Anda di halaman 1dari 178

LAPORAN

PEREKONOMIAN
PROVINSI SUMATERA
SELATAN
“Sinergi Memperkuat Pemulihan Ekonomi Sumatera Selatan”
FEBRUARI 2022
LAPORAN
PEREKON OMIA N
PROVINSI SUMATERA SELATAN

FEBRUARI
2022
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia

Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian
nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi
struktural pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat
daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.

Nilai-nilai Strategis Organisasi


Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk
bertindak dan atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integrity – Professionalism –
Excellence – Public Interest – Coordination and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai
agama (religi).

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia


Menjadi Kantor Perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan
kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia


Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai Rupiah, stabilitas
sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran
untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang
inklusif dan berkesinambungan.
Laporan Perekonomian
ii PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun “Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi Februari 2022” ini
tepat pada waktunya. Buku ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pemangku
kepentingan baik internal maupun eksternal Bank Indonesia mengenai perkembangan ekonomi,
moneter, perbankan, keuangan, dan sistem pembayaran di Provinsi Sumatera Selatan.

Perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh sebesar 5,12%
(yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 3,92%
(yoy). Perkembangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kinerja konsumsi Rumah Tangga
( RT ) dan tumbuh positifnya kinerja ekspor luar negeri. Sementara itu, dari sisi lapangan
usaha (LU ), pertumbuhan bersumber dari perbaikan L U utama Sumatera Selatan yang
meliputi L U Pertambangan dan Penggalian, LU Industri Pengolahan, serta LU Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan. Dari sisi inflasi, meningkatnya aktivitas ekonomi pasca vaksinasi
mendorong permintaan masyarakat yang tercermin dari realisasi inflasi pada triwulan IV 2021
yang tumbuh sebesar 1,82% (yoy), meskipun masih berada di bawah target nasional sebesar 3,0%
+ 1% (yoy).

Dalam kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan data dan informasi yang kami perlukan antara lain Pemerintah
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Pusat Statistik (B P S ), perbankan, akademisi, dan instansi
pemerintah lainnya. Harapan kami, kerja sama yang baik selama ini dapat terus berlanjut dan
ditingkatkan lagi pada masa mendatang. Kami menyadari bahwa cakupan dan analisis dalam
Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan ini masih jauh dari sempurna. Berbagai saran,
kritik dan dukungan informasi/data dari Bapak/Ibu sekalian sangat kami harapkan guna
peningkatan kualitas dari laporan ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa melimpahkan berkah dan karunia-Nya, serta
memberikan kemudahan kepada kita semua dalam upaya menyumbangkan pemikiran untuk
pengembangan ekonomi regional khususnya dan pengembangan ekonomi nasional pada
umumnya. Akhir kata, kami berharap Laporan Perekonomian Provinsi Sumatera Selatan Edisi
Februari 2022 ini bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia.

Palembang, Februari 2022


KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SUMATERA SELATAN

Erwin Soeriadimadja
Direktur

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
iii
Daftar
Isi

DAFTAR ISI

Visi Misi Bank Indonesia iii


Kata Pengantar
iv Daftar Isi
vi Daftar Tabel x
Daftar Grafik xi
Ringkasan Eksekutif xiv
Tabel Indikator Ekonomi
xviii

BAB I B A B II I

Perkembangan Ekonomi Makro


Regional Perkembangan Inflasi Daerah
1.1 Perkembangan Ekonomi Secara Umum 2 3.1 Inflasi Secara Umum 28
1.2 Perkembangan Ekonomi Sisi Penggunaan 2 3.2 Inflasi Menurut Kelompok Pengeluaran 29
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dan Pemerintah 3 3.2.1 Ke l o m p o k M a ka n a n , M i n u m a n , d a n 29
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 5 Tembakau
(PMTB)/Investasi 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
1.2.3 Ekspor Luar Negeri 6 3 0 3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan
1.2.4 Impor Luar Negeri 8 30
1.3 Perkembangan Ekonomi Menurut Lapangan 9 Bahan Bakar Rumah Tangga
Usaha 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan, dan 30
1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
11 3.2.5 Kelompok Kesehatan 31
1.3.2 Lapangan Usaha Industri Pengolahan 3.2.6 Kelompok Transportasi 31
11
1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan, dan 13 3.2.7 Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa 31
Perikanan Keuangan
1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar dan Eceran, 3.2.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya 32
13 3.2.9 Kelompok Pendidikan 32
dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi 14 Kelompok Pe n ye di a a n Makan an dan 32
3.2.10 Minuman/Restoran
Kelompok Perawatan Pribadi dan J a s a 32
3.2.1 Lainnya
1
B A B II 3.3 Perkembangan Inflasi Bulanan dan Tracking 33
Inflasi Triwulan I 2022
Keuangan Pemerintah
3.4 Analisis Inflasi Spasial 34
2.1 Gambaran Umum 18 3.4.1 Kota Palembang 34
2.2 APBD Wilayah Provinsi Sumatera Selatan 18 3.4.2 Kota Lubuklinggau 34
2.2.1 Realisasi Pendapatan APBD Sumatera Selatan 18
3.5 Upaya dan Tantangan Pengendalian Inflasi 35
2.2.2 Realisasi Belanja A P B D Pemerintah Daerah 19
Provinsi Sumatera Selatan
2.3 APBN Provinsi Sumatera Selatan 22
Laporan Perekonomian
iv PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Isi

B A B IV B A B VII

Stabilitas Keuangan Daerah dan Prospek Pertumbuhan


Pengembangan Usaha Mikro Kecil Ekonomi dan Inflasi
dan Menengah Daerah
4.1 Kondisi Umum 40 7.1 P r o s p e k Pe r t u m b u h a n E ko n o m i 70
4.2 Pembiayaan Daerah Keseluruhan Tahun 2022
41 4.2.1Perkembangan Pembiayaan Korporasi 7.2 Prospek Inflasi Keseluruhan Tahun 2022 72
41 4.2.2
Perkembangan Pembiayaan Sektor Rumah 44
Tangga
4.3 Pe n g e m b a n g a n Akses Keu ang an dan 44
Pembiayaan UMKM

BAB V

Penyelenggaraan
Sistem Pembayaran dan BOKS
Pengelolaan Uang Rupiah
5.1 Perkembangan Sistem Pembayaran Tunai Dan 51 Boks A : Inovasi Pengembangan Digital 74
Pengelolaan Uang Rupiah Farming Sumatera Selatan
5.2 Perkembangan Sistem Pembayaran Non Tunai Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi 80
51 5.2.1 Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel
Transaksi SKNBI dan BI-RTGS Maju untuk Semua Menuju Indonesia
51 5.2.2 Tangguh, Indonesia Tumbuh 111
Perkembangan Alat Pembayaran Menggunakan 53
Kartu
5.3 Perkembangan Transaksi Elektronifikasi dan E- 55
Commerce
5.4 Kegiatan Penukaran Valuta Asing Bukan Bank 58
(KUPVA B B ) Berizin dan Penyelenggaraan
Transfer Dana Bukan Bank (PTD BB)

B A B VI

Perkembangan
Ketenagakerjaan dan
Kesejahteraan Daerah
6.1 Kondisi Kesejahteraan 64
6.2 Perkembangan Tingkat Kemiskinan 65
6.3 Ketimpangan Pengeluaran Penduduk 66
6.4 Kondisi Pembangunan Manusia Di Sumatera 68
Selatan
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN v
Daftar
Tabel

Daftar Tabel
Tabel 1.1 Andil Pertumbuhan Ekono mi Sumatera 3 Tabel 3.7 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Selatan 2018-2021 (%yoy) Kesehatan
Tabel 1.2 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 3 Tabel 3.8 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Pengeluaran (%qtq) Transportasi
Tabel 1.3 Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi 4 Tabel 3.9 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 31
Pengeluaran (%yoy) Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
Tabel 1.4 Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama 8 Tabel Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan (Juta US$) 3.10 Rekreasi, Olahraga dan Budaya
Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral P D R B 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy) Tabel Pendidikan
3.11
Tabel 1.6 Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral P D R B 10 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 32
Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq) Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
Tabel
Tabel 2.1 A n g g a r a n d a n Re a l i s a s i Pe n d a p a t a n 18 Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 33
3.12
Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 21 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok 35
Tabel
Daerah Provinsi Sumatera Selatan 3.13 Pengeluaran
Tabel 2.3 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 21 Inflasi Kot a Lu b u k l i n g g a u Berdasarkan 35
COVID-19 Bidang Kesehatan Triwulan IV 2021 Tabel Kelompok Pengeluaran
(Rp Miliar) 3.14 Prop o rs i Penyal uran Kre dit U M K M 45
Tabel 2.4 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 21 Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV 2021
COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 Tabel Perkembangan Transaksi R T G S Provinsi 53
(Rp Miliar) 3.15 Sumatera Selatan
Tabel 2.5 Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan 22 Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang 55
COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 Tabel 4.1 Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan
(Rp Miliar) Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 65
Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi 23 Tabel 5.1 Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu
Tabel 2.6
Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Triwulan IV 2021
Tahun 2021 Tabel 5.2 Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 65
Tabel 2.7 Uraian Belanja Modal K / L Sumatera Selatan 23 6 Bulan YA D Triwulan IV 2021
Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah 23 Tabel 6.1 Indeks Pembangunan Manusia Sumatera 67
Tabel 2.8
Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Selatan Menurut Dimensi
Jenis Belanja Triwulan IV Tahun 2020 dan Global Economic Outlook 70
Tabel 6.2

Tabel 6.3

Tabel 7.1.
Tahun 2021 56 Tabel 7.2. Volume Perdagangan Internasional 70
Tabel 3.1 Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi 28
Sumatera Selatan
Tabel 3.2 Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan 28
Deflasi Triwulan IV 2021
Tabel Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 29
3.3 Makanan, Minuman dan Tembakau
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.4 Pakaian dan Alas Kaki
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.5 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok 30
Tabel 3.6 Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan
Rumah Tangga
Laporan Perekonomian
vi PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Grafik

Daftar Grafik
Grafik P D R B dan Laju Pertumbuhan Tahunan P D R B 2 Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan 12
1.1 Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Sumatera Selatan
P D R B dan Laju Pertumbuhan Triwulanan 2 Grafik 1.28 Pe n y a l u r a n K re d i t S e k t o r Pe r t a n i a n , 12
Grafik P D R B Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 Kehutanan dan Perikanan
1.2
Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan 4 Grafik 1.29 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan 12
Lama Survei Konsumen Bank Indonesia Grafik 1.30 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan 14
Grafik
1.3
Grafik Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera 4 Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, 14
1.4 Selatan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Realisasi Belanja A P B D Sumatera Selatan 5 Sumatera Selatan
Grafik
1.5
Grafik Realisasi Belanja APB N di Sumatera Selatan Grafik 1.32 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera 14
1.6 5 Pe r ke m b a n g a n P M A - P M D N Wil ayah Selatan
Grafik 5
1.7
Sumatera Selatan
Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan 5 Grafik 2.1 S t r u kt u r A n g g a r a n B e l a n j a Ke u a n g a n 18
Grafik 1.9 Perkembangan P D R B Komponen Ekspor Luar 6 Pemerintah Provinsi Sumatera S elatan
Negeri Sumatera Selatan Triwulan IV 2021 (Rp Triliun)
Grafik P e r ke m b a n g a n H a r g a K o m o d i t a s 6 Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah 19
1.10 Internasional Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun
Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor 6 2021
Grafik Sumatera Selatan Grafik 2.3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi 20
1.11
Pe r ke m b a n g a n Vo l u m e E k s p o r Impor 6 Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021
Sumatera Selatan Grafik 2.4 Realisasi Belanja T K D D Sumatera Selatan 23
Grafik
Pe r ke m b a n g a n N ilai E k s p o r B at ub a ra 7 Triwulan IV 2021 berdasarkan Wilayah
1.12
Sumatera Selatan Grafik 2.5 Realisasi Belanja T K D D Sumatera Selatan 24
Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera 7 Triwulan IV 2021 berdasarkan Jenis T K D D
Grafik
1.13 Selatan Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, 29
Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper 7 Sumatera, dan Nasional
Grafik Sumatera Selatan Grafik 3.2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode 29
1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit 7 Triwulan IV 2021
Sumatera Selatan Grafik 3.3 P e r k e m b a n g a n I n f l a s i K o t a S a m p e l 34
Grafik Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan 8 Perhitungan Inflasi
1.15 berdasarkan Nilai Ekspor P e r k e m b a n g a n Pe r t u m b u h a n K r e d i t 40
Grafik 4.1
Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan 8 Sumatera Selatan berdasarkan Lokasi Proyek
Grafik Nilai Ekspor Perkembangan Aset dan D P K Perbankan di 40
Grafik 4.2
1.16
Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera 9 Sumatera Selatan
Selatan Grafik 4.3 Perkembangan D P K Perbankan Berdasarkan 40
Grafik
1.17

Grafik
1.18

Grafik
1.19
Grafik 1.20 Pe rkemb angan Vo lume Impor Provi ns i 9 Jenis Simpanan
Sumatera Selatan Grafik 4.4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio ( L D R ) 40
Grafik 1.21 Perkembangan Impor Provinsi Sumatera 9 Perbankan di Sumatera Selatan
Selatan Berdasarkan Negara Asal Grafik 4.5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera 41
Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan 9 1.23 an Kredit Sektor Pertambangan dan11
Berdasarkan Negara Asal Penyalur Penggalian Sumatera Selatan
Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan Selatan
11 Grafik 1.25 Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha Grafik 4.6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera 41
12 Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan
di Sumatera Selatan Grafik 4.7 Likert Scale Penjualan Domestik , Margin, dan 41
Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku Usaha di Perkiraan Penjualan
Grafik 4.8 Likert Scale Investasi
12
Grafik 4.9 41 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan
42
Sektor Ekonomi
Sumatera Selatan Grafik 4.10 N P L Kredit Korporasi Sumatera Selatan 42

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN vii
Daftar
Grafik

Grafik 4.11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera Grafik 5.17 Transaksi Ua ng Elektronik Berdasarkan 56
42 Nominal
Selatan
Grafik 4.12 Perkembangan Kredit Rumah Ta n g g a di 43 Grafik 5.18 Transaksi Ua ng Elektronik Berdasarkan 56
Sumatera Selatan Frekuensi
Grafik 4.13 Perkembangan Kredit Rumah Ta n g g a di 43 Grafik 5.19 Jumlah Merchant Q R IS 57
S u m a te ra S e l a t a n M e nu ru t Ke l o m p o k Grafik 5.20 Persebaran Merchant QR I S 57
Penggunaan Grafik 5.21 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima 57
Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah ( K P R ) 43 Manfaat (KPM)
Sumatera Selatan Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan 58
Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Multiguna Sumatera 43 Sembako
Selatan Grafik 5.23 Pro po rs i Penyaluran Nominal B antu an 58
Grafik 4.16 Perkembangan N P L Kredit Rumah Tangga 44 Sembako
Sumatera Selatan Grafik 5.24 Nominal transaksi e-commerce 58
Grafik 4.17 Perkembangan Kredit UMKM di Sumatera 44 Grafik 5.25 Frekuensi transaksi e-commerce 58
Selatan Grafik 5.26 P e r k e m b a n g a n Tr a n s a k s i K U P VA B B 58
Grafik 4.18 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan 55 Sumatera Selatan
Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit Grafik 5.27 Transfer Dana Domestik-incoming 59
UMKM; dan ( b ) Nominal Penyaluran dan Grafik 5.28 Transfer Dana Luar Negeri-incoming 59
Pertumbuhan Kredit (% yoy) Grafik 5.29 Transfer Dana Domestik-Outgoing 59
Grafik 4.19 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Grafik 5.30 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing 59
55

Berdasarkan Jenis Penggunaan: (a) Nominal Grafik 6.1 Indeks Harg yang Diterima, Indeks Harga yang 64
Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (% yoy); dibayar dan Nilai Tukar Petani
dan (b) Pangsa Kredit UMKM Grafik 6.2 Perkembangan N T P dan Inflasi Perdesaan 64
Grafik 4.20 Perkembangan N P L Kredit UMKM Sumatera 46 Sumatera Selatan
Selatan Grafik 6.3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor 64
Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan 65
Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan 52 Grafik 6.5 Perkembangan Gini Ratio Sumatera Selatan 66
Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak dan Nasional
52 Edar di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 6.6 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring 53 Grafik 6.7 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Sumatera Selatan Perkotaan
Grafik 5.4 Perkembangan Ju ml a h Warkat Transaksi 53 Grafik 6.8 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk 66
Kliring Sumatera Selatan Perdesaan
Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi R T G S 53 Grafik 6.9 Pe r ke m b a n g a n Ind eks Pe m b a n g u n a n 67
Sumatera Selatan Manusia
Grafik 5.6 Perkembangan Vo lume Transaksi R T G S 53
Sumatera Selatan
Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D 54
Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D
Grafik 5.9 54
Pangsa Transaksi ATM/D 54
Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D 54
Grafik Outstanding Nominal Kartu Kredit 55
5.11 Volume Transaksi Kartu Kredit 55
Grafik
5.12
Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Kartu Kredit 55
Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit 55
Grafik 5.15 Jumlah UE 56
Grafik 5.16 Jumlah UE Reader 56
Laporan Perekonomian
viii PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
RINGK A SAN
EKSE KUTIF

Perkembangan Ekonomi Daerah


Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya. Perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 mencatatkan
pertumbuhan sebesar 5,12% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar
3,92% (yoy). Namun demikian, jika dilihat secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan juga
tercatat menurun pada triwulan laporan menjadi sebesar -1,66% (qtq). Pertumbuhan ekonomi Sumatera
Selatan ini tercatat baik dan berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera yang
masing-masing tumbuh sebesar 5,02% (yoy) dan 4,56% (yoy). Sementara itu, pangsa ekonomi Sumatera
Selatan terhadap ekonomi nasional dan ekonomi Sumatera pada triwulan laporan relatif stabil, masing-masing
sebesar 2,93% dan 13,87%. Peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan bersumber dari
peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga ( RT ) dan kinerja ekspor luar negeri serta penurunan kinerja 3
(tiga) lapangan usaha (LU) utama Sumatera Selatan yaitu LU Pertambangan dan Penggalian, LU Industri
Pengolahan, serta LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Perkembangan Keuangan Daerah


Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV 2021 sedikit tertahan dari sisi pendapatan di tengah
pemulihan ekonomi yang masih berjalan, namun menguat dari sisi belanja sesuai pola historisnya di
akhir tahun. Realisasi pendapatan pemerintah ( A P B D dan APB N ) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan
IV 2021 tercatat sebesar Rp56,05 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar
Rp52,79 triliun. Namun demikian, secara persentase, realisasi pendapatan tersebut mengalami penurunan
dari 98,75% pada tahun 202 0 menjadi 97,96%. Hal ini dipengaruhi adanya kenaikan target anggaran pada
tahun 2021 menyusul perbaikan ekonomi yang berkelanjutan. Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah ( A P B D
dan APBN ) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan IV 2021 mencapai Rp83,13 triliun atau 95,61% dari
pagu, meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar 93,96% dari pagu atau senilai
Rp76,43 triliun. Hal ini didorong oleh percepatan realisasi belanja pemerintah untuk mendukung pemulihan
ekonomi. Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa ( T K D D ) triwulan IV 2021 sebesar 113,33% dari pagu,
meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi sebesar 99,36% dari pagu.
Peningkatan tersebut didorong oleh percepatan penyerapan anggaran dalam rangka pemulihan yang lebih
merata hingga tingkat kabupaten/kota.

Perkembangan Inflasi Daerah


Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 1,82% (yoy), sedikit menurun
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tercatat sebesar 1,84% (yoy). Penurunan tekanan inflasi di
Provinsi Sumatera Selatan disebabkan oleh penurunan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan
tembakau, seiring terjaganya pasokan beberapa komoditas yang telah memasuki masa panen. Komoditas
tersebut antara lain cabai merah, beras, dan bawang merah.

Pada triwulan I 2022, inflasi Sumatera Selatan diperkirakan meningkat dibandingkan triwulan IV 2021
dan berada di rentang sasaran inflasi Nasional sebesar 3%±1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi
diperkirakan bersumber dari peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan percepatan program vaksinasi.
Tekanan inflasi juga diperkirakan bersumber dari terganggunya produktivitas komoditas hortikultura di tengah
cuaca yang masih kurang kondusif di awal tahun 2022. Kenaikan cukai rokok di awal tahun juga mendorong
peningkatan harga jual eceran aneka rokok. Selanjutnya, tensi geopolitik pada awal tahun juga berpotensi
mendorong peningkatan
Laporan Perekonomian
x PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Ringkasan
Eksekutif

komoditas global yang akan berdampak pada peningkatan laju inflasi. Kegiatan pengendalian inflasi daerah akan
terus dilanjutkan untuk menjaga stabilitas harga dengan tetap berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi
4 K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif).

Pembiayaan Daerah dan Pengembangan Usaha Mikro Kecil


dan Menengah
Pembiayaan daerah Provinsi Sumatera Selatan mengalami pertumbuhan pada triwulan IV 2021 didorong oleh
peningkatan pembiayaan untuk korporasi, di tengah melambatnya pertumbuhan pembiayaan sektor rumah
tangga. Penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tumbuh positif setelah
terkontraksi pada triwulan III 2021. Sejalan dengan itu, nominal aset dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga
( D P K ) perbankan pada triwulan IV 2021 juga mengalami peningkatan. Ketahanan sektor rumah tangga dan
sektor korporasi juga mengalami perbaikan dengan performa non performing loan ( N P L ) yang masih berada
dalam batas aman.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan


Uang Rupiah
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 yang tumbuh positif,
penyelenggaraan sistem pembayaran tunai dan non tunai berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.
Transaksi Real Time Gross Settlement ( R TG S ) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) pada
triwulan IV 2021 meningkat sejalan dengan kinerja konsumsi Rumah Tangga dan investasi Sumatera Selatan.
Transaksi uang kartal tercatat mengalami net outflow sejalan dengan realisasi bantuan sosial non tunai, dan pola
permintaan HBKN Natal dan Tahun Baru. Transaksi Uang Elektronik (UE) dan e-commerce meningkat
sejalan adaptasi masyarakat akan kebutuhan instrumen pembayaran non tunai yang tetap aman untuk
digunakan dalam masa pandemi COVID-19.

Perkembangan Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan Daerah


Pada triwulan IV 2021 kondisi kesejahteraan di Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan. Hal
ini terkonfirmasi melalui Nilai Tukar Petani (N TP) Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
113,15, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dan triwulan IV 2020 yang masing-masing tercatat
sebesar 112,07 dan 101,83. Selain itu, Survei Konsumen menyatakan masyarakat Sumatera Selatan optimis
bahwa penghasilan mereka ke depan akan relatif lebih baik seiring dengan meredanya penyebaran pandemi
COVID-19 pada triwulan laporan. Angka kemiskinan Sumatera Selatan pada September 2021 tercatat sebesar
12,79% dari total penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah tersebut cenderung menurun dibandingkan
posisi Maret 2021 dan September 2020 yang masing-masing tercatat sebesar 12,84% dan 12,98%.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN xi
Ringkasan
Eksekutif

Prospek Perekonomian
Mempertimbangkan kondisi perekonomian global dan nasional s er t a b erb a g ai indikator dini,
pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan meningkat
dengan inflasi yang tetap terjaga. Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan
tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Perbaikan aktivitas perekonomian global dan nasional
mendorong peningkatan kinerja perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan maupun
lapangan usaha. Percepatan dan perluasan program vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku
usaha dan mendorong kinerja di beberapa sektor. Selanjutnya, perkembangan inflasi di tahun 2022 juga
diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2021, namun tetap berada di dalam kisaran target inflasi nasional.
Perbaikan perekonomian yang didukung oleh percepatan program vaksinasi akan meningkatkan daya beli
masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan sebagai dampak peningkatan aktivitas ekonomi. Dengan
perkembangan tersebut, inflasi pada tahun 2022 diperkirakan meningkat, didorong oleh inflasi pada seluruh
kelompok yakni volatile food, administered price, dan core inflation.

Laporan Perekonomian
xii PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
INDIKATOR UTAMA

A.PDRB & INFLAS I

2020 2021
INDIKATOR
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
MAKRO

Indeks Harga Konsumen

Sumatera Selatan 104,01 103,56 104,66 105,18 105.53 106,57 106,57


105,06 104,66 105,47
Palembang 106,55 106,55
104,02 103,53 104,62 105,17 105.49
Lubuk Linggau 104,23 104,62 105,44 106,79 106,79

Laju Inflasi Tahunan (yoy) 103,90 104,18 103,92 105,08 105,26 105.42
105,08 105,78
Sumatera Selatan 1,82 1,82

Palembang 3,15 1,85 1,85


1,01 1,55 1,12 1,24 1,84
Lubuk Linggau 1,63 1,63
1,72
1,55 1,50 1,11 1,21 1,84
3,20
0,98 1,50 1,97 1,31 1,63
1,75 1,79
1,41 1,97
2,63

1,37

INDIKATOR 2020 2021


I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
MAKRO

Pertumbuhan Tahunan PDRB Sektoral 4,01 (1,58) (1,21) (0,11) (0,40) 3,92 5,12 3,58
(yoy) (1,43) 5,71
2,03 4,03 2,91
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 4,13 2,20 3,49 1,74 2,05 3,67
(2,18)

Pertambangan dan Penggalian 0,75 (4,97) (4,90) (6,68) (4,04) (3,37) 7,60 7,55 9,47 5,35

Industri Pengolahan 4,52 (0,35) (0,49) (0,80) 0,69 (0,01) 2,01 2,95 4,29 2,30

Pengadaan Listrik dan Gas 12,64 12,04 16,99 16,88 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 4,68 3,46 5,75 5,34 4,83 0,37 (1,76) (6,81) (9,87) (4,69)

Konstruksi 2,69 (1,35) (0,59) (0,61) (0,01) 1,43 0,55 (0,74) (1,21) (0,02)

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,54 (7,70) (1,93) (2,94) (1,32) (2,97) 12,66 6,32 8,11 5,79

Transportasi dan Pergudangan 6,17 (11,36) (9,30) (8,70) (5,91) (13,39) 4,28 0,51 2,72 (1,86)

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 7,56 (18,07) (10,21) (7,50) (7,21) 19,43 3,98 5,75 4,43
(8,28)
Informasi dan Komunikasi 9,58 5,70 4,99 4,34 6,04
14,50 14,82 12,79 9,39
Jasa Keuangan dan Asuransi 12,11 5,15 2,99 (2,30) 4,19
3,96 4,18 1,64
Real Estate (0,03) 5,15 1,64 7,07 8,69 5,81

Jasa Perusahaan 0,85 (0,34) 2,24 1,64 (3,15) 2,76 2,88 0,60
(1,59)
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial (5,23) (7,07) (2,08) 14,21 (0,08) 1,58 3,88
8,38 0,35
Wajib
9,05 (4,32) (3,15)

3,89 5,30 5,19 2,37 4,17


(0,02)

Jasa Pendidikan 2,86 (0,25) (4,02) (4,22) (1,50) 0,40 0,40 7,57 8,39 6,57

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,79 12,98 8,78 9,08 10,14 0,92 0,92 8,29 8,51 5,63

Jasa lainnya 7,27 7,89 4,79 1,31 5,23 (0,13) (0,07) (0,03) 3,91 0,93

Pertumbuhan Tahunan PDRB Penggunaan 4,01 (1,58) (1,43) (0,11) (0,40) 3,92 5,12 3,58
(1,21)
Konsumsi Rumah Tangga 5,71 2,21 5,10 1,94
3,45 (5,07) (2,77)
(3,26) (1,94) (4,56) 5,37

Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (1,01) (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) (3,09) 6,34 1,19 4,01 2,03
Konsumsi Pemerintah 5,33 (8,10) (12,33) (23,18) (12,86) 1,76 6,65 1,69 1,60 2,90

Investasi 4,81 (0,85) 1,35 (0,01) 1,25 (0,01) 2,35 (7,90) (6,60) (3,14)

Ekspor Luar Negeri 13,76 (23,49) (11,63) (0,26) (6,41) 6,06 37,68 32,13 23,10 24,04

Impor Luar Negeri 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03)

Laporan Perekonomian
xiv PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Tabel
Indikator

B.PERBANKAN

2020 2021
INDIKATOR
I II III IV I II III IV
Perbankan

Total Aset (Rp Triliun) 110,84 116,76 115,09 118,28 127,99 130,36
123,44
DPK (Rp Triliun) 114,35 91,98 89,08 95,83 100,52
90,11 92,52
- Giro 85,67 88,70 16,4 15,2 14,4
16,2
- Tabungan 13,3 16,7 13,4 46,6 50,0
15,4
- Deposito 38,8 40,0 41,6 34,1 36,1
44,1 46,2
33,6 32,0 45,1
29,8 30,9
34,0 30,6

Jumlah Rekening DPK (Ribu) 22.681 24.340 25.516 26.483 28.351 29.055 29.562 30.852

- Giro 253 262 264 264 275 276 275 287

- Tabungan 22.150 23.792 24.960 25.932 27.788 28.496 29.006 30.288

- Deposito 278 286 292 287 288 283 281 277

Kredit Berdasarkan Penggunaan (Rp Triliun) 129,71 124,88 122,56 125,17 123,04 127,25
125,45 125,96
- Modal Kerja 50,92 50,97 55,42
53,97 52,20 48,20 51,05
- Investasi 54,13 34,40 31,50 31,08
35,18 35,46
- Konsumsi 36,30 33,81 32,45 39,85 40,57 40,75
39,19 39,45
Total Kredit (Rp Triliun) 39,44 38,87 38,87 125,17 123,04 127,25
122,56
Kredit Lapangan Usaha/Korporasi (RpTriliun) 129,71 124,88 125,96 85,31 82,47 86,50
125,45
Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan 83,37 86,51 22,14 20,54 21,95
90,28 86,01 86,58
Pertambangan dan Penggalian 21,37 21,49 3,76 3,60 6,62
20,75 20,31 20,70
Industri Pengolahan 3,18 3,68 23,31 22,83 22,74
5,51 4,69 3,40
Listrik, Gas dan Air Bersih 23,65 25,26 2,49 2,19 2,10
23,51 23,02 24,19
Konstruksi 2,94 2,80 6,01 6,14 5,17
5,42 4,53 4,85
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda 6,70 6,36 19,00 19,32 19,39
Motor 7,59 7,41 7,26
17,08 18,38 2,06 1,53 2,11
Transportasi dan Pergudangan dan Komunikasi 20,43 17,50
2,05 2,06 1,88 1,92 1,89
17,72
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
1,83 1,86 2,64 2,52 2,50
2,07 2,04
Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
2,12 2,02 1,87 2,02
2,53 2,60
Jasa-jasa
2,92 1,82 1,86 39,85 40,57 40,75
2,04 2,01
Kredit Bukan Lapangan Usaha/Kredit Konsumsi
2,09 2,68 2,60 11,30 11,68 11,70
39,19 39,45
Rumah Tinggal
12,60 2,01 1,87 0,07 0,08 0,07
10,69 10,93
Flat dan Apartemen
39,44 38,87 38,87 0,53 0,51 0,51
0,07 0,07
Rumah Toko (Ruko) dan Rumah Kantor (Rukan)
10,25 10,31 10,48 2,43 2,37 2,51
0,58 0,55
Kendaraan Bermotor
0,08 0,08 0,07 17,60 17,60 17,83
2,62 2,53
Multiguna
0,64 0,63 0,60 7,93 8,33 8,13
17,47
Lainnya
3,48 3,15 2,84 135,3% 128,4% 126,6%
17,47
LDR
17,44 17,28 3,55% 2,77% 5,59%
17,27 7,77 7,90
NPL Gross
7,54 7,43 7,60 137,6%
139,8%
151,4% 140,8%
136,4% 3,62% 3,62%

2,39% 3,41% 3,62%


Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN xv
Tabel
Indikator

C. SI STEM PEMB AY A R A N

2020 2021
KETERANGAN
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Jumlah hari 63 58 62 60 243 61 59 62 63 246

1. Perputaran Kliring

a.Nominal (Rp 11.799 7.891 11.324 12.441 43.455 11.356 11,121 12.640 46.400
Miliar) 11.283

b.Warkat (lembar) 274.815 238.314 268.290 279.751 1.061.170 242.173 242.088 229,418 262.188 975.867

2. Rata-rata Harian Kliring

a.Nominal (Rp Miliar) 187, 136, 182, 207,4 178, 186,2 191, 179. 200,6 188,6
3 1 7 3 2 4
b.Jumlah Warkat (lembar) 4.663 3.970 4.162 3.969
4.362 4.109 4.327 4.365 4.103 3,700
3. Rata-rata Harian RTGS

a.Nominal/Hari (Rp Miliar) 962,2 919,6 907,5 903,8


614,4 800,9 927,7 826,3 940,0 861.9
b.Jumlah Warkat (lembar) 388 34 416 366
216 264 308 294 1 364 347
4. Penolakan Cek/BG

a.Nominal (Rp Miliar) 83,2 77,4 321,5


136,4 112, 106,0 438,3 93,6 78,9 105.4
b.Warkat (lembar) 7 1.691 1.839 7.143
2.846 1.845 8.722 1.804 1.50 1,999
5. Penolakan Cek/BG 2.340 1
a.Nominal (%) 0,67% 0,61% 0,69%
1,16% 0,94% 1,01 0,82% 0.95%
b.Warkat (%) 1,13 0,60% % 0,70% 0,70% 0,73%
1,04% % 0,69% 0,74% 0.87%
6. Mutasi kas (Rp Miliar) 0,82% 0,62%
0,98%
Remise masuk

Remise keluar

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) 1.419, 587,5 3.489,6


2.322,0 2.203,3 7 953,6 887.0
a.Aliran uang masuk/inflow 3.811, 1.061,6 2.805,00 12.776,7
3.649,2 1.394, 2.880,9 2.108,2 7 3.375, 2,540.8
b.Aliran uang keluar (outflow) 7 4.055,2 6.575,30 19.213,0
1
3.454,5 4.310,8 6.083,9 13.041, 3,665.8
3.117, 4 2.761, 6.210,9
9 0
14.674,5
4.459,6

c.Net Inflow (outflow) 194,7 (1.341,7) (1.429,9) (3.975,6) (1.633,1) 614,8 (2.155,8) (1,125.0) (3.770,30) (6.436,3)
Laporan Perekonomian
xvi PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
BA B I

PERKEMBANGAN
EKONOMI
DAERAH

Momentum pemulihan ekonomi Sumatera Selatan


berlanjut pada triwulan IV 2021 dan keseluruhan
tahun 2021.

 Dari sisi pengeluaran, peningkatan Produk Domestik


Regional Bruto (PDRB) pada triwulan IV 2021
bersumber dari peningkatan kinerja konsumsi rumah
tangga dan kinerja ekspor luar negeri yang masih
tumbuh positif.

 Dari sisi Lapangan Usaha ( LU ) , laju pertumbuhan


perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV
2021 bersumber dari peningkatan kinerja LU
pertambangan dan penggalian, LU industri pengolahan,
serta LU pertanian, kehutanan dan perikanan.

 Secara keseluruhan tahun 2021, perekonomian


Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang ditopang
oleh peningkatan kinerja seluruh komponen penyusun
kelompok pengeluaran dan LU utama.
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.1 P E R K E M BA N GA N
EKONOMI S E C A R A UMUM
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan berlanjut, tercermin S e c a ra keseluruhan, pertumbuhan ekonomi Sum atera
pada pertumbuhan triwulan IV 2021 yang mencapai 5,12% Selatan pada tahun 2021 tercatat tumbuh tinggi dan berada
( y o y ) , m e n i n g ka t d i b a n d i n g k a n re al i s as i triwulan pada zona positif. Perekonomian Sumatera Selatan pada tahun
sebelumnya sebesar 3,92% (yoy) (Grafik 1.1). Namun 2021 tumbuh sebesar 3,58% (yoy), meningkat dibandingkan
demikian, secara triwulanan, pertumbuhan ekonomi pertumbuhan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar -
Sumatera Selatan tercatat menurun pada triwulan laporan 0,11% (yoy). Pertumbuhan ini sejalan dengan pertumbuhan
menjadi sebesar -1,66% (qtq) (Grafik 1.2). Pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 3,70% (yoy),
ekonomi Sumatera Selatan tercatat baik dan berada di atas lebih ti ng g i dibandingkan pertumbuhan ekonomi regional
pertumbuhan ekonomi nasional dan regional Sumatera yang Sumatera yang tumbuh 3,18% (yoy). Konsumsi rumah tangga
masing-masing tumbuh sebesar 5,02% (yoy) dan 4,56% (yoy). tumbuh sebesar 1,94% (yoy), jauh di atas capaian tahun
Sementara itu, pangsa ekonomi Sumatera Selatan terhadap sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar -1,94% (yoy)
ekonomi nasional dan ekonomi Sumatera pada triwulan seiring peningkatan mobilitas masyarakat. Kinerja konsumsi
laporan relatif stabil, masing-masing sebesar 2,93% dan pemerintah tercatat meningkat 2,90% (yoy) didorong oleh
13,87%. akselerasi belanja untuk program pemulihan ekonomi daerah.
Selanjutnya, ekspor tumbuh 24,04% (yoy), setelah pada tahun
Akselerasi pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada
sebelumnya terkontraksi -6,41% (yoy) didukung oleh permintaan
triwulan IV 2021 terutama didorong oleh peningkatan kinerja
mitra dagang yang tetap kuat dan tren perbaikan harga
konsumsi rumah tangga ( R T ) dan kinerja ekspor luar negeri
komoditas global. Dari sisi LU, perbaikan kinerja tahunan
y an g masih tumbuh positif. Kinerja konsumsi R T tumbuh
terutama ditopang oleh peningkatan kinerja LU Pertambangan
sebesar 5,10% (yoy), meningkat dibandingkan pertumbuhan
dan Penggalian serta LU Industri Pengolahan seiring
triwulan sebelumnya yang sebesar 2,21% (yoy). Kinerja ekspor
perbaikan harga komoditas yang terus berlanjut sejak awal tahun
luar negeri juga tercatat masih tumbuh tinggi sebesar 23,10%
2021.
(yoy), meskipun sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan
triwulan sebelumnya yang mencapai 32,13% (yoy). Namun 1.2 PE R K E M BA N GA N EKONOMI
demikian, laju pertumbuhan lebih lanjut tertahan oleh SISI PENGGUNA AN
penurunan kinerja konsumsi pemerintah dan kinerja
Be rd a s ar kan P D R B menurut pengeluaran , st ru kt u r
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)/investasi yang masih
perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
berada pada level kontraksi.
masih didominasi oleh kons umsi rumah tangga.
Dari sisi lapangan usaha ( LU ) , kinerja ket ig a L U utama Pengeluaran konsumsi rumah tangga memiliki pangsa
Sumatera Selatan yaitu LU pertambangan dan penggalian, sebesar 59,39% terhadap total PDR B. Konsumsi rumah tangga
LU industri pengolahan, serta LU pertanian, kehutanan dan memberikan andil terbesar kepada pertumbuhan ekonomi
perikanan terpantau meningkat. Pada triwulan IV 2021, LU Sumatera Selatan di triwulan IV 2021 yaitu sebesar
Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 5,35% (yoy), 3,0 3% ( yoy ), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya 1,26% (yoy). Pembentukan Modal Tetap Bruto (PM TB ) atau
yang sebesar 7,55% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, investasi pada triwulan laporan memberikan kontribusi
kinerja LU Industri Pengolahan juga tercatat meningkat dari terbesar kedua yaitu 33,29% terhadap P D R B Sumatera
2,95% (yoy) pada triwulan III 2021 menjadi 4,29% (yoy) pada Selatan. Investasi memberikan andil negatif sebesar -2,20%,
triwulan laporan. Perbaikan kinerja LU pertanian, Kehutanan membaik dibandingkan triwulan dengan andil -2,50%. Kinerja
dan Perikanan juga berlanjut menjadi sebesar 4,03% (yoy) pada ekspor luar negeri tercatat sedikit menurun dari
triwulan IV 2021.
Grafik 1.2 PDRB dan Laju Pertumbuhan Triwulanan PDRB Provinsi
Sumatera Selatan ADHK 2010
Grafik 1.1 PDRB dan Laju Pertumbuhan Tahunan PDRB Provinsi
Sumatera Selatan ADHK 2010
140 RP TRILIUN % YOY 6,50 130 RP TRILIUN % QTQ 6,00
130 5,50 5,00
120
4,50 4,00
120
110 3,00
3,50
110 2,00
2,50 100
100 1,00
1,50 90
90 0,00
0,50 -1,00
80 80
-0,50 -2,00
70 -1,50 70 -3,00
60 -2,50 60 -4,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN) PDRB AHDB GROWTH PDRB ADHK (AXIS KANAN)

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
2 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.1. Andil Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan 2019 - 2021 (%yoy)

PROVINSI : SUMATERA SE L A T A N 2019 2020 2021


KOMPONEN PENGELUARAN III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Pengeluaran Konsumsi Rumah 2,41 2,03 2,38 2,13 (1,60) (1,94) (1,15) (2,70) 3,13 1,26 3,03 1,13
Tangga (2,96)

Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,14 0,06 0,16 (0,02) (0,15) (0,08) (0,11) (0,09) (0,05) 0,09 0,02 0,06 0,03

Pengeluaran Konsumsi 0,45 0,40 0,23 (0,51) (0,75) (1,94) (0,81) 0,08 0,43 0,23 0,13 0,18
Pemerintah
2,16 0,61 1,69 (0,31) 0,49 (0,00) 0,46 (0,00) 0,83 (2,50) (2,20) (1,07)
Pembentukan Modal Tetap Bruto
1,06 1,66 (0,41) 2,54 (1,98) (0,05) (1,13) 7,65 6,96 5,16 5,05
Ekspor Luar Negeri (3,66) 1,19
(2,11) 1,95 0,39 (0,71) (1,16) (0,56)
Impor Luar Negeri (0,46) 0,23 (0,38) 0,55 3,42 0,70 (0,31)
(0,02) 0,61 5,71 3,93 5,12 3,58
P DRB 5,69 4,01 (1,43) (1,21) (0,11) (0,40)
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) 5,66 5,65 (1,58)

triwulan sebelumnya yang juga tercermin dari penurunan andil Masyarakat (PPKM), serta kebijakan bepergian yang
menjadi sebesar 5,16% (yoy) pada triwulan III 2021, lebih diterapkan oleh pemerintah. Hal ini ditandai dengan
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya dengan andil peningkatan jumlah penumpang berbagai moda transportasi
sebesar 6,96% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, konsumsi di Sumatera Selatan, seperti transportasi angkutan udara
pemerintah pada triwulan III 2021 juga memberikan andil yang sebesar 13,46% (yoy), angkutan laut sebesar 246,67% (yoy)
menurun sebesar 0,13% (yoy), dibandingkan andil triwulan dan angkutan darat sebesar 103,13% (yoy).
sebelumnya sebesar 0,23% (yoy) (Tabel 1.1).
Perbaikan kinerja konsumsi rumah tangga juga tercermin
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga dari hasil survei konsumen yang dilakukan oleh Bank
dan Pemerintah Indonesia. Indeks Kondisi Ekonomi (IKE), Indeks Ekspektasi
Konsumen (IEK) dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada
Pada triwulan IV 2021, konsumsi rumah tangga mengalami
triwulan IV 2021 masing-masing mengalami peningkatan
perbaikan baik secara triwulanan maupun tahunan. Kinerja
menjadi sebesar 95,19; 135,85; dan 115,52 (Grafik 1.3). Hal
konsumsi rumah tangga secara triwulanan tercatat tumbuh
ini menunjukkan bahwa optimisme masyarakat terhadap
sebesar 2 , 6 0 % (qtq ), meningkat dibandingkan triwulan
perekonomian pada triwulan IV 2021 terpantau meningkat.
sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,20% (qtq) (Tabel 1.2).
Selanjutnya, indeks ketersediaan lapangan pekerjaan
Sejalan dengan hal tersebut, kinerja konsumsi rumah tangga
mengalami peningkatan menjadi sebesar 96,33 pada triwulan
secara tahunan juga mengalami pertumbuhan menjadi
sebesar 5,10% (yoy) dari 2,21% (yoy) pada triwulan IV 2021 yang diikuti oleh peningkatan indeks penghasilan

sebelumnya (Tabel 1.3). Peningkatan kinerja konsumsi R T menjadi sebesar 96,89 pada triwulan laporan. Indeks konsumsi
disebabkan oleh masuknya Hari Besar Keagamaan Nasional barang tahan lama juga mengalami peningkatan dari 74,44
( HB K N ) Natal dan Tahun Baru (Nataru) dan periode pada triwulan III 2021 menjadi 92,33 pada triwulan IV 2021.
liburan akhir tahun yang mendorong peningkatan konsumsi Perbaikan konsumsi R T juga terindikasi dari kenaikan rata-
masyarakat. Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan mobilitas rata penggunaan listrik pada triwulan IV 2021 menjadi 275,92
masyarakat di tempat umum berdasarkan pantauan Google juta KwH dari triwulan sebelumnya yang sebesar 253,01 juta KwH
Mobility Report. Peningkatan kinerja konsumsi juga dipicu oleh atau naik sebesar 9,06% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut,
meningkatnya confidence masyarakat di tengah proses penerima insentif listrik rumah tangga untuk kapasitas 45 0 VA
vaksinasi yang terus berlanjut di triwulan IV 2021 dan dan 9 0 0 VA pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan
pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan sebesar 8,89%
(yoy) menjadi 896.794 orang.

Tabel 1.2. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%qtq)

PROVINSI : SUMATERA SE L A T A N 2019 2020 2021


KOMPONEN PENGELUARAN III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Pengeluaran Konsumsi Rumah 0,87 0,28 3,94 0,77 (6,87) 3,31 (0,22) (1,94) (0,59) 2,83 0,20 2,60 1,94
Tangga
(1,40) (0,44) 9,78 (2,42) (5,97) 3,56 (2,50) (5,96) 2,07 3,18 (1,45) 0,21 2,03
Pengeluaran Konsumsi LNPRT

Pengeluaran Konsumsi 4,75 52,67 5,54 (59,52) 41,97 33,79 (12,86) (46,38) 48,78 (2,74) 33,68 2,90
Pemerintah (0,08)
2,04 1,43 1,69 (5,66) 0,06 (5,65) 3,94 (5,98) 1,46 (3,14)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 1,55
(1,39) (2,18) (2,89) 1,25 3,25 7,59 9,30 1,38 24,04
Ekspor Luar Negeri (3,59) 4,31
8,82 (6,41)
(17,13) 13,90

Impor Luar Negeri (4,85) 10,72 (14,46) (3,21) (15,00) 27,24 54,67 18,59 (46,56) 7,21 (21,50) 49,29 (19,03)
P DRB 4,07 (3,01) 5,69 (0,82) (1,69) 4,22 (2,78) (0,11) (0,02) 4,35 2,46 (1,66) 3,58
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.3. Pertumbuhan Ekonomi Sumatera Selatan Sisi Pengeluaran (%yoy)

PROVINSI : SUMATERA SE L A T A N 2019 2020 2021


KOMPONEN PENGELUARAN III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Pengeluaran Konsumsi Rumah 4,1 3,34 3,94 3,45 (5,07) (2,77) (3,26) (1,94) (4,56) 5,37 5,10 1,94
Tangga 1 2,21
3,84 9,78 (9,93) (5,40) (7,35) (5,96) 4,01 2,03
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 9,06 (1,01) (3,09) 6,34
(8,10) (12,33 (23,18) (12,86) 1,19 1,60 2,90
Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,55 20,06 5,54 5,33 )
(0,85) (0,01) 1,25 1,76 6,65 3,80 (6,60) (3,14)
Pembentukan Modal Tetap Bruto 2,98 4,50 1,69 4,81 1,3
(23,49) 5 (0,26) (6,41) (0,01) 2,35 (7,74) 23,10 24,04
Ekspor Luar Negeri (11,09 10,33 (2,18)
) 13,76 (11,63 6,06 37,68
)
32,13

Impor Luar Negeri (0,84) 18,26 (14,46) 6,86 (13,32) 15,91 61,93 18,59 (10,60) 12,76 (30,43) (32,85) (19,03)

P DRB 5,66 5,65 5,69 4,01 (1,58) (1,43) (1,21) (0,11) (0,40) 5,71 3,93 5,12 3,58
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Perbaikan konsumsi masyarakat juga diikuti kenaikan Nilai seperti, Program Kartu Sembako senilai Rp. 2 0 0 .0 0 0 per bulan,
Tukar Petani ( N T P) pada triwulan laporan menjadi 113,15 dari program Bantuan Sosial (Bansos) Tunai senilai R p 2 0 0.0 0 0,
t r i w u l a n s e b e l u m n y a y a n g s e b e s a r 1 1 2 , 07. H a l i ni manfaat Kartu Pra Kerja, Insentif PPnBM, bantuan kuota internet
mengindikasikan adanya pemulihan pendapatan masyarakat pagi pelajar, bansos beras 15 kg per bulan dan pemberian D P
Sumatera Selatan meskipun belum merata dan belum kembali 0% untuk kredit mobil dan rumah, juga mendorong
pada kondisi sebelum pandemi. Perbaikan pendapatan ini juga peningkatan konsumsi RT lebih lanjut.
terkonfirmasi dari penyaluran kredit konsumsi oleh perbankan
yang masih tumbuh meskipun terbatas sebesar 3,98% (yoy) Kinerja konsumsi pemerintah pada triwulan IV 2021 tercatat
pada triwulan IV 2021 (Grafik 1.4). Secara spasial, subsektor tu mbuh leb ih ren dah d i b a n d in g ka n realis asi triwulan
kredit konsumsi yang mengalami pertumbuhan adalah kredit sebelumnya. Pada triwulan IV 2021, kinerja konsumsi
rumah tinggal, kredit ruko dan rukan, serta kredit kendaraan pemerintah tercatat sebesar 1,60% (yoy), sedikit menurun
bermotor. Kredit kendaraan bermotor pada triwulan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 1,69% (yoy). Namun,
laporan tercatat mengalami perbaikan meskipun masih berada kinerja konsumsi pemerintah secara triwulanan tercatat
pada level kontraksi sebesar - 3,97 % ( yoy ) , membaik mengalami perbaikan dengan realisasi sebesar 33,68% (qtq)
dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dibandingkan triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar -4,72%
dalam sebesar -16,67% (yoy). Peningkatan penyaluran kredit (qtq). Penurunan konsumsi pemerintah pada triwulan laporan
kendaraan terkonfirmasi pula dari peningkatan penjualan disebabkan oleh penurunan seluruh komponen belanja kecuali
kendaraan bermotor pada triwulan IV 2021 yang cukup belanja transfer (Grafik 1.5). Penurunan konsumsi pemerintah
signifikan sebesar 81,31% (yoy) di tengah stimulus relaksasi juga terkonfirmasi dari kenaikan dana simpanan pemerintah
Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) yang masih berlanjut daerah di perbankan sebesar 15,95% (yoy), meningkat
hingga akhir tahun 2021. dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi -
34,27% (yoy). Namun demikian, laju penurunan konsumsi
Secara keseluruhan, konsumsi rumah tangga tahun 2021 yang lebih dalam tertahan oleh belanja non operasional untuk
meningkat. Akselerasi proses vaksinasi yang diikuti oleh kasus berbagai program penanganan pandemi COVID-19 seperti
pandemi C OV I D -1 9 yang tidak setinggi tahun sebelumnya pelaksanaan vaksinasi, pengadaan alat uji medis, testing dan
menyebabkan peningkatan aktivitas masyarakat ke tempat tracing. Selanjutnya, dalam rangka mendukung percepatan
umum maupun aktivitas bepergian menggunakan digitalisasi penerimaan dan pendapatan daerah, Bank Indonesia
transportasi. Selanjutnya, beberapa stimulus yang juga terus mendorong pembentukan Tim Percepatan dan
diberikan pemerintah

Grafik 1.4 Pertumbuhan Kredit Konsumsi Sumatera Selatan


Grafik 1.3 Indeks Konsumsi Barang Kebutuhan Tahan Lama Survei
Konsumen Bank Indonesia 5 0
4 0
160,0 60 3 %YOY
0
140,0 2 0
1 0
120,0 OPTIMIS 0
100,0 - 1 0
- 2 0
8 0,0 PESIMIS - - 3 0
4 0
60,0 - 5 0
40,0 - 6 0
-- 7 0
20,0 8 0
- -90
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
INDEKS KONDISI PENGHASILAN SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SI RUKO DAN
EKONOMI SAAT INI ( IKE ) KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU KRE
RUKAN
KONSUMSI BARANG-BARANG KEBUTUHAN TAHAN LAMA SAAT INI DIBANDINGKAN 6 BULAN YANG LALU
KO
SU SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
KENDARAAN BER MOTOR MULTIGUNA
RUMAH TINGGAL FLAT/APARTEMEN

Laporan Perekonomian
4 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.5 Realisasi Belanja APBD Grafik 1.6 Realisasi Belanja APBN di Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
102,0
45,00 RP TRILIUN
100,0
40,00
98,0
35,00
30,00 96,0
25,00 94,0
20,00
92,0
15,00
10,00 90,0
5,00
- 88,0
Belanja Belanja Modal Belanja Tak Belanja Belanja Total
Operasi BELANJA PEGAWAI BELANJA BARANG BELANJA MODAL BELAN JA BANTUAN BELANJA TO TA L
Terduga Transfer
KEUANGAN

TRIWULAN IV 2020 TRIWULAN IV 2021 TRIWULAN IV 2020 TRIWULAN IV 2021

SUMBER: BPKAD SUMSEL, DIOLAH SUMBER: KANWIL DJPB SUMSEL, DIOLAH

Perluasan Digitalisasi Daerah ( T P 2 DD) yang diharapkan dapat investasi yang masih terkontraksi sejalan dengan penurunan
mendukung digitalisasi ekonomi keuangan di daerah yang akan realisasi belanja modal pemerintah sebesar 0,15% (yoy)
memberikan manfaat bagi masyarakat serta perluasan merchant dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Terbatasnya
Q R I S terutama UMKM. kinerja investasi juga terkonfirmasi dari penurunan nilai dan
jumlah proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Konsumsi pemerintah pada keseluruhan tahun 2021 tercatat Sumatera Selatan. Berdasarkan data Badan Koordinasi
menurun sebesar 6,26% (yoy), lebih rendah dibandingkan Penanaman Modal (BKPM), jumlah proyek PMDN di Sumatera
dengan tahun sebelumnya yang tumbuh 6,31% (yoy). Pandemi Selatan untuk periode triwulan IV 2021 sebanyak 1.107 proyek,
COVID-19 yang masih terus berlanjut sampai akhir tahun 2021 dengan nilai sebesar Rp4,09 triliun. Jumlah tersebut menurun
menyebabkan dilakukannya pembatasan aktivitas dan dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 1.160
kegiatan oleh pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan proyek dengan nilai sebesar Rp5,90 triliun. Sementara itu, dari
menurunnya kegiatan belanja pemerintah baik belanja sisi Penanaman Modal Asing (PMA), jumlah proyek PMA pada
modal untuk pembangunan infrastruktur maupun belanja triwulan laporan menurun dari 30 4 proyek pada triwulan
operasional untuk kegiatan dinas dan perjalanan dinas. sebelumnya menjadi 193 proyek, meski secara nominal
Selain itu, menurunnya aktivitas ekonomi juga berdampak pada mengalami sedikit peningkatan dari Rp3,33 triliun menjadi Rp4,47
menurunnya pendapatan pemerintah. triliun (Grafik 1.7). Optimisme pelaku usaha dalam melakukan
realisasi investasi juga terpantau menurun pada triwulan IV
1.2.2 Pembentukan Modal Tetap 2021 yang terindikasi dari penurunan likert scale investasi dari
Domestik Bruto (PMTB)/Investasi 0, 4 4 pada triwulan III 2021 menjadi 0,33 pada triwulan laporan.

Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 tercatat mengalami Selanjutnya, penurunan investasi juga terkonfirmasi dari
kontraksi. Kinerja investasi pada triwulan IV 2021 masih penurunan penjualan s e m e n dan impor b a ra n g modal.
berada pada zona kontraksi sebesar -6 ,6 0 % (yoy), meskipun Penjualan semen pada triwulan IV 2021 terkontraksi sebesar -
t i d a k s ed alam triwulan s e b e lu m ny a d e n g a n kontraksi 6,78% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi
sebesar -7,90 % (yoy). Namun, secara triwulanan, kinerja triwulan sebelumnya yang sebesar -5,71% (yoy) (Grafik 1.8).
investasi tercatat membaik dengan pertumbuhan sebesar Sejalan dengan hal tersebut, penyaluran kredit investasi oleh
1,46% (qtq), meningkat cukup tinggi jika dibandingkan perbankan juga tercatat menurun dengan realisasi sebesar -
dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar - 11,64% (yoy) pada triwulan IV 2021, menurun dibandingkan
6,14% (qtq). Kinerja triwulan sebelumnya dengan kontraksi sebesar -2,93% (yoy).

Grafik 1.7 Perkembangan PMA-PMDN Wilayah Sumatera Selatan Grafik 1.8 Volume Penjualan Semen di Sumatera Selatan

14 RP %- YO Y 1,5 800 RIBU TON %YO Y 1


TRILLIUN
700
12 1,0 0
600
10 5 0
0,5 00
8 40 0 0
0,0
6 300
-0
4 200
-0,5
1 -0
00
2
- -1,0 0 -1
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PMA PMDN %G (TOT AL)

SUMBER : DPMPTSP PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) SUMBER: ASOSIASI SEMEN INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 5
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Per t um buh an i nve s t a s i p a d a keseluruhan tahun 2021 nilai dan volume ekspor pada triwulan IV 2021 secara
menurun dengan tin gkat penurunan y an g cu ku p dalam keseluruhan (Grafik 1.11). Hasil likert scale dari kegiatan survei
s e b e s a r -3,14% ( y o y ) jika d ib and ing kan d e n g a n tahun yang dilakukan kepada pelaku usaha pada triwulan I V 2021
sebelumnya yan g mampu tumbuh s e b e s ar 1,25% ( yoy ) . juga tercatat mengalami penurunan dari 0,50 pada triwulan III
Penyebaran pandemi COVID-19 memberikan tekanan terhadap 2021 menjadi 0,33.
permintaan yang menyebabkan pelaku usaha menunda
Masih tingginya kinerja ekspor luar negeri disebabkan oleh
ekspansi usahanya serta rencana investasi terutama dari LU
berlanjutnya perbaikan harga komoditas (Grafik 1.10) dan
industri pengolahan, L U penyediaan listrik, gas, dan air,
permintaan yang masih baik seiring peningkatan aktivitas industri
serta L U transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang telah
manufaktur global. Perbaikan aktivitas industri juga ditandai
direncanakan dari tahun sebelumnya. Selanjutnya, menurunnya
dengan peningkatan Purchasing Managers’ Index (PMI) negara
belanja modal untuk proyek pembangunan infrastruktur
tujuan ekspor. Selanjutnya, proses hilirisasi komoditas bernilai
dari pemerintah menahan kinerja investasi untuk tumbuh lebih
tambah juga yang terus didorong oleh pemerintah daerah
tinggi.
menahan laju penurunan kinerja ekspor. Bentuk komitmen
pemerintah ditandai dengan pembangunan pabrik aspal karet di
1.2.3 Ekspor Luar Negeri Kabupaten Musi Banyuasin dan inisiasi pembangunan pabrik
Kinerja ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada triwulan pengolahan Industrial Vegetable Oil (IVO) di Musi Banyuasin.
IV 2021 masih tumbuh positif, meski melambat. Kinerja
ekspor luar negeri Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 Nilai ekspor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
tercatat masih tumbuh tinggi sebesar 23,10% (yoy), meskipun mencapai U S D 1.524,33 juta, mencatat pertumbuhan yang
sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang melambat sebesar 53,58% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh hingga 32,13% (yoy) ( G raf i k 1.9). Perlambatan
juga tumbuh sebesar 64,44% (yoy). Kontribusi ekspor terbesar
kinerja ekspor terutama disebabkan adanya normalisasi
pada triwulan IV 2021 adalah komoditas batubara yang mencapai
permintaan komoditas karet Sumatera Selatan pada triwulan
US D 662,37 juta (pangsa 43,45%), kemudian diikuti komoditas
IV 2021 seiring meningkatnya permintaan kepada negara
karet yang mencapai USD 377,55 juta (pangsa 24,77%),
kompetitor seperti Thailand dan Malaysia yang memiliki
kualitas karet yang lebih baik. Dari sisi produksi, penurunan komoditas pulp&paper dengan nilai sebesar USD 337,38 juta
permintaan karet juga disebabkan adanya kegiatan replanting (pangsa 22,13%) dan komoditas kelapa sawit dengan nilai
untuk peremajaan dan periode penyakit gugur daun yang sebesar USD 43,92 juta (pangsa 2,88%) (Grafik 1.17).
menyebabkan produktivitas karet pada triwulan IV 2021
menurun. Penurunan kinerja ekspor terkonfirmasi dari
Grafik 1.10 Perkembangan Harga Komoditas Internasional
penurunan
150

100
Grafik 1.9 Perkembangan PDRB Komponen Ekspor Luar Negeri Sumatera
Selatan 50

50,0 %(YOY) 0

40,0
-50
30,0
20,0
10,0
0,0
-10,0
-20,0
-30,0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

%GKARET (SUMBU KANAN) %GKELAPA SAWIT %GBATUBARA %GMINYAK WTI

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER : BLOOMBERG, DIOLAH

Grafik 1.11 Perkembangan Nilai dan Volume Ekspor Grafik 1.12 Perkembangan Volume Ekspor Impor Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
200 0 JU TA USD

80,0
1500
60,0
1000
40,0
500
20,0
0
0,0
-500
-20,0

-40,0 -1000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

G NILAI E K SP OR G VOLUME E K S P OR E K SP O R IMPOR NET E K S P OR


SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

Laporan Perekonomian
6 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

S a m a s e p e r t i triwulan s e b e l u m n y a , p a n g s a e k s p o r triwulan sebelumnya sebesar 34,81% (yoy) (Grafik 1.14). Hal


komoditas terbesar pada triwulan IV 2021 adalah komoditas ini dipengaruhi oleh menurunnya produksi karet domestik
batubara. Kinerja ekspor komoditas batubara mencatatkan akibat adanya kegiatan replanting dan penyakit gugur daun.
pertumbuhan yang tinggi (Grafik 1.13). Ekspor batubara Selain itu, adanya permintaan akan kualitas karet y a ng
pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar U S D 662,37 juta, lebih baik menyebabkan pergeseran permintaan karet
tumbuh signifikan sebesar 332,70% (yoy), dibandingkan kepada negara kompetitor seperti Thailand dan Malaysia.
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 323,65% (yoy). Namun demikian, penurunan masih ditopang oleh perbaikan
Akselerasi kinerja ekspor batubara disebabkan oleh harga karet global pada triwulan IV 2021 yang meningkat
meningkatnya permintaan batubara dari negara mitra dagang menjadi U SD 2,17/kg dari USD 2,05/kg pada triwulan
seperti Tiongkok di tengah masuknya musim dingin dan sebelumnya. Dilihat dari negara tujuan ekspornya, Amerika
kebijakan pembatasan ekspor dari Australia. Selain itu, Serikat menjadi negara tujuan utama ekspor karet dengan
permintaan global untuk kebutuhan energi juga cenderung pangsa sebesar 30,14%, diikuti oleh Uni Eropa (19,48%),
meningkat seiring mulai beroperasinya kegiatan industri Jepang (16,47%), Tiongkok (9,10%), India (3,08%) dan Uni
manufaktur di tengah krisis energi yang terjadi di beberapa Eropa (0,23%).
negara mitra dagang seperti Tiongkok. Dari sisi produksi,
kenaikan target produksi batubara mendorong pelaku Pada triwulan laporan kinerja ekspor komoditas pulp&paper
usaha/korporasi untuk meningkatkan kapasitas dalam rangka tercatat tumbuh sebesar 10,52% (yoy), lebih tinggi
memenuhi target produksi pemerintah. Sejalan dengan hal dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar
tersebut, dari sisi nominal, kenaikan harga batubara acuan -1,40% (yoy) (Grafik 1.15). Peningkatan kinerja ekspor
pada triwulan IV 2021 menjadi USD 78,43/mt ton dari triwulan disebabkan oleh peningkatan permintaan kertas dan produk
sebelumnya sebesar USD 64,12/mt ton turut mendorong laju turunannya di tengah meningkatnya pola hidup higienis
pertumbuhan ekspor batubara. Namun demikian, kebijakan masyarakat di tengah pandemi yang masih berlanjut.
pembatasan kuota impor yang diberlakukan oleh negara Selanjutnya, peningkatan ekspor juga didorong oleh kenaikan
mitra dagang seperti India menahan laju kinerja ekspor batubara. harga pulp&paper global sebagai dampak kenaikan harga bahan
Pada triwulan laporan, ekspor komoditas batubara terutama baku serta hilirisasi dissolving pulp untuk industri tekstil.
ditujukan ke negara Tiongkok dengan pangsa sebesar 63,79%, Negara tujuan ekspor utama pulp&paper masih didominasi
A S E A N sebesar 22,08%, diikuti oleh India dengan pangsa oleh Tiongkok dengan pangsa sebesar 81,48%, disusul oleh
sebesar 3,15% dan Jepang dengan pangsa sebesar 1,61%. negara A S E A N dengan pangsa sebesar 18,52%.

Nilai ekspor karet pada triwulan IV 2021 tercatat masih tumbuh Kinerja ekspor komoditas kelapa sawit terkontraksi dalam
positif sebesar 6,67% (yoy), meskipun melambat dibandingkan pada triwulan IV 2021. Kinerja ekspor kelapa sawit pada triwulan

Grafik 1.13 Perkembangan Nilai Ekspor Batubara Sumatera Selatan Grafik 1.14 Perkembangan Nilai Ekspor Karet Sumatera Selatan

700 JU TA USD (%YOY) 40 0 450 JUTA USD (%YOY ) 100


350 400 80
600
300 350 60
500 250
300
200 40
40 0 250
150 20
300 200
100 0
50 150
200 -20
0 100
100 -50 50 -40
0 -100 0 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

EK SP O R BATUBARA %G EK S P O R BATUBARA (SUMBU KANAN) E K SP O R KARET %G EK SP O R KARE T (SUMBU KANAN)

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

Grafik 1.15 Perkembangan Nilai Ekspor Pulp&Paper Grafik 1.16 Perkembangan Nilai Ekspor Kelapa Sawit Sumatera Selatan
Sumatera Selatan

40 0 JUTA USD (%YOY) 400 90 JUTA USD (%YOY) 350


350 350 80 300
300 70
300 250
250
60 200
250 200
50 150
200 150
40 100
150 100
50 30 50
100 20
0 0
50 -50 10 -50
0 -100 0 -100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

EK SP O R PULP/KERTAS %G EK S P O R PULP /KERTAS (SUMBU KANAN) E K SP O R C P O %G EK SP O R C P O (SUMBU KANAN)

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 7
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.17 Pangsa Ekspor Luar Negeri Sumatera Selatan berdasarkan Nilai Ekspor Grafik 1.18 Pangsa Negara Tujuan Ekspor Berdasarkan
Nilai Ekspor

24,77% 7,5% 3,8%


Karet
12,7% USA Korea Selatan
2,88% Others
Kelapa Sawit
5,9% 2,3%
Europe Taiwan

43,45% 48,9% 4,2%


Batu Bara China Vietnam

22,13% 5,6% 3,6%


Pulp/Kertas Japan Malaysia

6,76% 3,8% 1,8%


Lainnya India Kamboja

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

1.2.4 Impor Luar Negeri


laporan terkontraksi sebesar -43,60% (yoy), setelah pada Impor Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I V 2021
triwulan sebelumnya tumbuh tinggi sebesar 287,55% (yoy) mengalami penurunan. Komponen impor luar negeri pada
(Grafik 1.16). Penurunan kinerja ekspor disebabkan oleh periode laporan terkontraksi sebesar -32,85% (yoy), lebih
terbatasnya produktivitas s ebagai dampak dalam dari triwulan sebelumnya dengan kontraksi sebesar -
keterlambatan kegiatan pemupukan tanaman serta faktor 30,43% (yoy) (Grafik 1.19). Nilai impor Sumatera Selatan pada
cuaca yang kurang mendukung (cuaca ekstrim basah). Namun triwulan IV 2021 tercatat sebesar U S D 194,16 juta atau turun
demikian, penurunan yang lebih dalam tertahan oleh harga sebesar -50,70% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan
crude palm oil ( C P O ) internasional yang masih meningkat dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -31,85% (yoy).
USD 1.058,08/mt pada triwulan III 2021 menjadi U SD Penurunan nilai impor dipengaruhi oleh penurunan impor
1.249,95/mt pada triwulan laporan. Sama seperti triwulan peralatan industri, bubur kertas dan kertas bekas, serta
sebelumnya, negara tujuan utama ekspor kelapa sawit pada komoditas impor lainnya (Tabel 1.4). Secara khusus, penurunan
triwulan IV 2021 adalah negara-negara A SEAN dengan impor peralatan industri disebabkan oleh penyebaran
pangsa sebesar 62,69%, disusul oleh negara Uni Eropa dan India pandemi C O V I D - 1 9 y a n g masih berlanjut menyebabkan
dengan pangsa masing-masing sebesar 22,96% dan 14,35%. sektor swasta/korporasi besar masih sedikit menahan
realisasi investasi. Ditinjau dari negara asalnya, impor di triwulan
Secara keseluruhan tahun, kinerja pertumbuhan ekspor luar IV 2021 paling tinggi berasal dari Tiongkok dengan pangsa
n e g e r i tumbuh t i n g g i d i b a n d i n g ka n d e n g a n tahun sebesar 56,38%, selanjutnya disusul oleh A S E A N (17,69%),
sebelumnya. Ekspor luar negeri pada tahun 2021 tumbuh Eropa (5,63%), Jepang (1,79%), India (1,40%) dan Amerika Serikat
sebesar 24,0 4 % (yoy), meningkat dibandingkan tahun (1,19%) (Grafik 1.22).
202 0 yang terkontraksi sebesar -6,41% (yoy). Peningkatan
permintaan global yang sejalan dengan penurunan penyebaran Berdasarkan jenisnya, penurunan terutama terjadi pada
pandemi COVID-19 dan peningkatan aktivitas industri impor barang konsumsi dan barang modal. Pertumbuhan
manufaktur mendorong naiknya impor barang konsumsi pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar
kinerja ekspor luar negeri dari Sumatera Selatan.

Tabel 1.4. Perkembangan Nilai Impor Komoditas Utama Provinsi Sumatera Selatan (juta US$)

PONEN IMPOR 2019 2020 2021 PANGSA


KOM I (%)
II III IV I II III IV I II III IV
Total 121,4 15,7 16,4 105,2 29,2 56,8 135,9 165,8 219,2 393,9

Peralatan Elektrik 123,2 5,0 0,7 130,7 1,4 7,1 0,5 75,2

Besi dan Baja 3,6 2,4 6,5 5,7 2,1 3,0 4,3 1,7 0,9 2,3

Peralatan industri 19,8 27,3 30,8 13,1 10,4 28,1 37,6 54,1 36,4

Pupuk 11,4 24,4 24,1 20,7 20,4 27,8


13,7
Gandum 26,4 25,0 0,0 0,0 0,0 0,0
10,0
Peralatan Khusus Industri 0,0 0,0 7,1 4,0 32,5 7,6
15,9
Bubur kertas dan kertas bekas 15,5 6,2 0,0 0,7 9,0 2,1
18,2
Kendaraan 0,2 0,0 3,0 0,8 8,5 14,4
17,3
Mineral Non-Logam 1,5 0,7 7,7 6,0 5,4 4,1
0,0 0,0
Lainnya 5,9 4,0 60,3 87,4 87,9 224,1
15,4 20,2
SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH
226,0 244,9 149,4 194,2 3,4%
8,6 17,3 100,0% 0,0% 13,3 15,3 7,9%
24,0 35,8 11,9 7,7
4,5 5,6 3,2 4,0% 38,6 57,4 8,2 6,5 3,4%
5,7 6,0
9,5 17,6 48,5 52,0 33,5 17,3%
6,2 17,9 29,5%
50,9 66,5
6,3 91,6 9,2% 25,0% 1,7 0,8
17,6 32,5
12,5 69,8 2,4 6,6 0,6 0,0 0,4%
0,0 0,0

Laporan Perekonomian
8 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.19 Perkembangan Nilai Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.20 Perkembangan Volume Impor Provinsi Sumatera Selatan

450 JU TA USD (%YOY ) 250 350 JUTA TON (%YOY ) 50


400 300 40
200
350 30
150 250
300
20
250 100 200
10
200 50 150
0
150
0 100 -10
100
50 -50 50 -20
0 -100 0 -30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

TO T AL NILAI IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN) TO T AL VOL UME IMPOR GROWTH (AKSIS KANAN)

SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

Grafik 1.21. Perkembangan Impor Provinsi Sumatera Selatan Grafik 1.22 Pangsa Impor Provinsi Sumatera Selatan Berdasarkan Negara
Berdasarkan Negara Asal Asal
100%
90%
80% 1,19%
70% 17,69% Amerika
60% ASEAN
50%
40%
5,63% 80,48%
Eropa Lainnya
30%
20% 56,38%
10% Tiongkok
0% 1,79%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV Jepang
2018 2019 2020 2021
1,40%
India

AMERIKA ER OP A TIONGKOK J EP ANG INDIA ASEAN LAINNYA

SUMBER: DIREKTORAT JENDER AL BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: DIREKTORAT JENDERAL BEA CUKAI, DIOLAH

37,14% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan 1.3 PE R K E M BA N GA N EKONOMI


sebelumnya yang tumbuh mencapai 118,18% (yoy). Perlambatan MENURUT L A PA N GA N USAHA
ini disebabkan belum optimalnya permintaan masyarakat di
Perekonomian Su matera S elat a n b e r s u m b e r dari t i g a
tengah berlanjutnya penyebaran pandemi COVID-19 yang
lapangan usaha ( LU ) utama, yaitu LU Pertambangan dan
diikuti oleh peningkatan produksi tanaman pangan domestik
Pe n g g a li a n ( p a n g s a 22,58 %) , L U Indust ri Peng ola han
seperti buah-buahan dan sayuran semusim. Selanjutnya, impor
( p a n g s a 18,6 6% ) , s e r t a L U Pertanian, Kehut anan dan
barang modal pada triwulan IV 2021 tercatat masih
Perikanan (pangsa 15,48%). Kinerja ketiga LU utama Sumatera
terkontraksi sebesar - 5 4,0 0 % (yoy), meskipun tidak sedalam S e l at a n menun jukkan pertumbuh an y a n g lebih t i n g g i
triwulan sebelumnya dengan kontraksi sebesar -55,80% (yoy). dibandingkan triwulan sebelumnya sehingga mendorong
Di sisi lain, impor bahan baku/penolong menunjukkan perbaikan perekonomian Sumatera Selatan pada triwulan
peningkatan menjadi sebesar 49,99% (yoy) jika dibandingkan laporan (Tabel 1.5). Secara kumulatif ketiga LU memberikan
dengan triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan adanya kontribusi sebesar 57,43% terhadap struktur P D R B Provinsi
peningkatan produktivitas pada triwulan IV 2021 meskipun belum Sumatera Selatan.
kembali pada kondisi sebelum COVID-19.
Perbaikan kinerja LU Pertambangan dan Penggalian pada
Secara keseluruhan tahun 2021, impor luar negeri tercatat triwulan IV 2021 dipengaruhi oleh kenaikan volume produksi
mengalami penurunan y an g cu ku p dalam dibandingkan batubara serta perbaikan harga komoditas batubara global yang
dengan tahun sebelumnya. Impor luar negeri Sumatera Selatan masih berlanjut. Sementara itu, perbaikan LU Industri
pada tahun 2021 terkontraksi sebesar -19,03% (yoy), setelah Pengolahan didorong oleh meningkatnya kinerja industri
pada tahun sebelumnya tumbuh sebesar 18,59% (yoy). pengolahan barang dari kertas seiring mulai meningkatnya
Penurunan realisasi impor pada tahun 2021 disebabkan oleh aktivitas industri global. Masih berlanjutnya pandemi juga
faktor base year effect yang tinggi pada tahun sebelumnya mendorong peningkatan kinerja industri pengolahan farmasi.
dimana terjadi akselerasi impor pada tahun 2020 untuk Selanjutnya, kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
memenuhi kebutuhan domestik akibat produksi yang sedikit tercatat masih tumbuh positif terutama didorong oleh
terhambat di tengah kasus pandemi yang cukup signifikan meningkatnya kinerja subsektor hortikultura yang terlihat dari
pada tahun tersebut. Penurunan kinerja impor pada peningkatan produksi sayuran semusim dan buah-buahan
keseluruhan tahun 2021 juga disebabkan oleh beberapa proyek serta pengembangan potensi perikanan darat di
Sumatera Selatan yang sudah memasuki tahapan finalisasi Sumatera Selatan.
sehingga mengurangi kebutuhan akan bahan baku impor.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 9
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Tabel 1.5 Laju Pertumbuhan Tahunan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%yoy)
SEKTOR 2020 2021
I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
4,11 -2,22 1,75 2,05 3,67 2,03 4,03 2,91
Pertambangan dan Penggalian
2,18 3,61 -4,08 -3,37 7,60 7,55 9,47 5,35
Industri Pengolahan
0,68 -4,98 -4,90 -6,72 0,72 -0,01 2,01 2,95 4,29 2,30
Pengadaan Listrik, Gas
4,62 -0,32 -0,46 -0,83 14,67 9,08 7,36 3,52 3,44 5,76
Pengadaan Air
12,64 12,04 16,99 16,88 4,83 0,37 -1,76 -6,81 -9,87 -4,69
Konstruksi
4,68 3,46 5,75 5,34 -0,01 1,43 0,55 -0,74 -1,21 -0,02
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 2,69 -1,35 -0,59 -0,61 -1,34 -2,97 12,66 6,32 8,11 5,79

Transportasi dan Pergudangan 7,54 -7,70 -1,93 -3,02 -5,91 -13,39 4,28 0,51 2,72 -1,86

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6,17 - -9,30 -8,70 -7,21 -8,28 19,43 3,98 5,75 4,43
11,36
Informasi dan Komunikasi -10,21 -7,50 16,32 17,32 18,32 20,32 21,32
7,56 -18,07 19,32
Jasa Keuangan 14,32 -2,30 4,19
12,32 1,64 7,15 9,41 2,99
Real Estate 8,69 5,81
15,32
2,24 0,92 6,70 7,07
13,32 2,88 0,60
Jasa Perusahaan 3,96 4,18
-2,08 -5,26 2,54 2,76
-0,03 -1,59 1,58 3,88
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0,85 -0,34
4,17 -0,02 14,21 -0,08
8,38 0,35 8,39 6,57
Jasa Pendidikan -5,23 -7,07
-1,50 0,22 10,08 7,57
9,05 -4,32 8,51 5,63
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,19 2,37
10,14 1,05 4,40 8,29
3,89 5,30 3,91 0,93
Jasa lainnya -4,02 -4,22
5,23 -0,13 -0,07 -0,03
2,86 -0,25 5,12 3,58
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 8,78 9,08
-0,11 -0,40 5,71 3,92
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH) 9,79 12,98
4,79
7,27 7,89
1,31
4,01 -1,58
-1,43 -
1,21

Tabel 1.6. Laju Pertumbuhan Triwulanan Sektoral PDRB Provinsi Sumatera Selatan ADHK 2010 (%qtq)
SEKTOR 2020 2021 4,34 2,46
I II III IV TOTAL I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1,75 2,82 5,06 -13,98 1,75 9,83 4,45 3,39
Pertambangan dan Penggalian
-4,08 -0,56 5,82 -4,13 -4,08 -4,22 10,73 5,77
Industri Pengolahan
0,72 -1,72 -0,03 -0,09 0,72 1,86 0,27 0,89
Pengadaan Listrik, Gas
14,67 2,64 6,25 -0,12 14,67 0,14 1,02 2,45
Pengadaan Air
4,83 5,36 3,38 4,83 -9,78 -0,03 -0,06
Konstruksi
2,14 3,91 -0,01 -4,01 -0,21 2,58
Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor -0,01 0,66 1,01 -1,34 0,09 1,57

Transportasi dan Pergudangan -1,34 - 8,95 -5,91 -5,22 2,81


12,52
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -7,21 -5,27 3,02 -0,33
1,71
-5,91 -14,43
Informasi dan Komunikasi 12,79 -0,96 2,61 -1,05
3,41
-7,21 -
Jasa Keuangan 1,64 1,15 2,33
21,19 3,27
Real Estate 16,32 4,68 1,78 0,10 0,13
13,65 8,10
Jasa Perusahaan 1,64 -1,97 2,24 3,85 1,21
3,02 2,42
Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,24 -4,27 -2,08 1,97 1,75
6,37 0,96
Jasa Pendidikan -2,08 -8,87 4,17 -11,04 -1,36
1,39
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4,17 5,89 -1,50 -0,64
0,12 1,26
Jasa lainnya -1,50 0,07 10,14 -5,06
1,05 0,89 20,96 -
5,23 -3,65 7,21
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 10,14
6,06 0,07
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)
-0,11 -0,01 9,91 -2,29
6,31 -0,01 0,81
9,83
5,23 3,63 -0,02 0,14
3,71
-0,11 -1,69 -0,07 0,09
3,69 -0,03
4,22 -2,78
0,53 -0,02 1,01 0,60
1,22 2,30 1,78 6,04 4,04 0,93
IV TOTAL 3,43 5,79 1,74 3,88
-12,29 2,91 -0,20 5,76 -4,23 4,19 -1,66 3,58
5,54 -1,86 1,58 6,57
-2,42 5,35 -0,01 -4,69 1,63 5,81
9,94 4,43 0,34 5,63

Laporan Perekonomian
10 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.3.1 Lapangan Usaha Pertambangan


dan Penggalian
Pertumbuhan kinerja LU Pertambangan dan Penggalian tumbuh sebesar 5,88% (yoy) (Grafik 1.23). Hal ini
memasuki triwulan I V 2021 t erc at at meningkat. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan kinerja pelaku usaha dan
tercermin pada pertumbuhan triwulan IV 2021 sebesar 9,47% optimisme dalam melakukan ekspansi usaha. Selanjutnya,
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan III 2021 sebesar perbaikan kinerja juga terkonfirmasi dari hasil survei
7,55% (yoy). Namun demikian, pertumbuhan secara triwulanan kepada pelaku usaha yang menunjukkan peningkatan likert
tercatat berada pada zona kontraksi sebesar -2,42% (qtq), scale persediaan dari - 0, 30 menjadi 0,23 pada triwulan
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh laporan (Grafik 1.24).
5,77% (qtq) (Tabel 1.6). Masih tingginya permintaan ekspor dari
negara mitra p a s c a masuknya musim di n g i n di te n g a h Namun demikian, adanya kebijakan energi global untuk
krisis en e rg i menyebabkan kinerja pertambangan Sumatera mengurangi ti n g kat karbon global menahan kinerja LU
Selatan tetap tumbuh. Mulai pulihnya aktivitas ekonomi dunia Pertambangan dan Penggalian. Hal ini terkonfirmasi dari hasil
juga mendorong permintaan global atas komoditas energi Survei Kegiatan Dunia Usaha (S K DU ) yang masih
yang menyebabkan peningkatan kinerja perta mbangan. mengindikasikan penurunan kinerja LU Pertambangan dan
S e l a i n itu, adanya pembatasan ekspor batubara Australia ke Penggalian dengan realisasi Survei Bersih Tertimbang ( S B T )
Tiongkok mendorong akselerasi kinerja lebih lanjut. Dari sisi sebesar -0,99% pada triwulan IV 2021.
produksi, kenaikan target produksi yang ditetapkan oleh
Kinerja LU Pertambangan dan Penggalian pada keseluruhan
pemerintah mendorong kenaikan aktivitas produksi pelaku
tahun 2021 tercatat tumbuh tinggi sebesar 5,35% (yoy),
usaha/korporasi. Produksi batubara pada triwulan IV 2021
meningkat dibandingkan tahun 2 0 2 0 yan g terkontraksi
tercatat meningkat sebesar 31,88% (yoy) yang menyebabkan
sebesar - 4 ,0 8 % (yoy). Peningkatan kinerja ini didorong oleh
volume ekspor batubara meningkat sebesar 332,70% (yoy).
konsumsi batu bara domestik dan pasar global yang meningkat
Sejalan dengan hal tersebut, produksi penggalian pasir juga
diikuti oleh produksi batubara yang memadai. Harga
mengalami peningkatan sebesar 6,56% (yoy) sejalan dengan
batubara pada akhir tahun 2021 yang lebih tinggi
peningkatan realisasi penerimaan pajak golongan C (pajak galian)
dibandingkan tahun sebelumnya juga menjadi salah satu faktor
kabupaten/kota sebesar 70,54% (yoy).
penyebab peningkatan laju pertumbuhan ditengah aktivitas
Kinerja LU Pertambangan dan Penggalian juga ditopang manufaktur global yang mulai pulih. Selain komoditas batubara,
oleh kenaikan ekspor dan perbaikan harga komoditas di pertumbuhan juga terjadi pada sektor penggalian dari
triwulan IV 2021. Ekspor batubara secara nominal tumbuh komoditas minyak bumi dan gas serta mineral lainnya.
tinggi sebesar 332,70% (yoy), melanjutkan pertumbuhan Selanjutnya, dimulainya proses pembangunan infrastruktur
triwulan sebelumnya yang sebesar 323,65% (yoy). Sejalan pada lapangan gas di Sakakemang, Kabupaten Musi Banyuasin
dengan hal tersebut, harga komoditas batubara dan minyak meningkatkan laju pertumbuhan lebih lanjut.
dunia di triwulan IV 2021 juga mengalami perbaikan masing-
masing sebesar 42,05% (yoy) dan 52,11% (yoy) menjadi 1.3.2 Lapangan Usaha Industri Pengolahan
sebesar USD 78,43/mt ton dan USD 81.04/barrel. Pada triwulan IV 2021, pertumbuhan LU Industri Pengolahan
Selanjutnya, kredit yang disalurkan kepada LU meningkat baik secara triwulanan maupun tahunan. Kinerja
Pertambangan dan Penggalian juga mengalami peningkatan dan LU Industri Pengolahan pada triwulan laporan meningkat sebesar
tercatat tumbuh tinggi pada triwulan laporan. Realisasi 1,22% (qtq), meningkat dari triwulan sebelumnya dengan
penyaluran kredit kepada LU ini tercatat sebesar 108,30% (yoy) pertumbuhan 0,89% (qtq). Perbaikan kinerja triwulanan diikuti
pada triwulan IV 2021, meningkat dibandingkan triwulan oleh peningkatan pertumbuhan tahunan y a n g sebesar
sebelumnya yang
Grafik 1.24 Likert scale Persediaan di Sumatera Selatan
Grafik 1.23 Penyaluran Kredit Sektor Pertambangan dan
Penggalian Sumatera Selatan
9.000 MILIAR RP (%YOY ) 250 0,80
8.000 200 0,60
7.000 1 0,40
50
6.000 1 0,20
5.000 00

4.000 ,00
50 0
3.000 -0,20
2.000 0 -0,40
1.000
- 50 -0, 60
- -100 -0,80
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NOMINAL KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 1
1
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1.25 Likert Scale Penjualan Domestik Pelaku Usaha di Sumatera Selatan Grafik 1.26 Likert Scale Kapasitas Utilisasi Pelaku
Usaha di Sumatera Selatan

1,50 1,00
0,80
1,00
0,60
0,50 0,40
0,20
0,00 0,00
-0,50 -0,20
-0,40
-1,00 -0, 60
-0,80
-1,50
-1,00
-2,00 -1,20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

4,29% (yoy) dari 2,95% (yoy) pada triwulan sebelumnya. mengalami kontraksi sebesar -1,16% (yoy), menurun
Perbaikan kinerja LU terutama disebabkan oleh dibandingkan dengan triwulan III 2021 dengan realisasi sebesar
meningkatnya kinerja subsektor industri kimia, farmasi dan -0,68% (yoy). Penurunan ini disebabkan oleh adanya penurunan
obat tradisional sebesar 8,89% (yoy) dari triwulan sebelumnya produksi karet sebesar 23,73% (yoy) di tengah proses replanting
4,49% (yoy) seiring dengan berlanjutnya penyebaran pandemi yang dilakukan oleh petani dan periode g u g u r daun ya ng
COVID-19 yang menyebabkan permintaan obat-obatan menurunkan produktivitas. Sejalan dengan hal tersebut,
domestik meningkat. Selain itu, subsektor industri kinerja subsektor industri barang galian bukan logam juga
pengolahan batubara dan pengilangan migas juga mengalami tercatat kontraksi sebesar -0,12% (yoy) pada triwulan IV 2021 dari
pertumbuhan pada triwulan IV 2021 sebesar 5,57% (yoy), -0,03% (yoy) pada triwulan sebelumnya.
lebih tinggi dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar
3,29% (yoy) sejalan dengan peningkatan produktivitas dan Perbaikan kinerja LU Industri Pengolahan pada keseluruhan
harga acuan. Kinerja subsektor industri makanan dan tahun 2021 berlanjut. Kinerja LU Industri Pengolahan pada
minuman pada triwulan laporan juga mengalami peningkatan tahun 2021 sebesar 2,30% (yoy), meningkat dibandingkan
sebesar 4,67% (yoy) memasuki HBKN Nataru dan periode tahun sebelumnya dengan pertumbuhan 0,72% (yoy).
libur panjang yang menyebabkan peningkatan permintaan Peningkatan aktivitas industri di tengah pelonggaran aktivitas
masyarakat. Selanjutnya, kinerja subsektor industri kertas dan ekonomi dan sosial meningkatkan kinerja industri global dan
barang dari kertas juga tercatat meningkat pada triwulan domestik. Dari sisi global, meningkatnya aktivitas manufaktur
laporan menjadi 8,51% (yoy) di tengah perubahan global menyebabkan pertumbuhan permintaan ekspor
perubahan pola hidup masyarakat yang lebih higienis terhadap komoditas unggulan Sumatera Selatan. Sementara,
serta pemilihan kemasan/ packaging dari bahan kertas, dari sisi domestik, pelonggaran aktivitas di tengah
meskipun dibayangi oleh risiko digitalisasi yang berpotensi masuknya H B K N turut meningkatnya produktivitas dari
menurunkan permintaan kertas. Kinerja LU yang membaik industri pengolahan. Selanjutnya, adanya kebutuhan
ditandai pula dengan meningkatnya penyaluran kredit oleh komoditas kesehatan yang meningkat selama pandemi
perbankan pada triwulan IV 2021 meskipun masih berada pada seperti komoditas kertas untuk kebutuhan medis dan sanitasi
level kontraksi sebesar -3,84% (yoy), tidak sedalam level turut menopang kinerja industri pengolahan.
kontraksi pada triwulan sebelumnya yang sebesar -5,62% (yoy)
(Grafik 1.27). Grafik 1.27 Penyaluran Kredit Sektor Industri Pengolahan Sumatera
Selatan

Peningkatan kinerja LU Industri Pengolahan secara umum

30.000 30
terkonfirmasi dari hasil survei Bank Indonesia yang terindikasi MILIAR RP (%YOY)

25.000 20
dari perbaikan likert scale kapasitas utilisasi. Likert scale kapasitas
20.000 10
utilisasi pada triwulan laporan tumbuh sebesar 0,63; membaik
15.000 0
dari level kontraksi -0,13 di triwulan sebelumnya (Grafik 1.26).
10.000 -10
Meskipun demikian, peningkatan kinerja industri pengolahan
5.000 -20
belum optimal yang ditandai dengan hasil S B T dari SK DU yang
- -30
dilakukan kepada pelaku usaha menunjukkan tren penurunan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021
pada triwulan IV 2021
dengan realisasi S B T yang berada pada level kontraksi sebesar -
0,69%. Lebih lanjut, laju pertumbuhan LU Industri Pengolahan logam. Kinerja subsektor industri karet pada triwulan IV
juga tertahan oleh penurunan kinerja subsektor industri karet, 2021
barang dari karet dan plastik serta subsektor industri barang
galian bukan
NOMINAL KREDIT IND. PENGOLAHAN G KREDIT IND. PENGOLAHAN SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
1 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
2
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

1.3.3 Lapangan Usaha Pertanian, Grafik 1.28 Penyaluran Kredit Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
Kehutanan, dan Perikanan
22.500 MILIAR RP (%YOY ) 14
Pada triwulan IV 2021, kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan 22.000 12

Perikanan masih b aik yang tercermin pada pertumbuhan 21.500 10


21.000 8
tahunan yang tumbuh sebesar 4 ,0 3 % (yoy), meningkat 20.500 6
20.000 4
dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 19.500 2
2,03% (yoy). Namun, perbaikan tersebut tidak diikuti oleh 19.000 0
18.500 -2
pertumbuhan triwulanan yang tercatat masuk ke dalam level 18.000 -4
kontraksi sebesar -12,29% (qtq), menurun dibandingkan triwulan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021
sebelumnya yang tercatat tumbuh 3,39% (qtq). Kinerja pertanian
NOMINAL KREDIT PERTANIAN G KREDIT PERTANIAN
tahunan yang masih tumbuh didorong oleh pertumbuhan kinerja
perikanan sebesar 6,92% (yoy) pada triwulan laporan seiring SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

peningkatan produksi perikanan darat yang berorientasi


kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan pada
ekspor. Selain itu, peningkatan produksi tanaman buah dan
keseluruhan tahun juga masih ditopang oleh meningkatnya
sayuran sebesar 98,17% (yoy) dan peningkatan produksi
kinerja industri pulp & paper yang mendorong pertumbuhan dari
kayu bulat sebesar 2,87% (yoy) yang merupakan bahan
subsektor kehutanan serta pengembangan potensi perikanan
baku produksi industri pulp dan kertas turut mendorong
darat yang mendorong pertumbuhan dari subsektor perikanan.
kinerja LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan.

Kinerja LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan yang masih 1.3.4 Lapangan Usaha Perdagangan Besar
tumbuh juga terindikasi dari hasil survei kepada pelaku dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan
usaha. Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan indeks S B T menjadi Sepeda Motor
10,43% pada triwulan IV 2021. Kinerja LU Pertanian, Pada triwulan IV 2021, pertumbuhan LU Perdagangan Besar
Kehutanan, dan Perikanan yang masih tumbuh diikuti oleh d a n E c e r a n , d a n R e p a r a s i Mob il d a n S e p e d a Motor
peningkatan Nilai Tukar Petani (N TP). Indeks N T P pada mencatatkan perbaikan, baik secara triwulanan maupun
triwulan IV 2021 mengalami peningkatan menjadi 113,15 dari tahunan. Kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan
triwulan sebelumnya yang sebesar 112,07 dan sudah berada di Reparasi Mobil dan Sepeda Motor tercatat tumbuh menjadi
atas batas aman (>100). Peningkatan ini terutama didorong 3,43% (qtq) dari 2,81% (qtq) pada triwulan sebelumnya.
oleh peningkatan NTP dari subsektor perkebunan, Pertumbuhan ini juga diikuti oleh peningkatan pertumbuhan
hortikultura dan nelayan. Sementara itu, NT P sektor tanaman tahunan dari 6,32% (yoy) pada triwulan III 2021 menjadi 8,11%
padi palawija dan peternak mengalami penurunan. (yoy) pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja
Selanjutnya, realisasi penyaluran kredit kepada LU Pertanian, disebabkan oleh masih berlanjutnya
Kehutanan, dan Perikanan pada triwulan IV 2021 tumbuh sebesar peningkatan penjualan kendaraan bermotor sebesar 81,31% (yoy)
2,70% (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang yang didorong oleh relaksasi PPnBM yang dilanjutkan hingga akhir
terkontraksi sebesar -0,81% (yoy). Peningkatan penyaluran tahun 2021. Hal ini terkonfirmasi juga dari peningkatan
kredit kepada LU ini mendukung pemulihan kinerja yang terjadi penyaluran kredit kepada LU ini pada triwulan IV 2021 sebesar
(Grafik 1.28). Meskipun demikian, penurunan produksi padi, 13,51% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar
karet dan daging ayam ras menahan laju pertumbuhan LU 9,05% (yoy) (Grafik 1.31). Selanjutnya, berlanjutnya proses
pertanian, kehutanan dan perikanan. Produksi padi pada vaksinasi juga meningkatkan confidence masyarakat dalam
triwulan IV 2021 mengalami penurunan sebesar 32,50% melakukan aktivitas ekonomi yang didukung oleh penerapan
(yoy), produksi karet mengalami penurunan sebesar 23,73% protokol kesehatan yang ketat dan implementasi
(yoy), sementara produksi daging ayam ras turut menurun C lea nl ines s, Health, S a fe t y and
sebesar 19,50% (yoy).
Grafik 1 29 Likert Scale Harga Jual Sumatera Selatan
Secara keseluruhan tahun, kinerja LU Pertanian, Kehutanan,
0,80
dan Perikanan pada tahun 2021 masih tumbuh positif. Kinerja
0,60
LU ini pada tahun 2021 tercatat sebesar 2,91% (yoy), 0,40

melanjutkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,20


0,00
2,05% (yoy). Proses vaksinasi yang terus berlanjut hingga -0,20
akhir tahun 2021 -0, 40

menyebabkan peningkatan permintaan masyarakat akan bahan


-0,60
pangan sebagai dampak pelonggaran aktivitas ekonomi dan
-0,80
sosial I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
di masa pandemi C O V I D -1 9 . Selain itu, harga komoditas
2018 2019 2020 2021
perkebunan karet dan kelapa sawit juga masih tumbuh yang
diikuti
oleh permintaan global yang masih baik. Selanjutnya, perbaikan
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 1
3
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

Grafik 1 30 Likert Scale Margin di Sumatera Selatan Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Sektor Perdagangan, Eceran,
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Sumatera Selatan
0,80 20.000 MILIAR RP (%YOY) 15,00
0,60 19.500
0,40 19.000 10,00
0,20 18.500
5,00
0,00 18.000
-0,20 17.500
0,00
-0, 40 17.000
-0,60 16.500 -5,00
-0,80 16.000
-1,00 15.500 -10,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NOMINAL KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Environment ( C H S E ) di tengah penerapan PPK M pada triwulan triwulan sebelumnya seiring berlanjutnya proyek pemerintah
laporan. Masuknya HBKN Nataru dan periode liburan panjang maupun swasta. Namun, kinerja LU Konstruksi secara tahunan
akhir tahun juga mendorong laju pertumbuhan lebih lanjut. tercatat melambat dengan realisasi sebesar -1,21% (yoy),
turun lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Peningkatan kinerja juga terkonfirmasi dari peningkatan juga terkontraksi sebesar -0,74% (yoy). Penurunan ini
jumlah wisatawan dan rerata persentase Tingkat disebabkan oleh perlambatan realisasi belanja modal pemerintah
Penghunian Kamar ( T P K ) pada triwulan laporan. Jumlah dari 85,85% pada triwulan III 2021 menjadi sebesar 16,28%
wisatawan yang masuk ke Provinsi Sumatera Selatan pada (yoy) pada triwulan IV 2021. Perlambatan realisasi belanja
triwulan IV 2021 tumbuh sebesar 16,29% (yoy) atau sebanyak modal disebabkan oleh prioritas belanja untuk non
525.439 orang. Sejalan dengan hal tersebut, rerata operasional dalam rangka memitigasi risiko penyebaran
persentase T P K juga mengalami peningkatan dari 50,10% pandemi COVID-19 dan belanja stimulus dalam rangka
pada triwulan sebelumnya menjadi 58,26%. Selanjutnya, mempercepat pemulihan ekonomi. Penurunan kinerja LU ini
peningkatan kinerja LU Perdagangan Besar dan Eceran, dan juga terkonfirmasi dari penurunan penjualan semen tahunan
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor juga terkonfirmasi dari sebesar -5,71% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang
hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SK D U ) ke pelaku usaha mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 5,75% (yoy).
perdagangan yang mengonfirmasi peningkatan kinerja LU ini Penurunan kinerja LU Konstruksi juga terkonfirmasi dari
sebagaimana tercermin dari realisasi S B T sebesar 4,70% pada penjualan semen yang terkontraksi lebih dalam pada triwulan
triwulan laporan, lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2021 yang IV 2021 menjadi sebesar -6,78% (yoy) dari -5,71% (yoy) pada
sebesar 0,70%. triwulan sebelumnya. Kinerja L U Konstruksi yang belum
optimal juga terkonfirmasi dari penyaluran kredit
S eca ra keseluruhan tahun, L U Perd a gan g an B e s a r dan perbankan yang masih tercatat kontraksi sebesar -22,86%
Eceran, dan Reparasi Mobil dan S ep ed a Motor tumbuh (yoy) atau secara nominal Rp5,17 triliun, menurun dibandingkan
tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kinerja LU realisasi triwulan sebelumnya yang sebesar -15,40% (yoy) atau
ini pada tahun 2021 tercatat tumbuh sebesar 5,79% (yoy), senilai Rp6,14 triliun (Grafik 1.32).
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya dengan
pertumbuhan sebesar -1,34% (yoy). Tumbuh tingginya LU Secara keseluruhan tahun, LU Konstruksi di tahun 2021
Perdagangan Besar dan Eceran disebabkan oleh terkontraksi lebih dalam dibandingkan tahun sebelumnya.
meningkatnya penjualan kendaraan bermotor secara signifikan Realisasi kinerja LU Konstruksi pada tahun 2021 tercatat sebesar
sebagai dampak berlanjutnya relaksasi PPnB M yang diikuti - 0,02 % (yoy), turun dibandingkan tahun sebelumnya yang
oleh perbaikan pendapatan masyarakat. Pelonggaran P P K M
di tengah masuknya HBKN dan periode liburan juga Grafik 1.32 Penyaluran Kredit Sektor Konstruksi Sumatera Selatan
mendorong peningkatan kinerja lebih lanjut. Hal ini
10.000 MILIAR RP (%YOY ) 120
terkonfirmasi dari peningkatan aktivitas masyarakat ke 9.000 100
8.000
tempat umum berdasarkan Google Mobility Report. 7.000
80
6 .000 60
5.000 40
1.3.5 Lapangan Usaha Konstruksi 4.000
3.000
20
0
P a d a t r iwu la n I V 2 02 1 L U K o n s t r u k s i m e n c a t a t k a n 2.000
1.000 -20
pertumbuhan yang masih positif. Kinerja LU Konstruksi - -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
pada triwulan laporan tercatat tumbuh s eb e s ar 0, 53 % 2018 2019 2020 2021
(qtq), meskipun melambat dibandingkan triwulan NOMINAL KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI

sebelumnya sebesar 2,58% (qtq). Hal ini mengindikasikan


SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
adanya percepatan
pembangunan infrastruktur Sumatera Selatan dibandingkan
Laporan Perekonomian
14 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab I
Perkembangan Ekonomi Makro Regional

sebesar -0,01% (yoy). Penurunan kinerja tahunan disebabkan


oleh masih berlanjutnya penyebaran pandemi COVID-19 pada
tahun 2021 yang menyebabkan kinerja konstruksi sedikit
terhambat. Selanjutnya, realokasi anggaran pemerintah untuk
penanganan pandemi juga menyebabkan penurunan kinerja
lebih lanjut.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 1
5
BA B II

PERKEMBANGAN
KEUANGAN
DAERAH

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan IV 2021


sedikit tertahan dari sisi pendapatan di tengah
pemulihan ekonomi yang masih berjalan, namun
menguat dari sisi belanja sesuai pola historisnya di
akhir tahun.

 Realisasi pendapatan pemerintah (APBD dan APBN)


di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan IV 2021
tercatat sebesar Rp56,05 triliun, lebih tinggi
dibandingkan periode yang sama tahun 2020 sebesar
Rp52,79 triliun. Namun demikian, secara persentase,
realisasi pendapatan tersebut mengalami penurunan
dari 98,75% pada tahun 2020 menjadi 97,96%. Hal ini
dipengaruhi adanya kenaikan target anggaran pada
tahun 2021 menyusul perbaikan ekonomi yang
berkelanjutan.

 Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah (APBD dan


APBN) di Sumatera Selatan sampai dengan triwulan
IV 2021 mencapai Rp83,13 triliun atau 95,61% dari pagu,
meningkat dibandingkan periode yang sama tahun
2020 sebesar 93,96% dari pagu atau senilai Rp76,43
triliun. Hal ini didorong oleh percepatan realisasi
belanja pemerintah untuk mendukung pemulihan
ekonomi.

 Realisasi Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD)


triwulan IV 2021 sebesar 113,33% dari pagu,
meningkat dibandingkan triwulan yang sama tahun
sebelumnya dengan realisasi sebesar 99,36% dari pagu.
Peningkatan tersebut didorong oleh percepatan
penyerapan anggaran dalam rangka pemulihan yang
lebih merata hingga tingkat kabupaten/kota.
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

2.1 GAM BAR A N UMUM


Pada tahun 2021, pendapatan daerah pada A P B D dan A P B N Provinsi Sumatera Selatan sebesar Rp11,41 triliun (pangsa
Provinsi Sumatera Selatan ditargetkan s eb es ar Rp57,22 13,12%), A P B D gabungan Kabupaten/Kota senilai Rp34,29 triliun
triliun, meningkat 7,06% dibandingkan tahun 2020. Target (pangsa 39,44%), dan APB N yang dialokasikan untuk wilayah
pendapatan tersebut terdiri dari target A P B D Pemerintah Sumatera Selatan senilai Rp41,25 triliun (pangsa 47,44%) (Grafik
Provinsi sebesar Rp10,80 triliun (pangsa 18,87%), target A P B D 2.1). Realisasi belanja pemerintah ( A P B D dan A P B N ) di
gabungan Kabupaten/Kota sebesar Rp32,06 triliun (pangsa Sumatera Selatan sampai dengan triwulan IV 2021 telah
56,02%) dan target APB N Kementerian/Lembaga ( K / L ) sebesar mencapai Rp83,13 triliun atau 95,61% dari pagu. Capaian ini
Rp14,36 triliun (pangsa 25,11%). lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi belanja periode
yang sama tahun 202 0 yang tercatat sebesar 93,96% dari
H i n g g a akhir triwulan I V 2021, re a li s a s i p e n d a p a t a n pagu atau senilai Rp76,43 triliun.
1
pemerintah daerah Provinsi Sumatera Selatan tercatat
sebesar R p 5 6 , 0 5 triliun, lebih tinggi dibandingkan periode
2
yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp52,79 triliun. .2 A PB D WIL AYAH PROVINSI
2
Namun demikian, secara persentase, realisasi pendapatan S U M ATE R A S E L ATA N
mengalami penurunan dari 98,75% pada tahun 2020 menjadi
97,96% atau sebesar 97,9 6 % dari target. Penurunan
2.2.1 Realisasi Pendapatan
capaian realisasi pendapatan pada triwulan laporan APBD Sumatera Selatan
disebabkan oleh peningkatan target anggaran pada tahun Komponen Pendapatan A P B D Pemerintah Daerah Provinsi
2021 seiring dengan optimisme pemulihan ekonomi. Realisasi S u m at era S e l at a n p a d a triwulan I V 2021 t e rd ir i at a s
tersebut terdiri dari pendapatan daerah Provinsi Sumatera Pe n d a p at a n A s l i Daerah ( PA D ) terea li s as i 7 3 , 4 6 % ,
Selatan sebesar Rp9,61 triliun atau 88,99% dari target, Pendapat an Transfer terealisasi 9 8, 3 8 % , dan L a in -L ain
pendapatan 17 (tujuh belas) Kabupaten/Kota di Provinsi Pendapatan yang Sah terealisasi sebes ar 72,57%. Secara
Sumatera Selatan sebesar Rp29,84 triliun atau 93,09% dari keseluruhan realisasi pendapatan A P B D Pemerintah Daerah
target, serta pendapatan APB N K / L sebesar Rp14,36 triliun Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 mencapai
atau 115,57% dari target. Rp39,45 triliun atau 92,05% dari target Rp42,86 triliun. Realisasi
ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan IV 2020
S e m e nt ara itu, p a g u anggaran perubahan belanja
yang mencapai 96,18% dari target Rp39,16 triliun (Tabel 2.1). Jika
pemerintah daerah Sumatera Selatan tercat at s eb e s ar
dilihat secara nominal, realisasi pendapatan pada triwulan
R p 8 6 , 9 5 triliun. Alokasi ini terdiri dari tiga komponen yaitu
laporan mengalami peningkatan dari Rp39,16 triliun menjadi
APBD
Rp39,45 triliun, namun penurunan persentase realisasi
pendapatan disebabkan oleh kenaikan target anggaran
Grafik 2.1 Struktur Anggaran Belanja Keuangan Pemerintah sebesar 5,26% (yoy) pada triwulan IV 2021.
Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV 2021 (Rp
Triliun)
Secara spasial, realisasi pendapatan daerah tertinggi dicapai oleh
Kabupaten Muara Enim (71,45% dari target Rp2,496 triliun),
Rp11,41 T; diikuti Kabupaten Prabumulih (66,87% dari target Rp0,8
13% Pemprov Sumatera
Selatan triliun) dan Kabupaten (63,88% dari target Rp1,53 triliun).
Rp34,29 T; Sementara, realisasi terendah dicapai oleh Kabupaten Og an
39% Kabupaten/Kota Ilir dengan realisasi sebesar 48,72% dari target Rp1,537 triliun
Rp41,25 T; dan Kabupaten Empat Lawang dengan realisasi sebesar 50,90%
48% APBN
dari target Rp1,0 triliun
(Grafik 2.2).

SUMBER: BPKAD & KANWIL DJPB PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Tabel 2. 1. Anggaran dan Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
(Rp miliar)
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Target Anggaran Realisasi Target Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 40.716,60 39.163,10 96,18% 42.859,89 39.454,42 92,05%

Pendapatan Asli Daerah 7.434,65 6.441,49 86,64% 9.139,91 6.713,78 73,46%

Pendapatan Transfer 29.211,53 28.864,66 98,81% 32.040,37 31.521,70 98,38%

Lain-lain Pendapatan Yang Sah 4.070,42 3.856,94 94,76% 1.679,61 1.218,94 72,57%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
2. Merupakan APBD konsolidasi antara Pemerintah Provinsi dan Pemerintah 17 (tujuh belas)
Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan

Laporan Perekonomian
18 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

2.2.1.1 Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) 2.2.1.2 Realisasi Pendapatan Transfer
Realiasi pendapatan p ada triwulan I V 2021 meningkat. Ta rg e t Pen dapat an Tran sfe r masih menjadi komponen
Realisasi PA D Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan terbesar dengan pangsa mencapai 74,76% atau Rp32,04 triliun
pada triwulan IV 2021 secara keseluruhan sebesar Rp6,71 dari keseluruhan target pendapatan A P B D Pemerintah Daerah
triliun, meningkat 4,23% (yoy) dibandingkan dengan triwulan Provinsi Sumatera Selatan tahun 2021 yang secara total sebesar
yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp6,44 triliun. Rp42,86 triliun. Target Pendapatan Transfer ini bersumber dari
Meskipun secara nominal mengalami peningkatan, namun Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan sebesar Rp27,42
persentase realisasi PA D pada triwulan IV 2021 tidak setinggi triliun (pangsa 85,59%), Transfer Pemerintah Daerah sebesar
triwulan sebelumnya yaitu sebesar 73,46% dari target Rp3,06 triliun (pangsa 9,55%) dan Transfer Pemerintah Pusat
anggaran. Penurunan realisasi PA D terjadi pada seluruh Lainnya sebesar Rp1,56 triliun (pangsa 4,86%). Hingga triwulan IV
komponen penyusun. Realisasi Pendapatan Pajak Daerah pada 2021, realisasi Pendapatan Transfer mencapai sebesar
triwulan IV 2021 sebesar 88,13% dari target Rp5,75 triliun, Rp31,52 triliun (98,38% dari target), lebih rendah dibandingkan
menurun dari realisasi periode yang sama tahun sebelumnya capaian periode yang sama tahun sebelumnya dengan realisasi
yang mencapai 93,25% target. Sejalan dengan hal tersebut, sebesar Rp28,86 triliun (98,81% dari target). Hal ini
Pendapatan Retribusi Daerah juga mengalami penurunan disebabkan oleh penyesuaian alokasi anggaran
pada triwulan laporan menjadi sebesar 60,89% dari target Pemerintah Pusat kepada Pemerintah Daerah dalam rangka
Rp181,68 miliar. mendorong program vaksinasi hingga akhir tahun 2021.

Hal ini disebabkan masih berlanjutnya pandemi CO V I D -1 9


2.2.1.3 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah
sehingga aktivitas ekonomi sedikit tertahan yang berdampak
pada penurunan pendapatan retribusi. Berbagai strategi Pos lain-lain pendapatan yang sah mencakup pendapatan
dilakukan Pemerintah Daerah untuk mendorong penerimaan hibah dan lain-lain sesuai deng an ketentuan peraturan
pada tahun 2021, diantaranya: (i) Pemberian keringanan tarif perundang-undangan, tercatat menurun. Pada triwulan IV
pajak kendaraan bermotor progresif, penghapusan sanksi 2021, realisasi pos lain-lain pendapatan yang sah sebesar
administrasi piutang P B B (Pa j a k Bumi dan Ba ngu n an) , Rp1,22 triliun, lebih rendah dari periode yang sama tahun
serta penghapusan sanksi administrasi berupa denda, bunga sebelumnya sebesar Rp3,86 triliun. Pos Lain-Lain
pajak kendaraan bermotor, dan bea balik nama kendaraan Pendapatan Yang Sah ditargetkan memberikan kontribusi
bermotor; (ii) Implementasi aplikasi pajak bahan bakar sebesar Rp1,68 triliun atau 3,92% terhadap target total
kendaraan bermotor S I A P O (Sistem Wajib Pungut Online); (iii) pendapatan pemerintah daerah Provinsi Sumatera Selatan
Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) P B B - K B (Pajak Atas yang sebesar Rp42,86 triliun. Target anggaran ini menurun
Penggunaan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor) di perairan; (iv) sebesar 58,74% dibandingkan periode yang sama pada tahun
Pemasangan stiker hologram tanda lunas pajak kendaraan sebelumnya sebesar Rp4,07 triliun.
bermotor; (v) Penambahan titik pelayanan pajak; (vi)
Memberikan pelayanan prima sesuai Standar Operasional 2.2.2 Realisasi Belanja APBD Pemerintah
Prosedur ( S O P ) kepada wajib pajak serta pemantapan sarana Daerah Provinsi Sumatera Selatan
dan prasarana; serta (vii) Penguatan kerjasama dan koordinasi
Secara keseluruhan, pagu anggaran belanja dan transfer
dengan mitra kerja pemerintah Kabupaten/Kota, K PK ,
A P B D Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan tahun
Dirlantas, Bank Sumsel Babel dan Jasa Raharja.
2021 mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2020.
Pagu anggaran Belanja dan Transfer A P B D meningkat sebesar
Selanjutnya, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
3,08% (yoy) dibandingkan dengan tahun 2020, dari Rp44,34
Yang Dipisahkan dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
triliun menjadi Rp45,70 triliun. Pagu belanja terdiri atas belanja
juga mengalami penurunan realisasi pada triwulan IV 2021
masing-
masing menjadi sebesar 72,19% dan 45,31% dari target.

Grafik 2.2 Realisasi Pendapatan Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021

12.000 MILIAR RUPIAH 120,00%

10.000 100,00%

8.000 80,00%

6.000 60,00%

4.000 40,00%

2.000 20,00%

- 0,00%
Lubuk OKU OKU Mus Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Prabumulih Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang
Selatan Timur i
Banyuasin
ANGGARAN 10.801 4.114 1.026 1.020 724 2.626 1.633 1.996 2.323 883 2.543 1.524 2.067
REALISASI 9.611 1.009 857 1.568 753 2.200 1.324 1.432 3.614 1.771 1.972 2.286 861 2.655 1.635 1.103 2.184
3.589 98,35% 84,08% 1.478 1.184 3.230 1.838 97,56% 104,40% 107,28% 879
% REALISASI 88,99% 87,23% 103,97% 83,79% 94,24% 87,72% 89,48% 88,76% 89,37% 98,38% 93,22% 105,67% 79,75%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 19
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

operasi sebesar Rp27,93 triliun, belanja modal sebesar Rp10,68 sebesar Rp6,19 triliun (89,42% dari pagu Rp6,92 triliun) dan
triliun, belanja transfer sebesar Rp6,92 triliun dan belanja tidak Rp59,48 miliar (34,66% dari pagu Rp171,61 miliar).
terduga sebesar Rp171,61 miliar. Peningkatan pagu belanja Selanjutnya, realisasi belanja modal juga mengalami
bersumber dari peningkatan komponen belanja transfer, penurunan dengan serapan sebesar 81,05% dari target
belanja modal dan belanja operasi yang tumbuh masing-masing Rp10,68 triliun (Tabel 2.2). Penurunan serapan belanja modal
sebesar 18,01% (yoy); 5,74% (yoy); dan 2,34% (yoy). tersebut sejalan dengan kinerja PMT B/Investasi Sumatera
Peningkatan ini terutama terjadi pada komponen Belanja Tanah, Selatan pada triwulan I V 2021 mengalami kontraksi sebesar -
Belanja Peralatan dan Mesin, serta Belanja Fisik Lainnya 6,60% (yoy).
dengan pertumbuhan berturut-turut sebesar 205,61% (yoy);
1,43% (yoy); dan 98,16% (yoy). Sementara itu, pagu belanja Berdasarkan diskusi yang dilakukan Bank Indonesia dengan
tidak terduga mengalami penurunan sebesar 84,08% (yoy) stakeholder terkait, refocusing anggaran serta pembatasan
yang disebabkan oleh adanya refocusing anggaran untuk mobilitas untuk menekan pertumbuhan kasus COVID-19 turut
penanganan pandemi COVID-19 dan percepatan vaksinasi. berdampak pada realisasi belanja barang dan jasa (komponen
Secara struktur, anggaran belanja A P B D di Provinsi Sumatera belanja operasi). Pemerintah Daerah terus berupaya melakukan
Selatan pada tahun 2021 terdiri atas Belanja Operasi 61,11%, berbagai strategi dalam rangka percepatan realisasi belanja,
Belanja Modal 23,37%, Belanja Tidak Terduga 0,38%, dan antara lain melakukan percepatan penyampaian kelengkapan
Belanja Transfer 15,14%. dokumen pendukung tagihan belanja dan proses
administrasi belanja, pemantauan dan evaluasi berkala atas
Re a l i s a s i b e la n ja A P B D triwulan I V 2021 m en g ala m i target dan capaian perangkat daerah untuk mengetahui
penurunan pada seluruh pos belanja. Realisasi belanja dan kendala realisasi dan membantu dalam mencari solusi yang
transfer A P B D di Provinsi Sumatera Selatan hingga triwulan IV efektif, serta optimalisasi dalam perubahan A P B D yang menuju
2021 tercatat sebesar Rp39,09 triliun atau 85,53% dari pagu akhir tahun.
belanja tahun 2021. Meskipun pada dasarnya pagu belanja
Sumatera Selatan 2021 mengalami peningkatan, jumlah realisasi Dalam rangka mendukung percepatan digitalisasi dan
belanja tersebut masih lebih rendah daripada realisasi belanja peningkatan akuntabilitas transaksi Pemerintah Daerah, Bank
A P B D pada triwulan IV 2020. Realisasi belanja terdiri dari belanja Indonesia telah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan
operasi dengan pangsa sebesar 61,87%, belanja modal dengan 17 (tujuh belas) kabupaten/kota untuk mendorong
pangsa sebesar 22,15%, belanja transfer dengan pangsa perluasan implementasi elektronifikasi transaksi Pemerintah
sebesar 15,83% dan belanja tidak terduga dengan pangsa Daerah. Hingga triwulan IV 2021, seluruh Tim Percepatan dan
sebesar 0,15%. Belanja operasi pada triwulan IV 2021 terealisasi Perluasan Digitalisasi Daerah (T P2 DD ) Sumatera Selatan baik
sebesar Rp24,18 triliun (86,59% dari pagu Rp27,93 triliun). di tingkat provinsi maupun 17 kabupaten/kota telah
Sementara itu, belanja terbentuk dan telah diresmikan secara serentak pada
tidak terduga dan belanja transfer masing-masing terealisasi kegiatan Digital Kito Galo yang diselenggarakan
oleh Bank Indonesia pada bulan Desember 2021 ( B O K S B).

Tabel 2. 2. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
(Rp Miliar)
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Anggaran Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
BELANJA DAN TRANSFER 44.337,21 40.080,49 90,40% 45.703,77 39.088,86 85,53%

Belanja Operasi 27.293,55 25.021,23 91,67% 27.931,05 24.184,42 86,59%

Belanja Modal 10.103,46 8.673,34 85,85% 10.683,15 8.658,72 81,05%

Belanja Tidak Terduga 1.078,12 722,98 67,06% 171,61 59,48 34,66%

Transfer 5.862,07 5.662,94 96,60% 6.917,95 6.186,24 89,42%


SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN

Grafik 2 3 Realisasi Belanja Pemerintah Daerah Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2021

12.000 MILIAR RUPIAH 100,00%


90,00%
10.000 80,00%
8.000 70,00%
60,00%
6.000 50,00%
40,00%
4.000 30,00%
20,00%
2.000
10,00%
- 0,00%
Lubuk OKU OKU Mus Musi Rawas Empat
Sumsel Palembang Linggau Pagar Alam OKI Ogan Ilir OKU Selatan Timur Banyuasin Musi Rawas Utara Muara Enim PALI Lahat Lawang
i
Banyuasin
Prabumulih
ANGGARAN 11.410 4.281 1.222 818 1.610 1.668 2.036 4.199 2.547 2.096 883 2.746 1.331 2.342
REALISASI 10.061 1.114 3.325 2.789 857 735 1.326 1.383 1.402 1.793 3.606 2.333 1.877 759 2.332 1.285 1.208 2.099
% REALISASI 88,17% 949 2.237 1.131 88,04% 85,88% 91,59% 89,55% 85,90% 84,90% 1.003
77,68% 85,20% 70,16% 89,85% 80,21% 85,91% 84,03% 85,23% 90,75% 89,65% 78,06%
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN (DIOLAH)

Laporan Perekonomian
20 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

Secara spasial, realisasi belanja tertinggi berada di Kabupaten (Tabel 2.3). Alokasi anggaran belanja di bidang kesehatan
Banyuasin (91,59% dari pagu Rp2,55 triliun), diikuti oleh ditujukan untuk pemenuhan upaya kesehatan perorangan dan
Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (90,75% dari pagu Rp1,33 masyarakat, dukungan program vaksinasi, insentif tenaga
triliun) dan Kabupaten Pagar Alam (89,85% dari pagu Rp0,74 kesehatan daerah dalam rangka penanganan COVID-19, belanja
triliun) dan (Grafik 2.3). fasilitas kesehatan, dukungan kelurahan dalam ra ngka
penanganan COVID -19, serta program prioritas lainnya yang
Selanjutnya, total pagu anggaran belanja Sumatera Selatan untuk ditetapkan Pemerintah Pusat.
penanganan dampak pandemi COVID-19 pada triwulan IV 2021
sebesar Rp2,09 triliun, mengalami peningkatan sebesar 15,60% Sementara itu, realisasi belanja penanganan pandemi untuk
dibandingkan dengan pagu anggaran belanja triwulan III 2021 dukungan ekonomi pada triwulan IV 2021 mencapai 60,61% dari
sebesar Rp1,81 triliun. Anggaran belanja tersebut akan pagu Rp707,12 miliar atau secara nominal Rp428,58 miliar.
dialokasikan ke dalam 3 (tiga) pos penanganan yaitu Realisasi ini meningkat dari triwulan sebelumnya yang hanya
penanganan dampak kesehatan, sosial dan ekonomi. Pagu sebesar 34,16%. Realisasi belanja tertinggi berasal dari
anggaran penanganan belanja kesehatan pada triwulan IV Kabupaten Empat Lawang sebesar 102,96% dari pagu Rp7,05
tercatat sebesar Rp1,06 triliun, sementara pagu anggaran miliar, sementara realisasi terendah berasal dari Kota
belanja dukungan ekonomi dan perlindungan sosial masing- Banyuasin, Kabupaten Lahat dan Kabupaten Musi Rawas Utara
masing tercatat sebesar Rp707,12 miliar dan Rp171,69 miliar. yang tidak melakukan realisasi pada triwulan IV 2021 (Tabel
2.4). Program dukungan ekonomi yang dicanangkan oleh
Realisasi anggaran bidang kesehatan di Sumatera Selatan Pemerintah Daerah Sumatera Selatan antara lain program
meningkat menjadi sebesar 52,98% dari realisasi triwulan III 2021 pelatihan dan produktivitas tenaga kerja, program
sebesar 26,62%. Secara spasial, realisasi tertinggi berasal dari pemberdayaan dan pengembangan UMKM, program
Kota Palembang sebesar Rp98,47 miliar (79,48% dari pagu peningkatan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat,
anggaran), kemudian diikuti oleh Kabupaten Musi Banyuasin p r o g r a m f a s i l i t a s i u s a h a m i k ro m e n j a d i u s a h a k e c i l
sebesar Rp50,23 miliar (67,13% dari pagu anggaran), serta (pengembangan produksi dan pengolahan, pemasaran, sumber
Kabupaten Og a n Komering Ulu Timur dan Kabupaten Ogan daya manusia serta desain teknologi), program promosi hasil
Komering Ilir dengan realisasi masing-masing sebesar 59,09% produk, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan usaha tani, serta
dan 41,74% dari target program lainnya.

Tabel 2. 3. Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan Tabel 2. 4. Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan
COVID-19 Bidang Kesehatan Triwulan IV 2021 (Rp COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 (Rp
Miliar) Miliar)

B E L A N J A KESEHATA N B E L A N J A EKONOMI
WILAYAH Anggaran Realisasi WILAYAH Anggaran Realisasi
(Rp Miliar) % Realisasi (Rp Miliar) % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar)

Sumsel 130.16 60.77 46.69% Sumsel 127.58 90.63 71.04%

Palembang 123.89 98.47 79.48% Palembang 21.16 10.37 49.00%

Prabumulih 31.40 9.98 31.77% Prabumulih 1.60 0.42 26.05%

Lubuk Linggau 85.00 15.76 18.55% Lubuk Linggau 5.19 3.23 62.24%

Pagar Alam 33.19 14.83 44.69% Pagar Alam 19.91 18.58 93.31%

OKI 101.63 42.41 41.74% OKI 35.87 28.89 80.54%

Ogan Ilir 34.73 26.24 75.55% Ogan Ilir 1.37 1.00 72.94%

OKU 25.55 12.21 47.78% OKU 11.13 7.06 63.50%

OKU Selatan 50.41 40.75 80.84% OKU Selatan 21.29 20.87 98.02%

OKU Timur 75.10 44.38 59.09% OKU Timur 10.97 10.19 92.87%

Musi Banyuasin 74.83 50.23 67.13% Musi Banyuasin 11.37 10.21 89.79%

Banyuasin 69.92 31.98 45.74% Banyuasin 12.97 - 0.00%

Musi Rawas 46.34 26.39 56.94% Musi Rawas 328.00 190.95 58.22%

Musi Rawas Utara 28.96 1.71 5.90% Musi Rawas Utara 14.58 0.14 0.99%

Muara Enim 52.92 28.76 54.35% Muara Enim 35.87 26.44 73.70%

PALI 23.31 14.76 63.29% PALI 5.54 2.34 42.20%

Lahat 42.20 14.43 34.20% Lahat 35.66 - 0.00%

Empat Lawang 31.91 28.31 88.71% Empat Lawang 7.05 7.26 102.96%

JUMLAH 1,061.46 562.37 52.98% JUMLAH 707.12 428.58 60.61%


SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 2
1
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

Tabel 2. 5. Anggaran dan Realisasi Belanja Penanganan


dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dengan
COVID-19 Dukungan Ekonomi Triwulan IV 2021 (Rp
Miliar) realisasi sebesar 106,97% dari target Rp12,73 triliun atau
B E L A N J A BANTUAN SO S IA L secara nominal Rp13,62 triliun (Tabel 2.6).
WILAYAH Anggaran Realisasi
% Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) Pagu belanja Pemerintah Pusat atas beban A P B N di wilayah
Sumsel 109.47 61.86 56.51% Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2021 menurun. Pagu
Palembang 5.99 0.51 8.49% belanja APB N Kementerian/Lembaga di Sumatera Selatan pada
tahun 2021 sebesar Rp41,25 triliun,menurun 3,78% dibandingkan
Prabumulih 1.86 0.57 30.69%
Lubuk Linggau 2.04 0.98 47.88% pagu tahun 2020 yang sebesar Rp42,87 triliun. Berdasarkan
Pagar Alam 2.84 1.04 36.60% strukturnya, komposisi pagu belanja K / L terdiri atas belanja
OKI 48.03 35.72 74.36% barang dengan pangsa sebesar 36,77% atau secara nominal
Ogan Ilir 6.28 5.53 88.13% sebesar Rp5,66 triliun, diikuti oleh belanja pegawai dengan
pangsa sebesar 35,23% setara Rp5,06 triliun, belanja modal
OKU 9.29 1.02 10.93%
dengan pangsa sebesar 27,88% atau Rp4,31 triliun dan sisanya
OKU Selatan 3.45 3.37 97.59%
belanja bantuan sosial dengan pangsa 0,12% atau sebesar
OKU Timur 3.24 1.52 46.98%
Rp17,62 miliar.
Musi Banyuasin 9.65 7.46 77.24%

Banyuasin 13.21 3.01 Kenaikan pagu belanja pemerintah disebabkan oleh masih
22.77%
berlanjutnya pandemi C O V I D - 1 9 ya ng berdampak pada
Musi Rawas 36.90 26.51 penambahan anggaran belanja Kementerian/Lembaga ( K / L )
71.85%
untuk meminimalisir dampak penyebaran pandemi di daerah.
Musi Rawas Utara 19.73 4.34 21.98%
Kenaikan pagu terbesar terjadi pada pagu belanja modal sejalan
Muara Enim 35.56 9.61 27.02% dengan komitmen pemerintah untuk melakukan akselerasi
PALI 6.97 3.62 51.94% pembangunan infrastruktur terutama pembangunan jalan, irigasi
Lahat - - - dan jaringan yang sempat tertunda akibat pandemi (Tabel 2.7).
Empat Lawang 5.89 5.02 85.28% Akselerasi pembangunan ini diharapkan dapat menjaga

JUMLAH 320.42 171.69 53.58%


momentum pemulihan ekonomi Sumatera Selatan.
SUMBER: BPKAD PROVINSI SUMATERA SELATAN

Rp16,60 triliun. Realisasi pendapatan mengalami


Sejalan dengan kedua belanja penanganan pandemi COVID-19 peningkatan
sebelumnya, realisasi belanja bantuan sosial pada triwulan IV
mencapai 53,59% atau secara nominal menjadi sebesar Rp171,69
miliar. Secara spasial, realisasi terbesar berasal dari
Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (97,59% dari pagu
Rp3,45 miliar), kemudian disusul oleh Kabupaten Ogan Ilir
(88,13% dari pagu R p 6, 28 miliar) (Tabel 2.5). Program
bantuan sosial yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah
Sumatera Selatan antara lain program penanganan bencana,
program rehabilitasi sosial, program penyediaan makanan
dan sandang, program respon cepat darurat
bencana/penyelamatan dan evakuasi korban bencana,
program santunan kematian, program peningkatan potensi
sumber kesejahteraan sosial, program penyediaan
infrastruktur pendukung kemandirian pangan, serta program
pendataan fakir miskin dengan cakupan Kabupaten/Kota.

2.3 APBN PROVINSI SUMATERA


SEL ATAN Secara garis besar, realisasi pendapatan
Pemerintah Pusat di wilayah Provinsi Sumatera Selatan
pada triwulan IV 2021 mengalami peningkatan
dibandingkan triwulan yang sama pada tahun
sebelumnya. Realisasi pendapatan Pemerintah Pusat di
wilayah Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
mencapai 115,57% dari target Rp14,36 triliun atau secara
nominal
Realisasi penyerapan belanja Pemerintah Pusat atas beban mendukung momentum pemulihan ekonomi yang sudah
A P B N di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 berlangsung sejak awal tahun.
tercatat s eb es a r Rp1 4,35 triliun atau 9 5, 37 % dari pagu.
Realisasi serapan ini meningkat dibandingkan dengan periode Pagu Transfer ke Daerah dan Dana Desa ( T K D D ) di Provinsi
yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 95,12% dari pagu. Sumatera Selatan pada tahun 2021 mengalami penurunan
Realisasi belanja terbesar terdapat pada belanja bantuan sosial dibandingkan dengan tahun 2020. Pagu T K D D dari seluruh
dengan realisasi sebesar 100% atau senilai Rp17,68 miliar. Pemerintah Daerah di Provinsi Sumatera Selatan pada tahun
Selanjutnya, belanja pegawai dengan realisasi sebesar 99,98% 2021 adalah sebesar Rp26,20 triliun, menurun sebesar 10,05%
atau senilai Rp5,05 triliun. Sementara belanja barang dan modal dari pagu T K D D tahun 202 0 yang sebesar Rp29,12 triliun. Pada
masing-masing terealisasi sebesar 93,26% dan 92,86% atau triwulan IV 2021, realisasi TKDD Pemerintah Daerah
secara nominal sebesar Rp5,27 triliun dan Rp 4,00 triliun (Tabel Sumatera Selatan sebesar 113,33% dari total pagu atau senilai
2.8). Percepatan serapan belanja pada triwulan IV 2022 sesuai Rp29,69 triliun; lebih
dengan pola historisnya menjelang akhir tahun dalam rangka tinggi dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun

Laporan Perekonomian
22 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

sebelumnya sebesar 99,36% dari pagu atau senilai Rp28,94 Desa (D D ) dengan realisasi sebesar 99,86% atau setara Rp2,68
triliun. Realisasi T K D D tertinggi dilakukan oleh Kabupaten triliun, Dana Alokasi Khusus ( DA K ) Non Fisik dengan realisasi
Penukal Abab Lematang Ilir sebesar 151,83% dari pagu Rp931,15 sebesar 99,05% atau setara dengan Rp4,15 triliun dan
miliar, sedangkan realisasi terendah adalah Kabupaten Ogan realisasi terendah yaitu Dana Alokasi Khusus ( DAK ) Fisik sebesar
Komering Ulu Timur 102,29% dari pagu Rp1,30 triliun (Grafik 2.4). 94,98% atau setara dengan Rp1,81 triliun (Grafik 2.5).
Peningkatan realisasi DAU dan DBH pada triwulan laporan
Jika ditinjau dari jenis TK DD, sampai dengan akhir triwulan IV
disebabkan oleh pemenuhan kewajiban anggaran earmark 8%
2021 Dana Bagi Hasil (DBH) memiliki tingkat realisasi tertinggi
sebesar 165,99% atau setara dengan Rp9,13 triliun, kemudian yang sudah dipatuhi oleh seluruh pemerintah daerah Provinsi
disusul oleh Dana Alokasi Umum (DAU) dengan realisasi yang Sumatera Selatan. Selanjutnya, peningkatan penyerapan dana
meningkat sebesar 100% atau setara Rp11,51 triliun, Dana desa disebabkan oleh percepatan pembangunan yang lebih
Insentif Daerah merata untuk memitigasi dampak
dengan realisasi sebesar 100% atau setara Rp341,35 miliar, penyebaran pandemi COVID-19.
Dana

Tabel 2. 6. Realisasi Pendapatan Negara di Provinsi Sumatera Selatan Triwulan IV Tahun 2020 dan Tahun 2021
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Target Realisasi Target Realisasi
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
PENDAPATAN 12.736,00 13.624,00 106,97% 14.364,00 16.600,00 115,57%
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tabel 2. 7. Uraian Belanja Modal K/L Sumatera Selatan


2020 2021
Perubahan
URAIAN B E L A N J A MODAL Pagu Anggaran Pagu Anggaran % Perubahan
(Rp Miliar)
(Rp Miliar) (Rp Miliar)
Tanah 129,03 42,22 -86,81 -67,28%

Peralatan dan Mesin 346,19 341,30 -4,89 -1,41%

Gedung dan Bangunan 593,33 677,84 84,51 14,24%

Jalan, Irigasi dan Jaringan 1.849,00 2.895,90 1.046,90 56,62%

Fisik Lainnya 64,66 32,63 -32,03 -49,54%

Bantuan Langsung Umum (BLU) 181,28 319,50 138,22 76,25%

TOTAL 3.163,49 4.309,39 1.145,90 36,22%


SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Tabel 2. 8. Anggaran dan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan Jenis Belanja Triwulan IV Tahun 2020
dan Tahun 2021
Tw IV 2020 Tw IV 2021
URAIAN Pagu Anggaran Realisasi Pagu Realisasi %Growth
% Realisasi % Realisasi
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar)
Pegawai 4.968,35 4.906,95 98,76% 5.059,70 5.056,18 99,93% 1,84%

Barang 5.593,80 5.206,63 93,08% 5.663,43 5.277,87 93,19% 1,24%

Modal 3.163,48 2.941,84 92,99% 4.309,42 4.001,42 92,85% 36,22%

Bantuan Sosial 18,02 17,60 97,69% 17,62 17,6 100,35% -2,20%


8
BERDASARKAN JENIS BELANJA 13.743,65 13.073,0 95,12% 15.050,17 95,37% 9,51%
2 14.353,1
5
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN

Grafik 2 4 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan IV 2021 berdasarkan Wilayah

7.000 MILIAR RUPIAH 160,00%


6.000 140,00%
120,00%
5.000
100,00%
4.000
80,00%
3.000
60,00%
2.000 40,00%
1.000 20,00%
- O g an O g an 0,00%
L ubuk-
Empat Lahat Muara Enim Musi Musi Rawas Musi Rawas Ogan Ilir Ogan Ko m e r ing Ko m e r ing Pagar Alam Palembang Prabumulih Pemprov
anyuasin Banyuasin
B Lawang O g an Utara Komering Ilir linggau Sumsel
Ko m e r ing PALI
PAGU (R P MILIAR) 1.694,45 793,78 668,23 543,07 1.789,09 714,58 5.055,33
Ulu Ulu Selatan Ulu Timur
1.597,64 1.866,77 2.047,04 1.412,58 683,74 1.206,47 1.703,98 1.085,82 1.053,10 1.352,79
931,15
REALISASI (RP MILIAR) 1.775 823 1.798 2.312 2.851 1.609 743 1.266 1.788 1.160 1.078 1.384 1.414 696 571 1.842 820 5.762
%REALISASI 104,73% 103,69% 112,55 123,84% 139,25 113,91 108,63% 104,92% 104,92% 106,84% 102,37% 102,29% 151,83 104,22% 105,15 102,94% 114,78% 113,99%
% % % % %
SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN NEGARA PROV SUMATERA SELATAN

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 23
Bab II
Perkembangan Keuangan Daerah

Grafik 2.5 Realisasi Belanja TKDD Sumatera Selatan Triwulan IV


2021 berdasarkan Jenis TKDD
14.000 MILIAR RUPIAH 180,0%
12.000 160,0%
140,0%
10.000
120,0%
8.000 100,0%
6.000 80,0%
60,0%
4.000
40,0%
2.000 20,0%
- 0,0%
DAK
DBH DAU DID Non Fisik DAK Fisik Dana Desa

PAGU (R P MILIAR) 5.503,3 11.561,95 4.193,34 1.907,51 2.692,09


1
341,35
REALISASI (RP MILIAR) 9.134,90 11.561,95 341,35 4.153,30 1.811,80 2.688,20
%REALISASI 165,99% 100,00% 100,00% 99,05% 0,00% 99,86%

SUMBER: KANWIL DITJEN PERBENDAHARAAN PROVINSI SUMATERA SELATAN


Laporan Perekonomian
24 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
BA B III

PERKEMBANGAN
INFLASI DAERAH

Pada triwulan IV 2021 inflasi Provisi Sumatera


te rc at at lebih rendah dibandingkan triwulan
sebelumnya.
 Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera
Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 1,82%
(yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tercatat sebesar 1,84% (yoy). Pencapaian inflasi
tersebut juga lebih rendah dibanding historis 3 tahun
terakhir yaitu sebesar 2,12% (yoy). Adapun angka
tersebut berada di bawah realisasi inflasi nasional dan
regional Sumatera yang masing-masing tercatat
sebesar 1,87% (yoy) dan 1,91% (yoy).

 Berdasarkan kelompok pengeluarannya, penurunan


tekanan inflasi di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan
IV 2021 disebabkan oleh penurunan tekanan inflasi pada
kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Hal ini
didorong oleh terjaganya pasokan beberapa komoditas
yang diantaranya telah memasuki masa panen.
Komoditas tersebut antara lain cabai merah, beras,
dan bawang merah.
Bab III
Perkembangan Inflasi

3.1 INF L A S I S E C A R A UMUM


Inflasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan I V 2021 dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 3,80%
tercatat sebesar 1,82% (yoy), sedikit menurun dibandingkan (yoy). Selanjutnya, kelompok informasi, komunikasi, dan
dengan triwulan III 2021 yang tercatat sebesar 1,84% (yoy). keuangan kembali mencatatkan deflasi sebesar -0,03% (yoy)
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2020 lebih rendah dibandingkan pada triwulan sebelumnya yang
yang tercatat sebesar 1,54% (yoy), namun lebih rendah daripada tercatat deflasi sebesar -0,01% (yoy). Inflasi pada kelompok
rerata 3 tahun terakhir yang tercatat sebesar 2,12% (yoy). Inflasi pendidikan tercatat menurun dari 2,07% (yoy) pada triwulan III
Sumatera Selatan pada triwulan laporan tercatat lebih rendah 2021 menjadi 1,95% (yoy) pada triwulan IV 2021.
dibandingkan dengan inflasi nasional dan regional Sumatera
yang tercatat masing-masing sebesar 1,87% (yoy) dan 1,91% S e c a r a tahu nan , ke l o m p o k m akanan, minuman d a n
(yoy) (Grafik 3.1). Secara spasial, realisasi inflasi Sumatera tembakau masih memberikan andil inflasi tertinggi yaitu
Selatan pada triwulan IV 2021 berada pada posisi ke 4 sebesar 0,83% (yoy); diikuti oleh kelompok perumahan, air,
terendah di regional Sumatera (Grafik 3.2). listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil terhadap
inflasi sebesar 0,39% (yoy); serta kelompok transportasi
Penurunan tekanan inflasi pada triwulan IV 2021 terjadi pada dengan andil terhadap inflasi sebesar 0 , 0 8 % (yoy) (Tabel
kelompok makanan, minuman, dan tembakau; kelompok 3.1). S ecara keseluruhan, 5 (lima) komoditas utama
informasi, komunikasi dan jasa keuangan; serta kelompok penyumbang inflasi pada triwulan laporan adalah minyak goreng,
pendidikan. Inflasi pada kelompok makanan, minuman, dan sewa rumah, daging ayam ras, rokok kretek filter, dan mobil.
tembakau pada triwulan IV 2021 sebesar 2,73% (yoy) Inflasi pada minyak goreng
menurun sejalan dengan perkembangan harga crude palm oil ( C P O ) global.

Tabel 3. 1. Perkembangan Inflasi Tahunan Provinsi


Sumatera Selatan
ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
K E L O M PO K PENGELUARAN INFLASI TAHUNAN 2021 (%) III-2021 OKT NOV DES
III-2021 OKT NOV DES
UMUM 1,84 1,98 1,82 1,84 1,97 1,82

Makanan, Minuman dan Tembakau 1,74 3,37 2,73 1,74 1,01 0,83

Pakaian dan Alas Kaki 3,80 1,28 1,13 0,94 0,08 0,07

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,25 0,07 0,07 0,37 0,39
3,14
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah 2,05 0,34 0,36 0,09 0,10
1,11 1,20
Tangga
0,08 0,09 0,03 0,03
1,85 1,96 2,12
Kesehatan
0,03 0,03 0,12 0,08
1,57 1,80 1,94
Transportasi
-0,04 0,04 0,00 0,00
1,78 1,04 1,09
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,00 0,00 0,05 0,05
0,98 0,96 1,09 0,75
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
0,05 0,05 0,10 0,10
-0,34 0,34 0,01 -0,03
Pendidikan
0,11 0,10 0,08 0,09
-0,01 0,03 2,70 2,72
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
0,07 0,07 -1,62 -1,16
2,59 2,74 1,95 1,95
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
1,01 0,07 -0,02
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH 2,07 1,95

0,85 0,87 1,13

0,27 -0,06 0,78

1,34

Tabel 3. 2. Komoditas Utama Penyumbang Inflasi dan Deflasi Triwulan IV 2021


KOMODITAS INFLASI ER: BPS
PROVINSI
INFLASI (%, Y O Y ) KONTRIBUSI (%,
M SUMATER 6,15 YOY)
IE A
37,75
MINYAK GORENG SELATAN
K (SBH 0,59
E 2018=100 4,41
SEWA RUMAH ), DIOLAH
R 0,22
I 10,74
DAGING AYAM RAS
N 0,20
8,32
ROKOK KRETEK FILTER G
0,13
I 5,33
MOBIL N 0,09
S 18,12
IKAN DENCIS
T 0,06
A 12,40
DAGING SAPI
N 0,05
9,14
TAHU MENTAH T
0,05
SU 9,42
BIMBINGAN BELAJAR MB
0,05 UDARA DEFLAS I (%, Y O Y ) KO
KOMODI NT -0,01
0,04 TAS TOMAT -20,04 RI
DEFLAS I BU -0,01
KANGKUNG -2,89 SI
(%, -0,01
CABAI
IKAN GABUS -27,50 YO
MERAH -0,01
Y)
SUSU CAIR -5,92
BERAS
KEMASAN -0,18
-9,02
BAWANG
TELEP ON -0,10
MERAH -9,25
SELULER
TELUR -0,09
-8,27
AYAM
-0,05
RAS -4,61
-0,05
ANGKUT -4,48
AN -0,02
-0,75

Laporan Perekonomian
28 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Grafik 3.1 Perkembangan Inflasi Sumatera Selatan, Grafik 3 2 Inflasi Provinsi di Regional Sumatera periode Triwulan IV
Sumatera, dan Nasional 2021

6 % YOY 4,0 % YOY


3,5
5 3,0
2,5
4
2,0
3 1,5
1,0
2 0,5
0,0
1

BENGKULU
LAMPUNG

SUMBAR
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

SUMSEL
KEPRI

ACEH

RIAU
SUMUT
BA BEL

JAMBI
2018 2019 2020 2021

SUMSEL NASIONAL SUMATERA NASIONAL SUMATERA

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Selanjutnya, inflasi pada sewa rumah disebabkan oleh mobilitas crude palm oil ( C P O ) global yang tercatat sebesar U S D
3
masyarakat yang mulai meningkat sehingga mendorong 1.206,57/mt pada bulan Desember 2021 . Selanjutnya,
peningkatan permintaan dari masyarakat. Daging ayam ras kenaikan harga daging ayam ras didorong oleh meningkatnya
kembali mencatatkan inflasi seiring dengan meningkatnya permintaan pada akhir tahun terutama menjelang Hari Besar
permintaan sektor horeca pada akhir tahun. Keagamaan Nasional ( H B K N ) Natal dan Tahu n Baru. D i
sisi supply, implementasi pemusnahan telur hatched egg (HE)
3.2 INFL A S I MENURUT K E LO M P O K yang dilakukan Pemerintah sejak awal tahun dapat
P E N G E LUA R A N mengendalikan produksi berlebih. Sementara itu, andil pada
subkelompok tembakau tercatat meningkat menjadi 0,15%
3.2.1 Kelompok Makanan, (yoy) dari 0,0 9 % (yoy), terutama pada komoditas dan
Minuman, dan Tembakau rokok kretek filter. Inflasi rokok kretek filter didorong oleh
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan berlanjutnya transmisi kenaikan cukai tembakau oleh
IV 2021 mengalami inflasi sebesar 2,73% (yoy) dengan andil produsen secara gradual serta kenaikan permintaan
terhadap inflasi sebesar 0,83% (yoy). Laju inflasi ini melambat masyarakat pada akhir tahun.
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
3,80% (yoy). Penurunan andil inflasi bersumber dari 3.2.2 Kelompok Pakaian dan Alas Kaki
subkelompok makanan yang tercatat sebesar 0,66% (yoy) Pad a triwulan I V 2021, kelompok pakaian dan alas kaki
dibanding triwulan sebelumnya sebesar 1,13% (yoy). Andil mengalami inflasi sebesar 1,25% (yoy) dengan andil
inflasi disumbang oleh komoditas minyak goreng dan daging terhadap inflas i s e b e s a r 0 , 0 7 % ( y o y ) . L a j u inflasi ini
ayam ras. Inflasi pada meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
komoditas minyak goreng sejalan dengan perkembangan harga tercatat sebesar
1,11% (yoy). Andil inflasi bersumber dari subkelompok pakaian

Tabel 3. 3. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 3,80 3,38 2,73 1,13 0,94 1,01 0,83

Inflasi Sub Kelompok : 3,14


Makanan 3,41 2,57 0,97 0,75 0,86 0,66

Minuman Yang Tidak Beralkohol 3,86 2,99 0,73 1,00 0,06 0,05 0,01 0,02

Tembakau 3,64 2,99 4,79 5,43 0,09 0,13 0,13 0,15


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
3,19 4,66

Tabel 3. 4. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pakaian dan Alas Kaki

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 1,11 1,20 1,28 0,07 0,07 0,08 0,07

Inflasi Sub Kelompok : 1,25


Pakaian 1,24 0,06 0,06 0,07 0,07

Alas Kaki 1,35 1,44 0,01 0,01 0,01 0,01


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
0,57 0,61 1,41

0,63 0,63
3. Data Bloomberg per 31 Desember 2021

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 29
Bab III
Perkembangan Inflasi

Tabel 3. 5. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 1,85 1,96 2,05 0,34 0,36 0,37 0,39

Inflasi Sub Kelompok : 2,12


Sewa Rumah 2,79 2,79 0,22 0,22 0,22 0,22

Pemeliharaan, Perbaikan, Dan Keamanan Tempat 3,12 2,72 2,76 2,78 0,12 0,12 0,13
Tinggal/Perumahan
0,00 0,00 3,08 3,33 0,11 0,00 0,00
Penyediaan Air Dan Layanan Perumahan Lainnya
-0,12 0,61 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,03
Listrik, Gas, Dan Bahan Bakar Lainnya
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
0,77 0,79 -0,01 0,03

Tabel 3. 6. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rumah Tangga

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 1,57 1,79 1,94 0,08 0,09 0,09 0,10

Inflasi Sub Kelompok : 1,78


Furnitur, Perlengkapan Dan Karpet 1,04 1,04 0,00 0,01 0,01 0,01

Tekstil Rumah Tangga 0,65 1,06 0,67 0,80 0,00 0,00 0,00 0,00

Peralatan Rumah Tangga 0,64 0,69 1,72 0,01 0,01 0,01 0,01

Barang Pecah Belah Dan Peralatan Makan Minum 1,74 1,77 0,02 0,02 0,02 0,02

Peralatan Dan Perlengkapan Perumahan Dan Kebun 5,17 5,37 0,01 0,01 0,01 0,01
1,71
Barang Dan Layanan Untuk Pemeliharaan Rumah Tangga 4,68 4,68 0,03 0,04 0,05 0,05
5,44
Rutin
1,41
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH 5,15

4,71 4,68 1,59

1,09

1,34

dengan andil inflasi sebesar 0,07% (yoy). Komoditas yang 3.2.4 Kelompok Perlengkapan, Peralatan,
menyumbang kenaikan inflasi pada subkelompok pakaian adalah dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga
seragam sekolah anak dan seragam sekolah wanita yang
Pada triwulan IV 2021, kelompok perlengkapan, peralatan,
didorong oleh peningkatan permintaan seiring dengan
dan pemeliharaan rutin rumah tangga mengalami inflasi
memasuki tahun ajaran baru serta diberlakukannya
sebear 1,94% (yoy) dengan andil terhadap inflasi sebesar
pembelajaran tatap muka di setiap jenjang sekolah di
0,10% (yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan triwulan
wilayah Sumatera Selatan sejak September 2021.
sebelumnya yang tercatat sebesar 1,57% (yoy). Kenaikan
andil inflasi terutama pada subkelompok barang dan layanan
3.2.3 Kelompok Perumahan, Air, Listrik,
untuk pemeliharaan rumah ta n g g a rutin sebesar 0 , 0 5 %
Gas dan Bahan Bakar Rumah Tangga
( yoy ) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,0 3 %
Pada triwulan IV 2021, kelompok perumahan, air, listrik, gas, (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada subkelompok ini
dan bahan bakar rumah tangga mengalami inflasi sebesar adalah sabun detergen bubuk/cair dan pengharum
2,12% (y oy) dengan andil terhadap inflasi seb es ar 0,3 9% cucian/pelembut yang didorong oleh peningkatan mobilitas
(yoy). Laju inflasi ini tercatat meningkat dibandingkan dengan masyarakat serta pola hidup bersih yang diterapkan selama
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,85% (yoy). Andil masa pandemi. Selanjutnya, andil inflasi juga bersumber pada
inflasi bersumber dari subkelompok sewa rumah yang didorong subkelompok barang pecah belah dan peralatan makan minum
oleh meningkatnya permintaan seiring dengan peningkatan sebesar 0,02% (yoy) dengan komoditas penyumbang inflasi
mobilitas masyarakat. Selain itu, subkelompok listrik, gas, dan adalah gelas minum dan panci.
bahan bakar lainnya mengalami kenaikan andil inflasi menjadi
0,03% (yoy) dari sebelumnya menyumbang deflasi sebesar - 3.2.5 Kelompok Kesehatan
0,01% (yoy). Komoditas penyumbang kenaikan inflasi adalah
Pada triwulan IV 2021, kelompok kesehatan mengalami
bahan bakar rumah tangga seiring dengan kenaikan permintaan
inflasi sebesar 1,09% (yoy) dengan andil sebesar 0,03 %
terutama pada sektor horeca serta terdapat penyesuaian
(yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan dengan triwulan
harga
sebelumnya yang tercatat sebesar 0,98% (yoy). Andil inflasi
khususnya pada L P G nonsubsidi.
bersumber dari subkelompok obat-obatan dan produk
kesehatan sebesar 0,03%. Komoditas yang menyumbang
inflasi pada subkelompok ini adalah obat dengan resep dokter masyarakat di tengah masih berlangsungnya pandemi COVID-19.
seiring peningkatan permintaan

Laporan Perekonomian
30 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

3.2.6 Kelompok Transportasi 3.2.7 Kelompok Informasi, Komunikasi


Pada triwulan IV 2021, kelompok transportasi mengalami dan Jasa Keuangan
inflasi seb es ar 0,75% ( y oy ) dengan andil inflasi seb es ar Pada triwulan IV 2021, kelompok informasi, komunikasi, dan
0,0 8 % (yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan triwulan jasa keuangan kembali mengalami deflasi sebesar - 0,0 3 %
sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar -0,34% (yoy). (yoy). Laju inflasi ini menurun dibandingkan dengan triwulan
Kenaikan andil inflasi terutama disumbang oleh kelompok sebelumnya sebesar -0,01% (yoy). Penurunan andil inflasi
pembelian kendaraan dengan andil sebesar 0,09% (yoy). Lebih disumbang oleh subkelompok jasa keuangan yang tercatat
lanjut, andil inflasi tersebut disumbang oleh komoditas mobil deflasi sebesar -1,15% (yoy) terutama pada komoditas biaya
seiring dengan administrasi transfer uang seiring dengan penurunan biaya
perubahan skema PPnBM yang mulai berlaku 16 Oktober 2021. transfer antar bank
menjadi Rp2.500,00 per transaksi.

Tabel 3. 7. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Kesehatan

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 0,98 0,96 1,03 1,09 0,03 0,03 0,03 0,03

Inflasi Sub Kelompok :

Obat-obatan Dan Produk Kesehatan 2,58 2,49 2,72 2,86 0,03 0,03 0,03 0,03

Jasa Perawatan (Rawat Jalan/Tanpa 0,03 0,03 0,03 0,03 0,00 0,00 0,00 0,00
Menginap)
(0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)
Jasa Perawatan (Menginap)
0,25 0,25 0,25 0,25 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Kesehatan Lainnya
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3. 8. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Transportasi

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK (0,34) 0,34 1,09 0,75 (0,04) 0,04 0,12 0,08

Inflasi Sub Kelompok :

Pembelian Kendaraan 0,22 0,12 4,20 4,22 0,00 0,00 0,09 0,09

Pengoperasian Peralatan Transportasi 0,50 0,73 0,74 0,73 0,03 0,05 0,05 0,05
Pribadi
(3,04) (0,49) (0,56) (2,06) (0,07) (0,01) (0,01) (0,05)
Jasa Angkutan Penumpang
0,43 0,43 0,86 0,86 0,00 0,00 0,00 0,00
Jasa Pengiriman Barang
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Tabel 3. 9. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK (0,01) 0,03 0,00 (0,03) 0,00 0,00 0,00 (0,00)

Inflasi Sub Kelompok :

Peralatan Informasi Dan Komunikasi (0,10) 0,07 0,00 0,01 (0,00) 0,00 0,00 0,00

Layanan Informasi Dan Komunikasi 0,02 0,02 0,02 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00

Asuransi 0,00 0,00 0,03 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00

Jasa Keuangan - - - (1,15) - - - (0,00)


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 3
1
Bab III
Perkembangan Inflasi

3.2.8 Kelompok Rekreasi, Olahraga dan 3.2.10 Kelompok Penyediaan Makanan


dan Minuman/Restoran
Budaya Pada triwulan IV 2021, kelompok rekreasi,
Pada triwulan IV 2021, kelompok penyediaan makanan dan
olahraga, dan budaya mengalami inflasi sebesar 2,72%
minuman/restoran mengalami inflasi seb es ar 1,13% ( yoy)
(yoy) dengan andil seb e s a r 0 , 0 5 % ( yoy) . Laju inflasi
dengan andil sebesar 0,09 % (yoy). Laju inflasi ini meningkat
meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 0,85% (yoy).
sebesar 2,59% (yoy). Andil inflas i dis umb ang oleh
Peningkatan andil inflasi didorong oleh subkelompok pelayanan
subkelompok koran, buku, dan perlengkapan sekolah
makanan dan minuman menjadi sebesar 0,09% (yoy) terutama
sebesar 0,0 4 % (yoy) terutama pada komoditas tas sekolah
pada komoditas mie, nasi dengan lauk, tekwan/model, dan teh
dan buku pelajaran S D. Hal ini seiring dengan peningkatan
siap saji seiring dengan meningkatnya permintaan khususnya
permintaan seiring dengan memasuki tahun ajaran baru serta
pada sektor horeca seiring dengan peningkatan mobilitas
diberlakukannya pembelajaran tatap muka di setiap jenjang
masyarakat.
sekolah. S elain itu, subkelompok layanan kebudayaan juga
menyumbang andil inflasi sebesar 0,01% (yoy) terutama pada
komoditas bioskop seiring dengan pembukaan kembali
3.2.11 Kelompok Perawatan Pribadi
bioskop di Sumatera Selatan.
dan Jasa Lainnya
Pada triwulan IV 2021, kelompok perawatan pribadi dan jasa
3.2.9 Kelompok Pendidikan lainnya mengalami inflasi sebesar 1,34% ( yoy) dengan andil
sebesar 0, 34 % (yoy). Laju inflasi ini meningkat dibandingkan
Pada triwulan IV 2021, kelompok pendidikan mengalami
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,27% (yoy). Andil
inflasi sebesar 2,07% (yoy) dengan andil sebesar 0,11%
inflasi didorong oleh subkelompok perawatan pribadi dengan
(yoy). L a j u inflasi ini melambat dibandingkan dengan
andil sebesar 0,07% (yoy). Lebih lanjut, komoditas yang
triwulan sebelumnya yang tercatat 2,07% (yoy). Penurunan
menyumbang inflasi adalah shampo, bedak bayi, krim wajah,
andil inflasi disumbang oleh subkelompok pendidikan tinggi
pasta gigi, dan sabun
terutama pada komoditas akademi/perguruan tinggi sejalan
mandi cair.
dengan belum
dimulainya tahun ajaran baru pada tingkat perguruan tinggi.

Tabel 3. 10. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Rekreasi, Olahraga dan Budaya

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 2,59 2,74 2,69 2,72 0,05 0,05 0,05 0,05

Inflasi Sub Kelompok :

Barang Rekreasi Lainnya 1,71 1,97 2,03 2,03 0,01 0,01 0,01 0,01

Layanan Rekreasi 0,27 0,27 (0,00) (0,00) 0,00 0,00 (0,00) (0,00)

Layanan Kebudayaan 1,88 2,92 2,91 0,00 0,01 0,01 0,01

Koran, Buku, Dan Perlengkapan Sekolah 3,96 3,95 3,18 0,04 0,04 0,04 0,04
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
3,96 3,95

Tabel 3. 11. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Pendidikan

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 2,07 1,95 1,92 1,95 0,11 0,10 0,10 0,10

Inflasi Sub Kelompok :

Pendidikan Dasar Dan Anak Usia Dini 1,59 1,59 0,02 0,02 0,02 0,02

Pendidikan Menengah 1,59 1,59 0,01 0,01 0,01 0,01

Pendidikan Tinggi 0,57 0,57 0,57 0,57 0,01 (0,00) (0,00) (0,00)

Pendidikan Yang Tidak Ditentukan Dengan 0,30 (0,00) (0,00) (0,00) 0,08 0,08 0,08 0,08
Tingkatan
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
8,35 8,35 8,35 8,35

Tabel 3. 12. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 0,85 0,87 1,01 1,01 1,13 0,07 0,07

Inflasi Sub Kelompok : 1,13


Jasa Pelayanan Makanan Dan Minuman 0,85 0,87 0,07 0,07
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
0,08 0,09 0,08 0,09

Laporan Perekonomian
32 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Tabel 3. 13. Perkembangan Inflasi Tahunan Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya

ODITAS INFLASI (%) ANDIL (%)


KOM SEP
OKT NOV DES SEP OKT NOV DES
INFLASI KELOMPOK 0,27 (0,06) 0,78 0,07 (0,02) 0,20 0,34

Inflasi Sub Kelompok : 1,34


Perawatan Pribadi 1,96 0,08 0,07 0,07 0,07

Perawatan Pribadi Lainnya 1,78 1,78 (0,06) (0,24) (0,20) (0,16)

Jasa Lainnya (2,72) (0,00) (0,00) (0,00) (0,00)


1,75
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH
(11,63) (9,18) (7,61)

(0,00) (0,95) (0,75) (0,75)

3.3 P E R K E M BA N GA N INF L A S I dampak dari kenaikan harga gas L P G 3 kilogram akibat adanya
BUL ANAN DAN TRACKING INF L A SI kelangkaan. Sementara itu, laju inflasi tertahan dengan adanya
TRIWULAN I 2022 deflasi pada komoditas emas perhiasan yang tercatat sebesar
seiring dengan perkembangan harga emas global.
Gambar 4. Perkembangan Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera
Selatan

INFLASI OKTOBER
2021 INFLASI NOVEMBER November 2021 Inflasi Kembali Meningkat
2021
Pad a bulan November 2021, Sumatera Selatan kembali

0,08%
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)
0,54%
mengalami inflasi sebesar 0,54 % (mtm), yang pada bulan
s e b e l u m ny a t e rc at at inflasi s e b e s a r 0 , 0 8 % ( mt m ) .
KOMODITAS INFLATOIR (ANDIL %MTM)

1. CABAI MERAH Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh inflasi yang


1. CABAI MERAH
0,06 2. BAHAN BAKAR RT
0,29 2. MINYAK GORENG bersumber dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau
0,04
3. MINYAK GORENG
0,13 terutama komoditas cabai merah dan minyak goreng. Inflasi
3. TELUR AYAM RAS
komoditas cabai merah disebabkan oleh pasokan yang terbatas
0,03
0,12

INFLASI DESEMBER 2021 INFLASI JANUARI akibat cuaca dan perubahan iklim pancaroba di daerah sentra.
2022

0,42%
Selanjutnya, inflasi pada minyak goreng seiring dengan kenaikan

0,93%
harga crude palm oil ( C P O ) global pada bulan November 2021
KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM) yang meningkat sebesar 4,82% (mtm) dibandingkan bulan
KOMODITAS DEFLATOIR (ANDIL %MTM) Oktober 2021. Selain itu, kelompok transportasi juga
1. MINYAK GORENG
1. SEWA RUMAH
mencatatkan inflasi terutama komoditas mobil seiring dengan
0,14 2. DAGING AYAM RAS 0,14 2. BERAS seiring dengan perubahan skema PPnBM. Inflasi juga
0,13 dipengaruhi oleh kelompok pribadi dan jasa lainnya terutama
0,08 3. TELUR AYAM RAS 3. DAGING AYAM RAS
pada komoditas emas perhiasan

0,07
0,10 seiring dengan perkembangan harga emas global. Inflasi tertahan

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100),


DIOLAH

Oktober 2021 Kembali Inflasi didorong oleh kenaikan harga crude palm oil ( C P O ) global dengan
harga rata-rata tercatat sebesar 1,37 U S D/ kg pada Oktober
Pada bulan Oktober 2021, Sumatera Selatan melanjutkan
2021 dari sebelumnya 1,22 USD/kg pada September 2021. Inflasi juga
inflasi sebesar 0,0 8 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan
terjadi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebesar 2,07%
sebelumnya sebesar 0,0 6 % (mtm). Perkembangan ini
(mtm).
terutama dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari kelompok
Inflasi pada komoditas bahan bakar rumah tangga sebagai
makanan, minuman, dan tembakau antara lain untuk komoditas
seperti cabai merah dan minyak goreng serta komoditas
subkelompok tembakau yakni rokok kretek filter.

Infl as i komoditas c a b a i merah disebabkan oleh mulai


meningkatnya permintaan masyarakat, terutama setelah
diberlakukannya kebijakan relaksasi PP K M yang berdampak
pada meningkatnya kegiatan offline seperti pernikahan dan
pertemuan bisnis/dinas. Kenaikan harga minyak goreng masih
oleh deflasi pada komoditas buah naga, tomat, kopi, ayam ras, cabai rawit, dan rokok kretek filter. Inflasi
jeruk, dan bawang merah. komoditas minyak goreng masih didorong oleh peningkatan

Inflasi Melambat pada Desember 2021 harga crude palm oil ( C P O ) global. Selanjutnya, inflasi pada
komoditas daging ayam ras dan telur ayam ras disebabkan
Pa d a bulan D e s e m b e r 2021, inflasi S u matera
oleh meningkatnya permintaan dari sektor horeca pada akhir
S el at a n melambat dan tercatat sebesar 0,42%
tahun. Inflasi komoditas cabai rawit disebabkan oleh masuknya
(mtm), yang pada bulan sebelumnya tercatat inflasi
masa tanam dan tingginya curah hujan di berbagai daerah sentra
seb es ar 0, 5 4 % (mtm). Perkembangan ini terutama
yang menyebabkan gagal panen. Rokok kretek filter juga
dipengaruhi oleh inflasi yang bersumber dari
menjadi penyumbang inflasi yang disebabkan oleh masih
kelompok makanan, minuman, dan tembakau terutama
berlanjutnya transmisi kenaikan cukai
pada komoditas minyak goreng, daging ayam ras, telur
tembakau sejak awal tahun 2021 serta kenaikan permintaan pada

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 33
Bab III
Perkembangan Inflasi

HBKN Natal dan Tahun Baru. Inflasi tertahan oleh deflasi pada S e c ara spasial, penurunan inflasi di Provinsi Sumatera
komoditas tomat, bawang putih, bawang merah, bahan bakar Selatan pada triwulan IV 2021 terutama disebabkan oleh
rumah tangga, dan cumi-cumi. penurunan tekanan inflasi d i Kot a Lu b u k l i n g g a u
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Sementara itu,
Januari 2022 Inflasi Kembali Meningkat inflasi pada Kota Palembang pada triwulan IV 2021 tercatat tetap
Pada bulan Januari 2020, inflasi Sumatera Selatan sama jika dibandingkan dengan triwulan III 2021.
meningkat dan t e rc at a t s e b e s a r 0 , 9 3 % ( mt m ) , y a n g
pada bulan s e b e l u m n y a tercatat inflasi sebesar 3.4.1 Kota Palembang
0 , 4 2 % ( m t m ) . Perkembangan ini terutama dipengaruhi Inflasi Kot a Pale m b ang p ad a triwulan I V 2021 terc at at
oleh inflasi yang bersumber dari kelompok makanan, s e b e s a r 1,84% ( yoy ) . Inflasi pada triwulan ini tetap sama
minuman, dan tembakau terutama komoditas beras, daging dibandingkan dengan triwulan III 2021. Namun, laju inflasi ini lebih
ayam ras, ikan mujair, dan ikan nila. Inflasi komoditas beras rendah dibandingkan dengan rerata inflasi Kota Palembang pada
didorong kondisi curah hujan tinggi yang mempengaruhi triwulan yang sama dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar
tingkat produktivitas tanaman padi dan sebagian daerah 2,11% (yoy).
masih memasuki musim tanam. Selanjutnya, inflasi pada
komoditas daging ayam ras disebabkan oleh Menurut kelompok pengeluaran, laju inflasi dipengaruhi oleh
meningkatnya permintaan dari sektor horeca seiring dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil
meningkatnya mobilitas penduduk. Inflasi ikan mujair dan ikan nila sebesar 0,85% (yoy). Hal ini terutama didorong oleh inflasi pada
disebabkan oleh kenaikan harga pakan ikan yang memengaruhi komoditas minyak goreng seiring dengan peningkatan harga
produksi budidaya ikan. Selain itu, inflasi juga didorong oleh crude palm oil global yang mendorong kenaikan harga minyak
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah goreng. Namun, inflasi pada kelompok ini tertahan oleh
tangga terutama pada komoditas sewa rumah s e iring komoditas cabai merah, beras, bawang merah, dan telur ayam
denga n peningkatan aktivitas masyarakat yang mendorong ras. Inflasi juga didorong oleh kelompok perumahan, air, listrik,
peningkatan terhadap permintaan sewa rumah di Sumatera dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar 0,39%
Selatan. Inflasi tertahan oleh deflasi pada komoditas cabai (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok ini adalah
merah, jagung manis, dan pepaya. sewa rumah yang disebabkan oleh peningkatan mobilitas
masyarakat sehingga mendorong permintaan akan sewa rumah
Secara keseluruhan triwulan I 2022, inflasi Sumatera Selatan di Kota Palembang.
diperkirakan meningkat dibandingkan dengan triwulan IV
2021 dan berada di rentang sasaran inflasi Nasional sebesar Secara keseluruhan, 5 (lima) komoditas penyumbang inflasi di
3%±1% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi diperkirakan Kota Palembang adalah minyak goreng (andil 0,60%; yoy), sewa
bersumber dari peningkatan mobilitas masyarakat seiring rumah (andil 0,24%; yoy), daging ayam ras (andil 0,22%; yoy),
dengan percepatan program vaksinasi. Tekanan inflasi juga rokok kretek filter (andil 0,14%; yoy), dan mobil (andil 0,09%;
diperkirakan bersumber dari terganggunya produktivitas yoy). Sementara itu, 5 (lima) komoditas penyumbang deflasi
komoditas hortikultura di tengah cuaca yang masih kurang adalah cabai merah (andil -0,18%; yoy), beras (andil -0,09%; yoy),
kondusif di awal tahun 2022. Kenaikan cukai rokok di awal tahun bawang merah (andil -0,09%; yoy), angkutan udara (andil -0,05%;
juga mendorong peningkatan harga jual eceran aneka rokok. yoy), dan telur ayam ras (andil -0,05%; yoy).
Selanjutnya, tensi geopolitik pada awal tahun juga berpotensi
mendorong peningkatan harga komoditas global yang akan 3.4.2 Kota Lubuklinggau
berdampak pada peningkatan laju inflasi.
Inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan IV 2021 tercatat
3.4 A NAL IS IS INFL A S I S PA S I A L s e b e s a r 1,63% ( y o y ) . Inflasi pada triwulan lebih rendah
dibandingkan dengan triwulan III 2021 yang tercatat sebesar
1,79% (yoy). Laju inflasi ini lebih rendah dibandingkan dengan
Grafik 3.3 Perkembangan Inflasi Kota Sampel Perhitungan Inflasi
rata-rata inflasi Kota Lubuklinggau pada triwulan yang sama
4 % YOY dalam 3 tahun terakhir yaitu sebesar 2,16% (yoy).
3

3 Menurut kelompok pengeluaran, laju inflasi dipengaruhi oleh


2
kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil
2
sebesar 0, 54 % (yoy). Hal ini terutama didorong oleh inflasi pada
1

0
komoditas minyak goreng seiring dengan kenaikan harga crude
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12 palm oil ( C P O ) global. Inflasi pada kelompok ini tertahan oleh
2020 2021
komoditas beras, cabai merah, telur ayam ras, dan bawang merah.
PALEMBANG LUBUKLINGGAU

SUMBER: B P S PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH


Laporan Perekonomian
34 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab III
Perkembangan Inflasi

Tabel 3. 14 Inflasi Kota Palembang Berdasarkan Kelompok


Pengeluaran
ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)
K E L O M PO K PENGELUARAN INFLASI TAHUNAN 2021 (%) III-2021 OKT NOV DES
III-2021 OKT NOV DES
UMUM 1,84 2,00 1,84 1,84 2,00 1,84
1,75
Makanan, Minuman dan Tembakau 1,75 1,04 0,85
3,51 2,84 1,15 0,96
Pakaian dan Alas Kaki 3,91 3,26 0,07 0,07
1,22 1,21 0,06 0,07
Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,04 0,38 0,39
2,08 2,14 0,35 0,36
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah 0,08 0,09
1,12
Tangga 1,57 1,75 0,07 0,08
0,03 0,03
1,90 1,95
Kesehatan 1,03 1,10 0,03 0,03
0,11 0,08
1,35
Transportasi 1,08 0,73 -0,05 0,03
0,00 0,00
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 1,57 0,02 -0,03 0,00 0,00
0,05 0,05
Rekreasi, Olahraga dan Budaya 0,98 0,98 2,61 2,60 0,05 0,05
0,11 0,11
Pendidikan -0,46 0,26 2,01 2,01 0,11
0,11 0,08 0,09
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran -0,03 0,02
1,01 1,12 0,07 0,07 0,05 0,08
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 2,55 2,60
0,81 1,38 0,01 0,00
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH 2,01 2,01

0,85 0,85

0,24 -0,08

Tabel 3. 15. Inflasi Kota Lubuklinggau Berdasarkan Kelompok Pengeluaran

KE L O M PO K PENGELUARAN INFLASI TAHUNAN 2021 (%) ANDIL INFLASI TAHUNAN (%)


III-2021 OKT NOV DES III-2021 OKT NOV DES
UMUM 1,79 1,67 1,63 1,79 1,67 1,63

Makanan, Minuman dan Tembakau 1,73 1,93 1,65 1,73 0,63 0,54

Pakaian dan Alas Kaki 2,48 1,98 1,93 1,64 0,80 0,64 0,12 0,10

Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,88 1,90 1,75 1,93 0,12 0,12 0,33 0,36

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin Rumah 1,23 1,98 4,20 3,88 0,23 0,37 0,25 0,23
Tangga
4,07 3,94 1,05 0,93 0,24 0,23 0,02 0,02
Kesehatan
1,07 0,63 1,24 0,02 0,01 0,12 0,11
Transportasi
1,06 1,30 1,10 0,11 0,13 -0,01 0,00
Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan
0,23 0,14 -0,15 -0,04 0,01 0,01 0,08 0,08
Rekreasi, Olahraga dan Budaya
2,97 4,27 3,65 3,99 0,06 0,09 0,03 0,03
Pendidikan
2,82 0,90 0,90 0,90 0,10 0,03 0,09 0,10
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran
0,86 1,03 1,09 1,20 0,07 0,08 0,02 0,06
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya
0,60 0,16 0,38 0,98 0,04 0,01
SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN (SBH 2018=100), DIOLAH

Selain itu, inflasi juga didorong oleh kelompok perumahan, air, 3.5 U PAYA DAN TANTANGAN
listrik, dan bahan bakar rumah tangga dengan andil sebesar PENGENDALIAN INFL A S I
0,36% (yoy). Komoditas penyumbang inflasi pada kelompok ini
Kegiatan pengendalian inflasi daerah terus dilanjutkan pada
adalah bahan bakar rumah tangga seiring dengan kenaikan
bulan O k t o b e r h i n g g a D e s e m b e r 2021 d e n g a n t e t a p
permintaan terutama pada sektor horeca serta terdapat 4
berpedoman pada strategi Pengendalian Inflasi 4 K . Upaya
penyesuaian harga
yang telah dilakukan sepanjang triwulan III 2021 adalah:
khususnya pada L P G nonsubsidi.

Secara keseluruhan, 5 (lima) komoditas penyumbang inflasi di 0,04%; yoy).


Kota Lubuklinggau adalah minyak goreng (andil 0,50%; yoy),
bahan bakar rumah tangga (andil 0,14%; yoy), besi beton (andil
0,11%; yoy), rokok kretek filter (andil 0,10%; yoy), dan seng
(andil 0,10%; yoy). Sementara itu, 5 (lima) komoditas
penyumbang deflasi di Kota Lubunglinggau adalah beras (andil
-0,22%; yoy), cabai merah (andil -0,14%; yoy), telur ayam ras
(andil -0,08%; yoy), telepon seluler (andil -0,06%; yoy), dan
bawang merah (andil -
1. Pemantauan Keterjangkauan Harga terus dilakukan rencana sidak dan operasi pasar apabila diperlukan.
untuk memastikan tidak terjadi pelampauan Harga 2. Dalam menjaga Ketersediaan Pasokan, telah dilakukan
Eceran Tertinggi ( H E T ) melalui ( i ) monitoring (i) penerapan urban farming dalam menjaga pasokan cabai; (ii)
harga komoditas, ( i i ) melaksanakan pasar murah pemanfaatan platform digital melalui implementasi
komoditas minyak goreng; serta (iii) menyusun

4. Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 35
Bab III
Perkembangan Inflasi

GA S S P O L (Palembang jaGa pASokan, harga, diStribusi


lewat Pasar OnLine) di aplikasi Bajolbae yang diterapkan di
10 pasar Kota Palembang; (iii) memberikan bantuan
sarana produksi pertanian oleh Gubernur Sumatera
Selatan dan BPTP Badan Litbang Kementerian
Pertanian Sumatera Selatan; (iv) melaksanakan program
listrik masuk sawah di Desa Peracak, Kec. Bunga Mayang,
Kab. OKU Timur; serta (v) melaksanakan program
Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
3. Untuk memastikan Kelancaran Distribusi dilakukan
dengan (i) memprioritaskan angkutan untuk komoditas
bahan pangan, BBM dan komoditas strategis lainnya di
tengah pandemi COVID-19; (ii) optimalisasi peran
Toko Tani Indonesia (TTI); serta (iii) optimalisasi aplikasi
“Market Place Sibejajo”, yang memudahkan petani di
Sumatera Selatan dalam memasarkan/menjual
produknya dan mencari kebutuhan pertanian.
4. Selanjutnya, komunikasi yang efektif dilakukan melalui
koordinasi rutin, seperti dengan pelaksanaan High Level
Meeting maupun Rapat Koordinasi Teknis TPID baik di
tingkat provinsi maupun Kota/Kabupaten serta
mengkomunikasikan kepada masyarakat terkait
perkembangan inflasi melalui siaran pers, media sosial,
media cetak, dan media komunikasi lainnya.

Laporan Perekonomian
36 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
BA B IV

PEMBIAYAAN DAERAH
DAN PENGEMBANGAN
USAHA MIKRO KECIL
DAN MENENGAH

Pembiayaan daerah Provinsi Sumatera Selatan


mengalami pertumbuhan pada triwulan IV 2021
didorong oleh peningkatan pembiayaan untuk
korporasi, di tengah pertumbuhan pembiayaan
sektor rumah tangga yang tumbuh melambat.

 Penyaluran kredit korporasi di Provinsi Sumatera


Selatan tumbuh positif sejalan dengan perbaikan
kondisi dunia usaha Provinsi Sumatera Selatan pada
triwulan IV 2021.

 Ketahanan sektor rumah tangga juga menunjukkan


pertumbuhan yang positif, meskipun sedikit
melambat, didorong oleh perlambatan pertumbuhan
penyaluran kredit KPR dan multiguna.

 Penyaluran kredit UMKM tumbuh signifikan dengan


pangsa 24,42% dari keseluruhan total kredit.
Peningkatan pertumbuhan ini bersumber dari kredit
modal kerja, meskipun kredit investasi tercatat
kontraksi pada triwulan berjalan.

 Risiko kredit bermasalah pada triwulan IV 2021


tercatat meningkat, utamanya didorong oleh
peningkatan non performing loan (NPL) pada kredit
korporasi.
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4.1 KONDISI UMUM


Pada triwulan IV 2021, penyaluran kredit di Provinsi Peningkatan ini utamanya didorong oleh pertumbuhan yang
Sumatera Selatan tercatat tumbuh positif seiring dengan signifikan pada instrumen deposito yakni sebesar 18,08% (yoy)
normalisasi aktivitas masyarakat di tengah kondisi kasus dari sebelumnya tumbuh rendah di angka 0,19% (yoy) pada
COV I D-1 9 yang mulai terkend ali. Penyaluran kredit di triwulan III 2021. Berdasarkan informasi dari perbankan,
Sumatera Selatan berdasarkan lokasi proyeknya tumbuh peningkatan ini utamanya didorong oleh sikap pelaku usaha yang
sebesar 3,82% (yoy) dari sebelumnya terkontraksi sebesar - masih wait and see sehingga cenderung untuk menyimpan
1,92% (yoy) pada triwulan III 2021. S ementara jika ditinjau dananya di bank. Meskipun demikian, pertumbuhan yang cukup
berdasarkan lokasi bank, pertumbuhan penyaluran kredit signifikan pada instrument giro di triwulan berjalan sebesar
7,62% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
perbankan di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 masih
mengalami kontraksi -7,38% (yoy) menjadi indikasi awal
tumbuh positif sebesar 3,99% (yoy), meskipun cenderung
bahwa pelaku ekonomi tengah bersiap untuk melakukan
mengalami perlambatan dari triwulan sebelumnya yang
ekspansi usaha dengan meningkatkan dana siap pakai.
tumbuh 5,07% (yoy). Perlambatan ini sejalan dengan sikap
Kondisi ini sejalan dengan instrumen tabungan juga tercatat
perbankan yang masih selektif dalam menyalurkan kreditnya,
tumbuh pada triwulan IV 2021, meskipun pertumbuhannya
khususnya bagi sektor-sektor yang terdampak pandemi.
sedikit melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini
didorong oleh aktivitas transaksi d i g i t a l m a s y a ra kat y a n g
Sejalan dengan peningkatan penyaluran kredit, nominal aset
meningkat, seiring d e n g a n berkembangnya produk-
dan penghimpunan Dana Pihak Ketiga ( D P K ) perbankan di
produk perbankan yang berbasis digital.
Provinsi Su matera S elatan p ad a triwulan I V 2021 juga
mengalami peningkatan. Aset perbankan di Provinsi Sumatera Pertumbuhan D P K yang signifikan di tengah pertumbuhan
Selatan tercatat tumbuh signifikan sebesar 13,27% (yoy) penyaluran kredit yang terbatas, berdampak pada penurunan
pada triwulan laporan, meningkat dari triwulan sebelumnya Loan-to-Deposit Ratio ( L D R ) perbankan di Sumatera Selatan
yang tumbuh sebesar 9,62% (yoy). Hal ini didorong oleh dari sebelumnya 92,59% di triwulan III 2021 menjadi 89,25%
peningkatan nominal yang terjadi pada penghimpunan Dana pada triwulan berjalan. Sementara itu, persentase non
Pihak Ketiga (DPK ), di mana pada triwulan IV 2021 D P K performing loan ( N P L ) di Provinsi Sumatera Selatan pada
perbankan di Sumatera Selatan tercatat sebesar 12,80% (yoy), triwulan IV 2021 cenderung mengalami peningkatan yang salah
tumbuh signifikan dari triwulan sebelumnya yang tercatat satunya didorong oleh pengurangan jumlah restrukturisasi
sebesar 4,18% (yoy). kredit perbankan di tengah kondisi perekonomian yang belum
sepenuhnya pulih.
Grafik 4 1 Perkembangan Pertumbuhan Kredit Sumatera Selatan
berdasarkan Lokasi Proyek
Grafik 4 2 Perkembangan Aset dan DPK Perbankan di Sumatera Selatan
132 RP 8% 140 RP TRILIUN 14%
TRILIUN
120 1 2%
130
4% 10%
100
128 8 8%
0
126
% 6%
124 0 60
4%
122 -4% 40 2%
120 20 0%
118 -8% - -2%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

KREDIT GROWTH (YOY ; RHS) NPL (RHS) ASET DPK G. ASET (YOY ; RHS) G. DPK (YOY; RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4 3 Perkembangan DPK Perbankan Berdasarkan Jenis Grafik 4 4 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Perbankan
Simpanan di Sumatera Selatan
120 RP TRILIUN 105%
25%
100 100%
20%
15% 9
80
10% 5%
5% 60
90%
0% 40
-5% 20 5%
-10% 8

-15% - 80%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

DPK (Y OY ) GIRO (Y OY ) TABUNGAN (Y OY ) DEP OS ITO (YOY ) DPK KREDIT LOK ASI BANK LDR LOKASI BANK (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
40 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

4.2 PE MB IAYA A N DAER AH


Pembiayaan daerah yang dilakukan di Provinsi Sumatera dari sebelumnya terkontraksi di angka -4,75% (yoy) pada triwulan
Selatan pada triwulan IV-2021 secara umum mengalami III 2021. Pertumbuhan kredit korporasi ini utamanya didorong
peningkatan. Penyaluran kredit perbankan di Sumatera Selatan oleh kredit modal kerja yang tumbuh sebesar 14,99% (yoy)
pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh positif setelah dari sebelumnya terkontraksi sebesar -5,84% (yoy) pada
terkontraksi pada triwulan III 2021. Hal ini didorong oleh triwulan sebelumnya. Secara nominal, penyaluran kredit
pertumbuhan baik pada kredit korporasi maupun kredit rumah modal kerja korporasi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
tangga yang masing-masing tumbuh positif sebesar 3,75% tercatat senilai Rp55,4 triliun atau sebesar 64,07% dari total
(yoy) dan 3,98% (yoy). Selain itu, inovasi digital yang terus kredit korporasi. Seiring dengan penurunan jumlah kasus
dikembangkan oleh perbankan semakin memberikan COVID-19 di Sumatera Selatan, pembatasan mobilitas
kemudahan dalam penyaluran kredit kepada nasabah. masyarakat mulai direlaksasi pada triwulan berjalan. Hal ini
Pemanfaatan big data dan machine learning mampu mendorong pertumbuhan kinerja bisnis pelaku usaha yang
memberikan kemudahan pihak perbankan dalam tercermin dari hasil liaison Bank Indonesia pada triwulan IV 2021.
merekomendasikan produk keuangan yang sesuai dengan Berdasarkan hasil liaison, likert scale permintaan domestik,
kebutuhan masing-masing nasabah. Selain itu, penggunakan margin dan perkiraan penjualan pelaku usaha di Sumatera
aplikasi ini mendorong proses pemutusan kredit baru Selatan menunjukkan peningkatan pada triwulan IV 2021.
menjadi lebih cepat dan mudah. Sejalan dengan penyaluran
Pertumbuhan pembiayaan korporasi pada triwulan IV 2021
kredit yang tumbuh positif, risiko kredit macet di Provinsi
te rt ah an oleh kinerja k r e d i t i n v e s t a s i korp oras i y a n g
Sumatera Selatan juga menunjukan peningkatan pada triwulan IV
terkontraksi. Kinerja kredit investasi Provinsi Sumatera Selatan
2021 yang ditandai dengan nilai N P L sebesar 5,59%, lebih tinggi
pada triwulan berjalan terkontraksi sebesar -11,64% (yoy),
dibandingkan triwulan III 2021 yang sebesar 2,77%.
lebih dalam dari triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar -2,93%
(yoy). Penurunan penyaluran kredit investasi ini disebabkan
4.2.1 Perkembangan Pembiayaan Korporasi oleh banyaknya pelaku usaha yang menahan investasinya pada
Pembiayaan korporasi Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan berjalan dan lebih berfokus untuk meningkatkan
triwulan IV 2021 menunjukkan pertumbuhan yang positif, penjualannya terlebih dahulu. Hal ini dikonfirmasi oleh hasil liaison
menunjukkan optimisme para pelaku usaha seiring dengan Bank Indonesia yang menunjukkan likert scale investasi pelaku
penurunan kasus COVI D -19 pada periode berjalan. Penyaluran usaha di Sumatera Selatan yang sebesar 0,33, menurun dari
kredit korporasi Sumatera Selatan tumbuh sebesar 3,75% (yoy) triwulan sebelumnya yang sebesar 0,44.

Grafik 4 5 Perkembangan Kredit Korporasi di Sumatera Selatan Grafik 4 6 Perkembangan Kredit Korporasi Sumatera Selatan
Berdasarkan Jenis Penggunaan
94 RP TRILIUN 8 20,00 %YOY

92 6 15,00
90 4 10,00
88
2 5,00
86
- -
84
(2) (5,00)
82
80 (4) (10,00)

78 (6) (15,00)
76 (8) (20,00)
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

KREDIT KORP OR ASI G. KREDIT KOR PORASI (RHS) G. KREDIT KORP ORASI (RHS) G. KREDIT MODAL K E R J A (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4 7 Likert Scale Penjualan Domestik , Margin, dan Grafik 4 8 Likert Scale Investasi
Perkiraan Penjualan

2,00 LIKERT SC A L E 1,00 LIKERT SC A L E

1,50 0,90
0,80
1,00
0,70
0,50 0,60
0,00 0,50
-0,50 0,40
0,30
-1,00
0,20
-1,50 0,10
-2,00 0,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

G. KREDIT KOR PORASI (RHS) G. KREDIT MODAL KE R J A (RHS) G. KREDIT INVESTASI (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 4
1
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4 9 Perkembangan Kredit Korporasi Berdasarkan Grafik 4 10 NPL Kredit Korporasi Sumatera Selatan
Sektor Ekonomi
8%
120,00% 7%
100,00% 6%
80,00%
5%
60,00%
4%
40,00%
3%
20,00%
0,00% 2%

-20,00% 1%
-40,00%
-60,00% 0%
PERTAM-
I II III IV I II III IV I II III IV KREDIT MODAL INDU RI
KORPORASI KERJA INVESTASI PERTANIAN BANGAN & S
PEN GOLAH- KONSTRUKSI
T
2019 2020 2021 PENGGALIAN
PB E AN

PERTANIAN, PERBURUAN, DAN KEHUTANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN BE SAR DAN ECERAN
TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN KONSTRUKSI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Ji ka ditinjau dari lapangan usahanya, pertumbuhan kredit tersebut meningkat dibandingkan N P L pada triwulan III 2021
korporasi di Sumatera Selatan utamanya didorong oleh yang tercatat sebesar 3,23%. Peningkatan tersebut didorong
peningkatan y an g signifikan pada penyaluran kredit L U oleh peningkatan N P L pada kredit modal kerja yang menjadi
Pertambangan dan Penggalian. Nominal penyaluran kredit sebesar 5,35% dari sebelumnya 2,01%. Jika ditinjau dari lapangan
sektor Pertambangan dan Penggalian pada triwulan IV 2021 usahanya, peningkatan N P L ini disebabkan oleh menurunnya
tercatat senilai Rp6,62 triliun, atau tumbuh sebesar 108,30% kualitas kredit pada LU Pertambangan dan Penggalian yang
(yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari pertumbuhan pada tercatat sebesar 4,23% dari total kredit yang disalurkan pada
triwulan sebelumnya yang hanya sebesar 5,88% (yoy). sektor tersebut. Penurunan kualitas kredit tersebut khususnya
Pertumbuhan kredit yang sangat signifikan ini sejalan dengan terjadi pada kredit yang digunakan untuk keperluan modal
kinerja ekonomi Sumatera Selatan pada sektor pertambangan kerja pembuatan briket batubara. Hal ini terjadi seiring dengan
dan penggalian yang tumbuh sebesar 9,47% (yoy), lebih pertumbuhan penyaluran kredit pada subsektor tersebut yang
tinggi dari triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar meningkat secara signifikan di triwulan berjalan.
7,55% (yoy). Masuknya musim dingin di beberapa negara
mendorong peningkatan permintaan ekspor komoditas batu 4.2.2 Perkembangan Pembiayaan Sektor
bara yang mengakibatkan terjadinya peningkatan produksi Rumah Tangga
dan harga jual komoditas tersebut.
Konsumsi Rumah tangga ( R T ) memiliki peran besar dalam
perekonomian Sumatera Selatan. Pada triwulan IV 2021,
Di sisi lain, pertumbuhan penyaluran kredit korporasi
konsumsi R T menyumbang 59,18% terhadap total pertumbuhan
Sumatera Selatan sedikit tertahan oleh penyaluran kredit LU
ekonomi Provinsi Sumatera Selatan. Konsumsi rumah tangga
Konstruksi yang tercatat terkontraksi sebesar -22,86% (yoy)
pada triwulan berjalan terus melanjutkan pertumbuhan yang
pada triwulan IV 2021, lebih dalam dari triwulan sebelumnya yang
positif yakni sebesar 5,10% (yoy), dari sebelumnya tumbuh
terkontraksi di angka -15,40% (yoy). Aktivitas masyarakat yang
sebesar 2,21% (yoy). Hal ini turut dikonfirmasi oleh hasil Survei
belum kembali normal akibat pandemi COV I D -1 9
Konsumen Bank Indonesia yang menunjukkan kenaikan pada
menyebabkan realisasi proyek pembangunan yang biasanya
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) dan Indeks Kondisi Ekonomi
tinggi di akhir tahun, cenderung tertahan pada tahun 2021.
Saat Ini (IKE) Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
Hal ini tercermin dari kinerja LU Konstruksi pada triwulan IV
2021 yang terkontraksi -1,21% (yoy), dari sebelumnya -0,74% yang masing-masing tercatat sebesar 115,52 dan 95,19 dari

(yoy) pada triwulan III 2021. Jika ditinjau berdasarkan sebelumnya 85,35 dan 68,07

strukturnya, kredit korporasi Sumatera Selatan didominasi


oleh tiga sektor utama yakni LU Industri Pengolahan; LU Grafik 4 11 Indeks Keyakinan Konsumen di Sumatera Selatan

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; serta LU Perdagangan 180,00


Besar dan Eceran yang masing-masing memiliki pangsa 26,29%, 160,00
140,00
25,01% dan 22,42% dari total penyaluran kredit korporasi di
120,00
Sumatera Selatan. Di masa pandemi COV ID -1 9, perbankan 100,00

cenderung lebih selektif dalam menyalurkan kreditnya dengan 80,00


60, 00
lebih memprioritaskan sektor-sektor yang tidak terlalu 40,00
terdampak.
20,00
Nominal kredit korporasi Sumatera Selatan yang mengalami I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 IV 2020 2021
penurunan kualitas kredit pada triwulan IV 2021 mengalami
INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI (IKE) INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN (IKK)

peningkatan. N P L kredit korporasi pada triwulan berjalan INDEKS EK SPEK TASI KONSUMEN (IEK)

tercatat
senilai Rp6,4 triliun, atau 7,42% dari total kredit korporasi. N P L SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
42 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4 12 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera Selatan Grafik 4 13 Perkembangan Kredit Rumah Tangga di Sumatera
Selatan Menurut Kelompok Penggunaan
42 RP TRILIUN %YOY 10 80 RP TRILIUN
41 9 70
8
40 60
7
39 6 50
38 5
40
37 4
3 30
36
2 20
35
1
34 10
-
33 (1) 0
I II III IV I II JUL AGS III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

KREDIT RUMAH TANGGA G. KREDIT R T (RHS) KREDIT RUMAH TANGGA KP R KK B KREDIT MULTIGUNA

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4 14 Perkembangan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Grafik 4 15 Perkembangan Kredit Multiguna Sumatera Selatan
Sumatera Selatan

14 RP TRILIUN 14,00% 18 RP 14,00%


TRILIUN 18
12 12,00% 12,00%
17
10 10,00% 10,00%
17
8 8,00% 16 8,00%

6 6,00% 16 6,00%
15
4 4,00% 4,00%
15
2 2,00% 14 2,00%
0 0,00% 14 0,00%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KP R GROWTH (%YOY ) KREDIT MULTIGUNA GROWTH (%YOY )

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

di triwulan III 2021. Berdasarkan survei tersebut, indeks cenderung lebih rendah dimana sebelumnya kredit konsumsi
penghasilan saat ini dibandingkan dengan 6 bulan yang lalu juga tercatat tumbuh sebesar 4,38% (yoy). Penyaluran kredit rumah
menunjukkan peningkatan menjadi sebesar 96,89 pada tangga Sumatera Selatan lebih banyak digunakan untuk kredit
triwulan IV 2021. Sebanyak 69,11% responden mengonfirmasi multiguna dengan pangsa sebesar 43,377%, disusul oleh kredit
bahwa penghasilan rumah tangganya mengalami peningkatan pemilikan rumah ( K P R ) dan kredit kendaraan bermotor ( K K B )
atau tidak berubah dibandingkan dengan 6 bulan yang masing masing memiliki pangsa sebesar 20,81% dan 6,30%
sebelumnya. Kondisi ini relatif meningkat dibandingkan dengan dari total kredit RT.
hasil survei pada triwulan III 2021, di mana responden yang
mengonfirmasi penghasilan rumah tangganya meningkat Perlambatan pertumbuhan k re d i t rumah t a n g g a p a d a
atau tetap adalah sebanyak 60,22%. triwulan laporan d i s e b a b k a n oleh p er lam b at an p a d a
pertumbuhan penyaluran K P R dan kredit multiguna. Kinerja
Ke depan, optimisme masyarakat terhadap ekspektasi kondisi penyaluran K P R pada triwulan IV 2021 tercatat tumbuh sebesar
perekonomian j ug a turut mengalami peningkatan ya n g 8,32% (yoy), melambat dari periode sebelumnya yang tercatat
ditunjukkan dari Indeks Ekspektasi Konsumen ( I E K ) yang tumbuh sebesar 10,01% (yoy). Perlambatan ini utamanya
meningkat menjadi sebesar 135,85 dari triwulan sebelumnya terjadi pada segmen rumah tinggal tipe diatas 70 dan
sebesar 102,63. Optimisme masyarakat tersebut sejalan dengan flat/apartemen. Di tengah kondisi pandemi seperti saat ini,
pernyataan sebanyak 91,44% responden Survei Konsumen Bank perbankan cenderung lebih selektif dalam menyalurkan kredit
I n d o n e s i a y a n g m e ny at a ka n m e m p e r k i ra k a n b a h w a yang bersifat konsumtif salah satunya K P R . Sementara itu,
penghasilannya 6 bulan mendatang akan meningkat atau sama realisasi kredit multiguna Sumatera Selatan pada triwulan IV
dibandingkan saat ini. Hal ini sejalan dengan indeks perkiraan 2021 tercatat senilai Rp17,68 triliun atau tumbuh 1,24% (yoy),
ketersediaan lapangan kerja 6 bulan mendatang yang berada di lebih rendah dari pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang
atas level 100. sebesar 1,90% (yoy). Masyarakat cenderung masih menahan
aktivitas konsumsinya dan bersikap wait and see seiring dengan
Meskipun kinerja konsumsi R T mengalami perbaikan pada adanya isu varian baru COVID-19 yang mulai menyebar di
triwulan IV 2021, namun pertumbuhan penyaluran kredit beberapa negara pada triwulan laporan. Selain itu, masih
rumah tangga cenderung melambat. Realisasi kredit rumah tingginya suku bunga kredit perbankan di tengah ekonomi
tangga Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat senilai yang belum sepenuhnya pulih juga menyebabkan
R p 4 0 ,7 5 triliun atau tumbuh sebesar 3,9 8 % (yoy). J i k a beberapa masyarakat masih menahan pengajuan kreditnya.
dibandingkan dengan triwulan III 2021, angka pertumbuhan ini
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 43
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4 16 Perkembangan NPL Kredit Rumah Tangga Grafik 4 17 Perkembangan Kredit UMKM di
Sumatera Selatan Sumatera Selatan
% YOY 15,0
4% 35 RP TRILIUN
10,0
3% 30

3% 25 5,0

2% 20
0,0
2% 15

1% 10 -5,0

1% 5

0% - -10,0
KK K E I U L IG I II III IV I II III IV I II III IV
KREDIT RUMAH TANGGA KPR B R D T M T UNA
2019 2020 2021

TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021 KREDIT UMKM RASIO NPL (RHS) PERTUMBUHAN (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

K r e d i t Ke n d a r a a n B e r m ot o r ( K K B ) y a n g d i s a l u r ka n Pertumbuhan kredit UMKM Sumatera Selatan pada triwulan


perbankan pada triwulan IV 2021 menunjukan peningkatan IV 2021 utamanya ditopang oleh penyaluran kredit skala
pertumbuhan, meskipun masih tercatat kontraksi. Secara mikro dan kecil, yang masing-masing tumbuh sebesar 59%
nominal, realisasi penyaluran K K B di Provinsi Sumatera Selatan (yoy) dan 33,66% (yoy). Pertumbuhan kredit skala mikro pada
pada triwulan berjalan tercatat senilai Rp2,5 triliun atau tumbuh triwulan IV 2021 meningkat cukup signifikan dari triwulan
sebesar -3,97% (yoy). Pertumbuhan ini lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi di angka -7,13% (yoy).
sebelumnya yang sebesar -16,67% (yoy). Hal ini didorong oleh Perbaikan pertumbuhan juga terjadi pada kredit UMKM skala
kebijakan Pemerintah terkait insentif Pajak Penjualan Barang kecil yang tumbuh lebih tinggi dari triwulan sebelumnya
Mewah (PP nB M ) untuk barang otomotif yang diperpanjang sebesar 29,34% (yoy). Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM
hingga 31 Desember 2021. ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah rekening kredit UMKM
skala mikro dan kecil pada triwulan IV 2021 yang masing-
Nominal kredit rumah tangga yang mengalami penurunan masing tumbuh sebesar 59,77% (yoy) dan 25,44% (yoy)
kualitas kredit pada triwulan IV 2021 tercatat mengalami menjadi sejumlah 479.944 dan 82.131 rekening. Sedangkan
perbaikan. N P L kredit rumah tangga pada triwulan berjalan pertumbuhan kredit UMKM skala menengah pada triwulan IV
tercatat senilai R p688 miliar, atau 1,69% dari total kredit 2021 mengalami kontraksi sebesar -2 8,4 0 % (yoy), lebih
rumah tangga. N P L tersebut lebih rendah dibandingkan N P L dalam dari triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar
pada triwulan III 2021 yang tercatat sebesar 1,84%. -5,99% (yoy). Penurunan pertumbuhan kredit UMKM skala
Perbaikan ini didorong oleh N P L K P R , K K B, dan kredit menengah ini sejalan dengan penurunan yang signifikan pada
multiguna yang mencatatkan perbaikan dibandingkan triwulan jumlah rekening kredit UMKM skala menengah, yakni turun
sebelumnya. sebesar -82,95% (yoy) menjadi 7.048 rekening pada triwulan IV
2021. Adanya penurunan yang signifikan pada realisasi kredit
4.3 PENGEMBANGAN A KS ES KEUANGAN UMKM skala menengah di triwulan IV 2021 mengakibatkan
DAN PEMBIAYAAN UMKM struktur kredit UMKM Sumatera Selatan pada periode tersebut
tercatat lebih didominasi oleh kredit UMKM skala kecil dengan
Pada triwulan IV 2021, pangsa kredit UMKM terhadap total
pangsa sebesar 38,35%, dari sebelumnya didominasi oleh kredit
penyaluran kredit di Sumatera Selatan tercatat s eb es ar
UMKM skala menengah dengan pangsa 39,53% pada triwulan III
24,42%, atau senilai Rp31,1 triliun dari total kredit Sumatera
2021.
Selatan senilai Rp127,25 triliun. Pangsa kredit UMKM pada
triwulan laporan ini tercatat meningkat dari sebelumnya sebesar
Dilihat dari jenis penggunaannya, perbaikan realisasi kredit
23,48%, atau senilai Rp28,90 triliun dari total Rp123,04 triliun
UMKM Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
pada triwulan III 2021. Rasio ini dinilai baik karena telah
bersumber dari peningkatan kredit modal kerja yang
melampaui kewajiban pemberian kredit/pembiayaan UMKM
5
tumbuh s e b e s a r 19,15% ( y o y ) . Pertumbuhan ini lebih
minimal 20% . Secara umum, kredit UMKM di Provinsi
tingg i dari pertumbuhan kredit modal kerja pada triwulan III
Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tumbuh signifikan yakni
2021 yang tercatat tumbuh sebesar 7,10% (yoy). Hal ini
sebesar 11,44% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan kredit
sejalan dengan pertumbuhan signifikan pada jumlah rekening
UMKM pada triwulan III 2021 yang tercatat sebesar 4,87%
kredit UMKM untuk kebutuhan modal kerja yang tercatat
(yoy). Sejalan dengan itu, secara triwulanan kredit UMKM
sebesar 51,81% (yoy), dengan jumlah rekening sebanyak 494.761
Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 juga mengalami
pada triwulan IV 2021. Di sisi lain, pertumbuhan kredit investasi
pertumbuhan yang positif sebesar 7,55% (qtq) dari
UMKM Sumatera Selatan pada
sebelumnya terkontraksi di angka -0,07% (qtq) pada triwulan
triwulan I V 2021 tercatat mengalami kontraksi sebesar
III 2021.

5. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.17/12/PBI/2015, Perbankan memiliki kewajiban


penyaluran kredit/pembiayaan UMKM minimal 20%.
Laporan Perekonomian
44 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4 18 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Skala Usaha: (a) Pangsa Kredit UMKM; dan (b) Nominal Penyaluran dan
Pertumbuhan Kredit (% yoy)

(A) (B) 14 RP TRILIUN % YOY 70,0


60,0
12
50,0
10 40,0
32,64% 8
30,0
20,0
MIKRO
6 10,0
38,35% 0,0
KECIL 4 -10,0 -
20,0 -
29,01% 2
30,0 -
MENENGAH 40,0
-
I II III IV
2021
KREDIT MIKRO KREDIT K E CIL KREDIT MENENGAH
G. KREDIT MIKRO (RHS) G. KREDIT K E C IL (RHS) G. KREDIT MENENGAH (RHS)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4 19 Penyaluran Kredit UMKM Sumatera Selatan Berdasarkan Jenis Penggunaan: (a) Nominal Penyaluran dan Pertumbuhan Kredit (% yoy); dan
(b) Pangsa Kredit UMKM

(A) 25 RP TRILIUN 25,0 (A)


20,0
20
15,0

15 10,0 72,08%
5,0 MODAL KERJA
10 0,0 - 27,92%
5,0 INVESTASI
5
-10,0
- -15,0
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021

KREDIT MODAL K E R J A KREDIT INVESTASI G. KREDIT MODAL KE R J A (RHS) G. KREDIT INVESTASI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

-4,52% (yoy) dari sebelumnya tumbuh rendah di angka 0,35% dari pertumbuhan kredit pada triwulan III 2021 yang tercatat
(yoy). Jumlah rekening kredit UMKM untuk kebutuhan investasi masing-masing sebesar 18,02% (yoy), 5% (yoy). Penyaluran
pada triwulan IV 2021 juga mengalami pengurangan menjadi kredit
UMKM pada LU Pertambangan dan Penggalian juga mencatatkan
sebanyak 74.362 rekening, atau terkontraksi sebesar -8,54% pertumbuhan di triwulan IV 2021, meskipun masih berada dalam
(yoy). Adapun struktur kredit UMKM di Sumatera Selatan masih teritori negatif yakni menjadi sebesar -31,48% (yoy) dari
didominasi oleh kredit untuk penggunaan modal kerja dengan sebelumnya sebesar -43,16% (yoy) pada triwulan III 2021. Di sisi
pangsa sebesar 72,08%. lain, LU Industri Pengolahan mengalami perlambatan
pertumbuhan, dari sebelumnya tumbuh sebesar 29,28% (yoy) di
Berdasarkan lapangan usahanya, seluruh sektor utama di triwulan III 2021 menjadi sebesar 21,98% (yoy) di triwulan
P rov i n s i S u m at er a S e l at a n meng ala mi p e r t u m b uh a n laporan. Perlambatan pertumbuhan juga terjadi pada LU
penyaluran kredit yang jauh lebih baik pada triwulan IV 2021, Konstruksi, dimana pada triwulan IV 2021 tercatat terkontraksi
kecuali untuk L U Kon str u ks i dan Industri Pengolahan. sebesar -28,81% (yoy), lebih
Pertumbuhan penyaluran kredit UMKM pada LU Pertanian dan dalam dari triwulan III 2021 yang terkontraksi sebesar 21,93% (yoy).
Perdagangan Besar dan Eceran ( P B E ) di triwulan IV 2021
masing-
masing tercatat sebesar 25,46% (yoy) dan 16,17% (yoy), lebih
tinggi

Tabel 4. 1. Proporsi Penyaluran Kredit UMKM Berdasarkan Sektor Ekonomi Triwulan IV 2021
Kredit (Rp Miliar) Growth (% YOY)
S E K T O R EKONOMI 2021 Pangsa 2020 2021
III IV I II III IV I II III IV
Sektor Ekonomi 28.894,65 31.075,9 100,00% (0,49) (4,23) (1,03) 0,27 7,46 4,87 11,44
3 (7,27)
Perdagangan Besar Dan Eceran 11.854,2 42,58% (5,59) (2,24) 2,23 5,00 16,17
4 13.231,8 0,56 (2,74)
Pertanian, Perburuan Dan 7 30,49% 22,06 18,02 25,46
Kehutanan 8.510,28 (3,13) (1,03) 4,01 8,45
9.475,77
2,75
(10,61)

Konstruksi 2.001,85 1.726,60 5,56% (15,17) (7,75) (3,44) (2,63) 0,38 (10,60) (21,93) (28,81)

Industri Pengolahan 1.344,89 1.336,20 4,30% 1,51 (13,90) (13,04) (6,32) (11,07) 20,19 29,28 21,98
Pertambangan Dan Penggalian 124,07 75,64 0,24% 84,18 (10,23) 1,19 (51,38) (43,23) (28,69) (43,16) (31,48)

Lainnya 5.059,33 5.229,85 16,83% (2,05) (9,73) (4,18) (1,23) 0,44 7,28 (3,24) (1,55)
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 45
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Grafik 4 20 Perkembangan NPL Kredit UMKM Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Sumatera Selatan
Selatan te ru s m en dukun g p en g em b an g a n UMKM,
25% term asuk di sektor Pertanian untuk mendukung
20% ketahanan pangan. P e n g e m b a n g a n U M K M t e r s e b u t
15%
d a p at mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus
10%
mengendalikan inflasi di daerah. Bank Indonesia menerapkan
5%
strategi pembentukan klaster yang bertujuan membentuk pilot
0%
project dari pengembangan UMKM, khususnya dalam

PERTAMBANGAN
MODAL KERJA
KREDIT UMKM

& PENGGALIAN
MENENGAH

PERTANIAN
INVESTASI mendukung ketahanan pangan. Komoditas yang

PENGOLAHAN

KONSTRUKSI
MIKRO

KECIL

dipilih dalam pengembangan klaster diprioritaskan pada

INDUSTRI

PB E
komoditas yang secara historis menyumbang inflasi di Sumatera
TRIWULAN III 2021 TRIWULAN IV 2021
Selatan. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Selatan fokus pada komoditas cabai merah dan bawang merah.

Rasio kredit UMKM yang mengalami penurunan kualitas Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
kredit di Provinsi Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 Selatan senantiasa bekerja sama dengan pemerintah
tercatat sebesar 3,95%, membaik dibandingkan triwulan daerah dalam m e n g e m b a n g k a n klaster ket ah a n an
sebelumnya yang sebesar 4,52%. Berdasarkan skala usahanya, p a n g a n . Klaster ketahanan pangan komoditas bawang
kredit UMKM segmen menengah pada triwulan laporan merah yang telah
dikembangkan bersama antara lain:
mengalami penurunan kualitas kredit menjadi 5,88%, dari 1. Klaster Bawang Merah Musi Rawas, berlokasi di Desa Bingin
sebelumnya 5,61% di triwulan III 2021. Sementara itu, dari sisi Jungut, seluas 7 hektar.
jenis penggunaannya, Non Performing Loan ( N PL ) kredit modal 2. Klaster Bawang Merah Ogan Komering Ilir (OKI), berlokasi di
kerja Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 mengalami Desa Mekar Jaya, seluas 1 hektar.
perbaikan menjadi sebesar 4,42%, dari sebelumnya berada di 3. Klaster Bawang Merah Sriwijaya Science Techno Park
atas batas threshold 5% yakni sebesar 5,06%. Dari sisi ( S S T P ) , berlokasi di Desa Bakung Kabupaten Ogan Ilir (OI),
sektor ekonomi, seluruh sektor utama di Provinsi Sumatera seluas 2
Selatan mengalami hektar.
perbaikan kualitas kredit pada triwulan IV 2021, kecuali untuk LU
Konstruksi. Sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami Adapun klaster ketahanan pangan komoditas cabai merah yang
perbaikan kualitas kredit yang cukup signifikan meskipun N P L telah dikembangkan antara lain:
pada triwulan IV 2021 masih tercatat di atas batas threshold 1. Klaster Cabai Merah Muara Burnai, berlokasi di kabupaten
yakni sebesar 5,34%. Di sisi lain, N P L LU Konstruksi pada triwulan OKI, seluas 35 hektar.
IV 2021 cenderung meningkat, yakni tercatat sebesar 2. Klaster Cabai Merah Pedu, berlokasi di kabupaten OKI, seluas
16,55% atau meningkat dari sebelumnya sebesar 14,18% pada 1 hektar.
triwulan III 2021. 3. Klaster Cabai Merah Sriwijaya Science Techno Park ( S S T P ) ,
berlokasi di Desa Bakung kabupaten Ogan Ilir (OI), seluas 2
Dalam mendukung pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah hektar.
(UMKM) bertahan di tengah kondisi pandemi COV I D -1 9,
Pemerintah te r u s memberikan stimulus dalam rang ka
pemuli h an p ere kon om ia n nasional. Pa d a tahun 2021,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Pemerintah meningkatkan plafon Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan
Selatan bersinergi dengan Balitangda Provinsi Sumatera
memperpanjang subsidi bunga 3% guna mempercepat program
Selatan dalam mengembangkan inovasi digital farming.
pemulihan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, pemerintah terus
Pada akhir 2021, s i ne rg i p e n g e m b a n g a n digital far m in g
mendorong para pelaku UMKM untuk dapat masuk ke layanan
ters ebut diimplementasikan pada 1 hektar klaster bawang
finansial berbasis digital maupun memasarkan produknya di
merah dan 1 hektar klaster cabai merah di S S T P, Kabupaten
lokapasar (marketplace). Bank Indonesia juga turut mendukung
Ogan Ilir (OI). Pengembangan digital farming tersebut
pe mb iaya an U M K M d e n g a n m ene rb i tkan P B I N om o r
merupakan wujud peran serta Kantor Perwakilan Bank Indonesia
2 3/ 1 3/ P B I /2 02 1 te nt a ng rasio pembiayaan in kl u s i f
Provinsi Sumatera Selatan sebagai salah satu anggota Tim
makroprudensial (RPIM) bagi Bank Umum Konvensional, Bank
Pengendalian Inflasi Daerah ( T P I D ) Provinsi Sumatera
Umum Syariah, dan Unit Usaha Syariah, yang berlaku efektif sejak
Selatan. S elain meningkatkan kesejahteraan petani,
31 Agustus 2021. Melalui kebijakan RPIM ini, Bank
pengembangan digital farming diharapkan mampu mendukung
Indonesia mendorong perbankan untuk semakin
peningkatan produksi komoditas inflasi
berpartisipasi dalam
seperti bawang merah dan cabai merah di Sumatera Selatan.
pembiayaan UMKM, secara langsung maupun tidak langsung.
Laporan Perekonomian
46 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Selatan terus melakukan pendampingan secara intensif Selatan akan terus berkolaborasi dengan perusahaan e-
terhadap pengembangan klaster ketahanan pangan. Dari commerce untuk mendukung onboarding UMKM. Di
sisi produksi, petani diberikan cap a cit y building untuk masa pandemi Cov i d-19, U M KM sa ngat terdampak dan
meningkatkan kompetensi. Dalam hal pendampingan membutuhkan pendampingan agar mampu beradaptasi
dalam mendorong produktivitas, Kantor Perwakilan Bank dengan kondisi pandemi dengan memanfaatkan pasar media
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menjalin kerja sama daring. Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
dengan pemerintah daerah. Di sisi hulu, petani juga terus Selatan juga akan terus bekerja sama dengan perbankan dan
dibina untuk memperkuat literasi keuangan. Dalam hal ini, penyedia jasa sistem pembayaran ( PJ S P ) d al a m
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan m e n d u ku n g kem a mp ua n U M K M unt uk mengoptimalkan
menjalin kerja sama dengan perbankan untuk memberikan transaksi nontunai (digital payment). Kegiatan-kegiatan
pendampingan bagi petani untuk mengembangkan kemampuan capacity building dilakukan secara daring untuk
pencatatan keuangan, sampai dengan tersentuh layanan mendukung UMKM beradaptasi di masa pandemi dan digitalisasi.
keuangan seperti pembukaan rekening maupun akses
pembiayaan. Klaster binaan Cabai Merah Muara Burnai menjadi
contoh keberhasilan karena telah mendapatkan penyaluran
Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari perbankan secara konsisten tiap
tahun.
Jumlah anggota yang mendapatkan KUR pun terus bertambah.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera


Selatan juga mengembangkan daya saing UMKM daerah
berbasis potensi lokal. Beberapa upaya pengembangan UMKM
antara lain pelatihan kewirausahaan, pengembangan akses
pasar, dan pemberian bantuan teknis. Di awal tahun 2022,
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan
mengadakan capacity building kepada anggota Asosiasi
Pengusaha Pempek ( A S P P E K ) . Capacity building tersebut
bertujuan memperkuat baik sisi produksi maupun
kelembagaan. UMKM pengusaha pempek diberikan
peningkatan wawasan mengenai sertifikasi halal dan
keamanan makanan. Selain itu, UMKM pengusaha pempek juga
mendapatkan pendampingan peningkatan teknologi produksi
agar hasil olah makanan lebih tahan lama dan lebih mudah
dipasarkan ke mancanegara.

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera


Selatan juga mendukung UMKM dalam memperluas akses
pasar baik di lokal Sumatera Selatan, nasional, hingga
internasional. Beberapa fasilitasi akses pasar nasional yang
dilakukan adalah mendukung keikutsertaan UMKM dalam
pameran Presidensi G 2 0 di Jakarta Convention Center ( J C C )
pada bulan Februari 2022. Upaya tersebut sekaligus menjadi
bagian dari dukungan nyata Kantor Perwakilan Bank Indonesia
terhadap Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas
BBI). Kategori UMKM yang difasilitasi sangat beragam dari
mengangkat kuliner kopi Semendo, kerajinan perhiasan,
home decore, sampai dengan kain khas Sumatera Selatan.
Sementara kolaborasi dengan Kedutaan Besar RI di Tokyo
membuahkan hasil hingga UMKM asli Sumatera Selatan lolos
kurasi untuk tampil dalam Tokyo International Gift Show
(TIGS) 2022. Pameran berskala internasional tersebut
digelar di Tokyo Big Sight East Hall. UMKM tersebut dengan
bangga menjadi salah satu dari 17 UMKM terbaik mewakili
Indonesia.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 47
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Boks A : Inovasi Pengembangan Digital Farming Sumatera Selatan

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Indonesia. Digital farming diharapkan mampu meningkatkan
Selatan telah mengembangkan inovasi digital farming produksi komoditas - komoditas tersebut untuk
di Sumatera Selatan. Implementasi digital farming mendukung stabilitas harga pangan. Harga pangan yang
tersebut bersinergi dengan Badan Penelitian dan stabil bermuara pada stabilitas ekonomi, pengembangan
Pengembangan Daerah (Balitbanda) Provinsi Sumatera ekonomi, dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat.
Selatan sejak akhir 2021. Digital farming tersebut
dilakukan pada lahan komoditas bawang merah dan Digital farming memanfaatkan teknologi sensor dan
cabai merah, masing-masing seluas 1 hektar. Tepatnya di a p l i k a s i s m a r t p h o n e . t e rd a p a t 2 s e n s o r y a n g
Sriwijaya Science Techno Park ( S S T P ) , kabupaten diimplementasikan dalam digital farming di S S T P Sumatera
O g a n Ilir ( O I ) . Inovasi tersebut mengembangkan 2 Selatan, yaitu sensor cuaca dan sensor tanah. Sensor cuaca
kelompok usaha bersama (KUB), yaitu Sriwijaya Bakung 1 akan memberikan data kepada petani seputar
dan Sriwijaya Bakung 2. kelembapan udara, suhu udara, intensitas cahaya, tekanan
udara, curah hujan, dan kondisi angin. Sementara sensor
Digital farming merupakan upaya Bank Indonesia dalam tanah akan menyuguhkan data mengenai suhu tanah,
mengembangkan UMKM. Dalam pengembangan UMKM, kadar air, nutrisi, hingga level PH. Seluruh data tersebut
Bank Indonesia mengacu pada 3 pilar kebijakan, yaitu dengan mudah dipantau oleh petani melalui
Korporatisasi, Kapasitas, dan Pembiayaan. Digital farming smartphone mereka. Data kondisi cuaca dan tanah
merupakan salah satu bentuk pengembangan yang tersebut akan digunakan oleh petani untuk menentukan
menyasar pada peningkatan kapasitas UMKM. Dengan perlakuan terhadap tanaman dengan lebih akurat. Untuk
implementasi digital farming, kapasitas produksi mendukung operasional sensor-sensor ini, petani juga
diharapkan lebih meningkat. D i sisi lain, ada potensi dapat memaksimalkan tenaga listrik yang bersumber dari
perbaikan kesejahteraan petani juga seiring dengan panel surya. Dengan kata lain, digital farming yang
peningkatan efisiensi. Peningkatan kesejahteraan petani dilakukan juga berupaya mendukung program ramah
tersebut pada akhirnya selaras dengan upaya lingkungan. Aplikasi yang terpasang di smartphone juga
pemerintah daerah dalam rangka pengentasan kemiskinan memberikan fitur otomatisasi proses pengairan dan
di Sumatera Selatan. pemupukan. Petani dapat melakukan penyiraman dan
pemupukan secara terjadwal. Dengan fitur ini, petani
Digital farming juga menjadi wujud nyata dukungan dapat menghemat tenaga dan waktu karena hanya
B a n k In d on es ia s e b a g a i salah s at u a n g g ot a T i m mengandalkan smartphone yang dioperasikan
Pengendalian Inflasi Daerah ( T P I D ) Provinsi Sumatera menggunakan jemari. Dengan metode ini, diharapkan
S elat an . Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi proses pengairan dan pemupukan akan lebih efektif
Sumatera Selatan senantiasa berkomitmen mendukung dan efisien. Pada akhirnya metode ini akan menekan
ketahanan pangan di Sumatera Selatan. Komoditas cabai biaya seperti biaya pupuk dan
merah dan bawang merah merupakan contoh komoditas - biaya tenaga kerja.
komoditas penyumbang inflasi yang menjadi perhatian
Bank

Gambar 2 Inovasi Digital Farming Sumatera Selatan


Laporan Perekonomian
48 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah dan
Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

Boks A : Inovasi Pengembangan Digital Farming Sumatera Selatan

Pendampingan kepada petani sangat diperlukan dalam Bank Indonesia akan terus mendukung pengembangan
menyukseskan digital farming. Dalam digitalisasi sangat digital farming di Sumatera Selatan. Pengembangan
penting memperhatikan kesiapan petani. Petani harus digital farming tersebut akan fokus menyasar komoditas
sudah memiliki pengetahuan dasar tentang smartphone, cabai merah dan bawang merah. Hasil evaluasi dari
yang menjadi tulang punggung digital farming. Petani implementasi digital farming di S S T P kabupaten OI akan
juga membutuhkan pendampingan dalam proses bermanfaat untuk pengembangan digital farming ke depan.
implementasi digital farming. Pendampingan itu meliputi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
antara lain cara mengoperasikan alat dengan baik dan Selatan akan mendukung perluasan pemanfaatan digital
benar, membiasakan penggunaan alat, sampai dengan farming ke sentra-sentra cabai merah atau bawang
memahami solusi dari kendala yang kemungkinan sering merah yang
muncul. Pendampingan biasanya dilakukan antara tiga tersebar di seluruh kabupaten atau kota.
sampai dengan lima bulan, disesuaikan tergantung dari
kondisi lapangan dan kesiapan
petani.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
49
BA B V

PENYELENGGARAAN
SISTEM PEMBAYARAN
DAN PENGELOLAAN
UANG RUPIAH

Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera


Selatan pada triwulan IV 2021 yang tumbuh positif,
penyelenggaraan sistem pembayaran tunai dan
non tunai berjalan dengan lancar, aman, dan efisien.

 Transaksi R T G S dan SKN BI pada triwulan IV 2021


meningkat sejalan dengan kinerja konsumsi Rumah
Tangga Sumatera Selatan dan Investasi (PMTB).

 Transaksi uang kartal tercatat net outflow sejalan


dengan realisasi bantuan sosial non tunai, dan pola
permintaan HBKN Natal dan Tahun Baru.

 Transaksi Uang Elektronik ( U E ) dan e-commerce


me ni ngkat sejalan ada ptas i m a sya ra kat akan
kebutuhan instrumen pembayaran non tunai yang
tetap aman untuk digunakan di masa pandemi
COVID-19.
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

5.1 P E R K E M BA N GA N S I STE M P E M BAYA R A N


TUNAI DAN P E N G E LO L A A N UANG RUPIAH
Pada triwulan IV 2021, peredaran uang kartal di Provinsi Dalam rangka menekan jumlah uang rupiah tidak asli yang
Sumatera Selatan mengalami net outflow sebesar R p 3,7 7 beredar, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
triliun, d e n g a n jumlah p e n a r ika n R p 6 , 5 8 triliun d a n Selatan terus melakukan sosialisasi ciri-ciri keaslian uang rupiah
penyetoran sebesar Rp 2,80 triliun (Grafik 5.1). Posisi ini melalui kegiatan edukasi Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah
sejalan dengan siklus pola akhir tahun. Jika dilihat kepada seluruh perbankan dan beberapa segmentasi
berdasarkan transaksinya, transaksi penyetoran uang kartal masyarakat seperti pelajar, guru, kepolisian, TNI, serta
tumbuh 8,08% (yoy) meningkat signifikan dibandingkan wartawan di seluruh wilayah Provinsi Sumatera Selatan.
triwulan sebelumnya yang terkontraksi –15,01% (yoy). Sosialisasi ini diharapkan juga dapat mendorong
Peningkatan juga terjadi pada transaksi penarikan uang kesadaran masyarakat untuk lebih meningkatkan transaksi
kartal yang pada triwulan laporan tumbuh 33,05% (yoy), secara non tunai di tengah pandemi COVID-19.
meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
terkontraksi –12,87% (yoy). Kondisi ini dipicu oleh meningkatnya 5.2 PE R K E M BA N GA N S I STE M
pertumbuhan konsumsi rumah tangga sebesar 5,10% (yoy) P E M BAYA R A N NON TUNAI
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 2,21% (yoy).
5.2.1 Transaksi SKNBI dan BI- RTG S
Peningkatan disebabkan oleh permintaan pada Hari Besar
Penyelesaian transaksi di Sumatera Selatan yang diproses
Keagamaan Nasional Natal dan Tahun Baru.
melalui S ist em Kliring Nasional Bank Indonesia ( S K N B I )
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera menunjukkan penurunan b a ik s ecara nominal maupun
Selatan terus berupaya menjaga kualitas uang y ang volume transaksi. Pada triwulan IV 2021, nominal transaksi
beredar di masyarakat (clean money policy and fresh for perputaran kliring tercatat sebesar Rp12,64 triliun atau tumbuh
circulation) sebagai bagian dari tugas pengelolaan uang 1,80% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Rupiah. Kebijakan ini dilakukan salah satunya melalui penarikan terkontraksi sebesar –1,80% (yoy) (Grafik 5.3). Sejalan dengan hal
dan pemusnahan Uang Tidak Layak Edar ( U T L E ) secara tersebut, pada sisi volume, jumlah warkat transaksi S K N B I
rutin. UTLE yang dimusnahkan pada triwulan IV 2021 sebanyak 262ribu terkontraksi sebesar –6,28% (yoy) lebih tinggi
tercatat sebesar Rp587,50 miliar atau sebesar 20,94% dari dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam
jumlah uang kartal yang masuk ke Bank Indonesia (Grafik 5.2). -14,49% (yoy) dengan jumlah 229ribu transaksi (Grafik 5.4).
Jumlah pemusnahan U T L E pada triwulan laporan mengalami Kondisi ini didorong oleh perbaikan kinerja LU industri
penurunan dari triwulan sebelumnya sebesar R p 886,9 8 miliar. pengolahan yang pada triwulan laporan tumbuh 4,03% (yoy)
UTLE yang dimusnahkan tersebut berasal dari setoran dibandingkan triwulan sebelumnya y a n g tumbuh 2 ,0 3 %
perbankan maupun penukaran uang dari masyarakat yang ( y oy ) dimana terjadi peningkatan awareness masyarakat

selanjutnya akan digantikan dengan uang layak edar (fit to terhadap pola hidup higienis di tengah pandemi yang masih

circulation). Penarikan dan pemusnahan UTLE selalu berlanjut.

memperhatikan kebutuhan dan ketersediaan uang kartal


Sejalan dengan transaksi kliring, transaksi Bank Indonesia
layak edar di Provinsi Sumatera Selatan.
Real Time Gross Sett lement ( B I - R TG S ) juga meningkat pada

Berdasarkan pelaksanaan layanan kas di wilayah Sumatera triwulan laporan. Pada triwulan IV 2021, nominal transaksi R T G S

Selatan selama triwulan IV 2021, jumlah uang rupiah yang tercatat Rp57,17 triliun atau terkontraksi -0,97% (yoy),

diragukan keasliannya yang tercatat melalui laporan dan setoran meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi

perbankan ke B a n k Indonesia sebanyak 1.246 lembar, lebih dalam sebesar –7,09% (yoy) (Grafik 5.5). Peningkatan

lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang nominal transaksi R T G S yang terjadi pada triwulan laporan

sebanyak 61 lembar. didukung oleh

Grafik 5.1 Aliran Uang kartal di Provinsi Sumatera Selatan Grafik 5.2 Perkembangan Pemusnahan Uang Tidak Layak Edar
di Provinsi Sumatera Selatan
3.500 RP MILIAR
8 RP TRILIUN

6 3.000

4 2.500
2 2.000
-
1.500
(2)
1.000
(4)
500
(6)
(8) -
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

PENYETOR AN PENARIKAN NETF L OW PEMUSNAHAN UANG TIDAK LAYAK EDAR (UTL E)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perekonomian
52 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

tumbuhnya investasi (P M TB ) menjadi sebesar –6,60% (yoy), untuk Peserta (Bank) dan maksimal sebesar Rp2.500,00 per
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi transaksi dari Peserta (Bank) ke Nasabah.
lebih dalam sebsar –7,90% (yoy). Secara volume, setelmen
transaksi melalui R T G S tercatat mencapai 26.201 lembar 5.2.2 Perkembangan Alat Pembayaran
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak Menggunakan Kartu
21.527 lembar. Meskipun, pada pertumbuhannya terjadi Perkembangan transaksi Alat Pembayaran Menggunakan
penurunan menjadi 12,41% (yoy) dari 12,69% (yoy) pada Kartu ( A P M K ) di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021
triwulan sebelumnya (Grafik 5.6). mengalami p en i n g kat a n untu k tra ns aks i kart u k re d i t
ditengah menurunnya transaksi melalui kartu ATM/Deb it.
Pada 21 Desember 2021, Bank Indonesia telah meluncurkan
Transaksi menggunakan kartu ATM/Debet pada triwulan IV 2021
B I - FA S T sebagai infrastruktur Sistem Pembayaran ritel nasional mengalami kontraksi lebih dalam dibanding triwulan sebelumnya
yang dapat memfasilitasi pembayaran ritel secara real-time, baik dari sisi nominal maupun volume. Nominal transaksi
aman, efisien, dan tersedia setiap saat ( 24 / 7 ) . Bank kartu ATM/Debet tercatat sebesar Rp33,79 triliun atau
Indonesia mengembangkan B I - FA S T terutama untuk menjawab terkontraksi –22,32% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya
kebutuhan masyarakat akan layanan transfer dana yang lebih sebesar Rp37,19 triliun atau terkontraksi –8,15% (yoy) (Grafik
efisien, cepat (real-time), daan tersedia setiap saat (24/7). B I - 5.7). Demikian halnya dengan volume transaksi penggunaan
FA S T diharapkan dapat memperkuat ketahanan Sistem ATM/Debet yang tercatat 30,22 juta transaksi terkontraksi –
Pembayaran Ritel nasional dengan menyediakan alternatif 13,37% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan
terhadap infrastruktur Sistem Pembayaran nasional eksisting. sebelumnya 30,40 juta transaksi atau terkontraksi -8,41%
Batas maksimal nominal transaksi B I - FA S T pada tahap awal (yoy) (Grafik 5.8). Pelemahan terjadi untuk transaksi tarik
ditetapkan sebesar Rp250 juta per transaksi dengan biaya tunai, online, transfer interbank dan transfer antarbank.
Rp19,00 per transaksi dari Bank Indonesia
Grafik 5.4 Perkembangan Jumlah Warkat Transaksi Kliring Sumatera Selatan
Grafik 5.3 Perkembangan Nominal Transaksi Kliring Sumatera Selatan

14 RP TRILIUN 15 350 RIBU LEMBAR 4,0


2,0
12 300
10 0,0
10 250 -2,0
8 -4,0
5 200
-6,0
6 15 -8,0
0 0
4 -10,0
00 -12,0
2 -5 1 -14,0
50
- -10 - -16,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

NOMINAL G% (Y OY ) - RHS JUMLAH WARKAT G% (Y OY ) - RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.5 Perkembangan Nominal Transaksi RTGS Grafik 5.6 Perkembangan Volume Transaksi RTGS Sumatera Selatan
Sumatera Selatan

70 RP TRILIUN 800% 30 RIBU 180%


700% 160%
60 25
600% 140%
50 500%
20 120%
40 400%
100%
300% 15
30 80%
200%
100% 10 60%
20
0% 40%
10 5
-100% 20%
- -200% - 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

NOMINAL G% (YO Y ) - RHS VOLUME G% (Y OY ) - RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Tabel 5. 1. Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sumatera Selatan

KETERANGAN 2019 2020 2021


I II III IV I II III IV I II III IV
RTGS dari Provinsi
Sumsel

Nilai (Rp Triliun) 54,32 46,05 48,44 64,15 38,71 46,45 15.302 57,52 57,73
56,10
Volume 12.350 15.483 13.616 55,46
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
11.174 16.318 19.103 23.309
20.817 21.468 53,44 57,17 21.527 26.201

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 53
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.7 Jumlah Nominal Kartu ATM/D Grafik 5.8 Volume Transaksi Kartu ATM/D

50 40% 40 25%
45 35 20%
30%
40
30 15%
35 20%
30 25 10%
10%
25 20 5%
20 0%
15 0%
15 -10% 10 -5%
10
5 -20% 5 -10%
0 -30% 0 -15%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

NOMINAL (TRILIUN) Y O Y - RHS VOLUME (JUTA) YO Y- R HS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.9 Pangsa Transaksi Grafik 5.10 Jumlah Kartu ATM/D


ATM/D

6,00 25%

38,48% 5,00 20%


Tarik Tunai
4,00
2,98% 15%
Belanja 3,00
10%
0,01% 2,00
Online
1,00 5%
36,24%
Transfer Interbank 0,00 0%

22,30% I II III IV I II III IV I II III IV


Transfer Antarbank 2019 2020 2021

JUMLAH KARTU (JUTA) Y O Y- RH S

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Transaksi menggunakan kartu ATM/Debet masih didominasi Dilihat dari pangsanya, penggunaan kartu kredit pada triwulan
oleh kegiatan tarik tunai senilai Rp13,00 triliun (pangsa laporan masih didominasi oleh transaksi belanja Rp301,41
38,48%), transfer interbank senilai Rp12,24 triliun (pangsa miliar (pangsa 62,50%), transaksi online Rp153,61 miliar (pangsa
36,24%), transfer antarbank senilai Rp7,53 triliun (pangsa 31,85%), transaksi tunai Rp18,93 miliar (pangsa 3,93%), dan
22,30%), transaksi belanja senilai Rp1,01 triliun (pangsa 2,98%), transaksi pembayaran tagihan Rp8,34 miliar (pangsa 1,73%)
dan transaksi online senilai Rp3,5 miliar (pangsa 0,01%) (Grafik 5.13). Pertumbuhan penggunaan kartu kredit pada
(Grafik 5.9). Seluruh transaksi mengg un akan kartu transaksi online mencapai 62,32% (yoy), meningkat
AT M / D e b e t pada triwulan laporan mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya tumbuh 27,63% (yoy).
pertumbuhan kecuali pada transaksi belanja yang tumbuh Demikian halnya pada transaksi belanja yang tumbuh -
menjadi 3,56% (yoy). Dari sisi jumlah, kartu ATM/Debet 3, 5 6 % (yoy) meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
tercatat sebanyak 4,85 juta kartu pada triwulan laporan yang terkontraksi lebih dalam -13,85% (yoy). D i sisi lain,
atau tumbuh s ebesar 7,74 % (yoy) m e n i ng kat transaksi pembayaran tagihan terkontraksi lebih dalam -
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 4,62 juta kartu 59,41% (yoy) dibandingkan triwulan sebelumnya yang
atau tumbuh sebesar 4,43% (yoy) (Grafik 5.10). terkontraksi -55,13% (yoy). Hal serupa terjadi pada transaksi
tunai yang tumbuh 14,87% (yoy) lebih rendah dibandingkan
Di sisi lain, aktivitas transaksi non tunai menggunakan kartu triwulan sebelumnya 17,06% (yoy). Meningkatnya transaksi
kre d it turut meningkat p ad a triwulan I V 2021. Nominal kartu kredit secara keseluruhan dan secara khusus bagi jenis
penggunaan kartu kredit baki debet tercatat sebesar Rp482,29 transaksi belanja dan online didorong oleh adanya
miliar tumbuh 8,58% (yoy) meningkat dibandingkan triwulan peningkatan konsumsi masyarakat pada periode HBKN Natal
sebelumnya sebesar Rp395,90 miliar atau terkontraksi -5,82 dan Tahun Baru serta adaptasi terhadap pembatasan kegiatan
(yoy) (Grafik 5.11). Sejalan dengan hal tersebut, dari sisi volume, selama masa pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan yang
transaksi penggunaan kartu kredit tercatat sebanyak 528.710 mendorong
transaksi atau tumbuh 7,70 % ( yoy ) , meningkat pertumbuhan penggunaan transaksi online di masyarakat.
dibandingkan triwulan sebelumnya sebanyak 450.356
transaksi atau terkontraksi –9,58% (yoy) (Grafik 5.12). Di sisi
lain, jumlah kartu kredit yang beredar turun dari 236.452 kartu
atau terkontraksi -6,80% (yoy) menjadi 236.348 kartu atau
terkontraksi lebih dalam –8,65% (yoy) (Grafik
5.14).
Laporan Perekonomian
54 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.11 Outstanding Nominal Kartu Kredit Grafik 5.12 Volume Transaksi Kartu Kredit

700 20% 800 15%


700 10%
600 10%
5%
600 0% -
500 0%
500 5%
400 -10% -10% -
400
300 -20% 15% -
300 20% -
200 -30% 200 25% -
30% -
100 -40% 100
35% -
0 -50% 0 40%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

NOMINAL (MILIAR) YO Y- R HS VOLUME (RIBU) Y O Y- RH S

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.13 Pangsa Transaksi Grafik 5.14 Jumlah Kartu Kredit


Kartu Kredit

290 15%
280
10%
270
3,93% 5%
Tunai 260
250
62,50% 0%
Belanja 240
-5%
31,85% 230
-10%
Online 220

1,73% 210 -15%


Bill Pay I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021

JUMLAH KARTU (JUTA) YO Y- R HS

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

5.3 PERKEMBANGAN TRANSAKSI ELEKTRONIFIKASI DAN E-COMMERCE


Bank Indonesia selaku otoritas sistem pembayaran telah triwulan sebelumnya Rp1,68 triliun atau tumbuh 27,97% (yoy).
menerbitkan Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (B S PI) (Tabel 5.2)
2025 yang salah satu visinya mendukung digitalisasi perbankan
sebagai lembaga utama dalam ekonomi-keuangan digital, baik Total nominal transaksi U E pada triwulan berjalan masih
melalui open-banking maupun pemanfaatan teknologi digital menunjukan peningkatan baik dibandingkan dengan triwulan
dan data dalam bisnis keuangan. Upaya BI dalam mendorong sebelumnya maupun periode yang sama pada tahun 2020.
integrasi ekonomi dan keuangan digital dilakukan melalui Peningkatan ini terjadi untuk jenis transaksi belanja yang
kebijakan dan program elektronifikasi. Dalam mendorong mendominasi transaksi UE dengan pangsa 68,60%. Nominal
elektronifikasi, Uang Elektronik menjadi salah satu instrumen transaksi belanja pada triwulan laporan sebesar Rp1,34 triliun
pembayaran non tunai yang dapat menjangkau masyarakat tumbuh 21,53% ( yoy ) meningkat dibandingkan triwulan
yang selama ini belum memiliki akses kepada sistem sebelumnya sebesar Rp1,20 triliun hanya tumbuh 1,15% (yoy).
perbankan.
Pada triwulan laporan, volume transaksi U E menunjukkan
Pertumbuhan transaksi Uang Elektronik ( U E) di Sumatera perbaikan meski masih terkontraksi -5,50% (yoy), dengan jumlah
Selatan pada triwulan IV 2021 meningkat baik secara 24,84 juta transaksi, meningkat dibandingkan triwulan
nominal maupun secara volume dibandingkan dengan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam -47,79% (yoy) atau
triwulan III 2021. Nominal transaksi UE pada triwulan laporan sebanyak 19,68
tercatat Rp1,96 juta transaksi (Tabel 5.2).
triliun atau tumbuh 48,67% (yoy), meningkat dibandingkan

Tabel 5. 2. Perkembangan Transaksi Penggunaan Uang Elektronik di Provinsi Sumatera Selatan


IV 2020 I 2021 II 2021 III 2021 IV 2021
TRANSAKSI NominalNominalNominalNominalNominal
Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu) Vol (Ribu)
(Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp Miliar) (Rp

Miliar)
Belanja SUMBER: 25.053, 74 1.106,4 6 12.160, 4 935,15 13.932,9
BANK 16.886
INDONESIA, 41 2 85 0
Transfer DIOLAH 26.28 1.318,40 14.443 117,65
832, 2 78,6 1.563, 2.065,1
Tarik Tunai 27 1 99 221,60 7
Total 396, 133,3 718,6 1.274,41 888,03
1.044,17 16.287, 1.196,3 20.947, 1.344,5 382,55
1.497,10 27 963,2 6 298,30 17 1.139,8 9
163,96 1 7 1.960
2.429,6 189,0 1.683,70 2.750, 232,96
288,97 7 19.680 5 70 24.838

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 55
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.15 Jumlah UE Grafik 5.16 Jumlah Pemegang UE

3 JU TA 80% 14 RIBU 18%


16%
70% 12
2 14%
60% 10 12%
50% 10%
2 8 8%
40%
6 6%
1 30% 4%
20% 4 2%
1 0%
10% 2
-2%
- 0% - -4%
IV I II III IV I II III IV IV I II III IV I II III IV
2020 2020 2021 2020 2020 2021

JUMLAH UE %YOY JUMLAH MESIN READER %YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.17 Transaksi Uang Elektronik Grafik 5.19 Transaksi Uang Elektronik Berdasarkan Frekuensi
Berdasarkan Nominal
100%
100% 90%
90% 80%
80% 70%
70% 60%
60% 50%
50% 40%
40% 30%
30% 20%
20% 10%
10% 0%
0%
BEL ANJA TRANSFER TARIK TUNAI BEL ANJA TRANSFER TARIK TUNAI

MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS MUBA OKU MUARA ENIM LAHAT MUSI RAWAS
OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR OKI PANGKALAN BALAI BANYUASIN OKU SELATAN OKU TIMUR
OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG OGAN ILIR EMPAT LAWANG MUSI RAWAS UTARA PALI PALEMBANG
LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA LUBUKLINGGAU PRABUMULIH BATURAJA PAGAR ALAM LAINNYA

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Peningkatan jumlah UE pada triwulan laporan juga menjadi salah Secara spasial di Provinsi Sumatera Selatan, Kota Palembang
satu push factor meningkatnya transaksi UE di Sumatera Selatan. menjadi daerah dengan transaksi penggunaan U E terbesar
Jumlah UE mencapai 2,08 juta, meningkat dibandingkan triwulan berdasarkan nominal dan frekuensinya. Transaksi di Kota
sebelumnya yang tercatat sebanyak 1,88 juta UE. Meskipun pada Pa lem ba ng memiliki proporsi nominal te rtinggi dengan
pertumbuhannya mengalami sedikit penurunan dari 72,76% persentase sebesar 55,21% dibandingkan total nominal transaksi
(yoy) menjadi 57,38% (yoy) (Gambar 5.15). Sejalan dengan hal di wilayah Provinsi Sumatera Selatan lainnya (Grafik 5.17).
tersebut, jumlah mesin reader meningkat menjadi 12.433 mesin, Sejalan d e n g a n hal t e r s e b u t , f re k u e n s i t ra n s a ks i U E
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat d i Kot a Pa l e m b a n g ju g a masih mendominasi s e b e s a r
12.062 mesin. Di sisi lain pertumbuhannya mengalami 6 0 ,7 3 % dibandingkan seluruh frekuensi transaksi di wilayah
pelemahan menjadi 4,03% (yoy) dibandingkan triwulan Provinsi S u m at e ra S e l at a n (Grafik 5.1 8) . Hal ini
sebelumnya yang tumbuh 6,87% (yoy) (Gambar 5.16). didukung oleh tersedianya infrastruktur untuk melakukan
Peningkatan jumlah UE yang beredar terdiri dari penggunaan UE transaksi uang elektronik seperti sarana publik yang
chip based dan UE server based, peningkatan ini didukung oleh menggunakan uang elektronik, jumlah merchant yang

tingginya kebutuhan uang elektronik dalam bertransaksi menerima uang elektronik, dan penggunaan uang elektronik
berbasis server yang masih didominasi oleh kota
sebagai instrumen alternatif dengan tetap menjalankan
Palembang. Meskipun demikian, transaksi transfer dan tarik
protokol kesehatan. Hal ini tercermin dari kenaikan volume
tunai sudah mulai dilakukan di daerah lain sejalan dengan
pengguna jalan tol baik pada ruas Terbanggi Besar-
pemberian Bantuan Sosial Non Tunai di seluruh wilayah Provinsi
Pematang Panggang-Kayu Agung, Palembang-Indralaya, dan
Sumatera Selatan.
pada L R T Sumatera Selatan. Bank Indonesia bersinergi dengan
D i na s Pe r h u b u n g a n P rov i n s i S u m ate ra S e l ata n, D i n a s Pada tahun 2019 Bank Indonesia telah meluncurkan salah satu
Perhubungan Kota Palembang, Badan Usaha Jalan Tol, L R T alternatif kanal pembayaran digital melalui aplikasi uang
Sumatera Selatan, Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera elektronik server based, dompet elektronik, atau mobile
Selatan, P T Kereta Api Indonesia (Persero) Tbk, Badan Usaha banking yang disebut Quick Response Code Indonesian
Milik Daerah yang mengelola Transportasi, dan Penyedia Standard (Q RI S ) . Implementasi Q R I S secara nasional efektif
J a s a Pembayaran melakukan Focus Group Discussion secara berlaku sejak 1 Januari 2 0 2 0 dan terus ditingkatkan
berkala untuk terus menjaga kelancaran sistem Pembayaran sebagai salah satu metode pembayaran di berbagai sektor
baik di ruas yang dapat mendorong efisiensi
Jalan Tol maupun di moda Transportasi. perekonomian, mempercepat keuangan inklusif, meningkatkan
Laporan Perekonomian
56 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.20 Jumlah Merchant QRIS Grafik 5.21 Persebaran Merchant QRIS

40 0 % 250% 70% %

350 60%
3 200%
00 50%

2 50 150% 40%
200
0%
150 30
100 100%
2 %
50
50% 10%

Muratara
0

Prabumulih
Muara Enim
OKI

PALI
Banyuasin

OKU

Pagar Alam
Palembang

Empat Lawang
Lubuk Linggau
0%
IV I II III IV I
0%

Ogan Ilir
MURA

OKUS
MUBA
Lahat

OKUT
II III IV
2021 2020 2021

JUMLAH MERCHANT %YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

daya saing industri, dan memajukan UMKM guna mempercepat dengan aspirasi KPM yang merasa penyaluran secara bulanan
pemulihan ekonomi. menyulitkan dan membuat KPM harus mengeluarkan biaya lebih
banyak untuk transportasi dalam menyerap BSNT.
Jumlah merchant Q R I S di Provinsi Sumatera Selatan pada
triwulan IV 2021 mencapai 351.698 merchant, tumbuh Di sisi lain, penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai untuk Program
112,05% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya Sembako di triwulan IV 2021 meningkat dari sisi nominal
yang tumbuh 106,42% (yoy) atau sebanyak 297.228 mencapai 98,07% dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar
merchant. Angka ini menempati posisi ke-10 secara nasional 91,88% (Grafik 5.23). Dari sisi jumlah KPM, terdapat penurunan
dan menjadi kedua tertinggi di Sumatera setelah Sumatera penyerapan pada triwulan laporan sebesar 72,23%
Utara. Persebaran merchant Q R I S masih didominasi di Kota dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 92,45%
Palembang dengan persentase sebesar 59,95% sejalan (Grafik 5.22). Hal ini terjadi karena khusus bantuan bulan
dengan ketersediaan infrastruktur/jaringan dan banyaknya November, Desember, dan 2 (dua) tambahan disalurkan
fasilitas umum yang telah melayani penggunaan Q R I S seperti sekaligus pada bulan Desember 2021 sebagai dampak
pedagang/pasar, rumah sakit, tempat ibadah, dan Stasiun adanya keterlambatan penyampaian S P2 D oleh Kemensos
Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (S PB U ) (Grafik 5.20). sehingga KPM belum sel uruhnya menyerap bantuan pada
bulan Desember 2021. Tambahan bantuan selama 2 (dua)
Penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai ( B S N T ) pada
bulan merupakan langkah Pemerintah untuk mengantisipasi KPM
Program Keluarga Harapan tercatat meningkat.
yang terdampak Covid-19.
Penyerapan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Program Keluarga Harapan ( P K H ) pada triwulan IV 2021 Dalam rangka mendorong 6 T (tepat sasaran, tepat harga, tepat
tercatat sebesar 96,9 4 % atau sebanyak 314.308 KPM jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat administrasi) dalam
dengan total penyaluran sebanyak Rp 228,47 miliar (G rafi k penyaluran dan penyerapan Bantuan Sosial Non Tunai di
5.21), meningkat secara proporsi penyerapan dibandingkan Sumatera Selatan, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
dengan triwulan III 2021 yang tercatat 95,11% dengan total Sumatera Selatan telah melakukan koordinasi, sosialisasi,
penyaluran sebanyak Rp209,652 miliar. Peningkatan edukasi, dan monitoring Bantuan Sosial Non Tunai pada KPM,
penyerapan PKH pada triwulan IV 2021 terjadi di 15 Dinas Sosial Kabupaten/Kota, Koordinator Teknis, Pendamping,
Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Sumatera Selatan yang dan Himpunan Bank Milik Negara (HIMBARA) sebagai bank
diindikasi terjadi sebagai dampak kebijakan penyaluran penyalur di wilayah Provinsi Sumatera Selatan. Dalam
kembali dilakukan secara triwulanan dan tidak secara melakukan monitoring, Kantor Pe rw akil an B a n k Indonesia
bulanan sesuai P rov ins i S um atera S e l at a n mengidentifikasi kesiapan K PM
dalam implementasi Bantuan
Grafik 5.22 Proporsi Penyaluran Keluarga Penerima Manfaat (KPM)
Sosial Digital.
1.200 RIBU 100
6

1.000
98 Transaksi e-commerce tumbuh lebih rendah dibandingkan
96
800
94 triwulan sebelumnya baik dari sisi nominal maupun
92
600 90 frekuensi. Nominal transaksi pada triwulan IV 2021 tumbuh
88
400 86
38,08% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya
200
84 yang tumbuh 65,02% (yoy). Meskipun dari sisi nominal,
82
0 80 terdapat peningkatan jumlah transaksi dari Rp1,90 triliun
I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021
menjadi Rp2,16 triliun pada triwulan laporan (Grafik 5.24). Hal
PENYALURAN PKH PENYERAPAN PKH PR OP OR S I PENYERAPAN
ini sejalan dengan frekuensi e-commerce pada triwulan IV 2021
yang tumbuh 57,01% (yoy), lebih
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat
6. Data berasal dari beberapa marketplace terbesar di Indonesia.

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 57
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.23 Proporsi Penyaluran Jumlah KPM Bantuan Sembako Grafik 5.24 Proporsi Penyaluran Nominal Bantuan Sembako

1.600 RIBU 120% 1.400 RP MILIAR 120%


1.400 0
100% 1.20 100%
1.200
1.000
1.000 80% 80%
800
800 60% 60%
600 600
40% 40%
400 400
200 20% 200 20%

0 0% 0 0%
II III IV I II III IV I II III IV II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

PENYALURAN PENYERAPAN % PENYERAPAN -R HS PENYALURAN PENYERAPAN % PENYERAPAN -RHS

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.25 Nominal transaksi e- Grafik 5.26 Frekuensi transaksi e-commerce


commerce

3 RP TRILIUN 140% 30 JU TA 200%


180%
120% 25
2 160%
100% 140%
20
2 80% 120%
15 100%
1 60% 80%
10 60%
40%
1 40%
20% 5
20%
- 0% - 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2019 2020 2021 2019 2020 2021

TO T AL %YOY FREKUENSI G % YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

89,72% (yoy). Meskipun dari sisi jumlah transaksi terdapat sebelumnya yang tercatat terkontraksi –14,08% (yoy) atau
peningkatan pada triwulan laporan sebanyak 24,88 juta transaksi sebesar Rp2,04 miliar. Berdasarkan transaksinya, transaksi
lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat pembelian pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1,61 miliar
21,51 juta transaksi (Grafik 5.25). Penurunan pertumbuhan atau tumbuh 13,39% (yoy) tumbuh signifikan dibandingkan
transaksi e-co mmerce sejalan dengan normalisasi transaksi triwulan sebelumnya sebesar Rp958,36 juta atau terkontraksi
melalui e-commerce dalam memenuhi kebutuhan –1,24% (yoy). Sejalan dengan hal tersebut, transaksi penjualan
masyarakat di tengah kondisi pandemi C OV I D -1 9 pada pada triwulan laporan tercatat mencapai Rp1,92 miliar atau
triwulan laporan, setelah meningkat selama beberapa periode tumbuh tinggi 50,01% (yoy) dibandingkan triwulan
sebelumnya. Dilihat dari jenis barangnya, tiga jenis barang sebelumnya sebesar Rp1,08 miliar terkontraksi -22,9% (yoy)
dengan pangsa tertinggi yang dibeli adalah pakaian (pangsa (Grafik 5.26). Mulai meningkatnya jumlah pembelian dan
35,86%), kosmetik dan barang pribadi (pangsa 16,81%), serta penjualan UKA sejalan dengan mulai dibukanya aktivitas ke
peralatan rumah tangga dan kantor (pangsa 14,70%). Dalam luar negeri meskipun belum terdapat penerbangan langsung
bertransaksi, jenis pembayaran yang paling sering digunakan di dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II. Berdasarkan jenis
e-commerce adalah melalui Cash on Delivery ( Co D) atau mata uang yang ditransaksikan, transaksi beli dan jual
pembayaran ketika barang sampai sebesar 23,65%, diikuti didominasi oleh mata uang Singapore Dollar ( S G D ) dengan
pembayaran menggunakan UE 23,55% dan transfer bank pangsa
24,84%. 91,61% untuk transaksi beli dan 90,19% untuk transaksi jual.

5.4 K EG I ATA N PENUK ARAN VA LU TA Grafik 5.27 Perkembangan Transaksi KUPVA BB Sumatera
Selatan
A SING BUK AN BA NK ( KU PVA B B ) 600%
BERIZIN DAN P E N Y E L E N G GA R A A N 9 R P M IL IAR
500%
8
T R A N S F E R DANA BUK AN BA N K 7
400%
300%

(PT D B B )
6
200%
5
100%
4
Pada triwulan IV 2021, transaksi jual beli Uang Kertas Asing 3 0%
2 -100%
( U K A ) p a d a K U P VA B B b e r i z i n d i S u m at er a S e l at a n 1 -200%
IV
meningkat. Total transaksi jual beli valuta asing dari KU PVA B B -
I II III IV I II III IV I II III
di Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar 2019 2020 2021

Rp3,53 PEMBELIAN PENJUALAN (YOY )

miliar tumbuh 30,72% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan


SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perekonomian
58 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Grafik 5.28 Transfer Dana Domestik-incoming Grafik 5.29 Transfer Dana Luar Negeri-incoming

450 RP 200% 90 RP MILIAR 25%


M ILIA R 40 0 80 20%
350 150% 70 15%
300 60
100% 10%
250 50
5%
200 40
50% 0%
150 30
100 20 -5%
0%
50 10 -10%
- -50% - -15%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2020 2021 2020 2021

NOMINAL % YOY NOMINAL % YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.30 Transfer Dana Domestik- Grafik 5.31 Transfer Dana Luar Negeri-Outgoing
Outgoing

900 RP MILIAR 250% 12 RP MILIAR 90%


800 80%
200% 10 70%
700
60%
600 150% 8 50%
500 40%
100% 6
400 30%
300 20%
50% 4
10%
200
0% 2 0%
100 -10%
- -50% - -20%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2020 2021 2020 2021

NOMINAL % YOY NOMINAL % YOY

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Transfer dana masuk (incoming) domestik maupun ke luar Pada triwulan IV 2021, transfer dana yang keluar (outgoing)
negeri melalui P T D Bukan Bank ( P T D B B ) pada triwulan IV secara domestik dari Sumatera Selatan tercatat meningkat
2021 melambat baik dari sisi nominal maupun volume. menjadi R p 8 5 6 ,69 miliar meningkat dibandingkan triwulan
Nominal transfer dana masuk pada triwulan laporan sebesar s e b e l u m n y a s e b e s a r R p 74 1 , 74 miliar. Meskipun pada
Rp381,58 miliar tumbuh 41,02% (yoy), lebih rendah pertumbuhannya mengalami pelemahan dari tumbuh 209,45%
dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp387,28 miliar (yoy) pada triwulan sebelumnya menjadi tumbuh 97,50%
tumbuh 125,11% (yoy). Di sisi lain, frekuensi transfer dana (yoy) (Grafik 5.29). Sejalan dengan hal tersebut, volume
masuk terkontraksi -2,41% (yoy) meningkat dibandingkan transaksi outgoing domestik tumbuh 144,33% (yoy) melemah
triwulan sebelumnya yang terkontraksi lebih dalam –17,34% dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 184,97%
(yoy). Dari sisi jumlah transaksinya, terjadi peningkatan (yoy). Namun, berdasarkan jumlah transaksinya, meningkat dari
menjadi 1,35 juta transaksi dari 1,23 juta transaksi pada triwulan 2,01 juta transaksi menjadi 2,44 juta transaksi. Peningkatan
sebelumnya. Pertumbuhan yang terjadi pada transfer dana yang terjadi sejalan dengan adanya PPKM yang
domestik merupakan salah satu indikator terjadinya mendorong masyarakat untuk melakukan transaksi transfer
perputaran uang dan transaksi ekonomi di Sumatera Selatan. dana melalui UE server based atau Aplikasi Transfer Dana Bukan
P T D B B juga menjadi alternatif transaksi di masyarakat Bank. Transfer dana outgoing ke luar negeri mengalami
dalam melakukan pembayaran. Sementara itu, transfer dana peningkatan yang signifikan baik dari sisi nominal maupun
masuk (incoming) yang berasal dari luar negeri ke Sumatera volume. Nominal transaksi pada triwulan laporan tercatat
Selatan terkontraksi lebih dalam –13,89% (yoy) dengan jumlah tumbuh 80,53% (yoy) atau tercatat Rp9.79 miliar, lebih
transaksi 15.599, menurun dibandingkan triwulan tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi –
sebelumnya yang terkontraksi –11,11% (yoy) dengan 8,68% (yoy) atau Rp8,75 miliar (Grafik 5.33). Sejalan dengan
jumlah transaksi 16.240. Berdasarkan nominalnya, transaksi hal tersebut, volume transaksi transfer dana ke luar negeri
juga mengalami kontraksi lebih dalam –18,75% (yoy) atau dari Provinsi Sumatera Selatan meningkat menjadi 974
sebesar Rp62,26 miliar pada triwulan laporan, menurun dari transaksi atau tumbuh 40,55% (yoy) lebih tinggi
sebelumnya yang terkontraksi –8,65% (yoy) atau tercatat dibandingkan triwulan sebelumnya
Rp69,83 miliar pada triwulan III 2021 (Grafik 5.28). Penurunan sebanyak 728 transaksi atau terkontraksi –14,05% (yoy).
ini dipengaruhi oleh melemahnya kinerja ekspor
Sumatera Selatan pada triwulan laporan.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 59
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju untuk Semua
Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh

Sebagai bentuk dari komitmen Bank Indonesia dalam 2. Launching Implementasi Mekanisme Transaksi
mendukung terbentuknya sistem pembayaran yang cepat, Non Tunai pada Light Rail Transit ( L RT)
mudah, murah, aman, dan handal, Kantor Perwakilan Bank Palembang di Stasiun LRT Ampera menggunakan
Indonesia Provinsi Sumatera Selatan menggelar Festival Uang Elektronik.
Ekonomi Keuangan Digital Sumatera Selatan bertajuk 3. Pemberian bantuan Program Sosial Bank
Digital Kito Galo. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal Indonesia berupa sarana prasarana penunjang
1 dan 2 Desember 2021 secara hybrid yang terdiri dari elektronifikasi kepada 10 Pasar di Kota Palembang
Opening Ceremony dan 3 Webinar. Dengan mengusung dan implementasi QRIS di pasar tersebut melalui
tema Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, kerja sama dengan PT. Bank Rakyat Indonesia
Sumsel Maju untuk Semua Menuju Indonesia Tangguh, (Persero), Tbk Kantor Wilayah Palembang dan P T
Indonesia Tumbuh, diharapkan seluruh stakeholders BPD Sumatera Selatan dan Bangka Belitung.
terkait dapat bersinergi untuk menciptakan ekosistem 4. Pengukuhan 18 T im Percepatan dan Perluasan
ekonomi dan keuangan digital di Provinsi Sumatera Selatan.
Digitalisasi Daerah (TP2DD) di wilayah Sumatera
Selatan dengan penandatanganan Roadmap TP2DD
Opening Ceremony Digital Kito Galo bertempat di Hotel
oleh Wakil Gubernur Sumatera Selatan, Bapak Ir.
Arista, Palembang dengan dihadiri secara virtual oleh Deputi
H.
Mawardi Yahya.
Gubernur Bank Indonesia: Ibu Rosmaya Hadi secara virtual
Setelah opening ceremony, rangkaian Digital Kito Galo
dan Komisi XI D P R RI: Bapak Fauzi H. Amro, M.Si., juga
dilanjutkan dengan 3 webinar yang mengusung topik sistem
dibuka secara langsung oleh Wakil Gubernur Sumatera
pembayaran dan elektronifikasi, dengan tema berikut:
Selatan: Bp. Ir. H. Mawardi Yahya dan FO RKO MPINDA,
1. Webinar B E R S E M A N GAT ! “Ber bin can g Sistem
Kepala Daerah tingkat Provinsi/Kabupaten/Kota di
Pembayaran Digital Terkini”. Narasumber dalam
Provinsi Sumatera Selatan. Kegiatan juga turut dihadiri
oleh Penyedia Jasa Pembayaran, Organisasi webinar ini adalah Bank Indonesia (Departemen
Perangkat Daerah, Asosiasi, Akademisi, dan Kebijakan Sistem Pembayaran) dan Penyedia Jasa
stakeholders terkait lainnya. Sedangkan beberapa Pembayaran Bank serta Non Bank dengan moderator
Penyedia Jasa Pembayaran, Organisasi Perangkat Daerah, Fitri Tropica. Tujuan diadakannya webinar ini adalah
dan masyarakat menghadiri opening ceremony melalui mendorong pengenalan akan sistem pembayaran
Aplikasi Zoom Meeting. Berbagai acara dilakukan dalam terkini kepada masyarakat sesuai Blueprint
opening ceremony tersebut, antara lain: Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang
1. Launching Digitalisasi Pembayaran Pendapatan mendukung ekosistem ekonomi dan keuangan digital.
Daerah Provinsi Sumatera Selatan, dalam hal ini
pembayaran Samsat menggunakan ED C dan QRIS
di seluruh titik UPTB Samsat.
Gambar 4 Pengukuhan 18 TP2DD dan Kick Off Penandatanganan Roadmap 2021-2025
Gambar 3 Opening Ceremony Digital Kito Galo 2021
Laporan Perekonomian
60 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab V
Penyelenggaraan Sistem Pembayaran
dan Pengelolaan Uang Rupiah

Boks B : Digital Kito Galo : Sinergi Akselerasi Ekonomi Keuangan Digital, Sumsel Maju untuk Semua
Menuju Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh

2. Webinar Implementasi Bantuan Sosial Non


Tunai dengan mengundang Kementerian Sosial
Republik Indonesia, Bank Indonesia
(Departemen Penyelenggara Sistem
Pembayaran), dan bank penyalur di Sumatera
Selatan dengan moderator Regina Valeria Putri.
Topik dalam webinar ini membahas mengenai
tahapan penyaluran bantuan sosial non tunai dan
rencana implementasi bantuan sosial digital di masa
mendatang. Adapun peserta yang turut hadir yakni
Keluarga Penerima Manfaat (KPM), Koordinator
Teknis, Dinas Sosial Provinsi/Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Selatan, Bank Penyalur bantuan,
mahasiswa, dan masyarakat umum.
3. Webinar Akselerasi Sistem Pembayaran Menuju
Smart City dengan mengundang Bank
Indonesia (Departemen Penyelenggara Sistem
Pembayaran), P T Jaklingko Indonesia, P T Telkom
Indonesia (Smart City Nusantara) dengan
moderator Senandung Nacita. Adapun topik yang
dibahas dalam webinar ini yakni tahapan
penerapan non tunai menuju implementasi smart
city. Peserta dalam webinar ini terdiri dari Dinas
Perhubungan Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumatera
Selatan, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang
Provinsi/Kabupaten/Kota di Sumatera Selatan,
operator transportasi, dan mahasiswa.

Melalui kegiatan D i g i t a l K i to G a l o 2021, akselerasi


elektronifikasi di Provinsi Sumatera Selatan diharapkan
dapat terwujud seiring dengan koordinasi dan sinergi
antar stakeholders yang semakin erat. Dengan
demikian, ekosistem ekonomi dan keuangan digital
di Provinsi Sumatera Selatan dapat tercipta dan
memberi dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi.
Kegiatan serupa akan kembali diselenggarakan oleh
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera
Selatan di tahun 2022 dengan tema dan topik terkait
elektronifikasi yang lebih menarik dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 6
1
BA B VI

PERKEMBANGAN
KETENAGAKERJAAN
DAN KESEJAHTERAAN
DAERAH

Pada triwulan IV 2021 kondisi kesejahteraan di


Provinsi Sumatera Selatan menunjukkan perbaikan.

 Kondisi kesejahteraan petani menunjukkan perbaikan


yang tercermin pada peningkatan Nilai Tukar Petani
(NTP) dibandingkan triwulan III 2021 maupun triwulan
IV 2020. Sementara itu, Survei Konsumen menyatakan
masyarakat Sumatera Selatan optimis bahwa
penghasilan mereka ke depan akan relatif lebih baik
seiring dengan meredanya penyebaran pandemi
COVID-19 pada triwulan laporan.

 Sejalan dengan hal tersebut, kesejahteraan hidup


masya rakat S u m at e ra S e l a t a n j u g a m e n g a l a m i
peningkatan. Angka kemiskinan Sumatera Selatan pada
September 2021 sebesar 12,79% dari total
penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah tersebut
cenderung menurun dib a nd ingkan d e ng a n Maret
2021 dan September 2020 yang masing-masing
tercatat sebesar 12,84% dan 12,98%.

 Kualitas hidup masyarakat Sumatera Selatan juga


menunjukkan perbaikan. Indeks Pembangunan
Manusia Sumatera Selatan meningkat dari 70,01
tahun 202 0 menjadi menjadi 70,24 tahun 2021.
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

6.1 KONDISI K E T E N A G A K E R J A A N
Pada triwulan IV 2021, kesejahteraan petani di Sumatera Grafik 6 2 Perkembangan NTP dan Inflasi Perdesaan Sumatera Selatan
Selatan membaik. Hal ini terkonfirmasi melalui Nilai Tukar Petani
120 NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN 160
(N T P) Sumatera Selatan pada triwulan IV 2021 yang tercatat 140
100
sebesar 113,15, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya 120
80
dan triwulan IV 2020 yang masing-masing tercatat sebesar 100
60 80
112,07 dan 101,83. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat
4
kemampuan/daya beli petani semakin kuat dimana nilai tukar 0
60 40
0
produk yang dihasilkan petani semakin mampu memenuhi 2 20
0 0
kebutuhan rumah tangga petani, baik untuk konsumsi rumah I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
tangga maupun untuk biaya produksi pertanian. NTP dapat 2018 2019 2020 2021

menjadi salah satu indikator tingkat kesejahteraan masyarakat NILAI TUKAR PETANI IHK PEDESAAN

Sumatera Selatan di wilayah pedesaan dikarenakan mata SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

pencarian masyarakat perdesaan yang terkonsentrasi pada


padi. Sejalan dengan itu, N T P subsektor peternakan ( N T P T )
lapangan usaha pertanian.
menurun sebesar -0,36% (yoy) seiring dengan masih
Peningkatan N T P pada triwulan IV 2021 terutama didorong tertahannya harga komoditas hasil ternak (unggas).
oleh peningkatan nilai tukar petani s u bs ektor tanaman
Secara umum, tingkat pendapatan yang diterima petani
perkebunan dan su bs ekt or perikanan. Nilai tukar petani
S u m at era S e l at a n p a d a triwulan I V 2021 le b ih t i n g g i
subsektor tanaman perkebunan rakyat (NT PR ) pada triwulan IV
diba nding kan kenaikan biaya y a n g dibayarkan petani.
2021 tercatat meningkat sebesar 16,02% (yoy) menjadi
Penerimaan petani dicerminkan oleh indeks yang diterima petani
sebesar 122,09 dari sebelumnya 105,23 pada triwulan IV
(It) yang tercatat sebesar 122,78 pada triwulan IV 2021, atau
2020. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, N T P R
meningkat 13,65% (yoy) dibandingkan dengan triwulan III 2020.
Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 0,96% (qtq).
S ej ala n de nga n itu, jika dibandingkan de nga n triwulan
Kenaikan ini sejalan dengan harga komoditas minyak sawit
sebelumnya, indeks yang diterima petani mengalami
dunia yang terapresiasi sebesar 52,11% (yoy) dan 18,13% (qtq).
peningkatan sebesar 1,97% (qtq). Sementara itu, secara tahunan
Sementara itu, nilai tukar petani subsektor perikanan pada
indeks harga yang dibayar petani (Ib) juga mengalami sedikit
triwulan IV 2021 tercatat sebesar 101,57, meningkat
peningkatan dari 106,09 pada triwulan IV 2020 menjadi 108,51
dibandingkan triwulan sebelumnya dan triwulan IV 2020
pada triwulan IV 2021.
yang masing-masing tercatat sebesar 99,54 dan 98,61.
Berdasarkan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, pada
Di sisi lain, N T P subsektor tanaman pangan Sumatera
triwulan IV 2021, mayoritas responden menyatakan bahwa
Selatan pada triwulan I V 2021 mengalami penurunan
tingkat pendapatan/penghasilan saat ini relatif sama serta
dibanding triwulan IV 2020. Nilai NT P subsektor tanaman
cenderung menurun dibandingkan dengan pendapatan/
pangan ( N T P P) pada triwulan IV 2021 menurun sebesar -
penghasilan 6 bulan sebelumnya. Sebanyak 41,33% responden
2,55% (yoy). Hal ini disebabkan oleh penurunan produksi padi
menyatakan bahwa penghasilan mereka sama dibandingkan
di Sumatera Selatan dari sebelumnya sebanyak 374,76 ribu
dengan kondisi 6 bulan sebelumnya. Selanjutnya, sejumlah
ton gabah kering giling ( G KG ) di triwulan IV 2020 menjadi
30,89% responden menyatakan bahwa penghasilan mereka
sebanyak 274,45 ribu ton G K G di triwulan IV 2021. Hal ini
pada triwulan laporan relatif menurun dibandingkan dengan
disebabkan oleh curah hujan yang tinggi pada akhir tahun 2021
kondisi 6 bulan sebelumnya, sedangkan responden lainnya
sehingga berdampak pada produktivitas
sebanyak

Grafik 6 1 Indeks Harga yang Diterima, Indeks Harga yang


dibayar dan Nilai Tukar Petani Grafik 6 3 Nilai Tukar Petani Per Subsektor
160 INDEKS HARGA 120 140 N T P S U B SEKTO R NTP 120
140 1 0
100 2 100
120
1 0
100 80 80
0
80 80
60 60 60
60
40 4
40 40
20 0
20 20 20

0 0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

INDEKS HARGA YANG DITERIMA INDEKS HARGA YANG DIBAYAR NILAI TUKAR PETANI NT PP NTH HORTI NT PR NTH PETERNAK N TN P NILAI TUKAR PETANI

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH
Laporan Perekonomian
64 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

Tabel 6. 1. Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu Triwulan IV 2021
Penghasilan Saat Ini Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Okt 72 112 300

Nov 116 79 300

Des 94 87 300

Jumlah 278 900


127
Persentase 30,89% 100,00%
84
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
129

250 372

27,78%

41,33%

Tabel 6. 2. Penghasilan Konsumen Terhadap Penghasilan 6 Bulan YAD Triwulan IV 2021


Perkiraan Penghasilan 6 Bulan Mendatang Dibandingkan Saat Ini (Jml Responden)
BULAN
LEBIH BAIK SAMA LEBIH BURUK JUMLAH
Okt 117 29 300

Nov 154 20 300

Des 126 28 300

Jumlah 77 90 0
154
Persentase 8,56% 100,00%
110 162
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
353 470

39,22%

52,22%

27,78% menyatakan bahwa penghasilan saat ini lebih baik itu, jumlah penduduk miskin di daerah pedesaan meningkat pada
d i b a n d i n g k a n d e n g a n ko n d i s i 6 b u l a n s e b e l u m n y a . September 2021 menjadi 723,23 ribu orang, dimana posisi
Maret 2021 adalah sebanyak 711,51 ribu orang dan posisi
Selanjutnya, berdasarkan hasil survei, masyarakat Sumatera September 2020 sebanyak 715,22 ribu orang.
Selatan optimis bahwa penghasilan mereka ke depan akan
relatif lebih baik seiring dengan meredanya penyebaran Pemerintah Daerah terus melakukan beragam upaya untuk
pandemi COVID-19. Sejumlah 39,22% responden berpendapat menekan tingkat kemiskinan Sumatera Selatan. Strategi yang
bahwa penghasilan 6 bulan yang akan datang akan lebih baik dilakukan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan
dibandingkan saat ini. Sementara itu, 52,22% responden Sumatera Selatan adalah dengan mengurangi beban masyarakat
menyatakan bahwa penghasilan kedepan akan sama atau miskin melalui bantuan pemenuhan kebutuhan pangan, bantuan
stabil dibandingkan saat ini. Responden lainnya sebanyak tunai bersyarat, bantuan pendidikan, serta bantuan
8,56% memperkirakan penghasilan 6 bulan yang akan kesehatan. Selain itu, Pemerintah Daerah juga berupaya untuk
datang akan menurun. mendorong peningkatan dari sisi pendapatan masyarakat melalui
peningkatan akses permodalan, peningkatan kualitas
produk dan akses pemasaran, pengembangan keterampilan
6.2 PERKEMBANGAN TINGKAT
dan layanan usaha, pengembangan kewirausahaan, serta
KEMISKINAN Jumlah penduduk miskin di Sumatera pemanfaatan dana desa. Pemerintah Daerah juga mendorong
Selatan pada triwulan laporan mengalami penurunan. gerakan Sumsel Mandiri Pangan antara lain melalui pemberian
Jumlah penduduk miskin di Provinsi Sumatera Selatan pada media tanam serta bibit ikan kepada keluarga yang terdaftar di
September 2021 sebanyak 1,12 juta orang atau 12,79% dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DT K S ) .
total penduduk Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah penduduk
miskin pada September 2021 menurun dibandingkan dengan Grafik 6 4 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Selatan
jumlah penduduk miskin pada Maret 2021
yang tercatat sebanyak 12,84% dari total penduduk Provinsi
Sumatera Selatan. Tingkat kemiskinan Sumatera Selatan pada Jumlah 2021 tercatat sebanyak 393,38 ribu orang,
September 2021 juga tercatat lebih rendah dibanding September penduduk miskin menurun dibandingkan
2020 yang tercatat sebesar 12,98%. di daerah
perkotaan pada
Pe nu r u n a n t i n g k a t ke m i s k i n a n d i S u m at e r a S e l a t a n September
bersumber dari penurunan tingkat kemiskinan di perkotaan.
1.130 R P/KA P I T A / B U L AN 1.120 13 MAR SEP MAR S EP

1.110 1.100 1.090 1.080 1.070 1.060 1.050 2018 2019 2020 2021
12,4
1.040 1
SEP MAR SE P 2,00 MAR SE P
2016 2017 MAR SEP

posisi Maret 2021 yang sebanyak 402,25 ribu orang. Jumlah JUMLAH PENDUDUK MISKIN (RIBU ORANG) PANGSA PENDUDUK MISKIN (PERSEN) - SISI KANAN

tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan posisi


SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

September 2020 yang sebanyak 404,43 ribu orang. Sementara

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 65
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

Komitmen Pemerintah Daerah dalam mengentaskan kemiskinan kesenjangan ekonomi antar penduduk di Sumatera Selatan.
Sumatera Selatan tercermin melalui arah kebijakan Rasio gini Sumatera Selatan lebih rendah dari rasio gini nasional
pembangunan Provinsi Sumatera Selatan, dimana yang tercatat sebesar 0,381. Apabila dibandingkan dengan
pembangunan ekonomi inklusif dan berkelanjutan menjadi provinsi lainnya, Sumatera Selatan menduduki peringkat 19
tema utama di tahun 2022. Terdapat lima prioritas dengan koefisien gini terendah di Indonesia.
pembangunan daerah Sumatera Selatan di tahun 2022, yakni (1)
percepatan penurunan tingkat kemiskinan dan stunting, (2) Berdasarkan daerah tempat tinggal, indeks rasio gini
pembangunan ekonomi kerakyatan melalui peningkatan perkotaan pada September 2021 tercatat sebesar 0,363,
produktivitas pertanian, investasi, industri, perdagangan, lebih tinggi dibanding periode Maret 2021 yang sebesar 0,360.
UMKM dan pariwisata, (3) pengembangan kualitas sumber daya Sementara itu, di daerah perdesaan, indeks rasio gini tercatat
manusia madani dan berprestasi, (4 ) pemerataan sedikit menurun dari 0,315 pada Maret 2021 menjadi 0,314
pembangunan melalui peningkatan infrastruktur dasar dan pada September 2021. Penurunan rasio gini ini disebabkan
konektivitas, pelestarian lingkungan dan penanggulangan oleh semakin besarnya distribusi pendapatan pada kelompok
bencana, serta (5) optimalisasi reformasi birokrasi dan penduduk 40 % penduduk pengeluaran rendah di Sumatera
stabilitas keamanan. Selatan yaitu sebesar 19,60% pada periode September 2021
7
yang menunjukkan ketimpangan rendah , meningkat dari
6.3 KETIMPANGAN PE N G E LUA R A N periode Maret 2021 yang sebesar 19,22%.
PENDUDUK
Secara spasial, baik di perkotaan maupun di perdesaan, distribusi
Sejalan dengan tingkat kemiskinan yang terkoreksi, kondisi pendapatan pada kelompok penduduk 4 0 % berpengeluaran
ketimpangan pendapatan di Sumatera Selatan menunjukkan rendah meningkat. Pada September 2021, distribusi pendapatan
perbaikan. Tingkat ketimpangan di Sumatera Selatan pada kelompok 4 0 % berpengeluaran rendah di perkotaan tercatat
periode September 2021 menunjukkan sedikit penurunan. Hal ini sebesar 18,25%, meningkat dibanding periode Maret 2021
tercermin dari indeks rasio gini yang tercatat sebesar 0,340, yang tercatat sebesar 17,84%. Sejalan dengan itu, distribusi
sedikit menurun dibanding periode Maret 2021 yang sebesar kelompok tersebut di perdesaan juga meningkat dari 20,61%
0,341. Kondisi ini menggambarkan terjadinya sedikit pada Maret 2021 menjadi 20,85% pada periode September 2021.
penurunan
Grafik 6 6 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk
Grafik 6 5 Perkembangan Gini Ratio Sumatera Selatan dan Nasional

0,400 INDEKS 100%


0,390
0,380
0,370
0,360
0,350 50%
0,340
0,330
0,320
0,310
0,300 0%
JUN-19 SEP-19 DES-19 MAR-20 JUN-20 SEP-20 DES-20 MAR-21 JUN-21 SEP-21 SEP’18 MAR’19 SEP’19 MAR’20 SEP’20 MAR’21 SEP’21

4 % G UA A DAH 4 % G UA A M GAH 2 % G UA A I GGI


INDONESIA SUMSEL N N N
0 BERPEN E L R REN 0 BERPEN E L R ENEN 0 BERPEN E L R TN

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Grafik 6 7 Distribusi Pendapatan Per Kapita Grafik 6 8 Distribusi Pendapatan Per Kapita Penduduk Perdesaan
Penduduk Perkotaan
100%
100%

50%
50%

0%
0%
SEP’20 MAR’21 SEP’21 SEP’20 MAR’21 SEP’21

40% BERPENGELUARAN RENDAH 40% BERPENGELUARAN MENENGAH 20% BERPENGELUARAN TINGGI 40% BERPENGELUARAN RENDAH 40% BERPENGELUARAN MENENGAH 20% BERPENGELUARAN TINGGI

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

7. Berdasarkan ukuran ketimpangan Bank Dunia, tingkat ketimpangan dalam kategori rendah apabila di
atas 17%
Laporan Perekonomian
66 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab VI
Perkembangan Ketenagakerjaan
dan Kesejahteraan Daerah

6.4 KONDISI PEMBANGUNAN MANUSIA


DI S U M ATE R A S E L ATA N
In d eks Pembangunan Manusia ( I P M ) Sumatera Selatan
tercatat meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. IPM
Sumatera Selatan tahun 2021 sebesar 70, 24 , lebih tinggi
dibanding tahun sebelumnya yang tercatat 70,01. IPM Sumatera
Selatan tercatat berada sedikit di bawah IPM Nasional yang
sebesar 72.29 pada tahun 2021. Peningkatan IPM Sumatera
Selatan bersumber dari peningkatan seluruh dimensi pembentuk
IPM, baik kualitas kesehatan, pendidikan, maupun pengeluaran
per kapita yang disesuaikan.

Dimensi Umur Harapan Hidup (UHH) tercatat 69,98 pada tahun


2021, meningkat dibanding tahun 2020 yang tercatat 69,88.
Selanjutnya, dimensi pengetahuan yang dibentuk dari dua
indikator yaitu Harapan Lama Sekolah (H L S ) dan Rata-rata Lama
Sekolah ( R L S ) juga menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2021,
anak-anak usia 7 tahun memiliki harapan dapat menikmati
pendidikan selama 12,54 tahun atau setara dengan lamanya
waktu pendidikan hingga setingkat Diploma I. Sejalan dengan itu,
dimensi standar hidup layak yang direpresentasikan oleh
pengeluaran per kapita juga menunjukkan peningkatan sebesar
0,09%.

Grafik 6 9 Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia

73 INDEKS

72
71
70
69
68
67
66
65
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

NASIONAL SUMSEL

SUMBER: BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN, DIOLAH

Tabel 6 3 Indeks Pembangunan Manusia Sumatera Selatan Menurut Dimensi

DIMENSI 2018 2019 2020 2021

Dimensi Umur Panjang dan Hidup Sehat

Umur Harapan Hidup (Tahun) 69,41 69,65 69,88 69,98

Dimensi Pengetahuan

Harapan Lama Sekolah (Tahun) 12,36 12,39 12,45 12,54

Rata-rata Lama Sekolah (Tahun) 8 8,18 8,24 8,3

Dimensi Standar Hidup Layak

Pengeluaran Per Kapita (Rp 10.652 10.937 10.652 10.662


Juta/Tahun)
SUMBER: BPS SUMATERA SELATAN
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 67
BA B VII

PROSPEK
PERTUMBUHAN
EKONOMI DAN
INFLASI DAERAH

Pemulihan ekonomi Provinsi Sumatera Selatan


diperkirakan akan berlanjut hingga keseluruhan
tahun 2022 yang didukung oleh inflasi yang tetap
terjaga pada kisaran target.

 Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan pada tahun


2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya mengikuti perbaikan ekonomi
global dan nasional di tengah proses vaksinasi yang
terus didorong dalam pembentukan herd immunity.
Pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan didukung oleh
perbaikan pada seluruh komponen terutama
konsumsi, investasi dan ekspor, serta membaiknya
kinerja LU utama.

 Peningkatan pertumbuhan ekonomi Sumatera Selatan


tersebut akan berdampak pada tekanan inflasi pada
tahun 2021. Meski demikian, tekanan inflasi Sumatera
Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan
masih terkendali dan tetap berada dalam kisaran
target inflasi nasional sebesar 3,0±1% (yoy).
Bab VII
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
dan Inflasi Daerah

7.1 PROSPE K PERTUMBUHAN EKONOMI KESELURUHAN TAHUN 2021 DAN TAHUN 2022
Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2022 diperkirakan pada tahun 2022 (Tabel 7.2). Hal ini didorong oleh peningkatan
tumbuh p os itif meskipun den g an kecenderung an lebih volume perdagangan baik dari negara maju maupun
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan World berkembang. Peningkatan perdagangan terjadi pada
Economic Outlook yang dirilis oleh International Monetary Fund komoditas perkebunan seiring pulihnya aktivitas manufaktur
(IMF) pada bulan Januari 2022, perekonomian global tahun 2022 dunia. Di sisi lain, sektor perdagangan jasa yang meliputi
diperkirakan akan tumbuh sesuai perkiraan yaitu sebesar 4,4% pariwisata diperkirakan akan pulih lebih lambat dari proyeksi
(Tabel 7.1). Pemulihan ekonomi global diperkirakan berlanjut sebelumnya sebagai dampak penyebaran varian Omicron
didukung oleh percepatan vaksinasi yang lebih merata serta yang berpotensi menyebabkan pengetatan mobilitas melalui
berlanjutnya ekspansi kebijakan fiskal. Pertumbuhan ekonomi kebijakan P PK M (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan
terutama ditopang oleh pemulihan ekonomi di beberapa negara Masyarakat).
seperti Amerika Serikat (A S ), Kawasan Eropa, dan Tiongkok.
Perbaikan ekonomi di negara Jepang dan India juga diperkirakan S ejalan d e n g a n kon d is i glob al, momentum p e rb a ikan
terus berlangsung ditopang kebijakan moneter dan fiskal yang ekonomi nasional diperkirakan berlanjut pada tahun 2022.
tetap akomodatif. Pemulihan ekonomi yang berlanjut Perkembangan perekonomian domestik dipengaruhi oleh kinerja
dikonfirmasi oleh kinerja sejumlah indikator pada Februari ekspor yang tetap kuat, perbaikan konsumsi rumah tangga dan
2022 antara lain Purchasing Managers' Index (PMI), investasi yang terus berlanjut. Kinerja positif juga terjadi pada
keyakinan konsumen, dan penjualan ritel yang tetap kuat, di seluruh lapangan usaha yang menjadi penopang pertumbuhan
tengah kenaikan penyebaran kasus Covid-19 varian Omicron. ekonomi. Sejumlah indikator ekonomi hingga Februari 2022
Namun demikian, perekonomian global masih menghadapi tercatat tetap baik, antara lain penjualan eceran, ekspektasi
ketidakpastian pasar keuangan yang meningkat sejalan konsumen, dan PMI Manufaktur, di tengah perbaikan mobilitas
dengan rencana percepatan kebijakan normalisasi negara masyarakat ya ng melandai. D e n g a n perkembangan itu,
maju sebagai respons peningkatan tekanan inflasi akibat perekonomian domestik diperkirakan tumbuh lebih tinggi
gangguan rantai pasok dan kuatnya permintaan, kenaikan menjadi 4,7-5,5% pada 2022, didukung oleh percepatan
penyebaran COV I D -1 9 varian O m i c ro n , serta vaksinasi, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, dan
meningkatnya tensi geopolitik. Hal tersebut berpotensi berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, Pemerintah,
mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai dan otoritas terkait lainnya. Bank Indonesia menyebutkan ada
tukar negara berkembang, termasuk Indonesia. tiga kunci dalam menyambut peradaban baru (new civilization)
ke depan yaitu, kerja sama dalam kesehatan melalui bantuan
Volume p erd ag an g an (world t rad e volume) dan harga bagi negara yang belum optimal dalam melakukan vaksinasi,
ko m o d i t a s du nia me nu n juk kan t re n p e r b a i k a n y a n g mengatasi masalah terkait normalisasi negara maju dalam
mendorong kinerja eks p or negara berkembang. Volume rangka pemulihan yang lebih merata, serta mendorong
perdagangan internasional diperkirakan tumbuh sebesar 4,4% pencapaian pertumbuhan yang lebih kuat dengan mengatasi isu
masa depan yang sudah dimulai
Tabel 7 1. Global Economic Outlook yaitu produktivitas, digitalisasi dan lingkungan.
Proyeksi Okt 2021 Mem pert im bang kan kon dis i perekonomian glob al dan
WILAYAH 2019 2020 2021
2022* 2023* nasional serta berbagai indikator dini, pertumbuhan ekonomi
World 2,8 -3,3 5,9 4,4 3,8 Sumatera Selatan pada keseluruhan tahun 2022 diperkirakan
US 2,2 -3,5 5,6 4,0 2,6 lebih t in ggi dibandingkan dengan tahun 2021. Perbaikan

Euro Area 1,3 -6,6 5,2 3,9 2,5 aktivitas perekonomian global mendorong peningkatan kinerja
Japan 0,3 -4,8 1,6 3,3 1,8 perekonomian Sumatera Selatan baik dari sisi permintaan
China 5,8 2,3 8,1 4,8 5,2 maupun lapangan usaha. Percepatan dan perluasan program

India 4,7 -8,0 9,0 9,0


vaksinasi juga menumbuhkan optimisme para pelaku usaha
7,1 dan mendorong kinerja di beberapa sektor. Pertumbuhan
SUMBER: WEO, IMF, *) ESTIMASI ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2021 diproyeksikan
Tabel 7 2. Volume Perdagangan Internasional tumbuh pada kisaran
3,56% - 5,16% (yoy) yang didukung oleh perbaikan pada seluruh
2019 2020
2021 2022*
komponen terutama konsumsi, investasi dan ekspor, serta
2023* membaiknya kinerja lapangan usaha ( L U ) antara lain L U
Volume Perdagangan Internasional 0,9 -8,2
pertambangan dan penggalian, LU industri pengolahan, LU
9,3 6,0 4,9
Negara Maju 1,4 -9,0 8,3 6,2 4,6 pertanian, kehutanan dan perikanan, serta LU perdagangan besar
Negara Berkembang 0,8 -6,7 11,1 5,7 5,4 dan eceran.
SUMBER: WEO, IMF, *) ESTIMASI
Laporan Perekonomian
70 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Bab VII
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
dan Inflasi Daerah

Konsumsi masyarakat diperkirakan mengalami perbaikan akan mendorong kebutuhan impor seperti impor bahan
bertahap pada tahun 2022. Konsumsi masyarakat yang terus baku/penolong. Selain itu, masifnya rencana investasi di
menguat menjadi sinyal pemulihan ekonomi Sumatera Selatan. Sumatera Selatan juga mendorong kebutuhan impor barang
Beberapa faktor yang mendukung perbaikan konsumsi ke depan modal untuk pembangunan.
antara lain pemberian bantuan sosial untuk menjaga daya beli
masyarakat serta pemberian stimulus berupa relaksasi PPnBM Selanjutnya, secara sektoral, prospek pertumbuhan
untuk pembelian kendaraan bermotor baru. Selain itu, ekonomi Sumatera Selatan pada tahun 2022 diperkirakan
perbaikan konsumsi rumah tangga juga didorong oleh meningkat yang didukung oleh perbaikan LU utama
peningkatan mobilitas masyarakat seiring dengan percepatan Sumatera Selatan. L U p er t a m b a n g a n dan p e n g g a l i a n
dan perluasan program vaksinasi di tengah penurunan kasus dip e r kiraka n akan meningkat secara bertahap seiring
harian COVI D -1 9 yang berpotensi mempercepat pemulihan aktivitas i n d u s t r i d a n u s a h a . O pti m is m e
pembentukan herd immunity. Momentum pemulihan perbaikan kinerja LU pertambangan dan penggalian
ekonomi yang berlanjut juga diperkirakan sejalan dengan didorong oleh kebutuhan energi yang meningkat memasuki
perbaikan pendapatan masyarakat yang dapat meningkatkan musim dingin serta kenaikan target produksi batubara oleh
daya beli. pemerintah pusat. Selain faktor tersebut, peningkatan aktivitas
industri di Tiongkok, adanya pembatasan impor batubara dari
S eirin g den ga n optimisme perbaikan ting kat konsumsi Australia ke Tiongkok, serta krisis batubara di beberapa negara
masyarakat, konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mitra juga mendorong optimisme perbaikan LU pertambangan
mengalami a ks ele ras i untuk keseluruh an tahun 2022. dan penggalian. Dari sisi domestik, peningkatan juga terjadi
Akselerasi konsumsi pemerintah didorong oleh optimisme sejalan dengan meningkatnya aktivitas pertambangan dan
Pemerintah Daerah untuk meningkatkan target penerimaan, penggalian di Sumatera Selatan yang ditandai dengan mulai
seperti pajak bumi dan bangunan, kendaraan bermotor, serta beroperasinya pengeboran geothermal yang dilakukan oleh
pajak terkait usaha perhotelan dan restoran. Peningkatan korporasi dan pembangunan kilang L P G di kawasan Jambi
target penerimaan akan mendorong peningkatan rencana Merang di Kabupaten Musi Banyuasin.
belanja, salah satunya belanja modal. Selanjutnya, tidak adanya
realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan COVID- K i n e r j a L U i n d u s t r i p e n g o l a h a n d i p r o y e k s i k a n a kan
19 diperkirakan akan mendorong akselerasi realisasi belanja m e n i n g k at p a d a tahun 2 0 2 2 d a n men jad i p e n o p a n g
pemerintah. perekonomian Sumatera Selatan. Pertumbuhan LU industri
pengolahan terutama didorong oleh subsektor industri kertas
Pemulihan ekonomi Sumatera Selatan diperkirakan juga dan barang dari kertas, industri karet dan barang dari karet,
disumbang oleh kinerja investasi yang mengalami perbaikan serta industri makanan dan minuman. Penerapan kebiasaan gaya
jika dibandingkan dengan tahun 2021. Akselerasi investasi hidup higienis di masa pandemi COVID-19 akan mendorong
didorong oleh berlanjutnya proyek infrastruktur nasional dan permintaan global terhadap produk seperti kertas tisu, masker,
daerah antara lain Jalan Tol Trans Sumatera ( J T T S ) , Kawasan dan kemasan untuk kebutuhan pengiriman logistik. Kondisi ini
Industri Tanjung Enim, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga akan mendorong kinerja dari industri kertas dan barang dari
Uap ( P LT U ) Sumsel 8 di Muara Enim, pembangunan Pelabuhan kertas. Industri karet dan barang dari karet juga diperkirakan
Tanjung Carat, serta pembangunan konstruksi jalan, rel dan meningkat seiring dengan peningkatan produksi crumb rubber
jembatan di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Selain itu, akselerasi serta peningkatan ekspor barang dari karet dan plastik.
implementasi Undang-Undang Cipta Kerja juga mendorong iklim Selanjutnya, mulai berlangsungnya event berskala besar serta
investasi. Pemulihan ekonomi global juga mendorong pelaku kegiatan MICE (Meetings, Incentives, Conferences and
usaha untuk meningkatkan kapasitas produksinya seperti pada Exhibitions) mendorong peningkatan laju pertumbuhan
sektor pertambangan, ketenagalistrikan, dan industri kertas. kinerja industri makan dan minum di Sumatera Selatan.

Optimisme pemulihan ekonomi global dan peningkatan LU pertanian, kehutanan, dan perikanan juga diperkirakan
volume perdagangan dunia memberikan dampak positif akan meningkat seiring dengan perbaikan harga komoditas
pada kinerja ekspor Sumatera Selatan. Perbaikan ekonomi ke l a p a s awit d an ka ret . Harga komoditas kelapa sawit
yang terjadi pada mitra dagang Sumatera Selatan seperti diperkirakan akan terus membaik karena berlanjutnya
Amerika Serikat, Tiongkok, dan Jepang mendorong implementasi kebijakan B 30 dan permintaan pasar yang masih
peningkatan permintaan komoditas ekspor utama seperti tinggi. Harga komoditas karet juga ikut meningkat seiring dengan
batubara, kertas dan barang kertas, karet, dan kelapa sawit. membaiknya h a rg a di ti n g kat petani s e b ag a i dampak
Berdasarkan hasil liaison Bank Indonesia pada triwulan I 2022 implementasi penjualan langsung melalui Unit Pengolahan dan
ekspor kembali mencatatkan ang ka likert s ca l e ( L S ) positif Pemasaran Bokar (U PPB ) dan pemulihan aktivitas manufaktur
sebesar 1,00; meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya global. Selain itu masuknya musim panen beberapa komoditas
yang tercatat 0,33. Pemulihan
aktivitas industri di Sumatera Selatan dan peningkatan ekspor
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 7
1
Bab VII
Prospek Pertumbuhan Ekonomi
dan Inflasi Daerah

pangan juga ikut mendorong peningkatan produksi tanaman pelanggan nonsubsidi. Sementara itu, pemberian bansos oleh
perkebunan tahunan, tanaman hortikultura, dan tanaman bahan pemerintah dalam rangka menjaga daya beli masyarakat,
pangan lainnya. peningkatan investasi dan proyek infrastruktur strategis di
Sumatera Selatan, serta normalisasi permintaan masyarakat
Pemulihan kinerja LU perdagangan besar, eceran, reparasi menjadi faktor pendorong inflasi pada kelompok inti (core
mobil, dan motor seiring dengan peningkatan permintaan inflation). Koordinasi yang solid antar instansi yang tergabung
domestik. Pemulihan aktivitas ekonomi mendorong perbaikan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (T P ID) dan Satgas
penghasilan masyarakat baik di sektor formal maupun informal. Pangan diharapkan dapat menjaga perkembangan inflasi di
Adaptasi kebiasaan baru juga terjadi pada proses bisnis Sumatera Selatan. Secara keseluruhan, inflasi pada tahun 2022
perdagangan yang mendukung proses pemulihan kinerja sektor diperkirakan
perdagangan. Transaksi perdagangan online dan transaksi digital berada pada kisaran 3,0% ± 1%.
lainnya menjadi upaya dalam mendorong pemulihan sektor
perdagangan.

Namun, perekonomian Sumatera Selatan pada tahun 2022


dihadapkan pada faktor risiko yang dapat menyebabkan
pertumbuhan ekonomi lebih rendah dari proyeksi. Pandemi
COVID -19 menjadi kendala utama dalam pemulihan ekonomi
global dan domestik. Kebijakan pembatasan mobilitas yang
ditempuh oleh pemerintah untuk mengatasi kenaikan kasus
varian baru COVID-19 dapat menahan tingkat konsumsi
masyarakat dan laju pertumbuhan beberapa sektor
industri. S e la in itu, perkembangan pandemi COVID-19 yang
belum mereda menahan pemulihan sektor pariwisata dan
kedatangan wisatawan mancanegara. Percepatan dan
perluasan program vaksinasi di Sumatera Selatan juga perlu
diperhatikan untuk mempercepat pemulihan ekonomi. Di sisi
pembiayaan, penyaluran kredit yang belum maksimal ke
sektor produktif dapat memengaruhi perkembangan
investasi baik di sisi pelaku usaha maupun pembangunan
infrastruktur.

7.2 P R O S P E K INFL A S I KESELU RUH AN


TAHUN 2022
Pada tahun 2022, inflasi Sumatera Selatan diperkirakan lebih
tinggi dibandingkan dengan 2021, sejalan dengan pemulihan
perekonomian. Perbaikan perekonomian akan meningkatkan
daya beli masyarakat seiring dengan peningkatan pendapatan
sebagai dampak peningkatan aktivitas ekonomi. Inflasi 2022
diperkirakan meningkat pada seluruh kelompok yakni volatile
food, administered price, dan core inflation. Di sisi volatile
food, peningkatan inflasi didorong oleh meningkatnya
permintaan masyarakat seiring dengan meningkatnya mobilitas
masyarakat serta terdapat anomali cuaca yang dapat
mengganggu produksi beberapa komoditas pangan. Namun,
peningkatan inflasi pada volatile food dapat tertahan oleh
munculnya varian baru COVID-19 serta pemberlakuan kebijakan
PPK M level 3 pada awal tahun. Selanjutnya di sisi administered
price, peningkatan inflasi didorong oleh peningkatan tarif
transportasi seiring dengan membaiknya mobilitas masyarakat,
peningkatan harga bahan bakar rumah tangga seiring dengan
penyesuaian skema subsidi, peningkatan harga rokok seiring
dengan kenaikan tarif cukai rokok pada tahun 2022, serta
normalisasi tarif dasar listrik untuk golongan
Laporan Perekonomian
72 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
LAMPIRAN
Lampiran

A.Tabel Inflasi Bulanan Provinsi Sumatera Selatan


Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN / Pakaian Air, Listrik, Gas P e m e l i h a r a a n Kesehatan Transportasi Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Olahraga, & Pendidikan
BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Ru t in R u m a h & Ja sa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Palembang (mtm%)
2020 1 0,62 1,96 (0, 00) 0,33 0,17 0,19 (0,81) - 0,41 - 0,27 0,48
2 0,26 0,78 0, 08 (0,65) 0,06 0,09 (0,13) 0,01 (0,04) (0,00) 0,01 0,27
3 0,04 0,09 - 0,77 0,10 0,02 (0,69) 0,01 - - 0,09 1,06
4 (0,12) (0,37) - - 0,24 0, 08 (0,06) (1,30) - - 0,14 0,68
5 0,13 (0,66) 0,86 (0,09) 0,04 0,12 0,15 2,20 1,10 - 1,08 0,84
6 0,19 0,61 0,01 (0,02) 0,02 0,05 0,02 - - - 0,22 (0,12)
7 (0,28) (1,66) 0,01 - 0,25 0,28 0,51 - (0,04) 1,01 0,49 0,62
8 (0,35) (1,63) 0,14 0,03 0,03 0, 04 (0,02) - 0,28 - 0,04 1,79
9 (0,05) (0,34) 0,04 - 0,23 0,27 - - - - (0,01) 0,56
10 0,16 0,68 0,01 0,12 (0,10) 0,03 (0,57) - - - - 0,16
11 0,31 1,01 (0,01) 0,01 0,01 0,01 - - - - - 0,15
12 0,58 1,91 0,01 - (0,02) (0,07) 0,50 0,01 0,01 - 0,09 (0,60)
2021 1 0,43 1,20 0,01 0,36 (0,06) 0,02 (0,17) - - 0,39 - 0,14
2 (0,08) (0,57) - 0,39 0,11 0,02 0,03 - 0,72 - 0,02 (0,04)
3 0,17 0,27 0,03 0,48 0,09 0,58 - - - - - (0,35)
4 0,33 1,05 0,34 0,05 0,22 - (0,12) - 0,01 - - (0,09)
5 (0,02) (0,25) 0,05 0,07 0,34 0,02 0,12 - 0,23 - - 0,17
6 (0,01) (0,52) 0,35 0,12 0,15 (0,37) - 0,88 0,64 0,24 1,04
7 (0,06) (0,58) 0,11 0,18 0,18 0,02 (0,04) 0,18 0,97 0,44 0,06
8 (0,04) (0,16) 0,22 (0,06) 0,21 - - - 0,05 - 0, 08 (0,20)
9 0,05 (0,15) 0,01 0,02 0,25 0,03 0,10 - 0,46 - - (0,21)

0,02 0,35
10 0,07 0,05 0,09 0,16 0,11 0,03 0,15 0,05 0,05 - - (0,16)
11 0,56 1,25 0,08 0,13 0,01 0,07 0,82 - 0,01 - 0,15 1,05
12 0,42 1,26 - 0,07 0,16 - 0,16 (0,04) - - 0,20 (0,04)
2022 1 0,94 1,69 0,08 1,24 0,80 0,03 0,31 (0,13) 1,72 0, 08 1,19 0,04
Lubuklinggau (mtm%)

2020 1 0,36 1,00 0,03 (0,14) (0,05) 0,02 0,07 0,32 (0,36) - 0,38 0,40
2 0,39 0,91 0,01 10,87 0,23 0,32 0,32 0,37 0,13 (0,00) 0,04 0,20
3 0,07 0,17 0,01 (9,60) 0,11 0,13 (0,79) 0,06 0,10 - 0,07 0,50
4 (0,43) (0,87) (0,08) 0,03 0,01 (1,21) - - 0,05 0,65
0,11 (1,51)
5 0, 40 0,87 0,24 - 0,31 2,19
0, 04 0,62 0,67 0,08 0,25 0,06
6 0,31 (0,18) 0,01 - 0,05 0,52
0,61 0,20 (0,07) 0,38 0,49 0,54
7 (0,18) (0,28) 0,12 0,80 - 1,38
(1,01) 0,16 (0,06) 0,55 0,03 0,12
8 (0,11) - 0,17 0,03 0,01 2,01
(0,89) 0,07 0,20 0,05 (0,05) 0, 08
9 0, 04 0,07 0,05 - - 0,93
(0,21) 0, 08 (0,03) 0,15 0,25 0,30
10 0,38 0,77 (0,01) 0,21 0,18 0,43 (0,21) - 0,12 1,90 - 0,41
11 0,35 0,91 0,05 (0,10) (0,31) 0,21 - 0,61 - - 0,03
0,11
0,17 0,10 0,37 (0,12) (0,33) - - (0,72)
12 0,39 1,31 0,30 (0,19)
2021 1 0,30 1,00 (0,04) (0,25) 0,38 0,20 (0,54) 0,18 0,06 0,23 0,18 0,34
2 (0,10) (0,49) 0,05 (0,12) 0,15 0,08 0,61 0, 04 0,24 - - 0, 04
3 (0,03) (0,04) - 0, 08 0,25 (0,03) (0,27) - - - - (0,30)
4 0,32 0,56 0,39 0,30 0,57 0,24 0,48 (0,08) 0,39 - - (0,52)
5 0,34 0,05 1,00 0,21 0,98 0, 04 0,65 0,20 0,56 - 0,27 0,92
6 (0,08) (0,42) 0,01 (0,01) 0,39 0,09 0, 04 (0,09) 0,77 - 0,02 0,26
7 (0,11) (0,48) - 0,10 0,52 0,01 (0,52) (0,18) 0,27 0,67 0,09 0, 40
8 (0,21) (0,87) 0,12 0,26 0,17 0,06 (0,28) 0,29 0,05 - 0,30 (0,06)
9 0,23 0,18 0,01 0,53 0,34 0,15 0,53 (0,02) 0,20 - - (0,19)
10 0,31 0,28 0,02 0,94 0,05 (0,01) 0,02 (0,10) 1,39 - 0,17 (0,03)
11 0,29 0,86 0,07 (0,12) 0,14 0,16 (0,29) 0,01 - 0,06 0,25
12 0,35 1,02 0,01 (0,01) 0,22 - (0,01) - 0,11 (0,12)
0,11
(0,14) (0,02)
2022 1 0,83 1,86 0,01 0,87 0,93 0,04 0,11 (0,20) 0,03 0,03 0,20 (0,01)

Laporan Perekonomian
74 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Lampiran

Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN / Pakaian Air, Listrik, Gas P e m e l i h a r a a n Kesehatan Transportasi Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Olahraga, & Pendidikan
BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Ru t i n R u m a h & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Sumatera Selatan (mtm%)

2020 1 0,60 1,88 0, 00 0,29 0,15 0,18 (0,73) 0,03 0,35 0, 00 0,28 1,68
2 0,27 0,79 0,08 0,27 0,07 0,11 (0,09) 0, 04 (0,02) (0,00) 0,01 0,83
3 0,04 0,10 0, 00 0,70 0,11 0,03 (0,70) 0,01 0,01 (0,00) 0,09 0,06
4 (0,15) (0,41) (0,01) (0,83) 0,22 0,07 (0,18) (1,29) 0, 00 0, 00 0,13 (0,55)
5 0,16 (0,60) 0,84 (0,03) 0, 04 0,13 0,14 2,09 1,03 (0,00) 1,02 (0,69)
6 0,20 0,61 0,03 (0,02) 0,05 0,09 0,06 (0,01) 0, 00 (0,00) 0,21 0,71
7 (0,27) (1,61) 0,02 (0,00) 0,27 0,26 0,48 (0,02) (0,02) 0,99 0,45 (1,93)
8 (0,33) (1,57) 0,14 0, 04 0,03 0,03 (0,01) 0, 00 0,27 0, 00 0,04 (1,87)
9 (0,04) (0,33) 0, 04 (0,00) 0,22 0,27 0,02 0,01 0, 00 (0,00) (0,01) (0,41)
10 0,18 0,69 0,01 0,12 (0,08) 0,06 (0,54) 0, 00 0,01 0,15 (0,00) 0,74
11 0,31 1,00 (0, 00) 0,02 0, 00 (0,02) 0,02 0, 00 0,05 0, 00 (0,00) 1,12
12 0,56 1,86 0,03 (0,02) (0, 00) (0,05) 0,49 (0, 00) (0,02) (0, 00) 0, 08 2,19
2021 1 0,42 0,01 0,31 (0,02) 0,03 (0,20) 0,02 0, 00 0,37 0,01 1,39
1,18
0, 00 0,35 0,12 0,02 0,08 0, 00 0,68 0, 00 0,02 (0,69)
2 (0,08) (0,57)
0,03 0,45 0,10 0,53 (0,02) (0, 00) 0, 00 0, 00 0, 00 0,26
3 0,16 0,24
0,35 0,07 0,25 0,02 (0,07) (0,01) 0,04 0, 00 0, 00 1,01
4 0,33
1,01 0,13 0,08 0,39 0,02 0,16 0,02 0,26 - 0,02 (0,34)

5 0,01 (0,23) 0,32 0,09 0,14 0,15 (0,35) (0,01) 0,86 0,61 0,22 0,97

6 (0,01) (0,51) 0,20 (0,04) 0,22 0,17 (0,02) (0,05) 0,18 0,95 0, 40 0,09

7 (0,06) (0,57) 0,02 0,04 0,20 0,01 (0,02) 0,02 0,05 - 0,09 (0,19)

8 (0,05) (0,23) 0,02 0,36 0,26 0,03 0,13 - 0,44 - - (0,20)

9 0,06 (0,12)
10 0,08 0,07 0,09 0,23 0,10 0,03 0,14 0, 04 0,17 - 0,01 (0,15)
11 0,54 1,22 0,08 0,02 0,07 0,76 (0,02) 0,01 0, 00 0,14 (6,20)
0,11
0,13 (0,00) 0,16 (0,04) (0, 00) 0, 00 0,19 1,36
12 0,42 1,24 0, 00 0,06
2022 1 0,93 1,70 0,07 1,21 0,81 0,03 0,30 (0,13) 1,58 0,08 1,11 1,84
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 75
Lampiran

B.Tabel Inflasi Tahunan Provinsi Sumatera Selatan


Perlengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN / Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Transportasi Olahraga, & Pendidikan
BULAN & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Palembang (mtm%)
2020 1 2,49 3,43 1,86 1,87 3,17 2,67 1,04 0,27 3,96 4,01 2,10 3,17
2 3,12 6,32 1,95 0,93 3,15 2,42 (0,14) 0,27 3,93 4,01 1,52 3,41
3 3,20 6,53 1,83 1,54 3,06 2,42 (0,29) 0,28 3,93 4,01 1,56 4,58
4 2,54 4,44 1,60 1,45 3,30 2,45 (0,57) (1,03) 4,04 4,01 1,56 5,46
5 2,19 2,79 1,74 1,28 3,08 2,55 (1,22) 0,94 4,84 3,90 2,57 6,24
6 1,75 1,43 1,55 2,93 2,43 (0,73) 0,94 4,84 3,90 2,80 4,98
7 0,98 (1,09) 1,18 2,90 2,24 (0,30) 0,94 4,65 3,18 3,10 5,31
8 0,72 (2,33) 2,74 2,16 0,42 0,94 4,94 2,37 2,85 6,39
1,02 1,05
9 0,97 0,02 1,58 1,19 (0,94) 0,90 1,72 1,01 2,34 6,42
1,39 1,07
1,26 0,92
10 1,20 1,00 1,24 0,85 1,16 1,17 (1,35) 0,90 1,72 1,01 2,34 6,84
11 1,26 1,15 0,59 1,17 1,18 (1,26) 0,90 1,72 1,01 1,32 6,83
1,61
1,15 0,49 1,02 1,10 (1,09) 0,90 1,73 1,01 2,43 6,03
12 1,51 2,34
2021 1 1,58 1,16 0,52 0,79 0,93 (0,45) 0,90 1,32 1,40 2,15 5,68
1,31
0,22 1,08 0,85 0,86 (0,29) 0,89 2,08 1,40 2,16 5,35
2 0,97 1,57
0,83 1,43 0,40 0,88 2,08 1,40 2,07 3,88
3 0,39 1,11 1,29
0,81 1,35 0,34 2,09 1,40 1,93 3,09
1,11 1,82 1,45 1,34 2,21
1,22 1,40 0,84 2,41
4 2,23 0,64 1,49 1,11 1,25 0,31 0,01
2,11 2,05 0,86 3,60
1,09 0,98 1,62 1,22 1,36 (0,09) 0,01
1,57 2,32 2,01 0,81 3,03
2,19 1,19 1,56 1,15 1,26 (0,58) (0,03)
5 2,08 2,01 0,85 1,01
3,71 1,06 1,33 1,22 (0,56) (0,03)
1,55 2,55 2,01 0,85 0,24
1,41
1,35 0,98 (0,46) (0,03)
6 3,91 1,04 1,90

1,21
7 1,43
8

1,75
9 1,84
10 1,75 3,26 1,12 1,95 1,57 0,98 0,26 0,02 2,60 2,01 0,85 (0,08)
11 2,00 1,22 2,08 1,57 1,03 1,08 0,02 2,61 2,01 1,01 0,81
3,51
1,21 2,14 1,75 0,73 (0,03) 2,60 2,01 1,12 1,38
12 1,84 2,84
1,10
2022 1 2,36 3,33 1,27 3,04 2,62 1,11 1,21 (0,16) 4,36 1,70 2,32 1,27
Lubuklinggau (mtm%)

2020 1 1,77 2,32 1,08 0,06 0,75 1,41 1,96 1,39 0,26 4,75 2,37 4,20
2 2,62 5,24 1,09 10,58 1,11 1,72 2,34 1,77 0,42 4,74 1,63 3,46
3 2,63 5,36 1,07 0,02 1,73 1,79 0,53 1,82 0,52 4,74 2,11 3,74
4 1,87 0,76 0,62 1,66 1,68 (0,34) 0,59 0,53 4,74 1,71 4,44
3,11
0,94 1,26 1,21 1,42 (1,42) 0,83 0,59 4,74 1,86 6,45
5 1,45 1,40 1,94 (1,52)
1,41 1,07 0,65 0,71 4,74 1,27 6,84
1,80 1,96 (0,89)
6 1,37 1,19 0,16 0,53 4,69 0,92 8,21
1,25 1,76 1,70 (0,21)
1,12 0,16 0,67 4,43 0,93 9,50
7 0,93 (0,45) 1,84 1,95 (0,16)
0,14 0,40 0,82 0,91 9,27
1,16
8 1,09 (0,52)
1,18 1,38
9 1,41 0,86
1,18

1,33
10 1,62 1,03 1,19 2,09 2,37 (0,43) (0,18) 0,61 2,73 0,90 9,75
1,73
1,82 1,62 (0,40) (0,09) 1,30 2,73 0,90 9,61
11 1,90 1,93 1,19 1,78
1,79 1,68 (0,47) (0,11) 0,86 2,73 0,90 8,81
12 1,97 2,72 1,43 1,04
2021 1 1,41 4 2,08 6 1,63
1,91
3 1,31 5 2,02 7 1,70
2
8 1,60 2,73 1,37 0,93 2,23 1,87 (1,08) (0,25) 1,29 2,97 0,70 8,74
9 1,79 1,30 1,40 (9,07) 2,14 1,63 (0,79) (0,58) 1,40 2,97 0,67 8,56
1,09 1,39 0,67 2,28 1,47 (0,27) (0,63) 1,30 2,97 0,60 7,70
2,55 1,87 0,85 2,83 1,71 1,75 0,50 1,70 2,97 0,55 6,44
2,56 2,25 0,38 3,76 1,49 2,35 (0,16) 2,02 2,97 0,51 5,12
1,51 2,06 0,44 3,78 1,08 1,84 (0,07) 2,80 2,97 0,48 4,85
2,05 1,90 0,60 3,75 1,06 1,19 0,03 2,95 2,85 0,57 3,83
2,08 1,95 0,67 3,88 1,18 0,83 0,32 2,82 2,82 0,86 1,72
2,48 1,88 4,07 1,07 1,06 0,23 2,97 2,82 0,86 0,60
1,23
10 1,73 1,98 1,90 1,98 3,94 0,63 1,30 0,14 4,27 0,90 1,03 0,16
11 1,67 1,93 1,93 4,20 1,05 1,24 (0,15) 3,65 0,90 1,09 0,38
1,75
3,88 0,93 1,10 (0,04) 3,99 0,90 1,20 0,98
12 1,63 1,65 1,64 1,93
2022 1 2,16 2,51 1,69 3,07 4,44 0,76 1,76 (0,42) 3,96 0,70 1,22 0,63

Laporan Perekonomian
76 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Lampiran

Per lengkapan,
Perumahan, Informasi, Penyediaan Perawatan
Makanan, Peralatan & Rekreasi,
TAHUN Pakaian Air, Listrik, Gas Pemeliharaan Kesehatan Komunikasi, Makanan & Pribadi
Umum Minuman, Transportasi Olahraga, & Pendidikan
/B U L A N & Alas Kaki & Bahan Bakar Rutin Rumah & Jasa Minuman / & Jasa
& Tembakau Budaya
Lainnya Tangga Keuangan Restoran Lainnya

Sumatera Selatan (mtm%)

2020 1 2,43 3,34 1,79 2,97 2,56 1,11 0,36 3,65 4,07 2,13 2,98
2 3,08 6,23 1,73 2,98 2,36 0,07 0,39 3,63 4,07 1,53 6,35
3 3,16 6,43 1,87 2,95 2,36 (0,22) 0,41 3,64 4,07 1,60 6,61
4 2,48 4,33 3,16 2,39 (0,55) (0,89) 3,75 4,07 1,57 4,12
1,71
5 2,13 2,67 2,93 2,45 (1,23) 0,93 4,48 3,97 2,52 2,24
1,77 2,28
6 1,72 2,81 2,38 (0,79) 0,91 4,49 3,97 2,67 0,87
1,41 1,53 1,39
2,81 2,22 (0,35) 0,87 4,30 3,30 2,92 (2,02)
7 0,98 (1,04) 1,67 1,28
2,66 2,12 0,37 0,87 4,59 2,53 2,70 (3,39)
8 0,75 (2,18) 1,51
1,60 1,25 (0,87) 0,84 1,62 0,99 2,22 (0,83)
9 1,01 0,09 1,18
1,02 1,06
1,38

1,10
1,25 0,95
10 1,24 1,00 1,23 0,92 1,23 1,27 (1,27) 0,81 1,63 1,14 2,22 0,19
11 1,31 1,63 1,15 0,69 1,22 1,22 (1,18) 0,82 1,69 1,14 1,29 0,92
12 1,54 2,37 1,18 0,54 1,09 1,15 (1,04) 0,82 1,66 1,14 2,30 1,81
2021 1 1,36 1,67 1,18 0,56 0,91 1,01 (0,51) 0,81 1,32 2,03 1,52
2 0,31 1,10 0,63 0,95 0,93 (0,34) 0,77 1,52 2,04 (0,01)

1,01 0,44 1,13 0,38 0,95 1,43 0,34 0,75 2,03 1,95 0,18

3 1,88 1,49 1,30 0,97 1,38 0,45 2,06 1,82 1,75


1,52
2,26 0,77 1,40 1,33 1,27 0,47 - 0,81 2,10
1,12 2,02
1,12 1,08 1,44 1,34 0,05 - 0,83 3,70
4 1,52 1,52
1,38 1,25 (0,45) (0,03) 0,78 3,09
1,61 2,18 1,25 1,49 2,06
1,55 1,22 (0,46) (0,01) 0,85 1,06
5 1,46 3,56 1,14 1,49
1,59 0,99 (0,35) (0,01) 1,52 0,85 0,27
6 1,24 3,79 1,11 1,85
1,28
7 1,46
1,52
8 1,74
2,16 2,10
9 1,84
2,38 2,05
2,14 2,05
2,58 2,05
10 1,74 3,14 1,20 1,96 1,78 0,96 0,34 0,03 2,74 1,95 0,87 (0,06)

11 1,97 3,38 1,28 2,05 1,79 1,03 1,09 0, 00 2,69 1,92 1,01 (6,39)

12 1,83 2,74 1,24 1,92 1,09 0,76 (0,03) 2,71 1,92 1,13 (4,54)

2,13
2022 1 2,34 3,27 1,31 3,04 2,77 1,08 1,26 (0,18) 4,33 1,62 2,24 (2,93)
Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 77
Lampiran

C.Daftar KUPVA Bukan Bank Berizin di Sumatera Selatan

NAMA KUPVA BB ALAM AT STA T US KA NTOR NO. T E L P / HP

P T Try Dharma Perdana Jl.Kol. Atmo No.446 17 Ilir, Ilir Timur Kantor Pusat 081377918991
I, Palembang, Sumatera Selatan 0711-351786
30125
P T Sinar Valuta Asing Kantor Pusat 081367727628
Jl. Sayangan No.164 RT 003/001 17
Palembang
Ilir, Ilir Timur I, Palembang, Sumatera
Selatan 30125
P T Berkat Sukses Bersama Kantor Pusat 0811786128
Jl. R. Sukamto, P T C Mall GF-A2.27-
28, 8 Ilir, Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114
P T Makmur Alam Jaya Kantor Pusat
Jl. Beringin Janggut II No.6/351, 17 0711-317601
Ilir, Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30125
P T Ranting Emas Jaya Abadi Kantor Pusat 0711-354858
Jl. Jend.Sudirman No.98/456, 20 Ilir,
Ilir Timur 1, Palembang, Sumatera
Selatan 30126
P T Ario Kesuma Indovalas Kantor Pusat 085273059866
Jl. Kapten A Rivai Komplek Ruko
Hotel Arista No.B.01/08
P T Mas Sriwijaya Abadi Kantor Pusat 08127341808
Jl. T P Rustam Effendi No.380 D RT 0711351111
0 0 6 RW 0 03 Kel.17 Ilir Kec.Ilir Timur
I, Palembang
P T Sumber Daya Usaha Kantor Pusat 08117892478
Internasional Plaza Jl. Jenderal Sudirman 0711-365691
No.147 Blok B-3, Palembang
P T H. La Tunrung A.M.C Kantor Cabang 082175059245
Jl. R. Sukamto, No.79 RT 10/005 Kel.8 0711-5630188
Ilir, Kec. Ilir Timur 2, Palembang,
Sumatera Selatan 30114
Laporan Perekonomian
78 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Istilah

Daftar Istilah
Mtm Month to month. Perbandingan antara data satu bulan dengan bulan
sebelumnya

Qtq Quarter to quarter perbandingan antara data satu triwulan dengan triwulan
sebelumnya

Yoy Year on year. Perbandingan antara data satu tahun dengan tahun sebelumnya

Share O f Growth Kontribusi suatu sektor ekonomi terhadap total pertumbuhan P D R B

Investasi Kegiatan meningkatkan nilai tambah suatu kegiatan suatu kegiatan produksi
melalui peningkatan modal

Sektor ekonomi dominan Sektor ekonomi yang mempunyai nilai tambah besar sehingga mempunyai
pengaruh dominan pada pembentukan P D R B secara keseluruhan

Migas Minyak dan Gas. Merupakan kelompok sektor industri yang mencakup industri
minyak dan gas

Omz et Nilai penjualan bruto yang diperoleh dari satu kali proses produksi

Share e ff e c t Kontribusi pangsa sektor atau sub sektor terhadap total P D R B

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi
(IKK) saat ini dan ekspektasi kondisi ekonomi enam bulan mendatang. Dengan skala
1-100

Indeks Harga Konsumen Sebuah indeks yang merupakan ukuran perubahan rata-rata harga barang dan
(IHK) jasa yang dikonsumsi masyarakat pada suatu periode tertentu

Indeks Kondisi Ekonomi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
terhadap kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Indeks Ekspekt asi Salah satu pembentuk IKK. Indeks yang menunjukan level keyakinan konsumen
Konsumen terhadap ekspektasi kondisi ekonomi saat ini, dengan skala 1-100

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas ekonomi suatu daerah seperti hasil
(PAD) pajak daerah, retribusi daerah, hasil perusahaan milik daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah

Dana Perimbangan Sumber pendapatan daerah yang berasal dari AP B N untuk mendukung
pelaksanaan kewenangan pemerintah daerah dalam mencapai tujuan
pemberian otonomi daerah.

Indeks Pembangunan Ukuran kualitas pembangunan manusia, yang diukur melalui pencapaian rata-
Manusia rata 3 hal kualitas hidup, yaitu pendidikan, kesehatan, daya beli

APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana keuangan tahunan


pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah yang
dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPR , dan
ditetapkan dengan peraturan daerah

Andil inflasi Sumbangan perkembangan harga suatu komoditas/kelompok barang/kota


terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan

Laporan Perekonomian
80 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Istilah

Bobot inflasi Besaran yang menunjukan pengaruh suatu komoditas, terhadap tingkat inflasi
secara keseluruhan, yang diperhitungkan dengan melihat tingkat konsumsi
masyarakat terhadap komoditas tersebut

Ekspor Dalam keseluruhan barang yang keluar dari suatu wilayah/daerah baik yang
bersifat komersil maupun bukan komersil.

Impor Seluruh barang yang masuk suatu wilayah/daerah baik yang bersifat komersil
maupun bukan komersil

P D R B atas dasar harga Penjumlahan nilai tambah bruto (N TB) yang mencakup seluruh komponen
berlaku faktor pendapatan yaitu gaji, bunga, sewa tanah, keuntungan, penyusutan dan
pajak tak langsung dari seluruh sektor perekonomian

P D R B atas dasar harga Merupakan perhitungan P D R B yang didasarkan atas produk yang dihasilkan
konstan menggunakan harga tahun tertentu sebagai dasar perhitungannya

Bank Pemerintah Bank-bank yang sebelum program rekapitalisasi merupakan bank milik
pemerintah (persero) yaitu terdiri dari bank Mandiri, BNI, BT N dan BRI

Dana Pihak Ketig a ( D P K ) Simpanan masyarakat yang ada di perbankan terdiri dari giro, tabungan, dan
deposito

Loan to Deposits Ratio Rasio antara kredit yang diberikan oleh perbankan terhadap jumlah dana pihak
(LDR) ketiga yang dihimpun

Cash inflows Jumlah aliran kas yang masuk ke kantor Bank Indonesia yang berasal dari
perbankan dalam periode tertentu

Cash Outf lows Jumlah aliran kas keluar dari kantor Bank Indonesia kepada perbankan dalam
periode tertentu

Net Cashflows Selisih bersih antara jumlah cash inflows dan cash outflows pada periode yang
sama terdiri dari Netcash Outflows bila terjadi cash outflows lebih tinggi
dibandingkan cash inflows, dan Netcash inflows bila terjadi sebaliknya

Aktiva Produktif Penanaman atau penempatan yang dilakukan oleh bank dengan tujuan
menghasilkan penghasilan/pendapatan bagi bank, seperti penyaluran kredit,
penempatan pada antar bank, penanaman pada Sertifikat Bank Indonesia(SBI),
dan surat-surat berharga lainnya.

Aktiva Tertimbang Menurut Pembobotan terhadap aktiva yang dimiliki oleh bank berdasarkan risiko dari
Risiko ( A T M R ) masing-masing aktiva. Semakin kecil risiko suatu aktiva, semakin kecil bobot
risikonya. Misalnya kredit yang diberikan kepada pemerintah mempunyai bobot
yang lebih rendah dibandingkan dengan kredit yang diberikan kepada
perorangan

Kualitas Kredit Penggolongan kredit berdasarkan prospek usaha, kinerja debitur dan
kelancaran pembayaran bunga dan pokok. Kredit digolongkan menjadi 5
kualitas yaitu lancar, Dalam Perhatian Khusus (DPK ) , Kurang Lancar,
Diragukan dan
Macet

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
8
1
Daftar
Istilah

Capital Adeq uacy Ratio Rasio antara modal (modal inti dan modal pelengkap) terhadap Aktiva
(CAR) Tertimbang Menurut Risiko (AT M R)

Financing to Deposit Ratio Rasio antara pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah terhadap dana yang
(FDR) diterima. Konsep ini sama dengan konsep L D R pada bank umum konvensional

Inflasi Kenaikan harga barang secara umum dan terus menerus (persistent)

Kliring Pertukaran warkat atau Data Keuangan Elektronik ( D K E ) antar peserta kliring
baik atas nama peserta maupun atas nama nasabah peserta yang
perhitungannya diselesaikan pada waktu tertentu

Kliring De b e t Kegiatan kliring untuk transfer debet antar bank yang disertai dengan
penyampaian fisik warkat debet seperti cek, bilyet giro, nota debet kepada
penyelenggara kliring lokal (unit kerja di Bank Indonesia atau bank yang
memperoleh persetujuan Bank Indonesia sebagai penyelenggara kliring lokal)
dan hasil perhitungan akhir kliring debet dikirim ke Sistem Sentral Kliring (unit
kerja yang menangani SKNBI di K P Bank Indonesia) untuk diperhitungkan
secara nasional.

Non Performing Loans Kredit atau pembiayaan yang termasuk dalam kualitas kurang lancar, diragukan
/Financing ( N P L s / L s ) dan macet.

Penyisihan Penghapusan Suatu pencadangan untuk mengantisipasi kerugian yang mungkin timbul dari
Aktiva Produktif ( P P A P ) tidak tertagihnya kredit yang diberikan oleh bank. Besaran P P A P ditentukan
dari kualitas kredit. Semakin buruk kualitas kredit, semakin besar P P A P
yang dibentuk, misalnya, P P A P untuk kredit yang tergolong Kurang Lancar
adalah 15 % dari jumlah Kredit Kurang Lancar (setelah dikurangi agunan),
sedangkan untuk kredit Macet, P P A P yang harus dibentuk adalah 100% dari
total kredit macet
(setelah dikurangi agunan)

R asio Non Performing Loans R a s i o kredit/pembiayaan ya ng tergolo ng N P L s / F s terhadap total


/Financing ( N P L s / F s ) kredit/pembiayaan. Rasio ini juga sering disebut rasio NPLs/Fs, gross. Semakin
rendah rasio NPLs/Fs, semakin baik kondisi bank ybs.

Rasio Non Performing Loans Rasio kredit yang tergolong NPLs, setelah dikurangi pembentukan penyisihan
(NPLs) – NET penghapusan Aktiva Produktif ( P P A P ) , terhadap total kredit

Sistem Bank Indonesia Proses penyelesaian akhir transaksi pembayaran yang dilakukan seketika (real
Real Time Gross Sett lement time) dengan mendebet maupun mengkredit rekening peserta pada saat
(BI R T G S ) bersamaan sesuai perintah pembayaran dan penerimaan pembayaran.

Sistem Kliring Nasional Sistem kliring bank Indonesia yang meliputi kliring debet dan kliring kredit yang
Bank Indonesia ( S K N - B I ) penyelesaian akhirnya dilakukan secara nasional.

Industri Suatu kegiatan yang mengubah barang dasar menjadi barang jadi/setengah
jadi dan atau barang yang kurang nilainya, menjadi yang lebih tinggi nilainya
termasuk kegiatan jasa industri, pekerjaan perakitan (assembling) dari
bagian suatu industri.

Pekerja Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha tersebut.


Laporan Perekonomian
82 PROVINSI SUMATERA SEL ATAN
Daftar
Istilah

Pekerja Dibayar Orang yang biasanya bekerja diperusahaan/usaha dengan mendapatkan


upah/gaji dan tunjangan-tunjangan lainnya baik berupa uang maupun barang.

Pekerja Tidak Dibayar Pekerja pemilik dan pekerja keluarga yang ikut aktif dalam pengelolaan
perusahaan tetapi tidak mendapatkan upah/gaji, tidak termasuk mereka yang
bekerja kurang dari 1/3 jam kerja yang biasa di perusahaan.

Input Biaya antara yang dikeluarkan dalam kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa bahan baku, bahan bakar, barang lainnya diluar bahan
baku/penolong, jasa industri, sewa gedung dan biaya jasa non industri lainnya.

Output Nilai keluaran yang dihasilkan dari kegiatan proses produksi/proses industri
yang berupa nilai barang yang dihasilkan, tenaga listrik yang dijual, jasa industri
yang diterima, keuntungan jual beli, pertambahan stok barang setengah jadi
dan penerimaan-penerimaan lainnya.

Nilai Tambah/Value A d d e d Selisih nilai output dengan nilai input atau biasa disebut dengan nilai tambah
menurut harga pasar.

Produktivitas Rasio antara nilai out put dengan jumlah tenaga kerja baik yang dibayar maupun
yang tidak dibayar.

Tingkat Efisiensi Ratio antara nilai tambah atas dasar harga pasar terhadap output produksi.

Intensitas Tenaga Kerja Suatu rasio antara biaya upah/gaji yang dikeluarkan untuk tenaga kerja
terhadap nilai tambah.

Gross Margin %persentase value added dikurangi biaya tenaga kerja dibagi output.

Usaha Kegiatan yang menghasilkan barang/jasa dengan tujuan sebagian atau seluruh
hasilnya untuk dijual/ditukar dan atau menunjang kehidupan dan menanggung
risiko.

Perusahaan Suatu unit usaha yang diselenggarakan/ dikelola secara komersil yaitu yang
menghasilkan barang dan jasa sehomogen mungkin, umumnya terletak pada
satu lokasi dan mempunyai catatan administrasi tersendiri mengenai produksi,
bahan baku, pekerja dan sebagainya yang digunakan dalam proses produksi.

Perusahaan Industri Diklasifikasikan menjadi empat kategori berdasarkan jumlah tenaga kerja tanpa
memperhatikan penggunaan mesin maupun nilai dari aset yang dimiliki.

J a s a Industri Kegiatan dari suatu usaha yang melayani sebagian proses industri suatu usaha
industri atas dasar kontrak atau balas jasa ( fee ).

Laporan Perekonomian
PROVINSI SUMATERA SEL ATAN 83
K A N T O R P E R WA K I L A N B A N K
INDONESIA PROVINSI S U M AT E R A
SELATAN

Jl. Jend. Sudirman No. 510,


Palembang Telp. 0711 - 354188 .
Fax. 0711 - 312013
https://www.bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai