Anda di halaman 1dari 102

LAPORAN

PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
“ Pemulihan Ekonomi Yang Didukung Oleh Akselerasi Vaksinasi”

MEI 2022
LAPORAN
PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN

MEI
2022
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia

Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional
dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat
daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.

Nilai-nilai Strategis Organisasi


Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak
dan atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integrity – Professionalism – Excellence – Public
Interest – Coordination and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia


Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif
bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia


Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas sistem
keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk
mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan
berkesinambungan.

Laporan Perekonomian
ii PROVINSI SUMATERA SELATAN
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami
dapat menyusun “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Mei 2022” ini tepat pada
waktunya. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan baik internal
maupun eksternal Bank Indonesia mengenai perkembangan dan prospek ekonomi, inflasi, keuangan,
sistem pembayaran serta kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan di Provinsi Sumatera Selatan.

Perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat membaik dengan pertumbuhan
sebesar 5,15% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12%
(yoy). Dari sisi permintaan, perbaikan ekonomi ditopang oleh peningkatan kinerja konsumsi Rumah
Tangga (RT) dan kinerja Pembentukan Modal Tetap Bruto/Investasi serta tumbuh positifnya kinerja
ekspor luar negeri yang masih didukung oleh pemulihan permintaan global meskipun tidak setinggi
periode sebelumnya. Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi terutama bersumber dari
peningkatan kinerja Lapangan Usaha (LU) pertanian, kehutanan dan perikanan serta LU
perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor. Dari sisi inflasi, meningkatnya
aktivitas ekonomi dan masyarakat juga mulai terlihat dari realisasi inflasi pada triwulan I 2022 yang
tercatat sebesar 2,96% (yoy), berada di bawah target nasional yang sebesar 3,0% + 1% (yoy).

Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pusat Statistik (BPS), perbankan, akademisi, dan instansi
pemerintah lainnya. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan
ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam Laporan
Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ini masih jauh dari sempurna. Berbagai saran, kritik dan
dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas
dari laporan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta memberikan
kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk pengembangan
ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada umumnya. Akhir kata, kami
berharap Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Mei 2021 ini bermanfaat bagi
bangsa dan negara Indonesia.

Palembang, Mei 2022


KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Erwin Soeriadimadja
Direktur

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN iii
Daftar
Isi

DAFTAR ISI

Visi Misi Bank Indonesia iii


Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel x
Daftar Grafik xi
Ringkasan Eksekutif xiv
Tabel Indikator Ekonomi xviii

BAB I BAB III

Perkembangan Ekonomi Makro


Regional Perkembangan Inflasi Daerah
1.1 Perkembangan Ekonomi Secara Umum 2 3.1 Inflasi Secara Umum 24
1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan 2 3.2 Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran 25
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah 3 3.2.1 Ke l o m p o k M a k a n a n , M i n u m a n , d a n 25
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5 Tembakau
(PMTB)/Investasi 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki 25
1.2.3 Ekspor Luar Negeri 5 3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan 26
1.2.4 Impor Luar Negeri 8 Bahan Bakar Rumah Tangga
1.3 Perkembangan Ekonomi Menurut Lapangan 9 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan 26
Usaha Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian 9 3.2.5 Kelompok Kesehatan 26
1.3.2 Lapangan Usaha Industri Pengolahan 11 3.2.6 Kelompok Transportasi 27
1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan 11 3.2.7 Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa 27
Perikanan Keuangan
1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, 12 3.2.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya 28
dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3.2.9 Kelompok Pendidikan 28
1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi 13 3.2.10 Kelompok Penyediaan Makanan dan 28
Minuman/Restoran
3.2.11 Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa 28
Lainnya
BAB II 3.3 Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tracking 29
Inflasi Triwulan II 2022
Keuangan Pemerintah 3.4 Analisis Inflasi Spasial 30
2.1 Gambaran Umum 16 3.4.1 Kota Palembang 30
2.2 APBD Wilayah Provinsi Sumatera Selatan 16 3.4.2 Kota Lubuklinggau 30
2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Sumatera Selatan 16 3.5 Upaya Pengendalian Inflasi 31
2.2.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah Daerah 17
Provinsi Sumatera Selatan
2.3 APBN Provinsi Sumatera Selatan 18

Laporan Perekonomian
iv PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Isi

BAB IV BAB VII

Stabilitas Keuangan Daerah dan Prospek Pertumbuhan


Pengembangan Usaha Mikro Kecil Ekonomi dan Inflasi
dan Menengah Daerah
4.1 Kondisi Umum 38 7.1 P ro s p e k Pe r t u m b u h a n E ko n o m i 68
4.2 Pembiayaan Daerah 39 Keseluruhan Tahun 2022
4.2.1 Perkembangan Pembiayaan Korporasi 39 7.2 Prospek Inflasi Keseluruhan Tahun 2022 69
4.2.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor Rumah 41
Tangga
4.3 Pe n g e m b a n g a n A k s e s Ke u a n g a n d a n 42
Pembiayaan UMKM

BAB V

Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan BOKS
Pengelolaan Uang Rupiah
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan 48 Boks A : Inflasi Cabai Merah Sumatera Selatan 33
Pengelolaan Uang Rupiah Boks B : Kantor Perwakilan Bank Indonesia 56
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai 48 Provinsi Sumatera Selatan Laksanakan
5.2.1 Transaksi SKNBI dan BI-RTGS 48 Penelitian Komoditas/Produk/Jenis
5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan 49 Usaha (KPJU) Unggulan tahun 2021
Kartu
5.3 Perkembangan Transaksi Elektronifikasi dan E- 51
Commerce
5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank 54
(KUPVA BB) Berizin dan Penyelenggaraan
Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB)

BAB VI

Perkembangan
Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Daerah
6.1 Kondisi Ketenagakerjaan 60
6.2 Kondisi Kesejahteraan 63

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN v
Daftar
Tabel

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera 3 Tabel 3. 9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Selatan 2020-2022.(%yoy) Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 3 Tabel 3. 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Pengeluaran (%yoy) Rekreasi, Olahraga dan Budaya
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 4 Tabel 3. 11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Pengeluaran (%qtq) Pendidikan
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama 8 Tabel 3. 12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 28
Provinsi Sumatera Selatan (Juta US$) Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB 10 Tabel 3. 13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 29
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy) Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB 10 Tabel 3. 14 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok 30
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq) Pengeluaran
Tabel 3. 15 Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan 31
Tabel 2.1 A n g g a ra n d a n Re a l i s a s i Pe n d a p at a n 16 Kelompok Pengeluaran
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Triwulan I Tahun 2021.dan Tahun 2022.(Rp Tabel 4.1 P ro p o rs i Pe ny a l u ra n K re d i t U M K M 44
miliar) Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I 2022.
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 18
Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi 49
Tahun 2021.dan Tahun 2022.(Rp Miliar) Sumatera Selatan
Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi 19 Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang 51
Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021.dan Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
Tahun 2022.
Tabel 2.4 Uraian Belanja Modal K/L Sumatera Selatan 19 Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Usia 15.Tahun ke Atas 60
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 19 Menurut Kegiatan (Ribu Orang)
Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Tabel 6.2 Dampak COVID-19 terhadap Penduduk Usia 61
Jenis Belanja Triwulan I Tahun 2021.dan Tahun Kerja
2022. Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut 62
Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2021.–
Tabel 3. 1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi 24 Februari 2022.(Ribu Orang)
Sumatera Selatan Tabel 6.4 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 64
Tabel 3. 2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan 24 Saat Ini Dibandingkan 6.Bulan Yang Lalu
Deflasi Triwulan I 2022 Triwulan I 2022.
Tabel 3. 3 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 25 Tabel 6.5 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 64
Makanan, Minuman dan Tembakau 6.Bulan YAD Triwulan I 2022 123
Tabel 3. 4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 25
Pakaian dan Alas Kaki Tabel 7.1 Global Economic Outlook 68
Tabel 3. 5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 26 Tabel 7.2 Volume Perdagangan Internasional 68
Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Tabel 3. 6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 26
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan
Rumah Tangga
Tabel 3. 7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Kesehatan
Tabel 3. 8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 27
Transportasi

Laporan Perekonomian
vi PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Grafik

Daftar Grafik
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB 2 Grafik 1.25 Penyaluran Kredit LU Industri Pengolahan 11
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan 2 Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di 11
PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan 4 Grafik 1.27 Pe ny a l u ra n K re d i t S e kto r Pe r t a n i a n , 12
Lama Survei Konsumen Bank Indonesia Kehutanan dan Perikanan
Grafik 1.4 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera 4 Grafik 1.28 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan 12
Selatan Grafik 1.29 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan 12
Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan 4 Grafik 1.30 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, 13
Triwulan I 2021.dan Triwulan I 2022. Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan 4 Sumatera Selatan
Triwulan I 2021.dan Triwulan I 2022. Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera 13
Grafik 1.7 Perkembangan PMDN Wilayah Sumatera 5 Selatan
Selatan
Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan 5 Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan 16
Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar 6 Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Negeri Sumatera Selatan Triwulan I 2022.(Rp Miliar)
Grafik 1.10 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor 6 Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah 17
Sumatera Selatan Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun
Grafik 1.11 Pe r ke m b a n g a n Ha rg a Ko m o d i t a s 6 2022.
Internasional Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi 18
Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor 6 Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022.
Sumatera Selatan Grafik 2.4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan 20
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara 7 Triwulan I 2022.berdasarkan Wilayah
Sumatera Selatan Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan 20
Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera 7 Triwulan I 2022.berdasarkan Jenis TKDD
Selatan
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper 7 Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, 25
Sumatera Selatan Sumatera, dan Nasional
Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit 7 Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode 25
Sumatera Selatan Triwulan I 2022.
Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan 8 Grafik 3.3 Pe r ke m b a n g a n I n f l a s i Kot a S a m p e l 30
berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2022. Perhitungan Inflasi
Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan 8
Nilai Ekspor Triwulan I 2022. Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan DPK dan Aset 38
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera 9 Perbankan di Sumatera Selatan
Selatan Grafik 4.2 Pe r ke m b a n g a n Pe r t u m b u h a n K re d i t 38
Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi 9 Sumatera Selatan berdasarkan Lokasi Proyek
Sumatera Selatan Grafik 4.3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan 38
Grafik 1.21 Perkembangan Impor Provinsi Sumatera 9 Jenis Simpanan
Selatan Berdasarkan Negara Asal Triwulan I Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) 38
2022. Perbankan di Sumatera Selatan
Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan 9 Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera 39
Berdasarkan Negara Asal Triwulan I 2022. Selatan
Grafik 1.23 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan 11 Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera 39
Penggalian Sumatera Selatan Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan
Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan 11 Grafik 4.7 Likert Scale Investasi 40

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN vii
Daftar
Grafik

Grafik 4.8 Likert Scale Perkiraan Penjualan dan Perkiraan 40 Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan 52
Investasi Nominal
Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan 40 Grafik 5.18 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan 52
Sektor Ekonomi Volume
Grafik 4.10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan 40 Grafik 5.19 Jumlah Merchant QRIS 52
Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera 41 Grafik 5.20 Persebaran Merchant QRIS 53
Selatan Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima 53
Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di 41 Manfaat (KPM)
Sumatera Selatan Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan 53
Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di 42 Sembako
S u m ate ra S e l at a n m e n u ru t ke l o m p o k Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan 53
penggunaan Sembako
Grafik 4.14 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga 42 Grafik 5.24 Nominal transaksi e-commerce 54
Sumatera Selatan Grafik 5.25 Frekuensi transaksi e-commerce 54
Grafik 4.15 Perkembangan Kredit UMKM di Sumatera 42 Grafik 5.26 Pe r ke m b a n g a n Tra n s a k s i KU PVA B B 54
Selatan Sumatera Selatan
Grafik 4.16 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 43 Grafik 5.27 Transfer Dana Domestik-incoming 55
Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit Grafik 5.28 Transfer Dana Luar Negeri-incoming 55
UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan Grafik 5.29 Transfer Dana Domestik-Outgoing 55
Pertumbuhan Kredit (%yoy) Grafik 5.30 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing 55
Grafik 4.17 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 43
Berdasarkan Jenis Penggunaan : (a) Nominal Grafik 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 60
Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy); Menurut Daerah Tempat Tinggal (Persen)
dan (b) Pangsa Kredit UMKM Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat 60
Grafik 4.18 Perkembangan NPL Kredit UMKM Sumatera 44 Ini Dibandingkan 6.Bulan Yang Lalu
Selatan Grafik 6.3 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga 63
yang dibayar dan Nilai Tukar Petani
Grafik 5.1 48
Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.4 Perkembangan NTP dan Inflasi Perdesaan 63
Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak 48 Sumatera Selatan
Edar di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.5 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 63
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi 49
Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS 49
Sumatera Selatan
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D 50
Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D 50
Grafik 5.9 Pangsa Transaksi ATM/D 50
Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D 50
Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit 50
Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit 50
Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit 51
Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit 51
Grafik 5.15 Jumlah UE 52
Grafik 5.16 Jumlah UE Reader 52

Laporan Perekonomian
viii PROVINSI SUMATERA SELATAN
RINGKASAN
EKSEKUTIF

Perkembangan Ekonomi Daerah


Perbaikan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 berlanjut seiring akselerasi vaksinasi di tengah
penyebaran varian Omicron dengan realisasi sebesar 5,15% (yoy). Pertumbuhan pada triwulan I 2022
terpantau berbeda dari pola historisnya yang cenderung tumbuh melambat di awal tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja perekonomian Sumatera Selatan masih tumbuh menguat dan tercatat lebih baik dari pertumbuhan
ekonomi nasional dan regional Sumatera yang masing-masing sebesar 5,01% (yoy) dan 4,03% (yoy). Dari sisi
pengeluaran, pada triwulan I 2022 perbaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ditopang oleh peningkatan
kinerja konsumsi rumah tangga dan PMTB/Investasi serta masih tumbuh positifnya kinerja ekspor luar negeri
seiring perbaikan permintaan dari negara mitra dagang dan perbaikan harga komoditas internasional. Sementara,
dari sisi Lapangan Usaha (LU), membaiknya ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 terutama ditopang
oleh pertumbuhan kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan serta LU perdagangan besar dan eceran, dan
reparasi mobil dan sepeda motor.

Perkembangan Keuangan Daerah


Pada triwulan I 2022 realisasi pendapatan dan belanja pemerintah daerah mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di
Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 sebesar 14,23% dari target atau senilai Rp7,84 triliun, lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 18,24% dari target atau Rp9,89 triliun. Realisasi belanja
pemerintah (APBD dan APBN) di Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 telah mencapai Rp9,04 triliun atau 11,03%
dari pagu, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar 14,44% dari pagu atau senilai Rp12,52
triliun. Sementara itu, realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada triwulan I 2022 sebesar 20,23%
dari total pagu atau senilai Rp5,45 triliun, menurun dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun
sebelumnya sebesar 22,00% dari pagu atau senilai Rp6,56 triliun. Selanjutnya, dalam rangka mendukung
percepatan digitalisasi dan peningkatan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah, Bank Indonesia juga
berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan 17 (tujuh belas) kabupaten/kota terkait dengan elektronifikasi
transaksi pemda.

Perkembangan Inflasi Daerah


Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 2,96% (yoy), meningkat
dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 1,83% (yoy). Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan
triwulan I 2021 yang sebesar 1,11% (yoy) maupun rata-rata 3 tahun terakhir yang tercatat sebesar 1,97% (yoy).
Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan I 2022 dipengaruhi kebijakan pemerintah serta meningkatnya mobilitas
masyarakat di tengah terkendalinya pandemi COVID-19. Inflasi pada periode laporan terutama bersumber dari
kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Komoditas
penyumbang inflasi pada triwulan laporan adalah minyak goreng, sewa rumah, dan bahan bakar rumah tangga.
Inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya
namun masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi nasional 3,0±1,0%. Faktor pendorong inflasi adalah
meningkatnya harga kelompok bahan makanan seiring mulai pulihnya permintaan masyarakat dan penyedia jasa
makan minum serta memasuki bulan Ramadhan dan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri. Kegiatan
pengendalian inflasi daerah akan terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada
strategi Pengendalian Inflasi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan
Komunikasi yang Efektif).

Laporan Perekonomian
x PROVINSI SUMATERA SELATAN
Ringkasan
Eksekutif

Pembiayaan Daerah dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil


dan Menengah
Pembiayaan daerah Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan pada triwulan I 2022 didorong
oleh peningkatan pembiayaan pada sektor rumah tangga, di tengah melambatnya pembiayaan pada
sektor korporasi. Sejalan dengan itu, penyaluran kredit perbankan di Provinsi Sumatera Selatan juga masih
melanjutkan pertumbuhan yang positif meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan IV 2021. Pertumbuhan
yang positif terhadap stabilitas keuangan Sumatera Selatan juga tercermin dalam penghimpunan Dana Pihak
Ketiga (DPK) dan nominal aset perbankan yang meningkat pada triwulan berjalan. Sementara itu, ketahanan
sektor rumah tangga dan sektor korporasi masih cukup terjaga dengan kondisi non performing loan (NPL) yang
masih berada dalam batas aman.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan


Uang Rupiah
Penyelenggaraan sistem pembayaran non tunai dan tunai di Sumatera Selatan berjalan lancar dan aman
meskipun sedikit melemah sejalan dengan pola historisnya. Transaksi melalui RTGS dan SKNBI pada triwulan I
2022 tumbuh lebih rendah baik secara nominal maupun volume transaksi yang disebabkan mulai
ternormalisasinya sistem pembayaran non tunai setelah terkontraksi pada 2 tahun terakhir. Transaksi non tunai
masyarakat Sumatera Selatan dengan Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) baik kartu kredit maupun
ATM/Debit menunjukkan perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan meningkatnya
konsumsi Rumah Tangga pada triwulan laporan. Sementara itu, transaksi uang kartal tercatat net inflow sejalan
dengan pola historis pada triwulan laporan pasca HBKN Natal dan Tahun Baru. Penyerapan bantuan sosial non
tunai Program Keluarga Harapan (PKH) juga tercatat sedikit sejalan dengan program Graduasi KPM PKH untuk
KPM yang telah mampu. Pada triwulan I 2022, transaksi e-commerce meningkat baik dari sisi nominal maupun
volume sejalan dengan meningkatnya kebiasaan masyarakat yang menjadikan e-commerce sebagai alternatif
dalam bertransaksi. Sejalan dengan hal tersebut, jual beli Uang Kertas Asing (UKA) di Kegiatan Penukaran Valuta
Asing Bukan Bank (KUPVA BB) berizin di Sumatera Selatan tumbuh signifikan sejalan dengan telah dibukanya
perjalanan Umroh dan perjalanan Luar Negeri.

Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Daerah


Pada triwulan I 2021 kondisi ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Selatan dan kesejahteraan petani
menunjukkan perbaikan. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada bulan Februari 2021 meningkat
menjadi 69,95% dibandingkan bulan Februari 2020 yang mengindikasikan meningkatnya potensi perbaikan
ekonomi. Sementara itu, setelah mengalami kenaikan dari Februari 2020 ke Agustus 2020 karena pandemi,
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2021 kembali menurun namun belum kembali ke level sebelum
pandemi COVID-19. Masih terbatasnya perbaikan kondisi ketenagakerjaan bersumber dari masih belum
membaiknya tingkat pengangguran di daerah perkotaan. Sementara itu, kondisi kesejahteraan petani
menunjukkan perbaikan yang tercermin pada peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) triwulan I 2021 dibandingkan
triwulan IV 2020. Hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan Bank Indonesia menyatakan bahwa masyarakat
Sumatera Selatan optimis penghasilan mereka ke depan akan relatif lebih baik seiring dengan meredanya
penyebaran pandemi COVID-19.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN xi
Ringkasan
Eksekutif

Prospek Perekonomian
Mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan nasional serta berbagai indikator dini,
pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan lebih tinggi
dibandingkan dengan tahun 2021. Perbaikan aktivitas perekonomian global dan domestik mendorong
peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan maupun lapangan usaha.
Percepatan dan perluasan program vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku usaha dan mendorong
kinerja di beberapa sektor. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diproyeksikan tumbuh
pada kisaran 4,18% - 5,78% (yoy) yang didukung oleh perbaikan pada hampir seluruh komponen terutama
konsumsi dan investasi, serta membaiknya kinerja lapangan usaha (LU) antara lain LU pertambangan dan
penggalian, LU industri pengolahan, LU pertanian, kehutanan dan perikanan, serta LU perdagangan besar dan
eceran. Sementara itu, perkembangan inflasi di tahun 2022 juga diperkirakan akan meningkat
dibandingkan tahun 2021, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional. Perbaikan perekonomian
akan meningkatkan daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan sebagai dampak peningkatan
aktivitas ekonomi. Inflasi 2022 diperkirakan meningkat pada seluruh kelompok yakni volatile food, administered
price, dan core inflation.

Laporan Perekonomian
xii PROVINSI SUMATERA SELATAN
INDIKATOR
UTAMA

A.PDRB & INFLASI

2020 2021 2022


INDIKATOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
MAKRO

Indeks Harga Konsumen

Sumatera Selatan 105,06 103,56 104,66 104,66 105,18 105.53 105,47 106,57 106,57 108.29

Palembang 104,23 103,53 104,62 104,62 105,17 105.49 105,44 106,55 106,55 108.29

Lubuk Linggau 104,18 103,92 105,08 105,08 105,26 105.42 105,78 106,79 106,79 108.34

Laju Inflasi Tahunan (yoy)

Sumatera Selatan 1,72 1,01 1,55 1,55 1,12 1,24 1,84 1,82 1,82 2.96

Palembang 1,75 0,98 1,50 1,50 1,11 1,21 1,84 1,85 1,85 2.97

Lubuk Linggau 1,37 1,41 1,97 1,97 1,31 1,63 1,79 1,63 1,63 2.93

2020 2021 2022


INDIKATOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
MAKRO

Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral (yoy) (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,20 (2,18) 3,49 1,74 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91 4,47

Pertambangan dan Penggalian (4,97) (4,90) (6,68) (4,04) (3,37) 7,60 7,55 9,47 5,35 8,78

Industri Pengolahan (0,35) (0,49) (0,80) 0,69 (0,01) 2,01 2,95 4,29 2,30 3,75

Pengadaan Listrik dan Gas 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76 (3,37)

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 (1,76) (6,81) (9,87) (4,69) 0,94

Konstruksi (1,35) (0,59) (0,61) (0,01) 1,43 0,55 (0,74) (1,21) (0,02) 2,13

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor (7,70) (1,93) (2,94) (1,32) (2,97) 12,66 6,32 8,11 5,79 9,23

Transportasi dan Pergudangan (11,36) (9,30) (8,70) (5,91) (13,39) 4,28 0,51 2,72 (1,86) 6,11

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum (18,07) (10,21) (7,50) (7,21) (8,28) 19,43 3,98 5,75 4,43 10,66

Informasi dan Komunikasi 12,11 14,50 14,82 12,79 9,39 5,70 4,99 4,34 6,04 5,41

Jasa Keuangan dan Asuransi (1,59) 3,96 4,18 1,64 5,15 5,15 2,99 (2,30) 4,19 (4,77)

Real Estate 0,35 0,85 (0,34) 2,24 1,64 1,64 7,07 8,69 5,81 5,41

Jasa Perusahaan (4,32) (5,23) (7,07) (2,08) (3,15) (3,15) 2,76 2,88 0,60 3,27

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,30 5,19 2,37 4,17 (0,02) 14,21 (0,08) 1,58 3,88 (0,03)

Jasa Pendidikan (0,25) (4,02) (4,22) (1,50) 0,40 0,40 7,57 8,39 6,57 (0,31)

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,98 8,78 9,08 10,14 0,92 0,92 8,29 8,51 5,63 8,96

Jasa lainnya 7,89 4,79 1,31 5,23 (0,13) (0,07) (0,03) 3,91 0,93 0,44

Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15

Konsumsi Rumah Tangga (5,07) (2,77) (3,26) (1,94) (4,56) 5,37 2,21 5,10 1,94 6,19

Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03 1,53

Konsumsi Pemerintah (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) 1,76 6,65 1,69 1,60 2,90 (0,99)

Investasi (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (0,01) 2,35 (7,90) (6,60) (3,14) (4,93)

Ekspor Luar Negeri (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04 14,73

Impor Luar Negeri (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03) (0,06)

Laporan Perekonomian
xiv PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel
Indikator

2020 2021 2022


EKSPOR IMPOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Nilai ekspor nonmigas (USD Juta) 740,58 838,40 992,57 3.420,44 1.091,61 1.157,80 1.378,69 1.524,33 5.152,44 1.392,17

Nilai impor nonmigas (USD Juta) 165,85 219,21 393,85 914,84 225,96 244,88 149,39 277,70 897,93 190,91

Volume ekspor nonmigas (juta kg) 4.120,32 4.474,23 5.333,21 19.478,15 6.091,57 6.262,28 7.530,94 7.521,50 27.406,29 6.558,65

Volume impor nonmigas (juta kg) 284,16 250,98 297,47 1.135,51 248,02 301,47 191,81 325,92 1.067,23 170,61

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN xv
Tabel
Indikator

B.PERBANKAN

2020 2021 2022


INDIKATOR
II III IV I II III IV I
Perbankan

Total Aset (Rp Triliun) 114,35 116,76 115,09 118,28 123,44 127,99 130,36 136,10

DPK (Rp Triliun) 88,70 91,98 89,08 90,11 92,52 95,83 100,52 106,48

- Giro 16,7 16,4 13,4 16,2 15,4 15,2 14,4 18,8

- Tabungan 40,0 41,6 45,1 44,1 46,2 46,6 50,0 48,5

- Deposito 32,0 34,0 30,6 29,8 30,9 34,1 36,1 39,2

Jumlah Rekening DPK (Ribu) 24.340 25.516 26.483 28.351 29.055 29.562 30.852 31.802

- Giro 262 264 264 275 276 275 287 312

- Tabungan 23.792 24.960 25.932 27.788 28.496 29.006 30.288 31.219

- Deposito 286 292 287 288 283 281 277 270

Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun) 124,88 125,45 122,56 125,96 125,17 123,04 127,25 130,03

- Modal Kerja 52,20 54,13 48,20 51,05 50,92 50,97 55,42 56,48

- Investasi 33,81 32,45 35,18 35,46 34,40 31,50 31,08 31,73

- Konsumsi 38,87 38,87 39,19 39,45 39,85 40,57 40,75 41,82

Total Kredit (Rp Triliun) 124,88 125,45 122,56 125,96 125,17 123,04 127,25 130,03

Kredit Lapangan Usaha/Korporasi (RpTriliun) 86,01 86,58 83,37 86,51 85,31 82,47 86,50 88,21

Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 20,31 20,70 21,37 21,49 22,14 20,54 21,95 23,09

Pertambangan dan Penggalian 4,69 3,40 3,18 3,68 3,76 3,60 6,62 6,48

Industri Pengolahan 23,02 24,19 23,65 25,26 23,31 22,83 22,74 23,11

Listrik, Gas dan Air Bersih 4,53 4,85 2,94 2,80 2,49 2,19 2,10 2,09

Konstruksi 7,41 7,26 6,70 6,36 6,01 6,14 5,17 5,09

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 17,50 17,72 17,08 18,38 19,00 19,32 19,39 19,93

Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi 2,04 2,12 2,05 2,06 2,06 1,53 2,11 2,16

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,82 1,86 1,83 1,86 1,88 1,92 1,89 1,88

Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 2,68 2,60 2,53 2,60 2,64 2,52 2,50 2,35

Jasa-jasa 2,01 1,87 2,04 2,01 2,02 1,87 2,02 2,02

Kredit Bukan Lapangan Usaha/Kredit Konsumsi 38,87 38,87 39,19 39,45 39,85 40,57 40,75 41,82

Rumah Tinggal 10,31 10,48 10,69 10,93 11,30 11,68 11,70 12,03

Flat dan Apartemen 0,08 0,07 0,07 0,07 0,07 0,08 0,07 0,07

Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan) 0,63 0,60 0,58 0,55 0,53 0,51 0,51 0,50

Kendaraan Bermotor 3,15 2,84 2,62 2,53 2,43 2,37 2,51 2,64

Multiguna 17,28 17,27 17,47 17,47 17,60 17,60 17,83 18,19

Lainnya 7,43 7,60 7,77 7,90 7,93 8,33 8,13 8,39

LDR 140,8% 136,4% 137,6% 139,8% 135,3% 128,4% 126,6% 122,1%

NPL Gross 3,41% 3,62% 3,62% 3,62% 3,55% 2,77% 5,59% 5,44%

Laporan Perekonomian
xvi PROVINSI SUMATERA SELATAN
C. SISTEM PEMBAYARAN

2020 2021 2022


KETERANGAN
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Jumlah hari 58 62 60 243 61 59 62 63 246 62

1. Perputaran Kliring

a.Nominal (Rp Miliar) 7.891 11.324 12.441 43.455 11.356 11.283 11,121 12.640 46.400 10.638

b.Warkat (lembar) 238.314 268.290 279.751 1.061.170 242.173 242.088 229,418 262.188 975.867 213.654

2. Rata-rata Harian Kliring

a.Nominal (Rp Miliar) 136,1 182,7 207,4 178,3 186,2 191,2 179.4 200,6 188,6 171,6

b.Jumlah Warkat (lembar) 4.109 4.327 4.663 4.365 3.970 4.103 3,700 4.162 3.969 3.446

3. Rata-rata Harian RTGS

a.Nominal/Hari (Rp Miliar) 800,9 927,7 962,2 826,3 919,6 940,0 861.9 907,5 903,8 828,6

b.Jumlah Warkat (lembar) 264 308 388 294 341 364 347 416 366 349

4. Penolakan Cek/BG

a.Nominal (Rp Miliar) 112,7 106,0 83,2 438,3 93,6 78,9 105.4 77,4 321,5 60,5

b.Warkat (lembar) 2.340 1.845 1.691 8.722 1.804 1.501 1,999 1.839 7.143 1.954

5. Penolakan Cek/BG

a.Nominal (%) 1,13% 0,94% 0,67% 1,01% 0,82% 0,70% 0.95% 0,61% 0,69% 0,57%

b.Warkat (%) 0,98% 0,69% 0,60% 0,82% 0,74% 0,62% 0.87% 0,70% 0,73% 0,91%

6. Mutasi kas (Rp Miliar)

Remise masuk

Remise keluar

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) 1.394,1 2.203,3 1.419,7 3.811,7 953,6 1.061,6 887.0 587,5 3.489,6 1.495,3

a.Aliran uang masuk/inflow 3.117,9 2.880,9 2.108,2 13.041,4 3.375,7 4.055,2 2,540.8 2.805,00 12.776,7 3.704,6

b.Aliran uang keluar (outflow) 4.459,6 4.310,8 6.083,9 14.674,5 2.761,0 6.210,9 3,665.8 6.575,30 19.213,0 3.017,4

c.Net Inflow (outflow) (1.341,7) (1.429,9) (3.975,6) (1.633,1) 614,8 (2.155,8) (1,125.0) (3.770,30) (6.436,3) 687,1
BAB I

PERKEMBANGAN
EKONOMI
DAERAH

Perbaikan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan


I 2022 berlanjut seiring akselerasi vaksinasi di
tengah penyebaran varian Omicron dengan realisasi
sebesar 5,15% (yoy).
 Dari sisi pengeluaran, pada triwulan I 2022 perbaikan
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ditopang oleh
peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga dan
PMTB/Investasi serta masih tumbuh positifnya kinerja
ekspor luar negeri seiring perbaikan permintaan dari
negara mitra dagang dan perbaikan harga komoditas
internasional.

 Dari sisi Lapangan Usaha (LU), membaiknya ekonomi


Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 terutama ditopang
oleh pertumbuhan kinerja LU pertanian, kehutanan dan
perikanan serta LU perdagangan besar dan eceran, dan
reparasi mobil dan sepeda motor.
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1 PERKEMBANGAN EKONOMI


SECARA UMUM
Memasuki triwulan I 2022, perekonomian Sumatera Selatan Da r i s i s i LU, s e l u r u h LU u t a m a S u m ate ra S e l at a n
menunjukkan perbaikan baik secara tahunan maupun menunjukkan pertumbuhan positif pada triwulan laporan.
triwulanan. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan Perbaikan ekonomi terutama didorong oleh peningkatan kinerja
triwulan I 2022 tercatat sebesar 5,15% (yoy), meningkat LU pertanian, kehutanan dan perikanan yang tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,12% dari triwulan sebelumnya menjadi sebesar 4,47% (yoy) didukung
(yoy) (Grafik 1.1). Sejalan dengan hal tersebut, kinerja oleh peningkatan produksi tanaman buah, sayuran dan
perekonomian secara triwulanan juga tercatat meningkat dari perkebunan karet. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan
kontraksi sebesar -1,66% (qtq) pada triwulan IV 2021 menjadi pertumbuhan ekonomi juga bersumber dari perbaikan kinerja LU
0,03% (qtq) pada triwulan laporan (Grafik 1.2). perdagangan besar dan eceran, dan reparasi mobil dan sepeda
motor yang tumbuh sebesar 9,23% (yoy) pada triwulan laporan
Kinerja perekonomian Sumatera Selatan masih tumbuh seiring dengan peningkatan mobilitas masyarakat ke tempat
menguat dan tercatat lebih baik dari pertumbuhan ekonomi umum yang didukung oleh akselerasi vaksinasi.
nasional dan regional Sumatera yang masing-masing sebesar
5,01% (yoy) dan 4,03% (yoy). Sementara itu, berdasarkan
1.2 PERKEMBANGAN EKONOMI
pangsanya, ekonomi Sumatera Selatan memberikan kontribusi
SISI PENGGUNAAN
sebesar 2,87% terhadap ekonomi nasional dan 13,05% terhadap
ekonomi regional Sumatera. Kontribusi ini relatif stabil jika Struktur perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan I
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. 2022, berdasarkan PDRB kelompok pengeluaran, masih
didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Pengeluaran
Dari sisi pengeluaran, akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumatera konsumsi rumah tangga memiliki pangsa sebesar 59,64%
Selatan pada triwulan I 2022 terutama didukung oleh peningkatan terhadap total PDRB. Konsumsi rumah tangga memberikan andil
kinerja konsumsi rumah tangga, kinerja PMTB/Investasi, serta terbesar kepada pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan di
kinerja ekspor luar negeri yang masih tumbuh positif. Kinerja triwulan I 2022, yaitu sebesar 3,65% (yoy), meningkat
konsumsi RT tumbuh sebesar 6,19% (yoy), lebih tinggi dibandingkan andil triwulan sebelumnya yang sebesar 3,03%
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar (yoy). Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi
5,10% (yoy). Kinerja positif tersebut didorong oleh peningkatan pada triwulan laporan memiliki pangsa terbesar kedua yaitu 31,97%
mobilitas masyarakat seiring kebijakan pembatasan mobilitas terhadap PDRB Sumatera Selatan. PMTB/Investasi memberikan
masyarakat yang lebih longgar pada triwulan I 2022 dan andil negatif sebesar -1,74% (yoy), membaik dibandingkan andil
berlanjutnya akselerasi vaksinasi. Investasi juga menunjukkan triwulan sebelumnya yang sebesar -2,20% (yoy). Kinerja ekspor
pertumbuhan meskipun masih dalam fase kontraksi sebesar - luar negeri tercatat sedikit menurun dari triwulan sebelumnya yang
4,93% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya dengan kontraksi juga tercermin dari penurunan andil menjadi sebesar 2,90% (yoy)
-6,60% (yoy). Pertumbuhan kinerja investasi ditopang oleh pada triwulan I 2022, lebih rendah dibandingkan triwulan
perbaikan investasi bangunan dan non bangunan. Sementara itu, sebelumnya dengan andil sebesar 5,16% (yoy). Sejalan dengan hal
kinerja ekspor tercatat tetap baik dengan pertumbuhan sebesar tersebut, konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 memberikan
14,73% (yoy) pada triwulan laporan, meskipun melambat dari andil negatif sebesar -0,04% (yoy), setelah pada triwulan
pertumbuhan triwulan IV 2021 yang sebesar 23,10% (yoy). sebelumnya tercatat memberikan andil positif sebesar 0,13% (yoy)
Perbaikan ini masih ditopang oleh permintaan mitra dagang utama (Tabel 1.1).
yang masih kuat meskipun dibayangi risiko dampak ketegangan
geopolitik antara Rusia dan Ukraina.

Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi Sumatera Selatan
ADHK 2010 ADHK 2010
140 RP TRILIUN % YOY 6,50 140 RP TRILIUN % QTQ 6,00
130 5,50 130 5,00
4,50 4,00
120 120
3,50 3,00
110 110 2,00
2,50
100 100 1,00
1,50
90 90 0,00
0,50 -1,00
80 -0,50 80
-2,00
70 -1,50 70 -3,00
60 -2,50 60 -4,00
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN) PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Laporan Perekonomian
2 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2019 - 2021 (%yoy)

PROVINSI : SUMATERA SELATAN 2019 2020 2021 2022


KOMPONEN PENGELUARAN IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 2,03 2,38 2,13 (2,96) (1,60) (1,94) (1,15) (2,70) 3,13 1,26 3,03 1,13 3,65

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,06 0,16 (0,02) (0,15) (0,08) (0,11) (0,09) (0,05) 0,09 0,02 0,06 0,03 0,02

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2,16 0,40 0,23 (0,51) (0,75) (1,94) (0,81) 0,08 0,43 0,23 0,13 0,18 (0,04)

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,66 0,61 1,69 (0,31) 0,49 (0,00) 0,46 (0,00) 0,83 (2,50) (2,20) (1,07) (1,74)

Ekspor Luar Negeri 1,95 (0,41) 2,54 (3,66) (1,98) (0,05) (1,13) 1,19 7,65 6,96 5,16 5,05 2,90

Impor Luar Negeri 0,61 (0,46) 0,23 (0,38) 0,55 3,42 0,70 (0,31) 0,39 (0,71) (1,16) (0,56) (0,00)

PDRB 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dan


Pemerintah
Pada triwulan I 2022, kinerja konsumsi rumah tangga tercatat Konsumen (IEK) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada
mengalami perbaikan (Tabel 1.2). Hal ini tercermin pada triwulan I 2022 masing-masing mengalami peningkatan menjadi
pertumbuhan triwulan I 2022 sebesar 6,19% (yoy), meningkat sebesar 109,85; 138,59; dan 124,22 (Grafik 1-3). Hal ini menunjukkan
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 5,10% (yoy). Namun bahwa optimisme masyarakat terhadap perekonomian pada
demikian, pertumbuhan konsumsi rumah tangga secara triwulan I 2022 terpantau meningkat seiring dengan pemulihan
triwulanan terpantau menurun dari 2,60% (qtq) pada triwulan IV ekonomi yang berkelanjutan. Selanjutnya, indeks ketersediaan
2021 menjadi 0,44% (qtq) pada triwulan laporan (Tabel 1.3). lapangan pekerjaan juga mengalami peningkatan menjadi sebesar
Peningkatan confidence masyarakat dalam melakukan aktivitas 107,00 pada triwulan I 2022 yang diikuti oleh peningkatan indeks
ekonomi yang didukung oleh akselerasi program vaksinasi penghasilan menjadi sebesar 121,67 pada triwulan laporan. Indeks
mendorong peningkatan kinerja konsumsi RT pada triwulan konsumsi barang tahan lama juga mengalami peningkatan dari
laporan. Hal ini terkonfirmasi dari rerata peningkatan mobilitas 92,33 pada triwulan IV 2021 menjadi 100,89 pada triwulan I 2022.
masyarakat ke tempat umum berdasarkan hasil Google Mobility Perbaikan konsumsi rumah tangga juga didukung oleh
Report dengan indeks sebesar 15,1% pada triwulan laporan, berlanjutnya stimulus yang diberikan oleh pemerintah seperti
meningkat dari triwulan IV 2021 yang sebesar 6,1%. Selanjutnya, program Kartu Sembako, program keluarga harapan, Kartu
pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Prakerja, bantuan langsung tunai (BLT) Dana Desa, bantuan
Masyarakat (PPKM) dan kebijakan bepergian yang diterapkan subsidi upah (BSU), serta pemberian bantuan sosial tunai maupun
oleh pemerintah juga mendorong kinerja lebih lanjut. Secara non tunai.
khusus, pelonggaran kebijakan bepergian pada triwulan I 2022
berdampak pada peningkatan jumlah penumpang berbagai moda Perbaikan konsumsi masyarakat juga diikuti kenaikan Nilai
transportasi di Sumatera Selatan, seperti transportasi angkutan Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan menjadi 115,51 dari
udara sebesar 56,79% (yoy), angkutan laut sebesar 1262,07% t r i w u l a n s e b e l u m n y a y a n g s e b e s a r 1 1 3,1 5 . H a l i n i
(yoy) dan angkutan darat sebesar 346,14% (yoy). mengindikasikan adanya pemulihan pendapatan masyarakat
Sumatera Selatan meskipun belum merata dan belum kembali
Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga juga tercermin dari pada kondisi sebelum pandemi. Peningkatan pendapatan
hasil survei konsumen Bank Indonesia yang berada pada level didorong oleh perbaikan harga karet dan minyak kelapa sawit
optimis (>100). Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), Indeks Ekspektasi acuan pada triwulan laporan yang dapat mendorong peningkatan

Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%qtq)

PROVINSI : SUMATERA SELATAN 2019 2020 2021 2022


KOMPONEN PENGELUARAN IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 0,28 3,94 0,77 (6,87) 3,31 (0,22) (1,94) (4,56) 5,37 2,21 5,10 1,94 6,19

Pengeluaran Konsumsi LNPRT (0,44) 9,78 (2,42) (5,97) 3,56 (2,50) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03 1,53

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 52,67 5,54 (59,52) 41,97 (0,08) 33,79 (12,86) 1,76 6,65 3,80 1,60 2,90 (0,99)

Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,43 1,69 (5,66) 1,55 4,31 0,06 1,25 (0,01) 2,35 (7,74) (6,60) (3,14) (4,93)

Ekspor Luar Negeri (3,59) (2,18) (2,89) (17,13) 13,90 8,82 (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04 14,73

Impor Luar Negeri 10,72 (14,46) (3,21) (15,00) 27,24 54,67 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03) (0,06)

PDRB (3,01) 5,69 (0,82) (1,69) 4,22 (2,78) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

pendapatan lebih lanjut. Perbaikan pendapatan ini juga Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan I 2022 tercatat
terkonfirmasi dari penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan mengalami kontraksi sebesar -0,99% (yoy), setelah pada
yang tumbuh sebesar 6,01% (yoy) pada triwulan I 2022, lebih tinggi triwulan sebelumnya tumbuh positif sebesar 1,60% (yoy). Sejalan
dari pertumbuhan kredit triwulan sebelumnya yang sebesar 3,98% dengan hal tersebut, kinerja secara triwulanan juga tercatat
(yoy) (Grafik 1.4). Secara spasial, subsektor kredit konsumsi yang terkontraksi dalam sebesar -47,75% (qtq) jika dibandingkan
mengalami pertumbuhan adalah kredit rumah tinggal, kredit ruko dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 33,68% (qtq).
dan rukan, kredit kendaraan bermotor, serta kredit multiguna. Perlambatan konsumsi pemerintah ini sesuai dengan pola
Kredit kendaraan bermotor pada triwulan laporan tercatat historisnya di awal tahun yang disebabkan oleh anggaran yang
mengalami pertumbuhan yang tinggi sebesar 4,22% (yoy), dari masih dalam tahapan konsolidasi serta kontrak belanja
triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -3,97% (yoy). infrastruktur yang masih dalam tahapan awal/persiapan. Selain itu,
Peningkatan penyaluran kredit kendaraan terkonfirmasi pula dari penurunan kinerja konsumsi pemerintah juga disebabkan oleh
peningkatan penjualan kendaraan bermotor pada triwulan I 2022 penurunan pagu belanja pemerintah, terutama untuk penanganan
yang tumbuh sebesar 19,68% (yoy) di tengah stimulus relaksasi pandemi COVID-19 sejalan dengan penurunan kasus harian
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang masih berlanjut di COVID-19 (Grafik 1.5). Penurunan konsumsi pemerintah pada
awal tahun 2022. triwulan laporan disebabkan oleh penurunan seluruh komponen

Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy)

PROVINSI : SUMATERA SELATAN 2019 2020 2021 2022


KOMPONEN PENGELUARAN IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3,34 3,94 3,45 (5,07) (2,77) (3,26) (1,94) (0,59) 2,83 0,20 2,60 1,94 0,44

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 3,84 9,78 (1,01) (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) 2,07 3,18 (1,45) 0,21 2,03 (0,36)

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 20,06 5,54 5,33 (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) (46,38) 48,78 (2,74) 33,68 2,90 (47,75)

Pembentukan Modal Tetap Bruto 4,50 1,69 4,81 (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (5,65) 3,94 (5,98) 1,46 (3,14) (3,96)

Ekspor Luar Negeri 10,33 (2,18) 13,76 (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 3,25 7,59 9,30 1,38 24,04 (3,77)

Impor Luar Negeri 18,26 (14,46) 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (46,56) 7,21 (21,50) 49,29 (19,03) (20,46)

PDRB 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,02) 4,35 2,46 (1,66) 3,58 0,03
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei Konsumen Grafik 1.4 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan
Bank Indonesia
160,0 60 %YOY
50
140,0 40
30
120,0 OPTIMIS 20
10
100,0 0
80,0 PESIMIS -10
-20
60,0 -30
-40
40,0 -50
-60
20,0 -70
-80
- -90
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
INDEKS KONDISI PENGHASILAN SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
EKONOMI SAAT INI ( IKE ) KREDIT KONSUMSI RUMAH TINGGAL FLAT/APARTEMEN
KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
RUKO DAN RUKAN KENDARAAN BERMOTOR MULTIGUNA
KONSUMSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN TAHAN LAMA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU, DIOLAH

Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Sumatera Selatan Triwulan I 2021 dan Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan Triwulan I 2021 dan
Triwulan I 2022 Triwulan I 2022
12,00 RP TRILIUN 25,0

10,00 20,0
8,00
15,0
6,00
10,0
4,00

2,00 5,0

- 0,0
Belanja Belanja Modal Belanja Tak Belanja Belanja Total
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Belanja Total
Operasi Terduga Transfer
Keuangan

TRIWULAN I 2021 TRIWULAN I 2022 TRIWULAN I 2021 TRIWULAN I 2022

SUMBER: BPKAD SUMSEL, DIOLAH SUMBER: KANWIL DJPB SUMSEL, DIOLAH

Laporan Perekonomian
4 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

belanja kecuali belanja pegawai (Grafik 1.6). Penurunan konsumsi nominal PMDN di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp8,07
pemerintah juga terkonfirmasi dari kenaikan nominal dana triliun, meningkat dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4,09 triliun.
simpanan pemerintah daerah di perbankan dari Rp2,92 triliun pada Sejalan dengan hal tersebut, nominal PMA di Sumatera Selatan
triwulan IV 2021 menjadi Rp6,75 triliun pada triwulan laporan. juga tercatat meningkat dari Rp4,47 triliun pada triwulan IV 2021
Beberapa strategi yang diterapkan oleh pemerintah daerah untuk menjadi sebesar Rp5,66 triliun pada triwulan laporan (Grafik 1.7).
memastikan percepatan realisasi belanja diantaranya melakukan Perbaikan juga terkonfirmasi dari peningkatan volume
dan menghimbau percepatan pengadaan barang dan jasa di awal penjualan semen dan penyaluran kredit perbankan. Pada
tahun, optimalisasi penggunaan Kartu Kredit Pemerintah (KKP), triwulan I 2022, volume penjualan semen tercatat tumbuh sebesar
optimalisasi pemanfaatan marketplace khususnya untuk 8,65% (yoy) atau sebesar 514 ribu ton yang mengindikasikan
pengadaan barang, serta penyederhanaan prosedur birokrasi adanya peningkatan pembangunan infrastruktur di Sumatera
dalam persyaratan penyaluran beberapa alokasi anggaran seperti Selatan (Grafik 1.8). Selanjutnya, peningkatan juga terjadi pada
Dana Desa dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik. penyaluran kredit investasi oleh perbankan meskipun masih dalam
zona kontraksi dengan realisasi sebesar -10,52% (yoy), tidak
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Domestik sedalam kontraksi triwulan sebelumnya yang sebesar -11,64%
Bruto (PMTB)/Investasi (yoy). Peningkatan penyaluran kredit investasi juga diikuti oleh
perbaikan NPL pada triwulan laporan dari 5,77% (yoy) pada
Kinerja PMTB/Investasi di triwulan I 2022 berada pada zona
triwulan IV 2021 menjadi 5,09% (yoy). Hal ini mengindikasikan
kontraksi. Realisasi investasi pada triwulan I 2022 tercatat
optimisme pelaku usaha dalam merealisasikan investasi meskipun
mengalami kontraksi sebesar -3,96% (qtq), setelah pada triwulan
di tengah penyebaran varian Omicron yang masih berlanjut yang
sebelumnya tumbuh positif sebesar 1,46% (qtq). Kinerja investasi
dapat meningkatkan produktivitas pelaku usaha. Sejalan dengan
yang masih terkontraksi tercermin dari penurunan impor barang
hal tersebut, penyaluran kredit kepada sektor konstruksi juga
modal sebesar 40,73% (yoy) pada triwulan I 2022 serta penurunan
menunjukkan pertumbuhan pada triwulan I 2022 meskipun masih
realisasi belanja pemerintah baik pusat maupun daerah sebesar
dalam fase kontraksi yaitu dari -22,86% (yoy) pada triwulan IV 2021
55,48% (yoy). Namun, secara tahunan, kinerja investasi tercatat
menjadi -19,89% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit kepada
membaik meskipun masih dalam zona kontraksi yaitu sebesar -
sektor konstruksi berimplikasi pada meningkatnya kegiatan
4,93% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebesar -6,60%
pembangunan konstruksi yang membutuhkan investasi.
(yoy). Perbaikan kinerja tahunan bersumber dari peningkatan
kinerja investasi bangunan dan non bangunan. Investasi
bangunan pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh sebesar 1,85%
1.2.3 Ekspor Luar Negeri
(yoy), setelah pada triwulan sebelumnya mengalami kontraksi - Kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2022 masih tumbuh
0,04% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, investasi non bangunan positif, meskipun melambat dibandingkan triwulan
juga tercatat tumbuh terbatas dengan realisasi sebesar -31,65% sebelumnya. Kinerja ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada
(yoy), membaik dari kontraksi triwulan sebelumnya sebesar - triwulan I 2022 tercatat masih tumbuh sebesar 14,73% (yoy),
31,94% (yoy). meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tumbuh 23,10% (yoy) (Grafik 1.9). Perlambatan kinerja ekspor
Peningkatan kinerja investasi secara tahunan terkonfirmasi terutama disebabkan adanya larangan ekspor batubara yang
dari peningkatan nominal penanaman modal di Sumatera ditetapkan oleh pemerintah pada awal tahun untuk memastikan
Selatan baik Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) kecukupan pasokan dalam negeri. Selain itu, penurunan ekspor
maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Berdasarkan data juga disebabkan oleh normalisasi permintaan komoditas karet
yang dirilis oleh Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 seiring

Grafik 1.7 Perkembangan PMA-PMDN Wilayah Sumatera Selatan Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan

14 RP TRILLIUN %-YOY 1,5 800 RIBU TON %YOY 30

12 700 25
1,0 20
600
10
15
0,5 500
8 10
400
6 5
0,0 300
0
4 200
-0,5 -5
2 100 -10
- -1,0 0 -15
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

PMA PMDN %G (TOTAL)

SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 5
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan Grafik 1.11 Perkembangan Harga Komoditas Internasional

50,0 %(YOY) 150


40,0
100
30,0
20,0 50
10,0
0,0 0

-10,0
-50
-20,0
-30,0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

%GKARET (SUMBU KANAN) %GKELAPA SAWIT %GBATUBARA %GMINYAK WTI

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DIOLAH

Grafik 1.10 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Sumatera Selatan Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan

80,0 2000 JUTA USD

60,0 1500

40,0 1000

20,0 500

0,0 0

-20,0 -500

-40,0 -1000
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

G NILAI EKSPOR G VOLUME EKSPOR EKSPOR IMPOR NET EKSPOR

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

meningkatnya permintaan kepada negara kompetitor seperti mencapai sebesar 53,58% (yoy) (Grafik 1.12). Ekspor terbesar
Thailand dan Malaysia yang memiliki kualitas karet yang lebih baik. adalah komoditas batubara yang mencapai nilai USD 494,01 juta
Dari sisi produksi, penurunan permintaan karet juga disebabkan (pangsa 35,49%), diikuti oleh komoditas karet dengan nilai
adanya kegiatan replanting untuk peremajaan serta periode USD405,21 juta (pangsa 29,11%), komoditas pulp&paper dengan
penyakit gugur daun yang menyebabkan produktivitas karet pada nilai USD 327,62 juta (pangsa 23,53%) dan kelapa sawit dengan
triwulan I 2022 menurun. Penurunan kinerja ekspor terkonfirmasi nilai sebesar USD 0,41 juta (pangsa 2,94%).
dari penurunan nilai dan volume ekspor pada triwulan I 2022
secara keseluruhan (Grafik 1.10). Hasil likert scale dari kegiatan Pangsa ekspor komoditas terbesar pada triwulan I 2022
masih sama dengan triwulan sebelumnya yaitu komoditas
survei yang dilakukan kepada pelaku usaha oleh Bank Indonesia
batubara. Ekspor batubara pada triwulan I 2022 tercatat sebesar
pada triwulan I 2022 juga tercatat mengalami penurunan dari 0,33
USD 494,01 juta atau tumbuh sebesar 102,79% (yoy), melambat
pada triwulan IV 2021 menjadi 0,00.
dibandingkan triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar
Kinerja positif ekspor luar negeri disebabkan oleh 332,70% (yoy) (Grafik 1.13). Perlambatan kinerja ekspor batubara
berlanjutnya perbaikan harga komoditas (Grafik 1.11) dan pada triwulan I 2022 disebabkan oleh kebijakan larangan batubara
permintaan yang masih baik seiring peningkatan aktivitas industri pada awal tahun yang ditetapkan oleh pemerintah untuk
manufaktur global. Perbaikan aktivitas industri juga ditandai mengatasi kelangkaan pasokan batubara untuk kebutuhan energi
dengan peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) dalam negeri. Selain itu, kebijakan pembatasan kuota impor yang
manufaktur beberapa negara tujuan ekspor seperti Tiongkok, diberlakukan oleh negara mitra dagang seperti India menahan laju
India dan Amerika Serikat masing-masing sebesar 49,8; 53,7; dan kinerja ekspor batubara. Meskipun demikian, masih tingginya
55,7. Selanjutnya, proses hilirisasi komoditas bernilai tambah juga pertumbuhan ekspor batubara disebabkan oleh peningkatan
yang terus didorong oleh pemerintah daerah menahan laju permintaan batubara dari negara mitra dagang seperti Tiongkok di
penurunan kinerja ekspor. Bentuk komitmen pemerintah ditandai tengah masuknya musim dingin dan kebijakan pembatasan ekspor
dengan inisiasi pembangunan pabrik pengolahan Industrial dari Australia. Selain itu, permintaan global untuk kebutuhan energi
Vegetable Oil (IVO) di Musi Banyuasin. juga cenderung meningkat seiring mulai beroperasinya kegiatan
industri manufaktur di tengah krisis energi yang terjadi di beberapa
Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2021 negara mitra dagang seperti Tiongkok. Dari sisi produksi, kenaikan
mencapai USD 1.392,17 juta, mencatat pertumbuhan sebesar target produksi batubara juga mendorong pelaku usaha/korporasi
27,53% (yoy), melambat dari triwulan sebelumnya yang tumbuh untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka memenuhi target

Laporan Perekonomian
6 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan

700 JUTA USD (%YOY) 400 450 JUTA USD (%YOY) 100
350 400 80
600
300 350
500 60
250
300
200 40
400 250
150 20
300 200
100 0
50 150
200
100 -20
0
100 50 -40
-50
0 -100 0 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

EKSPOR BATUBARA %G EKSPOR BATUBARA (SUMBU KANAN) EKSPOR KARET %G EKSPOR KARET (SUMBU KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper Sumatera Selatan Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan

400 JUTA USD (%YOY) 400 90 JUTA USD (%YOY) 350


350 350 80 300
300 70
300 250
250
60 200
250 200
50 150
200 150
40 100
150 100
50 30 50
100 20
0 0
50 -50 10 -50
0 -100 0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

EKSPOR PULP/KERTAS %G EKSPOR PULP/KERTAS (SUMBU KANAN) EKSPOR CPO %G EKSPOR CPO (SUMBU KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

produksi pemerintah. Sejalan dengan hal tersebut, dari sisi peningkatan permintaan kertas dan produk turunannya di tengah
nominal, kenaikan harga batubara acuan yang cukup tinggi pada meningkatnya pola hidup higienis masyarakat memasuki era
triwulan I 2022 menjadi USD 91,11/mt ton dari triwulan sebelumnya adaptasi kenormalan baru. Selanjutnya, peningkatan ekspor juga
sebesar USD 78,43/mt ton turut mendorong laju pertumbuhan didorong oleh kenaikan harga pulp&paper global sebagai dampak
ekspor batubara. Pada triwulan laporan, ekspor komoditas kenaikan harga bahan baku serta hilirisasi dissolving pulp untuk
batubara terutama ditujukan ke negara Tiongkok dengan pangsa industri tekstil. Negara tujuan ekspor utama pulp&paper pada
sebesar 36,65%, ASEAN sebesar 29,87%, diikuti oleh India dengan triwulan laporan masih didominasi oleh Tiongkok dengan pangsa
pangsa sebesar 19,89% dan Eropa dengan pangsa sebesar 1,80%. sebesar 76,14%, disusul oleh negara India dan ASEAN dengan
pangsa masing-masing sebesar 4,57% dan 1,33% (Grafik 1.18).
Nilai ekspor karet pada triwulan I 2022 terkontraksi sebesar -
2,00% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh 6,67% Perbaikan kinerja ekspor komoditas kelapa sawit berlanjut.
(yoy) (Grafik 1.14). Hal ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi Kinerja ekspor kelapa sawit pada triwulan laporan terkontraksi -
karet domestik akibat adanya kegiatan replanting dan penyakit 34,62% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan sebelumnya yang
gugur daun. Selain itu, adanya permintaan akan kualitas karet yang sebesar -43,60% (yoy). Perbaikan ini disebabkan oleh mulai
lebih baik menyebabkan pergeseran permintaan karet kepada pulihnya permintaan kelapa sawit dari negara India dan Tiongkok
negara kompetitor seperti Thailand dan Malaysia. Namun yang diikuti oleh perbaikan harga crude palm oil (CPO)
demikian, penurunan masih ditopang oleh perbaikan harga karet internasional dari USD1.249,95/mt pada triwulan IV 2021 menjadi
global pada triwulan I 2021 yang meningkat menjadi USD 2,59/kg USD1.460,41/mt pada triwulan laporan. Permintaan produk
dari USD 2,17/kg pada triwulan sebelumnya. Dilihat dari negara turunan CPO seperti olahan makanan dan produk turunan untuk
tujuan ekspornya, Amerika Serikat menjadi negara tujuan utama kebutuhan medis (sabun, hand sanitizer, body care) juga turut
ekspor karet dengan pangsa sebesar 26,95% pada triwulan I 2022, meningkat. Dari sisi produktivitas, produksi Tandan Buah Segar
kemudian diikuti oleh Jepang (21,77%), Uni Eropa (19,18%), (TBS) Sumatera Selatan juga meningkat sejalan dengan kemarau
Tiongkok (8,22%), India (2,21%) dan negara ASEAN (0,44%). basah yang meningkatkan produktivitas serta bertambahnya
luasan tanaman mature setelah replanting. Negara tujuan utama
Pada triwulan laporan kinerja ekspor komoditas pulp&paper ekspor kelapa sawit pada triwulan I 2022 adalah negara-negara
tercatat tumbuh sebesar 19,92% (yoy), lebih tinggi dibandingkan ASEAN dengan pangsa sebesar 81,34% dan negara-negara Uni
triwulan sebelumnya dengan pertumbuhan sebesar 10,52% (yoy) Eropa dengan pangsa sebesar 18,66%.
(Grafik 1.15). Peningkatan kinerja ekspor disebabkan oleh

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 7
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan berdasarkan Nilai Ekspor Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan Nilai Ekspor Triwulan I 2022
Triwulan I 2022

37,88% 8.7% 4.3% 17.7%


Karet USA Korea Selatan Others

5,73% 11.8% 2.2%


Kelapa Sawit Europe Taiwan

22,32% 35.7% 4.8%


Batu Bara China Vietnam

25,03% 7.3% 0.0%


Pulp/Kertas Japan Malaysia

9,05% 5.1% 2.5%


Lainnya India Kamboja

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

1.2.4 Impor Luar Negeri


Impor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 (9,05%), Jepang (2,67%), India (2,09%) dan Amerika Serikat
tumbuh meskipun masih dalam zona kontraksi. Komponen (1,22%) (Grafik 1.22).
impor luar negeri pada periode laporan terkontraksi sebesar -
0,06% (yoy), membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya Berdasarkan jenisnya, peningkatan impor terutama terjadi
dengan kontraksi sebesar -32,85% (yoy) (Grafik 1.19). Perbaikan pada impor bahan baku/penolong dan barang modal.
impor Sumatera Selatan juga terkonfirmasi dari pertumbuhan nilai Pertumbuhan impor bahan baku/penolong pada triwulan I 2022
impor Sumatera Selatan sebesar -15,51% (yoy), membaik tercatat sebesar 56,47% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
dibandingkan triwulan sebelumnya -29,49% (yoy) atau menjadi triwulan sebelumnya yang tumbuh 49,99% (yoy). Sejalan dengan
senilai USD 190,91 juta. Penurunan nilai impor bersumber dari hal tersebut, impor barang modal juga tercatat meningkat
penurunan impor peralatan elektrik, besi dan baja, pupuk, meskipun masih dalam zona kontraksi yaitu dari -54,00% (yoy)
peralatan khusus industri, bubur kertas dan kertas bekas, serta pada triwulan IV 2021 menjadi -39,49% (yoy) pada triwulan
mineral non logam (Tabel 1.4). Penurunan impor bubur kertas dan laporan. Peningkatan kedua jenis impor ini disebabkan oleh
kertas bekas disebabkan adanya penyesuaian produksi oleh pemulihan aktivitas ekonomi yang mendorong pelaku usaha
pelaku usaha sebagai dampak oversupply pasokan di negara mitra merealisasikan investasi berupa mesin untuk mendorong
dagang. Sementara itu, impor peralatan industri dan kendaraan peningkatan produktivitas. Di sisi lain, impor barang konsumsi pada
terpantau meningkat yang sejalan dengan peningkatan realisasi triwulan I 2022 tercatat mengalami kontraksi sebesar -26,90%
investasi oleh pelaku usaha dan berlanjutnya stimulus PPnBM (yoy), turun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 37,14%
yang mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor (yoy). Hal ini disebabkan oleh normalisasi permintaan barang
pada triwulan laporan. Ditinjau dari negara asalnya, impor di konsumsi pasca berakhirnya Hari Besar Keagamaan Nasional
triwulan I 2022 paling tinggi berasal dari Tiongkok dengan pangsa (HBKN) Natal dan Tahun Baru.
sebesar 40,02%, selanjutnya disusul oleh ASEAN (29,36%), Eropa

Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (juta US$)

2020 2021 2022 PANGSA


KOMPONEN IMPOR
I II III IV I II III IV I (%)

Total 135,9 165,8 219,2 393,9 226,0 244,9 149,4 277,7 190,9 100,0%

Peralatan Elektrik 1,4 7,1 0,5 75,2 24,0 35,8 3,2 7,2 3,5 1,8%

Besi dan Baja 4,3 1,7 0,9 2,3 5,7 6,0 2,4 6,3 5,6 2,9%

Peralatan industri 28,1 37,6 54,1 36,4 50,9 66,5 11,9 17,8 23,9 12,5%

Pupuk 24,1 20,7 20,4 27,8 17,6 32,5 17,6 45,0 43,3 22,7%

Gandum 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,6 0,0 0,0 0,0%

Peralatan Khusus Industri 7,1 4,0 32,5 7,6 8,6 4,5 38,6 77,8 39,9 20,9%

Bubur kertas dan kertas bekas 0,0 0,7 9,0 2,1 9,5 6,3 1,7 6,0 4,3 2,2%

Kendaraan 3,0 0,8 8,5 14,4 12,5 17,3 13,3 18,2 22,7 11,9%

Mineral Non-Logam 7,7 6,0 5,4 4,1 5,6 6,2 8,2 5,1 4,1 2,1%

Lainnya 60,3 87,4 87,9 224,1 91,6 69,8 52,0 94,3 43,7 22,9%
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

Laporan Perekonomian
8 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan

450 JUTA USD (%YOY) 250 350 JUTA TON (%YOY) 50


400 200 300 40
350 30
150 250
300 20
250 100 200 10
200 50 150 0
150 -10
0 100
100 -20
50 -50 50 -30
0 -100 0 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

TOTAL NILAI IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN) TOTAL VOLUME IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 1.21. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Grafik 1 22. Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara Asal
Asal Triwulan I 2022 Triwulan I 2022
100%
90%
80% 0,6% 14,6%
Amerika ASEAN
70%
60% 10,9% 33,0%
50% Eropa Lainnya
40%
30%
34,8%
Tiongkok
20%
10% 1,8%
Jepang
I II III IV I II III IV I II III IV I
4,8%
2019 2020 2021 2022 India

AMERIKA EROPA TIONGKOK JEPANG INDIA ASEAN LAINNYA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

1.3 PERKEMBANGAN EKONOMI


MENURUT LAPANGAN USAHA
Perekonomian Sumatera Selatan didominasi oleh tiga sebesar 5,93% (yoy) di tengah peningkatan kinerja subsektor
lapangan usaha (LU) utama, yaitu LU pertambangan dan pertambangan batubara dan lignit menjadi 26,85% (yoy).
penggalian (pangsa 21,48%), LU industri pengolahan (pangsa Penurunan subsektor pertambangan minyak dan gas bumi
18,90%), serta LU pertanian, kehutanan dan perikanan kemudian terkonfirmasi dari penurunan produksi minyak bumi dan
(pangsa 17,07%). Secara kumulatif ketiga LU memberikan gas bumi pada triwulan I 2022 masing-masing sebesar 4,23%
kontribusi sebesar 57,45% terhadap struktur PDRB Provinsi (yoy) dan 7,54% (yoy). Sementara itu, peningkatan subsektor
Sumatera Selatan. Pada triwulan I 2022, berlanjutnya pertambangan batubara terkonfirmasi dari peningkatan produksi
pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan terjadi pada LU batubara sebesar 40,78% (yoy) pada triwulan laporan.
pertanian, kehutanan dan perikanan, sementara kedua LU lainnya Peningkatan produksi batubara juga terkonfirmasi dari
masih menunjukkan pertumbuhan yang positif meskipun peningkatan jumlah pengangkutan menggunakan kereta api
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 1.5). sebesar 19,66% (yoy).

1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penurunan kinerja LU pertambangan dan penggalian juga
Penggalian terkonfirmasi dari penurun realisasi ekspor batubara dan
penyaluran kredit perbankan kepada LU ini. Realisasi ekspor
Pertumbuhan kinerja LU pertambangan dan penggalian
batubara pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 102,79%
memasuki triwulan I 2022 tercatat menurun. Hal ini tercermin
(yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
pada pertumbuhan triwulan I 2022 yang mengalami kontraksi yang
mampu tumbuh 332,70% (yoy). Penurunan realisasi ekspor ini
lebih dalam dari -2,42% (qtq) pada triwulan IV 2021 menjadi -4,82%
disebabkan oleh kebijakan larangan batubara yang ditetapkan
(qtq). Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan secara tahunan
pemerintah di awal tahun. Selanjutnya, penyaluran kredit
juga tercatat tumbuh melambat rendah dibandingkan triwulan
perbankan kepada LU pertambangan dan penggalian juga
sebelumnya dari 9,47% (yoy) menjadi 8,78% (yoy). Perlambatan
terpantau menurun dengan realisasi sebesar 76,18% (yoy), dari
kinerja LU ini pada triwulan laporan disebabkan oleh penurunan
pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 108,30% (yoy)
kinerja subsektor pertambangan minyak dan gas bumi sebesar -
atau secara nominal sebesar Rp76,18 miliar (Grafik 1.23).
1,92% (yoy) serta subsektor pertambangan dan penggalian lainnya

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 9
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy)
2020 2021 2022
SEKTOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,18 -2,22 3,61 1,75 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91 4,47

Pertambangan dan Penggalian -4,98 -4,90 -6,72 -4,08 -3,37 7,60 7,55 9,47 5,35 8,78

Industri Pengolahan -0,32 -0,46 -0,83 0,72 -0,01 2,01 2,95 4,29 2,30 3,75

Pengadaan Listrik, Gas 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76 -3,37

Pengadaan Air 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 -1,76 -6,81 -9,87 -4,69 0,94

Konstruksi -1,35 -0,59 -0,61 -0,01 1,43 0,55 -0,74 -1,21 -0,02 2,13

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -7,70 -1,93 -3,02 -1,34 -2,97 12,66 6,32 8,11 5,79 9,23

Transportasi dan Pergudangan -11,36 -9,30 -8,70 -5,91 -13,39 4,28 0,51 2,72 -1,86 6,11

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -18,07 -10,21 -7,50 -7,21 -8,28 19,43 3,98 5,75 4,43 10,66

Informasi dan Komunikasi 13,32 14,32 15,32 16,32 17,32 18,32 19,32 20,32 21,32 5,41

Jasa Keuangan -1,59 3,96 4,18 1,64 7,15 9,41 2,99 -2,30 4,19 -4,77

Real Estate 0,35 0,85 -0,34 2,24 0,92 6,70 7,07 8,69 5,81 5,41

Jasa Perusahaan -4,32 -5,23 -7,07 -2,08 -5,26 2,54 2,76 2,88 0,60 3,27

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,30 5,19 2,37 4,17 -0,02 14,21 -0,08 1,58 3,88 -0,03

Jasa Pendidikan -0,25 -4,02 -4,22 -1,50 0,22 10,08 7,57 8,39 6,57 -0,31

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 12,98 8,78 9,08 10,14 1,05 4,40 8,29 8,51 5,63 8,96

Jasa lainnya 7,89 4,79 1,31 5,23 -0,13 -0,07 -0,03 3,91 0,93 0,44

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1,58 -1,43 -1,21 -0,11 -0,40 5,71 3,92 5,12 3,58 5,15
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)
2020 2021 2022
SEKTOR
II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,82 5,06 -13,98 1,75 9,83 4,45 3,39 -12,29 2,91 10,30

Pertambangan dan Penggalian -0,56 5,82 -4,13 -4,08 -4,22 10,73 5,77 -2,42 5,35 -4,82

Industri Pengolahan -1,72 -0,03 -0,09 0,72 1,86 0,27 0,89 1,22 2,30 1,33

Pengadaan Listrik, Gas 2,64 6,25 -0,12 14,67 0,14 1,02 2,45 -0,20 5,76 -6,45

Pengadaan Air 2,14 5,36 3,38 4,83 -9,78 -0,03 -0,06 -0,01 -4,69 1,04

Konstruksi 0,66 3,91 1,01 -0,01 -4,01 -0,21 2,58 0,53 -0,02 -0,76

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -12,52 8,95 1,71 -1,34 0,09 1,57 2,81 3,43 5,79 1,13

Transportasi dan Pergudangan -14,43 3,41 3,27 -5,91 -5,22 3,02 -0,33 5,54 -1,86 -2,09

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -21,19 13,65 8,10 -7,21 -5,27 2,61 -1,05 9,94 4,43 -0,87

Informasi dan Komunikasi 4,68 3,02 2,42 12,79 -0,96 1,15 2,33 1,78 6,04 0,06

Jasa Keuangan -1,97 6,37 0,96 1,64 1,78 0,10 0,13 -4,23 4,19 -0,79

Real Estate -4,27 1,39 0,12 2,24 3,85 1,21 1,75 1,63 5,81 0,72

Jasa Perusahaan -8,87 1,05 0,89 -2,08 1,97 -1,36 1,26 1,01 0,60 2,36

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,89 6,06 0,07 4,17 -11,04 20,96 -7,21 1,74 3,88 -12,45

Jasa Pendidikan 0,07 -0,01 0,81 -1,50 -0,64 9,91 -2,29 1,58 6,57 -8,61

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,31 -0,02 0,14 10,14 -5,06 9,83 3,71 0,34 5,63 -4,66

Jasa lainnya 3,63 -0,07 0,09 5,23 -3,65 3,69 -0,03 4,04 0,93 -6,87

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO -1,69 4,22 -2,78 -0,11 -0,01 4,34 2,46 -1,66 3,58 0,03
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
10 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.23 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan Penggalian Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
9.000 MILIAR RP (%YOY) 250 0,80
8.000 200 0,60
7.000 0,40
150
6.000
0,20
5.000 100
0,00
4.000 50
-0,20
3.000
0 -0,40
2.000
1.000 -50 -0,60
- -100 -0,80
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

NOMINAL KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH

Na m u n d e m i k i a n , m a s i h t u m b u h p o s i t i f ny a LU subsektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar


pertambangan dan penggalian ditopang oleh pulihnya 11,63% (qtq) dimana masih berlanjutnya penyebaran varian baru
aktivitas ekonomi dunia yang mendorong permintaan global atas Omicron. Namun demikian, pertumbuhan kinerja LU industri
komoditas energi. Selain itu, masuknya periode musim dingin pengolahan secara tahunan tercatat menurun dari 4,29% (yoy)
mendorong peningkatan permintaan global atas batubara. Dari sisi pada triwulan IV 2021 menjadi 3,75% (yoy). Perlambatan kinerja LU
produksi, kenaikan target produksi yang ditetapkan oleh dibandingkan triwulan sebelumnya didorong oleh penurunan
p e m e r i n t a h m e n d o ro n g ke n a i k a n p ro d u k s i p e l a k u kinerja subsektor industri makanan dan minuman menjadi sebesar
usaha/korporasi. Selanjutnya, kinerja LU juga ditopang oleh 3,42% (yoy) pasca berakhirnya HBKN Natal dan Tahun Baru serta
perbaikan harga komoditas batubara dan minyak dunia di triwulan I penurunan kinerja subsektor industri kertas dan barang dari kertas
2022 yang masing-masing mengalami peningkatan menjadi menjadi sebesar 7,74% (yoy) pasca normalisasi permintaan
sebesar USD 91,11/mt dan USD 94,45/barrel. Perbaikan kinerja LU sebagai dampak terjadinya oversupply pasokan di negara mitra
pertambangan dan penggalian juga terkonfirmasi dari hasil survei dagang.
kepada pelaku usaha. Likert scale persediaan menunjukkan
peningkatan indeks dari 0,23 menjadi 0,43 pada triwulan laporan Penurunan kinerja LU industri pengolahan juga terkonfirmasi
(Grafik 1.24). Selanjutnya, hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha dari penurunan penyaluran kredit yang disalurkan kepada LU
( S K D U ) j u g a m e n g i n d i ka s i ka n p e r b a i ka n k i n e r j a LU industri pengolahan (Grafik 1.25). Realisasi penyaluran kredit pada
pertambangan dan penggalian dengan realisasi Survei Bersih triwulan I 2022 terkontraksi sebesar -8,53% (yoy), lebih dalam
Tertimbang (SBT) sebesar 0,00% pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan level kontraksi -3,84%
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar -1,24%. ( yoy ) . S e l a n j u t ny a , h a s i l s u r ve i B a n k I n d o n e s i a j u g a
mengindikasikan penurunan kinerja industri pengolahan yang
1.3.2 Lapangan Usaha Industri Pengolahan terlihat dari penurunan likert scale kapasitas utilisasi menurun
menjadi 0,56 dari 0,63 pada triwulan sebelumnya (Grafik 1.26).
Pada triwulan I 2022, kinerja LU industri pengolahan masih
tumbuh positif. Secara triwulanan, kinerja LU industri pengolahan
tercatat tumbuh sebesar 1,33% (qtq), meningkat dibandingkan 1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan,
triwulan sebelumnya yang sebesar 1,22% (qtq). Pertumbuhan dan Perikanan
secara triwulanan bersumber dari peningkatan kinerja subsektor Kinerja LU pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat
industri pengolahan batubara dan pengilangan migas sebesar tumbuh pada triwulan I 2022 baik secara triwulanan maupun
3,70% (qtq) seiring peningkatan produksi batubara serta tahunan. Pertumbuhan kinerja LU secara secara triwulanan

Grafik 1.25 Penyaluran Kredit LU Industri Pengolahan Sumatera Selatan Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Sumatera Selatan

30.000 MILIAR RP (%YOY) 30 1,00


0,80
25.000 20 0,60
0,40
20.000 10 0,20
0,00
15.000 0
-0,20
10.000 -10 -0,40
-0,60
5.000 -20 -0,80
-1,00
- -30 -1,20
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

NOMINAL KREDIT IND. PENGOLAHAN G KREDIT IND. PENGOLAHAN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 11
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar
dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
24.000 MILIAR RP (%YOY) 14

23.000 12
10
22.000
8 Pertumbuhan LU perdagangan besar dan eceran, dan
21.000 6 reparasi mobil dan sepeda motor membaik yang tercermin
20.000 4
2 pada pertumbuhan tahunan menjadi 9,23% (yoy) dari 8,11% (yoy)
19.000

18.000
0
pada triwulan sebelumnya. Secara triwulanan, kinerja LU ini
-2
17.000 -4 tercatat masih tumbuh positif sebesar 1,13% (qtq), meskipun
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 3,43%
NOMINAL KREDIT PERTANIAN G KREDIT PERTANIAN
(qtq). Perbaikan kinerja LU ini dipengaruhi oleh akselerasi program
vaksinasi yang meningkatkan keyakinan masyarakat untuk
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
melakukan aktivitas ekonomi di tengah penyebaran varian
tumbuh tinggi sebesar 10,30% (qtq), setelah terkontraksi pada Omicron yang masih berlanjut. Hal ini terkonfirmasi dari
triwulan sebelumnya sebesar -12,29% (qtq). Perbaikan tersebut peningkatan mobilitas masyarakat ke tempat umum dan
juga diikuti oleh pertumbuhan tahunan yang tumbuh sebesar peningkatan indeks berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) Bank
4,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang Indonesia. Peningkatan mobilitas masyarakat berdasarkan hasil
tercatat tumbuh 4,03% (yoy). Perkembangan ini dipengaruhi oleh Google Mobility Report pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh 15,1%
meningkatnya kinerja subsektor tanaman pangan sebesar 11,15% (yoy), sementara Indeks Keyakinan Konsumen Konsumen (IKK)
(yoy) seiring mulai masuknya masa panen ditandai dengan berdasarkan hasil SK tercatat meningkat dari 115,52 pada triwulan
kenaikan produksi tanaman buah dan sayuran sebesar 52,38% IV 2021 menjadi 124,22 pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja
(yoy). Peningkatan produksi buah dan sayuran ini juga diikuti oleh juga didorong oleh kenaikan penjualan kendaraan bermotor
curah hujan yang mendukung dan ketersediaan pupuk yang sebesar 19,68% (yoy) sebagai dampak relaksasi PPnBM yang
memadai. Selanjutnya, peningkatan juga bersumber dari masih berlanjut hingga awal tahun 2022 serta penyaluran kredit
subsektor peternakan sebesar 1,27% (yoy) yang terkonfirmasi dari yang masih tumbuh positif sebesar 8,46% (yoy), meskipun sedikit
peningkatan pemotongan sapi peternakan sebesar 35,40% (yoy) menurun dibandingkan pertumbuhan kredit triwulan sebelumnya
serta subsektor tanaman perkebunan sebesar 11,15% (yoy) yang yang sebesar 13,51% (yoy) (Grafik 1.31).
terkonfirmasi dari peningkatan harga dan produksi komoditas
CPO serta pulp/bubur kayu pada triwulan laporan. Peningkatan Grafik 1.28 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan
produksi bubur kayu dan CPO terkonfirmasi dari peningkatan
0,80
pengangkutan komoditas menggunakan kereta api masing- 0,60

masing sebesar 0,10% (yoy) dan 149,10% (yoy) pada triwulan 0,40
0,20
laporan. 0,00
-0,20
Peningkatan kinerja LU pertanian, kehutanan, dan perikanan -0,40
-0,60
juga diikuti oleh peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) di
-0,80
triwulan I 2022. Indeks NTP pada triwulan I 2022 mengalami I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
peningkatan menjadi 115,51 dari triwulan sebelumnya yang sebesar
113,15. Peningkatan ini terutama didorong oleh peningkatan NTP
dari sektor hortikultura, perkebunan, peternak dan perikanan SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

tangkap, sementara NTP sektor tanaman padi palawija mengalami


Grafik 1.29 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan
penurunan. Pertumbuhan lebih lanjut terkonfirmasi dari
peningkatan penyaluran kredit yang tumbuh sebesar 7,42% 0,80
0,60
(yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 2,70% 0,40
0,20
(yoy) (Grafik 1.27). Peningkatan penyaluran kredit juga diikuti oleh
0,00
perbaikan NPL dari 2,74 pada triwulan sebelumnya menjadi 2,66 -0,20
-0,40
pada triwulan I 2022. -0,60
-0,80
-1,00
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
12 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1 .30 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, Eceran, Reparasi Mobil dan Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan
Sepeda Motor Sumatera Selatan
20.500 MILIAR RP (%YOY) 15,00 10.000 MILIAR RP (%YOY) 120
20.000 9.000 100
19.500 10,00 8.000
80
19.000 7.000
18.500 5,00 6.000 60
18.000 5.000 40
17.500 0,00 4.000 20
17.000 3.000
0
16.500 -5,00 2.000
16.000 1.000 -20
15.500 -10,00 - -40
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

NOMINAL KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN NOMINAL KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Peningkatan kinerja juga terkonfirmasi dari peningkatan Usaha (SKDU) sektor konstruksi pada triwulan laporan yang
jumlah wisatawan dan rerata persentase Tingkat Penghunian mengalami peningkatan dari 0,00% pada triwulan IV 2021 menjadi
Kamar (TPK) pada triwulan laporan. Jumlah wisatawan yang 1,76% pada triwulan laporan. Sejalan dengan itu kredit yang
masuk ke Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tumbuh disalurkan oleh perbankan ke LU konstruksi juga membaik menjadi
sebesar 76,41% (yoy) atau sebanyak 743.516 orang. Sejalan -19,89% (yoy) pada triwulan laporan dari -22,86% pada triwulan IV
dengan hal tersebut, rerata persentase TPK juga masih tercatat 2021. Perbaikan LU konstruksi yang mulai optimal terindikasi dari
tinggi sebesar 51,13% pada triwulan laporan yang didorong oleh peningkatan volume penjualan semen yang tumbuh sebesar
implementasi Cleanliness, Health, Safety and Environment 8,65% (yoy) pada triwulan laporan.
(CHSE) dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Selanjutnya, peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan
Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga terkonfirmasi
dari hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) ke pelaku usaha
perdagangan yang mengonfirmasi peningkatan kinerja LU ini
sebagaimana tercermin dari realisasi SBT sebesar 4,96% pada
triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang
sebesar 4,70%. Peningkatan penjualan online di Sumatera Selatan
melalui platform e-commerce yang tumbuh sebesar 41,07% (yoy)
di triwulan I 2022 serta peningkatan pasokan dan produksi barang
domestik khususnya produk tanaman pangan, hortikultura
semusim, peternakan dan produk industri makanan juga
mengkonfirmasi perbaikan kinerja LU ini.

1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi


Pada triwulan I 2022, pertumbuhan LU konstruksi meningkat
secara tahunan. Kinerja LU konstruksi pada triwulan laporan
meningkat sebesar 2,13% (yoy), setelah pada triwulan sebelumnya
terkontraksi -1,21% (yoy). Namun demikian, perbaikan kinerja
tahunan tidak diikuti oleh pertumbuhan secara triwulanan yang
melambat menjadi -0,76% (qtq) dari 0,53% (qtq) pada triwulan
sebelumnya. Peningkatan pertumbuhan bersumber dari
percepatan pembangunan proyek pemerintah berupa
pembangunan jalan tol, irigasi, bendungan, serta pembangunan
fasilitas pabrik hilirisasi batubara setelah ground breaking di awal
tahun yang sempat tertunda akibat pandemi COVID-19. Pihak
swasta yang bergerak dalam LU real estate juga mulai melanjutkan
pembangunan dengan mulai meningkatnya permintaan, yang
tercermin dari kinerja LU Real Estate yang masih tumbuh positif
pada triwulan I 2022 sebesar 5,41% (yoy). Peningkatan kinerja LU
konstruksi juga terkonfirmasi dari hasil Survei Kegiatan Dunia

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 13
BAB II

PERKEMBANGAN
KEUANGAN
DAERAH

Pada triwulan I 2022 realisasi pendapatan dan


belanja pemerintah daerah mengalami penurunan
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya.

 Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN) di


Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 sebesar 14,23% dari
target atau senilai Rp7,84 triliun, lebih rendah dibandingkan
periode yang sama tahun 2021 sebesar 18,24% dari target
atau Rp9,89 triliun.

 Realisasi belanja pemerintah (APBD dan APBN) di


Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 telah mencapai
Rp9,04 triliun atau 11,03% dari pagu, lebih rendah
dibandingkan periode yang sama tahun 2021 sebesar
14,44% dari pagu atau senilai Rp12,52 triliun.

 Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) pada


triwulan I 2022 sebesar 9,70% dari pagu, mengalami
penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun
sebelumnya dengan realisasi sebesar 22,00% dari pagu.

 Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)


triwulan IV 2021 sebesar 113,33% dari pagu, meningkat
dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya
dengan realisasi sebesar 99,36% dari pagu. Peningkatan
tersebut didorong oleh percepatan penyerapan anggaran
dalam rangka pemulihan yang lebih merata hingga tingkat
kabupaten/kota.
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

2.1 GAMBARAN UMUM


Pada tahun 2022, pendapatan daerah pada APBD dan APBN dialokasikan untuk wilayah Sumatera Selatan senilai Rp40,32 triliun
Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan sebesar Rp55,07 (pangsa 49,22%) (Grafik 2.1). Realisasi belanja pemerintah (APBD
triliun, meningkat 1,58% dibandingkan tahun 2021. Target dan APBN) di Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 telah
pendapatan tersebut terdiri dari target APBD Pemerintah Provinsi mencapai Rp9,04 triliun atau 11,03% dari pagu. Capaian ini lebih
sebesar Rp10,80 triliun (pangsa 19,61%), target APBD gabungan tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja periode yang sama
Kabupaten/Kota sebesar Rp29,44 triliun (pangsa 53,47%) dan tahun 2021 yang tercatat sebesar 14,44% dari pagu atau senilai
target APBN Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp14,82 triliun Rp12,52 triliun.
(pangsa 26,92%).
2.2 APBD WILAYAH PROVINSI
SUMATERA SELATAN
Perkembangan target pendapatan pemerintah daerah 1 2

Provinsi Sumatera Selatan periode triwulan I 2022 tercatat


meningkat sebesar 80,60% (yoy) atau dari Rp39,92 triliun
2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD
pada triwulan I 2021 menjadi Rp40,24 triliun. Hingga akhir Sumatera Selatan
triwulan I 2022, realisasi pendapatan pemerintah daerah Provinsi Komponen Pendapatan APBD Pemerintah Daerah Provinsi
Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp7,84 triliun atau sebesar Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 terdiri atas
14,23% dari target. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan periode Pendapatan Asli Daerah (PAD) terealisasi 7,13%, Pendapatan
yang sama tahun 2021 yang tercatat sebesar 18,24% dari target Transfer terealisasi 12,60%, dan Lain-Lain Pendapatan yang
atau senilai Rp9,89 triliun. Realisasi tersebut terdiri dari Sah terealisasi sebesar 0,99%. Secara keseluruhan realisasi
pendapatan daerah Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp925 pendapatan APBD Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan
miliar atau 8,57% dari target, pendapatan 17 (tujuh belas) pada triwulan I 2022 mencapai Rp4,46 triliun, atau 11,07% dari
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp3,53 target Rp40,24 triliun. Realisasi ini menurun dibandingkan dengan
triliun atau 11,99% dari target serta pendapatan APBN K/L sebesar realisasi triwulan I 2021 yang sebesar 17,91% dari target Rp39,92
Rp3,38 triliun atau 22,79% dari target. Sementara itu, pagu triliun (Tabel 2.1). Realisasi pendapatan daerah tertinggi dicapai
anggaran perubahan belanja pemerintah daerah Sumatera oleh Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (21,20% dari target
Selatan tercatat sebesar Rp81,93 triliun. Alokasi ini terdiri dari Rp1,30 triliun), diikuti oleh Kabupaten Banyuasin (19,38% dari
tiga komponen yaitu APBD Provinsi Sumatera Selatan sebesar target Rp2,22 triliun) dan Kabupaten Lahat (18,93% dari target
Rp11,41 triliun (pangsa 13,93%), APBD gabungan Kabupaten/Kota Rp1,91 triliun). Sementara, realisasi terendah dicapai oleh
senilai Rp30,20 triliun (pangsa 36,86%), dan APBN yang Kabupaten Musi Rawas dengan realisasi sebesar 6,45% dari target
Rp1,70 triliun dan Kabupaten Muara Enim dengan realisasi sebesar
Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah Provinsi Sumatera
7,37% dari target Rp2,59 triliun (Grafik 2.2).
Selatan Triwulan I 2022 (Rp Miliar)
2.2.1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Rp11,41 T; 14% Realisasi PAD Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Pemprov Sumatera Selatan
pada triwulan I 2022 sebesar Rp635 miliar (7,13% dari target
Rp34,29 T; 37%
Kabupaten/Kota Rp8,92 triliun), menurun 45,41% (yoy) dibandingkan dengan
Rp41,25 T; 49% triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,16
APBN
triliun (13,84% dari target Rp8,42 triliun). Penurunan realisasi PAD
terjadi pada hampir seluruh komponen kecuali komponen Lain-
lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang mengalami
peningkatan realisasi dari 4,86% dari target pada triwulan I 2021
SUMBER: BPKAD & KANWIL DJPB PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022 (Rp miliar)
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Target Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 39.921,39 7.148,78 17,91% 40.243,16 4.456,31 11,07%

Pendapatan Asli Daerah 8.412,76 1.164,19 13,84% 8.918,25 635,49 7,13%

Pendapatan Transfer 30.013,40 5.982,37 19,93% 30.236,58 3.810,00 12,60%

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 1.495,23 2,22 0,15% 1.088,33 10,82 0,99%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

1 . Merupakan konsolidasi pendapatan APBN dan APBD di Provinsi Sumatera Selatan


2. Merupakan APBD konsolidasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah 17 (tujuh belas) Kabupaten/Kota
di Sumatera Selatan

Laporan Perekonomian
16 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

menjadi 5,67% dari target pada triwulan laporan. Pencapaian (13,15% dari target Rp27,79 triliun) dan Transfer Pemerintah Daerah
realisasi PAD terendah berasal dari realisasi Hasil Pengelolaan sebesar Rp154 miliar (5,82% dari target Rp1,76 triliun). Penurunan
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan yaitu sebesar 3,41% dari target ini sejalan dengan menurunnya penyerapan dana pencegahan dan
Rp274 miliar, menurun dibandingkan realisasi periode yang sama di penanganan pandemi COVID-19 di Sumatera Selatan, sejalan
tahun 2021 sebesar 45,82%. Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan dengan telah melandainya jumlah kasus COVID-19.
Daerah Yang Dipisahkan bersumber dari laba atas penyertaan
modal pada perusahaan milik daerah/BUMD (Badan Usaha Milik 2.2.1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
Daerah), milik pemerintah/BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ditargetkan memberikan
perusahaan milik swasta. Realisasi tersebut diikuti oleh penurunan kontribusi sebesar Rp1,09 triliun atau 2,70% terhadap target
realisasi Pendapatan Retribusi Daerah sebesar Rp8 miliar atau total pendapatan pemerintah daerah Provinsi Sumatera
4,58% dari target Rp174 miliar, dari sebelumnya di triwulan I 2021 Selatan. Target Lain-lain Pendapatan Yang Sah terdiri dari
terealisasi sebesar Rp25,03 miliar atau 14,00% dari target pendapatan hibah sebesar Rp666 miliar (pangsa 61,19%) dan
Rp178,82. Selanjutnya, realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada pendapatan lainnya Rp422 miliar (pangsa 38,81%).
triwulan I 2022 sebesar Rp 461 miliar atau 8,09% dari target Rp5,69
triliun, menurun dibanding realisasi triwulan I 2021 yang sebesar Realisasi Lain-Lain Pendapatan Yang Sah pada triwulan I 2022
Rp894 miliar atau 16,36% dari target. Pemerintah Daerah Provinsi tercatat Rp10,82 miliar (0,99% dari target Rp1,09 triliun),
Sumatera Selatan terus berupaya melakukan optimalisasi bersumber dari pendapatan hibah sebesar Rp9,27 miliar dan
Pendapatan Asli Daerah dengan mendorong sumber pendapatan pendapatan lainnya sebesar Rp1,55 miliar. Realisasi ini lebih tinggi
dan subjek penerima pendapatan yang baru, antara lain melalui dibanding realisasi pada periode yang sama tahun 2021 sebesar
Badan Layanan Umum Daerah. Selain itu, Pemerintah Daerah Rp2,22 miliar (0,15% dari target Rp1,49 triliun). Pendapatan lainnya
Provinsi Sumatera Selatan juga memperluas cakupan layanan dan pada triwulan I 2022 telah terealisasi sebesar 0,37% dari target,
mempermudah proses pembayaran melalui layanan pembayaran sementara realisasi pendapatan hibah masih nihil.
elektronik dalam meningkatkan pendapatan daerah.
2.2.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah
2.2.1.2 Realisasi Pendapatan Transfer Daerah Provinsi Sumatera Selatan
Target Pendapatan Transfer masih menjadi komponen Pagu anggaran Belanja APBD Pemerintah Daerah Provinsi
terbesar dengan pangsa mencapai 75,13% atau Rp30,24 triliun Sumatera Selatan tahun 2022 adalah sebesar Rp41,61 triliun,
dari keseluruhan target pendapatan APBD Pemerintah Daerah menurun 0,63% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2022 yang sebesar Rp40,24 Rp41,87 triliun. Secara struktur, anggaran belanja APBD di Provinsi
triliun. Target Pendapatan Transfer ini bersumber dari Transfer Sumatera Selatan pada tahun 2022 terdiri atas Belanja Operasi
Pemerintah Pusat (dana perimbangan) sebesar Rp27,79 triliun 62,63%, Belanja Modal 18,75%, Belanja Tidak Terduga 1,33%, dan

(pangsa 91,93%), Transfer Pemerintah Daerah sebesar Rp1,76 Belanja Transfer 17,29%.

triliun (pangsa 5,82%) dan Transfer Pemerintah Pusat lainnya


Pagu belanja terdiri atas belanja operasi sebesar Rp26,06 triliun,
sebesar Rp681 miliar (pangsa 2,25%). Realisasi Pendapatan belanja modal sebesar Rp7,80 triliun, belanja transfer sebesar
Transfer hingga triwulan I 2022 sebesar Rp3,81 triliun (12,60% dari Rp7,19 triliun, dan belanja tidak terduga sebesar Rp554 miliar.
target), menurun dibandingkan capaian periode yang sama tahun Penurunan pagu belanja bersumber dari penurunan komponen
sebelumnya dengan realisasi sebesar Rp5,98 triliun (19,93% dari belanja operasi dan belanja modal masing-masing sebesar 3,13%
target). Realisasi Pendapatan Transfer tersebut bersumber dari (yoy) dan 12,68% (yoy). Penurunan ini sejalan dengan adanya
Transfer Pemerintah Pusat (dana perimbangan) Rp3,66 triliun realokasi dan refocusing anggaran akibat pandemi COVID-19.

Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022

12.000 MILIAR RUPIAH 25%

10.000 20%
8.000
15%
6.000
10%
4.000

2.000 5%

- 0%
Lubuk OKU OKU Musi Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Prabumulih Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Selatan Timur Banyuasin Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang

ANGGARAN 10.801 3.849 783 1.017 725 2.445 1.517 1.313 1.300 1.725 3.209 2.215 1.696 869 2.585 1.225 1.911 1.060
REALISASI 926 546 127 101 111 264 115 117 276 211 278 429 109 82 191 95 362 116
% REALISASI 8,57% 14,18% 16,20% 9,93% 15,27% 10,81% 7,59% 8,93% 21,20% 12,24% 8,67% 19,38% 6,45% 9,49% 7,37% 7,73% 18,93% 10,99%

SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 17
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022 (Rp Miliar)
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
BELANJA DAN TRANSFER 41.871,08 3.332,26 7,96% 41.607,08 1.406,94 3,38%

Belanja Operasi 26.898,41 2.648,22 9,85% 26.057,44 1.298,31 4,98%

Belanja Modal 8.934,08 378,27 4,23% 7.801,47 22,93 0,29%

Belanja Tidak Terduga 303,75 2,00 0,66% 554,28 0,07 0,01%

Transfer 5.734,84 303,77 5,30% 7.193,88 85,62 1,19%


SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN

Sementara itu, pagu belanja transfer dan belanja tidak terduga Sumatera Selatan terus berupaya untuk mempercepat realisasi
mengalami kenaikan masing-masing 25,44%(yoy) dan belanja dengan terus mengupayakan percepatan proses tender
82,48%(yoy). Kenaikan kedua pagu belanja tersebut ditujukan pengadaan, mendorong percepatan penatausahaan pelaksanaan
untuk menangani penyebaran pandemi COVID-19 yang masih kegiatan, serta mempercepat penyelesaian kontrak perencanaan.
berlanjut di Sumatera Selatan termasuk percepatan program Selanjutnya, dalam rangka mendukung percepatan digitalisasi dan
vaksinasi dalam menekan penyebaran yang lebih meluas. peningkatan akuntabilitas transaksi pemerintah daerah, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
Realisasi belanja APBD di Provinsi Sumatera Selatan hingga berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah baik tingkat provinsi
triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,38% dari pagu atau senilai maupun di 17 (tujuh belas) kabupaten/kota terkait perluasan
Rp1,41 triliun, menurun dibandingkan realisasi periode yang sama elektronifikasi transaksi pemda melalui Tim Percepatan dan
tahun sebelumnya sebesar 7,96% dari pagu atau senilai Rp3,33 Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang sudah terbentuk.
triliun. Realisasi belanja terdiri dari belanja operasi sebesar Rp1,30
triliun, belanja modal sebesar Rp23 miliar, belanja transfer Rp86 Secara spasial, realisasi belanja tertinggi berada di Kabupaten
miliar, dan belanja tidak terduga sebesar Rp0,07 miliar. Penurunan Lahat (7,3% dari pagu Rp2,0 triliun), diikuti oleh Kabupaten
serapan belanja terjadi pada seluruh komponen belanja. Belanja Banyuasin (6,89% dari pagu Rp2,09 triliun) dan Kabupaten Oku
operasi dan belanja modal terealisasi masing-masing sebesar Selatan (6,86% dari pagu Rp1,41 triliun) (Grafik 2.3).
4,98% dan 0,29%, turun dibandingkan serapan belanja triwulan I
2021 yang sebesar 9,85% dan 4,23% (Tabel 2.2). Sementara 2.3 APBN PROVINSI SUMATERA SELATAN
realisasi belanja tidak terduga dan belanja transfer terealisasi
Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat di wilayah Provinsi
sebesar 0,01% dan 1,19%, menurun dibandingkan dengan realisasi
Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 baik yang berasal dari
periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai 0,66% dan
perpajakan maupun bukan pajak (PNBP) mencapai 22,79%
5,30%. Penurunan realisasi belanja ini dipengaruhi oleh pergantian
dari target Rp14,82 triliun atau secara nominal Rp3,38 triliun.
sistem keuangan ke Sistem Informasi Pemerintah Daerah (SIPD)
Realisasi pendapatan mengalami peningkatan dibandingkan
sehingga membutuhkan waktu penyesuaian bagi pengguna untuk
periode yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar
penggunaan modul sistem tersebut. Selain itu, penurunan realisasi 19,18% dari target Rp14,29 triliun atau secara nominal Rp2,74 triliun
belanja pada triwulan laporan juga dipengaruhi keterlambatan (Tabel 2.3).
persetujuan pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP)
dari Pemerintah Pusat. Belum maksimalnya proses lelang Pagu belanja Pemerintah Pusat atas beban Anggaran
pekerjaan juga turut mempengaruhi masih belum optimalnya Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di wilayah Provinsi
realisasi belanja modal pada triwulan laporan. Pemerintah Daerah Sumatera Selatan tahun 2022 mengalami penurunan. Pagu

Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2022

12.000 MILIAR RUPIAH 8%


7%
10.000
6%
8.000
5%
6.000 4%
3%
4.000
2%
2.000
1%
- 0%
Lubuk OKU OKU Musi Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Prabumulih Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Selatan Timur Banyuasin Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang

ANGGARAN 11.410 3.818 884 1.222 757 2.605 1.515 1.389 1.407 1.699 2.974 2.090 1.648 899 2.668 1.562 2.000 1.058
REALISASI 181 123 44 36 29 81 29 62 97 85 131 144 60 22 74 35 146 30
% REALISASI 1,6% 3,2% 5,0% 2,9% 3,9% 3,1% 1,9% 4,4% 6,86% 5,0% 4,4% 6,89% 3,6% 2,5% 2,8% 2,2% 7,3% 2,8%

SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
18 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

belanja APBN di Sumatera Selatan pada tahun 2022 sebesar Sementara itu, belanja pegawai dan belanja barang masing-
Rp40,32 triliun menurun 17,01% dibandingkan pagu tahun 2021 masing terealisasi sebesar 19,58% dan 14,55% atau secara nominal
yang sebesar Rp44,87 triliun. Berdasarkan strukturnya, komposisi sebesar Rp1,0 triliun dan Rp748 miliar (Tabel 2.5).
pagu belanja K/L terdiri atas belanja barang dengan pangsa
sebesar 38,35% atau secara nominal sebesar Rp5,14 triliun, diikuti Sejalan dengan belanja Pemerintah Pusat, pagu Transfer ke
oleh belanja pegawai dengan pangsa sebesar 34,13% atau setara Daerah dan Dana Desa (TKDD) di Provinsi Sumatera Selatan
Rp5,11 triliun, belanja modal dengan pangsa sebesar 23,37% atau pada tahun 2022 juga mengalami penurunan dibandingkan
Rp3,13 triliun, dan sisanya belanja bantuan sosial dengan pangsa dengan tahun 2021. Pagu TKDD dari seluruh Pemerintah Daerah
0,15% atau sebesar Rp20,21 miliar. Penurunan pagu belanja di Provinsi Sumatera Selatan adalah sebesar Rp26,91 triliun,
pemerintah terutama bersumber dari penurunan belanja modal menurun 9,79% dari pagu TKDD tahun 2021 yang sebesar Rp29,83
dan belanja barang yang masing-masing turun 27,28% (yoy) dan triliun. Jika dilihat dari realisasinya pada triwulan I 2022, Pemerintah
9,12% (yoy). Penurunan pagu belanja modal terbesar terjadi pada Daerah Sumatera Selatan (kab/kota dan provinsi) telah
pagu belanja modal untuk program pembangunan jalan, irigasi dan merealisasikan sebesar 20,23% dari total pagu atau senilai Rp5,45
jaringan yang telah difokuskan pada tahun sebelumnya (Tabel triliun, menurun dibandingkan dengan realisasi periode yang sama
2.4). tahun sebelumnya sebesar 22,00% dari pagu atau senilai Rp6,56
triliun. Realisasi TKDD tertinggi dilakukan oleh Kabupaten Ogan
Realisasi penyerapan belanja Pemerintah Pusat atas beban Komering Ulu sebesar 26,08% dari pagu Rp1.116,95 sedangkan
APBN di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 realisasi terendah adalah Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
tercatat sebesar Rp7,63 triliun atau 18,92% dari pagu. Realisasi (PALI) dengan realisasi sebesar 12,30% dari pagu Rp128 miliar
serapan ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama (Grafik 2.4).
tahun sebelumnya yang sebesar 22,79% dari pagu. Penurunan ini
bersumber dari penurunan realisasi belanja modal sedangkan Jika ditinjau dari jenis TKDD, sampai dengan akhir triwulan I 2022
realisasi belanja pegawai, belanja barang, dan belanja sosial Dana Alokasi Umum (DAU) memiliki tingkat realisasi tertinggi
mengalami peningkatan. Realisasi belanja modal pada triwulan I sebesar 32,64% atau setara dengan Rp3,78 triliun, kemudian
2022 sebesar 13,82% atau senilai Rp432 miliar, lebih rendah disusul oleh Dana Bagi Hasil (DBH) dengan realisasi 13,18% atau
dibanding periode yang sama tahun 2021 yang sebesar 21,39%. Rp869 miliar, Dana Alokasi Khusus (DAK) Non Fisik dengan

Tabel 2.3 Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sumatera Selatan Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Realisasi Pagu Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 14.289,35 2.740,29 19,18% 14.823,93 3.379,02 22,79%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tabel 2.4 Uraian Belanja Modal K/L Sumatera Selatan


2021 2022
Perubahan
URAIAN BELANJA MODAL Pagu Anggaran Pagu Anggaran % Perubahan
(Rp Miliar)
(Rp Miliar) (Rp Miliar)
Tanah 42,22 6,19 -36,03 -85,34%

Peralatan dan Mesin 341,30 188,99 -152,31 -44,63%

Gedung dan Bangunan 677,84 630,63 -47,21 -6,96%

Jalan, Irigasi dan Jaringan 2.895,90 2.084,73 -811,17 -28,01%

Fisik Lainnya 32,68 32,47 -0,21 -0,64%

Bantuan Langsung Umum (BLU) 319,50 190,74 -128,76 -40,30%

TOTAL 4.309,44 3.133,75 -1.175,69 -27,28%


SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Jenis Belanja Triwulan I Tahun 2021 dan Tahun 2022
Tw I 2021 Tw I 2022
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Realisasi %Growth
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Pegawai 5.056,91 960,33 18,99% 5.113,44 1.001,35 19,58% 1,12%

Barang 5.659,41 746,13 13,18% 5.143,54 748,39 14,55% -9,12%

Modal 4.309,11 921,64 21,39% 3.133,75 432,98 13,82% -27,28%

Bantuan Sosial 17,68 - 0,00% 20,21 - 0,00% 14,31%

BERDASARKAN JENIS BELANJA 15.043,11 2.628,10 17,47% 13.410,94 2.182,72 16,28% -10,85%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 19
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

Grafik 2.4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan I 2022 berdasarkan Wilayah

4.500 MILIAR RUPIAH 30%


4.000
25%
3.500
3.000 20%
2.500
15%
2.000
1.500 10%
1.000
5%
500
0 0%
Empat Musi Musi Rawas Ogan Ogan Ogan Ogan Lubuk- Pemprov
Banyuasin Muara Enim Banyuasin Musi Rawas Ogan Ilir Pagar Alam Palembang Prabumulih
Lawang Lahat Utara Komering Ilir Komering Komering Komering PALI linggau Sumsel
Ulu Ulu Selatan Ulu Timur
PAGU (RP MILIAR) 1.826 868,2 1.615 2.076 2.079 1.430 724.8 1.247 1.838 1.116 1.130 1.472 1.043 687,9 622,9 1.956 737,6 4.107
REALISASI (RP MILIAR) 459 153 339 285 486 305 120 240 424 291 220 300 128 177 154 444 155 765
%REALISASI 25,11% 17,63% 21,01% 13,71% 20,20% 21,32% 16,50% 19,21% 23,06% 26,08% 19,45% 20,35% 12,30% 25,80% 24,72% 22,72% 21,05% 18,62%

SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA PROV SUMATERA SELATAN

realisasi 13,13% atau setara Rp552 miliar, Dana Desa (DD) dengan Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan I 2022 berdasarkan
realisasi sebesar 9,70% atau setara Rp247 miliar. Sementara itu, Jenis TKDD
14.000 MILIAR RUPIAH 35%
Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik belum terealisasi pada triwulan
12.000 30%
laporan (Grafik 2.5). Berdasarkan hasil diskusi diperoleh informasi 10.000 25%

bahwa transfer dana desa di Provinsi Sumatera Selatan telah 8.000 20%
6.000 15%
dilakukan kepada 2.853 desa yang terbagi atas Dana Desa Regular,
4.000 10%
Dana Desa Mandiri, Dana Desa Penanggulangan COVID-19 dan 2.000 5%

Dana Desa Bantuan Langsung Tunai (BLT). -


DAK
0%
DBH DAU DID Non Fisik DAK Fisik Dana Desa

PAGU (RP MILIAR) 6.595,00 1.569,80 138,14 4.211,15 1.843,26 2.554,85


REALISASI (RP MILIAR) 869,02 3.775,82 - 552,94 - 247,81
%REALISASI 13,18% 32,64% 0,00% 13,13% 0,00% 9,70%

SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Laporan Perekonomian
20 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB III

PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

Inflasi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022


tercatat meningkat dib andingkan triwulan
sebelumnya seiring adanya peningkatan mobilitas
masyarakat di tengah penyebaran pandemi COVID-
19 yang terkendali.

 Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022


tercatat sebesar 2,96% (yoy), meningkat dibandingkan
triwulan IV 2021 yang sebesar 1,83% (yoy). Perkembangan
ini dipengaruhi oleh implementasi pencabutan Harga
Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng, meningkatnya
mobilitas masyarakat di tengah semakin terkendalinya
pandemi COVID-19, serta penyesuaian harga Liquefied
Petroleum Gas (LPG) non subsidi. Komoditas yang
mendorong peningkatan inflasi terbesar adalah minyak
goreng, sewa rumah, dan bahan bakar rumah tangga.

 Inflasi pada triwulan II 2022 diperkirakan akan lebih tinggi


dibandingkan dengan triwulan sebelumnya namun masih
berada di bawah kisaran sasaran inflasi nasional 3,0±1,0%.
Faktor pendorong inflasi adalah meningkatnya harga
kelompok bahan makanan saat memasuki Bulan
Ramadhan dan HBKN Idul Fitri.
Bab III
Perkembangan Inflasi

3.1 INFLASI SECARA UMUM


Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 Komoditas penyumbang inflasi pada triwulan laporan adalah
tercatat sebesar 2,96% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan minyak goreng, sewa rumah, dan bahan bakar rumah tangga
IV 2021 yang tercatat sebesar 1,83% (yoy). Realisasi tersebut juga (Tabel 3.2). Kenaikan harga minyak goreng dipengaruhi oleh
lebih tinggi dibandingkan triwulan I 2021 yang sebesar 1,11% (yoy) kebijakan penghapusan HET minyak goreng per 16 Maret 2022
maupun rata-rata 3 tahun terakhir yang tercatat sebesar 1,97% sesuai dengan Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag)
(yoy). Inflasi Sumatera Selatan pada triwulan laporan juga lebih Nomor 11 tahun 2022. Sebelumnya, ketika harga minyak goreng
tinggi dibandingkan dengan inflasi nasional (2,64%; yoy) namun meningkat signifikan sejak triwulan IV 2021, pemerintah
lebih rendah dibanding inflasi regional Sumatera (3,11%; yoy) menetapkan HET minyak goreng melalui Permendag Nomor 6
(Grafik 3.1). Secara spasial, realisasi inflasi Sumatera Selatan pada Tahun 2022 dengan rincian minyak goreng curah sebesar
triwulan I 2022 termasuk yang rendah dibanding provinsi lain di Rp11.500/liter, minyak goreng kemasan sederhana sebesar
regional Sumatera (Grafik 3.2). Rp13.500/liter, dan minyak goreng kemasan premium sebesar
Rp14.000/liter. Selanjutnya, kenaikan sewa rumah dipengaruhi
Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan I 2022 dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan sejalan dengan mobilitas
kebijakan pemerintah serta meningkatnya mobilitas masyarakat yang kembali normal baik pekerja maupun mahasiswa
masyarakat di tengah terkendalinya pandemi COVID-19. yang membutuhkan hunian sementara. Selain hal tersebut,
Inflasi terutama bersumber dari kelompok makanan, minuman, peningkatan harga juga didorong oleh tingginya permintaan sewa
dan tembakau sebesar 4,65% (yoy) dengan andil sebesar 1,42% rumah yang dinilai lebih ekonomis dan efisien daripada melakukan
(yoy) serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar pembelian di tengah peningkatan harga rumah dan belum
3,15% (yoy) dengan andil sebesar 0,82% (yoy) (Tabel 3.1). stabilnya kondisi finansial sebagian besar masyarakat akibat

Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan


INFLASI TAHUNAN 2021 (%) ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN
IV-2021 JAN FEB MAR I-2022 JAN FEB MAR
UMUM 1,83 2,34 2,41 2,96 1,83 2,34 2,41 2,96

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,74 3,27 3,18 4,65 0,83 0,99 0,96 1,42

Pakaian dan Alas Kaki 1,24 1,31 1,37 1,52 0,07 0,08 0,08 0,09

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 2,13 3,04 2,80 2,80 0,39 0,55 0,51 0,51

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,92 2,77 3,34 3,69 0,10 0,15 0,18 0,19

Kesehatan 1,09 1,08 1,91 1,43 0,03 0,03 0,05 0,04

Transportasi 0,76 1,26 1,52 1,46 0,08 0,13 0,16 0,15

Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,03 -0,18 -0,18 -0,24 0,00 -0,01 -0,01 -0,01

Rekreasi, Olahraga dan Budaya 2,71 4,33 3,70 3,73 0,05 0,09 0,07 0,07

Pendidikan 1,92 1,62 2,28 2,28 0,10 0,09 0,12 0,12

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 1,34 1,22 1,71 3,15 0,34 0,32 0,44 0,82
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Triwulan I 2022
INFLASI KONTRIBUSI DEFLASI KONTRIBUSI
KOMODITAS INFLASI (%, YOY) KOMODITAS DEFLASI (%, YOY)
(%, YOY) (%, YOY)

MINYAK GORENG 24,13 0,35 CABAI MERAH -15,26 -0,13

SEWA RUMAH 4,08 0,20 ANGKUTAN UDARA -5,90 -0,03

BAHAN BAKAR RUMAH TANGGA 8,74 0,17 CABAI RAWIT -31,60 -0,03

BERAS 4,39 0,16 BAWANG MERAH -5,23 -0,03

ROKOK KRETEK FILTER 9,87 0,16 KOPI BUBUK -3,55 -0,02

DAGING AYAM RAS 8,39 0,15 IKAN GABUS -4,61 -0,01

MOBIL 5,37 0,09 KOL PUTIH/KUBIS -23,89 -0,01

SABUN DETERGEN 14,34 0,08 TERONG -23,01 -0,01

DAGING SAPI 17,28 0,08 TELEPON SELULER -0,87 -0,01

EMAS PERHIASAN 6,02 0,07 SUSU BUBUK BALITA -0,90 -0,01


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
24 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, Sumatera, dan Nasional Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode Triwulan I 2022

6 % YOY 4,5 % YOY


4,0
5 3,5
3,0
4 2,5
2,0
3 1,5
1,0
2
0,5
0,0
1

BENGKULU

LAMPUNG
SUMBAR
0

SUMSEL
SUMUT
BABEL

JAMBI
ACEH

KEPRI
I II III IV I II III IV I II III IV I

RIAU
2019 2020 2021 2022

SUMSEL NASIONAL SUMATERA NASIONAL SUMATERA

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

pandemi COVID-19. Selanjutnya, kenaikan harga bahan bakar seluruh subkelompok dibandingkan triwulan IV 2021. Subkelompok
rumah tangga disebabkan oleh adanya kebijakan penyesuaian makanan memberikan andil inflasi terbesar yakni 1,21% (yoy), diikuti
harga LPG non subsidi oleh Pertamina per 27 Februari 2022 dari oleh tembakau dengan andil sebesar 0,20% (yoy). Inflasi pada
sebelumnya Rp13.500/kg menjadi 15.500/kg. kelompok makanan, minuman, dan tembakau bersumber pada
kenaikan komoditas minyak goreng, beras, dan rokok kretek filter.
3.2 INFLASI MENURUT KELOMPOK Kenaikan harga minyak goreng seiring seiring dengan pencabutan
PENGELUARAN HET minyak goreng. Sementara itu, harga beras juga masih
meningkat sejak Desember 2021 seiring dengan produksi di daerah
Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Sumatera
sentra yang rendah dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak baik
Selatan pada triwulan I 2022 terutama bersumber dari
sehingga mengganggu pengairan padi. Selanjutnya, harga rokok
kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil
kretek filter masih meningkat seiring berlanjutnya transmisi
sebesar 1,42% (yoy). Selanjutnya, andil inflasi terbesar kedua dan
kenaikan cukai tembakau. Perbaikan daya beli dan mobilitas
ketiga pada triwulan II 2021 berasal dari kelompok perawatan
masyarakat yang sudah lebih baik dibandingkan tahun 2020 dan
pribadi dan jasa lainnya dengan andil 0,82% (yoy) dan kelompok
2021 mendorong produsen rokok untuk terus mentransmisikan
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil
kenaikan cukai rokok secara gradual dan terbatas.
sebesar 0,51% (yoy).

3.2.1 Kelompok Makanan, Minuman, 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
dan Tembakau Pada triwulan I 2022, kelompok pakaian dan alas kaki
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan I mengalami inflasi tahunan sebesar 1,52% (yoy) dengan andil
2022 mengalami inflasi sebesar 4,65% (yoy) dengan andil inflasi 0,09% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan
inflasi 1,42% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Kondisi ini terutama didorong oleh peningkatan
sebelumnya. Tekanan inflasi cenderung meningkat pada hampir tekanan harga pada subkelompok pakaian dari 1,41% (yoy) pada

Tabel 3.3 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,74 3,27 3,18 4,65 0,83 0,99 0,96 1,42

Inflasi Sub Kelompok :

Makanan 2,57 3,04 2,93 4,67 0,66 0,78 0,75 1,21

Minuman Yang Tidak Beralkohol 1,00 1,31 1,01 0,52 0,02 0,02 0,02 0,01

Tembakau 5,43 6,68 6,89 7,21 0,15 0,19 0,20 0,20


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,24 1,31 1,37 1,52 0,07 0,08 0,08 0,09

Inflasi Sub Kelompok :

Pakaian 1,41 1,48 1,56 1,76 0,07 0,07 0,07 0,08

Alas Kaki 0,63 0,62 0,62 0,59 0,01 0,01 0,01 0,01
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 25
Bab III
Perkembangan Inflasi

triwulan IV 2021 menjadi 1,76% (yoy) pada triwulan laporan. 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan,
Komoditas yang menyumbang peningkatan inflasi terutama dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
komoditas celana panjang katun pria, yang meningkat dari 2,70% Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin
(yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi 7,52% (yoy) pada triwulan rumah tangga pada triwulan I 2022 tercatat mengalami inflasi
laporan. Peningkatan ini disinyalir karena kembali pulihnya sebesar 3,69% (yoy) dengan andil inflasi 0,19% (yoy),
mobilitas masyarakat di luar rumah termasuk work from office meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Peningkatan
seiring dengan semakin terkendalinya pandemi COVID-19. tekanan inflasi kelompok ini terutama bersumber dari peningkatan
laju inflasi subkelompok barang dan layanan untuk pemeliharaan
3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas rumah tangga. Komoditas yang mengalami peningkatan harga
dan Bahan Bakar Rumah Tangga signifikan adalah sabun detergen bubuk/cair. Kenaikan ini
Tekanan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan dipengaruhi oleh kebijakan Domestic Price Obligation (DPO)
bahan bakar rumah tangga pada triwulan I 2022 meningkat kelapa sawit dan olein yang berlaku hingga pertengahan sejak
dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu tercatat sebesar akhir Januari 2022 hingga pertengahan Maret 2022. Pemerintah
2,80% (yoy) dengan andil inflasi 0,51% (yoy). Peningkatan tekanan menetapkan harga olein sebagai salah satu bahan baku utama
inflasi kelompok ini terutama bersumber dari peningkatan pada produk detergen Rp10.300 per liter.
subkelompok listrik, gas, dan bahan bakar lainnya, dari 0,79% (yoy)
menjadi 3,83% (yoy) pada triwulan I 2022. Hal ini disebabkan oleh 3.2.5 Kelompok Kesehatan
peningkatan harga bahan bakar rumah tangga seiring dengan Kelompok kesehatan pada triwulan I 2022 tercatat
peningkatan harga LPG non subsidi pada 27 Februari 2022 dari mengalami inflasi sebesar 1,43% (yoy) dengan andil inflasi
Rp13.500.kg menjadi Rp15.500/kg. Selain itu, peningkatan inflasi 0,04% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.
kelompok ini juga didorong oleh peningkatan inflasi pada Peningkatan inflasi bersumber dari kenaikan inflasi subkelompok
subkelompok sewa rumah. Semakin terkendalinya pandemi dan obat-obatan dan produk kesehatan, dari 2,86% (yoy) pada
pelonggaran penerapan PSBB sehingga berbagai kantor dan triwulan IV 2021 menjadi 3,74% (yoy) pada triwulan laporan.
kampus mulai menaikkan kapasitas sekolah atau bekerja secara Peningkatan ini bersumber dari peningkatan harga komoditas
luring. Kondisi ini mendorong permintaan terhadap rumah sewaan. obat flu dan obat dengan resep dokter.

Tabel 3.5 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,13 3,04 2,80 2,80 0,39 0,55 0,51 0,51

Inflasi Sub Kelompok :

Sewa Rumah 2,78 4,35 3,60 2,80 0,22 0,34 0,28 0,22

Pemeliharaan, Perbaikan, Dan Keamanan Tempat Tinggal/Perumahan 3,33 3,71 3,69 3,40 0,13 0,14 0,14 0,13

Penyediaan Air Dan Layanan Perumahan Lainnya 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya 0,79 1,47 1,92 3,83 0,03 0,06 0,08 0,16
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.6 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rumah Tangga
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,92 2,77 3,34 3,69 0,10 0,15 0,18 0,19

Inflasi Sub Kelompok :

Furnitur, Perlengkapan Dan Karpet 1,04 1,02 1,06 1,90 0,01 0,01 0,01 0,01

Tekstil Rumah Tangga 0,80 0,94 0,94 0,65 0,00 0,00 0,00 0,00

Peralatan Rumah Tangga 1,77 2,15 2,03 2,44 0,01 0,02 0,01 0,02

Barang Pecah Belah Dan Peralatan Makan Minum 5,37 7,67 7,53 7,21 0,02 0,03 0,03 0,02

Peralatan Dan Perlengkapan Perumahan Dan Kebun 4,68 5,65 7,35 6,77 0,01 0,01 0,01 0,01

Barang Dan Layanan Untuk Pemeliharaan Rumah Tangga Rutin 1,59 2,68 3,54 3,99 0,05 0,09 0,11 0,13
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
26 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan


INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,09 1,08 1,91 1,43 0,03 0,03 0,05 0,04

Inflasi Sub Kelompok :

Obat-obatan Dan Produk Kesehatan 2,86 2,82 5,07 3,74 0,03 0,03 0,06 0,04

Jasa Perawatan (Rawat Jalan/Tanpa Menginap) 0,03 0,03 0,03 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00

Jasa Perawatan (Menginap) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

Jasa Kesehatan Lainnya 0,25 0,49 0,49 0,49 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

3.2.7 Kelompok Informasi, Komunikasi dan


3.2.6 Kelompok Transportasi Jasa Keuangan
Pada periode triwulan I 2022, kelompok transportasi Kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan di
mengalami inflasi sebesar 1,46% (yoy), meningkat Sumatera Selatan mengalami deflasi. Pada triwulan I 2022,
dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi bersumber dari kelompok ini tercatat mengalami deflasi sebesar 0,24% (yoy)
peningkatan inflasi pada subkelompok pengoperasian peralatan dengan andil -0,01% (yoy), mengalami deflasi makin dalam
transportasi pribadi yang tercatat sebesar 1,16% (yoy) dan dibanding triwulan sebelumnya. Kondisi deflasi tersebut
pembelian kendaraan yang tercatat sebesar 4,25% (yoy). Pada bersumber dari subkelompok jasa keuangan dan sub kelompok
subkelompok pengoperasian peralatan transportasi pribadi peralatan informasi dan komunikasi. Deflasi pada subkelompok
didorong oleh kenaikan harga bensin seiring dengan kenaikkan jasa keuangan disebabkan oleh penurunan biaya administrasi
harga BBM non subsidi pada awal Maret 2022. Sementara itu, transfer uang seiring dengan implementasi layanan BI Fast secara
kenaikan inflasi pada subkelompok pembelian kendaraan bertahap dengan biaya transfer antar bank yang lebih rendah dari
didorong oleh kenaikan harga mobil seiring dengan meningkatnya sebelumnya. Sementara itu penurunan harga pada subkelompok
permintaan menjelang hari raya Idul Fitri serta adanya potensi peralatan informasi dan komunikasi bersumber dari penurunan
dihapusnya kebijakan diskon PPnBM yang akan berakhir Maret harga telepon seluler akibat penurunan permintaan masyarakat
2022. seiring dengan pengurangan waktu penerapan Work From Home
memasuki era new normal.

Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi


INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 0,76 1,26 1,52 1,46 0,08 0,13 0,16 0,15

Inflasi Sub Kelompok :

Pembelian Kendaraan 4,22 4,26 4,31 4,25 0,09 0,09 0,09 0,09

Pengoperasian Peralatan Transportasi Pribadi 0,73 0,74 0,92 1,16 0,05 0,05 0,06 0,07

Jasa Angkutan Penumpang (2,06) 0,15 0,74 (0,07) (0,05) 0,00 0,02 (0,00)

Jasa Pengiriman Barang 0,86 0,86 0,86 0,87 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK (0,03) (0,18) (0,18) (0,24) (0,00) (0,01) (0,01) (0,01)

Inflasi Sub Kelompok :

Peralatan Informasi Dan Komunikasi 0,01 (0,13) (0,11) (0,27) 0,00 (0,00) (0,00) (0,00)

Layanan Informasi Dan Komunikasi 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00

Asuransi 0,02 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

Jasa Keuangan (1,15) (4,27) (4,27) (4,27) (0,00) (0,01) (0,01) (0,01)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 27
Bab III
Perkembangan Inflasi

3.2.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya


Inflasi pada kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya pada permintaan bimbingan belajar menjelang ujian akhir baik pada
triwulan I 2022 tercatat sebesar 3,73% (yoy) dengan andil tingkat SD, SMP, dan SMA.
inflasi 0,07% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
sebelumnya. Peningkatan tekanan inflasi bersumber dari 3.2.10 Kelompok Penyediaan Makanan dan
peningkatan inflasi pada subkelompok koran, buku, dan Minuman/Restoran
perlengkapan sekolah. Komoditas yang menyebabkan inflasi pada Inflasi kelompok penyediaan makanan dan minuman/
subkelompok ini terutama adalah surat kabar harian seiring restoran di Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat
dengan peningkatan harga berlangganan koran oleh perusahaan sebesar 2,39% (yoy) dengan andil inflasi 0,19% (yoy),
media cetak sejak awal tahun 2022. Selain itu, juga terjadi kenaikan meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang inflasi
harga tas sekolah seiring dengan meningkatnya permintaan sebesar 1,13% (yoy). Beberapa komoditas yang yang
ditengah semakin meningkatnya sekolah secara luring dengan menyumbang inflasi pada kelompok ini adalah nasi dengan lauk,
semakin terkendalinya pandemi COVID-19. tekwan, ayam goreng, soto, dan rendang. Peningkatan ini sejalan
dengan meningkatnya aktivitas pada usaha restoran/rumah
3.2.9 Kelompok Pendidikan makan seiring dengan mulai normalnya kegiatan ekonomi di
Pada triwulan I 2022, kelompok pendidikan tercatat inflasi tengah pandemi COVID-19 yang sudah terkendali. Selain itu,
sebesar 2,28% (yoy) dengan andil sebesar 0,12% (yoy), komoditas mie juga mengalami peningkatan signifikan seiring
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Laju inflasi dengan meningkatnya permintaan saat hari raya Imlek.
kelompok ini bersumber dari meningkatnya tekanan inflasi pada
subkelompok pendidikan yang tidak ditentukan dengan tingkatan. 3.2.11 Kelompok Perawatan Pribadi dan
Inflasi pada subkelompok pendidikan yang tidak ditentukan Jasa Lainnya
dengan tingkatan disumbang oleh komoditas bimbingan belajar. Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada triwulan I
Kenaikan harga komoditas ini didorong oleh peningkatan 2022 tercatat inflasi sebesar 3,15% (yoy) dengan andil

Tabel 3.10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 2,71 4,33 3,70 3,73 0,05 0,09 0,07 0,07

Inflasi Sub Kelompok :

Barang Rekreasi Lainnya 2,03 2,12 2,46 2,45 0,01 0,01 0,01 0,01

Layanan Rekreasi (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

Layanan Kebudayaan 3,18 3,18 3,18 3,18 0,01 0,01 0,01 0,01

Koran, Buku, Dan Perlengkapan Sekolah 3,95 7,04 5,68 5,73 0,04 0,07 0,06 0,06
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.11 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan


INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,92 1,62 2,28 2,28 0,10 0,09 0,12 0,12

Inflasi Sub Kelompok :

Pendidikan Dasar Dan Anak Usia Dini 1,59 1,59 1,59 1,59 0,02 0,02 0,02 0,02

Pendidikan Menengah 0,57 0,57 0,57 0,57 0,01 0,01 0,01 0,01

Pendidikan Tinggi (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)

Pendidikan Yang Tidak Ditentukan Dengan Tingkatan 8,35 6,51 10,27 10,26 0,08 0,06 0,10 0,10
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3.12 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19

Inflasi Sub Kelompok :

Jasa Pelayanan Makanan Dan Minuman 1,13 2,24 2,29 2,39 0,09 0,18 0,19 0,19
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
28 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Tabel 3.13 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
INFLASI (%) ANDIL (%)
KOMODITAS
DES JAN FEB MAR DES JAN FEB MAR
INFLASI KELOMPOK 1,34 1,22 1,71 3,15 0,34 0,32 0,44 0,82

Inflasi Sub Kelompok :

Perawatan Pribadi 1,75 2,25 2,36 3,13 0,07 0,09 0,09 0,12

Perawatan Pribadi Lainnya 0,82 (0,43) 0,73 3,54 0,02 (0,01) 0,02 0,08

Jasa Lainnya 1,12 1,97 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

sebesar 0,82% (yoy), meningkat signifikan dibandingkan triwulan harga beras seiring dengan menurunnya produksi akibat kondisi
lalu. Peningkatan ini terutama bersumber dari subkelompok cuaca yang mengganggu pengairan pada masa tanam
perawatan pribadi lainnya dengan inflasi 3,54% (yoy). Komoditas sebelumnya. Sementara itu, kenaikan harga daging ayam ras
emas perhiasan menjadi penyumbang peningkatan inflasi pada sebagai dampak dari berlanjutnya implementasi kebijakan culling
subkelompok tersebut. Peningkatan harga emas perhiasan ini and cutting hatched egg yang dilakukan pemerintah untuk
seiring dengan peningkatan harga emas internasional dan juga pengendalian produksi berlebih. Tingkat pengendalian yang tinggi
peningkatan permintaan menjelang Lebaran. pada bulan Desember 2021 dan Januari 2022 dibandingkan rata-
rata telah berdampak pada penurunan pasokan sehingga
3.3 PERKEMBANGAN INFLASI meningkatkan harga.
BULANAN DAN TRACKING INFLASI
TRIWULAN II 2022 Februari 2022 Tercatat Deflasi
Pada bulan Februari 2022, Provinsi Sumatera Selatan mengalami
Gambar 1. Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan deflasi sebesar -0,01% (mtm). Perkembangan ini terutama
INFLASI JANUARI 2022 INFLASI FEBRUARI 2022 dipengaruhi deflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau seiring dengan penurunan harga komoditas daging

0,93%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
-0,01%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
ayam ras, telur ayam ras, dan minyak goreng. Harga daging ayam
ras dan telur ayam ras pada bulan Februari 2022 mengalami
penurunan rata-rata masing-masing sebesar 11,22% (mtm) dan
1. SEWA RUMAH 0,14 1. DAGING AYAM RAS -0,22
0,14% (mtm). Sementara itu, harga minyak goreng mengalami
2. BERAS 0,13 2. TELUR AYAM RAS -0,16
3. DAGING AYAM RAS 0,10 3. MINYAK GORENG -0,13
penurunan rata-rata sebesar 8,24% (mtm). Penurunan harga
daging ayam ras dan telur ayam ras seiring dengan masih
terjaganya pasokan ditengah kebijakan culling and cutting hatched
INFLASI MARET 2022 INFLASI APRIL 2022
egg yang masih berlangsung. Sementara itu, penurunan harga

0,69% 0,93% minyak goreng seiring dengan implementasi kebijakan HET


minyak goreng pada Februari 2022. Disisi lain, laju deflasi Provinsi
KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM) KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM)
Sumatera Selatan tertahan oleh kenaikan harga beras dan bawang
1. CABAI MERAH 0,19 1. MINYAK GORENG 0,14 merah. Terjadinya peningkatan harga beras didorong oleh tidak
2. DAGING AYAM RAS 0,11 2. ANGKUTAN UDARA 0,13 optimalnya pasokan akibat gangguan cuaca pada masa tanam.
3. TELUR AYAM RAS 0,10 3. TELUR AYAM RAS 0,10
Sementara itu, peningkatan harga bawang merah disebabkan oleh
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
mulai berakhirnya masa panen raya dan adanya gangguan kualitas
hasil panen karena kondisi cuaca yang lebih basah.
Januari 2022 Tercatat Inflasi
Memasuki triwulan I 2022, inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada Maret 2022 kembali tercatat Inflasi
bulan Januari 2022 tercatat sebesar 0,93% (mtm), meningkat Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Maret 2022 mengalami
dibandingkan bulan Desember 2021 sebesar 0,42% (mtm). Inflasi inflasi sebesar 0,69% (mtm), setelah pada bulan sebelumnya
pada bulan laporan terutama dipengaruhi oleh inflasi pada mengalami deflasi sebesar -0,01% (mtm). Perkembangan ini
kelompok bahan makanan, minuman dan tembakau serta terutama dipengaruhi inflasi yang bersumber dari kelompok
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga. makanan, minuman, dan tembakau. Inflasi pada kelompok
Peningkatan harga pada kelompok bahan makanan, minuman, dan makanan, minuman, dan tembakau bersumber dari beberapa
tembakau terutama bersumber dari kenaikan harga beras dan komoditas seperti cabai merah, telur ayam ras dan daging ayam
daging ayam ras. Beras dan daging ayam ras mengalami inflasi ras. Peningkatan harga cabai merah disebabkan oleh
masing-masing sebesar 3,83% (mtm) dan 5,49% (mtm). Kenaikan terganggunya panen karena curah hujan yang tinggi ditengah

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 29
Bab III
Perkembangan Inflasi

permintaan yang meningkat menjelang Ramadhan. Sementara itu, memasuki Bulan Ramadhan dan HBKN Idul Fitri. Selain itu, laju
peningkatan harga daging ayam ras dan telur ayam ras didorong inflasi juga masih didorong oleh kenaikan harga BBM jenis
oleh meningkatnya harga Day Old Chicken (DOC). Peningkatan pertamax per 1 April 2022. Harga angkutan udara juga berpotensi
harga jagung seiring dengan kenaikan harga internasional terus meningkat seiring dengan peningkatan mobilitas dan
mendorong peningkatan harga pakan ayam sehingga menaikkan pengenaan fuel surcharge oleh maskapai. Selain itu, harga aneka
harga DOC. rokok juga berpotensi terus meningkat seiring dengan masih
dilakukannya penyesuaian harga oleh produsen rokok menyusul
Inflasi April 2022 Meningkat kebijakan pemerintah terkait kenaikan harga cukai rokok sebesar
Memasuki Triwulan II 2021, inflasi Sumatera Selatan pada bulan 12% pada awal tahun 2022 Selain itu, adanya kenaikan PPN per 1
April tercatat sebesar 0,95% (mtm), lebih tinggi dibandingkan April 2022 juga berpotensi menaikkan harga sejumlah barang
bulan sebelumnya sebesar 0,69% (mtm). Perkembangan ini termasuk aneka rokok.
terutama dipengaruhi inflasi yang bersumber dari kelompok
makanan, minuman, dan tembakau serta kelompok transportasi. 3.4 ANALISIS INFLASI SPASIAL
Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau
bersumber dari beberapa komoditas seperti minyak goreng, telur Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi

ayam ras dan daging ayam ras. Kenaikan harga minyak goreng 4 % YOY

dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah yang mencabut HET 3

minyak goreng jenis kemasan sederhana dan premium pada 3

2
pertengahan Maret 2022. Sementara itu, peningkatan harga telur
2
ayam dan daging ayam ras disebabkan oleh peningkatan harga 1
pakan ternak seiring dengan kenaikan harga global bahan baku 1

pakan. Selanjutnya, peningkatan tekanan inflasi kelompok 0


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
transportasi didorong oleh kenaikan harga angkutan udara seiring 2021 2022

dengan pengenaan fuel surcharge oleh maskapai ditengah PALEMBANG LUBUKLINGGAU

peningkatan mobilitas dan juga didorong oleh peningkatan harga


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

bahan bakar avtur sebagai imbas kondisi geopolitik antara Rusia –


Ukraina.
3.4.1 Kota Palembang
Inflasi Triwulan II 2022 Diperkirakan Meningkat Inflasi Kota Palembang pada triwulan I 2022 tercatat sebesar
Dengan melihat perkembangan inflasi selama bulan April 2022, 2,97% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
inflasi triwulan II 2022 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,84% (yoy). Inflasi pada
dengan triwulan sebelumnya. Faktor pendorong inflasi adalah triwulan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-rata historis
kenaikan harga kelompok bahan makanan seiring mulai pulihnya realisasi inflasi Kota Palembang pada triwulan yang sama dalam 3
permintaan masyarakat dan penyedia jasa makan minum serta tahun terakhir sebesar 2,01% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi

Tabel 3.14 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok Pengeluaran


INFLASI TAHUNAN 2022 (%) ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN
IV-2021 JAN FEB MAR IV-2021 JAN FEB MAR
UMUM 1,84 2,36 2,43 2,97 1,84 2,36 2,43 2,97

Makanan, Minuman dan Tembakau 2,84 3,33 3,27 4,72 0,85 1,01 0,98 1,43

Pakaian dan Alas Kaki 1,21 1,27 1,33 1,46 0,07 0,08 0,08 0,09

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 2,14 3,04 2,75 2,74 0,39 0,55 0,50 0,50

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 1,75 2,62 3,20 3,57 0,09 0,14 0,17 0,19

Kesehatan 1,10 1,11 2,02 1,48 0,03 0,03 0,06 0,04

Transportasi 0,73 1,21 1,52 1,42 0,08 0,13 0,16 0,15

Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,03 -0,16 -0,16 -0,16 0,00 -0,01 -0,01 -0,01

Rekreasi, Olahraga dan Budaya 2,60 4,36 3,68 3,68 0,05 0,09 0,07 0,07

Pendidikan 2,01 1,70 2,42 2,42 0,11 0,09 0,14 0,13

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,12 2,32 2,33 2,39 0,09 0,19 0,19 0,19

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 1,38 1,27 1,72 3,23 0,08 0,08 0,11 0,20
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Laporan Perekonomian
30 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

pada triwulan laporan terutama bersumber dari inflasi pada Meningkatnya tekanan inflasi pada kelompok ini disumbang oleh
kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat peningkatan harga komoditas bahan bakar rumah tangga, seiring
sebesar 4,72% (yoy) dengan andil tahunan sebesar 1,43%. dengan penyesuaian harga LPG. Secara keseluruhan, lima
Perkembangan ini dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah terkait komoditas penyumbang inflasi di Kota Lubuklinggau adalah bahan
pencabutan HET minyak goreng, peningkatan mobilitas ditengah bakar rumah tangga (andil 0,22%), seng (andil 0,17%), sewa rumah
pandemi yang sudah terkendali, serta produksi padi di daerah (andil 0,17%), minyak goreng (andil 0,13%), dan daging ayam ras
sentra yang tidak optimal dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Namun (andil 0,13%). Sedangkan lima komoditas utama penyumbang
demikian, laju inflasi Kota Palembang tertahan oleh penurunan deflasi tahunan Kota Lubuklinggau adalah cabai merah (andil -
harga pada kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,10%), telepon seluler (andil -0,07%), ikan asin teri (andil -0,03%),
yang tercatat deflasi sebesar 1,13% (yoy) dengan andil tahunan kol putih (andil -0,02%), dan beras (andil -0,02%).
sebesar -0,01% (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan biaya
transfer uang antar bank seiring penerapan layanan BI Fast secara 3.5 UPAYA DAN TANTANGAN
bertahap. PENGENDALIAN INFLASI
Secara keseluruhan, lima komoditas penyumbang inflasi pada Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilakukan sejak

triwulan laporan di kota Palembang adalah minyak goreng (andil awal tahun di bulan Januari hingga Maret 2022 dengan tetap

0,36%), sewa rumah (andil 0,20%), beras (andil 0,17%), bahan berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4K3. Upaya

bakar rumah tangga (andil 0,17%), dan rokok kretek filter (andil yang telah dilakukan sepanjang triwulan I 2022 adalah:

0,16%). Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi adalah 1. Dalam menjaga Ketersediaan Pasokan telah dilakukan
cabai merah (andil -0,14%), angkutan udara (andil -0,04%), cabai berbagai program antara lain (i) program unggulan Sumsel
rawit (andil -0,03%), bawang merah (andil -0,03%), dan kopi Mandiri Pangan berupa pemberian CSR bibit pertanian untuk
bubuk (-0,02%). rumah tangga miskin di 17 kab/kota dan pemberian
perlengkapan budidaya perikanan di 16 kabupaten/kota, dan
pemberian PSBI berupa bibit cabai dan sarana produksi
3.4.2 Kota Lubuklinggau
pertanian; (ii) pelaksanaan program Kawasan Rumah Pangan
Inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan I 2022 tercatat
lestari (KRPL) dan implementasi urban farming dalam
sebesar 2,93% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan
menjaga pasokan cabai; (iii) implementasi Digital Farming
sebelumnya yang mengalami inflasi sebesar 1,63% (yoy). Realisasi
pada klaster cabai dan bawang merah binaan BI Sumsel
inflasi pada triwulan ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan rata-
bekerja sama dengan Balitbangda Provinsi Sumsel; (iv)
rata inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan yang sama dalam 3
kegiatan Penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi
tahun terakhir sebesar 1,72% (yoy). Sejalan dengan Kota
(KPSH) Komoditi pangan, khususnya beras oleh Perum Bulog;
Palembang, peningkatan tekanan inflasi juga disebabkan oleh
(v) implementasi GASSPOL (Palembang jaGa pASokan,
kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang tercatat
harga, diStribusi lewat Pasar OnLine) melalui aplikasi Bajolbae
sebesar 3,88% (yoy) dengan andil tahunan sebesar 1,28% (yoy),
yang diterapkan di 10 pasar.
atau meningkat dari sebelumnya sebesar 1,65% (yoy).

Tabel 3.15 Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan Kelompok Pengeluaran


INFLASI TAHUNAN 2022 (%) ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
KELOMPOK PENGELUARAN
IV-2021 JAN FEB MAR IV-2021 JAN FEB MAR
UMUM 1,63 2,16 2,22 2,93 1,63 2,16 2,22 2,93

Makanan, Minuman dan Tembakau 1,65 2,51 2,17 3,88 0,54 0,83 0,71 1,28

Pakaian dan Alas Kaki 1,64 1,69 1,74 2,12 0,10 0,11 0,11 0,13

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,93 3,07 3,37 3,43 0,36 0,57 0,63 0,64

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 3,88 4,44 4,90 4,98 0,23 0,26 0,29 0,29

Kesehatan 0,93 0,76 0,73 0,84 0,02 0,02 0,02 0,02

Transportasi 1,10 1,76 1,54 1,89 0,11 0,17 0,15 0,19

Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan -0,04 -0,42 -0,42 -1,13 0,00 -0,02 -0,02 -0,05

Rekreasi, Olahraga dan Budaya 3,99 3,96 3,95 4,31 0,08 0,08 0,08 0,09

Pendidikan 0,90 0,70 0,70 0,70 0,03 0,02 0,02 0,02

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 1,20 1,22 1,75 2,38 0,10 0,10 0,14 0,19

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,98 0,63 1,51 2,27 0,06 0,04 0,10 0,14
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

3. Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 31
Bab III
Perkembangan Inflasi

2. Kegiatan pemantauan Keterjangkauan Harga terus


dilakukan melalui monitoring harga komoditas bahan pokok
secara harian melalui: (i) pelaksanaan monitoring harga dan
ketersediaan stok jelang HBKN Ramadhan & IIdul Fitri bekerja
sama dengan satgas pangan oleh berbagai TPID di wilayah
Sumsel; (ii) pelaksanaan operasi pasar komoditas minyak
goreng, gula dan beras di 5 titik Kota Palembang; (iii)
pelaksanaan kegiatan Pasar Mitra Tani/Toko Tani Indonesia
Center (TTIC).
3. Untuk memastikan Kelancaran Distribusi dilakukan dengan
(i) melakukan sidak pasar komoditas bahan pokok khususnya
minyak goreng kepada produsen maupun distributor di
wilayah Sumatera Selatan; (ii) memprioritaskan angkutan
komoditas bahan pangan, BBM dan komoditas strategis
lainnya selama masa pandemi; serta (iii) optimalisasi
pemanfaatan aplikasi “Market Place Sibejajo”.
4. TPID Provinsi Sumatera Selatan yang diketuai langsung oleh
Gubernur Provinsi Sumatera Selatan terus membangun
Komunikasi yang Efektif dengan berbagai pihak melalui
melalui koordinasi rutin, melaksanakan pertemuan dan
pelatihan terkait inflasi beserta upaya pengendaliannya, serta
m e n g ko m u n i k a s i k a n ke p a d a m a s y a ra k a t t e r k a i t
perkembangan inflasi melalui siaran pers, media sosial, media
cetak, dan media komunikasi lainnya.

Laporan Perekonomian
32 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Boks A : Inflasi Cabai Merah Sumatera Selatan

Cabai merah merupakan salah satu komoditas utama dalam Hal ini ditunjukkan oleh korelasi keduanya yang cukup besar
pangan masyarakat Sumatera Selatan apabila dilihat dari yaitu 92% pada periode 2018-2022 (mei).
tingkat konsumsinya. Tingkat konsumsi cabai merah di
Sumatera Selatan sebanyak 0,22 Kg/kapita/bulan. Tingkat Produksi cabai merah di Sumatera Selatan mempengaruhi
konsumsi cabai merah Sumatera Selatan masuk 10 besar tingkat inflasi cabai merah. Berdasarkan hasil asesmen,
tertinggi jika dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia dan produksi dan pergerakan inflasi komoditas cabai merah
rata-rata Indonesia yang sebesar 0,13 kg/kapita/bulan (Tabel memiliki korelasi negatif. Hal ini menunjukkan bahwa
1). komoditas cabai merah cenderung mengalami deflasi pada
saat panen raya atau mengalami inflasi jika produksi rendah.
Dengan tingkat konsumsi tersebut, total kebutuhan cabai Selain itu, pola produksi juga menunjukkan bahwa pada akhir
merah di Sumatera Selatan per tahun sekitar 23 ribu ton. tahun cenderung terjadi penurunan produksi, sedangkan dari
Sementara itu, tingkat produksi cabai merah Sumatera sisi permintaan meningkat, sehingga terjadi peningkatan
Selatan juga sekitar 23 ribu ton di tahun 2021. Tingkat inflasi cabai merah.
produksi cabai merah tersebut terus menurun jika
Grafik A2. Perkembangan Harga Cabai Merah Indonesia dan Sumatera Selatan
dibandingkan dengan tahun 2019 dan 2020 yang lebih tinggi,
masing-masing 40 ribu ton dan 28 ribu ton. Tingkat produksi Rp 90,000 KOLERASI : 92% RATA- RATA :
INDONESIA : Rp40.174
Rp 80,000
tersebut sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca dimana Rp 70,000
SUMSEL : Rp40.811

curah hujan yang tinggi dapat merusak hasil panen cabai Rp 60,000
Rp 50,000
merah. Selain produksi dalam provinsi, ketersediaan cabai Rp 40,000
Rp 30,000
merah di Sumatera Selatan juga dipasok dari daerah lain Rp 20,000

terutama Yogyakarta (55,4%) dan Jawa Barat (26%)


4 Rp 10,000
Rp -
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2021 2022
Dengan kondisi konsumsi dan ketersediaan cabai merah
INDONESIA SUMSEL
yang sama mendorong perkembangan harga cabai merah di
Sumatera Selatan cenderung berfluktuasi. Pada periode
SUMBER: PIHPS, 2022

2018-2022 (mei), rata-rata harga cabai merah di Sumatera Grafik A1. Produksi dan Proyeksi Kebutuhan Cabai Merah
Selatan sebesar Rp40.811, sedikit lebih tinggi dibanding rata-
45 RIBU TON
rata harga secara nasional yang sebesar Rp40.174. 40

Pergerakan harga cabai merah Sumatera Selatan sejalan 35


30
dengan pergerakan harga harga cabai merah rerata nasional. 25
20
15
Tabel A1. Tingkat Konsumsi Cabai Merah Menurut Provinsi 10
5
Konsumsi Cabai Merah -
PROVINSI
(Kg/Kapita/Bulan) 2019 2020 2021

Sumatera Barat 0,52


PRODUKSI (TON) PROYEKSI KEBUTUHAN ( TON)
Jambi 0,41
SUMBER: DINAS KETAHANAN PANGAN SUMATERA SELATAN
Bengkulu 0,37

Riau 0,32 Grafik A3. Perkembangan Inflasi (mtm) dan Produksi Cabai Merah

Sumatera Utara 0,30


7.000 TON % MTM 80
Aceh 0,27 6.000 KOLERASI : -10,89%
60
5.000
Kep. Riau 0,27 40
4.000
Sumatera Selatan 0,22 20
3.000
0
DKI. Jakarta 0,17 2.000

1.000 -20
Banten 0,17
0 -40
INDONESIA 0,13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2021 2022
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, 2020
PRODUKSI CABAI MERAH INFLASI CABAI MERAH (RHS)

SUMBER: DINAS KETAHANAN PANGAN SUMATERA SELATAN, BPS

4. Berdasarkan hasil survei BPS “Distribusi Perdagangan Cabai Merah”

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 33
Bab III
Perkembangan Inflasi

Boks A : Inflasi Cabai Merah Sumatera Selatan

Grafik A4. Andil dan Volatilitas Inflasi Cabai Merah

0,50 ANDIL 2021 0,35 ANDIL 2022*


0,45
0,40 0,30 0,30

0,30 0,25
0,25 0,23
0,20 0,20
0,17
0,10 0,05 0,15
0,02 0 0,04
0 0,10
0,01 0,08 0,08
0,03 0,07
-0,10 -0,10 -0,10 0,05 0,03
VARIANCE 0,02 VARIANCE
-0,20 -
- 50 100 150 200 250 300 350 - 50 100 150 200 250 300

BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH
GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG

0,15 ANDIL 2019 0,13


1,00 ANDIL 2020
0,11 0,90
0,10
0,80
0,03 0,05
0,05 0,02
0,01 0,60
-
0,00
-0,05 -0,05 0,40
-0,10 0,16
0,20 0,17 0,19
-0,15 0,10
- 0,04 0,05
-0,20 -0,21 -0,02
VARIANCE VARIANCE
-0,09
-0,25 -0,20
- 50 100 150 200 250 300 350 400 - 100 200 300 400 500 600 700

BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH BERAS DAGING SAPI BAWANG MERAH DAGING AYAM CABAI MERAH
GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG GULA PASIR BAWANG PUTIH TELUR AYAM RAS MINYAK GORENG

SUMBER: BPS SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Sementara itu, dari sisi tingkat inflasi, cabai merah juga 1. Menjaga ketersediaan pasokan melalui program Sumsel
memiliki peranan cukup signifikan dalam pembentukan inflasi Mandiri Pangan berupa pemberian bibit dan sarana
umum Sumatera Selatan. Berdasarkan data inflasi periode produksi pertanian, implementasi urban farming dan
2019-2022 (Mei), cabai merah menjadi salah satu komoditas digital farming pada klaster cabai merah
utama sebagai penyumbang inflasi di Sumatera Selatan dan 2. Pemantauan keterjangkauan harga melalui monitoring
memiliki volatilitas yang lebih besar dibanding komoditas harga bahan pokok secara harian, termasuk cabai merah
lainnya. Andil terbesar terjadi pada tahun 2020, dimana total bekerja sama dengan satgas pangan dan pelaksanaan
andil cabai merah terhadap inflasi umum Sumatera Selatan kegiatan pasar mitra tani/Toko Tani Indonesia Center
mencapai sebesar 0,90%, lebih tinggi dibanding tahun 2019 3. Untuk kelancaran distribusi dilakukan dengan melakukan
maupun tahun 2021. Dari sisi volatilitas, inflasi cabai merah di sidak pasar komoditas bahan pokok termasuk cabai
tahun 2020 juga paling volatile dibanding pada tahun 2019 merah
dan 2021. 4. Membangun komunikasi yang efektif dengan berbagai
pihak melalui koordinasi rutin, melaksanakan pertemuan,
Terkait inflasi cabai merah, Kantor Perwakilan Bank Indonesia dan pelatihan terkait inflasi beserta upaya
Provinsi Sumatera Selatan bersama Tim Pengendalian Inflasi pengendaliannya dan komunikasi kepada masyarakat
Daerah (TPID) Sumatera Selatan, melakukan sejumlah melalui siaran pers, media sosial, serta media cetak.
langkah untuk pengendalian inflasi cabai merah. Langkah
tersebut dengan berpedoman pada strategi pengendalian
inflasi 4 K yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga,
kelancaran distribusi, dan komunikasi yang efektif, dengan
rincian sebagai berikut:

4. Berdasarkan hasil survei BPS “Distribusi Perdagangan Cabai Merah”

Laporan Perekonomian
34 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB IV

PEMBIAYAAN DAERAH
DAN PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH

Stabilitas keuangan daerah di Provinsi Sumatera


Selatan semakin membaik yang didorong oleh
peningkatan pembiayaan untuk rumah tangga, di
tengah pertumbuhan pembiayaan sektor korporasi
yang tumbuh melambat.

 Penyaluran kredit korporasi di Provinsi Sumatera Selatan


sedikit melambat namun masih dalam pertumbuhan yang
positif sejalan dengan kondisi dunia usaha Provinsi Sumatera
Selatan pada triwulan I 2022.

 Penyaluran kredit sektor rumah tangga juga menunjukan


peningkatan yang cukup signifikan, didorong oleh semua
sektor kredit baik KPR, KKB dan multiguna.

 Penyaluran kredit UMKM tercatat mengalami pertumbuhan


yang positif dengan pangsa 24,64% dari keseluruhan total
kredit.

 Risiko kredit bermasalah pada triwulan I 2022 mengalami


sedikit peningkatan namun masih dalam batas threshold
dibawah 5%.
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4.1 KONDISI UMUM


Pada triwulan I 2022, pertumbuhan penghimpunan Dana Disamping itu, bagi sebagian besar masyarakat yang dananya
Pihak Ketiga (DPK) dan aset perbankan di Provinsi Sumatera cenderung idle atau tidak untuk mendanai aktivitas ekonominya,
Selatan mengalami peningkatan dibandingkan triwulan pilihan deposito masih menarik karena cenderung mudah, aman,
sebelumnya (Grafik 4.1). Aset perbankan di Provinsi Sumatera serta masih bisa mendapatkan return dari hasil investasi
Selatan tercatat tumbuh positif sebesar 15,07% (yoy) pada depositonya.
triwulan laporan, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang juga tumbuh positif 13,27% (yoy). Kondisi ini didorong oleh Peningkatan juga terjadi pada instrumen giro yang tercatat
peningkatan yang juga terjadi pada penghimpunan Dana Pihak tumbuh sebesar 15,97% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya
Ketiga (DPK) yang pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 18,17% sebesar 7,62% (yoy). Hal ini disampaikan oleh pihak perbankan
(yoy), meningkat signifikan dibandingkan dengan triwulan bahwa peningkatan giro mulai terjadi sejak akhir tahun 2021 baik
sebelumnya sebesar 12,80% (yoy). Peningkatan pada DPK ini yang berasal dari dana Pemerintah maupun pelaku usaha. Dana
utamanya didorong oleh pertumbuhan yang signifikan pada yang ditempatkan di giro ini secara umum dipersiapkan untuk
instrumen deposito yakni sebesar 31.42% dari sebelumnya yang keperluan pendanaan proyek maupun perusahaan yang akan
tumbuh 18,08% (yoy) (Grafik 4.3). Peningkatan terhadap dicairkan pada semester awal 2022 sesuai historikalnya. Instrumen
instrumen deposito ini justru terjadi di tengah upaya perbankan lain yang juga mengalami pertumbuhan positif adalah tabungan
untuk melakukan efisiensi dengan mengurangi dana mahal. Hal ini yang pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh sebesar 10,02%,
terjadi karena tingkat suku bunga deposito yang dinilai masih lebih meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya
tinggi dari pada instrumen lainnya seperti tabungan dan giro yang tumbuh 10,76% (yoy). Perlambatan ini diprakirakan karena
membuat deposito masih menjadi pilihan bagi pelaku usaha dan adanya pergeseran dana simpanan nasabah dari tabungan ke
masyarakat. instrumen lainnya seperti deposito.

Selain itu, prospek investasi pada instrumen deposito diperkirakan Sejalan dengan pertumbuhan DPK dan aset, kondisi
akan lebih baik dari tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh penyaluran kredit di Provinsi Sumatera Selatan juga
kebijakan The Fed yang mulai menaikan suku bunganya dan mengalami pertumbuhan positif seiring dengan pulihnya
mengisyaratkan peningkatan kembali ke depan, sehingga hal ini aktivitas ekonomi masyarakat di tengah pandemi COVID-19
diyakini akan diikuti oleh penyesuaian suku bunga Bank Indonesia. yang semakin melandai. Penyaluran kredit di Sumatera Selatan

Grafik 4.1 Perkembangan Pertumbuhan DPK dan Aset Perbankan di Sumatera Selatan Grafik 4.2 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Sumatera Selatan berdasarkan
Lokasi Proyek
160 RP TRILIUN 20% 132 RP TRILIUN 8%
140 130
15%
120 4%
128
100 10% 126
80 0%
5% 124
60
122
40 -4%
0%
20 120

- -5% 118 -8%


I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

ASET DPK G. ASET (YOY; RHS) G. DPK (YOY; RHS) KREDIT GROWTH (YOY; RHS) NPL (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan Jenis Simpanan Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan di Sumatera
Selatan
35% 120 RP TRILIUN 180%
30% 160%
100
25% 140%
20% 80 120%
15%
100%
10% 60
80%
5%
40 60%
0%
-5% 40%
20
-10% 20%
-15% - 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

DPK (YOY) GIRO (YOY) TABUNGAN (YOY) DEPOSITO (YOY) DPK KREDIT LOKASI BANK LDR LOKASI BANK (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

5. Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berdasarkan lokasi proyek merupakan rasio penyaluran kredit pada proyek
yang berada di Sumatera Selatan dari bank yang berlokasi di Sumatera Selatan maupun di luar Sumatera
Selatan terhadap penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang berlokasi di Sumatera Selatan.
Laporan Perekonomian
38 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

berdasarkan lokasi bank mengalami peningkatan menjadi sebesar learning juga dinilai mampu memberikan kemudahan bagi pihak
4,04% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya 3,99% (yoy). perbankan untuk merekomendasikan produk keuangan yang
Pertumbuhan yang positif juga dialami oleh penyaluran kredit sesuai dengan kebutuhan masing-masing nasabah. Ditengah
berdasarkan lokasi proyek yang tumbuh sebesar 3,23% (yoy) peningkatan kredit pada triwulan berjalan, kinerja NPL perbankan
(Grafik 4.2), meskipun cenderung mengalami perlambatan jika justru membaik yang ditandai dengan nilai NPL sebesar 5,44%
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,82% pada triwulan I-2022 menurun dibandingkan triwulan IV 2021 yang
(yoy). Perlambatan ini masih didasari oleh prinsip kehati-hatian tercatat sebesar 5,59%.
yang diterapkan perbankan dalam menyalurkan kreditnya
terutama bagi sektor-sektor yang dinilai terdampak pandemi. 4.2.1 Perkembangan Pembiayaan Korporasi
Pembiayaan korporasi Provinsi Sumatera Selatan pada
Peningkatan yang terjadi pada kredit dan DPK tidak berdampak
triwulan berjalan tetap tumbuh positif sebesar 1,97% (yoy)
terhadap peningkatan Loan-to-Deposit Ratio (LDR) baik
(Grafik 4.5). Penyaluran kredit korporasi Sumatera Selatan
berdasarkan lokasi proyek5 yang justru mengalami perbaikan
tumbuh sebesar 1,97% (yoy) melambat dari triwulan sebelumnya
dengan tercatat turun menjadi sebesar 122,11% dari sebelumnya
yang tercatat tumbuh sebesar 3,75% (yoy). Pertumbuhan kinerja
126,63%. Perbaikan juga terjadi pada LDR berdasarkan lokasi bank
kredit korporasi didorong oleh kredit modal kerja yang tumbuh
yang tercatat 85,35% pada triwulan laporan, turun dibandingkan
sebesar 10,63% (yoy), sedikit melambat dibandingkan dengan
triwulan sebelumnya sebesar 89,25% (Grafik 4.4). Perbaikan LDR
triwulan sebelumnya yang tumbuh 14,99% (yoy). Secara nominal,
ini didorong oleh pertumbuhan DPK yang lebih tinggi
penyaluran kredit modal kerja korporasi Sumatera Selatan pada
dibandingkan pertumbuhan kredit sehingga bank memiliki
triwulan berjalan senilai Rp56,48 triliun atau sebesar 64,03% dari
likuiditas yang cukup baik untuk mendanai pertumbuhan
total kredit korporasi. Sedikit melambatnya pertumbuhan kredit
kreditnya. Sementara itu, peningkatan kredit yang terjadi pada
korporasi diprakirakan karena masih belum pulihnya permintaan
triwulan berjalan tidak berdampak terhadap kondisi Non-
dari mitra dagang, serta sebagian besar pelaku usaha masih
Performing Loan (NPL) yang justru tercatat membaik pada
berupaya untuk menggunakan pembiayaan dari dana sendiri (laba
triwulan I 2022 sebesar 5,44% (yoy) dibandingkan triwulan
ditahan) dengan pertimbangan perusahaan mendapatkan dana
sebelumnya yang sebesar 5,59% (yoy) (Grafik 4.2). Perbaikan
yang lebih murah karena tidak perlu membayar bunga kredit
kinerja NPL ini didorong oleh proses restrukturisasi yang terus
ditengah kondisi usaha yang belum sepenuhnya pulih, selain itu
dilakukan oleh perbankan dan juga penerapan prinsip kehati-
berdasarkan informasi yang diperoleh dari kegiatan liaison,
hatian perbankan dalam melakukan penyaluran kredit ditengah
kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih, serta proses
lelang yang tetap dilakukan oleh bank apabila debitur dinilai Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera Selatan
mengalami gagal bayar.
94 RP TRILIUN 8
92 6

4.2 PEMBIAYAAN DAERAH


90 4
88
2
86
-
Pembiayaan daerah yang dilakukan di Provinsi Sumatera 84
(2)
82
Selatan pada triwulan I-2022 secara umum mengalami 80 (4)

peningkatan. Penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan 78 (6)


76 (8)
pada triwulan I-2022 melanjutkan pertumbuhan yang positif dari I II III IV I II III IV I II III IV I

triwulan IV-2021. Hal ini didorong oleh pertumbuhan baik pada 2019 2020 2021 2022

kredit rumah tangga maupun kredit korporasi yang masing- KREDIT KORPORASI G. KREDIT KORPORASI (RHS)

masing tumbuh positif sebesar 6,01% (yoy) dan 1,97% (yoy), SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

meskipun untuk kredit korporasi pertumbuhannya sedikit


Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Penggunaan
sebesar 3,75% (yoy). Digitalisasi yang dilakukan perbankan masih 20,00 %YOY

menjadi key success dalam pelaksanaan penyaluran kredit 15,00


10,00
perbankan kepada nasabah. Pengembangan super apps yang 5,00
dilakukan saat ini sudah ada yang dapat digunakan untuk -
(5,00)
pengajuan kredit. Hal ini juga dibantu dengan perluasan agen
(10,00)
branchless banking dari masing-masing perbankan yang sudah (15,00)

dapat berperan untuk melakukan penawaran penyaluran kredit (20,00)


I II III IV I II III IV I II III IV I
kepada nasabah di daerah-daerah meskipun proses penilaian dan 2019 2020 2021 2022

persetujuannya akan tetap dilakukan oleh masing-masing kantor G. KREDIT KORPORASI (RHS) G. KREDIT MODAL KERJA (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)

cabang bank tersebut. Pemanfaatan big data dan machine SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 39
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

sebagian besar pelaku usaha menyampaikan bahwa penggunaan Indonesia Provinsi Sumatera Selatan dengan nilai Likert Scale
laba ditahan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dana yang investasi yang cenderung melambat pada triwulan berjalan
bersifat segera, sementara pembiayaan kredit perbankan tentu sebesar 0,25 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
akan memakan waktu lebih lama karena adanya proses screening sebesar 0,33 (Grafik 4.7).
terlebih dahulu. Pilihan pendanaan ini menjadi salah satu strategi
pelaku usaha di tengah pandemi yang masih berlangsung. Secara spasial dilihat dari lapangan usahanya, kinerja kredit
korporasi di Sumatera Selatan utamanya didorong oleh
Meskipun demikian, pihak perbankan menyampaikan bahwa peningkatan yang cukup signifikan pada lapangan usaha
kedepan pertumbuhan kredit modal kerja diyakini akan membaik, (LU) Pertanian, Kehutanan dan Perikanan. Nominal penyaluran
salah satunya didorong oleh meningkatnya jumlah pelaku kredit pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan tercatat
usaha/UMKM baru di Sumatera Selatan seiring dengan maraknya senilai Rp23,09 triliun pada triwulan I 2022 atau tumbuh sebesar
trend online business. Selain itu, perbankan juga menyampaikan 7,42% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
bahwa pihaknya saat ini tengah aktif melakukan penetrasi 2,70% (yoy). Pertumbuhan kredit ini sejalan dengan kinerja
terhadap produk-produk perbankan yang dilakukan oleh agen ekonomi Sumatera Selatan pada sektor Pertanian, Kehutanan, dan
laku pandai milik berbagai bank di daerah-daerah, serta Perikanan yang tumbuh sebesar 4,47% (yoy), lebih tinggi dari
peningkatan status beberapa kantor cabang bank yang menjadi triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 4,03% (yoy).
pemutus kredit. Meningkatnya harga komoditas pangan dan komoditas
hortikultura ekspor menjadi mendorong peningkatan kinerja pada
Pertumbuhan pembiayaan korporasi yang positif pada sektor ini (Grafik 4.9).
triwulan I 2022 juga didorong oleh kinerja kredit investasi
yang meskipun masih terkontraksi sebesar -10,52% (yoy), Peningkatan kinerja juga tercermin pada LU Konstruksi yang
namun kondisi ini membaik dari triwulan sebelumnya yang meskipun masih pada level terkontraksi sebesar -19,89% (yoy)
terkontraksi lebih dalam sebesar -11,64% (yoy). Pertumbuhan pada triwulan berjalan, namun meningkat dibandingkan triwulan
kredit investasi yang masih tertekan didorong oleh perilaku hati- sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam sebesar -22,86% (yoy).
hati dari sebagian besar pelaku usaha untuk melakukan investasi Hal ini didorong oleh mulai kembali berjalannya proyek-proyek
pada triwulan berjalan karena sebagian besar masih fokus pada infrastruktur di Sumatera Selatan sejalan dengan kinerja
strategi peningkatan penjualan terlebih dahulu. Hal ini sejalan ekonominya yang tercatat meningkat menjadi sebesar 2,13% pada
dengan hasil liaison6 yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank triwulan I 2022 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang

Grafik 4.7 Likert Scale Investasi Grafik 4.8 Likert Scale Perkiraan Penjualan dan Perkiraan Investasi

1,00 LIKERT SCALE 160 %YOY


0,90 140
0,80
120
0,70
0,60 100
0,50 80
0,40 60
0,30
40
0,20
0,10 20
0,00 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

PERKIRAAN PENJUALAN LIKERT PERKIRAAN INVESTASI

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Sektor Ekonomi Grafik 4.10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan

120,00% 60%
100,00%
50%
80,00%
60,00% 40%
40,00%
30%
20,00%
0,00% 20%
-20,00%
10%
-40,00%
-60,00% 0%
PERTAM-
I II III IV I II III IV I II III IV I KREDIT MODAL
INVESTASI PERTANIAN BANGAN &
INDUSTRI
KONSTRUKSI PBE
KORPORASI KERJA PENGGALIAN PENGOLAH-
2019 2020 2021 2022 AN

PERTANIAN, PERBURUAN, DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BESAR DAN ECERAN
TRIWULAN IV 2021 TRIWULAN I 2022
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN KONSTRUKSI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

6. Liaison adalah kegiatan pengumpulan informasi, termasuk data dan statistic, yang dilakukan secara periodic
melalui wawancara langsung atau tidak langsung kepada pelaku usaha dan/atau pihak lainnya mengenai
perkembangan dana rah kegiatan usaha dengan cara yang sistematis dan didokumentasikan dalam bentuk
Laporan Perekonomian laporan.
40 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

terkontraksi -1,21% (yoy). Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran Optimisme masyarakat terhadap kondisi perekonomian juga
kredit korporasi Sumatera Selatan sedikit tertahan oleh masih berada di atas level threshold (100) meskipun mengalami
penyaluran kredit pada LU Industri Pengolahan yang terkontraksi sedikit perlambatan yang ditunjukan melalui indeks ekspektasi
lebih dalam sebesar -8,53% (yoy) setelah pada triwulan konsumen (IEK) yang turun menjadi sebesar 134,09 pada triwulan
sebelumnya berada pada posisi -3,64% (yoy). LU Pertambangan berjalan dari sebelumnya sebesar 135,85. Hal ini juga sejalan
dan penggalian serta LU perdagangan besar dan eceran tercatat dengan hasil survei dimana indeks perkiraan penghasilan 6 bulan
tetap tumbuh positif meskipun mengalami perlambatan masing- mendatang dibandingkan saat ini juga meningkat cukup signifikan
masing sebesar 76,18% (yoy) dan 8,46% (yoy), setelah pada menjadi 141,0 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
triwulan sebelumnya tercatat sebesar 108,30% (yoy) dan 13,51% sebesar 130,67 serta indeks perkiraan ketersediaan lapangan kerja
(yoy). Kondisi pandemi yang belum sepenuhnya pulih masih 6 bulan mendatang yang berada di atas level 100.
menjadi dasar perbankan cenderung selektif dalam menyalurkan
kreditnya dengan memprioritaskan sektor-sektor yang tidak Kinerja konsumsi RT yang meningkat sejalan dengan
terlalu terdampak. pertumbuhan penyaluran kredit rumah tangga yang
mengalami perbaikan pada triwulan I 2022. Realisasi kredit
Kinerja kredit korporasi Sumatera Selatan mengalami rumah tangga Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 tercatat
perbaikan kualitas kredit pada triwulan I 2022. NPL kredit senilai Rp41,82 triliun atau tumbuh sebesar 6,01%. Kondisi ini
korporasi pada triwulan berjalan tercatat senilai Rp6,3 triliun, atau meningkat cukup signifikan apabila dibandingkan dengan periode
7,19% dari total kredit korporasi. NPL tersebut membaik sebelumnya dimana kredit konsumsi tumbuh sebesar 3,98%.
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 7,42%. Kredit rumah tangga di Sumatera Selatan didominasi oleh
Perbaikan kinerja NPL korporasi didorong oleh NPL pada kredit penyaluran kredit multiguna dengan pangsa sebesar 42,66%,
investasi yang menjadi sebesar 5,09% dari sebelumnya 5,77%. Jika diikuti oleh kredit kepemilikan rumah (KPR) sebesar 30,14% dan
ditinjau berdasarkan lapangan usahanya, membaiknya NPL ini kredit kendaraan bermotor (KKB) dengan pangsa sebesar 6,30%
ditunjang oleh perbaikan pada kualitas kredit LU Pertanian, dari total kredit rumah tangga.
Perburuan dan Kehutanan, dan LU Pertambangan dan
Penggalian. NPL pada LU Pertanian tercatat sebesar 2,65% pada Peningkatan pertumbuhan kredit rumah tangga pada
triwulan berjalan membaik dari sebelumnya 2,81% pada triwulan IV triwulan laporan didorong oleh peningkatan pada
2021. Hal ini didorong oleh meningkatnya harga komoditas pertumbuhan penyaluran kredit di semua sektor baik KPR,
hortikultura. Sementara itu, LU pertambangan dan penggalian KKB maupun multiguna. Perbaikan kinerja pada penyaluran
juga mencatatkan perbaikan pada kinerja NPL nya dari
sebelumnya sebesar 55,25% pada triwulan IV 2022 menjadi 55,21% Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera Selatan

pada triwulan berjalan, hal ini terjadi seiring dengan peningkatan 180,00
harga komoditas batubara internasional. 160,00
140,00
120,00
4.2.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor 100,00

Rumah Tangga 80,00


60,00

Konsumsi rumah tangga (RT) memiliki peran besar dalam 40,00


20,00
perekonomian Sumatera Selatan. Pada triwulan I 2022, I II III IV I II III IV I II III IV I

konsumsi RT menyumbang 59,64% terhadap total pertumbuhan 2019 2020 2021 2022

INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK)
ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Konsumsi rumah tangga pada INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN (IEK)

triwulan berjalan terus melanjutkan pertumbuhan yang positif


SUMBER: SURVEI KONSUMEN, DIOLAH
yakni sebesar 6,19% (yoy) dari sebelum nya yang tumbuh 5,10%
Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera Selatan
(yoy). Hal ini turut dikonfirmasi olah hasil Survei Konsumen Bank
Indonesia yang menunjukan kenaikan pada Indeks Keyakinan 43 RP TRILIUN %YOY 10
42 9
Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi Saat ini (IKE) Provinsi 41 8
7
Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 yang masing-masing 40
6
39
5
tercatat sebesar 116,39 dan 98,70 dari sebelumnya sebesar 115,52 38
4
37
3
dan 95,19 pada triwulan IV 2021. Berdasarkan survei konsumen 36 2
35 1
tersebut juga didapati bahwa indeks penghasilan saat ini 34 -
dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu menunjukan peningkatan 33
I II III IV I II JUL AGS III IV I II III IV I
(1)

menjadi sebesar 121,67 dari sebelumnya sebesar 96,89 pada 2019 2020 2021 2022

triwulan IV 2021. Sebagian besar responden mengkonfirmasi KREDIT RUMAH TANGGA G. KREDIT RT (RHS)

adanya peningkatan penghasilan rumah tangga mereka pada SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH

triwulan berjalan.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 41
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera Selatan Menurut Grafik 4.14 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga Sumatera Selatan
Kelompok Penggunaan
80 RP TRILIUN 3%
70
3%
60
2%
50
40 2%
30
1%
20
1%
10
0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I KREDIT RUMAH TANGGA KPR KKB KREDIT MULTIGUNA
2019 2020 2021 2022

KREDIT RUMAH TANGGA KPR KKB KREDIT MULTIGUNA TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021

SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH

kredit KPR utamanya terjadi pada segmen rumah tingga tipe 22 s.d 4.3 PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN
70 dan diatas 70 serta flat/apartemen. Hal ini sejalan dengan DAN PEMBIAYAAN UMKM
informasi yang disampaikan perbankan dan juga pelaku usaha di
Pada triwulan I 2022, pangsa kredit UMKM terhadap total
sektor konstruksi, bahwa demand masyarakat untuk memiliki
penyaluran kredit di Sumatera Selatan tercatat sebesar
rumah tinggal kembali meningkat. Pulihnya aktivitas ekonomi
24,64% atau senilai Rp32,04 triliun dari total kredit Sumatera
masyarakat dan suku bunga KPR yang bersaing antar bank menjadi
Selatan senilai Rp130,03 triliun. Pangsa kredit UMKM pada
salah satu faktor penunjang meningkatnya pengajuan kredit KPR
triwulan laporan tercatat meningkat dari triwulan sebelumnya yang
pada triwulan berjalan. Di sisi lain, realisasi kredit multiguna juga
sebesar 24,42% atau senilai Rp31,1 triliun dari total Rp127,25 triliun.
mengalami peningkatan menjadi sebesar Rp17,84 triliun atau
Rasio ini telah melampaui kewajiban perbankan dalam melakukan
tumbuh 2,11% pada triwulan I 2022, meningkat dibandingkan
pemberian kredit atau pembiayaan kepada UMKM sebesar 20%.
realisasi triwulan sebelumnya Rp17,61 atau tumbuh 0,84%.
Secara umum pertumbuhan penyaluran kredit UMKM pada
Melandainya kasus COVID-19 dan pelonggaran pembatasan
triwulan I 2022 mengalami pertumbuhan yang positif sebesar
aktivitas yang dilakukan oleh pemerintah menjadi pendorong
14,13% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
meningkatnya aktivitas konsumsi di masyarakat saat ini.
yang tumbuh 11,44% (yoy).

Kredit Kendaraan bermotor (KKB) yang disalurkan perbankan


Pertumbuhan kinerja kredit UMKM apabila ditinjau
pada triwulan I 2022 juga menunjukan peningkatan pertumbuhan
berdasarkan skalanya utamanya didorong oleh
yang cukup signifikan. Secara nominal, realisasi penyaluran KKB di
pertumbuhan kredit UMKM skala mikro yang mencatatkan
Provinsi Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp2,64 triliun atau
pertumbuhan sebesar 92,12% (yoy) atau sebesar Rp.11,14 triliun
tumbuh sebesar 4,22%, meningkat signifikan dibandingkan
pada triwulan I 2022. Kondisi ini meningkat cukup signifikan
triwulan sebelumnya yang sempat terkontraksi sebesar -3,97%.
dibandingkan dengan pertumbuhan kredit UMKM skala mikro
Hal ini didorong oleh timing mendekati Hari Raya yang biasanya
pada triwulan sebelumnya yang sebesar 59,00% (yoy) atau senilai
dijadikan momentum untuk memiliki kendaraan baru oleh
Rp10,14 triliun. Sedangkan untuk pertumbuhan kredit UMKM skala
sebagian besar masyarakat yang juga dibarengi dengan
kecil dan menengah justru menunjukan kinerja yang melambat
pemberian promo atau diskon khusus dari produsen otomotif.
dibandingkan triwulan sebelumnya. Tercatat masing-masing
Selain itu kebijakan Pemerintah yang kembali memperpanjang
sebesar 29,95% (yoy) dan -33,17% (yoy) untuk kredit UMKM skala
masa berlaku insentif Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM)
kecil dan menengah, melambat dari triwulan sebelumnya yang
untuk otomotif sepanjang tahun 2022 yang dikolaborasikan
dengan pelonggaran aset tertimbang menurut risiko (ATMR) dan
pelonggaran uang muka kredit oleh Bank Indonesia diyakini Grafik 4.15 Perkembangan Kredit UMKM di Sumatera Selatan

mendorong penyaluran KKB secara maksimal. 35 RP TRILIUN % YOY 20,0

30 15,0
Peningkatan penyaluran kredit rumah tangga pada triwulan I 2022 25
10,0
dibarengi dengan adanya penurunan kualitas kredit. NPL kredit 20
5,0
15
rumah tangga pada triwulan berjalan tercatat senilai Rp726,48 0,0
10
triliun atau 1,74% dari total kredit rumah tangga. Kualitas NPL -5,0
5
tersebut menurun dibandingkan NPL periode sebelumnya yang - -10,0
I II III IV I II III IV I II III IV I
tercatat lebih baik sebesar 1,69%. Penurunan ini didorong NPL KPR
2019 2020 2021 2022
dan kredit multiguna yang mengalami penurunan kualitas
KREDIT UMKM RASIO NPL (RHS) PERTUMBUHAN (RHS)

dibandingkan triwulan sebelumnya.


SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
42 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

tercatat sebesar 33,66% (yoy) dan -28,40% (yoy). Adanya perburuan dan kehutanan tercatat meningkat menjadi sebesar
pergerakan pada masing-masing skala kredit UMKM membuat 31,61% (yoy) pada triwulan berjalan dibandingkan dengan triwulan
struktur kredit UMKM Sumatera Selatan sedikit mengalami sebelumnya sebesar 25,46% (yoy). Peningkatan juga dialami LU
perubahan komposisi namun tetap dengan pangsa terbesar PBE yang tercatat sebesar 19,30% (yoy) meningkat jika
ditempati oleh kredit UMKM skala kecil sebesar 38,63%, diikuti dibandingkan dengan triwulan IV 2021 sebesar 16,17% (yoy).
kredit UMKM skala mikro dan menengah masing-masing sebesar Pulihnya aktivitas ekonomi masyarakat serta mobilitas yang
34,78% dan 26,59%. meningkat akibat pelonggaran pembatasan mendorong
peningkatan konsumsi yang terjadi di masyarakat Sumatera
Berdasarkan jenis penggunaannya, perbaikan realisasi kredit
Selatan sehingga turut mendorong peningkatan penyaluran kredit
UMKM Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I 2022
PBE pada triwulan berjalan. Sementara itu, peningkatan kredit
bersumber baik dari peningkatan kredit modal kerja maupun
pada LU konstruksi dan LU Pertambangan dan penggalian secara
kredit investasi. Nominal realisasi kredit UMKM untuk modal kerja
berturut-turut tercatat sebesar -27,03% (yoy) dan -30,39% (yoy).
pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp22,92 triliun atau tumbuh
Meskipun masih terkontraksi, namun nilai ini membaik dari triwulan
20,68% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelum nya
sebelumnya yang mengalami kontraksi lebih dalam sebesar
sebesar 19,15% (yoy) atau senilai Rp22,4 triliun. Peningkatan yang
masing-masing -28,81% (yoy) dan -31,48% (yoy). Peningkatan
sama juga terjadi pada kredit UMKM untuk investasi yang tercatat
penyaluran kredit pada kedua LU ini didorong oleh kembali
sebesar 0,45% (yoy) atau senilai Rp9,12 triliun pada triwulan
dilaksanakannya proyek-proyek infrastruktur yang sempat
berjalan. Kondisi ini meningkat cukup baik dibandingkan dengan
terhenti akibat pandemi serta adanya peningkatan harga
triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi cukup dalam
sebesar -4,52% (yoy). Adapun struktur kredit UMKM di Sumatera komoditas batubara internasional yang membuat pelaku usaha
Selatan masih didominasi oleh kredit untuk penggunaan modal pada sektor pertambangan dan penggalian mengambil
kerja dengan pangsa sebesar 71,53%. momentum untuk melakukan eksplorasi pada triwulan berjalan
untuk mendapatkan harga jual yang premium. Hal ini sejalan
Berdasarkan lapangan usahanya, hampir seluruh sektor dengan informasi yang diperoleh dari pelaku usaha yang
u t a m a d i p rov i n s i S u m at e ra S e l at a n m e n u n j u ka n melakukan penjualan dan/atau penyewaan produk alat berat
pertumbuhan pada penyaluran kredit UMKM yakni pada LU tambang bahwa penjualan produknya pada triwulan I 2022
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan, LU Perdagangan Besar mengalami peningkatan yang cukup signifikan karena pelaku
dan Eceran (PBE), LU konstruksi dan LU Pertambangan dan usaha banyak yang melakukan pemesanan alat yang dilakukan
Penggalian. Penyaluran kredit UMKM pada LU pertanian, baik dengan membeli maupun sewa.

Grafik 4.16 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy)

(A) (B) 14 RP TRILIUN % YOY 100

12 80

10 60
34,78% 8 40
MIKRO
6 20
38,63%
KECIL 4 0

26,59% 2 -20
MENENGAH
- -40
I II III IV I
2021 2022
KREDIT MIKRO KREDIT KECIL KREDIT MENENGAH
G. KREDIT MIKRO (RHS) G. KREDIT KECIL (RHS) G. KREDIT MENENGAH (RHS)

SUMBER: LAPORAN BANK UMUM – BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.17 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan : (a) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (%yoy); dan (b) Pangsa Kredit UMKM

(A) 25 RP TRILIUN 25,0 (A)

20,0
20
15,0

15 10,0 71,53%
5,0 MODAL KERJA
10 0,0 28,47%
-5,0 INVESTASI
5
-10,0
- -15,0
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI G. KREDIT MODAL KERJA (RHS) G. KREDIT INVESTASI

SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 43
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Tabel 4.1 Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan I 2022
Kredit (Rp Miliar) Growth (%YOY)
SEKTOR EKONOMI 2021 2022 Pangsa 2020 2021 2022
IV I II III IV I II III IV I
Sektor Ekonomi 31.075,93 32.040,96 100,00% (7,27) (4,23) (1,03) 0,27 7,46 4,87 11,44 14,13

Perdagangan Besar Dan Eceran 13.231,87 13.702,13 42,76% (3,13) (5,59) (2,24) (2,74) 2,23 5,00 16,17 19,30

Pertanian, Perburuan Dan Kehutanan 9.475,77 10.191,90 31,81% (10,61) (1,03) 4,01 8,45 22,06 18,02 25,46 31,61

Konstruksi 1.726,60 1.664,44 5,19% (7,75) (3,44) (2,63) 0,38 (10,60) (21,93) (28,81) (27,03)

Industri Pengolahan 1.336,20 1.312,43 4,10% (13,90) (13,04) (6,32) (11,07) 20,19 29,28 21,98 17,52

Pertambangan Dan Penggalian 75,64 88,67 0,28% (10,23) 1,19 (51,38) (43,23) (28,69) (43,16) (31,48) (30,39)

Lainnya 5.229,85 5.081,39 15,86% (9,73) (4,18) (1,23) 0,44 7,28 (3,24) (1,55) (4,47)
SUMBER: LAPORAN BANK UMUM – BANK INDONESIA, DIOLAH

Peningkatan kredit UMKM pada triwulan berjalan tidak B e b e ra p a u p ay a y a n g d i l a ku ka n p e m e r i nt a h s e p e r t i


sejalan dengan kualitas kredit UMKM yang justru mengalami meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan subsidi
penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan bunga 3% masih terus dilanjutkan pada triwulan berjalan, hal ini
skala usaha, kredit UMKM segmen mikro dan kecil pada triwulan guna terus mendorong para pelaku UMKM untuk dapat
laporan mengalami penurunan kualitas kredit menjadi 2,7% dan memperoleh bantuan finansial. Sehubungan dengan Peraturan
4,35% dari sebelumnya masing-masing sebesar 2,25% dan 3,95%. Bank Indonesia 23/13/PBI/2021 tentang rasio pembiayaan inklusif
Sementara itu dari sisi penggunaannya, baik kredit UMKM untuk makroprudensial (RPIM) bagi bank umum konvensional, bank
modal kerja maupun investasi sama-sama mencatatkan umum syariah, dan unit usaha syariah, Bank Indonesia
penurunan kualitas kredit pada triwulan berjalan dengan masing- mengeluarkan kebijakan untuk meningkatkan insentif bagi bank-
masing sebesar 4,53% dan 3,10% dari sebelumnya 4,42% dan bank yang melakukan penyaluran kredit/pembiayaan kepada
2,75%. Meskipun demikian, peningkatan yang terjadi masih dalam sektor-sektor prioritas dan UMKM dan/atau memenuhi target
batas threshold yakni 5%. RPIM. Dari sisi sistem pembayaran dan digitalisasi, Bank Indonesia
juga memberlakukan perpanjangan masa berlaku Merchant
Penurunan kualitas kredit UMKM pada triwulan berjalan didorong Discount Rate (BDR) QRIS untuk merchant kategori usaha mikro
oleh peningkatan rasio NPL di hampir semua sektor utama antara (UMI) sebesar 0% dari semula 30 Juni 2022 menjadi 31 Desember
lain LU pertanian, LU industri pengolahan, dan LU konstruksi yang 2022 guna melanjutkan upaya perluasan ekosistem digital dan
masing-masing tercatat sebesar 2,25%, 1,59%, dan 17,84%, mendorong peningkatan transaksi UMKM. Selain itu, Bank
meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya Indonesia juga terus berkomitmen terhadap pengembangan
sebesar masing-masing 1,99%, 1,37%, dan 16,55%. Namun UMKM Indonesia melalui pemberian dukungan berbagai event
penurunan kualitas kredit UMKM tertahan oleh kinerja NPL pada seperti Karya Kreatif Indonesia (KKI) termasuk Gerakan Nasional
LU pertambangan dan penggalian serta LU PBE yang membaik Bangga Buatan Indonesia (GBBI) yang diinisiasi oleh Pemerintah
pada triwulan I 2022. Indonesia.

Dalam rangka terus mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
Menengah (UMKM) dapat bertahan di tengah kondisi juga terus mendukung pengembangan UMKM, Ekonomi
pandemi COVID-19, pemerintah terus memberikan stimulus Syariah di Daerah, dan klaster termasuk di sektor Pertanian
untuk mempercepat proses pemulihan ekonomi nasional. untuk mendukung ketahanan pangan. Pengembangan klaster
pada triwulan I 2022 dilakukan melalui pemberian bantuan kepada
Grafik 4.18 Perkembangan NPL Kredit UMKM Sumatera Selatan
klaster ketahanan pangan di beberapa Kabupaten di wilayah
Provinsi Sumatera Selatan. Pelaksanaan pemberian bantuan
20%
18% berupa alat dan mesin pertanian untuk mendukung peningkatan
16%
14% produksi dan efisiensi tenaga kerja klaster.
12%
10%
8%
6% Pe n g e m b a n g a n U M K M t e r s e b u t d a p a t m e n d u k u n g
4%
2%
0%
pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan inflasi di daerah.
Bank Indonesia menerapkan strategi pembentukan klaster yang
PERTAMBANGAN
& PENGGALIAN
MODAL KERJA

PENGOLAHAN
KREDIT UMKM

KONSTRUKSI
MENENGAH

PERTANIAN

bertujuan membentuk pilot project dari pengembangan UMKM,


INVESTASI

INDUSTRI
MIKRO

KECIL

khususnya dalam mendukung ketahanan pangan. Komoditas yang


PBE

TRIWULAN IV 2021 TRIWULAN I 2022 dipilih dalam pengembangan klaster diprioritaskan pada
SUMBER: LAPORAN BANK UMUM - BANK INDONESIA, DIOLAH komoditas yang secara historis menyumbang inflasi di Sumatera

Laporan Perekonomian
44 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Selatan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera maupun kelembagaan. UMKM pengusaha pempek diberikan
Selatan fokus pada komoditas cabai merah dan bawang merah. peningkatan wawasan mengenai sertifikasi halal dan keamanan
makanan. S elain itu, UMKM pengusaha pempek juga
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan mendapatkan pendampingan peningkatan teknologi produksi
senantiasa bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam agar hasil olah makanan lebih tahan lama dan lebih mudah
mengembangkan klaster ketahanan pangan. Klaster dipasarkan ke mancanegara. Dalam pelaksanaan capacity building
ketahanan pangan komoditas bawang merah yang telah tersebut, turut dilaksanakan juga sosialisasi terkait sertifikasi halal
dikembangkan bersama pada triwulan I tahun 2022 yaitu klaster kepada anggota Asppek dengan narasumber dari pihak MUI
bawang merah Sriwijaya Science Techno Park (SSTP), berlokasi di Provinsi Sumatera Selatan, Badan Penyelenggara Jaminan
Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2 hektar. Adapun Produk Halal (BPJPH) Provinsi Sumatera Selatan, BPPOM Kota
klaster ketahanan pangan komoditas cabai merah yang telah Palembang.
dikembangkan antara lain:
1. Klaster Cabai Merah Muara Burnai, berlokasi di kabupaten OKI, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
seluas 35 hektar. juga mendukung UMKM dalam memperluas akses pasar baik
2. Klaster Cabai Merah Pedu, berlokasi di kabupaten OKI, seluas 1 di lokal Sumatera Selatan, nasional, hingga internasional.
hektar. Beberapa fasilitasi akses pasar nasional yang dilakukan adalah
3. Klaster Cabai Merah Sriwijaya Science Techno Park (SSTP), mendukung keikutsertaan UMKM dalam pameran Presidensi G20
berlokasi di Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2 di Jakarta Convention Center (JCC) pada bulan Februari 2022.
hektar. Upaya tersebut sekaligus menjadi bagian dari dukungan nyata
Kantor Perwakilan Bank Indonesia terhadap Gerakan Nasional
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
bersinergi dengan Balitangda Provinsi Sumatera Selatan
dalam mengembangkan inovasi digital farming. Pada triwulan I Kategori UMKM yang difasilitasi sangat beragam dari mengangkat
tahun 2022, sinergi pengembangan digital farming tersebut kuliner kopi Semendo, kerajinan perhiasan, home decor, sampai
diimplementasikan pada 2 hektar klaster cabai merah di Muara dengan kain tenun khas Sumatera Selatan. Sementara kolaborasi
Burnai, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Pengembangan dengan Kedutaan Besar RI di Tokyo membuahkan hasil hingga
digital farming tersebut merupakan wujud peran serta Kantor UMKM asli Sumatera Selatan lolos kurasi untuk tampil dalam Tokyo
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan sebagai International Gift Show (TIGS) 2022. Pameran berskala
salah satu anggota Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) internasional tersebut digelar di Tokyo Big Sight East Hall. UMKM
Provinsi Sumatera Selatan. Selain meningkatkan kesejahteraan tersebut dengan bangga menjadi salah satu dari 17 UMKM terbaik
petani, pengembangan digital farming diharapkan mampu mewakili Indonesia.
mendukung peningkatan produksi komoditas inflasi seperti
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
bawang merah dan cabai merah di Sumatera Selatan.
akan terus berkolaborasi dengan perusahaan e-commerce
Pengembangan Digital Farming di Muara Burnai ini adalah
untuk mendukung onboarding UMKM. Di masa pandemi
pengembangan pilot project digital farming di Sriwijaya Science
Covid-19, UMKM sangat terdampak dan membutuhkan
Techno Park (SSTP) di Kab. Ogan Ilir yang telah dilaksanakan pada
pendampingan agar mampu beradaptasi dengan kondisi pandemi
triwulan IV tahun sebelumnya. Melalui pengembangan Digital
dengan memanfaatkan pasar media daring. Kantor Perwakilan
Farming ini, diharapkan petani di klaster binaan Bank Indonesia
Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan juga akan terus bekerja
Provinsi Sumatera Selatan dapat mengimplementasikan
sama dengan perbankan dan penyedia jasa sistem pembayaran
penggunaan teknologi sensor untuk menunjang peningkatan
( PJ S P) d a l a m me n d u ku n g kema mp u a n U M KM u nt u k
produktivitas klaster.
mengoptimalkan transaksi nontunai (digital payment). Kegiatan-
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan kegiatan capacity building dilakukan secara daring untuk
juga mengembangkan daya saing UMKM daerah berbasis mendukung UMKM beradaptasi di masa pandemi dan digitalisasi.
potensi lokal. Beberapa upaya pengembangan UMKM antara lain
pelatihan kewirausahaan, pengembangan akses pasar, dan
pemberian bantuan teknis. Pada triwulan I tahun 2022, Kantor
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
mengadakan capacity building kepada anggota asosiasi
pengusaha pempek (ASPPEK) Kota Palembang. Capacity
building tersebut bertujuan memperkuat baik sisi produksi

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 45
BAB V

PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH

Penyelenggaraan sistem pembayaran baik non tunai


maupun tunai di Sumatera Selatan berjalan lancar
dan aman.

 Transaksi RTGS dan SKNBI pada triwulan I 2022 tumbuh


negatif sejalan dengan pola musiman.

 Transaksi uang kartal tercatat net inflow, sejalan dengan pola


historis pada triwulan laporan pasca HBKN Natal dan Tahun
Baru.

 Transaksi belanja melalui e-commerce tumbuh tinggi di


Sumatera Selatan sebagai salah satu alternatif masyarakat
memenuhi kebutuhannya di tengah Omicron.
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

5.1 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN TUNAI


DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH
Sejalan dengan perkembangan ekonomi yang membaik, keaslian uang rupiah secara kontinu dan mendorong masyarakat
peredaran uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan pada untuk lebih meningkatkan transaksi secara non tunai di tengah
triwulan I 2022 tumbuh positif sesuai dengan pola pandemi COVID-19.
historisnya. Pada triwulan I 2022, peredaran uang kartal di
Provinsi Sumatera Selatan mengalami net inflow sebesar Rp687,13 5.2 PERKEMBANGAN SISTEM
miliar, berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mengalami net PEMBAYARAN NON TUNAI
outflow sebesar Rp3,77 triliun (Grafik 5.1). Transaksi penarikan
uang kartal pada periode laporan tercatat sebesar Rp3,02 triliun
5.2.1 Transaksi SKNBI dan BI-RTGS
Penyelesaian transaksi di Sumatera Selatan yang diproses
atau tumbuh 9,29% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan IV
melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI)
2021 yang tumbuh 8,08% (yoy). Pada periode yang sama,
menunjukkan pelemahan baik secara nominal maupun
transaksi penyetoran uang kartal tercatat sebesar Rp3,70 triliun
volume. Nominal transaksi perputaran kliring pada triwulan I 2022
tumbuh 9,74% (yoy), melemah dibandingkan triwulan sebelumnya
tercatat sebesar Rp10,64 triliun atau mengalami kontraksi -6,33%
yang tumbuh 33,05% (yoy). Kondisi tersebut sejalan dengan pola
(yoy), melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh
historis pasca HBKN Natal dan Tahun Baru.
1,60% (yoy) (Grafik 5.3). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah
Sebagai bagian dari tugas pengelolaan uang Rupiah, Kantor warkat transaksi SKNBI tercatat sebesar 213.654 lembar atau
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan terus terkontraksi sebesar -11,78% (yoy), lebih dalam dibandingkan
berupaya menjaga kualitas uang yang beredar di masyarakat triwulan sebelumnya yang terkontraksi -6,28% (yoy) atau
(clean money policy and fresh for circulation). Salah satu sebanyak 262.188 lembar (Grafik 5.4). Melemahnya pertumbuhan
implementasi kebijakan ini dilakukan melalui penarikan dan transaksi SKNBI pada triwulan laporan sejalan dengan pelemahan
pemusnahan Uang Tidak Layak Edar (UTLE) secara rutin. Pada pada Lapangan Usaha (LU) sektor industri pengolahan pada yang
triwulan I 2022 UTLE yang dimusnahkan tercatat sebesar Rp1,50 tumbuh 3,75% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan
triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebelumnya yang tumbuh 4,29% (yoy). Hal ini sejalan dengan pola
tercatat sebesar Rp587,50 miliar. UTLE yang dimusnahkan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru dan
tersebut berasal dari setoran perbankan maupun penukaran uang adanya gelombang omicron COVID-19.
dari masyarakat yang selanjutnya akan digantikan dengan uang
Sejalan dengan transaksi kliring, transaksi Bank Indonesia
layak edar (fit to circulation) (Grafik 5.2). Salah satu upaya yang
Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) juga melemah baik
dilakukan oleh Bank Indonesia dalam menjaga kualitas uang yang
secara nominal maupun volume. Pada Triwulan I 2022, nominal
beredar adalah dengan melakukan sosialisasi Cinta Bangga
transaksi RTGS tercatat sebesar Rp51,37 triliun terkontraksi -8,42%
Paham Rupiah di seluruh wilayah Sumatera Selatan.
(yoy), lebih dalam dibandingkan triwulan IV 2021 yang terkontraksi
Dari pelaksanaan layanan kas di wilayah Sumatera Selatan pada -0,97% (yoy) atau sebesar Rp57,17 triliun (Grafik 5.5). Melemahnya
triwulan I 2022, jumlah uang rupiah yang diragukan keasliannya nominal transaksi RTGS yang terjadi pada triwulan laporan sejalan
yang tercatat melalui laporan dan setoran perbankan ke Bank dengan konsumsi pemerintah yang terkontraksi -0,99% (yoy)
Indonesia sebanyak 708 lembar, lebih rendah dibandingkan dibandingkan triwulan IV 2021 yang tumbuh 1,60% (yoy). Hal ini
triwulan sebelumnya yang sebanyak 1.246 lembar. Untuk menekan sesuai dengan pola historis di awal tahun yang masih dalam
jumlah uang rupiah tidak asli yang beredar, Kantor Perwakilan Bank tahapan konsolidasi serta kontrak belanja infrastruktur yang masih
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan melakukan sosialisasi ciri-ciri dalam tahapan awal. Selanjutnya, penurunan kinerja konsumsi

Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar di Provinsi
Sumatera Selatan
8 RP TRILIUN 3.500 RP MILIAR

6 3.000
4 2.500
2
2.000
-
1.500
(2)
1.000
(4)
(6) 500

(8) -
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

PENYETORAN PENARIKAN NETFLOW PEMUSNAHAN UANG TIDAK LAYAK EDAR (UTLE)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
48 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Sumatera Selatan Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring Sumatera Selatan

14 RP TRILIUN 15 300 RIBU LEMBAR 4,0


2,0
12 250
10 0,0
10 -2,0
200
8 5 -4,0
150 -6,0
6 0 -8,0
100 -10,0
4
-5 -12,0
2 50
-14,0
- -10 - -16,0
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL G% (YOY) - RHS JUMLAH WARKAT G% (YOY) - RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS Sumatera Selatan Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Sumatera Selatan

70 RP TRILIUN 50% 30 RIBU 60%

60 40%
25 50%
30%
50
20% 20 40%
40 10%
15 30%
30 0%
-10% 10 20%
20
-20%
10 5 10%
-30%
- -40% - 0%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL G% (YOY) - RHS VOLUME G% (YOY) - RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan

2020 2021 2022


KETERANGAN
I II III IV I II III IV I
RTGS dari Provinsi Sumsel

Nilai (Rp Triliun) 38,71 46,45 57,52 57,73 56,10 55,46 53,44 57,17 51,37

Volume 13.616 15.302 19.103 23.309 20.817 21.468 21.527 26.201 21.663
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

pemerintah juga disebabkan oleh penurunan pagu belanja 5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran
terutama untuk penanganan pandemi seiring dengan penurunan Menggunakan Kartu
kasus COVID-19. Secara volume, setelmen transaksi melalui RTGS Pada triwulan I 2022, transaksi melalui Alat Pembayaran
tercatat sebanyak 21.663 lembar atau tumbuh 4,04% (yoy) Menggunakan Kartu (APMK) baik berupa ATM/Debet
melemah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 12,41% maupun kartu kredit di Sumatera Selatan menunjukkan
(yoy) atau sebanyak 26.201 lembar (Grafik 5.6). Pelemahan yang perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Nominal
terjadi pada transaksi SKNBI dan RTGS juga merupakan dampak transaksi menggunakan kartu ATM/Debet pada triwulan I 2022
adanya infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional yang dapat tercatat mencapai Rp46,02 triliun atau tumbuh 18,08% (yoy),
memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, aman, efisien, dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp33,79
tersedia setiap selama 24 jam dalam 7 hari di satu minggu. BI-FAST triliun atau terkontraksi -22,32% (yoy) (Grafik 5.7). Volume
diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem Pembayaran transaksi penggunaan ATM/Debet tercatat 39,58 juta transaksi
Ritel nasional dengan menyediakan alternatif terhadap atau tumbuh 21,42%, meningkat signifikan dibandingkan triwulan
infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting. Maksimal sebelumnya yang tercatat 30,22 juta transaksi atau terkontraksi -
nominal transaksi melalui BI-FAST adalah sebesar Rp250 juta. 13,37% (yoy) (Grafik 5.8). Peningkatan yang terjadi didukung
dengan peningkatan jumlah kartu ATM/Debet yang tercatat
sebanyak 5,49 juta kartu atau tumbuh 18,54% (yoy) pada triwulan
laporan, meningkat dari 4,85 juta kartu atau tumbuh 7,74% (yoy)
pada triwulan sebelumnya.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 49
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Dari sisi penggunaannya, transaksi menggunakan kartu tercatat 528.710 transaksi, meskipun dari pertumbuhannya
ATM/Debet masih didominasi oleh kegiatan tarik tunai senilai melemah pada triwulan laporan yang tumbuh 7,33% (yoy) lebih
Rp16,62 triliun (pangsa 36,12%), transfer interbank senilai Rp14,42 rendah dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang tumbuh
triliun (pangsa 31,33%), transfer antar bank senilai Rp7,68 triliun 7,70% (yoy). (Grafik 5.12). Pada triwulan I 2022, pertumbuhan
(pangsa 16,70%), transaksi setor tunai senilai Rp4,97 triliun (pangsa transaksi kartu kredit didorong oleh jumlah kartu kredit yang
10,82%), transaksi belanja senilai Rp2,16 triliun (pangsa 4,69%), dan beredar di masyarakat yang meningkat sebanyak 268.365 kartu
transaksi online senilai Rp161,83 miliar (pangsa 0,35%). atau tumbuh 6,91% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya
236.348 kartu atau terkontraksi -8,65% (yoy).
Sejalan dengan hal tersebut, transaksi non tunai masyarakat
Sumatera Selatan menggunakan kartu kredit meningkat Dari jenis transaksinya, transaksi menggunakan kartu kredit
pada triwulan I 2022. Penggunaan kartu kredit perseorangan didominasi oleh transaksi belanja Rp469,41 miliar (pangsa 58,56%),
tercatat sebesar Rp801,60 miliar atau tumbuh 85,16% (yoy), tunai Rp328,20 miliar (pangsa 40,94%), dan transaksi pembayaran
meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tagihan Rp4,0 miliar (pangsa 0,50%). Pada triwulan laporan,
tumbuh 8,58% (yoy) atau tercatat Rp482,29 miliar (Grafik 5.11). Hal transaksi menggunakan kartu kredit meningkat kecuali transaksi
ini juga terjadi pada volume transaksi kartu kredit yang meningkat pembayaran tagihan yang terkontraksi -82,22% (yoy) lebih dalam
menjadi 535.212 transaksi dibandingkan triwulan sebelumnya yang dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -59,41% (yoy).

Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D

50 40% 45 25%
45 40 20%
30%
40 35 15%
35 20%
30 10%
30 10% 25 5%
25
0% 20 0%
20
15 15 -5%
-10%
10 10 -10%
-20% 5 -15%
5
0 -30% 0 -20%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL (TRILIUN) YOY- RHS VOLUME (JUTA) YOY-RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.9 Pangsa Transaksi ATM/D Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D

6,00 25%
36,12%
Tarik Tunai 5,00 20%
10,82% 4,00
Setor Tunai 15%
3,00
4,69% 10%
Belanja 2,00

0,35% 1,00 5%
Online

31,33% 0,00
I II III IV I II III IV I
0%
Transfer Interbank
2020 2021 2022
16,70%
Transfer Antarbank JUMLAH KARTU (JUTA) YOY-RHS

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit

900 100% 700 15%


800 80% 10%
600
700 5%
60% 0%
500
600
40% -5%
500 400 -10%
20%
400 300 -15%
0% -20%
300
200 -25%
200 -20%
100 -30%
100 -40%
-35%
0 -60% 0 -40%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL (MILIAR) YOY-RHS VOLUME (RIBU) YOY-RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
50 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit

280 10%

270 5%
40,94% 260
Tunai 0%

58,56% 250
-5%
Belanja
240
- 230 -10%
-

0,50% 220 -15%


Bill Pay I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022

JUMLAH KARTU (JUTA) YOY-RHS

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Pada triwulan I 2022, seluruh jenis transaksi menggunakan kartu Sementara itu, volume transaksi UE pada triwulan laporan tumbuh
baik ATM/Debet maupun kartu kredit meningkat didukung oleh 61,07% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan triwulan
meningkatnya konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan. sebelumnya yang terkontraksi -5,50% (yoy). Meskipun dari
jumlahnya sedikit menurun dari 24,84 juta transaksi pada triwulan
5.3 PERKEMBANGAN TRANSAKSI sebelumnya menjadi 23,26 juta transaksi. Pelemahan volume
ELEKTRONIFIKASI DAN E-COMMERCE transaksi juga terjadi pada seluruh jenis transaksi kecuali transaksi
belanja. Tumbuh tingginya penggunaan uang elektronik di Provinsi
Da l a m ra n g ka m e n c i pt a ka n l e s s ca s h s o c i et y d a n
Sumatera Selatan mengindikasikan adanya perubahan pola
meningkatkan inklusivitas keuangan, Bank Indonesia
perilaku transaksi pembayaran di masyarakat yang sudah
mengembangkan uang elektronik, mendorong
menggunakan non tunai salah satunya Uang Elektronik. Tingginya
elektronifikasi penyaluran bantuan sosial dan perluasan
transaksi belanja di masyarakat terlihat pada meningkatnya
elektronifikasi transaksi Pemerintah Daerah. Pada triwulan I
Konsumsi Rumah Tangga pada triwulan laporan.
2022, pertumbuhan nominal transaksi Uang Elektronik (UE) di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan tumbuh tetap meskipun
Tumbuhnya volume transaksi sejalan dengan tumbuhnya jumlah
mengalami pelemahan volume transaksi. Pertumbuhan transaksi
mesin reader UE yang ada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
UE pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 48,67% (yoy) sama
Pada triwulan I 2022 tercatat terdapat 12.852 mesin, tumbuh
dengan triwulan sebelumnya. Meskipun demikian, secara nominal
13,64% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 12.433
transaksi UE pada triwulan I 2022 tercatat turun dari semula senilai
mesin atau tumbuh 4,03% (yoy) (Grafik 5.16). Hal ini didukung oleh
Rp1,96 triliun pada triwulan IV 2021 menjadi senilai Rp1,86 triliun.
upaya penerbit untuk memperluas jangkauan pasar di tengah
(Tabel 5.2).
upaya perluasan Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT) dari
Pelemahan pada transaksi UE terjadi untuk seluruh transaksi Pemerintah pada masa pandemi, peningkatan kebutuhan uang
kecuali transaksi belanja yang justru meningkat pada triwulan elektronik dalam bertransaksi khususnya di jalan tol, serta
laporan. Transaksi belanja tumbuh 38,23% (yoy) meningkat meningkatnya preferensi penggunaan uang elektronik di
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 21,53% (yoy). masyarakat sebagai instrumen alternatif dalam bertransaksi
Berdasarkan pangsanya transaksi belanja (pangsa 69,44%) dengan tetap menjalankan protokol kesehatan. Di sisi lain, jumlah
dengan nominal Rp1,29 triliun masih mendominasi transaksi UE, UE pada triwulan I 2022 mengalami penurunan menjadi 1,83 juta
disusul oleh transaksi tarik tunai (pangsa 18,76%) dengan nominal UE tumbuh 21,09% (yoy) turun dibandingkan triwulan sebelumnya
Rp349,26 miliar dan transfer (pangsa 11,680%) dengan nominal yang tercatat sebanyak 2,08 juta UE atau tumbuh 57,38% (yoy)
Rp219,75 miliar. (Grafik 5.15).

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
I 2021 II 2021 III 2021 IV 2021 I 2022
TRANSAKSI Nominal Nominal Nominal Nominal Nominal
Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu)
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Belanja 12.160,85 935,15 13.932,90 1.044,17 16.287,27 1.196,36 20.947,17 1.344,59 19.470,88 1.292,70

Transfer 1.563,99 117,65 2.065,17 163,96 2.429,67 189,05 2.750,70 232,96 1.062,58 219,75

Tarik Tunai 718,64 221,60 888,03 288,97 963,21 298,30 1.139,87 382,55 1.065,70 349,26

Total 14.443 1.274,41 16.886 1.497,10 19.680 1.683,70 24.838 1.960 21.599 1.862
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 51
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.15 Jumlah UE Grafik 5.16 Jumlah Pemegang UE

3 JUTA 80% 14 RIBU 18%


16%
70% 12
2 14%
60% 10 12%
50% 10%
2 8 8%
40%
6 6%
1 30% 4%
4 2%
20%
1 0%
10% 2
-2%
- 0% - -4%
IV I II III IV I II III IV I IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

JUMLAH UE %YOY JUMLAH MESIN READER %YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Nominal Grafik 5.18 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Volume

100% 100%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 60%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
10% 10%
0% 0%
BELANJA TRANSFER TARIK TUNAI BELANJA TRANSFER TARIK TUNAI

MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS
OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR
OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG
LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Secara spasial, Kota Palembang menjadi daerah dengan transaksi menggunakan mesin Electronic Data Capture (EDC) sehingga
penggunaan uang elektronik terbesar di Sumatera Selatan dapat diimplementasikan baik untuk usaha besar, menengah, kecil,
berdasarkan nominal dan frekuensinya. Secara total, transaksi di maupun mikro.
Kota Palembang memiliki proporsi nominal tertinggi sebesar
55,21% dibandingkan total nominal transaksi UE di wilayah Provinsi Jumlah merchant QRIS di Provinsi Sumatera Selatan pada
Sumatera Selatan (Grafik 5.17). triwulan I 2022 sebanyak 395.173 merchant, tumbuh 105,40%
(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Sejalan dengan hal tersebut, frekuensi total transaksi di Kota tumbuh 112,05% (yoy) (Grafik 5.19). Angka ini menempati posisi ke-
Palembang juga mendominasi transaksi uang elektronik 8 secara nasional dan menjadi kedua tertinggi di Sumatera setelah
dengan persentase 66,24% dibandingkan total volume transaksi Sumatera Utara. Persebaran merchant QRIS masih didominasi di
di wilayah Provinsi Sumatera Selatan (Grafik 5.18). Hal ini didukung Kota Palembang dengan persentase sebesar 59,95% sejalan
oleh tersedianya infrastruktur yang lebih memadai untuk dengan ketersediaan infrastruktur/jaringan dan banyaknya
melakukan transaksi uang elektronik seperti sarana publik yang fasilitas umum yang telah melayani penggunaan QRIS seperti
menggunakan uang elektronik, jumlah merchant yang menerima pedagang/pasar, rumah sakit, tempat ibadah, dan Stasiun
uang elektronik, dan penggunaan uang elektronik berbasis server Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) (Grafik 5.20).
yang masih didominasi kota Palembang. Meskipun demikian,
transaksi pembayaran dan tarik tunai sudah mulai dilakukan di Grafik 5.19 Jumlah Merchant QRIS
daerah lain sejalan dengan pencairan Bantuan Sosial Non Tunai di
450 % 250%
seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan. 400
350 200%
300
Pada tahun 2019 Bank Indonesia telah meluncurkan salah satu 250
150%

alternatif kanal pembayaran yang mendukung gerakan non tunai 200


100%
150
yang disebut Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). 100 50%
QRIS yang wajib digunakan untuk pembayaran QR Code sejak 1 50
0 0%
Januari 2020, terus didorong untuk dapat diimplementasikan I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022
secara luas karena membutuhkan investasi yang lebih sedikit
JUMLAH MERCHANT %YOY
dibandingkan kanal pembayaran lainnya. Hal ini karena tidak wajib
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
52 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.20 Persebaran Merchant QRIS Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako

80% % 1.600 RIBU 120%


1.400
100%
60%
1.200
80%
1.000
40%
800 60%
600
20% 40%
400
20%
0% 200

PALI

Muratara
Lubuk Linggau

Prabumulih
OKU

Pagar Alam

Empat Lawang
Palembang

Muara Enim
Banyuasin

OKI

OKUS
OKUT
Lahat

Ogan Ilir
MUBA

MURA
0 0%
I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022

PENYALURAN PENYERAPAN % PENYERAPAN -RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai pada Program nominal. Penyerapan Bantuan Sembako pada triwulan laporan
Keluarga Harapan tercatat menurun. Penyerapan jumlah mencapai 100% dengan nilai Rp210,10 miliar, yang disalurkan
Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan kepada 478.472 KPM (100% dari total KPM). Capaian penyaluran
(PKH) pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 92,01% atau sebanyak ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
273.177 KPM dengan total penyaluran sebanyak Rp217,34 miliar sebesar Rp1,12 triliun (72,23%) dari nominal kepada 98,07% KPM
(Grafik 5.21), sedikit menurun dibandingkan triwulan IV 2021 atau (Grafik 5.21 dan 5-22). Untuk meningkatkan kualitas data KPM
tercatat 96,94%. Program Keluarga Harapan merupakan yang ada, Dinas Sosial berkoordinasi dengan Dinas Kependudukan
implementasi salah satu kebijakan Jaring Pengaman Sosial dari dan Catatan Sipil dalam rangka verifikasi seluruh data KPM. Hal ini
pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat terdampak menyebabkan terjadinya sedikit penurunan untuk penyerapan
pandemi melalui perluasan Bantuan Sosial Non Tunai. KPM baik dari sisi nominal maupun jumlah KPM.
Berdasarkan jumlah KPM, jumlah KPM pada triwulan laporan
menurun dibandingkan triwulan IV 2021 sejalan dengan hadirnya Sejalan dengan upaya mendorong peningkatan transaksi non
Graduasi KPM PKH untuk KPM yang telah mampu. Dalam rangka tunai di Sumatera Selatan, transaksi e-commerce7 tumbuh
mendukung perluasan elektronifikasi bantuan sosial, Kantor meningkat baik dari sisi nominal maupun frekuensi. Jumlah
Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan turut serta nominal transaksi pada triwulan laporan adalah sebesar Rp2,13
dalam melaksanakan sosialisasi/edukasi dan monitoring triliun tumbuh tinggi 40,53% (yoy) dibandingkan triwulan
penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai serta mendorong ke arah sebelumnya yang tumbuh lebih rendah 38,80% (yoy) (Grafik
digital baik Program Sembako maupun PKH. Bank Indonesia turut 5.24). Hal ini disebabkan semakin meningkatnya masyarakat yang
bekerja sama dengan Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota, bertransaksi melalui e-commerce. Di sisi lain, frekuensi transaksi
Koordinator Teknis, Pendamping, Himpunan Bank Milik Negara melalui e-commerce pada triwulan laporan tumbuh 49,16% (yoy)
(HIMBARA) sebagai Bank Penyalur, serta dengan otoritas lainnya dengan jumlah 23,15 juta transaksi, lebih rendah dibandingkan
seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dengan koordinasi triwulan sebelumnya yang tumbuh 57,01% (yoy) atau sebanyak
tersebut, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai diharapkan tepat 24,88 juta transaksi (Grafik 5.25). Pelemahan yang terjadi sejalan
sasaran, tepat harga, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan dengan pola transaksi pada triwulan I pasca Hari Besar Keagamaan
tepat administrasi. Nasional Natal dan Tahun Baru. Tiga jenis barang dengan pangsa
tertinggi yang dibeli adalah pakaian (pangsa 32,95%), kosmetik
Pada triwulan I 2022, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai dan barang pribadi (pangsa 18,40%), serta peralatan rumah
Bantuan Sembako meningkat baik dari jumlah KPM maupun dari tangga dan kantor (pangsa 15,40%). Dalam bertransaksi, jenis

Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako

1.200 RIBU 100 1.400 RP MILIAR 120%


98
1.000 1.200 100%
96
94 1.000
800 80%
92 800
600 90 60%
88 600
400 86 40%
400
200 84 20%
200
82
0 80 0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2020 2021 2022

PENYALURAN PKH PENYERAPAN PKH PROPORSI PENYERAPAN PENYALURAN PENYERAPAN % PENYERAPAN -RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

7. Data berasal dari beberapa marketplace terbesar di Indonesia.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 53
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.25 Nominal transaksi e-commerce Grafik 5.26 Frekuensi transaksi e-commerce

3 RP TRILIUN 140% 30 JUTA 200%


180%
120% 25
2 160%
100% 140%
20
2 80% 120%
15 100%
1 60% 80%
10
40% 60%
1 5 40%
20%
20%
- 0% - 0%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

TOTAL %YOY FREKUENSI G%YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

pembayaran yang paling sering digunakan di e-commerce adalah wisatawan mancanegara ke Sumatera Selatan yang masuk melalui
melalui uang elektronik 24,54%, diikuti pembayaran menggunakan bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Tingkat keberangkatan
Cash on Delivery (CoD) atau pembayaran ketika barang sampai penumpang melalui angkutan udara meningkat 61,31% (yoy) yang
sebesar 22,07%, kredit tanpa kartu 20,45%, dan transfer bank diindikasikan terdapat masyarakat yang melakukan perjalan luar
20,30%. negeri dengan transit di bandara lain sehubungan telah dibukanya
penerbangan internasional pada bandara lain. Berdasarkan jenis
5.4 KEGIATAN PENUKARAN VALUTA mata uang yang ditransaksikan, transaksi beli dan jual masih
ASING BUKAN BANK (KUPVA BB) didominasi oleh United States Dollar (USD) dengan pangsa 85,91%
BERIZIN DAN PENYELENGGARAAN untuk transaksi beli dan 83,91% untuk transaksi jual.

TRANSFER DANA BUKAN BANK Pada triwulan I 2022, nominal transfer dana masuk (incoming)
(PTD BB) domestik melalui Penyelenggara Transfer Dana Bukan Bank
Pada triwulan I 2022, transaksi jual beli Uang Kertas Asing meningkat meskipun tumbuh sedikit melemah di tengah
(UKA) di KUPVA BB berizin di Sumatera Selatan mengalami pelemahan transfer dana masuk luar negeri. Transfer dana
peningkatan yang signifikan. Total transaksi jual beli valuta asing masuk domestik tercatat tumbuh 21,82% (yoy) menurun dari
dari KUPVA BB di Sumatera Selatan tercatat sebesar Rp9,56 miliar, 41,02% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Dari nominalnya, terjadi
tumbuh 9.188,36% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan total sedikit peningkatan dari Rp381,58 miliar menjadi Rp395,21 miliar
transaksi triwulan sebelumnya sebesar Rp3,53 miliar atau tumbuh (Grafik 5.27). Di sisi lain, volume transaksi masuk meningkat
30,72% (yoy). Peningkatan terjadi baik dari transaksi beli maupun menjadi 1,74 juta transaksi tumbuh tinggi 65,90% (yoy)
transaksi jual. Transaksi beli pada triwulan laporan tercatat sebesar dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -2,41% (yoy).
Rp4,78 miliar tumbuh 9.436,10% (yoy), meningkat dibandingkan Peningkatan yang terjadi pada transfer dana domestik sejalan
triwulan sebelumnya yang tumbuh 13,39% (yoy) atau sebesar dengan mulai meningkatnya perekonomian di Provinsi Sumatera
Rp1,61 miliar. Transaksi jual tercatat Rp4,77 miliar tumbuh Selatan dan maraknya PTD BB yang memiliki biaya transfer lebih
8.946,29% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh rendah yang menjadi alternatif masyarakat dalam bertransaksi. Di
50,01% (yoy) atau tercatat Rp1,92 miliar. Tumbuhnya transaksi jual sisi lain, transfer dana masuk (incoming) yang berasal dari luar
beli Uang Kertas Asing didukung oleh telah dibukanya perjalanan negeri ke Sumatera Selatan terkontraksi baik dari sisi nominal
umroh pada triwulan laporan ditengah belum adanya kunjungan maupun volume. Pada triwulan I 2022 nominal transfer dana luar
negeri tercatat sebesar Rp57,3 miliar terkontraksi -25,88% (yoy)

Grafik 5.27 Perkembangan Transaksi KUPVA BB Sumatera Selatan


lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -
18,75% (yoy) atau tercatat Rp62,26 miliar. Dari sisi volumenya, pada
12 RP MILIAR 10000%
triwulan laporan terdapat 13.722 transaksi atau terkontraksi -25.51%
10 8000%
(yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang
8 6000%
terkontraksi -13,89% (yoy) dengan total 15.599 transaksi.
6 4000%
Pelemahan ini sejalan dengan melemahnya kinerja ekspor
4 2000%
Sumatera Selatan dari tumbuh 23,10% (yoy) pada triwulan
2 0%
sebelumnya menjadi 14,73% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik
- -2000%
I II III IV I II III IV I 5.28).
2020 2021 2022

PEMBELIAN PENJUALAN (YOY)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
54 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Transfer dana yang keluar (outgoing) secara domestik pelemahan di tengah meningkatnya jumlah transaksi. Nominal
maupun luar negeri dari Sumatera Selatan tumbuh melemah transaksi pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp13,27 miliar
meskipun meningkat secara nominal. Transfer dana domestik lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya Rp9,79 miliar
pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp909,07 miliar lebih tinggi meskipun tumbuh lebih rendah 72,97% (yoy) dibandingkan
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp856,69 miliar triwulan sebelumnya yang tumbuh 80,53% (yoy) (Grafik 5.33).
meskipun pada pertumbuhannya melemah dari tumbuh 97,50%
(yoy) menjadi tumbuh 68,15% (yoy) pada triwulan laporan (Grafik Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi transfer dana ke luar
5.30). Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi outgoing negeri dari Provinsi Sumatera Selatan meningkat menjadi 1.048
domestik meningkat dari 2,44 juta transaksi menjadi 2,88 juta transaksi dari 974 transaksi pada triwulan sebelumnya meskipun
transaksi meskipun pada pertumbuhannya melemah menjadi memiliki pertumbuhan yang lebih rendah dari tumbuh 40,55%
121,94% (yoy) dari tumbuh 144,33% (yoy). Meningkatnya nominal (yoy) menjadi 27,80% (yoy) pada triwulan laporan. Pelemahan
dan jumlah transaksi di tengah penurunan pertumbuhan terjadi yang terjadi sejalan dengan pertumbuhan impor yang terkontraksi
d i ka re n a ka n m u l a i m e m b a i k ny a p e re ko n o m i a n y a n g -0.06% (yoy) tidak lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya
menyebabkan mulai ternormalisasinya pertumbuhan transaksi. yang terkontraksi -19.03% (yoy).
Transfer dana outgoing ke luar negeri juga menunjukkan sedikit

Grafik 5.28 Transfer Dana Domestik-incoming Grafik 5.29 Transfer Dana Luar Negeri-incoming

450 RP MILIAR 200% 90 RP MILIAR 30%


400 80
150% 20%
350 70
300 60 10%
100%
250 50
0%
200 40
50%
150 30 -10%
100 0% 20
-20%
50 10
- -50% - -30%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL % YOY NOMINAL % YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.30 Transfer Dana Domestik-Outgoing Grafik 5.31 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing

1.000 RP MILIAR 250% 14 RP MILIAR 100%


900
200% 12 80%
800
700 10
150% 60%
600 8
500 100% 40%
400 6
300 50% 20%
4
200 0%
0% 2
100
- -50% - -20%
I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 2020 2021 2022

NOMINAL % YOY NOMINAL % YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 55
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Boks B :

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan


Laksanakan Penelitian Komoditas/Produk/Jenis Usaha (KPJU)
Unggulan tahun 2021
Dalam rangka mendukung program pengembangan dan c. Memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Daerah
pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia memiliki beberapa dalam rangka pengembangan KPJU- KPJU unggulan
pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi (1) melaksanakan UMKM yang dikaitkan dengan Kebijakan Pemerintah
kegiatan pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2) Daerah.
pengembangan kelembagaan yang menunjang, (3)
Pelaksanaan penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/
pemberian bantuan teknis, dan (4) kerja sama dengan
Jenis Usaha Unggulan UMKM di Provinsi Sumatera Selatan
berbagai pihak baik dengan lembaga pemerintah maupun
dilakukan dengan menggunakan 2 (dua) sumber data utama
lembaga lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank Indonesia
yaitu data primer yang diperoleh dari secara langsung melalui
tersebut adalah mendorong pengembangan UMKM melalui
kegiatan survei lapangan, Focus Group Discussion (FGD),
pemberian bantuan teknis. Kegiatan penelitian dan
dan/atau in depth interview (wawancara) kepada
penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang
n a r a s u m b e r/re s p o n d e n d i t i n g k a t Ke c a m a t a n ,
dilaksanakan oleh Bank Indonesia dalam rangka bantuan
Kabupaten/Kota dan Provinsi dan data sekunder yang
teknis.
diperoleh dari dokumen/publikasi/laporan penelitian dari
Pada tahun 2021, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi dinas/instansi maupun sumber data lainnya yang menunjang.
Sumatera Selatan bekerja sama dengan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas 1.2 Ruang Lingkup Penelitian
Sriwijaya melaksanakan penelitian dalam rangka mendukung Pelaksanaan penelitian terhadap KPJU-KPJU Daerah
pilar kebijakan strategis Bank Indonesia khususnya terkait termasuk di Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan untuk
kerja sama dengan pihak lainnya. Kegiatan tersebut mengidentifikasi dan menetapkan KPJU pada usaha mikro,
diharapkan akan dapat memberikan informasi yang kecil, dan menengah (UMKM) yang dikategorikan sebagai
bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada pemerintah unggulan daerah pada tingkat kabupaten dan provinsi di
daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dalam melakukan
luas yang berkepentingan dalam upaya pemberdayaan penelitian KPJU di Sumatera Selatan, data primer penelitian
UMKM. dilaksanakan kepada seluruh Kabupaten yang berada di
Sumatera Selatan yang mencakup 17 Kabupaten/Kota dan
1.1. Tujuan Pelaksanaan Penelitian KPJU dilakukan selama 24 (dua puluh empat) minggu.
Penelitian Pengembangan Komoditas/Produk/Jenis Usaha
KPJU-KPJU yang dikaji adalah KPJU-KPJU pada setiap
Unggulan UMKM di Provinsi Sumatera Selatan dilaksanakan
sektor/sub sektor ekonomi, yang meliputi Klasifikasi Baku
untuk memberikan landasan bagi pembangunan daerah
Lapangan Usaha Indonesia sesuai dengan Peraturan Kepala
yang meliputi berbagai sektor kegiatan ekonomi berbasis
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
UMKM. Secara rinci tujuan penelitian dapat dikemukakan
2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
sebagai berikut:
yang meliputi (1) Jasa Perusahaan, (2) Pertambangan dan
a. Mengenal dan memahami profil daerah, profil UMKM,
Penggalian, (3) Industri Pengolahan, (4) Pengadaan Listrik
kebijakan daerah, dan peranan pemerintah dalam
dan Gas, (5) Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, Limbah,
pengembangan UMKM.
dan Daur Ulang, (6) Konstruksi, (7) Perdagangan Besar dan
b. Memberikan informasi tentang Komoditas/Produk/
Eceran, Reparasi Mobil dan Motor, (8) Transportasi dan
Jenis Usaha (KPJU) Unggulan yang perlu mendapat
Pergudangan, (9) Penyediaan Akomodasi dan Makan
prioritas untuk dikembangkan di suatu kabupaten/kota
Minum, (10) Informasi dan Komunikasi, (11) Jasa Keuangan
dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
dan Asuransi, (12) Real Estate, (13) Jasa Perusahaan, (14)
daerah, menciptakan dan penyerapan lapangan kerja,
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial
dan meningkatkan daya saing produk.
Wajib, (15) Jasa Pendidikan, (16) Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial, (17) Jasa Lainnya.

Laporan Perekonomian
56 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

1.3 Hasil Penelitian Komoditas/Produk/


Jenis Usaha Unggulan Provinsi
Sumatera Selatan
Komoditas, produk, dan jenis usaha (KPJU) Unggulan di KPJU Unggulan Provinsi Sumatera Selatan tersebut berasal
Provinsi Sumatera Selatan memiliki peran yang strategis dari KPJU unggulan tiap-tiap kecamatan yang diseleksi
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, menyerap menjadi KPJU unggulan kabupaten dan kota. KPJU unggulan
tenaga kerja, dan peningkatan daya saing daerah. Peran yang utamanya komoditi padi sawah terdapat di tiga
strategis itu kemudian dapat dilihat pula dari peranannya kabupaten sentra beras yaitu Kabupaten Banyuasin,
dalam pembentukan/pengaruhnya kepada inflasi daerah. Kabupaten OKU Timur dan Kabupaten Ogan Ilir. Namun padi
sawah juga unggulan di 14 kabupaten/kota yang lain.
Beberapa komoditas strategis KPJU Unggulan di Sumatera Sedangkan komoditi karet menjadi unggulan utama di enam
Selatan merupakan komoditas penghasil produk strategis kabupaten/kota yaitu di Kabupaten OKU, Kota Prabumulih,
yang dikonsumsi masyarakat seperti padi sawah yang diolah Kabupaten PALI, Kabupaten Musi Rawas, dan Kabupaten
menjadi beras, buah kelapa sawit yang dapat diolah menjadi OKI. Selain itu karet juga tersebar di delapan wilayah lainnya.
minyak goreng, dan beberapa komoditas ikan dan buah yang Komoditi kopi menjadi komoditas KPJU unggulan yang
sering dikonsumsi masyarakat. utama di tiga wilayah, yaitu di Kabupaten OKU Selatan,
Kabupaten Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam. Sedangkan
Berikut disampaikan data hasil penelitian KPJU Unggulan di
kelapa sawit hanya di dua wilayah yaitu di Kabupaten Musi
Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 :
Banyuasin dan Kabupaten Musi Rawas Utara. Kelapa sawit
juga menyebar di hampir di seluruh wilayah kabupaten.
Gambar 2. Sepuluh Komoditas Unggulan Sumatera Selatan Berdasarkan Hasil KPJU

Ke depan, hasil penelitian KPJU tersebut akan disampaikan


kepada stakeholders terkait khususnya kepada Pemerintah
Daerah baik di level Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
akan melaksanakan diseminasi hasil penelitian KPJU
Unggulan di masing-masing wilayah yang diharapkan dapat
menjadi masukan dalam pengambilan keputusan kebijakan.

SUMBER: DATA PENELITIAN LAPANGAN KPJU BANK INDONESIA, 2021

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 57
BAB VI

PERKEMBANGAN
KETENAGAKERJAAN
DAN KESEJAHTERAAN
DAERAH

Sejalan dengan pemulihan ekonomi yang terus


berlanjut di tengah penurunan kasus pandemi COVID-
19, kondisi ketenagakerjaan dan kesejahteraan
Sumatera Selatan mulai menunjukkan pemulihan.

 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari


2022 tercatat sebesar 4,74%, lebih rendah dibandingkan
TPT bulan Februari 2021 sebesar 4,98%. Hal ini terkonfirmasi
pula dari penurunan jumlah pengangguran karena COVID-19
sebesar 17,99 di bulan Februari 2022.

 Jumlah angkatan kerja pada bulan Februari 2022 tercatat


sedikit menurun sebesar 0,90% dibandingkan periode yang
sama tahun sebelumnya yang diikuti pula oleh penurunan
persentase Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
menjadi 69,33%. Namun demikian, ketersediaan lapangan
pekerjaan dinilai masih baik yang terkonfirmasi dari
peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja
berdasarkan hasil survei konsumen.

 Kondisi kesejahteraan petani pada triwulan I 2022


menunjukkan perbaikan yang tercermin dari peningkatan
Nilai Tukar Petani (NTP) dibandingkan triwulan I 2021.
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

6.1 KONDISI KETENAGAKERJAAN


Kondisi ketenagakerjaan Sumatera Selatan menunjukkan jalan tol, bendungan dan irigasi mendorong penyerapan lebih
perbaikan seiring penurunan kasus COVID-19 yang lanjut. Di sisi lain, TPT perdesaan terpantau mengalami
terkonfirmasi dari penurunan TPT Sumatera Selatan. Tingkat peningkatan dari 2,99% pada bulan Februari 2021 menjadi 3,30%
Pengangguran Terbuka (TPT) pada bulan Februari 2022 tercatat pada bulan laporan. Beberapa upaya dilakukan pemerintah daerah
sebesar 4,74%, menurun jika dibandingkan dengan TPT bulan untuk mengurangi disparitas penyerapan tenaga kerja,
Februari 2021 maupun Agustus 2021 dengan realisasi masing- diantaranya adalah pelaksanaan pendidikan dan pelatihan
masing sebesar 5,17% dan 4,98% (Tabel 6.1). Jumlah keterampilan serta kegiatan pemagangan dalam negeri untuk
pengangguran di Sumatera Selatan pada periode laporan tercatat tenaga kerja di wilayah perdesaan.
sebanyak 208,6 ribu orang atau menurun sebesar 9,26%
dibandingkan dengan bulan Februari 2021 dengan angka Sementara itu, berdasarkan kategori pendidikan, TPT
pengangguran sebesar 219,2 ribu orang. Persentase TPT Sumatera Selatan pada bulan Februari 2022 memiliki pola
Sumatera Selatan ini juga tercatat masih baik dibandingkan yang sama dengan bulan Februari 2021, yaitu didominasi oleh
dengan persentase TPT nasional yang sebesar 5,83%. Hal ini TPT dari tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan
mengindikasikan daya serap lapangan usaha terhadap persentase sebesar 13,44%; kemudian diikuti oleh tamatan
ketenagakerjaan di Sumatera Selatan masih lebih baik dari rata- Diploma I/II/III (8,65%); SMA (7,94%); Universitas (5,48%); SMP
rata nasional yang sejalan pula dengan pemulihan ekonomi (2,11%); dan SD ke bawah (1,62%). TPT dengan jenjang pendidikan
berkelanjutan. atas dan tinggi yang lebih besar dibandingkan dengan jenjang
pendidikan menengah bawah menunjukkan adanya
Berdasarkan wilayahnya, penurunan TPT Sumatera Selatan ketimpangan/gap antara ketersediaan tenaga kerja berkualitas
terjadi di wilayah perkotaan di tengah peningkatan TPT untuk pemenuhan kebutuhan industri, yang antara lain disebabkan
perdesaan. Pada Februari 2022, TPT perkotaan tercatat sebesar oleh kualifikasi tenaga kerja yang belum sesuai dengan automasi
7,42%, menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2021 produk/padat modal. Dalam rangka memperluas akses tenaga
sebesar 9,01% (Grafik 6.1). Penurunan ini disebabkan oleh kerja ke pasar kerja, organisasi perangkat daerah yang
pemulihan ekonomi yang masih terfokus di wilayah perkotaan membidangi ketenagakerjaan baik di tingkat provinsi maupun
sehingga menyerap tenaga kerja yang lebih tinggi. Selain itu, kabupaten/kota telah dan terus melakukan berbagai hal, yaitu (1)
berlanjutnya beberapa proyek pemerintah seperti pembangunan melaksanakan program pelatihan yang difokuskan pada

Tabel 6.1 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan (Ribu Orang
2020 2021 2022
KEGIATAN UTAMA
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI
Penduduk Usia Kerja 6.261,0 6.307,0 6.354,6 6.396,6 6.353,4

Angkatan Kerja 4.378,2 4.329,7 4.445,0 4.398,9 4.404,9

- Bekerja 4.207,7 4.091,4 4.215,1 4.179,7 4.196,3

- Penganggur 170,5 238,4 229,9 219,2 208,6

Bukan Angkatan Kerja 1.882,8 1.977,3 1.909,6 1.997,7 1.948,4

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (%) 69,93 68,65 69,95 68,77 69,33

Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 3,90 5,51 5,17 4,98 4,74


KET: ESTIMASI KETENAGAKERJAAN MENGGUNAKAN PENIMBANG HASIL PROYEKSI PENDUDUK
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Grafik 6.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Menurut Daerah Tempat Tinggal Grafik 6.2 Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan
(Persen) Yang Lalu
9,5 140,00
8,5
120,00
7,5 OPTIMIS
6,5 100,00
PESIMIS
5,5 80,00
4,5
3,5 60,00
2,5 40,00
1,5
20,00
0,5
-0,5 0,00
FEB 2021 FEB 2022 I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022

PERKOTAAN PERDESAAN INDEKS LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: HASIL SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
60 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

Tabel 6.2 Dampak COVID-19 terhadap Penduduk Usia Kerja


Jenis Kelamin (ribu orang) Daerah tempat Tinggal (ribu orang)
Laki-laki Perempuan Perkotaan Perdesaan Total (ribu orang) Perubahan
KOMPONEN (%yoy)
FEB 2021 FEB 2022 FEB 2021 FEB 2022 FEB 2021 FEB 2022 FEB 2021 FEB 2022 FEB 2021 FEB 2022

Pengangguran karena COVID-19 18,1 13,6 9,7 9,2 25,3 14,1 2,5 8,7 27,8 22,8 -17,99%

Sementara tidak bekerja karena COVID-19 13,5 4,8 7,0 2,8 14,0 7,0 6,5 0,6 20,5 7,6 -62,93%

Penduduk bekerja yang mengalami 159,6 123,1 166,5 72,2 174,3 101,9 151,8 93,4 326,1 195,3 -40,11%
pengurangan jam kerja karena COVID-19

Total 196,0 146,1 194,5 88,5 226,6 127,8 163,9 106,8 390,5 234,6 -39,92%
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

kebutuhan pelaku industri saat ini, (2) berkoordinasi dengan sedikit penurunan jika dibandingkan periode yang sama di
perusahaan di Sumatera Selatan untuk menyerap tenaga kerja, (3) tahun 2021. Pada bulan Februari 2022, total jumlah angkatan kerja
mengadakan forum jejaring terkait kebutuhan dan pelatihan sebanyak 4,40 juta orang penduduk, menurun sebesar 0,90%
tenaga kerja, serta (4) mengirimkan calon tenaga kerja ke Balai (yoy) dibandingkan periode Februari 2021 yang sebanyak 4,45 juta
Latihan Kerja. Lebih lanjut, Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan orang penduduk. Sejalan dengan hal tersebut, Tingkat Partisipasi
juga telah mengeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Angkatan Kerja (TPAK) Februari 2022 juga mengalami penurunan
Selatan Nomor 6 Tahun 2019 tentang Pemberdayaan dan menjadi sebesar 69,33% dari 69,95% pada bulan Februari 2021.
Penempatan Tenaga Kerja sebagai upaya nyata pemerintah untuk Penurunan serapan tenaga kerja terjadi pada Lapangan
mendorong pendayagunaan tenaga kerja lokal sesuai dengan Usaha (LU) pertanian, kehutanan dan perikanan yang
kualifikasi yang dibutuhkan oleh pemberi kerja. Hal ini sesuai memberikan kontribusi serapan tenaga kerja terbesar pada bulan
dengan visi misi Gubernur dan Wakil Gubernur dalam membangun Februari 2022 yakni sebesar 43,97% (Tabel 6.3). Serapan tenaga
Sumatera Selatan, yang didukung dengan ketersediaan sumber kerja untuk LU ini berkurang sebesar -0,17% (yoy) atau menjadi
daya manusia yang memadai dan berdaya saing. sebanyak 1845,1 ribu orang dari 1848,3 ribu orang pada periode
yang sama tahun sebelumnya. Selain itu, LU lainnya di Sumatera
Perbaikan kondisi ketenagakerjaan Sumatera Selatan juga Selatan yang mengalami penurunan serapan tenaga kerja, yaitu
terkonfirmasi dari hasil survei konsumen (SK) yang dilakukan LU pengadaan air sebesar -42,26% (yoy), LU penyediaan
Bank Indonesia. Berdasarkan hasil SK triwulan I 2022, indeks akomodasi dan makan minum sebesar -23,24% (yoy); konstruksi
ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini dibandingkan 6 bulan sebesar -20,81% (yoy); LU pengadaan listrik dan gas sebesar -
yang lalu menunjukkan adanya peningkatan menjadi sebesar 107,0 14,91% (yoy); serta LU transportasi dan pergudangan sebesar -
dari triwulan sebelumnya yang sebesar 96,3 (Grafik 6.2). 10,44% (yoy). Sementara itu, tiga LU lainnya dengan serapan
Perbaikan juga terkonfirmasi dari penurunan dampak tenaga kerja terbesar yaitu LU perdagangan besar dan eceran, LU
COVID-19 terhadap penduduk usia kerja (Tabel 6.2). Pada industri pengolahan, serta LU jasa pendidikan menunjukkan
bulan Februari 2022, terdapat 234,6 ribu pengangguran akibat peningkatan serapan tenaga kerja masing-masing sebesar 8,05%
COVID-19 di Sumatera Selatan atau berkurang 155,9 ribu orang ( yoy ) ; 0, 2 6 % ( yoy ) ; d a n 5,0 5 % ( yoy ) . Pe r b a i ka n i n i
dalam satu tahun. Dilihat dari daerah tempat tinggal, penduduk mengindikasikan adanya peningkatan potensi perbaikan ekonomi
usia kerja yang terdampak COVID-19 terdiri dari penduduk seiring dengan percepatan implementasi program vaksinasi oleh
perkotaan sebanyak 127,8 ribu orang dan penduduk perdesaan pemerintah dan jumlah kasus aktif COVID-19 Sumatera Selatan
sebanyak 106,8 ribu orang. Seluruh komponen dampak COVID-19 yang terus menurun.
di wilayah perkotaan mengalami penurunan pada bulan Februari
2022 dengan penurunan terbesar terjadi pada komponen Berdasarkan tingkat pendidikan, jumlah tenaga kerja
sementara tidak bekerja karena COVID-19 sebesar 50,00% (yoy). Sumatera Selatan masih didominasi oleh tenaga kerja
Penurunan ini disebabkan oleh akselerasi dan akseptasi program unskilled. Jumlah pekerja berpendidikan rendah (SMP ke bawah)
vaksinasi yang lebih cepat didukung oleh ketersediaan vaksin yang mendominasi struktur tenaga kerja dengan porsi 42,93%.
lebih mudah diperoleh di daerah perkotaan dibandingkan dengan Rendahnya tingkat pendidikan berdampak pada serapan tenaga
perdesaaan. Untuk wilayah perdesaan, pengangguran karena kerja yang masih didominasi oleh sektor pertanian. Di sisi lain, porsi
COVID-19 di bulan Februari 2022 terpantau meningkat signifikan tenaga kerja berpendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP),
sebesar 248,0% (yoy) dari sebelumnya 2,5 ribu orang menjadi Diploma dan Universitas pada bulan Februari 2022 mengalami
sebanyak 8,7 ribu orang di tengah penurunan kedua komponen penurunan masing-masing menjadi 15,94%; 2,18%; dan 8,77% dari
lainnya. sebelumnya 18,38%; 2,37%; dan 9,64% di Februari 2021, sedangkan
tenaga kerja lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Sekolah
Selanjutnya, di tengah perbaikan TPT pada bulan Februari Menengah Kejuruan (SMK) meningkat masing-masing menjadi
2022, jumlah angkatan kerja Sumatera Selatan mengalami sebesar 21,46% dan 8,72% dari sebelumnya 20,87% dan 8,13%.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 61
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

Dalam rangka meningkatkan keahlian angkatan kerja, pemerintah bantuan sarana usaha untuk kegiatan pemberdayaan wirausaha
melaksanakan beberapa program pelatihan, diantaranya melalui baru; (2) program pendidikan dan pelatihan vokasi; serta (3)
(1) program pelatihan kerja dan produktivitas tenaga kerja dimana program pelatihan berbasis kompetensi.
peserta tidak hanya diberikan pelatihan kerja tetapi juga diberikan

Tabel 6.3 Jumlah Penduduk Usia Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2021 – Februari 2022 (Ribu Orang)
2020 2021 2022
LAPANGAN PEKERJAAN UTAMA
FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI AGUSTUS FEBRUARI
Pertanian, Kehutanan, Perikanan Jumlah 2023,7 1881,7 1848,3 1879,5 1845,1

Persentase 48,10% 45,99% 43,85% 44,97% 43,97%

Perdagangan Besar dan Eceran Jumlah 700,9 663,2 703,0 722,7 759,6

Persentase 16,66% 16,21% 16,68% 17,29% 18,10%

Industri Pengolahan Jumlah 208,9 241,9 267,2 264,7 267,9

Persentase 4,96% 5,91% 6,34% 6,33% 6,38%

Jasa Pendidikan Jumlah 209,7 181,5 233,8 195,0 245,6

Persentase 4,98% 4,44% 5,55% 4,67% 5,85%

Akomodasi dan Makan Minum Jumlah 160,0 185,7 224,2 197,5 172,1

Persentase 3,80% 4,54% 5,32% 4,73% 4,10%

Konstruksi Jumlah 175,9 202,8 221,0 222,6 175,0

Persentase 4,18% 4,96% 5,24% 5,33% 4,17%

Informasi dan Komunikasi Jumlah 25,3 18,8 17,3 17,1 27,2

Persentase 0,60% 0,46% 0,41% 0,41% 0,65%

Jasa Lainnya Jumlah 139,8 166,4 204,4 160,0 151,9

Persentase 3,32% 4,07% 4,85% 3,83% 3,62%

Adm. Pemerintahan, Pertahanan & Jaminan Sosial Wajib Jumlah 175,6 141,1 132,0 145,2 154,6

Persentase 4,17% 3,45% 3,13% 3,47% 3,68%

Pertambangan dan Penggalian Jumlah 54,3 62,7 58,1 61,3 76,8

Persentase 1,29% 1,53% 1,38% 1,47% 1,83%

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jumlah 54,9 63,5 61,7 61,6 75,1

Persentase 1,30% 1,55% 1,46% 1,47% 1,79%

Jasa Perusahaan Jumlah 39,7 43,8 24,4 41,8 39,9

Persentase 0,94% 1,07% 0,58% 1,00% 0,95%

Jasa Keuangan dan Asuransi Jumlah 24,4 36,4 26,3 30,7 32,9

Persentase 0,58% 0,89% 0,62% 0,73% 0,78%

Pengadaan Listrik dan Gas Jumlah 9,3 9,4 11,4 8,4 9,7

Persentase 0,22% 0,23% 0,27% 0,20% 0,23%

Transportasi dan Pergudangan Jumlah 183,8 179,0 161,8 159,3 144,9

Persentase 4,37% 4,38% 3,84% 3,81% 3,45%

Pengadaan Air Jumlah 17,9 7,7 16,8 8,6 9,7

Persentase 0,43% 0,19% 0,40% 0,21% 0,23%

Real Estate Jumlah 3,5 5,5 3,4 3,7 7,9

Persentase 0,08% 0,13% 0,08% 0,09% 0,19%

Total Jumlah 4207,7 4091,4 4215,1 4179,7 4196,3

Persentase 100% 100,00% 100% 100% 100%


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Laporan Perekonomian
62 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

6.2 PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN


Tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya di wilayah Grafik 6.4 Perkembangan NTP dan Inflasi Perdesaan Sumatera Selatan
perdesaan dapat terkonfirmasi dari Nilai Tukar Petani (NTP).
140 NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN 160
Hal ini sejalan dengan mata pencaharian masyarakat perdesaan
120 140
yang masih terkonsentrasi pada lapangan usaha pertanian. 100
120

Perkembangan NTP Sumatera Selatan pada triwulan I 2022 80


100
80
tercatat sebesar 115,51; meningkat dibandingkan triwulan I 2021 dan 60
60
40
triwulan IV 2021 yang tercatat masing-masing sebesar 104,99 dan 40
20 20
113,15 (Grafik 6.3). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
0 0
kemampuan/daya beli petani semakin kuat dimana nilai tukar I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
produk yang dihasilkan petani semakin mampu memenuhi
NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN
kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk konsumsi rumah
tangga maupun untuk biaya produksi pertanian. SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Peningkatan NTP pada triwulan I 2022 terutama didorong Secara spasial, peningkatan NTP terbesar bersumber dari
oleh peningkatan pendapatan yang diterima petani yang subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) sejalan
lebih tinggi dibandingkan kenaikan biaya yang dibayarkan dengan peningkatan harga CPO dan karet di tengah
petani. Penerimaan petani dicerminkan oleh Indeks yang diterima pemulihan permintaan global. NTPR Provinsi Sumatera Selatan
petani (It) yang tercatat meningkat dari 112,20 pada triwulan I 2021 pada triwulan I 2022 mencatat peningkatan sebesar 14,20% (yoy)
menjadi 127,47 pada triwulan I 2022. Peningkatan tersebut jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
dipengaruhi oleh peningkatan indeks yang diterima oleh petani Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan harga komoditas
hampir di semua subsektor. Peningkatan indeks terbesar terjadi kelapa sawit dan karet sebagai dampak pemulihan permintaan
pada subsektor tanaman perkebunan dan hortikultura dengan global. Sejalan dengan NTPR, subsektor perikanan (NTNP)
pertumbuhan masing-masing sebesar 17,80% (yoy) dan 6,02% mengalami peningkatan pada triwulan I 2022 sebesar 7,85% (yoy)
(yoy) sejalan dengan peningkatan harga komoditas di tengah dibandingkan triwulan I 2022. Peningkatan ini dikarenakan
pemulihan permintaan mitra dagang yang diikuti oleh produksi peningkatan harga berbagai perikanan tangkap (belanak, tongkol,
yang memadai. Sementara itu, indeks harga yang dibayar petani dan belut), serta perikanan budidaya (gabus/haruan, baung tawar,
(Ib) juga meningkat dari 106,87 pada triwulan I 2021 menjadi 110,36 dan patin tawar) yang berorientasi ekspor. Selanjutnya, kondisi
pada triwulan I 2022. Peningkatan ini terjadi pada semua subsektor, tersebut juga terjadi sebagai dampak dari mulai meningkatnya
dengan pertumbuhan tertinggi terjadi pada subsektor peternakan aktivitas lapangan usaha penyedia makan dan minum di tengah
dan tanaman pangan masing-masing tumbuh sebesar 3,89% menurunnya kasus COVID-19 yang diikuti akselerasi vaksinasi.
(yoy) dan 3,60% (yoy) jika dibandingkan dengan triwulan I 2021. Peningkatan juga terjadi pada NTP subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada triwulan I 2022, IHK Perdesaan Sumatera Selatan tercatat dan subsektor Peternakan (NTPT) yang masing-masing tumbuh
sebesar 110,20 naik dibandingkan dengan triwulan I 2021 yang sebesar 2,39% (yoy) dan 0,46% (yoy) di triwulan I 2022. Di sisi lain,
tercatat 107,03 maupun triwulan IV 2021 yang tercatat 108,42 NTP subsektor Tanaman Pangan (NTPP) pada triwulan laporan
(Grafik 6.4). Hal ini disebabkan oleh kenaikan rata-rata harga mengalami penurunan sebesar -2,78% (yoy) jika dibandingkan
indeks di hampir semua kelompok pengeluaran, terutama pada triwulan I 2021 (Grafik 6.5). Penurunan ini terjadi karena terjaganya
kelompok makanan, minuman, dan tembakau. ketersediaan pasokan beras di Sumatera Selatan dan

Grafik 6.3 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga yang dibayar dan Nilai Grafik 6.5 Nilai Tukar Petani Per Subsektor
Tukar Petani
160 INDEKS HARGA 140 140 NTP SUBSEKTOR NTP 140
140 120 120 120
120
100 100 100
100
80 80 80
80
60 60 60
60
40 40 40
40
20 20 20 20

0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022

INDEKS HARGA YANG DITERIMA INDEKS HARGA YANG DIBAYAR NILAI TUKAR PETANI NTPP NTH HORTI NTPR NTH PETERNAK NTNP NILAI TUKAR PETANI

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 63
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

terkonfirmasi menjadi penahan laju inflasi. Sementara itu biaya triwulan laporan meningkat/lebih baik dibandingkan dengan
yang dikeluarkan petani meningkat karena curah hujan yang tinggi kondisi 6 bulan sebelumnya, sedangkan responden lainnya yang
menyebabkan biaya produksi yang tinggi untuk pemupukan di menyatakan bahwa penghasilan saat ini menurun/lebih buruk
tengah kenaikan harga pupuk dunia akibat tensi geopolitik yang dibandingkan dengan kondisi 6 bulan sebelumnya hanya
berkembang antara Rusia dan Ukraina. sebanyak 15,22% dari total jumlah responden.

Kondisi kesejahteraan daerah yang membaik juga tercermin Berdasarkan hasil Survei Konsumen diperoleh pula informasi
dari hasil Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank bahwa masyarakat Sumatera Selatan optimis penghasilan
Indonesia, menunjukkan bahwa pada triwulan I 2022, mereka ke depan akan relatif lebih baik seiring dengan
mayoritas responden menyatakan tingkat pendapatan/ meredanya penyebaran pandemi COVID-19. Sejumlah 48,33%
penghasilan saat ini relatif sama ataupun cenderung responden berpendapat bahwa penghasilan 6 bulan yang akan
meningkat dibandingkan dengan pendapatan/penghasilan 6 datang akan lebih baik dibandingkan saat ini. Sementara itu,
b u l a n s e b e l u m n y a . S e b a n y a k 47, 8 9 % re s p o n d e n 44,33% responden menyatakan bahwa penghasilan kedepan akan
menyatakan bahwa penghasilan mereka sama dibandingkan sama atau stabil dibandingkan saat ini. Sementara, hanya sebagian
dengan kondisi 6 bulan sebelumnya. Selanjutnya, sejumlah kecil responden yakni sebesar 7,33% yang memperkirakan
36,89% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka pada penghasilan 6 bulan yang akan datang akan menurun/lebih buruk.

Tabel 6.4 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan I 2022
Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Jan 110 145 45 300

Feb 110 149 41 300

Mar 112 137 51 300

Jumlah 332 431 137 900

Persentase 36,89% 47,89% 15,22% 100,00%


SUMBER: HASIL SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

Tabel 6.5 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Triwulan I 2022
Perkiraan Penghasilan 6 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Jan 155 127 18 300

Feb 142 131 27 300

Mar 138 141 21 300

Jumlah 435 399 66 900

Persentase 48,33% 44,33% 7,33% 100,00%


SUMBER: HASIL SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
64 PROVINSI SUMATERA SELATAN
BAB VII

PROSPEK
PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN
INFLASI DAERAH

Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada


keseluruhan tahun 2022 diperkirakan tumbuh
menguat dengan inflasi yang tetap terjaga.

 Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada


keseluruhan tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi
dibandingkan tahun 2020 sejalan dengan pemulihan
ekonomi global dan nasional. Perbaikan ekonomi
didukung oleh perbaikan pada seluruh komponen
terutama konsumsi, investasi dan ekspor, serta
membaiknya kinerja LU utama.

 Tekanan inflasi Sumatera Selatan pada tahun 2022


diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 namun
masih terkendali.
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

7.1 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN TAHUN 2022


Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2022 diperkirakan seiring pulihnya aktivitas industri dunia serta sektor perdagangan
tumbuh positif meskipun dengan kecenderungan lebih jasa yang meliputi pariwisata sebagai dampak penyebaran
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan World pelonggaran pembatasan kegiatan masyarakat, penyesuaian
Economic Outlook yang dirilis oleh International Monetary Fund kebijakan aturan bepergian menggunakan moda transportasi,
(IMF) pada bulan April 2022, perekonomian global tahun 2022 serta penghapusan kebijakan karantina wisatawan baik domestik
diperkirakan akan tumbuh sebesar 3,6% (Tabel 7-1). Pemulihan maupun mancanegara.
ekonomi global diperkirakan berlanjut yang didukung oleh
percepatan vaksinasi yang lebih merata serta berlanjutnya Sejalan dengan kondisi global, momentum perbaikan
ekspansi kebijakan fiskal, namun berisiko lebih rendah dari ekonomi nasional diperkirakan berlanjut pada tahun 2022.
perkiraan sebelumnya. Peningkatan ketegangan geopolitik Rusia- Perkembangan perekonomian domestik dipengaruhi oleh kinerja
Ukraina, implementasi kebijakan zero COVID-19 di Tiongkok, dan ekspor yang tetap kuat, perbaikan konsumsi rumah tangga dan
percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara investasi yang terus berlanjut. Kinerja positif juga terjadi pada
berdampak pada pelemahan pertumbuhan ekonomi global. seluruh lapangan usaha yang menjadi penopang pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi berbagai negara, seperti Eropa, Amerika ekonomi. Sejumlah indikator ekonomi hingga Maret 2022 tercatat
Serikat (AS), Jepang, Tiongkok, dan India diperkirakan akan lebih tetap baik, antara lain penjualan eceran, ekspektasi konsumen, dan
rendah dari proyeksi sebelumnya. PMI Manufaktur, di tengah perbaikan mobilitas masyarakat yang
melandai. Dengan perkembangan itu, perekonomian domestik
Volume perdagangan (world trade volume) dan harga diperkirakan tetap tumbuh dengan kecenderungan lebih rendah
komoditas dunia menunjukkan tren perbaikan yang dalam rentang 4,5-5,3% (yoy) pada 2022, didukung oleh
mendorong kinerja ekspor negara berkembang. Volume peningkatan konsumsi rumah tangga, investasi bangunan, dan
perdagangan internasional diperkirakan tumbuh sebesar 6,0% tetap terjaganya kinerja ekspor seiring dengan peningkatan
pada tahun 2022, lebih rendah dibandingkan realisasi tahun mobilitas masyarakat dan permintaan mitra dagang utama yang
sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,3% (Tabel 7-2). Hal ini masih kuat. Bank Indonesia menyampaikan bahwa terdapat tiga
didorong oleh penurunan volume perdagangan yang terjadi baik kunci untuk melangkah kedepan menyambut peradaban baru
di negara maju maupun berkembang. Volume perdagangan dunia (new civilization) yaitu, kerja sama dalam kesehatan melalui
yang berpotensi lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sejalan bantuan bagi negara yang belum optimal dalam melakukan
dengan risiko tertahannya perbaikan perekonomian global dan vaksinasi, mengatasi masalah terkait normalisasi negara maju
masih berlangsungnya gangguan rantai pasokan global. Harga dalam rangka pemulihan yang lebih merata, serta mendorong
komoditas global masih meningkat, termasuk komoditas energi, pencapaian pertumbuhan yang lebih kuat dengan mengatasi isu
pangan, dan logam, meskipun diperkirakan tidak setinggi tahun masa depan yang sudah dimulai yaitu produktivitas, digitalisasi dan
sebelumnya. Namun demikian, peningkatan perdagangan lingkungan.
diperkirakan masih akan terjadi pada komoditas perkebunan
Mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan
Tabel 7.1 Global Economic Outlook
nasional serta berbagai indikator dini, pertumbuhan ekonomi
Proyeksi Jan 2022 Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan
WILAYAH 2019 2020 2021
2022* 2023*
lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Perbaikan
World 2,8 -3,3 5,9 3,6 3,6
aktivitas perekonomian global dan domestik mendorong
US 2,2 -3,5 5,6 3,7 2,3 peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi
Euro Area 1,3 -6,6 5,2 2,8 2,3 permintaan maupun lapangan usaha. Percepatan dan perluasan
Japan 0,3 -4,8 1,6 2,4 2,3 program vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku
China 5,8 2,3 8,1 4,4 5,1 usaha dan mendorong kinerja di beberapa sektor. Pertumbuhan
India 4,7 -8,0 9,0 8,2 6,9
ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diproyeksikan
SUMBER: WEO, IMF, *) ESTIMASI tumbuh pada kisaran 4,18% - 5,78% (yoy) yang didukung oleh
perbaikan pada hampir seluruh komponen terutama konsumsi dan
Tabel 7.2 Volume Perdagangan Internasional
investasi, serta membaiknya kinerja lapangan usaha (LU) antara
2019 2020 2021 2022* 2023* lain LU pertambangan dan penggalian, LU industri pengolahan, LU
pertanian, kehutanan dan perikanan, serta LU perdagangan besar
Volume Perdagangan Internasional 0,9 -8,2 9,3 6,0 4,9
dan eceran.
Negara Maju 1,4 -9,0 8,3 6,1 4,5

Negara Berkembang 0,8 -6,7 11,1 3,9 4,8


SUMBER: WEO, IMF, *) ESTIMASI

Laporan Perekonomian
68 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

Konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami perbaikan barang kertas, karet, dan kelapa sawit. Berdasarkan hasil liaison
bertahap pada tahun 2022. Konsumsi masyarakat yang terus Bank Indonesia pada triwulan I 2022 ekspor kembali mencatatkan
menguat menjadi sinyal pemulihan ekonomi Sumatera Selatan. angka likert scale (LS) positif sebesar 1,00; meningkat
Beberapa faktor yang mendukung perbaikan konsumsi ke depan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 0,33. Pemulihan
antara lain pemberian bantuan sosial untuk menjaga daya beli aktivitas industri di Sumatera Selatan dan peningkatan ekspor
masyarakat serta pemberian stimulus berupa relaksasi PPnBM akan mendorong kebutuhan impor seperti impor bahan
untuk pembelian kendaraan bermotor baru. Selain itu, perbaikan baku/penolong. Selain itu, masifnya rencana investasi di Sumatera
konsumsi rumah tangga juga didorong oleh peningkatan mobilitas Selatan juga mendorong kebutuhan impor barang modal untuk
masyarakat seiring dengan pelonggaran kebijakan protokol pembangunan.
COVID-19. Momentum pemulihan ekonomi yang berlanjut juga
diperkirakan sejalan dengan perbaikan pendapatan masyarakat Selanjutnya, secara sektoral, prospek pertumbuhan ekonomi
yang dapat meningkatkan daya beli. Perbaikan ini kemudian Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan meningkat
terkonfirmasi dari peningkatan NTP yang berkelanjutan. yang didukung oleh perbaikan LU utama Sumatera Selatan.
Penyaluran kredit oleh perbankan untuk kegiatan konsumsi juga LU pertambangan dan penggalian diperkirakan akan
berada pada tren ekspansif. meningkat secara bertahap seiring pemulihan aktivitas
industri dan usaha. Optimisme perbaikan kinerja LU
Seiring dengan optimisme perbaikan tingkat konsumsi pertambangan dan penggalian didorong oleh kebutuhan energi
masyarakat, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan yang meningkat memasuki musim dingin serta kenaikan target
mengalami akselerasi untuk keseluruhan tahun 2022. produksi batubara oleh pemerintah pusat. Selain faktor tersebut,
Akselerasi konsumsi pemerintah didorong oleh optimisme peningkatan aktivitas industri di Tiongkok, adanya pembatasan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan target penerimaan, impor batubara dari Australia ke Tiongkok, serta krisis batubara di
seperti pajak bumi dan bangunan, kendaraan bermotor, serta beberapa negara mitra juga mendorong optimisme perbaikan LU
pajak terkait usaha perhotelan dan restoran. Peningkatan target pertambangan dan penggalian. Dari sisi domestik, peningkatan
penerimaan akan mendorong peningkatan rencana belanja, salah juga terjadi sejalan dengan meningkatnya aktivitas pertambangan
satunya belanja modal. Selanjutnya, realisasi pemberian dan penggalian di Sumatera Selatan yang ditandai dengan mulai
Tunjangan Hari Raya (THR) dan gaji ke-13 kepada ASN serta tidak beroperasinya pengeboran geothermal yang dilakukan oleh
adanya realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan korporasi dan pembangunan kilang LPG di kawasan Jambi
COVID-19 diperkirakan akan mendorong akselerasi realisasi Merang di Kabupaten Musi Banyuasin.
belanja pemerintah.
Kinerja LU industri pengolahan diproyeksikan akan
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan juga meningkat pada tahun 2022 dan menjadi penopang
disumbang oleh kinerja investasi yang mengalami perbaikan perekonomian Sumatera Selatan. Pertumbuhan LU industri
jika dibandingkan dengan tahun 2021. Akselerasi investasi pengolahan terutama didorong oleh subsektor industri kertas dan
didorong oleh berlanjutnya proyek infrastruktur nasional dan barang dari kertas, industri karet dan barang dari karet, serta
daerah antara lain Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS), Kawasan industri makanan dan minuman. Penerapan kebiasaan gaya hidup
Industri Tanjung Enim, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga higienis di masa pandemi COVID-19 akan mendorong permintaan
Uap (PLTU) Sumsel 8 di Muara Enim, pembangunan Pelabuhan global terhadap produk seperti kertas tisu, masker, dan kemasan
Tanjung Carat, proyek pembangunan irigasi dan bendungan Tiga untuk kebutuhan pengiriman logistik. Kondisi ini akan mendorong
Dihaji di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan, ground breaking kinerja dari industri kertas dan barang dari kertas. Industri karet dan
hilirisasi gasifikasi batubara, serta pembangunan konstruksi jalan, barang dari karet juga diperkirakan meningkat seiring dengan
rel dan jembatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Selain itu, peningkatan produksi crumb rubber serta peningkatan ekspor
akselerasi implementasi Undang-Undang Cipta Kerja juga barang dari karet dan plastik. Selanjutnya, mulai berlangsungnya
mendorong iklim investasi. Pemulihan ekonomi global juga event berskala besar serta kegiatan MICE (Meetings, Incentives,
mendorong pelaku usaha untuk meningkatkan kapasitas Conferences and Exhibitions) mendorong peningkatan laju
p ro d u ks i ny a s e p e r t i p a d a s e kto r p e r t a m b a n g a n , pertumbuhan kinerja industri makan dan minum di Sumatera
ketenagalistrikan, dan industri kertas. Selatan.

Optimisme pemulihan ekonomi global dan tumbuh positifnya LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan
volume perdagangan dunia memberikan dampak positif akan meningkat seiring dengan perbaikan harga komoditas
pada kinerja ekspor Sumatera Selatan. Perbaikan ekonomi kelapa sawit dan karet. Harga komoditas kelapa sawit
yang terjadi pada mitra dagang Sumatera Selatan seperti Amerika diperkirakan akan terus membaik karena berlanjutnya
Serikat, Tiongkok, dan Jepang mendorong peningkatan implementasi kebijakan B30 dan permintaan pasar yang masih
permintaan komoditas ekspor utama seperti batubara, kertas dan tinggi. Harga komoditas karet juga ikut meningkat seiring dengan

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 69
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

membaiknya harga di tingkat petani sebagai dampak peningkatan harga bahan bakar rumah tangga seiring dengan
implementasi penjualan langsung melalui Unit Pengolahan dan penyesuaian skema subsidi, kenaikan harga BBM, peningkatan
Pemasaran Bokar (UPPB) dan pemulihan aktivitas manufaktur harga rokok seiring dengan kenaikan tarif cukai rokok pada tahun
global. Selain itu masuknya musim panen beberapa komoditas 2022, serta normalisasi tarif dasar listrik untuk golongan
pangan juga ikut mendorong peningkatan produksi tanaman pelanggan nonsubsidi. Sementara itu, pemberian bansos oleh
perkebunan tahunan, tanaman hortikultura, dan tanaman bahan pemerintah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat,
pangan lainnya. peningkatan investasi dan proyek infrastruktur strategis di
Sumatera Selatan, kenaikan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
Pemulihan kinerja LU perdagangan besar, eceran, reparasi serta normalisasi permintaan masyarakat menjadi faktor
mobil, dan motor seiring dengan peningkatan permintaan pendorong inflasi pada kelompok inti (core inflation). Koordinasi
domestik. Pemulihan aktivitas ekonomi mendorong perbaikan yang solid antar instansi yang tergabung dalam Tim Pengendalian
penghasilan masyarakat baik di sektor formal maupun informal. Inflasi Daerah (TPID) dan Satgas Pangan diharapkan dapat
Adaptasi kebiasaan baru juga terjadi pada proses bisnis menjaga perkembangan inflasi di Sumatera Selatan. Namun
perdagangan yang mendukung proses pemulihan kinerja sektor demikian, tekanan inflasi pada tahun 2022 diperkirakan akan
perdagangan. Transaksi perdagangan online dan transaksi digital tertahan oleh tersedianya pasokan beras dan bawang putih
lainnya menjadi upaya dalam mendorong pemulihan sektor sepanjang tahun 2022 serta tidak adanya kenaikan Bahan Bakar
perdagangan. Minyak (BBM) subsidi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Namun, perekonomian Sumatera Selatan pada tahun 2022


dihadapkan pada faktor risiko yang dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari proyeksi. Kebijakan
larangan ekspor batubara dan CPO yang diterapkan oleh
pemerintah menjadi faktor penahan pertumbuhan ekonomi
Sumatera Selatan. Selanjutnya, penyebaran varian Omicron yang
masih berlanjut juga berpotensi menahan tingkat konsumsi
masyarakat dan laju pertumbuhan beberapa sektor industri yang
memiliki risiko penularan yang tinggi. Percepatan dan perluasan
program vaksinasi di Sumatera Selatan juga perlu diperhatikan
untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Tensi geopolitik Rusia
dan Ukraina yang masih berlanjut juga menjadi faktor yang dapat
menahan laju pertumbuhan ekonomi global dan nasional yang
berpengaruh terhadap perekonomian Sumatera Selatan. Dari sisi
pembiayaan, penyaluran kredit yang belum maksimal ke sektor
produktif dapat memengaruhi perkembangan investasi baik di sisi
pelaku usaha maupun pembangunan infrastruktur.

7.2 PROSPEK INFLASI KESELURUHAN


TAHUN 2022
Pada tahun 2022, inflasi Sumatera Selatan diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan dengan 2021, sejalan dengan pemulihan
perekonomian. Perbaikan perekonomian akan meningkatkan
daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan
sebagai dampak peningkatan aktivitas ekonomi. Inflasi 2022
diperkirakan meningkat pada seluruh kelompok yakni volatile food,
administered price, dan core inflation. Di sisi volatile food,
peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya permintaan
masyarakat seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat
serta terdapat anomali cuaca yang dapat mengganggu produksi
beberapa komoditas pangan. Selanjutnya di sisi administered
price, peningkatan inflasi didorong oleh peningkatan tarif
transportasi seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat
serta adanya pengenaan fuel surcharge oleh maskapai,

Laporan Perekonomian
70 PROVINSI SUMATERA SELATAN
LAMPIRAN
Lampiran

A.Tabel Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan


Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Transportasi Komunikasi, Olahraga, & Pendidikan Makanan & Pribadi
Umum Minuman,
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Palembang (mtm%)
2021 1 0,43 1,20 0,01 0,36 (0,06) 0,02 (0,17) - - 0,39 - 0,14
2 (0,08) (0,57) - 0,39 0,11 0,02 0,03 - 0,72 - 0,02 (0,04)
3 0,17 0,27 0,03 0,48 0,09 0,58 - - - - - (0,35)
4 0,33 1,05 0,34 0,05 0,22 - (0,12) - 0,01 - - (0,09)
5 (0,02) (0,25) 0,05 0,07 0,34 0,02 0,12 - 0,23 - - 0,17
6 (0,01) (0,52) 0,35 0,11 0,12 0,15 (0,37) - 0,88 0,64 0,24 1,04
7 (0,06) (0,58) 0,22 (0,06) 0,18 0,18 0,02 (0,04) 0,18 0,97 0,44 0,06
8 (0,04) (0,16) 0,01 0,02 0,21 - - - 0,05 - 0,08 (0,20)
9 0,05 (0,15) 0,02 0,35 0,25 0,03 0,10 - 0,46 - - (0,21)
10 0,07 0,05 0,09 0,16 0,11 0,03 0,15 0,05 0,05 - - (0,16)
11 0,56 1,25 0,08 0,13 0,01 0,07 0,82 - 0,01 - 0,15 1,05
12 0,42 1,26 - 0,07 0,16 - 0,16 (0,04) - - 0,20 (0,04)
2022 1 0,94 1,69 0,08 1,24 0,80 0,03 0,31 (0,13) 1,72 0,08 1,19 0,04
2 (0,01) (0,64) 0,06 0,10 0,67 0,92 0,33 - 0,05 0,71 0,03 0,41
3 0,70 1,67 0,16 0,48 0,45 0,06 (0,10) - - - 0,06 1,13
4 0,96 1,96 0,60 0,14 0,95 0,06 1,41 - 0,46 - 0,34 1,20
Lubuklinggau (mtm%)

2020 1 0,36 1,00 0,03 (0,14) (0,05) 0,02 0,07 0,32 (0,36) - 0,38 0,40
2 0,39 0,91 0,01 10,87 0,23 0,32 0,32 0,37 0,13 (0,00) 0,04 0,20
3 0,07 0,17 0,01 (9,60) 0,11 0,13 (0,79) 0,06 0,10 - 0,07 0,50
4 (0,43) (0,87) (0,08) 0,11 0,03 0,01 (1,51) (1,21) - - 0,05 0,65
5 0,40 0,04 0,62 0,67 0,08 0,25 0,06 0,87 0,24 - 0,31 2,19
6 0,31 0,61 0,20 (0,07) 0,38 0,49 0,54 (0,18) 0,01 - 0,05 0,52
7 (0,18) (1,01) 0,16 (0,06) 0,55 0,03 0,12 (0,28) 0,12 0,80 - 1,38
8 (0,11) (0,89) 0,07 0,20 0,05 (0,05) 0,08 - 0,17 0,03 0,01 2,01
9 0,04 (0,21) 0,08 (0,03) 0,15 0,25 0,30 0,07 0,05 - - 0,93
10 0,38 0,77 (0,01) 0,21 0,18 0,43 (0,21) - 0,12 1,90 - 0,41
11 0,35 0,91 0,05 0,11 (0,10) (0,31) 0,21 - 0,61 - - 0,03
12 0,39 1,31 0,30 (0,19) 0,17 0,10 0,37 (0,12) (0,33) - - (0,72)
2021 1 0,30 1,00 (0,04) (0,25) 0,38 0,20 (0,54) 0,18 0,06 0,23 0,18 0,34
2 (0,10) (0,49) 0,05 (0,12) 0,15 0,08 0,61 0,04 0,24 - - 0,04
3 (0,03) (0,04) - 0,08 0,25 (0,03) (0,27) - - - - (0,30)
4 0,32 0,56 0,39 0,30 0,57 0,24 0,48 (0,08) 0,39 - - (0,52)
5 0,34 0,05 1,00 0,21 0,98 0,04 0,65 0,20 0,56 - 0,27 0,92
6 (0,08) (0,42) 0,01 (0,01) 0,39 0,09 0,04 (0,09) 0,77 - 0,02 0,26
7 (0,11) (0,48) - 0,10 0,52 0,01 (0,52) (0,18) 0,27 0,67 0,09 0,40
8 (0,21) (0,87) 0,12 0,26 0,17 0,06 (0,28) 0,29 0,05 - 0,30 (0,06)
9 0,23 0,18 0,01 0,53 0,34 0,15 0,53 (0,02) 0,20 - - (0,19)
10 0,31 0,28 0,02 0,94 0,05 (0,01) 0,02 (0,10) 1,39 - 0,17 (0,03)
11 0,29 0,86 0,07 (0,12) 0,14 0,11 0,16 (0,29) 0,01 - 0,06 0,25
12 0,35 1,02 0,01 (0,01) (0,14) (0,02) 0,22 - (0,01) - 0,11 (0,12)
2022 1 0,83 1,86 0,01 0,87 0,93 0,04 0,11 (0,20) 0,03 0,03 0,20 (0,01)
2 (0,05) (0,83) 0,10 0,17 0,59 0,05 0,39 0,04 0,23 - 0,52 0,92
3 0,66 1,64 0,37 0,14 0,33 0,07 0,08 (0,71) 0,35 - 0,62 0,44
4 0,88 1,45 0,61 0,46 0,90 0,17 1,23 (0,38) 0,54 - 0,32 1,20

Laporan Perekonomian
72 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Lampiran

Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Transportasi Komunikasi, Olahraga, & Pendidikan Makanan & Pribadi
Umum Minuman,
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Sumatera Selatan (mtm%)


2021 1 0,42 1,18 0,01 0,31 (0,02) 0,03 (0,20) 0,02 0,00 0,37 0,01 1,39
2 (0,08) (0,57) 0,00 0,35 0,12 0,02 0,08 0,00 0,68 0,00 0,02 (0,69)
3 0,16 0,24 0,03 0,45 0,10 0,53 (0,02) (0,00) 0,00 0,00 0,00 0,26
4 0,33 1,01 0,35 0,07 0,25 0,02 (0,07) (0,01) 0,04 0,00 0,00 1,01
5 0,01 (0,23) 0,13 0,08 0,39 0,02 0,16 0,02 0,26 - 0,02 (0,34)
6 (0,01) (0,51) 0,32 0,09 0,14 0,15 (0,35) (0,01) 0,86 0,61 0,22 0,97
7 (0,06) (0,57) 0,20 (0,04) 0,22 0,17 (0,02) (0,05) 0,18 0,95 0,40 0,09
8 (0,05) (0,23) 0,02 0,04 0,20 0,01 (0,02) 0,02 0,05 - 0,09 (0,19)
9 0,06 (0,12) 0,02 0,36 0,26 0,03 0,13 - 0,44 - - (0,20)
10 0,08 0,07 0,09 0,23 0,10 0,03 0,14 0,04 0,17 - 0,01 (0,15)
11 0,54 1,22 0,08 0,11 0,02 0,07 0,76 (0,02) 0,01 0,00 0,14 0,98
12 0,42 1,24 0,00 0,06 0,13 (0,00) 0,16 (0,04) (0,00) 0,00 0,19 (0,05)
2022 1 0,93 1,70 0,07 1,21 0,81 0,03 0,30 (0,13) 1,58 0,08 1,11 0,04
2 (0,01) (0,65) 0,06 0,11 0,67 0,85 0,34 0,00 0,07 0,66 0,07 0,45
3 0,69 1,67 0,18 0,45 0,44 0,06 (0,08) (0,06) 0,03 0,00 0,10 1,07
4 0,95 1,92 0,60 0,17 0,94 0,07 1,39 (0,03) 0,47 0,00 0,34 1,20

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 73
Lampiran

B.Tabel Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan


Perlengkapan,
Perumahan, Peralatan & Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Komunikasi, Pribadi
Umum Minuman, Kesehatan Transportasi Olahraga, & Pendidikan Makanan &
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Palembang (mtm%)
2021 1 1,31 1,58 1,16 0,52 0,79 0,93 (0,45) 0,90 1,32 1,40 2,15 5,68
2 0,97 0,22 1,08 1,57 0,85 0,86 (0,29) 0,89 2,08 1,40 2,16 5,35
3 1,11 0,39 1,11 1,29 0,83 1,43 0,40 0,88 2,08 1,40 2,07 3,88
4 1,57 1,82 1,45 1,34 0,81 1,35 0,34 2,21 2,09 1,40 1,93 3,09
5 1,41 2,23 0,64 1,49 1,11 1,25 0,31 0,01 1,22 1,40 0,84 2,41
6 1,21 1,09 0,98 1,62 1,22 1,36 (0,09) 0,01 2,11 2,05 0,86 3,60
7 1,43 2,19 1,19 1,56 1,15 1,26 (0,58) (0,03) 2,32 2,01 0,81 3,03
8 1,75 3,71 1,06 1,55 1,33 1,22 (0,56) (0,03) 2,08 2,01 0,85 1,01
9 1,84 3,91 1,04 1,90 1,35 0,98 (0,46) (0,03) 2,55 2,01 0,85 0,24
10 1,75 3,26 1,12 1,95 1,57 0,98 0,26 0,02 2,60 2,01 0,85 (0,08)
11 2,00 3,51 1,22 2,08 1,57 1,03 1,08 0,02 2,61 2,01 1,01 0,81
12 1,84 2,84 1,21 2,14 1,75 1,10 0,73 (0,03) 2,60 2,01 1,12 1,38
2022 1 2,36 3,33 1,27 3,04 2,62 1,11 1,21 (0,16) 4,36 1,70 2,32 1,27
2 2,43 3,27 1,33 2,75 3,20 2,02 1,52 (0,16) 3,68 2,42 2,33 1,72
3 2,97 4,72 1,46 2,74 3,57 1,48 1,42 (0,16) 3,68 2,42 2,39 3,23
4 3,61 5,66 1,73 2,84 4,33 1,54 2,97 (0,16) 4,14 2,42 2,74 4,57
Lubuklinggau (mtm%)

2020 1 1,77 2,32 1,08 0,06 0,75 1,41 1,96 1,39 0,26 4,75 2,37 4,20
2 2,62 5,24 1,09 10,58 1,11 1,72 2,34 1,77 0,42 4,74 1,63 3,46
3 2,63 5,36 1,07 0,02 1,73 1,79 0,53 1,82 0,52 4,74 2,11 3,74
4 1,87 3,11 0,76 0,62 1,66 1,68 (0,34) 0,59 0,53 4,74 1,71 4,44
5 1,45 1,41 0,94 1,26 1,21 1,42 (1,42) 0,83 0,59 4,74 1,86 6,45
6 1,37 1,25 1,07 1,19 1,40 1,94 (1,52) 0,65 0,71 4,74 1,27 6,84
7 0,93 (0,45) 1,12 1,16 1,80 1,96 (0,89) 0,16 0,53 4,69 0,92 8,21
8 1,09 (0,52) 1,18 1,38 1,76 1,70 (0,21) 0,16 0,67 4,43 0,93 9,50
9 1,41 0,86 1,18 1,33 1,84 1,95 (0,16) 0,14 0,40 0,82 0,91 9,27
10 1,62 1,03 1,19 1,73 2,09 2,37 (0,43) (0,18) 0,61 2,73 0,90 9,75
11 1,90 1,93 1,19 1,78 1,82 1,62 (0,40) (0,09) 1,30 2,73 0,90 9,61
12 1,97 2,72 1,43 1,04 1,79 1,68 (0,47) (0,11) 0,86 2,73 0,90 8,81
2021 1 1,91 2,73 1,37 0,93 2,23 1,87 (1,08) (0,25) 1,29 2,97 0,70 8,74
2 1,41 1,30 1,40 (9,07) 2,14 1,63 (0,79) (0,58) 1,40 2,97 0,67 8,56
3 1,31 1,09 1,39 0,67 2,28 1,47 (0,27) (0,63) 1,30 2,97 0,60 7,70
4 2,08 2,55 1,87 0,85 2,83 1,71 1,75 0,50 1,70 2,97 0,55 6,44
5 2,02 2,56 2,25 0,38 3,76 1,49 2,35 (0,16) 2,02 2,97 0,51 5,12
6 1,63 1,51 2,06 0,44 3,78 1,08 1,84 (0,07) 2,80 2,97 0,48 4,85
7 1,70 2,05 1,90 0,60 3,75 1,06 1,19 0,03 2,95 2,85 0,57 3,83
8 1,60 2,08 1,95 0,67 3,88 1,18 0,83 0,32 2,82 2,82 0,86 1,72
9 1,79 2,48 1,88 1,23 4,07 1,07 1,06 0,23 2,97 2,82 0,86 0,60
10 1,73 1,98 1,90 1,98 3,94 0,63 1,30 0,14 4,27 0,90 1,03 0,16
11 1,67 1,93 1,93 1,75 4,20 1,05 1,24 (0,15) 3,65 0,90 1,09 0,38
12 1,63 1,65 1,64 1,93 3,88 0,93 1,10 (0,04) 3,99 0,90 1,20 0,98
2022 1 2,16 2,51 1,69 3,07 4,44 0,76 1,76 (0,42) 3,96 0,70 1,22 0,63
2 2,22 2,17 1,74 3,37 4,90 0,73 1,54 (0,42) 3,95 0,70 1,75 1,51
3 2,93 3,88 2,12 3,43 4,98 0,84 1,89 (1,13) 4,31 0,70 2,38 2,27
4 3,49 4,80 2,34 3,60 5,34 0,77 2,65 (1,43) 4,46 0,70 2,70 4,05

Laporan Perekonomian
74 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Lampiran

Perlengkapan,
Perumahan, Peralatan & Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Komunikasi, Pribadi
Umum Minuman, Kesehatan Transportasi Olahraga, & Pendidikan Makanan &
/BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Sumatera Selatan (mtm%)


2021 1 1,36 1,67 1,18 0,56 0,91 1,01 (0,51) 0,81 1,32 1,52 2,03 1,52
2 1,01 0,31 1,10 0,63 0,95 0,93 (0,34) 0,77 2,03 1,52 2,04 (0,01)
3 1,12 0,44 1,13 0,38 0,95 1,43 0,34 0,75 2,02 1,52 1,95 0,18
4 1,61 1,88 1,49 1,30 0,97 1,38 0,45 2,06 2,06 1,52 1,82 1,75

5 1,46 2,26 0,77 1,40 1,33 1,27 0,47 - 1,28 1,52 0,81 2,10

6 1,24 1,12 1,08 1,52 1,44 1,34 0,05 - 2,16 2,10 0,83 3,70

7 1,46 2,18 1,25 1,49 1,38 1,25 (0,45) (0,03) 2,38 2,05 0,78 3,09

8 1,74 3,56 1,14 1,49 1,55 1,22 (0,46) (0,01) 2,14 2,05 0,85 1,06

9 1,84 3,79 1,11 1,85 1,59 0,99 (0,35) (0,01) 2,58 2,05 0,85 0,27

10 1,74 3,14 1,20 1,96 1,78 0,96 0,34 0,03 2,74 1,95 0,87 (0,06)

11 1,97 3,38 1,28 2,05 1,79 1,03 1,09 0,00 2,69 1,92 1,01 0,78

12 1,83 2,74 1,24 2,13 1,92 1,09 0,76 (0,03) 2,71 1,92 1,13 1,34

2022 1 2,34 3,27 1,31 3,04 2,77 1,08 1,26 (0,18) 4,33 1,62 2,24 1,22

2 2,41 3,18 1,37 2,80 3,34 1,91 1,52 (0,18) 3,70 2,28 2,29 1,71

3 2,96 4,65 1,52 2,80 3,69 1,43 1,46 (0,24) 3,73 2,28 2,39 3,15

4 3,60 5,59 1,78 2,90 4,41 1,48 2,94 (0,26) 4,17 2,28 2,74 4,53

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 75
Lampiran

C.Daftar KUPVA Bukan Bank Berizin di Sumatera Selatan

NAMA KUPVA BB ALAMAT STATUS KANTOR NO. TELP / HP

PT Try Dharma Perdana Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur I, Kantor Pusat 081377918991
Palembang, Sumatera Selatan 30125 0711-351786

PT Sinar Valuta Asing Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17 Kantor Pusat 081367727628
Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera
Palembang
Selatan 30125

PT Berkat Sukses Bersama Jl. R. Sukamto, PTC Mall GF-A2.27- Kantor Pusat 0811786128
28, 8 Ilir, Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114

PT Makmur Alam Jaya Jl. Beringin Janggut II No.6/351, 17 Kantor Pusat


Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera 0711-317601
Selatan 30125

PT Ranting Emas Jaya Abadi Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir, Kantor Pusat 0711-354858
Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30126

PT Ario Kesuma Indovalas Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko Kantor Pusat 085273059866
Hotel Arista No.B.01/08

PT Mas Sriwijaya Abadi Jl. TP Rustam Effendi No.380 D RT Kantor Pusat 08127341808
006 RW 003 Kel.17 Ilir Kec.Ilir Timur I, 0711351111
Palembang

PT Sumber Daya Usaha Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman Kantor Pusat 08117892478
No.147 Blok B-3, Palembang 0711-365691

PT H. La Tunrung A.M.C Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 Kantor Cabang 082175059245
Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Palembang, 0711-5630188
Sumatera Selatan 30114

PT Mekarindo Abadi Sentosa Palembang Trade Center Mall (PTC) Kantor Cabang 08558341789
Lantai GF Blok A2, No.42-43 Jl. R 0711-382418
Sukamto Palembang, Sumatera Selatan

Laporan Perekonomian
76 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah

Daftar Istilah
Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan
sebelumnya

Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan
sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share Of Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan PDRB

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi
melalui peningkatan modal

Sektor ekonomi dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai
pengaruh dominan pada pembentukan PDRB secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri
minyak dan gas

Omzet Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share effect Kontribusi pangsa sektor atau sub sektor terhadap total PDRB

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi
(IKK) saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala 1-
100

Indeks Harga Konsumen Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan
(IHK) jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspektasi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
Konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil
(PAD) pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonomi daerah.

Indeks Pembangunan Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-
Manusia rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan


pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR, dan ditetapkan
dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota


terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

Laporan Perekonomian
78 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi
secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi
masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalam keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil
maupun bukan komersil

PDRB atas dasar harga Penjumlahan nilai tambah bruto (NTB) yang mencakup seluruh komponen
berlaku faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan
pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

PDRB atas dasar harga Merupakan perhitungan PDRB yang didasarkan atas produk yang dihasilkan
konstan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik
pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BTN dan BRI

Dana Pihak Ketiga (DPK) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan
deposito

Loan to Deposits Ratio Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak
(LDR) ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari
perbankan dalam periode tertentu

Cash Outflows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam
periode tertentu

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang
sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi
dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan
menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit,
penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI),
dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari
Risiko (ATMR) masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot
risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot
yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada
perorangan

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan
kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5 kualitas
yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK), Kurang Lancar, Diragukan dan
Macet

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 79
Daftar
Istilah

Capital Adequacy Ratio Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap Aktiva
(CAR) Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)

Financing to Deposit Ratio Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang
(FDR) diterima. Konsep ini sama dengan konsep LDR pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik (DKE) antar peserta kliring
baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring Debet Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan
penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada
penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang
memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal)
dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit
kerja yang menangani SKNBI di KP Bank Indonesia) untuk diperhitungkan secara
nasional.

Non Performing Loans Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan
/Financing (NPLs/Ls) dan macet.

Penyisihan Penghapusan Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari
Aktiva Produktif (PPAP) tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran PPAP ditentukan dari
kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar PPAP yang
dibentuk, misalnya, PPAP untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar adalah 15
% dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan), sedangkan untuk
kredit Macet, PPAP yang harus dibentuk adalah 100% dari total kredit macet
(setelah dikurangi agunan)

Rasio Non Performing Loans Rasio kredit/pembiayaan yang tergolong NPLs/Fs terhadap total
/Financing (NPLs/Fs) kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin
rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan
(NPLs) – NET penghapusan Aktiva Produktif (PPAP), terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real
Real Time Gross Settlement time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat
(BI RTGS) bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
Bank Indonesia (SKN-BI) penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Industri Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah jadi
dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya termasuk
kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari bagian suatu
industri.

Pekerja Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.

Laporan Perekonomian
80 PROVINSI SUMATERA SELATAN
Daftar
Istilah

Pekerja Dibayar Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan


upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja Tidak Dibayar Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan
perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang
bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Input Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan
baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Output Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri yang
berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri yang
diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi dan
penerimaan-penerimaan lainnya.

Nilai Tambah/Value Added Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah
menurut harga pasar.

Produktivitas Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun
yang tidak dibayar.

Tingkat Efisiensi Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.

Intensitas Tenaga Kerja Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja terhadap
nilai tambah.

Gross Margin %persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.

Usaha Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung
risiko.

Perusahaan Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang
menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada
satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi,
bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Perusahaan Industri Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa
memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

Jasa Industri Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha
industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SELATAN 81
TIM
PENYUSUN

PENANGGUNG JAWAB
Erwin Soeriadimadja

KOORDINATOR PENYUSUN
Nurcahyo Heru Prasetyo
Indra Kuspriyadi

TIM PENULIS
Arvi Trianna
Dinni Yuliendhani
Raja Alfredo Siregar
Riyan Hidayat
Nuri Rizky Az-Zahra Gayo
Akhkim Kuncorojati

KONTRIBUTOR
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi
Fungsi Data, Statistik Ekonomi dan Keuangan
Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM, KI & Syariah
Fungsi Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran

PRODUKSI DAN DISTRIBUSI


Asriandi
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Jl. Jend. Sudirman No. 510, Palembang


Telp. 0711 - 354188 . Fax. 0711 - 312013
https://www.bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai