Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PASAR MODAL

PASAR SEKURITAS

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Pada Mata Kuliah Pasar Modal

Dosen Pengampu : Richo Diana Aviyanti, S.E., M.Ak.

Disusun Oleh :
1 Saraswati Nur Kusumawardhani (2203101001)
2 Diah Ayuningtyas (2203101002)
3 Roby Barera (2203101008)
Kelas 4A

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami sebagai penulis makalah dapat menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Pasar Sekuritas”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai pemenuhan tugas
Mata Kuliah Pasar Modal. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan khususnya mengenai Penerbitan Sekuritas, Proses IPO Pasar Modal
Indonesia, Perdagangan Sekuritas, Trading Cost, Regulasi Pasar Sekuritas,
Peraturan, Pengawasan dan Statistik Pasar terhadap pembaca.
Kami sebagai penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Richo Diana
Aviyanti, S.E., M.Ak. selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Pasar Modal yang
telah memberikan tugas ini, sehingga kami dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang sedang saya tempuh.
Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini sehingga kami dapat menyelesaikannya
dengan baik dan tepat waktu. Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami menerima segala saran dan
kritik yang membangun agar kami kedepannya dapat membuat makalah dengan
kualitas yang lebih baik lagi.

Madiun, 02 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Cover i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab 1 1
Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Pembahasan 3
Bab 2 4
Pembahasan 4
2.1 Penerbitan Sekuritas 4
2.2 Proses IPO Pasar Modal Indonesia 5
2.3 Perdagangan Sekuritas 7
2.4 Trading Cost 8
2.5 Regulasi Pasar Sekuritas 9
2.6 Peraturan, Pengawasan dan Statistik Pasar Modal 10
2.6.1 Peraturan Pasar Modal 10
2.6.2 Pengawasan Pasar Modal 12
2.6.3 Statistik Pasar Modal 17
Bab 3 19
Penutup 19
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
Daftar Pustaka 21

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini pertumbuhan ekonomi dan pembangunan terus
berkembang secara pesat baik di Indonesia maupun diseluruh dunia. Hal ini
berdampak pada peningkatan persaingan yang semakin tajam di dunia usaha,
sehingga para pelaku ekonomi dituntut untuk berinovasi serta melaksanakan
strategi agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya, baik secara
individu maupun koorporasi. Setiap perusahaan didirikan dengan harapan
bahwa perusahaan tersebut dapat berkembang dengan pesat dan bersaing dalam
jangka waktu yang panjang serta dapat mempertahankan kelangsungan
bisnisnya. Perusahaan harus mempunyai tujuan untuk memaksimumkan
kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Manajemen keuangan
menjadi salah satu bidang yang dapat dipakai meningkatkan nilai perusahaan
melalui kebijakan-kebijakan yang diambil. Tiga kebijakan utama dalam
manajemen keuangan adalah kebijakan pendanaan, kebijakan investasi dan
kebijakan dividen (Haryadi, 2016).
Dalam melaksanakan strategi untuk memenangkan persaingan, tentunya
banyak tantangan yang dihadapi perusahaan. Salah satu di antaranya adalah
kebutuhan pendanaan. Manajemen keuangan harus menyusun kebijakan
pendanaan yang sesuai untuk kondisi perusahaan. Tidak hanya pendanaan
berupa pinjaman, perusahaan memerlukan pendanaan berupa tambahan setoran
modal saham untuk dapat menciptakan struktur pemodalan yang kuat. Pada
kondisi tertentu, misalnya jika jumlah pinjaman perusahaan sudah cukup tinggi,
pendanaan dari perbankan mungkin akan sulit diperoleh. Pasar modal
memberikan solusi bagi perusahaan untuk memperoleh pendanaan melalui
penawaran sebagian saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut initial
public offering (IPO) atau go public. Proses ini menjadikan perusahaan
bertransformasi dari perusahaan tertutup menjadi suatu perusahaan terbuka

1
yang akan dikelola lebih baik, lebih profesional dan transparan (Bursa Efek
Indonesia, 2015).
Pasar Modal dapat didefenisikan sebagai pasar yang memperjual belikan
berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik dalam bentuk
utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh perusahaan swasta.
Perusahaan yang terdaftar di pasar modal Indonesia, wajib menyajikan
informasi perusahaan secara terbuka kepada masyarakat luas. Dalam arti lain
memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan tersebut baik dari segi
profil, produk, aktivitas, hingga kinerja perusahaan itu sendiri. Dana yang
ditawarkan di pasar modal melalui beberapa aksi korporasi perusahaan seperti
pencatatan perdana Saham (initial public offer), Akuntansi Saham baru (rights
issue), penerbitan Obligasi, Derivatif dan Reksadana setiap tahunnya dinilai
jauh lebih efisien daripada pendanaan yang diperoleh perusahaan dari pinjaman
perbankan (Permata & Ghoni, 2019).
Pada dasarnya, semua perusahaan memiliki kesempatan untuk menjadi
perusahaan terbuka dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
Pencatatan saham tersebut dimaksudkan agar saham perusahaan dapat
diperdagangkan dari investor satu kepada investor lainnya. Namun demikian,
banyak pihak yang menganggap bahwa go public atau IPO merupakan proses
yang melelahkan, rumit, dan mahal. Makalah ini disusun untuk dapat
memberikan informasi yang benar tentang bagaimana proses go public atau
IPO, persiapan yang perlu dilakukan perusahaan, regulasi yang harus ditaati,
dan hal terkait lainnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana Perusahaan Menerbitkan Sekuritas?
2. Bagaimana Proses IPO di Pasar Modal Indonesia?
3. Bagaimana sekuritas diperdagangkan?
4. Apa yang dimaksud Trading cost?
5. Bagaimana Regulasi Pasar Sekuritas?
6. Bagaimana Peraturan Pengawasan dan Statistik Pasar Modal?

2
1.3 Tujuan
1. Untuk Mengetahui Penerbitan Sekuritas Perusahaan.
2. Untuk Mengetahui Proses IPO di Pasar Modal Indonesia.
3. Untuk Mengetahui Bagaimana sekuritas diperdagangkan.
4. Untuk Mengetahui Trading cost.
5. Untuk Mengetahui Regulasi Pasar Sekuritas.
6. Untuk Mengetahui Peraturan Pengawasan dan Statistik Pasar Modal.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penerbitan Sekuritas


Perusahaan menerbitkan sekuritas melalui proses yang disebut
penawaran publik/umum. Penawaran publik sekuritas (seperti obligasi arau
saham) menunjukkan penjualan sekuritas kepada publik. Penawaran publik
meliputi IPO dan penawaran sekuritas tambahan oleh perusahaan yang
sebelumnya telah go public. Sebuah perusahaan yang merencanakan
penawaran sekuritas kepada publik dapat menerima bantuan dari bank-bank
investasi, yang mempersiapkan, menjamin, dan mendistribusikan sekuritas.
Jeef Madura (2007) menjelaskan proses penerbitan ini melibatkan beberapa
hal yaitu :
1. Persiapan
Bank investasi memberikan saran kepada perusahaan mengenai
jumlah saham atau obligasi yang dapat diterbitkan. Penerbitan
sekuritas dalam jumlah yang berlebihan mengakibatkan turunnya
harga pasar karena pasokan sekuritas yang diterbitkan dapat
melebihi permintaan yang ada.
2. Penjaminan
Ketika penawaran sekuritas dijamin (underwritten), bank investasi
menjamin harga yang diterima oleh perusahaan emiten, berapa pun
harga sekuritas yang akhirnya terjual. Dengan cara ini, bank
investasi menanggung risiko jika sekuritas tersebut hanya laku
terjual pada harga yang rendah. Untuk penerbitan sekuritas yang
banyak, bank investasi dapat membuat suatu sindikat penjamin
(underwriting syndicate), yaitu kelompok bank-bank investasi yang
berbagi kewajiban penjaminan sekuritas.
3. Distribusi
Perusahaan emiten harus mendaftarkan penerbitan tersebut kepada
Securities and Exchange Commission (SEC). Perusahaan akan

4
memberikan prospektus kepada SEC, yaitu dokumen yang
mengungkapkan informasi keuangan yang relevan mengenai
sekuritas (misalnya jumlah) dan perusahaan. Setelah SEC
menyetujui pendaftaran, prospektus tersebut kemudian
didistribusikan kepada investor yang ingin membeli sekuritas.
Sebagian investor lebih menyukai dana pensiun dan perusahaan-
perusahaan asuransi yang memiliki dana dalam jumlah besar untuk
diinvestasikan. Ketika penerbitan sekuritas tidak menghasilkan
penjualan yang bagus, bank investasi dapat menurunkan harga
sekuritas tersebut untuk meningkatkan permintaan. Perusahaan yang
menerbitkan sekuritas menimbulkan biaya emisi (flotation costs)
yang terdırı atas biaya-biaya yang dibayarkan ke bank-bank
investasi atas saran dan penjualan sekuritas, beban pencetakan, dan
biaya pendaftaran.

2.2 Proses IPO Pasar Modal Indonesia


Bursa Efek Indonesia (2015) menjelaskan bahwa proses IPO dapat
dikelompokkan menjadi 4 tahapan berikut:
1. Persiapan Awal dan Persiapan Dokumen
Pada tahap awal, perusahaan perlu membentuk tim internal,
menunjuk pihak-pihak eksternal yang akan membantu perusahaan
melakukan persiapan go public, meminta persetujuan RUPS dan
merubah Anggaran Dasar, serta mempersiapkan dokumen-dokumen
yang diperlukan untuk disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia
dan OJK.
2. Penyampaian Permohonan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan
Saham ke Bursa Efek Indonesia
Untuk menjadi perusahaan publik yang sahamnya dicatatkan dan
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, perusahaan perlu
mengajukan permohonan untuk mencatatkan saham, dilengkapi
dengan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan, antara lain profil

5
perusahaan, laporan keuangan, opini hukum, proyeksi keuangan,
dan sebagainya. Perusahaan juga perlu menyampaikan permohonan
pendaftaran saham untuk dititipkan secara kolektif (scripless) di
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Apabila perusahaan telah
memenuhi persyaratan yang ditentukan, dalam waktu maksimal 10
Hari Bursa setelah dokumen lengkap, Bursa Efek Indonesia akan
memberikan persetujuan prinsip berupa Perjanjian Pendahuluan
Pencatatan Saham kepada perusahaan.
3. Penyampaian Pernyataan Pendaftaran ke OJK
Setelah mendapatkan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham,
perusahaan menyampaikan Pernyataan Pendaftaran dan dokumen
pendukungnya kepada OJK untuk melakukan penawaran umum
saham. Dokumen pendukung yang diperlukan antara lain adalah
prospektus. Apabila Pernyataan Pendaftaran perusahaan telah
dinyatakan efektif oleh OJK, perusahaan mempublikasikan
perbaikan/tambahan informasi prospektus ringkas di surat kabar
serta menyediakan prospektus bagi publik atau calon pembeli
saham, serta melakukan penawaran umum
4. Penawaran Umum, Pencatatan dan Perdagangan Saham di Bursa
Efek Indonesia
Masa penawaran umum saham kepada publik dapat dilakukan
selama 1-5 hari kerja. Dalam hal permintaan saham dari investor
melebihi jumlah saham yang ditawarkan (over-subscribe), maka
perlu dilakukan penjatahan. Distribusi saham akan dilakukan kepada
investor pembeli saham secara elektronik melalui KSEI (tidak dalam
bentuk sertifikat). Perusahaan menyampaikan permohonan
pencatatan saham kepada Bursa disertai dengan bukti surat bahwa
Pernyataan Pendaftaran telah dinyatakan efektif oleh OJK, dokumen
prospektus, dan laporan komposisi pemegang saham perusahaan.
Bursa Efek Indonesia akan memberikan persetujuan dan
mengumumkan pencatatan saham perusahaan dan kode saham

6
(ticker code) perusahaan untuk keperluan perdagangan saham di
Bursa. Kode saham ini akan dikenal investor secara luas dalam
melakukan transaksi saham perusahaan di Bursa Efek Indonesia.
Setelah saham tercatat di Bursa, investor akan dapat memperjual
belikan saham perusahaan kepada investor lain melaui broker atau
Perusahaan Efek yang menjadi Anggota Bursa terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.

2.3 Perdagangan Sekuritas


Dalam proses perdagangan sekuritas di pasar perdana, salah satu profesi
pendukung pasar modal yang berperan penting adalah penjamin
(underwriter). Penjamin yang ditunjuk oleh perusahaan akan membantu
dalam penentuan harga perdana sekuritas serta membantu memasarkan
sekuritas tersebut kepada calon investor. Dalam praktiknya, ada sebagian
penjamin yang melakukan perjanjian dengan perusahaan untuk bertanggung
jawab terhadap penjualan saham emiten secara penuh/keseluruhan sehingga
risiko tidak terjualnya saham emiten akan ditanggung sepenuhnya oleh
penjamin tersebut. Biasanya, risiko yang ditanggung oleh penjamin tersebut
akan bisa dikurangi dengan cara membentuk sindikasi penjamin .
Setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana, selanjutnya sekuritas
emiten tersebut kemudian bisa diperjualbelikan oleh dan antarinvestor di
pasar sekunder. Dengan adanya pasar sekunder, investor dapat melakukan
perdagangan sekuritas untuk mendapatkan keuntungan. Sekuritas yang
umumnya diperdagangkan di pasar sekunder adalah saham biasa, saham
preferen, obligasi, obligasi konversi, waran, bukti right, dan reksadana.
Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu :
1. Pasar lelang (auction market)
Pasar sekunder yang merupakan pasar lelang adalah pasar sekuritas
yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah lokasi
fisik. Transaksi antara pembeli dan penjual menggunakan perantara
yang disebut sebagai broker yang mewakili masing-masing pihak

7
pembeli atau penjual. Dengan demikian, investor tidak dapat secara
langsung melakukan transaksi, tetapi dilakukan melalui perantaraan
broker.
2. Pasar negosiasi (negotiated market)
Berbeda dengan pasar lelang, pasar negosiasi terdiri dari jaringan
berbagai dealer yang menciptakan pasar tersendiri di luar lantai
bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual ke
investor. Tidak seperti broker dalam pasar lelang, dealer di pasar
negosiasi mempunyai kepentingan pada transaksi jual-beli karena
sekuritas yang diperdagangkan adalah milik dealer tersebut dan
mereka mendapatkan return dari selisih harga jual-beli yang
dilakukannya. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan istilah
over the counter market (OTC) atau di Indonesia dikenal sebagai
bursa paralel. Biaya administrasi dan persyaratan yang lebih rendah,
serta beragamnya jenis sekuritas yang diperdagangkan di pasar
negosiasi bisa menjadi faktor yang menyebabkan banyaknya
perusahaan lebih memilih pasar negosiasi sebagai tempat untuk
memperjualbelikan sekuritasnya.

2.4 Trading Cost


Bagian dari biaya perdagangan sekuritas sudah jelas dan eksplisit. Biaya
perdagangan atau trading cost adalah seluruh biaya yang dikeluarkan oleh
pedagang/investor pada saat bertransaksi di pasar, dan dipotong dari jumlah
uang yang dikeluarkannya pada saat bertransaksi. Contoh biaya transaksi
adalah komisi dari broker dan spread. Harus ada komisi yang dibayarkan
kepada broker, dimana ada dua jenis broker yang tersedia untuk individu
yaitu broker layanan lengkap dan broker diskon. Selain bagian eksplisit dari
biaya perdagangan—komisi broker—ada bagian implisit— dealer’s bid-ask
spread. Terkadang broker adalah dealer sekuritas yang diperdagangkan dan
tidak membebankan komisi tetapi memungut biaya seluruhnya dalam
bentuk bid-ask spread. Biaya perdagangan implisit lainnya yang dibedakan

8
oleh beberapa pengamat adalah konsesi harga yang mungkin terpaksa
diberikan oleh investor untuk melakukan perdagangan dalam jumlah yang
lebih besar daripada jumlah yang terkait dengan harga penawaran atau harga
yang diminta (Zvi Bodie, 2017).

2.5 Regulasi Pasar Sekuritas


Instansi pemerintah menciptakan regulasi pasar sekuritas sebagai
kumpulan pedoman dan prosedur untuk mengendalikan dan memantau
aktivitas perdagangan sekuritas, melindungi investor, dan menjaga
integritas pasar. Undang-undang ini berupaya menciptakan pasar yang adil,
efektif, dan transparan. Beberapa regulasi yang ada di Indonesia terkait
dengan pasar sekuritas antara lain:
1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
Undang-undang ini merupakan kerangka kerja utama yang
mengatur pasar modal di Indonesia, termasuk penerbitan dan
perdagangan sekuritas, pengaturan perusahaan publik, serta
pengawasan dan penegakan hukum.
2. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 31/POJK.04/2015
tentang Penerbitan Efek
Peraturan ini mengatur proses penerbitan efek, termasuk persyaratan
pendaftaran, prospektus, dan kewajiban pengungkapan informasi
kepada publik.
3. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 17/POJK.04/2020
tentang Penawaran Umum dan Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas
di Pasar Modal
Peraturan ini mengatur penawaran umum dan perdagangan saham di
pasar modal Indonesia, termasuk aturan tentang penawaran umum
saham (IPO) dan pencatatan saham di bursa efek.
4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 11/POJK.03/2016
tentang Pencatatan Perusahaan Publik di Bursa Efek

9
Peraturan ini mengatur persyaratan dan prosedur untuk mencatatkan
saham perusahaan di bursa efek, serta kewajiban pengungkapan
informasi oleh perusahaan publik.

2.6 Peraturan, Pengawasan, dan Statistik Pasar Modal


2.6.1 Peraturan Pasar Modal
Peraturan dasar yang digunakan sebagai acuan dalam pengaturan
produk pasar modal di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 8
tahun 1995 tentang Pasar Modal yang berisi tentang definisi,
pengertian, serta aturan dan ketentuan mengenai aktivitas di pasar
modal. Di dalamnya berisi tentang:
BAB I Ketentuan Umum
Memberikan penjelasan tentang definisi, pengertian, serta aturan dan
ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Pasar Modal.
BAB II Badan Pengawas Pasar Modal
Aturan mengenai fungsi, peran, otoritas, serta tanggung jawab yang
dimiliki Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
BAB III Bursa efek, lembaga kliring, dan Penjaminan, serta
lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian
Memberikan pemaparan fungsi, syarat, dan ketentuan mengenai
aktivitas di Bursa Efek, Lembaga Kliring dan Penjaminan, serta
Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian.
BAB IV Reksa Dana
Aturan mengenai bentuk dan sifat Reksa Dana, serta ketentuan
mengenai pengelolaan Reksa Dana.
BAB V Perusahaan efek, Wakil Perusahaan efek, dan nasihat
investasi
Aturan mengenai persyaratan, ketentuan, wewenang kegiatan, serta
pedoman untuk Perusahaan Efek, Wakil Perusahaan Efek, dan
Penasihat Investasi.

10
BAB VI Lembaga Penunjang Pasar Modal
Aturan mengenai persyaratan dan ketentuan tentang Lembaga
Penunjang Pasar Modal, yang di didalamnya termasuk Kustodian, Biro
Administrasi Efek, dan Wali Amanat.
BAB VII Penyelesaian Transaksi Bursa dan Penitipan kolektif
Penjelasan mengenai tata cara aktivitas penyelesaian transaksi bursa,
serta syarat dan ketentuan mengenai penitipan kolektif.
BAB VIII Profesi Penunjang Pasar Modal
Aturan yang mengatur profesi pemeliharaan aktivitas Pasar Modal,
serta persyaratan, tata cara, dan kewajiban saat melakukan aktivitas di
Pasar Modal.
BAB IX Emiten dan Perusahaan Publik
Penjelasan mengenai persyaratan pendaftaran, kewajiban, ketentuan,
serta hak yang dimiliki Emiten dan Perusahaan Publik dalam aktivitas
di bursa saham.
BAB X Pelaporan dan Keterbukaan Informasi
Memberikan paparan kewajiban bagi pelaku di bursa saham untuk
melapor kepada BAPEPAM, termasuk jenis laporan yang harus
disampaikan.
BAB XI Penipuan, Manipulasi Pasar, dan Perdagangan Orang
Dalam
Penjelasan mengenai aktivitas dan kegiatan apa saja yang dilarang di
kegiatan Pasar Modal, termasuk penipuan, dan pelarangan penggunaan
orang sesuai ketentuan yang berlaku.
BAB XII Pemeriksaan
Dasar hukum mengenai kewenangan BAPEPAM melakukan
pemeriksaan terhadap pelanggaran UU Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya, termasuk aturan tata cara pemeriksaan.

11
BAB XIII Penyelidikan
Aturan mengenai prosedur dan tata cara pelaksanaan penyidikan yang
dilakukan BAPEPAM terhadap pelanggar UU Pasar Modal dan
peraturan pelaksanaannya.
BAB XIV Sanksi Administratif
Aturan mengenai sanksi administratif yang diberikan BAPEPAM
terhadap pelanggar UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
BAB XV Ketentuan Pidana
Penjelasan mengenai ketentuan pidana terhadap pihak yang melanggar
UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya.
BAB XVI Ketentuan Lain-Lainnya
Penjelasan mengenai ketentuan menuntut ganti rugi terhadap pihak
yang dirugikan dari melanggar UU Pasar Modal dan peraturan
pelaksanaannya, serta kewajiban konsultasi dan atau koordinasi
BAPEPAM dan Bank Indonesia terkait aktivitas pengawasan di Pasar
Modal.
BAB XVII Ketentuan Peralihan
Memberikan paparan kewajiban dan ketentuan bagi Perusahaan Publik
setelah UU Pasar Modal ini diundangkan, dan sifat peraturan lain terkait
Pasar Modal setelah UU Pasar Modal ini resmi berlaku.
BAB XVIII Ketentuan Penutup
Penjelasan mengenai tanggal berlakunya UU Pasar Modal mulai 1
Januari 1996, sekaligus menyatakan tidak berlakunya UU lama yang
mengatur Pasar Modal yaitu UU Nomor 15 Tahun 1952 tentang
penetapan “Undang-Undang Darurat Tentang Bursa” (Lembaran
Negara Tahun 1951 Nomor 79) sebagai undang-undang (Lembaran
Negara Tahun 1952 Nomor 67) dinyatakan tidak berlaku lagi.
2.6.2 Pengawasan Pasar Modal
1. Market Conduct
Perilaku pasar adalah bagian dari aturan dan pengawasan terhadap
lembaga keuangan yang fokus pada penyimpangan perilaku dan

12
merendahkan kekuasaan dalam penyertaan informasi, serta
bertujuan untuk memastikan bahwa lembaga keuangan memberikan
pelayanan yang baik, dan jujur kepada konsumen.
2. Information Disclosure
a. Kewajiban Pelaporan Emiten dan Perusahaan Publik Setelah
Proses IPO
Emiten memiliki kewajiban pelaporan sebagai perusahaan
terbuka untuk memberikan informasi yang cukup kepada
pemegang saham dan mendorong manajemen lebih berhati-hati
dan bertindak profesional dalam setiap aksi-korporasi yang
dilakukan, sehingga dapat meningkatkan daya saing perusahaan.
Selain itu pula Emiten menerapkan prinsip transparansi sehingga
dapat meminimalisir penyelewengan (penipuan) dengan adanya
kontrol dari masyarakat. Kewajiban pelaporan yang wajib
dilakukan emiten setelah melakukan penawaran umum perdana,
yaitu:
1) Kewajiban pelaporan berkala
- Laporan Keuangan Berkala terdiri atas 2 yakni laporan
keuangan tengah tahunan (LKTT) dan laporan keuangan
tahunan (LKT).
- Laporan Tahunan antara lain berisi tentang ikhtisar data
keuangan penting, laporan dewan komisaris, laporan
direksi, profil perusahaan, analisi dan pembahasan
manajemen, tata kelola perusahaan, tanggung jawab
direksi atas laporan keuangan, dan laporan keuangan
yang telah diaudit.
- Laporan Realisasi Penggunaan Dana (LRPD) hasil
Penawaran Umum berisi realisasi penggunaan dana hasil
Penawaran Umum, serta wajib dipertanggungjawabkan
dan dilaporkan dalam RUPS.

13
- Laporan RUPS Tahunan yang diatur dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014
tentang Rencana Dan Penyelenggaraan Rapat Umum
Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
2) Kewajiban pelaporan insidentil
- Keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan
kepada publik, berisi informasi atau fakta material yang
diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau
keputusan investasi, yang harus segera dilaporkan ke
OJK dan diumumkan kepada masyarakat.
- Keterbukaan Informasi bagi Emiten yang dimohonkan
pailit, berisi kegagalan atau kegagalan menghindari
kegagalan membayar kewajiban kepada pemberi
pinjaman yang tidak terafiliasi, dan wajib
menyampaikannya kepada OJK serta mengumumkan
kepada masyarakat masyarakat.
- Keterbukaan informasi pemegang saham tertentu, berisi
informasi atas kepemilikan saham dan setiap perubahan
kepemilikan di atas 5% atau lebih dari saham yang
disetor, dan wajib melaporkan kepada OJK.
3) Kewajiban dalam rangka melakukan aksi korporasi
- Emiten wajib menyampaikan dokumen Pernyataan
Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Terbatas.
- Penambahan modal Tanpa Memberikan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu berdasarkan pada ketentuan
Peraturan Nomor 38/POJK.04/2015.
- Penerbitan saham bonus.
- Transaksi afiliasi Dan Benturan Kepentingan Transaksi
Tertentu.

14
- Materi Transaksi Dan Perubahan Kegiatan Usaha
Utama, Emiten wajib menyampaikan dokumen
keterbukaan informasi.
- Pihak yang melakukan penawaran tender wajib
menyampaikan dokumen Pernyataan penawaran tender.
- Emiten wajib menyampaikan dokumen pernyataan
penggabungan usaha atau peleburan usaha.
4) Kewajiban dalam rangka tata kelola perusahaan yang baik
- Emiten atau Perusahaan Publik wajib dikelola oleh
direksi dan dewan komisaris yang tugas dan tanggung
jawabnya sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik
berdasarkan Peraturan Nomor 33/POJK.04/2014 tentang
Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan
Publik..
- Emiten atau Perusahaan Publik wajib menjalankan bisnis
dengan tata kelola perusahaan yang baik berdasarkan
Peraturan Nomor 21/POJK.04/2015 tanggal 16
Novermber 2015 tentang Penerapan Pedoman Tata
Kelola Perusahaan Terbuka.
- Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki fungsi
nominasi dan remunerasi berdasarkan Peraturan Nomor
34/POJK.04/2014 tentang Komite nominasi dan
remunerasi Emiten atau Perusahaan Publik.
- Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki situs web
sebagai sarana transparansi keterbukaan tata kelola
perusahaan yang baik berdasarkan Peraturan Nomor 8/
POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang Situs Web
Emiten atau Perusahaan Publik.
- Emiten atau Perusahaan Publik wajib memiliki fungsi
Komite Audit yang membantu pengurus perusahaan
mengawasi tata kelola perusahaan berdasarkan Peraturan

15
Nomor 55/POJK.04/2015 tentang Pembentukan dan
Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal.
- Penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik
dalam penyelenggaraan RUPS guna lebih melindungi
hak-hak pemegang saham dalam RUPS berdasarkan
Peraturan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember
2014 tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat
Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka.
- Informasi seluruh pelaksanaan tata kelola perusahaan
yang baik diungkapkan dalam Situs Web Emiten Atau
Perusahaan Publik sebagaimana diatur berdasarkan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
8/Pojk.04/2015 Tentang Situs Web Emiten Atau
Perusahaan Publik.
3. Pengawasan Transaksi Efek
Secara umum, pengawasan transaksi efek di pasar modal, khususnya
transaksi bursa akan diawasi oleh BEI dan OJK selaku regulator.
Pengawasan OJK atas transaksi efek, dilakukan berdasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan. Pasal 4 Undang-Undang Pasar Modal menyatakan
bahwa OJK diamanatkan untuk melakukan pengawasan terhadap
setiap pihak sehingga kegiatan di bidang pasar modal yang teratur,
wajar dan efisien dapat terwujud serta kepentingan pemodal dapat
terlindungi.
Sejalan dengan hal tersebut, dasar pertimbangan Undang-Undang
OJK 2011 menyatakan bahwa urgensi keberadaan OJK adalah untuk
mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara
berkelanjutan. dan stabil, diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan yang terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan
akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh

16
secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat
2.6.3 Statistik Pasar Modal

Gambar 2. 1 Pertumbuhan Investor per Januari 2024

Jumlah investor pasar modal di Indonesia berhasil mencatatkan


kenaikan pada awal tahun ini. Capaian positif tersebut diharapkan dapat
terus berlanjut, supaya target yang dicanangkan tahun ini dapat tergapai.
Berdasarkan data terbaru dari Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),
jumlah investor pasar modal pada Januari 2024 tumbuh 1,30% dari bulan
sebelumnya. Capaian itu lebih baik dari pertumbuhan pada Desember 2023
yang mencapai 1,17% secara month to month (MtM).

Gambar 2. 2 Komposisi Investor Individu-Institusi

17
Secara lebih detail, jumlah investor individu pasar modal di Indonesia
pada Desember 2023 mencapai 11,98 juta. data tersebut didasarkan pada
jumlah nomor tunggal identitas investor (SID) yang terdaftar di KSEI.
Adapun, pada Januari 2024, jumlah investor individu di pasar modal
bertumbuh menjadi 12,12 juta SID. Jumlah investor individu pasar modal
tersebut menjadi yang terbanyak dibandingkan dengan investor korporasi,
reksa dana, dana pension, institusi finansial, asuransi dan sekuritas. Dengan
bertambahnya jumlah investor dan nilai aset yang diperdagangkan,
kapitalisasi pasar suatu pasar modal dapat meningkat secara keseluruhan.
Hal ini dapat menarik minat investor institusi dan internasional yang
mencari kesempatan investasi yang berpotensi menguntungkan. Lebih
banyak investor berarti lebih banyak modal yang tersedia untuk perusahaan.
Hal ini dapat memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan pendanaan
yang lebih mudah dan murah melalui penawaran saham atau obligasi,
sehingga memungkinkan mereka untuk memperluas operasi atau
melakukan investasi yang diperlukan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pasar Modal dapat didefenisikan sebagai pasar yang memperjual
belikan berbagai instrument keuangan (sekuritas) jangka panjang, baik
dalam bentuk utang maupun modal sendiri yang diterbitkan oleh
perusahaan. Perusahaan menerbitkan sekuritas melalui proses yang
disebut penawaran publik atau umum. Penawaran publik meliputi IPO
dan penawaran sekuritas tambahan oleh perusahaan yang sebelumnya
telah go public. Proses IPO dapat dibagi menjadi 4 tahapan yaitu
Persiapan Awal dan Persiapan Dokumen, Penyampaian Permohonan
Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Saham ke Bursa Efek Indonesia,
Penyampaian Pernyataan Pendaftaran ke OJK, dan Penawaran Umum,
Pencatatan dan Perdagangan Saham di Bursa Efek Indonesia.
Peraturan dasar yang digunakan sebagai acuan dalam pengaturan
produk pasar modal di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 8
tahun 1995. BEI dan OJK sebagai regulator akan bertugas untuk
melakukan pengawasan transaksi efek di pasar modal. Dilihat dari data
statistik pasar modal yang diterbitkan KSEI di Indonesia diketahui
bahwa pada Januari 2024 jumlah investor individu di pasar modal
bertumbuh menjadi 12,12 juta SID. Hal ini dapat memungkinkan
perusahaan untuk mendapatkan pendanaan yang lebih mudah dan murah
melalui penawaran saham atau obligasi, sehingga memungkinkan
mereka untuk memperluas operasi atau melakukan investasi yang
diperlukan.
3.2 Saran
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan pada bab pembahasan,
saran yang dapat diberikan yaitu:
1. Pasar modal bersama-sama dengan pemerintah harus mampu
membuat kebijakan dan melakukan pengawasan sehingga dapat

19
meningkatkan kepercayaan publik atau investor untuk turut serta
berpartisipasi dalam penanganan krisis ekonomi.
2. Pemerintah diharapkan dapat memberikan stimulus yang
memotivasi pengusaha muda berperan aktif dalam investasi
sehingga dapat meningkatkan perekonomian Indonesia.

20
DAFTAR PUSTAKA
Bursa Efek Indonesia. (2015). Panduan IPO (Go Public). Diakses April 01, 2024,
dari
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/Information/ForCompany/Pand
uan-Go-Public%20_Dec-2015.pdf

Haryadi, E. (2016). PENGARUH SIZEPERUSAHAAN,Keputusan


Pendanaan,Profitabilitas dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai
Perusahaan. Jurnal Akuntansi, Vol. 3 No. 2.

Madura, J. (2007). Pengantar Bisnis 2 . Jakarta: Salemba.

Otoritas Jasa Keuangan. (2016). Pasar Modal. Jakarta.

Permata, C. P., & Ghoni, M. A. (2019). Peranan Pasar Modal Dalam Perekonomian
Negara Indonesia. Jurnal AkunStie(JAS), Vol. 5, No. 2.

Zvi Bodie, A. K. (2017). Essentials of Investments. New York: McGraw-Hill


Education.

21

Anda mungkin juga menyukai