Anda di halaman 1dari 226

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) i

Daftar Tim Penyusun

Booklet
Perbankan
Indonesia
2020
Penerbit:
Otoritas Jasa Keuangan
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan

Pengarah:
Irnal Fiscallutfi
Feriyanti Nalora
Riza Haryadi

Tim Penyusun dan Kontributor:


- Retno Setiasih
- Tri Wahyuni
- Anggella Aosi Nasution
- Zhafarina Isti Ramadhani dan Fransiskus Henry C
- Aries Jodie S dan Rina Herdiana
- Wahyu Abdi dan Wythesa Ernala K. Sitepu
- Surya Prasandi dan Tri Widya Kusumawanti
- Fauzi Irawan
- Rizqi Firmansyah
- Andistya Pratama
- Ayu Yeriesca
- Muslim Tendri
- Aditya Mahendra dan Margareth Mutiara Tri Jojor
- Marilyn Christine
- Rija Fathul Bari

Desain Sampul dan Layout:


PT Rene Asia Publika

Otoritas Jasa Keuangan


Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
Menara Radius Prawiro halodpip@ojk.go.id
Jl. MH Thamrin No. 2 Jakarta kontak OJK 157 ext 7001

ii Booklet Perbankan Indonesia 2020


KATA
PENGANTAR

Kata Pengantar

B
ooklet Perbankan Indonesia (BPI) tahun 2020 ini merupakan media
publikasi yang menyajikan informasi singkat mengenai perbankan
Indonesia tahun 2019 hingga Juni 2020. Kehadiran booklet ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada pengguna mengenai arah kebijakan
perbankan tahun 2020 dan peraturan di bidang perbankan yang dikeluarkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditengah pandemi Covid-19. Sebagaimana
diketahui, pandemi virus Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia
yang berdampak kepada perekonomian masing-masing negara. OJK
sebagai institusi yang mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan
memiliki peran besar dalam menangani ekonomi yang terdampak Covid-19,
salah satunya melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sebagaimana
tertuang dalam booklet ini.

Berbeda dengan edisi sebelumnya, BPI edisi tahun 2020 di desain dalam
format dan output yang berbeda untuk dapat memberikan kenyamanan
yang lebih bagi pengguna. Pemanfaatan teknologi QR Code juga kami
sertakan dalam beberapa konten di dalam BPI ini sehingga pengguna dapat
dengan mudah memperoleh tambahan informasi mengenai konten yang
sedang dibaca.

Kami menyadari bahwa masih terdapat ketidaksempurnaan dalam


penyajian BPI tahun 2020 ini baik isi, maupun format, namun kami tetap
berharap agar informasi yang disajikan dapat memberikan manfaat yang
optimal bagi pengguna. Masukan dan pandangan pengguna terhadap BPI
ini akan semakin menyempurnakan BPI edisi berikutnya.

Jakarta, Oktober 2020

Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan


Otoritas Jasa Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) iii


DAFTAR
ISI

ii DAFTAR PENYUSUN
iii KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI
vii DAFTAR GAMBAR
ix DAFTAR TABEL
ix DAFTAR QR CODE
x DAFTAR LAMPIRAN

1 BAB 1
2 A. Otoritas Jasa Keuangan
3 Visi dan Misi OJK
4 Fungsi dan Tugas OJK
5 Nilai-Nilai Strategis OJK
6 Organisasi OJK
8 - Susunan Dewan Anggota Komisioner OJK
8 - Struktur organisasi OJK
10 B. Perbankan
10 Definisi
13 Kegiatan Usaha Bank
20 Larangan Kegiatan Usaha Bank

25 BAB 2
27 A. Kewenangan OJK terhadap Industri Perbankan
31 B. Pengawasan Bank
36 C. Investigasi Perbankan
39 D. Penyidikan Perbankan
47 E. Pengawasan Terintegrasi
Penerapan Pasal 5 Undang-Undang No.21 tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan
Konglomerasi Keuangan
53 F. Roadmap Industri Perbankan
Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Berkelanjutan
72 G. ASEAN Banking Integration Framework
74 H. Basel Frame Work
83 I. Transformasi Bank Pembangunan Daerah

iv Booklet Perbankan Indonesia 2020


DAFTAR
ISI

85 J. Credit Reporting System


87 K. Sistem Informasi Dalam Rangka Mendukung Tugas Pengawasan
Bank
96 L. Edukasi dan Perlindungan Konsumen

115 BAB 3
117 A. Arah Kebijakan OJK Tahun 2020
121 B. Perkembangan Kebijakan OJK di Bidang Perbankan Tahun 2019
Sampai Dengan Juni 2020
121 • Perkembangan Perbankan 2019
123 • Perkembangan Perbankan Sampai Dengan Juni 2020
127 C. Inklusi Keuangan dan Edukasi Masyarakat
128 D. Fintech Ilegal
131 E. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penyelenggaraan
Layanan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan
oleh Otoritas Jasa Keuangan
133 F. Layanan Informasi Perkreditan
137 G. Penerbitan Ketentuan Perbankan
138 H. Masyarakat Ekonomi Syariah
140 I. Pemberian Capacity Building bagi Akuntan Publik yang Terdaftar
Mengaudit di Sektor Perbankan
143 J. Nota Kesepahaman OJK – LPS
145 K. Asesmen Internasional

147 BAB 4
149 A. Ketentuan Perbankan yang Terbit dari Tahun 2019 sampai dengan
Juni 2020
153 B. Resume POJK Perbankan yang diterbitkan dari tahun 2019
sampai dengan Juni 2020
153 1. Penerapan Fungsi Audit Intern pada Bank Umum
154 2. Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritasi Aset Bagi
Bank Umum
155 3. Pelaporan Bank Umum Melalui Sistem Pelaporan OJK
157 4. Pelaporan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa
Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) v


DAFTAR
ISI

158 5. Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pembiayaan Rakyat


Syariah
159 6. Penggabungan, Peleburan, dan Pengambilalihan Bank
Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
162 7. Pelaporan Informasi Nasabah Asing terkait Perpajakan kepada
Negara Mitra atau Yurisdiksi Mitra
164 8. Sinergi Perbankan Dalam Satu Kepemilikan Untuk
Pengembangan Perbankan Syariah
166 9. Kualitas Aset Produktif dan Pembentukan Penyisihan
Penghapusan Aset Produktif Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
166 10. Kewajiban Pemenuhan Rasio Pengungkit Bagi Bank Umum
167 11. Perubahan Atas POJK No. 19/POJK.03/2017 Tentang
Penetepan Status dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank
Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
169 12. Transparansi Kondisi Keuangan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
170 13. Penyampaian Laporan Melalui Portal Pelaporan Terintegrasi
171 14. Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
175 15. Perubahan atas POJK No. 32/POJK.03/2018 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit dan Penyediaan Dana Besar
Bagi Bank Umum
177 16. Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum
179 17. Penilaian Kualitas Aset Bank Umum
180 18. Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi, dan
Konversi Bank Umum
180 19. Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan
Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus Disease
2019
182 20. Konsolidasi Bank Umum
184 21. Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi
Informasi oleh Bank Umum
185 22. Perintah Tertulis untuk Penanganan Permasalahan Bank
186 23. Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus
Disease 2019

189 LAMPIRAN

vi Booklet Perbankan Indonesia 2020


DAFTAR
GAMBAR

DAFTAR
GAMBAR
6 Gambar 1.1 Susunan Anggota Dewan Komisioner 2017-2022
8 Gambar 1. 2. Struktur Organisasi OJK
32 Gambar 2.1. Jenis-jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk
Based Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
37 Gambar 2.2. Langkah metodologi investigasi
38 Gambar 2.3. Contoh jenis PKP yang berindikasi tipibank
41 Gambar 2.4. Manfaat dibentuknya Tim Kerja SWI Daerah
42 Gambar 2.5. Tingkat Pemahaman Peserta Sosialisasi Satgas Waspada
Investasi
45 Gambar 2.6. Trend Entitas yang Ditangani Satgas Waspada Investasi
Tahun 2019
51 Gambar 2.7. Ilustrasi jenis Konglomerasi Keuangan
59 Gambar 2.8. Ilustrasi visi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
68 Gambar 2.9. Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2024
73 Gambar 2.10. Ilustrasi persyaratan Qualified ASEAN Banks
75 Gambar 2.11. Evolusi kerangka permodalan Basel di Indonesia
76 Gambar 2.12. Implementasi Kerangka Basel II di Indonesia
78 Gambar 2.13. Kerangka Permodalan Basel III di Indonesia
81 Gambar 2.14. Latar Belakang Krisis Keuangan Global tahun 2007-2009
83 Gambar 2.15. Kerangka Holistik Program Transformasi
84 Gambar 2.16. Ilustrasi tahapan iImplementasi transformasi BPD
85 Gambar 2.17. Ilustrasi Kerangka Credit Reporting System di Indonesia
92 Gambar 2.18. Ilustrasi manfaat SLIK
93 Gambar 2.19. Roadmap Implementasi SLIK
94 Gambar 2.20. Mekanisme Permintaan Informasi Debitur melalui SLIK
95 Gambar 2.21. Ilustrasi cakupan informasi debitur yang diperoleh
masyarakat
98 Gambar 2.22. Pilar SPKK periode 2013 – 2027
99 Gambar 2.23. Ilustrasi upaya perlindungan Konsumen dan/atau masyarakat
103 Gambar 2.24. Ilustrasi Layanan Konsumen OJK
104 Gambar 2.25. Infografis Standar IDR
106 Gambar 2.26. Ilustrasi LAPS
107 Gambar 2.27. Metode Pemantauan dan Analisis Perlindungan Konsumen
109 Gambar 2.28. Ilustrasi kasus penghimpunan dana tanpa izin

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) vii


DAFTAR
GAMBAR

DAFTAR
GAMBAR
110 Gambar 2.29. Pahami ketentuan dalam melakukan telemarketing
111 Gambar 2.30. Tips melindungi data pribadi
112 Gambar 2.31. Mengenali modus penipuan SIM Swap
113 Gambar 2.32. Tips bijak memilih Fintech P2P Lending
130 Gambar 3.1. Lokasi Server Peer-To-Peer Lending
133 Gambar 3.2. Perbandingan Jumlah Pelapor SLIK berdasarkan kategori
(Januari 2019 - Desember 2019)
134 Gambar 3.3. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama tahun 2019
135 Gambar 3.4. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK
135 Gambar 3.5. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama Januari –
Juni 2020
136 Gambar 3.6. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK Januari – Juni
2020
151 Gambar 4.1. Screenshot Aplikasi SIKePO

viii Booklet Perbankan Indonesia 2020


DAFTAR
TABEL

DAFTAR
TABEL
35 Tabel 2.1. Matriks Jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk
Based Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
44 Tabel 2.2. Jumlah Pengaduan Masyarakat Melalui E-Mail Januari 2019
s.d Juni 2020
89 Tabel 2.3. Pelaporan melalui APOLO
120 Tabel 3.1. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) Tahun 2019
122 Tabel 3.2. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2019
124 Tabel 3.3. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) Tahun 2020
125 Tabel 3.4. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2020
127 Tabel 3.5. Kegiatan EPK dengan narasumber dari DPPS
148 Tabel 4.1. Daftar POJK yang diterbitkan dari tahun 2019 sampai
dengan Juni 2020

DAFTAR
QR CODE
57 QR CODE Roadmap Perbankan Syariah
67 QR CODE Roadmap Keuangan Berkelanjutan
100 QR CODE Sikapi Uangmu Android
100 QR CODE Sikapi Uangmu IOS
105 QR CODE Standar Internal Dispute Resolution (Standar IDR)
114 QR CODE Statistik Perbankan Indonesia
114 QR CODE Statistik Perbankan Syariah
151 QR CODE Sistem Informasi Ketentuan Perbankan Online (SIKePO)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ix


DAFTAR
LAMPIRAN

DAFTAR
LAMPIRAN
190 Lampiran 1. Daftar Ketentuan Bidang Perbankan Yang Masih Berlaku
Sampai Dengan Juni 2020
190 B.1. Ketentuan Kelembagaan
195 B.2. Ketentuan Kegiatan Usaha, Penunjang, dan Layanan
Bank
198 B.3. Ketentuan Prinsip Kehati-hatian
207 B.4. Ketentuan Laporan dan Standar Akuntansi
208 B.5. Ketentuan Pengawasan Bank
210 B.6. Ketentuan Edukasi dan Perlindungan Konsumen
210 B.7. Ketentuan Lain-Lain
212 Lampiran 2. Glossary Indikator Kinerja Perbankan

x Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
01

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 1


Bab Tentang
01 Otoritas Jasa
Keuangan

A. Otoritas
Jasa
Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK)


merupakan lembaga independen
dan bebas dari campur tangan
pihak lain, yang mempunyai fungsi,
tugas dan wewenang pengatur­
an, pengawasan, pemeriksaan,
dan pe­ nyidikan di Sektor Jasa
Keuangan (SJK) sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang
(UU) Republik Indonesia (RI) Nomor
21 Tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan.

2 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Tentang Bab
Otoritas Jasa
Keuangan 01

Visi
Menjadi lembaga pengawas
industri jasa keuangan yang ter­ Misi
percaya, melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat, dan 1. Mewujudkan terselenggaranya
mampu mewujudkan industri seluruh kegiatan di dalam
jasa keuangan menjadi pilar sektor jasa keuangan secara
perekonomian nasional yang teratur, adil, transparan, dan
berdaya saing global serta dapat akuntabel.
memajukan kesejahteraan umum. 2. Mewujudkan sistem keuangan
yang tumbuh secara ber­ke­lan­
jutan dan stabil.

3. Melindungi kepentingan kon­


su­men dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 3


Bab Tentang
01 Otoritas Jasa
Keuangan

Fungsi dan Tugas OJK


OJK berfungsi menyelenggarakan
sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap ke­
seluruh­an kegiatan di dalam SJK.
Selain itu, OJK melaksanakan tugas
pengaturan dan pengawasan ter­
hadap:

kegiatan jasa kegiatan jasa kegiatan jasa


keuangan di sektor keuangan di sektor keuangan di sektor
Perbankan; Pasar Modal; dan Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga
Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa
Keuangan (LJK) lainnya.

4 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Tentang Bab
Otoritas Jasa
Keuangan 01

Nilai-Nilai
Strategis
OJK

Integritas Inklusif
Bertindak objektif, adil, dan kon­ Terbuka dan menerima kebe­ ra­
sisten sesuai dengan kode etik gam­­an pemangku kepentingan
dan kebijakan organisasi dengan serta memperluas kesempatan
men­ junjung tinggi kejujuran dan dan akses masyarakat terhadap
komitmen. industri keuangan.

Profesionalisme Visioner
Bekerja dengan penuh tanggung Memiliki wawasan yang luas dan
jawab berdasarkan kompetensi mampu melihat ke depan (Forward
yang tinggi untuk mencapai kinerja Looking) serta dapat berpikir di
terbaik. luar kebiasaan (Out of The Box
Thinking).
Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pe­
mangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif
dan berkualitas.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 5
Bab Tentang
01 Otoritas Jasa
Keuangan

Organisasi OJK OJK dipimpin oleh Dewan Komisioner


ber­
anggotakan sembilan orang
yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden serta ber­sifat kolektif dan
kolegial.

Gambar 1.1 Susunan Anggota Dewan


Komisioner 2017-2022

1. Wimboh Santoso, SE., MSc., Ph.D


Ketua Dewan Komisioner

2. Ir. Nurhaida, MBA


Wakil Ketua Dewan Komisioner/Ketua
Komite Etik

3. Heru Kristiyana SH., MM


Anggota Dewan Komisioner/Kepala
Eksekutif Pengawas Perbankan

4. Ir. Hoesen, MM
Anggota Dewan Komisioner/ Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal

6 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Tentang Bab
Otoritas Jasa
Keuangan 01

5. Riswinandi
Anggota Dewan Komisioner/
Kepala Eksekutif Pengawas Industri
Keuangan Non-Bank

6. Drs. Ahmad Hidayat, Akt.CA. MBA


Anggota Dewan Komisioner/Ketua
Dewan Audit

7. Tirta Segara, SE., MBA


Anggota Dewan Komisioner bidang
Edukasi dan Perlindungan Konsumen

8. Dody Budi Waluyo, SE., MBA


Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-
officio Bank Indonesia

9. Suahasil Nazara, SE.,MSc., Ph.D


Anggota Dewan Komisioner OJK Ex-
officio Kemenkeu

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 7


Bab Tentang
01 Otoritas Jasa
Keuangan

Struktur
Organisasi OJK
Gambar 1.2. Struktur Organisasi OJK

DEWAN KOMISIONER

Anggota 1 Anggota 2 Anggota 3 Anggota 4 Anggota 5 Anggota 6

Ketua Wakil Ketua/ Kepala Eksekutif Kepala Eksekutif Kepala Eksekutif Ketua Dewan
Ketua Komite Pengawas Pengawas Pasar Pengawas IKNB Audit
Etik Perbankan Modal

PELAKSANA KEGIATAN OPERASIONAL


ADK ADK ADK ADK ADK
Bidang 1 Bidang 2 Bidang 6 Bidang 7 Bidang 3
SCOM

DKB DKB
DKSK DKPS DKMS DKIR DKIK DKHK DKID DKAI DKEP
1 2

DSVL DOSM DSHM DINT DPSI DHUK OJKI DPAI DPLK DPNP DPKP

GKKT DPJK DMSP DRJK DKEU GPHK GIKD DRPK DLIK DPIP DPMK

GDST DLOG GPUT GPSI GPAF DPPS DKIP

Shared Function

8 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Tentang Bab
Otoritas Jasa
Keuangan 01

• ADK (Anggota Dewan Komisioner)


• SCOM (Strategic Committee)
• DKSK (Deputi Komisioner Stabilitas Sistem Keuangan)
• DSVL (Departemen Surveilance)
• GKKT(Grup Kebijakan Sektor Jasa Keuangan Terintegrasi)
• GDST (Grup Pengelolaan Data dan Statistik Terintegrasi)
• DKPS (Deputi Komisioner Penyidikan, Organisasi, dan SDM)
• DOSM (Departemen Organisasi dan SDM)
• DPJK (Departemen Penyidikan Sektor Jasa Keuangan)
• DKMS (Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen
Strategis)
• DSHM (Departemen Sekretariat Dewan Komisoner dan Hubungan
Masyarakat)
• DMSP (Departemen Manajemen Strategis dan Perubahan)
• DLOG (Departemen Logistik)
• DKIR (Deputi Komisioner Internasional dan Riset)
• DINT (Departemen Internasional)
• DRJK (Departemen Riset SJK)
Anggota 7 Anggota 8 Anggota 9 • GPUT (Grup Penanganan APUPPT)
• DKIK (Deputi Komisioner Sistem Informasi dan Keuangan)
Anggota • DKHK (Deputi Komisioner Hukum)
Membidangi Anggota Ex- • DPSI (Departemen Pengelolaan Sistem Informasi)
Edukasi dan officio dari Bank Ex-officio dari • DKEU (Departemen Keuangan)
Perlindungan Indonesia Kementerian • DHUK (Departemen Hukum)
Konsumen Keuangan • GPHK (Grup Penelitian dan Pengembangan Hukum Sektor Jasa Keuangan
• DKID (Deputi Komisioner OJK Institute dan Keuangan Digital)
• OJKI (OJK Institute)
• GIKD (Grup Inovasi Keuangan Digital)
• DKAI (Deputi Komisioner Audit Internal dan Manajemen Risiko)
Komite, • DPAI (Departemen Audit Internal)
Dewan Audit • DRPK (Departemen Manajemen Risiko dan Pengendalian Kualitas)
• GPAF (Grup Penanganan Anti Fraud)
• DKEP (Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen)
• DPLK (Departemen Perlindungan Konsumen)
• DLIK (Departemen Literasi dan Inklusi Keuangan)
PELAKSANA KEGIATAN OPERASIONAL •

DKBI (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan I)
DKB2 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II)
• DKB3 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III)
• DKB4 (Deputi Komisioner Pengawas Perbankan IV)
ADK ADK • DPNP (Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan)
Bidang 4 Bidang 5 • DPIP (Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan)
• DPPS (Direktorat Pengaturan dan Perizinan Perbankan Syariah)
• DPKP (Departemen Pengendalian Kualitas Pengawasan Perbankan)
• DPMK (Departemen Pengembangan Pengawasan dan Manajemen Krisis)
• DKIP (Departemen Pemeriksaan Khusus dan Investigasi Perbankan)
DKB DKB DKM DKM
• DPB1 (Departemen Pengawasan Bank 1)
DK 1 DK 2 • DPB2 (Departemen Pengawasan Bank 2)
3 4 1 2
• DPB3 (Departemen Pengawasan Bank 3)
• DPBS (Departemen Bank Syariah)
DPBS KR DPM1 DPM3
• KOJK (Kantor OJK))
DPB1 DPI1 DPI3
• KR (Kantor OJK Regional)
• DKMI (Deputi Komisioner Pengawas PM I)
• DKM2 (Deputi Komisioner Pengawas PM II)
DPB2 KOJK DPM2 DPM4 DPI2 DPI4 • DPM1 (Departemen Pengawasan PM 1A)
• DPM2 (Departemen Pengawasan PM 1B)
• DPM3 (Departemen Pengawasan PM 2A)
DPB3 • DPM4 (Departemen Pengawasan PM 2B)
• DKII (Deputi Komisioner Pengawas IKNB I)
• DKI2 (Deputi Komisioner Pengawas IKNB II)
• DPI1 (Departemen Pengawasan IKNB 1A)
• DPI2 (Departemen Pengawasan IKNB 1B)
Pengawasan • DPI3 (Departemen Pengawasan IKNB 2A)
• DPI4 (Departemen Pengawasan IKNB 2B)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 9


Bab
01 Perbankan

B. Perbankan
Berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.

Definisi

1. Bank adalah badan usaha yang menghimpun


dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan
dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam
bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

2. Bank Konvensional adalah Bank yang men­


jalankan kegiatan usahanya secara konvensional
dan berdasarkan jenisnya terdiri atas Bank Umum
Konvensional dan Bank Perkreditan Rakyat.

3. Bank Umum Konvensional (BUK) adalah


Bank Konvensional yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

4. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah Bank


Konvensional yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

10 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

5. Bank Syariah adalah Bank yang menjalankan


kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah
dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum
Syariah (BUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah (BPRS).

6. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah


yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran

7. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah


Bank Syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

8. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari


kantor pusat Bank Umum Konvensional yang
berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit
yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
Prinsip Syariah, atau unit kerja di kantor cabang
dari suatu Bank yang berkedudukan di luar negeri
yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor
induk dari kantor cabang pembantu syariah dan/
atau unit syariah.

9. Prinsip Syariah adalah prinsip hukum Islam


dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa
yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki
kewenangan dalam penetapan fatwa di bidang
syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 11


Bab
01 Perbankan

PERBANKAN

BANK KONVENSIONAL BANK SYARIAH

BANK UMUM BANK BANK UMUM BANK


KONVENSIONAL PERKREDITAN SYARIAH PEMBIAYAAN
(BUK) RAKYAT (BPR) (BUS) RAKYAT SYARIAH
(BPRS)

UNIT USAHA SYARIAH


(UUS)

12 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

Kegiatan Usaha Bank


dagang­
an surat-surat di­
1. Kegiatan Usaha yang
maksud;
dapat dilakukan BU
adalah: 3) kertas perbendaharaan
negara dan surat jaminan
pemerintah;
a. menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk 4) Sertifikat Bank Indonesia
simpanan berupa giro, (SBI);
deposito berjangka, sertifikat 5) Obligasi;
deposito, tabungan, dan/ 6) surat dagang berjangka
atau bentuk lainnya yang waktu sampai dengan satu
dipersamakan dengan itu; tahun; dan
b. memberikan kredit; 7) instrumen surat berharga
c. menerbitkan surat pengakuan lain yang berjangka waktu
hutang; sampai dengan satu tahun.
d. membeli, menjual atau
e. memindahkan uang baik untuk
menjamin atas risiko sendiri
kepentingan sendiri maupun
maupun untuk kepentingan
untuk kepentingan nasabah;
dan atas perintah nasabahnya
f. menempatkan dana pada,
yang berupa:
meminjam dana dari, atau
1) surat-surat wesel termasuk meminjamkan dana kepada
wesel yang diakseptasi bank lain, baik dengan
oleh bank yang masa menggunakan surat, sarana
berlakunya tidak lebih lama telekomunikasi maupun
daripada kebiasaan dalam dengan wesel unjuk, cek, atau
perdagangan surat-surat sarana lainnya;
dimaksud; g. menerima pembayaran dari
2) surat pengakuan hutang tagihan atas surat berharga
dan kertas dagang lainnya dan melakukan perhitungan
yang masa berlakunya dengan atau antar pihak
tidak lebih lama daripada ketiga;
kebiasaan dalam per­

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 13


Bab
01 Perbankan

h. menyediakan tempat untuk l. menyediakan pembiayaan


menyimpan barang dan surat dan/atau melakukan kegiatan
berharga; lain berdasarkan Prinsip
i. melakukan kegiatan penitipan Syariah, sesuai dengan ke­
untuk kepentingan pihak lain tentuan yang berlaku;
berdasarkan suatu kontrak; m. melakukan kegiatan lain yang
j. melakukan penempatan dana lazim dilakukan oleh bank
dari nasabah kepada nasabah sepanjang tidak bertentangan
lainnya dalam bentuk surat dengan UU tentang Perbankan
berharga yang tidak tercatat di dan peraturan perundang-
bursa efek; undangan yang berlaku;
k. melakukan kegiatan anjak n. melakukan kegiatan dalam
piutang, usaha kartu kredit, valuta asing dengan memenuhi
dan kegiatan wali amanat; ketentuan yang berlaku;

14 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

o. melakukan kegiatan penyer­


ta­­
an modal pada bank
2. Kegiatan Usaha
atau perusahaan lain di yang dilakukan BUS
bidang keuangan, seperti dan UUS
sewa guna usaha, modal
ventura, perusahaan efek,
Berdasarkan Undang-Undang No.21
asuransi, serta lembaga
tahun 2008 tentang Perbankan
kliring penyelesaian dan
Syariah, adalah :
penyimpanan, dengan me­
a. menghimpun dana dalam
menuhi ketentuan yang
bentuk Simpanan berupa
berlaku;
Giro, Tabungan, atau bentuk
p. melakukan kegiatan pe­
lainnya yang dipersamakan
nyertaan modal sementara
dengan itu berdasarkan akad
untuk mengatasi akibat ke­
wadi’ah atau akad lain yang tidak
gagalan kredit atau kegagalan
bertentangan dengan Prinsip
pembiayaan ber­dasarkan
Syariah;
Prinsip Syariah, dengan
b. menghimpun dana dalam
syarat harus menarik kembali
bentuk investasi berupa
penyertaannya, dengan
Deposito, Tabungan, atau bentuk
memenuhi ketentuan yang
lainnya yang dipersamakan
berlaku; bertindak sebagai
dengan itu berdasarkan akad
pendiri dana pensiun dan
mudharabah atau akad lain yang
pengurus dana pensiun
tidak bertentangan dengan
sesuai dengan ketentuan
Prinsip Syariah;
dalam peraturan perundang-
c. menyalurkan pembiayaan
undangan dana pensiun yang
bagi hasil berdasarkan akad
berlaku; dan
mudharabah, akad musyarakah,
q. melakukan kegiatan usaha
atau akad lain yang tidak
bank berupa penitipan dengan
bertentangan dengan Prinsip
pengelolaan/trust.
Syariah;
d. menyalurkan pembiayaan
berdasarkan akad murabahah,
akad salam, akad istishna’,

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 15


Bab
01 Perbankan

atau akad lain yang tidak tidak bertentangan dengan


bertentangan dengan Prinsip Prinsip Syariah;
Syariah; h. melakukan usaha kartu debit
e. menyalurkan pembiayaan ber­ dan/atau kartu pembiayaan
dasarkan akad qardh atau akad berdasarkan Prinsip Syariah;
lain yang tidak bertentangan i. membeli, menjual, atau
dengan Prinsip Syariah; menjamin atas risiko sendiri
f. menyalurkan pembiayaan surat berharga pihak ketiga
penyewaan barang bergerak yang diterbitkan atas dasar
atau tidak bergerak kepada transaksi nyata berdasarkan
nasabah berdasarkan akad Prinsip Syariah, antara lain,
ijarah dan/atau sewa beli seperti akad ijarah, musyarakah,
dalam bentuk Ijarah Muntahiya mudharabah, murabahah,
Bittamlik (IMBT) atau akad lain kafalah, atau hawalah;
yang tidak bertentangan dengan j. membeli surat berharga
Prinsip Syariah; berdasarkan Prinsip Syariah
g. melakukan pengambilalihan yang diterbitkan oleh pemerintah
utang berdasarkan akad dan/atau BI;
hawalah atau akad lain yang

BA
NK
SYA
RIA
H

16 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

k. menerima pembayaran dari 3. Selain nomor dua di


tagihan atas surat berharga dan atas, di bawah ini adalah
melakukan perhitungan dengan kegiatan usaha yang
pihak ketiga atau antarpihak hanya dapat dilakukan
ketiga berdasarkan Prinsip
oleh BUS dan UUS yaitu:
Syariah;
l. melakukan penitipan untuk
a. melakukan kegiatan valuta
kepentingan pihak lain ber­
asing berdasarkan Prinsip
dasarkan suatu akad yang
Syariah;
berdasarkan Prinsip Syariah
b. melakukan kegiatan penyerta­
(khusus BUS);
an modal pada BUS atau
m. menyediakan tempat untuk
lembaga keuangan yang
menyimpan barang dan surat
melakukan kegiatan usaha
berharga berdasarkan Prinsip
ber­dasarkan Prinsip Syariah
Syariah;
(khusus BUS);
n. memindahkan uang, baik untuk
c. melakukan kegiatan
kepentingan sendiri maupun
penyertaan modal sementara
untuk kepentingan nasabah
untuk mengatasi akibat
berdasarkan Prinsip Syariah;
kegagalan pembiayaan ber­
o. melakukan fungsi sebagai
dasarkan Prinsip Syariah,
Wali Amanat berdasarkan akad
dengan syarat harus menarik
wakalah (khusus BUS);
kembali penyertaannya;
p. memberikan fasilitas letter
d. bertindak sebagai pendiri
of credit atau bank garansi
dan pengurus dana pensiun
berdasarkan Prinsip Syariah;
berdasarkan Prinsip Syariah
q. melakukan kegiatan lain yang
(khusus BUS);
lazim dilakukan di bidang
e. melakukan kegiatan dalam
perbankan dan di bidang sosial
pasar modal sepanjang
sepanjang tidak bertentangan
tidak bertentangan dengan
dengan Prinsip Syariah dan
Prinsip Syariah dan ketentuan
sesuai dengan ketentuan per­
peraturan perundang-undang­
aturan perundang-undangan
an di bidang pasar modal;
yang berlaku;

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 17


Bab
01 Perbankan

f. menyelenggarakan kegiatan lainnya yang dipersamakan


atau produk bank yang dengan itu;
berdasarkan Prinsip Syariah b. memberikan kredit;
dengan menggunakan sarana c. menyediakan pembiayaan
elektronik; dan penempatan dana
g. menerbitkan, menawarkan, berdasarkan Prinsip Syariah,
dan memperdagangkan surat sesuai dengan ketentuan
berharga jangka pendek yang ditetapkan oleh Bank
berdasarkan Prinsip Syariah, Indonesia; dan
baik secara langsung maupun d. menempatkan dananya
tidak langsung melalui pasar dalam bentuk SBI, deposito
uang; berjangka, sertifikat deposito
h. menerbitkan, menawarkan, dan/atau tabungan pada bank
dan memperdagangkan surat lain.
berharga jangka panjang
berdasarkan Prinsip Syariah,
baik secara langsung maupun 5. Kegiatan Usaha yang
tidak langsung melalui pasar dapat dilakukan
modal (khusus BUS); dan
BPRS adalah:
i. menyediakan produk atau
melakukan kegiatan usaha
BUS lainnya yang berdasarkan a.
menghimpun dana dari
Prinsip Syariah. masyarakat dalam bentuk:
1) simpanan berupa tabungan
atau yang dipersamakan
dengan itu berdasarkan
4. Kegiatan Usaha yang
akad wadi’ah atau akad lain
dapat dilakukan BPR
yang tidak bertentangan
adalah:
dengan Prinsip Syariah; dan
a. menghimpun dana dari masya­ 2) investasi berupa deposito
rakat dalam bentuk simpan­an atau tabungan atau bentuk
berupa deposito berjangka, lainnya yang dipersamakan
tabungan, dan/atau bentuk dengan itu berdasarkan

18 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

akad mudharabah atau akad e.


menyediakan produk atau
lain yang tidak bertentangan melakukan kegiatan usaha
dengan Prinsip Syariah. Bank Syariah lainnya yang
b.
menyalurkan dana kepada sesuai dengan Prinsip Syariah
masyarakat dalam bentuk: berdasarkan persetujuan OJK.
1) pembiayaan bagi hasil ber­
dasarkan akad mudharabah 6. Kegiatan Pendukung
atau musyarakah; Usaha
2) pembiayaan berdasarkan
akad murabahah, salam, Kegiatan Pendukung usaha
atau istishna; adalah kegiatan lain yang
3) pembiayaan berdasarkan dilakukan bank di luar
akad qardh; kegiatan usaha bank. Kegiatan
4) pembiayaan penyewaan pendukung usaha tersebut
barang bergerak atau tidak antara lain terkait dengan
bergerak kepada nasabah sumber daya manusia,
berdasarkan akad ijarah manajemen risiko, kepatuhan,
atau sewa beli dalam bentuk internal audit, akuntansi dan
IMBT; dan keuangan, Teknologi Informasi
5) pengambilalihan utang (TI), logistik dan pengamanan.
berdasarkan akad hawalah.
c. menempatkan dana pada bank
syariah lain dalam bentuk titipan
berdasarkan akad wadi’ah atau
investasi berdasarkan akad
mudharabah dan/atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan
Prinsip Syariah;
d. memindahkan uang, baik untuk
kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah
melalui rekening BPRS yang ada
di BUS, BUK, dan UUS; dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 19


Bab
01 Perbankan

BU dilarang melakukan kegiatan


usaha sebagai berikut:

a. melakukan penyertaan modal, kecuali melakukan


kegiatan sebagaimana dimaksud pada bagian
Kegiatan Usaha Bank angka 1 huruf o dan huruf p;

b. melakukan usaha perasuransian; dan

c. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha


sebagaimana dimaksud pada bagian Kegiatan
Usaha Bank angka 1.

BUS dan UUS dilarang melakukan


kegiatan usaha sebagai berikut:

a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan


dengan Prinsip Syariah;

b.
melakukan kegiatan jual beli saham secara
langsung di pasar modal;

20 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

c. melakukan penyertaan modal, kecuali :


1) melakukan kegiatan penyertaan modal pada
BUS atau Lembaga Keuangan yang melakukan
kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah
dan melakukan kegiatan penyertaan modal
sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya (khusus untuk BUS); dan
2)
melakukan kegiatan penyertaan modal
sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah,
dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannya (khusus untuk UUS).

d. melakukan kegiatan usaha perasuransian,


kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah.

BPR dilarang melakukan kegiatan usaha


sebagai berikut:

a. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta


dalam lalu lintas pembayaran;

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 21


Bab
01 Perbankan

b. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing


kecuali sebagai Pedagang Valuta Asing (PVA)
dengan izin OJK;

c. melakukan penyertaan modal;

d. melakukan usaha perasuransian; dan

e. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha


sebagaimana dimaksud pada bagian Kegiatan
Usaha Bank angka 4.

BPRS dilarang melakukan kegiatan usaha


sebagai berikut:

a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan


dengan Prinsip Syariah;

22 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
Perbankan
01

b. menerima simpanan berupa giro dan ikut serta


dalam lalu lintas pembayaran;

c. melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing,


kecuali penukaran uang asing dengan izin OJK;

d. melakukan kegiatan usaha perasuransian,


kecuali sebagai agen pemasaran produk
asuransi syariah;

e. melakukan penyertaan modal, kecuali pada


lembaga yang dibentuk untuk menanggulangi
kesulitan likuiditas BPRS; dan

f. melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha


BPRS sebagaimana dimaksud pada bagian
Kegiatan Usaha Bank angka 5.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 23


24 Booklet Perbankan Indonesia 2020
Bab
02

Bab Kewenangan OJK


02 Terhadap Industri
Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 25


Bab
02

26 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Kewenangan OJK Bab
Terhadap Industri
Perbankan 02

A. Kewenangan OJK
Terhadap Industri Perbankan
Sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (UU OJK), untuk melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan di sektor Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
memiliki kewenangan, yaitu:

Kewenangan untuk menetapkan


tata cara perizinan (right to license)
dan pendirian suatu bank, meliputi
pemberian izin dan pencabutan
izin usaha bank, pemberian
izin pembukaan, penutupan
dan pemindahan kantor bank,
KEWENANGAN
pemberian persetujuan atas
MEMBERIKAN
kepemilikan dan kepengurusan
IZIN (RIGHT TO
LICENSE) bank, pemberian izin kepada bank
untuk menjalankan kegiatan-
kegiatan usaha tertentu.

Kewenangan untuk menetapkan


ketentuan (right to regulate) yang
menyangkut aspek usaha dan
kegiatan perbankan dalam rangka
menciptakan perbankan sehat
guna memenuhi jasa perbankan
KEWENANGAN yang diinginkan masyarakat.
UNTUK MENGATUR
(RIGHT TO
REGULATE)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 27


Bab Kewenangan OJK
02 Terhadap Industri
Perbankan

Kewenangan untuk mengawasi


meliputi:
a. pengawasan bank secara
langsung (on-site supervision)
terdiri dari pemeriksaan umum
dan pemeriksaan khusus
KEWENANGAN dengan tujuan untuk men­
UNTUK dapatkan gambaran keadaan
MENGAWASI keuangan bank dan untuk
(RIGHT TO memantau tingkat kepatuhan
SUPERVISE) bank terhadap peraturan
yang berlaku, serta untuk
mengetahui apakah terdapat
praktik-praktik tidak sehat yang
membahayakan kelangsungan
usaha bank; dan

b. pengawasan tidak langsung


(off-site supervision) yaitu
pengawasan melalui alat
pemantauan seperti laporan
berkala yang disampaikan bank,
laporan hasil pemeriksaan, dan
informasi lainnya.

28 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Kewenangan OJK Bab
Terhadap Industri
Perbankan 02

Kewenangan untuk mengenakan


sanksi (right to impose sanction),
yaitu kewenangan untuk
menjatuhkan sanksi sesuai
dengan ketentuan perundang-
undangan terhadap bank apabila
suatu bank kurang atau tidak
KEWENANGAN
memenuhi ketentuan. Tindakan ini
UNTUK
mengandung unsur pembinaan
MENGENAKAN
SANKSI (RIGHT agar bank beroperasi sesuai
TO IMPOSE dengan asas perbankan yang sehat.
SANCTION)

Kewenangan untuk melakukan


penyidikan (right to investigate),
yaitu kewenangan untuk me­
lakukan penyidikan di Sektor
Jasa Keuangan (SJK), termasuk
perbankan. Penyidikan dilakukan
oleh penyidik Kepolisian Negara
KEWENANGAN
Republik Indonesia (RI) dan pejabat
UNTUK
Pegawai Negeri Sipil di lingkungan
MELAKUKAN
PENYIDIKAN
OJK. Hasil penyidikan disampaikan
(RIGHT TO kepada Jaksa untuk dilakukan
INVESTIGATE) penuntutan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 29


Bab Kewenangan OJK
02 Terhadap Industri
Perbankan

Kewenangan untuk melakukan


perlindungan konsumen (right to
protect), yaitu kewenangan untuk
melakukan perlindungan konsumen
dalam bentuk pencegahan kerugian
Konsumen dan masyarakat,
pelayanan pengaduan konsumen,
KEWENANGAN
dan pembelaan hukum.
UNTUK
MELAKUKAN
PERLINDUNGAN
KONSUMEN
(RIGHT TO
PROTECT)

30 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Bank
02

B. Pengawasan Bank
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini OJK melaksanakan
pengawasan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu:

Pengawasan Berdasarkan Ke­­patuh­an/Compliance


Based Supervision,

yaitu pemantauan kepatuhan baik dan benar menurut prinsip-


bank terhadap ketentuan- prinsip kehati-hatian. Pengawasan
ketentuan yang terkait dengan terhadap pemenuhan aspek
operasi dan pengelolaan bank kepatuhan merupakan bagian
di masa laludengan tujuan untuk yang tidak terpisahkan dari
memastikan bahwa bank telah pelaksanaan pengawasan bank
beroperasi dan dikelola secara berdasarkan Risiko; dan

Pengawasan Berdasarkan Risiko/Risk Based


Supervision,

yaitu pengawasan bank yang bank dapat mendeteksi risiko


menggunakan strategi dan yang signifikan secara dini dan
metodologi berdasarkan risiko mengambil tindakan pengawasan
yang memungkinkan pengawas yang sesuai dan tepat waktu.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 31


Bab Pengawasan
02 Bank

Pengawasan/pemeriksaan bank dilakukan terhadap jenis-jenis risiko di


bawah ini.

Gambar 2.1. Jenis-jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk Based
Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi

Risiko Kredit Risiko Pasar


Disebabkan karena kegagalan Disebabkan adanya pergerakan
counterparty memenuhi variabel pasar (adverse
kewajibannya. movement) dari portofolio yang
dimiliki oleh bank yang dapat
merugikan bank, antara lain
suku bunga dan nilai tukar.

Risiko Kredit Risiko Operasional


Disebabkan bank tidak Disebabkan adanya
mampu memenuhi kewajiban ketidakcukupan dan/atau tidak
yang telah jatuh tempo. berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan
sistem atau adanya problem
eksternal yang mempengaruhi
operasional bank.

32 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Bank
02

Risiko Hukum Risiko Reputasi


Disebabkan oleh adanya Disebabkan adanya
kelemahan aspek yuridis antara publikasi negatif yang terkait
lain adanya tuntutan hukum, dengan kegiatan usaha
ketiadaan peraturan perundang- bank atau persepsi negatif
undangan yang mendukung terhadap bank.
atau kelemahan perikatan.

Risiko Stratejik Risiko Kepatuhan


Disebabkan ketidaktepatan bank Disebabkan bank tidak mematuhi
dalam pengambilan dan/atau atau tidak melaksanakan
pelaksanaan suatu keputusan peraturan perundang-undangan
stratejik serta kegagalan dalam dan ketentuan yang berlaku.
mengantisipasi perubahan
lingkungan bisnis.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 33


Bab Pengawasan
02 Bank

Lanjutan Gambar 2.1.

Risiko Imbal Hasil Risiko Investasi


Disebabkan perubahan tingkat Disebabkan bank ikut
imbal hasil yang dibayarkan menanggung kerugian usaha
bank kepada nasabah, karena nasabah yang dibiayai dalam
terjadi perubahan tingkat imbal pembiayaan berbasis bagi
hasil yang diterima bank dari hasil baik yang menggunakan
penyaluran dana, yang dapat metode net revenue sharing
mempengaruhi perilaku nasabah maupun yang menggunakan
dana pihak ketiga bank. metode profit and loss sharing.

Risiko Transaksi Intra - Grup Risiko Asuransi


Disebabkan ketergantungan Disebabkan kegagalan
suatu entitas baik secara perusahaan asuransi
langsung maupun tidak memenuhi kewajiban kepada
langsung terhadap pemegang polis sebagai akibat
entitas lainnya dalam satu dari ketidakcukupan proses
konglomerasi keuangan dalam seleksi Risiko (underwriting),
rangka pemenuhan kewajiban penetapan premi (pricing),
perjanjian tertulis maupun penggunaan reasuransi, dan/
tidak tertulis baik yang diikuti atau penanganan klaim.
perpindahan dana dan/atau
tidak diikuti perpindahan dana.

34 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Bank
02

Tabel 2.1. Matriks Jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk Based
Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi

No. Jenis Risiko BUK BUS/UUS Konglo-merasi


1 Risiko Kredit   
2 Risiko Pasar   
3 Risiko Likuiditas   
4 Risiko Operasional   
5 Risiko Hukum   
6 Risiko Reputasi   
7 Risiko Stratejik   
8 Risiko Kepatuhan   
9 Risiko Imbal Hasil -  -
10 Risiko Investasi -  -
11 Risiko transaksi intra – grup - - 
12 Risiko asuransi - - 
Keterangan :
BUK : Bank Umum Konvensional; BUS: Bank Umum Syariah; UUS : Unit Usaha Syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 35


Bab Investigasi
02 Perbankan

C. Investigasi Perbankan
Bank sebagai lembaga inter­ Dalam rangka melaksanakan
mediasi sering digunakan sebagai tugas pengawasan bank, OJK
sarana dan/atau sasaran untuk dapat menemukan Penyimpangan
memperkaya diri sendiri, keluarga, Ketentuan Perbankan (PKP),
atau kelompok tertentu secara baik yang bersifat administratif
melawan hukum yang pada maupun yang memiliki indikasi
akhir­ nya dapat mengakibatkan Tindak Pidana Perbankan
bank mengalami permasalahan (tipibank). Penanganan PKP yang
struktural. Perbuatan tersebut berindikasi dugaan tipibank perlu
dapat dilakukan baik oleh dilakukan dengan hati-hati guna
Komisaris, Direksi, pegawai, pihak menghindari dampak yang mampu
ter­afiliasi, pemilik/pemegang mempengaruhi reputasi bank dan
saham bank, atau pihak lain demi terciptanya sistem perbankan
sehingga dapat menyebabkan yang sehat guna mendukung
turun­ nya tingkat kepercayaan stabilitas sistem keuangan.
masyarakat terhadap sistem
perbankan.

36 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Investigasi Bab
Perbankan
02

Informasi PKP yang berindikasi juga memiliki kewenangan untuk


tipibank dapat berasal dari hasil memberikan sanksi administratif
pengawasan bank dan/atau dari kepada bank sesuai dengan
pihak lain. Dalam hal diperlukan peraturan perundang-undangan
penanganan lebih lanjut dengan yang berlaku.
investigasi, maka akan dilakukan
investigasi terhadap pihak ter­ Metodologi investigasi yang
afiliasi dengan bank dan/atau pihak dilaku­­
kan untuk mengetahui pe­
lain yang menjadikan bank sebagai nyim­ pang­
an yang terjadi, antara
sarana dan/atau sasarannya. OJK lain:

Gambar 2.2. Langkah metodologi investigasi

Penelitian dokumen pendukung


dan informasi awal dalam
identifikasi dugaan tipibank.

Klarifikasi/wawancara
dengan bank/pihak
terkait.

Pemeriksaan on
the spot atas objek
pemeriksaan

Pengumpulan dokumen
Pendukung tambahan
dugaan tipibank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 37


Bab Investigasi
02 Perbankan

Jenis PKP yang berindikasi tipibank berdasarkan Pasal 46 s.d. 50A UU


No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan
UU No.10 Tahun 1998 atau Pasal 59 s.d. 66 UU No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah, antara lain yaitu :

Gambar 2.3. Contoh jenis PKP yang berindikasi tipibank

• pencatatan palsu dalam


Rahasia Kegiatan pembukuan.
Bank Usaha • meminta/menerima/menyetujui/
mengizinkan untuk menerima
suatu imbalan untuk keuntungan
Pengawasan Perizinan pribadi;
• tidak melaksanakan langkah-
langkah untuk memastikan
bank taat pada ketentuan dan
peraturan perundang-undangan
yang berlaku
• memaksa bank/pihak • menyuruh untuk melakukan
terafiliasi untuk memberikan sesuatu yang mengakibatkan
keterangan terkait bank tidak melaksanakan
nasabah penyimpan dan langkah-langkah yang diperlukan
simpanannya tanpa perintah untuk memastikan ketaatan
tertulis atau izin dari OJK; bank terhadap ketentuan dalam
• memberikan keterangan peraturan perundang-undangan
yang wajib dirahasiakan yang berlaku.

kewajiban bank untuk penghimpunan dana dari


menyampaikan keterangan dan masyarakat dalam bentuk
penjelasan mengenai usaha simpanan tanpa izin dari OJK.
dan kewajibannya

Dari hasil investigasi tersebut apabila ditemukan adanya dugaan


tipibank yang dilakukan oleh pihak terafiliasi dan/atau pihak lain, maka
selanjutnya dilimpahkan kepada satuan kerja OJK yang melakukan tugas
penyelidikan dan penyidikan.

38 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Penyidikan Bab
Perbankan
02

D. Penyidikan Perbankan
Berdasarkan Pasal 9 UU OJK,
OJK mempunyai kewenangan Tim Satuan Tugas Waspada
dalam melakukan penyidikan ter­
Investasi sejak tahun 2018
hadap Lembaga Jasa Keuangan • Otoritas Jasa Keuangan
(LJK), pelaku, dan/atau penunjang • Kementerian Perdagangan
kegiatan jasa keuangan sebagai­ Republik Indonesia
mana dimaksud dalam peraturan • Kementerian Komunikasi dan
perundang-undangan di SJK. Informatika Republik Indonesia
• Kementerian Koperasi dan
Penyidik OJK adalah Pejabat Usaha Kecil dan Menengah
Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia dan/atau • Badan Koordinasi Penanaman
Modal
Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang
• Kementerian Agama Republik
diberi wewenang khusus sebagai
Indonesia
Penyidik, yang dipekerjakan di
• Kementerian Pendidikan
OJK untuk melakukan Penyidikan
dan Kebudayaan Republik
tindak pidana di SJK sebagaimana Indonesia
dimaksud dalam UU OJK. • Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Satuan Tugas Waspada • Kementerian Riset, Teknologi
Investasi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia
Untuk mewujudkan koordinasi yang • Pusat Pelaporan dan Analisis
efektif antar instansi pengawas Transaksi Keuangan
di bidang penghimpunan dana • Kejaksaan Agung Republik
masyarakat dan pengelolaan Indonesia
• Bank Indonesia
investasi serta dengan aparat
• Kepolisian Negara Republik
penegak hukum lainnya, regulator,
Indonesia
instansi pengawas, dan penegak

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 39


Bab Penyidikan
02 Perbankan

hukum membentuk Pembentukan Tim Kerja SWI


SWI. Daerah
Pembentukan
SWI melalui Surat Maraknya kegiatan penghimpunan
Keputusan Ketua Bapepam-LK dana masyarakat dan pengelolaan
Nomor Kep-208/BL/2007 tanggal investasi tanpa izin atau
20 Juni 2007 untuk masa kerja penyalahgunaan izin yang terjadi
tahun 2007 yang diperbaharui di daerah-daerah di Indonesia,
setiap tahunnya. maka perlu dibentuk Tim Kerja
SWI Daerah guna mengoptimalkan
Setelah beralihnya tugas dan fungsi dan efisiensi serta respon cepat
Bapepam-LK kepada OJK, Surat dari Tim Kerja SWI Daerah atas
Keputusan Ketua Bapepam-LK pengaduan dan/atau pelaporan
Nomor Kep-208/BL/2007 tanggal dari masyarakat.
20 Juni 2007 diperbaharui melalui
Keputusan Dewan Komisioner OJK Tim Kerja SWI Daerah bertugas
Nomor 01/KDK.04/2013 tanggal 26 melakukan inventarisasi kasus-
Juni 2013. kasus dugaan investasi ilegal serta
melakukan analisis dan koordinasi
Pada tahun 2020, keanggotaan
dengan instansi terkait sesuai
SWI dibentuk kembali melalui
bidang, termasuk kemungkinan
Keputusan Dewan Komisioner
dilakukan pemeriksaan bersama
OJK Nomor 2/KDK.02/2020
dan melaporkan kepada kepolisian
tanggal 3 Maret 2020 tentang
setempat.
Satuan Tugas Penanganan Dugaan
Tindakan Melawan Hukum di
Dengan dibentuknya Tim Kerja
Bidang Penghimpunan Dana
SWI Daerah, diharapkan dapat
Masyarakat dan Pengelolaan
memberikan manfaat tidak hanya
Investasi. Berdasarkan Keputusan
bagi golongan tertentu, namun
Ketua Dewan Komisioner tersebut,
juga dapat bermanfaat bagi
OJK tetap diamanatkan untuk
Industri Jasa Keuangan (IJK), dan
mengemban tugas sebagai Ketua
Masyarakat.
SWI.

40 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Penyidikan Bab
Perbankan
02

Gambar 2.4. Manfaat dibentuknya Tim Kerja SWI Daerah

Manfaat bagi Manfaat bagi


IJK Masyarakat

• Masyarakat dapat lebih cepat


• Meningkatkan kembali minat
mendapatkan informasi
dan kepercayaan masyarakat
terkait dengan kegiatan
atas produk-produk Jasa
penghimpunan dana
Keuangan yang ditawarkannya
masyarakat dan pengelolaan
• Meningkatkan pendapatan investasi yang melawan
baik dari segi dana pihak hukum
ketiga ataupun dari
• Mengurangi potensi kerugian
segi pinjaman sehingga
yang lebih besar dikarenakan
mendukung pertumbuhan
penanganan yang kurang
ekonomi
efektif
• memudahkan masyarakat
dalam melakukan pelaporan
dan/atau pertanyaan
terkait dengan kegiatan
Cara mengakses dan menyampaikan informasi penghimpunan dana dan
terkait investasi ilegal dapat melalui : pengelolaan investasi tanpa
izin dan berpotensi merugikan
Website : waspadainvestasi.ojk.go.id
Email : waspadainvestasi@ojk.go.id • Terhindar dari aktivitas
Telepon : 157 investasi pada instrumen
keuangan yang tidak jelas

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 41


Bab Penyidikan
02 Perbankan

Hal-hal yang telah dilaksanakan oleh Satgas Waspada Investasi dari


bulan Januari s.d. Juni 2020, sebagai berikut:

1) Edukasi dan Sosialisasi


1. Pencegahan Satgas Waspada Investasi
telah melakukan Sosialisasi
di 6 (enam) kota antara lain
a. Edukasi, Sosialisasi, dan Pem­ Jakarta, Pekanbaru, Surabaya,
bekalan Tim Kerja Satgas Semarang, Medan, Bali.
Waspada Investasi Daerah
Adapun tingkat pemahaman
Telah terlaksana Kegiatan peserta sosialisasi men­ capai
Edukasi, Sosialisasi, dan Pem­ 5,84 dari skala 1 (satu) sampai
bekalan Tim Kerja SWI Daerah, dengan 6 (enam).
antara lain sebagai berikut :

Gambar 2.5. Tingkat Pemahaman Peserta Sosialisasi Satgas Waspada Investasi

Tingkat Pemahaman
(Skala 0 - 6)

5,89 5,94 5,71 5,95 5,61 5,96


60

50

40

30

20

10

Jakarta Pekanbaru Surabaya Semarang Medan Bali

42 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Penyidikan Bab
Perbankan
02

2) Pembekalan Tim Kerja Satgas bagian dari edukasi mengenai


Waspada Investasi Daerah investasi ilegal kepada
Dalam rangka memberikan masyarakat. Hal tersebut
arahan dan pemahaman yang telah melebihi dari target yang
sama terkait pelaksanaan direncanakan.
tugas kepada Tim Kerja Satgas 3) Narasumber
Waspada Investasi Daerah,
menjadi Narasumber dalam
Satgas Waspada Investasi
kegiatan sosialisasi waspada
memberikan pembekalan
investasi ilegal pada beberapa
kepada anggota Tim Kerja
daerah dan berbagai kegiatan
Satgas Waspada Investasi
tersebut diselenggarakan
Daerah di 9 (sembilan) daerah
oleh instansi terkait, antara
berdasarkan undangan dari
lain kepolisian, media, dan
Kantor Regional/Kantor OJK
kementerian.
setempat.
4) Warung Waspada Investasi
2) Kuliah Umum
Satgas Waspada Investasi juga
Satgas Waspada Investasi
layanan pengaduan, konsultasi
telah melakukan kegiatan
dan sosialisasi mengenai
pemberian kuliah umum
berbagai persoalan terkait
kepada mahasiswa/i di
investasi, fintech lending dan
berbagai Universitas di daerah,
gadai swasta ilegal kepada
baik secara langsung maupun
masyarakat.
melalui video conference
selama keadaan pandemi 5) Edukasi melalui Videotron
COVID-19 di beberapa atau Media Luar Ruang
kota antara lain Jakarta, DI Kerja sama menampilkan
Yogyakarta, Pontianak, Medan, videotron milik Dinas Kominfo
Tasikmalaya, Malang, Kendari, Pemerintah Provinsi DKI
Kegiatan tersebut merupakan Jakarta.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 43


Bab Penyidikan
02 Perbankan

masuk kewe­nang­an salah


2. Penanganan satu anggota Satgas Was­
pada Investasi; atau
3) Ditemukan dugaan pe­lang­
a. Pelaksanaan koordinasi garan peraturan yang perlu
Satgas Waspada Investasi dilakukan pe­nanganan
sampai dengan Juni 2020 bersama, karena terkait
dengan pelanggaran yang
Pertanyaan dan/atau pe­ lintas kewenangan.
ngaduan yang disampai­
kan oleh masyarakat kepada b. Jumlah penanganan entitas
SWI sebelum dilakukan rapat yang melakukan kegiatan
pembahasan, terlebih dahulu investasi melawan hukum
dilakukan kajian dan analisis
oleh Sekretariat SWI. Hasil sepanjang tahun 2019 hingga
dari kajian dan analisis yang Juni tahun 2020 Satgas
dilakukan Sekretariat SWI dapat Waspada Investasi telah
berupa: melakukan penghentian ter­
hadap 503 entitas investasi
1) Tidak ditemukan pelang­gar­ ilegal, 93 entitas gadai ilegal,
an peraturan; dan 2.082 entitas fintech peer-
2) Ditemukan dugaan pelang­ to-peer lending ilegal.
gar­
an peraturan yang ter­

44 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Penyidikan Bab
Perbankan
02

Gambar 2.6. Trend Entitas yang Ditangani Satgas Waspada Investasi Tahun 2019

1.600 1.494
1.400
1.200
1.000
800
600 336
400 68 21 13 62
12
200
0
Fintech Gadai MLM Investasi Forex/ Investasi Lainnya
P2PL Ilegal Tanpa Crypto- Future Uang
Izin currency Trading

Jumlah Entitas

Keterangan Lainnya terdiri dari :


- Penawaran dan Investasi tanpa izin seperti Franchise/ E-Commerce/ E-Mall/ Technology.
Networking, Crowdfunding dengan asuransi jiwa, paket perjalanan ibadah umrah dan
penyelenggara umrah, Bank syariah/KSPS, Dana talangan utang, Pelunasan hutang, Dropship
supplier, onlineshop course, payment agent, edukasi bisnis online, Jasa penutupan kartu
kredit, Penawaran skema money game, Penerbitan kartu ATM, Pembicara Anti Riba dan
Konsultan Go Private, pohon jabon, pohon gaharu, emas dan berlian, Koperasi, saham,
property, Perkebunan, aplikasi EzyCloud, kemitraan ternak semut rangrang, uang yang
mengatasnamakan Valbury Group, aplikasi advertising, Equity Crowdfunding, Arisan online
yang diduga penipuan, Mentor Bisnis Anti Riba, Perdagangan dan pertambangan batu bara,
manajer investasi.

Tabel 2.2. Jumlah Pengaduan Masyarakat Melalui E-Mail Januari 2019 s.d Juni 2020

Tahun Investasi Ilegal P2P Ilegal Gadai Ilegal


Jumlah Laporan Entitas Laporan Entitas Laporan Entitas
2019 73 20 8.271 412 4 2
2020 5 4 1.740 35 1 1
(s.d. 30 Juni
2020)
TOTAL 78 24 10.011 447 5 3

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 45


Bab Penyidikan
02 Perbankan

Dalam hal pelaksanaan Proses Hukum Kegiatan Investasi Ilegal, OJK


telah melakukan beberapa tindakan sebagai berikut:

1 Menyiapkan bantuan Saksi dan Ahli

2 Membentuk Satuan Tugas Khusus

3 Melakukan penyidikan

4 Melakukan penelusuran aset

5 Membentuk posko crisis center untuk pengaduan korban


investasi ilegal

6 Menyiapkan bantuan Saksi

7 Siaran Pers Bersama

8 Menyiapkan data yang dibutuhkan Polri

Adapun rencana tindak lanjut atas hal tersebut yaitu:

1 Melakukan pemantauan proses persidangan

2 Menyiapkan saksi dan ahli untuk dihadirkan dalam proses


persidangan

3 Melanjutkan upaya penelusuran aset

4 Melakukan pengumpulan informasi, data, dan dokumen terkait


dengan proses penyidikan

5 Melakukan pemantauan proses persidangan

6 Melakukan pengumpulan informasi, data, dan dokumen terkait


dengan proses penyidikan

46 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Terintegrasi
02

E. Pengawasan Terintegrasi
Penerapan Pasal 5
1.
Undang-Undang No.21
tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan

OJK berfungsi menyelenggarakan


sistem pengaturan dan
pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan
di dalam sektor jasa keuangan.
Beberapa hal telah dilakukan
OJK dalam rangka melaksanakan
tugas pengawasan terintegrasi,
antara lain melaksanakan Rapat
Komite Pengawasan Terintegrasi
(RKPT) secara berkala yang
dipimpin oleh 3 (tiga) Anggota
Dewan Komisioner OJK yang
membawahi bidang pengawasan
Lembaga Jasa Keuangan di cutting issues lainnya. Hal ini
sektor Perbankan, Pasar Modal, mengingat peran dan pengaruh
dan Institusi Keuangan Non KK yang cukup signifikan terhadap
Bank. RKPT tersebut membahas perekonomian nasional. pengaruh
tentang isu-isu strategis terkait KK yang cukup signifikan terhadap
pengawasan terintegrasi khusus­ perekonomian nasional. Selain itu,
nya terhadap Konglomerasi koordinasi antar pengawas lintas
Keuangan (KK) maupun cross sektor semakin solid melalui tukar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 47


Bab Pengawasan
02 Terintegrasi

menukar informasi yang intens signifikasi pada sektor lain.


sehingga supervisory action dapat Selama ini, tiap jenis LJK
segera dilakukan. memiliki peraturan tersendiri.
Beberapa contoh peraturan
Penerapannya dilakukan melalui: yang telah diintegrasikan adalah
POJK No.27/POJK.03/2016
tentang Penilaian Kemampuan
& Kepatutan Bagi Pihak Utama
Lembaga Jasa Keuangan dan
POJK No.13/POJK.03/2017
tentang Penggunaan Jasa
Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik dalam Kegiatan
Jasa Keuangan.

a. Mengintegrasikan pengaturan
seluruh LJK dari sektor
Perbankan, Pasar Modal, dan
IKNB. OJK telah, sedang, dan
akan terus melakukan upaya
untuk mengintegrasikan
peraturan yang bersifat
lintas sektor jasa keuangan.
Pengaturan terintegrasi
merupakan pengaturan, baik b. Mengintegrasikan perizinan
konvensional maupun syariah, seluruh SJK melalui satu pintu.
yang berlaku untuk minimal
dua sektor dan pengaturan OJK juga sedang mengupaya­
sektoral yang memiliki dampak kan perizinan yang terintegrasi,

48 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Terintegrasi
02

yaitu pelayanan perizinan Pengawasan secara terinte­grasi


melalui satu pintu dengan oleh OJK telah dimulai dengan
didukung oleh sistem pelaksanaan pengawasan
informasi. Salah satu sistem terhadap beberapa LJK
yang telah dikembangkan yang tergabung dalam suatu
oleh OJK untuk mendukung konglomerasi. Sehubungan
perizinan terintegrasi adalah dengan hal tersebut, OJK telah
Sistem Perizinan dan Registrasi menerbitkan tiga ketentuan
Terintegrasi (SPRINT). Saat terkait pengawasan terintegrasi
ini, terdapat beberapa jenis terhadap Konglomerasi
perizinan yang dikelola Keuangan (KK), yaitu:
menggunakan SPRINT, yaitu
1) POJK Nomor 17/POJK.03/
Bancassurance, Agen Penjual
2014 tentang Penerapan
Efek Reksa Dana (APERD),
Manajemen Risiko Ter­
Pendaftaran Akuntan Publik
integrasi terhadap Konglo­
dan Kantor Akuntan Publik, dan
merasi Keuangan;
Sukuk Obligasi.
2) POJK Nomor 18/POJK.03/
2014 tentang Penerapan
Tata Kelola Terintegrasi
terhadap Konglomerasi
Keuangan; dan
3) POJK Nomor 26/POJK.03/
2015 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum
Terintegrasi bagi Konglo­me­
rasi Keuangan

c. Mengintegrasikan peng­awas­
an terhadap seluruh LJK.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 49


Bab Pengawasan
02 Terintegrasi

Struktur Konglomerasi Keuangan


Konglomerasi (KK) dapat dibedakan menjadi tiga
2.
Keuangan jenis, sebagai berikut:

1) Vertical Group
Beberapa hal telah dilakukan OJK
Apabila terdapat hubungan
dalam rangka melaksanakan tugas
langsung perusahaan induk
pengawasan terintegrasi, antara
dan perusahaan anak secara
lain melaksanakan Rapat Komite
jelas dan keduanya merupakan
Pengawasan Terintegrasi (RKPT)
LJK.
secara berkala satu bulan sekali
yang dipimpin oleh 3 (tiga) Anggota
2) Horizontal Group
Dewan Komisioner OJK yang
Apabila tidak terdapat hu­
membawahi bidang pengawasan
bung­an langsung antara
Lembaga Jasa Keuangan di sektor
LJK yang berada dalam satu
Perbankan, Pasar Modal, dan
Konglomerasi Keuangan tetapi
Institusi Keuangan Non Bank. RKPT
LJK tersebut dimiliki atau
tersebut membahas tentang isu-
dikendalikan oleh pihak yang
isu strategis terkait pengawasan
sama.
terintegrasi khususnya terhadap
Konglomerasi Keuangan (KK). Hal
3) Mixed Group
ini mengingat peran dan pengaruh
Apabila dalam satu Konglo­
KK yang cukup signifikan terhadap
merasi Keuangan terdapat
perekonomian nasional.
struktur kelompok usaha yang
bersifat vertical group dan
Sesuai POJK Nomor 18/POJK.
horizontal group.
03/2014, Konglomerasi Ke­
uang­­
an adalah beberapa LJK
Ilustrasi mengenai tiga jenis
yang tergabung dalam satu
Konglomerasi Keuangan tersebut
grup/kelompok karena ke­ ter­
terdapat dalam gambar di bawah
kaitan kepemilikan dan/atau
ini.
pengendalian.

50 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Pengawasan Bab
Terintegrasi
02

Gambar 2.7. Ilustrasi jenis Konglomerasi Keuangan

Vertical Group

PSP PSP Lain

Bank A

Asuransi Sekuritas Pembiayaan


B C D

Horizontal Group

PSP PSP Lain

Bank Asuransi Sekuritas Pembiayaan


A B C D

Mixed Group

PSP PSP Lain

Bank Asuransi Sekuritas Pembiayaan


A B C D

Bank Asuransi
E F

Ket : (PSP: Pemegang Saham Pengendali)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 51


Bab Pengawasan
02 Terintegrasi

Untuk melaksanakan pengawas­ Risk Rating (IRR), dan Integrated


an terhadap KK, OJK telah me­ Supervisory Plan (ISP) untuk
ngembangkan metode pe­ mendokumentasikan pemahaman
ngawasan yang antara lain pengawas ter­ hadap KK, risiko
mencakup Know Your Finan­ cial KK, dan strategi pengawasan KK
Conglomerate (KYFC), Inte­grated secara group-wide.

52 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

F. Roadmap Industri Perbankan


Roadmap Pengembangan tetap memperhatikan peluang
Perbankan Indonesia bagi industri perbankan berupa
potensi dan keunggulan yang
Roadmap Pengembangan Per­
dimiliki Indonesia seiring dengan
bankan Indonesia (RP2I) 2015-
upaya mendorong perekonomian
2019 mencakup pengembangan
nasional untuk mencapai per­
Bank Konvensional yang bertujuan
tumbuhan ekonomi yang tinggi
agar pengembangan perbankan
dan berkesinambungan.
dapat berjalan selaras dengan
visi pembangunan Indonesia,
1. Peluang dan Tantangan
untuk mewujudkan Indonesia
Perbankan Indonesia
yang mandiri, maju, adil, dan
Indonesia memiliki potensi
makmur. Arah pengembangan
besar untuk tumbuh dan
dan penguatan industri perbankan
berkembang menjadi negara
Indonesia yang tertuang
maju di masa yang akan
dalam RP2I dirancang untuk
datang. Potensi besar tersebut
mengantisipasi tantangan pada
memerlukan dukungan pem­­
industri perbankan baik pada
biayaan dari seluruh SJK
skala domestik maupun global.
termasuk dari industri per­
RP2I juga telah dirancang dengan
bankan. Selain dari sisi
domestik berupa kebutuhan
pembiayaan tersebut, potensi
pengembangan yang berasal
dari regional yaitu adanya
penerapan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) dan
keberadaan kantor cabang dari
bank yang berkedudukan di
luar negeri atau bank dengan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 53


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

kepemilikan asing yang dapat prinsip pendanaan yang


menciptakan peluang untuk berkelanjutan;
mendukung pertumbuhan
b. penyempurnaan struktur
ekonomi nasional. Tidak hanya
kepemilikan bank untuk
itu, pada era perkembangan
mendukung pembangunan
Teknologi Informasi (TI) yang
ekonomi yang berkelanjutan.
pesat, financial technology juga
Hal ini sejalan dengan
turut berperan secara signifikan
pengembangan pada tata
pada perkembangan industri
kelola dan manajemen risiko
perbankan ke depan.
serta penerapan standar
internasional, baik dari
2. Arah Kebijakan Pengembangan
sisi aturan, laporan, dan
Perbankan Jangka Menengah
pengawasan;
2015-2019
Hal-hal yang menjadi fokus OJK c. penerapan pengawasan
dalam pengembangan industri terintegrasi berdasarkan
perbankan dalam jangka risiko yakni dengan: (i)
menengah dan diharapkan melakukan pengawasan
mampu merespon perubahan terhadap konglomerasi
lingkungan internal dan
eksternal industri perbankan
antara lain:

a. pengoptimalan peran
bank dalam upaya
mendukung ketahanan
pangan, energi dan sektor
prioritas lain, pembiayaan
sektor ekonomi tertentu,
serta pengembangan
dan penerapan prinsip-

54 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

perusahaan guna mendeteksi dan peningkatan koordinasi


secara dini risiko yang antar instansi terkait dalam
dapat ditimbulkan terhadap penanganan krisis keuangan;
sistem jasa keuangan;
e. pembahasan mengenai
(ii) mengembangkan dan
kesamaan peluang (prinsip
menerapkan mekanisme
resiprositas) bagi perbankan
pengawasan berbasis
Indonesia untuk memperluas
risiko; dan (iii) meningkatkan
jangkauan layanan di wilayah
pemeriksaan kepatuhan
ASEAN dan mekanisme
profesi dan lembaga
penyelesaian sengketa
penunjang;
untuk mengantisipasi
d. penguatan protokol manaje­ terjadinya dispute lintas
men krisis dan koordi­ batas di negara ASEAN.
nasi lintas institusi melalui Sebagai bentuk antisipasi
penyempurnaan mekanisme atas terjadinya persaingan
pencegahan dan penanganan dengan perbankan negara-
krisis, penyempurnaan negara ASEAN, OJK akan
recovery and resolution plan, mendorong perbankan
nasional untuk meningkatkan
kapasitas baik permodalan
maupun infrastruktur melalui
proses konsolidasi agar
tangguh bersaing di pasar
keuangan ASEAN;

f. pengembangan produk
dan/atau layanan keuangan
mikro sesuai dengan
kebutuhan usaha sehingga
mendukung peningkatan
akses pendanaan usaha

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 55


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Kementerian Dalam Negeri


Menengah (UMKM). Untuk yang akan menjadi acuan
meningkatkan kemampuan dalam penguatan kapasitas
perbankan termasuk dan tata kelola BPD, dan
perbankan syariah dalam (ii) peningkatan komitmen
menjangkau masyarakat pemilik untuk mendukung
yang selama ini belum atau peranan dan kapasitas BPD;
kurang mendapat akses
i. peningkatan peran per­
keuangan, dilakukan melalui
bankan syariah dengan
inisiatif keuangan inklusif
ekspansi usaha, jaringan,
dan Layanan Keuangan
produk keuangan syariah,
Tanpa Kantor dalam Rangka
dan fair playing field bagi
Keuangan Inklusif/Laku
BUS dengan menyusun
Pandai (branchless banking);
pengaturan yang mendorong
g. pengembangan infrastruktur pertumbuhan BUS sesuai
teknologi informasi agar dengan karakteristik usaha
lebih optimal dan tetap dapat dan tingkat kesiapan industri;
menjamin keamanan dan dan
keandalan layanan aplikasi
j. penguatan struktur per­
dan data/informasi;
modalan dan kelembagaan
h. penguatan fungsi dan peran Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Pembangunan Daerah melalui sinergi dengan bank
(BPD) dalam mendukung umum dan meningkatkan
perekonomian daerah komitmen pemilik terhadap
melalui: (i) penguatan peran BPR dalam rangka
kapasitas dan tata kelola BPD mendukung perekonomian
melalui program transformasi daerah. Selanjutnya, dalam
BPD yang telah diinisiasi upaya meningkatkan kualitas
oleh OJK dengan melibatkan pengawasan terhadap BPR,
Asosiasi Bank Pembangunan OJK akan menerapkan
Daerah (Asbanda) dan pengawasan berbasis risiko.

56 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia

Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia (RPSI)
2015-2019 adalah
rencana pengembangan
sektor perbankan syariah
Indonesia tahun 2015-
2019 yang selaras dengan
MPSJKI dan Masterplan
Arsitektur Keuangan Syariah
Indonesia (AKSI). RPSI 2015-
2019 diharapkan dapat menjadi dapat meningkatkan peran dan
referensi bagi stakeholders kontribusinya dalam mendukung
perbankan syariah dalam perekonomian nasional dan
pengembangan industri stabilitas sistem keuangan
perbankan syariah sehingga serta peningkatan/pemerataan
perbankan syariah diharapkan kesejahteraan masyarakat.

Scan QR Code
di samping
untuk membaca
RPSI secara
lengkap

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 57


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

Visi RPSI
2015-2019
“Mewujudkan perbankan syariah
yang berkontribusi signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,
pemerataan pembangunan, dan
stabilitas sistem keuangan serta
berdaya saing tinggi”

Visi dijabarkan dalam bentuk arah


kebijakan beserta program kerja dan
rencana waktu pelaksanaannya yang
terdiri dari tujuh arah kebijakan.

58 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

Gambar 2.8. Ilustrasi visi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia

Memperbaiki Memperbaiki
Memperbaiki kualitas layanan dan kuantitas dan
struktur dana keragaman produk kualitas Sumber
untuk mendukung Daya Manusia
perluasan segemen (SDM) dan TI serta
pembiayaan infrastruktur lainnya
4

3 5

Memperkuat
permodalan Meningkatkan
dan skala Visi literasi dan
2 6
usaha serta RPSI preferensi
mempernbaiki masyarakat
efisiensi
1 7

Memperkuat Memperkuat
sinergi kebijakan serta harmonisasi
antara otoritas pengaturan dan
dengan pemerintah pengawasan
dan stakeholders
lainnya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 59


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

Pencapaian Roadmap penting untuk dilakukan


Perbankan Syariah penyusun­an arah kebijakan dan
Indonesia 2015-2019 di pengembangan perbankan
tahun 2019 syariah, untuk itu disusun arah
pengembangan perbankan syariah
Setelah mengalami pertumbuhan yang disebut dengan Roadmap
yang relatif tinggi pada tahun- Perbankan Syariah Indonesia
tahun sebelumnya, di tahun memiliki periode 2015-2019
2013-2014 perbankan syariah dan menyajikan isu-isu strategis
menghadapi tantangan berupa atau permasalahan fundamental
per­lambatan pertumbuhan. yang masih terjadi dalam industri
Dalam upaya meningkatkan perbankan syariah.
kembali pertumbuhan kegiatan
usaha perbankan syariah Roadmap memberikan panduan
sehingga berkontribusi terhadap arah yang ingin dicapai, termasuk
perekonomian nasional maka inisiatif terencana untuk mencapai

60 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

sasaran pengembangan yang pemerintah dan stakeholders


ditetapkan serta mewujudkan lainnya:
sasaran pengembangan industri
perbankan syariah nasional. a. Telah diterbitkan Perpres No.
Terdapat 7 arah kebijakan 91 tahun 2016 tentang Komite
pada Roadmap, antara lain (1) Nasional Keuangan Syariah
memperkuat sinergi kebijakan yang telah ditandatangani
antara otoritas dengan pemerintah oleh Presiden Jokowi tanggal
dan stakeholders lainnya, (2) 3 November 2016.
memperkuat permodalan dan b. Diselenggarakannya Forum
skala usaha serta memperbaiki Riset Ekonomi dan Keuangan
efisiensi, (3) memperbaiki Syariah (FREKS) setiap
struktur dana untuk mendukung tahun di Perguruan Tinggi
perluasan segmen pembiayaan, yang di beberapa daerah di
(4) memperbaiki kualitas dan Indonesia.
layanan produk, (5) memperbaiki
c. Telah dilakukan kerja sama
kuantitas dan kualitas SDM,
dengan dengan DSN-MUI
TI serta infrastruktur lainnya,
dalam hal pembahasan
(6) meningkatkan literasi dan
produk dan rekomendasi
preferensi masyarakat, dan (7)
fatwa melalui Working
memperkuat serta harmonisasi
Group Perbankan Syariah
pengaturan dan pengawasan.
(WGPS). Selain itu dalam
hal perumusan produk telah
Tahun 2019 merupakan tahun
dibentuk Working Group
terakhir berlakunya Roadmap
Produk bersama Asosiasi
tersebut, program kerja yang telah
Perbankan Syariah Indonesia
di implementasikan sesuai dengan
(Asbisindo).
7 arah kebijakan di atas adalah
d. OJK telah melakukan kerja
sebagai berikut:
sama dengan Direktorat
Jenderal Badan Peradilan
1. Memperkuat sinergi kebijakan
Agama Mahkamah Agung
antara otoritas dengan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 61


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

(Badilag MA) dalam menye­ Pengembangan Jaringan


lenggarakan Bimbingan Kantor Perbankan Syariah
Teknis bagi hakim. Dalam Rangka Stimulus
Perekonomian Nasional Bagi
2. Memperkuat permodalan dan Bank.
skala usaha serta memperbaiki c. Telah disampaikan Roadmap
efisiensi: Spin Off oleh masing-masing
UUS kepada OJK dan telah
a. Penguatan permodalan disusun Kajian Pemisahaan
dan skala usaha perbankan Unit Usaha Syariah.
syariah dapat dilihat dari
d. Terbentuknya PT. Bank Aceh
peningkatan CAR dan
Syariah dan PT. Bank NTB
total aset, Pembiayaan
Syariah.
Yang Diberikan (PYD), dan
e. Diterbitkannya POJK Nomor
Dana Pihak Ketiga (DPK)
28/POJK.03/2019 tentang
yang tumbuh positif. Hal
Sinergi Perbankan dalam
tersebut ditunjukan dengan
Satu Kepemilikan dalam
meningkatnya persentase
rangka Pengembangan
CAR pada Desember 2019
Perbankan Syariah.
yaitu sebesar 20,95% dari
sebelumnya 15,02% pada
3.
Memperbaiki struktur dana
Desember 2015. Begitu pula
untuk mendukung perluasan
dengan aset, PYD, dan DPK
segmen pembiayaan:
masing-masing sebesar
Rp537,4 T, Rp265,5 T, dan
a.
Berdasarkan data per
Rp424,1 T pada Desember
Desember 2019, struktur
2019, dimana sebelumnya
pendanaan perbankan
sebesar Rp304 T, Rp218,7 T,
syariah telah menguat
Rp235,9 T pada Desember
dengan tingkat margin yang
2015.
wajar. Hal ini ditunjukan
b. Diterbitkannya POJK No.2/
dengan rasio BOPO yang
POJK.03/2016 tentang

62 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

semakin rendah (83,14%),


Net Imbalan semakin rendah
(5,79%) dan NOM yang
meningkat (1,93%)
b. Dana haji telah diwajibkan
untuk ditempatkan di Bank
Syariah yang menjadi Bank
Penerima Setoran Biaya
Penyelenggara Ibadah Haji
(BPS-BPIH).
c.
Telah diterbitkan Buku
Pola Pembiayaan Syariah
Pertanian Organik “AKSI PRO
SALAM” (Akses Keuangan
Syariah Indonesia untuk
Pertanian Organik yang
Selaras, Alami, dan Amanah).
d. OJK beserta working group
produk Asbisindo telah
melaksanakan sosialisasi
tentang wakaf produktif
dalam beberapa acara iB
Vaganza tahun 2018.

4.
Memperbaiki kualitas dan
layanan produk:

a.
Telah diterbitkan POJK
N o. 24 / P OJ K .0 3 /2 0 1 5
tanggal 27 November
2015 mengenai produk

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 63


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

dan aktivitas bank


syariah dan UUS untuk
menyederhanakan proses
perizinan. Selain itu juga
telah diterbitkan SEOJK
N o.3 6 / S E OJ K .0 3 /2 0 1 5
dan SEOJK No.37/
SEOJK.03/2015 sebagai
petunjuk pelaksanaan
termasuk buku kodifikasi
untuk BUS dan UUS serta
untuk BPRS. Serta sedang
dilakukan perumusan dalam
rangka penyempurnaan
kodifikasi produk yang baru
untuk perbankan syariah
dengan mempertimbangkan
banyaknya perkembangan
produk di industri perbankan
syariah.
b. Telah dilakukan launching
untuk Produk Tabungan
Simpanan Pelajar (SimPel iB)
pada tahun 2015, tindak lanjut
dan progress pelaporan
disampaikan kepada
pengawas dan ditembuskan
kepada Departemen Literasi
dan Inklusi Keuangan OJK.
c. Telah dilakukan kerja sama
dengan dengan DSN-MUI

64 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

dalam hal pembahasan Excellent & Customer


produk dan rekomendasi Maintenance kepada SDM
fatwa melalui Working Group Perbankan Syariah
Perbankan Syariah (WGPS). d. Diterbitkan Standar
d. Telah disusun Kajian Sharia Kompetensi Kerja Nasional
Restricted Intermediary Indonesia (SKKNI) Bidang
Account (SRIA) dan Pembiayaan Rakyat Syariah
dilanjutkan dengan (BPRS) (Keputusan Menteri
penjajakan implementasi Ketenagakerjaan Republik
produk tersebut kepada Indonesia Nomor 38 Tahun
beberapa bank syariah. 2017).
e. Diterbitkannya buku e. Telah disusun Kajian Platform
standar akad Murabahah Sharing Perbankan Syariah.
dan Musyarakah (termasuk f. Telah dilakukan workshop
MMQ) (2015), Ijarah (2016), terkait produk dan skema
Mudharabah (2017), akad perbankan syariah
Mudharabah Muqayyadah secara rutin kepada bankir
(2018). syariah di berbagai kota di
Indonesia.
5.
Memperbaiki kuantitas dan
kualitas SDM, TI serta infra­ 6.
Meningkatkan literasi dan
struktur lainnya: preferensi masyarakat:
a. Pembentukan POKJA Ke­ a. Telah diselenggarakan
uang­an Syariah pada Forum Pasar Rakyat Syariah pada
Rektor Indonesia (FRI). tanggal 13-14 Juni 2015
b.
OJK telah menerbitkan sebagai penanda dimulainya
Buku Seri Literasi Keuangan kampanye nasional program
Tingkat Perguruan Tinggi - Aku Cinta Keuangan Syariah.
Industri Keuangan Syariah. b.
Telah dilaksanakan Ke­
c. Telah dilakukan Workshop uang­an Syariah Fair yang
Peningkatan Service merupakan kegiatan be­ r­

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 65


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

sama OJK dengan industri b.


Diterbitkan POJK Nomor
perbankan syariah, pasar 66/POJK.03/2016 tentang
modal syariah, dan IKNB Kewajiban Penyediaan Modal
syariah. Minimum dan Pemenuhan
c. Pada tahun 2015 dan 2016 Modal Inti Minimum Bank
telah dilaksanakan Seminar Pembiayaan Rakyat Syariah.
Internasional Keuangan c.
Telah diterbitkan POJK
Syariah. NOMOR 59 /POJK.03/2017
d. Pelaksanaan iB Campaign Tentang Penerapan Tata
melalu: Workshop per­ Kelola Dalam Pemberian
bankan sya­riah kepada Remunerasi Bagi Bank
blogger/netizen (iB Blogger Umum Syariah Dan Unit
Meet Up), pengurus masjid, Usaha Syariah.
guru/tenaga pengajar, serta d. Pembentukan infrastruktur
Olimpiade SMA. regulasi berupa penyusunan
e.
OJK turut berpartisipasi Sistem Taksonomi regulasi
dalam kegiatan yang di­ terkait perbankan syariah:
selenggarakan asosiasi ma­ SIKEPO.
upun komunitas keuang­ an e.
Telah diterbitkan POJK
syariah untuk turut men­ Nomor 28/POJK.03/2019
sosialisasikan keuangan tentang Sistem Penilaian
syariah. Tingkat Kesehatan BPRS.
f. Telah dikembangkan aplikasi
7. Memperkuat serta harmonisasi jasa keuangan berbasis
pengaturan dan pengawasan: teknologi digital bernama
OJK-Box atau disingkat OBOX
a. Penyesuaian Kebijakan LTV/ dalam rangka optimalisasi
FTV (melalui surat kepada proses pengawasan.
Bank Indonesia).

66 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

Roadmap Keuangan
Berkelanjutan

Dalam rangka memfasilitasi


pembiayaan/penyediaan
pendanaan pembangunan
berkelanjutan serta
adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim,
OJK bersama dengan
Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK)
telah meluncurkan Roadmap
Keuangan Berkelanjutan (RKB)
pada tanggal 5 Desember apresiasi baik dari dalam negeri
2014. Roadmap tersebut berisi maupun internasional, bahkan
paparan terhadap rencana kerja OJK merupakan otoritas pada
pengembangan Keuangan SJK yang pertama mengeluarkan
Berkelanjutan (sustainable Roadmap dengan cakupan yang
financing) untuk seluruh LJK. komprehensif karena mengatur
Peluncuran RKB mendapat seluruh SJK.

Scan QR Code
di samping
untuk membaca
RKB secara
lengkap

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 67


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

Gambar 2.9. Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2024

Landasan Penerapan SF : Intensif Kerjasama dengan


1. Kebijakan Prinsip SF Instansi lain :
2. Kebijakan Peningkatan Porsi SF 1. Intensif Fiskal
3. Kebijakan Pengawasan SF 2. Intensif Non-Fiskal

2015

2017-2018

2016
Intensif (dalam
kontrol OJK) : 2019-2024
1. Intensif Prudensial
2. Information Hub
3. SF Award Penguatan Ketahanan :
4. Kebijakan Penguatan Manajemen Risiko dan
Pelaporan GCG terkait lingkungan dan sosial

2015-2019
Kampanye, Training Analis LH, pengembangan Green Product, Green
Insurance, Green Bond, Green Index. Akses LJK terhadapGlobal Public
Funds, Koordinasi kebijakan SF.

68 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

Latar belakang diluncurkannya mengacu kepada RPJP dan


RKB adalah diperlukannya langkah RPJMN yang bercirikan 3P; dan
strategis dan sistematis dalam (iii) berkontribusi pada komitmen
mengarahkan SJK untuk berperan nasional atas permasalahan
aktif dan berkontribusi positif pemanasan global (global
dalam proses pembangunan warming) melalui aktivitas bisnis
berkelanjutan yang bertumpu yang bersifat pencegahan/mitigasi
pada 3P yaitu Profit, People, dan maupun adaptasi atas perubahan
Planet. RKB bertujuan untuk iklim menuju ekonomi rendah
menjabarkan kondisi keuangan karbon yang kompetitif. Dalam
berkelanjutan yang ingin dicapai RKB telah disebutkan batasan
IJK terkait keuangan berkelanjutan mengenai definisi keuangan
di Indonesia dalam jangka pendek, berkelanjutan, yaitu dukungan
menengah, dan panjang (2015- menyeluruh dari IJK untuk
2024). pertumbuhan berkelanjutan yang
dihasilkan dari keselarasan antara
Secara spesifik, bagi LJK kepentingan ekonomi, sosial, dan
implementasi keuangan ber­ lingkungan hidup.
kelanjutan bertujuan untuk:
(i) meningkatkan daya tahan RKB mempunyai empat prinsip
dan daya saing LJK sehingga keuangan berkelanjutan, antara
mampu tumbuh dan berkembang lain: (i) prinsip pengelolaan risiko
secara berkesinambungan; (ii) yang mengintegrasikan aspek
menyediakan sumber pendanaan perlindungan lingkungan dan
yang dibutuhkan masyarakat sosial dalam manajemen risiko

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 69


Bab Roadmap
02 Industri
Perbankan

SJK; (ii) prinsip pengembangan (iv) prinsip peningkatan kapasitas


sektor ekonomi prioritas dan kemitraan kolaboratif dengan
berkelanjutan yang bersifat inklusif mengembangkan kapasitas SDM,
dengan meningkatkan kegiatan TI, dan proses operasional dari
pembiayaan terutama pada sektor masing-masing SJK.
pertanian (pertanian, peternakan,
dan maritim), infrastruktur, Dalam implementasi RKB, te­rdapat
industri, energi, dan UMKM; (iii) tiga fokus area yang diharapkan
prinsip tata kelola lingkungan yaitu: (i) peningkatan penyediaan
dan sosial, pelaporan dengan pendanaan dari LJK bagi green
menyelenggarakan praktik-praktik projects; (ii) peningkatan permintaan
tata kelola lingkungan dan sosial ter­hadap green projects; dan (iii)
yang kokoh, serta transparan di peningkatan pengawasan dan
dalam kegiatan operasional SJK koordinasi implementasi ke­uangan
dan nasabah-nasabah SJK; dan berkelanjutan.

Dalam upaya pelaksanaan strategi implementasi RKB, terdapat dua


agenda utama yaitu jangka pendek – menengah (2015 – 2019) dan
jangka panjang (2020 – 2024).

Jangka pendek – menengah Jangka panjang

difokuskan pada peletakan difokuskan pada integrasi


kerangka dasar pengaturan dan manajemen risiko, tata
sistem pelaporan, peningkatan kelola perusahaan, penilaian
pemahaman, pengetahuan, tingkat kesehatan bank,
serta kompetensi SDM pelaku dan pembangunan sistem
IJK, pemberian insentif serta informasi terpadu keuangan
koordinasi dengan instansi
terkait.

70 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Roadmap Bab
Industri
Perbankan 02

Gambaran Roadmap 2020 – 2024

Pada tahun 2019 masa berlaku hal utama yang merupakan poin
Roadmap Perbankan Syariah penting dalam pengembangan
Indonesia 2015-2019 telah perbankan syariah ke depan,
berakhir, sehingga diperlukan arah yaitu: Penguatan Identitas
kebijakan perbankan syariah yang Perbankan Syariah, Sinergi
baru dalam rangka pengembangan Ekosistem Keuangan Syariah dan
perbankan syariah ke depan. Hal Optimalisasi Faktor Pendukung
tersebut tertuang pada Roadmap (Enabler).
Pengembangan Perbankan
Syariah Indonesia 2020-2024, Ada hal yang berbeda dalam
dengan visi yaitu “Mewujudkan Roadmap Pengembangan
perbankan syariah yang berdaya Perbankan Syariah Indonesia
saing tinggi, dan berkontribusi 2020-2024 dengan Roadmap
signifikan terhadap perekonomian sebelumnya, terutama dengan
nasional dan pembangunan sosial”. adanya inisitaif strategis terkait
Roadmap ini diharapkan dapat sinergi perbankan syariah dengan
menjawab berbagai tantangan industri halal, lembaga keuangan
yang dihadapi bank syariah selama syariah lain, lembaga dana sosial
ini dan mendorong perbankan syariah, serta kementerian dan
syariah agar memiliki competitive lembaga lain. Hal tersebut sejalan
advantage serta socio-economic dengan kebijakan strategis yang
impact yang tinggi. telah dikeluarkan OJK pada
tahun 2020 yaitu pengembangan
Dalam rangka mendukung visi ekosistem ekonomi dan keuangan
besar tersebut, terdapat 3 (tiga) syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 71


Bab ASEAN Banking
02 Integration
Framework

G. ASEAN Banking
Integration Framework
ASEAN Banking Integration tersebut menjadi panduan bagi
Framework (ABIF) adalah negara-negara ASEAN untuk
inisiatif ASEAN yang bertujuan melakukan perjanjian bilateral
untuk menciptakan mekanisme terkait bank yang akan hadir
integrasi dan mempercepat di pasar perbankan ASEAN. Di
integrasi perbankan melalui dalam  Guidelines  ABIF diatur
pemberian akses pasar (market mengenai prinsip-prinsip
access) dan keleluasaan integrasi yang harus diacu  serta
beroperasi (operational flexibility) tahapan yang  akan dilalui dalam
di negara anggota ASEAN proses integrasi tersebut.
dengan tetap memperhatikan
pemenuhan persyaratan Bank-bank terbaik yang dimiliki
prudensial yang berlaku di oleh negara ASEAN atau dikenal
masing-masing negara ASEAN. dengan sebutan Qualified ASEAN
Banks (QAB)  harus  memenuhi
Guidelines  ABIF telah disepakati persyaratan  yang telah
pada akhir tahun 2014. Dokumen disepakati,

72 Booklet Perbankan Indonesia 2020


ASEAN Banking Bab
Integration
Framework 02

Gambar 2.10. Ilustrasi persyaratan Qualified ASEAN Banks

Otoritas Home Country


Memiliki Mempunyai Mempunyai Didukung
Track Record

Tata Kelola

track record modal yang tata kelola oleh otoritas


Modal

yang baik cukup dan yang baik home


antara lain sehat secara country
ditunjukkan finansial untuk
melalui menjadi
market share QAB
yang besar

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 73


Bab Basel
02 Framework

H. Basel Framework
1. Implementasi Kerangka 2. Evolusi Kerangka Permodalan
Permodalan Basel Basel
Indonesia sebagai salah satu Permodalan merupakan salah
anggota dalam forum G-20 satu fokus utama otoritas
serta forum-forum internasional pengawas bank dalam me­
lainnya, seperti Financial Stability laksanakan prinsip kehati-hatian.
Board (FSB), Basel Committee BCBS mengeluarkan suatu
on Banking Supervision (BCBS) konsep kerangka per­ modalan
telah memberikan komitmennya yang menjadi standar secara
untuk mengadopsi rekomendasi internasional yaitu sebagai
yang dihasilkan oleh forum- berikut:
forum tersebut. Sejalan dengan
a. Tahun 1988, mengeluarkan
itu, serta dengan adanya
konsep permodalan serta
pengalihan fungsi pengawasan
perhitungan Aktiva Ter­
bank dari Bank Indonesia (BI)
timbang Menurut Risiko
kepada OJK, maka ke depan
(ATMR) khusus untuk risiko
OJK di dalam melaksanakan
kredit;
tugas-tugasnya tidak terlepas
b. Tahun 1996, menyempurna­
dalam upaya mengadopsi
kan komponen modal
berbagai rekomendasi tersebut.
dengan menambahkan Tier
Dalam melakukan proses adopsi
3 serta perhitungan ATMR
dari berbagai rekomendasi
Risiko Pasar;
tersebut di atas, OJK tetap akan
menyesuaikan dengan kondisi c. Tahun 2006, mengeluarkan
dan perkembangan industri dokumen International
perbankan di dalam negeri. Convergence on Capital

74 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Basel Bab
Framework
02

Measurement and Capital Gambar 2.11. Evolusi kerangka permodalan


Basel di Indonesia
Standard (A Revised Framework)
atau lebih dikenal dengan Basel II;
d.
Tahun 2009, mengeluarkan 1988 Basel I
rekomendasi Basel 2.5 yang (konsep Permodalan
mencakup kerangka perhitungan dan Perhitungan ATMR
ATMR Risiko Pasar dengan untuk Risiko kredit
menggunakan internal model,
pengenaan beban modal • Penambahan Tier
1996
untuk transaksi sekuritisasi, 3 untuk Komponen
aspek manajemen risiko untuk Modal
kompensasi, risiko konsentrasi, • Perhitungan ATMR
risiko reputasi dan stress testing, untuk Risiko Pasar
valuasi atas seluruh eksposur
yang dicatat berdasarkan fair 2006 Basel II
value, dan pengungkapan
sekuritisasi;
e. Tahun 2010, dalam rangka 2009 Basel 2,5
merespon krisis keuangan
global, BCBS mengeluarkan
rekomendasi peningkatan 2010 Basel III
ketahanan bank baik di level
mikro maupun makro atau dikenal
dengan kerangka Basel III.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 75


Bab Basel
02 Framework

3. Implementasi Kerangka Basel


di Indonesia
a. Kerangka Basel II (Pilar 1, Pilar Beberapa ketentuan yang
2 dan Pilar 3) di Indonesia telah terkait dengan implementasi
diimplementasikan secara Basel II tersebut antara lain
penuh sejak Desember 2012. sebagaimana ilustrasi berikut:

Gambar 2.12. Implementasi Kerangka Basel II di Indonesia

Basel II

Pilar 1. Minimum Capital Pilar 2. Supervisory Pilar 3. Market


Requirement Review Process Discipline

PBI No. II/15/PBI/2008 PBI No. I4/18/PBI/2012 PBI No. I4/14/PBI/2012


(POJK No. 34/POJK.03/2016 (POJK No. 34/POJK.03/2016 (POJK No. 32/POJK.03/2016

Risiko
Risiko Kredit Risiko Pasar
Operasional

Internal Basic
Standardised Standardised Internal Standardised
Approach
Rating Based
Approach Model
Indicator
Approach
AMA
Approcah Approach

SEBI No. 13/6/DPNP SEBI No. 9/33/DPNP SEBI No. 9/31/DPNP SEBI No. 11/3/DPNP
(SEOJK No. 42/ (SEOJK No. 38/ (Telah Dicabut) (SEOJK No. 24/
SEOJK.03/2016) SEOJK.03/2016) SEOJK.03/2016)

keterangan :
Sudah diimplementasikan
Belum diimplementasikan

76 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Basel Bab
Framework
02

b. Kerangka Basel 2.5 tentang Kewajiban Penyediaan


Dalam rangka penerapan Modal Minimum Bank Umum.
kerangka remunerasi di Ketentuan ter­sebut mengatur
Indonesia sebagai salah satu me­ ngenai, antara lain: (a)
bagian kerangka Basel 2.5, peningkatan kualitas per­
OJK telah menerbitkan POJK modalan melalui perubah­an
Nomor 45/POJK.03/2015 komponen dan persyaratan
tentang Penerapan Tata Kelola instrumen modal sesuai
Dalam Pemberian Remunerasi dengan kerangka Basel III; (b)
pada tanggal 23 Desember kewajiban penyediaan rasio
2015. Lebih lanjut, pada permodalan yang terdiri dari
bulan Januari 2016, OJK juga rasio modal inti paling rendah
melakukan penyempurnaan sebesar 6% dari ATMR dan
atas Consultative Paper (CP) rasio modal inti utama paling
Basel 2.5 yang diterbitkan rendah sebesar 4,5% dari
di tahun 2013 dengan ATMR; dan (c) kewajiban
menerbitkan CP mengenai pembentukan tambahan
Sekuritisasi pada Januari 2016. modal sebagai penyangga
(buffer) di atas kewajiban
c. Kerangka Basel III penyediaan modal minimum
sesuai profil risiko.
1) Kerangka Permodalan
Pada tanggal 12 Desember
Implementasi atas ke­tentu­an
2013 telah diterbitkan PBI
Basel III tersebut dilakukan
Nomor 15/12/PBI/2013
secara bertahap sejak
tentang Kewajiban Penyedia­
2014 hingga implementasi
an Modal Minimum Bank
penuh pada 2019, dengan
Umum yang terakhir di­
pentahapan implementasi
sempurnakan dengan POJK
sebagai berikut
Nomor 34/POJK.03/2016

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 77


Bab Basel
02 Framework

Gambar 2.13. Kerangka Permodalan Basel III di Indonesia

2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019

Regulation
Published

Tier 1: 6%
CET: 4,5%
Basel III
Capital
Component 0,625% 1,25% 1,875% 2,5%

Conservation Buffer

Max 0,625% Max 1,25% Max 1,875% Max 2,5%

Countercyclical Buffer

Capital Surcharge D-SIB (0-2,5%)

Selain kerangka permodalan, Likuiditas/Liquidity Coverage


Basel III juga memperkenalkan Ratio (LCR) dan Net Stable
dua standar yang berlaku Funding Ratio (NSFR).
secara internasional untuk
mengukur level minimum Rasio Kecukupan Likuiditas/
likuiditas tertentu yang harus Liquidity Coverage Ratio (LCR)
dipelihara oleh bank sebagai merupakan ukuran likuiditas
antisipasi dalam menghadapi yang bertujuan untuk me­
krisis, yaitu Rasio Kecukupan ningkat­kan ketahanan likuiditas

78 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Basel Bab
Framework
02

jangka pendek bank dengan diperlukan selama periode


memelihara aset likuid stress dalam satu tahun. OJK
berkualitas tinggi/ High Quality telah menerbitkan POJK NSFR
Liquid Asset (HQLA) yang pada bulan Juli 2017. Sesuai
cukup untuk menutupi jumlah timeline BCBS, implementasi
arus kas bersih dalam 30 NSFR dimulai sejak 1 Januari
hari kedepan. Dalam rangka 2018.
implementasi LCR di Indonesia,
OJK telah menerbitkan POJK 1) Finalisasi Reformasi Basel III
tentang Kewajiban Pemenuhan (Finalising post-crisis reforms)
LCR pada Desember 2015. Pada bulan Desember
Sesuai dengan POJK yang 2017, BCBS menerbitkan
berlaku, kewajiban pemenuhan dokuman Basel III: Finalising
LCR dilakukan secara bertahap post-crisis reforms yang
sejalan dengan timeline merupakan penyempurnaan
BCBS, yaitu sejak tanggal 31 dari Basel III. Dokumen
Desember 2015 dengan rasio tersebut merevisi sejumlah
minimum 70% sampai dengan standar yang termasuk dalam
31 Desember 2018 dengan pilar 1 (minimum capital
rasio 100% (setiap tahun requirement), yaitu: Risiko
meningkat sebesar 10%). Kredit Pendekatan Standar,
Internal Rating Based (IRB),
Net Stable Funding Ratio Credit Valuation Adjustment
(NSFR) merupakan ukuran (CVA), Risiko Operasional,
likuiditas yang bertujuan untuk Risiko Pasar, Leverage Ratio
meningkatkan ketahanan dan Outpur Floor. Reformasi
likuiditas jangka panjang bank Basel III diharapkan dapat
dengan mensyaratkan bank diimplementasikan seluruhnya
untuk mendanai kegiatannya paling lambat tanggal 1 Januari
dengan pendanaan yang 2022.
stabil melebihi jumlah yang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 79


Bab Basel
02 Framework

2) Kerangka Leverage 3) Finalisasi Reformasi Basel III


Sebagai upaya untuk mem­ (Finalising post-crisis reforms)
batasi pembentukan leverage Pada bulan Desember 2017, BCBS
yang berlebihan pada menerbitkan dokuman Basel III:
sistem perbankan, BCBS Finalising post-crisis reforms yang
juga memperkenalkan rasio merupakan penyempurnaan
tambahan yaitu leverage ratio dari Basel III. Dokumen tersebut
sebagai suatu non-risk based merevisi sejumlah standar
approach yang melengkapi yang termasuk dalam pilar 1
rasio permodalan sesuai profil (minimum capital requirement),
risiko yang telah berlaku. yaitu: Risiko Kredit Pendekatan
Standar, Internal Rating Based
Hal ini untuk menghindari (IRB), Credit Valuation Adjustment
terjadinya proses deleveraging (CVA), Risiko Operasional, Risiko
yang memburuk yang dapat Pasar, Leverage Ratio dan
membahayakan keseluruhan Outpur Floor. Reformasi Basel
sistem keuangan dan III semula diharapkan dapat
perekonomian. Minimum diimplementasikan seluruhnya
leverage ratio yang harus paling lambat tanggal 1 Januari
dipenuhi adalah sebesar 3% 2022. Namun sebagai respons
yang dihitung dengan membagi terhadap wabah virus COVID-19,
modal inti (Tier 1) dengan total BCBS memutuskan penundaan
eksposur bank (tanpa berisiko implementasi Basel III dari 1
tertimbang). Januari 2022 ke 1 Januari 2023.

80 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Basel Bab
Framework
02

Gambar 2.14. Latar Belakang Krisis Keuangan Global tahun 2007-2009

BASEL III
Latar Belakang: Krisis Keuangan Global yang terjadi pada tahun 2007-2009

Basel III - Initial Other Basel III Basel III - Post Crisis
Phase Standards Reforms

Tahun 2010: standar Tahun 2017: BCBS Tahun 2017: standar “Basel
“Basel III: A Global menerbitkan standar III: Financing post crisis
regulatory framework for lainnya reforme”
more resilient banks and
banking systems” • Standar persyaratan rasio • Revised Credit Risk
likuiditas minimum: Liquidity • Revised Credit Valuation
Meningkatkan kualitas dan Coverage Ratio (LCR) dan Adjustment (CVA) Risk
kuantitas modal dengan: Net Stable Funding Ratio • Revised Operational Risk
(NFSR) • Revised Market Risk (versi
• Memperketat definisi
• Pengaturan mengenai final diterbitkan awal tahun
instrumen keuangan yang
Leverage Ratio sebagai 2019)
dapat digolongkan sebagai
additional non-risk based
Modal (Common Equity Tier
measure
(CET) 1. Additional Tier (AT) 1,
• Pengaturan penyediaan
Tier 2).
dana besar i.e. Large
• Minimum CAR tetap 8%,
Ecpossures frameworks
dengan penambahan
• Kerangka mengenai
kewajiban buffer:
Sistematically Important
(i) Conservation Buffer,
Bank : Globally-SIB (G-SIB)
(ii) Countercyclical Capital
dan Domestically-SIB
Vuffer, (iii) Capital Charge
(D-SIB)
G-SIB dan D-SIB
• Pengaturan mengenai
• Penambahan fitur Capital
perlukuan modal atas
Loss Absorption at the Point
kepemilikan instrumen TLAC
of Non-Viability (PONV)
i.e. TLAC Holdings
• Pengaturan terkait
dengan Central Clearing
Counterparty (CCP)
• Pengungkapan kepada
Publik i.e Revised Pillar 3
Disclosure Requirements

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 81


Bab Basel
02 Framework

4. Regulatory Consistency Hasil RCAP Indonesia tersebut


Assessment Program diperoleh dengan perjuangan yang
(RCAP) tidak mudah. Persiapan RCAP telah
Pada pertemuan akhir dilakukan sejak tahun 2014, dimulai
November 2016 di Santiago, dengan self-assessment yang
Chile, BCBS telah menetapkan bertujuan untuk mengidentifikasi
hasil penilaian Program Pe­ gaps antara kerangka Basel dengan
nilaian Konsistensi Peraturan ketentuan yang berlaku. Hasil self-
(Regulatory Consistency Assess­ assessment kemudian di­­sampaikan
ment Program/RCAP) terhadap kepada BCBS sebagai acuan
regulasi sektor perbankan untuk pelaksana­an assessment
di Indonesia dengan nilai dengan asesor RCAP. Atas hasil
Compliant (C) untuk RCAP LCR assessment tersebut, Indonesia
dan Largely Compliant (LC) untuk harus melakukan penyempurnaan
RCAP Capital. RCAP dilakukan terhadap 10 regulasi agar sejalan
terhadap seluruh negara dengan standar internasional.
anggota BCBS (28 yurisdiksi),
termasuk Indonesia. RCAP Dengan telah ditetapkannya grading
merupakan proses penilaian RCAP Indonesia, maka regulasi
yang dilakukan oleh BCBS yang perbankan Indonesia telah sejajar
dimaksudkan untuk melihat dengan negara-negara anggota
konsistensi regulasi perbankan BCBS lainnya, termasuk untuk
yang dikeluarkan oleh otoritas RCAP Capital yang sama grading-
suatu negara dengan standar nya dengan Amerika Serikat bahkan
perbankan internasional yang lebih tinggi dari Uni Eropa.
diterbitkan oleh BCBS.

82 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Transformasi Bab
Bank Pembangunan
Daerah 02

I. Transformasi Bank
Pembangunan Daerah
Program Transformasi Bank yang berkelanjutan. Visi tersebut
Pembangunan Daerah (BPD) akan diwujudkan melalui tiga
diluncurkan pada tanggal 26 Mei sasaran yakni: (i) meningkatnya
2015 oleh Presiden RI dengan daya saing BPD; (ii) menguatnya
visi mewujudkan BPD menjadi ketahanan kelembagaan; dan
bank yang berdaya saing tinggi (iii) meningkatnya kontribusi BPD
dan kuat serta berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
signifikan bagi pertumbuhan dan Hal tersebut digambarkan dalam
pemerataan ekonomi daerah bagan berikut:

Gambar 2.15. Kerangka Holistik Program Transformasi

Visi Menjadi Bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta
Transformasi berkontribusi bagi pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi daerah yang berkelanjutan

(2) Kontributif
(2) Ketahanan yang kuat
(Agen Pengembangan Daerah)

Sasaran
(Outcome) (1) Kompetitif berdaya saing tinggi

Proses Pengembangan Pengelolaan Pengembangan Pengelolaan Pengelolaan Penguatan


Bisnis & Produk Layanan Pemasaran Jaringan Portfolio Likuiditas dan
Risiko Modal

Pengembangan Pengelolaan Pengembangan Penguatan,


Fondasi Organisasi, Sumber Teknologi dan standarisasi Governance, Risk
(Enabler) Daya Manusia & Informasi system & operating Management &
Kultur procedure Compliance

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 83


Bab Transformasi
02 Bank Pembangunan
Daerah

Untuk mencapai visi tersebut, Leader). Dalam penerapannya,


Program Transformasi BPD masing-masing BPD akan
akan diimplementasikan melalui memasuki setiap tahapan dan
tiga tahapan/fase yaitu: (i) pem­ menetapkan sasaran dan target
bangunan fondasi (Foundation bisnis sesuai dengan kapasitas
Building); (ii) percepat­
an per­ dan kesiapannya masing-masing,
tumbuhan (Growth Acceleration); yang digambarkan sebagai
dan (iii) pemimpin pasar (Market berikut :

Gambar 2.16. Ilustrasi tahapan iImplementasi transformasi BPD

Fase III
Kepemimpinan
Pasar
Fase II (Market
Percepatan Leadership)
Pertumbuhan
Fase I (Growth
Pengembangan Acceleration)
Fondasi
(Fondation
Building)

84 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Credit Bab
Reporting
System 02

J. Credit Reporting System


Credit Reporting System (CRS) mengumpulkan data dari LJK
yang akan diterapkan di Indonesia dengan kekuatan swasta dalam
adalah konsep dual system berinovasi untuk menghasilkan
sehingga nantinya di Indonesia beragam produk dan layanan
akan ada Public Credit Registry informasi yang dibutuhkan oleh
(PCR) yang dikelola oleh OJK dan LJK.
beberapa Private Credit Bureau
(PCB) yang dikelola oleh swasta. Adapun konsep CRS dual system
Konsep ini akan mensinergikan di Indonesia adalah sebagai
peran OJK sebagai otoritas untuk berikut:

Gambar 2.17. Ilustrasi Kerangka Credit Reporting System di Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 85


Bab Credit
02 Reporting
System

Dari sisi PCR, OJK telah nge­lola Informasi Perkreditan


mengimplementasikan Sistem (LPIP) yang diatur dalam PBI
Layanan Informasi Keuangan Nomor 15/1/PBI/2013 tentang
(SLIK). SLIK bermanfaat untuk LPIP dan SE BI Nomor 15/49/
mendukung tugas-tugas OJK dan DPKL tanggal 5 Desember 2013
membantu masyarakat serta LJK perihal LPIP. LPIP adalah lembaga
dalam pengambilan keputusan atau badan yang menghimpun
terkait penyediaan dana.  Tata dan mengolah data kredit dan
cara pelaporan pelaporan dan data lainnya untuk menghasilkan
permintaan informasi debitur informasi perkreditan yang bernilai
melalui SLIK diatur dalam POJK tambah seperti credit profile dan
No.18/POJK.03/2017 dan SEOJK credit scoring, customer monitor,
No.50/SEOJK.03/2017 masing- credit alerts, dan Small Medium
masing tentang Pelaporan dan Enterprise (SME) grading. LPIP
Pemintaan Informasi Debitur dapat melakukan kerjasama
melalui Sistem Layanan Informasi dengan lembaga keuangan dan
Keuangan. non lembaga keuangan untuk
memperluas dan memperkaya
Dari sisi PCB, PCB di Indonesia cakupan data kredit dan data
dikenal sebagai Lembaga Pe­ lainnya.

86 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Sistem Informasi Bab
Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank 02

K. Sistem Informasi
Dalam Rangka Mendukung Tugas
Pengawasan Bank
1. Sistem Informasi Perbankan b. menyediakan informasi yang
Sistem Informasi Perbankan bersifat makro, individual
(SIP) adalah sistem informasi bank, maupun informasi lain
yang digunakan pengawas terkait lingkungan bisnis dari
bank dalam melakukan kegiatan bank; dan
analisis terhadap kondisi bank, c. mengintegrasikan data-data
melakukan penilaian Tingkat yang saat ini tersebar pada
Kesehatan (TKS) Bank dengan sistem yang berbeda-beda.
menggunakan pendekatan risiko/
Risk Based Bank Rating (RBBR), 2. Sistem Informasi
mempercepat akses terhadap Pengawasan BPR
informasi kondisi keuangan bank, Sebagai upaya peningkatan
meningkatkan keamanan serta kualitas pengawasan BPR, pe­
integritas data dan informasi ngembangan sistem informasi
perbankan. SIP dikembangkan BPR mengarah pada sistem
dalam rangka mendukung pengawasan yang lebih terfokus
tugas pengawasan bank melalui dalam arti pengawasan secara
informasi yang berkualitas, off site maupun on site kepada
dengan menyediakan fungsi- kondisi yang dihadapi BPR.
fungsi sebagai berikut: Penerapan Early Warning
System (EWS) BPR dilakukan
a. sebagai business tool untuk menunjang pemantauan
sekaligus media penyajian kondisi BPR secara off site, dan
informasi secara cepat hingga kemudian melengkapi penilaian
level strategis; tingkat kesehatan BPR yang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 87


Bab Sistem Informasi
02 Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank

dilakukan secara berkala. Hasil pengguna internal maupun


analisis EWS dimaksud antara eksternal OJK melalui website
lain digunakan dalam penentuan https://pelaporan.id. Dengan
fokus pemeriksaan yang di­ dikembangkannya aplikasi ini,
laku­kan pengawas sehingga di­ OJK-BI-LPS berharap agar
harapkan dapat meningkatkan mekanisme pelaporan akan
efektivitas dan efisiensi peng­ lebih efektif.
awas­­an OJK secara on site. Selain
itu, pengembangan Enterprise 3. Aplikasi Pelaporan Online
Data Warehouse (EDW) BPR OJK
diharapkan menjadi sarana yang
Aplikasi Pelaporan Online
efektif untuk memantau dan me­
OJK (APOLO) merupakan
nyajikan informasi kondisi BPR
aplikasi berbasis web yang
secara keseluruhan sebagai
berfungsi untuk memberikan
bahan penentuan kebijakan yang
layanan kepada Lembaga
akan diambil.
Jasa Keuangan khususnya
Portal Pelaporan Integrasi Perbankan dalam memenuhi
Portal Pelaporan Integrasi kewajiban penyampaian pe­
adalah pintu masuk (gerbang) lapor­an secara online. APOLO
ke Aplikasi Pelaporan Ter­ dapat diakses oleh pengguna
integrasi Berbasis Metadata internal maupun eksternal OJK
Nasional (BI-ANTASENA) dan melalui websiteAplikasi Portal
Aplikasi Pelaporan Online Pelaporan Terintegrasi.
OJK (APOLO) serta nantinya
aplikasi pelaporan yang lain. Jenis pelaporan yang telah di­
Aplikasi ini dapat diakses oleh fasilitasi APOLO sebagai berikut :

88 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Sistem Informasi Bab
Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank 02

Tabel 2.3. Pelaporan melalui APOLO

Jenis Pelaporan Ketentuan Terkait LJK Wajib Lapor

Pelaporan POJK No.42/POJK.03/2015 tentang • Bank Umum BUKU 3


Liquidity Kewajiban Pemenuhan Rasio Kecukupan • Bank Umum BUKU 4
Coverage Likuiditas (Liquidity Coverage Ratio) bagi • Bank Asing
Ratio (LCR) Bank Umum

Pelaporan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2016 Gateway yang terdiri


Tax Amnesty tentang Pengampunan Pajak dari 21 Bank, 18 Manajer
(TaTy) Investasi, dan 19
Perantara Pedagang
Efek

Pelaporan POJK No. 37/POJK.03/2016 tentang Seluruh BPR/BPRS


Rencana Bisnis Rencana Bisnis Bank Perkreditan Rakyat
(BPR/BPRS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

Pelaporan POJK No. 21/POJK.03/2014 tentang Seluruh BUS


KPMM dan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
ATMR Syariah (KPMM) Bank Umum Syariah (BUS)
(KPS) -SEOJK No. 13/SEOJK.03/2015 tentang
Perhitungan ATMR Operasional;
-SEOJK No. 34/SEOJK.03/2015 tentang
Perhitungan ATMR Kredit; dan
-SEOJK No. 35/SEOJK.03/2015 tentang
Perhitungan ATMR Pasar

Pelaporan Net POJK 50/POJK.03/2017 tanggal 13 Juli • Bank Umum BUKU 3


Stable Funding 2014 tentang Kewajiban Pemenuhan Rasio • Bank Umum BUKU 4
Ratio Pendanaan Stabil Bersih/Net Stable Funding • Bank Asing
Ratio (NSFR) bagi Bank Umum

Pelaporan POJK No. 32/POJK.03/2016 tentang Seluruh BUK, BUS, dan


Publikasi Bank Perubahan atas POJK Nomor 6/ UUS
Umum dan POJK.03/2015 tentang Transparansi dan
Manajemen Publikasi Laporan Bank
Risiko -SEOJK No. 43/SEOJK.03/2016 tentang
Konsolidasi Transparansi dan Publikasi Laporan BUK
-SEOJK No. 18/SEOJK.03/2015 tentang
Transparansi Dan Publikasi Laporan BUS
Dan UUS

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 89


Bab Sistem Informasi
02 Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank

Jenis Pelaporan Ketentuan Terkait LJK Wajib Lapor

Pelaporan -SEOJK No. 34/SEOJK.03/2017 tentang Seluruh BUK, BUS, dan


Publikasi Bank Transparansi Informasi Suku Bunga Dasar UUS
Umum dan Kredit (SBDK)
Manajemen POJK No. 38/POJK.03/2017 tentang
Risiko Penerapan Manajemen Risiko Secara
Konsolidasi Konsolidasi bagi Bank yang Melakukan
Pengendalian terhadap Perusahaan Anak
-SE OJK No. 43/SEOJK.03/2017 tentang
Prinsip Kehati-hatian dan Laporan Dalam
Rangka Penerapan Manajemen Risiko
Secara Konsolidasi bagi Bank yang
Melakukan Pengendalian Terhadap
Perusahaan Anak

Pelaporan POJK No.13/POJK.03/2019 tentang tentang Seluruh BPR


Bulanan BPR Pelaporan BPR dan BPRS Melalui Sistem
Pelaporan OJK
-SEOJK No. 8/SEOJK/2019 tentang
Laporan Bulanan BPR

Pelaporan POJK No. 11/POJK.03/2016 tentang KPMM Seluruh BUK


KPMM Bank Umum
dan ATMR -SEOJK No.38/SEOJK.03/2016 tentang
Konvensional Pedoman Penggunaan Metode Standar
(KPK) dalam Perhitungan KPMM Bank Umum
dengan Memperhitungkan Risiko Pasar
- SEOJK No.42/SEOJK.03/2016 tentang
Pedoman Perhitungan ATMR untuk Risiko
Kredit
- SEOJK No.48/SEOJK.03/2016 tentang
Pedoman Perhitungan Tagihan Bersih
Transaksi Derivatif dalam Perhitungan ATMR
untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan
Pendekatan Standar

Pelaporan BPRS POJK No.13/POJK.03/2019 tentang tentang Seluruh BPRS


Pelaporan BPR dan BPRS Melalui Sistem
Pelaporan OJK
-SEOJK No. 18/SEOJK/2019 tentang
Laporan Bulanan BPRS

90 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Sistem Informasi Bab
Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank 02

4. OJK Box (O-Box) Sesuai dengan peraturan


Aplikasi O-Box adalah aplikasi perundang-undangan, OJK di­
yang dapat menampilkan berikan kewenangan untuk
informasi preliminary pe­ mengatur dan mengembangkan
ngawas­ an yang terdiri dari penyelenggaraan sistem infor­
informasi kuantitatif dan masi antar bank yang dapat
kualitatif yang disediakan diperluas dengan menyertakan
oleh Bank melalui sebuah lembaga lain di bidang keuangan.
repository. Repository tersebut Oleh sebab itu, dalam rangka
akan diakses oleh pengawas melaksanakan tugas dan
melalui O-Box Web. fungsinya, OJK memandang perlu
mengembangkan sebuah sistem
2. Sistem Layanan Informasi baru untuk mendukung akses
Keuangan informasi perkreditan melalui
Sistem Layanan Informasi SLIK. SLIK dapat dimanfaatkan
Keuangan (SLIK) adalah sistem untuk memperlancar proses
informasi yang dikelola oleh OJK penyediaan dana, penerapan
untuk mendukung pelaksanaan manajemen risiko, penilaian
tugas pengawasan dan layanan kualitas debitur, dan meningkatkan
informasi di bidang keuangan. disiplin industri keuangan.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 91


Bab Sistem Informasi
02 Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank

Gambar 2.18. Ilustrasi manfaat SLIK

1. Mempercepat waktu persetujuan 1. Mendukung pertumbuhan ekonomi


kredit.pembiayaan yang berkesinambungan
2. Memperluas akses bagi debitur 2. Mendukung pelaksanaan tata kelola
UMKM dan sektor informal untuk pemerintahan yang baik dengan
memperoleh kredit/pembiayaan memberikan informasi akurat kepada
berdasarkan reputasi keuangan lembaga negara (KPK, Kepolisian,
3. Mendorong debitur untuk menjaga Bank Sentral, dll)
reputasi kredit/pembiayaan 3. Meningkatkan peringkat Ease of
Doing Business (EODB) Indonesia
khususnya aspek getting credit

Sistem Informasi yang


dikelola oleh OJK untuk
mendukung pelaksanaan
tugas pengawasan dan
layanan informasi di
bidang keuangan.

1. Meningkatkan pertumbuhan kredit/ Tools untuk pengawasan yang efektif


pembiayaan di sektor jasa keuangan
2. Mitigasi risiko kredit dan
mengurangi NPL

92 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Sistem Informasi Bab
Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank 02

Gambar 2.19. Roadmap Implementasi SLIK

Jan-Feb 2017 1 Jan 2018 31 Des 2022


Uji coba SLIK Implementasi Keanggotaan
SLIK secara wajib bagi seluruh
penuh (SID perusahaan Modal
ditutup) Ventura, Perusahaan
Pembiayaan
Infrastruktur dan
Pegadaian

April 2017
Peresmian
SLIK
pelaporan
Paralel Run SID
oleh pelapor
BI (April s.d.
SID
Des 2017) 31 Des 2018
Keanggotaan
wajib bagi
seluruh BPR/S
dan Perusahaan
Pembiayaan

SLIK diimplementasikan secara penuh mulai 1 Januari 2018. Sejak


tanggal tersebut, masyarakat dapat memperoleh layanan informasi
debitur melalui Kantor Pusat OJK dan Kantor Regional/Kantor OJK.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 93


Bab Sistem Informasi
02 Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank

Gambar 2.20. Mekanisme Permintaan Informasi Debitur melalui SLIK

Debitur datang ke OJK dengan


membawa dokumen pendukung dan
mengisi formulir permintaan iDeb

Persyaratan iDeb:
1. Formulir permohonan iDeb
2. Dokumen lampiran permintaan iDeb,
antara lain:
a. Debitur perseorangan
Fotokopi Identitas diri dengan Petugas melakukan verifikasi
menunjukkan dokumen asli berupa kelengkapan dokumen
KTP untuk WNI atau Paspor untuk
WNA
b. Debitur badan usaha
Fotokopi identitas badan usaha
dan identitas pengurus, dengan
menunjukkan doumen asli berupa:
• NPWP
• Akta pendirian perusahaan, dan Petugas melakukan permintaan
• Perubahan anggaran dasar iDeb dari SLIK
terakhir

Apabila dikuasakan, disertai surat kuasa


dan identitas asli pemberi kuasa dan
penerima kuasa.

Petugas melakukan konfirmasi dan


menyerahkan hasil iDeb kepada
debitur beserta tanda terima.
Dalam hal diperlukan, petugas
memberikan penjelasan.

Layanan SLIK OJK:


1. Gerai SLIK OJK, Menara Radius Prawiro Lt.2 KOPERBI,
Jl. MH. Thamrin No. 2 Jakarta Pusat
2. Gerai PELAKU di Kantor Regional/Kantor OJK

94 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Sistem Informasi Bab
Dalam Rangka Mendukung
Tugas Pengawasan Bank 02

Gambar 2.21. Ilustrasi cakupan informasi debitur yang diperoleh masyarakat

Data Pokok Fasilitas Pemilik dan Pengurus


Debitur Penyediaan Dana Debitur Badan Usaha

Kualitas
Agunan Penjamin Penyediaan Data

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 95


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

L. Edukasi dan Perlindungan


Konsumen
Berdasarkan Pasal 4 UU OJK berdasarkan peraturan
disebutkan bahwa salah satu perundang-undangan di Sektor
tugas OJK adalah memberikan Jasa Keuangan (SJK).
perlindungan kepada Konsumen
dan/atau masyarakat. Berkenaan Dalam rangka implementasi
dengan perlindungan Konsumen, perlindungan Konsumen, OJK
dalam undang-undang ini menerbitkan Peraturan OJK
menyebutkan : Nomor 1/POJK.07/2013 tentang
Perlindungan Konsumen Sektor
1.
Lembaga Jasa Keuangan Jasa Keuangan dan Peraturan OJK
(LJK) adalah lembaga yang Nomor 18/POJK.07/2018 tentang
melaksanakan kegiatan di Layanan Pengaduan Konsumen
sektor Perbankan, Pasar Modal, Di Sektor Jasa Keuangan yang
Perasuransian, Dana Pensiun, menyebutkan Pelaku Usaha
Lembaga Pembiayaan, dan Jasa Keuangan (PUJK) adalah
Lembaga Jasa Keuangan Bank Umum, Bank Perkreditan
Lainnya. Rakyat, Perantara Pedagang
2. Konsumen adalah pihak-pihak Efek, Manajer Investasi, Dana
yang menempatkan dananya Pensiun, Perusahaan Asuransi,
dan/atau memanfaatkan pe­ Perusahaan Reasuransi, Lembaga
layanan yang tersedia di Pembiayaan, Perusahaan Per­
LJK, antara lain nasabah gadaian, Perusahaan Pen­jaminan,
pada Perbankan, pemodal dan Penyelenggara Layanan
di Pasar Modal, pemegang Pinjam Meminjam Uang Berbasis
polis pada perasuransian, dan Teknologi Informasi, baik yang
peserta pada Dana Pensiun, melaksanakan kegiatan usahanya

96 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

secara konvensional maupun Sejalan dengan pelaksanaan POJK


secara syariah, berdasarkan Perlindungan Konsumen Sektor
ketentuan peraturan perundang- Jasa Keuangan, OJK merumuskan
undangan di sektor jasa Strategi Perlindungan Konsumen
keuangan. Dalam Peraturan OJK Keuangan (SPKK) periode
Nomor 1/POJK.07/2013 tersebut 2013 – 2027 yang memiliki visi
diatur kewajiban PUJK untuk “menciptakan disiplin pasar
memberikan edukasi keuangan (market discipline) di sektor jasa
kepada Konsumen dan/atau keuangan Indonesia, yang akan
masyarakat untuk dapat lebih mendukung stabilitas sistem
memahami fitur dasar, hak, dan keuangan dan pertumbuhan
kewajibannya sebelum dan saat ekonomi nasional secara
memanfaatkan produk/layanan berkelanjutan di Indonesia” dan
keuangan. memiliki misi “meningkatkan
kepercayaan konsumen dan
Hal ini dapat mengurangi masyarakat dalam setiap
potensi terjadinya kerugian aktivitas di sektor jasa keuangan,
Konsumen yang diakibatkan ke­ memberikan peluang dan
tidakpahaman/ketidakjelasan/ ke­ kesempatan bagi lembaga jasa
salahan informasi yang diberikan keuangan untuk berkembang
oleh PUJK. Selain itu dalam secara adil, efisien dan transparan,
perlindungan Konsumen ini, dan mewujudkan konsumen yang
PUJK harus menerapkan prinsip- memiliki pemahaman atas hak dan
prinsip transparansi, perlakuan kewajiban dalam berhubungan
yang adil, keandalan, kerahasiaan dengan lembaga jasa keuangan”.
dan keamanan data/informasi Dalam mewujudkan visi dan misi
Konsumen, dan penanganan diatas, SPKK periode 2013 – 2027
pengaduan serta penyelesaian terdiri atas 4 (empat) pilar, yaitu :
sengketa konsumen secara
pilar Infrastruktur, pilar Regulasi,
sederhana, cepat, dan biaya
pilar Market conduct, dan Pilar
terjangkau.
Edukasi & Komunikasi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 97


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Gambar 2.22. Pilar SPKK periode 2013 – 2027

TREAT CUSTOMER FAIRLY


Market Confidence & Market Dicipline

INFRASTRUKTUR REGULASI MARKET EDUKASI &


CONDUCT KOMUNIKASI
PILAR PILAR PILAR PILAR

I II III IV

Sesuai dengan SPKK periode jasa keuangan (termasuk fitur


2013 – 2027, OJK memiliki dua dasar, manfaat dan risiko produk
pendekatan dalam melakukan dan/atau layanan jasa keuangan,
fungsinya di bidang edukasi dan serta hak dan kewajiban
perlindungan konsumen SJK, konsumen keuangan).
yaitu:
2. Upaya penanganan (kuratif)
1. Upaya pencegahan (preventif) Upaya penanganan dilakukan
Upaya pencegahan dilakukan dalam bentuk penyelesaian
dalam bentuk pengaturan dan pengaduan,fasilitasipenyelesaian
pelaksanaan di bidang edukasi sengketa, penghentian kegiat­
dan perlindungan konsumen. an atau tindakan lain, dan
Edukasi bersifat preventif pembelaan hukum untuk
diperlukan sebagai langkah melindungi konsumen. OJK
awal untuk meningkatkan literasi melakukan tindakan preventif
keuangan masyarakat sehingga dan kuratif yang mengarah pada
mereka memiliki pemahaman inklusi keuangan dan stabilitas
yang baik atas produk dan layanan sistem keuangan .

98 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Gambar 2.23. Ilustrasi upaya perlindungan Konsumen dan/atau masyarakat

INFORMASI DAN EDUKASI

PELAYANAN PENGADUAN

PENCEGAHAN
MARKET INTELIGENCE

SELF ASSESMENT
PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN
MASYARAKAT
THEMATIC SURVEILLANCE

TINDAKAN PENGHENTIAN
KEGIATAN ATAU TINDAKAN LAIN

FASILITAS PENYELESAIAN
PEGADAIAN
PENANGANAN
PEMBELAAN KONSUMEN

Selain melakukan edukasi dan dan jasa yang disediakan LJK


menyampaikan informasi, OJK juga memenuhi prinsip perlindungan
harus memastikan bahwa produk konsumen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 99


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

3. Layanan Konsumen
Terintegrasi OJK (Contact
Center OJK/Kontak 157)
Pembentukan Layanan Konsu­ Dalam rangka memberikan
men Terintegrasi me­rupa­kan layanan yang konsisten, memenuhi
salah satu bentuk implementasi ketentuan yang berlaku,
amanat UU OJK dalam upaya mencapai kepuasan Konsumen/
memberikan edukasi dan masyarakat, dan melakukan
perlindungan Konsumen dan/ peningkatan berkelanjutan,
atau masyarakat terhadap maka Layanan Konsumen OJK
pelanggaran UU dan peraturan di telah mengimplementasikan
SJK di bawah kewenangan OJK. dan memperoleh sertifikasi

Ada beberapa cara untuk meng­akses layanan ini yaitu:


Telepon : 157
E-Mail : konsumen@ojk.go.id
Website : http://konsumen.ojk.go.id
Mobile Apps

Sikapi
Uangmu

Sikapi Uangmu Sikapi Uangmu

100 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

ISO 9001:2015 sejak tanggal Ada tiga jenis Layanan Konsumen


24 November 2016 yang telah OJK kepada Konsumen dan/atau
dilakukan reassesment se­cara masyarakat, yaitu:
me­nyeluruh di tahun 2019.

LAYANAN PENERIMAAN
INFORMASI

LAYANAN PEMBERIAN
INFORMASI

LAYANAN PENGADUAN
YANG BERKAITAN
DENGAN PRODUK DAN/
ATAU JASA YANG DIMILIKI
OLEH PUJK DI BAWAH
KEWENANGAN OJK.

Khusus untuk pe­nyam­paian pengaduan, kelengkap­an dokumen


yang diperlukan adalah sebagai berikut:
1) bukti telah menyampaikan pengaduan kepada PUJK terkait
dan/atau jawaban­nya;
2) identitas diri lengkap;
3) deskripsi pengaduan; dan
4) dokumen pendukung (jika ada).
Konsumen dan/atau masyarakat tidak dipungut biaya apapun
untuk mendapatkan seluruh layanan di atas.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 101


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Gambar 2.24. Ilustrasi Layanan Konsumen OJK

Visitor Center penyampaian pengaduan juga


Seiring dengan semakin ber­ semakin meningkat. Memper­
kembangnya Kontak 157 Otoritas hatikan statistik layanan yang
Jasa Keuangan, kebutuhan ditangani, khususnya layanan
masyarakat terhadap layanan permintaan informasi dan
informasi, pertanyaan, dan penerimaan pengaduan secara

102 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

walk-in (Konsumen dan/atau masyarakat dengan baik. Namun


masyarakat yang berkunjung demikian, untuk menjaga keamanan
ke Kantor Pusat OJK). Visitor dan kenyamanan di lingkungan
Center diluncurkan oleh OJK di Kantor OJK, pengunjung Visitor
akhir tahun 2019 untuk dapat Center OJK diminta untuk mentaati
memberikan layanan penerimaan tata tertib yang berlaku, seperti
dan pemberian informasi serta tidak melakukan perekaman suara,
edukasi terkait sektor jasa gambar atau video.
keuangan. Visitor Center OJK
menyediakan bahan dan informasi 4. Standar Internal Dispute
seputar sektor keuangan yang Resolution (Standar IDR)
diperlukan oleh Konsumen OJK mengharapkan PUJK
maupun masyarakat berupa video, dapat mengimplementasikan
katalog, buku, flyer dan media Standar IDR untuk mewujudkan
lainnya. Terdapat petugas Kontak perlindungan konsumen yang
157 yang selalu siap memberikan prima.
informasi kepada Konsumen dan/
atau masyarakat yang datang Standar IDR ini, secara garis
untuk berkonsultasi terkait besar, memiliki tiga manfaat
permasalahannya di sektor jasa penting bagi PUJK yaitu
keuangan. Untuk mendapatkan mendorong PUJK agar memiliki
layanan konsultasi, Konsumen dan/ panduan/dasar penyusunan
atau masyarakat dapat berkunjung Standard Operating Procedure
mulai pukul 08.00 sampai dengan (SOP) minimum bagi pelaksanaan
pukul 16.00 WIB. Ruangan Visitor pelayanan konsumen, mem­
Center yang berlokasi di Lt. 2, berikan kepastian bisnis
Menara Radius Prawiro, Komplek proses/mekanisme terkait IDR
Perkantoran Bank Indonesia, dan mendorong terjadinya
Jl. M. H. Thamrin No. 2, Jakarta penyelesaian pengaduan yang
Pusat sudah tersedia dan siap govern, baik dari sisi PUJK
melayanai Konsumen maupun maupun sisi Konsumen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 103


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Gambar 2.25. Infografis Standar IDR

104 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Dalam penerapan standar IDR Dalam pelaksanaan penangan­


ini harus didasari pada sembilan an pengaduan, PUJK wajib me­
prinsip, yaitu: nindaklanjuti dan me­nye­lesai­kan
pengaduan paling lambat 20 hari
a. Visibilitas kerja, dengan perpanjangan jangka
waktu sampai dengan paling lama
b. Aksesibilitas 20 hari kerja berikutnya dengan
pemberitahuan tertulis kepada
c. Responsif
Konsumen sebelum jangka waktu
berakhir (dengan kondisi tertentu).
d. Perlakuan yang Adil

e. Biaya Layanan Pengaduan Prinsip-prinsip dasar pelaksanaan


IDR telah diperkuat dengan
f. Kerahasiaan Data penetapan Peraturan OJK Nomor
18/POJK.07/2018 tentang Layanan
g. Fokus pada Konsumen Pengaduan Konsumen di Sektor
Jasa Keuangan.
h. Akuntabilitas

i. Perbaikan Berkelanjutan

Scan QR Code
di samping untuk
membaca IDR
secara lengkap

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 105


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

5. Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa mudah diakses, cepat, murah,
(LAPS) serta dilakukan oleh SDM
Penyelesaian sengketa melalui yang kompeten dan paham
LAPS dilakukan apabila mengenai SJK.
penyelesaian sengketa antara
konsumen dengan PUJK Sektor perbankan telah me­
yang dikenal dengan IDR miliki Lembaga Alternatif Pe­
tidak mencapai kesepakatan. nyelesaian Sengketa Perbankan
LAPS menyediakan layanan Indonesia (LAPSPI) dan ber­
penyelesaian sengketa yang operasi pada awal tahun 2016.

Gambar 2.26. Ilustrasi LAPS

106 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Dalam kurun waktu Oktober hingga oleh tim yang terdiri dari perwakilan
Desember 2019, telah terbentuk LAPS di sektor jasa keuangan.
tim persiapan pembentukan Diharapkan pada tahun 2020,
Lembaga Alternatif Penyelesaian LAPS Terintegrasi telah terbentuk
Sengketa Terintegrasi (LAPS dan dapat menangani seluruh
Terintegrasi). Tim beranggotakan sengketa di sektor jasa keuangan.
perwakilan asosiasi Sektor Jasa
Keuangan dan Self Regulatory 6. Market Conduct
Organization (SRO). Dalam Dalam rangka menciptakan dan
pembentukan LAPS Terintegrasi, menumbuh kembangkan SJK
OJK telah berkolaborasi dengan dan meningkatkan perlindungan
LAPS di sektor jasa keuangan Konsumen, OJK melaksanakan
dalam menyusun mekanisme pemantauan dan analisis per­
kerja atau Standar Prosedur lindungan Konsumen dengan
Operasional (SPO) Lembaga metode Penilaian Mandiri (Self
Alternatif Penyelesaian Sengketa Assessment) oleh PUJK dan
Terintegrasi (LAPS Terintegrasi). pemantauan tematik (Thematic
Penyusunan tersebut dirancang Surveillance).

Gambar 2.27. Metode Pemantauan dan Analisis Perlindungan Konsumen

Self Assesment
Metode
Proses Pemantauan dan Analisis Perlindungan
Pemantauan
Konsumen di Sektor Jasa Keuangan melalui
dan Analisis
Perlindungan pengisian Kertas Kerja oleh Pelaku Usaha Jasa
Konsun Keuangan sebagaiman terdapat dalam Pedoman
Pemantauan dan Analisis Perlindungan Konsumen
di Sektor Jasa Keuangan.

Thematic Surveillance
Proses Pemantauan dan Analisis Perlindungan
Konsumen di Sektor Jasa Keuangan berdasarkan
tema atas produk dan/ atau layanan Pelaku Usaha
Jasa Keuangan yang memiliki potensi merugikan
konsumen.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 107


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Hasil analisis pemantauan tidak mencantumkan pernyataan


tematik membandingkan antara “terdaftar dan diawasi Otoritas Jasa
hasil analisis awal dengan Keuangan” dan/atau logo OJK.
hasil pelaksanaan kegiatan Sehubungan dengan pelanggaran
pemantauan tematik baik me­ tersebut, OJK telah memberikan
lalui kebijakan perlindungan Surat Pembinaan kepada 18 PUJK
Konsumen maupun hasil intelijen agar menyesuaikan materi iklan
pasar yang selanjutnya dibahas terhadap ketentuan yang berlaku.
untuk memberikan rekomendasi Dalam rangka memperluas
kepada satuan kerja pengawasan jangkauan pemantauan, OJK
perbankan untuk melaksanakan melaksanakan pengembangan
supervisory action (pemberian SIPMI dengan menambahkan
sanksi). media sosial dan media online. Uji
coba pemantauan iklan dengan
Pemantauan Iklan SIPMI 2.0 dilaksanakan pada
Melalui Sistem Informasi Pel­aporan Desember 2019.
Market Intelijen (SIPMI), OJK
memantau iklan dan penawaran Dalam rangka meningkatkan
produk dan layanan jasa keuangan. awareness PUJK terhadap
Pada Oktober dan November implementasi Pedoman Iklan Jasa
2019, dari 29 iklan (media cetak Keuangan yang diluncurkan pada
lokal maupun nasional dalam Maret 2019, OJK melaksanakan
SIPMI), sebanyak 12 iklan masih Pemilihan Pariwara Jasa Ke­
belum sesuai dengan Pedoman uangan Terbaik 2019. Apresiasi
Iklan Jasa Keuangan. Seluruh ini dilaksanakan sebagai bagian
pelanggaran merupakan kategori dari sosialisasi penerapan per­
Iklan Tidak Jelas, yang umumnya lindungan konsumen agar iklan
masih menggunakan “syarat jasa keuangan yang dipublikasikan
dan ketentuan berlaku” tanpa jujur, jelas, akurat, dan tidak
mencantumkan tautan spesifik, menyesatkan.

108 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Kumpulan infografis seputar Perlindungan Konsumen


di Sektor Jasa Keuangan
Gambar 2.28. Ilustrasi kasus penghimpunan dana tanpa izin

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 109


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Gambar 2.29. Pahami ketentuan dalam melakukan telemarketing

110 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Gambar 2.30. Tips melindungi data pribadi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 111


Bab Edukasi dan
02 Perlindungan
Konsumen

Gambar 2.31. Mengenali modus penipuan SIM Swap

112 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Edukasi dan Bab
Perlindungan
Konsumen 02

Gambar 2.32. Tips bijak memilih Fintech P2P Lending

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 113


Bab
02

Apakah anda tahu mengenai produk


publikasi OJK?
Statistik Perbankan Indonesia &
Statistik Perbankan Syariah

Scan QR Code di atas untuk Scan QR Code di atas untuk


mengakses SPI mengakses SPS

114 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

Perkembangan
Bab dan Arah Kebijakan
03 OJK di Bidang
Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 115


Bab
03

A. Arah Kebijakan OJK Tahun 2020


OJK menilai bahwa masih ter­ dapat beberapa downside risks yang
perlu dihadapi untuk dapat merealisasikan momentum per­ cepatan
pertumbuhan ekonomi nasional, diantaranya:

• Dampak proteksionisme seperti perang dagang antara Amerika


Serikat dengan Tiongkok dan adanya Brexit, serta gejolak
geopolitik di wilayah Timur Tengah, Asia Timur dan Amerika Latin
mengakibatkan keseluruhan perkonomian global mengalami
perlambatan.
• Kebijakan moneter global berbalik dari kontraktif menjadi
ekspansif dalam menyikapi dinamika global.
• Industri asuransi yang diawasi membutuhkan perhatian lebih
serius untuk memperbaiki governance, kehati-hatian dan
kinerjanya
• Transformasi industri keuangan nonbank yang mencakup
perbaikan penerapan manajemen risiko, governance yang lebih
baik dan laporan kinerja investasi kepada otoritas dan publik.
• Upaya peningkatan penerapan governance, transparansi dan
enforcement menjadi fokus utama untuk meningkatkan integritas
pasar dan kepercayaan investor di pasar modal.
• Inflow investasi portfolio meningkat sehingga likuiditas valuta
asing cukup longgar di tengah penurunan aktivitas perdagangan
luar negeri.

Tantangan tersebut akan dalam mendukung sektor-sektor


dihadapi oleh seluruh sektor tak prioritas pemerintah, OJK akan
terkecuali sektor-sektor prioritas fokus pada lima kebijakan dan
pemerintah. Untuk memfasilitasi inisiatif, antara lain :
dan memberikan kemudahan

116 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

PENINGKATAN SKALA EKONOMI


INDUSTRI KEUANGAN

a. Peningkatan modal minimum secara bertahap


b. Mendorong akselerasi konsolidasi dengan kebijakan insentif
dan disinsentif termasuk kebijakan exit policy–nya
c. Mempercepat reformasi industri keuangan non – bank
d. Memperketat perizinan usaha perusahaan efek berdasarkan
tingkat permodalannya

MEMPERSEMPIT REGULATORY DAN SUPERVISORY


GAP ANTAR SEKTOR JASA KEUANGAN

a. Melanjutkan harmonisasi di seluruh sektor jasa Keuangan


dari sisi pengaturan dan pengawasan, maupun enforcement
terutama di industri Keuangan Non Bank
b. Meregistrasi market maker di bursa saham dengan
kapitalisasi pasar kecil untuk meminimalkan potensi goreng
menggoreng saham
c. Mengkaji adopsi konsep investment bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 117


Bab
03

DIGITALISASI PRODUK DAN LAYANAN KEUANGAN


SERTA PEMANFAATAN TEKNOLOGI DALAM
MENDUKUNG KEPATUHAN REGULASI

a. Membangun ekosistem keuangan digital di industri jasa


keuangan dan start-up fintech
b. Mempercepat upaya digitalisasi di sektor jasa keuangan
dengan mempermudah perizinan produk dan layanan
keuangan berbasis digital
c. Mempermudah perizinan produk dan layanan keuangan
berbasis digital serta potensi membuka perizinan bagi virtual
banking.
d. Mengembangkan pengaturan dan pengawasan berbasis
teknologi untuk mendukung early warning dan forward-looking
supervision.
e. Mengembangkan perizinan terintegrasi antarinstitusi dengan
pemanfaatan teknologi guna mempercepat proses perizinan
lintas kementerian dan lembaga

118 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

PERCEPATAN PENYEDIAAN AKSES KEUANGAN


SERTA PENGUATAN PENERAPAN MARKET CONDUCT
DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN YANG LEBIH BAIK

a. Mengembangkan instrumen keuangan yang mendukung


proyek-proyek infrastruktur dan industrI hulu hilir serta
pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
termasuk instrumen berbasis keuangan syariah, obligasi
daerah, serta instrumen keuangan berwawasan lingkungan.
b. Mengembangkan instrumen berwawasan lingkungan untuk
mendukung Sustainable Development Goals.
c. Membangun ekosistem pengembangan UMKM, termasuk
pemanfaatan KUR skema klaster, teknologi dan perluasan
program Bank Wakaf Mikro
d. Memfasilitasi program Pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
e. Meningkatkan literasi dan edukasi keuangan kepada
masyarakat serta akses layanan keuangan sejak usia dini.
f. Mengoptimalisasi peran Tim Percepatan Akses Keuangan
Daerah (TPAKD) melalui pemanfaatan teknologi
g. Memperkuat aspek perlindungan Konsumen dan masyarakat
melalui peningkatan kualitas pengawasan market conduct.
h. Mengoptimalisasi peran Satgas Waspada Investasi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 119


Bab
03

PENGEMBANGAN EKOSISTEM EKONOMI


DAN KEUANGAN SYARIAH

a. Mendorong pengembangan industri halal unggulan di


Indonesia
b. Mendorong lembaga keuangan syariah untuk meningkatkan
skala usaha dan adopsi teknologi
c. Memperkuat sinergi antara pelaku industri halal dengan
industry jasa keuangan dan stakeholder terkait lainnya

120 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

B. Perkembangan Kebijakan OJK


di Bidang Perbankan Tahun 2019
Sampai Dengan Juni 2020
Perkembangan Perbankan
2019 yang memadai dalam menyerap
Kondisi ketahanan perbankan risiko didukung oleh laba yang
secara umum pada triwulan IV- masih tumbuh dan kualitas kredit
2019 masih terjaga, tercermin perbankan yang masih terjaga.
dari kondisi permodalan bank Fungsi intermediasi perbankan
umum yang cukup solid dengan juga cukup baik dilihat dari kredit
CAR sebesar 23,31%. Hal tersebut yang tumbuh sebesar 6,08% (yoy)
menunjukkan kemampuan bank dan DPK sebesar 6,54% (yoy).

Tabel 3.1. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) Tahun 2019


Nominal qtq yoy
Indikator
Des ‘18 Sep ‘19 Des ‘19 Sep ‘19 Des ‘19 Des ‘18 Des ‘19
Total Aset (Rp 7.751.655 7.993.250 8.212.611 0,92% 2,74% 9,18% 5,95%
Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 5.092.584 5.306.141 5.391.846 0,97% 1,62% 11,97% 5,88%
DPK (Rp Milyar) 5.372.841 5.624.575 5.709.670 1,66% 1,51% 6,37% 6,27%
-Giro (Rp Milyar) 1.287.480 1.393.013 1.423.773 1,88% 2,21% 6,66% 10,59%
-Tabungan (Rp 1.737.216 1.744.253 1.844.526 0,43% 5,75% 6,80% 6,18%
Milyar)
-Deposito (Rp 2.348.146 2.487.308 2.441.372 2,41% -1,85% 5,90% 3,97%
Milyar)
CAR (%) 22,97 23,28 23,40 65 12 (21) 43
ROA (%) 2,55 2,48 2,47 (3) (1) 10 (8)
NIM (%) 5,14 4.90 4,91 (0) 0 (18) (23)
BOPO (%) 77,86 80,50 79,39 26 (111) (78) 153
NPL Gross (%) 2,33 2,63 2,50 16 (13) (17) 17
NPL Net (%) 1,00 1,15 1,16 0 1 (11) 15
LDR (%) 94,78 94,34 94,43 (64) 10 474 (35)

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 121


Bab
03

Sejalan dengan kinerja Bank Kewajiban Penyediaan Modal


Umum, intermediasi Bank Minimum (KPMM). Kenaikan rasio
Umum Konvensional (BUK) pada CAR didorong oleh pertumbuhan
tahun 2019 berjalan cukup baik, modal seiring dengan
tercermin dari pertumbuhan meningkatnya pertumbuhan
kredit sebesar 5,88% (yoy) yang cadangan tambahan modal.
diimbangi dengan pertumbuhan
DPK sebesar 6,27% (yoy), Namun demikian, risiko kredit
sehingga secara umum kondisi tercatat meningkat, terlihat dari
likuiditas membaik dibandingkan peningkatan NPL gross dan NPL
tahun sebelumnya. net yang masing-masing menjadi
2,50% dan 1,16%. Rentabilitas
Kondisi ketahanan permodalan perbankan juga tercatat menurun
BUK di tahun 2019 masih solid, namun masih terjaga dengan
tercermin dari rasio CAR yang ROA perbankan sebesar 2,47%
meningkat dari tahun sebelumnya diiringi dengan peningkatan BOPO
sebesar 23,40%, jauh di atas menjadi sebesar 79,39%.

Tabel 3.2. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2019


Nominal qtq yoy
Indikator
Des ‘18 Sep ‘19 Des ‘19 Sep ‘19 Des ‘19 Des ‘18 Des ‘19
Total Aset (Rp 135.693 144.779 149.623 3,78% 3,35% 7,74% 10,27%
Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 98.220 106.733 108.784 2,02% 1,92% 9,77% 10,76%
DPK (Rp Milyar) 91.956 99.071 102.538 4,33% 3,50% 8,36% 11,51%
-Tabungan 29.491 30.800 32.132 5,70% 4,32% 10,36% 8,95%
(Rp Milyar)
-Deposito 62.465 68.271 70.406 3,72% 3,13% 7,44% 12,71%
(Rp Milyar)
CAR (%) 23,35 22,79 28,88 1 609 40 553
ROA (%) 2,48 2,29 2,31 (8) 2 (7) (17)
BOPO (%) 80,74 82,39 81,50 6 (89) 24 76
NPL Gross (%) 6,37 7,34 6,81 9 (54) 22 44
NPL Net (%) 4,74 5,55 5,22 (4) (33) 22 47
LDR (%) 76,54 77,81 79,09 (110) 128 118 255
CR (%) 18,84 15,67 17,08 51 141 (103) (176)

122 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

Selama tahun 2019 industri BPR rasio CAR ini mencerminkan


menunjukan fungsi intermediasi ketahanan permodalan BPR yang
yang lebih baik dibandingkan cukup solid dalam menyerap risiko.
tahun sebelumnya, dengan kredit
Namun demikian, risiko kredit
dan DPK tercatat tumbuh dua
tercatat meningkat, terlihat dari
digit masing-masing sebesar
peningkatan NPL gross dan NPL
10,76% (yoy) dan 11,51% (yoy).
net yang masing-masing menjadi
Pertumbuhan DPK yang lebih
6,81% dan 5,22%. Rentabilitas
tinggi dibandingkan pertumbuhan
perbankan juga tercatat menurun
kredit membuat kondisi likuiditas
meskipun masih terjaga dengan
BPR terjaga dengan LDR pada
rasio ROA sebesar 2,31% ditengah
level 79,09%. Aset BPR juga
meningkatnya rasio BOPO menjadi
tumbuh meningkat 10,27% (yoy)
sebesar 81,50%.
seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan DPK.

Rasio CAR pada Desember Perkembangan Perbankan


2019 tercatat meningkat cukup Sampai Dengan Juni 2020
signifikan sebesar 28,88% Di tengah kondisi ekonomi
dibandingkan tahun sebelumnya global dan domestik yang
sebesar 23,35%. Peningkatan ini terdampak pandemi Covid-19,
dipengaruhi oleh pemberlakuan kondisi ketahanan perbankan
penerapan pembentukan PPAP secara umum pada triwulan II-
khusus untuk aset produktif 2020 masih terjaga, tercermin
dengan kualitas dalam perhatian dari kondisi permodalan bank
khusus sebesar 0,5% yang yang cukup solid dengan CAR
berlaku per 1 Desember 2019 sebesar 22,54%. Hal tersebut
(POJK Nomor 33/POJK.03/2018 menunjukkan kemampuan bank
tentang Kualitas Aset Produktif yang memadai dalam menyerap
dan Pembentukan Penyisihan risiko. Fungsi intermediasi
Penghapusan Aset Produktif Bank perbankan juga cukup baik dilihat
Perkreditan Rakyat). Tingginya dari kredit yang masih tumbuh

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 123


Bab
03

meskipun melambat sebesar Sejalan dengan kinerja Bank


1,49% (yoy) dan DPK sebesar Umum, intermediasi Bank
7,95% (yoy). Pertumbuhan DPK Umum Konvensional (BUK) pada
yang lebih tinggi dari pada kredit triwulan II-2020 berjalan cukup
menyebabkan rasio LDR kembali baik, ketahanan BUK masih solid
berada di dalam range sebesar tercermin dari CAR sebesar
88,64%. Namun demikian, perlu 22,55% yang meskipun berada
diperhatikan peningkatan risiko dalam tren penurunan namun
kredit dan penurunan rentabilitas masih jauh di atas threshold. Fungsi
pada periode ini seiring dengan intermediasi BUK juga cukup
penurunan aktivitas ekonomi baik tercermin dari LDR sebesar
sebagai pengaruh pandemi 89,10% didorong pertumbuhan
Covid-19. DPK yang lebih tinggi dibandingkan
tahun sebelumnya.

Tabel 3.3. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional Januari - Juni Tahun 2020
Nominal qtq yoy
Indikator
Jun ‘19 Mar ‘20 Jun ‘20 Mar ‘20 Jun ‘20 Jun ‘19 Jun ‘20
Total Aset 7.920.038 8.443.255 8.314.082 2,81% -1,53% 7,66% 4,98%
(Rp Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 5.255.085 5.483.646 5.316.379 1,70% -3,05% 9,84% 1,17%
DPK (Rp Milyar) 5.532.926 5.924.944 5.967.088 3,77% 0,71% 7,27% 7,85%
-Giro (Rp Milyar) 1.367.355 1.563.497 1.539.537 9,81% -1.53% 6,73% 12,59%
-Tabungan 1.736.841 1.832.289 1.877.861 -0,66% 2,49% 5,81% 8,12%
(Rp Milyar)
-Deposito 2.428.731 2.529.159 2.549.690 3,60% 0,81% 8,66% 4,98%
(Rp Milyar)
CAR (%) 22,63 21,67 22,55 (174) 88 62 (8)
ROA (%) 2,51 2,57 1,94 10 (63) 8 (56)
NIM (%) 4,90 4,31 4,46 (60) 15 (20) (44)
BOPO (%) 80,24 88,84 89,94 945 (390) 77 471
NPL Gross (%) 2,47 2,74 3,10 25 36 (16) 63
NPL Net (%) 1,14 0,98 1,13 (17) 15 (5) (1)
LDR (%) 94,98 92,55 89,10 (188) (346) 222 (588)

124 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

Namun demikian, risiko kredit sebesar 5,59% (yoy) dan 5,37%


tercatat meningkat, terlihat dari (yoy).
peningkatan NPL gross menjadi
3,10%. Rentabilitas juga tercatat Rasio CAR pada Juni 2020
menurun namun masih terjaga tercatat meningkat dibandingkan
dengan ROA perbankan sebesar tahun sebelumnya menjadi
1,94% dan BOPO menjadi sebesar sebesar 30,80%. Peningkatan ini
84,94%. dipengaruhi oleh pemberlakuan
penerapan pembentukan PPAP
Selama triwulan II-2020, industri khusus untuk aset produktif
BPR menunjukkan fungsi dengan kualitas dalam perhatian
intermediasi yang cukup baik, khusus sebesar 0,5% yang
dengan kredit dan DPK yang masih berlaku per 1 Desember 2019
tercatat tumbuh masing-masing (POJK Nomor 33/POJK.03/2018

Tabel 3.4. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Januari - Juni Tahun 2020
Nominal qtq yoy
Indikator
Jun ‘19 Mar ‘20 Jun ‘20 Mar ‘20 Jun ‘20 Jun ‘19 Jun ‘20
Total Aset (Rp 139.512 149.659 146.866 0,02% -1,87% 8,99% 5,27%
Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 104.616 111.445 110.468 2,45% -0,88% 10,96% 5,59%
DPK (Rp Milyar) 94.962 102.975 100.063 0,43% -2,83% 10,04% 5,37%
-Tabungan 29.138 31.547 30.376 -1,82% -3,71% 9,19% 4,25%
(Rp Milyar)
-Deposito 65.824 71.428 69.686 1,45% -2,44% 10,42% 5,87%
(Rp Milyar)
CAR (%) 22,78 91,54 30,80 266 (74) 6 802
ROA (%) 2,37 2,28 1,98 (3) (30) (11) (39)
BOPO (%) 82,34 82,96 84,78 146 182 60 244
NPL Gross (%) 7,25 7,95 8,44 114 49 10 119
NPL Net (%) 5,56 6,25 6,58 103 33 18 100
LDR (%) 78,91 77,86 79,09 (123) 123 131 18
CR (%) 15,17 14,97 16,66 (211) 169 (76) 149

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 125


Bab
03

tentang Kualitas Aset Produktif tercatat meningkat, terlihat dari


dan Pembentukan Penyisihan peningkatan NPL gross dan NPL
Penghapusan Aset Produktif Bank net yang masing-masing menjadi
Perkreditan Rakyat). Tingginya 8,44% dan 6,58%. Rentabilitas
rasio CAR ini mencerminkan juga tercatat menurun meskipun
ketahanan permodalan BPR yang masih terjaga dengan rasio
cukup solid dalam menyerap risiko. ROA sebesar 1,98% ditengah
meningkatnya rasio BOPO menjadi
Namun demikian, risiko kredit sebesar 84,78%.

126 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

C. Inklusi Keuangan dan Edukasi


Masyarakat
Perubahan struktur organisasi di tupoksi terkait edukasi perbankan
OJK pada tahun 2019, mencakup syariah. Namun koordinasi
berpindahnya kewenangan ter­ terkait kegiatan edukasi kepada
kait edukasi masyarakat dalam masyarakat tetap dilakukan
hal perbankan syariah dari oleh DPPS dengan menjadi
Direktorat Pengaturan dan narasumber di kegiatan dengan
Perizinan Perbankan Syariah tema perbankan syariah yang
(DPPS) ke kompartemen Edukasi diselenggarakan oleh EPK. Berikut
dan Perlindungan Konsumen OJK merupakan kegiatan EPK dengan
(EPK). Untuk itu, DPPS tidak lagi narasumber dari DPPS:
memiliki kewenangan maupun

Tabel 3.5. Kegiatan EPK dengan narasumber dari DPPS

No. Kegiatan Tempat Waktu


1. Expo iB Vaganza Balikpapan 5-7 April 2019
2. Narsum ToT Bagi Hakim dan Hotel 101 Tugu 14-15
Panitera Pengadilan Agama di Yogyakarta Agustus 2019
Yogyakarta
3. Narsum Expo iB Vaganza Palembang 23 Agustus 2019
Palembang Icon Mall
4. Kuliah Umum UIN Sunan 10 September
Literasi dan Inklusi Keuangan Kalijaga 2019
Yogyakarta
5. Expo iB Vaganza Solo Paragon 22-24
Mall November 2019
6. Knowledge Sharing Perbankan Virtual Zoom 23 April 2020
Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 127


Bab
03

D. Fintech Ilegal
kening tanpa rekomendasi
CH
OJK dan melakukan konf­
TE
FIN irmasi kepada OJK untuk
L rekening existing yang
GA
ILE
T EC
H diduga digunakan untuk
FIN
kegiatan fintech peer-to-
peer lending ilegal.
2) Meminta Bank Indonesia
untuk melarang fintech
payment system mem­
fasilitasi fintech peer-to-
peer lending ilegal.
Satgas Waspada Investasi terus d. Menyampaikan laporan infor­
berupaya memberantas kegiatan masi kepada Bareskrim Polri
fintech peer-to-peer lending ilegal untuk proses penegakan
ini dengan cara: hukum.
a. Mengumumkan fintech peer- e. Peningkatan peran Asosiasi
to-peer lending ilegal kepada Fintech Pendanaan Bersama
masyarakat. Indonesia (AFPI) untuk pe­
b. Mengajukan blokir website dan nanganan fintech peer-to-peer
aplikasi secara rutin kepada lending ilegal.
Kementerian Komunikasi dan f. Edukasi dan sosialisasi kepada
Informatika Republik Indonesia masyarakat secara ber­ ke­
dan Google LLC. lanjutan untuk meng­ gunakan
c. Memutus akses keuangan dari fintech peer-to-peer lending
fintech peer-to-peer lending yang legal.
ilegal:
1) Menyampaikan imbauan Untuk terus melakukan pen­
kepada perbankan untuk cegahan dan perlindungan
menolak pembukaan re­ kepada masyarakat secara ber­

128 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

kesinambungan, Satgas Waspada Selain itu, melalui kegiatan sosialisasi


Investasi juga melakukan hal-hal kepada masyarakat, Satgas
sebagai berikut: Waspada Investasi menyampaikan
a. Bekerja sama dengan tips dalam melakukan pinjaman
Kementerian Komunikasi dan melalui fintech peer-to-peer lending
Informatika Republik Indonesia yaitu:
untuk melakukan crawling a. Pinjam pada fintech peer-to-
data fintech ilegal secara rutin peer lending yang terdaftar di
melalui cyber patroli. OJK.
b. Secara berkala menyampaikan b. Pinjam sesuai kebutuhan dan
konfirmasi fintech ilegal kemampuan
yang tidak terdaftar di OJK c. Pinjam untuk kepentingan yang
berdasarkan informasi yang produktif
diterima dari hasil cyber patroli. d. Pahami manfaat, biaya, bunga,
c. Bekerja sama dengan media jangka waktu, denda, dan
luar ruang milik swasta dan risikonya.
media radio, serta milik Dinas Pada tahun 2019 Satgas Waspada
Kominfo Pemerintah Provinsi Investasi menghentikan 1.493
DKI Jakarta. (seribu Sembilan puluh tiga) entitas
d. Membuat “Warung Waspada fintech peer-to-peer lending ilegal
Investasi” sebagai sarana dan pada periode semester I-2020.
konsultasi masyarakat terkait Satgas Waspada Investasi
investasi ilegal yang dihadiri menghentikan 589 (lima ratus
anggota Satgas Waspada delapan puluh sembilan) entitas
Investasi, sehingga masyarakat fintech peer-to-peer lending
dapat memperoleh informasi ilegal. Dengan demikian secara
langsung dari instansi akumulasi sejak 2019 sampai
terkait. Namun, sejak kondisi dengan pertengahan 2020 entitas
pandemic COVID-19, kegiatan fintech peer-to-peer lending ilegal
“Warung Waspada Investasi” yang telah dihentikan oleh Satgas
dihentikan hingga keadaan Waspada Investasi adalah 2.082
memungkinkan. (dua ribu delapan puluh dua) entitas.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 129


Bab
03

Gambar 3.1. Lokasi Server Peer-To-Peer Lending

Rincian Hongkong
Unknown 530 1%
Malaysia Russia
USA 170
2% Federation
UK 5
0%
Thailand 1 Lain-lain
Singapore 94
China
6% 3%
Russia Federation 7
Philipines 1 Singapore Unknown
Netherlands 3 8% 44%
Malaysia 22
Lithuania 1
Korea 2
Israel 2
Ireland 1
Indonesia 272
Hong Kong 9 USA
Germany 7 14% Indonesia
France 2 22%
China 70
Canada 4
Bulgaria 1
British 1
Australia 2
1.270
entitas

Data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI


Satuan Tugas Penanganan Dugaan Tindakan Melawan Hukum di Bidang Penghimpunan Dana
Masyarakat dan Pengelolaan Investasi

Sepanjang tahun 2018 hingga Pers sebanyak 2.486 entitas


Mei 2020, Satgas Waspada fintech peer-to-peer lending tanpa
Investasi telah menghentikan dan izin OJK
mengumumkan melalui Siaran

130 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

E. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan


tentang Penyelenggaraan Layanan
Konsumen dan Masyarakat di Sektor
Jasa Keuangan oleh Otoritas Jasa
Keuangan
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan konsumen dan masyarakat melalui
(POJK) ini merupakan salah satu OJK ini memperkuat kepastian
upaya tindak lanjut yang dilakukan hukum bagi Pelaku Usaha Jasa
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Keuangan, konsumen dan
dalam menjalankan amanat Pasal masyarakat tentang perangkat,
28, Pasal 29 dan Pasal 31 UU OJK mekanisme dan persyaratan
yaitu OJK diberikan kewenangan pelaksanaan layanan Konsumen
untuk memberikan informasi dan dan masyarakat oleh OJK. Selain
edukasi kepada masyarakat atas itu, dengan adanya pengaturan ini
karakteristik sektor jasa keuangan, diharapkan semua pihak di sektor
layanan dan produknya serta jasa keuangan dapat bersinergi
melakukan pelayanan pengaduan. dalam memperkuat perlindungan
Disamping itu, peraturan ini juga konsumen di sektor jasa keuangan.
mengatur secara lebih lanjut Substansi Pengaturan:
ketentuan mengenai layanan
konsumen dan masyarakat oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
OJK yang merupakan salah satu tentang Penyelenggaraan Layanan
materi muatan dalam POJK Konsumen dan Masyarakat di
Nomor 1/POJK.07/2013 tentang Sektor Jasa Keuangan oleh
Perlindungan Konsumen di Otoritas Jasa Keuangan mengatur
Sektor Jasa Keuangan. Adanya mengenai tujuan dan layanan
pengaturan mengenai layanan yang dapat dimanfaatkan oleh

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 131


Bab
03

konsumen dan masyarakat. indikasi sengketa;


Pengatur­an mengenai layanan 4. Persyaratan yang harus dipenuhi
tersebut meliputi: konsumen/masyarakat saat
1. Berbagai media yang dapat menyampaikan pengaduan
digunakan konsumen/masya­ berindikasi pelanggaran;
rakat dalam menyampaikan 5. Mekanisme penyelesaian pe­
informasi atau pertanyaan; ng­aduan berindikasi sengketa/
2. Kewajiban lembaga jasa pelanggaran;
keuangan dalam mendukung 6. sistem layanan konsumen
layanan yang disediakan terintegrasi di sektor jasa
OJK berikut jangka waktu keuangan dan waktu pem­
pemenuhan kewajiban ters­ berlakuannya; dan
ebut; 7. sanksi terhadap PUJK yang
3. Persyaratan formal maupun melanggar ketentuan dalam
materiil dari pengaduan ber­ POJK ini.

132 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

F . Layanan Informasi Perkreditan


Sejak Sistem Layanan Informasi akhir Desember 2019 menjadi 2.070.
Keuangan (SLIK) fully operated
di bulan Januari 2018, OJK mulai Saat ini telah terdaftar empat
memberikan layanan penyediaan Koperasi Simpan Pinjam yang secara
informasi debitur (iDeb) kepada sukarela menjadi pelapor SLIK, tiga
masyarakat dan lembaga jasa diantaranya merupakan koperasi
keuangan. penyalur Kredit Usaha Rakyat. Saat
ini pelapor SLIK terdiri dari Bank
Jumlah lembaga jasa keuangan Umum (konvensional dan syariah),
yang menjadi Pelapor SLIK terus BPR, BPRS, Lembaga Pembiayaan,
bertambah. Per 1 Januari 2019 jumlah dan LJK lainnya (kecuali LKM), dan
pelapor SLIK adalah 2.126 dan pada Koperasi Simpan Pinjam.

Gambar 3.2. Perbandingan Jumlah Pelapor SLIK berdasarkan kategori (Januari 2019 -
Desember 2019)

1.758 1.709
2.000

1.000
135 130 226 223 4 4 3 4
0
BU BPR/S LEMBAGA IJKL Non IJK
(BUK, BUS, UUS) PEMBIAYAAN

Januari 2019 Desember 2019

Sumber : Diolah dari Statistik Layanan Informasi Keuangan dapat diunduh melalui
link berikut: https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-
Informasi-Keuangan-SLIK.aspx

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 133


Bab
03

Tujuan masyarakat secara umum Sepanjang tahun 2019, OJK melalui


dalam mengakses layanan gerai layanan SLIK di Kantor Pusat
informasi debitur adalah untuk dan Kantor Regional/Kantor OJK
mengetahui riwayat kualitas yang ada di daerah, telah melayani
kolektibilitas seluruh kredit yang sebanyak 98.709 permintaan iDeb
dimiliki debitur pada 24 bulan dari masyarakat.
sebelumnya.

Gambar 3.3. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama tahun 2019

15.000
10.928
9.923 10.064 9.091
10.000
6.725 7.074 7.431 7.176 7.225 7.949
9.489
5.000
5.634

Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 sept-19 Okt-19 Nov-19 Des-19

OJK juga menyediakan akses Sumber : Diolah dari Statistik


kepada Pelapor SLIK untuk Layanan Informasi Keuangan
mendapatkan data iDeb. dapat diunduh melalui link
Sepanjang tahun 2019, OJK telah berikut https://www.ojk.go.id/id/
melayani sebanyak 69,6 juta lebih kanal/perbankan/Pages/Sistem-
permintaan iDeb dari Pelapor Layanan-Informasi-Keuangan-
SLIK. SLIK.aspx

134 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

Gambar 3.4. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK

6.406.111 6.429.527
6.309.283 6.347.279
5.540.511 6.086.645
5.899.852 6.097.335
5.260.219

5.174.205
5.088.533
4.982.910

Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 sept-19 Okt-19 Nov-19 Des-19

Sepanjang tahun Januari – Juni OJK juga menyediakan akses


2020, OJK melalui gerai layanan kepada Pelapor SLIK untuk
SLIK di Kantor Pusat dan Kantor mendapatkan data iDeb. Selama
Regional/Kantor OJK yang ada di Januari – Juni 2020, OJK telah
daerah, telah melayani sebanyak melayani sebanyak 35,9 juta lebih
36.474 permintaan iDeb dari permintaan iDeb dari Pelapor
masyarakat. SLIK.

Gambar 3.5. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama Januari – Juni 2020

12.000
9.765 9.817
10.000

8.000 7.240

6.000 4.534

4.000 2.522 2.596

2.000

-
Januari Februari Maret April Mei Juni
2020 2020 2020 2020 2020 2020

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 135


Bab
03

Gambar 3.6. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK Januari – Juni 2020

9 .000.000
7.594.576 7.709.567
8.000.000
7.000.000 6.457.481
6.000.000 5.074.073 5.338.173
5.000.000 3.796.077
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
-
Januari Februari Maret April Mei Juni
2020 2020 2020 2020 2020 2020

Sumber : Diolah dari Statistik Layanan Informasi Keuangan dapat diunduh melalui
link berikut: https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-
Informasi-Keuangan-SLIK.aspx

136 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

G. Penerbitan Ketentuan Perbankan


OJK memiliki mandat untuk Syariah. POJK ini memperluas
mewujudkan sektor jasa keuangan ruang kerja sama yang dapat
yang stabil, tumbuh berkelanjutan, dilakukan oleh BUS dan Bank
dan kontributif. Upaya ini Umum yang memiliki hubungan
diwujudkan melalui penerbitan kepemilikan, baik hubungan
ketentuan di sektor perbankan kepemilikan vertikal (sinergi antara
yang mampu memberikan induk dan anak perusahaan),
keyakinan (trust) yang memadai hubungan kepemilikan horizontal
kepada segenap pemangku (sinergi antara sister company),
kepentingan, memberikan ruang maupun gabungan keduanya.
yang luas kepada industri untuk Sumber daya Bank Umum yang
berkembang, dan pada saat yang dapat disinergikan antara lain
sama mendukung pembangunan di bidang SDM, TI, dan jaringan
ekonomi nasional. Harmonisasi kantor. POJK ini merupakan inisiatif
regulasi juga terus dilakukan strategis OJK dalam mereformasi
agar ketentuan OJK tetap relevan proses bisnis industri perbankan
dengan kondisi terkini dan mampu syariah, khususnya dalam
menjawab tantangan ke depan. menyikapi implementasi Undang-
undang Perbankan Syariah terkait
Sepanjang tahun 2019, OJK telah kewajiban pemisahan UUS dari
menerbitkan 18 POJK bidang BUK pada tahun 2023.
perbankan. Diantaranya OJK
mengeluarkan 3 (tiga) POJK yang Sementara itu, dua POJK lainnya di
spesifik di perbankan syariah. bidang perbankan syariah bersifat
harmonisasi atas pengaturan
Pertama, POJK Nomor 28/ yang ada, yaitu POJK No.20/
POJK.03/2019 tentang Sinergi POJK.02/2019 tentang Sistem
Perbankan Dalam Satu Kepemilikan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Untuk Pengembangan Perbankan Pembiayaan Rakyat Syariah dan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 137


Bab
03

POJK Nomor 29/POJK.03/2019 ini harus terus dilakukan dan


tentang Kualitas Aset Produktif diintensifkan. Dalam hal ini,
dan Pembentukan Penyisihan Masyarakat Ekonomi Syariah
Penghapusan Aset Produktif Bank (MES) merupakan mitra strategis
Pembiayaan Rakyat Syariah. OJK dalam membangun sinergi
dan kolaborasi tersebut. MES
Ketentuan perbankan yang di­ merupakan wadah para penggiat
keluar­
kan pada tahun 2019 ekonomi dan keuangan syariah
selengkapnya dapat dilihat di yang terbentuk sejak 1991, meliputi
Bagian 4. berbagai unsur dari Pemerintah
atau otoritas terkait, akademisi,
dan pelaku industri halal seperti:

H. Masyarakat bidang industri fashion, busana


muslim, makanan halal, farmasi,

Ekonomi Syariah hingga sektor pariwisata.

Salah satu arah kebijakan Sinergi antara OJK dan MES telah
strategis OJK tahun 2017-2022 lama terbangun dan terjalin erat.
adalah mendorong peningkatan Dari sisi kepengurusan, Ketua
peran sektor keuangan syariah Umum MES beberapa periode
dalam mendukung penyediaan terakhir dipercayakan kepada
sumber daya pembangunan. Hal Ketua OJK, yakni Ketua OJK saat
ini ditempuh diantaranya melalui ini Prof. Wimboh Santoso Ph.D
integrasi sektor keuangan syariah, dan Ketua OJK periode 2012-
termasuk perbankan syariah, ke 2017 Prof. Muliaman Hadad,
dalam ekosistem ekonomi syariah Ph.D. Dengan demikian, berbagai
agar mampu merealisasikan kebijakan OJK di keuangan
potensinya yang demikian besar. syariah dapat dikomunikasikan
dan diimplementasikan dengan
Untuk itu, sinergi dan kolaborasi lebih cepat dan efektif kepada
dengan berbagai pemangku segenap pemangku kepentingan.
kepentingan di dalam ekosistem Sebaliknya, MES juga dapat

138 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

memberikan pemikiran dan program kerjasama OJK dan


feedback kepada OJK dalam MES di tahun 2019, antara lain
mengkaselerasi pengembangan pendampingan program Bank
ekonomi dan keuangan syariah. Wakaf Mikro (BWM) yang melibatkan
perbankan syariah di dalamnya,
Tidak hanya itu, OJK dan MES penyusunan kode etik fintech
juga berkolaborasi dalam syariah, serta penyelenggaraan
menyelenggarakan program kerja kegiatan edukasi dan sosialisasi
untuk mendorong pertumbuhan kepada masyarakat dalam rangka
dan pengembangan sektor mengenalkan dan meningkatkan
keuangan syariah. Beberapa literasi keuangan syariah.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 139


Bab
03

I. Pemberian Capacity Building bagi


Akuntan Publik yang Terdaftar
Mengaudit di Sektor Perbankan
1. Peran Kantor Akuntan Publik pemilik dana/simpanan, investor,
dan Akuntan Publik di Sektor pemegang polis, Pemerintah,
Perbankan lembaga jasa keuangan, dan
Berdasarkan UU No.5 Tahun 2011 masyarakat umum.
tentang Akuntan Publik, Akuntan
Publik memiliki peranan yang Pemeriksaan oleh Akuntan Publik
sangat penting dalam mendukung yang dilakukan sesuai dengan
perekonomian nasional yang sehat norma dan ketentuan yang berlaku,
dan efisien serta meningkatkan khususnya terhadap industri
transparansi dan mutu informasi perbankan, akan membantu
dalam bidang keuangan pada meyakini bahwa bank selalu
seluruh sektor perekonomian berupaya lebih baik dan lebih
dimaksud. Secara khusus di berhati-hati dalam menjalankan
sektor jasa keuangan, Akuntan kegiatan usahanya. Selanjutnya,
Publik memiliki peran yang sentral bank yang sehat akan dapat
dalam melindungi kepentingan mendukung terciptanya sistem
publik yang mencakup berbagai keuangan yang tumbuh secara
pemangku kepentingan, terutama berkelanjutan dan stabil.

Berlakunya POJK No.13/POJK.03/2017 tanggal 27 Maret 2017


tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor Akuntan Publik
Dalam Kegiatan Jasa Keuangan (POJK 13), mengatur bahwa sebelum
memberikan jasa kepada pihak yang melaksanakan kegiatan jasa
keuangan, Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik wajib terlebih
dahulu terdaftar pada OJK.

140 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

2. Program Capacity Building Berlakunya POJK 13, diharapkan


bagi Akuntan Publik di sektor mampu mendorong Akuntan
perbankan Publik untuk memiliki kompetensi
dan pengetahuan di bidang
Peranan Kantor Akuntan jasa keuangan dan industri yang
Publik dan Akuntan Publik menggunakan jasa Akuntan
yang terdaftar di OJK dalam Publik. Untuk menjaga dan
memastikan kualitas informasi meningkatkan kompetensi dan
bagi pemangku kepentingan pengetahuan tersebut, Akuntan
secara luas mensyaratkan Publik diwajibkan untuk mengikuti
kompetensi profesional dan PPL khusus bagi Akuntan
independensi. Akuntan Publik Publik, yang diselenggarakan
dituntut untuk senantiasa oleh lembaga yang diakui oleh
memelihara, meningkatkan dan Otoritas Jasa Keuangan, yaitu
mengembangkan kompetensi asosiasi profesi Akuntan Publik
profesionalnya melalui proses yang ditetapkan oleh Menteri
belajar yang berkesinambungan. Keuangan (dalam hal ini adalah
Pengembangan kompetensi IAPI), paling sedikit sesuai dengan
profesional bagi Akuntan Publik jumlah Satuan Kredit Pendidikan
diharapkan berlangsung sejajar Profesional Berkelanjutan (SKP)
dengan perkembangan industri yang wajib dipenuhi setiap tahun
jasa keuangan, khususnya sebagaimana ditetapkan oleh
perbankan, yang begitu cepat. Otoritas Jasa Keuangan.

PPL Khusus bagi Akuntan Publik yang terdaftar di sektor Perbankan OJK telah
diselenggarakan bekerja sama dengan IAPI sejak tahun 2014

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 141


Bab
03

3.AP/KAP Terdaftar di OJK Total Akuntan Publik (AP) berstatus


sektor Perbankan aktif dan terdaftar di sektor
Perbankan posisi Desember 2017
Berdasarkan administrasi OJK
adalah 344 orang (AP Perbankan
sektor Perbankan, pada posisi
Konvensional) dan 88 orang (AP
Desember 2017 terdapat 221
Perbankan Syariah. Pada tahun
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang
2018, selain pendaftaran AP/KAP
terdaftar di OJK, dengan 176 KAP
baru juga terdapat pendaftaran
diantaranya memiliki AP terdaftar
ulang sampai dengan 27 Maret
di sektor Perbankan. Pada posisi
2018 bagi AP/KAP yang telah
Desember 2018 terdapat 224 KAP
terdaftar pada OJK sebelum
yang terdaftar di OJK, dengan
berlakunya POJK 13. Pada posisi
192 KAP diantaranya memiliki AP
Desember 2018 total AP aktif di
terdaftar di sektor Perbankan.
sektor Perbankan adalah 390 orang
Sedangkan pada posisi Desember
(AP Perbankan Konvensional) dan
2019 terdapat 271 KAP yang
99 orang (AP Perbankan Syariah).
terdaftar di OJK, dengan 225 KAP
Sedangkan pada posisi Desember
diantaranya memiliki AP terdaftar
2019, total AP aktif di sektor
di sektor Perbankan. Selanjutnya,
Perbankan adalah 442 orang (AP
pada posisi Juni 2020 terdapat
Perbankan Konvensional) dan 136
282 KAP yang terdaftar di OJK,
orang (AP Perbankan Syariah).
dengan 228 KAP diantaranya
Selanjutnya, pada posisi Juni 2020
memiliki AP terdaftar di sektor
total AP aktif di sektor Perbankan
Perbankan.
adalah 448 orang (AP Perbankan

AP Memiliki Kompetensi 2017 2018 2019 Juni 2020


Perbankan Konvensional 344 390 464 471
Perbankan Syariah 88 99 146 152

AP Perbankan Syariah wajib memiliki terlebih dahulu atau secara bersamaan


Surat Tanda Terdaftar (STTD) AP Sektor Perbankan Konvensional

142 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

Konvensional) dan 142 orang (AP di OJK (klien) adalah 1436 Bank
Perbankan Syariah). (87,61% dari total bank), yaitu
seluruh bank umum serta BPR/
Adapun lembaga Jasa Keuangan BPR Syariah dengan total aset
di Sektor Perbankan yang wajib di BPR/BPR Syariah lebih dari Rp10
audit oleh KAP/AP yang terdaftar miliar.

Bagi Akuntan Publik yang ingin terdaftar di OJK dapat mengajukan


permohonan pendaftaran secara online melalui Sistem Perizinan dan
Registrasi Terintegrasi (SPRINT) (http:\\sprint.ojk.go.id)

J. Nota Kesepahaman OJK – LPS


Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan A. LATAR BELAKANG
Lembaga Penjamin Simpanan
Penyusunan Nota Kesepahaman
(LPS) telah menandatangani
(NK) OJK-LPS merupakan
Nota Kesepahaman tentang
pembaharuan dari NK OJK-LPS
koordinasi dan kerja sama dalam
tahun 2014 yang telah berakhir
rangka pelaksanaan fungsi
masa berlakunya tanggal 18 Juli
dan tugas OJK dan LPS pada
2017.
rapat KSSK Senin, 28 Januari
2019. Penandatanganan Nota B. TUJUAN
Kesepahaman dilakukan oleh
Pembaharuan bertujuan untuk
Ketua Dewan Komisioner OJK,
memperlancar dan meng­
Wimboh Santoso dan Ketua
optimal­
kan kerja sama dan
Dewan Komisioner LPS, Halim
koordinasi dalam rangka
Alamsyah.
melaksanakan fungsi dan tugas

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 143


Bab
03

OJK dan LPS, serta penyesuaian 7. Tindak lanjut penyelesaian


dengan Undang-Undang Bank yang dicabut izin
Nomor 9 Tahun 2016 tentang usahanya;
Pencegahan dan Penanganan 8. Pendirian dan pengakhiran
Krisis Sistem Keuangan (UU Bank Perantara;
PPKSK), Peraturan Otoritas 9. Penanganan atau penye­
Jasa Keuangan, dan Peraturan lesaian bank dengan status
Lembaga Penjamin Simpanan. “Tbk” dan penerbitan surat
berharga; dan
C. RUANG LINGKUP 10.
Pelaksanaan fungsi dan
Ruang lingkup NK OJK-LPS yaitu: tugas lain
1. Pelaksanaan penjaminan
simpanan dan pengawasan D. PEMBAHARUAN NK OJK-
terhadap Bank LPS
2. Tindak lanjut hasil peng­ 1. Peningkatan koordinasi
awasan dan analisis Bank; antara OJK dan LPS, antara
3. Penyelesaian Bank Selain lain dalam rangka:
Bank Sistemik dengan a. penanganan Bank Sis­
status Bank Dalam Peng­ temik
awas­an Intensif (BDPI) dan b. penyelesaian Bank Se­
Bank Dalam Pengawasan lain Bank Sistemik
Khusus (BDPK) c. pendirian dan pengakhiran
4. Penanganan Bank Sistemik Bank Perantara
dengan status BDPI dan d. penanganan atau pe­
BDPK; nyele­saian bank dengan
5. Penyelesaian Bank selain status “Tbk” dan pe­
Bank Sistemik yang tidak nerbitan surat berharga
dapat disehatkan; 2. Penanganan Bank Sistemik
6. Penanganan Bank Sistemik yang diserahkan oleh KSSK
yang diserahkan oleh KSSK kepada LPS berdasarkan UU
kepada LPS; LPS dan UU PPKSK

144 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
03

3. LPS dapat melakukan due Selain Bank Sistemik,


diligence, baik Bank Sistemik dalam status BDPI dan
maupun Bank Selain Bank BDPK
Sistemik yang berstatus 6. Pemberian dukungan
BDPI, dengan syarat dan OJK kepada LPS dalam
kondisi tertentu pe­laksana­an Program
4. Meningkatkan cakupan per­ Restrukturisasi Perbankan
tukaran data dan informasi 7. Pembentukan Forum
dengan lebih komprehensif Koordinasi dalam rangka
5. Percepatan jangka waktu memperlancar pertukaran
penyampaian informasi informasi dan pelaksanaan
antara OJK dan LPS terkait tugas dan kewenangan
Bank Sistemik dan Bank masing-masing instansi.

K. Asesmen Internasional
1. RCAP Net Stable Funding
yang diterbitkan oleh BCBS.
Ratio (NSFR) dan Large
RCAP dilakukan terhadap
Exposures (LEX)
seluruh negara anggota BCBS
Regulatory Consistency Assess­ (28 yurisdiksi), termasuk
ment Programme (RCAP) Indonesia. Berdasarkan hasil
merupakan proses penilaian RCAP tersebut, BCBS akan
yang dilakukan oleh BCBS mengeluarkan penilaian yang
dengan tujuan untuk melihat terdiri atas compliant, largely
konsistensi dari regulasi yang compliant, materially non-
dikeluarkan oleh otoritas compliant dan non-compliant.
suatu negara dengan standar
perbankan internasional Pada tahun 2016, Indonesia

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 145


Bab
03

telah meraih nilai compliant 2. Pelaksanaan Financial


untuk RCAP kerangka Liquidity Stability Institute- Executives
Coverage Ratio (LCR) dan Meeting of East Asia Pacific
largely compliant untuk RCAP Central Banks (FSI-EMEAP)
kerangka Permodalan (Capital). Policy Implementation
Sejak tahun 2018, OJK telah Meeting (PIM)
mempersiapkan pelaksanaan
Pada tanggal 16-17 Oktober 2019,
RCAP untuk kerangka Net
OJK menjadi tuan rumah dalam
Stable Funding Ratio (NSFR)
per­
temuan FSI-EMEAP PIM
dan Large Exposures (LEX)
dengan tema “Expected Credit
dengan membentuk task
Loss Provisioning: Implications
force dan melakukan self-
for Regulation and Supervision”.
assessment yang bertujuan
Kegiatan ini diselenggarakan di
untuk mengidentifikasi gaps
Jakarta dan diikuti oleh 35 pejabat
antara kerangka Basel dengan
senior yang berasal dari otoritas
ketentuan yang berlaku. Pada
perbankan di beberapa negara.
bulan Oktober 2019, OJK telah
melakukan pertemuan on- Salah satu topik yang dibahas pada
site assessment dengan tim pertemuan tersebut adalah dampak
asesor RCAP NSFR dan LEX dan tantangan dari perluasan
yang menghasilakan preliminary cakupan penilaian penerapan
grading dan draft report RCAP Standar Laporan Keuangan Inter­
NSFR dan LEX. Hasil akhir nasional (International Financial
penilaian RCAP NSFR dan LEX Report­ing Standards/IFRS) 9 yang
Indonesia akan ditetapkan pada berdampak pada tingkat pen­
pertemuan Komite Basel pada dapatan dan permodalan bank.
Triwulan I 2020.

146 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Bab
04

Bab Peraturan Otoritas


04 Jasa Keuangan
di Bidang Perbankan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 147


Bab Ketentuan Perbankan
04 yang Terbit dari Tahun
2019-Juni 2020

Sebagaimana Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 tahun 2011


tentang Otoritas Jasa Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan berwenang
untuk mengatur atau menetapkan ketentuan aspek usaha dan kegiatan
industri perbankan. Ketentuan tersebut berbentuk Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
(SEOJK).

A. Ketentuan Perbankan yang Terbit dari


Tahun 2019 sampai dengan Juni 2020
Sepanjang sampai dengan Juni 2020, OJK telah menerbitkan 23
POJK bidang perbankan. Adapun daftar 23 POJK adalah sebagai
berikut:

Tabel 4.1. Daftar POJK yang diterbitkan dari tahun 2019 sampai dengan Juni 2020

No. Nomor POJK Tentang Tanggal


1 1/POJK.03/2019 Penerapan Fungsi Audit Intern pada Bank 29-01-2019
Umum
2 11/POJK.03/2019 Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas 28-03-2019
Sekuritasi Aset Bagi Bank Umum
3 12/POJK.03/2019 Pelaporan Bank Umum Melalui Sistem 05-04-2019
Pelaporan OJK
4 13/POJK.03/2019 Pelaporan BPR dan BPRS Melalui Sistem 02-05-2019
Pelaporan OJK
5 20/POJK.03/2019 Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank 09-09-2019
Pembiayaan Rakyat Syariah
6 21/POJK.03/2019 Penggabungan, Peleburan, dan 13-09-2019
Pengambilalihan BPR dan BPRS
7 25/POJK.03/2019 Pelaporan Informasi Nasabah Asing 16-10-2019
terkait Perpajakan kepada Negara Mitra
atau Yurisdiksi Mitra
8 28/POJK.03/2019 Sinergi Perbankan Dalam Satu 19-11-2019
Kepemilikan Untuk Pengembangan
Perbankan Syariah

148 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Ketentuan Perbankan Bab
yang Terbit dari Tahun
2019-Juni 2020 04

No. Nomor POJK Tentang Tanggal


9 29/POJK.03/2019 Kualitas Aset Produktif dan Pembentukan 29-11-2019
Penyisihan Penghapusan Aset Produktif
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
10 31/POJK.03/2019 Kewajiban Pemenuhan Rasio Pengungkit 02-12-2019
Bagi Bank Umum
11 32/POJK.03/2019 Perubahan Atas POJK No. 19/ 12-12-2019
POJK.03/2017 Tentang Penetepan Status
dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank
Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah
12 35/POJK.03/2019 Transparansi Kondisi Keuangan Bank 13-12-2019
Pembiayaan Rakyat Syariah
13 36/POJK.03/2019 Penyampaian Laporan Melalui Portal 18-12-2019
Pelaporan Terintegrasi
14 37/POJK.03/2019 Transparansi dan Publikasi Laporan Bank 19-12-2019
15 38/POJK.03/2019 Perubahan atas POJK No. 32/ 19-12-2019
POJK.03/2018 tentang Batas Maksimum
Pemberian Kredit dan Penyediaan Dana
Besar Bagi Bank Umum
16 39/POJK.03/2019 Penerapan Strategi Anti Fraud Bagi Bank 19-12-2019
Umum
17 40/POJK.03/2019 Penilaian Kualitas Aset Bank Umum 19-12-2019
18 41/POJK.03/2019 Penggabungan, Peleburan, 23-12-2019
Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi
Bank Umum
19 11/POJK.03/2020 Stimulus Perekonomian Nasional sebagai 16-03-2020
Kebijakan Countercyclical Dampak
Penyebaran Coronavirus Disease 2019
20 12/POJK.03/2020 Konsolidasi Bank Umum 17-03-2020
21 13/POJK.03/2020 Perubahan atas Peraturan Otoritas Jasa 31-03-2020
Keuangan Nomor 38/POJK.03/2016
tentang Penerapan Manajemen Risiko
dalam Penggunaan Teknologi Informasi
oleh Bank Umum
22 18/POJK.03/2020 Perintah Tertulis untuk Penanganan 21-04-2020
Permasalahan Bank
23 34/POJK.03/2020 Kebijakan bagi Bank Perkreditan Rakyat 02-06-
dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 2020
Sebagai Dampak Penyebaran Coronavirus
Disease 2019

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 149


Bab Ketentuan Perbankan
04 yang Terbit dari Tahun
2019-Juni 2020

Sistem Informasi
Ketentuan Perbankan Online
(SIKePO)

adalah sebuah aplikasi pencarian


ketentuan perbankan yang berisi
kodifikasi ketentuan perbankan yang disusun secara sistematis
dan komprehensif berdasarkan topik tertentu. SIKePO berfungsi
sebagai digital library ketentuan perbankan yang menyediakan
database secara lengkap, terkini, sistematis, akurat, cepat, dan
mudah digunakan.

Sebelum SIKePO dikembangkan, pencarian terhadap berbagai


ketentuan perbankan yang dibutuhkan oleh pengguna tidak dapat
dilakukan dengan mudah dan cepat mengingat ketentuan relatif
tersebar dan belum dikelompokkan berdasarkan topik tertentu.

Dengan hadirnya SIKePO, diharapkan pengguna mampu untuk:


1. mencari ketentuan perbankan secara efektif dan efisien;
2. memahami ketentuan perbankan secara
komprehensif; dan
3. mengetahui data rekam
jejak keberlakuan
atas suatu
ketentuan.

150 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Ketentuan Perbankan Bab
yang Terbit dari Tahun
2019-Juni 2020 04

SIKePO dapat diakses oleh


siapapun dengan menggunakan
jaringan internet. Pengguna
dapat dengan mudah mengakses
SIKePO melalui browser dengan
mengklik https://SIKePO.ojk.go.id
atau melalui scan QR code di
samping.

Gambar 4.1. Screenshot Aplikasi SIKePO

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 151


Bab Ketentuan Perbankan
04 yang Terbit dari Tahun
2019-Juni 2020

Fitur-fitur yang ada dalam SIKePO suatu ketentuan dan ketentuan


antara lain: lainnya yang saling terkait.
1. Kodifikasi ketentuan 2. Pencarian ketentuan
Merupakan istilah dari pe­ Fitur ini berisi daftar ketentuan
ngelompokkan per pasal dari yang tersedia. Ketentuan dapat
suatu ketentuan berdasarkan dicari melalui mesin pencarian
topik klasifikasi dan sub- berdasarkan jenis ketentuan,
klasifikasi tertentu. nomor atau judul ketentuan,
Fitur kodifikasi ketentuan pada tahun terbit ketentuan, dan
SIKePO dapat diakses dan klasifikasi. Ketentuan dapat
dilihat oleh pengguna melalui diunduh secara utuh. Selain itu,
drop-down menu yang tersedia dalam fitur ini juga dilengkapi
dan juga melalui pencarian dengan ringkasan eksekutif
sederhana. Halaman ini juga dan frequently asked question
berisi rekam jejak keberlakuan atas tiap ketentuan.

152 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

B. Resume POJK Perbankan


yang Diterbitkan dari Tahun 2019
Sampai dengan Juni 2020
1. Penerapan Fungsi Audit c. Penyusunan piagam audit
Intern pada Bank Umum intern, rencana audit tahunan,
dan cakupan aktivitas audit
Diperlukan penyempurnaan atas
intern. Bank harus melakukan
ketentuan mengenai penerapan
penyesuaian atas piagam
fungsi audit intern sebagaimana
audit intern yang dimiliki paling
diatur dalam PBI No.1/6/PBI/1999
lambat tanggal 1 Juni 2019.
dalam rangka mengakomodir
d. Tanggung jawab Direksi, Dewan
perkembangan praktik tata kelola
Komisaris, dan Komite Audit
dan best practice fungsi audit
dalam pelaksanaan fungsi
intern yang diterbitkan oleh The
audit intern.
Basel Committee on Banking
e. Hubungan dan kerja sama
Supervision serta standar praktik
antara SKAI dengan unit kerja
profesional audit internal yang
pengendalian lainnya dan
diterbitkan oleh The Institute of
auditor ekstern.
Internal Auditors.
f. Kewajiban SKAI untuk
melakukan komunikasi secara
Pokok-Pokok Ketentuan
rutin dengan OJK dalam rangka
a. Kewajiban Bank untuk memiliki meningkatkan efektivitas dan
fungsi audit intern serta efisiensi pelaksanaan fungsi
struktur, wewenang, dan tugas audit intern.
pokok SKAI. g. Fungsi SKAI dalam kelompok
b. Etika profesional SKAI meliputi usaha baik untuk bank sebagai
independensi, objektivitas, perusahan induk maupun bank
kompetensi, dan integritas. sebagai perusahaan anak.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 153


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

h. Penggunaan jasa pihak ekstern


Rekam Jejak Peraturan
dalam pelaksanaan audit intern
untuk keahlian khusus dan POJK Nomor 1/POJK.03/2019
bersifat sementara. mencabut PBI Nomor 1/6/
i. Kewajiban penyampaian lapor­ PBI/1999 - Penugasan Direktur
an pelaksanaan fungsi audit Kepatuhan (Compliance
intern kepada OJK yaitu: Director) dan Penerapan Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern
1. laporan pengangkatan atau (BUK dan BUS)
pemberhentian kepala
SKAI;
informasi diperoleh dari
2. laporan khusus mengenai
setiap temuan audit
intern yang diperkirakan
dapat membahayakan ke­ 2. Prinsip Kehati-hatian
langsungan usaha Bank; dalam Aktivitas
3. laporan hasil kaji ulang Sekuritasi Aset Bagi
pihak ekstern independen Bank Umum
yang dilakukan sekali dalam
3 (tiga) tahun yaitu untuk POJK Nomor 11/POJK.03/2019
periode bulan Juli sampai tentang Prinsip Kehati-Hatian
dengan bulan Juni tahun dalam Aktivitas Sekuritisasi Aset
ketiga berikutnya; dan bagi Bank Umum. Diperlukan
4. laporan pelaksanaan dan penyempurnaan atas PBI 7/4/
pokok-pokok hasil audit PBI/2005 tentang Prinsip Kehati-
intern. Hatian dalam Aktivitas Sekuritisasi
j. POJK berlaku bagi bank Aset Bagi Bank Umum agar sesuai
umum konvensional, termasuk dengan standar Basel 3.
kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri, Pokok-Pokok Ketentuan
serta bank umum syariah dan a. Dalam sekuritisasi aset, Bank
unit usaha syariah. dapat melakukan aktivitas

154 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

sebagai: tersebut terpenuhi yaitu antara


15% - 1.250%.
1. Kreditur awal (Originator);
2. Penyedia kredit pendukung d. Perubahan penyampaian
(Credit Enhancement); laporan kepada OJK yaitu
3. Penyedia fasilitas likuiditas disampaikan secara daring
(Liquidity Facility); (online) melalui sistem
4. Penyedia jasa (Servicer); pelaporan OJK.
5. Investor; dan/atau
6. Bank kustodian
3. Pelaporan Bank
b. Perubahan ketentuan Bank
Umum Melalui Sistem
yang dapat melakukan ke­
Pelaporan Otoritas Jasa
giatan sekuritiasi aset yaitu
Keuangan
Bank BUKU 1, BUKU 2, BUKU 3,
dan BUKU 4 dapat melakukan
Dalam rangka mendukung
aktivitas sebagaimana di­
efektivitas fungsi pengawasan di
maksud pada huruf a angka
sektor Perbankan maka diperlukan
1) sampai dengan angka 5).
metode penyampaian laporan
Sementara Bank yang dapat
oleh bank kepada OJK yang efisien
melakukan aktivitas sebagai
dan cepat secara daring melalui
Bank Kustodian sebagaimana
Sistem Pelaporan OJK.
dimaksud pada huruf a angka
6) merupakan Bank BUKU 3
Pokok-Pokok Ketentuan
dan BUKU 4.
a.
Kewajiban bank untuk
c. Pengenaan bobot risiko dalam
menyusun dan menyampaikan
perhitungan ATMR untuk
laporan kepada OJK secara
eksposur sekuritisasi yang
lengkap, akurat, kini, utuh, dan
lebih rendah dibandingkan
tepat waktu.
dengan Basel 2, sepanjang
persyaratan due diligence/ b. Laporan terdiri atas:
disclosure atas eksposur 1) laporan harian;

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 155


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

2) laporan mingguan; e. OJK akan menginformasikan


3) laporan bulanan; kepada bank dalam hal OJK
4) laporan triwulanan; mengalami gangguan teknis.
5) laporan semesteran; Bank wajib menyampaikan
6) laporan tahunan; dan laporan secara daring paling
7) laporan lain lambat 1 (satu) hari kerja
setelah gangguan teknis di
Masing-masing laporan
OJK teratasi.
tersebut memiliki batas waktu
pelaporan yang dibagi dalam f. Bank yang mengalami keadaan
beberapa periode. kahar memberitahukan secara
tertulis kepada OJK untuk
c. Kewajiban bank untuk
memperoleh penundaan
melakukan koreksi atas
batas waktu pelaporan.
kesalahan informasi dalam
laporan berdasarkan temuan g. Bank dikenakan sanksi
bank, hasil audit akuntan administratif untuk pelanggar­
publik, dan/atau temuan OJK. an atas POJK ini, termasuk
sanksi denda keterlambatan
d. Laporan dan/atau koreksi
penyampaian laporan dan
laporan disampaikan secara
kesalahan informasi ber­
daring (online) melalui Sistem
dasarkan temuan bank atau
Pelaporan OJK dengan batas
OJK. Adapun sanksi atas
waktu penyampaian sampai
kesalahan isian yang saling
dengan akhir bulan keenam
berkaitan hanya dikenakan 1
setelah periode data laporan.
kali.
Penyampaian laporan dan/
atau koreksi laporan setelah h. Tata cara penyampaian lapor­
melampaui batas waktu an dan sanksi administratif
tersebut dilakukan secara ter­hadap jenis pelaporan yang
luring (offline). ditetapkan kewajibannya untuk

156 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

disampaikan melalui Sistem dan BPRS kepada OJK melalui


Pelaporan OJK mengacu pada Sistem Pelaporan OJK secara
POJK ini. lengkap, akurat, kini, utuh, dan
tepat waktu.
Rekam Jejak Peraturan
b. Laporan BPR dan BPRS
meliputi:
Peraturan Baru Otoritas Jasa 1) laporan Bulanan BPR;
Keuangan 2) laporan Bulanan BPRS;
3) rencana Bisnis serta laporan
realisasi rencana Bisnis
informasi diperoleh dari
BPR dan BPRS berdasarkan
ketentuan POJK; dan
4) laporan lain yang disampai­
4. Pelaporan Bank kan oleh BPR dan BPRS
Perkreditan Rakyat secara daring berdasarkan
dan Bank Pembiayaan ketentuan POJK.
Rakyat Syariah Melalui c. Kewajiban penyampaian
Sistem Pelaporan laporan BPR dan BPRS
Otoritas Jasa Keuangan melalui Sistem Pelaporan
Otoritas Jasa Keuangan dapat
Dalam rangka mengatur kewajiban dikecualikan ter­hadap:
penyusunan dan penyampaian 1) BPR dan BPRS baru
laporan BPR dan BPRS kepada OJK beroperasi paling lama 3
diperlukan metode penyampaian (tiga) bulan sejak pertama
laporan melalui Sistem Pelaporan kali memulai kegiatan
OJK. operasional; dan/atau
2) BPR dan BPRS mengalami
Pokok-Pokok Ketentuan gangguan teknis.
a. Kewajiban BPR dan BPRS d. Kewajiban BPR dan BPRS
untuk menyusun dan untuk menunjuk dan
menyampaikan laporan BPR menyampaikan nama

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 157


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

penanggung jawab laporan


Rekam Jejak Peraturan
BPR dan BPRS kepada OJK.

e. Kewajiban BPR dan BPRS POJK No. 13/POJK.03/2019


untuk menyampaikan koreksi Mencabut PBI No. 7/51/
PBI/2005 - Laporan Bulanan
atas kesalahan informasi
Bank Perkreditan Rakyat dan
dalam laporan BPR dan
PBI No. 7/9/PBI/2005 - Laporan
BPRS yang telah disampaikan Bulanan Bank Perkreditan
kepada OJK. Rakyat Syariah

f. Batas waktu penyampaian


laporan bulanan BPR dan informasi diperoleh dari
BPRS paling lambat tanggal
10 pada bulan berikutnya
setelah bulan laporan yang
bersangkutan. Sementara
batas waktu penyampaian 5 . Sistem Penilaian
koreksi atas Laporan Bulanan Tingkat Kesehatan Bank
BPR dan BPRS paling lambat Pembiayaan Rakyat
tanggal 15 pada bulan Syariah
berikutnya setelah bulan
POJK ini merupakan ketentuan
laporan yang bersangkutan.
konversi dari Peraturan Bank
Indonesia Nomor 9/17/PBI/2007
g. Penyampaian laporan bulanan tentang Sistem Penilaian Tingkat
BPR melalui Sistem Pelaporan Kesehatan Bank Perkreditan
OJK dilakukan mulai posisi Rakyat Berdasarkan Prinsip
laporan bulan Mei 2019 Syariah (PBI Tingkat Kesehatan
sementara penyampaian BPRS) yang tidak terdapat
laporan bulanan BPRS melalui perubahan substansi. POJK ini
Sistem Pelaporan OJK mengatur mengenai penilaian
dilakukan mulai posisi laporan tingkat kesehatan BPRS
bulan Oktober 2019. mencakup penilaian terhadap

158 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

faktor permodalan, kualitas BPR dan BPRS antara lain melalui


aset, rentabilitas, likuiditas, dan Penggabungan, Peleburan, dan
manajemen. Dengan diberlakukan Pengambilalihan, diperlukan ke­
POJK ini maka PBI Nomor t­
entuan yang menjadi dasar
9/17/PBI/2007 tentang Sistem mekanisme dan tata cara pe­
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank laksanaan yang dapat dilakukan
Perkreditan Rakyat Berdasarkan oleh BPR maupun BPRS.
Prinsip Syariah dinyatakan tidak
berlaku. Pokok-Pokok Ketentuan

a. Penggabungan, peleburan,
Rekam Jejak Peraturan dan pengambilalihan BPR atau
BPRS dapat dilakukan atas
inisiatif BPR atau BPRS atau
POJK Nomor 20/POJK.03/2019
perintah OJK, dengan tetap
mencabut PBI Nomor PBI
wajib memperoleh izin dari
No. 9/17/PBI/2007 - Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan OJK.
Bank Perkreditan Rakyat b. Penggabungan atau peleburan
Berdasarkan Prinsip Syariah dapat dilakukan antara BPR
dengan BPR, BPR dengan
BPRS, atau BPRS dengan
informasi diperoleh dari
BPRS. BPR hanya dapat
melakukan penggabungan atau
peleburan dengan BPRS dalam
6. Penggabungan,
hal BPR hasil penggabungan
Peleburan, dan
atau peleburan menjadi BPRS.
Pengambilalihan Bank
c. Mekanisme pelaksanaan
Perkreditan Rakyat
penggabungan atau peleburan
dan Bank Pembiayaan
adalah sebagai berikut:
Rakyat Syariah
1) penyampaian dokumen
Dalam rangka memperkuat ke­ berupa rancangan dan
tahanan dan daya saing industri konsep akta oleh BPR/S;

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 159


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

2) penelaahan dokumen 5) pengajuan persetujuan


persiapan pelaksanaan atau pemberitahuan peng­
penggabungan atau gabungan atau peleburan
peleburan oleh OJK, kepada instansi yang
berupa kelengkapan dan berwenang; dan
kebenaran dokumen, 6) kewajiban penyampaian
kondisi keuangan, penilai­ dokumen oleh BPR/S
an kemampuan dan setelah mendapatkan
kepatutan calon pihak izin penggabungan
utama dan penelitian atau peleburan, berupa
calon pemegang saham, neraca penutupan,
pemeriksaan setoran neraca pembukaan, dan
modal, dan penelitian laporan pelaksanaan
kesiapan teknologi penggabungan atau
informasi; peleburan.
3) tindak lanjut oleh BPR/S,
d. Kriteria pengambilalihan BPR/S
berupa pengumuman
yang mengakibatkan beralihnya
ringkasan rancangan akta,
pengendalian adalah apabila
pengajuan keberatan
kepemilikan saham memenuhi
dari kreditur, pengajuan
kriteria:
hak pemegang saham,
1) menjadi pemegang saham
pelaksanaan RUPS, dan
dengan kepemilikan saham
akta penggabungan atau
terbesar pada BPR/S; atau
peleburan;
4) pemberian persetujuan 2) kepemilikan saham tidak
atau penolakan oleh OJK melebihi pemegang
didasarkan pada penelitian saham terbesar namun
terhadap berita acara menentukan baik langsung
RUPS, akta penggabungan atau tidak langsung
atau peleburan, bukti pengelolaan dan/atau
pengumuman, dan laporan kebijakan BPR/S.
kinerja BPR/S terkini;

160 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

e. Mekanisme pelaksanaan pe­ 5) tindak lanjut oleh BPR/S


ngambilalihan adalah sebagai berupa penuang­ an ran­
berikut: cangan pengambil­alih­­
an ke dalam akta peng­
1) penyampaian dokumen
ambilalihan;
berupa rancangan dan
6) pengajuan persetujuan
konsep akta peng­
atau pemberitahuan ter­­­
ambilalihan oleh BPR/S;
hadap perubahan anggar­
2) penelaahan dokumen
an dasar kepada instansi
persiapan pelaksanaan
yang berwenang; dan
pengambilalihan oleh
7) kewajiban penyampaian
OJK, berupa kelengkapan
laporan pelaksanaan peng­
dan kebenaran dokumen
ambilalihan oleh BPR/S
serta sumber dana
setelah men­ dapatkan izin
yang digunakan untuk
pengambilalihan.
mengambil alih BPR/S;
3) tindak lanjut oleh BPR/S, f. Dalam kondisi tertentu OJK
berupa pengumuman dapat memerintahkan BPR/S
ringkasan rancangan akta, untuk melakukan peng­
pengajuan keberatan dari gabung­
an, peleburan, atau
kreditur, pengajuan hak pengambilalihan.
pemegang saham, dan
pelaksanaan RUPS;
Rekam Jejak Peraturan
4) pemberian persetujuan
atau penolakan oleh POJK Nomor 21/POJK.03/2019
OJK yang didasarkan mencabut SK Dir No. 32/52/
pada penelaahan atas KEP/DIR tentang Persyaratan
kelengkapan dokumen dan Tata Cara Merger,
dan penilaian kemampuan Konsolidasi, dan Akuisisi Bank
Perkreditan Rakyat
dan kepatutan terhadap
pihak yang melakukan
informasi diperoleh dari
pengambilalihan;

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 161


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

7. Pelaporan Informasi b) Bank Perkreditan Rakyat;


Nasabah Asing terkait dan
Perpajakan kepada c) Bank Pembiayaan Rakyat
Negara Mitra atau Syariah
Yurisdiksi Mitra 2) LJK di sektor pasar modal:
a) Perusahaan Efek; dan
Sebagaimana amanat UU b) Bank Kustodian
Nomor 9 Tahun 2017 tentang 3) LJK di sektor perasuransian:
Penetapan Peraturan Pemerintah a) Perusahaan Asuransi
Pengganti Undang-Undang Jiwa dan Perusahaan
Nomor 1 Tahun 2017 tentang Asuransi Jiwa Syariah;
Akses Informasi Keuangan untuk dan
Kepentingan Perpajakan menjadi b) Perusahaan Asuransi
Undang-Undang, Lembaga Jasa Umum dan Perusahaan
Keuangan (LJK) berperan untuk Asuransi Umum Syariah.
menyampaikan laporan informasi
nasabah asing kepada Direktorat b.
Informasi keuangan yang
Jenderal Pajak (DJP) melalui dilaporkan mencakup identitas
OJK. POJK ini adalah ketentuan pemegang rekening keuangan,
yang mendukung implementasi nomor rekening keuangan,
pertukaran informasi keuangan identitas LJK Pelapor, saldo
secara otomatis (automatic atau nilai rekening keuangan,
exchange of financial information/ dan penghasilan yang terkait
AEOI) oleh LJK di sektor perbankan, dengan rekening keuangan.
pasar modal, dan perasuransian. c. LJK Pelapor tetap wajib
menyampaikan laporan nihil
Pokok-Pokok Ketentuan dalam hal tidak terdapat
rekening keuangan yang wajib
a. LJK Pelapor mencakup:
dilaporkan dalam satu tahun
1) LJK di sektor perbankan: kalender.
a) Bank Umum (termasuk
d. Laporan informasi nasabah
Bank Umum Syariah);
asing disampaikan secara

162 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

daring melalui sistem SiPINA, LJK Pelapor dapat


penyampaian informasi melakukan koreksi. Koreksi
nasabah asing (SiPINA) paling dilakukan berdasarkan per­
lambat 60 (enam puluh) minta­an dari DJP atau inisiatif
hari sebelum batas waktu LJK Pelapor melalui SiPINA.
berakhirnya periode AEOI h. Sanksi bagi LJK Pelapor yang
antara Pemerintah Indonesia tidak menyampaikan laporan
dengan pemerintah negara adalah berupa teguran tertulis
mitra atau yurisdiksi mitra.. atau peringatan tertulis.
e. LJK Pelapor wajib menunjuk i. Pada saat POJK tentang
1 (satu) orang pejabat Pelaporan Informasi Nasabah
penanggung jawab untuk Asing terkait Perpajakan
penyampaian laporan. Dalam kepada Negara Mitra atau
hal diperlukan, pejabat Yurisdiksi Mitra mulai
penanggung jawab dapat berlaku, POJK Nomor 25/
menunjuk 1 (satu) orang POJK.03/2015 dan SEOJK
petugas pelaksana. Nomor 16/SEOJK.03/2017
f. Sebelum dapat melakukan dicabut dan dinyatakan tidak
pelaporan, LJK Pelapor harus berlaku.
mendaftarkan diri pada SiPINA.
Pendaftaran dilakukan secara
Rekam Jejak Peraturan
daring dengan menyertakan
surat permohonan pendaftaran
POJK Nomor 25/POJK.03/2019
sistem, informasi pejabat mencabut POJK No. 25/
penanggung jawab dan POJK.03/2015 tentang
petugas pelaksana, dan Penyampaian Informasi
dokumen atau informasi lain Nasabah Asing terkait
Perpajakan Kepada Negara
dalam hal diperlukan.
Mitra atau Yurisdiksi Mitra
g. Apabila terdapat kesalahan
informasi dalam laporan yang informasi diperoleh dari
telah disampaikan melalui

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 163


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

8. Sinergi Perbankan Perbankan Dalam Satu


Dalam Satu Kepemilikan Kepemilikan Untuk Pengembangan
Untuk Pengembangan Perbankan Syariah pada tanggal
Perbankan Syariah 19 November 2019 sebagai upaya
untuk meningkatkan efisiensi
Latar belakang disusunnya industri perbankan syariah melalui
peraturan ini ialah sebagai pengoptimalan sumber daya Bank
implementasi dari kebijakan Umum oleh Bank Umum Syariah
strategis OJK tahun 2019, yaitu (BUS) yang memiliki hubungan
mereformasi bisnis proses industri kepemilikan. Penerbitan POJK ini
serta implementasi Undang- juga diharapkan meningkatkan
undang Perbankan Syariah daya saing BUS dalam
mengenai kewajiban pemisahan memberikan pelayanan kepada
UUS dari BUK pada tahun 2023. nasabah BUS serta memperluas
Peraturan ini mengatur mengenai akses layanan perbankan syariah
kerjasama BUS dan BUK yang bagi masyarakat yang belum
memiliki hubungan kepemilikan mengenal, menggunakan, dan/
melalui pengoptimalan sumber atau mendapatkan layanan
daya BUK untuk dapat memberi perbankan syariah (inklusi
nilai tambah baik bagi BUS dan keuangan). POJK ini memperluas
BUK. Pengecualian untuk sinergi ruang kerja sama yang dapat
yang dapat dilakukan ialah untuk dilakukan oleh BUS dan Bank
permodalan dan manajemen Umum yang memiliki hubungan
BUS. POJK ini diundangkan kepemilikan, baik hubungan
pada tanggal 19 November kepemilikan vertikal (sinergi antara
2019 dan berlaku sejak tanggal induk dan anak perusahaan),
diundangkan. hubungan kepemilikan horizontal
(sinergi antara sister company),
Otoritas Jasa Keuangan me­ maupun gabungan keduanya.
nerbitkan POJK Nomor 28/ Sumber daya Bank Umum yang
POJK.03/2019 tentang Sinergi dapat disinergikan antara lain

164 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

di bidang SDM, TI, dan jaringan usaha berdasarkan BUKU dan/


kantor. Contoh sinergi di bidang atau modal inti Bank Umum
SDM antara lain penggunaan induknya dengan tetap memenuhi
pihak independen komite pada persyaratan lainnya sebagaimana
Bank Umum untuk merangkap diatur dalam masing-masing
jabatan sebagai pihak independen kegiatan usaha tersebut. Namun
pada komite BUS dan penggunaan demikian, Sinergi Perbankan tidak
sumber daya manusia Bank Umum menghilangkan tanggung jawab
sebagai anggota tambahan pada BUS atas risiko dari kegiatan
komite BUS. Sinergi di bidang TI yang disinergikan dengan Bank
contohnya adalah penggunaan Umum. Sinergi Perbankan yang
data center (DC) dan disaster diatur dalam POJK ini tidak
recovery center (DRC) Bank Umum termasuk penggunaan modal
oleh BUS. Sedangkan sinergi di Bank Umum untuk perhitungan
bidang jaringan kantor misalnya batas maksimum penyaluran dana
berupa pembukaan jaringan (BMPD) BUS serta penggunaan
kantor BUS di alamat yang sama manajemen Bank Umum (Direksi,
dengan jaringan kantor Bank Dewan Komisaris, DPS, komite
Umum (co-location atau office yang wajib dibentuk oleh BUS,
sharing). POJK ini bahkan juga dan Pejabat Eksekutif) untuk
memungkinan nasabah BUS dapat merangkap jabatan sebagai
dilayani di jaringan kantor Bank manajemen BUS. Untuk dapat
Umum melalui kerja sama Layanan melaksanakan Sinergi Perbankan,
Syariah Bank Umum (LSBU). BUS dan Bank Umum harus
Kegiatan yang dapat dilayani di mencantumkan rencana Sinergi
jaringan kantor Bank Umum mulai Perbankan dalam rencana bisnis
dari kegiatan penghimpunan dana, masing-masing dan mengajukan
pembiayaan, dan pemberian jasa permohonan persetujuan kepada
perbankan lainnya berdasarkan OJK. Permohonan persetujuan
prinsip syariah. Selain itu, BUS cukup diajukan oleh BUS (satu
juga dapat melakukan kegiatan pintu).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 165


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

restrukturisasi pembiayaan. POJK


Rekam Jejak Peraturan
ini diundangkan di Jakarta pada
tanggal 29 November 2019 dan
Peraturan Baru Otoritas Jasa berlaku mulai tanggal 1 Desember
Keuangan 2019.

informasi diperoleh dari Rekam Jejak Peraturan

POJK Nomor 29/POJK.03/2019


mencabut PBI No.
10/18/PBI/2008 tentang
9. Kualitas Aset Produktif Restrukturisasi Pembiayaan
dan Pembentukan bagi Bank Syariah dan Unit
Penyisihan Penghapusan Usaha Syariah dan PBI No. 13/9/
Aset Produktif Bank PBI/2011tentang Perubahan
Pembiayaan Rakyat atas PBI Nomor 10/18/PBI/2008
tentang Restrukturisasi
Syariah
Pembiayaan bagi Bank Syariah
dan Unit Usaha Syariah
Latar belakang penyusunan
pengaturan ini ialah diperlukannya
informasi diperoleh dari
penyesuaian penetapan kualitas
pembiayaan, diperlukan langkah
preventif sebagai early warning
system untuk NPF BPRS baik 10.Kewajiban Pemenuhan
untuk pengawas dan BPRS, Rasio Pengungkit Bagi
serta harmonisasi dengan SLIK. Bank Umum
Peraturan ini mengatur antara
lain mengenai penyesuaian Penyusunan POJK dilakukan
penggolongan kualitas aset dalam rangka memenuhi standar
menjadi 5 kualitas, penilaian Basel III: Finalising post-crisis
kualitas pembiayaan menjadi reforms (Basel III Reforms) tahun
3 pilar, perhitungan PPAP, dan 2017. Rasio Pengungkit (leverage

166 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

ratio) merupakan pengukuran pemenuhan Rasio Pengungkit


permodalan yang lebih sederhana disampaikan pertama kali untuk
dan tidak berdasarkan risiko (non- posisi akhir bulan Maret 2020.
risk based capital).

Pokok-Pokok Ketentuan Rekam Jejak Peraturan

a. Bank wajib menyediakan Modal


Inti yang memadai berdasarkan Peraturan Baru Otoritas Jasa
Total Eksposur yang tercatat Keuangan
pada laporan posisi keuangan
serta laporan komitmen dan
informasi diperoleh dari
kontinjensi. Penyediaan Modal
Inti yang memadai dihitung
dengan menggunakan Rasio
Pengungkit. 11. Perubahan Atas POJK
b. Rasio Pengungkit diukur dengan No. 19/POJK.03/2017
membandingkan Modal Inti Tentang Penetepan
(Tier 1) terhadap Total Eksposur Status dan Tindak Lanjut
bank, dengan nilai minimum Pengawasan Bank
yang wajib dipelihara oleh bank Perkreditan Rakyat
adalah 3% (tiga persen). dan Bank Pembiayaan
c. Laporan kewajiban pemenuhan Rakyat Syariah
Rasio Pengungkit terdiri atas:
POJK Nomor 32/POJK.03/2019
1) laporan Total Eksposur Rasio tentang Perubahan Atas Peraturan
Pengungkit; dan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19/
2) laporan perhitungan Rasio POJK.03/2017 tentang Penetapan
Pengungkit. Status dan Tindak Lanjut
d.
Penerapan Rasio Pengungkit Pengawasan Bank Perkreditan
dimulai pada tanggal 1 Januari Rakyat dan Bank Pembiayaan
2020 dan laporan kewajiban Rakyat Syariah. Penyusunan POJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 167


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

dilakukan dalam rangka mengatur ini, yaitu SK DIR No.30/12/KEP/


perubahan terkait dengan DIR tentang Tata Cara Penilaian
penyesuaian pengaturan tindakan Tingkat Kesehatan Bank
pengawasan BPR dan BPRS dalam Perkreditan Rakyat, sampai
pengawasan normal yang memiliki dengan diberlakukannya
permasalahan signifikan, serta ketentuan mengenai penilaian
penyesuaian terhadap sistem tingkat kesehatan BPR yang
penilaian tingkat kesehatan BPR baru.
yang digunakan sebagai salah satu c. Sanksi administratif yang
kriteria BPR dalam pengawasan dikenakan kepada BPR
intensif. dan BPRS yang melanggar
kewajiban penyampaian
Pokok-Pokok Ketentuan antara rencana tindak bagi BPR dan
lain: BPRS dalam pengawasan
a. Tindakan pengawasan normal yang memiliki
terhadap BPR dan BPRS permasalahan siginifikan
dalam pengawasan normal dihapus dengan pertimbangan
yang memiliki permasalahan menyesuaikan dengan
siginifikan dihapus dalam penghapusan pengaturan
rangka simplifikasi dan sebagaimana dimaksud pada
penyederhanaan proses angka 3.
pengawasan. d. Istilah penilaian kemampuan
b. Sistem penilaian tingkat dan kepatutan yang terdapat
kesehatan BPR yang digunakan dalam sanksi administratif
sebagai salah satu kriteria BPR diselaraskan dengan istilah
dalam pengawasan intensif penilaian kembali bagi pihak
sejak tanggal 1 Januari 2020 utama sebagaimana diatur
tetap menggunakan ketentuan dalam Peraturan Otoritas
predikat penilaian tingkat Jasa Keuangan Nomor 34/
kesehatan yang berlaku saat POJK.03/2018 tentang

168 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

Penilaian Kembali bagi BPR/S), PSAK 101, dan POJK


Pihak Utama Lembaga Jasa No.48/POJK.03/2017 tentang
Keuangan. Transparansi Kondisi Keuangan
Bank Perkreditan Rakyat (POJK
Rekam Jejak Peraturan
Transparansi BPR). POJK ini
mengatur antara lain perubahan
waktu dan cakupan dalam
POJK Nomor 32/POJK.03/2019
penyampaian laporan tahunan
mengubah POJK No. 19/
POJK.03/2017 Tentang
BPRS, penambahan media
Penetepan Status dan Tindak dalam pengumuman laporan
Lanjut Pengawasan Bank keuangan publikasi triwulanan,
Perkreditan Rakyat dan Bank dan perubahan nominal sanksi.
Pembiayaan Rakyat Syariah POJK ini telah ditetapkan pada
tanggal 18 Desember 2019 dan
informasi diperoleh dari berlaku sejak 1 Januari 2020.
POJK dimaksud mencabut PBI
Nomor 7/47/PBI/2005 tentang
12. Transparansi Kondisi Transparansi Kondisi Keuangan
Keuangan Bank Bank Perkreditan Rakyat Syariah.
Pembiayaan Rakyat
Syariah Rekam Jejak Peraturan

Perubahan pengaturan dalam


POJK ini dilatarbelakangi POJK Nomor 35/POJK.03/2019
diperlukannya harmonisasi mencabut PBI No. 7/47/
dengan beberapa ketentuan PBI/2005 tentang Transparansi
terkait, antara lain POJK No.13/ Kondisi Keuangan Bank
Perkreditan Rakyat Syariah
POJK.03/2019 tentang Pelaporan
Bank Perkreditan Rakyat dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah
Melalui Sistem Pelaporan Otoritas informasi diperoleh dari
Jasa Keuangan (POJK APOLO

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 169


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

13. Penyampaian Laporan dan tata cara pada masing-


Melalui Portal masing otoritas.
Pelaporan Terintegrasi d.
OJK dapat menonaktifkan
pengguna Portal Pelaporan
Dalam rangka menyederhanakan Terintegrasi yang terdaftar
mekanisme pelaporan, diperlu­ berdasarkan pertimbangan
kan pengaturan mengenai tertentu.
penyampaian laporan melalui e. POJK ini mulai berlaku sejak
Portal Pelaporan Terintegrasi yang diundangkan yaitu pada
mengatur kewajiban penyampaian tanggal 18 Desember 2019.
laporan oleh bank melalui
f. Jenis, format, serta tata cara
mekanisme satu pintu kepada
penyusunan dan penyampaian
Otoritas.
laporan dari otoritas diatur
antara lain dalam:
Pokok-Pokok Ketentuan
1)
Peraturan Otoritas Jasa
a. POJK berlaku bagi seluruh bank Keuangan mengenai
yaitu bank umum konvensional, pelaporan bank umum
bank umum syariah, bank melalui Sistem Pelaporan
perkreditan rakyat, dan bank Otoritas Jasa Keuangan;
pembiayaan rakyat syariah. 2)
Peraturan Otoritas Jasa
b. Bank menyampaikan laporan Keuangan mengenai
melalui Sistem Pelaporan pelaporan bank perkreditan
Otoritas yang terdapat di Portal rakyat dan bank pembiayaan
PelaporanTerintegrasi. rakyat syariah melalui Sistem
c. Bank mendaftarkan penang­ Pelaporan Otoritas Jasa
gung jawab dan/atau pe­ Keuangan;
tugas pelaporan dari Sistem 3)
Peraturan Otoritas Jasa
Pelaporan Otoritas (OJK, BI, Keuangan mengenai
dan LPS) sesuai mekanisme rencana bisnis bank

170 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

perkreditan rakyat dan bank dengan ketentuan di sektor Pasar


pembiayaan rakyat syariah; Modal bagi bank yang merupakan
dan/atau Emiten dan/atau Perusahaan
4)
Peraturan Bank Indonesia Publik, dan penerapan PSAK 71 –
mengenai laporan bank Instrumen Keuangan.
umum terintegrasi.
Pokok-Pokok Ketentuan

Rekam Jejak Peraturan a. Bank wajib menyusun, me­


ngumumkan, dan me­ nyam­
paikan Laporan Publikasi.
Peraturan Baru Otoritas Jasa
Keuangan b. Informasi yang dipublikasi dan
dilaporkan bank secara umum
terdiri atas:
informasi diperoleh dari

Lihat halaman selanjutnya

14. Transparansi dan


Publikasi Laporan Bank

POJK ini menggantikan POJK


No.6/POJK.03/2015 tentang
Trans­
paransi dan Publikasi
Laporan Bank dan perubahannya
dalam POJK No.32/POJK.03/2016.
Penggantian dilatarbelakangi oleh
pengungkapan pillar 3 sesuai
dokumen Basel Committee of
Banking Supervision, harmonisasi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 171


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

Laporan 1. Keuangan dan 2. Risiko dan Permodalan


Deskripsi Informasi Kinerja

Periodisasi • Bulanan (Januari, • Triwulanan (Maret, Juni,


Februari, April, Mei, September)
Juli, Agustus, Oktober, • Tahunan (Desember)
November)
• Triwulanan (Maret, Juni,
September, Desember)
• Tahunan (Desember)

Cakupan • Laporan keuangan, • Informasi permodalan


• kinerja keuangan, dan/ • Informasi Risiko (kredit,
atau pasar, operasional,
• informasi umum likuiditas, hukum,
• informasi tambahan reputasi, stratejik, dan
bagi BUS dan UUS kepatuhan),
• Informasi tambahan • tambahan risiko bagi
bagi bank yang BUS/UUS (risiko
merupakan bagian dari investasi dan imbal hasil)
kelompok usaha • tata kelola

Media • Situs web Situs web bank


Pengumuman • Opsional: surat kabar
cetak atau elektronik,
(periode triwulanan)

Media APOLO -
penyampaian Dalam hal belum tersedia,
kepada OJK disampaikan secara luring
ke pengawas bank

Pemeliharaan 5 tahun 5 tahun


di situs web

172 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

3. Informasi atau 4. Suku Bunga Dasar 5. Laporan Lain


Fakta Material Kredit (SBDK)

Insidentil • Pelaporan kepada OJK Tahunan (Desember)


secara bulanan
• Dikinikan dalam situs
web setiap saat adanya
perubahan

Informasi yang Suku bunga terendah Laporan bank yang


akan mempenga- merupakan bagian
ruhi keputusan dari kelompok usaha
stakeholder

Situs web bank Situs web bank -

APOLO APOLO APOLO


Dalam hal Dalam hal
belum tersedia, belum tersedia,
disampaikan secara disampaikan secara
luring ke pengawas luring ke pengawas
bank bank

n/a n/a n/a

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 173


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

c. Bagi bank yang merupakan ketentuan di Pasar Modal.


emiten atau perusahaan publik, c) Disampaikan melalui
harmonisasi dengan ketentuan Sistem Pelaporan
Pasar Modal sebagai berikut: Elektronik (SPE).

1)
Laporan Keuangan dan
d. Sanksi keterlambatan laporan
Informasi Kinerja - Triwulanan
terdiri atas:
Batas waktu publikasi dan
1) Secara luring (selama
penyampaian ke OJK adalah:
APOLO belum tersedia): 1
a) 3 bulan setelah periode juta per hari kerja, dengan
laporan jika diaudit oleh maksimal 30 juta.
AP; 2) Melalui APOLO: dikenakan
b) 2 bulan setelah periode sanksi sesuai POJK APOLO.
laporan jika ditelaah 3) Melalui SPE: dikenakan
terbatas oleh AP; atau sanksi sesuai POJK SPE.
c) 1 bulan setelah periode
e. Bagi bank yang tidak meng­
laporan jika tidak diaudit/
umumkan pada situs web bank
ditelaah.
dan/atau tidak menyampaikan
2)
Laporan Keuangan dan laporan secara lengkap
Informasi Kinerja - Tahunan dikenakan sanksi administratif
dan Laporan Informasi Fakta berupa teguran tertulis.
Material f. POJK ini mulai berlaku sejak
a) Cakupan informasi posisi data tanggal 1 Juli
memenuhi ketentuan 2020, sehingga kewajiban
di Perbankan dan Pasar penyusunan, pengumuman,
Modal. dan penyampaian Laporan
b) Batas waktu publikasi Publikasi pertama kali dilakukan
dan penyampaian ke sesuai POJK ini untuk:
OJK adalah mengikuti

174 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

Nama Laporan Sejak Posisi 15. Perubahan atas POJK


Data No. 32/POJK.03/2018
Laporan Informasi 1 Juli 2020 tentang Batas
atau Fakta Material Maksimum Pemberian
Laporan 31 Juli 2020 Kredit dan Penyediaan
periode Bulanan
Dana Besar Bagi Bank
Laporan 30 September
Umum
periode Triwulanan 2020
Laporan periode 31 Desember
Tahunan 2020 Dalam rangka mengurangi
potensi kegagalan usaha bank
g. POJK juga mencabut Pedoman sebagai akibat dari konsentrasi
Akuntansi Perbankan Indonesia penyediaan dana, diperlukan
(PAPI) dalam SE Bank Indonesia penyempurnaan ketentuan sesuai
Nomor 11/4/DPNP dan Nomor standar internasional, antara lain
11/33/DPNP sejak 1 Januari pengaturan mengenai Prime
2020, dengan berlakunya PSAK Bank, central counterparty, dan
71. pelaporan.

Rekam Jejak Peraturan Pokok-Pokok Ketentuan


a. Penghapusan pengecualian
POJK Nomor 37/POJK.03/2019
BMPK atas penempatan pada
mencabut POJK No. 6/
POJK.03/2015 tentang
Prime Bank.
Transparansi dan Publikasi b. Penyesuaian pengaturan terkait
Laporan Bank sebagaimana pengecualian perhitungan
telah diubah dengan POJK BMPK menjadi:
No. 32/POJK.03/2016 tentang
Perubahan Atas POJK No. 1) Bagian penyediaan dana
6/POJK.03/2015 tentang yang dapat dikecualikan
Transparansi dan Publikasi dari perhitungan BMPK
Laporan Bank yaitu penyediaan dana yang
memperoleh jaminan dari
informasi diperoleh dari pemerintah pusat Republik
Indonesia.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 175


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

2)
Bagian penyediaan dana peminjam yang memperoleh
yang dijamin dengan Standby jaminan dari Prime Bank
letter of Credit (SBLC) yang selain pihak terkait yang
diterbitkan oleh Prime Bank sedang berjalan dan sudah
yang merupakan pihak ada sebelum berlakunya
terkait bank dikecualikan dari POJK ini dapat tetap
perhitungan BMPK paling dilanjutkan hingga jatuh
tinggi 90% dari total modal tempo.
bank sepanjang memenuhi
2)
Dalam hal penyediaan
persyaratan tertentu.
dana berupa penempatan
c. Penambahan pengaturan ter­ pada setiap Prime Bank
kait: dan penyediaan dana
1)
Tata cara perhitungan kepada peminjam yang
eksposur ke central counter­ memperoleh jaminan dari
party sesuai standar Basel Prime Bank selain pihak
terkait kerangka large terkait tidak memiliki jatuh
exposures. tempo, pengecualian BMPK
tetap berlaku paling lambat
2) Cakupan pengisian laporan
sampai dengan 18 bulan
mengenai penyediaan
sejak POJK ini berlaku.
dana kepada 20 peminjam
selain pihak terkait yang
Rekam Jejak Peraturan
memperoleh jumlah
penyediaan dana terbesar.
POJK Nomor 38/POJK.03/2019
d. Penambahan ketentuan per­ mengubah POJK No. 32/
alihan yaitu: POJK.03/2018 - Batas
Maksimum Pemberian Kredit
1) Pengecualian BMPK ter­
dan Penyediaan Dana Besar
hadap penyediaan dana Bagi Bank Umum
berupa penempatan pada
setiap Prime Bank dan
informasi diperoleh dari
penyediaan dana kepada

176 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

16. Penerapan Strategi Anti b. Penerapan strategi anti Fraud


Fraud Bagi Bank Umum paling sedikit memuat 4 (empat)
pilar yang terdiri atas pencegahan;
Dalam rangka meningkatkan deteksi; investigasi, pelaporan,
akurasi data serta percepatan dan sanksi; serta pemantauan,
penyampaian pelaporan terkait evaluasi, dan tindak lanjut.
penerapan strategi anti Fraud di c.
Untuk mengendalikan risiko
bank, diperlukan penyempurnaan terjadinya Fraud, bank wajib
format laporan penerapan menerapkan manajemen risiko
strategi anti Fraud serta tata cara sesuai dengan ketentuan, yaitu
penyampaian laporan bank kepada paling sedikit memuat penguatan
OJK, sehingga dapat memberikan terhadap aspek:
nilai tambah. Untuk itu, ketentuan 1) pengawasan aktif Direksi dan
mengenai penerapan strategi anti Dewan Komisaris;
Fraud perlu disempurnakan dalam 2) kebijakan dan prosedur;
suatu POJK. 3) struktur organisasi dan per­
tanggungjawaban;
Pokok-Pokok Ketentuan 4) pengendalian dan pe­ mantau­
a. Jenis perbuatan yang tergolong an.
Fraud terdiri atas: 5) Bank wajib menyampaikan
1) kecurangan; kepada Otoritas Jasa
2) penipuan; Keuangan:
3) penggelapan aset; a) strategi anti Fraud sesuai
4) pembocoran informasi; format dalam POJK
5) tindak pidana perbankan; (Lampiran I); dan
dan b) laporan dan/atau koreksi
6) tindakan lain yang dapat laporan penerapan strategi
dipersamakan dengan Fraud anti Fraud secara daring
sesuai dengan ketentuan (online) melalui aplikasi
peraturan perundang- pelaporan online OJK
undangan. (APOLO), yang terdiri atas:

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 177


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

• laporan penerapan pada tingkat yang memadai


strategi anti Fraud antara lain dengan menjaga
semesteran paling kualitas aset dan melakukan
lambat pada tanggal penghitungan PPKA. POJK ini
15 bulan berikutnya merupakan penyempurnaan dari
setelah akhir bulan Peraturan Bank Indonesia Nomor
laporan; dan 14/15/PBI/2012 tentang Penilaian
• laporan Fraud ber­ Kualitas Aset Bank Umum.
dampak signifikan
paling lambat 3 (tiga) Pokok-Pokok Ketentuan
hari kerja setelah bank a. Perubahan threshold batasan
mengetahui terjadinya nominal untuk kredit dan
Fraud. penyediaan dana yang dinilai
hanya berdasarkan ketepatan
pembayaran pokok dan/atau
Rekam Jejak Peraturan
bunga.
b. Perubahan batasan jumlah aset
POJK Nomor 39/POJK.03/2019 produktif dalam menentukan
mencabut PBI No. 13/28/ kategori penilai agunan sebagai
DPNP/2011 - Penerapan pengurang dalam perhitungan
Strategi Anti Fraud Bagi Bank PPKA.
Umum c. Tambahan persyaratan
terhadap kualitas surat berharga
informasi diperoleh dari
yang untuk ditetapkan lancar,
berupa aktif diperdagangkan di
bursa efek di negara lain yang
termasuk dalam bursa utama.
17. Penilaian Kualitas Aset
d. Pengaturan tambahan
Bank Umum
mengenai kualitas aset dari efek
Untuk memelihara kelangsung­ bersifat utang dan/atau sukuk
an usahanya, bank perlu me­ yang dilakukan tanpa melalui
ngelola eksposur risiko kredit penawaran umum.

178 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

e. Pengaturan AYDA mengikuti 18. Penggabungan,


standar akuntansi keuangan. Peleburan,
f. Eksekusi pengambilalihan Pengambilalihan,
AYDA hanya dapat dilakukan jika Integrasi, dan Konversi
kredit telah berkualitas macet. Bank Umum
g. Penghapusan pengaturan
Seiring dengan semakin dinamis
terkait hapus tagih, dengan
dan kompleks tantangan
pertimbangan relevansi dan
Perbankan ke depan, diperlukan
standar akuntansi keuangan
penguatan bank antara lain
sebagai acuan.
dengan mendorong bank
h. Laporan restrukturisasi dilapor­
melakukan konsolidasi melalui
kan melalui sistem pelaporan
penggabungan, peleburan,
Otoritas Jasa Keuangan, dan
pengambilalihan, dan integrasi
sanksi pelaporan mengacu pada
dengan Bank lain guna
POJK No.12/POJK.03/2019
meningkatkan daya saing. POJK
tentang Pelaporan Bank Umum
ini merupakan penyempurnaan
melalui Sistem Pelaporan
atas SK DIR Nomor 32.51/KEP/
Otoritas Jasa Keuangan.
DIR tanggal 14 Mei 1999 yang
i. POJK ini berlaku sejak tanggal 1
sudah tidak relevan dan perlu
Januari 2020.
dilakukan penyelarasan dengan
peraturan perundang-undangan
terkait (UU PT, UU Larangan
Rekam Jejak Peraturan Praktek Monopoli, serta POJK
mengenai penggabungan usaha
POJK Nomor 40/POJK.03/2019 atau peleburan usaha perusahaan
mencabut PBI No. 14/15/ terbuka dan pengambilalihan
PBI/2012 tentang Penilaian perusahaan terbuka).
Kualitas Aset Bank Umum dan

Pokok-Pokok Ketentuan

informasi diperoleh dari


a.
Ketentuan umum, mengatur
prinsip pelaksanaan peng­

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 179


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

gabungan, peleburan, peng­ 19. Stimulus Perekonomian


ambilalihan, integrasi, dan Nasional sebagai
konversi bank umum. Kebijakan
b. Persyaratan dan tata cara Countercyclical
penggabungan atau peleburan. Dampak Penyebaran
c. Persyaratan dan tata cara Coronavirus Disease
pengambilalihan. 2019
d. Persyaratan dan tata cara
Perkembangan penyebaran
integrasi.
coronavirus disease 2019
e. Persyaratan dan tata cara
(COVID-19) berdampak secara
konversi.
langsung ataupun tidak langsung
f. Pengenaan sanksi administratif.
terhadap kinerja dan kapasitas
debitur termasuk debitur usaha
mikro, kecil, dan menengah
Rekam Jejak Peraturan
(UMKM), sehingga berpotensi
mengganggu kinerja perbankan
POJK Nomor 41/POJK.03/2019 dan stabilitas sistem keuangan
mencabut SK Dir No. 32/50/ yang dapat memengaruhi
KEP/DIR tentang Persyaratan pertumbuhan ekonomi. Oleh
dan Tata Cara Pembelian karena itu, untuk mendorong
Saham Bank Umum dan SK
optimalisasi fungsi intermediasi
Dir No. 32/51/KEP/DIR tentang
Persyaratan dan Tata Cara perbankan, menjaga stabilitas
Merger, Konsolidasi dan Akuisisi sistem keuangan, dan mendukung
Bank Umum pertumbuhan ekonomi diperlukan
kebijakan stimulus perekonomian
sebagai countercyclical dampak
informasi diperoleh dari penyebaran COVID-19.

Pokok-Pokok Ketentuan
a. POJK ini berlaku bagi BUK, BUS,
UUS, BPR, dan BPRS.

180 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

b.
Bank dapat menerapkan 2) Peningkatan kualitas kredit/
kebijakan yang mendukung pembiayaan menjadi lancar
stimulus pertumbuhan ekonomi setelah direstrukturisasi
untuk debitur yang terkena selama masa berlakunya
dampak penyebaran COVID-19 POJK. Ketentuan
termasuk debitur UMKM, restrukturisasi ini dapat
dengan tetap memperhatikan diterapkan Bank tanpa
prinsip kehati-hatian. melihat batasan plafon
c. Debitur yang terkena dampak kredit/pembiayaan 
atau
penyebaran COVID-19 termasuk jenis debitur.
debitur UMKM adalah debitur e.
Cara restrukturisasi kredit/
yang mengalami kesulitan pembiayaan dilakukan
untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam
pada Bank karena debitur peraturan OJK mengenai
atau usaha debitur terdampak penilaian kualitas aset, antara
dari penyebaran COVID-19 lain dengan cara:
baik secara langsung ataupun
1) penurunan suku bunga;
tidak langsung pada sektor
2) perpanjangan jangka waktu;
ekonomi antara lain pariwisata,
3) pengurangan tunggakan
transportasi, perhotelan,
pokok;
perdagangan, pengolahan,
4) pengurangan tunggakan
pertanian, dan pertambangan.
bunga;
d.
Kebijakan stimulus dimaksud 5) penambahanfasilitaskredit/
terdiri dari: pembiayaan;dan/atau
1) Penilaian kualitas kredit/ 6) konversi kredit/pembiayaan
pembiayaan/penyediaan menjadi Penyertaan Modal
dana lain hanya berdasarkan Sementara.
ketepatan pembayaran f. Bank dapat memberikan kredit/
pokok dan/atau bunga pembiayaan/penyediaan
untuk kredit/pembiayaan/ dana lain yang baru kepada
penyediaan dana lain dengan debitur yang telah memperoleh
plafon s.d Rp10 miliar; dan perlakuan khusus sesuai POJK

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 181


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

ini dengan penetapan kualitas saing industri perbankan sehingga


kredit/pembiayaan/penyediaan mendukung stabilitas dan
dana lain tersebut dilakukan pertumbuhan ekonomi nasional,
secara terpisah dengan kualitas serta sebagai upaya untuk
kredit/pembiayaan/penyediaan mendorong industri perbankan
dana lain sebelumnya. mencapai level yang lebih efisien
menuju skala ekonomi yang lebih
g.
Bank menyampaikan laporan
tinggi, sehingga bank tidak hanya
berkala atas penerapan POJK
tangguh di lingkup domestik,
ini untuk monitoring Pengawas
namun juga kompetitif di lingkup
sejak posisi data akhir bulan
regional dan global.
April 2020.

h.
Ketentuan ini berlaku sejak Pokok-Pokok Ketentuan
diundangkan sampai dengan
a. Konsolidasi Bank Umum
tanggal 31 Maret 2021.
PSP bank dapat memiliki 1
(satu) Bank, atau beberapa
Rekam Jejak Peraturan bank dengan memenuhi skema
konsolidasi bank, melalui:

Peraturan Baru Otoritas Jasa 1) Penggabungan, peleburan,


Keuangan atau integrasi;
2) Pengambilalihan yang diikuti
dengan penggabungan,
informasi diperoleh dari
peleburan, atau integrasi;
3) Pembentukan Kelompok
Usaha Bank (KUB) terhadap
20. Konsolidasi Bank bank yang telah dimiliki;
Umum 4) Pembentukan KUB karena
pemisahan UUS; atau
Konsolidasi Bank Umum merupa­
5) Pembentukan KUB karena
kan suatu upaya penguatan
pengambilalihan.
struktur, ketahanan dan daya

182 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

b. Pemenuhan modal inti minimum menjadi Perusahaan Induk


bank umum dan CEMA atau kegiatan usaha bank
minimum dari kantor cabang yang menjadi pelaksana
dari bank yang berkedudukan di Perusahaan Induk, dengan
luar negeri (KCBLN). persetujuan OJK,
3) Pengaturan batasan
Modal inti minimum dan
penyertaan modal bank milik
CEMA minimum wajib di­
pemerintah daerah kepada
pe­ nuhi paling sedikit
BUS hasil Pemisahan UUS
Rp.3.000.000.000.000,00 (tiga
dikecualikan dari ketentuan
triliun rupiah) paling lambat 31
mengenai batas­an penyerta­
Desember 2022.
an modal sebagai­ mana
c. Pembentukan KUB. dalam POJK mengenai
d. Pemenuhan Modal Inti Minimum kegiatan usaha dan jaringan
bagi bank dalam skema kantor berdasarkan modal
konsolidasi dan bank milik inti bank.
pemerintah daerah.

e. Pengaturan lainnya, antara lain: Rekam Jejak Peraturan

1) Pihak-pihak yang mendapat­


kan pengecualian ketentuan
POJK Nomor 12/POJK.03/2020
sebagaimana dalam Per­ mencabut PBI No. 7/15/
aturan Otoritas Jasa PBI/2005 - Jumlah Modal Inti
Keuangan mengenai ke­ Minimum Bank Umum dan PBI
pemilikan saham bank No. 9/16/PBI/2007 - Perubahan
umum, Atas Peraturan Bank Indonesia
Nomor 7/15/PBI/2005 tentang
2) Bank yang memenuhi skema
Jumlah Modal Inti Minimum
konsolidasi bank dengan Bank Umum
tergabung dalam KUB
dapat menjalankan kegiatan
usaha yang sama dengan informasi diperoleh dari
kegiatan usaha bank yang

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 183


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

21. Penerapan Manajemen mengimplementasikan rencana


Risiko dalam tindak (action plan) yang telah
Penggunaan Teknologi disampaikan kepada OJK
Informasi oleh Bank sesuai dengan POJK MRTI.
Umum e. Kewajiban Bank untuk
memastikan data yang
POJK ini diterbitkan dalam rangka
digunakan dalam sistem
mendukung penggunaan Sistem
elektronik yang ditempatkan
Elektronik yang terintegrasi
di luar wilayah Indonesia tidak
agar bank dapat meningkatkan
digunakan untuk tujuan selain
efektivitas dan efisiensi
kriteria yang sudah diatur.
operasional serta memberikan
Pelanggaran atas kewajiban
layanan perbankan yang lebih baik
ini dapat dikenai sanksi
kepada nasabah.
administratif.
f. Pencabutan Surat Edaran
Pokok-Pokok Ketentuan
Bank Indonesia No.9/30/DPNP
a. Penghapusan pembatasan tanggal 12 Desember 2007
penggunaan data dalam sistem tentang Penerapan Manajemen
elektronik yang ditempatkan di Risiko dalam Penggunaan
luar wilayah Indonesia. Teknologi Informasi oleh Bank
b. Penambahan 1 (satu) kriteria Umum (SEBI MRTI).
sistem elektronik yang dapat
ditempatkan di luar wilayah
Indonesia, yaitu sistem Rekam Jejak Peraturan

elektronik dalam rangka


POJK Nomor 13/POJK.03/2020
pelayanan kepada nasabah mengubah POJK No. 38/
global. POJK.03/2016 tentang
c. Kewenangan OJK meminta Penerapan Manajemen Risiko
Bank untuk menempatkan dalam Penggunaan Teknologi
Informasi oleh Bank Umum
sistem elektronik di wilayah
Indonesia. informasi diperoleh dari
d. Kewajiban Bank untuk tetap

184 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

22. Perintah Tertulis Pokok-Pokok Ketentuan


untuk Penanganan a. Ruang lingkup pengaturan
Permasalahan Bank berlaku bagi Bank yaitu bank
Tindak lanjut Pasal 23 ayat (2) umum konvensional (BUK),
Peraturan Pemerintah Pengganti bank umum syariah (BUS), bank
Undang-Undang Nomor 1 Tahun perkreditan rakyat (BPR), bank
2020 tentang Kebijakan Keuangan pembiayaan rakyat syariah
Negara dan Stabilitas Sistem (BPRS), dan kantor cabang dari
Keuangan untuk Penanganan bank yang berkedudukan di
Pandemi Corona Virus Disease luar negeri.
2019 (COVID-19) dan/atau b. Kewenangan OJK memberikan
Dalam Rangka Menghadapi Perintah Tertulis kepada Bank
Ancaman yang Membahayakan untuk:
Perekonomian Nasional dan/ 1) melakukan penggabungan,
atau Stabilitas Sistem Keuangan, peleburan, pengambilalihan,
yang memberikan kewenangan dan/atau integrasi; dan/atau
kepada OJK untuk memberikan 2) menerima penggabungan,
Perintah Tertulis kepada Bank peleburan, pengambilalihan,
melakukan penggabungan, dan/atau integrasi.
peleburan, pengambilalihan, dan/ c.
Perintah Tertulis diberikan
atau integrasi, maupun menerima kepada Bank yang memenuhi
penggabungan, peleburan, kriteria berdasarkan penilaian
pengambilalihan, dan/atau OJK.
integrasi, yang bertujuan untuk: d. Kewajiban kepada Bank yang
a. menjaga stabilitas sistem diberikan Perintah Tertulis
keuangan ditengah-tengah untuk menyusun rencana
kondisi terjadinya pandemi tindak, serta melaksanakan dan
Corona Virus Disease 2019 menjaga kelancaran proses
(COVID-19); dan/atau penggabungan, peleburan,
b. menghadapi ancaman krisis pengambilalihan, dan/atau
ekonomi dan/atau stabilitas integrasi sesuai dengan
sistem keuangan. rencana tindak.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 185


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

e. Dalam melaksanakan Perintah


Rekam Jejak Peraturan
Tertulis oleh Bank untuk
melakukan maupun menerima
penggabungan, peleburan, Peraturan Baru Otoritas Jasa
pengambilalihan, dan/atau Keuangan
integrasi:
1) terdapat beberapa penye­
informasi diperoleh dari
suai­an terhadap proses
penggabungan, peleburan,
pengambilalihan, dan/atau
integrasi. 23. Kebijakan bagi Bank
2) bagi BUK atau BUS, Perkreditan Rakyat dan
berdasarkan persetujuan Bank Pembiayaan Rakyat
OJK dapat dikecualikan Syariah Sebagai Dampak
dari ketentuan mengenai Penyebaran Coronavirus
kepemilikan tunggal pada Disease 2019
perbankan Indonesia, Perkembangan penyebaran
kepemilikan saham bank COVID-19 di wilayah Indonesia
umum, dan/atau batas berdampak cukup signifikan
waktu pemenuhan modal terhadap kinerja BPR dan BPRS,
inti minimum. sehingga peningkatan potensi
3) bagi BPR atau BPRS, risiko kredit dan pelemahan arus
jaringan kantor tetap dapat kas masuk dapat mengganggu
dipertahankan sesuai kinerja BPR dan BPRS, serta
dengan wilayah jaringan dapat memengaruhi pertumbuhan
kantor BPR atau BPRS yang industri BPR dan BPRS. Oleh
telah berdiri. karena itu, untuk mendorong
optimalisasi kinerja industri BPR
dan BPRS, perlu diambil kebijakan
terhadap ketentuan BPR dan BPRS
sebagai tanggapan atas dampak

186 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Resume POJK Perbankan Bab
yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020 04

penyebaran COVID-19 dengan perhitungan persentase dari


tetap memperhatikan prinsip nilai AYDA sebagai faktor
kehati-hatian. pengurang modal inti dalam
perhitungan KPMM BPR dan
BPRS pada posisi laporan
Pokok-Pokok Ketentuan
bulan Maret 2020;
a. BPR dan BPRS dapat me­
3) Penyediaan dana dalam
nerapkan kebijakan terhadap
bentuk penempatan
ketentuan BPR dan BPRS
dana antar bank pada
sebagai tanggapan atas
BPR atau BPRS lain
dampak penyebaran COVID-19.
untuk penanggulangan
Kebijakan dimaksud terdiri dari:
permasalahan likuiditas
1) Penyisihan Penghapusan pada BPR atau BPRS lain
Aset Produktif (PPAP) umum dikecualikan dari ketentuan
untuk aset produktif dengan Batas Maksimum Pemberian
kualitas lancar dapat Kredit (BMPK) atau Batas
dibentuk sebesar 0% (nol Maksimum Penyaluran Dana
persen) atau kurang dari (BMPD). Penempatan dana
0,5% (nol koma lima persen) antar bank tersebut dapat
dari aset produktif dengan dilakukan kepada seluruh
kualitas lancar sebagaimana BPR pihak terkait dan tidak
diatur dalam POJK terkait paling banyak 30%
Kualitas Aset Produktif dan (tiga puluh persen) dari
Pembentukan Penyisihan modal BPR dan BPRS; dan/
Penghapusan Aset Produktif atau
BPR; 4) Penyediaan dana pendidikan
2) Persentase nilai Agunan dan pelatihan untuk
Yang Diambil Alih (AYDA) pengembangan sumber
sebagai faktor pengurang daya manusia (SDM) tahun
modal inti dalam 2020 dapat disediakan
perhitungan KPMM BPR sebesar kurang dari 5% (lima
dan BPRS menggunakan persen) dari realisasi biaya

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 187


Bab Resume POJK Perbankan
04 yang Diterbitkan dari Tahun
2019 - Juni 2020

SDM tahun sebelumnya. pada bulan berikutnya setelah


b. BPR dan BPRS melakukan penyediaan dana.
dokumentasi dan administrasi
d.
Penerapan kebijakan bagi
atas masing-masing kebijakan
BPR dan BPRS terkait PPAP
yang diterapkan.
dan AYDA berlaku surut sejak
c. Bagi BPR dan BPRS yang tanggal 1 April 2020.
menerapkan kebijakan
e. Ketentuan ini berlaku sejak
penyedia­an dana dalam bentuk
diundangkan sampai dengan
penempatan dana antar
tanggal 31 Maret 2021.
bank pada BPR atau BPRS
lain untuk penanggulangan
permasalahan likuiditas pada Rekam Jejak Peraturan

BPR atau BPRS lain, BPR dan


BPRS menyampaikan laporan
Peraturan Baru Otoritas Jasa
penyediaan dana dalam bentuk Keuangan
penempatan dana antar
bank untuk penanggulangan
permasalahan likuiditas paling informasi diperoleh dari

lambat tanggal 10 (sepuluh)

188 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

Lampiran

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 189


Lampiran

Daftar Ketentuan Bidang Perbankan


Yang Masih Berlaku
Sampai Dengan Juni 2020
TOPIK NOMOR KETENTUAN *)

B.1. Ketentuan Kelembagaan


1 − Pendirian Bank Umum − POJK No. 17/POJK.03/2018 tanggal 15
− Kepemilikan Bank Umum Agustus 2018 tentang Perubahan atas
− Kepengurusan Bank Umum Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
− Pembukaan Kantor Cabang Nomor 6/POJK.03/2016 tentang
Bank Umum Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
− Penutupan Kantor Cabang berdasarkan Modal Inti Bank
Bank Umum − POJK No.6/POJK.03/2016 tentang
− Pembukaan Unit Usaha Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
Syariah Berdasarkan Modal Inti Bank
− PBI No.15/14/PBI/2013 tanggal 24
Desember 2013 perihal Perubahan
Atas PBI No.11/10/PBI/2009 tentang
Unit Usaha Syariah.
− PBI No.14/8/PBI/2012 tanggal 13 Juli
2012 tentang Kepemilikan Saham
Bank Umum
− PBI No.13/27/PBI/2011 tanggal 28
Desember 2011 tentang Perubahan
atas PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
Januari 2009 tentang Bank Umum.
− PBI No.11/10/PBI/2009 tanggal 19
Maret 2009 tentang Unit Usaha
Syariah.
− PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
Januari 2009 tentang Bank Umum

190 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


2 − Pendirian Bank Umum Syariah − PBI No.15/13/PBI/2013 tanggal 24
− Kepemilikan Bank Umum Desember 2013 perihal Perubahan
Syariah Atas PBI No.11/3/PBI/2009 tentang
− Kepengurusan Bank Umum Bank Umum Syariah. (turut mencabut
Syariah Pasal 26 ayat (1) PBI No.14/6/PBI/2012)
− Pembukaan Kantor Cabang − PBI No.11/3/PBI/2009 tanggal 29
BUS Januari 2009 tentang Bank Umum
− Penutupan Kantor Cabang Syariah
Bank Umum Syariah
3 − Pendirian Bank Perkreditan − POJK No.44/POJK.03/2015 tanggal
Rakyat 29 Desember 2015 tentang Sertifikasi
− Kepemilikan BPR Kompetensi Bagi Anggota Direksi
− Kepengurusan dan SDM BPR dan Anggota Dewan Komisaris
− Pembukaan Kantor Cabang Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
BPR Pembiayaan Rakyat Syariah
− Penutupan Kantor Cabang − POJK No.20/POJK.03/2014 tanggal
BPR 21 November 2014 tentang Bank
Perkreditan Rakyat
4 − Pendirian Bank Pembiayaan − POJK No.44/POJK.03/2015 tanggal
Rakyat Syariah (BPRS) 29 Desember 2015 tentang Sertifikasi
− Kepemilikan BPRS Kompetensi Bagi Anggota Direksi
− Kepengurusan dan SDM dan Anggota Dewan Komisaris
BPRS Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
− Pembukaan Kantor Cabang Pembiayaan Rakyat Syariah
BPRS − POJK 3/POJK.03/2016 tanggal
− Penutupan Kantor Cabang 27 Januari 2016 tentang Bank
BPRS Pembiayaan Rakyat Syariah.
5 Kepemilikan Tunggal pada − POJK No. 39/POJK.03/2017 tanggal
Perbankan Indonesia 12 Juli 2017 tentang Kepemilikan
Tunggal pada Perbankan Indonesia
6 Kepemilikan Saham Bank Umum − POJK No.56/POJK.03/2016 tanggal 9
Desember 2016 tentang Kepemilikan
Saham Bank Umum
− POJK No. 41/POJK.03/2019
tanggal 23 Desember 2019
tentang Penggabungan, Peleburan,
Pengambilalihan, Integrasi dan
Konversi Bank Umum

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 191


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


7 Penilaian Kemampuan dan − POJK No. 34/POJK.03/2018 tanggal
Kepatutan pada Pihak Utama 27 Desember 2018 tentang Penilaian
Lembaga Jasa Keuangan Kembali bagi Pihak Utama Lembaga
Jasa Keuangan
− POJK No.27/POJK.03/2016 tanggal
27 Juli 2016 tentang Penilaian
Kemampuan dan Kepatutan
Bagi Pihak Utama Lembaga Jasa
Keuangan
− PBI No.15/13/PBI/2013 tanggal 24
Desember 2013 perihal Perubahan
Atas PBI No.11/3/PBI/2009 tentang
Bank Umum Syariah (turut mencabut
Pasal 26 ayat (1) PBI No.14/6/PBI/2012)
8 Merger, Konsolidasi, dan Akuisisi − POJK No. 41/POJK.03/2019
Bank Umum tanggal 23 Desember 2019
tentang Penggabungan, Peleburan,
Pengambilalihan, Integrasi dan
Konversi Bank Umum
− POJK No. 12/POJK.03/2020 tanggal
16 Maret 2020 tentang Konsolidasi
Bank Umum
9 Penggabungan Peleburan POJK No. 21/POJK.03/2019 tanggal 13
dan Pengambilalihan Bank September 2019 tentang Penggabungan
Perkreditan Rakyat dan Bank Peleburan dan Pengambilalihan
Pembiayaan Rakyat Syariah Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
10 Perubahan Izin Usaha Bank PBI No.10/9/PBI/2008 tanggal 22
Umum menjadi Izin Usaha BPR Februari 2008 tentang Perubahan Izin
dalam rangka Konsolidasi Usaha Bank Umum menjadi Izin Usaha
BPR dalam rangka Konsolidasi.

192 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


11 Insentif Dalam Rangka − PBI No.9/12/PBI/2007 tanggal 21
Konsolidasi Perbankan September 2007 tentang Perubahan
atas PBI No.8/17/PBI/2006 tentang
Insentif dalam Rangka Konsolidasi
Perbankan.
− PBI No.8/17/PBI/2006 tentang Insentif
dalam Rangka Konsolidasi Perbankan
− POJK No. 12/POJK.03/2020 tanggal
16 Maret 2020 tentang Konsolidasi
Bank Umum
12 Pembukaan Kantor Cabang − POJK No.55/POJK.03/2016 tanggal
Bank Asing dan Kantor 9 Desember 2016 tentang Penerapan
Perwakilan Bank Asing Tata Kelola Bagi Bank Umum
− SK DIR No.32/37/KEP/DIR tanggal 12
Mei 1999 tentang Persyaratan dan
Tatacara Pembukaan KC,KCP dan
KPW dari Bank yang berkedudukan di
Luar Negeri
13 Perubahan Nama dan/atau Logo − PBI No.13/27/PBI/2011 tanggal 28
Bank Desember 2011 tentang Perubahan
atas PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
Januari 2009 tentang Bank Umum.
− PBI No.11/3/PBI/2009 tanggal 29
Januari 2009 tentang Bank Umum
Syariah.
− PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
Januari 2009 tentang Bank Umum.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 193


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


14 − Likuidasi Bank Umum − PBI No.13/27/PBI/2011 tanggal 28
− Pencabutan Izin Usaha Kantor Desember 2011 tentang Perubahan
Cabang dari Bank yang atas PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
berkedudukan di luar negeri Januari 2009 tentang Bank Umum.
− Pencabutan Izin Usaha atas − PBI No.11/1/PBI/2009 tanggal 27
Permintaan Pemegang Januari 2009 tentang Bank Umum
Saham (Self Liquidation) Bank − SK DIR No.32/53/KEP/DIR tentang
Umum Tata cara Pencabutan Izin Usaha,
Pembubaran dan Likuidasi Bank
Umum.
− PP No.25 tahun 1999 tanggal 3 Mei
1999 tentang Pencabutan Izin Usaha,
Pembubaran dan Likuidasi Bank.
15 − Likuidasi dan cabut izin usaha − PBI No.13/6/PBI/2011 tanggal
BPR 24 Januari 2011 tentang Tindak
Lanjut Penanganan Terhadap Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Dalam
Status Pengawasan Khusus
− PBI No.11/20/PBI/2009 tanggal
4 Juni 2009 tentang Tindak
lanjut Penanganan Terhadap
Bank Perkreditan Rakyat Dalam
Pengawasan Khusus
− SK DIR No.32/54/KEP/DIR tanggal
14 Mei 1999 tentang Tata cara
Pencabutan Izin Usaha, Pembubaran
dan Likuidasi BPR
16 Perubahan Kegiatan Usaha Bank − POJK No.64/POJK.03/2016 tentang
Konvensional menjadi Bank Perubahan Kegiatan Usaha Bank
Syariah Konvensional menjadi Bank Syariah

194 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


17 Pengembangan Sumber Daya - POJK No.47/POJK.03/2017 tanggal
Manusia 12 Juli 2017 tentang Kewajiban
Penyediaan Dana Pendidikan dan
Pelatihan Untuk Pengembangan
Sumber Daya Manusia Bank
Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
- SK Dir No.31/310/KEP/DIR/1999
tentang Penyediaan Dana Untuk
Pengembangan Sumber Daya
Manusia Bank Umum
18 Transformasi Badan Kredit Desa POJK No.10/POJK.03/2016 tanggal
menjadi BPR 2 Februari 2016 tentang Pemenuhan
Ketentuan Bank Perkreditan Rakyat
dan Transformasi Badan Kredit Desa
yang Diberikan Status Sebagai Bank
Perkreditan Rakyat
19 Transformasi Lembaga POJK No. 62/POJK.03/2016 tanggal 28
Keuangan Mikro menjadi BPR Desember 2016 tentang Transformasi
dan Lembaga Keuangan Mikro Lembaga Keuangan Mikro Konvensional
Syariah menjadi BPRS Menjadi Bank Perkreditan Rakyat dan
Lembaga Keuangan Mikro Syariah
Menjadi Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah

B.2. Ketentuan Kegiatan Usaha, Penunjang, dan Layanan Bank


1 Kegiatan Usaha dan Jaringan − POJK No. 17/POJK.03/2018 tanggal 15
Kantor Berdasarkan Modal Inti Agustus 2018 tentang Perubahan atas
Bank Umum Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 6/POJK.03/2016 tentang
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
berdasarkan Modal Inti Bank
− POJK No.6/POJK.03/2016 tanggal 27
Januari 2016 tentang Kegiatan Usaha
dan Jaringan Kantor Berdasarkan
Modal Inti Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 195


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


2 Kegiatan Usaha dan Wilayah POJK No.12/POJK.03/2016 tanggal 17
Jaringan Kantor BPR Februari 2016 tentang Kegiatan Usaha
berdasarkan Modal Inti dan Wilayah Jaringan Kantor BPR
berdasarkan Modal Inti
3 Transaksi Derivatif − PBI No.10/38/PBI/2008 tanggal 16
Desember 2008 tentang Perubahan
atas PBI No.7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005 tentang Transaksi
Derivatif
− PBI No.7/31/PBI/2005 tanggal 13
September 2005 tentang Transaksi
Derivatif.
4 Sertifikat Deposito POJK No.10/POJK.03/2015 tanggal
tentang Penerbitan Sertifikat Deposito
oleh Bank
5 Layanan Keuangan Tanpa Kantor POJK No.19/POJK.03/2014 tentang
Dalam Rangka Keuangan Inklusif Layanan Keuangan Tanpa Kantor Dalam
(Laku Pandai) Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai)
6 Restrukturisasi Kredit POJK No. 40/POJK.03/2019 tanggal
19 Desember 2019 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum
7 Kegiatan Usaha Bank berupa − POJK No.25/POJK.03/2016 tanggal
Penitipan dengan Pengelolaan 15 Juli 2016 tentang Perubahan
(Trust) atas POJK No.27/POJK.03/2015
tentang Kegiatan Usaha Bank berupa
Penitipan dengan Pengelolaan (Trust)
− POJK Nomor 27/POJK.03/2015
tanggal 11 Desember 2015 tentang
Kegiatan Usaha Bank Berupa
Penitipan dengan Pengelolaan (Trust).
8 Pedoman Penyusunan POJK No. 42/POJK.03/2017 tanggal 12
Kebijaksanaan Perkreditan Bank Juli 2017 tentang Kewajiban Penyusunan
(PPKPB) dan Pelaksanaan Kebijakan Perkreditan
atau Pembiayaan Bank bagi Bank Umum

196 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


9 Standar Penyelenggaraan POJK No.75/POJK.03/2016 tanggal
Teknologi Informasi Bagi Bank 28 Desember 2016 tentang Standar
Perkreditan Rakyat dan Bank Penyelenggaraan Teknologi Informasi
Pembiayaan Rakyat Syariah Bagi Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
10 Produk dan Aktivitas Bank POJK Nomor 24/POJK.03/2015 tanggal
Syariah dan Unit Usaha Syariah 8 Desember 2015 tentang Produk dan
Aktivitas Bank Syariah dan Unit Usaha
Syariah.

11 Prinsip Syariah Dalam Kegiatan − PBI No.10/16/PBI/2008 tanggal 25


Penghimpunan Dana dan September 2008 tentang Perubahan
Penyaluran Jasa Bank Syariah atas PBI No.9/19/PBI/2007 tentang
Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam
Kegiatan Penghimpunan Dana dan
Penyaluran Dana serta Pelayanan
Jasa Bank Syariah
− PBI No.9/19/PBI/2007 tanggal 17
Desember 2007 tentang Pelaksanaan
Prinsip Syariah Dalam Kegiatan
Penghimpunan Dana dan Penyaluran
Dana Serta Pelayanan Jasa Bank
Syariah.
12 Kewajiban Pemenuhan Rasio POJK No. 50/POJK.03/2017 tanggal 13
Pendanaan Stabil Bersih (Net Juli 2017 tentang Kewajiban Pemenuhan
Stable Funding Ratio) Bagi Bank Rasio Pendanaan Stabil Bersih (Net
Umum Stable Funding Ratio) Bagi Bank Umum
13 Penyelenggaraan Layanan POJK No. 12/POJK.03/2018 tanggal 6
Perbankan Digital oleh Bank Agustus 2018 tentang Penyelenggaraan
Umum Layanan Perbankan Digital oleh Bank
Umum
14 Sinergi Perbankan Dalam POJK No. 28/POJK.03/2019 tanggal
Satu Kepemilikan Untuk 19 November 2019 tentang Sinergi
Pengembangan Perbankan Perbankan Dalam Satu Kepemilikan
Syariah Untuk Pengembangan Perbankan
Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 197


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)

B.3. Ketentuan Prinsip Kehati-hatian


1 Modal Inti Bank Umum − POJK No. 17/POJK.03/2018 tanggal 15
Agustus 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 6/POJK.03/2016 tentang
Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor
berdasarkan Modal Inti Bank
− POJK No.6/POJK.03/2016 tanggal 27
Januari 2016 tentang Kegiatan Usaha
dan Jaringan Kantor Berdasarkan
Modal Inti Bank
− PBI No.9/16/PBI/2007 tanggal 3
Desember 2007 tentang Perubahan
atas PBI No.7/15/PBI/2005 tentang
Jumlah Modal Inti Minimum Bank
Umum
− PBI No.7/15/PBI/2005 tentang Jumlah
Modal Inti Minimum Bank Umum.
2 Modal Inti BPR − POJK No.5/POJK.03/2015 tanggal
tentang Kewajiban Penyediaan
Penyediaan Modal Minimum dan
Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank
Perkreditan Rakyat
− PBI No.8/18/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank
Perkreditan Rakyat.
3 Kewajiban Penyediaan Modal − POJK No.34/POJK.03/2016 tanggal
Minimum (KPMM) Bank Umum 26 September 2016 tentang
Konvensional Perubahan atas POJK No.11/
POJK.03/2016 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum
− POJK No.11/POJK.03/2016 tanggal
2 Februari 2016 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum

198 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


4 Kewajiban Penyediaan Modal POJK No.21/POJK.03/2014 tanggal
Minimum (KPMM) Bank Umum 18 November 2014 tentang Kewajiban
Syariah dan Unit Usaha Syariah Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum Syariah.
5 Kewajiban Penyediaan Modal − POJK No.5/POJK.03/2015 tanggal
Minimum (KPMM) BPR tentang Kewajiban Penyediaan
Penyediaan Modal Minimum dan
Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank
Perkreditan Rakyat
− Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal
5 PBI No.8/18/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank
Perkreditan Rakyat.
6 Kewajiban Penyediaan Modal − POJK No.66/POJK.03/2016 tanggal
Minimum (KPMM) BPRS 28 Desember 2016 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum dan
Pemenuhan Modal Inti Minimum Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
− Pasal 2, Pasal 3, Pasal 4, dan Pasal
5 PBI No.8/22/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006 tentang Kewajiban
Penyediaan Modal Minimum Bank
Perkreditan Syariah Berdasarkan
Prinsip Syariah
7 Kewajiban Penyediaan POJK No.26/POJK.03/2015 tanggal
Penyediaan Modal Minimum tentang Kewajiban Penyediaan
Terintegrasi bagi Konglomerasi Penyediaan Modal Minimum Terintegrasi
Keuangan bagi Konglomerasi Keuangan
8 Penetapan Systemically − POJK No. 2/POJK.03/2018 tanggal 26
Important Bank dan Capital Maret 2018 tentang Penetapan Bank
Surcharge Sistemik dan Capital Surcharge

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 199


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


9 Batas Maksimum Pemberian POJK No. 15/POJK.03/2018 tanggal 15
Kredit (BMPK) atau Batas Agustus 2018 tentang Batas Maksimum
Maksimum Penyaluran Dana Pemberian Kredit (BMPK) atau Batas
(BMPD) Bank untuk Mendorong Maksimum Penyaluran Dana (BMPD)
Pertumbuhan Sektor Pariwisata Bank untuk Mendorong Pertumbuhan
dan Peningkatan Devisa Sektor Pariwisata dan Peningkatan
Devisa
10 Batas Maksimum Pemberian − POJK No. 38/POJK.03/2019 tanggal
Kredit (BMPK) Bank Umum dan 19 Desember 2019 tentang Perubahan
Penyediaan Dana Besar Bagi atas POJK No. 32/POJK.03/2018
Bank Umum tentang Batas Maksimum Pemberian
Kredit dan Penyediaan Dana Besar
Bagi Bank Umum
− POJK No. 32/POJK.03/2018 tanggal
26 Desember 2018 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit dan
Penyediaan Dana Besar Bagi Bank
Umum
− PBI No.8/13/PBI/2006 tanggal 5
Oktober 2006 tentang perubahan
atas PBI No.7/3/PBI/2005 tanggal
20 Januari 2005 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum
− PBI No.7/3/PBI/2005 tanggal
20 Januari 2005 tentang Batas
Maksimum Pemberian Kredit Bank
Umum.
11 Batas Maksimum Pemberian POJK No. 49/POJK.03/2017 tanggal
Kredit (BMPK) Bank Perkreditan 12 Juli 2017 tentang Batas Maksimum
Rakyat Pemberian Kredit Bank Perkreditan
Rakyat
12 Batas Maksimum Penyaluran PBI No.13/5/PBI/2011 tgl 24 Januari 2011
Dana Bank Pembiayaan Rakyat tentang Batas Maksimum Penyaluran
Syariah Dana Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

200 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


13 Pembatasan Pemberian Kredit − POJK No. 16/POJK.03/2018 tanggal
atau Pembiayaan oleh Bank 15 Agustus 2018 tentang Perubahan
Umum untuk Pengadaan Tanah atas Peraturan Otoritas Jasa
dan/atau Pengolahan Tanah Keuangan Nomor 44/POJK.03/2017
tentang Pembatasan Pemberian
Kredit atau Pembiayaan oleh Bank
Umum untuk Pengadaan Tanah dan/
atau Pengolahan Tanah
− POJK No. 44/POJK.03/2017 tanggal
12 Juli 2017 tentang Pembatasan
Pemberian Kredit atau Pembiayaan
oleh Bank Umum untuk Pengadaan
Tanah dan/atau Pengolahan Tanah
14 Kualitas Aset Bank Umum POJK No. 40/POJK.03/2019 tanggal
19 Desember 2019 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum
15 Penilaian Kualitas Aset Bank POJK No. 14/POJK.03/2018 tanggal 15
Umum untuk Mendorong Agustus 2018 tentang Penilaian Kualitas
Pertumbuhan Sektor Perumahan Aset Bank Umum untuk Mendorong
dan Peningkatan Devisa Pertumbuhan Sektor Perumahan dan
Peningkatan Devisa
16 Kualitas Aktiva Produktif BPR − POJK No. 33/POJK.03/2018 tanggal
27 Desember 2018 tentang Kualitas
Aset Produktif dan Pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif Bank Perkreditan Rakyat
17 Kualitas Aset Bank Umum − POJK No. 19/POJK.03/2018 tanggal
Syariah dan Unit Usaha Syariah 20 September 2018 tentang
Perubahan atas POJK Nomor 16/
POJK.03/2014 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
− POJK No.16/POJK.03/2014 tanggal
18 November 2014 tentang Penilaian
Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 201


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


18 Kualitas Aset Produktif dan POJK No. 29/POJK.03/2019
Pembentukan Penyisihan tanggal 29 November 2019
Penghapusan Aset Produktif tentang Kualitas Aset Produktif dan
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Pembentukan Penyisihan Penghapusan
Aset Produktif Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
19 Penyisihan Penghapusan Aktiva PBI No.14/15/PBI/2012 tentang Penilaian
Produktif (PPAP) Bank Umum Kualitas Aset Bank Umum.
20 Penyisihan Penghapusan − POJK No. 33/POJK.03/2018 tanggal
Aktiva Produktif (PPAP) BPR 27 Desember 2018 tentang Kualitas
Konvensional Aset Produktif dan Pembentukan
Penyisihan Penghapusan Aset
Produktif Bank Perkreditan Rakyat

21 Penyisihan Penghapusan Aset POJK No.16/POJK.03/2014 tanggal


(PPA) Bank Umum Syariah dan 18 November 2014 tentang Penilaian
Unit Usaha Syariah Kualitas Aset Bank Umum Syariah dan
Unit Usaha Syariah
22 Prinsip Kehati-hatian Dalam POJK No.36/POJK.03/2017 tanggal 12
Kegiatan Penyertaan Modal Juli 2017 tentang Prinsip Kehati-hatian
Bank Umum dalam Kegiatan Penyertaan Modal
23 Prinsip Kehati-hatian bagi POJK No.9/POJK.03/2016 tanggal 27
Bank Umum yang melakukan Januari 2016 tentang Prinsip Kehati-
penyerahan sebagai hatian Bagi Bank Umum Yang Melakukan
Pelaksanaan Pekerjaan kepada Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pihak Lain Pekerjaan Kepada Pihak Lain
24 Prinsip Kehati-hatian Dalam POJK No. 11/POJK.03/2019 tanggal
Aktivitas Sekuritisasi Aset Bank 28 Maret 2019 tentang Prinsip Kehati-
umum hatian dalam Aktivitas Sekuritasi Aset
Bagi Bank Umum

202 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


25 Prinsip Kehati-hatian Dalam − POJK No. 6/POJK.03/2018 tanggal
melaksanakan Kegiatan 19 April 2018 tentang Perubahan
Structured Product bagi Bank atas POJK No. 7/POJK.03/2016
Umum tentang Prinsip Kehati-hatian dalam
Melaksanakan Kegiatan Structured
Product bagi Bank Umum
− POJK No.7/POJK.03/2016 tanggal 27
Januari 2016 tentang Prinsip Kehati-
Hatian Dalam Melaksanakan Kegiatan
Structured Product Bagi Bank Umum
26 Prinsip Kehati-hatian Dalam POJK No.8/POJK.03/2016 tanggal 27
Melaksanakan Aktivitas Januari 2016 tentang Prinsip Kehati-
Keagenan Produk Keuangan Hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas
Luar Negeri oleh Bank Umum Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri
Oleh Bank Umum
27 Pelaksanaan Good Corporate − POJK No.55/POJK.03/2016 tanggal
Governance (GCG) Bagi Bank 9 Desember 2016 tentang Penerapan
Umum Tata Kelola Bagi Bank Umum
− POJK Nomor 45/POJK.03/2015
tanggal 28 Desember 2015 tentang
Penerapan Tata Kelola dalam
Pemberian Remunerasi bagi Bank
Umum.
28 Pelaksanaan GCG Bagi Bank − POJK No. 59/POJK.03/2017 tanggal
Umum Syariah dan Unit Usaha 18 Desember 2017 Penerapan Tata
Syariah Kelola Dalam Pemberian Remunerasi
Bagi Bank Umum Syariah Dan Unit
Usaha Syariah
− PBI No.11/33/PBI/2009 tanggal 7
Desember 2009 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance bagi
Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah.
29 Penerapan Tata Kelola POJK No.4/POJK.03/2015 tanggal
Terintegrasi bagi Bank tentang Penerapan Tata Kelola
Perkreditan Rakyat Terintegrasi bagi Bank Perkreditan
Rakyat

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 203


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


30 Penerapan Tata Kelola Bagi Bank POJK No. 24/POJK.03/2018 tanggal 5
Pembiayaan Rakyat Syariah Desember 2018 tentang Penerapan Tata
Kelola Bagi Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
31 Penerapan Tata Kelola POJK No.18/POJK.03/2014 tanggal 21
Terintegrasi bagi Konglomerasi November 2014 tentang Penerapan Tata
Keuangan Kelola Terintegrasi bagi Konglomerasi
Keuangan
32 Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan POJK No. 46/POJK.03/2017 tanggal 12
Bank Umum Juli 2017 tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum
33 Penerapan Manajemen Risiko POJK No.18/POJK.03/2016 tanggal
Bagi Bank Umum 22 Maret 2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko Bagi Bank Umum
34 Penerapan Manajemen Risiko POJK No.65/POJK.03/2016 tanggal
Bagi Bank Umum Syariah dan 28 Desember 2016 tentang Penerapan
Unit Usaha Syariah Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah
35 Penerapan Manajemen Risiko POJK No.13/POJK.03/2015 tanggal
Bagi Bank Perkreditan Rakyat tentang Penerapan Manajemen Risiko
bagi Bank Perkreditan Rakyat
36 Penerapan Manajemen Risiko POJK No. 23/POJK.03/2018 tanggal
bagi Bank Pembiayaan Rakyat 5 Desember 2018 tentang Penerapan
Syariah Manajemen Risiko bagi Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
37 Penerapan Manajemen Risiko POJK No.17/POJK.03/2014 tanggal 21
Terintegrasi bagi Konglomerasi November 2014 tentang Penerapan
Keuangan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi
Konglomerasi Keuangan.

204 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


38 Penerapan Manajemen Risiko − POJK No. 13/POJK.03/2020 tanggal
Dalam Penggunaan Teknologi 31 Maret 2020 tentang Perubahan
Informasi atas Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor 38/POJK.03/2016
tentang Penerapan Manajemen
Risiko dalam Penggunaan Teknologi
Informasi oleh Bank Umum
− POJK No. 38/POJK.03/2016
tanggal 7 Desember 2016 tentang
Penerapan Manajemen Risiko dalam
Penggunaan Teknologi Informasi oleh
Bank Umum
39 Penerapan Manajemen Risiko POJK No. 38/POJK.03/2017 tanggal 12
Secara Konsolidasi bagi Bank Juli 2017 tentang Penerapan Manajemen
yang melakukan Pengendalian Risiko Secara Konsolidasi Bank yang
terhadap Perusahaan Anak Melakukan Pengendalian Terhadap
Perusahaan Anak
40 Kredit atau Pembiayaan Kepada POJK No. 40/POJK.03/2017 tanggal
Perusahaan Efek dan Kredit atau 12 Juli 2017 tentang Kredit atau
Pembiayaan Dengan Agunan Pembiayaan Kepada Perusahaan Efek
Saham dan Kredit atau Pembiayaan Dengan
Agunan Saham
41 Sertifikasi Manajemen Risiko − PBI No.12/7/PBI/2010 tanggal 19 April
Bagi Pengurus dan Pejabat Bank /2010 tentang Perubahan atas PBI
Umum No.11/19/PBI/2009 tanggal 4 Juni
2009 tentang Sertifikasi Manajemen
Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat
Bank Umum
− PBI No.11/19/PBI/2009 tanggal 4 Juni
2009 tentang Sertifikasi Manajemen
Risiko Bagi Pengurus dan Pejabat
Bank Umum.
42 Penerapan Program Anti POJK 12/POJK.01/2017 tanggal 21 Maret
Pencucian Uang dan 2017 tentang Peneragam Program
Pencegahan Pendanaan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Terorisme di Sektor Jasa Pendanaan Terorisme di Sektor Jasa
Keuangan Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 205


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


43 Pemanfaatan Tenaga Kerja POJK No. 37/POJK.03/2017 tanggal
Asing dan Program Alih 12 Juli 2017 tentang Pemanfaatan
Pengetahuan di Sektor Tenaga Kerja Asing dan Program Alih
Perbankan Pengetahuan di Sektor Perbankan
44 Penerapan Manajemen Risiko PBI No.11/36/DPNP tanggal 31
Pada Aktivitas Bank Yang Desember 2009 tentang Perubahan
Berkaitan Dengan Reksadana atas SE BI No.7/19/DPNP tanggal 14 Juni
2005 tentang Penerapan Manajemen
Risiko pada Bank yang Melakukan
Aktivitas Berkaitan dengan Reksa Dana
45 Penerapan Manajemen POJK No.57/POJK.03/2016 tanggal 9
Risiko Pada Bank Umum yang Desember 2016 tentang Penerapan
Melakukan Layanan Nasabah Manajemen Risiko pada Bank Umum
Prima (LNP) yang Melakukan Layanan Nasabah
Prima
46 Stimulus Perekonomian − POJK No.11/POJK.03/2015 tanggal
Nasional Bagi Bank Umum, Bank 24 Agustus 2015 tentang Ketentuan
Umum Syariah dan Unit Usaha Kehati-hatian dalam rangka Stimulus
Syariah Perekonomian Nasional bagi Bank
Umum
− POJK No.12/POJK.03/2015 tanggal
24 Agustus 2015 tentang Ketentuan
Kehati-hatian dalam rangka Stimulus
Perekonomian Nasional bagi Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah
47 Kewajiban Pemenuhan Rasio POJK Nomor 42/POJK.03/2015 tanggal
Kecukupan Likuiditas (Liquidity 23 Desember 2015 tentang Kewajiban
Coverage Ratio) Bagi Bank Pemenuhan Rasio Kecukupan Likuiditas
Umum (Liquidity Coverage Ratio) Bagi Bank
Umum
48 Perlakuan Khusus Terhadap POJK No. 45/POJK.03/2017 tanggal
Kredit atau Pembiayaan Bank 12 Juli 2017 tentang Perlakuan Khusus
Bagi Daerah-Daerah Tertentu Terhadap Kredit atau Pembiayaan
di Indonesia yang Terkena Bank Bagi Daerah-Daerah Tertentu di
Bencana Alam Indonesia yang Terkena Bencana Alam

206 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


49 Penerapan Fungsi Audit Intern POJK No. 1/POJK.03/2019 tanggal 29
pada Bank Umum Januari 2019 tentang Penerapan Fungsi
Audit Intern pada Bank Umum
50 Kewajiban Pemenuhan Rasio POJK No. 31/POJK.03/2019 tanggal
Pengungkit Bagi Bank Umum 2 Desember 2019 tentang Kewajiban
Pemenuhan Rasio Pengungkit Bagi Bank
Umum
51 Penerapan Strategi Anti Fraud POJK No. 39/POJK.03/2019 tanggal
dan Pencegahan Kejahatan 19 Desember 2019 tentang Penerapan
Perbankan Strategi Anti Fraud Bagi Bank Umum
52 Stimulus Perekonomian POJK No. 11/POJK.03/2020 tanggal
Nasional sebagai Kebijakan 16 Maret 2020 tentang Stimulus
Countercyclical Dampak Perekonomian Nasional sebagai
Penyebaran Coronavirus Kebijakan Countercyclical Dampak
Disease 2019 Penyebaran Coronavirus Disease 2019
53 Kebijakan bagi Bank Perkreditan POJK No. 34/POJK.03/2020 tanggal
Rakyat dan Bank Pembiayaan 2 Juni 2020 tentang Kebijakan bagi
Rakyat Syariah Sebagai Dampak Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Penyebaran Coronavirus Disease Pembiayaan Rakyat Syariah Sebagai
2019 Dampak Penyebaran Coronavirus
Disease 2019

B.4. Ketentuan Laporan dan Standar Akuntansi


1 Transparansi Kondisi Keuangan POJK No. 37/POJK.03/2019 tanggal 19
Bank Desember 2019 tentang Transparansi
dan Publikasi Laporan Bank
2 Transparansi Kondisi Keuangan POJK 48/POJK.03/2017 tanggal 12
BPR Juli 2017 tentang Transparansi Kondisi
Keuangan Bank Perkreditan Rakyat
3 Transparansi Kondisi Keuangan POJK No. 35/POJK.03/2019 tanggal 13
BPRS Desember 2019 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 207


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


4 Transparansi Informasi Produk PBI No.7/6/PBI/2005 tanggal 20 Januari
Bank dan Penggunaan Data 2005 tentang Transparansi Informasi
Pribadi Nasabah Produk Bank dan Penggunaan Data
Pribadi Nasabah
5 Laporan-laporan Bank Umum − PBI No.14/12/PBI/2012 tanggal 15
Oktober 2012 tentang Laporan Kantor
Pusat Bank Umum.
− PBI No.13/8/PBI/2011 tanggal 4
Februari 2011 tentang Laporan Harian
Bank Umum
6 Laporan-laporan BPR dan BPRS POJK No. 13/POJK.03/2019 tanggal
2 Mei 2019 tentang Pelaporan
Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah Melalui
Sistem Pelaporan Otoritas Jasa
Keuangan
7 Informasi Perkreditan - POJK No.18/POJK.03/2017 tanggal
26 April 2017 tentang Pelaporan dan
Permintaan Informasi Debitur melalui
Sistem Layanan Informasi Keuangan.
- PBI 15/1/PBI/2013 tanggal 18 Februari
2013 tentang Lembaga Pengelola
Informasi Perkreditan.
8 Pelaporan Bank Umum Melalui POJK No. 12 /POJK.03/2019 tanggal
Sistem Pelaporan Otoritas Jasa 5 April 2019 tentang Pelaporan Bank
Keuangan Umum Melalui Sistem Pelaporan
Otoritas Jasa Keuangan
9 Penyampaian Laporan Melalui POJK No. 36/POJK.03/2019 tanggal 18
Portal Pelaporan Terintegrasi Desember 2019 tentang Penyampaian
Laporan Melalui Portal Pelaporan
Terintegrasi

B.5. Ketentuan Pengawasan Bank


1 Rencana Bisnis Bank POJK No.5/POJK.03/2016 tanggal 27
Januari 2016 tentang Rencana Bisnis
Bank

208 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


2 Rencana Bisnis Bank POJK No.37/POJK.03/2016 tanggal
Perkreditan Rakyat dan Bank 30 November 2016 tentang Rencana
Pembiayaan Rakyat Syariah Bisnis Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
3 Penilaian Tingkat Kesehatan POJK No.4/POJK.03/2016 tanggal 27
Bank Umum Januari 2016 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum
4 Penilaian Tingkat Kesehatan POJK No.8/POJK.03/2014 tanggal
Bank Umum Syariah (BUS) 11-06-2014 tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
5 Penilaian Tingkat Kesehatan SK Dir.No.30/12/KEP/DIR tanggal 30
Bank Perkreditan Rakyat April 1997 tentang Tatacara Penilaian
Tingkat Kesehatan BPR.
6 Penilaian Tingkat Kesehatan POJK No. 20/POJK.03/2019 tanggal
Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 9 September 2020 tentang Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Pembiayaan Rakyat Syariah
7 Penetapan Status dan Tindak − POJK No. 32/POJK.03/2019 tanggal
Lanjut Pengawasan Bank 12 Desember 2019 tentang Perubahan
atas POJK No. 19/POJK.03/2017
Tentang Penetapan Status dan Tindak
Lanjut Pengawasan Bank Perkreditan
Rakyat dan Bank Pembiayaan Rakyat
Syariah
− POJK No. 19/POJK.03/2017 tanggal
8 Mei 2017 tentang Penetapan Status
dan Tindak Lanjut Pengawasan
Bank Perkreditan Rakyat dan Bank
Pembiayaan Syariah
− POJK No. 15/POJK.03/2017 tanggal 4
April 2017 tentang Penetapan Status
dan Tindak Lanjut Pengawasan Bank
Umum
8 Tindak Lanjut Pelaksanaan POJK No. 43/POJK.03/2017 tanggal
Pengawasan Bank 12 Juli 2017 tentang Tindak Lanjut
Pelaksanaan Pengawasan Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 209


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


9 Persyaratan dan Tata Cara POJK No. 41/POJK.03/2017 tanggal 12
Pemeriksaan Bank Juli 2017 tentang Persyaratan dan Tata
Cara Pemeriksaan Bank
10 Rencana Aksi (Recovery Plan) POJK No. 14/POJK.03/2017 tanggal
Bagi Bank Sistemik 4 April 2017 tentang Rencana Aksi
(Recovery Plan) Bagi Bank Sistemik
11 Bank Perantara POJK No. 16/POJK.03/2017 tanggal 4
April 2017 tentang Bank Perantara

B.6. Ketentuan Edukasi dan Perlindungan Konsumen


1 Perlindungan Konsumen − POJK No.18/POJK.07/2018 tanggal
10 September 2018 tentang Layanan
Pengaduan Konsumen di Sektor Jasa
Keuangan
− POJK No.1/POJK.07/2013 tanggal
26 Juli 2013 tentang Perlindungan
Konsumen Sektor Jasa Keuangan
2 Lembaga Alternatif POJK No.1/POJK.07/2014 tanggal 16
Penyelesaian Sengketa Di Januari 2014 tentang Lembaga Alternatif
Sektor Jasa Keuangan Penyelesaian Sengketa Di Sektor Jasa
Keuangan
3 Literasi dan Inklusi Keuangan POJK No.76/POJK.07/2016 tanggal 28
Desember 2016 tentang Peningkatan
Literasi dan Inklusi Keuangan di Sektor
Jasa Keuangan bagi Konsumen dan/
atau Masyarakat

B.7. Ketentuan Lain-Lain


1 Rahasia Bank PBI No.2/19/PBI/2000 tanggal 7
September 2000 tentang Persyaratan
dan Tata Cara Pemberian Perintah atau
Izin Tertulis Membuka Rahasia Bank
2 Kewenangan Penyidikan Tindak POJK No.22/POJK.01/2015 tanggal 28
Pidana di Sektor Jasa Keuangan Desember 2015 tentang Penyidikan
Tindak Pidana di Sektor Jasa Keuangan

210 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

TOPIK NOMOR KETENTUAN *)


3 Penggunaan Jasa Akuntan POJK No.13/POJK.03/2017 tentang
Publik dan Kantor Akuntan Publik Penggunaan Jasa Akuntan Publik dan
dalam Kegiatan Jasa Keuangan Kantor Akuntan Publik dalam Kegiatan
Jasa Keuangan
4 Penerapan Keuangan POJK No. 51/POJK.03/2017 tanggal 18
Berkelanjutan Bagi Lembaga Juli 2017 tentang Penerapan Keuangan
Jasa Keuangan, Emiten, dan Berkelanjutan Bagi Lembaga Jasa
Perusahaan Publik Keuangan, Emiten, dan Perusahaan
Publik
5 Pelaporan Informasi Nasabah POJK No. 25/POJK.03/2019 tanggal
Asing terkait Perpajakan kepada 16 Oktober 2019 tentang Pelaporan
Negara Mitra atau Yurisdiksi Informasi Nasabah Asing terkait
Mitra Perpajakan kepada Negara Mitra atau
Yurisdiksi Mitra
6 Pembinaan Bank POJK No. 18/POJK.03/2020 tanggal
21 April 2020 tentang Perintah Tertulis
untuk Penanganan Permasalahan Bank

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 211


Lampiran

Glossary Indikator Kinerja


Perbankan
No. Istilah Keterangan
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) : Rasio kecukupan modal yang
diperoleh dari perhitungan (modal/
ATMR)x100%. ATMR = Aset
Tertimbang Menurut Risiko.
2. Return on Asset (ROA) : Salah satu bentuk dari rasio
profitabilitas untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba terhadap rata-
rata total aset yang dimiliki bank.
3. Beban Operasional terhadap : Pengukuran efisiensi yang diukur
Pendapatan Operasional dari rasio beban operasional
(BOPO) terhadap pendapatan operasional.
4. Net Interest Margin (NIM) : Merupakan indikator rentabilitas
bank yang didapat dari rasio
Pendapatan Bunga Bersih terhadap
rata-rata Total Aset Produktif (SE
BI No. 13/24/DPNP tanggal 25
Oktober 2011).
5. Net Operation Margin (NOM) : Merupakan indikator rentabilitas
untuk Perbankan Syariah yang
di ukur dengan rasio antara
pendapatan penyaluran dana
setelah bagi hasil setelah dikurangi
dengan beban operasional,
terhadap rata-rata aset produktif.

212 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

No. Istilah Keterangan


6. Cash Ratio (CR) : Perbandingan antara alat
likuid terhadap utang lancar
sebagaimana diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur
mengenai tata cara penilaian
tingkat kesehatan BPR dan sistem
penilaian tingkat kesehatan BPR
berdasarkan prinsip syariah. (POJK
No.19/POJK.03/2017 tentang
Penetapan Status dan Tindak Lanjut
Pengawasan BPR dan BPRS).
7. Non Performing Loan (NPL) : Porsi kredit/pembiayaan
atau Non Performing Finance yang memiliki kualitas kurang
(NPF) Gross lancar, diragukan, atau macet
sebagaimana dimaksud dalam
ketentuan peraturan perundang-
undangan mengenai penilaian
kualitas aset bank umum dan
ketentuan OJK
mengenai penilaian kualitas aset
bank umum syariah dan unit usaha
syariah, terhadap total kredit.
8. Non Performing Loan (NPL) : Porsi kredit/pembiayaan yang
atau Non Performing Finance memiliki kualitas kurang lancar,
(NPF) Net diragukan, atau macet setelah
dikurangi dengan CKPN kredit
bermasalah, terhadap total kredit.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 213


Lampiran

No. Istilah Keterangan


9. Loan to Deposit Ratio (LDR) : Rasio kredit/pembiayaan yang
atau Finance to Deposit Ratio diberikan kepada pihak ketiga
(FDR) dalam Rupiah dan valuta asing,
tidak termasuk kredit kepada bank
lain, terhadap dana pihak ketiga
yang mencakup giro, tabungan, dan
deposito dalam Rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk dana antar
bank (PBI No.15/15/PBI/2013).

214 Booklet Perbankan Indonesia 2020


Lampiran

halaman ini sengaja dikosongkan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 215


Lampiran

Booklet Perbankan
Indonesia 2020
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
Otoritas Jasa Keuangan
Menara Radius Prawiro www.ojk.go.id
Jl. MH Thamrin No. 2 official.ojk
Jakarta - 10350
@OJKINDONESIA
halodpip@ojk.go.id
@OJKINDONESIA
kontak OJK 157 ext 7001
fax (021) 386 032 Jasakeuangan

216 Booklet Perbankan Indonesia 2020

Anda mungkin juga menyukai