Anda di halaman 1dari 106

LAPORAN

PEREKONOMIA
N
Provinsi Sulawesi Tenggara

November
2021
Dewan Redaksi
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

Penanggung Jawab : Bimo Epyanto


(Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)
Redaktur : Taufik Ariesta Ardhiawan
(Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara)
Penyunting : Randy Cavendish
(Kepala Fungsi Perumusan KEKDA ProVinsi)
Penulis : Abdel Jawad Shodiq
(Asisten Analis)
: Agus Santoso
(Asisten Analis)
: M. Fauzan Robbani
(Asisten Analis)
: Perdana Wahyu H.
(Asisten Analis)
: Harbianty
(Pelaksana)
Kontributor : Ali Muhasan
(Asisten Analis)
Azhari Angriawan
(Pelaksana)
Publikasi ini beserta publikasi Bank Indonesia lain dapat diakses secara online pada :
www.bi.go.id/web/id/Publikasi/

Salinan publikasi ini juga dapat diperoleh dengan menghubungi :


KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA SULAWESI TENGGARA
Tim Perumusan dan Implementasi KEKDA Provinsi
Fungsi Perumusan KEKDA Provinsi
Jl. Sultan Hasanudin No. 150 Kendari
No. Telp. (0401) 3121655; No. Fax. (0401) 3122718
Visi, Misi & Nilai Strategis
Bank Indonesia

Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank
Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural
Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural
pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.

Nilai-nilai Strategis Organisasi


Merupakan nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan pegawai untuk bertindak dan
atau berperilaku, yang terdiri atas: Trust and Integity – Professionalism – Excellence – Public Interest –
Coordination and Teamwork yang berlandaskan keluhuran nilai-nilai agama (religi).

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara iii


November 2021
Kata Pengantar

“ Perekonomian Sulawesi Tenggara pada triwulan III


melanjutkan pertumbuhan yang positif, meskipun lebih
rendah dibandingkan periode sebelumnya karena adanya
penerapan kebijakan PPKM Mikro level 4 dan dampak energy
shortage Tiongkok. Kedepannya, perekonomian Sulawesi
Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan mengalami perbaikan
pertumbuhan seiring dengan pemulihan aktivitas masyarakat
dan dunia usaha yang didukung langkah nyata Pemerintah
dan lembaga dalam penanganan Covid-19 dan pemulihan
ekonomi

Puji serta syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha


kenaikan kinerja lapangan usaha pertambangan, lapangan
Esa, karena dengan rahmat dan ridha-Nya, Kantor Perwakilan
usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan, meskipun
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara dapat
tertahan oleh penurunan yang terjadi pada lapangan usaha
mempublikasikan Laporan Perekonomian Provinsi
pertanian dan lapangan usaha industri pengolahan. Pada
Sulawesi Tenggara November 2021. Kami menyusun
periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh
Laporan Perekonomian Provinsi setiap triwulan sebagai
sebesar 3,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan
masukan bagi Kantor Pusat Bank Indonesia dalam
triwulan II 2021 yang tumbuh sebesar 4,26% (yoy). Capaian
merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial maupun
tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan perekonomian
sistem pembayaran serta perwujudan peran kami sebagai
Indonesia yang tumbuh sebesar 3,47% (yoy) pada triwulan II
strategic partner bagi stakeholders dalam membangun
2021.
perekonomian Sulawesi Tenggara. Laporan perekonomian
Sulawesi Tenggara ini dikelompokkan menjadi evaluasi Kedepan, berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil
triwulan III 2021, dan prospek tahun 2021 yang analisanya survei dan liaison, pertumbuhan ekonomi Sulawesi
mencakup kondisi perekonomian, keuangan pemerintah, Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan mengalami
inflasi, sistem keuangan dan pengembangan akses keuangan, perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun
sistem pembayaran dan pengelolaan uang, serta 2020, meskipun diperkirakan lebih rendah dibandingkan
ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat. dengan perkiraan sebelumnya. Faktor yang berperan penting
pada penyesuaian tersebut adalah penerapan rem darurat
Secara ringkas, perekonomian Sulawesi Tenggara pada
berupa kebijakan PPKM Mikro di Kota Kendari dan sejumlah
triwulan III 2021 melanjutkan pertumbuhan yang positif,
daerah lainnya di Indonesia serta energy crunch yang dialami
meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya
mitra dagang utama Sulawesi Tenggara.
seiring penerapan kebijakan PPKM Mikro level 4. Capaian
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara tersebut lebih tinggi Dari sisi inflasi, Pada triwulan III 2021, inflasi IHK provinsi
dibandingkan dengan pertumbuhan nasional. Dari sisi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami peningkatan yang
permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada dipicu oleh penurunan pasokan karena pola musiman dan
perekonomian Sulawesi Tenggara didorong oleh faktor cuaca ekstrim (musim angin muson timur dan
peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi peningkatan curah hujan) ditengah peningkatan
investasi industri pengolahan nikel serta didorong oleh permintaan selama perayaan HBKN Idul Adha. Hal tersebut
penurunan kinerja impor. Sementara itu dari sisi menyebabkan peningkatan sejumlah harga bahan pokok
penawaran, perbaikan pertumbuhan perekonomian terutama ikan segar
selaras dengan
iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
dan sayuran. Tidak hanya itu, pada periode laporan terjadi dan dinas-dinas terkait, BPS Provinsi Sulawesi Tenggara,
peningkatan aktivitas masyarakat selaras dengan adanya Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Sulawesi Tenggara,
perayaan HBKN Idul Adha. Sejalan dengan peningkatan berbagai perusahaan, perbankan, asosiasi dan akademisi
aktivitas masyarakat, indeks pendapatan masyarakat Sulawesi serta sumber lainnya. Sehubungan dengan hal tersebut,
Tenggara berdasarkan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) juga perkenankanlah kami menyampaikan terima kasih dan
tercatat mengalami peningkatan dari 98,6 pada triwulan penghargaan kepada semua pihak yang membantu
sebelumnya menjadi 100,2 pada periode laporan, sehingga penyusunan buku ini.
mendorong membaiknya daya beli masyarakat Sulawesi
Akhir kata, selain bermanfaat sebagai referensi terkait
Tenggara. Faktor- faktor tersebut di atas menyebabkan
kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara kami berharap
inflasi pada triwulan III 2021 tercatat sebesar 2,68% (yoy),
laporan ini dapat memperkuat optimisme akan prospek
lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang
perekonomian Sulawesi Tenggara yang lebih baik. Saran
tercatat sebesar 2,00% (yoy). Tekanan inflasi pada periode
serta masukan dari para pembaca sangat kami harapkan
laporan juga lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan
untuk menghasilkan kajian yang lebih baik ke depan.
Regional Sulawesi yang masing-masing tercatat sebesar
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, senantiasa melimpahkan
1,60% (yoy) dan 1,89% (yoy).
keberkahan, kesempurnaan, dan kemudahan bagi setiap
Dalam penyusunan laporan ini, data dan informasi selain langkah kita dalam berkarya dan berupaya untuk
dari internal Bank Indonesia, juga bersumber dari berbagai memajukan perekonomian Indonesia khususnya
instansi terkait, seperti Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Sulawesi Tenggara.
Tenggara

Kendari, 29 November 2021


KEPALA PERWAKILAN BANK
INDONESIA PROVINSI SULAWESI
TENGGARA

Ttd

Bimo Epyanto
Deputi Direktur
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara v
November 2021
DAFTAR ISI
Visi Misi Bank Indonesia iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Grafik i
Ringkasan Eksekutif ii
Tabel Indikator Ekonomi vi

BAB I BAB III

Ekonomi Makro Regional Perkembangan Inflasi Daerah


1.1. Kondisi Umum 2 3.1. Kondisi Umum Inflasi 22
1.2. Sisi Permintaan 3 3.2. Perkembangan Inflasi Bulanan (Month To Month) 22
1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga 3 3.3. Perkembangan Inflasi Tahunan (Year On Year) 24
1.2.2. Konsumsi Pemerintah 4 3.4. Perkembangan Inflasi Menurut Kota 25
1.2.3. Investasi 4 3.5. Inflasi Triwulan IV 2021 26
1.2.4. Ekspor Dan Impor 6 3.6. Upaya Pengendalian Inflasi 27
1.3. Sisi Penawaran: Lapangan Usaha Utama 7
1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 7
1.3.2. Pertambangandan Penggalian 8
BAB IV
1.3.3. Industri Pengolahan 9
1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran 9 Stabilitas Keuangan Daerah
1.3.5. Konstruksi 10
1.4. Pertumbuhan Ekonomi Tanpa Lapangan Usaha 10 4.1. Gambaran Umum Stabilitas Keuangan Daerah 30
Pertambangan 4.2. Asesmen Sektor Rumah Tangga 30
4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor Rumah 30
Tangga
BAB II
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga Di Perbankan 31
Keuangan Pemerintah 4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga 32
4.3. Asesmen Sektor Korporasi 34
2.1. Perkembangan Kinerja Keuangan Pemerintah Di 14 4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi 34
Sulawesi Tenggara 4.3.2. Kinerja Korporasi 34
2.2. Perkembangan Realisasi Anggaran Apbd 14 4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi 36
2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi 14 4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi Di Perbankan
2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi 16 36

2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/kota 17 4.3.3.2 Kredit Korporasi Dari Perbankan


37
2.3. Perkembangan Realisasi Anggaran Apbn 19
4.4. Asesmen Institusi Keuangan (perbankan) Di 38
2.3.1. Realisasi Apbn Provinsi 19
Sulawesi Tenggara
2.3.2 Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 19
4.4.1. Aset Bank Umum 38
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga 39
4.4.3. Penyaluran Kredit 39
4.4.4. Perbankan Syariah 42
4.5. Akses Keuangan 43
vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara 4.5.1. Akses Keuangan Kepada Umkm 43
November 2021
4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk 43
BAB V

Sistem Pembayaran BAB VII

& Pengelolaan Uang Rupiah Prospek Perekonomian Daerah


5.1. Gambaran Umum 7.1. Prospek Perekonomian Global Dan Nasional 66
48
7.1.1. Prospek Perekonomian Global 66
5.2. Perkembangan Sistem Pembayaran Nontunai
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional 67
48 7.2. Prospek Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara 68
5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring 7.3. Prospek Inflasi Sulawesi Tenggara 70
49
5.2.2. Perkembangan Transaksi Rtgs
50
5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (ptd)
51
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan
52
Bank (kupva-bb)
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (lkd)
52
5.2.6 Ekosistem Keuangan Digital
53
5.3. Pengelolaan Uang Tunai
54
5.3.1. Aliran Uang Kartal
54
5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
54
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
54

BAB VI

Kondisi Tenaga Kerja


& Kesejahteraan
6.1 Gambaran Umum 58
6.2 Ketenagakerjaan 58
6.3 Kesejahteraan 61
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara vii
November 2021
Daftar Tabel
Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
3 Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok 23
Permintaan
Barang/Jasa (%, mtm)
Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi
7 Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan 24
Penawaran
Sulawesi Tenggara
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok 26
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
15 Barang & Jasa (%, yoy)
Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara
Kumulatif Triwulan III 2021
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi 37
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja
16 Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan III
Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten 38
2021
Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten 40
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
18 Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi 41
Pendapatan dan Belanja APBD per
Kabupaten/Kota pada Triwulan III
Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun 58
2021
18 Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi 62
Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada
Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
Triwulan III 2021
19
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan III 2021

viii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara


November 2021
Daftar
Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi 2 Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara 11
Tenggara Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan 11
Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi 2 Sulawesi Tenggara
Tenggara Triwulan III 2021
Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2 Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi 14
2021 Sulawesi Tenggara
Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan 2 Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi 14
Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen 3 Sulawesi Tenggara
Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi 3 Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi 14
Tenggara Tenggara
Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara 4 Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi 17
Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah 4 dan Target Bulanan APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi 4 Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan 17
Tenggara APBD Sulawesi Tenggara
Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di 4
Sulawesi Tenggara Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi 22
Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor 5 Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor 5 Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan III 2021 22
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi 5 Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi 23
Tenggara Tenggara
Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara 5 Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari 23
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri 5 Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara 25
Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara 5 Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi 25
Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara 6 Tenggara
Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar Negeri 6 Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari 27
Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran 6 dan Kota Baubau
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara 8 Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan 27
Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara 8 Kelompok di Kota Kendari dan Kota Baubau
Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara 8
Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara 8 Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap 30
Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Berdasarkan Survei 9 PDRB Sulawesi Tenggara
Bank Indonesia Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit 30
Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara 9 dan DPK Sulawesi Tenggara
Grafik 1.26 Ekspor Sektor Indutri Sulawesi Tenggara 9 Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara 30
Grafik 1.27 Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara 9 Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga 30
Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara 10 Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara 31
Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara 10 Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara 31
Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi 10 Grafik 4.7 Komposisi DPK RT Sulawesi Tenggara 31
Tenggara Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya 31
Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara 10 Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT 32
Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei 11 Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT 32
Bank Indonesia Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT 33

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara i


November 2021
Daftar Grafik
Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT 33 Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja 44
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit 33 Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja 44
Grafik 4.14 NPL KPR 33
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit 34 Grafik 5.1 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem 48
Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB 34 Pembayaran Non-tunai di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran 34 Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di 48
Kredit Sulawesi Tenggara
Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna 34 Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran 49
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor 35 Nontunai di Sulawesi Tenggara
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara 35 Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran 49
Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison 35 Nontunai Sulawesi Tenggara
Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan 36 Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi 49
Korporasi di Sulawesi Tenggara Tenggara
Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan 36 Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi 49
Korporasi di Sulawesi Tenggara Tenggara
Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi 36 Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring 49
Tenggara Debet Penyerahan di Sultra
Grafik 4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi 36 Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian 49
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan 38 Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi 50
Sulawesi Tenggara Tenggara
Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi 38 Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat 50
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara 39 Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 50
Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank 39 Grafik 5.12 P e r k e m b a n g a n Transaksi K l i r i ng Per 50
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara 39 Kota/Kabupaten
Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan 39 Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi 51
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi 40 Tenggara
Tenggara Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi 51
Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi 40 Sulawesi Tenggara
Tenggara Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar 51
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi 41 Negeri
Tenggara Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke 51
Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi 41 Luar Negeri
Tenggara Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik 51
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah 42 Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik 51
Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah 42 Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing 52
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah 42 Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan 52
Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah 42 Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi 52
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM 43 Tenggara
Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM 43 Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota 52
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara 43 Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD 53
Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi 43 Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di 53
Tenggara Sulawesi Tenggara

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara


November 2021
Daftar
Grafik 5.25 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS 53 Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia 66
Grafik 5.26 Pangsa Merchant Pengguna QRIS 53 Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen 66
Grafik 5.27 Pertumbuhan Transaksi di E- 53 Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi 66
commerce
Grafik 5.28 Metode Pembayaran 54 Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia 67
Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi 54 Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao 67
Tenggara Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat 67
Grafik 5.30 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi 55 Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) 67
Tenggara Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok 68
Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas 55 Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha 68
Grafik 5.32 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas 55 Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia 69
Keliling di Sulawesi Tenggara Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara 69
Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan 55

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan 59


Lapangan Pekerjaan
Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja 59
Berdasarkan Sektor Usaha
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga 59
Kerja
Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan 59
Kerja Sulawesi Tenggara
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi 60
Tenggara
Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi 60
Tenggara
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen 60
Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara 60
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi 61
Tenggara
Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi 61
Tenggara

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara i


November 2021
Daftar RINGKASAN
EKSEKUTIF

Ekonomi Makro Regional


Perekonomian Sulawesi Pada triwulan III 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan pertumbuhan yang positif,
Tenggara mengalami meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya seiring penerapan kebijakan PPKM Mikro level
perlambatan laju 4. Capaian pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan
pertumbuhan pada triwulan III pertumbuhan nasional. Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada perekonomian
2021. Perlambatan tersebut Sulawesi Tenggara didorong oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi investasi
dipicu oleh penerapan PPKM industri pengolahan nikel serta didorong oleh penurunan kinerja impor. Sementara itu dari sisi
Mikro level 4 dan melemahnya penawaran, perbaikan pertumbuhan perekonomian selaras dengan kenaikan kinerja lapangan usaha
kinerja industri pengolahan pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan, meskipun tertahan oleh
nikel selaras dengan energy penurunan yang terjadi pada lapangan usaha pertanian dan lapangan usaha industri pengolahan. Pada
shortage yang terjadi di periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 3,97% (yoy), lebih rendah
Tiongkok dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang tumbuh sebesar 4,26% (yoy). Capaian tersebut lebih tinggi
jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh sebesar 3,47% (yoy) pada triwulan II
2021.

Keuangan Pemerintah
Pada tahun 2021, secara total Pada tahun 2021, secara total anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih
anggaran Pemda di Sulawesi tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan III 2021, tingkat realisasi
Tenggara lebih tinggi anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020. Meningkatnya
dibandingkan tahun serapan tersebut berhubungan langsung dengan adanya kebijakan pelonggaran dalam mekanisme
sebelumnya. pengadaan barang/jasa dan proses pencairan anggaran. Disamping itu, peningkatan realisasi juga di
Selaras dengan upaya dukung oleh realisasi transfer bagi hasil ke daerah yang dilakukan pada periode laporan. Anggaran
percepatan anggaran Pemda, belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara setelah perubahan pada 2021 secara total
hingga triwulan III 2021, mencapai Rp32,07 triliun lebih besar 6,99% (yoy) dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang
tingkat realisasi anggaran tercatat sebesar Rp29,97 triliun.
Pemda tercatat lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2020

Perkembangan Inflasi Daerah


inflasi bulanan, dan tahunan triwulan III 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami peningkatan yang dipicu
Sulawesi Tenggara oleh penurunan pasokan karena pola musiman dan faktor cuaca ekstrim (musim angin muson timur dan
mengalami peningkatan yang peningkatan curah hujan) ditengah peningkatan permintaan selama perayaan HBKN Idul Adha.
dipicu oleh terbatasnya Hal tersebut menyebabkan peningkatan sejumlah harga bahan pokok terutama ikan segar dan
pasokan akibat pola musiman sayuran. Tidak hanya itu, pada periode laporan terjadi peningkatan aktivitas masyarakat selaras dengan
dan cuaca ekstrim ditengah adanya perayaan HBKN Idul Adha. Sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat, indeks
peningkatan permintaan pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara berdasarkan indeks Nilai Tukar Petani (NTP) juga tercatat
seiring pulihnya aktivitas dan mengalami peningkatan dari 98,6 pada triwulan sebelumnya menjadi 100,2 pada periode laporan,
daya beli masyarakat sehingga mendorong membaiknya daya beli masyarakat Sulawesi Tenggara. Faktor-faktor
tersebut di atas menyebabkan inflasi pada triwulan III 2021 tercatat sebesar 2,68% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan
ii Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021
dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,00% (yoy). Tekanan inflasi pada periode laporan
juga lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional dan Regional Sulawesi yang masing-masing tercatat
sebesar 1,60% (yoy) dan 1,89% (yoy).

Stabilitas Keuangan Daerah


Pada triwulan III 2021, berdasarkan berbagai indikator, stabilitas sistem keuangan terpantau Pada triwulan III 2021,
dalam kondisi yang terjaga. Berbagai kebijakan yang diluncurkan oleh Komite Stabilitas Sistem berdasarkan berbagai
Keuangan (KSSK) dalam rangka pemulihan ekonomi nasional ditransmisikan dengan baik sampai di indikator dan hasil survei,
level daerah. Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha terhadap ekonomi ke depan stabilitas sistem keuangan di
terpantau optimis dan diharapkan mampu mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat. Pada triwulan Sulawesi Tenggara terpantau
III 2021, penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 2,76% (yoy) dengan tingkat dalam kondisi yang terjaga
risiko pada level terjaga yang tercermin dari rasio NPL yang sebesar 1,88%. Kedepannya, langkah yang disertai dengan
yang padu dan nyata dari seluruh otoritas di sistem keuangan dan ekonomi semakin dibutuhkan untuk peningkatan penyaluran
dapat mendorong kinerja sistem keuangan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang kredit
berkelanjutan dengan tetap menekankan mitigasi risiko yang baik.

Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah


Pada Triwulan III 2021, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem Kegiatan transaksi baik tunai
keuangan terus menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Selain itu perkembangan transaksi maupun nontunai di Sulawesi
digital untuk masyarakat unbankable juga terus tumbuh selaras dengan berbagai upaya digitalisasi yang Tenggara mengalami
dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan lainnya. Berbagai peningkatan laju
kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk mendorong penggunaan transaksi non-tunai yang lebih pertumbuhan selaras dengan
inklusif, antara lain dengan berbagai sosialisasi dan edukasi terkait QRIS di berbagai kelompok perbaikan ekonomi,
masyarakat serta pendampingan kepada pemda terkait elektronifikasi transaksi. Jumlah merchant penggunaan transaksi non
QRIS di Sulawesi Tenggara pada triwulan III sebanyak 61.616 ribu jauh meningkat dibandingkan tunai semakin tinggi pada
triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 48.213 merchant. Selanjutnya sebagai kontribusi Bank masa pandemi
Indonesia dalam Elektronifikasi Transaksi Pemerintah, hingga bulan September 2021, telah terbentuk
16 TP2DD dari 18 Pemda di Sulawesi Tenggara. Peran TP2DD sangatlah penting sebagai wadah
sinergi percepatan penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemda serta Ekosistem Keuangan Digital.

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara iii


November 2021
Kondisi Tenaga Kerja dan Kesejahteraan
Kondisi ketenagakerjaan Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha, kondisi ketenagakerjaan di
Sulawesi Tenggara masih Sulawesi Tenggara mulai menunjukkan perbaikan yang terlhat dari meningkatnya total
dalam kondisi pemulihan, di penyerapan tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran baik di wilayah perkotaan maupun
sisi lain dampak pandemi di wilayah pedesaan. Selain itu dari sisi kesejahteraan dibandingkan periode yang sama tahun
pada tingkat kemiskinan sebelumnya, pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani
masih terus berlanjut. Namun (NTP) tercatat mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut selaras dengan membaiknya harga
dari sisi ketimpangan terjadi komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kedepan, berdasarkan hasil survei konsumen
perbaikan pada periode Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menunjukkan bahwa masyarakat dan kondisi kegiatan usaha
laporan memiliki optimisme yang lebih baik

Prospek Perekonomian Daerah


Pertumbuhan ekonomi Sultra Setelah mengalami periode tekanan akibat terjadinya pandemi Covid-19, perekonomian global diyakini
pada tahun 2021 diperkirakan mulai memasuki fase pemulihan pada tahun 2021. Perbaikan tersebut sejalan dengan
mengalami peningkatan. implementasi vaksinasi Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan mendorong
Sejalan dengan hal tersebut, mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
inflasi juga diperkirakan akan Meskpiun demikian, peningkatan kasus varian delta Covid-19 dan ancaman varian baru yang dapat
mengalami peningkatan mengurangi efektivitas vaksin, serta gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi menjadikan
namun masih berada dalam ketidakpastian pada periode mendatang. Kedepan, perbaikan perekonomian dunia diperkirakan terus
sasaran target inflasi belanjut, namun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Purchasing Manager's Index (PMI),
nasional. penjualan eceran dan keyakinan konsumen secara umum melambat, termasuk mulai
berkurangnya keterbatasan energi di Tiongkok pada Oktober 2021. Meskipun demikian, volume
perdagangan dan harga komoditas dunia diperkirakan akan terus meningkat, sehingga tetap
mendukung prospek ekspor negara berkembang. Namun kedepan paska pelonggaran PPKM Mikro
dengan kondisi Covid-19 yang lebih terkendali diperkirakan optimisme dunia usaha dan aktivitas
ekonomi akan meneruskan perbaikannya hingga 2022 sejalan dengan akselerasi vaksinasi, kinerja
ekspor yang tetap kuat, pembukaan sektor-sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus
kebijakan yang berlanjut.

iv Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara


November 2021
TABEL
INDIKATOR

PDRB dan IHK


2019 2020 2021
INDIKATOR
I II III IV I II III IV I II III
1)
Indeks Harga Konsumen

- Kendari 129,1 135,4 133,6 132,6 103,2 104,8 105,6 105,3 105,3 107,1 108,7

- Baubau 136,5 137,7 136,2 138,5 102,3 103,2 103,9 104,8 104,2 104,7 105,5
1)
Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

- Sulawesi Tenggara 2,60 3,49 3,71 2,70 0,99 (0,15) 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.169 5.442 5.370 5.606 5.400 5.443 5.370 5.484 5.482 5.561 5.337

2. Pertambangan dan Penggalian 4.519 4.921 5.264 5.292 4.766 4.623 4.916 4.909 4.513 4.553 4.854

3. Industri Pengolahan 1.403 1.510 1.575 1.454 1.525 1.487 1.576 1.700 1.586 1.718 1.699

4. Pengadaan Listrik, Gas 11 12 12 12 12 11 11 13 13 13 12

5. Pengadaan Air 41 42 44 44 44 45 44 44 44 46 46

6. Konstruksi 2.665 2.910 3.206 3.311 2.692 2.793 3.207 3.300 2.728 2.924 3.598

7. Perdagangan Besar & Eceran, 2.731 2.999 3.076 3.197 2.851 2.819 2.918 2.905 2.871 2.990 3.263

8. Transportasi dan Pergudangan 996 1.074 1.134 1.184 1.022 936 1.062 1.136 1.005 1.023 1.029

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 128 129 138 145 133 116 132 138 135 129 135

10. Informasi dan Komunikasi 574 580 584 602 616 635 639 639 630 636 667

11. Jasa Keuangan 493 511 520 560 537 508 536 571 559 566 580

12. Real Estate 326 342 349 363 352 347 343 344 353 358 357

13. Jasa Perusahaan 46 50 50 52 47 45 49 49 47 48 48

14. Adm Pemerintahan, 1.075 1.127 1.146 1.248 1.088 1.186 1.192 1.281 1.123 1.335 1.179

15. Jasa Pendidikan 1.084 1.087 1.165 1.142 1.144 1.160 1.193 1.151 1.145 1.186 1.264

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220 225 233 239 241 240 251 256 248 256 288

17. Jasa Lainnya 322 328 330 336 324 304 317 320 314 314 325

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp miliar)

1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.603 11.059 11.288 11.348 11.140 10.779 11.104 11.232 11.090 11.224 11.311

2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 254 268 259 264 246 245 259 263 241 253 258

3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.622 3.322 3.441 3.680 2.619 3.230 3.552 3.545 2.542 3.524 3.642

4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.764 9.479 10.085 10.429 9.012 9.010 9.754 10.135 9.000 9.272 10.586

5. Perubahan Inventori (60) (57) 207 (127) 94 (105) 314 (145) 101 (599) 312

6. Ekspor 5.208 6.338 6.721 7.354 6.556 7.066 9.531 14.096 11.476 16.485 15.447
7. Impor 5.586 7.118 7.803 8.162 6.872 7.526 10.757 14.886 11.655 16.505 16.873

Total PDRB (Rp Miliar) 21.805 23.290 24.197 24.786 22.794 22.699 23.756 24.241 22.795 23.653 24.682

Pertumbuhan PDRB (%, yoy) 6,4 6,3 6,4 6,9 4,5 (2,5) (1,8) (2,2) 0,1 4,21 3,97

Sumber : BPS 1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018

vi Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara


November 2021
Perbankan & Sistem Pembayaran
2019 2020 2021
INDIKATOR
I II III IV I II III IV I II III
PERBANKAN

Total Asset (Rp miliar) 29.965 31.078 32.116 34.027 32.339 33.594 35.391 37.210 36.114 37.231 38.747

- Bank Konvensional 28.499 29.531 30.455 32.401 30.593 31.782 33.476 35.170 33.968 34.947 36.189

- Bank Syariah 1.466 1.547 1.661 1.626 1.747 1.812 1.915 2.040 2.146 2.284 2.128

Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 20.739 21.661 22.166 21.914 21.014 22.891 25.880 25.940 25.497 26.781 26.373

- Giro 4.630 5.935 5.598 3.202 4.527 4.529 5.757 3.454 4.793 5.399 5.273

- Tabungan 10.114 10.341 10.629 12.493 11.087 11.887 12.606 14.512 13.755 14.784 14.780

- Deposito 5.995 5.385 5.939 6.219 5.400 6.475 7.517 7.975 6.948 6.597 6.320
1)
Kredit Bank Umum (Rp miliar) 23.792 24.456 25.045 25.528 26.036 25.845 26.454 27.258 27.717 28.204 31.194

- Modal Kerja 6.225 6.481 6.635 6.650 6.899 6.815 7.323 7.856 8.104 8.290 11.024

- Investasi 2.488 2.564 2.657 2.640 2.672 2.599 2.592 2.637 2.728 2.810 2.876

- Konsumsi 15.079 15.411 15.754 16.237 16.465 16.431 16.539 16.766 16.884 17.104 17.294

NPL Bank Umum(%) 2,42 2,52 2,51 2,33 2,65 2,55 2,27 1,96 2,06 2,15 1,93

LDR (%) 112.64 107.75 112.99 116.49 123.90 112.91 102.22 105.00 108.00 105.31 118.43

KAS (RP MILIAR)

- Inflow 1.440 1.560 868 413 1.466 831 731 325 1.757 1.120 578

- Outflow 416 1.494 1.011 2.135 316 1.455 1.108 2.249 238 1.730 730

- Net (Inflow - Outflow) 1.024 66 (143) (1.723) 1.150 (624) (378) (1.924) 1.519 (610) (152)

KLIRING

- Volume (ribu transaksi) 48.484 48.883 55.429 62.099 53.246 48.672 55.937 65.544 72.549 52.263 51.036

- Nominal (Rp miliar) 1.660 1.719 1.911 2.360 2.145 1.950 2.157 2.510 2.697 2.232 2.083

RTGS DARI PERBANKAN SULTRA

- Volume (transaksi) 662 634 2.180 2.901 2.091 2.138 2.535 3.559 3.451 3.698 3.815

- Nominal (Rp miliar) 1.110 2.015 4.136 5.477 2.895 2.921 2.981 4.159 3.780 4.101 3.767
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi
Bank

Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara vii


November 2021
BAB Ekonomi Makro Regional
I

 Pada triwulan III 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan pertumbuhan yang positif
sebesar 3,97% (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya seiring penerapan keb
akan PPKM Mikro level 4, namun lebih tinggi dibandingkan nasional.
 Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada perekonomian Sulawesi Tenggara didorong
oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi investasi industri pengolahan nikel.
 Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan perekonomian selaras dengan kenaikan kinerja lapangan
usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan.
2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

1.1. KONDISI UMUM


Grafik 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Tenggara Grafik 1.2 Treemap Pangsa Sektor Perekonomian Sulawesi Tenggara Triwulan III 2021

Sultra
8,0% % YOY 2019 = 6,50% 3,97%

6,0%
4,0%
2,0% Sultra
3,51%
2020 = - Jasa
Perdagangan Pendidikan
0,0% 0,65% Pertanian
13,09%
22,53% 4,78%
-2,0% Konstruksi
15,58%
-4,0%
Transportasi
-6,0% 3,68%
Adm
-8,0% Pertambangan Pemerintah Ind Pengolahan
19,76% 4,72% a 7,15%
I II III IV I II II III
2019 20 III IV I 2021
20
PERTUMBUHAN EKONOMI
SULTRA PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL PRIMER TERSIER SEKUNDER

SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH SUMBER: BPS, ADHB, DIOLAH

Grafik 1.3 Perbandingan Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III 2021


3,78% NASIONAL : 3,47% (YoY)
Sumatera4,52%
5,79%
Kalimantan Sulawesi,
Sulawesi, Maluku, Papua
Sumatera Kalimantan Jawa Balinusra Maluku, Papua
3,78% 4,52% 3,26% -0,09% 5,79%

Aceh : 2,82% Kalbar : 4,60% Banten : 4,62% Bali : -2,91% Sulut : 3,15%
Sumut : 3,67% Kalsel : 4,82% Jakarta : 2,43% Ntb : 2,42% Gorontalo : 3,79%
Riau : 4,10% Kaltim : 4,51% Jabar : 3,43% Ntt : 2,37% Sulteng : 10,21%
Sumbar : 3,32% Kalteng : 3,57% Jateng : 2,56% Sulbar : 2,54%
Lampung : 3,05% Kaltara : 5,24% Yogyakarta : 2,30% Sulsel : 3,24%
Kepri : 2,97% Jatim : 3,23% Sultra : 3,97%
Bengkulu : 2,47% Maluku : 4,17%
PDRB ≥ 7,0% 6,0% ≤ PDRB < 7,0%
Kep. Babel : 6,11% Maluku Utara : 11,41%
5,0% ≤ PDRB < 6,0%
4,0% ≤ PDRB < 5,0% Sumsel : 3,93% Papua : 14,54%
0,0% ≤ PDRB < 4,0% PDRB < 0% Jambi : 5,91% Papua Barat : -1,76%
Jawa
3,26%
Balinusra
-0,09%

SUMBER: BPS, DIOLAH

Pada triwulan III 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara


Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Utara di wilayah
melanjutkan pertumbuhan yang positif, meskipun lebih rendah
Sulawesi. Sementara itu kontribusi perekonomian Sulawesi
dibandingkan periode sebelumnya seiring penerapan kebijakan PPKM
Tenggara terhadap perekonomian nasional cenderung stabil yakni
Mikro level 4. Capaian pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara
sebesar 0,85% pada periode laporan.
tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nasional.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada Memasuki triwulan IV 2021, perkembangan beberapa indikator ekonomi
perekonomian Sulawesi Tenggara didorong oleh peningkatan kinerja di Sulawesi Tenggara mengindikasikan arah pertumbuhan yang positif.
investasi sejalan dengan realisasi investasi industri pengolahan nikel Hasil survei yang dilakukan oleh KPw Bank Indonesia Provinsi
serta didorong oleh penurunan kinerja impor. Sementara itu dari sisi Sulawesi Tenggara dan pendalaman informasi yang dilakukan melalui
penawaran, perbaikan pertumbuhan perekonomian selaras dengan survei dan liaison juga mendukung hal tersebut. Dari sisi lapangan
kenaikan kinerja lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha usaha, pertumbuhan diperkirakan akan ditopang oleh peningkatan
konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan, meskipun tertahan produksi sektor pertanian terutama perikanan, tanaman pangan dan
oleh penurunan yang terjadi pada lapangan usaha pertanian dan perkebunan, peningkatan aktivitas kontruksi seiring penyelesaian
lapangan usaha industri pengolahan. proyek pemerintah

Pada periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
3,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang 60,00 %, YOY
50,00
tumbuh sebesar 4,26% (yoy) (Grafik 1.1). Capaian tersebut lebih tinggi 40,00
30,00
jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh 20,00
10,00
sebesar 3,47% (yoy) pada triwulan II 2021. 0,00
-10,00
-20,00
Dari sisi pangsa, kontribusi perekonomian Sulawesi Tenggara -30,00
-40,00
terhadap perekonomian Sulawesi mengalami peningkatan dari -50,00
IIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII
11,69% pada triwulan II 2021 menjadi 11,85% pada triwulan III 2021
2019 2020
2019 2020
2021. Dengan
pertumbuhan ekonomi tersebut, Sulawesi Tenggara masih tercatat KONSUMSI
KONS.
INVESTASI
PERUBAHAN
EKSPOR
IMPOR
PEMERINTAH INVENTORI
sebagai provinsi dengan pangsa perekonomian terbesar keempat setelah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I

Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara

180,00
INDEKS 19,00 RP TRILIUN YOY 20,00%
160,00
153,90 18,50 18,33
140,00 18,13
129,10
18,00 15,00%
120,00 104,33
17,50
100,00 OPTIMIS 10,00%
17,00
80,00
16,50
60,00 1,58% 2,38% 5,00%
16,00
40,00
15,50 0,00%
20,00
15,00
0,00
14,50 -5,00%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
20192020 2021 201920202021

INDEKS KEYAKINAN INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN KREDIT KONSUMSI GKREDIT KONSUMSI (SB. KANAN)
KONSUMEN INI

SUMBER: SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Tabel 1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan

2019 2020 2021


KOMPONEN PENGELUARAN PANGSA
I II III IV I II III IV I II III
Konsumsi Rumah Tangga 5,65 6,20 6,17 6,20 5,05 (2,95) (1,30) (1,02) (0,43) 4,58 1,52 48,06%

Konsumsi LNPRT 12,13 12,22 7,91 7,36 (3,04) (8,32) (2,28) (0,63) (2,03) 2,95 1,57 1,00%

Konsumsi Pemerintah 3,91 6,54 6,81 5,84 (2,23) (4,81) 0,02 (2,87) 0,68 12,46 6,75 15,67%

PMTB 2,89 3,96 6,83 7,19 2,83 (4,94) (3,23) (2,82) (0,13) 2,91 8,47 40,82%

Perubahan Inventori (116,42) (77,90) 6,31 (4,44) (256,67) 84,52 52,01 13,56 7,84 472,26 (0,69) 1,49%

Ekspor 35,21 66,52 35,79 43,76 25,97 11,88 40,29 92,05 75,33 132,49 62,76 50,37%

Impor 11,25 57,40 31,45 37,82 22,22 4,71 35,99 83,10 71,92 122,40 58,73 57,41%

PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

dan swasta, serta peningkatan aktivitas perdagangan seiring penurunan


kasus Covid-19 dan pola siklikal pada periode natal dan tahun baru.
1.2.1. Konsumsi Rumah Tangga
Meskipun demikian, perkiraan produksi sektor pertambangan dan Pada triwulan III 2021, konsumsi rumah tangga tercatat tumbuh sebesar
industri pengolahan seiring penurunan permintaan dari mitra dagang 1,52% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan periode sebelumnya
menahan pertumbuhan ekonomi pada periode mendatang. Di sisi yang tumbuh sebesar 4,58% (yoy). Penurunan kinerja tersebut sejalan
permintaan, realisasi belanja Pemerintah utamanya dalam dengan penurunan persepsi masyarakat seiring peningkatan kasus
pembayaran proyek pemerintah yang masih tumbuh tinggi serta Covid-19 akibat penyebaran varian delta serta penerapan PPKM di
realisasi investasi dari swasta yang on track diperkirakan menjadi beberapa wilayah. Penurunan aktivitas masyarakat antara lain tercermin
penopang pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada triwulan dari data Google Mobility Report yang menunjukkan kenaikan rata-rata
IV 2021. Selain itu, perkiraan peningkatan konsumsi masyarakat aktivitas di perumahan dari 1,40% terhadap baseline pada triwulan II
seiring pelonggaran PPKM Mikro dan pola historis periode natal dan 2021 menjadi sebesar 3,59% di atas baseline pada triwulan III 2021.
tahun baru juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Peningkatan Google Mobility Report pada area perumahan
Tenggara pada periode mendatang. mengindikasikan penurunan aktivitas masyarakat di area publik.

Penurunan konsumsi rumah tangga selaras dengan hasil survei


1.2. SISI PERMINTAAN konsumen Bank Indonesia yang mengalami penurunan dari 134,79 pada
Dari sisi permintaan (komponen pengeluaran pada PDRB), pertumbuhan triwulan II 2021 menjadi 129,10 pada periode laporan (Grafik 1.5).
ekonomi yang terjadi pada triwulan III 2021 didorong oleh peningkatan Kondisi tersebut terutama disebabkan oleh penurunan pada
pada kinerja investasi meskipun tertahan oleh penurunan kinerja keyakinan konsumen terhadap ekonomi saat ini yang bersumber
komponen lainnya. Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi pada pendapatan dan ketersediaan lapangan kerja sehingga
Tenggara didominasi oleh ekspor, dan konsumsi rumah tangga dengan memberikan dampak terhadap belanja masyarakat.
pangsa masing-masing sebesar 50,37% dan 48,06% (Tabel 1.1).
Meskipun demikian, penurunan kinerja konsumsi rumah tangga
berbanding terbalik dengan peningkatan penyaluran kredit
konsumsi.
4 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah
%,YOY
2.500 RP MILIAR %,YOY 60 70 RP MILIAR 303,48 350
57,86 300
40 60
2.000 250
1.611,92 50
20 200
1.500 30,84 40
20,82 150
-
30 100
1.000 838,09 (8,56)
(20) 50
20
500 0
(40) 10 -50
8,37
- (60) 0 -100
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
2019 2020 2021 20192020 2021

REALISASI BELANJA APBD GREALISASI BELANJA APBD (RHS) TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH G TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH (RHS)

SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH SUMBER : LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH

Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara

600
US$ (JUTA) YOY 400% 3.000 RP (MILIAR) %, YOY 1400%
500 350% 1200%
300% 2.500
400 1000%
250%
361,10 354,41 2.000 1.778,99
200% 800%
300 75,32%
150% 1.500 600%
2,55% 309,11%
200 100% 400%
1.000 900,24
50%
100 200%
0% 500
-57,26%
-50% 0%
-
- - -200%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 100% I II III IV I II III IV I II III
2020 2021 2019 2020 2021
2019

PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
KANAN)

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

Pada triwulan III 2021, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 1,58%
III 2021 tabungan pemerintah daerah mengalami peningkatan
(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat
pertumbuhan dari -8,56% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 303,48%
mengalami kontraksi sebesar -2,68% (yoy) (Grafik 1.6). Peningkatan
(yoy) pada periode laporan. Peningkatan tabungan tersebut
penyaluran kredit tersebut disertai rasio NPL yang terjaga dibawah
mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih rendah pada
threshold yang mengindikasikan repayment capacity rumah tangga
periode laporan.
yang baik.

1.2.3. Investasi
1.2.2. Konsumsi Pemerintah Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tumbuh
Pada triwulan III 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami sebesar 8,47% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan
moderasi dengan tumbuh sebesar 6,75% (yoy), lebih rendah periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,91% (yoy). Perbaikan
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,48% laju pertumbuhan investasi selaras dengan peningkatan realisasi
(yoy). penanaman modal dalam negeri, meskipun sedikit tertahan oleh
moderasi realisasi penanaman modal luar negeri. Hal tersebut juga
Penurunan laju pertumbuhan tersebut salah satunya terjadi karena terkonfirmasi dari hasil SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi
tertundanya pencairan anggaran pembangunan proyek strategis Sulawesi Tenggara, dimana kinerja investasi dapat tumbuh positif
pemerintah daerah yakni RS Jantung dan Jalan Toronipa-Kendari. dengan nilai SBT yang sebesar 7,81% (yoy).
Meskipun demikian, percepatan pencairan anggaran pembangunan
bendungan Ladongi dan irigasi pada periode laporan menjaga Penanaman modal dalam negeri (PMDN) berada dalam tren
kinerja konsumsi pemerintah tetap tumbuh positif. Belanja APBD meningkat dengan tumbuh sebesar 309,11% (yoy), lebih tinggi jika
pemerintah daerah tercatat mengalami perlambatan sebesar 20,82% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami kontraksi
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 57,3% (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan
yang tumbuh sebesar 30,84% (yoy). Grafik (1.7). penanaman sektor perumahan sejalan dengan peningkatan aktivitas
pembangungan perumahan masyarakat pada periode laporan. Selain
Penurunan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari tabungan itu, peningkatan juga terjadi pada investasi sektor pertanian seiring
pemerintah daerah yang tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan dengan ekspansi dan
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I

Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor

600
US$ (JUTA) 3.000,0 RP MILIAR
500
2.500,0
400
2.000,0
300
1.500,0
200
1.000,0
100
500,0
-
-
I II III IV I II III IV I IIIII I II III IV I II III IV I IIIII
20192020 2021 20192020 2021

IND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR PERUMAHAN IND. MINERAL NON PERTANIAN IND. LOGAM DASAR PERTAMBANGAN
TRANSPORTASI, GUDANG & PERTAMBANGAN LOGAM LAINNYA IND. MAKAN LISTRIK, GAS & LAINNYA
TELEKOMUNIKASI AIR

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT

Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

7,00
60,0% 1.200 180%
6,00
50,0% 160%
1.000
5,00 40,0% 140%
4,00 30,0% 800 120%
20,0% 100%
3,00 600
10,0% 80%
2,00 0,0% 400 60%
1,00 -10,0% 40%
200
-20,0% 20%
-
-30,0% - 0%

KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN) EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH

pembangunan sarana penunjang oleh industri pengolahan gula.


yang tumbuh sebesar 75,32% (yoy). Penurunan tersebut disebabkan
Disamping itu, investasi disektor industri logam dasar dan pertambangan
oleh penurunan investasi pada sektor transportasi dan gudang
yang masih tumbuh positif seiring dengan peningkatan aktivitas
seiring penurunan aktivitas masyarakat ditengah peningkatan kasus
pertambangan nikel juga mendorong PMDN pada periode laporan. Disisi
Covid-19 dan penerapan kebijakan PPKM Mikro di beberapa wilayah
lain, penurunan investasi pada sektor transportasi dan industri
pada periode laporan. Meskipun demikian, realiasasi investasi pada
mamin menahan peningkatan PMDN yang lebih tinggi pada periode
sektor logam dasar yang tetap tumbuh positif pada level yang tinggi
laporan. Penurunan investasi di sektor tersebut sejalan dengan
menahan penurunan PMA yang lebih dalam. Realisasi investasi pada
kebijakan PPKM Mikro yang diterapkan di beberapa wilayah pada
sektor tersebut sejalan pembangunan smelter dan perbaikan line
periode laporan.
produksi pada industri pengolahan nikel.
Disisi lain, kinerja Penanaman Modal Asing (PMA) tercatat
Sejalan dengan perbaikan kinerja investasi pada triwulan III 2021,
mengalami penurunan laju pertumbuhan dan menahan pertumbuhan
pembiayaan yang berasal dari kredit investasi di Sulawesi Tenggara juga
investasi pada periode laporan. Pada triwulan III 2021, PMA tercatat
mengalami perbaikan. Pada triwulan III 2021, kredit investasi di
tumbuh sebesar 2,55% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan
Sulawesi
periode sebelumnya

Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara

8.000 RIBU USD

7.000
91,39%
Tiongkok 6.000

7,68% 5.000
India 4.000

0,19% 3.000
Korea Selatan 2.000

0,09% 1.000
Jepang -
0,65% IKAN BEKURAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKANLAINNYA
Lainnya

TW II 2021 TW III 2021

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH


6 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Tenggara tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,78% (yoy), lebih baik Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi Negeri

lebih dalam sebesar 16,20% (yoy).

44,14%
1.2.4. Ekspor dan Impor Tiongkok

29,36%
Realisasi Ekspor Australia

22,54%
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tercatat tumbuh cukup Afsel

tinggi sebesar 62,76% (yoy), meskipun mengalami penurunan jika 3,95%


Lainnya

dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar


132,49% (yoy). Penurunan tersebut didorong oleh penurunan kinerja
ekspor luar negeri dan kinerja ekspor antardaerah. Kinerja ekspor luar
SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
negeri pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 73,62% (yoy), lebih
rendah jika
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar ekspornya, Tiongkok adalah negara tujuan utama ekspor dari Sulawesi
155,51% (yoy). Moderasi tersebut selaras dengan penurunan ekspor Tenggara dengan pangsa mencapai 91,39% diikuti oleh India dan Korea
industri olahan nikel. Pada triwulan III 2021, ekspor feronikel tumbuh Selatan dengan pangsa masing-masing sebesar 7,68% dan 0,19%.
sebesar 47,23% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
Penurunan kinerja ekspor juga didorong oleh penurunan kinerja ekspor
sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 177,61% (yoy). Selain itu,
antardaerah seiring penurunan produksi komoditas perikanan yang
ekspor stainless steel juga mengalami moderasi dari 145,49% pada
selama ini menjadi komoditas andalan Sulawesi Tenggara serta
triwulan II 2021 menjadi 102,96% (yoy) pada periode laporan.
penurunan pengiriman ore nickel seiring penurunan permintaan dari
Penurunan ekspor olahan nikel tersebut disebabkan oleh melemahnya
mitra dagang di Sulawesi Tengah. Selain itu, penurunan ekspor juga
permintaan dari negara mitra dagang akibat adanya energy shortage
tercermin dari aktivitas muat di bandara dan pelabuhan yang tercatat
yang menyebabkan menurunnya kinerja industri logam di Tiongkok.
mengalami kontraksi sebesar 52,63% (yoy), lebih rendah
Selain itu, ekspor perikanan juga mengalami moderasi dari 141,61%
dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 160,01% (yoy).
(yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 12,76% (yoy) pada periode laporan.
Penurunan tingkat pertumbuhan tersebut disebabkan oleh
penurunan produksi ikan segar pada periode laporan karena kondisi Realisasi Impor
gelombang yang kurang kondusif di sekitar fishing ground yang Pada triwulan III 2021, impor Sulawesi Tenggara tercatat mengalami
menyebabkan penurunan aktivitas nelayan kapal <30GT serta penurunan laju pertumbuhan. Impor tercatat tumbuh sebesar
perubahan status WPP 714 menjadi spawning ground yang 58,73% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan triwulan II 2021
menyebabkan berkurangnya aktivitas kapal bertonase >30GT. yang tumbuh sebesar 122,40% (yoy). Moderasi impor tersebut berasal
Penurunan produksi ikan tersebut antara lain tercermin dari dari penurunan impor antardaerah, meskipun tertahan oleh impor
pendaratan ikan yang terkontraksi sebesar 54,35% (yoy), lebih luar negeri yang tercatat mengalami peningkatan pada periode laporan.
rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
positif sebesar 6,56% (yoy). Impor antardaerah tercatat mengalami penurunan pada periode laporan.
Hal tersebut disebabkan oleh penurunan konsumsi masyarakat
Dari sisi pangsa, ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 masih seiring penerapan PPKM Mikro di beberapa wilayah pada periode
didominasi oleh stainless steel dan feronikel dengan pangsa pasar laporan. Hal
masing-masing sebesar 56,21% dan 43,03%. Berdasarkan negara
tujuan Grafik 1.19 Share of Growth Sisi Penawaran

Grafik 1.17 Nilai Impor Luar Negeri Sulawesi Tenggara

700
JUTA US$ %, YOY 800% 8,00 %, YOY
600 578,22
700%
6,00
500 600%
400 435,95 500% 4,00
400%
300 2,00
300%
200 200% 0,00
100 94,73% 100%
-2,00
14,32% 0%
-
- -4,00
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 100% IIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII 2019 2020
20192020 2021 2019 2020 2021

PERTANIAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN


IMPORT SULTRA G IMPORT SULTRA (SB. KANAN)
PERTAMBANGAN KONSTRUKSI LAINNYA

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: BPS, DIOLAH


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I

Tabel 1.2 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Sisi Penawaran

2019 2020 2021


KOMPONEN PENGELUARAN PANGSA
III IV I II III IV I II III
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3,09 5,33 4,47 (0,02) (0,05) (2,17) 1,29 2,21 (0,56) 22,53%

Pertambangan
RP TRILIUN
dan Penggalian 8,68 %, YOY
6,78 4,84 (6,91) (8,32) (6,25) (3,85) 0,04 1,41 19,76%

Industri Pengolahan 12,31 12,18 10,80 0,44 4,19 13,52 (0,02) 10,95 0,79 7,15%

Pengadaan Listrik, Gas 4,72 8,04 7,54 (6,13) (5,84) 3,38 3,22 16,75 4,69 0,04%

Pengadaan Air 1,99 2,55 5,42 6,05 1,79 0,16 1,04 2,29 3,41 0,17%

Konstruksi 7,93 5,78 1,01 (4,02) 0,03 (0,35) 1,35 4,70 12,19 15,58%

Perdagangan Besar dan Eceran 7,62 7,40 4,27 (5,99) (5,14) (9,14) 1,23 6,05 11,83 13,09%

Transportasi dan Pergudangan 4,58 8,49 2,56 (12,84) (6,25) (4,01) (1,66) 9,25 (3,25) 3,7%

Akomodasi dan Makan Minum 3,95 7,46 3,57 (10,06) (4,87) (4,19) 1,68 10,49 2,51 0,52%

Informasi dan Komunikasi 7,89 8,15 7,27 9,55 9,38 6,17 2.25 0,07 4,34 1,76%

Jasa Keuangan 7,35 15,45 8,86 (0,60) 3,04 1,92 4,10 11,36 8,20 2,50%

Real Estate 4,35 6,76 7,77 1,38 (1,59) (5,15) 0,30 3,25 4,01 1,28%

Jasa Perusahaan 4,69 5,86 1,14 (9,24) (2,34) (4,44) (0,40) 5,92 (2,73) 0,19%

Administrasi Pemerintahan (0,01) 5,34 1,28 5,20 4,01 2,68 3,16 12,55 (1,04) 4,72%

Jasa Pendidikan 6,14 5,92 5,57 6,73 2,40 0,80 0,08 2,20 5,97 4,78%

Jasa Kesehatan dan Sosial 8,52 10,66 9,67 6,43 9,29 7,06 2,83 6,58 13,06 1,1%

Jasa Lainnya 4,93 2,83 0,66 (7,48) (4,04) (4,73) (3,23) 3,22 2,69 1,16%

PDRB 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97

Sumber: BPS, ADHK, diolah


Dalam % (yoy); p= proyeksi KPw BI Sulawesi Tenggara

tersebut juga tercermin dari aktivitas bongkar di bandara dan pelabuhan 1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA
yang tercatat mengalami peningkatan dari 7,82% (yoy) pada triwulan II
UTAMA
2021 menjadi 68,97% (yoy) pada periode laporan.
Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih
Disisi lain, impor luar negeri tercatat mengalami peningkatan pada didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian,
periode laporan dan menahan penurunan impor yang lebih dalam. Pada kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan
triwulan III 2021, impor luar negeri tumbuh sebesar 94,73% (yoy), lebih penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 22,53% dan 19,76%.
tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama
sebesar 14,32% (yoy). Berdasarkan data Bea Cukai, total nilai impor lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar
Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat sebesar 578,21 15,58%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar
juta dollar Amerika meningkat dibandingkan dengan periode 13,09% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,15%.
sebelumnya yang tercatat sebesar 435,95 juta dollar Amerika. Struktur ekonomi tersebut sedikit mengalami perubahan dalam
Peningkatan tersebut selaras dengan impor barang untuk beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan aktivitas lapangan
pembangunan smelter dan perbaikan line produksi untuk industri usaha industri pengolahan khususnya industri pengolahan nikel.
pengolahan nikel serta pemenuhan kebutuhan komoditas ekspor
Sulawesi Tenggara. Pada triwulan III 2021 dari sisi penawaran, peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara ditopang oleh akselerasi
Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha
barang antara dengan pangsa sebesar 84,57%, diikuti oleh impor pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha
barang modal dengan pangsa sebesar 15,33%. Besarnya pangsa impor perdagangan.
barang antara dibutuhkan untuk operasional industri pengolahan
nikel seperti high rank coal dan ferokrom. Sementara untuk negara 1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh
Pada triwulan III 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
barang-barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 44,14%
perikanan (selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami penurunan.
kemudian diikut oleh Australia dan Afrika Selatan dengan pangsa
Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,56% (yoy), lebih
masing-masing sebesar 29,36% dan 22,54%.
rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
2,21% (yoy). Kontraksi pada lapangan usaha pertanian disebabkan
oleh penurunan produksi padi pada periode laporan pasca berlalunya
periode
8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara

80 40% 80
100%
175,06
LUAS (RIBU HA) %, YOY LUAS (RIBU HA) %, YOY

70 70 80%
,36% 20%
58,84 60%
60 0% 60
40%
50 50
20%
40 -15,91%
-20% ,83% -7, 5
40 6 % 0%
15
-20%
30 24,56 30 -40%
-40%
-60%
20 20 -60%
10 -80% 10 -80%
-100%
- -100% -
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021

LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN) LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH

Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara

12
JUMLAH (RIBU 6,56% %, YOY 20% 4,00 RP TRILIUN %, YOY 250,0%
TON)
10 3,39
10% 3,50 3,10 200,0%
8 0% 3,00
150,0%
-10% 2,50
6
-20% 2,00 100,0%
4 -30% 1,50 17,11% 50,0%
-54, 35 0,67%
2 -40% 1,00
2,97 %6 0,0%
-50% 0,50
- 1,3
-60% - -50,0%
I II I II IIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
1 III IV I II 02 III IV I
201920202021
20 9 2 0 2021 III
PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN) KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)

SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

panen raya padi pada triwulan II ditengah curah hujan yang kurang
Hal tersebut sejalan dengan SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi
kondusif. Pada triwulan III 2021, produksi padi di Sulawesi
Sulawesi Tenggara. Kinerja pertambangan mengalami peningkatan
Tenggara tercatat terkontraksi sebesar 15,91% (yoy), menurun jika
dengan nilai SBT sebesar 8,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,36%
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 8,23% (yoy) (Grafik 1.24).
(yoy) (Grafik 1.21). Selain itu, penurunan sektor pertanian juga
Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan aktivitas
disebabkan oleh penurunan produksi ikan seiring berkurangnya
penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan industri
aktivitas kapal bertonase <30GT karena gelombang di fishing gound
pengolahan feronikel dan stainless steel. Meskipun demikian, tidak
yang tidak kondusif pada periode laporan dan berkurangnya
seluruh nickel ore tersebut langsung diolah oleh industri pengolahan
aktivitas kapal bertonase >30GT seiring perubahan status WPP 714
nikel melainkan disimpan dalam gudang penyimpanan dikarenakan
menjadi spawning ground. Produksi ikan mengalami penurunan
menurunnya permintaan dari negara mitra ekspor yakni Tiongkok.
pertumbuhan, yaitu dari 6,56% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi
Selain itu, berjalannya proyek pembangunan fisik yang dilakukan
terkontraksi -54,25% (yoy) pada periode laporan (Grafik1.22).
oleh pemerintah dan swasta turut memberikan dampak terhadap
Sejalan dengan kontraksi lapangan usaha pertanian, penyaluran kinerja pertambangan terutama penggalian pasir dan batu.
kredit pada lapangan usaha tersebut juga mengalami moderasi.
Sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan,
Kredit usaha pertanian pada triwulan III 2021 hanya tumbuh sebesar
penyaluran kredit pertambangan oleh perbankan juga mengalami
0,67% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi pada periode laporan.
sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,11% (yoy) (Grafik 1.23).
Pada triwulan II 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar
40,29% (yoy), lebih baik jika dibandingkan dengan periode
1.3.2. Pertambangan dan Penggalian sebelumnya yang terkontraksi sebesar 63,61% (yoy) (Grafik 1.25).
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan III 2021 mengalami peningkatan. Pada periode laporan,
lapangan usaha pertambangan tumbuh sebesar 1,41% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
0,04% (yoy).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I

Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Berdasarkan Survei Bank Indonesia Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara

40,00 %, YOY 3,00 RP TRILIUN %, YOY 150,0%


35,00
30,00 2,50 100,0%
25,00 2,00
20,00 50,0%
15,00 1,50
8,23 8,47
10,00 1,03 1,07 0,0%
5,00 1,00
-63,61%
0,00 0,50 -50,0%
-5,00 -40,29%
-10,00 - -100,0%
I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021

KREDIT PERTAMBANGAN G KREDIT PERTAMBANGAN (SB. KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

1.3.3. Industri Pengolahan 1.3.4. Perdagangan Besar dan Eceran


Pada triwulan III 2021, lapangan usaha industri pengolahan mengalami Lapangan usaha perdagangan besar dan eceran pada triwulan III 2021
penurunan laju pertumbuhan. Lapangan usaha tersebut tumbuh sebesar tercatat kembali mengalami peningkatan kinerja dengan tumbuh sebesar
0,79% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode 11,83% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya
sebelumnya yang dapat tumbuh hingga 10,95% (yoy). yang tumbuh sebesar 6,05% (yoy).

Energy rationing di kawasan industri baja di Tiongkok mendorong Peningkatan tersebut terjadi seiring peningkatan aktivitas masyarakat di
perusahaan di kawasan tersebut menurunkan permintaan bahan area perdagangan meskipun terdapat disrupsi penerapan kebijakan
baku dari mitra dagangnya antara lain stainless steel dan feronikel PPKM Mikro level 4 di Kota Kendari dan wilayah lainnya. Hal tersebut
dari Sulawesi Tenggara. Hal tersebut menyebabkan industri pengolahan tercermin dari Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat
nikel Sultra juga menahan produksinya. Penurunan kinerja industri perbelanjaan mengalami peningkatan pada periode laporan yang
pengolahan stainless steel selaras dengan penurunan ekspor yang ditengarai selaras dengan peningkatan motif berjaga-jaga. Pada area
mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 156,62% (yoy) pada retail mengalami peningkatan dari 5,90% terhadap baseline pada
triwulan II 2021 menjadi 74,04% (yoy) pada periode laporan (Grafik triwulan II 2021 menjadi 9,05% terhadap baseline pada periode
1.28). laporan, sedangkan area grocery mengalami peningkatan dari 39,83%
terhadap baseline menjadi 45,69% terhadap baseline pada triwulan III
Selain itu, penurunan kinerja industri pengolahan juga didorong oleh
2021. Selain itu, peningkatan kinerja perdagangan juga didorong oleh
penurunan aktivitas industri pengolahan makanan ditengah
perdagangan material pendukung proyek pembangunan sejalan
penerapan kebijakan PPKM Mikro di Kota Kendari dan beberapa wilayah
dengan peningkatan aktivitas konstruksi, serta perdagangan
lainnya pada periode laporan.
komponen alat berat seiring peningkatan investasi pada industri
Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang pengolahan nikel.
mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan
Berbeda halnya dengan perbaikan kinerja lapangan usahanya,
juga cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan III 2021,
penyaluran kredit ke sektor perdagangan justru mengalami penurunan.
penyaluran kredit untuk industri pengolahan tumbuh sebesar
Pada triwulan III 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar
56,34% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
6,75% (yoy), menurun jika dibandingkan dengan realisasi periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 61,19% (yoy) (Grafik 1.31).
sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,49% (yoy).

Grafik 1.26 Ekspor Sektor Indutri Sulawesi Tenggara Grafik 1.27 Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
%, YOY
1.200 JUTA US$ 1.122,87 200 300 JUTA US$ %, YOY 700%
156,62% 1.035,03 % 242,24 226,47
600%
1.000 250
500%
800 150% 200 139,12% 400%
600 150 300%
100%
13,70% 200%
400 100
13,70% 100%
200 50% 50 0%
- - -100%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 0% IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
20192020 2021 2020 2019 2021

EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN) EKSPOR FERONIKEL G EKSPOR FERONIKEL (SB. KANAN)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH


10 BAB I
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021

Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara

800
1.400 RP MILIAR %, YOY 80,0%
700 1.142,85 1.171,97
1.200 60,0%
600
500 1.000
61,19% 56,34% 40,0%
400 800
20,0%
300 600
200 0,0%
400
100 -20,0%
200
-
- -40,0%
I II III IV I II III IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
2020 2021 201920202021

VOLUME (JUTA TON) NILAI (JUTA US$) KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)

SUMBER : BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Tenggara Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
%, YOY
5 0,00 % TERHADAP BASELINE 45,69 6,40 RP TRILIUN 14,0%
6,23 6,27
40,00
6,20 12,0%
0,00
3
0,00 10,0%
6,00
20,00 9,05 10,49% 8,0%
1 5,80
6,0%
0,00 5,60 6,75%
-10,00 4,0%
5,40
0,00 2,0%
-2
0,00
-30,00 5,20 0,0%
-4 IIIIIIIVIIIIIIIVI 5,00 -2,0%
IIIII IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
20192020 2021 201920202021

RETAIL DAN REKREASI GROCERY DAN FARMASI KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)

SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH


SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

1.3.5. Konstruksi 1.4. PERTUMBUHAN EKONOMI TANPA


Pada triwulan III 2021, kinerja lapangan usaha konstruksi mengalami LAPANGAN USAHA PERTAMBANGAN
peningkatan pertumbuhan sebesar 12,19% (yoy), lebih tinggi jika Berbeda dengan dengan perbaikan perekonomian Sulawesi
dibandingkan dengan kinerja periode sebelumnya yang tumbuh sebesar Tenggara, pertumbuhan lapangan usaha non tambang meskipun
4,70% (yoy). Hal tersebut juga terkonfirmasi dari SBT SKDU yang masih dapat tumbuh positif pada triwulan III 2021 namun
dilakukan oleh KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara. Kinerja konstruksi dibandingkan periode sebelumnya terjadi moderasi pada periode
mengalami peningkatan dengan nilai SBT dari -9,98% (yoy) pada laporan. Pada triwulan III 2021, lapangan usaha nontambang tumbuh
triwulan II 2021 menjadi -9,58% (yoy) pada periode laporan. sebesar 4,62% (yoy), menurun dibanding periode sebelumnya yang
tumbuh sebesar 5,32% (yoy).
Terus berjalannya proyek pembangunan industri pengolahan (yaitu
pabrik dan fasilitas pendukung industri pengolahan nikel, pabrik Pertumbuhan yang tetap pada zona positif tersebut ditopang oleh
industri pengolahan aspal dan fasilitas pendukung industri peningkatan pertumbuhan kinerja lapangan usaha beberapa
pengolahan gula, percepatan pekerjaan fisik proyek strategis lapangan usaha utama yakni perdagangan dan konstruksi. Peningkatan
pembangunan pemerintah juga terjadi pada beberapa lapangan tersier seperti real estate dan
pengadaan air
(bendungan dan irigasi) dan peningkatan pembangunan perumahan
masyarakat menjadi faktor pendorong peningkatan kinerja lapangan Grafik 1.32 Kinerja Sektor Konstruksi Berdasarkan Survei Bank Indonesia
usaha konstruksi pada periode laporan. Peningkatan aktivitas
0,00 % YOY
pembangunan fisik tersebut tercermin dari konsumsi semen di -2,00
Sulawesi Tenggara yang tumbuh pada triwulan III 2021 sebesar 1,13% -4,00
-6,00
(yoy).
-8,00 -9,98 -9,58
-10,00
Pada triwulan III 2021, sejalan dengan peningkatan yang terjadi di -12,00

lapangan usaha konstruksi, penyaluran kredit ke lapangan usaha -14,00


-16,00
tersebut juga mengalami perbaikan dari -15,58% (yoy) pada triwulan II IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
20192020 2021
2021 menjadi - 11,52% (yoy) pada periode laporan. Perbaikan tersebut
terjadi terutama pada kredit modal kerja untuk konstruksi gedung
industri serta bangunan
jalan raya dan irigasi (Grafik 1.33).
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I

Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara

1,40 RP TRILIUN %, YOY 30% 10,0 %, (YOY)


20% 8,0
1,20 6,0
10%
1,00 0,91 4,0
0,86
0% 2,0
0,80 -15,58%
-10% 0,0
0,60 -20% -2,0
-11,52 -4,0
0,40 -30%
-6,0
0,20 -40% -8,0
- -50% -10,0
I II III IV I II III IV I IIIII 2018 2019 2020 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
20192020 2021 2018201920202021

KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI NON PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
KANAN) TAMBANG TAMBANG

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH

ditengah peningkatan aktivitas pembangunan perumahan. Selain itu,


Berdasarkan pangsanya, lapangan usaha pertanian masih mendominasi
peningkatan juga terjadi pada beberapa sektor jasa seperti jasa
perekonomian nontambang Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar
pendidikan, jasa kesehatan, dan informasi komunikasi. Meskipun
28,07% diikuti oleh lapangan usaha konstruksi dan lapangan usaha
demikian, penurunan yang terjadi pada lapangan usaha transportasi
perdagangan besar dengan pangsa sebesar 16,31%.
serta lapangan usaha akomodasi dan makan minum ditengah penerapan
PPKM Mikro di Kota Kendari dan beberapa wilayah lainnya menahan
laju pertumbuhan yang lebih tinggi.
BAB II Keuangan Pemerintah
 Sampai engan triwulan III 2021, meskipun realisasi anggaran pemerintah melambat dari triwulan
sebelumnya, namun realisasi anggaran tersebut tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020.
 Meningkatnya serapan tersebut berhubungan langsung dengan adanya keb akan pelonggaran
dalam mekanisme pengadaan barang/ jasa dan proses pencairan anggaran.
 Secara kumulatif realisasi anggaran pemerintah daerah sampai dengan triwulan III 2021 sebesar
53,30% terhadap pagu anggaran, sedikit lebih tinggi dari realisasi periode yang sama pada tahun
2020 yang tercatat sebesar 52,26%.
14 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

2.1. PERKEMBANGAN KINERJA


2.2.PERKEMBANGAN REALISASI ANGGARAN APBD
K E U A N G A N PEMERINTAH DI SULAWESI
TENGGARA 2.2.1. Realisasi Anggaran Pendapatan Provinsi
Tingkat realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara
Pada tahun 2021, secara total Anggaran belanja dan transfer
pada triwulan III 2021 lebih tinggi dibandingkan periode yang sama
pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih tinggi dibandingkan tahun
pada tahun lalu. Tingginya realisasi pendapatan Pemerintah Provinsi
sebelumnya. Sampai dengan triwulan III 2021, tingkat realisasi lebih
Sulawesi Tenggara pada periode pelaporan seiring dengan
tinggi dibandingkan triwulan III 2020. Meningkatnya serapan tersebut
peningkatan realisasi pada seluruh kelompok pendapatan baik PAD,
berhubungan langsung dengan adanya kebijakan pelonggaran dalam
pendapatan transfer pemerintah pusat maupun pada komponen lain-
mekanisme pengadaan barang/jasa dan proses pencairan anggaran.
lain pendapatan yang sah. Hal ini menjadi salah satu indikator
Disamping itu, peningkatan realisasi juga di dukung oleh realisasi
keberhasilan berbagai upaya dan langkah strategi yang dilakukan
transfer bagi hasil ke daerah yang dilakukan pada periode laporan.
oleh pemerintah dalam penanganan pasca pandemi covid-19.
Anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara setelah Disamping itu, dengan adanya penerapan digitalisasi atau
perubahan pada 2021 secara total mencapai Rp32,07 triliun lebih besar elektronifikasi transaksi dilingkup pemerintah daerah dinilai
6,99% (yoy) dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang tercatat memberikan dampak positif pada peningkatan pendapatan daerah
sebesar Rp29,97 triliun. Kontributor terbesar anggaran pemerintah karena adanya kemudahan akses dan keterjangkauan yang lebih luas
di Sulawesi Tenggara adalah APBD Kabupaten/Kota dengan total pada masyarakat.
pagu sebesar Rp17,64 triliun atau 55,00% dari total pagu anggaran
Capaian realisasi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Tenggara periode
belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara. Pagu tersebut
triwulan III 2021 sebesar Rp2,83 triliun atau 68,12% dari total pagu
lebih rendah 3,85% (yoy) dibandingkan pagu anggaran tahun
anggaran pada APBD 2021 sebesar Rp4,15 triliun. Realisasi tersebut
sebelumnya yang tercatat Rp16,96 triliun. Pagu terkecil pada periode
lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang
ini adalah dana desa yang tercatat sebesar Rp1,64 triliun, meningkat
tercatat sebesar Rp2,17 triliun atau 54,15% dari total pagu sebesar
0,22% (yoy) dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
Rp4,01 triliun (Tabel 2.1).
Rp1,63 triliun.

Sumber pendapatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021


Dari sisi realisasi, secara kumulatif realisasi anggaran pemerintah
sama seperti periode sebelumnya masih didominasi oleh pendapatan
daerah sampai dengan triwulan III 2021 sebesar 53,30% terhadap pagu
transfer atau dana perimbangan (Daper) dengan pangsa mencapai
anggaran, sedikit lebih tinggi dari realisasi periode yang sama pada
71,17% dari total pendapatan. Nilai Daper tahun 2021 tercatat
tahun 2020 yang tercatat sebesar 52,26%. Capaian realisasi tertinggi
sebesar Rp2,96 triliun, lebih rendah dibandingkan tahun 2020 yang
pada triwulan III 2021 terjadi pada penyerapan dana desa dengan
mencapai 74,00% dari total pendapatan sebesar Rp2,97 triliun. Dari
realisasi sebesar 71,60% seiring tingginya penyerapan yang
sisi realisasi, apabila dibandingkan dengan target APBD, realisasi Daper
dilakukan oleh beberapa Kabupaten diantaranya Kolaka Timur, Buton
pada triwulan III 2021 mencapai 67,95%, lebih tinggi dibandingkan
Selatan dan Kolaka Utara. Disisi lain, capaian realisasi terendah
realisasi triwulan III 2020 yang tercatat sebesar 54,44%.
terjadi pada APBD Kabupaten/Kota sebesar 45,81%. Masih belum
Peningkatan realisasi Daper selaras dengan peningkatan pada
optimalnya tingkat penyerapan tersebut merupakan dampak lanjutan
realisasi transfer pemerintah pusat yang tercatat sebesar Rp1,99
atas keterlambatan penyusunan ataupun penetapan APBD 2021
triliun pada periode laporan, lebih tinggi dari periode yang sama
yang lalu serta adanya kendala teknis dalam proses administrasi
tahun lalu yang tercatat sebesar Rp1,57 triliun. Tingginya realisasi
pengadaan yang dialami oleh SKPD selama penerapan aplikasi SIPD
pendapatan transfer pemerintah pusat pada periode
(Sistem Informasi Pemerintah Daerah).
laporan terutama di dukung oleh peningkatan pada dana bagi hasil pajak,
Grafik 2.1 Realisasi Anggaran Belanja Pemerintah di Provinsi Sulawesi Tenggara
dana bagi hasil non pajak dan dana alokasi khusus yang masing-masing
35 RP TRILIUN 60%
dengan tingkat penyerapan sebesar 87,69%, 83,50% dan 58,41%.
30
50%
25 Pada Triwulan III 2021, realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Sulawesi
40
20 % Tenggara sebesar Rp814,99 miliar atau 70,46% dari total target PAD
15 30 tahun 2021. Capaian realisasi tersebut lebih tinggi dibandingkan periode
10 %
yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp555,77 miliar
5 20

-
% atau 57,45%.
2020202120202021202020212020202120202021 10%
APBNAPBN PROVINSI APBN KAB/KOTADANA DESATOTAL
0% Secara detail, kenaikan realisasi PAD pada periode laporan selaras dengan
ANGGARAN
REALISASI % REALISASI
capaian realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 68,29%,
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA DAN KAJIAN FISKAL KANWIL DJPB PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
DIOLAH
hasil retribusi daerah yang tercatat 103,29% dan realisasi hasil
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II

Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara

4,5
RP TRILIUN % YOY 45 6,0 RP TRILIUN % YOY 45
4,0
5,27 40
3,5 4,01 4,15 5,0
35 35
3,0 4,79 30
4,0
2,5 25 25
2,0 3,0 20
1,5 15 15
2,0 5,57
1,0 3,58 10
5 10,06 5
0,5 -2,92 1,0
0
0,0
-5 0,0 -5
201120122013201420152016201720182019 2020 2021

201120122013201420152016201720182019 2020 2021


PENDAPATAN GROWTH PENDAPATAN BELANJA GROWTH BELANJA

SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHAN

Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan III 2021

APBD 2020 APBD 2021


URAIAN
ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)
PENDAPATAN 4,010,91 2,172,06 54,15 4,154,60 2,830,16 68,12

PENDAPATAN ASLI DAERAH 967,42 555,77 57,45 1,156,65 814,99 70,46

Pendapatan Pajak Daerah 781,69 442,03 56,55 931,82 636,33 68,29

Hasil Retribusi Daerah 18,42 12,32 66,85 24,38 25,18 103,29

Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan 56,85 0,14 0,24 64,69 64,83 100,20

Lain-lain PAD 110,46 101,29 91,70 135,75 88,65 65,30

PENDAPATAN TRANSFER 2,968,15 1,615,96 54,44 2,956,73 2,009,22 67,95

Transfer Pemerintah Pusat 2,919,22 1,567,02 53,68 2,925,27 1,993,49 68,15

Dana Bagi Hasil Pajak 72,30 41,55 57,47 41,05 36,00 87,69

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 158,42 92,42 58,34 141,71 118,33 83,50

Dana Alokasi Umum 1,459,67 1,113,33 76,27 1,456,62 1,088,06 74,70

Dana Alokasi Khusus 1,228,83 319,72 26,02 1,285,89 751,11 58,41

Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 48,93 48,93 100,00 31,46 15,73 50,00

Dana Penyesuaian 48,93 48,93 100,00 31,46 15,73 50,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 75,34 0,34 0,45 41,22 5,95 14,42

Pendapatan Hibah 75,34 0,34 0,45 41,22 5,95 14,42

Pendapatan Dana Darurat - - - - - -

Pendapatan Lainnya - - - - - -
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah

pengelolaan yang dipisahkan yang tercatat sebesar 100,20%.


pembebasan denda pajak kendaraan bermotor yang terus berlanjut
Capaian realisasi dari komponen tersebut lebih tinggi dibandingkan
hingga periode laporan.
periode yang sama tahun sebelumnya. Meskipun demikian, peningkatan
lebih tinggi tertahan dengan adanya penurunan pada realisasi lain-lain Selain pajak asli daerah, target hasil retribusi daerah memiliki
PAD. pangsa 2,11% dari total PAD dengan nominal Rp24,38 miliar, target
hasil pengelolaan yang dipisahkan memiliki pangsa 5,59% dari total
Apabila dilihat per komponennya, PAD 2021masih didominasi
PAD dengan nominal Rp64,69 miliar dengan realisasi masing-masing
pendapatan pajak daerah dengan target mencapai Rp931,82 miliar atau
komponen pada periode laporan yang lebih tinggi dari periode tahun
80,56% dari total PAD. Pangsa ini relatif sama dibanding tahun
lalu. Peningkatan capaian realisasi yang tinggi sedikit tertahan oleh
sebelumnya yang menargetkan pajak daerah sebesar Rp781,69 miliar
penurunan pada realisasi komponen lain-lain PAD (pangsa11,74% dari
atau 80,80% dari total PAD. Realisasi pendapatan pajak daerah pada
total PAD) yang terealisasi sebesar Rp88,65 miliar atau 65,30% dari
triwulan III mencapai Rp636,33 miliar atau 68,29% dari total pagu,
pagu dengan nominal Rp135,75 miliar. apaian ini lebih rendah dari tahun
lebih tinggi dibanding realisasi periode yang sama tahun
lalu yang terealisasi sebesar 91,70%.
sebelumnya. Peningkatan tersebut terutama disumbang dari
pendapatan pajak kendaraan bermotor yang terus di dorong oleh
pemerintah melalui pelaksanaan program
16 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan III 2021

APBD 2020 APBD 2021


URAIAN
ANGGARAN REALISASI SERAP (%) ANGGARAN REALISASI SERAP (%)
BELANJA 4.788,39 2.213,51 46,23 5.270,16 2.654,00 50,36

BELANJA OPERASI 2.901,83 1.521,35 52,43 3.077,89 1.771,78 57,56

Belanja Pegawai 1.497,72 1.021,73 68,22 1.565,39 1.059,30 67,67

Belanja Barang 777,90 336,50 43,26 872,35 379,28 43,48

Belanja Bunga 26,95 - - 82,24 13,30 16,17

Belanja Hibah 571,21 150,04 26,27 496,02 313,34 63,17

Belanja Bantuan Keuangan 28,05 13,07 46,60 56,74 2,00 3,52

BELANJA MODAL 1.347,50 411,56 30,54 1.722,09 510,93 29,67

Belanja Tanah 0,04 0,04 100,00 - - -

Belanja Peralatan dan Mesin 170,01 63,72 37,48 160,21 44,14 27,55

Belanja Bangunan dan Gedung 544,29 208,52 38,31 661,61 183,75 27,77

Belanja Jalan, irigasi & Jaringan 594,42 139,12 23,40 868,43 255,17 29,38

Belanja Aset Tetap Lainnya 39,02 0,15 0,38 31,84 27,87 87,53

BELANJA TIDAK TERDUGA 57,84 49,65 85,84 5,81 0,24 4,10

Belanja Tak Terduga 57,84 49,65 85,84 5,81 0,24 4,10

TRANSFER 481,22 230,96 47,99 464,36 362,05 77,97

Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota 481,22 230,96 47,99 464,36 362,05 77,97
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah

2.2.2. Realisasi Anggaran Belanja Provinsi


Secara total, pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tinggi dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya
tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan tahun 2020. Pada triwulan III 2021 yang tercatat sebesar Rp1,52 miliar atau 52,43%. Peningkatan realisasi
realisasi belanja APBD Pemerintah Provinsi lebih tinggi dibandingkan tersebut selaras dengan akselerasi realisasi pada komponen belanja
triwulan III 2020 karena berbagai upaya percepatan yang dilakukan hibah yang pada periode laporan tercatat sebesar Rp313,34 miliar atau
Pemerintah Provinsi sejak dini serta minimnya realokasi hingga periode 63,17% dari pagu, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya dengan
laporan. realisasi sebesar Rp150,04 miliar atau 26,27% dari pagu.

Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 Lebih lanjut, realisasi belanja barang mengalami peningkatan pada
tercatat sebesar Rp5,27 triliun lebih tinggi sebesar 10,06% (yoy) periode laporan yang tercatat sebesar Rp379,28 miliar atau 43,48%
dibandingkan pagu tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
Peningkatan tersebut terutama terjadi pada anggaran belanja modal. tercatat sebesar Rp336,50 miliar atau 43,26%. Disamping itu, pada
periode laporan terdapat realisasi belanja bunga sebesar Rp13,30 miliar
Sebagai informasi pada tahun 2021 mayoritas anggaran belanja
atau 16,17% dari pagu anggaran dimana periode sebelumnya tidak
APDB Sulawesi Tenggara terdiri atas belanja operasi sebesar Rp3,07
terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Realisasi
triliun atau 58,40% dari total belanja Pemprov, lebih tinggi
belanja bunga tersebut merupakan pembayaran bunga atas pinjaman
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp
kepada PT. SMI terkait pendanaan 3 mega proyek pemerintah
2,90 triliun. Sementara itu, komponen belanja modal tercatat sebesar Rp
Provinsi Sulawesi Tenggara.
1,72 triliun atau 32,68% dari total belanja, lebih tinggi dibanding
periode tahun lalu yang tercatat sebesar 28,14%. Di sisi lain, realisasi komponen belanja operasi sub komponen
belanja pegawai pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp1.06 triliun
Secara total, pada triwulan III 2021 realisasi belanja APBD
atau 67,67% dari pagu. Secara nominal capaian realisasi lebih tinggi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp2,65 triliun
dibanding tahun lalu, namun secara persentase realisasi tercatat
atau 50,36% terhadap pagu (Tabel 2.2). Capaian tersebut lebih tinggi
lebih rendah dimana tahun sebelumnya tercatat sebesar 68,22%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi
menjadi 67,67% pada periode laporan. Disamping itu, realisasi sub
sebesar Rp2,21 triliun atau 46,23% dari pagu.
komponen belanja bantuan keuangan tercatat sebesar Rp2,00 miliar
Pada triwulan III 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar Rp1,77 atau 3,52%, mengalami penurunan dari tahun lalu yang tercatat
triliun atau 57,56% dari target belanja APBD. Belanja operasi tersebut sebesar Rp13,07 miliar atau 46.60%.
lebih
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II

Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan
APBD Sulawesi Tenggara Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara
100% 100,00 85,86% 100% 100,00%
%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 6,40% 60%
50% 48,17 50%
%
40% 40%
30% 30%
20% 20% 22,00 0,00%
%
10% 10% 0,00%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2021 2020 2021

TARGET
REALISASI TARGET REALISASI

SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH

Hingga triwulan III 2021 realisasi belanja modal pada APBD


Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih optimis untuk melakukan
Sulawesi Tenggara masih belum optimal. Realisasi tercatat sebesar
optimalisasi realisasi anggaran belanja pada periode akhir tahun atau di
Rp510,93 miliar atau 29,67% dari pagu atau 19,25% dari total realisasi
triwulan IV 2021. Hal tersebut didukung oleh adanya instruksi Gubernur
diperiode laporan. Secara nominal realisasi tersebut lebih tinggi
Sulawesi Tengga untuk dilakukan percepatan realisasi anggaran.
dibanding periode yang sama tahun lalu, namun secara persentase
Optimisme tersebut selaras dengan target realisasi yang
lebih rendah.
diperkirakan akan berada pada besaran 89,21% atau Rp4,70 triliun.
Belum optimalnya realisasi belanja pada APBD Sulawesi Tenggara
Disisi lain, penurunan pada beberapa subkomponen belanja modal
dikarenakan kendala teknis pada implementasi aplikasi SIPD (Sistem
sedikit tertahan dengan adanya realisasi subkomponen belanja jalan,
Informasi Pemerintah Daerah). Disamping itu, adanya sikap kehati-
irigasi dan jaringan yang mencatatkan realisasi Rp255,17 miliar atau
hatian SKPD dalam melakukan belanja daerah turut mempengaruhi
sebesar 29,38% dari pagu belanja pada periode laporan, lebih tinggi
perlambatan pada realisasi belanja APBD. Namun demikian, sejak
dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar
periode triwulan II 2021 pemerintah kembali menggunakan aplikasi
Rp139,12 miliar atau 23,40%. Akselerasi yang terjadi pada
lama atau SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah) sebagai backup
subkomponen belanja tersebut terjadi karena percepatan jadwal
sehingga realisasi belanja dapat dipercepat.
pelaksanaan proyek yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi
Realisasi belanja modal hingga periode laporan juga masih relatif rendah Tenggara utamanya untuk mendukung sektor pertanian yang pada
dikarenakan terhambatnya proses pencairan anggaran pada 3 mega tahun lalu sempat mengalami penurunan produksi dan dalam rangka
proyek multiyears terdiri dari pembangunan RS Jantung dan Jalan mendorong penyerapan tenaga kerja untuk mendukung percepatan
Toronipa yang sedang dibangun oleh pemerintah sejak tahun 2019. pemulihan ekonomi daerah.
Sampai periode laporan, dokumen pencairan yang diajukan oleh
Pemerintah Daerah masih direview oleh PT SMI. 2.2.3. Realisasi Anggaran Kabupaten/Kota
Peningkatan pagu anggaran juga terjadi pada anggaran belanja
Secara detail, penurunan belanja modal terjadi pada subkomponen
Pemerintah Kabupaten/Kota se Sulawesi Tenggara, namun demikian
belanja peralatan dan mesin yang baru terealisasi sebesar Rp44,14
berbeda dengan Pemerintah Provinsi, realisasi belanja Pemerintah
miliar atau 27,55% lebih rendah dari periode yang sama tahun
Kabupaten/Kota pada triwulan III 2021 relatif lebih rendah dibandingkan
sebelumnya yang terealisasi sebesar Rp63,72 miliar atau 37,48%.
triwulan III 2020 yang utamanya karena kendala administrasi dan
Lebih lanjut, subkomponen belanja bangunan dan gedung terealisasi
penggunaan sistem informasi.
sebesar Rp183,75 miliar atau 27,77%, lebih rendah dibanding
periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi sebesar Berdasarkan data dari Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran
Rp208,52 miliar atau 38,31%. (TEPRA), pada tahun 2021 total anggaran APBD-P Kabupaten/Kota di
Sulawesi Tenggara meningkat 4,02% (yoy) menjadi Rp17,64 triliun. Dari
Adapun subkomponen belanja modal yang yang menunjukkan
total anggaran tersebut, realisasi hingga periode triwulan III 2021
tingkat realisasi yang cukup baik adalah pada belanja aset tetap
tercatat sebesar Rp8,08 triliun atau 45,81% dari pagunya. Capaian
lainnya. pada periode laporan belanja aset tetap lainnya telah teralisasi
tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan penyerapan
sebesar Rp31,84 miliar atau 87,53% dari pagu, jauh lebih tinggi
pada periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatatkan
dibanding periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp0,15
realisasi sebesar 48,19%. Penurunan realisasi terjadi pada mayoritas
miliar atau 0,38%. Meski penyerapan belanja modal pada periode
kabupaten/kota sebagai dampak perubahan kebijakan dalam
laporan masih perlu lebih dioptimalkan, namun serapan belanja APBD
pengelolaan keuangan di daerah pada awal tahun berjalan yakni
pada triwulan III 2021 lebih baik dibandingkan dua periode sebelumnya
impelementasi aplikasi SIPD.
selama 2021.
18 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan III
2021

2020 2021
KOTA/KAB
PAGU REALISASI % REALISASI PAGU REALISASI % REALISASI
Kendari 1.605,35 668,95 41,67 1.835,25 80,57 4,39

Konawe 1.492,80 678,33 45,44 1.385,07 845,31 61,03

Konawe Selatan 1.394,86 572,59 41,05 1.430,00 - 0,00

Konawe Utara 825,85 582,72 70,56 950,51 538,37 56,64

Konawe Kepulauan 520,39 250,41 48,12 600,93 213,75 35,57

Kolaka 1.358,14 719,13 52,95 1.129,14 54,20 4,80

Kolaka Utara 985,97 495,84 50,29 959,17 560,44 58,43

Kolaka Timur 768,23 542,29 70,59 731,64 391,72 53,54

Bombana 1.126,64 486,59 43,19 1.105,78 535,86 48,46

Bau-Bau 951,54 445,13 46,78 1.122,78 426,77 38,01

Buton 1.022,14 316,66 30,98 946,46 437,36 46,21

Buton Utara 626,62 299,08 47,73 679,67 131,52 19,35

Buton Tengah 682,78 328,55 48,12 677,43 271,85 40,13

Buton Selatan 743,64 337,31 45,36 706,16 316,08 44,76

Muna 1.275,14 760,24 59,62 1.783,27 459,37 25,76

Muna Barat 659,16 257,21 39,02 646,53 299,73 46,36

Wakatobi 919,86 430,96 46,85 950,50 458,14 48,20

Seluruh kab/kota 16.959,10 8.172,00 48,19 17.640,29 6.021,03 34,13


Sumber: Tim Evaluasi dan Pengawasan Realisasi Anggaran, diolah Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
*) angka pagu bersumber dari berbagai media online

Disamping itu, beberapa APBD Kabupaten/Kota mengalami sebesar Rp213,75 miliar atau 35,57% dari pagu dan Kota Baubau
keterlambatan persetujuan sehingga proses realisasi juga menjadi tercatat sebesar Rp426,77 miliar atau 38,01%. Adapun 7 (tujuh)
terlambat. Kabupaten/Kota lainnya mencatatkan realisasi dengan kisaran 40%.
(Tabel 2.3).
Pada triwulan III 2021 realisasi belanja APBD kabupaten/kota
tertinggi pada Kabupaten Konawe yang tercatat sebesar Rp845,31 Apabila dilihat secara tahunan, persentase penurunan realisasi tertinggi
miliar atau 61,03% dari pagu. Kemudian disusul oleh Kabupaten Kolaka terjadi pada Kabupaten Buton Utara (56,03%, yoy) disusul
yang tercatat sebesar Rp685,99 miliar atau 60,75% dari total pagu, Kabupaten Muna (39,58%, yoy), Kabupaten Kolaka Timur (27,77%,
Kabupaten Kolaka Utara yang tercatat sebesar Rp560,44 miliar atau yoy), Kabupaten Buton Tengah (17,26%, yoy) dan Kabupaten Konawe
58,43% dari pagu dan Kabupaten Konawe Utara tercatat sebesar Kepulauan (14,64%, yoy).
Rp538,37 miliar atau 56,64% dari pagu anggaran. Lebih lanjut,
Kabupaten Kolaka Timur tercatat realisasi sebesar Rp391,72 miliar Meski mayoritas Kabupaten/Kota mengalami penurunan persentase
atau 53,54% dari pagu dan Kabupaten Konawe Selata tercatat sebesar realisasi, terdapat Kabupaten yang mengalami peningkatan realisasi
Rp742,82 miliar atau 51,95% dari pagu. selama periode laporan dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya. Kenaikan tertinggi untuk Kabupaten/Kota di Sulawesi
Sementara itu, realisasi terendah terjadi pada Kabupaten Buton Tenggara adalah Kabupaten Buton (38,12%, yoy), Kabupaten Konawe
Utara yang tercatat sebesar Rp131,52 miliar atau 19,35% dari total Selatan (29,73%,yoy), Kabupaten Konawe (24,62%, yoy), Kabupaten
pagu dan Kabupaten Muna yang tercatat sebesar Rp459,37 miliar atau Muna Barat (16,53%, yoy), Kota Kendari (14,37%, yoy) dan Kabupaten
25,76% dari pagu. Selanjutnya, realisasi Kabupaten Konawe Kolaka Utara (13,03%, yoy).
Kepulauan tercatat

Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan III 2021

KUMULATIF TW III 2020 KUMULATIF TW III 2021


JENIS
PAGU REALISASI % THD TARGET PAGU REALISASI % THD TARGET
Belanja Pegawai 2.278,70 1.661,44 72,91 2.370,48 1.755,21 74,04

Belanja Barang 2.728,45 1.468,74 53,83 2.677,16 1.750,58 65,39

Belanja Modal 1.558,07 848,82 54,48 2.467,64 1.678,83 68,03

Belanja Bantuan Sosial 28,96 23,67 81,74 8,62 3,52 40,84

Total 6.594,18 4.002,67 60,70 7.523,90 5.188,14 68,96


Sumber: Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Pagu dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II

Berdasarkan data Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa


Keterangan: Pagu dalam Rp Miliar. Penyerapan Desa dihitung terhadap realisasi RKUD terhadap RKD Sumber:
Kajian Fiskal Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah

Daerah (LKPP), kinerja keuangan per bulan untuk Provinsi Sulawesi


Tenggara terus menunjukkan perkembangan positif. Selama
triwulan III 2021 tercatat realisasi sebesar 38,01% pada Juli 2021,
46,70% pada Agustus 2021 dan 50,52% pada September 2021.
Meskipun demikian, realisasi tersebut masih belum sesuai dari target
bulanannya yang masing-masing ditargetkan sebesar 71,11%, 79,81%
dan 85,86% (Grafik 2.3).

Sementara itu, pada realisasi penyelesaian fisik pengadaan di


periode laporan masih tercatat 0,00% baik dari target maupun
realisasi (Grafik 2.4). Hal ini terjadi karena hingga akhir periode
laporan pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara masih mengalami
kendala dalam penerapan aplikasi SIPD (Sistem Informasi Pemerintah
Daerah) yang juga dialami oleh pemerintah daerah secara
nasional.

2.3. PERKEMBANGAN REALISASI


ANGGARAN APBN
2.3.1. Realisasi APBN Provinsi
Anggaran belanja APBN 2021 Sulawesi Tenggara tercatat sebesar
Rp7,52 triliun atau meningkat 14,10% (yoy) dibandingkan tahun 2020
yang tercatat sebesar Rp6,59 triliun. Berdasarkan jenisnya, pangsa
terbesar total APBN Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2021
diperuntukkan bagi belanja barang sebesar Rp2,67 triliun atau 35,58%,
diikuti oleh belanja modal sebesar Rp2,46 triliun (32,80%), belanja
pegawai sebesar Rp2,37 triliun (31,51%) dan belanja bantuan sosial
Rp8,62 miliar (0,11%). Komposisi tersebut sedikit berbeda jika
dibandingkan periode tahun 2020 dengan urutan belanja barang
(41,38%), belanja pegawai (34,56%), belanja modal (23,63%) dan
belanja bantuan sosial (0,44%).

Pada triwulan III 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp5,18 triliun
atau 68,96% dari total pagu, meningkat dibanding periode yang sama
tahun
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan III 2021
PAGU REALISASI REALISASI
KAB/KOTA (RP MILIAR) (RP MILIAR) (%)

Kab. Bombana 106,17 66,88 63,00

Kab. Buton 73,89 57,63 78,00

Kab. Buton Selatan 62,35 50,50 81,00

Kab. Buton Tengah 65,69 49,93 76,00

Kab. Buton Utara 70,03 44,12 63,00

Kab. Kolaka 87,25 59,33 68,00

Kab. Kolaka Timur 96,68 90,88 94,00

Kab. Kolaka Utara 127,19 101,75 80,00

Kab. Konawe 223,45 174,29 78,00

Kab. Konawe Kepulauan 75,26 35,37 47,00

Kab. Konawe Selatan 251,85 198,96 79,00

Kab. Konawe Utara 125,76 57,85 46,00

Kab. Muna 124,18 69,54 56,00

Kab. Muna Barat 79,80 63,04 79,00

Kab. Wakatobi 67,31 51,83 77,00

Total 1.636,86 1.171,92 71,60


20 BAB II Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp4,00 triliun atau 60,70% dari
total pagu. Pencapaian realisasi pada periode laporan selaras
dengan akselerasi pada seluruh komponen belanja APBN di
Sulawesi Tenggara selain belanja bantuan sosial. Perubahan
prosedur realisasi yang diterapkan pemerintah dalam tahapan
pencairan anggaran dinilai mampu mendorong capaian realisasi
yang lebih baik. Disamping itu, koordinasi, pendampingan dan
evaluasi yang dilakukan oleh Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi
Tenggara dan instansi terkait lebih intensif untuk mendukung
percepatan realisasi anggaran di sisa akhir periode 2021.

Lebih lanjut, peningkatan capaian realisasi APBN pada triwulan III


2021, terutama didorong oleh realisasi belanja modal yang
tercatat sebesar Rp1,67 triliun atau 68,03% lebih tinggi jika
dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat
sebesar Rp848,82 miliar atau 54,48%. Realisasi belanja barang
tercatat sebesar Rp1,75 triliun atau 65,39% lebih tinggi dibanding
periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,46
triliun atau 53,83%. Demikian pula realisasi belanja pegawai
mengalami peningkatan dari periode yang sama tahun sebelumnya
yang tercatat Rp1,66 triliun atau 72,91% menjadi sebesar Rp1,75
triliun atau 74,04% pada periode laporan. Sedangkan realisasi
belanja bantuan sosial tercatat sebesar Rp3,52 miliar atau 40,84%
lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya yang
realisasi sebesar Rp23,67 miliar atau 81,74% dari pagu.

2.3.2 Transfer ke Daerah dan Dana Desa


Berdasarkan data yang diperoleh dari Kajian Fiskal Regional (KFR)
Kanwil DJPb Provinsi Sulawesi Tenggara, total pagu dana desa
untuk 15 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar
Rp1,64 triliun, lebih tinggi 0,22% (yoy) dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat sebesar sebesar Rp 1,63 triliun. Pada
triwulan III 2021, besaran Dana Desa yang telah direalisasikan
adalah sebesar Rp1,17 triliun atau 71,60% dari total pagu (Tabel
2.5). Realisasi tersebut mengalami sedikit penurunan dibanding
periode tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,27 triliun atau
78,25% dari total pagu. Tiga daerah dengan tingkat realisasi dana
desa tertinggi berasal dari Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten
Buton Selatan dan Kabupaten Kolaka Utara dengan tingkat
realisasi masing- masing mencapai 94,00%, 81,00% dan 80,00%
dari pagu.

Terdapat dua Kabupaten dengan tingkat penyerapan terendah


dengan persentase realisasi masih dibawah 50%, yaitu
Kabupaten Konawe Kepulauan dengan realisasi sebesar
47,00% dan Kabupaten Konawe Utara sebesar 46,00%.

Upaya pemerintah dalam melakukan optimalisasi penyerapan


anggaran termasuk dana desa melalui relaksasi ketentuan dan
pelonggaran pada beberapa tahap prosedur penyampaian
persyaratan penyaluran anggaran menjadi lebih efektif. Hal ini
selaras dengan tingkat penyerapan anggaran dana desa yang
terjadi pada periode laporan lebih baik bila dibandingkan dengan
periode awal hingga pertengahan tahun 2021. Disamping itu,
koordinasi intensif yang dilakukan antara pengampu anggaran
dan pelaksana mendorong kelancaran proses realisasi.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II

BAB III Perkembangan Inflasi Daerah


 Pada triwulan III 2021, in asi IHK provinsi Sulawesi Tenggara tercatat mengalami peningkatan yang
dipicu oleh penurunan pasokan karena pola musiman dan faktor cuaca ekstrim ( musim angin muson
timur dan peningkatan curah hujan) ditengah peningkatan permintaan selama perayaan HBKN Idul
Adha.
 Sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat, indeks pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara
berdasarkan indeks Nilai
 Tukar Petani (NTP) juga tercatat mengalami peningkatan sehingga mendorong membaiknya daya beli
masyarakat Sulawesi Tenggara.
 Faktor-faktor tersebut di atas menyebabkan in asi pada triwulan III 2021 tercatat sebesar 2,68% (yoy),
lebih tinggi dibadingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 2,00% (yoy).
22 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

3.1. KONDISI UMUM INFLASI 3.2.PERKEMBANGAN INFLASI BULANAN


Pada triwulan III 2021, inflasi IHK provinsi Sulawesi Tenggara
1
(MONTH TO MONTH)
tercatat mengalami peningkatan yang dipicu oleh penurunan Secara bulanan, pergerakan inflasi IHK Sulawesi Tenggara selama
pasokan yang berhubungan dengan pola musiman dan faktor cuaca Triwulan III 2021 memiliki tren yang menurun jika dibandingkan dengan
ekstrim ditengah peningkatan permintaan selama perayaan HBKN Idul triwulan sebelumnya. Rata-rata inflasi bulanan pada periode laporan
Adha. Faktor cuaca yang berperan penting pada periode laporan tercatat mengalami peningkatan sebesar 0,46% (mtm), lebih rendah jika
adalah berlangsungnya musim angin muson timur dan peningkatan dibandingkan dengan rata-rata inflasi bulanan triwulan sebelumnya yang
curah hujan diluar pola tahunannya. Hal tersebut mengganggu sebesar 0,52% (mtm). Berdasarkan sumbernya, rata-rata penyumbang
ketersediaan beberapa komoditas yang akhirnya menyebabkan terbesar inflasi bulanan terutama berasal dari kelompok makanan,
peningkatan sejumlah harga bahan pokok terutama ikan segar dan minuman, dan tembakau, diikuti kelompok perumahan, air, listrik,
sayuran. Tidak hanya itu, pada periode laporan terjadi peningkatan dan bahan bakar rumah tangga serta kelompok pendidikan. Di sisi lain,
aktivitas masyarakat selaras dengan adanya perayaan HBKN Idul secara bulanan kelompok transportasi sepanjang triwulan III 2021
Adha. Peningkatan aktivitas tersebut terkonfirmasi dari meningkatnya masih mengalami tren penurunan harga (Tabel 3.1).
pergerakan masyarakat pada area pusat ritel dan grosir berdasarkan
data Google Mobility Report pada triwulan III 2021 dibandingkan Lebih detail, dilihat dari catatan inflasi bulanan, pada Juli 2021, Sulawesi
triwulan sebelumnya. Faktor-faktor tersebut di atas menyebabkan Tenggara tercatat mengalami inflasi sebesar 0,75% (mtm), pada bulan
inflasi pada triwulan III 2021 tercatat sebesar 2,68% (yoy), lebih tinggi Agustus 2021 terjadi penurunan tekanan inflasi sebesar 0,50% (mtm),
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar dan pada September 2021 tekanan inflasi tercatat lebih rendah yaitu
2,00% (yoy). Tekanan inflasi pada periode laporan juga lebih tinggi sebesar 0,11% (mtm) (Tabel 3.2).
dibandingkan inflasi Nasional dan Regional Sulawesi yang masing-
masing tercatat sebesar 1,60% (yoy) dan 1,89% (yoy). Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
Pada triwulan III 2021, kelompok makanan, minuman, dan tembakau
Berdasarkan kelompoknya, peningkatan tekanan inflasi di Sulawesi
mengalami rata-rata inflasi sebesar 1,35% (mtm) dengan rata-rata andil
Tenggara pada Triwulan III 2021 didorong oleh peningkatan harga pada
terhadap total inflasi sebesar 0,44%. Capaian ini meningkat
kelompok kelompok makanan, minuman dan tembakau, serta kelompok
dibandingkan triwulan sebelumnya yang mengalami inflasi dengan
pendidikan. Peningkatan tekanan pada kelompok makanan dipicu
rata-rata sebesar
oleh terbatasnya pasokan ikan segar dan sayuran sesuai pola musiman
yang disertai cuaca yang lebih buruk jika dibandingkan dengan
periode yang sama pada tahun sebelumnya. Di sisi lain, masih Grafik 3.2 Peta Inflasi Daerah Triwulan III 2021
1,88%
terbatasnya mobilitas
antar daerah terutama yang menggunakan transportasi udara serta Sumatera 1,88
Kalimantan
1,89%
Sulawesi
%
kebijakan maskapai yang menurunkan harga tiket pesawat menjadi
faktor pendorong penurunan harga kelompok transportasi yang
sekaligus menjadi faktor penahan laju inflasi pada periode laporan.

Sebagai catatan, kelompok makanan, minuman, dan tembakau di


Sulawesi Tenggara memiliki rata-rata proporsi tertinggi dalam
perhitungan inflasi yaitu sebesar 32,91%, sedangkan kelompok Inflasi Nasional 1,60%(yoy)
Jawa
Mapua
transportasi memiliki pangsa sebesar 14,21%, dan kelompok 1,47%
Balinusra
0,93%

perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,42%. 1,58%
SUMBER: BPS

Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama

Makanan, Minuman Perumahan, Air, Listrik, Transportasi


dan Tembakau Bahan Bakar RT

33%
Makanan, Minuman dan Tembakau 2,68
7,40 0,63 2,22
14% 1,43 1,33
1,87 2,00

PROPORSI Perumahan
0,99 4,66 4,24 0,34
0,56
KELOMPOK 13% 3,02
0,15
0,07 -0,64
Transportasi 0,15 -0,81

40% IIIIII IVIIIIII IV III III IV III III IV III III


Kelompok Lainnya 20202021 20202021 20202021 20202021

KET:
<2020: 2012
(100) SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI
2020: 2018 (100)

SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA

1. Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI
Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan
Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III

Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari

3,00
%, MTM 60 % YOY

2,00 40

20
1,00
-
0,00
(20)

-1,00 (40)

(60)
-2,00
(80)
123456789101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
20202021

2018 201 2020 2021


9

SUMBER : PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER : DINAS PERIKANAN KOTA KENDARI, DIOLAH

Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
KELOMPOK TW II 2021 TW III 2021 TW II 2021 TW III 2021
APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA
Makanan, Minuman dan Tembakau 0,90 2,16 0,49 1,18 2,35 1,64 0,05 1,35 0,28 0,68 0,16 0,37 0,75 0,53 0,02 0,44

Pakaian dan Alas Kaki 0,46 0,13 0,06 0,22 0,23 0,02 0,12 0,12 0,03 0,01 0,00 0,01 0,02 0,00 0,01 0,01

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,17 0,06 0,24 0,16 0,01 0,07 0,06 0,05 0,02 0,01 0,03 0,02 0,00 0,01 0,01 0,01

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 0,25 0,11 0,56 0,08 0,67 0,08 0,27 0,07 0,01 0,01 0,03 0,00 0,04 0,00 0,01

Kesehatan 0,05 0,06 0,03 0,05 0,69 -0,15 0,01 0,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00

Transportasi -0,71 2,36 -0,87 0,26 -0,11 -0,59 -0,19 -0,30 -0,10 0,34 -0,13 0,04 -0,02 -0,09 -0,03 -0,04

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,01 0,02 0,00 0,00 -0,14 -0,11 0,07 -0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,01 -0,01 0,00 0,00

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,01 1,09 0,00 0,37 -0,65 0,11 -0,42 -0,32 0,00 0,02 0,00 0,01 -0,01 0,00 -0,01 -0,01

Pendidikan 0,00 0,00 0,06 0,02 0,00 0,02 2,49 0,84 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,11 0,04

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,36 0,00 0,01 0,12 0,00 0,07 0,00 0,02 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,31 0,65 0,30 0,42 0,04 0,18 -0,01 0,07 0,02 0,04 0,02 0,03 0,00 0,01 0,00 0,00

Inflasi (mtm) 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)

1,18% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,37%. Peningkatan


deflasi rata-rata sebesar 0,57% (mtm) dan semen yang juga mengalami
tekanan inflasi bulanan pada kelompok tersebut utamanya terjadi
deflasi sebesar 0,12% (mtm). Penurunan harga pasir terjadi terjadi
karena menurunnya pasokan bahan pokok terutama ikan segar dan
karena peningkatan pasokan yang masuk dari dalam maupun luar Sultra
sayuran sesuai pola musiman yang disertai kondisi cuaca ekstrim
di tengah meningkatnya pembangunan proyek seperti yang telah
ditengah permintaan yang tinggi selama perayaan HBKN Idul Adha.
disampaikan pada bab 1.
Lebih detail, berdasarkan jenis komoditasnya peningkatan harga ikan
segar secara umum terjadi pada jenis ikan pelagis yang menjadi
favorit konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara seperti ikan layang
Kelompok Transportasi
yang tercatat mengalami rata-rata inflasi sebesar 4,84% (mtm), ikan Pada Triwulan III 2021, kelompok transportasi mengalami rata-rata
kembung sebesar 5,45% (mtm), dan ikan cakalang sebesar 5,43% inflasi sebesar -0,30% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,04%.
(mtm). Capaian ini mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya
yang mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,26% (mtm) dengan rata-rata
andil sebesar 0,04%. Penurunan tekanan inflasi bulanan pada
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar
Rumah Tangga kelompok transportasi terjadi selaras dengan masih terbatasnya
mobilitas antar daerah terutama dengan menggunakan transportasi
Pada Triwulan III 2021, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan udara. Selain itu masih terbatasnya aktivitas perjalanan dinas antar
bakar rumah tangga mengalami rata-rata inflasi sebesar 0,05% (mtm) daerah dan penurunan tiket pesawat oleh maskapai juga memicu
dengan rata-rata andil sebesar 0,01% menurun dibandingkan penurunan harga jasa transportasi udara yang secara rata-rata pada
triwulan sebelumnya yang mengalami rata-rata inflasi sebesar triwulan III 2021 tercatat menurun sebesar -1,14% (mtm).
0,16% (mtm) dengan rata-rata andil sebesar 0,02%. Penurunan
tekanan inflasi pada kelompok tersebut didorong oleh penurunan harga
pasir yang mengalami
24 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara

JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021


KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%) KOMODITAS ANDIL (%)
PENYUMBANG INFLASI

Ikan Teri 0,12 Ikan Layang 0,19 Ikan Kembung 0,11

Ikan Cakalang 0,11 Ikan Kembung 0,08 Akademi/Perguruan Tinggi 0,08

Ikan Layang 0,11 Bayam 0,07 Mobil 0,05

Cabai Rawit 0,05 Ikan Selar 0,04 Ikan Selar 0,03

Kangkung 0,04 Bawang Merah 0,04 Jagung Muda/Putren 0,02

Daun Kelor 0,03 Ikan Teri 0,04 Ikan Katamba 0,02

Daging Ayam Ras 0,03 Ikan Cakalang 0,02 Tomat 0,01

Ikan Kembung 0,03 Cumi-Cumi 0,02 Bayam 0,01

Kacang Panjang 0,03 Ikan Tongkol 0,02 Sekolah Dasar 0,01

Jagung Muda/Putren 0,02 Ikan Rambe 0,02 Sawi Hijau 0,01

PENYUMBANG DEFLASI

Cumi-Cumi -0,03 Beras -0,11 Angkutan Udara -0,07

Mobil -0,03 Angkutan Udara -0,06 Ikan Layang -0,05

Pisang -0,02 Daging Ayam Ras -0,03 Cabai Rawit -0,04

Mainan Anak -0,01 Tarif Kendaraan Roda 4 Online -0,02 Bawang Merah -0,03

Wortel -0,01 Cabai Merah -0,02 Ikan Teri -0,02

Telepon Seluler -0,01 Pepaya -0,01 Cumi-Cumi -0,02

Susu Bubuk Untuk Balita -0,01 Mobil -0,01 Ayam Hidup -0,02

Pasir -0,01 Telepon Seluler -0,01 Apel -0,02

Ikan Baronang -0,01 Wortel -0,01 Telur Ayam Ras -0,01

Emas Perhiasan 0,00 Pisang 0,00 Wortel -0,01


Sumber: BPS, Perhitungan BI

3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN menurunnya pasokan bahan pangan terutama ikan segar dan
(YEAR ON YEAR) sayuran akibat faktor cuaca dan pola musim yang keluar dari siklus
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tahunannya.
tercatat mengalami inflasi sebesar 2,68% (yoy), mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami Peningkatan harga ikan segar disebabkan oleh terbatasnya produksi
inflasi sebesar 2,00% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut berbeda selaras dengan informasi dari Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
dengan kondisi inflasi Nasional yang mengalami penurunan tekanan Kendari yang menyampaikan bahwa produksi ikan pada tahun 2021
inflasi dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan kelompoknya, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya akibat faktor cuaca dan
peningkatan tekanan inflasi tahunan Sulawesi Tenggara dipicu oleh kondisi gelombang (ini maksudnya gelombang tinggi yang berlangsung
peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan lebih lama dari perkiraan awal??) dan berlangsung lebih lama dari
tembakau, kelompok pendidikan, serta kelompok pakaian dan alas perkiraan awal. Selain itu, penurunan produksi ikan juga dipicu oleh
kaki. Meskipun demikian, peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut penurunan jumlah kapal >30 GT akibat kendala perizinan. Kendala-
tertahan penurunan tekanan inflasi pada kelompok transportasi dan kendala tersebut menyebabkan penurunan produksi sehingga memicu
kelompok rekreasi, olahraga dan budaya selaras dengan masih peningkatan harga ikan pelagis seperti ikan layang yang meningkat
terbatasnya mobilitas antar daerah terutama bagi transportasi udara sebesar 31,63% (yoy), ikan kembung sebesar 28,19% (yoy), ikan
dan aktivitas rekreasi. cakalang sebesar 31,33% (yoy), dan ikan selar sebesar 37,59%
(yoy).
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
Selain itu, peningkatan curah hujan diluar pola siklus tahunannya
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau pada Triwulan III 2021 pada triwulan III 2021 berdampak pada penurunan pasokan yang
tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 7,40% (yoy), meningkat menyebabkan peningkatan harga sayuran seperti cabai rawit yang
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,24% meningkat sebesar 24,94% (yoy) dan bawang putih sebesar 13,61%
(yoy). Peningkatan tekanan inflasi tahunan terjadi karena terjadinya (yoy). Intensitas curah hujan pada periode laporan di wilayah Kendari
tercatat mengalami peningkatan dengan tingkat curah hujan sebesar
300,2 Rain Rate (RR).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III

Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi Tenggara

4 %, YOY 350,0 %, YOY


300,2
300,0
3
250,0 226,3
2 200,0
141,6
1 150,0 116,7
100,0
0
50,0

-1 0,0
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
20192020 2021 20192020 2021

SULTRA NASIONAL SULAWESI BAUBAU KENDARI

KET: KET: BERDASARKAN LOKASI STASIUN CUACA DI KENDARI DAN BAUBAU


< 2020: 2012 (100) SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK INDONESIA
2020: 2018 (100)
SUMBER: BPS, PERHITUNGAN BANK
INDONESIA

Kondisi serupa juga terjadi di Kota Baubau dengan tingkat curah Inflasi Kota Kendari
hujan sebesar 141,6 RR. Peningkatan curah hujan tersebut berbeda Kota Kendari memberikan andil terbesar yakni sebesar 3,02% terhadap
dengan pola musim tahunannya, dimana pada triwulan III dan IV inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mengingat bobot kota
seharusnya sudah mulai memasuki musim kemarau dan intensitas curah Kendari terhadap perhitungan inflasi di Sulawesi Tenggara sebesar
hujan yang sudah mulai turun. 77,26% dan inflasi di Kota Kendari tercatat lebih tinggi daripada agregat
inflasi di Sulawesi Tenggara. Peningkatan tekanan tahunan di Kota
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Kendari didorong oleh peningkatan harga pada kelompok
Rumah Tangga makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok pendidikan.
Pada Triwulan III 2021, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan
bakar rumah tangga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% (yoy),
tembakau umumnya dipicu oleh peningkatan harga komoditas ikan
menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,63% (yoy).
segar seperti ikan layang yang meningkat sebesar 41,83% (yoy), ikan
Penurunan tekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh
cakalang sebesar 35,56% (yoy), dan ikan kembung sebesar 33,20%
penurunan tekanan inflasi bahan bangunan seperti pasir yang tercatat
(yoy). Peningkatan harga ikan tersebut dipicu oleh menurunnya
sebesar 4,78% (yoy) lebih rendah dari capaian inflasi triwulan
pasokan ditengah permintaan yang tinggi selama perayaan HBKN
sebelumnya yang sebesar 10,86% (yoy). Selain itu, penurunan
Idul Adha. Terbatasnya produksi ikan segar dipicu oleh faktor yang
tekanan inflasi pada kelompok perumahan juga dipicu oleh penurunan
sama yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
harga semen sebesar -1,20% (yoy) lebih rendah dari triwulan -1,19%
(yoy). Penurunan tersebut diperkirakan karena peningkatan pasokan Disisi lain, peningkatan tekanan inflasi di Kota Kendari juga dipicu
baik dari dalam maupun luar Sultra. oleh peningkatan tekanan inflasi pada kelompok terutama
pendidikan di perguruan tinggi yang meningkat sebesar 3,42%
Kelompok Transportasi (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang
Pada Triwulan III 2021, kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,98% (yoy). Peningkatan biaya pendidikan pada perguruan
sebesar -0,64% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat tinggi selaras dengan mulai diberlakukannya kembali pendidikan tatap
sebesar 0,56% (yoy). Masih terbatasnya mobilitas antar daerah muka pada tahun ajaran baru.
terutama yang menggunakan transportasi udara menjadi faktor pemicu
terjadinya deflasi kelompok transportasi pada periode laporan. Selain itu, Inflasi Kota Baubau
ditengah membaiknya penanganan Covid-19 di berbagai daerah
Pada triwulan III 2021 Kota Baubau mengalami inflasi sebesar 1,47%
merubah strategi perusahaan maskapai dengan menurunkan harga
(yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
tiket pesawat untuk meningkatkan jumlah penumpang. Pada periode
1,50% (yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut dipicu oleh
laporan, harga jasa transportasi udara mengalami penurunan sebesar -
penurunan harga pada kelompok transportasi yang sebesar -4,06%
6,09% (yoy).
(yoy), lebih rendah dari capaian inflasi triwulan sebelumnya yang
sebesar -1,00% (yoy). Penurunan tekanan inflasi pada kelompok
3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT tersebut selaras dengan penurunan harga jasa tranportasi udara yang
KOTA sebesar -15,61% (yoy).
Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan
Masih terbatasnya mobilitas antar daerah terutama yang menggunakan
terjadi di Kota Kendari dengan capaian sebesar 3,02% (yoy), lebih tinggi
transportasi udara menjadi faktor pemicu terjadinya deflasi
dibandingkan tekanan inflasi pada triwulan sebelumnya yang
kelompok transportasi pada periode laporan. Selain itu, ditengah
sebesar 2,16% (yoy). Berbanding terbalik dengan capaian inflasi di Kota
membaiknya
Baubau yang tercatat sebesar 1,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan
tekanan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy)
(Grafik 3.7).
26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)
KELOMPOK 2020 2021 2020 2021
II III IV I II III II III IV I II III
Makanan, Minuman dan Tembakau -0,20 2,49 3,02 4,66 4,24 7,40 -0,06 0,78 0,93 1,43 1,33 2,33

Pakaian dan Alas Kaki 1,22 0,01 -0,51 -0,98 -0,15 0,35 0,08 0,00 -0,04 -0,07 -0,01 0,02

Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,16 0,56 0,15 0,07 0,63 0,34 0,02 0,08 0,02 0,01 0,09 0,05

Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 2,02 2,35 0,75 2,05 2,14 0,07 0,11 0,12 0,04 0,11 0,11

Kesehatan 2,90 2,92 2,85 1,22 1,36 1,48 0,06 0,06 0,06 0,03 0,03 0,03

Transportasi -5,38 -0,17 -0,81 2,22 0,56 -0,64 -0,84 -0,02 -0,12 0,32 0,08 -0,09

Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -2,02 -3,32 -3,02 -3,18 0,06 0,06 -0,15 -0,25 -0,23 -0,24 0,00 0,00

Rekreasi, Olahraga, dan Budaya -0,54 -0,53 -0,49 -0,86 0,58 -0,71 -0,01 -0,01 -0,01 -0,02 0,01 -0,01

Pendidikan 4,78 3,53 1,78 1,75 1,82 3,00 0,20 0,15 0,08 0,08 0,08 0,13

Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 3,10 1,72 1,86 0,86 0,82 0,64 0,17 0,10 0,11 0,05 0,05 0,04

Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4,94 6,97 6,39 3,72 3,53 0,88 0,31 0,45 0,41 0,25 0,23 0,06

Inflasi (yoy) -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68 -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)

penanganan Covid-19 di berbagai daerah merubah strategi perusahaan


mengalami penurunan harga tertinggi adalah bayam -6,78% (mtm),
maskapai dengan menurunkan harga tiket pesawat untuk meningkatkan
kacang panjang -11,55% (mtm), bawang merah -7,92% (mtm), dan bawang
jumlah penumpang.
putih -7,14% (mtm). Meskipun demikian, terdapat beberapa komoditas
yang menahan deflasi lebih dalam pada bulan laporan antara lain
3.5. INFLASI TRIWULAN IV 2021 minyak goreng seiring meningkatnya harga bijih sawit dan pulihnya
Pada Oktober 2021, Sulawesi Tenggara mengalami inflasi sebesar - permintaan seiring kembali normalnya aktivitas masyarakat dan dunia
0,64% (mtm), lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan usaha pasca pelonggaran PPKM. Peningkatan harga juga terjadi
sebelumnya yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,11% (mtm). pada beberapa komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan
Penurunan tekanan inflasi tersebut selaras dengan penurunan indeks jeruk nipis akibat menurunnya pasokan.
harga yang terjadi di Kota Kendari dan Kota Baubau. Capaian inflasi
di Kota Kendari pada Oktober 2021 sebesar -0,70% (mtm), turun dari Selain didorong oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau,
bulan sebelumnya yang sebesar 0,24% (mtm). Sedangkan capaian deflasi pada bulan Oktober juga didorong oleh penurunan tekanan
inflasi di Kota Baubau tercatat sebesar -0,44% (mtm), menurun dari inflasi kelompok transportasi selaras dengan kebijakan maskapai
bulan sebelumnya yang sebesar - 0,34% (mtm). untuk menurunkan harga tiket pesawat guna meningkatkan gairah
masyarakat untuk menggunakan jasa transportasi udara.
Penurunan tekanan inflasi bulanan yang terjadi pada Oktober 2021
didorong oleh penurunan harga pada kelompok makanan, minuman, dan Pada bulan November 2021, Sulawesi Tenggara diperkirakan masih
tembakau sejalan dengan penurunan harga komoditas ikan segar selaras mengalami deflasi meskipun tidak sedalam periode sebelumnya. Deflasi
dengan meningkatnya produksi pada bulan laporan. Sebagai informasi tersebut didorong oleh meningkatnya produksi ikan segar seiring
pendukung, produksi ikan pada dua pelabuhan utama di Kota membaiknya kondisi gelombang laut yang sesuai siklusnya, serta
Kendari yakni PPS Kendari dan TPI Sodohoa secara kumulatif tercatat berlangsungnya panen padi dan aneka bawang di beberapa daerah
meningkat sebesar 19,5% (mtm). Peningkatan produksi tersebut sentra seperti Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Kolaka,
sejalan dengan peningkatan aktivitas nelayan seiring kondisi Buton, Buton Selatan, dan Wakatobi diperkirakan menjadi faktor
gelombang laut yang semakin kondusif. pendorong deflasi pada periode mendatang.

Selain peningkatan produksi ikan tangkap, berbagai program Pada bulan Desember, tekanan inflasi diperkirakan meningkat
pengembangan ikan budidaya (ikan bandeng dan ikan kakap putih) yang selaras dengan peningkatan aktivitas sesuai pola historisnya selaras
dilakukan Dinas Perikanan Kota Kendari dan Provinsi Sultra juga perayaan HBKN dan tahun baru. Selain itu, perkiraan peningkatan
berdampak pada penurunan harga ikan. Selain komoditas tekanan inflasi pada Desember juga diperkirakan disebabkan karena
perikanan, deflasi pada Oktober 2021 juga dipicu oleh penurunan harga adanya potensi peningkatan curah hujan dan la nina yang
komoditas sayuran seiring peningkatan pasokan selama musim panen di berdasarkan prediksi BMKG akan berlangsung pada November-
Sultra dan meningkatnya pasokan dari luar Sultra. Adapun komoditas Desember 2021.
sayuran yang
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III

Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan
Kota Baubau
3,50
% (YOY) 10,00 %YOY KENDARI
3,00 3,02 5,00
2,68 0,00
2,50
2,16 -5,00
2,00 2,00 1234567891011
1,601,64 1,63
1,50 1,50 1,47
1,33 10,00 %YOY BAUBAU

1,00 5,00
0,00
0,50
-5,00

INFORMASI

REKREASI

PENDIDIKAN
PAKAIAN

PERUMAHAN

KESEHATAN

RESTORAN
TRANSPORTASI

PRIBADI
MAKANAN

PERAWATAN
MINUMAN

PAN RT
PERLENGKA-
0,00

KENDARI BAUBAU SULTRA NASIONAL SULAMPUA

TW II 2021 TW III 2021 TW II 2021 TW III 2021

KET:
SUMBER: BPS, DIOLAH
<2020: 2012 (100)
2020: 2018 (100)
SUMBER: BPS,
DIOLAH

3.6. UPAYA PENGENDALIAN INFLASI


Sebagai upaya pengendalian inflasi berkelanjutan, Pemerintah bersama b) Pelaksananan rapat koordinasi bulanan TPID Prov. Sultra
Bank Indonesia melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang wajib dihadiri oleh Kepala Dinas terkait, serta wajib
Provinsi Sulawesi Tenggara selama Triwulan III 2021 terus menyampaikan update data, permasalahan, inovasi program dan
berupaya untuk memperkuat implementasi 4K, memastikan informasi terkait lainnya.
c) Perlunya dibuat media sharing informasi dan data terpadu terkait
keberlanjutan dan juga mendorong upaya perluasan perdagangan
stok dan harga komoditas antar dinas dan instansi di Sultra.
antar daerah, mendorong pengembangan pangan lokal melalui
intensifikasi dan ekstensifikasi yang terus dilakukan, serta sinkronisasi Perlunya didorong inovasi dalam pengendalian inflasi
data antar dinas dalam rangka pengendalian inflasi di Sultra. berkelanjutan.
Secara ringkas langkah-langkah pengendalian inflasi yang ditempuh
adalah sebagai berikut:
1. Mendorong Kerjasama Pengembangan Pangan Lokal
Wali Kota Baubau melaunching penggunaan beras lokal Karing-karing
bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pegawai Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) lingkup Pemerintah Kota Baubau. Penggunaan beras
lokal tersebut bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah petani,
serta sebagai upaya pengendalian harga dan pasokan beras di
Kota Baubau. Kegiatan tersebut juga sekaligus sebagai implementasi
dari kerjasama antara Pemkot Baubau dengan Bulog dalam
hal pengembangan pangan lokal. Dengan adanya kerjasama
penyediaan beras lokal tersebut, diharapkan pasokan beras di Kota
Baubau dapat terjaga. Selain itu, adanya kerjasama tersebut
juga memicu pengembangan pertanian padi di Kota Baubau,
sehingga kedepannya diharapkan dapat mendorong peningkatan
pasokan beras, dimana selama ini pasokan beras di Kota Baubau
masih bergantung dari Kota Kendari.

2. HLM Sinergi Pengendalian Inflasi


Pada 3 September 2021 telah dilaksanakan High Level Meeting
TPID Sultra yang dihadiri oleh Sekda, BI, Asisten II dan Kepala OPD
terkait. Adapun hasil rapat tersebut menyepakati beberapa hal sebagai
berikut :
a) Setiap dinas harus menjadi bank data untuk komoditas yang
menjadi kewenangan masing-masing dan dipilah berdasarkan
kabupaten/kota.
BAB IV Stabilitas Keuangan Daerah
 Pada triwulan III 2021, berdasarkan berbagai indikator, stabilitas sistem keuangan terpantau dalam
kondisi yang terjaga.
 Pada triwulan III 2021, penyaluran kredit di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 2,76a5 (yoy) dengan
tingkat risiko pada level terjaga yang tercermin dari rasio NPL yang sebesar 1,88%.
 Sektor rumah tangga tetap menunjukan opti,isme yang tercermin dari peningkatan kredit dan penuruna
NPL.
30 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGAN 4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA
DAERAH 4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
Pada triwulan III 2021, berdasarkan berbagai indikator, stabilitas sistem Rumah Tangga
keuangan terpantau dalam kondisi yang terjaga. Berbagai kebijakan Pada triwulan III 2021 penerapan rem darurat PPKM Mikro memiliki
yang diluncurkan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam dampak pada kondisi Rumah Tangga (RT) di Sulawesi Tenggara.
rangka pemulihan ekonomi nasional ditransmisikan dengan baik sampai Peranan RT di Sulawesi Tenggara sangat penting dalam perekonomian
di level daerah. Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha dan sistem keuangan daerah terlihat dari kontribusi maupun
terhadap ekonomi ke depan terpantau optimis dan diharapkan mampu keterkaitannya dengan perbankan, pemerintah, lembaga keuangan
mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat. lainnya dan korporasi. Dari sisi kontribusi, terlihat bahwa secara
konsisten konsumsi RT memiliki pangsa yang tinggi terhadap PDRB
Pada triwulan III 2021, sektor rumah tangga tetap menunjukkan
Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).
optimisme meskipun mengalami penurunan dibading triwulan
sebelumnya mengingat diberlakukannya rem darurat PPKM Mikro Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di
pada periode laporan. Rendahnya bunga acuan direspon perbankan Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap
dengan penurunan suku bunga simpanan pada periode laporan. total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total
Berbagai kebijakan yang ada berdampak positif pada pertumbuhan kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat
kredit konsumsi RT di triwulan III 2021 yang diikuti penurunan menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain
resiko NPL. dampak perkembangan perekonomian, feedback loop kepada
sistem perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.
Pertumbuhan kredit korporasi pada periode pelaporan mengalami
perbaikan. Di lain sisi, penyaluran kredit UMKM pada periode Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah
laporan mengalami moderasi. Kedepannya, langkah yang padu dan tangga, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks
nyata dari seluruh otoritas di sistem keuangan dan ekonomi semakin keyakinan rumah tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang
dibutuhkan untuk dapat mendorong kinerja sistem keuangan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap Tenggara, kita dapat melihat ekspektasi rumah tangga terhadap
menekankan mitigasi risiko yang baik. kondisi ekonomi masa depan dan penilaian terhadap kondisi
ekonomi saat ini melalui variabel Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di

Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara

50,0
% PANGSA THD PDRB % YOY 10,0 100,00 %,PANGSA

84,1
49,0 90,00
3,97 8,0
80,00

64,9
48,0 6,0
1,52 70,00
47,0 4,0 60,00
50,00
46,0 2,0 40,00
0,0 30,00
45,0 20,00
45,83

-2,0
44,0 10,00
-4,0 0,00
IIIIII IVI IIIII IVI IIIII IVIIIIII I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PANGSA KONSUMSI GKONSUMSI RT (SB. GPDRB (SB. KANAN) KREDIT RT DPK RT


RT KANAN)

SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH

Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
INDEKS
180 INDEKS 180, 173,0 172,0
160 0 160
160 152152
151,0 147
133 160,0 141
140 137
120 140,0
106
100 120,0
80 100,0
60
80,
40 0
I II III IV II III IV II III IV II III EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILANEKSPEKTASI LAP.KERJA
I 60,
201 I 2019 I 2020 2021
0
8
IKK IKE IEK EST. JAN 22 EST. FEB 22 EST. MAR 22

SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

atas 100 menunjukkan optimisme RT dan angka di bawah 100


menunjukkan pesimisme RT terhadap perekonomian. Pada triwulan
4.2.2. Dana Pihak Ketiga Rumah Tangga di
III 2021, optimisme masyarakat Sulawesi Tenggara terus terjaga di
Perbankan
tengah perbaikan kondisi ekonomi dan penanganan pandemic. Hal ini Stabilnya suku bunga acuan di level yang cukup rendah yaitu 3,5%
terlihat dari rata-rata IKK yang tercatat sebesar 129,10 pada periode direspon dengan penurunan simpanan berjangka oleh perbankan
laporan (Grafik 4.3). Meskipun optimis, jika dibandingkan triwulan pada periode laporan. Dominasi penempatan dana pihak ketiga
sebelumnya terdapat penurunan rata-rata IKK selaras dengan (DPK) RT di perbankan Sulawesi Tenggara tetap tinggi pada periode
penerapan kebijakan pembatasan aktivitas (PPKM Mikro) pada bulan laporan. Hal ini tercermin dari pangsa DPK perseorangan yang
Juli 2021. Penurunan rata- rata IKK disebabkan oleh turunnya mencapai 64,90% dari keseluruhan DPK di Sulawesi Tenggara
komponen pendukung yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) (Grafik 4.5) dengan nominal mencapai Rp17,12 triliun (Grafik 4.6).
dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) (Grafik 4.4). Ekspektasi Pada triwulan III 2021, walaupun masih mendominasi pangsa DPK
masyarakat pada triwulan III 2021 secara konsisten terus optimis Perbankan Sultra, DPK perseorangan mengalami kontraksi sebesar
tercermin dari rata-rata nilai IEK yang berada di level diatas 150 1,67% (yoy), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode
selama tiga triwulan terakhir. Hal ini mengindikasikan masyarakat sebelumnya yang tumbuh sebesar 13,96% (yoy) (Grafik 4.6).
Sultra terus percaya pada langkah kebijakan yang diambil pemerintah Penurunan pertumbuhan DPK tersebut mengindikasikan bahwa
baik dalam penanganan Covid (termasuk vaksinasi) serta berbagai masyarakat terus menggunakan dananya yang sebelumnya
upaya pemulihan ekonomi yang dilakukan untuk mendorong kondisi tersimpan di Perbankan seiring dengan membaiknya perekonomian yang
ekonomi Sulawesi Tenggara ke depan semakin baik. disertai optimisme kedepan.

Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT,
indeks sebesar 165,33 dimana bulan Januari 2022 diekspektasikan produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa
sebagai bulan paling tinggi. Dari sisi penghasilan, rumah tangga placement yang mencapai 78,02% dari total DPK RT, lebih tinggi
mencatatkan rata-rata indeks ekspektasi sebesar 141,67 untuk bulan dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang
Januari – Maret 2022 dimana ekspektasi tertinggi berada pada bulan mencatatkan proporsi 76,88%. Selain itu, produk deposito tercatat
Maret 2022. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan memiliki proporsi sebesar 19,52% dari total DPK RT, angka tersebut
pekerjaan dengan mencatatkan rata-rata indeks ekspektasi sebesar lebih rendah dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 20,60%.
154,67 dimana ekspektasi tertinggi berada pada bulan Maret Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,46% lebih rendah dari
2022. sebelumnya yang sebesar 2,52% (Grafik 4.7). Pergeseran yang terjadi
dari deposito ke tabungan (high cost to low cost) mengindikasikan
kebijakan moneter yang

Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
PANGSA
100% 40,0 %,YOY TRILIUN RP 25

80% 35,35 35,10 20


20,0
60% 15
17,12

40% 10
0,0
1,81
20% 5
64,6564,90
0% -20,0 0
IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018 2019 2020 -1,67
2021

RT BUKAN RT NOMINAL DPK RT (SB KANAN) TOTAL DPK DPK RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

GrafikII 4.7
2021III 2021II 2021III
Komposisi DPK RT 2021II 2021III Tenggara
Sulawesi 2021II 2021III 2021 DEPOSITOGIROTABUNGANTOTAL Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
PANGSA
100% 40,0 %, YOY %, YOY 35,00
19,52

30,00
80% 17,21
25,00

60% 13,03 20,00


0,0 15,00
78,0

40% -5,15 10,00


2

5,00
20%
0,00
-1,67
0% -40,0 -5,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
2018 2019 2020 2021

GIRO TABUNGAN DEPOSITO GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK RT (SB KANAN)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
32 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
PANGSA
100%

15,93
80%
26,46 18,21
60% Modal Kerja KPR/KPA

8,17 5,04

84,07
40%
Investasi KKB

20% 65,38 0,25


Konsumsi Peralatan RT
0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 76,50
Multiguna
2018 2019 2020 2021

KREDIT RT KREDIT NON RT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

dilakukan mulai mendorong masyarakat untuk mengurangi dana jangka


Apabila dilihat secara lebih mendalam, mayoritas kredit konsumsi
panjangnya dan meningkatkan simpanan dengan likuiditas tinggi
yang diberikan bank kepada RT disalurkan dalam bentuk kredit yang
yang bisa digunakan untuk konsumsi.
fleksibel yaitu kredit multiguna dengan pangsa sebesar 76,50%,
Pada triwulan III 2021, secara year-on-year DPK RT terkontraksi Selain itu, terdapat indikasi kebangkitan sektor properti karena
sebesar 1,67% (yoy) selaras dengan penurunan laju pertumbuhan pada pangsa KPR pada periode laporan mengalami kenaikan dari 17,69%
instrumen tabungan, deposito, dan giro. Kontraksi ini bertolak menjadi 18,21% (Grafik 4.10).
belakang dengan lonjakanDPK RT khususnya pada masa awal pandemi
Dari sisi pertumbuhan, kredit konsumsi RT pada triwulan III 2021
covid-19 (triwulan II dan III 2020) diindikasikan karena saat ini
tumbuh sebesar 2,35% (yoy), membaik dibandingkan pertumbuhan
masyarakat semakin percaya dengan kondisi ekonomi dan
periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar 1,62% (yoy).
penanganan kesehatan lebih memilih menyimpan dananya pada
Peningkatan laju pertumbuhan kredit konsumsi RT tersebut selaras
pada instrument yang likuid untuk dapat digunakan sewaktu-
dengan perbaikan pada seluruh komponen utamanya didorong oleh laju
waktu.
pertumbuhan penyaluran kredit KPR/KPA, KKB dan selaras dengan
Lebih detail per intrumen, pada periode pelaporan, tabungan peningkatan penyaluran kredit Multiguna. Pada triwulan II 2021, kredit
perseorangan tumbuh sebesar 17,21% (yoy) menurun dibandingkan kepemilikan rumah/apartemen (KPR/KPA) tumbuh sebesar 13,17% (yoy)
triwulan sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 19,64% (yoy), dari 9,43% (yoy), kredit multiguna tumbuh sebesar 1,35% (yoy) dari
deposito tumbuh sebesar 13,03% (yoy) menurun dari triwulan 1,03% (yoy), dan kredit kendaraan bermotor (KKB) menurun dari
sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,64% (yoy). Giro pada periode periode sebelumnya dan masih terkontraksi sebesar 13,67% (yoy)
pelaporan terkontraksi 5,15% (yoy) lebih rendah dibandingkan periode (Grafik 4.11).
sebelumnya yang tumbuh sebesar 16,40% (yoy) (Grafik 4.8).
Dilihat dari sisi suku bunganya, suku bunga kredit konsumsi RT di
Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mengalami sedikit
4.2.3. Kredit Perbankan Pada Sektor Rumah penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar
Tangga 11,33% menjadi sebesar 11,23% (Grafik 4.12). Penurunan suku
Rendahnya suku bunga, perpanjangan relaksasi PPnBM, dan relaksasi bunga tersebut disertai penurunan risiko kredit yang tercermin dari
LTV berdampak positif pada pertumbuhan kredit konsumsi RT di NPL kredit konsumsi perseorangan yang tercatat sebesar 1,02%
triwulan III 2021 diiringi penurunan resiko kredit. Di Sulawesi pada triwulan III 2021 dari sebelumnya sebesar 1,06%.
Tenggara kredit perbankan ke RT mendominasi realisasi penyaluran
kredit pada triwulan III 2021. Hal tersebut terlihat dari pangsa kredit Kredit Kepemilikan Rumah
untuk perseorangan yang mencapai 84,07% dari total kredit yang KPR dan KPA di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tumbuh
direalisasikan pada periode laporan (Grafik 4.9). Dari total kredit RT yang sebesar 13,17% (yoy), meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang
mencapai Rp28,13 triliun tersebut, sebagian besar kredit tersebut masih tumbuh sebesar 9,43% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut
digunakan untuk konsumsi dengan pangsa sebesar 65,38% lebih disebabkan peningkatan permintaan hunian oleh masyarakat yang
rendah dari sebelumnya yang mencapai 65,41%. tercermin dari peningkatan kredit untuk pembelian beberapa tipe
properti. Pada triwulan III 2021, KPR tipe >21-70 yang memiliki porsi
Sementara itu, pangsa kredit produktif modal kerja dan investasi masing-
86,02% dari total KPR (Grafik 4.13) kembali mencatatkan pertumbuhan
masing mencapai 26,46% dan 8,17% dari total kredit RT. Hal ini
yang tinggi yaitu sebesar 18,87% (yoy) meningkat dari periode
mengindikasikan perbankan secara perlahan meningkatkan
sebelumnya sebesar 16,39% (yoy). Hal ini diperkuat dari hasil liaison
penyaluran kepada sektor produktif untuk mendorong perekonomian dan
Bank Indonesia Sultra yang mengindikasikan
dunia usaha.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT

30,00
%, YOY 12,50 %, TERTIMBANG %, GROSS 5,00
25,00
20,00 4,00
13,17 12,00
15,00
10,00 3,00
5,00 2,35 11,50 11,23
- 2,00
(5,00) 1,35 1,02
(10,00) (13,67) 11,00 1,00
(15,00)
(20,00) 10,50 -
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KREDIT KONSUMSI RT KPR/KPA KKB MULTIGUNA SB.KREDIT KONS RT NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.14 NPL KPR
SK. BUNGA%
30,0 NPL % 18,87 12,0 16,0 %, YOY
13,17
20,0 14,0
10,0
10,0 -1,27 12,0
7,20
0,0 8,0
10,0 8,4
-10,0
6,0 8,0
-20,0 3,9
-10,41 4,0 6,0 3,5
-30,0
-22,83 2,44
-40,0 4,0
2,0
-50,0 2,0
1,9
-60,0 0,0 0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN) KPR/KPA TIPE SD TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO
21

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

developer sedang meningkatkan pembangunan untuk memenuhi


triwulan III 2021 ditengarai menjadi salah satu penyebab turunnya KKB
peningkatan permintaan masyarakat.
roda empat namun penurunan lebih dalam tertahan dengan adanya
Dari sisi risiko, KPR memiliki risiko yang terjaga di bawah threshold dan perpanjangan relaksasi PPnBM hingga Desember 2021.
menunjukkan tren penurunan sejak triwulan II 2020 hingga pada
Pada periode laporan, risiko KKB yang tercermin dari NPL gross
periode laporan. Indikator NPL KPR untuk hampir seluruh jenis
menunjukkan penurunan menjadi 2,16%, membaik dibandingkan
properti pada periode pelaporan sebesar 2,44% lebih rendah
periode sebelumnya yang tercatat sebesar 2,62% (Grafik 4.16).
daripada sebelumnya 2,52% (Grafik 4.14). Namun demikian,
Penurunan resiko pada KKB selaras dengan menurunnya NPL pada
penyaluran KPR Ruko perlu mendapatkan perhatian khusus dari
kredit kendaraan roda dua dan roda empat. Walaupun mengalami
perbankan karena NPL-nya yang relatif tinggi hingga mencapai 8,40%.
perlambatan pertumbuhan, KKB roda empat juga mengalami penurunan
NPL KPR Ruko berada diatas batas threshold sejak tahun 2016 dengan
risiko kredit menjadi sebesar 2,07% dari sebelumnya 2,45%. Risiko
tren yang fluktuatif. Masih tingginya NPL ruko mengindikasikan utilisasi
kredit roda dua juga menurun menjadi sebesar 3,76% pada triwulan
ruko yang ada di Sultra belum optimal mengingat skema pembiayaan
III 2021 dari sebelumnya 4,25%. Penurunan kredit macet tersebut
KPR Ruko yang biasanya tergantung pada pembayaran sewa.
memperkuat indikasi kondisi keuangan masyarakat di Sulawesi Tenggara
perlahan membaik di tengah pemulihan ekonomi.
Kredit Kepemilikan Kendaraan Bermotor
Kredit kendaraan bermotor (KKB) di Sulawesi Tenggara pada triwulan III Kredit Multiguna
2021 terkontraksi sebesar 13,73% (yoy), lebih buruk dari periode
Dominasi pangsa kredit multiguna terhadap total kredit konsumsi di
sebelumnya yang tercatat kontraksi sebesar 12,08% (yoy). Kontraksi
triwulan III 2021 menunjukkan bahwa kebutuhan pembiayaan rumah
KKB pada triwulan III 2021 selaras dengan menurunnya pertumbuhan
tangga untuk kebutuhan lain di luar kebutuhan untuk memiliki
kredit KKB roda empat di tengah perbaikan KKB roda dua. KKB roda
rumah, kendaraan bermotor maupun peralatan rumah tangga masih
empat pada periode laporan tercatat terkontraksi sebesar 9,86% (yoy)
sangat besar. Dominasi kredit multiguna terjadi karena pengajuan
memburuk dari periode sebelumnya yang terkontraksi sebesar
kredit multiguna yang relatif lebih mudah dengan jaminan/agunan yang
7,49. Di lain sisi, penyaluran kredit kendaraan roda dua terkontraksi
relatif ringan dan dana yang diterima dapat secara leluasa digunakan
sebesar 34,49% (yoy) membaik dari periode sebelumnya yang
oleh rumah tangga dalam melakukan aktivitas yang tidak mengikat
terkontraksi sebesar 38,84% (yoy) (Grafik 4.15). Penerapan kebijakan
jenisnya. Pada triwulan III 2021, kredit multiguna tumbuh sebesar
PPKM Mikro pada awal periode
1,35% (yoy) lebih tinggi
34 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB

66
%, YOY NPL % SK. BUNGA% 11,8
51 11,6
10,0 11,4
36
11,2
21 7,5 11,0
6 10,50 10,8
-9,86 5,0 3,76
-13,73 10,6
-9
10,4
2,16
-24 2,5 10,2
-34,99 2,02 10,0
-39
0,0 9,8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

MOBIL SEPEDA MOTOR KKB MOBIL SEPEDA MOTOR KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna

99 %, YOY %, YOY 25,0 NPL % SK. BUNGA 13,1


7,5 13,0
84
69 25,1 20,0 12,9
12,3
1,0 12,8
54 1,8 2,0
15,0 1,0 12,7
1,35 5,0
39 -19,2 1,0 12,6
10,0 0,52
24 12,5
0,4
9 5,0 12,4
2,5
12,3
-6 0,0 12,2
-21 12,1
-36 -5,0 0,0 12,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2 19 2020 2021 2018 2019 2020 2021
0
<RP50JT >RP50JT - RP100 >RP100JT - RP500JT >RP500JT MULTIGUNA MULTIGUNA >RP50JT - RP100 >RP500J LINEAR (>RP100JT - RP500JT)
JT (RHS) JT T
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

<RP50JT >RP100JT - SK.BUNGA (RHS)


RP500JT

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,13% (yoy)


Kinerja perusahaan di industri pengolahan nikel seperti ferronickel dan
(Grafik 4.17). Pada periode laporan, NPL kredit multiguna tetap
stainless steel yang cukup baik mendorong ekspor Sultra yang pada
rendah tercatat sebesar 0,52%, mengalami penurunan dan lebih
periode laporan yang tumbuh sebesar 73,62% (yoy). Pada triwulan III
rendah dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 0,54% (Grafik
4.18). 2021, ekspor feronikel tumbuh sebesar 47,23% (yoy), melambat
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
4.3. ASESMEN SEKTOR KORPORASI 177,61% (yoy) (Grafik 4.20). Secara pangsa terdapat pergeseran
4.3.1. Sumber Kerentanan Sektor Korporasi pangsa stainless steel menjadi sebesar 56,21% menurun dibandingkan

Pertumbuhan kredit korporasi positif pada triwulan III 2021. Seiring sebelumnya yang sebesar 61,89% serta peningkatan pangsa ferronickel

percepatan program vaksinasi Nasional dan penanganan covid-19 yang menjadi sebesar 43,03% dibandingkan sebelumnya 37,45%. Secara

semakin baik, perbankan mulai mengalokasikan dan menyalurkan kredit total, ekspor feronikel dan besi baja mencapai lebih dari 99% ekspor

lebih tinggi pada sektor produktif seperti modal kerja dan Sultra pada triwulan III 2021 (Grafik 4.19). Pertumbuhan Ekspor

investasi. Kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja stainless steel pada periode laporan tercatat sebesar 102,96% (yoy)

perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau melambat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 145,43% (yoy). Kedua
mengalami pertumbuhan yang lebih baik tercermin dari komoditas tersebut hanya dihasilkan oleh dua pelaku usaha. Konsentrasi
pertumbuhan kredit korporasi yang tercatat kontraksi sebesar 14,82 tersebut dapat memunculkan kerentanan terhadap kinerja korporasi,
(yoy) membaik dari triwulan sebelumnya (Grafik 4.27). Peningkatan terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu karena sangat
salah satunya didorong oleh kredit pada LU industri pengolahan yang tergantung dengan kinerja pelaku usaha di sektor pengolahan
tumbuh sebesar 111,56% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar sebagai industri hilir.
104,78% (yoy) dengan produk ekspor unggulan Sultra yaitu
4.3.2. Kinerja Korporasi
ferronickel dan stainless steel. Peningkatan lebih tinggi tertahan
Omset Penjualan
oleh melambatnya penyaluran kredit pada LU pertanian yang memiliki
Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang
pangsa 26,48% pada periode laporan dan tumbuh melambat sebesar
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
-22,90% (yoy) menurun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh positif
Tenggara, dapat terlihat bahwa kinerja korporasi mulai mengalami
0,41% (yoy) (Tabel 4.1).
penurunan triwulan III tahun 2021.
36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison

2,50 LIKERT SCALE


2,00
0,01% 1,50
Mete 1,00
0,50
0,63% 0,00
Perikanan
-0,50
43,03% -1,00
Feronikel -1,50
-2,00
56,21%

PERSEDIAAN

HARGA JUAL
Stainless Steel

PENJUALAN

PENJUALAN
DOMESTIK

KAPASITAS

INVESTASI
UTILISASI
EKSPOR
0,12%

MARJIN
BIAYA
Lainnya
PERTANIAN, PERIKANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN KONSTRUKSI
PERTAMBANGAN AKOMODASI TRANSPORTASI

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH KETERANGAN SKALA LIKERT:


+/- 4,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SIGNIFIKAN DI LUAR RATA-RATA/POLA NORMAL KORPORASI
+/- 3,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI ATAS RATA-RATA POLA NORMAL
Penjualan domestik pada triwulan III 2021 pada mayoritas lapangan +/- 2,00 = KENAIKAN/PENURUNAN SESUAI DENGAN POLA NORMALNYA
+/- 1,00 = KENAIKAN/PENURUNAN DI BAWAH POLA NORMALNYA
SUMBER: LIAISON KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
usaha (LU) yang disurvei mengalami penurunan dibandingkan
triwulan sebelumnya yang tercermin dari rata-rata nilai likert scale (LS) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 0,30. Hal ini
0,50. Selain itu, Kinerja ekspor secara umum relatif menurun mengindikasikan beberapa sektor dunia usaha mengalami peningkatan
tercermin dari rata-rata nilai LS penjualan ekspor triwulan III 2021 harga bahan baku di tengah kecepatan arus suplai yang berkurang
yang terkontraksi sebesar 0,67 lebih rendah dibandingkan penjualan karena PPKM. Namun demikian, biaya tenaga kerja di beberapa
ekspor triwulan II 2021 (Rata-rata LS 0,00). Penurunan penjualan sektor terdapat sedikit mengalami kenaikan sementara sebagian besar
domestik utamanya disebabkan oleh LU pertanian, pertambangan, lainnya tetap. Kenaikan biaya tenaga kerja di beberapa sektor
dan transportasi. tersebut dikarenakan naiknya jumlah tenaga kerja di beberapa
lapangan usaha yang permintaannya sedang meningkat.
Kebijakan PPKM pada awal triwulan III 2021 berdampak kepada kinerja
penjualan domestik di LU peternakan yang permintaannya menurun Tingkat biaya di korporasi LU konstruksi cenderung meningkat
karena pembatasan aktivitas masyarakat yang berdampak kepada bisnis seiring peningkatan biaya bahan baku yang didorong oleh naiknya harga
konsumennya. Pembatasan tersebut juga berdampak pada kinerja karena stok yang berkurang saat permintaan dan jumlah proyek
penjualan korporasi di LU transportasi secara jumlah arus meningkat. Di sisi lain, tingkat biaya di LU pertambangan menurun
pergerakan masyarakat. Pada LU pertambangan, kondisi penjualan di tengah proses perpanjangan izin tambang yang masih
menurun yang disebabkan oleh permintaan yang menurun dari berlangsung dan pengurangan tenaga kerja pada periode
konsumen yang memiliki keterkaitan dengan permintaan di Tiongkok. perpanjangan tersebut. Adapun dari LU industri pengolahan aspal
Pembatasan produksi akibat terbatasnya pasokan batubara dan energi melakukan efisiensi di tengah kondisi permintaan yang menurun.
listrik pada industri di Tiongkok ditengarai menjadi penyebabnya.
Tingkat biaya di korporasi sektor industri pengolahan cenderung
Di sisi ekspor, korporasi di LU pertambangan mengalami penurunan meningkat. Hal ini sejalan dengan kenaikan bahan baku dan energi
disebabkan proses perizininan lini bisnis ekspor yang masih dalam tahap khususnya di sektor industri pengolahan baja yang didorong oleh
perpanjangan, sedangkan pada LU industri pengolahan masih naiknya penjualan.
terdampak penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor komoditas
aspal. Margin Keuntungan
Harga jual dan margin korporasi cenderung mengalami penurunan
Biaya di periode laporan dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini
Biaya produksi secara umum meningkat jika dibandingkan periode ditunjukkan
sebelumnya. Hal ini terlihat dari nilai likert scale sebesar 0,33; lebih
tinggi
oleh likert scale harga jual untuk triwulan III’ 2021 yang tercatat 0,36; lebih
Grafik 4.20 Nilai Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
rendah dibandingkan triwulan sebelumnya 0,45. Penurunan harga jual
500 446 600%
dan margin dialami oleh korporasi di LU pertanian subsektor peternakan
450
400 500% dan pertambangan. Penurunan harga jual dan margin di sektor
350
400 pertanian subsektor peternakan disebabkan oleh terbatasnya
300
%
250 operasional usaha serta pergerakan masyarakat di tengah
200 73,62% 300
150 % penerapan PPKM pada awal triwulan III 2021. Sedangkan pada LU
100
50
200 pertambangan penurunan harga jual dan margin utamanya disebabkan
%
0 oleh penjualan yang menurun karena proses perpanjangan izin
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII 100%
2018201920202021 beberapa lini bisnis yang masih berlangsung sehingga kegiatan
0%
operasional sementara ditiadakan.
EKSPOR FERONIKEL GEKSPOR (SB. KANAN)

SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

Grafik 4.22 Perkembangan Kondisi Likuiditas Keuangan Korporasi di Sulawesi


Grafik 4.23 Perkembangan Kondisi Rentabilitas Keuangan Korporasi di Sulawesi
Tenggara
Tenggara
100%
100%

12,75%
90%

10,74%
90%
80%
80%
70%
70%
60%
60%

75,84%

74,50%
50%
50%
40%
40%
30%
30%
20%

13,42%
20%

12,75%
10%
10%
0%
II 2021 0%
I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I III
2018 2019 2020

BAIK CUKUP BURUK BAIK CUKUP BURUK

SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH

Grafik 4.24 Komposisi DPK Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara GrafikIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII


4.25 Pertumbuhan DPK Korporasi
2018201920202021

100%
90% 200% 120,0%

51,26%
80% 100,0%
150%
70%
80,0%
60% 100%
50% 60,0%
50%
28,00% 20,74%

40%
40,0%
30%
0% 82,93%
20% 20,0%
53,39%
10% -50% 52,20% 0,0%
0% 44,57%
-100% -20,0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK KORPORASI (SB. KANAN) GIR TABUNGAN DEPOSITO
O

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
Kondisi likuiditas keuangan korporasi
2018201920202021
4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di Perbankan
Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan III 2021 secara umum Pada triwulan III 2021, terjadi komposisi DPK Korporasi mengalami
kondisi likuiditas keuangan korporasi stabil dibandingkan triwulan pergeseran dibanding triwulan sebelumnya dimana saat ini deposito
sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang menjadi instrumen yang paling banyak digunakan oleh korporasi
menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik sebesar menggantikan giro. Hal tersebut dapat mengindikasikan terdapat excess
13,42% dan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas liquidity yang diiringi menurunannya kebutuhan dana standby untuk
perusahaan berada pada kondisi yang buruk sebesar 10,74% pada operasional yang menyebabkan korporasi memanfaatkan bunga deposito
triwulan laporan. Secara proporsi perusahaan berkondisi likuiditas yang lebih menguntungkan. Saat ini kepemilikan deposito oleh korporasi
cukup semakin meningkat, berkondisi likuiditas baik relatif menurun yang pangsanya mencapai 51,26% dari total DPK Korporasi di
namun perusahaan berkondisi likuiditas buruk lebih sedikit perbankan, produk giro memiliki proporsi sebesar 28,00%
dibandingkan triwulan II 2021 (Grafik 4.22). Sementara produk tabungan memiliki proporsi sebesar 20,74%.
Secara umum, pangsa deposito bertambah sedangkan pangsa
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi terpantau tetap
tabungan dan giro berkurang dari triwulan sebelumnya, hal ini
baik. Pada periode pelaporan persentase responden yang menyatakan
mengindikasikan korporasi menyimpan dananya untuk mendapatkan
kondisi rentabilitas perusahaan dalam kondisi cukup masih mendominasi
imbal hasil di tengah kehati-hatian melakukan ekspansi meskipun
dengan pangsa terbesar disusul kondisi baik sebesar 12,75%.
imbal hasil tersebut tidak setinggi pada masa sebelum pandemi
Sementara itu, responden yang menyatakan kondisi rentabilitas
(Grafik 4.24).
perusahaan berada pada kondisi yang buruk meningkatdari 11, 33%
menjadi 12,75% pada triwulan laporan (Grafik 4.23). Pada triwulan III 2021 DPK Korporasi tumbuh sebesar 53,39% (yoy),
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi 39,19% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut selaras dengan
Selain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk peningkatan pada penghimpunan deposito dan tabungan yang masing-
memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi masing tumbuh sebesar 44,57% (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,17%
antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat (yoy). Sedangkan giro tumbuh melambat sebesar 52,20% (yoy) dari
dengan sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK sebelumnya 71,30% (yoy) menurun dari periode sebelumnya serta
korporasi pada perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada tabungan tumbuh melambat sebesar 82,93% (yoy) dari sebelumnya
korporasi untuk modal kerja dan investasi. 125,10% (yoy) (Grafik 4.25).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
JUNI 2021

SEKTOR TOTAL MODAL KERJA INVESTASI


Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL
(triliun Rp) (%) (%) (%) (triliun Rp) (%) (%) (%) (triliun Rp) (%) (%) (%)

PERTANIAN 1714,62 32,30% 0,41% 0,01% 60,12 2,51% 283,83% 0,08% 1654,50 56,90% -2,22% 0,00%

PERTAMBANGAN 903,47 17,02% -66,37% 0,86% 871,48 36,32% -25,74% 0,80% 31,99 1,10% -97,88% 2,62%

INDUSTRI PENGOLAHAN 596,87 11,25% 104,78% 0,26% 34,35 1,43% -33,11% 4,53% 562,52 19,35% 134,27% 0,00%

LGA 84,36 1,59% -19,12% 0,09% 1,48 0,06% -81,32% 5,06% 82,88 2,85% -14,00% 0,00%

KONSTRUKSI 679,77 12,81% -20,99% 7,04% 523,15 21,80% -28,13% 8,53% 156,61 5,39% 18,24% 2,09%

PERDAGANGAN 622,10 11,72% 2,11% 10,36% 522,33 21,77% 10,12% 10,57% 99,77 3,43% -26,05% 9,24%

PERHOTELAN 196,11 3,69% -2,27% 1,72% 1,23 0,05% 24,33% 0,00% 194,88 6,70% -2,40% 1,73%

TRANSPORTASI KOMUNIKASI 44,41 0,84% -22,17% 21,67% 5,53 0,23% -44,13% 0,00% 38,88 1,34% -17,55% 24,75%

JASA USAHA 24,32 0,46% -31,60% 0,49% 9,74 0,41% 0,58% 0,00% 14,58 0,50% -43,64% 0,81%

JASA LAINNYA 28,30 0,53% -29,95% 15,68% 13,84 0,58% -34,84% 7,25% 14,45 0,50% -24,52% 23,76%

SEPTEMBER 2021

SEKTOR TOTAL MODAL KERJA INVESTASI


Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL
(triliun Rp) (%) (%) (%) (triliun Rp) (%) (%) (%) (triliun Rp) (%) (%) (%)

PERTANIAN 1347,90 26,48% -22,90% 0,03% 74,90 2,96% 176,16% 0,55% 1272,99 49,74% -26,04% 0,00%

PERTAMBANGAN 952,39 18,71% -42,85% 0,85% 884,08 34,95% -27,47% 0,79% 68,31 2,67% -84,74% 1,67%

INDUSTRI PENGOLAHAN 600,83 11,80% 111,56% 0,09% 43,88 1,73% -6,55% 1,29% 556,96 21,76% 134,96% 0,00%

LGA 79,59 1,56% -17,95% 0,09% 1,73 0,07% -11,21% 4,33% 77,86 3,04% -18,08% 0,00%

KONSTRUKSI 790,52 15,53% -9,61% 6,70% 614,54 24,29% -17,19% 8,11% 175,99 6,88% 32,91% 1,78%

PERDAGANGAN 621,37 12,21% 5,84% 8,61% 527,11 20,84% 8,91% 9,15% 94,26 3,68% -8,54% 5,57%

PERHOTELAN 196,59 3,86% -1,29% 1,41% 5,70 0,23% 547,69% 3,43% 190,89 7,46% -3,73% 1,35%

TRANSPORTASI KOMUNIKASI 46,38 0,91% -15,82% 30,35% 5,83 0,23% -34,62% 0,00% 40,55 1,58% -12,19% 34,72%

JASA USAHA 27,08 0,53% -14,52% 0,44% 10,88 0,43% 21,84% 0,00% 16,20 0,63% -28,80% 0,73%

JASA LAINNYA 21,49 0,42% -45,47% 19,38% 8,53 0,34% -59,89% 8,80% 12,96 0,51% -28,57% 26,34%
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah

4.3.3.2 Kredit Korporasi dari Perbankan


Eksposur kredit perbankan pada sektor korporasi pada triwulan III 2021 menjadi sebesar -14,82% (yoy), kredit modal kerja terus membaik menjadi
tercatat sebesar 15,21% dari total kredit di Sulawesi Tenggara -12,60% (yoy), serta kredit konsumsi membaik menjadi -62,06% (yoy)
(berdasarkan lokasi proyek) menurun dari triwulan sebelumnya yang (Grafik 4.27). Perbaikan pertumbuhan namun masih terjadinya kontraksi
sebesar 15,94%. Meskipun eksposur kredit perbankan pada sektor pada kredit korporasi mengindikasikan bahwa walaupun ada
korporasi masih berada di bawah kredit rumah tangga, namun korporasi perbaikan pada kondisi usaha namun korporasi masih fokus pada
menjadi sumber pendapatan rumah tangga (melalui jalur tenaga kerja) pembiayaan dari dalam dan juga upaya pelunasan.
sehingga gangguan pada korporasi pada akhirnya berdampak pada
sistem keuangan melalui jalur rumah tangga tersebut. Dari total Kredit Korporasi berdasarkan Sektor Ekonomi Unggulan
kredit yang disalurkan ke korporasi di Sulawesi Tenggara, 50,28% Secara total, LU pertanian dan pertambangan masih mendominasi
dari total kredit merupakan kredit investasi dan 49,69% dari total kredit kredit yang diberikan kepada korporasi di Sulawesi Tenggara. Pada
disalurkan dalam bentuk kredit modal kerja. triwulan III 2021, sebanyak 26,48% dan 18,71% dari total kredit
korporasi diberikan kepada LU pertanian dan pertambangan dengan
Secara nominal, kredit perbankan pada sektor korporasi di Sulawesi
masing- masing NPL 0,03 dan 0,85%. Baki debit kedua LU tersebut
Tenggara pada triwulan II 2021 tercatat sebesar Rp5,09 triliun,
masing-masing terkontraksi sebesar 22,90% (yoy) dan terkontraksi
mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya yang
sebesar 42,85% (yoy). Adapun LU yang perlu menjadi perhatian
tercatat sebesar Rp5,31 triliun namun secara pertumbuhan membaik
adalah LU transportasi komunikasi dan LU jasa lainnya karena pada
dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun masih terkontraksi
triwulan II 2021 mencatatkan NPL sebesar 30,35% dan 19,38% diatas
sebesar 14,82% (yoy). Hal ini disebabkan perbaikan pertumbuhan
threshold 5%, dan dengan pangsa
segmen kredit investasi
38 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

0,91% dan 0,42% (Tabel 4.1). Diperlukan langkah-langkah korporasi


triwulan sebelumnya yang mencapai 61,46%. Meskipun kegiatan
dan perbankan untuk mendorong perbaikan NPL LU transportasi
ekonomi masih terkonsentrasi di daerah ibu kota provinsi, namun secara
komunikasi dan LU jasa lainnya.
perlahan perbankan juga melakukan ekspansi dan menggarap
4.4. ASESMEN INSTITUSI KEUANGAN daerah yang memiliki potensi bisnis perbankan yang terlihat dari
(PERBANKAN) DI SULAWESI TENGGARA perkembangan aset perbankan di daerah lainnya. Selain Kota Kendari,
daerah yang memiliki aset bank cukup besar adalah Kabupaten
4.4.1. Aset Bank Umum
Kolaka dan Kota Bau-Bau dengan pangsa masing-masing sebesar
Pada triwulan III 2021 aset bank umum yang berada di Sulawesi
11,38% dan 9,30%. Dari sisi perkembangannya, pertumbuhan aset
Tenggara tumbuh positif. Pertumbuhan asset bank umum mencapai
yang tinggi justru terjadi pada daerah-daerah dengan pangsa aset
Rp37,75 triliun, tumbuh sebesar 9,48% (yoy) (Grafik 4.28). Pada
yang relatif kecil seperti di Kabupaten Kolaka Utara dan Kolaka Timur
periode laporan Bank Pemerintah yang memiliki pangsa mencapai
(Tabel 4.2). Aset perbankan di Kabupaten Kolaka Utara tumbuh sebesar
84,98% tumbuh sebesar 9,84% (yoy). Total aset bank swasta nasional
26,62% (yoy) sedangkan Kabupaten Kolaka Timur tumbuh 18,48%
yang mencatatkan pangsa sebesar 15,02% dari total aset bank umum
(yoy).
di Sulawesi Tenggara mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,51% (yoy)
(Grafik 4.29). Hal tersebut memperkuat indikasi perbankan juga melakukan
ekspansi bisnis ke berbagai kabupaten di Sulawesi Tenggara, namun
Secara spasial, aset perbankan masih terkonsentrasi di Kota Kendari
demikian masih diperlukan dukungan seluruh stakeholder untuk
dengan pangsa mencapai 61,95% dari keseluruhan aset bank umum
lebih meningkatkan pemerataan aktivitas perekonomian di seluruh
yang ada di Sulawesi Tenggara. Jumlah ini sedikit meningkat jika
Kabupaten/Kota se-Sultra.
dibandingkan

Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi

100% 100 %, YOY RP TRILIUN 8


90% 80 7
80%
50,28

60 5,09 6
70%
40 5
60% -12,60
50% 20 4
40% -14,82
0 3
30%
49,69

-20 2
20%
-40 1
10%
-16,85
0% -60 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
I II III IV I II III IV II III IV II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI G TOTAL GKREDIT KORPORASI GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Tabel 4.2 Aset Bank Umum Berdasarkan Kota/Kabupaten

ASET PANGSA THD PERTUMBUHAN ASET (%, YOY)


KOTA/KABUPATEN
(RP MILIAR) SULTRA (%) I 2020 II 2020 III 2020 IV 2020 I 2021 II 2021 III 2021
KAB. BOMBANA 468,32 1,27 14,80 13,94 9,93 13,86 18,86 17,33 15,94

KAB. BUTON UTARA 228,85 0,62 (3,56) (7,96) 20,05 5,70 5,96 (5,69) (15,52)

KAB. KONAWE UTARA 438,78 1,19 6,93 3,16 3,70 2,61 2,45 3,53 4,74

KAB. WAKATOBI 429,66 1,33 11,69 5,46 26,97 (1,21) 2,10 6,15 (12,82)

KAB. KOLAKA UTARA 526,28 1,45 19,83 10,75 9,88 27,13 23,21 28,36 26,62

KAB. KONAWE SELATAN 685,21 1,85 11,21 5,69 2,65 (1,30) (1,36) (0,56) (0,12)

KAB. BUTON 215,11 0,67 11,60 9,97 67,22 16,09 18,86 23,41 (9,15)

KOTA BAUBAU 3.359,65 9,46 3,92 3,18 14,34 5,52 6,67 6,49 (2,56)

KOTA KENDARI 22.372,75 61,46 7,40 10,02 9,73 10,77 14,18 11,84 13,73

KAB. KOLAKA 4.110,83 11,81 9,85 8,13 8,82 10,16 9,34 15,42 12,62

KAB. KONAWE 810,88 2,15 10,64 6,91 4,98 5,63 1,81 (0,35) (0,45)

KAB. MUNA 2.193,64 5,98 9,28 2,24 8,28 3,21 7,93 5,65 (2,57)

KAB. KOLAKA TIMUR 274,52 0,76 22,75 2,00 (0,20) 14,26 12,23 12,95 18,48

SULAWESI TENGGARA 36.114,50 100,00 7,92 8,10 10,20 9,35 11,67 10,83 9,48
Sumber: LBU Bank Indonesia, Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoy
diolah
Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 16,43% (yoy), melambat dibandingkan dengan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,37% (yoy).
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mencapai
Rp26,34 triliun, tumbuh sebesar 1,78% (yoy), lebih rendah dibanding Deposito
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,00% (yoy) (Grafik 4.31). Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
triwulan III 2021 tercatat Rp6,30 triliun, menurun bila dibandingkan
Penurunan laju pertumbuhan yang signifikan ini terjadi karena faktor dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,60 triliun.
base effect, dimana pada tahun lalu masyarakat meningkatkan Dari sisi pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara
simpanannya karena ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Sebagian terkontraksi sebesar 16,25% (yoy) menurun dibandingkan
besar DPK yang dihimpun oleh bank umum di Sulawesi Tenggara pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,90% (yoy).
ditempatkan dalam bentuk tabungan dengan pangsa 55,72%.
Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan III 2021 masing- Giro
masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 20,38% dan Pada triwulan III 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp5,37
23,90%. triliun. Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami
kontraksi sebesar 6,76 (yoy), menurun dibandingkan triwulan
Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan III 2021
sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,22% (yoy).
seluruh jenis simpanan di perbankan Sultra, mengalami perlambatan laju
pertumbuhan dimana giro kontraksi 6,76% (yoy), deposito kontraksi
4.4.3. Penyaluran Kredit
16,25% (yoy) dan tabungan tumbuh sebesar 16,43% (yoy) lebih rendah
Pada triwulan II 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum
dari triwulan sebelumnya (Grafik 4.31). Penurunan laju pertumbuhan
yang berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 17,92% (yoy)
DPK pada triwulan laporan mengindikasikan masyarakat Sulawesi
meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
Tenggara tidak lagi menahan konsumsi seketat periode yang sama
sebesar 9,13% (yoy). Secara nominal, kredit perbankan yang disalurkan
pada tahun lalu.
sampai dengan triwulan II 2021 mencapai Rp31,19 triliun (Grafik 4.32).
Tabungan
Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi dengan pangsa
Pada triwulan III 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat
mencapai 55,44% diikuti kredit modal kerja dengan pangsa sebesar
di Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai
Rp14,68 triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di
Sulawesi Tenggara

Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank

25,0 %, YOY RP TRILIUN 43


38,75
20,0 38

15,0 33 84,98% ; Rp 32,93 triliun


Bank Pemerintah
9,84
10,0 28
15,02% ; Rp 5,82 triliun
Bank Swasta Nasional
5,0 9,48 23
7,51
0,0 IVIIIIIIIVIIIIII 18
IIIIIIIVI IIIII
2018 2019 2020 2021

ASET BANK BANK SWASTA BANK PEMERINTAH ASET BANK UMUM


NASIONAL

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan

100% RP TRILIUN
40,0 %, YOY 26,34
90%
23,90%

25
80% 30,0
70%
20,0 16,43 20
60%
50% 10,0 15
55,72%

40% 0,0
30% 1,78 10
20% -10,0 -6,76
%

-16,25 5
20,38

10% -20,0
0%
-30,0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

GIRO TABUNGAN DEPOSITO NOMINAL DPK BANK UMUM GIR DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM
O

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

35,34% dan kredit investasi dengan pangsa sebesar 9,22%. Secara


pangsa kredit modal kerja cukup besar yaitu Kota Kendari, Kab. Kolaka,
proporsi, kredit konsumsi menurun sedangkan kredit modal kerja
Kota Bau-Bau, dan Kab. Muna.
dan investasi meningkat, mengindikasikan bahwa perbankan mulai
menyalurkan kredit kepada sektor produktif seiring perbaikan Kredit Berdasarkan Sektor Ekonomi
perekonomian dan percepatan program vaksinasi Nasional. Berdasarkan penyaluran kredit menurut Lapangan Usaha (LU), terdapat
variasi pertumbuhan kredit. Pertumbuhan terbesar dicatatkan oleh
Kredit Berdasarkan Lokasi Bank LU administrasi pemerintahan serta pertambangan yang
Serupa dengan DPK, secara spasial, penyaluran kredit masih mencatatkan pertumbuhan berturut turut sebesar 2718,87% (yoy) dan
terkonsentrasi di Kota Kendari, dengan pangsa sebesar 57,62% dari 1851,69% (yoy). Sementara pertumbuhan terendah dicatatkan oleh LU
seluruh nominal penyaluran kredit yang dilakukan oleh perbankan di pengadaan air dan jasa pendidikan yang terkontraksi sebesar 15,07% (yoy)
Sulawesi Tenggara dengan NPL yang terjaga yaitu sebesar 2,39% (Tabel dan 12,61% (yoy). LU perdagangan yang memiliki pangsa terbesar
4.3). Pertumbuhan kredit tertinggi dibukukan oleh Kabupaten Buton untuk kategori kredit produktif (44,21% dari total kredit produktif)
dengan laju pertumbuhan sebesar 34,06% (yoy) dan NPL terendah mengalami pertumbuhan sebesar 7,53% (yoy) dengan NPL yang sudah
dicatatkan oleh Kabupaten Kolaka Utara yaitu sebesar 0,15%. mendekati threshold yaitu sebesar 45%. Hal tersebut perlu menjadi
perhatian agar tidak menyebabkan contagion effect ke sektor
Berdasarkan sebaran jenis penggunaannya, perbankan di sebagian
lainnya. Sedangkan LU pertambangan menggeser LU pertanian
besar kabupaten masih menyalurkan kredit untuk kebutuhan
menjadi pangsa kedua terbesar yaitu sebesar 19,35%, dan LU pertanian
konsumsi. Adapun untuk kegiatan produktif, hanya terdapat 4 daerah
sebagai pangsa ketiga terbesar kembali mencatatkan pertumbuhan
yang memiliki
double digit sebesar 32,47% (yoy)

Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
RP TRILIUN
60,0 %, YOY 31,19 35 100%
50,0 30 90%
80%
50,54

55,44
40,0 25 70%
30,0 20 60%
20,0
17,92 15 50%
40%

2
35,34
9,2
10,0 10 30%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
201 2019 2020 2021
8

TOTAL KREDIT KM KI KK GTOTAL KREDIT MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI


0,0 K 5
10,97 20%

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH

Tabel 4.3 Kredit Berdasarkan Kota/Kabupaten


JUNI 2021 SEPTEMBER 2021
KABUPATEN/KOTA Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL PANGSA Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL PANGSA
(Miliar Rp) (%) (%) (%) KI KMK KK (Miliar Rp) (%) (%) (%) KI KMK KK
KAB. BUTON 219,28 0,78 21,10 0,88 0,11 0,05 0,62 252,37 0,81 34,06 0,63 0,18 0,05 0,58

KAB. MUNA 2227,91 7,89 2,84 1,13 0,16 3,20 4,54 2287,44 7,32 3,51 1,20 0,14 3,09 4,10

KAB. KOLAKA 3998,29 14,15 3,26 2,05 1,53 6,08 6,57 4070,86 13,03 4,10 2,03 1,45 5,69 5,90

KAB. WAKATOBI 219,86 0,78 6,58 0,19 0,02 0,07 0,69 223,56 0,72 4,76 0,34 0,02 0,06 0,64

KAB. KONAWE 791,73 2,80 0,53 1,60 0,01 0,24 2,56 791,15 2,53 -0,30 1,41 0,01 0,21 2,32

KAB. KONAWE SELATAN 681,32 2,41 -1,10 1,23 0,01 0,17 2,24 680,64 2,18 0,17 1,42 0,01 0,15 2,02

KAB. BOMBANA 455,86 1,61 5,99 0,30 0,16 0,17 1,29 457,91 1,47 2,57 0,31 0,15 0,15 1,17

KAB. KOLAKA UTARA 532,79 1,89 5,99 0,13 0,26 0,14 1,49 529,32 1,69 2,10 0,15 0,19 0,13 1,38

KAB. BUTON UTARA 222,29 0,79 2,09 0,88 0,01 0,04 0,74 229,85 0,74 4,71 0,66 0,01 0,06 0,67

KAB. KONAWE UTARA 434,56 1,54 0,89 0,85 0,00 0,06 1,48 437,52 1,40 1,58 0,81 0,00 0,06 1,34

KAB. KOLAKA TIMUR 272,66 0,97 9,70 0,33 0,02 0,14 0,80 288,40 0,92 8,90 0,27 0,03 0,14 0,76

KAB. BUTON TENGAH 42,96 0,15 0,00 0,31 0,01 0,02 0,12 41,79 0,13 8,45 0,59 0,01 0,03 0,10

KOTA BAU-BAU 2891,43 10,24 7,65 1,10 0,85 3,79 5,61 2946,75 9,43 6,71 1,04 0,77 3,55 5,12

KOTA KENDARI 15255,75 54,01 2,80 2,86 6,81 15,26 32,02 17998,57 57,62 19,35 2,39 6,26 22,01 29,43

TOTAL 28246,69 100,00 3,47 2,15 9,97 29,42 60,76 31236,11 100,00 12,54 1,93 9,23 35,37 55,54
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank,
Ket
diolah
: Nominal dalam
miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi
Growth= pertumbuhan Kredit (%,
yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan
ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

dengan sedikit peningkatan NPL yaitu sebesar 1,56%. Hal ini membuka
peluang untuk perbankan untuk merelokasi kredit dari lapangan
Loan to Deposit Ratio (LDR)
usaha yang sudah jenuh dan berisiko ke lapangan usaha yang potensial Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
dan lebih aman (Tabel 4.4). perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
menghitung rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh
Non Performing Loan (NPL) per Jenis Kredit perbankan. Pada triwulan III 2021 LDR bank umum di Sulawesi
Pada triwulan III 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan Tenggara mencapai 118,43%, meningkat dibandingkan triwulan
penurunan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari menurunnya indikator sebelumnya yang tercatat sebesar 105,31% (Grafik 4.34).
Non Performing Loan (NPL) Gross dari 2,06% pada triwulan II 2021 Peningkatan LDR tersebut terjadi karena laju pertumbuhan kredit
menjadi 1,93% pada triwulan III 2021 dan masih di bawah threshold 5% yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan DPK, yang juga
(Grafik 4.35). mengindikasikan komitmen perbankan di Sulawesi Tenggara untuk
mendukung pembiayaan perekonomian di tengah perbaikan kondisi
Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko penanganan Covid-19 dan pulihnya aktivitas masyarakat serta
kredit terbesar yaitu mencapai 4,46% menurun dari triwulan II 2021 dunia usaha. Nilai LDR sebesar diatas 100% mencerminkan
yang sebesar 4,62%, namun hal ini perlu diwaspadai karena mendekati seluruh DPK yang dikelola oleh perbankan disalurkan dalam bentuk
threshold NPL 5%. kredit dan Sulawesi Tenggara masih menjadi sasaran kredit

Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara

140,0
31,19

35,0 9,0 %NPL


26,34

120,0
30,0 8,0
100,0 7,0 4,46

80,0
118,43 25,0 6,0
20,0 5,0
60,0
15,0 4,0
2,89
40,0 3,0
10,0
20,0 2,0 1,93
5,0
1,0
0,0 0,90
0,0 0,0
IIIIII IVI IIIII IVI IIIII IVIIIIII I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR NPL (RHS) NPL MODAL NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
KERJA

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Tabel 4.4 Kredit Produktif Berdasarkan Sektor Ekonomi


MARET 2021 JUNI 2021 SEPTEMBER 2021
SEKTOR EKONOMI Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL Baki Debit Pangsa Growth yoy NPL
(Miliar Rp) (%) (%) (%) (Miliar Rp) (%) (%) (%) (Miliar Rp) (%) (%) (%)

PERTANIAN 1.659,11 15,42 40,27 1,02 1.763,00 15,99 24,67 1,50 1.873,25 13,54 32,47 1,56

PERTAMBANGAN 131,69 1,22 -6,95 3,80 133,44 1,21 -2,74 2,49 2.677,75 19,35 1851,69 0,15

INDUSTRI PENGOLAHAN 622,13 5,78 20,26 1,76 633,01 5,74 11,97 2,14 666,30 4,81 17,86 1,98

LISTRIK GAS 5,40 0,05 -47,80 1,78 5,55 0,05 -15,51 1,82 6,94 0,05 5,73 1,23

AIR 9,41 0,09 23,71 4,32 8,92 0,08 -10,40 1,94 8,46 0,06 -15,07 4,27

KONSTRUKSI 515,54 4,79 -7,20 8,89 530,08 4,81 -2,75 9,60 525,58 3,80 -3,57 9,86

PERDAGANGAN 6.028,79 56,04 7,33 4,36 6.065,38 55,00 6,60 4,59 6.118,64 44,21 7,53 4,45

TRANSPORTASI-PERGUDANGAN 152,09 1,41 7,79 1,80 149,25 1,35 5,86 1,91 150,15 1,08 6,49 1,87

AKOMODASI MAKAN MINUM 604,55 5,62 14,76 1,78 612,07 5,55 9,02 2,56 611,22 4,42 8,87 2,23

INFORMASI KOMUNIKASI 3,25 0,03 255,57 0,54 3,06 0,03 25,83 0,72 3,01 0,02 23,89 0,15

JASA KEUANGAN 0,48 0,00 -70,21 47,27 0,43 0,00 17,56 52,83 0,46 0,00 25,82 49,36

REAL ESTATE 137,05 1,27 16,10 28,46 135,86 1,23 16,97 28,71 136,15 0,98 17,22 27,88

JASA PERUSAHAAN 231,61 2,15 95,31 0,43 251,88 2,28 51,97 0,27 296,73 2,14 79,03 0,46

ADM PEMERINTAHAN 105,61 0,98 86,60 0,00 176,03 1,60 2574,16 0,00 185,50 1,34 2718,07 0,00

JASA PENDIDIKAN 16,18 0,15 -26,95 21,81 15,41 0,14 -3,56 37,22 13,97 0,10 -12,61 36,21

JASA KESEHATAN SOSIAL 70,66 0,66 25,81 0,00 60,30 0,55 -10,87 0,03 60,53 0,44 -10,54 0,05

JASA LAINNYA 463,82 4,31 11,35 2,82 485,00 4,40 21,70 2,44 504,74 3,65 26,66 2,82
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank,
Ket:
diolah
gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit
Investasi
NPL = Non Performing Loan
42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

perbankan yang potensial selain itu terdapat pinjaman antar bank


dengan penyaluran perbankan umum, penyaluran pembiayaan
dari Kantor Pusat Bank di Sultra yang disalurkan ke kredit.
syariah juga paling banyak dilakukan untuk penggunaan konsumsi
Sedangkan pencapaian pada triwulan III 2021 menunjukkan bahwa
dilanjutkan modal kerja dan investasi.
dalam rangka menyalurkan kredit, perbankan di Sulawesi Tenggara
memerlukan dana dari daerah lain. Tingkat LDR yang terlalu tinggi Dari sisi risiko, tekanan risiko pembiayaan syariah mengalami
maupun terlalu rendah dapat menjadi sumber kerentanan apabila tidak penurunan. Hal ini terlihat dari NPF (Non Performing Financing) yang
disertai dengan tingkat risiko kredit yang terjaga di tingkat yang aman. tercatat sebesar 1,61% pada triwulan III 2021, lebih rendah dari periode
sebelumnya yang tercatat sebesar 2,07% dan angka tersebut berada di
4.4.4. Perbankan Syariah bawah threshold 5%. Resiko pembiayaan modal kerja menurun dari
Pangsa perbankan syariah di Sulawesi Tenggara masih relatif kecil. Dari 8,71% menjadi 4,45% pada periode laporan.
sisi aset, perbankan syariah hanya memiliki aset sebesar Rp2,13 triliun,
atau sebesar 5,49% dari keseluruhan aset bank umum di Sulawesi Kondisi yang sama dialami oleh penghimpunan DPK perbankan
Tenggara. Pangsa ini relatif menurun bila dibandingkan periode syariah yang mencatatkan penurunan pertumbuhan. Pada triwulan III
sebelumnya yang sebesar 6,13% (Grafik 4.36). Sementara itu dari 2021, jumlah DPK bank syariah mencapai Rp1,42 triliun atau tumbuh
sisi pembiayaan, pada triwulan III 2021, pangsa perbankan syariah sebesar 6,46% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan periode
mencapai 5,29% dari total realisasi pembiayaan oleh bank umum atau sebelumnya yang tumbuh sebesar 18,27% (yoy). Moderasi laju
meningkat bila dibandingkan dengan periode sebelumnya. Bila dilihat pertumbuhan DPK selaras dengan penurunan laju pertumbuhan
dari dana pihak ketiga, Pangsa DPK bank syariah pada periode laporan penempatan DPK di fasilitas tabungan, giro dan deposito yang
mencapai 5,38%, pangsa ini sedikit mengalami penurunan bila masing-masing tumbuh sebesar 23,40% (yoy), 7,86% (yoy) dan
dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 5,52%. kontraksi 12,37% (yoy) (Grafik 4.37).

Kondisi berbeda dialami oleh kinerja pembiayaan Syariah. Sampai Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah yang berkantor
dengan triwulan III 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus pusat di Sultra baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit
mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
pembiayaan syariah tumbuh sebesar 23,73% (yoy) dengan baki debet Untuk itu, diperlukan dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat
sebesar Rp1,65 triliun, menurun dibandingkan dengan periode mendorong terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di
sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,65% (yoy) dengan baki debet Sultra untuk mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan
sebesar 1,58 triliun (Grafik 4.38). Sama memberikan pilihan bagi masyarakat Sultra dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi syariah.

Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah

140,0
6,13% ; Rp 2,13 triliun 5,29% ; Rp 1,65 triliun 5,38% ; Rp 1,42 120,0
triliun 100,0
80,0
60,0 23,40
7,86
40,0 6,46
ASET 20,0
0,0
-20,0
-21,37
PEBIAYAAN -40,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH SYARIAH GIR TABUNGAN DEPOSITO


O

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah

35,0
30,0 14,0
27,86
25,0 12,0
20,0
23,73 10,0
15,0
11,75 8,0
10,0
5,0 3,60 6,0 4,45
0,0
-5,0 4,0 3,03
-10,0 2,0 1,61
-15,0 1,09
0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV

4.5. AKSES KEUANGAN


4.5.1. Akses Keuangan Kepada UMKM
Ditengah penurunan kredit korporasi, kredit UMKM tetap mampu
Seiring dengan adanya perubahan kebijakan KUR (Kredit Usaha Rakyat)
tumbuh positif. Daya tahan UMKM pada masa krisis ditengarai
pada tahun 2017, terdapat peningkatan penyaluran kredit kepada usaha
menjadi faktor pendorong perbankan menyalurkan kredit lebih tinggi.
rakyat. Sampai dengan triwulan III 2021, baki debet KUR di
Pada triwulan III 2021, kredit yang diterima oleh UMKM di Sulawesi Sulawesi Tenggara mencapai Rp3,22 triliun dengan jumlah debitur aktif
Tenggara (berdasarkan lokasi proyek) mencapai Rp9,762 triliun atau mencapai 83.998 nasabah (Grafik 4.42). Penyaluran KUR di Sulawesi
memiliki pangsa mencapai 29,02% dari total penyaluran kredit di Tenggara masih terkonsentrasi pada usaha di sektor perdagangan
Sulawesi Tenggara. Kredit kepada UMKM tersebut, sebagian besar dengan pangsa mencapai 45,67%, diikuti penyaluran pada sektor
diberikan kepada usaha kecil sebesar 53,66% dan usaha mikro primer seperti ke pertanian dengan pangsa sebesar 29,42% dan
dengan pangsa sebesar 23,90%. Sedangkan untuk usaha menengah sisanya terbagi ke sektor lainnya (Grafik 4.43).
memiliki pangsa sebesar 22,43% dari total kredit UMKM (Grafik 4.40).
Pertumbuhan kredit UMKM pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 4.5.2. Akses Keuangan Kepada Penduduk
6,98% (yoy) melambat dari periode sebelumnya yang sebesar 11,16% Indikator akses keuangan di Sulawesi Tenggara baik dari sisi
(yoy). Secara jenis, pertumbuhan pada kredit usaha menengah penghimpunan dana maupun penyaluran kredit mengalami peningkatan
melambat pada triwulan laporan dengan pertumbuhan sebesar seiring semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan
6,98% (yoy). akan produk perbankan. Rasio jumlah rekening DPK terhadap
penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara pada triwulan III
Disisi lain, pertumbuhan kredit usaha mikro terkontraksi sebesar 17,76% 2021 tetap menunjukkan rasio yang tinggi, tercatat sebesar 292,92%
(yoy) menjadi faktor penahan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi (Grafik 4.44).
namun membaik dari triwulan sebelumnya (Grafik 4.41). Jika dilihat dari
sektor penyalurannya, kredit UMKM terbesar secara berurutan disalurkan Rasio yang lebih besar dari 100% menunjukkan bahwa terdapat
kepada sektor perdagangan dengan pangsa sebesar 53,94%, pertanian penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara yang memiliki
sebesar 13,94%, dan akomodasi makanan dan minuman sebesar rekening simpanan lebih dari satu. Selain itu rasio lebih dari 100%
4,68% serta sisanya disalurkan kepada sektor lainnya. juga mengindikasikan adanya penduduk bukan angkatan kerja yang
juga memiliki rekening seperti siswa sekolah maupun
mahasiswa.

Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM

Non UMKM
70,98% 50 %, YOY

Usaha Menengah 40
Usaha Kecil 20,35
30
23,90% Usaha Mikro 13,14
20
10
6,98
0
-10
53,66% (17,74)
-20
UMKM 29,02% Rp 9,72 T -30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
22,43%
UMKM MIKRO KECIL MENENGAH

SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara

3.500
BAKI DEBET (RP MILIAR) NASABAH 100.000
3.000 90.000
2.500 80.000 45,67% 4,90%
Perdagangan Perikanan
70.000
2.000
60.000 5,56% 1,44%
1.500 50.000 Akomodasi Mamin Transportasi
40.000
1.000 83.998
30.000
6,58% 4,72%
Industri Pengolahan Jasa Usaha
500 20.000
3.223

0 10.000 4,51% 1,48%


0 Jasa masyarakat Lainnya
IIIIII IVIIIIII
2018201920202021
IVIIIIII IVIIIIII
29,42%
Pertanian

KUR REKENING (SB.KANAN)


SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
44 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja

350
% NASABAH RIBU 4.000 30 % NASABAH RIBU 350
300
3.500 300
250
3.000 250
200 25
20 200
292,92 2.500 25,68
150
2.000 15 150
100
1.500 100
50 10
1.000 50

331
5

3.776
0 500
0
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII 0 0 IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018 2019 2020 2021

REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH

Sementara itu, pada triwulan III 2021 rasio jumlah rekening kredit
mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,
terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat
KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya memberikan
menjadi 25,68% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit
dan memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan
menunjukkan bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh
untuk memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan
masyarakat di provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk
serta menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan penyaluran kredit di masa yang akan datang. Upaya
menabung dan melakukan pengelolaan keuangan.
pengembangan akses keuangan memiliki peran penting dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan dan
BAB Sistem Pembayaran &
V
Pengelolaan Uang Rupiah
 Pada Triwulan III 2021, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem
keuangan terus menunjukan perkembangan kinerja yang positif meskipun mengalami perlambatan dari
triwulan sebelumnya akibat tertahannya konsumsi masyarakat karena adanya PPKM.
 Namun demikian, perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable terus tumbuh selaras
dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan otoritas
terkait.
 Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tengara pada triwulan III sebanyak 61.616 ribu merchant jauh
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 48.213 merchant.
48 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

5.1. GAMBARAN UMUM


Pada Triwulan III 2021, sistem pembayaran non-tunai sebagai
sistem tersebut berjalan dengan aman, efisien, lancar, dan andal di Provinsi
pendukung aktivitas ekonomi dan sistem keuangan terus
Sulawesi Tenggara. Penguatan infrastruktur dan kebijakan sistem
menunjukkan perkembangan kinerja yang positif. Selain itu
pembayaran yang dilakukan oleh Bank Indonesia secara konsisten dan
perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable juga
berkesinambungan mampu memitigasi berbagai risiko settlement dan
terus tumbuh selaras dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan
operasional dalam sistem pembayaran.
oleh Bank Indonesia bersama dengan pemangku kepentingan
lainnya. Pada triwulan III 2021, secara total nilai transaksi pembayaran non-tunai di
Sulawesi Tenggara melalui BI RTGS dan SKNBI tercatat sebesar Rp5,85
Berbagai kebijakan telah dilakukan Bank Indonesia untuk
triliun, tumbuh sebesar 13,88% (yoy) dikarenakan periode yang sama
mendorong penggunaan transaksi non-tunai yang lebih inklusif,
tahun sebelumnya terjadi kontraksi akibat pandemi Covid-19, namun lebih
antara lain dengan berbagai sosialisasi dan edukasi terkait QRIS di
rendah dibanding triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 30,03% (yoy)
berbagai kelompok masyarakat serta pendampingan kepada pemda
(Grafik 5.1). Dari volume transaksi, pembayaran non-tunai tercatat sebesar
terkait elektronifikasi transaksi. Jumlah merchant QRIS di Sulawesi
54.851, terkontraksi sebesar 6,19% (yoy) lebih rendah dibanding triwulan
Tenggara pada triwulan III sebanyak 61.616 ribu jauh meningkat
dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 48.213 sebelumnya yang tumbuh sebesar 10,14% (yoy) (Grafik 5.2). Moderasi
merchant. Selanjutnya sebagai kontribusi Bank Indonesia dalam transaksi non tunai baik dari sisi nilai maupun volume transaksi selaras
Elektronifikasi Transaksi Pemerintah, hingga bulan September 2021, dengan moderasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada triwulan III
telah terbentuk 16 TP2DD dari 18 Pemda di Sulawesi Tenggara. 2021.
Peran TP2DD sangatlah penting sebagai wadah sinergi percepatan
Dari sisi nominal, transaksi menggunakan BI-RTGS mendominasi transaksi
penerapan Elektronifikasi Transaksi Pemda serta Ekosistem
non-tunai masyarakat Sulawesi Tenggara dengan pangsa terhadap
Keuangan Digital.
total nominal transaksi sebesar 64,39% dan sisanya sebesar 35,61%
Selain itu, konsumsi masyarakat melalui platform e-commerce mencapai menggunakan SKNBI. Hal tersebut merupakan hal yang wajar
Rp293,01 miliar meningkat 43,27% (yoy) dan 8,74% (qtq). Peningkatan mengingat minimal nominal BI-RTGS yang lebih besar dibandingkan
transaksi melalui e-commerce masyarakat Provinsi Sulawesi SKNBI.
Tenggara mengindikasikan secara signifikan dan konsisten pentingnya
Dari sisi jumlah transaksi, penggunaan SKNBI mendominasi transaksi non-
ekosistem ekonomi digital pada kehidupan masyarakat dan perlunya
tunai masyarakat Sulawesi Tenggara dengan kontribusi mencapai 93,04%
sinergi lintas otoritas untuk memastikan transaksi yang aman, lancar
terhadap total jumlah transaksi dan penggunaan BI-RTGS hanya
dan handal.
sebesar 6,96% (Grafik 5.3). Kondisi tersebut juga menunjukkan bahwa
Sementara itu, dari sisi transaksi tunai, jumlah uang yang keluar ke Bank sebagian besar transaksi perekonomian di Sulawesi Tenggara masih
Indonesia (outflow) pada triwulan III 2021 tercatat lebih besar merupakan transaksi ritel. Pada triwulan III 2021, rata-rata nominal
dibandingkan dengan jumlah uang yang masuk (inflow) dari Bank transaksi SKNBI masyarakat Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp40,82
Indonesia sehingga secara umum tercatat net outflow. juta per transaksi. Sementara untuk transaksi sistem pembayaran nilai
besar yang menggunakan BI-RTGS rata-rata tercatat sebesar Rp987,45 juta
5.2. PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN per transaksi (Grafik 5.4).
NONTUNAI
Dari sisi aliran transfer dana, pada triwulan III 2021 baik transaksi transfer
Secara umum, terdapat 2 (dua) sistem pembayaran non-tunai yang
dana dari luar negeri ke Sulawesi Tenggara maupun transaksi dari Sulawesi
diselenggarakan oleh Bank Indonesia yang dimanfaatkan oleh
Tenggara ke luar negeri meningkat dibanding periode yang sama pada
masyarakat yaitu Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan
tahun sebelumnya.
Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI RTGS). Selama triwulan
III 2021 kedua

Grafik 5.1 Nilai dan Pertumbuhan Transaksi Sistem Pembayaran Non-tunai


Grafik 5.2 Jumlah Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara
di Sulawesi Tenggara
10000 RP MILIAR %, YOY
20 80.000 TRANSAKSI
0
8000 70.000
60.000
5.850,56

150
6000 50.000
100 40.000
4000
30.000
50
2000 20.000
0 10.000
0
0
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII
-50 IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021
2018 2019 2020 2021

NOMINAL GROWTH (SB.KANAN) SKNBI BI-RTGS


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V
SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH
50 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai
Sulawesi Tenggara
4,0
3,5 RP MILIAR
93,04% 3,0
2,5
6,96% 2,0 1,0
1,5
1,0
0,5
130 106,7
110 RP JUTA
35,61% 90
64,39% 70
50 40,82
30
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
TRANSAKSI NOMINAL 2018 2019 2020 2021

SKNBI BI-RTGS
SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

5.2.1. Perkembangan Transaksi Kliring


Selama triwulan III 2021, nilai transaksi sistem pembayaran non- Dilihat dari sisi penggunaannya, sebagian besar transaksi kliring tersebut
tunai melalui SKNBI di Sulawesi Tenggara mencapai Rp2,08 triliun, menggunakan kliring kredit baik secara nominal maupun volume. Kliring
terkontraksi sebesar 3,39% (yoy) dan lebih rendah dibandingkan kredit memiliki pangsa sebesar 80,42% dalam nominal dan 75,30% dari
dengan pertumbuhan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar sisi volume. Sementara itu, penggunaan kliring debet mencapai 19,58%
14,48% (yoy). Sementara itu dari sisi volume, transaksi SKNBI pada dalam nominal dan 24,70% dalam volume (Grafik 5.5 dan 5.6).
triwulan III 2021 tercatat sebesar Peningkatan kemudahan transfer antar bank, baik melalui teller
51.063 kali, terkontraksi sebesar 8,76% (yoy), melambat jika bank, ATM dan e- banking semakin memperbesar penggunaan kliring
dibandingkan dengan periode triwulan sebelumnya yang tumbuh kredit.
sebesar 7,37% (yoy). Secara garis besar penurunan tersebut
2
dikarenakan mobilitas masyarakat yang sudah mulai normal dan Pada periode tersebut rata-rata kliring kredit adalah sebesar Rp43,60
3
menggunakan transaksi tunai sebagai alternatif pembayaran. juta per transaksi, sementara kliring debet hanya sebesar Rp32,37
juta per

Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SHARE SHARE
19,58% 24,70%
3000 RP MILIAR 80,42% 80.000 TRANSAKSI 75,30%
70.000
2500
60.000
50.000
2000
40.000
30.000
1500
20.000
10.000
1000 0
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018 2019 2020 2021
500

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET KLIRING KREDIT KLIRING DEBET


0 BANK INDONESIA, DIOLAH
SUMBER: SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
di Sultra
50 RP MILIAR/ HARI
45
40 33,0
Nominal 35
37.75% 160,23 Miliar 30
Cek 25
62,23% 264,14 Miliar BG 26,59
0,03% 0,12 Miliar Lain 20
NOMINAL TRANSAKSI
15 6,48
Transaksi 10
27,24% 3.504 Cek 5
72,38% 9.310 BG 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021

CEK BILYET GIRO LAIN 0,38% 49 Lain

KLIRING KREDIT KLIRING DEBET TOTAL KLIRING

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

2. Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless
3. Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V

Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat

25 RP MILIAR TRANSAKSI
5,77%
600 8% % TOLAKAN

20 7% 3,88%
16,49
6%
15 400
5%

10 4%
3%
258 20
5 0 2%
1%
2,74%
0
0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

NOMINAL TRANSAKSI (SB. KANAN) CEK BG TOTAL

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 829,40
301,74
1.900 RP MILIAR
217,14
58,61% 1.500
45,94
Kendari
1.100
21,32% 700
Baubau
500
15,34% 400
Muna 300
200
3,25% 100
Bombana 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1,05% 2018 2019 2020 2021
Konut

KENDARI BAUBAU MUNA KONUT

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

transaksi. Lebih detail, dalam melakukan transaksi, pemilik rekening giro


(Grafik 5.9). Penurunan penggunaan cek dan BG kosong mendorong
lebih banyak memanfaatkan Bilyet Giro (BG) daripada cek. Pada triwulan
penurunan total tolakan menjadi 3,88% selaras dengan jumlah
III 2021, sebanyak 62,23% transaksi kliring debet menggunakan BG
penolakan cek kosong menjadi 5,77%, sementara jumlah penolakan
dengan nominal mencapai Rp264,14 miliar sedangkan pemanfaatan cek
BG sedikit meningkat menjadi 2,74%. Penolakan cek dan BG kosong
sebanyak 27,24% dengan nilai sebesar Rp160,23 miliar dan penggunaan
umumnya dikarenakan saldo yang kurang pada saat akan dilakukan
warkat lain hanya sebesar 0,38% dari total transaksi kliring debet
settlement (Grafik 5.10).
(Grafik 5.7).
Secara spasial, transaksi SKNBI masih dominan dilakukan di Kota
Dilihat dari sisi perputaran hariannya, transaksi SKNBI di Sulawesi
Kendari dengan pangsa nominal mencapai 58,61% dari total transaksi
Tenggara sedikit menurun pada Triwulan III 2021, perputaran kliring
kliring di Sulawesi Tenggara. Total transaksi kliring pada triwulan
mencapai Rp33,06 miliar/hari dengan jumlah transaksi mencapai 810
laporan, menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
transaksi/hari sedangkan triwulan sebelumnya perputaran kliring sebesar
Rp866,59 miliar. Kondisi serupa juga terjadi di Kota Baubau yang
Rp39,16 miliar/hari dengan rata-rata 917 transaksi/hari.
merupakan kota dengan pangsa transaksi kliring terbesar kedua
Pada triwulan III 2021 rincian perputaran kliring kredit mencapai sebesar 21,32% yang mencatatkan transaksi kliring sebesar
Rp26,59 miliar/hari, sementara kliring debet sebesar Rp 6,48 Rp301,74 miliar, menurun dibanding triwulan sebelumnya yang
miliar/hari (Grafik 5.8). tercatat sebesar Rp358,75 miliar (Grafik 5.12).

Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada 5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS
Triwulan III 2021 tercatat sebanyak 258 lembar lebih rendah
Pada Triwulan III 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tecatat sebanyak
Tenggara tercatat sebesar Rp3,77 triliun tumbuh sebesar 26,37% (yoy),
284 lembar. Dari sisi persentase, jumlah cek dan BG kosong secara
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
total sedikit menurun menjadi sebesar 2,05% pada triwulan III 2021.
40,41% (yoy) (Grafik 5.13). Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS
Sejalan dengan hal tersebut, nominal penarikan cek dan BG
4
pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp987,45 juta per transaksi,
kosong juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,10
menjadi Rp16,49 miliar pada periode laporan miliar.

4. Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat
debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan
pendebetan
52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara

6000
RP MILIAR TRANSAKSI 7000 90 RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70
5000 80
6000 60
3.767,13 70 59,80
4000 5000 50
60
3000 4000 50 40

3000 40 30
2000
3.815 30 33,07
2000 20 20
1000
1000 10 10
0 0 0
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III

2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

RATA-RATA HARIAN NOMINAL RATA-RATA HARIAN TRANSAKSI


NOMINAL VOLUME

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

5.2.3. Penyelenggara Transfer Dana (PTD)


Penyelenggara Transfer Dana diatur dan diawasi oleh Bank negeri ke Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebanyak Rp19,68 miliar,
Indonesia melalui Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/23/PBI/2012 terkontraksi sebesar 24,69% (yoy), melambat dibandingkan dengan
tentang transfer dana. Transfer dana adalah kegiatan yang periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 0,59% (yoy) (Grafik 5.15).
bertujuan untuk memindahkan sejumlah dana dari pengirim kepada Sementara itu, outflow dana dari Sulawesi Tenggara ke luar negeri
penerima yang dapat berupa uang tunai maupun melalui rekening.
tercatat sebesar Rp756,06 juta, terkontraksi sebesar 1,48% (yoy)
Kegiatan transfer dana yang dilayani oleh PTD selain bank dapat berupa
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh
transaksi domestik maupun transaksi luar negeri.
sebesar 87,67% (yoy) (Grafik 5.16). Net Inflow terjadi sejalan dengan
Pada triwulan III 2021, transaksi transfer dana luar negeri Sulawesi meningkatnya iklim investasi dari luar negri yang masuk ke Sulawesi
Tenggara mengalami net inflow sebesar Rp 18,99 milliar. Inflow dari Tenggara.
5

luar

Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri

2700
0 RP JUTA TRANSAKSI 1400 1800 RP JUTA TRANSAKSI 350
0 1600 300
2500 13000
1400
0 12000 166 250
1200
11000
2300 19,683 1000 200
0 1000
0 800 150
2100 9000 600
756,06 100
0 8000 400
7000 200 50
1900 5,700 6000
0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 5000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1700 2018 2019 2020 2021 4000 2018 2019 2020 2021
0
VOLUME NOMINAL VOLUME NOMINAL
1500
0

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
TRANSAKSI TRANSAKSI
5200 RP JUTA 646000 100000 RP JUTA
0 215000
566000 90000
4800 185000
48,411 486000 80000 94,587
0
4400 70000 155000
406000
0 60000 170,176
326000 125000
40000
28000 50000
3600
24000 246000 95000
40000
0
20000 117,383 166000 65000
3200
16000 30000
012000 86000 2000 35000
8000 6000 0 5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 1000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 0 2018 2019 2020 2021

VOLUME NOMINAL VOLUME NOMINAL


SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

5. Net Inflow transfer dana luar negeri mengindikasikan aliran uang masuk dari luar negeri ke
Sulawesi Tenggara lebih besar dibandingkan dengan aliran uang keluar dari Sulawesi Tenggara ke
luar negeri
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V

Selain itu, pada triwulan III 2021 transaksi transfer dana domestik
KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal dikarenakan SGD
di Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 46,17 miliar.
merupakan mata uang yang sering digunakan oleh investor luar
Jumlah aliran dana domestik yang masuk (inflow) ke Sulawesi
untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Tenggara sejalan dengan
Tenggara pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp48,41 miliar
data pada Penyelenggara Transfer Dana (PTD).
tumbuh sebesar 92,50% (yoy), meningkat dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 9,69% (yoy) (Grafik 5.17).
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)
Jumlah inflow domestik tersebut lebih kecil dibandingkan outflow yang
Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa
tercatat sebesar Rp94,58 miliar tumbuh 182,17% (yoy), meningkat
sistem pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 176,56%
dengan pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat
(yoy) (Grafik 5.18). Secara garis besar net ouflow domestik termoderasi
teknologi berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif.
oleh perubahan konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara yang mulai
Agen LKD yang merupakan perpanjangan tangan dari perbankan
banyak menggunakan e-commerce.
diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama
6
unbanked people yang saat ini masih mencapai 51% dari penduduk
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta dewasa di Indonesia. Selain itu, agen LKD juga diharapkan dapat
Asing Bukan Bank (KUPVA-BB)
meningkatkan tingkat inklusi Keuangan di Indonesia. Transaksi yang
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli
dapat dilakukan di agen LKD terdiri atas isi ulang, pembayaran tagihan
valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara
rutin/berkala, fasilitator registrasi pemegang, transfer person to
lain dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian
person, dan transfer person to account.
uang, pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya yang saat ini
diatur dalam STRANAS APU-PPT. Pada triwulan III 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah
Sulawesi Tenggara adalah sebanyak 7.578 agen mengalami peningkatan
Pada Triwulan III 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di
36,84% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 22,77 milliar tumbuh sebesar 1,37%
yang tercatat sebanyak 5.538 agen. Secara spasial, daerah yang
(yoy) meningkat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh
memiliki agen terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak
sebesar 1,10% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut didominasi
1.282 agen atau 17,92% dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara
oleh Dolar Singapore (SGD) yang memiliki pangsa 76,97% dari
(Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan jumlah Bank di Kolaka masih
seluruh transaksi
terbatas yaitu 9 Bank

Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara

3,5
INDEKS 3,71 8.000 7578
3
7.000
2,5 6.000
2 5.000
1,5 4.000

1 3.000
2.000
0,5
1.000
0
0
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018201920202021

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota

0,12%
CNY 1,10% 17,24% 13,14%
lainnya Kendari Konsel
0,05%
JPY 4,25% 5,38%
Baubau Bombana
0,22%
SAR 14,27% 5,59%
Buton Kolut
76,97
17,92% 15,77%
% Kolaka Muna
SGD
3,47% 2,96%
21,54% Wakatobi Lainnya
USD

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

6. Sumber: Bain & Company, Google, Temasek, “The Future of Southeast Asia’s Digital Financial
Services,” Bain & Company, Inc., Singapore, 2019
54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD Grafik 5.25 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS

90 70000 RIBU %, PERSEN 60


79.38
80 60000 50
70

61,616
60.33
50000
60 40
50 44.30 40000
30
40 30000
30 20
22.99 20.30 20000
20 13.32 13.65
17.58 17.80 9,22
9.399.49 10
10 10000
0 0 0
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2019 2021 20202021

PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P JUMLAH GROWTH (SB. KANAN)
FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara Grafik 5.26 Pangsa Merchant Pengguna QRIS

100.000
90.000
80.000
70.000
36,02%
USAHA MIKRO
60.000
50.000 34,71%
40.000 USAHA KECIL

30.000 27,75%
20.000 USAHA MENENGAH
10.000
0
5332 1,47%
USAHA BESAR
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
0,04%
LAYANAN SOSIAL

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

sedangkan kebutuhan masyarakat akan transaksi non-tunai


keuangan digital di Indonesia sebagai peluang namun disertai
terutama tempat top-up saldo cukup banyak. Hal tersebut
dengan tantangan dalam menyusun regulasi yang tepat. Salah satunya
berpengaruh pada peningkatan jumlah agen LKD yang sangat
lewat QRIS (QR Code Indonesian Standard) yang merupakan
signifikan.
standarisasi pembayaran menggunakan metode agar proses transaksi
Dilihat dari nominal transaksinya, total transaksi di agen LKD pada dengan QR Code menjadi lebih mudah, cepat, dan terjaga
Triwulan III 2021 adalah Rp17,78 miliar, sedikit menurun dibandingkan keamanannya. Pertumbuhan transaksi non-tunai salah satunya
triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp20,29 miliar. Transaksi dipengaruhi dengan meningkatnya ekosistem keuangan digital di
yang paling banyak dilakukan di agen LKD adalah pembayaran suatu negara.
tagihan yaitu sebesar Rp9,76 miliar dan pengisian ulang (top up)
Pada triwulan III 2021, merchant QRIS mencapai 61.616 ribu dengan
sebesar Rp6,73 miliar.
pangsa merchant pengguna terbesar yaitu Usaha Mikro 36,02% dan
Di sisi lain, jumlah kepemilikan rekening uang elektronik di Sulawesi Usaha Kecil 34,71% (Grafik 5.26). Pertumbuhan jumlah merchant QRIS
Tenggara juga mencatatkan peningkatan yang signifikan. Pada triwulan disebabkan oleh meningkatnya kesadaran masyarakat dalam
III 2021, terdapat 5.332 rekening uang elektronik yang dimiliki bertransaksi non-tunai diiringi dengan pertumbuhan ekosistem
masyarakat di Sulawesi Tenggara, tumbuh 62,17% (yoy) dibandingkan keuangan digital. Merchant QRIS pada triwulan III 2021.
dengan periode sebelumnya yang tercatat sebanyak 4.968 rekening.
Secara spasial, jumlah rekening uang elektronik terbanyak berada di Grafik 5.27 Pertumbuhan Transaksi di E-commerce

Kota Kendari yang mencapai 1.966 rekening atau memiliki pangsa


sebesar 37,09%, diikuti
oleh Kabupaten Konawe Selatan dengan total jumlah rekening sebanyak 300 RP MILIAR %, YOY 120

1,033 rekening atau pangsa sebesar 19,49%. 250 100


293,01

200 80

5.2.6 Ekosistem Keuangan Digital 150 60

100 40
Pertumbuhan dan perkembangan digitalisasi saat ini telah mendorong 43,27
50 20
perubahan gaya hidup masyarakat utamanya di kota-kota besar. Hal
0 0
tersebut menjadi peluang dalam menciptakan ekosistem keuangan digital I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
yang efektif, efisien dan transparan. Bank Indonesia sebagai otoritas
sistem pembayaran melihat potensi dari perkembangan ekosistem NOMINASI GROWTH (SB. KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V

Grafik 5.28 Metode Pembayaran Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara

250
MILIAR 2500 RP MILIAR % 100
218,5 1.730,5
200 1
192,4 1500
9 50
150 730,4
500
0
100 -500
76,97 74,5
1 578, 4
50 -50
-1500 -1.120,2

0 -2500 -100
I II III IV II III IV I II III IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII
I 2018201920202021
201 2020 2021
9

NON TUNAI TUNAI

OUTFLOW INFLOW G INFLOW (SB. KANAN) G OUTFLOW (SB. KANAN)

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran non-tunai pada triwulan 5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
III juga didorong dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang
yang mulai banyak menggunakan e-commerce sebagai tempat layak edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli
berbelanja kebutuhan. Terbukti secara pola historis transaksi di e- yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar
commerce menunjukan peningkatan, pada triwulan III total nominal kualitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang
transaksi tercatat sebesar Rp293,01 miliar meningkat 8,74% (qtq) rupiah yang berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah
apabila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp269,46 miliar sebagai salah satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik
(Grafik 5.27). Penggunaan metode pembayaran dalam bertransaksi Indonesia. Selain itu, ULE akan memberikan kenyamanan dalam
di platform e- commerce didominasi oleh pembayaran non-tunai bertransaksi bagi masyarakat. Uang rupiah dinyatakan tidak layak
sebesar Rp218,51 miliar atau 74,57% dari total transaksi (Grafik 5.28). edar berdasarkan standar Bank Indonesia apabila kondisinya telah
berubah, antara lain karena jamur, minyak, bahan kimia dan coretan
5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI atau uang yang fisiknya berubah karena terbakar, berlubang atau
5.3.1. Aliran Uang Kartal robek.
Secara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan III 2021
Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw
mencatatkan net outflow sebesar Rp152,45 miliar, turun dibandingkan
BI Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak
triwulan lalu yang tercatat net outflow sebesar Rp 610.3 miliar.
terkait terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan
Penurunan net outflow tersebut sesuai dengan pola historisnya dan
kebijakan untuk menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah
seseuai dengan moderasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada
terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya
triwulan III 2021. Secara lebih detail, inflow pada periode triwulan
penyebaran Covid-19.
III 2021 mencapai Rp577,96 miliar, mengalami penurunan sebesar
20,89% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp730,56 miliar. Sebaliknya untuk
Selama triwulan III 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak
outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp730,42 miliar,
67 lembar, dengan rincian sebanyak 61 lembar uang pecahan 100 ribu
mengalami penurunan sebesar 34,09% (yoy) dibandingkan outflow
dan 6 lembar uang pecahan 50 ribu. Jumlah tersebut mengalami
yang terjadi pada triwulan III 2020 yang sebesar Rp1,11 triliun (Grafik
peningkatan dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya
5.29). Hal tersebut menunjukan penurunan aktivitas konsumsi di
yang sebanyak 47 lembar (Grafik 5.33). bisa kasih bumbu temuan ini
masyarakat yang membuat uang tidak terlalu banyak beredar.
misal krn peningkatan pemahaman masy terkait keaslian uang rupiah.
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah
Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus
Sulawesi Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan
memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian
ke daerah yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk
7 uang rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi
daerah sekitar . Hingga triwulan III 2021, KPw BI Provinsi Sulawesi
CBP (Cinta Bangga dan Paham Rupiah) yang mencakup pemahaman
Tenggara memiliki 2 (dua) Kas Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas
bagaimana cara menjaga uang agar tidak lusuh dan robek, serta dalam
Titipan Baubau dan Kas Titipan Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi
rangka menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya
kebutuhan Uang Layak Edar (ULE) dan meningkatkan kualitas uang
menjaga kedaulatan rupiah sebagai simbol negara. Selain itu untuk
yang beredar.
menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan
7. Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada
5 Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaples,
salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan jangan dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.
masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu
56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Grafik 5.30 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara Grafik 5.32 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara

2500
RP MILIAR 14 RP MILIAR
2000
1500 12
1000 610,3 10
500 8
0 NET OUTFLOW 6
-500 0
NET INFLOW 4
-1000 152,5 0,46
2
-1500
0
-2000
-2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021

PENUKARAN KAS KELILING

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan

100%
90% 300
80% 250 245
70%
60% 200
50%
150 133 140
40%
30%
100
20% 76 66 67
53 47
10% 50
24 26 23 23
0% 18 12
2
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IIIII
I IIIIIIV I IIIII IV I 2020 IV IIIIII
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2021

KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V

BAB Kondisi Tenaga


VI
Kerja &
Kesejahteraan
 Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia usaha, kondisi ketenagakerjaan di
Sulawesi Tenggara mulai menunjukan perbaikan yang terlihat dari meningkatnya total penyerapan
tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran baik di wilayah perkotaan maupun di wilayah
pedesaan.
 Selain itu dari sisi kesejahteraan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan
masyarakat Sulawesi Tenggara berdasarkan Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami
peningkatan.
 Peningakatan tersebut selaras dengan membaiknya harga komoditas pertanian, perkebunan , dan
perikanan.
58 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

6.1. GAMBARAN UMUM Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara

Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia JENIS KEGIATAN 2020 2021
usaha, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara mulai
menunjukkan perbaikan yang terlhat dari meningkatnya total
penyerapan tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran baik di
wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Selain itu dari sisi
kesejahteraan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,
pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara berdasarkan Indeks Nilai
Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut selaras dengan membaiknya harga
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III (%, YOY) 1,89 3,97

Penduduk Usia Kerja 1.934,80 1.970,73

Angkatan Kerja 1.351,09 1.381,20

Bekerja 1.289,23 1.327,07

Formal (%) 35,41 37,19

Informal (%) 64,59 62,81


komoditas pertanian, perkebunan, dan perikanan. Kedepan, berdasarkan Pengangguran 61,86 54,13
hasil survei konsumen Bank Indonesia Sulawesi Tenggara menunjukkan Pengangguran Karena Covid-19 10,77 9,32
bahwa masyarakat dan kondisi kegiatan usaha memiliki optimisme yang Bukan Angkatan Kerja (BAK) 583,71 589,53
lebih baik.
BAK karena Dampak COVID-19 6,07 4,14

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69,83 70,09


6.2. KETENAGAKERJAAN (%) Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 4,58 3,92
Sejalan dengan pemulihan kondisi perekonomian, peningkatan investasi, (%)
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah

dan membaiknya kondisi usaha di Sulawesi Tenggara terbukti


Tenggara. Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan penyerapan
mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja. Secara sektoral, sektor
tenaga kerja lokal daerah diperlukan upaya penyelarasan antara
informal masih menjadi penyerap tenaga kerja terbesar pada triwulan III
kebutuhan kompetensi dan kebutuhan spesisik industri dengan
2021.
kurikulum pendidikan tenaga kerja di daerah.

Penawaran Tenaga Kerja Terkait dengan dampak Covid-19, pada periode ini penduduk bukan
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang diproyeksi akan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan
mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040, saat ini sebesar -31,80% (yoy) atau turun sebesar 1.930 jiwa menjadi hanya
Sulawesi Tenggara juga sedang merasakan peningkatan penduduk usia 4.140 jiwa dari tahun sebelumnya yang sebesar 6.072 jiwa. Selain
produktif. Pada Agustus 2021, jumlah penduduk usia kerja Sulawesi itu, berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank
Tenggara tercatat sejumlah 1,97 juta jiwa, meningkat sebanyak 35,9 Indonesia Sulawesi Tenggara terlihat bahwa ke depan masyarakat
ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,86% (yoy) dibandingkan jumlah memiliki ekspektasi yang positif terhadap ketersediaan lapangan
penduduk usia kerja pada Agustus 2020. Selaras dengan peningkatan pekerjaan. Hal ini tentunya selaras dengan kondisi perekonomian yang
jumlah usia produktif, jumlah angkatan kerja juga tumbuh positif semakin baik dan penanganan Covid-19 yangt terus membaik. Pada
sebesar 2,23% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa. periode laporan, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
bersama OPD dan otoritas terkait terus mendorong perluasan
Berita positif pada periode laporan, peningkatan pertumbuhan angkatan
vaksinasi dan perbaikan kualitas penanganan Covid-19 di Sulawesi
kerja diimbangi oleh peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Tenggara termasuk dengan upaya vaksinasi gotong royong.
berdampak pada peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dari 69,83% pada Agustus 2020 menjadi 70,09% pada Agustus 2021 Permintaan Tenaga Kerja
(Tabel 6.1). Perbaikan aktivitas masyarakat yang mendorong perbaikan
Sejalan dengan angkatan kerja yang meningkat sebesar 2,23% (yoy)
kondisi dunia usaha telah mampu mendorong pelaku usaha mulai
pada Agustus 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja tercatat tumbuh
melakukan invasi dan juga mendorong tumbuhnya usaha baru yang
sebesar 2,94% (yoy) menjadi 1,32 juta jiwa, bertambah sebesar 37.840
pada akhirnya menciptakan lapangan kerja yang mampu mengakomodir
jiwa dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara sektoral,
penambahan penduduk usia kerja. Di sisi lain, pada Agustus 2021,
mayoritas penduduk bekerja di sektor informal dengan pangsa
penduduk bukan angkatan kerja tumbuh sebesar 1,00% (yoy)
sebesar 62,81% menurun dibandingkan periode yang sama pada tahun
menjadi 589,53 ribu jiwa. Peningkatan tersebut dapat disebabkan
sebelumnya yang sebesar 64,59%. Membaiknya kinerja lapangan usaha
oleh meningkatnya penduduk usia kerja yang melanjutkan sekolah,
di sektor formal, seperti jasa keuangan, jasa pendidikan, jasa keuangan,
memilih untuk mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
dan perdagangan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga
lainnya.
pada lapangan usaha di sektor tersebut (Tabel 6.1).

Sebagai informasi tambahan terkait dengan penawaran tenaga


Sebagai tracking kondisi terkini, berdasarkan data survei Bank Indonesia
kerja, berdasarkan informasi dari Dinas/Instansi terkait pada periode
pada triwulan III 2021, Indeks Penggunaan Tenaga Kerja tercatat
laporan industri pengolahan cukup banyak melakukan rekrutmen
sebesar 92,1, lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang
tenaga kerja yang sebagian besar didatangkan dari luar Sulawesi
sebesar 95,4.
Tenggara karena minimnya tenaga kerja lokal yang sesuai kebutuhan
industri di Sulawesi
60 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

Berdasarkan survei tersebut, dari sisi strategi pengelolaan tenaga kerja,


usaha listrik, gas, dan air. Penurunan jumlah tenaga kerja di
dunia usaha masih terindikasi belum menerapkan kebijakan
lapangan usaha pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor
ekspansif dalam penggunaan tenaga kerja.
diantaranya adalah adanya migrasi tenaga kerja ke lapangan usaha
Tanda masih tertahannya penambahan tenaga kerja terlihat dari pertambangan. Disatu sisi, lapangan usaha perdagangan menunjukkan
detail survei dimana mayoritas perusahaan, sebanyak 80,00% tidak adanya perubahan terhadap proporsi tenaga kerja dimana
menyatakan belum melakukan penambahan tenaga kerja pada 100% pelaku usaha di sektor tersebut tetap mempertahankan jumlah
periode laporan dan cenderung tetap dari tahun sebelumnya. Di luar tenaga kerja.
itu, sebanyak 12,67% lainnya yang menyatakan adanya penurunan
tenaga kerja dan 7,33% dari total pelaku usaha di Sulawesi Tenggara Kedepannya perlu sinergi antar berbagai stakeholder untuk menciptakan
menyatakan adanya peningkatan tenaga kerja. Diperkirakan masih lapangan kerja yang dapat menyerap peningkatan angkatan kerja di
terdapatnya sejumlah pelaku usaha yang ekspansif dalam Sulawesi Tenggara. Salah satu upaya nyata yang dapat mencapai
penyerapan tenaga kerja tersebut menyebabkan peningkatan hal tersebut adalah dengan mendorong investasi pada lapangan
penyerapan tenaga kerja Sultra pada periode laporan. usaha potensial yang proses pembangunannya bersifat padat karya
dan berdampak besar pada penyerapan tenaga kerja lokal. Hal
Berdasarkan jenis usahanya, peningkatan penggunaan tenaga kerja tersebut terlihat berdasarkan data yang dirilis oleh instansi terkait
terjadi pada berbagai alapangan usaha terutama pertambangan dimana kinerja investasi dalam menyerap tenaga kerja pada triwulan
yang menyatakan 20,00% dari total pelaku usaha di lapangan usaha III 2021 tercatat mengalami peningkatan baik yang berupa Penanaman
tersebut menyatakan meningkatkan jumlah tenaga kerja, diikuti oleh Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
real estate sebanyak 15,38% dari total pelaku usaha menyatakan
Lebih detail, pada triwulan III 2021, realisasi investasi swasta yang
meningkatkan jumlah tenaga kerja, serta konstruksi sebanyak 12,50%
dilakukan di Sulawesi Tenggara menciptakan total lapangan pekerjaan
dari total pelaku usaha di lapangan usaha tersebut menyatakan
bagi 6.077 tenaga kerja. Jumlah penyerapan tenaga kerja tersebut
meningkatkan jumlah tenaga kerja. Meningkatnya investasi dan
meningkat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4.243 tenaga
pembangunan proyek pemerintah maupun swasta berimplikasi pada
kerja. Berdasarkan jenis investasinya, sebanyak 81,2% merupakan
peningkatan penyerapan tenaga kerja di lapangan usaha tersebut.
lapangan pekerjaan dari investasi yang berbasis PMA, sementara
Meskipun demikian, terdapat beberapa sektor ekonomi yang
sisanya sebesar 18,8% berasal dari investasi yang berbasis PMDN
menyatakan melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja seperti di
(Grafik 6.3).
lapangan usaha pertanian dan lapangan

Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha

120
INDEKS SBT, INDEKS 160
SULTRA
100 140
Pertanian
80 120
Pertambangan
100
60 Industri Pengolahan
80
Listrik, Gas & Air
40 60 Konstruksi
20 40 Perdagangan
20 Real Estate
0
0 Bank & Jasa
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
Keuangan
2019 2020 2021
Jasa Lainnya 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT
NAIK TETAP TURUN
(SB.KANAN)

SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH SUMBER: SURVEI BANK INDONESIA, DIOLAH

Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara

6.000
JIWA 25 %, YOY
5.000 1.144 20
15
4.000
10
2,23
3.000 5 1,86
0 1,00
2.000 4.933
-5
1.000 -10
-15
-
-20
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III FEB 2016FEB 2017FEB 2018FEB 2019FEB 2020FEB 2021
20192020 2021

PMA PMDN PENDUDUK >15 TH ANGKATAN KERJA BUKAN ANGKATAN KERJA

SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI

Selain itu, upaya lain yang dapat didorong adalah dengan


dengan pangsa 29,8%, disusul pekerja dengan status setengah
membentuk lembaga pelatihan bagi peserta didik dengan
menganggur yang meningkat sebesar 2,57% (yoy) dengan pangsa
menyesuaikan kurikulum khusus yang dipersiapkan untuk memenuhi
sebesar 10,45%. Sementara itu, jumlah pekerja full time atau >35 jam
kebutuhan spesifik industri yang ada di Sulawesi Tenggara. Sistem
per minggu meningkat sebesar 0,44% (yoy) dengan pangsa sebesar
pendidikan yang lebih spesifik dan menyesuaikan dengan kebutuhan
59,67%.
industri, diperkirakan dapat meningkatkan penyerapan tenaga kerja
lokal daerah yang lebih sustainable dan proses alih teknologi yang Pada periode laporan penyerapan tenaga kerja terlihat lebih baik
lebih baik. dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada Agustus
2021, jumlah pengangguran pada periode tersebut tercatat sebanyak
Kondisi Tenaga Kerja & Pengangguran 54.130 jiwa, turun sebesar -7,73% (yoy) atau menurun sebanyak 7.730
Berdasarkan data Sakernas Agustus 2021, sebanyak 62,81% dari dari jiwa dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Dengan
total 1,32 juta jiwa tenaga kerja bekerja di sektor informal sedangkan jumlah pengangguran tersebut, tingkat pengangguran terbuka (TPT) di
sebanyak 37,19% sisanya bekerja pada sektor formal. Lebih detail, dari
Sulawesi Tenggara pada bulan Agustus 2021 tercatat sebesar
total sektor informal, yang memiliki pangsa penyerapan tenaga kerja
3,92%, turun dibandingkan periode yang sama pada Agustus 2020
terbesar adalah lapangan usaha pertanian dengan serapan sebesar
yang tercatat sebesar 4,58%. Berdasarkan daerah tempat tinggal,
33,34%, diikuti oleh sektor perdagangan dengan serapan sebesar
diketahui bahwa Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di perkotaan
19,53% dan lapangan usaha industri pengolahan dengan serapan
tercatat sebesar 5,75%, lebih tinggi dibandingkan tingkat
tenaga kerja sebesar 9,44%. Sementara itu, penyerapan tenaga kerja
pengangguran di wilayah pedesaan yang tercatat sebesar 2,93%.
di sektor formal didominasi oleh lapangan usaha administrasi
Meskipun demikian, angka TPT di perkotaan pada periode laporan
pemerintahan dengan serapan sebesar 8,30% dan lapangan usaha
tercatat lebih rendah dibanding TPT pada periode yang sama pada
pendidikan dengan serapan sebesar 5,92%. (Grafik 6.5). Tingginya
tahun lalu. Sama halnya dengan TPT di wilayah pedesaan yang juga
serapan tenaga kerja di sektor informal, sejalan dengan karakteristik
tercatat lebih rendah dibanding TPT pada periode yang sama
perekonomian wilayah Sulawesi Tenggara yang masih didominasi
tahun sebelumnya.
oleh sektor yang berbasis sumber daya alam dan industri kecil dan
menegah. Penurunan tingkat pengangguran di perkotaan dan pedesaan
selaras dengan perbaikan kondisi kinerja dunia usaha baik yang berada
Menurut jam kerjanya, peningkatan tenaga kerja terbesar terjadi
di sektor formal maupun sektor informal. Penurunan tingkat
pada kategori pekerja paruh waktu dengan peningkatan sebesar 8,45%
pengangguran di wilayah perkotaan yang lebih baik dibandingkan di
(yoy)
wilayah perdesaan

Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara

40 %PANGSA 8 %, PERSEN

30 7

20 6

10 5

0 4
Tambang
Pertanian

Perdagangan
Industri

Konstruksi

Jasa Lainnya
Tranportasi

Pendidikan
Jasa Peusahaan
Akomodasi &

&
Mkan

Infokom, Jasa Keu, RA


LGA

Minum

Administrasi
Pemerintahan

3
Kesehatan &

1
Sosial

AGS-19 AGS-20 AGS-21

PERKOTAAN PERDESAA SULTRA


AGS-20 AGS-21 N

SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH

Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara

180
SBT
160 101,47
Perikanan 104,36
140 141,70
106,60
120 Peternakan 106,43
100 95,95
101,30 Perkebunan Rakyat 97,62
80 107,80
60 Hortikultura 113,11
40 96,33
Tanaman Pangan 97,12
20 98,62
Total 100,20
0

IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 70 80 90 100 110 120


2020 2019 2021

INDEKS PENGHASILAN SAAT INDEKS EKSPEKTASI PENGHASILAN 2021 II 2020 III


INI

SUMBER: SK KPW BI SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH


62 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara

mengindikasikan bahwa recovery dunia usaha di wilayah perkotaan


tomat, sawi hijau, jagung muda, dan cabai. Sedangkan peningkatan NTP
berjalan lebih cepat dibandingkan di wilayah perdesaan. Indikasi
pada subsektor perkebunan rakyat didorong oleh peningkatan harga
tersebut juga sejalan dengan hasil survei Bank Indonesia yang
komoditas sawit, kopra, kakao, nilam ditingkat petani.
menunjukkan adanya peningkatan tenaga kerja pada sektor real estate,
konstruksi, dan jasa.
Indeks Penghasilan Konsumen
Kedepannya, pemerintah daerah Sulawesi Tenggara bersama indikator kesejahteraan dalam Survei Konsumen Bank Indonesia. Indeks
otoritas terkait terus mendorong berbagai berbagai upaya untuk penghasilan konsumen Sulawesi Tenggara triwulan III 2021, tercatat
meningkatkan penyerapan tenaga kerja melalui peningkatan sebesar 101,30 mengalami penurunan dari triwulan sebelumnya yang
investasi swasta, serta program pelatihan yang dilakukan untuk sebesar 109,30 (Grafik 6.7). Meskipun mengalami penurunan
meningkatkan kualitas tenaga kerja lokal. dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yang perlu menjadi catatan
adalah kondisi penghasilan masyarakat berdasarkan survei masih
baik karena angka indeks yang berada di atas angka 100. Selain itu
6.3. KESEJAHTERAAN
penurunan pada rata-rata indeks penghasilan konsumen pada periode
Pada triwulan III 2021, peningkatan aktivitas masyarakat, perbaikan
laporan ini terjadi karena penurunan yang terjadi pada awal periode
kinerja dunia usaha, serta pemulihan kondisi perekonomian berdampak
karena diberlakukannya rem darurat berupa kebijakan PPKM Mikro.
pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi
Perbedaan arah indeks penghasilan konsumen dengan nilai tukar
Tenggara. Kondisi tersebut tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani
petani pada periode laporan mengindikasikan bahwa penghasilan
(NTP) yang lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya maupun pada
pada sektor usaha diluar pertanian lebih sensitif pada pembatasan
periode yang sama tahun sebelumnya.
mobilitas yang terjadi pada masa pandemi.

Nilai Tukar Petani (NTP) Kedepannya, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur dunia usaha, serta didukung dengan percepatan program vaksinasi oleh
kesejahteraan yang relevan di Sulawesi Tenggara dikarenakan lebih Pemerintah dan swasta, diperkirakan dapat meningkatkan
dari sepertiga tenaga kerja di Sulawesi Tenggara yang bekerja di optimisme masyarakat terhadap penghasilannya pada 6 bulan kedepan.
lapangan usaha pertanian. Pada triwulan III 2021, NTP di Sulawesi Hal ini sesuai dengan data survei konsumen Bank Indonesia yang
Tenggara secara bulanan tercatat mengalami peningkatan dengan menunjukkan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap penghasilannya
capaian rata-rata sebesar 100,20 meningkat dibandingkan dengan yang mengalami peningkatan dan terus berada pada level optimis.
rata-rata triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 98,62 (Grafik 6.8).
Kemiskinan
Jika dilihat berdasarkan subsektornya, peningkatan NTP terjadi pada Tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada Maret 2021 tercatat
hampir seluruh subsektor kecuali subsektor peternakan. sebesar 11,66% mengalami peningkatan pada periode yang sama pada
Peningkatan NTP yang cukup signifikan terjadi pada subsektor Maret 2020 yang tercatat sebesar 11,00%, namun tingkat kemiskinan
hortikultura yang meningkat sebesar 5,32 poin dari triwulan pada Maret 2021 jika dibandingkan dengan September 2020 yang sama-
sebelumnya dan subsektor perkebunan rakyat yang meningkat sama merupakan periode mewabahnya Covid-19 tercatat mengalami
sebesar 1,67 poin dari triwulan sebelumnya. Peningkatan NTP di perbaikan, dimana tingkat kemiskinan pada periode September 2020
subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat didorong oleh tercatat sebesar 11,69%. Seperti pada periode sebelumnya, data
membaiknya harga komoditas unggulan di sektor tersebut. Sebagai tingkat kemiskinan memiliki lag waktu yang cukup panjang,
contoh peningkatan NTP di subsektor hortikultura didorong oleh sehingga pada periode laporan data tingkat kemiskinan yang rilis
peningkatan harga aneka sayuran seperti daun bawang, masih periode Maret

Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara

350
RIBU JIWA % 12,00 0,44
300 11,66
0,42 0,411
250
0,4
200
0,38
150 11,00
0,36 0,390
100
0,34 0,347
243,65
50
75,05 0,32
0
10,00 0,3
MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20 MAR-21 MARSEP MARSEP MARSEP MAR
2018 2019 2020 2021

PENDUDUK MISKIN PENDUDUK MISKIN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN) PERKOTAAN PEDESAA SULTRA
KOTA DESA N

SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI

Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020

KOMPONEN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020

Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Tahun 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47 70,72 70,97 71,22

Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,45 12,78 13,07 13,07 13,36 13,53 13,55 13,65

Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,93 8,02 8,18 8,32 8,46 8,69 8,91 9,04
Pengeluaran Per Kapita Rp ribu 8.537 8.555 8.697 8.697 9.094 9.262 9.436 9.331

IPM 67,55 68,07 68,75 69,31 69,86 70,61 71,20 71,45

Pertumbuhan IPM % 0,72 0,78 0,99 0,81 0,79 1,07 0,84 0,25
Sumber: BPS (Sakernas)

2021. Salah satu indikator yang berhubungan dengan tingkat


Jika dilihat berdasarkan lokasinya, peningkatan gini ratio pada Maret
kemiskinan adalah angka garis kemiskinan. Pengertian dari garis
2021 dipicu oleh peningkatan ketimpangan di wilayah perkotaan yang
kemiskinan adalah suatu nilai pengeluaran minimum kebutuhan
tercatat sebesar 0,411, meningkat dari periode yang sama pada Maret
makanan dan non makanan yang harus dipenuhi agar tidak
2020 yang tercatat sebesar 0,404. Sementara itu, ketimpangan
dikategorikan sebagai penduduk miskin. Sehingga penduduk miskin
pendapatan di wilayah pedesaan tercatat sebesar 0,347 cenderung
adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per
tetap dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Peningkatan
bulan di bawah garis kemiskinan.
tingkat ketimpangan di wilayah perkotaan dipicu oleh meningkatnya
Garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada Maret 2021 tercatat penduduk miskin di wilayah tersebut ditambah dengan meningkatnya
sebesar Rp378.589 mengalami peningkatan point-to point sebesar biaya hidup selaras dengan peningkatan tekanan inflasi.
6,21% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada Maret 2020
yang sebesar Rp356.444 per kapita perbulan. Berdasarkan jenisnya, Indeks Pembangunan Manusia
peningkatan garis kemiskinan didorong oleh meningkatnya garis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator penting untuk
kemiskinan non makanan dan garis kemiskinan makanan. Pada periode mengukur keberhasilan pembangunan dalam upaya membangun
laporan, garis kemiskinan makanan masih menjadi penyumbang utama kualitas hidup manusia. Sejak tahun 2018 hingga 2020 Indeks
terhadap garis kemiskinan di Sulawesi Tenggara dengan pangsa sebesar Pembangunan Manusia di Sulawesi Tenggara tercatat terus
74,86%. Peningkatan garis kemiskinan tersebut dipicu oleh mengalami peningkatan. Pada tahun 2020, IPM di Sulawesi
peningkatan tekanan inflasi tahunan Sulawesi Tenggara pada Tenggara tercatat sebesar 71,45 meningkat dari tahun sebelumnya
periode laporan. yang tercatat sebesar 71,20. Meskipun demikian, capain IPM tersebut
masih berada dibawah IPM Nasional yang tercatat sebesar 71,94,
Peningkatan garis kemiskinan diperkirakan menjadi salah satu faktor terutama pada komponen Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHHL) dan
pemicu peningkatan jumlah penduduk miskin di Sulawesi Tenggara yang Pengeluaran per Kapita.
tercatat 318,70 ribu jiwa pada periode laporan, lebih tinggi 1.380 jiwa
dari jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 (Grafik 6.9). Pada tahun 2020, komponen pembentuk IPM mengalami
Berdasarkan lokasinya, jumlah penduduk miskin di Sulawesi peningkatan, antara lain:
Tenggara mayoritas berada di wilayah pedesaan dengan pangsa a. Umur Harapan Hidup (UHH) bagi bayi saat lahir tercatat hingga
sebesar 76,45%, sementara 23,55% sisanya berada di wilayah 71,22 tahun, meningkat 0,25 tahun dibandingkan tahun sebelumnya
perkotaan. Lebih jauh, penduduk miskin di wilayah perkotaan tercatat yang tercatat hingga 70,97 tahun.
sebesar 7,66% mengalami peningkatan dibandingkan Maret 2020 b. Anak-anak (berusia 7 tahun) memiliki peluang untuk bersekolah
yang tercatat sebesar 7,14%. Sementara penduduk miskin di wilayah selama 13,65 tahun, meningkat 0,10 tahun dibandingkan dengan
pedesaan pada Maret 2021 tercatat sebesar 13,77% mengalami tahun 2019.
peningkatan dari Maret 2020 yang sebesar 13,50%. Peningkatan c. Penduduk (berusia 25 tahun ke atas) secara rata-rata telah
penduduk miskin di Kota terlihat lebih tinggi dibandingkan di wilayah menempuh pendidikan selama 9,04 tahun, meningkat 0,13
pedesaan. Hal tersebut selaras dengan kinerja sektor formal pada tahun dibandingkan tahun 2019.
periode yang sama masih tertahan akibat pandemi Covid-19 seiring d. Pengeluaran per kapita (harga konstan 2012) masyarakat pada
terbatasnya aktivitas masyarakat dan dunia usaha. tahun 2020 tercatat sebesar Rp9.331.000, meningkat
Rp105.000 dibandingkan tahun 2019.
Ketimpangan Pendapatan
Tingkat ketimpangan pendapatan penduduk di Sulawesi Tenggara
menunjukkan tren peningkatan, tercermin dari gini ratio yang pada
Maret 2021 tercatat sebesar 0,390 mengalami sedikit peningkatan
dibandingkan periode yang sama pada Maret 2020 yang tercatat sebesar
0,389.
64 BAB VI Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
BAB VII Prospek
Perekonomian Daerah
 Setelah mengalami periode tekanan akibat terjadinya pandemi Covid-19, perekonomian global diyakini mulai memasuki
fase pemulihan pada tahun 2021.
 Perbaikan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi Covid-19 di banyak negara untuk membangun herd immunity
dan mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta berlanjutnya stimulus keb akan fiskal dan moneter.
 Kedepan, perbaikan perekonomian dunia diperkirakan terus berlanjut, namun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
 Purchasing Manager’s Indeks (PMI), penjualan eceran dan keyakinan konsumen secara umum melambat, termasuk
mulai berkurangnya keterbatasan energi di Tinongkok pada Oktober 2021.
66 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

7.1. PROSPEK PEREKONOMIAN


GLOBAL DAN NASIONAL Grafik 7.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia

7.1.1. Prospek Perekonomian Global


Setelah mengalami periode tekanan akibat terjadinya pandemi Covid-19,
perekonomian global diyakini mulai memasuki fase pemulihan pada
tahun 2021. Perbaikan tersebut sejalan dengan implementasi vaksinasi
Covid 19 di banyak negara untuk membangun herd immunity dan
mendorong mobilitas serta aktivitas perekonomian, serta
ASEROPATIONGKOKINDIAJEPANG
berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter. Meskpiun 2019 : 2,8 2019 : 2,32019 : 1,52019 : 6,02019 : 4,02019 : 0,0
2020 : -3,1 2020 : -3,42020 : -6,32020 : 2,32020 : -7,32020 : -4,6
demikian, peningkatan kasus varian delta Covid-19 dan ancaman PDB DUNIA 2021P : 5,9 2021P : 6,02021P : 5,02021P : 8,02021P : 9,52021P : 2,4

varian baru yang dapat mengurangi efektivitas vaksin, serta gangguan


SUMBER: WORLD ECONOMIC OUTLOOK IMF APRIL 2021
rantai pasok dan keterbatasan energi menjadikan ketidakpastian pada
periode mendatang. maju diperkirakan mengalami penurunan jika dibandingkan proyeksi
sebelumnya, sedangkan perekonomian negara berkembang mengalami
Kedepan, perbaikan perekonomian dunia diperkirakan terus belanjut, perbaikan sedikit lebih tinggi jika dibandingkan proyeksi
namun lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Purchasing sebelumnya. Amerika Serikat menjadi negara yang diyakini
Manager's Index (PMI), penjualan eceran dan keyakinan konsumen perekonomiannya akan menurun jika dibandingkan dengan perkiraan
secara umum melambat, termasuk mulai berkurangnya keterbatasan sebelumnya, yaitu 6,0% (yoy) jika dibandingkan dengan proyeksi pada
energi di Tiongkok pada Oktober 2021. Meskipun demikian, volume Juli 2021 yang sebesar 7,0% (yoy). Penyesuaian tersebut disebabkan
perdagangan dan harga komoditas dunia diperkirakan akan terus oleh gangguan rantai pasokan komoditas dan penurunan konsumsi
meningkat, sehingga tetap mendukung prospek ekspor negara yang terjadi pada pada periode laporan. Selain itu, perekonomian
berkembang. Ketidakpastian pasar keuangan global belum Jepang juga diperkirakan mengalami penurunan jika dibandingkan
sepenuhnya mereda didorong kekhawatiran pengetatan kebijakan dengan perkiraan pada Juli 2021 yaitu dari 4,4% (yoy) menjadi 4,6%
moneter global yang lebih cepat sejalan kenaikan inflasi yang terus (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh penyebaran Covid-19 yang
berlangsung. Kondisi tersebut berpengaruh terhadap tetap membatasi aktivitas perekonomian pada triwulan III. Berbeda halnya
berlanjutnya aliran portofolio global ke negara berkembang, dengan perekonomian Kawasan Eropa yang diperkirakan mengalami
khususnya di negara-negara yang mempunyai imbal hasil aset keuangan peningkatan sebesar 5,0% (yoy), lebih tinggi jika dibandingkan dengan
yang menarik dan kondisi ekonomi yang membaik. perkiraan pada Juli 2021 sebesar 4,6% (yoy). Kondisi tersebut
menyebabkan perekonomian negara maju diperkirakan akan mengalami
Proyeksi pertumbuhan ekonomi global mengalami perubahan jika
pertumbuhan yang lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu
dibandingkan dengan proyeksi pada periode sebelumnya
sebesar 5,2% (yoy) dibandingkan proyeksi sebelumnya yang tumbuh
sebagaimana yang dirilis. Dengan perkembangan tersebut, IMF melalui
sebesar 5,6% (yoy).
World Economic Outlook Oktober 2021 memproyeksikan perekonomian
global pada tahun 2021 mengalami perbaikan sebesar 5,9% (yoy), Disisi lain, perekonomian negara berkembang mengalami
lebih rendah jika dibandingkan dengan perkiraan pada Juli 2021 yang penyesuaian sebesar 6,4% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan
diperkirakan tumbuh sebesar 6,0% (yoy). Selain itu, Bank Indonesia proyeksi sebelumnya sebesar 6,3% (yoy), yang mencerminkan
juga merevisi pertumbuhan ekonomi global 2021 menjadi 5,7% dari peningkatan disebagian besar wilayah. Penyesuaian tersebut
prakiraan sebelumnya sebesar 5,8%. disebabkan oleh peningkatan perekonomian di wilayah Amerika Latin
dan Karibia, Timur Tengah dan Asia Tengah, Afrika sub-Sahara seiring
Sejalan dengan proyeksi perekonomian global yang mengalami revised
dengan peningkatan perdagangan pada negara di wilayah tersebut.
down jika dibandingkan dengan proyeksi Juli 2021, perekonomian
Meskipun demikian, Perekonomian
negara

Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi

190
SBT %, YOY 8 2,50 SKALA LIKERT
180
170 6 2,00
160 1,50
4
150
1,00
140 2
130 0,50
0
120 0,00
110 -2 -0,50
100
-4 -1,00
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVP
201920202021 2018201920202021

INDEKS PERKIRAAN USAHA PDRB (SB. KANAN) LS PENJ. DOMESTIK LS PENJ. LS EKSPEKTASI PENJUALAN
(MOV.2Q) EKSPOR

SUMBER: SK KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: LIAISON KPW BI SULTRA, BI


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VII

negara berkembang di Asia diperkirakan sebesar 7,2% (yoy), lebih


(Sulampua), diikuti Kalimantan dan Sumatera. Kedepan, pemulihan
rendah jika dibandingkan dengan proyeksi sebelumnya yang tumbuh
ekonomi domestik diprakirakan terus berlangsung secara bertahap.
sebesar 8,5% (yoy). Prospek perekonomian China diperkirakan lebih
Perbaikan ekonomi berlanjut tercermin pada perkembangan indikator
rendah dari perkiraan sebelumnya karena penurunan investasi publik
dini hingga November 2021, seperti penjualan eceran, ekspektasi
yang lebih dalam dari perkiraan sebelumnya. Selain itu, Prospek
konsumen, PMI Manufaktur, transaksi pembayaran melalui SKNBI dan
pertumbuhan di India juga mengalami penurunan setelah gelombang
RTGS, serta ekspor. Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi
COVID kedua dan diperkirakan akan mengalami pemulihan yang lambat.
dengan Pemerintah dan instansi terkait untuk mendorong akselerasi
Dinamika serupa juga terjadi di kelompok ASEAN-5 (Indonesia, Malaysia,
pertumbuhan ekonomi, termasuk melalui koordinasi kebijakan
Filipina, Thailand, Vietnam), di mana gelombang infeksi ini
moneter–fiskal, kebijakan pembukaan sektor-sektor prioritas,
menyebabkan hambatan aktivitas di negara tersebut.
peningkatan ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan. Dengan
perkembangan tersebut, pertumbuhan ekonomi 2021 diprakirakan
7.1.2. Prospek Perekonomian Nasional
tetap berada dalam kisaran proyeksi Bank Indonesia pada 3,2% -
perekonomian Indonesia juga sudah memasuki tren pemulihan.
4,0%.
Perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif pada triwulan III 2021
meskipun melambat dibandingkan dengan capaian triwulan sebelumnya, Dari sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia hingga November 2021
sejalan dengan merebaknya varian delta Covid-19. Ekonomi memutuskan untuk mempertahankan suku bunga kebijakan (BI 7-
Indonesia pada triwulan III 2021 tumbuh sebesar 3,51% (yoy), lebih day Reverse Repo Rate) sebesar 3,50%. Hal tersebut sejalan dengan
rendah dari capaian triwulan sebelumnya sebesar 7,07% (yoy). perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan, di tengah
Perkembangan tersebut terutama ditopang oleh kinerja ekspor prakiraan inflasi yang rendah dan upaya untuk mendukung pertumbuhan
sejalan dengan tetap kuatnya permintaan mitra dagang utama. ekonomi. Selain itu, Bank Indonesia juga terus mengoptimalkan
Sementara itu, permintaan domestik tumbuh melambat seiring seluruh bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan
kebijakan pembatasan mobilitas untuk mengatasi varian delta Covid- sistem keuangan serta mendukung upaya perbaikan ekonomi lebih
19. Dari sisi lapangan usaha (LU), kinerja LU utama tetap tumbuh lanjut, melalui berbagai langkah kebijakan sebagai berikut a)
positif, kendati beberapa LU terkait mobilitas masyarakat terkontraksi.
melanjutkan kebijakan nilai tukar Rupiah untuk menjaga stabilitas
Secara spasial, kinerja pertumbuhan ekonomi nasional didukung oleh
nilai tukar yang sejalan dengan fundamental dan mekanisme pasar, b)
hampir seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di
melanjutkan penguatan strategi operasi moneter untuk memperkuat
wilayah Sulawesi-Maluku-Papua
efektivitas stance kebijakan moneter akomodatif, c) Memperkuat
kebijakan transparansi suku bunga dasar

Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao

75 USD/bbl 17.000 USD/KG USD/KG 3,5


70 16.000
65 15.000 3,0
60 14.000
55 13.000
2,5
50 12.000
45 11.000
40 10.000 2,0

35 9.000
30 8.000 1,5
2015 2016 2017 2018 2019 20202021P 2015 2016 2017 2018 201920202021P

NICKEL COCOA

SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021 SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021

Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

130,00
INDEKS 180,00
120,00
110,00 160,00

100,00 140,00
90,00
120,00
80,00
OPTIMIS
70,00 100,00

60,00 80,00 ESIMISP


50,00
60,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
20202021 20202021

INDEKS EKPEKTASI KONSUMEN EKSPEKTASI KETERSEDIAAN LAPANGAN EKSPEKTASI PENGHASILAN


USAHA

SUMBER: GOOGLE MOBILITY INDEX, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH


68 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

kredit (SBDK) dengan pendalaman analisis pada kelompok bank-


Namun kedepan paska pelonggaran PPKM Mikro dengan kondisi Covid
bank terbesar yang memiliki pangsa kredit sekitar 70% dari
19 yang lebih terkendali diperkirakan optimisme dunia usaha dan
industri, d) Mempertahankan kebijakan Merchant Discount Rate (MDR)
aktivitas ekonomi akan meneruskan perbaikannya hingga 2022
QRIS untuk merchant kategori Usaha Mikro (UMI) sebesar 0% sampai
sejalan dengan akselerasi vaksinasi, kinerja ekspor yang tetap kuat,
dengan 30 Juni 2022 untuk menjaga kesinambungan akseptasi dan
pembukaan sektor- sektor prioritas yang semakin luas, dan stimulus
penggunaan QRIS dengan tetap menjaga sustainabilitas industri,
kebijakan yang berlanjut. (Grafik 7.6).
dan e) memfasilitasi penyelenggaraan promosi perdagangan dan
investasi serta melanjutkan sosialisasi penggunaan Local Currency Prospek Sisi Permintaan
Settlement (LCS) bekerja sama dengan instansi terkait.
Perbaikan ekonomi dari sisi permintaan pada tahun 2021 terjadi
Adapun target inflasi nasional pada tahun 2021 diperkirakan berada pada seluruh aspek konsumsi, belanja pemerintah, investasi, dan
di bawah titik tengah kisaran sasarannya 3,0±1% pada 2021. Bank kinerja ekspor. Meskipun demikian, tertahan oleh impor yang juga
Indonesia berkomitmen menjaga stabilitas harga dan memperkuat mengalami peningkatan untuk mendukung ekspor Sulawesi
koordinasi kebijakan dengan Pemerintah, baik di tingkat pusat Tenggara. Perbaikan terjadi karena normalisasi aktivitas dunia usaha
maupun daerah melalui Tim Pengendali Inflasi (TPI dan TPID) guna dan masyarakat seiring dengan perbaikan penanganan Covid-19. Selain
menjaga inflasi IHK dalam kisaran targetnya. itu, faktor base effect juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi secara tahunan mengingat kontraksi yang terjadi pada tahun
2020 dampak pendemi Covid-19. Perbaikan tersebut juga
7.2. PROSPEK PERTUMBUHAN diperkirakan berlangsung hingga 2022 sejalan dengan akselerasi
EKONOMI SULAWESI TENGGARA vaksinasi dan kinerja ekspor yang tetap kuat.
Berdasarkan beberapa indikator pendukung, hasil survei dan liaison,
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diprakirakan sejalan peningkatan aktivitas masyarakat. Hal tersebut tercermin
mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun dari indeks mobilitas masyarakat diluar rumah yang lebih tinggi
2020, meskipun diperkirakan lebih rendah dibandingkan dengan dibandingkan baseline (sebelum pandemi Covid-19). Meskipun
perkiraan sebelumnya. Faktor yang berperan penting pada penyesuaian demikian, penerapan PPKM Mikro di tengah tren pemulihan aktivitas
tersebut adalah penerapan rem darurat berupa kebijakan PPKM Mikro di masyarakat memberikan dampak pada penurunan indeks pada
Kota Kendari dan sejumlah daerah lainnya di Indonesia serta energy triwulan III 2021. Selanjutnya, pelonggaran PPKM seiring dengan
crunch yang dialami mitra dagang utama Sulawesi Tenggara. Perbaikan kasus Covid yang lebih terkendali akan mendorong aktivitas
ekonomi pada tahun 2021 terkonfirmasi oleh perkembangan masyarakat pada periode mendatang walaupun pada periode Nataru
sejumlah indikator dini, seperti perkiraan kegiatan usaha dari sisi diperkirakan terdapat disrupsi karena penerapan PPKM Mikro Level
konsumen dan perkiraan harga korporasi yang terus meningkat. 3 secara nasional.
Sejalan dengan hal tersebut, harga komoditas ekspor Sulawesi
Ke depan, dengan perkembangan yang ada, masyarakat Sulawesi
Tenggara seperti nikel yang terus meningkat sehingga akan dapat
Tenggara tetap memiliki ekspektasi positif pada kondisi ekonomi.
mendorong perbaikan ekonomi di masa mendatang. Program vaksin
Hal tersebut sejalan dengan hasil survei konsumen Kantor Perwakilan
yang telah dilakukan dapat mendorong normalisasi perekonomian secara
Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara yang menunjukan indeks
menyeluruh dan menjadi faktor utama yang mendorong
ekspektasi konsumen untuk kondisi ekonomi 6 bulan ke depan
terakselerasinya pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara pada
berada pada tingkat optimis. Pada Juli 2021 ekspektasi masyarakat
tahun 2021. Meskipun demikian, ancaman Covid varian baru dapat
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 159,70. Disamping itu, terus
menimbulkan pengetatan kembali dan mendisrupsi mobilitas masyarakat
berjalannya perbaikan daya beli yang didukung oleh berlanjutnya
Sulawesi Tenggara serta menyebabkan gangguan distribusi.
program stimulus pemerintah diperkirakan menjadi faktor penopang
pemulihan daya beli masyarakat dan mendorong peningkatan kinerja
konsumsi.

Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha

55 120,0 % YOY

100,0
50 80,0
60,0
45
40,0

20,0
40 -
35 (20,0)
(40,0)
30 (60,0)
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVP
2018201920202021

KEGIATAN USAHA

SUMBER: TRADINGECONOMIC, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11P
20202021
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VII

Konsumsi pemerintah juga diperkirakan akan mengalami


akan bertahan hingga akhir tahun 2021 turut menjadi salah satu
peningkatan seiring dengan peningkatan pagu belanja pemerintah
faktor pendorong kinerja ekspor nickel ore yang sejak triwulan IV
tahun 2021 sebesar 9,33% dibandingkan tahun lalu. Disamping itu,
2020, merupakan salah satu produk yang dijual pelaku usaha
percepatan realisasi anggaran pembangunan proyek pemerintah dan
pengolahan feronikel ke Sulawesi Tengah. Selain itu, beroperasionalnya
penyelenggaraan MTQ Korpri Nasional pada triwulan IV juga akan
pabrik gula dengan kapasitas terbesar di ASEAN juga dapat mendorong
mendorong peningkatan konsumsi pemerintah pada tahun 2021.
peningkatan ekspor antardaerah Sulawesi Tenggara. Meskipun demikian,
Disisi lain, penundaan penggunaan sistem SIPD dengan tetap
penurunan permintaan karena adanya energy crunch di kawasan industri
menggunakan sistem SIMDA untuk sementara waktu diperkirakan akan
besi baja Tiongkok yang merupakan mitra dagang utama Sulawesi
mempercepat konsumsi pemerintah pada tahun 2021 lebih tinggi dari
Tenggara diperkirakan menyebabkan ekspor industri pengolahan
proyeksi sebelumnya dikarenakan beberapa program yang sempat
nikel Sulawesi Tenggara tidak setinggi prakiraan sebelumnya.
tertunda dan berpotensi tidak terealisasi kembali pada track
Penurunan permintaan mitra dagang tersebut sejalan dengan perkiraan
realisasi.
manufaktur PMI Tiongkok pada triwulan III 2021 dan berlangsung
Peningkatan laju pertumbuhan konsumsi pemerintah utamanya hingga akhir tahun (Grafik 7.8).
terjadi karena kembali berjalannya pembangunan beberapa proyek
Meskipun demikian, sejalan dengan kinerja ekspor yang meningkat,
strategis nasional. Peningkatan koordinasi antara Kanwil DJPb dan
aktivitas impor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan pada
instansi terkait untuk menjaga pencapaian realiasi sesuai dengan
tahun 2021 dan menahan laju pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara
target yang sudah ditentukan sebelumnya diprediksi menjadi faktor
yang lebih tinggi pada tahun 2021. Peningkatan tersebut
yang menopang terjaganya capaian realisasi belanja yang tinggi pada
dikarenakan masih tingginya konten impor dalam setiap produksi
tahun 2021.
olahan nikel Sulawesi Tenggara, sehingga setiap peningkatan ekspor
Aktivitas penanaman modal diperkirakan mengalami peningkatan akan diiringi dengan peningkatan impor barang kebutuhan
lebih tinggi dibanding proyeksi sebelumnya seiring dengan tetap pendukung ekspor. Meskipun demikian, perkiraan aktivitas ekspor
berjalannya tpembangunan proyek yang dilakukan pemerintah yang lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya juga akan
ataupun swasta, disamping adanya rencana investasi industri mempengaruhi aktivitas impor yang juga diperkiraan lebih rendah
pengolahan nikel baru pada triwulan IV 2021. Aktivitas investasi dibandingkan perkiraan sebelumnya.
pemerintah dilakukan untuk mendorong pemulihan ekonomi
nasional. Aktivitas investasi swasta dilakukan melalui pembangunan Prospek Sisi Penawaran
proyek infrastruktur yang padat karya, sedangkan investasi swasta Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan diperkirakan akan
merupakan bagian dari masterplan industri pengolahan baik nikel, gula terjadi pada beberapa lapangan usaha utama terutama lapangan
ataupun aspal. Namun, perbaikan perekonomian juga mendorong usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, lapangan usaha
perbaikan level confidence level investor tercatat mendorong kinerja konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan. Kondisi tersebut sejalan
investasi di Sulawesi Tenggara lebih tinggi dari target yang dengan hasil SKDU KPwBI Provinsi Sulawesi Tenggara, kegiatan
ditentukan sebelumnya. usaha diperkirakan mengalami peningkatan pada periode
mendatang dengan nilai SBT sebesar 42,56% (yoy), lebih tinggi
Kinerja ekspor juga diperkirakan akan mengalami peningkatan
dibanding triwulan III 2021 yang tercatat tumbuh sebesar 4,52% (yoy).
dibandingkan tahun 2020, meskipun diperkirakan lebih rendah
Perbaikan pertumbuhan dari lapangan usaha diperkirakan ditopang
dibandingkan perkiraan sebelumnya. Peningkatan aktivitas pada
oleh lapangan usaha pertanian, lapangan usaha pertambangan, dan
tahun 2021 sejalan dengan aktivitas industri pengolahan nikel yang
lapangan usaha industri pengolahan sejalan dengan peningkatan
merupakan komoditas unggulan ekspor luar negeri Sulawesi
aktivitas usaha dan pembukaan sektor-sektor prioritas yang
Tenggara. Perkembangan positif harga komoditas nikel yang
semakin luas.
diperkirakan bertahan

Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara

2000
1600 MM
1900
1200
1800 1000

1700 800

1600 600

400
1500
200
1400
0
123456789101112

2001 2011 2021

SUMBER: BLOOMBERG, DIOLAH SUMBER : BMKG, DIOLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20202021
70 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi

Peningkatan produksi pertanian dan perkebunan diperkirakan dapat


Selain itu, kondisi cuaca yang diperkirakan lebih basah pada tahun 2021
menjadi faktor pendukung peningkatan kinerja lapangan usaha
dapat mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi.
pertanian pada tahun 2021. Salah satu faktor yang mendukung
berdasarkan data historis, kondisi curah hujan pada tahun 2001 dan
peningkatan produksi adalah upaya Pemerintah Daerah dalam
2011 atau pola 10 tahunan mengindikasikan kondisi yang cukup berbeda
penyediaan bibit unggul, penggunaan teknologi pertanian dan perbaikan
dibandingkan pada tahun-tahun lainnya. Pada periode tersebut, curah
infrastruktur pertanian. Disamping adanya peningkatan luas lahan
hujan cukup merata sepanjang tahun dengan curah hujan rendah
perkebunan sawit usia panen pada tahun 2021 mendorong
hanya terjadi pada bulan Agustus. Hal tersebut dapat mendorong
peningkatan sektor tersebut. Meskipun demikian, perubahan status
terjadinya peningkatan tekanan inflasi terutama pada komoditas sayur-
WPP 714 menjadi spawning ground dapat menghambat produksi ikan
sayuran. Disamping itu, perkiraan produksi ikan yang tidak setinggi
segar pada tahun 2021 dan membuat pertumbuhan lapangan usaha
perkiraan sebelumnya mengakibatkan perkiraan inflasi yang lebih
pertanian tidak setinggi perkiraan sebelumnya. Selain itu, curah hujan
tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh gelombang yang kurang
yang diperkirakan lebih basah pada tahun 2021 dapat menggangu
kondusif di sekitar fishing ground sehingga menyebabkan
produksi sektor pertanian.
penurunan aktivitas nelayan kapal <30GT serta berkurangnya
Kinerja lapangan usaha pertambangan diperkirakan akan mengalami aktivitas kapal bertonase >30GT seiring perubahan status WPP 714
peningkatan karena terjadinya peningkatan aktivitas pertambangan menjadi spawning ground.
untuk mendukung hilirisasi hasil pertambangan di Sulawesi Tenggara
Disamping itu, kebijakan-kebijakan yang diterapkan pemerintah
dan juga perubahan model bisnis salah satu pelaku usaha pengolahan
terutama terkait dengan penetapan tarif cukai rokok dan kenaikan
nikel yang pada tahun ini juga menjadikan ekspor nickel ore sebagai
harga tiket angkutan udara sejalan dengan prakiraan membaiknya
salah satu income stream. Meskipun demikian, penurunan permintaan
situasi pandemi dapat menjadi faktor yang mempengaruhi
nickel ore oleh industri pengolahan nikel akibat adanya energy
perkembangan inflasi pada tahun 2021. Disamping itu, potensi
crunch membuat pertumbuhan lapangan usaha pertambangan lebih
kenaikan harga komunitas dunia sejalan dengan membaiknya ekonomi
rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya. Sedangkan, lapangan
global juga mempengaruhi capaian infasi pada tahun 2021.
usaha konstruksi diperkirakan juga akan mengalami peningkatan
didorong oleh pelaksanaan proyek yang sempat tertunda seiring Dalam upaya memperkuat sinergi dan program pengendalian inflasi,
pemulihan kinerja perekonomian. Selain itu, percepatan TPID Sulawesi Tenggara melakukan berbagai strategi pengendalian
pembangunan proyek pembangunan pemerintah (PSN atau mega inflasi pada periode mendatang. Adapun, upaya yang telah
proyek) serta adanya pembangunan smelter industri pengolahan dilakukan yakni pengembangan bibit unggul dan penggunaan teknologi
nikel baru mengakibatkan pertumbuhan lapangan usaha konstruksi pertanian untuk mendorong peningkatan produksi pangan strategis,
yang lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya. melakukan implementasi KAD antara Kota Kendari dan Kab. Muna untuk
komoditas daging sapi dan Kota Kendari dan Kota Baubau untuk
Selain itu, lapangan usaha perdagangan diperkirakan akan mengalami
komoditas ikan segar dalam rangka menjaga ketersediaan pasokan dan
peningkatan sejalan dengan pulihnya daya beli dan aktivitas masyarakat
keterjangkauan harga.
seiring implementasi program vaksinasi. Hal tersebut sejalan dengan
indeks mobilitas masyarakat di area retail dan grosir yang
mengalami peningkatan dari 27,37% terhadap baseline pada triwulan III
2021 menjadi 43,95% terhadap baseline hingga November 2021.
Disamping itu, pelonggaran PPKM Mikro terkait penyelenggaran
kegiatan dan perayaan kebudayaan diperkirakan akan membuat
pertumbuhan lapangan usaha perdagangan lebih tinggi dibandingkan
perkiraan sebelumnya, walaupun pada periode Nataru diperkirakan
terdapat disrupsi karena penerapan PPKM Mikro Level 3 secara
nasional.

7.3. PROSPEK INFLASI SULAWESI TENGGARA


Tekanan inflasi Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 diperkirakan berada
pada sasaran inflasi nasional yaitu sebesar 3,0% + 1%, meskipun lebih
tinggi dibandingkan tahun 2020. Peningkatan aktivitas dan daya beli
masyarakat seiring recovery perekonomian domestik diperkirakan
menjadi dapat mendorong terjadinya peningkatan tekanan inflasi di
Sulawesi Tenggara. Meskipun, penerapan PPKM Mikro dapat
menghambat peningkatan yang lebih tinggi dari aktivitas masyarakat.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BOKS

BOKS 7

BOKS 7 : Dampak Energy Shortage Tiongkok Terhadap Kinerja Ekspor Besi Baja
Sulawesi Tenggara
Lapangan usaha (LU) tambang dan industri pengolahan logam
memainkan peranan yang penting bagi perekonomian Sulawesi terlihat dari pangsa ekspor Sultra yang secara dominan
Tenggara (Sultra). Secara pangsa sektoral, LU pertambangan dan sebesar 99,24% merupakan komoditas besi baja. Selain itu
penggalian memiliki pangsa terhadap PDRB Sultra sebesar 20,26% ketergantungan perekonomian Sultra terhadap eksternal juga
diikuti oleh industri pengolahan yang sebesar 7,03%. terlihat dari tujuan ekspor Sultra yang belum terdiversifikasi
Pertambangan dan industri logam dasar memiliki pangsa dan didominasi oleh negara tujuan Tiongkok dengan pangsa
terbesar pada kedua lapangan usaha tersebut. Jika dilihat ekspor sebesar 92,39%. Belum terdiversifikasinya komoditas
berdasarkan sub sektornya 45,01% dari LU pertambangan dan dan tujuan ekspor tersebut menyebabkan ketergantungan
penggalian merupakan sub sektor pertambangan bijih logam. Hal ekspor terhadap ekonomi Tiongkok cukup tinggi.
yang sama juga terlihat pada LU industri pengolahan, dimana
Ditengah melemahnya kinerja manufaktur Tiongkok akibat adanya
sub sektor industri pengolahan logam dasar memiliki pangsa
energy crunch yang berdampak pada penurunan aktivitas industri
terbesar terhadap LU industri pengolahan dengan pangsa
berdampak pada penurunan permintaan baja secara keseluruhan.
sebesar 43,80%, diikuti oleh industri makanan dan minuman
Tidak hanya itu, penurunan permintaan baja tersebut juga
yang sebesar 43,24%.
disebabkan karena adanya krisis yang melanda korporasi real
Besarnya peran LU pertambangan bijih logam dan industri estate terbesar di Tiongkok. Sebagai informasi sektor real
pengolahan logam dasar di Sultra, tak terlepas dari potensi estate di Tiongkok memiliki pangsa terbesar terhadap total
nikel sebagai komoditas tambang utama yang mendominasi di konsumsi baja di Tiongkok dengan pangsa sebesar 40%
Sultra. Tidak hanya itu, total Izin Usaha Pertambangan (IUP) (Bloomberg, 2021). Energy crunch dan krisis yang terjadi pada
nikel di Sulawesi Tenggara juga yang terbanyak jika dibandingkan industri real estate juga berdampak pada kinerja industri
dengan wilayah lain di Sulampua dengan total sebanyak 154 IUP. pengolahan logam di Sultra sebagai mitra dagang negara
Tingginya peranan LU pertambangan bijih logam dan industri Tiongkok terutama komoditas besi baja. Hal tersebut mulai
pengolahan logam dasar di Sultra berimplikasi pada terlihat dari kinerja ekspor Sultra pada triwulan III 2021 yang
ketergantungan yang cukup tinggi terhadap kinerja lapangan mengalami penurunan. Penurunan kinerja ekspor tersebut juga
usaha tersebut. Hal tersebut senada dengan kinerja LU industri pengolahan

Grafik 7.12 Pangsa LU Pertambangan dan Industri Pengolahan Grafik 7.13 Pangsa Pertambangan Bijih Logam dan Industri Logam Dasar

24,13%
PERTANIAN
43,24%
20,26% INDUSTRI MAMIN

PERTAMBANGAN DAN 45,01% 43,80%


PENGGALIAN PERTAMBANGAN INDUSTRI LOGAM
BIJIH LOGAM
7,03% DASAR

INDUSTRI PENGOLAHAN
54,99% 6,08%
13,56% PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN
INDUSTRI BARANG
LOGAM
KONSTRUKSI LAIINYA
6,88%
12,32% INDUSTRI
PERDAGANGAN LAINNYA

12,32%
LAINNYA

SUMBER : BPS, DIOLAH SUMBER : BPS, DIOLAH

Grafik 7.14 Persediaan Batubara Tiongkok Grafik 7.15 Produksi Baja Tiongkok

22 METRIC TON % YOY


20
18
15

14 10

5
10
0

6 -5

-10
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 -15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
12
2020 2021

HISTORICAL RANGE 202 2018 2019 2020 TOTAL IP IP FERROUS IP CRUDE STEEL IP STEEL PRODUCT IP ALUMUNIUM
1 METAL

SUMBER CCTD, CITI RESEARCH, DIOLAH SUMBER : CEIC, DIOLAH


72 BOKS
7 Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
November 2021

BOKS 7

yang mengalami penurunan pertumbuhan dari 10,95% (yoy) pada


ogam dasar di Sultra, kinerja ekspor pada triwulan IV 2021
triwulan II 2021 menjadi 0,79% (yoy) pada triwulan III 2021.
diperkirakan masih tertahan yang secara rata-rata dari
Energy shortage Tiongkok yang diperkirakan berlangsung beberapa pelaku industri logam dasar menyampaikan realisasi
hingga triwulan IV 2021 menjadi faktor tertahannya pertumbuhan ekspor besi baja diperkirakan terealisasi sebesar 65,79%
ekonomi Tiongkok. Selaras dengan transisi berbagai negara dari target perusahaan. Dengan demikian, pada triwulan IV 2021
dan salah satunya Tiongkok dalam mendorong perwujudan green ekspor besi baja Sultra diperkirakan hanya tumbuh sebesar
economy, rationing industry dan penurunan supply dan demand 27,43% (yoy).
batubara di Tiongkok berdampak pada menurunnya produksi
Ketergantungan kinerja ekspor yang tinggi terhadap ekonomi
energi yang berdampak pada pesimisme kinerja industri
Tiongkok berimplikasi pada fragility industri pengolahan logam
Tiongkok. Tertahannya ekonomi dan kinerja industri Tiongkok
dasar Sultra akibat belum terdiversifikasinya komoditas dan tujuan
pada triwulan IV 2021 berdampak pada kinerja industri Sultra yang
Kedepan, diharapkan pemerintah daerah dan berbagai otoritas
diperkirakan mengalami perlambatan pertumbuhan. Hal tersebut
terkait terus mendorong pengembangan sektor prioritas terutama
senada dengan perkiraan produksi dan ekspor besi baja yang
perikanan dan perkebunan untuk mendorong diversifikasi
disampaikan oleh beberapa pelaku usaha yang bergerak di
untuk meminimalisir ketergantungan dominan dengan ekonomi
industri pengolahan logam dasar. Tidak hanya itu, berdasarkan
Tiongkok. Karenanya, beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
data yang disampaikan oleh beberapa pelaku usaha di LU
industri pengolahan logam dasar di Sultra, realisasi ekspor pada 1. Mendorong diversifikasi ekspor beberapa komoditas
triwulan III 2021 tercatat lebih rendah dibandingkan target yang pertanian yang berpotensi menjadi komoditas ekspor
ditetapkan perusahaan dengan realisasi sebesar 65,96% dari unggulan Sultra seperti palm oil acid, kacang mete, porang,
total target ekspor. Hal senada juga disampaikan oleh industri, ikan tuna, olahan daging kepiting dan rajungan, udang dan
dimana pada triwulan IV 2021 perusahaan masih pesimis lainnya.
2. Mengoptimalkan LU utama non-tambang untuk menjadi
terhadap permintaan besi baja dari Tiongkok. Berdasarkan
penggerak pertumbuhan ditengah ketidakpastian LU tambang.
FGD bersama pelaku usaha di industri pengolahan l
Potensi LU pertanian masih terbuka untuk dioptimalkan,
terutama perikanan dan perkebunan sawit, kakao, nilam. Selain

Grafik 7.16 Pertumbuhan Ekspor Besi Baja Sultra Grafik 7.17 Pertumbuhan LU Industri Pengolahan

2000 JUTA TON % YOY 180 15 % YOY


1800 160
1600 140 10
1400
120
1200
100 5
1000
80
800
60 0
600
400 40
200 20 -5
0 0
I II III -10 I II III IV II III
IV* 2021 I 2020 2021

TARGET EKSPOR REALISASI GROWTH (RHS)


IND. PENGOLAHAN PERTAMBANGAN

SUMBER: BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER : BPS, DIOLAH

Grafik 7.18 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.19 Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok

56 INDEKS 20 % YOY

54
15
52
10
50

48 5

26
0
44
-5
42
40 I II III IV II III IV -10 I II III IV II III IV II III IV*
I 2019 I 2020 II III IV* I 2019 I 2020 2021
2021

SUMBER : TRADING ECONOMICS, DIOLAH SUMBER : OECD, DIOLAH


Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BOKS

BOKS 7

itu, potensi aspal Buton yang besar juga berpotensi sebagai


komoditas ekspor yang potensial, namun perlu dukungan
pemerintah terutama untuk mendorong pemanfaatan asbuton
sebagai bahan utama pembangunan proyek di berbagai
kelas jalan.
3. Memastikan kelancaran logistik ekspor untuk mengurangi
penumpukan di gudang karena kesulitan mendapatkan
kontainer. Berdasarkan informasi dari pelaku usaha dan bea
cukai, masalah ketersediaan kontainer dan jalur perdagangan
di pelabuhan utama menyebabkan beberapa ekspor
menjadi tertunda dan berimplikasi pada penumpukan di
gudang.
4. Membantu promosi investasi untuk mendukung peningkatan
investasi yang sejalan dengan prioritas nasional. Sejalan
dengan upaya optimalisasi sektor non-tambang untuk
mendorong pertumbuhan dan meminimalisir
ketergantungan dengan ekonomi Tiongkok, perlu didukung
dengan investasi pada sektor prioritas yang memiliki
kontribusi yang tinggi terhadap PDRB Sultra seperti LU
pertanian, industri pengolahan makanan dan minuman,
dan sebagainya
KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA
PROVINSI SULAWESI TENGGARA
Jl. Sultan Hasanuddin No.150 Kota Kendari
Sulawesi Tenggara 93122
Telepon: (0401) 3121655
www.bi.go.id
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BOKS
DPK
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BOKS

Anda mungkin juga menyukai