Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN INDUSTRI PANGAN DI INDONESIA

Disusun oleh:
Kelompok 8 Kelas B

Afina Viany Judawisastra (240210220104)


Pavita Kania Herman (240210220105)
Gemma Mutiara Pinka (240210220106)
Efina Aprilia Paska Sebayang (240210220107)

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perkembangan Industri Pangan di Indonesia” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang sudah berkerja sama dan membantu
dalam menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Prof. Dr. Ir. Mohamad Djali, MS sebagai salah satu dosen mata kuliah Dasar-dasar Teknologi
Pangan yang telah memberikan ilmu mengenai tema makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Teknologi
Pangan pada semester dua. Kami berharap makalah ini dapat memberikan wawasan kepada
pembaca mengenai perkembangan industri pangan di Indonesia. Di samping itu, kami menyadari
bahwa masih terdapat kekurangan baik pada tata bahasa maupun hal lainnya. Oleh karena itu,
kami menerima segala saran dan kritik dari para pembaca agar dapat menjadi pelajaran bagi
kami kedepannya.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan 4
BAB II ISI 5
2.1 Konsep dan Tujuan Perkembangan Industri Pangan di Indonesia 5
2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Pangan di Indonesia 5
2.3 Garis Besar Perkembangan Industri Pangan di Indonesia 6
2.4 Sektor yang Terpengaruh terhadap adanya Perkembangan Pangan 6
2.5 Cara memecahkan permasalahan sosial ekonomi dengan adanya perkembangan pangan. 7
2.6 Contoh Perkembangan Industri Pangan di Indonesia 7
BAB III KESIMPULAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perekonomian Indonesia sebagian besar didorong oleh peningkatan konsumsi
rumah tangga dan salah satu industri yang berkembang pesat adalah industri pangan.
Industri pangan yang ada di Indonesia meliputi industri kecil, industri menengah,
sampai dengan industri yang berskala besar. Hal itu ditandai oleh berkembangnya
jenis industri yang mengolah bahan baku yang berasal dari sektor pertanian. Adanya
peningkatan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu modal, tenaga kerja, bahan
baku, transportasi, sumber energi atau bahan bakar dan pemasaran (Budiman, 2015).
Industri pangan di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun 2020 ke 2021
sebesar 2,54 persen menjadi Rp775,1 triliun, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan
produk domestik bruto (PDB) industri makanan dan minuman nasional atas dasar
harga berlaku (ADHB) sebesar Rp1,12 kuadriliun pada 2021. Nilai tersebut porsinya
sebesar 38,05 persen terhadap industri pengolahan nonmigas atau 6,61 persen
terhadap PDB nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun. Sedangkan pada tahun
2022 dikutip dari DataIndonesia.id berdasarkan laporan Economist Impact, skor
Indeks Ketahanan Pangan Global (GFSI) milik Indonesia mengalami peningkatan
1,7% dibandingkan pada 2021 yang sebesar 59,2 poin. Skor indeks tersebut
menjadikan ketahanan pangan Indonesia pada 2022 dalam kategori moderat (skor
55-69,9 poin).
Adapun perkembangan yang pesat dari sektor industri pangan telah
menunjang perkembangan pada sektor-sektor lainnya, seperti sektor pertanian,
perkebunan, kehutanan, pertambangan, perdagangan, perhubungan, dan
telekomunikasi. Hal tersebut dapat terjadi karena sebuah industri tidak akan bisa
berjalan tanpa adanya bahan baku yang akan diproduksi dan juga sektor perdagangan,
perhubungan, dan telekomunikasi juga berkembang dikarenakan adanya kegiatan
pendistribusian hasil produk yang dihasilkan oleh sektor industri tersebut.
Oleh karena itu, dengan berkembangnya industri pangan di Indonesia
diharapkan mampu untuk memecahkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi
yang ada, seperti terpenuhinya kebutuhan masyarakat yang tidak terbatas khususnya
pada bidang industri pangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep dan tujuan dari perkembangan industri pangan di Indonesia?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan pangan di Indonesia?
3. Bagaimana garis besar perkembangan pangan di Indonesia saat ini?

3
4. Sektor apa saja yang terdampak terhadap adanya perkembangan pangan di
Indonesia?
5. Bagaimana cara memecahkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi dengan
adanya perkembangan pangan?
6. Hal apa saja yang dapat dijadikan contoh terhadap adanya perkembangan pangan
di Indonesia?

1.3 Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini diantaranya:
1. Mengetahui konsep dasar dan esensi dari perkembangan pangan di Indonesia.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan pangan di
Indonesia.
3. Mengetahui bagaimana perkembangan pangan di Indonesia saat ini.
4. Mengetahui sektor-sektor yang terdampak terhadap adanya Perkembangan
Pangan di Indonesia
5. Mengetahui bagaimana cara memecahkan permasalahan-permasalahan sosial
ekonomi dengan adanya perkembangan pangan.
6. Mengetahui contoh nyata adanya perkembangan pangan di Indonesia.

4
BAB II

ISI

2.1 Konsep dan Tujuan Perkembangan Industri Pangan di Indonesia


Perkembangan dan pengembangan industri pangan adalah kegiatan yang terus
dilakukan dan diupayakan untuk proses pembangunan masyarakat yang memiliki
peran yang penting untuk mengatasi transformasi ekonomi dan pergeseran bentuk
industrialisasi yang diakibatkan oleh globalisasi ekonomi dunia maupun akibat
putusan General Agreement Trade Tariff (GATT). Konsep pengembangan industri
pangan adalah dengan mengolah hasil-hasil pertanian dengan tujuan menciptakan
suatu produk jadi yang siap dikonsumsi oleh masyarakat. Selain itu, industri pangan
yang dikembangkan dapat mengelola kegiatan pengembangan produk pangan yang
efektif, juga sekaligus berpotensi untuk meningkatkan daya saing produk pangan
Indonesia dengan produk luar. Industri pangan merupakan subsektor yang
memberikan kontribusi besar terhadap investasi industri nonmigas di Indonesia.
Industri pangan memiliki perkembangan global dimana dapat bersaing dengan
industri pangan negara luar dengan cara menggali tantangan industri yang peluang
pangan terhadap perekonomian di Indonesia. Industri pangan berperan penting guna
mencapai sasaran pertumbuhan industri manufaktur nasional. Hal ini karena industri
pangan juga menggunakan alat-alat dalam memproduksi pangan dimana pangan
merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang harus tersedia setiap harinya
sehingga produksi pangan harus lebih gencar dan canggih agar kebutuhan pangan
manusia dapat tercukupi.
Penanganan industrialisasi pangan berhasil bila didukung oleh sektor-sektor
seperti pendidikan, pertanian, perindustrian, kesehatan, koperasi, perdagangan dan
pelayanan jasa keuangan yang andal, produktif, efektif dan efisien, serta adanya dunia
usaha yang menunjang Industri pangan berhubungan dengan sektor lainnya, seperti
sektor pertanian yang menghasilkan bahan mentah untuk diolah menjadi produk siap
makan. Untuk mendorong industri pangan, maka sektor pertanian juga butuh
perhatian dan pengembangan lebih lagi, dibutuhkan kerja sama atau kemitraan antara
pengusaha dan pemerintah, serta peningkatan mutu SDM (Sumber Daya Manusia).

2.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Industri Pangan di Indonesia


Menurut Budiman (2015) secara umum, berkembangnya industri pangan di
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah:
1. Modal
2. Bahan baku
3. Tenaga kerja

5
4. Sumber energi
5. Transportasi, dan
6. Kebijakan pemerintah
Faktor-faktor tersebut mempengaruhi kecepatan produksi, jumlah produksi,
hingga kualitas produksi. Teori Cobb-douglas yang menyatakan bahwa modal
mempengaruhi hasil produksi. Hal ini menunjukkan semakin tinggi modal akan dapat
meningkatkan hasil produksi dimana proses produksi memerlukan biaya untuk tenaga
kerja, pembelian peralatan, dan bahan baku (Sulistiana, 2013). Faktor tenaga kerja
adalah salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan produksi
untuk perkembangan suatu industri pangan. Butcher and Milton (2008) menyatakan
bahwa pengalaman kerja merupakan aset untuk mencapai suatu pekerjaan yang lebih
baik.
Selain faktor-faktor di atas, teknologi pun termasuk faktor dalam
perkembangan industri pangan. Banyaknya dan canggihnya teknologi yang dapat
digunakan, seperti alat atau mesin dalam pabrik industri akan menghasilkan produk
yang lebih optimal kualitasnya dan menghemat waktu produksi suatu pangan jadi.

2.3 Garis Besar Perkembangan Industri Pangan di Indonesia


Pada tahun 2021, industri pangan dan minuman di Indonesia mengalami
peningkatan sebanyak 2,54% menjadi Rp775,1 triliun dibanding tahun 2020. Nilai
tersebut porsinya sebesar 38,05 persen terhadap industri pengolahan nonmigas atau
6,61 persen terhadap PDB nasional yang mencapai Rp16,97 kuadriliun.
Menurut Adhi S. Lukman (2020) pangan yang penjualannya cukup baik
dengan ada atau tidaknya pandemi di antaranya adalah susu, minyak goreng, tepung,
biskuit, dan makanan instan. Indonesia memiliki banyak peluang untuk
pengembangan industri pangan yang disebabkan oleh beragamnya sumber daya
hayati, seperti temu putih dan kunyit.
Saat ini industri pangan masih lebih dominan di Pulau Jawa sehingga
diperlukan pemerataan ke pulau-pulau lain sehingga harga pangan dapat tetap
terjangkau (karena biaya pengiriman ke jarak yang jauh) dan persediaan pangan di
suatu pulau dapat lebih terjaga kecukupannya.

2.4 Sektor yang Terpengaruh terhadap adanya Perkembangan Pangan


Sektor industri pangan memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap
kehidupan manusia sehari-hari. Sering kali disinggung bahwa berbicara mengenai
pangan sejatinya tidak terlepas sebagai kebutuhan umat manusia yang ada di belahan
dunia ini. Kondisi pangan yang lambat laun mengalami ancaman kekurangan atau
disebut sebagai krisis pangan kemudian menggeser isu perang dan konflik dari high
politics menjadi low politics. Hal ini didasarkan bahwa krisis pangan yang telah

6
menjadi isu high politics mampu menarik perhatian pemangku kepentingan di tingkat
internasional.
Ketika produktivitas pangan menurun tentunya berimbas pada persoalan
sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang pada masyarakat. Pangan merupakan
kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup. Kecukupan
pangan merupakan zat asasi yang layak dipenuhi. Berdasarkan hal tersebut,
perkembangan pangan di Indonesia pastinya memiliki pengaruh terhadap sektor
pertahanan dan keamanan. Adanya ancaman terhadap ketahanan pangan
mengakibatkan Indonesia sering mengimpor produk-produk pangan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Hal tersebut menunjukkan bahwa sektor ekonomi negara
juga sangat bergantung pada perkembangan dan ketahanan pangan Indonesia.
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang krusial dalam
produktivitas pangan di Indonesia. Hampir semua seluruh pangan yang kita proses
dan konsumsi dihasilkan melalui pertanian dan peternakan. Dengan menurun atau
berkembangnya sektor industri pangan di Indonesia, sektor pertanian akan mengalami
dampak langsung dari hal tersebut.

2.5 Cara memecahkan permasalahan sosial ekonomi dengan adanya perkembangan


pangan.
Industri dapat berperan menjadi suatu bentuk usaha yang dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta dapat mengurangi angka pengangguran dan juga
memudahkan masyarakat dalam hal penyediaan kebutuhan barang maupun jasa.
Contohnya adalah industri kecil, industri kecil merupakan bagian dari industri
nasional yang bertujuan selain mencari keuntungan juga untuk membuka lapangan
pekerjaan dan memberikan kesempatan usaha kepada masyarakat (UMKM), serta
penyedia barang dan jasa bagi masyarakat (Nasrum Safitra, 2013).
Dengan adanya perkembangan industri pangan maka masalah-masalah sosial
ekonomi seperti kurangnya pasokan pangan dan ketidakmerataan pasokan pangan
pada daerah tertentu akan teratasi dengan mudahnya karena pengaruh dari sektor
distribusi dan transportasi.

2.6 Contoh Perkembangan Industri Pangan di Indonesia


Salah satu contoh nyata perkembangan industri pangan di Indonesia dapat
terlihat dari peningkatan ketersediaan pangan dari sektor perkebunan. Sepanjang
tahun 2021, ketersediaan kelapa sawit, kopi, dan kakao mengalami peningkatan
sebanyak 8,34% pada Q3-2021 atau mencatatkan mencatatkan peningkatan yang
besar dibandingkan pertumbuhan sebanyak 2,17% pada Q1-2021 dan 0,33% pada
Q2-2021. Kenaikan harga minyak sawit mentah (CPO) hingga lebih dari $1.000 per
ton menjadi salah satu penentu akan kinerja pertumbuhan sektor perkebunan.

7
Hasil perkebunan lainnya yang mengalami peningkatan adalah produksi beras.
Dari jumlah produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 54,65 juta ton pada 2020,
meningkat pada tahun 2021 menjadi 55,27 juta ton. Peningkatan juga terlihat pada
produktivitas padi, yaitu dari 5,11 ton/ha pada 2019 menjadi 5,13 ton/ha pada 2020,
dan 5,15 ton/ha pada 2021. Pada Januari 2021, harga eceran beras adalah
Rp11,850/kg dan Rp11,650/kg pada Desember 2021. Dengan harga eceran beras yang
stabil, bahkan cenderung menurun, hal tersebut adalah salah satu indikator
perkembangan industri pangan.
Selain dalam sektor perkebunan, pertumbuhan industri pangan dapat di
tentukan dari kemaujan teknologi. Saat ini berbagai inovasi teknologi digunakan
dalam industri pangan. Salah satu nya adalah penggunaan smart manufacturing pada
sektor industri makanan. Smart manufacturing memungkinkan otomasi dalam
produksi makanan, seperti tahap pengolahan sampai pengemasan. Teknologi ini
memungkinkan dalam memenuhi kekosongan Sumber Daya Manusia (SDM) pada
industri. Dengan adanya inovasi tersebut, produksi pangan dapat menjadi lebih
efisien.

8
BAB III

KESIMPULAN

Sesuai pada Bab 1 (Pendahuluan) & Bab 2 (Isi), perkembangan dan pengembangan industri
pangan di Indonesia sangatlah berpengaruh kepada kehidupan manusia. Dengan adanya konsep mengolah
hasil-hasil pertanian yang bertujuan untuk menciptakan suatu produk jadi yang siap dikonsumsi oleh
masyarakat, dan juga berpotensi meningkatkan daya saing produk pangan Indonesia dengan produk luar
mengakibatkan industri pangan menjadi subsektor yang memberikan kontribusi yang besar terhadap
investasi industri non migas Indonesia.
Perkembangan pangan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan
produksi, jumlah produksi, dan kualitas produksi diantaranya yaitu modal, tenaga kerja, bahan baku,
transportasi, sumber energi atau bahan bakar dan pemasaran. Faktor tenaga kerja adalah salah
satu faktor yang memegang peranan penting dalam kegiatan produksi untuk perkembangan suatu
industri pangan. Selain itu, faktor teknologi ternyata juga termasuk faktor yang ikut andil dalam
perkembangan industri pangan. Dengan banyaknya macam dan canggihnya teknologi yang dapat
digunakan seperti alat atau mesin dalam pabrik industri akan menghasilkan produk yang lebih
optimal kualitasnya dan menghemat waktu produksi suatu pangan.
Diketahui industri pangan di Indonesia sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat
pada tahun 2022 silam dengan skor indeks kategori moderat (skor 55-69,9 poin). Perkembangan
ini juga diketahui memberikan dampak positif yaitu telah menunjang perkembangan pada
sektor-sektor lain seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, pertambangan, perdagangan,
perhubungan, dan telekomunikasi.
Selain itu, perkembangan pangan di Indonesia juga memberikan dampak positif yaitu
dapat memecahkan permasalahan-permasalahan sosial ekonomi yang ada, seperti terpenuhinya
kebutuhan bidang bahan pangan masyarakat yang tidak terbatas dengan kemajuan dalam sektor
distribusi dan transportasi. Dikarenakan pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia.

9
DAFTAR PUSTAKA
Adi, Khairul F. (2019). ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
INDUSTRI TAHU DI KOTA PEKANBARU. Pekanbaru.

Arifin, Bustanul. (2021). Prospek Ekonomi Pertanian 2022. Diakses pada 14 Maret 2023 dari
https://mediaindonesia.com/kolom-pakar/458957/prospek-ekonomi-pertanian-2022

E-Jurnal EP Unud, 8 [4] : 780-809 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI DAN PENDAPATAN INDUSTRI PAKAIAN JADI DI KOTA DENPASAR I
Made Mahawisnu Das 1 I Ketut Sudiana. (n.d.).

Hadi, S., 2020. Membangun Ketahanan Pangan Dan Teknologi Produktivitas Pertanian.
Tersedia:http://staff.unila.ac.id/bungdarwin/files/2014/04/kel-3-KETAHANANPANGAN-
DAN-TEKNOLOGI-PRODUKTIVITAS. pdf. Diakses tanggal, 26.

Hariyadi, P. (2014). Medium-long-medium structured lipid (MLM-SL) production View project


Kajian Perilaku Proses Pengeringan Kemoreaksi Dengan Kapur Api (Cao) Untuk
Pengeringan Materi Hidup (Kasus : Benih Cabai Merah) View project.
https://www.researchgate.net/publication/267329132

Indi, H., & Yunita, D. (2018). STUDI TENTANG PELUANG DAN TANTANGAN INDUSTRI
PANGAN HALAL TERHADAP PEREKONOMIAN DI INDONESIA JURNAL ILMIAH
Disusun oleh. www.perkosmi.com

Musa Hubeis, I. H. (n.d.). Modul 1 Industrialisasi Pangan.

Mudrieq, S.S.H., 2014. Problematika krisis pangan dunia dan dampaknya bagi Indonesia.
Academica, 6(2).

Penerapan Prinsip-Prinsip Sanitasi Industri Dan Higiene Karyawan Kevin Bagus Pamukti, E.,
Juwitaningtyas, T., Artikel, S., & Direvisi Disetujui, D. (2021). Jurnal Teknologi Pangan
dan Hasil Pertanian Info Artikel. 16(2), 1–12. https://doi.org/10.26623/jtphp.v16i1

Wulandani, B.R.D. and Anggraini, W., 2020. Food estate sebagai ketahanan pangan di tengah
pandemi covid-19 di Desa Wanasaba. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Berkemajuan, 4(1), pp.386-390.

10

Anda mungkin juga menyukai