Prepared By:
Kelas5–26
DIPLOMA III AKUTANSI
Politeknik Keuangan Negara STAN
B u s i n e s s A n a l y s i s A n d V a l u t i o n R e p o r t – W a s k i t a K a r ya
Contents
4. REFFERENCES......................................................................................................................................26
1.EXECUTIVE SUMMARY
1.1 Overview
Perkembangan positif di negara maju dan berkembang merupakan motor utama ekonomi
dunia. Bank Dunia memproyeksikan bahwa ekonomi dunia akan naik 2,9% pada 2018 dari 2,7%
pada 2017. Penguatan pertumbuhan ekonomi dunia terutama ditopang oleh peran dari negara-
negara berkembang yang diproyeksikan mencatat pertumbuhan PDB 4,5% di samping kontribusi
pertumbuhan 1,8% di negara maju.
Kualitas pembangunan ekonomi di Indonesia didukung oleh kepercayaan investor asing
terhadap perekonomian Indonesia. Saat ini, peringkat utang negara Indonesia telah dikategorikan
layak investasi oleh tiga lembaga pemeringkat internasional setelah Standard & Poor's (S&P)
meningkatkan utang negara Indonesia menjadi BBB- dengan prospek stabil pada 19 Mei 2017.
Upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk mengembangkan ekonomi dengan membangun
dampak infrastruktur pada pertumbuhan signifikan industri konstruksi dalam negeri. Industri
konstruksi di Indonesia tampaknya bangkit dan berada di era baru, era emas yang menopang
perkembangan negara ini.Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sektor konstruksi
sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi nasional terbesar kedua setelah industri pengolahan
dengan kontribusi 0,69%.
Tingginya kontribusi sektor konstruksi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional disebabkan
oleh alokasi anggaran pemerintah untuk pembangunan infrastruktur dalam APBN 2017 sebesar
4,5% yang lebih tinggi dari APBN 2016. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun jalan,
jembatan, pelabuhan, pengembangan bandara , termasuk bandara perintis untuk konektivitas yang
lebih baik. Selain itu, dalam Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (Renstra PUPR) 2015-2019, disebutkan bahwa pemerintah akan terus mendorong
pembangunan infrastruktur untuk mendukung pencapaian pertumbuhan ekonomi daerah.Berkaitan
dengan program pembangunan, dalam 5 tahun (2015-2019) total anggaran Kementerian PUPR
sebesar Rp 548,4 triliun yang terbagi tahun 2015 sebesar Rp 119,6 triliun, tahun 2016 sebesar Rp
98,1 triliun, tahun 2017 sebesar Ro 106,3 triliun, tahun 2018 sebesar Rp 113,7 triliun dan tahun
2019 sebesar Rp 110,7 triliun. Dan ini mungkin akan berlanjut sampai tahun 2024 sejalan dengan
terpilihnya kembali presiden Joko Widodo untuk periode yang ke-2.
Indonesia masih harus terus membangun infrastruktur untuk mengurangi biaya logistik,
mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi. Pasalnya, berdasarkan data Bank Dunia 2012,
stok aset infrastruktur Indonesia hanya sebesar 38% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB), jauh
di bawah rata-rata global sebesar 70% PDB.
Pemerintah telah berupaya menyusun kombinasi strategi pembangunan yang tertuang dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, yakni dengan
menetapkan Proyek Strategis Nasional (PSN) dan Proyek Prioritas.
Menurut Darmin, pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan hingga sekarang belum
cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan. Pemerintah terus mendorong percepatan
pembangunan sejumlah PSN yang saat ini terdiri dari 223 proyek dan 3 program dengan nilai
investasi senilai Rp4.180 triliun.
Secara akumulatif, hingga September 2019 terdapat 81 PSN yang telah selesai dan
beroperasi dengan nilai investasi mencapai Rp390 triliun. Selain itu, terdapat 27 proyek, 1 program
ketenagalistrikan, dan 1 program pemerataan ekonomi yang sedang tahap konstruksi dan mulai
beroperasi sebagian. Sedangkan, ada 22 proyek dalam tahap konstruksi dan akan beroperasi di
2019, dan 80 proyek sedang konstruksi dan akan beroperasi setelah 2019. Sebanyak 129 proyek dan
2 program di atas, memiliki nilai investasi sebesar Rp2.860 triliun.
Selain itu, pemerintah telah menyiapkan program infrastruktur nonfisik untuk memastikan
ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni untuk penyediaan infrastruktur melalui
pengembangan program vokasi dan sertifikasi.
Infrstruktur 2020-2024 akan berfokus pada 3 kerangka utama yaitu infrastruktur pelayanan
dasar, infrastruktur ekonomi, dan infrastruktur perkotaan yang juga ditopang dengan pembangunan
energi, dan ketenagalistrikan, serta peasanaan transformasi digital.
Rencana pemerintah untuk memindahkan ibu kota menjadi peluang besar bagi para
kontraktor. Pemerintah akan melakukan pembangunan yang massif di berbagai sektor mulai dari
jalan hingga gedung. Pembangunan infrastruktur di ibu kota baru ini, akan dimulai pada tahun 2020
nanti.
Dirjen Bina Konstruksi mengatakan revolusi industri generasi keempat atau Industri 4.0
sarat dengan penggunaan teknologi sehingga harus direspon dengan kesiapan data dan sumber daya
manusia (SDM) yang memadai. Apalagi jika melihat jumlah tenaga kerja konstruksi bersertifikat
(data LPJKN per April 2019) adalah 627.500 orang yang terdiri dari 429.588 orang tenaga terampil
dan 197.892 tenaga ahli, atau baru sekitar 7,6 % dari total jumlah tenaga kerja konstruksi sebesar
8,3 juta orang.
Penelitian terbaru oleh Mace telah mengungkapkan bahwa sektor konstruksi telah gagal
mengimbangi peningkatan produktivitas yang terlihat di sektor manufaktur selama 20 tahun
terakhir. Akibatnya, ekonomi telah kehilangan sekitar 100 miliar. Kekurangan produktivitas ini
mempersulit bisnis di sektor ini untuk mendorong profitabilitas.
Di antara tantangan utama, adalah periode panjang kurangnya investasi dalam inovasi,
digitalisasi dan modal yang telah mencegah bisnis konstruksi mendekat kearah inovasi.Untuk
mengatasi ini, perusahaan konstruksi harus fokus kembali pada inovasi dan berinvestasi untuk
menemukan cara menerapkan teknologi canggih seperti pencetakan 3D, kecerdasan buatan dan
augmented reality. Bahkan, kegiatan inovasi sudah berlangsung secara global di berbagai bidang
seperti ilmu material, nanoteknologi dan robotika dengan potensi mengubah metode konstruksi
untuk proyek perumahan dan infrastruktur.
3. ROA mencerminkan konsistensi pendapatan yang diperoleh oleh perusahaan, yang mana
merupakan salah satu syarat untuk dikatakan sebagai market leader selain EPS.
0.09
0.08
0.07
0.06
WSKT
0.05
WIKA
0.04 PP
0.03 ADHI
0.02
0.01
0
2014 2015 2016 2017 2018
Dari grafik di atas dapat disimpulkan bahwa tren Return On Asset PT Waskita Karya
cenderung stabil dikarenakan kenaikan dan penurunan atas ROAnya tidak signifikan dalam lima
tahun terakhir sehingga kondisi perusahaan Waskita lebih stabil. Perusahhan yang menghasilkan
keutungan konsisten artinya perusahaan itu bias terus tumbuh dan meningkatkan nilainya. Selain itu
dalam dua tahun terakhir PT Waskita Karya lebih unggul dalam industry konstruksi yang
ditunjukkan dengan ROA yang lebih tinggi dibandingkan tiga perusahaan peers lainnya.
SIMPULAN
Jadi, berdasarkan data dari analisis industri diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi industri
konstruksi di Indonesia sedang mengalami peningkatan (sunrise) baik saat ini atau dimasa
mendatang. Hal ini dikarenakan pemerintah Indonesia masih memprioritaskan sektor pembangunan
infrastruktur yang dapat dilihat dari grafik pendapatan di atas beberapa perusahaan jasa konstruksi
mengalami kenaikan dalam pendapatannya.
Industri konstruksi di Indonesia adalah potensi yang bisa dikatakan berkembang pesat.
Dengan bertambahnya kesejahteraan masyarakat, populasi penduduk, dan demand akan kebutuhan
primer(papan), jasa konstruksi menjadi bidang usaha yang menjanjikan Isu pemindahan ibukota dan
fokus pemerintah saat ini dalam membangun infrastruktur di seluruh Indonesia menjadikan demand
akan jasa konstruksi menjadi naik. Peraturan pemerintah mengenai industri di Indonesia juga
membuat pasar konstruksi menjadi beragam.
Prospek lingkungan bisnis untuk perusahaan konstruksi di Indonesia saat ini sedang
memingkat. Hal ini sejalan dengan program Presiden RI tahun 2015-2019 yang memprioritaskan
pembangunan infrastruktur untuk meningkatkan pembangunan ekonomi dan pemerataan
pembanguanan. Sejak tahun 2015 pemerintah mengalihkan belanja subsidi menjadi belanja
produktif berupa pembangunan infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Berkaitan dengan program
pembangunan, dalam 5 tahun (2015-2019) total anggaran Kementerian PUPR sebesar Rp 548,4
triliun yang terbagi tahun 2015 sebesar Rp 119,6 triliun, tahun 2016 sebesar Rp 98,1 triliun, tahun
2017 sebesar Ro 106,3 triliun, tahun 2018 sebesar Rp 113,7 triliun dan tahun 2019 sebesar Rp 110,7
triliun. Dan ini mungkin akan berlanjut sampai tahun 2024 sejalan dengan terpilihnya kembali
presiden Joko Widodo untuk periode yang ke-2.
Jasa konstruksi mempunyai presentase persaingan yang tinggi. Dengan demand terhadap
konstruksi yang meningkat, peraturan pemerintah yang mengatur tentang perusahaan konstruksi,
dan fokus pemerintah di bidang infrastruktur dan pembangunan, para player di pasar konstruksi
bersaing untuk mendapatkan proyek-proyek yang ada. Beberapa contoh perusahan konstruksi yang
ada di Indonesia adalah :
Selain PT Waskita Karya, ada 2 perusahaan konstruksi yang sedang naik daun dalam
pembangunan di Indonesia adalah PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. dan PT PP (Persero) Tbk, ketiga
perusahaan ini termasuk ke dalam perusahaan BUMN. Meskipun sudah dibagi oleh pemerintah
untuk setiap proyek pembangunan sesuai fokus perusahaan, tidak bisa dipungkiri ketiga perusahaan
konstruksi ini saling bersaing dalam menghimpun profit. PT Waskita Karya lebih berfokus ke
pembangunan dan pemeliharaan jalan tol, pembangunan bandara, dan konstruksi sipil. PT PP lebih
fokus ke pembangunan perumahan, gedung dan beberapa stadion, PT WIKA lebih fokus ke
konstruksi sipil, mekanika elektrikal dan beton.
Selain perusahaan BUMN, persaingan juga terlihat dengan perusahaan swasta. Perusahaan
seperti PT Total Bangun Persada Tbk. dan PT LeightonContractors Indonesia adalah contoh
perusahaan konstruksi swasta yang menjadi pesaing dari PT Waskita. PT Total Bangun Persada
bergerak di bidang konstruksi dengan spesifikasi konstruksi gedung tinggi dan manajemen proyek,
perusahaan ini dalam 40 tahun terakhir telah banyak melahirkan karya di fasilitas umum, gedung
kantor, rumah sakit, tempat ibadah, hotel, pusat perbelanjaan, kawasan industri, pemukiman
bertingkat, dan pendidikan. Misalnya, JIEXPO ConventionandTheatre, ICE BSD, Astra Tower,
Kompas Tower, BRI BSD Tower Building, BSD Junction, dan lain-lain. PT LeightonContractors
Indonesia berpusat di Hong Kong, telah melebarkan sayap di Asia, mulai dari Thailand, Filipina,
Malaysia, Singapura, Indonesia, dll. Di Indonesia sendiri, PT LeightonContractors Indonesia telah
membangun beberapa proyek, yaitu Fonterra Borobudur, Freeportcampconstruction, Wahana Coal
Mine, dll.
Industri konstruksi dewasa ini menjadi pembicaraan yang hangat. Kenaikan populasi di
Indonesia menyebabkan pertumbuhan pembangunan naik dan menyebabkan permintaan terhadap
Industri konstruksi di Indonesia dibagi beberapa kelas yaitu BUMN dan swasta. Selain itu
terdapat proyek-proyek kecil di daerah maupun kota yang menggunakan jasa konstruksi rombongan
yang belum memiliki Izin. PT Waskita adalah perusahaan konstruksi yang sudah menjadi BUMN
maka dari itu subtitusi lainnya bisa digantikan oleh pihak swasta dan jasa konstruksi rombongan.
Konsumen dapat memilih ingin menggunakan jasa konstruksi tersebut sesuai dengaanoutput yang
diinginkan.
Demand akan jasa konstruksi yang tinggi membuat banyak jasa konstruksi yang
menawarkan jasanya, sehingga membuat bargainofcustomer menjadi tinggi, karena persaingan di
bidang jasa konstruksi sangat terbuka(BUMN maupun swasta). Konsumen dapat memilih berbagai
pilihan perusahaan jasa konstrusksi yang sesuai dengan output yang mereka inginkan dan
mempertimbangkan dari segi harga, keamanan, pemeliharaan, dan lain-lain di setiap perusahaan
jasa konstruksi.
Penawaran penyedia bahan baku dan alat-alat konstruksi tinggi yang membuktikan bahwa
pilihan terhadap supplier banyak di dalam industri konstruksi. Apabila terdapat supplier banyak
maka daya tawar nya rendah dan efeknya adalah positif. Perusahaan jasa konstruksi dapat memilih
berbagai perusahaan yaang menyediakan kebutuhan mereka. Perusahaan jasa konstruksi yang besar
BUMN maupun Swasta biasanya memiliki perusahaan anak yang sekaligus menyediakan
kebutuhan konstruksi seperti pabrik beton, yang beton itu sendiri akan digunakan oleh internal dan
sebagian ekstenal.
Industri konstruksi adalah industri yang punya daya saing yang tinggi antar perusahaan
konstruksi. Tidak adanya inovasi, kreativitas dan strategi bisnis yang handal, membuat perusahaan
konstruksi terkait akan mengalami penurunan demand dari konsumen dan berdampak pada
penurunan profit. Dalam mengarungi industri konstruksi di Indonesia, PT Waskita berfokus di
pembangunan dan pemeilharaan jalan tol, konstruksi sipil, proyek bandara dan berbagai proyek
pemerintahan. Dengan predikat perusahaan BUMN, PT Waskita bisa dibilang terjamin dalam hal
pengerjaan proyek pemerintah. Tetapi, Waskita tidak berhenti disitu saja.
PT Waskita selalu mencoba berinovasi dan memberikan pelayanan terbaik kepada
masyarakat dan pemerintah. Waskita mulai melebarkan sayap ke bidang konstruksi lain. Seperti
beton dengan mendirikan anak perusahaan bernama PT Waskita Beton Precast. Anak perusahaan
ini adalah pengembangan dan diversifikasi dalam bidang selain kontraktor dan memiliki core bisnis
yang menunjang Waskita Karya sebagai perusahaan jasa konstruksi di Indonesia. Pembangunan dan
pengembangan PT Waskita Beton Precast diharapkan dapat meningkatkan daya saing bagi Waskita
Karya dan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan internal proyek-proyek yang sudah dan akan
ditangani oleh Waskita Karya maupun untuk pemenuhan kebutuhan eksternal. Produk yang
dihasilkan PT Waskita Beton Precast antara lain SquarePile, SpunPile, Girger, RetainingWall, dan
Beton Readymix. Waskita juga sudah merambah ke bidang properti dengan anak perusahaan PT
Waskita Karya Realty. Divisi ini melaksanakan kegiatan perusahaan dalam bidang Pemasaran
sampai dengan produksi, dengan jenis usaha Rumah Tapak (real estate, townhouse), Rumah Susun
(rusun, apartemen, kondominium, condotel), serta CommercialBuilding (perhotelan, perkantoran,
ruko/rukan/soho, mall, industrialbuilding, sekolah, rumah sakit).
Dengan pelebaran sayap seperti ini, diharap Waskita akan lebih efektif dan efisien dalam
pelayanan dan juga dapat lebih dipercaya oleh pemerintah maupun swasta dalam pembangunan.
Pada tahun 2019 PT Waskita menjual kepemilikan. Transaksi ini meliputi penjualan sebagian
sahamnya yang awalnya 99,9% menjadi 29,99% atas kepemilikan tidak langsungnya di PT Waskita
Transjawa Toll Road (WTTR), PT Semesta Marga Raya (SMR), PT Pejagan Pemalang Tol Road
(PPTR) , PT Transjawa Paspro Jalan Tol (TPJT). Direktur Human Capital Management WSKT
Hadjar Seti Aji menambahkan bahwa rencana divestasi merupakan strategi perseroan dalam
mengelola portofolio jalan tol.Dia menyebutkan bahwa perseroan Waskita Karya tidak berniat
menjadi operator jalan tol dengan memegang konsesi hingga akhir periode. Kendati demikian,
WSKT juga tak berniat melego seluruh kepemilikan sahamnya di perusahaan tol. Waskita
melakukan divestasi untuk bserinvestasi lagi di proyek lain.
2.3.1 Strengthandweakness
Strength :
1) Status sebagai BUMN, Sehingga memiliki posisi solid dalam mendapatkan
proyekproyek infrastruktur besar yang direncanakan oleh Pemerintah
2) memiliki kelangsungan usaha yang sangat baik. Hal tersebut dapat dilihat dari pasar
usaha yang masih sangat besar, seperti pengembangan kawasan, konektivitas,
infrastruktur, bendungan, dermaga, kereta api, bandara dan lain sebagainya.
3) Meningkatkan kinerja secara berkesinambungan.
4) Memiliki Reputasi dan Customer Base yang Besar, PT Waskita Karya perusahaan
konstruksi dengan Pendapatan Usaha dari Sektor Konstruksi yang terbesar di Indonesia
5) Memiliki Produk Unggulan dan Produk yang Berkualitas
6) Menerapkan Standar Mutu Internasional, diantaranya ISO 14001:2015 (Sistem
Manajemen Lingkungan), OHSAS 18001:2007 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja),
ISO 9001:2015 (Sistem Manajemen Mutu), serta Sertifikat Audit Sistem Manajemen
Pengamanan (Sistem Manajemen Pengamanan Swakarsa).
7) Pertumbuhan Pendapatan yang Stabil dan Daya Saing yang Meningkat
8) Memiliki Manajemen dan Tenaga Kerja yang Ahli dan Dapat Diandalkan
9) Memiliki Sistem Pengelolaan Keuangan yang Terintegrasi
10) Pendapatan Perseroan terus menunjukkan pertumbuhan yang stabil sebagai dampak
positif atas penerapan strategi peningkatan marjin pendapatan melalui costreduction
program, kegiatan EPC, serta peningkatan sistem kerja internal secara menyeluruh.
11) Struktur organisasi Perseroan dapat mewujudkan sistem desentralisasi dan
pemberdayaan divisi yang dibagi berdasarkan pekerjaan dan wilayah geografis yang
lebih spesifik.
12) Manajemen dan pegawai perseroan merupakan orang-orang yang handal dan memiliki
kapabilitas yang tinggi dalam bidang konstruksi, precast, property/ realty, maupun
investasi infrastruktur.
Weakness :
1) Dalam melaksanakan proyek, sebagian besar modal berasal dari pemerintah. Yang mana
gejolak politik yang semakin meningkat di tahun 2019, proyek tol yang mulai berkurang,
adanya proyek PSN yang dikeluarkan dan semakin ketatnya persaingan di industri
2.2.3 OpportunityandThreat
Opportunity :
PT Waskita Karya selalu mendapatkan kontrak dari pemerintah untuk membangun
bangunan pemerintah dan membangun fasilitas-fasilitas negara, tetapi tidak hanya
bangunan dan fasilitas negara saja, melainkan juga pembangunan pihak swasta, seperti
apartemen dan kantor bank swasta.
PT Waskita Karya memiliki peluang yang besar untuk mengambil kesempatan usaha
melalui brandrecognition yang kuat, investasi ruas tol yang terpanjang, kinerja finansial
yang terjaga dengan baik serta rekam jejak Perseroan yang sudah melekat di industri
konstruksi, Desentralisasi Organisasi serta Jaringan Pemasaran dan Wilayah Produksi
yang Luas, serta menjalin kerjasama dengan mitra perbankan dalam layanan
cashmanagement dan supplychainfinancing.
PT Waskita Karya mendapat kepercayaan dalam menangani mega proyek dan hal ini
mendorong waskita karya untuk terus menemukan metode dan strategi pengembangan
perusahaan yang menjadikannya sebagai perusahaan jasa konstruksi terkemuka
Threats :
Sebagian besar PT Waskita Karya membangun bangunan pemerintah dan fasilitas
negara, modal yang diperoleh berasal dari pemerintah, dan proyek akan berjalan apabila
ada kontrak kerja dengan pemerintah.
Dalam menjalankan usahanya, PT Waskita Karya juga dihadapkan akan Praktik Bad
CorporateGovernance, yang meliputi laporan atas aktivitas perusahaan yang mencemari
lingkungan, pengungkapan pemenuhan kewajiban perpajakan, kasus terkait buruh dan
karyawan, serta hubungan dengan pejabat publik dan pejabat pemerintah.
PT Waskita Karya menyadari sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri
kontruksi kerap dihadapkan oleh berbagai tantangan dan risiko bisnis. Perusahaan
dihadapkan pada beberapa risiko-risiko utama yang timbul dari risiko likuiditas dan
risiko tingkat bunga. Risiko-risiko tersebut dapat mengancam kelangsungan bisnis PT
Waskita Karya.
Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) memenuhi kriteria sebagai model aset
takberwujud, di mana aset konsesi diakui sebagai aset tak berwujud sesuai dengan
PSAK 19, “Aset Takberwujud”.
WTR (entitas anak) yang memiliki hak pengusahaan jalan tol diharuskan oleh ISAK
16 untuk menyajikan unsur pendapatan yang merefleksikan pendapatan dari jasa
konstruksi atas aset konsesi atau peningkatan kemampuan aset konsesi yang dilakukan
selama periode berjalan pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian. WTR mengakui pendapatan konstruksi aset konsesi dan biaya konstruksi
sesuai dengan PSAK 34. Entitas anak, WTR mengukur pendapatan konstruksi atas aset
konsesi dengan menggunakan metode biaya dengan marjin nol berdasarkan estimasi
terbaik manajemen yang dihitung dengan model tertentu pada saat penentuan tarif awal
jalan tol sebelum jalan tol dioperasikan.
keuangan atau aset tak berwujud. Dalam hal hak atas pengusahaan jalan tol, grup
berpendapat bahwa aset tersebut memenuhi kriteria aset tak berwujud sehingga diakui
sesuai PSAK 19.
Selain itu, kebijakan lain yang utama adalah kontrakkontruksi yang diatur dalam
PSAK No. 34. Kebijakan tersebut memuat bagaimana perusahaan menentukan
pendapatan kontrak, biaya kontrak, dan hal-hal lain yang yangbehubungan dengan
kontak konstruksi.
Alasan:
Di dalam laporan keuangan PT Waskita Karya Tbk. Ditemukan beberapa item yang
perlu diteliti lebih dekat untuk menetukan kualitas akuntansi perusahaan, antara lain.
a. Related-partytransactions.
Waskita Karya banyak melakukan transaksi terhadap related-partynya.
Contohnya transaksi kepada anak perusahaannya ataupun ke bank-bank.
b. Pendapatan
Waskita karya masih menggunakan PSAK 44 (dalam laporan keuangan yang
terbaru yakni 2018). Pengakuan pendapatan adalah over the time dengan metode
percentage of completion. Dengan ukuran bisnis yang setingkat dengan Wijaya
Karya, Waskita Karya seharusnya juga sudah mulai menggunakan PSAK 72
dengan pengakuan pendapatan at the point of time dengan metode Cost
Recovery, hal ini dikarenakan oleh beberapa hal, di antara lain:
(1) Pendapatan yang didapat oleh Waskita Karya sebagian besar atau bahkan
seluruhnya masih dalam bentuk piutang, dan ketertagihan piutangnya di tiap
tahun kurang meningkat dengan signifikan, mengingat bahwa tingkat
penurunan piutang di tiap tahunnya kurang signifikan
(2) Dengan metode pengakuan pendapatan di akhir setelah proyek selesai, hal
ini juga memberikan perlindungan terhadap konsumen Waskita Karya yang
sebagian besar adalah pemerintah itu sendiri. Karena penagihan pendapatan
hanya dilakukan ketika proyek benar-benar diserahterimakan, maka risiko
dan manfaat sudah benar-benar ditransfer secara keseluruhan ke konsumen
(3) Sesuai dengan prinsip revenue recognition, yakni pendapatan diakui ketika
transfer kepemilikan sudah benar-benar terjadi
(4) Jika PSAK 72 diterapkan lebih dini, maka pada tahun efektifnya yakni
2020, Waskita Karya sudah serentak menggunakan peraturan yang sama di
tiap proyeknya
(5) Proyek Waskita didominasi oleh proyek-proyek besar yang bersifat integral,
oleh karena itu dengan menggunakan metode precentage of completion
cukup sulit dilakukan karena diperlukannya estimasi yang andal.
Sedangkan, di dalam CALK-nya, manajemen menyebutkan bahwa alasan
kenapa Waskita belum menggunakan PSAK 72 adalah karena belum
didapatkan estimasi yang andal dan interpretasi yang tepat. Mengingat
percentage of completion memerlukan estimasi yang lebih baik dari cost
recovery, seharusnya Waskita menggunakan cost recovery. Namun secara
implisit, dikarenakan cost recovery ini akan menaikkan revenue dan net
income secara signifikan karena pengakuan pendapatan di akhir, Waskita
berusaha menghindari pemakaiannya karena net income yang tinggi juga
berarti pembagian dividend yang tinggi, sedangkan arus kas dari operasi
sangatlah minim, bahkan hasilnya minus di tahun 2017 dan 2016, sebesar
masing-masing Rp5.959.562.435.459 dan Rp7.762.413.775.203. Hal ini
mengimplikasikan bahwa Waskita berusaha menjaga net income agar stabil
(dalam rangka income smoothing) dan menghindari pembayaran dividend
yang tinggi sehingga harus melakukan pendanaan terus-menerus.
d. Piutang
Waskita Karya dalam laporan arus kasnya tiap tahun selalu
didominasi oleh aktivitas pendanaan. Hal ini patut dipertanyakan tentang
bagaimana likuiditas dari Waskita ini mengingat bahwa kebanyakan
pendapatan dalam bentuk piutang dan tingkat ketertagihan piutang yang
rendah. Ternyata, kunci dari tingginya aktivitas pendanaannya adalah karena
Waskita menjaminkan hampir seluruh piutangnya di berbagai bank untuk
perolehan pinjaman.
(a) Pendapatan
(1) Menentukan pendapatan konstruksi di tiap tahun dengan menggunakan Cost
Recovery Method sesuai PSAK 72
2018 2017 2016
Percentage 47.396.987.768.691 42.347.388.100.951 22.373.177.020.351
of
Completion
**)
Cost 38.895.048.589.736 33.789.027.616.767 18.782.049.408.099
Recovery
Method
***)
Selisih (8.501.939.178.955) (8.558.360.484.184) (3.591.127.612.252)
**) berdasarkan yang ditunjukkan dalam laporan keuangan tiap tahunnya
***) berdasarkan beban yang dikeluarkan di tiap tahunnya dengan asumsi proyek
belum selesai secara total
Usaha
(dengan
Percentage of
Completion)
Penyesuaian
(menggunakan
(8.501.939.178.955) (8.558.360.484.184) (3.591.127.612.252)
Cost Recovery
Method)
Pendapatan
Usaha
40.287.011.659.867 36.654.537.148.420 20.197.195.014.095
(setelah
penyesuaian)
Beban Usaha (39.926.332.089.924) (35.749.365.206.806) (19.820.484.367.904)
Laba Kotor
(setelah 360.679.569.943 905.171.941.614 376.710.646.191
penyesuaian)
(c) Piutang
(1) Berdasarkan data di CALK 2018, Waskita Karya masih mengakui seluruh piutangnya,
sebesar Rp4.434.649.911.179, di mana berdasarkan rincian, piutang tersebut sudah
dijaminkan seluruhnya di bank-bank pemberi pinjaman, seperti Bank Mandiri, Bank
Rakyat Indonesia, Bank BNP Paribas Indonesia, dan bank-bank lainnya. Hal ini juga
ternyata terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
Sehingga Undo Distorsi yang dapat dilakukan adalah dengan memastikan jumlah piutang
yang ketertagihannya masih di Waskita Karya.
(2) Piutang Ventura, yakni piutang proyek yang dibayarkan terlebih dahulu, tanpa jaminan,
tanpa bunga. Manajer berspekulasi bahwa piutang ini akan terlunasi saat diminta. Di
dalam CALK tidak disebutkan alasan mengapa perusahaan berspekulasi bahwa piutang
ventura pasti terlunasi, untuk itu seharusnya perusahaan menggunakan cadangan untuk
kerugian piutang yang tak tertagih.
Menurut PSAK 55 tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, piutang
harus disajikan sebesar net realizable value, sehingga harus ditetapkan berapa jumlah
yang tidak akan tertagih.
Oleh karena itu, undo distorsinya adalah dengan menyiapkan skedul piutang tak tertagih
bagi Piutang Ventura
Catatan:
- Tidak menggunakan peers karena Wijaya Karya sendiri tidak memiliki piutang ventura
sehingga tidak ada tolak ukur penyesuaian cadangan yang sesuai dengan peers.
- Estimasi yang digunakan berdasarkan estimasi dari piutang pihak yang berelasi karena
piutang ventura itu sendiri berasal dari pihak berelasi dalam grup.
4. REFFENCES
- https://media.neliti.com/media/publications/52742-ID-analisis-struktur-pasar-industri-
konstru.pdf
- http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab5HTML/2012200364AKBab5001/body.htm
l
- http://belaputraperdana.blogspot.com/2015/05/analisis-swot-perusahaan-kontraktor.html
- https://www.academia.edu/37513136/WIJAYA_KARYA.pptx
- Laporan Keuangan Wijaya Karya, Adhi Karya, Waskita Karya, dan PT Pembangunan
Perumahan Tahun 2013-2018