PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
“ Pemulihan Ekonomi Yang Didukung Oleh Akselerasi Vaksinasi”
MEI 2022
LAPORAN
PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
MEI
2022
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional
dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat
daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.
Laporan Perekonomian
ii PROVINSI SUMATERA SELATAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Mei 2022” ini tepat pada
waktunya. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal Bank Indonesia mengenai perkembangan dan prospek ekonomi, inflasi, keuangan,
sistem pembayaran serta kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi Sumatera Selatan.
Perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat membaik dengan pertumbuhan
sebesar 5,15% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12%
(yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi ditopang oleh peningkatan kinerja konsumsi Rumah
Tangga (RT) dan kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto/Investasi serta tumbuh positifnya kinerja
ekspor luar negeri yang masih didukung oleh pemulihan permintaan global meskipun tidak setinggi
periode sebelumnya. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari
peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) pertanian, kehutanan dan perikanan serta LU
perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor. Dari sisi inflasi, meningkatnya
aktivitas ekonomi dan masyarakat juga mulai terlihat dari realisasi inflasi pada triwulan I 2022 yang
tercatat sebesar 2,96% (yoy), berada di bawah target nasional yang sebesar 3,0% + 1% (yoy).
Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi
pemerintah lainnya. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan
ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Laporan
Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ini masih jauh dari sempurna. Berbagai saran, kritik dan
dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas
dari laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta memberikan
kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk pengembangan
ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Akhir kata, kami
berharap Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Mei 2021 ini bermanfaat bagi
bangsa dan negara Indonesia.
Erwin Soeriadimadja
Direktur
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN iii
Daftar
Isi
DAFTAR ISI
Laporan Perekonomian
iv PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Isi
BAB V
Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan BOKS
Pengelolaan Uang Rupiah
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan 48 Boks A : Inflasi Cabai Merah Sumatera Selatan 33
Pengelolaan Uang Rupiah Boks B : Kantor Perwakilan Bank Indonesia 56
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai 48 Provinsi Sumatera Selatan Laksanakan
5.2.1 Transaksi SKNBI dan BI-RTGS 48 Penelitian Komoditas/Produk/Jenis
5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan 49 Usaha (KPJU) Unggulan tahun 2021
Kartu
5.3 Perkembangan Transaksi Elektronifikasi dan E- 51
Commerce
5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank 54
(KUPVA BB) Berizin dan Penyelenggaraan
Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB)
BAB VI
Perkembangan
Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Daerah
6.1 Kondisi Ketenagakerjaan 60
6.2 Kondisi Kesejahteraan 63
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN v
Daftar
Tabel
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera 3 Tabel 3. 9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Selatan 2020-2022.(%yoy) Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 3 Tabel 3. 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Pengeluaran (%yoy) Rekreasi, Olahraga dan Budaya
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 4 Tabel 3. 11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Pengeluaran (%qtq) Pendidikan
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama 8 Tabel 3. 12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Provinsi Sumatera Selatan (Juta US$) Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB 10 Tabel 3. 13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 29
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy) Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB 10 Tabel 3. 14 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok 30
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq) Pengeluaran
Tabel 3. 15 Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan 31
Tabel 2.1 A n g g a ra n d a n Re a l i s a s i Pe n d a p at a n 16 Kelompok Pengeluaran
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Triwulan I Tahun 2021.dan Tahun 2022.(Rp Tabel 4.1 P ro p o rs i Pe ny a l u ra n K re d i t U M K M 44
miliar) Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I 2022.
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 18
Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi 49
Tahun 2021.dan Tahun 2022.(Rp Miliar) Sumatera Selatan
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi 19 Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang 51
Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021.dan Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022.
Tabel 2.4 Uraian Belanja Modal K/L Sumatera Selatan 19 Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Usia 15.Tahun ke Atas 60
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 19 Menurut Kegiatan (Ribu Orang)
Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Tabel 6.2 Dampak COVID-19 terhadap Penduduk Usia 61
Jenis Belanja Triwulan I Tahun 2021.dan Tahun Kerja
2022. Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut 62
Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2021.–
Tabel 3. 1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi 24 Februari 2022.(Ribu Orang)
Sumatera Selatan Tabel 6.4 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 64
Tabel 3. 2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan 24 Saat Ini Dibandingkan 6.Bulan Yang Lalu
Deflasi Triwulan I 2022 Triwulan I 2022.
Tabel 3. 3 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 25 Tabel 6.5 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 64
Makanan, Minuman dan Tembakau 6.Bulan YAD Triwulan I 2022 123
Tabel 3. 4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 25
Pakaian dan Alas Kaki Tabel 7.1 Global Economic Outlook 68
Tabel 3. 5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 26 Tabel 7.2 Volume Perdagangan Internasional 68
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Tabel 3. 6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 26
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan
Rumah Tangga
Tabel 3. 7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Kesehatan
Tabel 3. 8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Transportasi
Laporan Perekonomian
vi PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Grafik
Daftar Grafik
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB 2 Grafik 1.25 Penyaluran Kredit LU Industri Pengolahan 11
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan 2 Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di 11
PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan 4 Grafik 1.27 Pe ny a l u ra n K re d i t S e kto r Pe r t a n i a n , 12
Lama Survei Konsumen Bank Indonesia Kehutanan dan Perikanan
Grafik 1.4 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera 4 Grafik 1.28 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan 12
Selatan Grafik 1.29 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan 12
Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan 4 Grafik 1.30 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, 13
Triwulan I 2021.dan Triwulan I 2022. Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan 4 Sumatera Selatan
Triwulan I 2021.dan Triwulan I 2022. Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera 13
Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Wilayah Sumatera 5 Selatan
Selatan
Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan 5 Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan 16
Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar 6 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Negeri Sumatera Selatan Triwulan I 2022.(Rp Miliar)
Grafik 1.10 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor 6 Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah 17
Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun
Grafik 1.11 Pe r ke m b a n g a n Ha rg a Ko m o d i t a s 6 2022.
Internasional Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi 18
Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor 6 Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022.
Sumatera Selatan Grafik 2.4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan 20
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara 7 Triwulan I 2022.berdasarkan Wilayah
Sumatera Selatan Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan 20
Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera 7 Triwulan I 2022.berdasarkan Jenis TKDD
Selatan
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper 7 Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, 25
Sumatera Selatan Sumatera, dan Nasional
Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit 7 Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode 25
Sumatera Selatan Triwulan I 2022.
Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan 8 Grafik 3.3 Pe r ke m b a n g a n I n f l a s i Kot a S a m p e l 30
berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2022. Perhitungan Inflasi
Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan 8
Nilai Ekspor Triwulan I 2022. Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan DPK dan Aset 38
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera 9 Perbankan di Sumatera Selatan
Selatan Grafik 4.2 Pe r ke m b a n g a n Pe r t u m b u h a n K re d i t 38
Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi 9 Sumatera Selatan berdasarkan Lokasi Proyek
Sumatera Selatan Grafik 4.3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan 38
Grafik 1.21 Perkembangan Impor Provinsi Sumatera 9 Jenis Simpanan
Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan I Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) 38
2022. Perbankan di Sumatera Selatan
Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan 9 Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera 39
Berdasarkan Negara Asal Triwulan I 2022. Selatan
Grafik 1.23 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan 11 Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera 39
Penggalian Sumatera Selatan Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan 11 Grafik 4.7 Likert Scale Investasi 40
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN vii
Daftar
Grafik
Grafik 4.8 Likert Scale Perkiraan Penjualan dan Perkiraan 40 Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan 52
Investasi Nominal
Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan 40 Grafik 5.18 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan 52
Sektor Ekonomi Volume
Grafik 4.10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan 40 Grafik 5.19 Jumlah Merchant QRIS 52
Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera 41 Grafik 5.20 Persebaran Merchant QRIS 53
Selatan Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima 53
Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di 41 Manfaat (KPM)
Sumatera Selatan Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan 53
Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di 42 Sembako
S u m ate ra S e l at a n m e n u ru t ke l o m p o k Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan 53
penggunaan Sembako
Grafik 4.14 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga 42 Grafik 5.24 Nominal transaksi e-commerce 54
Sumatera Selatan Grafik 5.25 Frekuensi transaksi e-commerce 54
Grafik 4.15 Perkembangan Kredit UMKM di Sumatera 42 Grafik 5.26 Pe r ke m b a n g a n Tra n s a k s i KU PVA B B 54
Selatan Sumatera Selatan
Grafik 4.16 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 43 Grafik 5.27 Transfer Dana Domestik-incoming 55
Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit Grafik 5.28 Transfer Dana Luar Negeri-incoming 55
UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan Grafik 5.29 Transfer Dana Domestik-Outgoing 55
Pertumbuhan Kredit (%yoy) Grafik 5.30 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing 55
Grafik 4.17 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 43
Berdasarkan Jenis Penggunaan : (a) Nominal Grafik 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 60
Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy); Menurut Daerah Tempat Tinggal (Persen)
dan (b) Pangsa Kredit UMKM Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat 60
Grafik 4.18 Perkembangan NPL Kredit UMKM Sumatera 44 Ini Dibandingkan 6.Bulan Yang Lalu
Selatan Grafik 6.3 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga 63
yang dibayar dan Nilai Tukar Petani
Grafik 5.1 48
Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.4 Perkembangan NTP dan Inflasi Perdesaan 63
Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak 48 Sumatera Selatan
Edar di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.5 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 63
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi 49
Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D 50
Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D 50
Grafik 5.9 Pangsa Transaksi ATM/D 50
Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D 50
Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit 50
Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit 50
Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit 51
Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit 51
Grafik 5.15 Jumlah UE 52
Grafik 5.16 Jumlah UE Reader 52
Laporan Perekonomian
viii PROVINSI SUMATERA SELATAN
RINGKASAN
EKSEKUTIF
Laporan Perekonomian
x PROVINSI SUMATERA SELATAN
Ringkasan
Eksekutif
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN xi
Ringkasan
Eksekutif
Prospek Perekonomian
Mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan nasional serta berbagai indikator dini,
pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2021. Perbaikan aktivitas perekonomian global dan domestik mendorong
peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan maupun lapangan usaha.
Percepatan dan perluasan program vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku usaha dan mendorong
kinerja di beberapa sektor. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diproyeksikan tumbuh
pada kisaran 4,18% - 5,78% (yoy) yang didukung oleh perbaikan pada hampir seluruh komponen terutama
konsumsi dan investasi, serta membaiknya kinerja lapangan usaha (LU) antara lain LU pertambangan dan
penggalian, LU industri pengolahan, LU pertanian, kehutanan dan perikanan, serta LU perdagangan besar dan
eceran. Sementara itu, perkembangan inflasi di tahun 2022 juga diperkirakan akan meningkat
dibandingkan tahun 2021, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional. Perbaikan perekonomian
akan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan sebagai dampak peningkatan
aktivitas ekonomi. Inflasi 2022 diperkirakan meningkat pada seluruh kelompok yakni volatile food, administered
price, dan core inflation.
Laporan Perekonomian
xii PROVINSI SUMATERA SELATAN
INDIKATOR
UTAMA
Sumatera Selatan 105,06 103,56 104,66 104,66 105,18 105.53 105,47 106,57 106,57 108.29
Palembang 104,23 103,53 104,62 104,62 105,17 105.49 105,44 106,55 106,55 108.29
Lubuk Linggau 104,18 103,92 105,08 105,08 105,26 105.42 105,78 106,79 106,79 108.34
Sumatera Selatan 1,72 1,01 1,55 1,55 1,12 1,24 1,84 1,82 1,82 2.96
Palembang 1,75 0,98 1,50 1,50 1,11 1,21 1,84 1,85 1,85 2.97
Lubuk Linggau 1,37 1,41 1,97 1,97 1,31 1,63 1,79 1,63 1,63 2.93
Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral (yoy) (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,20 (2,18) 3,49 1,74 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91 4,47
Pertambangan dan Penggalian (4,97) (4,90) (6,68) (4,04) (3,37) 7,60 7,55 9,47 5,35 8,78
Industri Pengolahan (0,35) (0,49) (0,80) 0,69 (0,01) 2,01 2,95 4,29 2,30 3,75
Pengadaan Listrik dan Gas 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76 (3,37)
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 (1,76) (6,81) (9,87) (4,69) 0,94
Konstruksi (1,35) (0,59) (0,61) (0,01) 1,43 0,55 (0,74) (1,21) (0,02) 2,13
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (7,70) (1,93) (2,94) (1,32) (2,97) 12,66 6,32 8,11 5,79 9,23
Transportasi dan Pergudangan (11,36) (9,30) (8,70) (5,91) (13,39) 4,28 0,51 2,72 (1,86) 6,11
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (18,07) (10,21) (7,50) (7,21) (8,28) 19,43 3,98 5,75 4,43 10,66
Informasi dan Komunikasi 12,11 14,50 14,82 12,79 9,39 5,70 4,99 4,34 6,04 5,41
Jasa Keuangan dan Asuransi (1,59) 3,96 4,18 1,64 5,15 5,15 2,99 (2,30) 4,19 (4,77)
Real Estate 0,35 0,85 (0,34) 2,24 1,64 1,64 7,07 8,69 5,81 5,41
Jasa Perusahaan (4,32) (5,23) (7,07) (2,08) (3,15) (3,15) 2,76 2,88 0,60 3,27
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,30 5,19 2,37 4,17 (0,02) 14,21 (0,08) 1,58 3,88 (0,03)
Jasa Pendidikan (0,25) (4,02) (4,22) (1,50) 0,40 0,40 7,57 8,39 6,57 (0,31)
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,98 8,78 9,08 10,14 0,92 0,92 8,29 8,51 5,63 8,96
Jasa lainnya 7,89 4,79 1,31 5,23 (0,13) (0,07) (0,03) 3,91 0,93 0,44
Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15
Konsumsi Rumah Tangga (5,07) (2,77) (3,26) (1,94) (4,56) 5,37 2,21 5,10 1,94 6,19
Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03 1,53
Konsumsi Pemerintah (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) 1,76 6,65 1,69 1,60 2,90 (0,99)
Investasi (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (0,01) 2,35 (7,90) (6,60) (3,14) (4,93)
Ekspor Luar Negeri (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04 14,73
Impor Luar Negeri (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03) (0,06)
Laporan Perekonomian
xiv PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel
Indikator
Nilai impor nonmigas (USD Juta) 165,85 219,21 393,85 914,84 225,96 244,88 149,39 277,70 897,93 190,91
Volume ekspor nonmigas (juta kg) 4.120,32 4.474,23 5.333,21 19.478,15 6.091,57 6.262,28 7.530,94 7.521,50 27.406,29 6.558,65
Volume impor nonmigas (juta kg) 284,16 250,98 297,47 1.135,51 248,02 301,47 191,81 325,92 1.067,23 170,61
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN xv
Tabel
Indikator
B.PERBANKAN
Total Aset (Rp Triliun) 114,35 116,76 115,09 118,28 123,44 127,99 130,36 136,10
DPK (Rp Triliun) 88,70 91,98 89,08 90,11 92,52 95,83 100,52 106,48
Jumlah Rekening DPK (Ribu) 24.340 25.516 26.483 28.351 29.055 29.562 30.852 31.802
Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun) 124,88 125,45 122,56 125,96 125,17 123,04 127,25 130,03
- Modal Kerja 52,20 54,13 48,20 51,05 50,92 50,97 55,42 56,48
Total Kredit (Rp Triliun) 124,88 125,45 122,56 125,96 125,17 123,04 127,25 130,03
Kredit Lapangan Usaha/Korporasi (RpTriliun) 86,01 86,58 83,37 86,51 85,31 82,47 86,50 88,21
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 20,31 20,70 21,37 21,49 22,14 20,54 21,95 23,09
Pertambangan dan Penggalian 4,69 3,40 3,18 3,68 3,76 3,60 6,62 6,48
Industri Pengolahan 23,02 24,19 23,65 25,26 23,31 22,83 22,74 23,11
Listrik, Gas dan Air Bersih 4,53 4,85 2,94 2,80 2,49 2,19 2,10 2,09
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 17,50 17,72 17,08 18,38 19,00 19,32 19,39 19,93
Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi 2,04 2,12 2,05 2,06 2,06 1,53 2,11 2,16
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,82 1,86 1,83 1,86 1,88 1,92 1,89 1,88
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 2,68 2,60 2,53 2,60 2,64 2,52 2,50 2,35
Kredit Bukan Lapangan Usaha/Kredit Konsumsi 38,87 38,87 39,19 39,45 39,85 40,57 40,75 41,82
Rumah Tinggal 10,31 10,48 10,69 10,93 11,30 11,68 11,70 12,03
Flat dan Apartemen 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 0,07
Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) 0,63 0,60 0,58 0,55 0,53 0,51 0,51 0,50
Kendaraan Bermotor 3,15 2,84 2,62 2,53 2,43 2,37 2,51 2,64
NPL Gross 3,41% 3,62% 3,62% 3,62% 3,55% 2,77% 5,59% 5,44%
Laporan Perekonomian
xvi PROVINSI SUMATERA SELATAN
C. SISTEM PEMBAYARAN
1. Perputaran Kliring
a.Nominal (Rp Miliar) 7.891 11.324 12.441 43.455 11.356 11.283 11,121 12.640 46.400 10.638
b.Warkat (lembar) 238.314 268.290 279.751 1.061.170 242.173 242.088 229,418 262.188 975.867 213.654
a.Nominal (Rp Miliar) 136,1 182,7 207,4 178,3 186,2 191,2 179.4 200,6 188,6 171,6
b.Jumlah Warkat (lembar) 4.109 4.327 4.663 4.365 3.970 4.103 3,700 4.162 3.969 3.446
a.Nominal/Hari (Rp Miliar) 800,9 927,7 962,2 826,3 919,6 940,0 861.9 907,5 903,8 828,6
b.Jumlah Warkat (lembar) 264 308 388 294 341 364 347 416 366 349
4. Penolakan Cek/BG
a.Nominal (Rp Miliar) 112,7 106,0 83,2 438,3 93,6 78,9 105.4 77,4 321,5 60,5
b.Warkat (lembar) 2.340 1.845 1.691 8.722 1.804 1.501 1,999 1.839 7.143 1.954
5. Penolakan Cek/BG
a.Nominal (%) 1,13% 0,94% 0,67% 1,01% 0,82% 0,70% 0.95% 0,61% 0,69% 0,57%
b.Warkat (%) 0,98% 0,69% 0,60% 0,82% 0,74% 0,62% 0.87% 0,70% 0,73% 0,91%
Remise masuk
Remise keluar
Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) 1.394,1 2.203,3 1.419,7 3.811,7 953,6 1.061,6 887.0 587,5 3.489,6 1.495,3
a.Aliran uang masuk/inflow 3.117,9 2.880,9 2.108,2 13.041,4 3.375,7 4.055,2 2,540.8 2.805,00 12.776,7 3.704,6
b.Aliran uang keluar (outflow) 4.459,6 4.310,8 6.083,9 14.674,5 2.761,0 6.210,9 3,665.8 6.575,30 19.213,0 3.017,4
c.Net Inflow (outflow) (1.341,7) (1.429,9) (3.975,6) (1.633,1) 614,8 (2.155,8) (1,125.0) (3.770,30) (6.436,3) 687,1
BAB I
PERKEMBANGAN
EKONOMI
DAERAH
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera Selatan
ADHK 2010 ADHK 2010
140 RP TRILIUN % YOY 6,50 140 RP TRILIUN % QTQ 6,00
130 5,50 130 5,00
4,50 4,00
120 120
3,50 3,00
110 110 2,00
2,50
100 100 1,00
1,50
90 90 0,00
0,50 -1,00
80 -0,50 80
-2,00
70 -1,50 70 -3,00
60 -2,50 60 -4,00
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN) PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
2 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2019 - 2021 (%yoy)
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,06 0,16 (0,02) (0,15) (0,08) (0,11) (0,09) (0,05) 0,09 0,02 0,06 0,03 0,02
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,16 0,40 0,23 (0,51) (0,75) (1,94) (0,81) 0,08 0,43 0,23 0,13 0,18 (0,04)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,66 0,61 1,69 (0,31) 0,49 (0,00) 0,46 (0,00) 0,83 (2,50) (2,20) (1,07) (1,74)
Ekspor Luar Negeri 1,95 (0,41) 2,54 (3,66) (1,98) (0,05) (1,13) 1,19 7,65 6,96 5,16 5,05 2,90
Impor Luar Negeri 0,61 (0,46) 0,23 (0,38) 0,55 3,42 0,70 (0,31) 0,39 (0,71) (1,16) (0,56) (0,00)
PDRB 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Pengeluaran Konsumsi LNPRT (0,44) 9,78 (2,42) (5,97) 3,56 (2,50) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03 1,53
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 52,67 5,54 (59,52) 41,97 (0,08) 33,79 (12,86) 1,76 6,65 3,80 1,60 2,90 (0,99)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,43 1,69 (5,66) 1,55 4,31 0,06 1,25 (0,01) 2,35 (7,74) (6,60) (3,14) (4,93)
Ekspor Luar Negeri (3,59) (2,18) (2,89) (17,13) 13,90 8,82 (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04 14,73
Impor Luar Negeri 10,72 (14,46) (3,21) (15,00) 27,24 54,67 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03) (0,06)
PDRB (3,01) 5,69 (0,82) (1,69) 4,22 (2,78) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
pendapatan lebih lanjut. Perbaikan pendapatan ini juga Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 tercatat
terkonfirmasi dari penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan mengalami kontraksi sebesar -0,99% (yoy), setelah pada
yang tumbuh sebesar 6,01% (yoy) pada triwulan I 2022, lebih tinggi triwulan sebelumnya tumbuh positif sebesar 1,60% (yoy). Sejalan
dari pertumbuhan kredit triwulan sebelumnya yang sebesar 3,98% dengan hal tersebut, kinerja secara triwulanan juga tercatat
(yoy) (Grafik 1.4). Secara spasial, subsektor kredit konsumsi yang terkontraksi dalam sebesar -47,75% (qtq) jika dibandingkan
mengalami pertumbuhan adalah kredit rumah tinggal, kredit ruko dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 33,68% (qtq).
dan rukan, kredit kendaraan bermotor, serta kredit multiguna. Perlambatan konsumsi pemerintah ini sesuai dengan pola
Kredit kendaraan bermotor pada triwulan laporan tercatat historisnya di awal tahun yang disebabkan oleh anggaran yang
mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 4,22% (yoy), dari masih dalam tahapan konsolidasi serta kontrak belanja
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,97% (yoy). infrastruktur yang masih dalam tahapan awal/persiapan. Selain itu,
Peningkatan penyaluran kredit kendaraan terkonfirmasi pula dari penurunan kinerja konsumsi pemerintah juga disebabkan oleh
peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada triwulan I 2022 penurunan pagu belanja pemerintah, terutama untuk penanganan
yang tumbuh sebesar 19,68% (yoy) di tengah stimulus relaksasi pandemi COVID-19 sejalan dengan penurunan kasus harian
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang masih berlanjut di COVID-19 (Grafik 1.5). Penurunan konsumsi pemerintah pada
awal tahun 2022. triwulan laporan disebabkan oleh penurunan seluruh komponen
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,84 9,78 (1,01) (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) 2,07 3,18 (1,45) 0,21 2,03 (0,36)
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,06 5,54 5,33 (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) (46,38) 48,78 (2,74) 33,68 2,90 (47,75)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,50 1,69 4,81 (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (5,65) 3,94 (5,98) 1,46 (3,14) (3,96)
Ekspor Luar Negeri 10,33 (2,18) 13,76 (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 3,25 7,59 9,30 1,38 24,04 (3,77)
Impor Luar Negeri 18,26 (14,46) 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (46,56) 7,21 (21,50) 49,29 (19,03) (20,46)
PDRB 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,02) 4,35 2,46 (1,66) 3,58 0,03
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei Konsumen Grafik 1.4 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan
Bank Indonesia
160,0 60 %YOY
50
140,0 40
30
120,0 OPTIMIS 20
10
100,0 0
80,0 PESIMIS -10
-20
60,0 -30
-40
40,0 -50
-60
20,0 -70
-80
- -90
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
INDEKS KONDISI PENGHASILAN SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
EKONOMI SAAT INI ( IKE ) KREDIT KONSUMSI RUMAH TINGGAL FLAT/APARTEMEN
KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
RUKO DAN RUKAN KENDARAAN BERMOTOR MULTIGUNA
KONSUMSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN TAHAN LAMA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan I 2021 dan Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan Triwulan I 2021 dan
Triwulan I 2022 Triwulan I 2022
12,00 RP TRILIUN 25,0
10,00 20,0
8,00
15,0
6,00
10,0
4,00
2,00 5,0
- 0,0
Belanja Belanja Modal Belanja Tak Belanja Belanja Total
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Belanja Total
Operasi Terduga Transfer
Keuangan
Laporan Perekonomian
4 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
belanja kecuali belanja pegawai (Grafik 1.6). Penurunan konsumsi nominal PMDN di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp8,07
pemerintah juga terkonfirmasi dari kenaikan nominal dana triliun, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4,09 triliun.
simpanan pemerintah daerah di perbankan dari Rp2,92 triliun pada Sejalan dengan hal tersebut, nominal PMA di Sumatera Selatan
triwulan IV 2021 menjadi Rp6,75 triliun pada triwulan laporan. juga tercatat meningkat dari Rp4,47 triliun pada triwulan IV 2021
Beberapa strategi yang diterapkan oleh pemerintah daerah untuk menjadi sebesar Rp5,66 triliun pada triwulan laporan (Grafik 1.7).
memastikan percepatan realisasi belanja diantaranya melakukan Perbaikan juga terkonfirmasi dari peningkatan volume
dan menghimbau percepatan pengadaan barang dan jasa di awal penjualan semen dan penyaluran kredit perbankan. Pada
tahun, optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), triwulan I 2022, volume penjualan semen tercatat tumbuh sebesar
optimalisasi pemanfaatan marketplace khususnya untuk 8,65% (yoy) atau sebesar 514 ribu ton yang mengindikasikan
pengadaan barang, serta penyederhanaan prosedur birokrasi adanya peningkatan pembangunan infrastruktur di Sumatera
dalam persyaratan penyaluran beberapa alokasi anggaran seperti Selatan (Grafik 1.8). Selanjutnya, peningkatan juga terjadi pada
Dana Desa dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. penyaluran kredit investasi oleh perbankan meskipun masih dalam
zona kontraksi dengan realisasi sebesar -10,52% (yoy), tidak
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Domestik sedalam kontraksi triwulan sebelumnya yang sebesar -11,64%
Bruto (PMTB)/Investasi (yoy). Peningkatan penyaluran kredit investasi juga diikuti oleh
perbaikan NPL pada triwulan laporan dari 5,77% (yoy) pada
Kinerja PMTB/Investasi di triwulan I 2022 berada pada zona
triwulan IV 2021 menjadi 5,09% (yoy). Hal ini mengindikasikan
kontraksi. Realisasi investasi pada triwulan I 2022 tercatat
optimisme pelaku usaha dalam merealisasikan investasi meskipun
mengalami kontraksi sebesar -3,96% (qtq), setelah pada triwulan
di tengah penyebaran varian Omicron yang masih berlanjut yang
sebelumnya tumbuh positif sebesar 1,46% (qtq). Kinerja investasi
dapat meningkatkan produktivitas pelaku usaha. Sejalan dengan
yang masih terkontraksi tercermin dari penurunan impor barang
hal tersebut, penyaluran kredit kepada sektor konstruksi juga
modal sebesar 40,73% (yoy) pada triwulan I 2022 serta penurunan
menunjukkan pertumbuhan pada triwulan I 2022 meskipun masih
realisasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebesar
dalam fase kontraksi yaitu dari -22,86% (yoy) pada triwulan IV 2021
55,48% (yoy). Namun, secara tahunan, kinerja investasi tercatat
menjadi -19,89% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit kepada
membaik meskipun masih dalam zona kontraksi yaitu sebesar -
sektor konstruksi berimplikasi pada meningkatnya kegiatan
4,93% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebesar -6,60%
pembangunan konstruksi yang membutuhkan investasi.
(yoy). Perbaikan kinerja tahunan bersumber dari peningkatan
kinerja investasi bangunan dan non bangunan. Investasi
bangunan pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh sebesar 1,85%
1.2.3 Ekspor Luar Negeri
(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi - Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2022 masih tumbuh
0,04% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, investasi non bangunan positif, meskipun melambat dibandingkan triwulan
juga tercatat tumbuh terbatas dengan realisasi sebesar -31,65% sebelumnya. Kinerja ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada
(yoy), membaik dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar - triwulan I 2022 tercatat masih tumbuh sebesar 14,73% (yoy),
31,94% (yoy). meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 23,10% (yoy) (Grafik 1.9). Perlambatan kinerja ekspor
Peningkatan kinerja investasi secara tahunan terkonfirmasi terutama disebabkan adanya larangan ekspor batubara yang
dari peningkatan nominal penanaman modal di Sumatera ditetapkan oleh pemerintah pada awal tahun untuk memastikan
Selatan baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kecukupan pasokan dalam negeri. Selain itu, penurunan ekspor
maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasarkan data juga disebabkan oleh normalisasi permintaan komoditas karet
yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 seiring
Grafik 1.7 Perkembangan PMA-PMDN Wilayah Sumatera Selatan Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan
12 700 25
1,0 20
600
10
15
0,5 500
8 10
400
6 5
0,0 300
0
4 200
-0,5 -5
2 100 -10
- -1,0 0 -15
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 5
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan Grafik 1.11 Perkembangan Harga Komoditas Internasional
-10,0
-50
-20,0
-30,0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Grafik 1.10 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Sumatera Selatan Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan
60,0 1500
40,0 1000
20,0 500
0,0 0
-20,0 -500
-40,0 -1000
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
meningkatnya permintaan kepada negara kompetitor seperti mencapai sebesar 53,58% (yoy) (Grafik 1.12). Ekspor terbesar
Thailand dan Malaysia yang memiliki kualitas karet yang lebih baik. adalah komoditas batubara yang mencapai nilai USD 494,01 juta
Dari sisi produksi, penurunan permintaan karet juga disebabkan (pangsa 35,49%), diikuti oleh komoditas karet dengan nilai
adanya kegiatan replanting untuk peremajaan serta periode USD405,21 juta (pangsa 29,11%), komoditas pulp&paper dengan
penyakit gugur daun yang menyebabkan produktivitas karet pada nilai USD 327,62 juta (pangsa 23,53%) dan kelapa sawit dengan
triwulan I 2022 menurun. Penurunan kinerja ekspor terkonfirmasi nilai sebesar USD 0,41 juta (pangsa 2,94%).
dari penurunan nilai dan volume ekspor pada triwulan I 2022
secara keseluruhan (Grafik 1.10). Hasil likert scale dari kegiatan Pangsa ekspor komoditas terbesar pada triwulan I 2022
masih sama dengan triwulan sebelumnya yaitu komoditas
survei yang dilakukan kepada pelaku usaha oleh Bank Indonesia
batubara. Ekspor batubara pada triwulan I 2022 tercatat sebesar
pada triwulan I 2022 juga tercatat mengalami penurunan dari 0,33
USD 494,01 juta atau tumbuh sebesar 102,79% (yoy), melambat
pada triwulan IV 2021 menjadi 0,00.
dibandingkan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar
Kinerja positif ekspor luar negeri disebabkan oleh 332,70% (yoy) (Grafik 1.13). Perlambatan kinerja ekspor batubara
berlanjutnya perbaikan harga komoditas (Grafik 1.11) dan pada triwulan I 2022 disebabkan oleh kebijakan larangan batubara
permintaan yang masih baik seiring peningkatan aktivitas industri pada awal tahun yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
manufaktur global. Perbaikan aktivitas industri juga ditandai mengatasi kelangkaan pasokan batubara untuk kebutuhan energi
dengan peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) dalam negeri. Selain itu, kebijakan pembatasan kuota impor yang
manufaktur beberapa negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, diberlakukan oleh negara mitra dagang seperti India menahan laju
India dan Amerika Serikat masing-masing sebesar 49,8; 53,7; dan kinerja ekspor batubara. Meskipun demikian, masih tingginya
55,7. Selanjutnya, proses hilirisasi komoditas bernilai tambah juga pertumbuhan ekspor batubara disebabkan oleh peningkatan
yang terus didorong oleh pemerintah daerah menahan laju permintaan batubara dari negara mitra dagang seperti Tiongkok di
penurunan kinerja ekspor. Bentuk komitmen pemerintah ditandai tengah masuknya musim dingin dan kebijakan pembatasan ekspor
dengan inisiasi pembangunan pabrik pengolahan Industrial dari Australia. Selain itu, permintaan global untuk kebutuhan energi
Vegetable Oil (IVO) di Musi Banyuasin. juga cenderung meningkat seiring mulai beroperasinya kegiatan
industri manufaktur di tengah krisis energi yang terjadi di beberapa
Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2021 negara mitra dagang seperti Tiongkok. Dari sisi produksi, kenaikan
mencapai USD 1.392,17 juta, mencatat pertumbuhan sebesar target produksi batubara juga mendorong pelaku usaha/korporasi
27,53% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi target
Laporan Perekonomian
6 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan
700 JUTA USD (%YOY) 400 450 JUTA USD (%YOY) 100
350 400 80
600
300 350
500 60
250
300
200 40
400 250
150 20
300 200
100 0
50 150
200
100 -20
0
100 50 -40
-50
0 -100 0 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
EKSPOR BATUBARA %G EKSPOR BATUBARA (SUMBU KANAN) EKSPOR KARET %G EKSPOR KARET (SUMBU KANAN)
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper Sumatera Selatan Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan
EKSPOR PULP/KERTAS %G EKSPOR PULP/KERTAS (SUMBU KANAN) EKSPOR CPO %G EKSPOR CPO (SUMBU KANAN)
produksi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, dari sisi peningkatan permintaan kertas dan produk turunannya di tengah
nominal, kenaikan harga batubara acuan yang cukup tinggi pada meningkatnya pola hidup higienis masyarakat memasuki era
triwulan I 2022 menjadi USD 91,11/mt ton dari triwulan sebelumnya adaptasi kenormalan baru. Selanjutnya, peningkatan ekspor juga
sebesar USD 78,43/mt ton turut mendorong laju pertumbuhan didorong oleh kenaikan harga pulp&paper global sebagai dampak
ekspor batubara. Pada triwulan laporan, ekspor komoditas kenaikan harga bahan baku serta hilirisasi dissolving pulp untuk
batubara terutama ditujukan ke negara Tiongkok dengan pangsa industri tekstil. Negara tujuan ekspor utama pulp&paper pada
sebesar 36,65%, ASEAN sebesar 29,87%, diikuti oleh India dengan triwulan laporan masih didominasi oleh Tiongkok dengan pangsa
pangsa sebesar 19,89% dan Eropa dengan pangsa sebesar 1,80%. sebesar 76,14%, disusul oleh negara India dan ASEAN dengan
pangsa masing-masing sebesar 4,57% dan 1,33% (Grafik 1.18).
Nilai ekspor karet pada triwulan I 2022 terkontraksi sebesar -
2,00% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 6,67% Perbaikan kinerja ekspor komoditas kelapa sawit berlanjut.
(yoy) (Grafik 1.14). Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi Kinerja ekspor kelapa sawit pada triwulan laporan terkontraksi -
karet domestik akibat adanya kegiatan replanting dan penyakit 34,62% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya yang
gugur daun. Selain itu, adanya permintaan akan kualitas karet yang sebesar -43,60% (yoy). Perbaikan ini disebabkan oleh mulai
lebih baik menyebabkan pergeseran permintaan karet kepada pulihnya permintaan kelapa sawit dari negara India dan Tiongkok
negara kompetitor seperti Thailand dan Malaysia. Namun yang diikuti oleh perbaikan harga crude palm oil (CPO)
demikian, penurunan masih ditopang oleh perbaikan harga karet internasional dari USD1.249,95/mt pada triwulan IV 2021 menjadi
global pada triwulan I 2021 yang meningkat menjadi USD 2,59/kg USD1.460,41/mt pada triwulan laporan. Permintaan produk
dari USD 2,17/kg pada triwulan sebelumnya. Dilihat dari negara turunan CPO seperti olahan makanan dan produk turunan untuk
tujuan ekspornya, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama kebutuhan medis (sabun, hand sanitizer, body care) juga turut
ekspor karet dengan pangsa sebesar 26,95% pada triwulan I 2022, meningkat. Dari sisi produktivitas, produksi Tandan Buah Segar
kemudian diikuti oleh Jepang (21,77%), Uni Eropa (19,18%), (TBS) Sumatera Selatan juga meningkat sejalan dengan kemarau
Tiongkok (8,22%), India (2,21%) dan negara ASEAN (0,44%). basah yang meningkatkan produktivitas serta bertambahnya
luasan tanaman mature setelah replanting. Negara tujuan utama
Pada triwulan laporan kinerja ekspor komoditas pulp&paper ekspor kelapa sawit pada triwulan I 2022 adalah negara-negara
tercatat tumbuh sebesar 19,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan ASEAN dengan pangsa sebesar 81,34% dan negara-negara Uni
triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 10,52% (yoy) Eropa dengan pangsa sebesar 18,66%.
(Grafik 1.15). Peningkatan kinerja ekspor disebabkan oleh
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 7
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan berdasarkan Nilai Ekspor Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2022
Triwulan I 2022
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (juta US$)
Total 135,9 165,8 219,2 393,9 226,0 244,9 149,4 277,7 190,9 100,0%
Peralatan Elektrik 1,4 7,1 0,5 75,2 24,0 35,8 3,2 7,2 3,5 1,8%
Besi dan Baja 4,3 1,7 0,9 2,3 5,7 6,0 2,4 6,3 5,6 2,9%
Peralatan industri 28,1 37,6 54,1 36,4 50,9 66,5 11,9 17,8 23,9 12,5%
Pupuk 24,1 20,7 20,4 27,8 17,6 32,5 17,6 45,0 43,3 22,7%
Gandum 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0%
Peralatan Khusus Industri 7,1 4,0 32,5 7,6 8,6 4,5 38,6 77,8 39,9 20,9%
Bubur kertas dan kertas bekas 0,0 0,7 9,0 2,1 9,5 6,3 1,7 6,0 4,3 2,2%
Kendaraan 3,0 0,8 8,5 14,4 12,5 17,3 13,3 18,2 22,7 11,9%
Mineral Non-Logam 7,7 6,0 5,4 4,1 5,6 6,2 8,2 5,1 4,1 2,1%
Lainnya 60,3 87,4 87,9 224,1 91,6 69,8 52,0 94,3 43,7 22,9%
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Laporan Perekonomian
8 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan
TOTAL NILAI IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN) TOTAL VOLUME IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN)
Grafik 1.21. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Grafik 1 22. Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal
Asal Triwulan I 2022 Triwulan I 2022
100%
90%
80% 0,6% 14,6%
Amerika ASEAN
70%
60% 10,9% 33,0%
50% Eropa Lainnya
40%
30%
34,8%
Tiongkok
20%
10% 1,8%
Jepang
I II III IV I II III IV I II III IV I
4,8%
2019 2020 2021 2022 India
1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penurunan kinerja LU pertambangan dan penggalian juga
Penggalian terkonfirmasi dari penurun realisasi ekspor batubara dan
penyaluran kredit perbankan kepada LU ini. Realisasi ekspor
Pertumbuhan kinerja LU pertambangan dan penggalian
batubara pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 102,79%
memasuki triwulan I 2022 tercatat menurun. Hal ini tercermin
(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
pada pertumbuhan triwulan I 2022 yang mengalami kontraksi yang
mampu tumbuh 332,70% (yoy). Penurunan realisasi ekspor ini
lebih dalam dari -2,42% (qtq) pada triwulan IV 2021 menjadi -4,82%
disebabkan oleh kebijakan larangan batubara yang ditetapkan
(qtq). Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan secara tahunan
pemerintah di awal tahun. Selanjutnya, penyaluran kredit
juga tercatat tumbuh melambat rendah dibandingkan triwulan
perbankan kepada LU pertambangan dan penggalian juga
sebelumnya dari 9,47% (yoy) menjadi 8,78% (yoy). Perlambatan
terpantau menurun dengan realisasi sebesar 76,18% (yoy), dari
kinerja LU ini pada triwulan laporan disebabkan oleh penurunan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 108,30% (yoy)
kinerja subsektor pertambangan minyak dan gas bumi sebesar -
atau secara nominal sebesar Rp76,18 miliar (Grafik 1.23).
1,92% (yoy) serta subsektor pertambangan dan penggalian lainnya
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 9
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy)
2020 2021 2022
SEKTOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,18 -2,22 3,61 1,75 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91 4,47
Pertambangan dan Penggalian -4,98 -4,90 -6,72 -4,08 -3,37 7,60 7,55 9,47 5,35 8,78
Industri Pengolahan -0,32 -0,46 -0,83 0,72 -0,01 2,01 2,95 4,29 2,30 3,75
Pengadaan Listrik, Gas 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76 -3,37
Pengadaan Air 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 -1,76 -6,81 -9,87 -4,69 0,94
Konstruksi -1,35 -0,59 -0,61 -0,01 1,43 0,55 -0,74 -1,21 -0,02 2,13
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -7,70 -1,93 -3,02 -1,34 -2,97 12,66 6,32 8,11 5,79 9,23
Transportasi dan Pergudangan -11,36 -9,30 -8,70 -5,91 -13,39 4,28 0,51 2,72 -1,86 6,11
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -18,07 -10,21 -7,50 -7,21 -8,28 19,43 3,98 5,75 4,43 10,66
Informasi dan Komunikasi 13,32 14,32 15,32 16,32 17,32 18,32 19,32 20,32 21,32 5,41
Jasa Keuangan -1,59 3,96 4,18 1,64 7,15 9,41 2,99 -2,30 4,19 -4,77
Real Estate 0,35 0,85 -0,34 2,24 0,92 6,70 7,07 8,69 5,81 5,41
Jasa Perusahaan -4,32 -5,23 -7,07 -2,08 -5,26 2,54 2,76 2,88 0,60 3,27
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,30 5,19 2,37 4,17 -0,02 14,21 -0,08 1,58 3,88 -0,03
Jasa Pendidikan -0,25 -4,02 -4,22 -1,50 0,22 10,08 7,57 8,39 6,57 -0,31
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,98 8,78 9,08 10,14 1,05 4,40 8,29 8,51 5,63 8,96
Jasa lainnya 7,89 4,79 1,31 5,23 -0,13 -0,07 -0,03 3,91 0,93 0,44
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1,58 -1,43 -1,21 -0,11 -0,40 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)
2020 2021 2022
SEKTOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,82 5,06 -13,98 1,75 9,83 4,45 3,39 -12,29 2,91 10,30
Pertambangan dan Penggalian -0,56 5,82 -4,13 -4,08 -4,22 10,73 5,77 -2,42 5,35 -4,82
Industri Pengolahan -1,72 -0,03 -0,09 0,72 1,86 0,27 0,89 1,22 2,30 1,33
Pengadaan Listrik, Gas 2,64 6,25 -0,12 14,67 0,14 1,02 2,45 -0,20 5,76 -6,45
Pengadaan Air 2,14 5,36 3,38 4,83 -9,78 -0,03 -0,06 -0,01 -4,69 1,04
Konstruksi 0,66 3,91 1,01 -0,01 -4,01 -0,21 2,58 0,53 -0,02 -0,76
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -12,52 8,95 1,71 -1,34 0,09 1,57 2,81 3,43 5,79 1,13
Transportasi dan Pergudangan -14,43 3,41 3,27 -5,91 -5,22 3,02 -0,33 5,54 -1,86 -2,09
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -21,19 13,65 8,10 -7,21 -5,27 2,61 -1,05 9,94 4,43 -0,87
Informasi dan Komunikasi 4,68 3,02 2,42 12,79 -0,96 1,15 2,33 1,78 6,04 0,06
Jasa Keuangan -1,97 6,37 0,96 1,64 1,78 0,10 0,13 -4,23 4,19 -0,79
Real Estate -4,27 1,39 0,12 2,24 3,85 1,21 1,75 1,63 5,81 0,72
Jasa Perusahaan -8,87 1,05 0,89 -2,08 1,97 -1,36 1,26 1,01 0,60 2,36
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,89 6,06 0,07 4,17 -11,04 20,96 -7,21 1,74 3,88 -12,45
Jasa Pendidikan 0,07 -0,01 0,81 -1,50 -0,64 9,91 -2,29 1,58 6,57 -8,61
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,31 -0,02 0,14 10,14 -5,06 9,83 3,71 0,34 5,63 -4,66
Jasa lainnya 3,63 -0,07 0,09 5,23 -3,65 3,69 -0,03 4,04 0,93 -6,87
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1,69 4,22 -2,78 -0,11 -0,01 4,34 2,46 -1,66 3,58 0,03
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Laporan Perekonomian
10 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.23 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
9.000 MILIAR RP (%YOY) 250 0,80
8.000 200 0,60
7.000 0,40
150
6.000
0,20
5.000 100
0,00
4.000 50
-0,20
3.000
0 -0,40
2.000
1.000 -50 -0,60
- -100 -0,80
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Grafik 1.25 Penyaluran Kredit LU Industri Pengolahan Sumatera Selatan Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Sumatera Selatan
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 11
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar
dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
24.000 MILIAR RP (%YOY) 14
23.000 12
10
22.000
8 Pertumbuhan LU perdagangan besar dan eceran, dan
21.000 6 reparasi mobil dan sepeda motor membaik yang tercermin
20.000 4
2 pada pertumbuhan tahunan menjadi 9,23% (yoy) dari 8,11% (yoy)
19.000
18.000
0
pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, kinerja LU ini
-2
17.000 -4 tercatat masih tumbuh positif sebesar 1,13% (qtq), meskipun
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,43%
NOMINAL KREDIT PERTANIAN G KREDIT PERTANIAN
(qtq). Perbaikan kinerja LU ini dipengaruhi oleh akselerasi program
vaksinasi yang meningkatkan keyakinan masyarakat untuk
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
melakukan aktivitas ekonomi di tengah penyebaran varian
tumbuh tinggi sebesar 10,30% (qtq), setelah terkontraksi pada Omicron yang masih berlanjut. Hal ini terkonfirmasi dari
triwulan sebelumnya sebesar -12,29% (qtq). Perbaikan tersebut peningkatan mobilitas masyarakat ke tempat umum dan
juga diikuti oleh pertumbuhan tahunan yang tumbuh sebesar peningkatan indeks berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) Bank
4,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang Indonesia. Peningkatan mobilitas masyarakat berdasarkan hasil
tercatat tumbuh 4,03% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh Google Mobility Report pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 15,1%
meningkatnya kinerja subsektor tanaman pangan sebesar 11,15% (yoy), sementara Indeks Keyakinan Konsumen Konsumen (IKK)
(yoy) seiring mulai masuknya masa panen ditandai dengan berdasarkan hasil SK tercatat meningkat dari 115,52 pada triwulan
kenaikan produksi tanaman buah dan sayuran sebesar 52,38% IV 2021 menjadi 124,22 pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja
(yoy). Peningkatan produksi buah dan sayuran ini juga diikuti oleh juga didorong oleh kenaikan penjualan kendaraan bermotor
curah hujan yang mendukung dan ketersediaan pupuk yang sebesar 19,68% (yoy) sebagai dampak relaksasi PPnBM yang
memadai. Selanjutnya, peningkatan juga bersumber dari masih berlanjut hingga awal tahun 2022 serta penyaluran kredit
subsektor peternakan sebesar 1,27% (yoy) yang terkonfirmasi dari yang masih tumbuh positif sebesar 8,46% (yoy), meskipun sedikit
peningkatan pemotongan sapi peternakan sebesar 35,40% (yoy) menurun dibandingkan pertumbuhan kredit triwulan sebelumnya
serta subsektor tanaman perkebunan sebesar 11,15% (yoy) yang yang sebesar 13,51% (yoy) (Grafik 1.31).
terkonfirmasi dari peningkatan harga dan produksi komoditas
CPO serta pulp/bubur kayu pada triwulan laporan. Peningkatan Grafik 1.28 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan
produksi bubur kayu dan CPO terkonfirmasi dari peningkatan
0,80
pengangkutan komoditas menggunakan kereta api masing- 0,60
masing sebesar 0,10% (yoy) dan 149,10% (yoy) pada triwulan 0,40
0,20
laporan. 0,00
-0,20
Peningkatan kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan -0,40
-0,60
juga diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) di
-0,80
triwulan I 2022. Indeks NTP pada triwulan I 2022 mengalami I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
peningkatan menjadi 115,51 dari triwulan sebelumnya yang sebesar
113,15. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan NTP
dari sektor hortikultura, perkebunan, peternak dan perikanan SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
12 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1 .30 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, Eceran, Reparasi Mobil dan Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan
Sepeda Motor Sumatera Selatan
20.500 MILIAR RP (%YOY) 15,00 10.000 MILIAR RP (%YOY) 120
20.000 9.000 100
19.500 10,00 8.000
80
19.000 7.000
18.500 5,00 6.000 60
18.000 5.000 40
17.500 0,00 4.000 20
17.000 3.000
0
16.500 -5,00 2.000
16.000 1.000 -20
15.500 -10,00 - -40
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
NOMINAL KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN NOMINAL KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Peningkatan kinerja juga terkonfirmasi dari peningkatan Usaha (SKDU) sektor konstruksi pada triwulan laporan yang
jumlah wisatawan dan rerata persentase Tingkat Penghunian mengalami peningkatan dari 0,00% pada triwulan IV 2021 menjadi
Kamar (TPK) pada triwulan laporan. Jumlah wisatawan yang 1,76% pada triwulan laporan. Sejalan dengan itu kredit yang
masuk ke Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tumbuh disalurkan oleh perbankan ke LU konstruksi juga membaik menjadi
sebesar 76,41% (yoy) atau sebanyak 743.516 orang. Sejalan -19,89% (yoy) pada triwulan laporan dari -22,86% pada triwulan IV
dengan hal tersebut, rerata persentase TPK juga masih tercatat 2021. Perbaikan LU konstruksi yang mulai optimal terindikasi dari
tinggi sebesar 51,13% pada triwulan laporan yang didorong oleh peningkatan volume penjualan semen yang tumbuh sebesar
implementasi Cleanliness, Health, Safety and Environment 8,65% (yoy) pada triwulan laporan.
(CHSE) dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Selanjutnya, peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga terkonfirmasi
dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) ke pelaku usaha
perdagangan yang mengonfirmasi peningkatan kinerja LU ini
sebagaimana tercermin dari realisasi SBT sebesar 4,96% pada
triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang
sebesar 4,70%. Peningkatan penjualan online di Sumatera Selatan
melalui platform e-commerce yang tumbuh sebesar 41,07% (yoy)
di triwulan I 2022 serta peningkatan pasokan dan produksi barang
domestik khususnya produk tanaman pangan, hortikultura
semusim, peternakan dan produk industri makanan juga
mengkonfirmasi perbaikan kinerja LU ini.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 13
BAB II
PERKEMBANGAN
KEUANGAN
DAERAH
Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022 (Rp miliar)
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Target Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 39.921,39 7.148,78 17,91% 40.243,16 4.456,31 11,07%
Lain-lain Pendapatan Yang Sah 1.495,23 2,22 0,15% 1.088,33 10,82 0,99%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
16 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
menjadi 5,67% dari target pada triwulan laporan. Pencapaian (13,15% dari target Rp27,79 triliun) dan Transfer Pemerintah Daerah
realisasi PAD terendah berasal dari realisasi Hasil Pengelolaan sebesar Rp154 miliar (5,82% dari target Rp1,76 triliun). Penurunan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yaitu sebesar 3,41% dari target ini sejalan dengan menurunnya penyerapan dana pencegahan dan
Rp274 miliar, menurun dibandingkan realisasi periode yang sama di penanganan pandemi COVID-19 di Sumatera Selatan, sejalan
tahun 2021 sebesar 45,82%. Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan dengan telah melandainya jumlah kasus COVID-19.
Daerah Yang Dipisahkan bersumber dari laba atas penyertaan
modal pada perusahaan milik daerah/BUMD (Badan Usaha Milik 2.2.1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Daerah), milik pemerintah/BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ditargetkan memberikan
perusahaan milik swasta. Realisasi tersebut diikuti oleh penurunan kontribusi sebesar Rp1,09 triliun atau 2,70% terhadap target
realisasi Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp8 miliar atau total pendapatan pemerintah daerah Provinsi Sumatera
4,58% dari target Rp174 miliar, dari sebelumnya di triwulan I 2021 Selatan. Target Lain-lain Pendapatan Yang Sah terdiri dari
terealisasi sebesar Rp25,03 miliar atau 14,00% dari target pendapatan hibah sebesar Rp666 miliar (pangsa 61,19%) dan
Rp178,82. Selanjutnya, realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada pendapatan lainnya Rp422 miliar (pangsa 38,81%).
triwulan I 2022 sebesar Rp 461 miliar atau 8,09% dari target Rp5,69
triliun, menurun dibanding realisasi triwulan I 2021 yang sebesar Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah pada triwulan I 2022
Rp894 miliar atau 16,36% dari target. Pemerintah Daerah Provinsi tercatat Rp10,82 miliar (0,99% dari target Rp1,09 triliun),
Sumatera Selatan terus berupaya melakukan optimalisasi bersumber dari pendapatan hibah sebesar Rp9,27 miliar dan
Pendapatan Asli Daerah dengan mendorong sumber pendapatan pendapatan lainnya sebesar Rp1,55 miliar. Realisasi ini lebih tinggi
dan subjek penerima pendapatan yang baru, antara lain melalui dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2021 sebesar
Badan Layanan Umum Daerah. Selain itu, Pemerintah Daerah Rp2,22 miliar (0,15% dari target Rp1,49 triliun). Pendapatan lainnya
Provinsi Sumatera Selatan juga memperluas cakupan layanan dan pada triwulan I 2022 telah terealisasi sebesar 0,37% dari target,
mempermudah proses pembayaran melalui layanan pembayaran sementara realisasi pendapatan hibah masih nihil.
elektronik dalam meningkatkan pendapatan daerah.
2.2.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah
2.2.1.2 Realisasi Pendapatan Transfer Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Target Pendapatan Transfer masih menjadi komponen Pagu anggaran Belanja APBD Pemerintah Daerah Provinsi
terbesar dengan pangsa mencapai 75,13% atau Rp30,24 triliun Sumatera Selatan tahun 2022 adalah sebesar Rp41,61 triliun,
dari keseluruhan target pendapatan APBD Pemerintah Daerah menurun 0,63% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 yang sebesar Rp40,24 Rp41,87 triliun. Secara struktur, anggaran belanja APBD di Provinsi
triliun. Target Pendapatan Transfer ini bersumber dari Transfer Sumatera Selatan pada tahun 2022 terdiri atas Belanja Operasi
Pemerintah Pusat (dana perimbangan) sebesar Rp27,79 triliun 62,63%, Belanja Modal 18,75%, Belanja Tidak Terduga 1,33%, dan
(pangsa 91,93%), Transfer Pemerintah Daerah sebesar Rp1,76 Belanja Transfer 17,29%.
Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022
10.000 20%
8.000
15%
6.000
10%
4.000
2.000 5%
- 0%
Lubuk OKU OKU Musi Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Prabumulih Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Selatan Timur Banyuasin Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang
ANGGARAN 10.801 3.849 783 1.017 725 2.445 1.517 1.313 1.300 1.725 3.209 2.215 1.696 869 2.585 1.225 1.911 1.060
REALISASI 926 546 127 101 111 264 115 117 276 211 278 429 109 82 191 95 362 116
% REALISASI 8,57% 14,18% 16,20% 9,93% 15,27% 10,81% 7,59% 8,93% 21,20% 12,24% 8,67% 19,38% 6,45% 9,49% 7,37% 7,73% 18,93% 10,99%
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 17
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022 (Rp Miliar)
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
BELANJA DAN TRANSFER 41.871,08 3.332,26 7,96% 41.607,08 1.406,94 3,38%
Sementara itu, pagu belanja transfer dan belanja tidak terduga Sumatera Selatan terus berupaya untuk mempercepat realisasi
mengalami kenaikan masing-masing 25,44%(yoy) dan belanja dengan terus mengupayakan percepatan proses tender
82,48%(yoy). Kenaikan kedua pagu belanja tersebut ditujukan pengadaan, mendorong percepatan penatausahaan pelaksanaan
untuk menangani penyebaran pandemi COVID-19 yang masih kegiatan, serta mempercepat penyelesaian kontrak perencanaan.
berlanjut di Sumatera Selatan termasuk percepatan program Selanjutnya, dalam rangka mendukung percepatan digitalisasi dan
vaksinasi dalam menekan penyebaran yang lebih meluas. peningkatan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
Realisasi belanja APBD di Provinsi Sumatera Selatan hingga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah baik tingkat provinsi
triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,38% dari pagu atau senilai maupun di 17 (tujuh belas) kabupaten/kota terkait perluasan
Rp1,41 triliun, menurun dibandingkan realisasi periode yang sama elektronifikasi transaksi pemda melalui Tim Percepatan dan
tahun sebelumnya sebesar 7,96% dari pagu atau senilai Rp3,33 Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang sudah terbentuk.
triliun. Realisasi belanja terdiri dari belanja operasi sebesar Rp1,30
triliun, belanja modal sebesar Rp23 miliar, belanja transfer Rp86 Secara spasial, realisasi belanja tertinggi berada di Kabupaten
miliar, dan belanja tidak terduga sebesar Rp0,07 miliar. Penurunan Lahat (7,3% dari pagu Rp2,0 triliun), diikuti oleh Kabupaten
serapan belanja terjadi pada seluruh komponen belanja. Belanja Banyuasin (6,89% dari pagu Rp2,09 triliun) dan Kabupaten Oku
operasi dan belanja modal terealisasi masing-masing sebesar Selatan (6,86% dari pagu Rp1,41 triliun) (Grafik 2.3).
4,98% dan 0,29%, turun dibandingkan serapan belanja triwulan I
2021 yang sebesar 9,85% dan 4,23% (Tabel 2.2). Sementara 2.3 APBN PROVINSI SUMATERA SELATAN
realisasi belanja tidak terduga dan belanja transfer terealisasi
Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat di wilayah Provinsi
sebesar 0,01% dan 1,19%, menurun dibandingkan dengan realisasi
Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 baik yang berasal dari
periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 0,66% dan
perpajakan maupun bukan pajak (PNBP) mencapai 22,79%
5,30%. Penurunan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh pergantian
dari target Rp14,82 triliun atau secara nominal Rp3,38 triliun.
sistem keuangan ke Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)
Realisasi pendapatan mengalami peningkatan dibandingkan
sehingga membutuhkan waktu penyesuaian bagi pengguna untuk
periode yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar
penggunaan modul sistem tersebut. Selain itu, penurunan realisasi 19,18% dari target Rp14,29 triliun atau secara nominal Rp2,74 triliun
belanja pada triwulan laporan juga dipengaruhi keterlambatan (Tabel 2.3).
persetujuan pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
dari Pemerintah Pusat. Belum maksimalnya proses lelang Pagu belanja Pemerintah Pusat atas beban Anggaran
pekerjaan juga turut mempengaruhi masih belum optimalnya Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Provinsi
realisasi belanja modal pada triwulan laporan. Pemerintah Daerah Sumatera Selatan tahun 2022 mengalami penurunan. Pagu
Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022
ANGGARAN 11.410 3.818 884 1.222 757 2.605 1.515 1.389 1.407 1.699 2.974 2.090 1.648 899 2.668 1.562 2.000 1.058
REALISASI 181 123 44 36 29 81 29 62 97 85 131 144 60 22 74 35 146 30
% REALISASI 1,6% 3,2% 5,0% 2,9% 3,9% 3,1% 1,9% 4,4% 6,86% 5,0% 4,4% 6,89% 3,6% 2,5% 2,8% 2,2% 7,3% 2,8%
Laporan Perekonomian
18 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
belanja APBN di Sumatera Selatan pada tahun 2022 sebesar Sementara itu, belanja pegawai dan belanja barang masing-
Rp40,32 triliun menurun 17,01% dibandingkan pagu tahun 2021 masing terealisasi sebesar 19,58% dan 14,55% atau secara nominal
yang sebesar Rp44,87 triliun. Berdasarkan strukturnya, komposisi sebesar Rp1,0 triliun dan Rp748 miliar (Tabel 2.5).
pagu belanja K/L terdiri atas belanja barang dengan pangsa
sebesar 38,35% atau secara nominal sebesar Rp5,14 triliun, diikuti Sejalan dengan belanja Pemerintah Pusat, pagu Transfer ke
oleh belanja pegawai dengan pangsa sebesar 34,13% atau setara Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Provinsi Sumatera Selatan
Rp5,11 triliun, belanja modal dengan pangsa sebesar 23,37% atau pada tahun 2022 juga mengalami penurunan dibandingkan
Rp3,13 triliun, dan sisanya belanja bantuan sosial dengan pangsa dengan tahun 2021. Pagu TKDD dari seluruh Pemerintah Daerah
0,15% atau sebesar Rp20,21 miliar. Penurunan pagu belanja di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp26,91 triliun,
pemerintah terutama bersumber dari penurunan belanja modal menurun 9,79% dari pagu TKDD tahun 2021 yang sebesar Rp29,83
dan belanja barang yang masing-masing turun 27,28% (yoy) dan triliun. Jika dilihat dari realisasinya pada triwulan I 2022, Pemerintah
9,12% (yoy). Penurunan pagu belanja modal terbesar terjadi pada Daerah Sumatera Selatan (kab/kota dan provinsi) telah
pagu belanja modal untuk program pembangunan jalan, irigasi dan merealisasikan sebesar 20,23% dari total pagu atau senilai Rp5,45
jaringan yang telah difokuskan pada tahun sebelumnya (Tabel triliun, menurun dibandingkan dengan realisasi periode yang sama
2.4). tahun sebelumnya sebesar 22,00% dari pagu atau senilai Rp6,56
triliun. Realisasi TKDD tertinggi dilakukan oleh Kabupaten Ogan
Realisasi penyerapan belanja Pemerintah Pusat atas beban Komering Ulu sebesar 26,08% dari pagu Rp1.116,95 sedangkan
APBN di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 realisasi terendah adalah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
tercatat sebesar Rp7,63 triliun atau 18,92% dari pagu. Realisasi (PALI) dengan realisasi sebesar 12,30% dari pagu Rp128 miliar
serapan ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama (Grafik 2.4).
tahun sebelumnya yang sebesar 22,79% dari pagu. Penurunan ini
bersumber dari penurunan realisasi belanja modal sedangkan Jika ditinjau dari jenis TKDD, sampai dengan akhir triwulan I 2022
realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja sosial Dana Alokasi Umum (DAU) memiliki tingkat realisasi tertinggi
mengalami peningkatan. Realisasi belanja modal pada triwulan I sebesar 32,64% atau setara dengan Rp3,78 triliun, kemudian
2022 sebesar 13,82% atau senilai Rp432 miliar, lebih rendah disusul oleh Dana Bagi Hasil (DBH) dengan realisasi 13,18% atau
dibanding periode yang sama tahun 2021 yang sebesar 21,39%. Rp869 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dengan
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Realisasi Pagu Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 14.289,35 2.740,29 19,18% 14.823,93 3.379,02 22,79%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Jenis Belanja Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Realisasi %Growth
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Pegawai 5.056,91 960,33 18,99% 5.113,44 1.001,35 19,58% 1,12%
BERDASARKAN JENIS BELANJA 15.043,11 2.628,10 17,47% 13.410,94 2.182,72 16,28% -10,85%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 19
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
Grafik 2.4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan I 2022 berdasarkan Wilayah
realisasi 13,13% atau setara Rp552 miliar, Dana Desa (DD) dengan Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan I 2022 berdasarkan
realisasi sebesar 9,70% atau setara Rp247 miliar. Sementara itu, Jenis TKDD
14.000 MILIAR RUPIAH 35%
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik belum terealisasi pada triwulan
12.000 30%
laporan (Grafik 2.5). Berdasarkan hasil diskusi diperoleh informasi 10.000 25%
bahwa transfer dana desa di Provinsi Sumatera Selatan telah 8.000 20%
6.000 15%
dilakukan kepada 2.853 desa yang terbagi atas Dana Desa Regular,
4.000 10%
Dana Desa Mandiri, Dana Desa Penanggulangan COVID-19 dan 2.000 5%
Laporan Perekonomian
20 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB III
PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH
Makanan, Minuman dan Tembakau 2,74 3,27 3,18 4,65 0,83 0,99 0,96 1,42
Pakaian dan Alas Kaki 1,24 1,31 1,37 1,52 0,07 0,08 0,08 0,09
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 2,13 3,04 2,80 2,80 0,39 0,55 0,51 0,51
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,92 2,77 3,34 3,69 0,10 0,15 0,18 0,19
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,03 -0,18 -0,18 -0,24 0,00 -0,01 -0,01 -0,01
Rekreasi, Olahraga dan Budaya 2,71 4,33 3,70 3,73 0,05 0,09 0,07 0,07
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 1,34 1,22 1,71 3,15 0,34 0,32 0,44 0,82
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Triwulan I 2022
INFLASI KONTRIBUSI DEFLASI KONTRIBUSI
KOMODITAS INFLASI (%, YOY) KOMODITAS DEFLASI (%, YOY)
(%, YOY) (%, YOY)
BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 8,74 0,17 CABAI RAWIT -31,60 -0,03
Laporan Perekonomian
24 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, Sumatera, dan Nasional Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode Triwulan I 2022
BENGKULU
LAMPUNG
SUMBAR
0
SUMSEL
SUMUT
BABEL
JAMBI
ACEH
KEPRI
I II III IV I II III IV I II III IV I
RIAU
2019 2020 2021 2022
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
pandemi COVID-19. Selanjutnya, kenaikan harga bahan bakar seluruh subkelompok dibandingkan triwulan IV 2021. Subkelompok
rumah tangga disebabkan oleh adanya kebijakan penyesuaian makanan memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,21% (yoy), diikuti
harga LPG non subsidi oleh Pertamina per 27 Februari 2022 dari oleh tembakau dengan andil sebesar 0,20% (yoy). Inflasi pada
sebelumnya Rp13.500/kg menjadi 15.500/kg. kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber pada
kenaikan komoditas minyak goreng, beras, dan rokok kretek filter.
3.2 INFLASI MENURUT KELOMPOK Kenaikan harga minyak goreng seiring seiring dengan pencabutan
PENGELUARAN HET minyak goreng. Sementara itu, harga beras juga masih
meningkat sejak Desember 2021 seiring dengan produksi di daerah
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Sumatera
sentra yang rendah dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak baik
Selatan pada triwulan I 2022 terutama bersumber dari
sehingga mengganggu pengairan padi. Selanjutnya, harga rokok
kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil
kretek filter masih meningkat seiring berlanjutnya transmisi
sebesar 1,42% (yoy). Selanjutnya, andil inflasi terbesar kedua dan
kenaikan cukai tembakau. Perbaikan daya beli dan mobilitas
ketiga pada triwulan II 2021 berasal dari kelompok perawatan
masyarakat yang sudah lebih baik dibandingkan tahun 2020 dan
pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,82% (yoy) dan kelompok
2021 mendorong produsen rokok untuk terus mentransmisikan
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil
kenaikan cukai rokok secara gradual dan terbatas.
sebesar 0,51% (yoy).
3.2.1 Kelompok Makanan, Minuman, 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
dan Tembakau Pada triwulan I 2022, kelompok pakaian dan alas kaki
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan I mengalami inflasi tahunan sebesar 1,52% (yoy) dengan andil
2022 mengalami inflasi sebesar 4,65% (yoy) dengan andil inflasi 0,09% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
inflasi 1,42% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi ini terutama didorong oleh peningkatan
sebelumnya. Tekanan inflasi cenderung meningkat pada hampir tekanan harga pada subkelompok pakaian dari 1,41% (yoy) pada
Tabel 3.3 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,74 3,27 3,18 4,65 0,83 0,99 0,96 1,42
Minuman Yang Tidak Beralkohol 1,00 1,31 1,01 0,52 0,02 0,02 0,02 0,01
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,24 1,31 1,37 1,52 0,07 0,08 0,08 0,09
Alas Kaki 0,63 0,62 0,62 0,59 0,01 0,01 0,01 0,01
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 25
Bab III
Perkembangan Inflasi
triwulan IV 2021 menjadi 1,76% (yoy) pada triwulan laporan. 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan,
Komoditas yang menyumbang peningkatan inflasi terutama dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
komoditas celana panjang katun pria, yang meningkat dari 2,70% Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin
(yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi 7,52% (yoy) pada triwulan rumah tangga pada triwulan I 2022 tercatat mengalami inflasi
laporan. Peningkatan ini disinyalir karena kembali pulihnya sebesar 3,69% (yoy) dengan andil inflasi 0,19% (yoy),
mobilitas masyarakat di luar rumah termasuk work from office meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan
seiring dengan semakin terkendalinya pandemi COVID-19. tekanan inflasi kelompok ini terutama bersumber dari peningkatan
laju inflasi subkelompok barang dan layanan untuk pemeliharaan
3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas rumah tangga. Komoditas yang mengalami peningkatan harga
dan Bahan Bakar Rumah Tangga signifikan adalah sabun detergen bubuk/cair. Kenaikan ini
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan dipengaruhi oleh kebijakan Domestic Price Obligation (DPO)
bahan bakar rumah tangga pada triwulan I 2022 meningkat kelapa sawit dan olein yang berlaku hingga pertengahan sejak
dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu tercatat sebesar akhir Januari 2022 hingga pertengahan Maret 2022. Pemerintah
2,80% (yoy) dengan andil inflasi 0,51% (yoy). Peningkatan tekanan menetapkan harga olein sebagai salah satu bahan baku utama
inflasi kelompok ini terutama bersumber dari peningkatan pada produk detergen Rp10.300 per liter.
subkelompok listrik, gas, dan bahan bakar lainnya, dari 0,79% (yoy)
menjadi 3,83% (yoy) pada triwulan I 2022. Hal ini disebabkan oleh 3.2.5 Kelompok Kesehatan
peningkatan harga bahan bakar rumah tangga seiring dengan Kelompok kesehatan pada triwulan I 2022 tercatat
peningkatan harga LPG non subsidi pada 27 Februari 2022 dari mengalami inflasi sebesar 1,43% (yoy) dengan andil inflasi
Rp13.500.kg menjadi Rp15.500/kg. Selain itu, peningkatan inflasi 0,04% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
kelompok ini juga didorong oleh peningkatan inflasi pada Peningkatan inflasi bersumber dari kenaikan inflasi subkelompok
subkelompok sewa rumah. Semakin terkendalinya pandemi dan obat-obatan dan produk kesehatan, dari 2,86% (yoy) pada
pelonggaran penerapan PSBB sehingga berbagai kantor dan triwulan IV 2021 menjadi 3,74% (yoy) pada triwulan laporan.
kampus mulai menaikkan kapasitas sekolah atau bekerja secara Peningkatan ini bersumber dari peningkatan harga komoditas
luring. Kondisi ini mendorong permintaan terhadap rumah sewaan. obat flu dan obat dengan resep dokter.
Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,13 3,04 2,80 2,80 0,39 0,55 0,51 0,51
Sewa Rumah 2,78 4,35 3,60 2,80 0,22 0,34 0,28 0,22
Pemeliharaan, Perbaikan, Dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan 3,33 3,71 3,69 3,40 0,13 0,14 0,14 0,13
Penyediaan Air Dan Layanan Perumahan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya 0,79 1,47 1,92 3,83 0,03 0,06 0,08 0,16
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rumah Tangga
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,92 2,77 3,34 3,69 0,10 0,15 0,18 0,19
Furnitur, Perlengkapan Dan Karpet 1,04 1,02 1,06 1,90 0,01 0,01 0,01 0,01
Tekstil Rumah Tangga 0,80 0,94 0,94 0,65 0,00 0,00 0,00 0,00
Peralatan Rumah Tangga 1,77 2,15 2,03 2,44 0,01 0,02 0,01 0,02
Barang Pecah Belah Dan Peralatan Makan Minum 5,37 7,67 7,53 7,21 0,02 0,03 0,03 0,02
Peralatan Dan Perlengkapan Perumahan Dan Kebun 4,68 5,65 7,35 6,77 0,01 0,01 0,01 0,01
Barang Dan Layanan Untuk Pemeliharaan Rumah Tangga Rutin 1,59 2,68 3,54 3,99 0,05 0,09 0,11 0,13
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
26 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Obat-obatan Dan Produk Kesehatan 2,86 2,82 5,07 3,74 0,03 0,03 0,06 0,04
Jasa Perawatan (Rawat Jalan/Tanpa Menginap) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Perawatan (Menginap) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)
Jasa Kesehatan Lainnya 0,25 0,49 0,49 0,49 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Pembelian Kendaraan 4,22 4,26 4,31 4,25 0,09 0,09 0,09 0,09
Pengoperasian Peralatan Transportasi Pribadi 0,73 0,74 0,92 1,16 0,05 0,05 0,06 0,07
Jasa Angkutan Penumpang (2,06) 0,15 0,74 (0,07) (0,05) 0,00 0,02 (0,00)
Jasa Pengiriman Barang 0,86 0,86 0,86 0,87 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK (0,03) (0,18) (0,18) (0,24) (0,00) (0,01) (0,01) (0,01)
Peralatan Informasi Dan Komunikasi 0,01 (0,13) (0,11) (0,27) 0,00 (0,00) (0,00) (0,00)
Layanan Informasi Dan Komunikasi 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Keuangan (1,15) (4,27) (4,27) (4,27) (0,00) (0,01) (0,01) (0,01)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 27
Bab III
Perkembangan Inflasi
Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,71 4,33 3,70 3,73 0,05 0,09 0,07 0,07
Barang Rekreasi Lainnya 2,03 2,12 2,46 2,45 0,01 0,01 0,01 0,01
Layanan Rekreasi (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)
Layanan Kebudayaan 3,18 3,18 3,18 3,18 0,01 0,01 0,01 0,01
Koran, Buku, Dan Perlengkapan Sekolah 3,95 7,04 5,68 5,73 0,04 0,07 0,06 0,06
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Pendidikan Dasar Dan Anak Usia Dini 1,59 1,59 1,59 1,59 0,02 0,02 0,02 0,02
Pendidikan Menengah 0,57 0,57 0,57 0,57 0,01 0,01 0,01 0,01
Pendidikan Tinggi (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)
Pendidikan Yang Tidak Ditentukan Dengan Tingkatan 8,35 6,51 10,27 10,26 0,08 0,06 0,10 0,10
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Tabel 3.12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19
Jasa Pelayanan Makanan Dan Minuman 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
28 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Tabel 3.13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,34 1,22 1,71 3,15 0,34 0,32 0,44 0,82
Perawatan Pribadi 1,75 2,25 2,36 3,13 0,07 0,09 0,09 0,12
Perawatan Pribadi Lainnya 0,82 (0,43) 0,73 3,54 0,02 (0,01) 0,02 0,08
Jasa Lainnya 1,12 1,97 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
sebesar 0,82% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan triwulan harga beras seiring dengan menurunnya produksi akibat kondisi
lalu. Peningkatan ini terutama bersumber dari subkelompok cuaca yang mengganggu pengairan pada masa tanam
perawatan pribadi lainnya dengan inflasi 3,54% (yoy). Komoditas sebelumnya. Sementara itu, kenaikan harga daging ayam ras
emas perhiasan menjadi penyumbang peningkatan inflasi pada sebagai dampak dari berlanjutnya implementasi kebijakan culling
subkelompok tersebut. Peningkatan harga emas perhiasan ini and cutting hatched egg yang dilakukan pemerintah untuk
seiring dengan peningkatan harga emas internasional dan juga pengendalian produksi berlebih. Tingkat pengendalian yang tinggi
peningkatan permintaan menjelang Lebaran. pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 dibandingkan rata-
rata telah berdampak pada penurunan pasokan sehingga
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI meningkatkan harga.
BULANAN DAN TRACKING INFLASI
TRIWULAN II 2022 Februari 2022 Tercatat Deflasi
Pada bulan Februari 2022, Provinsi Sumatera Selatan mengalami
Gambar 1. Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan deflasi sebesar -0,01% (mtm). Perkembangan ini terutama
INFLASI JANUARI 2022 INFLASI FEBRUARI 2022 dipengaruhi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau seiring dengan penurunan harga komoditas daging
0,93%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
-0,01%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng. Harga daging ayam
ras dan telur ayam ras pada bulan Februari 2022 mengalami
penurunan rata-rata masing-masing sebesar 11,22% (mtm) dan
1. SEWA RUMAH 0,14 1. DAGING AYAM RAS -0,22
0,14% (mtm). Sementara itu, harga minyak goreng mengalami
2. BERAS 0,13 2. TELUR AYAM RAS -0,16
3. DAGING AYAM RAS 0,10 3. MINYAK GORENG -0,13
penurunan rata-rata sebesar 8,24% (mtm). Penurunan harga
daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan masih
terjaganya pasokan ditengah kebijakan culling and cutting hatched
INFLASI MARET 2022 INFLASI APRIL 2022
egg yang masih berlangsung. Sementara itu, penurunan harga
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 29
Bab III
Perkembangan Inflasi
permintaan yang meningkat menjelang Ramadhan. Sementara itu, memasuki Bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Selain itu, laju
peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras didorong inflasi juga masih didorong oleh kenaikan harga BBM jenis
oleh meningkatnya harga Day Old Chicken (DOC). Peningkatan pertamax per 1 April 2022. Harga angkutan udara juga berpotensi
harga jagung seiring dengan kenaikan harga internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan mobilitas dan
mendorong peningkatan harga pakan ayam sehingga menaikkan pengenaan fuel surcharge oleh maskapai. Selain itu, harga aneka
harga DOC. rokok juga berpotensi terus meningkat seiring dengan masih
dilakukannya penyesuaian harga oleh produsen rokok menyusul
Inflasi April 2022 Meningkat kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga cukai rokok sebesar
Memasuki Triwulan II 2021, inflasi Sumatera Selatan pada bulan 12% pada awal tahun 2022 Selain itu, adanya kenaikan PPN per 1
April tercatat sebesar 0,95% (mtm), lebih tinggi dibandingkan April 2022 juga berpotensi menaikkan harga sejumlah barang
bulan sebelumnya sebesar 0,69% (mtm). Perkembangan ini termasuk aneka rokok.
terutama dipengaruhi inflasi yang bersumber dari kelompok
makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. 3.4 ANALISIS INFLASI SPASIAL
Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau
bersumber dari beberapa komoditas seperti minyak goreng, telur Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi
ayam ras dan daging ayam ras. Kenaikan harga minyak goreng 4 % YOY
2
pertengahan Maret 2022. Sementara itu, peningkatan harga telur
2
ayam dan daging ayam ras disebabkan oleh peningkatan harga 1
pakan ternak seiring dengan kenaikan harga global bahan baku 1
Makanan, Minuman dan Tembakau 2,84 3,33 3,27 4,72 0,85 1,01 0,98 1,43
Pakaian dan Alas Kaki 1,21 1,27 1,33 1,46 0,07 0,08 0,08 0,09
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 2,14 3,04 2,75 2,74 0,39 0,55 0,50 0,50
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,75 2,62 3,20 3,57 0,09 0,14 0,17 0,19
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,03 -0,16 -0,16 -0,16 0,00 -0,01 -0,01 -0,01
Rekreasi, Olahraga dan Budaya 2,60 4,36 3,68 3,68 0,05 0,09 0,07 0,07
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,12 2,32 2,33 2,39 0,09 0,19 0,19 0,19
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 1,38 1,27 1,72 3,23 0,08 0,08 0,11 0,20
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
30 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
pada triwulan laporan terutama bersumber dari inflasi pada Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok ini disumbang oleh
kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat peningkatan harga komoditas bahan bakar rumah tangga, seiring
sebesar 4,72% (yoy) dengan andil tahunan sebesar 1,43%. dengan penyesuaian harga LPG. Secara keseluruhan, lima
Perkembangan ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait komoditas penyumbang inflasi di Kota Lubuklinggau adalah bahan
pencabutan HET minyak goreng, peningkatan mobilitas ditengah bakar rumah tangga (andil 0,22%), seng (andil 0,17%), sewa rumah
pandemi yang sudah terkendali, serta produksi padi di daerah (andil 0,17%), minyak goreng (andil 0,13%), dan daging ayam ras
sentra yang tidak optimal dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Namun (andil 0,13%). Sedangkan lima komoditas utama penyumbang
demikian, laju inflasi Kota Palembang tertahan oleh penurunan deflasi tahunan Kota Lubuklinggau adalah cabai merah (andil -
harga pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,10%), telepon seluler (andil -0,07%), ikan asin teri (andil -0,03%),
yang tercatat deflasi sebesar 1,13% (yoy) dengan andil tahunan kol putih (andil -0,02%), dan beras (andil -0,02%).
sebesar -0,01% (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan biaya
transfer uang antar bank seiring penerapan layanan BI Fast secara 3.5 UPAYA DAN TANTANGAN
bertahap. PENGENDALIAN INFLASI
Secara keseluruhan, lima komoditas penyumbang inflasi pada Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilakukan sejak
triwulan laporan di kota Palembang adalah minyak goreng (andil awal tahun di bulan Januari hingga Maret 2022 dengan tetap
0,36%), sewa rumah (andil 0,20%), beras (andil 0,17%), bahan berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K3. Upaya
bakar rumah tangga (andil 0,17%), dan rokok kretek filter (andil yang telah dilakukan sepanjang triwulan I 2022 adalah:
0,16%). Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi adalah 1. Dalam menjaga Ketersediaan Pasokan telah dilakukan
cabai merah (andil -0,14%), angkutan udara (andil -0,04%), cabai berbagai program antara lain (i) program unggulan Sumsel
rawit (andil -0,03%), bawang merah (andil -0,03%), dan kopi Mandiri Pangan berupa pemberian CSR bibit pertanian untuk
bubuk (-0,02%). rumah tangga miskin di 17 kab/kota dan pemberian
perlengkapan budidaya perikanan di 16 kabupaten/kota, dan
pemberian PSBI berupa bibit cabai dan sarana produksi
3.4.2 Kota Lubuklinggau
pertanian; (ii) pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan
Inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan I 2022 tercatat
lestari (KRPL) dan implementasi urban farming dalam
sebesar 2,93% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
menjaga pasokan cabai; (iii) implementasi Digital Farming
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,63% (yoy). Realisasi
pada klaster cabai dan bawang merah binaan BI Sumsel
inflasi pada triwulan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-
bekerja sama dengan Balitbangda Provinsi Sumsel; (iv)
rata inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan yang sama dalam 3
kegiatan Penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi
tahun terakhir sebesar 1,72% (yoy). Sejalan dengan Kota
(KPSH) Komoditi pangan, khususnya beras oleh Perum Bulog;
Palembang, peningkatan tekanan inflasi juga disebabkan oleh
(v) implementasi GASSPOL (Palembang jaGa pASokan,
kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat
harga, diStribusi lewat Pasar OnLine) melalui aplikasi Bajolbae
sebesar 3,88% (yoy) dengan andil tahunan sebesar 1,28% (yoy),
yang diterapkan di 10 pasar.
atau meningkat dari sebelumnya sebesar 1,65% (yoy).
Makanan, Minuman dan Tembakau 1,65 2,51 2,17 3,88 0,54 0,83 0,71 1,28
Pakaian dan Alas Kaki 1,64 1,69 1,74 2,12 0,10 0,11 0,11 0,13
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,93 3,07 3,37 3,43 0,36 0,57 0,63 0,64
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 3,88 4,44 4,90 4,98 0,23 0,26 0,29 0,29
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,04 -0,42 -0,42 -1,13 0,00 -0,02 -0,02 -0,05
Rekreasi, Olahraga dan Budaya 3,99 3,96 3,95 4,31 0,08 0,08 0,08 0,09
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,20 1,22 1,75 2,38 0,10 0,10 0,14 0,19
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,98 0,63 1,51 2,27 0,06 0,04 0,10 0,14
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
3. Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 31
Bab III
Perkembangan Inflasi
Laporan Perekonomian
32 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Cabai merah merupakan salah satu komoditas utama dalam Hal ini ditunjukkan oleh korelasi keduanya yang cukup besar
pangan masyarakat Sumatera Selatan apabila dilihat dari yaitu 92% pada periode 2018-2022 (mei).
tingkat konsumsinya. Tingkat konsumsi cabai merah di
Sumatera Selatan sebanyak 0,22 Kg/kapita/bulan. Tingkat Produksi cabai merah di Sumatera Selatan mempengaruhi
konsumsi cabai merah Sumatera Selatan masuk 10 besar tingkat inflasi cabai merah. Berdasarkan hasil asesmen,
tertinggi jika dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia dan produksi dan pergerakan inflasi komoditas cabai merah
rata-rata Indonesia yang sebesar 0,13 kg/kapita/bulan (Tabel memiliki korelasi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
1). komoditas cabai merah cenderung mengalami deflasi pada
saat panen raya atau mengalami inflasi jika produksi rendah.
Dengan tingkat konsumsi tersebut, total kebutuhan cabai Selain itu, pola produksi juga menunjukkan bahwa pada akhir
merah di Sumatera Selatan per tahun sekitar 23 ribu ton. tahun cenderung terjadi penurunan produksi, sedangkan dari
Sementara itu, tingkat produksi cabai merah Sumatera sisi permintaan meningkat, sehingga terjadi peningkatan
Selatan juga sekitar 23 ribu ton di tahun 2021. Tingkat inflasi cabai merah.
produksi cabai merah tersebut terus menurun jika
Grafik A2. Perkembangan Harga Cabai Merah Indonesia dan Sumatera Selatan
dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2020 yang lebih tinggi,
masing-masing 40 ribu ton dan 28 ribu ton. Tingkat produksi Rp 90,000 KOLERASI : 92% RATA- RATA :
INDONESIA : Rp40.174
Rp 80,000
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dimana Rp 70,000
SUMSEL : Rp40.811
curah hujan yang tinggi dapat merusak hasil panen cabai Rp 60,000
Rp 50,000
merah. Selain produksi dalam provinsi, ketersediaan cabai Rp 40,000
Rp 30,000
merah di Sumatera Selatan juga dipasok dari daerah lain Rp 20,000
2018-2022 (mei), rata-rata harga cabai merah di Sumatera Grafik A1. Produksi dan Proyeksi Kebutuhan Cabai Merah
Selatan sebesar Rp40.811, sedikit lebih tinggi dibanding rata-
45 RIBU TON
rata harga secara nasional yang sebesar Rp40.174. 40
Riau 0,32 Grafik A3. Perkembangan Inflasi (mtm) dan Produksi Cabai Merah
1.000 -20
Banten 0,17
0 -40
INDONESIA 0,13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2021 2022
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2020
PRODUKSI CABAI MERAH INFLASI CABAI MERAH (RHS)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 33
Bab III
Perkembangan Inflasi
0,30 0,25
0,25 0,23
0,20 0,20
0,17
0,10 0,05 0,15
0,02 0 0,04
0 0,10
0,01 0,08 0,08
0,03 0,07
-0,10 -0,10 -0,10 0,05 0,03
VARIANCE 0,02 VARIANCE
-0,20 -
- 50 100 150 200 250 300 350 - 50 100 150 200 250 300
BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH
GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG
BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH
GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG
Sementara itu, dari sisi tingkat inflasi, cabai merah juga 1. Menjaga ketersediaan pasokan melalui program Sumsel
memiliki peranan cukup signifikan dalam pembentukan inflasi Mandiri Pangan berupa pemberian bibit dan sarana
umum Sumatera Selatan. Berdasarkan data inflasi periode produksi pertanian, implementasi urban farming dan
2019-2022 (Mei), cabai merah menjadi salah satu komoditas digital farming pada klaster cabai merah
utama sebagai penyumbang inflasi di Sumatera Selatan dan 2. Pemantauan keterjangkauan harga melalui monitoring
memiliki volatilitas yang lebih besar dibanding komoditas harga bahan pokok secara harian, termasuk cabai merah
lainnya. Andil terbesar terjadi pada tahun 2020, dimana total bekerja sama dengan satgas pangan dan pelaksanaan
andil cabai merah terhadap inflasi umum Sumatera Selatan kegiatan pasar mitra tani/Toko Tani Indonesia Center
mencapai sebesar 0,90%, lebih tinggi dibanding tahun 2019 3. Untuk kelancaran distribusi dilakukan dengan melakukan
maupun tahun 2021. Dari sisi volatilitas, inflasi cabai merah di sidak pasar komoditas bahan pokok termasuk cabai
tahun 2020 juga paling volatile dibanding pada tahun 2019 merah
dan 2021. 4. Membangun komunikasi yang efektif dengan berbagai
pihak melalui koordinasi rutin, melaksanakan pertemuan,
Terkait inflasi cabai merah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan pelatihan terkait inflasi beserta upaya
Provinsi Sumatera Selatan bersama Tim Pengendalian Inflasi pengendaliannya dan komunikasi kepada masyarakat
Daerah (TPID) Sumatera Selatan, melakukan sejumlah melalui siaran pers, media sosial, serta media cetak.
langkah untuk pengendalian inflasi cabai merah. Langkah
tersebut dengan berpedoman pada strategi pengendalian
inflasi 4 K yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga,
kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif, dengan
rincian sebagai berikut:
Laporan Perekonomian
34 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB IV
PEMBIAYAAN DAERAH
DAN PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH
Selain itu, prospek investasi pada instrumen deposito diperkirakan Sejalan dengan pertumbuhan DPK dan aset, kondisi
akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh penyaluran kredit di Provinsi Sumatera Selatan juga
kebijakan The Fed yang mulai menaikan suku bunganya dan mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pulihnya
mengisyaratkan peningkatan kembali ke depan, sehingga hal ini aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19
diyakini akan diikuti oleh penyesuaian suku bunga Bank Indonesia. yang semakin melandai. Penyaluran kredit di Sumatera Selatan
Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan DPK dan Aset Perbankan di Sumatera Selatan Grafik 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Sumatera Selatan berdasarkan
Lokasi Proyek
160 RP TRILIUN 20% 132 RP TRILIUN 8%
140 130
15%
120 4%
128
100 10% 126
80 0%
5% 124
60
122
40 -4%
0%
20 120
ASET DPK G. ASET (YOY; RHS) G. DPK (YOY; RHS) KREDIT GROWTH (YOY; RHS) NPL (RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4.3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan Jenis Simpanan Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan di Sumatera
Selatan
35% 120 RP TRILIUN 180%
30% 160%
100
25% 140%
20% 80 120%
15%
100%
10% 60
80%
5%
40 60%
0%
-5% 40%
20
-10% 20%
-15% - 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
DPK (YOY) GIRO (YOY) TABUNGAN (YOY) DEPOSITO (YOY) DPK KREDIT LOKASI BANK LDR LOKASI BANK (RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
5. Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berdasarkan lokasi proyek merupakan rasio penyaluran kredit pada proyek
yang berada di Sumatera Selatan dari bank yang berlokasi di Sumatera Selatan maupun di luar Sumatera
Selatan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang berlokasi di Sumatera Selatan.
Laporan Perekonomian
38 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
berdasarkan lokasi bank mengalami peningkatan menjadi sebesar learning juga dinilai mampu memberikan kemudahan bagi pihak
4,04% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,99% (yoy). perbankan untuk merekomendasikan produk keuangan yang
Pertumbuhan yang positif juga dialami oleh penyaluran kredit sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Ditengah
berdasarkan lokasi proyek yang tumbuh sebesar 3,23% (yoy) peningkatan kredit pada triwulan berjalan, kinerja NPL perbankan
(Grafik 4.2), meskipun cenderung mengalami perlambatan jika justru membaik yang ditandai dengan nilai NPL sebesar 5,44%
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,82% pada triwulan I-2022 menurun dibandingkan triwulan IV 2021 yang
(yoy). Perlambatan ini masih didasari oleh prinsip kehati-hatian tercatat sebesar 5,59%.
yang diterapkan perbankan dalam menyalurkan kreditnya
terutama bagi sektor-sektor yang dinilai terdampak pandemi. 4.2.1 Perkembangan Pembiayaan Korporasi
Pembiayaan korporasi Provinsi Sumatera Selatan pada
Peningkatan yang terjadi pada kredit dan DPK tidak berdampak
triwulan berjalan tetap tumbuh positif sebesar 1,97% (yoy)
terhadap peningkatan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) baik
(Grafik 4.5). Penyaluran kredit korporasi Sumatera Selatan
berdasarkan lokasi proyek5 yang justru mengalami perbaikan
tumbuh sebesar 1,97% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya
dengan tercatat turun menjadi sebesar 122,11% dari sebelumnya
yang tercatat tumbuh sebesar 3,75% (yoy). Pertumbuhan kinerja
126,63%. Perbaikan juga terjadi pada LDR berdasarkan lokasi bank
kredit korporasi didorong oleh kredit modal kerja yang tumbuh
yang tercatat 85,35% pada triwulan laporan, turun dibandingkan
sebesar 10,63% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya sebesar 89,25% (Grafik 4.4). Perbaikan LDR
triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,99% (yoy). Secara nominal,
ini didorong oleh pertumbuhan DPK yang lebih tinggi
penyaluran kredit modal kerja korporasi Sumatera Selatan pada
dibandingkan pertumbuhan kredit sehingga bank memiliki
triwulan berjalan senilai Rp56,48 triliun atau sebesar 64,03% dari
likuiditas yang cukup baik untuk mendanai pertumbuhan
total kredit korporasi. Sedikit melambatnya pertumbuhan kredit
kreditnya. Sementara itu, peningkatan kredit yang terjadi pada
korporasi diprakirakan karena masih belum pulihnya permintaan
triwulan berjalan tidak berdampak terhadap kondisi Non-
dari mitra dagang, serta sebagian besar pelaku usaha masih
Performing Loan (NPL) yang justru tercatat membaik pada
berupaya untuk menggunakan pembiayaan dari dana sendiri (laba
triwulan I 2022 sebesar 5,44% (yoy) dibandingkan triwulan
ditahan) dengan pertimbangan perusahaan mendapatkan dana
sebelumnya yang sebesar 5,59% (yoy) (Grafik 4.2). Perbaikan
yang lebih murah karena tidak perlu membayar bunga kredit
kinerja NPL ini didorong oleh proses restrukturisasi yang terus
ditengah kondisi usaha yang belum sepenuhnya pulih, selain itu
dilakukan oleh perbankan dan juga penerapan prinsip kehati-
berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan liaison,
hatian perbankan dalam melakukan penyaluran kredit ditengah
kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih, serta proses
lelang yang tetap dilakukan oleh bank apabila debitur dinilai Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera Selatan
mengalami gagal bayar.
94 RP TRILIUN 8
92 6
triwulan IV-2021. Hal ini didorong oleh pertumbuhan baik pada 2019 2020 2021 2022
kredit rumah tangga maupun kredit korporasi yang masing- KREDIT KORPORASI G. KREDIT KORPORASI (RHS)
masing tumbuh positif sebesar 6,01% (yoy) dan 1,97% (yoy), SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
persetujuannya akan tetap dilakukan oleh masing-masing kantor G. KREDIT KORPORASI (RHS) G. KREDIT MODAL KERJA (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)
cabang bank tersebut. Pemanfaatan big data dan machine SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 39
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
sebagian besar pelaku usaha menyampaikan bahwa penggunaan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dengan nilai Likert Scale
laba ditahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana yang investasi yang cenderung melambat pada triwulan berjalan
bersifat segera, sementara pembiayaan kredit perbankan tentu sebesar 0,25 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
akan memakan waktu lebih lama karena adanya proses screening sebesar 0,33 (Grafik 4.7).
terlebih dahulu. Pilihan pendanaan ini menjadi salah satu strategi
pelaku usaha di tengah pandemi yang masih berlangsung. Secara spasial dilihat dari lapangan usahanya, kinerja kredit
korporasi di Sumatera Selatan utamanya didorong oleh
Meskipun demikian, pihak perbankan menyampaikan bahwa peningkatan yang cukup signifikan pada lapangan usaha
kedepan pertumbuhan kredit modal kerja diyakini akan membaik, (LU) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Nominal penyaluran
salah satunya didorong oleh meningkatnya jumlah pelaku kredit pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat
usaha/UMKM baru di Sumatera Selatan seiring dengan maraknya senilai Rp23,09 triliun pada triwulan I 2022 atau tumbuh sebesar
trend online business. Selain itu, perbankan juga menyampaikan 7,42% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
bahwa pihaknya saat ini tengah aktif melakukan penetrasi 2,70% (yoy). Pertumbuhan kredit ini sejalan dengan kinerja
terhadap produk-produk perbankan yang dilakukan oleh agen ekonomi Sumatera Selatan pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan
laku pandai milik berbagai bank di daerah-daerah, serta Perikanan yang tumbuh sebesar 4,47% (yoy), lebih tinggi dari
peningkatan status beberapa kantor cabang bank yang menjadi triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,03% (yoy).
pemutus kredit. Meningkatnya harga komoditas pangan dan komoditas
hortikultura ekspor menjadi mendorong peningkatan kinerja pada
Pertumbuhan pembiayaan korporasi yang positif pada sektor ini (Grafik 4.9).
triwulan I 2022 juga didorong oleh kinerja kredit investasi
yang meskipun masih terkontraksi sebesar -10,52% (yoy), Peningkatan kinerja juga tercermin pada LU Konstruksi yang
namun kondisi ini membaik dari triwulan sebelumnya yang meskipun masih pada level terkontraksi sebesar -19,89% (yoy)
terkontraksi lebih dalam sebesar -11,64% (yoy). Pertumbuhan pada triwulan berjalan, namun meningkat dibandingkan triwulan
kredit investasi yang masih tertekan didorong oleh perilaku hati- sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar -22,86% (yoy).
hati dari sebagian besar pelaku usaha untuk melakukan investasi Hal ini didorong oleh mulai kembali berjalannya proyek-proyek
pada triwulan berjalan karena sebagian besar masih fokus pada infrastruktur di Sumatera Selatan sejalan dengan kinerja
strategi peningkatan penjualan terlebih dahulu. Hal ini sejalan ekonominya yang tercatat meningkat menjadi sebesar 2,13% pada
dengan hasil liaison6 yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank triwulan I 2022 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
Grafik 4.7 Likert Scale Investasi Grafik 4.8 Likert Scale Perkiraan Penjualan dan Perkiraan Investasi
Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi Grafik 4.10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan
120,00% 60%
100,00%
50%
80,00%
60,00% 40%
40,00%
30%
20,00%
0,00% 20%
-20,00%
10%
-40,00%
-60,00% 0%
PERTAM-
I II III IV I II III IV I II III IV I KREDIT MODAL
INVESTASI PERTANIAN BANGAN &
INDUSTRI
KONSTRUKSI PBE
KORPORASI KERJA PENGGALIAN PENGOLAH-
2019 2020 2021 2022 AN
PERTANIAN, PERBURUAN, DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
TRIWULAN IV 2021 TRIWULAN I 2022
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN KONSTRUKSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
6. Liaison adalah kegiatan pengumpulan informasi, termasuk data dan statistic, yang dilakukan secara periodic
melalui wawancara langsung atau tidak langsung kepada pelaku usaha dan/atau pihak lainnya mengenai
perkembangan dana rah kegiatan usaha dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk
Laporan Perekonomian laporan.
40 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
terkontraksi -1,21% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian juga
kredit korporasi Sumatera Selatan sedikit tertahan oleh masih berada di atas level threshold (100) meskipun mengalami
penyaluran kredit pada LU Industri Pengolahan yang terkontraksi sedikit perlambatan yang ditunjukan melalui indeks ekspektasi
lebih dalam sebesar -8,53% (yoy) setelah pada triwulan konsumen (IEK) yang turun menjadi sebesar 134,09 pada triwulan
sebelumnya berada pada posisi -3,64% (yoy). LU Pertambangan berjalan dari sebelumnya sebesar 135,85. Hal ini juga sejalan
dan penggalian serta LU perdagangan besar dan eceran tercatat dengan hasil survei dimana indeks perkiraan penghasilan 6 bulan
tetap tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan masing- mendatang dibandingkan saat ini juga meningkat cukup signifikan
masing sebesar 76,18% (yoy) dan 8,46% (yoy), setelah pada menjadi 141,0 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
triwulan sebelumnya tercatat sebesar 108,30% (yoy) dan 13,51% sebesar 130,67 serta indeks perkiraan ketersediaan lapangan kerja
(yoy). Kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih masih 6 bulan mendatang yang berada di atas level 100.
menjadi dasar perbankan cenderung selektif dalam menyalurkan
kreditnya dengan memprioritaskan sektor-sektor yang tidak Kinerja konsumsi RT yang meningkat sejalan dengan
terlalu terdampak. pertumbuhan penyaluran kredit rumah tangga yang
mengalami perbaikan pada triwulan I 2022. Realisasi kredit
Kinerja kredit korporasi Sumatera Selatan mengalami rumah tangga Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat
perbaikan kualitas kredit pada triwulan I 2022. NPL kredit senilai Rp41,82 triliun atau tumbuh sebesar 6,01%. Kondisi ini
korporasi pada triwulan berjalan tercatat senilai Rp6,3 triliun, atau meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan periode
7,19% dari total kredit korporasi. NPL tersebut membaik sebelumnya dimana kredit konsumsi tumbuh sebesar 3,98%.
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 7,42%. Kredit rumah tangga di Sumatera Selatan didominasi oleh
Perbaikan kinerja NPL korporasi didorong oleh NPL pada kredit penyaluran kredit multiguna dengan pangsa sebesar 42,66%,
investasi yang menjadi sebesar 5,09% dari sebelumnya 5,77%. Jika diikuti oleh kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 30,14% dan
ditinjau berdasarkan lapangan usahanya, membaiknya NPL ini kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan pangsa sebesar 6,30%
ditunjang oleh perbaikan pada kualitas kredit LU Pertanian, dari total kredit rumah tangga.
Perburuan dan Kehutanan, dan LU Pertambangan dan
Penggalian. NPL pada LU Pertanian tercatat sebesar 2,65% pada Peningkatan pertumbuhan kredit rumah tangga pada
triwulan berjalan membaik dari sebelumnya 2,81% pada triwulan IV triwulan laporan didorong oleh peningkatan pada
2021. Hal ini didorong oleh meningkatnya harga komoditas pertumbuhan penyaluran kredit di semua sektor baik KPR,
hortikultura. Sementara itu, LU pertambangan dan penggalian KKB maupun multiguna. Perbaikan kinerja pada penyaluran
juga mencatatkan perbaikan pada kinerja NPL nya dari
sebelumnya sebesar 55,25% pada triwulan IV 2022 menjadi 55,21% Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera Selatan
pada triwulan berjalan, hal ini terjadi seiring dengan peningkatan 180,00
harga komoditas batubara internasional. 160,00
140,00
120,00
4.2.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor 100,00
konsumsi RT menyumbang 59,64% terhadap total pertumbuhan 2019 2020 2021 2022
INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK)
ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Konsumsi rumah tangga pada INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK)
menjadi sebesar 121,67 dari sebelumnya sebesar 96,89 pada 2019 2020 2021 2022
triwulan IV 2021. Sebagian besar responden mengkonfirmasi KREDIT RUMAH TANGGA G. KREDIT RT (RHS)
adanya peningkatan penghasilan rumah tangga mereka pada SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH
triwulan berjalan.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 41
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera Selatan Menurut Grafik 4.14 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga Sumatera Selatan
Kelompok Penggunaan
80 RP TRILIUN 3%
70
3%
60
2%
50
40 2%
30
1%
20
1%
10
0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I KREDIT RUMAH TANGGA KPR KKB KREDIT MULTIGUNA
2019 2020 2021 2022
KREDIT RUMAH TANGGA KPR KKB KREDIT MULTIGUNA TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021
SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH
kredit KPR utamanya terjadi pada segmen rumah tingga tipe 22 s.d 4.3 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
70 dan diatas 70 serta flat/apartemen. Hal ini sejalan dengan DAN PEMBIAYAAN UMKM
informasi yang disampaikan perbankan dan juga pelaku usaha di
Pada triwulan I 2022, pangsa kredit UMKM terhadap total
sektor konstruksi, bahwa demand masyarakat untuk memiliki
penyaluran kredit di Sumatera Selatan tercatat sebesar
rumah tinggal kembali meningkat. Pulihnya aktivitas ekonomi
24,64% atau senilai Rp32,04 triliun dari total kredit Sumatera
masyarakat dan suku bunga KPR yang bersaing antar bank menjadi
Selatan senilai Rp130,03 triliun. Pangsa kredit UMKM pada
salah satu faktor penunjang meningkatnya pengajuan kredit KPR
triwulan laporan tercatat meningkat dari triwulan sebelumnya yang
pada triwulan berjalan. Di sisi lain, realisasi kredit multiguna juga
sebesar 24,42% atau senilai Rp31,1 triliun dari total Rp127,25 triliun.
mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp17,84 triliun atau
Rasio ini telah melampaui kewajiban perbankan dalam melakukan
tumbuh 2,11% pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan
pemberian kredit atau pembiayaan kepada UMKM sebesar 20%.
realisasi triwulan sebelumnya Rp17,61 atau tumbuh 0,84%.
Secara umum pertumbuhan penyaluran kredit UMKM pada
Melandainya kasus COVID-19 dan pelonggaran pembatasan
triwulan I 2022 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar
aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah menjadi pendorong
14,13% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
meningkatnya aktivitas konsumsi di masyarakat saat ini.
yang tumbuh 11,44% (yoy).
30 15,0
Peningkatan penyaluran kredit rumah tangga pada triwulan I 2022 25
10,0
dibarengi dengan adanya penurunan kualitas kredit. NPL kredit 20
5,0
15
rumah tangga pada triwulan berjalan tercatat senilai Rp726,48 0,0
10
triliun atau 1,74% dari total kredit rumah tangga. Kualitas NPL -5,0
5
tersebut menurun dibandingkan NPL periode sebelumnya yang - -10,0
I II III IV I II III IV I II III IV I
tercatat lebih baik sebesar 1,69%. Penurunan ini didorong NPL KPR
2019 2020 2021 2022
dan kredit multiguna yang mengalami penurunan kualitas
KREDIT UMKM RASIO NPL (RHS) PERTUMBUHAN (RHS)
Laporan Perekonomian
42 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
tercatat sebesar 33,66% (yoy) dan -28,40% (yoy). Adanya perburuan dan kehutanan tercatat meningkat menjadi sebesar
pergerakan pada masing-masing skala kredit UMKM membuat 31,61% (yoy) pada triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan
struktur kredit UMKM Sumatera Selatan sedikit mengalami sebelumnya sebesar 25,46% (yoy). Peningkatan juga dialami LU
perubahan komposisi namun tetap dengan pangsa terbesar PBE yang tercatat sebesar 19,30% (yoy) meningkat jika
ditempati oleh kredit UMKM skala kecil sebesar 38,63%, diikuti dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar 16,17% (yoy).
kredit UMKM skala mikro dan menengah masing-masing sebesar Pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat serta mobilitas yang
34,78% dan 26,59%. meningkat akibat pelonggaran pembatasan mendorong
peningkatan konsumsi yang terjadi di masyarakat Sumatera
Berdasarkan jenis penggunaannya, perbaikan realisasi kredit
Selatan sehingga turut mendorong peningkatan penyaluran kredit
UMKM Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022
PBE pada triwulan berjalan. Sementara itu, peningkatan kredit
bersumber baik dari peningkatan kredit modal kerja maupun
pada LU konstruksi dan LU Pertambangan dan penggalian secara
kredit investasi. Nominal realisasi kredit UMKM untuk modal kerja
berturut-turut tercatat sebesar -27,03% (yoy) dan -30,39% (yoy).
pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp22,92 triliun atau tumbuh
Meskipun masih terkontraksi, namun nilai ini membaik dari triwulan
20,68% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelum nya
sebelumnya yang mengalami kontraksi lebih dalam sebesar
sebesar 19,15% (yoy) atau senilai Rp22,4 triliun. Peningkatan yang
masing-masing -28,81% (yoy) dan -31,48% (yoy). Peningkatan
sama juga terjadi pada kredit UMKM untuk investasi yang tercatat
penyaluran kredit pada kedua LU ini didorong oleh kembali
sebesar 0,45% (yoy) atau senilai Rp9,12 triliun pada triwulan
dilaksanakannya proyek-proyek infrastruktur yang sempat
berjalan. Kondisi ini meningkat cukup baik dibandingkan dengan
terhenti akibat pandemi serta adanya peningkatan harga
triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi cukup dalam
sebesar -4,52% (yoy). Adapun struktur kredit UMKM di Sumatera komoditas batubara internasional yang membuat pelaku usaha
Selatan masih didominasi oleh kredit untuk penggunaan modal pada sektor pertambangan dan penggalian mengambil
kerja dengan pangsa sebesar 71,53%. momentum untuk melakukan eksplorasi pada triwulan berjalan
untuk mendapatkan harga jual yang premium. Hal ini sejalan
Berdasarkan lapangan usahanya, hampir seluruh sektor dengan informasi yang diperoleh dari pelaku usaha yang
u t a m a d i p rov i n s i S u m at e ra S e l at a n m e n u n j u ka n melakukan penjualan dan/atau penyewaan produk alat berat
pertumbuhan pada penyaluran kredit UMKM yakni pada LU tambang bahwa penjualan produknya pada triwulan I 2022
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan, LU Perdagangan Besar mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena pelaku
dan Eceran (PBE), LU konstruksi dan LU Pertambangan dan usaha banyak yang melakukan pemesanan alat yang dilakukan
Penggalian. Penyaluran kredit UMKM pada LU pertanian, baik dengan membeli maupun sewa.
Grafik 4.16 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy)
12 80
10 60
34,78% 8 40
MIKRO
6 20
38,63%
KECIL 4 0
26,59% 2 -20
MENENGAH
- -40
I II III IV I
2021 2022
KREDIT MIKRO KREDIT KECIL KREDIT MENENGAH
G. KREDIT MIKRO (RHS) G. KREDIT KECIL (RHS) G. KREDIT MENENGAH (RHS)
Grafik 4.17 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan : (a) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy); dan (b) Pangsa Kredit UMKM
20,0
20
15,0
15 10,0 71,53%
5,0 MODAL KERJA
10 0,0 28,47%
-5,0 INVESTASI
5
-10,0
- -15,0
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI G. KREDIT MODAL KERJA (RHS) G. KREDIT INVESTASI
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 43
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Tabel 4.1 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I 2022
Kredit (Rp Miliar) Growth (%YOY)
SEKTOR EKONOMI 2021 2022 Pangsa 2020 2021 2022
IV I II III IV I II III IV I
Sektor Ekonomi 31.075,93 32.040,96 100,00% (7,27) (4,23) (1,03) 0,27 7,46 4,87 11,44 14,13
Perdagangan Besar Dan Eceran 13.231,87 13.702,13 42,76% (3,13) (5,59) (2,24) (2,74) 2,23 5,00 16,17 19,30
Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 9.475,77 10.191,90 31,81% (10,61) (1,03) 4,01 8,45 22,06 18,02 25,46 31,61
Konstruksi 1.726,60 1.664,44 5,19% (7,75) (3,44) (2,63) 0,38 (10,60) (21,93) (28,81) (27,03)
Industri Pengolahan 1.336,20 1.312,43 4,10% (13,90) (13,04) (6,32) (11,07) 20,19 29,28 21,98 17,52
Pertambangan Dan Penggalian 75,64 88,67 0,28% (10,23) 1,19 (51,38) (43,23) (28,69) (43,16) (31,48) (30,39)
Lainnya 5.229,85 5.081,39 15,86% (9,73) (4,18) (1,23) 0,44 7,28 (3,24) (1,55) (4,47)
SUMBER: LAPORAN BANK UMUM – BANK INDONESIA, DIOLAH
Dalam rangka terus mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
Menengah (UMKM) dapat bertahan di tengah kondisi juga terus mendukung pengembangan UMKM, Ekonomi
pandemi COVID-19, pemerintah terus memberikan stimulus Syariah di Daerah, dan klaster termasuk di sektor Pertanian
untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. untuk mendukung ketahanan pangan. Pengembangan klaster
pada triwulan I 2022 dilakukan melalui pemberian bantuan kepada
Grafik 4.18 Perkembangan NPL Kredit UMKM Sumatera Selatan
klaster ketahanan pangan di beberapa Kabupaten di wilayah
Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan pemberian bantuan
20%
18% berupa alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan
16%
14% produksi dan efisiensi tenaga kerja klaster.
12%
10%
8%
6% Pe n g e m b a n g a n U M K M t e r s e b u t d a p a t m e n d u k u n g
4%
2%
0%
pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi di daerah.
Bank Indonesia menerapkan strategi pembentukan klaster yang
PERTAMBANGAN
& PENGGALIAN
MODAL KERJA
PENGOLAHAN
KREDIT UMKM
KONSTRUKSI
MENENGAH
PERTANIAN
INDUSTRI
MIKRO
KECIL
TRIWULAN IV 2021 TRIWULAN I 2022 dipilih dalam pengembangan klaster diprioritaskan pada
SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH komoditas yang secara historis menyumbang inflasi di Sumatera
Laporan Perekonomian
44 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Selatan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera maupun kelembagaan. UMKM pengusaha pempek diberikan
Selatan fokus pada komoditas cabai merah dan bawang merah. peningkatan wawasan mengenai sertifikasi halal dan keamanan
makanan. S elain itu, UMKM pengusaha pempek juga
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan pendampingan peningkatan teknologi produksi
senantiasa bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam agar hasil olah makanan lebih tahan lama dan lebih mudah
mengembangkan klaster ketahanan pangan. Klaster dipasarkan ke mancanegara. Dalam pelaksanaan capacity building
ketahanan pangan komoditas bawang merah yang telah tersebut, turut dilaksanakan juga sosialisasi terkait sertifikasi halal
dikembangkan bersama pada triwulan I tahun 2022 yaitu klaster kepada anggota Asppek dengan narasumber dari pihak MUI
bawang merah Sriwijaya Science Techno Park (SSTP), berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan, Badan Penyelenggara Jaminan
Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2 hektar. Adapun Produk Halal (BPJPH) Provinsi Sumatera Selatan, BPPOM Kota
klaster ketahanan pangan komoditas cabai merah yang telah Palembang.
dikembangkan antara lain:
1. Klaster Cabai Merah Muara Burnai, berlokasi di kabupaten OKI, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
seluas 35 hektar. juga mendukung UMKM dalam memperluas akses pasar baik
2. Klaster Cabai Merah Pedu, berlokasi di kabupaten OKI, seluas 1 di lokal Sumatera Selatan, nasional, hingga internasional.
hektar. Beberapa fasilitasi akses pasar nasional yang dilakukan adalah
3. Klaster Cabai Merah Sriwijaya Science Techno Park (SSTP), mendukung keikutsertaan UMKM dalam pameran Presidensi G20
berlokasi di Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2 di Jakarta Convention Center (JCC) pada bulan Februari 2022.
hektar. Upaya tersebut sekaligus menjadi bagian dari dukungan nyata
Kantor Perwakilan Bank Indonesia terhadap Gerakan Nasional
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
bersinergi dengan Balitangda Provinsi Sumatera Selatan
dalam mengembangkan inovasi digital farming. Pada triwulan I Kategori UMKM yang difasilitasi sangat beragam dari mengangkat
tahun 2022, sinergi pengembangan digital farming tersebut kuliner kopi Semendo, kerajinan perhiasan, home decor, sampai
diimplementasikan pada 2 hektar klaster cabai merah di Muara dengan kain tenun khas Sumatera Selatan. Sementara kolaborasi
Burnai, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Pengembangan dengan Kedutaan Besar RI di Tokyo membuahkan hasil hingga
digital farming tersebut merupakan wujud peran serta Kantor UMKM asli Sumatera Selatan lolos kurasi untuk tampil dalam Tokyo
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan sebagai International Gift Show (TIGS) 2022. Pameran berskala
salah satu anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) internasional tersebut digelar di Tokyo Big Sight East Hall. UMKM
Provinsi Sumatera Selatan. Selain meningkatkan kesejahteraan tersebut dengan bangga menjadi salah satu dari 17 UMKM terbaik
petani, pengembangan digital farming diharapkan mampu mewakili Indonesia.
mendukung peningkatan produksi komoditas inflasi seperti
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
bawang merah dan cabai merah di Sumatera Selatan.
akan terus berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce
Pengembangan Digital Farming di Muara Burnai ini adalah
untuk mendukung onboarding UMKM. Di masa pandemi
pengembangan pilot project digital farming di Sriwijaya Science
Covid-19, UMKM sangat terdampak dan membutuhkan
Techno Park (SSTP) di Kab. Ogan Ilir yang telah dilaksanakan pada
pendampingan agar mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi
triwulan IV tahun sebelumnya. Melalui pengembangan Digital
dengan memanfaatkan pasar media daring. Kantor Perwakilan
Farming ini, diharapkan petani di klaster binaan Bank Indonesia
Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga akan terus bekerja
Provinsi Sumatera Selatan dapat mengimplementasikan
sama dengan perbankan dan penyedia jasa sistem pembayaran
penggunaan teknologi sensor untuk menunjang peningkatan
( PJ S P) d a l a m me n d u ku n g kema mp u a n U M KM u nt u k
produktivitas klaster.
mengoptimalkan transaksi nontunai (digital payment). Kegiatan-
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan kegiatan capacity building dilakukan secara daring untuk
juga mengembangkan daya saing UMKM daerah berbasis mendukung UMKM beradaptasi di masa pandemi dan digitalisasi.
potensi lokal. Beberapa upaya pengembangan UMKM antara lain
pelatihan kewirausahaan, pengembangan akses pasar, dan
pemberian bantuan teknis. Pada triwulan I tahun 2022, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
mengadakan capacity building kepada anggota asosiasi
pengusaha pempek (ASPPEK) Kota Palembang. Capacity
building tersebut bertujuan memperkuat baik sisi produksi
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 45
BAB V
PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH
Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar di Provinsi
Sumatera Selatan
8 RP TRILIUN 3.500 RP MILIAR
6 3.000
4 2.500
2
2.000
-
1.500
(2)
1.000
(4)
(6) 500
(8) -
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Laporan Perekonomian
48 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Sumatera Selatan Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS Sumatera Selatan Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Sumatera Selatan
60 40%
25 50%
30%
50
20% 20 40%
40 10%
15 30%
30 0%
-10% 10 20%
20
-20%
10 5 10%
-30%
- -40% - 0%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022
Nilai (Rp Triliun) 38,71 46,45 57,52 57,73 56,10 55,46 53,44 57,17 51,37
Volume 13.616 15.302 19.103 23.309 20.817 21.468 21.527 26.201 21.663
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
pemerintah juga disebabkan oleh penurunan pagu belanja 5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran
terutama untuk penanganan pandemi seiring dengan penurunan Menggunakan Kartu
kasus COVID-19. Secara volume, setelmen transaksi melalui RTGS Pada triwulan I 2022, transaksi melalui Alat Pembayaran
tercatat sebanyak 21.663 lembar atau tumbuh 4,04% (yoy) Menggunakan Kartu (APMK) baik berupa ATM/Debet
melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,41% maupun kartu kredit di Sumatera Selatan menunjukkan
(yoy) atau sebanyak 26.201 lembar (Grafik 5.6). Pelemahan yang perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Nominal
terjadi pada transaksi SKNBI dan RTGS juga merupakan dampak transaksi menggunakan kartu ATM/Debet pada triwulan I 2022
adanya infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional yang dapat tercatat mencapai Rp46,02 triliun atau tumbuh 18,08% (yoy),
memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman, efisien, dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp33,79
tersedia setiap selama 24 jam dalam 7 hari di satu minggu. BI-FAST triliun atau terkontraksi -22,32% (yoy) (Grafik 5.7). Volume
diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem Pembayaran transaksi penggunaan ATM/Debet tercatat 39,58 juta transaksi
Ritel nasional dengan menyediakan alternatif terhadap atau tumbuh 21,42%, meningkat signifikan dibandingkan triwulan
infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting. Maksimal sebelumnya yang tercatat 30,22 juta transaksi atau terkontraksi -
nominal transaksi melalui BI-FAST adalah sebesar Rp250 juta. 13,37% (yoy) (Grafik 5.8). Peningkatan yang terjadi didukung
dengan peningkatan jumlah kartu ATM/Debet yang tercatat
sebanyak 5,49 juta kartu atau tumbuh 18,54% (yoy) pada triwulan
laporan, meningkat dari 4,85 juta kartu atau tumbuh 7,74% (yoy)
pada triwulan sebelumnya.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 49
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Dari sisi penggunaannya, transaksi menggunakan kartu tercatat 528.710 transaksi, meskipun dari pertumbuhannya
ATM/Debet masih didominasi oleh kegiatan tarik tunai senilai melemah pada triwulan laporan yang tumbuh 7,33% (yoy) lebih
Rp16,62 triliun (pangsa 36,12%), transfer interbank senilai Rp14,42 rendah dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
triliun (pangsa 31,33%), transfer antar bank senilai Rp7,68 triliun 7,70% (yoy). (Grafik 5.12). Pada triwulan I 2022, pertumbuhan
(pangsa 16,70%), transaksi setor tunai senilai Rp4,97 triliun (pangsa transaksi kartu kredit didorong oleh jumlah kartu kredit yang
10,82%), transaksi belanja senilai Rp2,16 triliun (pangsa 4,69%), dan beredar di masyarakat yang meningkat sebanyak 268.365 kartu
transaksi online senilai Rp161,83 miliar (pangsa 0,35%). atau tumbuh 6,91% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya
236.348 kartu atau terkontraksi -8,65% (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, transaksi non tunai masyarakat
Sumatera Selatan menggunakan kartu kredit meningkat Dari jenis transaksinya, transaksi menggunakan kartu kredit
pada triwulan I 2022. Penggunaan kartu kredit perseorangan didominasi oleh transaksi belanja Rp469,41 miliar (pangsa 58,56%),
tercatat sebesar Rp801,60 miliar atau tumbuh 85,16% (yoy), tunai Rp328,20 miliar (pangsa 40,94%), dan transaksi pembayaran
meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tagihan Rp4,0 miliar (pangsa 0,50%). Pada triwulan laporan,
tumbuh 8,58% (yoy) atau tercatat Rp482,29 miliar (Grafik 5.11). Hal transaksi menggunakan kartu kredit meningkat kecuali transaksi
ini juga terjadi pada volume transaksi kartu kredit yang meningkat pembayaran tagihan yang terkontraksi -82,22% (yoy) lebih dalam
menjadi 535.212 transaksi dibandingkan triwulan sebelumnya yang dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -59,41% (yoy).
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D
50 40% 45 25%
45 40 20%
30%
40 35 15%
35 20%
30 10%
30 10% 25 5%
25
0% 20 0%
20
15 15 -5%
-10%
10 10 -10%
-20% 5 -15%
5
0 -30% 0 -20%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022
Grafik 5.9 Pangsa Transaksi ATM/D Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D
6,00 25%
36,12%
Tarik Tunai 5,00 20%
10,82% 4,00
Setor Tunai 15%
3,00
4,69% 10%
Belanja 2,00
0,35% 1,00 5%
Online
31,33% 0,00
I II III IV I II III IV I
0%
Transfer Interbank
2020 2021 2022
16,70%
Transfer Antarbank JUMLAH KARTU (JUTA) YOY-RHS
Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit
Laporan Perekonomian
50 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit
280 10%
270 5%
40,94% 260
Tunai 0%
58,56% 250
-5%
Belanja
240
- 230 -10%
-
Pada triwulan I 2022, seluruh jenis transaksi menggunakan kartu Sementara itu, volume transaksi UE pada triwulan laporan tumbuh
baik ATM/Debet maupun kartu kredit meningkat didukung oleh 61,07% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan triwulan
meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. sebelumnya yang terkontraksi -5,50% (yoy). Meskipun dari
jumlahnya sedikit menurun dari 24,84 juta transaksi pada triwulan
5.3 PERKEMBANGAN TRANSAKSI sebelumnya menjadi 23,26 juta transaksi. Pelemahan volume
ELEKTRONIFIKASI DAN E-COMMERCE transaksi juga terjadi pada seluruh jenis transaksi kecuali transaksi
belanja. Tumbuh tingginya penggunaan uang elektronik di Provinsi
Da l a m ra n g ka m e n c i pt a ka n l e s s ca s h s o c i et y d a n
Sumatera Selatan mengindikasikan adanya perubahan pola
meningkatkan inklusivitas keuangan, Bank Indonesia
perilaku transaksi pembayaran di masyarakat yang sudah
mengembangkan uang elektronik, mendorong
menggunakan non tunai salah satunya Uang Elektronik. Tingginya
elektronifikasi penyaluran bantuan sosial dan perluasan
transaksi belanja di masyarakat terlihat pada meningkatnya
elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah. Pada triwulan I
Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan laporan.
2022, pertumbuhan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan tumbuh tetap meskipun
Tumbuhnya volume transaksi sejalan dengan tumbuhnya jumlah
mengalami pelemahan volume transaksi. Pertumbuhan transaksi
mesin reader UE yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
UE pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 48,67% (yoy) sama
Pada triwulan I 2022 tercatat terdapat 12.852 mesin, tumbuh
dengan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, secara nominal
13,64% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 12.433
transaksi UE pada triwulan I 2022 tercatat turun dari semula senilai
mesin atau tumbuh 4,03% (yoy) (Grafik 5.16). Hal ini didukung oleh
Rp1,96 triliun pada triwulan IV 2021 menjadi senilai Rp1,86 triliun.
upaya penerbit untuk memperluas jangkauan pasar di tengah
(Tabel 5.2).
upaya perluasan Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) dari
Pelemahan pada transaksi UE terjadi untuk seluruh transaksi Pemerintah pada masa pandemi, peningkatan kebutuhan uang
kecuali transaksi belanja yang justru meningkat pada triwulan elektronik dalam bertransaksi khususnya di jalan tol, serta
laporan. Transaksi belanja tumbuh 38,23% (yoy) meningkat meningkatnya preferensi penggunaan uang elektronik di
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,53% (yoy). masyarakat sebagai instrumen alternatif dalam bertransaksi
Berdasarkan pangsanya transaksi belanja (pangsa 69,44%) dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Di sisi lain, jumlah
dengan nominal Rp1,29 triliun masih mendominasi transaksi UE, UE pada triwulan I 2022 mengalami penurunan menjadi 1,83 juta
disusul oleh transaksi tarik tunai (pangsa 18,76%) dengan nominal UE tumbuh 21,09% (yoy) turun dibandingkan triwulan sebelumnya
Rp349,26 miliar dan transfer (pangsa 11,680%) dengan nominal yang tercatat sebanyak 2,08 juta UE atau tumbuh 57,38% (yoy)
Rp219,75 miliar. (Grafik 5.15).
Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
I 2021 II 2021 III 2021 IV 2021 I 2022
TRANSAKSI Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal
Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu)
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Belanja 12.160,85 935,15 13.932,90 1.044,17 16.287,27 1.196,36 20.947,17 1.344,59 19.470,88 1.292,70
Transfer 1.563,99 117,65 2.065,17 163,96 2.429,67 189,05 2.750,70 232,96 1.062,58 219,75
Tarik Tunai 718,64 221,60 888,03 288,97 963,21 298,30 1.139,87 382,55 1.065,70 349,26
Total 14.443 1.274,41 16.886 1.497,10 19.680 1.683,70 24.838 1.960 21.599 1.862
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 51
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Nominal Grafik 5.18 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Volume
100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
BELANJA TRANSFER TARIK TUNAI BELANJA TRANSFER TARIK TUNAI
MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS
OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR
OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG
LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA
Secara spasial, Kota Palembang menjadi daerah dengan transaksi menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) sehingga
penggunaan uang elektronik terbesar di Sumatera Selatan dapat diimplementasikan baik untuk usaha besar, menengah, kecil,
berdasarkan nominal dan frekuensinya. Secara total, transaksi di maupun mikro.
Kota Palembang memiliki proporsi nominal tertinggi sebesar
55,21% dibandingkan total nominal transaksi UE di wilayah Provinsi Jumlah merchant QRIS di Provinsi Sumatera Selatan pada
Sumatera Selatan (Grafik 5.17). triwulan I 2022 sebanyak 395.173 merchant, tumbuh 105,40%
(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Sejalan dengan hal tersebut, frekuensi total transaksi di Kota tumbuh 112,05% (yoy) (Grafik 5.19). Angka ini menempati posisi ke-
Palembang juga mendominasi transaksi uang elektronik 8 secara nasional dan menjadi kedua tertinggi di Sumatera setelah
dengan persentase 66,24% dibandingkan total volume transaksi Sumatera Utara. Persebaran merchant QRIS masih didominasi di
di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Grafik 5.18). Hal ini didukung Kota Palembang dengan persentase sebesar 59,95% sejalan
oleh tersedianya infrastruktur yang lebih memadai untuk dengan ketersediaan infrastruktur/jaringan dan banyaknya
melakukan transaksi uang elektronik seperti sarana publik yang fasilitas umum yang telah melayani penggunaan QRIS seperti
menggunakan uang elektronik, jumlah merchant yang menerima pedagang/pasar, rumah sakit, tempat ibadah, dan Stasiun
uang elektronik, dan penggunaan uang elektronik berbasis server Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) (Grafik 5.20).
yang masih didominasi kota Palembang. Meskipun demikian,
transaksi pembayaran dan tarik tunai sudah mulai dilakukan di Grafik 5.19 Jumlah Merchant QRIS
daerah lain sejalan dengan pencairan Bantuan Sosial Non Tunai di
450 % 250%
seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. 400
350 200%
300
Pada tahun 2019 Bank Indonesia telah meluncurkan salah satu 250
150%
Laporan Perekonomian
52 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.20 Persebaran Merchant QRIS Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako
PALI
Muratara
Lubuk Linggau
Prabumulih
OKU
Pagar Alam
Empat Lawang
Palembang
Muara Enim
Banyuasin
OKI
OKUS
OKUT
Lahat
Ogan Ilir
MUBA
MURA
0 0%
I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022
Penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai pada Program nominal. Penyerapan Bantuan Sembako pada triwulan laporan
Keluarga Harapan tercatat menurun. Penyerapan jumlah mencapai 100% dengan nilai Rp210,10 miliar, yang disalurkan
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan kepada 478.472 KPM (100% dari total KPM). Capaian penyaluran
(PKH) pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 92,01% atau sebanyak ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
273.177 KPM dengan total penyaluran sebanyak Rp217,34 miliar sebesar Rp1,12 triliun (72,23%) dari nominal kepada 98,07% KPM
(Grafik 5.21), sedikit menurun dibandingkan triwulan IV 2021 atau (Grafik 5.21 dan 5-22). Untuk meningkatkan kualitas data KPM
tercatat 96,94%. Program Keluarga Harapan merupakan yang ada, Dinas Sosial berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan
implementasi salah satu kebijakan Jaring Pengaman Sosial dari dan Catatan Sipil dalam rangka verifikasi seluruh data KPM. Hal ini
pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat terdampak menyebabkan terjadinya sedikit penurunan untuk penyerapan
pandemi melalui perluasan Bantuan Sosial Non Tunai. KPM baik dari sisi nominal maupun jumlah KPM.
Berdasarkan jumlah KPM, jumlah KPM pada triwulan laporan
menurun dibandingkan triwulan IV 2021 sejalan dengan hadirnya Sejalan dengan upaya mendorong peningkatan transaksi non
Graduasi KPM PKH untuk KPM yang telah mampu. Dalam rangka tunai di Sumatera Selatan, transaksi e-commerce7 tumbuh
mendukung perluasan elektronifikasi bantuan sosial, Kantor meningkat baik dari sisi nominal maupun frekuensi. Jumlah
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan turut serta nominal transaksi pada triwulan laporan adalah sebesar Rp2,13
dalam melaksanakan sosialisasi/edukasi dan monitoring triliun tumbuh tinggi 40,53% (yoy) dibandingkan triwulan
penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai serta mendorong ke arah sebelumnya yang tumbuh lebih rendah 38,80% (yoy) (Grafik
digital baik Program Sembako maupun PKH. Bank Indonesia turut 5.24). Hal ini disebabkan semakin meningkatnya masyarakat yang
bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota, bertransaksi melalui e-commerce. Di sisi lain, frekuensi transaksi
Koordinator Teknis, Pendamping, Himpunan Bank Milik Negara melalui e-commerce pada triwulan laporan tumbuh 49,16% (yoy)
(HIMBARA) sebagai Bank Penyalur, serta dengan otoritas lainnya dengan jumlah 23,15 juta transaksi, lebih rendah dibandingkan
seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan koordinasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 57,01% (yoy) atau sebanyak
tersebut, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai diharapkan tepat 24,88 juta transaksi (Grafik 5.25). Pelemahan yang terjadi sejalan
sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan dengan pola transaksi pada triwulan I pasca Hari Besar Keagamaan
tepat administrasi. Nasional Natal dan Tahun Baru. Tiga jenis barang dengan pangsa
tertinggi yang dibeli adalah pakaian (pangsa 32,95%), kosmetik
Pada triwulan I 2022, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai dan barang pribadi (pangsa 18,40%), serta peralatan rumah
Bantuan Sembako meningkat baik dari jumlah KPM maupun dari tangga dan kantor (pangsa 15,40%). Dalam bertransaksi, jenis
Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako
PENYALURAN PKH PENYERAPAN PKH PROPORSI PENYERAPAN PENYALURAN PENYERAPAN % PENYERAPAN -RHS
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 53
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.25 Nominal transaksi e-commerce Grafik 5.26 Frekuensi transaksi e-commerce
pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce adalah wisatawan mancanegara ke Sumatera Selatan yang masuk melalui
melalui uang elektronik 24,54%, diikuti pembayaran menggunakan bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Tingkat keberangkatan
Cash on Delivery (CoD) atau pembayaran ketika barang sampai penumpang melalui angkutan udara meningkat 61,31% (yoy) yang
sebesar 22,07%, kredit tanpa kartu 20,45%, dan transfer bank diindikasikan terdapat masyarakat yang melakukan perjalan luar
20,30%. negeri dengan transit di bandara lain sehubungan telah dibukanya
penerbangan internasional pada bandara lain. Berdasarkan jenis
5.4 KEGIATAN PENUKARAN VALUTA mata uang yang ditransaksikan, transaksi beli dan jual masih
ASING BUKAN BANK (KUPVA BB) didominasi oleh United States Dollar (USD) dengan pangsa 85,91%
BERIZIN DAN PENYELENGGARAAN untuk transaksi beli dan 83,91% untuk transaksi jual.
TRANSFER DANA BUKAN BANK Pada triwulan I 2022, nominal transfer dana masuk (incoming)
(PTD BB) domestik melalui Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank
Pada triwulan I 2022, transaksi jual beli Uang Kertas Asing meningkat meskipun tumbuh sedikit melemah di tengah
(UKA) di KUPVA BB berizin di Sumatera Selatan mengalami pelemahan transfer dana masuk luar negeri. Transfer dana
peningkatan yang signifikan. Total transaksi jual beli valuta asing masuk domestik tercatat tumbuh 21,82% (yoy) menurun dari
dari KUPVA BB di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp9,56 miliar, 41,02% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari nominalnya, terjadi
tumbuh 9.188,36% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan total sedikit peningkatan dari Rp381,58 miliar menjadi Rp395,21 miliar
transaksi triwulan sebelumnya sebesar Rp3,53 miliar atau tumbuh (Grafik 5.27). Di sisi lain, volume transaksi masuk meningkat
30,72% (yoy). Peningkatan terjadi baik dari transaksi beli maupun menjadi 1,74 juta transaksi tumbuh tinggi 65,90% (yoy)
transaksi jual. Transaksi beli pada triwulan laporan tercatat sebesar dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -2,41% (yoy).
Rp4,78 miliar tumbuh 9.436,10% (yoy), meningkat dibandingkan Peningkatan yang terjadi pada transfer dana domestik sejalan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,39% (yoy) atau sebesar dengan mulai meningkatnya perekonomian di Provinsi Sumatera
Rp1,61 miliar. Transaksi jual tercatat Rp4,77 miliar tumbuh Selatan dan maraknya PTD BB yang memiliki biaya transfer lebih
8.946,29% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh rendah yang menjadi alternatif masyarakat dalam bertransaksi. Di
50,01% (yoy) atau tercatat Rp1,92 miliar. Tumbuhnya transaksi jual sisi lain, transfer dana masuk (incoming) yang berasal dari luar
beli Uang Kertas Asing didukung oleh telah dibukanya perjalanan negeri ke Sumatera Selatan terkontraksi baik dari sisi nominal
umroh pada triwulan laporan ditengah belum adanya kunjungan maupun volume. Pada triwulan I 2022 nominal transfer dana luar
negeri tercatat sebesar Rp57,3 miliar terkontraksi -25,88% (yoy)
Laporan Perekonomian
54 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Transfer dana yang keluar (outgoing) secara domestik pelemahan di tengah meningkatnya jumlah transaksi. Nominal
maupun luar negeri dari Sumatera Selatan tumbuh melemah transaksi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp13,27 miliar
meskipun meningkat secara nominal. Transfer dana domestik lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya Rp9,79 miliar
pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp909,07 miliar lebih tinggi meskipun tumbuh lebih rendah 72,97% (yoy) dibandingkan
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp856,69 miliar triwulan sebelumnya yang tumbuh 80,53% (yoy) (Grafik 5.33).
meskipun pada pertumbuhannya melemah dari tumbuh 97,50%
(yoy) menjadi tumbuh 68,15% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi transfer dana ke luar
5.30). Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi outgoing negeri dari Provinsi Sumatera Selatan meningkat menjadi 1.048
domestik meningkat dari 2,44 juta transaksi menjadi 2,88 juta transaksi dari 974 transaksi pada triwulan sebelumnya meskipun
transaksi meskipun pada pertumbuhannya melemah menjadi memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dari tumbuh 40,55%
121,94% (yoy) dari tumbuh 144,33% (yoy). Meningkatnya nominal (yoy) menjadi 27,80% (yoy) pada triwulan laporan. Pelemahan
dan jumlah transaksi di tengah penurunan pertumbuhan terjadi yang terjadi sejalan dengan pertumbuhan impor yang terkontraksi
d i ka re n a ka n m u l a i m e m b a i k ny a p e re ko n o m i a n y a n g -0.06% (yoy) tidak lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya
menyebabkan mulai ternormalisasinya pertumbuhan transaksi. yang terkontraksi -19.03% (yoy).
Transfer dana outgoing ke luar negeri juga menunjukkan sedikit
Grafik 5.28 Transfer Dana Domestik-incoming Grafik 5.29 Transfer Dana Luar Negeri-incoming
Grafik 5.30 Transfer Dana Domestik-Outgoing Grafik 5.31 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 55
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Boks B :
Laporan Perekonomian
56 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 57
BAB VI
PERKEMBANGAN
KETENAGAKERJAAN
DAN KESEJAHTERAAN
DAERAH
Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan (Ribu Orang
2020 2021 2022
KEGIATAN UTAMA
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI
Penduduk Usia Kerja 6.261,0 6.307,0 6.354,6 6.396,6 6.353,4
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,93 68,65 69,95 68,77 69,33
Grafik 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan
(Persen) Yang Lalu
9,5 140,00
8,5
120,00
7,5 OPTIMIS
6,5 100,00
PESIMIS
5,5 80,00
4,5
3,5 60,00
2,5 40,00
1,5
20,00
0,5
-0,5 0,00
FEB 2021 FEB 2022 I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
PERKOTAAN PERDESAAN INDEKS LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: HASIL SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
60 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Pengangguran karena COVID-19 18,1 13,6 9,7 9,2 25,3 14,1 2,5 8,7 27,8 22,8 -17,99%
Sementara tidak bekerja karena COVID-19 13,5 4,8 7,0 2,8 14,0 7,0 6,5 0,6 20,5 7,6 -62,93%
Penduduk bekerja yang mengalami 159,6 123,1 166,5 72,2 174,3 101,9 151,8 93,4 326,1 195,3 -40,11%
pengurangan jam kerja karena COVID-19
Total 196,0 146,1 194,5 88,5 226,6 127,8 163,9 106,8 390,5 234,6 -39,92%
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
kebutuhan pelaku industri saat ini, (2) berkoordinasi dengan sedikit penurunan jika dibandingkan periode yang sama di
perusahaan di Sumatera Selatan untuk menyerap tenaga kerja, (3) tahun 2021. Pada bulan Februari 2022, total jumlah angkatan kerja
mengadakan forum jejaring terkait kebutuhan dan pelatihan sebanyak 4,40 juta orang penduduk, menurun sebesar 0,90%
tenaga kerja, serta (4) mengirimkan calon tenaga kerja ke Balai (yoy) dibandingkan periode Februari 2021 yang sebanyak 4,45 juta
Latihan Kerja. Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan orang penduduk. Sejalan dengan hal tersebut, Tingkat Partisipasi
juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2022 juga mengalami penurunan
Selatan Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan dan menjadi sebesar 69,33% dari 69,95% pada bulan Februari 2021.
Penempatan Tenaga Kerja sebagai upaya nyata pemerintah untuk Penurunan serapan tenaga kerja terjadi pada Lapangan
mendorong pendayagunaan tenaga kerja lokal sesuai dengan Usaha (LU) pertanian, kehutanan dan perikanan yang
kualifikasi yang dibutuhkan oleh pemberi kerja. Hal ini sesuai memberikan kontribusi serapan tenaga kerja terbesar pada bulan
dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam membangun Februari 2022 yakni sebesar 43,97% (Tabel 6.3). Serapan tenaga
Sumatera Selatan, yang didukung dengan ketersediaan sumber kerja untuk LU ini berkurang sebesar -0,17% (yoy) atau menjadi
daya manusia yang memadai dan berdaya saing. sebanyak 1845,1 ribu orang dari 1848,3 ribu orang pada periode
yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, LU lainnya di Sumatera
Perbaikan kondisi ketenagakerjaan Sumatera Selatan juga Selatan yang mengalami penurunan serapan tenaga kerja, yaitu
terkonfirmasi dari hasil survei konsumen (SK) yang dilakukan LU pengadaan air sebesar -42,26% (yoy), LU penyediaan
Bank Indonesia. Berdasarkan hasil SK triwulan I 2022, indeks akomodasi dan makan minum sebesar -23,24% (yoy); konstruksi
ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6 bulan sebesar -20,81% (yoy); LU pengadaan listrik dan gas sebesar -
yang lalu menunjukkan adanya peningkatan menjadi sebesar 107,0 14,91% (yoy); serta LU transportasi dan pergudangan sebesar -
dari triwulan sebelumnya yang sebesar 96,3 (Grafik 6.2). 10,44% (yoy). Sementara itu, tiga LU lainnya dengan serapan
Perbaikan juga terkonfirmasi dari penurunan dampak tenaga kerja terbesar yaitu LU perdagangan besar dan eceran, LU
COVID-19 terhadap penduduk usia kerja (Tabel 6.2). Pada industri pengolahan, serta LU jasa pendidikan menunjukkan
bulan Februari 2022, terdapat 234,6 ribu pengangguran akibat peningkatan serapan tenaga kerja masing-masing sebesar 8,05%
COVID-19 di Sumatera Selatan atau berkurang 155,9 ribu orang ( yoy ) ; 0, 2 6 % ( yoy ) ; d a n 5,0 5 % ( yoy ) . Pe r b a i ka n i n i
dalam satu tahun. Dilihat dari daerah tempat tinggal, penduduk mengindikasikan adanya peningkatan potensi perbaikan ekonomi
usia kerja yang terdampak COVID-19 terdiri dari penduduk seiring dengan percepatan implementasi program vaksinasi oleh
perkotaan sebanyak 127,8 ribu orang dan penduduk perdesaan pemerintah dan jumlah kasus aktif COVID-19 Sumatera Selatan
sebanyak 106,8 ribu orang. Seluruh komponen dampak COVID-19 yang terus menurun.
di wilayah perkotaan mengalami penurunan pada bulan Februari
2022 dengan penurunan terbesar terjadi pada komponen Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja
sementara tidak bekerja karena COVID-19 sebesar 50,00% (yoy). Sumatera Selatan masih didominasi oleh tenaga kerja
Penurunan ini disebabkan oleh akselerasi dan akseptasi program unskilled. Jumlah pekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah)
vaksinasi yang lebih cepat didukung oleh ketersediaan vaksin yang mendominasi struktur tenaga kerja dengan porsi 42,93%.
lebih mudah diperoleh di daerah perkotaan dibandingkan dengan Rendahnya tingkat pendidikan berdampak pada serapan tenaga
perdesaaan. Untuk wilayah perdesaan, pengangguran karena kerja yang masih didominasi oleh sektor pertanian. Di sisi lain, porsi
COVID-19 di bulan Februari 2022 terpantau meningkat signifikan tenaga kerja berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP),
sebesar 248,0% (yoy) dari sebelumnya 2,5 ribu orang menjadi Diploma dan Universitas pada bulan Februari 2022 mengalami
sebanyak 8,7 ribu orang di tengah penurunan kedua komponen penurunan masing-masing menjadi 15,94%; 2,18%; dan 8,77% dari
lainnya. sebelumnya 18,38%; 2,37%; dan 9,64% di Februari 2021, sedangkan
tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah
Selanjutnya, di tengah perbaikan TPT pada bulan Februari Menengah Kejuruan (SMK) meningkat masing-masing menjadi
2022, jumlah angkatan kerja Sumatera Selatan mengalami sebesar 21,46% dan 8,72% dari sebelumnya 20,87% dan 8,13%.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 61
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Dalam rangka meningkatkan keahlian angkatan kerja, pemerintah bantuan sarana usaha untuk kegiatan pemberdayaan wirausaha
melaksanakan beberapa program pelatihan, diantaranya melalui baru; (2) program pendidikan dan pelatihan vokasi; serta (3)
(1) program pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja dimana program pelatihan berbasis kompetensi.
peserta tidak hanya diberikan pelatihan kerja tetapi juga diberikan
Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2021 – Februari 2022 (Ribu Orang)
2020 2021 2022
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI
Pertanian, Kehutanan, Perikanan Jumlah 2023,7 1881,7 1848,3 1879,5 1845,1
Perdagangan Besar dan Eceran Jumlah 700,9 663,2 703,0 722,7 759,6
Akomodasi dan Makan Minum Jumlah 160,0 185,7 224,2 197,5 172,1
Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jumlah 175,6 141,1 132,0 145,2 154,6
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jumlah 54,9 63,5 61,7 61,6 75,1
Jasa Keuangan dan Asuransi Jumlah 24,4 36,4 26,3 30,7 32,9
Pengadaan Listrik dan Gas Jumlah 9,3 9,4 11,4 8,4 9,7
Laporan Perekonomian
62 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Peningkatan NTP pada triwulan I 2022 terutama didorong Secara spasial, peningkatan NTP terbesar bersumber dari
oleh peningkatan pendapatan yang diterima petani yang subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sejalan
lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya yang dibayarkan dengan peningkatan harga CPO dan karet di tengah
petani. Penerimaan petani dicerminkan oleh Indeks yang diterima pemulihan permintaan global. NTPR Provinsi Sumatera Selatan
petani (It) yang tercatat meningkat dari 112,20 pada triwulan I 2021 pada triwulan I 2022 mencatat peningkatan sebesar 14,20% (yoy)
menjadi 127,47 pada triwulan I 2022. Peningkatan tersebut jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
dipengaruhi oleh peningkatan indeks yang diterima oleh petani Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan harga komoditas
hampir di semua subsektor. Peningkatan indeks terbesar terjadi kelapa sawit dan karet sebagai dampak pemulihan permintaan
pada subsektor tanaman perkebunan dan hortikultura dengan global. Sejalan dengan NTPR, subsektor perikanan (NTNP)
pertumbuhan masing-masing sebesar 17,80% (yoy) dan 6,02% mengalami peningkatan pada triwulan I 2022 sebesar 7,85% (yoy)
(yoy) sejalan dengan peningkatan harga komoditas di tengah dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan ini dikarenakan
pemulihan permintaan mitra dagang yang diikuti oleh produksi peningkatan harga berbagai perikanan tangkap (belanak, tongkol,
yang memadai. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani dan belut), serta perikanan budidaya (gabus/haruan, baung tawar,
(Ib) juga meningkat dari 106,87 pada triwulan I 2021 menjadi 110,36 dan patin tawar) yang berorientasi ekspor. Selanjutnya, kondisi
pada triwulan I 2022. Peningkatan ini terjadi pada semua subsektor, tersebut juga terjadi sebagai dampak dari mulai meningkatnya
dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada subsektor peternakan aktivitas lapangan usaha penyedia makan dan minum di tengah
dan tanaman pangan masing-masing tumbuh sebesar 3,89% menurunnya kasus COVID-19 yang diikuti akselerasi vaksinasi.
(yoy) dan 3,60% (yoy) jika dibandingkan dengan triwulan I 2021. Peningkatan juga terjadi pada NTP subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada triwulan I 2022, IHK Perdesaan Sumatera Selatan tercatat dan subsektor Peternakan (NTPT) yang masing-masing tumbuh
sebesar 110,20 naik dibandingkan dengan triwulan I 2021 yang sebesar 2,39% (yoy) dan 0,46% (yoy) di triwulan I 2022. Di sisi lain,
tercatat 107,03 maupun triwulan IV 2021 yang tercatat 108,42 NTP subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada triwulan laporan
(Grafik 6.4). Hal ini disebabkan oleh kenaikan rata-rata harga mengalami penurunan sebesar -2,78% (yoy) jika dibandingkan
indeks di hampir semua kelompok pengeluaran, terutama pada triwulan I 2021 (Grafik 6.5). Penurunan ini terjadi karena terjaganya
kelompok makanan, minuman, dan tembakau. ketersediaan pasokan beras di Sumatera Selatan dan
Grafik 6.3 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Grafik 6.5 Nilai Tukar Petani Per Subsektor
Tukar Petani
160 INDEKS HARGA 140 140 NTP SUBSEKTOR NTP 140
140 120 120 120
120
100 100 100
100
80 80 80
80
60 60 60
60
40 40 40
40
20 20 20 20
0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
INDEKS HARGA YANG DITERIMA INDEKS HARGA YANG DIBAYAR NILAI TUKAR PETANI NTPP NTH HORTI NTPR NTH PETERNAK NTNP NILAI TUKAR PETANI
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 63
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
terkonfirmasi menjadi penahan laju inflasi. Sementara itu biaya triwulan laporan meningkat/lebih baik dibandingkan dengan
yang dikeluarkan petani meningkat karena curah hujan yang tinggi kondisi 6 bulan sebelumnya, sedangkan responden lainnya yang
menyebabkan biaya produksi yang tinggi untuk pemupukan di menyatakan bahwa penghasilan saat ini menurun/lebih buruk
tengah kenaikan harga pupuk dunia akibat tensi geopolitik yang dibandingkan dengan kondisi 6 bulan sebelumnya hanya
berkembang antara Rusia dan Ukraina. sebanyak 15,22% dari total jumlah responden.
Kondisi kesejahteraan daerah yang membaik juga tercermin Berdasarkan hasil Survei Konsumen diperoleh pula informasi
dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank bahwa masyarakat Sumatera Selatan optimis penghasilan
Indonesia, menunjukkan bahwa pada triwulan I 2022, mereka ke depan akan relatif lebih baik seiring dengan
mayoritas responden menyatakan tingkat pendapatan/ meredanya penyebaran pandemi COVID-19. Sejumlah 48,33%
penghasilan saat ini relatif sama ataupun cenderung responden berpendapat bahwa penghasilan 6 bulan yang akan
meningkat dibandingkan dengan pendapatan/penghasilan 6 datang akan lebih baik dibandingkan saat ini. Sementara itu,
b u l a n s e b e l u m n y a . S e b a n y a k 47, 8 9 % re s p o n d e n 44,33% responden menyatakan bahwa penghasilan kedepan akan
menyatakan bahwa penghasilan mereka sama dibandingkan sama atau stabil dibandingkan saat ini. Sementara, hanya sebagian
dengan kondisi 6 bulan sebelumnya. Selanjutnya, sejumlah kecil responden yakni sebesar 7,33% yang memperkirakan
36,89% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka pada penghasilan 6 bulan yang akan datang akan menurun/lebih buruk.
Tabel 6.4 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan I 2022
Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Jan 110 145 45 300
Tabel 6.5 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Triwulan I 2022
Perkiraan Penghasilan 6 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Jan 155 127 18 300
Laporan Perekonomian
64 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB VII
PROSPEK
PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN
INFLASI DAERAH
Laporan Perekonomian
68 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami perbaikan barang kertas, karet, dan kelapa sawit. Berdasarkan hasil liaison
bertahap pada tahun 2022. Konsumsi masyarakat yang terus Bank Indonesia pada triwulan I 2022 ekspor kembali mencatatkan
menguat menjadi sinyal pemulihan ekonomi Sumatera Selatan. angka likert scale (LS) positif sebesar 1,00; meningkat
Beberapa faktor yang mendukung perbaikan konsumsi ke depan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 0,33. Pemulihan
antara lain pemberian bantuan sosial untuk menjaga daya beli aktivitas industri di Sumatera Selatan dan peningkatan ekspor
masyarakat serta pemberian stimulus berupa relaksasi PPnBM akan mendorong kebutuhan impor seperti impor bahan
untuk pembelian kendaraan bermotor baru. Selain itu, perbaikan baku/penolong. Selain itu, masifnya rencana investasi di Sumatera
konsumsi rumah tangga juga didorong oleh peningkatan mobilitas Selatan juga mendorong kebutuhan impor barang modal untuk
masyarakat seiring dengan pelonggaran kebijakan protokol pembangunan.
COVID-19. Momentum pemulihan ekonomi yang berlanjut juga
diperkirakan sejalan dengan perbaikan pendapatan masyarakat Selanjutnya, secara sektoral, prospek pertumbuhan ekonomi
yang dapat meningkatkan daya beli. Perbaikan ini kemudian Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan meningkat
terkonfirmasi dari peningkatan NTP yang berkelanjutan. yang didukung oleh perbaikan LU utama Sumatera Selatan.
Penyaluran kredit oleh perbankan untuk kegiatan konsumsi juga LU pertambangan dan penggalian diperkirakan akan
berada pada tren ekspansif. meningkat secara bertahap seiring pemulihan aktivitas
industri dan usaha. Optimisme perbaikan kinerja LU
Seiring dengan optimisme perbaikan tingkat konsumsi pertambangan dan penggalian didorong oleh kebutuhan energi
masyarakat, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan yang meningkat memasuki musim dingin serta kenaikan target
mengalami akselerasi untuk keseluruhan tahun 2022. produksi batubara oleh pemerintah pusat. Selain faktor tersebut,
Akselerasi konsumsi pemerintah didorong oleh optimisme peningkatan aktivitas industri di Tiongkok, adanya pembatasan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan target penerimaan, impor batubara dari Australia ke Tiongkok, serta krisis batubara di
seperti pajak bumi dan bangunan, kendaraan bermotor, serta beberapa negara mitra juga mendorong optimisme perbaikan LU
pajak terkait usaha perhotelan dan restoran. Peningkatan target pertambangan dan penggalian. Dari sisi domestik, peningkatan
penerimaan akan mendorong peningkatan rencana belanja, salah juga terjadi sejalan dengan meningkatnya aktivitas pertambangan
satunya belanja modal. Selanjutnya, realisasi pemberian dan penggalian di Sumatera Selatan yang ditandai dengan mulai
Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 kepada ASN serta tidak beroperasinya pengeboran geothermal yang dilakukan oleh
adanya realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan korporasi dan pembangunan kilang LPG di kawasan Jambi
COVID-19 diperkirakan akan mendorong akselerasi realisasi Merang di Kabupaten Musi Banyuasin.
belanja pemerintah.
Kinerja LU industri pengolahan diproyeksikan akan
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan juga meningkat pada tahun 2022 dan menjadi penopang
disumbang oleh kinerja investasi yang mengalami perbaikan perekonomian Sumatera Selatan. Pertumbuhan LU industri
jika dibandingkan dengan tahun 2021. Akselerasi investasi pengolahan terutama didorong oleh subsektor industri kertas dan
didorong oleh berlanjutnya proyek infrastruktur nasional dan barang dari kertas, industri karet dan barang dari karet, serta
daerah antara lain Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Kawasan industri makanan dan minuman. Penerapan kebiasaan gaya hidup
Industri Tanjung Enim, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga higienis di masa pandemi COVID-19 akan mendorong permintaan
Uap (PLTU) Sumsel 8 di Muara Enim, pembangunan Pelabuhan global terhadap produk seperti kertas tisu, masker, dan kemasan
Tanjung Carat, proyek pembangunan irigasi dan bendungan Tiga untuk kebutuhan pengiriman logistik. Kondisi ini akan mendorong
Dihaji di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, ground breaking kinerja dari industri kertas dan barang dari kertas. Industri karet dan
hilirisasi gasifikasi batubara, serta pembangunan konstruksi jalan, barang dari karet juga diperkirakan meningkat seiring dengan
rel dan jembatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Selain itu, peningkatan produksi crumb rubber serta peningkatan ekspor
akselerasi implementasi Undang-Undang Cipta Kerja juga barang dari karet dan plastik. Selanjutnya, mulai berlangsungnya
mendorong iklim investasi. Pemulihan ekonomi global juga event berskala besar serta kegiatan MICE (Meetings, Incentives,
mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas Conferences and Exhibitions) mendorong peningkatan laju
p ro d u ks i ny a s e p e r t i p a d a s e kto r p e r t a m b a n g a n , pertumbuhan kinerja industri makan dan minum di Sumatera
ketenagalistrikan, dan industri kertas. Selatan.
Optimisme pemulihan ekonomi global dan tumbuh positifnya LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan
volume perdagangan dunia memberikan dampak positif akan meningkat seiring dengan perbaikan harga komoditas
pada kinerja ekspor Sumatera Selatan. Perbaikan ekonomi kelapa sawit dan karet. Harga komoditas kelapa sawit
yang terjadi pada mitra dagang Sumatera Selatan seperti Amerika diperkirakan akan terus membaik karena berlanjutnya
Serikat, Tiongkok, dan Jepang mendorong peningkatan implementasi kebijakan B30 dan permintaan pasar yang masih
permintaan komoditas ekspor utama seperti batubara, kertas dan tinggi. Harga komoditas karet juga ikut meningkat seiring dengan
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 69
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
membaiknya harga di tingkat petani sebagai dampak peningkatan harga bahan bakar rumah tangga seiring dengan
implementasi penjualan langsung melalui Unit Pengolahan dan penyesuaian skema subsidi, kenaikan harga BBM, peningkatan
Pemasaran Bokar (UPPB) dan pemulihan aktivitas manufaktur harga rokok seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok pada tahun
global. Selain itu masuknya musim panen beberapa komoditas 2022, serta normalisasi tarif dasar listrik untuk golongan
pangan juga ikut mendorong peningkatan produksi tanaman pelanggan nonsubsidi. Sementara itu, pemberian bansos oleh
perkebunan tahunan, tanaman hortikultura, dan tanaman bahan pemerintah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat,
pangan lainnya. peningkatan investasi dan proyek infrastruktur strategis di
Sumatera Selatan, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pemulihan kinerja LU perdagangan besar, eceran, reparasi serta normalisasi permintaan masyarakat menjadi faktor
mobil, dan motor seiring dengan peningkatan permintaan pendorong inflasi pada kelompok inti (core inflation). Koordinasi
domestik. Pemulihan aktivitas ekonomi mendorong perbaikan yang solid antar instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian
penghasilan masyarakat baik di sektor formal maupun informal. Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan diharapkan dapat
Adaptasi kebiasaan baru juga terjadi pada proses bisnis menjaga perkembangan inflasi di Sumatera Selatan. Namun
perdagangan yang mendukung proses pemulihan kinerja sektor demikian, tekanan inflasi pada tahun 2022 diperkirakan akan
perdagangan. Transaksi perdagangan online dan transaksi digital tertahan oleh tersedianya pasokan beras dan bawang putih
lainnya menjadi upaya dalam mendorong pemulihan sektor sepanjang tahun 2022 serta tidak adanya kenaikan Bahan Bakar
perdagangan. Minyak (BBM) subsidi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Laporan Perekonomian
70 PROVINSI SUMATERA SELATAN
LAMPIRAN
Lampiran
Palembang (mtm%)
2021 1 0,43 1,20 0,01 0,36 (0,06) 0,02 (0,17) - - 0,39 - 0,14
2 (0,08) (0,57) - 0,39 0,11 0,02 0,03 - 0,72 - 0,02 (0,04)
3 0,17 0,27 0,03 0,48 0,09 0,58 - - - - - (0,35)
4 0,33 1,05 0,34 0,05 0,22 - (0,12) - 0,01 - - (0,09)
5 (0,02) (0,25) 0,05 0,07 0,34 0,02 0,12 - 0,23 - - 0,17
6 (0,01) (0,52) 0,35 0,11 0,12 0,15 (0,37) - 0,88 0,64 0,24 1,04
7 (0,06) (0,58) 0,22 (0,06) 0,18 0,18 0,02 (0,04) 0,18 0,97 0,44 0,06
8 (0,04) (0,16) 0,01 0,02 0,21 - - - 0,05 - 0,08 (0,20)
9 0,05 (0,15) 0,02 0,35 0,25 0,03 0,10 - 0,46 - - (0,21)
10 0,07 0,05 0,09 0,16 0,11 0,03 0,15 0,05 0,05 - - (0,16)
11 0,56 1,25 0,08 0,13 0,01 0,07 0,82 - 0,01 - 0,15 1,05
12 0,42 1,26 - 0,07 0,16 - 0,16 (0,04) - - 0,20 (0,04)
2022 1 0,94 1,69 0,08 1,24 0,80 0,03 0,31 (0,13) 1,72 0,08 1,19 0,04
2 (0,01) (0,64) 0,06 0,10 0,67 0,92 0,33 - 0,05 0,71 0,03 0,41
3 0,70 1,67 0,16 0,48 0,45 0,06 (0,10) - - - 0,06 1,13
4 0,96 1,96 0,60 0,14 0,95 0,06 1,41 - 0,46 - 0,34 1,20
Lubuklinggau (mtm%)
2020 1 0,36 1,00 0,03 (0,14) (0,05) 0,02 0,07 0,32 (0,36) - 0,38 0,40
2 0,39 0,91 0,01 10,87 0,23 0,32 0,32 0,37 0,13 (0,00) 0,04 0,20
3 0,07 0,17 0,01 (9,60) 0,11 0,13 (0,79) 0,06 0,10 - 0,07 0,50
4 (0,43) (0,87) (0,08) 0,11 0,03 0,01 (1,51) (1,21) - - 0,05 0,65
5 0,40 0,04 0,62 0,67 0,08 0,25 0,06 0,87 0,24 - 0,31 2,19
6 0,31 0,61 0,20 (0,07) 0,38 0,49 0,54 (0,18) 0,01 - 0,05 0,52
7 (0,18) (1,01) 0,16 (0,06) 0,55 0,03 0,12 (0,28) 0,12 0,80 - 1,38
8 (0,11) (0,89) 0,07 0,20 0,05 (0,05) 0,08 - 0,17 0,03 0,01 2,01
9 0,04 (0,21) 0,08 (0,03) 0,15 0,25 0,30 0,07 0,05 - - 0,93
10 0,38 0,77 (0,01) 0,21 0,18 0,43 (0,21) - 0,12 1,90 - 0,41
11 0,35 0,91 0,05 0,11 (0,10) (0,31) 0,21 - 0,61 - - 0,03
12 0,39 1,31 0,30 (0,19) 0,17 0,10 0,37 (0,12) (0,33) - - (0,72)
2021 1 0,30 1,00 (0,04) (0,25) 0,38 0,20 (0,54) 0,18 0,06 0,23 0,18 0,34
2 (0,10) (0,49) 0,05 (0,12) 0,15 0,08 0,61 0,04 0,24 - - 0,04
3 (0,03) (0,04) - 0,08 0,25 (0,03) (0,27) - - - - (0,30)
4 0,32 0,56 0,39 0,30 0,57 0,24 0,48 (0,08) 0,39 - - (0,52)
5 0,34 0,05 1,00 0,21 0,98 0,04 0,65 0,20 0,56 - 0,27 0,92
6 (0,08) (0,42) 0,01 (0,01) 0,39 0,09 0,04 (0,09) 0,77 - 0,02 0,26
7 (0,11) (0,48) - 0,10 0,52 0,01 (0,52) (0,18) 0,27 0,67 0,09 0,40
8 (0,21) (0,87) 0,12 0,26 0,17 0,06 (0,28) 0,29 0,05 - 0,30 (0,06)
9 0,23 0,18 0,01 0,53 0,34 0,15 0,53 (0,02) 0,20 - - (0,19)
10 0,31 0,28 0,02 0,94 0,05 (0,01) 0,02 (0,10) 1,39 - 0,17 (0,03)
11 0,29 0,86 0,07 (0,12) 0,14 0,11 0,16 (0,29) 0,01 - 0,06 0,25
12 0,35 1,02 0,01 (0,01) (0,14) (0,02) 0,22 - (0,01) - 0,11 (0,12)
2022 1 0,83 1,86 0,01 0,87 0,93 0,04 0,11 (0,20) 0,03 0,03 0,20 (0,01)
2 (0,05) (0,83) 0,10 0,17 0,59 0,05 0,39 0,04 0,23 - 0,52 0,92
3 0,66 1,64 0,37 0,14 0,33 0,07 0,08 (0,71) 0,35 - 0,62 0,44
4 0,88 1,45 0,61 0,46 0,90 0,17 1,23 (0,38) 0,54 - 0,32 1,20
Laporan Perekonomian
72 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Lampiran
Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Transportasi Komunikasi, Olahraga, & Pendidikan Makanan & Pribadi
Umum Minuman,
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 73
Lampiran
Palembang (mtm%)
2021 1 1,31 1,58 1,16 0,52 0,79 0,93 (0,45) 0,90 1,32 1,40 2,15 5,68
2 0,97 0,22 1,08 1,57 0,85 0,86 (0,29) 0,89 2,08 1,40 2,16 5,35
3 1,11 0,39 1,11 1,29 0,83 1,43 0,40 0,88 2,08 1,40 2,07 3,88
4 1,57 1,82 1,45 1,34 0,81 1,35 0,34 2,21 2,09 1,40 1,93 3,09
5 1,41 2,23 0,64 1,49 1,11 1,25 0,31 0,01 1,22 1,40 0,84 2,41
6 1,21 1,09 0,98 1,62 1,22 1,36 (0,09) 0,01 2,11 2,05 0,86 3,60
7 1,43 2,19 1,19 1,56 1,15 1,26 (0,58) (0,03) 2,32 2,01 0,81 3,03
8 1,75 3,71 1,06 1,55 1,33 1,22 (0,56) (0,03) 2,08 2,01 0,85 1,01
9 1,84 3,91 1,04 1,90 1,35 0,98 (0,46) (0,03) 2,55 2,01 0,85 0,24
10 1,75 3,26 1,12 1,95 1,57 0,98 0,26 0,02 2,60 2,01 0,85 (0,08)
11 2,00 3,51 1,22 2,08 1,57 1,03 1,08 0,02 2,61 2,01 1,01 0,81
12 1,84 2,84 1,21 2,14 1,75 1,10 0,73 (0,03) 2,60 2,01 1,12 1,38
2022 1 2,36 3,33 1,27 3,04 2,62 1,11 1,21 (0,16) 4,36 1,70 2,32 1,27
2 2,43 3,27 1,33 2,75 3,20 2,02 1,52 (0,16) 3,68 2,42 2,33 1,72
3 2,97 4,72 1,46 2,74 3,57 1,48 1,42 (0,16) 3,68 2,42 2,39 3,23
4 3,61 5,66 1,73 2,84 4,33 1,54 2,97 (0,16) 4,14 2,42 2,74 4,57
Lubuklinggau (mtm%)
2020 1 1,77 2,32 1,08 0,06 0,75 1,41 1,96 1,39 0,26 4,75 2,37 4,20
2 2,62 5,24 1,09 10,58 1,11 1,72 2,34 1,77 0,42 4,74 1,63 3,46
3 2,63 5,36 1,07 0,02 1,73 1,79 0,53 1,82 0,52 4,74 2,11 3,74
4 1,87 3,11 0,76 0,62 1,66 1,68 (0,34) 0,59 0,53 4,74 1,71 4,44
5 1,45 1,41 0,94 1,26 1,21 1,42 (1,42) 0,83 0,59 4,74 1,86 6,45
6 1,37 1,25 1,07 1,19 1,40 1,94 (1,52) 0,65 0,71 4,74 1,27 6,84
7 0,93 (0,45) 1,12 1,16 1,80 1,96 (0,89) 0,16 0,53 4,69 0,92 8,21
8 1,09 (0,52) 1,18 1,38 1,76 1,70 (0,21) 0,16 0,67 4,43 0,93 9,50
9 1,41 0,86 1,18 1,33 1,84 1,95 (0,16) 0,14 0,40 0,82 0,91 9,27
10 1,62 1,03 1,19 1,73 2,09 2,37 (0,43) (0,18) 0,61 2,73 0,90 9,75
11 1,90 1,93 1,19 1,78 1,82 1,62 (0,40) (0,09) 1,30 2,73 0,90 9,61
12 1,97 2,72 1,43 1,04 1,79 1,68 (0,47) (0,11) 0,86 2,73 0,90 8,81
2021 1 1,91 2,73 1,37 0,93 2,23 1,87 (1,08) (0,25) 1,29 2,97 0,70 8,74
2 1,41 1,30 1,40 (9,07) 2,14 1,63 (0,79) (0,58) 1,40 2,97 0,67 8,56
3 1,31 1,09 1,39 0,67 2,28 1,47 (0,27) (0,63) 1,30 2,97 0,60 7,70
4 2,08 2,55 1,87 0,85 2,83 1,71 1,75 0,50 1,70 2,97 0,55 6,44
5 2,02 2,56 2,25 0,38 3,76 1,49 2,35 (0,16) 2,02 2,97 0,51 5,12
6 1,63 1,51 2,06 0,44 3,78 1,08 1,84 (0,07) 2,80 2,97 0,48 4,85
7 1,70 2,05 1,90 0,60 3,75 1,06 1,19 0,03 2,95 2,85 0,57 3,83
8 1,60 2,08 1,95 0,67 3,88 1,18 0,83 0,32 2,82 2,82 0,86 1,72
9 1,79 2,48 1,88 1,23 4,07 1,07 1,06 0,23 2,97 2,82 0,86 0,60
10 1,73 1,98 1,90 1,98 3,94 0,63 1,30 0,14 4,27 0,90 1,03 0,16
11 1,67 1,93 1,93 1,75 4,20 1,05 1,24 (0,15) 3,65 0,90 1,09 0,38
12 1,63 1,65 1,64 1,93 3,88 0,93 1,10 (0,04) 3,99 0,90 1,20 0,98
2022 1 2,16 2,51 1,69 3,07 4,44 0,76 1,76 (0,42) 3,96 0,70 1,22 0,63
2 2,22 2,17 1,74 3,37 4,90 0,73 1,54 (0,42) 3,95 0,70 1,75 1,51
3 2,93 3,88 2,12 3,43 4,98 0,84 1,89 (1,13) 4,31 0,70 2,38 2,27
4 3,49 4,80 2,34 3,60 5,34 0,77 2,65 (1,43) 4,46 0,70 2,70 4,05
Laporan Perekonomian
74 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Lampiran
Perlengkapan,
Perumahan, Peralatan & Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Komunikasi, Pribadi
Umum Minuman, Kesehatan Transportasi Olahraga, & Pendidikan Makanan &
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya
5 1,46 2,26 0,77 1,40 1,33 1,27 0,47 - 1,28 1,52 0,81 2,10
6 1,24 1,12 1,08 1,52 1,44 1,34 0,05 - 2,16 2,10 0,83 3,70
7 1,46 2,18 1,25 1,49 1,38 1,25 (0,45) (0,03) 2,38 2,05 0,78 3,09
8 1,74 3,56 1,14 1,49 1,55 1,22 (0,46) (0,01) 2,14 2,05 0,85 1,06
9 1,84 3,79 1,11 1,85 1,59 0,99 (0,35) (0,01) 2,58 2,05 0,85 0,27
10 1,74 3,14 1,20 1,96 1,78 0,96 0,34 0,03 2,74 1,95 0,87 (0,06)
11 1,97 3,38 1,28 2,05 1,79 1,03 1,09 0,00 2,69 1,92 1,01 0,78
12 1,83 2,74 1,24 2,13 1,92 1,09 0,76 (0,03) 2,71 1,92 1,13 1,34
2022 1 2,34 3,27 1,31 3,04 2,77 1,08 1,26 (0,18) 4,33 1,62 2,24 1,22
2 2,41 3,18 1,37 2,80 3,34 1,91 1,52 (0,18) 3,70 2,28 2,29 1,71
3 2,96 4,65 1,52 2,80 3,69 1,43 1,46 (0,24) 3,73 2,28 2,39 3,15
4 3,60 5,59 1,78 2,90 4,41 1,48 2,94 (0,26) 4,17 2,28 2,74 4,53
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 75
Lampiran
PT Try Dharma Perdana Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur I, Kantor Pusat 081377918991
Palembang, Sumatera Selatan 30125 0711-351786
PT Sinar Valuta Asing Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17 Kantor Pusat 081367727628
Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera
Palembang
Selatan 30125
PT Berkat Sukses Bersama Jl. R. Sukamto, PTC Mall GF-A2.27- Kantor Pusat 0811786128
28, 8 Ilir, Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114
PT Ranting Emas Jaya Abadi Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir, Kantor Pusat 0711-354858
Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30126
PT Ario Kesuma Indovalas Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko Kantor Pusat 085273059866
Hotel Arista No.B.01/08
PT Mas Sriwijaya Abadi Jl. TP Rustam Effendi No.380 D RT Kantor Pusat 08127341808
006 RW 003 Kel.17 Ilir Kec.Ilir Timur I, 0711351111
Palembang
PT Sumber Daya Usaha Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman Kantor Pusat 08117892478
No.147 Blok B-3, Palembang 0711-365691
PT H. La Tunrung A.M.C Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 Kantor Cabang 082175059245
Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Palembang, 0711-5630188
Sumatera Selatan 30114
PT Mekarindo Abadi Sentosa Palembang Trade Center Mall (PTC) Kantor Cabang 08558341789
Lantai GF Blok A2, No.42-43 Jl. R 0711-382418
Sukamto Palembang, Sumatera Selatan
Laporan Perekonomian
76 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah
Daftar Istilah
Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan
sebelumnya
Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan
sebelumnya
Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya
Share Of Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB
Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi
melalui peningkatan modal
Sektor ekonomi dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai
pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan
Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri
minyak dan gas
Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
Share effect Kontribusi pangsa sektor atau sub sektor terhadap total PDRB
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi
(IKK) saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-
100
Indeks Harga Konsumen Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan
(IHK) jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu
Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Indeks Ekspektasi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
Konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil
(PAD) pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah
Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonomi daerah.
Indeks Pembangunan Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-
Manusia rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli
Laporan Perekonomian
78 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah
Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi
secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi
masyarakat terhadap komoditas tersebut
Ekspor Dalam keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil
maupun bukan komersil
PDRB atas dasar harga Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen
berlaku faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan
pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian
PDRB atas dasar harga Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan
konstan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya
Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik
pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI
Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan
deposito
Loan to Deposits Ratio Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak
(LDR) ketiga yang dihimpun
Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari
perbankan dalam periode tertentu
Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam
periode tertentu
Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang
sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi
dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya
Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan
menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit,
penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI),
dan surat-surat berharga lainnya.
Aktiva Tertimbang Menurut Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari
Risiko (ATMR) masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot
risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot
yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada
perorangan
Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan
kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas
yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan
Macet
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 79
Daftar
Istilah
Capital Adequacy Ratio Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap Aktiva
(CAR) Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
Financing to Deposit Ratio Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang
(FDR) diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional
Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)
Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring
baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan
penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada
penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang
memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal)
dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit
kerja yang menangani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara
nasional.
Non Performing Loans Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan
/Financing (NPLs/Ls) dan macet.
Penyisihan Penghapusan Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari
Aktiva Produktif (PPAP) tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari
kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang
dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15
% dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk
kredit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari total kredit macet
(setelah dikurangi agunan)
Rasio Non Performing Loans Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total
/Financing (NPLs/Fs) kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin
rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.
Rasio Non Performing Loans Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan
(NPLs) – NET penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit
Sistem Bank Indonesia Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real
Real Time Gross Settlement time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat
(BI RTGS) bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Sistem Kliring Nasional Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
Bank Indonesia (SKN-BI) penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Industri Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi
dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk
kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu
industri.
Laporan Perekonomian
80 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah
Pekerja Tidak Dibayar Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan
perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang
bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.
Input Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan
baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.
Output Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang
berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang
diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan
penerimaan-penerimaan lainnya.
Nilai Tambah/Value Added Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah
menurut harga pasar.
Produktivitas Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun
yang tidak dibayar.
Tingkat Efisiensi Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.
Intensitas Tenaga Kerja Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap
nilai tambah.
Gross Margin %persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.
Usaha Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung
risiko.
Perusahaan Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang
menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada
satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi,
bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.
Perusahaan Industri Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa
memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.
Jasa Industri Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha
industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 81
TIM
PENYUSUN
PENANGGUNG JAWAB
Erwin Soeriadimadja
KOORDINATOR PENYUSUN
Nurcahyo Heru Prasetyo
Indra Kuspriyadi
TIM PENULIS
Arvi Trianna
Dinni Yuliendhani
Raja Alfredo Siregar
Riyan Hidayat
Nuri Rizky Az-Zahra Gayo
Akhkim Kuncorojati
KONTRIBUTOR
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi
Fungsi Data, Statistik Ekonomi dan Keuangan
Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, KI & Syariah
Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran