Anda di halaman 1dari 12

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Dampak COVID-19

Covid-19 atau Corona Virus Disease merupakan penyakit menular yang

disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 (Indah, 2020). Virus ini pertama kali

ditemukan di negara Cina, tepatnya yaitu di Wuhan bulan Desember 2019. Pada

awal kemunculannya, penularan virus ini berlangsung begitu cepat ke berbagai

negara di dunia, sehingga WHO atau Word Health Organization meningkatkan

status wabah Covid-19 menjadi pandemi global pada bulan Maret tahun 2020.

Penyebaran wabah ini memberikan dampak yang begitu besar terhadap dunia,

beberapa hal diantaranya yaitu krisis kesehatan di masyarakat serta menyebabkan

ketidakstabilan aktivitas perekonomian dan sosial. Situasi ini menyebabkan

ketidakpastian di pasar keuangan global dan mempengaruhi situasi makro ekonomi

Indonesia, antara lain: devaluasi rupiah terhadap nilai dolar AS, berkurangnya

aliran masuk modal asing, melemahnya aktivitas ekonomi berupa ekspor, dll (Nour

Halisa & Annisa, 2020). Pada tahun 2020 triwulan pertama, perekonomian nasional

terlihat tumbuh positif di angka 2,97%, namun pada triwulan berikutnya

pertumbuhan ekonomi nasional turun menjadi -5,32%. Beberapa negara maju

seperti Jerman, Amerika Serikat, Italia, Perancis, dan Korea Selatan bahkan juga

10
11

mengalami penurunan perekonomian sama seperti halnya Indonesia, bahkan

penurunannya sampai menyentuh angka -17% hingga 20% (Junaedi & Salistia,

2020)

Seiring berjalannya waktu, penyebaran Covid-19 semakin meluas membuat

beberapa negara menerapkan kebijakan isolasi regional dan beberapa negara telah

sepenuhnya menutup negaranya. Hal ini menyebabkan melemahnya perekonomian

global, termasuk Indonesia. Di Indonesia, kebijakan pemerintah yang dilakukan

adalah menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) memicu dampak

besar pada proses produksi, distribusi, dan aktivitas usaha lainnya sehingga

mengganggu proses bisnis dan perekonomian (Fathoni Ahmad, 2020). Banyak

lembaga riset kredibel yang memprediksi laju pertumbuhan ekonomi Indonesia

akan menyusut pada 2020 (Yamali & Putri, 2020).

Pada kuartal II tahun 2020 ditengah penurunan laju perekonomian, terdapat

beberapa sektor industri yang tercatat mengalami pertumbuhan positif di Indonesia

yaitu dari sektor industri manufaktur (Fahrika & Roy, 2020). Sektor tersebut adalah

industri kimia farmasi dan obat konvensional dengan tingkat pertumbuhan sebesar

8,65%. Nilai ini lebih besar jika dibanding kuartal pertamanya yang hanya tumbuh

sebesar 5,60%. Pertumbuhan pada industri farmasi ini terjadi akibat dorongan

permintaan masyarakat yang meningkat terhadap produk kesehatan berupa obat dan

suplemen sejak adanya pandemi covid-19 (Elita I, 2020). Di sisi lain, meningkatnya

permintaan obat-obatan menyebabkan harga bahan baku menjadi lebih tinggi dan

biaya produksi pun ikut meningkat. Dikutup dari CNBC Indonesia (2020)

menyebutkan bahwa kenaikan harga produk kesehatan sebesar 30% disebabkan


12

karena semakin mahalnya harga bahan baku dan biaya impor yang dikenakan dari

negara asal, bahkan untuk biaya pengiriman dapat meningkat hingga tiga kali lipat

dari biasanya. Hal ini tentu memberikan dampak juga terhadap arus kas beberapa

perusahaan.

2.2 Laporan Keuangan

2.2.1 Pengertian

Ketika melakukan aktivitas bisnisnya, suatu entitas secara periodik

menyiapkan laporan keuangan (financial statement) untuk menyajikan data dan

informasi bagi para penggunanya. Untuk dapat memahami pengertian dari laporan

keuangan, dibawah ini beberapa pendapat dari para ahli:

a) Menurut Raymond Budiman (2021) Laporan keuangan merupakan dokumen

yang menggambarkan posisi keuangan dan kinerja perusahaan selama periode

waktu tertentu.

b) Menurut Kasmir (2019) Laporan keuangan merupakan laporan yang

memperlihatkan posisi keuangan suatu entitas pada periode itu atau untuk

waktu tertentu.

c) Menurut Werner R. Murhadi (2019) laporan keuangan merupakan bentuk

bahasa bisnis. Laporan keuangan memberikan data yang terolah kepada

pengguna tentang posisi keuangan perusahaan. Memahami laporan keuangan

perusahaan memungkinkan pemangku kepentingan yang berbeda untuk

memahami posisi keuangan perusahaan.


13

d) Menurut Sujarweni (2019) Laporan keuangan adalah catatan mengenai

informasi keuangan suatu entitas pada waktu periode tertentu dan dapat

memberikan informasi mengenai kinerja keuangan entitas.

2.2.2 Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019) terdapat lima jenis laporan mengenai keuangan yang

secara umum biasa disusun oleh suatu entitas yaitu:

1. Neraca (Balance Sheet)

Neraca merupakan hasil laporan keuangan yang memperlihatkan posisi

keuangan suatu entitas pada waktu tertentu. Dengan kata lain posisi keuangan yang

dimaksud adalah jenis dan jumlah dari aktiva (aset atau harta) dan pasiva (utang

dan modal) suatu entitas.

2. Laporan Laba Rugi (Income Statement)

Laporan laba rugi merupakan laporan mengenai keuangan tahunan yang

memperlihatkan kinerja entitas selama periode tertentu. Laporan ini menunjukkan

berapa total penghasilan dan sumber perolehan penghasilan. Di dalam laporan ini

juga menunjukkan jumlah beban-beban operasi maupun non operasi yang

dibayarkan pada periode akuntansinya..

3. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan tentang keuangan yang memuat

berapa total serta jenis modal pada pergantian waktu tertentu. Laporan ini juga

menjabarkan fluktuasi modal perusahaan & penyebabnya. Laporan ini sebisa

mungkin disajikan dengan jelas dan lengkap untuk menunjukkan kenyataan

ekonomi bahwa perusahaan masih beroperasi dan eksistensinya tetap ada.


14

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan tentang keuangan yang mengungkapkan

banyak aspek kegiatan entitas baik secara langsung maupun tidak secara langsung

mempengaruhi kas entitas.

5. Laporan Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan (CaLK) adalah laporan mengenai keuangan

entitas yang memberikan informasi jika terdapat laporan yang membutuhkan

penjelasan lebih rinci secara khusus.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

2.3.1 Pengertian

Menurut Sujarweni (2019) analisis laporan keuangan adalah upaya untuk

menganalisis kondisi keuangan entitas, hasil kerja entitas pada masa lalu & estimasi

masa mendatang untuk mengetahui kinerja entitas hingga saat ini dan

mengestimasinya pada waktu ke depan. Lebih lanjut pengertian menurut

Subramanyam (2019) analisis laporan keuangan merupakan penerapan alat dan

teknik untuk menganalisis laporan keuangan dengan data relevan yang mempunyai

tujuan umum yang berguna untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang

dapat digunakan dalam analisis bisnis. Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa analisis laporan keuangan adalah upaya menganalisis data

keuangan suatu entitas dengan menggunakan alat & teknik analisis laporan

keuangan supaya dapat diketahui kinerja laporan keuangan entitas terkait, sehingga

mempermudah pengguna laporan keuangan mengambil sebuah putusan bisnis.


15

2.3.2 Tujuan

Menurut Kasmir (2019) adapun tujuan melakukan hal ini adalah untuk beberapa

maksud berikut, yaitu:

a) untuk memahami kondisi posisi keuangan entitas selama rentang waktu tertentu,

termasuk mengetahui jumlah aset, kewajiban, modal, dan hasil dari operasi

entitas;

b) untuk memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan;

c) untuk menentukan tindakan korektif yang perlu diambil perusahaan kedepannya

terhadap posisi keuangannya saat ini;

d) untuk mengevaluasi kinerja manajemen, apakah berhasil atau gagal, dan

langkah-langkah yang diperlukan manajemen untuk ke depannya;

e) untuk dijadikan perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam hal kinerja yang

dicapai.

2.4 Analisis Rasio Keuangan

2.4.1 Pengertian

Analisis rasio keuangan merupakan upaya dalam mencari gambaran relasi dan

membandingkan jumlah akun ketika menjabarkan laporan keuangan, yaitu dengan

membagi satu akun dengan akun yang lain di laporan keuangan pada neraca &

laporan laba rugi (Sujarweni, 2019)

Tujuan dari analisis rasio keuangan menurut Sujarweni (2019) yaitu sebagai

sarana untuk mengidentifikasi kekuatan & kelemahan keuangan suatu entitas,

menilai atau mengevaluasi kinerja laporan keuangan, dan berusaha untuk

memberdayakan semua sumber daya yang tersedia untuk mencapai tujuan


16

perusahaan. Dengan memakai rasio keuangan, pihak internal dan eksternal entitas

dengan mudah bisa mendapatkan informasi tentang kekuatan serta kelemahan

entitas dari sudut pandang keuangan. Informasi dari analisis rasio ini biasa

digunakan oleh manajer untuk membuat keputusan mengenai kelangsungan bisnis

perusahaan (Trianto et al., 2017)

2.4.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

Dalam karya tulis ini, rasio keuangan yang digunakan adalah sebagai berikut:

2.3.2.1 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah proporsi yang digunakan untuk mengukur likuiditas

suatu perusahaan, dengan kata lain mengukur kemampuan perusahaan untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya (Kasmir, 2019, p. 130). Semakin besar

persentase dari rasio ini, maka dapat dikatakan semakin likuid sebuah perusahaan

tersebut. Terdapat beberapa jenis rasio likuiditas, diantarnya: rasio lancar (current

ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash rasio) (Harahap, 2010). Namun

dalam penelitian ini penulis hanya menggukan dua rasio yaitu:

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut pendapat Kasmir (2019, p. 134) rasio lancar adalah perbandingan

yang digunakan ketika akan menilai tingkat kesanggupan perusahaan dalam

melunasi utang jangka pendek atau yang mendekati jatuh tempo apabila diminta

membayar secara penuh. Kekurangan dari rasio ini adalah tidak semua komponen

aset lancar mempunyai tingkat likuiditas yang sama . Rumus yang digunakan

adalah sebagai berikut:

Aset Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)


𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar (𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑙𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑖𝑒𝑠)
17

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Menurut Kasmir (2019, p. 136) rasio cepat adalah rasio yang memperlihatkan

kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya atau hutang jangka

pendek dengan aktiva lancar tanpa melibatkan nilai persediaan. Ini berarti

mengabaikan nilai persediaan, menguranginya dari total aktiva lancar. Rumus yang

digunakan adalah sebagai berikut:

Aset Lancar − Persediaan


𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Utang Lancar

2.3.2.2 Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk

menilai seberapa baik aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (2019, p. 53). Ini

berarti berapa banyak utang yang dimiliki perusahaan relatif terhadap asetnya atau

dengan kata lain menilai kemampuan perusahaan melunasi seluruh utangnya baik

jangka pendek maupun jangka panjang ketika perusahaan dilikuidasi. Rasio yang

digunakan yaitu:

1) Rasio Utang Atas Aktiva (Total Debt to Asset Ratio)

Menurut Kasmir (2019, p. 158) debt ratio adalah rasio yang digunakan untuk

mengukur rasio total kewajiban dengan total aset. Ini berarti menilai seberapa

besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang. Rumusnya adalah:

Total Utang (𝑑𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Aset (assets)

2) Rasio Utang Atas Ekuitas (Total Debt to Equity Ratio)

Menurut Kasmir (2019, p. 159) rasio utang terhadap ekuitas adalah rasio yang

digunakan untuk mengevaluasi nilai utang terhadap ekuitas. Hasil dari rasio ini
18

ditemukan dengan membandingkan semua utang dengan semua ekuitas, sehingga

berguna untuk mengetahui berapa banyak dana yang diberikan kreditur kepada

pemilik usaha. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Total Utang (𝑑𝑒𝑏𝑡)


𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 =
Total Ekuitas (𝑒𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦)

2.3.2.3 Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah perbandingan yang dipergunakan untuk megnukur

kemampuan suatu entitas saat menghasilkan laba (Kasmir, 2019). Rasio ini berarti

mencerminkan laba atas investasi yang dicapai. Adapun rasio yang digunakan,

yaitu:

1) Rasio Margin Laba Bersih (Net Profit Margin)

Menurut pendapat Kasmir (2019, p. 202) margin laba bersih adalah nilai laba

yang membandingkan laba setelah dikurangi pajak dan bunga dengan total

penjualan. Rasio ini menandakan seberapa besar laba bersih atas total penjualan.

Rumus yang digunakan, yaitu:

Laba Bersih (𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡)


𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 =
Penjualan (𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠)

2) Rasio Pengembalian Aset (Return on Asset)

Menurut pendapat kasmir (2019) rasio pengembalian aset adalah rasio yang

menunjukkan tingkat hasil laba atas jumlah aset yang digunakan oleh perusahaan.

Rasio ini digunakan untuk menilai keefektifan operasi bisnis perusahaan. Rumus

yang digunakan, yaitu:

Laba Bersih (𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡)


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) =
Total Aset (𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)
19

3) Rasio Pengembalian Ekuitas (Return on Equity)

Menurut pendapat Kasmir (2019, p. 206) rasio pengembalian ekuitas adalah

rasio untuk menilai perbandingan laba bersih setelah pajak dengan ekuitas. Rasio

ini mencerminkan efisiensi penggunaan ekuitas. Apabila nilainya tinggi, maka

semakin baik efektifitas perusahaan dalam mengembalikan modal ekuitas. Rumus

yang digunakan, yaitu:

Laba Bersih (𝑛𝑒𝑡 𝑝𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡)


𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑅𝑂𝐴) =
Modal Saham (𝑐𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑡𝑜𝑐𝑘)

2.3.2.4 Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah perbandingan yang dipakai untuk mengukur tingkat

efektivitas pemakaian aset perusahaan, dengan kata lain menilai persentase efisiensi

penggunaan sumber daya perusahaan di dalam proses bisnisnya Kasmir (2019, p.

174). Apabila semaki rendah aktivitas penjualan, ini mengakibatkan semakin besar

uang yang tertanam dalam aktiva, sehingga akan lebih baik jika dana yang berlebih

itu ditanamkan untuk aktivitas perusahaan agar lebih produktif. Rasio yang dapat

digunakan adalah sebagai berikut:

1) Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover Ratio)

Menurut Kasmir (2019, p. 182) rasio perputaran persediaan adalah rasio untuk

menilai berapa banyak uang yang diinvestasikan pada persediaan mengalami

perputaran dalam periode waktu tertentu. Dengan kata lain juga diartikan sebagai

indikator seberapa banyak persediaan yang diputarkan untuk satu periode

akuntansi. Persamaan yang digunakan, yaitu:

Harga Pokok Penjualan (𝐶𝑂𝐺𝑆)


𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
(Persediaan awal + akhir)/2
20

2) Rasio Perputaran Total Aktiva (Asset Turnover Ratio)

Menurut pendapat Kasmir (2019, p. 187) rasio perputaran aset adalah rasio

untuk menilai perputaran seluruh aset perusahaan terhadap total penjualan yang

dilakukan per rupiah dari aset tersebut. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Penjualan (𝑠𝑎𝑙𝑒𝑠)
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑦 𝑇𝑢𝑟𝑛𝑜𝑣𝑒𝑟 =
Total Aset (𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠)

2.5 Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (dalam Wardhani, 2021, p. 17) kinerja keuangan adalah

analisis untuk mengetahui seberapa baik suatu perusahaan telah menerapkan

standar aturan keuangan di dalam pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Sedangkan

pendapat lain menurut Rudianto (2013, p. 189) di dalam bukunya menjelaskan

bahwa kinerja keuangan adalah prestasi atau hasil dari pengelola perusahaan yang

telah dicapai dalam melaksanakan tugasnya mengelola aset perusahaan dengan baik

atau secara efektif dan efisien selama periode tertentu. Menilai kinerja keuangan

sangat penting bagi perusahaan untuk mengetahui dan mengkaji ulang seberapa

sukses perusahaan berdasarkan aktivitas keuangan yang telah dilakukan.

Manfaat dari menilai kinerja keuangan oleh manajemen menurut Mulyadi

(dalam Nugroho, 2018, p. 9) adalah untuk:

1) Mengelola aktivitas operasi entitas secara efektif dan efisien dengan

memotivasi karyawan secara maksimal.

2) Memudahkan untuk mengambil keputusan terhadap karyawan seperti promosi

jabatan, pemindahan, dan pemberhentian.


21

3) Mengidentifikasi kebutuhan pengembangan skill atau pelatihan dari karyawan

serta memberikan kriteria untuk memilih dan mengevaluasi program pelatihan

karyawan.

4) Memberikan umpan balik kepada karyawan tentang bagaimana manajer

menilai kinerja.

5) Memberikan kriteria dasar untuk alokasi penghargaan.

Anda mungkin juga menyukai