AND
DOUBT, VERIFICATION AND CORPORATE AUDITING
Paper
Disusun Untuk Memenuhi Tugas matakuliah Auditing dan Atestasi
Oleh Kelompok 1:
Nurcahyono 176020300111019
Aurora Rathyani Meilsa P. 176020300111042
B PEMBAHASAN
Chapter 1: APA DAN MENGAPA DARI TEORI AUDIT PERUSAHAAN
1. Apa dan Mengapa dari Teori Audit Perusahaan
Tujuan dari bab ini adalah untuk memberikan penjelasan teoritis dan analisis tentang
praktik audit perusahaan. Audit dibutuhkan agar meningkatkan kepercayaan stakeholder
terhadap kualitas informasi keuangan, terutama bagi investor (pemilik) dan kreditor. Dalam
bab ini juga juga menyajikan peran auditor jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, sosial dan
politik. Fokus utama dalam bab ini adalah audit perusahaan, karena praktek ini memiliki ruang
lingkup yang luas dan bagian yang penting dari tata kelola perusahaan, yaitu menyangkut
pengawasan oleh publik dan kritik perusahaan atas kegagalan.
Dalam masing-masing kasus ini, ada keraguan yang relatif jelas yang mengakibatkan
ketidakpastian tentang fenomena yang diamati. Fenomena semacam itu bisa berupa benda fisik
yang memiliki kualitas nyata dan tidak berubah subtantial dalam jangka pendek, seperti
manuskrip yang diserahkan ke penerbit. Atau bisa juga berupa peristiwa masa lalu yang
melibatkan tindakan nyata yang diamati dan dicatat, namun tidak memiliki kemampuan saat
ini, seperti tindakan dalam permainan bola. Hal ini juga dapat berhubungan secara tidak
langsung dengan fenomena yang lebih tidak berwujud dan tidak mudah diamati yang berubah
dengan cepat dan material seiring berjalannya waktu, seperti dalam kasus kesehatan pasien ini.
Dari contoh-contoh diatas situasi yang menciptakan permintaan untuk beberapa bentuk
verifikasi sangat bervariasi. Semua kasus yang dikutip berkaitan dengan beberapa fenomena
dunia nyata yang perlu diamati untuk mencapai ukuran verifikasi. Namun, beberapa fenomena
dapat diamati, dan karena itu diverifikasi, lebih mudah daripada yang lain. Variasi ini sebagian
berkaitan dengan sifat dari fenomena individual (khususnya yang bersifat berwujud atau tidak
berwujud, atau sebaliknya, ini adalah aspek fisik dunia nyata atau deskripsi yang terakhir),
pengaruh waktu terhadapnya (perubahan bentuk dari waktu ke waktu dapat berarti hanya
berlaku pada saat tertentu saja), dan ketersediaan bukti yang sesuai untuk diverifikasi
(terkadang situasinya kaya dengan bukti, di sisi yang lain tidak).
Contoh di atas juga mengungkapkan bahwa situasi keraguan, ketidakpastian dan
verifikasi biasanya melibatkan segitiga hubungan manusia. Hal yang mendasar, ada hubungan
antara keraguan dan pencipta keraguan yaitu, satu orang (atau orang lain) tidak yakin tentang
keadaan, kualitas atau kondisi dari fenomena yang menjadi tanggung jawab orang kedua (pihak
yang lain). Misalnya, calon pembeli properti tidak nyaman dengan klaim yang dibuat oleh
vendor dan agennya mengenai kondisi bangunan, sehingga verifikasi dilaksanakan oleh pihak
ketiga yang dianggap memiliki pandangan objektif.
C KESIMPULAN
Teori audit merupakan kerangka berfikir yang menghubungkan antar pernyataan dalam hal
mengelola manjelaskan dan memperdiki keadaan yang sebenarnya. Dan Audit dibutuhkan
agar meningkatkan kepercayaan stakeholder terhadap kualitas informasi keuangan,
terutama bagi investor (pemilik) dan kreditor.
Audit perusahaan berfungsi untuk mengidentifikasi ketidakpatuhan perusahaan terhadap
undang-undang, sehingga auditor perusahaan berusaha untuk mengkonfirmasi kualitas
informasi keuangan yang dilaporkan dan yang dianggap berguna dalam berbagai situisi
pengambilan keputusan ekonomi.
Teori normatif dan positif dalam akuntansi berkaitan dengan audit. Teori normatif identik
dengan kata “apa yang harus dilakukan” sedangkan teori positif “apa yang dimaksud
dengan”.
Postulat dalam auditing berfungsi sebagai anggapan dasar yang semestinya harus dipegang
sebelum audit dilaksanakan. Anggapan dasar ini bisa saja berbeda dengan kenyataan atau
hasil verifikasinya, namun sebelum hasil verifikasi itu diperoleh tidak semestinya
berpendapat menyimpang dari asumsi dasar ini.
Konsep audit perusahaan dikategorikan dalam dua cara, kelompok pertama mencakup
beberapa pengertian khusus yang berkaitan dengan perilaku auditor perusahaan dan
kelompok kedua dari konsep audit perusahaan berkaitan dengan aspek fungsi teknis.
Verifikasi dalam auditing berfungsi menstabilkan dalam prilaku dan kebiasaan dari
manajemen, Murphy (1943) menyatakan: Kapasitas untuk melindungi informasi, menilai
reabilitas keaslian dan menggunakan kecerdasan dalam penyelidikan adalah alasan yang
penting dalam aktivitas manusia.
Audit adalah pemeriksaan independen dan pengungkapan opini atas laporan keuangan
dengan menunjuk auditor dalam melakukan proses audit dengan patuh dan relevan menurut
undang-undang.
Referensi
Tom Lee (1994). Corporate Audit Theory. Chapman & I. London