Anda di halaman 1dari 41

KATA

PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapal menyelesaikan

makalah iniguna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Perekonomian

Indonesia, dengan judul: "Kondisi Terkini dan Evolusi Terkait Pasar Modal

Indonesia".

Kami yang menyadari dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari

bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik

sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata

sempuma dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki.

Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Magelang, 17 April 2022

Penulis
DAFIARIS
I

COVER 1
KATA PENGANTAR 11

DAFIAR ISi
ut
BAB I PENDAHULUAN I

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

1.4 Manfaat 3

BAB II PEMBAHASAN 4

2.1 Kondisi Terkini Pasar Modal Indonesia 4

2.2 Evolusi Kebijakan Pasar Modal Indonesia 6

2.3 Kondisi Terkini Kebijakan Terkait lnstitusi Keuangan Non Bank 8

2.4 Evolusi Kebijakan Terkait lnstitusi Keuangan Non Bank 14

2.3 Studi Kasus Pasar Modal Indonesia 15

2.4 Penyelesaian Kasus 19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN 20

3.1 Kesimpulan 20

3.2 Saran 20
BABI

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pasar modal adalah instrument keuangan yang signifikan dan penanda

kemajuan keuangan di suatu negara. Pasar modal memainkan peran penting bagi

perekonomian suatu negara, karena pasar modal merupakan metode bagi

perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal dari investor dan pasar modal adalah

metode bagi masyarakat umum untuk memasukkan sumber daya ke dalam

instrument keuangan seperti saham, reksadana, obligasi dan lain sebagainya.

Peran pasar modal sangat penting terhadap perekonomian suatu negara,

maka dari itu sangat sensitive pula pasar modal terhadap peristiwa yang

memiliki informasi yang dapat menyebabkan pasar bereaksi berlebihan saat

menerima infonnasi dari peristiwa tersebut. Harga saham di pasar modal tidak hanya

ditentukan oleh fundamental atau kinerja perusahaan. Dalam Undang-Undang Nomor

8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa data atau kenyataan

yang penting dan relevan sehubungan dengan peristiwa, atau kenyataan dapat

mempengaruhi biaya proteksi alas perdagangan saham serta pilihan para penyandang

dana yang akan datang, pendukung keuangan atau pertemuan yang berbeda dengan

premium dalam data. Harga saham yang terns menerus terombang-ambing sesuai hukum

pasar, tentunya ha! ini dapat mempengaruhi harga saham.

1
Di Indonesia kepanikan pasar modal pernah terjadi bukan kali ini saja, dimulai
tahun

1997-1998 saat terjadi krisis ekonomi. Pada saat itu kondisi ekonomi mengalami

ketidak stabilan sehingga mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Indonesia.

Kemudian terjadi sebuah krisis

2
subprime mortgage tahun 2008 yang berasal dari Amerika Serikat dan kemudian

menyebar ke negara-negara dan membuat sektor-sektor industry menurun dan pada

akhirnyajuga menunmkan harga indeks saham gabungan. Kondisi krisis atau

bencana alam dapat juga membuat kondisi pasar saham bergerak dengan tidak

wajar, seperti yang terjadi pada saat bencana banjir di DKI Jakarta tahun 2013 yang

menyebabkan terjadinya abnormal return tapi volume perdagangan tidak berbeda

signifikan karena kondisi bencana cepat diatasi oleh pemerintah.

1.2 Rumusan
Masaiah

a. Bagaimana kondisi terkini kebijakan terkait pasar modal Indonesia?

b. Bagaimana evolusi kebijakan terkait pasar modal Indonesia?

c. Bagaimana kondisi terkini kebijakan terkait institusi keuangan non bank


Indonesia?

d. Bagaimana evolusi kebijakan terkait institusi keuangan non bank Indonesia?

e. Bagaimana contoh kasus kebijakan terkait pasar modal Indonesia?

f. Bagaimana altematif penyelesaian yang dapal diterapkan?

1.3
Tujuan

a. Untuk mengetahui kondisi terkini kebijakan terkait pasar modal

Indonesia b. Untuk mengetahui evolusi kebijakan terkait pasar modal

Indonesia

3
c. Untuk mengetahui kondisi terkini kebijakan terkait institusi keuangan non bank
Indonesia

d. Untuk mengetahui evolusi kebijakan terkait institusi keuangan non bank

Indonesia e. Untuk mengetahui contoh kasus kebijakan terkait pasar modal

Indonesia

f. Untuk mengetahui altematif solusi yang dapat diterapkan untuk mengatasi


kasus

4
1.4 Manfaat

Manfaat pembuatan makalah ini adalah untuk dapat digunakan

sebagai bahan pengajaran di bidang pendidikan maupun di bidang penelitian-

penelitian lainnya.

5
BAB II

PEMBAHASA

2.1 Kondisi Terkini Kebijakan Pasar Modal


Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyampaikan beberapa focus

pengembangan pasar modal pada tahun 2022 dan ke depannya. Berikut adalah beberapa

kebijakan prioritas pada tahun 2022:

a. Penerapan bursa karbon dan implementasi ekonomi hijau. OJK harus

mempersiapkan infrastruktur bursa karbon. lni jadi prioritas OJK dan legalitas

untuk itu akan OJK siapkan dan juga OJK mengembangkan indeks ESG, terns akan

berkembang.

b. Memperluas basis emiten di antaranya melalui sekuritisasi asset dan pembiayaan

proyek strategis yang jumlahnya cukup besar pada periode 2020 - 2024, yaitu Rp

6.445 Triliun. Perluasan basis emiten ini juga dilakukan OJK dengan

mengakomodasi emiten berbasis teknologi untuk melakukan penawaran umum.

c. Perluasan dan percepatan UMKM untuk masuk ke pasar modal melalui platform

Securities Crowdfunding. Sebagai informasi, pada 2021 jumlah raising fund UMKM

melalui platform Securities Crowdfunding ini mencapai Rp 406,5 miliar.

d. OJK akan mengembangkan instrument derivative untuk indeks saham, suku

bunga, dan derivative nilai tukar. OJK pada tahun 2022 juga akan menyelesaikan

Central Counterparty Clearing House (CCP) pada 2022.


6
Di tahun 2022, OJK akan mengupas kembali kebijakan yang telah dikeluarkan

sebelumnya khususnya dalam rangka menjaga ketahanan serta pengendalian volatilitas

Pasar Modal yang merupakan imbas dari Pandemi COVID-19. Proses analisis

kebijakan tersebut menghasilkan

7
beberapa inovasi kebijakan terbaru yang nantinya akan diterbitkan secara resmi oleh

OJK dalam setahun mendatang, diantaranya yaitu :

I.) Melengkapi operasional dan infrastruktur bursa terutama terkait legalitas

pendukung penyelenggaraan bursa karbon dunia agar nantinya Indonesia

dapat menjadi kiblat perdagangan karbon. Proses implementasi ekonomi hijau

termasuk bursa karbon akan disokong oleh taksonomi hijau serta index bursa

yang disebut /DX ESG Leaders Index dan lndeks Sri Kehati guna meningkatkan

peran emiten dalam praktik ekonomi hijau.

2.) OJK juga akan memperluas basis emiten melalui sekuritisasi aset serta

pembiayaan proyek strategis untuk mendukung kebutuhan pembiayaan

infrastruktur tahun 2020-2024 yang berada pada kisaran Rp6,445 triliun menurut

Bappenas. Selain itu, OJK juga akan mengakomodir calon erniten perusahaan

Start-up yang berbasis teknologi untuk melakukan penawaran umum dalam

bursa domestik melalui POJK No. 22 Tahun 2021 tentang Multiple Voting Share

pada Desember 2021.

3.) Percepatan dan perluasan para pelaku UMKM untuk memasuki pasar modal

melalui P/atfonn Securities Crowdfunding serta oplimalisasi papan akselerasi

UMKM yang melakukan kerjasama dengan Pemerintah Daerah demi memperoleh

Surat Perintah Kerja yang memiliki peluang sebesar Rp74 Triliun.

4.) Melakukan pengembangan pada instrumen derivatif bagi indeks saham, suku

bunga, nilai tukar serta dapat diperjualbelikan secara transparan pada regulated

market di bursa. Dalam Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui


8
Pasar Keuangan (FPK3K) telah dicantumkan mengenai strategi serta target

dalam pengembangan instrumen derivatif.

9
5.) Melakukan percepatan pengembangan infrastruktur pada Central

Counterparty Clearing House (CCP) yang akan selesai pada 2022. lni

merupakan terobosan yang vital bagi pendalaman pasar keuangan dalam

rangka menjaga integritas pasar sehingga diharapkan informasi terkait

instrumen yang diperdagangkan dapat lebih terbuka kepada masyarakat.

2.2 Evolusi Kebijakan Pasar Modal


Indonesia

Sektor keuangan Indonesia telah secara bertahap dibuka atau mengalami

liberalisasi bertahap sejak tahun 1988. Pasar modal Indonesia telah benar-benar

terbuka sejak September

1997, ditandai dengan munculnya pembaharuan terhadap aturan tahun 1989 yang

membatasi kepemilikan asmg dalam perusahaan yang terdaftar di pasar modal

hingga maksimal 49%. Hingga kini tidak ada restriksi terhadap repatriasi capital

gain, selain itu pihak perusahaan domestik pun bebas menerbitkan sahamnya di

pasar modal manapun. Setelah krisis 1997, kebutuhan untuk merekapitalisasi dan

restrukturisasi sektor perbankan mendorong pemerintah untuk membuka pasar

obligasi. Ketika BPPN akhirnya dibubarkan, pemerintah melakukan divestasi

terhadap obligasi-obligasi rekap yang tadinya dipegang oleh BPPN dan

menjualnya dengan tingkat bunga obligasi pemerintah. Maka sejak Februari 2004,

investor asing bebas untuk memperoleh obligasi domestik baik terbitan pemerintah

1
0
maupun swasta. Pembeliannya pun tidak harus dalam denominasi rupiah, tapi dapat juga

dengan mata uang asing.

Pemikiran pro-liberalisasi pasar finansial percaya bahwa liberalisasi


mampu

menciptakan kadaan di mana suatu negara dipaksa untuk memperbaiki institusi di

sekor yang diliberalisasinya Dengan kata lain, liberalisasi adalah "a positive check

to governance". Liberalisasi pasar finansial Indonesia dimulai sejak pakto 88, dan

terns berlanjut hingga sebelum krisis 97. Krisis 97 menjadi cambuk yang memaksa

Indonesia untuk memperbaiki institusi dan

1
1
peraturan di sektor finansial. Pemikiran yang menantang liberalisasi pasar finansial

didasari kepercayaan bahwa pasar finansial yang berbuka akan memiJiki volatilitas

yang lebih tinggi. Kaminsky & Schmuckler (200 I) menemukan bahwa immediate

effecti dari liberalisasi sektor finansial adalah meningkatkan volatilitas pada sektor

tersebut. Hal ini berlaku baik di negara maju maupun negara berkembang, dengan

tingkat volatilitas yang tentunya lebih tinggi pada negara berkembang. Namun dalam

jangka panjang, liberalisasi justru dapat menurunkan tingkat volatilitas pasar finansial

sebab adanya perbaikan institusi.

Dalam era keterbukaan pasar modal, pemenuhan standar yang berlaku

secara intemasional adalah sebuah tuntutan yang harus dipenuhi pasar modal Indonesia

jika ingin bersaing dengan pasar modal dunia. Dalam ha! standarisasi intemasional

yang berkaitan dengan pasar modal, International Oeganization of Securities

Commission (IOSCO) adalah pembuat standar industry pasar modal dunia yang

utama. Standar-standar IOSCO diterbitkan melalui berbagai resolusi, rekomendasi, dan

panduan yang wajib dipertimbangkan untuk diadopsi oleh negara-negara anggota.

Indonesia bergabung menjadi anggota IOSCO sejak tahun 1983. Pada konfrensi ke-23

IOSCO di Kenya pada September 1998, diluncurkan sebuah kemunike yang dianggap

sebagai salah satu kerangka penting bagi perkembangan kebijakan dan regulasi di pasar

modal, khususnya bagi pengawas pasar modal dalam ha! ini Bapepam. Isi komunike

tersebut, yang disebut sebagai Objectives and Principles of Securities Regulations, adalah:

a. Perlindungan pemegang saham (The protection of


investors)

1
2
b. Pasar yang wajar, efisien dan transparan (Ensuring that market are fair,

efficient and transparent)

c. Mengurangi sitem sistemik (The reduction of systemic


risk)

1
3
Selain !OSCO, ada pula prinsip yang berlaku secara internasional bagi lembaga

pelaku pasar modal misalnya Organization for Economic Co-Operation and

Development (OECD) dan hal GCG. Prinsip-prinsip tersebut adalah:

a. Hak-hak pemegang sabam (The Rights of Share


Holders)

b. Konsepsi perlakuan yang sama (The Equitable of Treatment of Share


Holders)

c. Peraturan tentang penerapan Corporate Governance (The Role of Stakeholders in


Corporate

Governance)

d. Keterbukaan dan Transparansi (Disclosure and


Transparancyy

e. Tanggng jawab dari pengurus perseroan (Responsibility of the


Board)

Sebagai kerangka hukum pasar modal Indonesia, ada UU Pasar Modal No 8


Tahun

1995, serta Surat Keputusan Ketua Bapepam (SK Bapepam). Oleh wewenang yang

diberikan oleh undang-undang kepada Bapepam, sebagai pengawas dan regulator

Bapepam berwenang untuk menerbitkan berbagai peraturan yang sesuai dengan visi

dan blue print lembaga tersebut dalam bentuk SK Ketua Bapepam. Hingga saat ini telah

diterbitkan kurang lebih 160 SK Kerua Bapepam, yang kesemuanya bertujuan untuk

mendorong terciplanya pasar yang wajar, efisien dan transparan. Kepastian hukum

dan penerapan standar intemasional merupakan element penting bagi perkembangan

pasar modal.

1
4
Beragam kebijakan tersebut tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada

partisipasi dari berbagai pihak dan para pemangku kepentingan.

2.3 Kondisi Terkini Kebijakan Terkait Institusi Keuangan Non


Bank

OJK menerbitkan POJK No. 30/POJK. 5 tentang perubahan peraturan terkait


kebijakan

Countercyclical dampak penyebaran Covid-19 bagi Lembaga Jasa Keuangan


Nonbank.POJK ini

1
5
dikeluarkan setelah menganalisis perkembangan pandemi covid yang hingga kini

masih berlanjut dan memberikan dampak negatif bagi debitur serta Lembaga Jasa

Keuangan Nonbank yang berpotensi mengganggu kinerja UK.NB. Kebijakan

stimulus ini yang semula berakhir pada 17

April 2022 akan diperpanjang hingga 17 April 2023. Tujuan dari kebijakan ini

adalah menjaga momentum perbaikan dan stabilitas kinerja LJKNB serta

menghindari resiko gejolak pada saat berakhimya masa berlaku kebijakan

countercyclical dampak penyebaran Covid-19 bagi UKNB. Peraturan baru ini juga

berisi perpanjangan kebijakan restrukturisasi pembiayaan yang dilakukan Perusahaan

Pembiayaan, yang hingga 27 Desember 2021, total restrukturisasi pembiayaan sudah

mencapai Rp2 l 8,95 triliun dengan jumlah kontrak yang disetujui permohonannya

sebanyak 5,22 juta kontrak restrukturisasi. Dalam POJK 30/2021 ini terdapat

penyempurnaan dan penyesuaian substansi pengaturan dari yang sebelumnya diatur

dalam POJK I 4/POJK/05/2020 dan POJK

58/POJK.05/2020, antara lain


mencakup:

a. Batas waktu penyampaian laporan berkala yang disampaikan oleh UKNB

kepada OJK dan/atau diumumkan atau dipublikasikan oleh UKNB kepada

masyarakat diperpanjang selama:

1) Lima hari kerja dari batas waktu berakhimya kewajiban laporan berkala

secara bulanan, triwulanan, dan semesteran;

1
6
2) Sepuluh hari kerja dari batas waktu berakhirnya kewajiban laporan

berkala yang disampaikan secara empat bulanan

3) Satu bulan dari batas waktu berakhirnya kewajiban laporan berkala secara

tahunan. b. Mekanisme Pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan :

1
7
1) Pelaksanaan presentasi atau pemaparan dan klarifikasi dalam proses

penilaian kemampuan dan kepatutan bagi calon pihak utama UKNB dengan

tatap muka langsung di kantor OJK atau tempat lain yang ditetapkan oleh

OJK atau media video conference

2) 2) OJK dapat meminta calon pihak utama UKNB untuk melakukan

presentasi atau pemaparan dan klarifikasi melalui tatap muka langsung di

kantor OJK atau tempat lain yang ditetapkan oleh OJK dalam kondisi

tertentu.

c. Kegiatan usaha pembiayaan modal kerja dengan earn fasilitas modal

usaha dengan memenuhi persyaratan :

I. Nilai pembiayaan untuk setiap Debitur paling banyak sebesar

Rpl0.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah)

2. Memiliki agunan berupa kendaraan bermotor, tanah, bangunan, dan/atau alat

berat (tidak berlaku untuk pembiayaan < Rp50 juta)

3. Dilakukan pengecekan terhadap kelayakan Debitur melalui lembaga pengelola


informasi

perkreditan yang telah memperoleh izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan

4. Dilakukan analisis kelayakan kemampuan pembayaran Debitur.

d. Ketentuan Valuasi Aktuaria Dana Pensiun Pemberi Kerja: Dalam ha! hasil

valuasi aktuaria periode 31 Desember 2020 menunjukkan bahwa dana pensiun

pemberi kerja yang menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti mempunyai

10
kualitas pendanaan tingkat ketiga, dana pensiun pemberi kerja (DPPK) dapat tidak

melakukan valuasi aktuaria pada tahun 2021, sepanjang memenuhi kriteria

I. Memiliki rasio solvabilitas paling rendah 80% (delapan puluh persen)

2. Usulan iuran tambahan dari valuasi aktuaria periode 31 Desember 2020

telah disetujui untuk dibayarkan oleh pendiri DPPK

11
3. Adanya surat pernyataan pendiri DPPK bersedia untuk menambah pendanaan

apabila diperlukan agar DPPK dapat memenuhi seluruh kewajibannya.

e. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Vang Berbasis Teknologi Infonnasi

(fintech lending) dapat memfasilitasi permohonan restrukturisasi yang diajukan

oleh penerima pinjaman yang terkena dampak Covid-19 kepada pemberi pinjaman,

dengan ketentuan telah mendapatkan persetujuan dari pemberi pinjaman. Selain itu,

Penyelenggara menyampaikan laporan restrukturisasi pinjaman kepada OJK secara

bulanan sesuai format dalam POJK ini.

f. Jangka waktu berlaku POJK ini ialah sampai dengan 17 April 2023,
kecuali

I. Kebijakan yang terkait batas waktu penyampaian laporan berkala

2. Pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan

3. Mekanisme komunikasi perusahaan perasuransian, yang berlaku selama

jangka waktu darurat Covid-19.

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2022 tentang

Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (SEOJK PA YDI) merupakan

amanat dari Pasal 4 ayat (2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

23/POJK.05/2015 tentang Produk Asuransi dan Pemasaran Produk Asuransi (POJK

23/2015) dan Pasal 7 ayat (6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor

69/POJK.05/2016 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Asuransi Syariah, Perusahaan Reasuransi, dan Perusahaan Reasuransi Syariah

(POJK 69/2016). SEOJK PA YDI mengatur penyelenggaraan PAYDI oleh perusahaan

asuransi dan perusahaan asuransi syariah, termasuk unit usaha syariah.


12
Pokok-pokok pengaturan dalam SEOJK PA YDI, antara
lain:

a. Perusahaan yang memasarkan PAYDI harus memiliki aktuaris, tenaga pengelola

investasi, sistem infonnasi yang memadai untuk mendukung kegiatan

pengelolaan PAYDI, dan

13
sumber daya yang mampu mendukung pengelolaan PAYDI. Selain itu,

perusahaan yang baru pertama kali memasarkan PA YDI harus memenuhi

ketentuan modal sendiri yakni sebesar Rp 250 miliar bagi perusahaan asuransi

konvensional dan Rp 150 miliar bagi perusahaan asuransi syariah.

b. Desain produk PAYDI, yaitu :

I. kriteria PA YDl, yang meliputi masa pertanggungan minimum 5 (lima) tahun,

jenis risiko yang ditanggung paling sedikit meninggal dunia karena kecelakaan

diri, dan memiliki strategi investasi yang spesifik

2. nilai uang pertanggungan asuransi alas risiko


kematian

3. earn penentuan nilai


tunai

4. ketentuan minimum yang harus dicantumkan dalam polis


PA YDI

5. persyaratan dalam pemberian fitur tambahan pada


PAYDI.

c. Pengelolaan aset dan liabilitas PAYDI, yaitu ketentuan umum pengelolaan

aset dan liabilitas, kecukupan dan alokasi premi atau kontribusi, strategi

investasi, pelaksanaan strategi investasi, kesesuaian penempatan investasi,

penghitungan NAB, rincian biaya-biaya, pencataan dan pembukuan, dan penggunaan

layanan kustodian.

d. Pemasaran dan transparansi PA YDI, antara lain (i) kewajiban perusahaan untuk

memastikan kesesuaian PAYDI dengan kebutuhan dan profil risiko calon pemegang

polis, tertanggung, atau peserta, (ii) tanggung jawab perusahan untuk memastikan

14
pemahaman terhadap PA YDI dan melakukan konfinnasi (welcoming call) kepada

pemegang polis, (iii) jenis saluran pemasaran PAYDI, (iv) persyaratan iklan

PAYDI, (v) ringkasan informasi produk dan layanan (RIPLAY), (vi) laporan

kinerja subdana (fund fact sheet), (vii) publikasi infonnasi NAB, dan (viii) pelaporan

perkembangan nilai tunai.

15
e. Pelaporan oleh perusahaan kepada Otoritas Jasa Keuangan, meliputi pelaporan

produk baru PA YDI dan penyampaian laporan berkala mengenai penempatan

pada pihak terkait dan bukan pihak terkait serta rincian aset Subdana.

SEOJK PA YDI mulai berlaku pada tanggal ditetapkan (14 Maret 2022).

Pada saat SEOJK PA YDI mulai berlaku, Keputusan Kerua Badan Pengawas Pasar

Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-104/BU2006 tentang Produk Unit Link

dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan lanjutan kebijakan

countercyclical khusus industri keuangan non bank (IKNB). Adapun rencana ini akan

diberlakukan sampai periode April 2023. Kepala Eksekutif Pengawas IKNB OJK

Riswinandi mengatakan ada empat lanjutan kebijakan countercyclical sektor IKNB

antara lain pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan yang lebih fleksibel dan

disesuaikan dengan penerapan status PPKM, relaksasi persyaratan pembiayaan modal

kerja dengan fasilitas modal usaha termasuk pelaku UMKM, restrukturisasi pinjaman

yang disalurkan melalui platform fintech peer-lo-peer lending dan relaksasi terkait

ketentuan pelaksanaan valuasi aktuaria oleh dana pensiun pemberi kerja.

Menurutnya lanjutan kebijakan countercyclical juga dapat memberikan ruang gerak yang

cukup bagi para pelaku sektor IKNB dalam melakukan mitigasi potensi risiko

normalisasi kebijakan masa-masa yang akan datang. Dalam hal ini, beberapa otoritas

moneter di negara-negara maju telah sepakat untuk melakukan kebijakan tapering

off sebagai antisipasi alas pertumbuhan inflasi yang tinggi. Data kinerja IKNB

menunjukkan bahwa kebijakan stimulus yang dikeluarkan OJK sejak awal 2020

16
telah berhasil menjaga dan mendorong sektor IKNB tetap tumbuh positif di tengah

kondisi krisis ekonomi dampak pandemi Covid 19.

17
2.4 Evolusi Kebijakan Terkait Institusi Keuangan Non Bank

Pada tahun 2022 Surat Edaran OJK tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan

Dengan Investasi mulai diterbitkan dimana SEOJK ini mengatur mengenai

penyelenggaraan PAYDI oleh perusahaan asuransi dan perusahaan asuransi syariah yang

bertujuan untuk meningkatkan aspek perlindungan konsumen, peningkatan tata kelola,

dan manajemen resiko agar pemasaran produk PA YDI atau unit link ini tidak

menimbulkan permasalahan di kemudian hari. Adapun beberapa hal yang diatur di

dalam kebijakan itu antara lain; Pertama, pelaksanaan penilaian dalam proses

pelaksanaan penilaian kemampuan dalam kepatutan. lni menurut OJK akan bisa dilakukan

secara fleksibel dan disesuaikan dengan pemberlakuan PPKM. Kedua, relaksasi

persyaratan pembiayaan modal kerja dengan faasilitas modal usaha termasuk di

dalamnya bagi pelaku UMKM. Ketiga, kesempatan restrukturisasi utuk pinjaman

melalui Fintech P2P Lending. Keempat, relaksasi ketentuan pelaksanaan valuasi

aktuaria untuk industri dana pensiun pemberi kerja.

Sedangkan pada 2021 transformasi IKNB berlanjut dengan penguatan peraturan

seperti exit policy (pencabutan izin usaha), tindakan pengawasan, manajemen risiko dalam

penggunaan teknologi informasi serta konsolidasi pengawasan dan optimalisasi peran

sistem informasi pengawasan.

Persebaran Covid-19 yang terjadi secara global memberikan dampak baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja dan kapasitas operasional serta

lembaga jasa keuangan nonbank yang bisa memicu dampak negatif terhadap kinerja

lembaga jasa keuangan nonbank dan stabilitas sistem keuangan yang pada akhimya dapat

18
mempengaruhi perekonomian. Oleh karena itu, pada tahun 2020 OJK menerbitkan

kebijakan Countercyclical dampak Covid-19 bagi Lembaga Jasa Keuangan Non Bank

meliputi perpanjangan batas waktu penyampaian

19
laporan berkala, pelaksanaan penilaian kemampuan dan kepatutan, restrukturisasi

pembiayaan, dsb.

Masih di tahun yang sama, OJK menerbitkan Kebijakan Stimulus

Lanjutan Bagi Industri Keuangan Non Bank sebagai bentuk penyesuaian pelaksanaan

teknis pemasaran PAYDI serta Kebijakan Restrukturisasi Pinjaman/Pembiayaan LKM

dimana pemasaran PAYDI (Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan lnvestasi)

dapat dilakukan secara online dan tanda tangan calon pemegang polis, tertanggung,

atau peserta atas surat pernyataan bahwa telah memperoleh penjelasan dan memahami

manfaat, biaya, dan risiko Produk Asuransi yang ditawarkan, dapal digantikan dengan

tanda tangan secara elektronik.

2.5 Contoh Kasus Pasar Modal

Tahun 2020 merupakan tahun yang sulit bagi sebagian besar orang.

World Health Organization (WHO) secara resmi menetapkan wabah Coronavirus

Disease 19 (COVID-19) sebagai pandemic pada tanggal 9 Maret 2020. Menurut

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pandemi merupakan wabah yang berjangkit

serempak di mana-mana atau meliputi geografi yang luas. WHO sendiri

mendefinisikan pendemi sebagai situasi ketika populasi seluruh dunia ada kemungkinan

akan terkena virus ini dan berpotensi sebagian dari mereka jaruh sakit. Wabah

COVID-19 yang melanda seluruh dunia memaksa berbagai negara membuat kebijakan

untuk mencegah atau menanggulangi wabah ini seperti pemberlakukan lockdown,

pembatasan kegiatan bisnis berskala besar, hingga larangan bepergian ke luar daerah,
20
tidak terkecuali di Indonesia. WHO menghimbau masyarakat untuk melakukan Physical

Distancing, yaitu menjaga jarak fisik sebagai cara untuk menghindari penyebaran

COVID-19 lebih luas. Oleh karena itu, banyak sektor bisnis yang beralih ke online

agar tetap dapat menjalankan kegiatan sesuai protocol yang

21
berlaku. Hal ini sangat berdampak pada kondisi keuangan masyarakat secara umum,

dengan kasus yang berbeda-beda mulai dari pemotongan upah kerja hingga adanya

pemutusan hubungan kerja (PHK). Keadaan ini memaksa mereka untuk mencari mata

pencaharian yang baru demi keberlangsungan hidup.

Data statistic publik yang dikeluarkan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia

(KSEI) pada bulan Januari 2021 menunjukkan peningkatan jumlah investor pasar modal

yang signifikan. Data pada akhir tahun 2018 hingga akhir tahun 2019 menunjukkan

kenaikanjumlah investor dari

1.619.372 menjadi 2.484.354. Peningkatan sebesa 53,41 % ini masih lebih rendah dari

data akhir tahun 2019 hingga tahun 2020. Pada akhir tahun 2020, jumlah

investor sudah mencapai

3.880.753, meskipun pandemic sedang berlangsung. Hal ini menandakan bahwa bisnis di

pasar modal lebih menjadi pilihan masyarakat daripada bisnis real yang sedang terpuruk

saat pandemic ini karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Menurut situs resmi Indonesia Stock Exchange (IDX), Pasar Modal merupakan

pasar untuk berbagai instrnment keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan

baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksadana, instrument derivative maupun

instrument lainnya. UU No 8

Tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagar

"kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbnkannya, serta lembaga dan

profesi yang berkaitan degnan efek". Pasar modal mempunyai peran penting bagi
22
perekonomian suaru negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi. Pertama,

sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk

mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar

modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal

23
kerja dan lain-lain. Kedua, pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk

berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana dan lain-lain.

Instrument keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan

instrument jangka panjang (jangka waktu lebih dari I tahun) seperti saham, obligasi,

waran, right, reksa dana, dan berbagai instrument derivative seperti option, futures,

dan lain-lain. Instrument keuangan (produk) yang diperdagangkan di pasar modal

Indonesia terdiri dari saham, surat utang (obligasi), reksa dana, Exchange Traded Fund

(ETF) dan derivative.

Seiring berjalannya waktu, pasar modal tidak hanya berfungsi sebagai sarana

investasi bagi para investor namun juga menjadi mata pencaharian, terutama dari

instrument saham. Pasar saham sendiri menjanjikan keuntungan yang cukup tinggi

dibandingkan dengan instrument lain, bahkan dapat mencapai ratusan persen dalam

beberapa bulan. Fundamentalis maupun teknikalis, semua investor saham berbondong-

bondong berusaha mendapatkan keuntungan dengan caranya masing-masing. Namun

sejak adanya koreksi besar-besaran indeks harga saham gabungan (IHSG) pada awal

tahun 2020 hingga puncaknya 20 Maret 2020, para investor ini terutama yang masih baru

benar-benar disadarkan bahwa bisnis sham tak selalu soal untung.

Penurunan IHSG dari area 6300 hingga area 3900 dalam waktu tiga bulan

menunjukkan bahwa pandemic yang ada memang sangat parah. Sementara itu, tanggal 31

Maret 2020 penandatanganan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020, yang

mengatur pembatasan sosial berskala besar sebagai respons terhadap COVID-19, baru

dilakukan. Respon investor dalam kondisi ini cukup beragam dari beberapa forum atau

24
media sosial. Ada pro kontra yang berpendapat IHSG masih akan turun, ada juga yang

berpendapat IHSG akan rebound di kalangan investor. Meskipun adanya peningkatan

jumlah investor yang tinggi, jumlah volume transaksi tahun 2019 masih lebih banyak

dari tahun 2020. Tercatat pada 2019 lalu volume transaksi

25
sebesar 36.534.971.048, sedangkan pada tahun 2020 sebesar 27.495.947.445.

Hal ini mencerminkan sebagian besar perilaku investor cenderung wait and see,

menunggu waktu yang tepat untuk melakukakn transaksi.

Kondisi pasar memiliki volatilitas yang cukup tinggi apabila dilihat dari

transkasi par hari atau per minggu pada kuartal dua hingga tiga tahun 2020. Investor

yang biasa disebut "trader" memanfaatkan kondisi ini dengan melakukan transaksi

cepat tentunya disertai risiko yang tinggi. Bulan Maret merupakan bulan dengan

volatilitas tertinggi di tahun 2020 dengan indeks tertinggi area 5.700 dan terendah area

3.900. Selain itu, pada kuartal empat tepatnya bulan Oktober, mulai menunjukkan

rebound sehingga IHSG dapat kembali ke area 6.000. Secara umum, mulai dari bulan

Maret hingga Desember 2020 IHSG mulai menunjukkan kestabilan harga meskipun ada

penurunan di bulan September. Strategi pemerintah dalam memberlakukan PSBB dirasa

tepat meski sedikit terlambat melihat grafik kenaikan IHSG dimulai dari bulan April

2020.

Peningkatan jumlah investor, khususnya investor rite!, dapat memberikan

dampak positif pada dunia pasar modal. Harapan di tahun-tahun berikutnya transaksi

yang ada di pasar modal dapat lebih sehat dengan semakin banyaknya investor ritel.

Untuk itu, investor rite) perlu memperhatikan juga alasan-alasan melakukan transaksi,

tidak hanya asal jual dan beli tetapi menggali infonnasi lebih dalam mengenai

emiten tersebut melalui informasi fundamental maupun teknikal. Selain itu, mental

para investor juga hams siap dengan kondisi pandemic seperti ini. Kondisi emosional

yang baik diperlukan unruk menghadapi situasi dengan tren negative seperti saat ini,

26
dan juga pada saat tren positif Pastikan memakai uang "dingin" dalam melakukan

transaksi saham, yakni uang yang bukan merupakan tanggungan sehari-hari. Di masa

pandemic ini, masih ada investor yang menganggap saham sama dengan judi dan

melakukan

27
keputusan ekstrem menjual rumah atau mencari pinjaman uang demi melakukan

transaksi di pasar modal. Tetap jaga kewarasan saat bertransaksi di pasar modal.

2.6 Penyelesaian

Pemerintah dan OJK selama pandemic COVID-19, telah menerbitkan

peraturan- peraturan antara lain: POJK No.15/POJK.04/2020 terkait Kewajiban Pelaporan,

POJK No.16/POJK.04/2020 terkait Relaksasi Kebijakan Stimulus SRO kepada

Stakeholder mengenai perubahan atau diskon pungutan/biaya kepada pelaku industry

dan POJK No.37/POJK.04/2020 terkait pengecualian pemenuhan prinsip keterbukaan

bagi emiten dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan. Kemudian

ada kebijakan perlarangan short selling dan diperbolehkannya buyback saham tanpa

RUPS. lmplementasi peraturan-peraturan tersebut telah membuahkan hasil yang

menggembirakan, karena mampu meredam volatilitas dengan menjaga stabilitas pasar

dan IHSG kembali menguat serta kepercayaan investor rite! terhadap pasar modal

Indonesia meningkat. Selain itu, adanya peningkatan jumlah investor domestik yang

didominasi oleh kalangan muda sebanyak 54,79% dari total investor.

28
BAB III

KESIMPULAN DAN
SARAN

3.1
Kesimpulan

Panderni COVID-19 yang terjadi pada tahun 2020 lalu, menyebabkan

terjadinya penurunan ekonomi di seluruh dunia. Pasar modal Indonesia juga

mengalami dampak dari adanya pandemic ini, salah satu dampak yang dirasakan

yaitu menurunnya harga saham di pasar modal Indonesia.

Untuk mengatasi ha! tersebut, pada masa pandemic pemerintah Indonesia


mengeluarkan

beberapa regulasi mengenai kewajiban pelaporan, relaksasi kebijakan stimulus

SRO kepada stakeholder mengenai perubahan atau diskon pungutan atau biaya

keapda pelaku industry dan pengecualian pemenuhan prinsip keterbukaan bagi

emiten dalam rangka pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan dan

kebijakan-kebijakan lain. Di mana dalam pengimplementasian kebijakan-kebijakan

tersebut dapat berdampak baik karena mampu meredam volatilitas degnan

menjaga stabilitas pasar dan IHSG kembali menguat serta kepercayaan

investor rite) terhadap pasar modal Indonesia meningkat.

3.2
Saran

20
a. Sebaiknya pasar modal dapat menjalankan fungsinya sebagai lembaga alternatif

investasi bagi para investor dengan memberikan kepastian hukum walaupun pada

masa pandemic ini dapat memberikan dampak kepada perekonomian global.

21
b. Pasar modal bersama pemerintah sebaiknya dapat bekerja sama untuk membuat

regulasi yang dapat memberikan pelindungan kepada para investor sehingga dapat

meningkatkan kepercayaan para calon investor unruk rurut berinvestasi di pasar modal

Indonesia.

c. Pemerintah dapat memberikan stimulus yang dapat memotivasi para pengusaha

muda untuk ikut berpartisipasi aktif daJam investasi di pasar modal Indonesia

sehingga dapat membantu perekonomian Indonesia.

22

Anda mungkin juga menyukai