Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga Laporan Akuntabilitas Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2020 dapat tersusun. Laporan ini disusun sebagai
bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat atas target kinerja dan penggunaan
anggaran Tahun 2020.
Kami berharap dengan disusunnya Laporan ini akan dapat diperoleh manfaat umpan
balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Masukan dan saran perbaikan yang
bersifat membangun sangat kami harapkan untuk penyempurnaan di masa yang akan
datang.
Kepala Dinas,
Sesuai tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2020 Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat mendapatkan alokasi dana yang bersumber dari APBD Provinsi
dan APBN (Dekonsentrasi). Mekanisme pengajuan anggaran telah dilakukan sesuai dengan
prinsip-prinsip rencana strategis organisasi dengan memperhatikan tingkat capaian kinerja
yang diinginkan dan penjaringan aspirasi serta usulan dari daerah dan masyarakat
(Musrenbang Kabupaten/Kota dan Musrenbang Provinsi).
Hasil penilaian dari indikator kinerja belum mencapai target sesuai Perjanjian Kinerja
Tahun 2020, hal ini dikarenakan angka yang digunakan masih merupakan data sementara.
Namun, capaian realisasi sementara dari 2 (dua) Indikator Kinerja dalam 2 (dua) Sasaran
Strategis yang tertuang pada lampiran Perjanjian Kinerja antara Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat tertuang
sebagai berikut:
1. Capaian produksi perikanan yang terdiri dari Produksi perikanan budidaya pada tahun
2020 sebesar 1.136.253,8 ton sebesar atau tercapai sebesar 80,79 % dari target
sebesar 1.406.469 ton.
2. Berdasarkan perhitungan estimasi Angka Konsumsi Ikan di Provinsi Nusa Tenggara
Barat tahun 2020 capaian Angka konsumsi ikan Provinsi NTB menggunakan Angka
Konsumsi Ikan yang dirilis terakhir adalah sebesar 49,52 Kg/Kap/Tahun mengingat
penghitungan Angka tetap akan dirilis pada bulan Juli -Sepetember tahun 2021.
Angka ini meningkat sebesar 29,63% dibandingkan tahun 2018 sebesar 38,20
Kg/Kap/Tahun.
Nilai realisasi dan serapan anggaran pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
sampai dengan 31 Desember Tahun Anggaran 2020 untuk APBD secara keseluruhan
program/kegiatan mencapai 88,84% untuk persentase keuangan dan perkembangan fisik
92,22%. Sedangkan realisasi untuk APBN hingga akhir tahun 2020 sebesar 96,59% dengan
capaian fisik 100%.
Implementasi kegiatan dengan komponen pembiayaannya sejauh ini telah
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Perangkat
peraturan perundang-undangan yang dipedomani meliputi Undang-Undang Nomor 17 Tahun
2003 tentang keuangan negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang
Perbendaharaan Negara, Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan antar Pemerintah Pusat dengan Daerah, PERPRES 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Jadi, proses ketaatan dalam implementasi tata cara
Hal
KATA PENGANTAR I
RINGKASAN EKSEKUTIF Ii
DAFTAR ISI Iv
DAFTAR TABEL Vi
DAFTAR GRAFIK Viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Maksud dan Tujuan 3
1.3. Tugas Pokok dan Fungsi 3
1.4. Susunan Organisasi 13
1.5. Personalia 14
1.6. Keuangan 15
1.7. Isu – Isu Strategis 15
1.8. Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 16
Hal
Tabel 1. Identifikasi masalah berdasarkan tugas dan fungsi 16
Tabel 2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat
19
Daerah Tahun 2020
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
24
Tahun 2020
Tabel 4. Indikator RPJMD pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 25
Tabel 5. Perbandingan antara targt dan realisasi produksi perikanan tahun
26
2018 – 2020
Tabel 6. Perbandingan realisasi produksi perikanan tahun 2020 terhadap
26
realisasi tahun 2018 – 2019
Tabel 7. Perbandingan realisasi produksi perikanan tahun 2020 terhadap
26
target akhir renstra tahun 2023
Tabel 8. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2020 terhadap target produksi
27
nasional tahun 2020
Tabel 9. Perbandingan antara target dan realisasi produksi perikanan
30
budidaya Provinsi NTB tahun 2018 - 2020
Tabel 10. Perbandingan Realisasi produksi perikanan budidaya Tahun 2020
30
terhadap Realisasi tahun 2018 dan 2019
Tabel 11. Pertumbuhan Produksi Perikanan Budidaya Tahun 2018– 2020 31
Tabel 12. Perbandingan Realisasi produksi perikanan budidaya Tahun 2020
31
terhadap Target Akhir Renstra Tahun 2023
Tabel 13. Perbandingan realisasi produksi perikanan budidaya tahun 2020
32
terhadap target dan realisasi produksi Nasional Tahun 2020
Tabel 14. Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas Tahun
33
2018 – 2020
Tabel 15. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Tangkap
35
Provinsi NTB Tahun 2018-2020 (Ton)
Tabel 16. Perbandingan Realisasi Produksi Tangkap Tahun 2020 terhadap
36
Realisasi tahun 2018 dan 2019
Tabel 17. Pertumbuhan Produksi Perikanan Tangkap tahun 2018 - 2020 36
Tabel 18. Perbandingan Realisasi produksi perikanan tangkap Tahun 2020
37
terhadap Target Akhir Renstra Tahun 2023
Tabel 19. Perbandingan realisasi Produksi perikanan tangkap tahun 2020
38
terhadap target Produksi Nasional Tahun 2020
Tabel 20 Capaian Indikator Cakupan Kelompok Masyarakat Pesisir yang
39
diberdayakan (%) tahun 2019-2020
Tabel 21 Perbandingan realisasi Cakupan Kelompok Masyarakat Pesisir
40
yang diberdayakan (%) tahun 2020 dengan tahun sebelumnya
Tabel 22. Perbandingan realisasi Cakupan Kelompok Masyarakat Pesisir
yang diberdayakan (%) tahun 2020 dengan target akhir rensta 40
tahun 2023
Tabel 23. Perkembangan Capaian Produksi Garam Provinsi NTB Tahun
41
2018—2020
C. Tabel 24.D. Pertumbuhan Produksi Garam Tahun 2018 - 2020 42
Tabel 25. Proporsi kontribusi terhadap total produksi garam Provinsi NTB
43
Tahun 2020
Tabel 26. Perbandingan atara target dan realisasi Cakupan pengelolaan
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari dan 45
berkelanjutan (%) tahun 2018 - 2020
Tabel 27. Perbandingan realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya pesisisr
Melihat potensi dan kondisi umum perairan yang subur serta relatif bebas
pencemaran sangat mempengaruhi produktivitas kelautan dan perikanan Provinsi NTB
secara keseluruhan. Oleh karenanya Provinsi NTB dapat dikembangkan kegiatan
perikanan tangkap di laut dan perairan umum, perikanan budidaya laut, air payau dan
air tawar, pengolahan produk hasil perikanan dan kelautan, tambak garam, konservasi
dan wisata bahari, hingga pemanfaatan sumberdaya laut sebagai bahan kosmetik,
obat-obatan maupun industri.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka sudah sewajarnya jika sektor kelautan
dan perikanan dijadikan sebagai salah satu prime mover pembangunan ekonomi
Provinsi NTB, terutama dalam rangka mewujudkan visi Presiden Republik Indonesia
yang menyatakan bahwa laut adalah masa depan bangsa serta tiga pilar pembangunan
nasional yaitu: Kedaulatan (sovereignty), keberlanjutan (sustainability) dan
Kesejahteraan (prosperity).Pada sisi yang lain Undang-undang Nomor 31 Tahun 2004
tentang Perikanan, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 45
Tahun 2009 telah mengamanatkan bahwa tujuan pengelolaan perikanan adalah untuk :
1. Meningkatkan taraf hidup nelayan kecil dan pembudidaya ikan;
2. Meningkatkan penerimaan dan devisa negara;
3. Mendorong perluasan kesempatan kerja;
4. Meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber protein ikan;
Adapun tujuan penyusunan laporan ini adalah untuk menilai dan mengevaluasi
pencapaian kinerja dan sasaran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB selama
tahun 2020. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan suatu
simpulan yang dapat menjadi salah satu bahan masukan dan referensi dalam
menetapkan kebijakan dan strategi tahun berikutnya.
1.3 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dibentuk dan mempunyai tugas
pokok dan fungsinya berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 11 tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dalam Peraturan Gubernur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas – D, inas Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Barat pada pasal 20 dinyatakan Dinas Kelautan dan Perikanan
menyelenggarakan Urusan Pemerintahan Bidang Kelautan dan Perikanan yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi dan Tugas Pembantuan yang ditugaskan kepada
Daerah Provinsi adalah sebagai berikut:
1. Dinas Kelautan dan Perikanan adalah unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah.
2. Dinas Kelautan dan Perikanan dipimpin oleh Kepala Dinas
3. Dinas Kelautan dan Perikanan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara
administrasi dikoordinasikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan.
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan mempunyai tugas memimpin, melakukan
koordinasi pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan bidang
kelautan dan perikanan yang merupakan urusan pemerintahan Provinsi dan tugas
pembantuan yang diberikan pemerintah kepada gubernur serta tugas lain sesuai
dengan kebijakan yang ditetapkan oleh gubernur berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
2. Sekretariat
Mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam melaksanakan pembinaan
administrasi yang meliputi Ketatausahaan, Umum, Kepegawaian, Keuangan,
Perlengkapan dan Pemeliharaan kantor. Sekretariat membawahi :
7. Jabatan Fungsional :
a. Fungsional Perencana;
b. Fungsional Pengawas Perikanan;
c. Fungsional Pengendali Hama dan Penyakit Ikan;
d. Fungsional Arsiparis.
Kelompok
Sekretaris Dinas
Jafung
Bidang
Bidang Bidang
Pengawasan &
Bidang Penguatan Daya Saing
Perikanan Produk Kelautan dan
Pengelolaan
Perikanan Budidaya Sumberdaya Pesisir &
Tangkap Perikanan
Pulau-pulau Kecil
Cabang Dinas
Cabang Dinas Cabang Dinas
Kelautan Wilayah
Kelautan Wilayah Kelautan Wilayah
Sumbawa-
Bima-Dompu Pulau Lombok
Sumbawa Barat
Gambar 1. Struktur Organinsasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2020
laki-laki
73%
b. Berdasarkan tingkat
Proporsi Pegawai (orang)
pendidikan, terdiri dari : 2,1%2,1% 6,3%
• S2 : 11 orang 28,7%
• S1 : 119 orang
• Diploma : 3 orang
3,4 %
• SMA : 59 orang
57,3 %
• SMP : 4 orang
S2 S1 Diploma SMA SMP SD
• SD : 4 orang
61% Gol. IV
▪ Golongan II : 50 orang
▪ Golongan I : 2 orang.
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada Tahun 2020
mengelola anggaran APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat serta anggaran APBN dari
Kementerian Kelautan dan Perikanan. APBD Dinas Kelautan dan Perikanan terdiri dari
Belanja Langsung (BL) dan Belanja Tidak Langsung (BTL) sementara APBN berupa
Dana Dekonsentrasi (DK) dengan komposisi sebagai berikut :
Anggaran (Rp)
20.000.000.000 18.915.315.526 19.379.529.283
10.000.000.000
5.000.000.000 2.981.206.000
-
BTL BL APBN (DK)
Grafik 4. Komposisi Anggaran Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2020
Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telaahan visi dan misi Pemerintah Daerah
dan analisis lingkungan strategis seperti yang tertera pada dokumen rencana strategis
(Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, maka isu-isu strategis dalam
pembangunan kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut :
1. Potensi sumberdaya laut, pesisir dan pulau-pulau kecil belum dikelola optimal;
2. Degradasi kualitas lingkungan dan ekosistem laut dan pesisir
3. Masih terjadinya penangkapan secara merusak lingkungan dan penangkapan
secara ilegal, tidak dilaporkan dan tidak sesuai regulasi
4. Tingginya harga pakan dan terbatasnya ketersediaan benih unggul dan bermutu
tinggi dalam pengembangan perikanan budidaya;
5. Penangkapan ikan melebihi kapasitas;
6. Masih rendahnya pengolahan nilai tambah produk sektor kelautan dan perikanan .
Bab I : Pendahuluan
Dalam bab ini diuraikan mengenai penjelasan umum Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan penekanan aspek strategis
organisasi dan permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi
beserta sekilas pengantar lainnya.
Memuat perencanaan kinerja dalam RPJMD, visi dan misi Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat, tujuan dan sasaran, strategi dan
kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat serta
program-program pembangunan dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020.
Bab IV : Penutup
Dalam bab ini berisi kesimpulan dari akuntabilitas kinerja.
Lampiran - Lampiran
2.1 Perencanaan
a. Visi
Visi dan misi pembangunan yang diusung oleh Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih Provinsi NTB Tahun 2019-2023 adalah:
Dalam visi yang diusung terdapat kata kunci “GEMILANG” yang bermakna Gerakan
Mencintai Lingkungan, Kesehatan dan Pendidikan Cemerlang.
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi untuk membangun Nusa Tenggara Barat yang
gemilang, misi yang diusung timbul dari hasil elaborasi permasalahan dan isu
strategis serta memperhatikan dan mempertimbangan rencana pembangunan
jangka panjang daerah atau perencanaan pada tingkat yang lebih tinggi.
Upaya mewujudkan visi dan misi Provinsi NTB memiliki tujuan dan sasaran yang
termuat dalam dokumen Renstra yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Tujuan
➢ Terwujudnya peningkatan kontribusi sektor kelautan dan perikanan dengan
indikator Kontribusi PDRB sektor perikanan (%)
2. Sasaran Strategis
Sesuai dengan arahan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi, dua (dua) sasaran strategis dalam Renstra Dinas Kelautan dan
Perikanan Tahun 2019 - 2023 yang harus dicapai yaitu sebagai berikut :
1. Meningkatnya produksi perikanan
2. Meningkatnya Konsumsi Ikan Masyarakat
Sebagai tolok ukur pencapaian sasaran strategis tersebut maka Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat menetapkan Indikator
Kinerja Utama (IKU) sebagai berikut :
1. Produksi Perikanan (Ton)
2. Angka Konsumsi Ikan (kg/kap/tahun)
Tujuan dan sasaran beserta indikatornya sebagaimana tersaji pada tabel 2. berikut ini :
Tabel 2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan Perangkat Daerah Tahun 2019
- 2023
Target Kinerja Tujuan/Sasaran
Tujuan Sasaran Indikator 2019 2020 2021 2022 2023
Terwujudnya Kontribusi 4,76 4,76 4,76 4,75 4,75
Peningkatan PDRB sektor
kontribusi perikanan (%)
Sektor
kelautan dan Meningkatnya Produksi 1.370.346 1.406.469 1.436.947 1.468.104 1.501.957
perikanan produksi perikanan (ton)
perikanan
Meningkatnya Angka 40,36 42,40 44,46 46,79 49,51
Konsumsi Ikan Konsumsi Ikan
Masyarakat (kg/kap/tahun)
Strategi yang digunakan untuk dapat mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran
yang diharapkan dijabarkan dalam rumusan kebijakan, program dan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut :
A. Kebijakan
Ada 8 (delapan) arah kebijakan yang diemban oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi NTB sebagai berikut :
Dalam rangka mewujudkan target kinerja tahun 2020 seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan telah
menandatangani perjanjian kinerja dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat. Penetapan
kinerja pada dasarnya merupakan pernyataan komitmen pimpinan yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai target kinerja yang jelas dan
terukur selama tahun 2020. Ringkasan Perjanjian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi NTB Tahun 2020 dapat dilihat pada Tabel 1, dimana rincian dokumen
Perjanjian Kinerja (PK) yang memuat alokasi anggaran beserta Rencana Kinerja
Tahunan dan Rencana Aksi tahun 2020.
Tabel 3. Perjanjian Kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2020
Pada tahun 2020 Kontribusi PDRB sektor perikanan ditargetkan sebesar 4,76 % dan
terealisasi sebesar 4,78 % sebagaimana pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Indikator RPJMD pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Kondisi Kinerja 2020
Aspek/Fokus/Bidang pada Awal 2019
No Urusan/Indikator Kinerja Satuan Periode RPJMD
Pembangunan Daerah
2017 2018 Target Realisasi Target Realisasi
Berdasarkan tujuan di atas, Dinas Kelautan dan Perikanan NTB telah menetapkan 2 (dua)
Sasaran Strategis (SS) yaitu :
A. Sasaran Strategis Meningkatnya Produksi Perikanan
Meningkatnya Produksi Perikanan dengan indikator kinerja yaitu: Produksi Perikanan
yang dihitung dalam satuan ton. Produksi perikanan diperoleh dari Kompilasi Data Statistik
Produksi Perikanan Budidaya dan Kompilasi Data Satistik Perikanan Tangkap di 10 kab/kota
(ton). Capaian Produksi Perikanan Tahun 2020 sebesar 1.136.253,8 ton terdiri dari Produksi
perikanan budidaya tahun 2020 sebesar Produksi perikanan budidaya tahun 2020 sebesar
907.016,59 ton dan produksi perikanan tangkap sebesar 229.237,21 ton.
Tabel 5. Perbandingan antara target dan realisasi Produksi PerikananTahun 2018 – 2020
Meningkatnya Produksi 1.347.494 1.283.199,66 95,23 1.376.657 1.373.820,47 99,79 1.406.469 1.136.253,8 80,79
produksi perikanan Perikanan
(Ton)
Dari tabel di atas, capaian produksi perikanan pada tahun 2020 sebesar 1.136.253,8 ton
atau tercapai 80,79 % dari target 1.406.469 ton
A.2. Perbandingan realisasi Produksi Perikanan Tahun 2020 terhadp Realisasi Tahun
2018 dan 2019
Tabel. 6. Perbandingan Realisasi Produksi Perikanan Tahun 2020 terhadap Realisasi
tahun 2018 dan 2019
Tabel. 7. Perbandingan Realisasi Produksi Perikanan Tahun 2020 terhadap Target Akhir Renstra
Tahun 2023
Realisasi Realisasi
2020 2020 thd
Target Kinerja Tujuan/Sasaran target
akhir
Sasaran Indikator
Renstra
Dari tabel di atas, Capaian produksi tahun 2020 jika dibandingkan dengan target akhir
renstra tahun 2023 sudah tercapai 75,65 % dari target sebesar 1.501.957 ton.
A.4. Perbandingan realisasi Produksi Perikanan tahun 2020 terhadap target produksi
Perikanan Nasional Tahun 2020
Tabel 8. Perbandingan realisasi produksi perikanan tahun 2020 terhadap target produksi perikanan
Nasional Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas, Produksi Perikanan NTB memberikan kontribusi sebesar 4,29 %
terhadap target produksi perikanan Nasional tahun 2020 yaitu sebesar 26.460.000 ton.
Berdasarkan Permendagri Nomor 54 Tahun 2010, tentang kriteria penilaian realisasi kinerja
adalah sebagai berikut :
Interval Nilai Realisasi Kinerja Kriteria Penilaian Realisasi Kinerja
91 % ≤ 100% Sangat memuaskan
76 % ≤ 90 % Memuaskan
66 % ≤ 75 % Sangat Baik
51 % ≤ 65 % Baik
≤ 50 % Cukup
Upaya yang dilakukan Pemerintah Provinsi NTB dalam rangka menjaga kestabilan
ekonomi khususnya di sektor kelautan dan perikanan di masa pandemik Covid-19 dengan
menggerakkan sektor hilir dengan maksud agar sektor hulu tetap berproduksi walaupun tidak
optimal. Penguatan sektor hulu maupun hilir dilakukan melalui stimulus ekonomi dan Jaring
Pengaman Sosial (JPS) Gemilang. Penguatan sektor hulu dilakukan melalui kegiatan
pengadaan bantuan sarana dan prasarana kepada kelompok-kelompok usaha kelautan dan
perikanan antara lain : pemberian peralatan bioflok, pengadaan mesin pakan ikan, pengadaan
pakan, dan bantuan benih ikan air tawar serta sarana produksi lainnya. Untuk perikanan
tangkap berupa mesin kapal dalam (diesel), perahu, peralatan penangkapan ikan dan mesin
ketinting. Sedangkan hilirisasi di sektor kelautan dan perikanan dilakukan melalui penyediaan
Sedangkan untuk membantu mengurangi dampak lemahnya daya beli masyarakat, Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB melalui kegiatan Jaring Pengaman Sosial (JPS)
memberikan bantuan paket sembako berbahan baku ikan berupa ikan kering, abon ikan dan
garam beryodium. Selain itu paket JPS untuk masyarakat miskin, Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi NTB melakukan kegiatan PMTAS yaitu pemberian makanan tambahan
berbahan baku ikan yang diperuntukkan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan balita berupa abon
ikan, bakso ikan, kerupuk amplang di 400 posyandu tersebar di Kabupaten/Kota se-Provinsi
NTB dengan melibatkan pengurus PKK dan Forikan (Forum peningkatan konsumsi makan ikan)
Se-Provinsi NTB.
Dalam pencapaian produksi perikanan tahun 2020 didukung oleh 4 (empat) program
prioritas, yaitu :1) Program Pengembangan Budidaya Perikanan, 2)Program Pengembangan dan
Pengelolaan Perikanan Tangkap 3)
Program Permberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir, dan
4)
Progam Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-Pulau kecil. Selain itu juga didukung
oleh 4 (empat) program yang bersumber dari anggaran dekonsentrasi, yaitu : 1)
. Program
Pengelolaan Perikanan Tangkap, 2)
. Program Pengelolaan Perikanan Budidaya, 3)
.Program
Pengawasan Pengelolaan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, 4). Program Pengelolaan Ruang
Laut.
a.1. Perbandingan antara Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya 2018 -
2020
Tabel 9. Perbandingan antara Target dan Realisasi Produksi Perikanan Budidaya Provinsi NTB
Tahun 2018–2020 (Ton)
Sasaran Indikator 2018 2019 2020
Kinerja
Target Realisasi Capai Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian(
an (%) (%) %)
Meningkatnya Produksi 1.126.173,00 1.089.317.01 96.73 1.148.696 1.140.552 99,29 1.171.670 907.016,59 77,41
produksi Perikanan
perikanan Budidaya
Budidaya
1.200.000
1.000.000
Target (Ton)
800.000
Realisasi (ton)
600.000
400.000
200.000
0
2018 2019 2020
Tabel. 10. Perbandingan Realisasi produksi perikanan budidaya Tahun 2020 terhadap Realisasi
tahun 2018 dan 2019
Pertumbuhan (+/-)
No. Tahun Realisasi (Ton) % pertumbuhan
(Ton)
10
6,37
5 4,7
0
2018 2019 2020
-5
-10
-15
-20 -20,48
-25
Pertumbuhan
a.3. Perbandingan realisasi Produksi perikanan budidaya tahun 2020 dengan target
akhir Renstra tahun 2023
Realisasi Realisasi
2020 2020 thd
Target Kinerja Tujuan/Sasaran target
akhir
Sasaran Indikator
Renstra
Berdasarkan tabel diatas, capaian produksi perikanan budidaya tahun 2020 jika
dibandingkan dengan target akhir periode Renstra tahun 2023 telah tercapai sebesar 72,95
% dari target sebesar 1.243.386 ton lebih rendah 18,78 % dibandingkan produksi budidaya
tahun 2019.
a.4. Perbandingan realisasi produksi perikanan budidaya tahun 2020 terhadap target
dan realisasi produksi Nasional Tahun 2020
Tabel 13. Perbandingan realisasi produksi perikanan budidaya tahun 2020 terhadap target dan
realisasi produksi Nasional Tahun 2020
Tabel 14. Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya Per Komoditas Tahun 2018 - 2020
PRODUKSI TAHUN (Ton)
Jenis Ikan
2018 2019 2020
Rumput Laut 875.894,51 896.760,37 675.293,20
Kerapu 287,33 751,15 488,11
Udang Windu 11,35 32,42 34,60
Udang Vaname 129.899,89 156.013,87 158.461,67
Bandeng 15.283,47 23.106,69 17.577,67
Nila 51.255,96 51.233,16 44.075,60
Lele 6.469,76 5.842,48 3.703,57
Patin 155,37 186,48 120,441
Mas 8.223,68 3.371,51 3.435,18
Gurame 224,26 228,87 115,26
Ikan Lainnya 1.611,43 3.025,01 21.288,96
Jumlah 1.089.317,01 1.140.552,00 907.016.586
13,91%
79,96%
c) Untuk mengatasi tingginya harga pakan dan biaya operasional lainnya telah dilakukan
kegiatan :
- Gerakan Pakan Mandiri (GERPARI) berupa pemberian mesin pembuatan pakan, dan
pemberian biaya bahan baku kepada kelompok pembudidaya ikan yang berbadan
hukum.
- Bantuan sarana dan prasarana pembudidaya ikan berupa mesin pakan ikan, pakan dan
bibit ikan, pembuatan kolam baru, sarana budidaya rumput laut dan mengadakan
pelatihan pembuatan pakan ikan.
d) Untuk mengatasi terbatasnya akses permodalan telah dilakukan kegiatan :
- Fasilitasi pelayanan pembuatan Sertifikat Lahan/tanah bagi para Pembudidaya Ikan
(SEHATKAN) sebanyak 1.192 unit sertifikat hasil kerjasama Dinas Kelautan dan
Perikanan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN). Dengan dimilikinya sertifikat
tanah ini para pembudidaya ikan diharapkan akan lebih mudah mendapatkan fasilitas
kredit dari perbankan. Program ini menjadi lebih efektif terutama setelah dilakukan
perjanjian kerjasama antara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dengan PT.
Bank NTB pada tanggal 15 Maret 2017 tentang Peningkatan Pengembangan Mitra
Binaan Dinas dalam rangka Pengentasan Kemiskinan di Sektor Kelautan dan Perikanan.
b.1. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Tangkap Provinsi NTB
Tahun 2018-2020 (Ton)
Tabel 15. Perbandingan Target dan Realisasi Produksi Perikanan Tangkap Provinsi NTB
Tahun 2018-2020 (Ton)
2018 2019 2020
Indikator Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
Sasaran
Kinerja (%) (%) (%)
Meningkatnya Produksi 221.321 193.882,65 87,60 227.961 233.268,47 102,33 234.799 229.237,21 97,63
produksi Perikanan
perikanan Tangkap
tangkap (Ton)
Berdasarkan tabel diatas, produksi perikanan tangkap Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2020 tercapai sebesar 229.237,21 ton atau mencapai 97,63 % dari target 2020 sebesar
234.799 ton. Produksi perikanan tangkap tahun 2020 tidak mencapai target dikarenakan
pengurangan aktifitas kegiatan penangkapan ikan selama pandemik Covid-19, disamping
dampak ekonomi akibat pandemik covid-19 lainnya.
150.000
Target Realisasi
100.000
50.000
-
2018 2019 2020
Tabel 16. Perbandingan Realisasi Produksi Tangkap Tahun 2020 terhadap Realisasi tahun 2018
dan 2019
25
20 20,31
15
10
5,95
5
0
2018 2019 2020-1,73
-5
pertumbuhan
b.3. Perbandingan realisasi produksi perikanan tangkap tahun 2020 dengan target akhir
Renstra tahun 2023
Realisasi Realisasi
2020 2020 thd
Target Kinerja Tujuan/Sasaran target
Sasaran Indikator akhir
Renstra
2019 2020 2021 2022 2023
b.4. Perbandingan realisasi produksi perikanan tangkap tahun 2020 terhadap target
produksi Nasional Tahun 2020
Tabel 19. Perbandingan realisasi Produksi perikanan tangkap tahun 2020 terhadap target Produksi
Nasional Tahun 2020
b.5. Upaya yang telah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan dalam rangka
meningkatkan produksi perikanan tangkap tahun 2020
Upaya yang telah dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan dalam rangka meningkatkan
produksi perikanan tangkap tahun 2020 yaitu :
1. Fasilitasi bantuan sarana dan prasarana perikanan tangkap, seperti kapal, mesin dan alat
tangkap;
2. Optimalisasi pelayanan operasional pelabuhan perikanan;
3. Fasilitasi dan kemudahan dalam mengurus perizinan bagi nelayan. Pada tahun 2020 izin
perikanan tangkap yang terbit sebanyak 613 izin, terdiri dari SIPI 203 izin, SIKPI 98 izin,
SIUP 71 izin dan SIPI Andon 186 izin.
Tabel 20. Capaian Indikator Cakupan Kelompok Masyarakat Pesisir yang diberdayakan (%)
tahun 2019-2020
2019 2020
INDIKATOR KINERJA Pencapaian Pencapaian
Target Realisasi Target Realisasi
(%) (%)
1. Cakupan Kelompok 0,82 0,59 71,95 0,91 6,38 701,5
Masyarakat Pesisir
yang diberdayakan (%)
Berdasarkan pada tabel di atas, target cakupan kelompok masyarakat pesisir yang
diberdayakan (%) sebesar 0,91 % diperoleh dari rencana target kelompok masyarakat yang akan
diberdayakan sebanyak 20 kelompok dibagi dari total jumlah kelompok masyarakat pesisir sebanyak
2.193 kelompok.
Capaian kelompok masyarakat yang diberdayakan dari program pemberdayaan masyarakat
pesisir dari tahun 2019 dan 2020 telah mengakomodir sebanyak 218 kelompok atau mencapai 701,5
% dari target sebesar 0,91 %. Peningkatan capaian pemberdayaan kelompok yang sangat signifikan
ini diperoleh dari kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka membantu masyarakat pesisir
dalam peningkatan kapasitas usaha di masa pandemik Covid-19 dalam bentuk bantuan stimulus
ekonomi bagi pelaku usaha berupa pemberian bantuan/hibah berupa sarana dan prasarana
pembudidayaan ikan, sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran, alat penangkapan ikan dan
rumah tunnel garam bagi petambak garam. Kebijakan ini sebagai salah satu program afirmasi
penanggulangan dampak covid-19 khusus bagi masyarakat yang rentan dan terdampak.
Angka realisasi Cakupan Kelompok Masyarakat Pesisir yang diberdayakan (%) tahun 2020
jika dibandingkan dengan target akhir periode Renstra 2023 sebesar 1,55 % telah mencapai 411,6
% Peningkatan Capaian ini disebabkan adanya sinergi dengan Pemerintah pusat (KKP) Dimana
anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat pesisir di atas telah mengalami rasionalisasi dan
refokusing dialokasikan kepada penanganan Covid-19.
Kelompok masyarakat pesisir yang telah diberdayakan pada tahun 2020 terdiri dari :
1. Kelompok petambak garam yang terbina sebanyak 3 kelompok yaitu
a. Kelompok Bertong Bangkit Lombok Barat berupa rumah tunnel garam
b. Kelompok Permata Hati , Lombok Barat berupa rumah tunnel garam
c. Kelompok Tembere Bersatu berupa rumah tunnel garam dan rehab gudang garam rakyat
2. Kelompok pembudidaya ikan yang terbina sebanyak 6 kelompok yaitu
a. Kelompok budidaya rumput laut Doro O’o kabupaten Bima berupa sarana budidaya rumput
laut
b. 5 (Lima) kelompok di Terano berupa pemberian benih ikan
3. Kelompok nelayan yang terbina sebanyak 104 kelompok
Bantuan alat penangkapan ikan yang merupakan dukungan dari Kementerian Kelautan dan
Perikanan kepada 104 kelompok penerima yaitu Dompu sebanyak 14 kelompok, Bima sebanyak
28 kelompok, Lombok tengah sebanyak 29 kelompok dan Lombok Utara sebanyak 33 kelompok.
4. Kelompok pengolahan dan pemasaran yang terbina sebanyak 27 kelompok
Selain mengurangi kesenjangan ekonomi masyarakat pesisir, kegiatan pemberdayaan
mayarakat pesisir diarahkan kepada pengembangan usaha garam rakyat. Dimana Provinsi NTB
menjadi salah satu Provinsi dari 11 Provinsi yang ditetapkan sebagai lokasi sentra garam oleh
Pemerintah. Produksi garam di Provinsi NTB dihasilkan sebagian besar dari tambak dan sedikit dari
non tambak dengan cara perebusan. Produksi garam ini merupakan kompilasi data produksi garam
pada 6 (enam) Kabupaten/kota di Provinsi NTB kecuali Kabupaten Dompu, Kabupaten Sumbawa
Barat, Kabupaten Lombok Utara dan Kota Mataram. Sampai dengan tahun 2019 luas lahan potensial
untuk Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) di NTB seluas 9.789,92 Ha, yang sudah
dimanfaatkan seluas 2.403,91 Ha yang tersebar di 6 (enam) Kabupaten/Kota se Provinsi Nusa
LAKIP/LKjIP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 2020 41
Tenggara Barat dengan jumlah kelompok usaha garam rakyat sampai dengan tahun 2020 sebanyak
± 578 kelompok dengan jumlah anggota ± 5.263 orang.
Tabel 23. Perkembangan Capaian Produksi Garam Provinsi NTB Tahun 2018--2020
Sasaran Indikator 2018 2019 2020
Kinerja
Target RealisasiCapaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(%) (%) (%)
Pengembangan Jumlah 170.000 296.930,17 174,66 180.000 155.721*) 86,51 190.000 162.987,15*) 85,78
Usaha Produksi
Masyarakat Garam
(Ton)
Pesisir dan pulau-
pulau kecil
Sumber data : *) Data sementara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
296.930,17
300.000
250.000 190.000
170.000 180.000
162.987,15
200.000 91,093.29
150.000
100.000
50.000
0
2018 2019 2020
target realisasi
Berdasarkan grafik diatas, Pada Tahun 2020 capaian produksi garam sebesar 162.987,15
ton atau tercapai 85,78% dari target sebesar 190.000 ton. Tidak tercapainya angka produksi
sesuai target disebabkan oleh aktivitas produksi garam efektif dilaksanakan mulai bulan Juni –
Juli, karena bulan Januari – Mei aktivitas produksi garam terkendala cuaca/musim hujan yang
panjang. Selain itu juga disebabkan adanya Covid-19 yang menyebabkan terhambatnya para
pelaku usaha garam dalam memproduksi garam sehingga produksi garam tahun 2020 tidak
melampaui target tetapi meningkat 4,67 % dibanding produksi tahun 2019 dan menurun 45,11
% dibanding produksi tahun 2018. Angka ini mencapai 74,09 % dibanding target akhir RPJMD
tahun 2023 sebesar 220.000 ton. Produksi Garam NTB memberikan kontribusi sebesar 5,43 %
terhadap target Nasional tahun 2020 sebesar 3.000.000 ton dan memberikan kontribusi sebesar
6,52 % terhadap realisasi produksi Nasional tahun 2020 sebesar 2.500.000 ton.
250
225,96
200
150
100
50
0 4,77
2018 2019 2020
-50 -47,61
-100
pertumbuhan
Produksi garam pada tahun 2018 mencapai 296.930,17 ton atau mencapai 174,66 % dari
target sebesar 170.000 ton. Angka ini meningkat dibanding realisasi produksi tahun 2016 dan
tahun 2017. Aktivitas budidaya garam pada tahun 2018 sangat stabil didukung oleh cuaca yang
baik untuk proses produksi garam, ditambah lagi dengan telah berproduksinya tambak garam
dengan teknologi geoisolator di beberapa lokasi pada sentra garam menyebabkan lonjakan
produksi yang cukup signifikan.
Pada tahun 2020 produksi garam mengalami peningkatan dibanding tahun 2019, hal ini
disebabkan upaya Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dalam pengembangan usaha garam
ini tidak hanya berupaya untuk meningkatkan jumlah/kuota produksi garam saja, akan tetapi juga
lebih kepada peningkatan kualitas hasil produksi garam yang mana produksi terbaik dengan
kualitas K1 masih 10% dari total produksi tahun 2020. Kualitas yang masih belum standar yang
menyebabkan lemahnya akses pemasarannya. Oleh karena itu upaya yang dilakukan dalam
rangka peningkatan produksi dan kualitas produksi garam adalah : perbaikan infrastruktur, rumah
tunnel dan bantuan plastik geoisolator untuk meningkatkan sarana dan prasarana usaha
petambak garam dan peningkatan kapasitas SDM Petambak Garam.
Tabel 25. Proporsi kontribusi terhadap total produksi garam Provinsi NTB Tahun 2020
Proporsi
Realisasi produksi
No. Kabupaten/Kota terhadap total
(Ton)
produksi (%)
1. Bima 138.392,45 84,91
2. Lombok Tengah 3.376,76 2,07
3. Lombok Timur 14.801,41 9,08
4. Sumbawa 5.567,00 3,42
5. Lombok Barat 828,92 0,51
6 Kota Bima 20,61 0,01
Jumlah 162.987,15 100
Perkembangan usaha garam di Provinsi NTB sebagian besar didukung oleh Kementerian
Kelautan dan Perikanan (KKP) Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut melalui Program
Pengembangan Usaha Garam Rakyat (PUGAR) yang alokasi anggarannya bersumber dari Dana
Tugas Pembantuan (TP) yang diberikan kepada Kabupaten sentra garam. Pada tahun 2020
KKP memberikan alokasi anggaran pada 3 (tiga) Kabupaten melalui Satker TP sebesar Rp.
1.926.770.000,- untuk pengadaan Geoisolator, pembangunan saluran/jalan produksi,
peningkatan jalan produksi lahan integrasi, revitalisasi gudang garam. Dukungan KKP melalui
anggaran Tugas Pembantuan ini sangat membantu pengembangan usaha garam di Provinsi
NTB dalam meningkatkan kualitas dan produktivitas usaha garam.
Berdasarkan DPA - APBD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2019, terdapat
1 (satu) kegiatan dalam Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir yang merupakan
strategi untuk mencapai target produksi dan sekaligus berpengaruh terhadap Meningkatnya
Produksi Perikanan khususnya produksi garam yang menjadi sasaran eselon III sesuai dengan
Perjanjian Kinerja (PK) tahun 2020 yaitu Persentase Kelompok Masyarakat Pesisir yang
Diberdayakan (%). Adapun kegiatan tersebut yaitu melalui kegiatan Penguatan Ekonomi
Masyarakat Pesisir dan pulau - pulau kecil.
Sasaran meningkatnya Pengelolaan Sumber Daya Laut Pesisir dan Pulau - Pulau Kecil
yang Lestari dan Berkelanjutan, dinyatakan dalam indikator kinerja : Cakupan pengelolaan
sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%). Pencapaian
indikator Cakupan pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil yang lestari dan
berkelanjutan (%) didukung oleh Program Pengelolaan Sumberdaya Laut, Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil melalui kegiatan 1)
Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan
Perikanan; 2)
Pelestarian dan Pemulihan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan; 3)
Penataan
Ruang Laut dan Pengelolaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; 4)
Pengawasan dan
Penertiban Ilegal Fishing; 5)
Pengembangan Pengelolaan Konservasi Laut dan Perairan.
Indikator ini merupakan indikator baru pada periode Renstra tahun 2019 – 2023 sebagai
salah satu cara untuk mengetahui Cakupan wilayah perairan dan pesisir yanng terkelola secara
berkelanjutan (%) yang dihitung dari hasil formulasi Luas Kawasan konservasi perairan yang
mendapat penetapan berdasarkan Keputusan Menteri ditambah luas kawasan perairan dan
pesisir yang terawasi dan terkendali dibagi total luas perairan territorial NTB.
Tabel 26. Perbandingan atara target dan realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya pesisir
dan pulau-pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) tahun 2018 - 2020.
Sasaran Indikator Kinerja 2018 2019 2020 Capaian (%)
2020
Target Realisasi Target Realisasi
Dalam pencapaian indikator outcome Cakupan pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-
pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) pada tahun 2020 sebesar 20,61 % atau mencapai
78,22 % dari target yang telah ditetapkan. Capaian indikator ini diperoleh berdasarkan Luas
Kawasan Konservasi Perairan yang mendapat penetapan berdasarkan keputusan Menteri sebesar
137.865,24 Ha ditambah Luas Kawasan Perairan dan Pesisir yang terawasi dan terkendali sebesar
463.121,10 Ha dibagi total luas perairan territorial NTB sebesar 2.915.904 Ha.
d.2. Perbandingan realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya peisisr dan pulau-
pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) dengan tahun lalu dan beberapa
tahun terakhir.
Tabel 27. Perbandingan realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya pesisisr dan pulau-
pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) dengan tahun 2018 – 2020
Sasaran Indikator 2018 2019 2020 Perbandingan Realisasi Tahun
Kinerja 2020 terhadap realisasi tahun
sebelumnya
Berdasarkan tabel di atas, capaian cakupan pengelolaan sumber daya pesisir dan pulau-
pulau keccil yang lestari dan berkelanjutan (%) tahun 2020 menurun 23,86 % jika dibandingkan
dengan capaian tahun 2019 sebesar 27,07 % dan menurun 20,48 % jika dibandingkan dengan
capaian tahun 2018 sebesar 23,86%.
d.3. Perbandingan realisasi realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya peisisr dan
pulau-pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) dengan target akhir Renstra
tahun 2023
Tabel 29. Perbandingan realisasi realisasi Cakupan pengelolaan sumber daya peisisr dan pulau-
pulau kecil yang lestari dan berkelanjutan (%) dengan target akhir Renstra tahun 2023
Realisasi Realisasi
Target Kinerja Tujuan/Sasaran 2020 2020 thd
Sasaran Indikator target
2019 2020 2021 2022 2023 akhir
Renstra
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
𝟖
𝒙 𝟏𝟎𝟎 %
𝟕
Provinsi NTB dalam dokumen RZWP3K telah mencadangkan wilayah perairan laut seluas
341.641,45 sebagai kawasan konservasi perairan diusulkan untuk ditetapkan sebagai Kawasan
Konservasi Perairan Daerah melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan yang sebelumnya
harus dilengkapi dokumen Rencana Zonasi (RZ) dan selanjutnya diusulkan dengan Dokumen
Rencana Pengelolaan Zonasi (RPZ).
Pada tahun 2020 kawasan konservasi perairan yang diusulkan untuk ditetapkan Keputusan
Menteri adalah TPK Gili Balu seluas 6.005,20 Ha, TPK Pulau Kramat, bedil, dan Temudong dengan
luas 2.000,00 Ha, TP Penyu tatar Sepang – Lunyuk dengan luas 72.415,29 Ha dan SAP Pulau
Lipan dan Pulau rakit dengan luas 26.640,81 Ha. Sedangkan Pulau Panjang penetapannya sebagai
kawasan konservasi perairan ditangguhkan, karena perlu dilakukan Ground Checking untuk
disesuaikan Rencana Pengelolaan Zonasinya sesuai dengan Permen KP Nomor 31 Tahun 2020.
Pada tahun 2020 Untuk akselerasi pencapaian target luasan kawasan konservasi perairan di
Provinsi NTB, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB mendapatkan dukungan dan fasilitas
dari NGO Wildlife Conservation Society (WCS) dan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan
LAKIP/LKjIP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 2020 48
Laut (BPSPL) sebagai perpanjangan tangan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI untuk
melakukan kegiatan penyusunan zonasi dan penyusunan rencana pengelolaan Zonasi Kawasan
Konservasi Daerah yaitu KKP3K Pulau Panjang seluas 22,138.47 Ha, sebagai prasyarat untuk
ditetapkan melalui SK Menteri Kelautan dan Perikanan sebagai Kawasan Konservasi Perairan
Daerah.
Pengelolaan kawasan konservasi yang telah ditetapkan dikelola oleh 3 (tiga) Cabang Dinas
Kelautan yang telah dibagi menjadi 3 (tiga) Wilayah yaitu Wilayah Pulau Lombok, Sumbawa –
Sumbawa Barat, dan Bima – Dompu melalui kegiatan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan
Daerah, selain itu juga aktif melakukan kegiatan Pengawasan di 3 (tiga) Wilayah tersebut.
Selain kegiatan konservasi didukung juga oleh kegiatan Penataan Ruang Laut dan
Pengelolaan Perairan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dimana pengelolaan dan pemanfaatan ruang
laut harus mengacu kepada RZWP3K dan kajian melalui pertimbangan teknis/rekomendasi teknis
kesesuaian ruang dan izin lokasi perairan. Pada tahun 2020 telah diterbitkan 61 dokumen
pertimbangan teknis/rekomendasi teknis izin usaha pengelolaan dan pemanfaatan ruang laut
seperti budidaya laut, tambak udang, terminal khusus/dermaga untuk pariwisata bahari, dan
pemasangan kabel dan pipa bawah laut.
Selain itu kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan
dan Pengawasan dan Penertiban Ilegal Fishing ikut mendukung dalam pencapaian indikator
tersebut.
INDIKATOR REALISAS %
SASARAN STRATEGIS TARGET
KINERJA I
*)
catatan: Data Sementara
Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Indikator angka konsumsi ikan merupakan cara untuk mengetahui jumlah Kg ikan yang
dikonsumsi masyarakat selama 1 (satu) tahun dalam bentuk konversi setara konsumsi ikan utuh
segar. Angka konsumsi ikan, dihitung berdasarkan konsumsi rumah tangga dan konsumsi diluar
rumah tangga serta konsumsi yang tidak tercatat yang diperoleh dari data Susenas BPS, Survey
bahan pokok, Data jumlah Penduduk, Tingkat Pengangguran, Pangsa Pengeluaran pangan dan
makanan jadi, Jumlah Hotel, Jumlah tamu Hotel, dan volume impor produk Perikanan. Angka
konsumsi ikan dihitung menggunakan dua metode yaitu metode berdasarkan ketersediaan ikan
dan metode sampling.
B.1. Perbandingan antara target dan realisasi Angka Konsumsi Ikan Tahun 2018 –
2020
Tabel 32. Perbandingan antara target dan realisasi Angka Konsumsi Ikan Tahun 2018 – 2019
*)
catatan: Data Sementara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Sumber data : Badan Pusat Statistik
Berdasarkan tabel di atas, Angka konsumsi ikan tahun 2020 adalah sebesar 49,52
Kg/Kap/Tahun (angka sementara) atau mencapai 116,79 % dari target sebesar 42,40
Kg/Kap/Tahun.
Grafik 13.Perkembangan Capaian Angka Konsumsi Ikan Perkapita Pertahun Masyarakat di Provinsi NTB
Tahun 2018-2020
50
AKI(kg/kap/thn)
40
30 49,52 49,52
20 38,2
10
0
2018 2019 2020
Tahun
Dari tabel di atas, jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, Angka Konsumsi
Ikan Tahun 2020 ini meningkat sebesar 29,63 % dari realisasi tahun 2018 yaitu 38,20
kg/kap/tahun. Sedangkan jika dibandingkan dengan realisasi tahun 2019, Angka Konsumsi
Ikan bersifat stabil.
Grafik 14. Pertumbuhan Capaian Angka Konsumsi Ikan Perkapita Pertahun Masyarakat di Provinsi NTB
Tahun 2018 – 2020
12,00
11,32
10,00
8,00
6,00
4,00
2,71
2,00
0,00 0,00
2018 2019 2020
Pertumbuhan
Berdasarkan grafik di atas, pertumbuhan pada tahun 2020 sebesar 0 %, hal ini disebabkan
capaian Angka konsumsi Ikan Provinsi NTB tahun 2020 menggunakan Angka Konsumsi Ikan
yang dirilis terakhir adalah sebesar 49,52 Kg/Kap/Tahun mengingat penghitungan Angka tetap
akan dirilis pada bulan Juli -Sepetember tahun 2021.
Tabel 34. Perbandingan Realisasi Angka Konsumsi Ikan Tahun 2020 terhadap Target Akhir Renstra
Tahun 2023
Realisasi Realisasi
2020 2020 thd
Target Kinerja Tujuan/Sasaran target
akhir
Sasaran Indikator
Renstra
Berdasarkan tabel di atas, capaian AKI tahun 2020 mencapai 100,02 % jika dibandingkan
dengan target pada akhir Renstra tahun 2023 sebesar 49,51 kg/kap/tahun.
B.4. Perbandingan realisasi Angka Konsumsi Ikan tahun 2020 terhadap target dan
realisasi Angka Konsumsi Ikan Nasional Tahun 2020
Tabel. 35. Perbandingan realisasi Angka Konsumsi Ikan tahun 2020 terhadap target dan realisasi
Angka Konsumsi Ikan Nasional Tahun 2020
Berdasarkan tabel di atas, capaian AKI 49,52 Kg/Kap/Tahun mencapai 87,62 % jika dibandingkan
dengan target nasional dan masih rendah atau baru tercapai 90,66 % jika dibandingkan dengan
capaian angka konsumsi ikan nasional yang mencapai angka 54,50 Kg/Kap/Tahun.
B.5. Analisis penyebab keberhasilan atau peningkatan Angka Konsumsi Ikan pada tahun
2020
Peningkatan konsumsi ikan tahun 2020 dapat di sebabkan karena :
1. Peningkatan angka konsumsi ikan dipengaruhi oleh Pola konsumsi ikan masyarakat pada
setiap strata usia, pendidikan, lokasi dan penghasilan berbeda, juga sangat tergantung pada
ketersediaan stok ikan. Kertersedian stok ikan pada tahun 2020 sebesar 376.249,15 ton.
Ketersediaan stok ikan ini mempengaruhi peningkatan produksi olahan perikanan. Pada
tahun 2020 produksi olahan sebesar 213.181,69 ton atau tercapai 100,10 % dari target
Semakin tinggi tingkat konsumsi ikan memberikan pengaruh positif terhadap tingkat
kesehatan dan gizi masyarakat.
Beberapa permasalahan dalam pencapaian angka konsumsi ikan adalah sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi ikan
2. Kurang lancarnya distribusi sehingga akses masyarakat terhadap produk perikanan terbatas.
3. Minimnya ragam olahan / diversifikasi produk hasil perikanan
4. Faktor budaya dan kebiasaan konsumsi masyarakat terhadap suatu jenis produk makanan
Tabel 36. Capaian Produksi Olahan Hasil Kelautan dan Perikanan di Provinsi NTB
Tahun 2018-2020 (Ton)
Indikator 2018 2019 2020
Kinerja Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian Target Realisasi Capaian
(%) (%) (%)
Produksi 222.854 210.738,31 94,56 211.893 210.738,31*) 99,46 212.971 213.181,69*) 100,10
Olahan Hasil
Kelautan dan
Perikanan
(ton)
Sumber data : *) Data sementara Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Pada tahun 2020 produksi olahan Provinsi NTB sebesar 213.181,69 ton atau tercapai
100,10 % dari target sebesar 212.971 ton dengan jumlah UKM sebanyak 530 UKM dan pelaku
usaha sebanyak 2.132 orang. Capaian selama kurun waktu tiga tahun terus mengalami
peningkatan yang cukup berarti. Tahun 2020 produksi olahan hasil perikanan meningkat 1,16
% dibanding tahun 2019 dan 2018. Capaian ini tercapai 98,83 % jika dibandingkan dengan
target pada akhir periode Renstra tahun 2023 sebesar 215.700 ton. Peningkatan produksi
olahan ini disebabkan oleh adanya kegiatan Jaring Pengaman Sosial (JPS) pembelian produk
olahan dari UKM. Walaupun produksi perikanan menurun tetapi dapat mensuport produksi
olahan karena masih adanya stok tahun sebelumnya sehingga sasaran peningkatan produksi
olahan dapat tercapai.
Tabel 37. Pertumbuhan Capaian Produksi Olahan Hasil Kelautan dan Perikanan di Provinsi NTB
Tahun 2018-2020
No. Tahun Realisasi Pertumbuhan (+/-) % pertumbuhan
1 2018 210.738,31*) 10.843,01 5.42
2 2019 210.738*) (0,31) 0
3 2020 213.181,69 2.443,38 1,16
Sumber data : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
6
5,42
5
1,16
1
0 0
2018 2019 2020
Pertumbuhan
Berdasarkan grafik di atas, capaian produksi olahan hasil kelautan dan perikanan dalam
kurun waktu 3 (tiga) tahun mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 2,19 % per tahun. Hal
ini dipengaruhi oleh tingginya permintaan pasar terhadap hasil olahan berbahan baku ikan
dan rumput laut.
Proporsi penyumbang volume produksi olahan hasil perikanan tahun 2020 paling tinggi
terdapat di Kabupaten Dompu dengan jumlah 88.820,13 ton, diikuti oleh Kabupaten Lombok
Timur 83.176,75 ton, Sumbawa dengan jumlah 11.472,40 ton dan Kota Mataram dengan
jumlah 10.807,57 ton sedangkan jumlah produksi paling rendah terdapat di Kota Bima
1.791,75 ton.
Grafik 16.Komposisi Realisasi Produksi Ragam Olahan Hasil Perikanan Kota/Kabdi Provinsi NTB
Tahun 2020
Mataram,
Kota 51.63 %
Bima, Bima,
0.08% 10.28% Lombok Tengah; 1,15%
Lombok Barat; 1,64%
Dompu,
5.50%
KSB; 0,89%
Sumbawa,
9.15% KLU,
1.01%
Strategi yang telah ditempuh untuk mencapai target produksi olahan sekaligus
sebagai langkah meningkatkan mutu olahan hasil perikanan adalah 1)
memfasilitasi pelatihan
secara komprehensif dalam bentuk Desiminasi dan Bimtek pengolahan berbahan baku ikan, 2)
bantuan sarana dan prasarana pengolahan berupa freezer, dan 3)
Fasilitasi ke Perbankan
(Kredit Usaha Rakyat ) dalam rangka mengakses permodalan, 4)
Melakukan promosi produk
hasil kelautan dan perikanan dan mendorong sistem pemanfaatan bahan baku tanpa hasil
samping. Strategi lainnya adalah menerapkan Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) kepada
LAKIP/LKjIP Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB 2020 55
Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang telah memenuhi persyaratan kelayakan dasar pengolahan,
GMP (Good Manufacturing Practices) dan SSOP (Standard Sanitation Operating Procedure).
Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) adalah Sertifikat yang diberikan kepada
perorangan atau kelompok yang melakukan aktivitas; seperti Pengolahan, Pengumpulan dan
Distribusi; hasil perikanan yang telah memenuhi persyaratan jaminan mutu kemananpangan
tingkat dasar. Persyaratan jaminan mutu dan keamanan sebagaimana dimaksudadalah
terpenuhinya persyaratan Cara Pengolahan Ikan yang Baik (Good ManufacturingPractice) dan
Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation OperatingProcedures). Penerbitan SKP
sangat penting sebagai alat/ bukti pengakuan pemenuhan persyaratan dasar jaminan mutu
dan keamanan pangan, juga sebagai instrument perundang-undangan yang wajib
dilaksanakan. Sertifikasi produk perikanan merupakan solusi persaingan usaha di era
globalisasi. Manfaat sertifikasi produk yaitu dapat meningkatkan percaya diri konsumen dan
produsen termasuk produsen regional daerah asal. Sampai pada tahun 2020, UPI yang terbit
bersertifikat adalah sebanyak 43 sertifikat, menurun 33,85 % dari tahun 2019 sebanyak 65
sertifikat, meningkat 4,44 % dari tahun 2018 sebanyak 45 bersertifikat SKP. Berikut adalah
data keragaan UPI bersertifikat SKP sampai dengan tahun 2020.
Tabel 38.Data UPI/UKM Yang Memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolahan Skala Menengah Tahun 2020
Frozen
Ikan Air Tawar
2 CV. 88 AURORA Freshwater Fish 16709/52/SKP/BK/XII/2020 23-12-2020
Beku (Gurami)
(Gourami)
CV. LOBSTER
Daging Lobster Frozen Lobster
3 ORIGIN 16636/52/SKP/BK/XII/2020 16-12-2020
Beku Meat
PARADISE
Frozen
6 CV. 88 AURORA Fillet Patin Beku 15944/52/SKP/BK/X/2020 10/12/2020
Pangasius Fillet
CV. LOBSTER
7 ORIGIN Lobster Hidup Live Lobster 15177/52/SKP/LN/VII/2020 20-07-2020
PARADISE
CV. LOBSTER
8 ORIGIN Lobster Beku Frozen Lobster 15023/52/SKP/BK/VI/2020 24-06-2020
PARADISE
UD. ANDRE
9 Kerang Segar Fresh Shellfish 14656/52/SKP/SG/IV/2020 23-04-2020
SEAFOOD
10 UD. ANDRE Ikan Demersal Fresh Demersal 14655/52/SKP/SG/IV/2020 23-04-2020
SEAFOOD Segar (Anggoli, Fish
Kerapu, Kakatua, (Goldbanded
Kakap) Jobfish,
Grouper,
Parrotfish,
Snapper)
CV. LOBSTER
11 ORIGIN Kerang Hidup Live Shellfish 14654/52/SKP/LN/IV/2020 23-04-2020
PARADISE
CV. LOBSTER
12 ORIGIN Kerang Segar Fresh Shellfish 14653/52/SKP/SG/IV/2020 23-04-2020
PARADISE
Frozen Pelagic
Fish (Baby
Ikan Pelagis Beku
Tuna, Bullet
(Baby Tuna,
Tuna, Indian
Tongkol,
Mackerel, Mahi-
27 CV. ERPA UTAMA Kembung, 14292/52/SKP/BK/III/2020 13-03-2020
mahi, Marlin,
Lemadang, Marlin,
Shortfin Scad,
Layang, Cakalang,
Skipjack,
Tenggiri)
Spanish
Mackerel)
28 CV. ERPA UTAMA Fillet Ikan Beku Frozen Fish Fillet 14263/52/SKP/BK/III/2020 03/11/2020
32 CV. ERPA UTAMA Tuna Loin Segar Fresh Tuna Loin 14259/52/SKP/SG/III/2020 03/11/2020
Data di atas menunjukan bahwa trend jenis produk yang disertifikasi masih relatif sama, yakni
produk mentah. Hal ini juga didorong potensi bahan baku hasil perikanan tangkap yang tinggi,
khususnya di Kabupaten Lombok Barat, Lombok Timur dan Sumbawa.
Beberapa persoalan dalam pengembangan produksi olahan hasil perikanan perlu ditingkatkan
adalah :
1. Masih rendahnya kapasitas produksi unit pengolahan ikan (UPI) dan sarana dan prasarana unit
pengolahan ikan (UPI)
2. Masih rendahnyasumberdaya manusia pengelola unit pengolahan ikan (UPI)
3. Masih rendahnya kualitas mutu produk dan nilai tambah hasil perikanan
4. Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang memenuhi persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan
(bersertifikat) masih kurang.
5. Terbatasnya akses pemasaran hasil olahan bagi unit pengolahan ikan (UPI)
2. Pengembangan Pengolahan dan Jaminan Mutu Hasil Perikanan melalui pemberian bantuan
sarana dan prasarana pengolahan, fasilitasi unit pengolahan ikan untuk memenuhi standar
kelayakan pengolahan, pembinaan dan monitoring.
Bantuan sarana dan prasarana dilakukan melalui :
a. Rehab UPI Skala kecil dan pengadaan sarana pengolahan sebanyak 6 UPI yaitu :
- Poklahsar Sasaq Maiq – Lombok Barat
- Poklahsar Ingin Maju – Lombok Timur
- Poklahsar Sinar pagi -Sumbawa Barat
- Poklahsar wanita pesisir – Lombok Utara
- Poklahsar Cakalang – Ampenan Mataram
- Poklahsar La Nina – Kota Bima
b. Bantuan sarana pengolahan dalam rangka penanggulangan dampak Covid-19 berupa cool
box, mesin asap ikan, vacum sealer, freezer, dan sarana pegolahan abon.
3. Pengembangan Usaha dan Logistik Hasil Kelautan dan Perikanan
Koordinasi data logistik dan volume olahan bertujuan untuk mensinkronkan data ragam
volume olahan hasil perikanan terdiri dari pelaku usaha dan Dinas Kelautan dan Perikanan
Kabupaten/Kota se-NTB;
4. Pengawasan dan pengendalian mutu hasil kelautan dan perikanan dan kegiatan Peningkatan
fungsi laboratorium penguji
Pengawasan dan pengendalian mutu hasil kelautan dan perikanan untuk menjamin
keamanan pangan hasil perikanan untuk produk-produk konsumsi lokal maupun yang akan
diekspor, serta membina pelaku usaha hasil perikanan dan memajukan pendidikan melalui
magang mahasiswa. Kegiatan ini mendukung pencapaian indikator Angka Konsumsi Ikan
yang dilakukan melalui kegiatan Pengawasan dan Pengendalian Mutu Hasil Kelautan dan
Perikanan dan Peningkatan Fungsi Laboratorium Penguji dengan cara melakukan monitoring
Produksi 234.799 229.237,21 97,63 Pengembangan 4.368.950 4.132.819,344 3.259.038,664 78,86 74,60
Perikanan dan Pengelolaan
Tangkap (ton) Perikanan
Tangkap
Cakupan 0,91 6,38 701,5 Program 1.581.654 435.683,1 433.482,1 99,49 27,41
kelompok Peberdayaan
masyarakat ekonomi
pesisir yang masyarakat
diberdayakan pesisir
(%)
Produksi 212.971 213.181,69 100.10 Program 1.648.869 1.794.420 1.697.693,5 94,61 102,96
olahan hasil optimalisasi
perikanan pengelolaan dan
yang bermutu pemasaran
dan memiliki produski
nilai tambah perikanan
(ton)
Cakupan 26.35 20,61 78,22 Program 3.172.113 2.202.227,622 515.717,255 23,52 16,26
pengelolaan Pengelolaan
sumberdaya sumberdaya laut,
pesisir dan pesisir dan
pulau-pulau pulau-pulau kecil
kecil yang
lestari dan
berkelanjutan
(%)
Tingkat efisiensi dan efektifitas berdasarkan rata – rata capaian 4 indikator diatas adalah sebesar
210,97%. Hal ini menunjukkan bahwa Dinas Kelautan dan Perikanan dalam pencapaian kelima
indikator program ini dapat melakukan efisiensi anggaran sebesar 70,05% dari target anggaran
RPJMD tahun 2020.
Dari tabel diatas terlihat tingkat efektifitas anggaran sebesar 102,96%. Hal ini menunjukkan Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB dalam penggunaan anggaran untuk pencapaian indikator ini
sangat efisien.
Tabel 41. Anggaran Bidang Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 - 2020
Pagu Realisasi
No Tahun Hibah/bansos
Belanja Tidak Belanja Belanja Tidak Belanja
Total Total Realisasi
Langsung Langsung Langsung Langsung
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun Anggaran 2018 – 2020
Efektifitas pada program Pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir ini dipengaruhi dari
kebijakan pemerintah pusat dan daerah dalam rangka membantu masyarakat pesisir dalam
peningkatan kapasitas usaha di masa pandemik Covid-19 dalam bentuk bantuan stimulus ekonomi
bagi pelaku usaha berupa pemberian bantuan/hibah berupa sarana dan prasarana pembudidayaan
ikan, sarana dan prasarana pengolahan dan pemasaran, alat penangkapan ikan dan rumah tunnel
garam bagi petambak garam. Kebijakan ini sebagai salah satu program afirmasi penanggulangan
dampak covid-19 khusus bagi masyarakat yang rentan dan terdampak.
Untuk meningkatkan efisiensi melalui manajemen Sumberdaya manusia pada Dinas Kelautan dan
Perikanan ProvinsiNusa Tenggara Barat dengan jumlah personil sampai dengan tanggal 31 Desember
2020 adalah sebanyak 217 orang dengan rincian 200 PNS, Pegawai Tidak Tetap sebanyak 17 orang
yang tersebar pada kantor induk dan UPTD serta instalasinya lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi NTB. Jumlah personil yang ada dengan beragam latar dan jenjang pendidikan, jenjang
jabatan, dan pengetahuan serta keterampilan sebagai modal untuk memaksimalkan mencapai tujuan
bersama Dinas Kelautan dan Perikanan sehingga dengan peningkatan produktivitas SDM yang
bertanggung jawab secara strategis, sosial dan etika dapat dioptimalkan untuk mencapai target
kinerja yang telah ditetapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB.
Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pada tahun 2020 pada kantor induk dan UPTD
penyumbang PAD tetap dioptimalkan untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.
Program
Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
Pesisir
Kegiatan *) Didukung
Penguatan Usaha Anggaran Program
Perikanan Tangkap yang sama pada
Sasaran No.2
Kegiatan
Pengembangan
Pengolahan dan 1.635.375.000 1.594.243.500 97,48 99,08
Jaminan Mutu Hasil
Perikanan
Kegiatan
Pengembangan Usaha
48.545.000 28.270.000 58,23 100
dan Logistik Hasil
Kelautan dan Perikanan
Kegiatan 54.940.000 19.940.000 36,29 100
Penguatan dan
Pengembangan
Pemasaran Produk
Kelautan dan Perikanan
Kegiatan Pengawasam 35.110.000 34.790.000 99,09 100
dan Pengendalian Mutu
Hasil Kelautan dan
Perikanan
Kegiatan Peingkatan 20.450.000 20.450.000 100 100
Fungsi Laboratorium
Penguji
Program Penguatan 112.455.000 111.204.300 98,89 100
Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan
Program Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat
psisir
Kegiatan Penguatan *) Didukung
Usaha Pengolahan dan anggaran program
Pemasaran Hasil yang sama pada
Perikanan sasaran no 2
Jumlah Sasaran 2
1.794.420.000 1.697.693.500 94,61 94,61 112.455.000 111.204.300 98,89 100
Jumlah sasaran 1 + 2 12.827.255.066 10.008.257.269 78,02 79,79 2.640.307.000 2.550.227.000 96,59 100
B BELANJA LANGSUNG
19.379.529.283 50,61 16.014.975.481 82,64 84,63
I PROGRAM
PELAYANAN
4.245.408.630 11,09 4.132.203.558 97,33
ADMINISTRASI 99,86
PERKANTORAN
1
Penyediaan Jasa
698.500 0,00 698.500 100,00
Surat Menyurat 100,00
2 Penyediaan jasa
komunikasi; sumber 805.152.400 2,10 764.671.247 94,97
99,63
daya air dan listrik
3
Penyediaan jasa
404.048.000 1,06 394.440.000 97,62
administrasi keuangan 100,00
4
Penyediaan Jasa
814.529.880 2,13 801.937.684 98,45
Kebersihan Kantor 100,00
5
Penyediaan alat tulis
49.654.250 0,13 46.896.575 94,45
kantor 100,00
6 Penyediaan barang
cetakan dan 33.479.600 0,09 27.999.500 83,63
91,04
penggandaan
7
Penyediaan Peralatan
dan Perlengkapan 45.150.000 0,12 45.109.400 99,91
100,00
Kantor
8 Penyediaan bahan
bacaan dan peraturan 9.500.000 0,02 5.040.000 53,05
100,00
perundang-undangan
9
Penyediaan makanan
48.975.000 0,13 48.974.500 100,00
dan minuman 100,00
10 Penyelarasan
Program Pemerintah 71.941.400 0,19 50.532.500 70,24
100,00
Pusat dan Daerah
11 Penyediaan jasa
administrasi dan 673.400.000 1,76 673.200.000 99,97
100,00
teknis perkantoran
12 Penyelarasan
Program Pemerintah
273.501.000 0,71 273.361.000 99,95
Provinsi dan 100,00
Kabupaten/Kota
Penyediaan Alat
1.093.000 0,00 1.093.000 100,00
Listrik dan Elektronik 100,00
71
NO NAMA SKPD, JUMLAH Bobot Persentase
PROGRAM DAN ANGGARAN (Rp) (%) Realisasi Keu Fisik
KEGIATAN (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
Penyediaan Jasa
1.014.285.600 2,65 998.249.652 98,42
Keamanan Kantor 100,00
II. PENINGKATAN
SARANA DAN
1.580.703.217 4,13 1.179.185.604 74,60 75,21
PRASARANA
APARATUR
1
Pembangunan
160.850.000 0,42 159.947.000 99,44
gedung kantor 100,00
2 Pengadaan
Kendaraan 449.000.000 1,17 449.000.000 100,00
100,00
Dinas/Operasional
3 Pengadaan
Perlengkapan Gedung 572.453.200 1,49 180.943.500 31,61
32,88
Kantor
4
Pemeliharaan rutin/
berkala Gedung 65.000.000 0,17 63.455.000 97,62
100,00
Kantor
5
Pemeliharaan Rutin/
Berkala Kendaraan 221.842.017 0,58 214.282.104 96,59
96,59
Dinas/ Operasional
6 Pemeliharaan Rutin/
Berkala Perlengkapan 0 0,00 0 0,00
-
Gedung Kantor
7
Pemeliharaan Rutin/
Berkala Peralatan 16.150.000 0,04 16.150.000 100,00
100,00
Gedung Kantor
III PROGRAM
PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER 38.820.000 0,10 35.610.000 91,73 100
DAYA APARATUR
1
Pendidikan dan
9.220.000 0,02 9.220.000 100,00 100
Pelatihan Formal
2
Peningkatan mental
12.000.000 0,03 12.000.000 100,00 100
dan fisik aparatur
3 Pembinaan,
pengendalian dan
10.000.000 0,03 9.990.000 99,90 100
pengawasan
kepegawaian
4
Peningkatan iman dan
7.600.000 0,02 4.400.000 57,89 100
taqwa aparatur
IV PROGRAM 560.246.370 1,46 532.623.050 95,07 100
PENINGKATAN
PENGEMBANGAN
SISTEM PELAPORAN
CAPAIAN KINERJA
DAN KEUANGAN
72
NO NAMA SKPD, JUMLAH Bobot Persentase
PROGRAM DAN ANGGARAN (Rp) (%) Realisasi Keu Fisik
KEGIATAN (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Penyusunan laporan 31.225.000 0,08 31.225.000 100 100
capaian kinerja dan
ikhtisar realisasi
kinerja SKPD
2 Penyusunan 10.750.000 0,03 10.750.000 100 100
Pelaporan Keuangan
Akhir Tahun
VI PROGRAM
PEMBERDAYAAN
EKONOMI 435.683.100 1,14 433.482.100 99,49
MASYARAKAT 100,00
PESISIR
1 Pengembangan usaha
masyarakat pesisir dan
434.283.100 1,13 432.082.100 99,49
pulau-pulau kecil 100,00
2 Penguatan usaha
budidaya perikanan 1.400.000 0,00 1.400.000 100,00
100,00
3 Penguatan usaha
perikanan tangkap 0 0,00 0 0,00
-
4 Penguatan usaha
pengolahan dan
0 0,00 0 0,00
pemasaran hasil -
perikanan
VII PROGRAM
PENGEMBANGAN
4.262.105.000 11,13 4.102.325.750 96,25 97,80
BUDIDAYA
PERIKANAN
1 Pengelolaan dan
pengembangan produksi
12.550.000 0,03 12.550.000 100,00 100
perikanan budidaya
2 Pengelolaan dan
pemberdayaan usaha 2.336.090.000 6,10 2.305.697.000 98,70 100
pembudidaya ikan
3 Pengelolaan sistem
perbenihan ikan 1.391.665.000 3,63 1.380.434.250 99,19 100
73
NO NAMA SKPD, JUMLAH Bobot Persentase
PROGRAM DAN ANGGARAN (Rp) (%) Realisasi Keu Fisik
KEGIATAN (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
4 Peningkatan produksi
benih ikan budidaya 328.000.000 0,86 303.747.000 92,61 100
perikanan laut
5 Peningkatan produksi
benih ikan budidaya 193.800.000 0,51 99.897.500 51,55 51,60
perikanan air payau
IX PROGRAM
OPTIMALISASI
PENGELOLAAN DAN
1.794.420.000 4,69 1.697.693.500 94,61 99,16
PEMASARAN
PRODUKSI
PERIKANAN
1 Pengembangan
Pengolahan dan Jaminan
Mutu Hasil Perikanan 1.635.375.000 4,27 1.594.243.500 97,48 99,08
2 Pengembangan Usaha
dan Logistik Hasil 48.545.000 0,13 28.270.000 58,23 100
Kelautan dan Perikanan
3 Penguatan dan
Pengembangan
Pemasaran Produk 54.940.000 0,14 19.940.000 36,29 100
Kelautan dan Perikanan
4 Pengawasan dan
Pengendalian Mutu Hasil 35.110.000 0,09 34.790.000 99,09 100
Kelautan dan Perikanan
5 Peningkatan Fungsi
Laboratorium Penguji
20.450.000 0,05 20.450.000 100,00 100
74
NO NAMA SKPD, JUMLAH Bobot Persentase
PROGRAM DAN ANGGARAN (Rp) (%) Realisasi Keu Fisik
KEGIATAN (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 Pengawasan dan 30.475.680 0,08 30,475.680 100 100
Pengendalian
Sumberdaya Kelautan
dan Perikanan
2 Pelestarian dan 12.205.000 0,03 12.205.000 100 100
Pemulihan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan
3 Penataan Ruang Laut 68.590.000 0,18 68.565.000 99,96 100
dan Pengelolaan
Perairan Pesisir dan
Pulau-pulau Kecil
4 Pengawasan dan 153.070.250 0,40 137.078.350 89,55 96,73
Penertiban Ilegal Fishing
Grafik 17. Perbandingan Jumlah Anggaran dan Realisasi Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
50.000.000.000
40.000.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000 95,97 94,59 88,84
0
2018 2019 2020
75
Berdasarkan tabel dan grafik diatas terlihat bahwa dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
2018 – 2020 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi dan efektivitas penyerapan anggaran
belanja masuk dalam kategori efektif, dimana dari pagu anggaran yang dialokasikan
terealisasi rata – rata 95,44 % pertahun. Tetapi penyerapan anggaran pada tahun 2020
menurun yaitu 88,84 % dengan kategori cukup efektif. Penilaian ini berdasarkan
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1996 Tentang Kriteria
tingkat efektifitas penggunaan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan sangat
efektif.
2. Jika hasil pencapaian antara 90% - 100%, maka anggaran belanja dikatakan efektif.
3. Jika hasil pencapaian antara 80% - 90%, maka anggaran belanja dikatakan cukup
efektif.
4. Jika hasil pencapaian antara 60% - 80%, maka anggaran belanja dikatakan kurang
efektif.
5. Jika hasil pencapaian dibawah 60%, maka anggaran belanja dikatakan tidak efektif.
Realisasi anggaran tahun 2020 menurun/ rendah sebesar 88,44% disebabkan karena
terjadinya refocusing anggaran yang berulangkali dari semula pada Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi NTB menjadi pada BPKAD Provinsi NTB dan kembali lagi ke Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB sehingga mengakibatkan terlambatnya melakukan
kontrak (surat perjanjian kerja) berimplikasi juga dengan terlambatnya penginputan ke
dalam aplikasi OMSPAN. Hal ini menyebabkan beberapa kegiatan tidak dapat terealisasi
anggaran yang bersumber dari dana alokasi khusus penugasan dan DAK Cadangan.
Selanjutnya jika dilihat dari proporsi anggaran dan realisasi berdasarkan jenis Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dapat dilihat
sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 45. Proporsi anggaran dan realisasi berdasarkan jenis Belanja Tidak Langsung dan
Belanja Langsung tahun 2018 - 2020
PROPORSI
PROSENTASE
ALOKASI
JENIS ANGGARAN REALISASI ANGGARAN CAPAIAN
ANGGARAN
REALISASI (%)
TAHUN (%)
2018 20.451.769.700 16.333.684.700 36.785.454.400 19.430.732.700 15.871.627.800 35.302.360.600 95,01 97,17 95,97 55,60 44,40
76
2019 20.339.995.500 21.411.203.760 41.751.199.260 18.928.626.633 20.564.591.366 39.493.217.999 93,06 96,05 99,36 48,7 51,3
2020 18.915.315.526 19.379.529.283 38.294.844.809 18.005.520.520 16.014.975.481 34.020.496.001 95,19 82,64 88,84 49,39 50,61
Grafik 18. Perkembangan Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
45.000.000.000
40.000.000.000
35.000.000.000
30.000.000.000
Jika dilihat dari grafik diatas perkembangan Belanja Tidak Langsung dinas menunjukkan
25.000.000.000
pada tahun 2020 mengalami penurunan 7 % dibanding pagu tahun 2019. Sedangkan
20.000.000.000
pada Belanja Langsung terlihat menurun 9,49 % dibanding Belanja Langsung Tahun
15.000.000.000
2019. Hal ini disebabkan adanya rasionalisasi anggaran Belanja Langsung pada Dinas
10.000.000.000
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB yang dialokasikan untuk penanganan Covid-19.
5.000.000.000
0
Grafik 19. Perbandingan Anggaran
2018 Belanja Langsung dan
2019Belanja Tidak Langsung 2020
Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2017 – 2020
BTL BL TOTAL
Grafik 19. Perbandingan Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
90.000.000.000
80.000.000.000
70.000.000.000 41.751.199.260
38.294.844.809
36.785.454.400
60.000.000.000
50.000.000.000
40.000.000.000 21.411.203.760
16.333.684.700 19.379.529.283
30.000.000.000
Berdasarkan tabel dan grafik diatas bahwa proporsi alokasi anggaran selama 3 (tiga)
tahun pada anggaran Belanja Tidak Langsung rata – rata sebesar 51,23 % pertahun dan
Belanja Langsung sebesar 48,77 % pertahun. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
belanja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB selama 3 (tiga) tahun relatif baik.
77
Selama ini ada anggapan bahwa Kualitas belanja daerah dan APBD dianggap masih
lemah dengan salah satu indikasi belanja tidak langsung selalu lebih besar dari belanja
langsung. Seperti kita ketahui komponen belanja langsung terdiri dari Belanja Pegawai,
Belanja Barang dan Jasa serta Belanja Modal. Jika dibreakdown berdasarkan komponen
belanja langsung yang dialokasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB,
bahwa dalam periode Renstra Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB, rata – rata
proporsi anggaran belanja langsung dapat dilihat pada grafik berikut ini :
Grafik 20. Proporsi Rata – rata Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Jenis Belanja
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2020
1.408.480.000
6.124.553.444
11.846.495.839
Dari grafik diatas terlihat bahwa porsi belanja pegawai paling kecil diantara 2 (dua)
komponen belanja lainnya. Dimana Belanja pegawai merupakan penjabaran dari
kegiatan pendukung dari kedua komponen belanja lainnya. Belanja barang dan jasa
dijabarkan pada program dan kegiatan prioritas OPD dalam pencapaian target kinerja
dan belanja barang untuk masyarakat berupa kegiatan hibah/bansos dan pokok pikiran
dewan. Sedangkan untuk belanja modal diarahkan kepada pemenuhan sarana dan
prasarana pelayanan publik OPD, UPTD dan CDK (Cabang Dinas Kelautan) lingkup
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
selama ini selalu mengupayakan porsi Belanja Langsung lebih besar dibandingkan
dengan Belanja Tidak Langsung. Karena Belanja Langsung merupakan instrumen
penting dalam pencapaian target kinerja yang telah dirumuskan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan dimana Dinas Kelautan dan Perikanan dalam Renstra Provinsi NTB
Tahun 2019 – 2023 dalam peningkatan produksi kelautan dan perikanan dan
pengentasan angka kemiskinan dan sebagai penyedia pangan untuk jenis protein ikan.
Selain itu Komitmen dinas untuk memprioritaskan kepentingan publik terutama
78
berkaitan dengan pengentasan kemiskinan juga ikut menentukan kualitas belanja dinas.
Selanjutnya perkembangan dan Proporsi Komponen Belanja Langsung Dinas Kelautan
dan Perikanan kami sajikan sebagaimana tabel dan grafik dibawah ini.
Tabel 46. Alokasi Anggaran Belanja Langsung Berdasarkan Jenis Belanja
Tahun 2018 – 2020
Proporsi Alokasi Belanja Langsung Menurut Jenis Belanja
Pada tahun 2020, Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan kontribusi keuangan daerah
melalui tercapainya realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) hasil retribusi Daerah.
Tabel 47. Capaian Realisasi PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 – 2020
Tahun Target Realisasi Capaian (%)
Tabel 48. Capaian Realisasi PAD hasil retribusi Daerah Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi Nusa Tenggara Barat Terhadap Target Tahun 2018-2020
Commented [u1]:
Tahun
No Uraian
2018 2019 2020
1 Target (%) 100 100 100
79
Grafik 21.Perkembangan Persentase Ketercapaian Realisasi PAD Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat Terhadap Target Tahun 2018-2020
120
106,41
100
84,01
80
60
51,93
40
Berdasarkan tabel dan grafik di atas Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar
Rp.1.665.283.557 atau 51,93 % dari target Rp. 3.207.034.200,-. Angka ini menurun
14,03 % dibanding realisasi PAD tahun 2019 dan meningkat 63,80 % dibanding realisasi
PAD tahun 2018. Menurunya realisasi Tahun 2020 disebabkan karena terjadinya wabah
pandemic covid-19, dan adanya kenaikan target retribusi PAD Tahun 2020. Retribusi ini
diperoleh dari Dinas Kelautan dan Perikanan, berikut instalasinya yang melakukan
pelayanan berupa pemanfaatan fasilitas pelabuhan, penjualan komoditas perikanan
(benih ikan) dan retribusi perizinan kelautan dan perikanan.
Tabel 49. Pertumbuhan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2018 - 2020
Pertumbuhan
No Tahun Target Realisasi (Rp) % %
(+/-)
80
Grafik 22.Pertumbuhan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2018 – 2020
pertumbuhan
100
90,52
80
60
40
20
0 -16,25
2018 2019 2020
-14,03
Tabel 50. Proporsi Penerimaan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2020
No Uraian Target 2020 Realisasi %
1. Pemakaian Kekayaan 415.709.200 626.488.500 150.70
Daerah
PPI Tanjung Luar 45.420.000 46.084.000 101,46
PPI Sape 30.000.000 28.280.000 94,27
P3TS Sumbawa 40.000.000 38.365.000 95,91
KPP Labuhan Lombok 290.289.200 507.234.500 174,73
BPPI Tanjung Luar 0 0 0
BLPMHP Mataram 10.000.000 6.525.000 65,25
Lain-lain
2. Penjualan Produksi Usaha 606.725.000 452.320.250 74,55
Daerah
BPBPP Sekotong 150.000.000 91.075.000 60,72
BPBIAT Aikmel 190.000.000 118.100.000 62,16
BBI Batu Kumbung 150.000.000 160.155.250 106,77
BBI Lingsar 80.000.000 46.240.000 57,80
BBI Taliwang Sumbawa 15.000.000 15.000.000 100
BBI Rade Bima 15.000.000 15.000.000 100
BBI Matua 6.725.000 6.750.000 100
3. Retribusi Perizinan 2.184.600.000 1.009.054.870 26,85
Tertentu
Retribusi Izin Usaha Perikanan 2.184.600.000 1.009.054.870 26,85
3 Penerimaan Lain-Lain - -
Lain-Lain Penerimaan - -
Jumlah 1.820.250.000 1.665.283.557 51,93
81
Tabel 51. Perkembangan kontribusi PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
Tahun 2018 – 2020
Realisasi (Rp.)
No. Unit Kerja
2018 2019 2020
46.084.000
1 PPI TANJUNG LUAR 23,673,000
41,655,000
2 PPI SAPE BIMA 33,900,000 28,702,000 28.280.000
Solusi yang perlu dilakukan untuk meningkatkan capaian Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah dengan melakukan kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sarana dan
prasarana produksi perikanan tangkap (pelabuhan perikanan) dan budidaya seperti
perbaikan fasilitas perbenihan ikan, yang dimiliki oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
Provinsi NTB serta Pengadaan Coldstorage. Langkah lainnya yang perlu dilakukan
adalah dengan mengupayakan peningkatan PAD dari penerbitan izin usaha Kelautan dan
Perikanan.
Selain anggaran APBD, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi juga didukung oleh
anggaran yang bersumber dari dana APBN (Dekosentrasi) sejumlah Rp. 2.981.196.000
sebagai berikut :
Tabel 52. Anggaran yang bersumber dari dana APBN (Dekosentrasi) Tahun 2020
No Program/kegiatan Pagu Realisasi Keu Fisik
(%) (%)
1. Program Dukungan 340.889.000 333.618.320 97,87 100
Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas
Teknis lainnya
82
2. Program Pengelolaan 166.369.000 166.160.840 99,87 100
Perikanan Tangkap
3. Program Pengelolaan 1.804.778.000 1.717.401.360 95,16 100
Sumberdaya
Perikanan Budidaya
4. Program 326.392.000 325.807.500 99,82 100
Pengawasan
Pengelolaan Sumber
Daya Kelautan dan
Perikanan
5. Program Penguatan 112.455.000 111.204.300 98,89 100
Daya Saing Produk
Kelautan dan
Perikanan
6. Program Pengelolaan 230.313.000 229.653.000 99,71 100
Ruang Laut
Jumlah 2.981.196.000 2.883.845.320 96,74 100
a. Reward
Reward and Punishment diberikan untuk memotivasi ASN atau karyawan agar pegawai
disiplin dengan tidak tertundanya pekerjaan LKjIP yang seharusnya diselesaikan tepat waktu
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Reward and punisment yang kami berikan
berdasarkan penilaian dari keunggulan kinerja yg diberikan berdasarkan responsive, konsistensi,
ketepatan waktu, kesesuaian substansi LkjIP dari perencanaan hingga akhir pencapaian selama
rentang tahun 2020 dan capaian kinerja dalam pengumpulan LKjIP serta Reward and
Punishment kami berikan kepada Unit Kerja (Bidang/UPTD) yang memiliki keunggulan
dibanding lainnya.
Reward diberikan dalam kegiatan triwulan dalam rangka mengevaluasi capaian kinerja
dari masing-masing unit kerja lingkup Dinas kelautan dan Perikanan Provinsi NTB.
a. Evaluasi triwulan I dan II, reward diberikan kepada :
1. Bidang Perikanan Budidaya sebagai terbaik 1 dalam penyusunan laporaan kinerja
Triwulan 1 dan 2 tahun 2020
83
2. Bidang Peningkatan Daya Saing Produk sebagai terbaik 2 dalam penyusunan laporaan
kinerja Triwulan 1 dan 2 tahun 2020
3. Bidang Perikanan Tangkap sebagai terbaik 3 dalam penyusunan laporaan kinerja Triwulan 1
dan 2 tahun 2020
4. UPTD BPBPP Sekotong sebagai terbaik 4 dalam penyusunan laporan kinerja Triwulan 1 dan 2
tahun 2020
84
5. UPTD BPBPP Sekotong sebagai terbaik 5 dalam penyusunan laporaan kinerja Triwulan 1 dan 2
tahun 2020
85
b. Evaluasi triwulan III, reward diberikan kepada :
1. Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok sebagai terbaik 1 dalam penyusunan laporan kinerja
Triwulan 3 tahun 2020
2. Bidang Perikanan Budidaya sebagai terbaik 2 dalam penyusunan laporan kinerja Triwulan 3
tahun 2020
c. Evaluasi triwulan IV dilakukan melalui zoom meeting dan reward diberikan kepada :
1. Pelabuhan Perikanan Labuhan Lombok sebagai terbaik 1 dalam penyusunan laporan kinerja
Triwulan 4 tahun 2020
2. Bidang Perikanan Budidaya sebagai terbaik 2 dalam penyusunan laporan kinerja Triwulan 4
tahun 2020
3. Balai Laboratorium Pengujian dan Penerapan Mutu Hasil Perikanan dan Kelautan sebagai
terbaik 3 dalam penyusunan laporan kinerja triwulan 4 tahun 2020.
Dalam pengelolaan anggaran Dekosentrasi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB
menerima Penghargaan Satker Berkinerja Terbaik dengan indikator Kinerja Pelaksanaan
Anggaran (IKPA) sebesar 100 pada Tahun Anggaran 2020 (satker 239068).
86
Dalam pengelolaan anggaran Dekosentrasi Dinas kelautan dan Perikanan menerima
Penghargaan Satker Berkinerja Terbaik TA. 2020 (satker 235221).
b. Punishment
Punishment atau teguran yang kami lakukan berupa teguran dalam keterlambatan
pengumpulan data kinerja tahun 2020 berupa teguran lisan oleh Kepala Dinas pada saat apel
pagi Lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB juga melalui teguran tertulis melalui
group WhatsApp kepada Unit Kerja (Bidang/UPTD) yang lambat dalam pengumpulan data
kinerja tahun 2020.
87
Tabel 43. Rincian Serapan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Berdasarkan Pelaksanaan
Program/Kegiatan dalam DPA – APBD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
NTB Tahun Anggaran 2020
NO NAMA SKPD, JUMLAH Bobot Persentase
PROGRAM DAN ANGGARAN (Rp) (%) Realisasi Keu Fisik
KEGIATAN (%) (%)
1 2 3 4 5 6 7
1 DINAS KELAUTAN 38.294.844.809
100,00 34.020.496.001 88,84 92,22
DAN PERIKANAN
A BELANJA TIDAK
LANGSUNG 18.915.315.526 49,39 18.005.520.520 95,19 100,00
B BELANJA LANGSUNG
19.379.529.283 50,61 16.014.975.481 82,64 84,63
I PROGRAM
PELAYANAN
4.245.408.630 11,09 4.132.203.558 97,33
ADMINISTRASI 99,86
PERKANTORAN
1
Penyediaan Jasa
698.500 0,00 698.500 100,00
Surat Menyurat 100,00
2 Penyediaan jasa
komunikasi; sumber 805.152.400 2,10 764.671.247 94,97
99,63
daya air dan listrik
3
Penyediaan jasa
404.048.000 1,06 394.440.000 97,62
administrasi keuangan 100,00
4
Penyediaan Jasa
814.529.880 2,13 801.937.684 98,45
Kebersihan Kantor 100,00
5
Penyediaan alat tulis
49.654.250 0,13 46.896.575 94,45
kantor 100,00
6 Penyediaan barang
cetakan dan 33.479.600 0,09 27.999.500 83,63
91,04
penggandaan
7
Penyediaan Peralatan
dan Perlengkapan 45.150.000 0,12 45.109.400 99,91
100,00
Kantor
8 Penyediaan bahan
bacaan dan peraturan 9.500.000 0,02 5.040.000 53,05
100,00
perundang-undangan
9
Penyediaan makanan
48.975.000 0,13 48.974.500 100,00
dan minuman 100,00
10 Penyelarasan
Program Pemerintah 71.941.400 0,19 50.532.500 70,24
100,00
Pusat dan Daerah
11 Penyediaan jasa
administrasi dan 673.400.000 1,76 673.200.000 99,97
100,00
teknis perkantoran
III PROGRAM
PENINGKATAN
KAPASITAS SUMBER 38.820.000 0,10 35.610.000 91,73 100
DAYA APARATUR
1
Pendidikan dan
9.220.000 0,02 9.220.000 100,00 100
Pelatihan Formal
2
Peningkatan mental
12.000.000 0,03 12.000.000 100,00 100
dan fisik aparatur
VI PROGRAM
PEMBERDAYAAN
EKONOMI 435.683.100 1,14 433.482.100 99,49
MASYARAKAT 100,00
PESISIR
1 Pengembangan usaha
masyarakat pesisir dan
434.283.100 1,13 432.082.100 99,49
pulau-pulau kecil 100,00
2 Penguatan usaha
budidaya perikanan 1.400.000 0,00 1.400.000 100,00
100,00
2 Pengelolaan dan
pemberdayaan usaha 2.336.090.000 6,10 2.305.697.000 98,70 100
pembudidaya ikan
3 Pengelolaan sistem
perbenihan ikan 1.391.665.000 3,63 1.380.434.250 99,19 100
4 Peningkatan produksi
benih ikan budidaya 328.000.000 0,86 303.747.000 92,61 100
perikanan laut
5 Peningkatan produksi
benih ikan budidaya 193.800.000 0,51 99.897.500 51,55 51,60
perikanan air payau
2 Pengembangan Usaha
dan Logistik Hasil 48.545.000 0,13 28.270.000 58,23 100
Kelautan dan Perikanan
3 Penguatan dan
Pengembangan
Pemasaran Produk 54.940.000 0,14 19.940.000 36,29 100
Kelautan dan Perikanan
4 Pengawasan dan
Pengendalian Mutu Hasil 35.110.000 0,09 34.790.000 99,09 100
Kelautan dan Perikanan
5 Peningkatan Fungsi
Laboratorium Penguji
20.450.000 0,05 20.450.000 100,00 100
Grafik 17. Perbandingan Jumlah Anggaran dan Realisasi Dinas Kelautan dan
Perikanan Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
50.000.000.000
40.000.000.000
30.000.000.000
20.000.000.000
10.000.000.000 95,97 94,59 88,84
0
2018 2019 2020
Berdasarkan tabel dan grafik diatas terlihat bahwa dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun
2018 – 2020 menunjukkan bahwa tingkat efisiensi dan efektivitas penyerapan
anggaran belanja masuk dalam kategori efektif, dimana dari pagu anggaran yang
dialokasikan terealisasi rata – rata 95,44 % pertahun. Tetapi penyerapan anggaran
pada tahun 2020 menurun yaitu 88,84 % dengan kategori cukup efektif. Penilaian
ini berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 690.900-327 Tahun 1996
Tentang Kriteria tingkat efektifitas penggunaan anggaran adalah sebagai berikut :
1. Jika hasil perbandingan lebih dari 100%, maka anggaran belanja dikatakan sangat
efektif.
Selanjutnya jika dilihat dari proporsi anggaran dan realisasi berdasarkan jenis Belanja
Tidak Langsung dan Belanja Langsung dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun dapat
dilihat sebagaimana tabel dibawah ini :
Tabel 45. Proporsi anggaran dan realisasi berdasarkan jenis Belanja Tidak Langsung
dan Belanja Langsung tahun 2018 - 2020
PROPORSI
PROSENTASE
ALOKASI
JENIS ANGGARAN REALISASI ANGGARAN CAPAIAN
ANGGARAN
TAHUN REALISASI (%)
(%)
2018 20.451.769.700 16.333.684.700 36.785.454.400 19.430.732.700 15.871.627.800 35.302.360.600 95,01 97,17 95,97 55,60 44,40
2019 20.339.995.500 21.411.203.760 41.751.199.260 18.928.626.633 20.564.591.366 39.493.217.999 93,06 96,05 99,36 48,7 51,3
Grafik 18. Perkembangan Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
45.000.000.000
40.000.000.000
35.000.000.000
30.000.000.000
Jika dilihat dari
25.000.000.000 grafik diatas perkembangan Belanja Tidak Langsung dinas
menunjukkan pada tahun 2020 mengalami penurunan 7 % dibanding pagu tahun
20.000.000.000
2019. Sedangkan pada Belanja Langsung terlihat menurun 9,49 % dibanding Belanja
15.000.000.000
Langsung Tahun 2019. Hal ini disebabkan adanya rasionalisasi anggaran Belanja
10.000.000.000
Langsung pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB yang dialokasikan untuk
5.000.000.000
0 Covid-19.
penanganan
2018 2019 2020
Grafik 19. Perbandingan Anggaran Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB Tahun 2018 - 2020
90.000.000.000
80.000.000.000
70.000.000.000 41.751.199.260
38.294.844.809
36.785.454.400
60.000.000.000
50.000.000.000
40.000.000.000 21.411.203.760
16.333.684.700 19.379.529.283
30.000.000.000
1.408.480.000
6.124.553.444
11.846.495.839
Dari grafik diatas terlihat bahwa porsi belanja pegawai paling kecil diantara 2 (dua)
komponen belanja lainnya. Dimana Belanja pegawai merupakan penjabaran dari
kegiatan pendukung dari kedua komponen belanja lainnya. Belanja barang dan jasa
dijabarkan pada program dan kegiatan prioritas OPD dalam pencapaian target
kinerja dan belanja barang untuk masyarakat berupa kegiatan hibah/bansos dan
pokok pikiran dewan. Sedangkan untuk belanja modal diarahkan kepada pemenuhan
Pada tahun 2020, Dinas Kelautan dan Perikanan memberikan kontribusi keuangan
daerah melalui tercapainya realisasi PAD (Pendapatan Asli Daerah) hasil retribusi
Daerah.
Tabel 47. Capaian Realisasi PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2018 – 2020
Tahun Target Realisasi Capaian (%)
[u1] Tahun
No Uraian
2018 2019 2020
1 Target (%) 100 100 100
106,41
100
84,01
80
60
51,93
40
Berdasarkan tabel dan grafik di atas Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi NTB sampai dengan 31 Desember 2020 sebesar
Tabel 49. Pertumbuhan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2018 - 2020
Pertumbuhan
No Tahun Target Realisasi (Rp) % %
(+/-)
Grafik 22.Pertumbuhan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara
Barat Tahun 2018 – 2020
60
40
20
0 -16,25
2018 2019 2020
-14,03
Tabel 50. Proporsi Penerimaan PAD Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa
Tenggara Barat Tahun 2020
No Uraian Target 2020 Realisasi %
1. Pemakaian Kekayaan 415.709.200 626.488.500 150.70
Daerah
PPI Tanjung Luar 45.420.000 46.084.000 101,46
PPI Sape 30.000.000 28.280.000 94,27
P3TS Sumbawa 40.000.000 38.365.000 95,91
KPP Labuhan Lombok 290.289.200 507.234.500 174,73
BPPI Tanjung Luar 0 0 0
BLPMHP Mataram 10.000.000 6.525.000 65,25
Lain-lain
2. Penjualan Produksi Usaha 606.725.000 452.320.250 74,55
Daerah
BPBPP Sekotong 150.000.000 91.075.000 60,72
BPBIAT Aikmel 190.000.000 118.100.000 62,16
BBI Batu Kumbung 150.000.000 160.155.250 106,77
BBI Lingsar 80.000.000 46.240.000 57,80
BBI Taliwang Sumbawa 15.000.000 15.000.000 100
BBI Rade Bima 15.000.000 15.000.000 100
BBI Matua 6.725.000 6.750.000 100
3. Retribusi Perizinan 2.184.600.000 1.009.054.870 26,85
Tertentu
Retribusi Izin Usaha Perikanan 2.184.600.000 1.009.054.870 26,85
3 Penerimaan Lain-Lain - -
Lain-Lain Penerimaan - -
Jumlah 1.820.250.000 1.665.283.557 51,93
46.084.000
1 PPI TANJUNG LUAR 23,673,000
41,655,000
2 PPI SAPE BIMA 33,900,000 28,702,000 28.280.000
a. Reward
Reward and Punishment diberikan untuk memotivasi ASN atau karyawan agar
pegawai disiplin dengan tidak tertundanya pekerjaan LKjIP yang seharusnya diselesaikan
tepat waktu sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Reward and punisment yang kami
berikan berdasarkan penilaian dari keunggulan kinerja yg diberikan berdasarkan responsive,
konsistensi, ketepatan waktu, kesesuaian substansi LkjIP dari perencanaan hingga akhir
pencapaian selama rentang tahun 2020 dan capaian kinerja dalam pengumpulan LKjIP serta
Reward and Punishment kami berikan kepada Unit Kerja (Bidang/UPTD) yang memiliki
keunggulan dibanding lainnya.
2. Bidang Peningkatan Daya Saing Produk sebagai terbaik 2 dalam penyusunan laporaan
kinerja Triwulan 1 dan 2 tahun 2020
3. Bidang Perikanan Tangkap sebagai terbaik 3 dalam penyusunan laporaan kinerja Triwulan
1 dan 2 tahun 2020
5. UPTD BPBPP Sekotong sebagai terbaik 5 dalam penyusunan laporaan kinerja Triwulan 1
dan 2 tahun 2020
b. Punishment