PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan dan pembangunan dalam ekonomi sosial dan budaya tidak akan
mencapai tujuan akhir yang sempurna dan final. Hal tersebut terjadi dikarenakan
perubahan yang terjadi sesuai dengan perubahan masyarakat atau dapat disebut
perubahan tidak dapat dicegah oleh kekuatan apapun. Hal tersebut berdampak
pada kebijakan yang ada. Terutama perubahan yang terjadi pada saat pandemi
indonesia. Corona Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, pada Desember
2019, lalu menyebar dengan sangat cepat ke-178 negara. Pandemi Covid-19
memberikan beberapa dampak yang amat besar pada sektor ekonomi dan sosial di
memprediksi, industri farmasi menjadi salah satu yang mampu tumbuh di tengah
menanggung beban biaya untuk mendatangkan bahan baku yang harganya naik 3
sampai 5 kali lipat. Sementara, suplai bahan baku obat-obatan hanya dikuasai oleh
beberapa negara saja seperti Tiongkok dan India. Keterbatasan suplai tersebut,
masing-masing.
ekonomi, harga bahan baku tersebut menjadi naik berkali-kali lipat dari biasanya.
Adapun factor lain seperti faktor kurs. Perubahan nilai tukar rupiah terhadap mata
uang negara lain, terutama dolar Amerika Serikat, sangat berpengaruh, karena
mayoritas bahan baku farmasi harus impor. Memang terdapat sedikit peningkatan
dari sisi pendapatan perusahaan, tetapi terbilang tipis. Sehingga, kenaikan beban
biaya bahan baku obat tersebut, tidak bisa diimbangi dengan kenaikan pendapatan
pada semester I 2020, pendapatan Bio Farma tercatat senilai Rp 735 miliar.
pendapatan sepanjang 2019 yang senilai Rp 2,54 triliun, bukan dengan semester I
2019. Sementara, Bio Farma mencatatkan laba bersih pada enam bulan pertama
membandingkannya dengan laba bersih pada 2019 secara penuh yang senilai Rp
380 miliar. Secara konsolidasi, pendapatan Bio Farma (termasuk Kimia Farma
dan Indofarma) sepanjang semester I-2020 sebesar Rp 5,79 triliun. Nilai ini baru
mencapai 44% dari total pendapatan tahun lalu. Perolehan laba bersihnya pun
hanya Rp 94 miliar atau 25% dari total laba bersih tahun lalu Rp 380 miliar.
(Sumber : katada.co.id)
Gambar 1.1. Pertumbuhan Penjualan Bersih Emiten Farmasi (Semester 1-2020 YoY)
bulan.
kinerja keuangan perseroan kurang dari 25%. Namun, hal ini tidak sampai
berpengaruh pada pengurangan pekerja yang totalnya saat ini mencapai 13.052
2020 naik 3,6% menjadi Rp 4,68 triliun. Laba bersihnya pun naik 1,72% menjadi
Rp 48,57 miliar. Sementara total kas dan setara kasnya mengalami penurunan
adalah menjaga saldo kas dan setara kas minimum untuk keperluan operasional.
melakukan efisiensi usaha. Tahun ini Kimia Farma menganggarkan capex Rp 547
produksi obat. Hingga Juni, anggaran capex tersebut sudah terpakai 54%.
(Sumber : katadata.co.id)
Gambar 1.2 Pertumbuhan Laba Bersih Emiten Farmasi (Semester 1-2020 YoY)
Indofarma yang selama tiga tahun merugi, baru mendapat untung pada
tahun lalu Rp 7,96 miliar. Namun, pandemi membuat perseroan kembali merugi
di paruh pertama tahun ini. Laporan keuangan Indofarma mencatat rugi sepanjang
semester I-2020 sebesar Rp 4,66 miliar. Meski begitu, perseroan masih optimistis
menargetkan tahun ini mendapatkan laba bersih hingga Rp 22,3 miliar. Direktur
tahun ini. Dia mengakui dalam kondisi pandemi ini penjualan farmasi dan alat
saat ini tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) rumah sakit saat ini
hanya sekitar 54%. Hal ini berdampak pada penurunan penjualan obat-obatan
Indofarma.
kunjungan ke rumah sakit selama pandemi. Tetapi obat bebas (OTC) seperti
penjualan Kalbe Farma memang masih tumbuh 3,76% menjadi Rp 11,6 triliun.
Meski begitu, pertumbuhannya lebih rendah dari capaian semester I tahun lalu
yang mencapai 7%. Kalbe bahkan telah merevisi target pertumbuhan tahun ini.
Pada tahun lalu, pertumbuhan penjualan Kalbe mencapai 7,4%. Saat awal tahun
perseroan masih optimistis menetapkan target tahun ini 6-8% dan laba bersih 5-
6%. Namun, saat merilis kinerja keuangan semester I-2020, Kalbe memangkas
target penjualan tahun ini menjadi 4-6%. Direktur Keuangan Perusahaan Kalbe
Farma Bernadus Karmin Winata mengatakan revisi target tahun ini dilakukan
keuangan perusahaan.
perusahaan dan status keuangan. Biasanya rasio yang digunakan adalah rasio
perbedaan keuntungan. Sistem Du Pont adalah alat analisis data yang digunakan
dkk 2021)
Pont System pada sektor Farmasi . Adapun judul penelitian ini yaitu: “Analisis Du
B. Rumusan Masalah
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kinerja keuangan pada sektor
system?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk
D. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan teoritis
dengan Kinerja Keuangan, dan bagi STIE. DR. KHEZ. MUTTAQIEN hasil
penelitian ini diharapkan dapat memberikan konstribusi bagi pengembangan
b. Kegunaan praktis
agar lebih baik dan dijadikan sebagi pedoman perusahaan dalam melakukan