Anda di halaman 1dari 8

WELFARE

JURNAL ILMU EKONOMI


VOLUME 2 NOMOR 1 (MEI 2021)
http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/welfare
ISSN 2723-2212 (MEDIA ONLINE)
ISSN 2723-2220 (MEDIA CETAK)

PENGARUH UTANG LUAR NEGERI, INFLASI,


DAN PENDAPATAN NEGARA TERHADAP PERTUMBUHAN E KONOMI :
STUDI DI 6 NEGARA ASEAN

Imam Syafi’ia*, Fauzan Abdul Syakurb, Muhammad Ghafur Wibowoc


a,b,c
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, D.I. Yogyakarta, Indonesia
*imamrezp51@gmail.com

Diterima: Februari 2021. Disetujui: April 2021. Dipublikasikan: Mei 2021.

ABSTRACT
This research was conducted to measure the main influence of external debt, inflation and state
income on the economic growth in Six (6) ASEAN countries using a quantitative approach. The
population of this study includes 6 ASEAN countries for the periods of 2015-2019 using data from The
World Bank. The method of analysis using Panel Data methods. Meanwhile, the model specification test
is done by using the Random Effect Model as the suitability model. The results of this current study
showed that inflation and GDP partially had a significant and negative effect on the economic growth of
ASEAN countries, while the effect of external debt on economic growth is not significant. These findings
are expected to make a positive contribution to the government in maintaining economic stability.
Keywords: External Debt, Inflation, GDP, Economic Growth.

ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh utang luar negeri, inflasi dan pendapatan
negara terhadap pertumbuhan ekonomi di 6 (enam) negara ASEAN dengan menggunakan pendekatan
kuantitatif. Populasi penelitian ini mencakup 6 negara ASEAN sepanjang periode2015-2019. Data
diambil dari Bank Dunia. Metode analisis menggunakan Data Panel. Sedangkan pengujian spesifikasi
model dilakukan dengan menggunakan Random Effect Model sebagai model kesesuaian. Temuan hasil
penelitian menunjukkan bahwa inflasi dan GDP secara parsial berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan ekonomi negara ASEAN, sedangkan utang luar negeri tidak memiliki pengaruh
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Temuan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang
positif bagi pemerintah untuk menjaga kestabilan perekonomian.
Kata Kunci: Utang Luar Negeri, Inflasi, GDP, Pertumbuhan Ekonomi.

I. PENDAHULUAN pembangunan. Untuk mencukupi kekurangan


sumber daya modal ini, maka pemerintah
Upaya pembangunan ekonomi di suatu berusaha untuk mendatangkan sumber daya
negara, umumnya diprakarsai pemerintah, modal dari luar negeri melalui berbagai jenis
tetapi terkendala akibat kurang tersedianya pinjaman (Atmadja, 2000).
sumber-sumber daya ekonomi yang Utang luar negeri adalah sebagian dari
produktif, terutama sumber daya modal yang total utang suatu negara yang diperoleh dari
seringkali berperan sebagai katalisator
[36]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

para kreditor di luar negara tersebut. ini adalah terciptanya utang publik untuk
Penerima utang luar negeri dapat berupa membiayai anggaran negara. Kebijakan
pemerintah, perusahaan atau perorangan. berutang untuk mendanai anggaran negara
Bentuk utang dapat berupa uang yang juga menjadi kebiasaan di banyak negara.
diperoleh dari bank swasta, pemerintah Menurut International Monetary Fund
negara lain atau lembaga keuangan (IMF), hampir semua negara pernah berutang
internasionalseperti IMF dan Bank Dunia kepada IMF. Tabel 1 menunjukkan data
(Ulfa & Zulham, 2017). dengan 9 negara yang dengan akumulasi
Aziz & Ramdansyah (2016) menyatakan utang terbesar di dunia pada tahun 2019.
utang luar negeri merupakan penerimaan atau Berberapa negara berkembang seperti
pemberian yang dapat digunakan untuk Indonesia, Brazil, Thailand dan India masuk
meningkatkan investasi guna menunjang dalam daftar dengan utang terbesar di dunia.
pertumbuhan ekonomi. Utang luar negeri Tabel 1. Negara dengan Rasio ULN Terbesar
adalah total utang luar negeri swasta dan
publik yang dimiliki oleh suatu negara Negara US$ Billion
(Todaro & Smith, 2012). Utang luar negeri Brazil 569,4
India 560
dapat memberikan dampak positif terhadap Rusia 490,7
pertumbuhan ekonomi negara dalam jangka Meksiko 469,7
panjang (Wibowo, 2017). Turki 440,8
Indonesia 402,1
Mahmud (2018) menyatakan utang luar Argentina 279,3
negeri adalah kewajiban finansial yang Afrika Selatan 188,1
mengikat satu pihak (negara pengutang) Thailand 180,23
dengan yang lain (negara pemberi pinjaman). Sumber: The World Bank
Ini biasanya mengacu pada utang yang
timbul yang dibayarkan kembali dalam mata Di tingkat ASEAN, Indonesia dan
uang selain mata uang negara pengutang. Thailand merupakan dua negara dengan
Lebih lanjut, inflasi, utang, dan nilai tukar tingkat utang luar negeri tertinggi. Kemudian
memiliki pengaruh dalam jangka pendek diikuti oleh Vietnam, Filipina, Laos,
maupun jangka panjang (Yien, 2017). Oleh Kamboja, Myanmar dan Timor Leste. Secara
karena itu, pemerintah perlu memastikan lebih detil, tabel 2 menunjukkan utang luar
ketersediaan dan kesinambungan pengelolaan negeri untuk negara-negara ASEAN pada
utang dengan memperkuat beberapa aspek tahun 2019.
seperti kelembagaan, sumber daya manusia, Tabel 2. Utang Luar Negeri 8 Negara Asean
hukum, dan strateginya (Mahmud, 2018).
Sebagian besar negara-negara di dunia No. Negara Utang Luar Negeri
kehilangan daya saing di pasar internasional 1 Indonesia 402,1
sebagai akibat adanya penyesuaian nilai 2 Vietnam 118,49
tukar. Selain itu, melemahnya syarat 3 Filipina 83,66
4 Myanmar 11,11
perdagangan, salah urus ekonomi dan krisis 5 Thailand 180,23
pemerintahan juga menurunkan tingkat 6 Laos 16,69
pertumbuhan di negara berkembang. 7 Timor Leste 0,203
Muhammad Ghafur (2017) menyatakan 8 Kamboja 15,33
Sumber:https://www.imf.org/en/Data
bahwa salah satu permasalahan yang
dihadapi oleh beberapa negara dalam Salah satu faktor makroekonomi yang
pengelolaan APBN adalah kebutuhan belanja memengaruhi pertumbuhan ekonomi di suatu
yang tinggi dibandingkan penerimaan negara. negara adanya perubahan inflasi. Inflasi
Kenyataannya, mayoritas negara di dunia merupakan fenomena ekonomi yang selalu
akan mengadopsi kebijakan anggaran defisit, menarik untuk dibahas terutama berkaitan
artinya sejak awal anggaran belanja negara dengan dampaknya yang luas terhadap
dirancang lebih besar dari pendapatannya. pertumbuhan ekonomi. Inflasi yang tinggi
Konsekuensi dari kebijakan defisit anggaran dapat menyebabkan kenaikan tingkat bunga

[37]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

nominal sehingga mengganggu iklim unit produksi di wilayah suatu negara dalam
investasi dan mengganggu dalam pencapaian jangka waktu satu tahun. Menurut
tingkat pertumbuhan ekonomi (Primawan pendekatan pendapatan, GDP adalah jumlah
Wisda Nugroho & Maruto Umar Basuki, balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
2012). produksi yang turut serta dalam proses
Inflasi merupakan proses kenaikan harga produksi di wilayah suatu negara dalam
secara umum dan terus menerus terkait jangka satu tahun. Sedangkan menurut
dengan mekanisme pasar yang dapat pendekatan pengeluaran, GDP adalah jumlah
disebabkan oleh berbagai faktor (Eryani, seluruh komponen akhir yang meliputi (1)
Robiyanto, R, & Sudjinan, S, 2017). Ketika pengeluaran konsumsi rumah tangga dan
tingkat inflasi semakin tinggi maka biaya lembaga swasta yang tidak mencari
hidup juga akan meningkat. Perubahan keuntungan; (2) pembentukan modal tetap
tingkat inflasi diharapkan memengaruhi domestik bruto dan perubahan stok; (3)
risiko kredit dan investasi kembali. Sebagai pengeluaran konsumsi pemerintah; dan (4)
acuan, laju inflasi yang semakin tinggi akan ekspor netto, yaitu ekspor dikurangi impor,
berdampak pada harga aset. Akibatnya, biaya dalam jangka waktu setahun (Fauziana,
ekuitas akan meningkat dan kemudian Mulyaningsih, Anggraeni, M, & Rofida,
menyebabkan beberapa investasi proyek 2014).
tidak menguntungkan dan memengaruhi Ramadhani (2014) dalam penelitiannya
pertumbuhan ekonomi (Mokhova, N., & mengenai pengaruh defisit anggaran,
Zinecker, M., 2014). pengeluaran pemerintah dan utang luar
Penelitian mengenai dampak variabel terhadap pertumbuhan ekonomi (studi kasus
makroekonomi pada pertumbuhan ekonomi 6 negara ASEAN tahun 2003-2012)
telah banyak dilakukan oleh peneliti memberikan hasil bahwa defisit anggaran
sebelumnya. Ghafur (2017) meneliti tentang dan pengeluaran pemerintah berpengaruh
utang umum dan pertumbuhan ekonomi di signifikan dan positif terhadap pertumbuhan
negara Asia Tenggara dengan uji kausalitas ekonomi sedangkan utang luar negeri
Granger menunjukkan bahwa tidak terdapat berpengaruh signifikan dan negatif terhadap
hubungan kausalitas antara utang publik pertumbuhan ekonomi.
(public debt) dan pertumbuhan ekonomi Menurut Sukirno (2004), pertumbuhan
(PDB) di negara-negara ASEAN. Variabel ekonomi merupakan suatu ukuran kuantitatif
utang publik menunjukkan pengaruh yang yang menggambarkan perkembangan suatu
positif dan signifikan dalam meningkatkan perekonomian dalam satu tahun tertentu
PDB namun membutuhkan waktu beberapa apabila dibandingkan dengan tahun
tahun. Kemudian, Syaparuddin dan Umiyati sebelumnya. Salah satu kegunaan penting
(2015) meneliti tentang pengaruh utang luar dari data-data pendapatan nasional adalah
negeri terhadap pertumbuhan ekonomi untuk menentukan tingkat pertumbuhan
Indonesia, Thailand, Malaysia, Filipina, ekonomi yang dicapai suatu negara dari
Vietnam dan Burma Periode 1990-2013. tahun ketahun.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa utang Terdapat tiga komponen pertumbuhan
luar negeri berpengaruh negatif dan ekonomi yang terpenting (Todaro & Smith,
signifikan pada pertumbuhan ekonomi 2012) yakni pertama, akumulasi modal,
negara-negara ASEAN. termasuk semua investasi baru di tanah,
Produk Domestik Bruto atau Gross peralatan fisik, dan sumber daya manusia
Domestic Product (GDP) adalah nilai barang melalui peningkatan kesehatan, pendidikan,
dan jasa dalam suatu negara yang dan keterampilan kerja, kedua, Pertumbuhan
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi populasi dan akhirnya pertumbuhan angkatan
milik warga negara dan negara asing kerja, serta ketiga, kemajuan teknologi.
(Sukirno, 2004). Menurut pendekatan Penelitian ini bertujuan untuk
produksi, GDP adalah jumlah nilai barang menganalisis pengaruh utang luar negeri,
dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai inflasi, dan GDP perkapita pada

[38]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

pertumbuhan ekonomi di 6 (enam) negara 1. Uji Chow


ASEAN. Chow test adalah pengujian untuk
II. METODE PENELITIAN menentukan model apakah Common Effect
(CE) atauFixed Effect (FE) yang paling tepat
Jenis data penelitian yang digunakan ialah digunakan dalam mengestimasi data panel.
data sekunder dalam bentuk data panel. H0 ditolak jika nilai dari probabilitas F lebih
Fokus penelitian dilakukan di 6 negara kecil dari alpha, yaitu lebih kecil dari 0,05,
ASEAN yaitu Indonesia, Thailand, Filipina, dimana H0 merupakan model pooled least
Myanmar, Vietnam, dan Laos untuk periode square dan H1 adalah model fixed effect.
tahun 2015-2019. Pada penelitian ini variabel
2. Uji Hausman
yang diteliti yaitu Utang Luar Negeri, GDP,
Inflasi dan Pertumbuhan Ekonomi. Data-data Hausman test adalah pengujian statistik
tersebut diperoleh pada laman The World untuk memilih apakah model fixed effect atau
Bank dan www.imf.org. Random Effect yang paling tepat digunakan.
Menurut Sugiyono (2006) variabel adalah Model fixed effect yang lebih baik
segala sesuatu yang diteliti dan dipelajari ditunjukkan dengan nilai signifikansi < 0,05
sehingga diperoleh informasi tertentu untuk pada probabilitas nilai chi-square. Jika prob
kemudian ditarik kesimpulan. Dalam < 0,05 maka ditolak H0 dan memilih FEM.
penelitian ini variabel dependen adalah 3. Uji Lagrange Multiplier
pertumbuhan ekonomi sedangkan variabel Uji Lagrange Multiplier untuk memilih
independen adalah utang luar negeri, inflasi, apakah model Commont Effect atau Random
dan Gross Domestic Product (GDP). Effect yang lebih tepat digunakan dalam
A. Teknik Analisis Data model persamaan regresi data panel. Setelah
Peneliti menggunakan model data panel. diperoleh nilai LM hitung, maka
Analisis panel adalah “pengembangan alat dibandingkan dengan nilai chi-squared tabel
analisis regresi sederhana terhadap aplikasi dengan derajat kebebasan (degree of
yang mencakup dua atau lebih variabel freedom) sebanyak jumlah variabel
independen atau variabel prediktor untuk independen (bebas) dan alpha atau tingkat
menduga variabel dependen atau variabel signifikan sebesar 5%.
respon” (Gujarati, 2007). Model yang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
digunakan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penyajian hasil berikut ini memaparkan
PEit=α + β1ULNit + β2INFit + β3GDPit+ εit sejauh mana hasil pengolahan analisis data
menggunakan metode data panel dapat
Keterangan: menjelaskan pengaruh masing-masing
PE : Pertumbuhan Ekonomi variabel penelitian. Berdasarkan prosedur
ULN :Utang Luar Negeri dalam data panel, digunakan pengujian
INF : Inflasi Common Effect Model (CEM), Fixed Effect
Model (FEM), atau Random Effect Model
GDP : Gross Domestic Product
(REM). Hasil pengujian masing-masing
α : konstanta (intercept) adalah sebagai berikut:
β1,2,3 : parameter (slope koefisien) Uji chow dilakukan untuk
ε : error membandingkan atau memilih mana yang
n : banyaknya negara terbaik antara Common Effect Model atau
t : banyaknya waktu Fixed Effect Model. Pengambilan keputusan
dengan melihat nilai probabilitas (p) untuk
B. Pemilihan Metode Regresi Data Panel Cross-Section F. Jika nilai p > 0,05 maka
Untuk memilih model yang paling tepat model yang terpilih adalah Common Effect
terdapat pengujian yang dapat dilakukan, Model. Apabila nilai p < 0,05 maka model
antara lain: yang dipilih adalah Fixed Effect Model.

[39]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

Tabel 3. Hasil Uji Chow Berdasarkan hasil olah data pada tabel 5,
Effects Test Statistic d.f. Prob secara keseluruhan variabel independen
Cross-section F 3,494216 (5,21) 0,0187
menunjukkan bahwa utang luar negeri,
inflasi dan GDP berpengaruh signifikan
Cross-section Chi-square 18,61530 5 0,028
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara
Sumber: Hasil Olah Data ASEAN tahun 2015-2019. Hal tersebut
Berdasarkan Tabel 3, kedua nilai ditunjukkan oleh nilai prob F-statistik 0,009
probabilitas Cross Section F dan Chi Square kurang dari tingkat alpha 5%.
lebih kecil dari nilaialpha 0,05 sehingga B. Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap
menolak hipotesis nol. Jadi hal ini Pertumbuhan Ekonomi
menunjukkan bahwa model yang lebih baik
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
digunakan adalah fixed effect model.
secara parsial, utang luar negeri tidak
Selanjutnya, dilakukan uji Hausman untuk
berpengaruh signifikan terhadap
membandingkan atau memilih mana model
pertumbuhan ekonomi. Artinya bahwa utang
yang terbaik antara Fixed Effect Model dan
luar negeri tidak berpengaruh signifikan
Random Effect Model. Pengambilan
terhadap pertumbuhan ekonomi di 6 Negara
keputusan dengan melihat nilai probabilitas
ASEAN. Utang luar negeri dalam kasus ini
(p) untuk Cross-Section Random. Jika nilai p
tidak memengaruhi pertumbuhan ekonomi,
> 0,05 maka model yang terpilih adalah
jika dilihat dari data penelitian adalah
Random Effect Model. Tetapi jika p < 0,05
termasuk dalam data jangka pendek, artinya
maka model yang dipilih adalah Fixed Effect
utang luar negeri tidak berpengaruh
Model.
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi
Tabel 4 Hasil Uji Hausman dalam jangka pendek.
Test Summary Chi-Sq. Chi-Sq. Prob Utang luar negeri umumnya digunakan
Statistic d.f
untuk membangun infrastruktur yang
Cross-section random 4,310152 3 0,2299 membutuhkan proses pembangunan dengan
waktu cukup lama tergantung jenis
Sumber: Hasil Olah Data
infrastrukturnya, seperti di Indonesia
Berdasarkan Tabel 4, nilai prob 0,2299 melakukan pembangunan sektor jalan tol.
lebih besar dari nilai alpha 0,05. Jadi Hal tersebut mengindikasi bahwa utang luar
berdasarkan uji Hausman, model yang negeri tidak langsung dirasakan dampak
terpilih antara FEM dan REM adalah secara ekonomi khususnya pertumbuhan
Random Effect Model (REM). Maka model ekonomi nasional, tetapi akan bisa dirasakan
pendekatan yang digunakan pada penelitian dampak ekonominya dalam jangka panjang.
ini adalah menggunakan Random Effect Utang luar negeri dapat berpengaruh
Model. terhadap pertumbuhan ekonomi dalam
A. Hasil Estimasi Model Data Panel jangka panjang seperti hasil penelitian Aziz
& Ramdansyah (2016) yang menyatakan
Dari hasil uji yang telah dilakukan, bahwa utang luar negeri merupakan
Random Effect Model merupakan pendekatan penerimaan atau pemberiaan yang dapat
terpilih untuk melakukan analisis dalam digunakan untuk meningkatkan investasi
penelitian ini. Berikut tabel hasil analisis data guna menunjang pertumbuhan ekonomi.
menggunakan Random Effect Model. Selain itu, Wibowo (2017) juga menyatakan
Tabel 5. Hasil Olah Data bahwa utang luar negeri dapat memberikan
Variabel Koefisien t-Statistic Prob. dampak positif terhadap pertumbuhan
C 8,5392 9,742775 0,0000 ekonomi negara dalam jangka panjang.
ULN 0,004 1,090426 0,2855 Hasil penelitian ini berbeda dengan
INF -0,2216 -2,068360 0,0487
penelitian oleh Kenen dan Sachs yang
GDP -0,0009 -3,420150 0,0021
Adj. R-Squared 0,2770 mengatakan bahwa utang luar negeri telah
Prob (F-Statistik) 0,009 menimbulkan perlambatan pertumbuhan
Sumber: Hasil Olah Data ekonomi bagi negara pengutang besar,
[40]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

bahkan lebih jauh lagi utang luar negeri telah dengan koefisien -0,000934 dan nilai prob
membawa banyak negara berkembang 0,0021 dimana lebih kecil dari tingkat alpha.
pengutang besar tersebut masuk ke dalam Hasil ini menunjukkan bahwa GDP memiliki
perangkap utang (debt trap) dan hubungan negatif atau terbalik dengan
ketergantungan utang (debt overhang). Hal pertumbuhan ekonomi, dimana jika GDP
ini serupa oleh penelitian dari Umiyati, naik maka pertumbuhan ekonomi turun atau
Syaparuddin dan Kusuma (2015) yang mana sebaliknya.
hasil ditemukan bahwa utang luar negeri Hasil penelitian ini berbeda dengan
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penelitian yang dilakukan oleh Romhadhoni,
pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN Faizah dan Afifah (2019) yang menyebutkan
pada periode 1990-2013. bahwa GDP berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat dari hasil
C. Pengaruh Inflasi terhadap
regresi penelitian ini mendapatkan hasil
Pertumbuhan Ekonomi
bahwa GDP berpengaruh negatif terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi di enam negara
secara parsial, inflasi memiliki pengaruh ASEAN. Hal ini mungkin bisa terjadi karena
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan beberapa faktor, seperti GDP atau
ekonomi di negara ASEAN. Hal ini bisa pendapatan negara yang digunakan untuk
dilihat dari hasil regresi bahwa inflasi dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendesak
koefisien -0,221606 dan nilai prob 0,0487 sehingga mengakibatkan tidak berpengaruh
dimana kurang dari tingkat alpha. Hasil positif terhadap pertumbuhan ekonomi.
tersebut mengindikasikan bahwa jika tingkat Pemenuhan kebutuhan dari GDP seperti
inflasi naik maka pertumbuhan ekonomi untuk pembangunan yang dilakukan jangka
turun atau sebaliknya. Inflasi merupakan panjang, bisa saja terjadi meningkatkan
proses kenaikan harga secara umum dan pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,
terus-menerus (terkait) dengan mekanisme sehingga belum berdampak positif dalam
pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai jangka pendek, dimana bisa dikatakan
faktor. Ketika tingkat inflasi semakin tinggi, penelitian ini menggunakan data jangka
biaya hidup juga meningkat. Perubahan pendek yaitu selama 5 tahun. Hal lain,
tingkat inflasi yang diharapkan memengaruhi memungkinkan adanya faktor dari variabel
risiko kredit dan investasi. lain yang menyebabkan GDP memiliki
Penelitian ini serupa dengan penelitian hubungan negatif terhadap pertumbuhan
Mokhova& Zinecker (2014) yang ekonomi.
menyatakan bahwa inflasi memengaruhi Jika mengacu pada tiga komponen
pertumbuhan ekonomi secara negatif. Hasil pertumbuhan ekonomi yang terpenting
penelitian ini juga sejalan dengan penelitian menurut Todaro & Smith (2012) yaitu
oleh Irene S Larasati dan Sri Sulasmiyati pertama, akumulasi modal, termasuk semua
(2018) yang menunjukkan bahwa inflasi investasi baru di tanah, peralatan fisik, dan
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. sumber daya manusia melalui peningkatan
Namun, hasil penelitian ini berbeda dengan kesehatan, pendidikan, dan keterampilan
penelitian yang dilakukan oleh Kalsum kerja. Kedua, pertumbuhan populasi dan
(2017) dimana variabel inflasi tidak pertumbuhan angkatan kerja, lalu ketiga,
berpengaruh signifikan terhadap kemajuan teknologi. Jika dilihat secara satu
pertumbuhan ekonomi. sisi, maka GDP termasuk kedalam faktor
D. Pengaruh GDP terhadap Pertumbuhan yang pertama, dalam hal ini masih terdapat
Ekonomi beberapa sektor lain yang dapat
memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dua faktor yang disebutkan Todaro & Smith,
secara parsial, GDP berpengaruh negatif
ada juga faktor-faktor lain yang dapat
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara
memengaruhi pertumbuhan ekonomi seperti
ASEAN. Hal tersebut didapatkan dari hasil
regresi bahwa Gross Domestic Product
[41]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

kebijakan pemerintah, polemik politik atau Distribution Management of Sharia


krisis dan faktor makro ekonomi. Commercial Banks in Indonesia.
Journal of Economics, Business &
IV. KESIMPULAN Accountancy Ventura.
Penelitian ini menemukan bahwa utang http://dx.doi.org/10.14414/jebav.v20i2.
luar negeri, inflasi dan GDP berpengaruh 1055
secara bersama-sama terhadap pertumbuhan Fauziana, L., Mulyaningsih, A., Anggraeni,
ekonomi enam negara ASEAN. Secara E., M, S. C., & Rofida, U. (2014).
parsial, utang luar negeri tidak berpengaruh Keterkaitan Investasi Modal terhadap
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di GDP Indonesia. Economics
negara ASEAN, sedangkan GDP dan inflasi Development Analysis Journal, 372-
berpengaruh signifikan negatif terhadap 380.
pertumbuhan ekonomi di negara ASEAN. https://doi.org/10.15294/edaj.v3i2.3845
Gujarati. (2007). Dasar-dasar Ekonometrika.
V. SARAN/REKOMENDASI Penerjemah: Julius A. Mulyadi.
Hasil penelitian ini bisa memberikan Jakarta: Erlangga.
pertimbangan kepada pemerintah bahwa Kalsum, U. (2017). Pengaruh Pengangguran
perlu menggunakan utang luar negeri secara dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
baik dan optimal supaya bisa meningkatkan Ekonomi di Sumatera Utara. Jurnal
perekonomian negara sehingga ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan.
meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Utang https://doi.org/10.30596/ekonomikawa
luar negeri harus dikelola dengan baik dan n.v17i1.1183
dikontrol supaya tidak menjadi masalah yang Larasati, I.& Sulasmiyati. (2018). Pengaruh
dapat memberatkan dan menjadi beban Inflasi, Ekspor, dan Tenaga Kerja
tanggungan negara yang menggunakan utang Terhadap Produk Domestik Bruto
luar negeri. (PDB) (Studi Pada Indonesia,
Adanya keterbatasan dalam penelitian ini, Malaysia, Singapura, dan Thailand).
dapat menjadi pertimbangan dan perbaikan Administrasi Bisnis.
peneliti selanjutnya yang melakukan http://administrasibisnis.studentjournal.
penelitian dengan tema yang serupa. Peneliti ub.ac.id/index.php/jab/article/view/269
selanjutnya bisa melakukan penelitian di 4
negara ASEAN atau lebih besar lagi dengan Mahmud, U. E. (2018). External Debt
sampel yang mencukupi dan data terbaru Burden and Management in the Third
serta periode yang panjang supaya penelitian World: A Cross-Country Analysis of
dapat memiliki kontribusi yang lebih baik, Nigeria and Indonesia. International
positif dan terbarukan. Journal of Innovative Research in
Social Sciences and Strategic
REFERENSI Management Techniques, 153-166.
https://www.semanticscholar.org/paper
Aziz, A. & Ramdansyah. (2016). Esensi
/External-Debt-Burden-and-
Utang dalam Konsep Ekonomi Islam.
Management-in-the-Third-%3A-
Jurnal Bisnis dan Manajemen Islam.
Mahmud/e4ecf3a0623844d8e933192e2
https://journal.iainkudus.ac.id/index.ph
e7f1e70f6e88682
p/Bisnis/article/viewFile/1689/1503
Mokhova, N. & Zinecker, M. (2014).
Atmadja, A. S. (2000). Utang Luar Negeri
Macroeconomic Factors and Corporate
Pemerintah Indonesia: Perkembangan
Capital Structure. Procedia - Social
dan Dampaknya. Jurnal Akuntansi &
and Behavioral Sciences, 530-540.
Keuangan, 83-94.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.1
http://puslit.petra.ac.id/journals/account
2.897
ing
Primawan Wisda & Maruto Umar Basuki.
Ernayani, R.,Robiyanto, R.,, & Sudjinan, S.
(2012). Analisis Faktor-faktor yang
(2017). Factors Influencing Profit
[42]
Imam Syafi’i, dkk. / WELFARE Jurnal Ilmu Ekonomi, Volume 2, Nomor 1, Mei 2021/ Halaman 36-43

Memengaruhi Inflasi di Indonesia Umiyati, E., Syaparuddin & Kusuma. (2015).


periode 2000-2011. Journal of Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap
Economics. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia,
https://ejournal3.undip.ac.id › article › Thailand, Malaysia, Fhilipina, Vietnam
download dan Burma Periode 1990-2013. Jurnal
Ramadhani, M. A. (2014). Pengaruh Defisit Paradigma Ekonomika.
Anggaran, Pengeluaran Pemerintah dan https://doi.org/10.22437/paradigma.v10
Hutang Luar Terhadap Pertumbuhan i1.3650
Ekonomi (Studi Kasus 6 Negara Asean Wibowo, M. G. (2017). Public Debt and
Tahun 2003-2012). Jurnal Ekonomi Economic Growth in The Southeast
dan Bisnis. Asia Countries. Jurnal Ilmu Ekonomi.
https://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfe http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/sig
b/article/view/894 nifikan
Sekaran, U. & Bougie, R.. (2017). Metode Yien, L. C. (2017). Granger Causality
Penelitian untuk Bisnis edisi 6. Analysis between Inflation, Debt and
Penerjemah: Tim Editor. Jakarta: Exchange Rate: Evidence from
Salemba Empat. Malaysia. International Journal of
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Academic Research in Accounting,
Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Finance and Management Sciences.
Bandung: Alfabeta. https://ideas.repec.org/a/hur/ijaraf/v7y2
Sukirno, S. (2004). Makroekonomi teori 017i1p189-196.html
pengantar. Jakarta: RajaGrafindo.
Todaro, M. P., & Smith, S. C. (2012).
Economic Development eleventh
edition. Boston: Addison-Wesley.

[43]

Anda mungkin juga menyukai