Booklet
Perbankan
Indonesia
2020
Penerbit:
Otoritas Jasa Keuangan
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
Pengarah:
Irnal Fiscallutfi
Feriyanti Nalora
Riza Haryadi
Kata Pengantar
B
ooklet Perbankan Indonesia (BPI) tahun 2020 ini merupakan media
publikasi yang menyajikan informasi singkat mengenai perbankan
Indonesia tahun 2019 hingga Juni 2020. Kehadiran booklet ini diharapkan
dapat memberikan informasi kepada pengguna mengenai arah kebijakan
perbankan tahun 2020 dan peraturan di bidang perbankan yang dikeluarkan
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) ditengah pandemi Covid-19. Sebagaimana
diketahui, pandemi virus Covid-19 melanda hampir seluruh negara di dunia
yang berdampak kepada perekonomian masing-masing negara. OJK
sebagai institusi yang mengatur dan mengawasi industri jasa keuangan
memiliki peran besar dalam menangani ekonomi yang terdampak Covid-19,
salah satunya melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan sebagaimana
tertuang dalam booklet ini.
Berbeda dengan edisi sebelumnya, BPI edisi tahun 2020 di desain dalam
format dan output yang berbeda untuk dapat memberikan kenyamanan
yang lebih bagi pengguna. Pemanfaatan teknologi QR Code juga kami
sertakan dalam beberapa konten di dalam BPI ini sehingga pengguna dapat
dengan mudah memperoleh tambahan informasi mengenai konten yang
sedang dibaca.
ii DAFTAR PENYUSUN
iii KATA PENGANTAR
iv DAFTAR ISI
vii DAFTAR GAMBAR
ix DAFTAR TABEL
ix DAFTAR QR CODE
x DAFTAR LAMPIRAN
1 BAB 1
2 A. Otoritas Jasa Keuangan
3 Visi dan Misi OJK
4 Fungsi dan Tugas OJK
5 Nilai-Nilai Strategis OJK
6 Organisasi OJK
8 - Susunan Dewan Anggota Komisioner OJK
8 - Struktur organisasi OJK
10 B. Perbankan
10 Definisi
13 Kegiatan Usaha Bank
20 Larangan Kegiatan Usaha Bank
25 BAB 2
27 A. Kewenangan OJK terhadap Industri Perbankan
31 B. Pengawasan Bank
36 C. Investigasi Perbankan
39 D. Penyidikan Perbankan
47 E. Pengawasan Terintegrasi
Penerapan Pasal 5 Undang-Undang No.21 tahun 2011 tentang Otoritas
Jasa Keuangan
Konglomerasi Keuangan
53 F. Roadmap Industri Perbankan
Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia
Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
Roadmap Keuangan Berkelanjutan
72 G. ASEAN Banking Integration Framework
74 H. Basel Frame Work
83 I. Transformasi Bank Pembangunan Daerah
115 BAB 3
117 A. Arah Kebijakan OJK Tahun 2020
121 B. Perkembangan Kebijakan OJK di Bidang Perbankan Tahun 2019
Sampai Dengan Juni 2020
121 • Perkembangan Perbankan 2019
123 • Perkembangan Perbankan Sampai Dengan Juni 2020
127 C. Inklusi Keuangan dan Edukasi Masyarakat
128 D. Fintech Ilegal
131 E. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penyelenggaraan
Layanan Konsumen dan Masyarakat di Sektor Jasa Keuangan
oleh Otoritas Jasa Keuangan
133 F. Layanan Informasi Perkreditan
137 G. Penerbitan Ketentuan Perbankan
138 H. Masyarakat Ekonomi Syariah
140 I. Pemberian Capacity Building bagi Akuntan Publik yang Terdaftar
Mengaudit di Sektor Perbankan
143 J. Nota Kesepahaman OJK – LPS
145 K. Asesmen Internasional
147 BAB 4
149 A. Ketentuan Perbankan yang Terbit dari Tahun 2019 sampai dengan
Juni 2020
153 B. Resume POJK Perbankan yang diterbitkan dari tahun 2019
sampai dengan Juni 2020
153 1. Penerapan Fungsi Audit Intern pada Bank Umum
154 2. Prinsip Kehati-hatian dalam Aktivitas Sekuritasi Aset Bagi
Bank Umum
155 3. Pelaporan Bank Umum Melalui Sistem Pelaporan OJK
157 4. Pelaporan Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembiayaan
Rakyat Syariah Melalui Sistem Pelaporan Otoritas Jasa
Keuangan
189 LAMPIRAN
DAFTAR
GAMBAR
6 Gambar 1.1 Susunan Anggota Dewan Komisioner 2017-2022
8 Gambar 1. 2. Struktur Organisasi OJK
32 Gambar 2.1. Jenis-jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk
Based Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
37 Gambar 2.2. Langkah metodologi investigasi
38 Gambar 2.3. Contoh jenis PKP yang berindikasi tipibank
41 Gambar 2.4. Manfaat dibentuknya Tim Kerja SWI Daerah
42 Gambar 2.5. Tingkat Pemahaman Peserta Sosialisasi Satgas Waspada
Investasi
45 Gambar 2.6. Trend Entitas yang Ditangani Satgas Waspada Investasi
Tahun 2019
51 Gambar 2.7. Ilustrasi jenis Konglomerasi Keuangan
59 Gambar 2.8. Ilustrasi visi Roadmap Perbankan Syariah Indonesia
68 Gambar 2.9. Roadmap Keuangan Berkelanjutan 2015-2024
73 Gambar 2.10. Ilustrasi persyaratan Qualified ASEAN Banks
75 Gambar 2.11. Evolusi kerangka permodalan Basel di Indonesia
76 Gambar 2.12. Implementasi Kerangka Basel II di Indonesia
78 Gambar 2.13. Kerangka Permodalan Basel III di Indonesia
81 Gambar 2.14. Latar Belakang Krisis Keuangan Global tahun 2007-2009
83 Gambar 2.15. Kerangka Holistik Program Transformasi
84 Gambar 2.16. Ilustrasi tahapan iImplementasi transformasi BPD
85 Gambar 2.17. Ilustrasi Kerangka Credit Reporting System di Indonesia
92 Gambar 2.18. Ilustrasi manfaat SLIK
93 Gambar 2.19. Roadmap Implementasi SLIK
94 Gambar 2.20. Mekanisme Permintaan Informasi Debitur melalui SLIK
95 Gambar 2.21. Ilustrasi cakupan informasi debitur yang diperoleh
masyarakat
98 Gambar 2.22. Pilar SPKK periode 2013 – 2027
99 Gambar 2.23. Ilustrasi upaya perlindungan Konsumen dan/atau masyarakat
103 Gambar 2.24. Ilustrasi Layanan Konsumen OJK
104 Gambar 2.25. Infografis Standar IDR
106 Gambar 2.26. Ilustrasi LAPS
107 Gambar 2.27. Metode Pemantauan dan Analisis Perlindungan Konsumen
109 Gambar 2.28. Ilustrasi kasus penghimpunan dana tanpa izin
DAFTAR
GAMBAR
110 Gambar 2.29. Pahami ketentuan dalam melakukan telemarketing
111 Gambar 2.30. Tips melindungi data pribadi
112 Gambar 2.31. Mengenali modus penipuan SIM Swap
113 Gambar 2.32. Tips bijak memilih Fintech P2P Lending
130 Gambar 3.1. Lokasi Server Peer-To-Peer Lending
133 Gambar 3.2. Perbandingan Jumlah Pelapor SLIK berdasarkan kategori
(Januari 2019 - Desember 2019)
134 Gambar 3.3. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama tahun 2019
135 Gambar 3.4. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK
135 Gambar 3.5. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama Januari –
Juni 2020
136 Gambar 3.6. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK Januari – Juni
2020
151 Gambar 4.1. Screenshot Aplikasi SIKePO
DAFTAR
TABEL
35 Tabel 2.1. Matriks Jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk
Based Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
44 Tabel 2.2. Jumlah Pengaduan Masyarakat Melalui E-Mail Januari 2019
s.d Juni 2020
89 Tabel 2.3. Pelaporan melalui APOLO
120 Tabel 3.1. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) Tahun 2019
122 Tabel 3.2. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2019
124 Tabel 3.3. Kinerja Bank Umum Konvensional (BUK) Tahun 2020
125 Tabel 3.4. Kinerja Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Tahun 2020
127 Tabel 3.5. Kegiatan EPK dengan narasumber dari DPPS
148 Tabel 4.1. Daftar POJK yang diterbitkan dari tahun 2019 sampai
dengan Juni 2020
DAFTAR
QR CODE
57 QR CODE Roadmap Perbankan Syariah
67 QR CODE Roadmap Keuangan Berkelanjutan
100 QR CODE Sikapi Uangmu Android
100 QR CODE Sikapi Uangmu IOS
105 QR CODE Standar Internal Dispute Resolution (Standar IDR)
114 QR CODE Statistik Perbankan Indonesia
114 QR CODE Statistik Perbankan Syariah
151 QR CODE Sistem Informasi Ketentuan Perbankan Online (SIKePO)
DAFTAR
LAMPIRAN
190 Lampiran 1. Daftar Ketentuan Bidang Perbankan Yang Masih Berlaku
Sampai Dengan Juni 2020
190 B.1. Ketentuan Kelembagaan
195 B.2. Ketentuan Kegiatan Usaha, Penunjang, dan Layanan
Bank
198 B.3. Ketentuan Prinsip Kehati-hatian
207 B.4. Ketentuan Laporan dan Standar Akuntansi
208 B.5. Ketentuan Pengawasan Bank
210 B.6. Ketentuan Edukasi dan Perlindungan Konsumen
210 B.7. Ketentuan Lain-Lain
212 Lampiran 2. Glossary Indikator Kinerja Perbankan
A. Otoritas
Jasa
Keuangan
Visi
Menjadi lembaga pengawas
industri jasa keuangan yang ter Misi
percaya, melindungi kepentingan
konsumen dan masyarakat, dan 1. Mewujudkan terselenggaranya
mampu mewujudkan industri seluruh kegiatan di dalam
jasa keuangan menjadi pilar sektor jasa keuangan secara
perekonomian nasional yang teratur, adil, transparan, dan
berdaya saing global serta dapat akuntabel.
memajukan kesejahteraan umum. 2. Mewujudkan sistem keuangan
yang tumbuh secara berkelan
jutan dan stabil.
Nilai-Nilai
Strategis
OJK
Integritas Inklusif
Bertindak objektif, adil, dan kon Terbuka dan menerima kebe ra
sisten sesuai dengan kode etik gaman pemangku kepentingan
dan kebijakan organisasi dengan serta memperluas kesempatan
men junjung tinggi kejujuran dan dan akses masyarakat terhadap
komitmen. industri keuangan.
Profesionalisme Visioner
Bekerja dengan penuh tanggung Memiliki wawasan yang luas dan
jawab berdasarkan kompetensi mampu melihat ke depan (Forward
yang tinggi untuk mencapai kinerja Looking) serta dapat berpikir di
terbaik. luar kebiasaan (Out of The Box
Thinking).
Sinergi
Berkolaborasi dengan seluruh pe
mangku kepentingan baik internal
maupun eksternal secara produktif
dan berkualitas.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 5
Bab Tentang
01 Otoritas Jasa
Keuangan
4. Ir. Hoesen, MM
Anggota Dewan Komisioner/ Kepala
Eksekutif Pengawas Pasar Modal
5. Riswinandi
Anggota Dewan Komisioner/
Kepala Eksekutif Pengawas Industri
Keuangan Non-Bank
Struktur
Organisasi OJK
Gambar 1.2. Struktur Organisasi OJK
DEWAN KOMISIONER
Ketua Wakil Ketua/ Kepala Eksekutif Kepala Eksekutif Kepala Eksekutif Ketua Dewan
Ketua Komite Pengawas Pengawas Pasar Pengawas IKNB Audit
Etik Perbankan Modal
DKB DKB
DKSK DKPS DKMS DKIR DKIK DKHK DKID DKAI DKEP
1 2
DSVL DOSM DSHM DINT DPSI DHUK OJKI DPAI DPLK DPNP DPKP
GKKT DPJK DMSP DRJK DKEU GPHK GIKD DRPK DLIK DPIP DPMK
Shared Function
B. Perbankan
Berdasarkan Undang-undang No.10 tahun 1998 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Tentang Perbankan, perbankan adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan
usaha, serta cara, dan proses dalam melaksanakan kegiatan
usahanya.
Definisi
PERBANKAN
BA
NK
SYA
RIA
H
b.
melakukan kegiatan jual beli saham secara
langsung di pasar modal;
A. Kewenangan OJK
Terhadap Industri Perbankan
Sesuai Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan (UU OJK), untuk melaksanakan tugas pengaturan dan
pengawasan di sektor Perbankan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
memiliki kewenangan, yaitu:
B. Pengawasan Bank
Dalam menjalankan tugas pengawasan bank, saat ini OJK melaksanakan
pengawasan dengan menggunakan dua pendekatan yaitu:
Gambar 2.1. Jenis-jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk Based
Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
Tabel 2.1. Matriks Jenis Risiko yang Digunakan dalam Penerapan Risk Based
Supervision pada Perbankan dan Konglomerasi
C. Investigasi Perbankan
Bank sebagai lembaga inter Dalam rangka melaksanakan
mediasi sering digunakan sebagai tugas pengawasan bank, OJK
sarana dan/atau sasaran untuk dapat menemukan Penyimpangan
memperkaya diri sendiri, keluarga, Ketentuan Perbankan (PKP),
atau kelompok tertentu secara baik yang bersifat administratif
melawan hukum yang pada maupun yang memiliki indikasi
akhir nya dapat mengakibatkan Tindak Pidana Perbankan
bank mengalami permasalahan (tipibank). Penanganan PKP yang
struktural. Perbuatan tersebut berindikasi dugaan tipibank perlu
dapat dilakukan baik oleh dilakukan dengan hati-hati guna
Komisaris, Direksi, pegawai, pihak menghindari dampak yang mampu
terafiliasi, pemilik/pemegang mempengaruhi reputasi bank dan
saham bank, atau pihak lain demi terciptanya sistem perbankan
sehingga dapat menyebabkan yang sehat guna mendukung
turun nya tingkat kepercayaan stabilitas sistem keuangan.
masyarakat terhadap sistem
perbankan.
Klarifikasi/wawancara
dengan bank/pihak
terkait.
Pemeriksaan on
the spot atas objek
pemeriksaan
Pengumpulan dokumen
Pendukung tambahan
dugaan tipibank
D. Penyidikan Perbankan
Berdasarkan Pasal 9 UU OJK,
OJK mempunyai kewenangan Tim Satuan Tugas Waspada
dalam melakukan penyidikan ter
Investasi sejak tahun 2018
hadap Lembaga Jasa Keuangan • Otoritas Jasa Keuangan
(LJK), pelaku, dan/atau penunjang • Kementerian Perdagangan
kegiatan jasa keuangan sebagai Republik Indonesia
mana dimaksud dalam peraturan • Kementerian Komunikasi dan
perundang-undangan di SJK. Informatika Republik Indonesia
• Kementerian Koperasi dan
Penyidik OJK adalah Pejabat Usaha Kecil dan Menengah
Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia
Republik Indonesia dan/atau • Badan Koordinasi Penanaman
Modal
Pejabat Pegawai Negeri Sipil yang
• Kementerian Agama Republik
diberi wewenang khusus sebagai
Indonesia
Penyidik, yang dipekerjakan di
• Kementerian Pendidikan
OJK untuk melakukan Penyidikan
dan Kebudayaan Republik
tindak pidana di SJK sebagaimana Indonesia
dimaksud dalam UU OJK. • Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia
Satuan Tugas Waspada • Kementerian Riset, Teknologi
Investasi dan Pendidikan Tinggi Republik
Indonesia
Untuk mewujudkan koordinasi yang • Pusat Pelaporan dan Analisis
efektif antar instansi pengawas Transaksi Keuangan
di bidang penghimpunan dana • Kejaksaan Agung Republik
masyarakat dan pengelolaan Indonesia
• Bank Indonesia
investasi serta dengan aparat
• Kepolisian Negara Republik
penegak hukum lainnya, regulator,
Indonesia
instansi pengawas, dan penegak
Tingkat Pemahaman
(Skala 0 - 6)
50
40
30
20
10
Gambar 2.6. Trend Entitas yang Ditangani Satgas Waspada Investasi Tahun 2019
1.600 1.494
1.400
1.200
1.000
800
600 336
400 68 21 13 62
12
200
0
Fintech Gadai MLM Investasi Forex/ Investasi Lainnya
P2PL Ilegal Tanpa Crypto- Future Uang
Izin currency Trading
Jumlah Entitas
Tabel 2.2. Jumlah Pengaduan Masyarakat Melalui E-Mail Januari 2019 s.d Juni 2020
3 Melakukan penyidikan
E. Pengawasan Terintegrasi
Penerapan Pasal 5
1.
Undang-Undang No.21
tahun 2011 tentang
Otoritas Jasa Keuangan
a. Mengintegrasikan pengaturan
seluruh LJK dari sektor
Perbankan, Pasar Modal, dan
IKNB. OJK telah, sedang, dan
akan terus melakukan upaya
untuk mengintegrasikan
peraturan yang bersifat
lintas sektor jasa keuangan.
Pengaturan terintegrasi
merupakan pengaturan, baik b. Mengintegrasikan perizinan
konvensional maupun syariah, seluruh SJK melalui satu pintu.
yang berlaku untuk minimal
dua sektor dan pengaturan OJK juga sedang mengupaya
sektoral yang memiliki dampak kan perizinan yang terintegrasi,
c. Mengintegrasikan pengawas
an terhadap seluruh LJK.
1) Vertical Group
Beberapa hal telah dilakukan OJK
Apabila terdapat hubungan
dalam rangka melaksanakan tugas
langsung perusahaan induk
pengawasan terintegrasi, antara
dan perusahaan anak secara
lain melaksanakan Rapat Komite
jelas dan keduanya merupakan
Pengawasan Terintegrasi (RKPT)
LJK.
secara berkala satu bulan sekali
yang dipimpin oleh 3 (tiga) Anggota
2) Horizontal Group
Dewan Komisioner OJK yang
Apabila tidak terdapat hu
membawahi bidang pengawasan
bungan langsung antara
Lembaga Jasa Keuangan di sektor
LJK yang berada dalam satu
Perbankan, Pasar Modal, dan
Konglomerasi Keuangan tetapi
Institusi Keuangan Non Bank. RKPT
LJK tersebut dimiliki atau
tersebut membahas tentang isu-
dikendalikan oleh pihak yang
isu strategis terkait pengawasan
sama.
terintegrasi khususnya terhadap
Konglomerasi Keuangan (KK). Hal
3) Mixed Group
ini mengingat peran dan pengaruh
Apabila dalam satu Konglo
KK yang cukup signifikan terhadap
merasi Keuangan terdapat
perekonomian nasional.
struktur kelompok usaha yang
bersifat vertical group dan
Sesuai POJK Nomor 18/POJK.
horizontal group.
03/2014, Konglomerasi Ke
uang
an adalah beberapa LJK
Ilustrasi mengenai tiga jenis
yang tergabung dalam satu
Konglomerasi Keuangan tersebut
grup/kelompok karena ke ter
terdapat dalam gambar di bawah
kaitan kepemilikan dan/atau
ini.
pengendalian.
Vertical Group
Bank A
Horizontal Group
Mixed Group
Bank Asuransi
E F
a. pengoptimalan peran
bank dalam upaya
mendukung ketahanan
pangan, energi dan sektor
prioritas lain, pembiayaan
sektor ekonomi tertentu,
serta pengembangan
dan penerapan prinsip-
f. pengembangan produk
dan/atau layanan keuangan
mikro sesuai dengan
kebutuhan usaha sehingga
mendukung peningkatan
akses pendanaan usaha
Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia
Roadmap Perbankan
Syariah Indonesia (RPSI)
2015-2019 adalah
rencana pengembangan
sektor perbankan syariah
Indonesia tahun 2015-
2019 yang selaras dengan
MPSJKI dan Masterplan
Arsitektur Keuangan Syariah
Indonesia (AKSI). RPSI 2015-
2019 diharapkan dapat menjadi dapat meningkatkan peran dan
referensi bagi stakeholders kontribusinya dalam mendukung
perbankan syariah dalam perekonomian nasional dan
pengembangan industri stabilitas sistem keuangan
perbankan syariah sehingga serta peningkatan/pemerataan
perbankan syariah diharapkan kesejahteraan masyarakat.
Scan QR Code
di samping
untuk membaca
RPSI secara
lengkap
Visi RPSI
2015-2019
“Mewujudkan perbankan syariah
yang berkontribusi signifikan bagi
pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,
pemerataan pembangunan, dan
stabilitas sistem keuangan serta
berdaya saing tinggi”
Memperbaiki Memperbaiki
Memperbaiki kualitas layanan dan kuantitas dan
struktur dana keragaman produk kualitas Sumber
untuk mendukung Daya Manusia
perluasan segemen (SDM) dan TI serta
pembiayaan infrastruktur lainnya
4
3 5
Memperkuat
permodalan Meningkatkan
dan skala Visi literasi dan
2 6
usaha serta RPSI preferensi
mempernbaiki masyarakat
efisiensi
1 7
Memperkuat Memperkuat
sinergi kebijakan serta harmonisasi
antara otoritas pengaturan dan
dengan pemerintah pengawasan
dan stakeholders
lainnya
4.
Memperbaiki kualitas dan
layanan produk:
a.
Telah diterbitkan POJK
N o. 24 / P OJ K .0 3 /2 0 1 5
tanggal 27 November
2015 mengenai produk
Roadmap Keuangan
Berkelanjutan
Scan QR Code
di samping
untuk membaca
RKB secara
lengkap
2015
2017-2018
2016
Intensif (dalam
kontrol OJK) : 2019-2024
1. Intensif Prudensial
2. Information Hub
3. SF Award Penguatan Ketahanan :
4. Kebijakan Penguatan Manajemen Risiko dan
Pelaporan GCG terkait lingkungan dan sosial
2015-2019
Kampanye, Training Analis LH, pengembangan Green Product, Green
Insurance, Green Bond, Green Index. Akses LJK terhadapGlobal Public
Funds, Koordinasi kebijakan SF.
Pada tahun 2019 masa berlaku hal utama yang merupakan poin
Roadmap Perbankan Syariah penting dalam pengembangan
Indonesia 2015-2019 telah perbankan syariah ke depan,
berakhir, sehingga diperlukan arah yaitu: Penguatan Identitas
kebijakan perbankan syariah yang Perbankan Syariah, Sinergi
baru dalam rangka pengembangan Ekosistem Keuangan Syariah dan
perbankan syariah ke depan. Hal Optimalisasi Faktor Pendukung
tersebut tertuang pada Roadmap (Enabler).
Pengembangan Perbankan
Syariah Indonesia 2020-2024, Ada hal yang berbeda dalam
dengan visi yaitu “Mewujudkan Roadmap Pengembangan
perbankan syariah yang berdaya Perbankan Syariah Indonesia
saing tinggi, dan berkontribusi 2020-2024 dengan Roadmap
signifikan terhadap perekonomian sebelumnya, terutama dengan
nasional dan pembangunan sosial”. adanya inisitaif strategis terkait
Roadmap ini diharapkan dapat sinergi perbankan syariah dengan
menjawab berbagai tantangan industri halal, lembaga keuangan
yang dihadapi bank syariah selama syariah lain, lembaga dana sosial
ini dan mendorong perbankan syariah, serta kementerian dan
syariah agar memiliki competitive lembaga lain. Hal tersebut sejalan
advantage serta socio-economic dengan kebijakan strategis yang
impact yang tinggi. telah dikeluarkan OJK pada
tahun 2020 yaitu pengembangan
Dalam rangka mendukung visi ekosistem ekonomi dan keuangan
besar tersebut, terdapat 3 (tiga) syariah.
G. ASEAN Banking
Integration Framework
ASEAN Banking Integration tersebut menjadi panduan bagi
Framework (ABIF) adalah negara-negara ASEAN untuk
inisiatif ASEAN yang bertujuan melakukan perjanjian bilateral
untuk menciptakan mekanisme terkait bank yang akan hadir
integrasi dan mempercepat di pasar perbankan ASEAN. Di
integrasi perbankan melalui dalam Guidelines ABIF diatur
pemberian akses pasar (market mengenai prinsip-prinsip
access) dan keleluasaan integrasi yang harus diacu serta
beroperasi (operational flexibility) tahapan yang akan dilalui dalam
di negara anggota ASEAN proses integrasi tersebut.
dengan tetap memperhatikan
pemenuhan persyaratan Bank-bank terbaik yang dimiliki
prudensial yang berlaku di oleh negara ASEAN atau dikenal
masing-masing negara ASEAN. dengan sebutan Qualified ASEAN
Banks (QAB) harus memenuhi
Guidelines ABIF telah disepakati persyaratan yang telah
pada akhir tahun 2014. Dokumen disepakati,
Tata Kelola
H. Basel Framework
1. Implementasi Kerangka 2. Evolusi Kerangka Permodalan
Permodalan Basel Basel
Indonesia sebagai salah satu Permodalan merupakan salah
anggota dalam forum G-20 satu fokus utama otoritas
serta forum-forum internasional pengawas bank dalam me
lainnya, seperti Financial Stability laksanakan prinsip kehati-hatian.
Board (FSB), Basel Committee BCBS mengeluarkan suatu
on Banking Supervision (BCBS) konsep kerangka per modalan
telah memberikan komitmennya yang menjadi standar secara
untuk mengadopsi rekomendasi internasional yaitu sebagai
yang dihasilkan oleh forum- berikut:
forum tersebut. Sejalan dengan
a. Tahun 1988, mengeluarkan
itu, serta dengan adanya
konsep permodalan serta
pengalihan fungsi pengawasan
perhitungan Aktiva Ter
bank dari Bank Indonesia (BI)
timbang Menurut Risiko
kepada OJK, maka ke depan
(ATMR) khusus untuk risiko
OJK di dalam melaksanakan
kredit;
tugas-tugasnya tidak terlepas
b. Tahun 1996, menyempurna
dalam upaya mengadopsi
kan komponen modal
berbagai rekomendasi tersebut.
dengan menambahkan Tier
Dalam melakukan proses adopsi
3 serta perhitungan ATMR
dari berbagai rekomendasi
Risiko Pasar;
tersebut di atas, OJK tetap akan
menyesuaikan dengan kondisi c. Tahun 2006, mengeluarkan
dan perkembangan industri dokumen International
perbankan di dalam negeri. Convergence on Capital
Basel II
Risiko
Risiko Kredit Risiko Pasar
Operasional
Internal Basic
Standardised Standardised Internal Standardised
Approach
Rating Based
Approach Model
Indicator
Approach
AMA
Approcah Approach
SEBI No. 13/6/DPNP SEBI No. 9/33/DPNP SEBI No. 9/31/DPNP SEBI No. 11/3/DPNP
(SEOJK No. 42/ (SEOJK No. 38/ (Telah Dicabut) (SEOJK No. 24/
SEOJK.03/2016) SEOJK.03/2016) SEOJK.03/2016)
keterangan :
Sudah diimplementasikan
Belum diimplementasikan
Regulation
Published
Tier 1: 6%
CET: 4,5%
Basel III
Capital
Component 0,625% 1,25% 1,875% 2,5%
Conservation Buffer
Countercyclical Buffer
BASEL III
Latar Belakang: Krisis Keuangan Global yang terjadi pada tahun 2007-2009
Basel III - Initial Other Basel III Basel III - Post Crisis
Phase Standards Reforms
Tahun 2010: standar Tahun 2017: BCBS Tahun 2017: standar “Basel
“Basel III: A Global menerbitkan standar III: Financing post crisis
regulatory framework for lainnya reforme”
more resilient banks and
banking systems” • Standar persyaratan rasio • Revised Credit Risk
likuiditas minimum: Liquidity • Revised Credit Valuation
Meningkatkan kualitas dan Coverage Ratio (LCR) dan Adjustment (CVA) Risk
kuantitas modal dengan: Net Stable Funding Ratio • Revised Operational Risk
(NFSR) • Revised Market Risk (versi
• Memperketat definisi
• Pengaturan mengenai final diterbitkan awal tahun
instrumen keuangan yang
Leverage Ratio sebagai 2019)
dapat digolongkan sebagai
additional non-risk based
Modal (Common Equity Tier
measure
(CET) 1. Additional Tier (AT) 1,
• Pengaturan penyediaan
Tier 2).
dana besar i.e. Large
• Minimum CAR tetap 8%,
Ecpossures frameworks
dengan penambahan
• Kerangka mengenai
kewajiban buffer:
Sistematically Important
(i) Conservation Buffer,
Bank : Globally-SIB (G-SIB)
(ii) Countercyclical Capital
dan Domestically-SIB
Vuffer, (iii) Capital Charge
(D-SIB)
G-SIB dan D-SIB
• Pengaturan mengenai
• Penambahan fitur Capital
perlukuan modal atas
Loss Absorption at the Point
kepemilikan instrumen TLAC
of Non-Viability (PONV)
i.e. TLAC Holdings
• Pengaturan terkait
dengan Central Clearing
Counterparty (CCP)
• Pengungkapan kepada
Publik i.e Revised Pillar 3
Disclosure Requirements
I. Transformasi Bank
Pembangunan Daerah
Program Transformasi Bank yang berkelanjutan. Visi tersebut
Pembangunan Daerah (BPD) akan diwujudkan melalui tiga
diluncurkan pada tanggal 26 Mei sasaran yakni: (i) meningkatnya
2015 oleh Presiden RI dengan daya saing BPD; (ii) menguatnya
visi mewujudkan BPD menjadi ketahanan kelembagaan; dan
bank yang berdaya saing tinggi (iii) meningkatnya kontribusi BPD
dan kuat serta berkontribusi terhadap perekonomian daerah.
signifikan bagi pertumbuhan dan Hal tersebut digambarkan dalam
pemerataan ekonomi daerah bagan berikut:
Visi Menjadi Bank yang berdaya saing tinggi dan kuat serta
Transformasi berkontribusi bagi pertumbuhan dan pemerataan
ekonomi daerah yang berkelanjutan
(2) Kontributif
(2) Ketahanan yang kuat
(Agen Pengembangan Daerah)
Sasaran
(Outcome) (1) Kompetitif berdaya saing tinggi
Fase III
Kepemimpinan
Pasar
Fase II (Market
Percepatan Leadership)
Pertumbuhan
Fase I (Growth
Pengembangan Acceleration)
Fondasi
(Fondation
Building)
K. Sistem Informasi
Dalam Rangka Mendukung Tugas
Pengawasan Bank
1. Sistem Informasi Perbankan b. menyediakan informasi yang
Sistem Informasi Perbankan bersifat makro, individual
(SIP) adalah sistem informasi bank, maupun informasi lain
yang digunakan pengawas terkait lingkungan bisnis dari
bank dalam melakukan kegiatan bank; dan
analisis terhadap kondisi bank, c. mengintegrasikan data-data
melakukan penilaian Tingkat yang saat ini tersebar pada
Kesehatan (TKS) Bank dengan sistem yang berbeda-beda.
menggunakan pendekatan risiko/
Risk Based Bank Rating (RBBR), 2. Sistem Informasi
mempercepat akses terhadap Pengawasan BPR
informasi kondisi keuangan bank, Sebagai upaya peningkatan
meningkatkan keamanan serta kualitas pengawasan BPR, pe
integritas data dan informasi ngembangan sistem informasi
perbankan. SIP dikembangkan BPR mengarah pada sistem
dalam rangka mendukung pengawasan yang lebih terfokus
tugas pengawasan bank melalui dalam arti pengawasan secara
informasi yang berkualitas, off site maupun on site kepada
dengan menyediakan fungsi- kondisi yang dihadapi BPR.
fungsi sebagai berikut: Penerapan Early Warning
System (EWS) BPR dilakukan
a. sebagai business tool untuk menunjang pemantauan
sekaligus media penyajian kondisi BPR secara off site, dan
informasi secara cepat hingga kemudian melengkapi penilaian
level strategis; tingkat kesehatan BPR yang
April 2017
Peresmian
SLIK
pelaporan
Paralel Run SID
oleh pelapor
BI (April s.d.
SID
Des 2017) 31 Des 2018
Keanggotaan
wajib bagi
seluruh BPR/S
dan Perusahaan
Pembiayaan
Persyaratan iDeb:
1. Formulir permohonan iDeb
2. Dokumen lampiran permintaan iDeb,
antara lain:
a. Debitur perseorangan
Fotokopi Identitas diri dengan Petugas melakukan verifikasi
menunjukkan dokumen asli berupa kelengkapan dokumen
KTP untuk WNI atau Paspor untuk
WNA
b. Debitur badan usaha
Fotokopi identitas badan usaha
dan identitas pengurus, dengan
menunjukkan doumen asli berupa:
• NPWP
• Akta pendirian perusahaan, dan Petugas melakukan permintaan
• Perubahan anggaran dasar iDeb dari SLIK
terakhir
Kualitas
Agunan Penjamin Penyediaan Data
I II III IV
PELAYANAN PENGADUAN
PENCEGAHAN
MARKET INTELIGENCE
SELF ASSESMENT
PERLINDUNGAN
KONSUMEN DAN
MASYARAKAT
THEMATIC SURVEILLANCE
TINDAKAN PENGHENTIAN
KEGIATAN ATAU TINDAKAN LAIN
FASILITAS PENYELESAIAN
PEGADAIAN
PENANGANAN
PEMBELAAN KONSUMEN
3. Layanan Konsumen
Terintegrasi OJK (Contact
Center OJK/Kontak 157)
Pembentukan Layanan Konsu Dalam rangka memberikan
men Terintegrasi merupakan layanan yang konsisten, memenuhi
salah satu bentuk implementasi ketentuan yang berlaku,
amanat UU OJK dalam upaya mencapai kepuasan Konsumen/
memberikan edukasi dan masyarakat, dan melakukan
perlindungan Konsumen dan/ peningkatan berkelanjutan,
atau masyarakat terhadap maka Layanan Konsumen OJK
pelanggaran UU dan peraturan di telah mengimplementasikan
SJK di bawah kewenangan OJK. dan memperoleh sertifikasi
Sikapi
Uangmu
LAYANAN PENERIMAAN
INFORMASI
LAYANAN PEMBERIAN
INFORMASI
LAYANAN PENGADUAN
YANG BERKAITAN
DENGAN PRODUK DAN/
ATAU JASA YANG DIMILIKI
OLEH PUJK DI BAWAH
KEWENANGAN OJK.
i. Perbaikan Berkelanjutan
Scan QR Code
di samping untuk
membaca IDR
secara lengkap
5. Lembaga Alternatif
Penyelesaian Sengketa mudah diakses, cepat, murah,
(LAPS) serta dilakukan oleh SDM
Penyelesaian sengketa melalui yang kompeten dan paham
LAPS dilakukan apabila mengenai SJK.
penyelesaian sengketa antara
konsumen dengan PUJK Sektor perbankan telah me
yang dikenal dengan IDR miliki Lembaga Alternatif Pe
tidak mencapai kesepakatan. nyelesaian Sengketa Perbankan
LAPS menyediakan layanan Indonesia (LAPSPI) dan ber
penyelesaian sengketa yang operasi pada awal tahun 2016.
Dalam kurun waktu Oktober hingga oleh tim yang terdiri dari perwakilan
Desember 2019, telah terbentuk LAPS di sektor jasa keuangan.
tim persiapan pembentukan Diharapkan pada tahun 2020,
Lembaga Alternatif Penyelesaian LAPS Terintegrasi telah terbentuk
Sengketa Terintegrasi (LAPS dan dapat menangani seluruh
Terintegrasi). Tim beranggotakan sengketa di sektor jasa keuangan.
perwakilan asosiasi Sektor Jasa
Keuangan dan Self Regulatory 6. Market Conduct
Organization (SRO). Dalam Dalam rangka menciptakan dan
pembentukan LAPS Terintegrasi, menumbuh kembangkan SJK
OJK telah berkolaborasi dengan dan meningkatkan perlindungan
LAPS di sektor jasa keuangan Konsumen, OJK melaksanakan
dalam menyusun mekanisme pemantauan dan analisis per
kerja atau Standar Prosedur lindungan Konsumen dengan
Operasional (SPO) Lembaga metode Penilaian Mandiri (Self
Alternatif Penyelesaian Sengketa Assessment) oleh PUJK dan
Terintegrasi (LAPS Terintegrasi). pemantauan tematik (Thematic
Penyusunan tersebut dirancang Surveillance).
Self Assesment
Metode
Proses Pemantauan dan Analisis Perlindungan
Pemantauan
Konsumen di Sektor Jasa Keuangan melalui
dan Analisis
Perlindungan pengisian Kertas Kerja oleh Pelaku Usaha Jasa
Konsun Keuangan sebagaiman terdapat dalam Pedoman
Pemantauan dan Analisis Perlindungan Konsumen
di Sektor Jasa Keuangan.
Thematic Surveillance
Proses Pemantauan dan Analisis Perlindungan
Konsumen di Sektor Jasa Keuangan berdasarkan
tema atas produk dan/ atau layanan Pelaku Usaha
Jasa Keuangan yang memiliki potensi merugikan
konsumen.
Perkembangan
Bab dan Arah Kebijakan
03 OJK di Bidang
Perbankan
Tabel 3.3. Perkembangan Kinerja Bank Umum Konvensional Januari - Juni Tahun 2020
Nominal qtq yoy
Indikator
Jun ‘19 Mar ‘20 Jun ‘20 Mar ‘20 Jun ‘20 Jun ‘19 Jun ‘20
Total Aset 7.920.038 8.443.255 8.314.082 2,81% -1,53% 7,66% 4,98%
(Rp Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 5.255.085 5.483.646 5.316.379 1,70% -3,05% 9,84% 1,17%
DPK (Rp Milyar) 5.532.926 5.924.944 5.967.088 3,77% 0,71% 7,27% 7,85%
-Giro (Rp Milyar) 1.367.355 1.563.497 1.539.537 9,81% -1.53% 6,73% 12,59%
-Tabungan 1.736.841 1.832.289 1.877.861 -0,66% 2,49% 5,81% 8,12%
(Rp Milyar)
-Deposito 2.428.731 2.529.159 2.549.690 3,60% 0,81% 8,66% 4,98%
(Rp Milyar)
CAR (%) 22,63 21,67 22,55 (174) 88 62 (8)
ROA (%) 2,51 2,57 1,94 10 (63) 8 (56)
NIM (%) 4,90 4,31 4,46 (60) 15 (20) (44)
BOPO (%) 80,24 88,84 89,94 945 (390) 77 471
NPL Gross (%) 2,47 2,74 3,10 25 36 (16) 63
NPL Net (%) 1,14 0,98 1,13 (17) 15 (5) (1)
LDR (%) 94,98 92,55 89,10 (188) (346) 222 (588)
Tabel 3.4. Perkembangan Kinerja Bank Perkreditan Rakyat Januari - Juni Tahun 2020
Nominal qtq yoy
Indikator
Jun ‘19 Mar ‘20 Jun ‘20 Mar ‘20 Jun ‘20 Jun ‘19 Jun ‘20
Total Aset (Rp 139.512 149.659 146.866 0,02% -1,87% 8,99% 5,27%
Milyar)
Kredit (Rp Milyar) 104.616 111.445 110.468 2,45% -0,88% 10,96% 5,59%
DPK (Rp Milyar) 94.962 102.975 100.063 0,43% -2,83% 10,04% 5,37%
-Tabungan 29.138 31.547 30.376 -1,82% -3,71% 9,19% 4,25%
(Rp Milyar)
-Deposito 65.824 71.428 69.686 1,45% -2,44% 10,42% 5,87%
(Rp Milyar)
CAR (%) 22,78 91,54 30,80 266 (74) 6 802
ROA (%) 2,37 2,28 1,98 (3) (30) (11) (39)
BOPO (%) 82,34 82,96 84,78 146 182 60 244
NPL Gross (%) 7,25 7,95 8,44 114 49 10 119
NPL Net (%) 5,56 6,25 6,58 103 33 18 100
LDR (%) 78,91 77,86 79,09 (123) 123 131 18
CR (%) 15,17 14,97 16,66 (211) 169 (76) 149
D. Fintech Ilegal
kening tanpa rekomendasi
CH
OJK dan melakukan konf
TE
FIN irmasi kepada OJK untuk
L rekening existing yang
GA
ILE
T EC
H diduga digunakan untuk
FIN
kegiatan fintech peer-to-
peer lending ilegal.
2) Meminta Bank Indonesia
untuk melarang fintech
payment system mem
fasilitasi fintech peer-to-
peer lending ilegal.
Satgas Waspada Investasi terus d. Menyampaikan laporan infor
berupaya memberantas kegiatan masi kepada Bareskrim Polri
fintech peer-to-peer lending ilegal untuk proses penegakan
ini dengan cara: hukum.
a. Mengumumkan fintech peer- e. Peningkatan peran Asosiasi
to-peer lending ilegal kepada Fintech Pendanaan Bersama
masyarakat. Indonesia (AFPI) untuk pe
b. Mengajukan blokir website dan nanganan fintech peer-to-peer
aplikasi secara rutin kepada lending ilegal.
Kementerian Komunikasi dan f. Edukasi dan sosialisasi kepada
Informatika Republik Indonesia masyarakat secara ber ke
dan Google LLC. lanjutan untuk meng gunakan
c. Memutus akses keuangan dari fintech peer-to-peer lending
fintech peer-to-peer lending yang legal.
ilegal:
1) Menyampaikan imbauan Untuk terus melakukan pen
kepada perbankan untuk cegahan dan perlindungan
menolak pembukaan re kepada masyarakat secara ber
Rincian Hongkong
Unknown 530 1%
Malaysia Russia
USA 170
2% Federation
UK 5
0%
Thailand 1 Lain-lain
Singapore 94
China
6% 3%
Russia Federation 7
Philipines 1 Singapore Unknown
Netherlands 3 8% 44%
Malaysia 22
Lithuania 1
Korea 2
Israel 2
Ireland 1
Indonesia 272
Hong Kong 9 USA
Germany 7 14% Indonesia
France 2 22%
China 70
Canada 4
Bulgaria 1
British 1
Australia 2
1.270
entitas
Gambar 3.2. Perbandingan Jumlah Pelapor SLIK berdasarkan kategori (Januari 2019 -
Desember 2019)
1.758 1.709
2.000
1.000
135 130 226 223 4 4 3 4
0
BU BPR/S LEMBAGA IJKL Non IJK
(BUK, BUS, UUS) PEMBIAYAAN
Sumber : Diolah dari Statistik Layanan Informasi Keuangan dapat diunduh melalui
link berikut: https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-
Informasi-Keuangan-SLIK.aspx
Gambar 3.3. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama tahun 2019
15.000
10.928
9.923 10.064 9.091
10.000
6.725 7.074 7.431 7.176 7.225 7.949
9.489
5.000
5.634
Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 sept-19 Okt-19 Nov-19 Des-19
6.406.111 6.429.527
6.309.283 6.347.279
5.540.511 6.086.645
5.899.852 6.097.335
5.260.219
5.174.205
5.088.533
4.982.910
Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 sept-19 Okt-19 Nov-19 Des-19
Gambar 3.5. Jumlah permintaan iDeb dari masyarakat selama Januari – Juni 2020
12.000
9.765 9.817
10.000
8.000 7.240
6.000 4.534
2.000
-
Januari Februari Maret April Mei Juni
2020 2020 2020 2020 2020 2020
Gambar 3.6. Jumlah permintaan iDeb oleh Pelapor SLIK Januari – Juni 2020
9 .000.000
7.594.576 7.709.567
8.000.000
7.000.000 6.457.481
6.000.000 5.074.073 5.338.173
5.000.000 3.796.077
4.000.000
3.000.000
2.000.000
1.000.000
-
Januari Februari Maret April Mei Juni
2020 2020 2020 2020 2020 2020
Sumber : Diolah dari Statistik Layanan Informasi Keuangan dapat diunduh melalui
link berikut: https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/Sistem-Layanan-
Informasi-Keuangan-SLIK.aspx
Salah satu arah kebijakan Sinergi antara OJK dan MES telah
strategis OJK tahun 2017-2022 lama terbangun dan terjalin erat.
adalah mendorong peningkatan Dari sisi kepengurusan, Ketua
peran sektor keuangan syariah Umum MES beberapa periode
dalam mendukung penyediaan terakhir dipercayakan kepada
sumber daya pembangunan. Hal Ketua OJK, yakni Ketua OJK saat
ini ditempuh diantaranya melalui ini Prof. Wimboh Santoso Ph.D
integrasi sektor keuangan syariah, dan Ketua OJK periode 2012-
termasuk perbankan syariah, ke 2017 Prof. Muliaman Hadad,
dalam ekosistem ekonomi syariah Ph.D. Dengan demikian, berbagai
agar mampu merealisasikan kebijakan OJK di keuangan
potensinya yang demikian besar. syariah dapat dikomunikasikan
dan diimplementasikan dengan
Untuk itu, sinergi dan kolaborasi lebih cepat dan efektif kepada
dengan berbagai pemangku segenap pemangku kepentingan.
kepentingan di dalam ekosistem Sebaliknya, MES juga dapat
PPL Khusus bagi Akuntan Publik yang terdaftar di sektor Perbankan OJK telah
diselenggarakan bekerja sama dengan IAPI sejak tahun 2014
Konvensional) dan 142 orang (AP di OJK (klien) adalah 1436 Bank
Perbankan Syariah). (87,61% dari total bank), yaitu
seluruh bank umum serta BPR/
Adapun lembaga Jasa Keuangan BPR Syariah dengan total aset
di Sektor Perbankan yang wajib di BPR/BPR Syariah lebih dari Rp10
audit oleh KAP/AP yang terdaftar miliar.
K. Asesmen Internasional
1. RCAP Net Stable Funding
yang diterbitkan oleh BCBS.
Ratio (NSFR) dan Large
RCAP dilakukan terhadap
Exposures (LEX)
seluruh negara anggota BCBS
Regulatory Consistency Assess (28 yurisdiksi), termasuk
ment Programme (RCAP) Indonesia. Berdasarkan hasil
merupakan proses penilaian RCAP tersebut, BCBS akan
yang dilakukan oleh BCBS mengeluarkan penilaian yang
dengan tujuan untuk melihat terdiri atas compliant, largely
konsistensi dari regulasi yang compliant, materially non-
dikeluarkan oleh otoritas compliant dan non-compliant.
suatu negara dengan standar
perbankan internasional Pada tahun 2016, Indonesia
Tabel 4.1. Daftar POJK yang diterbitkan dari tahun 2019 sampai dengan Juni 2020
Sistem Informasi
Ketentuan Perbankan Online
(SIKePO)
a. Penggabungan, peleburan,
Rekam Jejak Peraturan dan pengambilalihan BPR atau
BPRS dapat dilakukan atas
inisiatif BPR atau BPRS atau
POJK Nomor 20/POJK.03/2019
perintah OJK, dengan tetap
mencabut PBI Nomor PBI
wajib memperoleh izin dari
No. 9/17/PBI/2007 - Sistem
Penilaian Tingkat Kesehatan OJK.
Bank Perkreditan Rakyat b. Penggabungan atau peleburan
Berdasarkan Prinsip Syariah dapat dilakukan antara BPR
dengan BPR, BPR dengan
BPRS, atau BPRS dengan
informasi diperoleh dari
BPRS. BPR hanya dapat
melakukan penggabungan atau
peleburan dengan BPRS dalam
6. Penggabungan,
hal BPR hasil penggabungan
Peleburan, dan
atau peleburan menjadi BPRS.
Pengambilalihan Bank
c. Mekanisme pelaksanaan
Perkreditan Rakyat
penggabungan atau peleburan
dan Bank Pembiayaan
adalah sebagai berikut:
Rakyat Syariah
1) penyampaian dokumen
Dalam rangka memperkuat ke berupa rancangan dan
tahanan dan daya saing industri konsep akta oleh BPR/S;
Media APOLO -
penyampaian Dalam hal belum tersedia,
kepada OJK disampaikan secara luring
ke pengawas bank
1)
Laporan Keuangan dan
d. Sanksi keterlambatan laporan
Informasi Kinerja - Triwulanan
terdiri atas:
Batas waktu publikasi dan
1) Secara luring (selama
penyampaian ke OJK adalah:
APOLO belum tersedia): 1
a) 3 bulan setelah periode juta per hari kerja, dengan
laporan jika diaudit oleh maksimal 30 juta.
AP; 2) Melalui APOLO: dikenakan
b) 2 bulan setelah periode sanksi sesuai POJK APOLO.
laporan jika ditelaah 3) Melalui SPE: dikenakan
terbatas oleh AP; atau sanksi sesuai POJK SPE.
c) 1 bulan setelah periode
e. Bagi bank yang tidak meng
laporan jika tidak diaudit/
umumkan pada situs web bank
ditelaah.
dan/atau tidak menyampaikan
2)
Laporan Keuangan dan laporan secara lengkap
Informasi Kinerja - Tahunan dikenakan sanksi administratif
dan Laporan Informasi Fakta berupa teguran tertulis.
Material f. POJK ini mulai berlaku sejak
a) Cakupan informasi posisi data tanggal 1 Juli
memenuhi ketentuan 2020, sehingga kewajiban
di Perbankan dan Pasar penyusunan, pengumuman,
Modal. dan penyampaian Laporan
b) Batas waktu publikasi Publikasi pertama kali dilakukan
dan penyampaian ke sesuai POJK ini untuk:
OJK adalah mengikuti
2)
Bagian penyediaan dana peminjam yang memperoleh
yang dijamin dengan Standby jaminan dari Prime Bank
letter of Credit (SBLC) yang selain pihak terkait yang
diterbitkan oleh Prime Bank sedang berjalan dan sudah
yang merupakan pihak ada sebelum berlakunya
terkait bank dikecualikan dari POJK ini dapat tetap
perhitungan BMPK paling dilanjutkan hingga jatuh
tinggi 90% dari total modal tempo.
bank sepanjang memenuhi
2)
Dalam hal penyediaan
persyaratan tertentu.
dana berupa penempatan
c. Penambahan pengaturan ter pada setiap Prime Bank
kait: dan penyediaan dana
1)
Tata cara perhitungan kepada peminjam yang
eksposur ke central counter memperoleh jaminan dari
party sesuai standar Basel Prime Bank selain pihak
terkait kerangka large terkait tidak memiliki jatuh
exposures. tempo, pengecualian BMPK
tetap berlaku paling lambat
2) Cakupan pengisian laporan
sampai dengan 18 bulan
mengenai penyediaan
sejak POJK ini berlaku.
dana kepada 20 peminjam
selain pihak terkait yang
Rekam Jejak Peraturan
memperoleh jumlah
penyediaan dana terbesar.
POJK Nomor 38/POJK.03/2019
d. Penambahan ketentuan per mengubah POJK No. 32/
alihan yaitu: POJK.03/2018 - Batas
Maksimum Pemberian Kredit
1) Pengecualian BMPK ter
dan Penyediaan Dana Besar
hadap penyediaan dana Bagi Bank Umum
berupa penempatan pada
setiap Prime Bank dan
informasi diperoleh dari
penyediaan dana kepada
Pokok-Pokok Ketentuan
Pokok-Pokok Ketentuan
a. POJK ini berlaku bagi BUK, BUS,
UUS, BPR, dan BPRS.
b.
Bank dapat menerapkan 2) Peningkatan kualitas kredit/
kebijakan yang mendukung pembiayaan menjadi lancar
stimulus pertumbuhan ekonomi setelah direstrukturisasi
untuk debitur yang terkena selama masa berlakunya
dampak penyebaran COVID-19 POJK. Ketentuan
termasuk debitur UMKM, restrukturisasi ini dapat
dengan tetap memperhatikan diterapkan Bank tanpa
prinsip kehati-hatian. melihat batasan plafon
c. Debitur yang terkena dampak kredit/pembiayaan
atau
penyebaran COVID-19 termasuk jenis debitur.
debitur UMKM adalah debitur e.
Cara restrukturisasi kredit/
yang mengalami kesulitan pembiayaan dilakukan
untuk memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam
pada Bank karena debitur peraturan OJK mengenai
atau usaha debitur terdampak penilaian kualitas aset, antara
dari penyebaran COVID-19 lain dengan cara:
baik secara langsung ataupun
1) penurunan suku bunga;
tidak langsung pada sektor
2) perpanjangan jangka waktu;
ekonomi antara lain pariwisata,
3) pengurangan tunggakan
transportasi, perhotelan,
pokok;
perdagangan, pengolahan,
4) pengurangan tunggakan
pertanian, dan pertambangan.
bunga;
d.
Kebijakan stimulus dimaksud 5) penambahanfasilitaskredit/
terdiri dari: pembiayaan;dan/atau
1) Penilaian kualitas kredit/ 6) konversi kredit/pembiayaan
pembiayaan/penyediaan menjadi Penyertaan Modal
dana lain hanya berdasarkan Sementara.
ketepatan pembayaran f. Bank dapat memberikan kredit/
pokok dan/atau bunga pembiayaan/penyediaan
untuk kredit/pembiayaan/ dana lain yang baru kepada
penyediaan dana lain dengan debitur yang telah memperoleh
plafon s.d Rp10 miliar; dan perlakuan khusus sesuai POJK
h.
Ketentuan ini berlaku sejak Pokok-Pokok Ketentuan
diundangkan sampai dengan
a. Konsolidasi Bank Umum
tanggal 31 Maret 2021.
PSP bank dapat memiliki 1
(satu) Bank, atau beberapa
Rekam Jejak Peraturan bank dengan memenuhi skema
konsolidasi bank, melalui:
Lampiran
Booklet Perbankan
Indonesia 2020
Departemen Perizinan dan Informasi Perbankan
Otoritas Jasa Keuangan
Menara Radius Prawiro www.ojk.go.id
Jl. MH Thamrin No. 2 official.ojk
Jakarta - 10350
@OJKINDONESIA
halodpip@ojk.go.id
@OJKINDONESIA
kontak OJK 157 ext 7001
fax (021) 386 032 Jasakeuangan