PEREKONOMIA
N
Provinsi Sulawesi Tenggara
November
2021
Dewan Redaksi
Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
Visi
Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik
di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.
Misi
1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan
bauran Kebijakan Bank Indonesia;
2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank
Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan;
3. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural
Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain;
4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan
melalui sinergi bauran kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural
pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.
5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan
Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional;
6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah;
7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui
penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal,
serta peran internasional yang proaktif.
Ttd
Bimo Epyanto
Deputi Direktur
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara v
November 2021
DAFTAR ISI
Visi Misi Bank Indonesia iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Tabel viii
Daftar Grafik i
Ringkasan Eksekutif ii
Tabel Indikator Ekonomi vi
BAB VI
Keuangan Pemerintah
Pada tahun 2021, secara total Pada tahun 2021, secara total anggaran belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara lebih
anggaran Pemda di Sulawesi tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai dengan triwulan III 2021, tingkat realisasi
Tenggara lebih tinggi anggaran Pemerintah Daerah (Pemda) lebih tinggi dibandingkan triwulan III 2020. Meningkatnya
dibandingkan tahun serapan tersebut berhubungan langsung dengan adanya kebijakan pelonggaran dalam mekanisme
sebelumnya. pengadaan barang/jasa dan proses pencairan anggaran. Disamping itu, peningkatan realisasi juga di
Selaras dengan upaya dukung oleh realisasi transfer bagi hasil ke daerah yang dilakukan pada periode laporan. Anggaran
percepatan anggaran Pemda, belanja dan transfer pemerintah di Sulawesi Tenggara setelah perubahan pada 2021 secara total
hingga triwulan III 2021, mencapai Rp32,07 triliun lebih besar 6,99% (yoy) dibandingkan anggaran tahun sebelumnya yang
tingkat realisasi anggaran tercatat sebesar Rp29,97 triliun.
Pemda tercatat lebih tinggi
dibandingkan triwulan III 2020
- Kendari 129,1 135,4 133,6 132,6 103,2 104,8 105,6 105,3 105,3 107,1 108,7
- Baubau 136,5 137,7 136,2 138,5 102,3 103,2 103,9 104,8 104,2 104,7 105,5
1)
Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)
- Sulawesi Tenggara 2,60 3,49 3,71 2,70 0,99 (0,15) 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 5.169 5.442 5.370 5.606 5.400 5.443 5.370 5.484 5.482 5.561 5.337
2. Pertambangan dan Penggalian 4.519 4.921 5.264 5.292 4.766 4.623 4.916 4.909 4.513 4.553 4.854
3. Industri Pengolahan 1.403 1.510 1.575 1.454 1.525 1.487 1.576 1.700 1.586 1.718 1.699
5. Pengadaan Air 41 42 44 44 44 45 44 44 44 46 46
6. Konstruksi 2.665 2.910 3.206 3.311 2.692 2.793 3.207 3.300 2.728 2.924 3.598
7. Perdagangan Besar & Eceran, 2.731 2.999 3.076 3.197 2.851 2.819 2.918 2.905 2.871 2.990 3.263
8. Transportasi dan Pergudangan 996 1.074 1.134 1.184 1.022 936 1.062 1.136 1.005 1.023 1.029
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 128 129 138 145 133 116 132 138 135 129 135
10. Informasi dan Komunikasi 574 580 584 602 616 635 639 639 630 636 667
11. Jasa Keuangan 493 511 520 560 537 508 536 571 559 566 580
12. Real Estate 326 342 349 363 352 347 343 344 353 358 357
14. Adm Pemerintahan, 1.075 1.127 1.146 1.248 1.088 1.186 1.192 1.281 1.123 1.335 1.179
15. Jasa Pendidikan 1.084 1.087 1.165 1.142 1.144 1.160 1.193 1.151 1.145 1.186 1.264
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220 225 233 239 241 240 251 256 248 256 288
17. Jasa Lainnya 322 328 330 336 324 304 317 320 314 314 325
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 10.603 11.059 11.288 11.348 11.140 10.779 11.104 11.232 11.090 11.224 11.311
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 254 268 259 264 246 245 259 263 241 253 258
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 2.622 3.322 3.441 3.680 2.619 3.230 3.552 3.545 2.542 3.524 3.642
4. Pembentukan Modal Tetap Bruto 8.764 9.479 10.085 10.429 9.012 9.010 9.754 10.135 9.000 9.272 10.586
5. Perubahan Inventori (60) (57) 207 (127) 94 (105) 314 (145) 101 (599) 312
6. Ekspor 5.208 6.338 6.721 7.354 6.556 7.066 9.531 14.096 11.476 16.485 15.447
7. Impor 5.586 7.118 7.803 8.162 6.872 7.526 10.757 14.886 11.655 16.505 16.873
Total PDRB (Rp Miliar) 21.805 23.290 24.197 24.786 22.794 22.699 23.756 24.241 22.795 23.653 24.682
Pertumbuhan PDRB (%, yoy) 6,4 6,3 6,4 6,9 4,5 (2,5) (1,8) (2,2) 0,1 4,21 3,97
Sumber : BPS 1) Indeks Harga Konsumen dan Laju Inflasi Tahun 2020 Menggunakan SBH2018
Total Asset (Rp miliar) 29.965 31.078 32.116 34.027 32.339 33.594 35.391 37.210 36.114 37.231 38.747
- Bank Konvensional 28.499 29.531 30.455 32.401 30.593 31.782 33.476 35.170 33.968 34.947 36.189
- Bank Syariah 1.466 1.547 1.661 1.626 1.747 1.812 1.915 2.040 2.146 2.284 2.128
Dana Pihak Ketiga Bank Umum (Rp miliar) 20.739 21.661 22.166 21.914 21.014 22.891 25.880 25.940 25.497 26.781 26.373
- Giro 4.630 5.935 5.598 3.202 4.527 4.529 5.757 3.454 4.793 5.399 5.273
- Tabungan 10.114 10.341 10.629 12.493 11.087 11.887 12.606 14.512 13.755 14.784 14.780
- Deposito 5.995 5.385 5.939 6.219 5.400 6.475 7.517 7.975 6.948 6.597 6.320
1)
Kredit Bank Umum (Rp miliar) 23.792 24.456 25.045 25.528 26.036 25.845 26.454 27.258 27.717 28.204 31.194
- Modal Kerja 6.225 6.481 6.635 6.650 6.899 6.815 7.323 7.856 8.104 8.290 11.024
- Investasi 2.488 2.564 2.657 2.640 2.672 2.599 2.592 2.637 2.728 2.810 2.876
- Konsumsi 15.079 15.411 15.754 16.237 16.465 16.431 16.539 16.766 16.884 17.104 17.294
NPL Bank Umum(%) 2,42 2,52 2,51 2,33 2,65 2,55 2,27 1,96 2,06 2,15 1,93
LDR (%) 112.64 107.75 112.99 116.49 123.90 112.91 102.22 105.00 108.00 105.31 118.43
- Inflow 1.440 1.560 868 413 1.466 831 731 325 1.757 1.120 578
- Outflow 416 1.494 1.011 2.135 316 1.455 1.108 2.249 238 1.730 730
- Net (Inflow - Outflow) 1.024 66 (143) (1.723) 1.150 (624) (378) (1.924) 1.519 (610) (152)
KLIRING
- Volume (ribu transaksi) 48.484 48.883 55.429 62.099 53.246 48.672 55.937 65.544 72.549 52.263 51.036
- Nominal (Rp miliar) 1.660 1.719 1.911 2.360 2.145 1.950 2.157 2.510 2.697 2.232 2.083
- Volume (transaksi) 662 634 2.180 2.901 2.091 2.138 2.535 3.559 3.451 3.698 3.815
- Nominal (Rp miliar) 1.110 2.015 4.136 5.477 2.895 2.921 2.981 4.159 3.780 4.101 3.767
Sumber : LBU Bank Indonesia, diolah 1) Lokasi
Bank
Pada triwulan III 2021, perekonomian Sulawesi Tenggara melanjutkan pertumbuhan yang positif
sebesar 3,97% (yoy), meskipun lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya seiring penerapan keb
akan PPKM Mikro level 4, namun lebih tinggi dibandingkan nasional.
Dari sisi permintaan, pertumbuhan positif yang terjadi pada perekonomian Sulawesi Tenggara didorong
oleh peningkatan kinerja investasi sejalan dengan realisasi investasi industri pengolahan nikel.
Dari sisi penawaran, perbaikan pertumbuhan perekonomian selaras dengan kenaikan kinerja lapangan
usaha pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha perdagangan.
2 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Sultra
8,0% % YOY 2019 = 6,50% 3,97%
6,0%
4,0%
2,0% Sultra
3,51%
2020 = - Jasa
Perdagangan Pendidikan
0,0% 0,65% Pertanian
13,09%
22,53% 4,78%
-2,0% Konstruksi
15,58%
-4,0%
Transportasi
-6,0% 3,68%
Adm
-8,0% Pertambangan Pemerintah Ind Pengolahan
19,76% 4,72% a 7,15%
I II III IV I II II III
2019 20 III IV I 2021
20
PERTUMBUHAN EKONOMI
SULTRA PERTUMBUHAN EKONOMI NASIONAL PRIMER TERSIER SEKUNDER
Aceh : 2,82% Kalbar : 4,60% Banten : 4,62% Bali : -2,91% Sulut : 3,15%
Sumut : 3,67% Kalsel : 4,82% Jakarta : 2,43% Ntb : 2,42% Gorontalo : 3,79%
Riau : 4,10% Kaltim : 4,51% Jabar : 3,43% Ntt : 2,37% Sulteng : 10,21%
Sumbar : 3,32% Kalteng : 3,57% Jateng : 2,56% Sulbar : 2,54%
Lampung : 3,05% Kaltara : 5,24% Yogyakarta : 2,30% Sulsel : 3,24%
Kepri : 2,97% Jatim : 3,23% Sultra : 3,97%
Bengkulu : 2,47% Maluku : 4,17%
PDRB ≥ 7,0% 6,0% ≤ PDRB < 7,0%
Kep. Babel : 6,11% Maluku Utara : 11,41%
5,0% ≤ PDRB < 6,0%
4,0% ≤ PDRB < 5,0% Sumsel : 3,93% Papua : 14,54%
0,0% ≤ PDRB < 4,0% PDRB < 0% Jambi : 5,91% Papua Barat : -1,76%
Jawa
3,26%
Balinusra
-0,09%
Pada periode laporan, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar Grafik 1.4 Share of Growth Sisi Permintaan
3,97% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan II 2021 yang 60,00 %, YOY
50,00
tumbuh sebesar 4,26% (yoy) (Grafik 1.1). Capaian tersebut lebih tinggi 40,00
30,00
jika dibandingkan dengan perekonomian Indonesia yang tumbuh 20,00
10,00
sebesar 3,47% (yoy) pada triwulan II 2021. 0,00
-10,00
-20,00
Dari sisi pangsa, kontribusi perekonomian Sulawesi Tenggara -30,00
-40,00
terhadap perekonomian Sulawesi mengalami peningkatan dari -50,00
IIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII
11,69% pada triwulan II 2021 menjadi 11,85% pada triwulan III 2021
2019 2020
2019 2020
2021. Dengan
pertumbuhan ekonomi tersebut, Sulawesi Tenggara masih tercatat KONSUMSI
KONS.
INVESTASI
PERUBAHAN
EKSPOR
IMPOR
PEMERINTAH INVENTORI
sebagai provinsi dengan pangsa perekonomian terbesar keempat setelah
SUMBER : BADAN PUSAT STATISTIK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I
Grafik 1.5 Indeks Keyakinan Konsumen Grafik 1.6 Pertumbuhan Kredit Konsumsi di Sulawesi Tenggara
180,00
INDEKS 19,00 RP TRILIUN YOY 20,00%
160,00
153,90 18,50 18,33
140,00 18,13
129,10
18,00 15,00%
120,00 104,33
17,50
100,00 OPTIMIS 10,00%
17,00
80,00
16,50
60,00 1,58% 2,38% 5,00%
16,00
40,00
15,50 0,00%
20,00
15,00
0,00
14,50 -5,00%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
20192020 2021 201920202021
INDEKS KEYAKINAN INDEKS KONDISI EKONOMI SAAT INDEKS EKSPEKTASI KONSUMEN KREDIT KONSUMSI GKREDIT KONSUMSI (SB. KANAN)
KONSUMEN INI
SUMBER: SURVEI KONSUMEN BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Konsumsi LNPRT 12,13 12,22 7,91 7,36 (3,04) (8,32) (2,28) (0,63) (2,03) 2,95 1,57 1,00%
Konsumsi Pemerintah 3,91 6,54 6,81 5,84 (2,23) (4,81) 0,02 (2,87) 0,68 12,46 6,75 15,67%
PMTB 2,89 3,96 6,83 7,19 2,83 (4,94) (3,23) (2,82) (0,13) 2,91 8,47 40,82%
Perubahan Inventori (116,42) (77,90) 6,31 (4,44) (256,67) 84,52 52,01 13,56 7,84 472,26 (0,69) 1,49%
Ekspor 35,21 66,52 35,79 43,76 25,97 11,88 40,29 92,05 75,33 132,49 62,76 50,37%
Impor 11,25 57,40 31,45 37,82 22,22 4,71 35,99 83,10 71,92 122,40 58,73 57,41%
PDRB 6,38 6,32 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97
Sumber : Badan Pusat Statistik, diolah
Grafik 1.7 Belanja APBD Sulawesi Tenggara Grafik 1.8 Tabungan Pemerintah Daerah
%,YOY
2.500 RP MILIAR %,YOY 60 70 RP MILIAR 303,48 350
57,86 300
40 60
2.000 250
1.611,92 50
20 200
1.500 30,84 40
20,82 150
-
30 100
1.000 838,09 (8,56)
(20) 50
20
500 0
(40) 10 -50
8,37
- (60) 0 -100
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
2019 2020 2021 20192020 2021
REALISASI BELANJA APBD GREALISASI BELANJA APBD (RHS) TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH G TABUNGAN PEMERINTAH DAERAH (RHS)
SUMBER: LRA PROVINSI SULAWESI TENGGARA, BPKAD, DIOLAH SUMBER : LBU BANK INDONESIA, LOKASI KC/KCP, DIOLAH
Grafik 1.9 Penanaman Modal Asing (PMA) Di Sulawesi Tenggara Grafik 1.10 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Sulawesi Tenggara
600
US$ (JUTA) YOY 400% 3.000 RP (MILIAR) %, YOY 1400%
500 350% 1200%
300% 2.500
400 1000%
250%
361,10 354,41 2.000 1.778,99
200% 800%
300 75,32%
150% 1.500 600%
2,55% 309,11%
200 100% 400%
1.000 900,24
50%
100 200%
0% 500
-57,26%
-50% 0%
-
- - -200%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 100% I II III IV I II III IV I II III
2020 2021 2019 2020 2021
2019
PMA (US$ JUTA) PERTUMBUHAN (SB. PMDN (RP MILIAR) PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
KANAN)
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
Pada triwulan III 2021, kredit konsumsi tercatat tumbuh sebesar 1,58%
III 2021 tabungan pemerintah daerah mengalami peningkatan
(yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat
pertumbuhan dari -8,56% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi 303,48%
mengalami kontraksi sebesar -2,68% (yoy) (Grafik 1.6). Peningkatan
(yoy) pada periode laporan. Peningkatan tabungan tersebut
penyaluran kredit tersebut disertai rasio NPL yang terjaga dibawah
mengindikasikan pencairan anggaran yang lebih rendah pada
threshold yang mengindikasikan repayment capacity rumah tangga
periode laporan.
yang baik.
1.2.3. Investasi
1.2.2. Konsumsi Pemerintah Investasi di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tumbuh
Pada triwulan III 2021, konsumsi pemerintah tercatat mengalami sebesar 8,47% (yoy), mengalami perbaikan jika dibandingkan dengan
moderasi dengan tumbuh sebesar 6,75% (yoy), lebih rendah periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,91% (yoy). Perbaikan
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 12,48% laju pertumbuhan investasi selaras dengan peningkatan realisasi
(yoy). penanaman modal dalam negeri, meskipun sedikit tertahan oleh
moderasi realisasi penanaman modal luar negeri. Hal tersebut juga
Penurunan laju pertumbuhan tersebut salah satunya terjadi karena terkonfirmasi dari hasil SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi
tertundanya pencairan anggaran pembangunan proyek strategis Sulawesi Tenggara, dimana kinerja investasi dapat tumbuh positif
pemerintah daerah yakni RS Jantung dan Jalan Toronipa-Kendari. dengan nilai SBT yang sebesar 7,81% (yoy).
Meskipun demikian, percepatan pencairan anggaran pembangunan
bendungan Ladongi dan irigasi pada periode laporan menjaga Penanaman modal dalam negeri (PMDN) berada dalam tren
kinerja konsumsi pemerintah tetap tumbuh positif. Belanja APBD meningkat dengan tumbuh sebesar 309,11% (yoy), lebih tinggi jika
pemerintah daerah tercatat mengalami perlambatan sebesar 20,82% dibandingkan dengan periode sebelumnya yang mengalami kontraksi
(yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 57,3% (yoy). Hal tersebut disebabkan oleh peningkatan
yang tumbuh sebesar 30,84% (yoy). Grafik (1.7). penanaman sektor perumahan sejalan dengan peningkatan aktivitas
pembangungan perumahan masyarakat pada periode laporan. Selain
Penurunan konsumsi pemerintah tersebut juga tercermin dari tabungan itu, peningkatan juga terjadi pada investasi sektor pertanian seiring
pemerintah daerah yang tercatat mengalami peningkatan. Pada triwulan dengan ekspansi dan
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I
Grafik 1.11 Penanaman Modal Asing (PMA) Per Sektor Grafik 1.12 Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) Per Sektor
600
US$ (JUTA) 3.000,0 RP MILIAR
500
2.500,0
400
2.000,0
300
1.500,0
200
1.000,0
100
500,0
-
-
I II III IV I II III IV I IIIII I II III IV I II III IV I IIIII
20192020 2021 20192020 2021
IND. LOGAM DASARIND. LOGAM DASAR PERUMAHAN IND. MINERAL NON PERTANIAN IND. LOGAM DASAR PERTAMBANGAN
TRANSPORTASI, GUDANG & PERTAMBANGAN LOGAM LAINNYA IND. MAKAN LISTRIK, GAS & LAINNYA
TELEKOMUNIKASI AIR
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW INVESTMENT
Grafik 1.13 Pertumbuhan Kredit Investasi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.14 Nilai Ekspor Luar Negeri Sulawesi Tenggara
7,00
60,0% 1.200 180%
6,00
50,0% 160%
1.000
5,00 40,0% 140%
4,00 30,0% 800 120%
20,0% 100%
3,00 600
10,0% 80%
2,00 0,0% 400 60%
1,00 -10,0% 40%
200
-20,0% 20%
-
-30,0% - 0%
KREDIT INVESTASI G KREDIT INVESTASI (SB. KANAN) EKSPOR SULTRA G EKSPOR SULTRA (SB. KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BEA CUKAI, DIOLAH
Grafik 1.15 Pangsa Komoditas Ekspor Luar Negeri Grafik 1.16 Nilai Ekspor Perikanan Sulawesi Tenggara
7.000
91,39%
Tiongkok 6.000
7,68% 5.000
India 4.000
0,19% 3.000
Korea Selatan 2.000
0,09% 1.000
Jepang -
0,65% IKAN BEKURAJUNGAN UDANG GURITA DAGING IKANLAINNYA
Lainnya
Tenggara tercatat mengalami kontraksi sebesar 4,78% (yoy), lebih baik Grafik 1.18 Pangsa Komoditas Impor Luar
jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang terkontraksi Negeri
44,14%
1.2.4. Ekspor dan Impor Tiongkok
29,36%
Realisasi Ekspor Australia
22,54%
Ekspor Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tercatat tumbuh cukup Afsel
700
JUTA US$ %, YOY 800% 8,00 %, YOY
600 578,22
700%
6,00
500 600%
400 435,95 500% 4,00
400%
300 2,00
300%
200 200% 0,00
100 94,73% 100%
-2,00
14,32% 0%
-
- -4,00
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 100% IIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII 2019 2020
20192020 2021 2019 2020 2021
Pertambangan
RP TRILIUN
dan Penggalian 8,68 %, YOY
6,78 4,84 (6,91) (8,32) (6,25) (3,85) 0,04 1,41 19,76%
Industri Pengolahan 12,31 12,18 10,80 0,44 4,19 13,52 (0,02) 10,95 0,79 7,15%
Pengadaan Listrik, Gas 4,72 8,04 7,54 (6,13) (5,84) 3,38 3,22 16,75 4,69 0,04%
Pengadaan Air 1,99 2,55 5,42 6,05 1,79 0,16 1,04 2,29 3,41 0,17%
Konstruksi 7,93 5,78 1,01 (4,02) 0,03 (0,35) 1,35 4,70 12,19 15,58%
Perdagangan Besar dan Eceran 7,62 7,40 4,27 (5,99) (5,14) (9,14) 1,23 6,05 11,83 13,09%
Transportasi dan Pergudangan 4,58 8,49 2,56 (12,84) (6,25) (4,01) (1,66) 9,25 (3,25) 3,7%
Akomodasi dan Makan Minum 3,95 7,46 3,57 (10,06) (4,87) (4,19) 1,68 10,49 2,51 0,52%
Informasi dan Komunikasi 7,89 8,15 7,27 9,55 9,38 6,17 2.25 0,07 4,34 1,76%
Jasa Keuangan 7,35 15,45 8,86 (0,60) 3,04 1,92 4,10 11,36 8,20 2,50%
Real Estate 4,35 6,76 7,77 1,38 (1,59) (5,15) 0,30 3,25 4,01 1,28%
Jasa Perusahaan 4,69 5,86 1,14 (9,24) (2,34) (4,44) (0,40) 5,92 (2,73) 0,19%
Administrasi Pemerintahan (0,01) 5,34 1,28 5,20 4,01 2,68 3,16 12,55 (1,04) 4,72%
Jasa Pendidikan 6,14 5,92 5,57 6,73 2,40 0,80 0,08 2,20 5,97 4,78%
Jasa Kesehatan dan Sosial 8,52 10,66 9,67 6,43 9,29 7,06 2,83 6,58 13,06 1,1%
Jasa Lainnya 4,93 2,83 0,66 (7,48) (4,04) (4,73) (3,23) 3,22 2,69 1,16%
PDRB 6,43 6,86 4,53 (2,59) (1,89) (2,15) 0,06 4,26 3,97
tersebut juga tercermin dari aktivitas bongkar di bandara dan pelabuhan 1.3. SISI PENAWARAN: LAPANGAN USAHA
yang tercatat mengalami peningkatan dari 7,82% (yoy) pada triwulan II
UTAMA
2021 menjadi 68,97% (yoy) pada periode laporan.
Berdasarkan pangsanya, perekonomian Sulawesi Tenggara masih
Disisi lain, impor luar negeri tercatat mengalami peningkatan pada didominasi oleh lapangan usaha primer yaitu lapangan usaha pertanian,
periode laporan dan menahan penurunan impor yang lebih dalam. Pada kehutanan dan perikanan dan lapangan usaha pertambangan dan
triwulan III 2021, impor luar negeri tumbuh sebesar 94,73% (yoy), lebih penggalian dengan pangsa masing-masing sebesar 22,53% dan 19,76%.
tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh Selain itu, Sulawesi Tenggara juga memiliki 3 lapangan usaha utama
sebesar 14,32% (yoy). Berdasarkan data Bea Cukai, total nilai impor lainnya, yaitu lapangan usaha konstruksi dengan pangsa sebesar
Sulawesi Tenggara pada periode laporan tercatat sebesar 578,21 15,58%, lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebesar
juta dollar Amerika meningkat dibandingkan dengan periode 13,09% dan lapangan usaha industri pengolahan sebesar 7,15%.
sebelumnya yang tercatat sebesar 435,95 juta dollar Amerika. Struktur ekonomi tersebut sedikit mengalami perubahan dalam
Peningkatan tersebut selaras dengan impor barang untuk beberapa tahun terakhir seiring dengan peningkatan aktivitas lapangan
pembangunan smelter dan perbaikan line produksi untuk industri usaha industri pengolahan khususnya industri pengolahan nikel.
pengolahan nikel serta pemenuhan kebutuhan komoditas ekspor
Sulawesi Tenggara. Pada triwulan III 2021 dari sisi penawaran, peningkatan laju
pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara ditopang oleh akselerasi
Berdasarkan pangsanya, impor Sulawesi Tenggara didominasi oleh beberapa lapangan usaha utama yakni lapangan usaha
barang antara dengan pangsa sebesar 84,57%, diikuti oleh impor pertambangan, lapangan usaha konstruksi, dan lapangan usaha
barang modal dengan pangsa sebesar 15,33%. Besarnya pangsa impor perdagangan.
barang antara dibutuhkan untuk operasional industri pengolahan
nikel seperti high rank coal dan ferokrom. Sementara untuk negara 1.3.1. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan
asalnya, kegiatan impor Sulawesi Tenggara masih didominasi oleh
Pada triwulan III 2021, lapangan usaha pertanian, kehutanan dan
barang-barang dari Tiongkok dengan pangsa mencapai 44,14%
perikanan (selanjutnya disebut usaha pertanian) mengalami penurunan.
kemudian diikut oleh Australia dan Afrika Selatan dengan pangsa
Lapangan usaha tersebut terkontraksi sebesar 0,56% (yoy), lebih
masing-masing sebesar 29,36% dan 22,54%.
rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
2,21% (yoy). Kontraksi pada lapangan usaha pertanian disebabkan
oleh penurunan produksi padi pada periode laporan pasca berlalunya
periode
8 BAB I Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 1.20 Luas Panen Padi di Sulawesi Tenggara Grafik 1.21 Luas Tanam Padi di Sulawesi Tenggara
80 40% 80
100%
175,06
LUAS (RIBU HA) %, YOY LUAS (RIBU HA) %, YOY
70 70 80%
,36% 20%
58,84 60%
60 0% 60
40%
50 50
20%
40 -15,91%
-20% ,83% -7, 5
40 6 % 0%
15
-20%
30 24,56 30 -40%
-40%
-60%
20 20 -60%
10 -80% 10 -80%
-100%
- -100% -
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
2019 2020 2021 2019 2020 2021
LUAS PANEN PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN) LUAS TANAM PADI PERTUMBUHAN (SB. KANAN)
SUMBER : BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: DINAS TANAMAN PANGAN DAN PETERNAKAN PROV. SULTRA, DIOLAH
Grafik 1.22 Produksi Ikan Sulawesi Tenggara Grafik 1.23 Kredit Pertanian Sulawesi Tenggara
12
JUMLAH (RIBU 6,56% %, YOY 20% 4,00 RP TRILIUN %, YOY 250,0%
TON)
10 3,39
10% 3,50 3,10 200,0%
8 0% 3,00
150,0%
-10% 2,50
6
-20% 2,00 100,0%
4 -30% 1,50 17,11% 50,0%
-54, 35 0,67%
2 -40% 1,00
2,97 %6 0,0%
-50% 0,50
- 1,3
-60% - -50,0%
I II I II IIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
1 III IV I II 02 III IV I
201920202021
20 9 2 0 2021 III
PENDARATAN IKAN PERTUMBUHAN(SB. KANAN) KREDIT PERTANIAN GKREDIT PERTANIAN (SB. KANAN)
SUMBER: PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
panen raya padi pada triwulan II ditengah curah hujan yang kurang
Hal tersebut sejalan dengan SKDU yang dilakukan oleh KPw BI Provinsi
kondusif. Pada triwulan III 2021, produksi padi di Sulawesi
Sulawesi Tenggara. Kinerja pertambangan mengalami peningkatan
Tenggara tercatat terkontraksi sebesar 15,91% (yoy), menurun jika
dengan nilai SBT sebesar 8,47% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,36%
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 8,23% (yoy) (Grafik 1.24).
(yoy) (Grafik 1.21). Selain itu, penurunan sektor pertanian juga
Perbaikan kinerja tersebut selaras dengan peningkatan aktivitas
disebabkan oleh penurunan produksi ikan seiring berkurangnya
penambangan nikel dalam rangka memenuhi permintaan industri
aktivitas kapal bertonase <30GT karena gelombang di fishing gound
pengolahan feronikel dan stainless steel. Meskipun demikian, tidak
yang tidak kondusif pada periode laporan dan berkurangnya
seluruh nickel ore tersebut langsung diolah oleh industri pengolahan
aktivitas kapal bertonase >30GT seiring perubahan status WPP 714
nikel melainkan disimpan dalam gudang penyimpanan dikarenakan
menjadi spawning ground. Produksi ikan mengalami penurunan
menurunnya permintaan dari negara mitra ekspor yakni Tiongkok.
pertumbuhan, yaitu dari 6,56% (yoy) pada triwulan II 2021 menjadi
Selain itu, berjalannya proyek pembangunan fisik yang dilakukan
terkontraksi -54,25% (yoy) pada periode laporan (Grafik1.22).
oleh pemerintah dan swasta turut memberikan dampak terhadap
Sejalan dengan kontraksi lapangan usaha pertanian, penyaluran kinerja pertambangan terutama penggalian pasir dan batu.
kredit pada lapangan usaha tersebut juga mengalami moderasi.
Sejalan dengan peningkatan kinerja lapangan usaha pertambangan,
Kredit usaha pertanian pada triwulan III 2021 hanya tumbuh sebesar
penyaluran kredit pertambangan oleh perbankan juga mengalami
0,67% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
perbaikan, meskipun masih mengalami kontraksi pada periode laporan.
sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,11% (yoy) (Grafik 1.23).
Pada triwulan II 2021, kredit pertambangan terkontraksi sebesar
40,29% (yoy), lebih baik jika dibandingkan dengan periode
1.3.2. Pertambangan dan Penggalian sebelumnya yang terkontraksi sebesar 63,61% (yoy) (Grafik 1.25).
Kinerja lapangan usaha pertambangan dan penggalian pada periode
triwulan III 2021 mengalami peningkatan. Pada periode laporan,
lapangan usaha pertambangan tumbuh sebesar 1,41% (yoy), lebih
tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
0,04% (yoy).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB I
Grafik 1.24 Kinerja Sektor Pertambangan Berdasarkan Survei Bank Indonesia Grafik 1.25 Kredit Pertambangan Sulawesi Tenggara
Energy rationing di kawasan industri baja di Tiongkok mendorong Peningkatan tersebut terjadi seiring peningkatan aktivitas masyarakat di
perusahaan di kawasan tersebut menurunkan permintaan bahan area perdagangan meskipun terdapat disrupsi penerapan kebijakan
baku dari mitra dagangnya antara lain stainless steel dan feronikel PPKM Mikro level 4 di Kota Kendari dan wilayah lainnya. Hal tersebut
dari Sulawesi Tenggara. Hal tersebut menyebabkan industri pengolahan tercermin dari Google Mobility Report, aktivitas masyarakat di pusat
nikel Sultra juga menahan produksinya. Penurunan kinerja industri perbelanjaan mengalami peningkatan pada periode laporan yang
pengolahan stainless steel selaras dengan penurunan ekspor yang ditengarai selaras dengan peningkatan motif berjaga-jaga. Pada area
mengalami penurunan laju pertumbuhan dari 156,62% (yoy) pada retail mengalami peningkatan dari 5,90% terhadap baseline pada
triwulan II 2021 menjadi 74,04% (yoy) pada periode laporan (Grafik triwulan II 2021 menjadi 9,05% terhadap baseline pada periode
1.28). laporan, sedangkan area grocery mengalami peningkatan dari 39,83%
terhadap baseline menjadi 45,69% terhadap baseline pada triwulan III
Selain itu, penurunan kinerja industri pengolahan juga didorong oleh
2021. Selain itu, peningkatan kinerja perdagangan juga didorong oleh
penurunan aktivitas industri pengolahan makanan ditengah
perdagangan material pendukung proyek pembangunan sejalan
penerapan kebijakan PPKM Mikro di Kota Kendari dan beberapa wilayah
dengan peningkatan aktivitas konstruksi, serta perdagangan
lainnya pada periode laporan.
komponen alat berat seiring peningkatan investasi pada industri
Sejalan dengan kinerja lapangan usaha industri pengolahan yang pengolahan nikel.
mengalami penurunan, penyaluran kredit ke industri pengolahan
Berbeda halnya dengan perbaikan kinerja lapangan usahanya,
juga cenderung mengalami penurunan. Pada triwulan III 2021,
penyaluran kredit ke sektor perdagangan justru mengalami penurunan.
penyaluran kredit untuk industri pengolahan tumbuh sebesar
Pada triwulan III 2021, kredit perdagangan tercatat tumbuh sebesar
56,34% (yoy), lebih rendah jika dibandingkan dengan periode
6,75% (yoy), menurun jika dibandingkan dengan realisasi periode
sebelumnya yang tumbuh sebesar 61,19% (yoy) (Grafik 1.31).
sebelumnya yang dapat tumbuh sebesar 10,49% (yoy).
Grafik 1.26 Ekspor Sektor Indutri Sulawesi Tenggara Grafik 1.27 Ekspor Feronikel Sulawesi Tenggara
%, YOY
1.200 JUTA US$ 1.122,87 200 300 JUTA US$ %, YOY 700%
156,62% 1.035,03 % 242,24 226,47
600%
1.000 250
500%
800 150% 200 139,12% 400%
600 150 300%
100%
13,70% 200%
400 100
13,70% 100%
200 50% 50 0%
- - -100%
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 0% IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
20192020 2021 2020 2019 2021
EKPOR INDUSTRI G EKSPOR INDUSTRI (SB. KANAN) EKSPOR FERONIKEL G EKSPOR FERONIKEL (SB. KANAN)
Grafik 1.28 Ekspor Stainless Steel Sulawesi Tenggara Grafik 1.29 Kredit Industri Sulawesi Tenggara
800
1.400 RP MILIAR %, YOY 80,0%
700 1.142,85 1.171,97
1.200 60,0%
600
500 1.000
61,19% 56,34% 40,0%
400 800
20,0%
300 600
200 0,0%
400
100 -20,0%
200
-
- -40,0%
I II III IV I II III IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
2020 2021 201920202021
VOLUME (JUTA TON) NILAI (JUTA US$) KREDIT INDUSTRI G KREDIT INDUSTRI (SB. KANAN)
SUMBER : BEA CUKAI, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 1.30 Google Mobility Index Area Perbelanjaan Sulawesi Tenggara Grafik 1.31 Kredit Perdagangan Sulawesi Tenggara
%, YOY
5 0,00 % TERHADAP BASELINE 45,69 6,40 RP TRILIUN 14,0%
6,23 6,27
40,00
6,20 12,0%
0,00
3
0,00 10,0%
6,00
20,00 9,05 10,49% 8,0%
1 5,80
6,0%
0,00 5,60 6,75%
-10,00 4,0%
5,40
0,00 2,0%
-2
0,00
-30,00 5,20 0,0%
-4 IIIIIIIVIIIIIIIVI 5,00 -2,0%
IIIII IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
20192020 2021 201920202021
RETAIL DAN REKREASI GROCERY DAN FARMASI KREDIT PERDAGANGAN G KREDIT PERDAGANGAN (SB. KANAN)
Grafik 1.33 Kredit Konstruksi Sulawesi Tenggara Grafik 1.34 Perkembangan Ekonomi Nonpertambangan Sulawesi Tenggara
KREDIT KONSTRUKSI G KREDIT KONSTRUKSI (SB. PERTUMBUHAN EKONOMI PERTUMBUHAN EKONOMI NON PERTUMBUHAN EKONOMI SULTRA
KANAN) TAMBANG TAMBANG
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: BPS, ADHK, DIOLAH
-
% atau 57,45%.
2020202120202021202020212020202120202021 10%
APBNAPBN PROVINSI APBN KAB/KOTADANA DESATOTAL
0% Secara detail, kenaikan realisasi PAD pada periode laporan selaras dengan
ANGGARAN
REALISASI % REALISASI
capaian realisasi pendapatan pajak daerah yang tercatat sebesar 68,29%,
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA DAN KAJIAN FISKAL KANWIL DJPB PROVINSI SULAWESI TENGGARA,
DIOLAH
hasil retribusi daerah yang tercatat 103,29% dan realisasi hasil
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II
Grafik 2.2 Pagu Anggaran Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 2.3 Pagu Anggaran Belanja APBD Provinsi Sulawesi Tenggara
4,5
RP TRILIUN % YOY 45 6,0 RP TRILIUN % YOY 45
4,0
5,27 40
3,5 4,01 4,15 5,0
35 35
3,0 4,79 30
4,0
2,5 25 25
2,0 3,0 20
1,5 15 15
2,0 5,57
1,0 3,58 10
5 10,06 5
0,5 -2,92 1,0
0
0,0
-5 0,0 -5
201120122013201420152016201720182019 2020 2021
SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPKAD PROV. SULTRA, DIOLAH KET: APBD 2017 DAN 2020 ADALAH APBD PERUBAHAN
Tabel 2.1 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan Pemprov Sulawesi Tenggara Kumulatif Triwulan III 2021
Hasil Pengelolaan yang Dipisahkan 56,85 0,14 0,24 64,69 64,83 100,20
Dana Bagi Hasil Pajak 72,30 41,55 57,47 41,05 36,00 87,69
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 158,42 92,42 58,34 141,71 118,33 83,50
Transfer Pemerintah Pusat Lainnya 48,93 48,93 100,00 31,46 15,73 50,00
LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 75,34 0,34 0,45 41,22 5,95 14,42
Pendapatan Lainnya - - - - - -
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
Tabel 2.2 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Belanja Pemprov Sulawesi Tenggara Pada Triwulan III 2021
Belanja Peralatan dan Mesin 170,01 63,72 37,48 160,21 44,14 27,55
Belanja Bangunan dan Gedung 544,29 208,52 38,31 661,61 183,75 27,77
Belanja Jalan, irigasi & Jaringan 594,42 139,12 23,40 868,43 255,17 29,38
Belanja Aset Tetap Lainnya 39,02 0,15 0,38 31,84 27,87 87,53
Transfer Bagi hasil ke Kab/Kota 481,22 230,96 47,99 464,36 362,05 77,97
Sumber: Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara, diolah Keterangan: Anggaran dan Realisasi dalam Miliar Rupiah
Pagu anggaran belanja APBD Sulawesi Tenggara pada tahun 2021 Lebih lanjut, realisasi belanja barang mengalami peningkatan pada
tercatat sebesar Rp5,27 triliun lebih tinggi sebesar 10,06% (yoy) periode laporan yang tercatat sebesar Rp379,28 miliar atau 43,48%
dibandingkan pagu tahun 2020 yang tercatat sebesar Rp4,78 triliun. sedikit lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang
Peningkatan tersebut terutama terjadi pada anggaran belanja modal. tercatat sebesar Rp336,50 miliar atau 43,26%. Disamping itu, pada
periode laporan terdapat realisasi belanja bunga sebesar Rp13,30 miliar
Sebagai informasi pada tahun 2021 mayoritas anggaran belanja
atau 16,17% dari pagu anggaran dimana periode sebelumnya tidak
APDB Sulawesi Tenggara terdiri atas belanja operasi sebesar Rp3,07
terdapat realiasasi pada komponen belanja tersebut. Realisasi
triliun atau 58,40% dari total belanja Pemprov, lebih tinggi
belanja bunga tersebut merupakan pembayaran bunga atas pinjaman
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp
kepada PT. SMI terkait pendanaan 3 mega proyek pemerintah
2,90 triliun. Sementara itu, komponen belanja modal tercatat sebesar Rp
Provinsi Sulawesi Tenggara.
1,72 triliun atau 32,68% dari total belanja, lebih tinggi dibanding
periode tahun lalu yang tercatat sebesar 28,14%. Di sisi lain, realisasi komponen belanja operasi sub komponen
belanja pegawai pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp1.06 triliun
Secara total, pada triwulan III 2021 realisasi belanja APBD
atau 67,67% dari pagu. Secara nominal capaian realisasi lebih tinggi
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara tercatat sebesar Rp2,65 triliun
dibanding tahun lalu, namun secara persentase realisasi tercatat
atau 50,36% terhadap pagu (Tabel 2.2). Capaian tersebut lebih tinggi
lebih rendah dimana tahun sebelumnya tercatat sebesar 68,22%
dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang terealisasi
menjadi 67,67% pada periode laporan. Disamping itu, realisasi sub
sebesar Rp2,21 triliun atau 46,23% dari pagu.
komponen belanja bantuan keuangan tercatat sebesar Rp2,00 miliar
Pada triwulan III 2021, realisasi belanja operasi tercatat sebesar Rp1,77 atau 3,52%, mengalami penurunan dari tahun lalu yang tercatat
triliun atau 57,56% dari target belanja APBD. Belanja operasi tersebut sebesar Rp13,07 miliar atau 46.60%.
lebih
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB II
Grafik 2.4 Perkembangan Kondisi Keuangan Antara Realisasi dan Target Bulanan
APBD Sulawesi Tenggara Grafik 2.5 Perkembangan Penyelesaian Fisik Pengadaan APBD Sulawesi Tenggara
100% 100,00 85,86% 100% 100,00%
%
90% 90%
80% 80%
70% 70%
60% 6,40% 60%
50% 48,17 50%
%
40% 40%
30% 30%
20% 20% 22,00 0,00%
%
10% 10% 0,00%
0% 0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2021 2020 2021
TARGET
REALISASI TARGET REALISASI
SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH SUMBER: LEMBAGA KEBIJAKAN PENGADAAN BARANG/JASA , DIOLAH
Tabel 2.3 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBD per Kabupaten/Kota pada Triwulan III
2021
2020 2021
KOTA/KAB
PAGU REALISASI % REALISASI PAGU REALISASI % REALISASI
Kendari 1.605,35 668,95 41,67 1.835,25 80,57 4,39
Disamping itu, beberapa APBD Kabupaten/Kota mengalami sebesar Rp213,75 miliar atau 35,57% dari pagu dan Kota Baubau
keterlambatan persetujuan sehingga proses realisasi juga menjadi tercatat sebesar Rp426,77 miliar atau 38,01%. Adapun 7 (tujuh)
terlambat. Kabupaten/Kota lainnya mencatatkan realisasi dengan kisaran 40%.
(Tabel 2.3).
Pada triwulan III 2021 realisasi belanja APBD kabupaten/kota
tertinggi pada Kabupaten Konawe yang tercatat sebesar Rp845,31 Apabila dilihat secara tahunan, persentase penurunan realisasi tertinggi
miliar atau 61,03% dari pagu. Kemudian disusul oleh Kabupaten Kolaka terjadi pada Kabupaten Buton Utara (56,03%, yoy) disusul
yang tercatat sebesar Rp685,99 miliar atau 60,75% dari total pagu, Kabupaten Muna (39,58%, yoy), Kabupaten Kolaka Timur (27,77%,
Kabupaten Kolaka Utara yang tercatat sebesar Rp560,44 miliar atau yoy), Kabupaten Buton Tengah (17,26%, yoy) dan Kabupaten Konawe
58,43% dari pagu dan Kabupaten Konawe Utara tercatat sebesar Kepulauan (14,64%, yoy).
Rp538,37 miliar atau 56,64% dari pagu anggaran. Lebih lanjut,
Kabupaten Kolaka Timur tercatat realisasi sebesar Rp391,72 miliar Meski mayoritas Kabupaten/Kota mengalami penurunan persentase
atau 53,54% dari pagu dan Kabupaten Konawe Selata tercatat sebesar realisasi, terdapat Kabupaten yang mengalami peningkatan realisasi
Rp742,82 miliar atau 51,95% dari pagu. selama periode laporan dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya. Kenaikan tertinggi untuk Kabupaten/Kota di Sulawesi
Sementara itu, realisasi terendah terjadi pada Kabupaten Buton Tenggara adalah Kabupaten Buton (38,12%, yoy), Kabupaten Konawe
Utara yang tercatat sebesar Rp131,52 miliar atau 19,35% dari total Selatan (29,73%,yoy), Kabupaten Konawe (24,62%, yoy), Kabupaten
pagu dan Kabupaten Muna yang tercatat sebesar Rp459,37 miliar atau Muna Barat (16,53%, yoy), Kota Kendari (14,37%, yoy) dan Kabupaten
25,76% dari pagu. Selanjutnya, realisasi Kabupaten Konawe Kolaka Utara (13,03%, yoy).
Kepulauan tercatat
Tabel 2.4 Perbandingan Pencapaian Penyerapan Pendapatan dan Belanja APBN Provinsi pada Triwulan III 2021
Pada triwulan III 2021, realisasi APBN tercatat sebesar Rp5,18 triliun
atau 68,96% dari total pagu, meningkat dibanding periode yang sama
tahun
Tabel 2.5 Realisasi Dana Desa Triwulan III 2021
PAGU REALISASI REALISASI
KAB/KOTA (RP MILIAR) (RP MILIAR) (%)
perumahan, air, listrik, bahan bakar rumah tangga sebesar 13,42%. 1,58%
SUMBER: BPS
Grafik 3.1 Ringkasan Perkembangan Inflasi Sulawesi Tenggara (yoy) dan Kelompok Utama
33%
Makanan, Minuman dan Tembakau 2,68
7,40 0,63 2,22
14% 1,43 1,33
1,87 2,00
PROPORSI Perumahan
0,99 4,66 4,24 0,34
0,56
KELOMPOK 13% 3,02
0,15
0,07 -0,64
Transportasi 0,15 -0,81
KET:
<2020: 2012
(100) SULAWESI TENGGARA CAPAIAN INFLASI KELOMPOK PROPORSI TERTINGGI
2020: 2018 (100)
1. Angka inflasi Sulawesi Tenggara adalah angka inflasi hasil perhitungan agregasi oleh KPw BI
Sulawesi Tenggara dengan menggunakan data IHK (indeks harga konsumen) Kota Kendari dan
Kota Baubau yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III
Grafik 3.3 Pergerakan dan Pola Inflasi Bulanan Sulawesi Tenggara Grafik 3.4 Indeks Produksi Ikan di Kendari
3,00
%, MTM 60 % YOY
2,00 40
20
1,00
-
0,00
(20)
-1,00 (40)
(60)
-2,00
(80)
123456789101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
20202021
SUMBER : PPS KENDARI, DIOLAH SUMBER : DINAS PERIKANAN KOTA KENDARI, DIOLAH
Tabel 3.1 Perbandingan Inflasi Bulanan Menurut Kelompok Barang/Jasa (%, mtm)
INFLASI (%,MTM) ANDIL (%,MTM)
KELOMPOK TW II 2021 TW III 2021 TW II 2021 TW III 2021
APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA APR MEI JUN RERATA JUL AGS SEP RERATA
Makanan, Minuman dan Tembakau 0,90 2,16 0,49 1,18 2,35 1,64 0,05 1,35 0,28 0,68 0,16 0,37 0,75 0,53 0,02 0,44
Pakaian dan Alas Kaki 0,46 0,13 0,06 0,22 0,23 0,02 0,12 0,12 0,03 0,01 0,00 0,01 0,02 0,00 0,01 0,01
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,17 0,06 0,24 0,16 0,01 0,07 0,06 0,05 0,02 0,01 0,03 0,02 0,00 0,01 0,01 0,01
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 0,25 0,11 0,56 0,08 0,67 0,08 0,27 0,07 0,01 0,01 0,03 0,00 0,04 0,00 0,01
Kesehatan 0,05 0,06 0,03 0,05 0,69 -0,15 0,01 0,18 0,00 0,00 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00
Transportasi -0,71 2,36 -0,87 0,26 -0,11 -0,59 -0,19 -0,30 -0,10 0,34 -0,13 0,04 -0,02 -0,09 -0,03 -0,04
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -0,01 0,02 0,00 0,00 -0,14 -0,11 0,07 -0,06 0,00 0,00 0,00 0,00 -0,01 -0,01 0,00 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 0,01 1,09 0,00 0,37 -0,65 0,11 -0,42 -0,32 0,00 0,02 0,00 0,01 -0,01 0,00 -0,01 -0,01
Pendidikan 0,00 0,00 0,06 0,02 0,00 0,02 2,49 0,84 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,11 0,04
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 0,36 0,00 0,01 0,12 0,00 0,07 0,00 0,02 0,02 0,00 0,00 0,01 0,00 0,00 0,00 0,00
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 0,31 0,65 0,30 0,42 0,04 0,18 -0,01 0,07 0,02 0,04 0,02 0,03 0,00 0,01 0,00 0,00
Inflasi (mtm) 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46 0,35 1,12 0,09 0,52 0,75 0,50 0,11 0,46
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)
Tabel 3.2 Top 10 Sumbangan Inflasi & Deflasi Bulanan Sulawesi Tenggara
PENYUMBANG DEFLASI
Mainan Anak -0,01 Tarif Kendaraan Roda 4 Online -0,02 Bawang Merah -0,03
Susu Bubuk Untuk Balita -0,01 Mobil -0,01 Ayam Hidup -0,02
3.3. PERKEMBANGAN INFLASI TAHUNAN menurunnya pasokan bahan pangan terutama ikan segar dan
(YEAR ON YEAR) sayuran akibat faktor cuaca dan pola musim yang keluar dari siklus
Secara tahunan, IHK Provinsi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 tahunannya.
tercatat mengalami inflasi sebesar 2,68% (yoy), mengalami peningkatan
jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mengalami Peningkatan harga ikan segar disebabkan oleh terbatasnya produksi
inflasi sebesar 2,00% (yoy) (Grafik 3.5). Kondisi tersebut berbeda selaras dengan informasi dari Pelabuhan Perikanan Samudera (PPS)
dengan kondisi inflasi Nasional yang mengalami penurunan tekanan Kendari yang menyampaikan bahwa produksi ikan pada tahun 2021
inflasi dibandingkan periode sebelumnya. Berdasarkan kelompoknya, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya akibat faktor cuaca dan
peningkatan tekanan inflasi tahunan Sulawesi Tenggara dipicu oleh kondisi gelombang (ini maksudnya gelombang tinggi yang berlangsung
peningkatan harga pada kelompok makanan, minuman, dan lebih lama dari perkiraan awal??) dan berlangsung lebih lama dari
tembakau, kelompok pendidikan, serta kelompok pakaian dan alas perkiraan awal. Selain itu, penurunan produksi ikan juga dipicu oleh
kaki. Meskipun demikian, peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut penurunan jumlah kapal >30 GT akibat kendala perizinan. Kendala-
tertahan penurunan tekanan inflasi pada kelompok transportasi dan kendala tersebut menyebabkan penurunan produksi sehingga memicu
kelompok rekreasi, olahraga dan budaya selaras dengan masih peningkatan harga ikan pelagis seperti ikan layang yang meningkat
terbatasnya mobilitas antar daerah terutama bagi transportasi udara sebesar 31,63% (yoy), ikan kembung sebesar 28,19% (yoy), ikan
dan aktivitas rekreasi. cakalang sebesar 31,33% (yoy), dan ikan selar sebesar 37,59%
(yoy).
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau
Selain itu, peningkatan curah hujan diluar pola siklus tahunannya
Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau pada Triwulan III 2021 pada triwulan III 2021 berdampak pada penurunan pasokan yang
tercatat mengalami inflasi tahunan sebesar 7,40% (yoy), meningkat menyebabkan peningkatan harga sayuran seperti cabai rawit yang
dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 4,24% meningkat sebesar 24,94% (yoy) dan bawang putih sebesar 13,61%
(yoy). Peningkatan tekanan inflasi tahunan terjadi karena terjadinya (yoy). Intensitas curah hujan pada periode laporan di wilayah Kendari
tercatat mengalami peningkatan dengan tingkat curah hujan sebesar
300,2 Rain Rate (RR).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III
Grafik 3.5 Pergerakan Inflasi Tahunan Sulawesi Tenggara Grafik 3.6 Rata-rata Curah Hujan Triwulanan di Sulawesi Tenggara
-1 0,0
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
20192020 2021 20192020 2021
Kondisi serupa juga terjadi di Kota Baubau dengan tingkat curah Inflasi Kota Kendari
hujan sebesar 141,6 RR. Peningkatan curah hujan tersebut berbeda Kota Kendari memberikan andil terbesar yakni sebesar 3,02% terhadap
dengan pola musim tahunannya, dimana pada triwulan III dan IV inflasi Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mengingat bobot kota
seharusnya sudah mulai memasuki musim kemarau dan intensitas curah Kendari terhadap perhitungan inflasi di Sulawesi Tenggara sebesar
hujan yang sudah mulai turun. 77,26% dan inflasi di Kota Kendari tercatat lebih tinggi daripada agregat
inflasi di Sulawesi Tenggara. Peningkatan tekanan tahunan di Kota
Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Kendari didorong oleh peningkatan harga pada kelompok
Rumah Tangga makanan, minuman, dan tembakau, serta kelompok pendidikan.
Pada Triwulan III 2021, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan
Peningkatan tekanan inflasi pada kelompok makanan, minuman dan
bakar rumah tangga tercatat mengalami inflasi sebesar 0,34% (yoy),
tembakau umumnya dipicu oleh peningkatan harga komoditas ikan
menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 0,63% (yoy).
segar seperti ikan layang yang meningkat sebesar 41,83% (yoy), ikan
Penurunan tekanan inflasi pada kelompok tersebut dipicu oleh
cakalang sebesar 35,56% (yoy), dan ikan kembung sebesar 33,20%
penurunan tekanan inflasi bahan bangunan seperti pasir yang tercatat
(yoy). Peningkatan harga ikan tersebut dipicu oleh menurunnya
sebesar 4,78% (yoy) lebih rendah dari capaian inflasi triwulan
pasokan ditengah permintaan yang tinggi selama perayaan HBKN
sebelumnya yang sebesar 10,86% (yoy). Selain itu, penurunan
Idul Adha. Terbatasnya produksi ikan segar dipicu oleh faktor yang
tekanan inflasi pada kelompok perumahan juga dipicu oleh penurunan
sama yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya.
harga semen sebesar -1,20% (yoy) lebih rendah dari triwulan -1,19%
(yoy). Penurunan tersebut diperkirakan karena peningkatan pasokan Disisi lain, peningkatan tekanan inflasi di Kota Kendari juga dipicu
baik dari dalam maupun luar Sultra. oleh peningkatan tekanan inflasi pada kelompok terutama
pendidikan di perguruan tinggi yang meningkat sebesar 3,42%
Kelompok Transportasi (yoy), lebih tinggi dibandingkan inflasi triwulan sebelumnya yang
Pada Triwulan III 2021, kelompok transportasi tercatat mengalami inflasi sebesar 1,98% (yoy). Peningkatan biaya pendidikan pada perguruan
sebesar -0,64% (yoy), menurun dari triwulan sebelumnya yang tercatat tinggi selaras dengan mulai diberlakukannya kembali pendidikan tatap
sebesar 0,56% (yoy). Masih terbatasnya mobilitas antar daerah muka pada tahun ajaran baru.
terutama yang menggunakan transportasi udara menjadi faktor pemicu
terjadinya deflasi kelompok transportasi pada periode laporan. Selain itu, Inflasi Kota Baubau
ditengah membaiknya penanganan Covid-19 di berbagai daerah
Pada triwulan III 2021 Kota Baubau mengalami inflasi sebesar 1,47%
merubah strategi perusahaan maskapai dengan menurunkan harga
(yoy), menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar
tiket pesawat untuk meningkatkan jumlah penumpang. Pada periode
1,50% (yoy). Penurunan tekanan inflasi tersebut dipicu oleh
laporan, harga jasa transportasi udara mengalami penurunan sebesar -
penurunan harga pada kelompok transportasi yang sebesar -4,06%
6,09% (yoy).
(yoy), lebih rendah dari capaian inflasi triwulan sebelumnya yang
sebesar -1,00% (yoy). Penurunan tekanan inflasi pada kelompok
3.4. PERKEMBANGAN INFLASI MENURUT tersebut selaras dengan penurunan harga jasa tranportasi udara yang
KOTA sebesar -15,61% (yoy).
Secara spasial Sulawesi Tenggara, peningkatan tekanan inflasi tahunan
Masih terbatasnya mobilitas antar daerah terutama yang menggunakan
terjadi di Kota Kendari dengan capaian sebesar 3,02% (yoy), lebih tinggi
transportasi udara menjadi faktor pemicu terjadinya deflasi
dibandingkan tekanan inflasi pada triwulan sebelumnya yang
kelompok transportasi pada periode laporan. Selain itu, ditengah
sebesar 2,16% (yoy). Berbanding terbalik dengan capaian inflasi di Kota
membaiknya
Baubau yang tercatat sebesar 1,47% (yoy), lebih rendah dibandingkan
tekanan inflasi pada triwulan sebelumnya yang sebesar 1,50% (yoy)
(Grafik 3.7).
26 BAB III Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara
Tabel 3.3 Perbandingan Inflasi Tahunan Menurut Kelompok Barang & Jasa (%, yoy)
INFLASI (%,YOY) ANDIL (%,YOY)
KELOMPOK 2020 2021 2020 2021
II III IV I II III II III IV I II III
Makanan, Minuman dan Tembakau -0,20 2,49 3,02 4,66 4,24 7,40 -0,06 0,78 0,93 1,43 1,33 2,33
Pakaian dan Alas Kaki 1,22 0,01 -0,51 -0,98 -0,15 0,35 0,08 0,00 -0,04 -0,07 -0,01 0,02
Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar RT 0,16 0,56 0,15 0,07 0,63 0,34 0,02 0,08 0,02 0,01 0,09 0,05
Perlengkapan, Peralatan dan Pemeliharaan Rutin RT 1,33 2,02 2,35 0,75 2,05 2,14 0,07 0,11 0,12 0,04 0,11 0,11
Kesehatan 2,90 2,92 2,85 1,22 1,36 1,48 0,06 0,06 0,06 0,03 0,03 0,03
Transportasi -5,38 -0,17 -0,81 2,22 0,56 -0,64 -0,84 -0,02 -0,12 0,32 0,08 -0,09
Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan -2,02 -3,32 -3,02 -3,18 0,06 0,06 -0,15 -0,25 -0,23 -0,24 0,00 0,00
Rekreasi, Olahraga, dan Budaya -0,54 -0,53 -0,49 -0,86 0,58 -0,71 -0,01 -0,01 -0,01 -0,02 0,01 -0,01
Pendidikan 4,78 3,53 1,78 1,75 1,82 3,00 0,20 0,15 0,08 0,08 0,08 0,13
Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran 3,10 1,72 1,86 0,86 0,82 0,64 0,17 0,10 0,11 0,05 0,05 0,04
Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 4,94 6,97 6,39 3,72 3,53 0,88 0,31 0,45 0,41 0,25 0,23 0,06
Inflasi (yoy) -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68 -0,15 1,43 1,33 1,87 2,00 2,68
Sumber: BPS, Perhitungan BI Ket: 2018 (100)
Selain peningkatan produksi ikan tangkap, berbagai program Pada bulan Desember, tekanan inflasi diperkirakan meningkat
pengembangan ikan budidaya (ikan bandeng dan ikan kakap putih) yang selaras dengan peningkatan aktivitas sesuai pola historisnya selaras
dilakukan Dinas Perikanan Kota Kendari dan Provinsi Sultra juga perayaan HBKN dan tahun baru. Selain itu, perkiraan peningkatan
berdampak pada penurunan harga ikan. Selain komoditas tekanan inflasi pada Desember juga diperkirakan disebabkan karena
perikanan, deflasi pada Oktober 2021 juga dipicu oleh penurunan harga adanya potensi peningkatan curah hujan dan la nina yang
komoditas sayuran seiring peningkatan pasokan selama musim panen di berdasarkan prediksi BMKG akan berlangsung pada November-
Sultra dan meningkatnya pasokan dari luar Sultra. Adapun komoditas Desember 2021.
sayuran yang
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB III
Grafik 3.7 Perbandingan Kinerja Inflasi Tahunan Kota Kendari dan Kota Baubau Grafik 3.8 Pergerakan Inflasi Tahunan Berdasarkan Kelompok di Kota Kendari dan
Kota Baubau
3,50
% (YOY) 10,00 %YOY KENDARI
3,00 3,02 5,00
2,68 0,00
2,50
2,16 -5,00
2,00 2,00 1234567891011
1,601,64 1,63
1,50 1,50 1,47
1,33 10,00 %YOY BAUBAU
1,00 5,00
0,00
0,50
-5,00
INFORMASI
REKREASI
PENDIDIKAN
PAKAIAN
PERUMAHAN
KESEHATAN
RESTORAN
TRANSPORTASI
PRIBADI
MAKANAN
PERAWATAN
MINUMAN
PAN RT
PERLENGKA-
0,00
KET:
SUMBER: BPS, DIOLAH
<2020: 2012 (100)
2020: 2018 (100)
SUMBER: BPS,
DIOLAH
4.1. GAMBARAN UMUM STABILITAS KEUANGAN 4.2. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA
DAERAH 4.2.1. Sumber Kerentanan dan Kondisi Sektor
Pada triwulan III 2021, berdasarkan berbagai indikator, stabilitas sistem Rumah Tangga
keuangan terpantau dalam kondisi yang terjaga. Berbagai kebijakan Pada triwulan III 2021 penerapan rem darurat PPKM Mikro memiliki
yang diluncurkan oleh Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam dampak pada kondisi Rumah Tangga (RT) di Sulawesi Tenggara.
rangka pemulihan ekonomi nasional ditransmisikan dengan baik sampai Peranan RT di Sulawesi Tenggara sangat penting dalam perekonomian
di level daerah. Kondisi ekspektasi masyarakat dan pelaku usaha dan sistem keuangan daerah terlihat dari kontribusi maupun
terhadap ekonomi ke depan terpantau optimis dan diharapkan mampu keterkaitannya dengan perbankan, pemerintah, lembaga keuangan
mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat. lainnya dan korporasi. Dari sisi kontribusi, terlihat bahwa secara
konsisten konsumsi RT memiliki pangsa yang tinggi terhadap PDRB
Pada triwulan III 2021, sektor rumah tangga tetap menunjukkan
Sulawesi Tenggara (Grafik 4.1).
optimisme meskipun mengalami penurunan dibading triwulan
sebelumnya mengingat diberlakukannya rem darurat PPKM Mikro Di sistem keuangan, peranan RT terhadap intermediasi perbankan di
pada periode laporan. Rendahnya bunga acuan direspon perbankan Sulawesi Tenggara terlihat dari tingginya pangsa pasar DPK RT terhadap
dengan penurunan suku bunga simpanan pada periode laporan. total DPK perbankan dan pangsa pasar kredit kepada RT terhadap total
Berbagai kebijakan yang ada berdampak positif pada pertumbuhan kredit perbankan (Grafik 4.2). Secara umum, banyak faktor yang dapat
kredit konsumsi RT di triwulan III 2021 yang diikuti penurunan menjadi sumber kerentanan sektor rumah tangga antara lain
resiko NPL. dampak perkembangan perekonomian, feedback loop kepada
sistem perekonomian itu sendiri serta perilaku meminjam yang berisiko.
Pertumbuhan kredit korporasi pada periode pelaporan mengalami
perbaikan. Di lain sisi, penyaluran kredit UMKM pada periode Untuk memperkirakan pertumbuhan ekonomi di sektor rumah
laporan mengalami moderasi. Kedepannya, langkah yang padu dan tangga, salah satu indikator yang dapat digunakan adalah Indeks
nyata dari seluruh otoritas di sistem keuangan dan ekonomi semakin keyakinan rumah tangga. Dalam hasil Survei Konsumen (SK) yang
dibutuhkan untuk dapat mendorong kinerja sistem keuangan yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan tetap Tenggara, kita dapat melihat ekspektasi rumah tangga terhadap
menekankan mitigasi risiko yang baik. kondisi ekonomi masa depan dan penilaian terhadap kondisi
ekonomi saat ini melalui variabel Indeks Keyakinan Konsumen (IKK)
dari hasil Survei Konsumen (SK). Angka IKK di
Grafik 4.1 Kontribusi Konsumsi Rumah Tangga Terhadap PDRB Sulawesi Tenggara Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap total Kredit dan DPK Sulawesi Tenggara
50,0
% PANGSA THD PDRB % YOY 10,0 100,00 %,PANGSA
84,1
49,0 90,00
3,97 8,0
80,00
64,9
48,0 6,0
1,52 70,00
47,0 4,0 60,00
50,00
46,0 2,0 40,00
0,0 30,00
45,0 20,00
45,83
-2,0
44,0 10,00
-4,0 0,00
IIIIII IVI IIIII IVI IIIII IVIIIIII I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
SUMBER: BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: BANK INDONESIA DIOLAH
Grafik 4.3 Indeks Keyakinan Konsumen Sulawesi Tenggara Grafik 4.4 Ekspektasi Konsumen Rumah Tangga
INDEKS
180 INDEKS 180, 173,0 172,0
160 0 160
160 152152
151,0 147
133 160,0 141
140 137
120 140,0
106
100 120,0
80 100,0
60
80,
40 0
I II III IV II III IV II III IV II III EKSPEKTASI USAHA EKSPEKTASI PENGHASILANEKSPEKTASI LAP.KERJA
I 60,
201 I 2019 I 2020 2021
0
8
IKK IKE IEK EST. JAN 22 EST. FEB 22 EST. MAR 22
SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SURVEI KONSUMEN KPW BI SULTRA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV
Dari sisi ekspektasi usaha, secara rata-rata RT mencatatkan angka Dari sisi pilihan produk simpanan perbankan yang dimanfaatkan RT,
indeks sebesar 165,33 dimana bulan Januari 2022 diekspektasikan produk tabungan masih menjadi pilihan utama RT dengan pangsa
sebagai bulan paling tinggi. Dari sisi penghasilan, rumah tangga placement yang mencapai 78,02% dari total DPK RT, lebih tinggi
mencatatkan rata-rata indeks ekspektasi sebesar 141,67 untuk bulan dibandingkan dengan pangsa pada periode sebelumnya yang
Januari – Maret 2022 dimana ekspektasi tertinggi berada pada bulan mencatatkan proporsi 76,88%. Selain itu, produk deposito tercatat
Maret 2022. RT menunjukkan optimisme dalam ekspektasi lapangan memiliki proporsi sebesar 19,52% dari total DPK RT, angka tersebut
pekerjaan dengan mencatatkan rata-rata indeks ekspektasi sebesar lebih rendah dari periode sebelumnya yang tercatat sebesar 20,60%.
154,67 dimana ekspektasi tertinggi berada pada bulan Maret Produk giro hanya memiliki proporsi sebesar 2,46% lebih rendah dari
2022. sebelumnya yang sebesar 2,52% (Grafik 4.7). Pergeseran yang terjadi
dari deposito ke tabungan (high cost to low cost) mengindikasikan
kebijakan moneter yang
Grafik 4.5 Komposisi DPK Sulawesi Tenggara Grafik 4.6 Pertumbuhan DPK RT Sulawesi Tenggara
PANGSA
100% 40,0 %,YOY TRILIUN RP 25
40% 10
0,0
1,81
20% 5
64,6564,90
0% -20,0 0
IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018 2019 2020 -1,67
2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
GrafikII 4.7
2021III 2021II 2021III
Komposisi DPK RT 2021II 2021III Tenggara
Sulawesi 2021II 2021III 2021 DEPOSITOGIROTABUNGANTOTAL Grafik 4.8 Pertumbuhan DPK RT berdasarkan jenisnya
PANGSA
100% 40,0 %, YOY %, YOY 35,00
19,52
30,00
80% 17,21
25,00
5,00
20%
0,00
-1,67
0% -40,0 -5,00
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
32 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 4.9 Komposisi Kredit RT Grafik 4.10 Komposisi Penggunaan Kredit Konsumsi RT
PANGSA
100%
15,93
80%
26,46 18,21
60% Modal Kerja KPR/KPA
8,17 5,04
84,07
40%
Investasi KKB
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.11 Pertumbuhan Kredit RT Grafik 4.12 NPL dan Suku Bunga Kredit Konsumsi RT
30,00
%, YOY 12,50 %, TERTIMBANG %, GROSS 5,00
25,00
20,00 4,00
13,17 12,00
15,00
10,00 3,00
5,00 2,35 11,50 11,23
- 2,00
(5,00) 1,35 1,02
(10,00) (13,67) 11,00 1,00
(15,00)
(20,00) 10,50 -
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
KREDIT KONSUMSI RT KPR/KPA KKB MULTIGUNA SB.KREDIT KONS RT NPL KREDIT KONS RT (SB.KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 4.13 Pertumbuhan KPR Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.14 NPL KPR
SK. BUNGA%
30,0 NPL % 18,87 12,0 16,0 %, YOY
13,17
20,0 14,0
10,0
10,0 -1,27 12,0
7,20
0,0 8,0
10,0 8,4
-10,0
6,0 8,0
-20,0 3,9
-10,41 4,0 6,0 3,5
-30,0
-22,83 2,44
-40,0 4,0
2,0
-50,0 2,0
1,9
-60,0 0,0 0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
TIPE SD 21 TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO KPR/KPA SK.BUNGA KPR (SB.KANAN) KPR/KPA TIPE SD TIPE >21-70 TIPE >70 RUKO
21
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.15 Pertumbuhan KKB Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.16 NPL dan Suku Bunga KKB
66
%, YOY NPL % SK. BUNGA% 11,8
51 11,6
10,0 11,4
36
11,2
21 7,5 11,0
6 10,50 10,8
-9,86 5,0 3,76
-13,73 10,6
-9
10,4
2,16
-24 2,5 10,2
-34,99 2,02 10,0
-39
0,0 9,8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
MOBIL SEPEDA MOTOR KKB MOBIL SEPEDA MOTOR KKB SK.BUNGA KKB (SB.KANAN)
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.17 Pertumbuhan Multiguna Berdasarkan Besaran Kredit Grafik 4.18 NPL dan Suku Bunga Multiguna
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Pertumbuhan kredit korporasi positif pada triwulan III 2021. Seiring sebelumnya yang sebesar 61,89% serta peningkatan pangsa ferronickel
percepatan program vaksinasi Nasional dan penanganan covid-19 yang menjadi sebesar 43,03% dibandingkan sebelumnya 37,45%. Secara
semakin baik, perbankan mulai mengalokasikan dan menyalurkan kredit total, ekspor feronikel dan besi baja mencapai lebih dari 99% ekspor
lebih tinggi pada sektor produktif seperti modal kerja dan Sultra pada triwulan III 2021 (Grafik 4.19). Pertumbuhan Ekspor
investasi. Kondisi sektor korporasi yang tercermin dari kinerja stainless steel pada periode laporan tercatat sebesar 102,96% (yoy)
perekonomian dari sisi penawaran secara umum terpantau melambat dari triwulan sebelumnya yang sebesar 145,43% (yoy). Kedua
mengalami pertumbuhan yang lebih baik tercermin dari komoditas tersebut hanya dihasilkan oleh dua pelaku usaha. Konsentrasi
pertumbuhan kredit korporasi yang tercatat kontraksi sebesar 14,82 tersebut dapat memunculkan kerentanan terhadap kinerja korporasi,
(yoy) membaik dari triwulan sebelumnya (Grafik 4.27). Peningkatan terutama sektor pertambangan sebagai industri hulu karena sangat
salah satunya didorong oleh kredit pada LU industri pengolahan yang tergantung dengan kinerja pelaku usaha di sektor pengolahan
tumbuh sebesar 111,56% (yoy) dari triwulan sebelumnya sebesar sebagai industri hilir.
104,78% (yoy) dengan produk ekspor unggulan Sultra yaitu
4.3.2. Kinerja Korporasi
ferronickel dan stainless steel. Peningkatan lebih tinggi tertahan
Omset Penjualan
oleh melambatnya penyaluran kredit pada LU pertanian yang memiliki
Untuk memperkaya analisis, berdasarkan hasil Survei Liaison yang
pangsa 26,48% pada periode laporan dan tumbuh melambat sebesar
dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi
-22,90% (yoy) menurun dari triwulan sebelumnya yang tumbuh positif
Tenggara, dapat terlihat bahwa kinerja korporasi mulai mengalami
0,41% (yoy) (Tabel 4.1).
penurunan triwulan III tahun 2021.
36 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 4.19 Pangsa Komoditas Ekspor Grafik 4.21 Skala Likert Kondisi Korporasi Hasil Liaison
PERSEDIAAN
HARGA JUAL
Stainless Steel
PENJUALAN
PENJUALAN
DOMESTIK
KAPASITAS
INVESTASI
UTILISASI
EKSPOR
0,12%
MARJIN
BIAYA
Lainnya
PERTANIAN, PERIKANAN INDUSTRI PENGOLAHAN PERDAGANGAN KONSTRUKSI
PERTAMBANGAN AKOMODASI TRANSPORTASI
12,75%
90%
10,74%
90%
80%
80%
70%
70%
60%
60%
75,84%
74,50%
50%
50%
40%
40%
30%
30%
20%
13,42%
20%
12,75%
10%
10%
0%
II 2021 0%
I IIIIIIV I IIIIIIV I IIIIIIV I III
2018 2019 2020
SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH SUMBER: SKDU KPW BI SULAWESI TENGGARA, DIOLAH
100%
90% 200% 120,0%
51,26%
80% 100,0%
150%
70%
80,0%
60% 100%
50% 60,0%
50%
28,00% 20,74%
40%
40,0%
30%
0% 82,93%
20% 20,0%
53,39%
10% -50% 52,20% 0,0%
0% 44,57%
-100% -20,0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
GIRO TABUNGAN DEPOSITO DPK KORPORASI (SB. KANAN) GIR TABUNGAN DEPOSITO
O
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
Kondisi likuiditas keuangan korporasi
2018201920202021
4.3.3.1 Dana Pihak Ketiga Korporasi di Perbankan
Berdasarkan hasil SKDU, pada triwulan III 2021 secara umum Pada triwulan III 2021, terjadi komposisi DPK Korporasi mengalami
kondisi likuiditas keuangan korporasi stabil dibandingkan triwulan pergeseran dibanding triwulan sebelumnya dimana saat ini deposito
sebelumnya. Pada periode pelaporan, persentase responden yang menjadi instrumen yang paling banyak digunakan oleh korporasi
menyatakan kondisi likuiditas perusahaan dalam kondisi baik sebesar menggantikan giro. Hal tersebut dapat mengindikasikan terdapat excess
13,42% dan jumlah responden yang menyatakan kondisi likuiditas liquidity yang diiringi menurunannya kebutuhan dana standby untuk
perusahaan berada pada kondisi yang buruk sebesar 10,74% pada operasional yang menyebabkan korporasi memanfaatkan bunga deposito
triwulan laporan. Secara proporsi perusahaan berkondisi likuiditas yang lebih menguntungkan. Saat ini kepemilikan deposito oleh korporasi
cukup semakin meningkat, berkondisi likuiditas baik relatif menurun yang pangsanya mencapai 51,26% dari total DPK Korporasi di
namun perusahaan berkondisi likuiditas buruk lebih sedikit perbankan, produk giro memiliki proporsi sebesar 28,00%
dibandingkan triwulan II 2021 (Grafik 4.22). Sementara produk tabungan memiliki proporsi sebesar 20,74%.
Secara umum, pangsa deposito bertambah sedangkan pangsa
Dari sisi kondisi rentabilitas, keuangan korporasi terpantau tetap
tabungan dan giro berkurang dari triwulan sebelumnya, hal ini
baik. Pada periode pelaporan persentase responden yang menyatakan
mengindikasikan korporasi menyimpan dananya untuk mendapatkan
kondisi rentabilitas perusahaan dalam kondisi cukup masih mendominasi
imbal hasil di tengah kehati-hatian melakukan ekspansi meskipun
dengan pangsa terbesar disusul kondisi baik sebesar 12,75%.
imbal hasil tersebut tidak setinggi pada masa sebelum pandemi
Sementara itu, responden yang menyatakan kondisi rentabilitas
(Grafik 4.24).
perusahaan berada pada kondisi yang buruk meningkatdari 11, 33%
menjadi 12,75% pada triwulan laporan (Grafik 4.23). Pada triwulan III 2021 DPK Korporasi tumbuh sebesar 53,39% (yoy),
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
4.3.3. Eksposur Perbankan Pada Sektor Korporasi 39,19% (yoy). Peningkatan laju pertumbuhan tersebut selaras dengan
Selain pemetaan risk factor dan kerentanan sektor korporasi, untuk peningkatan pada penghimpunan deposito dan tabungan yang masing-
memitigasi risiko sistemik diperlukan juga analisis interkoneksi masing tumbuh sebesar 44,57% (yoy) dari sebelumnya sebesar 8,17%
antarsektor. Dalam usahanya, sektor korporasi sangat terkait erat (yoy). Sedangkan giro tumbuh melambat sebesar 52,20% (yoy) dari
dengan sektor perbankan dengan adanya penempatan DPK sebelumnya 71,30% (yoy) menurun dari periode sebelumnya serta
korporasi pada perbankan dan penyaluran kredit perbankan kepada tabungan tumbuh melambat sebesar 82,93% (yoy) dari sebelumnya
korporasi untuk modal kerja dan investasi. 125,10% (yoy) (Grafik 4.25).
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV
Tabel 4.1 Pertumbuhan Kredit dan NPL Kredit Korporasi Sektor berdasarkan Sektor dan Jenis
JUNI 2021
PERTANIAN 1714,62 32,30% 0,41% 0,01% 60,12 2,51% 283,83% 0,08% 1654,50 56,90% -2,22% 0,00%
PERTAMBANGAN 903,47 17,02% -66,37% 0,86% 871,48 36,32% -25,74% 0,80% 31,99 1,10% -97,88% 2,62%
INDUSTRI PENGOLAHAN 596,87 11,25% 104,78% 0,26% 34,35 1,43% -33,11% 4,53% 562,52 19,35% 134,27% 0,00%
LGA 84,36 1,59% -19,12% 0,09% 1,48 0,06% -81,32% 5,06% 82,88 2,85% -14,00% 0,00%
KONSTRUKSI 679,77 12,81% -20,99% 7,04% 523,15 21,80% -28,13% 8,53% 156,61 5,39% 18,24% 2,09%
PERDAGANGAN 622,10 11,72% 2,11% 10,36% 522,33 21,77% 10,12% 10,57% 99,77 3,43% -26,05% 9,24%
PERHOTELAN 196,11 3,69% -2,27% 1,72% 1,23 0,05% 24,33% 0,00% 194,88 6,70% -2,40% 1,73%
TRANSPORTASI KOMUNIKASI 44,41 0,84% -22,17% 21,67% 5,53 0,23% -44,13% 0,00% 38,88 1,34% -17,55% 24,75%
JASA USAHA 24,32 0,46% -31,60% 0,49% 9,74 0,41% 0,58% 0,00% 14,58 0,50% -43,64% 0,81%
JASA LAINNYA 28,30 0,53% -29,95% 15,68% 13,84 0,58% -34,84% 7,25% 14,45 0,50% -24,52% 23,76%
SEPTEMBER 2021
PERTANIAN 1347,90 26,48% -22,90% 0,03% 74,90 2,96% 176,16% 0,55% 1272,99 49,74% -26,04% 0,00%
PERTAMBANGAN 952,39 18,71% -42,85% 0,85% 884,08 34,95% -27,47% 0,79% 68,31 2,67% -84,74% 1,67%
INDUSTRI PENGOLAHAN 600,83 11,80% 111,56% 0,09% 43,88 1,73% -6,55% 1,29% 556,96 21,76% 134,96% 0,00%
LGA 79,59 1,56% -17,95% 0,09% 1,73 0,07% -11,21% 4,33% 77,86 3,04% -18,08% 0,00%
KONSTRUKSI 790,52 15,53% -9,61% 6,70% 614,54 24,29% -17,19% 8,11% 175,99 6,88% 32,91% 1,78%
PERDAGANGAN 621,37 12,21% 5,84% 8,61% 527,11 20,84% 8,91% 9,15% 94,26 3,68% -8,54% 5,57%
PERHOTELAN 196,59 3,86% -1,29% 1,41% 5,70 0,23% 547,69% 3,43% 190,89 7,46% -3,73% 1,35%
TRANSPORTASI KOMUNIKASI 46,38 0,91% -15,82% 30,35% 5,83 0,23% -34,62% 0,00% 40,55 1,58% -12,19% 34,72%
JASA USAHA 27,08 0,53% -14,52% 0,44% 10,88 0,43% 21,84% 0,00% 16,20 0,63% -28,80% 0,73%
JASA LAINNYA 21,49 0,42% -45,47% 19,38% 8,53 0,34% -59,89% 8,80% 12,96 0,51% -28,57% 26,34%
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi proyek, diolah
Grafik 4.26 Pangsa Penggunaan Kredit Korporasi di Perbankan Sulawesi Tenggara Grafik 4.27 Pertumbuhan Kredit Korporasi
60 5,09 6
70%
40 5
60% -12,60
50% 20 4
40% -14,82
0 3
30%
49,69
-20 2
20%
-40 1
10%
-16,85
0% -60 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
I II III IV I II III IV II III IV II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
KREDIT MODAL KERJA KREDIT INVESTASI KREDIT KONSUMSI G TOTAL GKREDIT KORPORASI GKREDIT MODAL KERJA GKREDIT INVESTASI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
KAB. BUTON UTARA 228,85 0,62 (3,56) (7,96) 20,05 5,70 5,96 (5,69) (15,52)
KAB. KONAWE UTARA 438,78 1,19 6,93 3,16 3,70 2,61 2,45 3,53 4,74
KAB. WAKATOBI 429,66 1,33 11,69 5,46 26,97 (1,21) 2,10 6,15 (12,82)
KAB. KOLAKA UTARA 526,28 1,45 19,83 10,75 9,88 27,13 23,21 28,36 26,62
KAB. KONAWE SELATAN 685,21 1,85 11,21 5,69 2,65 (1,30) (1,36) (0,56) (0,12)
KAB. BUTON 215,11 0,67 11,60 9,97 67,22 16,09 18,86 23,41 (9,15)
KOTA BAUBAU 3.359,65 9,46 3,92 3,18 14,34 5,52 6,67 6,49 (2,56)
KOTA KENDARI 22.372,75 61,46 7,40 10,02 9,73 10,77 14,18 11,84 13,73
KAB. KOLAKA 4.110,83 11,81 9,85 8,13 8,82 10,16 9,34 15,42 12,62
KAB. KONAWE 810,88 2,15 10,64 6,91 4,98 5,63 1,81 (0,35) (0,45)
KAB. MUNA 2.193,64 5,98 9,28 2,24 8,28 3,21 7,93 5,65 (2,57)
KAB. KOLAKA TIMUR 274,52 0,76 22,75 2,00 (0,20) 14,26 12,23 12,95 18,48
SULAWESI TENGGARA 36.114,50 100,00 7,92 8,10 10,20 9,35 11,67 10,83 9,48
Sumber: LBU Bank Indonesia, Ket: Nominal dalam miliar Rupiah, Pertumbuhan Aset secara yoy
diolah
Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV
4.4.2. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga tumbuh sebesar 16,43% (yoy), melambat dibandingkan dengan
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh bank umum yang pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,37% (yoy).
berkantor di Sulawesi Tenggara pada triwulan III 2021 mencapai
Rp26,34 triliun, tumbuh sebesar 1,78% (yoy), lebih rendah dibanding Deposito
triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 17,00% (yoy) (Grafik 4.31). Penghimpunan dana dalam bentuk deposito di Sulawesi Tenggara pada
triwulan III 2021 tercatat Rp6,30 triliun, menurun bila dibandingkan
Penurunan laju pertumbuhan yang signifikan ini terjadi karena faktor dengan periode sebelumnya yang tercatat sebesar Rp6,60 triliun.
base effect, dimana pada tahun lalu masyarakat meningkatkan Dari sisi pertumbuhan, deposito masyarakat Sulawesi Tenggara
simpanannya karena ketidakpastian akibat pandemi Covid-19. Sebagian terkontraksi sebesar 16,25% (yoy) menurun dibandingkan
besar DPK yang dihimpun oleh bank umum di Sulawesi Tenggara pertumbuhan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,90% (yoy).
ditempatkan dalam bentuk tabungan dengan pangsa 55,72%.
Sedangkan untuk giro dan deposito pada triwulan III 2021 masing- Giro
masing tercatat memiliki pangsa pasar sebesar 20,38% dan Pada triwulan III 2021, penghimpunan giro tercatat sebesar Rp5,37
23,90%. triliun. Dari sisi pertumbuhan, DPK perbankan berupa Giro mengalami
kontraksi sebesar 6,76 (yoy), menurun dibandingkan triwulan
Bila dilihat dari sisi pertumbuhan per komponen, pada triwulan III 2021
sebelumnya yang tumbuh sebesar 19,22% (yoy).
seluruh jenis simpanan di perbankan Sultra, mengalami perlambatan laju
pertumbuhan dimana giro kontraksi 6,76% (yoy), deposito kontraksi
4.4.3. Penyaluran Kredit
16,25% (yoy) dan tabungan tumbuh sebesar 16,43% (yoy) lebih rendah
Pada triwulan II 2021 penyaluran kredit perbankan oleh bank umum
dari triwulan sebelumnya (Grafik 4.31). Penurunan laju pertumbuhan
yang berkantor di Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 17,92% (yoy)
DPK pada triwulan laporan mengindikasikan masyarakat Sulawesi
meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh
Tenggara tidak lagi menahan konsumsi seketat periode yang sama
sebesar 9,13% (yoy). Secara nominal, kredit perbankan yang disalurkan
pada tahun lalu.
sampai dengan triwulan II 2021 mencapai Rp31,19 triliun (Grafik 4.32).
Tabungan
Dari sisi komposisi, kredit konsumsi masih mendominasi dengan pangsa
Pada triwulan III 2021, secara nominal, total tabungan masyarakat
mencapai 55,44% diikuti kredit modal kerja dengan pangsa sebesar
di Sulawesi Tenggara sampai dengan periode laporan mencapai
Rp14,68 triliun. Dari sisi pertumbuhan, tabungan masyarakat di
Sulawesi Tenggara
Grafik 4.28 Aset Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.29 Pangsa Aset Berdasarkan Pemilik Bank
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
Grafik 4.30 Komposisi DPK Bank Umum Sulawesi Tenggara Grafik 4.31 Pertumbuhan DPK Per Penempatan
100% RP TRILIUN
40,0 %, YOY 26,34
90%
23,90%
25
80% 30,0
70%
20,0 16,43 20
60%
50% 10,0 15
55,72%
40% 0,0
30% 1,78 10
20% -10,0 -6,76
%
-16,25 5
20,38
10% -20,0
0%
-30,0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
GIRO TABUNGAN DEPOSITO NOMINAL DPK BANK UMUM GIR DEPOSITO TABUNGAN GDPK BANK UMUM
O
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
40 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 4.32 Pertumbuhan Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara Grafik 4.33 Komposisi Kredit Bank Umum di Sulawesi Tenggara
RP TRILIUN
60,0 %, YOY 31,19 35 100%
50,0 30 90%
80%
50,54
55,44
40,0 25 70%
30,0 20 60%
20,0
17,92 15 50%
40%
2
35,34
9,2
10,0 10 30%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
201 2019 2020 2021
8
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH
KAB. MUNA 2227,91 7,89 2,84 1,13 0,16 3,20 4,54 2287,44 7,32 3,51 1,20 0,14 3,09 4,10
KAB. KOLAKA 3998,29 14,15 3,26 2,05 1,53 6,08 6,57 4070,86 13,03 4,10 2,03 1,45 5,69 5,90
KAB. WAKATOBI 219,86 0,78 6,58 0,19 0,02 0,07 0,69 223,56 0,72 4,76 0,34 0,02 0,06 0,64
KAB. KONAWE 791,73 2,80 0,53 1,60 0,01 0,24 2,56 791,15 2,53 -0,30 1,41 0,01 0,21 2,32
KAB. KONAWE SELATAN 681,32 2,41 -1,10 1,23 0,01 0,17 2,24 680,64 2,18 0,17 1,42 0,01 0,15 2,02
KAB. BOMBANA 455,86 1,61 5,99 0,30 0,16 0,17 1,29 457,91 1,47 2,57 0,31 0,15 0,15 1,17
KAB. KOLAKA UTARA 532,79 1,89 5,99 0,13 0,26 0,14 1,49 529,32 1,69 2,10 0,15 0,19 0,13 1,38
KAB. BUTON UTARA 222,29 0,79 2,09 0,88 0,01 0,04 0,74 229,85 0,74 4,71 0,66 0,01 0,06 0,67
KAB. KONAWE UTARA 434,56 1,54 0,89 0,85 0,00 0,06 1,48 437,52 1,40 1,58 0,81 0,00 0,06 1,34
KAB. KOLAKA TIMUR 272,66 0,97 9,70 0,33 0,02 0,14 0,80 288,40 0,92 8,90 0,27 0,03 0,14 0,76
KAB. BUTON TENGAH 42,96 0,15 0,00 0,31 0,01 0,02 0,12 41,79 0,13 8,45 0,59 0,01 0,03 0,10
KOTA BAU-BAU 2891,43 10,24 7,65 1,10 0,85 3,79 5,61 2946,75 9,43 6,71 1,04 0,77 3,55 5,12
KOTA KENDARI 15255,75 54,01 2,80 2,86 6,81 15,26 32,02 17998,57 57,62 19,35 2,39 6,26 22,01 29,43
TOTAL 28246,69 100,00 3,47 2,15 9,97 29,42 60,76 31236,11 100,00 12,54 1,93 9,23 35,37 55,54
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank,
Ket
diolah
: Nominal dalam
miliar Rupiah, K.MK = Kredit Modal Kerja, K.I = Kredit Investasi, K.K = Kredit Konsumsi
Growth= pertumbuhan Kredit (%,
yoy) Daftar Kabupaten/Kota berdasarkan
ketersediaan data
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV
dengan sedikit peningkatan NPL yaitu sebesar 1,56%. Hal ini membuka
peluang untuk perbankan untuk merelokasi kredit dari lapangan
Loan to Deposit Ratio (LDR)
usaha yang sudah jenuh dan berisiko ke lapangan usaha yang potensial Salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi
dan lebih aman (Tabel 4.4). perbankan adalah indikator Loan to Deposit Ratio (LDR) yang
menghitung rasio penyaluran kredit per DPK yang dikelola oleh
Non Performing Loan (NPL) per Jenis Kredit perbankan. Pada triwulan III 2021 LDR bank umum di Sulawesi
Pada triwulan III 2021, pertumbuhan penyaluran kredit disertai dengan Tenggara mencapai 118,43%, meningkat dibandingkan triwulan
penurunan risiko kredit. Hal tersebut terlihat dari menurunnya indikator sebelumnya yang tercatat sebesar 105,31% (Grafik 4.34).
Non Performing Loan (NPL) Gross dari 2,06% pada triwulan II 2021 Peningkatan LDR tersebut terjadi karena laju pertumbuhan kredit
menjadi 1,93% pada triwulan III 2021 dan masih di bawah threshold 5% yang lebih cepat dibandingkan laju pertumbuhan DPK, yang juga
(Grafik 4.35). mengindikasikan komitmen perbankan di Sulawesi Tenggara untuk
mendukung pembiayaan perekonomian di tengah perbaikan kondisi
Pada periode laporan, penyaluran kredit investasi memiliki risiko penanganan Covid-19 dan pulihnya aktivitas masyarakat serta
kredit terbesar yaitu mencapai 4,46% menurun dari triwulan II 2021 dunia usaha. Nilai LDR sebesar diatas 100% mencerminkan
yang sebesar 4,62%, namun hal ini perlu diwaspadai karena mendekati seluruh DPK yang dikelola oleh perbankan disalurkan dalam bentuk
threshold NPL 5%. kredit dan Sulawesi Tenggara masih menjadi sasaran kredit
Grafik 4.34 Perkembangan Loan To Deposit Rasio Sulawesi Tenggara Grafik 4.35 Perkembangan NPL Bank Umum di Sulawesi Tenggara
140,0
31,19
120,0
30,0 8,0
100,0 7,0 4,46
80,0
118,43 25,0 6,0
20,0 5,0
60,0
15,0 4,0
2,89
40,0 3,0
10,0
20,0 2,0 1,93
5,0
1,0
0,0 0,90
0,0 0,0
IIIIII IVI IIIII IVI IIIII IVIIIIII I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
DPK (SB. KANAN) KREDIT (SB. KANAN) LDR NPL (RHS) NPL MODAL NPL INVESTASI NPL KONSUMSI
KERJA
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
PERTANIAN 1.659,11 15,42 40,27 1,02 1.763,00 15,99 24,67 1,50 1.873,25 13,54 32,47 1,56
PERTAMBANGAN 131,69 1,22 -6,95 3,80 133,44 1,21 -2,74 2,49 2.677,75 19,35 1851,69 0,15
INDUSTRI PENGOLAHAN 622,13 5,78 20,26 1,76 633,01 5,74 11,97 2,14 666,30 4,81 17,86 1,98
LISTRIK GAS 5,40 0,05 -47,80 1,78 5,55 0,05 -15,51 1,82 6,94 0,05 5,73 1,23
AIR 9,41 0,09 23,71 4,32 8,92 0,08 -10,40 1,94 8,46 0,06 -15,07 4,27
KONSTRUKSI 515,54 4,79 -7,20 8,89 530,08 4,81 -2,75 9,60 525,58 3,80 -3,57 9,86
PERDAGANGAN 6.028,79 56,04 7,33 4,36 6.065,38 55,00 6,60 4,59 6.118,64 44,21 7,53 4,45
TRANSPORTASI-PERGUDANGAN 152,09 1,41 7,79 1,80 149,25 1,35 5,86 1,91 150,15 1,08 6,49 1,87
AKOMODASI MAKAN MINUM 604,55 5,62 14,76 1,78 612,07 5,55 9,02 2,56 611,22 4,42 8,87 2,23
INFORMASI KOMUNIKASI 3,25 0,03 255,57 0,54 3,06 0,03 25,83 0,72 3,01 0,02 23,89 0,15
JASA KEUANGAN 0,48 0,00 -70,21 47,27 0,43 0,00 17,56 52,83 0,46 0,00 25,82 49,36
REAL ESTATE 137,05 1,27 16,10 28,46 135,86 1,23 16,97 28,71 136,15 0,98 17,22 27,88
JASA PERUSAHAAN 231,61 2,15 95,31 0,43 251,88 2,28 51,97 0,27 296,73 2,14 79,03 0,46
ADM PEMERINTAHAN 105,61 0,98 86,60 0,00 176,03 1,60 2574,16 0,00 185,50 1,34 2718,07 0,00
JASA PENDIDIKAN 16,18 0,15 -26,95 21,81 15,41 0,14 -3,56 37,22 13,97 0,10 -12,61 36,21
JASA KESEHATAN SOSIAL 70,66 0,66 25,81 0,00 60,30 0,55 -10,87 0,03 60,53 0,44 -10,54 0,05
JASA LAINNYA 463,82 4,31 11,35 2,82 485,00 4,40 21,70 2,44 504,74 3,65 26,66 2,82
Sumber: LBU Bank Indonesia, lokasi bank,
Ket:
diolah
gKredit = pertumbuhan Kredit (%, yoy), Kredit Produktif = Kredit Modal Kerja + Kredit
Investasi
NPL = Non Performing Loan
42 BAB IV Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Kondisi berbeda dialami oleh kinerja pembiayaan Syariah. Sampai Provinsi Sulawesi Tenggara belum memiliki bank syariah yang berkantor
dengan triwulan III 2021, penyaluran pembiayaan syariah terus pusat di Sultra baik dalam bentuk Bank Umum Syariah (BUS), Unit
mengalami pertumbuhan yang positif. Pada periode laporan Usaha Syariah (UUS) maupun Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS).
pembiayaan syariah tumbuh sebesar 23,73% (yoy) dengan baki debet Untuk itu, diperlukan dukungan seluruh stakeholder terkait untuk dapat
sebesar Rp1,65 triliun, menurun dibandingkan dengan periode mendorong terbentuknya bank syariah yang berkantor pusat di
sebelumnya yang tumbuh sebesar 24,65% (yoy) dengan baki debet Sultra untuk mengakselerasi pertumbuhan bank syariah dan
sebesar 1,58 triliun (Grafik 4.38). Sama memberikan pilihan bagi masyarakat Sultra dalam mendorong
pertumbuhan ekonomi syariah.
Grafik 4.36 Pangsa Perbankan Syariah Grafik 4.37 Perkembangan DPK Syariah
140,0
6,13% ; Rp 2,13 triliun 5,29% ; Rp 1,65 triliun 5,38% ; Rp 1,42 120,0
triliun 100,0
80,0
60,0 23,40
7,86
40,0 6,46
ASET 20,0
0,0
-20,0
-21,37
PEBIAYAAN -40,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI BANK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.38 Perkembangan Pembiayaan Syariah Grafik 4.39 NPF Pembiayaan Syariah
35,0
30,0 14,0
27,86
25,0 12,0
20,0
23,73 10,0
15,0
11,75 8,0
10,0
5,0 3,60 6,0 4,45
0,0
-5,0 4,0 3,03
-10,0 2,0 1,61
-15,0 1,09
0,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI PEMBIAYAAN MODAL KERJA INVESTASI KONSUMSI
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB IV
Grafik 4.40 Pangsa Kredit UMKM Grafik 4.41 Pertumbuhan Kredit UMKM
Non UMKM
70,98% 50 %, YOY
Usaha Menengah 40
Usaha Kecil 20,35
30
23,90% Usaha Mikro 13,14
20
10
6,98
0
-10
53,66% (17,74)
-20
UMKM 29,02% Rp 9,72 T -30
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
22,43%
UMKM MIKRO KECIL MENENGAH
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Grafik 4.42 Pergerakan Baki Debet KUR Sulawesi Tenggara Grafik 4.43 Pangsa Baki Debet Penyaluran KUR Sulawesi Tenggara
3.500
BAKI DEBET (RP MILIAR) NASABAH 100.000
3.000 90.000
2.500 80.000 45,67% 4,90%
Perdagangan Perikanan
70.000
2.000
60.000 5,56% 1,44%
1.500 50.000 Akomodasi Mamin Transportasi
40.000
1.000 83.998
30.000
6,58% 4,72%
Industri Pengolahan Jasa Usaha
500 20.000
3.223
Grafik 4.44 Rasio Rekening DPK per Penduduk Bekerja Grafik 4.45 Rasio Rekening Kredit per Penduduk Bekerja
350
% NASABAH RIBU 4.000 30 % NASABAH RIBU 350
300
3.500 300
250
3.000 250
200 25
20 200
292,92 2.500 25,68
150
2.000 15 150
100
1.500 100
50 10
1.000 50
331
5
3.776
0 500
0
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII 0 0 IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018 2019 2020 2021
REKENING DPK (SB KANAN) RASIO DPK REKENING KREDIT (SB KANAN) RASIO KREDIT
SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH SUMBER: LBU BANK INDONESIA, LOKASI PROYEK, DIOLAH
Sementara itu, pada triwulan III 2021 rasio jumlah rekening kredit
mendorong pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara. Oleh karena itu,
terhadap penduduk angkatan kerja di Sulawesi Tenggara meningkat
KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara akan terus berupaya memberikan
menjadi 25,68% (Grafik 4.45). Meningkatnya rasio rekening kredit
dan memfasilitasi berbagai kegiatan edukasi keuangan yang bertujuan
menunjukkan bahwa fasilitas pembiayaan sudah banyak digunakan oleh
untuk memberikan informasi mengenai produk dan jasa keuangan
masyarakat di provinsi ini dan masih terdapat ruang untuk
serta menumbuhkan kesadaran masyarakat pada umumnya untuk
meningkatkan penyaluran kredit di masa yang akan datang. Upaya
menabung dan melakukan pengelolaan keuangan.
pengembangan akses keuangan memiliki peran penting dalam
menjaga stabilitas sistem keuangan dan
BAB Sistem Pembayaran &
V
Pengelolaan Uang Rupiah
Pada Triwulan III 2021, sistem pembayaran non-tunai sebagai pendukung aktivitas ekonomi dan sistem
keuangan terus menunjukan perkembangan kinerja yang positif meskipun mengalami perlambatan dari
triwulan sebelumnya akibat tertahannya konsumsi masyarakat karena adanya PPKM.
Namun demikian, perkembangan transaksi digital untuk masyarakat unbankable terus tumbuh selaras
dengan berbagai upaya digitalisasi yang dilakukan oleh Bank Indonesia bersama dengan otoritas
terkait.
Jumlah merchant QRIS di Sulawesi Tengara pada triwulan III sebanyak 61.616 ribu merchant jauh
meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 48.213 merchant.
48 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
150
6000 50.000
100 40.000
4000
30.000
50
2000 20.000
0 10.000
0
0
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII
-50 IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021
2018 2019 2020 2021
Grafik 5.3 Preferensi Penggunaan Sistem Pembayaran Nontunai di Sulawesi Tenggara Grafik 5.4 Rata-rata Nilai Per Transaksi Sistem Pembayaran Nontunai
Sulawesi Tenggara
4,0
3,5 RP MILIAR
93,04% 3,0
2,5
6,96% 2,0 1,0
1,5
1,0
0,5
130 106,7
110 RP JUTA
35,61% 90
64,39% 70
50 40,82
30
10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
TRANSAKSI NOMINAL 2018 2019 2020 2021
SKNBI BI-RTGS
SKNBI BI-RTGS SP NONTUNAI
Grafik 5.5 Nilai Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.6 Volume Transaksi Kliring (SKNBI) Provinsi Sulawesi Tenggara
SHARE SHARE
19,58% 24,70%
3000 RP MILIAR 80,42% 80.000 TRANSAKSI 75,30%
70.000
2500
60.000
50.000
2000
40.000
30.000
1500
20.000
10.000
1000 0
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII IIIIIIIVI IIIIIIVI IIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018 2019 2020 2021
500
Grafik 5.7 Preferensi Penggunaan Cek dan BG dalam Kliring Debet Penyerahan
Grafik 5.8 Perputaran Kliring Harian
di Sultra
50 RP MILIAR/ HARI
45
40 33,0
Nominal 35
37.75% 160,23 Miliar 30
Cek 25
62,23% 264,14 Miliar BG 26,59
0,03% 0,12 Miliar Lain 20
NOMINAL TRANSAKSI
15 6,48
Transaksi 10
27,24% 3.504 Cek 5
72,38% 9.310 BG 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
2. Kliring kredit secara umum dikenal sebagai transfer antar bank dan dilakukan secara paperless
3. Kliring debet dilakukan dengan menggunakan warkat seperti cek dan bilyet giro.
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V
Grafik 5.9 Penolakan Kliring (Cek/BG Kosong) di Sulawesi Tenggara Grafik 5.10 Persentase Tolakan Berdasarkan Warkat
25 RP MILIAR TRANSAKSI
5,77%
600 8% % TOLAKAN
20 7% 3,88%
16,49
6%
15 400
5%
10 4%
3%
258 20
5 0 2%
1%
2,74%
0
0%
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 0 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 5.11 Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten Grafik 5.12 Perkembangan Transaksi Kliring Per Kota/Kabupaten 829,40
301,74
1.900 RP MILIAR
217,14
58,61% 1.500
45,94
Kendari
1.100
21,32% 700
Baubau
500
15,34% 400
Muna 300
200
3,25% 100
Bombana 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1,05% 2018 2019 2020 2021
Konut
Dari sisi kepatuhan dan risiko, penarikan cek dan BG kosong pada 5.2.2. Perkembangan Transaksi RTGS
Triwulan III 2021 tercatat sebanyak 258 lembar lebih rendah
Pada Triwulan III 2021 total nominal transaksi BI-RTGS di Sulawesi
dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tecatat sebanyak
Tenggara tercatat sebesar Rp3,77 triliun tumbuh sebesar 26,37% (yoy),
284 lembar. Dari sisi persentase, jumlah cek dan BG kosong secara
melambat dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar
total sedikit menurun menjadi sebesar 2,05% pada triwulan III 2021.
40,41% (yoy) (Grafik 5.13). Secara nominal, rata-rata transaksi BI-RTGS
Sejalan dengan hal tersebut, nominal penarikan cek dan BG
4
pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp987,45 juta per transaksi,
kosong juga mengalami penurunan dibandingkan triwulan lalu lebih rendah dari triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp1,10
menjadi Rp16,49 miliar pada periode laporan miliar.
4. Cek dan BG kosong adalah kondisi transaksi pemindah bukuan antar bank melalui warkat
debet namun rekening bank yang mengirimkan warkat tidak mencukupi untuk dilakukan
pendebetan
52 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 5.13 Perkembangan Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara Grafik 5.14 Perputaran Harian Transaksi RTGS Provinsi Sulawesi Tenggara
6000
RP MILIAR TRANSAKSI 7000 90 RP MILIAR/HARI TRANSAKSI/HARI 70
5000 80
6000 60
3.767,13 70 59,80
4000 5000 50
60
3000 4000 50 40
3000 40 30
2000
3.815 30 33,07
2000 20 20
1000
1000 10 10
0 0 0
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
luar
Grafik 5.15 Aliran Transaksi Transfer Dana Inflow Dari Luar Negeri Grafik 5.16 Aliran Transaksi Transfer Dana Outflow Ke Luar Negeri
2700
0 RP JUTA TRANSAKSI 1400 1800 RP JUTA TRANSAKSI 350
0 1600 300
2500 13000
1400
0 12000 166 250
1200
11000
2300 19,683 1000 200
0 1000
0 800 150
2100 9000 600
756,06 100
0 8000 400
7000 200 50
1900 5,700 6000
0 0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 5000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
1700 2018 2019 2020 2021 4000 2018 2019 2020 2021
0
VOLUME NOMINAL VOLUME NOMINAL
1500
0
Grafik 5.17 Aliran Transfer Dana Inflow Domestik Grafik 5.18 Aliran Transfer Dana Outflow Domestik
TRANSAKSI TRANSAKSI
5200 RP JUTA 646000 100000 RP JUTA
0 215000
566000 90000
4800 185000
48,411 486000 80000 94,587
0
4400 70000 155000
406000
0 60000 170,176
326000 125000
40000
28000 50000
3600
24000 246000 95000
40000
0
20000 117,383 166000 65000
3200
16000 30000
012000 86000 2000 35000
8000 6000 0 5000
I II III IV I II III IV I II III IV I II III 1000 I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 0 2018 2019 2020 2021
5. Net Inflow transfer dana luar negeri mengindikasikan aliran uang masuk dari luar negeri ke
Sulawesi Tenggara lebih besar dibandingkan dengan aliran uang keluar dari Sulawesi Tenggara ke
luar negeri
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB V
Selain itu, pada triwulan III 2021 transaksi transfer dana domestik
KUPVA pada periode laporan (Grafik 5.20). Hal dikarenakan SGD
di Sulawesi Tenggara mengalami net outflow sebesar Rp 46,17 miliar.
merupakan mata uang yang sering digunakan oleh investor luar
Jumlah aliran dana domestik yang masuk (inflow) ke Sulawesi
untuk menanamkan modalnya di Sulawesi Tenggara sejalan dengan
Tenggara pada triwulan III 2021 tercatat sebesar Rp48,41 miliar
data pada Penyelenggara Transfer Dana (PTD).
tumbuh sebesar 92,50% (yoy), meningkat dibandingkan periode
sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 9,69% (yoy) (Grafik 5.17).
5.2.5. Layanan Keuangan Digital (LKD)
Jumlah inflow domestik tersebut lebih kecil dibandingkan outflow yang
Layanan Keuangan Digital (LKD) adalah kegiatan layanan jasa
tercatat sebesar Rp94,58 miliar tumbuh 182,17% (yoy), meningkat
sistem pembayaran dan Keuangan yang dilakukan melalui kerja sama
dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat tumbuh sebesar 176,56%
dengan pihak ketiga dengan menggunakan sarana dan perangkat
(yoy) (Grafik 5.18). Secara garis besar net ouflow domestik termoderasi
teknologi berbasis mobile/web dalam rangka Keuangan inklusif.
oleh perubahan konsumsi masyarakat Sulawesi Tenggara yang mulai
Agen LKD yang merupakan perpanjangan tangan dari perbankan
banyak menggunakan e-commerce.
diharapkan dapat menyentuh seluruh lapisan masyarakat terutama
6
unbanked people yang saat ini masih mencapai 51% dari penduduk
5.2.4. Kegiatan Usaha Penukaran Valuta dewasa di Indonesia. Selain itu, agen LKD juga diharapkan dapat
Asing Bukan Bank (KUPVA-BB)
meningkatkan tingkat inklusi Keuangan di Indonesia. Transaksi yang
Bank Indonesia memiliki wewenang untuk mengawasi kegiatan jual beli
dapat dilakukan di agen LKD terdiri atas isi ulang, pembayaran tagihan
valuta asing bukan bank dengan pihak lain. Pengawasan ini antara
rutin/berkala, fasilitator registrasi pemegang, transfer person to
lain dilakukan untuk mencegah terjadinya tindak pidana pencucian
person, dan transfer person to account.
uang, pendanaan terorisme dan kejahatan lainnya yang saat ini
diatur dalam STRANAS APU-PPT. Pada triwulan III 2021, jumlah agen LKD yang tersebar di wilayah
Sulawesi Tenggara adalah sebanyak 7.578 agen mengalami peningkatan
Pada Triwulan III 2021, transaksi penjualan Uang Kertas Asing (UKA) di
36,84% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun 2020
Sulawesi Tenggara tercatat sebesar 22,77 milliar tumbuh sebesar 1,37%
yang tercatat sebanyak 5.538 agen. Secara spasial, daerah yang
(yoy) meningkat dibanding periode sebelumnya yang tumbuh
memiliki agen terbanyak adalah Kabupaten Kolaka yaitu sebanyak
sebesar 1,10% (yoy). Transaksi penjualan UKA tersebut didominasi
1.282 agen atau 17,92% dari seluruh agen di Sulawesi Tenggara
oleh Dolar Singapore (SGD) yang memiliki pangsa 76,97% dari
(Grafik 5.22) Hal ini dikarenakan jumlah Bank di Kolaka masih
seluruh transaksi
terbatas yaitu 9 Bank
Grafik 5.19 Transaksi Pembelian Uang Kertas Asing Grafik 5.21 Perkembangan Jumlah Agen LKD di Sulawesi Tenggara
3,5
INDEKS 3,71 8.000 7578
3
7.000
2,5 6.000
2 5.000
1,5 4.000
1 3.000
2.000
0,5
1.000
0
0
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIII
2018201920202021 2018201920202021
Grafik 5.20 Pangsa Pembelian Mata Uang Asing per Pecahan Grafik 5.22 Persebaran Agen LKD per Kabupaten/Kota
0,12%
CNY 1,10% 17,24% 13,14%
lainnya Kendari Konsel
0,05%
JPY 4,25% 5,38%
Baubau Bombana
0,22%
SAR 14,27% 5,59%
Buton Kolut
76,97
17,92% 15,77%
% Kolaka Muna
SGD
3,47% 2,96%
21,54% Wakatobi Lainnya
USD
6. Sumber: Bain & Company, Google, Temasek, “The Future of Southeast Asia’s Digital Financial
Services,” Bain & Company, Inc., Singapore, 2019
54 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 5.23 Jenis Transaksi Yang Dilakukan di Agen LKD Grafik 5.25 Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS
61,616
60.33
50000
60 40
50 44.30 40000
30
40 30000
30 20
22.99 20.30 20000
20 13.32 13.65
17.58 17.80 9,22
9.399.49 10
10 10000
0 0 0
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9
2020 2019 2021 20202021
PEMBAYARAN TAGIHAN TRANSFER P2A TRANSFER P2P JUMLAH GROWTH (SB. KANAN)
FASILITATOR REGISTRASI ISI ULANG (TOP UP) TARIK TUNAI
Grafik 5.24 Perkembangan Rekening Uang Elektronik di Sulawesi Tenggara Grafik 5.26 Pangsa Merchant Pengguna QRIS
100.000
90.000
80.000
70.000
36,02%
USAHA MIKRO
60.000
50.000 34,71%
40.000 USAHA KECIL
30.000 27,75%
20.000 USAHA MENENGAH
10.000
0
5332 1,47%
USAHA BESAR
I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021
0,04%
LAYANAN SOSIAL
200 80
100 40
Pertumbuhan dan perkembangan digitalisasi saat ini telah mendorong 43,27
50 20
perubahan gaya hidup masyarakat utamanya di kota-kota besar. Hal
0 0
tersebut menjadi peluang dalam menciptakan ekosistem keuangan digital I II III IV I II III IV I II III
2019 2020 2021
yang efektif, efisien dan transparan. Bank Indonesia sebagai otoritas
sistem pembayaran melihat potensi dari perkembangan ekosistem NOMINASI GROWTH (SB. KANAN)
Grafik 5.28 Metode Pembayaran Grafik 5.29 Aliran Uang Kartal BI-Perbankan di Sulawesi Tenggara
250
MILIAR 2500 RP MILIAR % 100
218,5 1.730,5
200 1
192,4 1500
9 50
150 730,4
500
0
100 -500
76,97 74,5
1 578, 4
50 -50
-1500 -1.120,2
0 -2500 -100
I II III IV II III IV I II III IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII
I 2018201920202021
201 2020 2021
9
Pertumbuhan penggunaan sistem pembayaran non-tunai pada triwulan 5.3.2. Penyediaan Uang Layak Edar
III juga didorong dengan adanya perubahan pola konsumsi masyarakat Bank Indonesia secara berkala terus menjaga ketersediaan uang
yang mulai banyak menggunakan e-commerce sebagai tempat layak edar (ULE) di masyarakat. Uang layak edar adalah uang rupiah asli
berbelanja kebutuhan. Terbukti secara pola historis transaksi di e- yang memenuhi persyaratan untuk diedarkan berdasarkan standar
commerce menunjukan peningkatan, pada triwulan III total nominal kualitas yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Penyediaan uang
transaksi tercatat sebesar Rp293,01 miliar meningkat 8,74% (qtq) rupiah yang berkualitas sangat penting untuk menjaga integritas rupiah
apabila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar Rp269,46 miliar sebagai salah satu simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik
(Grafik 5.27). Penggunaan metode pembayaran dalam bertransaksi Indonesia. Selain itu, ULE akan memberikan kenyamanan dalam
di platform e- commerce didominasi oleh pembayaran non-tunai bertransaksi bagi masyarakat. Uang rupiah dinyatakan tidak layak
sebesar Rp218,51 miliar atau 74,57% dari total transaksi (Grafik 5.28). edar berdasarkan standar Bank Indonesia apabila kondisinya telah
berubah, antara lain karena jamur, minyak, bahan kimia dan coretan
5.3. PENGELOLAAN UANG TUNAI atau uang yang fisiknya berubah karena terbakar, berlubang atau
5.3.1. Aliran Uang Kartal robek.
Secara umum, transaksi pembayaran tunai pada triwulan III 2021
Dalam upaya menjaga ketersediaan uang layak edar di masyarakat, KPw
mencatatkan net outflow sebesar Rp152,45 miliar, turun dibandingkan
BI Provinsi Sultra akan terus meningkatkan kerjasama dengan pihak
triwulan lalu yang tercatat net outflow sebesar Rp 610.3 miliar.
terkait terutama perbankan. Hal tersebut dilakukan sejalan dengan
Penurunan net outflow tersebut sesuai dengan pola historisnya dan
kebijakan untuk menyesuikan aktivitas kas keliling guna mencegah
seseuai dengan moderasi pertumbuhan konsumsi rumah tangga pada
terjadinya kerumunan masyarakat yang berisiko mendorong terjadinya
triwulan III 2021. Secara lebih detail, inflow pada periode triwulan
penyebaran Covid-19.
III 2021 mencapai Rp577,96 miliar, mengalami penurunan sebesar
20,89% (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama tahun
5.3.3. Perkembangan Temuan Uang Tidak Asli
sebelumnya yang tercatat sebesar Rp730,56 miliar. Sebaliknya untuk
Selama triwulan III 2021, telah ditemukan uang tidak asli sebanyak
outflow pada periode yang sama tercatat sebesar Rp730,42 miliar,
67 lembar, dengan rincian sebanyak 61 lembar uang pecahan 100 ribu
mengalami penurunan sebesar 34,09% (yoy) dibandingkan outflow
dan 6 lembar uang pecahan 50 ribu. Jumlah tersebut mengalami
yang terjadi pada triwulan III 2020 yang sebesar Rp1,11 triliun (Grafik
peningkatan dibandingkan dengan temuan pada periode sebelumnya
5.29). Hal tersebut menunjukan penurunan aktivitas konsumsi di
yang sebanyak 47 lembar (Grafik 5.33). bisa kasih bumbu temuan ini
masyarakat yang membuat uang tidak terlalu banyak beredar.
misal krn peningkatan pemahaman masy terkait keaslian uang rupiah.
Untuk memperluas cakupan layanan kas ke seluruh wilayah
Sebagai upaya untuk mengantisipasi peredaran uang palsu sekaligus
Sulawesi Tenggara, Bank Indonesia melaksanakan kegiatan Kas Titipan
memberikan edukasi bagi masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian
ke daerah yang dianggap strategis dan dapat menjadi hub untuk
7 uang rupiah, secara intensif Bank Indonesia melakukan kegiatan sosialisi
daerah sekitar . Hingga triwulan III 2021, KPw BI Provinsi Sulawesi
CBP (Cinta Bangga dan Paham Rupiah) yang mencakup pemahaman
Tenggara memiliki 2 (dua) Kas Titipan yang sudah berjalan yaitu Kas
bagaimana cara menjaga uang agar tidak lusuh dan robek, serta dalam
Titipan Baubau dan Kas Titipan Kolaka yang bertujuan untuk memenuhi
rangka menumbuhkan pemahaman masyarakat terkait pentingnya
kebutuhan Uang Layak Edar (ULE) dan meningkatkan kualitas uang
menjaga kedaulatan rupiah sebagai simbol negara. Selain itu untuk
yang beredar.
menjaga kualitas uang beredar, Bank Indonesia juga mengampanyekan
7. Kas Titipan adalah kegiatan penyediaan uang rupiah milik Bank Indonesia yang dititipkan kepada
5 Jangan dalam memperlakukan uang, yakni jangan distaples,
salah satu bank untuk mencukupi persediaan kas bank-bank dalam rangka memenuhi kebutuhan jangan dibasahi, jangan dilipat, jangan dicoret, dan jangan diremas.
masyarakat di suatu wilayah/daerah tertentu
56 BAB V Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
Grafik 5.30 Posisi Net Outflow Uang Kartal di Sulawesi Tenggara Grafik 5.32 Outflow Melalui Kegiatan Penukaran dan Kas Keliling di Sulawesi Tenggara
2500
RP MILIAR 14 RP MILIAR
2000
1500 12
1000 610,3 10
500 8
0 NET OUTFLOW 6
-500 0
NET INFLOW 4
-1000 152,5 0,46
2
-1500
0
-2000
-2
I II III IV I II III IV I II III IV I II III I II III IV I II III IV I II III IV I II III
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2020 2021
Grafik 5.31 Aliran Uang Kartal Keluar Berdasarkan Lokasi Kas Grafik 5.33 Komposisi Pecahan Uang Palsu Yang Ditemukan
100%
90% 300
80% 250 245
70%
60% 200
50%
150 133 140
40%
30%
100
20% 76 66 67
53 47
10% 50
24 26 23 23
0% 18 12
2
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IIIII
I IIIIIIV I IIIII IV I 2020 IV IIIIII
2018 2019 2020 2021 2018 2019 2021
KENDARI KAS TITIPAN LAINNYA PEC. 100.000 PEC. 50.000 PEC. 20.000 PEC. 10.000
6.1. GAMBARAN UMUM Tabel 6.1 Jenis Kegiatan Utama Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Di Sulawesi Tenggara
Seiring dengan pemulihan kondisi perekonomian dan kegiatan dunia JENIS KEGIATAN 2020 2021
usaha, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Tenggara mulai
menunjukkan perbaikan yang terlhat dari meningkatnya total
penyerapan tenaga kerja dan penurunan tingkat pengangguran baik di
wilayah perkotaan maupun di wilayah pedesaan. Selain itu dari sisi
kesejahteraan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,
pendapatan masyarakat Sulawesi Tenggara berdasarkan Indeks Nilai
Tukar Petani (NTP) tercatat mengalami peningkatan. Peningkatan
tersebut selaras dengan membaiknya harga
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III (%, YOY) 1,89 3,97
Penawaran Tenaga Kerja Terkait dengan dampak Covid-19, pada periode ini penduduk bukan
Sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang diproyeksi akan angkatan kerja yang terdampak Covid-19 tercatat mengalami penurunan
mengalami bonus demografi pada tahun 2030-2040, saat ini sebesar -31,80% (yoy) atau turun sebesar 1.930 jiwa menjadi hanya
Sulawesi Tenggara juga sedang merasakan peningkatan penduduk usia 4.140 jiwa dari tahun sebelumnya yang sebesar 6.072 jiwa. Selain
produktif. Pada Agustus 2021, jumlah penduduk usia kerja Sulawesi itu, berdasarkan Survei Konsumen yang dilakukan oleh Bank
Tenggara tercatat sejumlah 1,97 juta jiwa, meningkat sebanyak 35,9 Indonesia Sulawesi Tenggara terlihat bahwa ke depan masyarakat
ribu jiwa atau tumbuh sebesar 1,86% (yoy) dibandingkan jumlah memiliki ekspektasi yang positif terhadap ketersediaan lapangan
penduduk usia kerja pada Agustus 2020. Selaras dengan peningkatan pekerjaan. Hal ini tentunya selaras dengan kondisi perekonomian yang
jumlah usia produktif, jumlah angkatan kerja juga tumbuh positif semakin baik dan penanganan Covid-19 yangt terus membaik. Pada
sebesar 2,23% (yoy) menjadi 1,38 juta jiwa. periode laporan, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tenggara
bersama OPD dan otoritas terkait terus mendorong perluasan
Berita positif pada periode laporan, peningkatan pertumbuhan angkatan
vaksinasi dan perbaikan kualitas penanganan Covid-19 di Sulawesi
kerja diimbangi oleh peningkatan ketersediaan lapangan pekerjaan yang
Tenggara termasuk dengan upaya vaksinasi gotong royong.
berdampak pada peningkatan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
dari 69,83% pada Agustus 2020 menjadi 70,09% pada Agustus 2021 Permintaan Tenaga Kerja
(Tabel 6.1). Perbaikan aktivitas masyarakat yang mendorong perbaikan
Sejalan dengan angkatan kerja yang meningkat sebesar 2,23% (yoy)
kondisi dunia usaha telah mampu mendorong pelaku usaha mulai
pada Agustus 2021, tingkat penyerapan tenaga kerja tercatat tumbuh
melakukan invasi dan juga mendorong tumbuhnya usaha baru yang
sebesar 2,94% (yoy) menjadi 1,32 juta jiwa, bertambah sebesar 37.840
pada akhirnya menciptakan lapangan kerja yang mampu mengakomodir
jiwa dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Secara sektoral,
penambahan penduduk usia kerja. Di sisi lain, pada Agustus 2021,
mayoritas penduduk bekerja di sektor informal dengan pangsa
penduduk bukan angkatan kerja tumbuh sebesar 1,00% (yoy)
sebesar 62,81% menurun dibandingkan periode yang sama pada tahun
menjadi 589,53 ribu jiwa. Peningkatan tersebut dapat disebabkan
sebelumnya yang sebesar 64,59%. Membaiknya kinerja lapangan usaha
oleh meningkatnya penduduk usia kerja yang melanjutkan sekolah,
di sektor formal, seperti jasa keuangan, jasa pendidikan, jasa keuangan,
memilih untuk mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan
dan perdagangan berdampak pada peningkatan penyerapan tenaga
lainnya.
pada lapangan usaha di sektor tersebut (Tabel 6.1).
Grafik 6.1 Penggunaan Tenaga Kerja dan Ketersediaan Lapangan Pekerjaan Grafik 6.2 Kondisi Realisasi Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Sektor Usaha
120
INDEKS SBT, INDEKS 160
SULTRA
100 140
Pertanian
80 120
Pertambangan
100
60 Industri Pengolahan
80
Listrik, Gas & Air
40 60 Konstruksi
20 40 Perdagangan
20 Real Estate
0
0 Bank & Jasa
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III
Keuangan
2019 2020 2021
Jasa Lainnya 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%
INDEKS PENGGUNAAN TENAKER - SISI PELAKU USAHA INDEKS KETERSEDIAAN LAPANGAN PEKERJAAN-SISI RT
NAIK TETAP TURUN
(SB.KANAN)
SUMBER: SK & SKDU KPW BI SULTRA, DIOLAH SUMBER: SURVEI BANK INDONESIA, DIOLAH
Grafik 6.3 Ketersediaan Lapangan Pekerjaan dari Sisi Tenaga Kerja Grafik 6.4 Pertumbuhan Penduduk Usia Kerja dan Angkatan Kerja Sulawesi Tenggara
6.000
JIWA 25 %, YOY
5.000 1.144 20
15
4.000
10
2,23
3.000 5 1,86
0 1,00
2.000 4.933
-5
1.000 -10
-15
-
-20
IIIIIIIVIIIIIIIVI II III FEB 2016FEB 2017FEB 2018FEB 2019FEB 2020FEB 2021
20192020 2021
SUMBER: NATIONAL SINGLE WINDOW FOR INVESTMENT, DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI
Grafik 6.5 Pangsa Penyerapan Tenaga Kerja Sulawesi Tenggara Grafik 6.6 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulawesi Tenggara
40 %PANGSA 8 %, PERSEN
30 7
20 6
10 5
0 4
Tambang
Pertanian
Perdagangan
Industri
Konstruksi
Jasa Lainnya
Tranportasi
Pendidikan
Jasa Peusahaan
Akomodasi &
&
Mkan
Minum
Administrasi
Pemerintahan
3
Kesehatan &
1
Sosial
SUMBER: BPS PROV. SULTRA (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH SUMBER: BPS (SAKERNAS AGUSTUS), DIOLAH
Grafik 6.7 Indeks Penghasilan Konsumen Grafik 6.8 Perkembangan NTP Sulawesi Tenggara
180
SBT
160 101,47
Perikanan 104,36
140 141,70
106,60
120 Peternakan 106,43
100 95,95
101,30 Perkebunan Rakyat 97,62
80 107,80
60 Hortikultura 113,11
40 96,33
Tanaman Pangan 97,12
20 98,62
Total 100,20
0
Nilai Tukar Petani (NTP) Kedepannya, sejalan dengan meningkatnya aktivitas masyarakat dan
Nilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu alat ukur dunia usaha, serta didukung dengan percepatan program vaksinasi oleh
kesejahteraan yang relevan di Sulawesi Tenggara dikarenakan lebih Pemerintah dan swasta, diperkirakan dapat meningkatkan
dari sepertiga tenaga kerja di Sulawesi Tenggara yang bekerja di optimisme masyarakat terhadap penghasilannya pada 6 bulan kedepan.
lapangan usaha pertanian. Pada triwulan III 2021, NTP di Sulawesi Hal ini sesuai dengan data survei konsumen Bank Indonesia yang
Tenggara secara bulanan tercatat mengalami peningkatan dengan menunjukkan tingkat ekspektasi masyarakat terhadap penghasilannya
capaian rata-rata sebesar 100,20 meningkat dibandingkan dengan yang mengalami peningkatan dan terus berada pada level optimis.
rata-rata triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 98,62 (Grafik 6.8).
Kemiskinan
Jika dilihat berdasarkan subsektornya, peningkatan NTP terjadi pada Tingkat kemiskinan di Sulawesi Tenggara pada Maret 2021 tercatat
hampir seluruh subsektor kecuali subsektor peternakan. sebesar 11,66% mengalami peningkatan pada periode yang sama pada
Peningkatan NTP yang cukup signifikan terjadi pada subsektor Maret 2020 yang tercatat sebesar 11,00%, namun tingkat kemiskinan
hortikultura yang meningkat sebesar 5,32 poin dari triwulan pada Maret 2021 jika dibandingkan dengan September 2020 yang sama-
sebelumnya dan subsektor perkebunan rakyat yang meningkat sama merupakan periode mewabahnya Covid-19 tercatat mengalami
sebesar 1,67 poin dari triwulan sebelumnya. Peningkatan NTP di perbaikan, dimana tingkat kemiskinan pada periode September 2020
subsektor hortikultura dan perkebunan rakyat didorong oleh tercatat sebesar 11,69%. Seperti pada periode sebelumnya, data
membaiknya harga komoditas unggulan di sektor tersebut. Sebagai tingkat kemiskinan memiliki lag waktu yang cukup panjang,
contoh peningkatan NTP di subsektor hortikultura didorong oleh sehingga pada periode laporan data tingkat kemiskinan yang rilis
peningkatan harga aneka sayuran seperti daun bawang, masih periode Maret
Grafik 6.9 Perkembangan Penduduk Miskin Sulawesi Tenggara Grafik 6.10 Gini Rasio Sulawesi Tenggara
350
RIBU JIWA % 12,00 0,44
300 11,66
0,42 0,411
250
0,4
200
0,38
150 11,00
0,36 0,390
100
0,34 0,347
243,65
50
75,05 0,32
0
10,00 0,3
MAR-19 SEP-19 MAR-20 SEP-20 MAR-21 MARSEP MARSEP MARSEP MAR
2018 2019 2020 2021
PENDUDUK MISKIN PENDUDUK MISKIN PERSENTASE PENDUDUK MISKIN (SB.KANAN) PERKOTAAN PEDESAA SULTRA
KOTA DESA N
SUMBER: BPS PROV. SULTRA, DIOLAH SUMBER: BPS PROV SULTRA, DIOLAH
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VI
Tabel 6.2 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sulawesi Tenggara Menurut Komponen 2013 – 2020
KOMPONEN SATUAN 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) Tahun 70,28 70,39 70,44 70,46 70,47 70,72 70,97 71,22
Harapan Lama Sekolah (HLS) Tahun 12,45 12,78 13,07 13,07 13,36 13,53 13,55 13,65
Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Tahun 7,93 8,02 8,18 8,32 8,46 8,69 8,91 9,04
Pengeluaran Per Kapita Rp ribu 8.537 8.555 8.697 8.697 9.094 9.262 9.436 9.331
Pertumbuhan IPM % 0,72 0,78 0,99 0,81 0,79 1,07 0,84 0,25
Sumber: BPS (Sakernas)
Grafik 7.2 Perkiraan Kegiatan Usaha dari Sisi Konsumen Grafik 7.3 Perkiraan Omzet Penjualan Korporasi
190
SBT %, YOY 8 2,50 SKALA LIKERT
180
170 6 2,00
160 1,50
4
150
1,00
140 2
130 0,50
0
120 0,00
110 -2 -0,50
100
-4 -1,00
IIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVP
201920202021 2018201920202021
INDEKS PERKIRAAN USAHA PDRB (SB. KANAN) LS PENJ. DOMESTIK LS PENJ. LS EKSPEKTASI PENJUALAN
(MOV.2Q) EKSPOR
Grafik 7.4 Proyeksi Harga Minyak Dunia Grafik 7.5 Perkiraan Harga Nikel dan Kakao
35 9.000
30 8.000 1,5
2015 2016 2017 2018 2019 20202021P 2015 2016 2017 2018 201920202021P
NICKEL COCOA
SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021 SUMBER: WORLD BANK COMMODITY FORECAST PRICE NOVEMBER 2021
Grafik 7.6 Perkembangan Mobilitas Masyarakat Grafik 7.7 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)
130,00
INDEKS 180,00
120,00
110,00 160,00
100,00 140,00
90,00
120,00
80,00
OPTIMIS
70,00 100,00
Grafik 7.8 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.9 Perkiraan Kegiatan Usaha
55 120,0 % YOY
100,0
50 80,0
60,0
45
40,0
20,0
40 -
35 (20,0)
(40,0)
30 (60,0)
IIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVIIIIII IVP
2018201920202021
KEGIATAN USAHA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11P
20202021
Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi Tenggara BAB VII
Grafik 7.10 Perkembangan Harga Emas Dunia Grafik 7.11 Curah Hujan Sulawesi Tenggara
2000
1600 MM
1900
1200
1800 1000
1700 800
1600 600
400
1500
200
1400
0
123456789101112
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20202021
70 BAB VII Laporan Perokonomian Provinsi Sulawesi
BOKS 7
BOKS 7 : Dampak Energy Shortage Tiongkok Terhadap Kinerja Ekspor Besi Baja
Sulawesi Tenggara
Lapangan usaha (LU) tambang dan industri pengolahan logam
memainkan peranan yang penting bagi perekonomian Sulawesi terlihat dari pangsa ekspor Sultra yang secara dominan
Tenggara (Sultra). Secara pangsa sektoral, LU pertambangan dan sebesar 99,24% merupakan komoditas besi baja. Selain itu
penggalian memiliki pangsa terhadap PDRB Sultra sebesar 20,26% ketergantungan perekonomian Sultra terhadap eksternal juga
diikuti oleh industri pengolahan yang sebesar 7,03%. terlihat dari tujuan ekspor Sultra yang belum terdiversifikasi
Pertambangan dan industri logam dasar memiliki pangsa dan didominasi oleh negara tujuan Tiongkok dengan pangsa
terbesar pada kedua lapangan usaha tersebut. Jika dilihat ekspor sebesar 92,39%. Belum terdiversifikasinya komoditas
berdasarkan sub sektornya 45,01% dari LU pertambangan dan dan tujuan ekspor tersebut menyebabkan ketergantungan
penggalian merupakan sub sektor pertambangan bijih logam. Hal ekspor terhadap ekonomi Tiongkok cukup tinggi.
yang sama juga terlihat pada LU industri pengolahan, dimana
Ditengah melemahnya kinerja manufaktur Tiongkok akibat adanya
sub sektor industri pengolahan logam dasar memiliki pangsa
energy crunch yang berdampak pada penurunan aktivitas industri
terbesar terhadap LU industri pengolahan dengan pangsa
berdampak pada penurunan permintaan baja secara keseluruhan.
sebesar 43,80%, diikuti oleh industri makanan dan minuman
Tidak hanya itu, penurunan permintaan baja tersebut juga
yang sebesar 43,24%.
disebabkan karena adanya krisis yang melanda korporasi real
Besarnya peran LU pertambangan bijih logam dan industri estate terbesar di Tiongkok. Sebagai informasi sektor real
pengolahan logam dasar di Sultra, tak terlepas dari potensi estate di Tiongkok memiliki pangsa terbesar terhadap total
nikel sebagai komoditas tambang utama yang mendominasi di konsumsi baja di Tiongkok dengan pangsa sebesar 40%
Sultra. Tidak hanya itu, total Izin Usaha Pertambangan (IUP) (Bloomberg, 2021). Energy crunch dan krisis yang terjadi pada
nikel di Sulawesi Tenggara juga yang terbanyak jika dibandingkan industri real estate juga berdampak pada kinerja industri
dengan wilayah lain di Sulampua dengan total sebanyak 154 IUP. pengolahan logam di Sultra sebagai mitra dagang negara
Tingginya peranan LU pertambangan bijih logam dan industri Tiongkok terutama komoditas besi baja. Hal tersebut mulai
pengolahan logam dasar di Sultra berimplikasi pada terlihat dari kinerja ekspor Sultra pada triwulan III 2021 yang
ketergantungan yang cukup tinggi terhadap kinerja lapangan mengalami penurunan. Penurunan kinerja ekspor tersebut juga
usaha tersebut. Hal tersebut senada dengan kinerja LU industri pengolahan
Grafik 7.12 Pangsa LU Pertambangan dan Industri Pengolahan Grafik 7.13 Pangsa Pertambangan Bijih Logam dan Industri Logam Dasar
24,13%
PERTANIAN
43,24%
20,26% INDUSTRI MAMIN
INDUSTRI PENGOLAHAN
54,99% 6,08%
13,56% PERTAMBANGAN
DAN PENGGALIAN
INDUSTRI BARANG
LOGAM
KONSTRUKSI LAIINYA
6,88%
12,32% INDUSTRI
PERDAGANGAN LAINNYA
12,32%
LAINNYA
Grafik 7.14 Persediaan Batubara Tiongkok Grafik 7.15 Produksi Baja Tiongkok
14 10
5
10
0
6 -5
-10
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 -15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
12
2020 2021
HISTORICAL RANGE 202 2018 2019 2020 TOTAL IP IP FERROUS IP CRUDE STEEL IP STEEL PRODUCT IP ALUMUNIUM
1 METAL
BOKS 7
Grafik 7.16 Pertumbuhan Ekspor Besi Baja Sultra Grafik 7.17 Pertumbuhan LU Industri Pengolahan
Grafik 7.18 PMI Manufaktur Tiongkok Grafik 7.19 Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok
56 INDEKS 20 % YOY
54
15
52
10
50
48 5
26
0
44
-5
42
40 I II III IV II III IV -10 I II III IV II III IV II III IV*
I 2019 I 2020 II III IV* I 2019 I 2020 2021
2021
BOKS 7