PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
MEI 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Mei 2022
Penanggung Jawab
Doni Septadijaya
(Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)
Penyunting
Randy Cavendish
(Kepala Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi)
Penulis
Agus Santoso (Asisten Analis)
Ali Muhasan (Asisten Analis)
M. Fauzan Robbani (Asisten Analis)
Perdana Wahyu H. (Asisten Analis)
Tio Angie P Samosir (Asisten Analis)
Harbianty (Pelaksana)
Ilham Hidayat (Swakelola)
Kontributor
Azhari Angriawan (Pelaksana)
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :
www.bi.go.id/web/id/publikasi/
II LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia
Visi
“Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara emerging markets untuk Indonesia Maju”
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai Rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran
kebijakan Bank Indonesia.
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia
dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan.
3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem pembayaran
Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain.
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan melalui
sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural pemerintah
serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank
Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan
organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional
proaktif.
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara III
Kata Pengantar
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 terus menunjukan tren positif
dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,07% (yoy). Pertumbuhan terjadi selaras dengan
peningkatan konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah serta terjaganya kinerja
lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, pertambangan, industri pengolahan,
perdagangan, dan konstruksi. Kedepan, perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2022
diperkirakan tumbuh lebih tinggi dari tahun sebelumnya sejalan dengan membaiknya
ekspektasi kegiatan usaha baik dari sisi konsumen maupun pelaku usaha.
Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena
dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat mempublikasikan Laporan Perekonomian
Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2022. Kami menyusun Laporan
Perekonomian Provinsi triwulan sebagai perwujudan peran kami sebagai
strategic partner bagi stakeholders dalam membangun perekonomian
Sulawesi Tenggara serta masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia
dalam merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun sistem
pembayaran. Laporan Perekonomian Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan
menjadi evaluasi triwulan I 2022, dan prospek tahun 2022 yang analisanya
mencakup kondisi perekonomian, keuangan pemerintah, inflasi, sistem
keuangan dan pengembangan akses keuangan, sistem pembayaran dan
pengelolaan uang, serta ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat.
Doni Septadijaya
mengalami moderasi sesuai pola siklikalnya dibandingkan dengan
triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy).
Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Dari sisi permintaan, terjaganya pertumbuhan positif ekonomi Sulawesi
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tenggara terjadi selaras dengan peningkatan konsumsi rumah tangga
dan konsumsi pemerintah. Sementara itu dari sisi penawaran didukung
terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian,
pertambangan, industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi.
IV LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Dukungan pemerintah terkait pemulihan ekonomi terlihat dari Kedepan, berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil liaison
percepatan belanja Pemerintah khususnya pembangunan proyek dan survei yang kami lakukan seperti perkiraan kegiatan usaha
strategis nasional serta pencairan bantuan sosial. Terkait dengan dari sisi konsumen dan pelaku usaha, ekonomi Sulawesi Tenggara
penanganan Covid-19, Pemerintah terus mendorong akselerasi pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan
vaksinasi masyarakat. Hal tersebut berhasil mendorong normalisasi dengan tahun 2021.
mobiltas masyarakat yang berdasarkan Google Mobility Report
Dalam laporan ini menyajikan juga asesmen kami terhadap Potensi
tercatat lebih tinggi dibandingkan sebelumnya, selain itu Survei
Industri Pengolahan Nikel Sulawesi Tenggara, Pengembangan
Konsumen Sulawesi Tenggara mencatatkan Indeks Keyakinan
Klaster Kopi Binaan Bank Indonesia dalam Mendukung Ekspor,
Konsumen yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya
Hilirisasi Industri Pengolahan Minyak Goreng Kelapa, dan Peran
selaras dengan peningkatan persepsi masyarakat terhadap kondisi
Kerjasama Antar Daerah Dalam Pengendalian Inflasi sebagai
ekonomi saat ini dan ekspektasi ke depannya. Pemulihan ekonomi
referensi kebijakan ekonomi daerah kedepan.
global juga mendorong perbaikan permintaan mitra dagang
khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain dari
pelaku usaha eksisting dan baru. internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai instansi
terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
Dari sisi inflasi, pada triwulan I 2022, inflasi IHK provinsi Sulawesi
dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, Kanwil
Tenggara tercatat mengalami peningkatan selaras dengan
Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara, berbagai
kenaikan harga pada kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi serta sumber
bakar RT, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan
lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut, perkenankanlah kami
rutin rumah tangga, serta kelompok transportasi.
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua
Berdasarkan data BPS, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara pihak yang membantu penyusunan buku ini.
tercatat sebesar 3,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan
Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait kondisi
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,59% (yoy) dan lebih
perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap laporan ini dapat
tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Wilayah Sulampua yang
memperkuat optimisme akan prospek perekonomian Sulawesi
masing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy) dan 2,58% (yoy).
Tenggara yang lebih baik. Saran serta masukan dari para pembaca
Pada periode laporan aktivitas masyarakat terpantau mengalami
sangat kami harapkan untuk menghasilkan kajian yang lebih baik ke
peningkatan yang terkonfirmasi dari meningkatnya pergerakan
depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa melimpahkan
masyarakat pada seluruh area berdasarkan data Google Mobility
keberkahan, kesempurnaan, dan kemudahan bagi setiap langkah
Report pada triwulan I 2022 dibandingkan periode sebelumnya.
kita dalam berkarya dan berupaya untuk memajukan perekonomian
Indonesia khususnya Sulawesi Tenggara.
Doni Septadijaya
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara V
Daftar Isi
Visi Misi Bank Indonesia III
Kata Pengantar IV
Daftar Isi VI
Daftar Grafik IX
Bab II Bab IV
Keuangan Pemerintah19 Stabilitas Keuangan Daerah43
2.1 Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah di 4.1 Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah45
Sulawesi Tenggara21 4.2 Asesmen Sektor Rumah Tangga45
2.2 Perkembangan Realisasi Anggaran APBD 21 4.2.1 Sumber Kerentanan Dan Kondisi Sektor Rumah Tangga45
2.2.1 Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi21 4.2.2 Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan46
2.2.2 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi23 4.2.3 Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga47
2.2.3 Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota24 4.3 Asesmen Sektor Korporasi49
2.3 Perkembangan Realisasi Anggaran APBN 25 4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi49
2.3.1 Realisasi APBN Provinsi 25 4.3.2 Kinerja Korporasi50
2.3.2 Transfer Ke Daerah dan Dana Desa26 4.3.3 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi51
4.4 Asesmen Institusi Keuangan (Perbankan) Di Sulawesi
Tenggara53
4.4.1 Aset Bank Umum53
4.4.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga54
4.4.3 Penyaluran Kredit55
4.4.4 Perbankan Syariah57
4.5 Akses Keuangan58
4.5.1 Akses Keuangan Kepada Umkm58
4.5.2 Akses Keuangan Kepada Penduduk59
VI LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Bab V Bab VII
Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah61 Prospek Perekonomian Daerah81
5.1 Gambaran Umum63 7.1 Prospek Perekonomian Global Dan Nasional83
5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai63 7.1.1 Prospek Perekonomian Global83
5.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring64 7.1.2 Prospek Perekonomian Nasional84
5.2.2 Perkembangan Transaksi RTGS65 7.2 Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara85
5.2.3 Penyelenggara Transfer Dana (PTD)66 7.3 Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara88
5.2.4 Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank
(Kupva-BB)67
5.2.5 Layanan Keuangan Digital (LKD)67
5.2.6 Ekosistem Keuangan Digital68
5.3 Pengelolaan Uang Tunai69
5.3.1 Aliran Uang Kartal69
5.3.2 Penyediaan Uang Layak Edar69
5.3.3 Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli 69
Bab VI
Kondisi Tenaga Kerja & Kesejahteraan73
6.1 Gambaran Umum75
6.2 Ketenagakerjaan75
6.3 Kesejahteraan78
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara VII
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan4
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran8
Tabel B2.1 Asesmen Kesiapan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya untuk Menjadi Desa Devisa di Provinsi Sulawesi Tenggara17
Tabel B2.2 Tantangan Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi dan Tindak Lanjut yang Dibutuhkan17
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 202222
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 202223
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota Triwulan I 202224
Tabel 2.4 Realisasi Dana Desa Akumulatif Triwulan I 202225
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)30
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara30
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)33
Tabel 3.4 Perkembangan Inflasi Spasial34
Tabel B4.1 Surplus/Defisit Komoditas Utama Penyumbang Inflasi Sultra40
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis52
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten53
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten55
Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi57
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sulawesi Tenggara (Ribu Jiwa)75
Daftar Gambar
Gambar B2.1 Hamparan Lahan Kopi Existing di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan16
Gambar B2.3 Penggunaan Mesin Roasting Kopi untuk Meningkatkan Kualitas Roasted Beans16
Gambar B2.2 Penandatanganan MoU Pengembangan Klaster Kopi antara Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dengan Pemkab. Konawe
Selatan16
Gambar B2.4 Gudang Pengering Biji Kopi Berteknologi Ultra Violet untuk Menjaga Kualitas Hasil Panen16
Gambar B2.3 Brand Kopi Tolaki : Olahan Kopi Robusta Siap Saji dari Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya, Kec. Landono,
Kab. Konawe Selatan17
Gambar B3.1 Pohon Industri Minyak Goreng Kelapa38
Gambar B4.1 Dukungan dari semua pihak, termasuk NSLIC, dalam menyukseskan KAD Sultra42
Gambar B5.1 Berbagai lapisan masyarakat yang mengikuti kegiatan Pekan CBP dan pakai QRIS71
Gambar B5.2 Sosialisasi CBP dalam rangka menjaga kedaulatan negara71
Gambar B5.3 Sinergi stakeholder dalam mendorong berlangsungnya kegiatan72
Gambar B5.4 Kick-off rangkaian kegiatan Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS72
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi (yoy) Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan
Triwulan I 20223 Sulawesi Tenggara11
Grafik 1.4 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan4 Grafik B1.1 Pertumbuhan Ekonomi Tambang di Sultra13
Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen4 Grafik B1.2 Pangsa Tambang dan Industri Pengolahan
Terhadap Ekonomi Sultra 13
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara5
Grafik B1.3 Persebaran IUP dan Kapasitas Produksi
Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara5 Tambang Nikel di Sulampua14
Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah5 Grafik B1.4 Rantai Produksi dan Pemanfaatan Nikel14
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara5 Grafik B1.5 Perkiraan Produksi Pengolahan Nikel Kadar
Rendah di Indonesia14
Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di
Sulawesi Tenggara5 Grafik B2.1 Konsumsi Kopi Nasional15
Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor6 Grafik B2.2 Total Ekspor Kopi Nasional15
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor6 Grafik B2.3 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi
Menurut Jenis Kepemilikan Lahan15
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara6
Grafik B2.4 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara7 Nasional dan KTI15
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri7 Grafik B2.5 Perbandingan Total Aset dan Tingkat
Produktivitas UMKM Kopi belum dan Setelah
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara7 Implementasi Program Klaster17
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara7 Grafik B2.6 Roadmap Pengembangan Desa Devisa Klaster
Kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya,
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri7 Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan18
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran7 Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di
Provinsi Sulawesi Tenggara21
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara8
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi
Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara8 Sulawesi Tenggara21
Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara9 Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi
Tenggara21
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara9
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi
Tenggara (yoy) dan Kelompok Usaha29
Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Hasil Survei Bank
Indonesia9
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2022 (%,yoy)29
Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara9
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi
Tenggara29
Grafik 1.26 Ekspor Sektor Industri Pengolahan Sulawesi
Tenggara9
Grafik 3.4 Perkembangan Produksi Ikan pada 3 Pelabuhan
Utama di Sulawesi Tenggara29
Grafik 1.27 Volume Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara9
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara31
Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara10
Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi
Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara10 Tenggara31
Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Grafik B3.1 Tren Perkembangan Harga CPO37
Tenggara11
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara IX
Daftar Grafik
Grafik B3.2 Tren Perkembangan Harga Minyak 37 Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan
Korporasi di Sulawesi Tenggara51
Grafik B3.3 Inflasi Kelompok Komoditas Sultra37
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi
Grafik B3.4 Tren Produksi Kelapa Sultra (ton)38 Tenggara51
Grafik B3.5 Sentra Produksi Kelapa Sultra38 Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi51
Grafik B4.1 Tren Perkembangan Inflasi Dua Kota Penyumbang 41 Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Korporasi53
Grafik B4.2 Disparitas Harga Dua Kota Penyumbang Inflasi41 Grafik 4.27 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di
Perbankan Sulawesi Tenggara53
Grafik B4.3 Tren Perkembangan Inflasi Beras Sulut41
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara54
Grafik B4.4 Tren Perkembangan Disparitas Harga Beras
Sulut dan Sultra41 Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank54
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara54
PDRB Sulawesi Tenggara45
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan54
Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit
dan DPK Sulawesi Tenggara45 Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi
Tenggara55
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara45
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara55
Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga45
Grafik 4.34 Perkembangan Loan to Deposit Rasio Sulawesi
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara46 Tenggara56
Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara46 Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi
Tenggara56
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara46
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah57
Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya46
Grafik 4.37 Perkembangan Pembiayaan Syariah57
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT47
Grafik 4.38 NPF Pembiayaan Syariah58
Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT47
Grafik 4.39 Perkembangan DPK Syariah58
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT47
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM58
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit RT47
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM58
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit48
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara59
Grafik 4.14 NPL KPR48
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Jenis Kredit 48 Tenggara59
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB48 Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja59
Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja59
Kredit49
Grafik 5.1 Preferensi Penggunaan Sistem63
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna49
Grafik 5.2 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor49 Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara63
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara49 Grafik 5.3 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai
di Sulawesi Tenggara64
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison50
Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Nontunai Sulawesi Tenggara64
Korporasi di Sulawesi Tenggara51
X LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Daftar Grafik
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi
Tenggara64
Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi
Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Tenggara69
Sulawesi Tenggara64
Grafik 5.32 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi
Grafik 5.7 Perputaran Kliring Harian65 Tenggara70
Grafik 5.8 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan70
Debet Penyerahan di Sultra65
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Lapangan Pekerjaan75
Tenggara65
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja
Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat65 Berdasarkan Sektor Usaha75
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten65 Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi
Tenaga Kerja77
Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/
Kabupaten66 Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan
Kerja Sulawesi Tenggara77
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi
Tenggara66 Grafik 6.5 Pangsa Tenaga Kerja Sektoral Sulawesi Tenggara77
Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi
Sulawesi Tenggara66 Tenggara77
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen78
Negeri66
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara78
Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar
Negeri66 Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara79
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik66 Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara79
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik67 Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia83
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing67 Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Pelaku Usaha83
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan67 Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi83
Grafik 5.21 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS67 Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia84
Grafik 5.22 Pangsa Merchant Pengguna QRIS67 Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao84
Grafik 5.23 Jenis Transaksi yang Dilakukan di Agen LKD68 Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat85
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)85
Sulawesi Tenggara68
Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok85
Grafik 5.25 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi
Tenggara68 Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha85
Grafik 5.26 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota68 Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia87
Grafik 5.27 Pertumbuhan Transaksi di E-commerce68 Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara87
Grafik 5.28 Metode Pembayaran69
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara XI
Ringkasan
Eksekutif
Ekonomi Makro Regional
Perekonomian Sulawesi Tenggara Pada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara tetap mengalami pertumbuhan
mengalami pertumbuhan positif positif sebesar 5,07% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang
pada triwulan I 2022, lebih tinggi sebesar 5,01% (yoy) walaupun mengalami perlambatan dibandingkan dengan triwulan IV 2021
dibandingkan pertumbuhan yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy). Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara pada
ekonomi nasional karena periode laporan terjadi karena dukungan kebijakan Pemerintah dalam pemulihan ekonomi dan
dukungan kebijakan Pemerintah, penanganan pandemi Covid-19, perbaikan mobilitas dan optimisme masyarakat, peningkatan
perbaikan mobilitas dan optimisme kondisi dunia usaha dan produktivitas lapangan usaha serta perbaikan permintaan dari mitra
masyarakat, peningkatan kondisi dagang.
dunia usaha dan produktivitas
lapangan usaha serta perbaikan Lebih detail, dari sisi permintaan, pertumbuhan positif didorong oleh peningkatan konsumsi
permintaan dari mitra dagang. rumah tangga dan konsumsi pemerintah selaras dengan peningkatan optimisme dan mobilitas
masyarakat ditengah berbagai kebijakan pelonggaran aktivitas dan penyaluran bantuan oleh
pemerintah. Dari sisi penawaran, tingginya pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan
terjaganya kinerja lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian selaras dengan
peningkatan produksi berbagai komoditas, lapangan usaha pertambangan dan industri
pengolahan selaras dengan peningkatan permintaan nikel dan olahannya, serta lapangan
usaha perdagangan dan konstruksi seiring pembangunan proyek pemerintah dan swasta yang
terus berlangsung
Perkembangan yang ada menunjukkan keberhasilan upaya dan langkah strategi Pemerintah
Daerah terkait inovasi peningkatan pendapatan pada masa pandemi Covid-19 antara lain
melalui penerapan digitalisasi atau elektronifikasi transaksi di lingkup Pemerintah Daerah.
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara XIII
Ringkasan
Eksekutif
sebanyak 82.336 merchant jauh meningkat jauh diatas triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 75.218
merchant. Selain itu, peran Bank Indonesia dalam mendorong Elektronifikasi Transaksi Pemerintah
juga telah berhasil mendorong terbentuknya 18 Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah
(TP2DD) yang terdiri dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara dan 1 Provinsi.
Selain itu, tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakan meningkat dari tahun
sebelumnya dan berada dalam range sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% +- 1%. Faktor
utama yang mendasari perkiraan tersebut adalah membaiknya aktivitas dan konsumsi masyarakat
seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik serta kenaikan beberapa harga komoditas baik
karena kebijakan Pemerintah, ketersediaan pasokan maupun rantai distribusi.
- Kendari 129,1 135,4 133,6 132,6 103,2 104,8 105,6 105,3 105,3 107,1 108,7 108,5 108,6
- Baubau 136,5 137,7 136,2 138,5 102,3 103,2 103,9 104,8 104,2 104,7 105,5 105,9 108,3
- Sulawesi Tenggara 2,60 3,49 3,71 2,70 0,99 (0,15) 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68 2,58 3,52
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.169 5.442 5.370 5.606 5.400 5.443 5.370 5.484 5.461 5.561 5.337 5.888 5.707
2. Pertambangan dan Penggalian 4.519 4.921 5.264 5.292 4.766 4.623 4.916 4.909 4.515 4.553 4.904 5.017 4.601
3. Industri Pengolahan 1.403 1.510 1.575 1.454 1.525 1.487 1.576 1.700 1.584 1.721 1.703 1.888 1.697
5. Pengadaan Air 41 42 44 44 44 45 44 44 44 46 46 45 46
6. Konstruksi 2.665 2.910 3.206 3.311 2.692 2.793 3.207 3.300 2.728 2.924 3.598 3.900 2.955
7. Perdagangan Besar & Eceran, 2.731 2.999 3.076 3.197 2.851 2.819 2.918 2.905 2.879 2.978 3.257 3.379 3.068
8. Transportasi dan Pergudangan 996 1.074 1.134 1.184 1.022 936 1.062 1.136 1.018 1.032 1.032 1.087 1.075
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 128 129 138 145 133 116 132 138 135 129 135 143 144
10. Informasi dan Komunikasi 574 580 584 602 616 635 639 639 630 636 667 689 690
11. Jasa Keuangan 493 511 520 560 537 508 536 571 559 566 580 595 593
12. Real Estate 326 342 349 363 352 347 343 344 353 358 357 357 343
14. Adm Pemerintahan, 1.075 1.127 1.146 1.248 1.088 1.186 1.192 1.281 1.123 1.335 1.179 1.201 1.128
15. Jasa Pendidikan 1.084 1.087 1.165 1.142 1.144 1.160 1.193 1.151 1.145 1.186 1.263 1.227 1.224
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220 225 233 239 241 240 251 256 248 256 288 274 271
17. Jasa Lainnya 322 328 330 336 324 304 317 320 314 314 325 343 344
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.603 11.059 11.288 11.348 11.140 10.779 11.104 11.232 11.090 11.224 11.311 11.448 11.438
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 254 268 259 264 246 245 259 263 241 253 258 261 257
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.622 3.322 3.441 3.680 2.619 3.230 3.552 3.545 2.462 3.467 3.494 3.529 2.527
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.764 9.479 10.085 10.429 9.012 9.010 9.754 10.135 9.010 9.282 10.655 11.292 9.538
5. Perubahan Inventori (60) (57) 207 (127) 94 (105) 314 (145) 163 (529) 363 372 378
6. Ekspor 5.208 6.338 6.721 7.354 6.556 7.066 9.531 14.096 11.498 16.485 15.456 16.455 12.199
7. Impor 5.586 7.118 7.803 8.162 6.872 7.526 10.757 14.886 11.670 16.528 16.804 17.261 12.388
Total PDRB (Rp Miliar) 21.805 23.290 24.197 24.786 22.794 22.699 23.756 24.241 22.795 23.654 24.732 26.097 23.949
Pertumbuhan PDRB (%, yoy) 6,4 6,3 6,4 6,9 4,5 (2,54) (1,82) (2,15) 0,00 4,20 4,11 7,66 5,07
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
1)
Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018
Perbankan
Total Asset (Rp miliar) 29.965 31.078 32.116 34.027 32.339 33.594 35.391 37.210 36.114 37.231 38.747 41.539 40.146
- Bank Konvensional 28.499 29.531 30.455 32.401 30.593 31.782 33.476 35.170 33.968 34.947 36.619 39.190 37.744
- Bank Syariah 1.466 1.547 1.661 1.626 1.747 1.812 1.915 2.040 2.146 2.284 2.129 2.349 2.403
Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 20.739 21.661 22.166 21.914 21.014 22.891 25.880 25.940 25.497 26.781 26.340 29.829 27.692
- Giro 4.630 5.935 5.598 3.202 4.527 4.529 5.757 3.454 4.793 5.399 5.368 5.721 6.925
- Tabungan 10.114 10.341 10.629 12.493 11.087 11.887 12.606 14.512 13.755 14.784 14.677 16.492 15.575
- Deposito 5.995 5.385 5.939 6.219 5.400 6.475 7.517 7.975 6.948 6.597 6.295 7.616 5.191
- Modal Kerja 6.225 6.481 6.635 6.650 6.899 6.815 7.323 7.856 8.104 8.290 11.024 11.623 12.004
- Investasi 2.488 2.564 2.657 2.640 2.672 2.599 2.592 2.637 2.728 2.810 2.876 3.035 3.184
- Konsumsi 15.079 15.411 15.754 6.237 16.465 16.431 16.539 16.766 16.884 17.104 17.294 17.598 17.777
NPL Bank Umum (%) 2,42 2,52 2,51 2,33 2,65 2,55 2,27 1,96 2,06 2,15 1,93 1,74 1,84
LDR (%) 112,64 107,75 112,99 116,49 123,90 112,91 102,22 105,00 108,00 105,31 118,43 108,14 119,05
- Inflow 1.440 1.560 868 413 1.466 831 731 325 1.757 1.120 578 506 1.514
- Outflow 416 1.494 1.011 2.135 316 1.455 1.108 2.249 238 1.730 730 2.095 502
- Net (Inflow - Outflow) 1.024 66 (143) (1.723) 1.150 (624) (378) (1.924) 1.519 (610) (152) (1.589) 1.012
Kliring
- Volume (transaksi) 48.484 48.883 55.429 62.099 53.246 48.672 55.937 65.544 72.549 52.263 51.036 93.927 50.314
- Nominal (Rp miliar) 1.660 1.719 1.911 2.360 2.145 1.950 2.157 2.510 2.697 2.232 2.083 2.645 2.083
- Volume (transaksi) 662 634 2.180 2.901 2.091 2.138 2.535 3.559 3.451 3.698 3.815 4.575 3.881
- Nominal (Rp miliar) 1.110 2.015 4.136 5.477 2.895 2.921 2.981 4.159 3.780 4.101 3.767 5.563 4.403
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah
1)
Lokasi Bank
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara XVII
Bab I
Ekonomi Makro Regional
PDRB
Sulawesi Tenggara
5,07% Tw I 2022
yoy
7,66% yoy
Tw IV 2022
Pada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,07% (yoy),
melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy) namun
lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Nasional yang tercatat sebesar 5,01%
(yoy).
KONSTRUKSI KONSUMSI
Pangsa Pangsa PEMERINTAH
Tw IV 2021 Tw I 2022 Tw IV 2021 Tw I 2022
Ekspor
Investasi Luar Negeri
PMDN Nominal
Rp1.134,9M Rp577 M Rp 1.482,9M Rp 1.125,9M
Indeks Tw IV 2021 Tw I 2022 Tw IV 2021 Tw I 2022
Foto : Budidaya tanaman kopi dengan dukungan Bank Indonesia untuk mendorong kontribusi sektor Pertanian sebagai sektor terbesar
pembentuk PDRB Provinsi Sulawesi Tenggara
3 BAB I
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
10% % YOY
7,66%
8%
6% 5,07%
4% 5,01%
5,02% Adm
2% Pemerin
Perdagangan
Pertanian tahan
0% 12,69%
23,44% 4,62%
-2% Konstruksi
-4%
16,03%
Jasa Pendidikan
-6% 4,42%
-8%
I II III IV I II III IV I II III IV I
Pertambangan Transportasi Ind Pengolahan
2019 2020 2021 2022 19,11% 3,73% 7,60%
PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL
PRIMER SEKUNDER TERSIER
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara
Triwulan I 2022
1.1 KONDISI UMUM Memasuki triwulan II 2022, perkembangan beberapa indikator ekonomi
Pada triwulan I 2022, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan di Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan yang positif.
tren pertumbuhan positif. Pada periode laporan, pertumbuhan ekonomi Hasil survei yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan Tenggara dan pendalaman informasi yang dilakukan melalui survei dan
ekonomi nasional namun lebih rendah dibanding pertumbuhan liaison juga mendukung hal tersebut. Dari sisi lapangan usaha, perkiraan
triwulan sebelumnya. Berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi kenaikan produksi sektor pertambangan dan industri pengolahan
Tenggara tersebut terjadi sejalan dengan perbaikan penangangan seiring kenaikan permintaan dari mitra dagang diperkirakan akan
pandemi Covid-19 dan dukungan kebijakan Pemerintah yang mendorong pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Selain
mendorong perbaikan kondisi dunia usaha dan mobilitas masyarakat, itu terjaganya produksi sektor pertanian terutama pertanian tanaman
perbaikan permintaan dari mitra dagang serta kenaikan produktivitas pangan dan perkebunan yang akan memasuki musim panen di tengah
lapangan usaha. Selain itu perekonomian Sulawesi Tenggara sudah keterbatasan produksi perikanan diperkirakan akan berdampak positif
berada diatas level sebelum pandemi dan tumbuh mendekati tren pada pertumbuhan ekonomi. Selanjutnya tetap tingginya aktivitas
pertumbuhan ekonomi periode sebelum pandemi. kontruksi seiring percepatan penyelesaian proyek dan penambahan
proyek baru pemerintah dan swasta yang disertai tingginya aktivitas
Dari sisi permintaan, terjaganya pertumbuhan positif ekonomi Sulawesi perdagangan seiring perbaikan penanganan Covid-19 diperkirakan
Tenggara terjadi selaras dengan peningkatan konsumsi rumah tangga akan menopang pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Di
dan konsumsi pemerintah. Sementara itu dari sisi penawaran, tingginya sisi permintaan, percepatan realisasi belanja Pemerintah utamanya
pertumbuhan perekonomian terjadi selaras dengan terjaganya kinerja dalam pembayaran proyek strategis dan bantuan sosial serta perkiraan
lapangan usaha utama yaitu lapangan usaha pertanian, pertambangan, peningkatan konsumsi dan mobilitas masyarakat pada periode
industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi. HBKN Idul Fitri serta penyelenggaran event berskala besar di Sultra
diperkirakan akan menjadi faktor pertumbuhan ekonomi Sulawesi
Pada periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh Tenggara pada periode mendatang. Tetap tingginya realisasi investasi
sebesar 5,07% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan dengan dari swasta terutama dari pelaku industri pengolahan diperkirakan
triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 7,66% (yoy) (Grafik 1.1). Capaian juga akan menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara
tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia pada triwulan II 2022.
yang tumbuh sebesar 5,01% (yoy).
4,03%
SUMATERA
3,21% 5,37% NASIONAL : 3,47%
KALIMANTAN SULAWESI
SUMATERA KALIMANTAN JAWA SULAWESI, MALUKU, PAPUA
BALINUSRA
4,03% 3,21% 5,07% 5,37% 10,75%
3,42%
Aceh : 3,24% Kalbar : 4,05% Banten : 4,97% Bali : 1,46% Sulut : 3,86% Maluku : 3,69%
Sumut : 3,90% Kalsel : 3,49% Jakarta : 4,63% NTB : 7,76% Gorontalo : 5,26% Maluku Utara : 29,63%
Riau : 4,72% Kaltim : 1,85% Jabar : 5,61% NTT : 1,62% Sulteng : 10,49% Papua : 13,33%
Sumbar : 3,64% Kalteng : 7,32% Jateng : 5,16% Sulbar : 0,93% Papua Barat : -1,01%
PDRB ≥ 7,0%
Lampung : 2,96% Kaltara : 4,53% Yogyakarta : 2,91% Sulsel : 4,27%
6,0% ≤ PDRB < 7,0% Kepri : 2,83% Sultra : 5,07%
5,0% ≤ PDRB < 6,0% Bengkulu : 3,03%
4,0% ≤ PDRB < 5,0% Kep. Babel : 3,26%
JAWA MALUKU DAN PAPUA
0,0% ≤ PDRB < 4,0% BALINUSRA
5,07% 10,75%
PDRB < 0% 3,42%
Konsumsi Rumah Tangga 5,65 6,20 6,17 6,20 5,05 (2,95) (1,30) (1,02) (0,43) 4,58 1,52 1,92 3,14 49,74%
Konsumsi LNPRT 12,13 12,22 7,91 7,36 (3,04) (8,32) (2,28) (0,63) (2,03) 2,95 1,57 (0,49) 6,65 1,02%
Konsumsi Pemerintah 3,91 6,54 6,81 5,84 (2,23) (4,81) 0,02 (2,87) 0,68 12,46 6,75 (0,57) 2,67 11,04%
PMTB 2,89 3,96 6,83 7,19 2,83 (4,94) (3,23) (2,82) (0,13) 2,91 8,47 11,36 5,85 38,53%
Perubahan Inventori (116,42) (77,90) 6,31 (4,44) (256,67) 84,52 52,01 13,56 7,84 472,26 (0,69) (362,80) 131,36 1,81%
Ekspor 35,21 66,52 35,79 43,76 25,97 11,88 40,29 92,05 75,33 132,49 62,76 16,73 6,10 52,32%
Impor 11,25 57,40 31,45 37,82 22,22 4,71 35,99 83,10 71,92 122,40 58,73 15,87 6,16 54,47%
PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97 7,66 5,07
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
1.2 SISI PERMINTAAN Selain data GMR, peningkatan konsumsi rumah tangga selaras persepsi
masyarakat yang tercermin dari hasil survei konsumen Bank Indonesia.
Dari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), pertumbuhan Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara mencatatkan
ekonomi yang terjadi pada triwulan I 2022 didorong oleh peningkatan peningkatan dari 137,87 pada triwulan IV 2021 menjadi 149,77 pada
pada kinerja konsumsi rumah tangga dan pemerintah. Berdasarkan periode laporan (Grafik 1.5). Kondisi tersebut terutama disebabkan
pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara didominasi oleh impor, oleh peningkatan pada keyakinan konsumen terhadap ekonomi saat
ekspor, dan konsumsi rumah tangga dengan pangsa masing-masing ini mencakup peningkatan penghasilan dan ketersediaan lapangan
sebesar 54,47%, 52,32% dan 49,74% (Tabel 1.1). kerja, serta peningkatan ekspektasi masyarakat terhadap kondisi
ekonomi ke depannya (6 bulan mendatang) baik dalam hal ketersediaan
1.2.1 Konsumsi Rumah Tangga lapangan kerja maupun kondisi usaha.
Pada triwulan I 2022, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar
3,14% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan periode sebelumnya yang Peningkatan kinerja konsumsi rumah tangga juga didukung oleh
tumbuh sebesar 1,92% (yoy). Peningkatan kinerja tersebut sejalan perbankan yang tercermin dari peningkatan penyaluran kredit
dengan peningkatan mobilitas dan optimisme masyarakat seiring konsumsi. Pada triwulan I 2022, kredit konsumsi tercatat tumbuh
penurunan kasus Covid pada triwulan I 2022 dibandingkan triwulan sebesar 3,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya
sebelumnya. Peningkatan mobilitas masyarakat antara lain tercermin yang tercatat tumbuh sebesar 2,97% (yoy) (Grafik 1.6). Peningkatan
dari data Google Mobility Report (GMR). Pada periode laporan, mobilitas penyaluran kredit tersebut disertai terjaganya rasio NPL dari 0,87%
masyarakat mengalami peningkatan dari rata-rata 24,51% terhadap pada triwulan IV 2021 menjadi 0,93% pada periode laporan yang
baseline pada triwulan IV 2021 menjadi rata-rata 31,68% pada periode mengindikasikan repayment capacity rumah tangga yang semakin baik
laporan. Secara parsial terdapat peningkatan rata-rata aktivitas di karena kondisi keuangan yang terus pulih.
tempat kerja dari 5,92% terhadap baseline pada triwulan IV 2021
menjadi sebesar 20,73% pada triwulan I 2022. Insight dari data GMR 1.2.2 Konsumsi Pemerintah
tersebut adalah mobilitas di tempat kerja semakin meningkat karena Pada triwulan I 2022, konsumsi pemerintah tercatat mengalami
kuantitas WFO dan pembelajaran tatap muka yang lebih tinggi, peningkatan dengan pertumbuhan sebesar 2,67% (yoy), lebih tinggi
tingginya aktivitas masyarakat tersebut diperkirakan berdampak pada dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
peningkatan aktivitas konsumsi masyarakat. 0,57% (yoy).
40 % YOY
200 INDEKS
30 180 173,77
162,77
20 160 149,77
op�mis 137,87
140
10
120
0 125,80
100 113,00
-10 80
-20 60
40
-30
20
-40 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2019 2020 2021
2019 2020 2021 2022
KONSUMSI INVESTASI EKSPOR
KONS. PEMERINTAH PERUBAHAN INVENTORI IMPOR INDEKS KEYAKINAN KONSUMEN INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INI INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah Sumber : Survei Konsumen Bank Indonesia, diolah
Grafik 1.4 Andil Pertumbuhan Sisi Permintaan Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen
5 BAB I
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah Sumber : LRA Provinsi Sulawesi Tenggara, BPKAD, diolah
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi kc/kcp, diolah Sumber : National Single Window Investment
Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara
Peningkatan laju pertumbuhan utamanya didorong oleh realisasi sebesar 29,25% (yoy) dari triwulan sebelumnya yang sebesar 40,97%
anggaran Pemerintah untuk pembangunan Proyek Strategis Nasional (yoy).
yang sempat tertunda pada periode sebelumnya. Meningkatnya
realisasi anggaran Pemerintah pada triwulan I 2022 menjadi indikasi Kinerja penanaman modal luar negeri (PMA) juga tercatat mengalami
percepatan realisasi belanja pemerintah untuk mendorong pemulihan penurunan laju pertumbuhan pada periode laporan dibandingkan
perekonomian yang lebih cepat pada masa tren Covid-19 yang pertumbuhan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2022, PMA tercatat
melandai. Sebagai informasi, belanja APBD pemerintah daerah tercatat mengalami kontraksi 4,61% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan
mengalami akselerasi dan tumbuh sebesar 34,69% (yoy), lebih tinggi dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 50,14% (yoy) (Grafik
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi 1.9). Penurunan tersebut disebabkan oleh melambatnya investasi
sebesar 21,74% (yoy). Grafik (1.7) pada sektor industri logam sesuai dengan pola historisnya. Kebijakan
zero covid di Tiongkok juga berdampak pada aktivitas dunia usaha
Belanja pemerintah daerah pada triwulan I 2022 cukup tinggi dan diluar termasuk industri manufaktur besi baja. Selain pada PMA, industri
pola dalam beberapa tahun terakhir. Tingginya realisasi anggaran pada logam juga memiliki pangsa yang besar pada Penanaman modal dalam
periode laporan tercermin dari realisasi belanja Pemerintah yang negeri (PMDN) yang juga mengalami penurunan laju pertumbuhan
melebihi realisasi pada triwulan I dan II 2021, hal ini sejalan dengan dengan tumbuh sebesar 10,88% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan
nominal tabungan pemerintah daerah yang tercatat mengalami dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 415,59% (yoy) sesuai
perlambatan dan tumbuh sebesar 215,16% (yoy) lebih rendah dari dengan siklus investasi dunia usaha dimana pada awal tahun pelaku
triwulan sebelumnya yang sebesar 256,85% (yoy). Penurunan laju usaha fokus pada proses administrasi OSS-RBA (Grafik 1.10).
pertumbuhan mengindikasikan realisasi anggaran yang meningkat.
(Grafik 1.8).
siklikalnya. Hal tersebut juga terkonfirmasi dari hasil Suvei Kegiatan 2019 2020 2021 2022
Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi Sulawesi Sumber : National Single Window Investment
Tenggara, dimana kinerja investasi melambat dengan nilai SBT yang Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara Mei 2022
BAB I
6
500 2500
400 2000
300 1500
200 1000
100 500
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
PERTANIAN IND. LOGAM DASAR PERTAMBANGAN
IND. LOGAM DASAR PERUMAHAN IND. MINERAL NON LOGAM
IND. MAKAN LISTRIK, GAS & AIR LAINNYA
TRANSPORTASI, GUDANG & TELEKOMUNIKASI PERTAMBANGAN LAINNYA
Sumber : National Single Window Investment Sumber : National Single Window Investment
Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor
Meskipun secara pertumbuhan investasi pada triwulan I 2022 Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 masih
melambat namun penanganan covid yang terus membaik mendorong didominasi oleh feronikel dan stainless steel dengan pangsa pasar
pertumbuhan pembiayaan yang berasal dari kredit investasi di masing-masing sebesar 51,60% dan 47,43%. Berdasarkan negara
Sulawesi Tenggara. Pada triwulan I 2022, kredit investasi di Sulawesi tujuan ekspornya, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari
Tenggara tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 20,07% (yoy), Sulawesi Tenggara dengan pangsa mencapai 94,81% diikuti oleh India
lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar dan Korea Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 3,89% dan
13,36% (yoy) (grafik 1.13). 0,33%.
1.2.4 Ekspor dan Impor Berbanding terbalik dengan kinerja ekspor luar negeri, pada periode
REALISASI EKSPOR laporan kinerja ekspor antardaerah mengalami perbaikan seiring
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat tumbuh peningkatan mobilitas dan perdagangan barang serta produksi
sebesar 6,10% (yoy), mengalami perlambatan jika dibandingkan komoditas andalan Sulawesi Tenggara yaitu perikanan. Peningkatan
dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,73% (yoy). tersebut tercermin dari aktivitas muat di bandara yang tercatat tumbuh
Penurunan pertumbuhan tersebut terjadi selaras dengan perlambatan sebesar 39,94% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan IV 2021 yang
pertumbuhan kinerja ekspor luar negeri. Kinerja ekspor luar negeri tumbuh sebesar 15,12% (yoy) dan aktivitas muat di pelabuhan tumbuh
pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 44,15% (yoy), lebih rendah jika sebesar 28,66% (yoy) pada periode laporan membaik dibandingkan
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar triwulan IV 2021 yang terkontraksi sebesar 56,66% (yoy).
57,35% (yoy). Perlambatan tersebut sesuai dengan pola historisnya
dan juga karena penurunan temporer permintaan dari mitra dagang REALISASI IMPOR
di Tiongkok khususnya pada awal triwulan I 2022 akibat kebijakan Pada triwulan I 2022, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
zero covid. Hal tersebut terindikasi dari menurunnya aktifitas dunia penurunan laju pertumbuhan. Impor tercatat tumbuh sebesar 6,16%
usaha mitra dagang yang tercermin pada penurunan PMI Tiongkok dari (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan IV 2021 yang
50,3 pada Desember 2021 menjadi 48,1 Pada Maret 2022. Penurunan tumbuh sebesar 15,87% (yoy). Perlambatan impor tersebut selaras
tersebut juga terkonfirmasi dari penurunan ekspor industri olahan dengan penurunan volume impor luar negeri ditengah peningkatan
nikel. Pada triwulan I 2022, nilai ekspor feronikel tumbuh sebesar impor antar daerah.
41,54% (yoy), melambat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya
yang dapat tumbuh sebesar 46,56% (yoy). Selanjutnya nilai ekspor Pada triwulan I 2022, volume impor luar negeri tumbuh terkontraksi
stainless steel juga mengalami perlambatan dari 65,70%(yoy) pada sebesar 13,00% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
triwulan IV 2021 menjadi 48,17% (yoy) pada periode laporan. Pada sebelumnya yang tumbuh sebesar 50,32% (yoy). Meskipun secara
komoditas lain terjadi perbaikan, antara lain pertumbuhan ekspor volume mengalami perlambatan, namun secara nilai impor justru
perikanan yang meningkat menjadi 62,46%(yoy) pada periode laporan mengalami peningkatan, berdasarkan data Bea Cukai, total nilai impor
dari 42,19% (yoy) pada triwulan IV 2021. Meskipun pertumbuhan ekspor
perikanan pada periode laporan meningkat, namun pada triwulan I 7 RP TRILIUN %, YOY 60%
50%
2021 ekspor perikanan tumbuh lebih tinggi yaitu sebesar 134,12% (yoy). 6 6,12 6,19 40%
Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan produksi 20,07% 30%
5
20%
ikan segar karena kondisi gelombang dan suhu laut yang membaik 10%
4 13,36%
di sekitar fishing ground. Peningkatan produksi dapat dilihat dari 0%
-10%
pendaratan ikan yang membaik dari terkontraksi sebesar 29,29% 3
-20%
8 %, YOY
39,16% 6
TIONGKOK
4
3,97% 2
AUSTRALIA
0
28,62%
AFSEL -2
7,55% -4
I II III IV I II III IV I II III IV I
LAINNYA 2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021
PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN
PERTAMBANGAN KONSTRUKSI LAINNYA
Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat sebesar 732,10 juta Selanjutnya, impor antardaerah tercatat mengalami perlambatan pada
dollar Amerika meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya periode laporan. Kondisi geopolitik global cukup berdampak pada
yang tercatat sebesar 528,63 juta dollar Amerika. Peningkatan nilai gangguan rantai pasok diantaranya ketersediaan kontainer untuk
impor tersebut disebabkan oleh meningkatnya harga-harga komoditas distribusi barang. Perlambatan impor tercermin dari aktivitas bongkar
karena faktor geopolitik global. Sebagai informasi tambahan, terdapat di pelabuhan yang tercatat mengalami penurunan dari 68,97% (yoy)
kebutuhan bahan baku pendukung industri pengolahan yang sementara pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi 18,79% (yoy) pada periode
ini hanya dapat dipenuhi oleh produsen di luar Indonesia diantaranya laporan.
gula spesifikasi industri dan batubara dengan kadar khusus.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5,19 6,51 3,09 5,33 4,47 (0,02) (0,05) (2,17) 1,29 2,21 (0,56) 7,32 4,51 24,78%
Pertambangan dan Penggalian 6,57 5,81 8,68 6,78 4,84 (6,91) (8,32) (6,25) (3,85) 0,04 1,41 2,27 1,89 19,05%
Industri Pengolahan 2,51 16,69 12,31 12,18 10,80 0,44 4,19 13,52 (0,02) 10,95 0,79 11,01 7,14 7,55%
Pengadaan Listrik, Gas 7,11 7,71 4,72 8,04 7,54 (6,13) (5,84) 3,38 3,22 16,75 4,69 5,20 4,79 0,04%
Pengadaan Air 6,44 5,07 1,99 2,55 5,42 6,05 1,79 0,16 1,04 2,29 3,41 0,94 4,06 0,17%
Konstruksi 10,13 4,64 7,93 5,78 1,01 (4,02) 0,03 (0,35) 1,35 4,70 12,19 18,20 8,31 13,35%
Perdagangan Besar dan Eceran 8,24 7,82 7,62 7,40 4,27 (5,99) (5,14) (9,14) 1,23 6,05 11,83 16,32 6,57 12,63%
Transportasi dan Pergudangan 2,12 2,02 4,58 8,49 2,56 (12,84) (6,25) (4,01) (1,66) 9,25 (3,25) (4,44) 5,63 4,1%
Akomodasi dan Makan Minum 6,27 2,05 3,95 7,46 3,57 (10,06) (4,87) (4,19) 1,68 10,49 2,51 3,42 6,47 0,57%
Informasi dan Komunikasi 7,32 7,94 7,89 8,15 7,27 9,55 9,38 6,17 2,25 0,07 4,34 7,78 9,51 1,86%
Jasa Keuangan 1,53 3,55 7,35 15,45 8,86 (0,60) 3,04 1,92 4,10 11,36 8,20 4,31 6,09 2,67%
Real Estate 2,53 1,57 4,35 6,76 7,77 1,38 (1,59) (5,15) 0,30 3,25 4,01 3,77 (2,83) 1,28%
Jasa Perusahaan 5,76 4,57 4,69 5,86 1,14 (9,24) (2,34) (4,44) (0,40) 5,92 (2,73) 2,89 9,47 0,21%
Administrasi Pemerintahan 6,98 2,35 (0,01) 5,34 1,28 5,20 4,01 2,68 3,16 12,55 (1,04) (6,26) 0,49 4,66%
Jasa Pendidikan 9,77 6,39 6,14 5,92 5,57 6,73 2,40 0,80 0,08 2,20 5,97 6,67 6,87 4,78%
Jasa Kesehatan dan Sosial 7,85 6,55 8,52 10,66 9,67 6,43 9,29 7,06 2,83 6,58 13,06 7,06 9,38 1,0%
Jasa Lainnya 4,98 5,63 4,93 2,83 0,66 (7,48) (4,04) (4,73) (3,23) 3,22 2,69 7,14 9,53 1,25%
PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97 7,66 5,07
Sumber: BPS, ADHK, diolah
Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara
usaha perdagangan besar dan eceran sebesar 12,63% dan lapangan Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar 4,51% (yoy), lebih rendah
usaha industri pengolahan sebesar 7,55%. dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,32%
(yoy). Terjaganya pertumbuhan positif pada lapangan usaha pertanian
Pada triwulan I 2022 dari sisi penawaran, terjaganya pertumbuhan didorong oleh peningkatan produksi ikan seiring suhu laut yang
ekonomi Sulawesi Tenggara ditopang oleh tetap tumbuh positifnya lebih baik bagi ketersediaan ikan. Berdasarkan data, produksi ikan
seluruh lapangan usaha utama yakni lapangan usaha konstruksi, mengalami peningkatan pertumbuhan, yaitu dari kontraksi 29,29%
perdagangan, industri pengolahan, dan pertanian. Diluar lapangan (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi 3,67% (yoy) pada periode
usaha utama, terdapat pertumbuhan positif pada lapangan usaha laporan (Grafik1.22). Di sisi lain, pada triwulan I 2022, luas panen padi
transportasi dan pergudangan, akomodasi makanan dan minuman, di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 9,97% (yoy), membaik jika
serta informasi dan komunikasi, dan seluruh lapangan usaha jasa dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
seiring membaiknya mobilitas dan konsumsi masyarakat. 3,76% (yoy) (Grafik 1.20). Meskipun luas panen padi meningkat karena
faktor base effect, luas tanam padi mengalami perlambatan dan
1.3.1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan menahan pertumbuhan lapangan usaha pertanian yang lebih tinggi.
Pada triwulan I 2022, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan Hal ini sesuai dengan pola musiman dimana pada awal tahun belum
perikanan (selanjutnya disebut usaha pertanian) tetap tumbuh positif. memasuki musim panen.
80 LUAS (RIBU HA) %, YOY 40% 80 LUAS (RIBU HA) %, YOY 100%
70 9,97% 20% 70 80%
-3,76% 60%
60 0% 60
50 57,14 40%
61,90 -20% 50 20%
-7,29%
40 40 0%
-40%
30 30 -20%
-60% -24,64% -40%
20 20
19,22 -60%
-80% 19,44
10 10 -80%
0 -100% -100%
I II III IV I II III IV I II III IV I 0
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN(RHS) LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, diolah Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Prov. Sultra, diolah
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
9 BAB I
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber : PPS Kendari, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek diolah
Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
Sumber : Bank Indonesia, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah
Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Hasil Survei Bank Indonesia Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
Sejalan dengan terjaganya pertumbuhan lapangan usaha pertanian, olahan industri pengolahan nikel. Penyesuaian tersebut menyebabkan
penyaluran kredit pada lapangan usaha tersebut mengalami menurunkan permintaan bahan baku berupa ore nikel dari pelaku
peningkatan. Kredit usaha pertanian pada triwulan I 2022 tumbuh usaha pertambangan Sultra. Namun demikian, perlambatan yang
sebesar 9,90% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode lebih dalam tertahan oleh peningkatan aktivitas pertambangan batuan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,18% (yoy) (Grafik 1.23). sebagai material pembangunan proyek konstruksi pemerintah maupun
swasta. Hal tersebut didukung informasi dari pelaku usaha yang
1.3.2 Pertambangan dan Penggalian menjadi kontak liaison.
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan I 2022 tetap terjaga. Pada periode laporan, lapangan usaha Perlambatan juga terkonfirmasi dalam SKDU yang dilakukan oleh KPw
pertambangan tumbuh sebesar 1,89% (yoy), sedikit lebih rendah BI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja pertambangan mengalami
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar perlambatan dengan nilai SBT sebesar 14,53% (yoy), lebih rendah
2,27% (yoy). Perlambatan terbatas tersebut disebabkan oleh dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 23,26% (yoy)
perlambatan kinerja industri pengolahan yang menyerap produk nikel (Grafik 1.24).
ore yang menyesuaikan dengan permintaan negara tujuan ekspor yaitu
Tiongkok. Kebijakan zero covid di Tiongkok cukup berdampak pada Namun demikian prospek kedepan yang cerah mendorong penyaluran
kegiatan manufaktur besi baja di negara tersebut. Penurunan kinerja kredit pertambangan yang lebih tinggi. Pada triwulan I 2022, kredit
industri logam di Tiongkok yang merupakan pembeli utama produk pertambangan tumbuh sebesar 308,71% (yoy), lebih baik jika
1.600 JUTA US$ %, YOY 200% 300 VOLUME (JUTA TON) %, YOY 700%
1.478,32 270,94
1.400 180% 600%
250 248,76
160%
1.200 500%
1.035,03 140%
200
1.000 120% 400%
800 100% 150 300%
600 80% 200%
60% 100
74,04%
400 100%
57,93% 40% 7,67%
200 50
20% 0%
17,14%
0 0% 0 -100%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021 2022
EKSPOR INDUSTRI PENGOLAHAN g. EKSPOR INDUSTRI PENGOLAHAN (RHS) EKSPOR FERONIKEL g. EKSPOR FERONIKEL (RHS)
Sumber : Bea Cukai, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah
Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1.3.4 Perdagangan Besar dan Eceran
303,51% (yoy) (Grafik 1.25). Perbaikan ini mengindikasikan pelaku usaha
Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan I
pertambangan telah bersiap untuk beroperasi dalam level yang lebih
2022 tetap terjaga dengan tumbuh sebesar 6,57% (yoy), lebih rendah
tinggi sehingga membutuhkan bantuan modal kerja serta terdapat
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
rencana peningkatan kapasitas utilisasi pada periode yang akan
16,32% (yoy).
datang dan pihak perbankan memiliki optimisme yang tinggi terhadap
prospek pertambangan Sultra.
Penurunan lapangan usaha perdagangan selaras dengan menurunnya
aktivitas masyarakat pada area perbelanjaan seiring penanganan
1.3.3 Industri Pengolahan
Covid-19 yang semakin membaik khususnya pada triwulan I 2022.
Pada triwulan I 2022, lapangan usaha industri pengolahan terus Penurunan mobilitas pada area perbelanjaan tersebut tercermin
terjaga. Lapangan usaha tersebut tumbuh positif sebesar 7,14% (yoy), dari Google Mobility Report, pada area retail mengalami penurunan
lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang dari 29,78% terhadap baseline pada triwulan IV 2021 menjadi 26,69%
tumbuh sebesar 11,01% (yoy). terhadap baseline pada periode laporan, area grocery juga mengalami
penurunan dari 57,66% terhadap baseline menjadi 57,51% terhadap
Seperti yang disampaikan pada bagian sebelumnya, pada periode baseline pada triwulan I 2022.
laporan terdapat kebijakan zero covid yang mempengaruhi kinerja
industri manufaktur di Tiongkok. Perlambatan kinerja industri Meskipun pada periode laporan mengalami perlambatan, kinerja
pengolahan stainless steel salah satunya terindikasi dari ekspor penyaluran kredit perbankan ke sektor perdagangan justru tumbuh
yang tumbuh 48,17% pada periode laporan lebih rendah dari periode positif. Hal ini menjadi indikasi persiapan untuk menghadapi HBKN
sebelumnya yang sebesar 65,70% (yoy) (Grafik 1.28). Sebagai informasi Idul Fitri pada triwulan mendatang. Pada triwulan I 2022, kredit
tambahan, selain ditopang oleh industri pengolahan stainless steel, perdagangan tercatat tumbuh sebesar 7,42% (yoy), meningkat jika
ke depannya Sulawesi Tenggara sebagai salah satu provinsi dengan dibandingkan dengan realisasi periode sebelumnya yang tumbuh
cadangan nikel kadar rendah berpotensi menjadi salah satu pemain sebesar 6,31% (yoy).
besar untuk industri baterai listrik (BOKS 1).
1.3.5 Konstruksi
Selain disebabkan oleh industri pengolahan nikel, perlambatan
Pada triwulan I 2022, kinerja lapangan usaha konstruksi tetap tumbuh
kinerja industri pengolahan juga disebabkan oleh penurunan aktivitas
tinggi sebesar 8,31% (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan
industri pengolahan gula yang menurunkan target produksinya karena
dengan kinerja periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,20% (yoy).
gangguan rantai pasokan untuk bahan baku gula spesifikasi industri
yang didatangkan dari luar negeri namun terdampak kelangkaan
Berlanjutnya pembangunan fisik Proyek Strategis Nasional (PSN),
kontainer faktor kondisi geopolitik global.
industri pengolahan (yaitu pabrik dan fasilitas pendukung industri
pengolahan nikel, pabrik industri pengolahan aspal dan fasilitas
Perlambatan lebih dalam tertahan oleh kinerja industri pengolahan
pendukung industri pengolahan gula, dan peningkatan pembangunan
makanan dan minuman yang meningkatkan produksinya menjelang
proyek swasta di industri perdagangan retail dan akomodasi makanan
bulan Ramadan yang jatuh pada awal April 2022. kinerja lapangan
dan minuman menjadi faktor pendorong terjaganya kinerja lapangan
usaha industri pengolahan makanan dan minuman yang mengalami
usaha konstruksi pada periode laporan. Aktivitas pembangunan fisik
peningkatan mendorong penyaluran kredit ke industri pengolahan juga
tersebut terkonfirmasi dari konsumsi semen di Sulawesi Tenggara
cenderung mengalami peningkatan. Pada triwulan I 2022, penyaluran
yang tumbuh sebesar 15,04% (yoy) pada triwulan I 2022, meningkat dari
kredit untuk industri pengolahan tumbuh sebesar 103,83% (yoy), lebih
periode sebelumnya sebesar 11,18% (yoy).
tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
sebesar 94,58% (yoy) (Grafik 1.29).
11 BAB I
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
20% 10%
15,04% 1,0
15% 0%
0,8
0,67 0,68 -10%
10%
11,18% 0,6
5% -20%
0,4
0% -30%
0,2 -32,51% -40%
-5%
0,0 -50%
-10% 0
Sumber : Asosiasi Semen Indonesia (ASI), diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, Lokasi Proyek, diolah
Grafik 1.32 Realisasi Pengadaan Semen Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara
Kredit lapangan usaha konstruksi juga mengalami peningkatan lain melalui peningkatan pembangunan Proyek Strategis Nasional yang
dari kontraksi sebesar 32,51% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi bersifat padat karya, berbagai program strategis untuk meningkatkan
tumbuh 17,97% (yoy) pada periode laporan (Grafik 1.33). Peningkatan produktivitas pertanian, hortikultura, dan perikanan serta percepatan
kredit konstruksi mengindikasikan pelaku usaha konstruksi di Sultra proses perizinan melalui OSS RBA.
akan meningkatkan aktivitas operasional konstruksi pada periode
mendatang. Peningkatan pertumbuhan terjadi pada beberapa lapangan usaha
sekunder dan tersier seperti transportasi dan pergudangan, penyediaan
akomodasi makanan dan minuman, dan informasi dan komunikasi di
1.4 PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA tengah meningkatnya mobilitas masyarakat. Selain itu, peningkatan
LAPANGAN USAHA PERTAMBANGAN juga terjadi pada seluruh sektor jasa seperti jasa keuangan, jasa
Sejalan dengan dengan terjaganya pertumbuhan perekonomian perusahaan, jasa pendidikan, jasa Kesehatan dan sosial, dan jasa
Sulawesi Tenggara, pertumbuhan lapangan usaha non tambang juga lainnya. Meskipun demikian, penurunan yang terjadi pada lapangan
tumbuh positif pada triwulan I 2022 meskipun melambat dari triwulan usaha real estate menahan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.
sebelumnya. Pada triwulan I 2022, lapangan usaha nontambang
tumbuh sebesar 5,85% (yoy), mengalami perlambatan dibanding Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih
periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 9,02% (yoy). Terjaganya mendominasi perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan
pertumbuhan tersebut ditopang oleh terjaganya pertumbuhan pangsa sebesar 29,50% diikuti oleh lapangan usaha lapangan usaha
kinerja seluruh lapangan usaha utama yakni pertanian, perdagangan, perdagangan besar dan konstruksi dengan pangsa sebesar 15,86% dan
konstruksi, dan industri pengolahan. 15,27% pada periode laporan.
%, (YOY)
Pertumbuhan perkonomian non-tambang mendekati level pertumbuhan 10
8
sebelum pandemi menjadi indikator pemulihan perekonomian. Selain 6
4
itu, pertumbuhan perekonomian non-tambang yang lebih tinggi dari 2
0
pertumbuhan LU pertambangan menjadi tanda-tanda awal pergeseran -2
perekonomian Sulawesi Tenggara dari yang sebelumnya berfokus -4
-6
pada pertambangan menjadi ke pengembangan lapangan usaha -8
-10
lainnya yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi seperti konstruksi, 2018 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021 2022
perdagangan, pertanian, dan industri pengolahan. Hal ini tidak lepas PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
PERTUMBUHAN EKONOMI TAMBANG
PERTUMBUHAN EKONOMI NON TAMBANG
dari upaya pemerintah daerah untuk menciptakan iklim dunia usaha Sumber : BPS, ADHK, diolah
dan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan berkelanjutan antara Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi
Tenggara
Halaman ini sengaja dikosongkan
13 BAB III
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BOKS 1
BOKS 1
Sektor pertambangan dan industri pengolahan termasuk kedalam 5 Data dari Kementrian ESDM tersebut juga selaras dengan kondisi
lapangan usaha terbesar dalam perekonomian Sultra, driver utama yang terjadi di Sultra. Berdasarkan data yang dirilis oleh Dirjen
ekspor Sultra serta memiliki keterkaitan yang besar terhadap sektor Minerba (2020), terdapat total 292 IUP tambang nikel yang tersebar
lainnya seperti konstruksi dan perdagangan (Grafik B1.1). di Indonesia, dimana sebanyak 154 IUP berada di Sultra (Grafik B1.3).
Jumlah tersebut menempatkan Sultra sebagai daerah dengan jumlah
Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertambangan dan industri IUP nikel terbanyak secara di Indonesia namun saat ini sebagian besar
pengolahan memiliki pangsa terhadap perekonomian Sultra masing- bijih nikel di Sultra hanya diolah sebagai bahan baku industri stainless
masing sebesar 19,05% dan 7,55% (Grafik B1.2). Tingginya konstribusi steel dengan memanfaatkan teknologi pengolahan pyrometalurgi
tambang dan industri pengolahan tersebut tidak terlepas dari potensi (RKEF) dan nikel kadar rendah yang belum termanfaatkan dengan
sumber daya mineral Sultra yang merupakan provinsi dengan potensi maksimal. Belum termanfaatkannya pengolahan nikel kadar rendah
cadangan nikel terbesar di Indonesia dengan total cadangan bijih tersebut dikarenakan belum terdapat pelaku usaha yang menggunakan
tercatat sebesar 1,87 miliar ton (Dirjen Minerba, 2020). Dari sisi pangsa, teknologi teknologi hydrometalurgi (HPAL) maupun Step Temperature
pertambangan bijih logam berkontribusi sebesar 55,43% terhadap Acid Leaching (STAL) di Sultra (Grafik B1.4).
lapangan usaha pertambangan. Sama halnya dengan pertambangan
bijih logam, industri pengolahan logam dasar di Sultra memiliki pangsa Secara umum, beberapa pelaku usaha yang memiliki pangsa terbesar
terbesar terhadap lapangan usaha industri pengolahan dengan pangsa di Sultra saat ini sedang terus melakukan ekspansi untuk menambah
sebesar 45,53%. Lebih lanjut, produk industri pengolahan logam dasar kapasitas produksi smelter yang ada (teknologi pyrometalurgy)
di Sultra berkotribusi lebih dari 99% dari total ekspor Sultra. dan terdapat beberapa pelaku usaha baru yang akan melakukan
investasi untuk memanfaatkan nikel kadar rendah di Sultra dengan
Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan oleh Kementerian ESDM menggunakan teknologi HPAL.
(2021), pada tahun 2040 diperkirakan permintaan nikel dunia sebesar
4 juta ton dengan sebanyak 30% digunakan untuk memenuhi industri Lebih detail, hingga saat ini kapasitas produksi smelter RKEF di Sultra
baterai dan 48% untuk industri stainless steel. Kondisi tersebut jauh diperkirakan mampu menyerap bijih nikel sebesar 35,2 ton pertahun
berbeda dengan perkembangan saat ini, dimana total output nikel yang dengan total output diperkirakan sebesar 2,1 juta ton feronikel
digunakan untuk baterai listrik hanya sebesar 3% dari total demand pertahun. Angka tersebut diluar beberapa pembangunan smelter dari
nikel, selebihnya sebanyak 71% digunakan sebagai input industri pelaku usaha eksiting maupun pelaku usaha baru yang diperkirakan
stainless steel. mulai beroperasi mulai tahun 2023.
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 14
BOKS 1
Sulawesi Maluku
Selatan Sulawesi
7 IUP Tenggara
4 KK 151 IUP Papua
2 KK
Selanjutnya, kedepan salah satu arah pengembangan nikel di Indonesia Sebagai upaya memaksimalkan potensi lapangan usaha pertambangan
akan diarahkan untuk memenuhi permintaan industri baterai listrik. dan industri pengolahan di Sultra, beberapa upaya yang bisa dilakukan
Sultra sebagai salah satu provinsi dengan cadangan nikel kadar rendah oleh Pemerintah adalah:
terbesar di Indonesia berpotensi menjadi pusat industri pengolahan 1) Mendorong investasi dan pengembangan kawasan industri baru
nikel kadar rendah baru. Kedepan, potensi produksi smelter untuk mengoptimalkan cadangan yang ada dengan mengutamakan
hydrometalurgy Sultra sangat tinggi, berdasarkan informasi dari FGD penyerapan tenaga kerja lokal Sultra dan kawasan hijau.
bersama pelaku usaha industri pengolahan nikel di Sultra bersama
2) Mendorong penerapan praktik usaha hijau pada industri
dinas terkait, pada tahun 2025 diperkirakan terdapat smelter HPAL di
pertambangan dan pengolahan nikel Sultra melalui kebijakan
Sultra yang mulai beroperasi dengan total kapasitas sebesar 94 ribu ton
insentif dan disinsentif.
dan terdapat beberapa pelaku usaha baru yang berencana membangun
3) Mendorong local value chain, terutama untuk meningkatkan
smelter HPAL dengan target produksi yang belum ditentukan secara
kontribusi sektor tambang dan industri pengolahan terhadap
baku karena masih dalam proses perizinan.
sektor lainnya.
Rencana pengembangan produksi dan juga pembangunan smelter 4) Mengembangkan sektor akmamin untuk mendukung sektor
baru di Sultra terus mendorong pertumbuhan pertambangan tambang dan industri pengolahan.
subsektor pertambangan nikel Sultra. Selain itu produksi ore nikel 5) Mendorong pengembangan politeknik pertambangan dan
juga diperkirakan akan semakin meningkat selaras dengan tren ekspor industri nikel Sultra dan kerjasama dengan pelaku usaha untuk
ore nickel Sultra ke Sulawesi Tengah. Di sisi harga, kondisi geopolitik meningkatkan serapan tenaga kerja lokal Sultra.
yang terjadi antara Rusia dan Ukraina juga berdampak positif pada
membaiknya harga komoditas nikel. Namun demikian, hal yang perlu
diperhatikan adalah keberadaan cadangan ore Sultra ke depan (Grafik
B1.5) dan juga perhatian dunia terhadap penerapan praktik usaha hijau.
BOKS 2
BOKS 2
Indonesia merupakan negara urutan keempat sebagai produsen kopi lebih tinggi dibandingkan Perkebunan Besar Negara , yaitu 26,75 ton/
dunia, dengan pangsa hingga 9 % pasokan kopi dunia (Kementerian ha maupun Perkebunan Besar Swasta, yaitu 14,72 ton/ha.
Perdagangan, 2021). Selain itu, total produksi kopi Indonesia juga
menunjukkan tren positif seperti yang terlihat pada Grafik B2.1. Meski Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (Puslitkoka) menyatakan
demikian, kopi yang dinegara lain menjadi komoditas ekspor unggulan bahwa jenis Kopi Robusta dan Liberica masih sangat potensial untuk
menunjukkan tren yang cenderung fluktuatif seperti yang terlihat dikembangkan di daerah Kawasan Timur Indonesia. Hal ini juga
pada Grafik B2.4. Di sisi lain, ditengah berfluktuasinya ekspor, tren sejalan dengan data BPS (2020) bahwa 98% ekspor kopi Indonesia
konsumsi kopi nasional terus menunjukkan peningkatan meskipun ke mancanegara adalah jenis Arabica WIB/robusta OIB, not roasted,
pertumbuhannya mengalami perlambatan sehubungan dengan faktor not decaffeinated (HS 0901111000) yang dominan diekspor ke Amerika
base effect (Grafik B2.3). Serikat, Mesir, Itali, Jepang, dan berbagai negara lainnya.
Lebih detail Terkait dengan produksi kopi per daerah, Badan Pusat Provinsi Sulawesi Tenggara yang memiliki tipografi sebagian besar
Statistik (2020) mencatat bahwa terdapat delapan daerah terbesar dataran rendah sangat potensial untuk menjadi salah satu daerah
penghasil kopi nasional dan sebagian besar terpusat di Pulau Jawa penghasil Kopi di Kawasan Timur Indonesia, khususnya untuk jenis
dan Sumatra, antara lain di Sumatera Selatan, Lampung, Sumatera Robusta menimbang lahan yang tersedia masih sangat luas. BPS (2020)
Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Bengkulu, dan Jawa Timur (Grafik mencatat bahwa areal perkebunan Kopi Provinsi Sulawesi Tenggara
B2.2). Lebih lanjut, perkebunan Kopi di Indonesia juga dominan berasal seluas 8.521 Ha dengan status kepemilikan Perkebunan Rakyat
dari Perkebunan Rakyat dengan tingkat produktivitas 61,71 ton/ha, jauh
400,000 16
6 1.249,52
350,000 369,886 14 1.197,74 1.187,16
353,885 1.174,03
300,000 335,540 12 5 1.036,67 1.039,34
314,365 1.008,55
250,000 10 883,12
4 815,93 821,93
249,824 276,167
200,000 8
5,47 3
150,000 4,52 6
100,000 4 2 534.02 502.02
448.59 467.8
384.82 414.65 379.35
50,000 2 346.49 359.05
1 279.96
0 0
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
KONSUMSI KOPI NASIONAL (RIBU TON) GROWTH (YOY)
BOKS 2
PAPUA 623
61,71 PAPUA BARAT 831
757,290 MALUKU UTARA 280
PERKEBUNAN RAKYAT 636
MALUKU
1,227,191 SULAWESI BARAT 693
GORONTALO 213
SULAWESI TENGGARA 460
14,72 SULAWESI SELATAN 621
PERKEBUNAN BESAR SWASTA 1,387 SULAWESI TENGAH 602
9,420 SULAWESI UTARA 655
KALIMANTAN UTARA 170
KALIMANTAN TIMUR 254
26,75 KALIMANTAN SELATAN 592
KALIMANTAN TENGAH 610
PERKEBUNAN BESAR NEGARA 3,703 KALIMANTAN BARAT 551
13,841 NUSA TENGGARA TIMUR 533
NUSA TENGGARA BARAT 657
BALI 564
0 400,000 800,000 1,200,000 PRODUKTIVITAS KTI 530
PRODUKVITAS NASIONAL 811
PRODUKTIVITAS (TON/HA) PRODUKSI (TON) LUAS LAHAN (HA) 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900
Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara
Grafik B2.5 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Menurut Jenis Grafik B2.6 Perbandingan Tingkat Produktivitas Lahan Kopi Nasional dan KTI
Kepemilikan Lahan
terbilang memiliki tingkat produktivitas 460 Ton/Ha, lebih rendah baik Kecamatan Landono. Budidaya Kopi telah dilakukan oleh masyarakat
dibandingkan rata-rata nasional (881 Ton/Ha) maupun rata-rata KTI di Desa Amatowo dan Tridana Mulya telah dilakukan sejak tahun 2015.
(530 Ton/Ha) (Grafik B2.6). Tentu saja tingkat produktivitas yang rendah Pengembangan usaha pertanian dan olahan Kopi di Kec. Landono
dapat menghambat kontinuitas produksi dan akhirnya turut menjadi didorong oleh beberapa potensi yang ada, yaitu:
penghambat akses ke pasar ekspor. • Lahan perkebunan siap tanam seluas ±150 Ha di Desa Amatowo
dan Tridana Mulya dengan lahan kopi existing seluas 62 Ha (Grafik
Berdasarkan Grafik B2.5 dapat dipahami bahwa tingkat produktivitas B2.7)
lahan kopi sangat dipengaruhi oleh luas lahan yang dikelola. Selain
• Terdapat petani penangkar bibit;
itu bibit yang unggul serta praktek budidaya yang tepat dan mengacu
• Tersedia tenaga kerja sekaligus pemilik lahan yang mencapai 48
pada Good Agricultural Practice (GAP) sangat menentukan tingkat
kepala keluarga petani;
keberhasilan produksi kopi di Indonesia (Center for Indonesia Policy
Studies, 2019). • Didukung oleh kelembagaan yang baik karena sudah terbentuk
kelompok tani;
Kabupaten Konawe Selatan merupakan salah satu daerah dengan • Terdapat pengecer pupuk dan pestisida untuk mendukung
potensi pengembangan komoditas Kopi yang tinggi. Pengembangan kebutuhan petani;
usaha pertanian kopi yang selaras dengan visi Pemerintah Daerah • Terdapat pengepul kopi lokal (local champion) melalui kemitraan
Kabupaten Konawe untuk mendorong “satu desa, satu komoditas untuk bersama CV Kopindo Sukses Bersama dengan brand yang sudah
mewujudkan desa maju” menciptakan iklim pengembangan usaha cukup terkenal baik di lingkungan Provinsi Sulawesi Tenggara
yang kondusif, salah satunya di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya, maupun nasional, yaitu Kopi Tolaki.
Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara
Gambar B2.1 Hamparan Lahan Kopi Existing di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya, Gambar B2.2 Penandatanganan MoU Pengembangan Klaster Kopi antara Bank
Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan Indonesia Sulawesi Tenggara dengan Pemkab. Konawe Selatan
Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara Sumber : Bank Indonesia Sulawesi Tenggara
Gambar B2.3 Penggunaan Mesin Roasting Kopi untuk Meningkatkan Kualitas Gambar B2.4 Gudang Pengering Biji Kopi Berteknologi Ultra Violet untuk Menjaga
Roasted Beans Kualitas Hasil Panen
17 BAB III
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BOKS 2
480,328,000 3.7
220% 9%
150,000,000 3.4
KESIAPAN
kendala bibit yang berkualitas, mahalnya pupuk, aspek manajerial yang
ASPEK YANG DIUKUR KETERANGAN masih kurang, dan pengolahan hasil panen yang masih tradisional,
BELUM
SIAP
SIAP hingga alih fungsi lahan yang dilakukan petani untuk tanaman jangka
Aspek Produk X
Meskipun telah berproduksi cukup lama, klaster pendek.
Kopi belum memiliki standarisasi produk
Aspek Konsistensi
& Keberlanjutan X
Produksi berjalan stabil dan konsisten Oleh karena itu, demi mendorong pengembangan klaster Kopi di
menghasilkan biji kopi siap olah
Produksi Desa Amatowo & Tridana Mulya, Kec. Landono, Kab. Konawe Selatan
Aspek maka pada tahun 2020 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
Pemberdayaan Kelembagaan dan kemitraan yang dibangun
Masyarakat & X menjadukan klaster Kopi mampu menjadi Sulawesi Tenggara (KPwBI Prov. Sultra) bersinergi bersama pemerintah
Koordinasi antar wadah pemberdayaan yang efektif bagi anggota Kabupaten Konawe Selatan dalam mendorong pengembangan usaha
Lembaga
pertanian dan pengolahan komoditas Kopi melalui pendandatanganan
Pemerintah daerah dan pihak-pihak yang
Aspek Koordinasi terkait berkomitmen tinggi dan berperan aktif MoU Pengembangan Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya
antar Lembaga Desa X mendorong brand Kopi Tolaki pada berbagai
Devisa Ekspor event promosi, baik untuk kebutuhan domestik
(Grafik B2.8). Selain itu, KPwBI Prov. Sultra juga turut memberikan
maupun ekspor bantuan teknis berupa pelatihan pengelolaan usaha perkebunan
Aspek Produsen &
Manajemen usaha relatif baik sebab kemitraan maupun pengolahan hasil panen hingga pemberian sarana prasarana
X dengan CV Kopindo SUkses Bersama juga
Manajerial
menjadi potensi transfer knowledge pendukung produksi berupa Alat Roasting untuk meningkatkan
Aspek Infrastruktur kualitas hasil pengolahan kopi menjadi Roasted Bean kelas Premium,
Sarana prasarana produksi relatif baik,
& Sarana Penunjang X pengolahan biji kopi paska panen melalui pemberian Gudang Pengering
khususnya setelah pemberian PSBI
Lain
Sumber : Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara berteknologi Ultra Violet, dan mendorong budidaya kopi organik untuk
standardisasi ekspor melalui pemberian bantuan sarana Rumah Pupuk
Tabel B2.2 Tantangan Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi dan Tindak Lanjut yang Dibutuhkan
TANTANGAN YANG DIHADAPI TINDAK LANJUT STATUS TINDAK LANJUT
BOKS 2
KAPABILITAS
Peningkatan produksi Inovasi & penguatan
melalui inovasi & IPTEK standarisasi serta
• Produk dalam EKSTENSIFIKASI • Kualitas produk
Quality control
terstandardisasi
Memperkuat kemitraan dapat terukur
& koordinasi bersama PENGUATAN KEMITRAAN dengan tepat
dan minimnya Pemkab Perluasan jaringan
edukasi ekspor 2 ekspor
RESI GUDANG • Pelaku UMKM
• Biaya logistik yang Gudang memiliki jaringan
KORPORATISASI
cenderung mahal Bulog/PEMDA/BAPETTI ekspor
• Fasilitas peti TOL LAUT
Koordinasi dengan KSOP • Biaya Logistik
kemas yang belum Kendari & PT Pelindo Murah
tersedia sehingga
harus mengirim 3
terlebih dahulu ke Sinergi Aksi Mempercepat Akses Pembiayaan/Permodalan • Infrastruktur
kota Baubau untuk
Bersama BMPD, Asosiasi, BUMN, LSM dan Konsultan Keuangan Mitra Bank (KKMB) Fasilitasi Pendukung Ekspor
pemanfaatan relaksasi, memanfaatkan CSR untuk bantuan permodalan, membantu UMKM
selanjutnya Tersedia
subsitances, mendorong kredit bagi supplier untuk pengadaan bahan baku, serta
diteruskan ke Kota mendorong alokasi PSBI bagi UMKM binaan yang terdampak
PEMBIAYAAN
Grafik B2.6 Roadmap Pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Desa Tridana Mulya, Kecamatan Landono, Kabupaten Konawe Selatan
dan pemberian bantuan teknis berupa pendampingan penggunaan Berdasarkan asesmen yang dilakukan oleh Klinik Ekspor terhadap
pupuk organik (Grafik B2.9 dan Grafik B2.10) serangkaian asepek yang menjadi kualifikasi inisiasi desa devisa
maka Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya telah siap
Setelah penetapan klaster dan pemberian bantuan sarana dan prasana untuk dijadikan sebagai salah satu desa devisa di Provinsi Sulawesi
pendukung produksi dan pelaksanaan berbagai pelatihan selama 2 Tenggara dan membutuhkan pembenahan lebih lanjut pada aspek
tahun, saat ini terdapat peningkatan kinerja yang baik pada Klaster Produk (Tabel B2.1 dan Tabel B2.2). Lebih lanjut, demi mendorong
Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya. Hal tersebut dapat diamati pengembangan Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana
pada peningkatan aset maupun produktivitas hasil panen (Grafik Mulya, Kabupaten Konawe dalam jangka pendek maupun jangka
B2.11) Selain itu, berkat kemitraan bersama local champion CV Kopindo panjang maka Klinik Ekspor Sulawesi Tenggara merumuskan Roadmap
Sukses maka jenis kopi Robusta di Desa Amatowo dan Tridaya Mulya Pengembangan Desa Devisa selama 4 tahun (2022 – 2024) dengan
telah menembus pasar nasional hingga internasional melalui brand mendorong aspek Korporatisasi, Kapabilitas, dan Pembiayaan yang
Kopi Tolaki (Grafik B2.12). Hingga saat ini Kopi Tolaki telah mengikuti dilakukan secara bertahap, yaitu menjaga ketahanan, mengakselerasi
berbagai showcase produk UMKM unggulan daerah baik di tingkat pemulihan, mendorong pertumbuhan (Grafik B2.13)
Provinsi Sulawesi Tenggara, nasional, maupun internasional, mengikuti
berbagai business matching baik dengan lembaga pembiayaan, Dengan roadmap tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman
aggregator maupun potential buyer di tingkat internasional, serta strategis yang dapat dilakukan untuk mendorong pengembangan
mengikuti berbagai program pengembangan lainnya. Desa Devisa Klaster Kopi di Desa Amatowo dan Tridana Mulya sehingga
desire state yang diharapkan dapat tercapai, yaitu kualitas produk
Demi mendorong akselerasi pengembangan klaster Kopi di Desa dapat terukur dengan tepat, terbangunnya jaringan ekspor, biaya
Amatowo dan Tridana Mulya maka Bank Indonesia Sulawesi Tenggara logistik yang murah, hingga dapat dilakukan ekspor langsung dan nilai
dan berbagai lembaga yang tergabung dalam Klinik Ekspor Provinsi ekspor tercatat di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Sualwesi Tenggara beriniisiatif untuk menjadikan Klaster Kopi
dimaksud sebagai salah satu Desa Devisa di Provinsi Sulawesi
Tenggara.
Realisasi Anggaran
Belanja Pemerintah
Sulawesi Tenggara
9,32% Tw I 2022
8,04% Tw I 2021
REALISASI PENDAPATAN ASLI DAERAH DIBANDINGKAN TAHUN SEBELUMNYA REALISASI ANGGARAN BELANJA PEGAWAI APBD PEMPROV SULAWESI TENGGARA
Pertumbuhan lebih tinggi dibanding Pertumbuhan lebih rendah dibanding Pertumbuhan stabil dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya. periode yang sama tahun sebelumnya. periode yang sama tahun sebelumnya.
• Pada triwulan I 2022, realisasi pendapatan APBD Sulawesi Tenggara
mengalami peningkatan sebesar 46,40% (yoy). Secara nominal realisasi
pendapatan sebesar Rp877,75 miliar atau 22,86% dari total target. Disisi lain,
realisasi belanja pemerintah juga mengalami peningkatan sebesar 10,36%
(yoy). Peningkatan tersebut terjadi selaras dengan peningkatan Realisasi
belanja APBN, realisasi belanja APBD Kabupaten/Kota dan APBD Provinsi
Sulawesi Tenggara dan dana desa.
• Peningkatan realisasi APBN dan APBD yang optimal pada periode laporan
juga terjadi seiring dengan perbaikan kondisi kendala teknis dalam proses
administrasi pengadaan yang dialami oleh SKPD selama penerapan aplikasi
SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) meskipun masih terdapat
kendala pada beberapa modul.
Foto : Peninjauan hasil panen kopi oleh perangkat desa setempat sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah untuk mendorong
pertumbuhan ekonomi melalui usaha kopi di Kabupaten Konawe Selatan.
21 BAB II
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
35 25% 6 40
30 5
20% 30
25
4 4,25
20 15% 3,84 20
3
15 10% 5,96 10
2
10
5% 0
5 1
-9,64
0 0% 0 -10
2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022 2021 2022
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
APBN APBD PROVINSI APBD KAB/KOTA DANA DESA TOTAL
Sumber : BPKAD Prov. Sultra dan Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Sumber : BPKAD Prov. Sultra, diolah
Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
Tenggara
Peningkatan realisasi APBN dan APBD yang optimal pada periode Capaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
laporan terjadi seiring dengan perbaikan kondisi kendala teknis pada periode triwulan I 2022 sebesar Rp877,75 miliar atau 22,86% dari
dalam proses administrasi pengadaan yang dialami oleh SKPD selama total pagu anggaran pendapatan pada APBD 2022. Realisasi tersebut
penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah Daerah) lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
meskipun masih terdapat kendala pada beberapa modul. tercatat sebesar Rp599,57 miliar atau 14,11% dari total pagu APBD 2022
(Tabel 2.1).
6 RP TRILIUN
5 5,24
40
Secara struktur, sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara
4,77
4
30 pada 2022 masih didominasi oleh pendapatan transfer atau dana
3
20 perimbangan (Daper) yang targetnya mencapai Rp2,44 triliun atau
9,35
2 10 63,68% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi. Target
1 0 tersebut lebih rendah dibandingkan target pendapatan transfer
-8,96
0 -10 tahun 2021 yang memiliki target sebesar Rp2,96 triliun atau 69,57%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.
BELANJA GROWTH BELANJA
Selanjutnya, komponen pendapatan dengan target terbesar kedua
Sumber : BPKAD Prov. Sultra, diolah
Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
adalah PAD yang targetnya mencapai Rp1,39 triliun atau 36,27% dari
total target pendapatan Pemerintah Provinsi. Target tersebut lebih
tinggi dibandingkan tahun sebelumnya dengan target mencapai Rp1,25
triliun atau 29,46% dari total target pendapatan Pemerintah Provinsi.
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB II
Mei 2022 22
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022
APBD 2021 APBD 2022
URAIAN
ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)
Pendapatan Lainnya - - - - - -
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
Secara detail komponen PAD pada tahun 2022, target pendapatan dari total target PAD tahun 2022. Capaian realisasi tersebut lebih tinggi
pajak daerah masih tetap mendominasi dengan target sebesar Rp1,14 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat
triliun atau 81,64% dari total PAD lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp166,48 miliar atau 13,30% dari total target PAD tahun 2021.
yang tercatat Rp931,82 miliar atau 74,42% dari total target PAD. Secara detail, kenaikan realisasi PAD pada periode laporan selaras
Selanjutnya, target lain-lain PAD sebesar Rp137,54 miliar atau 9,87% dengan capaian realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat
lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat Rp135,75 miliar atau sebesar 19,90%, hasil retribusi daerah yang tercatat 10,48%. Kenaikan
10,84% dari total target PAD. Sementara itu, hasil pengelolaan yang lebih tinggi sedikit tertahan pada penurunan realisasi lain-lain PAD
dipisahkan sebesar Rp64,69 miliar atau 4,64% masih sama dengan yang baru terealisasi sebesar 5,62%.
tahun sebelumnya dan terakhir hasil retribusi daerah memiliki target
sebesar Rp53,53 miliar atau 3,84% dari total PAD. Target tersebut lebih Lebih detail per komponen PAD, Pealisasi pendapatan pajak daerah
tinggi dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp24,38 miliar pada triwulan I 2022 mencapai Rp226,33 miliar atau 19,90% dari
atau 1,95% dari total pagu PAD 2022. total pagu, lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama tahun
sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp153,66 miliar atau 16,49%.
Selanjutnya dari sisi realisasi periode triwulan I 2022, realisasi Dana Peningkatan tersebut terutama masih disumbang dari pendapatan
Perimbangan (Daper) mencapai Rp638,07 miliar atau 26,09% dari pagu. pajak kendaraan bermotor yang terus di dorong oleh pemerintah
Realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pada periode melalui program pembebasan denda pajak kendaraan bermotor yang
yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp433,10 miliar terus berlanjut hingga periode laporan. Selanjutnya realisasi hasil
atau 14,65%. Peningkatan realisasi Daper tersebut terutama terjadi retribusi daerah pada periode laporan sebesar Rp5,61 miliar atau
karena peningkatan pada realisasi transfer pemerintah pusat dari sebesar 10,48%, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya
komponen DAU (Dana Alokasi Umum) yang tercatat sebesar Rp606,93 yang tercatat sebesar Rp0,42 miliar atau 1,72% dari target. Peningkatan
miliar atau 41,67% dari total pagu. Selanjuntya, realisasi dana bagi hasil tersebut di dorong oleh terjadinya pemulihan kondisi ekonomi pasca
bukan pajak tercatat sebesar Rp29,50 miliar atau 19,87% dari total pagi pandemi dimana PPKM berkurang dan aktivitas masyarakat mulai
dan realisasi DAK (Dana Alokasi Khusus) sebesar Rp1,65 miliar atau kembali pulih.
0,21% dari total pagu Pada Triwulan I 2022, realisasi Pendapatan Asli
Daerah (PAD) Sulawesi Tenggara sebesar Rp239,68 miliar atau 17,21% Selanjutnya, pada komponen lain-lain PAD terealisasi sebesar Rp7,73
miliar atau 5,62% dari target pendapatan, sedangkan komponen hasil
23 BAB II
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja APBD Pemprov Sulawesi Tenggara Triwulan I 2022
APBD 2021 APBD 2022
URAIAN
ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan 868,43 72,66 8,37 649,83 45,15 6,95
pengelolaan yang dipisahkan belum tercatat adanya realisasi selama Rp306,69 miliar atau 5,82% dari pagu (Tabel 2.2). Peningkatan tingkat
periode laporan. Demikian pula pada kelompok Lain-Lain Pendapatan realisasi belanja pada APBD Sulawesi Tenggara dikarenakan mulai
yang Sah belum tercatat adanya realisasi selama triwulan laporan. berkurangnya pembatasan mobilitas kepada masyarakat seiring
dengan peningkatan target capaian vaksinasi pada masyarakat. Disisi
2.2.2 Realisasi Anggaran Belanja Provinsi lain, kendala teknis pada implementasi aplikasi SIPD (Sistem Informasi
Secara total, pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada Pemerintah Daerah) masih menjadi penyebab belum optimalnya
tahun 2022 lebih rendah dibandingkan tahun 2021. Pagu anggaran penyerapan anggaran belanja oleh Pemerintah. Disamping itu, adanya
belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 tercatat sebesar sikap kehati-hatian SKPD dalam melakukan belanja daerah turut
Rp4,77 triliun lebih rendah sebesar 8,96% (yoy) dibandingkan pagu mempengaruhi perlambatan pada realisasi belanja APBD.
tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp5,27 triliun (Grafik 2.3). Penurunan
tersebut terutama di dorong oleh penurunan pada pagu anggaran Pada triwulan I 2022, realisasi belanja operasi tercatat sebesar Rp265,85
belanja hibah. miliar atau 10,32% dari pagu, lebih tinggi dibandingkan realisasi
pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Sebagai informasi pada tahun 2022 mayoritas anggaran belanja APDB Rp234,02 miliar atau 7,60% dari pagu. Lebih lanjut, subkomponen
Sulawesi Tenggara masih sama dengan tahun sebelumnya yakni terdiri belanja pegawai pada periode laporan tercatat sebesar Rp208 miliar
atas belanja operasi sebesar Rp2,57 triliun atau 54,01% dari total atau 12,84%, secara nominal lebih tinggi namun secara persentasi
belanja Pemerintah provinsi, lebih rendah dibandingkan dengan tahun lebih rendah dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,08 triliun atau 58,40%. Selain tercatat sebesar Rp206,97 miliar atau 13,22% dari pagu. Selanjutnya,
itu, terdapat komponen belanja modal sebesar Rp1,60 triliun atau realisasi belanja barang pada periode laporan tercatat sebesar Rp34
33,63% dari total belanja lebih tinggi secara nominal namun secara miliar atau 4,43% dari pagu, lebih tinggi dibanding periode yang sama
share terhadap total pagu anggaran APBD lebih rendah dibanding tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp25,73 miliar atau 2,95%
periode tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,72 triliun atau 32,68%. dari pagu. Lebih lanjut, realisasi belanja bunga pada periode laporan
tercatat sebesar Rp9,95 miliar atau 12,43% dari pagu anggaran, lebih
Secara total, pada triwulan I 2022 realisasi belanja APBD Pemerintah tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat
Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp413,09 miliar atau sebesar Rp1,32 miliar atau 1,61% dari pagu. Di sisi lain, peningkatan
8,66% terhadap pagu. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan realisasi pada belanja operasi juga di dorong oleh realisasi belanja
periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi sebesar hibah pada periode laporan yang tercatat sebesar Rp13,90 miliar atau
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB II
Mei 2022 24
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota Triwulan I 2022
TAHUN 2021 TAHUN 2022
KOTA/KAB
PAGU REALISASI % REALISASI PAGU REALISASI % REALISASI
16,69% jauh lebih tinggi dibanding periode yang tahun sebelumnya tercatat sebesar Rp45,15 miliar atau 6,95% dari total pagu. Realisasi
dimana pada periode triwulan I 2021 subkomponen belanja hibah tersebut lebih rendah dibandingkan periode tahun sebelumnya yang
belum tercatat realisasi. Disamping itu, subkomponen belanja bansos tercatat sebesar Rp72,66 miliar atau 8,37% dari pagu anggaran.
pada periode laporan belum tercatat adanya realiasi. Sementara itu, untuk belanja tanah dan belanja aset tetap lainnya
belum tercatatkan adanya realisasi pada periode laporan relatif sama
Selanjutnya, pada triwulan I 2022 realisasi belanja modal APBD Sulawesi dengan periode tahun lalu.
Tenggara masih belum optimal. Realisasi tercatat sebesar Rp86,28
miliar atau 5,38% dari pagu sedikit lebih tinggi dibanding periode yang Lebih lanjut, peningkatan realisasi belanja APBD Pemerintah Sulawesi
sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp72,66 miliar atau 4,22% dari Tenggara periode triwulan I 2022 juga di dorong oleh peningkatan pada
pagu. Belum optimalnya realisasi belanja modal pemerintah Provinsi belanja transfer bagi hasil ke Kabupaten/Kota yang terakselerasi pada
Sulawesi Tenggara dikarenakan kendala teknis dalam proses tender periode laporan. Realisasi transfer tercatat sebesar Rp60,96 miliar
dengan menggunakan aplikasi SIPD yang masih dialami hingga awal atau 10,74% dari total pagu 2022. Optimalisasi penyerapan anggaran
tahun 2022. belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara terus dilakukan pada periode
mendatang. Penanganan kendala teknis pada penggunaan aplikasi
Secara detail subkomponen belanja modal, realisasi belanja SIPD melalui pengalaman tahun sebelumnya dan hasil studi banding
bangunanan dan gedung pada triwulan I 2022 yang mencatatkan ke beberapa daerah yang telah sukses dalam proses implementasi
realisasi sebesar Rp34,47 miliar atau 4,93% dari total pagu. aplikasi SIPD.
Selanjutnya, realisasi belanja peralatan dan mesin tercatat sebesar
Rp6,66 miliar atau 3,35% dari pagu anggaran. Realisasi tersebut 2.2.3 Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
lebih tinggi dibandingkan periode tahun sebelumnya yang tidak Berdasarkan informasi dari portal data Direktorat Jenderal
mencatatkan realisasi selama periode triwulan I 2021. Perimbangan Keuangan (DJPK), pada tahun 2022 total anggaran
APBD Kabupaten/Kota di Sulawesi Tenggara mencapai Rp17,70 triliun
Peningkatan lebih lanjut pada belanja modal tertahan dengan adanya tumbuh 0,37% (yoy). Dari total anggaran tersebut, realisasi pada
penurunan pada realisasi belanja jalan, irigasi dan jaringan yang periode laporan tercatat sebesar Rp1,01 triliun atau 5,71% dari total
25 BAB II
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
pagu. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan penyerapan periode Tabel 2.4 Realisasi Dana Desa Akumulatif Triwulan I 2022
yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan realisasi sebesar PAGU REALISASI
KAB/KOTA REALISASI (%)
(RP MILIAR) (RP MILIAR)
Rp864,77 miliar atau 4,90%. Kurang optimalnya serapan realisasi
belanja APBD kabupaten/kota merupakan dampak lanjutan perubahan Kab. Bombana 94,57 7,39 7,81
kebijakan dalam pengelolaan keuangan di daerah terkait penggunaan Kab. Buton 63,13 3,38 5,35
aplikasi SIPD oleh beberapa daerah. Kab. Buton Selatan 50,03 13,15 26,28
Lebih lanjut, realisasi belanja APBD Kabupaten Kolaka tercatat 7,82% Kab. Muna 109,50 - 0,00
atau sebesar Rp95,53 miliar dan Kabupaten Konawe Selatan tercatat Kab. Muna Barat 68,18 5,70 8,36
realisasi 7,61% atau sebesar Rp131,29 miliar. Selanjutnya Kota Kendari Kab. Wakatobi 57,83 4,25 7,35
mencatatkan realisasi APBD sebesar 4,08% atau Rp76,11 miliar dan Total 1.464,08 190,21 12,99
Kabupaten Konawe Kepulauan realisasi tercatat 2,02% atau sebesar Sumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah
Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar.
Rp10,49 miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKD
Minyak Goreng
Kota Kendari Top 5 Komoditas Andil (yoy) Inflasi (yoy)
Lebih Tinggi Penyumbang Inflasi (%YOY) 0,25% 35,14%
3,14% Dibandingkan
Triwulan
yoy Sebelumnya Angkutan Udara Rokok Kretek Filter
Andil (yoy) Inflasi (yoy) Andil (yoy) Inflasi (yoy)
Kota Baubau 0,65% 18,41% 0,12% 6,20%
Lebih Tinggi
4,77% Dibandingkan
Triwulan
Bahan Bakar RT
Andil (yoy) Inflasi (yoy)
Ikan Kembung
Andil (yoy) Inflasi (yoy)
yoy Sebelumnya
0,33% 14,98% 0,09% 11,46%
Telpon Seluler
Produksi Ikan Tangkap di Top 5 Komoditas Andil (yoy) Inflasi (yoy)
3 Pelabuhan Utama Penyumbang Deflasi (%YOY) -0,02% -2,01%
Beras Celana Panjang Jeans
Tw IV 2021 Tw I 2022 Andil (yoy) Inflasi (yoy) Andil (yoy) Inflasi (yoy)
-0,09% -1,84% -0,02% -7,53%
Jumlah Jumlah
Ikan Selar T-Shirt
3.925Ton 7.390Ton Andil (yoy) Inflasi (yoy) Andil (yoy) Inflasi (yoy)
Tw IV 2021 Tw IV 2021
94.43RR 262.30RR
Tw I 2022 Tw I 2022
212.97RR 278.57RR Menjaga ekspektasi masyarakat
Koordinasi Kebijakan 4k.
tetap positif.
• Hal ini menyebabkan inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar
3,52% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
tercatat sebesar 2,59% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional
dan Wilayah Sulampua yang masing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy)
dan 2,58% (yoy)
Foto : Bank Indonesia berperan penting dalam menjaga stabilitas inflasi untuk memastikan pertumbuhan ekonomi, salah satunya dengan
menjaga harga komoditas kopi sebagai salah satu komoditas yang dikonsumsi masyarakat
29 BAB III
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
3,11%
3,37% 3,52%
Dari sisi proporsi, kelompok makanan, minuman, dan tembakau
SUMATERA
KALIMANTAN SULTRA
di Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi tertinggi dalam
perhitungan inflasi yaitu sebesar 31,74%, sedangkan kelompok
transportasi memiliki pangsa sebesar 14,88%, dan kelompok
perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,80%.
Berdasarkan kelompok tersebut, peningkatan tekanan inflasi di
Sulawesi Tenggara pada Triwulan I 2022 didorong oleh peningkatan
INFLASI NASIONAL JAWA
2,49%
inflasi pada kelompok transportasi dan kelompok perumahan, air,
2,64% (YOY) BALINUSRA
2,52% listrik, dan bahan bakar rumah tangga namun tertahan oleh penurunan
Sumber : Badan Pusat Statistik
Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan I 2022 (%,yoy)
tekanan inflasi kelompok makanan, minuman dan tembakau.
3 %, MTM
80 % YOY
2 60
40
1 20
0
0
-20
-1 -40
-60
-2
-80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3
2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022
Sumber : BPS, diolah Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Tenggara, Diolah
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara Grafik 3.4 Perkembangan Produksi Ikan pada 3 Pelabuhan Utama di
Sulawesi Tenggara
1 Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh
KPw BI Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen)
Kota Kendari dan Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 30
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
OKT NOV DES RERATA JAN FEB MAR RERATA OKT NOV DES RERATA JAN FEB MAR RERATA
Makanan, Minuman dan Tembakau -2,03 0,69 -1,42 -0,92 1,42 -0,99 -0,72 -0,09 -0,67 0,22 -0,46 -0,30 0,46 -0,32 -0,23 -0,03
Pakaian dan Alas Kaki -0,01 0,10 -0,04 0,02 0,05 0,00 -0,31 -0,09 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,02 -0,01
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,08 0,29 0,25 0,21 1,17 0,14 1,35 0,89 0,01 0,04 0,03 0,03 0,16 0,02 0,18 0,12
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan 0,26 0,36 0,02 0,22 0,39 0,42 0,73 0,52 0,01 0,02 0,00 0,01 0,02 0,02 0,04 0,03
Rutin RT
Kesehatan 0,00 0,13 0,00 0,04 0,11 0,37 0,00 0,16 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00
Transportasi -0,06 0,28 4,64 1,62 -1,54 1,39 0,56 0,14 -0,01 0,04 0,66 0,23 -0,23 0,20 0,08 0,02
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,04 0,13 -0,02 0,02 -0,08 0,00 -0,13 -0,07 0,00 0,01 0,00 0,00 -0,01 0,00 -0,01 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 1,18 0,26 0,03 0,49 0,17 0,00 -0,04 0,04 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
Pendidikan 0,05 0,00 0,00 0,02 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00
Penyediaan Makanan dan Minuman/ 0,00 0,00 0,00 0,00 0,03 0,29 1,46 0,59 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,02 0,08 0,03
Restoran
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya -0,19 -0,23 0,02 -0,13 1,20 0,23 0,49 0,64 -0,01 -0,02 0,00 -0,01 0,08 0,02 0,03 0,04
Inflasi (mtm) -0,59 0,55 1,64 0,53 0,48 -0,03 0,17 0,21 -0,59 0,55 1,64 0,53 0,48 -0,03 0,17 0,21
Sumber: BPS, Perhitungan Bank Indonesia
dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan sebelumnya kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta
yang sebesar 0,53% (mtm). Berdasarkan sumbernya, rata-rata kelompok transportasi. Di sisi lain, secara bulanan kelompok makanan,
penyumbang terbesar inflasi bulanan terutama berasal dari kelompok minuman, dan tembakau tercatat mengalami deflasi dan menjadi
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
JANUARI 2022 FEBRUARI 2022 MARET 2022
NO.
KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
Penyumbang Inflasi
1 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,15 Mobil 0,11 Bahan Bakar Rumah Tangga 0,14
2 Rokok Kretek Filter 0,10 Angkutan Udara 0,10 Angkutan Udara 0,11
3 Telur Ayam Ras 0,09 Daging Ayam Ras 0,02 Cabai Rawit 0,04
7 Ikan Selar 0,03 Sawi Hijau 0,01 Kue Kering Berminyak 0,03
8 Cabai Rawit 0,03 Bakso Siap Santap 0,01 Sabun Detergen Bubuk/Cair 0,02
Penyumbang Deflasi
2 Ikan Kembung -0,07 Telur Ayam Ras -0,06 Ikan Cakalang -0,07
4 Baju Kaos Tanpa Kerah/ T-Shirt Pria -0,01 Ikan Layang -0,05 Ikan Teri -0,03
4 %, YOY 450
400
3 350
300
2
250
200
1
150
0 100
50
-1 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
SULTRA NASIONAL SULAWESI SULAMPUA BAUBAU KENDARI KOLAKA KENAWE SELATAN
kelompok yang menahan tekanan inflasi bulanan sepanjang triwulan I (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,03%. Peningkatan tekanan
2022 (Tabel 3.1). Lebih detail, dilihat dari catatan inflasi bulanan, pada inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh peningkatan harga bahan
Januari 2022, Sulawesi Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar bakar RT dan material pembangunan seperti pasir dan semen. Pada
0,48% (mtm), pada bulan Februari 2022 sebesar -0,03% (mtm), dan periode laporan harga bahan bakar RT secara rata-rata mengalami
pada Maret 2022 sebesar 0,17% (mtm) (Tabel 3.2). inflasi sebesar 4,39% (mtm), pasir sebesar 2,70% (mtm), dan semen
sebesar 2,03% (mtm).
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
Pada triwulan I 2022, kelompok makanan, minuman, dan tembakau Peningkatan harga bahan bakar rumah tangga terjadi karena adanya
mengalami rata-rata inflasi sebesar -0,09% (mtm) dengan rata-rata kenaikan harga minyak dan gas dunia yang menyebabkan Pertamina
andil terhadap total inflasi sebesar -0,03%, meningkat dibandingkan menyesuaikan tarif LPG. Sebagai informasi tambahan, harga LPG
triwulan sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar -0,92% sejak bulan Desember 2021 hingga periode laporan telah mengalami
(mtm) dengan rata-rata andil sebesar -0,30%. Deflasi yang terjadi penyesuaian sebanyak 2 (dua) kali dengan kenaikan harga sebesar
pada kelompok tersebut utamanya dipicu oleh meningkatnya produksi 12,90% (ytd). Sedangkan peningkatan harga pasir dan semen terjadi
ikan segar seiring kondisi gelombang yang kondusif (Grafik 3.4). Lebih karena meningkatnya permintaan kebutuhan material bangunan dari
detail, berdasarkan jenis komoditasnya penurunan harga ikan segar pelaku usaha konstruksi untuk mendukung percepatan pembangunan
secara umum terjadi pada komoditas ikan pelagis kecil yang menjadi proyek swasta maupun Pemerintah.
favorit konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara seperti ikan kembung
yang tercatat mengalami rata-rata deflasi sebesar 3,68% (mtm), ikan
layang sebesar 2,99% (mtm) dan ikan selar sebesar 5,07% (mtm). 3.3 PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN (YEAR
ON YEAR)
Kelompok Transportasi
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan I
Pada Triwulan I 2022, kelompok transportasi mengalami rata-rata
2022 tercatat mengalami inflasi sebesar 3,52% (yoy), mengalami
inflasi sebesar 0,14% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,02%.
peningkatan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar
Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya
2,59% (yoy) dan lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Regional
yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,56% (mtm) dengan rata-
Sulampua yang masing-masing tercatat sebesar 2,64% (yoy) dan
rata andil sebesar 0,23%. Secara lebih detil, peningkatan inflasi terjadi
2,58% (Grafik 3.5). Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan
pada pembelian mobil dengan rata-rata 1,19% (mtm). Kenaikan harga
inflasi tahunan Sulawesi Tenggara dipicu oleh peningkatan harga
pembelian mobil tersebut terjadi karena meningkatnya permintaan
pada kelompok transportasi dan kelompok perumahan, air, listrik, dan
pembelian mobil ditengah meningkatnya daya beli masyarakat. Selain
bahan bakar rumah tangga. Disatu sisi, kelompok makanan, minuman,
itu, membaiknya daya beli masyarakat tersebut didukung dengan
dan tembakau tercatat masih menjadi kelompok dengan andil inflasi
kebijakan Pemerintah dan otoritas moneter dalam mendorong
tertinggi, namun relatif membaik karena mencatatkan inflasi yang
pertumbuhan industri otomotif melalui kebijakan pelonggaran
lebih rendah dari triwulan sebelumnya. Lebih lanjut, peningkatan
ketentuan uang muka kredit dan pelonggaran pajak kendaraan
tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan tekanan
bermotor.
inflasi pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan.
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
Rumah Tangga
Pada triwulan I 2022, kelompok makanan, minuman dan tembakau
Pada Triwulan I 2022, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
memberikan andil terbesar terhadap inflasi IHK sebesar 1,42%.
bakar rumah tangga mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,89%
Meskipun demikian, secara tahunan kelompok makanan, minuman dan
(mtm) dengan rata- rata andil sebesar 0,12% meningkat dibandingkan
tembakau mengalami penurunan tekanan inflasi dari sebesar 4,92%
triwulan sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,21%
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 32
(yoy) pada triwulan IV 2021menjadi sebesar 4,55% (yoy) pada periode sebelumnya 1-14 Maret seharga Rp13.236/liter dan periode yang sama
laporan. Penurunan tekanan inflasi tahunan tersebut terjadi terutama tahun sebelumnya yang seharga Rp8.603/liter. Kenaikan harga avtur
pada komoditas ikan segar dan sayuran. di Sulawesi Tenggara pada periode laporan relatif lebih tinggi jika
dibandingkan dengan bandara lain seperti Bandara Soekarno Hatta,
Penurunan tekanan inflasi ikan segar disebabkan peningkatan Jakarta yang meningkat dari Rp11.967/liter menjadi Rp13.667/liter
jumlah tangkapan ikan segar. Hal tersebut tercermin dari data yang pada periode yang sama. Kenaikan harga avtur tersebut disebabkan
disampaikan pada bagian sebelumnya (Grafik 3.4). Lebih lanjut, oleh kenaikan harga minyak dunia karena terbatasnya pasokan akibat
berdasarkan informasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi gejolak politik yang terjadi di Rusia-Ukraina.
Sulawesi Tenggara pendaratan ikan tangkap pada 3 (tiga) pelabuhan
utama di Sulawesi Tenggara (PPS Kendari, PPI Sodohoa, dan PPI
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar
Rumah Tangga
Wameo) tercatat mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya
dengan total produksi yang diperkirakan mencapai 7300 ton. Kenaikan Pada Triwulan I 2022, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
produksi tersebut menyebabkan beberapa komoditas ikan segar bakar rumah tangga memberikan andil terbesar ketiga terhadap inflasi
mengalami penurunan harga antara lain ikan selar sebesar -8,73% IHK sebesar 0,54%. Andil yang cukup besar tersebut selaras dengan
(yoy) dan ikan tuna sebesar -1,03% (yoy). Selain itu, terjaganya pasokan tekanan inflasi pada triwulan laporan yang tercatat sebesar 3,95%
beras seiring meningkatnya produktivitas padi pasca beroperasinya (yoy), meningkat dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 1,14%
Bendungan Ladongi dan perbaikan jaringan irigasi menjadi faktor (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh
stabilnya harga beras dengan capaian inflasi sebesar -1,84% (yoy) dan peningkatan inflasi bahan bakar rumah tangga sebesar 14,98% (yoy)
menahan tekanan inflasi pada periode laporan dengan andil sebesar dengan andil sebesar 0,33% terhadap inflasi Sulawesi Tenggara.
-0,09%. Peningkatan tekanan inflasi bahan bakar rumah tangga dipicu oleh
peningkatan harga LPG non-subsidi ukuran 12kg sebesar 12,90% (ytd)
Meskipun demikian, kelangkaan minyak goreng yang terjadi di Sulawesi dari harga yang ditetapkan sebelumnya. Kenaikan harga LPG tersebut
Tenggara dan berbagai daerah di Indonesia memicu kenaikan harga sejalan dengan ketetapan PT. Pertamina untuk menyesuaikan harga
minyak goreng sebesar 35,14% (yoy). Kenaikan harga minyak goreng LPG akibat kenaikan harga minyak bumi dan gas dunia.
di Sulawesi Tenggara yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah lainnya dikarenakan faktor keterbatasan pasokan ditengah Selain itu, pada periode laporan harga pasir dan semen juga tercatat
permintaan masyarakat yang tinggi yang diikuti oleh fenomena panic mengalami kenaikan. Peningkatan harga kedua komoditas tersebut
buying. terjadi selaras dengan upaya percepatan konstruksi fisik beberapa
proyek di Sulawesi Tenggara. Berdasarkan informasi dari kontak
Kelompok Transportasi liaison Bank Indonesia Sulawesi Tenggara yang bergerak di sektor
Pada Triwulan I 2022, kelompok transportasi memberikan andil pengolahan nikel, saat ini perusahaan tengah melakukan ekspansi
terbesar kedua terhadap inflasi IHK sebesar 0,75%. Andil yang cukup untuk meningkatkan kapasitas produksinya dan membutuhkan
besar tersebut selaras dengan tekanan inflasi pada triwulan laporan banyak bahan material seperti pasir untuk pembangunan line smelter
yang tercatat sebesar 5,12% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan baru. Selain itu, salah satu pengembang properti yang berada di Kota
sebelumnya yang tercatat deflasi sebesar 3,32% (yoy). Peningkatan Kendari juga tengah melakukan ekspansi kawasan perumahan yang
tekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh kenaikan tarif terlihat dari proses pembangunan fisik yang sedang berlangsung di
angkutan udara yang tercatat sebesar 18,41% (yoy). kawasan tersebut.
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)
I II III IV I I II III IV I
Makanan, Minuman dan Tembakau 4,66 4,24 7,40 4,92 4,55 1,43 1,33 2,33 1,54 1,42
Pakaian dan Alas Kaki -0,98 -0,15 0,35 0,68 0,82 -0,07 -0,01 0,02 0,05 0,06
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,07 0,63 0,34 1,14 3,95 0,01 0,09 0,05 0,16 0,54
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 0,75 2,05 2,14 2,34 4,80 0,04 0,11 0,11 0,12 0,26
Kesehatan 1,22 1,36 1,48 1,35 1,30 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03
Transportasi 2,22 0,56 -0,64 3,32 5,12 0,32 0,08 -0,09 0,49 0,75
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -3,18 0,06 0,06 -0,09 -0,30 -0,24 0,00 0,00 -0,01 -0,02
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya -0,86 0,58 -0,71 0,72 1,74 -0,02 0,01 -0,01 0,01 0,03
Pendidikan 1,75 1,82 3,00 2,63 2,63 0,08 0,08 0,13 0,11 0,11
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,86 0,82 0,64 0,46 2,24 0,05 0,05 0,04 0,03 0,13
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 3,72 3,53 0,88 0,72 3,02 0,25 0,23 0,06 0,05 0,20
Inflasi (yoy) 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52
Sumber: BPS, Perhitungan BI
Ket: 2018 (100)
dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 4,12% (yoy) dengan andil Selanjutnya, peningkatan inflasi kelompok perumahan, air, listrik, dan
sebesar 1,32% terhadap inflasi Kota Kendari. Andil terbesar kedua bahan bakar rumah tangga dipicu oleh kenaikan harga bahan bakar
adalah kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah rumah tangga sebesar 20,97% (yoy). Peningkatan harga bahan bakar
tangga yang tercatat mengalami inflasi sebesar 5,00% (yoy) dengan rumah tangga tersebut terjadi karena kenaikan harga minyak dan gas
andil sebesar 0,59% dan andil terbesar ketiga adalah kelompok dunia akibat gejolak geo politik yang berdampak pada terganggunya
transportasi yang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,66% (yoy) pasokan dunia sehingga menyebabkan PT. Pertamina menyesuaikan
dengan andil sebesar 0,39%. harga LPG non-subsidi.
I II III IV I I II III IV I
Inflasi Umum
Sulawesi Tenggara 1,87 2,00 2,68 2,59 3,52 1,87 2,60 2,68 2,59 3,52
Kota Kendari 2,10 2,16 3,02 3,05 3,14 1,62 1,66 2,34 2,35 2,42
Kota Baubau 1,10 1,50 1,47 1,05 4,77 0,25 0,34 0,34 0,24 1,10
Sulawesi Tenggara 4,66 4,24 7,40 4,92 4,53 1,43 1,33 2,33 1,54 1,42
Kota Kendari 5,33 4,55 8,16 6,22 4,12 1,66 1,46 2,62 1,97 1,32
Kota Baubau 2,27 3,11 4,62 0,33 6,04 0,66 0,91 1,35 0,10 1,76
Sulawesi Tenggara 0,07 0,63 0,34 1,14 3,95 0,01 0,09 0,05 0,16 0,54
Kota Kendari -0,02 0,30 -0,20 0,77 5,00 0,00 0,04 -0,02 0,09 0,59
Kota Baubau 0,28 1,27 1,40 1,86 1,89 0,06 0,26 0,28 0,37 0,38
Transportasi
Sulawesi Tenggara 2,22 0,56 -0,64 3,32 5,12 0,32 0,08 -0,09 0,49 0,75
Kota Kendari 2,85 1,04 0,41 3,83 2,66 0,41 0,15 0,06 0,57 0,39
Kota Baubau 0,16 -1,00 -4,05 1,62 13,40 0,02 -0,15 -0,61 0,24 1,96
Sumber: BPS, Perhitungan BI
Ket: 2018 (100)
Andil terbesar ketiga terhadap tekanan inflasi di Kota Baubau adalah periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri. Peningkatan permintaan jasa
kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang transportasi udara tersebut terlihat dari kenaikan mobilitas rata-rata
dipicu oleh kenaikan harga bahan material konstruksi seperti semen harian masyarakat di area transportasi publik pada seminggu sebelum
dan besi beton dengan tingkat inflasi masing-masing sebesar 15,84% periode cuti bersama berdasarkan Google Mobility Report sebesar
(yoy) dan 19,56% (yoy). Peningkatan tekanan inflasi pada komoditas 58,12% meningkat dari rata-rata bulan sebelumnya sebesar 23,22%.
tersebut terjadi secara simultan dikarenakan permintaan yang tinggi Selain itu, kenaikan tarif angkutan udara tersebut juga dipicu oleh
untuk mendukung pembangunan pada wilayah Kota Baubau yang peningkatan harga bahan bakar pesawat (avtur) yang menyebabkan
berada pada fase ekspansif. maskapai menyesuaikan tarif angkutan udara.
cabai rawit seiring berlangsungnya panen pada daerah sentra cabai di i. Mengoptimalkan KAD untuk menjaga ketersediaan
Sulawesi Tenggara menjadi faktor penahan laju inflasi yang lebih tinggi pasokan pangan khususnya komoditas ikan segar dengan
pada periode laporan. terus memantau keberlangsungan KAD antara TPID Kota
Baubau dan Kota Kendari.
Mencermati perkembangan inflasi terkini dan beberapa indikator ii. Melakukan pemantauan harga khususnya komoditas
harga, inflasi pada bulan Mei 2022 diperkirakan akan mengalami minyak goreng di pasar tradisional.
mengalami penurunan tekanan inflasi. Perkiraan penurunan
iii. Melakukan capacity building TPID untuk meningkatkan
tekanan inflasi tersebut selaras dengan normalisasi permintaan jasa
penguatan kapasitas dan komitmen bagi seluruh OPD
transportasi udara dan bahan makanan pokok masyarakat pasca
terkait, serta penguatan dan penyamaan persepsi
periode HBKN Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu perbaikan kondisi
terhadap upaya-upaya pengendalian inflasi untuk
pasokan minyak goreng sesuai hasil pemantauan TPID dan Satgas
memperoleh kinerja terbaik terhadap pengendalian
Pangan juga diperkirakan dapat menekan inflasi lebih jauh. Meskipun
inflasi baik melalui proses, output, dan outcome sejalan
demikian, masih berlangsungnya musim angin muson timur sesuai pola
dengan aspek penilaian laporan TPID.
tahunannya berpotensi mendorong kenaikan harga ikan segar kedepan.
d) TPID Provinsi Sultra pada 2 Februari 2022 melakukan sidak
Lebih lanjut, koordinasi TPID yang erat dalam mengimplementasikan
pasar untuk memantau ketersediaan pasokan minyak goreng
teknologi digital pada budidaya tanaman pangan, digitalisasi pasar,
dan memastikan pedagang menerapkan Harga Eceran
serta perluasan Kerjasama Antar Daerah diperkirakan dapat menahan
Tertinggi (HET) yang ditetapkan oleh pemerintah. Dari
tekanan inflasi kedepan.
kegiatan pemantauan secara langsung tersebut, harga minyak
goreng pada periode laporan terpantau mengalami penurunan
3.6 UPAYA PENGENDALIAN INFLASI sebesar -0,70% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya.
Sebagai upaya pengendalian inflasi berkelanjutan, Tim Pengendali e) TPID Bombana pada 16 Februari 2022 melaksanakan sinergi
Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Satgas pengendalian inflasi ditengah kelangkaan minyak goreng yang
Pangan selama triwulan I 2022 terus berupaya untuk memperkuat dipimpin oleh Sekda. Adapun hasil dari rapat tersebut adalah:
implementasi 4K, memastikan keberlanjutan dan juga mendorong i. Disperindag diminta untuk mengupdate data terkait
perluasan perdagangan antar daerah, penguatan sharing data antar ketersediaan pasokan minyak goreng dan perkiraan
OPD untuk menentukan langkah pengendalian inflasi kedepan, serta kebutuhan kedepan.
mendorong digitalisasi ekonomi. Secara ringkas langkah-langkah ii. Meminta Disperindag untuk berkoordinasi dengan Bulog
pengendalian inflasi yang ditempuh adalah sebagai berikut: untuk mengadakan pasar murah dalam rangka stabilisasi
harga minyak goreng.
1. PENGUATAN KOORDINASI TPID
iii. OPD diminta aktif untuk sharing data pangan untuk
Sepanjang triwulan I 2022 telah dilakukan beberapa upaya
dibahas dalam rapat koorsdinasi.
koordinasi dan kolaborasi Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID)
di Sulawesi Tenggara dan pihak terkait lainnya. Beberapa f) TPID Provinsi Sultra bersama National Support for Local
diantaranya adalah: Investment Climaters (NSLIC) pada tanggal 22 Februari
2022 menggelar rapat koordinasi dalam rangka mendorong
a) TPID Kab. Kolaka pada tanggal 13 Januari 2022 melaksanakan perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara, salah satunya
perjanjian kerjasama pengadaan dan penyaluran beras melalui penjajakan Kerjasama Antar Daerah (KAD). Seperti
premium untuk ASN Pemda Kab. Kolaka yang akan mulai yang telah dilakukan sebelumnya, Kerjasama Antar Daerah
didistribusikan pada tanggal 1 Februari 2021. Kerjasama ini (KAD) terbukti berhasil menekan disparitas harga komoditas
diharapkan akan mempercepat penyerapan beras produksi antar daerah, seperti penurunan disparitas beberapa ikan
lokal sehingga dapat menjaga stabilitas harga beras baik pada Kota Kendari dan Kota Baubau, serta disparitas harga
ditingkat produsen ataupun konsumen serta mengurangi komoditas sapi antara Kota Kendari dan Kab. Muna (BOKS 4).
jumlah impor beras. g) TPID Kota Baubau pada 14 Maret 2022 melaksanakan rapat
b) TPID Kab. Muna pada tanggal 18 Januari 2021 menggelar sidak koordinasi yang dipimpin oleh Walikota Baubau dalam rangka
pangan untuk memantau kondisi harga dan pasokan di Pasar penguatan sinergi pengendalian inflasi menjelang Ramadhan
Sentral Raha pasca perayaan Nataru. dan Idul Fitri.
c) TPID Kota Baubau pada 28 Januari melaksanakan HLM dalam h) Sebagai bentuk respon terhadap isu kelangkaan minyak
rangka evaluasi terhadap perkembangan inflasi Kota Baubau goreng di Sultra, Gubernur Sultra bersama Bupati dan
dan langkah pengendalian inflasi kedepan. Adapun tindak Walikota se-Sultra menginstruksikan masyarakat Sultra untuk
lanjut dari HLM tersebut adalah: mengolah minyak kelapa untuk memenuhi kebutuhan minyak
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 36
sehari-hari. Instruksi tersebut diteruskan oleh Gubernur Sultra b) KAD komoditas daging ayam ras antara Gorontalo, Maluku
dengan menerbitkan surat edaran untuk mengoptimalkan Utara, Maluku, Papua Barat dan Papua dengan Sulawesi
potensi kelapa di Sultra untuk diolah menjadi minyak kelapa. Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi
Menanggapi hal tersebut TPID Provinsi Sultra telah membuat Tengah.
kajian mengenai potensi pengolahan minyak goreng kelapa c) KAD komoditas beras antara Maluku, Maluku Utara, Papua, dan
sebagai alternatif subtitusi minyak goreng sawit ditengah Papua Barat dengan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan
kelangkaan yang terjadi (BOKS 3). Sulawesi Tenggara.
i) TPID Kota Kendari pada tanggal 17 Maret 2022 melaksanakan
HLM TPID 2022 untuk mengevaluasi kinerja TPID selama tahun
2021, serta merumuskan arah kebijakan pengendalian inflasi
kedepan di Kota Kendari. Adapun beberapa kesepakatan yang
akan ditindaklanjuti dari pelaksanaan HLM tersebut adalah:
i. Mendorong distributor untuk menambah alokasi kuota
minyak goreng sebagai upaya memitigasi panic buying.
ii. Meningkatkan kemudahan sharing data antar OPD
dan penyusunan dashboard data untuk memudahkan
dalam menyusun langkah/strategi pengendalian inflasi
kedepan.
iii. Mendorong perluasan digitalisasi pasar dalam rangka
memudahkan pemantauan ketersediaan pasokan dan
harga secara real time.
j) TPID Kabupaten Muna pada 28 Maret 2022 melaksanakan HLM
dalam rangka pengendalian inflasi jelang Ramadhan dan Idul
Fitri 1443 H yang dipimpin oleh Bupati Muna.
BOKS 3
BOKS 3
1.400
1.200 40,550
1.000
800
25,000
600
400
200
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2021 2022 2021 2022
MINYAK GORENG KEMASAN BERMERK MINYAK GORENG KEMASAN BERMERK MINYAK GORENG CURAH
Sumber : Harga Komoditas (diolah) Sumber : SPH Sultra (diolah)
Grafik B3.1 Tren Perkembangan Harga CPO Grafik B3.2 Tren Perkembangan Harga Minyak
Pada akhir tahun 2021 sampai dengan Tw-I 2022 terjadi peningkatan pada tahun 2021 tercatat mencapai 2,7 juta hektar, dan dari jumlah
harga minyak goreng di pasaran yang disebabkan oleh kelangkaan CPO tersebut 97% didominasi oleh perkebunan rakyat. Kondisi serupa juga
akibat tingginya permintaan komoditas secara global yang mendorong terjadi di Sultra, dimana tercatat luas lahan perkebunan kelapa pada
peningkatan harga (Grafik B3.1). Kelangkaan minyak goreng kelapa tahun 2021 seluas 62.998 hektar dengan produksi sebesar 40.281 ton
sawit mendorong peningkatan harga minyak curah dan kemasan (Grafik B3.4) yang tersebar di seluruh wilayah Sultra dengan pusat
secara signifikan (Grafik B3.2). Kenaikan harga minyak kelapa sawit produksi terdapat di Kabupaten Bombana (Grafik B3.5). Lebih lanjut,
di pasaran memicu inflasi kelompok Administered Price (AP) pada instruksi Gubernur ditindaklanjut warga di Kabupaten Konawe dan
Tw-I 2022 sebesar 0,65% (mtm), lebih tinggi jika dibandingkan dengan Siswa SMA/SMK di 17 Kab/Kota di Sultra dengan target produksi 12.000
inflasi 2 (dua) kelompok lainnya yaitu kelompok Volatile Food (VF) yang liter minyak kelapa sebagai upaya menjaga stok minyak menjelang
sebesar -0,40% (mtm) dan kelompok Inflasi Inti (CI) yang sebesar HBKN Ramdhan dan Idul Fitri.
0,27% (mtm) (Grafik B3.3). Kenaikan harga minyak goreng kelapa sawit
mendorong kontribusi kelompok AP pada bulan Maret 2022 sebesar Sebagai upaya memenuhi permintaan minyak goreng secara
0,25% (mtm) dan pada Tw-I 2022 sebesar 0,13% (mtm). domestik, maka perlu didorong pemanfaatan kelapa menjadi minyak
goreng sebagai subtitusi minyak kelapa sawit. Selain itu, kedepan
Sebagai respon upaya pengendalian harga minyak goreng, Pemda juga diperkirakan permintaan minyak goreng kelapa juga meningkat
Sultra melalui instruksi Gubernur dan diikuti oleh Bupati Bombana yang mengingat kandungan komposisinya yang lebih sehat. Minyak kelapa
mengeluarkan surat edaran untuk mendorong pemanfaatan kelapa mengandung asam lemak rantai medium (ALRM) yang sangat tinggi
sebagai minyak goreng sebagai alternatif minyak goreng kelapa sawit. (58,5 - 62,32%).
Keputusan tersebut dilakukan mengingat tingginya produksi kelapa di
Sulawesi Tenggara. Secara umum, luas perkebunan kelapa di Indonesia Mengingat tingginya potensi pemanfaatan minyak kelapa dalam
sebagai substitusi minyak goreng, dibutuhkan upaya pengembangan
4 %, MtM yang didasarkan pada analisis SWOT berikut:
2
STRENGTH
1,23
Sumber : SPH Sultra (diolah) berkisar pada rata-rata 0 – 0,09 per minggu.
Grafik B3.3 Inflasi Kelompok Komoditas Sultra
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 38
BOKS 3
46,860
41,899
37,572
40,281 39,678
41,899
27% 4%
BOMBANA KONAWE
9% 5%
BUTURL KOLUT
9% 8%
KONSEL KONKEP
7% 6%
KOLAKA MUNA BARAT
WEAKNESS Pada analisis SWOT di atas, disebutkan bahwa mayoritas kelapa masih
- Pengolahan produk yang terbatas sehingga sering kali hanya diproduksi dalam skala rumahan dengan hanya memanfaatkan daging
menjual bahan baku. kelapa. Sedangkan, secara spasial produksi minyak goreng kelapa
belum dapat menutupi biaya produksi skala rumahan. Dengan demikian
- Produksi minyak kelapa Sultra masih berskala rumahan.
didorong industri pengolahan kelapa yang terintegrasi dengan istimesi
OPPORTUNITY laba bersih minimal 43% per 1 liter minyak kelapa. Lebih detail, untuk
- Semakin langkanya minyak kelapa tradisional, akan tetapi memperoleh 1 liter minyak dengan harga jual Rp50.000 diperlukan 12
permintaan terhadap minyak kelapa ini cenderung meningkat. biji kelapa dengan biaya produksi sebesar Rp40.000 yang mencakup
biaya bahan bakar, pengupasan, dan pemarutan. Sedangkan dengan
- Kecenderungan preferensi konsumen yang semakin tinggi
adanya industri minyak kelapa yang terintegrasi dapat diperoleh nilai
terhadap minyak goreng yang bebas dari bahan pengawet; dan
tambah berupa 4,8 liter air kelapa seharga Rp7.200, sabut seharga
- Masih tingginya permintaan yang datang dari luar daerah maupun
Rp2.600/Kg, dan tempurung seharga Rp13.000/Kg, sehingga dari 1
permintaan dari luar negeri.
liter minyak kelapa dapat menghasilkan nilai sebesar Rp72.800. Oleh
karenanya, dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkan
THREAT
produksi minyak kelapa melalui industri pengolahan yang terintegrasi
- Biaya produksi minyak kelapa berskala rumahan terbilang tinggi.
(Gambar B3.1).
- Terbatasnya alat (mesin) pendukung pengolahan.
- Minimnya nilai tambah ekonomis dari proses pembuatan minyak Produksi optimal yang dapat dihasilkan oleh kapasitas 2 ton daging
kelapa. kelapa adalah sekitar 30-35% atau sekitar 600 -700 Kg minyak kelapa.
Oleh karena itu, dengan menggunakan input sebanyak 2 ton daging
Pemisahan
Buah Pengupasan Pembelahan Tempurung Daging Buah
Kelapa Sabut Air Kelapa Tempurung
Penggilingan
Ampas Kelapa
Skim Hancuran
Penggilingan Daging Buah
Pendiaman
1-2 Jam Santan Penambahan
Air (1:1)
Pendiaman
Pemasakan 12-14 Jam Krim
Blondo
Penyaringan
Penyaringan
Minyak Goreng
Minyak
Kelapa
Gambar B3.1 Pohon Industri Minyak Goreng Kelapa
39 BAB III
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BOKS 3
BOKS 4
BOKS 4
BAWANG PERIKANAN
KABUPATEN/KOTA BERAS DAGING AYAM DAGING SAPI TELUR AYAM CABAI MERAH CABAI RAWIT
MERAH TANGKAP
Kab. Buton -5.486,7 14.140,4 92,2 -8.791,5 -1.495,8 58,2 7,7 22.982
Kab. Muna -19.673,6 79.432,2 243,5 -19.001,7 -3.357,6 74,7 396,2 14.879
Kab. Konawe 96.681,4 1.275.488,8 538,8 -21.473,7 -3.813,1 445,4 258,4 -7.280
Kab. Kolaka 4.912,5 122.467,5 541,8 -22.491,9 -3.939,9 56,1 -115,8 4.214
Kab. Konawe Selatan 16.110,6 783.566,3 139,9 -26.020,4 -4.728,0 -0,3 -251,6 -3.963
Kab. Bombana 20.440,5 12.079,6 256,3 -15.961,0 -2.792,6 -12,4 -24,2 16.380
Kab. Wakatobi -8.864,9 33.933,6 3,4 -8.093,1 -1.385,2 8,3 -28,7 16.630
Kab. Kolaka Utara -10.381,1 203.552,6 35,9 -12.628,3 -2.179,7 40,8 408,5 -3.796
Kab. Buton Utara -4.698,3 52.484,4 35,1 -5.476,6 -961,4 -13,7 -63,6 4.961
Kab. Konawe Utara -2.263,9 38.880,0 47,6 -5.455,0 -813,2 228,0 436,8 12.016
Kab. Kolaka Timur 38.567,6 63.239,6 26,1 -11.034,6 -1.997,3 439,9 583,1 -5124,7
Kab. Konawe Kepulauan -2.814,7 1.433,7 21,7 -2.935,0 -513,3 -9,0 -14,7 4.457
Kab. Muna Barat -5.039,3 36.126,9 51,0 -6.854,3 -1.223,3 2,8 -7,0 7.188
Kab. Buton Tengah -8.689,2 22.502,1 136,1 -7.951,8 -1.395,0 -22,7 -66,1 17.361
Kab. Buton Selatan -7.539,1 106.998,8 9,6 -6.920,4 -973,0 -8,6 -73,3 16.006
Kota Kendari -35.873,9 949.501,3 1.726,0 -34.071,8 -5.985,8 -34,7 -370,1 18.618
Kota Baubau -11.507,4 381.993,4 212,9 -14.657,5 -2.596,8 27,4 -157,6 12.900
BOKS 4
Grafik B4.1 Tren Perkembangan Inflasi Dua Kota Penyumbang Grafik B4.2 Disparitas Harga Dua Kota Penyumbang Inflasi
dan Kota Baubau untuk komoditas ikan segar dan KAD Kota Kendari Lebih lanjut, pada tahun 2022 TPID Sultra terus berupaya memperluas
dan Kab. Muna untuk komoditas sapi potong. KAD Kota Kendari dan KAD baik intra maupun antar provinsi, tidak hanya dari sisi komoditas,
Kota Baubau dipicu oleh tingginya disparitas harga komoditas yang namun juga dari sisi mitra daerah. Saat ini semua pihak berupaya untuk
dipicu oleh perbedaan arah andil inflasi pada kedua kota (Grafik B4.1). bersinergi mengembangkan Kerjasama Antar Daerah, salah satunya
Hal ini mengindikasikan terdapat perbedaan harga di kedua kota melalui NSLIC (National Support for Local Investment Climates) yang
pada komoditas yang sama. Lebih lanjut, perbedaan harga beberapa bertujuan untuk mendukung kapasitas stakeholder meningkatkan
komoditas utama penyumbang inflasi di dua kota tersebut memicu iklim investasi lokal dan pengembangan ekonomi lokal dan daerah di
perbedaan arah tren perkembangan inflasi (Grafik B4.1). beberapa kabupaten/kota terpilih di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pada
tanggal 22 Februari 2022 telah dilakukan penandatanganan perjanjian
Keberhasilan KAD dapat dilihat dari penurunan tekanan inflasi atau kerjasama antar daerah, antara lain kerja sama antara Kota Kendari
penurunan disparitas harga. KAD komoditas ikan antara Kota Kendari dengan Kabupaten Konawe Selatan tentang perdagangan sapi potong,
dan Kota Baubau dapat dilihat dari penurunan disparitas harga dari perdagangan sayur mayur, dan penyediaan pakan unggas.
beberapa jenis ikan, antara lain ikan bandeng, ikan layang, ikan ekor
kuning, dan ikan teri (Grafik B4.2). Selain itu, juga terdapat beberapa potensi KAD yang dapat
dipertimbangkan dalam rangka pengendalian laju inflasi, antara lain.
Selain melaksanakan KAD intra provinsi, TPID Sulawesi Tenggara • KAD Kota Kendari dengan Kab. Kolaka Timur untuk komoditas
juga melaksanakan KAD antar provinsi dengan Provinsi Sulawesi cabai rawit
Utara. Sepanjang tahun 2020, Sulawesi Tenggara mengalami surplus • KAD komoditas sapi antara Kab. Muna dengan pelaku usaha di
beberapa jenis komoditas, salah satunya adalah surplus Beras sebesar Jakarta, dengan perkiraan kebutuhan sebesar 1.000 ekor/bulan.
53.880,6 ton. Surplus beras tersebut kemudian disalurkan ke Sulawesi
• KAD Provinsi Sulawesi Tenggara dengan Provinsi Maluku untuk
Utara sebagai bentuk Kerjasama Antar Daerah (KAD) dalam upaya
komoditas ikan segar.
meminimalisir disparitas harga dan menekan laju inflasi beras (Grafik
B4.3). Sejak dilaksanakannya KAD tersebut pada bulan Juni 2021,
Dalam jangka panjang, diyakini bahwa masih banyak potensi KAD
harga komoditas beras di Sulawesi Utara mengalami penurunan dan
yang dapat dilakukan oleh Provinsi Sulawesi Tenggara dengan daerah
disparitas harga dengan Sulawesi Tenggara semakin mengecil (Grafik
lainnya. Namun hal ini terkendala oleh belum adanya basis data yang
B4.2). Selain itu, tekanan inflasi tahun ke tahun (yoy) komoditas beras
lengkap sebagai dasar pertukaran data. Oleh karenanya sesuai dengan
di Sulawesi Utara juga tercatat mengalami penurunan dari periode
arahan Rakorwil TPID Se-Sulampua pada tanggal 25 Maret 2022, dapat
sebelum adanya KAD dengan Sulawesi Tenggara.
dilakukan penyediaan data pendukung yang kuat sebagai key success
7 % PERSEN
6 % MTM % MTM 30
SEBELUM KAD SESUDAH KAD
5 25 6
4 20
15 5
3
10
2 4
05
1
0 3
0
-05
-1 -10 2
-2 -15 1
-3 -20
-4 -25 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2
2020 2021 2022 2020 2021 2022
ANDIL INFLASI BERAS SULUT INFLASI BERAS SULUT
BOKS 4
Gambar B4.1 Dukungan dari semua pihak, termasuk NSLIC, dalam menyukseskan
KAD Sultra
Bab IV
Stabilitas Keuangan Daerah
33,67 Tw I 2022
Triliun 18,94% Tw I 2022
yoy
32,26
Tw IV 2021
Triliun 18,33%
Tw IV 2021
yoy
Berbagai kebijakan moneter akomodatif, stimulus perbankan, insentif pemerintah serta program vaksinasi nasional
telah berhasil mendorong pertumbuhan kredit pada triwulan I 2022.
Tw IV 2021 Tw IV 2021
Tw IV 2021 Tw IV 2021
Kredit Sektoral
Tw IV 2022 Tw I 2022
Sektor
Ekonomi Baki Debet Pangsa Growth NPL Baki Debet Pangsa Growth NPL
(Miliar Rp) (%) yoy (%) (%) (Miliar Rp) (%) yoy (%) (%)
Pertanian 2.041,41 13,98 29,59 1,32 2.075,87 14,19 25,12 1,37
Pertambangan 2.682,01 18,37 1945,35 0,09 2.711,42 18,54 1959,02 0,08
Ind. Pengolahan 1.033,88 7,08 72,71 1,45 1.041,37 7,12 67,39 1,61
Listrik Gas 7,33 0,05 32,67 0,65 7,76 0,05 43,67 0,61
Air 7,99 0,05 -12,27 5,06 7,81 0,05 -16,97 5,17
Konstruksi 427,03 2,92 -19,36 11,78 402,12 2,75 -22,00 13,22
Perdagangan 6.254,03 42,83 6,32 4,16 6.244,90 42,70 3,58 4,35
Transportasi 148,39 1,02 0,56 1,90 147,18 1,01 -3,23 2,97
Akmamin 610,95 4,18 3,69 1,50 608,64 4,16 0,68 1,50
Jasa Keuangan 16,74 0,11 3420,47 1,36 16,73 0,11 3366,24 1,36
Jasa Lainnya 521,49 3,57 16,66 2,38 526,05 3,60 13,42 2,50
• Pada triwulan I 2022 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 18,94% (yoy) meningkat
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,33%
(yoy) atau secara nominal mencapai Rp32,97 triliun.
• Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mencapai Rp27,69
triliun, tumbuh sebesar 8,61% (yoy), tetap tumbuh tinggi walaupun mengalami
perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 14,99% (yoy)
Foto : Sinergi berbagai pihak dibutuhkan untuk meningkatkan inklusivitas keuangan pelaku usaha, salah satunya diwujudkan melalui diskusi antara
perbankan dengan pelaku usaha untuk mempelajari produk pembiayaan sebagai upaya pengembangan usaha melalui kredit produktif.
45 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
50 10 100 % PANGSA
49 90
76,3
8
48 80
66,3
6 70
47
5,07 60
46 4
50
45 2
3,14 40
44
0 30
43
-2 20
47,76
42
10
41 -4
I II III IV I II III IV I II III IV I 0
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2021
PANGSA KONSUMSI RT g. KONSUMSI RT (SB. KANAN) g. PDRB (SB. KANAN)
KREDIT RT DPK RT
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Sumber : Bank Indonesia diolah
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK
Tenggara Sulawesi Tenggara
4.1 GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGAN tumbuhnya optimisme masyarakat terhadap penanganan Covid-19
DAERAH varian baru yang lebih baik ditengah berbagai upaya pemerintah seperti
penyaluran bantuan sosial dan relaksasi aturan penerbangan. Hal ini
Pada triwulan I 2022, stabilitas sistem keuangan yang tercermin dari tercermin dari peningkatan pertumbuhan konsumsi rumah tangga
berbagai faktor terpantau dalam kondisi yang terjaga. Hal in tercermin pada triwulan I 2022 sebesar 3,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
dari kondisi kredit yang terpantau tumbuh positif dengan risiko kredit triwulan IV 2022 sebesar 1,92% (yoy). Konsumsi rumah tangga memiliki
yang terjaga. Kredit pada periode laporan tumbuh positif karena peran strategis dalam perekonomian dan sistem keuangan daerah, baik
kenaikan dari sisi supply dan demand. dari kontribusi maupun sistem keuangan, yakni keterkaitannya dengan
perbankan, pemerintah, lembaga keuangan lainnya, dan korporasi.
Dari sisi supply, perbaikan kondisi pandemi dan ekonomi mendorong
perbankan semakin ekspansif, baik kredit rumah tangga maupun kredit Dari sisi kontribusi, terlihat secara konsisten konsumsi RT memiliki
lapangan usaha. Dari sisi demand, pemintaan kredit meningkat terjadi pangsa yang tinggi terhadap PDRB Sulawesi Tenggara, yakni sebesar
selaras perbaikan aktivitas dan ekspektasi masyarakat dan pelaku 47,76% (Grafik 4.1). Dari sisi sistem keuangan, peran konsumsi RT
usaha. Hal ini tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang semakin terhadap intermediasi perbankan di Sulawesi Tenggara terlihat dari
meningkat, baik dari sisi ekspektasi usaha, ekspektasi penghasilan, tingginya pangsa DPK RT terhadap total DPK perbankan, yakni sebesar
hingga ekspektasi lapangan kerja. Peningkatan diperkirakan dipicu 66,3% dan pangsa pasar kredit RT terhadap total kredit perbankan,
oleh semakin membaiknya kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara yakni sebesar 76,3% (Grafik 4.2). Pangsa pasar kredit RT pada triwulan
seiring dengan membaiknya penanganan Covid-19 ditengah penyaluran I 2022 mengalami peningkatan dibandingkan triwulan IV 2022 seiring
berbagai bantuan pemerintah. dengan membaiknya aktivitas masyarakat dan pelaku usaha serta
optimisme akselerasi pemulihan ekonomi Sultra. Di satu sisi, hal ini
Kedepannya, langkah yang padu dan nyata dari seluruh otoritas di juga didukung oleh perbankan yang semakin ekspansif menjalankan
sistem keuangan dan ekonomi semakin dibutuhkan untuk dapat operasi bisnisnya untuk menyalurkan dana ke masyarakat.
mendorong kinerja sistem keuangan yang mendukung pertumbuhan
ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap menekankan mitigasi risiko Peningkatan optimisme masyarakat dapat dilihat dari hasil Survei
yang baik. Konsumsen (SK) yang dilaksanakan oleh Kantor Perwakilan Bank
Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yakni Indeks Keyakinan
4.2 ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA Konsumen (IKK) yang tercatat di atas 100. IKK Sulawesi Tenggara terus
menguat dan rata-rata pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 149,77,
4.2.1 Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
Tangga
137,87 (Grafik 4.3). Hal ini sejalan dengan penanganan Covid-19 yang
Pada triwulan I 2022, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara semakin baik dan juga dukungan berbagai kebijakan untuk mendorong
semakin membaik seiring meningkatnya aktivitas masyarakat dan terus pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara.
180 INDEKS INDEKS
172,0 200 191 193 192 193
187 188
160
180
147,8
140
160
120 123,7 145
139 136
140
100
120
80
100
60
80
40
I II III IV I II III IV I II III IV I 60
2019 2020 2021 2022 EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILAN EKSPEKTASI LAP.KERJA
IKK IKE IEK
EST. JULI 22 EST. AGUSTUS 22 EST. SEPTEMBER 22
Sumber : Survei Konsumen KPw BI Sultra, diolah Sumber : Survei Konsumen KPw BI Sultra, diolah
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV
Mei 2022 46
PANGSA
100% 40 % YOY TRILIUN RP 25
20 9,21
15
60%
10
40% 0
64,82 66,27
1,57
5
20%
-20 0
0% I II III IV I II III IV I II III IV I
TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022 TW IV 2021 TW I 2022 2019 2020 2021 2022
DEPOSITO GIRO TABUNGAN TOTAL
NOMINAL DPK RT (RHS) TOTAL DPK DPK RT
RT BUKAN RT
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
Lebih detail, pada periode laporan, peningkatan juga terjadi pada Secara spesifik, dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang tercatat sebesar 173,77, lebih digunakan oleh sektor rumah tangga, produk tabungan masih
tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat sebesar 162,77. menjadi pilihan utama dengan pangsa placement mencapai 78,98%
Peningkatan terjadi pada hampir seluruh komponen IEK, antara dari total DPK RT. Pangsa tabungan tercatat cukup tinggi walaupun
lain ekspektasi usaha dan ekspektasi lapangan kerja yang masing- mengalami perlambatan yang mengindikasikan adanya pemulihan
masing secara rata-rata tercatat sebesar 192,00 dan 189,33. Nilai aktivitas masyarakat yang ditandai dengan pengurangan tindakan
ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata periode sebelumnya, yakni berjaga-jaga oleh masyarakat. Sementara itu, produk deposito
masing-masing sebesar 178,00 dan 170,33. Sementara itu, indeks tercatat sebesar 18,27% dari total DPK RT, lebih tinggi dari periode
ekspektasi penghasilan masih tercatat sama dengan rata-rata periode sebelumnya yang tercatat sebesar 17,28%. Peningkatan pangsa juga
sebelumnya, yakni sebesar 140,00. terlihat dari produk giro yang tercatat sebesar 2,75%, meningkat
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat sebesar 2,31% (Grafik
Sejalan dengan hal tersebut, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) juga 4.7). Peningkatan jumlah rekening deposito dan giro mengindikasikan
mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya serta adanya peningkatan kepercayaan masyarakat pada kondisi masa
merupakan yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir. Pada depan sehingga masyarakat berani mengunci dananya untuk jangka
triwulan I 2022, IKE tercatat sebesar 125,80, mengalami peningkatan menengah dan panjang pada deposito dan juga indikasi peningkatan
dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 113,00. Nilai indeks kegiatan usaha karena rekening giro mayoritas digunakan untuk
di atas 100 menunjukkan optimisme masyarakat terhadap kondisi kegiatan operasional perusahaan.
perekonomian ke depannya.
Pada triwulan I 2022, secara year-on-year DPK RT mengalami perbaikan
4.2.2 Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di Perbankan pertumbuhan menjadi sebesar 1,57% (yoy) setelah pada triwulan IV
Penempatan Dana Pihak Ketiga (DPK) RT pada perbankan Sulawesi 2021 mengalami kontraksi sebesar 1,53% (yoy). Namun demikian,
Tenggara, baik Kantor Cabang (KC) maupun Kantor Cabang Pembantu pertumbuhan DPK RT masih berada dibawah pertumbuhan DPK total
(KCP), pada periode laporan masih mendominasi, tercermin dari pangsa yang tercatat sebesar 9,21% (yoy). Rendahnya pertumbuhan DPK RT
DPK perseorangan yang mencapai 66,27% dari keseluruhan DPK di merupakan dampak dari base effect dimana pada triwulan yang sama
Sulawesi Tenggara (Grafik 4.5). Pangsa ini mengalami peningkatan pada tahun lalu RT meningkatkan DPK secara masif untuk berjaga-
dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 64,82%. Dari sisi jaga pada masa pandemi Covid-19 namun perbaikan pertumbuhan dari
nominal, DPK RT pada periode laporan tercatat sebesar Rp18,45 triliun kontraksi menjadi positif menandakan adanya likuiditas tambahan
(Grafik 4.6). yang beredar di masyarakat.
25,17
25
80%
0 20
60% 15
10
-36,48
40% -40 5
1,57
0
20% -5
78,98
-80 -10
I II III IV I II III IV I II III IV I
0%
I II III IV I II III IV I II III IV I 2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022 GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)
DEPOSITO TABUNGAN GIRO
Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, diolah
Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
47 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
PANGSA
100%
23,65
80% 18,44
27,72 KPR/KPA
60% MODAL KERJA
5,53
40% 8,31 KKB
INVESTASI
0,22
20% 63,97 PERALATAN RT
76,35
KONSUMSI
75,99
0% MULTIGUNA
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
Perbaikan pertumbuhan DPK terjadi pada semua jenis instrumen, kredit konsumsi yang diberikan oleh perbankan kepada RT disalurkan
yakni tabungan, giro, serta deposito. Secara detail per instrumen, dalam bentuk kredit multiguna dan kredit KPR dengan pangsa masing-
pada periode laporan, tabungan perseorangan tumbuh sebesar 17,01% masing sebesar 75,99% dan 18,44% (Grafik 4.10).
(yoy), meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat tumbuh
sebesar 15,13% (yoy), giro tumbuh sebesar 25,17% (yoy) setelah pada Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan I 2022 tumbuh
triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 0,95% (yoy), sementara itu sebesar 3,29% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya
deposito terkontraksi sebesar 36,48% (yoy) membaik dari triwulan yang tumbuh sebesar 2,45% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan
sebelumnya yang terkontraksi sebesar 41,17% (yoy) (Grafik 4.8). kredit konsumsi RT selaras dengan perbaikan pada hampir seluruh
komponen utamanya, yakni kredit multiguna, KKB, dan kredit KPR/
4.2.3 Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga KPA. Pada triwulan I 2022, kredit multiguna tumbuh sebesar 1,92%
Perbaikan kondisi pandemi dan ekonomi yang didukung dengan (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 1,64%
rendahnya suku bunga, perpanjangan relaksasi PPnBM dan relaksasi (yoy), kredit KKB kendati terkontraksi sebesar 0,57% (yoy) lebih baik
LTV ditengah perbaikan kondisi ekonomi berdampak positif pada dari periode sebelumnya terkontraksi sebesar 5,85% (yoy) dan kredit
pertumbuhan kredit konsumsi RT di triwulan I 2022. Selama periode kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) tumbuh sebesar 12,08%
triwulan I 2022, kredit perbankan ke RT tetap mendominasi realisasi (yoy) lebih tinggi dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar
penyaluran kredit perbankan di Sulawesi Tenggara, tercermin dari 10,63% (yoy) (Grafik 4.11).
pangsa kredit RT yang mencapai 76,35% dari total kredit pada periode
laporan (Grafik 4.9). Lebih lanjut, dari sisi suku bunga kredit, suku bunga kredit konsumsi
RT di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 10,99%,
Secara nominal, penyaluran kredit ke RT tercatat sebesar Rp29,50 triliun lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
dan mayoritas digunakan untuk keperluan konsumsi yakni sebesar 11,10% (Grafik 4.12). Penurunan suku bunga tersebut berkontribusi
63,97%, lebih rendah dibandingkan triwulan IV yang tercatat sebesar dalam meningkatkan permintaan kredit masyarakat. Namun demikian,
64,64%. Sementara itu, pangsa kredit produktif modal kerja dan peningkatan kredit RT juga disertai dengan peningkatan NPL kredit
investasi masing-masing mencapai 27,72% dan 8,31% dari total kredit konsumsi RT yang pada triwulan I 2022 menjadi sebesar 0,93%,
RT, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang mencapai 27,23% meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 0,87%.
dan 8,14% dari total kredit RT. Hal ini mengindikasikan kecenderungan Kendati demikian, nilai NPL masih cukup rendah dibandingkan dengan
masyarakat untuk meningkatkan pinjaman produktifnya seiring kondisi normal atau pra pandemi Covid-19.
dengan pemulihan ekonomi dan dunia usaha. Secara detail, mayoritas
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit RT
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV
Mei 2022 48
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.14 NPL KPR
Kredit Kepemilikan Rumah yang tumbuh sebesar 5,26% (yoy) jauh lebih tinggi dibandingkan
Seperti disampaikan sebelumnya, KPR dan KPA di Sulawesi Tenggara periode sebelumnya yang tercatat sebesar 0,37% (yoy). Perbaikan
pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 12,08% (yoy) mengalami KKB tersebut merupakan dampak dari penerapan relaksasi Pajak
pertumbuhan dibandingkan triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) dan juga keringanan Loan
10,63% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan selaras dengan to Value (LTV). Keringanan yang diberikan mendorong masyarakat
peningkatan permintaan KPR tipe >21-79 yang pada triwulan I 2022 untuk kembali membeli kendaraan baik untuk keperluan pribadi
memiliki pangsa mayoritas, yakni sebesar 87,13% dari total KPR (Grafik maupun untuk keperluan usaha. Dari sisi pelaku usaha, berdasarkan
4.13). Pada triwulan I 2022 KPR tipe >21-70 tumbuh sebesar 15,82% hasil liaison keringanan ketentuan terkait kepemilikan kendaraan
(yoy), lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tumbuh sebesar juga dimanfaatkan pelaku usaha LU pertambangan untuk menambah
14,26% (yoy). Hal ini mengindikasikan berhasilnya transmisi kebijakan armadanya untuk menghadapi peningkatan aktivitas penambangan ke
LTV pemerintah ditengah tren pemulihan ekonomi. depannya.
Dari sisi risiko, pada triwulan I 2022 secara keseluruhan KPR memiliki Tren perbaikan kredit juga terjadi pada kendaraan lainnya seperti roda
risiko yang terjaga di bawah threshold (sebesar 5,00%) dan menunjukkan dua, roda enam, serta kendaraan lainnya. Kredit kepemilikan kendaraan
penurunan dibandingkan dengan triwulan IV 2021. Indikator NPL KPR roda dua terkontraksi sebesar 28,98% (yoy) mengalami tren perbaikan
dari keseluruhan jenis properti tercatat sebesar 1,88%, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 37,23%
dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 1,96% (Grafik (yoy). Kredit kendaraan roda enam terkontraksi sebesar 56,44% (yoy),
4.14). Kendati mayoritas kredit memiliki risiko di bawah threshold, lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
penyaluran KPR pada jenis properti berupa ruko masih berada di atas 62,79% (yoy). Terakhir, kredit kendaraan lainnya terkontraksi sebesar
threshold, yakni sebesar 7,14%. Meskipun demikian, NPL ruko tersebut 33,07% (yoy), lebih baik dibandingkan periode sebelumnya yang
jauh lebih rendah dari rata-rata NPLnya selama 5 (lima) tahun terakhir terkontraksi sebesar 35,36% (yoy) (Grafik 4.15).
yang mengindikasikan bahwa terdapat perbaikan utilisasi ruko yang
mendorong pembayaran sewa dan pembayaran kredit. Secara total, pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL
gross menunjukkan penurunan menjadi 1,76%, membaik dibandingkan
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor periode sebelumnya yang tercatat sebesar 1,86% (Grafik 4.16).
Pada triwulan I 2022, Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) mengalami Penurunan resiko pada KKB selaras dengan menurunnya NPL pada
kontraksi sebesar 3,76% (yoy), membaik dibandingkan triwulan IV mayoritas jenis kredit kendaraan bermotor, antara lain kredit roda
2021 yang terkontraksi sebesar 9,80% (yoy). Perbaikan pada triwulan empat dan kredit roda dua. KKB roda empat mengalami penurunan
I 2022 terjadi selaras dengan perbaikan pada kredit KKB roda empat risiko kredit menjadi sebesar 1,73% dari sebelumnya 1,87%. Risiko
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Jenis Kredit Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
49 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
kredit roda dua juga mengalami penurunan menjadi sebesar 1,87% Peningkatan kredit korporasi utamanya didorong oleh peningkatan
dari sebelumnya 2,58%. Penurunan NPL kredit tersebut memperkuat baki debit sektor pertambangan dan industri pengolahan yang
indikasi kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi Tenggara perlahan merupakan dua sektor dengan pangsa terbesar, masing-masing
membaik di tengah pemulihan ekonomi. sebesar 40,93% dan 19,16%. Peningkatan kredit diperkirakan terjadi
akibat meningkatnya permintaan nikel sebagai bahan baku utama
Kredit Multiguna industri pengolahan ditengah peningkatan permintaan besi baja asal
Dominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di Sulawesi Tenggara. Di sisi lain, peningkatan permintaan besi baja
triwulan I 2022 mengindikasikan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah mendorong ekspansi pelaku usaha sektor industri pengolahan. Hal ini
tangga untuk kebutuhan lain diluar kebutuhan properti, kendaraan juga mendorong peningkatan kinerja sektor lainnya yang berkaitan erat
bermotor, serta peralatan rumah tangga masih sangat besar. Dominasi dengan industri pengolahan, seperti sektor pertambangan, konstruksi,
kredit multiguna terjadi karena pengajuannya yang relatif lebih mudah dan perdagangan (Tabel 4.1).
dengan jaminan/agunan yang relatif ringan serta dapat digunakan
secara leluasa dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat Akselerasi kredit korporasi di sektor industri pengolahan terjadi
jenisnya. Pada triwulan I 2022, kredit multiguna tumbuh sebesar 1,92% sejalan dengan peningkatan ekspor Sultra terutama produk ferronickel
(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh dan stainless steel yang tetap positif pasca adanya energy rationing
sebesar 1,64% (yoy) (Grafik 4.17). Namun demikian, peningkatan kredit pada triwulan IV 2021. Hal ini mengakibatkan adanya perlambatan laju
multiguna disertai dengan peningkatan NPL yang tercatat menjadi ekspor kedua komoditas karena belum pulihnya permintaan dari negara
sebesar 0,59% (yoy), setelah pada triwulan IV 2021 tercatat sebesar mitra dagang utama yakni Tiongkok. Pada periode laporan, ferronickel
0,50% (Grafik 4.18). Namun demikian, nilai ini masih dikategorikan mengalami peningkatan laju pertumbuhan ekspor sebesar 41,15%
rendah dan dibawah threshold. (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya yang
tercatat sebesar 100,56% (yoy). Perlambatan laju pertumbuhan ekspor
juga terjadi pada produk stainless steel yang tercatat sebesar 48,17%
4.3 ASESMEN SEKTOR KORPORASI
(yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat
4.3.1 Sumber Kerentanan Sektor Korporasi sebesar 117,52% (yoy) (Grafik 4.20).
Kredit korporasi tumbuh positif pada triwulan I 2022 seiring dengan
pemulihan ekonomi nasional dan global. Secara umum, kinerja kredit Secara pangsa, terjadi pergeseran komoditas ekspor utama sejak
korporasi pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 82,76% (yoy), tumbuh triwulan IV 2021, dimana ferronickel mendominasi pangsa ekspor di
signifikan dibandingkan triwulan IV 2021 yang mengalami tercatat wilayah Sulawesi Tenggara menggantikan stainless steel, yang masing-
sebesar 64,92% (yoy) (Grafik 4.27). masing sebesar 51,60% dan 47,43%. Secara total, ekspor stainless
700 180%
0,15% 2019
EKSPOR FERONIKEL
2020 2021
g. EKSPOR (SB. KANAN)
2021
LAINNYA
5,0 LIKERT SCALE menjadi 1,30 pada periode laporan dari yang sebelumnya sebesar
5,00
4,00
4,00
0,54. Komponen energi juga mengalami peningkatan menjadi 1,18 dari
3,67
4,0
3,50
3,00
3,00
3,00
3,0 periode sebelumnya sebesar -0,43. Demikian pula dengan biaya tenaga
2,50
2,50
2,33
2,17
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
2,00
1,83
1,67
2,0
kerja yang meningkat menjadi 1,36 dari periode sebelumnya sebesar
1,50
1,33
1,33
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
1,00
0,67
0,67
1,0
0,50
0,07.
0,00
0,00
0,00
0,00
0,0
-1,0
0,67
-2,0
Berdasarkan sektor usahanya, peningkatan mayoritas disumbangkan
PENJUALAN KAPASITAS PERSEDIAAN INVESTASI BIAYA HARGA JUAL MARJIN
DOMESTIK UTILISASI oleh sektor konstruksi seiring dengan peningkatan biaya bahan baku
PERTANIAN, PERIKANAN PERDAGANGAN INDUSTRI PENGOLAHAN
KONSTRUKSI LGA PERTAMBANGAN material pendukung yang timbul akibat akselerasi pembangunan
Sumber : Liaison KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison proyek pemerintah dan proyek swasta. Peningkatan biaya tertinggi
kedua disumbangkan oleh sektor industri pengolahan yang
steel dan ferronickel mencapai lebih dari 99,00% ekspor Sultra pada mengalami kenaikan biaya seiring dengan peningkatan harga bahan
triwulan I 2022 (Grafik 4.19). baku komoditas global. Selain itu, mulai pulihnya permintaan dari
negara mitra dagang Tiongkok pasca energy rationing mendorong
4.3.2 Kinerja Korporasi industri pengolahan untuk meningkatkan kapasitasnya sehingga
Omset Penjualan juga mendorong peningkatan harga upah tenaga kerja. Selain kedua
Untuk memperkaya analisis terhadap korporasi, Kantor Perwakilan sektor di atas, sektor perdagangan dan pertambangan juga mengalami
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara melaksanakan Survei kenaikan komponen biaya seiring dengan peningkatan aktivitas
Liaison yang menunjukkan bahwa kinerja korporasi mengalami masyarakat dan dunia usaha.
peningkatan pada triwulan I 2022 (Grafik 4.21).
Namun demikian, kendati terjadi peningkatan biaya pada mayoritas
Penjualan domestik pada triwulan I 2022 pada mayoritas lapangan lapangan usaha, LU penyediaan listrik, gas, dan air justru mengalami
usaha (LU) yang disurvei mengalami peningkatan dibandingkan triwulan penurunan biaya yang utamanya berasal dari penurunan biaya bahan
I 2021 tercermin dari rata-rata nilai likert scale (LS) sebesar 2,90. baku dan biaya upah tenaga kerja sementara tidak ada kenaikan biaya
Peningkatan dipicu oleh perbaikan mobilitas, daya beli dan konsumsi energi yang terjadi.
masyarakat serta pelaku usaha. Hal ini tercermin dari peningkatan
kinerja pada beberapa LU, seperti LU pertanian, LU Pertambangan, Margin Keuntungan
LU konstruksi, LU perdagangan, LU industri pengolahan dan LU Meskipun terjadi kenaikan biaya pada hampir seluruh lapangan usaha,
penyediaan listrik, gas, dan air. secara umum korporasi di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan
margin pada periode laporan dibandingkan periode sebelumnya. Rata-
Peningkatan aktivitas masyarakat terkonfirmasi dari nilai Google rata likert scale margin pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 1,82,
Mobility Index, menyebabkan tingginya kinerja sektor perdagangan lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 yang sebesar 0,77. Adanya
yang berkaitan erat dengan konsumsi RT. Selain itu, pergerakan peningkatan margin tersebut mendorong peningkatan harga jual
mobilitas masyarakat juga berdampak pada peningkatan jumlah produk korporasi.
kebutuhan energi, sehingga mendorong peningkatan kinerja LU
penyediaan listrik, gas, dan air. Peningkatan marjin terjadi pada semua sektor korporasi yang menjadi
objek survei Kantor Perwakilan BI Prov. Sulawesi Tenggara, antara
Lebih lanjut, adanya tren perbaikan permintaan besi baja dari negara lain LU pertanian, peternakan, dan perikanan, LU penyediaan jasa
mitra utama Tiongkok menyebabkan peningkatan kinerja industri kesehatan, LU perdagangan, LU akomodasi perhotelan serta LU
pengolahan, yang erat kaitannya dengan pertambangan. Hal ini juga penyediaan listrik, gas, dan air. Peningkatan terjadi akibat semakin
mendorong pelaku usaha untuk melakukan ekspansi dalam rangka meningkatnya operasional usaha seiring semakin membaiknya
meningkatkan produktivitasnya, terkonfirmasi dari tingginya penjualan aktivitas masyarakat pada triwulan I 2022.
domestik sektor konstruksi.
Kondisi likuiditas keuangan korporasi
Biaya Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan I 2022 kondisi likuiditas
Peningkatan kinerja sektor usaha berbanding lurus dengan peningkatan keuangan korporasi masih berada pada kategori baik, dimana 20,67%
komponen biaya produksi secara umum. Pada triwulan I 2022, terjadi responden menginformasikan bahwa kondisi likuiditas perusahaan
peningkatan nilai likert scale biaya menjadi 1,05, meningkat dari triwulan dalam kondisi baik, 65,33% responden menginformasikan kondisi
IV 2021 yang tercatat sebesar 0,02. Peningkatan terjadi pada seluruh cukup dan 14,00% responden menginformasikan kondisi buruk pada
komponen biaya, antara lain bahan baku yang nilainya meningkat triwulan laporan berjalan. (Grafik 4.22).
51 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
100% 100%
14,00%
14,00%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60%
65,33%
60%
71,33%
50% 50%
40% 40%
30% 30%
20% 20%
20,67%
14,67%
10% 10%
0% 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
BAIK CUKUP BURUK BAIK CUKUP BURUK
Sumber : SKDU KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah Sumber : SKDU KPw BI Sulawesi Tenggara, diolah
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di
Sulawesi Tenggara Sulawesi Tenggara
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi juga terpantau tetap Secara keseluruhan, pada triwulan I 2022 DPK Korporasi mengalami
baik. Pada periode pelaporan, 14,67% responden menginformasikan pertumbuhan sebesar 20,87% (yoy), lebih rendah dibandingkan
bahwa kondisi rentabilitas perusahaan dalam kondisi baik, 71,33% triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar 58,28% (yoy). Perlambatan laju
responden menginformasikan kondisi cukup, serta 14,00% responden DPK Korporasi pada triwulan I 2022 tersebut didorong oleh penurunan
menginformasikan kondisi buruk (Grafik 4.23). laju pertumbuhan seluruh instrumen DPK dibanding periode
sebelumnya sesuai dengan pola historisnya, antara lain deposito yang
4.3.3 Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi mengalami perlambatan dari 101,01% (yoy) menjadi 54,48% (yoy), giro
Selain memetakan risk factor serta kerentanan sektor korporasi, yang mengalami perlambatan dari 44,85% (yoy) menjadi 29,32% (yoy),
diperlukan analisis interkoneksi antarsektor. Sektor korporasi sangat serta tabungan yang mengalami kontraksi yang lebih dalam dari yang
terkait erat dengan sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK sebelumnya sebesar -23,76% (yoy) menjadi -24,71% (yoy) (Grafik 4.25).
korporasi pada perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada
korporasi untuk modal kerja dan investasi. 4.3.3.2 Kredit Korporasi dari Perbankan
Kendati memiliki pangsa yang lebih kecil dibandingkan kredit rumah
4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di Perbankan tangga, sektor perbankan berkaiitan erat dengan sektor rumah tangga
Pada triwulan I 2022, deposito menjadi instrumen dengan pangsa melalui tenaga kerja sehingga dapat menjadi salah satu faktor yang
kepemilikan terbesar di DPK Korporasi, antara lain sebesar 40,97%. dipertimbangkan dalam stabiliitas sistem keuangan. Sejalan dengan
Pangsa ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV 2021 yang peningkatkan DPK Korporasi di Sulawesi Tenggara, kredit korporasi
sebesar 59,63% seiring dengan peningkatan kepemilikan instrumen juga turut mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan kredit korporasi
giro dan tabungan yang masing-masing memiliki pangsa sebesar tercatat sebesar 82,76% (yoy), meningkat dibanding triwulan IV 2021
39,99% dan 19,04%. Pangsa keduanya meningkat sejak triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar 64,92% (yoy) (Grafik 4.26). Meskipun demikian
yang tercatat masing-masing sebesar 31,28% dan 9,09% (Grafik 4.24). secara nominal, pada triwulan I 2022 jumlah kredit korporasi tercatat
sebesar Rp8,83 triliun, mengalami penurunan dibandingkan triwulan IV
Hal ini mengindikasikan bahwa saat ini aktivitas pelaku usaha semakin 2021 yang tercatat sebesar Rp9,04 triliun.
tinggi pada masa pemulihan ekonomi karena peningkatan giro
untuk dana kebutuhan operasional dan dana yang disimpan dalam Pada triwulan I 2022, proporsi kredit perbankan di Sulawesi Tenggara
bentuk deposito diperkirakan digunakan sebagai penunjang untuk ke sektor korporasi (berdasarkan lokasi proyek) mencapai 23,65% dari
meningkatkan kredit yang didapatkan ditengah minimalisasi dana total kredit keseluruhan. Pangsa ini mengalami penurunan dari triwulan
antisipasi yang disimpan dalam bentuk tabungan. IV 2021 yang tercatat sebesar 24,63%. Dari total kredit yang disalurkan
ke korporasi di Sulawesi Tenggara, 38,80% dari total kredit merupakan
kredit investasi dan 60,79% dari total kredit disalurkan dalam bentuk
150%
80%
70% 54,48% 80%
100% 29,32%
60% 60%
19,04%
50% 50%
40%
40%
0%
30% 20%
39,99%
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV
Mei 2022 52
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
DEC-21
PERTANIAN 1.606,19 17,76% -9,25% 0,03% 66,11 1,18% 39,46% 0,62% 1.540,08 45,19% -10,59% 0,00%
PERTAMBANGAN 3.888,22 43,00% 341,39% 0,02% 3.811,97 68,20% 411,91% 0,00% 76,25 2,24% -44,03% 1,13%
INDUSTRI PENGOLAHAN 1.551,39 17,16% 160,04% 0,33% 402,57 7,20% 899,57% 1,26% 1.148,83 33,71% 106,50% 0,00%
LGA 78,58 0,87% -13,08% 0,10% 1,44 0,03% 44,79% 5,22% 77,15 2,26% -13,72% 0,00%
KONSTRUKSI 565,14 6,25% -32,19% 9,07% 396,85 7,10% -43,99% 12,13% 168,29 4,94% 34,80% 1,86%
PERDAGANGAN 649,04 7,18% 7,96% 7,79% 537,10 9,61% 6,84% 8,15% 111,94 3,28% 13,69% 6,03%
PERHOTELAN 160,33 1,77% -19,01% 0,00% 1,92 0,03% 167,76% 0,00% 158,40 4,65% -19,69% 0,00%
TRANSPORTASI DAN
43,74 0,48% -7,03% 32,19% 5,06 0,09% -33,34% 0,00% 38,68 1,14% -1,97% 36,40%
KOMUNIKASI
JASA USAHA 38,52 0,43% 35,21% 0,31% 14,76 0,26% 50,54% 0,00% 23,76 0,70% 27,17% 0,50%
JASA LAINNYA 16,79 0,19% -55,28% 14,58% 6,47 0,12% -69,10% 11,60% 10,33 0,30% -37,90% 16,44%
SEKTOR LAINNYA 443,67 4,91% 11,23% 64,92% 345,01 6,17% 1,14% 130,50% 54,34 1,59% -2,85% 11,53%
TOTAL 9.041,61 100,00% 64,92% 1,46% 5.589,25 100,00% 130,50% 1,78% 3.408,05 100,00% 11,53% 0,91%
MAR-22
PERTANIAN 1.543,69 17,47% -11,60% 0,03% 53,33 0,99% 6,85% 0,77% 1.490,36 43,48% 383,70% 0,00%
PERTAMBANGAN 3.615,56 40,93% 351,76% 0,04% 3.471,43 64,65% 350,52% 0,00% 144,14 4,21% 102,35% 0,90%
INDUSTRI PENGOLAHAN 1.692,76 19,16% 181,34% 0,30% 555,93 10,35% 1.294,16% 0,91% 1.136,83 33,17% 940,50% 0,00%
LGA 77,44 0,88% 835,09% 0,10% 1,42 0,03% 45,26% 5,29% 76,03 2,22% 414,61% 0,00%
KONSTRUKSI 552,75 6,26% 32,65% 10,42% 390,56 7,27% 1,39% 13,95% 162,19 4,73% 37,75% 1,91%
PERDAGANGAN 697,01 7,89% 12,83% 7,53% 558,63 10,40% 8,00% 8,00% 138,38 4,04% -20,76% 5,64%
PERHOTELAN 158,23 1,79% -20,68% 0,00% 2,41 0,04% -15,36% 0,00% 155,81 4,55% -23,46% 0,00%
TRANSPORTASI DAN
35,53 0,40% -24,16% 39,64% 4,50 0,08% -28,63% 0,00% 31,04 0,91% 73,49% 45,38%
KOMUNIKASI
JASA USAHA 34,24 0,39% 55,86% 0,00% 7,16 0,13% 12,61% 0,00% 27,08 0,79% -42,21% 0,00%
JASA LAINNYA 13,53 0,15% -56,65% 17,87% 3,61 0,07% -74,31% 20,81% 9,93 0,29% -6,88% 16,81%
SEKTOR LAINNYA 413,08 4,68% -1,41% 79,94% 320,70 5,97% -10,38% 149,62% 55,87 1,63% 0,00% 24,32%
TOTAL 8.833,84 100,00% 79,94% 1,60% 5.369,68 100,00% 149,62% 1,99% 3.427,66 100,00% 24,32% 0,94%
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
kredit modal kerja (Grafik 4.27). Sebagai pembanding, pada triwulan IV Sementara itu, baki kredit sektor industri pengolahan tercatat sebesar
2021, pangsa kedua kredit tercatat masing-masing sebesar 37,69% dan 181,34% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang
kredit modal kerja sebesar 61,82%. Peningkatan proporsi kredit modal tercatat sebesar 160,04% (yoy). Peningkatan kredit pertambangan
kerja ditengah penurunan proporsi kredit investasi mengindikasikan terjadi seiring dengan peningkatan permintaan bahan baku nikel baik
adanya peningkatan aktivitas pelaku usaha yang mendorong kenaikan untuk memenuhi kebutuhan domestik Sulawesi Tenggara maupun
biaya operasional yang menggunakan kredit perbankan. luar daerah. Di sisi lain, permintaan besi baja asal Sulawesi Tenggara
oleh negara mitra dagang Tiongkok juga turut mengalami perbaikan
Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan sehingga mendorong berlangsungnya ekspansi pelaku usaha existing
Pertumbuhan kredit korporasi di Sulawesi Tenggara utamanya didorong dan rencana peningkatan investasi pelaku usaha baru industri
oleh peningkatan baki debit sektor pertambangan dan industri pengolahan nikel.
pengolahan yang merupakan dua sektor dengan pangsa terbesar,
masing-masing sebesar 40,93% dan 19,16%. Laju peningkatan baki Ekspansi industri tersebut juga mendorong peningkatan kinerja LU
kredit sektor pertambangan tercatat sebesar 351,76% (yoy), meningkat Konstruksi dan LU Perdagangan yang merupakan sektor pendukung
dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 341,39% (yoy). industri, tercermin dari peningkatan kredit kedua sektor. Kredit LU
53 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
38,80
130 9 80%
8,83
110 8 70%
82,76
90 7
60%
70 6
50%
50 5
40%
30 4
60,79
30%
10 26,10 3
20%
-10 2
10%
-30 1
0%
-50 0 I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI
TOTAL BAKI KREDIT g. KREDIT KORPORASI g. KREDIT MODAL KERJA g. KREDIT INVESTASI
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.26 Pertumbuhan Kredit Korporasi Grafik 4.27 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi
Tenggara
Kab. Buton Utara 239,07 0,60 5,96 -5,69 -15,52 7,62 4,46
Kab. Konawe Utara 453,02 1,13 2,45 3,53 4,74 2,86 3,24
Kab. Kolaka Utara 557,42 1,39 23,21 28,36 26,62 13,25 5,92
Kab. Konawe Selatan 682,70 1,70 -1,36 -0,56 -0,12 -1,96 -0,37
Kab. Kolaka Timur 318,88 0,79 12,23 12,95 18,48 20,17 16,16
25 % YOY RP TRILIUN 43
40,15
20 38
15 33
11,82
84,41% ; RP 33,89 TRILIUN
10 28 BANK PEMERINTAH
11,16
5 7,73 23
15,59% ; RP 6,26 TRILIUN
BANK SWASTA NASIONAL
0 18
I II III IV I II III IV I II III IIV
2019 2020 2021 2022
ASET BU BANK SWASTA NASIONAL ASET BU BANK PEMERINTAH
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
bisnis perbankan yang terlihat dari perkembangan aset perbankan instrumen dengan fleksibilitas tinggi sehingga dapat digunakan
di daerah lainnya. Hal tersebut terlihat dari data perkembangannya sewaktu-waktu.
dimana pertumbuhan aset yang tinggi justru terjadi pada daerah-
daerah dengan pangsa aset yang relatif kecil seperti di Kabupaten Deposito
Buton dan Wakatobi (Tabel 4.2) yang masing-masing tumbuh sebesar Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
61,25% (yoy) dan 28,80% (yoy). Hal tersebut memperkuat indikasi triwulan I 2022 tercatat mengalami penurunan secara nominal maupun
perbankan juga melakukan ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten dari sisi laju pertumbuhan. Secara nominal, instrumen deposito
di Sulawesi Tenggara karenanya ke depan diperlukan dukungan tercatat sebesar Rp5,19 triliun, menurun dibandingkan triwulan IV 2021
seluruh stakeholder untuk lebih meningkatkan pemerataan aktivitas yang tercatat sebesar Rp7,61 triliun. Penurunan terjadi pada semua
perekonomian di seluruh Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara. jenis produk deposito perbankan, antara lain deposito on call, deposito
berjangka, deposito berjangka yang diblokir, serta deposito lainnya.
4.4.2 Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Penurunan pada instrumen deposito mengindikasikan meningkatnya
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang konsumsi masyarakat sehingga kebutuhan akan instrument yang
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mencapai Rp27,69 lebih fleksibel menurunkan penempatan dana pada instrumen jangka
triliun, tumbuh sebesar 8,61% (yoy), tetap tumbuh tinggi walaupun menengah dan pendek.
mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tumbuh sebesar
Giro
14,99% (yoy) (Grafik 4.31).
Kendati mengalami perlambatan laju pertumbuhan, secara nominal
instrumen giro mencatatkan peningkatan. Pada triwulan I 2022,
Laju pertumbuhan yang masih tinggi didorong oleh pertumbuhan
penghimpunan giro tercatat sebesar Rp6,92 triliun, meningkat dari
positif penempatan dana pada instrumen tabungan, giro dan deposito
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp5,72 triliun. Peningkatan
yang masing-masing memiliki pangsa sebesar 56,25%, 25,01% dan
ini dialami oleh semua jenis produk giro perbankan, antara lain giro
18,75%. Pada triwulan I 2022, pertumbuhan instrumen masing-
yang dapat ditarik sewaktu-waktu, giro dalam rangka kustodian,
masing tercatat sebesar 13,23% (yoy), 44,48% (yoy) dan -25,29% (yoy),
nominal instrumen giro mengonfirmasi perbaikan dunia usaha karena
mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
tingginya penggunaan giro yang lazim digunakan dalam kegiatan
13,65% (yoy), 65,65% (yoy) dan -4,50% (yoy) (Grafik 4.31).
operasional usaha.
100%
18,75%
RP TRILIUN
90% 80 % YOY
80% 28
60 25
70% 44,48
60% 20
56,25%
40
50%
20 13,23 15
40%
30% 10
0 8,61
20%
25,01%
10% -20 5
0%
I II III IV I II III IV I II III IV I -40
-25,29
0
2019 2020 2021 2022 I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
GIRO TABUNGAN DEPOSITO
NOMINAL DPK GIRO DEPOSITO TABUNGAN DPK BANK UMUM
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
55 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
KABUPATEN/KOTA Baki Debet Pangsa Growth yoy PANGSA Baki Debet Pangsa Growth yoy PANGSA
NPL (%) NPL (%)
(Miliar Rp) (%) (%) KI KMK KK (Miliar Rp) (%) (%) KI KMK KK
Kab. Buton 328,98 1,02 81,68 0,41 0,39 0,05 0,59 350,08 1,06 85,97 0,36 0,41 0,07 0,59
Kab. Muna 2.369,21 7,34 9,36 1,15 0,14 3,17 4,03 2.407,76 7,30 8,95 1,27 0,13 3,27 3,90
Kab. Kolaka 4.518,83 13,99 16,70 1,67 1,53 6,82 5,66 4.814,64 14,59 23,11 1,68 1,79 7,31 5,50
Kab. Wakatobi 234,72 0,73 13,79 0,27 0,02 0,05 0,66 243,16 0,74 13,94 0,26 0,02 0,05 0,67
Kab. Konawe 796,40 2,47 1,12 1,39 0,01 0,19 2,27 786,06 2,38 -0,94 1,43 0,01 0,18 2,19
Kab. Konawe Selatan 675,29 2,09 -1,98 1,15 0,00 0,13 1,96 672,05 2,04 -1,09 1,33 0,00 0,12 1,91
Kab. Bombana 490,95 1,52 14,15 0,17 0,15 0,14 1,23 469,63 1,42 5,20 0,17 0,09 0,13 1,20
Kab. Kolaka Utara 575,08 1,78 14,40 0,11 0,20 0,14 1,45 544,93 1,65 5,11 0,12 0,11 0,12 1,42
Kab. Buton Utara 231,78 0,72 6,45 0,50 0,01 0,05 0,66 230,27 0,70 4,90 0,63 0,01 0,04 0,65
Kab. Konawe Utara 436,17 1,35 1,27 0,88 0,00 0,05 1,30 440,75 1,34 2,33 0,95 0,01 0,05 1,28
Kab. Kolaka Timur 300,74 0,93 21,00 0,11 0,03 0,12 0,78 308,04 0,93 16,32 0,23 0,03 0,13 0,77
Kab. Buton Tengah 39,34 0,12 - 0,27 0,01 0,02 0,09 38,75 0,12 - 0,57 0,01 0,02 0,09
Kota Bau-Bau 3.051,29 9,45 13,60 0,82 0,89 3,50 5,07 3.135,37 9,50 13,55 1,18 0,89 3,63 4,99
Kota Kendari 18.246,62 56,50 22,95 2,22 6,05 21,61 28,91 18.563,34 56,24 23,09 2,31 6,17 21,30 28,84
Total 32.295,39 100,00 14,37 1,74 9,42 36,05 54,65 33.004,83 100,00 - - 9,67 36,43 54,02
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi,
K.K = Kredit Konsumsi Growth= pertumbuhan Kredit (%, yoy)
Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
instrumen tabungan tercatat sebesar Rp15,58 triliun, menurun dari Rp32,97 triliun, lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2021 yang
triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar Rp14,69 triliun. mencapai Rp32,26 triliun (Grafik 4.32).
Lebih lanjut, perlambatan laju pertumbuhan dipicu oleh kontraksi Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi dengan
laju pertumbuhan laju tabungan yang dapat ditarik sewaktu-waktu. pangsa mencapai 53,93% diikuti kredit modal kerja dengan pangsa
Kendati demikian, tabungan yang diblokir serta tabungan lainnya yang sebesar 36,41% dan kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,66%.
tumbuh positif menahan laju perlambatan instrumen tabungan. Hal ini Secara proporsi, kredit modal kerja dan kredit investasi mengalami
mengindikasikan peningkatan dana yang digunakan sebagai penjamin kenaikan, berbeda dengan kredit konsumsi yang mengalami
kredit seiring dengan peningkatan kredit di Sulawesi Tenggara. perlambatan. Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan mulai ekpansif
menyalurkan kredit kepada sektor produktif selaras dengan perbaikan
4.4.3 Penyaluran Kredit perekonomian di Sulawesi Tenggara.
Pada triwulan I 2022 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum
yang berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 18,94% (yoy) Kredit Berdasarkan Lokasi Bank
meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh Selaras dengan DPK, secara spasial penyaluran kredit masih
sebesar 18,33% (yoy). Peningkatan juga terjadi secara nominal, dimana terkonsentrasi di Kota Kendari dengan pangsa sebesar 56,24% dari
pada triwulan I 2022 kredit perbankan yang disalurkan mencapai seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan
di Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,31%
100%
60 % YOY RP TRILIUN 35 90%
33 80%
50 30
53,93
70%
40 48,11 25 60%
30 20 50%
18,94
9,66
40%
20 15
30%
10 16,71 10
36,41
20%
0 5 10%
5,29
0%
-10 0 I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
2019 2020 2021 2022
MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
TOTAL KREDIT KMK KI KK g. TOTAL KREDIT
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV
Mei 2022 56
140 35 6 %, NPL
119,05
120 108,14 30
5
32,97
100 25
32,26
4 3,90
29,83
27,69
80 20
3 2,76
60 15
40 10 2 1,84
20 5 1 0,85
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I 0
2019 2020 2021 2022 I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR
NPL (RHS) NPL MODAL KERJA NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.34 Perkembangan Loan to Deposit Rasio Sulawesi Tenggara Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara
(Tabel 4.3). Namun demikian, laju pertumbuhan kredit tertinggi justru Apabila dilihat dari sisi pertumbuhan kredit, terdapat gap yang sangat
dicatatkan oleh kabupaten dengan pangsa relatif kecil yaitu Kabupaten besar. Pertumbuhan tertinggi dicatatkan oleh LU jasa keuangan, LU
Buton dengan pangsa sebesar 1,06%. Kredit pada Kab. Buton tumbuh pertambangan, serta LU administrasi pemerintah yang mencatatkan
sebesar 85,97% (yoy) dengan NPL yang tetap terjaga di bawah pertumbuhan berturut-turut sebesar 3.366,24% (yoy), 1.959,02% (yoy),
threshold yakni sebesar 0,36%. Peningkatan proporsi kredit dipicu dan 177,41% (yoy). Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh
oleh peningkatan kredit konsumsi serta kredit investasi. Jika dilihat LU konstruksi, pengadaan air, dan real estate yang masing-masing
dari sisi risiko kredit, kredit dengan NPL terendah disumbangkan oleh terkontraksi sebesar -22,00% (yoy), -16,97% (yoy), dan -14,17% (yoy)
Kab. Kolaka Utara dan Bombana yang masing-masing sebesar 0,12% (Tabel 4.4).
dan 0,17%.
Non Performing Loan (NPL) per Jenis Kredit
Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian Pada triwulan I 2022, peningkatan pertumbuhan penyaluran kredit
besar kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan juga diikuti peningkatan pertumbuhan risiko kredit. Hal tersebut
konsumsi. Sementara itu, untuk kegiatan produktif terdapat 4 daerah terlihat dari peningkatan indikator Non Performing Loan (NPL) Gross
dari 14 daerah yang memiliki pangsa kredit modal kerja terhadap total menjadi 1,84% pada triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang
kredit Sulawesi Tenggara yang cukup besar yaitu Kota Kendari, Kab. tercatat sebesar 1,74% pada triwulan IV 2021, walaupun masih berada
Kolaka, Kota Bau-Bau, dan Kab. Muna, masing-masing tercatat sebesar di bawah threshold 5% (Grafik 4.35). Hal ini menunjukkan adanya faktor
21,30%, 7,31%, 3,63% dan 3,27%. risiko yang perlu diwaspadai ditengah perbaikan lapangan usaha
yang mendorong perbankan mengambil langkah ekspansif dalam
Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi operasional bisnisnya berupa penyaluran kredit ke nasabah. Oleh
Menurut sektor ekonomi atau lapangan usaha (LU), mayoritas kredit karenanya dibutuhkan sinergi dari berbagai pihak untuk melaksanakan
produktif disalurkan pada LU perdagangan dengan pangsa sebesar langkah antisipatif dalam rangka menjaga batas aman treshold risiko
42,70% dari total kredit produktif di wilayah Sulawesi Tenggara kredit dimaksud. Sebagai informasi lebih lanjut, pada periode laporan
atau secara nominal sebesar Rp6,24 triliun. Pada triwulan I 2022, risiko kredit terbesar dicatat oleh kredit investasi dengan NPL sebesar
LU dimaksud mengalami pertumbuhan sebesar 3,58% (yoy) dengan 3,90%, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
NPL sebesar 4,35%. Kondisi NPL LU perdagangan yang sudah 3,84%.
mendekati threshold perlu menjadi perhatian khusus, utamanya untuk
memperkecil risiko contagion effect ke sektor lainnya. Selanjutnya, Loan to Deposit Ratio (LDR)
penyaluran kredit terbesar kedua adalah LU Pertambangan dengan Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
pangsa sebesar 18,54% atau secara nominal sebesar Rp2,71 triliun. perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
Pertumbuhan kredit pada LU Pertambangan tumbuh secara positif menghitung rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh
menjadi 1.959,02% (yoy) dengan risiko kredit di bawah threshold NPL, perbankan. Pada triwulan I 2022 LDR bank umum di Sulawesi Tenggara
yaitu sebesar 0,08%. Pertumbuhan kredit yang signifikan tersebut mencapai 119,05%, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang
diperkirakan karena perbaikan permintaan produk hasil tambang tercatat sebesar 108,14% (Grafik 4.34). Peningkatan LDR tersebut
secara domestik, baik dari Sulawesi Tenggara maupun luar Sulawesi seiring dengan pertumbuhan kredit yang mulai meningkat ditengah
Tenggara sehingga pelaku usaha membutuhkan tambahan modal penurunan laju pertumbuhan DPK.
untuk ekspansi kinerja. LU ketiga dengan pangsa terbesar adalah LU
pertanian dengan pangsa sebesar 14,19% atau sebesar Rp2,08 triliun. Nilai LDR sebesar diatas 100% mencerminkan seluruh DPK yang
LU pertanian memiliki pertumbuhan kredit sebesar 25,12% (yoy) dikelola oleh perbankan disalurkan dalam bentuk kredit bahkan
dengan NPL sebesar 1,37% diperlukan bantuan dana dari daerah lain untuk memenuhi kredit di
daerahnya. Saat ini, Bank Indonesia menetapkan batas atas LDR per
57 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Pertambangan 2.677,75 19,35 1851,69 0,15 2.682,01 18,37 1945,35 0,09 2.711,42 18,54 1959,02 0,08
Industri Pengolahan 666,30 4,81 17,86 1,98 1.033,88 7,08 72,71 1,45 1.041,37 7,12 67,39 1,61
Listrik Gas 6,94 0,05 5,73 1,23 7,33 0,05 32,67 0,65 7,76 0,05 43,67 0,61
Air 8,46 0,06 -15,07 4,27 7,99 0,05 -12,27 5,06 7,81 0,05 -16,97 5,17
Konstruksi 525,58 3,80 -3,57 9,86 427,03 2,92 -19,36 11,78 402,12 2,75 -22,00 13,22
Perdagangan 6.118,64 44,21 7,53 4,45 6.254,03 42,83 6,32 4,16 6.244,90 42,70 3,58 4,35
Transportasi-Pergudangan 150,15 1,08 6,49 1,87 148,39 1,02 0,56 1,90 147,18 1,01 -3,23 2,97
Akomodasi Makan Minum 611,22 4,42 8,87 2,23 610,95 4,18 3,69 1,50 608,64 4,16 0,68 1,50
Informasi Komunikasi 3,01 0,02 23,89 0,15 2,97 0,02 -19,70 0,00 2,97 0,02 -8,51 0,12
Jasa Keuangan 0,46 0,00 25,82 49,36 16,74 0,11 3420,47 1,36 16,73 0,11 3366,24 1,36
Real Estate 136,15 0,98 17,22 27,88 135,16 0,93 9,49 27,92 117,63 0,80 -14,17 31,54
Jasa Perusahaan 296,73 2,14 79,03 0,46 335,14 2,30 77,11 0,23 345,93 2,37 49,36 0,32
Adm Pemerintahan 185,50 1,34 2718,07 0,00 300,74 2,06 201,61 0,00 292,97 2,00 177,41 0,00
Jasa Pendidikan 13,97 0,10 -12,61 36,21 15,38 0,11 -9,82 36,02 15,25 0,10 -5,70 36,30
Jasa Kesehatan Sosial 60,53 0,44 -10,54 0,05 61,88 0,42 -14,50 0,48 61,47 0,42 -13,01 0,46
Jasa Lainnya 504,74 3,65 26,66 2,82 521,49 3,57 16,66 2,38 526,05 3,60 13,42 2,50
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Ket: gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy),
Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit Investasi NPL = Non Performing Loan
konsolidasi bank sebesar 92% untuk mengantisipasi risiko kredit lainnya dalam meningkatkan inklusi keuangan dan ekonomi syariah
dan risiko likuiditas di perbankan yang berpotensi menjadi sumber di Sulawesi Tenggara. Selain itu, kebijakan merger bank syariah juga
kerentanan. Data di triwulan I 2022 menunjukkan adanya potensi terbukti dapat meningkatkan peran perbankan syariah di Sulawesi
perbaikan oleh perbankan untuk tetap menjaga tingkat risiko kredit Tenggara.
yang terjaga di tingkat yang aman.
Sementara itu, pangsa kredit tercatat sebesar 6,31% pada triwulan I
4.4.4 Perbankan Syariah 2022, meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
Pangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil 5,27%. Apabila dilihat lebih detail, pembiayaan syariah mencatatkan
dibandingkan perbankan konvensional walaupun menunjukkan tren pertumbuhan tinggi sebesar 34,11% (yoy) pada triwulan I 2022,
peningkatan selama beberapa tahun terakhir. Dari sisi aset, pada meningkat dibandingkan triwulan IV 2021 sebesar 19,55% (yoy) (Grafik
triwulan I 2022 perbankan syariah memiliki aset sebesar Rp2,40 triliun, 4.37). Peningkatan juga terjadi secara nominal, dimana perbankan
atau sebesar 5,99% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi syariah mencatatkan penyaluran pembiayaan sebesar Rp2,04 triliun
Tenggara. Pangsa ini relatif meningkat dibandingkan triwulan IV pada triwulan I 2022 dari yang sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,70
2022 yang tercatat sebesar 5,65% (Grafik 4.36). Peningkatan pangsa triliun pada triwulan IV 2021. Sama dengan penyaluran perbankan
ini mengindikasikan keberhasilan berbagai pihak, antara lain Bank umum, penyaluran pembiayaan syariah juga paling banyak dilakukan
Indonesia, Pemerintah Daerah, Otoritas Jasa Keuangan dan instansi untuk penggunaan konsumsi dilanjutkan modal kerja dan investasi.
10 8,03
-10
-20
-20,86
-30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021 2022
MODAL KERJA KONSUMSI PEMBIAYAAN INVESTASI
BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH
Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber : LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah Grafik 4.37 Perkembangan Pembiayaan Syariah
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB IV
Mei 2022 58
14
140 % YOY
12 120
10 100
8,02 80
8
60
51,98
6 4,82 40
4 20 17,50
0 9,35
1,92
2
-20 -15,91
1,26
0 -40
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
MODAL KERJA KONSUMSI PEMBIAYAAN INVESTASI SYARIAH GIRO TABUNGAN DEPOSITO
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank, diolah
Grafik 4.38 NPF Pembiayaan Syariah Grafik 4.39 Perkembangan DPK Syariah
Peningkatan laju pembiayaan perbankan syariah disertai dengan rekening giro yang memiliki pangsa sebesar 12,74% justru mencatatkan
perbaikan NPF (Non Performing Loan). Pada triwulan I 2022 tercatat pertumbuhan sebesar 51,98% (yoy) dari yang sebelumnya sebesar
NPF sebesar 1,92%, menurun dibandingkan triwulan IV 2021 yang 40,31% (yoy) sehingga dapat menahan perlambatan laju pertumbuhan
tercatat sebesar 2,00%. Secara detail, penurunan NPF kredit syariah DPK Syariah. Peningkatan pertumbuhan rekening giro diperkirakan
terjadi pada kredit konsumsi dan kredit investasi. NPF Pada periode sejalan dengan mulai pulihnya kegiatan operasional dunia usaha.
laporan, kredit konsumsi tercatat sebesar 1,26%, menurun dari periode
sebelumnya sebesar 1,27%. Sementara itu kredit investasi mencatatkan Saat ini, provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah yang
NPL sebesar 4,82%, menurun dari 5,01%. Kendati demikian, ditengah berkantor pusat di Sultra baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS),
penurunan risiko kredit konsumsi dan investasi, terjadi peningkatan Unit Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
risiko kredit modal kerja yang tercatat sebesar 8,02%, meningkat dari (BPRS). Untuk itu, diperlukan dukungan seluruh stakeholder terkait
5,36% (Grafik 4.38). Pada kredit modal kerja, tingginya NPF berasal untuk dapat mendorong terbentuknya bank syariah yang berkantor
dari sektor pertanian, perdagangan, dan jasa masyarakat, sedangkan pusat di Sultra untuk mengakselerasi pertumbuhan bank syariah
pada kredit investasi, tingginya NPF berasal dari industri pengolahan, dan memberikan pilihan bagi masyarakat Sultra dalam mendorong
perdagangan, serta jasa masyarakat. Hal ini perlu menjadi perhatian pertumbuhan ekonomi syariah.
bagi perbankan mengingat nilai NPF sudah berda di atas theshold 5%
sehingga pinjaman produktif tersebut dapat berisiko menyebabkan
contagion bagi sektor lainnya.
4.5 AKSES KEUANGAN
4.5.1 Akses Keuangan Kepada UMKM
Dari sisi DPK, persentase pangsa DPK syariah dibandingkan total Selain penyaluran kredit korporasi, perbankan juga meningkatkan
DPK pada triwulan I 2022 tercatat sebesar 5,66% atau sebesar penyaluran kredit pada UMKM yang berlokasi di Sulawesi Tenggara.
Rp1,57 triliun, menurun dari triwulan IV 2021 yang mencapai 5,31% Pada triwulan I 2022, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi
atau sebesar Rp1,58 triliun. Hal ini seiring dengan perlambatan laju Tenggara (berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp12,64 triliun atau
pertumbuhannya, dari sebesar 9,35% (yoy) pada triwulan I 2022 dari memiliki pangsa mencapai 30,51% dari total penyaluran kredit di
sebesar 12,45% (yoy) pada triwulan IV 2021. Penurunan DPK utamanya Sulawesi Tenggara, meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat
dipicu oleh perlambatan laju pertumbuhan dana pada rekening sebesar 29,29%. Kredit kepada UMKM tersebut sebagian besar
tabungan dan deposito yang masing-masing memiliki pangsa sebesar diberikan kepada usaha kecil sebesar 47,71% dan usaha mikro dengan
61,23% dan 26,03%. Rekening tabungan tumbuh sebesar 17,50% (yoy) pangsa sebesar 38,74%. Sementara itu usaha menengah memiliki
pada triwulan I 2022, mengalami perlambatan dari triwulan IV 2021 pangsa sebesar 13,56% dari total kredit UMKM (Grafik 4.40).
yang tumbuh sebesar 21,34% (yoy). Hal yang sama pada rekening
deposito yang terkontraksi lebih dalam menjadi -15,91% (yoy) dari Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh sebesar
yang sebelumnya sebesar -9,50% (yoy) (Grafik 4.39). Kendati demikian, 35,16% (yoy) meningkat dari periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
-40
38,74%
-60
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
UMKM MIKRO KECIL MENENGAH
USAHA MENENGAH USAHA KECIL USAHA MIKRO
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
59 BAB IV
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
4.854,44
100000 AKOMODASI MAMIN TRANSPORTASI
3.000
80000
2.000 60000 6,75% 6,68%
40000 INDUSTRI PENGOLAHAN JASA USAHA
1.000
20000 6,54% 1,12%
0 0 JASA MASYARAKAT LAINNYA
I II III IV I II III IV I II III IV I
25,75%
2019 2020 2021 2022
KUR REKENING (SB.KANAN)
PERTANIAN
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara
20,88% (yoy). Lebih detail, pertumbuhan pada kredit UMKM terjadi pada kebutuhan akan produk perbankan. Rasio jumlah rekening DPK
semua sektor, yakni usaha mikro, kecil, serta menengah. Kredit usaha terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara pada triwulan
mikro tumbuh sebesar 106,17% (yoy) meningkat dari triwulan IV 2021 I 2022 tetap menunjukkan rasio yang tinggi, tercatat sebesar 289,71%
yang tercatat sebesar 58,16% (yoy). Kredit usaha kecil tumbuh sebesar (Grafik 4.44). Rasio yang lebih besar dari 100% menunjukkan bahwa
27,73% (yoy) meningkat dari triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar terdapat penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara yang memiliki
25,34% (yoy). Sementara itu kredit usaha menengah mengalami rekening simpanan lebih dari satu dan/atau adanya penduduk bukan
perbaikan pertumbuhan, dari yang sebelumnya mengalami kontraksi angkatan kerja, seperti siswa sekolah maupun mahasiswa, yang juga
sebesar 35,52% (yoy) pada triwulan IV 2021 menjadi kontraksi sebesar memiliki rekening.
24,05% (yoy) pada triwulan I 2022 (Grafik 4.41).
Sementara itu, pada triwulan I 2021 rasio jumlah rekening kredit
Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara tercatat
Rakyat) pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit sebesar 23,53% (Grafik 4.45). Tingginya rasio rekening kredit
kepada usaha rakyat. Sampai dengan triwulan I 2021, baki debet KUR di menunjukkan bahwa semakin tingginya jumlah masyarakat di Sulawesi
Sulawesi Tenggara mencapai Rp4,85 triliun dengan jumlah debitur aktif Tenggara yang menggunakan fasilitas pembiayaan dan masih terdapat
mencapai 154.954 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi peluang peningkatan penyaluran kredit di masa yang akan datang.
Tenggara masih terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan Pengembangan akses keuangan memiliki memiliki peran penting dalam
dengan pangsa mencapai 47,40%, diikuti penyaluran pada sektor menjaga stabilitas sistem keuangan dan mendorong pertumbuhan
primer seperti ke pertanian dengan pangsa sebesar 25,75% dan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu, Kantor Perwakilan Bank
sisanya terbagi ke sektor lainnya (Grafik 4.43). Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya memberikan
dan memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan
4.5.2 Akses Keuangan Kepada Penduduk untuk memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan
Indikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi serta menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk
penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami menabung dan melakukan pengelolaan keuangan.
peningkatan seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
500 50
325
341
0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
2018 2019 2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
REKENING DPK (SB. KANAN) RASIO DPK REKENING KREDIT (SB. KANAN) RASIO KREDIT
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
Halaman ini sengaja dikosongkan
Bab V
Sistem Pembayaran dan
Pengelolaan Uang Rupiah
Transaksi Total
Tw I 2022 Tw IV 2021
8.208 miliar
6.737 miliar
Growth Growth
Rp
156.106 Juta Rp
133.952 Juta Rp
1.187 Juta Rp
2.337 Juta
Outflow Outflow Outflow Outflow
Rp
73.249 Juta Rp
46.643 Juta Rp
23.192 Juta 22.904 Juta
Rp
Foto : Pembayaran melalui QRIS yang merupakan inisiatif inovasi Bank Indonesia sebagai bukti dukungan UMKM dalam mewujudkan transformasi
sistem pembayaran yang memudahkan transaksi.
63 BAB V
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
8.208,81
0,8
6.737,07
6000 100
65,35%
0,6
4000 23,09 50
92,84%
0,4
2000 0
0,2 34,65% 4,01
0,0 0 -50
I II III IV I II III IV I II III IV I
NOMINAL TRANSAKSI 2019 2020 2021 2022
NOMINAL GROWTH (SB. KANAN)
SKNBI BI-RTGS
5.1 GAMBARAN UMUM Selanjutnya, dari sisi transaksi tunai, jumlah uang tunai tercatat
net inflow yang berarti yang masuk ke Bank Indonesia (inflow) pada
Pada triwulan I 2022, sistem pembayaran non-tunai sebagai
triwulan I 2022 tercatat lebih besar dibandingkan dengan jumlah uang
pendukung aktivitas ekonomi dan sistem keuangan terus menunjukkan
yang keluar (outflow) dari Bank Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan
perkembangan kinerja yang positif. Selain itu perkembangan transaksi
pola historis dimana pada awal tahun uang yang beredar cenderung
digital untuk menjangkau masyarakat unbankable juga terus tumbuh
akan berkurang dikarenakan pola konsumsi yang mulai berkurang dan
selaras dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Bank
masyarakat mulai menabung pada bank.
Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan lainnya.
Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong 5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN
penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif, antara lain NONTUNAI
dengan berbagai sosialisasi dan edukasi terkait QRIS diberbagai
Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran non-tunai yang
kelompok masyarakat serta pendampingan kepada Pemda terkait
diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh
Elektronifikasi Transaksi Pemda (ETP) melalui Tim Percepatan dan
masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan
Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD). Pada triwulan I 2022, jumlah
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama triwulan
merchant QRIS di Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak 82.336 ribu
I 2022 kedua sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar,
jauh meningkat jauh diatas triwulan IV 2021 yang tercatat sebesar
dan andal di Provinsi Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan
75.218 merchant. Selanjutnya sebagai kontribusi Bank Indonesia dalam
kebijakan sistem pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia
Elektronifikasi Transaksi Pemerintah, stahun 2021 telah terbentuk 18
secara konsisten dan berkesinambungan mampu memitigasi berbagai
Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) yang terdiri
risiko settlement dan operasional dalam sistem pembayaran.
dari 17 Kab/Kota di Sulawesi Tenggara dan 1 Provinsi. Peran TP2DD
sangatlah penting sebagai wadah sinergi percepatan penerapan
Di lihat dari sisi nominal, transaksi menggunakan BI-RTGS mendominasi
Elektronifikasi Transaksi Pemda serta Ekosistem Keuangan Digital.
transaksi non-tunai masyarakat Sulawesi Tenggara dengan pangsa
Pada tahun 2022 Bank Indonesia bersama dengan TP2DD se-Sulawesi
sebesar 65,35% terhadap total nominal transaksi dan sisanya sebesar
Tenggara terus berinovasi dan memperkuat komitmen percepatan
34,65% menggunakan SKNBI. Dilihat dari sisi jumlah transaksi,
dan perluasan digitalisasi di Sulawesi Tenggara sesuai roadmap yang
penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non-tunai masyarakat
sudah disusun bersama. Upaya-upaya percepatan ETP dan perluasan
Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 92,84% terhadap
Ekosistem Keuangan Digital melalui sinergi Bank Indonesia, Pemda
total jumlah transaksi dan penggunaan BI-RTGS mencatatkan pangsa
dan Industri lebih lanjut dapat dilihat pada BOKS 5.
sebesar 7,16% (Grafik 5.1).
Dari volume transaksi, pembayaran non-tunai tercatat sebesar 54.195, dan volume transaksi ditengah peningkatan nominal per transaski
terkontraksi sebesar 44,98% (yoy) tumbuh lebih lambat dibanding mengindikasikan terjagangan keuangan RT pada periode laporan.
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 79,58% (yoy). Lebih detail,
volume BI RTGS tumbuh sebesar 12,46% (yoy), menurun dibandingkan Dari sisi aliran transfer dana, pada triwulan I 2022 baik transaksi
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 28,55% (yoy) dan volume transfer dana dari luar negeri ke Sulawesi Tenggara maupun transaksi
SKNBI terkontraksi sebesar 30,65% melambat dibanding periode dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri mengalami sedikit penurunan
sebelumnya yang tumbuh sebesar 43,30% (yoy) (Grafik 5.3). dibanding periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Lebih jauh, pada triwulan I 2022, rata-rata nominal transaksi SKNBI 5.2.1 Perkembangan Transaksi Kliring
masyarakat Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp46,40 juta per Selama triwulan I 2022, nilai transaksi sistem pembayaran non-
transaksi, lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tunai melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,33 triliun,
sebesar Rp28,16 juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem terkontraksi sebesar 13,45% (yoy) melambat dibandingkan dengan
pembayaran nilai besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata tercatat periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 5,39% (yoy). Sementara
sebesar Rp1,13 miliar per transaksi, lebih turun dibandingkan periode itu dari sisi volume, transaksi SKNBI pada triwulan I 2022 tercatat
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,21 miliar per transaksi (Grafik sebanyak 50.314 kali, terkontraksi sebesar 30,65% (yoy), melambat
5.4). dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya yang tumbuh
sebesar 43,30% (yoy). Secara garis besar penurunan tersebut terjadi
Perkembangan positif pada transaksi non tunai terjadi sejalan selaras dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada
dengan pemulihan kondisi perekonomian yang didukung perbaikan triwulan I 2022.
penanganan pandemi pada periode laporan. Secara natural nominal
transaksi RTGS akan lebih besar dari SKNBI mengingat minimal Dilihat dari sisi penggunaannya, baik secara nominal maupun volume,
nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan SKNBI. Namun dari sebagian besar transaksi kliring tersebut menggunakan kliring kredit.
sisi volume terlihat bahwa mayoritas transaksi keuangan non tunai Kliring kredit memiliki pangsa sebesar 78,60% dalam nominal dan
di Sulawesi Tenggara masih bersifat ritel. Karenanya pengembangan 75,35% dari sisi volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet
sistem pembayaran BI-FAST diperkirakan akan sangat sesuai dengan mencapai 21,40% dalam nominal dan 24,65% dalam volume (Grafik 5.5
kebutuhan masyarakat Sulawesi Tenggara. dan 5.6). Dominasi penggunaan kliring kredit terjadi selaras dengan
peningkatan kegiatan dunia usaha dan konsumsi masyarakat yang
Lebih detail, pada periode laporan, perlambatan nominal dan volume ditunjang peningkatan kemudahan transfer antar bank, baik melalui
RTGS terjadi selaras dengan siklus bisnis pada periode laporan. teller bank, ATM dan e-banking.
Selain itu, pada sisi SKNBI perlambatan pertumbuhan total nominal
80.000 SHARE
78,60% 80361 24,65%
2000 70.000
75,35%
446
2.114 60.000
1500 50.000
2.173
1.660 12404
40.000
1000
1.637
37910
30.000
20.000
500
10.000
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
65 BAB V
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
50 RP MILIAR/ HARI
45 40,08
40 NOMINAL
34,14
35 42,56% 195,74 MILIAR CEK
57,36% 263,83 MILIAR BG
30 32,93 0,08% 0,37 MILIAR LAIN
25 NOMINAL TRANSAKSI
26,83 TRANSAKSI
20
27,74% 3,500 CEK
15 71,88% 9,069 BG
7,15 7,31
10 0,38% 48 LAIN
5
0
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022
CEK BILYET GIRO LAIN
KLIRING KREDIT KLIRING DEBET SKNBI
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.7 Perputaran Kliring Harian Grafik 5.8 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet
Penyerahan di Sultra
400 8% % TOLAKAN
25 RP MILIAR TRANSAKSI
7%
20 285 6%
14,30 3,63%
5% 3,38%
15 16,98
4% 3,47%
200 3,11%
213
10 3%
3,37%
2% 2,91%
5
1%
0 0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
NOMINAL TRANSAKSI (SB.KANAN) CEK BG TOTAL
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada
39,29% triwulan I 2022 tercatat sebanyak 213 lembar lebih rendah dibandingkan
KENDARI
dengan periode sebelumnya yang tecatat sebanyak 285 lembar. Dari
15,89%
BAUBAU sisi persentase, jumlah cek dan BG kosong terhadap total cek dan BG
9,35% sedikit menurun menjadi sebesar 1,20% pada triwulan I 2022 apabila
MUNA
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,09%.
1,82% Sejalan dengan hal tersebut, nominal penarikan cek dan BG kosong3
KONUT
juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu menjadi Rp14,30
0,71%
KOLAKA miliar pada periode laporan (Grafik 5.9). Penurunan penggunaan cek
Sumber: Bank Indonesia, diolah dan BG kosong mendorong penurunan total tolakan menjadi 3,11%
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten
selaras dengan jumlah penolakan cek kosong menjadi 3,38% dan BG
sebesar 2,91%. Penolakan cek dan BG kosong umumnya dikarenakan
Pada periode tersebut rata-rata nilai per transaksi kliring kredit1
saldo yang kurang pada saat akan dilakukan settlement (Grafik 5.10).
adalah sebesar Rp43,18 juta per transaksi, sementara kliring debet2
hanya sebesar Rp35,93 juta per transaksi. Dilihat dari sisi perputaran
Secara spasial, transaksi SKNBI masih terpusat di Kota Kendari
hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022,
dengan pangsa nominal mencapai 39,29% dari total transaksi kliring
perputaran kliring tercatat sebesar Rp34,14 miliar/hari dengan jumlah
di Sulawesi Tenggara. Total transaksi kliring di Kota Kendari menjadi
transaksi mencapai 825 transaksi/hari menurun dibanding triwulan
Rp817,05 miliar pada pada triwulan laporan, menurun dari triwulan
sebelumnya perputaran kliring sebesar Rp40,08 miliar/hari dengan
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,24 triliun. Kondisi serupa
rata-rata 1.423 transaksi/hari. Lebih detail per kategori kliring, pada
juga terjadi di Kota Baubau yang merupakan kota dengan pangsa
triwulan I 2022 rincian perputaran kliring kredit mencapai Rp26,83
transaksi kliring terbesar kedua sebesar 15,89% yang mencatatkan
miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp7,31 miliar/hari (Grafik
transaksi kliring sebesar Rp330,47 miliar, menurun dibanding triwulan
5.7).
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp356,26 miliar (Grafik 5.11 dan 5.12).
90 RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70
27000 14000
80
84,30 60 13000
70 25000
23.192 12000
72,17 50
60 40,08 11000
23000
50 40 22.904 10000
38,27 21000 9000
40 30
8000
30 19000
20 7000
20 5.716
17000 6000
10 10
5.871 5000
0 0 15000 4000
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi RTGS di Sulawesi luar negeri ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp22,90
Tenggara pada triwulan I 2022, tercatat sebesar 72,17 miliar/hari miliar, terkontraksi sebesar 4,25% (yoy), melambat dibandingkan
dengan jumlah transaksi mencapai 63 transaksi/hari menurun dengan periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 4,20% (yoy)
dibanding triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 84,30 miliar/hari (Grafik 5.15). Sementara itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke
dengan rata-rata 69 transaksi/hari (Grafik 5.14). luar negeri tercatat sebesar Rp2,33 miliar, tumbuh sebesar 195,18%
(yoy) meningkat signifikan jika dibandingkan periode sebelumnya
5.2.3 Penyelenggara Transfer Dana (PTD) yang tumbuh sebesar 41,65% (yoy) (Grafik 5.16). Net outflow ini sejalan
Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia dengan tingginya impor bahan baku dan setengah jadi industri
melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 tentang pengolahan nikel serta pembayaran remitansi yang dilakukan pelaku
transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang bertujuan untuk usaha di Sulawesi Tenggara ke luar negeri.
memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada penerima yang
dapat berupa uang tunai maupun melalui rekening. Kegiatan transfer Selain itu, pada triwulan I 2022 transaksi transfer dana domestik di
dana yang dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa transaksi Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp87,30 miliar.
domestik maupun transaksi luar negeri. Transfer dana luar negeri Jumlah aliran dana domestik yang masuk (inflow) ke Sulawesi Tenggara
Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 mengalami sedikit penurunan pada triwulan I 2022 tercatat sebesar Rp46,64 miliar tumbuh sebesar
sesuai dengan pola historisnya. 34,25% (yoy), melambat dibandingkan periode sebelumnya yang
tercatat tumbuh sebesar 171,16% (yoy) (Grafik 5.17). Di sisi lain, jumlah
Pada triwulan I 2022, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi inflow domestik tersebut lebih kecil dibandingkan outflow yang tercatat
Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp20,56 milliar. Inflow dari sebesar Rp133,95 miliar, tumbuh 93,30% (yoy), menurun dibandingkan
67 BAB V
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
245.661 TRANSAKSI 40
170000 RP. JUTA 245000
247.352 35 35,98
150000 215000
156.106 30
130000 185000
133.952 25 26,45
110000 155000
90000 20 21,13
125000 20,12 20,35
18,33
70000 95000 15 15,84
50000 65000 10 11,91 10,79
9,74
30000 35000 5 6,96
0,51 4,98
10000 5000 0
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
VOLUME NOMINAL
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing
0,22%
CNY 100000
1,87% 60000
61.616
SAR 48.213
41.917
58,83% 40000
27.825
33.228
SGD
19.947
36,94% 20000
9.713
USD
0
1,91% I II
2020
III IV I II
2021
III IV I
2022
LAINNYA
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan Grafik 5.21 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS
25
20.30 8.000
20
17.58 17.80
16.24 7.000
7.144
15 13.65 6.000
13.32
11.84 5.798
5.000 5.332
10 9.39 9.49 4.968
4.000 4.541
3.814
3.000 3.288
5 2.966
2.718
2.000
0 1.000
I II III IV I II III IV I
2020 2021 2022 0
I II III IV I II III IV I
PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2P ISI ULANG (TOP UP)
2020 2021 2022
TRANSFER P2A FASILITATOR REGISTRASI TARIK TUNAI
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.23 Jenis Transaksi yang Dilakukan di Agen LKD Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi
Tenggara
agen di Sulawesi Tenggara (Grafik 5.26) Tingginya jumlah agen tersebut 5.2.6 Ekosistem Keuangan Digital
dikarenakan tingginya kebutuhan masyarakat akan transaksi non-tunai Pertumbuhan dan perkembangan digitalisasi saat ini telah mendorong
terutama tempat top-up saldo ditengah terbatasnya penambahan perubahan gaya hidup masyarakat utamanya di kota-kota besar. Hal
jumlah bank yang mudah diakses masyarakat karenanya langkah tersebut menjadi peluang dalam menciptakan ekosistem keuangan
menambah LKD dilakukan perbankan untuk meningkatkan layanan digital yang efektif, efisien dan transparan. Bank Indonesia sebagai
dengan biaya yang lebih rendah. otoritas sistem pembayaran melihat potensi dari perkembangan
ekosistem keuangan digital di Indonesia sebagai peluang namun
Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada disertai dengan tantangan dalam menyusun regulasi yang tepat. Salah
Triwulan I 2022 adalah Rp11,84 miliar, sedikit menurun dibandingkan satunya lewat QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang merupakan
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp16,24 miliar. Transaksi standarisasi pembayaran menggunakan metode agar proses transaksi
yang paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran tagihan dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga keamanannya.
yaitu sebesar Rp6,95 miliar dan pengisian ulang (top up) sebesar Rp4,00 Pertumbuhan transaksi non-tunai salah satunya dipengaruhi dengan
miliar. Angka tersebut menurun dibandingkan periode sebelumnya meningkatnya ekosistem keuangan digital yang dan konsumsi melalui
yang masing-masing tercatat sebesar Rp8,77 miliar dan Rp6,01 miliar. kanal digital yang tumbuh 49,44% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
Penurunan jumlah transaksi tersebut ditengarai berhubungan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 38,11% (yoy) (Grafik 5.27).
semakin lengkapnya layanan serupa yang ditawarkan oleh penyedia Peningkatan tersebut seiring membaiknya kondisi perekonomian
jasa dompet digital dan e-commerce. utamanya konsumsi rumah tangga pada periode laporan. Penggunaan
69 BAB V
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
104,64
100,36
80%
300
70%
80
60%
200 49,44 50%
38,11 40%
40
30%
100
20%
257,75
251,14
10%
0 0 0%
I II III IV I II III IV I II III IV I I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2019 2020 2021 2022
NON TUNAI TUNAI GROWTH (SB. KANAN) KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 5.28 Metode Pembayaran Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas
metode pembayaran dalam bertransaksi di platform e-commerce Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang layak
didominasi oleh pembayaran non-tunai sebesar Rp257,75 miliar atau edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli yang
71,98% dari total transaksi (Grafik 5.28). memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar kualitas
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang rupiah yang
berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah sebagai
5.3 PENGELOLAAN UANG TUNAI salah satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
5.3.1 Aliran Uang Kartal Selain itu, ULE akan memberikan kenyamanan dalam bertransaksi
Secara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan I 2022 bagi masyarakat. Uang rupiah dinyatakan tidak layak edar berdasarkan
mencatatkan net inflow sebesar Rp1,01 triliun, meningkat signifikan standar Bank Indonesia apabila kondisinya telah berubah, antara lain
dibandingkan triwulan lalu yang tercatat net outflow sebesar Rp1,58 karena jamur, minyak, bahan kimia dan coretan atau uang yang fisiknya
triliun. Net Inflow tersebut sesuai dengan pola historis after effect berubah karena terbakar, berlubang atau robek.
HBKN triwulan IV dimana masyarakat pada masa setelah HBKN Natal
dan tahun baru kembali menyetor uang yang beredar. Secara lebih Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat,
detail, inflow pada periode triwulan I 2022 mencapai Rp1,51 triliun, KPwBI Provinsi Sultra terus meningkatkan kerjasama dengan pihak
terkontraksi sebesar 13,84% (yoy). Sebaliknya untuk outflow pada terkait terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan
periode yang sama tercatat sebesar Rp502,45 miliar tumbuh sebesar kebijakan untuk menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah
111,10% (yoy) (Grafik 5.29). terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya
penyebaran Covid-19.
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah Sulawesi
Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan ke daerah 5.3.3 Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk daerah sekitar . 5 Selama triwulan I 2022, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak 162
Hingga triwulan I 2022, KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara memiliki 2 lembar, dengan rincian sebanyak 83 lembar uang pecahan 100 ribu
(dua) Kas Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas Titipan Baubau dan Kas dan 79 lembar uang pecahan 50 ribu. Jumlah tersebut mengalami
Titipan Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan Uang Layak peningkatan dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya
Edar (ULE) dan meningkatkan kualitas uang yang beredar. yang sebanyak 97 lembar. Namun secara jumlah, temuan uang
kepada salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu
1500
10 55,59
502,45
1000
50
8 6,26 500
6 0 -6,84
3,54 -500 0
4
3,54 -1000 -13,84
2 -1500 -50
2,95
-1.514
0 -2000
0 -2500 -100
-2 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I
I II III IV I II III IV I II III IV I
2019 2020 2021 2022 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022
PENUKARAN KAS KELILING OUTFLOW INFLOW g INFLOW (SB. KANAN) g OUTFLOW (SB. KANAN)
BOKS 5
BOKS 5
Gambar B5.1 Berbagai lapisan masyarakat yang mengikuti kegiatan Pekan CBP Gambar B5.2 Sosialisasi CBP dalam rangka menjaga kedaulatan negara
dan pakai QRIS
Rupiah adalah lambang kedaulatan negara dan menurut Undang- penggunaan QRIS, pada hari Minggu tanggal 27 Maret 2022, Kantor
Undang Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Rupiah merupakan Perwakilan Bank Indonesia menyelenggarakan kegiatan Pekan CBP
mata uang wajib yang digunakan dalam setiap transaksi di NKRI. dan pakai QRIS bertempat di pelataran masjid Al-Alam yang juga
Bank Indonesia merupakan Bank Sentral Indonesia. Sebagai lembaga merupakan kick-off rangkaian sosialisasi sosialisasi CBP dan Ayomi
negara, Bank Indonesia memiliki tujuan yaitu mencapai dan menjaga Pakai QRIS.
kestabilan nilai Rupiah. Karenanya, untuk mencapai tujuan tersebut
dan dalam rangka menumbuhkan jiwa nasionalisme dan mendukung Kick-off Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS dihadiri oleh Sekda Kota
kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI), Bank Indonesia Kendari, Kepala Otoritas Jasa Keuangan, Perbankan, OPD, Masyarakat
mengajak masyarakat Indonesia untuk turut mengikuti kampanye Umum, serta Guru dan Pelajar SD, SMP, dan SMA di Kota Kendari dengan
Cinta, Bangga, Paham Rupiah total peserta mencapai 1300 orang. Dalam kick off tersebut dilakukan
beberapa kegiatan antara lain Sosialisasi CBP Rupiah dan penggunaan
Disisi lain, seiring dengan berkembangnya zaman dan teknologi pola AR Rupiah oleh Pejuang Rupiah BI Sultra, edukasi penggunaan QRIS
hidup masyarakat telah mulai bergeser dari pembayaran tunai menjadi serta user experience QRIS serta showcasing UMKM Binaan KPwBI
non-tunai. Sepanjang triwulan I 2022 penggunaan transaksi non-tunai Sulawesi Tenggara yang seluruh transaksi dilakukan menggunakan
masyarakat di Sulawesi Tenggara mencapai Rp257,75 miliar atau QRIS. Melalui kegiatan menandai kolaborasi sosialisasi terkait CBP
naik 49,44% (yoy) meningkat apabila dibandingkan dengan periode dan penggunaan transaksi non tunai antara KPwBI Sulawesi Tenggara
sebelumnya yang sebesar Rp251,14 atau 38,11% (yoy). Perkembangan dengan perbankan, Pemda guna meningkatkan kesadaran masyarakat
jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tenggara hingga triwulan I 2022 akan pentingnya menjaga uang Rupiah dan kebiasaan menggunakan
tercatat sebesar 82,336 merchant. Secara spasial pangsa terbesar transaksi non tunai di setiap aspek. Terlebih bagi Pemda yang saat ini
sebaran merchant pengguna QRIS adalah Kota Kendari dengan 49,46% memiliki tugas untuk memperluas Elektronifikasi Transaksi Pemda
atau sebanyak 40,723 UMKM, kemudian Kota Baubau dengan 10,63% melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah. Paska
atau sebanyak 8,749 UMKM dan sisanya tersebar di seluruh Kabupaten sosialisasi tersebut juga diadakan post test yang hasilnya menunjukkan
se Sultra. mayoritas peserta sudah memiliki pemahaman terkait CBP dan QRIS
yang baik.
Terkait dengan hal tersebut diatas, dalam rangka mendorong
nasionalisme melalui CBP Rupiah serta mendorong perluasan Kedepan, rangkaian sosialisasi CBP dan Ayomi Pakai QRIS akan
ekosistem keuangan digital (EKD) di Sulawesi Tenggara melalui dilakukan pada beberapa Kota dan Kabupaten di Sulawesi Tenggara
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB III
Mei 2022 72
BOKS 5
Gambar B5.3 Sinergi stakeholder dalam mendorong berlangsungnya kegiatan Gambar B5.4 Kick-off rangkaian kegiatan Gerakan CBP dan Ayomi Pakai QRIS
4,22%
3,86%
Februari 2022
66,31% Februari 2022 70,76%
Februari 2021 Februari 2021
Sejalan dengan kondisi perekonomian yang terus membaik disertai dengan peningkatan investasi, dan membaiknya kondisi usaha di
Sulawesi Tenggara terbukti mampu menekan tingkat pengangguran, meskipun jumlah penyerapan tenaga kerja pada periode laporan sedikit
menurun dibandingkan triwulan sebelumnya.
Foto : Penyerapan tenaga kerja di sektor informal sebagai bentuk kontribusi UMKM olahan kopi untuk mendorong
peningkatan kesejahteraan petani kopi.
75 BAB VI
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
6.1 GAMBARAN UMUM Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas di Sulawesi
Tenggara (Ribu Jiwa)
Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia JENIS KEGIATAN 2021 2022
usaha yang terus berlanjut, tracking kondisi ketenagakerjaan di Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I (%) 0,06 5,07
Sulawesi Tenggara pada triwulan I 2022 menunjukkan perkembangan Penduduk Usia Kerja 1.952,36 1.932,36
positif. Kondisi tersebut terlihat dari indeks ketersediaan lapangan Angkatan Kerja 1.381,48 1.281,31
kerja dan tingkat penggunaan tenaga kerja yang masih berada pada Bekerja 1.323,24 1.231,91
tingkat yang optimis meskipun mengalami penurunan. Selain itu pada Formal (%) 37,75 41,01
periode laporan juga terjadi penurunan tingkat pengangguran terutama
Informal (%) 62,25 58,99
di wilayah perkotaan, meskipun disatu sisi terjadi peningkatan tingkat
Pengangguran 58,24 49,24
pengangguran di wilayah pedesaan.
Bukan Angkatan Kerja (BAK) 570,88 650,88
Terkait dengan dampak Covid-19, pada periode laporan penduduk perusahaan yang berada di Sulawesi Tenggara menyatakan telah
bukan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 tercatat mengalami mengurangi jumlah tenaga kerja pada triwulan I 2022. Di luar itu,
peningkatan sebanyak 1,94 ribu jiwa atau meningkat sebesar 128,35% sebanyak 76,03% pelaku usaha lainnya menyatakan tidak menambah
(yoy). Kondisi tersebut terjadi diperkirakan akibat dampak Covid-19 tenaga kerja dan cenderung tetap, sedangkan hanya 10,27% dari total
pada sektor informal cukup besar, sehingga sebagian pekerja di sektor pelaku usaha di Sulawesi Tenggara menyatakan meningkatkan jumlah
tersebut memilih untuk berhenti tidak bekerja. Meskipun demikian, tenaga kerja. Hal tersebut mengkonfirmasi bahwa sejumlah pelaku
berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia usaha saat ini tengah melakukan penyesuaian penggunaan tenaga
Sulawesi Tenggara terlihat bahwa kedepan masyarakat memiliki kerja menyesuaikan dengan siklus bisnisnya.
ekspektasi yang positif terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Hal
ini selaras dengan kondisi perekonomian yang diperkirakan semakin Berdasarkan jenis usahanya, penurunan penggunaan tenaga kerja
membaik seiring berbagai program pemerintah untuk meningkatkan terjadi pada berbagai lapangan usaha utama yang memiliki pangsa
vaksinasi dan memperbaiki kualitas penanganan Covid-19 di Sulawesi terbesar di Sulawesi Tenggara seperti lapangan usaha pertambangan
Tenggara. Selain itu, perbaikan mobilitas masyarakat yang didukung selaras dengan penurunan aktivitas tambang sebagian perusahaan
oleh kebijakan pelonggaran dari Pemerintah, serta perbaikan kualitas yang diperkirakan salah satunya disebabkan oleh pemberhentian
infrastruktur publik diperkirakan dapat berkontribusi terhadap kegiatan operasional sementara akibat kendala keterlambatan
membaiknya kondisi ketenagakerjaan kedepan. pelaporan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya Tahunan (RKAB)
tambang. Lebih detil sebanyak 22,22% pelaku usaha di lapangan usaha
PERMINTAAN TENAGA KERJA pertambangan menyatakan melakukan pengurangan tenaga kerja,
Sejalan dengan jumlah angkatan kerja yang menurun sebesar -7,25% 66,67% pelaku usaha menyatakan tidak mengurangi dan menambah
(yoy) pada Februari 2022, tingkat penyerapan tenaga kerja tercatat tenaga kerja dan cenderung tetap, dan sebanyak 11,11% pelaku usaha
mengalami penurunan sebesar -6,90% (yoy) menjadi 1,23 juta jiwa, menyatakan meningkatkan tenaga kerja. Selain itu, sebanyak 28,57%
berkurang sebesar 91.330 jiwa dari periode yang sama pada tahun pelaku usaha di lapangan usaha transportasi pada periode laporan juga
sebelumnya. Secara sektoral, mayoritas penduduk bekerja di sektor menyatakan melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja. Salah satu
informal dengan pangsa sebesar 58,99% menurun dibandingkan alasan pengurangan tersebut adalah salah satu perusahaan yang juga
periode yang sama pada tahun sebelumnya yang sebesar 62,25%. sebagai responden survei Bank Indonesia Sulawesi Tenggara adalah
Disatu sisi, penyerapan tenaga kerja di sektor formal mengalami penyesuaian dengan siklus bisnis.
peningkatan dari 37,75% menjadi 41,01% pada periode yang sama
di tahun 2021. Membaiknya kinerja lapangan usaha di sektor formal, Meskipun demikian, disatu sisi beberapa pelaku usaha menyatakan
seperti jasa pendidikan, kesehatan, infokom, konstruksi, industri melakukan peningkatan jumlah tenaga kerja terutama pada lapangan
pengolahan, transportasi, dan perdagangan yang mulai memasuki usaha akmamin, sebanyak 33,33% dari total pelaku usaha di
fase ekspansi berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga pada lapangan usaha tersebut, diikuti oleh lapangan usaha perdagangan
lapangan usaha di sektor tersebut. Disatu sisi abnormalitas cuaca sebanyak 17,86%, serta pelaku usaha di sektor jasa sebanyak 18,18%.
dan pola musim, serta faktor eksternal lainnya berpengaruh terhadap Meningkatnya mobilitas dan daya beli masyarakat mendorong lapangan
kinerja sektor informal seperti pertanian dan perikanan sehingga usaha perdagangan dan akmamin tumbuh lebih baik sehingga
menyebabkan kecenderungan pekerja di sektor tersebut melakukan berimplikasi pada peningkatan penyerapan tenaga kerja di lapangan
migrasi ke sektor lainnya (Tabel 6.1). usaha tersebut.
Sebagai tracking kondisi terkini, berdasarkan data survei Bank Kedepan, sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan
Indonesia pada triwulan I 2022, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja lapangan kerja adalah kunci untuk menyerap peningkatan angkatan
tercatat sebesar 93,72 sedikit menurun dari triwulan sebelumnya yang kerja di Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat
sebesar 102,97, namun lebih baik dari kondisi pada periode yang sama mencapai hal tersebut adalah dengan mendorong investasi pada
tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 93,54. Berdasarkan survei lapangan usaha potensial yang proses pembangunannya bersifat padat
tersebut, beberapa pelaku usaha di sektor pertambangan, konstruksi karya dan berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja lokal. Selain
dan transportasi menyatakan sedang melakukan penyesuaian itu, Pemerintah juga perlu terus mendorong pengembangan UMKM
terhadap jumlah pegawai. Hal tersebut sesuai dengan siklus bisnis yang merupakan unit usaha dengan labor intensive melalui peningkatan
yang secara umum pada awal tahun cenderung masih berada pada kapasitas, peningkatan akses pembiayaan dan pengembangan
tahap perencanaan dan penyusunan strategi bisnis tahun berjalan, kelembagaan UMKM yang lebih baik.
sehingga menahan penyerapan tenaga kerja.
Berdasarkan data yang dirilis oleh instansi terkait, penggunaan tenaga
Selanjutnya, penurunan penyerapan tenaga kerja juga terlihat dari kerja baru karena investasi pada triwulan I 2022 tercatat mengalami
detail survei Bank Indonesia dimana sebanyak 13,70% dari keseluruhan peningkatan terutama dari investasi yang berasal dari Penanaman
77 BAB VI
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
5.000 15 14,01
4.000 10
3.000 1.507 5
2.000 1.507 0
-1,03
1.877
1.000 -5
830 -7,25
0 -10
I II III IV I II III IV I II III IV I FEB 2016 FEB 2017 FEB 2018 FEB 2019 FEB 2020 FEB 2021 FEB 2022
2019 2020 2021 2022
PMA PMDN PENDUDUK >15 TH ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA
Sumber: National Single window for Investment, diolah Sumber: BPS (Sakernas Februari), diolah
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja
Sulawesi Tenggara
Modal Asing (PMA) sedangkan penyerapan tenaga kerja yang berasal dapat berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja di Sultra
dari investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) cenderung kedepan.
tetap. Pada triwulan I 2022, realisasi investasi swasta yang dilakukan
di Sulawesi Tenggara menciptakan total lapangan pekerjaan bagi 3.384 KONDISI TENAGA KERJA & PENGANGGURAN
tenaga kerja, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang Berdasarkan data Sakernas pada Februari 2022, sebanyak 58,99% dari
sebesar 2.337 tenaga kerja. total 1,28 juta jiwa tenaga kerja bekerja di sektor informal sedangkan
sebanyak 41,01% sisanya bekerja pada sektor formal. Tingginya
Berdasarkan jenis investasinya, sebanyak 55,47% berasal dari investasi serapan tenaga kerja di sektor informal, sejalan dengan karakteristik
yang berbasis PMA, sementara sisanya sebesar 44,53% merupakan perekonomian wilayah Sulawesi Tenggara yang masih didominasi oleh
lapangan pekerjaan dari investasi yang berbasis PMDN (Grafik 6.3). sektor yang berbasis sumber daya alam dan usaha mikro, kecil dan
Peningkatan penggunaan tenaga kerja baru pada triwulan I 2022 oleh menegah (UMKM).
PMA tersebut selaras dengan realisasi investasi yang sudah dilakukan
sejak triwulan IV 2021 untuk mendukung pembangunan fisik proyek Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, penyerapan
investasi terkait. tenaga kerja di Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat
mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama pada
Upaya yang dapat didorong untuk memaksimalkan penyerapan tenaga tahun sebelumnya. Menurut jam kerjanya, penurunan tenaga kerja
kerja lokal adalah dengan terus meningkatkan kualitas Sumber Daya terbesar terjadi pada kategori pekerja setengah menganggur dengan
Manusia (SDM) melalui bimbingan belajar di lembaga pendidikan penurunan sebesar -1,56% (yoy) dengan pangsa 8,16%, sedangkan
formal. Politeknik yang telah diinisiasi oleh salah satu pelaku usaha pekerja dengan status pekerja penuh dan pekerja paruh waktu tercatat
industri pengolahan nikel dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,93% (yoy) dan
meningkatkan kapabilitas angkatan kerja lokal agar siap bersaing 0,63% dengan pangsa masing-masing sebesar 61,52% dan 30,32%.
dengan angkatan kerja yang berasal dari daerah lainnya dan tenaga
kerja asing. Pada periode laporan penurunan jumlah angkatan kerja karena alasan
melanjutkan pendidikan, memilih mengurus rumah tangga, dan alasan
Kedepan, Pemerintah perlu bersinergi bersama pelaku usaha dan lainny lebih besar dibandingkan peningkatan jumlah penyerapan
lembaga pendidikan formal untuk terus mengembangkan kurikulum tenaga kerja. Kondisi tersebut menyebabkan tingkat pengangguran
pendidikan agar selaras dengan kebutuhan industri. Dengan demikian, terbuka pada periode laporan tercatat mengalami penurunan
dengan meningkatnya kapasitas dan kapabilitas SDM Sultra yang sebanyak 9 ribu jiwa atau turun sebesar -15,46% (yoy) dari 62,25 ribu
lebih baik dan didukung oleh kebijakan Pemerintah bersama pelaku jiwa pada periode yang sama pada tahun sebelumnya menjadi 58,99
usaha untuk meningkatkan proporsi tenaga kerja lokal diharapkan ribu jiwa pada periode laporan. Dengan jumlah pengangguran tersebut,
40 %, PANGSA 9
30 8
7
20
6
10
5
0
4
PERTANIAN
TAMBANG
INDUSTRI
LGA
KONSTRUKSI
PERDAGANGAN
TRANPORTASI
PENDIDIKAN
JASA LAINNYA
3
2
1
FEB-20 FEB-21 FEB-22
Sumber : BPS Prov. Sultra (Sakernas Februari), diolah Sumber : BPS (Sakernas Februari), diolah
Grafik 6.5 Pangsa Tenaga Kerja Sektoral Sulawesi Tenggara Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB VI
Mei 2022 78
Sumber : Survei Bank Indonesia, diolah Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Sulawesi Tenggara pada bulan pertanian. Pada triwulan I 2021, secara bulanan tercatat mengalami
Februari 2022 tercatat sebesar 3,86%, menurun dibandingkan periode penurunan dengan capaian rata-rata sebesar 100,11 sedikit mengalami
yang sama pada Februari 2021 sebesar 4,22%. Berdasarkan daerah penurunan dibandingkan dengan rata-rata triwulan sebelumnya yang
tempat tinggal, diketahui bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka tercatat sebesar 100,91 (Grafik 6.8).
(TPT) di perkotaan tercatat sebesar 5,73%, lebih tinggi dibandingkan
tingkat pengangguran di wilayah pedesaan yang tercatat sebesar Jika dilihat berdasarkan subsektornya, penurunan NTP terjadi
2,95%. Meskipun demikian, angka TPT di perkotaan pada periode pada subsektor hortikultura, perkebunan rakyat, serta peternakan.
laporan tercatat menurun dibanding TPT pada periode yang sama pada Penurunan NTP yang paling tinggi terjadi pada subsektor hortikultura
tahun lalu. Berbeda dengan TPT di wilayah perkotaan, TPT di wilayah yang turun sebesar 6,66 poin dari triwulan sebelumnya, diikuti oleh
pedesaan tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun subsektor perkebunan rakyat yang turun sebesar 1,23 poin dan
sebelumnya. subsektor peternakan sebesar 0,27 poin.
Penurunan tingkat pengangguran di wilayah perkotaan selaras dengan Penurunan NTP di subsektor hortikultura terjadi salah satunya dipicu
perbaikan kondisi kinerja dunia usaha yang berada di sektor formal. oleh meningkatnya harga pupuk yang mengakibatkan biaya menjadi
Penurunan tingkat pengangguran di wilayah perkotaan dibandingkan meningkat, sedangkan dari sisi harga tidak terjadi kenaikan yang
di wilayah perdesaan mengindikasikan bahwa recovery dunia usaha signifikan. Hal tersebut terlihat dari peningkatan indeks yang harus
di wilayah perkotaan berjalan lebih cepat dibandingkan di wilayah dibayar oleh petani yang meningkat sebesar 0,44 poin dari 107,42
perdesaan. Indikasi tersebut juga sejalan dengan hasil survei Bank pada triwulan IV 2021 menjadi 107,86 pada periode laporan. Hal serupa
Indonesia yang menunjukkan adanya peningkatan tenaga kerja pada juga terjadi pada subsektor perkebunan rakyat yang mengalami
sektor akmamin, infokom perdagangan, dan sektor jasa. Kedepannya, peningkatan biaya akibat kenaikan harga upah petani, sedangkan pada
pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama otoritas terkait perlu subsektor salah satunya dipicu oleh kenaikan harga pakan dan ransum
terus mendorong berbagai upaya untuk meningkatkan penyerapan ternak.
tenaga kerja melalui peningkatan investasi swasta, serta program
pelatihan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja Meskipun demikian, NTP pada subsektor tanaman pangan tercatat
lokal. mengalami peningkatan sebesar 0,16 poin dari 97,55 pada triwulan
sebelumnya menjadi 97,72 poin pada periode laporan. Kenaikan tersebut
didorong oleh peningkatan produksi seiring penggunaan bibit unggul
6.3 KESEJAHTERAAN berproduktivitas tinggi seperti jenis IP400 yang didukung oleh jaringan
Pada triwulan I 2022, peningkatan aktivitas masyarakat, perbaikan irigasi yang semakin baik pasca berfungsinya Bendungan Ladongi.
kinerja dunia usaha, serta pemulihan kondisi perekonomian berdampak Selain itu, berdasarkan informasi dari OPD terkait juga menyatakan
pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi produksi jagung pada periode laporan mengalami peningkatan.
Tenggara. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari peningkatan
Indeks Penghasilan Saat ini yang meningkat dari triwulan sebelumnya. INDEKS PENGHASILAN KONSUMEN
Meskipun dari sisi Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami Indeks penghasilan konsumen merupakan salah satu indikator
penurunan. kesejahteraan dalam Survei Konsumen Bank Indonesia. Berbeda
dengan NTP yang mengalami penurunan, Indeks penghasilan
NILAI TUKAR PETANI (NTP) konsumen Sulawesi Tenggara triwulan I 2022, tercatat sebesar 122,33
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur kesejahteraan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 108,33
yang relevan di Sulawesi Tenggara dikarenakan lebih dari sepertiga (Grafik 6.7). Membaiknya indeks penghasilan masyarakat utamanya
tenaga kerja di Sulawesi Tenggara yang bekerja di lapangan usaha di sektor formal selaras dengan membaiknya aktivitas dunia usaha
79 BAB VI
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah Sumber : BPS Prov. Sultra, diolah
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
ditengah mobilitas dan daya beli masyarakat yang semakin baik. Angka peningkatan garis kemiskinan didorong oleh meningkatnya garis
indeks yang berada di atas angka 100 menandakan bahwa masyarakat kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan.
berada pada level optimis. Membaiknya mobilitas masyarakat seiring
penanganan Covid-19 yang semakin membaik yang didukung oleh Pada periode laporan, makanan masih menjadi penyumbang utama
kebijakan pelonggaran dari pemerintah menjadi faktor pendorong terhadap garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa
pemulihan ekonomi dan optimisme masyarakat yang terus meningkat. sebesar 75,06%. Peningkatan garis kemiskinan tersebut dipicu oleh
peningkatan tekanan inflasi tahunan Sulawesi Tenggara terutama
Terkait dengan ekspektasi, survei konsumen Bank Indonesia komoditas bahan makanan yakni ikan segar akibat kondisi cuaca
menunjukkan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap penghasilan dan jumlah pasokan yang menurun. Tingginya konsumsi masyarakat
dimasa mendatang yang cenderung stabil dan berada pada level Sulawesi Tenggara terhadap ikan segar ditengah kenaikan harga
optimis. Hal ini terkait dengan adanya ancaman penyebaran Covid-19 ikan segar menjadi faktor pendorong meningkatnya garis kemikinan
gelombang kedua yang diperkirakan mendisrupsi optimisme dan berdampak pada daya beli yang menurun. Meskipun demikian,
masyarakat seiring potensi diberlakukannya kembali kebijakan berdasarkan tracking terkini, terjadi perubahan pola konsumsi
PPKM. Selain itu, adanya potensi kenaikan harga-harga barang yang masyarakat yang mulai beralih ke konsumsi daging ayam sebagai
ditetapkan oleh pemerintah juga diperkirakan berdampak pada alternatif konsumsi protein selama musim paceklik ikan berlangsung.
optimisme masyarakat yang tidak sebaik perkiraan sebelumnya.
Peningkatan garis kemiskinan diperkirakan menjadi salah satu faktor
KEMISKINAN pemicu peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
Berdasarkan data terkini, tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara yang tercatat 323,26 ribu jiwa pada periode laporan, meningkat 5.940
pada September 2021 tercatat sebesar 11,74% mengalami peningkatan jiwa dari jumlah penduduk miskin pada September 2020 (Grafik 6.9).
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara
sebesar 11,69% dan lebih tinggi dibandingkan Maret 2021 yang mayoritas berada di wilayah pedesaan dengan pangsa sebesar
merupakan periode yang sama mewabahnya Covid-19 dengan tingkat 78,00%, sementara 21,97% sisanya berada di wilayah perkotaan. Lebih
kemiskinan sebesar 11,66%. Seperti pada periode sebelumnya, data jauh, penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat sebesar 7,14%
tingkat kemiskinan memiliki lag waktu yang cukup panjang, sehingga mengalami penurunan dibandingkan September 2020 yang tercatat
pada periode laporan data tingkat kemiskinan yang rilis masih periode sebesar 7,62%. Sementara penduduk miskin di wilayah pedesaan pada
September 2021. September 2021 tercatat sebesar 14,34% mengalami peningkatan dari
September 2020 yang sebesar 13,93%.
Salah satu indikator yang berhubungan dengan tingkat kemiskinan
adalah angka garis kemiskinan. Pengertian dari garis kemiskinan Peningkatan penduduk miskin di wilayah pedesaan terlihat lebih
adalah suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan tinggi dibandingkan di wilayah perkotaan selaras dengan kinerja
non makanan yang harus dipenuhi agar tidak dikategorikan sebagai sektor informal yang masih tertahan akibat Pandemi terutama bagi
penduduk miskin. Sehingga penduduk miskin adalah penduduk yang UMKM. Selain itu, penurunan tingkat pendapatan yang diperoleh
memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis petani akibat kenaikan biaya tanam hingga panen, sedangkan dari
kemiskinan. sisi harga relatif tetap juga diperkirakan menjadi faktor meningkatnya
tingkat kemiskinan di pedesaan. Disisi lain, kondisi berbeda terlihat
Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada September 2021 tercatat pada jumlah penduduk miskin di wilayah perkotaan yang mengalami
sebesar Rp394.744 mengalami peningkatan point-to point sebesar penurunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya
7,11% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada September 2020 selaras dengan kinerja sektor formal pada periode yang sama yang
yang sebesar Rp368.529 per kapita perbulan. Berdasarkan jenisnya, mulai mengalami perbaikan seiring membaiknya aktivitas dan daya
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB VI
Mei 2022 80
beli masyarakat. Membaiknya kinerja sektor formal tersebut didukung b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah
oleh peningkatan aktivitas masyarakat dan kegiatan usaha seiring selama 13,68 tahun, meningkat 0,03 tahun dibandingkan dengan
penanganan Covid-19 yang semakin membaik. tahun 2020 yang tercatat selama 13,65 tahun.
c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah
KETIMPANGAN PENDAPATAN menempuh pendidikan selama 9,13 tahun, meningkat 0,09 tahun
Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk di Sulawesi Tenggara dibandingkan tahun 2020 yang tercatat selama 9,04 tahun.
menunjukkan tren peningkatan, tercermin dari gini ratio yang pada
d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada
September 2021 yang tercatat sebesar 0,394 mengalami sedikit
tahun 2021 tercatat sebesar Rp9,38 juta, meningkat Rp49 ribu
peningkatan dibandingkan periode yang sama pada September 2020
dibandingkan tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp9,33 juta.
yang tercatat sebesar 0,388.
Perekonomian Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Akselerasi pertumbuhan tersebut
didorong oleh perbaikan kondisi dan penanganan pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek strategis pemerintah dan swasta, permintaan
mitra dagang yang membaik khususnya pada industri pengolahan serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.
Harga Nikel
Diperkirakan Menurun
(USD/Metric Ton)
18,500 17.750
13,913 13,787
13,114
7.1 PROSPEK PEREKONOMIAN GLOBAL DAN tengah percepatan normalisasi kebijakan moneter di berbagai negara
NASIONAL maju, sejalan dengan semakin tingginya tekanan inflasi. Kondisi
tersebut Hal tersebut mendorong terbatasnya prospek aliran modal
7.1.1 Prospek Perekonomian Global asing khususnya investasi portofolio dan tekanan nilai tukar negara
Pemulihan perekonomian global diperkirakan berlanjut pada tahun berkembang termasuk Indonesia.
2022 didukung oleh percepatan vaksinasi serta berlanjutnya kebijakan
fiskal yang ekspansif. Meskipun demikian, pemulihan perekonomian Proyeksi pertumbuhan ekonomi global mengalami perubahan jika
global yang lebih tinggi masih dibayangi oleh peningkatan kasus covid dibandingkan dengan proyeksi pada periode sebelumnya sebagaimana
varian omicron Covid-19 dengan tingkat penyebaran yang lebih tinggi yang dirilis. Dengan perkembangan tersebut, IMF melalui World
di Tiongkok, kondisi geopolitik global yang berdampak pada disrupsi Economic Outlook April 2022 memproyeksikan perekonomian global
rantai pasok, serta keterbatasan energi menjadikan ketidakpastian pada tahun 2022 mengalami perlambatan sebesar 3,6% (yoy), lebih
pada periode mendatang. rendah jika dibandingkan dengan perkiraan pada Januari 2022 yang
diperkirakan tumbuh sebesar 4,4% (yoy). Selain itu, Bank Indonesia
Kedepan, perekonomian dunia diperkirakan mengalami perlambatan. juga merevisi pertumbuhan ekonomi global menjadi sebesar 3,5% dari
Purchasing Manager’s Index (PMI), penjualan eceran dan keyakinan sebelumnya sebesar 4,4% pada tahun 2022.
konsumen secara umum menunjukan penurunan meskipun masih
pada level yang optimis. Disrupsi rantai pasokan dan keterbatasan Sejalan dengan proyeksi perekonomian global yang mengalami
energi pada yang telah tampak pada awal tahun 2022 berdampak revised down jika dibandingkan dengan proyeksi Januari 2022,
pada produktivitas di industri berbagai negara. Hal ini juga tercermin perekonomian berbagai negara maju diperkirakan mengalami
dari kenaikan harga di beberapa varian komoditas global. Namun, perlambatan jika dibandingkan proyeksi sebelumnya, hal yang sama
tingkat permintaan yang tinggi tetap mendukung ekspor negara juga terjadi pada perekonomian negara berkembang yang mengalami
berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan global masih tinggi di perlambatan jika dibandingkan proyeksi sebelumnya. Amerika Serikat
Sumber : Survei Kegiatan Dunia Usaha Bank Indonesia Sultra, diolah Sumber : Liason Bank Indonesia Sultra, diolah
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Pelaku Usaha Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB VII
Mei 2022 84
NICKEL COCOA
Sumber : World Bank Commodity Forecast Price November 2021 Sumber : World Bank Commodity Forecast Price November 2021
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
menjadi negara yang diyakini perekonomiannya akan melambat kelompok ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Vietnam),
jika dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya, yaitu 3,2% (yoy) yang diperkirakan mengalami pertumbuhan perekonomian sebesar
pada 2022 jika dibandingkan dengan capaian 2021 yang sebesar 4,8% (yoy), dibandingkan capaian tahun 2021 yang sebesar 3,9% (yoy).
5,7% (yoy). Penyesuaian tersebut disebabkan oleh gangguan rantai Pertumbuhan tersebut didorong oleh penanganan pandemi yang
pasokan komoditas dan peningkatan harga-harga komoditas yang membaik pada berbagai negara di Kawasan tersebut, meningkatnya
mempengaruhi konsumsi pada pada periode laporan. Di sisi lain, harga komoditas dunia, serta aliran dana investasi yang meningkat.
perekonomian Jepang diperkirakan mengalami peningkatan terbatas
jika dibandingkan capaian tahun 2021 yaitu dari 1,6% (yoy) menjadi 7.1.2 Prospek Perekonomian Nasional
2,1% (yoy) pada tahun 2022. Hal tersebut didorong oleh permintaan Sejalan dengan perekonomian global yang pulih terbatas,
dalam dan luar negeri serta realisasi investasi sebagai salah satu perekonomian Indonesia juga sudah memasuki tren pemulihan,
komponen PDB utama negara tersebut. Berbeda halnya dengan perekonomian Indonesia tumbuh positif pada triwulan I 2022. Ekonomi
Jepang, perekonomian Kawasan Eropa diperkirakan juga mengalami Indonesia pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 5,01% (yoy), sedikit
perlambatan sebesar 2,7% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan lebih rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 5,02% (yoy)
dengan perkiraan pada capaian tahun 2021 sebesar 5,3% (yoy). Kondisi namun lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi tahun 2021 secara
tersebut menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan whole year yang tumbuh sebesar 3,69% dan whole year tahun 2020
mengalami pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yang terkontraksi sebesar 2,07%. Perkembangan tersebut terutama
yaitu sebesar 3,1% (yoy) pada tahun 2022 dibandingkan tahun 2021 ditopang oleh kinerja ekspor yang tumbuh sebesar 16,22% (yoy) sejalan
yang tumbuh sebesar 5,1% (yoy). dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama. Selain itu,
konsumsi rumah tangga juga mendorong permintaan domestik yang
Disisi lain, perekonomian negara berkembang mengalami penyesuaian tumbuh sebesar 4,34% (yoy) didorong oleh penanganan pandemi serta
sebesar 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan capaian tahun 2021 vaksinasi yang semakin baik. Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja
sebesar 6,1% (yoy), yang mencerminkan perlambatan disebagian besar LU utama tetap dalam terjaga meskipun melambat, namun terdapat
wilayah. Penyesuaian tersebut disebabkan oleh penurunan proyeksi beberapa LU terkait mobilitas masyarakat seperti transportasi dan
perekonomian di wilayah Tiongkok, seiring peningkatan covid dan pergudangan, informasi dan komunikasi, dan seluruh lapangan usaha
kebijakan zero covid dan sektor property dan rumah tangga yang jasa yang tumbuh positif. Secara spasial, kinerja pertumbuhan ekonomi
tidak tumbuh seperti perkiraan sebelumnya. Selain itu, Rusia, Brazil, nasional didukung oleh hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan
Mexico, dan mayoritas negara lainnya di kawasan juga memangkas tertinggi tercatat di Maluku-Papua (Mapua), Sulawesi, Jawa, Sumatra
perkiraan pertumbuhan pada periode laporan. Hal tersebut disebabkan dan Kalimantan. Kedepan, pemulihan ekonomi domestik diprakirakan
oleh peningkatan harga komoditas dan disrupsi rantai pasok yang terus berlangsung secara bertahap. Perbaikan ekonomi berlanjut
menyebabkan peningkatan inflasi. Selain itu, kondisi di beberapa tercermin pada perkembangan indikator dini hingga Mei 2022, seperti
negara juga mengakibatkan adanya normalisasi kebijakan moneter perkembangan mobilitas masyarakat, PMI manufaktur dalam negeri,
yang kemudian akan mempengaruhi stabilitas keuangan, terutama keyakinan konsumen yang tetap optimis, transaksi pembayaran
di negara ekonomi berkembang yang mengalami keluarnya dana melalui SKNBI dan RTGS, serta ekspor. Di sisi lain, pertumbuhan
asing khususnya pada negara dengan level utang yang meningkat perekonomian yang lebih tinggi tertahan oleh PMI Tiongkok yang
signifikan pada dua tahun terakhir. Perlambatan juga dialami berfluktuasi seiring kebijakan zero covid, serta kondisi ketidakpastian
oleh perekonomian negara berkembang di Asia yang diperkirakan geopolitik global. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi
sebesar 5,4% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan capaian dengan Pemerintah dan instansi terkait untuk mendorong akselerasi
sebelumnya yang tumbuh sebesar 7,3% (yoy). Perlambatan yang pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui koordinasi kebijakan
lebih tinggi tertahan oleh perkiraan perekonomian Jepang dan Saudi moneter–fiskal, mempertahankan suku bunga di level 3,50% di tengah
Arabia yang diproyeksikan membaik. Dinamika serupa juga terjadi di tekanan eksternal yang meningkat, elektronifikasi sistem pembayaran
85 BAB VII
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
200
170
180
150
160
130
140
110
120 OPTIMIS
90 100
PESIMIS
70 80
50 60
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4
2020 2021 2022 2020 2021 2022
INDEKS EKPEKTASI KONSUMEN EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAPANGAN KERJA
EKSPEKTASI PENGHASILAN
Google Mobility Index, diolah Sumber : Bank Indonesia, diolah
Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
dan penerapan BI-Fast, kebijakan pembukaan sektor-sektor prioritas, fasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di
peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan. Dengan sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait, serta bersama
perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2022 diprakirakan Kementerian Keuangan menyukseskan 6 (enam) agenda prioritas jalur
berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 4,5% - 5,3% keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022. Bank Indonesia
sedikit lebih rendah dari proyeksi awal sebesar 4,7% - 5,5%. terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite
Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan
Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga April 2022 inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta
memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga kebijakan meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-
(BI 7-day Reverse Repo Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor,
dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
di tengah prakiraan inflasi yang mulai meningkat dan upaya untuk
terus mendukung pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Bank Indonesia Adapun target inflasi nasional pada tahun 2022 diperkirakan berada
juga terus mengoptimalkan seluruh bauran kebijakan untuk menjaga di pertengahan kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2022. Bank Indonesia
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan serta mendukung berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi
upaya perbaikan ekonomi lebih lanjut, melalui berbagai langkah kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah
kebijakan sebagai berikut a) Memperkuat kebijakan nilai tukar Rupiah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID) guna menjaga inflasi IHK
untuk menjaga stabilitas nilai tukar yang sejalan denganmekanisme dalam kisaran targetnya.
pasar dan fundamental ekonomi, b) Melanjutkan implementasi
kebijakan makroprudensial yang akomodatif, c) Melanjutkan kebijakan
transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman
7.2 PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI
asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional
SULAWESI TENGGARA
perbankan, d) Memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,
dan layanan kas, serta kesiapan penyelenggaraan BI-FAST selama ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diprakirakan tumbuh lebih
periode bulan Ramadan serta Hari Raya Idulfitri 1443H, e) Meningkatkan tinggi dibandingkan dengan tahun 2021. Faktor yang berperan penting
batas nilai yang dapat disimpan pada uang elektronik registered dari pada akselerasi pertumbuhan tersebut adalah perbaikan kondisi dan
Rp10 juta menjadi Rp20 juta dan batas nilai transaksi bulanan dari penanganan pandemi Covid-19, berlanjutnya pembangunan proyek
Rp20 juta per bulan menjadi Rp40 juta per bulan, berlaku sejak tanggal strategis nasional, permintaan mitra dagang yang diproyeksikan lebih
1 Juli 2022, f) Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas tinggi dibandingkan tahun 2021 khususnya pada industri pengolahan
kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya, serta peningkatan investasi pelaku usaha eksisting dan baru.
55 120 %, (YOY)
100
50
80
60
45
40
40 20
0
35 -20
-40
30
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 -60
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I IIP
2020 2021 2022 2018 2019 2020 2021 2022
Indikasi awal perbaikan ekonomi pada tahun 2022 dapat terlihat dari Pelonggaran PPKM mikro seiring terkendalinya penyebaran Covid
perkembangan sejumlah indikator dini, seperti perkiraan kegiatan varian Omicron atau varian baru lainnya diperkirakan akan mendorong
usaha dari sisi konsumen dan perkiraan harga jual korporasi yang aktivitas dan konsumsi masyarakat yang lebih tinggi. Perkembangan
terus meningkat. Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas yang ada, membuat masyarakat Sulawesi Tenggara tetap memiliki
ekspor Sulawesi Tenggara seperti nikel, kakao dan CPO mulai stabil ekspektasi positif pada kondisi ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan
setelah beberapa periode sebelumnya mengalami peningkatan hasil survei konsumen Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi
sehingga diperkirakan akan mendorong pelaku usaha meningkatkan Sulawesi Tenggara yang menunjukan indeks ekspektasi konsumen
produksinya. untuk kondisi ekonomi 6 bulan ke depan berada pada tingkat optimis.
Pada April 2022 ekspektasi masyarakat Sulawesi Tenggara tercatat
Perbaikan kondisi pandemi Covid-19 yang disertai peningkatan sebesar 162,70. Disamping itu, terus berjalannya perbaikan daya
mobilitas masyarakat (Grafik 7.6) dan perbaikan kondisi dunia usaha beli yang didukung oleh berbagai program stimulus Pemerintah
adalah prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara diperkirakan akan terus mendorong peningkatan kinerja konsumsi.
yang lebih baik pada tahun 2022. Dalam mengoptimalkan momen
pemulihan ekonomi Sulawesi Tenggara terdapat upaya yang bisa Konsumsi Pemerintah pada tahun 2022 juga diperkirakan akan
dilakukan dan disinergikan bersama multi-stakeholder diantaranya, mengalami peningkatan meskipun terjadi penurunan pagu belanja.
a) Mendorong diversifikasi komoditas dan negara tujuan ekspor untuk Hal tersebut didorong oleh tingginya pembiayaan dari eksternal yaitu
mengurangi dampak ketidakpastian pada sektor pertambangan dan PT SMI untuk PSN serta perbaikan target realisasi anggaran. Pada
pengolahan logam dasar, b) Mendorong produksi dan produktivitas tahun 2022, Pemerintah Daerah diperkirakan akan mempercepat
komoditas dengan tujuan pemenuhan kebutuhan domestic dan ekspor, pembangunan fisik dan administrasi pencairan pinjaman tersebut.
c) Mendorong akselerasi digitalisasi ekonomi Sulawesi Tenggara, Disamping itu, kembali diselenggarakannya event skala Nasional
d) Mengoptimalkan dan mengakselerasi penyerapan APBD untuk diperkirakan juga akan mendorong peningkatan konsumsi Pemerintah
mendukung pertumbuhan ekonomi dan mendukung pembangunan pada tahun 2022. Disisi lain, perbaikan pemahaman terkait sistem SIPD
di Sulawesi Tenggara, e) Mendorong investasi, berkolaborasi dengan dan juga backup menggunakan sistem diperkirakan akan mempercepat
swasta, dan percepatan perizinan. konsumsi Pemerintah pada tahun 2022 yang telah terlihat peningkatan
realisasi anggarannya pada triwulan I 2022. Lebih lanjut, peningkatan
Meskipun penyebaran covid relatif terkendali, terdapat risiko koordinasi antara Kanwil DJPb dengan instansi terkait serta BPKAD
yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi Provinsi dengan Kabupaten/Kota untuk menjaga pencapaian realiasi
diantaranya gangguan rantai pasok karena faktor geopolitik global sesuai dengan target yang sudah ditentukan sebelumnya diprediksi
serta peningkatan harga komoditas global dan bahan baku. Pemerintah menjadi faktor yang menopang terjaganya capaian realisasi belanja
perlu melakukan pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas yang tinggi pada tahun 2022.
dan beragam untuk meningkatkan kinerja dunia usaha dan serapan
tenaga kerja berdasarkan asesmen terkini. Aktivitas penanaman modal diperkirakan mengalami peningkatan
seiring dengan tetap berjalannya pembangunan proyek eksisting yang
Prospek Sisi Permintaan dilakukan Pemerintah ataupun swasta serta penambahan rencana
Perbaikan ekonomi yang terus berlanjut dari sisi permintaan pada investasi pada tahun 2022. Ke depannya, berdasarkan informasi pihak
sepanjang tahun 2022 diperkirakan terjadi pada sisi konsumsi, terkait, rencana investasi di lapangan usaha industri pengolahan nikel
belanja Pemerintah, investasi dan kinerja ekspor. Meskipun demikian, dan real estate akan meningkat sangat signifikan. Perbaikan kondisi
pertumbuhan akan tertahan oleh impor yang juga mengalami pandemi dan perekonomian merupakan faktor yang mendorong
peningkatan untuk mendukung ekspor Sulawesi Tenggara. Perbaikan peningkatan level confidence level investor di Sulawesi Tenggara
terjadi karena normalisasi aktivitas dunia usaha dan masyarakat tersebut.
seiring dengan perbaikan penanganan Covid-19. Di sisi lain, faktor
eksternal seperti kondisi geopolitik global dan perekonomian negara Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan
mitra dagang memegang peranan penting pada kinerja ekonomi dibandingkan tahun 2021, khususnya pada komoditas besi dan
Sulawesi Tenggara ke depannya. baja sesuai dengan peningkatan target penjualan pelaku usaha
pengeolahan nikel. Perkembangan positif harga komoditas nikel yang
Konsumsi rumah tangga diperkirakan membaik sejalan dengan diperkirakan akan terus berlanjut pada tahun 2022 serta kenaikan
peningkatan aktivitas masyarakat. Hal tersebut tercermin dari indeks permintaan mitra dagang yang berkelanjutan adalah faktor pendorong
mobilitas masyarakat diluar rumah yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan target penjualan tersebut. Meskipun demikian, terdapat
baseline (sebelum pandemi Covid-19). Kebijakan PPKM Mikro baik hal yang dapat menahan laju pertumbuhan ekspor yang lebih tinggi
dalam hal pengetatan maupun pelonggaran memiliki dampak langsung dibawah bayang-bayang wave pandemi terbaru dan kebijakan zero
pada mobilitas masyarakat. covid di Tiongkok yang cukup berpengaruh pada aktivitas manufaktur
87 BAB VII
Mei 2022
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
1600 MM
2000
1400
1900
1200
1800 1000
800
1700
600
1600
400
1500 200
0
1400 JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DEC
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5
2020 2021 2022
2001 2011 2021
Sumber : Bloomberg, diolah Sumber : BMKG, diolah
Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara
di kawasan industri besi baja Tiongkok yang merupakan mitra dagang Kinerja lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan meningkat
utama Sulawesi Tenggara serta adanya larangan ekspor batubara yang selaras dengan peningkatan target produksi pelaku usaha industri
menjadi salah satu bahan baku dan bahan bakar industri pengolahan pengolahan logam dasar untuk memenuhi permintaan mitra dagang di
nikel terdapat risiko penurunan ekspor industri pengolahan nikel Tiongkok yang sementara ini sedang dalam kebijakan zero covid pada
Sulawesi Tenggara. Selain itu peningkatan harga komoditas yang industri manufakturnya Selain itu, industri pengolahan makan minum
melebihi batas atas juga dapat mendorong mitra dagang melakukan diperkirakan mengalami peningkatan kinerja seiring meningkatnya
kebijakan wait and see. Dari data terkini, pada triwulan I 2022 dan awal aktivitas dan mobilitas masyarakat dan persiapan menjelang berbagai
triwulan II 2022 terjadi perlambatan PMI manufaktur Tiongkok yang HBKN serta tingginya bahan baku dari sektor pertanian tanaman
diperkirakan akan berdampak pada permintaan hasil produksi industri pangan dan peningkatan permintaan dari mitra dagang.
pengolahan nikel (Grafik 7.8).
Kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami
Disisi lain, peningkatan produksi pabrik aspal Buton yang baru peningkatan untuk mendukung hilirisasi hasil pertambangan di
maupun existing serta peningkatan produksi CPO di tengah harga Sulawesi Tenggara dan mitra dagang di Sulawesi Tengah di tengah
yang meningkat dan peningkatan produksi kakao diperkirakan dapat perbaikan permintaan mitra dagang di Tiongkok. Selain itu masih
menjadi katalis lainnya bagi peningkatan ekspor Sulawesi Tenggara. tingginya pembangunan proyek Pemerintah maupun swasta juga
diperkirakan akan mendorong kinerja sektor pertambangan khususnya
Sejalan dengan kinerja ekspor yang diperkirakan semakin meningkat, untuk pertambangan galian batuan.
aktivitas impor juga diperkirakan lebih tinggi pada tahun 2022.
Peningkatan tersebut dikarenakan masih tingginya konten impor Terjaganya produksi pertanian dan perkebunan diperkirakan dapat
dalam setiap produksi olahan nikel Sulawesi Tenggara, sehingga menjadi faktor pendukung terjaganya kinerja lapangan usaha
setiap peningkatan ekspor akan diiringi dengan peningkatan impor pertanian pada tahun 2022. Dari sisi pertanian padi, jagung dan kedelai,
barang kebutuhan pendukung ekspor. Selain itu, terdapat proyek diperkirakan akan terjadi peningkatan produksi sebagai dampak dari
pembangunan swasta yang memerlukan bahan baku yang hanya upaya Pemerintah Daerah dalam penyediaan bibit unggul, penggunaan
terdapat di negara lain. Namun, terdapat resiko yang dapat menahan teknologi pertanian dan perbaikan infrastruktur pertanian. Disamping
laju pertumbuhan ekspor dan impor yang lebih tinggi diantaranya terdapat potensi peningkatan luas lahan perkebunan sawit pada tahun
gangguan rantai pasokan seperti ketersediaan dan harga kontainer 2022 yang diperkirakan akan berdampak langsung pada peningkatan
untuk distribusi sebagai dampak kondisi geopolitik global. produksi sub sektor tersebut di tengah peningkatan harga CPO global
dan tingginya permintaan. Meskipun demikian, perubahan status
Prospek Sisi Penawaran WPP 714 menjadi spawning ground dapat menghambat produksi ikan
Dari sisi penawaran, peningkatan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi segar pada tahun 2022 dan menahan pertumbuhan lapangan usaha
Tenggara diperkirakan akan didorong oleh akselerasi pertumbuhan pertanian. Selain itu, BMKG juga memperkirakan curah hujan yang
lapangan usaha pertambangan dan lapangan usaha industri lebih tinggi dari normal pada tahun 2022 yaitu 2500 mm dari normalnya
pengolahan serta tetap tingginya pertumbuhan lapangan usaha sekitar 2000 mm dan peningkatan suhu cuaca berpotensi menggangu
pertanian, konstruksi dan perdagangannya. Kondisi tersebut sejalan produksi sektor pertanian.
dengan hasil SKDU KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara, kegiatan usaha
diperkirakan mengalami peningkatan pada periode mendatang dengan Selanjutnya, lapangan usaha konstruksi diperkirakan juga akan
nilai SBT sebesar 69,71% (yoy), lebih tinggi dibanding triwulan I 2022 tumbuh positif didorong oleh pelaksanaan proyek yang sempat
dengan nilai SBT yang tercatat 29,09% (yoy). tertunda pada tahun 2021. Seiring pemulihan kinerja perekonomian,
percepatan pembangunan proyek pembangunan Pemerintah (PSN
LAPORAN PEREKONOMIAN
Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB VII
Mei 2022 88
atau mega proyek) serta peningkatan investasi pelaku usaha existing seiring perubahan status WPP 714 menjadi spawning ground juga
maupun baru industri pengolahan nikel akan menjadi faktor penting berpotensi menekan pasokan perikanan tangkap sehingga berpotensi
pertumbuhan lapangan usaha konstruksi pada tahun 2022. mendorong inflasi yang lebih tinggi.
Di sisi lain, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan terus Disamping itu, kebijakan-kebijakan pernyesuaian harga komoditas
tumbuh tinggi dalam rangka mendukung sektor konstruksi. Selain itu, yang diterapkan Pemerintah antara lain mengenai tarif cukai rokok,
perdagangan juga akan tumbuh positif selaras dengan pulihnya daya harga LPG, harga eceran tertinggi minyak goreng dan harga bahan
beli, mobilitas, dan aktivitas masyarakat seiring implementasi program bakar rumah tangga, serta kenaikan harga avtur dan tiket angkutan
vaksinasi booster yang semakin meluas. Peningkatan aktivitas udara diperkirakan dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
sejalan dengan rata-rata indeks mobilitas masyarakat di area retail perkembangan inflasi pada tahun 2022.
yang mengalami yang mengalami peningkatan dari 26,69% terhadap
baseline pada triwulan I 2022 menjadi 33,69% terhadap baseline Selanjutnya faktor eksternal seperti geopolitik diperkirakan juga dapat
hingga Mei 2022 dan pada area grosir yang mengalami peningkatan mempengaruhi inflasi terdapat potensi kenaikan harga komunitas
dari 57,51% terhadap baseline pada triwulan I 2022 menjadi 78,00% dunia karena faktor geopolitik global dan peningkatan permintaan
terhadap baseline hingga Mei 2022. Disamping itu, penyelenggaraan berpotensi mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2022.
event Nasional pada 2022, serta pelonggaran PPKM terkait
penyelenggaran kegiatan dan perayaan festival, keagamaan, maupun Dalam upaya memperkuat sinergi dan program pengendalian inflasi,
kebudayaan diperkirakan akan membuat pertumbuhan lapangan TPID Sultra terus berupaya untuk memperkuat implementasi 4K dan
usaha perdagangan lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, mendorong perluasan kerjasama antar daerah baik dari sisi komoditas
walaupun pada periode triwulan I 2022 terdapat disrupsi karena maupun mitra perdagangan. Beberapa komoditas memiliki peluang
penerapan PPKM Level 3 secara nasional untuk antisipasi penyebaran untuk dilakukan Kerjasama Antar Daerah (KAD) terutama komoditas
omicron yang sempat masif. yang rentan menjadi penyumbang inflasi di Sultra seperti ikan segar
dengan Provinsi Maluku dan bawang merah dengan Sulawesi Selatan.
Kedepan, TPID Sultra juga akan terus meningkatkan sinergi antar
7.3 PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA OPD terutama dalam sharing data secara kontinu, serta mendorong
Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2022 diperkirakan implementasi teknologi digital untuk meningkatkan produktivitas
meningkat dari tahun sebelumnya dan berada dalam range sasaran klaster tanaman pangan, serta digitalisasi informasi harga pangan
inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%. Faktor utama yang mendasari pada berbagai pasar di Sultra sebagai upaya mewujudkan keterbukaan
perkiraan tersebut adalah membaiknya aktivitas dan konsumsi harga antar daerah sehingga dapat mereduksi ketimpangan harga.
masyarakat seiring penanganan Covid-19 yang semakin membaik
serta kenaikan beberapa harga komoditas baik karena kebijakan
Pemerintah, ketersediaan pasokan maupun rantai distribusi.