Bisnis volume, adalah bisnis yang memiliki sedikit sumber keunggulan tetapi
ukurannya besar-yang berasal dari skala ekonomis yang dihasilkan.
Bisnis tanpa pemenang, adalah bisnis yang memiliki sedikit keunggulan yang
kebanyakan berukuran kecil sehingga menimbulkan situasi yang sangat kompetitif.
Bisnis terfragmentasi, adalah bisnis yang memiliki banyak sumber keunggulan, tetapi
semuanya berukuran kecil. Biasanya bisnis-bisnis yang terlibat adalah bisnis yang
memiliki produk-produk yang terdiferensiasi dengan loyalitas merek yang rendah,
teknologi yang mudah ditiru, dan skala ekonomis yang minimum.
Bisnis spesialisasi, adalah bisnis yang mempunyai banyak sumber keunggulan dan
menemukan bahwa keunggulan tersebut berpotensi memiliki ukuran yang cukup
besar. Keahlian dalam mencapai diferensiasi-desain produk, keahlian merek, inovasi-
merupakan ciri-ciri dari pemenang dalam bisnis ini.
Oleh BCG, matriks ini digunakan sebagai pedoman bagi manajer multibisnis
untuk menentukan sumber beserta ukuran keunggulan yang berkaitan dengan jenis industri
yang dihadapi oleh masing-masing bisnis. Selain itu, matriks lingkungan strategis juga
memberikan suatu kerangka guna mengeksplorasi sifat dari lingkungan strategis dimana
mereka bersaing ataupun lingkungan yang mereka minati.
Pengukuran yang benar-benar akurat untuk klasifikasi matriks, tidak semudah yang
dilukiskan oleh matriks-matriks tersebut
Asumsi dasar mengenai hubungan antara pangsa pasar dan profitabilitas-efek kurva
pengalaman berbeda lintas industri dan segmen pasar yang berbeda.
Aktivitas atau infrastruktur dari setiap bisnis menjadi sumber sinergi dan
keunggulan kompetitif potensial bagi bisnis lain dalam portofolio perusahaan. Analisis
strategis menaruh perhatian pada apakah keunggulan kompetitif potensial yang diharapkan
akan muncul dari setiap peluang nilai telah menjadi kenyataan. Ketika keunggulan tersebut
belum terwujud, para penyusun strategi perusahaan harus meneliti halangan-halangan yang
mungkin ada bagi pencapaian sinergi atau keunggulan kompetitif. Pilihan yang ada adalah
apakah organisasi/perusahaan memiliki cara untuk menghindari atau meminimalkan dampak
dari halangan yang mungkin muncul, ataukah menyarankan untuk tidak melakukan integrasi
lebih lanjut dan mempertimbangkan pilihan untuk melakukan divestasi.
1. Peluang bersama harus merupakan porsi yang signifikan dari rantai nilai bisnis yang
terlibat
2. Bisnis-bisnis yang terlibat harus benar-benar memiliki kebutuhan yang sama-
kebutuhan akan aktivitas yang sama- atau tidak pernah ada dasar untuk sinergi sejak
awal.
3. Pendekatan Penjaluran
Pendekatan lain yang digunakan manajer korporat untuk menciptakan nilai dalam
perusahaan multibisnis adalah melalui pendekatan penjaluran. Penjaluran adalah proses
dimana eksekutif korporat secara rutin memetakan kembali bisnis-bisnisnya guna menandingi
peluang pasar yang berubah pesat. Hal ini dapat berupa penambahan, pemecahan, transfer,
keluar dari, atau penggabungan atas bagian-bagian besar dari bisnis (Pearce & Robbinson,
2008:364). Penjaluran dianggap penting bagi penciptaan nilai ekonomi bagi perusahaan
multibisnis ketika pasar berubah dengan cepat. Dalam pasar yang bergejolak, analisis strategi
dari para eksekutif yang memetakan kembali bisnis sebaiknya berfokus pada perubahan yang
cepat, kecil, dan sering terhadap bagian-bagian bisnis dan proses organisasional yang
memungkinkan penempatan kembali yang strategis dan dinamis, dan bukannya pada posisi
jangka panjang yang dapat dipertahankan.
2.3 Pengalokasian Sumber Daya yang Dimiliki Perusahaan Multibisnis dalam Mengelola
Unit-unit Bisnis Melalui Strategi Multidivisi
1. Struktur multidivisional
Kontrol strategis dan kontrol keuangan merupakan dua jenis kontrol internal
utama yang digunakan untuk mendukung penerapan strategi dalam perusahaan-perusahaan
yang lebih besar. Kontrol organisasi yang dirancang dengan tepat akan memberikan wawasan
yang jelas tentang perilaku yang akan meningkatkan daya saing dan kinerja keseluruhan
perusahaan. Strategi diverifikasi diterapkan dengan efektif ketika perusahaan menggunakan
kedua jenis kontrol dengan tepat. Kontrol strategis lebih memberikan penekanan pada
penilaian subjektif dan kriteria evaluasi intuitif. Kontrol strategis biasanya memerlukan
keragaman kognitif yang tinggi diantara para manajer tingkat atas. keragaman kognitif
mencakup perbedaan keyakinan tentang relasi sebab akibat dan hasil yang diinginkan
diantara pilihan-pilihan para manajer tingkat atas.
2. Untuk pertukaran informasi yang kaya antara manajer perusahaan dan manajer divisi.
Pertukaran ini terjadi melalui pertemuan tatap muka informal (tidak direncanakan) dan
formal.