PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA
SELATAN
“Sinergi Memperkuat Pemulihan Ekonomi Sumatera Selatan”
FEBRUARI 2022
LAPORAN
PEREKON OMIA N
PROVINSI SUMATERA SELATAN
FEBRUARI
2022
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat
daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Februari 2022” ini
tepat pada waktunya. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai perkembangan ekonomi,
moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Sumatera Selatan.
Perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh sebesar 5,12%
(yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,92%
(yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kinerja konsumsi Rumah Tangga
( RT ) dan tumbuh positifnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara itu, dari sisi lapangan
usaha (LU ), pertumbuhan bersumber dari perbaikan L U utama Sumatera Selatan yang
meliputi L U Pertambangan dan Penggalian, LU Industri Pengolahan, serta LU Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan. Dari sisi inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi pasca vaksinasi
mendorong permintaan masyarakat yang tercermin dari realisasi inflasi pada triwulan IV 2021
yang tumbuh sebesar 1,82% (yoy), meskipun masih berada di bawah target nasional sebesar 3,0%
+ 1% (yoy).
Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pusat Statistik (B P S ), perbankan, akademisi, dan instansi
pemerintah lainnya. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan
ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam
Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ini masih jauh dari sempurna. Berbagai saran,
kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna
peningkatan kualitas dari laporan ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta
memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk
pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada
umumnya. Akhir kata, kami berharap Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi
Februari 2022 ini bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.
Erwin Soeriadimadja
Direktur
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
iii
Daftar
Isi
DAFTAR ISI
BAB I B A B II I
B A B IV B A B VII
BAB V
Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan BOKS
Pengelolaan Uang Rupiah
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan 51 Boks A : Inovasi Pengembangan Digital 74
Pengelolaan Uang Rupiah Farming Sumatera Selatan
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi 80
51 5.2.1 Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel
Transaksi SKNBI dan BI-RTGS Maju untuk Semua Menuju Indonesia
51 5.2.2 Tangguh, Indonesia Tumbuh 111
Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan 53
Kartu
5.3 Perkembangan Transaksi Elektronifikasi dan E- 55
Commerce
5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank 58
(KUPVA B B ) Berizin dan Penyelenggaraan
Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB)
B A B VI
Perkembangan
Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Daerah
6.1 Kondisi Kesejahteraan 64
6.2 Perkembangan Tingkat Kemiskinan 65
6.3 Ketimpangan Pengeluaran Penduduk 66
6.4 Kondisi Pembangunan Manusia Di Sumatera 68
Selatan
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN v
Daftar
Tabel
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekono mi Sumatera 3 Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Selatan 2018-2021 (%yoy) Kesehatan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 3 Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Pengeluaran (%qtq) Transportasi
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 4 Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Pengeluaran (%yoy) Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama 8 Tabel Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan (Juta US$) 3.10 Rekreasi, Olahraga dan Budaya
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral P D R B 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy) Tabel Pendidikan
3.11
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral P D R B 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq) Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Tabel
Tabel 2.1 A n g g a r a n d a n Re a l i s a s i Pe n d a p a t a n 18 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 33
3.12
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 21 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok 35
Tabel
Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3.13 Pengeluaran
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 21 Inflasi Kot a Lu b u k l i n g g a u Berdasarkan 35
COVID-19 Bidang Kesehatan Triwulan IV 2021 Tabel Kelompok Pengeluaran
(Rp Miliar) 3.14 Prop o rs i Penyal uran Kre dit U M K M 45
Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 21 Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV 2021
COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 Tabel Perkembangan Transaksi R T G S Provinsi 53
(Rp Miliar) 3.15 Sumatera Selatan
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 22 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang 55
COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 Tabel 4.1 Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
(Rp Miliar) Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 65
Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi 23 Tabel 5.1 Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu
Tabel 2.6
Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Triwulan IV 2021
Tahun 2021 Tabel 5.2 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 65
Tabel 2.7 Uraian Belanja Modal K / L Sumatera Selatan 23 6 Bulan YA D Triwulan IV 2021
Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 23 Tabel 6.1 Indeks Pembangunan Manusia Sumatera 67
Tabel 2.8
Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Selatan Menurut Dimensi
Jenis Belanja Triwulan IV Tahun 2020 dan Global Economic Outlook 70
Tabel 6.2
Tabel 6.3
Tabel 7.1.
Tahun 2021 56 Tabel 7.2. Volume Perdagangan Internasional 70
Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi 28
Sumatera Selatan
Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan 28
Deflasi Triwulan IV 2021
Tabel Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 29
3.3 Makanan, Minuman dan Tembakau
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.4 Pakaian dan Alas Kaki
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.5 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.6 Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan
Rumah Tangga
Laporan Perekonomian
vi PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Grafik
Daftar Grafik
Grafik P D R B dan Laju Pertumbuhan Tahunan P D R B 2 Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan 12
1.1 Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
P D R B dan Laju Pertumbuhan Triwulanan 2 Grafik 1.28 Pe n y a l u r a n K re d i t S e k t o r Pe r t a n i a n , 12
Grafik P D R B Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Kehutanan dan Perikanan
1.2
Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan 4 Grafik 1.29 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan 12
Lama Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.30 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan 14
Grafik
1.3
Grafik Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera 4 Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, 14
1.4 Selatan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Realisasi Belanja A P B D Sumatera Selatan 5 Sumatera Selatan
Grafik
1.5
Grafik Realisasi Belanja APB N di Sumatera Selatan Grafik 1.32 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera 14
1.6 5 Pe r ke m b a n g a n P M A - P M D N Wil ayah Selatan
Grafik 5
1.7
Sumatera Selatan
Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan 5 Grafik 2.1 S t r u kt u r A n g g a r a n B e l a n j a Ke u a n g a n 18
Grafik 1.9 Perkembangan P D R B Komponen Ekspor Luar 6 Pemerintah Provinsi Sumatera S elatan
Negeri Sumatera Selatan Triwulan IV 2021 (Rp Triliun)
Grafik P e r ke m b a n g a n H a r g a K o m o d i t a s 6 Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah 19
1.10 Internasional Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun
Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor 6 2021
Grafik Sumatera Selatan Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi 20
1.11
Pe r ke m b a n g a n Vo l u m e E k s p o r Impor 6 Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021
Sumatera Selatan Grafik 2.4 Realisasi Belanja T K D D Sumatera Selatan 23
Grafik
Pe r ke m b a n g a n N ilai E k s p o r B at ub a ra 7 Triwulan IV 2021 berdasarkan Wilayah
1.12
Sumatera Selatan Grafik 2.5 Realisasi Belanja T K D D Sumatera Selatan 24
Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera 7 Triwulan IV 2021 berdasarkan Jenis T K D D
Grafik
1.13 Selatan Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, 29
Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper 7 Sumatera, dan Nasional
Grafik Sumatera Selatan Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode 29
1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit 7 Triwulan IV 2021
Sumatera Selatan Grafik 3.3 P e r k e m b a n g a n I n f l a s i K o t a S a m p e l 34
Grafik Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan 8 Perhitungan Inflasi
1.15 berdasarkan Nilai Ekspor P e r k e m b a n g a n Pe r t u m b u h a n K r e d i t 40
Grafik 4.1
Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan 8 Sumatera Selatan berdasarkan Lokasi Proyek
Grafik Nilai Ekspor Perkembangan Aset dan D P K Perbankan di 40
Grafik 4.2
1.16
Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera 9 Sumatera Selatan
Selatan Grafik 4.3 Perkembangan D P K Perbankan Berdasarkan 40
Grafik
1.17
Grafik
1.18
Grafik
1.19
Grafik 1.20 Pe rkemb angan Vo lume Impor Provi ns i 9 Jenis Simpanan
Sumatera Selatan Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio ( L D R ) 40
Grafik 1.21 Perkembangan Impor Provinsi Sumatera 9 Perbankan di Sumatera Selatan
Selatan Berdasarkan Negara Asal Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera 41
Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan 9 1.23 an Kredit Sektor Pertambangan dan11
Berdasarkan Negara Asal Penyalur Penggalian Sumatera Selatan
Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan Selatan
11 Grafik 1.25 Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera 41
12 Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan
di Sumatera Selatan Grafik 4.7 Likert Scale Penjualan Domestik , Margin, dan 41
Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Perkiraan Penjualan
Grafik 4.8 Likert Scale Investasi
12
Grafik 4.9 41 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan
42
Sektor Ekonomi
Sumatera Selatan Grafik 4.10 N P L Kredit Korporasi Sumatera Selatan 42
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN vii
Daftar
Grafik
Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera Grafik 5.17 Transaksi Ua ng Elektronik Berdasarkan 56
42 Nominal
Selatan
Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Rumah Ta n g g a di 43 Grafik 5.18 Transaksi Ua ng Elektronik Berdasarkan 56
Sumatera Selatan Frekuensi
Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Ta n g g a di 43 Grafik 5.19 Jumlah Merchant Q R IS 57
S u m a te ra S e l a t a n M e nu ru t Ke l o m p o k Grafik 5.20 Persebaran Merchant QR I S 57
Penggunaan Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima 57
Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah ( K P R ) 43 Manfaat (KPM)
Sumatera Selatan Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan 58
Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Multiguna Sumatera 43 Sembako
Selatan Grafik 5.23 Pro po rs i Penyaluran Nominal B antu an 58
Grafik 4.16 Perkembangan N P L Kredit Rumah Tangga 44 Sembako
Sumatera Selatan Grafik 5.24 Nominal transaksi e-commerce 58
Grafik 4.17 Perkembangan Kredit UMKM di Sumatera 44 Grafik 5.25 Frekuensi transaksi e-commerce 58
Selatan Grafik 5.26 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K U P VA B B 58
Grafik 4.18 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 55 Sumatera Selatan
Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit Grafik 5.27 Transfer Dana Domestik-incoming 59
UMKM; dan ( b ) Nominal Penyaluran dan Grafik 5.28 Transfer Dana Luar Negeri-incoming 59
Pertumbuhan Kredit (% yoy) Grafik 5.29 Transfer Dana Domestik-Outgoing 59
Grafik 4.19 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Grafik 5.30 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing 59
55
Berdasarkan Jenis Penggunaan: (a) Nominal Grafik 6.1 Indeks Harg yang Diterima, Indeks Harga yang 64
Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (% yoy); dibayar dan Nilai Tukar Petani
dan (b) Pangsa Kredit UMKM Grafik 6.2 Perkembangan N T P dan Inflasi Perdesaan 64
Grafik 4.20 Perkembangan N P L Kredit UMKM Sumatera 46 Sumatera Selatan
Selatan Grafik 6.3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 64
Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan 65
Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan 52 Grafik 6.5 Perkembangan Gini Ratio Sumatera Selatan 66
Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak dan Nasional
52 Edar di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.6 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring 53 Grafik 6.7 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Sumatera Selatan Perkotaan
Grafik 5.4 Perkembangan Ju ml a h Warkat Transaksi 53 Grafik 6.8 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Kliring Sumatera Selatan Perdesaan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi R T G S 53 Grafik 6.9 Pe r ke m b a n g a n Ind eks Pe m b a n g u n a n 67
Sumatera Selatan Manusia
Grafik 5.6 Perkembangan Vo lume Transaksi R T G S 53
Sumatera Selatan
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D 54
Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D
Grafik 5.9 54
Pangsa Transaksi ATM/D 54
Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D 54
Grafik Outstanding Nominal Kartu Kredit 55
5.11 Volume Transaksi Kartu Kredit 55
Grafik
5.12
Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit 55
Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit 55
Grafik 5.15 Jumlah UE 56
Grafik 5.16 Jumlah UE Reader 56
Laporan Perekonomian
viii PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
RINGK A SAN
EKSE KUTIF
Pada triwulan I 2022, inflasi Sumatera Selatan diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV 2021
dan berada di rentang sasaran inflasi Nasional sebesar 3%±1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi
diperkirakan bersumber dari peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan percepatan program vaksinasi.
Tekanan inflasi juga diperkirakan bersumber dari terganggunya produktivitas komoditas hortikultura di tengah
cuaca yang masih kurang kondusif di awal tahun 2022. Kenaikan cukai rokok di awal tahun juga mendorong
peningkatan harga jual eceran aneka rokok. Selanjutnya, tensi geopolitik pada awal tahun juga berpotensi
mendorong peningkatan
Laporan Perekonomian
x PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Ringkasan
Eksekutif
komoditas global yang akan berdampak pada peningkatan laju inflasi. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan
terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi
4 K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN xi
Ringkasan
Eksekutif
Prospek Perekonomian
Mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan nasional s er t a b erb a g ai indikator dini,
pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan meningkat
dengan inflasi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan
tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Perbaikan aktivitas perekonomian global dan nasional
mendorong peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan maupun
lapangan usaha. Percepatan dan perluasan program vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku
usaha dan mendorong kinerja di beberapa sektor. Selanjutnya, perkembangan inflasi di tahun 2022 juga
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional.
Perbaikan perekonomian yang didukung oleh percepatan program vaksinasi akan meningkatkan daya beli
masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan sebagai dampak peningkatan aktivitas ekonomi. Dengan
perkembangan tersebut, inflasi pada tahun 2022 diperkirakan meningkat, didorong oleh inflasi pada seluruh
kelompok yakni volatile food, administered price, dan core inflation.
Laporan Perekonomian
xii PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
INDIKATOR UTAMA
2020 2021
INDIKATOR
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
MAKRO
Laju Inflasi Tahunan (yoy) 103,90 104,18 103,92 105,08 105,26 105.42
105,08 105,78
Sumatera Selatan 1,82 1,82
1,37
Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral 4,01 (1,58) (1,21) (0,11) (0,40) 3,92 5,12 3,58
(yoy) (1,43) 5,71
2,03 4,03 2,91
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,13 2,20 3,49 1,74 2,05 3,67
(2,18)
Pertambangan dan Penggalian 0,75 (4,97) (4,90) (6,68) (4,04) (3,37) 7,60 7,55 9,47 5,35
Industri Pengolahan 4,52 (0,35) (0,49) (0,80) 0,69 (0,01) 2,01 2,95 4,29 2,30
Pengadaan Listrik dan Gas 12,64 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,68 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 (1,76) (6,81) (9,87) (4,69)
Konstruksi 2,69 (1,35) (0,59) (0,61) (0,01) 1,43 0,55 (0,74) (1,21) (0,02)
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,54 (7,70) (1,93) (2,94) (1,32) (2,97) 12,66 6,32 8,11 5,79
Transportasi dan Pergudangan 6,17 (11,36) (9,30) (8,70) (5,91) (13,39) 4,28 0,51 2,72 (1,86)
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,56 (18,07) (10,21) (7,50) (7,21) 19,43 3,98 5,75 4,43
(8,28)
Informasi dan Komunikasi 9,58 5,70 4,99 4,34 6,04
14,50 14,82 12,79 9,39
Jasa Keuangan dan Asuransi 12,11 5,15 2,99 (2,30) 4,19
3,96 4,18 1,64
Real Estate (0,03) 5,15 1,64 7,07 8,69 5,81
Jasa Perusahaan 0,85 (0,34) 2,24 1,64 (3,15) 2,76 2,88 0,60
(1,59)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial (5,23) (7,07) (2,08) 14,21 (0,08) 1,58 3,88
8,38 0,35
Wajib
9,05 (4,32) (3,15)
Jasa Pendidikan 2,86 (0,25) (4,02) (4,22) (1,50) 0,40 0,40 7,57 8,39 6,57
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,79 12,98 8,78 9,08 10,14 0,92 0,92 8,29 8,51 5,63
Jasa lainnya 7,27 7,89 4,79 1,31 5,23 (0,13) (0,07) (0,03) 3,91 0,93
Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan 4,01 (1,58) (1,43) (0,11) (0,40) 3,92 5,12 3,58
(1,21)
Konsumsi Rumah Tangga 5,71 2,21 5,10 1,94
3,45 (5,07) (2,77)
(3,26) (1,94) (4,56) 5,37
Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (1,01) (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03
Konsumsi Pemerintah 5,33 (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) 1,76 6,65 1,69 1,60 2,90
Investasi 4,81 (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (0,01) 2,35 (7,90) (6,60) (3,14)
Ekspor Luar Negeri 13,76 (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04
Impor Luar Negeri 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03)
Laporan Perekonomian
xiv PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Tabel
Indikator
B.PERBANKAN
2020 2021
INDIKATOR
I II III IV I II III IV
Perbankan
Total Aset (Rp Triliun) 110,84 116,76 115,09 118,28 127,99 130,36
123,44
DPK (Rp Triliun) 114,35 91,98 89,08 95,83 100,52
90,11 92,52
- Giro 85,67 88,70 16,4 15,2 14,4
16,2
- Tabungan 13,3 16,7 13,4 46,6 50,0
15,4
- Deposito 38,8 40,0 41,6 34,1 36,1
44,1 46,2
33,6 32,0 45,1
29,8 30,9
34,0 30,6
Jumlah Rekening DPK (Ribu) 22.681 24.340 25.516 26.483 28.351 29.055 29.562 30.852
Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun) 129,71 124,88 122,56 125,17 123,04 127,25
125,45 125,96
- Modal Kerja 50,92 50,97 55,42
53,97 52,20 48,20 51,05
- Investasi 54,13 34,40 31,50 31,08
35,18 35,46
- Konsumsi 36,30 33,81 32,45 39,85 40,57 40,75
39,19 39,45
Total Kredit (Rp Triliun) 39,44 38,87 38,87 125,17 123,04 127,25
122,56
Kredit Lapangan Usaha/Korporasi (RpTriliun) 129,71 124,88 125,96 85,31 82,47 86,50
125,45
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 83,37 86,51 22,14 20,54 21,95
90,28 86,01 86,58
Pertambangan dan Penggalian 21,37 21,49 3,76 3,60 6,62
20,75 20,31 20,70
Industri Pengolahan 3,18 3,68 23,31 22,83 22,74
5,51 4,69 3,40
Listrik, Gas dan Air Bersih 23,65 25,26 2,49 2,19 2,10
23,51 23,02 24,19
Konstruksi 2,94 2,80 6,01 6,14 5,17
5,42 4,53 4,85
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 6,70 6,36 19,00 19,32 19,39
Motor 7,59 7,41 7,26
17,08 18,38 2,06 1,53 2,11
Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi 20,43 17,50
2,05 2,06 1,88 1,92 1,89
17,72
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1,83 1,86 2,64 2,52 2,50
2,07 2,04
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
2,12 2,02 1,87 2,02
2,53 2,60
Jasa-jasa
2,92 1,82 1,86 39,85 40,57 40,75
2,04 2,01
Kredit Bukan Lapangan Usaha/Kredit Konsumsi
2,09 2,68 2,60 11,30 11,68 11,70
39,19 39,45
Rumah Tinggal
12,60 2,01 1,87 0,07 0,08 0,07
10,69 10,93
Flat dan Apartemen
39,44 38,87 38,87 0,53 0,51 0,51
0,07 0,07
Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan)
10,25 10,31 10,48 2,43 2,37 2,51
0,58 0,55
Kendaraan Bermotor
0,08 0,08 0,07 17,60 17,60 17,83
2,62 2,53
Multiguna
0,64 0,63 0,60 7,93 8,33 8,13
17,47
Lainnya
3,48 3,15 2,84 135,3% 128,4% 126,6%
17,47
LDR
17,44 17,28 3,55% 2,77% 5,59%
17,27 7,77 7,90
NPL Gross
7,54 7,43 7,60 137,6%
139,8%
151,4% 140,8%
136,4% 3,62% 3,62%
C. SI STEM PEMB AY A R A N
2020 2021
KETERANGAN
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Jumlah hari 63 58 62 60 243 61 59 62 63 246
1. Perputaran Kliring
a.Nominal (Rp 11.799 7.891 11.324 12.441 43.455 11.356 11,121 12.640 46.400
Miliar) 11.283
b.Warkat (lembar) 274.815 238.314 268.290 279.751 1.061.170 242.173 242.088 229,418 262.188 975.867
a.Nominal (Rp Miliar) 187, 136, 182, 207,4 178, 186,2 191, 179. 200,6 188,6
3 1 7 3 2 4
b.Jumlah Warkat (lembar) 4.663 3.970 4.162 3.969
4.362 4.109 4.327 4.365 4.103 3,700
3. Rata-rata Harian RTGS
Remise keluar
c.Net Inflow (outflow) 194,7 (1.341,7) (1.429,9) (3.975,6) (1.633,1) 614,8 (2.155,8) (1,125.0) (3.770,30) (6.436,3)
Laporan Perekonomian
xvi PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
BA B I
PERKEMBANGAN
EKONOMI
DAERAH
1.1 P E R K E M BA N GA N
EKONOMI S E C A R A UMUM
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan berlanjut, tercermin S e c a ra keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Sum atera
pada pertumbuhan triwulan IV 2021 yang mencapai 5,12% Selatan pada tahun 2021 tercatat tumbuh tinggi dan berada
( y o y ) , m e n i n g ka t d i b a n d i n g k a n re al i s as i triwulan pada zona positif. Perekonomian Sumatera Selatan pada tahun
sebelumnya sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 1.1). Namun 2021 tumbuh sebesar 3,58% (yoy), meningkat dibandingkan
demikian, secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi pertumbuhan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -
Sumatera Selatan tercatat menurun pada triwulan laporan 0,11% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan
menjadi sebesar -1,66% (qtq) (Grafik 1.2). Pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 3,70% (yoy),
ekonomi Sumatera Selatan tercatat baik dan berada di atas lebih ti ng g i dibandingkan pertumbuhan ekonomi regional
pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera yang Sumatera yang tumbuh 3,18% (yoy). Konsumsi rumah tangga
masing-masing tumbuh sebesar 5,02% (yoy) dan 4,56% (yoy). tumbuh sebesar 1,94% (yoy), jauh di atas capaian tahun
Sementara itu, pangsa ekonomi Sumatera Selatan terhadap sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -1,94% (yoy)
ekonomi nasional dan ekonomi Sumatera pada triwulan seiring peningkatan mobilitas masyarakat. Kinerja konsumsi
laporan relatif stabil, masing-masing sebesar 2,93% dan pemerintah tercatat meningkat 2,90% (yoy) didorong oleh
13,87%. akselerasi belanja untuk program pemulihan ekonomi daerah.
Selanjutnya, ekspor tumbuh 24,04% (yoy), setelah pada tahun
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada
sebelumnya terkontraksi -6,41% (yoy) didukung oleh permintaan
triwulan IV 2021 terutama didorong oleh peningkatan kinerja
mitra dagang yang tetap kuat dan tren perbaikan harga
konsumsi rumah tangga ( R T ) dan kinerja ekspor luar negeri
komoditas global. Dari sisi LU, perbaikan kinerja tahunan
y an g masih tumbuh positif. Kinerja konsumsi R T tumbuh
terutama ditopang oleh peningkatan kinerja LU Pertambangan
sebesar 5,10% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan
dan Penggalian serta LU Industri Pengolahan seiring
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,21% (yoy). Kinerja ekspor
perbaikan harga komoditas yang terus berlanjut sejak awal tahun
luar negeri juga tercatat masih tumbuh tinggi sebesar 23,10%
2021.
(yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan
triwulan sebelumnya yang mencapai 32,13% (yoy). Namun 1.2 PE R K E M BA N GA N EKONOMI
demikian, laju pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh SISI PENGGUNA AN
penurunan kinerja konsumsi pemerintah dan kinerja
Be rd a s ar kan P D R B menurut pengeluaran , st ru kt u r
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/investasi yang masih
perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
berada pada level kontraksi.
masih didominasi oleh kons umsi rumah tangga.
Dari sisi lapangan usaha ( LU ) , kinerja ket ig a L U utama Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki pangsa
Sumatera Selatan yaitu LU pertambangan dan penggalian, sebesar 59,39% terhadap total PDR B. Konsumsi rumah tangga
LU industri pengolahan, serta LU pertanian, kehutanan dan memberikan andil terbesar kepada pertumbuhan ekonomi
perikanan terpantau meningkat. Pada triwulan IV 2021, LU Sumatera Selatan di triwulan IV 2021 yaitu sebesar
Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 5,35% (yoy), 3,0 3% ( yoy ), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,26% (yoy). Pembentukan Modal Tetap Bruto (PM TB ) atau
yang sebesar 7,55% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, investasi pada triwulan laporan memberikan kontribusi
kinerja LU Industri Pengolahan juga tercatat meningkat dari terbesar kedua yaitu 33,29% terhadap P D R B Sumatera
2,95% (yoy) pada triwulan III 2021 menjadi 4,29% (yoy) pada Selatan. Investasi memberikan andil negatif sebesar -2,20%,
triwulan laporan. Perbaikan kinerja LU pertanian, Kehutanan membaik dibandingkan triwulan dengan andil -2,50%. Kinerja
dan Perikanan juga berlanjut menjadi sebesar 4,03% (yoy) pada ekspor luar negeri tercatat sedikit menurun dari
triwulan IV 2021.
Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi
Sumatera Selatan ADHK 2010
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi
Sumatera Selatan ADHK 2010
140 RP TRILIUN % YOY 6,50 130 RP TRILIUN % QTQ 6,00
130 5,50 5,00
120
4,50 4,00
120
110 3,00
3,50
110 2,00
2,50 100
100 1,00
1,50 90
90 0,00
0,50 -1,00
80 80
-0,50 -2,00
70 -1,50 70 -3,00
60 -2,50 60 -4,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN) PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
2 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Tabel 1.1. Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2019 - 2021 (%yoy)
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,14 0,06 0,16 (0,02) (0,15) (0,08) (0,11) (0,09) (0,05) 0,09 0,02 0,06 0,03
Pengeluaran Konsumsi 0,45 0,40 0,23 (0,51) (0,75) (1,94) (0,81) 0,08 0,43 0,23 0,13 0,18
Pemerintah
2,16 0,61 1,69 (0,31) 0,49 (0,00) 0,46 (0,00) 0,83 (2,50) (2,20) (1,07)
Pembentukan Modal Tetap Bruto
1,06 1,66 (0,41) 2,54 (1,98) (0,05) (1,13) 7,65 6,96 5,16 5,05
Ekspor Luar Negeri (3,66) 1,19
(2,11) 1,95 0,39 (0,71) (1,16) (0,56)
Impor Luar Negeri (0,46) 0,23 (0,38) 0,55 3,42 0,70 (0,31)
(0,02) 0,61 5,71 3,93 5,12 3,58
P DRB 5,69 4,01 (1,43) (1,21) (0,11) (0,40)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) 5,66 5,65 (1,58)
triwulan sebelumnya yang juga tercermin dari penurunan andil Masyarakat (PPKM), serta kebijakan bepergian yang
menjadi sebesar 5,16% (yoy) pada triwulan III 2021, lebih diterapkan oleh pemerintah. Hal ini ditandai dengan
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dengan andil peningkatan jumlah penumpang berbagai moda transportasi
sebesar 6,96% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, konsumsi di Sumatera Selatan, seperti transportasi angkutan udara
pemerintah pada triwulan III 2021 juga memberikan andil yang sebesar 13,46% (yoy), angkutan laut sebesar 246,67% (yoy)
menurun sebesar 0,13% (yoy), dibandingkan andil triwulan dan angkutan darat sebesar 103,13% (yoy).
sebelumnya sebesar 0,23% (yoy) (Tabel 1.1).
Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga juga tercermin
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dari hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank
dan Pemerintah Indonesia. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada
Pada triwulan IV 2021, konsumsi rumah tangga mengalami
triwulan IV 2021 masing-masing mengalami peningkatan
perbaikan baik secara triwulanan maupun tahunan. Kinerja
menjadi sebesar 95,19; 135,85; dan 115,52 (Grafik 1.3). Hal
konsumsi rumah tangga secara triwulanan tercatat tumbuh
ini menunjukkan bahwa optimisme masyarakat terhadap
sebesar 2 , 6 0 % (qtq ), meningkat dibandingkan triwulan
perekonomian pada triwulan IV 2021 terpantau meningkat.
sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,20% (qtq) (Tabel 1.2).
Selanjutnya, indeks ketersediaan lapangan pekerjaan
Sejalan dengan hal tersebut, kinerja konsumsi rumah tangga
mengalami peningkatan menjadi sebesar 96,33 pada triwulan
secara tahunan juga mengalami pertumbuhan menjadi
sebesar 5,10% (yoy) dari 2,21% (yoy) pada triwulan IV 2021 yang diikuti oleh peningkatan indeks penghasilan
sebelumnya (Tabel 1.3). Peningkatan kinerja konsumsi R T menjadi sebesar 96,89 pada triwulan laporan. Indeks konsumsi
disebabkan oleh masuknya Hari Besar Keagamaan Nasional barang tahan lama juga mengalami peningkatan dari 74,44
( HB K N ) Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan periode pada triwulan III 2021 menjadi 92,33 pada triwulan IV 2021.
liburan akhir tahun yang mendorong peningkatan konsumsi Perbaikan konsumsi R T juga terindikasi dari kenaikan rata-
masyarakat. Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan mobilitas rata penggunaan listrik pada triwulan IV 2021 menjadi 275,92
masyarakat di tempat umum berdasarkan pantauan Google juta KwH dari triwulan sebelumnya yang sebesar 253,01 juta KwH
Mobility Report. Peningkatan kinerja konsumsi juga dipicu oleh atau naik sebesar 9,06% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut,
meningkatnya confidence masyarakat di tengah proses penerima insentif listrik rumah tangga untuk kapasitas 45 0 VA
vaksinasi yang terus berlanjut di triwulan IV 2021 dan dan 9 0 0 VA pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan
pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan sebesar 8,89%
(yoy) menjadi 896.794 orang.
Pengeluaran Konsumsi 4,75 52,67 5,54 (59,52) 41,97 33,79 (12,86) (46,38) 48,78 (2,74) 33,68 2,90
Pemerintah (0,08)
2,04 1,43 1,69 (5,66) 0,06 (5,65) 3,94 (5,98) 1,46 (3,14)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,55
(1,39) (2,18) (2,89) 1,25 3,25 7,59 9,30 1,38 24,04
Ekspor Luar Negeri (3,59) 4,31
8,82 (6,41)
(17,13) 13,90
Impor Luar Negeri (4,85) 10,72 (14,46) (3,21) (15,00) 27,24 54,67 18,59 (46,56) 7,21 (21,50) 49,29 (19,03)
P DRB 4,07 (3,01) 5,69 (0,82) (1,69) 4,22 (2,78) (0,11) (0,02) 4,35 2,46 (1,66) 3,58
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Impor Luar Negeri (0,84) 18,26 (14,46) 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03)
P DRB 5,66 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Perbaikan konsumsi masyarakat juga diikuti kenaikan Nilai seperti, Program Kartu Sembako senilai Rp. 2 0 0 .0 0 0 per bulan,
Tukar Petani ( N T P) pada triwulan laporan menjadi 113,15 dari program Bantuan Sosial (Bansos) Tunai senilai R p 2 0 0.0 0 0,
t r i w u l a n s e b e l u m n y a y a n g s e b e s a r 1 1 2 , 07. H a l i ni manfaat Kartu Pra Kerja, Insentif PPnBM, bantuan kuota internet
mengindikasikan adanya pemulihan pendapatan masyarakat pagi pelajar, bansos beras 15 kg per bulan dan pemberian D P
Sumatera Selatan meskipun belum merata dan belum kembali 0% untuk kredit mobil dan rumah, juga mendorong
pada kondisi sebelum pandemi. Perbaikan pendapatan ini juga peningkatan konsumsi RT lebih lanjut.
terkonfirmasi dari penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan
yang masih tumbuh meskipun terbatas sebesar 3,98% (yoy) Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2021 tercatat
pada triwulan IV 2021 (Grafik 1.4). Secara spasial, subsektor tu mbuh leb ih ren dah d i b a n d in g ka n realis asi triwulan
kredit konsumsi yang mengalami pertumbuhan adalah kredit sebelumnya. Pada triwulan IV 2021, kinerja konsumsi
rumah tinggal, kredit ruko dan rukan, serta kredit kendaraan pemerintah tercatat sebesar 1,60% (yoy), sedikit menurun
bermotor. Kredit kendaraan bermotor pada triwulan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,69% (yoy). Namun,
laporan tercatat mengalami perbaikan meskipun masih berada kinerja konsumsi pemerintah secara triwulanan tercatat
pada level kontraksi sebesar - 3,97 % ( yoy ) , membaik mengalami perbaikan dengan realisasi sebesar 33,68% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dibandingkan triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar -4,72%
dalam sebesar -16,67% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit (qtq). Penurunan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan
kendaraan terkonfirmasi pula dari peningkatan penjualan disebabkan oleh penurunan seluruh komponen belanja kecuali
kendaraan bermotor pada triwulan IV 2021 yang cukup belanja transfer (Grafik 1.5). Penurunan konsumsi pemerintah
signifikan sebesar 81,31% (yoy) di tengah stimulus relaksasi juga terkonfirmasi dari kenaikan dana simpanan pemerintah
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang masih berlanjut daerah di perbankan sebesar 15,95% (yoy), meningkat
hingga akhir tahun 2021. dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -
34,27% (yoy). Namun demikian, laju penurunan konsumsi
Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga tahun 2021 yang lebih dalam tertahan oleh belanja non operasional untuk
meningkat. Akselerasi proses vaksinasi yang diikuti oleh kasus berbagai program penanganan pandemi COVID-19 seperti
pandemi C OV I D -1 9 yang tidak setinggi tahun sebelumnya pelaksanaan vaksinasi, pengadaan alat uji medis, testing dan
menyebabkan peningkatan aktivitas masyarakat ke tempat tracing. Selanjutnya, dalam rangka mendukung percepatan
umum maupun aktivitas bepergian menggunakan digitalisasi penerimaan dan pendapatan daerah, Bank Indonesia
transportasi. Selanjutnya, beberapa stimulus yang juga terus mendorong pembentukan Tim Percepatan dan
diberikan pemerintah
Laporan Perekonomian
4 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
102,0
45,00 RP TRILIUN
100,0
40,00
98,0
35,00
30,00 96,0
25,00 94,0
20,00
92,0
15,00
10,00 90,0
5,00
- 88,0
Belanja Belanja Modal Belanja Tak Belanja Belanja Total
Operasi BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL BELAN JA BANTUAN BELANJA TO TA L
Terduga Transfer
KEUANGAN
Perluasan Digitalisasi Daerah ( T P 2 DD) yang diharapkan dapat investasi yang masih terkontraksi sejalan dengan penurunan
mendukung digitalisasi ekonomi keuangan di daerah yang akan realisasi belanja modal pemerintah sebesar 0,15% (yoy)
memberikan manfaat bagi masyarakat serta perluasan merchant dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terbatasnya
Q R I S terutama UMKM. kinerja investasi juga terkonfirmasi dari penurunan nilai dan
jumlah proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Konsumsi pemerintah pada keseluruhan tahun 2021 tercatat Sumatera Selatan. Berdasarkan data Badan Koordinasi
menurun sebesar 6,26% (yoy), lebih rendah dibandingkan Penanaman Modal (BKPM), jumlah proyek PMDN di Sumatera
dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 6,31% (yoy). Pandemi Selatan untuk periode triwulan IV 2021 sebanyak 1.107 proyek,
COVID-19 yang masih terus berlanjut sampai akhir tahun 2021 dengan nilai sebesar Rp4,09 triliun. Jumlah tersebut menurun
menyebabkan dilakukannya pembatasan aktivitas dan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.160
kegiatan oleh pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan proyek dengan nilai sebesar Rp5,90 triliun. Sementara itu, dari
menurunnya kegiatan belanja pemerintah baik belanja sisi Penanaman Modal Asing (PMA), jumlah proyek PMA pada
modal untuk pembangunan infrastruktur maupun belanja triwulan laporan menurun dari 30 4 proyek pada triwulan
operasional untuk kegiatan dinas dan perjalanan dinas. sebelumnya menjadi 193 proyek, meski secara nominal
Selain itu, menurunnya aktivitas ekonomi juga berdampak pada mengalami sedikit peningkatan dari Rp3,33 triliun menjadi Rp4,47
menurunnya pendapatan pemerintah. triliun (Grafik 1.7). Optimisme pelaku usaha dalam melakukan
realisasi investasi juga terpantau menurun pada triwulan IV
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap 2021 yang terindikasi dari penurunan likert scale investasi dari
Domestik Bruto (PMTB)/Investasi 0, 4 4 pada triwulan III 2021 menjadi 0,33 pada triwulan laporan.
Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 tercatat mengalami Selanjutnya, penurunan investasi juga terkonfirmasi dari
kontraksi. Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 masih penurunan penjualan s e m e n dan impor b a ra n g modal.
berada pada zona kontraksi sebesar -6 ,6 0 % (yoy), meskipun Penjualan semen pada triwulan IV 2021 terkontraksi sebesar -
t i d a k s ed alam triwulan s e b e lu m ny a d e n g a n kontraksi 6,78% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi
sebesar -7,90 % (yoy). Namun, secara triwulanan, kinerja triwulan sebelumnya yang sebesar -5,71% (yoy) (Grafik 1.8).
investasi tercatat membaik dengan pertumbuhan sebesar Sejalan dengan hal tersebut, penyaluran kredit investasi oleh
1,46% (qtq), meningkat cukup tinggi jika dibandingkan perbankan juga tercatat menurun dengan realisasi sebesar -
dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar - 11,64% (yoy) pada triwulan IV 2021, menurun dibandingkan
6,14% (qtq). Kinerja triwulan sebelumnya dengan kontraksi sebesar -2,93% (yoy).
Grafik 1.7 Perkembangan PMA-PMDN Wilayah Sumatera Selatan Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan
SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 5
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Per t um buh an i nve s t a s i p a d a keseluruhan tahun 2021 nilai dan volume ekspor pada triwulan IV 2021 secara
menurun dengan tin gkat penurunan y an g cu ku p dalam keseluruhan (Grafik 1.11). Hasil likert scale dari kegiatan survei
s e b e s a r -3,14% ( y o y ) jika d ib and ing kan d e n g a n tahun yang dilakukan kepada pelaku usaha pada triwulan I V 2021
sebelumnya yan g mampu tumbuh s e b e s ar 1,25% ( yoy ) . juga tercatat mengalami penurunan dari 0,50 pada triwulan III
Penyebaran pandemi COVID-19 memberikan tekanan terhadap 2021 menjadi 0,33.
permintaan yang menyebabkan pelaku usaha menunda
Masih tingginya kinerja ekspor luar negeri disebabkan oleh
ekspansi usahanya serta rencana investasi terutama dari LU
berlanjutnya perbaikan harga komoditas (Grafik 1.10) dan
industri pengolahan, L U penyediaan listrik, gas, dan air,
permintaan yang masih baik seiring peningkatan aktivitas industri
serta L U transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang telah
manufaktur global. Perbaikan aktivitas industri juga ditandai
direncanakan dari tahun sebelumnya. Selanjutnya, menurunnya
dengan peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) negara
belanja modal untuk proyek pembangunan infrastruktur
tujuan ekspor. Selanjutnya, proses hilirisasi komoditas bernilai
dari pemerintah menahan kinerja investasi untuk tumbuh lebih
tambah juga yang terus didorong oleh pemerintah daerah
tinggi.
menahan laju penurunan kinerja ekspor. Bentuk komitmen
pemerintah ditandai dengan pembangunan pabrik aspal karet di
1.2.3 Ekspor Luar Negeri Kabupaten Musi Banyuasin dan inisiasi pembangunan pabrik
Kinerja ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada triwulan pengolahan Industrial Vegetable Oil (IVO) di Musi Banyuasin.
IV 2021 masih tumbuh positif, meski melambat. Kinerja
ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
tercatat masih tumbuh tinggi sebesar 23,10% (yoy), meskipun mencapai U S D 1.524,33 juta, mencatat pertumbuhan yang
sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang melambat sebesar 53,58% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh hingga 32,13% (yoy) ( G raf i k 1.9). Perlambatan
juga tumbuh sebesar 64,44% (yoy). Kontribusi ekspor terbesar
kinerja ekspor terutama disebabkan adanya normalisasi
pada triwulan IV 2021 adalah komoditas batubara yang mencapai
permintaan komoditas karet Sumatera Selatan pada triwulan
US D 662,37 juta (pangsa 43,45%), kemudian diikuti komoditas
IV 2021 seiring meningkatnya permintaan kepada negara
karet yang mencapai USD 377,55 juta (pangsa 24,77%),
kompetitor seperti Thailand dan Malaysia yang memiliki
kualitas karet yang lebih baik. Dari sisi produksi, penurunan komoditas pulp&paper dengan nilai sebesar USD 337,38 juta
permintaan karet juga disebabkan adanya kegiatan replanting (pangsa 22,13%) dan komoditas kelapa sawit dengan nilai
untuk peremajaan dan periode penyakit gugur daun yang sebesar USD 43,92 juta (pangsa 2,88%) (Grafik 1.17).
menyebabkan produktivitas karet pada triwulan IV 2021
menurun. Penurunan kinerja ekspor terkonfirmasi dari
Grafik 1.10 Perkembangan Harga Komoditas Internasional
penurunan
150
100
Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera
Selatan 50
50,0 %(YOY) 0
40,0
-50
30,0
20,0
10,0
0,0
-10,0
-20,0
-30,0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 1.11 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
200 0 JU TA USD
80,0
1500
60,0
1000
40,0
500
20,0
0
0,0
-500
-20,0
-40,0 -1000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Laporan Perekonomian
6 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Nilai ekspor karet pada triwulan IV 2021 tercatat masih tumbuh Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit terkontraksi dalam
positif sebesar 6,67% (yoy), meskipun melambat dibandingkan pada triwulan IV 2021. Kinerja ekspor kelapa sawit pada triwulan
Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 7
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan berdasarkan Nilai Ekspor Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan
Nilai Ekspor
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Tabel 1.4. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (juta US$)
Peralatan Elektrik 123,2 5,0 0,7 130,7 1,4 7,1 0,5 75,2
Besi dan Baja 3,6 2,4 6,5 5,7 2,1 3,0 4,3 1,7 0,9 2,3
Peralatan industri 19,8 27,3 30,8 13,1 10,4 28,1 37,6 54,1 36,4
Laporan Perekonomian
8 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan
TO T AL NILAI IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN) TO T AL VOL UME IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN)
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Grafik 1.21. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara
Berdasarkan Negara Asal Asal
100%
90%
80% 1,19%
70% 17,69% Amerika
60% ASEAN
50%
40%
5,63% 80,48%
Eropa Lainnya
30%
20% 56,38%
10% Tiongkok
0% 1,79%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Jepang
2018 2019 2020 2021
1,40%
India
SUMBER: DIREKTORAT JENDER AL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy)
SEKTOR 2020 2021
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
4,11 -2,22 1,75 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91
Pertambangan dan Penggalian
2,18 3,61 -4,08 -3,37 7,60 7,55 9,47 5,35
Industri Pengolahan
0,68 -4,98 -4,90 -6,72 0,72 -0,01 2,01 2,95 4,29 2,30
Pengadaan Listrik, Gas
4,62 -0,32 -0,46 -0,83 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76
Pengadaan Air
12,64 12,04 16,99 16,88 4,83 0,37 -1,76 -6,81 -9,87 -4,69
Konstruksi
4,68 3,46 5,75 5,34 -0,01 1,43 0,55 -0,74 -1,21 -0,02
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 2,69 -1,35 -0,59 -0,61 -1,34 -2,97 12,66 6,32 8,11 5,79
Transportasi dan Pergudangan 7,54 -7,70 -1,93 -3,02 -5,91 -13,39 4,28 0,51 2,72 -1,86
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,17 - -9,30 -8,70 -7,21 -8,28 19,43 3,98 5,75 4,43
11,36
Informasi dan Komunikasi -10,21 -7,50 16,32 17,32 18,32 20,32 21,32
7,56 -18,07 19,32
Jasa Keuangan 14,32 -2,30 4,19
12,32 1,64 7,15 9,41 2,99
Real Estate 8,69 5,81
15,32
2,24 0,92 6,70 7,07
13,32 2,88 0,60
Jasa Perusahaan 3,96 4,18
-2,08 -5,26 2,54 2,76
-0,03 -1,59 1,58 3,88
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,85 -0,34
4,17 -0,02 14,21 -0,08
8,38 0,35 8,39 6,57
Jasa Pendidikan -5,23 -7,07
-1,50 0,22 10,08 7,57
9,05 -4,32 8,51 5,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,19 2,37
10,14 1,05 4,40 8,29
3,89 5,30 3,91 0,93
Jasa lainnya -4,02 -4,22
5,23 -0,13 -0,07 -0,03
2,86 -0,25 5,12 3,58
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 8,78 9,08
-0,11 -0,40 5,71 3,92
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) 9,79 12,98
4,79
7,27 7,89
1,31
4,01 -1,58
-1,43 -
1,21
Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)
SEKTOR 2020 2021 4,34 2,46
I II III IV TOTAL I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1,75 2,82 5,06 -13,98 1,75 9,83 4,45 3,39
Pertambangan dan Penggalian
-4,08 -0,56 5,82 -4,13 -4,08 -4,22 10,73 5,77
Industri Pengolahan
0,72 -1,72 -0,03 -0,09 0,72 1,86 0,27 0,89
Pengadaan Listrik, Gas
14,67 2,64 6,25 -0,12 14,67 0,14 1,02 2,45
Pengadaan Air
4,83 5,36 3,38 4,83 -9,78 -0,03 -0,06
Konstruksi
2,14 3,91 -0,01 -4,01 -0,21 2,58
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor -0,01 0,66 1,01 -1,34 0,09 1,57
Laporan Perekonomian
10 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
4.000 ,00
50 0
3.000 -0,20
2.000 0 -0,40
1.000
- 50 -0, 60
- -100 -0,80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 1.25 Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha di Sumatera Selatan Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku
Usaha di Sumatera Selatan
1,50 1,00
0,80
1,00
0,60
0,50 0,40
0,20
0,00 0,00
-0,50 -0,20
-0,40
-1,00 -0, 60
-0,80
-1,50
-1,00
-2,00 -1,20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
4,29% (yoy) dari 2,95% (yoy) pada triwulan sebelumnya. mengalami kontraksi sebesar -1,16% (yoy), menurun
Perbaikan kinerja LU terutama disebabkan oleh dibandingkan dengan triwulan III 2021 dengan realisasi sebesar
meningkatnya kinerja subsektor industri kimia, farmasi dan -0,68% (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan
obat tradisional sebesar 8,89% (yoy) dari triwulan sebelumnya produksi karet sebesar 23,73% (yoy) di tengah proses replanting
4,49% (yoy) seiring dengan berlanjutnya penyebaran pandemi yang dilakukan oleh petani dan periode g u g u r daun ya ng
COVID-19 yang menyebabkan permintaan obat-obatan menurunkan produktivitas. Sejalan dengan hal tersebut,
domestik meningkat. Selain itu, subsektor industri kinerja subsektor industri barang galian bukan logam juga
pengolahan batubara dan pengilangan migas juga mengalami tercatat kontraksi sebesar -0,12% (yoy) pada triwulan IV 2021 dari
pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 5,57% (yoy), -0,03% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar
3,29% (yoy) sejalan dengan peningkatan produktivitas dan Perbaikan kinerja LU Industri Pengolahan pada keseluruhan
harga acuan. Kinerja subsektor industri makanan dan tahun 2021 berlanjut. Kinerja LU Industri Pengolahan pada
minuman pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan tahun 2021 sebesar 2,30% (yoy), meningkat dibandingkan
sebesar 4,67% (yoy) memasuki HBKN Nataru dan periode tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 0,72% (yoy).
libur panjang yang menyebabkan peningkatan permintaan Peningkatan aktivitas industri di tengah pelonggaran aktivitas
masyarakat. Selanjutnya, kinerja subsektor industri kertas dan ekonomi dan sosial meningkatkan kinerja industri global dan
barang dari kertas juga tercatat meningkat pada triwulan domestik. Dari sisi global, meningkatnya aktivitas manufaktur
laporan menjadi 8,51% (yoy) di tengah perubahan global menyebabkan pertumbuhan permintaan ekspor
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih higienis terhadap komoditas unggulan Sumatera Selatan. Sementara,
serta pemilihan kemasan/ packaging dari bahan kertas, dari sisi domestik, pelonggaran aktivitas di tengah
meskipun dibayangi oleh risiko digitalisasi yang berpotensi masuknya H B K N turut meningkatnya produktivitas dari
menurunkan permintaan kertas. Kinerja LU yang membaik industri pengolahan. Selanjutnya, adanya kebutuhan
ditandai pula dengan meningkatnya penyaluran kredit oleh komoditas kesehatan yang meningkat selama pandemi
perbankan pada triwulan IV 2021 meskipun masih berada pada seperti komoditas kertas untuk kebutuhan medis dan sanitasi
level kontraksi sebesar -3,84% (yoy), tidak sedalam level turut menopang kinerja industri pengolahan.
kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar -5,62% (yoy)
(Grafik 1.27). Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan Sumatera
Selatan
30.000 30
terkonfirmasi dari hasil survei Bank Indonesia yang terindikasi MILIAR RP (%YOY)
25.000 20
dari perbaikan likert scale kapasitas utilisasi. Likert scale kapasitas
20.000 10
utilisasi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 0,63; membaik
15.000 0
dari level kontraksi -0,13 di triwulan sebelumnya (Grafik 1.26).
10.000 -10
Meskipun demikian, peningkatan kinerja industri pengolahan
5.000 -20
belum optimal yang ditandai dengan hasil S B T dari SK DU yang
- -30
dilakukan kepada pelaku usaha menunjukkan tren penurunan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021
pada triwulan IV 2021
dengan realisasi S B T yang berada pada level kontraksi sebesar -
0,69%. Lebih lanjut, laju pertumbuhan LU Industri Pengolahan logam. Kinerja subsektor industri karet pada triwulan IV
juga tertahan oleh penurunan kinerja subsektor industri karet, 2021
barang dari karet dan plastik serta subsektor industri barang
galian bukan
NOMINAL KREDIT IND. PENGOLAHAN G KREDIT IND. PENGOLAHAN SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
1 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
2
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Grafik 1.28 Penyaluran Kredit Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kehutanan, dan Perikanan
22.500 MILIAR RP (%YOY ) 14
Pada triwulan IV 2021, kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan 22.000 12
Kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang masih 1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar
tumbuh juga terindikasi dari hasil survei kepada pelaku dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan
usaha. Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan indeks S B T menjadi Sepeda Motor
10,43% pada triwulan IV 2021. Kinerja LU Pertanian, Pada triwulan IV 2021, pertumbuhan LU Perdagangan Besar
Kehutanan, dan Perikanan yang masih tumbuh diikuti oleh d a n E c e r a n , d a n R e p a r a s i Mob il d a n S e p e d a Motor
peningkatan Nilai Tukar Petani (N TP). Indeks N T P pada mencatatkan perbaikan, baik secara triwulanan maupun
triwulan IV 2021 mengalami peningkatan menjadi 113,15 dari tahunan. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan
triwulan sebelumnya yang sebesar 112,07 dan sudah berada di Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tercatat tumbuh menjadi
atas batas aman (>100). Peningkatan ini terutama didorong 3,43% (qtq) dari 2,81% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
oleh peningkatan NTP dari subsektor perkebunan, Pertumbuhan ini juga diikuti oleh peningkatan pertumbuhan
hortikultura dan nelayan. Sementara itu, NT P sektor tanaman tahunan dari 6,32% (yoy) pada triwulan III 2021 menjadi 8,11%
padi palawija dan peternak mengalami penurunan. (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja
Selanjutnya, realisasi penyaluran kredit kepada LU Pertanian, disebabkan oleh masih berlanjutnya
Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar peningkatan penjualan kendaraan bermotor sebesar 81,31% (yoy)
2,70% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang yang didorong oleh relaksasi PPnBM yang dilanjutkan hingga akhir
terkontraksi sebesar -0,81% (yoy). Peningkatan penyaluran tahun 2021. Hal ini terkonfirmasi juga dari peningkatan
kredit kepada LU ini mendukung pemulihan kinerja yang terjadi penyaluran kredit kepada LU ini pada triwulan IV 2021 sebesar
(Grafik 1.28). Meskipun demikian, penurunan produksi padi, 13,51% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
karet dan daging ayam ras menahan laju pertumbuhan LU 9,05% (yoy) (Grafik 1.31). Selanjutnya, berlanjutnya proses
pertanian, kehutanan dan perikanan. Produksi padi pada vaksinasi juga meningkatkan confidence masyarakat dalam
triwulan IV 2021 mengalami penurunan sebesar 32,50% melakukan aktivitas ekonomi yang didukung oleh penerapan
(yoy), produksi karet mengalami penurunan sebesar 23,73% protokol kesehatan yang ketat dan implementasi
(yoy), sementara produksi daging ayam ras turut menurun C lea nl ines s, Health, S a fe t y and
sebesar 19,50% (yoy).
Grafik 1 29 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan
Secara keseluruhan tahun, kinerja LU Pertanian, Kehutanan,
0,80
dan Perikanan pada tahun 2021 masih tumbuh positif. Kinerja
0,60
LU ini pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,91% (yoy), 0,40
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 1
3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional
Grafik 1 30 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sumatera Selatan
0,80 20.000 MILIAR RP (%YOY) 15,00
0,60 19.500
0,40 19.000 10,00
0,20 18.500
5,00
0,00 18.000
-0,20 17.500
0,00
-0, 40 17.000
-0,60 16.500 -5,00
-0,80 16.000
-1,00 15.500 -10,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Environment ( C H S E ) di tengah penerapan PPK M pada triwulan triwulan sebelumnya seiring berlanjutnya proyek pemerintah
laporan. Masuknya HBKN Nataru dan periode liburan panjang maupun swasta. Namun, kinerja LU Konstruksi secara tahunan
akhir tahun juga mendorong laju pertumbuhan lebih lanjut. tercatat melambat dengan realisasi sebesar -1,21% (yoy),
turun lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Peningkatan kinerja juga terkonfirmasi dari peningkatan juga terkontraksi sebesar -0,74% (yoy). Penurunan ini
jumlah wisatawan dan rerata persentase Tingkat disebabkan oleh perlambatan realisasi belanja modal pemerintah
Penghunian Kamar ( T P K ) pada triwulan laporan. Jumlah dari 85,85% pada triwulan III 2021 menjadi sebesar 16,28%
wisatawan yang masuk ke Provinsi Sumatera Selatan pada (yoy) pada triwulan IV 2021. Perlambatan realisasi belanja
triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 16,29% (yoy) atau sebanyak modal disebabkan oleh prioritas belanja untuk non
525.439 orang. Sejalan dengan hal tersebut, rerata operasional dalam rangka memitigasi risiko penyebaran
persentase T P K juga mengalami peningkatan dari 50,10% pandemi COVID-19 dan belanja stimulus dalam rangka
pada triwulan sebelumnya menjadi 58,26%. Selanjutnya, mempercepat pemulihan ekonomi. Penurunan kinerja LU ini
peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan juga terkonfirmasi dari penurunan penjualan semen tahunan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga terkonfirmasi dari sebesar -5,71% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SK D U ) ke pelaku usaha mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,75% (yoy).
perdagangan yang mengonfirmasi peningkatan kinerja LU ini Penurunan kinerja LU Konstruksi juga terkonfirmasi dari
sebagaimana tercermin dari realisasi S B T sebesar 4,70% pada penjualan semen yang terkontraksi lebih dalam pada triwulan
triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2021 yang IV 2021 menjadi sebesar -6,78% (yoy) dari -5,71% (yoy) pada
sebesar 0,70%. triwulan sebelumnya. Kinerja L U Konstruksi yang belum
optimal juga terkonfirmasi dari penyaluran kredit
S eca ra keseluruhan tahun, L U Perd a gan g an B e s a r dan perbankan yang masih tercatat kontraksi sebesar -22,86%
Eceran, dan Reparasi Mobil dan S ep ed a Motor tumbuh (yoy) atau secara nominal Rp5,17 triliun, menurun dibandingkan
tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja LU realisasi triwulan sebelumnya yang sebesar -15,40% (yoy) atau
ini pada tahun 2021 tercatat tumbuh sebesar 5,79% (yoy), senilai Rp6,14 triliun (Grafik 1.32).
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan
pertumbuhan sebesar -1,34% (yoy). Tumbuh tingginya LU Secara keseluruhan tahun, LU Konstruksi di tahun 2021
Perdagangan Besar dan Eceran disebabkan oleh terkontraksi lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya.
meningkatnya penjualan kendaraan bermotor secara signifikan Realisasi kinerja LU Konstruksi pada tahun 2021 tercatat sebesar
sebagai dampak berlanjutnya relaksasi PPnB M yang diikuti - 0,02 % (yoy), turun dibandingkan tahun sebelumnya yang
oleh perbaikan pendapatan masyarakat. Pelonggaran P P K M
di tengah masuknya HBKN dan periode liburan juga Grafik 1.32 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan
mendorong peningkatan kinerja lebih lanjut. Hal ini
10.000 MILIAR RP (%YOY ) 120
terkonfirmasi dari peningkatan aktivitas masyarakat ke 9.000 100
8.000
tempat umum berdasarkan Google Mobility Report. 7.000
80
6 .000 60
5.000 40
1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi 4.000
3.000
20
0
P a d a t r iwu la n I V 2 02 1 L U K o n s t r u k s i m e n c a t a t k a n 2.000
1.000 -20
pertumbuhan yang masih positif. Kinerja LU Konstruksi - -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
pada triwulan laporan tercatat tumbuh s eb e s ar 0, 53 % 2018 2019 2020 2021
(qtq), meskipun melambat dibandingkan triwulan NOMINAL KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI
PERKEMBANGAN
KEUANGAN
DAERAH
Tabel 2. 1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
(Rp miliar)
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Target Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 40.716,60 39.163,10 96,18% 42.859,89 39.454,42 92,05%
Lain-lain Pendapatan Yang Sah 4.070,42 3.856,94 94,76% 1.679,61 1.218,94 72,57%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
2. Merupakan APBD konsolidasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah 17 (tujuh belas)
Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan
Laporan Perekonomian
18 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
2.2.1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.2.1.2 Realisasi Pendapatan Transfer
Realiasi pendapatan p ada triwulan I V 2021 meningkat. Ta rg e t Pen dapat an Tran sfe r masih menjadi komponen
Realisasi PA D Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan terbesar dengan pangsa mencapai 74,76% atau Rp32,04 triliun
pada triwulan IV 2021 secara keseluruhan sebesar Rp6,71 dari keseluruhan target pendapatan A P B D Pemerintah Daerah
triliun, meningkat 4,23% (yoy) dibandingkan dengan triwulan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 yang secara total sebesar
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,44 triliun. Rp42,86 triliun. Target Pendapatan Transfer ini bersumber dari
Meskipun secara nominal mengalami peningkatan, namun Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan sebesar Rp27,42
persentase realisasi PA D pada triwulan IV 2021 tidak setinggi triliun (pangsa 85,59%), Transfer Pemerintah Daerah sebesar
triwulan sebelumnya yaitu sebesar 73,46% dari target Rp3,06 triliun (pangsa 9,55%) dan Transfer Pemerintah Pusat
anggaran. Penurunan realisasi PA D terjadi pada seluruh Lainnya sebesar Rp1,56 triliun (pangsa 4,86%). Hingga triwulan IV
komponen penyusun. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada 2021, realisasi Pendapatan Transfer mencapai sebesar
triwulan IV 2021 sebesar 88,13% dari target Rp5,75 triliun, Rp31,52 triliun (98,38% dari target), lebih rendah dibandingkan
menurun dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya capaian periode yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi
yang mencapai 93,25% target. Sejalan dengan hal tersebut, sebesar Rp28,86 triliun (98,81% dari target). Hal ini
Pendapatan Retribusi Daerah juga mengalami penurunan disebabkan oleh penyesuaian alokasi anggaran
pada triwulan laporan menjadi sebesar 60,89% dari target Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka
Rp181,68 miliar. mendorong program vaksinasi hingga akhir tahun 2021.
Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021
10.000 100,00%
8.000 80,00%
6.000 60,00%
4.000 40,00%
2.000 20,00%
- 0,00%
Lubuk OKU OKU Mus Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Prabumulih Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang
Selatan Timur i
Banyuasin
ANGGARAN 10.801 4.114 1.026 1.020 724 2.626 1.633 1.996 2.323 883 2.543 1.524 2.067
REALISASI 9.611 1.009 857 1.568 753 2.200 1.324 1.432 3.614 1.771 1.972 2.286 861 2.655 1.635 1.103 2.184
3.589 98,35% 84,08% 1.478 1.184 3.230 1.838 97,56% 104,40% 107,28% 879
% REALISASI 88,99% 87,23% 103,97% 83,79% 94,24% 87,72% 89,48% 88,76% 89,37% 98,38% 93,22% 105,67% 79,75%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 19
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
operasi sebesar Rp27,93 triliun, belanja modal sebesar Rp10,68 sebesar Rp6,19 triliun (89,42% dari pagu Rp6,92 triliun) dan
triliun, belanja transfer sebesar Rp6,92 triliun dan belanja tidak Rp59,48 miliar (34,66% dari pagu Rp171,61 miliar).
terduga sebesar Rp171,61 miliar. Peningkatan pagu belanja Selanjutnya, realisasi belanja modal juga mengalami
bersumber dari peningkatan komponen belanja transfer, penurunan dengan serapan sebesar 81,05% dari target
belanja modal dan belanja operasi yang tumbuh masing-masing Rp10,68 triliun (Tabel 2.2). Penurunan serapan belanja modal
sebesar 18,01% (yoy); 5,74% (yoy); dan 2,34% (yoy). tersebut sejalan dengan kinerja PMT B/Investasi Sumatera
Peningkatan ini terutama terjadi pada komponen Belanja Tanah, Selatan pada triwulan I V 2021 mengalami kontraksi sebesar -
Belanja Peralatan dan Mesin, serta Belanja Fisik Lainnya 6,60% (yoy).
dengan pertumbuhan berturut-turut sebesar 205,61% (yoy);
1,43% (yoy); dan 98,16% (yoy). Sementara itu, pagu belanja Berdasarkan diskusi yang dilakukan Bank Indonesia dengan
tidak terduga mengalami penurunan sebesar 84,08% (yoy) stakeholder terkait, refocusing anggaran serta pembatasan
yang disebabkan oleh adanya refocusing anggaran untuk mobilitas untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19 turut
penanganan pandemi COVID-19 dan percepatan vaksinasi. berdampak pada realisasi belanja barang dan jasa (komponen
Secara struktur, anggaran belanja A P B D di Provinsi Sumatera belanja operasi). Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan
Selatan pada tahun 2021 terdiri atas Belanja Operasi 61,11%, berbagai strategi dalam rangka percepatan realisasi belanja,
Belanja Modal 23,37%, Belanja Tidak Terduga 0,38%, dan antara lain melakukan percepatan penyampaian kelengkapan
Belanja Transfer 15,14%. dokumen pendukung tagihan belanja dan proses
administrasi belanja, pemantauan dan evaluasi berkala atas
Re a l i s a s i b e la n ja A P B D triwulan I V 2021 m en g ala m i target dan capaian perangkat daerah untuk mengetahui
penurunan pada seluruh pos belanja. Realisasi belanja dan kendala realisasi dan membantu dalam mencari solusi yang
transfer A P B D di Provinsi Sumatera Selatan hingga triwulan IV efektif, serta optimalisasi dalam perubahan A P B D yang menuju
2021 tercatat sebesar Rp39,09 triliun atau 85,53% dari pagu akhir tahun.
belanja tahun 2021. Meskipun pada dasarnya pagu belanja
Sumatera Selatan 2021 mengalami peningkatan, jumlah realisasi Dalam rangka mendukung percepatan digitalisasi dan
belanja tersebut masih lebih rendah daripada realisasi belanja peningkatan akuntabilitas transaksi Pemerintah Daerah, Bank
A P B D pada triwulan IV 2020. Realisasi belanja terdiri dari belanja Indonesia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan
operasi dengan pangsa sebesar 61,87%, belanja modal dengan 17 (tujuh belas) kabupaten/kota untuk mendorong
pangsa sebesar 22,15%, belanja transfer dengan pangsa perluasan implementasi elektronifikasi transaksi Pemerintah
sebesar 15,83% dan belanja tidak terduga dengan pangsa Daerah. Hingga triwulan IV 2021, seluruh Tim Percepatan dan
sebesar 0,15%. Belanja operasi pada triwulan IV 2021 terealisasi Perluasan Digitalisasi Daerah (T P2 DD ) Sumatera Selatan baik
sebesar Rp24,18 triliun (86,59% dari pagu Rp27,93 triliun). di tingkat provinsi maupun 17 kabupaten/kota telah
Sementara itu, belanja terbentuk dan telah diresmikan secara serentak pada
tidak terduga dan belanja transfer masing-masing terealisasi kegiatan Digital Kito Galo yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia pada bulan Desember 2021 ( B O K S B).
Tabel 2. 2. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
(Rp Miliar)
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
BELANJA DAN TRANSFER 44.337,21 40.080,49 90,40% 45.703,77 39.088,86 85,53%
Grafik 2 3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021
Laporan Perekonomian
20 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
Secara spasial, realisasi belanja tertinggi berada di Kabupaten (Tabel 2.3). Alokasi anggaran belanja di bidang kesehatan
Banyuasin (91,59% dari pagu Rp2,55 triliun), diikuti oleh ditujukan untuk pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (90,75% dari pagu Rp1,33 masyarakat, dukungan program vaksinasi, insentif tenaga
triliun) dan Kabupaten Pagar Alam (89,85% dari pagu Rp0,74 kesehatan daerah dalam rangka penanganan COVID-19, belanja
triliun) dan (Grafik 2.3). fasilitas kesehatan, dukungan kelurahan dalam ra ngka
penanganan COVID -19, serta program prioritas lainnya yang
Selanjutnya, total pagu anggaran belanja Sumatera Selatan untuk ditetapkan Pemerintah Pusat.
penanganan dampak pandemi COVID-19 pada triwulan IV 2021
sebesar Rp2,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar 15,60% Sementara itu, realisasi belanja penanganan pandemi untuk
dibandingkan dengan pagu anggaran belanja triwulan III 2021 dukungan ekonomi pada triwulan IV 2021 mencapai 60,61% dari
sebesar Rp1,81 triliun. Anggaran belanja tersebut akan pagu Rp707,12 miliar atau secara nominal Rp428,58 miliar.
dialokasikan ke dalam 3 (tiga) pos penanganan yaitu Realisasi ini meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya
penanganan dampak kesehatan, sosial dan ekonomi. Pagu sebesar 34,16%. Realisasi belanja tertinggi berasal dari
anggaran penanganan belanja kesehatan pada triwulan IV Kabupaten Empat Lawang sebesar 102,96% dari pagu Rp7,05
tercatat sebesar Rp1,06 triliun, sementara pagu anggaran miliar, sementara realisasi terendah berasal dari Kota
belanja dukungan ekonomi dan perlindungan sosial masing- Banyuasin, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Musi Rawas Utara
masing tercatat sebesar Rp707,12 miliar dan Rp171,69 miliar. yang tidak melakukan realisasi pada triwulan IV 2021 (Tabel
2.4). Program dukungan ekonomi yang dicanangkan oleh
Realisasi anggaran bidang kesehatan di Sumatera Selatan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan antara lain program
meningkat menjadi sebesar 52,98% dari realisasi triwulan III 2021 pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, program
sebesar 26,62%. Secara spasial, realisasi tertinggi berasal dari pemberdayaan dan pengembangan UMKM, program
Kota Palembang sebesar Rp98,47 miliar (79,48% dari pagu peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat,
anggaran), kemudian diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin p r o g r a m f a s i l i t a s i u s a h a m i k ro m e n j a d i u s a h a k e c i l
sebesar Rp50,23 miliar (67,13% dari pagu anggaran), serta (pengembangan produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber
Kabupaten Og a n Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan daya manusia serta desain teknologi), program promosi hasil
Komering Ilir dengan realisasi masing-masing sebesar 59,09% produk, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan usaha tani, serta
dan 41,74% dari target program lainnya.
Tabel 2. 3. Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan Tabel 2. 4. Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan
COVID-19 Bidang Kesehatan Triwulan IV 2021 (Rp COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 (Rp
Miliar) Miliar)
B E L A N J A KESEHATA N B E L A N J A EKONOMI
WILAYAH Anggaran Realisasi WILAYAH Anggaran Realisasi
(Rp Miliar) % Realisasi (Rp Miliar) % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar)
Lubuk Linggau 85.00 15.76 18.55% Lubuk Linggau 5.19 3.23 62.24%
Pagar Alam 33.19 14.83 44.69% Pagar Alam 19.91 18.58 93.31%
Ogan Ilir 34.73 26.24 75.55% Ogan Ilir 1.37 1.00 72.94%
OKU Selatan 50.41 40.75 80.84% OKU Selatan 21.29 20.87 98.02%
OKU Timur 75.10 44.38 59.09% OKU Timur 10.97 10.19 92.87%
Musi Banyuasin 74.83 50.23 67.13% Musi Banyuasin 11.37 10.21 89.79%
Musi Rawas 46.34 26.39 56.94% Musi Rawas 328.00 190.95 58.22%
Musi Rawas Utara 28.96 1.71 5.90% Musi Rawas Utara 14.58 0.14 0.99%
Muara Enim 52.92 28.76 54.35% Muara Enim 35.87 26.44 73.70%
Empat Lawang 31.91 28.31 88.71% Empat Lawang 7.05 7.26 102.96%
Banyuasin 13.21 3.01 Kenaikan pagu belanja pemerintah disebabkan oleh masih
22.77%
berlanjutnya pandemi C O V I D - 1 9 ya ng berdampak pada
Musi Rawas 36.90 26.51 penambahan anggaran belanja Kementerian/Lembaga ( K / L )
71.85%
untuk meminimalisir dampak penyebaran pandemi di daerah.
Musi Rawas Utara 19.73 4.34 21.98%
Kenaikan pagu terbesar terjadi pada pagu belanja modal sejalan
Muara Enim 35.56 9.61 27.02% dengan komitmen pemerintah untuk melakukan akselerasi
PALI 6.97 3.62 51.94% pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan, irigasi
Lahat - - - dan jaringan yang sempat tertunda akibat pandemi (Tabel 2.7).
Empat Lawang 5.89 5.02 85.28% Akselerasi pembangunan ini diharapkan dapat menjaga
Laporan Perekonomian
22 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
sebelumnya sebesar 99,36% dari pagu atau senilai Rp28,94 Desa (D D ) dengan realisasi sebesar 99,86% atau setara Rp2,68
triliun. Realisasi T K D D tertinggi dilakukan oleh Kabupaten triliun, Dana Alokasi Khusus ( DA K ) Non Fisik dengan realisasi
Penukal Abab Lematang Ilir sebesar 151,83% dari pagu Rp931,15 sebesar 99,05% atau setara dengan Rp4,15 triliun dan
miliar, sedangkan realisasi terendah adalah Kabupaten Ogan realisasi terendah yaitu Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik sebesar
Komering Ulu Timur 102,29% dari pagu Rp1,30 triliun (Grafik 2.4). 94,98% atau setara dengan Rp1,81 triliun (Grafik 2.5).
Peningkatan realisasi DAU dan DBH pada triwulan laporan
Jika ditinjau dari jenis TK DD, sampai dengan akhir triwulan IV
disebabkan oleh pemenuhan kewajiban anggaran earmark 8%
2021 Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki tingkat realisasi tertinggi
sebesar 165,99% atau setara dengan Rp9,13 triliun, kemudian yang sudah dipatuhi oleh seluruh pemerintah daerah Provinsi
disusul oleh Dana Alokasi Umum (DAU) dengan realisasi yang Sumatera Selatan. Selanjutnya, peningkatan penyerapan dana
meningkat sebesar 100% atau setara Rp11,51 triliun, Dana desa disebabkan oleh percepatan pembangunan yang lebih
Insentif Daerah merata untuk memitigasi dampak
dengan realisasi sebesar 100% atau setara Rp341,35 miliar, penyebaran pandemi COVID-19.
Dana
Tabel 2. 6. Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Target Realisasi Target Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 12.736,00 13.624,00 106,97% 14.364,00 16.600,00 115,57%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN
Tabel 2. 8. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Jenis Belanja Triwulan IV Tahun 2020
dan Tahun 2021
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Realisasi %Growth
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Pegawai 4.968,35 4.906,95 98,76% 5.059,70 5.056,18 99,93% 1,84%
Grafik 2 4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan IV 2021 berdasarkan Wilayah
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 23
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah
PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH
Makanan, Minuman dan Tembakau 1,74 3,37 2,73 1,74 1,01 0,83
Pakaian dan Alas Kaki 3,80 1,28 1,13 0,94 0,08 0,07
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,25 0,07 0,07 0,37 0,39
3,14
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah 2,05 0,34 0,36 0,09 0,10
1,11 1,20
Tangga
0,08 0,09 0,03 0,03
1,85 1,96 2,12
Kesehatan
0,03 0,03 0,12 0,08
1,57 1,80 1,94
Transportasi
-0,04 0,04 0,00 0,00
1,78 1,04 1,09
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,00 0,00 0,05 0,05
0,98 0,96 1,09 0,75
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
0,05 0,05 0,10 0,10
-0,34 0,34 0,01 -0,03
Pendidikan
0,11 0,10 0,08 0,09
-0,01 0,03 2,70 2,72
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
0,07 0,07 -1,62 -1,16
2,59 2,74 1,95 1,95
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
1,01 0,07 -0,02
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH 2,07 1,95
1,34
Laporan Perekonomian
28 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, Grafik 3 2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode Triwulan IV
Sumatera, dan Nasional 2021
BENGKULU
LAMPUNG
SUMBAR
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
SUMSEL
KEPRI
ACEH
RIAU
SUMUT
BA BEL
JAMBI
2018 2019 2020 2021
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Selanjutnya, inflasi pada sewa rumah disebabkan oleh mobilitas crude palm oil ( C P O ) global yang tercatat sebesar U S D
3
masyarakat yang mulai meningkat sehingga mendorong 1.206,57/mt pada bulan Desember 2021 . Selanjutnya,
peningkatan permintaan dari masyarakat. Daging ayam ras kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya
kembali mencatatkan inflasi seiring dengan meningkatnya permintaan pada akhir tahun terutama menjelang Hari Besar
permintaan sektor horeca pada akhir tahun. Keagamaan Nasional ( H B K N ) Natal dan Tahu n Baru. D i
sisi supply, implementasi pemusnahan telur hatched egg (HE)
3.2 INFL A S I MENURUT K E LO M P O K yang dilakukan Pemerintah sejak awal tahun dapat
P E N G E LUA R A N mengendalikan produksi berlebih. Sementara itu, andil pada
subkelompok tembakau tercatat meningkat menjadi 0,15%
3.2.1 Kelompok Makanan, (yoy) dari 0,0 9 % (yoy), terutama pada komoditas dan
Minuman, dan Tembakau rokok kretek filter. Inflasi rokok kretek filter didorong oleh
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau oleh
IV 2021 mengalami inflasi sebesar 2,73% (yoy) dengan andil produsen secara gradual serta kenaikan permintaan
terhadap inflasi sebesar 0,83% (yoy). Laju inflasi ini melambat masyarakat pada akhir tahun.
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
3,80% (yoy). Penurunan andil inflasi bersumber dari 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
subkelompok makanan yang tercatat sebesar 0,66% (yoy) Pad a triwulan I V 2021, kelompok pakaian dan alas kaki
dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,13% (yoy). Andil mengalami inflasi sebesar 1,25% (yoy) dengan andil
inflasi disumbang oleh komoditas minyak goreng dan daging terhadap inflas i s e b e s a r 0 , 0 7 % ( y o y ) . L a j u inflasi ini
ayam ras. Inflasi pada meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
komoditas minyak goreng sejalan dengan perkembangan harga tercatat sebesar
1,11% (yoy). Andil inflasi bersumber dari subkelompok pakaian
Minuman Yang Tidak Beralkohol 3,86 2,99 0,73 1,00 0,06 0,05 0,01 0,02
0,63 0,63
3. Data Bloomberg per 31 Desember 2021
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 29
Bab III
Perkembangan Inflasi
Tabel 3. 5. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga
Pemeliharaan, Perbaikan, Dan Keamanan Tempat 3,12 2,72 2,76 2,78 0,12 0,12 0,13
Tinggal/Perumahan
0,00 0,00 3,08 3,33 0,11 0,00 0,00
Penyediaan Air Dan Layanan Perumahan Lainnya
-0,12 0,61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,03
Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
0,77 0,79 -0,01 0,03
Tabel 3. 6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rumah Tangga
Tekstil Rumah Tangga 0,65 1,06 0,67 0,80 0,00 0,00 0,00 0,00
Peralatan Rumah Tangga 0,64 0,69 1,72 0,01 0,01 0,01 0,01
Barang Pecah Belah Dan Peralatan Makan Minum 1,74 1,77 0,02 0,02 0,02 0,02
Peralatan Dan Perlengkapan Perumahan Dan Kebun 5,17 5,37 0,01 0,01 0,01 0,01
1,71
Barang Dan Layanan Untuk Pemeliharaan Rumah Tangga 4,68 4,68 0,03 0,04 0,05 0,05
5,44
Rutin
1,41
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH 5,15
1,09
1,34
dengan andil inflasi sebesar 0,07% (yoy). Komoditas yang 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan,
menyumbang kenaikan inflasi pada subkelompok pakaian adalah dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
seragam sekolah anak dan seragam sekolah wanita yang
Pada triwulan IV 2021, kelompok perlengkapan, peralatan,
didorong oleh peningkatan permintaan seiring dengan
dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi
memasuki tahun ajaran baru serta diberlakukannya
sebear 1,94% (yoy) dengan andil terhadap inflasi sebesar
pembelajaran tatap muka di setiap jenjang sekolah di
0,10% (yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan triwulan
wilayah Sumatera Selatan sejak September 2021.
sebelumnya yang tercatat sebesar 1,57% (yoy). Kenaikan
andil inflasi terutama pada subkelompok barang dan layanan
3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
untuk pemeliharaan rumah ta n g g a rutin sebesar 0 , 0 5 %
Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga
( yoy ) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,0 3 %
Pada triwulan IV 2021, kelompok perumahan, air, listrik, gas, (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada subkelompok ini
dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar adalah sabun detergen bubuk/cair dan pengharum
2,12% (y oy) dengan andil terhadap inflasi seb es ar 0,3 9% cucian/pelembut yang didorong oleh peningkatan mobilitas
(yoy). Laju inflasi ini tercatat meningkat dibandingkan dengan masyarakat serta pola hidup bersih yang diterapkan selama
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,85% (yoy). Andil masa pandemi. Selanjutnya, andil inflasi juga bersumber pada
inflasi bersumber dari subkelompok sewa rumah yang didorong subkelompok barang pecah belah dan peralatan makan minum
oleh meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan sebesar 0,02% (yoy) dengan komoditas penyumbang inflasi
mobilitas masyarakat. Selain itu, subkelompok listrik, gas, dan adalah gelas minum dan panci.
bahan bakar lainnya mengalami kenaikan andil inflasi menjadi
0,03% (yoy) dari sebelumnya menyumbang deflasi sebesar - 3.2.5 Kelompok Kesehatan
0,01% (yoy). Komoditas penyumbang kenaikan inflasi adalah
Pada triwulan IV 2021, kelompok kesehatan mengalami
bahan bakar rumah tangga seiring dengan kenaikan permintaan
inflasi sebesar 1,09% (yoy) dengan andil sebesar 0,03 %
terutama pada sektor horeca serta terdapat penyesuaian
(yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan dengan triwulan
harga
sebelumnya yang tercatat sebesar 0,98% (yoy). Andil inflasi
khususnya pada L P G nonsubsidi.
bersumber dari subkelompok obat-obatan dan produk
kesehatan sebesar 0,03%. Komoditas yang menyumbang
inflasi pada subkelompok ini adalah obat dengan resep dokter masyarakat di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19.
seiring peningkatan permintaan
Laporan Perekonomian
30 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Obat-obatan Dan Produk Kesehatan 2,58 2,49 2,72 2,86 0,03 0,03 0,03 0,03
Jasa Perawatan (Rawat Jalan/Tanpa 0,03 0,03 0,03 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00
Menginap)
(0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)
Jasa Perawatan (Menginap)
0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Kesehatan Lainnya
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Pembelian Kendaraan 0,22 0,12 4,20 4,22 0,00 0,00 0,09 0,09
Pengoperasian Peralatan Transportasi 0,50 0,73 0,74 0,73 0,03 0,05 0,05 0,05
Pribadi
(3,04) (0,49) (0,56) (2,06) (0,07) (0,01) (0,01) (0,05)
Jasa Angkutan Penumpang
0,43 0,43 0,86 0,86 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Pengiriman Barang
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Tabel 3. 9. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Peralatan Informasi Dan Komunikasi (0,10) 0,07 0,00 0,01 (0,00) 0,00 0,00 0,00
Layanan Informasi Dan Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00
Tabel 3. 10. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya
Barang Rekreasi Lainnya 1,71 1,97 2,03 2,03 0,01 0,01 0,01 0,01
Layanan Rekreasi 0,27 0,27 (0,00) (0,00) 0,00 0,00 (0,00) (0,00)
Koran, Buku, Dan Perlengkapan Sekolah 3,96 3,95 3,18 0,04 0,04 0,04 0,04
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
3,96 3,95
Pendidikan Dasar Dan Anak Usia Dini 1,59 1,59 0,02 0,02 0,02 0,02
Pendidikan Tinggi 0,57 0,57 0,57 0,57 0,01 (0,00) (0,00) (0,00)
Pendidikan Yang Tidak Ditentukan Dengan 0,30 (0,00) (0,00) (0,00) 0,08 0,08 0,08 0,08
Tingkatan
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
8,35 8,35 8,35 8,35
Tabel 3. 12. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Laporan Perekonomian
32 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi
Tabel 3. 13. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
3.3 P E R K E M BA N GA N INF L A S I dampak dari kenaikan harga gas L P G 3 kilogram akibat adanya
BUL ANAN DAN TRACKING INF L A SI kelangkaan. Sementara itu, laju inflasi tertahan dengan adanya
TRIWULAN I 2022 deflasi pada komoditas emas perhiasan yang tercatat sebesar
seiring dengan perkembangan harga emas global.
Gambar 4. Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera
Selatan
INFLASI OKTOBER
2021 INFLASI NOVEMBER November 2021 Inflasi Kembali Meningkat
2021
Pad a bulan November 2021, Sumatera Selatan kembali
0,08%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
0,54%
mengalami inflasi sebesar 0,54 % (mtm), yang pada bulan
s e b e l u m ny a t e rc at at inflasi s e b e s a r 0 , 0 8 % ( mt m ) .
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
INFLASI DESEMBER 2021 INFLASI JANUARI akibat cuaca dan perubahan iklim pancaroba di daerah sentra.
2022
0,42%
Selanjutnya, inflasi pada minyak goreng seiring dengan kenaikan
0,93%
harga crude palm oil ( C P O ) global pada bulan November 2021
KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM) yang meningkat sebesar 4,82% (mtm) dibandingkan bulan
KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM) Oktober 2021. Selain itu, kelompok transportasi juga
1. MINYAK GORENG
1. SEWA RUMAH
mencatatkan inflasi terutama komoditas mobil seiring dengan
0,14 2. DAGING AYAM RAS 0,14 2. BERAS seiring dengan perubahan skema PPnBM. Inflasi juga
0,13 dipengaruhi oleh kelompok pribadi dan jasa lainnya terutama
0,08 3. TELUR AYAM RAS 3. DAGING AYAM RAS
pada komoditas emas perhiasan
0,07
0,10 seiring dengan perkembangan harga emas global. Inflasi tertahan
Oktober 2021 Kembali Inflasi didorong oleh kenaikan harga crude palm oil ( C P O ) global dengan
harga rata-rata tercatat sebesar 1,37 U S D/ kg pada Oktober
Pada bulan Oktober 2021, Sumatera Selatan melanjutkan
2021 dari sebelumnya 1,22 USD/kg pada September 2021. Inflasi juga
inflasi sebesar 0,0 8 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan
terjadi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebesar 2,07%
sebelumnya sebesar 0,0 6 % (mtm). Perkembangan ini
(mtm).
terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok
Inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebagai
makanan, minuman, dan tembakau antara lain untuk komoditas
seperti cabai merah dan minyak goreng serta komoditas
subkelompok tembakau yakni rokok kretek filter.
Inflasi Melambat pada Desember 2021 harga crude palm oil ( C P O ) global. Selanjutnya, inflasi pada
komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras disebabkan
Pa d a bulan D e s e m b e r 2021, inflasi S u matera
oleh meningkatnya permintaan dari sektor horeca pada akhir
S el at a n melambat dan tercatat sebesar 0,42%
tahun. Inflasi komoditas cabai rawit disebabkan oleh masuknya
(mtm), yang pada bulan sebelumnya tercatat inflasi
masa tanam dan tingginya curah hujan di berbagai daerah sentra
seb es ar 0, 5 4 % (mtm). Perkembangan ini terutama
yang menyebabkan gagal panen. Rokok kretek filter juga
dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari
menjadi penyumbang inflasi yang disebabkan oleh masih
kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama
berlanjutnya transmisi kenaikan cukai
pada komoditas minyak goreng, daging ayam ras, telur
tembakau sejak awal tahun 2021 serta kenaikan permintaan pada
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 33
Bab III
Perkembangan Inflasi
HBKN Natal dan Tahun Baru. Inflasi tertahan oleh deflasi pada S e c ara spasial, penurunan inflasi di Provinsi Sumatera
komoditas tomat, bawang putih, bawang merah, bahan bakar Selatan pada triwulan IV 2021 terutama disebabkan oleh
rumah tangga, dan cumi-cumi. penurunan tekanan inflasi d i Kot a Lu b u k l i n g g a u
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu,
Januari 2022 Inflasi Kembali Meningkat inflasi pada Kota Palembang pada triwulan IV 2021 tercatat tetap
Pada bulan Januari 2020, inflasi Sumatera Selatan sama jika dibandingkan dengan triwulan III 2021.
meningkat dan t e rc at a t s e b e s a r 0 , 9 3 % ( mt m ) , y a n g
pada bulan s e b e l u m n y a tercatat inflasi sebesar 3.4.1 Kota Palembang
0 , 4 2 % ( m t m ) . Perkembangan ini terutama dipengaruhi Inflasi Kot a Pale m b ang p ad a triwulan I V 2021 terc at at
oleh inflasi yang bersumber dari kelompok makanan, s e b e s a r 1,84% ( yoy ) . Inflasi pada triwulan ini tetap sama
minuman, dan tembakau terutama komoditas beras, daging dibandingkan dengan triwulan III 2021. Namun, laju inflasi ini lebih
ayam ras, ikan mujair, dan ikan nila. Inflasi komoditas beras rendah dibandingkan dengan rerata inflasi Kota Palembang pada
didorong kondisi curah hujan tinggi yang mempengaruhi triwulan yang sama dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar
tingkat produktivitas tanaman padi dan sebagian daerah 2,11% (yoy).
masih memasuki musim tanam. Selanjutnya, inflasi pada
komoditas daging ayam ras disebabkan oleh Menurut kelompok pengeluaran, laju inflasi dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan dari sektor horeca seiring dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil
meningkatnya mobilitas penduduk. Inflasi ikan mujair dan ikan nila sebesar 0,85% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh inflasi pada
disebabkan oleh kenaikan harga pakan ikan yang memengaruhi komoditas minyak goreng seiring dengan peningkatan harga
produksi budidaya ikan. Selain itu, inflasi juga didorong oleh crude palm oil global yang mendorong kenaikan harga minyak
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah goreng. Namun, inflasi pada kelompok ini tertahan oleh
tangga terutama pada komoditas sewa rumah s e iring komoditas cabai merah, beras, bawang merah, dan telur ayam
denga n peningkatan aktivitas masyarakat yang mendorong ras. Inflasi juga didorong oleh kelompok perumahan, air, listrik,
peningkatan terhadap permintaan sewa rumah di Sumatera dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,39%
Selatan. Inflasi tertahan oleh deflasi pada komoditas cabai (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah
merah, jagung manis, dan pepaya. sewa rumah yang disebabkan oleh peningkatan mobilitas
masyarakat sehingga mendorong permintaan akan sewa rumah
Secara keseluruhan triwulan I 2022, inflasi Sumatera Selatan di Kota Palembang.
diperkirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan IV
2021 dan berada di rentang sasaran inflasi Nasional sebesar Secara keseluruhan, 5 (lima) komoditas penyumbang inflasi di
3%±1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan Kota Palembang adalah minyak goreng (andil 0,60%; yoy), sewa
bersumber dari peningkatan mobilitas masyarakat seiring rumah (andil 0,24%; yoy), daging ayam ras (andil 0,22%; yoy),
dengan percepatan program vaksinasi. Tekanan inflasi juga rokok kretek filter (andil 0,14%; yoy), dan mobil (andil 0,09%;
diperkirakan bersumber dari terganggunya produktivitas yoy). Sementara itu, 5 (lima) komoditas penyumbang deflasi
komoditas hortikultura di tengah cuaca yang masih kurang adalah cabai merah (andil -0,18%; yoy), beras (andil -0,09%; yoy),
kondusif di awal tahun 2022. Kenaikan cukai rokok di awal tahun bawang merah (andil -0,09%; yoy), angkutan udara (andil -0,05%;
juga mendorong peningkatan harga jual eceran aneka rokok. yoy), dan telur ayam ras (andil -0,05%; yoy).
Selanjutnya, tensi geopolitik pada awal tahun juga berpotensi
mendorong peningkatan harga komoditas global yang akan 3.4.2 Kota Lubuklinggau
berdampak pada peningkatan laju inflasi.
Inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan IV 2021 tercatat
3.4 A NAL IS IS INFL A S I S PA S I A L s e b e s a r 1,63% ( y o y ) . Inflasi pada triwulan lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tercatat sebesar
1,79% (yoy). Laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan
Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi
rata-rata inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan yang sama
4 % YOY dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar 2,16% (yoy).
3
0
komoditas minyak goreng seiring dengan kenaikan harga crude
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 palm oil ( C P O ) global. Inflasi pada kelompok ini tertahan oleh
2020 2021
komoditas beras, cabai merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
PALEMBANG LUBUKLINGGAU
0,85 0,85
0,24 -0,08
Makanan, Minuman dan Tembakau 1,73 1,93 1,65 1,73 0,63 0,54
Pakaian dan Alas Kaki 2,48 1,98 1,93 1,64 0,80 0,64 0,12 0,10
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,88 1,90 1,75 1,93 0,12 0,12 0,33 0,36
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah 1,23 1,98 4,20 3,88 0,23 0,37 0,25 0,23
Tangga
4,07 3,94 1,05 0,93 0,24 0,23 0,02 0,02
Kesehatan
1,07 0,63 1,24 0,02 0,01 0,12 0,11
Transportasi
1,06 1,30 1,10 0,11 0,13 -0,01 0,00
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,23 0,14 -0,15 -0,04 0,01 0,01 0,08 0,08
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
2,97 4,27 3,65 3,99 0,06 0,09 0,03 0,03
Pendidikan
2,82 0,90 0,90 0,90 0,10 0,03 0,09 0,10
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
0,86 1,03 1,09 1,20 0,07 0,08 0,02 0,06
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
0,60 0,16 0,38 0,98 0,04 0,01
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Selain itu, inflasi juga didorong oleh kelompok perumahan, air, 3.5 U PAYA DAN TANTANGAN
listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar PENGENDALIAN INFL A S I
0,36% (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok ini
Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilanjutkan pada
adalah bahan bakar rumah tangga seiring dengan kenaikan
bulan O k t o b e r h i n g g a D e s e m b e r 2021 d e n g a n t e t a p
permintaan terutama pada sektor horeca serta terdapat 4
berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4 K . Upaya
penyesuaian harga
yang telah dilakukan sepanjang triwulan III 2021 adalah:
khususnya pada L P G nonsubsidi.
4. Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 35
Bab III
Perkembangan Inflasi
Laporan Perekonomian
36 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
BA B IV
PEMBIAYAAN DAERAH
DAN PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH
KREDIT GROWTH (YOY ; RHS) NPL (RHS) ASET DPK G. ASET (YOY ; RHS) G. DPK (YOY; RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4 3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan Jenis Grafik 4 4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan
Simpanan di Sumatera Selatan
120 RP TRILIUN 105%
25%
100 100%
20%
15% 9
80
10% 5%
5% 60
90%
0% 40
-5% 20 5%
-10% 8
-15% - 80%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
DPK (Y OY ) GIRO (Y OY ) TABUNGAN (Y OY ) DEP OS ITO (YOY ) DPK KREDIT LOK ASI BANK LDR LOKASI BANK (RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
40 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Grafik 4 5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera Selatan Grafik 4 6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera Selatan
Berdasarkan Jenis Penggunaan
94 RP TRILIUN 8 20,00 %YOY
92 6 15,00
90 4 10,00
88
2 5,00
86
- -
84
(2) (5,00)
82
80 (4) (10,00)
78 (6) (15,00)
76 (8) (20,00)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
KREDIT KORP OR ASI G. KREDIT KOR PORASI (RHS) G. KREDIT KORP ORASI (RHS) G. KREDIT MODAL K E R J A (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4 7 Likert Scale Penjualan Domestik , Margin, dan Grafik 4 8 Likert Scale Investasi
Perkiraan Penjualan
1,50 0,90
0,80
1,00
0,70
0,50 0,60
0,00 0,50
-0,50 0,40
0,30
-1,00
0,20
-1,50 0,10
-2,00 0,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
G. KREDIT KOR PORASI (RHS) G. KREDIT MODAL KE R J A (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)
Grafik 4 9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Grafik 4 10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan
Sektor Ekonomi
8%
120,00% 7%
100,00% 6%
80,00%
5%
60,00%
4%
40,00%
3%
20,00%
0,00% 2%
-20,00% 1%
-40,00%
-60,00% 0%
PERTAM-
I II III IV I II III IV I II III IV KREDIT MODAL INDU RI
KORPORASI KERJA INVESTASI PERTANIAN BANGAN & S
PEN GOLAH- KONSTRUKSI
T
2019 2020 2021 PENGGALIAN
PB E AN
PERTANIAN, PERBURUAN, DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BE SAR DAN ECERAN
TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN KONSTRUKSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Ji ka ditinjau dari lapangan usahanya, pertumbuhan kredit tersebut meningkat dibandingkan N P L pada triwulan III 2021
korporasi di Sumatera Selatan utamanya didorong oleh yang tercatat sebesar 3,23%. Peningkatan tersebut didorong
peningkatan y an g signifikan pada penyaluran kredit L U oleh peningkatan N P L pada kredit modal kerja yang menjadi
Pertambangan dan Penggalian. Nominal penyaluran kredit sebesar 5,35% dari sebelumnya 2,01%. Jika ditinjau dari lapangan
sektor Pertambangan dan Penggalian pada triwulan IV 2021 usahanya, peningkatan N P L ini disebabkan oleh menurunnya
tercatat senilai Rp6,62 triliun, atau tumbuh sebesar 108,30% kualitas kredit pada LU Pertambangan dan Penggalian yang
(yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada tercatat sebesar 4,23% dari total kredit yang disalurkan pada
triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 5,88% (yoy). sektor tersebut. Penurunan kualitas kredit tersebut khususnya
Pertumbuhan kredit yang sangat signifikan ini sejalan dengan terjadi pada kredit yang digunakan untuk keperluan modal
kinerja ekonomi Sumatera Selatan pada sektor pertambangan kerja pembuatan briket batubara. Hal ini terjadi seiring dengan
dan penggalian yang tumbuh sebesar 9,47% (yoy), lebih pertumbuhan penyaluran kredit pada subsektor tersebut yang
tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar meningkat secara signifikan di triwulan berjalan.
7,55% (yoy). Masuknya musim dingin di beberapa negara
mendorong peningkatan permintaan ekspor komoditas batu 4.2.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor
bara yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi Rumah Tangga
dan harga jual komoditas tersebut.
Konsumsi Rumah tangga ( R T ) memiliki peran besar dalam
perekonomian Sumatera Selatan. Pada triwulan IV 2021,
Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit korporasi
konsumsi R T menyumbang 59,18% terhadap total pertumbuhan
Sumatera Selatan sedikit tertahan oleh penyaluran kredit LU
ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Konsumsi rumah tangga
Konstruksi yang tercatat terkontraksi sebesar -22,86% (yoy)
pada triwulan berjalan terus melanjutkan pertumbuhan yang
pada triwulan IV 2021, lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang
positif yakni sebesar 5,10% (yoy), dari sebelumnya tumbuh
terkontraksi di angka -15,40% (yoy). Aktivitas masyarakat yang
sebesar 2,21% (yoy). Hal ini turut dikonfirmasi oleh hasil Survei
belum kembali normal akibat pandemi COV I D -1 9
Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan kenaikan pada
menyebabkan realisasi proyek pembangunan yang biasanya
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi
tinggi di akhir tahun, cenderung tertahan pada tahun 2021.
Saat Ini (IKE) Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
Hal ini tercermin dari kinerja LU Konstruksi pada triwulan IV
2021 yang terkontraksi -1,21% (yoy), dari sebelumnya -0,74% yang masing-masing tercatat sebesar 115,52 dan 95,19 dari
(yoy) pada triwulan III 2021. Jika ditinjau berdasarkan sebelumnya 85,35 dan 68,07
peningkatan. N P L kredit korporasi pada triwulan berjalan INDEKS EK SPEK TASI KONSUMEN (IEK)
tercatat
senilai Rp6,4 triliun, atau 7,42% dari total kredit korporasi. N P L SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
42 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Grafik 4 12 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera Selatan Grafik 4 13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera
Selatan Menurut Kelompok Penggunaan
42 RP TRILIUN %YOY 10 80 RP TRILIUN
41 9 70
8
40 60
7
39 6 50
38 5
40
37 4
3 30
36
2 20
35
1
34 10
-
33 (1) 0
I II III IV I II JUL AGS III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
KREDIT RUMAH TANGGA G. KREDIT R T (RHS) KREDIT RUMAH TANGGA KP R KK B KREDIT MULTIGUNA
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4 14 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Grafik 4 15 Perkembangan Kredit Multiguna Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
6 6,00% 16 6,00%
15
4 4,00% 4,00%
15
2 2,00% 14 2,00%
0 0,00% 14 0,00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
di triwulan III 2021. Berdasarkan survei tersebut, indeks cenderung lebih rendah dimana sebelumnya kredit konsumsi
penghasilan saat ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu juga tercatat tumbuh sebesar 4,38% (yoy). Penyaluran kredit rumah
menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 96,89 pada tangga Sumatera Selatan lebih banyak digunakan untuk kredit
triwulan IV 2021. Sebanyak 69,11% responden mengonfirmasi multiguna dengan pangsa sebesar 43,377%, disusul oleh kredit
bahwa penghasilan rumah tangganya mengalami peningkatan pemilikan rumah ( K P R ) dan kredit kendaraan bermotor ( K K B )
atau tidak berubah dibandingkan dengan 6 bulan yang masing masing memiliki pangsa sebesar 20,81% dan 6,30%
sebelumnya. Kondisi ini relatif meningkat dibandingkan dengan dari total kredit RT.
hasil survei pada triwulan III 2021, di mana responden yang
mengonfirmasi penghasilan rumah tangganya meningkat Perlambatan pertumbuhan k re d i t rumah t a n g g a p a d a
atau tetap adalah sebanyak 60,22%. triwulan laporan d i s e b a b k a n oleh p er lam b at an p a d a
pertumbuhan penyaluran K P R dan kredit multiguna. Kinerja
Ke depan, optimisme masyarakat terhadap ekspektasi kondisi penyaluran K P R pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh sebesar
perekonomian j ug a turut mengalami peningkatan ya n g 8,32% (yoy), melambat dari periode sebelumnya yang tercatat
ditunjukkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen ( I E K ) yang tumbuh sebesar 10,01% (yoy). Perlambatan ini utamanya
meningkat menjadi sebesar 135,85 dari triwulan sebelumnya terjadi pada segmen rumah tinggal tipe diatas 70 dan
sebesar 102,63. Optimisme masyarakat tersebut sejalan dengan flat/apartemen. Di tengah kondisi pandemi seperti saat ini,
pernyataan sebanyak 91,44% responden Survei Konsumen Bank perbankan cenderung lebih selektif dalam menyalurkan kredit
I n d o n e s i a y a n g m e ny at a ka n m e m p e r k i ra k a n b a h w a yang bersifat konsumtif salah satunya K P R . Sementara itu,
penghasilannya 6 bulan mendatang akan meningkat atau sama realisasi kredit multiguna Sumatera Selatan pada triwulan IV
dibandingkan saat ini. Hal ini sejalan dengan indeks perkiraan 2021 tercatat senilai Rp17,68 triliun atau tumbuh 1,24% (yoy),
ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang yang berada di lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang
atas level 100. sebesar 1,90% (yoy). Masyarakat cenderung masih menahan
aktivitas konsumsinya dan bersikap wait and see seiring dengan
Meskipun kinerja konsumsi R T mengalami perbaikan pada adanya isu varian baru COVID-19 yang mulai menyebar di
triwulan IV 2021, namun pertumbuhan penyaluran kredit beberapa negara pada triwulan laporan. Selain itu, masih
rumah tangga cenderung melambat. Realisasi kredit rumah tingginya suku bunga kredit perbankan di tengah ekonomi
tangga Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat senilai yang belum sepenuhnya pulih juga menyebabkan
R p 4 0 ,7 5 triliun atau tumbuh sebesar 3,9 8 % (yoy). J i k a beberapa masyarakat masih menahan pengajuan kreditnya.
dibandingkan dengan triwulan III 2021, angka pertumbuhan ini
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 43
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Grafik 4 16 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga Grafik 4 17 Perkembangan Kredit UMKM di
Sumatera Selatan Sumatera Selatan
% YOY 15,0
4% 35 RP TRILIUN
10,0
3% 30
3% 25 5,0
2% 20
0,0
2% 15
1% 10 -5,0
1% 5
0% - -10,0
KK K E I U L IG I II III IV I II III IV I II III IV
KREDIT RUMAH TANGGA KPR B R D T M T UNA
2019 2020 2021
TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021 KREDIT UMKM RASIO NPL (RHS) PERTUMBUHAN (RHS)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4 18 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan
Pertumbuhan Kredit (% yoy)
Grafik 4 19 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan: (a) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (% yoy); dan
(b) Pangsa Kredit UMKM
15 10,0 72,08%
5,0 MODAL KERJA
10 0,0 - 27,92%
5,0 INVESTASI
5
-10,0
- -15,0
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
-4,52% (yoy) dari sebelumnya tumbuh rendah di angka 0,35% dari pertumbuhan kredit pada triwulan III 2021 yang tercatat
(yoy). Jumlah rekening kredit UMKM untuk kebutuhan investasi masing-masing sebesar 18,02% (yoy), 5% (yoy). Penyaluran
pada triwulan IV 2021 juga mengalami pengurangan menjadi kredit
UMKM pada LU Pertambangan dan Penggalian juga mencatatkan
sebanyak 74.362 rekening, atau terkontraksi sebesar -8,54% pertumbuhan di triwulan IV 2021, meskipun masih berada dalam
(yoy). Adapun struktur kredit UMKM di Sumatera Selatan masih teritori negatif yakni menjadi sebesar -31,48% (yoy) dari
didominasi oleh kredit untuk penggunaan modal kerja dengan sebelumnya sebesar -43,16% (yoy) pada triwulan III 2021. Di sisi
pangsa sebesar 72,08%. lain, LU Industri Pengolahan mengalami perlambatan
pertumbuhan, dari sebelumnya tumbuh sebesar 29,28% (yoy) di
Berdasarkan lapangan usahanya, seluruh sektor utama di triwulan III 2021 menjadi sebesar 21,98% (yoy) di triwulan
P rov i n s i S u m at er a S e l at a n meng ala mi p e r t u m b uh a n laporan. Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada LU
penyaluran kredit yang jauh lebih baik pada triwulan IV 2021, Konstruksi, dimana pada triwulan IV 2021 tercatat terkontraksi
kecuali untuk L U Kon str u ks i dan Industri Pengolahan. sebesar -28,81% (yoy), lebih
Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM pada LU Pertanian dan dalam dari triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 21,93% (yoy).
Perdagangan Besar dan Eceran ( P B E ) di triwulan IV 2021
masing-
masing tercatat sebesar 25,46% (yoy) dan 16,17% (yoy), lebih
tinggi
Tabel 4. 1. Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV 2021
Kredit (Rp Miliar) Growth (% YOY)
S E K T O R EKONOMI 2021 Pangsa 2020 2021
III IV I II III IV I II III IV
Sektor Ekonomi 28.894,65 31.075,9 100,00% (0,49) (4,23) (1,03) 0,27 7,46 4,87 11,44
3 (7,27)
Perdagangan Besar Dan Eceran 11.854,2 42,58% (5,59) (2,24) 2,23 5,00 16,17
4 13.231,8 0,56 (2,74)
Pertanian, Perburuan Dan 7 30,49% 22,06 18,02 25,46
Kehutanan 8.510,28 (3,13) (1,03) 4,01 8,45
9.475,77
2,75
(10,61)
Konstruksi 2.001,85 1.726,60 5,56% (15,17) (7,75) (3,44) (2,63) 0,38 (10,60) (21,93) (28,81)
Industri Pengolahan 1.344,89 1.336,20 4,30% 1,51 (13,90) (13,04) (6,32) (11,07) 20,19 29,28 21,98
Pertambangan Dan Penggalian 124,07 75,64 0,24% 84,18 (10,23) 1,19 (51,38) (43,23) (28,69) (43,16) (31,48)
Lainnya 5.059,33 5.229,85 16,83% (2,05) (9,73) (4,18) (1,23) 0,44 7,28 (3,24) (1,55)
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 45
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Grafik 4 20 Perkembangan NPL Kredit UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Sumatera Selatan
Selatan te ru s m en dukun g p en g em b an g a n UMKM,
25% term asuk di sektor Pertanian untuk mendukung
20% ketahanan pangan. P e n g e m b a n g a n U M K M t e r s e b u t
15%
d a p at mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus
10%
mengendalikan inflasi di daerah. Bank Indonesia menerapkan
5%
strategi pembentukan klaster yang bertujuan membentuk pilot
0%
project dari pengembangan UMKM, khususnya dalam
PERTAMBANGAN
MODAL KERJA
KREDIT UMKM
& PENGGALIAN
MENENGAH
PERTANIAN
INVESTASI mendukung ketahanan pangan. Komoditas yang
PENGOLAHAN
KONSTRUKSI
MIKRO
KECIL
INDUSTRI
PB E
komoditas yang secara historis menyumbang inflasi di Sumatera
TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021
Selatan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Selatan fokus pada komoditas cabai merah dan bawang merah.
Rasio kredit UMKM yang mengalami penurunan kualitas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
kredit di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 Selatan senantiasa bekerja sama dengan pemerintah
tercatat sebesar 3,95%, membaik dibandingkan triwulan daerah dalam m e n g e m b a n g k a n klaster ket ah a n an
sebelumnya yang sebesar 4,52%. Berdasarkan skala usahanya, p a n g a n . Klaster ketahanan pangan komoditas bawang
kredit UMKM segmen menengah pada triwulan laporan merah yang telah
dikembangkan bersama antara lain:
mengalami penurunan kualitas kredit menjadi 5,88%, dari 1. Klaster Bawang Merah Musi Rawas, berlokasi di Desa Bingin
sebelumnya 5,61% di triwulan III 2021. Sementara itu, dari sisi Jungut, seluas 7 hektar.
jenis penggunaannya, Non Performing Loan ( N PL ) kredit modal 2. Klaster Bawang Merah Ogan Komering Ilir (OKI), berlokasi di
kerja Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami Desa Mekar Jaya, seluas 1 hektar.
perbaikan menjadi sebesar 4,42%, dari sebelumnya berada di 3. Klaster Bawang Merah Sriwijaya Science Techno Park
atas batas threshold 5% yakni sebesar 5,06%. Dari sisi ( S S T P ) , berlokasi di Desa Bakung Kabupaten Ogan Ilir (OI),
sektor ekonomi, seluruh sektor utama di Provinsi Sumatera seluas 2
Selatan mengalami hektar.
perbaikan kualitas kredit pada triwulan IV 2021, kecuali untuk LU
Konstruksi. Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami Adapun klaster ketahanan pangan komoditas cabai merah yang
perbaikan kualitas kredit yang cukup signifikan meskipun N P L telah dikembangkan antara lain:
pada triwulan IV 2021 masih tercatat di atas batas threshold 1. Klaster Cabai Merah Muara Burnai, berlokasi di kabupaten
yakni sebesar 5,34%. Di sisi lain, N P L LU Konstruksi pada triwulan OKI, seluas 35 hektar.
IV 2021 cenderung meningkat, yakni tercatat sebesar 2. Klaster Cabai Merah Pedu, berlokasi di kabupaten OKI, seluas
16,55% atau meningkat dari sebelumnya sebesar 14,18% pada 1 hektar.
triwulan III 2021. 3. Klaster Cabai Merah Sriwijaya Science Techno Park ( S S T P ) ,
berlokasi di Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2
Dalam mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah hektar.
(UMKM) bertahan di tengah kondisi pandemi COV I D -1 9,
Pemerintah te r u s memberikan stimulus dalam rang ka
pemuli h an p ere kon om ia n nasional. Pa d a tahun 2021,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Pemerintah meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
Selatan bersinergi dengan Balitangda Provinsi Sumatera
memperpanjang subsidi bunga 3% guna mempercepat program
Selatan dalam mengembangkan inovasi digital farming.
pemulihan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, pemerintah terus
Pada akhir 2021, s i ne rg i p e n g e m b a n g a n digital far m in g
mendorong para pelaku UMKM untuk dapat masuk ke layanan
ters ebut diimplementasikan pada 1 hektar klaster bawang
finansial berbasis digital maupun memasarkan produknya di
merah dan 1 hektar klaster cabai merah di S S T P, Kabupaten
lokapasar (marketplace). Bank Indonesia juga turut mendukung
Ogan Ilir (OI). Pengembangan digital farming tersebut
pe mb iaya an U M K M d e n g a n m ene rb i tkan P B I N om o r
merupakan wujud peran serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia
2 3/ 1 3/ P B I /2 02 1 te nt a ng rasio pembiayaan in kl u s i f
Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu anggota Tim
makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank
Pengendalian Inflasi Daerah ( T P I D ) Provinsi Sumatera
Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah, yang berlaku efektif sejak
Selatan. S elain meningkatkan kesejahteraan petani,
31 Agustus 2021. Melalui kebijakan RPIM ini, Bank
pengembangan digital farming diharapkan mampu mendukung
Indonesia mendorong perbankan untuk semakin
peningkatan produksi komoditas inflasi
berpartisipasi dalam
seperti bawang merah dan cabai merah di Sumatera Selatan.
pembiayaan UMKM, secara langsung maupun tidak langsung.
Laporan Perekonomian
46 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Selatan terus melakukan pendampingan secara intensif Selatan akan terus berkolaborasi dengan perusahaan e-
terhadap pengembangan klaster ketahanan pangan. Dari commerce untuk mendukung onboarding UMKM. Di
sisi produksi, petani diberikan cap a cit y building untuk masa pandemi Cov i d-19, U M KM sa ngat terdampak dan
meningkatkan kompetensi. Dalam hal pendampingan membutuhkan pendampingan agar mampu beradaptasi
dalam mendorong produktivitas, Kantor Perwakilan Bank dengan kondisi pandemi dengan memanfaatkan pasar media
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menjalin kerja sama daring. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
dengan pemerintah daerah. Di sisi hulu, petani juga terus Selatan juga akan terus bekerja sama dengan perbankan dan
dibina untuk memperkuat literasi keuangan. Dalam hal ini, penyedia jasa sistem pembayaran ( PJ S P ) d al a m
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan m e n d u ku n g kem a mp ua n U M K M unt uk mengoptimalkan
menjalin kerja sama dengan perbankan untuk memberikan transaksi nontunai (digital payment). Kegiatan-kegiatan
pendampingan bagi petani untuk mengembangkan kemampuan capacity building dilakukan secara daring untuk
pencatatan keuangan, sampai dengan tersentuh layanan mendukung UMKM beradaptasi di masa pandemi dan digitalisasi.
keuangan seperti pembukaan rekening maupun akses
pembiayaan. Klaster binaan Cabai Merah Muara Burnai menjadi
contoh keberhasilan karena telah mendapatkan penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan secara konsisten tiap
tahun.
Jumlah anggota yang mendapatkan KUR pun terus bertambah.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Indonesia. Digital farming diharapkan mampu meningkatkan
Selatan telah mengembangkan inovasi digital farming produksi komoditas - komoditas tersebut untuk
di Sumatera Selatan. Implementasi digital farming mendukung stabilitas harga pangan. Harga pangan yang
tersebut bersinergi dengan Badan Penelitian dan stabil bermuara pada stabilitas ekonomi, pengembangan
Pengembangan Daerah (Balitbanda) Provinsi Sumatera ekonomi, dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat.
Selatan sejak akhir 2021. Digital farming tersebut
dilakukan pada lahan komoditas bawang merah dan Digital farming memanfaatkan teknologi sensor dan
cabai merah, masing-masing seluas 1 hektar. Tepatnya di a p l i k a s i s m a r t p h o n e . t e rd a p a t 2 s e n s o r y a n g
Sriwijaya Science Techno Park ( S S T P ) , kabupaten diimplementasikan dalam digital farming di S S T P Sumatera
O g a n Ilir ( O I ) . Inovasi tersebut mengembangkan 2 Selatan, yaitu sensor cuaca dan sensor tanah. Sensor cuaca
kelompok usaha bersama (KUB), yaitu Sriwijaya Bakung 1 akan memberikan data kepada petani seputar
dan Sriwijaya Bakung 2. kelembapan udara, suhu udara, intensitas cahaya, tekanan
udara, curah hujan, dan kondisi angin. Sementara sensor
Digital farming merupakan upaya Bank Indonesia dalam tanah akan menyuguhkan data mengenai suhu tanah,
mengembangkan UMKM. Dalam pengembangan UMKM, kadar air, nutrisi, hingga level PH. Seluruh data tersebut
Bank Indonesia mengacu pada 3 pilar kebijakan, yaitu dengan mudah dipantau oleh petani melalui
Korporatisasi, Kapasitas, dan Pembiayaan. Digital farming smartphone mereka. Data kondisi cuaca dan tanah
merupakan salah satu bentuk pengembangan yang tersebut akan digunakan oleh petani untuk menentukan
menyasar pada peningkatan kapasitas UMKM. Dengan perlakuan terhadap tanaman dengan lebih akurat. Untuk
implementasi digital farming, kapasitas produksi mendukung operasional sensor-sensor ini, petani juga
diharapkan lebih meningkat. D i sisi lain, ada potensi dapat memaksimalkan tenaga listrik yang bersumber dari
perbaikan kesejahteraan petani juga seiring dengan panel surya. Dengan kata lain, digital farming yang
peningkatan efisiensi. Peningkatan kesejahteraan petani dilakukan juga berupaya mendukung program ramah
tersebut pada akhirnya selaras dengan upaya lingkungan. Aplikasi yang terpasang di smartphone juga
pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan memberikan fitur otomatisasi proses pengairan dan
di Sumatera Selatan. pemupukan. Petani dapat melakukan penyiraman dan
pemupukan secara terjadwal. Dengan fitur ini, petani
Digital farming juga menjadi wujud nyata dukungan dapat menghemat tenaga dan waktu karena hanya
B a n k In d on es ia s e b a g a i salah s at u a n g g ot a T i m mengandalkan smartphone yang dioperasikan
Pengendalian Inflasi Daerah ( T P I D ) Provinsi Sumatera menggunakan jemari. Dengan metode ini, diharapkan
S elat an . Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi proses pengairan dan pemupukan akan lebih efektif
Sumatera Selatan senantiasa berkomitmen mendukung dan efisien. Pada akhirnya metode ini akan menekan
ketahanan pangan di Sumatera Selatan. Komoditas cabai biaya seperti biaya pupuk dan
merah dan bawang merah merupakan contoh komoditas - biaya tenaga kerja.
komoditas penyumbang inflasi yang menjadi perhatian
Bank
Pendampingan kepada petani sangat diperlukan dalam Bank Indonesia akan terus mendukung pengembangan
menyukseskan digital farming. Dalam digitalisasi sangat digital farming di Sumatera Selatan. Pengembangan
penting memperhatikan kesiapan petani. Petani harus digital farming tersebut akan fokus menyasar komoditas
sudah memiliki pengetahuan dasar tentang smartphone, cabai merah dan bawang merah. Hasil evaluasi dari
yang menjadi tulang punggung digital farming. Petani implementasi digital farming di S S T P kabupaten OI akan
juga membutuhkan pendampingan dalam proses bermanfaat untuk pengembangan digital farming ke depan.
implementasi digital farming. Pendampingan itu meliputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
antara lain cara mengoperasikan alat dengan baik dan Selatan akan mendukung perluasan pemanfaatan digital
benar, membiasakan penggunaan alat, sampai dengan farming ke sentra-sentra cabai merah atau bawang
memahami solusi dari kendala yang kemungkinan sering merah yang
muncul. Pendampingan biasanya dilakukan antara tiga tersebar di seluruh kabupaten atau kota.
sampai dengan lima bulan, disesuaikan tergantung dari
kondisi lapangan dan kesiapan
petani.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
49
BA B V
PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH
selanjutnya akan digantikan dengan uang layak edar (fit to terhadap pola hidup higienis di tengah pandemi yang masih
Berdasarkan pelaksanaan layanan kas di wilayah Sumatera triwulan laporan. Pada triwulan IV 2021, nominal transaksi R T G S
Selatan selama triwulan IV 2021, jumlah uang rupiah yang tercatat Rp57,17 triliun atau terkontraksi -0,97% (yoy),
diragukan keasliannya yang tercatat melalui laporan dan setoran meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi
perbankan ke B a n k Indonesia sebanyak 1.246 lembar, lebih dalam sebesar –7,09% (yoy) (Grafik 5.5). Peningkatan
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang nominal transaksi R T G S yang terjadi pada triwulan laporan
Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar
di Provinsi Sumatera Selatan
3.500 RP MILIAR
8 RP TRILIUN
6 3.000
4 2.500
2 2.000
-
1.500
(2)
1.000
(4)
500
(6)
(8) -
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
tumbuhnya investasi (P M TB ) menjadi sebesar –6,60% (yoy), untuk Peserta (Bank) dan maksimal sebesar Rp2.500,00 per
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi transaksi dari Peserta (Bank) ke Nasabah.
lebih dalam sebsar –7,90% (yoy). Secara volume, setelmen
transaksi melalui R T G S tercatat mencapai 26.201 lembar 5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak Menggunakan Kartu
21.527 lembar. Meskipun, pada pertumbuhannya terjadi Perkembangan transaksi Alat Pembayaran Menggunakan
penurunan menjadi 12,41% (yoy) dari 12,69% (yoy) pada Kartu ( A P M K ) di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
triwulan sebelumnya (Grafik 5.6). mengalami p en i n g kat a n untu k tra ns aks i kart u k re d i t
ditengah menurunnya transaksi melalui kartu ATM/Deb it.
Pada 21 Desember 2021, Bank Indonesia telah meluncurkan
Transaksi menggunakan kartu ATM/Debet pada triwulan IV 2021
B I - FA S T sebagai infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional mengalami kontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya
yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, baik dari sisi nominal maupun volume. Nominal transaksi
aman, efisien, dan tersedia setiap saat ( 24 / 7 ) . Bank kartu ATM/Debet tercatat sebesar Rp33,79 triliun atau
Indonesia mengembangkan B I - FA S T terutama untuk menjawab terkontraksi –22,32% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya
kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih sebesar Rp37,19 triliun atau terkontraksi –8,15% (yoy) (Grafik
efisien, cepat (real-time), daan tersedia setiap saat (24/7). B I - 5.7). Demikian halnya dengan volume transaksi penggunaan
FA S T diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem ATM/Debet yang tercatat 30,22 juta transaksi terkontraksi –
Pembayaran Ritel nasional dengan menyediakan alternatif 13,37% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan
terhadap infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting. sebelumnya 30,40 juta transaksi atau terkontraksi -8,41%
Batas maksimal nominal transaksi B I - FA S T pada tahap awal (yoy) (Grafik 5.8). Pelemahan terjadi untuk transaksi tarik
ditetapkan sebesar Rp250 juta per transaksi dengan biaya tunai, online, transfer interbank dan transfer antarbank.
Rp19,00 per transaksi dari Bank Indonesia
Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
Nilai (Rp Triliun) 54,32 46,05 48,44 64,15 38,71 46,45 15.302 57,52 57,73
56,10
Volume 12.350 15.483 13.616 55,46
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
11.174 16.318 19.103 23.309
20.817 21.468 53,44 57,17 21.527 26.201
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 53
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D
50 40% 40 25%
45 35 20%
30%
40
30 15%
35 20%
30 25 10%
10%
25 20 5%
20 0%
15 0%
15 -10% 10 -5%
10
5 -20% 5 -10%
0 -30% 0 -15%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
6,00 25%
Transaksi menggunakan kartu ATM/Debet masih didominasi Dilihat dari pangsanya, penggunaan kartu kredit pada triwulan
oleh kegiatan tarik tunai senilai Rp13,00 triliun (pangsa laporan masih didominasi oleh transaksi belanja Rp301,41
38,48%), transfer interbank senilai Rp12,24 triliun (pangsa miliar (pangsa 62,50%), transaksi online Rp153,61 miliar (pangsa
36,24%), transfer antarbank senilai Rp7,53 triliun (pangsa 31,85%), transaksi tunai Rp18,93 miliar (pangsa 3,93%), dan
22,30%), transaksi belanja senilai Rp1,01 triliun (pangsa 2,98%), transaksi pembayaran tagihan Rp8,34 miliar (pangsa 1,73%)
dan transaksi online senilai Rp3,5 miliar (pangsa 0,01%) (Grafik 5.13). Pertumbuhan penggunaan kartu kredit pada
(Grafik 5.9). Seluruh transaksi mengg un akan kartu transaksi online mencapai 62,32% (yoy), meningkat
AT M / D e b e t pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 27,63% (yoy).
pertumbuhan kecuali pada transaksi belanja yang tumbuh Demikian halnya pada transaksi belanja yang tumbuh -
menjadi 3,56% (yoy). Dari sisi jumlah, kartu ATM/Debet 3, 5 6 % (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
tercatat sebanyak 4,85 juta kartu pada triwulan laporan yang terkontraksi lebih dalam -13,85% (yoy). D i sisi lain,
atau tumbuh s ebesar 7,74 % (yoy) m e n i ng kat transaksi pembayaran tagihan terkontraksi lebih dalam -
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,62 juta kartu 59,41% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
atau tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Grafik 5.10). terkontraksi -55,13% (yoy). Hal serupa terjadi pada transaksi
tunai yang tumbuh 14,87% (yoy) lebih rendah dibandingkan
Di sisi lain, aktivitas transaksi non tunai menggunakan kartu triwulan sebelumnya 17,06% (yoy). Meningkatnya transaksi
kre d it turut meningkat p ad a triwulan I V 2021. Nominal kartu kredit secara keseluruhan dan secara khusus bagi jenis
penggunaan kartu kredit baki debet tercatat sebesar Rp482,29 transaksi belanja dan online didorong oleh adanya
miliar tumbuh 8,58% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan peningkatan konsumsi masyarakat pada periode HBKN Natal
sebelumnya sebesar Rp395,90 miliar atau terkontraksi -5,82 dan Tahun Baru serta adaptasi terhadap pembatasan kegiatan
(yoy) (Grafik 5.11). Sejalan dengan hal tersebut, dari sisi volume, selama masa pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan yang
transaksi penggunaan kartu kredit tercatat sebanyak 528.710 mendorong
transaksi atau tumbuh 7,70 % ( yoy ) , meningkat pertumbuhan penggunaan transaksi online di masyarakat.
dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak 450.356
transaksi atau terkontraksi –9,58% (yoy) (Grafik 5.12). Di sisi
lain, jumlah kartu kredit yang beredar turun dari 236.452 kartu
atau terkontraksi -6,80% (yoy) menjadi 236.348 kartu atau
terkontraksi lebih dalam –8,65% (yoy) (Grafik
5.14).
Laporan Perekonomian
54 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit
290 15%
280
10%
270
3,93% 5%
Tunai 260
250
62,50% 0%
Belanja 240
-5%
31,85% 230
-10%
Online 220
Miliar)
Belanja SUMBER: 25.053, 74 1.106,4 6 12.160, 4 935,15 13.932,9
BANK 16.886
INDONESIA, 41 2 85 0
Transfer DIOLAH 26.28 1.318,40 14.443 117,65
832, 2 78,6 1.563, 2.065,1
Tarik Tunai 27 1 99 221,60 7
Total 396, 133,3 718,6 1.274,41 888,03
1.044,17 16.287, 1.196,3 20.947, 1.344,5 382,55
1.497,10 27 963,2 6 298,30 17 1.139,8 9
163,96 1 7 1.960
2.429,6 189,0 1.683,70 2.750, 232,96
288,97 7 19.680 5 70 24.838
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 55
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Grafik 5.19 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Frekuensi
Berdasarkan Nominal
100%
100% 90%
90% 80%
80% 70%
70% 60%
60% 50%
50% 40%
40% 30%
30% 20%
20% 10%
10% 0%
0%
BEL ANJA TRANSFER TARIK TUNAI BEL ANJA TRANSFER TARIK TUNAI
MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS
OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR
OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG
LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA
Peningkatan jumlah UE pada triwulan laporan juga menjadi salah Secara spasial di Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang
satu push factor meningkatnya transaksi UE di Sumatera Selatan. menjadi daerah dengan transaksi penggunaan U E terbesar
Jumlah UE mencapai 2,08 juta, meningkat dibandingkan triwulan berdasarkan nominal dan frekuensinya. Transaksi di Kota
sebelumnya yang tercatat sebanyak 1,88 juta UE. Meskipun pada Pa lem ba ng memiliki proporsi nominal te rtinggi dengan
pertumbuhannya mengalami sedikit penurunan dari 72,76% persentase sebesar 55,21% dibandingkan total nominal transaksi
(yoy) menjadi 57,38% (yoy) (Gambar 5.15). Sejalan dengan hal di wilayah Provinsi Sumatera Selatan lainnya (Grafik 5.17).
tersebut, jumlah mesin reader meningkat menjadi 12.433 mesin, Sejalan d e n g a n hal t e r s e b u t , f re k u e n s i t ra n s a ks i U E
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat d i Kot a Pa l e m b a n g ju g a masih mendominasi s e b e s a r
12.062 mesin. Di sisi lain pertumbuhannya mengalami 6 0 ,7 3 % dibandingkan seluruh frekuensi transaksi di wilayah
pelemahan menjadi 4,03% (yoy) dibandingkan triwulan Provinsi S u m at e ra S e l at a n (Grafik 5.1 8) . Hal ini
sebelumnya yang tumbuh 6,87% (yoy) (Gambar 5.16). didukung oleh tersedianya infrastruktur untuk melakukan
Peningkatan jumlah UE yang beredar terdiri dari penggunaan UE transaksi uang elektronik seperti sarana publik yang
chip based dan UE server based, peningkatan ini didukung oleh menggunakan uang elektronik, jumlah merchant yang
tingginya kebutuhan uang elektronik dalam bertransaksi menerima uang elektronik, dan penggunaan uang elektronik
berbasis server yang masih didominasi oleh kota
sebagai instrumen alternatif dengan tetap menjalankan
Palembang. Meskipun demikian, transaksi transfer dan tarik
protokol kesehatan. Hal ini tercermin dari kenaikan volume
tunai sudah mulai dilakukan di daerah lain sejalan dengan
pengguna jalan tol baik pada ruas Terbanggi Besar-
pemberian Bantuan Sosial Non Tunai di seluruh wilayah Provinsi
Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Indralaya, dan
Sumatera Selatan.
pada L R T Sumatera Selatan. Bank Indonesia bersinergi dengan
D i na s Pe r h u b u n g a n P rov i n s i S u m ate ra S e l ata n, D i n a s Pada tahun 2019 Bank Indonesia telah meluncurkan salah satu
Perhubungan Kota Palembang, Badan Usaha Jalan Tol, L R T alternatif kanal pembayaran digital melalui aplikasi uang
Sumatera Selatan, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile
Selatan, P T Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk, Badan Usaha banking yang disebut Quick Response Code Indonesian
Milik Daerah yang mengelola Transportasi, dan Penyedia Standard (Q RI S ) . Implementasi Q R I S secara nasional efektif
J a s a Pembayaran melakukan Focus Group Discussion secara berlaku sejak 1 Januari 2 0 2 0 dan terus ditingkatkan
berkala untuk terus menjaga kelancaran sistem Pembayaran sebagai salah satu metode pembayaran di berbagai sektor
baik di ruas yang dapat mendorong efisiensi
Jalan Tol maupun di moda Transportasi. perekonomian, mempercepat keuangan inklusif, meningkatkan
Laporan Perekonomian
56 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.20 Jumlah Merchant QRIS Grafik 5.21 Persebaran Merchant QRIS
40 0 % 250% 70% %
350 60%
3 200%
00 50%
2 50 150% 40%
200
0%
150 30
100 100%
2 %
50
50% 10%
Muratara
0
Prabumulih
Muara Enim
OKI
PALI
Banyuasin
OKU
Pagar Alam
Palembang
Empat Lawang
Lubuk Linggau
0%
IV I II III IV I
0%
Ogan Ilir
MURA
OKUS
MUBA
Lahat
OKUT
II III IV
2021 2020 2021
daya saing industri, dan memajukan UMKM guna mempercepat dengan aspirasi KPM yang merasa penyaluran secara bulanan
pemulihan ekonomi. menyulitkan dan membuat KPM harus mengeluarkan biaya lebih
banyak untuk transportasi dalam menyerap BSNT.
Jumlah merchant Q R I S di Provinsi Sumatera Selatan pada
triwulan IV 2021 mencapai 351.698 merchant, tumbuh Di sisi lain, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai untuk Program
112,05% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya Sembako di triwulan IV 2021 meningkat dari sisi nominal
yang tumbuh 106,42% (yoy) atau sebanyak 297.228 mencapai 98,07% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
merchant. Angka ini menempati posisi ke-10 secara nasional 91,88% (Grafik 5.23). Dari sisi jumlah KPM, terdapat penurunan
dan menjadi kedua tertinggi di Sumatera setelah Sumatera penyerapan pada triwulan laporan sebesar 72,23%
Utara. Persebaran merchant Q R I S masih didominasi di Kota dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 92,45%
Palembang dengan persentase sebesar 59,95% sejalan (Grafik 5.22). Hal ini terjadi karena khusus bantuan bulan
dengan ketersediaan infrastruktur/jaringan dan banyaknya November, Desember, dan 2 (dua) tambahan disalurkan
fasilitas umum yang telah melayani penggunaan Q R I S seperti sekaligus pada bulan Desember 2021 sebagai dampak
pedagang/pasar, rumah sakit, tempat ibadah, dan Stasiun adanya keterlambatan penyampaian S P2 D oleh Kemensos
Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (S PB U ) (Grafik 5.20). sehingga KPM belum sel uruhnya menyerap bantuan pada
bulan Desember 2021. Tambahan bantuan selama 2 (dua)
Penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai ( B S N T ) pada
bulan merupakan langkah Pemerintah untuk mengantisipasi KPM
Program Keluarga Harapan tercatat meningkat.
yang terdampak Covid-19.
Penyerapan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Program Keluarga Harapan ( P K H ) pada triwulan IV 2021 Dalam rangka mendorong 6 T (tepat sasaran, tepat harga, tepat
tercatat sebesar 96,9 4 % atau sebanyak 314.308 KPM jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat administrasi) dalam
dengan total penyaluran sebanyak Rp 228,47 miliar (G rafi k penyaluran dan penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai di
5.21), meningkat secara proporsi penyerapan dibandingkan Sumatera Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
dengan triwulan III 2021 yang tercatat 95,11% dengan total Sumatera Selatan telah melakukan koordinasi, sosialisasi,
penyaluran sebanyak Rp209,652 miliar. Peningkatan edukasi, dan monitoring Bantuan Sosial Non Tunai pada KPM,
penyerapan PKH pada triwulan IV 2021 terjadi di 15 Dinas Sosial Kabupaten/Kota, Koordinator Teknis, Pendamping,
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang dan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) sebagai bank
diindikasi terjadi sebagai dampak kebijakan penyaluran penyalur di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dalam
kembali dilakukan secara triwulanan dan tidak secara melakukan monitoring, Kantor Pe rw akil an B a n k Indonesia
bulanan sesuai P rov ins i S um atera S e l at a n mengidentifikasi kesiapan K PM
dalam implementasi Bantuan
Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Sosial Digital.
1.200 RIBU 100
6
1.000
98 Transaksi e-commerce tumbuh lebih rendah dibandingkan
96
800
94 triwulan sebelumnya baik dari sisi nominal maupun
92
600 90 frekuensi. Nominal transaksi pada triwulan IV 2021 tumbuh
88
400 86
38,08% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
200
84 yang tumbuh 65,02% (yoy). Meskipun dari sisi nominal,
82
0 80 terdapat peningkatan jumlah transaksi dari Rp1,90 triliun
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
menjadi Rp2,16 triliun pada triwulan laporan (Grafik 5.24). Hal
PENYALURAN PKH PENYERAPAN PKH PR OP OR S I PENYERAPAN
ini sejalan dengan frekuensi e-commerce pada triwulan IV 2021
yang tumbuh 57,01% (yoy), lebih
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
6. Data berasal dari beberapa marketplace terbesar di Indonesia.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 57
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako Grafik 5.24 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako
0 0% 0 0%
II III IV I II III IV I II III IV II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021
89,72% (yoy). Meskipun dari sisi jumlah transaksi terdapat sebelumnya yang tercatat terkontraksi –14,08% (yoy) atau
peningkatan pada triwulan laporan sebanyak 24,88 juta transaksi sebesar Rp2,04 miliar. Berdasarkan transaksinya, transaksi
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pembelian pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,61 miliar
21,51 juta transaksi (Grafik 5.25). Penurunan pertumbuhan atau tumbuh 13,39% (yoy) tumbuh signifikan dibandingkan
transaksi e-co mmerce sejalan dengan normalisasi transaksi triwulan sebelumnya sebesar Rp958,36 juta atau terkontraksi
melalui e-commerce dalam memenuhi kebutuhan –1,24% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, transaksi penjualan
masyarakat di tengah kondisi pandemi C OV I D -1 9 pada pada triwulan laporan tercatat mencapai Rp1,92 miliar atau
triwulan laporan, setelah meningkat selama beberapa periode tumbuh tinggi 50,01% (yoy) dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dilihat dari jenis barangnya, tiga jenis barang sebelumnya sebesar Rp1,08 miliar terkontraksi -22,9% (yoy)
dengan pangsa tertinggi yang dibeli adalah pakaian (pangsa (Grafik 5.26). Mulai meningkatnya jumlah pembelian dan
35,86%), kosmetik dan barang pribadi (pangsa 16,81%), serta penjualan UKA sejalan dengan mulai dibukanya aktivitas ke
peralatan rumah tangga dan kantor (pangsa 14,70%). Dalam luar negeri meskipun belum terdapat penerbangan langsung
bertransaksi, jenis pembayaran yang paling sering digunakan di dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Berdasarkan jenis
e-commerce adalah melalui Cash on Delivery ( Co D) atau mata uang yang ditransaksikan, transaksi beli dan jual
pembayaran ketika barang sampai sebesar 23,65%, diikuti didominasi oleh mata uang Singapore Dollar ( S G D ) dengan
pembayaran menggunakan UE 23,55% dan transfer bank pangsa
24,84%. 91,61% untuk transaksi beli dan 90,19% untuk transaksi jual.
5.4 K EG I ATA N PENUK ARAN VA LU TA Grafik 5.27 Perkembangan Transaksi KUPVA BB Sumatera
Selatan
A SING BUK AN BA NK ( KU PVA B B ) 600%
BERIZIN DAN P E N Y E L E N G GA R A A N 9 R P M IL IAR
500%
8
T R A N S F E R DANA BUK AN BA N K 7
400%
300%
(PT D B B )
6
200%
5
100%
4
Pada triwulan IV 2021, transaksi jual beli Uang Kertas Asing 3 0%
2 -100%
( U K A ) p a d a K U P VA B B b e r i z i n d i S u m at er a S e l at a n 1 -200%
IV
meningkat. Total transaksi jual beli valuta asing dari KU PVA B B -
I II III IV I II III IV I II III
di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 2019 2020 2021
Grafik 5.28 Transfer Dana Domestik-incoming Grafik 5.29 Transfer Dana Luar Negeri-incoming
Grafik 5.30 Transfer Dana Domestik- Grafik 5.31 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing
Outgoing
Transfer dana masuk (incoming) domestik maupun ke luar Pada triwulan IV 2021, transfer dana yang keluar (outgoing)
negeri melalui P T D Bukan Bank ( P T D B B ) pada triwulan IV secara domestik dari Sumatera Selatan tercatat meningkat
2021 melambat baik dari sisi nominal maupun volume. menjadi R p 8 5 6 ,69 miliar meningkat dibandingkan triwulan
Nominal transfer dana masuk pada triwulan laporan sebesar s e b e l u m n y a s e b e s a r R p 74 1 , 74 miliar. Meskipun pada
Rp381,58 miliar tumbuh 41,02% (yoy), lebih rendah pertumbuhannya mengalami pelemahan dari tumbuh 209,45%
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp387,28 miliar (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi tumbuh 97,50%
tumbuh 125,11% (yoy). Di sisi lain, frekuensi transfer dana (yoy) (Grafik 5.29). Sejalan dengan hal tersebut, volume
masuk terkontraksi -2,41% (yoy) meningkat dibandingkan transaksi outgoing domestik tumbuh 144,33% (yoy) melemah
triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam –17,34% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 184,97%
(yoy). Dari sisi jumlah transaksinya, terjadi peningkatan (yoy). Namun, berdasarkan jumlah transaksinya, meningkat dari
menjadi 1,35 juta transaksi dari 1,23 juta transaksi pada triwulan 2,01 juta transaksi menjadi 2,44 juta transaksi. Peningkatan
sebelumnya. Pertumbuhan yang terjadi pada transfer dana yang terjadi sejalan dengan adanya PPKM yang
domestik merupakan salah satu indikator terjadinya mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi transfer
perputaran uang dan transaksi ekonomi di Sumatera Selatan. dana melalui UE server based atau Aplikasi Transfer Dana Bukan
P T D B B juga menjadi alternatif transaksi di masyarakat Bank. Transfer dana outgoing ke luar negeri mengalami
dalam melakukan pembayaran. Sementara itu, transfer dana peningkatan yang signifikan baik dari sisi nominal maupun
masuk (incoming) yang berasal dari luar negeri ke Sumatera volume. Nominal transaksi pada triwulan laporan tercatat
Selatan terkontraksi lebih dalam –13,89% (yoy) dengan jumlah tumbuh 80,53% (yoy) atau tercatat Rp9.79 miliar, lebih
transaksi 15.599, menurun dibandingkan triwulan tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi –
sebelumnya yang terkontraksi –11,11% (yoy) dengan 8,68% (yoy) atau Rp8,75 miliar (Grafik 5.33). Sejalan dengan
jumlah transaksi 16.240. Berdasarkan nominalnya, transaksi hal tersebut, volume transaksi transfer dana ke luar negeri
juga mengalami kontraksi lebih dalam –18,75% (yoy) atau dari Provinsi Sumatera Selatan meningkat menjadi 974
sebesar Rp62,26 miliar pada triwulan laporan, menurun dari transaksi atau tumbuh 40,55% (yoy) lebih tinggi
sebelumnya yang terkontraksi –8,65% (yoy) atau tercatat dibandingkan triwulan sebelumnya
Rp69,83 miliar pada triwulan III 2021 (Grafik 5.28). Penurunan sebanyak 728 transaksi atau terkontraksi –14,05% (yoy).
ini dipengaruhi oleh melemahnya kinerja ekspor
Sumatera Selatan pada triwulan laporan.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 59
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju untuk Semua
Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh
Sebagai bentuk dari komitmen Bank Indonesia dalam 2. Launching Implementasi Mekanisme Transaksi
mendukung terbentuknya sistem pembayaran yang cepat, Non Tunai pada Light Rail Transit ( L RT)
mudah, murah, aman, dan handal, Kantor Perwakilan Bank Palembang di Stasiun LRT Ampera menggunakan
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menggelar Festival Uang Elektronik.
Ekonomi Keuangan Digital Sumatera Selatan bertajuk 3. Pemberian bantuan Program Sosial Bank
Digital Kito Galo. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Indonesia berupa sarana prasarana penunjang
1 dan 2 Desember 2021 secara hybrid yang terdiri dari elektronifikasi kepada 10 Pasar di Kota Palembang
Opening Ceremony dan 3 Webinar. Dengan mengusung dan implementasi QRIS di pasar tersebut melalui
tema Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, kerja sama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia
Sumsel Maju untuk Semua Menuju Indonesia Tangguh, (Persero), Tbk Kantor Wilayah Palembang dan P T
Indonesia Tumbuh, diharapkan seluruh stakeholders BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
terkait dapat bersinergi untuk menciptakan ekosistem 4. Pengukuhan 18 T im Percepatan dan Perluasan
ekonomi dan keuangan digital di Provinsi Sumatera Selatan.
Digitalisasi Daerah (TP2DD) di wilayah Sumatera
Selatan dengan penandatanganan Roadmap TP2DD
Opening Ceremony Digital Kito Galo bertempat di Hotel
oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Bapak Ir.
Arista, Palembang dengan dihadiri secara virtual oleh Deputi
H.
Mawardi Yahya.
Gubernur Bank Indonesia: Ibu Rosmaya Hadi secara virtual
Setelah opening ceremony, rangkaian Digital Kito Galo
dan Komisi XI D P R RI: Bapak Fauzi H. Amro, M.Si., juga
dilanjutkan dengan 3 webinar yang mengusung topik sistem
dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera
pembayaran dan elektronifikasi, dengan tema berikut:
Selatan: Bp. Ir. H. Mawardi Yahya dan FO RKO MPINDA,
1. Webinar B E R S E M A N GAT ! “Ber bin can g Sistem
Kepala Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota di
Pembayaran Digital Terkini”. Narasumber dalam
Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan juga turut dihadiri
oleh Penyedia Jasa Pembayaran, Organisasi webinar ini adalah Bank Indonesia (Departemen
Perangkat Daerah, Asosiasi, Akademisi, dan Kebijakan Sistem Pembayaran) dan Penyedia Jasa
stakeholders terkait lainnya. Sedangkan beberapa Pembayaran Bank serta Non Bank dengan moderator
Penyedia Jasa Pembayaran, Organisasi Perangkat Daerah, Fitri Tropica. Tujuan diadakannya webinar ini adalah
dan masyarakat menghadiri opening ceremony melalui mendorong pengenalan akan sistem pembayaran
Aplikasi Zoom Meeting. Berbagai acara dilakukan dalam terkini kepada masyarakat sesuai Blueprint
opening ceremony tersebut, antara lain: Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang
1. Launching Digitalisasi Pembayaran Pendapatan mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, dalam hal ini
pembayaran Samsat menggunakan ED C dan QRIS
di seluruh titik UPTB Samsat.
Gambar 4 Pengukuhan 18 TP2DD dan Kick Off Penandatanganan Roadmap 2021-2025
Gambar 3 Opening Ceremony Digital Kito Galo 2021
Laporan Perekonomian
60 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah
Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju untuk Semua
Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh
PERKEMBANGAN
KETENAGAKERJAAN
DAN KESEJAHTERAAN
DAERAH
6.1 KONDISI K E T E N A G A K E R J A A N
Pada triwulan IV 2021, kesejahteraan petani di Sumatera Grafik 6 2 Perkembangan NTP dan Inflasi Perdesaan Sumatera Selatan
Selatan membaik. Hal ini terkonfirmasi melalui Nilai Tukar Petani
120 NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN 160
(N T P) Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 yang tercatat 140
100
sebesar 113,15, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 120
80
dan triwulan IV 2020 yang masing-masing tercatat sebesar 100
60 80
112,07 dan 101,83. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
4
kemampuan/daya beli petani semakin kuat dimana nilai tukar 0
60 40
0
produk yang dihasilkan petani semakin mampu memenuhi 2 20
0 0
kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk konsumsi rumah I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
tangga maupun untuk biaya produksi pertanian. NTP dapat 2018 2019 2020 2021
menjadi salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN
Sumatera Selatan di wilayah pedesaan dikarenakan mata SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
INDEKS HARGA YANG DITERIMA INDEKS HARGA YANG DIBAYAR NILAI TUKAR PETANI NT PP NTH HORTI NT PR NTH PETERNAK N TN P NILAI TUKAR PETANI
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
64 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Tabel 6. 1. Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan IV 2021
Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Okt 72 112 300
Des 94 87 300
250 372
27,78%
41,33%
Jumlah 77 90 0
154
Persentase 8,56% 100,00%
110 162
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
353 470
39,22%
52,22%
27,78% menyatakan bahwa penghasilan saat ini lebih baik itu, jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan meningkat pada
d i b a n d i n g k a n d e n g a n ko n d i s i 6 b u l a n s e b e l u m n y a . September 2021 menjadi 723,23 ribu orang, dimana posisi
Maret 2021 adalah sebanyak 711,51 ribu orang dan posisi
Selanjutnya, berdasarkan hasil survei, masyarakat Sumatera September 2020 sebanyak 715,22 ribu orang.
Selatan optimis bahwa penghasilan mereka ke depan akan
relatif lebih baik seiring dengan meredanya penyebaran Pemerintah Daerah terus melakukan beragam upaya untuk
pandemi COVID-19. Sejumlah 39,22% responden berpendapat menekan tingkat kemiskinan Sumatera Selatan. Strategi yang
bahwa penghasilan 6 bulan yang akan datang akan lebih baik dilakukan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan
dibandingkan saat ini. Sementara itu, 52,22% responden Sumatera Selatan adalah dengan mengurangi beban masyarakat
menyatakan bahwa penghasilan kedepan akan sama atau miskin melalui bantuan pemenuhan kebutuhan pangan, bantuan
stabil dibandingkan saat ini. Responden lainnya sebanyak tunai bersyarat, bantuan pendidikan, serta bantuan
8,56% memperkirakan penghasilan 6 bulan yang akan kesehatan. Selain itu, Pemerintah Daerah juga berupaya untuk
datang akan menurun. mendorong peningkatan dari sisi pendapatan masyarakat melalui
peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas
produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan
6.2 PERKEMBANGAN TINGKAT
dan layanan usaha, pengembangan kewirausahaan, serta
KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin di Sumatera pemanfaatan dana desa. Pemerintah Daerah juga mendorong
Selatan pada triwulan laporan mengalami penurunan. gerakan Sumsel Mandiri Pangan antara lain melalui pemberian
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada media tanam serta bibit ikan kepada keluarga yang terdaftar di
September 2021 sebanyak 1,12 juta orang atau 12,79% dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DT K S ) .
total penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduk
miskin pada September 2021 menurun dibandingkan dengan Grafik 6 4 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan
jumlah penduduk miskin pada Maret 2021
yang tercatat sebanyak 12,84% dari total penduduk Provinsi
Sumatera Selatan. Tingkat kemiskinan Sumatera Selatan pada Jumlah 2021 tercatat sebanyak 393,38 ribu orang,
September 2021 juga tercatat lebih rendah dibanding September penduduk miskin menurun dibandingkan
2020 yang tercatat sebesar 12,98%. di daerah
perkotaan pada
Pe nu r u n a n t i n g k a t ke m i s k i n a n d i S u m at e r a S e l a t a n September
bersumber dari penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan.
1.130 R P/KA P I T A / B U L AN 1.120 13 MAR SEP MAR S EP
1.110 1.100 1.090 1.080 1.070 1.060 1.050 2018 2019 2020 2021
12,4
1.040 1
SEP MAR SE P 2,00 MAR SE P
2016 2017 MAR SEP
posisi Maret 2021 yang sebanyak 402,25 ribu orang. Jumlah JUMLAH PENDUDUK MISKIN (RIBU ORANG) PANGSA PENDUDUK MISKIN (PERSEN) - SISI KANAN
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 65
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
Komitmen Pemerintah Daerah dalam mengentaskan kemiskinan kesenjangan ekonomi antar penduduk di Sumatera Selatan.
Sumatera Selatan tercermin melalui arah kebijakan Rasio gini Sumatera Selatan lebih rendah dari rasio gini nasional
pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, dimana yang tercatat sebesar 0,381. Apabila dibandingkan dengan
pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan menjadi provinsi lainnya, Sumatera Selatan menduduki peringkat 19
tema utama di tahun 2022. Terdapat lima prioritas dengan koefisien gini terendah di Indonesia.
pembangunan daerah Sumatera Selatan di tahun 2022, yakni (1)
percepatan penurunan tingkat kemiskinan dan stunting, (2) Berdasarkan daerah tempat tinggal, indeks rasio gini
pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,363,
produktivitas pertanian, investasi, industri, perdagangan, lebih tinggi dibanding periode Maret 2021 yang sebesar 0,360.
UMKM dan pariwisata, (3) pengembangan kualitas sumber daya Sementara itu, di daerah perdesaan, indeks rasio gini tercatat
manusia madani dan berprestasi, (4 ) pemerataan sedikit menurun dari 0,315 pada Maret 2021 menjadi 0,314
pembangunan melalui peningkatan infrastruktur dasar dan pada September 2021. Penurunan rasio gini ini disebabkan
konektivitas, pelestarian lingkungan dan penanggulangan oleh semakin besarnya distribusi pendapatan pada kelompok
bencana, serta (5) optimalisasi reformasi birokrasi dan penduduk 40 % penduduk pengeluaran rendah di Sumatera
stabilitas keamanan. Selatan yaitu sebesar 19,60% pada periode September 2021
7
yang menunjukkan ketimpangan rendah , meningkat dari
6.3 KETIMPANGAN PE N G E LUA R A N periode Maret 2021 yang sebesar 19,22%.
PENDUDUK
Secara spasial, baik di perkotaan maupun di perdesaan, distribusi
Sejalan dengan tingkat kemiskinan yang terkoreksi, kondisi pendapatan pada kelompok penduduk 4 0 % berpengeluaran
ketimpangan pendapatan di Sumatera Selatan menunjukkan rendah meningkat. Pada September 2021, distribusi pendapatan
perbaikan. Tingkat ketimpangan di Sumatera Selatan pada kelompok 4 0 % berpengeluaran rendah di perkotaan tercatat
periode September 2021 menunjukkan sedikit penurunan. Hal ini sebesar 18,25%, meningkat dibanding periode Maret 2021
tercermin dari indeks rasio gini yang tercatat sebesar 0,340, yang tercatat sebesar 17,84%. Sejalan dengan itu, distribusi
sedikit menurun dibanding periode Maret 2021 yang sebesar kelompok tersebut di perdesaan juga meningkat dari 20,61%
0,341. Kondisi ini menggambarkan terjadinya sedikit pada Maret 2021 menjadi 20,85% pada periode September 2021.
penurunan
Grafik 6 6 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk
Grafik 6 5 Perkembangan Gini Ratio Sumatera Selatan dan Nasional
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Grafik 6 7 Distribusi Pendapatan Per Kapita Grafik 6 8 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk Perdesaan
Penduduk Perkotaan
100%
100%
50%
50%
0%
0%
SEP’20 MAR’21 SEP’21 SEP’20 MAR’21 SEP’21
40% BERPENGELUARAN RENDAH 40% BERPENGELUARAN MENENGAH 20% BERPENGELUARAN TINGGI 40% BERPENGELUARAN RENDAH 40% BERPENGELUARAN MENENGAH 20% BERPENGELUARAN TINGGI
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
7. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, tingkat ketimpangan dalam kategori rendah apabila di
atas 17%
Laporan Perekonomian
66 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah
73 INDEKS
72
71
70
69
68
67
66
65
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
NASIONAL SUMSEL
Dimensi Pengetahuan
PROSPEK
PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN
INFLASI DAERAH
7.1 PROSPE K PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN TAHUN 2021 DAN TAHUN 2022
Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2022 diperkirakan pada tahun 2022 (Tabel 7.2). Hal ini didorong oleh peningkatan
tumbuh p os itif meskipun den g an kecenderung an lebih volume perdagangan baik dari negara maju maupun
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan World berkembang. Peningkatan perdagangan terjadi pada
Economic Outlook yang dirilis oleh International Monetary Fund komoditas perkebunan seiring pulihnya aktivitas manufaktur
(IMF) pada bulan Januari 2022, perekonomian global tahun 2022 dunia. Di sisi lain, sektor perdagangan jasa yang meliputi
diperkirakan akan tumbuh sesuai perkiraan yaitu sebesar 4,4% pariwisata diperkirakan akan pulih lebih lambat dari proyeksi
(Tabel 7.1). Pemulihan ekonomi global diperkirakan berlanjut sebelumnya sebagai dampak penyebaran varian Omicron
didukung oleh percepatan vaksinasi yang lebih merata serta yang berpotensi menyebabkan pengetatan mobilitas melalui
berlanjutnya ekspansi kebijakan fiskal. Pertumbuhan ekonomi kebijakan P PK M (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi di beberapa negara Masyarakat).
seperti Amerika Serikat (A S ), Kawasan Eropa, dan Tiongkok.
Perbaikan ekonomi di negara Jepang dan India juga diperkirakan S ejalan d e n g a n kon d is i glob al, momentum p e rb a ikan
terus berlangsung ditopang kebijakan moneter dan fiskal yang ekonomi nasional diperkirakan berlanjut pada tahun 2022.
tetap akomodatif. Pemulihan ekonomi yang berlanjut Perkembangan perekonomian domestik dipengaruhi oleh kinerja
dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Februari ekspor yang tetap kuat, perbaikan konsumsi rumah tangga dan
2022 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), investasi yang terus berlanjut. Kinerja positif juga terjadi pada
keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat, di seluruh lapangan usaha yang menjadi penopang pertumbuhan
tengah kenaikan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. ekonomi. Sejumlah indikator ekonomi hingga Februari 2022
Namun demikian, perekonomian global masih menghadapi tercatat tetap baik, antara lain penjualan eceran, ekspektasi
ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat sejalan konsumen, dan PMI Manufaktur, di tengah perbaikan mobilitas
dengan rencana percepatan kebijakan normalisasi negara masyarakat ya ng melandai. D e n g a n perkembangan itu,
maju sebagai respons peningkatan tekanan inflasi akibat perekonomian domestik diperkirakan tumbuh lebih tinggi
gangguan rantai pasok dan kuatnya permintaan, kenaikan menjadi 4,7-5,5% pada 2022, didukung oleh percepatan
penyebaran COV I D -1 9 varian O m i c ro n , serta vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, dan
meningkatnya tensi geopolitik. Hal tersebut berpotensi berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah,
mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai dan otoritas terkait lainnya. Bank Indonesia menyebutkan ada
tukar negara berkembang, termasuk Indonesia. tiga kunci dalam menyambut peradaban baru (new civilization)
ke depan yaitu, kerja sama dalam kesehatan melalui bantuan
Volume p erd ag an g an (world t rad e volume) dan harga bagi negara yang belum optimal dalam melakukan vaksinasi,
ko m o d i t a s du nia me nu n juk kan t re n p e r b a i k a n y a n g mengatasi masalah terkait normalisasi negara maju dalam
mendorong kinerja eks p or negara berkembang. Volume rangka pemulihan yang lebih merata, serta mendorong
perdagangan internasional diperkirakan tumbuh sebesar 4,4% pencapaian pertumbuhan yang lebih kuat dengan mengatasi isu
masa depan yang sudah dimulai
Tabel 7 1. Global Economic Outlook yaitu produktivitas, digitalisasi dan lingkungan.
Proyeksi Okt 2021 Mem pert im bang kan kon dis i perekonomian glob al dan
WILAYAH 2019 2020 2021
2022* 2023* nasional serta berbagai indikator dini, pertumbuhan ekonomi
World 2,8 -3,3 5,9 4,4 3,8 Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan
US 2,2 -3,5 5,6 4,0 2,6 lebih t in ggi dibandingkan dengan tahun 2021. Perbaikan
Euro Area 1,3 -6,6 5,2 3,9 2,5 aktivitas perekonomian global mendorong peningkatan kinerja
Japan 0,3 -4,8 1,6 3,3 1,8 perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan
China 5,8 2,3 8,1 4,8 5,2 maupun lapangan usaha. Percepatan dan perluasan program
Konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami perbaikan akan mendorong kebutuhan impor seperti impor bahan
bertahap pada tahun 2022. Konsumsi masyarakat yang terus baku/penolong. Selain itu, masifnya rencana investasi di
menguat menjadi sinyal pemulihan ekonomi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan juga mendorong kebutuhan impor barang
Beberapa faktor yang mendukung perbaikan konsumsi ke depan modal untuk pembangunan.
antara lain pemberian bantuan sosial untuk menjaga daya beli
masyarakat serta pemberian stimulus berupa relaksasi PPnBM Selanjutnya, secara sektoral, prospek pertumbuhan
untuk pembelian kendaraan bermotor baru. Selain itu, ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan
perbaikan konsumsi rumah tangga juga didorong oleh meningkat yang didukung oleh perbaikan LU utama
peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan percepatan Sumatera Selatan. L U p er t a m b a n g a n dan p e n g g a l i a n
dan perluasan program vaksinasi di tengah penurunan kasus dip e r kiraka n akan meningkat secara bertahap seiring
harian COVI D -1 9 yang berpotensi mempercepat pemulihan aktivitas i n d u s t r i d a n u s a h a . O pti m is m e
pembentukan herd immunity. Momentum pemulihan perbaikan kinerja LU pertambangan dan penggalian
ekonomi yang berlanjut juga diperkirakan sejalan dengan didorong oleh kebutuhan energi yang meningkat memasuki
perbaikan pendapatan masyarakat yang dapat meningkatkan musim dingin serta kenaikan target produksi batubara oleh
daya beli. pemerintah pusat. Selain faktor tersebut, peningkatan aktivitas
industri di Tiongkok, adanya pembatasan impor batubara dari
S eirin g den ga n optimisme perbaikan ting kat konsumsi Australia ke Tiongkok, serta krisis batubara di beberapa negara
masyarakat, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mitra juga mendorong optimisme perbaikan LU pertambangan
mengalami a ks ele ras i untuk keseluruh an tahun 2022. dan penggalian. Dari sisi domestik, peningkatan juga terjadi
Akselerasi konsumsi pemerintah didorong oleh optimisme sejalan dengan meningkatnya aktivitas pertambangan dan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan target penerimaan, penggalian di Sumatera Selatan yang ditandai dengan mulai
seperti pajak bumi dan bangunan, kendaraan bermotor, serta beroperasinya pengeboran geothermal yang dilakukan oleh
pajak terkait usaha perhotelan dan restoran. Peningkatan korporasi dan pembangunan kilang L P G di kawasan Jambi
target penerimaan akan mendorong peningkatan rencana Merang di Kabupaten Musi Banyuasin.
belanja, salah satunya belanja modal. Selanjutnya, tidak adanya
realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan COVID- K i n e r j a L U i n d u s t r i p e n g o l a h a n d i p r o y e k s i k a n a kan
19 diperkirakan akan mendorong akselerasi realisasi belanja m e n i n g k at p a d a tahun 2 0 2 2 d a n men jad i p e n o p a n g
pemerintah. perekonomian Sumatera Selatan. Pertumbuhan LU industri
pengolahan terutama didorong oleh subsektor industri kertas
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan juga dan barang dari kertas, industri karet dan barang dari karet,
disumbang oleh kinerja investasi yang mengalami perbaikan serta industri makanan dan minuman. Penerapan kebiasaan gaya
jika dibandingkan dengan tahun 2021. Akselerasi investasi hidup higienis di masa pandemi COVID-19 akan mendorong
didorong oleh berlanjutnya proyek infrastruktur nasional dan permintaan global terhadap produk seperti kertas tisu, masker,
daerah antara lain Jalan Tol Trans Sumatera ( J T T S ) , Kawasan dan kemasan untuk kebutuhan pengiriman logistik. Kondisi ini
Industri Tanjung Enim, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga akan mendorong kinerja dari industri kertas dan barang dari
Uap ( P LT U ) Sumsel 8 di Muara Enim, pembangunan Pelabuhan kertas. Industri karet dan barang dari karet juga diperkirakan
Tanjung Carat, serta pembangunan konstruksi jalan, rel dan meningkat seiring dengan peningkatan produksi crumb rubber
jembatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Selain itu, akselerasi serta peningkatan ekspor barang dari karet dan plastik.
implementasi Undang-Undang Cipta Kerja juga mendorong iklim Selanjutnya, mulai berlangsungnya event berskala besar serta
investasi. Pemulihan ekonomi global juga mendorong pelaku kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and
usaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya seperti pada Exhibitions) mendorong peningkatan laju pertumbuhan
sektor pertambangan, ketenagalistrikan, dan industri kertas. kinerja industri makan dan minum di Sumatera Selatan.
Optimisme pemulihan ekonomi global dan peningkatan LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan
volume perdagangan dunia memberikan dampak positif akan meningkat seiring dengan perbaikan harga komoditas
pada kinerja ekspor Sumatera Selatan. Perbaikan ekonomi ke l a p a s awit d an ka ret . Harga komoditas kelapa sawit
yang terjadi pada mitra dagang Sumatera Selatan seperti diperkirakan akan terus membaik karena berlanjutnya
Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang mendorong implementasi kebijakan B 30 dan permintaan pasar yang masih
peningkatan permintaan komoditas ekspor utama seperti tinggi. Harga komoditas karet juga ikut meningkat seiring dengan
batubara, kertas dan barang kertas, karet, dan kelapa sawit. membaiknya h a rg a di ti n g kat petani s e b ag a i dampak
Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia pada triwulan I 2022 implementasi penjualan langsung melalui Unit Pengolahan dan
ekspor kembali mencatatkan ang ka likert s ca l e ( L S ) positif Pemasaran Bokar (U PPB ) dan pemulihan aktivitas manufaktur
sebesar 1,00; meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya global. Selain itu masuknya musim panen beberapa komoditas
yang tercatat 0,33. Pemulihan
aktivitas industri di Sumatera Selatan dan peningkatan ekspor
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 7
1
Bab VII
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
dan Inflasi Daerah
pangan juga ikut mendorong peningkatan produksi tanaman pelanggan nonsubsidi. Sementara itu, pemberian bansos oleh
perkebunan tahunan, tanaman hortikultura, dan tanaman bahan pemerintah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat,
pangan lainnya. peningkatan investasi dan proyek infrastruktur strategis di
Sumatera Selatan, serta normalisasi permintaan masyarakat
Pemulihan kinerja LU perdagangan besar, eceran, reparasi menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok inti (core
mobil, dan motor seiring dengan peningkatan permintaan inflation). Koordinasi yang solid antar instansi yang tergabung
domestik. Pemulihan aktivitas ekonomi mendorong perbaikan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (T P ID) dan Satgas
penghasilan masyarakat baik di sektor formal maupun informal. Pangan diharapkan dapat menjaga perkembangan inflasi di
Adaptasi kebiasaan baru juga terjadi pada proses bisnis Sumatera Selatan. Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2022
perdagangan yang mendukung proses pemulihan kinerja sektor diperkirakan
perdagangan. Transaksi perdagangan online dan transaksi digital berada pada kisaran 3,0% ± 1%.
lainnya menjadi upaya dalam mendorong pemulihan sektor
perdagangan.
Palembang (mtm%)
2020 1 0,62 1,96 (0, 00) 0,33 0,17 0,19 (0,81) - 0,41 - 0,27 0,48
2 0,26 0,78 0, 08 (0,65) 0,06 0,09 (0,13) 0,01 (0,04) (0,00) 0,01 0,27
3 0,04 0,09 - 0,77 0,10 0,02 (0,69) 0,01 - - 0,09 1,06
4 (0,12) (0,37) - - 0,24 0, 08 (0,06) (1,30) - - 0,14 0,68
5 0,13 (0,66) 0,86 (0,09) 0,04 0,12 0,15 2,20 1,10 - 1,08 0,84
6 0,19 0,61 0,01 (0,02) 0,02 0,05 0,02 - - - 0,22 (0,12)
7 (0,28) (1,66) 0,01 - 0,25 0,28 0,51 - (0,04) 1,01 0,49 0,62
8 (0,35) (1,63) 0,14 0,03 0,03 0, 04 (0,02) - 0,28 - 0,04 1,79
9 (0,05) (0,34) 0,04 - 0,23 0,27 - - - - (0,01) 0,56
10 0,16 0,68 0,01 0,12 (0,10) 0,03 (0,57) - - - - 0,16
11 0,31 1,01 (0,01) 0,01 0,01 0,01 - - - - - 0,15
12 0,58 1,91 0,01 - (0,02) (0,07) 0,50 0,01 0,01 - 0,09 (0,60)
2021 1 0,43 1,20 0,01 0,36 (0,06) 0,02 (0,17) - - 0,39 - 0,14
2 (0,08) (0,57) - 0,39 0,11 0,02 0,03 - 0,72 - 0,02 (0,04)
3 0,17 0,27 0,03 0,48 0,09 0,58 - - - - - (0,35)
4 0,33 1,05 0,34 0,05 0,22 - (0,12) - 0,01 - - (0,09)
5 (0,02) (0,25) 0,05 0,07 0,34 0,02 0,12 - 0,23 - - 0,17
6 (0,01) (0,52) 0,35 0,12 0,15 (0,37) - 0,88 0,64 0,24 1,04
7 (0,06) (0,58) 0,11 0,18 0,18 0,02 (0,04) 0,18 0,97 0,44 0,06
8 (0,04) (0,16) 0,22 (0,06) 0,21 - - - 0,05 - 0, 08 (0,20)
9 0,05 (0,15) 0,01 0,02 0,25 0,03 0,10 - 0,46 - - (0,21)
0,02 0,35
10 0,07 0,05 0,09 0,16 0,11 0,03 0,15 0,05 0,05 - - (0,16)
11 0,56 1,25 0,08 0,13 0,01 0,07 0,82 - 0,01 - 0,15 1,05
12 0,42 1,26 - 0,07 0,16 - 0,16 (0,04) - - 0,20 (0,04)
2022 1 0,94 1,69 0,08 1,24 0,80 0,03 0,31 (0,13) 1,72 0, 08 1,19 0,04
Lubuklinggau (mtm%)
2020 1 0,36 1,00 0,03 (0,14) (0,05) 0,02 0,07 0,32 (0,36) - 0,38 0,40
2 0,39 0,91 0,01 10,87 0,23 0,32 0,32 0,37 0,13 (0,00) 0,04 0,20
3 0,07 0,17 0,01 (9,60) 0,11 0,13 (0,79) 0,06 0,10 - 0,07 0,50
4 (0,43) (0,87) (0,08) 0,03 0,01 (1,21) - - 0,05 0,65
0,11 (1,51)
5 0, 40 0,87 0,24 - 0,31 2,19
0, 04 0,62 0,67 0,08 0,25 0,06
6 0,31 (0,18) 0,01 - 0,05 0,52
0,61 0,20 (0,07) 0,38 0,49 0,54
7 (0,18) (0,28) 0,12 0,80 - 1,38
(1,01) 0,16 (0,06) 0,55 0,03 0,12
8 (0,11) - 0,17 0,03 0,01 2,01
(0,89) 0,07 0,20 0,05 (0,05) 0, 08
9 0, 04 0,07 0,05 - - 0,93
(0,21) 0, 08 (0,03) 0,15 0,25 0,30
10 0,38 0,77 (0,01) 0,21 0,18 0,43 (0,21) - 0,12 1,90 - 0,41
11 0,35 0,91 0,05 (0,10) (0,31) 0,21 - 0,61 - - 0,03
0,11
0,17 0,10 0,37 (0,12) (0,33) - - (0,72)
12 0,39 1,31 0,30 (0,19)
2021 1 0,30 1,00 (0,04) (0,25) 0,38 0,20 (0,54) 0,18 0,06 0,23 0,18 0,34
2 (0,10) (0,49) 0,05 (0,12) 0,15 0,08 0,61 0, 04 0,24 - - 0, 04
3 (0,03) (0,04) - 0, 08 0,25 (0,03) (0,27) - - - - (0,30)
4 0,32 0,56 0,39 0,30 0,57 0,24 0,48 (0,08) 0,39 - - (0,52)
5 0,34 0,05 1,00 0,21 0,98 0, 04 0,65 0,20 0,56 - 0,27 0,92
6 (0,08) (0,42) 0,01 (0,01) 0,39 0,09 0, 04 (0,09) 0,77 - 0,02 0,26
7 (0,11) (0,48) - 0,10 0,52 0,01 (0,52) (0,18) 0,27 0,67 0,09 0, 40
8 (0,21) (0,87) 0,12 0,26 0,17 0,06 (0,28) 0,29 0,05 - 0,30 (0,06)
9 0,23 0,18 0,01 0,53 0,34 0,15 0,53 (0,02) 0,20 - - (0,19)
10 0,31 0,28 0,02 0,94 0,05 (0,01) 0,02 (0,10) 1,39 - 0,17 (0,03)
11 0,29 0,86 0,07 (0,12) 0,14 0,16 (0,29) 0,01 - 0,06 0,25
12 0,35 1,02 0,01 (0,01) 0,22 - (0,01) - 0,11 (0,12)
0,11
(0,14) (0,02)
2022 1 0,83 1,86 0,01 0,87 0,93 0,04 0,11 (0,20) 0,03 0,03 0,20 (0,01)
Laporan Perekonomian
74 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Lampiran
Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN / Pakaian Air, Listrik, Gas P e m e l i h a r a a n Kesehatan Transportasi Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Olahraga, & Pendidikan
BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Ru t i n R u m a h & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya
2020 1 0,60 1,88 0, 00 0,29 0,15 0,18 (0,73) 0,03 0,35 0, 00 0,28 1,68
2 0,27 0,79 0,08 0,27 0,07 0,11 (0,09) 0, 04 (0,02) (0,00) 0,01 0,83
3 0,04 0,10 0, 00 0,70 0,11 0,03 (0,70) 0,01 0,01 (0,00) 0,09 0,06
4 (0,15) (0,41) (0,01) (0,83) 0,22 0,07 (0,18) (1,29) 0, 00 0, 00 0,13 (0,55)
5 0,16 (0,60) 0,84 (0,03) 0, 04 0,13 0,14 2,09 1,03 (0,00) 1,02 (0,69)
6 0,20 0,61 0,03 (0,02) 0,05 0,09 0,06 (0,01) 0, 00 (0,00) 0,21 0,71
7 (0,27) (1,61) 0,02 (0,00) 0,27 0,26 0,48 (0,02) (0,02) 0,99 0,45 (1,93)
8 (0,33) (1,57) 0,14 0, 04 0,03 0,03 (0,01) 0, 00 0,27 0, 00 0,04 (1,87)
9 (0,04) (0,33) 0, 04 (0,00) 0,22 0,27 0,02 0,01 0, 00 (0,00) (0,01) (0,41)
10 0,18 0,69 0,01 0,12 (0,08) 0,06 (0,54) 0, 00 0,01 0,15 (0,00) 0,74
11 0,31 1,00 (0, 00) 0,02 0, 00 (0,02) 0,02 0, 00 0,05 0, 00 (0,00) 1,12
12 0,56 1,86 0,03 (0,02) (0, 00) (0,05) 0,49 (0, 00) (0,02) (0, 00) 0, 08 2,19
2021 1 0,42 0,01 0,31 (0,02) 0,03 (0,20) 0,02 0, 00 0,37 0,01 1,39
1,18
0, 00 0,35 0,12 0,02 0,08 0, 00 0,68 0, 00 0,02 (0,69)
2 (0,08) (0,57)
0,03 0,45 0,10 0,53 (0,02) (0, 00) 0, 00 0, 00 0, 00 0,26
3 0,16 0,24
0,35 0,07 0,25 0,02 (0,07) (0,01) 0,04 0, 00 0, 00 1,01
4 0,33
1,01 0,13 0,08 0,39 0,02 0,16 0,02 0,26 - 0,02 (0,34)
5 0,01 (0,23) 0,32 0,09 0,14 0,15 (0,35) (0,01) 0,86 0,61 0,22 0,97
6 (0,01) (0,51) 0,20 (0,04) 0,22 0,17 (0,02) (0,05) 0,18 0,95 0, 40 0,09
7 (0,06) (0,57) 0,02 0,04 0,20 0,01 (0,02) 0,02 0,05 - 0,09 (0,19)
9 0,06 (0,12)
10 0,08 0,07 0,09 0,23 0,10 0,03 0,14 0, 04 0,17 - 0,01 (0,15)
11 0,54 1,22 0,08 0,02 0,07 0,76 (0,02) 0,01 0, 00 0,14 (6,20)
0,11
0,13 (0,00) 0,16 (0,04) (0, 00) 0, 00 0,19 1,36
12 0,42 1,24 0, 00 0,06
2022 1 0,93 1,70 0,07 1,21 0,81 0,03 0,30 (0,13) 1,58 0,08 1,11 1,84
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 75
Lampiran
Palembang (mtm%)
2020 1 2,49 3,43 1,86 1,87 3,17 2,67 1,04 0,27 3,96 4,01 2,10 3,17
2 3,12 6,32 1,95 0,93 3,15 2,42 (0,14) 0,27 3,93 4,01 1,52 3,41
3 3,20 6,53 1,83 1,54 3,06 2,42 (0,29) 0,28 3,93 4,01 1,56 4,58
4 2,54 4,44 1,60 1,45 3,30 2,45 (0,57) (1,03) 4,04 4,01 1,56 5,46
5 2,19 2,79 1,74 1,28 3,08 2,55 (1,22) 0,94 4,84 3,90 2,57 6,24
6 1,75 1,43 1,55 2,93 2,43 (0,73) 0,94 4,84 3,90 2,80 4,98
7 0,98 (1,09) 1,18 2,90 2,24 (0,30) 0,94 4,65 3,18 3,10 5,31
8 0,72 (2,33) 2,74 2,16 0,42 0,94 4,94 2,37 2,85 6,39
1,02 1,05
9 0,97 0,02 1,58 1,19 (0,94) 0,90 1,72 1,01 2,34 6,42
1,39 1,07
1,26 0,92
10 1,20 1,00 1,24 0,85 1,16 1,17 (1,35) 0,90 1,72 1,01 2,34 6,84
11 1,26 1,15 0,59 1,17 1,18 (1,26) 0,90 1,72 1,01 1,32 6,83
1,61
1,15 0,49 1,02 1,10 (1,09) 0,90 1,73 1,01 2,43 6,03
12 1,51 2,34
2021 1 1,58 1,16 0,52 0,79 0,93 (0,45) 0,90 1,32 1,40 2,15 5,68
1,31
0,22 1,08 0,85 0,86 (0,29) 0,89 2,08 1,40 2,16 5,35
2 0,97 1,57
0,83 1,43 0,40 0,88 2,08 1,40 2,07 3,88
3 0,39 1,11 1,29
0,81 1,35 0,34 2,09 1,40 1,93 3,09
1,11 1,82 1,45 1,34 2,21
1,22 1,40 0,84 2,41
4 2,23 0,64 1,49 1,11 1,25 0,31 0,01
2,11 2,05 0,86 3,60
1,09 0,98 1,62 1,22 1,36 (0,09) 0,01
1,57 2,32 2,01 0,81 3,03
2,19 1,19 1,56 1,15 1,26 (0,58) (0,03)
5 2,08 2,01 0,85 1,01
3,71 1,06 1,33 1,22 (0,56) (0,03)
1,55 2,55 2,01 0,85 0,24
1,41
1,35 0,98 (0,46) (0,03)
6 3,91 1,04 1,90
1,21
7 1,43
8
1,75
9 1,84
10 1,75 3,26 1,12 1,95 1,57 0,98 0,26 0,02 2,60 2,01 0,85 (0,08)
11 2,00 1,22 2,08 1,57 1,03 1,08 0,02 2,61 2,01 1,01 0,81
3,51
1,21 2,14 1,75 0,73 (0,03) 2,60 2,01 1,12 1,38
12 1,84 2,84
1,10
2022 1 2,36 3,33 1,27 3,04 2,62 1,11 1,21 (0,16) 4,36 1,70 2,32 1,27
Lubuklinggau (mtm%)
2020 1 1,77 2,32 1,08 0,06 0,75 1,41 1,96 1,39 0,26 4,75 2,37 4,20
2 2,62 5,24 1,09 10,58 1,11 1,72 2,34 1,77 0,42 4,74 1,63 3,46
3 2,63 5,36 1,07 0,02 1,73 1,79 0,53 1,82 0,52 4,74 2,11 3,74
4 1,87 0,76 0,62 1,66 1,68 (0,34) 0,59 0,53 4,74 1,71 4,44
3,11
0,94 1,26 1,21 1,42 (1,42) 0,83 0,59 4,74 1,86 6,45
5 1,45 1,40 1,94 (1,52)
1,41 1,07 0,65 0,71 4,74 1,27 6,84
1,80 1,96 (0,89)
6 1,37 1,19 0,16 0,53 4,69 0,92 8,21
1,25 1,76 1,70 (0,21)
1,12 0,16 0,67 4,43 0,93 9,50
7 0,93 (0,45) 1,84 1,95 (0,16)
0,14 0,40 0,82 0,91 9,27
1,16
8 1,09 (0,52)
1,18 1,38
9 1,41 0,86
1,18
1,33
10 1,62 1,03 1,19 2,09 2,37 (0,43) (0,18) 0,61 2,73 0,90 9,75
1,73
1,82 1,62 (0,40) (0,09) 1,30 2,73 0,90 9,61
11 1,90 1,93 1,19 1,78
1,79 1,68 (0,47) (0,11) 0,86 2,73 0,90 8,81
12 1,97 2,72 1,43 1,04
2021 1 1,41 4 2,08 6 1,63
1,91
3 1,31 5 2,02 7 1,70
2
8 1,60 2,73 1,37 0,93 2,23 1,87 (1,08) (0,25) 1,29 2,97 0,70 8,74
9 1,79 1,30 1,40 (9,07) 2,14 1,63 (0,79) (0,58) 1,40 2,97 0,67 8,56
1,09 1,39 0,67 2,28 1,47 (0,27) (0,63) 1,30 2,97 0,60 7,70
2,55 1,87 0,85 2,83 1,71 1,75 0,50 1,70 2,97 0,55 6,44
2,56 2,25 0,38 3,76 1,49 2,35 (0,16) 2,02 2,97 0,51 5,12
1,51 2,06 0,44 3,78 1,08 1,84 (0,07) 2,80 2,97 0,48 4,85
2,05 1,90 0,60 3,75 1,06 1,19 0,03 2,95 2,85 0,57 3,83
2,08 1,95 0,67 3,88 1,18 0,83 0,32 2,82 2,82 0,86 1,72
2,48 1,88 4,07 1,07 1,06 0,23 2,97 2,82 0,86 0,60
1,23
10 1,73 1,98 1,90 1,98 3,94 0,63 1,30 0,14 4,27 0,90 1,03 0,16
11 1,67 1,93 1,93 4,20 1,05 1,24 (0,15) 3,65 0,90 1,09 0,38
1,75
3,88 0,93 1,10 (0,04) 3,99 0,90 1,20 0,98
12 1,63 1,65 1,64 1,93
2022 1 2,16 2,51 1,69 3,07 4,44 0,76 1,76 (0,42) 3,96 0,70 1,22 0,63
Laporan Perekonomian
76 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Lampiran
Per lengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Transportasi Olahraga, & Pendidikan
/B U L A N & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya
2020 1 2,43 3,34 1,79 2,97 2,56 1,11 0,36 3,65 4,07 2,13 2,98
2 3,08 6,23 1,73 2,98 2,36 0,07 0,39 3,63 4,07 1,53 6,35
3 3,16 6,43 1,87 2,95 2,36 (0,22) 0,41 3,64 4,07 1,60 6,61
4 2,48 4,33 3,16 2,39 (0,55) (0,89) 3,75 4,07 1,57 4,12
1,71
5 2,13 2,67 2,93 2,45 (1,23) 0,93 4,48 3,97 2,52 2,24
1,77 2,28
6 1,72 2,81 2,38 (0,79) 0,91 4,49 3,97 2,67 0,87
1,41 1,53 1,39
2,81 2,22 (0,35) 0,87 4,30 3,30 2,92 (2,02)
7 0,98 (1,04) 1,67 1,28
2,66 2,12 0,37 0,87 4,59 2,53 2,70 (3,39)
8 0,75 (2,18) 1,51
1,60 1,25 (0,87) 0,84 1,62 0,99 2,22 (0,83)
9 1,01 0,09 1,18
1,02 1,06
1,38
1,10
1,25 0,95
10 1,24 1,00 1,23 0,92 1,23 1,27 (1,27) 0,81 1,63 1,14 2,22 0,19
11 1,31 1,63 1,15 0,69 1,22 1,22 (1,18) 0,82 1,69 1,14 1,29 0,92
12 1,54 2,37 1,18 0,54 1,09 1,15 (1,04) 0,82 1,66 1,14 2,30 1,81
2021 1 1,36 1,67 1,18 0,56 0,91 1,01 (0,51) 0,81 1,32 2,03 1,52
2 0,31 1,10 0,63 0,95 0,93 (0,34) 0,77 1,52 2,04 (0,01)
1,01 0,44 1,13 0,38 0,95 1,43 0,34 0,75 2,03 1,95 0,18
11 1,97 3,38 1,28 2,05 1,79 1,03 1,09 0, 00 2,69 1,92 1,01 (6,39)
12 1,83 2,74 1,24 1,92 1,09 0,76 (0,03) 2,71 1,92 1,13 (4,54)
2,13
2022 1 2,34 3,27 1,31 3,04 2,77 1,08 1,26 (0,18) 4,33 1,62 2,24 (2,93)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 77
Lampiran
P T Try Dharma Perdana Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur Kantor Pusat 081377918991
I, Palembang, Sumatera Selatan 0711-351786
30125
P T Sinar Valuta Asing Kantor Pusat 081367727628
Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17
Palembang
Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera
Selatan 30125
P T Berkat Sukses Bersama Kantor Pusat 0811786128
Jl. R. Sukamto, P T C Mall GF-A2.27-
28, 8 Ilir, Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114
P T Makmur Alam Jaya Kantor Pusat
Jl. Beringin Janggut II No.6/351, 17 0711-317601
Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30125
P T Ranting Emas Jaya Abadi Kantor Pusat 0711-354858
Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir,
Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30126
P T Ario Kesuma Indovalas Kantor Pusat 085273059866
Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko
Hotel Arista No.B.01/08
P T Mas Sriwijaya Abadi Kantor Pusat 08127341808
Jl. T P Rustam Effendi No.380 D RT 0711351111
0 0 6 RW 0 03 Kel.17 Ilir Kec.Ilir Timur
I, Palembang
P T Sumber Daya Usaha Kantor Pusat 08117892478
Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman 0711-365691
No.147 Blok B-3, Palembang
P T H. La Tunrung A.M.C Kantor Cabang 082175059245
Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 0711-5630188
Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114
Laporan Perekonomian
78 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Istilah
Daftar Istilah
Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan
sebelumnya
Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan
sebelumnya
Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya
Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi
melalui peningkatan modal
Sektor ekonomi dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai
pengaruh dominan pada pembentukan P D R B secara keseluruhan
Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri
minyak dan gas
Omz et Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi
Indeks Keyakinan Konsumen Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi
(IKK) saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala
1-100
Indeks Harga Konsumen Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan
(IHK) jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu
Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Indeks Ekspekt asi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
Konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil
(PAD) pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah
Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari AP B N untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonomi daerah.
Indeks Pembangunan Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-
Manusia rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli
Laporan Perekonomian
80 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Istilah
Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi
secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi
masyarakat terhadap komoditas tersebut
Ekspor Dalam keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.
Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil
maupun bukan komersil
P D R B atas dasar harga Penjumlahan nilai tambah bruto (N TB) yang mencakup seluruh komponen
berlaku faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan
pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian
P D R B atas dasar harga Merupakan perhitungan P D R B yang didasarkan atas produk yang dihasilkan
konstan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya
Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik
pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BT N dan BRI
Dana Pihak Ketig a ( D P K ) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan
deposito
Loan to Deposits Ratio Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak
(LDR) ketiga yang dihimpun
Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari
perbankan dalam periode tertentu
Cash Outf lows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam
periode tertentu
Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang
sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi
dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya
Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan
menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit,
penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI),
dan surat-surat berharga lainnya.
Aktiva Tertimbang Menurut Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari
Risiko ( A T M R ) masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot
risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot
yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada
perorangan
Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan
kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5
kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK ) , Kurang Lancar,
Diragukan dan
Macet
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
8
1
Daftar
Istilah
Capital Adeq uacy Ratio Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap Aktiva
(CAR) Tertimbang Menurut Risiko (AT M R)
Financing to Deposit Ratio Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang
(FDR) diterima. Konsep ini sama dengan konsep L D R pada bank umum konvensional
Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)
Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik ( D K E ) antar peserta kliring
baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu
Kliring De b e t Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan
penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada
penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang
memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal)
dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit
kerja yang menangani SKNBI di K P Bank Indonesia) untuk diperhitungkan
secara nasional.
Non Performing Loans Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan
/Financing ( N P L s / L s ) dan macet.
Penyisihan Penghapusan Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari
Aktiva Produktif ( P P A P ) tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran P P A P ditentukan
dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar P P A P
yang dibentuk, misalnya, P P A P untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar
adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan),
sedangkan untuk kredit Macet, P P A P yang harus dibentuk adalah 100% dari
total kredit macet
(setelah dikurangi agunan)
Rasio Non Performing Loans Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan
(NPLs) – NET penghapusan Aktiva Produktif ( P P A P ) , terhadap total kredit
Sistem Bank Indonesia Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real
Real Time Gross Sett lement time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat
(BI R T G S ) bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.
Sistem Kliring Nasional Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
Bank Indonesia ( S K N - B I ) penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.
Industri Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah
jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya
termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari
bagian suatu industri.
Pekerja Tidak Dibayar Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan
perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang
bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.
Input Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan
baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.
Output Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri
yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi
dan penerimaan-penerimaan lainnya.
Nilai Tambah/Value A d d e d Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah
menurut harga pasar.
Produktivitas Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun
yang tidak dibayar.
Tingkat Efisiensi Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.
Intensitas Tenaga Kerja Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
terhadap nilai tambah.
Gross Margin %persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.
Usaha Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung
risiko.
Perusahaan Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang
menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada
satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi,
bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.
Perusahaan Industri Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa
memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.
J a s a Industri Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha
industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 83
K A N T O R P E R WA K I L A N B A N K
INDONESIA PROVINSI S U M AT E R A
SELATAN