Anda di halaman 1dari 16

IDENTIFIKASI DAN MODEL PENGEMBANGAN SEKTOR UNGGULAN

DI KABUPATEN SIDOARJO

Akhmad Hudan R. H dan Kirwani


Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Kampus Unesa Ketintang Surabaya

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan sektor unggulan dalam perekonomian Kabupaten
Sidoarjo dan model pengembangannya sebagai bahan informasi dan pertimbangan dalam
perencanaan pembangunan ekonomi. Penelitian yang dilakukan termasuk dalam jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa data
dari Produk Domestik Regional Brutto (PDRB) dari tahun 2007 – 2011 (time series) Kabupaten
Sidoarjo dan Provinsi Jawa Timur. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu
Analisis Locations Quotient (LQ) dan Analisis Shift Share. Hasil dari Analisis Locations Quotient
(LQ) dan Analisis Shift Share menunjukkan bahwa yang merupakan sektor unggulan dengan
kriteria sebagai sektor basis dan memiliki daya saing adalah sektor industri pengolahan. Model
pengembangan sektor ekonomi di Kabupaten Sidoarjo diarahkan ke pembangunan yang
multisektoral dan berkelanjutan.

Kata Kunci: Sektor Unggulan, Locations Quotient dan Shift Share

Abstract
This research is focused to determine the regional leading sector of Sidoarjo Regency and it’s
models development to provide the information and considerations in planning on economic
development. This research using descriptive study with the quantitative approach. The data used
on this research based on secondary data from Gross Regional Domestic Product (GRDP) of the
year 2007 – 2011 (time series) of Sidoarjo Regency and East Java Province. The analysis
instruments used in this research are Locations Quotient (LQ) and Shift Share Analysis. As the
results of the analysis based on two instruments above indicates that the leading sector with the
criteria’s base sector and competitive advantages is manufacturing sector. The model of
development of economic sector in Sidoarjo Regency is directed to a sustainable multi-sectoral
development.

Keywords: Leading Sector, Locations Quotient and Shift Share

Dalam prose perencanaan dibutuhkan kebijakan pembangunan


pembangunan ekonomi, pemerintah yang didasarkan pada kekhasan daerah
daerah memprioritaskan pembangunan (endogenous development), dengan
dan penguatan sektor – sektor di bidang menggunakan potensi sumberdaya lokal.
ekonomi dengan mengembangkan, Pembangunan ekonomi di daerah
meningkatkan dan mendayagunakan memerlukan perhatian dan penanganan
sumberdaya yang ada secara optimal. khusus.
Arsyad (2005) menyatakan bahwa Setiap daerah memiliki potensi
dalam kerangka pencapaian tujuan yang berbeda dengan daerah yang lain.
pembangunan ekonomi daerah, Dalam pelaksanaan pembangunan

1
ekonomi daerah diperlukan adanya perekonomian daerah. Dengan semakin
perencanaan dan strategi yang tepat bertambahnya kegiatan basis dalam
sasaran, karena di setiap daerah suatu wilayah maka akan menambah
keadaannya tidak sama. Setiap daerah arus pendapatan ke dalam wilayah yang
memiliki karakteristik dan potensi bersangkutan, sehingga pada akhirnya
daerah yang berbeda satu dengan akan meningkatkan kinerja dari sektor
lainnya. Potensi daerah yang beraneka non basis.
ragam akan membentuk struktur Kabupaten Sidoarjo merupakan
perekonomian daerah. Struktur ekonomi salah satu bagian dari Propinsi Jawa
daerah dapat terlihat dari besarnya Timur dan tergabung dalam kawasan
kontribusi masing – masing sektor Gerbangkertosusila, yang mana
ekonomi terhadap PDRB. Dengan merupakan kumpulan beberapa kota di
mengetahui gambaran mengenai struktur Jawa Timur sebagai pusat
perekonomian daerah, maka upaya perkembangan ekonomi. Selain itu,
pembangunan ekonomi dapat lebih Kabupaten Sidoarjo juga memiliki posisi
diarahkan sesuai dengan potensi yang geografis yang yang strategis,
dimiliki daerah. berbatasan langsung dengan Kota
Sebagai langkah awal untuk Surabaya sebagai Ibu Kota Propinsi,
mengidentifikasi kenaekaragaman pusat industri dan perdagangan di
potensi yang ada di daerah, dapat kawansan Indonesia Timur, sehingga
dipergunakan model basis ekonomi. memungkinkan pengembangan ekonomi
Teori Basis Ekonomi (economic base yang relatif lebih cepat dari daerah
theory) yang dikembangkan Richardson lainnya. Dengan berbagai keuntungan
mendasarkan pandangan bahwa laju yang dimiliki ini maka pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ekonomi Kabupaten Sidoarjo tergolong
ditentukan oleh besarnya peningkatan relatif lebih cepat.
ekspor dari wilayah tersebut. Tarigan Kemajuan perekonomian di
(2005) menyatakan bahwa kegiatan Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat dari
ekonomi dikelompokkan atas kegiatan kontribusi Pendapatan Domestik
basis dan non basis. Kegiatan basis Regional Brutto (PDRB) atas dasar
merupakan penggerak utama dalam harga konstan 2000. Berdasarkan data
pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah. BPS (2012) selama kurun waktu 2007
Setiap perubahan yang terjadi pada hingga 2011, PDRB Kabupaten Sidoarjo
sektor basis akan menimbulkan efek atas dasar harga konstan 2000 terus
ganda (multiplier effect) dalam mengalami kemajuan. PDRB Kabupaten

2
Sidoarjo dari tahun ke tahun terus Berdasarkan data Statistik
menunjukkan peningkatan yang cukup Daerah Kabupaten Sidoarjo 2012
signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa diperoleh informasi bahwa
kondisi perekonomian semakin pembangunan perekonomian di
membaik dan pada akhirnya akan Kabupaten Sidoarjo selama ini dititik
mendorong pada peningkatan beratkan pada pengembangan
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten infrastruktur sehingga menjadi kendala
Sidoarjo. dalam mengembangkan perekonomian.
Pertumbuhan ekonomi menjadi Pemerintah Daerah Kabupaten Sidoarjo
indikator makro yang sering dijadikan juga membangun sentra industri dengan
acuan untuk mengevaluasi kinerja berbagai macam kelengkapan
pembangunan ekonomi daerah. Secara fasilitasnya sebagai wadah untuk
umum, laju pertumbuhan ekonomi mengintegrasikan berbagai jenis industri
Kabupaten Sidoarjo dari tahun 2007 yang berkembang di Sidoarjo. Usaha
hingga 2011 mengalami peningkatan untuk mendekatkan lokasi bahan baku
dari tahun ke tahun meskipun pada juga dilaksanakan dengan membangun
tahun 2009 sempat mengalami sedikit pusat perkulakan komoditas hasil bumi
penurunan. Akan tetapi dengan adanya sehingga memudahkan pelaku usaha
fluktuasi dalam pertumbuhan ekonomi untuk mendapatkan bahan baku
ini tidak sampai menghambat produksi. Dalam perkembangannya,
pembangunan ekonomi di Kabupaten usaha-usaha Pemerintah Daerah
Sidoarjo. Kabupaten Sidoarjo tersebut masih
Struktur perekonomian di memerlukan perbaikan-perbaikan untuk
Kabupaten Sidoarjo dilihat dari semakin meningkatkan kemajuan
kontribusi sektor ekonomi terhadap sektor-sektor ekonomi yang menunjang
PDRB dalam lima tahun terakhir masih perekonomian Kabupaten Sidoarjo.
didominasi oleh tiga sektor utama, yaitu Berdasarkan latar belakang
1) sektor industri pengolahan, 2) sektor masalah di atas maka masalah yang akan
perdagangan, hotel dan restoran dan 3) di bahas dan dicari jawabannya dalam
sektor angkutan dan komunikasi. Dari penelitian ini adalah 1) Sektor ekonomi
tahun 2007 hingga 2011, ketiga sektor manakah yang menjadi sektor unggulan
tersebut telah memberikan kontribusi di Kabupaten Sidoarjo? 2) Bagaimana
yang paling besar terhadap pembentukan model pengembangan sektor unggulan
PDRB Kabupaten Sidoarjo. di Kabupaten Sidoarjo?

3
Pembangunan Ekonomi perekonomian yang dapat menyesuiakan
Menurut Sukirno (2010), dengan tuntutan perkembangan kegiatan
pembangunan ekonomi merupakan ekonomi di luar daerah.
usaha mengembangkan perekonomian Sedangkan menurut Blakely
sehinga infrastruktur dan perusahaan (dalam Kuncoro, 2004), pembangunan
semakin banyak, taraf pendidikan ekonomi daerah adalah suatu proses
semakin berkembang serta teknologi dimana pemerintah daerah dan seluruh
yang meningkat. Dampak pembangunan komponen masyarakat mengolah
ekonomi juga akan menyentuh berbagai sumber daya yang ada.
pendidikan dan teknologi, dua unsur Pembangunan ekonomi daerah
penting yang merupakan indikator dipandang sebagai bentuk kerja sama
kemajuan suatu bangsa. antara pemerintah daerah dan
Arsyad (2005) mengemukakan masyarakat setempat. Dengan demikian
bahwa pembangunan ekonomi daerah terbentuk suatu pola kemitraan antara
adalah suatu proses yang mencakup pemerintah daerah dan masyarakatnya
pembentukan institusi-institusi baru, sehingga memungkinkan terciptanya
pembangunan industri – industri lapangan kerja baru yang pada nantinya
alternatif dan perbaikan kapasitas kerja akan merangsang perkembangan
yang ada. Penjelasan tersebut kegiatan ekonomi di daerah.
mengandung makna bahwa Sektor Unggulan
pembangunan ekonomi daerah Dalam pembangunan ekonomi
merupakan sebuah proses panjang, yang daerah, sektor ekonomi yang memiliki
di dalamnya akan memungkinkan keunggulan dibandingkan sektor
terbentuknya institusi baru yang ekonomi yang lain, layak untuk
mendorong pada terciptanya lapangan dikembangkan dan diharapkan dapat
kerja baru yang dapat menyerap tenaga menciptakan multiplier effect yang
kerja di daerah. Dengan tersedianya mendorong sektor – sektor ekonomi
lapangan kerja baru maka dapat lainnya untuk lebih berkembang.
mendorong perkembangan kegiatan Sektor unggulan mendominasi
ekonomi dalam wilayah tersebut. dalam perekonomian di suatu daerah.
Sebagai sebuah proses, hasil dari Kontribusinya dalam perekonomian
pembangunan ekonomi daerah tidak lebih besar apabila dibandingkan dengan
dapat dilihat dalam waktu singkat. sektor lainnya. Suatu sektor dapat
Pembangunan ekonomi baru akan terasa menjadi sektor unggulan karena
dampaknya ketika tercipta stabilitas memiliki keunggulan yang membuatnya

4
menjadi lebih berkembang daripada pendapatan yang diperoleh masyarakat
sektor lainnya. Hal tersebut sesuai pada wilayah tersebut.
dengan pernyataan Ghufron (2008), Teori Basis Ekonomi
sektor unggulan adalah sektor yang Teori Basis Ekspor dicetuskan
keberadaannya pada saat ini telah oleh Tiebout, teori ini membagi jenis
berperan besar kepada perkembangan pekerjaan yang terdapat dalam suatu
perekonomian suatu wilayah, karena wilayah atas pekerjaan basis (dasar) dan
mempunyai keunggulan – keunggulan pekerjaan service (pelayanan).
dengan kriteria tertentu. Selanjutnya, oleh Richardson teori ini
Keberadaan sektor unggulan disempurnakan dengan menggunakan
dalam suatu daerah juga tidak terlepas pendekatan dari sisi pengeluaran
dari faktor anugerah (endowment (ekspor) bukan dari produksi
factor). Faktor anugrah merupakan sebagaimana Tiebout.
potensi alam yang beraneka ragam dan Teori Basis Ekspor
tidak selalu sama di setiap daerah. menitikberatkan pada permintaan barang
Selanjutnya faktor ini dapat berkembang dan jasa dari luar daerah sebagai faktor
lebih lanjut dengan adanya invetasi penentu utama pertumbuhan ekonomi
untuk mengembangkan dan suatu daerah. Konsep ekonomi basis ini
menjadikannya tumpuan kegiatan berguna untuk menganalisa dan
ekonomi. memprekdisikan perubahan dalam
Pendapatan Regional perekonomian regional.
Sukirno (2010) mengemukakan Kegiatan yang berorientasi
bahwa pendapatan regional menjual barang dan jasa keluar batas
didefinisikan sebagai nilai produksi wilayah perekonomian diartikan sebagai
barang – barang dan jasa – jasa yang kegiatan ekspor. Semakin besar kegiatan
diciptakan dalam suatu perekonomian di ekspor suatu daerah akan berdampak
dalam suatu wilayah dalam satu tahun. signifikan terhadap pertumbuhan
Sementara Tarigan (2007) ekonomi daerah tersebut. Dengan
menyatakan bahwa pendapatan regional demikian, sektor ekonomi yang
didefinisikan sebagai tingkat (besarnya) melakukan ekspor lebih besar dari
pendapatan masyarakat pada wilayah sektor ekonomi lainnya, akan menjadi
analisis. Jadi dapat disimpulkan bahwa basis perekonomian karena dapat
tingkat pendapatan suatu wilayah melayani pasar daerah itu sendiri
merupakan akumulasi dari produksi maupun pasar luar daerah. Agar dapat
barang dan jasa suatu wilayah maupun meningkatkan perekonomian suatu

5
daerah maka perlu ditunjang dengan Udjianto (2007) dengan
pembangunan di sektor basis, karena mengambil judul Sektor Basis dan
dengan kemajuan di sektor basis akan Pertumbuhan Ekonomi di Sleman
menjadi penggerak bagi kinerja sektor Jogjakarta, menggunakan tiga
lainnya. pendekatan, yaitu Location Quotients
Penelitian Terdahulu yang Relevan (LQ), Multiplier Export Base dan
Harsono (2012) dalam Identifikasi Kebocoran Pendapatan
penelitiannya yang berjudul Analisis Daerah. Melalui analisis LQ diperoleh
Sektor Basis dan Pergeseran Struktur hasil bahwa yang menjadi sektor basis
Perekonomian Kabupaten Sekadau, dengan angka indeks LQ > 1 adalah 1)
dengan mempergunakan alat analisis sektor industri pengolahan; 2) sektor
Locations Quotients (LQ), Shift Share bangunan; 3) sektor perdagangan, hotel
dan Tipologi Klassen diperoleh hasil dan restoran; 4) sektor keuangan dan 5)
bahwa pertumbuhan ekonomi sektor jasa. Sementara itu dengan
Kabupaten Sekadau dari tahun 2004 menggunakan analisis Multiplier Export
sampai tahun 2010 terus mengalami Base menunjukkan bahwa besarnya
peningkatan setiap tahunnya dengan perubahan atau peningkatan kegiatan
kontribusi terbesar dari sektor pertanian sektor basis adalah tetap yaitu 1 (satu)
disusul sektor perdagangan, hotel dan dan kegiatan sektor non basis cenderung
restoran. Dengan menggunakan angka mengalami penurunan.
indeks LQ terdapat dua sektor basis Basuki dan Gayatri (2009)
yang mendukung perekonomian dengan penelitiannya yang berjudul
Kabupaten Sekadau, yaitu sektor Penentuan Sektor Unggulan dalam
pertanian dan sektor pertambangan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Ogan
penggalian. Sedangkan dengan Komering Ilir, menggunakan alat
menggunakan alat analisis Tipologi analisis Model Rasio Pertumbuhan
Klassen diketahui bahwa sektor (MRP), Shift Share, Location Quotients,
ekonomi potensial yang masih dapat Overlay dan Tipologi Klassen. Dari
terus dikembangkan terdiri dari 1) sektor analisis MRP diperoleh hasil bahwa
listrik, gas dan air bersih; 2) sektor sektor ekonomi yang mempunyai nilai
bangunan dan 3) sektor perdagangan, RPR positif (+) dan nilai RPS positif (+)
hotel dan restoran yang memiliki adalah sektor pertanian dan sektor
pertumbuhan cukup tinggi dibnadingkan industri pengolahan. Menurut analisis
dengan tingkat provinsi. Shift Share, sektor yang memiliki
keunggulan kompetitif adalah 1) sektor

6
pertanian; 2) sektor perdagangan, hotel pertumbuhan ekonomi suatu daerah,
dan restoran dan 3) sektor jasa. maka dapat dilakukan analisis terhadap:
Sedangkan berdasarkan indeks LQ, yang 1) sektor basis dan non basis, 2)
menjadi sektor basis adalah 1) sektor perubahan dan pergeseran sektor
pertanian’ 2) sektor bangunan; 3) sektor ekonomi dan 3) sektor unggulan
perdagangan, hotel dan restoran dan 4) kemudian bagaimana model
sektor jasa. Berdasarkan analisis pengembangan sektor unggulan yang
Overlay menunjukkan bahwa sektor ada di Kabupaten Sidoarjo. Dalam
pertanian merupakan sektor yang penelitian ini yang tergolong dalam
dominan karena menunjukkan populasi adalah Kabupaten Sidoarjo
pertumbuhan dan kontribusi yang sangat Sampel yang diambil dalam penelitian
besar terhadap pembentukan PDRB. ini adalah data dari PDRB Kabupaten
Penelitian lain dilakukan oleh Sidoarjo dalam kurun waktu tahun 2007
Chowdury dan Chauduri (2010) yang hingga 2011.
mengambil judul Manufacturing Sector Metode pengumpulan data yang
in West Bengal: Advantage and digunakan meliputi: 1) Studi
Potential, mempergunakan alat analisis kepustakaan, 2) Metode dokumentasi
Locations Quotient (LQ) dan Shift dan 3) Wawancara.
Share. Dari penelitian tersebut diperoleh Pada penelitian ini teknik
hasil bahwa sektor industri pengolahan analisis data yang digunakan adalah
menjadi sektor unggulan dalam Analisis Locations Quotient (LQ) dan
perekonomian Bengal Barat dan untuk Analisis Shift Share untuk menentukan
mendorong perekonomian, peningkatan sektor ekonomi yang menjadi sektor
infrastruktur dan pemberian fasilitas unggulan dan analisis deskriptif untuk
pembiayaan yang lebih sederhana menggambarkan model pengembangan
menjadi fokus perhatian pemerintah. sektor unggulan yang ada di Kabupaten
Sidoarjo,
Metode Penelitian Secara umum, analisis
Pada penelitian ini jenis Locations Quotient (LQ) dipergunakan
penelitian yang digunakan adalah jenis untuk menentukan sektor basis dan non
penelitian deskriptif dengan pendekatan basis, dengan tujuan untuk melihat
kuantitatif. Rancangan penelitian ini keunggulan komparatif suatu daerah
adalah dari Produk Regional Domestik dalam menentukan sektor unggulannya
Brutto (PDRB) yang merupakan salah dengan rumus seperti berikut:
satu indikator dalam mengukur

7
Vi/Vt Jawa Timur. Proportional Shift (Pr,i)
LQ =
atau komponen struktural (industrial
Yi/Yt
mix) memperlihatkan adanya pergeseran
Apabila nilai LQ > 1, yang
komposisi sektoral yang terjadi pada
mana berarti bahwa tingkat spesialisasi
struktur ekonomi acuan. Differential
suatu sektor di Kabupaten Sidoarjo lebih
Shift (Dr,i) memberikan gambaran
besar daripada sektor yang sama dalam
mengenai besarnya shift regional netto
perekonomian di tingkat Provinsi Jawa
yang diakibatkan oleh sektor – sektor
Timur atau biasa disebut sektor yang
industri tertentu yang tumbuh lebih
bersangkutan merupakan sektor basis.
cepat atau lebih lambat di daerah studi
Sebaliknya jika nilai LQ < 1 yang mana
dibandingkan daerah referensi yang
berarti bahwa tingkat spesialisasi suatu
disebabkan oleh faktor – faktor
sektor di Kabupaten Sidoarjo lebih kecil
lokasional intern (keuntungan lokasi,
apabila dibandingkan dengan sektor
sumberdaya yang melimpah/efisien).
yang sama di tingkat perekonomian
Provinsi Jawa Timur.sehingga
Hasil dan Pembahasan
menunjukkan sektor tersebut kurang
Indikator bahwa suatu sektor
berpotensi atau disebut juga sebagai
ekonomi dapat dikategorikan sebagai
sektor non basis.
sektor unggulan adalah ketika sektor
Untuk mendukung analisis yang
ekonomi tersebut mampu menjadi sektor
dilakukan dengan metode LQ maka
basis, yakni apabila memiliki nilai
perlu diperkuat dengan menggunakan
Locations Quotient (LQ) lebih besar dari
Analisis Shift Share. Formula yang
satu (LQ > 1). Sedangkan apabila
dipergunakam untuk Analisis Shift
memiliki nilai kurang dari satu (LQ <1)
Share adalah:
maka tergolong dalam sektor non basis.
∆Er,i,t = (Ps,I + Pr,I + Dr,i)
Analisis Locations Quotient (LQ)
Provincial Share (Ps,i)
dipergunakan untuk mengetahui sektor –
dipergunakan untuk mengetahui
sektor ekonomi dalam PDRB yang dapat
pertumbuhan atau pergeseran struktur
digolongkan ke dalam sektor basis
perekonomian Kabupaten Sidoarjo
maupaun sektor yang non basis. Dari
dengan melihat PDRB Kabupaten
penghitungan berdasarkan Analisis
Sidoarjo sebagai daerah studi yang
Locations Quotient (LQ) diperoleh hasil
dipengaruhi oleh pergeseran
sebagai berikut:
pertumbuhan perekonomian Provinsi

8
Tabel Hasil Penghitungan Nilai Locations Quotient (LQ) Kabupaten Sidoarjo Tahun
2007-2011
Tahun Rata –
No. Sektor
2007 2008 2009 2010 2011 rata
1. Pertanian 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23 0,23
2. Pertambangan dan Penggalian 0,35 0,30 0,17 0,13 0,09 0,21
3. Industri Pengolahan 1,76 1,82 1,81 1,81 1,80 1,80
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,31 0,96 0,98 0,99 1,00 1,05
5. Konstruksi 0,61 0,31 0,31 0,31 0,31 0,37
6. Perdagangan 0,93 0,96 0,95 0,93 0,93 0,94
7. Angkutan dan Komunikasi 1,70 1,55 1,64 1,69 1,70 1,66
8. Keuangan 0,25 0,28 0,28 0,28 0,27 0,27
9 Jasa – jasa 0,53 0,54 0,55 0,56 0,58 0,55
Sumber: Peneliti, diolah 2013
Dari tabel penghitungan nilai sektor perdagangan, hotel dan restoran;
Locations Quotient (LQ) rata – rata 5) sektor keuangan, persewaan dan jasa
tahun 2007 – 2011, dapat diketahui perusahaan dan 6) sektor jasa – jasa.
bahwa yang tergolong sektor basis di Sektor – sektor ekonomi tersebut
Kabupaten Sidoarjo adalah 1) sektor memiliki nilai Locations Quotient (LQ)
industri pengolahan; 2) sektor listrik, gas yang kecil, yakni LQ < 1. Hal ini berarti
dan air bersih dan 3) sektor angkutan bahwa sektor ekonomi tersebut belum
dan komunikasi memiliki nilai mampu untuk mencukupi kebutuhan
Locations Quotient (LQ) lebih dari satu konsumsi domestik dan cenderung
(LQ > 1). Dengan demikian dapat melakukan impor dari luar daerah untuk
diartikan bahwa sektor ekonomi tersebut menutupi kekurangan kebutuhan yang
mampu mengekspor hasil produksinya terjadi.
ke daerah lainnya. Kontribusi yang Analisis Shift Share digunakan
mampu diberikan sektor – sektor untuk mengetahui proses pertumbuhan
ekonomi tersebut di Kabupaten Sidoarjo ekonomi di Kabupaten Sidoarjo
lebih besar daripada kontribusi sektor – dikaitkan dengan perekonomian daerah
sektor yang sama di Provinsi Jawa yang menjadi wilayah referensi, yaitu
Timur. Provinsi Jawa Timur. Hasil analisis akan
Selebihnya, keenam sektor mengambarkan kinerja suatu sektor
ekonomi yang lainnya tergolong ekonomi terhadap pembentukan PDRB
kedalam sektor non basis. Sektor suatu daerah dibandingkan wilayah
ekonomi tersebut adalah 1) sektor referensi. Berikut disajikan tabel hasil
pertanian; 2) sektor pertambangan dan penghitungan Analisis Shift Share:
penggalian; 3) sektor konstruksi; 4)

9
Tabel Hasil Penghitungan Analisis Shift Share Kabupaten Sidoarjo Tahun 2007-2011
No. Sektor Ps P D
1. Pertanian 226.446,79 -123.981,18 -30.447,65
2. Pertambangan dan Penggalian 45.202,53 13.462,56 -166.120,36
3. Industri Pengolahan 2.882.618,00 -904.314,53 54.155,73
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 114.073,28 -31.831,04 -124.835,04
5. Konstruksi 124.508,78 -12.080,07 -288.067,88
6. Perdagangan 1.657.366,41 694.656,99 -162.567,14
7. Angkutan dan Komunikasi 665.249,95 580.797,71 -59.699,07
8. Keuangan 79.794,30 14.027,03 26.645,50
9. Jasa – jasa 294.212,16 -42.882,45 85.459,99
Sumber: Peneliti, diolah 2013
Berdasarkan tabel penghitungan Provincial Share sebesar 1.657.366,41
Shift Share diatas, sembilan sektor dan kemudian menyusul sektor angkutan
ekonomi pembentuk PDRB Kabupaten dan komunikasi dengan nilai komponen
Sidoarjo memiliki Provincial Share (Ps) Provincial Share sebesar 665.249,95.
yang bernilai positif, yaitu bernilai Ps > Sektor ekonomi yang memiliki
0. Dengan demikian dapat ditarik nilai Proportional Shift (P) negatif yaitu
kesimpulan bahwa semua sektor 1) sektor pertanian; 2) sektor industri
ekonomi dalam perekonomian pengolahan; 3) sektor listrik, gas dan air
Kabupaten Sidoarjo tumbuh lebih cepat bersih; 4) sektor konstruksi dan 5) sektor
apabila dibandingkan dengan rata – rata jasa – jasa. Kelima sektor ekonomi
pertumbuhan sektoral Provinsi Jawa tersebut memiliki pertumbuhan yang
Timur. Dari hasil perhitungan lebih rendah apabila dibandingkan
Provincial Share diatas, yang dengan rata – rata pertumbuhan sektoral
merupakan sektor ekonomi dengan Provinsi Jawa Timur. Hal ini
pertumbuhan paling cepat di Kabupaten menunjukkan bahwa sektor-sektor
Sidoarjo apabila dibandingkan dengan tersebut merupakan sektor yang tumbuh
rata – rata pertumbuhan sektoral di lambat atau tertekan di Kabupaten
Provinsi Jawa Timur adalah sektor Sidoarjo namun pertumbuhannya lebih
industri pengolahan. Sektor industri cepat apabila dibandingkan rata – rata
pengolahan memiliki nilai komponen pertumbuhan sektoral di Provinsi Jawa
Provincial Share paling tinggi dari Timur. Sedangkan keempat sektor
seluruh sektor ekonomi, yaitu sebesar ekonomi lainnya memilik nilai
2.882.618,00, setelah itu disusul oleh komponen Proportional Shift (P) positif
sektor perdagangan, hotel dan restoran P > 0, sehingga dapat dikatakan bahwa
di tempat kedua dengan nilai komponen pertumbuhan keempat sektor ekonomi
tersebut lebih pesat daripada rata – rata

10
pertumbuhan sektoral Provinsi Jawa itu, dengan melihat komponen
Timur dan merupakan sektor ekonomi Provincial Share (Ps), sektor industri
yang maju di Kabupaten Sidoarjo. pengolahan menunjukkan nilai
Dari hasil penghitungan 2.882.618,00. Hal ini berarti jika
komponen Differential Shift (D) seandainya pertumbuhan Kabupaten
Kabupaten Sidoarjo dalam kurun waktu Sidoarjo sama dengan pertumbuhan di
2007 – 2011, sektor – sektor ekonomi tingkat Provinsi Jawa Timur pada
yang memiliki nilai Differential Shift pertambahan PDRB adalah sebesar
(D) positif adalah 1) sektor industri 2.882.618,00. Nilai ini merupakan yang
pengolahan; 2) sektor keuangan, tertinggi dari berbagai sektor ekonomi
persewaan dan jasa perusahaan dan 3) yang ada di Kabupaten Sidoarjo.
sektor jasa -jasa. Sedangkan sektor – Sehingga untuk mendapat nilai
sektor ekonomi yang memiliki nilai pertambahan yang tinggi maka sektor
Differential Shift negatif adalah 1) industri pengolahan merupakan sektor
sektor pertanian; 2) sektor pertambangan prioritas yang perlu lebih dipacu
dan penggalian; 3) sektor listrik, gas dan pertumbuhannya.
air bersih; 4) sektor konstruksi; 5) sektor Model Pengembangan Sektor
perdagangan, hotel dan restoran dan 6) Unggulan di Kabupaten Sidoarjo
sektor angkutan dan komunikasi. Sektor Sebagai tindak lanjut terhadap
ekonomi yang memiliki daya saing kinerja sektor unggulan yang ada di
paling tinggi dari seluruh sektor Kabupaten Sidoarjo maka Pemerintah
ekonomi di Kabupaten Sidaorjo dalam Kabupaten Sidoarjo merancang model
pangsa pasar wilayah adalah sektor pengembangan sehingga diharapkan
perdagangan, hotel dan restoran dengan dapat meningkatkan kinerja sektor
nilai komponen Differential Share unggulan dalam menopang
sebesar 2.189.456,26. perekonomian daerah. Model
Berdasarkan hasil Analisis pengembangan yang dirumuskan oleh
Locations Quotient (LQ) dan Analisis Pemerintah Kabupaten Sidoarjo
Shift Share maka dapat disimpulkan merupakan sebuah upaya untuk
bahwa sektor industri pengolahan dapat mewujudkan visi dalam Rencana
digolongkan sebagai sektor unggulan Pembangunan Jangka Menengah Daerah
karena sektor ini merupakan sektor basis Kabupaten Sidoarjo 2010 – 2015, yaitu
dan memiliki kontribusi yang besar “Menuju Sidoarjo Sejahtera, Mandiri
terhadap pembentukan PDRB sehingga dan Berkeadilan”.
memiliki daya saing yang tinggi. Selain

11
1. Pembangunan ekonomi sinergis peningkatan investasi yang
dengan potensi daerah secara berdaya dukung tinggi dan
berkelanjutan meliputi industri, optimalisasi pembangunan
perdagangan, jasa, pertanian infrastruktur daerah. Adapun
berbasis agrobis, meningkatkan sasaran yang hendak dicapai
daya saing usaha kecil melalui model pengembangan
menengah dan koperasi serta iklim investasi ini adalah
pengembangan sektor pariwisata terwujudnya iklim investasi
Model pengembangan yang kondusif, peningkatan
yang dirumuskan oleh investasi baik PMA maupun
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo PMDN dan optimalisasi
diatas disusun berdasarkan misi pembangunan infrastruktur
Kabupaten Sidoarjo yaitu untuk daerah.
menumbuhkembangkan potensi Model Pengembangan Sektor Non
sektor industri, perdagangan, Unggulan di Kabupaten Sidoarjo
pariwisata, UMKM, koperasi, Sebagai jawaban atas
pertanian dan perikanan yang permasalahan kemunduran sektor
berorientasi agrobis secara pertanian, Pemerintah Kabupaten
optimal yang berwawasan Sidoarjo telah menyusun konsep
lingkungan guna meningkatkan pengelolaan ruang agropolitan. Konsep
taraf hidup masyarakat. Model pengelolaan ruang agropolitan
pengembangan tersebut disusun merupakan arahan kebijakan dan strategi
bertujuan untuk meningkatkan pemanfaatan ruang yang diperuntukkan
potensi dan daya saing daerah bagi pertanian, perkebunan, peternakan,
dan juga untuk meningkatkan perikanan dan usaha – usaha berbasis
pertumbuhan ekonomi. agribisnis lainnya. Dengan pengelolaan
2. Mendorong tumbuh ruang berbasis agropolitan maka akan
kembangnya iklim investasi dapat mengintensifkan keterkaitan
untuk mencapai kesejahteraan antara desa dan kota.
dan kemakmuran masyarakat Melalui pengembangan kawasan
Dengan mendorong agropolitan maka pembangunan
terciptanya iklim investasi yang ekonomi akan diarahkan pada kawasan
sehat Pemerintah Kabupaten agribisnis dengan berbasis pada sektor
Sidoarjo berupaya untuk pertanian yang dirancang dan
mencapai tujuan berupa dilaksanakan dengan jalan

12
mensinergikan berbagai potensi yang pemanfaatan peluang yang semakin
ada untuk mendorong berkembangnya terbuka untuk untuk mengembangkan
sistem dan usaha agribisnis yang usahanya. Sedangkan hal – hal lain yang
berdaya saing, berbasis kerakyatan, dapat menjadi batu kerikil bagi petani
berkelanjutan dan terdesentralisasi dan untuk dapat bersaing adalah aspek
digerakkan oleh masyarakat yang kelembagaan petani, permodalan, akses
difasilitasi oleh pemerintah. Kawasan terhadap teknologi pengolahan dan
agropolitan sendiri merupakan kota informasi pasar.
pertanian yang tumbuh dan berkembang
sehingga mampu mendorong Simpulan
pembangunan sektor pertanian di Berdasarkan hasil penelitian dan
wilayah sekitarnya. Kawasan pembahasan diatas, maka dapat diambil
agropolitan terdiri dari kota pertanian kesimpulan sebagai berikut:
dengan desa – desa sentra produksi 1. Berdasarkan hasil perhitungan dari
pertanian yang ada di sekitarnya. Analisis Locations Quotient (LQ)
Pengembangan kawasan dan Analisis Shift Share
agropolitan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa sektor
meningkatkan efisiensi pelayanan ekonomi yang merupakan sektor
prasarana dan sarana penunjang kegiatan unggulan, dengan kriteria sektor
pertanian, baik yang dibutuhkan basis dan memiliki keunggulan
sebelum proses produksi, dalam proses kompetitif (daya saing) tinggi di
produksi maupun setelah proses Kabupaten Sidoarjo adalah sektor
produksi. Upaya tersebut dilakukan industri pengolahan
melalui pengaturan lokasi pemukiman 2. Strategi pengembangan sektor
penduduk, lokasi kegiatan produksi, unggulan pada intinya merupakan
lokasi pusat pelayanan dan peletakan upaya untuk meningkatkan potensi
jaringan prasarana. ekonomi daerah dengan
Pengembangan kawasan memberdayakan masyarakat dalam
agropolitan juga harus didukung oleh mengelolah dan memanfaatkan
kemampuan entrepreneurship dari petani sektor unggulan daerah tanpa
sehingga tidak sampai menjadi mengabaikan sektor non basis
hambatan di masa yang akan datang. sebagai penunjang sektor unggulan
Masih kurangnya kemampuan daerah sehingga dapat
entrepreneurship petani akan mengintegrasikan berbagai sektor
berdampak pada kurang optimalnya ekonomi.

13
Saran Daftar Pustaka
Berdasarkan kesimpulan diatas, Adiasasmita, R. 2005. Dasar-Dasar
Ekonomi Wilayah.
maka saran yang dapat diberikan adalah: Yogyakarta: Graha Ilmu.
1. Sektor industri pengolahan sebagai
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur
sektor unggulan dan memiliki Penelitian. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
kontribusi terbesar dalam
perekonomian Kabupaten Sidoarjo Arsyad, Lincolin. 2005. Pengantar
Perencanaan Ekonomi
perlu mendapatkan prioritas Pembangunan Daerah.
Yogyakarta: Media Widya
pengembangan sehingga dapat Mandala.
memberikan dampak yang tinggi
-------------------. 2010. Ekonomi
bagi peningkatan pendapatan Pembangunan (Edisi 5).
Yogyakarta: UPP STIM
masyarakat dan penciptaan YKPN.
lapangan kerja
Asngari, Imam. 2008. Analisis Sektor
2. Pengembangan sektor – sektor non Unggulan dan Daya Saing
Wilayah Komoditas di
unggulan harus lebih diintensifkan Kabupaten Ogan Komering
lagi dengan mengoptimalkan Ulu Timur. Jurnal Ekonomi
Pembangunan, Vol. 6, No. 1,
potensi sumberdaya yang ada dan (http://repository.ipb.ac.id/bit
stream/handle/123456789/18
mempromosikan brand image
073/H08mri.pdf?sequence=3,
daerah sehingga dapat menarik diakses pada 8 April 2013)

investor serta dapat membentuk Badan Pusat Statistik. 2012. Produk


Domestik Regional Brutto Provinsi
pola kemitraan dan kerja sama
Jawa Timur 2007- 2011.
dengan pihak swasta atau pihak
---------------------------. 2012. Produk
lain, mengingat masih banyak Domestik Regional Brutto
sektor – sektor ekonomi yang Kabupaten Sidoarjo 2007-
2011.
berpotensi untuk ditingkatkan
-------------------------. 2012. Sidoarjo
kinerjanya dan selama ini masih Dalam Angka 2011.
kurang mendapatkan perhatian
Bappeda Kabupaten Sidoarjo. 2012.
3. Pengembangan sektor – sektor Pengembangan Komoditas
Unggulan Agropolitan
ekonomi yang multisektoral harus Kabupaten Sidoarjo Tahun
ditunjang oleh kesiapan 2011

sumberdaya manusia dalam Basuki Tri Agus, dkk. 2009.


Penentuan Sektor Unggulan
penguasaan teknologi, sehingga dalam Pembangunan Daerah
pada akhirnya dapat menciptakan Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Jurnal Ekonomi dan Studi
pembangunan daerah yang mandiri Pembangunan, Vol. 10, No.
1, hal 34-50,
(http://repository.usu.ac.id/bit

14
stream/123456789/7262/1/09 Kuncoro, M. 2004. Otonomi dan
E01971.pdf, diakses pada 8 Pembangunan Daerah:
April 2013) Reformasi, Perencanaan,
Strategi dan Peluang. Jakarta:
Chowdury A. R, dkk. 2010. Erlangga.
Manufacturing Sector in West
Bengal: Advantages & Priyarsono D. S, dkk. 2008. Peranan
Potential. The Journal of Investasi di Pertanian dalam
Industrial Statistics (2012), 1 Penyerapan Tenaga Kerja
(2), 283 – 298, dan Distribusi Pendapatan.
(http://mospi.nic.in/Mospi_N Bandung: Institut Pertanian
ew/upload/JIS_2012/Manu_S Bandung.
ector_Bengal_%20Advan.pdf
, diakses pada 18 Mei 2013) Sari, Dwiastuti. 2012. Penentuan Sektor
Unggulan Perekonomian
Darwanto, Herry. 2009. Prinsip Dasar Kabupaten Jombang Tahun
Pembangunan Ekonomi Daerah. 2005 – 2010. Surabaya:
Jakarta: Bappenas Universitas Airlangga.

Fitriana, Azhijjah. 2010. Identifikasi Sirojuzilam. 2008. Disparitas Ekonomi


Sektor Unggulan di Jawa Timur dan Perencanaan
Pendekatan Analisis Input Regional, Ketimpangan Ekonomi
Output. Surabaya: Universitas Wilayah Barat dan Wilayah
Airlangga. Timur Provinsi Sumatera Utara.
Padang: Pustaka Bangsa Press.
Ghufron, Muhammad. 2008. Analisis
Pembangunan Wilayah Berbasis Sugiyono. 2008. Metode Penelitian
Sektor Unggulan Kabupaten Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Lamongan Propinsi Jawa Timur. Bandung: Alfabeta.
(http://repository.ipb.ac.id/bit
stream/handle/123456789/23 Sukirno, Sadono. 2000. Ekonomi
56/A08mgh.pdf?sequence=4, Pembangunan: Proses, Masalah
diakses pada 9 april 2013) dan Dasar Kebijakan.
Jakarta: LPFEUI dan Bina Grafika.
Harsono, Bayu Dwi. 2012. Analisis
Sektor Basis dan Pergeseran Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori
Struktur Perekonomian dan Aplikasi. Padang: Badouse
Kabupaten Sekadau. Jurnal Media.
Ekonomi Daerah (JEDA), Vol.
1, No. 1, 2013, Rachbini, Didik J. 2001. Pembangunan
(http://jurnal.untan.ac.id/inde Ekonomi & Sumber Daya
x.php/JEDA2/article/viewFile Manusia. Jakarta:
/553/585, diakses pada Gramedia Widiasarana
8 April 2013) Indonesia.

Irawan, dkk. 2002. Ekonomika Tambunan, Tulus T. H. 2001.


Pembangunan. Jakarta: Raja Transformasi Ekonomi di
Grafindo Persada. Indonesia: Teori &
Penemuan Empiris. Jakarta:
Kovaleva, T. Y. 2010. Identification Salemba Empat.
of the Leading Branches in
the Economy of Perm Territory Tarigan, Robinson. 2005. Perencanaan
as Potential Clusters. Pembangunan Wilayah. Jakarta:
(http://www.economyofregio PT. Bumi Aksara.
n.com/archive/2012/39/1422/
pdf/, diakses pada 18 Mei ----------------------. 2007. Ekonomi
2013) Regional, Teori dan Aplikasi.
Jakarta: PT. Bumi Akasara.

15
Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga.
Jakarta: Erlangga.

Udjianto, Didit Welly. 2007. Sektor


Basis dan Pertumbuhan Ekonomi
di Sleman, Jogjakarta.
Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.
9, No. 2, hal 171-186,
(http://eprints.undip.ac.id/112
09/1/2003MIESP2237.pdf,
diakses pada 8 April 2013)

Usya, Nurlatifa. 2006. Analisis Struktur


Ekonomi dan Identifikasi
Sektor Unggulan di Kabupaten
Subang.
(http://repository.ipb.ac.id/bit
stream/handle/123456789/10
502/H06nus.pdf?sequence=3
diakses pada 9 april 2013)

Yunan, Zuhairan Yunmi. 2010. Analisis


Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung
(Sebuah Pendekatan Sektor
Pembentuk PDRB). Jurnal
Prosiding Seminas
Competitive Advantage, Vol.
1, No. 1, 2011,
(http://www.journal.unipdu.a
c.id/index.php/seminas/article
/download/41/4 1, diakses
pada 8 April 2013)

16

Anda mungkin juga menyukai