Daftar
Daftar Tabel viii Daftar Singkatan xiii
Bab 2 28
Stabilitas Sistem Keuangan
Terjaga
Bab 4 90
Kebijakan Makroprudensial
Diarahkan untuk Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi
Berkelanjutan
Daftar Tabel
Bab 1 Bab 4
Kondisi Makrofinansial Kebijakan Makroprudensial
Tetap Terjaga di Tengah Diarahkan untuk Mendukung
Ketidakpastian Global Pertumbuhan Ekonomi
Berkelanjutan
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sisi 14
1.2.1 Permintaan (%, yoy) Tabel Pertumbuhan Ekonomi 94
4.1 Global
Daftar Grafik
Grafik
2.2.28
Perkembangan ULN per PDB 50 Bab 3
Grafik
Respons Kebijakan untuk
ULN Berdasarkan Jenis Suku 50
2.2.29 Bunga Memperkuat Ketahanan dan
Grafik Perkembangan LaR KPR dan 51 Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
2.2.30 Kredit Multiguna Rumah Nasional
Tangga
Grafik Perkembangan Upah Tenaga 51 Grafik Perkembangan Capaian 72
2.2.31 Kerja Formal dan Informal (riil 3.1.3.1 Karya Kreatif Indonesia
dan nominal)
Grafik Transaksi dan Porsi Transaksi 74
Grafik Upah Riil di Sektor Utama, 51 3.1.3.2 Off-Us QRIS Terus Tumbuh
2.2.32 pada Tenaga Kerja Formal
Grafik Upah Riil di Sektor Utama, 51
2.2.33 Grafik Transaksi API Berbasis SNAP 74
pada Tenaga Kerja Informal 3.1.3.3 Terus Bertumbuh dengan
Grafik Perkembangan Kepesertaan 52 Pangsa Meningkat
2.2.34 BPJS TK
Grafik Volume Transaksi BI-FAST 76
Grafik Perkembangan Anggaran 52 3.1.3.4 Kian Meningkat Seiring
2.2.35 Perlindungan Sosial Pertumbuhan Volume
Grafik Transaksi Layanan Digital
Pertumbuhan Kredit UMKM 53 Perbankan
2.3.1 per Segmen
Grafik Grafik Indeks Kepemilikan dan 85
Non-Performing Loan (NPL) 53
2.3.2 B3.3.1 Penggunaan Akun
UMKM
Grafik Loan at Risk (LaR) UMKM 53
2.3.3
Grafik Perkembangan Kredit UMKM 54 Bab 4
2.3.4 dan KUR Kebijakan Makroprudensial
Grafik Pertumbuhan berdasarkan 54 Diarahkan untuk Mendukung
2.3.5 Skala Usaha Pertumbuhan Ekonomi
Grafik Perkembangan Suku Bunga 54 Berkelanjutan
2.3.6 Kredit UMKM
Grafik Pertumbuhan berdasarkan 54
2.3.7 Grafik Indeks Lending Requirement 96
Sektor
4.2.1 (ILR) Berdasarkan Jenis
Grafik Perkembangan Capaian 55 Kredit
2.3.8 Karya Kreatif Indonesia
Grafik Rasio Intermediasi 97
Grafik Perkembangan Ekspor 58 4.3.1 Makroprudensial
B2.1.1 Indonesia Berdasarkan
Klasifikasi Teknologi Grafik Credit to GDP gap 98
4.3.2
Grafik Penyerapan Tenaga Kerja 58
B2.1.2 Korporasi Komoditas dan Grafik Perkembangan PLM 98
Sektor Hilirisasi 4.3.3
Grafik Skema Pembiayaan Hilirisasi 59 Grafik 98
Realisasi dan Target RPIM
B2.1.3 Korporasi Skala Kecil 4.3.4 Berdasarkan RBB
Daftar Gambar
Bab 2
Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga
Bab 3
Respons Kebijakan untuk
Memperkuat Ketahanan dan
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Nasional
Daftar Singkatan
ATMR Aset Tertimbang Menurut Risiko EBUS Efek Bersifat Utang dan/atau
Sukuk
BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional
ECB European Central Bank
BCLMV Brunei Darussalam, Cambodia,
Myanmar, dan Vietnam EKD Ekonomi Keuangan Digital
BUSN Bank Umum Swasta Nasional Gernas BBI Gerakan Nasional Bangga
Buatan Indonesia
BWI Badan Wakaf Indonesia
Konsistensi, inovasi, dan sinergi adalah masih akan menghadapi tantangan yang
tiga prinsip yang selalu dipegang untuk tidak semakin ringan. Dari sisi global, suku
meneguhkan makna Bank Indonesia dalam bunga higher for longer, fragmentasi sumber
implementasi konsistensi, inovasi, dan sinergi yang masih belum ada titik terang, serta
dalam bauran kebijakan Bank Indonesia, ancaman perubahan iklim perlu terus kita
pemulihan ekonomi nasional dapat terus cermati. Sementara itu, di sisi domestik kita juga
berlanjut dengan pertumbuhan yang tetap perlu mewaspadai dinamika siklus ekonomi
kuat dan didukung oleh Stabilitas Sistem dan keuangan, adopsi inovasi digital yang
Keuangan (SSK) yang terjaga di tengah masih makin pesat, dan kebutuhan pembiayaan
tingginya ketidakpastian global. Peran sektor ekonomi hijau yang besar, serta transisi
keuangan dalam pembiayaan ekonomi juga demografi yang dapat mengubah perilaku
dapat terjaga dengan baik meski dihadapkan konsumsi, investasi, dan pembiayaan.
Perekonomian dan SSK yang tetap terjaga akomodatif yang selaras dengan ekspansi
tersebut merupakan hasil kerja sama yang kuat siklus keuangan yang masih terbatas. Inovasi
dengan Pemerintah, Parlemen, dan Otoritas bauran kebijakan akan terus diperkuat untuk
dengan mendorong peran sektor keuangan pengambil keputusan pada industri keuangan
dalam pembiayaan ekonomi, khususnya untuk nasional, insan Pemerintah dan Otoritas,
mengakselerasi hilirisasi sektor-sektor yang Akademisi, seluruh masyarakat Indonesia, serta
memiliki daya ungkit tinggi bagi perekonomian mitra Bank Indonesia di mancanegara. Kami
nasional. Peluang atas ekonomi dan keuangan berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi
digital serta perubahan demografi juga pengambilan keputusan sehingga bersama-
akan terus didorong untuk mengakselerasi sama bangkit dan optimis dalam mendorong
pemulihan ekonomi. pemulihan ekonomi nasional dan menjaga SSK.
Dengan diiringi ridho Allah SWT, Bank Indonesia Kami memandang masa depan Indonesia
kembali mempersembahkan Kajian Stabilitas yang cerah, yang melihat tantangan tidak
Keuangan (KSK) No. 41 Edisi September 2023 lagi sebagai rintangan, tetapi justru sebagai
yang bertema “Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi peluang untuk bangkit dan optimis bagi
Mendorong Intermediasi untuk Pertumbuhan kemajuan bangsa dan negara.
Ekonomi Berkelanjutan”. Penerbitan buku KSK
No. 41 ini merupakan bagian dari transparansi “Hanya ada satu negara
dan tata kelola Bank Indonesia sebagaimana yang pantas menjadi negaraku
diamanatkan dalam Pasal 58 Undang-Undang Ia tumbuh dengan perbuatan
Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan
Dan Perbuatan itu adalah perbuatanku”
dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
(Proklamator, Mohammad Hatta)
Kajian ini kami persembahkan kembali bagi
Kinerja korporasi dan rumah tangga yang Intermediasi dan ketahanan sistem
masih terjaga mendorong kredit tumbuh keuangan yang terjaga juga didukung
positif. Kinerja korporasi dan rumah tangga oleh kinerja inklusi ekonomi dan
pada Semester I 2023 masih solid sejalan keuangan. Sejalan dengan peningkatan
dengan pertumbuhan ekonomi yang mobilitas masyarakat pascapandemi,
cukup kuat terutama dari sisi konsumsi kinerja UMKM terus membaik. Hal ini
rumah tangga. Namun, kinerja tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit UMKM
tercatat lebih rendah dibandingkan yang tetap positif sebesar 7,34% (yoy) di
dengan akhir 2022 sejalan dengan tren tengah perlambatan pertumbuhan kredit
perlambatan kinerja ekspor dan harga perbankan akibat masih terbatasnya
komoditas. Kondisi ini menyebabkan permintaan selama Semester I 2023.
permintaan kredit korporasi yang lebih Kinerja kredit yang positif tersebut
rendah. Selain itu, perlambatan kredit terutama didorong skala mikro dengan
juga disebabkan oleh strategi korporasi risiko kredit yang terjaga pada level
cash rich yang cenderung memanfaatkan 3,7%. Namun, pertumbuhan kredit UMKM
dana sendiri untuk pembiayaan dan lebih lanjut tertahan oleh perlambatan
pelunasan kredit lebih cepat. Permintaan penyaluran KUR dan kredit pada beberapa
kredit yang tertahan juga disebabkan sektor seperti Pertanian dan Perdagangan.
ketidakpastian perekonomian global
yang mengakibatkan perilaku berhati- Ketahanan sistem keuangan tetap
hati korporasi. terjaga, baik dari sisi permodalan
maupun likuiditas, serta risiko kredit
Selain kredit perbankan, pertumbuhan yang terkendali. Secara umum, ketahanan
pembiayaan dari pasar modal dan IKNB perbankan terjaga dengan rasio
meningkat, sehingga turut menopang permodalan yang tinggi, yaitu sebesar
pembiayaan ekonomi. Pembiayaan 26,74% pada Juni 2023. Ketahanan likuiditas
melalui pasar saham terus meningkat perbankan juga memadai, tercermin
terutama didorong oleh IPO yang dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak
didominasi oleh sektor material dasar, Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi yakni 26,57%
serta Right Issue yang didominasi oleh pada Juli 2023. Sementara, rasio Non
sektor keuangan. Perusahaan Pembiayaan Performing Loan (NPL) secara agregat
(PP) juga menunjukkan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,51% pada Juli 2023,
positif dan terus mendekati level sebelum menurun dibandingkan tahun sebelumnya
pandemi, ditopang oleh pembiayaan sebesar 2,90%. Risiko kredit yang menurun
kepemilikan kendaraan bermotor, alat juga tercermin dari penurunan nilai
berat, dan mesin. Pembiayaan melalui outstanding kredit restrukturisasi, sejalan
fintech lending juga tercatat tumbuh dengan membaiknya kemampuan bayar
tinggi, terutama pada pembiayaan debitur. Dari sisi IKNB, ketahanan PP, fintech,
konsumtif yang didukung oleh semakin asuransi, dan dana pensiun didukung
berkembangnya platform penyedia permodalan yang kuat dan terjaganya
layanan digital. Sementara itu, penerbitan rasio risiko pembiayaan. Perbaikan
obligasi sedikit melambat sejalan dengan ketahanan juga terjadi pada sektor
suku bunga pasar yang cukup tinggi. korporasi yang tercermin dari kemampuan
membayar yang stabil, terjaganya jumlah
utang berisiko, dan kondisi likuiditas yang
memadai. Sementara pada sektor rumah
menjaga kepercayaan publik terhadap pada kisaran 9-11% (yoy). Capaian ini
sistem keuangan, Bank Indonesia juga didukung ketahanan sistem keuangan
terus memperkuat pelindungan konsumen yang diprakirakan tetap terjaga, baik
melalui pengaturan, pengawasan, edukasi, dari sisi permodalan dan likuiditas yang
dan penanganan pengaduan, serta memadai, serta risiko kredit yang rendah.
kolaborasi antar-stakeholders. Kebijakan Proyeksi ini juga sejalan dengan prakiraan
tersebut juga didukung oleh inovasi di peningkatan permintaan pembiayaan
bidang keuangan sosial, terutama yang korporasi dan rumah tangga di tengah
berbasis syariah seperti pengembangan kapasitas perbankan yang masih tinggi
platform ziswaf. pada Semester II 2023. Namun demikian,
terdapat beberapa tantangan yang perlu
Bauran kebijakan moneter dan diwaspadai, terutama terkait dengan risiko
makroprudensial tersebut didukung oleh suku bunga global tinggi dalam jangka
kebijakan Sistem Pembayaran (SP) dan panjang (higher for longer). Mencermati
berbagai kebijakan pendukung. Kebijakan hal tersebut dan selaras dengan ekspansi
sistem pembayaran berkontribusi siklus keuangan yang masih terbatas, Bank
mendorong inklusi keuangan melalui Indonesia akan melanjutkan kebijakan
akselerasi digitalisasi sistem pembayaran makroprudensial akomodatif.
yang mencakup peningkatan layanan dan
efisiensi transaksi sistem pembayaran Ke depan, bauran kebijakan Bank
digital, serta perluasan ekosistem Ekonomi Indonesia akan dilanjutkan untuk
Keuangan Digital (EKD). Kebijakan SP menavigasi ekonomi dan sistem
diimplementasikan antara lain melalui keuangan melewati berbagai tantangan
pengembangan fitur dan kepesertaan baik global maupun domestik. Tantangan
QRIS, perluasan kepesertaan BI-FAST, serta global yang paling mengemuka bagi
penguatan kebijakan Merchant Discount sistem keuangan domestik yaitu suku
Rate (MDR). Pendalaman pasar keuangan bunga higher for longer, risiko geopolitik,
juga terus diakselerasi untuk efektivitas polarisasi sumber pertumbuhan ekonomi
transmisi kebijakan moneter dan stabilitas dunia, dan ancaman perubahan iklim.
sistem keuangan melalui pengembangan Sementara itu, tantangan domestik
Local Currency Transaction (LCT) dan berkaitan dengan dinamika siklus ekonomi
pengembangan infrastruktur pasar dan keuangan, adopsi inovasi digital yang
keuangan. Hal ini juga didukung oleh makin pesat, dan tuntutan keuangan hijau
kebijakan internasional yang diarahkan yang makin kuat, serta transisi demografi
untuk memperluas kerja sama dengan yang dapat mengubah perilaku konsumsi,
bank sentral dan otoritas negara mitra, investasi, dan pembiayaan.
serta melanjutkan koordinasi dengan
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait untuk Dalam merespons berbagai tantangan
menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, tersebut, konsistensi kebijakan yang
khususnya melalui jalur keuangan. diperkuat oleh inovasi serta sinergi
akan terus dilakukan dalam rangka
Memasuki Semester II 2023, stabilitas membangun optimisme bagi stabilitas
sistem keuangan Indonesia diprakirakan sistem keuangan dan pertumbuhan
tetap terjaga di tengah sejumlah ekonomi yang berkelanjutan. Ke
tantangan baik dari sisi global depan, inovasi bauran kebijakan akan
maupun domestik. Pertumbuhan kredit terus diperkuat untuk mendorong peran
perbankan diprakirakan tetap tinggi sektor keuangan dalam intermediasi,
Bab 01
KONDISI MAKROFINANSIAL
TETAP TERJAGA DI TENGAH
KETIDAKPASTIAN GLOBAL
Pengetatan kebijakan moneter negara yang kembali ke dalam sasaran lebih cepat
maju yang berlangsung lebih lama (higher dari prakiraan. Sementara itu, kinerja ekspor
for longer) menjadi tantangan bagi bank menurun karena perlambatan pertumbuhan
sentral secara global. Kebijakan moneter ekonomi global dan penurunan harga
ketat negara maju tersebut didorong oleh komoditas dunia. Sejalan dengan kebijakan
proses penurunan inflasi yang lebih lambat di stabilisasi yang ditempuh oleh Bank Indonesia
tengah perbaikan ekonomi yang diprakirakan dan didukung oleh sinergi antarotoritas, kinerja
tertahan, serta terjadinya pergeseran sumber Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan nilai
pertumbuhan ekonomi global. Kondisi ini tukar rupiah tetap terjaga sesuai dengan
menyebabkan peningkatan ketidakpastian fundamental perekonomian.
pasar keuangan global, sehingga aliran modal
ke negara berkembang menjadi lebih selektif. Sejalan dengan ketahanan makroekonomi
Kondisi tersebut diperberat oleh risiko sistem yang masih tumbuh kuat dalam menghadapi
keuangan global yang masih tinggi, antara rambatan risiko global, ketahanan sistem
lain permasalahan sektor properti Tiongkok keuangan juga terjaga. Hal ini ditopang oleh
dan kebangkrutan beberapa bank di Amerika kecukupan modal perbankan yang tinggi,
Serikat (AS) dengan eksposur tinggi pada sektor risiko kredit yang terkendali, dan likuiditas yang
teknologi. Oleh karena itu, diperlukan respons memadai. Dari sisi penawaran, perbankan
secara terukur untuk memitigasi dampak terus mendukung pertumbuhan kredit yang
rambatan risiko global terhadap perekonomian tercermin dari tetap longgarnya Indeks Lending
domestik oleh otoritas terkait, termasuk bank Standard (ILS). Namun dari sisi permintaan,
sentral secara global. Penguatan manajemen perilaku berhati-hati debitur korporasi dalam
risiko di sektor perbankan, khususnya untuk risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian
suku bunga, harga aset, dan likuiditas, serta global menyebabkan intermediasi perbankan
penguatan pengawasan atas pemenuhan melambat meskipun konsumsi sektor Rumah
standar dan ketentuan yang berlaku, termasuk Tangga terus meningkat. Untuk mendorong
uji ketahanan secara menyeluruh, menjadi penyaluran pembiayaan yang seimbang
sangat penting. dengan tetap mempertahankan Stabilitas
Sistem Keuangan (SSK), Bank Indonesia
Di tengah risiko ketidakpastian global yang melanjutkan kebijakan makroprudensial
masih tinggi, perekonomian domestik masih longgar dan memperkuat stimulus kebijakan
terjaga. Pertumbuhan terutama bersumber dari makroprudensial. Kebijakan tersebut juga
kuatnya permintaan domestik, sejalan dengan didukung oleh sinergi antarotoritas baik
kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah di domestik maupun global, termasuk
tangga dan Pemerintah, serta peningkatan melalui berbagai inisiatif untuk mendorong
investasi. Kondisi ini didukung oleh inflasi pertumbuhan dan memperkuat SSK di ASEAN.
* Inflasi PCE Sumber : CEIC, Bank Sentral EM, dan Bloomberg, diolah
Sumber : CEIC, Bank Sentral AE, dan Bloomberg, diolah Data per Jul'23 : Tiongkok, India, Thailand, Filipina,Vietnam,
Data per Jul'23: EA, Inggris, Kanada Brazil, Meksiko
Data per Jun'23 : AS, Jepang, Australia Data per Jun'23 : Malaysia
tersebut menyebabkan investor global lebih berdampak pada industri perbankan di AS,
menahan eksposur risikonya (risk averse) namun informasi menyebar dengan cepat
dan mendorong aliran modal ke negara sehingga menimbulkan efek rambatan
berkembang menjadi lebih selektif, sehingga (spillover) ke sistem keuangan global, antara
pada gilirannya mendorong tekanan nilai tukar lain sell-off dari aset-aset berisiko (Grafik 1.1.4).
di negara berkembang (Grafik 1.1.3). Hal ini juga berdampak pada US Near-Term
Policy Rate Expectations yang berada pada
Sejalan dengan perkembangan level yang mendekati peristiwa Black Monday
perekonomian global tersebut, risiko sistem pada 1987 (Grafik 1.1.5).
keuangan global juga meningkat. Kerentanan
sistem keuangan global meningkat seiring Respons kebijakan yang cepat dan
dengan kenaikan inflasi dan suku bunga, terukur dari otoritas secara global berhasil
serta perlambatan ekonomi global. Pada mengurangi kepanikan di pasar keuangan.
Maret 2023 kerentanan sektor perbankan AS Di AS, otoritas perbankan mengambil kebijakan
meningkat yang diamplifikasi oleh konsentrasi dengan memberikan jaminan untuk simpanan
eksposur di sektor teknologi dan penyebaran yang sebelumnya tidak dijamin (uninsured
informasi melalui media sosial. Kejadian deposits) terhadap dua institusi keuangan
tersebut awalnya diperkirakan hanya akan yang mengalami kegagalan dan memberikan
Grafik 1.1.2 Indeks Ketidakpastian Global Grafik 1.1.4 Kinerja Pasar Modal AS dan
Indeks Indeks Eropa (Prices, Indexed, May 1, 2022 = 100)
60 1.600
1.400
50 120
1.200
40 100
1.000
30 800 80
600
20 60
400
10 174,51 40
200
0 0 20
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade 0
Economic Policy Uncertainty AS (skala kanan)
Mei Agu Nov Feb
Volatility Index (VIX) 2022 2023
S&P 500 US banks Euro STOXX 600
Sumber: Bloomberg, diolah Silicon Valley Bank Financial Group
Data s.d. 22 Agustus 2023 Credit Suisse European banks
Sumber: GFSR, April 2023, diolah
Grafik 1.1.3 Aliran Modal ke Negara Grafik 1.1.5 US Near-Term Policy Rate
Berkembang Expectations (Basis points)
Miliar Dolar AS
80 100
60
50
40
20 0
16,77
0
–50 Long-Term Capital
-20 Management Subprime crisis
6,88
-40
–100 Silicon Valley Bank and
Black Monday Signature Bank
-60
9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
–150
2019 2020 2021 2022 2023
2001
2004
2007
2010
2013
2016
2019
2022
1986
1989
1992
1995
1998
fasilitas likuiditas melalui program penjaminan Di sebagian besar negara maju, koreksi
pendanaan yang baru untuk memitigasi risiko harga di sektor properti juga menjadi salah
terjadinya penarikan dana besar-besaran satu perhatian, terutama jika suku bunga
oleh nasabah bank (bank runs)1. Di Swiss, bank meningkat secara cepat. Hal ini akan
sentral juga memberikan fasilitas likuiditas berdampak pada penurunan kemampuan
darurat kepada UBS yang telah ditunjuk untuk bayar debitur bank akibat meningkatnya
mengakuisisi Credit Suisse. Meskipun telah beban pembiayaan di tengah tingginya utang
dilakukan langkah cepat untuk meredam sektor nonkeuangan dan terjadinya koreksi nilai
dampak yang lebih luas dari kegagalan bank properti yang dipicu oleh periode suku bunga
tersebut, masih terdapat sentimen negatif rendah sebelumnya. Meningkatnya beban
pasar, terutama terkait kekhawatiran atas pembiayaan tersebut telah menyebabkan
risiko sistemik lanjutan yang lebih besar. Selain peningkatan risiko default bagi debitur bank,
itu, terdapat kekhawatiran pelaku pasar atas baik di sektor korporasi maupun rumah tangga.
kerentanan di sistem keuangan yang tidak
hanya bersumber dari sektor perbankan Eksposur kerugian bank juga dipengaruhi oleh
melalui mismatch suku bunga dan likuiditas, peningkatan potensi gagal bayar (probability
namun juga dari Industri Keuangan Nonbank of default) akibat penurunan harga properti
(IKNB) yang sangat tergantung pada wholesale dibandingkan plafon kredit maupun nilai
funding. kolateral. Kondisi ini akan berpengaruh negatif
pada minat bank untuk menyalurkan kredit
Tekanan yang terjadi di pasar keuangan yang selanjutnya akan berdampak pada
ini membuat tugas bank sentral menjadi perlambatan ekonomi. Di sektor korporasi,
lebih menantang di tengah pengetatan menurunnya sumber pendanaan eksternal
kebijakan moneter dan tekanan inflasi yang di luar perbankan2 mulai mengikis cadangan
berlangsung lebih lama dari prakiraan. likuiditas yang dianggarkan selama pandemi.
Setelah memegang surat berharga dalam Investor nonbank juga mengalami kerugian
jumlah yang cukup tinggi selama pandemi, dari eksposurnya, sehingga terpaksa melepas
saat ini bank sentral mulai mengambil properti yang dimilikinya dan memicu
langkah untuk melakukan normalisasi neraca penurunan harga lebih dalam di tengah kondisi
keuangannya. Hal ini berpotensi menimbulkan pasar yang mengalami tekanan.
risiko pada sovereign debt markets, khususnya
pada kondisi tingkat utang yang tinggi, liquidity
mismatch, serta tingginya interkoneksi antara
sektor perbankan dan IKNB.
1 Program penjaminan deposit diberikan secara 2 Sumber pembiayaan eksternal selain perbankan
penuh kepada deposan bank-bank yang dapat berupa pembiayaan dari Industri Keuangan
bermasalah. Silicon Valley Bank ditutup pada 10 Nonbank, Utang Luar Negeri, Obligasi Sukuk, Efek
Maret 2023, Signature Bank diambil alih oleh otoritas Beragun Aset (EBA), Medium Term Note (MTN), Initial
AS, sementara First Republic Bank diambil alih oleh Public Offering (IPO), dan Right Issue (RI)
JPMorgan.
Konsumsi Rumah Tangga -2,63 -2,21 5,96 1,02 3,56 2,02 4,34 5,51 5,39 4,48 4,93 4,54 5,23
Konsumsi Pemerintah 2,12 2,57 8,22 0,65 5,29 4,24 -6,62 -4,63 -2,55 -4,77 -4,51 3,45 10,62
Investasi (PMTDB) -4,96 -0,21 7,52 3,76 4,49 3,80 4,08 3,09 4,98 3,33 3,87 2,11 4,63
Investasi Bangunan -3,78 -0,74 4,36 3,36 2,48 2,32 2,58 0,92 0,07 0,11 0,91 0,08 3,32
Investasi Nonbangunan -8,44 1,44 18,50 4,96 10,40 8,42 8,63 9,71 19,32 12,11 12,53 7,93 8,30
Ekspor -8,42 2,17 28,41 20,74 22,24 17,95 14,22 16,40 19,41 14,93 16,28 12,17 -2,75
Impor -17,60 5,21 33,20 31,08 32,61 24,87 16,04 12,72 25,37 6,25 14,75 3,80 -3,08
PDB -2,07 -0,69 7,08 3,53 5,03 3,70 5,02 5,46 5,73 5,01 5,31 5,04 5,17
defisit 7,4 miliar dolar AS dan posisi cadangan perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah,
devisa pada akhir Juni 2023 tercatat tetap tinggi dan imbal hasil aset keuangan domestik yang
sebesar 137,5 miliar dolar AS. Posisi cadangan menarik. Bank Indonesia terus memperkuat
devisa ini setara dengan pembiayaan enam kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui
bulan impor dan pembayaran utang luar intervensi di pasar valas, menerbitkan
negeri Pemerintah, serta berada di atas standar instrumen penempatan valas Devisa Hasil
kecukupan internasional sekitar tiga bulan Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang
impor. Ke depan, NPI 2023 diprakirakan tetap sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
baik dengan transaksi berjalan terjaga dalam 36 Tahun 2023, serta menerbitkan instrumen
kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% Operasi Moneter (OM) yang pro-market untuk
dari PDB. Neraca transaksi modal dan finansial mendukung pendalaman pasar uang dan
diprakirakan juga terjaga, ditopang oleh aliran mendorong masuknya aliran portofolio asing.
masuk modal asing dalam bentuk Penanaman
Modal Asing (PMA) dan investasi portofolio, Inflasi kembali ke dalam sasaran lebih cepat
sejalan persepsi positif investor terhadap dari prakiraan. Sebelumnya inflasi diprakirakan
prospek perekonomian nasional. berada dalam sasaran target pada akhir
2023, namun pada Juni 2023 inflasi indeks
Nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan harga konsumen (IHK) tercatat 3,52% (yoy)
dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh atau sudah berada di dalam sasaran 3,0±1%.
Bank Indonesia. Kebijakan stabilisasi ini Inflasi inti Juni 2023 tercatat 2,58% (yoy), lebih
berhasil menjaga pergerakan nilai tukar rendah dibandingkan dengan inflasi akhir 2022
rupiah, bahkan secara year to date (ytd) sebesar 3,35% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh
sampai dengan 26 Juni 2023 nilai tukar rupiah stabilnya nilai tukar, turunnya harga komoditas
menguat 3,84% point to point (ptp) dari level global, rendahnya dampak lanjutan dari
akhir Desember 2022 (Grafik 1.2.1). Angka ini inflasi pangan bergejolak (volatile food), dan
lebih kuat dibandingkan dengan apresiasi terkendalinya ekspektasi inflasi. Inflasi volatile
di beberapa negara berkembang seperti food tercatat 1,20% (yoy) pada Juni 2023, turun
Rupee India dan Peso Filipina, masing-masing dari inflasi akhir 2022 yang sebesar 5,61% (yoy).
sebesar 0,86%, dan 0,47%. Ke depan, di tengah Inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah
ketidakpastian ekonomi global yang masih (administered prices) juga menurun dari
tinggi, Bank Indonesia memprakirakan stabilitas 13,34% (yoy) pada akhir 2022 menjadi 9,21%
nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan (yoy) pada Juni 2023. Kembalinya inflasi ke
persepsi positif investor terhadap prospek dalam sasaran sebagai hasil dari konsistensi
kebijakan moneter, serta eratnya sinergi
Grafik 1.2.1 Nilai Tukar 2023 (ytd) vs 2022 pengendalian inflasi pangan antara Bank
Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah)
TRY
-28,09 -15,90 dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah
ZAR -8,00
INR
-9,75 0,86 (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan
-4,25
CNY -4,51 Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)
-2,60
JPY - 8,99
-2,15 di berbagai daerah. Dengan perkembangan
IDR 3,84
-1,22
MYR -5,62 tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap
-1,22
PHP 0,72 terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa
-1,12
KRW -2,68
0,07
9,72
tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
BRL 1,89
EUR 2,34
2,53
THB -1,90
2,80
SGD Data s.d. 27 Jun23 -0,72 3,24
-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15
point-to-point rerata
Sumber: Reuters dan Bloomberg, diolah
Grafik 1.3.4 Rasio Kredit Bermasalah 2023 DPK tercatat tumbuh sebesar 5,79% (yoy)
(Grafik 1.3.2). Perlambatan DPK terjadi pada
% %
4,0 25 golongan pemilik pemerintah, perseorangan,
3,5 dan korporasi. Melambatnya pertumbuhan
3,0 20
2,51
DPK sejalan penurunan Net Claims on
2,5 the Government (NCG) dan surplus fiskal
15
2,0 15,78
pemerintah, peralihan penempatan (shifting)
1,5 10
1,12 investasi oleh kelompok perseorangan ke
1,0
5 instrumen investasi seperti Obligasi Ritel
0,5
Indonesia (ORI), saham, dan alternatif investasi
0 0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 lainnya, serta percepatan pelunasan kredit
2020 2021 2022 2023 oleh korporasi.
NPL Total NPL Non Restrukturisasi
NPL Restrukturisasi (skala kanan) Intermediasi perbankan pada Semester I
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2023 tetap tumbuh positif sejalan dengan
masih tingginya kapasitas penawaran kredit
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada level
oleh perbankan. Dari sisi penawaran kredit,
yang memadai untuk meminimalisir risiko dari
perbankan terus mendukung pertumbuhan
kredit restrukturisasi bermasalah.
kredit pada Semester I 2023, tercermin dari
tetap longgarnya Indeks Lending Standard (ILS)
Kondisi likuiditas perbankan pada Semester I
sebesar 0,1 (Grafik 1.3.6). Sejalan dengan ILS,
2023 tetap longgar. Rasio likuiditas perbankan
Indeks Lending Requirement (ILR) juga tetap
yang ditunjukkan oleh rasio alat likuid bank
longgar bagi seluruh jenis kredit dan sektor
terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) terjaga,
perekonomian seiring dengan terjaganya
meski dalam tren yang menurun. Pada akhir
risiko kredit. Dari sisi permintaan kredit,
Semester I 2023, rasio AL/DPK tercatat sebesar
korporasi cenderung lebih berhati-hati dalam
26,73% (Grafik 1.3.5), atau masih berada di atas
menghadapi ketidakpastian perekonomian
rata-rata jangka panjangnya yaitu 20,66%,
global. Dengan perkembangan tersebut,
dengan tren penurunan yang terjadi pada
intermediasi Semester I 2023 melanjutkan
mayoritas kelompok bank. Terjaganya likuiditas
pertumbuhan positif sebesar 7,76% (yoy) meski
bank turut didukung oleh pertumbuhan Dana
melambat jika dibandingkan dengan Semester
Pihak Ketiga (DPK) perbankan meski dalam tren
I 2022 sebesar 10,66% (yoy). Perlambatan terjadi
melambat sejak akhir 2022. Pada Semester I
pada Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi.
% Indeks
40 40
35
35
30
30
25
25 26,73% 20
Lebih Ketat
20 15
10
15
5
10 0,0 0,1 0,1
0
Lebih Longgar
5 -5 -0,3
0 -10
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III*
2020 2021 2022 2023 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Grafik 1.3.10 Perkembangan Tenaga Kerja Grafik 1.3.12 Pertumbuhan Kredit Agregat
Formal dan Informal dan Kredit Bank dengan Inovasi Digital
dan Uang Elektronik, termasuk penggunaan Grafik 1.3.13 Purchasing Managers’ Index
QRIS (Grafik 1.3.11). Selain itu, intermediasi dari (PMI)
bank yang melakukan inovasi digital juga terus Indeks
tumbuh positif pada tingkat yang lebih tinggi 60
Ekspansi
45
yang bukan bagian dari grup Big Tech.
40
3 Diebold, F. X., & Yilmaz, K. (2014). On the 4 Diebold-Yilmaz (2014) menggunakan forecast
network topology of variance decompositions: error variance decomposition pada persamaan
Measuring the connectedness of financial firms. Vector Autoregression (VAR) untuk melihat
Journal of Econometrics, 182(1), 119–134. kontribusi volatilitas hrg saham suatu bank
terhadap forecast error harga saham bank lain.
Semakin besar kontribusi volatilitas terhadap
forecast error, diasumsikan semakin besar
derajat rambatan yg terjadi.
Selesai
Selesai Selesai Pertemuan dengan Pelaksanaan focused Konsultasi Perumusan Pedoman
Kajian lanskap Hasil temuan pelaku industri yaitu group discussions publik ABIF yang baru dan
keuangan survei reviu ABIF ASEAN Bankers (FGD) level teknis antar target/Indikator
negara ASEAN Association (ABA) negara anggota ASEAN Penilaian Kinerja ABIF
Lebih lanjut, survei reviu ABIF bertujuan mencakup kegiatan yang lebih spesifik,
menggali pandangan ASEAN Member seperti layanan keuangan/perbankan
States (AMS) secara lebih holistik digital lintas batas. Konsep QAB digital
terkait arah ABIF ke depan. Hasil survei diharapkan memberikan dampak positif
ABIF menghasilkan tiga temuan utama bagi pertumbuhan ekonomi, mendorong
yang menjadi dasar reviu ABIF. Pertama, transaksi perdagangan dan investasi
ABIF Guidelines masih berperan penting yang lebih luas, dan meningkatkan inklusi
dalam mendukung integrasi perbankan keuangan, namun dengan biaya yang
di kawasan, namun diperlukan penguatan lebih efisien. Dengan usulan tersebut,
terhadap berbagai elemen ABIF agar bank yang belum dapat memenuhi
sejalan dengan perkembangan aktivitas kriteria QAB tradisional, namun sudah
keuangan digital dan prioritas rekomendasi aktif memfasilitasi dan/atau memberikan
dari kajian AMS financial landscape. Kedua, layanan keuangan/perbankan digital
lambatnya progress penambahan jumlah secara lintas batas, termasuk dalam rangka
QAB dan negosiasi bilateral di kawasan mendukung local currency transactions
sejak 2019 disebabkan oleh berbagai faktor, dan interoperabilitas QR payment di ASEAN
termasuk perubahan model bisnis bank dapat dipertimbangkan sebagai kriteria
dan lingkungan strategis. Ketiga, divergensi untuk QAB digital.
barrier to entry di kawasan dan perbedaan
struktur pasar keuangan utamanya Skema QAB digital dapat mendukung
ukuran pangsa aset dan kekuatan modal flagship Keketuaan Indonesia pada
perbankan, menyebabkan sulit tercapainya ASEAN 2023 yang berupaya mendorong
mutual interest di antara negara anggota penggunaan local currency transactions
ASEAN. Pada Maret 2023, WC-ABIF telah dan interoperabilitas QR payment di
menyepakati kerangka reviu ABIF Guidelines. ASEAN. Secara lebih utuh, penguatan ABIF ke
Kerangka tersebut mengidentifikasi depan mencakup tiga aspek fundamental,
elemen-elemen dalam ABIF Guidelines guna mengatasi berbagai tantangan
yang memerlukan penguatan, antara lain integrasi perbankan di tengah tingginya
ABIF objective, principles, dan admission ketidakpastian global dan digitalisasi
process for QABs (Gambar B1.2.2). (Gambar B1.2.3). Pertama, institutional
arrangement bertujuan memperluas
Untuk memperkuat kerja sama ASEAN integrasi perbankan untuk mendukung
dalam kerangka ABIF, integrasi perbankan penyediaan layanan keuangan/perbankan
selain physical presence berpotensi lintas batas di ASEAN tanpa harus melalui
dilakukan melalui pembentukan QAB physical presence. Kedua, flow of financial
digital. Pembentukan QAB digital ini services perlu mempertimbangkan
Pedoman ABIF
Tujuan: menyediakan akses pasar dan keleluasaan beroperasi di negara ASEAN Area reviu
bagi bank ASEAN yang memenuhi kualifikasi (Qualified ASEAN Banks/QAB)
Reformulasi ABIF
ABIF diharapkan dapat memajukan integrasi perbankan sejalan dengan
upaya untuk mendukung perdagangan dan investasi, pasar keuangan
serta memfasilitasi pembayaran QR di kawasan ASEAN.
STABILITAS SISTEM
KEUANGAN TERJAGA
Stabilitas sistem keuangan Indonesia Usaha Rakyat (KUR) yang tertahan. Sebagai
menunjukkan ketahanan yang kuat dan upaya penguatan sisi permintaan UMKM,
mampu menyediakan kredit dan pembiayaan Program flagship Karya Kreatif Indonesia (KKI)
bagi pemulihan ekonomi nasional. Intermediasi 2023 kembali diselenggarakan, termasuk di
perbankan tumbuh positif dan mendukung dalamnya pelaksanaan business matching
pembiayaan ekonomi pada Semester I 2023. pembiayaan. Upaya mendorong inklusi
Kapasitas perbankan untuk menyalurkan kredit juga dilakukan melalui keuangan sosial
memadai, ditopang oleh kecukupan likuiditas syariah di Indonesia yang semakin dirasakan
dan standar penyaluran kredit yang longgar. dalam mendorong distribusi kekayaan dan
Dari sisi permintaan, kinerja korporasi dan pendapatan. Penguatan inklusi juga dilakukan
rumah tangga tetap mampu menopang di tingkat internasional melalui peran Bank
pertumbuhan positif kredit perbankan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 pada
meskipun sedikit melambat. Kredit yang jalur keuangan.
melambat sejalan dengan strategi korporasi
cash rich, terutama pada sektor terkait Ketahanan sistem keuangan juga tetap
dengan Sumber Daya Alam (SDA), yang terjaga didukung permodalan yang kuat,
cenderung memanfaatkan dana sendiri untuk likuiditas yang memadai, dan faktor risiko
pembiayaan dan pelunasan kredit lebih cepat. yang terkendali. Secara umum, ketahanan
Selain itu, permintaan kredit yang tertahan juga perbankan terjaga dengan rasio permodalan
disebabkan ketidakpastian perekonomian yang tinggi, yaitu sebesar 26,74% pada Juni
global yang mengakibatkan perilaku berhati- 2023. Ketahanan likuiditas perbankan juga
hati korporasi. Kinerja intermediasi perbankan memadai, tercermin dari Rasio Alat Likuid
juga didukung oleh pertumbuhan positif terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap
pembiayaan perbankan syariah. tinggi yakni 26,57% pada Juli 2023. Rasio Non
Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,51%
IKNB turut menopang pembiayaan ekonomi pada Juli 2023, menurun dibandingkan tahun
di tengah pertumbuhan kredit perbankan sebelumnya sebesar 2,90%. Risiko kredit yang
yang tertahan. Pembiayaan IKNB terutama menurun juga tercermin dari penurunan nilai
bersumber dari pasar saham, perusahaan outstanding kredit restrukturisasi sejalan
pembiayaan, dan fintech. Pembiayaan melalui dengan membaiknya kemampuan bayar
pasar saham terus meningkat terutama debitur. Dari sisi IKNB, ketahanan perusahaan
didorong oleh Initial Public Offering (IPO) yang pembiayaan, fintech, asuransi, dan dana
didominasi oleh sektor material dasar, serta pensiun didukung permodalan yang kuat
Right Issue yang terutama terjadi pada sektor dan terjaganya risiko pembiayaan. Perbaikan
keuangan. Kinerja perusahaan pembiayaan ketahanan juga terjadi pada sektor Korporasi
semakin mendekati level sebelum pandemi, yang tercermin dari kemampuan membayar
ditopang oleh pembiayaan kepemilikan yang stabil, jumlah utang berisiko yang
kendaraan bermotor, alat berat, dan mesin. terjaga, dan kondisi likuiditas yang memadai.
Pembiayaan melalui fintech lending juga Sementara pada sektor rumah tangga,
tercatat tumbuh tinggi, terutama pada ketahanan juga terjaga di tengah perbaikan
pembiayaan konsumtif yang didukung penyerapan tenaga kerja dan tingkat upah.
platform layanan digital. Sementara itu, Sejalan dengan kecepatan digitalisasi sistem
penerbitan obligasi sedikit melambat sejalan keuangan, ketahanan dari sisi keamanan siber
dengan peningkatan suku bunga pasar. terus menerus ditingkatkan. Uji ketahanan
atau stress test Bank Indonesia menunjukkan
Peran perbankan dalam mendorong inklusi kuatnya perbankan Indonesia dalam
ekonomi dan keuangan terjaga. Kredit UMKM menghadapi tekanan, baik dari risiko likuiditas,
mampu tumbuh sebesar 7,34% (yoy) pada risiko pasar karena kenaikan yield SBN dan
Semester I 2023 di tengah realisasi Kredit volatilitas nilai tukar rupiah maupun risiko kredit.
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga
1. Pertanian 10,26 10,10 7,42 -0,17 0,79 0,34 5,88 10,10 3,31 7,42
2. Pertambangan 52,83 54,35 20,02 12,55 0,28 -1,26 37,15 54,35 6,65 3,80
3. Industri 16,03 12,19 1,70 3,82 1,18 0,82 9,62 12,19 -0,63 15,93
4. Listrik, gas, air -0,96 1,64 -7,79 5,39 1,23 1,59 6,81 1,64 -3,10 2,36
5. Konstruksi -0,04 4,26 5,73 1,05 -0,20 1,88 0,23 4,26 1,65 6,06
6. Perdagangan 8,55 6,61 3,62 1,14 0,27 1,43 6,30 6,61 3,32 18,12
7. Pengangkutan 12,85 2,22 5,11 5,98 0,01 2,65 6,62 2,22 9,63 5,16
8. Jasa Dunia Usaha 17,59 26,60 20,41 6,51 4,71 2,28 13,33 26,60 7,79 10,05
9. Jasa Sosial 10,35 18,23 28,00 2,25 2,52 3,36 6,96 18,23 15,79 3,63
10. Lain-lain 6,85 9,32 9,03 1,28 1,25 0,74 3,42 9,32 3,16 27,47
Total 10,66 11,35 7,76 2,74 1,20 1,20 7,08 11,35 3,62 100,00
Intermediasi perbankan yang tetap tumbuh Grafik 2.1.5 Perubahan Aspek Kebijakan
positif sejalan dengan tetap longgarnya Penyaluran Kredit
penawaran kredit perbankan. Hal ini tercermin Indeks
4
dari Indeks Lending Standard (ILS) yang
tetap longgar pada Triwulan II 2023 (Grafik 2
0,03 0,21
2.1.4). Sejalan dengan ILS, Indeks Lending 0,14 0,2 0,20,03 0,0
Lebih Ketat
-4
demikian, pertumbuhan kredit relatif lebih
lambat dari periode akhir 2022 tercermin dari -6
-6,0
beberapa aspek strategi penyaluran kredit -8 Plafon Jangka Biaya Suku Premi Perjanjian Agunan Persyaratan
yang mengalami pengetatan terbatas seperti Kredit Waktu Persetujuan Bunga Kredit Kredit Administrasi
Kredit Kredit Kredit Berisiko
plafon kredit, premi kredit berisiko, perjanjian
Tw II-2023 Tw III-2023
kredit, agunan, dan persyaratan administrasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
(Grafik 2.1.5).
Grafik 2.1.6 Indeks Lending Requirement
Grafik 2.1.4 Indeks Lending Standard (ILS)
(ILR), Agregat
Indeks
40 Indeks
34,4 1,0
30 0,5
Lebih Ketat
20 0,0
13,6
12,4
-0,5
10 -0,82
Lebih Longgar
-10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III* -2,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023
Grafik 2.1.7 Indeks Lending Requirement Kenaikan terbesar pada Kredit Investasi (KI)
(ILR), Sektoral (a) sebesar 69 bps. Sementara, suku bunga Kredit
Indeks
Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK)
1,0 masing-masing meningkat sebesar 51 bps dan
0,5 3 bps (Grafik 2.1.10). Kenaikan suku bunga kredit
0 -0,33
rupiah juga sejalan dengan kenaikan suku
-0,5 bunga DPK rupiah sebesar 76 bps (Grafik 2.1.9).
-0,55
-1,0
-0,58
Dengan peran intermediasi yang terjaga,
-1,5
profitabilitas relatif stabil dengan didukung
-2,0
oleh penurunan risiko kredit dan upaya
-2,5
peningkatan efisiensi biaya. Kinerja
-3,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 profitabilitas bank relatif stabil di Semester I
2020 2021 2022 2023
2023, tercermin dari ROA dan NIM yang stabil
Pertanian Industri Pertambangan
masing-masing sebesar 4,7% dan 4,8 pada
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Juni 2023 (Grafik 2.1.11). Kinerja profitabilitas
Total Aset
84 0 -2,81
4 -2,86 -2,88 -2,70
2,73 82 -5 -2,69 -1,46 -1,43 -1,38
2,69 -6,99 -7,34 -7,05
3 -10 -8,14
80
78 -15
2 77,55 76 Jun-21 Jun-22 Dec-22 Jun-23
77,34 Pendapatan Bunga dari Kredit Pihak Ke-3
1 74
Beban Bunga Lainnya
72 Pendapatan Bunga Lainnya
0 70 Beban Non Bunga
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II Beban Bunga DPK
2019 2020 2021 2022 2023 OHC
CKPN
BOPO (skala kanan) ROA NIM Pendapatan Selain Bunga
Sumber: Bank Indonesia, diolah Net Pendapatan Operasional (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2.1.13).
saat bersamaan, kualitas pembiayaan UMKM
Kinerja Intermediasi juga didukung oleh di perbankan syariah juga terjaga, dengan
pertumbuhan pembiayaan perbankan tingkat NPF mencapai 4,63% pada Juni 2023.
syariah yang tetap positif. Pada Semester Perkembangan ini merupakan salah satu
I 2023, penyaluran pembiayaan perbankan bentuk komitmen perbankan syariah dalam
syariah menunjukkan pertumbuhan yang mendukung UMKM yang juga bagian dari
relatif tinggi mencapai 17,09% (yoy). Selain penerapan nilai-nilai ekonomi syariah.
dipengaruhi oleh faktor permintaan,
pembiayaan yang tinggi tersebut juga Kinerja Intermediasi juga didukung oleh
dipengaruhi oleh adanya konversi BPD Riau pertumbuhan pembiayaan perbankan
Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah pada syariah yang tetap positif. Pada Semester
Agustus 2022. Pembiayaan perbankan syariah I 2023, penyaluran pembiayaan perbankan
kepada UMKM tumbuh sejalan dengan syariah menunjukkan pertumbuhan yang
pemulihan UMKM dari dampak COVID-19. relatif tinggi mencapai 17,09% (yoy) (Grafik
Pada Juni 2023 pembiayaan syariah kepada 2.1.14). Selain dipengaruhi oleh faktor
UMKM tumbuh 11,1% (yoy), yang didorong oleh permintaan, pembiayaan yang tinggi tersebut
berbagai kebijakan penyaluran pembiayaan juga dipengaruhi oleh adanya konversi BPD
kepada UMKM, khususnya pada segmen KUR Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah
Mikro, serta segmen non-KUR untuk program pada Agustus 2022. Pembiayaan perbankan
pemberdayaan berbasis komunitas. Pada syariah kepada UMKM tumbuh sejalan dengan
cenderung membaik (Grafik 2.1.17). Kondisi ini Grafik 2.1.18 Perkembangan Initial Public
menjadi salah satu pertimbangan tertahannya Offering (IPO)
pembiayaan ke sektor Fesyen Muslim. Namun Jumlah Emiten Triliun Rupiah
50 55,65 60
demikian, pembiayaan syariah belum secara 46
45
optimal memfasilitasi aktivitas perdagangan 40
50
36
internasional (ekspor – impor) dengan pangsa 35 33
40
29 29 29 30
pembiayaan pada ekspor dan impor masing- 30 26 32,76
25 20 22 30
masing sebesar 0,6% dan 0,3%. Hal ini perlu 18 20 19
20
didorong agar perkembangan HVC semakin 15
20
11,70 8,50 17,73
terakselerasi. 10 3,795,81 6,20
15,29
10
4,73 3,17
5 2,90 6,01
2023
dibandingkan periode sama tahun Jumlah Emiten
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
sebelumnya. Total nilai fund raise tercatat
Sumber: Statistik Pasar Modal OJK, diolah
sebesar Rp118,2 triliun baik melalui IPO, right
issue dan EBUS8 Korporasi pada Semester I 2023. dengan 12 perusahaan yang melakukan
Dalam hal ini terdapat 36 perusahaan yang right issue senilai Rp12,1 triliun pada Semester
melakukan IPO senilai Rp32,8 triliun, meningkat I 2022. Aktivitas right issue pada Semester
dibandingkan 19 perusahaan pada Semester I 2023 didominasi oleh sektor keuangan
I 2022 senilai Rp17,7 triliun (Grafik 2.1.18). IPO dengan pangsa sebesar 55% dengan nilai
Semester I 2023 terutama disumbang oleh penghimpunan dana sebesar Rp19,8 triliun.
sektor basic material dengan pangsa 59% (Grafik 2.1.19).
dengan nilai penghimpunan dana Rp19,3 triliun.
Dari sisi right issue, terdapat 18 perusahaan Sementara itu, aktivitas penerbitan EBUS
yang melakukan right issue dengan nilai korporasi melambat sejalan dengan
sebesar Rp36,1 triliun pada Semester I 2023, kehati-hatian korporasi. Pada Semester I
lebih tinggi dibandingkan 2023, pembiayaan perekonomian melalui
obligasi/sukuk tercatat sebesar Rp49,3
Grafik 2.1.17 Perkembangan Pembiayaan triliun atau melambat -28,4% dibandingkan
Sektor Unggulan Halal Value Chain oleh Semester I 2022 sebesar Rp68,9 triliun (Grafik
Perbankan Syariah 2.1.20). Berdasarkan jumlah perusahaan
-2 3 8 13 18
50
Grafik 2.1.19 Perkembangan Right Issue
Pertanian
40
Pertumbuhan PYD (%, yoy)
Makanan
Jumlah Emiten Triliun Rupiah
30 Non 35 33 180
HVC 31
20 Total HVC 164,84 160
30
140
Total HVC 25
10 Non 120
HVC Pertanian 18 17 18
PRM Fashion 20 17 100
0
14
Fashion 15 12 12 66,22 80
-10 Makanan 11
53,76
PRM 9 9 60
10 34,44 7
-20 11,42 40
25,66 32,44
5 15,11 36,10
Jun-22 Jun-23 3,52 8,84 20
20,35 12,15
Sumber: Bank Indonesia, diolah 0 I II I II I II I II I II I II I 0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2023
Jumlah Emiten
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
Sumber: Statistik Pasar Modal OJK, diolah
2023
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2023
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Emiten Nominal Pertumbuhan
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
Sumber: KSEI, diolah Sumber: OJK, diolah
dan nilai perolehan dana, penerbit obligasi Grafik 2.1.22 Pembiayaan Pegadaian, LPEI,
sebagian besar merupakan sektor keuangan dan Modal Ventura
dengan pangsa sebesar 64,3% dan nilai %, yoy %, yoy
30 60
penerbitan sebesar Rp31,7 triliun. Secara umum 25
19,16 50
pembiayaan melalui penerbitan obligasi/sukuk 20
40
15
korporasi pada 2023 diperkirakan masih akan 10 16,37
30
2023
Pembiayaan (PP), Modal Ventura dan PT 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pegadaian juga tercatat tumbuh positif di Modal Ventura (skala kanan)
Semester I 2023. Pada Juni 2023, pembiayaan Pegadaian LPEI PP
Sumber: OJK, diolah
PP mencatatkan pertumbuhan 16,37% (yoy), *) data pegadaian merupakan data per Mei 2023
lebih baik dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya sebesar 5,63% (Grafik 2.1.21). Inovasi pembiayaan berbasis ekosistem
Nilai penyaluran PP tersebut telah mendekati platform digital seperti fintech lending
kondisi sebelum pandemi. Peningkatan semakin dapat diakses oleh masyarakat
ini didorong oleh kenaikan pembiayaan luas. Kerjasama fintech lending dengan
kendaraan bermotor yang tumbuh sebesar perbankan, platform penyedia layanan digital,
17,98% (yoy). Berdasarkan data Gabungan serta partner lain di ekosistemnya semakin
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
(Gaikindo), penjualan mobil dari pabrik ke layanan pembiayaan, baik untuk tujuan
dealer (wholesale) pada Semester I 2023 konsumtif maupun produktif. Fintech lending
mencapai 505.985 unit, atau meningkat mencatatkan pertumbuhan yang masih relatif
sebesar 6,51% dibandingkan Semester I 2022 tinggi sebesar 18,86% (yoy) pada Semester
yang mencapai 475.030 unit. Sementara untuk I 2023, meskipun dalam tren perlambatan
pembiayaan modal ventura dan PT Pegadaian (Grafik 2.1.23). Fintech lending didominasi
sampai dengan Juni 2023 masing-masing oleh pembiayaan konsumtif, sebagaimana
tumbuh sebesar 0,74% (yoy) dan 19,16% (yoy) dilakukan oleh 20 perusahaan fintech lending
(Grafik 2.1.22). Di sisi lain, pembiayaan Lembaga terbesar yang mengalokasikan mayoritas
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih pembiayaan untuk segmen consumer loan.
tumbuh negatif sebesar -11,53% (yoy). Meningkatnya pembiayaan konsumtif di
antaranya didukung oleh membaiknya kondisi
Grafik 2.1.23 Pertumbuhan Pembiayaan sebesar 13,34% (yoy), lebih rendah dibandingkan
Fintech Lending pertumbuhan akhir 2022 yang tercatat
Triliun Rupiah % sebesar 19,56% (yoy) (Tabel 2.1.2). Perlambatan
60 140
52,70 pertumbuhan penjualan ini turut menahan
120
50 tingkat Return on Equity (ROE) korporasi yang
100
40 lebih rendah yaitu 12,36% pada Juni 2023,
80
dibandingkan Desember 2022 sebesar 15,55%.
30 60
Kinerja penjualan yang menurun ini terutama
40
20 disebabkan oleh tren perlambatan harga
20
10
18,86 komoditas global. Perbaikan kinerja korporasi
0
3,30 yang masih berlangsung paska pandemi
0 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II COVID-19 mendorong beberapa korporasi
2020 2021 2022 2023
Nominal Pembiayaan Fintech
dalam kondisi cash rich dan cenderung
yoy, Fintech (skala kanan) melalukan pelunasan kredit lebih awal. Aktivitas
mtm, Fintech (skala kanan)
Sumber: OJK, diolah korporasi selama Semester I 2023 tersebut
tercermin pada perkembangan kredit yang
perekonomian pascapandemi COVID-19, masih mencatat pertumbuhan positif meski
meningkatnya penyerapan tenaga kerja, melambat jika dibandingkan periode akhir
serta semakin populernya fitur paylater 2022.
sebagai alternatif metode pembayaran
daring. Meskipun demikian, secara keseluruhan Sejalan dengan program hilirisasi,
pangsa pembiayaan fintech lending masih peningkatan kebutuhan pembiayaan
sangat kecil, yakni di bawah 1% dari total korporasi secara sektoral diprakirakan
pembiayaan perekonomian. akan meningkat. Pada Semester I 2023,
masih terjadi perlambatan kinerja pada sektor
Kinerja korporasi pada Juni 2023 juga Pertambangan dan Industri yang disebabkan
tercatat tumbuh pada level yang tinggi meski oleh penurunan harga komoditas ekspor utama
cenderung melambat dibandingkan akhir Indonesia yaitu Batubara dan Minyak Sawit
2022. Korporasi secara agregat mencatat (Grafik 2.1.24). Pertumbuhan penjualan sektor
pertumbuhan penjualan Semester I 2023 pertambangan mencapai 34,59% (yoy), lebih
Sektor
(%)
2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023
Des Des Des Mar Jun Des Des Des Mar Jun Des Des Des Mar Jun
Pertanian 11,03 37,87 14,59 6,56 -1,07 0,59 4,80 11,15 14,52 11,01 11,14 -19,66 -9,08 32,13 32,09 22,29
Pertambangan -17,55 44,96 67,41 63,32 34,59 2,52 3,71 22,67 36,94 36,19 31,81 -39,89 30,27 62,67 43,73 38,97
Industri -10,85 18,31 12,07 8,48 5,82 5,34 8,51 8,65 9,33 9,39 9,36 -35,34 2,40 14,16 20,87 21,47
Listrik, Gas, dan Air -22,54 4,47 19,32 21,65 20,09 0,23 -3,54 9,40 9,49 9,14 10,00 18,76 7,23 -39,54 -24,13 -32,40
Konstruksi -31,33 8,94 15,74 10,26 8,63 0,69 -4,94 1,97 1,98 2,87 2,07 -21,89 59,25 -30,52 -20,55 -14,27
Perdagangan -18,98 17,71 26,43 22,81 17,46 2,19 1,29 10,88 18,69 18,73 19,72 -31,63 -11,19 57,43 65,40 67,82
Pengangkutan -15,66 5,24 19,99 19,98 19,05 1,19 -9,09 -14,94 37,76 36,46 13,56 -17,21 2,58 -1,82 4,29 3,67
Jasa Dunia Usaha -16,32 19,67 17,84 9,87 7,54 0,28 -3,91 0,87 6,94 -14,52 -6,11 -33,72 -5,77 16,96 22,70 13,70
Jasa Sosial -3,98 19,31 -0,29 -0,56 0,75 0,31 4,27 9,14 5,90 3,38 3,58 -14,35 -12,22 15,71 9,48 9,36
Agregat -14,47 20,00 22,72 19,56 13,34 13,34 2,39 7,82 15,55 14,82 12,36 -26,71 7,73 10,66 16,32 16,54
Transportasi dan Komunikasi (0,96%), Makanan 2018 2019 2020 2021 2022 2023
dan Minuman (0,76%), dan Restoran dan Hotel Indeks Ekspektasi Penghasilan
Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
(0,33%) (Grafik 2.1.25). Peningkatan tersebut Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha
sejalan dengan membaiknya tingkat mobilitas Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: BPS, diolah
masyarakat. Hal ini didukung oleh optimisme
rumah tangga terhadap kondisi perekonomian
Total Aset 10,81 10,81 100,00 Total Kewajiban 9,91 9,91 100,00
Total Aset Finansial 6,89 2,83 41,08 Total Utang 9,91 9,91 100,00
Uang dan Simpanan 4,37 1,25 28,54 Bank 9,03 8,06 89,29
POSISI AKHIR
Surat Berharga 57,98 0,90 1,55 Produktif 8,58 3,71 43,21
Pemerintah 63,41 0,85 1,33 Konsumtif 9,45 4,35 46,08
Swasta 31,35 0,07 0,22 IKNB* 17,87 1,91 10,71
Pinjaman* -29,60 -0,01 0,04 Pembiayaan* 16,56 1,55 9,33
Ekuitas 20,75 1,46 7,03 Fintech* 27,55 0,38 1,38
Asuransi dan Dana Pensiun* -7,15 -0,28 3,90
Finansial Devatives -33,39 0,00 0,01 Kekayaan Finansial Neto 2,51
Total Aset Non-Finansial** 13,72 8,08 58,92 Kekayaan Neto 11,12
POSISI AWAL
Surat Berharga 37,46 0,41 1,09 Produktif 12,23 5,35 43,74
Pemerintah 47,13 0,43 0,90 Konsumtif 7,19 3,33 46,27
Swasta 3,99 0,01 0,18 IKNB* 9,93 0,99 9,99
Pinjaman* 52,39 0,03 0,07 Pembiayaan* 4,18 0,33 8,01
Ekuitas 33,47 2,16 6,45 Fintech* 85,80 0,93 1,08
Asuransi dan Dana Pensiun* 3,92 0,18 4,66
Finansial Devatives -39,36 -0,01 0,02 Kekayaan Finansial Neto 5,23
Total Aset Non-Finansial** 5,10 2,93 57,42 Kekayaan Neto 5,13
Ket: *) Diestimasi menggunakan angka bulan sebelumnya
**) diestimasi menggunakan asumsi proyeksi PDB, angka sementara
/ meningkat/menurun dibandingkan opening position
Sumber : KSEI, OJK, Bank Indonesia, diolah
Investasi pada aset nonfinansial rumah berlanjut dan pertumbuhan presales developer
tangga menunjukkan perlambatan, yang yang masih positif. KPR tumbuh sebesar
tercermin pada perkembangan penjualan 10,16% (yoy), lebih tinggi dibanding Semester
properti selama Semester I 2023. Survei Harga II 2023 sebesar 8,17% (yoy). Pertumbuhan KPR
Properti Residensial menunjukkan penjualan terutama didorong oleh rumah tipe kecil (<tipe
menurun sebesar 12,30% (yoy), setelah pada 22) dan tipe menengah (tipe 22 s.d. 70) yang
Semester II 2023 tumbuh sebesar 4,54% (Grafik tumbuh masing-masing sebesar 49,05% (yoy)
2.1.30). Namun, pertumbuhan penjualan dan 7,24% (yoy) (Grafik 2.1.31).
berpotensi meningkat seiring tren peningkatan
harga rumah di pasar primer yang masih
Ketahanan perbankan tetap terjaga seiring Grafik 2.2.2 Pekembangan Komposisi Loan
terus membaiknya kinerja sektor riil. Kondisi at Risk (LaR) Perbankan
tersebut tercermin pada risiko kredit perbankan LAR = NPL + RESTRUKTURISASI Kol 2 + Kol 2 Non RESTRUKTURISASI
% + RESTRUKTURISASI KOL.1
yang tetap rendah dan terjaga pada semua 25 23,53 23,3823,29
22,67
segmen, dengan rasio non-performing loan 20,65
21,58
19,48
20 18,88
(NPL) secara agregat perbankan sebesar 2,44% 15,88
16,97
15,91
di Semester I 2023, menurun dibandingkan 15 12,06
15,53 15,18
14,03
14,05 13,94
13,17
11,59 13,29
Semester I 2022 sebesar 2,86% serta masih 10,21 10,29
10,61
9,93 2,24
12,37 9,61
8,89 7,09
10 11,26
pandemi, rasio LaR perbankan 2023 dalam 2,51 2,50 2,66 2,53 2,77 3,11 3,15 3,06 3,17 3,24 3,22 3,00 2,99 2,86 2,78 2,44 2,49 2,44
0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
tren penurunan. LaR perbankan di Semester I
2019 2020 2021 2022 2023
2023 tercatat sebesar 13,17% atau lebih rendah NPL
Restrukturisasi KOL.2
dibandingkan periode yang sama tahun lalu % LaR
Restrukturisasi KOL.1
KOL.2 Non-Restrukturisasi
sebesar 16,97% (Grafik 2.2.2). Tren penurunan Sumber: Bank Indonesia, diolah
LaR tersebut didorong oleh penurunan kredit
restrukturisasi yang terjadi pada semua Grafik 2.2.3 Perkembangan Kredit
segmen (Grafik 2.2.3), sejalan dengan Restrukturisasi Perbankan Berdasarkan
membaiknya kemampuan membayar debitur Segmen
yang mengikuti program restrukturisasi kredit.9 Triliun Rupiah
1200 1093
1080 1099 1066
1034
1000 972
Grafik 2.2.1 Perkembangan Non Performing 872 398 383 365 346 330
933
862 822
1. Pertanian 1,33 1,66 2,08 1,74 1,60 1,67 2,03 -1,41 1,94 6,18
2. Pertambangan 4,66 3,58 7,26 4,42 2,42 2,31 2,41 -1,61 -0,29 3,77
3. Industri 2,53 3,88 4,58 5,18 3,77 3,99 3,67 0,00 -8,94 23,99
4. Listrik, gas, dan air 1,33 0,89 1,24 1,04 0,47 0,47 0,45 -0,19 -1,15 0,44
5. Konstruksi 3,14 3,55 3,45 3,62 3,55 3,52 3,64 0,89 0,34 9,04
6. Perdagangan 3,79 3,66 4,54 4,33 3,79 3,92 3,58 1,99 -7,07 26,60
7. Pengangkutan 2,68 1,64 2,16 2,07 1,63 1,29 1,10 -1,76 -1,49 2,32
8. Jasa Dunia Usaha 1,52 1,43 1,92 2,11 1,38 1,22 1,38 -0,28 -1,60 5,67
9. Jasa Sosial 1,41 1,50 2,17 1,54 1,43 1,53 1,50 -0,14 0,31 2,24
10. Lain-lain 1,55 1,60 1,80 1,69 1,54 1,64 1,75 -1,56 3,52 19,75
Total 2,37 2,53 3,06 3,00 2,44 2,49 2,44 -4,09 -14,43 100
92,95
92,65
93,23
50
92,77
94,14
20
100 40
15
30
50 10
20
5 10
0 0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
CKPN/NPL CKPN/LaR (Skala Kanan) Modal Inti Modal Pelengkap
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
1.731,41
1.449,54
800
10
600 global, kenaikan suku bunga kebijakan serta
400
5 berakhirnya program kredit restrukturisasi12
200
yang dilanjutkan dengan perpanjangan
0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 kebijakan restrukturisasi kredit dan pembiayaan
2019 2020 2021 2022 2023
secara targeted dan sektoral,13 menunjukkan
Modal CAR (Skala Kanan)
tingkat NPL tetap di bawah 5%, dengan CAR
Sumber: Bank Indonesia, diolah
diestimasikan masih di atas 25%, dan jauh di
atas kewajiban CAR minimum.
Juni 2022 sebesar 49,2%), sementara pangsa Giro Tabungan Deposito DPK
Sumber: Bank Indonesia, diolah
tabungan dan giro mencapai 51,4% (meningkat
dibandingkan Juni 2022 sebesar 50,8%).
Grafik 2.2.15 Non Performing Financing Dari sisi fintech lending secara industri relatif
(NPF) dan Gearing Ratio (GR) PP terjaga dengan tren perkembangan tingkat
% % wanprestasi (TWP) yang perlu diperhatikan.
4,0 6
Pada Juni 2023, tingkat risiko pembiayaan
5 fintech lending (TWP90)15 agregat terjaga di
3,5
bawah ambang batas (5%), yakni sebesar
4
3,29%, lebih tinggi daripada periode yang
3,0 2,67 3 sama pada akhir 2022 sebesar 2,53% (Grafik
2 2.2.18). Hal ini didorong oleh peningkatan TWP90
2,5 2,27 beberapa perusahaan fintech lending dengan
1
komponen TWP90 Badan Usaha yang melebihi
2,0 0 ambang batas.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Kinerja industri asuransi dan dana pensiun
GR PP (skala kanan) NPF
relatif terjaga di Semester I 2023. Secara
Sumber: OJK, diolah
keseluruhan, aset industri asuransi mengalami
Grafik 2.2.16 Non-Performing Financing peningkatan sebesar 7,63% (yoy). Meskipun
(NPF), Modal Ventura, Pegadaian, dan LPEI terdapat kontraksi premi dibandingkan
%
tahun lalu akibat normalisasi Produk Asuransi
30 Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI)
28,13
3,0 4
3,29
2,5 3
2,0 1,73
2 2,87
1,5 1,56
1,0 1
0,5 0,62 0
I II III IV I II III IV I II
0 2021 2022 2023
I II III IV I II III IV I II III IV I II
TWP90 Agregat TWP90 Perorangan
2020 2021 2022 2023
TWP90 Badan Usaha
GR LPEI DER PT Pegadaian GR Modal Ventura Sumber: OJK, diolah
Sumber: OJK dan Pegadaian, diolah
15 TWP90 merupakan ukuran tingkat wanprestasi
atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera
dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak
tanggal jatuh tempo
Grafik 2.2.19 Premi dan Klaim Bruto Grafik 2.2.21 Iuran dan Manfaat
Asuransi Dana Pensiun
Triliun Rupiah % Triliun Rupiah
600 170 4,0
3,59
500 160 3,5
150 3,0
400
126,90 2,5
140
258
300 203
130 2,0
200 1,5
120
100 1,0
110
0,5 0,26
0 100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 0
2019 2020 2021 2022 2023 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2019 2020 2021 2022 2023
Premi Bruto Klaim Bruto
Rasio Premi/Klaim Bruto (skala kanan) Iuran Manfaat Jatuh Tempo
Sumber: OJK, diolah Sumber: OJK, diolah
pertumbuhan pada 2022 dengan periode bentuk kredit (Grafik 2.2.22). Sementara dari
yang sama, sebesar 5,41% (yoy) (Grafik sisi kewajiban, pangsa kewajiban bank ke IKNB
2.2.20). Besarnya iuran yang terakumulasi terhadap total kewajiban bank sebesar 6,54%
pada per Semester I 2023 juga masih lebih yang mayoritas merupakan kewajiban dalam
besar dibandingkan klaim dari manfaat jatuh bentuk DPK (Grafik 2.2.23). Sejalan dengan
temponya (Grafik 2.2.21). Permodalan asuransi eksposur yang terbatas, risiko rambatan antar
Semester I 2023 relatif terjaga yang ditunjukkan kedua sektor diprakirakan relatif terbatas.
dengan risk-based capital (RBC) industri
asuransi masih berada jauh di atas threshold Dari sisi korporasi, ketahanan likuiditas
120%. RBC dari asuransi umum dan asuransi terjaga meskipun dalam tren yang menurun
jiwa pada Juni 2023 tercatat masing-masing sejalan dengan perlambatan kinerja selama
sebesar 314,1% dan 467,9%. Semester I 2023. Kondisi likuiditas korporasi
dalam level yang memadai tersebut
Interkoneksitas IKNB dengan sektor tercermin pada current ratio dan cash ratio
perbankan relatif terbatas. Dari sisi aset, total pada Semester I 2023 yang secara agregat
pangsa aset produktif bank di IKNB terhadap masih berada di atas level saat pandemi.
total aset produktif bank per Juni 2022 hanya Dalam perkembangannya Current ratio
sebesar 4,89%, dengan penempatan terbesar korporasi turun menjadi 1,41 kali (Grafik 2.2.24).
pada PP yang mayoritas dialokasikan dalam
Grafik 2.2.22 Interkoneksi IKNB dengan
Grafik 2.2.20 Aset Dana Pensiun Perbankan dari Sisi Asset Produktif
Triliun Rupiah
400
350 358,66
127,85 2,31%
300
95,11% 4,89%
250 0,05%
0,01% 1,12%
200 45,50 0,09%
0,05%
150 0,25% 0,83%
100 0,17%
185,31
50 Non-IKNB Asuransi IKNB Lainnya
0 IKNB LPEI PP
I II III IV I II III IV I II PT Pegadaian Dana Pensiun MV
2021 2022 2023
KSP MI, Reksadana, Sekuritas
PPMP PPIP DPLK Total
Sumber: OJK, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Grafik 2.2.23 Interkoneksi IKNB dengan Grafik 2.2.25 Perkembangan Cash Ratio
Perbankan dari Sisi Kewajiban
Kali
0,42% 0,8
0,21% 0,07%
1,13% 0,7
0,07%
0,6 0,52
0,95%
93,46% 6,54% 1%
0,5
0,43
0,4
2,68%
0,3 0,35
0,2
Grafik 2.2.24 Perkembangan Current Ratio utang berisiko. Setelah sempat meningkat di
2022, kemampuan bayar korporasi mengalami
Kali
1,9 penurunan yang tercermin dari kenaikan
1,8 median ICR korporasi secara agregat hingga
1,7 1,58 mencapai 2,26 kali pada Semester I 2023, sedikit
1,6 menurun dari akhir 2022 yang mencapai 2,51 kali
1,5 1,41 (Grafik 2.2.26). Baik korporasi eksportir maupun
1,4
1,27 non eksportir memiliki ICR di atas ambang
1,3
batas 1,5. Rasio utang berisiko atau Debt at
1,2
Risk (DaR) menunjukkan tren peningkatan yang
1,1
didorong oleh korporasi noneksportir (Grafik
1,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 2.2.27). Sementara itu, DaR korporasi eksportir
2020 2021 2022 2023
relatif melandai pada Semester I 2023.
Eksportir Noneksportir Agregat
Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah
Grafik 2.2.26 Perkembangan Interest
Coverage Ratio
Sejalan dengan current ratio, cash ratio juga
Kali
mengalami penurunan yang didorong oleh 6
perlambatan kinerja penjualan di Semester
5
I 2023 (Grafik 2.2.25). Indikator cash ratio 4,03
mengalami penurunan dari 0,55 kali kewajiban 4
Grafik 2.2.27 Perkembangan Debt at Risk Grafik 2.2.28 Perkembangan ULN per PDB
% Miliar
USD BioDolar AS %%
80 250 50
70 37,06 40
200 34,99
30,13 30,07
60 29,45 30
27,92
24,08 29,29
50 38,34 150 24,05 20
36,31 23,39
40
100 10
30
33,57
0
20
50
-10
10
0 0 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023
ULN NFC ULN NFC TO GDP (Skala kanan)
Eksportir Noneksportir Agregat ULN TO GDP (Skala kanan)
Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah
Risiko Utang Luar Negeri (ULN) Korporasi Grafik 2.2.29 ULN Berdasarkan Jenis Suku
juga terjaga sejalan dengan tren penurunan Bunga
ULN Korporasi per PDB pada Semester I 2023 Miliar Dolar AS
16.000
dibandingkan 2022. ULN Korporasi mencapai 6.607
14.000
23,39% terhadap PDB, lebih rendah dibanding 6.696
12.000
akhir 2022 dan akhir 2021 yang masing – masing
tercatat sebesar 24,05% PDB dan 27,92% PDB 10.000 3.710 5.151 6.416
bunga, mayoritas ULN masih didominasi oleh Fixed Rate Floating Rate
suku bunga tetap (fixed rate) sehingga risiko Sumber: Bank Indonesia, diolah
suku bunga ULN terutama dalam menghadapi
higher for longer relatif terbatas (Grafik 2.2.29).
BUMN 47.686 46.612 44.619 43.250 39.063 27,26 26,89 25,16 -6,43 -7,21 -12,45
2780
Non-BUMN 117.231 116.796 119.039 117.588 116.207 72,74 73,1 74,84 1,54 0,68 -2,38
Total 164.917 163.408 163.659 160.838 155.271 100,00 100,00 100,00 -0,76 -1,57 -5,13
Sumber : Bank Indonesia, diolah
Ketahanan rumah tangga tetap terjaga Dari sisi pendapatan, tenaga kerja informal
dan diperkuat oleh program jaminan sosial terindikasi lebih terdampak terhadap
ketenagakerjaan. Kepesertaan BPJS tenaga penurunan upah riil. Perkembangan rata-
kerja semakin meningkat. Per Juni 2023, rata upah riil tenaga kerja, baik formal maupun
jumlah tenaga kerja yang terdaftar aktif informal pada Semester I 2023 mengalami tren
dalam kepesertaan BPJS mencapai 36,7 juta penurunan dari tahun sebelumnya (Grafik
pekerja, jumlah ini meningkat dibandingkan 2.2.31). Hal itu menunjukkan bahwa peningkatan
tahun sebelumnya sebanyak 35,9 juta (Grafik rata-rata upah nominal tenaga kerja masih
2.2.34). Peningkatan khususnya terjadi pada berada di bawah kenaikan tingkat inflasi. Pada
kelompok pekerja informal sehingga menjadi sektor formal, ketiga sektor utama secara
tambahan perlindungan sosial bagi rumah bersamaan mengalami penurunan rata-rata
tangga. Ketahanan rumah tangga dari sisi upah riil, dengan penurunan terbesar terlihat
keuangan membaik, yang ditunjukkan dengan pada sektor Perdagangan (Grafik 2.2.32).
penurunan risiko kredit (LaR) KPR dan kredit Sejalan dengan hal tersebut, penurunan rata-
multiguna (Grafik 2.2.30). rata upah riil juga terjadi pada ketiga sektor
utama dengan tingkat penurunan yang relatif
Grafik 2.2.30 Perkembangan LaR KPR dan sama (Grafik 2.2.33).
Kredit Multiguna Rumah Tangga
% Grafik 2.2.32 Upah Riil di Sektor Utama,
32
pada Tenaga Kerja Formal
27 Juta Rupiah
3,5
22 19,36 3,08
3,0
15,91
17
15,54 2,5 2,37
12 2,19
7,54 2,0
6,51
7 2,03 1,99
1,81
5,60 1,5
2
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
1,0
2019 2020 2021 2022 2023 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2
2018 2019 2020 2021 2022 2023
LaR KPR LaR Multiguna
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber: Bank Indonesia, diolah Perdagangan Besar dan Eceran
Industri Pengolahan
Total Pekerja Formal
Grafik 2.2.31 Perkembangan Upah Tenaga Sumber: BPS, diolah
Kerja Formal dan Informal (riil dan
nominal) Grafik 2.2.33 Upah Riil di Sektor Utama,
Juta Rupiah
pada Tenaga Kerja Informal
3,4 3,12 3,07 Juta Rupiah
2,94 2,4
3,0
2,2
2,6 2,88 2,75 1,94
2,0
1,83
2,58 1,74
2,2 1,8 1,67
1,86
1,66 1,72 1,6 1,53 1,50
1,8
1,36
1,4
1,4 1,67 1,18 1,18
1,53 1,50 1,2
1,27
1,0 1,15 1,09
2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2 1,0
2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Upah Nominal TK Formal Upah Riil TK Formal Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Upah Nominal TK Informal Upah Riil TK Informal Perdagangan Besar dan Eceran
Industri Pengolahan
Sumber: BPS, diolah Total Pekerja Informal
Sumber: BPS, diolah
Grafik 2.2.34 Perkembangan Kepesertaan dan target penerima, sinergi program Perlinsos
BPJS TK dengan program pemberdayaan, percepatan
Juta Orang pengentasan kemiskinan ekstrem, dan bansos
80
untuk kelompok rentan.
70
500
400 152
276,1 228
300
476
200
308,4 309,6
221,9 240,2 16 NIST mendefinisikan ransomware adalah jenis
100
serangan malicious dimana attacker mengenkripsi
data entitas yang diserang dan meminta bayaran
0
untuk mengakses dan mendekrip kembali.
2019 2020 2021 2022* 2023
Perlinsos Reguler Perlinsos Covid 17 DDOS adalah sebuah teknik yang menggunakan
berbagai sumber host untuk melakukan
Sumber: Bank Indonesia, diolah penyerangan.
Grafik 2.3.1. Pertumbuhan Kredit UMKM Grafik 2.3.3 Loan at Risk (LaR) UMKM
per Segmen
%, LAR
%, yoy
140
120 50
100
40
80
60 30
39,10
40 20,35
20 19,51
20 7,34 16,84
10 13,10
0 -6,80
-20 -12,64 0
-40 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023
Kecil Menengah Mikro Total UMKM
Kecil Menengah Mikro Total UMKM Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Dari sisi kredit program, realisasi Kredit Usaha Grafik 2.3.6 Perkembangan Suku Bunga
Rakyat (KUR) pada Semester I 2023 relatif Kredit UMKM
terbatas, dengan nilai penyaluran mencapai %
12,5
Rp105,47 triliun (25,4% dari target Rp415 triliun),
12,0
yang diberikan kepada 1,91 juta debitur. Dari sisi
11,5 10,97 10,91
baki debet, KUR yang tersalur mencapai Rp466 10,74
11,0
triliun, kepada 41,67 juta debitur, dengan NPL 10,69
10,5
10,34
yang rendah (1,63%) (Grafik 2.3.4 dan Grafik 10,0
10,23
dan Inovasi” yang berasal dari bahasa Banjar, Dalam pelaksanaan KKI pada 2023, UMKM
diselaraskan dengan agenda pemindahan mencetak kinerja yang sangat baik, yang
Ibu Kota Negara ke Kalimantan. Program ini tercermin pada kenaikan omset sebesar 169%,
mengedepankan kebangkitan UMKM Indonesia peningkatan akses pembiayaan (33%), serta
dengan semangat kebaruan dan inovasi komitmen dari business matching. Penjualan
untuk menyambut peluang dan tantangan dalam negeri dan transaksi ekspor naik sebesar
baru dalam rangka merealisasikan peran 23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
UMKM yang signifikan untuk mewujudkan (Graik 2.3.8). Manfaat KKI tidak hanya dirasakan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan oleh UMKM yang mengikuti secara langsung,
dukungan kolaborasi dan sinergi “pentahelix” namun juga dirasakan agen-agen ekonomi
antar berbagai pemaku kepentingan penopang UMKM seperti para pengrajin, petani,
(stakeholders). Sinergi dan kolaborasi KKI karyawan, maupun supplier bahan baku yang
dilakukan oleh 18 kementerian dan lembaga mencapai 82.671 orang dan 330.684 orang
(K/L), antara lain Kementerian Koperasi & UKM, anggota keluarga (backward linkage). Selain
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, itu, KKI memberikan dampak positif melalui:
Kementerian Perindustrian, Kementerian (i) peningkatan konsumsi rumah tangga
Perdagangan, Kementerian Koordinator Bidang melalui belanja di marketplace dan toko ritel,
Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, (ii) memperluas akses pasar UMKM kepada
Dewan Kerajinan Nasional, Asosiasi (SCAI, aggregator, potential buyer, dan coffee shop/
APRINDO, ASEPHI, PHRI, GAPMMI, dan ASMINDO), roastery, serta (iii) meningkatkan eksposur dan
dan 46 Industri. 19
nilai tambah produk UMKM melalui peningkatan
kapasitas dan promosi media masa/influencer
Dalam rangka perluasan akses pembiayaan (forward linkage).
UMKM, KKI 2023 menyelenggarakan business
matching pembiayaan yang diikuti 258 UMKM Grafik 2.3.8 Perkembangan Capaian Karya
binaan Bank Indonesia dan Kementerian Kreatif Indonesia
dan Lembaga. Acara tersebut didukung oleh Miliar Rupiah %, yoy
400 180
empat Bank Umum, 10 BPD, dan lima Lembaga 169
350 160
Keuangan nonbank dan berhasil memperoleh
300 282,2 140
komitmen dan realisasi pembiayaan sebesar 358,3 120
250
Rp148,38 miliar. Selain itu, dari sisi akses pasar 207,2 100
200
luar negeri, kegiatan business matching ekspor 80
150 132,2
diikuti oleh 316 UMKM binaan Bank Indonesia, 60
100 91,2
73,4
Kementerian, dan Lembaga, dua aggregator 40
50 3,2 33,9 27 20
ekspor e-commerce, serta 23 pembeli 12,4 16,5
0 0
potensial dari sembilan negara. Fasilitasi 2019 2020 2021 2022 2023
perluasan akses pasar ini berhasil memperoleh
Perolehan Omzet UMKM Business Matching
penandatanganan 41 kerja sama bisnis antara Pertumbuhan Perolehan Omzet (skala kanan)
Pertumbuhan Business Matching (skala kanan)
38 UMKM dengan tujuh buyer dari Singapura,
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Malaysia, Tiongkok, dan Amerika Serikat,
dengan nilai kesepakatan bisnis mencapai
Rp210 miliar.
Upaya mendorong inklusi juga dilakukan keuangan digital dan literasi keuangan digital.
melalui eksistensi keuangan sosial syariah Perkembangan inovasi digital yang cepat
di Indonesia yang semakin dirasakan berperan penting dalam mendorong inklusi
dalam mendorong distribusi kekayaan keuangan melalui peningkatan aksesibilitas,
dan pendapatan (wealth and income inklusivitas, dan efisiensi dalam ekosistem
distribution). Dalam hal ini, peran keuangan keuangan. Dalam hal ini, literasi keuangan
sosial syariah bagi perekonomian antara lain digital menjadi kunci untuk mendukung
melalui Cash Waqf Linked Sukuk, Pembiayaan penggunaan layanan keuangan digital secara
Wakaf Produktif oleh APIF-IsDB, dan Digitalisasi aman dan bertanggung jawab, memperkuat
Keuangan Sosial Syariah masing-masing ketahanan keuangan masyarakat untuk
instrumen keuangan sosial syariah (seperti mendukung kesejahteraan keuangan,
zakat, wakaf, infak, dan sedekah) memiliki serta mengatasi tantangan kelompok yang
perannya tersendiri (unik) dalam mendukung lebih rentan. Agenda prioritas dimaksud
perekonomian. diimplementasikan dengan menggabungkan
aspek relevan dari praktik terbaik internasional
Penguatan inklusi juga dilakukan di dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan
tingkat internasional melalui peran Bank anggota negara ASEAN serta meningkatkan
Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 tingkat inklusi keuangan digital di ASEAN guna
pada jalur keuangan. Tema yang diusung mendukung inklusi ekonomi melalui penguatan
pada jalur tersebut ialah prioritas (Priority literasi keuangan digital.
Economic Deliverable / PED) penguatan inklusi
Hilirisasi SDA berperan penting dalam Selain penguatan pada industri logam,
menciptakan multiplier-effect yang strategi hilirisasi juga berpotensi
dapat memberikan dampak signifikan dikembangkan pada sektor non-SDA
terhadap pertumbuhan ekonomi. antara lain terkait pangan. Pengembangan
Hilirisasi merupakan proses, cara, hilirisasi pangan ini juga sejalan dengan
perbuatan untuk melakukan pengolahan arah kebijakan sejumlah K/L. Subsektor
bahan baku menjadi barang siap pakai. pangan yang menjadi target prioritas
Dalam konteks strategi ekonomi, hilirisasi jangka pendek antara lain bawang
merupakan strategi untuk meningkatkan merah, beras dan aneka cabai mengingat
nilai tambah komoditas yang dimiliki oleh peranannya terhadap inflasi. Produk
suatu negara. Dengan hilirisasi, komoditas turunan ikan juga menjadi perhatian, baik
yang diekspor tidak lagi berwujud bahan untuk mendukung perbaikan inflasi maupun
baku mentah tetapi sudah menjadi barang mendukung perbaikan neraca transaksi
setengah jadi. Hilirisasi diharapkan dapat berjalan. Komoditas lain seperti kelapa
meningkatkan nilai tambah komoditas, sawit, rumput laut, dan tebu turut berperan
memperkuat struktur industri, serta dalam perbaikan defisit transaksi berjalan
meningkatkan peluang usaha dalam serta mendukung inklusi ekonomi.
negeri dengan tersedianya lapangan
pekerjaan baru.20 Program ini diharapkan Hilirisasi diharapkan berdampak pada
mampu meningkatkan nilai tambah peningkatan kapasitas perekonomian
produk, menciptakan lapangan kerja, dan melalui kemajuan teknologi. Dalam
mendorong investasi. Indonesia memiliki satu dekade terakhir, porsi ekspor
peluang besar untuk melakukan hilirisasi Indonesia dalam bentuk produk
dengan ketersediaan sumber daya alam berteknologi manufaktur menengah
(SDA) yang melimpah. Strategi hilirisasi (medium-technology manufactures)
SDA yang diterapkan pemerintah Indonesia cenderung meningkat. Sementara itu,
adalah dengan memberikan dukungan porsi ekspor berbasis SDA (resource-
kebijakan yang lebih kuat terutama based manufactures) cenderung turun.
kepada sektor Industri Logam, yang juga Berdasarkan data perkembangan ekspor
menjadi penopang perekonomian selama Indonesia (Grafik B2.1.1), porsi ekspor produk
tantangan pandemi COVID-19. Dalam medium-technology konsisten meningkat
kaitan ini, inisiatif hilirisasi SDA terfokus hingga Juli 2023 mencapai 21,7% (tertinggi
pada komoditas utama yaitu nikel, timah, dibandingkan 10 tahun sebelumnya).
tembaga, dan bauksit. Porsi produk high-technology tumbuh
sebesar 6,1%, relatif meningkat dari tahun
sebelumnya.
2023
2022
2016
2018
2010
2014
2015
2019
2013
2012
2021
2017
2011
Tujuan
Bisnis
Kontrol Umum
Serangan cyber Teknologi Lama
Penipuan Kontrol Akses Rencana Strategi IT & Kegagalan infra
Infrastruktur TI
Bencana alam Logis dan Fisik Pemulihan Struktur
Jaringan
Bencana & Bisnis Organisasi SPoF
Geopolitik
Gangguan Kerentanan TI
digital Kontrol Aplikasi Kegagalan
pemrosesan
Kontrol Kontrol Kontrol
Buruknya
RISIKO TI Masukan Proses Hasil
implementasi
Ketergantungan Kebijakan &
pihak ketiga Manajemen
Prosedur
Kesalahan
Perubahan
Manajemen
Keamanan TI Aset TI RISIKO TI
(SDLC)
manusia Risiko TI Risiko strategi TI
Kurangnya Jebakan Proyek TI
kapasitas Risiko Mitra
Kurangnya Hutang teknis
kesadaran TI
Risiko Organisasi Risiko Bawaan Risiko Saat ini Risiko Sisa
TI
siber yang dikeluarkan oleh National tahun 2023 tentang Pasar Uang dan Pasar
Institute of Standards and Technology Valuta Asing. Pengaturan tersebut sejalan
(NIST). Adapun cakupan pemeriksaan dengan amanat dalam Undang-undang RI
siber meliputi lima area yaitu area No.4 tahun 2023 tentang Pengembangan
identify, protect, detect, response, dan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK),
area recovery dengan penerapan sudut yang menyebutkan Pelaku Usaha Sektor
pandang kecukupan kebijakan, kecukupan Keuangan (PUSK) wajib untuk memastikan
sumber daya manusia, serta kecukupan keamanan sistem informasi dan ketahanan
teknologi yang diterapkan oleh pelaku siber sesuai dengan ketentuan peraturan
industri guna menjaga ketahanan perundang-undangan mengenai
dan keamanan siber. Bank Indonesia keamanan sistem informasi dan ketahanan
senantiasa melakukan pengawasan secara siber dan ketentuan perundang-undangan
berkesinambungan untuk memperkuat lain yang ditetapkan oleh otoritas sektor
ketahanan dan keamanan siber di industri keuangan. Ketentuan serupa mengenai
baik bank maupun lembaga selain bank kewajiban memastikan Sistem Informasi
sebagaimana kewenangan Bank Indonesia. dan ketahanan siber juga ditekankan
pada Perpres No.82 tahun 2022 tentang
Upaya Bank Indonesia dalam rangka turut Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital
memperkuat ketahanan dan keamanan (IIV) yang mengatur Instansi Pengawas dan
sistem informasi pada pelaku industri Pengatur Sektor (IPPS) dan Penyelenggara
keuangan, telah dituangkan dalam Sistem Elektronik (PSE) Sektor Keuangan
berbagai ketentuan. Beberapa pengaturan yang didalamnya mengatur kewajiban PSE
tersebut antara lain direalisasikan melalui untuk melakukan identifikasi IIV, mengukur
PBI No.23/6/PBI/2021 tentang Penyedia Jasa maturitas keamanan siber, penerapan
Pembayaran (PBI PJP), PBI No.23/7/PBI/2021 standar keamanan siber, penerapan
tentang Penyelenggara Infrastruktur Sistem manajemen risiko keamanan siber dan
Pembayaran (PBI PIP) serta PBI Nomor 6 peningkatan kapasitas SDM.
Bab 03
`
Bank Indonesia terus memperkuat Dari sisi ketahanan, bauran kebijakan
dan mengkalibrasi respons bauran Bank Indonesia difokuskan untuk menjaga
kebijakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan,
stabilitas (pro-stability) dan mendorong termasuk dari potensi negatif dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan rambatan global. Upaya menjaga stabilitas
(pro-growth). Inovasi kebijakan moneter dilakukan melalui kebijakan suku bunga
Bank Indonesia diarahkan untuk menjaga BI7DRR yang tetap dipertahankan selama
stabilitas. Sementara itu, inovasi kebijakan Semester I 2023 dan penguatan kebijakan
makroprudensial dan kebijakan sistem stabilisasi nilai tukar melalui triple intervention.
pembayaran diarahkan untuk mendukung Bank Indonesia juga menerbitkan Sekuritas
pertumbuhan ekonomi nasional yang Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turut
berkelanjutan. Kebijakan tersebut didukung mendukung pengembangan pasar uang
oleh pengembangan pasar uang dan domestik dan pengoptimalan SBN milik Bank
ekonomi-keuangan inklusif serta hijau. Bauran Indonesia sebagai underlying instrumen
kebijakan tersebut diperkuat pula dengan OM Bank Indonesia. Selain itu, dalam rangka
sinergi kebijakan yang erat dengan kebijakan mendukung kebijakan Pemerintah terkait
ekonomi nasional. Implementasi dan tindak DHE, Bank Indonesia telah mengeluarkan
lanjut Undang-Undang Pengembangan kebijakan terkait instumen penempatan dan
dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) pemanfaatan DHE. Instrumen Penyangga
juga diperkuat sebagai fondasi bagi upaya Likuiditas Makroprudensial (PLM) tetap
menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dipertahankan guna memastikan perbankan
dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi memiliki penyangga likuiditas yang memadai
ke depan. untuk menyerap potensi tekanan likuiditas di
tengah tingginya ketidakpastian global.
Dari sisi intermediasi, kebijakan
makroprudensial akomodatif diarahkan Dari sisi inklusi ekonomi dan keuangan,
untuk terus mendorong intermediasi yang Bank Indonesia memperkuat kebijakan baik
seimbang, berkualitas, dan berkelanjutan. dari sisi penawaran maupun permintaan.
Inovasi kebijakan makroprudensial ditempuh Kebijakan inklusi Bank Indonesia dari sisi
baik dari sisi kuantitas maupun harga. Secara penawaran dilakukan dengan memperkuat
kuantitas, Bank Indonesia memberikan insentif pencapaian Rasio Pembiayaan Inklusif
stimulus melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (RPIM). Sementara dari sisi
Makroprudensial (KLM) kepada bank-bank permintaan dilakukan dengan mendorong
yang berkontribusi dalam penyaluran kredit penguatan korporatisasi, kapasitas, dan
pada sektor-sektor yang yang memiliki akses pembiayaan termasuk melalui
daya ungkit guna meningkatkan nilai pagelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023.
tambah dan daya dorong pertumbuhan Pengembangan platform Zakat, Infak, Sedekah,
ekonomi. Kebijakan makroprudensial dan Wakaf (ZISWAF) menjadi salah satu upaya
akomodatif juga ditempuh melalui instrumen Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi
Countercyclical Capital Buffer (CCyB), Rasio keuangan melalui pendekatan keuangan
Intermediasi Makroprudensial (RIM), dan sosial. Dalam rangka menjaga kepercayaan
Rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/ publik terhadap sistem keuangan, Bank
FTV). Sementara itu dari sisi harga, inovasi Indonesia terus memperkuat pelindungan
instrumen makroprudensial dilakukan dengan konsumen.
mengembangkan Transparansi Suku Bunga
Dasar Kredit (SBDK).
2%. Pada tahap ini, besaran insentif untuk refocusing KLM didasari atas lima prinsip, yaitu:
sektor prioritas meningkat dari maksimum 1) memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi
0,5% menjadi 1,5%. Cakupan sektor prioritas melalui peningkatan/penguatan nilai tambah
yang mendapatkan insentif juga diperluas dari (value added), memiliki backward-forward
38 subsektor menjadi 46 subsektor prioritas, linkages yang tinggi, serta mendukung struktur
yang terdiri dari tiga kelompok sektor usaha ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan
yaitu kelompok berdaya tahan (resilience), ketahanan pangan; 2) mendukung momentum
kelompok penggerak pertumbuhan (growth pemulihan untuk sektor tertentu (termasuk
driver), dan kelompok penopang pemulihan sektor scarring dan contact-intensive);
(slow starter). 3) mendukung pembiayaan inklusif dan green;
4) dimplementasikan secara targeted terhadap
Bank Indonesia menyempurnakan kebijakan pembiayaan ke sektor/komoditas tertentu; dan
insentif makroprudensial melalui penajaman 5) selaras dan tersinergi dengan kebijakan dan
sektoral guna mendorong pemulihan program pemerintah. Penyempurnaan stimulus
ekonomi. Pada tahap ketiga, per 1 April 2023, kebijakan makroprudensial tersebut dilakukan
Bank Indonesia kembali menyempurnakan terhadap dua aspek, yaitu penajaman
kebijakan insentif makroprudensial melalui mengenai sektor/segmen yang dibiayai
penajaman sektor penerima insentif dan perbankan untuk memperoleh insentif likuiditas;
peningkatan besaran insentif berdasarkan hasil dan penguatan insentif melalui peningkatan
evaluasi kondisi terkini. Dalam hal ini mencakup besaran insentif KLM. Berdasarkan prinsip
reklasifikasi atas 46 subsektor prioritas tersebut, sektor-sektor yang teridentifikasi
dengan mempertimbangkan laju pemulihan meliputi sektor hilirisasi (minerba, pertanian,
di masing-masing sektor, menyempurnakan peternakan, dan perikanan), perumahan
indikator penentu besaran insentif untuk (termasuk perumahan rakyat), pariwisata,
inklusif dari rasio kredit Usaha Mikro, Kecil, dan inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/
Menengah (UMKM) menjadi capaian RPIM, serta UMi), serta ekonomi keuangan hijau.
menambah sektor berwawasan lingkungan
ke dalam sektor penerima insentif, dengan Sektor hilirisasi menjadi fokus KLM dan perlu
kriteria kredit/pembiayaan berwawasan didorong guna meningkatkan nilai tambah
lingkungan adalah kredit/pembiayaan properti dan memperkuat struktur industri nasional.
dan/atau kendaraan bermotor berwawasan Penguatan sektor hilirisasi turut didukung oleh
lingkungan. Berdasarkan penyempurnaan kebijakan pembatasan ekspor komoditas
tersebut, kebijakan insentif makroprudensial mentah dan Rancangan Peraturan Presiden
diharapkan mampu mendorong pertumbuhan (RaPerPres) Mineral Kritis dan Stategis, serta
kredit/pembiayaan perbankan khususnya besarnya kebutuhan investasi hilirisasi,
kepada sektor prioritas yang perlu didorong khususnya minerba dalam lima tahun ke
pemulihannya, kredit/pembiayaan kepada depan. Investasi dimaksud mayoritas masih
UMKM termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan dibiayai dari ULN sementara peran perbankan
kredit/pembiayaan berwawasan lingkungan. masih relatif terbatas. Untuk itu, dalam rangka
memenuhi kebutuhan pembiayaan sekaligus
Dalam rangka mendorong pertumbuhan meningkatkan nilai tambah perekonomian,
sektor-sektor yang memiliki daya ungkit Bank Indonesia memasukkan sektor hilirisasi
lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan minerba sebagai salah satu fokus KLM dengan
penciptaan lapangan kerja secara targeted, penentuan komoditas utama hulu dan hilir
Bank Indonesia melakukan refocusing minerba yakni antara lain sektor nikel, timah,
stimulus kebijakan makroprudensial melalui tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal
penyempurnaan KLM. Penentuan sektor buton, dan batubara.
Sektor hilirisasi nonminerba yang mencakup Sektor pariwisata juga memiliki keterkaitan
sektor pertanian, perikanan, kelautan, yang besar dengan sektor lainnya seperti
perkebunan, dan peternakan juga menjadi sektor transportasi dan perdagangan
fokus KLM guna mengoptimalkan backward/ sehingga perlu tercakup dalam KLM. Saat
forward linkage yang masih tergolong dalam ini, sektor pariwisata yang terindikasi scarring
industri terbatas. Sektor hilirisasi nonminerba yaitu sektor penyedia akomodasi makan dan
perlu didorong untuk memperkuat dominasi minum telah mengalami perbaikan. Pemulihan
korporasi kecil yang belum banyak melakukan tersebut tercermin dari jumlah wisatawan
proses hilirisasi serta mempertimbangkan yang meningkat sehingga tingkat hunian hotel
besarnya dampak sektor tersebut pada juga meningkat. Ke depan, pemulihan sektor
perekonomian dan risiko kredit yang terjaga. pariwisata dapat terus ditingkatkan seiring
Melalui dukungan pada sektor nonminerba kebijakan pemerintah terkait pengembangan
ini, Bank Indonesia juga menyasar komoditas Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Oleh
pangan strategis yang mendukung ketahanan karena itu, untuk mendukung pemulihan sektor
pangan dan berkontribusi dalam menjaga scarring, terutama pada sektor pariwisata
inflasi. yang masih potensial serta memiliki backward
dan forward linkage yang tinggi maka sektor
Sektor perumahan memiliki forward pariwisata yang akan menjadi fokus cakupan
dan backward linkage yang tinggi bagi KLM adalah sektor penyedia makan minum
perekonomian sehingga turut menjadi fokus dan akomodasi.
KLM. Saat ini, potensi permintaan perumahan
masih tinggi sejalan dengan masih tingginya Bank Indonesia meningkatkan besaran
backlog pada sektor tersebut. Namun beberapa insentif KLM hingga maksimum 4%. Rincian
tantangan masih mengemuka antara lain peningkatan besaran insentif tersebut meliputi:
perubahan preferensi investasi masyarakat 1) insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan
yang cenderung menempatkan pada aset kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh
keuangan serta mismatch permintaan dan Bank Indonesia (meliputi sektor hilirisasi,
penawaran properti baik dari sisi harga sektor perumahan, dan sektor pariwisata)
maupun jenis properti yang dimininati. paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya
Sejalan dengan dukungan pemerintah dan 1,5%; 2) insentif kepada bank penyalur kredit/
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait kepada pembiayaan inklusif ditingkatkan dari
sektor perumahan, Bank Indonesia juga sebelumnya 1% menjadi 1,5%, dengan rincian
memasukkan sektor ini pada fokus KLM. 1% untuk penyaluran kredit UMKM/KUR dan
Perumahan yang menjadi cakupan KLM tambahan 0,5% untuk penyaluran kredit
termasuk kategori perumahan rakyat, yaitu UMi; dan 3) insentif bagi penyaluran kredit/
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan konstruksi pembiayaan hijau menjadi paling besar 0,5%,
rumah tipe di bawah 21 dan/atau rumah meningkat dari sebelumnya 0,3% (Gambar
subsidi, serta ekosistem pendukung sektor 3.1.1.2).
perumahan, seperti sektor konstruksi dan real
estate.
≥3-8% 40 ≥3-7% 50
Perumahan
2. Growth Driver >7% 60
8-10% 50
≥3-7% 25
>10% 60 Pariwisata
≥1-3% 30 KLM >7% 30
Bank Indonesia juga tetap mempertahankan serta suku bunga di sektor minerba, pertanian/
stance yang akomodatif dalam kebijakan pangan, perikanan, dan kelautan. Secara
makroprudensial lainnya yang bertujuan umum, kebijakan makroprudensial akomodatif
mendorong pertumbuhan intermediasi. terindikasi meningkatkan kinerja intermediasi
Dalam hal ini mencakup: (i) kebijakan CCyB perbankan selama semester I 2023.
sebesar 0% sejalan dengan indikator credit
to GDP gap yang mengindikasikan belum 3.1.2. Penguatan Ketahanan Sistem
terdapat intermediasi bank yang berlebihan; Keuangan
(ii) RIM pada kisaran 84-94% merespons credit
to GDP gap yang masih suboptimal; dan (iii) Kebijakan pro-stability Bank Indonesia
rasio LTV/FTV kredit/pembiayaan properti selama Semester I 2023 dilakukan melalui
paling tinggi 100% dan uang muka kredit/ stance kebijakan moneter Bank Indonesia
pembiayaan kendaraan bermotor paling yang fokus pada pengendalian inflasi dan
rendah 0%. Selama Semester I 2023, Bank penguatan stabilisasi nilai rupiah, serta
Indonesia melanjutkan kebijakan transparansi mitigasi dampak rambatan ketidakpastian
SBDK dengan pendalaman pada respons pasar keuangan global. Bank Indonesia
suku bunga perbankan terhadap suku bunga mempertahankan BI7DRR pada level 5,75%
kebijakan, baik respons suku bunga Dana sepanjang Februari 2023 sampai dengan
Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku Agustus 2023, setelah sebelumnya menaikkan
bunga kebijakan maupun dampak suku bunga BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada
kebijakan terhadap profitabilitas perbankan Januari 2023. Keputusan tersebut konsisten
dan suku bunga kredit. Secara lebih spesifik, dengan stance kebijakan moneter untuk
Bank Indonesia melakukan pendalaman memastikan inflasi tetap terkendali dalam
dampak suku bunga kebijakan pada suku kisaran sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1%
bunga kredit investasi dan kredit modal kerja pada 2024. Kebijakan suku bunga BI7DRR
22 Berdasarkan hasil survei Departemen Kebijakan 24 Secara keseluruhan, program tersebut diikuti oleh
Makroprudensial Bank Indonesia Juli 2023 terhadap 258 UMKM binaan Bank Indonesia dan K/L, 4 Bank
41 Bank tentang keuangan berkelanjutan UMUM, 10 BPD, dan 5 Lembaga Keuangan nonbank.
Selain itu, dari sisi akses pasar luar negeri, kegiatan
23 Definisi pembiayaan UMi telah diatur melalui
business matching ekspor telah diikuti oleh 316
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 193/
UMKM binaan Bank Indonesia dan K/L, 2 aggregator
PMK.05/2020, yakni disebutkan bahwa Pembiayaan
ekspor e-commerce, serta 23 pembeli potensial dari
UMi diberikan kepada debitur baik secara
9 negara.
individu maupun berkelompok paling banyak
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)
roaster; serta iii) meningkatkan eksposur dan Sebagai perwujudan Satu Bahasa,
nilai tambah produk UMKM melalui peningkatan perluasan ekosistem terus didorong melalui
kapasitas dan promosi media massa/ pengembangan dan perluasan QRIS,
influencer. Bank Indonesia menganggap implementasi Standar Nasional Open API
penyelenggaraan KKI ini juga merupakan ajang Pembayaran (SNAP), serta implementasi
pagelaran produk UMKM Indonesia yang sudah Kartu Kredit Indonesia. Upaya perluasan
terkurasi dengan baik, sehingga berpotensi fitur QRIS terus dilakukan untuk memperluas
dapat meningkatkan awareness bagi produsen akses dan penggunaannya sebagai entry point
dan konsumen produk UMKM. UMKM ke ekosistem digital. Perluasan fitur QRIS
Antarnegara terus dilakukan untuk mendukung
Dari sisi digitalisasi sistem pembayaran, pembayaran lintas negara guna meningkatkan
akselerasi perluasan akseptasi dan integrasi efisiensi biaya transaksi serta mendorong
ekosistem ekonomi dan keuangan digital konektivitasnya. Setelah implementasi QRIS
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Antaranegara Indonesia-Thailand, sejak 8
berkelanjutan terus dilakukan. Kebijakan Mei 2023, Bank Indonesia dan Bank Negara
sistem pembayaran untuk memperkuat Malaysia (BNM) mengimplementasikan QRIS
integrasi ekosistem EKD nasional pada 2023 Antarnegara Indonesia-Malaysia. Terdapat
difokuskan pada lima strategi sebagai bentuk 45 Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dari
perwujudan “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Indonesia dan delapan PJP dari Malaysia yang
Satu Bahasa” (Gambar 3.1.3.1). Tujuannya berpartisipasi dalam kerja sama ini. Telah
adalah untuk mengoptimalkan tiga sasaran, diinisiasi juga kerja sama QR Antarnegara
yakni industri sistem pembayaran yang Indonesia-Singapura. Upaya sosialiasi dan
sehat, kompetitif, dan inovatif; infrastruktur edukasi terus dilakukan di berbagai wilayah
sistem pembayaran yang 3I (interkoneksi, bekerja sama dengan industri, pemerintah
interoperabilitas, dan integrasi); serta praktik daerah, K/L terkait antara lain melalui program
pasar yang aman, efisien, dan wajar. Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (S.I.A.P) QRIS
SATU NUSA
SATU BAHASA
BI-RTGS
Interoperabilitas BI-SSS
3.0
Interkoneksi
Integrasi SP Nilai Besar
SP Ritel
Dealer A Dealer C
BID-OFFER
Dealer B Dealer D
DATA
yang mencakup on-boarding pengguna merchant UMKM. Pada Triwulan III 2023, akan
baru di berbagai komunitas, sosialisasi di diluncurkan standar nasional bagi fitur baru
berbagai kabupaten/kota, serta sosialisasi QRIS untuk transaksi tarik tunai, transfer,
promo pembayaran QRIS untuk pembayaran dan setor tunai atau QRIS TUNTAS. Inisiatif
pajak dan retribusi daerah dalam rangka ini merupakan wujud nyata komitmen Bank
peningkatan transaksi serta pengguna baru. Indonesia dalam pengembangan inovasi fitur
QRIS secara berkelanjutan sebagai bagian dari
Upaya perluasan QRIS yang telah dilakukan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran
berhasil meningkatkan kinerja transaksi Indonesia (BSPI) 2025 untuk mengakselerasi
QRIS (Grafik 3.1.3.2). Pada Triwulan II 2023, inklusi ekonomi dan keuangan digital sekaligus
volume transaksi QRIS telah mencapai 852,7 mendukung stabilitas dan pertumbuhan
juta atau mencapai 85,27% dari target volume ekonomi yang berkelanjutan.
QRIS pada 2023 (target 1 miliar transaksi).
Jumlah pengguna QRIS telah mencapai 36,98 Implementasi standar nasional Open API
juta pengguna atau mencapai 50,65% dari SNAP terus didorong untuk meningkatkan
target penambahan pengguna pada 2023 interkoneksi dan interoperabilitas .
(target total 45 juta pengguna). Jumlah Transaksi API berbasis SNAP terus
merchant QRIS telah mencapai 26,6 juta menunjukkan peningkatan sejak pertama
merchant, 91,38% di antaranya merupakan kali diimplementasikan (Grafik 3.1.3.3).
Grafik 3.1.3.2 Transaksi dan Porsi Transaksi Off-Us QRIS Terus Tumbuh
10 100
50
83%
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2020 2021 2022 2023
Volume transaksi UMKM
Grafik 3.1.3.3 Transaksi API Berbasis SNAP Terus Tumbuh dengan Pangsa Meningkat
Juta Transaksi Triliun Rupiah Pangsa Nominal Transaksi SNAP Terus Meningkat
250 120 %
120
100
100 80
200
92,0 88,2 86,7 85,6 80,5 76,0
40
80 20
150 8,0 11,8 13,3 14,4 19,5 24,0
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
60
SNAP Hak milik
100 Pangsa Volume Transaksi SNAP Terus Meningkat
40 120 %
100
50
20 80
81,9 80,5 76,7 74,8 70,9 64,0
91 93 133 152 186 231 40
0 0 20
18,1 19,5 23,3 25,2 29,1 36,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Volume Nominal SNAP Hak milik
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Perbandingan antara transaksi API berbasis aspek sistem pembayaran, sebagai bagian
SNAP dengan API propietary juga terus dari milestone BSPI 2025. Dengan adanya Kartu
menunjukkan peningkatan. Pada Juni 2023, Kredit Indonesia, diharapkan dapat bermanfaat
pangsa volume transaksi SNAP mencapai 36% untuk meminimalisasi penggunaan uang
dengan pangsa nominal sebesar 24%.Seluruh tunai, memperkuat keamanan bertransaksi,
first mover telah menerapkan SNAP secara mengurangi potensi fraud dari transaksi
bertahap, 96% second mover telah diverifikasi secara tunai, serta mengurangi cost of idle
dan/atau memperoleh persetujuan. Hingga cash dalam rangka meningkatkan efisiensi
Juni 2023, telah terdapat 37 penyedia layanan, biaya bagi perekonomian nasional. Kartu Kredit
261 pengguna layanan, dan 1514 sublayanan Indonesia merupakan wujud kemandirian
telah diverifikasi. nasional dan kepastian kedaulatan data
transaksi pemerintah. Desain Kartu Kredit
Bank Indonesia meluncurkan Kartu Kredit Indonesia menggunakan komponen dan key
Indonesia dalam rangka mendukung visual standard yang telah disepakati bersama
percepatan digitalisasi program pemerintah. Pemerintah. (Gambar 3.1.3.2). Saat ini, telah
Kartu Kredit Indonesia juga merupakan terdapat 14 Pemerintah Daerah (Pemda) yang
salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia telah mengimplementasikan kartu kredit
terhadap program pemerintah khususnya dari Pemda domestik menggunakan fitur QRIS.
5 T+4 T+1 2
Sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia dengan pencapaian yang melebihi target,
dan perbankan, pelaku usaha, pemerintah didukung penguatan dan pengembangan
pusat, K/L terkait, dan Pemda terus diperkuat. kegiatan yang inovatif dan strategis. Di
Sinergi dan koordinasi tersebut dilakukan antaranya yaitu penyelenggaran pagelaran
untuk mendorong pembiayaan ekonomi Karya Kreatif Tematik, Pesona Kopi Nusantara,
dari sisi permintaan dan penawaran guna Creative Makerspace, dan peningkatan
mendorong perbaikan kinerja sektor hilirisasi kehadiran potential buyer/aggregator ekspor
minerba, hilirisasi pangan, perumahan, secara fisik. Ke depan, sinergi yang telah terjalin
pariwisata, serta inklusif dan hijau. Sinergi pada KKI 2023, baik dengan K/L, asosiasi,
dan koordinasi diperlukan untuk memperkuat maupun industri, serta inovasi pengembangan
kebijakan KLM yang lebih berperan sebagai yang telah dilakukan akan terus diperkuat untuk
stimulus penawaran pembiayaan perbankan, mendukung pelaksanaan pengembangan
yakni melalui kelonggaran likuditas untuk UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
menambah minat perbankan dalam nasional.
melakukan intermediasi. Adapun tahapan
sinergi dan koordinasi yang dilakukan antara Sinergi kebijakan dengan pemerintah pusat
lain melalui penguatan koordinasi stimulus maupun daerah, perbankan, dan asosiasi
makroprudensial dan fiskal, penguatan terus diperkuat guna mendorong inovasi serta
koordinasi optimalisasi implementasi KLM baik integrasi EKD. Upaya Bank Indonesia dalam
di pusat maupun daerah, termasuk melalui mendorong EKD melalui program elektronifikasi
koordinasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia difokuskan pada tiga pilar utama, yaitu
Dalam Negeri (KPwDN) dengan Pemda untuk digitalisasi bansos, Elektronifikasi Transaksi
mendorong skema pembiayaan yang sesuai di Pemerintah Daerah (ETPD), dan elektronifikasi
masing-masing wilayah, serta sosialisasi KLM sektor transportasi (integrasi pembayaran
kepada industri perbankan dan pelaku usaha. antarmoda, pemanfaatan Mobility as a
Service/MaaS dan Account Based Ticketing/
Sinergi mendukung Gerakan Nasional ABT). Hingga Triwulan II 2023, berbagai upaya
(Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) percepatan dan perluasan digitalisasi program
dan Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja pemerintah (bansos, transaksi Pemda, dan
kembali dilakukan melalui penyelenggaraan transportasi) terus berlanjut dan berjalan
KKI 2023. KKI telah mendorong sinergi dan dengan baik. Implementasi ETPD hingga
kolaborasi di antara stakeholders dan UMKM Triwulan II 2023 mengalami peningkatan yang
Indonesia, dengan mengedepankan sinergi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
bersama 18 K/L (antara lain Kemenkop dan Pemda di tahap digital. Jumlah pemda di
UKM, Kemenparekraf, Kemenperin, Kemendag, tahap digital telah mencapai 399 Pemda
Kemenkomarves, Kementerian BUMN, dan (73,6% dari total 542 pemda). Sinergi kebijakan
Dekranas), enam asosiasi (SCAI, APRINDO, juga dilakukan melalui pelaksanaan Festival
ASEPHI, PHRI, GAPMMI, dan ASMINDO), dan Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)
46 Industri (antara lain lembaga keuangan, pada 7-10 Mei 2023 dengan tema “Synergy
agregator, dan marketplace), melalui and Innovation of Digital Economy: Fostering
kolaborasi dalam penyelenggaraan rangkaian Growth” bekerja sama dengan Kementerian
kegiatan dan pameran. KKI 2023 telah berhasil Perekonomian, didukung oleh K/L, empat bank
memperoleh apresiasi dan respons positif sentral negara ASEAN, dan industri. FEKDI 2023
merupakan bagian dari rangkaian acara pengaturan terkait Know Your Customer
Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di sektor (KYC) administration dalam rangka menjaga
keuangan sebagai etalase inovasi produk ketahanan (resiliensi) pasar modal nasional.
dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi Kebijakan terkait manajemen bursa karbon
dan keuangan digital guna mempercepat juga ditempuh melalui penyusunan Peraturan
pemulihan ekonomi nasional. OJK (POJK) mengenai operasionalisasi bursa
karbon yang ditargetkan selesai pada akhir
Sebagai otoritas di sektor keuangan, Bank 2023.
Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) turut serta dalam LPS menetapkan kenaikan Tingkat Bunga
merancang dan mengimplementasikan Penjaminan (TBP) untuk memperkuat
kebijakan untuk menjaga SSK. Berbagai sinergi kebijakan lintas otoritas di sektor
kebijakan dan peraturan yang dirancang keuangan dalam mendukung pemulihan
dan diimplementasikan oleh tiap lembaga kinerja intermediasi perbankan dan
diharmonisasikan melalui jalur koordinasi menjaga momentum pemulihan ekonomi.
yang telah disepakati bersama, serta dilakukan Selama Semester I 2023, LPS menaikkan TBP
dengan berpegang pada prinsip efektif, efisien, sebanyak dua kali, sehingga TBP mencapai
dan bertata kelola. Stabilitas sektor jasa 4,25% untuk simpanan rupiah di bank umum,
keuangan diproyeksikan tetap terjaga dengan 2,25% untuk simpanan valuta asing di bank
kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan umum, sedangkan untuk simpanan rupiah di
yang solid, serta didukung oleh tingkat Bank Perekonomian Rakyat (BPR) pada level
permodalan serta likuiditas yang memadai. 6,75%. Kenaikan TBP LPS juga sebagai salah
Di sisi lain, kredit restrukturisasi COVID-19 terus satu respons atas potensi kenaikan suku bunga
menunjukkan penurunan, dari Rp372 triliun perbankan dalam merespons kebijakan bank
pada Mei 2023 menjadi Rp361 triliun pada Juni sentral. LPS secara berkelanjutan akan terus
2023, yang disertai dengan penurunan jumlah melakukan evaluasi dalam rangka memastikan
debitur. TBP sejalan dengan perkembangan kondisi
perbankan dan pemulihan ekonomi. Ke
Dalam rangka mendorong intermediasi sektor depannya LPS akan melakukan penyesuaian
keuangan di tengah dinamika dan tantangan kebijakan dengan menetapkan berakhirnya
perekonomian global dan domestik, OJK terus relaksasi denda premi yang mulai diterapkan
memperkuat kebijakan mikroprudensial di untuk pembayaran premi periode pertama
sektor jasa keuangan. Dari sisi perbankan, OJK tahun 2024. Sementara dari sisi penjaminan
berfokus pada penguatan sisi permodalan, dan resolusi, kebijakan LPS akan tetap
mendorong konsolidasi, perluasan inovasi diarahkan untuk mendukung pemulihan
produk dan layanan, serta peningkatan efisiensi ekonomi serta meningkatkan kepercayaan
perbankan. OJK juga memperkuat ketahanan, masyarakat terhadap perbankan.
pengaturan, dan pengawasan Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) dalam melakukan pemisahan Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia
Unit Usaha Syariah (UUS) bagi perusahaan dan OJK melalui kerangka Forum Koordinasi
penjaminan, perusahaan asuransi dan Makroprudensial-Mikroprudensial (FKMM)
reasuransi, serta perbankan sebagai tindak terus dilakukan secara berkelanjutan untuk
lanjut atas mandat UU PPSK. Berbagai langkah menjaga SSK dan memperkuat pemulihan
progresif juga ditempuh untuk meningkatkan ekonomi. Berbagai kebijakan strategis telah
akses keuangan masyarakat khususnya dibahas oleh Bank Indonesia dengan OJK
di perdesaan, melalui program Ekosistem melalui FKMM sepanjang periode pelaporan.
Keuangan Inklusif (EKI), untuk meningkatkan Dalam rangka harmonisasi kebijakan, telah
inklusivitas yang bermuara pada akselerasi dilakukan pembahasan antarotoritas terkait
kesejahteraan masyarakat. Dari sisi pasar harmonisasi ketentuan transaksi di pasar
modal, OJK juga berupaya untuk meningkatkan modal, pengenaan sanksi dan izin usaha
Dalam rangka upaya stabilisasi nilai tukar ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri;
rupiah, Bank Indonesia juga melakukan dan (iii) pengaturan instrumen lain yang
inovasi untuk mendukung kebijakan diperbolehkan akan dilakukan kemudian
terkait DHE yang bertujuan memperkuat dengan tetap berdasarkan prinsip (i) dan
ketahanan likuiditas pasar valas (ii) dimaksud, serta sesuai perkembangan
domestik. Pada Juli 2023, kebijakan DHE ekonomi dan pasar keuangan.
Bank Indonesia yang diimplementasikan
melalui penerbitan Peraturan Bank Penetapan instrumen penempatan
Indonesia (PBI) Nomor 7 Tahun 2023 tentang DHE SDA dan instrumen pemanfaatan
Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Pembayaran atas penempatan DHE SDA untuk
Impor yang mengatur prinsip dan instrumen pengoptimalan pengelolaan DHE.
penempatan DHE SDA serta pengaturan Berdasarkan ketiga prinsip tersebut,
pengawasan DHE SDA turut mendukung Bank Indonesia menetapkan instrumen
implementasi Peraturan Pemerintah (PP) penempatan dan pemanfaatan DHE SDA: (i)
No. 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dan rekening khusus DHE SDA dalam valuta asing;
Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/ (ii) instrumen perbankan berupa deposito
atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP valuta asing; (iii) instrumen keuangan yang
DHE SDA). Dalam ketentuan tersebut, Bank diterbitkan oleh Lembaga Pembiayaan
Indonesia menetapkan dan menyediakan Ekspor Indonesia (LPEI) berupa promissory
instrumen penempatan DHE SDA, serta note valuta asing; dan (iv) instrumen Bank
melakukan pengaturan dan pengawasan Indonesia berupa term deposit operasi
terhadap DHE SDA. Prinsip pemanfaatan pasar terbuka konvensional dalam valuta
dan penempatan DHE mengacu pada 3 hal asing di Bank Indonesia. Sementara itu,
yaitu: (i) sejalan dengan pengaturan dalam untuk instrumen pemanfaatan terdiri dari (i)
PP No. 36/2023; (ii) pemanfaatan DHE SDA agunan kredit rupiah, (ii) reksus untuk swap
Keterangan :
PENGATURAN / KEWAJIBAN
DHE SDA yang telah dimasukkan wajib ditempatkan minimum
Ketentuan PP 36/2023
Paling lambat akhir bulan ketiga setelah Bulan PPE sebesar 30% selama paling singkat 3 bulan setelah incoming
Menggunakan satu NPWP secara tetap untuk seluruh pemasukan, penempatan, dan pemanfaatan DHE
PENGAWASAN
Hasil pengawasan
BANK INDONESIA disampaikan kepada
Pengawasn pemasukan, penempatan, dan pemanfaatan DHE SDA DJBC
Kewajiban Bank dan LPEI
valas nasabah-bank, dan (iii) underlying kebijakan DHE dimaksud diharapkan dapat
transaksi swap Bank dengan Bank Indonesia turut berkontribusi memperkuat ketahanan
dan pemanfaatan lain yang ditetapkan SSK, baik secara langsung pada institusi
Bank Indonesia. Dalam rangka mendukung keuangan yang memiliki eksposur valas
efektivitas implementasi PP DHE SDA, Bank maupun tidak langsung melalui sentimen
Indonesia juga melakukan pengawasan di pasar keuangan.
atas pemasukan, penempatan, dan
pemanfaatan DHE SDA dimaksud. Kebijakan retensi DHE berpotensi
memperkuat ketahanan perbankan
Kebijakan DHE berpotensi menciptakan dan korporasi. Dari sisi perbankan,
pasar keuangan yang lebih kuat, pengelolaan DHE oleh perbankan domestik
mempertimbangkan penempatan akan meningkatkan likuiditas valas
DHE dilakukan pada sistem keuangan perbankan domestik dan profitabilitasnya.
Indonesia. Retensi DHE akan meningkatkan Pemenuhan retensi DHE pada korporasi
likuiditas valas di perbankan domestik. eksportir dan importir terutama pada
Dengan likuiditas valas yang lebih memadai, sektor pertambangan dan CPO berpotensi
pergerakan nilai tukar juga diharapkan lebih meningkatkan kebutuhan likuiditas rupiah
stabil terutama saat terjadi pengetatan untuk ekspansi bisnis baik melalui kredit
likuiditas global. Dengan nilai tukar yang investasi atau kredit modal kerja dengan
lebih stabil serta likuiditas valas di pasar agunan TD valas ataupun reksus untuk
keuangan domestik yang lebih tinggi, swap valas nabah dengan bank.
25 Peraturan Bank Indonesia Nomor 4 tahun 2023 27 Kesulitan likuiditas adalah kesulitan likuiditas
tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi jangka pendek yang disebabkan oleh arus
Bank Umum Konvensional dana masuk yang lebih kecil dibandingkan arus
dana keluar (mismatch) sehingga Bank Umum
26 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 tahun 2023
tidak dapat memenuhi kewajiban giro wajib
tentang Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek
minimum.
berdasarkan Prinsip Syariah bagi Bank Umum
Syariah
PLJPS dan dapat diperpanjang secara bagian dari pengawasan, Bank Indonesia
berturut-turut paling banyak dua periode menyampaikan surat kepada bank
sehingga secara keseluruhan periode umum penerima PLJP/PLJPS mengenai
pemberian PLJP/PLJPS maksimum 90 larangan dan pembatasan selama
hari kalender. periode pemberian PLJP/PLJPS atau
selama bank umum belum melakukan
4. Penguatan koordinasi Bank Indonesia
pembayaran kembali kewajiban PLJP/
dengan OJK terkait pemberian PLJP:
PLJPS.
a. B a n k Indonesia berkoordinasi
Selain penyempurnaan yang didasarkan
dengan OJK dalam menindaklanjuti
pada UU PPSK, terdapat berapa poin
permohonan PLJP untuk menilai
penyempurnaan yang dilakukan dalam
pemenuhan persyaratan PLJP/PLJPS.
rangka penyelarasan dengan ketentuan
b. Koordinasi antara Bank Indonesia dan Bank Indonesia dan otoritas terkait terkini,
OJK paling sedikit mengenai: antara lain:
1. permintaan penilaian kepada OJK
1. Penyesuaian nilai agunan terhadap
mengenai pemenuhan persyaratan
plafon untuk SBN, yaitu ditetapkan
atau kecukupan solvabilitas dan
paling rendah sebesar 102% dari
tingkat kesehatan bank; dan
plafon PLJP yang dihitung berdasarkan
2. pelaksanaan penilaian bersama nilai pasar SBN, sejalan dengan
Bank Indonesia dan OJK mengenai penyesuaian pada haircut transaksi
pemenuhan kecukupan agunan OM Bank Indonesia.
dan proyeksi arus kas bank untuk
2. Penyesuaian periode restrukturisasi
mengembalikan PLJP/PLJPS.
aset kredit/pembiayaan yang dapat
5. Penguatan pengawasan terhadap diterima sebagai agunan PLJP pada
bank umum yang menerima PLJP/ “periode stimulus COVID-19” menjadi
PLJPS oleh OJK berkoordinasi dengan periode sesuai perpanjangan waktu
Bank Indonesia untuk memastikan kebijakan relaksasi restrukturisasi oleh
penggunaan dana PLJP/PLJPS sesuai OJK.
dengan peruntukannya dan pelaksanaan
3. Penambahan kredit/pembiayaan
rencana pembayaran kembali sesuai
pensiunan sebagai agunan PLJP
dengan perjanjian. Pengawasan juga
dengan beberapa kriteria yang wajib
dimaksudkan untuk memastikan
dipenuhi, antara lain dijamin dengan
pemenuhan persyaratan selama periode
asuransi jiwa dan asuransi kredit.
pemberian PLJP/PLJPS. Selain itu, sebagai
Upaya mendorong inklusivitas dalam (85,1%) dan tingkat literasi (49,68%) dapat
sistem keuangan, termasuk melalui mengakibatkan masyarakat rentan
teknologi, telah mendorong masyarakat terhadap penyalahgunaan data, pencurian
untuk berkesempatan menggunakan identitas, perlakuan yang tidak adil, serta
layanan keuangan dengan cepat, tindak penipuan. Risiko tersebut dapat
mudah, murah, aman, dan andal. Hal berpotensi memengaruhi kepercayaan
ini tentu saja membawa dampak positif masyarakat terhadap sistem keuangan dan
bagi pertumbuhan ekonomi nasional. menimbulkan risiko baik bagi penyedia jasa
Berdasarkan hasil Survei Nasional termasuk instabilitas di sistem keuangan.
Keuangan Inklusif, pada 2022 sebanyak
85,1% masyarakat telah menggunakan Bank Indonesia sebagai otoritas di
produk atau layanan lembaga keuangan sektor moneter, sistem pembayaran,
formal. Pencapaian ini semakin dekat serta makroprudensial, terus berupaya
dengan target keuangan inklusif sebesar menyempurnakan berbagai aspek
90% pada 2024. pelindungan konsumen, baik dari sisi
pengaturan, pengawasan, edukasi, serta
Peningkatan inklusivitas perlu dibarengi penanganan pengaduan. Penguatan atas
dengan peningkatan pelindungan aspek pelindungan konsumen dilakukan
konsumen agar berkesinambungan. melalui lima strategi kebijakan yaitu: 1)
Indeks literasi digital nasional yang pengaturan yang sesuai undang-undang
masih sebesar 3,54 (dari skala 5), survei dan praktik terbaik; 2) pengawasan yang
literasi masyarakat terhadap produk/jasa responsif dan efektif; 3) edukasi dalam
sistem pembayaran yang baru berada rangka peningkatan literasi konsumen; 4)
pada level kritis, serta gap yang masih penanganan pengaduan; serta diperkuat
cukup lebar antara inklusi keuangan dengan 5) sinergi dan kolaborasi.
Dari sisi edukasi, penyusunan strategi beberapa hal utama yang dipertimbangkan
edukasi dalam rangka peningkatan literasi antara lain: a) penyusunan materi edukasi
konsumen juga terus disempurnakan yang relevan; b) pendekatan/metode
melalui sinergi dengan K/L dan otoritas edukasi yang beragam mencakup
terkait. Khususnya dalam meningkatkan penggunaan konten visual dan media
literasi konsumen/masyarakat akan hak digital, brosur/leaflet, serta sosialisasi tatap
dan kewajibannya dalam memanfaatkan muka yang disesuaikan dengan preferensi
produk/jasa keuangan dan sistem dan kebutuhan konsumen; serta c) evaluasi
pembayaran, salah satunya melalui berbasis kompetensi yang mengukur
koordinasi dengan OJK dan Kementerian tingkat pemahaman konsumen atas materi
Komunikasi dan Informatika (Kominfo). edukasi yang disampaikan.
Sedangkan untuk implementasinya,
kegiatan edukasi oleh penyelenggara Selain itu, kesiapan operasional juga terus
sebagai bagian dari kewajiban penerapan ditingkatkan melalui penyempurnaan
prinsip edukasi dan literasi juga terus data dan/atau informasi, pemanfaatan
didorong dan dipantau pelaksanaannya, media intelligent untuk mendukung
agar edukasi yang dilakukan dapat selaras kedalaman analisis, serta SDM pelaksana
dengan strategi kebijakan Bank Indonesia, fungsi edukasi. Selanjutnya, guna
dan semakin optimal dalam meningkatkan memberikan pedoman teknis terhadap
literasi konsumen/masyarakat. implementasi PBI No. 3 Tahun 2023
tentang Pelindungan Konsumen Bank
Implementasi edukasi juga disesuaikan Indonesia maka Bank Indonesia juga akan
dengan segmen konsumen. Penyusunan menerbitkan ketentuan pelaksanaannya,
materi edukasi disesuaikan dengan yang akan dituangkan dalam Peraturan
kebutuhan, preferensi, tingkat pemahaman Anggota Dewan Gubernur (PADG) tentang
dan target Konsumen yang akan dituju, agar Tata Cara Pelaksanaan Pelindungan
proses peningkatan literasi Konsumen dapat Konsumen Bank Indonesia, serta PBI terkait
berjalan efektif. Dalam konteks edukasi yang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa
mempertimbangkan target konsumen, Sektor Keuangan.
Tahap
Pemberdayaan:
Pemberdayaan 1. Penilaian Muzaki/
(Produktif) 2. Capacity Building Donatur • Meningkatkan
3. Penyaluran
konsumsi
4. Pendampingan
• Meningkatkan
investasi
01 10
NO POVERTY REDUCED
INEQUALITIES
ZAKAT, INFAK,
SEDEKAH Konsumtif Mustahik/
02
ZERO HUNGER
Sosial
Safety
Net
Investasi dan
Profit
Bisnis Usaha 08
Barang x
DECENT WORK
AND ECONOMIC
CROWTH
6b. 6a.
Pengembalian Dana Wakaf Pelunasan Sukuk
6c.
Pengembalian
Dana Wakaf 2a. Kontrak (MoU)
Temporer 3a. Pembelian SBSN
CWLS adalah Investasi
wakaf uang pada sukuk
negara yang imbalannya
2b. Penempatan 3b. SBSN
disalurkan untuk Mitra Nadzir Dana Wakaf KEMENTERIAN
membiayai program PENGUMPULAN KEUANGAN RI
WAFIK BWI sebagai
sosial dan pemberdayaan - LKS PWU
ekonomi umat Wakaf Uang - Non UKS PWU
NADZIR
4.
Pembiayaan
Proyek
5b. Distribusi Kupon Sesuai MoU 5a. Pembayaran Kupon
5c.
Pemanfaatan Discount dan
Kupon untuk pembangunan
Aset Wakaf dan Program/
Peran BI, Kemenkeu, Kemenag, BWI Penerapan Kegiatan Sosial
WCP
1. Menjaga tranparansi dan governance
dana wakaf melalui penerapan
Waqf Core Principal (WCP); Mitra Nadzir Pemanfaatan dana
2. Provider sistem informasi wakaf; SBSN untuk
PENYALURAN
3. Mitra lembaga sosial (Nazhir dan LAZ)
pembiayaan
dalam mengelola proyek sosial
(misalnya pengembangan madrasah); *) Sukuk Wakaf Indonesia (SWI) 001, senilai Rp50,8 miliar, Proyek Pemerintah
4. Edukasi publik terkait wakaf sukuk terlah diterbitkan Kemenkeu, 10 Maret 2020 di bidang layanan
umum masyarakat
Awqaf Properties Investment Fund (APIF) merupakan lembaga investasi di bidang properti
untuk mengembangan aset wakaf yang dibentuk Islamic Development Bank (IsDB). Manfaat
Tahapan
Approval from Implementation
Concept Preparation & Signing financial Declaration of &
IsDB
clearance apprasial agreement effectivenes disbursement
management
Visiting rencana
Informasi awal proyek penyusunan Pelaksanaan
mengenai proyek Penyampaian
proposal Penandatanganan Penyampaian surat proyek
wakat proyek wakaf surat approval
perjanjian tanggal efektif Pembayaran
Koordinasi Penyusunan FS dan pre- dari APIF - IsDB pembiayaan kerja sama pembiayaan
dengan APIF legal due diligence
Legal due diligence Management by termin
terkait pembiayaan
oleh APIF
KEBIJAKAN
MAKROPRUDENSIAL
DIARAHKAN UNTUK
MENDUKUNG PERTUMBUHAN
EKONOMI BERKELANJUTAN
`
Dinamika global seperti suku bunga higher for awal. Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih
longer yang terus berlanjut, risiko geopolitik kuat dari prakiraan mengakibatkan proses
global yang berkepanjangan dan polarisasi disinflasi yang gradual, dengan tingkat
sumber pertumbuhan ekonomi dunia yang inflasi tetap bertahan pada level yang
makin kuat, serta ancaman perubahan iklim tinggi. Sejalan dengan itu, Federal Fund’s
terhadap sistem keuangan menjadi tantangan Rate (FFR) AS diprakirakan kembali naik di
bagi sistem keuangan domestik. Sementara sisa 2023. Berbagai kondisi tersebut memicu
itu, tantangan domestik berkaitan dengan ketidakpastian pasar keuangan global tetap
pergerakan siklus dan prosiklikalitas siklus tinggi dan membuat aliran modal lebih selektif,
ekonomi dan keuangan yang makin dinamis, serta memberikan tekanan kepada mata uang
adopsi inovasi digital yang makin pesat, dan negara berkembang.
tuntutan keuangan hijau yang makin kuat,
serta transisi demografi yang dapat mengubah Pertumbuhan ekonomi Indonesia
perilaku konsumsi, investasi, dan pembiayaan. diprakirakan tetap kuat. P e m u l i h a n
pertumbuhan ekonomi domestik terus
Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan berlanjut dan diprakirakan mencapai 4,5-5,3%,
melambat dan disertai dengan pergeseran terutama ditopang oleh permintaan domestik.
sumber pertumbuhan. Ekonomi global 2023 Konsumsi rumah tangga tetap kuat sejalan
diprakirakan tumbuh sebesar 2,7% atau dengan naiknya mobilitas, terkendalinya inflasi,
melambat dibandingkan dengan capaian dan membaiknya ekspektasi pendapatan.
pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar Investasi juga tetap tumbuh positif didukung
3,5% (Tabel 4.1). Perlambatan tersebut disertai oleh berlanjutnya pembangunan infrastruktur
dengan pergeseran sumber pertumbuhan dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
ekonomi. Di satu sisi, Bank Indonesia Sementara itu, meskipun ekspor barang
memprakirakan perekonomian Tiongkok diprakirakan melambat sejalan dengan
lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, yakni pelemahan ekonomi global, ekspor jasa
menjadi 5,0% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih tetap kuat ditopang oleh
Tiongkok yang lebih lambat dari prakiraan meningkatnya wisatawan mancanegara.
awal dipicu oleh pelemahan permintaan Berlanjutnya pemulihan pertumbuhan ekonomi
domestik seiring dengan turunnya keyakinan Indonesia ditopang oleh terkendalinya inflasi
konsumen, meningkatnya utang rumah yang berada dalam kisaran 3,0±1% pada sisa
tangga, dan permasalahan sektor properti 2023, serta kuatnya koordinasi internasional
di tengah penurunan ekspor. Di sisi lain, untuk menjaga stabilitas sistem keuangan
menguatnya konsumsi jasa diprakirakan sebagaimana yang diuraikan pada (Boks 4.1).
mendorong pertumbuhan perekonomian AS
menjadi 1,6% (yoy), lebih baik dari ekspektasi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
tetap terjaga. Arus kas korporasi dan rumah luka memar pascapandemi juga menurun. Di
tangga yang semakin positif membuat sisi lain, korporasi yang mengalami scarring
risiko kredit menurun sehingga menambah juga terbantu oleh kebijakan perpanjangan
preferensi bank dalam menyalurkan restrukturisasi secara targeted oleh OJK. Dari
pembiayaan. Preferensi tersebut juga didukung sisi rumah tangga, ketahanan rumah tangga
dengan ketahanan permodalan yang tetap membaik sejalan dengan aktivitas ekonomi
tinggi sehingga bank mampu menyerap risiko yang meningkat. Data Survei Angkatan Kerja
kredit jika terjadi gagal bayar. Preferensi bank Nasional (SAKERNAS) menunjukkan angka
dalam mendukung pembiayaan ke depan juga pengangguran terus menurun sehingga
ditopang dengan likuiditas yang memadai kemampuan bayar rumah tangga diprakirakan
(Tabel 4.2). Tercatat hingga Juli 2023, likuiditas meningkat.
perbankan yang diindikasikan dengan rasio
alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/ Ketahanan korporasi dan rumah tangga yang
DP) mencapai 26,57% dan lebih tinggi dari nilai terjaga mendorong permintaan pembiayaan
ambang batas minimum sebesar 10%. pada Semester II 2023. Korporasi diprakirakan
akan membutuhkan pembiayaan lebih tinggi,
Ketahanan korporasi dan rumah tangga khususnya pada Kredit Modal Kerja (KMK)
terus membaik sehingga memberikan sejalan dengan tertahannya kenaikan kas
dorongan untuk menambah perolehan untuk pelunasan utang dan pembayaran
pembiayaan dari lembaga keuangan. dividen serta penerapan kebijakan retensi DHE.
Ketahanan korporasi tersebut tercermin dari Selain itu, korporasi diprakirakan meningkatkan
interest coverage ratio (ICR) dan profitabilitas permintaan kredit investasi untuk
yang terus membaik. Jumlah korporasi yang mengoptimalkan kapasitas terpasangnya.
masih mengalami scarring atau dampak Kebutuhan pembiayaan dari rumah tangga
diproyeksikan masih tinggi sejalan dengan
Tabel 4.2 Indikator Ketahanan Perbankan optimisme rumah tangga yang tercermin dari
keyakinan konsumen dan momentum siklikal
yang masih relatif baik, antara lain tahun ajaran
2022 2023 baru dan liburan akhir tahun yang umumnya
Perbankan
(%)
Jun Sep Des Mar Mei Jun Jul meningkatkan konsumsi.
NPL
Bauran kebijakan Bank Indonesia akan serta memperhatikan daya ungkit guna
dilanjutkan untuk menavigasi ekonomi meningkatkan nilai tambah dan daya dorong
dan sistem keuangan melewati berbagai pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga
tantangan baik domestik maupun global. akan melanjutkan kebijakan transparansi Suku
Dengan kondisi ketahanan sistem keuangan Bunga Dasar Kredit (SBDK) sehingga informasi
yang terjaga sebagaimana tercermin dari harga pembiayaan menjadi lebih transparan
beberapa indikator seperti NPL, LaR, CAR, dan dan membuat pasar pembiayaan menjadi
AL/DPK, maka kebijakan makroprudensial akan lebih efisien. Demikian pula dengan kebijakan
akomodatif untuk mendorong pertumbuhan Countercyclical Capital Buffer (CCyB) akan
kredit/pembiayaan pada rentang 9-11% (yoy). tetap akomodatif seiring dengan indikator
utama dari CCyB, yaitu rasio Credit to GDP
Instrumen kebijakan makroprudensial Gap yang belum mengindikasikan adanya
yang mendorong pertumbuhan kredit akan kecenderungan intermediasi yang berlebihan
dioptimalkan untuk memberikan insentif bagi di tengah pertumbuhan kredit dan DPK yang
bank menyalurkan pembiayaan. Dengan tinggi. Sementara itu, Loan to Value (LTV)
Rencana Bisnis Bank (RBB) yang masih optimis, dipertahankan tetap longgar sejalan dengan
maka pencapaian RIM ke depan diprakirakan kebutuhan pembiayaan yang meningkat dan
terus meningkat sejalan dengan Loan to diiringi dengan ketahanan sistem keuangan
Deposit Ratio (LDR) yang juga meningkat (Grafik yang terjaga.
4.3.1). Untuk mendorong gairah bank dalam
menyalurkan pembiayaan, Bank Indonesia
Tabel 4.3.1 Rincian KLM
terus memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas
RINCIAN KEBIJAKAN INSENTIF LIKUIDITAS
Makroprudensial (KLM) (Tabel 4.3.1) melalui MAKROPRUDENSIAL (TOTAL MAKS. 400BPS)
penyelarasan subsektor yang mendapatkan INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL UNTUK
SEKTOR REFOCUSING (MAKS 200BPS)
insentif dengan mempertimbangkan
Threshold Insentif (bps)
laju pemulihan di masing-masing sektor Kelompok Pertumbuhan K/P (%yoy) BUK/BUS/UUS
≥3-7 20
Hilirisasi Minerba
>7 30
Grafik 4.3.1 Rasio Intermediasi ≥3-7 60
Hilirisasi
Makroprudensial NonMinerba >7 80
≥3-7 50
Perumahan
>7 60
% ≥3-7 25
95 Pariwisata
>7 30
NEW
INSENTIF UNTUK RPIM INSENTIF UNTUK ULTRA
90 (MAKS 100BPS) MIKRO (MAKS 50BPS)
Threshold Pangsa Insentif
85 Pencapaian Insentif (bps) Kredit/Pembiayaan (bps) BUK/
Kelompok
RPIM (%) BUK/BUS/UUS UMi (%) BUS/UUS
77,13 80,41
78,78 ≥10 - 20 10 >0 - 3 30
80
>20 - 30 40 >3 50
75,34 79,62 Inklusif
>30 - 50 60
75 79,28
>50 100
Grafik 4.3.3 Perkembangan PLM Grafik 4.3.4 Realisasi dan Target RPIM
Berdasarkan RBB
30 % %
34
25 26,15 32
33 32,74
20
33,04
15 28
32
25,00
31,39 32,07
10 24,50
23,74 24
31
5
0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 30 20
2023
Pembiayaan
Pangsa Inklusif
Modalitas Pertumbuhan
Ket. ∆ PI
(%) Target (%, yoy)
2022 2023
Bank Indonesia terlibat aktif dalam struktur tata kelola, manajemen risiko, data
pembahasan berbagai agenda dan akses, pemulihan dan penyelesaian,
internasional di bidang stabilitas pengungkapan, penebusan, dan
sistem keuangan. Sepanjang 2023, Bank kepatuhan terhadap regulasi sebelum
Indonesia turut terlibat dalam diskusi global memulai operasi. Selain itu, cakupan
mengenai berbagai risiko yang berpotensi yang khusus terkait aset kripto juga
menimbulkan rambatan lintas negara, mencakup multifungsi yang dilakukan
seperti aktivitas asset kripto, risiko keuangan oleh penyedia layanan aset kripto dan
terkait iklim, risiko siber, dan kerentanan dari pemantauan perkembangan interkoneksi
sektor IKNB. Lebih lanjut, Bank Indonesia aset kripto serta implikasinya terhadap
turut aktif memberikan dukungan dalam stabilitas sistem keuangan. Selanjutnya,
pelaksanaan Financial Sector Assessment FSB juga telah berkolaborasi dengan
Program (FSAP) untuk menilai ketahanan badan perumus standar internasional
sektor keuangan. untuk menyusun rencana kerja bersama
dan akan menerbitkan IMF-FSB Synthesis
Aset Kripto Paper on Policies for Crypto-assets yang
akan disampaikan pada Konferensi Tingkat
Financial Stability Board (FSB)
Tinggi (KTT) G20 September 2023. Laporan
mengoordinasikan upaya mengatur
ini akan melengkapi pendekatan kebijakan
dan mengawasi secara komprehensif
yang lebih terkoordinasi dan komprehensif
aktivitas dan pasar aset kripto. FSB telah
dengan mempertimbangkan aspek-aspek
menerbitkan tiga laporan pada Juli 2023,
makroekonomi dan moneter sesuai dengan
yaitu: (i) High-level Recommendations for
mandat IMF, serta isu-isu kebijakan dan
the Regulation Supervision and Oversight
pengaturan yang dikoordinasikan oleh FSB.
of Global Stablecoin Arrangements; (ii)
High-level Recommendations for the Risiko Iklim
Regulation, Supervision and Oversight of
Crypto-asset Activities and Markets; dan Bank Indonesia secara aktif berkontribusi
(iii) FSB Global Regulatory Framework for dalam langkah koordinasi regional dan
Crypto-asset Activities. Secara keseluruhan, global untuk mendorong keuangan
laporan-laporan tersebut mengadopsi berkelanjutan. Bank Indonesia terlibat
prinsip ‘aktivitas yang sama, risiko yang aktif dalam perumusan dan implementasi
sama, regulasi yang sama’ (same activities, G20 Sustainable Finance Roadmap dan
same risks, same regulations) dan ‘teknologi FSB Roadmap for Addressing Climate-
netral’. Rekomendasi-rekomendasi tersebut related Financial Risks. Pada 2023, G20
juga bersifat tingkat tinggi dan fleksibel, Sustainable Finance Working Group (SFWG)
memungkinkan adaptasi oleh negara- merumuskan seperangkat rekomendasi
negara disesuaikan dengan kondisi untuk mendukung mekanisme mobilisasi
dan perkembangan pasar domestik. pembiayaan iklim, pembiayaan yang
Lingkup rekomendasi mencakup mandat mendukung pembangunan berkelanjutan/
kewenangan otoritas, pengawasan SDGs, dan capacity building ekosistem
komprehensif, kerja sama internasional, keuangan berkelanjutan. Selain itu, SFWG
IFRS S2 secara lebih spesifik mengatur entitas; dan (3) emisi Scope 3, yaitu emisi
mengenai pengungkapan terkait iklim tidak langsung yang terjadi pada rantai nilai
dalam laporan keuangan. Dari berbagai entitas, baik hulu (pemasok) maupun hilir
aspek yang secara global perlu dikelola (penjualan/pelanggan), dengan mengacu
dalam cakupan isu keberlanjutan, iklim pada Greenhouse Gas Protocol Corporate
ditetapkan sebagai prioritas awal dalam Value Chain Accounting and Reporting
pengungkapan terkait keberlanjutan Standard (2011). IFRS S2 juga mengatur
tersebut. IFRS S2 meminta pengungkapan mengenai pengungkapan lain antara lain
mengenai risiko yang dihadapi entitas tentang aset atau aktivitas usaha yang
terkait iklim, baik risiko fisik maupun risiko rentan terhadap risiko fisik maupun risiko
transisi, serta peluang terkait iklim, yang transisi iklim serta oportunitas terkait iklim
memengaruhi keuangan perusahaan saat dan penggunaan modal/pembiayaan
ini dan di masa yang akan datang. Sejalan untuk pengelolaan isu terkait iklim.
dengan isi pokok pengungkapan yang
diatur dalam IFRS S1, maka pengungkapan Indonesia saat ini tengah mempersiapkan
terkait iklim mencakup: (1) tata kelola, (2) penerapan IFRS S1 dan S2. Bank
strategi, (3) manajemen risiko, dan (4) Indonesia terlibat aktif dalam Task Force
metrik dan target. Comprehensive Corporate Reporting yang
dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia
Cakupan utama metrik dan target yang yang bertugas untuk mengawal formulasi
diungkapkan adalah emisi gas rumah dan implementasi IFRS S1 dan S2. Dalam
kaca yang dihasilkan dalam periode hal ini disadari perlunya koordinasi yang
pelaporan. Pengungkapan emisi tersebut intensif antar berbagai otoritas, lembaga
dikelompokkan dalam tiga scope atau dan pihak-pihak terkait untuk dapat
cakupan: (i) emisi Scope 1, yaitu emisi yang menjembatani kepentingan nasional
bersumber langsung dari entitas sendiri; (2) Indonesia dan memastikan implementasi
emisi Scope 2, yaitu emisi tidak langsung standar tersebut sesuai dengan kondisi di
yang berasal dari penyediaan listrik untuk Indonesia.
TIM PENYUSUN
Agustin Sulistyaningsih, Sagita Rachmanira, Risanthy Uli Napitupulu, Ida Ari Kusumawati, Esty
Melasih, Astrid Fiona Harningtyas, Pretty Pratita, Rieska Indah Astuti, Wicaksono Aryo Pradipto,
Rani Wijayanti, Dirwanta Firsta, Nadhil Auzan Oktaviandhi, Riyan Galuh Pratama, Vidi Adyatma
Nugraha, Fauzi Zakaria, Muhammad Hanif Rahmadyasa, Yulian Zifar, Angga N. Pradana,
Hendro Wicaksono, Kevin Joshua Sinaga, Suhardina Dwi Putrisari, Dewa Ayu Widia Lestari,
Irman Ramdani, Anita Permatasari, Muhammad Farhan Perdana, Grace Pricillia Siahaan, Ida
Bagus Gede Megah A P, Muhammad Risaldy, Tri Agustina, Soraefi Oktafihani, Eveline Tanjaya,
Ardhienus, Rahmat Budiman, Irma Yunita Barus, Erni Yuliawati, Laurensia Yoan Destalinda,
Aninditha Kemala Dinianyadharani, Doddy Dirgantara Putra, Fyona Dhillasari Putri, Hafidz
Yudhansyah, Ghina Khalida Zulhidia, Mahanani Margani, Woro Widyaningrum, Rinorsa Duane
Agusta, Ali Sakti, Imam Wahyudi Indrawan, Harry Kurniawan, Dwi Honesty
KONTRIBUTOR
Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM)
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP)
Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen (DUPK)
Departemen Ekonomi Keuangan Syariah (DEKS)
Departemen Surveilance Sistem Keuangan (DSSK)
Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK)
Departemen Layanan Digital dan Keamanan Siber (DLDS)
Departemen Keuangan (DKEU)
DOKUMEN KSK LENGKAP DALAM FORMAT PDF TERSEDIA PADA WEBSITE BANK INDONESIA
http://www.bi.go.id
Sumber data adalah dari Bank Indonesia, kecuali jika dinyatakan lain