Anda di halaman 1dari 7

Bussiness Description

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (“ICBP” atau “Perseroan”) merupakan salah satu
produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka, dengan kegiatan usaha yang
terdiversifikasi, antara lain mi instan, dairy, makanan ringan, penyedap makanan, nutrisi dan
makanan khusus, serta minuman. Selain itu, ICBP juga menjalankan kegiatan usaha kemasan
yang memproduksi baik kemasan fleksibel maupun karton, untuk mendukung kegiatan usaha
utamanya.

ICBP menawarkan berbagai pilihan produk solusi sehari-hari bagi konsumen di segala
usia dan segmen pasar, melalui lebih dari 30 merek produknya yang terkemuka. Banyak di antara
merek-merek tersebut memiliki posisi pasar yang signifikan di Indonesia, didukung oleh
kepercayaan dan loyalitas jutaan konsumen selama bertahun-tahun.

Sebagian besar produk-produk ICBP tersedia di seluruh nusantara, bahkan juga telah
diekspor ke berbagai negara mitra. Didukung oleh jaringan distribusi yang ekstensif dari
perusahaan induk, kami dapat memenuhi permintaan pasar secara tepat waktu dan lebih efisien.

Dalam menjalankan kegiatan produksi, adapun segmentasi produk yang dikelola dan
diproduksi oleh ICBP, diantarnya mie instan (Indomie, Sarimi, Pop Mie, dan Supermie), dairy
(Indomilk, Enaak, Kremer, Tigasapi), makanan ringan (Chitato, Qtela, Lays, dan Cheetos),
penyedap dan bahan makanan ( kecap, saus, dan recipe mixes indofood, Racik, sirup Freiss, dan
Buburia), nutrisi dan makanan khusus (Promina, SUN, GoVit, dan GoWell), margarin, tepung
terigu, pasta, gula, teh, dan bahkan minuman (Ichi Ocha, Cafela, Club, Pepsi, dan Frutarian),
serta masih banyak lagi produk lainnya..

Kegiatan operasional ICBP didukung oleh lebih dari 60 pabrik yang tersebar di berbagai
wilayah utama di Indonesia. Dengan demikian, ICBP dapat senantiasa dekat dengan permintaan
pasar dan menjamin kesegaran produk-produk ICBP. Selain di Indonesia, produk-produk ICBP
juga hadir di lebih dari 60 negara di dunia. ICBP kini dipimpin Anthoni Salim sebagai Direktur
Utama dan Franciscus Welirang sebagai Komisaris Utama.
Corporate Governance

PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) memiliki penilaian yang baik dalam
penerapan Good Corporate Governance oleh Otoritas Jasa Keuangan. Dalam menjalankan tata
kelola perusahaannya, ICBP menganut nilai disiplin, menjalankan usaha dengan menjunjung
tinggi integritas, menghargai seluruh stakeholder dan membangun kesatuan untuk mencapai
keunggulan dan inovasi yang berkelanjutan. Dalam menerapkan tata kelola perusahaan, nilai
dan kode etik ICBP dibungkus menjadi satu kesatuan yang utuh. Sebagai bentuk kepatuhan dan
implementasi Good Corporate Governance (GCG) yang baik, ICBP secara konsisten
melaksanakan kajian dan evaluasi berkala. Dalam implementasinya, PT. Indofood CBP Sukses
Makmur Tbk. (ICBP) mengadopsi standar yang tercantum pada Surat Edaran OJK No. 32 /
SEOJK.04/2015, ketentuan UU No. 40 / 2007,UU No. 8 / 1995, dan Peraturan OJK No. 21 /
POJK.04/2015. ICBP telah mendapatkan berbagai penghargaan, seperti WOWO Brand 2015 dan
The Most Loved Indonesian Brand 2018.

Analisis Makroekonomi

Kondisi Pandemi Covid – 19 Terhadap Pertumbuhan

Pada 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami kontraksi sebesar -2,07%.
Pada Q2 pertumbuhan ekonomi berkontraksi parah akibat covid - 19, namun sejak Q3-Q4 terus
mengalami peningkatan. Kementerian Keuangan Republik Indonesia memproyeksikan
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 mencapai 4,5% - 5,5%. Kemudian, World
Bank memproyeksi ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,8%, Asian Development Bank
memproyeksi tumbuh sebesar 5%, International Monetary Fund memproyeksi sebesar 8,2%, dan
Bloomberg Median memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,5% tahun 2021.
Dalam hal ini, diperkirakan perekonomian dunia akan mampu keluar dari resesi dengan rata –
rata mencapai 4%. Hal ini tentu menjadi sinyal positif dalam pertumbuhan investasi jangka
panjang.

Pengaruh Tingkat Inflasi

Tingkat inflasi merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan berbagai harga dan
biaya berbagai produk ekonomi, tak terkecuali harga dan nilai saham yang juga dipengaruhi oleh
besarnya tingkat inflasi. Bank Indonesia menyatakan bahwa tingkat inflasi di tahun 2021,
walaupun masih terdapat pandemi covid-19 tidak akan jauh dari target dan diproyeksikan tingkat
inflasi terjaga pada kisaran 3%, bahkan mencapai 3,12%, seiring dengan pemulihan
perekonomian, setelah sebelumnya di tahun 2020 inflasi terbilang sangat rendah, yakni hanya
sebesar 1,68% saja, karena perekonomian yang lesu akibat pandemi.

Suku Bunga BI 7 Days Repo Rate Dorong Investasi

Berdasarkan hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 18 Februari 2021, BI
memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan (BI 7 Repo Rate) sebesar 25 bps, sehingga
suku bunga menjadi 3,50% dan merupakan pemangkasan suku bunga terendah yang dilakukan
oleh BI sepanjang sejarah. Dan hingga per 18 Maret 2021, suku bunga 3,50% tetap
dipertahankan, dikarenakan kelesuan perekonomian akibat covid-19 dan tentunya kebijakan ini
akan mendorong kenaikan pada minat investor, karena tingkat suku bunga yang rendah akan
mengurangi biaya investasi di pasar modal.

Purchasing Power Parity Diproyeksi Meningkat

Paritas daya beli merupakan salah satu indikator makroekonomi yang menunjukkan
tingkat stabilitas harga, stabilitas nilai tukar, dan daya beli masyarakat di suatu negara. Tingkat
purchasing power parity Indonesia tahun 2021 diperkirakan akan mengalami peningkatan
dibandingkan tahun 2020. Namun, munculnya mutasi virus covid – 19, berisiko menghambat
laju pemulihan daya beli masyarakat. Tetapi dalam hal ini, produk makanan dan minuman
seperti gandum, susu, mie instan, yogurt, produk organik, dan sebagainya berhasil mencatatkan
pertumbuhan yang positif ditengah pandemi 2020 dan diperkirakan masih tetap tumbuh solid dan
positif di tahun 2021.

Tinjauan Industri

Indeks Keyakinan Konsumen Meningkat

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada bulan Juni 2020 mengalami peningkatan
sebesar 6 poin menjadi 83,8 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Bahkan, pada
bulan April 2021 lalu, IKK meningkat pesat dan menembus angka 101,5 yang masuk ke
zona optimis (indeks >100). Hal ini menunjukkan keyakinan konsumen terhadap kondisi
perekonomian Indonesia mulai membaik, IKK yang meningkat menunjukkan mulai
meningkatnya minat konsumen untuk berbelanja sehingga hal ini dapat mempengaruhi
aktivitas bisnis dan industri terutama pada sektor consumer goods dan tentunya menjadi hal
positif kedepannya, bahkan pasca pandemi berakhir tentu diharapkan minat konsumen
akan terus meningkat, seiring mulai meningkatnya aktivitas perekonomian global,
termasuk Indonesia.
Stabilitas Indeks Retail Di Tengah Pandemi Covid -19

Indeks Penjualan Retail pada produk makanan, minuman, dan tembakau yang melemah
tipis pada bulan Juni 2020 menggambarkan penurunan konsumsi masyarakat pada produk
makanan, minuman, dan tembakau. Indeks mengalami pelemahan sebesar 10,2 poin menjadi
232,8 poin dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Penurunan ini adalah hal yang wajar karena
pada bulan Juni 2019 juga terjadi penurunan yang bahkan lebih dalam dan mulai bangkit kembali
pada September 2019 dan terus mengalami kenaikan kembali. Tentu seiring dengan pemulihan
ekonomi dengam dibarengi berbagai kebijakan pemerintah, diharapkan indeks retail kembali
meningkat dan stabil untuk memberikan stimulus pada perekonomian, khususnya sektor
consumer goods.

Peningkatan Tingkat Pengeluaran Konsumen

Pada Q1 2021, tercatat bahwa daya beli masyarakat cenderung membaik, walau masih
dalam kategori lemah dan juga tingkat konsumsi masyarakat masih -2,23%, namun tingkat
pendapatan yang digunakan untuk konsumsi semakin meningkat, seiring dengan pemulihan
ekonomi. Bank Indonesia (BI) mencatat, average propensity to consume ratio di bulan tersebut
mencapai 73,2%. Posisi ini lebih tinggi dari rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang
digunakan untuk konsumsi pada Desember 2020 yang hanya 69,0%. 

Competitive Advantage

Market Leader dalam Sektor Consumer Goods

ICBP merupakan salah satu market leader dalam sektor consumer goods bersama dengan
Unilever dan Wings Indonesia. Hal ini terlihat dari kinerja ICBP, yang terbukti menguasai
pangsa pasar, khususnya pada produk mie instan. Pada tahun 2019, ICBP mampu
mempertahankan pangsa pasar mie instan sebesar 86,3%, melalui merk Indomie, Sarimi, dan
Supermi. Bahkan, pada September 2020 lalu, tercatat mengalami kenaikan aset kondolidasi yang
cukup besar mencapai Rp102 triliun. Hal ini semakin memperkuat posisi ICBP sebagai salah
satu market leader pada sektor consumer goods.

Net Profit Terus Mengalami Pertumbuhan

Kinerja laba bersih yang dicatat oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. terus
mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Tercatat selama sebelas tahun terakhir, ICBP selalu
mencetak laba bersih yang bersih, bahkan cenderung mengalami pertumbuhan yang positif. Pada
tahun 2020 lalu, ICBP mencatat laba bersih sebesar Rp6,59 triliun atau naik 30,81% dari tahun
2019, yakni sebesar Rp5,04 triliun. Dalam hal penjualan bersih, ICBP juga mencatat angka yang
sangat besar pada tahun 2020, yakni senilai Rp46,64 triliun atau naik 10,27% dari tahun
sebelumnya. Hal ini tentu menjadi salah satu keunggulan yang dimiliki oleh ICBP pada sektor
consumer goods guna menarik investor masuk.

Penjualan di Pasar Luar Negeri Meningkat

Dari total penjualan ICBP, 10% merupakan penjualan ke luar negeri. Sepanjang kuartal I
2020, ICBP mencatatkan penjualan ke luar negeri sebesar Rp 1,1 triliun. Penjualan ini meningkat
12% jika dibandingkan dengan kuartal I 2019 Arab Saudi menjadi pasar terbesar bagi penjualan
produk ICBP ke luar negeri (Grafik 6). Total penjualan ke negara tersebut mencapai Rp 316
miliar.
Akuisisi Pinehill : Prospek Saham ICBP Meningkat

Pada Mei 2020 lalu, ICBP melakukan akuisisi dengan dua pihak, yakni Pinehill Corpora
dan Steele Lake. Adapun nilai akuisisi yang dilakukan oleh ICBP ini mencapai angka US$2,9
miliar atau sekitar Rp44 triliun. Grup Pinehill merupakan perusahaan yang juga bergerak pada
produksi mie instan di Arab Saudi, Nigeria, Turki, Kenya, Maroko dan Serbia dengan volume
penjualan mencapai 7,4 miliar bungkus mie per tahun, baik di pasar domestik maupun ekspor ke
berbagai negara. Dalam hal ini, nantinya Pinehill akan membayarkan royalti kepada ICBP atas
penggunaan merk Indomie dan impor bumbu mie dari ICBP. Adapun total populasi pasar
domestik yang dilayani Pinehill mencapai 567 juta orang dengan pertumbuhan rata – rata
penjualan tahunan mencapai 10%. Dengan demikian, secara langsung ICBP akan semakin
memperluas pangsa pasarnya di negara – negara Timur Tengah dan Afrika. Tentu hal ini
menjadikan prospek saham ICBP di masa yang akan datang semakin meningkat.

Five Porter’s Analysis

1. Daya Tawar Konsumen (4/5) | Ketatnya persaingan di sektor consumer goods

ICBP adalah salah satu produsen produk konsumen bermerek yang mapan dan terkemuka
dengan kegiatan usaha yang terdiversifikasi. Banyak produk yang dihasilkan mulai dari makanan
ringan, dairy, minuman, mi instan, dll. Pada sektor consumer goods ini, banyak terdapat
perusahaan lain yang memproduksi barang serupa namun dengan keunggulan yang berbeda,
sehingga persaingan perusahaan cukup tinggi. ICBP berfokus pada produk mi instannya seperti
merek Indomi, Sarimi, dan Supermi yang sudah tersebar di beberapa negara tidak hanya di
Indonesia saja. Produk mi instan ini sudah menjadi market leader di Indonesia dan memberikan
sumbangan terbanyak dalam total pendapatan ICBP. Meskipun menjadi market leader, produk
mi instan dari perusahaan lain cukup kompetitif.

2. Daya Tawar Suppliers (3/5) | Terjaminnya mutu produk yang dihasilkan oleh pemasok

ICBP menjalin kerjasama dengan beberapa pemasok yang menunjang kegiatan


produksinya, seperti para petani pemasok bahan baku, pemasok untuk kemasan produk, dll.
untuk menciptakan nilai ekonomis yang saling menguntungkan dalam jangka panjang. Untuk
menjamin standar keamanan bahan pangan tersebut, ICBP memiliki kebijakan tentang seleksi
pemasok dan peningkatan kemampuan pemasok yang telah diatur dalam Kode Etik Perseroan
serta kebijakan dan prosedur internal.

3. Ancaman Pendatang Baru (3/5) | Mampukah pendatang baru bersaing dengan sektor
yang kompetitif ini?

Pendatang baru di sektor consumer goods akan sedikit mengalami kesulitan untuk
merebut pangsa pasar sektor ini, terlebih sudah banyak perusahaan yang turun di sektor ini dan
cukup kompetitif. Khususnya ICBP yang telah menjadi market leader pada bidang food and
beverages dengan produk mi instannya yaitu Indomi. Namun ICBP tidak boleh lengah dan tetap
harus mempertahankan kualitas produknya dengan terus melakukan inovasi untuk diversifikasi
produk demi meningkatkan penjualan.

4. Kompetisi dalam Industri (5/5) | Kompetitor yang kompetitif

Produk Indomi telah menjadi primadona mi instan di dunia namun tetap memiliki saingan
dalam negeri seperti produk dari PT Wings Food yaitu Mi Sedaap yang mulai menarik minat
konsumen untuk merek mi instan. Selain itu dari divisi dairy ICBP juga memiliki saingan yaitu
Ultra Milk dari ULTJ. Untuk divisi mi instan, ICBP memiliki keunggulan lebih dari dampak
positif akuisisi Pinehill Company Ltd. yaitu meluasnya pangsa pasar ICBP di luar negeri.

5. Ancaman Produk Pengganti (3/5) | Inovasi dan quality control menjadi kunci
keberlanjutan perusahaan

Ketatnya persaingan di industri ini, membuat banyak perusahaan terus melakukan inovasi
demi meningkatkan kualitas dan kuantitas penjualan produknya. Maka dari itu, ancaman produk
pengganti selalu mengintai tiap perusahaan jika perusahaan lengah dalam melakukan inovasi dan
quality control pada produknya.

Anda mungkin juga menyukai