Anda di halaman 1dari 17

JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)

Vol. 5 No. 3, 2021

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PT


INDOFOOD CBP SUKSES MAKMUR TBK SEBELUM DAN
SETELAH ADANYA PANDEMI COVID-19

Bella Amelya1; Slamet Jati Nugraha2; Vina Anggilia Puspita3


Politeknik Piksi Ganesha, Bandung1,2,3
Email : bamelya@piksi.ac.id
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan membandingkan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19 di PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif. Kinerja keuangan
merupakan variabel yang digunakan dalam penelitian ini dengan indikator rasio
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas dari kuartal I sampai IV periode 2019
dan 2020. Hasil dari penelitian ini menunjukkan perbedaan kinerja keuangan PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19.
Indikator yang mengalami kenaikan cukup tajam ditunjukkan oleh Debt to Total Equity
Ratio dan Debt to Total Assets Ratio. Walaupun demikian, kinerja perusahaan masih
bisa dikatakan baik di tengah masa pandemi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan
perusahaan meningkatkan penjualan dan laba yang tercermin pada rasio Net Profit
Margin. Kenaikan utang dan aset dipicu oleh akuisisi terhadap Pinehill Company
Limited yang dapat membuka peluang meningkatkan kinerja dalam jangka panjang.
Oleh karena itu, perusahaan harus lebih efektif dalam menggunakan utang dan
memanfaatkan aset tersebut.
Kata Kunci : Kinerja Keuangan; Analisa Rasio; Covid-19; ICBP
ABSTRACT
This study aims to measure and compare the company’s financial performance
before and after the Covid-19 pandemic. The Method used is descriptive comparative.
Financial performance is the variables used in this study with indicators of liquidity
ratios, solvency, activiy and profitability from the I to IV quarters of 2019 and 2020
periods. The results of this study show difference in the financial performance of PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk before and after Covid-19 pandemic. Indicators that
experienced a sharp increase are indicated by Debt to Total Equity Ratio and Debt to
Total Assets Ratio. However, the company’s performance can still be said to be good in
the midst of a pandemic. This is evidenced by the company’s ability to increase sales
and profits are reflected in the ratio of Net Profit Margin. The increase in debt and
assets was triggered by the acquisition of Pinehill Company Limited which could open
up opportunities to improve performance in the long term. Therefore, companies must
be more effective in using debt and utilizing these assets.
Keywords : Financial Performance; Ratio Analysis; Covid-19; ICBP

PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 berpengaruh besar terhadap perekonomian global, termasuk
berdampak pada melemahnya volume perdagangan dunia karena permintaan barang

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 1


ekspor dan impor yang menurun. Pada triwulan I 2020, tercatat volume perdagangan
dunia mengalami penyusutan sebesar 3,1%. Hal tersebut disebabkan oleh dampak
pandemi Covid-19 yang bermula terjadi di Tiongkok dan menyebar ke berbagai negara
sehingga permintaan ekspor Amerika Serikat dan Eropa mengalami penurunan akibat
berkurangnya permintaan dagang dari Tiongkok sebagai relasi utamanya. Kemudian,
pada triwulan II volume perdagangan dunia semakin menyusut hingga 14%, lebih
rendah dibandingkan dengan penyusutan krisis finansial global (Bank Indonesia, 2020).
Covid-19 yang mewabah di Tiongkok berdampak negatif terhadap alur dan sistem
perdagangan dunia, sehingga tidak hanya Amerika Serikat dan Eropa saja yang
terdampak, tetapi Indonesia juga turut mengalami penurunan kegiatan ekspor dan impor
dikarenakan Tiongkok merupakan salah satu relasi dagang terbesar yang dimiliki
Indonesia (Nasution et al., 2020). Negara-negara di seluruh dunia tengah memerangi
coronavirus atau biasa disebut dengan COVID-19. COVID-19 telah membuat ancaman
yang bukan hanya ancaman terhadap sektor kesehatan setiap negara, namun juga
mengancam sektor ekonomi (Zulkarnaen, W., et al. (2020:6519).
Selain berdampak pada kegiatan ekspor dan impor di Indonesia, pandemi Covid-
19 juga membuat nilai rupiah melemah, tercatat nilai rupiah turun hingga Rp 16.600 per
dolar AS dibandingkan sebelum terdampak pandemi Covid-19 yaitu Rp 14.000 per
dolar AS (Haryanto, 2020). Selain itu, inflasi yang terjadi pada tahun 2020 di Indonesia
akibat pandemi Covid-19 menjadi yang paling rendah sejak tahun 2014 lalu. Data yang
diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sepanjang tahun 2020
inflasi yang terjadi mencapai 1,68% (Putra, 2021). Rendahnya inflasi di tahun 2020
sejalan dengan penurunan daya beli masyarakat. Perekonomian di Indonesia yang
menurun menyebabkan Produk Domestik Bruto (PDB) per kapita pada tahun 2020 juga
mengalami penurunan hingga Rp 56,9 juta dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu
sebesar Rp 59,1 juta (Rosana, 2021).
Penurunan yang terjadi pada pendapatan masyarakat menyebabkan turunnya daya
beli dan permintaan, dikarenakan tidak banyaknya permintaan maka inflasi menjadi
rendah (Ramli, 2020). Tentunya penurunan daya beli tersebut berpengaruh terhadap
perusahaan karena akan menyebabkan produk menjadi sulit dijangkau oleh masyarakat,
sehingga banyak perusahaan yang mengalami kesulitan karena laba yang menurun,
sementara harga bahan baku mengalami peningkatan. Kenaikan harga bahan baku di
tengah pandemi tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan karena turut
meningkatkan biaya produksi. Hal tersebut akan menjadi permasalahan bagi perusahaan
karena akan menyebabkan perencanaan bisnis tidak berjalan dengan efektif yang akan
berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.
Salah satu penelitian yang menemukan bahwa adanya pengaruh terhadap kinerja
perusahaan yang disebabkan pandemi Covid-19 adalah penelitian yang dikemukakan
oleh Esomar & Christianty (2021), yang melakukan studi kasus atas kinerja keuangan
perusahaan jasa yang terdapat di BEI. Hasil dari penelitiannya yaitu Covid-19
memberikan pengaruh pada sektor pariwisata, hotel, dan restoran. Namun, tidak
ditemukan perbedaan yang cukup tajam pada Current Ratio dan Price Earning Ratio.
Hal ini mengindikasikan bahwa aset lancar dan utang lancar perusahaan dalam kondisi
yang stabil serta keyakinan para investor terhadap pasar modal Indonesia pada sektor
pariwisata di masa pandemi. Kemudian, pada Debt to Total Equity Ratio dan Return on
Equity Ratio yang diperoleh sebelum dan sesudah terjadinya Covid-19 mengalami
perbedaan yang cukup tajam. Perbedaan tersebut disebabkan karena meningkatnya
sumber pendanaan oleh utang dan penurunan pendapatan akibat dampak pandemi
Covid-19. Penelitian tersebut membuktikan bahwa dampak dari pandemi Covid-19
berpengaruh terhadap berbagai sektor.
Banyak perusahaan yang terdampak negatif akibat pandemi, tetapi terdapat juga
perusahaan yang berhasil memperoleh laba positif, salah satunya yaitu PT Indofood
CBP Sukses Makmur. Penjualan bersih PT Indofood CBP Sukses Makmur pada tahun
2020 tercatat sebesar Rp 46,64 triliun di tahun 2020, lebih besar dibandingkan dengan
penjualan bersih tahun 2019 yaitu Rp 42,30 triliun. Penjualan yang meningkat juga turut
menaikkan laba usaha ICBP sebesar 24% menjadi Rp 9,20 triliun dari Rp 7,40 triliun
(Perwitasari & Soenarso, 2021). Selain berhasil mencatatkan laba positif di tahun 2020,
PT Indofood CBP Sukses Makmur melakukan ekspansi melalui anak usaha yang
diakuisisi pada Agustus 2020 yaitu Pinehill Company Ltd, rencananya ekspansi ini akan
dilakukan ke pasar ekspor baru dan pabrik yang berada di luar negeri (Firdaus, 2020).
Dalam pandemi seperti ini tentunya manajemen perusahaan harus bisa
mengambil keputusan yang tepat dan harus bisa meminimalkan risiko yang
kemungkinan akan terjadi, salah satu caranya yaitu dengan menganalisis kinerja
keuangan agar dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan melalui laporan keuangan.
Kinerja keuangan adalah penjelasan dari status keuangan suatu bisnis melalui alat
analisis keuangan untuk memahami kondisi dari suatu bisnis terutama pada keuangan
bisnis yang akan mencerminkan kinerjanya dalam kurun waktu tertentu (Sianturi, 2020).
Kinerja keuangan sebagian besar tergantung pada kualitas manajemen yang dipakai agar
tercapainya tujuan suatu bisnis. Maka dari itu, untuk mengukur kinerja keuangan perlu
dilakukam analisis terhadap laporan keuangan (Rhamadana & Triyonowati, 2016).
Pengukuran kinerja keuangan melibatkan evaluasi posisi keuangan periode tertentu
yang bertujuan untuk menemukan kekurangan-kekurangan yang ada pada kinerja suatu
perusahaan di masa depan dan sebagai langkah-langkah pencegahan untuk mengetahui
kekuatan dalam menghadapi masalah perusahaan (Suhaimah & Chaerudin, 2020).
Maka berdasarkan fenomena di atas, penelitian ini mengambil topik mengenai
analisis kinerja keuangan sebelum dan setelah adanya pandemi Covid-19 di PT
Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Tujuan dilakukan penelitian ini yaitu untuk
mengukur dan membandingkan kinerja keuangan perusahaan sebelum dan setelah
adanya pandemi Covid-19.

TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Keuangan
Menurut Erica (2018), hasil dari proses penyusunan dan meringkas data transaksi
bisnis disebut dengan laporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan menurut Putra et
al. (2017), adalah ringkasan berbagai transaksi keuangan yang dilakukan selama satu
periode yang menggambarkan kinerja dari suatu perusahaan dan disusun secara periodik.
Laporan keuangan yang di peroleh harus relevan, sesuai dengan fakta dan mudah
dimengerti agar memudahkan penilaian yang akan dilakukan oleh pihak berwenang.
Pihak yang dimaksud yaitu seperti kreditur, karyawan, investor, Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), akuntan publik, pemerintah, pemasok, dan konsumen.
Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan dapat melihat kinerja keuangan agar dapat mengetahui
kondisi dari suatu perusahaan. Menurut Rhamadana & Triyonowati (2016), status
keuangan pada suatu perusahaan disetiap periode dapat ditunjukkan melalui analisis
laporan keuangan yang hasilnya bisa dimanfaatkan untuk mengevaluasi kinerja
perusahaan. Dengan mengetahui posisi keuangan maka akan diketahui pula apakah
perusahaan berhasil mencapai target yang sudah direncanakan dengan efisien dan
efektif atau tidak. Analisis laporan keuangan juga bertujuan untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan suatu perusahaan berdasarkan aktiva yang dimiliki serta
kewajiban-kewajibannya. Hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi manajemen
perusahaan untuk segera memperbaiki jika terdapat kekurangan dan untuk mengetahui
apa saja yang harus dipertahankan atau ditingkatkan. Menurut Erica (2016), analisis
laporan keuangan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Digunakan sebagai alat agar dapat memperkirakan posisi keuangan di masa depan
2. Dapat memberikan penilaian terhadap status perusahaan serta menilai masalah yang
terjadi di dalam manajemen perusahaan, operasional, maupun dalam keuangan
3. Untuk mengukur pemanfaatan berbagai komponen perusahaan secara efisien.
Analisis Rasio Keuangan
Analisis laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan untuk menilai kinerja keuagan
salah satunya adalah menggunakan analisis rasio keuangan yang menguraikan kaitan
serta indikator keuangan, analisis rasio berguna untuk mengukur perencanaan dan
evaluasi kondisi keuangan suatu perusahaan. Selain itu, menganalisis rasio keuangan
juga dapat menggambarkan risiko yang akan terjadi dikemudian hari (Wijaya et al.,
2017). Pada umumnya, analisis rasio keuangan menggunakan rasio likuiditas,
solvabilitas, profitabilitas, dan aktivitas. Melalui analisis tersebut, perusahaan mampu
mengetahui perkembangan suatu organisasi atau bisnis pada masa sekarang dan masa
depan (Dewi, 2017).

METODE PENELITIAN
Penelitian ini berbentuk deskriptif komparatif, yaitu sebuah penelitian dengan cara
mencari jawaban secara mendasar dari hubungan sebab-akibat dan menguraikan faktor
yang menjadi penyebab terjadinya peristiwa atau fenomena dari kejadian tertentu yang
sudah terjadi. Penelitian ini membandingkan 2 kelompok keadaan dalam satu variabel.
Variabel dan Indikator Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. Indikator yang digunakan adalah rasio keuangan kuartal I sampai IV yang
diterbitkan pada tahun 2019 dan tahun 2020 dikarenakan kasus penyebaran virus Covid-
19 di Indonesia terdapat di tahun 2020, sehingga perbandingan tahun sebelum terjadinya
penyebaran virus Covid-19 adalah pada tahun 2019.
Sumber Data
Penelitian ini memakai sumber data sekunder, yaitu data yang didapatkan dari studi
yang sudah dilakukan sebelumnya, diantaranya berbagai sumber seperti laporan, buku,
jurnal, dll. Adapun data yang dipakai dalam penelitian ini, yaitu laporan keuangan yang
mencakup laporan neraca dan laporan laba rugi yang diperoleh dari PT Indofood CBP
Sukses Makmur Tbk.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data, pada penelitian ini memakai teknik berupa studi
dokumentasi yang dilakukan dengan memperoleh data dari buku, artikel, dan juga
dokumen berupa laporan keuangan. Data yang dipakai dalam penelitian ini yaitu
laporan keuangan perusahaan tahun 2019 dan tahun 2020 yang terdapat di situs Bursa
Efek Indonesia https://www.idx.co.id/.
Teknik Analisa Data
Untuk memperoleh gambaran lebih jelasnya, penelitian ini memakai perhitungan
rasio keuangan yang akan membandingkan kinerja keuangan PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk sebelum dan setelah adanya masa pandemi Covid-19. Kinerja keuangan
akan diukur menggunakan rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk diperoleh hasil
rasio keuangan sebagai berikut :
Rasio Likuiditas
Current Ratio
Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa Current Ratio pada kuartal I tahun 2020
mengalami kenaikan yang cukup tajam sebesar 36,26% menjadi 269,35% dibandingkan
tahun 2019 di pada kuartal I yaitu 197,67%. Kenaikan yang cukup tajam juga terjadi
pada kuartal II tahun 2020 sebesar 60,64% menjadi 285,79% dibandingkan dengan
kuartal II tahun 2019 yaitu 177,91%. Kemudian pada kuartal III di tahun 2020 Current
Ratio mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,06% menjadi 225,85% dibandingkan
dengan kuartal III di tahun 2019 yaitu 223,71%. Sedangkan pada kuartal IV atau pada
kinerja tahunan, Current Ratio di tahun 2020 menurun sebesar 10,97% menjadi
225,76% dibandingkan dengan tahun kuartal IV tahun 2019 yaitu sebesar 253,35%.
Berdasarkan uraian tersebut, Current Ratio sesudah adanya Covid-19 dikatakan
lebih baik dari Kuartal 1 sampai kuartal III. Hal ini disebabkan karena terjadinya
peningkatan pada Current Ratio sesudah adanya Covid-19 dibandingkan dengan
sebelum terjadinya Covid-19. Penyebab terjadinya kenaikan pada Current Ratio yaitu
akibat dari utang lancar yang lebih kecil dibandingkan dengan aktiva lancar. Aktiva
lancar perusahaan di tahun 2019 cenderung stabil dan mengalami kenaikan pada setiap
periodenya, tetapi setelah adanya pandemi Covid-19 pada tahun 2020, terdapat kenaikan
yang cukup tajam pada aktiva lancar perusahaan bila dibandingkan dengan tahun 2019.
Kenaikan yang cukup tajam tersebut diakibatkan oleh perusahaan yang sukses
meningkatkan penjualan produk berupa mi instan Indomie di tengah pandemi, sehingga
laba yang dihasilkan pun turut mengalami peningkatan. Sementara itu, penurunan
Current Ratio yang terjadi pada kuartal IV di tahun 2020 dibandingkan dengan kuartal
IV tahun 2019 tidak berarti bahwa perusahaan bermasalah dengan likuiditasnya karena
Current Ratio pada kuartal IV di tahun 2020 tidak kurang dari 100% yang berarti bahwa
semakin tinggi nilai rasio maka akan semakin bagus, sehingga perusahaan dapat
dikatakan mampu dalam melunasi kewajiban lancar berdasarkan aktiva lancar yang
dimilikinya.
Grafik perbandingan Current Ratio sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-
19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 1.
Quick Ratio
Berdasarkan tabel 1, diketahui bahwa terjadi kenaikan Quick Ratio yang cukup
tajam yaitu sebesar 52,76% pada kuartal I tahun 2020 menjadi 221,71% dibandingkan
dengan kuartal I di tahun 2019 yaitu 145,14%. Kenaikan juga terjadi pada kuartal II
tahun 2020 yang sebesar 65,78% menjadi 234.20% dibandingkan dengan kuartal II di
tahun 2019 yaitu sebesar 141.27%. Kemudian pada kuartal III di tahun 2020, terjadi
kenaikan sebesar 0,77% menjadi 177,14% dibandingkan dengan kuartal II di tahun
yaitu sebesar 175.79%, sedangkan pada kuartal IV tahun 2020 Quick Ratio mengalami
penurunan sebesar 9,85% menjadi 175.77% dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2019
yaitu sebesar 194.99%.
Quick Ratio pada masa sesudah terjadinya Covid-19 lebih baik karena terjadi
peningkatan dibandingkan dengan masa sebelum terjadinya Covid-19. Kenaikan yang
terjadi pada Quick Ratio di tahun 2020 disebabkan oleh kas pada PT Indofood CBP
Sukses Makmur yang cenderung mangalami kenaikan pada setiap periodenya.
Sementara itu, penurunan yang terjadi pada kuartal IV tahun 2020 disebabkan oleh
utang lancar yang mengalami peningkatan, tetapi penurunan tersebut masih di atas
100% yang artinya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dinyatakan mampu melunasi
semua kewajiban lancar berdasarkan aktiva lancar tanpa memperhitungkan persediaan
yang dimiliki.
Grafik perbandingan Quick Ratio sebelum dan sesudah adanya pandemi Covid-19
setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 2.
Rasio Solvabilitas
Debt to Total Assets (DTA)
Berdasarkan tabel 2, terjadi penurunan terhadap Debt to Total Assets pada kuartal I
di tahun 2020 sebesar 5,33% menjadi 31,64% dibandingkan dengan kuartal I tahun
2019 yaitu 33,42%. Penurunan juga terjadi pada kuartal II tahun 2020 sebesar 14,84%
menjadi 30,58% dibandingkan dengan kuartal III di tahun 2019 yaitu sebesar 35,90%.
Lalu pada kuartal III di tahun 2020, Debt to Total Assets mengalami kenaikan yang
cukup tajam sebesar 60,57% menjadi 53,32% dibandingkan kuartal III di tahun 2019
yaitu sebesar 33,21%. Kemudian pada kuartal IV tahun 2020, Debt to Total Assets juga
mengalami kenaikan yang cukup tajam sebesar 65,36% menjadi 51,42% dibandingkan
dengan kuartal IV di tahun 2019 yaitu 31,10%.
Berdasarkan uraian di atas, Debt to Total Assets pada masa sebelum terjadinya
Covid-19 dapat dikatakan lebih baik karena pada masa sesudah terjadinya Covid-19,
Debt to Total Assets mengalami peningkatan yang cukup tajam pada kuartal III dan IV
sesudah terjadinya Covid-19. Nilai Debt to Total Assets yang lebih dari 50% artinya
utang membiayai separuh dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Kenaikan tersebut
disebabkan oleh peningkatan yang cukup tajam terhadap total utang pada kuartal III dan
IV tahun 2020. Sepanjang tahun penelitian diketahui bahwa utang jangka pendek
perusahaan lebih besar dibandingkan dengan utang jangka panjang kecuali pada kuartal
III dan IV. Kenaikan dari utang tersebut disebabkan oleh PT Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk yang melakukan ekspansi dengan mengakuisisi Pinehill Company Ltd
yang menyebabkan terjadinya kenaikan terhadap total utang. Kenaikan total utang
tersebut dapat diterima jika digunakan secara efektif untuk meningkatkan penjualan dan
menghasilkan laba. Adapun nilai Debt to Total Assets pada kuartal I dan II tahun 2019
dan 2020 diketahui lebih kecil dari 50% yang menunjukkan bahwa aktiva perusahaan
sebagian besarnya dibiayai oleh modal sendiri. Semakin kecil nilai dari rasio tersebut
maka akan semakin baik. Begitupun sebaliknya, jika semakin tinggi maka akan semakin
berisiko.
Grafik perbandingan Debt to Total Assets sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 3.
Debt to Total Equity (DTE)
Hasil penelitian pada tabel 2 menunjukkan Debt to Total Equity pada kuartal I
tahun 2020 terdapat penurunan sebesar 7,80% menjadi 46.28% dibandingkan dengan
kuartal I di tahun 2019 yaitu sebesar 50.19%. Penurunan juga terjadi pada kuartal II di
tahun 2020 sebesar 21,38% menjadi 44.04% dibandingkan dengan kuartal II tahun 2019
yaitu sebesar 56.02%. Lalu pada kuartal III di tahun 2020, Debt to Total Equity
mengalami kenaikan yang sangat tajam dibandingkan dengan kuartal III tahun 2019
yaitu sebesar 49.71 menjadi 114.22%. Kemudian kenaikan juga terjadi pada kuartal IV
di tahun 2020 sebesar 105.87% dibandingkan dengan kuartal IV pada tahun 2019 yaitu
45.14%.
Nilai Debt to Total Equity yang dihasilkan sebelum terjadinya pandemi Covid-19
lebih baik dibandingkan dengan sesudah terjadinya pandemi Covid-19. Nilai Debt to
Total Equity sepanjang tahun 2019 dan pada tahun 2020 kuartal I dan II nilainya kurang
dari 100%. Hal ini dapat dikatakan baik karena semakin rendah nilai rasio tersebut maka
akan semakin bagus. Nilai DTE yang kurang dari 100% menunjukkan besarnya utang
perusahaan yang lebih kecil dibandingkan dengan modal sendiri. Begitupun sebaliknya,
semakin tinggi nilai dari rasio tersebut maka menujukkan bahwa modal perusahaan
yang diperoleh dari utang lebih banyak dibandingkan dengan modal perusahaan itu
sendiri. Pada PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk, Debt to Total Equity mengalami
kenaikan yang cukup tajam pada kuartal III tahun 2020 dan kuartal IV tahun 2020.
Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya modal asing atau utang pada kuartal III dan
IV. Utang tersebut sangat berpengaruh pada besarnya nilai Debt to Total Equity.
Semakin tinggi nilai DTE maka akan semakin berisiko.
Grafik perbandingan Debt to Total Equity sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 4.
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin
Berdasarkan tabel 3, terjadi kenaikan terhadap Net Profit Margin pada kuartal I di
tahun 2020 sebesar 38,99% menjadi 16,51% dibandingkan dengan kuartal I tahun 2019
yaitu 11,88%. Kenaikan juga terjadi pada kuartal II di tahun 2020 sebesar 25,98%
menjadi 14,66% dibandingkan dengan kuartal II tahun 2019 yaitu 11,63%, sedangkan
pada kuartal III terjadi penurunan yang sangat tipis pada tahun 2020 sebesar 11,69%
dibandingkan dengan kuartal III pada tahun 2019 yaitu 11,85%, persentase penurunan
tersebut hanya sebesar 1,34%. Dan pada kuartal IV di tahun 2020 terjadi kenaikan
sebesar 18,55% menjadi 14,12% dibandingkan kuartal IV di tahun 2019 yang hanya
11,91%.
Berdasarkan uraian di atas, Net Profit Margin pada masa sesudah terjadinya Covid-
19 dapat dikatakan lebih baik dibandingkan dengan sebelum terjadinya Covid-19.
Kenaikan Net Profit Margin sesudah terjadinya Covid-19 ini disebabkan oleh penjualan
produk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk yaitu Indomie yang merupakan produk
mi instan dengan penjualan yang sangat laku. Semakin tinggi Net Profit Margin maka
bisa menunjukkan semakin baiknya perusahaan dalam mengefektifkan penjualan untuk
mendapatkan laba. Adapun penurunan di kuartal III tahun 2020 yang dibandingkan
dengan kuartal III 2019, tidak begitu berarti karena persentasi penurunannya sangat
kecil. Perusahaan ini tergolong mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 bahkan
bisa meningkatkan keuntungan. Hal ini terbukti dengan peningkatan Net Profit Margin
secara year on year di kuartal IV tahun 2019 hingga kuartal IV 2020.
Grafik perbandingan Net Profit Margin sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 5.
Return on Assets
Berdasarkan tabel 3, bisa dilihat bahwa Return on Assets pada kuartal I tahun 2020
mengalami kenaikan sebesar 28,28% menjadi 4,71% dibandingkan pada tahun 2019
yaitu 3,67%. Kenaikan juga terjadi pada kuartal II di tahun 2020 sebesar 7,77%
dibandingkan pada tahun 2019 hanya 6,89%, persentase kenaikan tersebut sebesar
12,82% lebih kecil dari persentase kenaikan kuartal I. Adapun sebaliknya, terjadi
penurunan yang cukup tajam pada kuartal III di tahun 2020 sebesar 62,29% menjadi
3,88% dibandingkan dengan tahun 2019 yaitu 10,29%. Kemudian penurunan juga
terjadi pada kuartal IV di tahun 2020 sebesar 51,15% menjadi 6,36% dibandingkan
dengan kuartal IV di tahun 2019 yaitu 13,02%.
Berdasarkan uraian di atas, Return on Assets yang terjadi sebelum masa pandemi
Covid-19 lebih baik dibandingkan dengan sesudah terjadinya pandemi Covid-19.
Kenaikan yang terjadi sesudah adanya Covid-19 pada kuartal I dan II tersebut
disebabkan oleh naiknya laba dan jumlah aktiva yang disebabkan oleh meningkatnya
penjualan di tahun 2020 dibandingkan tahun 2019, kenaikan penjualan juga semakin
menambah aktiva perusahaan. Sementara itu, penyebab turunnya Return on Assets pada
PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk di kuartal III dan IV tahun 2020 disebakan oleh
aktiva yang meningkat karena pengaruh dari akuisisi yang dilakukan terhadap Pinehill
Company, mengingat akuisisi tersebut terjadi pada akhir tahun 2020 sehingga
perusahaan belum mampu untuk menggunakan aset dengan secara efektif.
Grafik perbandingan Return on Assets sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 6.
Rasio Aktivitas
Total Assets Turnover
Berdasarkan tabel 4, rasio keuangan Total Assets Turnover pada kuartal I di tahun
2020 dapat dikatakan mengalami keadaan yang stabil karena tidak mengalami kenaikan
atau penurunan, sedangkan pada kuartal II tahun 2020 penurunan terjadi sebesar 6,56%
menjadi 0,57x dibandingkan tahun 2019 yaitu 0,61x. Penurunan juga terjadi pada
kuartal III tahun 2020 sebesar 47,83% dari tahun 2019 yaitu 0,92x menjadi 0,48x.
Penurunan tersebut lebih besar dari penurunan pada kuartal II. Begitupun dengan
kuartal IV di tahun 2020 yang mengalami penurunan sebesar 43,10% dari tahun 2019
yaitu 1,16x menjadi 0,66x.
Berdasarkan uraian di atas, Total Assets Turnover sebelum terjadinya pandemi
Covid-19 lebih baik dibandingkan dengan sesudah terjadinya Covid-19. Nilai Total
Assets Turnover yang lebih dari 1 menunjukkan perusahaan tersebut efektif dalam
memanfaatkan aset untuk menghasilkan penjualan. Adapun PT Indofood CBP Sukses
Makmur mengalami penurunan dari kuartal I sampai IV tahun 2020. Penurunan ini
disebabkan oleh peningkatan pada total asset terlebih lagi di kuartal III dan IV tahun
2020 yang terjadi karena dampak dari akuisisi Pinehill Company Ltd, sehingga PT
Indofood CBP dikatakan kurang efektif dalam menghasilkan penjualan dengan
menggunakan keseluruhan aktivanya. Namun, hal itu bukan berarti kinerja perusahaan
ini buruk, karena akuisisi baru dilakukan di akhir tahun 2020.
Grafik perbandingan Total Assets Turnover sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 7.
Fixed Assets Turnover
Berdasarkan tabel 4, dapat dilihat bahwa terjadi penurunan yang sangat tipis pada
Fixed Assets Turnover kuartal I di tahun 2020 sebesar 0,93% menjadi 1,07x
dibandingkan dengan tahun 2019 kuartal I yaitu 1,08x. Begitupun dengan kuartal II di
tahun 2020 yang mengalami penurunan sangat tipis sebesar 2,87% menjadi 2,03x
dibandingkan dengan kuartal II tahun 2019 yaitu 2,09x. Kemudian pada kuartal III dan
IV sama-sama mengalami penurunan yang tipis di tahun 2020, kuartal III tahun 2020
turun sebesar 8,20% menjadi 2,80x dibandingkan kuartal III tahun 2019 yaitu 3,05x.
Sedangkan pada kuartal IV tahun 2020 turun sebesar 1,31% menjadi 3,78x dibanding
kuartal IV tahun 2019 yaitu 3,83x.
Fixed Assets Turnover sebelum dan sesudah terjadinya pandemi Covid-19
mengalami penurunan pada setiap periodenya, Fixed Assets Turnover sebelum
terjadinya Covid-19 di tahun 2019 lebih baik dibandingkan sesudah terjadinya Covid-19
pada tahun 2020. Nilai Fixed Assets Turnover yang kurang dari 1 menunjukkan bahwa
perusahaan belum mampu memanfaatkan aktiva tetap secara baik dan efisien dan
sebaliknya jika nilai Fixed Assets Turnover lebih dari 1 maka pemanfaatan aktiva tetap
perusahaan digunakan secara efisien. Persentase penurunan yang terjadi pada nilai
Fixed Assets Turnover sesudah adanya Covid-19 yaitu pada kuartal I sampai IV tahun
2020 diketahui sangat tipis sehingga bisa dikatakan bahwa perusahaan ini masih cukup
stabil memanfaatkan aktiva tetapnya dalam menghasilkan penjualan. Penyebab
menurunnya rasio keuangan tersebut disebabkan oleh meningkatnya aset tetap
perusahaan. Meski demikian, PT Indofood CBP Sukses Makmur masih tetap bisa
menekan pengeluaran dan menambah pemasukan dari peningkatan penjualan produk mi
instan Indomie yang laku di pasaran.
Grafik perbandingan Fixed Assets Turnover sebelum dan sesudah adanya pandemi
Covid-19 setiap kuartal, bisa dilihat pada gambar 8.
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2020. Laporan Perekonomian Indonesia 2020. 4, 135.
Dewi, M. 2017. Analisis Rasio Keuangan untuk Mengukur Kinerja Keuangan PT
Smartfren Telecom, Tbk. Jurnal Penelitian Ekonomi Akuntansi (JENSI), 1(1), 1–
14.
Erica, D. 2016. Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT
Astra Agro Lestari Tbk. Jurnal Moneter, III(2), 136–142.
Erica, D. 2018. Analisa Rasio Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Perusahaan PT
Kino Indonesia Tbk. Jurnal Ecodemica, 2 no 1(1), 9.
Esomar, M. J. F., & Christianty, R. 2021. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kinerja
Keuangan Perusahaan Sektor Jasa di BEI. Jkbm (Jurnal Konsep Bisnis Dan
Manajemen), 7(2), 227–233. https://doi.org/10.31289/jkbm.v7i2.5266
Firdaus, F. 2020. Indofood CBP Makin Ekspansif di Luar Negeri.
https://investor.id/market-and-corporate/indofood-cbp-makin-ekspansif-di-luar-
negeri. Diakses 24 Juni 2021
Haryanto. 2020. Dampak Covid-19 terhadap Pergerakan Nilai Tukar Rupiah dan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG). Jurnal Perencanaan Pembangunan: The
Indonesian Journal of Development Planning, 4(2), 151–165.
https://doi.org/10.36574/jpp.v4i2.114
Nasution, D. A. D., Erlina, & Muda, I. 2020. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap
Perekonomian Indonesia. Jurnal Benefita, 5(2), 212–224.
https://doi.org/10.36423/jumper.v2i2.665
Perwitasari, A. S., & Soenarso, A. S. 2021. Ada pandemi, laba bersih Indofood CBP
(ICBP) melesat 31% jadi Rp 6,59 triliun di 2020.
https://investasi.kontan.co.id/news/ada-pandemi-laba-bersih-indofood-cbp-icbp-
melesat-31-jadi-rp-659-triliun-di-2020. Diakses 23 Juni 2021
Putra, D. A. 2021. Inflasi 2020 Jadi yang Terendah Akibat Daya Beli Masyarakat
Tertekan Pandemi. https://www.liputan6.com/bisnis/read/4448521/inflasi-2020-
jadi-yang-terendah-akibat-daya-beli-masyarakat-tertekan-pandemi. Diakses 10
Juni 2021
Putra, Y. A. P., Purnamawati, I. G. A., & Sujana, E. 2017. FINANCIAL DISTRESS
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG e-journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha. E-Journal, 8(2), 1–10.
Ramli, R. R. 2020. Inflasi Rendah karena Daya Beli Masyarakat Menurun.
https://money.kompas.com/read/2020/07/03/164000826/csis--inflasi-rendah-
karena-daya-beli-masyarakat-menurun. Diakses 26 Agustus 2021
Rhamadana, R. bima, & Triyonowati. 2016. ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK
MENILAIN KINERJA KEUANGAN PADA PT . H . M SAMPOERNA Tbk.
Jurnal Imu Dan Riset Manajemen, 5.
Gambar 1. Current Ratio Tahun 2019 dan 2020

Gambar 2. Quick Ratio Tahun 2019 dan 2020


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 3, 2021

Gambar 3. Debt to Total Assets Ratio Tahun 2019 dan 2020

Gambar 4. Debt to Total Equity Ratio Tahun 2019 dan 2020

Gambar 5. Net Profit Margin Tahun 2019 dan 2020

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 549


Gambar 6. Return on Assets Tahun 2019 dan 2020

Gambar 7. Total Assets Turnover Tahun 2019 dan 2020

Gambar 8. Fixed Assets Turnover Tahun 2019 dan 2020


JIMEA | Jurnal Ilmiah MEA (Manajemen, Ekonomi, dan Akuntansi)
Vol. 5 No. 3, 2021

Tabel 1. Perbandingan Current Ratio dan Quick Ratio


Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19

Current Ratio Quick Ratio


Kuartal Kenaikan/ Kenaikan/
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Penurunan Penurunan
1 197,67% 269,35% 36,26% 145,14% 221,71% 52,76%
2 177,91% 285,79% 60,64% 141,27% 234,20% 65,78%
3 225,71% 225,85% 0,06% 175,79% 177,14% 0,77%
4 253,57% 225,76% -10,97% 194,99% 175,77% -9,85%

Tabel 2. Perbandingan Debt to Total Assets dan Debt to Total Equity


Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19

Debt to Total Assets Debt to Total Equity


Kuartal Kenaikan/ Kenaikan/
Sebelum Sesudah Penurunan Sebelum Sesudah Penurunan
1 33,42% 31,64% -5,33% 50,19% 46,28% -7,80%
2 35,90% 30,58% -14,84% 56,02% 44,04% -21,38%
3 33,21% 53,32% 60,57% 49,71% 114,22% 129,75%
4 31,10% 51,42% 65,36% 45,14% 105,87% 134,55%

Tabel 3. Perbandingan Net Profit Margin dan Return on Assets


Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19

Net Profit Margin Return on Assets


Kuartal Kenaikan/ Kenaikan/
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
Penurunan Penurunan
1 11,88% 16,51% 38,99% 3,67% 4,71% 28,28%
2 11,63% 14,66% 25,98% 6,89% 7,77% 12,82%
3 11,85% 11,69% -1,34% 10,29% 3,88% -62,29%
4 11,91% 14,12% 18,55% 13,02% 6,36% -51,15%

Tabel 4. Perbandingan Total Assets Turn Over dan Fixed Assets Turn Over
Sebelum dan Sesudah Adanya Covid-19

Total Assets Turn Over Fixed Assets Turn Over


Kuartal Kenaikan/ Kenaikan/
Sebelum Sesudah Penurunan Sebelum Sesudah Penurunan
1 0,31 0,31 0,00% 1,08 1,07 -0,93%
2 0,61 0,57 -6,56% 2,09 2,03 -2,87%
3 0,92 0,48 -47,83% 3,05 2,80 -8,20%
4 1,16 0,66 -43,10% 3,83 3,78 -1,31%

P-ISSN; 2541-5255 E-ISSN: 2621-5306 | Page 551

Anda mungkin juga menyukai