Anda di halaman 1dari 63

1

DAFTAR ISI

Kinerja dan Prospek Ekonomi Global: Pemulihan Belum


Berimbang, Ketidakpastian Pasar Keuangan Berlanjut 5

Kinerja dan Prospek Ekonomi Nasional: Proses Pemulihan Terus


Berlangsung, Stabilitas Terjaga 15

Bauran Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2021: Mendorong


Pemulihan Ekonomi Nasional, Menjaga Stabilitas 25
• Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah 27
• Stimulus Kebijakan Moneter 28
• Pelonggaran Kebijakan Makroprudensial 29
• Akselerasi Digitalisasi Sistem Pembayaran 31
• Akselerasi Pendalaman Pasar Uang 35
• Pemberdayaan Ekonomi-Keuangan Syariah dan UMKM 37
• Penguatan Kebijakan Internasional 40
• Transformasi Bank Indonesia 42

Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan


Ekonomi 43

Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia Tahun 2022: Mendorong


Akselerasi Pemulihan Ekonomi, Menjaga Stabilitas 50
• Arah Kebijakan Moneter 51
• Arah Kebijakan Makroprudensial 53
• Arah Kebijakan Sistem Pembayaran 55
• Akselerasi Pendalaman Pasar Uang 57
• Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif dan Hijau 58
• Kebijakan Internasional 59

Bangkit dan Optimis untuk Indonesia Maju 60

2
Pidato Gubernur Bank Indonesia
PERTEMUAN TAHUNAN BANK INDONESIA
Jakarta, 24 November 2021

Yang kami muliakan dan kami banggakan,


Presiden Republik Indonesia, Bapak Ir. H. Joko Widodo,

Yang kami hormati,


• Pimpinan dan Anggota DPR dan DPD RI,
• Para Pimpinan Lembaga Negara,
• Para Menteri Kabinet Indonesia Maju,
• Ketua dan Anggota Dewan Komisioner OJK dan LPS,
• Para Pendahulu kami sebagai Gubernur dan rekan Anggota Dewan Gubernur
Bank Indonesia,
• Para Gubernur, Walikota, dan Bupati Kepala Daerah dari seluruh Indonesia,
• Para Pimpinan Perbankan, Korporasi, dan Media Nasional,
• Para penerima Bank Indonesia Awards 2021,
• Undangan yang berbahagia.

3
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh,
Salam Sejahtera untuk kita semua, Syalom,
Om Swastyastu, Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan.

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah Subhanahu wa ta’ala (Swt), Tuhan Yang
Mahakuasa, atas rahmat dan ridho-Nya dapat bersilaturahmi dalam acara Pertemuan Tahunan Bank
Indonesia 2021 pada hari ini. Dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan terima kasih kepada
Bapak Presiden yang berkenan hadir beserta seluruh para undangan sekalian.

Kami sampaikan selamat kepada perbankan, korporasi, dan perorangan yang menerima Bank Indonesia
Awards 2021 sejumlah 57 penghargaan dari 4 area dan 17 kategori di bidang pengelolaan stabilitas moneter
dan sistem keuangan, sistem pembayaran, pengembangan UMKM dan ekonomi keuangan syariah, serta
pendukung kebijakan Bank Indonesia. Penghargaan ini dilakukan secara tahunan, disatukan dengan acara
Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, sebagai apresiasi dan sekaligus pengakuan nasional kepada para mitra
kerja yang telah mendukung pelaksanaan tugas-tugas Bank Indonesia.

Dalam kesempatan yang baik ini, perkenankan kami menyampaikan evaluasi kinerja ekonomi tahun 2021
serta prospek ekonomi dan arah kebijakan Bank Indonesia tahun 2022 yang kami rangkum dalam satu tema
“Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi untuk Pemulihan Ekonomi”. Tema yang menurut kami tepat guna
menunjukkan semangat kita bersama untuk bangkit dari dampak pandemi Covid-19, dengan perekonomian
nasional yang terus membaik pada tahun 2021. Optimis, perekonomian nasional insya Allah akan lebih baik
lagi pada tahun 2022. Sinergi, karena kuatnya koordinasi kebijakan antara Pemerintah (Pusat dan Daerah),
Bank Indonesia, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), industri perbankan dan sistem pembayaran,
dunia usaha, dan semua pihak, untuk terus mendorong pemulihan ekonomi nasional dengan tetap menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Inovasi, baik dalam koordinasi kebijakan ekonomi nasional
termasuk koordinasi fiskal-moneter untuk pembiayaan APBN dalam masa pandemi, maupun dalam akselerasi
digitalisasi dan inklusi ekonomi-keuangan nasional melalui digitalisasi sistem pembayaran, Gerakan Nasional
Bangga Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata di Indonesia (BWI). Sinergi dan inovasi kebijakan
ekonomi nasional inilah yang perlu terus kita perkuat ke depan, untuk semakin bangkit dan optimis dalam
pemulihan ekonomi nasional pada tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya, menuju Indonesia Maju.

Pemaparan kami sampaikan dalam 5 (lima) bagian, yaitu: (i) Kinerja dan prospek ekonomi global yang
menunjukkan pemulihan, meski belum berimbang, dengan ketidakpastian pasar keuangan global yang
masih berlanjut; (ii) Kinerja dan prospek ekonomi nasional yang terus membaik menuju pemulihan dengan
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang tetap terjaga; (iii) Bauran kebijakan Bank Indonesia
tahun 2021 untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas moneter dan
sistem keuangan; (iv) Sinergi dan inovasi kebijakan ekonomi nasional untuk semakin bangkit dan optimis akan
pemulihan ekonomi ke depan; dan (v) Arah bauran kebijakan Bank Indonesia tahun 2022 untuk mendorong
akselerasi dan inovasi pemulihan ekonomi nasional dan menjaga stabilitas moneter dari dampak normalisasi
kebijakan global. Penjelasan ini sekaligus sebagai pemenuhan akuntabilitas dan transparansi Bank Indonesia
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Bank Indonesia.

4
Kinerja dan Prospek Ekonomi fiskal untuk kembali ke kenormalan baru (exit policy)
Global: Pemulihan Belum Berimbang, antara AEs dan EMDEs, serta dampak ketidakpastian
Ketidakpastian Pasar Keuangan Berlanjut pasar keuangan global yang ditimbulkannya. Kelima,
dampak luka memar (scarring effect) dari pandemi
Perekonomian global terus menuju ke pemulihan terhadap kondisi korporasi dan risiko yang dapat
dari dampak pandemi Covid-19. Telah dua puluh terjadi terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi
satu bulan dunia hidup bersama pandemi Covid-19. dan terjaganya stabilitas sistem keuangan. Keenam,
Dari hidup dalam ketakutan dan kepanikan, demikian cepatnya digitalisasi ekonomi-keuangan
kemudian dapat bertahan, hingga kini bangkit dan dengan dominasi sejumlah pemain teknologi besar
optimis untuk hidup lebih baik, dengan kebiasaan, (BigTech) dunia dan akan semakin meluasnya sistem
budaya, dan peradaban baru. Begitu pula dengan pembayaran antar negara. Ketujuh, semakin kuatnya
perkembangan ekonomi, setelah selamat dari tuntutan atas ekonomi hijau (green economy) dan
resesi tahun lalu, kini terus membaik dan menuju keuangan berkelanjutan (sustainable finance) dari AEs
ke pemulihan. Stabilitas makroekonomi dan sistem yang perlu dipersiapkan secara baik transisinya oleh
keuangan yang sempat terancam krisis pada awal EMDEs. Berikut ini penjelasan dari ketujuh tantangan
pandemi Covid-19, kemudian telah membaik tersebut dan antisipasinya dengan langkah kebijakan
dan tetap terjaga. Tetapi, kita tidak boleh lengah. yang diperlukan di Indonesia.
Pandemi Covid-19 belum berakhir, bahkan bisa
menjadi endemi, dengan munculnya sejumlah varian Pandemi Covid-19 yang mereda di penghujung
baru Covid-19. Distribusi dan kemampuan vaksinasi 2020 merebak kembali dengan munculnya varian
untuk mencapai imunitas massal (herd immunity) delta di India pada Februari 2021 dan dengan
belum merata ke berbagai penjuru dunia, sangat cepat menyebar ke Asia dan berbagai belahan
cepat di negara maju (advanced economies, AEs) dunia, mengancam kesehatan dan kemanusiaan.
tetapi masih lambat di banyak negara berkembang Varian delta sangat cepat menular dan lebih ganas
dan sedang tumbuh (emerging markets and developing dampaknya terhadap kesehatan dan kematian
economies, EMDEs). Ketidakpastian masih berlanjut, manusia dibandingkan dengan varian alfa maupun
bahkan banyak di antaranya belum diketahui, the varian lainnya. Lebih dari 95% kasus penularan
unknowns. Karenanya, kita harus tetap waspada, agar Covid-19 pada tahun 2021 di banyak negara,
lebih baik dalam mengantisipasi sejumlah risiko yang termasuk Indonesia, karena varian delta dengan
mungkin dapat muncul dan menempuh langkah- tingkat penularan (viral load) 1.260 kali lebih tinggi
langkah lanjutan untuk penanganannya, dengan dari varian asli. Masa inkubasi varian delta juga lebih
senantiasa mendekat dan berdoa kepada Tuhan Yang pendek, yaitu sekitar 4 (empat) hari setelah terpapar,
Mahakuasa. dibandingkan dengan rata-rata 6-14 hari pada
varian asli. Kombinasi dari tingginya viral load dan
Pandemi memunculkan sejumlah permasalahan dan singkatnya masa inkubasi inilah yang menyebabkan
tantangan yang perlu diwaspadai dan diantisipasi tingkat penularan yang sangat cepat dan tingkat
secara baik. Kini dan ke depan. Setidaknya 7 (tujuh) kematian yang lebih tinggi. Penyebaran di Asia
hal penting perlu kita cermati. Pertama, masih belum mencapai puncaknya pada awal Mei, sedikit menurun
meratanya vaksinasi untuk mencapai imunitas pada Juni tetapi meningkat kembali pada Agustus
massal dan risiko endemi Covid-19 yang mungkin 2021 (Grafik 1). Di Amerika Serikat (AS) dan di Eropa,
saja terjadi. Kedua, ketidakseimbangan dalam proses penyebaran varian delta mencapai puncaknya pada
pemulihan ekonomi global, lebih cepat di AEs dan Agustus 2021 tetapi masih terus tinggi hingga kini.
masih berjalan lambat di EMDEs. Ketiga, terjadinya Dampaknya terhadap kesehatan juga lebih ganas,
gangguan dalam mata rantai pasokan global serta menyebabkan kenaikan tingkat kematian (fatality
munculnya ancaman kelangkaan energi. Keempat, rate) di Asia yang cepat hingga mencapai 1,54%
ketidaksinkronan rencana kebijakan moneter dan pada akhir Agustus dan melandai setelahnya, setelah

5
Grafik 1.1.Tambahan
Grafik TambahanKasus Covid-19Harian
Kasus Covid-19 GlobalGlobal Grafik 3. Tingkat Vaksinasi dan Perawatan Rumah
Grafik 3. Tingkat Vaksinasi dan Perawatan
Sakit Global
Rumah Sakit Global
Ribu orang Tambahan Kasus Harian
(rerata 7 hari) per 12 Nov (Ribu Orang) % total
Kawasan Afrika 2 Per Juta populasi
1000 Kawasan Asia 46
Kawasan MENA 10 100
Kawasan Amerika 122
140
Kawasan Eropa 334 88 90
800 Global 515
80 129
125

120 76 76 75 80
73
600 100
69 67 67
66 70
96 100 62 59 fully vaccinated
58 58 60
53
80
400 48 50
41
60 60
35
40
34
200 45 46 31
30
40 38 26

24 20
0 20
11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 10
2020 2021 0 0
UEA ESP DNK IRL CAN ITA FRA GBR DEU ISR BRA TUR USA POL MEX RUS IDN IND WRL AE EM
Kawasan Afrika Kawasan MENA Kawasan Amerika % target saat ini jika diasumsikan
AE EM Hopitalization
Kawasan Eropa Kawasan Asia Lainnya per juta (skala kiri) akhir 2021 tercapai kekebalan
massal (full dose)
Data s.d. 12 November 2021
Sumber: WHO, diolah Data s.d. 8 November 2021
Sumber: Our World in Data, diolah
Data s.d. 12 November 2021 Data s.d. 8 November 2021
Sumber: WHO, diolah Sumber: Our World in Data, diolah

mencapai titik terendah pada awal Mei 2021 (Grafik ketimpangan tingkat vaksinasi antara AEs dengan
2). Dampak terhadap tingkat kematian di kawasan EMDEs. Di negara-negara maju, dengan ketersediaan
Amerika dan Eropa tidak terlihat signifikan, antara pasokan vaksin dan besarnya kemampuan belanja
lain karena tingkat vaksinasi dan imunitas massal fiskal pemerintahnya, tingkat vaksinasi telah
yang telah relatif tinggi di kedua belahan dunia itu. mencapai rerata 66% dari total populasi, dan
karenanya tingkat penyebaran varian delta dan
Tingkat vaksinasi dan keketatan pembatasan pembatasan mobilitas yang lebih rendah (Grafik 3).
mobilitas masyarakat menentukan tingkat Secara keseluruhan, telah mulai terbentuk imunitas
penyebaran varian delta Covid-19, serta dampaknya massal masyarakat terhadap pandemi Covid-19
terhadap permasalahan kesehatan dan kemanusiaan dengan tingkat vaksinasi di atas 61% penduduk,
maupun aktivitas perekonomian. Di sinilah salah tertinggi di United Emirate Arabs (UAE) sebesar 88%
satu letak permasalahan mendasar dari dampak penduduk hingga di AS sebesar 58% penduduk.
pandemi Covid-19 di berbagai belahan dunia, yaitu Sementara di EMs, dengan keterbatasan pasokan

Grafik 2.2.Fatality
Grafik TingkatRate Covid-19
Kematian Global
Global Grafik 4. Tingkat Pembatasan Mobilitas Emerging
Grafik 4. Tingkat Pembatasan Mobilitas
Markets
% Emerging Market
3,5 Indeks, 100 = paling ketat

100
3,0 90
80
2,5 70
60
50
2,0
40
30
1,5
20
10
1,0 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2021 2020 2021
Brasil Tiongkok India
Global Kawasan Amerika
Rusia Indonesia Malaysia
Kawasan Eropa Kawasan Asia Data s.d. 15 November 2021
Data s.d. 12 November 2021 Data s.d. Goldman
Sumber: 15 November 2021
Sachs Research
Data s.d. :12
Sumber November
WHO, diolah 2021 Goldman Sachs ELI : Oxford Stringency Index + Google Mobility Report
Sumber: Goldman Sachs Research
Sumber: WHO, diolah Goldman Sachs ELI : Oxford Stringency Index + Google Mobility Report

6
vaksin dan kemampuan belanja fiskal pemerintahnya, Grafik 5b.
Grafik 5b.Penjualan
PenjualanRitel NegaraBerkembang
Ritel Negara Berkembang
tingkat vaksinasi baru mencapai rerata 34%, dan Indeks, 100 = Tw IV 2019
karenanya tingkat penyebaran varian delta lebih
besar. Lebih dari itu, tingkat pembatasan mobilitas 110

yang harus dilakukan untuk pencegahan penyebaran 100


pandemi Covid-19 lebih ketat di EMs, meskipun 90
berbeda mengenai waktu dan durasi lamanya (Grafik
80
4). Ketimpangan tingkat vaksinasi di AEs dan EMs
tersebut menjelaskan pula perbedaan pengaruh 70
negatif dari penyebaran varian delta Covid-19 60
terhadap tingkat perbaikan ekonomi yang sedang
50
berlangsung. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2020 2021
Tiongkok Indonesia Meksiko Thailand
Sejumlah indikator menunjukkan kenaikan aktivitas Turki Rusia Brasil

perekonomian yang relatif cepat pada awal tahun Sumber: CEIC, diolah

Sumber: CEIC, diolah


2021 kemudian melandai dengan penyebaran
varian delta Covid-19. Tingkat pembatasan (Grafik 5a). Bahkan indeks keyakinan konsumen
mobilitas manusia atas terjadinya gelombang menurun lebih tajam di AS dibandingkan di Eropa.
kedua penyebaran varian delta dan kekhawatiran Di Tiongkok, indeks penjualan ritel dan keyakinan
kemungkinan terjadinya gelombang ketiga pandemi konsumen melandai sejak Juni 2021 (Grafik 5b),
Covid-19 berpengaruh pada indeks keyakinan sementara indeks keyakinan konsumen di India yang
konsumen dan penjualan ritel di berbagai negara. menurun sejak munculnya varian delta pada Februari
Sekali lagi, pengaruhnya berbeda dari satu negara kembali membaik sejak Juli 2021. Pola peningkatan
ke negara lain, tergantung pada tingkat vaksinasi penjualan ritel ini selanjutnya juga berpengaruh
serta persepsi konsumen atas kekhawatiran terhadap melandainya tingkat kenaikan konsumsi.
gelombang ketiga Covid-19. Di negara maju, Penyebaran varian delta dan pembatasan mobilitas
misalnya, indeks penjualan ritel yang meningkat juga berpengaruh pada indeks keyakinan bisnis,
cepat sejak penghujung 2020 kemudian melandai Purchasing Managers’ Index (PMI), yang selanjutnya
sejak Maret 2021 di AS dan Juli 2021 di Eropa berpengaruh pada tingkat produksi dan investasi.
Aktivitas ekonomi kemudian berangsur-angsur
Grafik 5a. Penjualan Ritel Negara Maju membaik sejak triwulan III 2021, seiring dengan
Grafik 5a. Penjualan Ritel Negara Maju
menurunnya kasus varian delta dan meningkatnya
Indeks, 100 = Tw IV 2019
kembali mobilitas manusia. Meskipun demikian,
130 kemungkinan munculnya varian baru Covid-19 dan
120 risiko pandemi akan berlangsung lama dan bahkan
110 menjadi endemi perlu diwaspadai dampaknya
terhadap pemulihan ekonomi dunia.
100
90
Perbaikan ekonomi global terus berlanjut sepanjang
80 tahun 2021, meski belum berjalan seimbang, dan
70 diperkirakan akan pulih pada tahun 2022. Kecepatan
60 tingkat perbaikan ekonomi suatu negara sangat
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2019 2020 2021 dipengaruhi oleh tingkat vaksinasi untuk mencapai
AS Kawasan Eropa Jepang imunitas massal, besarnya stimulus kebijakan fiskal
dan moneter, serta daya tahan dalam menghadapi
Sumber: CEIC, diolah
Sumber: CEIC, diolah
penyebaran varian delta Covid-19. Di negara maju,

7
khususnya AS, pemulihan ekonomi berjalan lebih Secara keseluruhan, setelah kontraksi 3,1% pada 2020,
cepat, di dukung oleh stimulus fiskal dan moneter ekonomi dunia diprakirakan tumbuh sekitar 5,7% pada
yang sangat besar. Stimulus pemerintah dan bank 2021 dan 4,4% pada 2022 (Tabel 1). Pemulihan ekonomi
sentral dimaksud melalui program vaksinasi, bantuan telah terjadi di dua negara ekonomi terbesar dunia, yaitu
sosial dan dunia usaha, serta penambahan likuiditas Tiongkok dengan pertumbuhan 8,0% dan 5,4% pada
(quantitative easing) yang sangat besar ke sistem 2021 dan 2022 setelah tumbuh 2,3% pada 2020, dan
keuangan. Sementara di sisi lain, kebanyakan negara AS dengan pertumbuhan 5,9% dan 3,9% pada 2021 dan
EMDEs, kecuali Tiongkok, masih harus berjuang 2022 setelah kontraksi 3,4% pada 2020. Sementara itu,
memperbaiki kondisi ekonomi di dalam negerinya, pemulihan ekonomi negara-negara lain diprakirakan akan
menuju pemulihan ekonomi. Disamping pasokan dan terjadi pada tahun 2022 dengan perbaikan ekonomi yang
kemampuan vaksinasi yang terbatas, keterbatasan terus berlanjut sejak tahun 2021. Di antara negara maju,
kemampuan stimulus fiskal dan moneter juga kawasan Eropa diperkirakan akan tumbuh 4,8% dan 4,4%
menyebabkan lebih lambatnya proses pemulihan pada 2021 dan 2022 setelah kontraksi 6,3% pada 2020,
ekonomi. Kebanyakan negara EMDEs mengalami demikian pula Jepang akan tumbuh 2,4% dan 2,5% pada
keterbatasan untuk meningkatkan anggaran lebih 2021 dan 2022 setelah kontraksi 4,6% pada 2020. Di
besar, terutama karena penurunan penerimaan antara negara Asia, India diperkirakan akan tumbuh tinggi
pajak oleh merosotnya aktivitas dunia usaha, sekitar 8,8% dan 8,1% pada 2021 dan 2022 setelah
serta keterbatasan kemampuan berhutang untuk kontraksi 7,1% pada 2020. Demikian pula ASEAN-5
membiayai defisit fiskal yang lebih besar. Sementara, akan tumbuh 3,9% dan 5,4% pada 2021 dan 2022
efektivitas kebijakan moneter untuk mendorong setelah kontraksi 3,4% pada 2020. Kenaikan volume
perekonomian banyak terkendala karena kondisi perdagangan dunia dan harga komoditas terus berlanjut,
perbankan dan sektor keuangan yang juga terdampak sehingga menopang prospek ekspor dan pemulihan
pandemi. ekonomi di berbagai negara EMDEs. Pemulihan ekonomi

Tabel 1. Ekonomi Global: Pertumbuhan, Volume Perdagangan, Harga Komoditas (%)

2019 2020 2021* 2022*

Pertumbuhan Ekonomi Dunia 2,8 -3,1 5,7 4,4


Negara Maju 1,6 -4,5 5,1 3,9
Amerika Serikat 2,2 -3,4 5,9 3,9
Eropa 1,3 -6,3 4,8 4,4
Jepang 0,0 -4,6 2,4 2,5
Negara Berkembang 3,7 -2,1 6,1 4,9
Tiongkok 6,0 2,3 8,0 5,4
India 4,8 -7,1 8,8 8,1
ASEAN 5 4,9 -3,4 3,9 5,4
Amerika Latin 0,1 -7,0 5,1 2,8
Emerging Eropa 2,5 -2,0 4,7 3,7
Timur Tengah dan Asia Tengah 1,4 -2,8 3,9 3,8
Volume Perdagangan Dunia -0,4 -5,3 8,3 3,8
Indeks Harga Komoditas Ekspor Indonesia -3,0 -0,8 60,3 2,5
Sumber: IMF WEO Database Oktober 2021, Proyeksi Bank Indonesia Keterangan: * proyeksi

8
dunia diperkirakan akan lebih kuat pada paruh kedua Grafik
Grafik7.7.Inventory
Inventory Minyak
Minyak didiAS
ASdan
dan Harga
Harga
tahun 2022 serta tahun 2023 dan selanjutnya. MinyakDunia
Minyak Dunia
Jumlah juta bbl Dolar AS/bbl

Kenaikan permintaan karena pemulihan ekonomi yang 1100 100


90
melebihi kemampuan pasokan karena keterbatasan 900 80
mobilitas akibat pandemi Covid-19 menyebabkan 70
700
terjadinya gangguan dalam mata rantai pasokan 60
500 50
global dan kelangkaan energi. Merebaknya varian
40
delta Covid-19 telah menyebabkan permasalahan 300 30
distribusi dan pasokan barang input produksi dan 100 20
10
energi secara global dan di banyak negara, seperti
-100 0
tercermin pada kelangkaan kontainer, tumpukan
1 3 4 6 7 8 10 11 1 3 4 6 7 8 10 11 1 3 4 6 7 8 10 11 1 3 4 6 7 8 1011 1 3 4 6 7 8 10

2017 2018 2019 2020 2021

barang (backlog) di banyak pelabuhan, semakin US Inventory Rerata 5 Tahun US Inventory

lamanya waktu pengiriman, dan bahkan kenaikan Data


Rig Count WTI (skala kanan)
Datas.d.
s.d. 12 November
12 November 2021 2021

biaya pengapalan barang antarnegara, khususnya Sumber:


Sumber: Bloomberg, diolah
Bloomberg, diolah

sejak April 2021 (Grafik 6). Di AS, kesenjangan antara batu bara, dan lainnya. Bahkan untuk minyak, inventori
lain juga terjadi di pasar tenaga kerja seperti terlihat di AS pun telah turun di bawah rerata 5 (lima) tahun
pada tingkat pengangguran sukarela (voluntary meskipun terjadi indikasi kenaikan produksi eksplorasi
unemployment) yang masih meningkat dan juga (Grafik 7).
kenaikan upah pada sektor-sektor jasa perhotelan dan
restoran, pendidikan dan kesehatan, penjualan eceran, Gangguan distribusi dan pasokan barang yang
manufaktur, dan juga perdagangan. Sementara itu, di diperparah dengan kelangkaan energi berdampak
negara produsen, khususnya di Tiongkok dan negara pada inflasi global. Selain ketidakseimbangan
Asia lainnya, pemberlakuan pembatasan mobilitas pemulihan ekonomi dan pembatasan mobilitas untuk
untuk penanganan penyebaran varian delta Covid-19 penanganan Covid-19 di atas, permasalahan ini
menimbulkan penurunan produksi dan inventori, dan juga didorong oleh faktor kebijakan, yaitu semakin
bahkan kemampuan dalam pengapalan, baik untuk kuatnya tuntutan akan ekonomi hijau dari Eropa
barang input produksi maupun energi seperti minyak, dan juga AS, di tengah pembatasan produksi di
Tiongkok dan sejumlah negara produsen lain yang
Grafik 6. Indeks Tarif Pengapalan: Dunia dan memerlukan masa transisi menuju ke produksi yang
Tiongkok lebih ramah lingkungan (Skema 1). Pada waktu yang
Grafik 6. Indeks Tarif Pengapalan: Dunia dan Tiongkok
sama, permintaan energi meningkat tinggi di negara-
Dolar AS/ 40ft
Indeks
negara maju untuk antisipasi pasokan menghadapi
3.500 11.000
musim dingin. Berbagai faktor ini mengakibatkan
10.000
3.000 9.000 kesenjangan produksi-permintaan dan kenaikan
2.500 8.000 harga-harga komoditas dunia, seperti harga minyak,
7.000 batu bara, dan juga pangan (Grafik 8). Dampak
2.000 6.000
selanjutnya terjadi kenaikan inflasi secara aktual
5.000
1.500 4.000 maupun perkiraan tekanan inflasi ke depan di negara-
1.000 3.000 negara AEs, khususnya di AS, Eropa, Inggris, Kanada,
2.000 dan Jepang (Grafik 9). Pertanyaannya, apakah tekanan
500 1.000
9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 inflasi ini bersifat temporer atau permanen? Grafik 9
2020 2021
menunjukkan prakiraan inflasi di sejumlah negara maju
WCI - Drewry (skala kanan) China Containerized Freight Index tersebut secara keseluruhan akan cenderung bersifat
temporer, yaitu akan meningkat tinggi pada sisa tahun
*Data s.d. 11 November 2021
Sumber: Bloomberg
*Data s.d. 11 November 2021
Sumber: Bloomberg 2021 hingga setidaknya pertengahan tahun 2022, dan

9
Skema 1. Keterbatasan Energi dan Tekanan Inflasi

- Power rationing di Tiongkok


- Green economy di Emerging Asia

POLICY dan AS
- Transisi kebijakan green economy
Badai Ida & Nicholas di AS,
kebakaran interconnector DESIGN mendorong pembatasan produksi
dengan sumber energi high polluted &
Inggris dan Perancis (Promote Green
peningkatan demand green energy
Economy)

CUACA,
BENCANA
ALAM, ENERGY INVENTORY
DAN
KEBAKARAN
CRUNCH RENDAH

Inventory batu bara dan minyak


berada pada level rendah
Extreme weather : dibandingkan rerata jangka panjang
musim dingin yang lebih dingin WINTER
DEMAND
1. Produksi Menurun 2. Inflasi Meningkat

Sumber: Bank Indonesia

selanjutnya akan bergerak menurun. Namun demikian, ketidaksinkronan rencana normalisasi kebijakan
perkembangan ini perlu terus kita waspadai dari waktu (exit policy) baik fiskal maupun moneter antara AEs
ke waktu untuk dapat mengantisipasi dampak positif dan EMs. Secara keseluruhan, semua negara akan
dan negatifnya bagi perekonomian Indonesia. melakukan normalisasi kebijakan fiskalnya dengan
defisit yang mulai menurun sejak tahun 2021,
Ketidakseimbangan pemulihan ekonomi global serta meskipun tahapannya jauh lebih cepat di AEs menjadi
gangguan pasokan dan kelangkaan energi mendorong sekitar 3,6% pada tahun 2023 sementara di EMs akan

Grafik 8. Harga Komoditas Dunia: Minyak, Grafik 9. Inflasi Aktual dan Perkiraan: AS, Eropa,
Grafik 9. Inflasi Aktual dan Perkiraan:
Grafik
Batu 8. Harga
Bara, danKomoditas
Pangan Dunia: Minyak, Batu Bara, Pangan Jepang, Inggris, dan Inggris,
Kanadadan Kanada
AS, Eropa, Jepang,
Indeks, 100 = Januari 2020 Indeks, 100 = Januari 2020 %

200 450
5
180 400
160 350 3
140 300
120
250 1
100
200
80
150 -1
60 Inflasi mengacu pada CPI, kecuali AS (PCE)

40 100 Realisasi s.d. Okt 2021, kecuali AS dan Jp


Survei Bloomberg per Nov 2021

20 50 -3
0 0 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11
2 5 8 11 2 5 8 11 2 5 8 11 2 5 8 11
2018 2019 2020 2021 2019 2020 2021 2022
Minyak (Brent) Komposit Logam AS Kanada Eropa
IHIM Pangan Batu Bara Indonesia (skala kanan) Inggris Jepang
Data s.d. 12 November 2021
Data s.d.Bloomberg,
Sumber: 12 November
diolah 2021 Sumber: Survei
Sumber: Survei Bloomberg,
Bloomberg, EstimasiProyeksi
BI, diolah Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah

10
Grafik 10. Rencana Normalisasi Kebijakan Fiskal: Grafik 12. Imbal Hasil US Treasury per Tenor
Grafik Grafik 12. Perkiraan Kenaikan Imbal Hasil US Treasury
AEs dan 10.
EMsRencana Normalisasi Kebijakan Fiskal: Jangka Waktu
per Tenor Jangka Waktu
AEs dan EMDEs
% dari PDB Imbal hasil (%) Perubahan imbal hasil (bps)
Proyeksi
2,5 50
0,0

-2,0 -3,5 -3,0 -3,0


-3,6 -3,8 -3,6 -3,5 2,0 40
-4,2
-5,2
-2,4 -2,5 -3,0
-4,0
-2,7
-7,9 -3,6
-3,2 -3,1 -3,0 1,5 30
-4,1 -3,7 -4,1
-4,8 -4,4
-4,8 -4,7 -10,2 -4,8
-6,0 -6,6 -5,2 1 20
-5,8

-8,0 0,5 10
-8,8
-9,6
-10,0 0 0
-10,8
-12,0 -0,5 -10
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 1M 2M 3M 6M 1Y 2Y 3Y 5Y 7Y 10Y 20Y 30Y
Δ Okt-21 vs Sep-21 Okt-21 Sep-21
Dunia Advanced Economy Emerging Market Jun-21 Mar-21

Sumber: Bloomberg
Sumber: IMF Fiscal Monitoring Oktober 2021
Sumber: IMF Fiscal Monitoring Oktober 2021 Sumber: Bloomberg, diolah

lebih bertahap yaitu menjadi sekitar 4,8% pada tahun pada awal tahun 2022 dan kemungkinan akan
2024 (Grafik 10). Demikian pula kebijakan moneter, diikuti dengan kenaikan suku bunga kebijakan Fed
kemungkinan normalisasi akan lebih cepat di AEs dan Funds Rate (FFR) paling cepat pada triwulan III
lebih lambat di EMs sesuai dengan pola pertumbuhan 2022. Rencana normalisasi kebijakan moneter oleh
ekonomi dan besarnya tekanan inflasi di masing- the Fed ini telah mendorong kenaikan imbal hasil
masing negara. Hal ini terlihat dari ekspektasi US Treasury (Grafik 12), meskipun pengaruhnya
pasar terkait suku bunga kebijakan yang pada cenderung lebih rendah pada bulan September 2021
umumnya lebih tinggi dari aktualnya pada kondisi dibandingkan dengan Maret 2021 sejalan dengan
saat ini (Grafik 11). Bahkan di AS, dengan pemulihan kejelasan komunikasi yang dilakukan oleh the Fed.
ekonomi yang berjalan lebih cepat seperti tercermin Meskipun demikian, ketidakpastian pasar keuangan
pada kenaikan inflasi dan menurunnya tingkat global masih terus berlanjut dan bahkan cenderung
pengangguran, the Fed secara berkala menyatakan meningkat, dipengaruhi oleh menyebarnya delta
akan mulai mengurangi likuiditas moneter (tapering) varian Covid-19 serta dampak gangguan mata rantai

Grafik 11. Rencana Normalisasi Kebijakan Moneter: Grafik 13. Aliran Investasi Portofolio ke Emerging
Grafik 11. Rencana Normalisasi Kebijakan Moneter: Grafik 13. Aliran Investasi Portoflio ke Emerging
AEs dan
AEs danEMs
EMDEs Economies
Economies(EMs)
(EMs)
% Miliar dolar AS
10
9 120
8
70
7
6
20
5
4
-30
3
2 -80
1
0 -130
BCB Banxico RBI BNM BOK BOT RBNZ FED BOE RBA ECB 6 10 2 6 10 2 6 10
EM LATAM EM Asia Advanced Economies 2019 2020 2021

Afrika dan Timur Tengah Emerging Europe


Current Market Expectation (2022) Market Expectation (2023) 2020
Amerika Latin Emerging Asia
Sumber: Bloomberg, data per 16 November 2021 Sumber: IIF
Data per 16 November 2021 Sumber: IIF
Sumber: Bloomberg

11
pasokan global dan kelangkaan energi terhadap Grafik 15. Jumlah Kegagalan Korporasi:
Grafik 15. Jumlah Kegagalan Korporasi:
kenaikan inflasi di AS dan sejumlah negara maju Global, AS, Eropa, dan EMs
Global, AS, Eropa, EMs
lainnya. Akibatnya, aliran investasi portofolio yang Jumlah kasus

masuk ke negara EMs yang relatif tinggi pada awal 300


tahun 2021 menurun secara cepat khususnya sejak 250 Global Speculative-Grade Corporate Defaults
Maret 2021 (Grafik 13) dan berdampak pada tekanan
200
dan volatilitas nilai tukar negara-negara EMs yang
juga mengalami peningkatan. Ketidaksinkronan 150
normalisasi kebijakan fiskal dan moneter serta
100
meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global
inilah yang semakin mempersulit upaya perbaikan 50
menuju ke pemulihan ekonomi di negara-negara 0
EMs, termasuk Indonesia. 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

AS Emerging markets Eropa Negara Berkembang lain

Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan juga Sumber: IMF


Sumber: IMF GFSR
GFSR April 2021
April 2021

berdampak pada luka memar terhadap kondisi


korporasi dan menimbulkan risiko pada ketahanan kasus kegagalan korporasi yang terjadi baik di AS
sistem keuangan. Pembatasan mobilitas manusia, maupun di Tiongkok sebagai contohnya. Tentu
yang harus dilakukan sebagai bagian dalam saja, tidak semua perusahaan mengalami luka
penanganan pandemi Covid-19, telah menyebabkan memar yang sama, tergantung pada dampak
menurunnya aktivitas dunia usaha, sehingga pembatasan mobilitas terhadap sektor ekonomi
berdampak pada merosotnya tingkat penjualan, masing-masing. Namun demikian, kondisi luka
likuiditas, profitabilitas, dan permodalan korporasi. memar korporasi tersebut perlu terus dimonitor
Tingkat keberhutangan (leverage) meningkat sejak dan dicermati risikonya yang dapat merembet dan
pandemi Covid-19, baik di AEs maupun EMDEs berdampak negatif pada kondisi perbankan secara
(Grafik 14). Bahkan, jumlah kegagalan korporasi individual maupun stabilitas sistem keuangan secara
melonjak hampir menyamai tingkat kegagalan keseluruhan. Itulah kenapa normalisasi pengaturan
pada krisis keuangan global, terbesar di AS terkait relaksasi ketentuan restrukturisasi kredit di
kemudian Eropa dan EMs (Grafik 15). Beberapa banyak negara cenderung dilakukan sangat berhati-
hati. Bahkan, otoritas pengawasan sektor keuangan
Grafik 14. Leverage Korporasi Non-Finansial: di banyak negara cenderung memperpanjang
Grafik 14. Leverage Korporasi Non-Finansial:
Global, AEs, dan EMs relaksasi ketentuan untuk penundaan pembayaran
Global, AEs dan EMs
pokok dan angsuran, sehingga memberikan
% (Rasio utang terhadap PDB)

120
kelonggaran atas pengakuan kredit bermasalah
(NPL) pada perbankan. Permasalahan luka memar
100 korporasi dan dampaknya pada lembaga dan
80 stabilitas sistem keuangan ini tetap saja perlu
diwaspadai dengan masih berlanjutnya pandemi
60
Covid-19. Bahkan, meski secara keseluruhan
40 ekonomi telah sepenuhnya pulih, luka memar
korporasi dari pandemi Covid-19 tersebut masih
20
perlu waktu untuk sembuh.
0
2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
Di sisi lain, digitalisasi sistem pembayaran dan
Global Advanced Economies Emerging Markets
ekonomi-keuangan berkembang sangat cepat,
Sumber: IMF GFSR April 2021
Sumber: IMF GFSR April 2021 dengan semakin dominannya peran BigTech dan

12
semakin meningkatnya e-commerce. Digitalisasi Grafik 17.
Grafik 17.Pangsa
PangsaE-Commerce
E-Commerce
memang telah terjadi sebelum pandemi Covid-19, % dari total penjualan ritel
didorong oleh kemajuan teknologi digital termasuk
intelegensia artifisial oleh perusahaan teknologi 25
besar (BigTech) yang mampu menghadirkan jasa
layanan pribadi dan ekonomi-keuangan melalui 21

handphone maupun gadget lain, kapanpun dan


17
dimanapun (Grafik 16). Teknologi intelegensia
artifisial yang mampu mengolah data perilaku pribadi 13
semakin begitu canggihnya menawarkan pengalaman
9
konsumen untuk memenuhi berbagai kebutuhannya
untuk bertransaksi ekonomi-keuangan yang semakin 5
2015 2016 2017 2018 2019 2020
cepat dan sering, melalui platform e-commerce
Tiongkok Jepang Jerman
dengan volume dan frekuensi yang sangat besar AS Inggris
Data s.d. Nov 2020 (AS), Okt 2020 (Tiongkok), Sep 2020 (Jerman, Jepang dan Inggris)
meski nilai per transaksi yang kecil (ritel) (Grafik Sumber: BIS
Data s.d. Nov 2020 (AS), Okt 2020 (Tiongkok), Sep 2020 (Jerman, Jepang, dan Inggris)
17). Sejak pandemi Covid-19, dengan pembatasan Sumber: BIS

mobilitas aktivitas manusia, digitalisasi ekonomi- muncul pula sejumlah permasalahan baru, termasuk
keuangan dan sistem pembayaran berkembang kepemilikan dan perlindungan data pribadi, pajak
sangat cepat. Transaksi ekonomi-keuangan digital transaksi ekonomi-keuangan digital, layanan jasa
yang semula lebih banyak di kalangan muda dan keuangan oleh entitas bukan lembaga keuangan
generasi milenial, sekarang telah meluas ke berbagai (shadow banking), meluasnya mata uang yang
lapisan masyarakat serta menjadi preferensi dan diciptakan swasta (cryptocurrency), dan tingginya
kebiasaan baru karena kemudahan, kecepatan, serangan siber. Berbagai peluang dan tantangan
serta murahnya harga dan biaya transaksi. Tidak dari meluasnya ekonomi-keuangan digital ini perlu
hanya di kota-kota, tetapi meluas ke desa-desa, direspons dengan langkah-langkah kebijakan yang
bahkan semakin menembus batas-batas negara. tepat untuk mendudukkan kembali peran negara,
Ekonomi-keuangan digital menjadi salah satu termasuk otoritas-otoritas kementerian keuangan,
sumber pertumbuhan ekonomi serta mempercepat bank sentral, pengawasan lembaga keuangan,
inklusi ekonomi dan keuangan. Namun di sisi lain, teknologi dan informasi, serta keamanan dan
pertahanan, dalam peradaban baru, yaitu peradaban
Grafik 16. Pengguna Aktif BigTech digital.
Grafik 16. Pengguna Aktif BigTech
Miliar dolar AS Miliar dolar AS
Selain begitu cepatnya digitalisasi, pandemi
Covid-19 juga meningkatkan tuntutan akan
2,4 0,06 perlunya mempercepat ekonomi-keuangan
hijau (green economy and finance). Sesungguhnya
1,6 0,04 komitmen berbagai negara terhadap permasalahan
perubahan iklim dan perlunya segera mengadopsi
ekonomi-keuangan hijau telah ada sebelum pandemi
0,8 0,02
Covid-19, sebagaimana dituangkan dalam Paris
Agreement tahun 2015. Berbagai negosiasi dan
0,0 0,00 perjanjian kerja sama perdagangan dan investasi,
2004 2006 2008 2010 2012 2014 2016 2018 2020
baik antarnegara maupun kawasan, juga telah
Skala kiri Alibaba Tencent Skala kanan Kakao
Facebook Google Groupon
memasukkan perlunya adopsi ekonomi-keuangan
Sumber: BIS hijau tersebut. Bahkan dalam hubungan investor
Sumber: BIS
keuangan, termasuk investasi portofolio, preferensi

13
Grafik 18. Emisi Karbon dan Target Penurunan: Grafik 19. Paris Agreement:
Grafik 18. Emisi Karbon dan Target Penurunan: Grafik 19. Paris Climate Agreement:
Menuju
Menuju Zero
ZeroEmission
Emission Target Penurunan Emisi per Negara
Target Penurunan Emisi per Negara
CO2
Country Emissions Pledges
60 Penurunan emisi
karbon selama
196 parties
52,4 billion
tonnes of emissions*

pandemi
50 Penurunan emisi Path to 2OC Target
Intermediate
goal for 2OC
karbon selama GFC 196 100%
RU 30%
40 Path to 1,5OC Target Tonga
St Kitts & Nevis CA 30% EU 40%
Timor Leste
Nepal KR 37%
Intermediate Korea Utara US 28% JP 26%
30 goal for 1,5OC Brunei
Uzbekistan
CN 65%
IN 35%
Venezuela
Angola MX 40% PH 70%
Nigeria
Tuvalu
MY 45%
20 Palau
Jamaica BR 43%
ID 41%
Malaysia
Niue AU 28%
99,0%
Kuwait

10
Bahrain
Micronesia of territorial emissions covered
under current pledges 2030: 41% Carbon Emission Reduction
Cuba
Yemen
2060: Carbon Neutral
South Sudan
Guyana

0 Iran
-

1990 1995 2000 2005 2010 2015 2020 2025 2030 Has submitted climate pledge Yet to submit pledge
CO2 CH4, N2O and F-gases Submitted but exiting the deal
Sumber: UNCTAD (April 2020)
Sumber: UNCTAD (April 2020) *of greenhouse
Sumber: UNCTAD gases in 2012 excluding
(April 2020) *of internati
greenhouseonal aviati
gases in 2012on and shipping
excluding international aviation and shipping

Sumber: UNCTAD (April 2020)

dan tuntutan oleh para pemilik dana (besar maupun Sejumlah langkah koordinasi kebijakan internasional
kecil) mewarnai pembentukan portofolio investasi ditempuh untuk terus memperkuat pemulihan
oleh para manajer investasi global, termasuk pilihan ekonomi global dan mengatasi berbagai
yang cenderung mengutamakan negara EMDEs permasalahan yang muncul. Sejumlah agenda
yang lebih pro-ekonomi dan keuangan hijau. Sejak penting mengemuka di forum-forum G20, IMF, FSB,
pandemi Covid-19, tuntutan ekonomi-keuangan hijau BIS, maupun lainnya. Pertama, perlunya semakin
semakin kuat dari negara-negara maju, antara lain memperluas pasokan dan distribusi vaksin dari AEs
untuk melanjutkan penurunan emisi karbon yang jauh ke EMDEs, termasuk pemberian pinjaman lunak dan
lebih besar yaitu 8-9% dibandingkan sekitar 2-3% pengurangan utang (debt relief) bagi Less Developed
selama krisis keuangan global 2007/2009 (Grafik Countries (LDCs) serta tambahan alokasi Special
18). Karenanya, berbagai negara, khususnya EMDEs Drawing Rights (SDR) khusus dengan permintaan agar
termasuk Indonesia, harus semakin serius untuk negara AEs dan EMDEs untuk berpartisipasi dalam
menyusun program penurunan emisi karbon (carbon membantu LDCs. Kedua, perlunya penahapan dan
emission reduction program) dalam rangka memenuhi kejelasan komunikasi dalam normalisasi kebijakan
komitmen Paris di atas (Grafik 19). Termasuk insentif fiskal dan moneter (exit policy) untuk mengatasi
yang diberikan oleh Pemerintah dan bank sentral permasalahan ketidakseimbangan pemulihan
untuk suatu proyek dan produk keuangan yang lebih ekonomi global serta dampak yang ditimbulkannya
ramah lingkungan, baik melalui insentif pajak dan pajak bagi stabilitas pasar keuangan global. Ketiga, perlunya
karbon (carbon tax) maupun kebijakan makroprudensial langkah-langkah bersama untuk mengatasi gangguan
yang memberikan insentif kepada pembiayaan hijau. dalam mata rantai pasokan global serta kelangkaan
Sejumlah manajer investasi dan lembaga keuangan energi agar tetap mendukung pemulihan ekonomi
dunia juga semakin mampu menawarkan pilihan- dan mengatasi lonjakan inflasi global. Keempat,
pilihan produk investasi di EMDEs yang lebih ramah perlunya kebijakan baik dari sisi fiskal, moneter,
lingkungan, dengan mendasarkan pada komitmen makroprudensial, pengaturan lembaga keuangan,
penurunan emisi karbon suatu negara dan juga proyek maupun di sektor riil (seperti reformasi struktural dan
investasi yang dibiayai, yang sering disebut Sustainaible tenaga kerja) untuk mengatasi dampak luka memar
Finance. Bahkan, program penurunan emisi karbon dari pandemi terhadap kondisi korporasi agar tidak
tersebut mulai juga diperdagangkan, atau yang disebut mengganggu keberlanjutan pemulihan ekonomi
dengan Carbon Trading. dan mencegah risiko rambatan terhadap stabilitas
sistem keuangan. Kelima, perlunya mempercepat

14
kerja sama internasional dalam mengakselerasi Grafik 20. Kasus Covid-19 di Indonesia
Grafik 20. Kasus Covid-19 di Indonesia
digitalisasi ekonomi-keuangan, termasuk kerja
Ribu orang Ribu orang
sama sistem pembayaran antar negara (cross-border
60 600
payments system), pengembangan Central Bank Digital
Currency (CBDC), pengaturan dan pengawasan 50 500
untuk BigTech, data, serangan siber, serta perluasan 400
40
digitalisasi untuk inklusi ekonomi-keuangan seperti
30 300
remitansi, perdagangan ritel, dan UMKM. Keenam,
perlunya masa transisi menuju ekonomi-keuangan 20 200
hijau, termasuk dalam pemenuhan dan transparansi
10 100
data emisi karbon, penyusunan program transisi
0 0
emisi karbon, pajak karbon, hingga pengembangan 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

produk keuangan hijau (sustainable finance). Ketujuh, 2020 2021

perlunya terus mencermati dan mengantisipasi dalam New Confirmed Cases Kasus Aktif (skala kanan)

Data s.d. 16 November 2021


merumuskan langkah kebijakan yang diperlukan di Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 diolah
Data s.d. 16 November 2021
Indonesia terhadap berbagai agenda internasional Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 diolah

yang mewarnai berbagai pembahasan dalam forum-


forum kerja sama internasional, termasuk G20, menjadi hanya 3% dewasa ini (Grafik 21). Program
IMF, FSB, dan BIS tersebut. Hal ini semakin penting vaksinasi juga semakin cepat, dengan capaian
dengan Keketuaan Indonesia pada G20 pada tahun sekitar 38% penduduk Jawa-Bali telah divaksin dan
2022 mendatang. 22% di wilayah lain, dengan keseluruhan Indonesia
secara rerata 31% penduduk telah divaksin. Sejalan
dengan itu, Pemerintah merencanakan untuk secara
Kinerja dan Prospek Ekonomi Nasional: bertahap akan mulai membuka sektor-sektor dan/
Proses Pemulihan Terus Berlangsung, atau wilayah-wilayah dengan kasus berat rendah,
Stabilitas Terjaga angka pemanfaatan rumah sakit yang juga rendah,
dan tingkat kematian yang rendah.
Penyebaran varian delta Covid-19 yang mencapai
puncaknya pada Juli 2021 menurun dengan gerak
cepat Pemerintah dan dukungan masyarakat. Kita
bersyukur Indonesia kembali selamat dari serangan Grafik 21. Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional
Grafik 21. Bed Occupancy Rate (BOR) Nasional
varian delta Covid-19 yang mencapai puncaknya
%, Bed Occupancy Rate Jumlah tempat tidur (ribu)
sekitar Juli-Agustus 2021, dengan langkah-
80 140
langkah cepat dari Pemerintah untuk penanganan 74%
70 120
dan pencegahannya, termasuk Pemberlakukan 63%
60
Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) secara 100
50
ketat di Jawa-Bali, percepatan program vaksinasi, 80
40 34%
serta penyiapan lebih banyak fasilitas perawatan 60
30 24%
baik di rumah-rumah sakit maupun prasarana lain. 40
20 7%
Alhamdulillah, dengan cepat kasus positif pandemi 4%
10 3% 20
Covid-19 menurun menjadi rerata di bawah 500
0 0
per hari, dibandingkan dengan rerata 50.000 kasus 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

per hari pada minggu ketiga Juli 2021 (Grafik 20). 2020 2021

Tingkat penggunaan kamar perawatan di rumah sakit Tersedia (Skala Kanan) Terpakai (Skala Kanan) BOR
Data s.d. 16 November 2021
dan fasilitas kesehatan lain (bed occupancy rate) juga Sumber: Kementerian Kesehatan
Data s.d. 16 November 2021
menurun drastis, dari sekitar 74% pada Juni 2021 Sumber: Kementerian Kesehatan

15
Grafik 22.
Grafik 22.Nilai
NilaiEkspor Indonesia
Ekspor Indonesia Grafik 24.
Grafik 24.Nilai
Nilai Investasi Indonesia
Investasi Indonesia
Triliun Rp Triliun Rp

700 1.000

950
650

900
600
850
550
800

500
750

450 700
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia


Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia
Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia

Sejumlah indikator menunjukkan perbaikan terus didorong Pemerintah. Akselerasi permintaan


ekonomi nasional kembali berlanjut setelah domestik juga didukung konsumsi rumah tangga
mengalami perlambatan sebagai dampak dari terutama makanan (Grafik 23), sejalan dengan mulai
merebaknya varian delta pandemi Covid-19 pada pembukaan PPKM dan juga hasil ekspor khususnya
bulan Juli dan Agustus 2021. Hal ini tercermin dari di wilayah Timur Indonesia dan Sumatera, meskipun
kenaikan indikator hingga awal November 2021 kenaikan konsumsi swasta sempat tertekan
seperti mobilitas masyarakat, penjualan eceran, khususnya di wilayah Jawa dan Bali karena dampak
ekspektasi konsumen, PMI Manufaktur, serta PPKM sebagai langkah penanganan penyebaran
realisasi ekspor dan impor. Kenaikan permintaan varian delta Covid-19. Demikian pula, investasi,
dan harga komoditas yang tinggi mendorong terutama nonbangunan, meningkat sejalan dengan
pemulihan ekspor yang berlangsung cepat (Grafik perbaikan ekspor dan masuknya PMA yang didukung
22), tidak hanya terbatas pada komoditas sumber kemudahan investasi sesuai UU Cipta Kerja (Grafik
daya alam tetapi juga produk-produk hilirisasi yang 24).  Secara keseluruhan, setelah terjadi penundaan

Grafik 23.
Grafik 23.Nilai
NilaiKonsumsi RumahTangga
Konsumsi Rumah Tangga Grafik 25.
Grafik 25.Nilai
Nilai PDB Indonesia
PDB Indonesia
Triliun Rp Triliun Rp

1.550 2.900

2.800
1.500
2.700
1.450
2.600
1.400
2.500

1.350 2.400

1.300 2.300
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV* I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*

2017 2018 2019 2020 2021 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia


Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia
Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia Sumber: BPS, *Proyeksi Bank Indonesia

16
Tabel 2. PDB Berdasarkan Pengeluaran (%, yoy)

2020** 2021***
Komponen 2019* 2020
I II III IV I II III

PDB 5,02 2,97 -5,32 -3,49 -2,19 -2,07 -0,71 7,07 3,51

Konsumsi Swasta 5,04 2,83 -5,52 -4,05 -3,61 -2,63 -2,21 5,96 1,03

Konsumsi Pemerintah 3,26 3,77 -6,90 9,76 1,76 1,94 2,58 8,03 0,66

Investasi 4,45 1,70 -8,61 -6,48 -6,15 -4,95 -0,23 7,54 3,74

Inv. Bangunan 5,37 2,76 -5,26 -5,60 -6,63 -3,78 -0,74 4,36 3,36

Inv. Non-Bangunan 1,83 -1,46 -18,62 -8,99 -4,71 -8,38 1,39 18,58 4,89

Ekspor -0,86 0,36 -12,02 -11,66 -7,21 -7,70 7,09 31,98 29,16

Impor -7,39 -3,62 -18,29 -23,00 -13,52 -14,71 5,38 31,72 30,11
Sumber : BPS Keterangan: *Angka sementara; ** Angka sangat sementara; *** Angka sangat sangat sementara

selama Juli-Agustus 2021, perekonomian Indonesia Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan akan
secara bertahap kembali ke level sebelum covid-19 kembali semakin membaik pada triwulan IV 2021
(Grafik 25). dan seterusnya, didorong oleh mobilitas yang terus
meningkat sejalan dengan akselerasi vaksinasi,
Pertumbuhan ekonomi nasional terus membaik kinerja ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-
sejak triwulan II 2021 dan akan meningkat tinggi sektor prioritas yang semakin luas, serta stimulus
pada tahun 2022. Pada triwulan III 2021, kinerja kebijakan yang terus berlanjut. Secara keseluruhan
perekonomian tetap tumbuh positif, yaitu 3,51% 2021 pertumbuhan ekonomi tetap berada dalam
dibandingkan kontraksi 3,49% pada triwulan yang kisaran proyeksi Bank Indonesia yaitu 3,2-4,0%, dan
sama tahun lalu (Tabel 2). Pertumbuhan ini lebih pada tahun 2022 diprakirakan akan tumbuh lebih
rendah dari 7,07% pada triwulan II 2021. Penyebaran tinggi menjadi 4,7-5,5%.
varian delta Covid-19 dan PPKM ketat khususnya
di wilayah Jawa dan Bali yang harus ditempuh Secara spasial, kinerja pertumbuhan ekonomi
Pemerintah tidak dipungkiri berdampak pada nasional didukung oleh pertumbuhan hampir
ekonomi, terutama konsumsi swasta yang hanya seluruh wilayah. Perekonomian di hampir seluruh
tumbuh 1,03% pada triwulan III 2021. Demikian pula, wilayah tetap tumbuh positif pada triwulan III
pembatasan mobilitas juga berdampak pada kenaikan 2021, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di
investasi yang lebih rendah, yaitu sebesar 3,74% wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti
pada triwulan III 2021. Dukungan pertumbuhan Kalimantan dan Sumatera. Beberapa daerah, yakni
dari kinerja ekspor yang tetap tinggi, yaitu 29,16% Aceh, Jambi, dan Kalimantan Selatan, tumbuh
pada triwulan III 2021 sejalan dengan permintaan meningkat dari triwulan sebelumnya, terutama
mitra dagang utama yang tetap kuat, tidak mampu ditopang oleh kinerja ekspor sejalan dengan
mengompensasi penurunan pertumbuhan konsumsi peningkatan kinerja LU Pertambangan, khususnya
swasta dan investasi. Dari sisi Lapangan Usaha batu bara (Grafik 26). Pertumbuhan ekonomi
(LU), kinerja LU utama seperti Industri Pengolahan, Papua juga tercatat meningkat karena ditopang
Perdagangan, dan Pertambangan tumbuh positif. oleh berlanjutnya aktivitas investasi pembangunan

17
Grafik 26. Pertumbuhan Ekonomi Regional Triwulan III 2021 (%, yoy) Grafik 26. Pertumbuhan Ekonomi Regi

SUMATERA KALIMANTAN
5,28
6,29
3,78 4,52

ACEH
2,8
-2,24
-0,86 -2,81
-4,21
-2,26 -2,21
SUMUT III IV I II III III IV I II III
KALTARA
2020 2021 2020 2021
2,6 5,2

RIAU
4,1 KALTIM
KEP. RIAU 4,5
3,0 KALBAR
SUMBAR 4,6 SU
3,3 SULBAR
JAMBI KALTENG 2,5
5,9 KEP. BABEL 3,6
6,1
KALSEL
SUMSEL
4,8
BENGKULU 3,9
2,5 SULSEL
3,2
LAMPUNG
3,0
DKI
JAWA
2,4
7,92

3,03 JABAR
BANTEN 3,4 JATENG
4,6 2,6 BALI NTB
JATIM -2,9
3,2 2,4
-0,92
-2,60 DIY
-3,91 2,3
III IV I II III
2020 2021

Positif, Kontraksi, Positif, K


Tw III’21 > Tw II’21 Tw III’21 > Tw II’21 Tw III’21< Tw II’21 T
Sumber: BPS, diolah

Sumber: BPS, diolah


tambang bawah tanah dan konstruksi akhir terkait Tiongkok. Sementara itu, kinerja LU Industri
lokasi PON XX. Dari sisi eksternal, perbaikan Pengolahan yang berorientasi domestik melambat,
permintaan global dan kenaikan harga komoditas terutama di Jawa, seiring pembatasan aktivitas
ekspor utama menopang perekonomian wilayah, produksi sektor esensial. Namun, permintaan
terutama di Sumatera dan Kalimantan. Dari sisi eksternal yang masih cukup kuat menopang kinerja
LU, permintaan eksternal mendorong perbaikan LU Industri Pengolahan, terutama pada industri
kinerja LU utama daerah yang berorientasi ekspor. Crude Palm Oil (CPO) di Sumatera dan industri logam
Sejalan dengan kinerja ekspor dan harga komoditas dasar di Sulampua. Pembatasan mobilitas masyarakat
yang meningkat, kinerja LU Pertambangan turut menahan kinerja LU Perdagangan, terutama
tumbuh meningkat dan menopang perekonomian di Jawa dan Balinusra. Perbaikan pertumbuhan
daerah yang merupakan basis produksi. Kinerja ekonomi daerah diperkirakan berlanjut pada tahun
pertambangan batu bara di Sumatera dan Kalimantan 2021 dimana wilayah Jawa, Sumatera, Kalimantan,
masih solid didorong menguatnya permintaan Balinusra, dan Sulampua akan tumbuh masing-

18
an Ekonomi Regional Triwulan III 2021 (%, yoy)

NASIONAL
7,07

3,51

A
-0,71
-2,19
-3,49
SULUT III IV I II III
3,2 2020 2021
GORONTALO
3,0 MALUT
11,4

SULTENG PAPBAR
10,2 -1,8
SULBAR
2,5

SULTRA
4,0 PAPUA
MALUKU 14,5
SULSEL 4,2
3,2

TB
4
BALINUSRA SULAMPUA
8,62
NTT 3,77

2,4 5,79

-0,09 3,29

0,36
-5,12

Kontraksi,
-6,81 -1,05
-7,43
III IV I II III III IV I II III

w II’21 Tw III’21 < Tw II’21


2020 2021 2020 2021

masing sebesar 3,1-3,9%; 2,7-3,5%; 2,8-3,6%; 0,2- perdagangan tetap baik dengan surplus mencapai
1,0%, dan 5,8-6,6%. 5,7 miliar dolar AS pada Oktober 2021, tertinggi
sepanjang sejarah pencatatan. Perkembangan ini
Ketahanan sektor eksternal Indonesia tetap didukung oleh kinerja ekspor komoditas utama,
terjaga didukung oleh perbaikan kinerja Neraca seperti batu bara, CPO, serta besi dan baja.
Pembayaran Indonesia (NPI). Transaksi berjalan Sementara itu, investasi portofolio pada triwulan
triwulan III 2021 mencatat surplus, ditopang oleh IV 2021 (hingga 16 November 2021) mencatat net
kinerja ekspor yang tinggi sejalan dengan kenaikan inflows sebesar 0,14 miliar dolar AS. Posisi cadangan
permintaan global dan harga komoditas dunia (Tabel devisa Indonesia pada akhir Oktober 2021 tercatat
3). Surplus transaksi modal dan finansial berlanjut sebesar 145,5 miliar dolar AS, setara dengan
didorong oleh aliran masuk modal asing baik pembiayaan 8,5 bulan impor atau 8,3 bulan impor
dalam bentuk investasi langsung maupun investasi dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta
portofolio. Pada triwulan IV 2021, kinerja neraca berada di atas standar kecukupan internasional

19
Tabel 3. Neraca Pembayaran Indonesia

2020* 2021**
Komponen (miliar USD) 2019 2020
I II III* IV* I* II* III**

Transaksi Berjalan -30,3 -3,5 -2,9 1,0 0,8 -4,5 -1,1 -2,0 4,5
A. Barang 3,5 4,5 4,0 9,8 10,0 28,2 7,6 8,3 15,0
- Ekspor, fob 168,5 41,7 34,6 40,8 46,2 163,4 49,4 54,3 61,7
- Impor, fob -164,9 -37,2 -30,7 -31,0 -36,2 -135,1 -41,7 -46,0 -46,7
a. Non-migas 12,0 5,8 3,3 9,4 11,3 29,9 10,0 11,6 18,1
b. Migas -10,3 -2,6 -0,8 -0,7 -1,2 -5,4 -2,3 -3,1 -2,9
B. Jasa - jasa -7,6 -1,7 -2,1 -2,8 -3,1 -9,7 -3,4 -3,7 -3,6
C. Pendapatan Primer -33,8 -7,9 -6,2 -7,4 -7,4 -28,9 -6,7 -8,1 -8,3
D. Pendapatan Sekunder 7,6 1,7 1,4 1,4 1,4 5,9 1,4 1,5 1,4
Transaksi Modal dan Finansial 36,6 -3,0 11,0 0,9 1,0 7,9 5,7 1,6 6,1
1. Investasi Langsung 20,5 4,3 4,5 1,0 4,3 14,1 4,4 5,3 3,3
2. Investasi Portofolio 22,0 -6,3 9,7 -2,0 2,0 3,4 4,9 4,0 1,1
3. Investasi Lainnya -6,1 -0,6 -3,4 1,9 -7,4 -9,6 -3,7 -7,7 1,5
Neraca Keseluruhan 4,7 -8,5 9,2 2,1 -0,2 2,6 4,1 -0,4 10,7
Memorandum:
- Cadangan Devisa 129,2 121,0 131,7 135,2 135,9 135,9 137,1 137,1 146,9

Dalam bulan impor dan


7,3 7,0 8,1 9,1 9,8 9,8 9,7 8,8 8,6
pembayaran ULN Pemerintah

Transaksi Berjalan (% PDB) -2,7 -1,3 -1,2 0,4 0,3 -0,4 -0,4 -0,7 1,5

Keterangan:* Angka sementara; ** Angka sangat sementara


Sumber: Bank Indonesia

sekitar 3 bulan impor. Ke depan, transaksi berjalan 0,53% secara point to point dan 0,56% secara
diprakirakan dalam kisaran surplus 0,3% sampai rerata dibandingkan dengan level Oktober 2021.
dengan defisit 0,5% dari PDB pada 2021, dan akan Pelemahan nilai tukar Rupiah disebabkan oleh aliran
tetap rendah dalam kisaran defisit 1,1% sampai masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi
dengan 1,9% dari PDB pada 2022, sehingga positif terhadap prospek perekonomian domestik
mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia. dan terjaganya pasokan valas domestik. Dengan
perkembangan tersebut, Rupiah sampai dengan 17
Nilai tukar Rupiah bergerak stabil dan berpotensi November 2021 mencatat depresiasi sebesar 1,35%
menguat, didukung oleh fundamental ekonomi (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020, lebih
Indonesia khususnya kinerja ekspor dan eksternal, rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah
aliran masuk modal asing, dan langkah kebijakan negara berkembang lainnya, seperti India, Malaysia,
stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia. Nilai Filipina, dan Thailand (Grafik 27a). Stabilitas nilai
tukar Rupiah pada 17 November 2021 melemah tukar Rupiah juga didukung oleh persepsi risiko

20
Grafik 27a. Nilai Tukar Rupiah vs Beberapa Negara Grafik 28. Inflasi: Inti, Volatile Food,
Grafik 27a. Nilai Tukar Rupiah vs Beberapa Negara
Grafik
dan 28. Inflasi: Inti,
Administered Volatile Food, dan Administered Prices
Prices
% (yoy)
TRY -29,88
-15,92
JPY -10,10
-2,25 12
EUR -8,68
4,08 Oktober-21:
THB -8,50 10 IHK = 1,66
-1,67
KRW -8,13 Inti = 1,33
3,58 8 VF = 3,16
ZAR -6,06
12,11 AP = 1,47
BRL -5,56
-4,35
6
PHP -4,70
0,98 4
MYR -3,43
1,55
SGD -2,58
2,82 2
INR -1,40
0,39
IDR -1,35 0
1,61
CNY 2,23
6,80 % -2
1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10
-40,0 -30,0 -20,0 -10,0 0,0 10,0 20,0
2016 2017 2018 2019 2020 2021

point-to-point rerata IHK Inti Volatile Food

Data s.d. 17 November 2021 Administered Prices


Sumber:
Data s.d.Reuters
17 dan Bloomberg 2021
November Sumber: BPS
Sumber: BPS
Sumber: Reuters dan Bloomberg

investor global atas investasi portofolio di Indonesia, sedikit meningkat dari inflasi September 2021 sebesar
seperti tercermin pada perkembangan Credit Default 1,60% (yoy) (Grafik 28). Inflasi inti tetap rendah di tengah
Swap (CDS), yang relatif stabil (Grafik 27b). Bank permintaan domestik yang mulai meningkat, didukung
Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi oleh pasokan yang terkendali, nilai tukar yang stabil,
nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan ekspektasi inflasi yang terjaga. Inflasi kelompok
dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas volatile food melambat didukung pasokan barang yang
operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar. memadai. Inflasi kelompok administered prices sedikit
meningkat sejalan masih berlanjutnya dampak kenaikan
Inflasi tetap rendah dan mendukung stabilitas cukai tembakau. Dengan perkembangan tersebut, inflasi
perekonomian. Indeks Harga Konsumen (IHK) pada diprakirakan berada di bawah batas bawah kisaran
Oktober 2021 tercatat inflasi 0,12% (mtm) sehingga sasarannya 3,0±1% pada 2021 dan terjaga dalam kisaran
inflasi IHK sampai Oktober 2021 mencapai 0,93% sasaran 3,0±1% pada 2022 (Grafik 29). Bank Indonesia
(ytd). Secara tahunan, inflasi IHK tercatat 1,66% (yoy), berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat

Grafik 27b. Persepsi Risiko EMs dan CDS Indonesia Grafik 29.
Grafik 29.Realisasi
Realisasi dan
dan Sasaran InflasiNasional
Sasaran Inflasi Nasional
Grafik 27b. Persepsi Resiko EMs dan CDS Indonesia
% (yoy)
bps bps
700 350 7

600 300 6

500 250 5

400 200 4

300 150 3 3,4


3,6
3,0 3,1
200 100 2 2,7

100 50 1
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0 0
2018 2019 2020 2021 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021*

EMBI CDS (skala kanan) Sasaran Inflasi Realisasi Inflasi


Data s.d. 16 November 2021 *Data s.d. Oktober 2021
Data s.d. 16 November 2021 *Data s.d. Oktober 2021
Sumber: Bloomberg Sumber: BPS
Sumber: Bloomberg Sumber: BPS

21
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah melalui Grafik 30. Permodalan dan NPL Perbankan
Grafik 30. Permodalan dan Non Performing
Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP Loan Perbankan
dan TPID) guna menjaga inflasi IHK dalam kisaran % %

targetnya 5,0 26
25,18
4,5 25
Kondisi likuiditas sangat longgar didorong kebijakan
4,0 24
moneter yang akomodatif dan dampak sinergi Bank
Indonesia dengan Pemerintah dalam mendukung 3,5 23
pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia telah 22
3,0 3,22
kembali menambah likuiditas (quantitative easing)
2,5 21
di perbankan sebesar Rp137,24 triliun hingga 16
November pada tahun 2021. Dengan perkembangan 2,0 20
4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 12 4 8 9
tersebut, sejak tahun 2020 kebijakan quantitative 2016 2017 2018 2019 2020 2021
easing telah mencapai Rp863,8 triliun atau sekitar NPL (Gross) CAR (skala kanan)

5,3% dari PDB, salah satu injeksi likuiditas yang Sumber: Bank Indonesia
Sumber: OJK
terbesar di negara berkembang. Dengan ekspansi
moneter tersebut, kondisi likuiditas perbankan Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan
pada Oktober 2021 sangat longgar, tercermin pada fungsi intermediasi perbankan mengalami perbaikan
rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/ secara bertahap. Rasio kecukupan modal (Capital
DPK) yang tinggi, yakni 34,05%. Pertumbuhan Dana Adequacy Ratio / CAR) perbankan September
Pihak Ketiga (DPK) tercatat 9,44% (yoy). Likuiditas 2021 tetap tinggi sebesar 25,18%, dan rasio kredit
perekonomian meningkat, tercermin pada uang bermasalah (NPL) tetap terjaga, yakni 3,22%
beredar dalam arti sempit (M1) dan luas (M2) yang (bruto) dan 1,04% (neto) (Grafik 30). Intermediasi
tumbuh meningkat masing-masing sebesar 14,6% perbankan melanjutkan pertumbuhan positif yaitu
(yoy) dan 10,4% (yoy). Pertumbuhan uang beredar sebesar 3,24% (yoy) pada Oktober 2021, yang
tersebut terutama didukung oleh peningkatan didorong baik oleh permintaan dan penawaran
ekspansi fiskal dan kredit perbankan. (Grafik 31). Permintaan kredit membaik sejalan
dengan meningkatnya aktivitas dunia usaha dan
Suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah konsumsi sejalan dengan melonggarnya aktivitas
dan likuiditas yang sangat longgar mendorong suku
bunga kredit perbankan terus menurun. Di pasar Grafik 31. Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan
uang dan pasar dana, suku bunga PUAB overnight Grafik 31. Pertumbuhan Kredit dan DPK Perbankan
dan suku bunga deposito 1 bulan perbankan telah %

menurun, masing-masing sebesar 52 bps dan 151 30


bps sejak Oktober 2020 menjadi 2,80% dan 3,17% 25
pada Oktober 2021. Di pasar kredit, penurunan 20
SBDK perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan
15
suku bunga kredit baru. Aktivitas ekonomi dan 9,44
mobilitas masyarakat yang meningkat mendorong 10

perbaikan persepsi risiko perbankan, sehingga 5 3,24


berdampak positif bagi penurunan suku bunga kredit 0
baru. Bank Indonesia terus mendorong perbankan
-5
untuk melanjutkan penurunan suku bunga 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 10
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
kredit sebagai bagian dari upaya bersama untuk
meningkatkan kredit kepada dunia usaha. Kredit DPK

Sumber: Bank Indonesia


Sumber: Bank Indonesia

22
Grafik 32.
Grafik 32.Pertumbuhan ATM,KK,
Pertumbuhan ATM, KK, dan
dan UEUE Grafik 33.
Grafik 33.Pertumbuhan DigitalBanking
Pertumbuhan Digital Banking

% (yoy) % (yoy) Juta transaksi % (yoy)


40 24,50 500
900 100
30 450
400 800 80
20
10 350 700 60
300 600 40
0
250 500 20
-10 6,37
200
-20 400 0
150
-30 300 -20
100
-40 50 200 -40
-50 55,54 0 100 -60
-60 -50 - -80
2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 81012 2 4 6 8 10 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 10
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2019 2020 2021

ATM-Debit Kartu Kredit SMS/Mobile Banking Internet Banking


Total Uang Elektronik (UE)-(skala kanan) Pertumbuhan (skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

masyarakat. Dari sisi penawaran, standar penyaluran dan preferensi masyarakat untuk berbelanja daring,
kredit oleh perbankan melonggar seiring dengan perluasan dan kemudahan sistem pembayaran digital,
menurunnya persepsi risiko. Seluruh kelompok serta akselerasi digital banking. Pada Oktober 2021,
penggunaan kredit telah tumbuh positif, terutama nilai transaksi uang elektronik (UE) tumbuh 55,54%
Kredit Konsumsi dan Kredit Modal Kerja. Di sektor (yoy) mencapai Rp29,23 triliun dan nilai transaksi
konsumsi, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terus digital banking meningkat 63,31% (yoy) menjadi
mencatat pertumbuhan tertinggi, yaitu sebesar Rp3.910,25 triliun (Grafik 32 dan 33). Nilai transaksi
8,87% (yoy). Sementara itu, pertumbuhan kredit pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debet,
UMKM meningkat menjadi sebesar 3,04% (yoy). Hal dan kartu kredit tercatat Rp664,26 triliun, tumbuh
ini menunjukkan berlanjutnya perbaikan di sektor riil 6,37% (yoy). Hal ini diperkuat dengan perluasan
dan dunia usaha, khususnya UMKM. Bank Indonesia ekosistem QRIS yang telah melampaui target tahun
akan terus melanjutkan kebijakan makroprudensial 2021 dan mencapai lebih dari 12 juta merchant di
yang akomodatif serta sinergi kebijakan dengan pertengahan November 2021. Pencapaian tersebut
Pemerintah dan otoritas lainnya di sektor keuangan merupakan hasil kolaborasi dan sinergi Pemerintah
untuk mendorong peningkatan kredit perbankan. Pusat dan Daerah, Kementerian/Lembaga, asosiasi/
Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit organisasi dan industri, serta seluruh elemen
dan DPK pada 2021 diprakirakan masing-masing masyarakat. Di sisi tunai, Uang Kartal Yang Diedarkan
sekitar 4,0-6,0% dan 8,0-10,0%, serta meningkat (UYD) pada Oktober 2021 meningkat 5,9% (yoy)
menjadi sekitar 6,0-8,0% dan 7,0-9,0% pada 2022. mencapai Rp854,3 triliun. Bank Indonesia terus
memastikan ketersediaan uang di seluruh wilayah
Bank Indonesia terus mempercepat digitalisasi Indonesia, serta melakukan digitalisasi pengelolaan
sistem pembayaran untuk mendukung akselerasi uang Rupiah dan edukasi Cinta Bangga Paham (CBP)
ekonomi keuangan digital nasional. Berbagai Rupiah.
program digitalisasi sistem pembayaran, seperti
perluasan Quick Response Code Indonesian Standard Prospek perekonomian Indonesia diperkirakan
(QRIS), Standar Nasional Open API Pembayaran akan meningkat lebih tinggi pada tahun 2022
(SNAP) dan reformasi regulasi, serta rencana dengan stabilitas yang tetap terjaga. Sebagaimana
implementasi Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST), disampaikan sebelumnya, pada tahun 2022
terus diakselerasi. Transaksi ekonomi dan keuangan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai
digital tumbuh pesat seiring meningkatnya akseptasi sekitar 4,7-5,5%, meningkat lebih tinggi dari

23
perkiraan pertumbuhan sekitar 3,2-4,0% pada tahun Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio
2021. Dengan asumsi tidak terjadi penyebaran / CAR) perbankan tetap tinggi dan rasio kredit
gelombang ketiga pandemi Covid-19, tercapainya bermasalah (NPL) tetap terjaga, termasuk dengan
imunitas massal, dan berangsurnya pulihnya mobilitas tetap berlakunya pengaturan restrukturisasi kredit
masyarakat, konsumsi swasta diperkirakan akan dari OJK. Intermediasi perbankan akan semakin
kembali pulih dan mencapai pertumbuhan sekitar membaik, dengan pertumbuhan kredit dan DPK
5% pada semester II 2022. Kinerja ekspor juga tetap diperkirakan mencapai 6,0-8,0% dan 7,0-9,0%
akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi dengan pada 2022 dibandingkan dengan kisaran 4,0-6,0%
masih akan tingginya permintaan dan harga komoditas dan 8,0-10,0% pada tahun 2021 sebagaimana
global, meskipun dengan tingkat pertumbuhan telah dijelaskan sebelum ini. Permintaan kredit
yang lebih rendah dari tahun 2021 karena faktor diperkirakan akan semakin membaik, dengan
perhitungan statistik. Kenaikan permintaan domestik, peningkatan pertumbuhan konsumsi, investasi,
kinerja ekspor, kenaikan PMA dari implementasi UU maupun ekspor, sejalan dengan berangsur pulihnya
Cipta Kerja, serta kembali dilanjutkannya proyek- aktivitas ekonomi dari pandemi Covid-19. Dari sisi
proyek infrastruktur strategis nasional yang tertunda penawaran, peningkatan kredit didukung oleh tetap
akan mendorong kenaikan pertumbuhan investasi longgarnya likuiditas dan menurunnya persepsi risiko,
yang tinggi. Dari sisi LU, pertumbuhan ekonomi di samping kebijakan makroprudensial yang akan
akan didukung sejumlah sektor yang diperkirakan tetap akomodatif. Sangat tingginya rasio AL/DPK
tumbuh kuat, seperti sektor pertambangan, industri tidak akan berpengaruh pada kemampuan perbankan
pengolahan, perdagangan, dan pertanian. Sementara dalam penyaluran kredit maupun pembelian SBN
itu, inflasi diperkirakan masih dapat terkendali dalam yang diterbitkan Pemerintah, meskipun kemungkinan
kisaran sasaran yaitu 3±1% dengan kapasitas produksi Bank Indonesia akan mengurangi secara bertahap
nasional yang masih memadai dalam memenuhi likuiditas (tapering) sebagai bagian dari normalisasi
kenaikan permintaan agregat hingga akhir 2022, stimulus moneternya.
meskipun dampak kenaikan harga energi global perlu
tetap perlu diwaspadai. Stabilitas eksternal juga Ekonomi keuangan digital nasional akan terus
diperkirakan tetap terjaga dengan defisit transaksi meningkat pesat pada tahun 2022 didukung oleh
berjalan yang berada pada kisaran 1,1-1,9% dari akselerasi digitalisasi sistem pembayaran oleh
PDB, dengan surplus neraca transaksi modal dan Bank Indonesia. Transaksi e-commerce pada 2022
finansial yang diperkirakan lebih besar terutama diproyeksikan akan terus meningkat didukung
dari arus modal asing khususnya dalam bentuk perluasan ekosistem e-commerce, terus berlanjutnya
PMA sejalan dengan implementasi UU Cipta Kerja. pergeseran preferensi perilaku masyarakat untuk
Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang lebih berbelanja online, maupun berbagai inovasi dan
baik tersebut akan menjadi faktor positif untuk promosi oleh para perusahaan dan program-program
stabilitas nilai tukar Rupiah di tengah kemungkinan Pemerintah dan Bank Indonesia. Kenaikan pesat
kenaikan ketidakpastian pasar keuangan global transaksi UE diperkirakan juga terus berlanjut
karena normalisasi kebijakan moneter dari the Fed didorong oleh perluasan penggunaan UE pada
dan sejumlah negara maju lainnya. Bank Indonesia e-commerce dan pada berbagai platform online
akan terus menempuh langkah-langkah kebijakan lainnya. Namun, pertumbuhan relatif melambat
yang diperlukan untuk mencapai sasaran inflasi yang seiring dengan kemudahan dan efisiensi metode
ditetapkan dan terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah pembayaran digital lainnya, serta mulai terbatasnya
dengan tetap mendukung upaya bersama untuk promo kepada konsumen. Demikian pula, transaksi
mendorong pemulihan ekonomi nasional lebih lanjut. digital banking pada 2022 diproyeksikan akan terus
menguat didukung oleh kenyamanan konsumen
Stabilitas sistem keuangan juga tetap terjaga dengan bertransaksi secara digital dan berbagai inovasi
pertumbuhan kredit yang meningkat pada 2022. digital oleh perbankan. Berbagai inisiatif Bank

24
Indonesia untuk digitalisasi sistem pembayaran Bauran Kebijakan Bank Indonesia Tahun
akan terus diakselerasi untuk menciptakan transaksi 2021: Mendorong Pemulihan Ekonomi
sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, aman, Nasional, Menjaga Stabilitas
dan andal untuk semakin mendorong peningkatan
ekonomi-keuangan digital nasional. Sinergi kebijakan nasional yang semakin erat
dalam mengatasi pandemi Covid-19 sejak tahun
Berdasarkan pengalaman pada tahun 2021, terdapat 2020 terus diperkuat pada tahun 2021 untuk
beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian tetap menjaga stabilitas dan terus mendorong
dalam upaya mendorong proses pemulihan ekonomi perbaikan ekonomi nasional. Dalam kaitan ini,
Indonesia. Pertama, sinergi untuk akselerasi vaksinasi sebagaimana telah kami sampaikan pada PTBI
dan penanganan Covid-19 dengan pembukaan tahun 2020, terdapat satu kondisi prasyarat
sektor prioritas perlu terus diperkuat untuk semakin (necessary condition), yaitu vaksinasi dan disiplin
mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sinergi dalam penerapan protokol Covid-19, serta 5 (lima)
tersebut perlu diarahkan kepada sektor-sektor yang kebijakan sebagai kondisi yang diperlukan (sufficient
memberikan kontribusi besar pada pertumbuhan conditions), yaitu: (i) pembukaan sektor produktif
ekonomi, khususnya sektor ekspor maupun untuk dan aman, (ii) percepatan realisasi stimulus fiskal,
memenuhi kenaikan permintaan domestik termasuk (iii) peningkatan kredit dari sisi permintaan dan
UMKM. Sinergi juga perlu diperluas untuk sektor penawaran, (iv) keberlanjutan stimulus moneter
yang mengalami dampak luka memar pada dunia dan makroprudensial, serta (v) digitalisasi ekonomi
usaha akibat pandemi Covid-19 dan mempunyai risiko dan keuangan, khususnya UMKM. Pelaksanaan
stabilitas sistem keuangan relatif tinggi, khususnya vaksinasi sebagai necessary condition terus dilakukan
sektor pariwisata. Kedua, di tengah ketidakpastian pada 2021 dengan akselerasi vaksinasi seiring
pasar keuangan global yang berlanjut sejalan dengan dengan pasokan dan distribusi vaksin global yang
rencana normalisasi kebijakan moneter the Fed dan semakin baik khususnya sejak merebaknya varian
sejumlah bank sentral lain, sinergi untuk penguatan delta Covid-19. Pembukaan sektor produktif dan
bauran kebijakan ekonomi nasional perlu diperkuat aman terus diupayakan di tengah upaya keras
untuk tetap menjaga stabilitas di satu sisi dan mengatasi pandemi Covid-19, terutama sektor
mempercepat pemulihan ekonomi nasional. Sinergi properti dan otomotif, disertai dengan koordinasi
kebijakan untuk mempercepat reformasi struktural erat KSSK untuk mendorong pembiayaan ke dunia
di sektor riil, khususnya kelanjutan proyek-proyek usaha. Sementara itu, sinergi digitalisasi sistem
infrastruktur dan implementasi UU Cipta Kerja, pembayaran dengan Gernas BBI dan BWI antara
keberlanjutan stimulus fiskal dan pendanaan APBN Bank Indonesia, Pemerintah, industri perbankan,
dari Bank Indonesia untuk pemulihan ekonomi perusahaan jasa pembayaran, fintech, dan
nasional, serta sinergi KSSK untuk mendorong e-commerce sangat erat untuk akselerasi ekonomi-
pembiayaan bagi dunia usaha. Ketiga, inovasi perlu keuangan digital nasional sebagai pendukung
diperkuat, baik dalam sinergi kebijakan ekonomi pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
nasional dimaksud, maupun dalam akselerasi
digitalisasi dan inklusi ekonomi dan keuangan Kuatnya sinergi kebijakan ekonomi nasional antara
nasional melalui digitalisasi sistem pembayaran Pemerintah, KSSK, dan Bank Indonesia dapat
serta program-program pengembangan UMKM dan mendorong perbaikan ekonomi nasional dengan
ekonomi kerakyatan. Lebih dari itu, inovasi kebijakan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan
dan program juga diperlukan dalam pengembangan yang tetap terjaga. Pada tahun 2021, Pemerintah
ekonomi dan keuangan hijau, baik untuk keberlanjutan melanjutkan stimulus fiskal yang cukup besar untuk
pembangunan ekonomi nasional maupun untuk menanggulangi dampak pandemi Covid-19 baik
menyikapi semakin tingginya tuntutan dari negara- terhadap kesehatan maupun perekonomian. Defisit
negara maju. fiskal pada 2021 diperkirakan mencapai Rp961,49

25
triliun atau 5,82% PDB. Termasuk di dalamnya, merebak dengan cepatnya varian delta pandemi
anggaran penanganan Covid-19 dan program Covid-19, Bank Indonesia juga berkomitmen untuk
pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp744,77 melakukan pembelian SBN secara langsung dari
triliun antara lain untuk anggaran kesehatan sebesar Pemerintah sesuai Keputusan Bersama III (KB III).
Rp214,96 triliun dan anggaran perlindungan sosial Yaitu, jumlahnya sebesar Rp215 triliun untuk APBN
sebesar Rp186,64 triliun. Untuk tetap menjaga tahun 2021 dan sebesar Rp224 triliun untuk APBN
stabilitas sistem keuangan dan mendorong tahun 2022, dengan suku bunga rendah sebesar
pembiayaan kepada dunia usaha, koordinasi erat Bank Indonesia Reverse Repo Rate tenor 3 bulan.
KSSK ditempuh untuk perbaikan sektor properti dan Selain suku bunga rendah, Bank Indonesia juga
otomotif melalui insentif fiskal oleh Pemerintah dan mengembalikan sebagian penerimaan kupon yang
pelonggaran kebijakan makroprudensial oleh Bank diterima dari pembelian SBN tersebut, yaitu dari
Indonesia. Sementara itu, OJK terus memberikan SBN senilai Rp58 triliun untuk APBN 2021 dan
relaksasi bagi perbankan dalam restrukturisasi kredit Rp40 triliun untuk APBN 2022, sehingga tidak ada
dengan penundaan angsuran pokok dan bunga beban bunga dalam APBN bagi Pemerintah. Hal ini
sehingga tidak berdampak pada kenaikan kredit menunjukkan kuatnya komitmen Bank Indonesia
bermasalah dan penurunan permodalan dengan untuk mendukung pendanaan APBN baik dalam
memperpanjang POJK N0. 48 Tahun 2021 hingga pembiayaan kesehatan dan kemanusian akibat
berlaku sampai Maret 2023. Demikian pula, LPS pandemi Covid-19 maupun dalam mengakselerasi
memastikan terjaminnya simpanan masyarakat pada pemulihan ekonomi nasional, tentunya implementasi
perbankan sehingga mendukung terjaganya stabilitas dilakukan sesuai ketentuan yang berlaku.
sistem keuangan serta menurunkan tingkat bunga
penjaminan guna mendukung pemulihan ekonomi Untuk mendukung pemulihan ekonomi
nasional. nasional, Bank Indonesia juga mengarahkan
seluruh instrumen bauran kebijakan moneter,
Koordinasi fiskal dan moneter semakin diperkuat, makroprudensial, dan sistem pembayaran,
tidak saja dalam menjaga stabilitas makroekonomi berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan KSSK.
dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, Pokok-pokok bauran kebijakan yang ditempuh Bank
tetapi juga melalui partisipasi Bank Indonesia Indonesia meliputi:
dalam pendanaan APBN melalui pembelian SBN
dari pasar perdana sebagai pelaksanaan UU No. 2 i. Di bidang moneter, kebijakan suku bunga
Tahun 2020. Pada tahun 2020, Bank Indonesia telah rendah, stabilitas nilai tukar Rupiah, dan
mendukung pembiayaan APBN sebesar Rp473,2 injeksi likuiditas (quantitative easing) terus
triliun, terdiri dari pembelian SBN melalui mekanisme dilakukan. Kebijakan suku bunga rendah
lelang di pasar perdana (Keputusan Bersama, KB I) tetap dipertahankan sampai terdapat indikasi
sebesar Rp75,86 triliun dan pembelian SBN secara awal kenaikan inflasi. Sejak tahun 2020, Bank
langsung sebagai mekanisme pembagian beban Indonesia telah menurunkan suku bunga
(burden sharing) APBN (Keputusan Bersama, KB II) kebijakan BI7DRR sebanyak 6 (enam) kali sejak
sebesar Rp397,56 triliun. Sepanjang tahun 2021 2020 menjadi 3,50%, terendah sepanjang
ini Bank Indonesia kembali mendukung pendanaan sejarah. Kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah
APBN melalui pembelian SBN dari pasar perdana dilakukan melalui triple intervention, di pasar spot,
berdasarkan KB I sebesar Rp143,32 triliun, yang DNDF, dan pembelian SBN dari pasar sekunder,
terdiri dari Rp67,87 triliun melalui mekanisme lelang di tengah ketidakpastian pasar keuangan
utama dan Rp75,46 triliun melalui mekanisme global yang masih ada. Demikian juga, injeksi
Greenshoe Option (GSO). Lebih dari itu, dalam likuiditas (quantitative easing) dilanjutkan untuk
mengatasi meningkatnya kebutuhan APBN untuk memperkuat kemampuan perbankan dalam
pembiayaan kesehatan dan kemanusiaan akibat meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia

26
usaha. Sejak tahun 2020 sampai dengan 16 pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pendalaman
November 2021, kebijakan quantitative easing pasar keuangan juga dipercepat, khususnya
telah mencapai Rp863,8 triliun atau sekitar 5,3% pasar uang Rupiah dan valas, untuk memperkuat
dari PDB, melalui injeksi likuiditas ke perbankan transmisi kebijakan moneter, mendukung
untuk mendukung program pemulihan ekonomi stabilitas sistem keuangan, serta pembiayaan
nasional, yang nanti akan kami jelaskan secara pembangunan, termasuk infrastruktur. Kebijakan
lebih detail. internasional diarahkan tidak saja untuk
memperkuat diplomasi kebijakan Bank Indonesia,
ii. Pelonggaran kebijakan makroprudensial terus tetapi juga mendukung Pemerintah dalam fasilitasi
dilanjutkan untuk mendorong peningkatan dan promosi perdagangan dan investasi di
pembiayaan perbankan bagi dunia usaha, berbagai negara.
yang disinergikan dengan kebijakan KSSK.
Antara lain dengan melonggarkan ketentuan v. Disamping itu, guna mendukung kebijakan
Uang Muka Kredit/Pembiayaan Kendaraan Pemerintah untuk membatasi mobilitas
Bermotor dan Rasio LTV/FTV Kredit Properti, masyarakat selama pandemi Covid-19, Bank
Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM/ Indonesia juga melakukan penyesuaian kegiatan
RIM Syariah), mendorong penurunan Suku operasional dan layanan publik seperti layanan
Bunga Dasar Kredit perbankan, dan kebijakan kas, sistem pembayaran, transaksi operasi
makroprudensial akomodatif yang lain. Bank moneter, dan layangan kebanksentralan kepada
Indonesia juga melakukan penyempurnaan Pemerintah. Bank Indonesia juga menaikkan
kebijakan Rasio Kredit UMKM menjadi kebijakan sementara batas maksimal nilai nominal dana
Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial untuk penarikan tunai melalui mesin ATM yang
(RPIM). menggunakan teknologi chip sampai dengan 30
September 2021.
iii. Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran
untuk integrasi ekonomi keuangan digital
nasional terus dilakukan termasuk melalui Kebijakan Stabilisasi Nilai Tukar Rupiah
perluasan akseptasi QRIS 12 juta merchant
pada akhir 2021, termasuk cross-border QRIS, Dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank
implementasi Standar Nasional Open API (SNAP), Indonesia, nilai tukar Rupiah menguat signifikan
melanjutkan elektronifikasi bantuan sosial, moda sehingga kondusif bagi pemulihan ekonomi
transportasi, dan operasi keuangan pemerintah. nasional. Kebijakan stabilisasi nilai tukar melalui triple
Percepatan berbagai agenda dalam Blueprint intervention, baik di pasar spot, pasar Domestic Non-
Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025 juga Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN
dilakukan, antara lain dengan pengembangan BI- dari pasar sekunder didukung juga dengan komunikasi
FAST yang bersifat real time dan 24/7, interlink intensif kepada para investor dan pelaku pasar
digital banking dan fintech, dan reformasi regulasi domestik dan luar negeri. Sebagaimana telah kami
sistem pembayaran. sampaikan sebelumnya, Rupiah menguat yang pada
15 April 2021 mencapai Rp14.610 terus menunjukkan
iv. Selain tiga kebijakan utama di atas, Bank trend penguatan menjadi Rp14.243 pada 17
Indonesia juga mengarahkan seluruh 4 (empat) November 2021. Keyakinan dan persepsi investor
kebijakan pendukung untuk pemulihan ekonomi yang terjaga mendorong masuknya aliran portofolio
nasional. Sinergi erat dengan Pemerintah, asing ke Indonesia. Sejak April 2021 hingga Oktober
perbankan, dan institusi lainnya ditingkatkan 2021, aliran masuk modal asing ke pasar SBN tercatat
untuk mengembangkan UMKM serta Ekonomi sebesar Rp6,7 triliun Rupiah (Grafik 34). Cadangan
dan Keuangan Syariah sebagai sumber baru devisa juga meningkat mencapai 145,5 miliar dolar

27
Grafik 34. Aliran Investasi Asing ke SBN terjaganya stabilitas pasar keuangan. Seperti yang
Grafik 34. Aliran Investasi Asing ke SBN
kami kemukakan di atas, sejak tahun 2020 Bank
Triliun Rp Indonesia telah menurunkan suku bunga kebijakan
15 moneter sebanyak 6 (enam) kali sehingga suku bunga
10 BI7DRR menjadi 3,50%. Penurunan suku bunga
5 BI7DRR dan pelonggaran likuiditas yang ditempuh
0 Bank Indonesia diikuti oleh penurunan tingkat bunga
-5
di berbagai pasar. Di pasar uang dan pasar dana,
sebagaimana telah kami sampaikan sebelumnya,
-10
suku bunga PUAB overnight dan suku bunga
-15
deposito 1 bulan perbankan telah menurun, masing-
-20
masing sebesar 52 bps dan 151 bps sejak Oktober
-25
Jan Jan Feb Feb Mar Mar Mar Apr Apr Mei Mei Jun Jun Jul
I III I III I III V II IV II IV II IV I
Jul Ags Ags Sep Sep Okt Okt
III I IV II IV I IV
2020 menjadi 2,80% dan 3,17% pada Oktober 2021
2021
(Grafik 36). Demikian pula imbal hasil SBN tenor
0-<5 Tahun
Sumber: Bank Indonesia
5-<10 Tahun >10 Tahun 10 tahun juga turun sebesar 228 bps dari tertinggi
8,31% pada akhir Maret 2020 menjadi 6,02% pada
Sumber: Bank Indonesia

AS pada Oktober 2021, lebih tinggi dibandingkan posisi 17 November 2021. Di pasar kredit, penurunan
pada akhir tahun 2020 sebesar 135,9 miliar dolar AS. SBDK perbankan terus berlanjut, diikuti penurunan
Ke depan, nilai tukar Rupiah akan relatif stabil didukung suku bunga kredit baru (Grafik 37).
oleh inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran,
defisit transaksi berjalan yang rendah, imbal hasil aset Bank Indonesia juga terus melanjutkan stimulus
keuangan domestik yang terjaga, dan premi risiko yang moneter dalam bentuk kebijakan Quantitative
stabil (Grafik 35). Easing (QE) ke perbankan dalam jumlah yang besar
guna mendorong pembiayaan bagi dunia usaha dan
mendukung pemulihan ekonomi nasional. Hingga 16
Stimulus Kebijakan Moneter November 2021, Bank Indonesia telah menambah
likuiditas (quantitative easing) di perbankan sebesar
Suku bunga kebijakan moneter rendah dan pelonggaran Rp137,2 triliun. Dengan perkembangan tersebut,
kebijakan moneter Bank Indonesia mendorong terus sejak tahun 2020 kebijakan quantitative easing telah
turunnya penurunan suku bunga perbankan dan mencapai Rp863,8 triliun atau sekitar 5,3% dari PDB,

Grafik 35.
Grafik 35.Yield
Yield Spread Surat
Spread SBN UtangUST
dengan Pemerintah Grafik 36.
Grafik 36.Suku
SukuBunga PUABO/N
Bunga PUAB O/N
dengan UST
Bps %
9
2000
1715 8

1600 7

6
1200 983 5
833 4,25
800 660 4 3,50
587
473 453 2,80
3
298
400 192
2,75
131 128
69 31
2 1 2 3 5 6 7 9 1011 1 2 3 5 7 8 9 1112 1 3 4 5 7 8 101112 2 3 5 6 7 9 1011 1 2 3 5 6 8 9 1012 1 3 4 6 7 8 1011

2016 2017 2018 2019 2020 2021


0
TR BR ZA RU MX IND ID PH MA PL CN SK TH
DF rate LF rate BI7DRR PUAB O/N
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bloomberg, diolah Sumber: Bank Indonesia

28
Grafik 37.
Grafik 37.Transmisi SBDK
Transmisi SDBK kredit properti dan uang muka KKB menjadi 0%
%
berlaku efektif 1 Maret 2021. Kebijakan ini kami
tempuh dengan bersinergi dengan Pemerintah
12 dan OJK yang telah menerbitkan paket kebijakan
10 8,75
untuk mendorong kinerja sektor properti dan
otomotif – sebagai sektor yang memiliki keterkaitan
8 9,06

5,47
yang cukup tinggi (backward dan forward linkage)
6 5,25
terhadap sektor ekonomi yang lain. Kedua, publikasi
4 3,50 asesmen transparansi suku bunga dasar kredit
perbankan sejak Februari 2021 untuk memperkuat
3,17
2

0
transmisi pelonggaran kebijakan moneter
dan makroprudensial. Ketiga, reaktivasi Rasio
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

2018 2019 2020 2021

Spread (SBDK - BI7DRR) Spread (SBDK - SB depo 1 bln) SBDK Intermediasi Makroprudensial (RIM) secara bertahap
SB deposito 1 bulan BI7DRR SB kredit baru dengan menaikkan batas bawah RIM menjadi 75%
pada Mei 2021, 80% pada September 2021, dan
Sumber: OJK, Bank Indonesia, diolah

Sumber: OJK, Bank Indonesia, diolah


84% pada Januari 2022. Penguatan juga dilakukan
salah satu injeksi likuiditas yang terbesar di negara dengan memasukkan wesel ekspor milik bank ke
berkembang. Meskipun sangat besarnya likuiditas dalam perhitungan RIM. Berbagai kebijakan tersebut
perbankan tersebut belum mampu sepenuhnya kami sinergikan dengan upaya menjaga kecukupan
mendorong penyaluran kredit perbankan karena likuiditas perbankan melalui besaran Countercyclical
masih lemahnya permintaan kredit dari dunia Buffer (CCyB) yang tetap 0% dan rasio Penyangga
usaha, sangat longgarnya likuiditas berperan Likuiditas Makroprudensial (PLM) sebesar 6% yang
penting dalam menjaga stabilitas sistem keuangan seluruhnya dapat direpokan kepada Bank Indonesia.
secara keseluruhan. Selain injeksi likuiditas kepada
perbankan, seperti dikemukakan di atas Bank Kami juga telah menyempurnakan kebijakan Rasio
Indonesia melanjutkan pembelian SBN di pasar Kredit UMKM menjadi Rasio Pembiayaan Inklusif
perdana untuk pendanaan APBN 2021 sebesar Makroprudensial (RPIM). Penyempurnaan kebijakan
Rp143,32 triliun yang terdiri dari Rp67,87 triliun untuk mendorong inklusivitas tersebut kami tempuh
melalui mekanisme lelang utama dan Rp75,46 dengan memperluas target pembiayaan tidak hanya
triliun melalui mekanisme Greenshoe Option (GSO). bagi UMKM namun juga bagi korporasi UMKM dan
Pembelian SBN untuk pendanaan APBN ini juga PBR (Perorangan Berpenghasilan Rendah). Selain itu,
menambah likuiditas di dalam perekonomian sejalan kami juga memberikan keleluasaan, agar perbankan
dengan realisasi belanja Pemerintah. dapat berpartisipasi dalam pembiayaan UMKM dan
PBR sesuai dengan keahlian dan model bisnisnya
melalui perluasan opsi-opsi mekanisme pembiayaan
Pelonggaran Kebijakan Makroprudensial UMKM dan PBR. Dalam hal ini, perbankan dapat
berkontribusi dalam melakukan pembiayaan inklusif
Stance kebijakan makroprudensial tetap akomodatif secara lebih optimal melalui 3 (tiga) skema modalitas,
dan tersinergi dengan kebijakan KSSK untuk yaitu (1) pembiayaan inklusif secara langsung dan
mendorong pembiayaan kepada dunia usaha dan rantai pasok, (2) pembiayaan melalui Lembaga
pemulihan ekonomi nasional. Berbagai penguatan Keuangan dan Badan Layanan, termasuk BPR/
pelonggaran kebijakan makroprudensial telah BPRS, Fintech, PNM, dan SMF, dan (3) pembiayaan
kami tempuh. Pertama, pelonggaran LTV untuk melalui pembelian surat berharga yang terkait

29
dengan pembiayaan inklusif, seperti SBN Inklusif, akibat menurunnya persepsi risiko dan longgarnya
MTN Inklusif, dan EBA Inklusif. Ke depan, perluasan likuiditas serta menurunnya suku bunga kredit baru.
skema pembiayaan inklusif secara tidak langsung ini Dari sisi besaran moneter, likuiditas perekonomian
diharapkan dapat memunculkan inovasi di perbankan meningkat, tercermin pada uang beredar dalam arti
serta pendalaman pasar keuangan. Implementasi sempit (M1) dan luas (M2) yang tumbuh meningkat
RPIM akan dilakukan secara bertahap, sehingga masing-masing sebesar 14,6% (yoy) dan 10,4% (yoy)
target porsi UMKM dan inklusi lainnya pada kredit (Grafik 38). Pertumbuhan uang beredar tersebut
perbankan paling sedikit sebesar 30% (tiga puluh terutama didukung oleh kredit perbankan yang
persen) dapat tercapai pada akhir bulan Juni 2024. mengindikasikan semakin meningkatnya pembiayaan
bagi pemulihan ekonomi nasional.
Suku bunga kebijakan yang dipertahankan
rendah serta pelonggaran kebijakan moneter dan Mulai pulihnya intermediasi perbankan didorong
makroprudensial akomodatif yang ditempuh Bank oleh perbaikan baik sisi permintaan maupun sisi
Indonesia mampu mendukung terjaganya stabilitas penawaran kredit. Permintaan kredit membaik,
sistem keuangan. Kondisi likuiditas perbankan terutama dari dunia usaha dan konsumsi sejalan
pada Oktober 2021 sangat longgar, tercermin pada dengan meningkatnya aktivitas masyarakat. Dari
rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/ sisi penawaran, standar penyaluran kredit oleh
DPK) yang tinggi, yakni 34,05%. Pertumbuhan Dana perbankan melonggar seiring dengan menurunnya
Pihak Ketiga (DPK) tercatat 9,44% (yoy), melambat persepsi risiko, di samping sangat longgarnya
dibandingkan bulan sebelumnya sejalan dengan likuiditas dan penurunan suku bunga kredit baru
pemulihan aktivitas usaha dan konsumsi masyarakat. (Grafik 39). Seluruh kelompok penggunaan kredit
Intermediasi perbankan mulai mencatatkan telah tumbuh positif, terutama Kredit Konsumsi
pertumbuhan positif yaitu sebesar 3,24% (yoy) dan Kredit Modal Kerja. Kenaikan kredit yang lebih
pada Oktober 2021. Perbaikan kinerja kredit ini tinggi tercatat pada Kredit Pemilikan Rumah (KPR),
didukung oleh permintaan kredit yang meningkat, yaitu sebesar 8,87% pada Oktober 2021 sejalan
terutama dari dunia usaha dan konsumsi sejalan dengan kebijakan terpadu KSSK untuk mendorong
dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan sektor properti. Demikian pula, pertumbuhan
melonggarnya penawaran kredit perbankan seiring kredit UMKM meningkat menjadi sebesar 3,04%
dengan menurunnya standar penyaluran kredit (yoy), menunjukkan perbaikan lebih lanjut dunia

Grafik 38. Uang Beredar Grafik 39.


Grafik 39.Indeks
IndeksLending
LendingStandard
Standard
Grafik 38. Uang Beredar
Indeks
% (yoy) % (yoy)

25
40
34,4
20 30
Lebih Ketat

15 14,6
20
10,9
10 10,4
10 4,0
1,2 2,0
-0,4
5 0
Lebih Longgar

0 0 -10
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 910 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV*
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

M1 M2 *) Prakiraan

Sumber: Bank Indonesia Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia Tw III 2020 Tw III 2021
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Survey Perbankan Bank Indonesia

30
Grafi k 40.
Grafik 40.Pertumbuhan Kredit per Segmen
Kredit per Segmen kredit oleh perbankan, Bank Indonesia memperkirakan
& (yoy)
penyaluran kredit perbankan dan pembiayaan dari
25 pasar modal akan berangsur meningkat ke depan.
20

15
Akselerasi Digitalisasi Sistem Pembayaran
10

5 Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran terus


0 ditempuh Bank Indonesia guna mendorong integrasi
ekonomi dan keuangan digital nasional. Sebagai
-5
implementasi BSPI 2025, pada tahun 2021 digitalisasi
-10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 sistem pembayaran kami tekankan pada 3 (tiga)
2019 2020 2021
prioritas dan capaian penting, yaitu reformasi regulasi
KK Kredit Komersial Kredit Korporasi
UMKM Total (regulatory reform), infrastruktur sistem pembayaran
Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia
ritel, dan standardisasi sistem pembayaran (Gambar
1). Pada aspek regulatory reform, transformasi
usaha pada sektor UMKM (Grafik 40). Ke depan, kebijakan ditempuh untuk konsolidasi industri sistem
sejalan dengan semakin pulihnya ekonomi nasional pembayaran nasional disertai dengan kemudahan
pascapandemi Covid-19, meningkatnya mobilitas dan penyederhanaan prosedur perizinan. Untuk
masyarakat dan aktivitas ekonomi, percepatan itu, kami memperkuat PBI Sistem Pembayaran (SP),
realisasi APBN dan APBD oleh Pemerintah, bauran yang telah terbit pada akhir tahun 2020, dengan
kebijakan moneter dan makroprudensial yang longgar penerbitan PBI Penyelenggara Jasa Pembayaran (PJP)
termasuk likuiditas perbankan yang lebih dari cukup dan PBI Penyelenggara Infrastruktur Pembayaran
oleh Bank Indonesia, serta kemajuan restrukturisasi (PIP) pada 1 Juli 2021. Kedua PBI tersebut ditujukan

Gambar 1. Perkembangan BSPI 2025

QUICK WINS BSPI 2025 DI TAHUN 2021


PADA TAHUN 2021, TERDAPAT SETIDAKNYA 3 (TIGA) MILESTONE PENTING BSPI 2025,
YAITU REFORMASI REGULASI, INFRASTRUKTUR SISTEM PEMBAYARAN (SP) RITEL, DAN STANDARDISASI SP (SNAP DAN QRIS)

1. REFORMASI 2. INFRASTRUKTUR 3. STANDARDISASI


REGULASI SP RITEL SP

BSPI 2025: INISIATIF WG 5 REGULATORY REFORM

BI-FAST
Upaya Mencari Titik
Infrastruktur SP
Keseimbangan Antara yang memfasilitasi
Optimalisasi Inovasi pembayaran ritel
Integrasi Pengaturan, dengan Memelihara dari berbagai
Perizinan, Pengawasan, TELAH TERBIT PADG NO. 23/15/PADG/2021
Stabilitas dan instrumen
dan Pelaporan secara 24/7 TENTANG STANDAR NASIONAL OPEN API
Kepentingan Nasional
PEMBAYARAN TANGGAL 20 AGUSTUS 2021
Restrukturisasi
Kerangka
Penyusunan/
Penyesuaian
Penguatan
Fungsi MENDORONG INTERKONEKSI,
Pengaturan Pengaturan Terintegrasi
INTEROPERABILITAS, DAN KOMPATIBILITAS
PBI Sistem Pembayaran
3 TAHAPAN MENDORONG INTERLINK BANK DAN FINTECH
Reformasi pengaturan End to End
SP antara lain melalui MENDORONG LEVEL PLAYING OF FIELD,
restrukturisasi kerangka Activity-based Risk-based Principle-based 2021 TERMASUK MENCEGAH SHADOW BANKING
pengaturan dan
penyusunan PBI SP
PRINSIP PENGATURAN
KREDIT TRANSFER
Terstruktur
Agile &
Forward Looking Proporsional (Fase 1 Tahap 1)

TELAH TERBIT PBI NO. 22/23/PBI TENTANG SISTEM PEMBAYARAN


2023
TANGGAL 20 DESEMBER 2020 FITUR QRIS :
DEBIT BULK, RFP MPM, CPM, TTM, TTS,
TELAH TERBIT PBI NO. 23/6/2021 TENTANG PENYELENGGARAAN (Fase 1 Tahap 2)
JASA PEMBAYARAN DAN PBI NO. 23/7/PBI/2021 TENTANG CROSSBORDER
PENYELENGGARA INFRASTRUKTUR PEMBAYARAN
TANGGAL 1 JULI 2021 >2023 (ANTARNEGARA)

TELAH TERBIT PBI NO. 23/6/2021 TENTANG STANDAR NASIONAL SP PERLUASAN


TANGGAL 12 AGUSTUS 2021 (Fase 2)
*Request for payment

Sumber: Bank Indonesia

31
untuk memperkuat ekosistem sistem pembayaran dengan arah kebijakan Bank Indonesia ke depan,
Indonesia secara end-to-end serta mendorong praktik baik di sektor moneter, makroprudensial, dan sistem
bisnis yang sehat melalui kolaborasi dengan industri pembayaran, dalam modernisasi infrastruktur
untuk mengakselerasi ekonomi dan keuangan pembayaran nasional sesuai standar internasional
digital yang inklusif. Penyederhanaan perizinan Core Principles of Payments and Financial Market
ditempuh dengan menerapkan kaidah pengaturan Infrastructure dan sekaligus untuk mendukung
prinsip (principle based) dengan pemberian izin terciptanya ekosistem digital yang integrated,
atas kelompok jenis layanan pembayaran daripada interoperable, dan interconnected (3i).
pengaturan sebelumnya dengan persyaratan
yang kaku (rule based) untuk setiap jenis layanan. Selain BI-FAST, Bank Indonesia juga
Penyederhanaan pemrosesan izin ini diterapkan mengimplementasikan Standar Nasional Open
baik terhadap PJP, penetapan PIP serta dalam API (SNAP) untuk mendukung percepatan
pemrosesan pengembangan aktivitas, produk, dan/ pembentukan ekosistem EKD yang terstandarisasi.
atau kerja sama berbasis risiko. SNAP merupakan standar nasional atas protokol
dan instruksi yang memfasilitasi interkoneksi antar
Bank Indonesia juga terus mengembangkan aplikasi secara terbuka dalam pemrosesan transaksi
infrastruktur sistem pembayaran yang terintegrasi, pembayaran yang disusun oleh Bank Indonesia
terinteroperabilitas, dan terinterkoneksi untuk bekerja sama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran
mendukung ekosistem ekonomi-keuangan Indonesia (ASPI). Penetapan SNAP ini ditujukan
digital nasional. Dalam hal ini, Bank Indonesia untuk menciptakan industri sistem pembayaran
memodernisasi infrastruktur pembayaran ritel yang sehat, kompetitif, dan inovatif sehingga dapat
yang serta merta (real time) dan beroperasi tanpa menyediakan layanan sistem pembayaran kepada
henti (24/7) dengan segera meluncurkan BI- masyarakat yang efisien, aman, dan andal. SNAP
FAST pada Desember 2021. BI-FAST dibangun yang telah diluncurkan pada 17 Agustus 2021 akan
untuk mendukung konsolidasi industri dan diadopsi secara bertahap mulai Juni 2022 untuk
integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional penyelenggara jasa pembayaran first mover dan
secara end-to-end, bersifat national driven sebagai Desember 2022 untuk PJP lainnya. Bank Indonesia
wujud implementasi BSPI 2025, dan mendukung optimis bahwa implementasi SNAP akan mendorong
tercapainya sistem pembayaran yang cepat, murah, interkoneksi, interoperabilitas, dan kompabilitas
mudah, aman, dan andal (CEMUMUAH). Pada tahap penyelenggara Open API pembayaran sehingga
awal, layanan BI-FAST difokuskan untuk layanan memperkuat interlink antara PJP bank dengan
transfer kredit individual. Berbagai kebijakan non bank. Selain itu, SNAP juga membentuk level
penyelenggaraan telah ditetapkan guna persiapan of playing field yang sama antar pelaku industri
implementasi BI-FAST seperti kepesertaan yang pembayaran sehingga mengurangi fragmentasi dan
terbuka, opsi penyediaan infrastruktur secara mendukung akselerasi ekonomi dan keuangan digital
independen maupun bersama/sharing, penetapan di Indonesia.
batas maksimal transaksi sebesar Rp250 juta
per transaksi serta skema harga BI-FAST sebesar Digitalisasi sistem pembayaran juga didukung
maksimal Rp2.500 per transaksi kepada nasabah dengan perluasan penggunaan QRIS sebagai standar
dengan biaya Bank Indonesia ke peserta sebesar nasional QR Pembayaran dalam pembayaran
Rp19 per transaksi. Calon peserta BI-FAST telah berbagai transaksi ekonomi-keuangan digital.
ditetapkan sebanyak 22 peserta batch 1 pada Perluasan QRIS ditempuh dengan kampanye secara
Desember 2021 dan 22 peserta batch 2 pada masif untuk mencapai target penggunaan QRIS
Januari 2022. Implementasi BI-FAST juga selaras sebanyak 12 juta merchant tersambung dalam

32
ekosistem EKD nasional pada tahun 2021. Bank Indonesia juga terus memperluas program
Sejumlah kemudahan dan insentif juga kami elektronifikasi pembayaran untuk penyaluran
tempuh, termasuk memperpanjang merchant bansos, moda transportasi, dan transaksi keuangan
discount rate (MDR) QRIS 0% bagi usaha mikro Pemerintah Daerah guna mendukung akselerasi
hingga 31 Desember 2021 maupun menaikkan ekonomi dan keuangan digital. Bank Indonesia
limit transaksi QRIS dari Rp2 juta per transaksi mendukung upaya pemerintah untuk menyalurkan
menjadi Rp5 juta per transaksi untuk memperluas bansos yang lebih cepat, tepat sasaran, dan bertata
transaksi QRIS di segmen menengah sejak 1 Mei kelola baik melalui program elektronifikasi bansos.
2021. Sinergi dan koordinasi dengan Pemerintah Untuk itu, Bank Indonesia terus mendorong
juga terus diperkuat melalui penggunaan QRIS digitalisasi bansos 4.0 melalui penguatan model
dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia bisnis, regulasi, dan metode pembayaran yang sesuai
(BBI) dan Berwisata di Indonesia (BWI). Perluasan dengan kebutuhan termasuk peningkatan kualitas
QRIS oleh pemerintah daerah juga diperluas data. Sementara pada elektronifikasi transportasi,
sebagai bagian dari implementasi Tim Perluasan Bank Indonesia mendorong integrasi sistem dan
dan Percepatan Digitalisasi Daerah (TP2DD). data pembayaran di sektor transportasi. Bank
Alhamdulillah, berbagai kebijakan dan koordinasi Indonesia memberikan dukungan penyusunan model
tersebut membuahkan hasil yang positif. Sampai bisnis aspek pembayaran untuk moda transportasi
dengan 1 November 2021 telah tercapai target 12 terintegrasi serta multi lane free flow jalan tol
juta merchant (Tabel 4) tersambung dengan QRIS yang akan mulai beroperasi bertahap tahun 2022.
melebihi target 12 juta pada akhir 2021. QRIS Lebih lanjut, untuk memperkuat elektronifikasi
yang beroperasi di 34 provinsi, 480 kabupaten/ transaksi pemda, Bank Indonesia pada tahun 2021
kota, digunakan oleh 88% usaha mikro dan kecil, memperkuat sinergi program strategis satgas
serta diselenggarakan oleh 68 penyelenggara Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah. Hingga
jasa pembayaran baik bank maupun lembaga 14 Okotober 2021, pembentukan Tim Percepatan
selain bank. Lebih dari itu, penggunaan QRIS dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sudah
juga semakin meningkat baik dari sisi volume mencapai 482 atau 88% dari total Pemda di
maupun nominalnya yang menunjukkan semakin Indonesia dengan komposisi 33 pemerintah provinsi,
diterimanya QRIS oleh masyarakat (Grafik 41). 360 pemerintah kabupaten, dan 89 pemerintah kota.

Tabel 4. Merchant
Grafik Terdaftar
41. Perkembangan QRIS
QRIS Grafik
Grafik41.
42.Perkembangan QRIS
Perkembangan QRIS
Miliar Rp Juta transaksi

Kriteria Merchant 22/03/2020 05/11/2021 Pertumbuhan (%) 3.500 45

3.000 40
Usaha Besar 129.834 449.311 246% 35
2.500
30
Usaha Menengah 265.077 928.005 250% 2.000 25
1.500 20
Usaha Kecil 304.420 3.203.652 952%
15
1.000
Usaha Mikro 2.378.026 7.532.134 217%
10
500 5
Donasi/Sosial 3.996 124.484 3015% - 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2020 2021
TOTAL 3.081.353 12.237.586 297%
Nominal Volume (skala kanan)

Sumber: Bank Indonesia


Sumber: Bank Indonesia
Sumber: Bank Indonesia Sumber: Bank Indonesia

33
Sinergi antarotoritas dan stakeholder terkait juga Grafik 43. Perkembangan Digital Banking
terus dilakukan antara lain dengan menyukseskan Grafik 45. Perkembangan Digital Banking
penyelenggaraan Festival Ekonomi Keuangan Digital Ribu triliun Rp

Indonesia (FEKDI) 2021 yang menjadi wadah sinergi 45


48,6
kebijakan dan landasan implementasi berbagai 40
40,0
inisiatif pengembangan dan perluasan ekonomi dan 35
keuangan digital untuk mengakselerasi transformasi 30 27,3 27,4
digital dan mempercepat pemulihan ekonomi 25 21,9
nasional. 20 17,1
15
Berbagai program digitalisasi sistem pembayaran 10
di atas mampu mendorong akselerasi dan integrasi 5
ekonomi dan keuangan digital nasional saat ini 0
dan kedepannya. Transaksi e-commerce yang pada 2017 2018 2019 2020 2021* 2022*

tahun 2021 diperkirakan tumbuh 51,6% akan terus Sumber: Bank


Sumber: Indonesia;
Sumber: *Proyeksi
Bank Bank Indonesia
Indonesia; *Proyeksi Bank Indonesia
meningkat pada 2022 hingga mencapai Rp530 triliun,
atau tumbuh 31,4% (Grafik 42). Sejalan dengan layanan pembayaran digital, membaiknya kondisi
perkembangan tersebut, transaksi pembayaran ekonomi domestik, dan akselerasi berbagai program
digital banking pada 2021 diproyeksikan naik 46,1% digitalisasi sistem pembayaran sesuai BSPI 2025.
(yoy) dan berlanjut naik 21,8% hingga mencapai
Rp48,6 ribu triliun pada 2022 (Grafik 43). Sementara, Di bidang pengelolaan uang Rupiah, Bank Indonesia
penggunaan UE pada 2021 juga diperkirakan juga melanjutkan transformasi pengelolaan uang
naik 41,2% (yoy) dan akan kembali tumbuh tinggi Rupiah melalui sentralisasi, otomasi, dan efisiensi
16,3% (yoy) hingga mencapai Rp337 triliun pada pencetakan dan pengedaran uang ke seluruh
2022 (Grafik 44). Semakin pesatnya perkembangan wilayah NKRI. Transformasi diarahkan untuk
transaksi ekonomi dan keuangan digital ini sejalan menyediakan uang layak edar, denominasi sesuai,
dengan terus meningkatnya akseptasi dan preferensi just in time melalui central bank driven, menyelaraskan
masyarakat untuk berbelanja daring, meluasnya arah kebijakan non-tunai, serta memperhatikan
ekosistem e-commerce, semakin berkembangnya efisiensi dan kepentingan nasional berdasarkan

Grafik 42. Perkembangan E-Commerce Grafik 44. Perkembangan Uang Elektronik


Grafik 43. Perkembangan E-Commerce Grafik 44. Perkembangan Uang Elektronik
Triliun Rp Triliun Rp

600 400
530 337
350
500
403 300 289
400
250
205
300 266
200
145
206 150
200
100
106
100 50
47
12
0 -
2017 2018 2019 2020 2021* 2022*
2018 2019 2020 2021* 2022*

Sumber: Bank Indonesia; *Proyeksi Bank Indonesia


Sumber: Sumber:
Sumber: Bank Bank
Indonesia; Indonesia;
*Proyeksi *Proyeksi Bank Indonesia
Bank Indonesia Sumber: Sumber: Bank Indonesia; *Proyeksi Bank Indonesia

34
Blueprint Pengelolaan Uang Rupiah (BPPUR) 2025. Akselerasi Pendalaman Pasar Uang
Transformasi diimplementasikan berdasarkan 3
(tiga) key milestones yakni sentralisasi distribusi, Bank Indonesia mengakselerasi pendalaman pasar
digitalisasi, dan efisiensi yang didukung oleh uang untuk memperkuat efektivitas kebijakan
penguatan sistem informasi, ketentuan, organisasi, moneter dan mendukung pemulihan ekonomi.
serta sumber daya manusia di bidang pengelolaan Berbagai program dilakukan sebagai implementasi
uang Rupiah. Sentralisasi distribusi ditempuh melalui Blueprint Pengembangan Pasar Uang (BPPU) 2025
penyelarasan jalur dan layer distribusi, penguatan dengan 3 (tiga) inisiatif utama, yaitu: (i) mendorong
command center, sentralisasi pengelolaan persediaan digitalisasi dan penguatan infrastruktur pasar
kas, serta optimalisasi pemanfaatan infrastruktur keuangan, (ii) memperkuat efektivitas transmisi
dan moda transportasi berbasis 4.0. Sementara, kebijakan moneter, dan (iii) mengembangkan
digitalisasi pengelolaan uang Rupiah dilakukan instrumen keuangan sebagai sumber pembiayaan
secara end to end mulai dari tahap perencanaan, ekonomi dan penguatan manajemen risiko (Skema
pencetakan, pengeluaran, pengedaran, pencabutan 2). Dalam upaya memperkuat efektivitas transmisi
dan penarikan, serta pemusnahan. Dalam konteks kebijakan moneter, Bank Indonesia pada 2021 fokus
upaya peningkatan efisiensi, Bank Indonesia terus pada percepatan pengembangan transaksi repo dan
melakukan berbagai penyempurnaan pengelolaan DNDF antar pelaku pasar. Untuk itu, Bank Indonesia
uang Rupiah termasuk efisiensi manajemen melakukan penguatan Jakarta Interbank Spot Dollar
persediaan uang Rupiah, distribusi, dan layanan Rate (JISDOR) sebagai acuan nilai tukar Rupiah
kas, pemenuhan kebutuhan kas berbasis spasial, terhadap dolar AS. Penguatan yang dilakukan baik
serta penguatan kualitas bahan uang dan unsur pada periode pemantauan transaksi maupun waktu
pengamanan. Berbagai transformasi pengelolaan penerbitan JISDOR ini ditujukan untuk meningkatkan
uang Rupiah berdasarkan 3 (tiga) key milestones kredibilitas pasar valas dan mendukung stabilitas
tersebut merupakan wujud komitmen kuat Bank nilai tukar. Pengembangan instrumen DNDF juga
Indonesia untuk menjaga integritas dan kredibilitas dilanjutkan melalui upaya peningkatan suplai di pasar
Rupiah sebagai alat pembayaran yang sah sekaligus untuk menyeimbangkan sisi suplai dan permintaan
sebagai pemersatu dan kebanggaan bagi NKRI dan di pasar DNDF, termasuk dengan memperbolehkan
bangsa Indonesia. peserta DNDF untuk me-roll over DNDF yang

Skema 2. Keterkaitan Antar Inisiatif BPPU 2025

INISIATIF 2

Efektivitas Transmisi Kebijakan


Moneter
INISIATIF 1
Pricing yang efisien
Produk yang variatif dan likuid
Participants yang luas (termasuk MCoC)
Stabilitas Harga:
Pasar Keuangan Inflasi
yang Efektif Mendukung
dan Likuid Stabilitas Sistem Ekonomi Nasional
Financial Market Structure Keuangan menuju
Hard Structure INISIATIF 3 Indonesia Maju
Soft Structure Pertumbuhan
*) Money market, Forex Market & Sharia Market
Ekonomi
Inklusivitas:
Peran UMKM
Sumber Pembiayaan Ekonomi
Sekuritisasi Aset
Lindung nilai yang variatif dan likuid
Retail Based Participants

35
akan jatuh tempo. Selain itu, skema Local Currency Dalam rangka mendorong digitalisasi dan
Settlement (LCS) juga terus diperkuat dan diperluas infrastruktur pasar uang, Bank Indonesia telah
untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang menyusun kerangka pengaturan melalui penerbitan
tertentu. Penguatan kerangka LCS telah dilakukan PBI Pasar Uang beserta implementasinya bersama
pada skema LCS Indonesia-Malaysia dan Indonesia- industri. Salah satunya adalah pendirian Electronic
Jepang, sementara perluasan negara mitra LCS Trading Platform (ETP) Multi-matching dengan
ditempuh dengan implementasi LCS Indonesia- transaksi pasar uang dan pasar valas dilakukan
Tiongkok pada September 2021. Pengembangan secara bersama dengan standarisasi instrumen
JISDOR, DNDF, dan LCS ini juga sekaligus sebagai dan penentuan harga secara lebih terbuka di
bagian kontribusi Bank Indonesia dalam upaya antara para pelaku pasar, beralih dari transaksi
memperkaya instrumen keuangan sebagai sumber yang selama ini dilakukan secara bilateral (over the
pembiayaan ekonomi dan penguatan manajemen counter, OTC). Implementasi ETP Multi-matching
risiko. Selain itu, Bank Indonesia bersinergi dengan ini akan mendorong pembentukan harga yang
Kementerian Keuangan dan OJK melalui Forum efisien dan transparan serta penerapan manajemen
Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui risiko yang lebih baik. Pada tahap awal, ETP
Pasar Keuangan (FK-PPPK) terus mengembangkan Multi-matching diimplementasikan pada transaksi
instrumen keuangan untuk pembiayaan ekonomi, valuta asing khususnya spot, yang kemudian akan
termasuk di antaranya instrumen Surat Berharga dikembangkan lebih lanjut agar mencakup jenis
Komersial (SBK) dan perluasan transaksi repo antar transaksi yang lain, termasuk repo, swap, dan DNDF.
bank dengan SBN sebagai transaksi yang mendasari Selain itu, Bank Indonesia berkoordinasi dengan
(underlying transactions), serta kampanye untuk otoritas terkait lainnya dan industri juga tengah
mobilisasi investor ritel SBN. mempercepat pendirian central counterparty (CCP)

Skema 3. Pengembangan CCP-SB NT Indonesia

VISI
CCP Suku Bunga dan Nilai Tukar yang sesuai dengan standar dan
best practice internasional

MISI
Mendukung kelancaran transmisi kebijakan moneter, turut memelihara
stabilitas sistem keuangan, mendorong pengembangan pasar keuangan, dan
mendukung perekonomian domestik

Berbadan hukum Berlandaskan Interkoneksi dan


Indonesia Manajemen Risiko Interoperabilitas
dengan didukung dan Governance dengan Sistem Lain
permodalan yang kuat

SISTEM INFORMASI DAN SDM

Sumber: Bank Indonesia

36
guna meningkatkan efisiensi transaksi, memperkuat serta penguatan infrastruktur pendukung termasuk
transparansi, dan mengurangi risiko transaksi repo digitalisasi. Pada pilar pertama pemberdayaan
dengan SBN sebagai underlying transactions (Skema ekonomi syariah, penguatan ekosistem halal value
3). Berbeda dengan transaksi repo SBN yang selama chain pada aspek kelembagaan dilakukan dengan
ini dilakukan secara bilateral melalui OTC, transaksi akselerasi penguatan korporatisasi pelaku usaha
repo melalui CCP dilakukan secara bersama melalui syariah berbasis pesantren. Hal ini diimplementasikan
ETP Multimatching dengan standardisasi produk, melalui pembentukan Himpunan Ekonomi dan Bisnis
kontrak transaksi, transaksi harga, serta mekanisme Pesantren (HEBITREN) di berbagai wilayah provinsi.
penyelesaian transaksi secara neto (closed-out Sementara penguatan secara sektoral dilakukan
netting) atas dasar SBN yang diserahkan sebagai melalui dukungan akselerasi Halal Assurance System
underlying transaction dari peserta pasar kepada untuk sektor makanan halal bersama BPJPH,
lembaga CCP yang akan dibentuk. Karenanya, CCP- serta K/L dan stakeholder lainnya, termasuk dalam
SBN NT akan meningkatkan volume dan likuiditas mendukung implementasi Kawasan Industri Halal
transaksi repo SBN antarbank, memperkuat (KIH). Dukungan peningkatan kinerja sektoral
transparansi pembentukan suku bunga di pasar, dan ekonomi syariah juga dilakukan melalui penguatan
menghilangkan risiko antarpihak (counterparty risk) rantai pasok nilai halal di sektor pertanian, serta
yang timbul dalam transaksi repo secara bilateral pelaksanaan business matching, business intermediary,
melalui OTC. Diharapkan pendirian CCP-SBN NT dan on-boarding e-commerce domestik dan global.
ini akan menurunkan perbedaan imbal SBN (yaitu Begitu juga penguatan sektor fesyen muslim yang
sekitar 5,2% untuk tenor 5 tahun) dengan suku bunga dilakukan melalui penguatan kapasitas pelaku usaha
di pasar uang (yaitu sekitar 3,7% untuk tenor 12 syariah siap ekspor dan perluasan akses pasar.
bulan) yang saat ini sangat besar, dan karenanya akan
mendukung upaya Pemerintah untuk mengurangi Pada pilar kedua keuangan syariah, penguatan
beban bunga utang pemerintah. Upaya penguatan operasi moneter dan pendalaman pasar uang syariah
infrastruktur pasar tersebut di samping akan dapat untuk mendukung pembiayaan terus ditempuh.
mempercepat pendalaman pasar uang Indonesia, juga Hal ini dilakukan antara lain dengan perluasan
konsisten dengan agenda G20 OTC Derivative Market implementasi Sukuk BI (SukBI). Di samping itu
Reform. Untuk itu, modernisasi infrastruktur pasar persiapan pelaksanaan RPIM pada perbankan syariah
uang Indonesia memerlukan dukungan dari seluruh melalui koordinasi dengan Kementerian Keuangan
stakeholders Bank Indonesia, termasuk pelaku pasar, untuk underlying project SukBI Inklusif dalam rangka
Pemerintah, OJK, dan DPR-RI. mendorong pembiayaan syariah bagi UMKM, sebagai
bagian dari upaya pemulihan ekonomi nasional, terus
dilakukan. Upaya optimalisasi keuangan sosial syariah
Pemberdayaan Ekonomi-Keuangan Syariah sebagai alternatif sumber pembiayaan juga terus
dan UMKM didorong melalui penguatan wakaf produktif bersama
K/L terkait. Selanjutnya sebagaimana amanah UU
Bank Indonesia terus mendorong akselerasi No. 2 Tahun 2020, dalam rangka menjaga stabilitas
pengembangan ekonomi dan keuangan syariah sistem keuangan di tengah pemulihan ekonomi,
nasional sebagai sumber pertumbuhan baru ekonomi dilakukan penyempurnaan ketentuan Pembiayaan
yang inklusif dan berkesinambungan, bagian dari Likuiditas Jangka Pendek Syariah (PLJPS) bagi
reformasi struktural menuju Indonesia Maju. perbankan syariah.
Penguatan dan perluasan ekosistem mata rantai nilai
halal (halal value chain), terus dilakukan melalui 3 (tiga) Pada pilar ketiga edukasi dan sosialisasi, kontribusi
pilar pengembangannya. Strategi penguatan dilakukan penyelenggaraan FESyar dan ISEF tahun 2021
di masing-masing pilar tersebut baik dalam aspek terhadap ekonomi dan keuangan syariah nasional
penguatan kelembagaan, perluasan implementasi, semakin nyata. Rangkaian kegiatan Road to ISEF,

37
termasuk 3 (tiga) kali penyelenggaraan FESyar Bank Indonesia terus memperkuat program
di wilayah Jawa, Sumatera, dan Kawasan Timur pengembangan UMKM untuk mendorong UMKM
Indonesia, mencakup berbagai kegiatan, dari webinar digital dan ekspor. Bank Indonesia konsisten
hingga business matching dan business deals. Perluasan melaksanakan program pengembangan UMKM
pasar, di domestik hingga menembus pasar global, melalui 3 (tiga) pilar kebijakan, yaitu korporatisasi,
termasuk onboarding ke platform e-commerce global. peningkatan kapasitas, dan pembiayaan guna
Dari keuangan syariah, kolaborasi “Bulan Pembiayaan mewujudkan UMKM yang produktif, inovatif, dan
Syariah” digelar bersama OJK dan berbagai stakeholder adaptif (Skema 5). Penguatan korporatisasi dilakukan
terkait lainnya termasuk dari wakaf produktif. melalui pembentukan kelompok yang didasari modal
Rangkaian kegiatan FESyar virtual dengan ISEF sosial yang kuat serta penguatan kelembagaan formal
yang kali ini diselenggarakan secara hybrid, diikuti dan modern. UMKM didorong untuk berkolaborasi
oleh lebih dari 290 ribu peserta dan 970 peserta antarUMKM maupun dengan usaha besar dan
eksibisi (Skema 4). Pada ISEF ke-8 tersebut, kegiatan lembaga keuangan untuk meningkatkan skala
untuk akselerasi ekonomi syariah difokuskan pada ekonominya. Peningkatan kapasitas difokuskan untuk
sektor makanan halal dan fesyen muslim. Termasuk untuk meningkatkan produktivitas melalui inovasi
penyelenggaraan “Global Halal Dialogue”, serta dan digitalisasi proses bisnis sehingga mendorong
“Indonesia Sustainable Modest Fashion Show” oleh 420 perbaikan daya saing UMKM. Program digitalisasi
desainer seluruh Indonesia. Rangkaian kegiatan FESyar UMKM bertujuan untuk meningkatkan produktivitas
dan ISEF menghasilkan total transaksi senilai Rp25,8 dan efisiensi, memperluas akses pemasaran UMKM
triliun dan pengumpulan ZISWAF sebesar Rp669 baik nasional maupun global, mempermudah akses
miliar. Keseluruhan pencapaian ini jauh meningkat pembiayaan UMKM, dan mempermudah transaksi
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Yang semakin UMKM sebagai entry point ke dalam ekosistem
membanggakan adalah bertambah banyaknya ekonomi dan keuangan digital melalui perluasan
lembaga, asosiasi, dan berbagai pihak, nasional adopsi QRIS. Pada aspek pembiayaan, perluasan
maupun internasional, yang bergabung dan berjamaah akses terus didorong untuk kemudahan ekspansi
di dalam ISEF untuk akselerasi ekonomi dan keuangan usaha dengan pembiayaan UMKM yang lebih sehat.
syariah mendukung pemulihan ekonomi nasional. Bank Indonesia juga terus mendorong UMKM ekspor

Skema 4. Fesyar dan ISEF 2021: Indonesia Pusat Ekonomi Keuangan Syariah Dunia

AGENDA JUMLAH EXHIBITOR


PESERTA/PENGUNJUNG MODEST FASHION SHOW TRANSAKSI BISNIS

194
KEGIATAN
293,401 420 25,8 T 970
JUMLAH PESERTA FESYAR-ISEF DESAINER PELAKU USAHA
WEBINAR (NATIONAL & INTERNATIONAL)/ SUSTAINABLE FASHION- FESYAR - ISEF FESYAR - ISEF
WORKSHOP/TALKSHOW/BUSINESS SUSTAINABLE LIFESTYLE
COACHING/BUSINESS MEETING/
ZOOM - YOUTUBE - INSTAGRAM PEMBIAYAAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH, JUMLAH BOOTH VIRTUAL FESYAR - ISEF
MATCHING/FGD/TABLIG AKBAR/ VIRTUAL I INTERNATIONAL BRANDING I 39 K TRANSAKSI B TO B, TRANSAKSI B TO C, AKAN BERLANGSUNG SAMPAI DENGAN
FASHION SHOW SERTA EXHIBITION DESEMBER 2021

KOMPETISI
OUTCOME THE 8TH INDONESIA SHARIA ECONOMIC FESTIVAL 4,452
1. Pencanangan bulan Oktober sebagai “MAGNIFYING HALAL INDUSTRIES THROUGH FOOD PESERTA

Bulan Ekonomi Syariah 8 JENIS KOMPETISI


AND FASHION MARKETS FOR ECONOMIC RECOVERY” ISYEFPRENEUR I HIJRAHPRENEUR 2.0 I
KOMPETISI EKONOMI SYARIAH NASIONAL (KESN) I
2. Akselerasi sertifikasi halal, menguji KOMPETISI FASHION I KOMPETISI VIDEO BRAND
sejuta sertifikasi halal bagi UMKM EKSYAR

3. Kebangkitan Ekonomi Masjid (EMAS)


melalui pemuda PLATFORM ISEF

4. Akselerasi pembiayaan komersial syariah 82,7 K


PENGUNJUNG
5. Akselerasi pengumpulan wakaf dan zakat PERIODE : 5 SEPTEMBER - 29 OKTOBER
DIAKSES PENGUNJUNG DARI 119 NEGARA
6. Penguatan Ekosistem Riset dan Edukasi, DARI 5 BENUA
melalui pembentukan Center of Excellence,
Kerangka Riset Nasional, dan penguatan PENGUMPULAN ZISWAF
jaringan SERTIFIKASI
669
7. Penguatan kompetensi pelaku di sektor
fashion dan penamping halal
MILIAR
240
SERTIFIKAT
ZISWAF
MELALUI PROGRAM SERTIFIKASI PENDAMPINGAN
JUMLAH ZISWAF YANG TERKUMPUL SELAMA PPH, SERTIFIKASI HALAL SELF-DECLARE, DAN
RANGKAIAN FESYAR DAN ISEF 2021 SERTIFIKASI KOMPETENSI FASHION DESIGNER

38
Skema 5. Strategi Pengembangan UMKM Ekspor

PULL STRATEGY PUSH STRATEGY

Identifikasi negara
tujuan ekspor Identifikasi gap
standardisasi dan
UMKM PILOT PROJECT
sertifikasi
Identifikasi standar
dan syarat sertifikasi
negara tujuan ekspor
Fasilitasi capacity building
dan pendampingan 6 UMKM 7 UMKM 2 UMKM
untuk pemenuhan Kopi Kain/Kerajinan Makanan dan
Sinergi dengan sertifikasi Minuman Olahan
stakeholders terkait
untuk identifikasi
MARKET standar dan syarat FASILITAS SERTIFIKASI
sertifikasi negara Sinergi dengan K/L
DRIVEN tujuan ekspor terkait untuk pelaksanaan
pelatihan dan
pendampingan, serta
Mempertemukan pengujian produk
UMKM dengan
potential buyer

dengan menerapkan 2 (dua) strategi, yaitu pull strategy Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga Berwisata
(market driven) untuk mengidentifikasi standar dan di Indonesia (BWI) dengan melibatkan seluruh kantor
persyaratan sesuai negara tujuan ekspor dan push Bank Indonesia dalam upaya mendorong pemulihan
strategy melalui fasilitasi pemenuhan sertifikasi yang ekonomi, antara lain melalui program belanja produk-
dibutuhkan UMKM. produk UMKM, perluasan penggunaan QRIS UMKM dan
penyelenggaraan berbagai event strategis Bank Indonesia
Bank Indonesia memperkuat sinergi dengan (Gambar 2). Sejalan dengan peran strategis Bank
kementerian, lembaga, asosiasi, dan komunitas Indonesia dalam tim Gerakan Nasional Bangga Buatan
untuk meningkatkan daya saing UMKM. Sinergi Indonesia, Bank Indonesia akan terus memperkuat peran
dilakukan dalam bentuk peningkatan kapasitas aktif dalam mendukung kesuksesan Gernas BBI dan BWI.
UMKM, onboarding UMKM, business matching,
fasilitasi akses pembiayaan, pameran, dan promosi Dengan dukungan sinergi yang erat, rangkaian kegiatan
perdagangan internasional. Bank Indonesia juga Karya Kreatif Indonesia (KKI) tahun 2021 yang
konsisten mendukung Gerakan Nasional Bangga diselenggarakan Bank Indonesia menjadi momentum

Gambar 2. Persebaran Tim Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia

BBI di 12 Wilayah Destinasi Wisata

Sulawesi Utara (Likupang)


Aceh 7 Juli - Agustus
9 September 10 Kalimantan Timur #PELANGISULAWESI
#RAGAMACEH Oktober

Sumut (Toba)
2 Februari
#BELIKREATIFTOBA Maluku
11 November
#AROMAMALUKU

Jakarta
12 Desember
#DISKONESIA
NTB
3 Maret
Jawa Barat
4 April #EKSOTISMELOMBOK
#UKMJABARPATEN

JOGLOSEMAR Jawa Timur Bali


5 Mei 8 Agustus 1 NTT
Januari
6 Juni
#FESTIVALJOGLOSEMAR #LOKALKERENJATIM #ARTBALI
#KILAUDIGITALPERMATAFLOBAMORA

39
kebangkitan UMKM di era pandemi Covid-19. KKI Penguatan Kebijakan Internasional
2021 mengangkat tema “Sinergi, Globalisasi, dan
Digitalisasi UMKM dan Sektor Pariwisata”. Seri 1 Kebijakan Internasional Bank Indonesia dilakukan
KKI pada bulan Maret 2021 diselaraskan dengan secara terkoordinasi dengan Pemerintah, yang
peran Bank Indonesia sebagai movement manager ditujukan untuk mendukung kebijakan utama Bank
Gernas BBI 2021 dengan tagar #EksotismeLombok, Indonesia dalam mencapai stabilitas makroekonomi
bersinergi dengan K/L terkait dan Pemerintah dan sistem keuangan serta memperjuangkan
Daerah Nusa Tenggara Barat. Puncak KKI 2021 kepentingan Bank Indonesia dan ekonomi
diselenggarakan tanggal 23-26 September dengan Indonesia. Kerja sama internasional dan regional
tagar #RagamAceh dan dibuka oleh Ibu Negara, Asia terus diperkuat untuk meningkatkan resiliensi
sukses menjadi momentum kebangkitan UMKM di perekonomian dan mendukung pertumbuhan.
era pandemi untuk mendorong UMKM digital dan Bank Indonesia terus melanjutkan penguatan kerja
UMKM ekspor. Capaian KKI 2021 yang meningkat sama internasional termasuk dalam rangka Jaring
signifikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, Pengaman Keuangan Internasional (JPKI). Saat
baik dari sisi omzet (94%), jumlah pengunjung ini Bank Indonesia telah memiliki kesepakatan
(130%), serta komitmen yang tercipta dari business kerja sama Bilateral Currency Swap Arrangement
matching ekspor (17%) dan pembiayaan (548%), (BCSA) dengan Tiongkok, Jepang, Korea Selatan,
mencerminkan membaiknya kinerja UMKM dan Australia, dan Singapura, serta perjanjian repo
optimisme untuk bangkit setelah melewati badai dengan the Fed New York dan BIS. Upaya untuk
pandemi (Gambar 3). Koordinasi dengan K/L yang meningkatkan persepsi positif investor global dan
semakin erat dan intensif, memberikan nilai tambah lembaga rating terhadap perekonomian Indonesia
dalam peningkatan kapasitas, akses pemasaran, terus dilanjutkan. Bank Indonesia juga mendorong
serta akses pembiayaan UMKM, serta meningkatkan percepatan implementasi penggunaan LCS dalam
kesadaran dan minat masyarakat untuk berpartisipasi memfasilitasi perdagangan dan investasi dengan
dalam membeli produk-produk UMKM. negara mitra, dengan memperkuat sinergi bersama

Gambar 3. Pencapaian KKI 2021

PENCAPAIAN KKI 2021


EVENT Total : Rp32,03 Miliar 94% (YoY)

KKI MARET 2021 #EksotismeLombok PUNCAK KKI 2021 #RagamAceh

Total : Rp21,5 Miliar Total : Rp10,53 Miliar* BUSINESS MATCHING (BM)


Puncak 5 KPw BI dengan Omset Terbesar 5 KPw BI dengan Omset Terbesar Selebrasi Realisasi BM Pembiayaan dan Ekspor

Karya
PUNCAK KKI 2021
Kepulauan Riau Rp3,8 Miliar D.I. Yogyakarta Rp825,5 Juta Rp132,8 Miliar 17% (YoY)
Rp786,21 Juta

Kreatif
Bali Rp2,4 Miliar Sulawesi Selatan
Jawa Barat Rp2,3 Miliar DKI Jakarta Rp735,81 Juta One on One Meeting
Perry Warjiyo Jambi Rp1,5 Miliar Bali Rp700,06 Juta Komitmen One on One Meeting Pembiayaan

Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Rp669,29 Juta
Sulawesi Selatan Rp1,3 Miliar Banten
Rp74,4 Miliar 548% (YoY)
Total Rp11,4 Miliar *Sampai dengan 26 September 2021

2021
1. One stop virtual event yang berkualitas, terstruktur,
dan terintegrasi.
2. Menghadirkan produk UMKM berkualitas yang Penjualan per Jenis Produk Penjualan per Jenis Produk
dapat diakses dari mana saja, kapan saja,
melalui website Karya Kreatif Indonesia (KKI), Kain & Pakaian Rp11,3 Miliar Kain & Pakaian Rp4,47 Miliar
didukung oleh sistem pembayaran yang cepat, Kerajinan/Kriya Rp3,7 Miliar Kerajinan Rp2,7 Miliar
#RagamAceh mudah, murah, aman, dan andal. Mamin Olahan RP6,5 Miliar Mamin Olahan Rp3,3 Miliar
3. Mengedepankan sinergi dan kolaborasi dengan
Sinergi, Globalisasi dan Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah.
Digitalisasi UMKM
dan Sektor Pariwisata PENGUNJUNG
PESERTA PAMERAN VIRTUAL 148.716 (Peserta / Viewers) 130% (YoY)
2021: 158 Kain/Fashion
525 UMKM 119 Kriya/Kerajinan
165 Mamin Olahan Negara Kota Usia Jenis Kelamin
51 Kopi Jakarta 65+
Indonesia
97.63% 31.74% 18-24 5.71%
20.80% 55-64
Pencapaian Road to KKI dan Puncak KKI 2021 Lainnya
12.17%
42.83%
25-34 Pria
KEGIATAN
50.30% Wanita
Singapura Lainnya 22.78% 49.70%
82 Event 0.44% 1.14% Medan
45-54
Opening Ceremony | Pameran Produk UMKM Virtual 19.10%
Inggris Surabaya 4.74%
Policy Dialogue | Talk Show | Business Coaching AS 35-44
0.41% 0.13% 9.35% Bandung
Webinar | Pagelaran Karya Kreatif | Business Matching Malaysia Depok 4.97% 19.44%
Podcast | Wisuda Onboarding UMKM 0.25% 6.38%
Kompetisi Podcast | Penghargaan UMKM Unggulan
Closing Ceremony | Art & Culture Performance

Mendukung Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja

40
Pemerintah, KSSK, perbankan, dan dunia usaha. sejumlah standar internasional, publikasi riset
Selain itu, penguatan kerangka LCS telah dilakukan dan jurnal yang bertaraf internasional, maupun
pada skema LCS Indonesia-Malaysia dan Indonesia- menjadi referensi dan narasumber dalam berbagai
Jepang, sementara perluasan negara mitra LCS international event yang strategis. Pada tahun
ditempuh dengan implementasi LCS Indonesia- 2021, Bank Indonesia memperoleh penghargaan
Tiongkok pada September 2021. Bank Indonesia internasional sebagai Reserve Manager of the Year dari
juga meningkatkan kerja sama dalam rangka Central Banking Awards, medali emas pada ajang 15th
pengembangan sistem keuangan dan/atau sistem Annual Next Generation Contact Center & Customer
pembayaran untuk mendorong transaksi yang efisien, Engagement Conference, Best Systemic and Prudential
aman dan mendorong inovasi keuangan digital serta Regulator in Asia Pacific dari The Asian Banker
memperkuat kerangka Anti Pencucian Uang dan Regulation and Supervision Awards 2021, medali emas
Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT) melalui pada Annual Report Competition, dan medali emas
kesepakatan dengan bank sentral Thailand, Malaysia, pada International Business Awards (IBA) Stevie Winner.
Filipina, dan Brunei Darussalam.
Sinergi kebijakan yang ditempuh masih dihadapkan
Bank Indonesia berperan aktif dalam memperkuat tantangan dalam penanganan Covid-19 di tengah
persepsi positif internasional, khususnya lembaga merebaknya varian baru, yang berdampak pada
rating dan investor asing, terhadap perekonomian belum kuatnya permintaan domestik. Beberapa
Indonesia. Hal ini dilakukan melalui komunikasi faktor menjadi tantangan dalam upaya mendorong
dan engagement yang intensif dengan lembaga akselerasi permintaan domestik dan pemulihan
pemeringkat dan investor asing secara reguler, ekonomi. Pertama, pasokan dan distribusi vaksin
khususnya Investor Conference Call setiap Rapat global yang relatif terbatas sehingga menghambat
Dewan Gubernur (RDG) bulanan, maupun upaya mendorong akselerasi vaksinasi yang
setiap terdapat kebijakan strategis yang perlu merupakan prasyarat pemulihan ekonomi. Kedua,
dikomunikasikan. Promosi investasi dan perdagangan penyebaran Covid-19 yang kembali meningkat,
juga dilakukan melalui Investor Relation Unit (IRU) terutama munculnya varian baru termasuk varian
baik nasional, daerah, dan global, melalui kantor delta yang lebih cepat dan lebih ganas, berdampak
perwakilan Bank Indonesia di dalam dan luar negeri, pada penerapan kembali pembatasan mobilitas
bekerja sama dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah), yang disertai dengan tertahannya mobilitas dan
serta Kedutaan Besar RI di luar negeri. Selama tahun aktivitas ekonomi. Ketiga, disiplin dalam penerapan
2021, misalnya, Bank Indonesia bekerja sama dan protokol Covid-19 yang perlu terus ditingkatkan
berpartisipasi aktif memfasilitasi kegiatan promosi sebagai bagian dari upaya memitigasi risiko lebih
investasi pada Indonesia Business and Investment lanjut penyebaran Covid-19. Penyebaran varian
Forum di Shanghai, Indonesia Investment Forum di delta Covid-19 yang diluar prakiraan ditengah
London, New York Now, serta London Coffee Festival. masih berlangsungnya upaya penguatan akselerasi
vaksinasi dan penanganan Covid-19 berdampak
Bank Indonesia juga terus meningkatkan pengakuan pada pelaku ekonomi, baik rumah tangga, korporasi,
internasional sebagai bank sentral terbaik di maupun perbankan, untuk berhati-hati dan menunda
antara negara emerging markets. Hal ini dilakukan keputusan ekonomi, baik konsumsi, produksi, dan
melalui peningkatan representasi Bank Indonesia, investasi. Hal ini berdampak pada belum kuatnya
baik melalui membership maupun chairmanship, di permintaan domestik, yang pada gilirannya
berbagai forum kerja sama internasional. Selain berdampak pada penyaluran kredit perbankan yang
itu, peningkatan reputasi Bank Indonesia dengan meningkat terbatas, di tengah kapasitas perbankan
perolehan international awards dari lembaga dalam penyaluran yang sangat memadai sejalan
internasional dengan reputasi tinggi, penerapan dengan pelonggaran kebijakan moneter Bank

41
Indonesia dalam bentuk penurunan suku bunga dan nasional. Percepatan pendalaman pasar uang sesuai
injeksi likuiditas yang besar, serta relaksasi kebijakan BPPU 2025 dilakukan melalui pengembangan
makroprudensial. Langkah-langkah lanjutan dalam instrumen pasar uang dan infrastruktur pasar
akselerasi vaksin dan penanganan Covid-19 yang keuangan guna menciptakan pasar uang modern
disertai pembukaan sektor prioritas, diharapkan akan dan maju. Sinergi dan koordinasi kebijakan dengan
berdampak positif pada terkendalinya penyebaran Pemerintah terus diperkuat baik antara kebijakan
Covid-19, sehingga pembukaan sektor prioritas yang moneter dan fiskal maupun dalam akselerasi
lebih luas dapat dilakukan untuk mendorong lebih reformasi sektor riil. Selain itu, sinergi dan koordinasi
jauh aktivitas ekonomi. Bank Indonesia dalam KSSK juga semakin erat dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong
pembiayaan bagi dunia usaha. Sinergi dan koordinasi
Transformasi Bank Indonesia dengan Pemerintah, KSSK serta industri perbankan
dan sistem pembayaran juga terus diperluas untuk
Transformasi menyeluruh yang ditempuh Bank pendalaman pasar keuangan dan mempercepat
Indonesia sejak tahun 2018 terus diperluas dan integrasi ekonomi keuangan digital secara nasional.
diperkuat, baik transformasi kebijakan maupun
transformasi kelembagaan, termasuk dalam Transformasi kelembagaan juga terus diperkuat
menyikapi cepatnya digitalisasi. Hal ini sejalan sebagai langkah nyata untuk membangun Bank
dengan visi Bank Indonesia untuk menjadi bank Indonesia sebagai lembaga bank sentral dengan
sentral digital terdepan dalam berkontribusi nyata kinerja yang unggul. Hal ini untuk mendukung
terhadap perekonomian nasional dan terbaik di pencapaian dan memastikan terlaksananya mandat
antara negara emerging markets untuk Indonesia Bank Indonesia secara kredibel. Transformasi
Maju. Untuk itu, Bank Indonesia telah menyusun kelembagaan melalui bauran kebijakan kelembagaan
Strategic Business Plan (SBP) hingga 2025 baik ditujukan untuk mewujudkan kinerja unggul yang
untuk Bank Indonesia secara keseluruhan maupun berbasis kinerja efektif, kinerja efisien, dan kinerja
untuk masing-masing 12 program strategis. bertata kelola (2EG) (Skema 6). Hal ini diperlukan
Transformasi kebijakan Bank Indonesia dilakukan sebagai langkah dalam menciptakan keseimbangan
melalui penguatan bauran kebijakan dalam rangka antara memastikan tercapainya mandat Bank
menjalankan mandat Undang-Undang untuk menjaga Indonesia melalui kinerja yang efektif dengan upaya
stabilitas nilai Rupiah (inflasi dan nilai tukar), turut mendorong produktivitas sumber daya secara efisien,
menjaga stabilitas sistem keuangan, serta mendorong serta memastikan ketaatan hukum dan akuntabilitas
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Independensi melalui tata kelola yang baik. Transformasi
Bank Indonesia diletakkan sebagai bagian dalam kelembagaan mencakup area dan proses kerja,
sinergi dan koordinasi dalam memperkuat kebijakan SDM dan budaya kerja, serta transformasi digital.
ekonomi nasional. Dalam implementasinya, Transformasi organisasi dijalankan melalui: (i)
Bank Indonesia telah memelopori penerapan perumusan bauran kebijakan kelembagaan yang
bauran kebijakan bank sentral (central bank policy dilakukan berdasarkan prinsip efektif, efisien, dan
mix) antara kebijakan moneter dan kebijakan governed / bertata kelola, (ii) integrasi fungsi strategis
makroprudensial sehingga dapat lebih optimal dalam kelembagaan yakni Strategic Management, Strategic
mencapai stabilitas moneter, sistem keuangan dan Finance, Strategic Risk Management, Strategic Risk
makroekonomi serta dalam rangka mendukung Based Internal Audit, serta fungsi pengelolaan sumber
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Di bidang daya nonkeuangan, (iii) penyempurnaan framework
sistem pembayaran, transformasi kebijakan dilakukan audit untuk pengendalian internal, (iv) penguatan
melalui implementasi BSPI 2025 untuk mendorong pengelolaan risiko, serta (v) penguatan fungsi
akselerasi dan integrasi ekonomi dan keuangan pengadaan barang dan/atau jasa, dan pengelolaan
digital sebagai sumber pertumbuhan ekonomi aset.

42
Skema 6. Transformasi Kelembagaan

Kinerja efisien untuk Kinerja efektif untuk


mendorong produktivitas memastikan tercapainya
sumber daya mandat BI

1 Streamlining proses bisnis untuk meningkatkan 1 Membangun kerangka Bauran Kebijakan


efisiensi perumusan kebijakan dan pengambilan
Kinerja Kelembagaan berbasis 2EG
Memperkuat integrasi manajemen strategis,

Efektif
keputusan 2

2 Memperkuat manajemen keuangan BI dalam manajemen keuangan, manajemen risiko dan audit
rangka menjaga akuntabilitas & dalam perencanaan dan pengendalian
sustainabilitas keuangan program kerja, sumber daya, risiko, dan audit
3 Memastikan produktivitas kerja yang tinggi 3 Memperkuat kerangka kerja pengelolaan
didukung SDM dengan jumlah cukup, kompeten, Major Project
engaged, dan berakhlak mulia 4 Asesmen kinerja efektif berbasis kinerja 2EG

Kinerja bertatakelola untuk


memastikan ketaatan hukum
& akuntabilitas
Mengakselerasi alignment manajemen risiko dan

Kinerja
1

Kinerja
risk-based internal audit

Bertata
2 Memperkuat alignment fungsi compliance &

Efisien
legal risk

kelola
3 Memperkuat kerangka audit strategis untuk
memastikan efektivitas pengendalian kinerja 2EG
4 Asesmen kinerja tata kelola dari sisi manajemen
risiko, audit, legal, dan komunikasi

Bank Indonesia melanjutkan transformasi SDM untuk menjadi bank sentral digital terdepan dalam
untuk mencapai SDM berkinerja unggul di era berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional
digital, disertai dengan transformasi digital dan terbaik di antara negara emerging markets untuk
baik di area kebijakan maupun kelembagaan. Indonesia Maju.
Transformasi SDM dilakukan pada 4 (empat) aspek
yaitu Perencanaan, Pemenuhan, Pengembangan,
dan Pemeliharaan SDM. Transformasi pada area Bangkit dan Optimis: Sinergi dan Inovasi
perencanaan terefleksi dari perencanaan SDM untuk Pemulihan Ekonomi
yang tidak lagi hanya fokus pada aspek kuantitas
(jumlah) namun aspek kualitas. Transformasi pada Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja
area pemenuhan dilakukan melalui pemenuhan perekonomian tahun 2021 menjadi dasar untuk
sesuai kebutuhan organisasi yang dilakukan semakin bangkit dan optimis akan pemulihan
secara Transparan, Terprogram, dan Terjadwal. ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun
Transformasi pada area pengembangan dilakukan 2022. Karenanya, akselerasi pemulihan ekonomi
melalui penerapan konsep Program Tugas Belajar nasional perlu terus didorong melalui penguatan
baru (new PTB) dengan prinsip institutional driven, sinergi dan inovasi yang dilandasi oleh kuatnya
dikelola secara end-to-end, dan selaras dengan semangat untuk bangkit dan optimis yang lebih
manajemen karir pegawai. Transformasi pada tinggi. Sinergi dan inovasi ditujukan untuk
area pemeliharaan dilakukan untuk menjaga dan menciptakan imunitas massal dari pandemi Covid-19
memelihara motivasi kerja dan engagement pegawai. dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas,
Sementara itu, transformasi digital diterapkan secara mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka
menyeluruh baik di area kelembagaan maupun pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan,
kebijakan. Transformasi tersebut dilakukan melalui serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi
pengembangan sistem (toolset), peningkatan SDM dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi
(mindset dan skill set), serta menjaga kualitas dan struktural (Gambar 4). Dalam kaitan ini, kami
keandalan layanan sistem informasi (SI). Kesemuanya berpandangan bahwa kerangka berpikir yang kami
ini ditempuh untuk mewujudkan visi Bank Indonesia sampaikan pada PTBI 2020 masih relevan, yaitu

43
Gambar 4. Sinergi Kebijakan Nasional

PRASYARAT (NECESSARY)
SINERGI AKSELERASI VAKSIN DAN PEMBUKAAN
5 RESPONS KEBIJAKAN SEKTOR PRIORITAS EKONOMI TUJUAN
(SUFFICIENT) PEREKONOMIAN

1 AKSELERASI
TRANSFORMASI SEKTOR UH
UMB AN 1 IMUNITAS MASSAL DAN
RIIL RT NOMI
PE EKO PEMBUKAAN KEMBALI
SEKTOR EKONOMI
2 SINERGI STIMULUS FISKAL
DAN MONETER
2 PEMULIHAN EKONOMI

UA N G A N
JANGKA PENDEK DENGAN

K E I TA S
3 AKSELERASI
STIMULUS PERMINTAAN
TRANSFORMASI SEKTOR
S TA O N E

L
KEUANGAN

E MA B I
M

3 PERTUMBUHAN
BI

I S
T E TA S

T
L

T BERKELANJUTAN JANGKA
5 DIGITALISASI EKONOMI R SIS MENENGAH-PANJANG
DAN KEUANGAN

6 EKONOMI DAN KEUANGAN


HIJAU

Sumber: Bank Indonesia

perlunya memperkuat 1 (satu) kebijakan prasyarat berharga tahun 2021 adalah bahwa respons
(necessary) serta mempercepat implementasi 5 (lima) kebijakan yang cepat dan terukur melalui sinergi
respons kebijakan yang diperlukan (sufficient) bagi akselerasi vaksinasi dan penanganan Covid-19
pemulihan ekonomi nasional kembali ke lintasan dengan pembukaan sektor prioritas menjadi penentu
jangka panjangnya. Dalam hal ini, sinergi kebijakan bagi pemulihan ekonomi. Hendaknya perlu diingat
untuk akselerasi vaksinasi dan penanganan Covid-19 bahwa episentrum permasalahan ekonomi saat ini
dengan pembukaan sektor-sektor ekonomi prioritas, berasal dari pandemi Covid-19 yang mengharuskan
sebagai kebijakan prasyarat untuk mendorong pembatasan mobilitas dan aktivitas masyarakat.
berlanjutnya proses pemulihan ekonomi nasional, Hasilnya telah kita rasakan bersama, dengan
sangat diperlukan. Selanjutnya, 5 (lima) respons akselerasi vaksinasi yang ditempuh Pemerintah
kebijakan yang diperlukan untuk mempercepat kita dapat kembali mampu bertahan dari serangan
pemulihan ekonomi nasional, yaitu: (i) akselerasi varian delta Covid-19. Setelah mengalami lonjakan
transformasi sektor riil, (ii) sinergi stimulus moneter signifikan pada Juni-Juli 2021, penurunan kasus
dan kebijakan makroprudensial dengan kebijakan baru harian Covid-19 terus menunjukkan penurunan
fiskal, (iii) akselerasi transformasi sektor keuangan, sejak Agustus 2021. Sejalan dengan itu, Pemerintah
(iv) digitalisasi ekonomi dan keuangan, serta (v) merencanakan untuk secara bertahap akan mulai
ekonomi dan keuangan hijau. Penguatan sinergi membuka sektor-sektor dan/atau wilayah-wilayah
dan inovasi tersebut akan membangun optimisme dengan kasus berat rendah, angka pemanfaatan
akselerasi pemulihan ekonomi nasional 2022 dan rumah sakit yang juga rendah, dan tingkat kematian
tahun-tahun berikutnya, serta peningkatan laju yang rendah. Tahapan pembukaan sektor-sektor
pertumbuhan pada jangka menengah-panjang ekonomi dilakukan secara bertahap, dari persiapan,
menuju Indonesia Maju 2045. Transisi I dan II untuk kemudahan hidup bersama
Covid-19, dengan memperhatikan pula strategi
Sinergi akselerasi vaksinasi dan pembukaan sektor pemenuhan penanganan pandemi yaitu percepatan
prioritas menjadi prasyarat bagi keberlanjutan vaksinasi, peningkatan 3T (testing, tracing, treatment),
proses pemulihan ekonomi nasional. Pelajaran serta penerapan protokol kesehatan dan peduli

44
Gambar 5. Rancangan Persiapan ke Kenormalan Baru, Hidup Bersama Endemi

Relaksasi Relaksasi ekonomi dan kegiatan sosial Covid-19


dilakukan pada dilakukan lebih luas ketika vaksinasi diperlukan sama
setelah vaksinasi mencapai 80% (dosis 2) dan jika kondisi dengan penyakit
mencapai 70% terkontrol dan kapasitas sistem menular lainnya.
(dosis 2) kesehatan tidak melebihi batas.

HIDUP BERSAMA
PERSIAPAN TRANSISI I TRANSISI II
COVID-19

STRATEGI PEMENUHAN
3 INDIKATOR ACUAN
Cakupan Vaksinasi yang tinggi,
minimal 70% dosis 2, dengan prioritas pada
Angka kasus Berat yang Rendah
1 2 risiko tinggi (lansia)
Angka Perawatan di RS yang Rendah Peningkatan 3T (Testing, Tracing, Treatment)
Tingkat Kematian yang rendah Protokol Kesehatan : 3M + Isoter dan
Peduli Lindungi

Sumber : Paparan Evaluasi PPKM,


Kemenkomarves, Studi Australia dan Singapura

lingkungan (Gambar 5). Tentunya program vaksinasi kapasitas, dan distribusi vaksin maupun kemampuan
tersebut perlu terus dipercepat untuk mencapai rumah sakit, tenaga medis, maupun kebutuhan
tingkat imunitas massal sehingga memperkuat perawatan sangat terbatas dan memerlukan biaya
ketahanan terhadap kemungkinan penyebaran varian yang sangat besar. Bank Indonesia terpanggil untuk
baru Covid-19 dan untuk memastikan keberlanjutan berpartisipasi dalam langkah-langkah bersama
proses perbaikan ekonomi nasional lebih lanjut. Hal untuk penanganan kesehatan dan penyelamatan
ini kembali menegaskan pentingnya sinergi akselerasi kemanusiaan akibat virus varian delta Covid-19
vaksinasi dan pembukaan sektor prioritas menjadi tersebut, sebagai tugas negara, kemanusiaan,
prasyarat bagi pemulihan ekonomi serta dampak kesehatan, dan keamanan rakyat. Panggilan tugas
rambatannya pada sektor keuangan dan moneter. negara untuk kesehatan dan kemanusiaan inilah
Kami meyakini, pemenuhan prasyarat tersebut yang mendorong Bank Indonesia berinisiatif untuk
akan terus menebar semangat bersama optimisme pendanaan APBN 2021 dan 2022 melalui pembelian
pemulihan ekonomi ke depan. SBN dari pasar perdana secara langsung (private
placement) sesuai dengan Keputusan Bersama
Bank Indonesia mendukung penuh upaya Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia
Pemerintah dan berpartisipasi dalam pendanaan tanggal 23 Agustus 2021. Besarnya SBN yang dibeli
APBN untuk akselerasi vaksinasi maupun langsung Bank Indonesia untuk biaya kesehatan
penanganan kesehatan dan kemanusiaan akibat dalam APBN pada tahun 2021 sebesar Rp215 triliun
pandemi Covid-19. Seperti dikemukakan di atas, dan tahun 2022 sebesar Rp224 triliun, dengan
vaksinasi dan penanganan pandemi Covid-19 sebagai biaya suku bunga yang sangat rendah yaitu sebesar
prasyarat untuk pemulihan ekonomi, dan karenanya biaya operasi moneter (Bank Indonesia Reverse Repo
perlu disinergikan dengan pembukaan sektor- Rate tenor 3 bulan). Partisipasi Bank Indonesia juga
sektor prioritas. Merebak dengan cepatnya varian berupa kontribusi atas seluruh biaya bunga untuk
delta virus Covid-19 pada Juni-Agustus 2021 telah pembiayaan vaksinasi dan penanganan kesehatan
menimbulkan kasus positif dan bahkan kematian. dengan maksimum limit Rp58 triliun (tahun 2021)
Pada saat yang sama, ketersediaan pasokan, dan Rp40 triliun (tahun 2022), sesuai kemampuan

45
keuangan Bank Indonesia. Dengan tambahan KSSK melalui sinergi kebijakan untuk pemulihan
pendanaan biaya kesehatan oleh Bank Indonesia sektor properti dan otomotif sebelum merebaknya
pada APBN 2021 dan 2022 tersebut, Pemerintah varian delta Covid-19. Proses ini dilakukan melalui 3
dapat menangani varian delta Covid-19 dengan tahapan. Pertama, pemetaan sektor-sektor prioritas
sangat cepat dan untuk mempercepat vaksinasi untuk yang mampu berdaya tahan, pendorong pertumbuhan,
mencapai imunitas massal sehingga lebih tahan atas serta penopang pemulihan ekonomi. Dalam kaitan ini,
kemungkinan penyebaran virus baru. Hal ini penting terdapat 8 (delapan) subsektor prioritas utama yang
agar langkah-langkah pembukaan sektor-sektor dan dapat menjadi penopang pertumbuhan ekonomi dan
berbagai aktivitas ekonomi dapat terus dilakukan ekspor yaitu: (1) Industri Makanan dan Minuman; (2)
dengan mitigasi risiko pandemi Covid-19 yang Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki; (3) Industri
memadai. Tekstil dan Pakaian Jadi; (4 Industri Kimia, Farmasi,
dan Obat Tradisional; (5) Industri Kertas dan Barang
Dengan akselerasi vaksinasi untuk mencapai dari Kertas; (6) Industri Logam Dasar; (7) Industri Alat
imunitas massal, respons kebijakan ekonomi nasional Angkutan; serta (8) Industri Karet, Barang dari Karet,
perlu difokuskan pada pemulihan secepatnya dan Plastik (Gambar 6). Di samping sektor industri
sektor-sektor prioritas yang mampu mendorong tersebut, pengembangan UMKM perlu terus menjadi
pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja. Sinergi prioritas karena kontribusinya yang signifikan dalam
dan inovasi kebijakan sangat penting untuk mengatasi pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan
permasalahan yang terjadi, baik pemecahan berbagai kerja, maupun untuk inklusi ekonomi dan keuangan.
kendala (debottlenecking) dari sisi sektor riil, pemberian Pembukaan sektor-sektor prioritas pemulihan tersebut
insentif kebijakan fiskal, maupun dukungan kebijakan perlu disinergikan dengan langkah-langkah terpadu
makroprudensial dan sektor keuangan yang diperlukan. dalam akselerasi vaksinasi dan penguatan penanganan
Pendekatan ini sesungguhnya telah dimulai oleh Covid-19.

Gambar 6. Sinergi Kebijakan Ekonomi Nasional untuk Akselerasi Pemulihan Sektor Prioritas

1 PEMETAAN SEKTOR
PRIORITAS PEMULIHAN
2 IDENTIFIKASI
DAN DEBOTTLENECKING
3 SINERGI KEBIJAKAN PEMULIHAN
EKONOMI NASIONAL
PEMBIAYAAN

Keinginan Perbankan untuk menyalurkan Kredit PENGEMBANGAN UMKM


(Supply for Credit)
Kesiapan Korporasiuntuk menerima Kredit

TINGGI RENDAH KEBIJAKAN FAKTOR PRODUKSI:


BAHAN BAKU, ENERGI, INFRASTRUKTUR,
24 SUBSEKTOR Industri Makanan dan Industri Karet
TENAGA KERJA
(Demand for Credit)

Minuman
PRIORITAS PEMULIHAN Industri Kimia
Industri Kertas

Industri Otomotif dan


KEMUDAHAN PERATURAN DAN PERIZINAN:
SIAP
Alat Angkutan lainnya IMPLEMENTASI UU CIPTA KERJA
8 SUBSEKTOR I II PERLUASAN AKSES PASAR: PROMOSI,
PRIORITAS KERJA SAMA INTERNASIONAL,
PEMULIHAN IV III ANTI DUMPING
BELUM
SIAP Industri Logam dasar Tekstil dan Produk
Tekstil
SINERGI VAKSIN Industri Alas Kaki
& PEMBUKAAN
INDUSTRI KEBIJAKAN FISKAL
MAMIN KIMIA OTOMOTIF
KENDALA SEKTOR RIIL

ANGGARAN BELANJA UNTUK


P1: Kenaikan harga bahan
baku impot, produktivitas
P1: Infrastruktur jalan
sentra industri Petrokimia
P1: Ekspor dan Patimban
masih terbatas karena
INFRASTRUKTUR, KETAHANAN PANGAN,
sawit turun belum memadai kendala jalan dan PARIWISATA, TIK
P2: Kepastian aturan pasca P2: Implementasi harga kedalaman pelabuhan
moratorium berakhir gas industri belum P2: Implementasi PP
74/2021 belum diikuti
INSENTIF PAJAK BEA IMPOR,
optimal
P3: Kendala kontainer
khususnya terkait UMKM
terbitnya aturan teknis PAJAK KORPORASI, DAN LAINNYA UNTUK
SEKTOR PRIORITAS
KARET KERTAS
KENDALA P1: Kenaikan biaya bahan
REKOMENDASI P1: Penyerapan karet alam
di domestik termasuk UTAMA baku impor

SINERGI PERCEPATAN industri masih terkendala P2: Belum masuk sebagai


KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
akibat kualitas yang masih INDUSTRI penerima harga gas
VAKSIN DAN tergolong rendah industri
PRIORITAS P3: Biaya kontainer terkait
PEMBUKAAN mekanisme non-FOB KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL SEKTOR
INDUSTRI PRIORITAS PRIORITAS DAN UMKM
LOGAM TPT ALAS KAKI
DASAR PEPANJANGAN RESTRUKTURISASI KREDIT
P1: Kendala pasokan listrik
P2: Garmen domestik P2: Kendala kontainer
smelter baru di Halut
dibanjiri produk impor, khusunya terkait UMKM KEMUDAHAN KREDIT, SEKURITISASI,
Kementerian RAKOR HIGH LEVEL P2: Izin lingkungan kendala kontainer
DAN ALTERNATIF PEMBIAYAAN LAIN
Perindustrian pengelolaan limbah khusunya terkait UMKM
REPUBLIK INDONESIA
MANUFAKTUR P3: Hambatan tarif anti
dumping besi baja

PENGEMBANGAN UMKM GERNAS BBI, BWI, DIGITALISASI

Sumber: Bank Indonesia

46
Kedua, identifikasi kendala yang dihadapi dalam perluasan akses pasar seperti promosi dan kerja sama
pemulihan sektor-sektor prioritas tersebut baik kendala internasional. Di bidang fiskal, kebijakan menyangkut
di sektor riil maupun dari sisi pembiayaan. Untuk itu, alokasi anggaran belanja untuk infrastruktur, ketahanan
perlu dilakukan pembahasan bersama melalui forum pangan, pariwisata, TIK, maupun insentif pajak bea
koordinasi, yakni antara Pemerintah Pusat (K/L terkait), impor, pajak korporasi, dan lainnya untuk sektor prioritas.
KSSK, pelaku industri, perbankan, serta Pemerintah Dari sisi pembiayaan, kebijakan menyangkut kebijakan
Daerah terkait. Berbagai permasalahan di sektor riil makroprudensial sektor prioritas dan UMKM dari Bank
baik berkaitan aspek perbaikan faktor produksi seperti Indonesia, kebijakan perpanjangan restrukturisasi kredit
bahan baku, energi dan tenaga kerja, aspek pengaturan dari OJK, serta kemudahan kredit perbankan, sekuritisasi,
dan kelembagaan khususnya kejelasan kebijakan dan alternatif pembiayaan lain.
dan kemudian perizinan, maupun aspek promosi dan
akses pasar di dalam negeri dan luar negeri. Pada Respons kebijakan kedua untuk pemulihan ekonomi
aspek pembiayaan, permasalahan dapat berasal nasional berkaitan dengan sinergi kebijakan
dari perusahaan atau perbankan. Sejumlah sektor fiskal Pemerintah dengan stimulus moneter dan
khususnya yang berorientasi ekspor telah tumbuh makroprudensial dari Bank Indonesia untuk
dan karenanya penyaluran kredit telah meningkat, mendorong permintaan khususnya dalam jangka
sementara sektor-sektor lain perlu respons kebijakan pendek. Stimulus fiskal dalam jumlah yang relatif
baik dari sisi permintaan kredit dari sektor riil maupun besar akan mendukung proses pemulihan ekonomi
untuk mengatasi persepsi risiko kredit dari perbankan. nasional. Dalam menstimulasi perekonomian dan
target pembangunan, postur APBN 2022 meliputi
Ketiga, sinergi dan koordinasi kebijakan ekonomi pendapatan negara direncanakan sebesar Rp1.846,1
nasional perlu dirumuskan dan diimplementasikan triliun dan belanja negara sebesar Rp2.714,2 triliun,
sesuai kondisi di masing-masing sektor produktif sehingga defisit Rp868 triliun atau 4,85% PDB.
dimaksud. Secara keseluruhan, kebijakan yang Sebagian besar anggaran, yaitu sebesar Rp1.711,5
diperlukan menyangkut baik di sektor riil, kebijakan triliun (63%) dialokasikan untuk program strategis
fiskal, maupun kebijakan pembiayaan. Dari sisi sektor APBN 2022 dalam mendukung akselerasi pemulihan
riil, kebijakan menyangkut faktor produksi seperti dan transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju
bahan baku, energi, infrastruktur, dan tenaga kerja; (Gambar 7). Sementara, Bank Indonesia memperkuat
kebijakan kemudahan peraturan dan perizinan, perannya dalam pendanaan APBN 2021 dan 2022
termasuk implementasi UU Cipta Kerja; serta kebijakan disertai partisipasi berupa kontribusi atas seluruh biaya

Gambar 7. Stimulus Fiskal

KESEHATAN PERLINSOS Rp PENDIDIKAN INFRASTRUKTUR


2022: RP 256,0 T 2022: RP 429,9 T 2022: RP 542,8 T 2022: RP 367,8 T

Lanjutan penanganan Covid-19 Melanjutkan penyempurnaan DTKS dan Peningkatan kompetensi dan Mendukung infrastruktur pelayanan dasar
(a.l. vaksinasi Pemerintah, perawatan pasien) menyinergikan dengan berbagai data terkait profesionalisme guru Mendorong produktivitas (konektivitas
Peningkatan efektivitas jampersal serta Mendukung reformasi secara bertahap Percepatan rehabilitasi sarana dan prasarana dan mobilitas)
integrasi kepada program JKN Mendukung Program Jaminan Kehilangan Penguatan pendidikan vokasi a.l. melalui Menyediakan infrastruktur energi dan
Penguatan reformasi sistem Pekerjaan standardisasi mutu serta pengembangan pangan
kesehatan nasional Pengembangan skema perlinsos adaptif riset dan inovasi Pemerataan infrastruktur dan akses TIK
Lanjutan percepatan penurunan stunting Peningkatan sinergi antara Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan antar K/L

BIDANG TIK KETAHANAN PANGAN PARIWISATA


2022: RP 27,1 T 2022: RP 78,7 T 2022: RP 9,2 T

Membangun dan mengembangkan infrastruktur TIK guna Peningkatan keterjangkauan dan kecukupan pangan Percepatan pembangunan lima Destinasi Pariwisata
pemerataan akses dan konektivitas Peningkatan produktivitas dan pendapatan petani Super Prioritas yaitu Danau Toba, Borobudur, Mandalika,
Mendorong transformasi digital dan mempersiapkan dan nelayan Labuan Bajo, dan Likupang
ekosistem digital Penguatan sistem pangan berkelanjutan Pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif
Pembangunan Pusat Data Nasional dan implementasi SPBNE Pengembangan Kawasan Sentra Produksi Pangan Pemulihan pasar pariwisata dan rebranding
Pengembangan SDM TIK (Food Estate)

Sumber: Kementerian Keuangan

47
bunga untuk pembiayaan vaksinasi dan penanganan menjanjikan. Selain itu, pengembangan pasar uang dan
kesehatan dengan limit yang diperhitungkan sesuai pasar valas oleh Bank Indonesia sesuai BPPU 2025
kemampuan keuangan Bank Indonesia. Dengan juga berperan penting baik dalam penerbitan sekuritas
sinergi tersebut, Pemerintah dapat lebih fokus jangka pendek seperti Surat Berharga Komersial
pada upaya akselerasi realisasi APBN tahun 2021 (SBK), perluasan transaksi repo, maupun penyediaan
dan 2022 untuk mendorong akselerasi pemulihan instrumen lindung nilai - baik nilai tukar Rupiah seperti
ekonomi nasional. Kebijakan makroprudensial DNDF maupun lindung nilai suku bunga seperti
akomodatif juga dilanjutkan untuk tetap mendorong Interest Rate Swap (IRS). Transformasi pasar keuangan
fungsi intermediasi antara lain melalui rasio sangat diperlukan untuk semakin memperluas
CCyB, RIM, LTV/Uang Muka yang kondusif bagi alternatif pembiayaan kepada dunia usaha dalam
intermediasi, termasuk mendorong sektor prioritas, mendukung pemulihan ekonomi nasional.
ekspor, dan inklusi.
Respons kebijakan keempat untuk akselerasi
Respons kebijakan ketiga untuk akselerasi digitalisasi serta inklusi ekonomi dan keuangan
menyangkut peningkatan dan kemudahan nasional. Berbagai sinergi kebijakan yang telah
pembiayaan dari sektor keuangan kepada dunia berhasil pada tahun 2020 dan 2021 perlu terus
usaha. Dalam jangka pendek, kebijakan untuk ditingkatkan dan diperluas. Untuk mendorong inklusi
mendorong penyaluran kredit perbankan diperlukan ekonomi dan keuangan nasional, Gernas BBI dan
dengan mengatasi permasalahan baik dari sisi BWI telah terbukti meningkatkan peran UMKM
penawaran kredit oleh perbankan maupun sisi dalam perekonomian, antara lain melalui program
permintaan kredit dari dunia usaha. Pemetaan belanja produk-produk UMKM, dan perluasan
sektor-sektor prioritas di atas sangat penting untuk penggunaan QRIS UMKM. Bank Indonesia secara
memahami faktor mana yang lebih dominan dan konsisten mendukung Gernas BBI dan BWI tersebut
respons kebijakan yang diperlukan. Sebagaimana baik dalam sinergi yang erat dengan Pemerintah
dikemukakan di atas, permasalahan dapat berasal dari (Pusat dan Daerah) maupun dengan dunia usaha,
permintaan kredit perusahaan atau penawaran kredit baik penyelenggaraan berbagai kegiatan bersama
perbankan. Untuk industri makanan minuman, kimia, setiap bulan di berbagai daerah maupun event
otomotif, dan alat angkut lainnya penyaluran kredit strategis yang diinisiasi Bank Indonesia seperti
telah meningkat karena permintaan dari korporasi pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) setiap
dan perbankan juga siap membiayainya. Sementara tahunnya. Peran strategis Bank Indonesia dalam
sektor-sektor lainnya, perlu insentif untuk mendorong mendukung pelaksanaan Gernas BBI dan BWI
kredit baik insentif di sektor riil agar prospek bisnis dikukuhkan melalui penerbitan Keputusan Presiden
lebih baik maupun insentif ke perbankan dalam bentuk No. 15 Tahun 2021 tentang Tim Gerakan Nasional
jaminan kredit atau insentif suku bunga. Selain kredit Bangga Buatan Indonesia. Keputusan tersebut
perbankan, pembiayaan dari pasar modal juga semakin menetapkan Gubernur Bank Indonesia sebagai
diperlukan, baik melalui penerbitan saham maupun Wakil Ketua bersama Menteri Koordinator Bidang
obligasi korporasi. Penerbitan sekuritas berbasis aset Perekonomian dan Ketua Dewan Komisioner
(asset back securities) maupun berbasis penerimaan Otoritas Jasa Keuangan. Hal ini menunjukkan bukti
(earning backed securities) juga perlu semakin dan apresiasi Pemerintah terhadap peran aktif Bank
dikembangkan. Dalam kaitan ini, peran Indonesia Indonesia dalam mendukung kesuksesan Gernas BBI
Investment Authorities (INA) sangat diperlukan sebagai dan BWI. Komitmen kuat dari Bank Indonesia untuk
pionir dalam sekuritisasi aset maupun pendapatan inklusi ekonomi dan keuangan juga dilakukan melalui
dari proyek-proyek infrastruktur yang telah beroperasi akselerasi digitalisasi sistem pembayaran sesuai BSPI
secara baik dengan kondisi keuangan perusahaan yang 2025 untuk integrasi dan penguatan EKD nasional

48
yang efisien dan inklusif. Selain itu, digitalisasi sistem upaya mendorong produktivitas, meningkatkan
pembayaran juga diarahkan untuk mendukung ketahanan dan stabilitas ekonomi, dan memastikan
program Pemerintah melalui elektronifikasi pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif.
penyaluran program perlindungan sosial, berbagai Dalam mencapainya, Presidensi G20 Indonesia
moda transportasi maupun elektronifikasi keuangan memiliki 6 (enam) agenda prioritas di jalur keuangan
Pemerintah Daerah. (finance track). Pertama, perumusan normalisasi
kebijakan (exit strategy) khususnya oleh AS dan
Respons kebijakan kelima terkait dengan sejumlah negara AEs lain agar tetap kondusif bagi
pengembangan ekonomi dan keuangan hijau untuk pemulihan ekonomi dunia secara bersama dan lebih
mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. seimbang (“recover together”) dan memitigasi risiko
Kerusakan lingkungan dan perubahan iklim ketidakpastian pasar keuangan global yang mungkin
menimbulkan risiko fisik dan risiko transisi yang terjadi dengan perhitungan matang (well calibrated),
berimplikasi pada stabilitas moneter dan stabilitas rencana seksama (well planned) dan komunikasi jelas
sistem keuangan. Transisi menuju ekonomi hijau, (well communicated). Kedua, perumusan respons
yakni ekonomi rendah karbon, perlu dilakukan secara kebijakan reformasi struktural di sektor riil untuk
gradual dan moderat, untuk optimalisasi respons mengatasi luka memar dari pandemi Covid-19
kebijakan akibat perubahan iklim. Dalam kaitan ini, dengan meningkatkan produktivitas serta mengatasi
Bank Indonesia akan terus memperkuat kebijakan sejumlah permasalahan ketenagakerjaan, rumah
keuangan hijau guna mendorong terciptanya sistem tangga, korporasi, dan sektor keuangan untuk
keuangan yang berkelanjutan, melalui koordinasi dapat kembali ke lintasan pertumbuhan ekonomi
erat dengan otoritas terkait serta keterlibatan aktif jangka panjang. Ketiga, mendorong kerja sama
dalam berbagai forum internasional yang berfokus antar negara dalam sistem pembayaran digital
dalam keuangan hijau. Bank Indonesia telah melalui implementasi keseluruhan G20 Roadmap
menempuh beragam langkah inisiatif, baik dalam for Enhancing Cross Border Payments (CBP) dan
bentuk kebijakan hingga penerapan prinsip investasi pengembangan prinsip-prinsip pengembangan CBDC
berkelanjutan dalam alokasi portofolio cadangan (General Principles for Developing CBDC). Keempat,
devisa, sejalan dengan semakin menguatnya perumusan langkah-langkah menuju ekonomi
kebijakan keuangan global yang mengarah kepada hijau (green economy) dan keuangan berkelanjutan
prinsip berkelanjutan. Selain itu, Bank Indonesia (sustainable finance) dengan mengatasi risiko
mendukung transformasi menuju sistem keuangan perubahan iklim dan transisi ke ekonomi rendah
hijau, sehingga dapat mendorong kontribusi sektor karbon khususnya dari sudut pandang makroekonomi
keuangan domestik dalam penurunan emisi karbon. dan stabilitas keuangan. Kelima, mendorong
Inisiatif tersebut dilakukan untuk mendukung produktivitas dan perluasan ekonomi dan keuangan
tercapainya target penurunan emisi karbon Indonesia inklusif melalui peningkatan kapasitas kewirausahaan
sebagaimana semangat dari Paris Agreement yang dan pemanfaatan open banking, khususnya bagi
ditandatangani oleh Pemerintah berbagai negara UMKM, wanita, dan pemuda, termasuk aspek
untuk membatasi kenaikan suhu global bumi. lintas batas. Keenam, koordinasi internasional
dalam agenda perpajakan untuk mencapai sistem
Kelima respons kebijakan dalam sinergi dan inovasi perpajakan internasional yang adil, berkelanjutan,
kebijakan untuk pemulihan ekonomi tersebut dan modern, termasuk melanjutkan implementasi
selaras Presidensi G20 Indonesia pada 2022, dari kesepakatan global terkait perpajakan digital dan
dengan tema yakni “Recover Together, Recover pajak karbon yang telah dicapai pada 2021.
Stronger”. Presidensi G20 Indonesia fokus pada

49
Arah Bauran Kebijakan Bank Indonesia tekanan instabilitas pasar keuangan global dari
Tahun 2022: Mendorong Akselerasi normalisasi kebijakan moneter the Fed dan
Pemulihan Ekonomi, Menjaga Stabilitas sejumlah negara AEs, arah kebijakan moneter Bank
Indonesia pada tahun 2022 akan lebih diarahkan
Bauran kebijakan Bank Indonesia pada tahun untuk menjaga stabilitas (“pro-stability”), baik
2022 akan terus disinergikan dan sebagai bagian pencapaian sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar,
dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk maupun stabilitas makroekonomi dan sistem
mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga keuangan. Normalisasi kebijakan moneter akan
stabilitas perekonomian. Arah bauran kebijakan dilakukan secara sangat hati-hati dan terukur agar
Bank Indonesia dimaksud juga akan terus tidak mengganggu proses pemulihan ekonomi
mencermati prospek ekonomi global beserta enam nasional. Sementara itu, 4 (empat) kebijakan Bank
permasalahan yang menjadi agenda koordinasi Indonesia pada tahun 2022 akan terus diarahkan
kebijakan internasional dalam Keketuaan Indonesia untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama
di G20 pada 2022 seperti dijelaskan di atas. Kami untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional
melakukan perhitungan matang, perencanaan (“pro-growth”). Kebijakan makroprudensial longgar
seksama, dan komunikasi yang jelas atas bauran akan tetap dilanjutkan dan bahkan diperluas untuk
dari 5 (lima) instrumen kebijakan, yaitu: kebijakan mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada
moneter, kebijakan makroprudensial, digitalisasi sektor-sektor prioritas dan UMKM guna percepatan
sistem pembayaran, pendalaman pasar uang, serta pemulihan ekonomi nasional, sekaligus menjaga
ekonomi-keuangan inklusif dan hijau (Gambar 8). stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan
Dalam kaitan ini, sejalan dengan risiko meningkatnya ekonomi dan keuangan hijau. Digitalisasi sistem

Gambar 8. Bauran Kebijakan Bank Indonesia 2022

Nilai Tukar
Suku Bunga
Kebijakan MONETER
Internasional
Likuiditas
Digitalisasi
Sistem Pembayaran
han Ekono
mbu mi
rtu
Pe
SISTEM MAKRO-
PEMBAYARAN PRUDENSIAL
Intermediasi
dan Ketahanan
euangan

Digitalisasi
Pengedaran Uang
St a b

mK
ilit

ste
as

on
Si

as
M

ete ilit Integrasi


r St a b
Keb. Moneter,
UMKM Digital
Operasi Moneter
dan Ekspor EKONOMI-
PENGEMBANGAN
dan Pasar Uang
KEUANGAN
INKLUSIF PASAR UANG
DAN HIJAU

Ekonomi-Keuangan
Syariah

Sustainable Financing
Sumber: Bank Indonesia

50
pembayaran berdasarkan BSPI 2025 terus didorong Arah Kebijakan Moneter
untuk mengakselerasi integrasi ekonomi dan
keuangan digital, secara end to end, sebagai sumber Kebijakan moneter Bank Indonesia pada tahun
baru pertumbuhan ekonomi. Akselerasi pendalaman 2022 akan lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas
pasar uang dan pasar valas sesuai BPPU 2025 juga dengan tetap mendukung pemulihan ekonomi
ditempuh untuk memperkuat efektivitas transmisi nasional. Arah dan penahapan kebijakan moneter
kebijakan, pembangunan infrastruktur pasar uang akan dilakukan secara pre-emptive, ahead the curve,
yang modern dan berstandar internasional, serta dan front-loading untuk tetap menjaga stabilitas
pengembangan instrumen pembiayaan termasuk dalam mengantisipasi normalisasi kebijakan moneter
pengembangan keuangan berkelanjutan. Program- dan konsolidasi kebijakan fiskal global dan kenaikan
program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif Fed Funds Rate (FFR), dengan tetap mendukung
pada UMKM dan ekonomi-keuangan syariah juga pemulihan ekonomi nasional (Gambar 9). Kebijakan
terus diperluas, termasuk dengan digitalisasi serta suku bunga rendah akan tetap dipertahankan
perluasan akses pasar domestik dan ekspor. Sinergi sampai terdapat indikasi awal kenaikan inflasi.
dan koordinasi yang erat berbagai arah bauran Sebagaimana telah disampaikan, suku bunga
kebijakan Bank Indonesia tersebut dengan kebijakan kebijakan Bank Indonesia saat ini sebesar 3,50%
Pemerintah, KSSK, industri keuangan, dunia usaha, terendah dalam sejarah. Fokus kebijakan suku
dan asosiasi terus diperkuat agar perekonomian bunga lebih diarahkan pada penguatan efektivitas
nasional dapat segera bangkit dan pulih sepenuhnya transmisinya pada penurunan suku bunga kredit
dari dampak pandemi Covid-19, kembali ke lintasan perbankan melalui kebijakan transparansi suku
jangka menengah-panjang menuju Indonesia maju.

Gambar 9. Arah Kebijakan Moneter Tahun 2022

NORMALISASI KONSOLIDASI KENAIKAN FFR TETAP MENDUKUNG


KEBIJAKAN LIKUIDITAS FISKAL GLOBAL PADA 2023 DAN 2024 PEMULIHAN EKONOMI
GLOBAL DOMESTIK

KEBIJAKAN MONETER BERBASIS POLICY MIX:


PREEMPTIVE, AHEAD THE CURVE, FRONT LOADING

1 KETAHANAN
EKSTERNAL MELALUI
2 SEQUENCING KEBIJAKAN STABILISASI NILAI TUKAR,
LIKUIDITAS, DAN SUKU BUNGA TAHUN 2022
3 KOORDINASI
DENGAN PEMERINTAH
FLEKSIBILITAS YIELD
& STABILISASI NT
BEKERJA SAMA 1. PENGENDALIAN INFLASI
DENGAN KEMENKEU Stabilisasi Stabilisasi nilai tukar melalui triple intervention dalam 2. PEMBIAYAAN FISKAL
Nilai Tukar mengantisipasi normalisasi kebijakan moneter global
3. SEKTOR PRIORITAS
Penyerapan likuiditas secara bertahap melalui kontraksi (MANUFAKTUR DAN
Operasi Moneter dan kenaikan Giro Wajib Minimum PARIWISATA)
Rp Yield Likuiditas
(GWM) dengan mempertimbangkan
kredit perbankan dan penerbitan SBN Pemerintah

Suku Bunga Suku bunga rendah sampai terjadi tanda tanda kenaikan
inflasi dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi

PENGUATAN STRATEGI
PENGELOLAAN MONETER OPTIMALISASI PENGELOLAAN PENDALAMAN PASAR UANG SINERGI DAN KOORDINASI
TERINTEGRASI CADANGAN DEVISA RUPIAH DAN VALAS

Sumber: Bank Indonesia

51
bunga serta pendalaman pasar uang untuk dalam beberapa tingkatan. Pertama, koordinasi
menurunkan masih tingginya perbedaan imbal kebijakan moneter-fiskal dalam mendorong
hasil SBN jangka menengah-panjang dengan suku pertumbuhan ekonomi dari sisi permintaan agregat
bunga PUAB. Normalisasi kebijakan moneter Bank baik dalam pembahasan asumsi makro dalam
Indonesia akan dilakukan dengan penurunan secara penyusunan APBN maupun pertemuan antara
bertahap kelebihan likuiditas yang sangat besar di Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia dalam
perbankan. Penyesuaian likuiditas dimaksud akan asesmen perkembangan ekonomi terkini, dengan
dilakukan secara terukur dan sangat hati-hati agar mempertimbangkan realisasi belanja APBN dan
tidak mengganggu kemampuan perbankan untuk pengelolaan moneter yang dilakukan. Pembahasan
menyalurkan kredit dan melakukan pembelian SBN, perkembangan makroekonomi, moneter, dan
sehingga akan tetap mendukung terjaganya stabilitas stabilitas sistem keuangan secara triwulanan juga
moneter dan sistem keuangan serta berlangsungnya dilakukan melalui KSSK. Kedua, koordinasi kebijakan
proses pemulihan ekonomi nasional. moneter-fiskal dalam rencana penerbitan SBN
baik domestik maupun global dalam pemenuhan
Sementara itu, respons kebijakan terhadap dampak pembiayaan APBN dengan mempertimbangkan
normalisasi kebijakan moneter the Fed dan sejumlah perkembangan pasar keuangan global maupun
negara AEs lainnya ditekankan pada kebijakan nilai pengaruhnya terhadap stabilitas moneter dan
tukar untuk menjaga stabilitas eksternal dan tidak pasar keuangan domestik. Ketiga, koordinasi dalam
mengganggu stabilitas moneter dan sistem keuangan pembelian SBN di pasar perdana oleh Bank Indonesia
serta proses pemulihan ekonomi nasional. Dalam dalam pemenuhan pendanaan APBN sebagai
kaitan ini, ruang bagi penyesuaian nilai tukar Rupiah pelaksanaan UU No. 2020 hingga akhir tahun 2022.
dan imbal hasil SBN sejalan dengan perubahan nilai Sebagaimana dijelaskan di atas, pada tahun 2022
tukar global dan imbal hasil US Treasury akan tetap Bank Indonesia akan melanjutkan pembelian SBN
dimungkinkan secara terukur dan dalam batas-batas di lelang pasar perdana untuk pembiayaan APBN
yang normal untuk menjaga tetap menariknya imbal sebagai pembeli siaga sebagaimana telah disepakati
hasil aset SBN yang memadai dengan interest rate dalam Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan
differential yang kompetitif. Bank Indonesia akan Gubernur Bank Indonesia tanggal 16 April 2020. Di
terus memonitor dan berada di pasar, dan selalu samping itu, Bank Indonesia juga akan melanjutkan
siap menempuh kebijakan stabilisasi nilai tukar pembelian SBN secara langsung sebesar Rp224
Rupiah yang diperlukan, melalui triple intervention, triliun pada 2022 untuk pembiayaan anggaran
di pasar spot, DNDF, dan pembelian SBN di pasar kesehatan dan sebagian anggaran kemanusiaan
sekunder, untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang dalam APBN Tahun 2022 akibat Covid-19, yang
sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar. telah dituangkan dalam Keputusan Bersama Menteri
Koordinasi Bank Indonesia dengan Kementerian Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia tanggal
Keuangan yang selama ini erat akan terus diperkuat 23 Agustus 2021. Koordinasi fiskal-moneter yang
untuk tetap menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah dan erat ini semakin penting pada tahun 2022 sebagai
stabilitas pasar SBN dalam mengelola penyesuaian langkah bersama dalam mengelola perekonomian
sesuai perkembangan global di atas. Strategi operasi nasional di tengah risiko tingginya ketidakpastian
moneter juga akan diperkuat untuk mendukung global karena normalisasi kebijakan moneter dan
efektivitas stance kebijakan moneter tersebut. fiskal di AS dan sejumlah negara AEs lainnya.

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi Koordinasi kebijakan Bank Indonesia dengan
kebijakan moneter dengan kebijakan fiskal kebijakan Pemerintah juga terus diperkuat dalam
Pemerintah agar dapat terus mendorong pemulihan pengendalian inflasi dan mendorong sektor-sektor
ekonomi nasional dengan tetap menjaga stabilitas prioritas untuk pemulihan ekonomi nasional. Seperti
makroekonomi. Dalam hal ini, koordinasi dilakukan dikemukakan sebelumnya, secara keseluruhan inflasi

52
pada tahun 2022 diperkirakan akan tetap terkendali juga terus diperkuat dalam pengembangan dan
pada sasaran yang ditetapkan yaitu 3±1% sejalan peningkatan UMKM dan ekonomi-keuangan syariah
dengan masih memadainya penawaran agregat baik secara nasional maupun di berbagai daerah.
dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat, tetap
terkendalinya ekspektasi inflasi dan stabilitas nilai Arah Kebijakan Makroprudensial
tukar Rupiah, serta respons kebijakan yang ditempuh
Bank Indonesia dan Pemerintah. Koordinasi Bank Indonesia akan melanjutkan kebijakan
pengendalian inflasi melalui Tim Pengendalian makroprudensial longgar pada tahun 2022 untuk
Inflasi (TPI Pusat dan Daerah) diarahkan untuk meningkatkan kredit/pembiayaan perbankan guna
pengendalian inflasi khususnya dari kemungkinan mendukung pemulihan ekonomi nasional dengan
kenaikan harga komoditas energi global dan juga tetap turut menjaga stabilitas sistem keuangan.
tekanan harga bahan-bahan pokok. Sementara itu, Dalam hal ini, kebijakan makroprudensial longgar
koordinasi untuk mendorong sektor-sektor prioritas melalui penetapan kembali Rasio CCyB sebesar
diperkuat dengan dukungan Bank Indonesia baik 0%, fleksibilitas pemenuhan rasio PLM sebesar
dalam asesmen perkembangan dan permasalahan 6% dengan SBN yang dimiliki untuk direpokan
yang terjadi di pusat maupun daerah, maupun kepada Bank Indonesia, serta rasio FLTV/LTV KPR/
rekomendasi kebijakan ekonomi nasional yang KPA sebesar 100% dan uang muka KKB sebesar
perlu ditempuh, termasuk dari hasil Kajian Ekonomi 0% bagi bank yang memenuhi kriteria NPL/NPF
Keuangan Daerah (KEKDA) yang dilakukan oleh rendah akan tetap berlaku sampai dengan akhir
kantor-kantor Bank Indonesia di berbagai daerah. Desember tahun 2022 (Gambar 10). Kebijakan
Koordinasi dan dukungan penuh dari Bank Indonesia makroprudensial untuk meningkatkan pembiayaan

Gambar 10. Arah Kebijakan Makroprudensial Tahun 2022

KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL AKOMODATIF UNTUK MENDORONG INTERMEDIASI


SEKTOR PRIORITAS DAN EXPORT ORIENTED INKLUSIF SUSTAINABLE
SEKTOR 38 SEKTOR KSSK FINANCE
KSSK RESILIENCE GROWTH DRIVER SLOW STARTER
UMKM
Ekonomi Berkelanjutan dengan

Perseorangan
Sistem Keuangan yang Stabil, Tumbuh, Inklusif dan Hijau
PEMBUKAAN 24 SUB SEKTOR (P1 - P2 - P3)
Berpendapatan Emisi Karbon Pembiayaan Hijau Keuangan Inklusif Hijau

8 SEKTOR
2030 2030 2030

Rendah (PBR)
EKSPOR
KOMODITAS
Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4
Makanan Kertas Logam Otomotif dan
UTAMA
dan Minuman Dasar
Transformasi Pendalaman Pengembangan Transformasi
alat angkut lainnya
SUBSISTENCE
Kebijakan Pasar Uang Keuangan Kelembagaan
Makroprudensial Hijau Inklusif Hijau Bank Indonesia
Hijau Hijau
(Bank Indonesia)

Koordinasi Keuangan Hijau Nasional


TPT Karet Kimia Alas Kaki

RIM RPIM Kajian Green

Bantek Pengukuran
LVT dan UM GWM Insentif untuk Sektor Prioritas, Ekspor dan Inklusif Emisi Karbon

Penguatan Efektivitas Transmisi Suku Bunga Kebijakan ke Suku Bunga Kredit

BAURAN KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL 2022

KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL


UNTUK MENJAGA KETAHANAN UNTUK MENINGKATKAN INKLUSI KEUANGAN

Fleksibilitas PLM CCB RPIM min 20% Kajian dan pilot project Penyusunan modul edukasi
UMKM hijau layanan keuangan digital
Penguatan DSRS Pengembangan Suptech Pemetaan pembiayaan
UMKM melalui multiple Penguatan kapasitas
channel e-commerce pengelolaan
dan kemitraan keuangan bagi UMKM

Pemerintah
Sinergi Bauran Kebijakan Nasional K/L

Sumber: Bank Indonesia

53
perbankan seperti RIM dan transparansi suku bunga diperlukan untuk mengatasi berbagai permasalahan
juga akan dilanjutkan dan bahkan akan diperkuat sektor riil, khususnya pada sektor-sektor prioritas
efektifitasnya dengan pengawasan makroprudensial pendorong pemulihan ekonomi, maupun dalam KSSK
kepada perbankan. Lebih dari itu, kebijakan untuk mengatasi permasalahan permintaan dari dunia
makroprudensial longgar juga akan diperluas untuk usaha dan penawaran kredit perbankan. Efektivitas
mendorong kredit/pembiayaan pada sektor-sektor kebijakan makroprudensial longgar Bank Indonesia
prioritas sebagai bagian koordinasi kebijakan KSSK sangat dipengaruhi sinergi dan koordinasi kebijakan
dalam pemulihan ekonomi nasional. Rumusan ini. Dari sisi Pemerintah, bentuk dukungan kebijakan
dan implementasi kebijakan makroprudensial ini antara lain adalah menggunakan instrumen APBN
akan disesuaikan dengan kondisi sektor prioritas dalam mengatasi pandemi, memberikan perlindungan
dimaksud dan kendala yang dihadapi perbankan sosial dan pemberian insentif fiskal, serta berbagai
dalam penyalurannya, antara lain dalam bentuk kemudahan usaha lainnya. OJK melalui berbagai
insentif/disinsentif GWM maupun bentuk lainnya. instrumen mikroprudensial seperti kebijakan stimulus
Sementara itu, untuk mendukung ekonomi-keuangan bagi institusi keuangan serta penyesuaian Aktiva
inklusif khususnya UMKM, Kebijakan Rasio Tertimbang Menurut Risiko dan Uang Muka Perusahaan
Pembiayaan Inklusif Makroprudensial (RPIM) akan Pembiayaan. LPS melalui kebijakan penguatan program
terus ditingkatkan efektivitas implementasinya baik penjaminan simpanan dalam bentuk tingkat bunga
dalam bentuk upaya klasterisasi dan korporatisasi penjaminan yang rendah dan insentif relaksasi denda
UMKM bersinergi dengan Pemerintah, mendorong keterlambatan premi penjaminan. Selain fokus pada
kerja sama bank dengan lembaga mitra penyalur pemulihan ekonomi, Bank Indonesia bersama KSSK juga
UMKM, maupun dengan pengembangan sekuritas memperkuat koordinasi dalam rangka mengantisipasi
pembiayaan UMKM yang dapat memenuhi potensi risiko adanya lonjakan kembali kasus varian
persyaratan. Bank Indonesia juga bersinergi dengan baru Covid-19.
Pemerintah dalam perluasan akses pembiayaan
serta pengembangan UMKM, termasuk kelompok Koordinasi pengawasan makroprudensial Bank
berpenghasilan rendah, dan subsisten. Lebih lanjut, Indonesia dengan pengawasan mikroprudensial OJK
Bank Indonesia juga bersinergi dengan KSSK dan K/L dan penjaminan simpanan oleh LPS terus diperkuat
terkait untuk terus mengembangkan pembiayaan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Koordinasi
berkelanjutan (sustainable finance) dalam mendukung dalam kerangka Forum Pengawasan Perbankan Terpadu
transformasi sistem keuangan hijau, termasuk antara Bank Indonesia dengan OJK dan LPS secara
kebijakan makroprudensial yang mendukung rutin terus dilakukan baik pada tingkat Deputi maupun
keuangan hijau dimaksud. Kepala Departemen. Beberapa hal yang menjadi
poin pembahasan dalam forum dimaksud antara lain
Bank Indonesia terus memperkuat sinergi mengenai kondisi individual perbankan terkini, asesmen
kebijakan dengan KSSK untuk terus mendorong kondisi likuiditas, kualitas kredit, permodalan, maupun
kredit/pembiayaan dari perbankan dan lembaga aspek lain seperti perkembangan kondisi moneter, pasar
keuangan lain bagi dunia usaha guna mendukung keuangan, korporasi maupun ekonomi makro. Selain
pemulihan ekonomi nasional. Seperti telah dijelaskan sinergi kebijakan makroprudensial-mikroprudensial,
diatas, proses pemulihan ekonomi nasional sangat Bank Indonesia dan OJK terus memperkuat landasan
tergantung pula pada ketersediaan pembiayaan kerja sama dalam pemberian Pinjaman Likuiditas Jangka
bagi dunia usaha. Lebih dari itu, pembiayaan Pendek dan Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek
perbankan juga sangat diperlukan untuk mengatasi Syariah (PLJP dan PLJPS) oleh Bank Indonesia. Di
luka memar dari pandemi Covid-19, yang juga samping itu, Bank Indonesia dan LPS secara intensif
akan berpengaruh dari keberlanjutan pertumbuhan dan berkelanjutan melaksanakan koordinasi untuk
ekonomi jangka pendek dan jangka menengah- memperkuat kesiapan penanganan bank bermasalah
panjang. Karenanya, sinergi dan koordinasi kebijakan atau resolusi bank oleh LPS jika diperlukan.

54
Arah Kebijakan Sistem Pembayaran dan keuangan, termasuk UMKM dan transaksi ritel.
Perluasan penggunaan QRIS terus ditingkatkan sebagai
Bank Indonesia akan terus memperluas digitalisasi alat pembayaran nirsentuh dengan yang memenuhi
sistem pembayaran pada tahun 2022 untuk protokol kesehatan melalui program SIAP QRIS di
mempercepat integrasi ekosistem ekonomi dan Pasar/Pusat Belanja, termasuk dengan peningkatan
keuangan digital, termasuk untuk mendorong fitur-fitur layanan untuk kemudahan dan kenyamanan
ekonomi-keuangan inklusif. Berbagai program yang masyarakat. Perluasan penggunaan QRIS dilakukan
telah dicanangkan di dalam BSPI 2025 akan ditempuh, untuk meningkatkan jumlah transaksi sehingga dapat
di samping implementasi dari program-program disusun profil kredit merchant UMKM guna mendukung
digitalisasi sistem pembayaran sesuai jadwal dan target peningkatan kredit perbankan ke UMKM, mengurangi
yang ditentukan. Kebijakan sistem pembayaran pada ruang bagi aktivitas pinjaman ilegal online, serta untuk
tahun 2022 tetap diarahkan pada lima fokus strategi mencapai target 15 juta pengguna QRIS pada tahun
pokok (Gambar 11). Pertama, percepatan konsolidasi 2022. Implementasi SNAP untuk koneksi layanan
industri sistem pembayaran agar sehat, kompetitif, dan transaksi pembayaran oleh perbankan dengan fintech
inovatif melalui reformasi regulasi sesuai kebijakan terus dipercepat sehingga memperluas integrasi
dan pengaturan yang lebih ramah industri dalam ekosistem ekonomi-keuangan digital nasional. Demikian
PBI Sistem Pembayaran, kemudahan perizinan dan pula, operasionalisasi dan perluasan kepesertaan
persetujuan dengan service level agreement (SLA) antara dalam BI-FAST terus ditingkatkan dan diharapkan
Bank Indonesia dengan industri sistem pembayaran, seluruh bank telah tersambung sebagai peserta dan
serta penguatan pengawasan sistem pembayaran mampu memberikan layanan pembayaran ritel secara
khususnya dalam kepatuhan permodalan, manajemen serta merata (real time) dan tanpa henti (24/7). Kami
risiko, dan keamanan siber. Strategi ini diarahkan untuk mengharapkan seluruh bank telah tersambung dengan
pembentukan ekosistem industri secara end-to-end dari dan memanfaatkan BI-FAST untuk memberikan layanan
perbankan digital, fintech, dan e-commerce baik melalui terbaik sistem pembayaran kepada masyarakat. Selain
kerja sama bisnis, kepemilikan, maupun bentuk lainnya. ketiga program unggulan tersebut, yaitu QRIS, SNAP,
dan BI-FAST, Bank Indonesia juga akan memperkuat
Kedua, pengembangan infrastruktur sistem reformasi sistem pembayaran digital dengan program
pembayaran yang 3I (interoperable, interconnected, pengembangan untuk optimalisasi data serta menjaga
dan integrated), aman, dan andal terus dikembangkan ketersediaan dan keandalan Sistem Pembayaran Bank
untuk mendukung peningkatan inklusi ekonomi Indonesia.

Gambar 11. Arah Kebijakan Sistem Pembayaran Tahun 2022

2021 & 2022 : RECOVERY AND REFORM

TREN DIGITALISASI ARAH KEBIJAKAN SPPUR 2022


KEBIJAKAN SPPUR 2021
1 KEBIJAKAN SP UNTUK MEWUJUDKAN INDUSTRI SP YANG
1 TRANSFORMASI BANK DIGITAL SEMAKIN CEPAT
SEHAT, KOMPETITIF, DAN INOVATIF
MENDUKUNG
2 MARAKNYA KOMPETISI DAN KOLABORASI (BANK-FINTECH) PERCEPATAN PEN MELALUI REGULATORY REFORM
ELEKTRONFIKASI:

KEBIJAKAN SP NONTUNAI TP2DD


SLA PERIZINAN DAN PERSETUJUAN G2P 4.0
3 PESATNYA INOVASI E-COMMERCE
MLFF
PENGAWASAN SP
INTEGRASI ANTARMODA

MENDORONG AKSELERASI
ELEKTRONIFIKASI DIGITALISASI EKONOMI &
PENGEMBANGAN KETERSEDIAAN UANG
KEUANGAN INKLUSIF DAN EFISIEN 4 DIGITAL RUPIAH 5
RUPIAH
1 ELEKTRONIFIKASI BANSOS
DISEMPURNAKAN DG G2P 4.0
3 PRAKTEK PASAR YANG AMAN, EFISIEN 2 INFRASTRUKTUR YANG 3i AMAN
2 ETP DIPERKUAT DG ADANYA TP2DD DAN WAJAR DALAM PENYELENGGARAAN SP DAN HANDAL MELALUI:
MEMASTIKAN KETERSEDIAAN UYD
ELEKTRONIFIKASI SEKTOR UNTUK REAKTIVASI EKONOMI
3 TRANSPORTASI TERUS MELUAS
KEBIJAKAN SKEMA HARGA SISTEM PEMBAYARAN QRIS OPTIMALISASI DATA

KEAMANAN DAN KETAHANAN SIBER (KKS) BI-FAST KETERSEDIAAN DAN


KEANDALAN SPBI.
COMPLIANCE APU PPT SNAP

PUR

1 PERBANKAN MULAI MENERAPKAN DIGITALISASI PUR


KOORDINASI DAN SINERGI

Sumber: Bank Indonesia

55
Ketiga, pengembangan praktik pasar yang aman, Rupiah seperti apakah Distributed Ledger Technology
efisien dan wajar untuk semakin mewujudkan (DLT) atau Centralized Ledger. Pada tahun 2022
sistem pembayaran yang cepat, mudah, murah, Bank Indonesia akan menerbitkan rancang bangun
aman, dan andal. Untuk itu, kebijakan skema (conceptual design) Digital Rupiah. Sementara itu, di
harga (pricing policy) akan ditempuh guna sisi sistem pembayaran tunai, arah kebijakan Bank
menyederhanakan, harmonisasi, dan sekaligus Indonesia akan difokuskan untuk menyediakan uang
menurunkan biaya transaksi dalam sistem Rupiah yang berkualitas dan kecukupan kas yang
pembayaran digital. Skema harga layanan sistem terjaga di seluruh wilayah NKRI sesuai BPPUR 2025.
pembayaran yang saat ini terlalu bervariasi, baik Arah kebijakan ini ditempuh untuk mencapai 3 (tiga)
jenis layanan, dari satu perusahaan jasa pembayaran sasaran (key milestones) sekaligus, yaitu (i) efisiensi
ke yang lain, maupun kecepatan merchant penjual dalam pencetakan dan pengedaran uang kertas dan
untuk menerima pembayaran dari pembeli akan logam, (ii) sentralisasi distribusi pengedaran uang dari
disederhanakan. Tentunya skema harga tersebut pusat hingga ke berbagai pelosok daerah, termasuk
perlu tetap memberikan insentif bagi industri untuk dari 3T (Terdepan, Terluar, dan Terpencil), serta (iii)
berinvestasi dan berinovasi yang menarik, tanpa digitalisasi dengan memperhatikan keselarasannya
harus membebani masyarakat sebagai konsumen. terhadap program digitalisasi ekonomi dan keuangan.
Penguatan manajemen risiko dan pengawasan sistem
pembayaran juga akan terus ditempuh, khususnya Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi dan
dalam implementasi keamanan dan ketahanan siber, koordinasi dengan Pemerintah (Pusat dan Daerah),
serta penguatan compliance terhadap prinsip APU perbankan, dan asosiasi baik sistem pembayaran,
PPT. fintech dan e-commerce. Koordinasi dengan
Pemerintah (Pusat dan Daerah) terutama diarahkan
Bank Indonesia juga akan mempercepat persiapan untuk perluasan elektronifikasi transaksi keuangan
penerbitan Digital Rupiah dan juga implementasi Pemerintah Daerah dengan memperkuat TP2DD,
digitalisasi pengelolaan uang Rupiah. Bank mendorong penyaluran bansos Government to Private
Indonesia terus mengembangkan Digital Rupiah (G2P) 4.0, memperluas elektronifikasi dan integrasi
sebagai alat pembayaran sah, mendukung mandat antar moda transportasi dan implementasi Multi Lane
dan pelaksanaan tugas kebanksentralan oleh Bank Free Flow (MLFF), maupun dalam dalam memperluas
Indonesia di era digital, serta mendukung akselerasi digitalisasi UMKM dan pariwisata melalui Gernas BBI
dan integrasi ekosistem ekonomi-keuangan digital dan BWI di berbagai daerah dan destinasi pariwisata
nasional. Rencana penerbitan Digital Rupiah utama yang telah ditetapkan. Sinergi dan koordinasi
didasarkan setidaknya pada 3 (tiga) pertimbangan, kebijakan digitalisasi sistem pembayaran oleh Bank
yaitu: (i) Digital Rupiah sebagai alat pembayaran sah Indonesia dengan digitalisasi lembaga keuangan
NKRI yang diterbitkan dan diedarkan Bank Indonesia oleh OJK, khususnya terkait dengan pengembangan
sebagai lembaga bank sentral yang diamanatkan fintech melalui sandbox dan juga bank digital. Sinergi
dalam UUD dan UU, (ii) Kesiapan infrastruktur sistem dengan perbankan, asosiasi sistem pembayaran,
pembayaran dan pasar keuangan yang terintegrasi, asosiasi fintech dan asosiasi lainnya terus diperkuat
interkoneksi, dan interoperabilitas yang pada baik dalam memperluas berbagai program
waktunya akan menjadi pengedar Digital Rupiah nilai digitalisasi sistem pembayaran yang sudah berjalan,
besar (wholesaler), dan (iii) pilihan platform teknologi seperti QRIS, SNAP, dan BI-FAST, maupun dalam
yang mendukung penerbitan dan pengedaran Digital memperluas layanan kepada masyarakat luas.

56
Akselerasi Pendalaman Pasar Uang Pada pilar kedua, penguatan efektivitas
transmisi kebijakan moneter akan difokuskan
Akselerasi pendalaman pasar keuangan untuk pada implementasi instrumen pasar uang yang
penguatan efektivitas transmisi kebijakan moneter ditransaksikan via ETP multi-matching, serta
serta pembiayaan infrastruktur dan dunia usaha pengembangan transaksi Repo, DNDF, dan
guna mendukung pemulihan perekonomian nasional. LCS. Dalam kaitan ini, berbagai program terus
Akselerasi pendalaman pasar uang pada tahun 2022 ditingkatkan untuk mengakselerasi peningkatan
terus diarahkan untuk membangun pasar uang penggunaan kerangka Local Currency Settlement
yang modern dan berstandar internasional, serta (LCS) dalam memfasilitasi perdagangan dan investasi
menopang transformasi pengelolaan moneter yang dengan negara mitra, dengan memperkuat sinergi
lebih mendukung pengembangan pasar, baik dalam dan koordinasi dengan otoritas terkait lainnya.
instrumen (product), pelaku (participant), mekanisme Kampanye LCS secara luas terus diperluas untuk
penentuan harga (pricing), serta infrastruktur yang penggunaan LCS berbasis Appointed Cross Currency
terintegrasi, interkoneksi, dan interoperabilitas antara Dealer (ACCD) kepada perbankan, korporasi, dan
pasar uang dan sistem pembayaran. Pengembangan pihak pengguna potensial lainnya, bekerja sama
inisiatif utama BPPU 2021 dilanjutkan berdasarkan dengan instansi terkait di domestik dan negara mitra.
3 (tiga) pilar kebijakan (Gambar 12). Pada pilar Termasuk dalam program ini adalah implementasi
pertama, pengembangan infrastruktur pasar uang kurs acuan Non-USD/IDR untuk pengembangan
akan difokuskan pada implementasi central counter- instrumen derivatif dalam kerangka LCS. Selain
party (CCP) yang diharapkan siap beroperasi pada itu, Bank Indonesia juga akan memperkuat
2022, di samping perluasan transaksi pasar uang pengaturan transaksi di pasar valuta asing melalui
melalui ETP multi-macthing baik untuk pasar uang penyederhanaan dan integrasi ketentuan untuk
Rupiah dan valas. Disamping itu, Bank Indonesia mendorong pendalaman pasar dan mendukung
juga akan melakukan finalisasi Conceptual Design stabilitas sistem keuangan. Reformasi regulasi pasar
(CD) pengembangan infrastruktur pasar uang dan uang ini akan menyederhanakan ketentuan dengan
sistem pembayaran terintegrasi, interkoneksi, dan mendasarkan pada pendekatan principle-based
interoperabilitas, termasuk BI-APS, BI-SSSS, BI-RTGS untuk meningkatkan fleksibilitas dan efektifitas
Gen 3, dan Trade Repository. implementasi bagi pelaku pasar.

Gambar 12. Akselerasi Pendalaman Pasar Uang Tahun 2022

3
ETP Matching

Implementasi ETP Matching utk Spot Market


Perluasan instrumen: Repo dan DNDF
Inisiatif
Blueprint Pengembangan
Pasar Uang 2025 Repo

Perluasan pelaku transaksi Repo


Perluasan underlying Repo
Pengembangan pricing repo rate yang efisien
Penguatan sertifikasi tresuri dan market conduct
2021-2022

Pemanfaatan Mini GMRA Syariah


Pengembangan Securities Lending and Borrowing (SLB)
Fokus

Meningkatkan Efektivitas Mengembangkan Sumber


Mendorong Digitalisasi &
Transmisi Kebijakan Pembiayaan Ekonomi dan DNDF
Penguatan IPK
Moneter Pengelolaan Risiko
Perluasan pelaku transaksi DNDF
Trading Venue/BI-ETP Repo Instrumen Lindung Nilai Upaya menyeimbangkan supply-demand
Jangka Panjang Pengembangan variasi mata uang dan tenor DNDF
Central Counterparty IndONIA dan JIBOR Penguatan JISDOR sebagai kurs fixing DNDF yang kredibel
Sustainability dan Green
BI-SSSS Overnight Index Swap Financing
Instrumen Lainnya
BI-RTGS DNDF Investor Ritel
Overnight Index Swap dan IRS
Trade Repository LCS Sekuritisasi Aset
Instrumen Hedging Jangka Panjang
Local Currency Settlement

Sumber: Bank Indonesia

57
Sementara pada pilar ketiga, pembiayaan ekonomi dilakukan untuk mendukung pemenuhan ketentuan
juga akan terus diperkuat melalui 3 (tiga) strategi pembiayaan inklusif, antara lain melalui pemetaan
kebijakan yaitu (i) mendorong pengembangan pola pembiayaan UMKM melalui multiple channel
sekuritisasi aset melalui program KIK-EBA dan EBA- e-commerce dan kemitraan, serta fasilitasi temu
SP, (ii) mendorong pengembangan investor ritel dan bisnis (business matching). Penyelenggaraan Karya
literasi keuangan secara rutin, dan (iii) memperkuat Kreatif Indonesia (KKI) untuk mendorong UMKM Go
koordinasi dan komunikasi terkait program Export dan Go Digital akan terus ditingkatkan pada
Sustainable Green Finance (SGF). Berbagai kebijakan tahun 2022, sekaligus memperkuat sinergi dengan
pendalaman pasar keuangan tersebut tentunya Pemerintah dalam mensukseskan Gerakan Nasional
akan didukung oleh sinergi yang erat antara Bank Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan Bangga
Indonesia, Kementerian Keuangan, OJK, dan LPS Berwisata #DiIndonesiaAja (BWI) dengan melibatkan
dalam koordinasi FK-PPPK. Pengembangan berbagai seluruh kantor Bank Indonesia.
produk derivatif di pasar uang dan valas oleh Bank
Indonesia seperti dikemukakan di atas, khususnya Peran ekonomi dan keuangan syariah akan terus
terkait instrumen lindung nilai tukar (seperti DNDF), didorong sebagai sumber baru pertumbuhan
lindung nilai suku bunga (interest rate swap), repo ekonomi. Akselerasi implementasi ekosistem halal
maupun LCS, akan pula mendorong pembiayaan value chain, baik lokal maupun global, semakin
jangka menengah panjang. diperluas baik dari aspek pelaku, kelembagaan,
maupun infrastruktur pendukung. Fokus
pengembangan ekosistem halal value chain ini akan
Kebijakan Ekonomi-Keuangan Inklusif tetap diutamakan sektor unggulan makanan halal
dan Hijau (halal food) dan fesyen muslim (modest fashion).
Dari sisi keuangan syariah, kebijakan pendalaman
Bank Indonesia akan terus memperluas dan pasar uang syariah guna mendukung pembiayaan
memperkuat program pengembangan UMKM syariah ditempuh antara lain melalui pengembangan
melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan instrumen transaksi valas dan Sukuk BI Inklusif.
fasilitasi akses pembiayaan untuk meningkatkan Dukungan peningkatan optimalisasi keuangan sosial
daya saing UMKM. Korporatisasi dilakukan melalui syariah sebagai alternatif sumber pembiayaan sektor
penguatan kelembagaan, perluasan kemitraan, unggulan ekonomi syariah tersebut, terus didorong,
serta pengembangan model bisnis pengembangan terutama melalui wakaf produktif. Di samping
kelompok subsistence sebagai upaya penciptaan itu, peningkatan business linkage dalam rangkaian
wirausaha baru. Peningkatan kapasitas UMKM kegiatan Fesyar di tiga wilayah (Jawa, Sumatera,
dilakukan secara end to end dan akan difokuskan dan Wilayah Indonesia Timur) dan ISEF bertaraf
pada digitalisasi untuk mendorong peningkatan internasional. Penguatan center of excellence ekonomi
produksi, pengelolaan keuangan, dan perluasan dan keuangan syariah yang juga terus ditingkatkan
akses pasar (Gambar 13). Peningkatan akses melalui pendidikan tinggi menjadi bagian penting
pasar dilakukan melalui fasilitasi sertifikasi dan dalam implementasi strategi pengembangan dan
kurasi produk, promosi perdagangan internasional, peningkatan literasi masyarakat. Untuk itu, Bank
serta mendorong interkoneksi dengan local value Indonesia senantiasa memperkuat sinergi dengan
chain (LVC) maupun global value chain (GVC). Bank berbaik pihak, baik di dalam wadah Komite Nasional
Indonesia juga akan mendukung gerakan kampanye Ekonomi Keuangan Syariah (KNEKS) maupun dengan
UMKM Hijau, yang diawali kajian dan pilot project pondok pesantren, Masyarakat Ekonomi Syariah
untuk mempertajam praktik yang telah berlangsung (MES), asosiasi pengusaha, perbankan, para ulama,
selama ini. Fasilitasi akses pembiayaan UMKM akan akademisi, dan masyarakat luas.

58
Gambar 13. Penguatan Program Pengembangan UMKM

Mendukung Kebijakan Utama Bank Indonesia


Sasaran Akhir STABILITAS
STABILITAS SISTEM KEUANGAN STABILITAS SISTEM PEMBAYARAN
MAKROEKONOMI DAN MONETER

Sasaran Antara Mendorong UMKM yang Berdaya Saing untuk Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif

Pilar Kebijakan KORPORATISASI KAPASITAS PEMBIAYAAN

Bank Indonesia melanjutkan penguatan kebijakan Kebijakan Internasional


keuangan hijau untuk mendukung pencapaian
ekonomi berkelanjutan dengan sistem keuangan Di sisi kebijakan internasional, kami juga akan terus
yang stabil, inklusif, dan hijau. Dalam rangka aktif dalam berbagai forum kerja sama internasional
menjawab tantangan perubahan iklim ke depan yang untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
dapat mengancam stabilitas perekonomian serta Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022 akan
sebagai bentuk kontribusi aktif Bank Indonesia dalam dioptimalkan dalam rangka mendukung kepentingan
pencapaian target Indonesia rendah karbon, Bank Indonesia maupun perekonomian global baik
Indonesia akan melakukan transformasi yang bersifat melalui formulasi substansi dan penyelenggaraan
menyeluruh melalui penguatan kebijakan keuangan yang sebaik-baiknya. Tidak hanya berhenti pada
hijau. Kajian mengenai kebijakan makroprudensial Presidensi G20, formulasi substansi yang mendukung
hijau untuk mendukung sustainable finance terus kepentingan Indonesia dan kawasan akan menjadi
dilakukan. Bank Indonesia juga terus mendorong fokus dalam keketuaan Indonesia di ASEAN pada
pendalaman pasar keuangan melalui pengembangan tahun 2023. Penguatan kerja sama internasional
instrumen pasar uang hijau. Pengembangan ekonomi juga terus dilakukan pada tataran multilateral,
dan keuangan inklusif hijau terus dilakukan antara regional, dan bilateral terkait Jaring Pengaman
lain melalui pengembangan model bisnis ekonomi Keuangan Internasional, LCS, Sistem Pembayaran
sirkular, green farming, dan laporan keuangan hijau dan Inovasi Keuangan Digital, Anti Pencucian Uang
bagi UMKM dan pelaku ekonomi syariah. Selain dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, hingga
itu, Bank Indonesia melanjutkan transformasi Structured Bilateral Cooperation dengan bank sentral
kelembagaan Bank Indonesia, termasuk terkait dan lembaga internasional lainnya. Bank Indonesia
tata kelola, manajemen risiko, strategi, serta terus meningkatkan persepsi positif investor dan
performance indicator hijau. Dalam pengembangan lembaga rating melalui kegiatan engagement yang
dan implementasinya, Bank Indonesia akan lebih proaktif. Kami juga terus berperan penting
terus bersinergi dan melakukan koordinasi yang dalam memfasilitasi promosi perdagangan dan
erat dengan KSSK, Kementerian/Lembaga, dan investasi sektor-sektor prioritas melalui dukungan
stakeholders terkait. Investor Relation Unit (IRU) baik di tataran daerah,

59
nasional, dan internasional. Kami akan melakukan sumber-sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih
kampanye yang masif untuk mendorong dan tinggi. Kami memprakirakan dalam jangka menengah,
memperluas penggunaan LCS diantaranya melalui pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terus
kegiatan sosialisasi kepada pelaku usaha potensial meningkat hingga berada pada kisaran 5,0- 5,8% pada
bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Luar 2026. Inflasi diprakirakan tetap terjaga rendah pada
Negeri dan Dalam Negeri serta mitra strategis Bank kisaran 1,5-3,5%, didukung oleh kenaikan kapasitas
Indonesia lainnya. produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan
produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan
Respons kebijakan Bank Indonesia yang bersinergi agregat di dalam perekonomian. Defisit transaki
dengan bauran kebijakan ekonomi nasional akan berjalan diprakirakan juga tetap terkendali pada level
mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi yang sehat dalam kisaran 1,4-2,2% dari PDB, sehingga
pada tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya menopang ketahanan sektor eksternal Indonesia.
untuk kembali berada di lintasan jangka menengah Secara keseluruhan, dengan lintasan prospek tersebut,
menuju Indonesia maju. Sebagaimana dikemukakan Indonesia diprakirakan mampu menjadi negara maju
sebelumnya, Bank Indonesia memprakirakan berpendapatan tinggi pada 2045.
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022
akan mencapai 4,7-5,5%, didorong oleh berlanjutnya
perbaikan ekonomi global yang berdampak pada Bangkit dan Optimis untuk Indonesia Maju
kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya
permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan Prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2022
investasi. Pemulihan ekonomi akan berlangsung, akan semakin membaik, dan Bank Indonesia terus
didukung pula oleh peningkatan mobilitas seiring bersinergi menjaga momentum kebangkitan dan
dengan penyebaran Covid-19 yang lebih terkendali membangun optimisme pemulihan perekonomian
dan akselerasi vaksinasi, pembukaan sektor nasional. Stabilitas perekonomian akan tetap terjaga,
prioritas yang semakin luas disertai optimalisasi di tengah proses pemulihan perekonomian yang terus
implementasi paket kebijakan terpadu KSSK, serta berlangsung. Mobilitas dan aktivitas perekonomian
stimulus kebijakan fiskal Pemerintah dan bauran akan terus membaik seiring dengan terkendalinya
kebijakan Bank Indonesia. Dalam jangka menengah penyebaran Covid-19 dan akselerasi vaksinasi. Sinergi
panjang, prospek ekonomi akan meningkat dan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah (Pusat
berada di lintasan menuju Indonesia Maju, didorong dan Daerah), KSSK, perbankan, dan dunia usaha
oleh prospek ekonomi global yang membaik akan terus diperkuat untuk meningkatkan kinerja
serta kenaikan investasi dan produktivitas sejalan perekonomian nasional yang berkesinambungan. Bank
implementasi kebijakan reformasi struktural baik Indonesia juga akan melanjutkan dan menjaga sinergi
di sektor riil maupun akselerasi ekonomi dan yang berjalan dengan baik dengan DPR khususnya
keuangan digital nasional. Peningkatan daya saing Komisi XI, akademika, media, dan berbagai pihak lain.
perekonomian serta kapasitas dan kapabilitas industri Inovasi bauran kebijakan yang mencakup moneter,
mendukung pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan makroprudensial, dan sistem pembayaran senantiasa
lebih berdaya tahan dengan struktur perekonomian diselaraskan dengan perkembangan kondisi global,
yang makin baik. Selain itu, iklim bisnis dan investasi domestik, serta kebijakan fiskal untuk mendukung
yang lebih baik, diantaranya melalui implementasi berlanjutnya reformasi struktural perekonomian
UU Cipta Kerja, akan mendorong penguatan nasional.

60
Sebagai penutup, dengan sinergi dan inovasi, semua itu, mari kita terus memperkuat sinergi
Indonesia telah mampu bertahan dari dampak dan inovasi untuk semakin bangkit melangkah
pandemi Covid-19 dan sekarang bangkit dan ke depan. Mari kita terus bekerja dan berkarya,
optimis pemulihan ekonomi akan lebih tinggi pada bersama membangun dan menebarkan harapan,
tahun 2022 dan tahun-tahun berikutnya. Dengan keyakinan, dan optimisme akan pemulihan ekonomi
sinergi dan inovasi itulah, prospek ekonomi Indonesia nasional, menuju Indonesia Maju. Semoga Allah swt,
semakin membaik didukung oleh sinergi bauran Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa memberikan
kebijakan ekonomi nasional, akselerasi transformasi bimbingan, kemudahan, kesempurnaan, dan
di sektor riil dan keuangan, serta inovasi dan keberkahan kepada bangsa dan negara Indonesia dan
akselerasi ekonomi dan keuangan digital. Untuk kepada kita semua.

Sekian, terima kasih


Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Jakarta, 24 November 2021

Perry Warjiyo
Gubernur Bank Indonesia

61
62

Anda mungkin juga menyukai