,8 120,7 120,7 124,5 123,8 124,3
- Transaksi Berjalan (%
-1,60 -1,94 -2,96 -3,22 -3,58 -2,93 -2,51 -2,93 -2,66
PDB)
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) sebesar 2,0 miliar dolar AS (Tabel 3). Kondisi
menunjukkan ketahanan eksternal ekonomi tersebut ditopang oleh defisit neraca transaksi
Indonesia yang tetap terjaga, di tengah berjalan yang membaik pada triwulan III 2019,
kondisi ekonomi global yang memburuk. yaitu sebesar 7,7 miliar dolar AS (2,7% dari
NPI pada triwulan III 2019 menunjukkan PDB), lebih rendah dari triwulan sebelumnya
keseimbangan, jauh lebih baik dibandingkan yang mencapai 8,2 miliar dolar AS (2,9% dari
dengan defisit pada triwulan sebelumnya PDB). Sementara itu, surplus transaksi modal
16
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
bulan impor. Ke depan, defisit transaksi berjalan Sumber: Reuters, Bloomberg, Data per 31 Oktober 2019
pada tahun 2019 dan 2020 diprakirakan tetap ekonomi domestik yang baik dan imbal
terkendali sekitar 2,7% dari PDB dan dalam hasil investasi portofolio yang menarik, serta
kisaran 2,5%–3,0% dari PDB, sementara surplus dampak positif kebijakan moneter longgar di
transaksi modal dan finansial tetap besar negara maju. Untuk mendukung efektivitas
sehingga mendukung stabilitas eksternal. kebijakan nilai tukar, Bank Indonesia terus
Bank Indonesia akan terus memperkuat mengakselerasi pendalaman pasar keuangan,
sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan baik pasar uang maupun pasar valas. Selain
otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan volume transaksi yang semakin meningkat,
eksternal, termasuk berupaya mendorong semakin berkembangnya pasar valas juga
peningkatan PMA. mendorong konvergensi nilai tukar Non-
Deliverable Forward (NDF) luar negeri dengan
Nilai tukar Rupiah menguat sejalan dengan nilai tukar spot dan Domestic Non-Deliverable
kinerja Neraca Pembayaran Indonesia Forward (DNDF) di dalam negeri (Grafik 11).
yang tetap baik. Pada Oktober 2019, Rupiah
mencatat apresiasi sebesar 2,44% secara point
to point sejak awal tahun (Grafik 10). Penguatan Grafik 11. Nilai Tukar Rupiah: Konvergensi Spot, DNDF,
dan NDF
Rupiah didukung oleh aliran masuk modal
(Rupiah per Dolar AS)
asing yang tetap berlanjut dan bekerjanya 15100
mekanisme permintaan dan pasokan valas dari
14900
para pelaku usaha. Selain itu, ketidakpastian
14700
pasar keuangan global yang sedikit menurun
14500
turut memberikan sentimen positif terhadap
14300
Rupiah. Ke depan, Bank Indonesia memandang
14100
nilai tukar Rupiah tetap stabil sesuai dengan
13900
fundamentalnya dengan mekanisme pasar 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2018 2019
yang terjaga. Prakiraan ini ditopang oleh
Spot DNDF 1 Bln NDF 1 Bln
prospek aliran masuk modal asing ke Indonesia Sumber: Reuters
17
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
bergerak stabil, dan pengaruh harga global Sasaran Inflasi Realisasi Inflasi
yang minimal. Selain itu, inflasi volatile food Sumber: BPS, Bank Indonesia Keterangan: * proyeksi
yang mengalami deflasi seiring penurunan yang ditetapkan lebih rendah, yaitu 3,0±1%
harga beberapa komoditas pangan serta inflasi (yoy) (Grafik 13).
kelompok administered prices yang rendah,
juga berkontribusi positif pada inflasi yang Stabilitas sistem keuangan tetap terjaga,
terkendali (Grafik 12). Ke depan, Bank Indonesia meskipun fungsi intermediasi perbankan
tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan menjadi perhatian. Stabilitas sistem keuangan
memperkuat koordinasi kebijakan dengan yang terjaga tercermin dari rasio kecukupan
Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) perbankan
daerah, guna memastikan terkendalinya inflasi. September 2019 yang tinggi yakni 23,19%, dan
Inflasi 2019 diperkirakan tetap rendah di sekitar rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/
3,1% (yoy), menandai tercapainya sasaran NPL) yang tetap rendah yakni 2,66% (gross)
inflasi secara konsisten selama lima tahun atau 1,18% (net) (Grafik 14). Kinerja korporasi
terakhir. Pada tahun 2020 inflasi diprakirakan go public yang tetap baik seiring kemampuan
juga akan tetap terjaga dalam kisaran sasaran membayar yang tetap sehat juga menopang
Grafik 12. Inflasi: Inti, Volatile Food, dan Grafik 14. Permodalan dan Non Performing
Administered Prices Loan Perbankan
(%, yoy) (%) (%)
16,00 5,0 25
14,00 25
12,00 4,5 24
23,2 24
10,00 4,0
23
8,00
4,82 3,5 23
6,00 22
4,00 3,2 3,0
2,7 22
2,00 2,5 21
0,00 1,58 21
-2,00 2,0 20
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 111 3 5 7 9 10 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 89
2015 2016 2017 2018 2019
2016 2017 2018 2019
Inti Volatile Food Administered Prices NPL (Gross) CAR (Skala Kanan)
Sumber: BPS Sumber: OJK, diolah
18
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
memandang bauran kebijakan moneter dan UYD Pertumbuhan UYD (Skala Kanan)
serta membaiknya prospek ekonomi sejalan 4,49% (yoy) (Grafik 16), sementara transaksi
dengan rangkaian kebijakan pemerintah pembayaran nontunai menggunakan ATM-
untuk mempermudah investasi akan dapat Debit, Kartu Kredit, dan Uang Elektronik (UE)
mendorong pertumbuhan kredit perbankan posisi Oktober 2019 tumbuh 32,1% (yoy) yang
tanpa mengganggu stabilitas sistem keuangan. didominasi oleh instrumen ATM-Debit dengan
Pertumbuhan kredit diprakirakan dapat pangsa 94,5%. Pertumbuhan transaksi UE
mencapai sekitar 8,0% (yoy) pada 2019 dan Oktober 2019 tetap tinggi mencapai 268,0%
10-12% (yoy) pada 2020, sementara DPK (yoy) sejalan dengan preferensi masyarakat
diprakirakan tumbuh sekitar 8,0% (yoy) pada terhadap penggunaan uang digital yang terus
2019 dan 8-10% (yoy) pada 2020. menguat serta didukung integrasi UE dalam
ekosistem digital yang meluas (Grafik 17). Ke
Kelancaran Sistem Pembayaran tetap depan, Bank Indonesia terus memperluas
terjaga. Pertumbuhan Uang Tunai Yang elektronifikasi penyaluran program sosial
Diedarkan (UYD) Oktober 2019 tercatat Pemerintah, berbagai moda transportasi,
Grafik 15. Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan Grafik 17. Pertumbuhan Uang Elektronik
(%, yoy) (%, yoy)
(%, yoy)
37 420 32,1
16 32 370 31,6
14 27 26,8 320
12 22
270
10 7,9 17
220
8 12
7 170
6 7,5 120
2
4 4,5 70
-3
2 -8 20
0 -13 -30
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10
2016 2017 2018 2019 2016 2017 2018 2019
DPK Kredit ATM-Debit Kartu Kredit TOTAL UE (Skala Kanan)
19
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
serta transaksi keuangan Pemerintah Daerah. tahun 2021 menjadi sekitar 2,3-2,8% dari PDB
Inovasi Sistem Pembayaran akan diakselerasi pada tahun 2024. Inflasi akan tetap terjaga
melalui berbagai inisatif dalam mendorong rendah pada kisaran 2,0-4,0% (yoy) sampai
pengembangan digitalisasi di sektor keuangan dengan tahun 2024. Dengan kondisi tersebut,
maupun integrasi ekonomi dan keuangan kami optimis bahwa cita-cita Indonesia menjadi
digital nasional. negara maju berpendapatan tinggi pada tahun
2045 akan dapat terwujud.
Perbaikan perekonomian Indonesia akan
meningkat lebih tinggi dalam jangka Bauran Kebijakan Bank Indonesia:
menengah. Transformasi ekonomi melalui Menjaga Stabilitas, Mendorong
rangkaian kebijakan reformasi struktural tidak Momentum Pertumbuhan
hanya akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi ke depan namun juga memperbaiki Terjaganya kinerja ekonomi Indonesia
kualitas pertumbuhan itu sendiri. Pertumbuhan adalah buah dari sinergi bauran kebijakan
ekonomi yang lebih tinggi akan dapat diraih yang kuat antara Pemerintah, Bank
melalui implementasi kebijakan reformasi Indonesia, dan OJK. Di tengah melambatnya
struktural yang konsisten dan diarahkan ekonomi dunia di satu sisi dan tingginya
pada: (i) pembangunan infrastruktur yang ketidakpastian pasar keuangan global di sisi lain,
menghubungkan kawasan ekonomi seperti keseimbangan antara tujuan mempertahankan
industri, pariwisata, dan UMKM dengan stabilitas dan keinginan mendorong
jaringan distribusi, (ii) kemudahan regulasi dan pertumbuhan perlu dijaga, suatu upaya yang
penyederhanaan birokrasi untuk mendorong tidak selalu mudah. Pada tahun 2018, misalnya,
investasi dan lapangan kerja, (iii) transformasi ketika berbagai negara Emerging Markets,
ekonomi dari sumber daya alam ke manufaktur termasuk Indonesia, menghadapi risiko krisis
yang berdaya saing, serta (iv) penguatan eksternal dengan sangat besarnya pembalikan
kualitas SDM baik kompetensi keahlian aliran keluar modal asing dan tekanan
maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan pelemahan nilai tukar, prioritas kebijakan
teknologi. Rangkaian kebijakan reformasi harus diutamakan pada mempertahankan
struktural tersebut akan mampu memobilisasi stabilitas. Apalagi pada waktu itu Indonesia
lebih banyak faktor-faktor produksi baik modal juga mengalami permasalahan tingginya
maupun tenaga kerja serta meningkatkan defisit transaksi berjalan. Prioritas kebijakan
efisiensi dan produktifitas ekonomi ke depan itu membuahkan hasil, dengan pulihnya
yang memungkinkan ekonomi Indonesia untuk stabilitas nilai tukar Rupiah dan cukup kuatnya
tumbuh lebih tinggi dengan stabilitas yang ketahanan eksternal Indonesia. Hasil kerja keras
tetap terjaga. Ekonomi Indonesia diprakirakan ini kemudian pada tahun 2019 membuka ruang
akan mampu tumbuh 5,2-5,6% (yoy) pada bagi prioritas kebijakan untuk mendorong
tahun 2021 dan meningkat menjadi 5,5-6,1% momentum pertumbuhan, di samping tetap
(yoy) pada tahun 2024 dengan defisit transaksi menjaga stabilitas.
berjalan menurun dari 2,5-3,0% dari PDB pada
20
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
Dengan pemikiran seperti ini, pada tahun 2018 Pelonggaran kebijakan makroprudensial
prioritas kebijakan moneter Bank Indonesia juga kembali ditempuh. Bauran kebijakan
diarahkan pada stabilisasi nilai tukar dan, moneter dan makroprudensial akomodatif ini
bersama Pemerintah, pengendalian defisit ditujukan untuk meningkatkan intermediasi
transaksi berjalan. Kenaikan suku bunga perbankan dan pembiayaan ekonomi lainnya
kebijakan moneter secara pre-emptive dan dari sisi penawaran maupun permintaan.
ahead-the curve dilakukan sebanyak 6 (enam) Kebijakan akomodatif juga terus ditempuh
kali dengan jumlah 175 bps menjadi 6,0% di bidang sistem pembayaran, pendalaman
dalam periode Mei-November 2018. Stabilisasi pasar keuangan, dan pengembangan
nilai tukar Rupiah ditempuh dengan intervensi ekonomi keuangan syariah untuk mendorong
di pasar spot, DNDF, maupun pembelian Surat momentum pertumbuhan ekonomi. Bauran
Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder. kebijakan Bank Indonesia yang akomodatif
Agar langkah stabilisasi ini tidak berdampak akan dilanjutkan pada tahun 2020
negatif pada pertumbuhan, Bank Indonesia mendatang.
melonggarkan instrumen-instrumen kebijakan
lainnya. Injeksi likuiditas dilakukan melalui Stance Kebijakan Moneter Akomodatif
penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) Rupiah Berlanjut Pada Tahun 2020
dan ekspansi operasi moneter, dan pada
saat bersamaan kebijakan makroprudensial Pelonggaran kebijakan moneter pada
dilonggarkan melalui kenaikan Loan-to-Value tahun 2019 ditempuh melalui penurunan
(LTV) / Financing-to-Value (FTV) Ratio dan suku bunga maupun injeksi likuiditas
perluasan Rasio Intermediasi Makroprudensial ke perbankan. Sejak Juli 2019 kami telah
(RIM). Berbagai langkah bauran kebijakan Bank menurunkan suku bunga Bank Indonesia
Indonesia ini mampu membalikkan keadaan sebanyak 4 (empat) kali sebesar 100 bps
sejak awal triwulan IV-2018. Kepercayaan menjadi 5,0%. Di samping untuk mendorong
investor pulih, arus modal asing kembali kapasitas perbankan dalam penyaluran kredit,
masuk, dan nilai tukar Rupiah menguat. Di penurunan suku bunga diharapkan dapat
tengah kenaikan suku bunga kebijakan Bank meningkatkan investasi dan kemudahan
Indonesia, suku bunga kredit perbankan tidak pembiayaannya dari korporasi. Untuk
meningkat, justru menurun. melonggarkan likuiditas perbankan dalam
penyaluran kredit, GWM Rupiah kembali kami
Pada tahun 2019, dengan terjaganya turunkan sebesar 100 bps pada bulan Juni
stabilitas khususnya rendahnya inflasi dan November 2019 menjadi 5,5%. Strategi
dan stabilnya nilai tukar Rupiah, seluruh operasi moneter diperkuat untuk memastikan
instrumen bauran kebijakan Bank Indonesia kecukupan likuiditas di pasar uang dan
diarahkan untuk mendukung momentum mempercepat transmisi kebijakan akomodatif.
pertumbuhan ekonomi. Suku bunga kebijakan Stabilisasi nilai tukar dilakukan sesuai dengan
moneter diturunkan, likuiditas dikendorkan, fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme
dan stabilisasi nilai tukar Rupiah dilakukan. pasar.
21
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
sekitar 5,04% pada Oktober 2019 (Grafik 18). Stance kebijakan moneter akomodatif yang
Perbankan juga telah mulai menurunkan suku ditempuh tahun 2019 akan kami lanjutkan
bunga, meskipun berlangsung relatif lambat. pada tahun 2020. Kami akan mencermati
Rerata tertimbang suku bunga deposito perkembangan ekonomi domestik dan
menurun 38 bps dibandingkan dengan level global dalam memanfaatkan ruang kebijakan
Juni 2019 sehingga tercatat 6,45% pada moneter yang akomodatif, baik dari sisi
Oktober 2019. Suku bunga kredit juga mulai bentuk (suku bunga dan/atau GWM), besaran,
menurun, terutama pada kredit investasi dan maupun waktunya. Hal ini untuk menjaga
kredit modal kerja yang masing-masing tercatat tetap terkendalinya inflasi sesuai sasaran
sebesar 10,04% dan 10,26% (Grafik 19). Dengan 3,0+1%, terjaganya stabilitas eksternal dengan
stance kebijakan moneter Bank Indonesia yang keseimbangan neraca pembayaran, serta
akomodatif, tidak ada alasan bagi perbankan turut mendorong momentum pertumbuhan
untuk menunda penurunan suku bunga dan ekonomi.
penyaluran kredit ke depan.
Kebijakan Makroprudensial
Grafik 18. Suku Bunga Kebijakan dan PUAB O/N Akomodatif Untuk Pembiayaan
(%)
7,00 6,75
Ekonomi
6,50
6,00 5,75
6,00
Kebijakan makroprudensial akomodatif
5,50
5,00 5,25
5,00 terus ditempuh untuk mendorong
5,04
4,50 intermediasi perbankan dalam pembiayaan
4,00 4,25
3,50
ekonomi. Pada tahun 2019, kami kembali
3,00 melonggarkan ketentuan rasio LTV/FTV rata-
2,50
rata 5-10% untuk mempermudah kepemilikan
2,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 rumah dan kendaraan, termasuk yang ramah
2018 2019
lingkungan (Grafik 20). RIM juga diperlonggar
BI7DRR Deposit Facility Lending Facility PUAB O/N
Sumber: Bank Indonesia lagi dengan menaikkan kisarannya menjadi 84-
22
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
Grafik 20. Rerata Uang Muka LTV/FTV Properti dan Grafik 22. Estimasi Permintaan dan Penawaran Kredit
Kendaraan Bermotor (%)
(Log) (Log)
22 23 8,7 0,1
8,6
0,05
17 17 8,5
8,4 0
13
12 8,3
8,2 -0,05
8,1
-0,1
8
7,9 -0,15
1 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9 111 3 5 7 9
Kendaraan
Sebelum Terkini Sebelum Terkini Properti 2015 2016 2017 2018 2019
Bermotor
Excess Supply (+)/Demand (-) (Skala Kanan)
Rumah/ Ruko Kendaraan Bermotor Berwawasan Lingkungan
Permintaan Kredit Penawaran Kredit
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia, perhitungan staf
Grafik 21. Rasio Intermediasi Makroprudensial Grafik 23. Indeks Lending Standard
(%) (Indeks)
100 40
94
92
95
30
90
84 20
Lebih Ketat
12,4 12,0
85 80 6,6 11,8*
10 3,8
80 Memasukkan
pinjaman /
Implementasi RIM pembiayaan 0
Lebih Longgar
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Tw III 2019 Keterangan: * proyeksi
23
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
24
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
2018
Nominal: Rp 17,52 T
Bansos Nontunai PKH 2019
Nominal: Rp 32,65 T
2018 2019*
TARGET
Penerima: 10 jt KPM Penerima: 10jt KPM BIAYA TRANSFER
PROGRES PENYALURAN (Bank ke Masyarakat) Rp 5,000 Rp 3,500
Rp 14,73 T Rp 26,94T
s.d. TW III
PENYALURAN/TARGET (%) BIAYA PER TRANSAKSI
84,04 %
s.d. TW III
82,51 %
(BI ke Bank)
Rp 1,000 Rp 600
Rp 17,5 T (99,53%) REALISASI AKHIR PERIODE
SETTLEMENT DANA 5x (setiap 2 jam) 9x (setiap 1 jam)
2018 Transportasi 2019 MAKSIMUM
547,92
Volume Transaksi
(juta)
595,30 TRANSAKSI Rp 500 juta Rp 1 Miliar
Nominal Transaksi
5,888 (Rp Miliar)
11,514 *) per 1 September 2019
25
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
Pengiriman Langsung
Sentra Pengelolaan Uang (SPU)
Keterangan: KPw = Kantor Perwakilan
Depo Kas Utama Timur 2
Sumber: Bank Indonesia Kantor Depo Kas (KDK) - 10
Satker Kas - 33
menghindari risiko shadow banking pemrosesan semua transaksi domestik
Pengiriman dari SPU ke KDK
melalui pengaturan teknologi digital di dalam negeri dan kerja sama
Pengiriman dari KDK ke Satker Kas
(seperti Application Programming penyelenggara asing dengan domestik,
Pengiriman Langsung
Interface, API), kerja sama bisnis, maupun dengan memperhatikan prinsip
kepemilikan perusahaan, Keterangan: KPw = Kantor Perwakilan
resiprokalitas.
4. SPI 2025 menjamin keseimbangan
antara inovasi dengan perlindungan Kelima visi dalam BSPI 2025 tersebut
konsumen, integritas dan stabilitas, diimplementasikan secara bertahap melalui
serta persaingan usaha yang sehat 5 (lima) inisiatif (Grafik 26). Sasarannya adalah
melalui penerapan KYC dan AML-CFT, untuk integrasi ekonomi dan keuangan digital
kewajiban keterbukaan untuk data/ sehingga memperkuat efektivitas peredaran
informasi/bisnis publik, dan penerapan uang, transmisi kebijakan moneter, stabilitas
regtech dan suptech dalam kewajiban sistem keuangan, serta inklusi ekonomi dan
pelaporan, regulasi dan pengawasan, keuangan (Grafik 27). Penjelasan lengkap dari
5. SPI 2025 menjamin kepentingan BSPI 2025 dan kelima inisiatif tersebut kami
nasional dalam ekonomi-keuangan tuangkan dalam buku “Bank Indonesia:
digital antar negara melalui kewajiban Menavigasi Sistem Pembayaran Nasional
26
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
KPw Prov.
KPw Prov.
Sulawesi Barat
Sulawesi Tenggara
KPw Prov.
Nusa Tenggara Timur
di Era Digital” yang kami bagikan dalam itu, standardisasi Open Application Programming
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia pada hari Interface (API) yang meliputi standar data, teknis,
ini. keamanan, dan governance, akan dibangun
secara kolaboratif dengan industri dan otoritas
Inisiatif pertama: Pengembangan Open terkait. Selain untuk menghindari terjadinya
Banking. Perbankan sebagai poros sistem shadow banking, inisiatif ini akan mempercepat
keuangan terus didorong bertransformasi pengembangan sistem pembayaran ritel serta
digital secara end-to-end sehingga mampu membuka peluang pembiayaan UMKM dalam
memperluas penggunaan aplikasi digital skala yang lebih luas.
dalam penyediaan berbagai jasa keuangan
kepada masyarakat, termasuk dalam sistem Inisiatif kedua: Penguatan Konfigurasi
pembayaran ritel. Pada saat yang sama, inovasi Sistem Pembayaran Ritel. Bank Indonesia
pembayaran ritel oleh fintech terus didorong, akan membangun BI-FAST, suatu
termasuk program pengembangan start-up infrastruktur pembayaran ritel secara real
yang baru. Lebih dari itu, Bank Indonesia akan time dan 24/7, sebagai pengganti SKNBI yang
membangun dan memperkuat interlink antara sekarang beroperasi. Infrastruktur ini akan
fintech dengan Open Banking tersebut. Untuk dikembangkan ke dalam interface pembayaran
27
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
5
Inisiatif
Blueprint Sistem
Pembayaran 2025
Struktur
Standarisasi Interface Payment RTGS Pengaturan
API Teknis yang terintegrasi Payment ID
CCP Integrasi
Standarisasi Pengembangan Perizinan
API Keamanan Fast Payment CSD Integrasi
(BI-FAST) Data Hub Pengawasan
Standarisasi Perluasan ETP
Sand box
Kontak Open API Layanan GPN (Rergtech, Suptech)
SSS Integrasi
Standarisasi Pelaporan Data Policy
Data QRIS TR Keamanan Siber
2025 1,64x
55,0 x
13,3x 1,23x
2019 32,3 x
6,03x
2019 2025 2019 2025
28
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
yang terintegrasi sebagai infrastruktur publik Indonesia di G20. Hal ini sebagai implementasi
untuk sistem pembayaran ritel sekaligus solusi dari Peraturan Bank Indonesia (PBI) yang telah
bagi kebutuhan masyarakat atas transaksi yang dikeluarkan, termasuk aspek pengaturan
cepat, mobile, aman, dan murah. Termasuk pelaku pasar uang (market operator) untuk
di dalamnya peningkatan interkoneksi dan penguatan platform perdagangan dan disiplin
interoperabilitas di dalam Gerbang Pembayaran pasar.
Nasional (GPN) maupun dengan BI-FAST yang
akan terus didorong Bank Indonesia bersama I n i s i at i f ke e m p at : Pe n g e m b a n g a n
industri. Disamping itu, implementasi QRIS Infrastruktur Publik untuk Data. Ketersediaan,
akan terus diperkuat untuk memperluas akses, dan proteksi data merupakan aspek
akseptasi dan menjamin interoperabilitas penting dalam pengembangan ekonomi dan
transaksi digital. Kampanye akseptasi QRIS oleh keuangan digital. Melalui inisiatif ini, Bank
UMKM, di pasar-pasar tradisional, kampus- Indonesia akan membangun data hub sebagai
kampus perguruan tinggi dan generasi milenial infrastruktur publik untuk pengelolaan data
maupun kerjasama bilateral dengan sejumlah granular transaksi pembayaran termasuk
negara yang sekarang ini berlangsung akan pengembangan Payment ID. Infrastruktur data
semakin diperluas dan ditingkatkan. tersebut akan diperkuat dengan ketersediaan
mekanisme proteksi data transaksi pembayaran,
Inisiatif ketiga: Penguatan Infrastruktur termasuk penyediaan arsitektur consumer
Pasar Keuangan. Bank Indonesia juga akan consent yang memadai. Bank Indonesia juga terus
mendukung integrasi ekonomi dan keuangan mengembangkan aplikasi Integrasi Pelaporan
digital melalui penguatan infrastruktur sistem yang difokuskan pada perluasan cakupan data
pembayaran nilai besar ke dalam infrastruktur pembayaran dengan memanfaatkan teknologi
pasar keuangan yang terintegrasi. Untuk terkini sehingga pelaporan dapat dilakukan
itu, infrastruktur yang ada saat ini yaitu BI- dengan lebih cepat dan efisien.
RTGS, BI-SSSS, dan BI-ETP akan dimodernisasi
menuju Generasi ke-3 untuk meningkatkan Inisiatif kelima: Penguatan framework
keandalan layanan, baik domestik maupun Pengaturan, Perizinan, dan Pengawasan.
cross-border, serta pemenuhan standard Inisiatif ini akan menjamin ketersediaan
internasional (Principles of Financial Market framework regulasi, perizinan, dan pengawasan
Infrastructure, PFMI). Bank Indonesia juga yang terintegrasi, untuk pengendalian risiko
mempercepat pendirian Central Counterparty sekaligus menjamin berkembangnya inovasi
(CCP) pasar uang dan pasar valas, termasuk untuk inklusi keuangan lebih lanjut. Inisiatif ini
pengembangan Trade Repository, untuk juga akan mencakup pemanfaatan regtech dan
mendorong standardisasi transaksi derivatives suptech untuk perizinan dan pengawasan, serta
secara over the counter (OTC) sesuai komitmen penguatan fungsi Sandbox Bank Indonesia.
29
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
30
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
Strategi Kebijakan Eksyar Daerah Kebijakan Eksyar Nasional Kebijakan Eksyar Internasional
Dasar Sumber Daya Insani Data dan Informasi Koordinasi dan Kerjasama
dengan implementasi bauran kebijakan Bank Prestasi, BI-Inovasi, BI-Religi, dan BI-Digital,
Indonesia. Berbagai kebijakan telah dijabarkan sebagai bagian integral dari transformasi
ke dalam program-program strategis untuk kelembagaan secara menyeluruh untuk
mewujudkan visi yang baru, yaitu berkontribusi membangun Bank Indonesia yang lebih kuat
secara nyata terhadap perekonomian nasional dan kredibel.
dan menjadi terbaik diantara Emerging Markets.
Penyempurnaan organisasi dan proses kerja Memperkuat Sinergi Untuk Ketahanan,
yang telah berhasil dilakukan dalam tahap Transformasi Ekonomi, dan Inovasi
pertama akan dilanjutkan ke tahap-tahap Digital
berikutnya, termasuk penggunaan teknologi
informasi dalam organisasi, keuangan, dan Seperti telah kami kemukakan, sinergi,
SDM. Demikian pula, akselerasi program transformasi dan inovasi merupakan tiga
pengembangan SDM yang telah dilakukan kata kunci dalam menghadapi dampak dari
sejak 2018 melalui kebijakan manajemen memburuknya ekonomi global dan semakin
SDM yang terencana, terprogram, dan semaraknya digitalisasi. Semangat ini yang
transparan akan terus ditingkatkan. Program kami bangun di Bank Indonesia, baik dalam
ini sangat penting untuk menciptakan para pelaksanaan tugas-tugas kami sendiri,
pemimpin dan SDM yang unggul, profesional, maupun dalam bermitra dengan Pemerintah
berkompetensi tinggi, dan berkepribadian dan OJK, DPR-RI, perbankan dan dunia usaha,
luhur. Hal ini didukung dengan implementasi akademika, media, maupun masyarakat.
berbagai program budaya kerja, yaitu BI- Semangat inilah yang kami yakini akan semakin
31
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
memperkuat ketahanan dan pertumbuhan berdaya saing dan bernilai tambah tinggi seperti
ekonomi nasional. industri manufaktur dan pariwisata. Dukungan
kami wujudkan dalam berbagai kajian ekonomi
Sinergi bauran kebijakan makroekonomi baik secara nasional maupun regional per
dan sistem keuangan diarahkan untuk daerah, program-program strategis yang
menjaga stabilitas, sambil memanfaatkan diarahkan untuk mengurangi defisit transaksi
terbukanya ruang untuk turut mendorong berjalan dan mendorong pertumbuhan, hingga
momentum pertumbuhan. Sinergi kebijakan pembentukan satuan kerja baru di Kantor Pusat
dengan Pemerintah semakin diperkuat maupun 46 kantor-kantor Bank Indonesia di
baik dalam pengendalian inflasi melalui daerah. Rapat koordinasi dengan Pemerintah
Tim Pengendalian Inflasi (TPI dan TPID), Pusat dan Daerah (RAKORPUSDA) dilakukan
kebijakan fiskal dan moneter, maupun di secara triwulanan untuk mempercepat
sektor riil untuk perbaikan defisit transaksi penyelesaiaan berbagai permasalahan
berjalan. Sinergi dalam menjaga stabilitas di bidang industri, pariwisata, investasi,
sistem keuangan diperkuat dalam Komite dan infrastruktur. Kami juga mendukung
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK). Koordinasi promosi investasi dan perdagangan bersama
bilateral antara Bank Indonesia dengan OJK Pemerintah melalui IRU dan 5 (lima) kantor-
dan LPS juga semakin erat. Koordinasi dalam kantor Bank Indonesia di luar negeri. Demikian
akselerasi pendalaman pasar keuangan juga juga, kami mendukung penuh kebijakan
dilakukan antara Kementerian Keuangan, Pemerintah dalam mengembangkan ekonomi
Bank Indonesia, dan OJK. Di samping untuk dan keuangan syariah sebagai sumber baru
memperkuat transmisi kebijakan dan stabilitas dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
sistem keuangan, akselerasi pendalaman pasar
keuangan juga diarahkan untuk meningkatkan Sinergi dalam inovasi digital kami lakukan
inovasi pembiayaan infrastruktur dari investor agar BSPI 2025 yang kami kembangkan
swasta domestik dan luar negeri. Kerja sama dapat mendukung integrasi ekonomi
penguatan APU dan PPT dengan Pemerintah dan keuangan digital secara nasional.
dan OJK juga kami perkuat dalam rangka Kami akan terus mendorong digitalisasi
persiapan Indonesia menjadi anggota FATF. perbankan, interlink-nya dengan fintech,
pengembangan start-up di daerah dan
Sinergi dalam transformasi ekonomi nasional, maupun pembangunan infrastruktur
diarahkan untuk mendorong pertumbuhan sistem pembayaran yang cepat, efisien, dan
ekonomi lebih tinggi, sekaligus memperkuat handal. Bersama Pemerintah, OJK, industri, dan
struktur perekonomian. Kami mendukung asosiasi, kami akan mendorong terbangunnya
kebijakan Pemerintah untuk mendorong keseluruhan ekosistem dari e-commerce, fintech,
pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan dan Open Banking yang terintegrasi sehingga
investasi, infrastruktur, sektor prioritas yang memunculkan unicorn-unicorn Nasional yang
32
ASI VNOTR,DFM GISE
MenujIdosia
berdaya saing dan mampu mempercepat Dengan sinergi itulah, Indonesia telah
inklusi ekonomi dan keuangan sebagai daya menunjukkan ketahanan yang kuat dalam
dukung ekonomi Indonesia ke depan. menghadapi dinamika ekonomi global.
Dengan sinergi, prospek ekonomi Indonesia
Kami juga akan terus memperkuat sinergi akan lebih baik ke depan didukung oleh
dengan DPR khususnya Komisi XI, perbankan transformasi ekonomi serta berkembangnya
dan dunia keuangan, dunia usaha, akademika, inovasi ekonomi keuangan digital. Menuju
media, dan berbagai pihak. negara maju yang semakin sejahtera.
Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia
33
PERTEMUAN TAHUNAN
BANK INDONESIA
2019
34