Anda di halaman 1dari 124

Nuansa warna Keketuaan ASEAN Indonesia

2023 melambangkan semangat Bank


Indonesia mendukung perwujudan visi
ASEAN sebagai episentrum pertumbuhan
dunia.

Pesawat kertas terus terbang tinggi


menggambarkan optimisme dalam
menghadapi tantangan global dan
domestik.

Jejak spektrum cahaya menuju ke atas


melambangkan rasa syukur atas seluruh
capaian stabilitas sistem keuangan yang
masih terus terjaga.

Landasan pesawat dengan guratan emas


merefleksikan transformasi digital yang
dijalankan dengan konsistensi, inovasi, dan
sinergi seluruh pihak di sistem keuangan,
dengan intermediasi menjadi “propelan”,
untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan.
ISSN 2620-9241
DEPARTEMEN KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL
Daftar Isi

Daftar
Daftar Tabel viii Daftar Singkatan xiii

Daftar Grafik ix Prakata xvi

Isi Daftar Gambar xii Ringkasan Eksekutif 2

Bab 2 28
Stabilitas Sistem Keuangan
Terjaga

2.1 Intermediasi Tumbuh Positif 30

2.2 Ketahanan Sistem Keuangan 41


Terjaga

2.3 Inklusi Ekonomi-Keuangan 53


dan Keuangan Berkelanjutan
Meningkat

Boks Pembiayaan Hilirisasi untuk 57


2.1 Mendorong Pertumbuhan
Ekonomi

Boks Transformasi Digital 61


2.2 Perbankan di Indonesia dan
Penguatan Pengawasan
Risiko Siber
Bab 1 8
Kondisi Makrofinansial
Tetap Terjaga di Tengah
Ketidakpastian Global

1.1 Ekonomi Global Melanjutkan 10


Pertumbuhan Disertai
Pergeseran Sumber
Pertumbuhan

1.2 Pertumbuhan Ekonomi 14


Domestik Tetap Kuat

1.3 Stabilitas Makrofinansial 16


Domestik Terjaga

Boks Menakar Efek Rambatan 20


1.1 Tekanan Keuangan Global
pada Perbankan Domestik

Boks Inisiatif ASEAN dalam 23


1.2 Mendorong Integrasi Pasar
dan Memperkuat Stabilitas
Keuangan di Kawasan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


vi
Daftar Isi

Bab 4 90
Kebijakan Makroprudensial
Diarahkan untuk Mendukung
Pertumbuhan Ekonomi
Berkelanjutan

4.1 Ketidakpastian Pasar 93


Keuangan Global
Diprakirakan Berlanjut.

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan 95


Diprakirakan Tetap Terjaga

4.3 Kebijakan Makroprudensial 97


Akomodatif Mendukung
Bab 3 64 Pertumbuhan Ekonomi
Berkelanjutan
Respons Kebijakan untuk
Memperkuat Ketahanan dan Boks Perkembangan Fora 100
Mendukung Pertumbuhan 4.1 Internasional di Bidang
Makroprudensial dan
Ekonomi Nasional Financial Sector Assessment
Program (FSAP)
3.1 Konsistensi dan Inovasi 67
Bauran Kebijakan Bank Boks IFRS Sustainability-Related 103
Indonesia 4.2 Disclosures

3.2 Sinergi dalam Bauran 77


Kebijakan Nasional

Boks Devisa Hasil Ekspor, Kegiatan 80


3.1 Pengusahaan, Pengelolaan,
Pengolahan Sumber Daya
Alam (PP DHE SDA) dan
Implikasinya bagi SSK

Boks Tindak Lanjut Implementasi 82


3.2 UU PPSK: Penyempurnaan
ketentuan PLJP dan PLJPS

Boks Pelindungan Konsumen 84


3.3 dalam Menjaga SSK

Boks Peran Keuangan Sosial 87


3.4 Syariah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 vii


Daftar Tabel

Daftar Tabel

Bab 1 Bab 4
Kondisi Makrofinansial Kebijakan Makroprudensial
Tetap Terjaga di Tengah Diarahkan untuk Mendukung
Ketidakpastian Global Pertumbuhan Ekonomi
Berkelanjutan
Tabel Pertumbuhan Ekonomi Sisi 14
1.2.1 Permintaan (%, yoy) Tabel Pertumbuhan Ekonomi 94
4.1 Global

Tabel Indikator Ketahanan 95


Bab 2 4.2 Perbankan
Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga
Tabel Rincian KLM 97
4.3.1
Tabel Pertumbuhan Kredit per 31
2.1.1 Sektor Ekonomi Tabel Pilihan Modalitas Pemenuhan 99
4.3.2 RPIM
Tabel Pertumbuhan Penjualan, 37
2.1.2 Profitabilitas, dan Capex
Korporasi Tbk. menurut Sektor

Tabel Perkembangan Net Financial 40


2.1.3 Worth Rumah Tangga

Tabel Perkembangan Risiko Kredit 42


2.2.1 Berdasarkan Sektoral

Tabel Perkembangan DPK 45


2.2.2 Berdasarkan Golongan
Pemilik

Tabel Pertumbuhan ULN Korporasi 50


2.2.3

Tabel Pertumbuhan Kredit UMKM 53


2.3.1 per Sektor Ekonomi

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


viii
Daftar Grafik

Daftar Grafik

Bab 1 Grafik Purchasing Managers’ Index 19


1.3.13 (PMI)
Kondisi Makrofinansial
Grafik Indeks Diebold-Yielmaz 21
Tetap Terjaga di Tengah B1.1.1 Dinamis (%)
Ketidakpastian Global
Grafik Efek Rambatan ke Perbankan 21
B1.1.2 Indonesia (%)
Grafik Perbandingan Inflasi dengan 10
1.1.1 Target
Grafik Indeks Ketidakpastian Global 11
Bab 2
1.1.2
Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga
Grafik Aliran Modal ke Negara 11
1.1.3 Berkembang
Grafik Pertumbuhan Kredit per 30
Grafik Kinerja Pasar Modal AS dan 11 2.1.1 Kelompok Bank
1.1.4 Eropa (Prices, Indexed, May 1,
2022=100) Grafik Pertumbuhan Kredit per Jenis 30
2.1.2 Penggunaan
Grafik US Near-Term Policy Rate 11
1.1.5 Expectations Grafik Pertumbuhan Kredit per 30
2.1.3 Segmen
Grafik Nilai Tukar 2023 (ytd) vs 2022 15
1.2.1 Grafik Indeks Lending Standard 31
Grafik Indeks Stabilitas Sistem 16 2.1.4 (ILS)
1.3.1 Keuangan (ISSK) Grafik Perubahan Aspek Kebijakan 31
Grafik Pertumbuhan Kredit dan DPK 16 2.1.5 Penyaluran Kredit
1.3.2 Grafik Indeks Lending Requirement 31
Grafik Perkembangan Permodalan 16 2.1.6 (ILR), Agregat
1.3.3 Perbankan Grafik Indeks Lending Requirement 32
Grafik Rasio Kredit Bermasalah 17 2.1.7 (ILR), Sektoral (a)
1.3.4 Grafik Indeks Lending Requirement 32
Grafik Perkembangan Rasio AL/DPK 17 2.1.8 (ILR), Sektoral (b)
1.3.5 Grafik 32
Suku Bunga Kredit dan DPK
Grafik Perkembangan ILS 17 2.1.9 Perbankan
1.3.6
Grafik Suku Bunga Kredit Perbankan 32
Grafik Perkembangan Permodalan 18 2.1.10 Berdasarkan Jenis
1.3.7 Perbankan Penggunaan

Grafik Pertumbuhan Konsumsi 18 Grafik Kinerja Profitabilitas 33


1.3.8 Rumah Tangga 2.1.11 Perbankan

Grafik Indeks Ekspetasi Rumah 18 Grafik Komponen Pendapatan 33


1.3.9 Tangga 2.1.12 Operasional

Grafik Perkembangan Tenaga Kerja 19 Grafik NPL dan LaR Kredit 33


1.3.10 Formal dan Informal 2.1.13

Grafik Perkembangan Transaksi 19 Grafik Perkembangan Pembiayaan 34


1.3.11 Belanja Melalui APMK 2.1.14 Perbankan Syariah

Grafik Pertumbuhan Kredit Agregat 19 Grafik Perkembangan Nominal dan 34


1.3.12 dan Kredit Bank dengan 2.1.15 Pertumbuhan Pembiayaan
Inovasi Digital UMKM Perbankan Syariah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 ix


Daftar Grafik

Grafik Perkembangan Nominal dan 34 Grafik Perkembangan Rasio AL/DPK 44


2.1.16 Rasio NPF Pembiayaan UMKM 2.2.7
Perbankan Syariah Grafik Perkembangan AL/DPK 44
2.2.8 Berdasarkan Kelompok Bank
Grafik Perkembangan Pembiayaan 35
2.1.17 Sektor Unggulan Halal Value Grafik 44
Kebutuhan Pembiayaan
Chain oleh Perbankan 2.2.9 (Funding Gap)
Syariah
Grafik Perkembangan Pertumbuhan 45
Grafik Perkembangan Initial Public 35 2.2.10
2.1.18 DPK
Offering (IPO)
Grafik Perkembangan Nominal dan 45
Grafik Perkembangan Right Issue 35 2.2.11
2.1.19 Pertumbuhan DPK Perbankan
Syariah Berdasarkan
Grafik Perkembangan EBUS 36 Kelompok Bank
2.1.20 Korporasi Grafik Perkembangan Nominal dan 45
Grafik Pertumbuhan Pembiayaan 36 2.2.12 Pertumbuhan DPK Perbankan
2.1.21 PP Syariah Berdasarkan
Grafik Kelompok Instrumen
Pembiayaan Pegadaian, LPEI, 36
2.1.22 dan Modal Ventura Grafik Perkembangan Likuiditas 46
2.2.13 Bank Umum Syariah
Grafik Pertumbuhan Pembiayaan 37
2.1.23 Fintech Lending Grafik Perkembangan Transaksi 46
2.2.14 Pasar Uang Antarbank
Grafik Perkembangan Harga 38
2.1.24 Syariah (PUAS)
Batubara dan Minyak Sawit
Grafik Non-Performing Financing 47
Grafik Pertumbuhan dan Kontribusi 38 2.2.15
2.1.25 (NPF) dan Gearing Ratio
Konsumsi Rumah Tangga (GR) PP
Grafik Ekspetasi Konsumen dan 38 Grafik Non-Performing Financing 47
2.1.26 Pembelian Barang Tahan 2.2.16 (NPF), Modal Ventura,
Lama Pegadaian, dan LPEI
Grafik Perkembangan Jumlah 39 Grafik Gearing Ratio Pegadaian, 47
2.1.27 Tenaga Kerja 2.2.17 LPEI, dan Modal Ventura
Grafik Kontribusi Pertumbuhan 39 Grafik Perkembangan Risiko Kredit 47
2.1.28 Penyerapan Tenaga Kerja 2.2.18 Fintech
Grafik Jumlah Penyerapan Tenaga 39 Grafik
2.1.29 Premi dan Klaim Bruto 48
Kerja (Semester I) 2.2.19 Asuransi
Grafik Perkembangan Penjualan 40 Grafik
2.1.30 Aset Dana Pensiun 48
Rumah 2.2.20
Grafik Perkembangan Outstanding 40 Grafik Iuran dan Manfaat Dana 48
2.1.31 KPR Rumah Tangga 2.2.21 Pensiun
Grafik Perkembangan Non 41 Grafik Interkoneksi IKNB dengan 48
2.2.1 Performing Loan Berdasarkan 2.2.22 Perbankan dari Sisi Asset
Segmen Produktif
Grafik Pekembangan Komposisi 41 Grafik Interkoneksi IKNB dengan 49
2.2.2 Loan at Risk (LaR) Perbankan 2.2.23 Perbankan dari Sisi
Kewajiban
Grafik Perkembangan Kredit 41
2.2.3 Restrukturisasi Perbankan Grafik Perkembangan Current Ratio 49
Berdasarkan Segmen 2.2.24

Grafik Grafik Perkembangan Cash Ratio 49


Perkembangan Coverage 43
2.2.4 2.2.25
CKPN terhadap Risiko Kredit
Grafik Perkembangan Interest 49
Grafik Perkembangan Permodalan 43 2.2.26
2.2.5 Coverage Ratio

Grafik Grafik Perkembangan Debt at Risk 50


Perkembangan Komposisi 43
2.2.6 2.2.27
Modal

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


x
Daftar Grafik

Grafik
2.2.28
Perkembangan ULN per PDB 50 Bab 3
Grafik
Respons Kebijakan untuk
ULN Berdasarkan Jenis Suku 50
2.2.29 Bunga Memperkuat Ketahanan dan
Grafik Perkembangan LaR KPR dan 51 Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
2.2.30 Kredit Multiguna Rumah Nasional
Tangga
Grafik Perkembangan Upah Tenaga 51 Grafik Perkembangan Capaian 72
2.2.31 Kerja Formal dan Informal (riil 3.1.3.1 Karya Kreatif Indonesia
dan nominal)
Grafik Transaksi dan Porsi Transaksi 74
Grafik Upah Riil di Sektor Utama, 51 3.1.3.2 Off-Us QRIS Terus Tumbuh
2.2.32 pada Tenaga Kerja Formal
Grafik Upah Riil di Sektor Utama, 51
2.2.33 Grafik Transaksi API Berbasis SNAP 74
pada Tenaga Kerja Informal 3.1.3.3 Terus Bertumbuh dengan
Grafik Perkembangan Kepesertaan 52 Pangsa Meningkat
2.2.34 BPJS TK
Grafik Volume Transaksi BI-FAST 76
Grafik Perkembangan Anggaran 52 3.1.3.4 Kian Meningkat Seiring
2.2.35 Perlindungan Sosial Pertumbuhan Volume
Grafik Transaksi Layanan Digital
Pertumbuhan Kredit UMKM 53 Perbankan
2.3.1 per Segmen
Grafik Grafik Indeks Kepemilikan dan 85
Non-Performing Loan (NPL) 53
2.3.2 B3.3.1 Penggunaan Akun
UMKM
Grafik Loan at Risk (LaR) UMKM 53
2.3.3
Grafik Perkembangan Kredit UMKM 54 Bab 4
2.3.4 dan KUR Kebijakan Makroprudensial
Grafik Pertumbuhan berdasarkan 54 Diarahkan untuk Mendukung
2.3.5 Skala Usaha Pertumbuhan Ekonomi
Grafik Perkembangan Suku Bunga 54 Berkelanjutan
2.3.6 Kredit UMKM
Grafik Pertumbuhan berdasarkan 54
2.3.7 Grafik Indeks Lending Requirement 96
Sektor
4.2.1 (ILR) Berdasarkan Jenis
Grafik Perkembangan Capaian 55 Kredit
2.3.8 Karya Kreatif Indonesia
Grafik Rasio Intermediasi 97
Grafik Perkembangan Ekspor 58 4.3.1 Makroprudensial
B2.1.1 Indonesia Berdasarkan
Klasifikasi Teknologi Grafik Credit to GDP gap 98
4.3.2
Grafik Penyerapan Tenaga Kerja 58
B2.1.2 Korporasi Komoditas dan Grafik Perkembangan PLM 98
Sektor Hilirisasi 4.3.3
Grafik Skema Pembiayaan Hilirisasi 59 Grafik 98
Realisasi dan Target RPIM
B2.1.3 Korporasi Skala Kecil 4.3.4 Berdasarkan RBB

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 xi


Daftar Gambar

Daftar Gambar

Bab 1 Gambar Prinsip Pemanfaatan dan 80


Kondisi Makrofinansial B3.1.1 Penempatan DHE

Tetap Terjaga di Tengah Gambar Survei Literasi Masyarakat 84


Ketidakpastian Global B3.3.1 terhadap Produk/Jasa
Sistem Pembayaran

Gambar Timeline Reviu ABIF 24 Gambar Hubungan Keuangan 87


B1.2.1 B3.4.1 Sosial Syariah dengan
Sustainable Development
Gambar Kerangka Reviu ABIF 25 Goals (SDGs)
B1.2.2
Gambar Cash Wakaf Linked Sukuk 88
Gambar ABIF Baru Berbasis Digital 25 B3.4.2
B1.2.3
Gambar Skema Pembiayaan Wakaf 89
B3.4.3 Produktif Oleh APIF-IsDB

Bab 2
Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Gambar Asesmen Manajemen 62


B2.2.1 Risiko di Bidang Teknologi
Informasi

Bab 3
Respons Kebijakan untuk
Memperkuat Ketahanan dan
Mendukung Pertumbuhan Ekonomi
Nasional

Gambar Tahapan Implementasi 67


3.1.1.1 Kebijakan Insentif Likuiditas
Makroprudensial Bank
Indonesia

Gambar Penyesuaian Sektor dan 70


3.1.1.2 Besaran Insentif

Gambar Kebijakan Sistem 73


3.1.3.1 Pembayaran: “Pro-
Growth” Melalui Digitalisasi
Ekonomi dan Keuangan

Gambar Kartu Kredit Indonesia 75


3.1.3.2

Gambar Skema Kartu Kredit 75


3.1.3.3 Indonesia

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


xii
Daftar Singkatan

Daftar Singkatan

ABA ASEAN Bankers’ Association CAR Capital Adequacy Ratio

ABIF ASEAN Banking Integration CCyB Countercyclical Capital Buffer


Framework
CKPN Cadangan Kerugian Penurunan
AFD Agence Française de Nilai
Développement
COVID-19 Corona Virus Deaseas 2019
APIF Awqaf Properties Investment
CPO Crude Palm Oil
Fund
CWLS Cash Wakaf Linked Sukuk
AL/DPK Alat Likuid terhadap Dana Pihak
Ketiga DDoS Distributed Denial of Services
AMS ASEAN Member States DHE Devisa Hasil Ekspor
APMK Alat Pembayaran Menggunakan DJBC Direktorat Jendral Bea Cukai
Kartu
DNDF Domestic Non-Delivery Forward
AS Amerika Serikat
DPI Devisa Pembayaran Impor
ASEAN The Association of Southeast
Asian Nations DPK Dana Pihak Ketiga

ATMR Aset Tertimbang Menurut Risiko EBUS Efek Bersifat Utang dan/atau
Sukuk
BAZNAS Badan Amil Zakat Nasional
ECB European Central Bank
BCLMV Brunei Darussalam, Cambodia,
Myanmar, dan Vietnam EKD Ekonomi Keuangan Digital

BEI Bursa Efek Indonesia EKI Ekosistem Keuangan Inklusif

BI Bank Indonesia FFR Federal Fund’s Rate

BI7DRR BI-7 Day Reverse Repo Rate FKMM Forum Koordinasi


Makroprudensial-
bps Basis Point Mikroprudensial
BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Fintech Financial Technology
Sosial
FS Feasibility Study
BPKH Badan Pengelola Keuangan Haji
FSAP Financial Sector Assessment
BPR Bank Perekonomian Rakyat Program
BPS Badan Pusat Statistik FSB Financial Stability Board

BUK Bank Umum Konvensional FTV Financing to Value

BUMN Badan Usaha Milik Negara G20 Group of Twenty

BUS Bank Umum Syariah GDP Growth Domestic Product

BUSN Bank Umum Swasta Nasional Gernas BBI Gerakan Nasional Bangga
Buatan Indonesia
BWI Badan Wakaf Indonesia

Capex Capital Expenditure

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 xiii


Daftar Singkatan

GNPIP Gerakan Nasional Pengendalian KSSK Komite Stabilitas Sistem


Inflasi Pangan Keuangan

GR Gearing Ratio KTT Konferensi Tingkat Tinggi

GWM Giro Wajib Minimum KUR Kredit Usaha Rakyat

HVC Halal Value Chain KYC Know Your Customer

IAI Ikatan Akuntansi Indonesia LaR Loan at Risk

ICR Interest Coverage Ratio LBUT Laporan Bank Umum


Terintegrasi
IFRS International Financial Reporting
Standards LCT Local Currency Transaction

IHK Indeks Harga Konsumen LDR Loan to Deposit Ratio

IKNB Industri Keuangan Nonbank LJK Lembaga Jasa Keuangan

ILR Indeks Lending Requirement LPEI Lembaga Pembiayaan Ekspor –


Impor
ILS Indeks Lending Standard
LPS Lembaga Penjamin Simpanan
IMF International Monetary Fund
LTV Loan to Value
IPO Initial Public Offering
MDR Merchant Discount Rate
IsDB Islamic Development Bank
mtm Month to Month
ISSB International Sustainability
Standards Board NIM Net Interest Margin

ISSK Indeks Stabilitas Sistem NIST National Institute of Standards


Keuangan and Technology

K/L Kementerian/Lembaga NPI Neraca Pembayaran Indonesia

KEKSI Kajian Ekonomi dan Keuangan NPF Non Performing Financing


Syariah Bank Indonesia
NPL Non Performing Loan
KI Kredit Investasi
OJK Otoritas Jasa Keuangan
KK Kredit Konsumsi
OM Operasi Moneter
KKB Kredit Kendaraan Bermotor
ORI Obligasi Ritel Indonesia
KKI Karya Kreatif Indonesia
PADG Peraturan Anggota Dewan
KLM Kebijakan Insentif Likuiditas Gubernur
Makroprudensial
PBI Peraturan Bank Indonesia
KMK Kredit Modal Kerja
PDB Produk Domestik Bruto
KNEKS Komite Nasional Ekonomi dan
Perlinsos Perlindungan Sosial
Keuangan Syariah
PLM Penyangga Likuiditas
Kol Kolektibilitas
Makroprudensial
Kominfo Kementerian Komunikasi dan
PLJP Pinjaman Likuiditas Jangka
Informatika
Pendek
KPR Kredit Pemilikan Rumah
PLJPS Pembiayaan Likuiditas Jangka
KP/PP Kredit/Pembiayaan Properti Pendek Berdasarkan Prinsip
Syariah
KSK Kajian Stabilitas Keuangan
PMA Penanaman Modal Asing

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


xiv
Daftar Singkatan

PMI Purchasing Managers’ Index SRBI Sekuritas Rupiah Bank Indonesia

PMTDB Pembentukan Modal Tetap SSK Stabilitas Sistem Keuangan


Domestik Bruto
Sulampua Sulawesi-Maluku-Papua
POJK Peraturan Otoritas Jasa
SVB Silicon Valley Bank
Keuangan
SWI Sukuk Wakaf Indonesia
PP Perusahaan Pembiayaan
Tbk. Terbuka
PRM Pariwisata Ramah Muslim
TBT Tingkat Bunga Penjaminan
ptp point to point
TD Term Deposit
PUAS Pasar Uang Antarbank Syariah
TF CCR Task Force Comprehensive
QAB Qualified ASEAN Banks
Corporate Reporting
QRIS Quick Response Indonesian
TFCD Task Force on Climate-related
Standard
Financial Disclosures
RBB Rencana Bisnis Bank
TK Tenaga Kerja
RBC risk-based capital
TPID Tim Pengendali Inflasi Daerah
Reksus Rekening Khusus
TPIP Tim Pengendali Inflasi Pusat
RIM Rasio Intermediasi
Tw Triwulan
Makroprudensial
UE Uang Elektronik
ROA Return on Asset
ULN Utang Luar Negeri
ROE Return on Equity
UMKM Usaha Mikro, Kecil, dan
RPIM Rasio Pembiayaan Inklusif
Menengah
Makroprudensial
UK United Kingdom
RPOJK Rancangan Peraturan OJK
USD US Dollar
RPP Rancangan Peraturan
Pemerintah UU PPSK Undang-Undang Nomor 4 Tahun
2023 tentang Penguatan Sektor
RSEOJK Rancangan Surat Edaran OJK
Keuangan Pengembangan dan
RT Rumah Tangga
UUS Unit Usaha Syariah
SAKERNAS Survei Angkatan Kerja Nasional
Valas Valuta Asing
SAP Strategic Action Plan
VAR Vector Autoregression
SB Suku Bunga
WCP Waqf Core Principal
SBDK Suku Bunga Dasar Kredit
WWF World Wide Fund
SBN Surat Berharga Negara
yoy Year on year
SDA Sumber Daya Alam
ytd Year to date
SDGs Sustainable Development Goals
ZISWAF Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf
SFWG Sustainable Finance Working
Group

SLC TF Senior Level Committee on


Financial Integration Task Force
on Sustainable Finance

SMA Sekolah Menengah Atas

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 xv


Prakata

yang terus bersinergi untuk Indonesia maju.


Dalam hal ini, Bank Indonesia menumbuhkan
Prakata inovasi untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi dengan tetap menjaga SSK. Kebijakan
Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan
penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia
(SRBI), serta pengembangan instrumen
penempatan dan pemanfaatan Devisa Hasil
Ekspor (DHE) merupakan beberapa inovasi
kebijakan yang diharapkan mampu menjaga
SSK.

Pada 2023, kita juga menorehkan kesuksesan


dalam Keketuaan ASEAN 2023 yang
mengangkat tema ASEAN Matters: Epicentrum
of Growth. Momen yang telah menunjukkan
kepada dunia bahwa Indonesia memiliki
ekonomi dan sistem keuangan yang kokoh.
Indonesia telah menjadi etalase kepemimpinan
di ASEAN yang mendorong tindakan nyata
dalam menghadapi berbagai tantangan baik
Perry Warjiyo
dari sisi regional maupun global.
Gubernur Bank Indonesia
Ke depan, kita tidak boleh cepat berpuas diri
karena perekonomian dan sistem keuangan

Konsistensi, inovasi, dan sinergi adalah masih akan menghadapi tantangan yang

tiga prinsip yang selalu dipegang untuk tidak semakin ringan. Dari sisi global, suku

meneguhkan makna Bank Indonesia dalam bunga higher for longer, fragmentasi sumber

perekonomian nasional. Alhamdulillah, melalui pertumbuhan ekonomi dunia, kondisi geopolitik

implementasi konsistensi, inovasi, dan sinergi yang masih belum ada titik terang, serta

dalam bauran kebijakan Bank Indonesia, ancaman perubahan iklim perlu terus kita

pemulihan ekonomi nasional dapat terus cermati. Sementara itu, di sisi domestik kita juga

berlanjut dengan pertumbuhan yang tetap perlu mewaspadai dinamika siklus ekonomi

kuat dan didukung oleh Stabilitas Sistem dan keuangan, adopsi inovasi digital yang

Keuangan (SSK) yang terjaga di tengah masih makin pesat, dan kebutuhan pembiayaan

tingginya ketidakpastian global. Peran sektor ekonomi hijau yang besar, serta transisi

keuangan dalam pembiayaan ekonomi juga demografi yang dapat mengubah perilaku

dapat terjaga dengan baik meski dihadapkan konsumsi, investasi, dan pembiayaan.

pada lingkungan risiko suku bunga global


Dalam merespons berbagai tantangan
yang tinggi dalam jangka panjang (higher
tersebut, konsistensi kebijakan yang diperkuat
for longer). Dengan perkembangan tersebut,
oleh inovasi dan sinergi akan terus dilakukan
pertumbuhan kredit perbankan pada 2023
dalam rangka membangun fondasi yang
diprakirakan tetap tinggi pada kisaran 9-11%
kuat bagi SSK dan pertumbuhan ekonomi
(yoy), didukung oleh permodalan dan likuiditas
yang berkelanjutan. Bank Indonesia akan
yang memadai serta risiko kredit yang rendah.
melanjutkan kebijakan makroprudensial

Perekonomian dan SSK yang tetap terjaga akomodatif yang selaras dengan ekspansi

tersebut merupakan hasil kerja sama yang kuat siklus keuangan yang masih terbatas. Inovasi

dengan Pemerintah, Parlemen, dan Otoritas bauran kebijakan akan terus diperkuat untuk

terkait, serta pemangku kepentingan lainnya mendukung transformasi ekonomi nasional

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


xvi
Prakata

dengan mendorong peran sektor keuangan pengambil keputusan pada industri keuangan
dalam pembiayaan ekonomi, khususnya untuk nasional, insan Pemerintah dan Otoritas,
mengakselerasi hilirisasi sektor-sektor yang Akademisi, seluruh masyarakat Indonesia, serta
memiliki daya ungkit tinggi bagi perekonomian mitra Bank Indonesia di mancanegara. Kami
nasional. Peluang atas ekonomi dan keuangan berharap buku ini dapat menjadi referensi bagi
digital serta perubahan demografi juga pengambilan keputusan sehingga bersama-
akan terus didorong untuk mengakselerasi sama bangkit dan optimis dalam mendorong
pemulihan ekonomi. pemulihan ekonomi nasional dan menjaga SSK.

Dengan diiringi ridho Allah SWT, Bank Indonesia Kami memandang masa depan Indonesia
kembali mempersembahkan Kajian Stabilitas yang cerah, yang melihat tantangan tidak
Keuangan (KSK) No. 41 Edisi September 2023 lagi sebagai rintangan, tetapi justru sebagai
yang bertema “Konsistensi, Inovasi, dan Sinergi peluang untuk bangkit dan optimis bagi
Mendorong Intermediasi untuk Pertumbuhan kemajuan bangsa dan negara.
Ekonomi Berkelanjutan”. Penerbitan buku KSK
No. 41 ini merupakan bagian dari transparansi “Hanya ada satu negara
dan tata kelola Bank Indonesia sebagaimana yang pantas menjadi negaraku
diamanatkan dalam Pasal 58 Undang-Undang Ia tumbuh dengan perbuatan
Nomor 4 Tahun 2023 tentang Pengembangan
Dan Perbuatan itu adalah perbuatanku”
dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
(Proklamator, Mohammad Hatta)
Kajian ini kami persembahkan kembali bagi

Jakarta, Oktober 2023

Gubernur Bank Indonesia


Perry Warjiyo

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 xvii


RINGKASAN
EKSEKUTIF

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


2
KONSISTENSI, INOVASI, DAN SINERGI
MENDORONG INTERMEDIASI UNTUK PERTUMBUHAN EKONOMI
BERKELANJUTAN

Stabilitas sistem keuangan terjaga selama


sektor keuangan dalam perekonomian
semester pertama 2023 didukung oleh
domestik tetap terjaga. Pertumbuhan
konsistensi, inovasi, dan sinergi bauran
ekonomi Indonesia kembali pada tren
kebijakan Bank Indonesia sebagai bagian
meningkat sejak Semester I 2023 setelah
dari bauran kebijakan nasional. Bank
sedikit melambat pada Triwulan IV
Indonesia secara konsisten menetapkan
2022. Pertumbuhan ekonomi Triwulan I
bauran kebijakan pada 2023 yang diarahkan
2023 tercatat sebesar 5,04%, kemudian
untuk menjaga stabilitas (pro-stability)
meningkat menjadi 5,17% pada Triwulan
melalui kebijakan moneter dan mendorong
II 2023. Peningkatan tersebut didukung
pertumbuhan ekonomi (pro-growth)
oleh pembiayaan ekonomi yang berasal
melalui kebijakan makroprudensial. Capaian
dari perbankan, pasar modal, dan Industri
tersebut juga didukung oleh kebijakan
Keuangan Nonbank (IKNB).
sistem pembayaran, pendalaman pasar
uang, dan ekonomi-keuangan inklusif dan Intermediasi perbankan tetap mampu
hijau, serta berbagai kebijakan struktural tumbuh positif dan mendorong
yang memperkuat fondasi ekonomi dan pembiayaan ekonomi pada Semester
sistem keuangan. Dengan bauran kebijakan I 2023. Pertumbuhan tersebut didukung
tersebut, Indeks Stabilitas Sistem Keuangan oleh masih kuatnya penawaran di tengah
(ISSK) stabil pada zona normal dengan peran permintaan yang relatif terbatas. Dari
sektor keuangan pada intermediasi yang tetap sisi penawaran, kapasitas perbankan
tumbuh positif, ketahanan yang terjaga, serta untuk menyalurkan kredit sejalan
didukung oleh inklusi yang meningkat. dengan likuiditas perbankan yang tinggi
dan standar penyaluran kredit yang
Peran sistem keuangan dalam masih longgar dibandingkan tahun
perekonomian domestik tetap terjaga sebelumnya. Longgarnya standar
di tengah lingkungan risiko suku bunga penyaluran kredit ini terjadi sejalan
global yang tinggi dalam jangka panjang dengan terjaganya persepsi risiko
(higher for longer). Perekonomian dunia dan kenaikan suku bunga perbankan
dihadapkan pada pergeseran sumber yang terbatas. Namun demikian, dari
pertumbuhan dunia dan risiko SSK sisi permintaan terjadi perlambatan
global yang masih tinggi. Pergeseran permintaan kredit oleh korporasi akibat
sumber pertumbuhan yang diikuti oleh perlambatan permintaan global. Sejalan
peningkatan inflasi global pada gilirannya dengan perkembangan tersebut,
memicu respons pengetatan kebijakan kredit perbankan pada Semester I 2023
moneter global agresif melalui kebijakan tumbuh sebesar 7,76% (yoy), melambat
suku bunga tinggi dalam jangka waktu jika dibandingkan akhir 2022 yang
yang lama (higher for longer). Kondisi mencapai 11,35% (yoy). Pertumbuhan kredit
tersebut diperberat oleh peningkatan positif terjadi pada mayoritas kelompok
risiko SSK, seperti permasalahan sektor bank dengan sektor utama pendorong
properti Tiongkok dan kebangkrutan pertumbuhan adalah sektor Jasa Dunia
beberapa bank di Amerika Serikat dengan Usaha, Pertambangan, dan Perdagangan.
eksposur tinggi pada sektor teknologi. Di Pembiayaan syariah tumbuh tinggi
tengah tantangan perekonomian dan mencapai 17,09% (yoy) pada Semester I
sistem keuangan global tersebut, peran 2023.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 3


Ringkasan Eksekutif

Kinerja korporasi dan rumah tangga yang Intermediasi dan ketahanan sistem
masih terjaga mendorong kredit tumbuh keuangan yang terjaga juga didukung
positif. Kinerja korporasi dan rumah tangga oleh kinerja inklusi ekonomi dan
pada Semester I 2023 masih solid sejalan keuangan. Sejalan dengan peningkatan
dengan pertumbuhan ekonomi yang mobilitas masyarakat pascapandemi,
cukup kuat terutama dari sisi konsumsi kinerja UMKM terus membaik. Hal ini
rumah tangga. Namun, kinerja tersebut didukung oleh pertumbuhan kredit UMKM
tercatat lebih rendah dibandingkan yang tetap positif sebesar 7,34% (yoy) di
dengan akhir 2022 sejalan dengan tren tengah perlambatan pertumbuhan kredit
perlambatan kinerja ekspor dan harga perbankan akibat masih terbatasnya
komoditas. Kondisi ini menyebabkan permintaan selama Semester I 2023.
permintaan kredit korporasi yang lebih Kinerja kredit yang positif tersebut
rendah. Selain itu, perlambatan kredit terutama didorong skala mikro dengan
juga disebabkan oleh strategi korporasi risiko kredit yang terjaga pada level
cash rich yang cenderung memanfaatkan 3,7%. Namun, pertumbuhan kredit UMKM
dana sendiri untuk pembiayaan dan lebih lanjut tertahan oleh perlambatan
pelunasan kredit lebih cepat. Permintaan penyaluran KUR dan kredit pada beberapa
kredit yang tertahan juga disebabkan sektor seperti Pertanian dan Perdagangan.
ketidakpastian perekonomian global
yang mengakibatkan perilaku berhati- Ketahanan sistem keuangan tetap
hati korporasi. terjaga, baik dari sisi permodalan
maupun likuiditas, serta risiko kredit
Selain kredit perbankan, pertumbuhan yang terkendali. Secara umum, ketahanan
pembiayaan dari pasar modal dan IKNB perbankan terjaga dengan rasio
meningkat, sehingga turut menopang permodalan yang tinggi, yaitu sebesar
pembiayaan ekonomi. Pembiayaan 26,74% pada Juni 2023. Ketahanan likuiditas
melalui pasar saham terus meningkat perbankan juga memadai, tercermin
terutama didorong oleh IPO yang dari rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak
didominasi oleh sektor material dasar, Ketiga (AL/DPK) tetap tinggi yakni 26,57%
serta Right Issue yang didominasi oleh pada Juli 2023. Sementara, rasio Non
sektor keuangan. Perusahaan Pembiayaan Performing Loan (NPL) secara agregat
(PP) juga menunjukkan pembiayaan yang tercatat sebesar 2,51% pada Juli 2023,
positif dan terus mendekati level sebelum menurun dibandingkan tahun sebelumnya
pandemi, ditopang oleh pembiayaan sebesar 2,90%. Risiko kredit yang menurun
kepemilikan kendaraan bermotor, alat juga tercermin dari penurunan nilai
berat, dan mesin. Pembiayaan melalui outstanding kredit restrukturisasi, sejalan
fintech lending juga tercatat tumbuh dengan membaiknya kemampuan bayar
tinggi, terutama pada pembiayaan debitur. Dari sisi IKNB, ketahanan PP, fintech,
konsumtif yang didukung oleh semakin asuransi, dan dana pensiun didukung
berkembangnya platform penyedia permodalan yang kuat dan terjaganya
layanan digital. Sementara itu, penerbitan rasio risiko pembiayaan. Perbaikan
obligasi sedikit melambat sejalan dengan ketahanan juga terjadi pada sektor
suku bunga pasar yang cukup tinggi. korporasi yang tercermin dari kemampuan
membayar yang stabil, terjaganya jumlah
utang berisiko, dan kondisi likuiditas yang
memadai. Sementara pada sektor rumah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


4
Ringkasan Eksekutif

tangga, ketahanan juga terjaga di tengah domestik dan mengoptimalkan SBN


perbaikan penyerapan tenaga kerja dan milik Bank Indonesia sebagai underlying
tingkat upah. instrumen Operasi Moneter (OM)
Bank Indonesia, Bank Indonesia juga
Dalam merespons tantangan dan melakukan penyempurnaan strategi
potensi dampak risiko global dan operasional moneter melalui penerbitan
domestik terhadap pertumbuhan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI)
ekonomi dan stabilitas sektor keuangan, pada pertengahan September 2023.
Bank Indonesia terus memperkuat Inovasi likuiditas valas ditempuh
bauran kebijakan. Berkaitan dengan melalui pengembangan instrumen
hal tersebut, Bank Indonesia mendorong penempatan Devisa Hasil Ekspor (DHE)
inovasi kebijakan makroprudensial yang pada sistem keuangan Indonesia guna
difokuskan untuk memperkuat peran menambah tersedianya likuiditas
sektor keuangan dalam intermediasi. valas yang berkesinambungan bagi
Kebijakan intermediasi ditempuh pembangunan ekonomi nasional serta
baik dari sisi kuantitas maupun dari terjaganya stabilitas ekonomi makro
sisi harga (pricing). Dari sisi kuantitas, dan sistem keuangan. Bank Indonesia
kebijakan makroprudensial diarahkan juga melanjutkan upaya stabilisasi nilai
untuk memperkuat stimulus dalam tukar rupiah melalui triple intervention.
rangka mendorong pertumbuhan Sementara itu, untuk mendukung
kredit/pembiayaan perbankan melalui ketahanan SSK, kebijakan Penyangga
implementasi kebijakan insentif likuiditas Likuiditas Makroprudensial (PLM) tetap
makroprudensial (KLM) bagi perbankan dipertahankan untuk memastikan
yang menyalurkan pembiayaan pada perbankan memiliki buffer (penyangga)
sektor-sektor yang memiliki daya ungkit likuiditas yang memadai untuk menyerap
tinggi bagi pemulihan ekonomi, yaitu potensi tekanan likuiditas di tengah
sektor hilirisasi minerba dan nonminerba, tingginya ketidakpastian global.
perumahan, pariwisata, inklusif serta
ekonomi keuangan hijau. Dari sisi harga, Bank Indonesia juga terus meningkatkan
kebijakan makroprudensial melanjutkan inklusi ekonomi dan keuangan dalam
kebijakan Transparansi Suku Bunga Dasar rangka mendukung pertumbuhan
Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada ekonomi yang berkelanjutan dan
suku bunga sektor-sektor hilirisasi. Selain stabilitas sistem keuangan. Kebijakan
itu, Bank Indonesia melanjutkan kebijakan inklusi Bank Indonesia diterapkan baik
akomodatif terhadap instrumen kebijakan dari sisi permintaan melalui penguatan
makroprudensial rasio Countercyclical korporatisasi, kapasitas, dan akses
Capital Buffer (CCyB), Rasio Intermediasi pembiayaan, serta sisi penawaran melalui
Makroprudensial (RIM), dan rasio Loan To insentif pencapaian Rasio Pembiayaan
Value (LTV). Inklusif Makroprudensial (RPIM). Upaya ini
antara lain ditempuh melalui sinergi Bank
Dalam rangka menjaga stabilitas Indonesia dengan stakeholder UMKM pada
makroekonomi dan sistem keuangan, pagelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI)
Bank Indonesia memperkuat inovasi 2023 yang berhasil mengakselerasi kinerja
kebijakan moneter. Upaya tersebut keuangan dan akses pembiayaan UMKM.
dilakukan dengan mempertahankan Inklusivitas juga didorong melalui insentif
suku bunga BI7DRR selama likuiditas makroprudensial bagi bank
Semester I 2023. Dalam rangka yang menyalurkan pembiayaan rumah
mendorong stabilisasi nilai tukar, dan kendaraan bermotor berwawasan
memperkaya instrumen pasar uang lingkungan. Lebih lanjut, dalam rangka

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 5


Ringkasan Eksekutif

menjaga kepercayaan publik terhadap pada kisaran 9-11% (yoy). Capaian ini
sistem keuangan, Bank Indonesia juga didukung ketahanan sistem keuangan
terus memperkuat pelindungan konsumen yang diprakirakan tetap terjaga, baik
melalui pengaturan, pengawasan, edukasi, dari sisi permodalan dan likuiditas yang
dan penanganan pengaduan, serta memadai, serta risiko kredit yang rendah.
kolaborasi antar-stakeholders. Kebijakan Proyeksi ini juga sejalan dengan prakiraan
tersebut juga didukung oleh inovasi di peningkatan permintaan pembiayaan
bidang keuangan sosial, terutama yang korporasi dan rumah tangga di tengah
berbasis syariah seperti pengembangan kapasitas perbankan yang masih tinggi
platform ziswaf. pada Semester II 2023. Namun demikian,
terdapat beberapa tantangan yang perlu
Bauran kebijakan moneter dan diwaspadai, terutama terkait dengan risiko
makroprudensial tersebut didukung oleh suku bunga global tinggi dalam jangka
kebijakan Sistem Pembayaran (SP) dan panjang (higher for longer). Mencermati
berbagai kebijakan pendukung. Kebijakan hal tersebut dan selaras dengan ekspansi
sistem pembayaran berkontribusi siklus keuangan yang masih terbatas, Bank
mendorong inklusi keuangan melalui Indonesia akan melanjutkan kebijakan
akselerasi digitalisasi sistem pembayaran makroprudensial akomodatif.
yang mencakup peningkatan layanan dan
efisiensi transaksi sistem pembayaran Ke depan, bauran kebijakan Bank
digital, serta perluasan ekosistem Ekonomi Indonesia akan dilanjutkan untuk
Keuangan Digital (EKD). Kebijakan SP menavigasi ekonomi dan sistem
diimplementasikan antara lain melalui keuangan melewati berbagai tantangan
pengembangan fitur dan kepesertaan baik global maupun domestik. Tantangan
QRIS, perluasan kepesertaan BI-FAST, serta global yang paling mengemuka bagi
penguatan kebijakan Merchant Discount sistem keuangan domestik yaitu suku
Rate (MDR). Pendalaman pasar keuangan bunga higher for longer, risiko geopolitik,
juga terus diakselerasi untuk efektivitas polarisasi sumber pertumbuhan ekonomi
transmisi kebijakan moneter dan stabilitas dunia, dan ancaman perubahan iklim.
sistem keuangan melalui pengembangan Sementara itu, tantangan domestik
Local Currency Transaction (LCT) dan berkaitan dengan dinamika siklus ekonomi
pengembangan infrastruktur pasar dan keuangan, adopsi inovasi digital yang
keuangan. Hal ini juga didukung oleh makin pesat, dan tuntutan keuangan hijau
kebijakan internasional yang diarahkan yang makin kuat, serta transisi demografi
untuk memperluas kerja sama dengan yang dapat mengubah perilaku konsumsi,
bank sentral dan otoritas negara mitra, investasi, dan pembiayaan.
serta melanjutkan koordinasi dengan
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait untuk Dalam merespons berbagai tantangan
menyukseskan Keketuaan ASEAN 2023, tersebut, konsistensi kebijakan yang
khususnya melalui jalur keuangan. diperkuat oleh inovasi serta sinergi
akan terus dilakukan dalam rangka
Memasuki Semester II 2023, stabilitas membangun optimisme bagi stabilitas
sistem keuangan Indonesia diprakirakan sistem keuangan dan pertumbuhan
tetap terjaga di tengah sejumlah ekonomi yang berkelanjutan. Ke
tantangan baik dari sisi global depan, inovasi bauran kebijakan akan
maupun domestik. Pertumbuhan kredit terus diperkuat untuk mendorong peran
perbankan diprakirakan tetap tinggi sektor keuangan dalam intermediasi,

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


6
Ringkasan Eksekutif

khususnya untuk mengakselerasi


hilirisasi pertambangan dan pangan
serta sektor-sektor yang memiliki
daya ungkit tinggi bagi perekonomian
nasional. Secara struktural, fondasi
perekonomian dan sektor keuangan juga
akan terus diperkuat, antara lain dengan
menindaklanjuti amanat dalam UU No. 4
Tahun 2023 tentang Pengembangan dan
Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK).
Penguatan inovasi tersebut didukung
oleh sinergi di tingkat nasional dengan
Pemerintah, Parlemen, Otoritas terkait, dan
stakeholders lainnya, serta sinergi otoritas
di tingkat internasional termasuk melalui
Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 7


Ringkasan Eksekutif

Bab 01

KONDISI MAKROFINANSIAL
TETAP TERJAGA DI TENGAH
KETIDAKPASTIAN GLOBAL

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


8
Ringkasan Eksekutif

Pengetatan kebijakan moneter negara yang kembali ke dalam sasaran lebih cepat
maju yang berlangsung lebih lama (higher dari prakiraan. Sementara itu, kinerja ekspor
for longer) menjadi tantangan bagi bank menurun karena perlambatan pertumbuhan
sentral secara global. Kebijakan moneter ekonomi global dan penurunan harga
ketat negara maju tersebut didorong oleh komoditas dunia. Sejalan dengan kebijakan
proses penurunan inflasi yang lebih lambat di stabilisasi yang ditempuh oleh Bank Indonesia
tengah perbaikan ekonomi yang diprakirakan dan didukung oleh sinergi antarotoritas, kinerja
tertahan, serta terjadinya pergeseran sumber Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) dan nilai
pertumbuhan ekonomi global. Kondisi ini tukar rupiah tetap terjaga sesuai dengan
menyebabkan peningkatan ketidakpastian fundamental perekonomian.
pasar keuangan global, sehingga aliran modal
ke negara berkembang menjadi lebih selektif. Sejalan dengan ketahanan makroekonomi
Kondisi tersebut diperberat oleh risiko sistem yang masih tumbuh kuat dalam menghadapi
keuangan global yang masih tinggi, antara rambatan risiko global, ketahanan sistem
lain permasalahan sektor properti Tiongkok keuangan juga terjaga. Hal ini ditopang oleh
dan kebangkrutan beberapa bank di Amerika kecukupan modal perbankan yang tinggi,
Serikat (AS) dengan eksposur tinggi pada sektor risiko kredit yang terkendali, dan likuiditas yang
teknologi. Oleh karena itu, diperlukan respons memadai. Dari sisi penawaran, perbankan
secara terukur untuk memitigasi dampak terus mendukung pertumbuhan kredit yang
rambatan risiko global terhadap perekonomian tercermin dari tetap longgarnya Indeks Lending
domestik oleh otoritas terkait, termasuk bank Standard (ILS). Namun dari sisi permintaan,
sentral secara global. Penguatan manajemen perilaku berhati-hati debitur korporasi dalam
risiko di sektor perbankan, khususnya untuk risiko menghadapi ketidakpastian perekonomian
suku bunga, harga aset, dan likuiditas, serta global menyebabkan intermediasi perbankan
penguatan pengawasan atas pemenuhan melambat meskipun konsumsi sektor Rumah
standar dan ketentuan yang berlaku, termasuk Tangga terus meningkat. Untuk mendorong
uji ketahanan secara menyeluruh, menjadi penyaluran pembiayaan yang seimbang
sangat penting. dengan tetap mempertahankan Stabilitas
Sistem Keuangan (SSK), Bank Indonesia
Di tengah risiko ketidakpastian global yang melanjutkan kebijakan makroprudensial
masih tinggi, perekonomian domestik masih longgar dan memperkuat stimulus kebijakan
terjaga. Pertumbuhan terutama bersumber dari makroprudensial. Kebijakan tersebut juga
kuatnya permintaan domestik, sejalan dengan didukung oleh sinergi antarotoritas baik
kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah di domestik maupun global, termasuk
tangga dan Pemerintah, serta peningkatan melalui berbagai inisiatif untuk mendorong
investasi. Kondisi ini didukung oleh inflasi pertumbuhan dan memperkuat SSK di ASEAN.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 9


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

1.1 Ekonomi Global Melanjutkan Pertumbuhan


Disertai Pergeseran Sumber Pertumbuhan

Perbaikan ekonomi global diprakirakan cepat, bahkan realisasi inflasi di beberapa


tertahan disertai dengan pergeseran sumber negara telah berada dalam kisaran target bank
pertumbuhan dari ekonomi Tiongkok menjadi sentral. Sementara itu, inflasi di negara maju
ekonomi AS. Pertumbuhan ekonomi Tiongkok masih relatif tinggi dan disinflasi berlangsung
melambat akibat melemahnya keyakinan gradual dipengaruhi oleh persistensi inflasi inti,
pelaku ekonomi serta tingginya utang rumah inflasi jasa, dan keketatan pasar tenaga kerja
tangga, sehingga menurunkan konsumsi dan (Grafik 1.1.1). Bank sentral negara maju, seperti
kinerja properti yang selanjutnya berdampak the Fed dan ECB diprakirakan masih menaikkan
pada investasi. Selain itu, ekonomi Eropa suku bunga pada 2023 dan bertahan tinggi
juga melemah yang dipicu oleh dampak paling tidak sampai dengan Semester I 2024.
eskalasi ketegangan geopolitik Rusia dan Sebaliknya, bank sentral di negara berkembang,
Ukraina. Sementara itu, ekonomi AS tumbuh khususnya di Latin Amerika (LatAm) mulai
lebih baik dari prakiraan semula dipengaruhi menurunkan suku bunga pada Triwulan III 2023,
peningkatan konsumsi yang ditopang oleh sejalan tekanan inflasi yang mereda.
kenaikan upah dan pemanfaatan tabungan
yang tinggi (excess saving). Dengan Ketidakpastian pasar keuangan global yang
perkembangan tersebut, terjadi pergeseran meningkat menyebabkan aliran modal ke
sumber pertumbuhan global dari yang negara berkembang menjadi lebih selektif.
sebelumnya bersumber dari ekonomi Tiongkok Ketidakpastian dipicu oleh masih berlanjutnya
menjadi ekonomi AS. Kondisi ini berimplikasi tensi geopolitik akibat perang Rusia-Ukrania
pada pola kebijakan moneter negara maju sejak awal Februari 2022, prospek perekonomian
yang diprakirakan lebih ketat. Tiongkok yang menurun, serta ketidakpastian
arah kebijakan moneter AS (Grafik 1.1.2). Hal
Proses penurunan inflasi global berjalan lebih tersebut diperberat oleh peningkatan risiko
lambat mendorong berlanjutnya kebijakan sistem keuangan global seperti permasalahan
moneter ketat negara maju. Penurunan inflasi sektor Properti Tiongkok dan kebangkrutan
global terutama dipengaruhi oleh proses beberapa bank di AS dengan eksposur
disinflasi negara berkembang yang lebih tinggi pada sektor teknologi. Perkembangan

Grafik 1.1.1 Perbandingan Inflasi dengan Target


INFLASI NEGARA AE (%, yoy) VS TARGET INFLASI NEGARA EM (%, yoy) VS TARGET
12 12
INFLASI INFLASI
BATAS ATAS TARGET 10
10 BATAS ATAS TARGET
PROYEKSI 2023 KONSENSUS
8 7,44
8 6,80 7,80
6 5,20 4,79
4,70 4,31
6 5,30
4,45 2,40 3,99
3,90 4 5,20
3,30 2,06 4,85
4 3,00 2,90 3,00 3,30 2,00 3,70
2,90 2 1,20
2,00 0,38 2,40
2 3
0
2 2 2 2 2 -0,30
0 -2
AS* EA UK KANADA JPN AUS TIONGKOK INDIA THAILAND FILIPINA MALAYSIA VIETNAM BRASIL MEKSIKO

* Inflasi PCE Sumber : CEIC, Bank Sentral EM, dan Bloomberg, diolah
Sumber : CEIC, Bank Sentral AE, dan Bloomberg, diolah Data per Jul'23 : Tiongkok, India, Thailand, Filipina,Vietnam,
Data per Jul'23: EA, Inggris, Kanada Brazil, Meksiko
Data per Jun'23 : AS, Jepang, Australia Data per Jun'23 : Malaysia

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


10
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

tersebut menyebabkan investor global lebih berdampak pada industri perbankan di AS,
menahan eksposur risikonya (risk averse) namun informasi menyebar dengan cepat
dan mendorong aliran modal ke negara sehingga menimbulkan efek rambatan
berkembang menjadi lebih selektif, sehingga (spillover) ke sistem keuangan global, antara
pada gilirannya mendorong tekanan nilai tukar lain sell-off dari aset-aset berisiko (Grafik 1.1.4).
di negara berkembang (Grafik 1.1.3). Hal ini juga berdampak pada US Near-Term
Policy Rate Expectations yang berada pada
Sejalan dengan perkembangan level yang mendekati peristiwa Black Monday
perekonomian global tersebut, risiko sistem pada 1987 (Grafik 1.1.5).
keuangan global juga meningkat. Kerentanan
sistem keuangan global meningkat seiring Respons kebijakan yang cepat dan
dengan kenaikan inflasi dan suku bunga, terukur dari otoritas secara global berhasil
serta perlambatan ekonomi global. Pada mengurangi kepanikan di pasar keuangan.
Maret 2023 kerentanan sektor perbankan AS Di AS, otoritas perbankan mengambil kebijakan
meningkat yang diamplifikasi oleh konsentrasi dengan memberikan jaminan untuk simpanan
eksposur di sektor teknologi dan penyebaran yang sebelumnya tidak dijamin (uninsured
informasi melalui media sosial. Kejadian deposits) terhadap dua institusi keuangan
tersebut awalnya diperkirakan hanya akan yang mengalami kegagalan dan memberikan

Grafik 1.1.2 Indeks Ketidakpastian Global Grafik 1.1.4 Kinerja Pasar Modal AS dan
Indeks Indeks Eropa (Prices, Indexed, May 1, 2022 = 100)
60 1.600
1.400
50 120
1.200
40 100
1.000
30 800 80
600
20 60
400
10 174,51 40
200
0 0 20
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 8
2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Economic Policy Uncertainty (EPU) Trade 0
Economic Policy Uncertainty AS (skala kanan)
Mei Agu Nov Feb
Volatility Index (VIX) 2022 2023
S&P 500 US banks Euro STOXX 600
Sumber: Bloomberg, diolah Silicon Valley Bank Financial Group
Data s.d. 22 Agustus 2023 Credit Suisse European banks
Sumber: GFSR, April 2023, diolah

Grafik 1.1.3 Aliran Modal ke Negara Grafik 1.1.5 US Near-Term Policy Rate
Berkembang Expectations (Basis points)
Miliar Dolar AS
80 100

60
50
40

20 0
16,77
0
–50 Long-Term Capital
-20 Management Subprime crisis
6,88
-40
–100 Silicon Valley Bank and
Black Monday Signature Bank
-60
9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
–150
2019 2020 2021 2022 2023
2001
2004

2007
2010

2013

2016
2019
2022
1986
1989
1992

1995
1998

Tiongkok India Indonesia Thailand Malaysia


Sumber: IIF, diolah Sumber: GFSR, April 2023, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 11


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

fasilitas likuiditas melalui program penjaminan Di sebagian besar negara maju, koreksi
pendanaan yang baru untuk memitigasi risiko harga di sektor properti juga menjadi salah
terjadinya penarikan dana besar-besaran satu perhatian, terutama jika suku bunga
oleh nasabah bank (bank runs)1. Di Swiss, bank meningkat secara cepat. Hal ini akan
sentral juga memberikan fasilitas likuiditas berdampak pada penurunan kemampuan
darurat kepada UBS yang telah ditunjuk untuk bayar debitur bank akibat meningkatnya
mengakuisisi Credit Suisse. Meskipun telah beban pembiayaan di tengah tingginya utang
dilakukan langkah cepat untuk meredam sektor nonkeuangan dan terjadinya koreksi nilai
dampak yang lebih luas dari kegagalan bank properti yang dipicu oleh periode suku bunga
tersebut, masih terdapat sentimen negatif rendah sebelumnya. Meningkatnya beban
pasar, terutama terkait kekhawatiran atas pembiayaan tersebut telah menyebabkan
risiko sistemik lanjutan yang lebih besar. Selain peningkatan risiko default bagi debitur bank,
itu, terdapat kekhawatiran pelaku pasar atas baik di sektor korporasi maupun rumah tangga.
kerentanan di sistem keuangan yang tidak
hanya bersumber dari sektor perbankan Eksposur kerugian bank juga dipengaruhi oleh
melalui mismatch suku bunga dan likuiditas, peningkatan potensi gagal bayar (probability
namun juga dari Industri Keuangan Nonbank of default) akibat penurunan harga properti
(IKNB) yang sangat tergantung pada wholesale dibandingkan plafon kredit maupun nilai
funding. kolateral. Kondisi ini akan berpengaruh negatif
pada minat bank untuk menyalurkan kredit
Tekanan yang terjadi di pasar keuangan yang selanjutnya akan berdampak pada
ini membuat tugas bank sentral menjadi perlambatan ekonomi. Di sektor korporasi,
lebih menantang di tengah pengetatan menurunnya sumber pendanaan eksternal
kebijakan moneter dan tekanan inflasi yang di luar perbankan2 mulai mengikis cadangan
berlangsung lebih lama dari prakiraan. likuiditas yang dianggarkan selama pandemi.
Setelah memegang surat berharga dalam Investor nonbank juga mengalami kerugian
jumlah yang cukup tinggi selama pandemi, dari eksposurnya, sehingga terpaksa melepas
saat ini bank sentral mulai mengambil properti yang dimilikinya dan memicu
langkah untuk melakukan normalisasi neraca penurunan harga lebih dalam di tengah kondisi
keuangannya. Hal ini berpotensi menimbulkan pasar yang mengalami tekanan.
risiko pada sovereign debt markets, khususnya
pada kondisi tingkat utang yang tinggi, liquidity
mismatch, serta tingginya interkoneksi antara
sektor perbankan dan IKNB.

1 Program penjaminan deposit diberikan secara 2 Sumber pembiayaan eksternal selain perbankan
penuh kepada deposan bank-bank yang dapat berupa pembiayaan dari Industri Keuangan
bermasalah. Silicon Valley Bank ditutup pada 10 Nonbank, Utang Luar Negeri, Obligasi Sukuk, Efek
Maret 2023, Signature Bank diambil alih oleh otoritas Beragun Aset (EBA), Medium Term Note (MTN), Initial
AS, sementara First Republic Bank diambil alih oleh Public Offering (IPO), dan Right Issue (RI)
JPMorgan.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


12
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Gejolak perbankan di beberapa negara yang


terjadi belakangan ini, kembali menekankan
pentingnya penguatan manajemen risiko
perbankan dan pertimbangan kebijakan
makroprudensial yang melengkapi kebijakan
moneter bank sentral. Penguatan manajemen
risiko bank khususnya untuk menjaga risiko
suku bunga dan likuiditas. Sementara itu,
asesmen makroprudensial terhadap sistem
keuangan secara keseluruhan diperlukan untuk
memastikan risiko sistemik yang dapat dipicu
dari kondisi idiosyncratic dan perkembangan
makrofinansial dapat dimitigasi. Oleh karena
itu, pengawasan atas pemenuhan standar/
ketentuan yang berlaku dilengkapi dengan
uji ketahanan dan uji likuiditas secara
menyeluruh (system-wide stress testing)
secara periodik perlu selalu dilakukan. Selain
itu, penguatan juga diarahkan untuk mengatasi
permasalahan tidak tersedianya data dan
pengawasan di sektor keuangan nonbank,
serta mempertimbangkan pemberian insentif
atas penerapan manajemen risiko yang dinilai
telah memadai. Isu lainnya yang menjadi
perhatian adalah implementasi manajemen
krisis dan resolusi guna mengembalikan
kepercayaan publik kepada sektor perbankan.
Dari pengalaman ini, otoritas keuangan
di berbagai negara perlu memperhatikan
alokasi sumber daya untuk memantau dan
memitigasi berbagai risiko mikrofinansial,
baik global, domestik, dan institusional guna
memastikan SSK. Sistem keuangan yang stabil
akan mendukung pertumbuhan ekonomi yang
berkesinambungan.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 13


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

1.2 Pertumbuhan Ekonomi Domestik


Tetap Kuat

Perekonomian Indonesia tumbuh kuat Perkembangan terkini menunjukkan


didukung oleh permintaan domestik. kegiatan ekonomi pada Triwulan III 2023
Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali tetap baik, sebagaimana tercermin
pada tren meningkat sejak Semester I 2023 pada perkembangan positif penjualan
setelah sedikit melambat pada Triwulan eceran, Purchasing Managers’ Index (PMI)
IV 2022. Pertumbuhan ekonomi Triwulan Manufaktur, dan ekspektasi penghasilan.
I 2023 tercatat sebesar 5,04%, kemudian Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan
meningkat menjadi 5,17% pada Triwulan II ekonomi 2023 diprakirakan tetap berada dalam
2023 (Tabel 1.2.1). Pertumbuhan yang tetap kisaran proyeksi 4,5-5,3%. Bank Indonesia
kuat tersebut terutama bersumber dari akan terus memperkuat sinergi stimulus fiskal
kuatnya permintaan domestik sejalan dengan pemerintah dengan stimulus makroprudensial
kenaikan pertumbuhan konsumsi rumah Bank Indonesia untuk mendorong pertumbuhan
tangga dan pemerintah serta peningkatan ekonomi, khususnya dari sisi permintaan.
investasi, di tengah kinerja ekspor yang
menurun karena pelemahan perekonomian Kinerja Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
dan harga komoditas dunia. Berdasarkan tetap terjaga di tengah kondisi ketidakpastian
lapangan usaha, seluruh sektor mencatat global. Pada Triwulan II 2023, defisit transaksi
pertumbuhan positif dengan pertumbuhan berjalan tercatat rendah, meskipun pada
yang tinggi tercatat pada sektor jasa, seperti saat bersamaan harga komoditas menurun,
Transportasi dan Pergudangan, Akomodasi ekonomi global melambat, dan permintaan
dan Makan Minum, serta Perdagangan Besar domestik meningkat. Sementara itu, defisit
dan Eceran. Secara spasial, pertumbuhan transaksi modal dan finansial terkendali
sebagian besar wilayah meningkat dengan di tengah tingginya ketidakpastian pasar
pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah keuangan global. Dengan perkembangan
Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua). tersebut, NPI pada Triwulan II 2023 mengalami

Tabel 1.2.1 Pertumbuhan Ekonomi Sisi Permintaan (%, yoy)

2021 2022 2023


Komponen 2020 2021 2022
I II III IV I II III IV I II

Konsumsi Rumah Tangga -2,63 -2,21 5,96 1,02 3,56 2,02 4,34 5,51 5,39 4,48 4,93 4,54 5,23

Konsumsi Pemerintah 2,12 2,57 8,22 0,65 5,29 4,24 -6,62 -4,63 -2,55 -4,77 -4,51 3,45 10,62

Investasi (PMTDB) -4,96 -0,21 7,52 3,76 4,49 3,80 4,08 3,09 4,98 3,33 3,87 2,11 4,63

Investasi Bangunan -3,78 -0,74 4,36 3,36 2,48 2,32 2,58 0,92 0,07 0,11 0,91 0,08 3,32

Investasi Nonbangunan -8,44 1,44 18,50 4,96 10,40 8,42 8,63 9,71 19,32 12,11 12,53 7,93 8,30

Ekspor -8,42 2,17 28,41 20,74 22,24 17,95 14,22 16,40 19,41 14,93 16,28 12,17 -2,75

Impor -17,60 5,21 33,20 31,08 32,61 24,87 16,04 12,72 25,37 6,25 14,75 3,80 -3,08

PDB -2,07 -0,69 7,08 3,53 5,03 3,70 5,02 5,46 5,73 5,01 5,31 5,04 5,17

Sumber: BPS, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


14
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

defisit 7,4 miliar dolar AS dan posisi cadangan perekonomian Indonesia, inflasi yang rendah,
devisa pada akhir Juni 2023 tercatat tetap tinggi dan imbal hasil aset keuangan domestik yang
sebesar 137,5 miliar dolar AS. Posisi cadangan menarik. Bank Indonesia terus memperkuat
devisa ini setara dengan pembiayaan enam kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah melalui
bulan impor dan pembayaran utang luar intervensi di pasar valas, menerbitkan
negeri Pemerintah, serta berada di atas standar instrumen penempatan valas Devisa Hasil
kecukupan internasional sekitar tiga bulan Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA) yang
impor. Ke depan, NPI 2023 diprakirakan tetap sejalan dengan Peraturan Pemerintah Nomor
baik dengan transaksi berjalan terjaga dalam 36 Tahun 2023, serta menerbitkan instrumen
kisaran surplus 0,4% sampai dengan defisit 0,4% Operasi Moneter (OM) yang pro-market untuk
dari PDB. Neraca transaksi modal dan finansial mendukung pendalaman pasar uang dan
diprakirakan juga terjaga, ditopang oleh aliran mendorong masuknya aliran portofolio asing.
masuk modal asing dalam bentuk Penanaman
Modal Asing (PMA) dan investasi portofolio, Inflasi kembali ke dalam sasaran lebih cepat
sejalan persepsi positif investor terhadap dari prakiraan. Sebelumnya inflasi diprakirakan
prospek perekonomian nasional. berada dalam sasaran target pada akhir
2023, namun pada Juni 2023 inflasi indeks
Nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan harga konsumen (IHK) tercatat 3,52% (yoy)
dengan kebijakan stabilisasi yang ditempuh atau sudah berada di dalam sasaran 3,0±1%.
Bank Indonesia. Kebijakan stabilisasi ini Inflasi inti Juni 2023 tercatat 2,58% (yoy), lebih
berhasil menjaga pergerakan nilai tukar rendah dibandingkan dengan inflasi akhir 2022
rupiah, bahkan secara year to date (ytd) sebesar 3,35% (yoy). Hal ini dipengaruhi oleh
sampai dengan 26 Juni 2023 nilai tukar rupiah stabilnya nilai tukar, turunnya harga komoditas
menguat 3,84% point to point (ptp) dari level global, rendahnya dampak lanjutan dari
akhir Desember 2022 (Grafik 1.2.1). Angka ini inflasi pangan bergejolak (volatile food), dan
lebih kuat dibandingkan dengan apresiasi terkendalinya ekspektasi inflasi. Inflasi volatile
di beberapa negara berkembang seperti food tercatat 1,20% (yoy) pada Juni 2023, turun
Rupee India dan Peso Filipina, masing-masing dari inflasi akhir 2022 yang sebesar 5,61% (yoy).
sebesar 0,86%, dan 0,47%. Ke depan, di tengah Inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah
ketidakpastian ekonomi global yang masih (administered prices) juga menurun dari
tinggi, Bank Indonesia memprakirakan stabilitas 13,34% (yoy) pada akhir 2022 menjadi 9,21%
nilai tukar rupiah tetap terjaga sejalan dengan (yoy) pada Juni 2023. Kembalinya inflasi ke
persepsi positif investor terhadap prospek dalam sasaran sebagai hasil dari konsistensi
kebijakan moneter, serta eratnya sinergi
Grafik 1.2.1 Nilai Tukar 2023 (ytd) vs 2022 pengendalian inflasi pangan antara Bank
Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah)
TRY
-28,09 -15,90 dalam Tim Pengendali Inflasi Pusat dan Daerah
ZAR -8,00
INR
-9,75 0,86 (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan
-4,25
CNY -4,51 Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)
-2,60
JPY - 8,99
-2,15 di berbagai daerah. Dengan perkembangan
IDR 3,84
-1,22
MYR -5,62 tersebut, Bank Indonesia meyakini inflasi tetap
-1,22
PHP 0,72 terkendali dalam kisaran 3,0±1% pada sisa
-1,12
KRW -2,68
0,07
9,72
tahun 2023 dan 2,5±1% pada 2024.
BRL 1,89
EUR 2,34
2,53
THB -1,90
2,80
SGD Data s.d. 27 Jun23 -0,72 3,24
-30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15
point-to-point rerata
Sumber: Reuters dan Bloomberg, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 15


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

1.3 Stabilitas Makrofinansial Domestik Terjaga

Ketahanan sistem keuangan sepanjang Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) perbankan


Semester I 2023 terjaga seiring masih kuatnya yang mengalami penurunan. Risiko kredit
kinerja perekonomian domestik. Meskipun dalam tren menurun, dengan rasio NPL (bruto)
kerentanan SSK global meningkat, namun agregat perbankan tercatat sebesar 2,51%, di
dampaknya terbatas terhadap SSK Indonesia bawah nilai ambang batas 5%. Peningkatan
(Boks 1.1). Hal ini tercermin dari Indeks Stabilitas rasio kredit bermasalah masih terjadi pada
Sistem Keuangan (ISSK) terjaga pada zona kelompok kredit restrukturisasi (Grafik 1.3.4),
normal yaitu pada level indeks 0,07 pada akhir seiring perilaku perbankan yang cenderung
Juni 2023. (Grafik 1.3.1). ISSK yang terjaga ini menjatuhkan status kredit yang dianggap
didukung oleh ketahanan perbankan yang memiliki prospek pemulihan terbatas. Meskipun
tercermin dari kecukupan permodalan yang begitu, bank tetap menjaga rasio Cadangan
tinggi, likuiditas yang memadai, dan risiko
kredit yang terkendali sejalan dengan kinerja Grafik 1.3.2 Pertumbuhan Kredit dan DPK
perekonomian domestik yang kuat.
%, yoy
15
Ketahanan sistem keuangan didukung
oleh ketahanan perbankan yang ditopang 7,76
10
oleh kecukupan modal perbankan yang
tinggi, rasio kredit bermasalah tetap
5
terjaga, serta likuiditas yang terjaga. Di 5,79

tengah berlanjutnya pertumbuhan kredit


0
pada Semester I 2023 sebesar 7,76% (yoy)
(Grafik 1.3.2), rasio kecukupan permodalan
(CAR) perbankan masih tetap tinggi, yaitu -5
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
sebesar 26,74% (Grafik 1.3.3). Peningkatan CAR 2020 2021 2022 2023
perbankan dikontribusikan oleh modal inti Kredit DPK
yang meningkat dibandingkan dengan Aset Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.3.1 Indeks Stabilitas Sistem Grafik 1.3.3 Perkembangan Permodalan


Keuangan (ISSK) Perbankan
Indeks % Triliun Rp
3,0 28 7.000
2,5
27 26,74 6.800
2,0 6.600
26
1,5 6.400
1,0 25 6.200
0,5 0,07 24 6.000
0 23 5.800
-0,5 5.600
22
-1,0 5.400
21 5.200
-1,5
-2,0 20 5.000
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023
Ditengarai Krisis Normal ISSK ATMR CAR (skala kanan) CAR
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


16
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Grafik 1.3.4 Rasio Kredit Bermasalah 2023 DPK tercatat tumbuh sebesar 5,79% (yoy)
(Grafik 1.3.2). Perlambatan DPK terjadi pada
% %
4,0 25 golongan pemilik pemerintah, perseorangan,
3,5 dan korporasi. Melambatnya pertumbuhan
3,0 20
2,51
DPK sejalan penurunan Net Claims on
2,5 the Government (NCG) dan surplus fiskal
15
2,0 15,78
pemerintah, peralihan penempatan (shifting)
1,5 10
1,12 investasi oleh kelompok perseorangan ke
1,0
5 instrumen investasi seperti Obligasi Ritel
0,5
Indonesia (ORI), saham, dan alternatif investasi
0 0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 lainnya, serta percepatan pelunasan kredit
2020 2021 2022 2023 oleh korporasi.
NPL Total NPL Non Restrukturisasi
NPL Restrukturisasi (skala kanan) Intermediasi perbankan pada Semester I
Sumber: Bank Indonesia, diolah
2023 tetap tumbuh positif sejalan dengan
masih tingginya kapasitas penawaran kredit
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) pada level
oleh perbankan. Dari sisi penawaran kredit,
yang memadai untuk meminimalisir risiko dari
perbankan terus mendukung pertumbuhan
kredit restrukturisasi bermasalah.
kredit pada Semester I 2023, tercermin dari
tetap longgarnya Indeks Lending Standard (ILS)
Kondisi likuiditas perbankan pada Semester I
sebesar 0,1 (Grafik 1.3.6). Sejalan dengan ILS,
2023 tetap longgar. Rasio likuiditas perbankan
Indeks Lending Requirement (ILR) juga tetap
yang ditunjukkan oleh rasio alat likuid bank
longgar bagi seluruh jenis kredit dan sektor
terhadap dana pihak ketiga (AL/DPK) terjaga,
perekonomian seiring dengan terjaganya
meski dalam tren yang menurun. Pada akhir
risiko kredit. Dari sisi permintaan kredit,
Semester I 2023, rasio AL/DPK tercatat sebesar
korporasi cenderung lebih berhati-hati dalam
26,73% (Grafik 1.3.5), atau masih berada di atas
menghadapi ketidakpastian perekonomian
rata-rata jangka panjangnya yaitu 20,66%,
global. Dengan perkembangan tersebut,
dengan tren penurunan yang terjadi pada
intermediasi Semester I 2023 melanjutkan
mayoritas kelompok bank. Terjaganya likuiditas
pertumbuhan positif sebesar 7,76% (yoy) meski
bank turut didukung oleh pertumbuhan Dana
melambat jika dibandingkan dengan Semester
Pihak Ketiga (DPK) perbankan meski dalam tren
I 2022 sebesar 10,66% (yoy). Perlambatan terjadi
melambat sejak akhir 2022. Pada Semester I
pada Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi.

Grafik 1.3.5 Perkembangan Rasio AL/DPK Grafik 1.3.6 Perkembangan ILS

% Indeks
40 40
35
35
30
30
25
25 26,73% 20
Lebih Ketat

20 15
10
15
5
10 0,0 0,1 0,1
0
Lebih Longgar

5 -5 -0,3

0 -10
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III*
2020 2021 2022 2023 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah *) Prakiraan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 17


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Permintaan kredit yang terbatas dari Grafik 1.3.8 Pertumbuhan Konsumsi


korporasi pada Semester I 2023 mendorong Rumah Tangga
pertumbuhan kredit yang lebih rendah % andil terhadap pertumbuhan PDB % yoy
4 8
dibandingkan dengan akhir 2022. Perlambatan
3 5,51 4,48 5,23 6
intermediasi terjadi pada sebagian besar sektor 2 1,19 0,96 4
1,01
ekonomi yang didorong pemanfaatan dana 1 2
0 0
sendiri untuk pembiayaan dan percepatan 0,82 0,67 0,76
-1 -2
pelunasan oleh debitur cash rich, serta perilaku -2 -4
berhati-hati korporasi di tengah ketidakpastian -3 -6
-4 -8
terutama pada sektor Pertambangan I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2019 2020 2021 2022 2023
dan Industri. Sementara itu, pertumbuhan Makanan Minuman, selain Restoran
Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga
kredit UMKM juga tumbuh melambat jika Transportasi dan Komunikasi
Pakaian, Alas Kaki dan Jasa Perawatannya
dibandingkan dengan akhir 2022 yaitu 10,47% Kesehatan dan Pendidikan
Restoran dan Hotel
(yoy) menjadi 7,34% (yoy) pada Semester I 2023 Lainnya
Konsumsi Rumah Tangga (skala kanan)
(Grafik 1.3.7). Melambatnya pertumbuhan kredit
Sumber: BPS, diolah
UMKM antara lain disebabkan oleh tertahannya
realisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR). Grafik 1.3.9 Indeks Ekspetasi
Rumah Tangga
Sementara itu, sektor Rumah Tangga terus
menunjukkan peningkatan konsumsi. Kinerja Indeks
160
rumah tangga melanjutkan pertumbuhan
140
positif seiring meningkatnya konsumsi
120 107,67
terutama didorong oleh konsumsi Makanan 104,76 106,18

dan Minuman, Transportasi, dan Komunikasi 100

(Grafik 1.3.8). Ke depan, kinerja rumah tangga 80


diprakirakan tetap kuat, tercermin dari indeks
60
ekspektasi penghasilan, indeks ekspektasi
40
kegiatan usaha, dan indeks pembelian I III I III I III 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6
2018 2019 2020 2021 2022 2023
barang tahan lama saat ini, yang bergerak Indeks Ekspektasi Penghasilan
dalam tren positif pada Semester I 2023 Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha
dibandingkan dengan akhir 2022 (Grafik Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
1.3.9). Dari sisi ketahanan rumah tangga, Sumber: Bank Indonesia, diolah

risiko pada sektor rumah tangga juga terus


menurun. Hal ini tercermin dari meningkatnya
angka tenaga kerja (Grafik 1.3.10), meskipun
Grafik 1.3.7 Perkembangan Permodalan
Perbankan peningkatan tenaga kerja formal masih
didominasi oleh pekerja lulusan SMA. Hal
%, yoy tersebut menunjukkan bahwa korporasi pada
20
20,91 beberapa sektor terindikasi masih berhati-
15
79,09 hati untuk menambah tenaga kerja seiring
tertahannya kinerja korporasi dan perilaku
10 7,76
kehati-hatian korporasi.
7,34
5
Kinerja makroekonomi dan sistem keuangan
0
terjaga didukung akselerasi perkembangan
-5 ekonomi dan keuangan digital. Pertumbuhan
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
konsumsi juga dikonfirmasi oleh terus
2019 2020 2021 2022 2023
meningkatnya transaksi melalui Alat
Pertumbuhan Kredit UMKM
Pertumbuhan Total Kredit Perbankan Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)
Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


18
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Grafik 1.3.10 Perkembangan Tenaga Kerja Grafik 1.3.12 Pertumbuhan Kredit Agregat
Formal dan Informal dan Kredit Bank dengan Inovasi Digital

Juta Orang Juta Orang %, yoy


160 60
90 80,2 83,3
80 71,9 140 50
70 120 40
60 100
30
50 56,8
55,1 55,3 80
40 20
60 11,67
30 10
40 7,76
20 135,3 138,6
20 0
10
0 0 -10
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
(Feb) -20
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
Jumlah Tenaga Kerja (skala kanan) 2021 2022 2023
2020
Jumlah Tenaga Kerja Informal
Jumlah Tenaga Kerja Formal Kredit Agregat Kredit Bank dengan Inovasi Digital
Sumber: BPS, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

dan Uang Elektronik, termasuk penggunaan Grafik 1.3.13 Purchasing Managers’ Index
QRIS (Grafik 1.3.11). Selain itu, intermediasi dari (PMI)
bank yang melakukan inovasi digital juga terus Indeks
tumbuh positif pada tingkat yang lebih tinggi 60
Ekspansi

dari kredit agregat (Grafik 1.3.12), didukung oleh 55


sinergi ekosistem digital, baik oleh bank yang 50
terintegrasi dalam grup Big Tech maupun bank
Kontraksi

45
yang bukan bagian dari grup Big Tech.
40

Ke depan, terdapat potensi peningkatan 35


kinerja dan kebutuhan pembiayaan oleh 30
korporasi. Di tengah deselerasi kinerja
25
korporasi, beberapa indikator kinerja utama 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
seperti Purchasing Managers’ Index (PMI) 2020 2021 2022 2023
PMI BI (Triwulan) PMI-IHS Markit(Rerata 3 Bulan)
(Grafik 1.3.13) manufaktur dan indeks ekspektasi
Sumber: Bank Indonesia dan IHS Markit, diolah
usaha menunjukkan level ekspansi. Selain

itu, berdasarkan pemetaan yang dilakukan


Grafik 1.3.11 Perkembangan Transaksi oleh Bank Indonesia, terdapat indikasi
Belanja Melalui APMK peningkatan kebutuhan pembiayaan
oleh korporasi yang memiliki prospek
Triliun Rp Triliun Rp
45 350
pertumbuhan positif dan likuiditas internal
40 300
yang terbatas. Untuk mendorong penyaluran
35
250
kredit/pembiayaan yang seimbang dengan
30
200
tetap mempertahankan terjaganya SSK,
25
20 Bank Indonesia melanjutkan kebijakan
150
15 makroprudensial longgar dan memperkuat
100
10 stimulus kebijakan makroprudensial. Hal ini
5 50
juga didukung oleh sinergi antarotoritas di
0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 domestik dan internasional, termasuk inisiatif
2019 2020 2021 2022 2023
ASEAN dalam mendorong integrasi ekonomi
Debet-Belanja Kredit-Belanja
UE-Belanja QRIS dan SSK (Boks 1.2).
Debet+Kredit-Tarik Tunai
Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 19


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Boks Menakar Efek Rambatan Tekanan Keuangan


1.1 Global pada Perbankan Domestik

Perkembangan sistem keuangan teknis dalam melihat efek rambatan secara


Indonesia tidak pernah lepas dari dinamika langsung melalui hubungan finansial
keuangan global. Sistem keuangan menjadi terbatas. Metode Indeks Diebold-
domestik dan global yang terintegrasi Yielmaz menawarkan alternatif solusi
membawa konsekuensi baik dalam dengan penyederhanaan rambatan dalam
situasi normal maupun dalam tekanan. suatu sistem persamaan.4 Dalam artikel
Dalam situasi normal, aliran modal dari ini, sistem persamaan Diebold-Yielmaz
sistem keuangan global dapat mendorong disusun atas volatilitas harga saham
penyaluran kredit untuk pembangunan. komposit perbankan AS, Inggris, Hong Kong,
Saat terjadi tekanan sistem keuangan dan saham-saham perbankan domestik
global, sistem keuangan domestik dapat (Indonesia). 5
terdampak negatif, misalnya dalam bentuk
penurunan intermediasi dan fluktuasi harga Pascapandemi COVID-19, tekanan sektor
aset. Sektor perbankan, sebagai institusi perbankan global tampak menjalar di
yang signifikan dalam sistem keuangan, beberapa negara. Pada akhir pandemi
tidak imun terhadap tekanan keuangan COVID-19, perekonomian global diwarnai
global tersebut. dengan kenaikan inflasi terutama akibat
tekanan pasar tenaga kerja di negara
Rambatan tekanan sistem keuangan maju dan disrupsi rantai pasok global.
dapat diperkirakan melalui beberapa Sebagai respons dari kondisi tersebut,
jalur, salah satunya adalah rambatan bank sentral mulai menaikkan suku bunga
tidak langsung melalui jalur persepsi. yang berimbas pada keketatan likuiditas.
Pengukuran rambatan melalui jalur Di beberapa negara maju keketatan
persepsi antara lain melalui Indeks Diebold- likuiditas ini berdampak negatif bagi SSK.
Yielmaz (Diebold & Yielmaz, 2014). Indeks 3
Di Eropa, tekanan pada sektor perbankan
tersebut merupakan suatu pendekatan di antaranya termaterialisasi pada kasus
yang dapat mengukur keterkaitan sistem Deutsche Bank dan Credit Suisse pada
perbankan global dan domestik dengan 2022. Tekanan berlanjut pada bank berskala
melihat volatilitas harga saham perbankan. menengah di Amerika Serikat (AS), di
Pergerakan harga saham perbankan antaranya adalah Silicon Valley Bank (SVB),
diasumsikan sebagai representasi persepsi Signature Bank, dan First Republic Bank
pasar keuangan dalam menilai kondisi yang mengalami kesulitan likuiditas pada
(tekanan) suatu bank. Dalam kompleksitas Semester I 2023.
jejaring keuangan global, kemampuan

3 Diebold, F. X., & Yilmaz, K. (2014). On the 4 Diebold-Yilmaz (2014) menggunakan forecast
network topology of variance decompositions: error variance decomposition pada persamaan
Measuring the connectedness of financial firms. Vector Autoregression (VAR) untuk melihat
Journal of Econometrics, 182(1), 119–134. kontribusi volatilitas hrg saham suatu bank
terhadap forecast error harga saham bank lain.
Semakin besar kontribusi volatilitas terhadap
forecast error, diasumsikan semakin besar
derajat rambatan yg terjadi.

5 Khusus Indonesia harga saham dilakukan


disagregasi pada harga saham-saham yang
terdaftar di pasar modal.

20 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Rambatan tekanan pada sektor antarnegara maju. Pada 2022, pengaruh


perbankan global terutama terjadi Jerman terkait Deutsche Bank pada
melalui jalur persepsi sejak 2022 sampai tekanan sektor perbankan global menguat.
dengan Semester I 2023. Pada periode Pada awal Semester I 2023, pengaruh AS
tersebut terjadi materialisasi, sebagaimana meningkat akibat kegagalan SVB dan
tercermin dalam Indeks Diebold-Yielmaz, Signature Bank serta diakuisisinya First
tekanan sektor perbankan global ke Republic Bank. Pengaruh Tiongkok pada
dalam tiga bagian: (a) memperlihatkan perbankan global meningkat pada akhir
penurunan tekanan sektor perbankan 2020, diduga akibat pemberlakuan ”zero
pada periode 2020-2021 sejalan dengan covid policy” yang menghambat mobilitas
respons kebijakan untuk pemulihan ekonomi penduduk. Sementara itu, Indonesia
dan menurunnya kasus COVID-19. Panel lebih dipengaruhi oleh dinamika sektor
(b) menunjukkan adanya tekanan pada perbankan global, dibandingkan sebaliknya.
sektor perbankan yang dipicu oleh kondisi
Deutsche Bank dan Credit Suisse di Eropa. Pengaruh rambatan sektor perbankan
Panel (c) menangkap lonjakan tekanan global pada sektor perbankan Indonesia
sektor perbankan akibat kegagalan bank di terbatas. Indeks Diebold-Yielmaz umum
AS (SVB dan Signature Bank) (Grafik B1.1.1). menunjukkan volatilitas yang terjaga
(Grafik B1.1.2). Rata-rata rambatan tidak
Efek rambatan pada sektor perbankan menunjukkan peningkatan yang berarti
termaterialisasi lebih kuat pada sistem pada momen terjadinya tekanan baik
keuangan yang lebih terintegrasi, Deutsche Bank dan Credit Suisse pada
seperti antarnegara maju. Berdasarkan 2022, maupun SVB, Signature Bank, dan First
pendalaman spasial negara, sistem Republic Bank pada Semseter I 2023. Indeks
persamaan Indeks Diebold-Yielmaz Diebold-Yielmaz Indonesia meningkat
menunjukkan derajat rambatan yang kuat terbatas pada periode awal Semester I 2023
yang ditunjukkan oleh lingkaran biru (Grafik

Grafik B1.1.1 Indeks Diebold-Yielmaz Grafik B1.1.2 Efek Rambatan ke


Dinamis (%)6 Perbankan Indonesia (%)
%
50 100
(a) (b) (c) Upper-Bound
90
45
80
70
40
60
35 50
40
30 30
Rata-rata
20 Lower-Bound
25 Peningkatan
10 Lower-Bound
20 0
10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2
2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

6 Rolling Window = 200 hari.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


21
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

B1.1.2). Beberapa kelompok bank yang


masuk pada lower-bound (efek rambatan
rendah) menunjukkan peningkatan Indeks
(lingkaran merah Grafik 1.2). Namun
demikian, mempertimbangkan karakteristik
volatilitas jangka panjang yang cukup
fluktuatif, Indeks Diebold-Yielmaz pada
lower-bound untuk periode Semester I 2023
tidak signifikan berbeda dengan periode-
periode sebelumnya.

22 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Boks Inisiatif ASEAN dalam Mendorong Integrasi Pasar


1.2 dan Memperkuat Stabilitas Keuangan di Kawasan

Era digitalisasi keuangan telah membawa ABIF memformulasikan inisiatif penguatan


perubahan signifikan pada model bisnis kerangka pengaturan perbankan dan kerja
perbankan dan integrasi pasar keuangan sama untuk menjaga stabilitas keuangan
yang semakin terakselerasi. Dalam jangka dalam proses integrasi keuangan kawasan.
menengah dan panjang, digitalisasi Untuk menutup gap terkait kerangka
keuangan akan mengakselerasi aktivitas prudensial perbankan di ASEAN yang
keuangan perbankan yang bersifat lintas berpotensi menghambat proses integrasi
batas, sehingga berpotensi mengurangi perbankan, Steering Committee for Capacity
minat terhadap integrasi perbankan Building Initiatives (SCCB) melakukan
ASEAN yang berbasis physical presence. capacity building terutama bagi negara
Di luar skema physical presence, peran Brunei Darussalam, Cambodia, Myanmar,
bank dalam memfasilitasi kegiatan dan Vietnam (BCLMV) guna mendorong
perdagangan dan investasi melalui regulatory coherence. Saat ini, prioritas
transaksi pembayaran lintas batas berbasis regulasi yang dikoherensikan fokus pada
digital (interoperabilitas QR payment di kerangka permodalan dan likuiditas Basel
ASEAN) dan local currency settlement/ lII dan International Financial Reporting
transaction sudah berkembang pesat. Standards (IFRS) 9.

Upaya mengakselerasi transaksi Guna memastikan kerangka integrasi


perdagangan dan investasi sekaligus perbankan ASEAN tetap relevan di era
menjaga stabilitas keuangan regional digital, dilakukan reviu terhadap ABIF
dilakukan melalui pembentukan ASEAN Guidelines. Mandat untuk melakukan
Banking Integration Framework – (ABIF) reviu ABIF tercakup dalam ASEAN Strategic
dan ABIF Guidelines pada 2015. Secara Action Plan (SAP) 2022-2025 dan bersifat
prinsip, integrasi perbankan merupakan multiyears. Pelaksanaan reviu ABIF telah
proses menghubungkan sektor perbankan diinisiasi sejak 2022 dan dilanjutkan di bawah
di berbagai yurisdiksi melalui aktivitas keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023,
perbankan lintas batas dimana saat ini melalui keketuaan Indonesia dan Vietnam
penyediaan layanan perbankan dilakukan selaku co-chair Working Committee on
melalui pembukaan kantor cabang dan ABIF periode 2022-2024 yang menghasilkan
pembentukan anak perusahaan secara sejumlah perkembangan, antara lain: i)
lintas batas (physical presence). ABIF pelaksanaan survei reviu ABIF (Oktober 2022);
melalui inisiatif untuk mengoptimalkan ii) menyepakati temuan utama dari hasil
perkembangan ekonomi dan keuangan survei reviu ABIF (Januari 2023); iii) finalisasi
digital menjadi dasar bagi negara ASEAN kerangka reviu ABIF Guidelines (Februari
untuk memberikan akses pasar dan 2023); dan iv) diskusi dengan pelaku industri
fleksibilitas operasional yang lebih besar (private sector outreach) untuk menggali
kepada Qualified ASEAN Banks (QAB) pandangan industri mengenai usulan ABIF
sesuai kesiapan masing-masing yurisdiksi way forward (Juni 2023). Working Committee
(commercial presence). on ABIF (WC-ABIF) telah menyepakati
timeline proses reviu ABIF dengan target
implementasi ABIF pada 2025 (Gambar
B1.2.1).

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


23
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Gambar B1.2.1 Timeline Reviu ABIF

Selesai Selesai Selesai Melanjutkan revisi Reviu ABIF final:


Survei Reviu Pengembangan Laporan Pedoman ABIF • Pedoman
ABIF kerangka reviu perkembangan berdasarkan hasil • Target/Indikator Implementasi
Pedoman ABIF reviu ABIF FGD Penilaian Kinerja Pedoman ABIF
yang baru

Apr Des Jan Mar Jun Q2 Q3 Q1 Q3 Q4


2025 2025
2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2024 2024 2024

Selesai
Selesai Selesai Pertemuan dengan Pelaksanaan focused Konsultasi Perumusan Pedoman
Kajian lanskap Hasil temuan pelaku industri yaitu group discussions publik ABIF yang baru dan
keuangan survei reviu ABIF ASEAN Bankers (FGD) level teknis antar target/Indikator
negara ASEAN Association (ABA) negara anggota ASEAN Penilaian Kinerja ABIF

Lebih lanjut, survei reviu ABIF bertujuan mencakup kegiatan yang lebih spesifik,
menggali pandangan ASEAN Member seperti layanan keuangan/perbankan
States (AMS) secara lebih holistik digital lintas batas. Konsep QAB digital
terkait arah ABIF ke depan. Hasil survei diharapkan memberikan dampak positif
ABIF menghasilkan tiga temuan utama bagi pertumbuhan ekonomi, mendorong
yang menjadi dasar reviu ABIF. Pertama, transaksi perdagangan dan investasi
ABIF Guidelines masih berperan penting yang lebih luas, dan meningkatkan inklusi
dalam mendukung integrasi perbankan keuangan, namun dengan biaya yang
di kawasan, namun diperlukan penguatan lebih efisien. Dengan usulan tersebut,
terhadap berbagai elemen ABIF agar bank yang belum dapat memenuhi
sejalan dengan perkembangan aktivitas kriteria QAB tradisional, namun sudah
keuangan digital dan prioritas rekomendasi aktif memfasilitasi dan/atau memberikan
dari kajian AMS financial landscape. Kedua, layanan keuangan/perbankan digital
lambatnya progress penambahan jumlah secara lintas batas, termasuk dalam rangka
QAB dan negosiasi bilateral di kawasan mendukung local currency transactions
sejak 2019 disebabkan oleh berbagai faktor, dan interoperabilitas QR payment di ASEAN
termasuk perubahan model bisnis bank dapat dipertimbangkan sebagai kriteria
dan lingkungan strategis. Ketiga, divergensi untuk QAB digital.
barrier to entry di kawasan dan perbedaan
struktur pasar keuangan utamanya Skema QAB digital dapat mendukung
ukuran pangsa aset dan kekuatan modal flagship Keketuaan Indonesia pada
perbankan, menyebabkan sulit tercapainya ASEAN 2023 yang berupaya mendorong
mutual interest di antara negara anggota penggunaan local currency transactions
ASEAN. Pada Maret 2023, WC-ABIF telah dan interoperabilitas QR payment di
menyepakati kerangka reviu ABIF Guidelines. ASEAN. Secara lebih utuh, penguatan ABIF ke
Kerangka tersebut mengidentifikasi depan mencakup tiga aspek fundamental,
elemen-elemen dalam ABIF Guidelines guna mengatasi berbagai tantangan
yang memerlukan penguatan, antara lain integrasi perbankan di tengah tingginya
ABIF objective, principles, dan admission ketidakpastian global dan digitalisasi
process for QABs (Gambar B1.2.2). (Gambar B1.2.3). Pertama, institutional
arrangement bertujuan memperluas
Untuk memperkuat kerja sama ASEAN integrasi perbankan untuk mendukung
dalam kerangka ABIF, integrasi perbankan penyediaan layanan keuangan/perbankan
selain physical presence berpotensi lintas batas di ASEAN tanpa harus melalui
dilakukan melalui pembentukan QAB physical presence. Kedua, flow of financial
digital. Pembentukan QAB digital ini services perlu mempertimbangkan

24 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

Gambar B1.2.2 Kerangka Reviu ABIF

Pedoman ABIF

Tujuan: menyediakan akses pasar dan keleluasaan beroperasi di negara ASEAN Area reviu
bagi bank ASEAN yang memenuhi kualifikasi (Qualified ASEAN Banks/QAB)

Berorientasi Progresif berdasarkan Inklusif dan


Komprehensif Asas timbal balik
pada hasil kesiapan negara ASEAN transparan

ABIF fokus pada


empat area utama:
1. Prinsip kehati-hatian;
2. Infrastruktur untuk
Memfasilitasi stabilitas system
integrasi keuangan keuangan, termasuk Implementasi ABIF ABIF bertujuan Pertukaran akses
perjanjian kerja sama akan mengutamakan meningkatkan pasar dan
yang lebih luas
Prinsip ABIF

antar negara ASEAN,


dalam rangka pendekatan yang kesiapan partisipasi keleluasaan
Protokol Manajemen
mendukung fleksibel, yaitu negara ASEAN melalui beroperasi di antara
Krisis, jaring Area reviu
kesejahteraan dan pengaman sistem berdasarkan kesiapan peningkatan dua atau lebih
pertumbuhan keuangan; negara ASEAN, kapasitas. ABIF juga negara ASEAN
dengan tetap dengan target bertujuan mendukung berlandaskan
3. Peningkatan terwujudnya sektor transparansi dari prinsip mutualisme
menjaga stabilitas
kapasitas;
sistem keuangan di perbankan yang lebih perjanjian resiprokal di dan dapat diterima
kawasan 4. Karakteristik QAB: dalam pada tahun antara negara ASEAN oleh negara ASEAN.
• Bank yang sehat 2020. yang berpartisipasi.
• Merupakan bank
ASEAN
• Memenuhi prinsip
kehati-hatian.

Proses penerimaan QAB (tahap multilateral dan bilateral)


Fase 1: asesmen kandidat QAB oleh negara asal (Home Country); Fase 2: Kesepakatan resiprokal antara negara Area reviu
asal dan negara tujuan beroperasi (Host Country); Fase 3: Asesmen kandidat QAB oleh negara tujuan beroperasi;
dan Fase 4: Finalisasi kesepakatan

Kerahasiaan Forum Negosiasi dan Komposisi Pelaporan dan Monitoring

Lampiran Area reviu

Gambar B1.2.3 ABIF Baru Berbasis Digital

Reformulasi ABIF
ABIF diharapkan dapat memajukan integrasi perbankan sejalan dengan
upaya untuk mendukung perdagangan dan investasi, pasar keuangan
serta memfasilitasi pembayaran QR di kawasan ASEAN.

Lingkungan Strategis: Konsep ABIF yang Baru


Ketidakpastian Global dan Digitalisasi
Pengaturan Institusional

Meningkatnya risiko makrofinansial selama Melalui skema Di luar skema


1 dan pascapandemi: Bank memprioritaskan
sumber daya untuk memastikan ketahanan
pembukaan kantor fisik pembukaan kantor fisik

dan kinerja tetap terjaga Aliran Layanan


Keuangan Pertimbangan
Kemajuan digital telah mengubah
Regulasi
2 lanskap keuangan negara ASEAN
dan model bisnis bank
Transaksi
Mata Uang
Lokal Prinsip Prudensial
Meningkatnya keterkaitan makrofinansial dan
Formulasi
3 risiko operasional, termasuk risiko siber di antara Pasar Uang
konsep ABIF Perdagangan dan Valas
negara ASEAN (Pasar
yang baru dan Investasi
Keuangan)
berbasis
layanan Penguatan
Memperparah hambatan ABIF
digital Interoperabilitas Ketahanan
Transaksi Pembayaran Transaksi Operasional
Pembayaran Lintas Batas Pembayaran
QR QR

Sulitnya mencapai Disparitas regulasi antara


1 kepentingan bersama 2 negara BCLMV dan ASEAN-5
Kondisi Akhir
Tingginya keragaman ukuran Preferensi bank untuk merger
3 aset dan tingkat permodalan 4 & akuisisi dan pembelian
sektor perbankan di kawasan aset/saham
Menyediakan akses pasar yang lebih luas dan keleluasaan
operasional dengan memanfaatkan kemajuan digitalisasi
Sulitnya
Mengurangi minatmencapai
bank untuk melakukan integrasi dalam integrasi perbankan
kepentingan
melalui bersama kantor fisik
skema pembukaan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


25
BAB I - Kondisi Makrofinansial Tetap Terjaga di Tengah Ketidakpastian Global

perkembangan layanan transaksi tantangan implementasi ABIF saat ini


keuangan digital, termasuk peran bank dan penguatan ABIF ke depan. Selain itu,
dalam memfasilitasi kegiatan local currency negara anggota WC-ABIF menyepakati
transactions dan cross border payment pelaksanaan focused group discussions
connectivity sejalan dengan inisiatif industri ke depan untuk membahas secara lebih
ASEAN. Ketiga, regulatory consideration mendalam masukan anggota atas
perlu memastikan kecukupan kerangka beberapa isu strategis. Isu tersebut yaitu: (i)
pengaturan untuk memitigasi dampak identifikasi kerangka pengaturan di negara
risiko digital dan memastikan ketahanan ASEAN yang dibutuhkan untuk mendukung
operasional perbankan dalam rangka integrasi perbankan di luar skema QAB
menjaga stabilitas keuangan regional di tradisional berbasis physical presence;
era digital. (ii) penetapan definisi dan terminologi
yang digunakan untuk menjelaskan
Upaya perumusan konsep ABIF yang skema integrasi perbankan berbasis QAB
baru telah melibatkan diskusi dengan digital; (iii) cakupan aktivitas QAB digital
pelaku industri dan juga menyepakati dengan mempertimbangkan cakupan
isu strategis dalam focused group aktivitas yang lebih sempit, misalnya fokus
discussions ke depan. Pelaku industri ini pada transaksi pembayaran lintas batas
yaitu ASEAN Bankers’ Association (ABA) dan berbasis QR payment di ASEAN dan local
Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) currency settlement, dibandingkan aktivitas
yang merupakan anggota ABA. Diskusi perbankan yang berisiko seperti simpanan
telah dilakukan pada 8 Juni 2023 dan dan pinjaman; (iv) penentuan karakteristik
menghasilkan beberapa kesimpulan yang QAB digital; (v) insentif untuk mendapatkan
bertujuan memperoleh pandangan dan status QAB digital; dan (vi) tahapan
masukan dari perspektif industri mengenai admission process bagi QAB digital.

26 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


Bab 02

STABILITAS SISTEM
KEUANGAN TERJAGA
Stabilitas sistem keuangan Indonesia Usaha Rakyat (KUR) yang tertahan. Sebagai
menunjukkan ketahanan yang kuat dan upaya penguatan sisi permintaan UMKM,
mampu menyediakan kredit dan pembiayaan Program flagship Karya Kreatif Indonesia (KKI)
bagi pemulihan ekonomi nasional. Intermediasi 2023 kembali diselenggarakan, termasuk di
perbankan tumbuh positif dan mendukung dalamnya pelaksanaan business matching
pembiayaan ekonomi pada Semester I 2023. pembiayaan. Upaya mendorong inklusi
Kapasitas perbankan untuk menyalurkan kredit juga dilakukan melalui keuangan sosial
memadai, ditopang oleh kecukupan likuiditas syariah di Indonesia yang semakin dirasakan
dan standar penyaluran kredit yang longgar. dalam mendorong distribusi kekayaan dan
Dari sisi permintaan, kinerja korporasi dan pendapatan. Penguatan inklusi juga dilakukan
rumah tangga tetap mampu menopang di tingkat internasional melalui peran Bank
pertumbuhan positif kredit perbankan Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 pada
meskipun sedikit melambat. Kredit yang jalur keuangan.
melambat sejalan dengan strategi korporasi
cash rich, terutama pada sektor terkait Ketahanan sistem keuangan juga tetap
dengan Sumber Daya Alam (SDA), yang terjaga didukung permodalan yang kuat,
cenderung memanfaatkan dana sendiri untuk likuiditas yang memadai, dan faktor risiko
pembiayaan dan pelunasan kredit lebih cepat. yang terkendali. Secara umum, ketahanan
Selain itu, permintaan kredit yang tertahan juga perbankan terjaga dengan rasio permodalan
disebabkan ketidakpastian perekonomian yang tinggi, yaitu sebesar 26,74% pada Juni
global yang mengakibatkan perilaku berhati- 2023. Ketahanan likuiditas perbankan juga
hati korporasi. Kinerja intermediasi perbankan memadai, tercermin dari Rasio Alat Likuid
juga didukung oleh pertumbuhan positif terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) tetap
pembiayaan perbankan syariah. tinggi yakni 26,57% pada Juli 2023. Rasio Non
Performing Loan (NPL) tercatat sebesar 2,51%
IKNB turut menopang pembiayaan ekonomi pada Juli 2023, menurun dibandingkan tahun
di tengah pertumbuhan kredit perbankan sebelumnya sebesar 2,90%. Risiko kredit yang
yang tertahan. Pembiayaan IKNB terutama menurun juga tercermin dari penurunan nilai
bersumber dari pasar saham, perusahaan outstanding kredit restrukturisasi sejalan
pembiayaan, dan fintech. Pembiayaan melalui dengan membaiknya kemampuan bayar
pasar saham terus meningkat terutama debitur. Dari sisi IKNB, ketahanan perusahaan
didorong oleh Initial Public Offering (IPO) yang pembiayaan, fintech, asuransi, dan dana
didominasi oleh sektor material dasar, serta pensiun didukung permodalan yang kuat
Right Issue yang terutama terjadi pada sektor dan terjaganya risiko pembiayaan. Perbaikan
keuangan. Kinerja perusahaan pembiayaan ketahanan juga terjadi pada sektor Korporasi
semakin mendekati level sebelum pandemi, yang tercermin dari kemampuan membayar
ditopang oleh pembiayaan kepemilikan yang stabil, jumlah utang berisiko yang
kendaraan bermotor, alat berat, dan mesin. terjaga, dan kondisi likuiditas yang memadai.
Pembiayaan melalui fintech lending juga Sementara pada sektor rumah tangga,
tercatat tumbuh tinggi, terutama pada ketahanan juga terjaga di tengah perbaikan
pembiayaan konsumtif yang didukung penyerapan tenaga kerja dan tingkat upah.
platform layanan digital. Sementara itu, Sejalan dengan kecepatan digitalisasi sistem
penerbitan obligasi sedikit melambat sejalan keuangan, ketahanan dari sisi keamanan siber
dengan peningkatan suku bunga pasar. terus menerus ditingkatkan. Uji ketahanan
atau stress test Bank Indonesia menunjukkan
Peran perbankan dalam mendorong inklusi kuatnya perbankan Indonesia dalam
ekonomi dan keuangan terjaga. Kredit UMKM menghadapi tekanan, baik dari risiko likuiditas,
mampu tumbuh sebesar 7,34% (yoy) pada risiko pasar karena kenaikan yield SBN dan
Semester I 2023 di tengah realisasi Kredit volatilitas nilai tukar rupiah maupun risiko kredit.
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

2.1 Intermediasi Tumbuh Positif

Peran sektor Keuangan dalam intermediasi Grafik 2.1.2 Pertumbuhan Kredit


tetap terjaga pada Semester I 2023. Hal ini per Jenis Penggunaan
sejalan dengan penyaluran kredit pada %, yoy
Semester I 2023 yang tetap mampu tumbuh 20

positif sebesar 7,76% (yoy). Pertumbuhan kredit 15


9,60
yang positif tersebut terutama disumbang oleh 9,03
10 7,76
Kredit Modal Kerja (KMK) dan Kredit Investasi 5,96
(KI) yang masing-masing tumbuh sebesar 5
5,96% dan 9,6% (Grafik 2.1.2), yang terutama 26,93
0 45,60
disumbang oleh kelompok BUSN dan BUMN
27,47
(Grafik 2.1.1). Berdasarkan segmennya, -5

korporasi dengan pangsa terbesar juga -10


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
menunjukkan pertumbuhan sebesar 8,22% 2020 2020 2020 2023
(yoy) (Grafik 2.1.3). Meskipun tetap mampu
KI KK KMK Total
tumbuh positif, pertumbuhan kredit tersebut
Sumber: Bank Indonesia, diolah
tercatat melambat dari akhir 2022. Dalam hal
ini terdapat dua sektor yang masih tumbuh Grafik 2.1.3 Pertumbuhan Kredit
terkontraksi secara year to date (ytd), yaitu per Segmen
sektor Industri dan sektor Listrik, Gas, & Air (LGA),
%, yoy
yang masing-masing tumbuh sebesar -0,63% 20
dan -3,10%. (Tabel 2.1.1)
15
9,03
Grafik 2.1.1 Pertumbuhan Kredit 10 8,22
7,76
per Kelompok Bank 7,34
5
4,71
%, yoy
20 0
15 8,73
10 8,30 -5
8,07
5 7,76 -10
0 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2,64 8,75 2020 2021 2022 2023
-5
- 7,29 Konsumsi Komersial Korporasi
-10
UMKM Total
-15 43,26 Sumber: Bank Indonesia, diolah
45,34
-20
-25
-30
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2020 2021 2022 2023

BPD BUMN BUSN KCBA Total

Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


30
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Tabel 2.1.1 Pertumbuhan Kredit per Sektor Ekonomi

Pertumbuhan (%,yoy) Pertumbuhan (%,mtm) Pertumbuhan (%,ytd) Pangsa (%)


Sektor Ekonomi
Jun-22 Des-22 Jun-23 Jun-22 Des-22 Jun-23 Jun-22 Des-22 Jun-23 Jun-23

1. Pertanian 10,26 10,10 7,42 -0,17 0,79 0,34 5,88 10,10 3,31 7,42

2. Pertambangan 52,83 54,35 20,02 12,55 0,28 -1,26 37,15 54,35 6,65 3,80

3. Industri 16,03 12,19 1,70 3,82 1,18 0,82 9,62 12,19 -0,63 15,93

4. Listrik, gas, air -0,96 1,64 -7,79 5,39 1,23 1,59 6,81 1,64 -3,10 2,36

5. Konstruksi -0,04 4,26 5,73 1,05 -0,20 1,88 0,23 4,26 1,65 6,06

6. Perdagangan 8,55 6,61 3,62 1,14 0,27 1,43 6,30 6,61 3,32 18,12

7. Pengangkutan 12,85 2,22 5,11 5,98 0,01 2,65 6,62 2,22 9,63 5,16

8. Jasa Dunia Usaha 17,59 26,60 20,41 6,51 4,71 2,28 13,33 26,60 7,79 10,05

9. Jasa Sosial 10,35 18,23 28,00 2,25 2,52 3,36 6,96 18,23 15,79 3,63

10. Lain-lain 6,85 9,32 9,03 1,28 1,25 0,74 3,42 9,32 3,16 27,47
Total 10,66 11,35 7,76 2,74 1,20 1,20 7,08 11,35 3,62 100,00

Sumber : Bank Indonesia, diolah

Intermediasi perbankan yang tetap tumbuh Grafik 2.1.5 Perubahan Aspek Kebijakan
positif sejalan dengan tetap longgarnya Penyaluran Kredit
penawaran kredit perbankan. Hal ini tercermin Indeks
4
dari Indeks Lending Standard (ILS) yang
tetap longgar pada Triwulan II 2023 (Grafik 2
0,03 0,21
2.1.4). Sejalan dengan ILS, Indeks Lending 0,14 0,2 0,20,03 0,0
Lebih Ketat

0,0 0,0 0,0


0
Requirement (ILR) juga masih cenderung 0,0 0,0 0,0
- 0,1
-1,1
longgar di mayoritas sektor ekonomi (Grafik -2

2.1.6, Grafik 2.1.7, dan Grafik 2.1.8). Namun


Lebih Longgar

-4
demikian, pertumbuhan kredit relatif lebih
lambat dari periode akhir 2022 tercermin dari -6
-6,0
beberapa aspek strategi penyaluran kredit -8 Plafon Jangka Biaya Suku Premi Perjanjian Agunan Persyaratan
yang mengalami pengetatan terbatas seperti Kredit Waktu Persetujuan Bunga Kredit Kredit Administrasi
Kredit Kredit Kredit Berisiko
plafon kredit, premi kredit berisiko, perjanjian
Tw II-2023 Tw III-2023
kredit, agunan, dan persyaratan administrasi
Sumber: Bank Indonesia, diolah
(Grafik 2.1.5).
Grafik 2.1.6 Indeks Lending Requirement
Grafik 2.1.4 Indeks Lending Standard (ILS)
(ILR), Agregat
Indeks
40 Indeks
34,4 1,0

30 0,5
Lebih Ketat

20 0,0
13,6
12,4
-0,5
10 -0,82
Lebih Longgar

10,9 4,0 3,3 0,1 0,1 0,1 -1,0


1,2
0
-0,3 -1,5

-10
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III* -2,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023

Sumber: Bank Indonesia, diolah *)Prakiraan


Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 31


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.1.7 Indeks Lending Requirement Kenaikan terbesar pada Kredit Investasi (KI)
(ILR), Sektoral (a) sebesar 69 bps. Sementara, suku bunga Kredit

Indeks
Modal Kerja (KMK) dan Kredit Konsumsi (KK)
1,0 masing-masing meningkat sebesar 51 bps dan
0,5 3 bps (Grafik 2.1.10). Kenaikan suku bunga kredit
0 -0,33
rupiah juga sejalan dengan kenaikan suku
-0,5 bunga DPK rupiah sebesar 76 bps (Grafik 2.1.9).
-0,55
-1,0
-0,58
Dengan peran intermediasi yang terjaga,
-1,5
profitabilitas relatif stabil dengan didukung
-2,0
oleh penurunan risiko kredit dan upaya
-2,5
peningkatan efisiensi biaya. Kinerja
-3,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 profitabilitas bank relatif stabil di Semester I
2020 2021 2022 2023
2023, tercermin dari ROA dan NIM yang stabil
Pertanian Industri Pertambangan
masing-masing sebesar 4,7% dan 4,8 pada
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Juni 2023 (Grafik 2.1.11). Kinerja profitabilitas

Grafik 2.1.8 Indeks Lending Requirement


(ILR), Sektoral (b) Grafik 2.1.9 Suku Bunga Kredit dan DPK
Perbankan
Indeks
1,5
%
1,0 12 10,91
10,24
0,5 10
8,94
-0,32
0,0 9,34
8
-0,5
-0,28 5,75
-1,0 6
-1,30
-1,5 4
-2,0 3,50
2
-2,5
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
0
2020 2021 2022 2023 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
Konstruksi Perdagangan Lain-lain 2021 2022 2023

Sumber: Bank Indonesia, diolah SB Kredit UMKM SB Total Kredit BI7DRR


Sumber: Bank Indonesia, diolah

Intermediasi perbankan yang masih terjaga


selama Semester I 2023 juga didukung Grafik 2.1.10 Suku Bunga Kredit Perbankan
oleh kenaikan suku bunga kredit yang Berdasarkan Jenis Penggunaan
relatif terkendali di tengah kenaikan suku %
14
bunga kebijakan. Seiring dengan kenaikan
suku bunga kebijakan sejak Agustus 2022, 12
10,28 10,29
suku bunga kredit mengalami peningkatan. 10
8,40 8,93
Kenaikan suku bunga kebijakan sejak Agustus
8 8,82
8,16
2022 sampai dengan Juni 2023 mencapai 200
6
basis points (bps). Sementara kenaikan suku
bunga kredit rupiah meningkat lebih landai 4

sebesar 41 bps. Kenaikan suku bunga kredit 2

rupiah yang relatif terbatas tersebut ditengarai 0


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
turut menjaga pertumbuhan kredit yang positif
2018 2019 2020 2021 2022 2023
pada Semester I 2023. Kenaikan suku bunga KK KMK KI
kredit ini terjadi di semua jenis penggunaan, Sumber: Bank Indonesia, diolah
dengan tren kenaikan yang cenderung landai.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


32
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.1.11 Kinerja Profitabilitas Perbankan Grafik 2.1.12 Komponen Pendapatan


Operasional
% %
6 %
90 15

Pend. atau Beban Ops /


4,80
4,79 88 10
5
86 5 2,29 2,39
1,86 2,74

Total Aset
84 0 -2,81
4 -2,86 -2,88 -2,70
2,73 82 -5 -2,69 -1,46 -1,43 -1,38
2,69 -6,99 -7,34 -7,05
3 -10 -8,14
80
78 -15
2 77,55 76 Jun-21 Jun-22 Dec-22 Jun-23
77,34 Pendapatan Bunga dari Kredit Pihak Ke-3
1 74
Beban Bunga Lainnya
72 Pendapatan Bunga Lainnya
0 70 Beban Non Bunga
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II Beban Bunga DPK
2019 2020 2021 2022 2023 OHC
CKPN
BOPO (skala kanan) ROA NIM Pendapatan Selain Bunga
Sumber: Bank Indonesia, diolah Net Pendapatan Operasional (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia, diolah

yang stabil ini sejalan dengan meningkatnya


Grafik 2.1.13 NPL dan LaR Kredit
efisiensi perbankan, sebagaimana terlihat dari
rasio biaya operasional terhadap pendapatan % %
28 5,0
operasional (BOPO) yang terus menurun sejak
4,5
awal 2023, hingga mencapai angka 77,34% 23
4,0
di bulan Juni 2023 (Grafik 2.1.11). Peningkatan
18 3,5
efisiensi perbankan didorong oleh penurunan
3,0
beban non bunga dan penurunan Cadangan
13 2,5
Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), dimana baik
beban nonbunga dan CKPN Juni 2023 lebih 2,0
8
rendah dibandingkan awal 2023 (Grafik 2.1.12). 1,5

Adapun penurunan CKPN sejalan dengan risiko 3 1,0


I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
kredit yang menurun, sebagaimana terlihat 2019 2020 2021 2022 2023
pada NPL dan Loan at Risk (LaR) yang menurun LaR NPL (skala kanan)
sepanjang pertengahan pertama 2023 (Grafik Sumber: Bank Indonesia, diolah

2.1.13).
saat bersamaan, kualitas pembiayaan UMKM
Kinerja Intermediasi juga didukung oleh di perbankan syariah juga terjaga, dengan
pertumbuhan pembiayaan perbankan tingkat NPF mencapai 4,63% pada Juni 2023.
syariah yang tetap positif. Pada Semester Perkembangan ini merupakan salah satu
I 2023, penyaluran pembiayaan perbankan bentuk komitmen perbankan syariah dalam
syariah menunjukkan pertumbuhan yang mendukung UMKM yang juga bagian dari
relatif tinggi mencapai 17,09% (yoy). Selain penerapan nilai-nilai ekonomi syariah.
dipengaruhi oleh faktor permintaan,
pembiayaan yang tinggi tersebut juga Kinerja Intermediasi juga didukung oleh
dipengaruhi oleh adanya konversi BPD Riau pertumbuhan pembiayaan perbankan
Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah pada syariah yang tetap positif. Pada Semester
Agustus 2022. Pembiayaan perbankan syariah I 2023, penyaluran pembiayaan perbankan
kepada UMKM tumbuh sejalan dengan syariah menunjukkan pertumbuhan yang
pemulihan UMKM dari dampak COVID-19. relatif tinggi mencapai 17,09% (yoy) (Grafik
Pada Juni 2023 pembiayaan syariah kepada 2.1.14). Selain dipengaruhi oleh faktor
UMKM tumbuh 11,1% (yoy), yang didorong oleh permintaan, pembiayaan yang tinggi tersebut
berbagai kebijakan penyaluran pembiayaan juga dipengaruhi oleh adanya konversi BPD
kepada UMKM, khususnya pada segmen KUR Riau Kepri menjadi Bank Riau Kepri Syariah
Mikro, serta segmen non-KUR untuk program pada Agustus 2022. Pembiayaan perbankan
pemberdayaan berbasis komunitas. Pada syariah kepada UMKM tumbuh sejalan dengan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 33


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

pemulihan UMKM dari dampak COVID-19. Grafik 2.1.16 Perkembangan Nominal


Pada Juni 2023 pembiayaan syariah kepada dan Rasio NPF Pembiayaan UMKM
UMKM tumbuh 11,1% (yoy), yang didorong oleh Perbankan Syariah
berbagai kebijakan penyaluran pembiayaan Triliun Rupiah %
kepada UMKM, khususnya pada segmen
4 8
KUR Mikro, serta segmen non-KUR untuk
program pemberdayaan berbasis komunitas 3 6
(Grafik 2.1.15). Pada saat bersamaan, kualitas
2 4
pembiayaan UMKM di perbankan syariah juga
terjaga, dengan tingkat NPF mencapai 4,63% 1 2
pada Juni 2023 (Grafik 2.1.16). Perkembangan
ini merupakan salah satu bentuk komitmen 0 0
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6
perbankan syariah dalam mendukung UMKM 2021 2022 2023
yang juga bagian dari penerapan nilai-nilai Nominal UMKM Menengah (skala kanan)
Mikro (skala kanan) UMKM (skala kanan)
ekonomi syariah.
Kecil (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 2.1.14 Perkembangan Pembiayaan


Perbankan Syariah Peran Intermediasi syariah dikontribusi oleh
%, yoy Triliun Rupiah pembiayaan sektor unggulan sebagai bagian
35 34,8 600 Halal Value Chain (HVC) yang semakin
UU
30 membaik. Sektor unggulan HVC mencakup
BUS 500
65,2 21,9
25
400
sektor Pertanian, Makanan-minuman,
20
Fesyen, dan Pariwisata Ramah Muslim (PRM).
15 17,1 300
Keempat sektor ekonomi ini memiliki peran
10
200
9,0 yang signifikan dalam pengembangan industri
5
0
100 halal nasional dengan pangsa sektor tersebut
-5 0 yang mencapai 25,39% terhadap PDB dan
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6
tingkat pertumbuhan yang mencapai 5,5%
2021 2022 2023
(yoy) pada Triwulan III 2023.7 Pertumbuhan
Pertumbuhan Pembiayaan BUS Total Bank Syariah
Pertumbuhan Pembiayaan BS pembiayaan sektor unggulan HVC bahkan
Pertumbuhan Pembiayaan UUS
Sumber: Bank Indonesia, diolah
lebih tinggi dibandingkan sektor non-HVC.
Perkembangan ini mengindikasikan dukungan
Grafik 2.1.15 Perkembangan Nominal dan perbankan syariah pada sektor unggulan HVC
Pertumbuhan Pembiayaan UMKM yang semakin meningkat.
Perbankan Syariah
Pertumbuhan pembiayaan pada sektor HVC
%, yoy Triliun Rupiah
80 juga disertai perbaikan kualitas pembiayaan,
80
60
khususnya pada sektor PRM, pertanian,
60 dan fesyen. Perbaikan kinerja dan kualitas
40
pembiayaan syariah sektor HVC ditunjukkan
20 40 dengan pergerakan HVC ke arah kuadran I,
0 di mana pembiayaan meningkat disertai
20
-20 dengan rasio pembiayaan bermasalah
-40 0 atau non-performing financing (NPF)
2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6
2021 2022 2023
yang menurun. Khusus untuk sektor Fesyen
Pembiayaan UMKM (Skala Kanan) Muslim, risiko pembiayaan masih relatif
Pertumbuhan Pembiayaan Mikro
Pertumbuhan Pembiayaan Menengah tinggi meskipun dengan pergerakan yang
Pertumbuhan Pembiayaan UMKM
Pertumbuhan Pembiayaan Kecil
Sumber: Bank Indonesia, diolah

7 Kajian Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank


Indonesia (KEKSI) 2022, hal. 20-22

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


34
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

cenderung membaik (Grafik 2.1.17). Kondisi ini Grafik 2.1.18 Perkembangan Initial Public
menjadi salah satu pertimbangan tertahannya Offering (IPO)
pembiayaan ke sektor Fesyen Muslim. Namun Jumlah Emiten Triliun Rupiah
50 55,65 60
demikian, pembiayaan syariah belum secara 46
45
optimal memfasilitasi aktivitas perdagangan 40
50
36
internasional (ekspor – impor) dengan pangsa 35 33
40
29 29 29 30
pembiayaan pada ekspor dan impor masing- 30 26 32,76
25 20 22 30
masing sebesar 0,6% dan 0,3%. Hal ini perlu 18 20 19
20
didorong agar perkembangan HVC semakin 15
20
11,70 8,50 17,73
terakselerasi. 10 3,795,81 6,20
15,29
10
4,73 3,17
5 2,90 6,01

Dari Pasar Modal, aktivitas initial public 0 0


I II I II I II I II I II I II I
offering (IPO) dan right issue juga meningkat 2017 2018 2019 2020 2021 2022

2023
dibandingkan periode sama tahun Jumlah Emiten
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
sebelumnya. Total nilai fund raise tercatat
Sumber: Statistik Pasar Modal OJK, diolah
sebesar Rp118,2 triliun baik melalui IPO, right
issue dan EBUS8 Korporasi pada Semester I 2023. dengan 12 perusahaan yang melakukan
Dalam hal ini terdapat 36 perusahaan yang right issue senilai Rp12,1 triliun pada Semester
melakukan IPO senilai Rp32,8 triliun, meningkat I 2022. Aktivitas right issue pada Semester
dibandingkan 19 perusahaan pada Semester I 2023 didominasi oleh sektor keuangan
I 2022 senilai Rp17,7 triliun (Grafik 2.1.18). IPO dengan pangsa sebesar 55% dengan nilai
Semester I 2023 terutama disumbang oleh penghimpunan dana sebesar Rp19,8 triliun.
sektor basic material dengan pangsa 59% (Grafik 2.1.19).
dengan nilai penghimpunan dana Rp19,3 triliun.
Dari sisi right issue, terdapat 18 perusahaan Sementara itu, aktivitas penerbitan EBUS
yang melakukan right issue dengan nilai korporasi melambat sejalan dengan
sebesar Rp36,1 triliun pada Semester I 2023, kehati-hatian korporasi. Pada Semester I
lebih tinggi dibandingkan 2023, pembiayaan perekonomian melalui
obligasi/sukuk tercatat sebesar Rp49,3
Grafik 2.1.17 Perkembangan Pembiayaan triliun atau melambat -28,4% dibandingkan
Sektor Unggulan Halal Value Chain oleh Semester I 2022 sebesar Rp68,9 triliun (Grafik
Perbankan Syariah 2.1.20). Berdasarkan jumlah perusahaan

-2 3 8 13 18
50
Grafik 2.1.19 Perkembangan Right Issue
Pertanian
40
Pertumbuhan PYD (%, yoy)

Makanan
Jumlah Emiten Triliun Rupiah
30 Non 35 33 180
HVC 31
20 Total HVC 164,84 160
30
140
Total HVC 25
10 Non 120
HVC Pertanian 18 17 18
PRM Fashion 20 17 100
0
14
Fashion 15 12 12 66,22 80
-10 Makanan 11
53,76
PRM 9 9 60
10 34,44 7
-20 11,42 40
25,66 32,44
5 15,11 36,10
Jun-22 Jun-23 3,52 8,84 20
20,35 12,15
Sumber: Bank Indonesia, diolah 0 I II I II I II I II I II I II I 0
2017 2018 2019 2020 2021 2022
2023

Jumlah Emiten
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
Sumber: Statistik Pasar Modal OJK, diolah

8 Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk Korporasi.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 35


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.1.20 Perkembangan EBUS Korporasi Grafik 2.1.21 Pertumbuhan Pembiayaan PP


Jumlah Emiten Triliun Rupiah Triliun Rupiah %
70 85,69 90 500 20
81,23
75,34 16,37
75,91 80 450 15
60 62,75 58 68,99
5,63
65,16 70 400 10
59,68 55
50 47 50 58,83 350
60 5
41 47
300
40 41 43 34 30 43 50 0
49,39 250
30 37 40
30 -5
38,26 39,44 200
32,60 30 -10
20 150
20
100 -15
10
10
50 -20
0 I II I II I II I II I II I II I 0 -25
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2023
2017 2018 2019 2020 2021 2022

2023
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Jumlah Emiten Nominal Pertumbuhan
Nominal Fund Raise (Skala kanan)
Sumber: KSEI, diolah Sumber: OJK, diolah

dan nilai perolehan dana, penerbit obligasi Grafik 2.1.22 Pembiayaan Pegadaian, LPEI,
sebagian besar merupakan sektor keuangan dan Modal Ventura
dengan pangsa sebesar 64,3% dan nilai %, yoy %, yoy
30 60
penerbitan sebesar Rp31,7 triliun. Secara umum 25
19,16 50
pembiayaan melalui penerbitan obligasi/sukuk 20
40
15
korporasi pada 2023 diperkirakan masih akan 10 16,37
30

tumbuh positif untuk memenuhi kebutuhan 5 20


0,74
0 10
refinancing korporasi untuk keperluan modal -5 0
kerja. -10
-10
-15 -11,53
-20 -20
Dari sisi IKNB, penyaluran dana Perusahaan -25 -30
I II I II I II I II I II I II

2023
Pembiayaan (PP), Modal Ventura dan PT 2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pegadaian juga tercatat tumbuh positif di Modal Ventura (skala kanan)
Semester I 2023. Pada Juni 2023, pembiayaan Pegadaian LPEI PP
Sumber: OJK, diolah
PP mencatatkan pertumbuhan 16,37% (yoy), *) data pegadaian merupakan data per Mei 2023
lebih baik dibandingkan periode yang sama
tahun sebelumnya sebesar 5,63% (Grafik 2.1.21). Inovasi pembiayaan berbasis ekosistem
Nilai penyaluran PP tersebut telah mendekati platform digital seperti fintech lending
kondisi sebelum pandemi. Peningkatan semakin dapat diakses oleh masyarakat
ini didorong oleh kenaikan pembiayaan luas. Kerjasama fintech lending dengan
kendaraan bermotor yang tumbuh sebesar perbankan, platform penyedia layanan digital,
17,98% (yoy). Berdasarkan data Gabungan serta partner lain di ekosistemnya semakin
Industri Kendaraan Bermotor Indonesia memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
(Gaikindo), penjualan mobil dari pabrik ke layanan pembiayaan, baik untuk tujuan
dealer (wholesale) pada Semester I 2023 konsumtif maupun produktif. Fintech lending
mencapai 505.985 unit, atau meningkat mencatatkan pertumbuhan yang masih relatif
sebesar 6,51% dibandingkan Semester I 2022 tinggi sebesar 18,86% (yoy) pada Semester
yang mencapai 475.030 unit. Sementara untuk I 2023, meskipun dalam tren perlambatan
pembiayaan modal ventura dan PT Pegadaian (Grafik 2.1.23). Fintech lending didominasi
sampai dengan Juni 2023 masing-masing oleh pembiayaan konsumtif, sebagaimana
tumbuh sebesar 0,74% (yoy) dan 19,16% (yoy) dilakukan oleh 20 perusahaan fintech lending
(Grafik 2.1.22). Di sisi lain, pembiayaan Lembaga terbesar yang mengalokasikan mayoritas
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) masih pembiayaan untuk segmen consumer loan.
tumbuh negatif sebesar -11,53% (yoy). Meningkatnya pembiayaan konsumtif di
antaranya didukung oleh membaiknya kondisi

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


36
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.1.23 Pertumbuhan Pembiayaan sebesar 13,34% (yoy), lebih rendah dibandingkan
Fintech Lending pertumbuhan akhir 2022 yang tercatat
Triliun Rupiah % sebesar 19,56% (yoy) (Tabel 2.1.2). Perlambatan
60 140
52,70 pertumbuhan penjualan ini turut menahan
120
50 tingkat Return on Equity (ROE) korporasi yang
100
40 lebih rendah yaitu 12,36% pada Juni 2023,
80
dibandingkan Desember 2022 sebesar 15,55%.
30 60
Kinerja penjualan yang menurun ini terutama
40
20 disebabkan oleh tren perlambatan harga
20
10
18,86 komoditas global. Perbaikan kinerja korporasi
0
3,30 yang masih berlangsung paska pandemi
0 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II COVID-19 mendorong beberapa korporasi
2020 2021 2022 2023
Nominal Pembiayaan Fintech
dalam kondisi cash rich dan cenderung
yoy, Fintech (skala kanan) melalukan pelunasan kredit lebih awal. Aktivitas
mtm, Fintech (skala kanan)
Sumber: OJK, diolah korporasi selama Semester I 2023 tersebut
tercermin pada perkembangan kredit yang
perekonomian pascapandemi COVID-19, masih mencatat pertumbuhan positif meski
meningkatnya penyerapan tenaga kerja, melambat jika dibandingkan periode akhir
serta semakin populernya fitur paylater 2022.
sebagai alternatif metode pembayaran
daring. Meskipun demikian, secara keseluruhan Sejalan dengan program hilirisasi,
pangsa pembiayaan fintech lending masih peningkatan kebutuhan pembiayaan
sangat kecil, yakni di bawah 1% dari total korporasi secara sektoral diprakirakan
pembiayaan perekonomian. akan meningkat. Pada Semester I 2023,
masih terjadi perlambatan kinerja pada sektor
Kinerja korporasi pada Juni 2023 juga Pertambangan dan Industri yang disebabkan
tercatat tumbuh pada level yang tinggi meski oleh penurunan harga komoditas ekspor utama
cenderung melambat dibandingkan akhir Indonesia yaitu Batubara dan Minyak Sawit
2022. Korporasi secara agregat mencatat (Grafik 2.1.24). Pertumbuhan penjualan sektor
pertumbuhan penjualan Semester I 2023 pertambangan mencapai 34,59% (yoy), lebih

Tabel 2.1.2 Pertumbuhan Penjualan, Profitabilitas, dan Capex Korporasi Tbk.


menurut Sektor

Pertumbuhan penjualan Return on Equity Pertumbuhan Capex


(%, yoy) (%) (%, yoy)
Tren 2020 - 2023

Tren 2020 - 2023

Tren 2020 - 2023


Kontribusi
Penjualan

Sektor
(%)

2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023 2020 2021 2022 2023

Des Des Des Mar Jun Des Des Des Mar Jun Des Des Des Mar Jun

Pertanian 11,03 37,87 14,59 6,56 -1,07 0,59 4,80 11,15 14,52 11,01 11,14 -19,66 -9,08 32,13 32,09 22,29

Pertambangan -17,55 44,96 67,41 63,32 34,59 2,52 3,71 22,67 36,94 36,19 31,81 -39,89 30,27 62,67 43,73 38,97

Industri -10,85 18,31 12,07 8,48 5,82 5,34 8,51 8,65 9,33 9,39 9,36 -35,34 2,40 14,16 20,87 21,47

Listrik, Gas, dan Air -22,54 4,47 19,32 21,65 20,09 0,23 -3,54 9,40 9,49 9,14 10,00 18,76 7,23 -39,54 -24,13 -32,40

Konstruksi -31,33 8,94 15,74 10,26 8,63 0,69 -4,94 1,97 1,98 2,87 2,07 -21,89 59,25 -30,52 -20,55 -14,27

Perdagangan -18,98 17,71 26,43 22,81 17,46 2,19 1,29 10,88 18,69 18,73 19,72 -31,63 -11,19 57,43 65,40 67,82

Pengangkutan -15,66 5,24 19,99 19,98 19,05 1,19 -9,09 -14,94 37,76 36,46 13,56 -17,21 2,58 -1,82 4,29 3,67

Jasa Dunia Usaha -16,32 19,67 17,84 9,87 7,54 0,28 -3,91 0,87 6,94 -14,52 -6,11 -33,72 -5,77 16,96 22,70 13,70

Jasa Sosial -3,98 19,31 -0,29 -0,56 0,75 0,31 4,27 9,14 5,90 3,38 3,58 -14,35 -12,22 15,71 9,48 9,36

Agregat -14,47 20,00 22,72 19,56 13,34 13,34 2,39 7,82 15,55 14,82 12,36 -26,71 7,73 10,66 16,32 16,54

Sumber : Bloomberg dan BEI, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 37


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.1.24 Perkembangan Harga yang terindikasi terus membaik. Optimisme


Batubara dan Minyak Sawit tersebut ini tercermin pada tren positif Indeks
$/mt Ekspektasi Penghasilan, Indeks Ketersediaan
500 2000
Lapangan Kerja, dan Indeks Ekspektasi Kegiatan
Usaha. Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
400
1500 (durable goods) juga berada dalam tren positif
300 pada Semester I 2023 (107,67), meningkat
1000 dibandingkan Semester II 2022 (106,18) dan
200 Semester I 2022 (104,76) (Grafik 2.1.26).
500
100
Grafik 2.1.25 Pertumbuhan dan Kontribusi
0 3 Konsumsi Rumah Tangga
6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 0
2020 2021 2022 2023 % andil terhadap pertumbuhan PDB (%, yoy)
Harga Batubara 4 8
Harga Minyak Sawit (Skala Kanan) 3 5,51 5,23 6
4,48
Sumber: World Bank, diolah 2 1,19 4
1 1,01 0,96 2
0 0
rendah dibanding 2022 yang tumbuh hingga -1 0,82 0,67 0,76 -2

67,41% (yoy). Sektor industri juga melambat -2 -4


-3 -6
pada Semester I 2023 dengan pertumbuhan -4 -8
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
sebesar 5,82% (yoy), lebih rendah dibandingkan 2019 2020 2021 2022 2023
Transportasi dan Komunikasi
2022 sebesar 12,07% (yoy). Hal ini berpengaruh Kesehatan dan Pendidikan
Perumahan dan Perlengkapan Rumah Tangga
pada permintaan pembiayaan yang lebih
Pakaian, Alas Kaki, dan Jasa Perawatannya
lambat pada Semester I 2023. Ke depan sejalan Makanan Minuman, selain Restoran
Konsumsi Rumah Tangga (skala kanan)
dengan makin kuatnya intensitas program Restoran dan Hotel
Lainnya
hilirisasi, kebutuhan pembiayaan sektor
Sumber: BPS, diolah
tersebut diprakirakan akan membaik, terutama
didukung oleh semakin berkembangnya skema Grafik 2.1.26 Ekspetasi Konsumen dan
pembiayaan untuk hilirisasi (Boks 2.1). Pembelian Barang Tahan Lama
Indeks
Kinerja korporasi yang cukup terjaga selama 160

Semester I 2023 berdampak terhadap 140

peningkatan konsumsi rumah tangga. 120


104,76 106,18 107,67
Konsumsi rumah tangga Semester I 2023 100
tumbuh 5,23% (yoy), meningkat dibandingkan
80
pertumbuhan Semester II 2022 sebesar 4,48%
60
(yoy). Pertumbuhan konsumsi rumah tangga
40
ditopang oleh pengeluaran masyarakat untuk I III I III I III 2 4 6 8 10 12 2 4 6 8 10 12 2 4 6

Transportasi dan Komunikasi (0,96%), Makanan 2018 2019 2020 2021 2022 2023

dan Minuman (0,76%), dan Restoran dan Hotel Indeks Ekspektasi Penghasilan
Indeks Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja
(0,33%) (Grafik 2.1.25). Peningkatan tersebut Indeks Ekspektasi Kegiatan Usaha
sejalan dengan membaiknya tingkat mobilitas Indeks Pembelian Barang Tahan Lama
Sumber: BPS, diolah
masyarakat. Hal ini didukung oleh optimisme
rumah tangga terhadap kondisi perekonomian

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


38
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Kinerja korporasi yang membaik dengan Grafik 2.1.28 Kontribusi Pertumbuhan


risiko yang tetap terjaga, turut mendorong Penyerapan Tenaga Kerja
penyerapan tenaga kerja. Pada Semester I Kontribusi (%, yoy)
5
2023, jumlah penduduk bekerja meningkat
4
menjadi sebesar 138,63 juta dari 135,63 juta 3,47
3
pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, 0,36 2,23
0,65
jumlah tenaga kerja formal juga meningkat 2
0,49
0,38
menjadi 55,29 juta orang dari 54,28 juta orang 1
1,42 0,38
pada Februari tahun sebelumnya (Grafik 2.1.27). 0
0,32
-0,35
Meskipun demikian, pemulihan jumlah tenaga
-1
kerja formal belum kembali pada kondisi 2022 2023
prepandemi dengan jumlah tenaga kerja Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jasa Lainnya
Perdagangan Besar dan Eceran Konstruksi
formal sebanyak 56,99 juta orang. Berdasarkan Akomodasi dan Makan Minum Jasa Pendidikan
sektor ekonomi, peningkatan jumlah tenaga Industri Pengolahan Sektor Lainnya
Total
kerja pada Semester I 2023 terutama didorong Sumber: BPS, diolah
oleh sektor Jasa-jasa dan Perdagangan.
Berlanjutnya penyerapan tenaga kerja pada Grafik 2.1.29 Jumlah Penyerapan Tenaga
sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Kerja (Semester I)
Minum seiring dengan masih berlanjutnya Juta Orang
45
peningkatan mobilitas masyarakat (Grafik
40
2.1.28). Kondisi ini sedikit berbeda dengan 2022,
35
di mana penyerapan tenaga kerja terutama
30
terjadi pada sektor Pertanian, Kehutanan, 25
dan Perikanan; Industri Pengolahan; dan 20
Perdagangan (Grafik 2.1.29). 15
10
Dari sisi Rumah Tangga perlu dicermati Net 5
financial worth rumah tangga yang tumbuh 0 Pertanian,Perdagangan Industri Akomodasi Konstruksi Jasa Jasa Sektor

melambat, seiring dengan perlambatan Kehutanan,


dan
Besar Pengolahan dan
dan Makan
Pendidikan Lainnya Lainnya

Perikanan Eceran Minum


investasi aset finansial dan akselerasi sisi
2021 2022 2023
kewajiban. Pada akhir Semester I 2023, rumah
Sumber: BPS, diolah

Grafik 2.1.27 Perkembangan Jumlah Tenaga tangga mencatat pertumbuhan kekayaan


Kerja finansial neto sebesar 2,51% (yoy), melambat
Juta Orang dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
90 83,34 140
81,33 5,23% (yoy) (Tabel 2.1.3). Perlambatan tersebut
78,15
80 74,03 138
Millions

didorong oleh kepemilikan aset finansial


70
56,99
136 rumah tangga yang tumbuh sebesar 6,89%
60 52,92 54,28 55,29
50 134 (yoy), melambat dari pertumbuhan tahun
40 138,63
sebelumnya sebesar 7,78% (yoy). Perlambatan
132
30 135,61 tersebut terjadi seiring dengan perlambatan
130
20 nilai kepemilikan saham, yang tercermin pada
131,02 131,06
10
128 menurunnya indeks harga saham gabungan
0 126 (IHSG). Sementara itu, nilai investasi simpanan
2020 2021 2022 2023
dan surat utang masih tercatat terakselerasi.
Jumlah TK (skala kanan) Jumlah TK Formal
Jumlah TK Informal
Sumber: BPS, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 39


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Tabel 2.1.3 Perkembangan Net Financial Worth Rumah Tangga

Pertumbuhan Kontribusi Pangsa Pertumbuhan Kontribusi Pangsa


Semester II 2023 (%, yoy) (%, yoy)
(%, yoy) (%) (%, yoy) (%)

Total Aset 10,81  10,81  100,00 Total Kewajiban 9,91  9,91  100,00
Total Aset Finansial 6,89  2,83  41,08 Total Utang 9,91  9,91  100,00
Uang dan Simpanan 4,37  1,25  28,54 Bank 9,03  8,06  89,29

POSISI AKHIR
Surat Berharga 57,98  0,90  1,55 Produktif 8,58  3,71  43,21
Pemerintah 63,41  0,85  1,33 Konsumtif 9,45  4,35  46,08
Swasta 31,35  0,07  0,22 IKNB* 17,87  1,91  10,71
Pinjaman* -29,60  -0,01  0,04 Pembiayaan* 16,56  1,55  9,33
Ekuitas 20,75  1,46  7,03 Fintech* 27,55  0,38  1,38
Asuransi dan Dana Pensiun* -7,15  -0,28  3,90
Finansial Devatives -33,39  0,00  0,01 Kekayaan Finansial Neto 2,51 
Total Aset Non-Finansial** 13,72  8,08  58,92 Kekayaan Neto 11,12 

Pertumbuhan Kontribusi Pangsa Pertumbuhan Kontribusi Pangsa


Semester II 2022 (%, yoy) (%, yoy) (%, yoy)
(%) (%, yoy) (%)
Total Aset 6,22 6,22 100,00 Total Kewajiban 9,61 9,61 100,00
Total Aset Finansial 7,78 3,31 42,58 Total Utang 9,61 9,61 100,00
Uang dan Simpanan 3,32 1,00 30,31 Bank 9,58 8,62 90,01

POSISI AWAL
Surat Berharga 37,46 0,41 1,09 Produktif 12,23 5,35 43,74
Pemerintah 47,13 0,43 0,90 Konsumtif 7,19 3,33 46,27
Swasta 3,99 0,01 0,18 IKNB* 9,93 0,99 9,99
Pinjaman* 52,39 0,03 0,07 Pembiayaan* 4,18 0,33 8,01
Ekuitas 33,47 2,16 6,45 Fintech* 85,80 0,93 1,08
Asuransi dan Dana Pensiun* 3,92 0,18 4,66
Finansial Devatives -39,36 -0,01 0,02 Kekayaan Finansial Neto 5,23
Total Aset Non-Finansial** 5,10 2,93 57,42 Kekayaan Neto 5,13
Ket: *) Diestimasi menggunakan angka bulan sebelumnya
**) diestimasi menggunakan asumsi proyeksi PDB, angka sementara
/ meningkat/menurun dibandingkan opening position
Sumber : KSEI, OJK, Bank Indonesia, diolah

Investasi pada aset nonfinansial rumah berlanjut dan pertumbuhan presales developer
tangga menunjukkan perlambatan, yang yang masih positif. KPR tumbuh sebesar
tercermin pada perkembangan penjualan 10,16% (yoy), lebih tinggi dibanding Semester
properti selama Semester I 2023. Survei Harga II 2023 sebesar 8,17% (yoy). Pertumbuhan KPR
Properti Residensial menunjukkan penjualan terutama didorong oleh rumah tipe kecil (<tipe
menurun sebesar 12,30% (yoy), setelah pada 22) dan tipe menengah (tipe 22 s.d. 70) yang
Semester II 2023 tumbuh sebesar 4,54% (Grafik tumbuh masing-masing sebesar 49,05% (yoy)
2.1.30). Namun, pertumbuhan penjualan dan 7,24% (yoy) (Grafik 2.1.31).
berpotensi meningkat seiring tren peningkatan
harga rumah di pasar primer yang masih

Grafik 2.1.30 Perkembangan Penjualan Grafik 2.1.31 Perkembangan Outstanding


Rumah KPR Rumah Tangga
%, yoy %, yoy %, yoy %, yoy
50 7 50
5,48 18
40 40
5 8,17 13
30 30 8,53 6,80
9,97
2,51 20 12,93 12,25 8,50 8
20 15,23 1,93 3 10,33 10,40 6,81
10 0,63 3
10 1,66 4,54 1 7,65
0
1,39 2,56 -2
0 -10
2,00 -1 -1,81 -5,12 -7,85
-10 -20 -7,01 -0,88 -7
-20 -12,30
-3 -30 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II -12
-30 2019 2020 2021 2022 2023
-5
-40 KPR RT Total (Skala kanan)
-50 -7 KPR RT Rumah Tipe >0-21
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II KPR RT Rumah Tipe >70
2018 2019 2020 2021 2022 2023 KPR RT Apartemen
Rumah Total(Skala kanan) KPR RT Rumah Tipe >21-70
IHPR Primer IHPR Sekunder KPR RT Ruko/Rukan
Sumber: BPS, diolah Sumber: BPS, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


40
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

2.2 Ketahanan Sistem Keuangan Terjaga

Ketahanan perbankan tetap terjaga seiring Grafik 2.2.2 Pekembangan Komposisi Loan
terus membaiknya kinerja sektor riil. Kondisi at Risk (LaR) Perbankan
tersebut tercermin pada risiko kredit perbankan LAR = NPL + RESTRUKTURISASI Kol 2 + Kol 2 Non RESTRUKTURISASI
% + RESTRUKTURISASI KOL.1
yang tetap rendah dan terjaga pada semua 25 23,53 23,3823,29
22,67
segmen, dengan rasio non-performing loan 20,65
21,58
19,48
20 18,88
(NPL) secara agregat perbankan sebesar 2,44% 15,88
16,97
15,91
di Semester I 2023, menurun dibandingkan 15 12,06
15,53 15,18
14,03
14,05 13,94
13,17
11,59 13,29
Semester I 2022 sebesar 2,86% serta masih 10,21 10,29
10,61
9,93 2,24
12,37 9,61
8,89 7,09
10 11,26

di bawah nilai ambang batas 5% (Grafik 2,12 2,17 2,32 2,33


4,28 1,94 2,10 1,84
7,81 5,85

3,61 3,63 3,59 3,06


2,97 2,23 1,85 1,36 1,74 1,78 1,71 2,17
2.2.1). Meski belum kembali ke level sebelum 5 2,52 2,61 2,59 3,00
3,29 3,23
2,74 2,89 2,72 2,54
1,51 1,93
1,97 1,99 2,05 2,01 2,31 2,29 2,42 2,71

pandemi, rasio LaR perbankan 2023 dalam 2,51 2,50 2,66 2,53 2,77 3,11 3,15 3,06 3,17 3,24 3,22 3,00 2,99 2,86 2,78 2,44 2,49 2,44
0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
tren penurunan. LaR perbankan di Semester I
2019 2020 2021 2022 2023
2023 tercatat sebesar 13,17% atau lebih rendah NPL
Restrukturisasi KOL.2
dibandingkan periode yang sama tahun lalu % LaR
Restrukturisasi KOL.1
KOL.2 Non-Restrukturisasi
sebesar 16,97% (Grafik 2.2.2). Tren penurunan Sumber: Bank Indonesia, diolah
LaR tersebut didorong oleh penurunan kredit
restrukturisasi yang terjadi pada semua Grafik 2.2.3 Perkembangan Kredit
segmen (Grafik 2.2.3), sejalan dengan Restrukturisasi Perbankan Berdasarkan
membaiknya kemampuan membayar debitur Segmen
yang mengikuti program restrukturisasi kredit.9 Triliun Rupiah
1200 1093
1080 1099 1066
1034
1000 972
Grafik 2.2.1 Perkembangan Non Performing 872 398 383 365 346 330
933
862 822

Loan Berdasarkan Segmen 800 308 282 743 711


250 217 669
351
198 190
% 600 169
288 318 340 355 356
6 348 352
339 348
400 320 202 315 303
298
267 279 301 300
212 208 201
69 73 78 80 93 184 188 182
163 155 141
5 200 134
4,61 96 103 112 113 118 119 113 104
76 75 81 77 78 134 183 189 187 177 167 153 144 133 122 111 105 97
0 26 27 29 30 31
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
4 3,73 2019 2020 2021 2022 2023
4,09 Konsumsi Komersial Korporasi UMKM Total
3,70
2,86 Keterangan :
3 Kredit Korporasi : kredit dengan plafon > Rp 100 M,
2,44 tidak termasuk kredit UMKM dan Konsumsi.
2,35 Kredit Komersial : kredit dengan plafon < Rp 100 M,
2
1,77 tidak termasuk kredit UMKM dan Konsumsi.
1,70 1,75 Sumber: Bank Indonesia, diolah
1
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023
Konsumsi Komersial Korporasi UMKM Total

Sumber: Bank Indonesia, diolah

9 Melalui POJK No. 11/POJK.03/2020, POJK No. 48/


POJK.03/2020 dan POJK No. 17/ POJK.03/2021
tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 41


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Perbankan juga memperkuat upaya mitigasi Prinsip kehati-hatian perbankan untuk


risiko dengan menurunkan kualitas kredit mengantisipasi risiko kredit ke depan relatif
debitur terdampak COVID-19 yang tidak terjaga. Kondisi ini tercermin dari rasio CKPN
memenuhi syarat untuk mendapatkan terhadap NPL dan LaR masing-masing sebesar
fasilitas perpanjangan restrukturisasi. 214,52% dan 39,69% di Semester I 2023, lebih
Seiring dengan berakhirnya program kredit tinggi dibandingkan periode yang sama
restrukturisasi pada Maret 2023. Program 10
tahun sebelumnya sebesar 204,64% dan
kemudian dilanjutkan oleh kebijakan 34,49% (Grafik 2.2.4). Hal ini juga diperkuat
restrukturisasi kredit targeted, secara sektoral. 11
oleh tingkat permodalan yang tinggi sebagai
Hal tersebut berdampak terhadap peningkatan bantalan untuk menyerap risiko kerugian akibat
nominal NPL dibeberapa sektor ekonomi penurunan kualitas kredit (loss absorptive
di Semester I 2023, yaitu sektor Pertanian, capacity). Rasio permodalan, capital adequacy
Konstruksi, Jasa Sosial, dan Lain-Lain. Meski ratio (CAR), perbankan tetap tinggi pada
demikian, rasio NPL di Semester I 2023 untuk Semester I 2023 tercatat sebesar 26,74% (Grafik
semua sektor ekonomi masih di bawah batas 2.2.5). Selain itu, persentase modal inti terhadap
ambang 5% (Tabel 2.2.1). total modal perbankan pada Semester I 2023
juga tercatat masih tinggi, yakni 94,14% (Grafik
2.2.6).

Tabel 2.2.1 Perkembangan Risiko Kredit Berdasarkan Sektoral

NPL (bruto) (%) Nominal NPL

Sektor Ekonomi 2023 ∆ YOY (Rp T)


2018 2019 2020 2021 2022 Share (%)
Mar Jun Jun-22 Jun-23

1. Pertanian 1,33 1,66 2,08 1,74 1,60 1,67 2,03 -1,41 1,94 6,18
2. Pertambangan 4,66 3,58 7,26 4,42 2,42 2,31 2,41 -1,61 -0,29 3,77
3. Industri 2,53 3,88 4,58 5,18 3,77 3,99 3,67 0,00 -8,94 23,99
4. Listrik, gas, dan air 1,33 0,89 1,24 1,04 0,47 0,47 0,45 -0,19 -1,15 0,44
5. Konstruksi 3,14 3,55 3,45 3,62 3,55 3,52 3,64 0,89 0,34 9,04
6. Perdagangan 3,79 3,66 4,54 4,33 3,79 3,92 3,58 1,99 -7,07 26,60
7. Pengangkutan 2,68 1,64 2,16 2,07 1,63 1,29 1,10 -1,76 -1,49 2,32
8. Jasa Dunia Usaha 1,52 1,43 1,92 2,11 1,38 1,22 1,38 -0,28 -1,60 5,67
9. Jasa Sosial 1,41 1,50 2,17 1,54 1,43 1,53 1,50 -0,14 0,31 2,24
10. Lain-lain 1,55 1,60 1,80 1,69 1,54 1,64 1,75 -1,56 3,52 19,75
Total 2,37 2,53 3,06 3,00 2,44 2,49 2,44 -4,09 -14,43 100

Sumber : Bank Indonesia, diolah

10 Melalui POJK No. 11/POJK.03/2020, POJK No. 48/


POJK.03/2020 dan POJK No. 17/ POJK.03/2021
tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019.

11 Melalui Siaran Pers OJK (SP 85/DHMS/OJK/XI/2022)


tentang OJK Perpanjang Kebijakan Restrukturisasi
Kredit dan Pembiayaan Secara Targeted dan
Sektoral Atasi Dampak Lanjutan Pandemi COVID-19
serta Keputusan Dewan Komisioner OJK (Nomor
34/KDK.03/2022) Tentang Penetapan Sektor
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan
Minum, Sektor Tekstil dan Produk Tekstil serta Alas
Kaki, Segmen UMKM, serta Provinsi Bali sebagai
Sektor dan Daerah yang memerlukan Perlakuan
Khusus terhadap Kredit dan Pembiayaan bank

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


42
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.4 Perkembangan Coverage CKPN Grafik 2.2.6 Perkembangan Komposisi


terhadap Risiko Kredit Modal
% % %
250 45 7,05 7,35 7,23 6,77 5,86
39,69 100
204,64 40 90
200 214,52 35 80
34,49
30 70
150 60
25

92,95

92,65

93,23
50

92,77

94,14
20
100 40
15
30
50 10
20
5 10
0 0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023 2019 2020 2021 2022 2023
CKPN/NPL CKPN/LaR (Skala Kanan) Modal Inti Modal Pelengkap
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 2.2.5 Perkembangan Permodalan Uji ketahanan (stress test) perbankan


menunjukkan bahwa kecukupan CKPN dan
Triliun Rupiah %
2.000 30 modal serta risiko kredit yang terjaga akan
26,74
1.800 24,30 24,66
25
membantu meredam potensi kerugian jika
1.600 22,53 22,50
terjadi pemburukan kondisi makroekonomi.
1.400
20
1.200
Uji ketahanan pada skenario kondisi
1.000 15 makroekonomi yang buruk (severe) dengan
1.595,72

1.731,41
1.449,54

mempertimbangkan adanya ketidakpastian


1.348,60
1.336,55

800
10
600 global, kenaikan suku bunga kebijakan serta
400
5 berakhirnya program kredit restrukturisasi12
200
yang dilanjutkan dengan perpanjangan
0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 kebijakan restrukturisasi kredit dan pembiayaan
2019 2020 2021 2022 2023
secara targeted dan sektoral,13 menunjukkan
Modal CAR (Skala Kanan)
tingkat NPL tetap di bawah 5%, dengan CAR
Sumber: Bank Indonesia, diolah
diestimasikan masih di atas 25%, dan jauh di
atas kewajiban CAR minimum.

12 Melalui POJK No. 11/POJK.03/2020, POJK No. 48/


POJK.03/2020 dan POJK No. 17/ POJK.03/2021
tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai
Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran
Coronavirus Disease 2019

13 Melalui Siaran Pers OJK (SP 85/DHMS/OJK/XI/2022)


tentang OJK Perpanjang Kebijakan Restrukturisasi
Kredit dan Pembiayaan Secara Targeted dan
Sektoral Atasi Dampak Lanjutan Pandemi COVID
serta Keputusan Dewan Komisioner OJK (Nomor
34/KDK.03/2022) Tentang Penetapan Sektor
Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan
Minum, Sektor Tekstil dan Produk Tekstil serta Alas
Kaki, Segmen UMKM, serta Provinsi Bali sebagai
Sektor dan Daerah yang memerlukan Perlakuan
Khusus terhadap Kredit dan Pembiayaan bank

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 43


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Ketahanan sistem perbankan juga didukung Grafik 2.2.8 Perkembangan AL/DPK


oleh kondisi likuiditas yang terjaga dengan Berdasarkan Kelompok Bank
solid. Rasio AL/DPK pada Semester II 2023 % %
40 100
mencapai 26,73%. Kondisi tersebut dalam 87,5
35 30,2% 90
batas yang aman karena di atas ambang
80
batas (threshold), yaitu 10%. Namun demikian 30
70
perlu dicermati kondisi likuiditas tersebut relatif 25 60
menurun jika dibandingkan periode yang sama 20 50
26,7
40
tahun sebelumnya sebesar 31,20% (Grafik 2.2.7). 15 21,5
19,9 30
Penurunan likuiditas sejalan dengan upaya 10
20
perbankan untuk menjaga perannya dalam 5 10
intermediasi. Pada Semester I 2023, penyaluran 0 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
intermediasi relatif lebih besar daripada 2019 2020 2021 2022 2023
masuknya likuiditas ke sistem perbankan, BPD BUMN BUSN
Industri KCBA(Skala kanan)
sehingga meningkatkan funding gap atau Sumber: Bank Indonesia, diolah
selisih antara besarnya intermediasi yang
disalurkan bank dan ketersediaan alat likuid Grafik 2.2.9 Kebutuhan Pembiayaan
perbankan (Grafik 2.2.9). Untuk memenuhi (Funding Gap)
funding gap tersebut, bank mencairkan alat Triliun Rupiah %, ytd
1.000 40
likuid yang terefleksi dalam penurunan terbatas
AL/DPK perbankan. Penurunan likuiditas
500 30
terjadi pada kelompok BPD, BUSN, bank BUMN,
sementara likuiditas KCBA relatif stabil (Grafik
0 20
2.2.8).
-500 10
Terjaganya likuiditas dan intermediasi
perbankan didukung oleh pertumbuhan -1.000 0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
Dana Pihak Ketiga (DPK) yang masih tumbuh
2019 2020 2021 2022 2023
positif. Pada Semester I 2023, DPK tercatat
Kewajiban RIM Kewajiban PLM
tumbuh positif sebesar 5.79% (yoy). Meskipun Kewajiban GWM Funding Surplus/(Gap)
AL/DPK (skala kanan)
Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 2.2.7 Perkembangan Rasio AL/DPK


positif, pertumbuhan tersebut melambat jika
%
40 dibandingkan Semester II 2022 yang tumbuh
9.01% (yoy) (Grafik 2.2.10). Perlambatan DPK
35
31,20 terutama terjadi pada tabungan dan giro.
30 Sementara pertumbuhan deposito membaik,
25
seiring dengan peningkatan suku bunga dana.
26,73
Dari sisi golongan pemilik, pertumbuhan DPK
20
ditopang oleh DPK milik Pemerintah (BUMN)
15 mencapai 1,26% (yoy) pada Juni 2023,
lebih tinggi dari periode yang sama tahun
10
sebelumnya sebesar 0,78% (yoy). Sementara
5
I II III IV I II II IV I II III IV I II III IV I II III IV I II itu, pertumbuhan DPK milik korporasi tumbuh
2018 2019 2020 2021 2022 2023
sebesar 2,91% (yoy) pada Juni 2023, melambat
Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


44
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.10 Perkembangan Pertumbuhan Grafik 2.2.11 Perkembangan Nominal dan


DPK Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah
%, yoy
yoy
Berdasarkan Kelompok Bank
%,
30
%, yoy Triliun Rupiah
25 40 700
35 600
20
30 26,7 500
15 25
400
10 8,31 20
6,30 300
15
5 5,79
10,1 200
2,97 10
0 8,4
5 4,4 100
-5 0 3,2 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2018 2019 2020 2021 2022 2023
2021 2022 2023
Deposito GIRO
Total DPK (skala kanan) Pertumbuhan UUS
Tabungan Pertumbuhan DPK Industri
Pertumbuhan KBMI 3 Pertumbuhan KBMI 2
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Pertumbuhan KBMI 1 Pertumbuhan BS
Sumber: Bank Indonesia, diolah
dari 5,74% (yoy) pada Juni 2022 (Tabel
2.2.2). Perlambatan pertumbuhan korporasi Grafik 2.2.12 Perkembangan Nominal dan
diantaranya akibat percepatan pelunasan Pertumbuhan DPK Perbankan Syariah
pembiayaan domestik dan luar negeri. Berdasarkan Kelompok Instrumen
%, yoy
40
Dari sisi syariah, pertumbuhan DPK juga 16,6%
35
masih tumbuh positif sehingga menjaga
30 48,6% 34,8%
peran intermediasi Bank Umum Syariah 25
(BUS). Pada Semester I 2023, DPK perbankan 20
17,6%
syariah tumbuh sebesar 10,14% (yoy) dengan 15
10,1%
tren yang relatif melambat (Grafik 2.2.11 dan 10
8,8%
5 8,8%
Grafik 2.2.12). Perlambatan di antaranya
0
dipengaruhi oleh strategi reformulasi struktur
-5
DPK untuk mengurangi cost of funds. Komposisi
-10
DPK perbankan syariah per Juni 2023 terdiri dari 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
deposito dengan pangsa 48,6% (menurun dari 2021 2022 2023

Juni 2022 sebesar 49,2%), sementara pangsa Giro Tabungan Deposito DPK
Sumber: Bank Indonesia, diolah
tabungan dan giro mencapai 51,4% (meningkat
dibandingkan Juni 2022 sebesar 50,8%).

Tabel 2.2.2 Perkembangan DPK Berdasarkan Golongan Pemilik

DPK (%, yoy) Pangsa (%) Kontribusi (%, yoy)

Golongan Pemilik 2022 2023 2022 2023 2022 2023

Des Jun Des Jun Des Jun

Bukan Penduduk 23,07 18,18 1,10 1,15 0,22 0,19

Pemerintah BUMN 11,44 22,19 6,98 6,56 0,78 1,26

Pemerintah Non-BUMN 2,15 -7,53 5,16 6,56 0,12 -0,56

Perseorangan 4,48 4,37 47,83 48,30 2,24 2,14

Swasta IKNB -1,99 -3,34 3,91 4,01 -0,09 -0,15

Korporasi 17,70 8,97 35,02 33,42 5,74 2,91

Total 9,01 5,79 100,00 100,00 9,01 5,79

Sumber : Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 45


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Likuiditas BUS relatif terjaga. Di tengah Grafik 2.2.14 Perkembangan Transaksi


intermediasi yang meningkat dan perlambatan Pasar Uang Antarbank Syariah (PUAS)
pertumbuhan DPK yang memperbesar Miliar Rupiah
kebutuhan pembiayaan (funding gap), tingkat 3.500

likuiditas perbankan syariah masih terjaga. 3.000

Pada Juni 2023, nilai Alat Likuid (AL) BUS 2.500


mencapai Rp97,6 triliun dengan rasio likuiditas 2.000
AL/DPK mencapai 23,11% (Grafik 2.2.13). Kondisi
1.500
likuiditas ini di antaranya ditopang oleh BUS
1.000
dengan meningkatkan pembiayaan non-DPK
pada seluruh komponen, antara lain kewajiban 500

kepada bank lain, surat berharga syariah yang 0


1 2 3 4 5 6
diterbitkan, dan pembiayaan yang diterima,
2023
serta melakukan transaksi pada Pasar Uang Volume Transaksi Puas Semua Tenor
Antarbank Syariah (PUAS) selama Semester I Sumber: Bank Indonesia, diolah
2023 (Grafik 2.2.14).
permodalan. Non-Performing Financing (NPF)
Dari sisi IKNB, risiko pembiayaan dan PP di Juni 2023 terjaga di 2,67% setelah sempat
permodalan relatif terjaga. Ketahanan melewati ambang batas 5% pada 2020 sebagai
Perusahaan Pembiayaan (PP) tercermin dampak pemburukan perekonomian pada
dari perbaikan risiko pembiayaan, tingkat periode pandemi Covid-19 (Grafik 2.2.15).
penyaluran pembiayaan, dan kondisi Gearing ratio PP mencapai 2,27 kali pada
Juni 2023, di bawah ambang batas sebesar
Grafik 2.2.13 Perkembangan Likuiditas Bank 10 kali.14 Sementara, risiko pembiayaan dan
Umum Syariah permodalan Pegadaian dan modal ventura
% Triliun Rupiah mencatatkan nilai NPF masing-masing sebesar
35 140
1,55% dan 4,10% atau berada di bawah ambang
30 120 batas 5% (Grafik 2.2.16). Risiko pembiayaan LPEI
23,11
25 100 relatif tinggi sebesar 28,13% dengan yang tren
20 80 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Dari sisi permodalan, Pegadaian, LPEI, dan
15 60
modal ventura relatif terjaga (Grafik 2.2.17).
10 40
Kondisi tersebut tercermin dari nilai DER
5 20
Pegadaian yang relatif rendah, yakni sebesar
0 0 1,56 kali, serta gearing ratio LPEI dan modal
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2020 2021 2022 2023 ventura masing-masing sebesar 1,73 kali dan
AL (skala kanan) AL/DPK threshold 0,62 kali pada Juni 2023 (di bawah ambang
Sumber: Bank Indonesia, diolah batas 10 kali) (Grafik 2.2.17).

14 Gearing ratio merupakan rasio total pinjaman


terhadap total modal sendiri dan pinjaman
subordinasi setelah dikurangi penyertaan modal
yang ada.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


46
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.15 Non Performing Financing Dari sisi fintech lending secara industri relatif
(NPF) dan Gearing Ratio (GR) PP terjaga dengan tren perkembangan tingkat
% % wanprestasi (TWP) yang perlu diperhatikan.
4,0 6
Pada Juni 2023, tingkat risiko pembiayaan
5 fintech lending (TWP90)15 agregat terjaga di
3,5
bawah ambang batas (5%), yakni sebesar
4
3,29%, lebih tinggi daripada periode yang
3,0 2,67 3 sama pada akhir 2022 sebesar 2,53% (Grafik
2 2.2.18). Hal ini didorong oleh peningkatan TWP90
2,5 2,27 beberapa perusahaan fintech lending dengan
1
komponen TWP90 Badan Usaha yang melebihi
2,0 0 ambang batas.
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Kinerja industri asuransi dan dana pensiun
GR PP (skala kanan) NPF
relatif terjaga di Semester I 2023. Secara
Sumber: OJK, diolah
keseluruhan, aset industri asuransi mengalami
Grafik 2.2.16 Non-Performing Financing peningkatan sebesar 7,63% (yoy). Meskipun
(NPF), Modal Ventura, Pegadaian, dan LPEI terdapat kontraksi premi dibandingkan

%
tahun lalu akibat normalisasi Produk Asuransi
30 Yang Dikaitkan dengan Investasi (PAYDI)
28,13

25 yang menekan industri asuransi jiwa, rasio


kecukupan premi terhadap pembayaran klaim
20
bruto industri asuransi masih terjaga di atas
15 100%, yakni sebesar 126,90% pada Juni 2023
(Grafik 2.2.19). Total premi bruto yang berhasil
10
dihimpun per Juni 2023 mencapai Rp257,97
5
4,10 triliun atau sekitar 50% dari total akumulasi
1,55 premi pada 2022. Sementara itu, aset dana
0
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II pensiun tercatat Rp358,6 triliun atau tumbuh
2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
sebesar 7,93%, lebih tinggi dibandingkan
Modal Ventura Pegadaian LPEI
Sumber: OJK dan Pegadaian, diolah

Grafik 2.2.18 Perkembangan Risiko Kredit


Grafik 2.2.17 Gearing Ratio Pegadaian, LPEI, Fintech
dan Modal Ventura
%
8
kali
5,0 7 6,77
4,5
6
4,0
3,5 5

3,0 4
3,29
2,5 3
2,0 1,73
2 2,87
1,5 1,56
1,0 1

0,5 0,62 0
I II III IV I II III IV I II
0 2021 2022 2023
I II III IV I II III IV I II III IV I II
TWP90 Agregat TWP90 Perorangan
2020 2021 2022 2023
TWP90 Badan Usaha
GR LPEI DER PT Pegadaian GR Modal Ventura Sumber: OJK, diolah
Sumber: OJK dan Pegadaian, diolah
15 TWP90 merupakan ukuran tingkat wanprestasi
atau kelalaian penyelesaian kewajiban yang tertera
dalam perjanjian Pendanaan di atas 90 hari sejak
tanggal jatuh tempo

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 47


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.19 Premi dan Klaim Bruto Grafik 2.2.21 Iuran dan Manfaat
Asuransi Dana Pensiun
Triliun Rupiah % Triliun Rupiah
600 170 4,0
3,59
500 160 3,5

150 3,0
400
126,90 2,5
140
258
300 203
130 2,0

200 1,5
120
100 1,0
110
0,5 0,26
0 100
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II 0
2019 2020 2021 2022 2023 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
2019 2020 2021 2022 2023
Premi Bruto Klaim Bruto
Rasio Premi/Klaim Bruto (skala kanan) Iuran Manfaat Jatuh Tempo
Sumber: OJK, diolah Sumber: OJK, diolah

pertumbuhan pada 2022 dengan periode bentuk kredit (Grafik 2.2.22). Sementara dari
yang sama, sebesar 5,41% (yoy) (Grafik sisi kewajiban, pangsa kewajiban bank ke IKNB
2.2.20). Besarnya iuran yang terakumulasi terhadap total kewajiban bank sebesar 6,54%
pada per Semester I 2023 juga masih lebih yang mayoritas merupakan kewajiban dalam
besar dibandingkan klaim dari manfaat jatuh bentuk DPK (Grafik 2.2.23). Sejalan dengan
temponya (Grafik 2.2.21). Permodalan asuransi eksposur yang terbatas, risiko rambatan antar
Semester I 2023 relatif terjaga yang ditunjukkan kedua sektor diprakirakan relatif terbatas.
dengan risk-based capital (RBC) industri
asuransi masih berada jauh di atas threshold Dari sisi korporasi, ketahanan likuiditas
120%. RBC dari asuransi umum dan asuransi terjaga meskipun dalam tren yang menurun
jiwa pada Juni 2023 tercatat masing-masing sejalan dengan perlambatan kinerja selama
sebesar 314,1% dan 467,9%. Semester I 2023. Kondisi likuiditas korporasi
dalam level yang memadai tersebut
Interkoneksitas IKNB dengan sektor tercermin pada current ratio dan cash ratio
perbankan relatif terbatas. Dari sisi aset, total pada Semester I 2023 yang secara agregat
pangsa aset produktif bank di IKNB terhadap masih berada di atas level saat pandemi.
total aset produktif bank per Juni 2022 hanya Dalam perkembangannya Current ratio
sebesar 4,89%, dengan penempatan terbesar korporasi turun menjadi 1,41 kali (Grafik 2.2.24).
pada PP yang mayoritas dialokasikan dalam
Grafik 2.2.22 Interkoneksi IKNB dengan
Grafik 2.2.20 Aset Dana Pensiun Perbankan dari Sisi Asset Produktif
Triliun Rupiah
400

350 358,66
127,85 2,31%
300
95,11% 4,89%
250 0,05%
0,01% 1,12%
200 45,50 0,09%
0,05%
150 0,25% 0,83%

100 0,17%
185,31
50 Non-IKNB Asuransi IKNB Lainnya
0 IKNB LPEI PP
I II III IV I II III IV I II PT Pegadaian Dana Pensiun MV
2021 2022 2023
KSP MI, Reksadana, Sekuritas
PPMP PPIP DPLK Total
Sumber: OJK, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


48
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.23 Interkoneksi IKNB dengan Grafik 2.2.25 Perkembangan Cash Ratio
Perbankan dari Sisi Kewajiban
Kali
0,42% 0,8
0,21% 0,07%
1,13% 0,7
0,07%
0,6 0,52
0,95%
93,46% 6,54% 1%
0,5
0,43
0,4
2,68%
0,3 0,35
0,2

Non-IKNB PP IKNB Lainnya 0,1


IKNB MV Asuransi 0
Dana Pensiun MI, Reksadana, Sekuritas 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2020 2021 2022 2023
KSP Fintech Lending
Eksportir Noneksportir Agregat
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah

Grafik 2.2.24 Perkembangan Current Ratio utang berisiko. Setelah sempat meningkat di
2022, kemampuan bayar korporasi mengalami
Kali
1,9 penurunan yang tercermin dari kenaikan
1,8 median ICR korporasi secara agregat hingga
1,7 1,58 mencapai 2,26 kali pada Semester I 2023, sedikit
1,6 menurun dari akhir 2022 yang mencapai 2,51 kali
1,5 1,41 (Grafik 2.2.26). Baik korporasi eksportir maupun
1,4
1,27 non eksportir memiliki ICR di atas ambang
1,3
batas 1,5. Rasio utang berisiko atau Debt at
1,2
Risk (DaR) menunjukkan tren peningkatan yang
1,1
didorong oleh korporasi noneksportir (Grafik
1,0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 2.2.27). Sementara itu, DaR korporasi eksportir
2020 2021 2022 2023
relatif melandai pada Semester I 2023.
Eksportir Noneksportir Agregat
Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah
Grafik 2.2.26 Perkembangan Interest
Coverage Ratio
Sejalan dengan current ratio, cash ratio juga
Kali
mengalami penurunan yang didorong oleh 6
perlambatan kinerja penjualan di Semester
5
I 2023 (Grafik 2.2.25). Indikator cash ratio 4,03
mengalami penurunan dari 0,55 kali kewajiban 4

lancar pada 2022 menjadi 0,43 kali pada 3 2,26


Semester II 2023. Hal ini terutama didorong 1,90
2
oleh penurunan likuiditas lebih dalam pada
korporasi eksportir yang beberapa di antaranya 1

melakukan pelunasan kredit lebih awal. 0


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2020 2021 2022 2023
Di tengah perlambatan kinerja, Eksportir Noneksportir
creditworthiness korporasi masih terjaga Agregat Threshold
meski menunjukkan perkembangan yang Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah

lebih rendah, tercermin dari penurunan


kemampuan bayar dan sedikit peningkatan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 49


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.27 Perkembangan Debt at Risk Grafik 2.2.28 Perkembangan ULN per PDB
% Miliar
USD BioDolar AS %%
80 250 50

70 37,06 40
200 34,99
30,13 30,07
60 29,45 30
27,92
24,08 29,29
50 38,34 150 24,05 20
36,31 23,39
40
100 10
30
33,57
0
20
50
-10
10

0 0 -20
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023
ULN NFC ULN NFC TO GDP (Skala kanan)
Eksportir Noneksportir Agregat ULN TO GDP (Skala kanan)
Sumber: Bloomberg dan BEI, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Risiko Utang Luar Negeri (ULN) Korporasi Grafik 2.2.29 ULN Berdasarkan Jenis Suku
juga terjaga sejalan dengan tren penurunan Bunga
ULN Korporasi per PDB pada Semester I 2023 Miliar Dolar AS
16.000
dibandingkan 2022. ULN Korporasi mencapai 6.607
14.000
23,39% terhadap PDB, lebih rendah dibanding 6.696
12.000
akhir 2022 dan akhir 2021 yang masing – masing
tercatat sebesar 24,05% PDB dan 27,92% PDB 10.000 3.710 5.151 6.416

(Grafik 2.2.28). Pertumbuhan ULN Korporasi 8.000 2.239


terkontraksi lebih dalam dari 1,57% (yoy) pada 6.000 2.140
946

akhir 2022 menjadi 5,13% (yoy) pada Semester 4.000


I 2023. Kontraksi tersebut terutama didorong 2.000
oleh perlambatan pertumbuhan ULN Korporasi
0
BUMN (Tabel 2.2.3). Berdasarkan jenis suku 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030

bunga, mayoritas ULN masih didominasi oleh Fixed Rate Floating Rate

suku bunga tetap (fixed rate) sehingga risiko Sumber: Bank Indonesia, diolah
suku bunga ULN terutama dalam menghadapi
higher for longer relatif terbatas (Grafik 2.2.29).

Tabel 2.2.3 Pertumbuhan ULN Korporasi

Nilai (USD Juta) Pangsa (%) Pertumbuhan (yoy %)


Jumlah
ULN 2021 2022 2023 2022 2023 2022 2023
Korporasi
I II I II I I II I I II I

BUMN 47.686 46.612 44.619 43.250 39.063 27,26 26,89 25,16 -6,43 -7,21 -12,45
2780
Non-BUMN 117.231 116.796 119.039 117.588 116.207 72,74 73,1 74,84 1,54 0,68 -2,38
Total 164.917 163.408 163.659 160.838 155.271 100,00 100,00 100,00 -0,76 -1,57 -5,13
Sumber : Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


50
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Ketahanan rumah tangga tetap terjaga Dari sisi pendapatan, tenaga kerja informal
dan diperkuat oleh program jaminan sosial terindikasi lebih terdampak terhadap
ketenagakerjaan. Kepesertaan BPJS tenaga penurunan upah riil. Perkembangan rata-
kerja semakin meningkat. Per Juni 2023, rata upah riil tenaga kerja, baik formal maupun
jumlah tenaga kerja yang terdaftar aktif informal pada Semester I 2023 mengalami tren
dalam kepesertaan BPJS mencapai 36,7 juta penurunan dari tahun sebelumnya (Grafik
pekerja, jumlah ini meningkat dibandingkan 2.2.31). Hal itu menunjukkan bahwa peningkatan
tahun sebelumnya sebanyak 35,9 juta (Grafik rata-rata upah nominal tenaga kerja masih
2.2.34). Peningkatan khususnya terjadi pada berada di bawah kenaikan tingkat inflasi. Pada
kelompok pekerja informal sehingga menjadi sektor formal, ketiga sektor utama secara
tambahan perlindungan sosial bagi rumah bersamaan mengalami penurunan rata-rata
tangga. Ketahanan rumah tangga dari sisi upah riil, dengan penurunan terbesar terlihat
keuangan membaik, yang ditunjukkan dengan pada sektor Perdagangan (Grafik 2.2.32).
penurunan risiko kredit (LaR) KPR dan kredit Sejalan dengan hal tersebut, penurunan rata-
multiguna (Grafik 2.2.30). rata upah riil juga terjadi pada ketiga sektor
utama dengan tingkat penurunan yang relatif
Grafik 2.2.30 Perkembangan LaR KPR dan sama (Grafik 2.2.33).
Kredit Multiguna Rumah Tangga
% Grafik 2.2.32 Upah Riil di Sektor Utama,
32
pada Tenaga Kerja Formal
27 Juta Rupiah
3,5
22 19,36 3,08
3,0
15,91
17
15,54 2,5 2,37
12 2,19
7,54 2,0
6,51
7 2,03 1,99
1,81
5,60 1,5
2
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
1,0
2019 2020 2021 2022 2023 2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2
2018 2019 2020 2021 2022 2023
LaR KPR LaR Multiguna
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Sumber: Bank Indonesia, diolah Perdagangan Besar dan Eceran
Industri Pengolahan
Total Pekerja Formal
Grafik 2.2.31 Perkembangan Upah Tenaga Sumber: BPS, diolah
Kerja Formal dan Informal (riil dan
nominal) Grafik 2.2.33 Upah Riil di Sektor Utama,
Juta Rupiah
pada Tenaga Kerja Informal
3,4 3,12 3,07 Juta Rupiah
2,94 2,4
3,0
2,2
2,6 2,88 2,75 1,94
2,0
1,83
2,58 1,74
2,2 1,8 1,67
1,86
1,66 1,72 1,6 1,53 1,50
1,8
1,36
1,4
1,4 1,67 1,18 1,18
1,53 1,50 1,2
1,27
1,0 1,15 1,09
2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2 1,0
2 8 2 8 2 8 2 8 2 8 2
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Upah Nominal TK Formal Upah Riil TK Formal Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
Upah Nominal TK Informal Upah Riil TK Informal Perdagangan Besar dan Eceran
Industri Pengolahan
Sumber: BPS, diolah Total Pekerja Informal
Sumber: BPS, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 51


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik 2.2.34 Perkembangan Kepesertaan dan target penerima, sinergi program Perlinsos
BPJS TK dengan program pemberdayaan, percepatan
Juta Orang pengentasan kemiskinan ekstrem, dan bansos
80
untuk kelompok rentan.
70

60 Ketahanan sistem keuangan juga perlu


50 mengantisipasi risiko yang berkembang dari
40 6,0 5,9 sisi digital. Sejalan dengan perkembangan
2,5 3,6 70,0
30 61,0 digitalisasi dalam transaksi keuangan,
53,5
20 serangan siber menjadi risiko yang harus
27,5 27,1 29,9 30,8
10 diwaspadai oleh pelaku industri, baik bank
0 maupun lembaga selain bank. Serangan
2020 2021 2022 2023 2024* 2025* 2026*
(Juni) siber didefinisikan sebagai segala kegiatan
Peserta Aktif - Formal Peserta Aktif - Informal yang bersifat malicious yang ditujukan untuk
Total Peserta Aktif
Sumber: BPJS Ketenagakerjaan, Kemnaker, diolah
mendapatkan, mengganggu, mendegradasi
dan/atau merusak sumber daya sistem
Ke depan, berlanjutnya program informasi dan/atau informasi. Mengacu kepada
perlindungan sosial (Perlinsos) pada 2023 data pengawasan Bank Indonesia dalam kurun
diharapkan dapat menyangga daya beli waktu tiga tahun terakhir, jumlah serangan
dan memperkuat ketahanan rumah tangga siber yang dilaporkan pelaku industri semakin
berpenghasilan rendah. Anggaran Perlinsos meningkat dengan jenis serangan yang cukup
yang disediakan Pemerintah pada 2023 beragam diantaranya seperti ransomware16,
masih meningkat sebesar 3,12% (yoy) menjadi Distributed Denial of Service (DDoS)17, maupun
Rp476 triliun, meskipun Program Penanganan eksploitasi kerentanan tertentu. Untuk itu,
COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional penguatan aspek pengawasan menjadi krusial
(PEN) telah berakhir pada 2022 (Grafik 2.2.35). dalam menyikapi risiko siber yang semakin
Program Perlinsos pada 2023 difokuskan pada terbuka (Boks 2.2).
program reguler, seperti Program Keluarga
Harapan (PKH), Kartu Sembako, Jaminan
Kehilangan Pekerjaan, dan Subsidi. Sementara,
anggaran subsidi listrik, BBM, dan LPG pada 2023
sebesar Rp212 triliun meningkat dibandingkan
pada 2022 sebesar Rp171,8 triliun. Kebijakan
Perlinsos 2023 diarahkan pada perbaikan data

Grafik 2.2.35 Perkembangan Anggaran


Perlindungan Sosial
Rp
Triliun
T Rupiah
600
3,12

500

400 152
276,1 228
300
476
200
308,4 309,6
221,9 240,2 16 NIST mendefinisikan ransomware adalah jenis
100
serangan malicious dimana attacker mengenkripsi
data entitas yang diserang dan meminta bayaran
0
untuk mengakses dan mendekrip kembali.
2019 2020 2021 2022* 2023

Perlinsos Reguler Perlinsos Covid 17 DDOS adalah sebuah teknik yang menggunakan
berbagai sumber host untuk melakukan
Sumber: Bank Indonesia, diolah penyerangan.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


52
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

2.3 Inklusi Ekonomi-Keuangan dan Keuangan


Berkelanjutan Meningkat

Peran perbankan dalam mendorong Grafik 2.3.2 Non-Performing Loan (NPL)


inklusi ekonomi dan keuangan juga terjaga UMKM
dengan pertumbuhan kredit UMKM sebesar %, NPL
7,34% (yoy) pada Semester I 2023. Hal 7
tersebut terutama dikontribusi oleh sektor
6
mikro yang masih tumbuh tinggi di tengah 5,73
5
kontraksi pertumbuhan pada segmen kecil
4 3,96
dan menengah (Grafik 2.3.1). Dari sisi sektoral, 3,70
3
penyaluran kredit UMKM terutama disalurkan
2,45
ke sektor Perdagangan, Pertanian, dan Industri 2

(Tabel 2.3.1). Hal ini didukung oleh risiko kredit 1

UMKM relatif terjaga pada dengan non- 0


3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
performing loan (NPL) yang masih di bawah
2020 2021 2022 2023
ambang batas (threshold) 5% (Grafik 2.3.2), Kecil Menengah Mikro Total UMKM
yaitu sebesar 3,7%, serta LaR yang berada Sumber: Bank Indonesiaa, diolah
dalam tren menurun (Grafik 2.3.3).

Grafik 2.3.1. Pertumbuhan Kredit UMKM Grafik 2.3.3 Loan at Risk (LaR) UMKM
per Segmen
%, LAR
%, yoy
140
120 50

100
40
80
60 30
39,10
40 20,35
20 19,51
20 7,34 16,84
10 13,10
0 -6,80
-20 -12,64 0
-40 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 2020 2021 2022 2023
2020 2021 2022 2023
Kecil Menengah Mikro Total UMKM
Kecil Menengah Mikro Total UMKM Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah

Tabel 2.3.1 Pertumbuhan kredit UMKM per Sektor Ekonomi

Pertumbuhan Kredit (%,yoy) Sektor Pertumbuhan Kredit (%,yoy) Pangsa Kredit


Sektor
2020 2021 2022 Tw II-2023 2020 2021 2022 Tw-II 2023 (%)
Pertanian 18,92 24,59 30,65 17,52 2,11 1,86 1,54 1,93 17,50
Pertambangan -5,92 11,57 -21,06 0,42 15,42 4,42 4,69 5,06 0,50
Industri 1,08 13,80 5,84 7,37 4,38 4,23 3,45 3,88 10,12
Listrik, Gas, dan Air -39,43 -5,73 -6,37 -6,63 3,67 3,50 2,88 3,01 0,25
Konstruksi -17,87 -2,67 -9,24 -5,09 11,36 12,75 10,81 10,69 3,87
Perdagangan -2,05 13,54 8,76 4,67 3,48 3,52 3,57 3,88 52,45
Pengangkutan -4,59 -1,95 8,10 17,49 3,35 4,50 3,17 3,16 3,54
Jasa Dunia Usaha -16,91 -6,95 5,74 1,15 5,06 5,41 3,96 4,03 4,50
Jasa Sosial -0,35 13,51 11,76 13,10 2,90 2,18 2,29 2,65 7,28
Total UMKM -1,73 12,19 10,47 7,34 3,96 3,83 3,41 3,70 100

Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 53


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Dari sisi kredit program, realisasi Kredit Usaha Grafik 2.3.6 Perkembangan Suku Bunga
Rakyat (KUR) pada Semester I 2023 relatif Kredit UMKM
terbatas, dengan nilai penyaluran mencapai %
12,5
Rp105,47 triliun (25,4% dari target Rp415 triliun),
12,0
yang diberikan kepada 1,91 juta debitur. Dari sisi
11,5 10,97 10,91
baki debet, KUR yang tersalur mencapai Rp466 10,74
11,0
triliun, kepada 41,67 juta debitur, dengan NPL 10,69
10,5
10,34
yang rendah (1,63%) (Grafik 2.3.4 dan Grafik 10,0
10,23

2.3.5). Suku bunga segmen UMKM mengalami 9,5


9,15 9,34
peningkatan (Grafik 2.3.6), dengan penyaluran 9,0
sektoral yang melambat pada sektor pertanian 8,5
dan sektor perdagangan (Grafik 2.3.7). 8,0
I II III IV I II III IV I II III IV I II
Perangkat kebijakan pelaksanaan KUR yang 2020 2021 2022 2023
belum tersedia berdampak penyerapan KUR SB Kredit UMKM SB Total Kredit
yang lebih rendah dibandingkan periode yang Sumber: Bank Indonesia, diolah
sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 48,15%.
Sebagai upaya mengakselerasi penyaluran Grafik 2.3.7 Pertumbuhan berdasarkan
KUR 2023, Komite Kebijakan Pembiayaan UMKM Sektor
%, yoy
50
Grafik 2.3.4 Perkembangan Kredit UMKM
dan KUR 40 32,18

% Triliun Dolar AS 30 18,37


100 1.500 16,71
20 7,37
80 1.250
13,73
10
60 1.000 4,75
0
40 750
-10
20 500 I II III IV I II III IV I II III IV I II
0 250 2020 2021 2022 2023
Pertumbuhan Pertanian
-20 0 Pertumbuhan Perdagangan
I II III IV I II III IV I II III IV I II Pertumbuhan Industri Pengolahan
2020 2021 2022 2023 Sumber: Bank Indonesia, diolah
KUR (skala kanan) Kredit UMKM (skala kanan)
NPL UMKM Perumbuhan Kredit UMKM menyepakati penyesuaian target plafon KUR
Perumbuhan KUR NPL KUR
Sumber: Bank Indonesia, diolah dari semula Rp415 triliun menjadi Rp297 triliun
untuk menjaga kualitas penyaluran KUR agar
Grafik 2.3.5 Pertumbuhan berdasarkan semakin kredibel dan tepat sasaran.
Skala Usaha
%, yoy
Sebagai upaya penguatan sisi permintaan
150 UMKM, Program flagship Karya
1.392
Kreatif Indonesia (KKI) 2023 kembali
100
57,8 diselenggarakan. Hal ini sebagai bentuk
36,6 sinergi dengan kementerian/lembaga,
50 30,2 39,1
2,8 asosiasi, perbankan, dan pelaku industri dalam
-12,8 -5,9
-6,8 mendukung sektor UMKM domestik.18 KKI 2023
0
1,6 1,5 -12,6 mengusung tema “Badarau Nusantara –
-50 -23,9
Berkolaborasi Mendorong Semangat Kebaruan
I II III IV I II III IV I II III IV I II

2020 2021 2022 2023


18 KKI merupakan bentuk sinergi dan dukungan Bank
Pertumbuhan Mikro Pertumbuhan Kecil Indonesia pada Gerakan Nasional (Gernas) Bangga
Pertumbuhan Menengah Buatan Indonesia (BBI) dan Bangga Berwisata
Sumber: Bank Indonesia, diolah #DiIndonesiaAja (BWI) 27 – 30 Juli 2023.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


54
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

dan Inovasi” yang berasal dari bahasa Banjar, Dalam pelaksanaan KKI pada 2023, UMKM
diselaraskan dengan agenda pemindahan mencetak kinerja yang sangat baik, yang
Ibu Kota Negara ke Kalimantan. Program ini tercermin pada kenaikan omset sebesar 169%,
mengedepankan kebangkitan UMKM Indonesia peningkatan akses pembiayaan (33%), serta
dengan semangat kebaruan dan inovasi komitmen dari business matching. Penjualan
untuk menyambut peluang dan tantangan dalam negeri dan transaksi ekspor naik sebesar
baru dalam rangka merealisasikan peran 23% dibandingkan dengan tahun sebelumnya
UMKM yang signifikan untuk mewujudkan (Graik 2.3.8). Manfaat KKI tidak hanya dirasakan
pertumbuhan ekonomi yang inklusif dengan oleh UMKM yang mengikuti secara langsung,
dukungan kolaborasi dan sinergi “pentahelix” namun juga dirasakan agen-agen ekonomi
antar berbagai pemaku kepentingan penopang UMKM seperti para pengrajin, petani,
(stakeholders). Sinergi dan kolaborasi KKI karyawan, maupun supplier bahan baku yang
dilakukan oleh 18 kementerian dan lembaga mencapai 82.671 orang dan 330.684 orang
(K/L), antara lain Kementerian Koperasi & UKM, anggota keluarga (backward linkage). Selain
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, itu, KKI memberikan dampak positif melalui:
Kementerian Perindustrian, Kementerian (i) peningkatan konsumsi rumah tangga
Perdagangan, Kementerian Koordinator Bidang melalui belanja di marketplace dan toko ritel,
Kemaritiman dan Investasi, Kementerian BUMN, (ii) memperluas akses pasar UMKM kepada
Dewan Kerajinan Nasional, Asosiasi (SCAI, aggregator, potential buyer, dan coffee shop/
APRINDO, ASEPHI, PHRI, GAPMMI, dan ASMINDO), roastery, serta (iii) meningkatkan eksposur dan
dan 46 Industri. 19
nilai tambah produk UMKM melalui peningkatan
kapasitas dan promosi media masa/influencer
Dalam rangka perluasan akses pembiayaan (forward linkage).
UMKM, KKI 2023 menyelenggarakan business
matching pembiayaan yang diikuti 258 UMKM Grafik 2.3.8 Perkembangan Capaian Karya
binaan Bank Indonesia dan Kementerian Kreatif Indonesia
dan Lembaga. Acara tersebut didukung oleh Miliar Rupiah %, yoy
400 180
empat Bank Umum, 10 BPD, dan lima Lembaga 169
350 160
Keuangan nonbank dan berhasil memperoleh
300 282,2 140
komitmen dan realisasi pembiayaan sebesar 358,3 120
250
Rp148,38 miliar. Selain itu, dari sisi akses pasar 207,2 100
200
luar negeri, kegiatan business matching ekspor 80
150 132,2
diikuti oleh 316 UMKM binaan Bank Indonesia, 60
100 91,2
73,4
Kementerian, dan Lembaga, dua aggregator 40
50 3,2 33,9 27 20
ekspor e-commerce, serta 23 pembeli 12,4 16,5
0 0
potensial dari sembilan negara. Fasilitasi 2019 2020 2021 2022 2023
perluasan akses pasar ini berhasil memperoleh
Perolehan Omzet UMKM Business Matching
penandatanganan 41 kerja sama bisnis antara Pertumbuhan Perolehan Omzet (skala kanan)
Pertumbuhan Business Matching (skala kanan)
38 UMKM dengan tujuh buyer dari Singapura,
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Malaysia, Tiongkok, dan Amerika Serikat,
dengan nilai kesepakatan bisnis mencapai
Rp210 miliar.

19 antara lain lembaga keuangan, agregator, dan


marketplace.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 55


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Upaya mendorong inklusi juga dilakukan keuangan digital dan literasi keuangan digital.
melalui eksistensi keuangan sosial syariah Perkembangan inovasi digital yang cepat
di Indonesia yang semakin dirasakan berperan penting dalam mendorong inklusi
dalam mendorong distribusi kekayaan keuangan melalui peningkatan aksesibilitas,
dan pendapatan (wealth and income inklusivitas, dan efisiensi dalam ekosistem
distribution). Dalam hal ini, peran keuangan keuangan. Dalam hal ini, literasi keuangan
sosial syariah bagi perekonomian antara lain digital menjadi kunci untuk mendukung
melalui Cash Waqf Linked Sukuk, Pembiayaan penggunaan layanan keuangan digital secara
Wakaf Produktif oleh APIF-IsDB, dan Digitalisasi aman dan bertanggung jawab, memperkuat
Keuangan Sosial Syariah masing-masing ketahanan keuangan masyarakat untuk
instrumen keuangan sosial syariah (seperti mendukung kesejahteraan keuangan,
zakat, wakaf, infak, dan sedekah) memiliki serta mengatasi tantangan kelompok yang
perannya tersendiri (unik) dalam mendukung lebih rentan. Agenda prioritas dimaksud
perekonomian. diimplementasikan dengan menggabungkan
aspek relevan dari praktik terbaik internasional
Penguatan inklusi juga dilakukan di dengan mempertimbangkan tingkat kesiapan
tingkat internasional melalui peran Bank anggota negara ASEAN serta meningkatkan
Indonesia dalam Keketuaan ASEAN 2023 tingkat inklusi keuangan digital di ASEAN guna
pada jalur keuangan. Tema yang diusung mendukung inklusi ekonomi melalui penguatan
pada jalur tersebut ialah prioritas (Priority literasi keuangan digital.
Economic Deliverable / PED) penguatan inklusi

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


56
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Boks Pembiayaan Hilirisasi untuk Mendorong


2.1 Pertumbuhan Ekonomi

Hilirisasi SDA berperan penting dalam Selain penguatan pada industri logam,
menciptakan multiplier-effect yang strategi hilirisasi juga berpotensi
dapat memberikan dampak signifikan dikembangkan pada sektor non-SDA
terhadap pertumbuhan ekonomi. antara lain terkait pangan. Pengembangan
Hilirisasi merupakan proses, cara, hilirisasi pangan ini juga sejalan dengan
perbuatan untuk melakukan pengolahan arah kebijakan sejumlah K/L. Subsektor
bahan baku menjadi barang siap pakai. pangan yang menjadi target prioritas
Dalam konteks strategi ekonomi, hilirisasi jangka pendek antara lain bawang
merupakan strategi untuk meningkatkan merah, beras dan aneka cabai mengingat
nilai tambah komoditas yang dimiliki oleh peranannya terhadap inflasi. Produk
suatu negara. Dengan hilirisasi, komoditas turunan ikan juga menjadi perhatian, baik
yang diekspor tidak lagi berwujud bahan untuk mendukung perbaikan inflasi maupun
baku mentah tetapi sudah menjadi barang mendukung perbaikan neraca transaksi
setengah jadi. Hilirisasi diharapkan dapat berjalan. Komoditas lain seperti kelapa
meningkatkan nilai tambah komoditas, sawit, rumput laut, dan tebu turut berperan
memperkuat struktur industri, serta dalam perbaikan defisit transaksi berjalan
meningkatkan peluang usaha dalam serta mendukung inklusi ekonomi.
negeri dengan tersedianya lapangan
pekerjaan baru.20 Program ini diharapkan Hilirisasi diharapkan berdampak pada
mampu meningkatkan nilai tambah peningkatan kapasitas perekonomian
produk, menciptakan lapangan kerja, dan melalui kemajuan teknologi. Dalam
mendorong investasi. Indonesia memiliki satu dekade terakhir, porsi ekspor
peluang besar untuk melakukan hilirisasi Indonesia dalam bentuk produk
dengan ketersediaan sumber daya alam berteknologi manufaktur menengah
(SDA) yang melimpah. Strategi hilirisasi (medium-technology manufactures)
SDA yang diterapkan pemerintah Indonesia cenderung meningkat. Sementara itu,
adalah dengan memberikan dukungan porsi ekspor berbasis SDA (resource-
kebijakan yang lebih kuat terutama based manufactures) cenderung turun.
kepada sektor Industri Logam, yang juga Berdasarkan data perkembangan ekspor
menjadi penopang perekonomian selama Indonesia (Grafik B2.1.1), porsi ekspor produk
tantangan pandemi COVID-19. Dalam medium-technology konsisten meningkat
kaitan ini, inisiatif hilirisasi SDA terfokus hingga Juli 2023 mencapai 21,7% (tertinggi
pada komoditas utama yaitu nikel, timah, dibandingkan 10 tahun sebelumnya).
tembaga, dan bauksit. Porsi produk high-technology tumbuh
sebesar 6,1%, relatif meningkat dari tahun
sebelumnya.

20 Definisi mengacu pada Kamus Besar


Bahasa Indonesia (KBBI) Daring dan Humas
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia serta
diperkuat tujuan hilirisasi sesuai siaran pers
Kemenperin 1 November 2013

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


57
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Grafik B2.1.1 Perkembangan Ekspor Grafik B2.1.2 Penyerapan Tenaga Kerja


Indonesia Berdasarkan Klasifikasi Korporasi Komoditas dan Sektor Hilirisasi
Teknologi
% %
100 6,1 60
90
21,7
80 40
70
16,5
60 20 8,97
50 6,02
26,9 0 5,57
40
2,03
30
20 -20
28,6
10
-40
0
2020

2023
2022
2016

2018
2010

2014
2015

2019
2013
2012

2021
2017
2011

-60 I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II


2018 2019 2020 2021 2022 2023
Primary Products High Tech Manufacturers
Med Tech Manufacturers Low Tech Manufacturers Minyak dan Gas Bumi Perikanan dan Kelautan
Resource Based Manufacturers Unclassified Mineral dan Batubara Pertanian dan Perkebunan
Sumber: Bank Indonesia, diolah Sumber: Bank Indonesia, diolah

Program hilirisasi juga mendukung Diperlukan sinergi dan koordinasi untuk


penyerapan tenaga kerja. Perbaikan kinerja mengakselerasi program hilirisasi
korporasi seiring dengan meningkatnya dengan melibatkan peran dari berbagai
nilai tambah menciptakan proyek baru dan pemangku kepentingan. Kolaborasi
meningkatkan penyerapan tenaga kerja. dengan berbagai pihak, termasuk
Hal ini ditunjukkan dari jumlah tenaga kerja pelaku usaha, pemerintah daerah,
korporasi secara keseluruhan yang tumbuh otoritas keuangan, dan instansi lainnya
positif pada beberapa sektor Hilirisasi (Grafik diperlukan dalam perumusan strategi dan
B2.1.2). Beberapa korporasi besar bahkan implementasi kebijakan. Di antaranya yang
mencatatkan pertumbuhan signifikan esensial adalah dukungan dari model bisnis
jumlah tenaga kerja yang mengindikasikan dan pembiayaan. Penerapan model bisnis
bahwa beberapa korporasi yang yang tepat dapat mengakselerasi adopsi
capital intensive juga cenderung tetap teknologi secara tepat dan efisien yang
membutuhkan jumlah sumber daya pada gilirannya meningkatkan kapasitas
manusia yang besar untuk menopang bisnis produksi. Dukungan lain yang diperlukan
terkait hilirisasi seperti operator atau teknisi adalah penguatan kelembagaan
permesinan dan tenaga logistik. Ke depan, sehingga dapat dibangun kemitraan
implementasi kebijakan dan inovasi hilirisasi antara pelaku usaha dan industri. Secara
dari K/L khususnya terkait keternagakerjaan berkelanjutan dukungan terkait penguatan
berpotensi besar untuk dapat menopang dan harmonisasi regulasi, serta perluasan
produktivitas dan pemerataan penyerapan kerja sama dalam perdagangan perlu terus
tenaga kerja diantaranya adalah menjadi perhatian.
pelatihan dan pendampingan kapabilitas
ketenagakerjaan.

58 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Pembiayaan merupakan faktor penting Oleh karena itu, inovasi pembiayaan


dalam mendorong hilirisasi. Korporasi diperlukan untuk mengombinasikan
khususnya skala besar telah menunjukkan pembiayaan langsung dan skema
tingkat hilirisasi relatif baik, yang didukung pembiayaan lain yang lebih inklusif dan
dengan skema pembiayaan yang lebih holistik mencakup keseluruhan rantai
merata, pasokan dari industri hilir, dan pasok. Potensi peningkatan pembiayaan
dukungan teknologi industri dalam kategori eksternal melalui berbagai skema sejalan
medium to high technology manufacturing. dengan variasi ekspektasi korporasi.
Dukungan faktor-faktor tersebut terindikasi Permintaan pembiayaan korporasi kecil
berpengaruh positif pada nilai tambah lebih menyasar keseluruhan rantai industri
produk, SDM, dan ketenagakerjaan. Pada seperti avalist line, sindikasi, non-cash loan,
korporasi skala kecil, kendala akses dan value chain financing. Misalnya, Fintech
pembiayaan menghambat peranan telah terbiasa melakukan invoice financing
korporasi dalam rantai pasok hilirisasi dan pada praktiknya invoice atau tagihan
(industri kecil sebagai supplier). Mayoritas kepada korporasi yang bereputasi baik akan
korporasi skala kecil mengandalkan dana lebih mudah dibiayai. Inovasi pembiayaan
internal untuk membiayai ekspansi usaha dapat didorong oleh model bisnis yang
termasuk program hilirisasi. lebih terintegrasi, dan tentunya akan
memberikan multiplier effect yang lebih
Ketersediaan model pembiayaan besar pada perekonomian jika dilakukan
merupakan faktor penting untuk untuk sektor-sektor yang memiliki daya
meningkatkan jangkauan rantai ungkit tinggi termasuk hilirasasi dan ekspor.
produksi dalam program hilirisasi. Saat
ini, pembiayaan eksternal untuk korporasi
skala kecil didominasi oleh skema direct
Grafik B2.1.3 Skema Pembiayaan
financing (Grafik B2.1.3). Skema pembiayaan Hilirisasi Korporasi Skala Kecil
ini diperoleh secara langsung dari
%
perbankan dalam bentuk penyaluran kredit,
49
50
seperti Kredit Investasi dan Kredit Modal
Kerja sehingga target pembiayaan ini 40
cenderung hanya menyasar secara spesifik
29 29
30
pada lini bisnis korporasi tertentu, belum
optimal menyentuh keseluruhan rantai 20
industri. Tantangan yang dihadapi adalah 10 10 13
10
10 6
adanya keterbatasan dalam menjangkau
aspek dalam rantai pasok hilirisasi bila 0
hanya terfokus pada skema pembiayaan Direct Financing Sindikasi
Value Chain Finacing Avalist Line
tertentu. Selain itu, terdapat beberapa Non-Cash Loan Lainnya
aspek dalam modalitas pembiayaan yang Sumber: Bank Indonesia, diolah
perlu diperkuat dalam rangka mendorong
upaya hilirisasi, seperti agunan, suku bunga
kredit yang masih belum bersaing, serta
kebutuhan modal yang cukup besar.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


59
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Dalam menjawab tantangan dan


mendukung kebutuhan perluasan
variasi skema pembiayaan, diperlukan
penguatan kebijakan dan mekanisme
pembiayaan hilirisasi. Sinergi dan
koordinasi kebijakan dibutuhkan dalam
melakukan penguatan bisnis model
pembiayaan yang sesuai dengan
kebutuhan hilirisasi. Fasilitasi pembiayaan
Lembaga Keuangan (business matching)
dapat mendukung penyaluran modal kerja
dan investasi. Dalam mengelola risiko,
kerja sama antara akademisi, pemerintah,
dan lembaga penjamin berperan penting
dalam meminimalkan potensi default.
Akademisi dapat berperan mereplikasi
best practice korporasi yang optimal.
Sedangkan pemerintah berperan sebagai
pendamping dan pengawas melalui dinas
terkait ataupun BUMD. Lembaga penjamin
dapat berperan mengantisipasi risiko
produksi karena force majeure.

60 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Boks Transformasi Digital Perbankan di Indonesia dan


2.2 Penguatan Pengawasan Risiko Siber

Perbankan terus meningkatkan produk mempertahankan atau meningkatkan


dan layanan digital di Indonesia. Beberapa penggunaan mobile dan online banking
berasal dari penyedia layanan fintech, pasca-COVID-19. Ke depan, ekspansi
e-commerce, dan ride-hailing yang ada keuangan dengan layanan digital Indonesia
di Indonesia kemudian berkembang diperkirakan akan meningkat karena
menjadi bank yang berbasis digital. Kondisi kenaikan kelas konsumsi masyarakat.
ini diperkirakan akan semakin intensif di
beberapa tahun mendatang mengikuti Sejalan dengan evolusi tantangan yang
permintaan dari masyarakat sekaligus dihadapi bank sentral, termasuk terkait
untuk merespons tren digitalisasi. Bank dengan risiko siber, Bank Indonesia
dengan basis digital juga dibentuk melalui sebagai otoritas pengawas dari pelaku
akuisisi dan transformasi basis layanan Pasar Uang, Pasar Valas, dan Sistem
menjadi digital. Sebagaimana POJK 12/ Pembayaran terus meningkatkan
POJK.03/2021, OJK mendefinisikan Bank upaya dalam memperkuat ketahanan
Berbadan Hukum Indonesia (BHI) Digital dan keamanan sistem informasi pada
sebagai Bank yang menyediakan dan pelaku industri keuangan. Dalam hal ini,
menjalankan kegiatan usaha terutama Bank Indonesia telah menyusun framework
melalui saluran elektronik tanpa kantor pengawasan yang di dalamnya mencakup
fisik selain kantor pusat atau menggunakan pengawasan terhadap aspek keamanan
kantor fisik terbatas. sistem informasi dan keamanan siber
(Gambar B2.2.1). Secara umum, pengawasan
Pandemi COVID-19 menjadi momentum dilaksanakan melalui pendekatan berbasis
perkembangan digitalisasi perbankan di risiko serta pendekatan berbasis kepatuhan.
Indonesia. Perubahan transaksi masyarakat Pengawasan dilakukan baik berupa
dalam social distancing membuat penyedia pengawasan tidak langsung melalui
jasa dengan cepat mengadopsi teknologi. aktivitas pemantauan, identifikasi risiko
McKinsey (2022) menunjukkan kenaikan serta asesmen risiko serta pengawasan
layanan digital perbankan, fintech, dan langsung melalui pemeriksaan. Dalam
e-wallet, serta touchpoint melalui digital melaksanakan aktivitas pengawasan
dalam rentang 2017 sampai dengan 2022. tidak langsung, Bank Indonesia melakukan
Pengguna bank berbasiskan layanan digital pemantauan terhadap individual pelaku
aktif naik sebanyak 21%, penetrasi fintech dan kondisi umum sistem pembayaran,
dan e-wallet juga mengalami lonjakan pasar uang dan pasar valas. Pemantauan
yang cukup tinggi yaitu sebanyak 42% meliputi isu strategis/tematik tertentu
dengan angka di 2017 adalah 5%, kemudian dalam hal terdapat amanat ketentuan/
touchpoint digital juga meningkat 34%. peraturan yang berlaku termasuk isu terkait
Survei ini juga menjelaskan bahwa 80- siber yang dapat memengaruhi stabilitas
85% konsumen diperkirakan akan tetap sistem keuangan (SSK).

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


61
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Gambar B2.2.1 Asesmen Manajemen Risiko di Bidang TI

Tujuan
Bisnis

Kontrol Umum
Serangan cyber Teknologi Lama
Penipuan Kontrol Akses Rencana Strategi IT & Kegagalan infra
Infrastruktur TI
Bencana alam Logis dan Fisik Pemulihan Struktur
Jaringan
Bencana & Bisnis Organisasi SPoF
Geopolitik
Gangguan Kerentanan TI
digital Kontrol Aplikasi Kegagalan
pemrosesan
Kontrol Kontrol Kontrol
Buruknya
RISIKO TI Masukan Proses Hasil
implementasi
Ketergantungan Kebijakan &
pihak ketiga Manajemen
Prosedur
Kesalahan
Perubahan
Manajemen
Keamanan TI Aset TI RISIKO TI
(SDLC)
manusia Risiko TI Risiko strategi TI
Kurangnya Jebakan Proyek TI
kapasitas Risiko Mitra
Kurangnya Hutang teknis
kesadaran TI
Risiko Organisasi Risiko Bawaan Risiko Saat ini Risiko Sisa
TI

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Selanjutnya Bank Indonesia melakukan pengelolaan keamanan TI; dan pengelolaan


identifikasi risiko termasuk risiko perubahan (change management). Lingkup
Teknologi Informasi (TI) dan siber dengan selanjutnya adalah application control, yaitu
tujuan untuk menganalisis risiko inheren kontrol terhadap keakuratan, integritas,
TI dan siber, serta menilai kecukupan keandalan, dan kerahasiaan dalam suatu
pengelolaan risiko yang telah diterapkan pemrosesan data/informasi pada aplikasi
pelaku industri keuangan. Secara umum TI yang digunakan. Pengelolaan application
pendekatan penilaian pengelolaan control sekurang-kurangnya mencakup
risiko TI dan siber terbagi menjadi dua input control, process control, dan output
ruang lingkup utama. Lingkup pertama control. Selanjutnya, hasil asesmen risiko
adalah pengelolaan general control digunakan untuk melihat profil risiko TI untuk
yang diterapkan pada seluruh sistem, masing-masing pelaku industri.
komponen, data, proses, dan sumber
daya di lingkungan TI sebagai suatu Untuk aktivitas pengawasan langsung,
entitas. Pengelolaan general controls Bank Indonesia melakukan pemeriksaan
sekurang-kurangnya mencakup hal-hal terhadap pelaku industri baik pemeriksaan
sebagai berikut: akses kontrol logical dan berkala maupun pemeriksaan tematik.
physical; penerapan Disaster & Business Dalam pelaksanaannya, pemeriksaan
Recovery Plan; pengelolaan infrastruktur dilakukan pada aspek TI secara umum
jaringan; penetapan strategi dan struktur maupun aspek siber. Khusus untuk
organisasi TI; pengelolaan risiko TI dan pemeriksaan aspek siber, Bank Indonesia
kebijakan/prosedur TI; pengelolaan aset TI; menerapkan pendekatan pemeriksaan
yang mengacu kepada standar keamanan

62 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

siber yang dikeluarkan oleh National tahun 2023 tentang Pasar Uang dan Pasar
Institute of Standards and Technology Valuta Asing. Pengaturan tersebut sejalan
(NIST). Adapun cakupan pemeriksaan dengan amanat dalam Undang-undang RI
siber meliputi lima area yaitu area No.4 tahun 2023 tentang Pengembangan
identify, protect, detect, response, dan dan Penguatan Sektor Keuangan (UU P2SK),
area recovery dengan penerapan sudut yang menyebutkan Pelaku Usaha Sektor
pandang kecukupan kebijakan, kecukupan Keuangan (PUSK) wajib untuk memastikan
sumber daya manusia, serta kecukupan keamanan sistem informasi dan ketahanan
teknologi yang diterapkan oleh pelaku siber sesuai dengan ketentuan peraturan
industri guna menjaga ketahanan perundang-undangan mengenai
dan keamanan siber. Bank Indonesia keamanan sistem informasi dan ketahanan
senantiasa melakukan pengawasan secara siber dan ketentuan perundang-undangan
berkesinambungan untuk memperkuat lain yang ditetapkan oleh otoritas sektor
ketahanan dan keamanan siber di industri keuangan. Ketentuan serupa mengenai
baik bank maupun lembaga selain bank kewajiban memastikan Sistem Informasi
sebagaimana kewenangan Bank Indonesia. dan ketahanan siber juga ditekankan
pada Perpres No.82 tahun 2022 tentang
Upaya Bank Indonesia dalam rangka turut Perlindungan Infrastruktur Informasi Vital
memperkuat ketahanan dan keamanan (IIV) yang mengatur Instansi Pengawas dan
sistem informasi pada pelaku industri Pengatur Sektor (IPPS) dan Penyelenggara
keuangan, telah dituangkan dalam Sistem Elektronik (PSE) Sektor Keuangan
berbagai ketentuan. Beberapa pengaturan yang didalamnya mengatur kewajiban PSE
tersebut antara lain direalisasikan melalui untuk melakukan identifikasi IIV, mengukur
PBI No.23/6/PBI/2021 tentang Penyedia Jasa maturitas keamanan siber, penerapan
Pembayaran (PBI PJP), PBI No.23/7/PBI/2021 standar keamanan siber, penerapan
tentang Penyelenggara Infrastruktur Sistem manajemen risiko keamanan siber dan
Pembayaran (PBI PIP) serta PBI Nomor 6 peningkatan kapasitas SDM.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


63
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

Bab 03

RESPONS KEBIJAKAN UNTUK


MEMPERKUAT KETAHANAN
DAN MENDUKUNG
PERTUMBUHAN EKONOMI
NASIONAL

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


64
BAB II - Stabilitas Sistem Keuangan Terjaga

`
Bank Indonesia terus memperkuat Dari sisi ketahanan, bauran kebijakan
dan mengkalibrasi respons bauran Bank Indonesia difokuskan untuk menjaga
kebijakan yang diarahkan untuk menjaga stabilitas ekonomi dan sistem keuangan,
stabilitas (pro-stability) dan mendorong termasuk dari potensi negatif dampak
pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan rambatan global. Upaya menjaga stabilitas
(pro-growth). Inovasi kebijakan moneter dilakukan melalui kebijakan suku bunga
Bank Indonesia diarahkan untuk menjaga BI7DRR yang tetap dipertahankan selama
stabilitas. Sementara itu, inovasi kebijakan Semester I 2023 dan penguatan kebijakan
makroprudensial dan kebijakan sistem stabilisasi nilai tukar melalui triple intervention.
pembayaran diarahkan untuk mendukung Bank Indonesia juga menerbitkan Sekuritas
pertumbuhan ekonomi nasional yang Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turut
berkelanjutan. Kebijakan tersebut didukung mendukung pengembangan pasar uang
oleh pengembangan pasar uang dan domestik dan pengoptimalan SBN milik Bank
ekonomi-keuangan inklusif serta hijau. Bauran Indonesia sebagai underlying instrumen
kebijakan tersebut diperkuat pula dengan OM Bank Indonesia. Selain itu, dalam rangka
sinergi kebijakan yang erat dengan kebijakan mendukung kebijakan Pemerintah terkait
ekonomi nasional. Implementasi dan tindak DHE, Bank Indonesia telah mengeluarkan
lanjut Undang-Undang Pengembangan kebijakan terkait instumen penempatan dan
dan Penguatan Sektor Keuangan (UU PPSK) pemanfaatan DHE. Instrumen Penyangga
juga diperkuat sebagai fondasi bagi upaya Likuiditas Makroprudensial (PLM) tetap
menjaga Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) dipertahankan guna memastikan perbankan
dan mengakselerasi pertumbuhan ekonomi memiliki penyangga likuiditas yang memadai
ke depan. untuk menyerap potensi tekanan likuiditas di
tengah tingginya ketidakpastian global.
Dari sisi intermediasi, kebijakan
makroprudensial akomodatif diarahkan Dari sisi inklusi ekonomi dan keuangan,
untuk terus mendorong intermediasi yang Bank Indonesia memperkuat kebijakan baik
seimbang, berkualitas, dan berkelanjutan. dari sisi penawaran maupun permintaan.
Inovasi kebijakan makroprudensial ditempuh Kebijakan inklusi Bank Indonesia dari sisi
baik dari sisi kuantitas maupun harga. Secara penawaran dilakukan dengan memperkuat
kuantitas, Bank Indonesia memberikan insentif pencapaian Rasio Pembiayaan Inklusif
stimulus melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (RPIM). Sementara dari sisi
Makroprudensial (KLM) kepada bank-bank permintaan dilakukan dengan mendorong
yang berkontribusi dalam penyaluran kredit penguatan korporatisasi, kapasitas, dan
pada sektor-sektor yang yang memiliki akses pembiayaan termasuk melalui
daya ungkit guna meningkatkan nilai pagelaran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2023.
tambah dan daya dorong pertumbuhan Pengembangan platform Zakat, Infak, Sedekah,
ekonomi. Kebijakan makroprudensial dan Wakaf (ZISWAF) menjadi salah satu upaya
akomodatif juga ditempuh melalui instrumen Bank Indonesia untuk meningkatkan inklusi
Countercyclical Capital Buffer (CCyB), Rasio keuangan melalui pendekatan keuangan
Intermediasi Makroprudensial (RIM), dan sosial. Dalam rangka menjaga kepercayaan
Rasio Loan to Value/Financing to Value (LTV/ publik terhadap sistem keuangan, Bank
FTV). Sementara itu dari sisi harga, inovasi Indonesia terus memperkuat pelindungan
instrumen makroprudensial dilakukan dengan konsumen.
mengembangkan Transparansi Suku Bunga
Dasar Kredit (SBDK).

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 65


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Bank Indonesia mengakselerasi penguatan


sistem pembayaran untuk mendukung
efektivitas kebijakan moneter dan
infrastruktur sektor keuangan. Kebijakan
digitalisasi sistem pembayaran bertujuan
untuk meningkatkan layanan dan efisiensi
transaksi sistem pembayaran digital serta
perluasan ekosistem Ekonomi Keuangan
Digital (EKD). Inovasi kebijakan digitalisasi
sistem pembayaran untuk memperluas
inklusi diimplementasikan antara lain dengan
perluasan fitur dan kepesertaan QRIS dan
Regional Payment Connectivity.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


66
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

3.1 Konsistensi dan Inovasi


Bauran Kebijakan Bank Indonesia

3.1.1. Penguatan Intermediasi Bank Indonesia. Dalam rangka mendorong

Perbankan keberlanjutan pemulihan ekonomi dan


peningkatan intermediasi, penajaman
Kebijakan makroprudensial akomodatif sektoral dalam kebijakan insentif likuiditas
dilanjutkan melalui inovasi untuk mendorong terus diperkuat dan diperluas dengan
intermediasi yang seimbang, berkualitas, mempertimbangkan perkembangan kondisi
dan berkelanjutan. Pertumbuhan kredit terus ekonomi domestik. Sampai dengan akhir
didorong seiring ruang pertumbuhan yang Semester I 2023, sektor-sektor yang ditetapkan
masih cukup besar, tercermin dari siklus telah mencakup 46 sektor prioritas, yang terdiri
keuangan yang masih berada di bawah tren dari sektor yang terdampak dampak luka
jangka panjang. Hal ini menjadi dasar Bank memar pandemi (scarring), sektor inklusi, dan
Indonesia untuk terus melanjutkan kebijakan sektor hilirisasi.
makroprudensial akomodatif, salah satunya
melalui penguatan dan penajaman kebijakan Kebijakan insentif makroprudensial

insentif makroprudensial yang berbasis diimplementasikan melalui beberapa

likuiditas, yaitu KLM (Gambar 3.1.1.1). tahapan reformulasi berdasarkan dinamika


pemulihan kinerja sektoral. Pada tahap
Bank Indonesia telah mengimplementasikan pertama, berlaku mulai Maret hingga Agustus
kebijakan insentif makroprudensial bagi 2022, insentif likuiditas yang diberikan sebesar
bank yang mencapai target pembiayaan maksimum 1%, yakni 0,5% untuk 38 subsektor
pada sektor-sektor tertentu yang ditetapkan prioritas dan 0,5% untuk inklusif. Pada tahap
oleh Bank Indonesia sejak 2022. Insentif kedua, berlaku mulai September 2022 hingga
likuditas tersebut berupa pelonggaran atas April 2023, Bank Indonesia meningkatkan total
kewajiban pemenuhan giro rupiah bank di besaran insentif menjadi maksimum sebesar

Gambar 3.1.1.1 Tahapan Implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas


Makroprudensial Bank Indonesia

Refocusing: Sinergitas mendorong daya ungkit


Tujuan Insentif: Mendorong pemulihan pascapandemi perekonomian untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan

TAHAP 4 - REFOCUSING STIMULUS SINERGITAS DENGAN


KEBIJAKAN MAKROPRUDENSIAL K/L Terkait
TAHAP 1
TAHAP 1 TAHAP 1
Maks 280bps 1. Hilirisasi (Minerba & Non Minerba) HILIRISASI
Maks 100bps Maks 200bps
(Insentif Likuiditas)), Menopang pertumbuhan ekonomi (OJK, ESDM, BKPM,
(Insentif Likuiditas)), (Insentif Likuiditas)),
Sejak 1 April 2023 nasional dengan: Kemenperin, K/L terkait,
Sejak 1 Maret 2022 Sejak 1 September 2022
s.d. saat ini • Menghasilkan nilai tambah PEMDA)
• Memperkuat struktur industri
• Menyediakan lapangan kerja
PERTANIAN
• Memberikan peluang usaha
(OJK, Kementan, K/L
Sektor Prioritas • Mendukung ketahanan pangan
terkait, PEMDA)
46 Prioritas 2. Perumahan
(Remapping) (Termasuk Perumahan Rakyat)
Sektor Prioritas Sektor Prioritas (maks 150bps) Mendorong kinerja LU Konstruksi yang memiliki PERUMAHAN
38 Sektor KSSK 46 Sektor Prioritas B/F linkage yang tinggi (OJK, Kemenkeu,
(maks 50bps) (maks 150bps) • Potensi kebutuhan perumahan masih tinggi, KemenPUPR, K/L terkait,
Inklusif (RPIM**) • Industri padat modal dan padat karya, PEMDA, Asosiasi
(maks 100bps) • Mendorong investasi dan kerja LU konstruksi Properti, Developer
3. Pariwisata (Termasuk Horeka)
Inklusif Inklusif • Mendukung momentum pemulihan Contact PARIWISATA
(RPIM*) (RPIM*) intensive sectors
(OJK, Kemenparekraf,
(maks 50bps) (maks 50bps) 4. Inklusif (RPIM, KUR, dan Ultra Mikro)
Pembiayaan Hijau Kemen BUMN, Dinas
• Mendukung pembiayaan inklusif kepada
(maks 30bps) Pariwisata PEMDA)
UMKM dan PBR sejalan dengan mandat Ps. 35B
UU P2SK
5. Pembiayaan Hijau PARIWISATA
*menggunakan data *menggunakan data **sejak 1 April 2023
• Mendukung transisi ekonomi hijau yang just, (OJK, Kemenparekraf,
rasio kredit UMKM rasio kredit UMKM menggunakan
terhadap total Kredit terhadap total Kredit rasio RPIM 2022 orderly dan affordable Kemen BUMN, Dinas
• Ke depan, cakupan insentif secara bertahan Pariwisata PEMDA)
akan diperluas, a.l pembiayaan green energy

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 67


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

2%. Pada tahap ini, besaran insentif untuk refocusing KLM didasari atas lima prinsip, yaitu:
sektor prioritas meningkat dari maksimum 1) memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi
0,5% menjadi 1,5%. Cakupan sektor prioritas melalui peningkatan/penguatan nilai tambah
yang mendapatkan insentif juga diperluas dari (value added), memiliki backward-forward
38 subsektor menjadi 46 subsektor prioritas, linkages yang tinggi, serta mendukung struktur
yang terdiri dari tiga kelompok sektor usaha ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan
yaitu kelompok berdaya tahan (resilience), ketahanan pangan; 2) mendukung momentum
kelompok penggerak pertumbuhan (growth pemulihan untuk sektor tertentu (termasuk
driver), dan kelompok penopang pemulihan sektor scarring dan contact-intensive);
(slow starter). 3) mendukung pembiayaan inklusif dan green;
4) dimplementasikan secara targeted terhadap
Bank Indonesia menyempurnakan kebijakan pembiayaan ke sektor/komoditas tertentu; dan
insentif makroprudensial melalui penajaman 5) selaras dan tersinergi dengan kebijakan dan
sektoral guna mendorong pemulihan program pemerintah. Penyempurnaan stimulus
ekonomi. Pada tahap ketiga, per 1 April 2023, kebijakan makroprudensial tersebut dilakukan
Bank Indonesia kembali menyempurnakan terhadap dua aspek, yaitu penajaman
kebijakan insentif makroprudensial melalui mengenai sektor/segmen yang dibiayai
penajaman sektor penerima insentif dan perbankan untuk memperoleh insentif likuiditas;
peningkatan besaran insentif berdasarkan hasil dan penguatan insentif melalui peningkatan
evaluasi kondisi terkini. Dalam hal ini mencakup besaran insentif KLM. Berdasarkan prinsip
reklasifikasi atas 46 subsektor prioritas tersebut, sektor-sektor yang teridentifikasi
dengan mempertimbangkan laju pemulihan meliputi sektor hilirisasi (minerba, pertanian,
di masing-masing sektor, menyempurnakan peternakan, dan perikanan), perumahan
indikator penentu besaran insentif untuk (termasuk perumahan rakyat), pariwisata,
inklusif dari rasio kredit Usaha Mikro, Kecil, dan inklusif (termasuk UMKM, KUR, dan ultra mikro/
Menengah (UMKM) menjadi capaian RPIM, serta UMi), serta ekonomi keuangan hijau.
menambah sektor berwawasan lingkungan
ke dalam sektor penerima insentif, dengan Sektor hilirisasi menjadi fokus KLM dan perlu
kriteria kredit/pembiayaan berwawasan didorong guna meningkatkan nilai tambah
lingkungan adalah kredit/pembiayaan properti dan memperkuat struktur industri nasional.
dan/atau kendaraan bermotor berwawasan Penguatan sektor hilirisasi turut didukung oleh
lingkungan. Berdasarkan penyempurnaan kebijakan pembatasan ekspor komoditas
tersebut, kebijakan insentif makroprudensial mentah dan Rancangan Peraturan Presiden
diharapkan mampu mendorong pertumbuhan (RaPerPres) Mineral Kritis dan Stategis, serta
kredit/pembiayaan perbankan khususnya besarnya kebutuhan investasi hilirisasi,
kepada sektor prioritas yang perlu didorong khususnya minerba dalam lima tahun ke
pemulihannya, kredit/pembiayaan kepada depan. Investasi dimaksud mayoritas masih
UMKM termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), dan dibiayai dari ULN sementara peran perbankan
kredit/pembiayaan berwawasan lingkungan. masih relatif terbatas. Untuk itu, dalam rangka
memenuhi kebutuhan pembiayaan sekaligus
Dalam rangka mendorong pertumbuhan meningkatkan nilai tambah perekonomian,
sektor-sektor yang memiliki daya ungkit Bank Indonesia memasukkan sektor hilirisasi
lebih tinggi bagi pertumbuhan ekonomi dan minerba sebagai salah satu fokus KLM dengan
penciptaan lapangan kerja secara targeted, penentuan komoditas utama hulu dan hilir
Bank Indonesia melakukan refocusing minerba yakni antara lain sektor nikel, timah,
stimulus kebijakan makroprudensial melalui tembaga, bauksit, besi baja, emas perak, aspal
penyempurnaan KLM. Penentuan sektor buton, dan batubara.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


68
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Sektor hilirisasi nonminerba yang mencakup Sektor pariwisata juga memiliki keterkaitan
sektor pertanian, perikanan, kelautan, yang besar dengan sektor lainnya seperti
perkebunan, dan peternakan juga menjadi sektor transportasi dan perdagangan
fokus KLM guna mengoptimalkan backward/ sehingga perlu tercakup dalam KLM. Saat
forward linkage yang masih tergolong dalam ini, sektor pariwisata yang terindikasi scarring
industri terbatas. Sektor hilirisasi nonminerba yaitu sektor penyedia akomodasi makan dan
perlu didorong untuk memperkuat dominasi minum telah mengalami perbaikan. Pemulihan
korporasi kecil yang belum banyak melakukan tersebut tercermin dari jumlah wisatawan
proses hilirisasi serta mempertimbangkan yang meningkat sehingga tingkat hunian hotel
besarnya dampak sektor tersebut pada juga meningkat. Ke depan, pemulihan sektor
perekonomian dan risiko kredit yang terjaga. pariwisata dapat terus ditingkatkan seiring
Melalui dukungan pada sektor nonminerba kebijakan pemerintah terkait pengembangan
ini, Bank Indonesia juga menyasar komoditas Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP). Oleh
pangan strategis yang mendukung ketahanan karena itu, untuk mendukung pemulihan sektor
pangan dan berkontribusi dalam menjaga scarring, terutama pada sektor pariwisata
inflasi. yang masih potensial serta memiliki backward
dan forward linkage yang tinggi maka sektor
Sektor perumahan memiliki forward pariwisata yang akan menjadi fokus cakupan
dan backward linkage yang tinggi bagi KLM adalah sektor penyedia makan minum
perekonomian sehingga turut menjadi fokus dan akomodasi.
KLM. Saat ini, potensi permintaan perumahan
masih tinggi sejalan dengan masih tingginya Bank Indonesia meningkatkan besaran
backlog pada sektor tersebut. Namun beberapa insentif KLM hingga maksimum 4%. Rincian
tantangan masih mengemuka antara lain peningkatan besaran insentif tersebut meliputi:
perubahan preferensi investasi masyarakat 1) insentif untuk penyaluran kredit/pembiayaan
yang cenderung menempatkan pada aset kepada sektor tertentu yang ditetapkan oleh
keuangan serta mismatch permintaan dan Bank Indonesia (meliputi sektor hilirisasi,
penawaran properti baik dari sisi harga sektor perumahan, dan sektor pariwisata)
maupun jenis properti yang dimininati. paling besar 2%, meningkat dari sebelumnya
Sejalan dengan dukungan pemerintah dan 1,5%; 2) insentif kepada bank penyalur kredit/
Kementerian/Lembaga (K/L) terkait kepada pembiayaan inklusif ditingkatkan dari
sektor perumahan, Bank Indonesia juga sebelumnya 1% menjadi 1,5%, dengan rincian
memasukkan sektor ini pada fokus KLM. 1% untuk penyaluran kredit UMKM/KUR dan
Perumahan yang menjadi cakupan KLM tambahan 0,5% untuk penyaluran kredit
termasuk kategori perumahan rakyat, yaitu UMi; dan 3) insentif bagi penyaluran kredit/
Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan konstruksi pembiayaan hijau menjadi paling besar 0,5%,
rumah tipe di bawah 21 dan/atau rumah meningkat dari sebelumnya 0,3% (Gambar
subsidi, serta ekosistem pendukung sektor 3.1.1.2).
perumahan, seperti sektor konstruksi dan real
estate.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 69


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Gambar 3.1.1.2 Penyesuaian Sektor dan Besaran Insentif


RINCIAN INSENTIF EKSISTING RINCIAN INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL
(TOTAL MAKS. 280bps) (TOTAL MAKS. 400bps)
INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL
UNTUK SEKTOR PRIORITAS (MAKS 150bps) UNTUK SEKTOR REFOUSING (MAKS 200bps)

Threshold Insentif Kelompok Threshold Insentif


KELOMPOK Pertumbuhan K/P (bps)
Pertumbuhan K/P (bps)
≥3-7% 20
Hilirisasi Minerba
≥5-10% 20 >7% 30
1. Resilience >10-15% 30 ≥3-7% 60
Hilirisasi Non-Minerba
>15% 40 >7% 80

≥3-8% 40 ≥3-7% 50
Perumahan
2. Growth Driver >7% 60
8-10% 50
≥3-7% 25
>10% 60 Pariwisata
≥1-3% 30 KLM >7% 30

3. Slow Starter >3-6% 40 INSENTIF LIKUIDITAS INSENTIF LIKUIDITAS


MAKROPRUDENSIAL UNTUK MAKROPRUDENSIAL UNTUK
6% 50 PEMBIAYAAN INFKLUSIF PEMBIAYAAN INFKLUSIF KREDIT/
PENCAPAIAN RPIM (MAKS 100bps) PEMBIAYAAN UMI* (MAKS 50bps)
Maksimal Insentif Sektor Prioritas 150bps
Pencapaian Insentif (bps) Pangsa Insentif
Kelompok
RPIM BUK/BUS/UUS Kredit/ (bps) BUK/
Kelompok
INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL UNTUK Pembiayaan BUS/UUS
≥3-20% 10 UMI
PEMBIAYAAN INKLUSIF (MAKS 100bps)
Pencapaian >20-30% 40 Kredit/ >0-3% 30
Bank memenuhi Besaran Insentif RPIM Pembiayaan
Target RPIM >30-50% 60
10bps 40bps 60bps 100bps
UMI >3 50
>50% 100
Pencapaian RPIM ≥10%-20% ≥20%-30% ≥30%-50% ≥50%
INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL
INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL HIJAU (MAKS 50bps)
HIJAU (MAKS 30bps) Pangsa KP/PP dan KKB/
Kelompok Insentif (bps) BUK/BUS/UUS
Besaran Insentif PKB Lingkungan
Bank yang memiliki:
15bps 30bps >0-5% 30
Hijau
Pangksa KP/PP & KKB/PKB lingkungan >5 50
>0% - 5% >5%

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Bank Indonesia juga tetap mempertahankan serta suku bunga di sektor minerba, pertanian/
stance yang akomodatif dalam kebijakan pangan, perikanan, dan kelautan. Secara
makroprudensial lainnya yang bertujuan umum, kebijakan makroprudensial akomodatif
mendorong pertumbuhan intermediasi. terindikasi meningkatkan kinerja intermediasi
Dalam hal ini mencakup: (i) kebijakan CCyB perbankan selama semester I 2023.
sebesar 0% sejalan dengan indikator credit
to GDP gap yang mengindikasikan belum 3.1.2. Penguatan Ketahanan Sistem
terdapat intermediasi bank yang berlebihan; Keuangan
(ii) RIM pada kisaran 84-94% merespons credit
to GDP gap yang masih suboptimal; dan (iii) Kebijakan pro-stability Bank Indonesia
rasio LTV/FTV kredit/pembiayaan properti selama Semester I 2023 dilakukan melalui
paling tinggi 100% dan uang muka kredit/ stance kebijakan moneter Bank Indonesia
pembiayaan kendaraan bermotor paling yang fokus pada pengendalian inflasi dan
rendah 0%. Selama Semester I 2023, Bank penguatan stabilisasi nilai rupiah, serta
Indonesia melanjutkan kebijakan transparansi mitigasi dampak rambatan ketidakpastian
SBDK dengan pendalaman pada respons pasar keuangan global. Bank Indonesia
suku bunga perbankan terhadap suku bunga mempertahankan BI7DRR pada level 5,75%
kebijakan, baik respons suku bunga Dana sepanjang Februari 2023 sampai dengan
Pihak Ketiga (DPK) perbankan terhadap suku Agustus 2023, setelah sebelumnya menaikkan
bunga kebijakan maupun dampak suku bunga BI7DRR sebesar 25 bps menjadi 5,75% pada
kebijakan terhadap profitabilitas perbankan Januari 2023. Keputusan tersebut konsisten
dan suku bunga kredit. Secara lebih spesifik, dengan stance kebijakan moneter untuk
Bank Indonesia melakukan pendalaman memastikan inflasi tetap terkendali dalam
dampak suku bunga kebijakan pada suku kisaran sasaran 3,0±1% pada 2023 dan 2,5±1%
bunga kredit investasi dan kredit modal kerja pada 2024. Kebijakan suku bunga BI7DRR

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


70
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

tersebut berhasil menurunkan tekanan Merespons berbagai tantangan yang dihadapi


kenaikan suku bunga domestik di tengah oleh sektor keuangan, penguatan kerangka
peningkatan suku bunga global, sehingga regulasi berdasarkan Undang-Undang
kinerja korporasi dan sektor keuangan tetap Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pencegahan
terjaga. dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan
(UU PPKSK) dilakukan antara lain melalui
Di samping mempertahankan suku bunga penguatan fungsi Bank Indonesia sebagai
BI7DRR, Bank Indonesia terus memperkuat lender of last resort guna meningkatkan
kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah yang ketahanan sistem keuangan. Dalam hal
dilakukan melalui penguatan strategi OM, ini, Bank Indonesia memperkuat ketentuan
termasuk perluasan instrumen OM rupiah dan penyediaan dana Pinjaman Likuiditas Jangka
valas. Penguatan stabilisasi nilai tukar rupiah Pendek atau Pembiayaan Likuiditas Jangka
dilakukan melalui intervensi di pasar valas Pendek Berdasarkan Prinsip Syariah (PLJP/
dengan fokus pada transaksi spot dan Domestic PLJPS) sebagai bentuk tindak lanjut terhadap
Non-Deliverable Forward (DNDF). Selain itu juga Pasal 20 dan Pasal 30 UU PPKSK, sebagaimana
dilakukan penerbitan SRBI sebagai instrumen terakhir diubah dengan UU PPSK yang mengatur
OM (kontraksi) yang pro-market dalam rangka mengenai kewenangan pemberian PLJP/PLJPS
memperkuat upaya pendalaman pasar uang oleh Bank Indonesia kepada bank umum yang
dan mendukung upaya menarik aliran masuk mengalami kesulitan likuiditas21. Penguatan
modal asing dalam bentuk investasi portofolio, persyaratan dan kecepatan penyediaan PLJP/
serta untuk optimalisasi aset SBN yang dimiliki PLJPS diperlukan agar sistem keuangan dapat
Bank Indonesia sebagai underlying. Kebijakan terjaga dari potensi dampak sistemik akibat
stabilisasi nilai tukar rupiah juga ditempuh efek rambatan permasalahan likuditas di sektor
melalui inovasi untuk mendukung kebijakan perbankan. Penyempurnaan pengaturan
terkait DHE yang bertujuan memperkuat yang dilakukan Bank Indonesia mencakup
ketahanan likuiditas pasar valas domestik penguatan persyaratan penerimaan PLJP/
(Boks 3.1). PLJPS, kriteria agunan PLJP/PLJPS, serta
koordinasi Bank Indonesia dengan Otoritas
Upaya mendukung ketahanan sistem
Jasa Keuangan (OJK) terkait pemberian PLJP
keuangan juga dilakukan dengan
dan pengawasan terhadap penerima PLJP/
mempertahankan kebijakan PLM guna
PLJPS (Boks 3.2).
memastikan perbankan memiliki likuiditas
yang memadai. Kebijakan rasio PLM
3.1.3. Penguatan Inklusi Ekonomi-
dipertahankan sebesar 6% dengan fleksibilitas
Keuangan
repo sebesar 6%, dan rasio PLM syariah sebesar
4,5% dengan fleksibilitas repo sebesar 4,5%.
Bank Indonesia melanjutkan dukungan pada
Selain bertujuan menjaga ketahanan likuiditas
kredit/pembiayaan inklusif dan berwawasan
perbankan melalui kewajiban pemeliharaan
lingkungan melalui kebijakan RPIM. Hal
alat likuid dalam jumlah yang memadai,
ini sejalan dengan peluang untuk terus
kebijakan ini juga bertujuan mendorong
meningkatkan kredit/pembiayaan inklusif dan
pembiayaan ekonomi melalui penempatan
berwawasan lingkungan yang masih sangat
perbankan pada surat berharga pemerintah
terbuka. Dari sisi inklusi, UMKM memiliki peranan
yang dapat diakui sebagai alat likuid.
penting terhadap perekonomian domestik
seiring kontribusi terhadap Produk Domestik
Bruto (PDB) dan juga penyerapan tenaga kerja

21 Kesulitan likuiditas adalah kesulitan likuiditas jangka


pendek yang disebabkan oleh arus dana masuk
yang lebih kecil dibandingkan arus dana keluar
(mismatch) sehingga Bank Umum tidak dapat
memenuhi kewajiban giro wajib minimum.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 71


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

yang tinggi, sehingga kredit/pembiayaan Grafik 3.1.3.1 Perkembangan Capaian


UMKM perlu terus didorong. Dukungan Karya Kreatif Indonesia
insentif pada sektor inklusi diharapkan dapat Miliar Rupiah %, yoy
400 180
meningkatkan minat bank pada UMKM. Selain 169
350 160
itu, pemberian insentif juga diharapkan dapat 140
300 282,2
meningkatkan realisasi penyaluran KUR pada 358,3 120
250
2023, sehingga pada akhirnya capaian RPIM 207,2 100
200
perbankan juga meningkat. Sementara itu, 80
150 132,2
dari sisi kredit/pembiayaan berwawasan 91,2
60
100 73,4 40
lingkungan, investasi hijau di Indonesia saat
50 3,2 33,9 27 20
12,4 16,5
ini masih membutuhkan pembiayaan besar di
0 0
tengah keterbatasan ruang fiskal. Diprakirakan 2019 2020 2021 2022 2023
hanya sekitar 34% dari kebutuhan investasi Perolehan Omzet UMKM Business Matching
untuk pembiayaan transisi hijau yang dapat Pertumbuhan Perolehan Omzet (skala kanan)
Pertumbuhan Business Matching (skala kanan)
dipenuhi pemerintah. Oleh karena itu, ruang Sumber: Bank Indonesia, diolah
perbankan domestik untuk dapat terus
mendukung pembiayaan hijau masih sangat skala nasional, mulai dari pengembangan
tinggi, terlebih pangsa pembiayaan hijau di kapasitas, kurasi sampai dengan business
perbankan masih berada pada kisaran 8%.22 matching, serta pameran produk UMKM yang
secara konsisten menampilkan produk UMKM
Salah satu bentuk inovasi dukungan Bank
terkurasi dari seluruh Indonesia. Fasilitasi
Indonesia adalah melalui peningkatan
perluasan akses pasar ini telah berhasil
besaran insentif dalam KLM bagi bank yang
memperoleh penandatanganan kerja sama
melakukan kredit/pembiayaan inklusif
bisnis24 antara UMKM dan pihak pembeli dari
maupun berwawasan lingkungan. Bagi
Singapura, Malaysia, Tiongkok, dan AS.
kredit/pembiayaan inklusif, Bank Indonesia
melakukan inovasi dalam formula KLM melalui KKI memberikan manfaat forward dan
penambahan pemberian insentif untuk kredit/ backward linkage pada perekonomian dan
pembiayaan UMi.23 Sementara untuk kredit/ inklusi keuangan. Dari sisi backward linkage,
pembiayaan berwawasan lingkungan akan manfaat penyelenggaraan KKI ini tidak
terus ditingkatkan ke depan sejalan dengan hanya dirasakan oleh UMKM yang mengikuti
pengembangan dan ketersediaan data kredit/ kegiatan aktivasi KKI secara langsung,
pembiayaan hijau. namun juga dirasakan oleh para perajin,
petani, karyawan, maupun pemasok bahan
Dalam rangka perluasan akses
baku. Hal ini tentu memiliki manfaat yang
pembiayaan UMKM, Bank Indonesia juga
positif dalam meningkatkan kesejahteraan
mengadakan program flagship Karya Kreatif
masyarakat. Selain itu, dari sisi forward linkage,
Indonesia (KKI) 2023 yang telah berhasil
KKI telah memberikan dampak positif melalui:
menyelenggarakan business matching
i) peningkatan konsumsi rumah tangga
pembiayaan (Grafik 3.1.3.1). Rangkaian
melalui belanja di marketplace dan toko ritel;
kegiatan KKI diselenggarakan secara end-
ii) memperluas akses pasar UMKM kepada
to-end mendorong pengembangan UMKM
aggregator, potential buyer, dan coffee shop/

22 Berdasarkan hasil survei Departemen Kebijakan 24 Secara keseluruhan, program tersebut diikuti oleh
Makroprudensial Bank Indonesia Juli 2023 terhadap 258 UMKM binaan Bank Indonesia dan K/L, 4 Bank
41 Bank tentang keuangan berkelanjutan UMUM, 10 BPD, dan 5 Lembaga Keuangan nonbank.
Selain itu, dari sisi akses pasar luar negeri, kegiatan
23 Definisi pembiayaan UMi telah diatur melalui
business matching ekspor telah diikuti oleh 316
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 193/
UMKM binaan Bank Indonesia dan K/L, 2 aggregator
PMK.05/2020, yakni disebutkan bahwa Pembiayaan
ekspor e-commerce, serta 23 pembeli potensial dari
UMi diberikan kepada debitur baik secara
9 negara.
individu maupun berkelompok paling banyak
Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah)

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


72
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

roaster; serta iii) meningkatkan eksposur dan Sebagai perwujudan Satu Bahasa,
nilai tambah produk UMKM melalui peningkatan perluasan ekosistem terus didorong melalui
kapasitas dan promosi media massa/ pengembangan dan perluasan QRIS,
influencer. Bank Indonesia menganggap implementasi Standar Nasional Open API
penyelenggaraan KKI ini juga merupakan ajang Pembayaran (SNAP), serta implementasi
pagelaran produk UMKM Indonesia yang sudah Kartu Kredit Indonesia. Upaya perluasan
terkurasi dengan baik, sehingga berpotensi fitur QRIS terus dilakukan untuk memperluas
dapat meningkatkan awareness bagi produsen akses dan penggunaannya sebagai entry point
dan konsumen produk UMKM. UMKM ke ekosistem digital. Perluasan fitur QRIS
Antarnegara terus dilakukan untuk mendukung
Dari sisi digitalisasi sistem pembayaran, pembayaran lintas negara guna meningkatkan
akselerasi perluasan akseptasi dan integrasi efisiensi biaya transaksi serta mendorong
ekosistem ekonomi dan keuangan digital konektivitasnya. Setelah implementasi QRIS
untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Antaranegara Indonesia-Thailand, sejak 8
berkelanjutan terus dilakukan. Kebijakan Mei 2023, Bank Indonesia dan Bank Negara
sistem pembayaran untuk memperkuat Malaysia (BNM) mengimplementasikan QRIS
integrasi ekosistem EKD nasional pada 2023 Antarnegara Indonesia-Malaysia. Terdapat
difokuskan pada lima strategi sebagai bentuk 45 Penyedia Jasa Pembayaran (PJP) dari
perwujudan “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Indonesia dan delapan PJP dari Malaysia yang
Satu Bahasa” (Gambar 3.1.3.1). Tujuannya berpartisipasi dalam kerja sama ini. Telah
adalah untuk mengoptimalkan tiga sasaran, diinisiasi juga kerja sama QR Antarnegara
yakni industri sistem pembayaran yang Indonesia-Singapura. Upaya sosialiasi dan
sehat, kompetitif, dan inovatif; infrastruktur edukasi terus dilakukan di berbagai wilayah
sistem pembayaran yang 3I (interkoneksi, bekerja sama dengan industri, pemerintah
interoperabilitas, dan integrasi); serta praktik daerah, K/L terkait antara lain melalui program
pasar yang aman, efisien, dan wajar. Sehat, Inovatif, Aman, Pakai (S.I.A.P) QRIS

Gambar 3.1.3.1 Kebijakan Sistem Pembayaran: “Pro-Growth” Melalui


Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan

KEBIJAKAN SISTEM PEMBAYARAN “PRO-GROWTH”

SATU NUSA
SATU BAHASA

BI-RTGS
Interoperabilitas BI-SSS
3.0
Interkoneksi
Integrasi SP Nilai Besar
SP Ritel
Dealer A Dealer C
BID-OFFER
Dealer B Dealer D

QRIS FAST PAYMENT BI-IMOS ETP MUTIMATCHING SYSTEM CCP-SBNT

OPERASI MONETER DAN PASAR UANG

DATA

LOCAL STANDAR SATU BANGSA Pricing Policy Sovereignty Rupiah


CURRENCY NASIONAL
TRANSACTION OPEN API Payment ID Rupiah
PUR
Regulatory Form Digital

Sistem Pembayaran Pembayaran


Digital
Infrastruktur Sistem
KKI ELEKTRONIFIKASI Pembayaran E-commerce
Institusi Keuangan
Nonbank

Sumber: Bank Indonesia , diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 73


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

yang mencakup on-boarding pengguna merchant UMKM. Pada Triwulan III 2023, akan
baru di berbagai komunitas​, sosialisasi di diluncurkan standar nasional bagi fitur baru
berbagai kabupaten/kota, serta sosialisasi QRIS untuk transaksi tarik tunai, transfer,
promo pembayaran QRIS untuk pembayaran dan setor tunai atau QRIS TUNTAS. Inisiatif
pajak dan retribusi daerah dalam rangka ini merupakan wujud nyata komitmen Bank
peningkatan transaksi serta pengguna baru​​. Indonesia dalam pengembangan inovasi fitur
QRIS secara berkelanjutan sebagai bagian dari
Upaya perluasan QRIS yang telah dilakukan implementasi Blueprint Sistem Pembayaran
berhasil meningkatkan kinerja transaksi Indonesia (BSPI) 2025 untuk mengakselerasi
QRIS (Grafik 3.1.3.2). Pada Triwulan II 2023, inklusi ekonomi dan keuangan digital sekaligus
volume transaksi QRIS telah mencapai 852,7 mendukung stabilitas dan pertumbuhan
juta atau mencapai 85,27% dari target volume ekonomi yang berkelanjutan.
QRIS pada 2023 (target 1 miliar transaksi).
Jumlah pengguna QRIS telah mencapai 36,98 Implementasi standar nasional Open API
juta pengguna atau mencapai 50,65% dari SNAP terus didorong untuk meningkatkan
target penambahan pengguna pada 2023 interkoneksi dan interoperabilitas .
(target total 45 juta pengguna). Jumlah Transaksi API berbasis SNAP terus
merchant QRIS telah mencapai 26,6 juta menunjukkan peningkatan sejak pertama
merchant, 91,38% di antaranya merupakan kali diimplementasikan (Grafik 3.1.3.3).

Grafik 3.1.3.2 Transaksi dan Porsi Transaksi Off-Us QRIS Terus Tumbuh

Triliun Rupiah Juta


60 500
PJP VOLUME NOMINAL
450
BANK 45% 60% UKE;
50
400 UMI; 20,98%
NON-BANK 55% 40%
350 31,63%
40
Rp49,6 T Rp450,39 T 300
30 104,6 % (yoy) 109,4 % (yoy) 250
UME;
200 30,33%
20 15,04%
150

10 100
50

83%
0 0
I II III IV I II III IV I II III IV I II
2020 2021 2022 2023
Volume transaksi UMKM

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 3.1.3.3 Transaksi API Berbasis SNAP Terus Tumbuh dengan Pangsa Meningkat
Juta Transaksi Triliun Rupiah Pangsa Nominal Transaksi SNAP Terus Meningkat
250 120 %
120
100
100 80
200
92,0 88,2 86,7 85,6 80,5 76,0
40
80 20
150 8,0 11,8 13,3 14,4 19,5 24,0
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
60
SNAP Hak milik
100 Pangsa Volume Transaksi SNAP Terus Meningkat
40 120 %
100
50
20 80
81,9 80,5 76,7 74,8 70,9 64,0
91 93 133 152 186 231 40
0 0 20
18,1 19,5 23,3 25,2 29,1 36,0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun 0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Volume Nominal SNAP Hak milik
Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


74
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Perbandingan antara transaksi API berbasis aspek sistem pembayaran, sebagai bagian
SNAP dengan API propietary juga terus dari milestone BSPI 2025. Dengan adanya Kartu
menunjukkan peningkatan. Pada Juni 2023, Kredit Indonesia, diharapkan dapat bermanfaat
pangsa volume transaksi SNAP mencapai 36% untuk meminimalisasi penggunaan uang
dengan pangsa nominal sebesar 24%.​Seluruh tunai, memperkuat keamanan bertransaksi,
first mover telah menerapkan SNAP secara mengurangi potensi fraud dari transaksi
bertahap, 96% second mover telah diverifikasi secara tunai, serta mengurangi cost of idle
dan/atau memperoleh persetujuan. Hingga cash dalam rangka meningkatkan efisiensi
Juni 2023, telah terdapat 37 penyedia layanan, biaya bagi perekonomian nasional. Kartu Kredit
261 pengguna layanan, dan 1514 sublayanan Indonesia merupakan wujud kemandirian
telah diverifikasi. nasional dan kepastian kedaulatan data
transaksi pemerintah. Desain Kartu Kredit
Bank Indonesia meluncurkan Kartu Kredit Indonesia menggunakan komponen dan key
Indonesia dalam rangka mendukung visual standard yang telah disepakati bersama
percepatan digitalisasi program pemerintah. Pemerintah. (Gambar 3.1.3.2). Saat ini, telah
Kartu Kredit Indonesia juga merupakan terdapat 14 Pemerintah Daerah (Pemda) yang
salah satu bentuk dukungan Bank Indonesia telah mengimplementasikan kartu kredit
terhadap program pemerintah khususnya dari Pemda domestik menggunakan fitur QRIS.

Gambar 3.1.3.2 Kartu Kredit Indonesia

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Gambar 3.1.3.3 Skema Kartu Kredit Indonesia

Inisiasi Transaksi Pembayaran

Nasabah (SatKer) 1 Merchant Online & Offline

5 T+4 T+1 2

Otorisasi Pembayaran Tagihan Pembayaran Tagihan Penerusan


Data
Issuer KKP
4a 3a
1. Model Bisnis Mandiri Infrastruktur SP Ritel Nasional
Issuer KKP $
(Himbara, BPD & Bank lain sesuai
permintaan pemerintah)
2. Model Bisnis White Label
Penyelenggara BPD
Pendukung (Issuer KKP Daerah) 4b L. L. L. 3b
Standard Switching Services
3. Model Bisnis Co-Brand Merchant’s Bank
Issuer (acquirer)
BPD (Co-Brand) T+2 T+3
KKP eksisting
Penerusan Dana Kliring & Setelmen

Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 75


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Akselerasi implementasi BI-FAST terus kebijakan batas minimal pembayaran kartu


berlanjut dalam memperkuat ekosistem kredit sebesar 5% dari total tagihan dan nilai
EKD nasional. Hal ini tercermin pada pesatnya denda keterlambatan pembayaran sebesar 1%
perkembangan transaksi menggunakan atau maksimal Rp100.000 hingga 31 Desember
BI-FAST, baik dari sisi volume maupun nilai 2023. Bank Indonesia juga memperpanjang
nominal. Pada Triwulan II 2023, volume transaksi masa berlaku kebijakan tarif Sistem Kliring
BI-FAST mencapai 468,4 juta transaksi dengan Nasional Bank Indonesia (SKNBI) kepada
nominal sebesar Rp1.310,8 triliun. Kepesertaan bank sebesar Rp1 dan maksimum Rp2.900 dari
BI-FAST pun semakin meluas dengan jumlah bank kepada nasabah hingga 31 Desember
123 peserta (119 bank, dua nonbank) yang 2023. Perpanjangan kebijakan tersebut
merepresentasi 94% pasar ritel. Kehadiran dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi
BI-FAST dengan berbagai kemudahan dan biaya dan aktivitas ekonomi masyarakat
biayanya yang murah berhasil mendorong serta memudahkan transaksi keuangan guna
kenaikan volume transaksi transfer khususnya menjaga momentum pemulihan ekonomi.
layanan digital perbankan. Guna memperluas inklusi, penguatan kebijakan
Merchant Discount Rate (MDR) QRIS segmen
Dukungan kebijakan sistem pembayaran usaha UMi dilakukan berdasarkan nominal per
terhadap pemulihan ekonomi dan perluasan transaksi secara progresif: (a) transaksi sampai
inklusi ekonomi keuangan digital melalui dengan Rp100.000 dikenakan MDR 0%; dan (b)
kebijakan pricing terus dilanjutkan. Bank transaksi di atas Rp100.000 dikenakan MDR
Indonesia memperpanjang masa berlaku 0,3%, dengan masa berlaku efektif secepat-
cepatnya 1 September 2023 dan selambat-
Grafik 3.1.3.4 Volume Transaksi BI-FAST lambatnya 30 November 2023 sesuai kesiapan
Kian Meningkat Seiring Pertumbuhan sistem industri.
Layanan Digital Perbankan
% Juta Dalam rangka meningkatkan kepercayaan
40 1500
publik terhadap sistem keuangan, Bank
35 1400
Indonesia terus berupaya menyempurnakan
30 1200
berbagai aspek pelindungan konsumen, baik
25 1000
dari sisi pengaturan, pengawasan, edukasi,
20 800
serta penanganan pengaduan. Penguatan
15 600 atas aspek pelindungan konsumen dilakukan
10 400 melalui lima strategi kebijakan yaitu: 1)
5 200 pengaturan yang sesuai dengan undang-
0 0 undang dan best practices; 2) pengawasan
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6
2019 2020 2021 2022 2023 yang responsif dan efektif; 3) edukasi dalam

BI-FAST SKNBI Digital Banking (skala kanan)


rangka peningkatan literasi konsumen; 4)
Sumber: Bank Indonesia, diolah penanganan pengaduan; serta diperkuat
dengan 5) sinergi dan kolaborasi (Boks 3.3).

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


76
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

3.2 Sinergi dalam Bauran Kebijakan Nasional

Sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia dengan pencapaian yang melebihi target,
dan perbankan, pelaku usaha, pemerintah didukung penguatan dan pengembangan
pusat, K/L terkait, dan Pemda terus diperkuat. kegiatan yang inovatif dan strategis. Di
Sinergi dan koordinasi tersebut dilakukan antaranya yaitu penyelenggaran pagelaran
untuk mendorong pembiayaan ekonomi Karya Kreatif Tematik, Pesona Kopi Nusantara,
dari sisi permintaan dan penawaran guna Creative Makerspace, dan peningkatan
mendorong perbaikan kinerja sektor hilirisasi kehadiran potential buyer/aggregator ekspor
minerba, hilirisasi pangan, perumahan, secara fisik. Ke depan, sinergi yang telah terjalin
pariwisata, serta inklusif dan hijau. Sinergi pada KKI 2023, baik dengan K/L, asosiasi,
dan koordinasi diperlukan untuk memperkuat maupun industri, serta inovasi pengembangan
kebijakan KLM yang lebih berperan sebagai yang telah dilakukan akan terus diperkuat untuk
stimulus penawaran pembiayaan perbankan, mendukung pelaksanaan pengembangan
yakni melalui kelonggaran likuditas untuk UMKM sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
menambah minat perbankan dalam nasional.
melakukan intermediasi. Adapun tahapan
sinergi dan koordinasi yang dilakukan antara Sinergi kebijakan dengan pemerintah pusat
lain melalui penguatan koordinasi stimulus maupun daerah, perbankan, dan asosiasi
makroprudensial dan fiskal, penguatan terus diperkuat guna mendorong inovasi serta
koordinasi optimalisasi implementasi KLM baik integrasi EKD. Upaya Bank Indonesia dalam
di pusat maupun daerah, termasuk melalui mendorong EKD melalui program elektronifikasi
koordinasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia difokuskan pada tiga pilar utama, yaitu
Dalam Negeri (KPwDN) dengan Pemda untuk digitalisasi bansos, Elektronifikasi Transaksi
mendorong skema pembiayaan yang sesuai di Pemerintah Daerah (ETPD), dan elektronifikasi
masing-masing wilayah, serta sosialisasi KLM sektor transportasi (integrasi pembayaran
kepada industri perbankan dan pelaku usaha. antarmoda, pemanfaatan Mobility as a
Service/MaaS dan Account Based Ticketing/
Sinergi mendukung Gerakan Nasional ABT). Hingga Triwulan II 2023, berbagai upaya
(Gernas) Bangga Buatan Indonesia (BBI) percepatan dan perluasan digitalisasi program
dan Bangga Berwisata #DiIndonesiaAja pemerintah (bansos, transaksi Pemda, dan
kembali dilakukan melalui penyelenggaraan transportasi) terus berlanjut dan berjalan
KKI 2023. KKI telah mendorong sinergi dan dengan baik. Implementasi ETPD hingga
kolaborasi di antara stakeholders dan UMKM Triwulan II 2023 mengalami peningkatan yang
Indonesia, dengan mengedepankan sinergi ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah
bersama 18 K/L (antara lain Kemenkop dan Pemda di tahap digital. Jumlah pemda di
UKM, Kemenparekraf, Kemenperin, Kemendag, tahap digital telah mencapai 399 Pemda
Kemenkomarves, Kementerian BUMN, dan (73,6% dari total 542 pemda). Sinergi kebijakan
Dekranas), enam asosiasi (SCAI, APRINDO, juga dilakukan melalui pelaksanaan Festival
ASEPHI, PHRI, GAPMMI, dan ASMINDO), dan Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)
46 Industri (antara lain lembaga keuangan, pada 7-10 Mei 2023 dengan tema “Synergy
agregator, dan marketplace), melalui and Innovation of Digital Economy: Fostering
kolaborasi dalam penyelenggaraan rangkaian Growth” bekerja sama dengan Kementerian
kegiatan dan pameran. KKI 2023 telah berhasil Perekonomian, didukung oleh K/L, empat bank
memperoleh apresiasi dan respons positif sentral negara ASEAN, dan industri. FEKDI 2023

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 77


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

merupakan bagian dari rangkaian acara pengaturan terkait Know Your Customer
Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 di sektor (KYC) administration dalam rangka menjaga
keuangan sebagai etalase inovasi produk ketahanan (resiliensi) pasar modal nasional.
dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi Kebijakan terkait manajemen bursa karbon
dan keuangan digital guna mempercepat juga ditempuh melalui penyusunan Peraturan
pemulihan ekonomi nasional. OJK (POJK) mengenai operasionalisasi bursa
karbon yang ditargetkan selesai pada akhir
Sebagai otoritas di sektor keuangan, Bank 2023.
Indonesia, OJK, dan Lembaga Penjamin
Simpanan (LPS) turut serta dalam LPS menetapkan kenaikan Tingkat Bunga
merancang dan mengimplementasikan Penjaminan (TBP) untuk memperkuat
kebijakan untuk menjaga SSK. Berbagai sinergi kebijakan lintas otoritas di sektor
kebijakan dan peraturan yang dirancang keuangan dalam mendukung pemulihan
dan diimplementasikan oleh tiap lembaga kinerja intermediasi perbankan dan
diharmonisasikan melalui jalur koordinasi menjaga momentum pemulihan ekonomi.
yang telah disepakati bersama, serta dilakukan Selama Semester I 2023, LPS menaikkan TBP
dengan berpegang pada prinsip efektif, efisien, sebanyak dua kali, sehingga TBP mencapai
dan bertata kelola. Stabilitas sektor jasa 4,25% untuk simpanan rupiah di bank umum,
keuangan diproyeksikan tetap terjaga dengan 2,25% untuk simpanan valuta asing di bank
kinerja intermediasi lembaga jasa keuangan umum, sedangkan untuk simpanan rupiah di
yang solid, serta didukung oleh tingkat Bank Perekonomian Rakyat (BPR) pada level
permodalan serta likuiditas yang memadai. 6,75%. Kenaikan TBP LPS juga sebagai salah
Di sisi lain, kredit restrukturisasi COVID-19 terus satu respons atas potensi kenaikan suku bunga
menunjukkan penurunan, dari Rp372 triliun perbankan dalam merespons kebijakan bank
pada Mei 2023 menjadi Rp361 triliun pada Juni sentral. LPS secara berkelanjutan akan terus
2023, yang disertai dengan penurunan jumlah melakukan evaluasi dalam rangka memastikan
debitur. TBP sejalan dengan perkembangan kondisi
perbankan dan pemulihan ekonomi. Ke
Dalam rangka mendorong intermediasi sektor depannya LPS akan melakukan penyesuaian
keuangan di tengah dinamika dan tantangan kebijakan dengan menetapkan berakhirnya
perekonomian global dan domestik, OJK terus relaksasi denda premi yang mulai diterapkan
memperkuat kebijakan mikroprudensial di untuk pembayaran premi periode pertama
sektor jasa keuangan. Dari sisi perbankan, OJK tahun 2024. Sementara dari sisi penjaminan
berfokus pada penguatan sisi permodalan, dan resolusi, kebijakan LPS akan tetap
mendorong konsolidasi, perluasan inovasi diarahkan untuk mendukung pemulihan
produk dan layanan, serta peningkatan efisiensi ekonomi serta meningkatkan kepercayaan
perbankan. OJK juga memperkuat ketahanan, masyarakat terhadap perbankan.
pengaturan, dan pengawasan Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) dalam melakukan pemisahan Sinergi kebijakan antara Bank Indonesia
Unit Usaha Syariah (UUS) bagi perusahaan dan OJK melalui kerangka Forum Koordinasi
penjaminan, perusahaan asuransi dan Makroprudensial-Mikroprudensial (FKMM)
reasuransi, serta perbankan sebagai tindak terus dilakukan secara berkelanjutan untuk
lanjut atas mandat UU PPSK. Berbagai langkah menjaga SSK dan memperkuat pemulihan
progresif juga ditempuh untuk meningkatkan ekonomi. Berbagai kebijakan strategis telah
akses keuangan masyarakat khususnya dibahas oleh Bank Indonesia dengan OJK
di perdesaan, melalui program Ekosistem melalui FKMM sepanjang periode pelaporan.
Keuangan Inklusif (EKI), untuk meningkatkan Dalam rangka harmonisasi kebijakan, telah
inklusivitas yang bermuara pada akselerasi dilakukan pembahasan antarotoritas terkait
kesejahteraan masyarakat. Dari sisi pasar harmonisasi ketentuan transaksi di pasar
modal, OJK juga berupaya untuk meningkatkan modal, pengenaan sanksi dan izin usaha

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


78
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

perbankan, pengaturan dan pengawasan intensif termasuk peningkatan kecepatan serta


terkait implementasi Rancangan Peraturan perbaikan kualitas data dan/atau informasi
Pemerintah (RPP) DHE Sumber Daya Alam secara berkesinambungan.
(SDA), serta implementasi primary dealer untuk
penguatan kepesertaan OM. Bank Indonesia Kolaborasi Bank Indonesia dan LPS dilakukan
dan OJK juga tetap melanjutkan koordinasi secara rutin untuk mendukung terjaganya
intensif dalam mengevaluasi kondisi LJK SSK. Selama periode pelaporan, koordinasi
melalui mekanisme pemeriksaan bersama. dilakukan melalui keanggotaan Bank Indonesia
bersama otoritas lain di Komite Stabilitas Sistem
Kebijakan mikroprudensial OJK juga Keuangan (KSSK), selain pemberian dukungan
dikoordinasikan dengan Bank Indonesia Bank Indonesia kepada LPS yang dilakukan
sebagai bentuk sinergi untuk mendukung dalam bentuk knowledge sharing, pengelolaan
pengembangan sektor perbankan. Sepanjang anggaran, dan tata kelola.
Semester I 2023, beberapa Rancangan
Peraturan OJK (RPOJK) dan Rancangan Surat Koordinasi tripartit Bank Indonesia, OJK, dan
Edaran OJK (RSEOJK) telah diharmonisasikan LPS semakin diperkuat dalam implementasi
dengan peraturan yang terkait dengan integrasi pelaporan bank umum dan kerja
kewenangan Bank Indonesia, antara lain sama ketiga lembaga dalam riset bersama
RSEOJK tentang Batas Maksimum Pemberian untuk mendukung rumusan dan harmonisasi
Kredit BPR dan Batas Maksimum Penyaluran kebijakan ketiga lembaga. Sejak 2022, ketiga
Dana BPRS, dan RSEOJK Penyelenggaraan lembaga memperkuat integrasi pelaporan
Produk Bank Perekonomian Rakyat Syariah. melalui implementasi penuh Laporan Bank
Harmonisasi tersebut menjadi penting Umum Terintegrasi (LBUT) agar laporan
dilakukan untuk mencegah pengaturan perbankan dapat lebih efektif dan mampu
yang tumpang tindih utamanya dalam hal mengakomodir perkembangan kebutuhan
penguatan modal dan pengelolaan risiko bank. antarotoritas termasuk memperluas cakupan
Sebagai tindak lanjut atas upaya memperkuat metadata dari LBUT. Koordinasi tripartit juga
pasar keuangan Indonesia, Bank Indonesia turut dilakukan dalam bentuk pelaksanaan asesmen
memberikan masukan atas RSEOJK tentang bersama dalam rangka penguatan kebijakan
Perhitungan Permodalan untuk Eksposur Bank di ketiga otoritas, serta penguatan sinergi
terhadap Lembaga Central Counterparty dan kebijakan dalam rangka menjaga SSK. Asesmen
RSEOJK tentang Persyaratan Margin untuk bersama antara lain berupa pemutakhiran
Transaksi Derivatif yang Tidak Dikliringkan bank sistemik guna merumuskan strategi
melalui Lembaga Central Counterparty. Lebih kebijakan yang tepat. Hasil asesmen tersebut
lanjut, untuk memperkuat analisis kebijakan menjadi salah satu referensi bagi masing-
makroprudensial dan mikroprudensial, masing otoritas dalam perumusan respons
pertukaran data dan/atau informasi antara kebijakan ke depan.
Bank Indonesia dan OJK terus dilakukan secara

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 79


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Boks Devisa Hasil Ekspor, Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan,


Pengolahan Sumber Daya Alam (PP DHE SDA) dan
3.1 Implikasinya bagi SSK

Dalam rangka upaya stabilisasi nilai tukar ditujukan untuk kebutuhan dalam negeri;
rupiah, Bank Indonesia juga melakukan dan (iii) pengaturan instrumen lain yang
inovasi untuk mendukung kebijakan diperbolehkan akan dilakukan kemudian
terkait DHE yang bertujuan memperkuat dengan tetap berdasarkan prinsip (i) dan
ketahanan likuiditas pasar valas (ii) dimaksud, serta sesuai perkembangan
domestik. Pada Juli 2023, kebijakan DHE ekonomi dan pasar keuangan.
Bank Indonesia yang diimplementasikan
melalui penerbitan Peraturan Bank Penetapan instrumen penempatan
Indonesia (PBI) Nomor 7 Tahun 2023 tentang DHE SDA dan instrumen pemanfaatan
Devisa Hasil Ekspor dan Devisa Pembayaran atas penempatan DHE SDA untuk
Impor yang mengatur prinsip dan instrumen pengoptimalan pengelolaan DHE.
penempatan DHE SDA serta pengaturan Berdasarkan ketiga prinsip tersebut,
pengawasan DHE SDA turut mendukung Bank Indonesia menetapkan instrumen
implementasi Peraturan Pemerintah (PP) penempatan dan pemanfaatan DHE SDA: (i)
No. 36/2023 tentang Devisa Hasil Ekspor dan rekening khusus DHE SDA dalam valuta asing;
Kegiatan Pengusahaan, Pengelolaan, dan/ (ii) instrumen perbankan berupa deposito
atau Pengolahan Sumber Daya Alam (PP valuta asing; (iii) instrumen keuangan yang
DHE SDA). Dalam ketentuan tersebut, Bank diterbitkan oleh Lembaga Pembiayaan
Indonesia menetapkan dan menyediakan Ekspor Indonesia (LPEI) berupa promissory
instrumen penempatan DHE SDA, serta note valuta asing; dan (iv) instrumen Bank
melakukan pengaturan dan pengawasan Indonesia berupa term deposit operasi
terhadap DHE SDA. Prinsip pemanfaatan pasar terbuka konvensional dalam valuta
dan penempatan DHE mengacu pada 3 hal asing di Bank Indonesia. Sementara itu,
yaitu: (i) sejalan dengan pengaturan dalam untuk instrumen pemanfaatan terdiri dari (i)
PP No. 36/2023; (ii) pemanfaatan DHE SDA agunan kredit rupiah, (ii) reksus untuk swap

Gambar B3.1.1 Prinsip Pemanfaatan dan Penempatan DHE

Keterangan :
PENGATURAN / KEWAJIBAN
DHE SDA yang telah dimasukkan wajib ditempatkan minimum
Ketentuan PP 36/2023
Paling lambat akhir bulan ketiga setelah Bulan PPE sebesar 30% selama paling singkat 3 bulan setelah incoming

Penempatan dilakukan pada: (1) Reksus, (2) instrumen


Nilai PPE perbankan, (3) instrumen LPEI, (4) instrumen BI
Aturan pelaksanaan PP
≥USD DHE wajib Masuk Melalui
250 ribu Reksus BI dapat memberikan insentif atas instrumen yang diterbitkan BI 36/2023 di PBI DHE DPI

SDA Nilai PPE


Kewajiban penempatan dalam bentuk valas
DHE dapat sukarela dimasukkan
<USD
pada reksus Tetap PRINSIP INSTRUMEN PENEMPATAN & PEMANFAATAN
250 ribu
menempatkan 1. Sejalan dengan PP
2. Pemanfaatan DHE SDA untuk kebutuhan dalam negeri
Reksus DHE SDA pada Bank maupun LPEI DHE SDA yang 3. Penetapan instrumen dan pemanfaatan dilakukan oleh
BI sesuai prinsip 1 dan 2
telah masuk
pada Reksus INSTRUMEN PENEMPATAN INSTRUMEN PEMANFAATAN
Memasukkan di dalam SKI 1. Reksus valas 1. Angunan kredit rupiah
2. Deposito valas bank 2. Reksus untuk Swap Valas
seluruh DHE 3. TD valas DHE SDA Nasabah bank
4. Promissory notes valas LPEI 3. Underlying transaksi swap
SDA ke dalam Bank dengan BI dan pemanfaatan
SKI lain yang ditetapkan oleh BI.

Menggunakan satu NPWP secara tetap untuk seluruh pemasukan, penempatan, dan pemanfaatan DHE

Memenuhi ketentuan=ketentuan terkait Transfer Dana Masuk/Keluar Reksus

PENGAWASAN
Hasil pengawasan
BANK INDONESIA disampaikan kepada
Pengawasn pemasukan, penempatan, dan pemanfaatan DHE SDA DJBC
Kewajiban Bank dan LPEI

80 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

valas nasabah-bank, dan (iii) underlying kebijakan DHE dimaksud diharapkan dapat
transaksi swap Bank dengan Bank Indonesia turut berkontribusi memperkuat ketahanan
dan pemanfaatan lain yang ditetapkan SSK, baik secara langsung pada institusi
Bank Indonesia. Dalam rangka mendukung keuangan yang memiliki eksposur valas
efektivitas implementasi PP DHE SDA, Bank maupun tidak langsung melalui sentimen
Indonesia juga melakukan pengawasan di pasar keuangan.
atas pemasukan, penempatan, dan
pemanfaatan DHE SDA dimaksud. Kebijakan retensi DHE berpotensi
memperkuat ketahanan perbankan
Kebijakan DHE berpotensi menciptakan dan korporasi. Dari sisi perbankan,
pasar keuangan yang lebih kuat, pengelolaan DHE oleh perbankan domestik
mempertimbangkan penempatan akan meningkatkan likuiditas valas
DHE dilakukan pada sistem keuangan perbankan domestik dan profitabilitasnya.
Indonesia. Retensi DHE akan meningkatkan Pemenuhan retensi DHE pada korporasi
likuiditas valas di perbankan domestik. eksportir dan importir terutama pada
Dengan likuiditas valas yang lebih memadai, sektor pertambangan dan CPO berpotensi
pergerakan nilai tukar juga diharapkan lebih meningkatkan kebutuhan likuiditas rupiah
stabil terutama saat terjadi pengetatan untuk ekspansi bisnis baik melalui kredit
likuiditas global. Dengan nilai tukar yang investasi atau kredit modal kerja dengan
lebih stabil serta likuiditas valas di pasar agunan TD valas ataupun reksus untuk
keuangan domestik yang lebih tinggi, swap valas nabah dengan bank.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


81
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Boks Tindak Lanjut Implementasi UU PPSK:


3.2 Penyempurnaan ketentuan PLJP dan PLJPS

Sehubungan dengan berbagai Bank Indonesia kepada bank umum yang


tantangan yang dihadapi dalam sektor mengalami kesulitan likuiditas.27 Secara
keuangan maka diperlukan pembaruan umum, penyempurnaan ketentuan PLJP/
peraturan untuk dapat menjawab isu PLJPS yang didasarkan pada UU PPSK
regulasi dalam sektor keuangan. Hal dimaksud adalah sebagai berikut:
ini mempertimbangkan regulasi yang
tersebar dan berusia lama serta belum 1. Penguatan persyaratan penerimaan
disesuaikan dengan perkembangan PLJP/PLJPS, yaitu bank umum harus
industri keuangan terkini. Berlakunya UU memenuhi persyaratan:
PPSK sejak 12 Januari 2023 dengan konsep a. solvabilitas;
omnibus law merupakan salah satu solusi
b. memiliki agunan yang cukup sebagai
untuk menjawab isu regulasi. Penerbitan UU
jaminan PLJP/PLJPS; dan
PPSK tersebut menyebabkan perubahan
pada beberapa ketentuan peraturan c. memiliki proyeksi arus kas yang
perundang-undangan di sektor keuangan memadai untuk mengembalikan PLJP/
yang secara umum dapat dibagi menjadi PLJPS.
tiga dimensi utama, yaitu: (i) kelembagaan
2. Agunan PLJP
otoritas keuangan; (ii) pencegahan dan
penanganan permasalahan sistem Penambahan aset tetap sebagai agunan
keuangan; dan (iii) industri keuangan. yang dapat digunakan untuk jaminan
PLJP/PLJPS, sehingga agunan PLJP/PLJPS
Bank Indonesia memperkuat ketahanan menjadi:
SSK melalui penyempurnaan ketentuan
mengenai PLJP dan PLJPS. Hal ini dilakukan 1. surat berharga yang memiliki peringkat
sejalan dengan penguatan peranan tinggi;
Bank Indonesia dalam menetapkan dan 2. surat berharga syariah yang memiliki
melaksanakan kebijakan makroprudensial peringkat tinggi yang dicatat dalam
yang salah satu kewenangannya adalah pembukuan UUS;
melakukan penyediaan dana untuk bank
3. aset kredit;
dalam rangka menjalankan fungsi lender of
last resort di antaranya melalui penyediaan 4. aset pembiayaan yang dicatat dalam
dana PLJP/PLJPS. Penyempurnaan pembukuan UUS; dan
ketentuan PLJP /PLJPS merupakan bentuk
25 26
5. aset tetap yang dimiliki bank.
tindak lanjut terhadap Pasal 20 dan Pasal
30 UU PPKSK sebagaimana terakhir diubah 3. Jangka waktu PLJP/PLJPS disesuaikan
dengan UU PPSK yang mengatur mengenai menjadi paling lama 30 hari kalender
kewenangan pemberian PLJP/PLJPS oleh untuk setiap periode pemberian PLJP/

25 Peraturan Bank Indonesia Nomor 4 tahun 2023 27 Kesulitan likuiditas adalah kesulitan likuiditas
tentang Pinjaman Likuiditas Jangka Pendek bagi jangka pendek yang disebabkan oleh arus
Bank Umum Konvensional dana masuk yang lebih kecil dibandingkan arus
dana keluar (mismatch) sehingga Bank Umum
26 Peraturan Bank Indonesia Nomor 5 tahun 2023
tidak dapat memenuhi kewajiban giro wajib
tentang Pembiayaan Likuiditas Jangka Pendek
minimum.
berdasarkan Prinsip Syariah bagi Bank Umum
Syariah

82 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

PLJPS dan dapat diperpanjang secara bagian dari pengawasan, Bank Indonesia
berturut-turut paling banyak dua periode menyampaikan surat kepada bank
sehingga secara keseluruhan periode umum penerima PLJP/PLJPS mengenai
pemberian PLJP/PLJPS maksimum 90 larangan dan pembatasan selama
hari kalender. periode pemberian PLJP/PLJPS atau
selama bank umum belum melakukan
4. Penguatan koordinasi Bank Indonesia
pembayaran kembali kewajiban PLJP/
dengan OJK terkait pemberian PLJP:
PLJPS.
a. B a n k Indonesia berkoordinasi
Selain penyempurnaan yang didasarkan
dengan OJK dalam menindaklanjuti
pada UU PPSK, terdapat berapa poin
permohonan PLJP untuk menilai
penyempurnaan yang dilakukan dalam
pemenuhan persyaratan PLJP/PLJPS.
rangka penyelarasan dengan ketentuan
b. Koordinasi antara Bank Indonesia dan Bank Indonesia dan otoritas terkait terkini,
OJK paling sedikit mengenai: antara lain:
1. permintaan penilaian kepada OJK
1. Penyesuaian nilai agunan terhadap
mengenai pemenuhan persyaratan
plafon untuk SBN, yaitu ditetapkan
atau kecukupan solvabilitas dan
paling rendah sebesar 102% dari
tingkat kesehatan bank; dan
plafon PLJP yang dihitung berdasarkan
2. pelaksanaan penilaian bersama nilai pasar SBN, sejalan dengan
Bank Indonesia dan OJK mengenai penyesuaian pada haircut transaksi
pemenuhan kecukupan agunan OM Bank Indonesia.
dan proyeksi arus kas bank untuk
2. Penyesuaian periode restrukturisasi
mengembalikan PLJP/PLJPS.​
aset kredit/pembiayaan yang dapat
5. Penguatan pengawasan terhadap diterima sebagai agunan PLJP pada
bank umum yang menerima PLJP/ “periode stimulus COVID-19” menjadi
PLJPS oleh OJK berkoordinasi dengan periode sesuai perpanjangan waktu
Bank Indonesia untuk memastikan kebijakan relaksasi restrukturisasi oleh
penggunaan dana PLJP/PLJPS sesuai OJK.
dengan peruntukannya dan pelaksanaan
3. Penambahan kredit/pembiayaan
rencana pembayaran kembali sesuai
pensiunan sebagai agunan PLJP
dengan perjanjian. Pengawasan juga
dengan beberapa kriteria yang wajib
dimaksudkan untuk memastikan
dipenuhi, antara lain dijamin dengan
pemenuhan persyaratan selama periode
asuransi jiwa dan asuransi kredit.
pemberian PLJP/PLJPS. Selain itu, sebagai

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


83
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Boks Pelindungan Konsumen dalam Menjaga SSK


3.3

Upaya mendorong inklusivitas dalam (85,1%) dan tingkat literasi (49,68%) dapat
sistem keuangan, termasuk melalui mengakibatkan masyarakat rentan
teknologi, telah mendorong masyarakat terhadap penyalahgunaan data, pencurian
untuk berkesempatan menggunakan identitas, perlakuan yang tidak adil, serta
layanan keuangan dengan cepat, tindak penipuan. Risiko tersebut dapat
mudah, murah, aman, dan andal. Hal berpotensi memengaruhi kepercayaan
ini tentu saja membawa dampak positif masyarakat terhadap sistem keuangan dan
bagi pertumbuhan ekonomi nasional. menimbulkan risiko baik bagi penyedia jasa
Berdasarkan hasil Survei Nasional termasuk instabilitas di sistem keuangan.
Keuangan Inklusif, pada 2022 sebanyak
85,1% masyarakat telah menggunakan Bank Indonesia sebagai otoritas di
produk atau layanan lembaga keuangan sektor moneter, sistem pembayaran,
formal. Pencapaian ini semakin dekat serta makroprudensial, terus berupaya
dengan target keuangan inklusif sebesar menyempurnakan berbagai aspek
90% pada 2024. pelindungan konsumen, baik dari sisi
pengaturan, pengawasan, edukasi, serta
Peningkatan inklusivitas perlu dibarengi penanganan pengaduan. Penguatan atas
dengan peningkatan pelindungan aspek pelindungan konsumen dilakukan
konsumen agar berkesinambungan. melalui lima strategi kebijakan yaitu: 1)
Indeks literasi digital nasional yang pengaturan yang sesuai undang-undang
masih sebesar 3,54 (dari skala 5), survei dan praktik terbaik; 2) pengawasan yang
literasi masyarakat terhadap produk/jasa responsif dan efektif; 3) edukasi dalam
sistem pembayaran yang baru berada rangka peningkatan literasi konsumen; 4)
pada level kritis, serta gap yang masih penanganan pengaduan; serta diperkuat
cukup lebar antara inklusi keuangan dengan 5) sinergi dan kolaborasi.

Gambar B3.3.1 Survei Literasi Masyarakat terhadap Produk/Jasa Sistem Pembayaran

1) Literasi Digital 2) Literasi Keuangan 3) Sistem Pembayaran Digital

Kominfo 2022 Survei OJK 2022 Survei PKBI 2022


Gap sebesar 35% antara tingkat inklusi Survey literasi Konsumen terhadap
keuangan dan literasi keuangan produk dan jasa sistem pembayaran
Indeks Literasi Digital : 3,54 menunjukkan banyak konsumen yang belum berupa APMK dan UE
paham mengenai produk dan layanan jasa
Tercatat tingkat literasai digital secara keuangan yang digunakan.
nasional adalah sebesar 3,54 dari skala 5. IKK Total : 63,76 (Kritis)
Hal yang perlu ditingkatkan adalah kepedulian
data pribadi dan keamanan gadget Mampu
63,76
Paham Kritis
3,9 3,84 49,68
3,68
3,44 3,52 3,53 3,49 3,54 %
Sadar Berdaya
3,10 3,12

INDEKS KEBERDAYAAN KONSUMEN


Indeks Literasi Keuangan
± 35% SISTEM PEMBAYARAN

• Masyarakat sudah berani bercerita


GAP
2022

pengalaman buruk/kekecewaan dan


2021

pengalaman baik/kepuasan atas


Pilar 1 Pilar 2 Pilar 3 Pilar 4 Total
85,1% penggunaan sistem pembayaran nontunai
Digital Digital Digital Digital 76,19% 85,1 kepada pihak lain (keluarga, teman,
Skills Ethics Safety Culture 67,8% % kerabat, media sosial)
59,74%
Gen Z ( < 24 tahun) 25% • Pengajuan keluhan telah direspon cukup
Gen Y ( 24-39 tahun) 43% baik oleh masyarakat, dimana pengaduan
Gen X ( 40-55 tahun) 27% banyak ditujukan kepada pihak Bank/Call
Indeks Inklusi Keuangan
Boomer ( > 55 tahun) 5%
2013 2016 2019 2022 Center Bank Penerbit Kartu

Sumber: FII/SNKI, SNLIK OJK, diolah

84 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Grafik B3.3.1 Indeks Kepemilikan dan Penggunaan Akun

Indesks Kepemilikan Akun Indesks Penggunaan Akun


90 80 85,1 90
88
76 90 81,4 83,6
80 65,4 72 76,2
80
70 61,7
67,8
70
60 55,7
60 59,7
50
35,1 50
40 34,2
31,3 40
30
30
20 20
10 10
0 0
2014 2015 2016 2018 2020 2021 2022* 2023 2024 2013 2015 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Sumber: Bank Indonesia, Kementerian Kominfo, OJK, diolah

Dari sisi pengaturan, Bank Indonesia Dalam konteks pengawasan,


telah menyempurnakan Peraturan Bank implementasinya dilakukan dengan
Indonesia terkait Pelindungan Konsumen, pendekatan perilaku penyelenggara. Hal
melalui penerbitan PBI No. 3 Tahun 2023 ini terus diperkuat untuk mencapai objektif
tentang Pelindungan Konsumen Bank pengawasan yaitu terwujudnya kepatuhan
Indonesia yang diterbitkan akhir Juni penyelenggara dalam memperlakukan
2023 lalu. Penyempurnaan PBI tersebut konsumen secara adil dan melakukan
juga sekaligus sebagai respons yang praktik bisnis secara bertanggung jawab
diamanatkan oleh UU PPSK. Hal ini dilakukan sesuai dengan prinsip-prinsip pelindungan
guna memastikan adanya keseimbangan konsumen. Pengawasan perilaku
hubungan antara penyelenggara dan penyelenggara akan diselenggarakan
konsumen, sejalan dengan pesatnya berdampingan dengan pengawasan
perkembangan inovasi teknologi telah prudential di Bank Indonesia, dengan
mendorong digitalisasi berbagai produk tujuan akhir bersama yaitu menjaga SSK.
dan layanan jasa keuangan menjadi Terkait penanganan pengaduan konsumen,
semakin inovatif dan efisien. Perubahan penguatan dilakukan antara lain melalui
yang dilakukan meliputi penyempurnaan pengaturan penyelesaian sengketa
definisi, cakupan penyelenggara sistem melalui lembaga alternatif penyelesaian
pembayaran dan pelaku pasar uang dan sengketa, dan kewajiban penyelenggara
pasar valas, prinsip pelindungan konsumen, untuk menjadi anggota lembaga alternatif
pengaturan hak dan kewajiban konsumen penyelesaian sengketa, hingga pengaturan
dan penyelenggara, penanganan mengenai mekanisme ganti rugi dalam
pengaduan konsumen, pelaporan, rangka penyelesaian sengketa.
pengawasan perilaku penyelenggara
(market conduct supervision), dan
koordinasi lintas otoritas dan industri.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


85
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Dari sisi edukasi, penyusunan strategi beberapa hal utama yang dipertimbangkan
edukasi dalam rangka peningkatan literasi antara lain: a) penyusunan materi edukasi
konsumen juga terus disempurnakan yang relevan; b) pendekatan/metode
melalui sinergi dengan K/L dan otoritas edukasi yang beragam mencakup
terkait. Khususnya dalam meningkatkan penggunaan konten visual dan media
literasi konsumen/masyarakat akan hak digital, brosur/leaflet, serta sosialisasi tatap
dan kewajibannya dalam memanfaatkan muka yang disesuaikan dengan preferensi
produk/jasa keuangan dan sistem dan kebutuhan konsumen; serta c) evaluasi
pembayaran, salah satunya melalui berbasis kompetensi yang mengukur
koordinasi dengan OJK dan Kementerian tingkat pemahaman konsumen atas materi
Komunikasi dan Informatika (Kominfo). edukasi yang disampaikan.
Sedangkan untuk implementasinya,
kegiatan edukasi oleh penyelenggara Selain itu, kesiapan operasional juga terus
sebagai bagian dari kewajiban penerapan ditingkatkan melalui penyempurnaan
prinsip edukasi dan literasi juga terus data dan/atau informasi, pemanfaatan
didorong dan dipantau pelaksanaannya, media intelligent untuk mendukung
agar edukasi yang dilakukan dapat selaras kedalaman analisis, serta SDM pelaksana
dengan strategi kebijakan Bank Indonesia, fungsi edukasi. Selanjutnya, guna
dan semakin optimal dalam meningkatkan memberikan pedoman teknis terhadap
literasi konsumen/masyarakat. implementasi PBI No. 3 Tahun 2023
tentang Pelindungan Konsumen Bank
Implementasi edukasi juga disesuaikan Indonesia maka Bank Indonesia juga akan
dengan segmen konsumen. Penyusunan menerbitkan ketentuan pelaksanaannya,
materi edukasi disesuaikan dengan yang akan dituangkan dalam Peraturan
kebutuhan, preferensi, tingkat pemahaman Anggota Dewan Gubernur (PADG) tentang
dan target Konsumen yang akan dituju, agar Tata Cara Pelaksanaan Pelindungan
proses peningkatan literasi Konsumen dapat Konsumen Bank Indonesia, serta PBI terkait
berjalan efektif. Dalam konteks edukasi yang Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa
mempertimbangkan target konsumen, Sektor Keuangan.

86 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Boks Peran Keuangan Sosial Syariah


3.4

Bank Indonesia ikut mendorong Penguatan peran keuangan sosial syariah


pengembangan sektor keuangan sosial dalam perekonomian nasional antara
syariah dalam rangka meningkatkan lain dilakukan melalui upaya integrasi
aktivitas perekonomian. Dalam upaya dengan keuangan komersial dalam
pengembangannya, strategi yang dilakukan bentuk penerbitan CWLS. Sejak pertama
mencakup pengembangan instrumen kali diterbitkan pada 2020, CWLS telah
keuangan syariah yang mengintegrasikan menunjukkan peran strategisnya dalam
instrumen keuangan komersial syariah mendukung kegiatan ekonomi dan sosial
dengan keuangan sosial syariah dan masyarakat melalui wakaf produktif. CWLS
didukung oleh optimalisasi teknologi digital. berperan untuk mengoptimalkan wakaf
Beberapa instrumen integrasi yang dapat uang melalui instrumen sukuk negara
dimanfaatkan untuk investasi antara lain yang dapat mendorong kegiatan produktif
Cash Wakaf Linked Sukuk (CWLS) dan Sukuk sekaligus membantu ekonomi masyarakat
Linked Wakaf yang mencakup pengelolaan miskin. Pemanfaatan dana dari imbal
dan implementasi zakat, infak, sedekah, hasil CWLS ini antara lain untuk program
dan wakaf secara terintegrasi dan optimal pemberdayaan masyarakat, beasiswa,
sehingga dapat mendukung pencapaian hingga dapur halal (Gambar B2.3.2). Pada
Sustainable Development Goals (SDGs), Semester I 2023, outstanding CWLS baik dari
yang dicanangkan Perserikatan Bangsa- penyertaan swasta (private placement)
Bangsa (PBB) untuk menjaga kelestarian maupun ritel mencapai Rp639,1 miliar.
dan kesinambungan hidup masyarakat Pemerintah sudah menerbitkan enam seri
secara menyeluruh (Gambar B2.3.1). CWLS termasuk Seri SWR004 pada Juli 2023.

Gambar B3.4.1 Hubungan Keuangan Sosial Syariah dengan


Sustainable Development Goals (SDGs)

Tahap
Pemberdayaan:
Pemberdayaan 1. Penilaian Muzaki/
(Produktif) 2. Capacity Building Donatur • Meningkatkan
3. Penyaluran
konsumsi
4. Pendampingan
• Meningkatkan
investasi
01 10
NO POVERTY REDUCED
INEQUALITIES

ZAKAT, INFAK,
SEDEKAH Konsumtif Mustahik/
02
ZERO HUNGER

Mauquf Alaih Barang y


WAKAF
• Meningkatkan
Production
Possibility
03 04
Fasilitas GOOD HEALTH QUALITY
06
CLEAN WATER Frontier
Social
& WELL-BEING EDUCATION AND SANITATION

Sosial
Safety
Net
Investasi dan
Profit
Bisnis Usaha 08
Barang x
DECENT WORK
AND ECONOMIC
CROWTH

Wakaf Uang Berjangka melalui Sukuk Pembiayaan Aset


Sukuk Negara (CWLS) Wakaf (Sukuk Linked Wakaf)
Penerapan Islamic Blended Financing

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


87
BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Gambar B3.4.2 Cash Wakaf Linked Sukuk

6b. 6a.
Pengembalian Dana Wakaf Pelunasan Sukuk

6c.
Pengembalian
Dana Wakaf 2a. Kontrak (MoU)
Temporer 3a. Pembelian SBSN
CWLS adalah Investasi
wakaf uang pada sukuk
negara yang imbalannya
2b. Penempatan 3b. SBSN
disalurkan untuk Mitra Nadzir Dana Wakaf KEMENTERIAN
membiayai program PENGUMPULAN KEUANGAN RI
WAFIK BWI sebagai
sosial dan pemberdayaan - LKS PWU
ekonomi umat Wakaf Uang - Non UKS PWU
NADZIR
4.
Pembiayaan
Proyek
5b. Distribusi Kupon Sesuai MoU 5a. Pembayaran Kupon

5c.
Pemanfaatan Discount dan
Kupon untuk pembangunan
Aset Wakaf dan Program/
Peran BI, Kemenkeu, Kemenag, BWI Penerapan Kegiatan Sosial
WCP
1. Menjaga tranparansi dan governance
dana wakaf melalui penerapan
Waqf Core Principal (WCP); Mitra Nadzir Pemanfaatan dana
2. Provider sistem informasi wakaf; SBSN untuk
PENYALURAN
3. Mitra lembaga sosial (Nazhir dan LAZ)
pembiayaan
dalam mengelola proyek sosial
(misalnya pengembangan madrasah); *) Sukuk Wakaf Indonesia (SWI) 001, senilai Rp50,8 miliar, Proyek Pemerintah
4. Edukasi publik terkait wakaf sukuk terlah diterbitkan Kemenkeu, 10 Maret 2020 di bidang layanan
umum masyarakat

Implementasi integrasi keuangan Bank Indonesia bersinergi dengan


komersial dan sosial syariah juga dilakukan Kementerian Agama (Kemenag RI),
dalam bentuk pembiayaan aset wakaf Badan Wakaf Indonesia (BWI) dan Badan
produktif antara lain melalui kerja sama Pengelola Keuangan Haji (BPKH) telah
internasional dengan Awqaf Properties melakukan inisiasi kerja sama dengan APIF
Investment Fund (APIF) yang merupakan untuk mewujudkan pembiayaan terhadap
subsidiary dari Islamic Development Bank aset wakaf produktif di Indonesia. Kerja
(IsDB). APIF menyalurkan pembiayaan sama tersebut diinisiasikan pada rangkaian
ke proyek-proyek pengembangan aset kegiatan side event G20 di Bali pada Juli
wakaf di berbagai belahan dunia untuk 2022 melalui kerja sama pembiayaan
menjadikan aset wakaf yang lebih produktif dengan APIF. Terdapat 10 nazhir potensial
melalui pengembangan proyek properti yang difasilitasi oleh Bank Indonesia
komersial. Melalui kerja sama dengan untuk melakukan pertemuan bilateral
mitra domestik, pemanfaatan aset wakaf dengan perwakilan APIF. Berdasarkan
diharapkan dapat memberikan kontribusi hasil asesmen awal, terdapat satu proyek
bagi pengembangan beragam program yang dinilai cukup memenuhi persyaratan
pemberdayaan masyarakat miskin oleh pembiayaan. Saat ini, sedang dilakukan
mauquf alaih di bidang sosial, pendidikan, tahapan asesmen terhadap Feasibility
dan kesehatan secara berkelanjutan. Study (FS) oleh konsultan independen yang
Model ini juga menjadi solusi untuk aset ditunjuk oleh APIF (Gambar B2.3.3).
wakaf berupa tanah yang masih banyak
menganggur di Indonesia.

88 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB III - Respons Kebijakan Untuk Memperkuat Ketahanan dan Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Gambar B3.4.3 Skema Pembiayaan Wakaf Produktif Oleh APIF-IsDB

Awqaf Properties Investment Fund (APIF) merupakan lembaga investasi di bidang properti
untuk mengembangan aset wakaf yang dibentuk Islamic Development Bank (IsDB). Manfaat

1 2 3 • Mengembangkan sektor perwakafan di


Isu Strategis Indonesia
• Meningkatkan pembiayaan pada asset
wakaf yang kurang produktif
Nilai proyek wakaf relatif
Pembiayaan bersama
• Meningkatkan integrasi keuangan
kecil (<5 juta USD) Penerima Manfaat (joint financing) dalam komersial dan sosial syariah
(Beneficiaries) proyek wakaf

Masih rendahnya kapasitas


nazhir dalam menyusun
Peran BI
kerja sama
• Memfasilitasi pertemuan antara nazhir
Tidak tersedianya 6 dengan APIF (1-on-1 meeting)
• Kegiatan konsultasi dan pendampingan
Pembayaran kembali (repayment)
collateral yang mencukupi kepada APIF hingga pelunasan

4 dalam penyusun FS.


• Menyelenggarakan workshop penyusun
Skema pembiayaan 7
yang diajukan nazhir
Bagian dari
pendapatan
proposal.
untuk aktivitas
5 Pendapatan

Pihak yang terlibat


operasionl yang dihasilkan
Beneficiary (income generated)
Pembiayaan
margin/pricing yang
masih tinggi
Proyek Pembangunn
Special Account Aset Wakaf

Tahapan
Approval from Implementation
Concept Preparation & Signing financial Declaration of &
IsDB
clearance apprasial agreement effectivenes disbursement
management

Visiting rencana
Informasi awal proyek penyusunan Pelaksanaan
mengenai proyek Penyampaian
proposal Penandatanganan Penyampaian surat proyek
wakat proyek wakaf surat approval
perjanjian tanggal efektif Pembayaran
Koordinasi Penyusunan FS dan pre- dari APIF - IsDB pembiayaan kerja sama pembiayaan
dengan APIF legal due diligence
Legal due diligence Management by termin
terkait pembiayaan
oleh APIF

Untuk meningkatkan peran keuangan konvensional; (iii) digitalisasi ZISWAF


sosial syariah lebih lanjut, Bank dikembangkan secara silo (terpisah)
Indonesia bersama stakeholder oleh setiap lembaga terkait; (iv) belum
terkait mengembangkan digitalisasi tersedianya data ZISWAF yang terintegrasi
pengumpulan ZISWAF. Stakeholder secara nasional; dan (v) rendahnya literasi
tersebut yaitu Komite Nasional Ekonomi ZISWAF. Dengan mempertimbangkan
dan Keuangan Syariah (KNEKS), BWI, Badan berbagai permasalahan tersebut maka
Amil Zakat Nasional (BAZNAS). Upaya ini strategi pengembangan platform digital
dilakukan dengan beberapa pertimbangan ZISWAF kiranya dapat diarahkan untuk lebih
antara lain: (i) realisasi pengumpulan terintegrasi untuk memenuhi kebutuhan:
dana ZISWAF masih jauh dari potensi yang (i) digitalisasi penghimpunan dana
seharusnya; (ii) mayoritas pengumpulan (fundraising) dan penyaluran ZISWAF;
dana ZISWAF masih berlangsung secara (ii) otomasi pelaporan ZISWAF; dan (iii)
pengembangan database ZISWAF.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


89
Bab 04

KEBIJAKAN
MAKROPRUDENSIAL
DIARAHKAN UNTUK
MENDUKUNG PERTUMBUHAN
EKONOMI BERKELANJUTAN
`

Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan Ke depan, Bank Indonesia akan terus


melambat. Pertumbuhan ekonomi global memantau sejumlah tantangan yang
2023 diproyeksikan tumbuh lebih lambat dapat muncul, baik di global maupun
dibandingkan 2022, yang dipicu oleh domestik yang semakin kompleks.
keyakinan konsumen yang terus melemah Tantangan global yang paling mengemuka
dan kondisi stabilitas sistem keuangan bagi sistem keuangan domestik adalah suku
yang memburuk di Tiongkok. Di sisi lain, bunga higher for longer, risiko geopolitik
peningkatan konsumsi jasa diprakirakan global yang berkepanjangan, dan polarisasi
mampu menahan perlambatan ekonomi AS sumber pertumbuhan ekonomi dunia, serta
sehingga lebih kuat dari ekspektasi. Kondisi ancaman perubahan iklim. Sementara itu,
ini diprakirakan mampu menahan proses tantangan domestik berkaitan dengan
disinflasi dan mendorong respons kebijakan dinamika siklus ekonomi dan keuangan,
moneter AS menjadi lebih hawkish, sehingga inovasi digital yang makin pesat, dan
memicu aliran modal menjadi lebih selektif tuntutan ekonomi-keuangan hijau yang
dan memberikan tekanan kepada mata makin kuat, serta transisi demografi yang
uang negara berkembang. dapat mengubah perilaku konsumsi,
investasi, dan pembiayaan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
diprakirakan tetap kuat. Pertumbuhan Bank Indonesia akan terus konsisten,
ekonomi 2023 terutama ditopang inovatif, dan bersinergi untuk
oleh kuatnya permintaan domestik, melanjutkan kebijakan makroprudensial
meningkatnya wisatawan mancanegara, pro-growth dalam rangka turut
terkendalinya inflasi, dan mengalirnya aliran mendorong pertumbuhan ekonomi
masuk modal asing. Lebih lanjut, kebijakan yang berkelanjutan. Kondisi SSK yang
stabilisasi nilai Rupiah, kebijakan DHE SDA masih terjaga dan perkembangan kredit
serta kuatnya koordinasi antar Lembaga yang relatif lambat masih memberikan
turut mendukung terkendalinya nilai tukar ruang untuk pertumbuhan kredit yang
rupiah. lebih tinggi di masa mendatang. Untuk itu,
Bank Indonesia memperkuat Kebijakan
Stabilitas sistem keuangan diprakirakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM)
tetap terjaga. Indikator sistem keuangan melalui penyelarasan prioritas dengan
diproyeksikan tetap solid seiring dengan mempertimbangkan laju pemulihan di
arus kas korporasi dan rumah tangga masing-masing sektor serta memperhatikan
yang semakin positif. Perkembangan ini daya ungkit guna meningkatkan nilai
meningkatkan preferensi bank dalam tambah dan daya dorong pertumbuhan
menyalurkan kredit sehingga intermediasi ekonomi. Refocusing KLM ditujukan
perbankan di Semester II 2023 diprakirakan untuk meningkatkan nilai tambah dan
tumbuh lebih tinggi dibandingkan Semester memperkuat struktur industri nasional,
I 2023. Seiring dengan itu, pembiayaan mengoptimalkan backward/forward linkage
inklusif dan hijau diprakirakan juga akan untuk memperkuat dominasi korporasi kecil,
terus tumbuh yang didukung oleh berbagai mendukung industri yang memiliki forward
bauran kebijakan di sisi penawaran maupun dan backward linkage yang tinggi untuk
permintaan. meningkatkan ketersediaan perumahan
rakyat, serta menguatkan sektor yang
memiliki keterkaitan yang besar dengan
sektor lainnya.

Bank Indonesia terus mendukung


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

pertumbuhan pembiayaan inklusif dan


pembiayaan kegiatan berkelanjutan.
Kebijakan dari sisi penawaran dilakukan dengan
terus menguatkan KLM untuk memberikan
insentif kepada bank yang memberikan
pembiayaan inklusif dan pembiayaan aktivitas
berkelanjutan. Di sisi lain, kebijakan dari sisi
permintaan dilakukan dengan terus mendorong
penguatan korporatisasi, kapasitas, dan akses
pembiayaan UMKM dan pelaku ekonomi syariah
serta memperkuat pelindungan konsumen.

Ketahanan likuiditas terus diperkuat untuk


dapat mendorong pertumbuhan kredit.
Seiring dengan pertumbuhan kredit yang
diprakirakan semakin membaik diperlukan
upaya menjaga ketersediaan likuiditas
perbankan. Oleh karena itu, kebijakan
Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM)
akan didorong untuk tetap akomodatif dan
disertai oleh inovasi baik dari sisi pendalaman
pasar uang maupun penguatan operasi
moneter yang sejalan dengan dinamika siklus
ekonomi dan keuangan.

Sektor keuangan dihadapkan pada tantangan


global dan domestik yang semakin kompleks.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


92
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

4.1 Ketidakpastian Pasar Keuangan Global


Diprakirakan Berlanjut

Dinamika global seperti suku bunga higher for awal. Pertumbuhan ekonomi AS yang lebih
longer yang terus berlanjut, risiko geopolitik kuat dari prakiraan mengakibatkan proses
global yang berkepanjangan dan polarisasi disinflasi yang gradual, dengan tingkat
sumber pertumbuhan ekonomi dunia yang inflasi tetap bertahan pada level yang
makin kuat, serta ancaman perubahan iklim tinggi. Sejalan dengan itu, Federal Fund’s
terhadap sistem keuangan menjadi tantangan Rate (FFR) AS diprakirakan kembali naik di
bagi sistem keuangan domestik. Sementara sisa 2023. Berbagai kondisi tersebut memicu
itu, tantangan domestik berkaitan dengan ketidakpastian pasar keuangan global tetap
pergerakan siklus dan prosiklikalitas siklus tinggi dan membuat aliran modal lebih selektif,
ekonomi dan keuangan yang makin dinamis, serta memberikan tekanan kepada mata uang
adopsi inovasi digital yang makin pesat, dan negara berkembang.
tuntutan keuangan hijau yang makin kuat,
serta transisi demografi yang dapat mengubah Pertumbuhan ekonomi Indonesia
perilaku konsumsi, investasi, dan pembiayaan. diprakirakan tetap kuat. P e m u l i h a n
pertumbuhan ekonomi domestik terus
Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan berlanjut dan diprakirakan mencapai 4,5-5,3%,
melambat dan disertai dengan pergeseran terutama ditopang oleh permintaan domestik.
sumber pertumbuhan. Ekonomi global 2023 Konsumsi rumah tangga tetap kuat sejalan
diprakirakan tumbuh sebesar 2,7% atau dengan naiknya mobilitas, terkendalinya inflasi,
melambat dibandingkan dengan capaian dan membaiknya ekspektasi pendapatan.
pertumbuhan ekonomi pada 2022 sebesar Investasi juga tetap tumbuh positif didukung
3,5% (Tabel 4.1). Perlambatan tersebut disertai oleh berlanjutnya pembangunan infrastruktur
dengan pergeseran sumber pertumbuhan dan hilirisasi sumber daya alam (SDA).
ekonomi. Di satu sisi, Bank Indonesia Sementara itu, meskipun ekspor barang
memprakirakan perekonomian Tiongkok diprakirakan melambat sejalan dengan
lebih rendah dari prakiraan sebelumnya, yakni pelemahan ekonomi global, ekspor jasa
menjadi 5,0% (yoy). Pertumbuhan ekonomi diprakirakan masih tetap kuat ditopang oleh
Tiongkok yang lebih lambat dari prakiraan meningkatnya wisatawan mancanegara.
awal dipicu oleh pelemahan permintaan Berlanjutnya pemulihan pertumbuhan ekonomi
domestik seiring dengan turunnya keyakinan Indonesia ditopang oleh terkendalinya inflasi
konsumen, meningkatnya utang rumah yang berada dalam kisaran 3,0±1% pada sisa
tangga, dan permasalahan sektor properti 2023, serta kuatnya koordinasi internasional
di tengah penurunan ekspor. Di sisi lain, untuk menjaga stabilitas sistem keuangan
menguatnya konsumsi jasa diprakirakan sebagaimana yang diuraikan pada (Boks 4.1).
mendorong pertumbuhan perekonomian AS
menjadi 1,6% (yoy), lebih baik dari ekspektasi Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 93


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Tabel 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Global

Negara 2019 2020 2021 2022 2023*

Dunia 2,8 -2,8 6,3 3,5 2,7


Negara Maju 1,7 -4,2 5,4 2,7 1,3
Amerika Serikat 2,3 -2,8 5,9 2,1 1,6
Kawasan Eropa 1,6 -6,1 5,3 3,5 0,6
Jepang -0,4 -4,3 2,2 1,1 1,3
Negara Berkembang 3,6 -1,8 6,8 4,0 3,7
Tiongkok 6,0 2,2 8,4 3,0 5,0

India 4,8 -6,6 8,3 6,8 6,2

ASEAN-5 4,3 -4,4 4,0 5,5 4,4


Amerika Latin 0,2 -6,8 7,0 3,9 1,5
Negara Berkembang 2,5 -1,6 7,3 0,8 1,0
Eropa
Timur Tengah & 1,6 -2,7 4,4 5,4 2,9
Asia Tengah

Sumber: IMF WEO, diolah


*Proyeksi Bank Indonesia

diprakirakan tetap terjaga. Transaksi berjalan


diproyeksikan berada dalam kisaran surplus
0,4% sampai dengan defisit 0,4% dari PDB.
Sementara itu, neraca transaksi modal dan
finansial tetap terpelihara ditopang aliran
masuk modal asing baik dalam bentuk PMA
maupun portofolio sejalan dengan persepsi
positif investor terhadap perekonomian
Indonesia. Kondisi ini menyebabkan nilai tukar
rupiah terkendali sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi yang kuat, inflasi yang rendah, imbal
hasil aset keuangan domestik yang menarik,
dan dampak positif dari implementasi PP
36/2023 tentang DHE SDA, serta kebijakan
stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia.

Stabilitas sistem keuangan diprakirakan

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


94
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

4.2 Stabilitas Sistem Keuangan


Diprakirakan Tetap Terjaga

tetap terjaga. Arus kas korporasi dan rumah luka memar pascapandemi juga menurun. Di
tangga yang semakin positif membuat sisi lain, korporasi yang mengalami scarring
risiko kredit menurun sehingga menambah juga terbantu oleh kebijakan perpanjangan
preferensi bank dalam menyalurkan restrukturisasi secara targeted oleh OJK. Dari
pembiayaan. Preferensi tersebut juga didukung sisi rumah tangga, ketahanan rumah tangga
dengan ketahanan permodalan yang tetap membaik sejalan dengan aktivitas ekonomi
tinggi sehingga bank mampu menyerap risiko yang meningkat. Data Survei Angkatan Kerja
kredit jika terjadi gagal bayar. Preferensi bank Nasional (SAKERNAS) menunjukkan angka
dalam mendukung pembiayaan ke depan juga pengangguran terus menurun sehingga
ditopang dengan likuiditas yang memadai kemampuan bayar rumah tangga diprakirakan
(Tabel 4.2). Tercatat hingga Juli 2023, likuiditas meningkat.
perbankan yang diindikasikan dengan rasio
alat likuid terhadap dana pihak ketiga (AL/ Ketahanan korporasi dan rumah tangga yang
DP) mencapai 26,57% dan lebih tinggi dari nilai terjaga mendorong permintaan pembiayaan
ambang batas minimum sebesar 10%. pada Semester II 2023. Korporasi diprakirakan
akan membutuhkan pembiayaan lebih tinggi,
Ketahanan korporasi dan rumah tangga khususnya pada Kredit Modal Kerja (KMK)
terus membaik sehingga memberikan sejalan dengan tertahannya kenaikan kas
dorongan untuk menambah perolehan untuk pelunasan utang dan pembayaran
pembiayaan dari lembaga keuangan. dividen serta penerapan kebijakan retensi DHE.
Ketahanan korporasi tersebut tercermin dari Selain itu, korporasi diprakirakan meningkatkan
interest coverage ratio (ICR) dan profitabilitas permintaan kredit investasi untuk
yang terus membaik. Jumlah korporasi yang mengoptimalkan kapasitas terpasangnya.
masih mengalami scarring atau dampak Kebutuhan pembiayaan dari rumah tangga
diproyeksikan masih tinggi sejalan dengan
Tabel 4.2 Indikator Ketahanan Perbankan optimisme rumah tangga yang tercermin dari
keyakinan konsumen dan momentum siklikal
yang masih relatif baik, antara lain tahun ajaran
2022 2023 baru dan liburan akhir tahun yang umumnya
Perbankan
(%)
Jun Sep Des Mar Mei Jun Jul meningkatkan konsumsi.

AL/DPK 29,99 27,35 31,20 28,91 27,52 26,73 26,57

CAR 24,66 25,09 25,63 24,69 26,07 26,74 27,44

NPL

Bruto 2,86 2,78 2,44 2,49 2,52 2,44 2,51

Neto 0,80 0,77 0,71 0,72 0,77 0,77 0,80

LaR 16,97 15,91 14,05 13,94 13,38 13,17 12,59

Sumber: Bank Indonesia dan OJK, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 95


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Ketahanan sistem keuangan serta tekanan Intermediasi perbankan di Semester II 2023


eksternal yang menurun membuat keyakinan diprakirakan tumbuh lebih tinggi dibanding
perbankan dalam menyalurkan pembiayaan Semester I 2023. Seiring dengan solidnya
meningkat. Hal ini terkonfirmasi oleh indeks kinerja perekonomian domestik dan kapasitas
lending standard yang terus longgar (Grafik likuiditas perbankan yang masih terjaga,
4.2.1). Longgarnya Indeks Lending Standard perbankan menunjukkan optimisme dan
mengirim sinyal bahwa bank cenderung dukungannya dalam penyaluran kredit kepada
mempermudah pemberian pembiayaan, dunia usaha. Longgarnya minat perbankan
khususnya pada sektor Pertanian, Industri, untuk menyalurkan kredit (risk appetite) terjadi
dan Perdagangan. Kebijakan makroprudensial secara merata di seluruh jenis kredit, baik itu
akomodatif yang mencakup insentif Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja, maupun
makroprudensial pada sektor hilirisasi, Kredit Konsumsi. Longgarnya ILR juga diikuti
perumahan, pariwisata, pembiayaan inklusif, dengan peningkatan ekspansi bisnis pada
dan pembiayaan hijau ditengarai mendorong corporate top tier, value chain, sektor prioritas,
hasrat perbankan dalam menyalurkan dan cross selling dalam ekosistem bisnis
pembiayaan. 28 nasabah. Selain itu, tumbuhnya intermediasi
Perbankan juga didukung oleh penyaluran
Grafik 4.2.1 Indeks Lending Requirement kredit ke proyek-proyek strategis dan suku
(ILR)28 Berdasarkan Jenis Kredit bunga kredit yang kompetitif, terutama pada
perusahaan top tiers dan segmen Kredit
Indeks
1,0 Konsumsi (KPR). Lebih lanjut, perbankan
juga berencana untuk mengoptimalkan
0,5
perencanaan yang dimiliki, mendorong
0 penggunaan Kelonggaran Tarik yang dimiliki
Sema kin Ketat

oleh nasabah Bank, serta menyempurnakan


-0,5
produk dan layanan perbankan sesuai dengan
-1,0
-0,88 perkembangan kebutuhan nasabah. Melihat
-1,5 perkembangan tersebut, pertumbuhan kredit
2023 diprakirakan berada dalam kisaran 9-11%
-2,0
1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 (yoy), lebih lambat dari prakiraan di awal tahun
2020 2020 2020 2023
yaitu di kisaran 10-12% (yoy).
Total Perbankan
Sumber: Bank Indonesia, diolah

28 Index Lending Requirement (ILR) merupakan


agregasi tiga indikator persyaratan pemberian
kredit yaitu: 1) pertumbuhan plafon (yoy), 2) suku
bunga kredit Rupiah, dan 3) rasio agunan/kredit.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


96
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

4.3 Kebijakan Makroprudensial Akomodatif


Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Bauran kebijakan Bank Indonesia akan serta memperhatikan daya ungkit guna
dilanjutkan untuk menavigasi ekonomi meningkatkan nilai tambah dan daya dorong
dan sistem keuangan melewati berbagai pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia juga
tantangan baik domestik maupun global. akan melanjutkan kebijakan transparansi Suku
Dengan kondisi ketahanan sistem keuangan Bunga Dasar Kredit (SBDK) sehingga informasi
yang terjaga sebagaimana tercermin dari harga pembiayaan menjadi lebih transparan
beberapa indikator seperti NPL, LaR, CAR, dan dan membuat pasar pembiayaan menjadi
AL/DPK, maka kebijakan makroprudensial akan lebih efisien. Demikian pula dengan kebijakan
akomodatif untuk mendorong pertumbuhan Countercyclical Capital Buffer (CCyB) akan
kredit/pembiayaan pada rentang 9-11% (yoy). tetap akomodatif seiring dengan indikator
utama dari CCyB, yaitu rasio Credit to GDP
Instrumen kebijakan makroprudensial Gap yang belum mengindikasikan adanya
yang mendorong pertumbuhan kredit akan kecenderungan intermediasi yang berlebihan
dioptimalkan untuk memberikan insentif bagi di tengah pertumbuhan kredit dan DPK yang
bank menyalurkan pembiayaan. Dengan tinggi. Sementara itu, Loan to Value (LTV)
Rencana Bisnis Bank (RBB) yang masih optimis, dipertahankan tetap longgar sejalan dengan
maka pencapaian RIM ke depan diprakirakan kebutuhan pembiayaan yang meningkat dan
terus meningkat sejalan dengan Loan to diiringi dengan ketahanan sistem keuangan
Deposit Ratio (LDR) yang juga meningkat (Grafik yang terjaga.
4.3.1). Untuk mendorong gairah bank dalam
menyalurkan pembiayaan, Bank Indonesia
Tabel 4.3.1 Rincian KLM
terus memperkuat Kebijakan Insentif Likuiditas
RINCIAN KEBIJAKAN INSENTIF LIKUIDITAS
Makroprudensial (KLM) (Tabel 4.3.1) melalui MAKROPRUDENSIAL (TOTAL MAKS. 400BPS)
penyelarasan subsektor yang mendapatkan INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL UNTUK
SEKTOR REFOCUSING (MAKS 200BPS)
insentif dengan mempertimbangkan
Threshold Insentif (bps)
laju pemulihan di masing-masing sektor Kelompok Pertumbuhan K/P (%yoy) BUK/BUS/UUS

≥3-7 20
Hilirisasi Minerba
>7 30
Grafik 4.3.1 Rasio Intermediasi ≥3-7 60
Hilirisasi
Makroprudensial NonMinerba >7 80
≥3-7 50
Perumahan
>7 60
% ≥3-7 25
95 Pariwisata
>7 30
NEW
INSENTIF UNTUK RPIM INSENTIF UNTUK ULTRA
90 (MAKS 100BPS) MIKRO (MAKS 50BPS)
Threshold Pangsa Insentif
85 Pencapaian Insentif (bps) Kredit/Pembiayaan (bps) BUK/
Kelompok
RPIM (%) BUK/BUS/UUS UMi (%) BUS/UUS
77,13 80,41
78,78 ≥10 - 20 10 >0 - 3 30
80
>20 - 30 40 >3 50
75,34 79,62 Inklusif
>30 - 50 60
75 79,28
>50 100

INSENTIF LIKUIDITAS MAKROPRUDENSIAL HIJAU (MAKS 50BPS)


70
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12
2023

Pangsa KP/PP dan Insentif (bps)


2022 Kelompok KKB/PKB Lingkungan (%)
2019 2020 2021 BUK/BUS/UUS

Disinsentif Ba wah LDR RIM BB >0 - 5 30


Hijau
Sumber: Bank Indonesia, diolah >5 50

Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 97


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Instrumen kebijakan makroprudensial yang Kebijakan makroprudensial untuk


berfungsi menjaga risiko sistemik seperti mendukung pembiayaan inklusif dan hijau
Penyangga Likuiditas Makroprudensial akan terus diperkuat. Bank diprakirakan
(PLM) akan tetap dipertahankan sejalan terus meningkatkan penyaluran pembiayaan
dengan ketahanan sistem keuangan yang inklusif dibandingkan tahun sebelumnya
terjaga. Indikator utama dari CCyB yaitu Credit sebagaimana tercermin dalam RBB 2023
to GDP Gap belum mengindikasikan adanya (Grafik 4.3.4). Bank masih akan mengandalkan
kecenderungan intermediasi yang berlebihan modalitas 1 (pembiayaan langsung) untuk
di tengah pertumbuhan kredit dan DPK yang mencapai target pemenuhan RPIM nya,
tinggi (Grafik 4.3.2). Dari sisi PLM, ketahanan namun akan mulai memanfaatkan modalitas
likuiditas perbankan terjaga sebagaimana lainnya. Hal ini tercermin dari pertumbuhan
tercermin dari rasio SSB PLM yang berada modalitas 2 yang lebih tinggi dibandingkan
pada level tinggi (Grafik 4.3.3). Ke depan, modalitas 1 (Tabel 4.3.2). Untuk mendukung
likuiditas diprakirakan akan melanjutkan tren peningkatan pembiayaan inklusif, kebijakan
perlambatan seiring peningkatan intermediasi RPIM akan terus ditingkatkan penguatannya
perbankan. Oleh karena itu, PLM akan tetap melalui KLM. Sejalan dengan amandemen
dijaga agar sejalan dengan siklus keuangan. UU Bank Indonesia dalam UU PPSK yang
memperkuat mandat Bank Indonesia untuk
Grafik 4.3.2 Credit to GDP gap mengembangkan pembiayaan inklusif dan
keuangan berkelanjutan, Bank Indonesia akan
2,5 terus memperkuat kebijakan sisi permintaan
2,0 melalui penguatan korporatisasi, kapasitas,
1,5 akses pembiayaan UMKM, dan pelaku ekonomi
1,0 syariah, serta mengembangkan ekosistem
0,5 keuangan berkelanjutan guna mendukung
0 pertumbuhan pembiayaan inklusif dan hijau
-0,5 yang seimbang, berkualitas dan berkelanjutan.
-1,0 Lebih lanjut, kebijakan untuk mendorong
-1,5 pembiayaan hijau akan terus dikuatkan
-2,0 seiring penerbitan IFRS Sustainability Disclosure
-2,5 Standards yang bertujuan untuk memudahkan
2004
2005
2006
2007
2009
2010
2011
2012
2014
2015
2016
2017
2019
2020
2021
2022

bank dan investor dalam menyelaraskan


Sumber: Bank Indonesia, diolah pembiayaan agar sejalan dengan target
transisi nasional (Boks 4.2).

Grafik 4.3.3 Perkembangan PLM Grafik 4.3.4 Realisasi dan Target RPIM
Berdasarkan RBB
30 % %
34
25 26,15 32
33 32,74
20
33,04
15 28
32
25,00
31,39 32,07
10 24,50
23,74 24
31
5

0
3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 3 6 9 12 30 20
2023

2021 2022 2023*


2019 2020 2021 2022
Pencapaian Rasio UMKM (skala kanan)
SSB Non Repo SSB Repo Fleksi PLM
Realisasi RPIM Target RPIM RBB
Sumber: Bank Indonesia, diolah
Sumber: Bank Indonesia, diolah

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


98
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Tabel 4.3.2 Pilihan Modalitas Pemenuhan RPIM

Pembiayaan
Pangsa Inklusif
Modalitas Pertumbuhan
Ket. ∆ PI
(%) Target (%, yoy)
2022 2023

Modalitas 1 91,0 1.923,9 2.150,8 226,8 11,79

Modalitas 2 6,4 136,2 158,2 22,0 16,18

Modalitas 3 2,0 42,3 36,6 -5,6 -13,32

Pembiayaan 0,5 11,0 14,4 3,5 31,48


Inklusif Lainnya

Total 100 2.113,3 2.360,0 246,7 11,67

Sumber: Bank Indonesia , diolah

Konsistensi dan inovasi kebijakan yang


diperkuat oleh sinergi antarotoritas
akan terus dilakukan dalam rangka
membangun optimisme bagi stabilitas
sistem keuangan dan pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan. Ke depan, inovasi
bauran kebijakan akan terus diperkuat untuk
mendorong peran sektor keuangan dalam
pembiayaan ekonomi. Secara struktural,
fondasi perekonomian dan sektor keuangan
juga akan terus diperkuat, antara lain dengan
menindaklanjuti amanat dalam UU No. 4 Tahun
2023 tentang Pengembangan dan Penguatan
Sektor Keuangan (UU PPSK). Penguatan inovasi
tersebut didukung oleh sinergi di tingkat
nasional dengan Pemerintah KSSK, Parlemen,
dan stakeholders lainnya, serta sinergi otoritas
di tingkat internasional termasuk melalui
keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023 99


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Perkembangan Fora Internasional di Bidang


Boks
Makroprudensial dan Financial Sector
4.1 Assessment Program (FSAP)

Bank Indonesia terlibat aktif dalam struktur tata kelola, manajemen risiko, data
pembahasan berbagai agenda dan akses, pemulihan dan penyelesaian,
internasional di bidang stabilitas pengungkapan, penebusan, dan
sistem keuangan. Sepanjang 2023, Bank kepatuhan terhadap regulasi sebelum
Indonesia turut terlibat dalam diskusi global memulai operasi. Selain itu, cakupan
mengenai berbagai risiko yang berpotensi yang khusus terkait aset kripto juga
menimbulkan rambatan lintas negara, mencakup multifungsi yang dilakukan
seperti aktivitas asset kripto, risiko keuangan oleh penyedia layanan aset kripto dan
terkait iklim, risiko siber, dan kerentanan dari pemantauan perkembangan interkoneksi
sektor IKNB. Lebih lanjut, Bank Indonesia aset kripto serta implikasinya terhadap
turut aktif memberikan dukungan dalam stabilitas sistem keuangan. Selanjutnya,
pelaksanaan Financial Sector Assessment FSB juga telah berkolaborasi dengan
Program (FSAP) untuk menilai ketahanan badan perumus standar internasional
sektor keuangan. untuk menyusun rencana kerja bersama
dan akan menerbitkan IMF-FSB Synthesis
Aset Kripto Paper on Policies for Crypto-assets yang
akan disampaikan pada Konferensi Tingkat
Financial Stability Board (FSB)
Tinggi (KTT) G20 September 2023. Laporan
mengoordinasikan upaya mengatur
ini akan melengkapi pendekatan kebijakan
dan mengawasi secara komprehensif
yang lebih terkoordinasi dan komprehensif
aktivitas dan pasar aset kripto. FSB telah
dengan mempertimbangkan aspek-aspek
menerbitkan tiga laporan pada Juli 2023,
makroekonomi dan moneter sesuai dengan
yaitu: (i) High-level Recommendations for
mandat IMF, serta isu-isu kebijakan dan
the Regulation Supervision and Oversight
pengaturan yang dikoordinasikan oleh FSB.
of Global Stablecoin Arrangements; (ii)
High-level Recommendations for the Risiko Iklim
Regulation, Supervision and Oversight of
Crypto-asset Activities and Markets; dan Bank Indonesia secara aktif berkontribusi
(iii) FSB Global Regulatory Framework for dalam langkah koordinasi regional dan
Crypto-asset Activities. Secara keseluruhan, global untuk mendorong keuangan
laporan-laporan tersebut mengadopsi berkelanjutan. Bank Indonesia terlibat
prinsip ‘aktivitas yang sama, risiko yang aktif dalam perumusan dan implementasi
sama, regulasi yang sama’ (same activities, G20 Sustainable Finance Roadmap dan
same risks, same regulations) dan ‘teknologi FSB Roadmap for Addressing Climate-
netral’. Rekomendasi-rekomendasi tersebut related Financial Risks. Pada 2023, G20
juga bersifat tingkat tinggi dan fleksibel, Sustainable Finance Working Group (SFWG)
memungkinkan adaptasi oleh negara- merumuskan seperangkat rekomendasi
negara disesuaikan dengan kondisi untuk mendukung mekanisme mobilisasi
dan perkembangan pasar domestik. pembiayaan iklim, pembiayaan yang
Lingkup rekomendasi mencakup mandat mendukung pembangunan berkelanjutan/
kewenangan otoritas, pengawasan SDGs, dan capacity building ekosistem
komprehensif, kerja sama internasional, keuangan berkelanjutan. Selain itu, SFWG

100 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

turut mengeksplorasi kebijakan nonharga assistant dengan Bank of England serta


untuk mendukung investasi berkelanjutan, joint research dengan World Wide Fund for
serta merangkum studi kasus pembiayaan Nature (WWF) dan Agence Française de
SDGs oleh negara-negara, organisasi Développement (AFD) untuk mengetahui
internasional, dan sektor swasta. dampak risiko transisi sektor energi
terhadap perekonomian dan perusahaan
Lebih lanjut, SFWG bersama FSB turut energi di Indonesia.
mendukung penerbitan standar laporan
keberlanjutan global oleh International Industri Keuangan Nonbank (IKNB)
Sustainability Standards Board (ISSB).
Standar tersebut akan mendukung Upaya mengatasi kerentanan IKNB masih
konsistensi penyajian informasi tentang menjadi prioritas global. Dalam hal ini,
keberlanjutan (sustainability) oleh FSB menemukan sejumlah kerentanan
perusahaan, sehingga mendukung pada sistem keuangan global seperti
mobilisasi pendanaan untuk aktivitas yang konsentrasi koneksi IKNB pada pelaku
berwawasan lingkungan. Dalam rangka pasar keuangan utama dan leverage
mendukung perumusan dan implementasi tinggi serta ketergantungan terhadap
standar tersebut di Indonesia, Bank pendanaan jangka pendek dari perbankan.
Indonesia terlibat aktif dalam Task Force FSB juga mendalami asesmen IKNB pada
Comprehensive Corporate Reporting (TF pasar komoditas termasuk transmisinya
CCR) yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan pada sektor keuangan. Asesmen lebih
Indonesia (IAI). Pada tataran regional, Bank lanjut masih terkendala oleh keterbatasan
Indonesia terlibat aktif dalam ASEAN Senior data IKNB yang belum selengkap data
Level Committee on Financial Integration perbankan.
Task Force on Sustainable Finance (SLC
Lebih lanjut, dalam rangka pengelolaan
TF). SLC TF saat ini sedang merumuskan
risiko likuiditas di IKNB, FSB telah
ASEAN Green Map guna memetakan visi,
menerbitkan laporan konsultasi untuk
milestones, dan inisiatif strategis di kawasan
praktik pengelolaan likuiditas bagi
dalam mendukung pengembangan
manajer open-ended funds dengan
keuangan berkelanjutan. Inisiatif ini
target penyelesaian di akhir 2023. Laporan
akan melengkapi ASEAN Taxonomy for
tersebut merupakan revisi rekomendasi
Sustainable Finance v2 dan ASEAN Learning
di 2017. Penerbitan laporan tersebut
Curriculum on Sustainable Finance yang
dilatarbelakangi oleh gejolak pasar pada
telah diluncurkan sebelumnya.
Maret 2020 yang menyebabkan banyak
Bank Indonesia mendukung NGFS manajer investasi yang mengalami
dalam mengembangkan skenario tekanan likuiditas. Kondisi ini terjadi
climate stress testing. Untuk mengetahui akibat redemption besar-besaran
ketahanan perekonomian nasional dari sebagai dampak flight to safety sehingga
risiko perubahan iklim, Bank Indonesia membutuhkan tambahan likuiditas (dash
berpartisipasi aktif dalam NGFS untuk for cash). Di area leverage, belajar dari
merumuskan desain dan analisis skenario kasus hidden leverage Archegos, FSB akan
climate stress testing. Menindaklanjuti menyampaikan laporan kepada G20 pada
hal tersebut, Bank Indonesia saat ini September 2023 untuk mengases tren
sedang memperkuat kapasitas dalam perkembangan leverage IKNB dan implikasi
melakukan climate stress testing, hal ini risiko instabilitas sistem keuangan, serta
antara lain dilakukan melalui technical menilai respons kebijakan yang diperlukan.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


101
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Financial Sector Assessment Program reviu surveilans secara komprehensif


(FSAP) yang mencakup analisis keterkaitan
makrofinansial dan perkembangan risiko
Sebagai bagian dari implementasi sektor keuangan terkini seperti perubahan
reformasi sektor keuangan global, iklim, digitalisasi (termasuk fintech dan risiko
Indonesia akan menjalani pelaksanaan siber), dampak pandemi, risiko sistemik, dan
asesmen Financial Sector Assessment kebijakan makroprudensial.
Program (FSAP) untuk ketiga kalinya di
periode 2023/2024. IMF bersama World Pelaksanaan FSAP ini bermanfaat bagi
Bank akan melakukan asesmen yang Indonesia untuk memberikan masukan
merupakan bagian dari program surveilans terhadap penguatan respons kebijakan
FSAP bertujuan untuk menilai ketahanan dan pengawasan oleh otoritas. Momentum
sektor keuangan, kualitas kerangka FSAP kali ini juga dapat menjadi sarana
pengaturan dan pengawasan serta showcasing pencapaian reformasi
kapasitas otoritas dalam mengelola dan keuangan domestik melalui pengesahan
mengatasi krisis. Pelaksanaan FSAP untuk UU PPSK di awal tahun 2023, dan
Indonesia di periode ini berbeda dengan operasionalisasinya yang akan berjalan
periode sebelumnya. Hal ini dikarenakan dalam dua tahun ke depan. Pelaksanaan
pasca-reviu kerangka FSAP di 2021, IMF asesmen FSAP tidak hanya mensyaratkan
telah memperluas cakupan negara yang partisipasi dan kontribusi dari seluruh
wajib menjalani FSAP dari semula 29 negara otoritas terkait namun juga stakeholders
systemically important financial sectors, strategis yang merupakan perwakilan
menjadi 47 negara, dengan rentang waktu asosiasi dan industri. Dalam rangka
pelaksanaan yang ditetapkan sesuai menunjang kesuksesan pelaksanaan
pendekatan berbasis risiko. asesmen yang berdampak pada reputasi
Indonesia, seluruh pihak yang terkait
Indonesia masuk ke dalam negara diharapkan dapat mengoptimalkan
yang wajib menjalani FSAP setiap lima partisipasinya guna memperoleh
tahun, meski sebelumnya sudah secara hasil asesmen yang berimbang dan
voluntary mengikuti asesmen FSAP meningkatkan kepercayaan publik
sebagai bentuk komitmen leading by terhadap upaya yang dilakukan otoritas
example selaku negara anggota G20/ maupun industri secara positif.
FSB. Selain itu, IMF juga mengadopsi

102 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Boks IFRS Sustainability-Related Disclosures


4.2

International Sustainability Standard dengan penerbitan laporan keuangan,


Board (ISSB) telah menerbitkan standar dengan keringanan pada penerapan awal
baru tentang pengungkapan pada berupa jeda sampai dengan 9 bulan sejak
laporan keuangan terkait keberlanjutan laporan keuangan diterbitkan.
(sustainability-related disclosures). ISSB
merupakan Lembaga yang dibentuk oleh IFRS S1 mencakup pengungkapan tata
International Financial Reporting Standards kelola, strategi, manajemen risiko, serta
(IFRS) Foundation untuk menyusun IFRS metrik dan target. Pengungkapan tata
Sustainability Disclosure Standards. kelola meliputi proses tata kelola serta
Penyusunan standar tersebut didorong kontrol dan prosedur yang digunakan
oleh kesadaran global tentang pentingnya entitas untuk memantau dan mengelola
mendorong dunia usaha menuju target risiko dan oportunitas terkait keberlanjutan.
karbon netral pada 2050, yang merupakan Dalam hal ini tercakup pengungkapan
bagian dari komitmen pada United Nations mengenai badan dalam entitas yang diberi
Climate Change Conference ke-26 atau kewenangan mengelola isu keberlanjutan
COP 26 pada 2021 di Glasgow UK, dan dan bagaimana keikutsertaan pimpinan
didukung oleh deklarasi pemimpin negara institusi dalam proses tata kelola tersebut.
pada Forum G20 pada 2022 di Bali. Pengungkapan strategi meliputi
pendekatan yang digunakan entitas
Standar baru tersebut terdiri dari IFRS untuk mengelola risiko dan peluang terkait
S1 tentang General Requirements for keberlanjutan. Dalam hal ini mencakup
Disclosure of Sustainability-related a.l. identifikasi mengenai jenis risiko dan
Financial Information dan IFRS S2 tentang peluang terkait keberlanjutan, dampaknya
Climate-related Disclosures. S1 dan terhadap pengambilan keputusan,
S2 disusun berdasarkan kerangka dari strategi, prospek dan model bisnis entitas,
Task Force on Climate-related Financial serta terhadap posisi keuangan, kinerja
Disclosures (TFCD), yang berfokus pada isu keuangan dan arus kas. Selain itu, perlu
keberlanjutan yang dapat memiliki dampak diungkapkan ketahanan entitas terhadap
material terhadap keuangan entitas. dampak-dampak tersebut. Pengungkapan
Secara umum, standar tersebut mengatur manajemen risiko meliputi proses yang
pengungkapan pada laporan keuangan digunakan entitas untuk mengidentifikasi,
tentang hal-hal terkait keberlanjutan, menilai, memprioritaskan dan memantau
dengan prioritas awal pada pengungkapan risiko dan peluang terkait keberlanjutan,
terkait perubahan iklim, dan dampaknya termasuk bagaimana proses tersebut
terhadap keuangan entitas. Pengungkapan diintegrasikan ke dalam keseluruhan proses
mencakup hal-hal yang dapat manajemen risiko entitas. Pengungkapan
memengaruhi arus kas, akses pendanaan, metrik dan target meliputi kinerja entitas
dan cost of capital entitas pada jangka dalam kaitan dengan risiko dan peluang
pendek, menengah dan panjang. Standar ini terkait keberlanjutan, termasuk progres
berlaku secara internasional mulai 1 Januari menuju setiap target yang ditetapkan atau
2024, dan penerapan dini diperkenankan. disyaratkan untuk memenuhi ketentuan/
Pengungkapan dipersyaratkan bersamaan perundang-undangan.

KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


103
BAB IV - Kebijakan Makroprudensial Diarahkan untuk Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

IFRS S2 secara lebih spesifik mengatur entitas; dan (3) emisi Scope 3, yaitu emisi
mengenai pengungkapan terkait iklim tidak langsung yang terjadi pada rantai nilai
dalam laporan keuangan. Dari berbagai entitas, baik hulu (pemasok) maupun hilir
aspek yang secara global perlu dikelola (penjualan/pelanggan), dengan mengacu
dalam cakupan isu keberlanjutan, iklim pada Greenhouse Gas Protocol Corporate
ditetapkan sebagai prioritas awal dalam Value Chain Accounting and Reporting
pengungkapan terkait keberlanjutan Standard (2011). IFRS S2 juga mengatur
tersebut. IFRS S2 meminta pengungkapan mengenai pengungkapan lain antara lain
mengenai risiko yang dihadapi entitas tentang aset atau aktivitas usaha yang
terkait iklim, baik risiko fisik maupun risiko rentan terhadap risiko fisik maupun risiko
transisi, serta peluang terkait iklim, yang transisi iklim serta oportunitas terkait iklim
memengaruhi keuangan perusahaan saat dan penggunaan modal/pembiayaan
ini dan di masa yang akan datang. Sejalan untuk pengelolaan isu terkait iklim.
dengan isi pokok pengungkapan yang
diatur dalam IFRS S1, maka pengungkapan Indonesia saat ini tengah mempersiapkan
terkait iklim mencakup: (1) tata kelola, (2) penerapan IFRS S1 dan S2. Bank
strategi, (3) manajemen risiko, dan (4) Indonesia terlibat aktif dalam Task Force
metrik dan target. Comprehensive Corporate Reporting yang
dibentuk oleh Ikatan Akuntan Indonesia
Cakupan utama metrik dan target yang yang bertugas untuk mengawal formulasi
diungkapkan adalah emisi gas rumah dan implementasi IFRS S1 dan S2. Dalam
kaca yang dihasilkan dalam periode hal ini disadari perlunya koordinasi yang
pelaporan. Pengungkapan emisi tersebut intensif antar berbagai otoritas, lembaga
dikelompokkan dalam tiga scope atau dan pihak-pihak terkait untuk dapat
cakupan: (i) emisi Scope 1, yaitu emisi yang menjembatani kepentingan nasional
bersumber langsung dari entitas sendiri; (2) Indonesia dan memastikan implementasi
emisi Scope 2, yaitu emisi tidak langsung standar tersebut sesuai dengan kondisi di
yang berasal dari penyediaan listrik untuk Indonesia.

104 KAJIAN STABILITAS KEUANGAN | No. 41, September 2023


KAJIAN STABILITAS KEUANGAN
NO. 41, September 2023
PENGARAH
Juda Agung – Solikin M. Juhro - Irman Robinson - Didit Widiana – Sally Marintan Hutapea –
Evie Sylviani – Cicilia Anggadewi Harun

KOORDINATOR DAN EDITOR UMUM


Dhaha Praviandi - Jati Waluyo - Arief Adrianto Rasyid - Mestika Widantri - Heru Rahadyan

TIM PENYUSUN
Agustin Sulistyaningsih, Sagita Rachmanira, Risanthy Uli Napitupulu, Ida Ari Kusumawati, Esty
Melasih, Astrid Fiona Harningtyas, Pretty Pratita, Rieska Indah Astuti, Wicaksono Aryo Pradipto,
Rani Wijayanti, Dirwanta Firsta, Nadhil Auzan Oktaviandhi, Riyan Galuh Pratama, Vidi Adyatma
Nugraha, Fauzi Zakaria, Muhammad Hanif Rahmadyasa, Yulian Zifar, Angga N. Pradana,
Hendro Wicaksono, Kevin Joshua Sinaga, Suhardina Dwi Putrisari, Dewa Ayu Widia Lestari,
Irman Ramdani, Anita Permatasari, Muhammad Farhan Perdana, Grace Pricillia Siahaan, Ida
Bagus Gede Megah A P, Muhammad Risaldy, Tri Agustina, Soraefi Oktafihani, Eveline Tanjaya,
Ardhienus, Rahmat Budiman, Irma Yunita Barus, Erni Yuliawati, Laurensia Yoan Destalinda,
Aninditha Kemala Dinianyadharani, Doddy Dirgantara Putra, Fyona Dhillasari Putri, Hafidz
Yudhansyah, Ghina Khalida Zulhidia, Mahanani Margani, Woro Widyaningrum, Rinorsa Duane
Agusta, Ali Sakti, Imam Wahyudi Indrawan, Harry Kurniawan, Dwi Honesty

KONTRIBUTOR
Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM)
Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP)
Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen (DUPK)
Departemen Ekonomi Keuangan Syariah (DEKS)
Departemen Surveilance Sistem Keuangan (DSSK)
Departemen Pengembangan Pasar Keuangan (DPPK)
Departemen Layanan Digital dan Keamanan Siber (DLDS)
Departemen Keuangan (DKEU)

INFORMASI DAN ORDER


KSK ini terbit pada September 2023, didasarkan pada data dan informasi per Juni 2023,
kecuali dinyatakan lain

DOKUMEN KSK LENGKAP DALAM FORMAT PDF TERSEDIA PADA WEBSITE BANK INDONESIA
http://www.bi.go.id
Sumber data adalah dari Bank Indonesia, kecuali jika dinyatakan lain

PERMINTAAN, KOMENTAR, DAN SARAN HARAP DITUJUKAN KEPADA


Bank Indonesia Departemen Kebijakan Makroprudensial
Jl. M.H. Thamrin No.2, Jakarta, Indonesia
Email : DKMP-K2MK@bi.go.id

Anda mungkin juga menyukai