Anda di halaman 1dari 27

PERANAN SUMBER DAYA EKONOMI INDONESIA

TERHADAP PEREKONOMIAN

Tugas ini di susun untuk memenuhi persyaratan


Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Pada Program Studi Akuntansi S1

Oleh :

Kelompok 3

Larissa Augusta (0110U063)


Edwin Gunawan (0110U192)
Mirza Ma’ruf (0113U451)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG 2014
- ii -

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Peranan Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan Perubahan
Struktur Ekonomi di Indonesia 1
1.1.1 Latar Belakang Peranan Sektor Pertanian 1
1.1.2 Latar Belakang Peranan Sektor Industri 3
1.1.3 Latar Belakang Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia 4
1.2 Identifikasi Masalah 4
1.3 Pembatasan Masalah 5
1.4 Tujuan 5
1.5 Manfaat 5
BAB II PEMBAHASAN 6
2.1 Pengertian dan Lingkup Sektor Pertanian 6
2.1.1 Peranan Sektor Pertanian 8
2.1.2 Pengembangan Sektor Pertanian 9
2.2 Ketahanan Pangan 13
2.2.1 Ketersediaan Pangan 13
2.2.2 Akses 14
2.2.3 Pemanfaatan 14
2.2.4 Stabilitas 14
2.3 Peranan Sektor Industri 15
2.3.1 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional 15
2.3.2 Permasalahan Pembangunan Industri 16
2.3.3 Arah Pembangunan Industri 16
2.4 Perubahan Struktur Ekonomi 18
- ii -

2.4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Struktur Ekonomi 18


2.4.2 Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sektor Ekonomi 18
2.4.3 Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Struktur Ekonomi 19
BAB lll SIMPULAN DAN SARAN 21
3.1 Simpulan 21
3.2 Saran 21
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-i-

KATA PENGANTAR

Assalamu’ alaikum Wr.Wb


Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya lah penulis dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Perekonomian
Indonesia ini dengan judul “Peranan Sumber Daya Ekonomi Indonesia
Terhadap Perekonomian”.
Adapun tujuan dari penyusunan tugas mata kuliah Perekonomian Indonesia ini
adalah sebagai salah satu syarat dalam kuliah Strata 1 program studi Akuntansi
pada Fakultas Ekonomi Univesitas Widyatama. Dalam rangka penyusunan tugas
mata kuliah Perekonomian Indonesia ini penulis menyadari tidak sedikit kesulitan
yang penulis hadapi, disebabkan masih kurangnya pengalaman dan pengetahuan
penulis baik dalam melakukan pengikhtisaran maupun penyusunan tugas mata
kuliah Perekonomian Indonesia.
Namun berkat bantuan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu dapat
diatasi. Oleh karena itu penulis mengucapakan terima kasih yang sebesar-
besarnya Kepada Yang Terhormat :
1. Ibu Dr. Wasifah Hanim, S.E., M.Si. selaku dosen pengajar mata kuliah
Perekonomian Indonesia.
2. Seluruh anggota kelompok 3 yaitu, Edwin Gunawan, Larissa Augusta, dan
Mirza Ma’ruf yang telah bekerja sama untuk menyelesaikan tugas mata kuliah
Perekonomian Indonesia di Universitas Widyatama.
3. Seluruh teman-temanku di Unversitas Widyatama.

Bandung, 1 Juli 2014

Penulis
- iv -

DAFTAR LAMPIRAN

1. JURNAL KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM


PENYEDIAAN LAPANGAN KERJA DAN PERBANDINGANNYA
DENGAN SEKTOR-SEKTOR LAIN
- iii -

DAFTAR TABEL

1. Kontribusi Tiga Sektor Utama Terhadap PDB Riil Tahun 2007-2010 2


2. Laju Pertumbuhan PDB 2010 Menurut Lapangan Usaha 9
3. Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas Terhadap PDB 17
-1-

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Peranan Sektor Pertanian, Sektor Industri, dan


Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia
Pada dasarnya pembangunan ekonomi mempunyai empat dimensi pokok
yaitu, pertumbuhan, penaggulangan kemiskinan, perubahan atau transformasi
ekonomi, dan keberlanjutan pembangunan dari masyarakat agraris menjadi
masyarakat industri. Transformasi struktural merupakan prasyarat dari
peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan dan penanggulangan kemiskinan,
sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan itu sendiri.
Pembangunan di Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, yang ditandai terjadinya perubahan struktur perekonomian. Proses
perubahan struktur perekonomian ditandai dengan merosotnya pangsa sektor
primer (pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa
sektor tersier (jasa) kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat
sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.

1.1.1 Latar Belakang Peranan Sektor Pertanian


Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian
nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian
merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap masyarakat di Indonesia.
Potensi dari sektor pertanian di Indonesia didukung oleh ketersediaan sumber
daya alam, serta kondisi iklim yang sangat baik untuk bertani. Sehingga, sektor
pertanian layak untuk dikembangkan secara berkelanjutan demi kelangsungan
hidup suatu bangsa.
Kedua, dalam proyeksi penduduk yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik (BPS), penduduk Indonesia diperkirakan sekitar 228-248 juta jiwa pada
tahun 2008-2015. Kondisi ini merupakan tantangan yang sangat besar dalam
pengembangan sektor pertanian. Tantangan yang dihadapi sektor ini tentu dari sisi
-2-

produktivitas, yang seharusnya semakin meningkat mengingat jumlah penduduk


yang selalu bertambah dari tahun ke tahun, tetapi di satu sisi lahan garapan sawah
semakin kecil akibat peralihan lahan pertanian ke industri-industri dan
perumahan.
Ketiga, sektor pertanian juga memberikan kontribusi yang relatif besar
bagi Produk Domestik Bruto (PDB) riil Indonesia. Data BPS menunjukkan bahwa
sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar ketiga terhadap PDB riil setelah
sektor industri dan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masing-masing
menempati urutan pertama dan kedua. Hal ini membuktikan sektor pertanian
bukanlah sektor yang dapat diabaikan dalam upaya peningkatan PDB Indonesia.
Keempat, sektor pertanian memiliki karakteristik yang unik dibandingkan
dengan sektor ekonomi lainnya. Khususnya dalam hal ketahanan sektor ini
terhadap guncangan struktural dari perekonomian makro. Hal ini ditunjukkan oleh
fenomena dimana sektor ini tetap mampu tumbuh positif pada saat puncak krisis
ekonomi sementara sektor ekonomi lainnya mengalami kontraksi.
Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009, kontribusi
sektor industri dan perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan, tetapi
tidak bagi sektor pertanian, sektor ini justru mengalami peningkatan dari tahun
2008 sebesar 14,5 persen menjadi 15,3 persen pada tahun 2009.

Tabel 1.1
Kontribusi Tiga Sektor Utama Terhadap PDB Riil Tahun 2007-2010

Kontribusi
Sektor
2007 2008 2009 2010
Industri 27% 27,9% 26,4% 24,8%
Perdagangan, Hotel, dan Restoran 15% 14,0% 13,4% 13,7%
Pertanian 13,7 % 14,5% 15,3% 15,7%
-3-

1.1.2 Latar Belakang Peranan Sektor Industri


Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi
nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi ekonomi
yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi struktural bangsa ke arah
modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang pembentukan daya saing
nasional. Selama dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi, peran sektor industri
terhadap perekonomian nasional hampir mencapai 25%.
Sejak pertengahan tahun 1980-an peranan sektor industri manufaktur
mulai meningkat, menyamai peranan sektor migas dan pertanian. Perkembangan
yang menakjubkan tidak hanya terjadi di dalam negeri, tetapi juga dalam
perdagangan internasional. Pada tahun 1996, nilai ekspor non migas mencapai
76,44% dari seluruh nilai ekspor Indonesia. Sekitar 61,14% diantaranya berasal
dari ekspor barang industri. Kemajuan ekonomi yang diraih Indonesia pada saat
itu, menyebabkan Bank Dunia memasukkan Indonesia sebagai salah satu Negara
Ajaib di Asia Timur (The East Asian Miracle).
Sumbangan sektor industri terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)
nasional di tahun 1996 adalah sebesar 22,1%, sedangkan pada tahun 2004 sebesar
24,6% dan pada tahun 2003 sebesar 25,0%. Cabang industri yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap PDB pada tahun 2004 adalah industri makanan,
minuman dan tembakau, meskipun tahun 2004 mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelum 2003, yaitu sebesar 6,9%. Kontribusi
terbesar lainnya adalah industri alat angkut, mesin dan peralatan sebesar 5,5%,
produk industri pupuk, kimia serta barang dari karet sebesar 4,2%.
Profil sektor industri Indonesia secara garis besar berdasarkan Sensus
Ekonomi 2006 yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan
bahwa Industri Kecil dan Rumah Tangga (IKRT) memiliki peranan yang cukup
besar dalam industri manufaktur dilihat dari sisi jumlah unit usaha dan daya serap
tenaga kerja, namun lemah dalam menyumbang nilai output. Pada tahun 2006,
dari total unit usaha manufaktur di Indonesia sebanyak 3,2 juta, ternyata 99,3%
merupakan unit usaha IKRT. IKRT, dengan jumlah tenaga kerja kurang dari 20
-4-

orang, mampu menyediakan kesempatan kerja sebesar 60,3% dari total


kesempatan kerja. Kendati demikian, sumbangan nilai output IKRT terhadap
industri manufaktur hanya sebesar 10,3%. Pola ini sedikit meningkat dari tahun ke
tahunnya (2002-2006). Banyaknya jumlah orang yang bekerja pada IKRT
memperlihatkan betapa pentingnya peranan IKRT dalam membantu memecahkan
masalah pengangguran dan pemerataan distribusi pendapatan.

1.1.3 Latar Belakang Perubahan Struktur Ekonomi di Indonesia


Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-
masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun
pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Menurut Teori
Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari
tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi
sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total Produk Domestik
Regional Bruto. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat
melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB (Produk
Domestik Bruto). Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi PDB
dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain.

1.2 Identifikasi Masalah


Pada dasarnya pangan merupakan kebutuhan pokok, oleh sebab itu penulis
akan membahas bagaimana peranan sektor pertanian terhadap ketahanan pangan.
Dari perubahan struktur ekonomi di Indonesia, apakah pembangunan di Indonesia
telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang ditandai
terjadinya perubahan struktur perekonomian. Proses perubahan struktur
perekonomian ditandai dengan merosotnya pangsa sektor primer (pertanian),
meningkatnya pangsa sektor sekunder (industri), dan pangsa sektor tersier (jasa)
kurang lebih konstan, namun kontribusinya akan meningkat sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi
-5-

1.3 Pembatasan Masalah


Dalam tugas ini penulis membatasi permasalahan yang akan dibahas
tentang peranan sumber daya ekonomi di Indonesia. Penulis menganggap ini
sangat menarik. Adapun tujuan dilakukannya pembatasan masalah ini agar dalam
penyusunan tugas ini tidak terjadi selang pendapat. Dalam tugas ini penulis
membatasi permasalahan yang akan dipertanyakan, yaitu :
1. Bagaimana peranan sektor pertanian terhadap perekonomian di Indonesia ?
2. Bagaimana peranan sektor industri terhadap perekonomian di Indonesia ?
3. Bagaimana Perubahan struktur ekonomi di Indonesia ?
4. Bagaimana pengaruh sektor pertanian terhadap ketahanan pangan ?

1.4 Tujuan
1. Menambah ilmu pengetahuan tentang Perekonomian Indonesia.
2. Mengetahui bagaimana peranan sektor pertanian, sektor industri terhadap
perekonomian indonesia.
3. Mengetahui apa yang dimaksud dengan ketahanan pangan.
4. Mengetahui perubahan struktur perekonomian di Indonesia.

1.5 Manfaat
1. Mengetahui struktur ekonomi di Indonesia.
2. Mengetahui peranan sumber daya ekonomi terhadap perekonomian.
-6-

BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Lingkup Sektor Pertanian


Sektor pertanian yang dimaksudkan dalam konsep pendapatan nasional
menurut lapangan usaha atau sektor produksi ialah pertanian dalam arti luas yang
meliputi lima subsektor yaitu :
a. Subsektor Tanaman Pangan
Subsektor tanaman pangan sering disebut subsektor pertanian rakyat
karenatanaman pangan biasanya diusahakan oleh rakyat.
b. Subsektor Perkebunan
Subsektor perkebunan dibedakkan atas perkebunan rakyat dan perkebunan
besar. Yang dimaksud dengan perkebunan rakyat ialah : Perkebunan yang
diusahakan sendiri oleh rakyat atau masyarakat biasanya dalam skala
kecil-kecilan dan dengan teknologi yang sederhana. Perkebunan besar
ialah semua kegiatan perkebunan yang dijalankan oleh perusahaan-
perusahaan perkebunan berbadan hukum.
c. Subsektor Kehutanan
Subsektor kehutanan terdiri atas 3 macam kegiatan yaitu : Penebangan
kayu, Pengambilan hasil hutan lain, dan perburuan.
d. Subsektor Peternakan
Subsektor peternakan mencakup kegiatan beternak itu sendiri dan
pengusahaan hasil-hasilnya yang meliputi produksi ternak-ternak besar
dan kecil dan hasil pemotongan hewan.
e. Subsektor Perikanan
Subsektor perikanan meliputi semua hasil kegiatan perikanan laut, perairan
umum, dan pengolahan sederhana atas produk-produk perikanan
(pengeringan dan pengasinan )
-7-

Jadi cakupan dalam pengertian pertanian ini luas bukan hanya


menghasilkan produk berupa tanaman tetapi juga termasuk dalam
membudidayakan dan menghasilkan hewan ternak disebut juga pertanian. pekerja
yang menggelar usaha tani disebut “petani” sedangkan pekerja yang menggelar
dan membudidayakan hewan ternak disebut “peternak”. Contoh dari kegiatan
pertanian ini dapat berupa pemanfaatan mikroorganisme dan bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju dan tempe, atau sekedar
ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau eksploitasi hutan.
Pada umumnya pertanian dikelola dengan peralatan sederhana dan
tradisional. Tidak sulit sebenarnya bagi pemerintah untuk mengembangkan usaha
tani menjadi lebih modern dan berdaya saing apabila mau mengeluarkan modal
terhadap para petani di dalam negeri yang memang sangat membutuhkan modal
dan uluran tangan dari pemerintah. misalnya menggelar simpedes, modal bagi
rakyat kecil dengan bunga ringan. Program tersebut masih dan mulai berjalan
dikalangan masyarakat diharapkan dapat membantu serta memberi peluang bagi
masyarakat yang ingin mengembangkan usaha nya disegala bidang terutama
dibidang pertanian.
Selain modal juga dibutuhkan inovasi-inovasi terbaru didalam penciptaan
bibit unggul di bidang pertanian karena setiap negara menciptakan penemuan
terobosan terbaru terhadap pemenuhan pangannya yang menjadi daya saing bagi
negara kita dalam persaingan pasar global yang saling mempromosikan hasil
pangannya dikalangan dunia. Kita pun tidak boleh kalah saing dengan negara luar
dimana hasil pertanian kita yang memang berkualitas ditambah daya dukung dari
lingkungan dan alam sekitar bukan berarti kita tidak bisa menjadikan produk hasil
pertanian kita sebagai komoditi ekspor yang dicari oleh negara luar asalkan kita
mau dan terus berinovasi terhadap hasil pertanian dalam peningkatanya dan daya
jualanya.
Peran pemerintah, peran masyarakat, dan para ilmuan saling
berkesinambungan dalam peningkatan sektor pertanian ini. Karena sektor
pertanian menjadi sektor yang paling menguntungkan bagi negara kita mengingat
wilayah negara kita yang memiliki iklim bagus dalam budidaya pertanian yaitu
-8-

tropis. Iklim ini dikatakan sangat baik dalam pelaksaan kegiatan pertanian. Jadi
antara unsur-unsur sosial yang saling berkoheresi ditambah unsur alam tidak
menutup kemungkinan sektor pertanian kita membawa dampak yang besar dan
potensial apabila kita kembangkan semaksimal mungkin.

2.1.1 Peranan Sektor Pertanian


Kegiatan pertanian merupakan mata pencaharian terbesar penduduk
didunia termasuk di Indonesia. Sejarah Indonesia pun tidak terlepas dari sektor
pertanian (menghasilkan bahan baku seperti padi, jagung, sagu, dll) dan
perkebunan (menghasilkan buah-buahan) terutama pada masa kolonial penjajahan
Belanda kegiatan pertanian dan perkebunan menjadi penentu tingkat sosial dan
perekonomian seseorang.
Meskipun kegiatan pertanian hanya menyumbang rata-rata 4% dari PDB
(Produk Domestik Bruto) suatu negara namun kegiatan pertanian ini menjadi
penyedia lapangan pekerjaan terbesar bagi setiap negara. Berdasarkan data BPS
tahun 2002, bidang pertanian di Indonesia menyediakan lapangan kerja bagi
sekitar 44,3% penduduk meskipun hanya menyumbang sekitar 17,3% dari total
pendapatan domestik bruto.
Kegiatan pertanian ini sangat besar pengaruhnya dalam mengurangi angka
pengangguran di Indonesia sehingga kegiatan pertanian ini tidak dapat di abaikan
dan berpengaruh juga terhadap tumbuh kembangnya setiap negara. Mengingat
negara Indonesia merupakan negara yang subur akan tanah, kaya akan sumber
daya alam, sehingga berpotensi tinggi dalam mengembangkan usaha pertanian.
Sudah seharusnya kita mengolah setiap limpahan sumber daya yang ada dengan
semaksimal mungkin dengan memanfaatkan sektor pertanian dinegara kita yang
turut meningkatkan pula sektor pertnian baik secara langsung maupun tidak
langsung membangkitkan sektor-sektor lainya dalam memajukan bangsa.
-9-

Tabel 2.1
Laju Pertumbuhan PDB 2010 Menurut Lapangan Usaha
(Dalam Persen)
Triwulan-1 Triwulan-l
2010 2010
Lapangan Usaha Sumber Pertumbuhan
Terhadap Terhadap
Triwulan-1 2010
Triwulan-IV Triwulan-l
2009 2009
No. (1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Perternakan,
18,1 2,9 0,4
Perhutanan, dan Perikanan.

2. Pertambangan dan Penggalian. -1,9 3,5 0,3

3. Industri Pengolahan. -1,0 3,6 0,9

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih. -2,7 7,2 0,1

5. Konstruksi. -2,2 7,3 0,5

6. Perdagangan, Hotel, dan


0,0 9,3 1,6
Restaurant.

7. Pengangkutan dan Komunikasi. 1,5 11,9 1,0

8. Keuangan, Real estate, dan Jasa


2,5 5,5 5
Perusahaan.

9. Jasa-Jasa 0,2 4,6 4

2.1.2 Pengembangan Sektor Pertanian


Perlu kita ketahui mengapa sektor pertanian ini perlu dikembangkan dan
dimajukan dinegara kita. Disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:

2.1.2.1 Potensi Sumber Daya Yang Sangat Besar dan Beragam


Yang artinya negara Indonesia merupakan wilayah yang terdiri atas
beribu-ribu pulau yang amat subur memiliki letak astronomis 6° LU – 11°LS dan
94°BT – 141°BT menandakan bahwa wilayah Indonesia merupakan wilayah yang
subur dan beriklim tropis. Potensi wilayah yang demikian sangat baik kaitanya
- 10 -

dalam pengembangan sektor pertanian suhu yang sangat mempengaruhi faktor


terbentuk dan tumbuh suburnya setiap tanaman. Suhu di Indonesia yang cukup
dalam memperoleh sinar matahari sepanjang tahun mempengaruhi tumbuh
suburnya setiap tanaman dengan mudah. Potensi yang demikian membuat wilayah
Indonesia mendapat julukan sebagai “Kolam Susu” dimana setiap tangkai maupun
bibit yang ditanam diwilayah Indonesia selalu tumbuh subur dan menghasilkan
uang.

2.1.2.2 Pangsa Terhadap Pendapatan Nasional Cukup Besar


Bisa dikatakan tidak banyak orang yang tahu dan paham bahwa sektor
pertanian menaruh keuntungan yang cukup besar pada PDB negara dan banyak
yang beranggapan bahwa sektor pertanian hanya sektor sampingan yang tidak
perlu terlalu diperhatiakan.
Meskipun hanya memberi 17,3% bagi PDB tiap tahunya sektor ini menjadi
barang komoditi yang paling dicari oleh masyarakat karena menjadi kebutuhan
primer dalam pemenuhan kebutuhan pangan yaitu menjadi kebutuhan sehari-hari
dan tidak boleh habis persediaannya karena bisa berdampak fatal bagi pemenuhan
kebutuhan masyarakat.
Bila dilihat dari segi ekonomi sektor pertanian ini mampu menaikan PDB
kita dan membawa keuntungan tentu saja apabila ditingkatklan hasil produksinya
dan mencari wilayah yang dianggap memiliki pangsa pasar yang luas. Tidak perlu
melihat secara jauh atau mencari pangsa pasar kenegara luar. Melihat dari segi
kuantitas wilayah Indonesia yang terdiri dari ±250 juta jiwa saja sudah menjadi
target utama pangsa pasar yang cukup ekonomis dan menguntungkan bagi kita.

2.1.2.3 Besarnya Pangsa Terhadap Ekspor Nasional


Sektor pertanian disetiap negara menjadi komoditi yang cukup menraik
untuk dipertimbangkan ibaratnya negara brazil sebagai pengekspor komoditi kopi
terbaik didunia, Thailand pengekspor padi terbaik, dan Indonesia pengekspor
kina, bahan karet mentah, kelapa sawit dan yang lainnya. Yang artianya disini
- 11 -

setiap negara selalu berupaya melakukan peningkatan disektor pertaniannya


sehingga mampu bersaing dengan negara-negara lainya.
Penting bagi kita mengetahui rahasia kesuksesan dalam pengembangan
budidaya negara yang diterapkan oleh luar dalam pemeliharaan pertanianya
sehingga menjadi hasil produk pertanian yang baik di dunia. Perlu kita pahami
dan pelajari apa yang menjadi faktor-faktor kesuksesan mereka sehingga dapat
diterapkan dinegara kita pada akhirnya dan dilakukan inovasi-inovasi terbaru
kedepanya sehingga hasil pertanian kita memiliki daya jual,saing,dan mampu
berkompetisi dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
Sektor pertanian ini ternyata menjadi kajian yang cukup menarik untuk
diulas karena didalamnya mampu mempengaruhi perkembangan diberbagai
bidang seperti bidang perekonomian yang mampu meningkatkan pendapatan
negara, di bidang teknologi bersaing dalam menciptakan peralatan terbaik guna
meningkatkan hasil produksi, dan dibidang ilmu pengetahuan dimana ilmu
pembudidayaan pertanian selalu berkembang sebagaimana permintaan masyarakat
terhadap kualitas dan kuantitas hasil tani yang sangat dipengaruhi teknik
pengeloaannya.

2.1.2.4 Besarnya Penduduk Yang Menggantungkan Hidupnya Pada Sektor


Pertanian
Wilayah Indonesia yang berupa daratan yang tropis sangat menguntungkan
bagi para petani dalam bercocoktanam. Pada zaman dahulu sebenarnya bercocok
tanam dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja namun pada
saat sekarang hasil tani sudah diperjualbelikan.
Meskipun Sebagian besar penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani
bukan berarti hidup mereka berkecukupan danm sejahtera karena hasil alamnya
yang melimpah ruah disetiap musimnya. Dikarenakan hasil tani yang diolahnya
harus dibagi dua dengan pemilik tanah karena sebagian besar petani di Indonesia
bekerja dan mengolah lahan yang bukan miliknya melainkan milik dari situan
tanah sehingga ketika tiba musimnya petani harus berbagi hasil dengan sipemilik
lahan yang sebenarnya. Ini yang menjadi factor penghambat utama mengapa
- 12 -

petani-petani di Indonesia kuarng sejahtera hidupnya dan masih bertopang pada


peralatan-peralatan yang sederhana.
Keterbatasan modal untuk memiliki lahan sendiri dan masih menggarap
lahan milik orang lain merupakan kndala yang hamper dialami oleh petani-petani
di Indonesia yang perlu mendapat perhatian khusus dalam penangananya.

2.1.2.5 Peranan Petani Dalam Penyediaan Pangan Masyarakat


Peranan petani tidak dapat dilepaskan dalam kehidupan masyarakat.
Mengapa demikianm karena petani menjadi pemasok setiap kebutuhan pangan
dari setiap anggota keluarga dalam pemenuhan kebutuhan pokoknya sehari-hari.
Tanpa adanya petani manusia tentu tidak dapat memenuhi kebutuhanya bahkan
harus mngimpor barang-barang pangan dari luar.
Namun dibeberapa negara besar seperti arab yang sering mengimpor hasil
tani kedalam negaranya, kurang memanfaatkan peranan dari petaninya bukan
dikarenakan faktor ketidaksediaan modal melainkan faktor ketidakmampunya
alam mereka untuk bercocoktanam sehingga sector pertanian kuarang
berkembang dinegara timur tersebut.
Untuk wilayah Indonesia profesi sebagai petani mampu mengurangi angka
pengangguran yang cukup besar dimana sektor pertanian terbuka secara luas
asalkan memiliki modal dan pengetahuan yang cukup dalam pengeloaaan uasaha
tani tersebut.

2.1.2.6 Menjadi Basis Pertumbuhan Ekonomi


Sektor pertanian menjadi salah satu dari unsur-unsur yang mengisi
pertumbuhan perekonomian disetiap negara. Di negara arab sekalipun meskipun
wilayah lahanya tidak memungkinkan untuk melakukan kegiatan bercocok tanam
namun sector perekonomian menjadi salah satu unsur pengisi basis pertumbuhan
perekonomian dinegaranya misalnya dengan membudidayakan tanaman kurma
yang nilai komoditinya cukup besar dalam pengeksporan keseluruh negara
termausk ke Indonesia yang ikut mengimpor komoditi pertanaian dari Arab.
- 13 -

2.2 Ketahanan Pangan


Pada dasarnya, makin besar populasi pertumbuhan penduduk maka
kebutuhan panganakan semakin sulit ditemukan. Jumlah penduduk di dunia ini
akan bertambah terus menerus, sehingga lahan pertanian akan semakin sempit.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, khusunya pemerintah perlu berpikir
untuk mengatasi masalah-masalah yang terjadi saat ini. Di antaranya dengan cara
pemanfaatan lahan dengan sebaik-baiknya, memperluas lahan pertanian untuk
mendapatkan hasil yang baik, dan program keluarga berencana (KB) untuk ibu-
ibu pada masa subur. Penggunaan tekhnologi modern seperti benih unggul dan
lain-lain.

2.2.1 Ketersediaan Pangan


Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan melalui produksi,
distribusi, dan pertukaran. Produksi pangan ditentukan oleh berbagai jenis faktor,
termasuk kepemilikan lahan dan penggunaannya; jenis dan manajemen tanah,
pemilihan, pemuliaan, dan manajemen tanaman pertanian, pemuliaan dan
manajemen hewan ternak; dan pemanenan. Produksi tanaman pertanian dapat
dipengaruhi oleh perubahan temperatur dan curah hujan. Pemanfaatan lahan, air,
dan energi untuk menumbuhkan bahan pangan seringkali berkompetisi dengan
kebutuhan lain. Pemanfaatan lahan untuk pertanian dapat berubah menjadi
pemukiman atau hilang akibat desertifikasi, salinisasi, dan erosi tanah karena
praktek pertanian yang tidak lestari.
Produksi tanaman pertanian bukanlah suatu kebutuhan yang mutlak bagi
suatu negara untuk mencapai ketahanan pangan. Jepang dan Singapura menjadi
contoh bagaimana sebuah negara yang tidak memiliki sumber daya alam untuk
memproduksi bahan pangan namun mampu mencapai ketahanan pangan.
Distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan, transportasi,
pengemasan, dan pemasaran bahan pangan. Infrastruktur rantai pasokan dan
teknologi penyimpanan pangan juga dapat mempengaruhi jumlah bahan pangan
yang hilang selama distribusi. Infrastruktur transportasi yang tidak memadai dapat
menyebabkan peningkatan harga hingga ke pasar global. Produksi pangan per
- 14 -

kapita dunia sudah melebihi konsumsi per kapita, namun di berbagai tempat
masih ditemukan kerawanan pangan karena distribusi bahan pangan telah menjadi
penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.

2.2.2 Akses
Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan
besarnya alokasi bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah
tangga. PBB menyatakan bahwa penyebab kelaparan dan malnutrisi seringkali
bukan disebabkan oleh kelangkaan bahan pangan namun ketidakmampuan
mengakses bahan pangan karena kemiskinan. Kemiskinan membatasi akses
terhadap bahan pangan dan juga meningkatkan kerentanan suatu individu atau
rumah tangga terhadap peningkatan harga bahan pangan. Kemampuan akses
bergantung pada besarnya pendapatan suatu rumah tangga untuk membeli bahan
pangan, atau kepemilikan lahan untuk menumbuhkan makanan untuk dirinya
sendiri.

2.2.3 Pemanfaatan
Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor
mempengaruhi jumlah dan kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga.
Bahan pangan yang dimakan harus aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis
suatu individu. Keamanan pangan mempengaruhi pemanfaatan pangan dan dapat
dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan kemampuan memasak di suatu
komunitas atau rumah tangga.

2.2.4 Stabilitas
Stabiitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam
mendapatkan bahan pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat
berlangsung secara transisi, musiman, ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan
pangan transisi, pangan kemungkinan tidak tersedia pada suatu periode waktu
tertentu.
- 15 -

Bencana alam dan kekeringan mampu menyebabkan kegagalan panen dan


mempengaruhi ketersediaan pangan pada tingkat produksi. Konflik sipil juga
dapat mempengaruhi akses kepada bahan pangan. Ketidakstabilan di pasar
menyebabkan peningkatan harga pangan sehingga juga menyebabkan kerawanan
pangan.

2.3 Peranan Sektor Industri


Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi
nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi ekonomi
yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa, tetapi juga mampu
memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi struktural bangsa ke arah
modernisasi kehidupan masyarakat yang menunjang pembentukan daya saing
nasional. Selama dua dasawarsa sebelum krisis ekonomi, peran sektor industri
terhadap perekonomian nasional hampir mencapai 25%.

2.3.1 Kebijakan Pembangunan Industri Nasional


kebijakan dalam pembangunan industri Indonesia harus dapat menjawab
tantangan globalisasi ekonomi dunia dan mampu mengantisipasi perkembangan
perubahan lingkungan yang cepat. Persaingan internasional merupakan suatu
perspektif baru bagi semua negara, sehingga fokus strategi pembangunan industri
di masa depan adalah membangun daya saing sektor industri yang berkelanjutan
di pasar domestik dan internasional. Untuk membangun daya saing yang
berkelanjutan, upaya pemanfaatan seluruh potensi sumber daya yang dimiliki
bangsa dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada di luar
maupun di dalam negeri harus dilakukan secara optimal. Oleh karena esensi daya
saing yang berkelanjutan tersebut terletak pada cara menggerakkan dan
mengorganisasikan seluruh potensi sumber daya produktif, dalam rangka
pemenuhan kebutuhan dan permintaan pasar.
- 16 -

2.3.2 Permasalahan Pembangunan Industri


Pembangunan industri merupakan bagian dari pembangunan nasional,
sehingga pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan yang
berarti terhadap pembangunan ekonomi, budaya maupun sosial politik. Oleh
karenanya, dalam penentuan tujuan pembangunan sektor industri jangka panjang,
bukan hanya ditujukan untuk mengatasi permasalahan dan kelemahan di sektor
industri saja, tetapi sekaligus juga harus mampu turut mengatasi permasalahan
nasional. Masalah Nasional yang sedang mengemuka di antaranya, tingginya
angka pengangguran dan kemiskinan, rendahnya pertumbuhan ekonomi,
melambatnya perkembangan ekspor Indonesia, lemahnya sektor infrastruktur, dan
tertinggalnya kemampuan nasional di bidang penguasaan teknologi.

2.3.2.1 Masalah Pokok Yang Sedang Dihadapi Oleh Sektor Industri di


Indonesia
a. Ketergantungan yang tinggi terhadap impor baik berupa bahan baku,
bahan penolong, barang setengah jadi dan komponen.
b. Keterkaitan antara sektor industri dengan sektor ekonomi lainnya relatif
masih lemah.
c. Struktur industri hanya didominasi oleh beberapa cabang industri yang
tahapan proses industrinya pendek.
d. Ekspor produk industri didominasi oleh hanya beberapa cabang industri,
dan kegiatan sektor industri lebih banyak terpusat di Pulau Jawa.
e. Masih lemahnya peranan kelompok industri kecil dan menengah (IKM)
dalam sektor perekonomian.

2.3.3 Arah Pembangunan Industri


Pembangunan industri harus mengacu kepada amanat pembangunan
bangsa yang termuat dalam konstitusi, dengan menganut azas-azas yang
diletakkan untuk menjamin terpenuhinya aspirasi kemajuan ekonomi, budaya,
teknologi dan keamanan, demi keberlanjutan eksistensi bangsa, dan kemajuan
- 17 -

kesejahteraan rakyat, dan generasi bangsa di masa depan. Dalam jangka panjang,
pembangunan industri harus mampu memberikan sumbangan sebagai berikut:
a. Memberikan sumbangan nyata dalam peningkatan kesejahteraan
masyarakat luas secara adil dan merata.
b. Ikut membangun karakter budaya bangsa yang kondusif terhadap proses
industrialisasi menuju terwujudnya masyarakat modern, dengan tetap
berpegang kepada nilai-nilai luhur bangsa.
c. Menjadi wahana peningkatan kemampuan inovasi dan wirausaha bangsa
di bidang teknologi industri dan manajemen, sebagai ujung tombak
pembentukan daya saing industri nasional menghadapi era
globalisasi/liberalisasi ekonomi dunia.
d. Ikut menunjang pembentukan kemampuan bangsa dalam pertahanan diri
dalam menjaga eksistensi dan keselamatan bangsa, serta ikut menunjang
penciptaan rasa aman dan tenteram bagi masyarakat.

Tabel 2.2
Kontribusi Industri Pengolahan Non Migas Terhadap PDB
(Dalam Persen)

No. Lapangan Usaha 2007 2008 2009 2010 2011 2012

1. Makanan, Minuman dan Tembakau 6,6846 6,9955 7,4982 7,2304 7,3650 7,1395

2. Tekstil, Brg. kulit & Alas kaki 2,3690 2,1183 2,0789 1,9298 1,9306 1,8611

3. Brg. kayu & Hasil hutan lainnya 1,3891 1,4791 1,4305 1,2514 1,1375 1,0855

4. Kertas dan Barang cetakan 1,1492 1,0490 1,0908 1,0227 0,9345 0,8788

5. Pupuk, Kimia & Barang dari karet 2,8037 3,1143 2,9053 2,7378 2,5542 2,5857

6. Semen & Brg. Galian bukan logam 0,8306 0,8119 0,7765 0,7072 0,6839 0,6880

7. Logam Dasar Besi & Baja 0,5798 0,5903 0,4782 0,4172 0,4188 0,4200

8. Alat Angk., Mesin & Peralatannya 6,4360 6,6666 6,1789 6,0532 5,7479 5,6653

9. Barang lainnya 0,1918 0,1844 0,1751 0,1635 0,1519 0,1488

Total Industri Pengolahan Non Migas 22,4337 23,0095 22,6125 21,5131 20,9241 20,4727
- 18 -

2.4 Perubahan Struktur Ekonomi


Struktur ekonomi dapat diartikan sebagai komposisi peranan masing-
masing sektor dalam perekonomian baik menurut lapangan usaha maupun
pembagian sektoral ke dalam sektor primer, sekunder dan tersier. Menurut Teori
Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari
tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi
sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total Produk Domestik
Regional Bruto. Gambaran kondisi struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat
melalui kontribusi setiap sektor ekonomi terhadap pembentukan PDB (Produk
Domestik Bruto). Struktur ekonomi dikatakan berubah apabila kontribusi PDB
dari sektor ekonomi yang mulanya dominan digantikan oleh sektor ekonomi lain.

2.4.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Struktur Ekonomi


a. Sifat manusia dalam kegiatan konsumsinya, yaitu apabila pendapatan naik,
elastisitas permintaan yang di akibatkan oleh perubahan pendapatan
(income elastcity of demand) adalah rendah atas konsumsi bahan-bahan
makanan. Sedangakan permintaan terhadap bahan-bahan pakaian,
perumahan, dan barang-barang konsumsi hasil industri keadaannya adalah
meningkat.
b. Perubahan teknologi yang terus menerus berlangsung. Perubahan
teknologi yang terjadi dalam proses pembangunan akan menimbulkan
pemanfaatan tenaga mesin yang lebih dominan disbanding tenaga
manusia.

2.4.2 Faktor Yang Menyebabkan Perubahan Sektor Ekonomi


a. Produksi sektor pertanian mengalami perkembangan yang lebih lambat
ketimbang perkembangan produksi nasional.
b. Tingkat pertambahan produksi sektor industri lebih cepat daripada tingkat
pertambahan nasional.
- 19 -

c. Tidak ada perubahan dalam peranan sektor jasa adalah sama dalam tingkat
perkebangan produksi nasional.
2.4.3 Faktor Yang Menyebabkan Perbedaan Struktur Ekonomi
Didalam kelompok negara-negara sedang berkembang, banyak negara
yang juga mengalami transisi ekonomi yang sangat pesat dalam tiga dekade
terakhir ini, walaupun pola dan prosesnya berbeda antar negara. Variasi ini
disebabkan oleh perbedaan antar negara dalam sejumlah faktor internal seperti
berikut :
a. Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri (basis ekonomi)
Suatu negara yang pada awal pembangunan ekonomi/industrialisasinya
sudah memiliki industri-industri dasar yang relatif kuat akan mengalami
proses industrialisasi yang lebih cepat/pesat dibandingkan dengan negara
yang hanya memiliki industri-industri ringan.
b. Besarnya pasar dalam negeri
Besarnya pasar domestik ditentukan oleh kombinasi antara jumlah
populasi dan tingkatan pendapatan rill per-kapita. Pasar dalam negeri yang
besar merupakan salah satu faktor intensif bagi pertumbuhan kegiatan
ekonomi, termasuk industri, karena menjamin adanya skala ekonomis dan
efisiensi dalam proses produksi (dengan asumsi bahwa faktor-faktor
penentu lainnya mendukung).
c. Pola distribusi pendapatan
Faktor ini sangat mendukung faktor pasar diatas. Walaupun tingkat
pendapatan rata-rata per-kapita naik pesat, tetapi kalau distribusinya tidak
merata maka kenaikan pendapatan tersebut tidak terlalu berarti bagi
pertumbuhan industri-industri, selain industri-industri yang membuat
barang-barang sederhana, seperti makanan, minuman, sepatu, dan pakaian
jadi (tekstil).
d. Karakteristik dan industrialisasi
Misalnya, cara pelaksanaan atau strategi pengembangan industri yang
diterapkan, jenis industri yang diunggulkan, pola pembangunan industri,
- 20 -

dan insentif yang diberikan. Aspek-aspek ini biasanya berbeda antarnegara


yang menghasilkan pola industrialisasi yang juga berbeda antarnegara.

e. Keberadaan Sumber Daya Alam


Ada kecenderungan bahwa negara yang kaya akan Sumber Daya Alam
mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah atau terlambat
melakukan industrialisasi atau tidak berhasil melakukan diversivikasi
ekonomi (perubahan struktur).
f. Kebijakan perdagangan luar negeri
Fakta menunjukan bahwa di negara yang menerapkan kebijakan ekonomi
tertutup (inward looking), pola dan hasil industrialisasinya berbeda
dibandingkan dengan negara yang menerapkan kebijakan ekonomi
terbuka.
- 21 -

BAB lll
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Berdasarkan hasil ikhtisar tugas yang penulis lakukan pada materi Peranan
Sumber Daya Ekonomi Terhadap Perekonomian Indonesia, maka penulis dapat
mengambil simpulan sebagai berikut:
1. Pembangunan di Indonesia telah berhasil memacu pertumbuhan ekonomi
yang tinggi, yang ditandai terjadinya perubahan struktur perekonomian.
Proses perubahan struktur perekonomian ditandai dengan merosotnya
pangsa sektor primer (pertanian), meningkatnya pangsa sektor sekunder
(industri), dan pangsa sektor tersier (jasa) kurang lebih konstan, namun
kontribusinya akan meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi.
2. Sektor industri merupakan komponen utama dalam pembangunan ekonomi
nasional. Sektor ini tidak saja berpotensi mampu memberikan kontribusi
ekonomi yang besar melalui nilai tambah, lapangan kerja dan devisa,
tetapi juga mampu memberikan kontribusi yang besar dalam transformasi
struktural bangsa ke arah modernisasi kehidupan masyarakat yang
menunjang pembentukan daya saing nasional.

3.2 Saran
Penulis coba untuk memberikan saran yang berkaitan dengan Peranan Sumber
Daya Ekonomi Terhadap Perekonomian Indonesia yaitu :
1. Pemerintah sebaiknya memberikan perhatian lebih terhadap sektor
pertanian. Karena sektor pertanian menjadi sektor yang paling
menguntungkan bagi negara kita mengingat wilayah negara kita yang
memiliki iklim bagus dalam budidaya pertanian yaitu iklim tropis.

Anda mungkin juga menyukai