Anda di halaman 1dari 10

Analisis Fundamental PT.

Bersama Mencapai Puncak


Ahmad Yamin Saputra / 225020301111017

Analisis Ekonomi
• Perkembangan Ekonomi Indonesia
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan pertama tahun 2023 terus menunjukkan
kekuatan meskipun adanya perlambatan ekonomi global. Menurut data Badan Pusat Statistik
(BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode tersebut mencapai 5,03% (yoy), mengalami
sedikit peningkatan dari periode sebelumnya yang sebesar 5,01% (yoy). Proyeksi ke depan
menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk tahun 2023 diperkirakan akan tetap
kuat, berada pada batas atas kisaran 4,5-5,3%. Faktor yang mendorong pertumbuhan tersebut
antara lain adalah perbaikan permintaan domestik dan kinerja ekspor yang tetap positif.
Pertumbuhan ekonomi yang kuat ini didukung oleh semua komponen PDB. Sektor ekspor
masih tumbuh tinggi, mencapai 11,68% (yoy), didorong oleh permintaan dari mitra dagang utama
yang masih kuat. Konsumsi rumah tangga juga mengalami perbaikan dengan pertumbuhan sebesar
4,54% (yoy), sejalan dengan peningkatan mobilitas, daya beli yang meningkat, serta penurunan
inflasi. Konsumsi pemerintah juga tumbuh positif sebesar 3,99% (yoy), terutama karena belanja
barang dan belanja pegawai yang meningkat. Pertumbuhan investasi non-bangunan juga tetap
baik, sesuai dengan kinerja ekspor, meskipun pertumbuhan investasi secara keseluruhan masih
tertahan pada 2,11% (yoy) karena investasi bangunan yang masih terbatas.
Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang kuat tercermin dari berbagai sektor lapangan usaha
dan secara spasial di seluruh wilayah Indonesia. Secara lapangan usaha, semua sektor mencatat
pertumbuhan positif, terutama di sektor Industri Pengolahan, Perdagangan Besar dan Eceran, serta
Pertambangan dan Penggalian. Sementara itu, sektor Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan
Akomodasi dan Makan Minum, serta Jasa Lainnya juga mencatat pertumbuhan yang tinggi,
didorong oleh peningkatan mobilitas masyarakat, kunjungan wisatawan mancanegara, serta
penyelenggaraan acara nasional dan internasional. Secara spasial, pertumbuhan ekonomi pada
triwulan pertama tahun 2023 tetap terjaga di hampir seluruh wilayah Indonesia, dengan
pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Kalimantan, diikuti oleh Sulawesi-Maluku-Papua
(Sulampua), Jawa, Sumatera, dan Bali-Nusa Tenggara (Bali Nusra).
Dengan demikian, meskipun menghadapi tantangan dari situasi ekonomi global yang melambat,
Indonesia terus menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat dengan pertumbuhan yang stabil dan
merata di berbagai sektor dan wilayah.
• Kondisi PDB

Pada triwulan kedua tahun 2023, ekonomi Indonesia mencapai pencapaian yang signifikan
dalam hal Produk Domestik Bruto (PDB). Pada dasar harga berlaku, PDB mencapai Rp5.226,7
triliun, sementara pada dasar harga konstan tahun 2010, PDB mencapai Rp3.075,7 triliun. Artinya,
ekonomi Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang positif dan stabil, baik dalam nilai nominal
maupun nilai riil.
Pertumbuhan ekonomi ini memberikan gambaran yang menggembirakan tentang aktivitas
ekonomi di Indonesia pada periode tersebut. Dengan pertumbuhan PDB yang kuat, berbagai sektor
ekonomi di Indonesia dapat dikatakan terus mengalami perkembangan yang positif. Hal ini
menunjukkan adanya stabilitas dan keberlanjutan dalam pertumbuhan ekonomi nasional.
Selain itu, pencapaian PDB juga memberikan indikasi tentang kontribusi sektor-sektor
ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Data ini memberikan pemahaman
yang lebih dalam tentang dinamika ekonomi Indonesia, termasuk sektor-sektor yang menjadi
motor penggerak pertumbuhan ekonomi dan sektor-sektor yang perlu mendapatkan perhatian lebih
lanjut untuk meningkatkan kontribusinya terhadap PDB.Tingkat Pengangguran
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan angka
pengangguran Indonesia sebesar 5,32 persen di Agustus 2023, turun sebesar 0,54 persen poin
dibanding Agustus 2022. Hal ini disebabkan karena penduduk yang bekerja sebanyak 139,85 juta
orang, naik sebanyak 4,55 juta orang dari Agustus 2022. Lapangan usaha yang mengalami
peningkatan terbesar adalah Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum sebesar 1,18
juta orang.
• Inflasi
Berdasarkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia, inflasi
di Indonesia pada tahun 2023 berhasil terkendali dengan kembali pada rentang sasaran,
mencatatkan angka terendah dalam dua dekade terakhir. Capaian inflasi tahun 2023 tersebut
tercatat sebesar 2,61% (yoy), menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan dengan realisasi
tahun sebelumnya yang mencapai 5,51% (yoy) pada tahun 2022.
Inflasi bulanan pada bulan Desember 2023 dipengaruhi oleh pergerakan seluruh komponen
inflasi. Komponen harga yang diatur (administered prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,39%
(mtm) atau 1,72% (yoy). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan dan langkah-langkah yang diambil
untuk mengendalikan inflasi telah memberikan hasil yang positif, memungkinkan perekonomian
Indonesia untuk tetap stabil dan terkendali di tengah dinamika global yang beragam.
• Tingkat Suku Bunga
Bank Indonesia (BI) memiliki peran penting dalam mengatur suku bunga di Indonesia,
yang merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter untuk mengendalikan aktivitas ekonomi,
seperti investasi dan inflasi. Salah satu suku bunga acuan yang ditetapkan oleh BI adalah BI-Rate,
yang pada awal Februari 2024 tetap stabil di angka 6,00%. Selain itu, BI juga menetapkan suku
bunga Deposit Facility (DF) BI sebesar 5,25%, yang memengaruhi bunga atas simpanan bank di
BI.
Kebijakan suku bunga BI memiliki dampak signifikan terhadap pasar keuangan dan
ekonomi secara keseluruhan. Penurunan BI-Rate cenderung merangsang pertumbuhan ekonomi
dengan mendorong investasi dan konsumsi, sementara kenaikan BI-Rate bertujuan untuk
menstabilkan mata uang dan mengendalikan inflasi, meskipun dapat memperlambat pertumbuhan
ekonomi. Oleh karena itu, kebijakan suku bunga BI tidak hanya mempengaruhi pasar keuangan,
tetapi juga berdampak luas pada aktivitas ekonomi nasional. Pengambilan keputusan yang tepat
terkait dengan suku bunga BI menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mengendalikan
inflasi di Indonesia.Analisis Industri
• Porter’s Five Force Analysis (Shahnaz)
a) Ancaman dari pesaing yang sudah ada: Persaingan di pasar PT. Bersama Mencapai
Puncak cukup tinggi dengan banyaknya restoran ayam lain di sekitar yang
menawarkan produk serupa. Strategi pemasaran yang inovatif dan penawaran harga
yang kompetitif menjadi kunci untuk mempertahankan dan menarik pelanggan. Selain
itu PT. Bersama Mencapai Puncak juga harus meningkatkan dan mempertahankan
kualitas, rasa, dan juga pelayanannya agar tetap dapat bersaing.
b) Ancaman dari produk pengganti: Meskipun PT. Bersama Mencapai Puncak memiliki
pangsa pasar yang stabil, terdapat risiko adanya alternatif makanan seperti makanan
cepat saji atau masakan tradisional lainnya yang dapat mengurangi permintaan
terhadap PT. Bersama Mencapai Puncak.
c) Kekuatan tawar-menawar pembeli: Pelanggan memiliki sedikit kekuatan negosiasi
dalam hal harga dan kualitas produk karena PT. Bersama Mencapai Puncak memiliki
pangsa pasar yang setia. Namun, layanan pelanggan yang buruk atau produk yang
tidak memuaskan dapat menyebabkan kehilangan pelanggan.
d) Kekuatan tawar-menawar pemasok: Ketergantungan pada pemasok bahan baku seperti
ayam dan bumbu relatif rendah, karena ada banyak pemasok yang tersedia di pasar.
Namun, pengaturan kontrak yang baik dan kemitraan yang kuat dengan pemasok dapat
memastikan pasokan yang stabil dan harga yang kompetitif.
e) Ancaman masuknya pesaing baru: Meskipun masuknya pesaing baru dalam pasar PT.
Bersama Mencapai Puncak memungkinkan, hambatan seperti modal awal yang tinggi
untuk membuka restoran, regulasi pemerintah, dan loyalitas pelanggan yang kuat
terhadap merek tertentu dapat mempersulit masuknya pesaing baru ke pasar.
Persaingan PT Bersama Mencapai Puncak
PT Bersama Mencapai Puncak Tbk atau Ayam Goreng Nelongso ( BAIK ) mengungkap
tantangan industri makanan dan minuman adalah persaingan yang setipis tisu. Direktur Utama
BAIK, Nanang Suherman mengatakan, kalau tidak ada tantangan maka perusahaan tidak akan
bertumbuh. Tingkat persaingan di sektor makanan di Kota Malang bisa dikatakan cukup ketat,
terutama karena terdapat banyak toko ayam geprek yang bersaing dalam hal lokasi, kualitas
produk, harga, dan promosi. Setiap toko harus berusaha keras untuk mempertahankan dan menarik
pelanggan di tengah persaingan yang sengit ini. Faktor-faktor seperti inovasi dalam menu,
pelayanan yang ramah dan efisien, manajemen operasional yang baik, serta strategi promosi yang
kreatif dan efektif dapat menjadi kunci untuk memenangkan persaingan di pasar yang kompetitif
ini. Dengan demikian, pemain di industri ini perlu memiliki strategi yang solid dan terus memantau
dinamika pasar serta respons konsumen untuk tetap relevan dan bersaing dalam jangka panjang.
• Marketing Mix (4P)
1. Product (Produk)
- Jenis Ayam: Variasi dalam jenis ayam seperti ayam goreng, ayam bakar, atau ayam
geprek dengan rasa yang khas dan bumbu yang unik.
- Pilihan Menu: Menyediakan berbagai pilihan menu tambahan seperti nasi, lalapan,
sambal, dan minuman yang sesuai dengan selera lokal.
- Kualitas: Menjamin kualitas ayam yang segar, daging yang empuk, serta bumbu dan
saus yang berkualitas tinggi untuk memenuhi harapan pelanggan.
2. Price (Harga)
- Strategi Harga: Menetapkan harga yang kompetitif namun menguntungkan untuk
menarik pelanggan di tengah persaingan pasar yang ketat.
- Penawaran Khusus: Menyediakan diskon atau paket harga untuk memikat pelanggan
dan meningkatkan penjualan.
3. Place (Tempat)
- Lokasi Strategis: Memilih lokasi yang strategis di pusat kota, dekat dengan kampus,
kantor, atau pusat perbelanjaan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi pelanggan.
- Ketersediaan: Memastikan ketersediaan produk secara konsisten dan menyediakan
layanan delivery untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan yang ingin menikmati
produk di rumah.
4. Promotion (Promosi)
- Media Sosial: Memanfaatkan platform media sosial untuk mempromosikan produk,
berbagi informasi tentang menu, diskon, atau promosi khusus, serta berinteraksi
dengan pelanggan secara aktif.
- Iklan Lokal: Menggunakan iklan lokal di koran, radio, atau billboard untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang brand "Ayam Nelongso".
- Kolaborasi: Bermitra dengan influencer lokal atau acara komunitas untuk memperluas
jangkauan promosi dan memperkenalkan produk kepada audiens yang lebih luas.
Dengan merencanakan dan melaksanakan marketing mix yang tepat, "Ayam Nelongso"
dapat membangun brand yang kuat, menarik pelanggan potensial, dan tetap bersaing dalam pasar
ayam geprek di Kota Malang.
Analisis Perusahaan
• Gambaran Umum Perusahaan
PT Bersama Mencapai Puncak, Tbk. (PT BMP) adalah sebuah perusahaan terbuka yang
didirikan dan diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik
Indonesia. Perusahaan ini berkedudukan di Kota Malang dan memiliki kantor pusat yang terletak
di Jalan Raya Regency Kav. 9 No. 5 Rt.08/Rw.07, Pagentan, Singosari, Malang. PT BMP didirikan
berdasarkan Akta Pendirian No. 08 yang dikeluarkan pada tanggal 7 Februari 2018, yang dibuat
di hadapan Notaris Robertus Radio Poetra, S.H., M.Kn, notaris di Malang. Akta pendirian ini telah
memperoleh pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia sesuai dengan Surat
Keputusan No. AHU-0010171.AH.01.01 tahun 2018.
Sebagai perusahaan terbuka, PT BMP memiliki kewajiban untuk memberikan transparansi
dan akuntabilitas kepada pemegang saham dan publik umum mengenai kegiatan dan kinerja
perusahaannya. Selain itu, sebagai perusahaan yang beroperasi di Indonesia, PT BMP juga tunduk
pada berbagai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di sektor bisnis tempat
mereka beroperasi.
• Analisis Laporan Keuangan dan Kinerja Keuangan Perusahaan
a) Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas 2020 2021 2022

Rasio Lancar 1,36 2,21 2,54

Rasio Kas 0,21 0,13 0,33

Rasio Cepat 0,35 0,37 0,59

- Rasio Lancar
Dengan melihat data ini, terlihat bahwa rasio lancar PT. Bersama Mencapai Puncak
mengalami penurunan pada tahun 2021, namun kemudian mengalami peningkatan yang
signifikan pada tahun 2022. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin mengalami
tantangan likuiditas pada tahun 2021, tetapi berhasil memperbaiki kondisinya pada tahun
berikutnya.
Peningkatan rasio lancar dari tahun 2021 ke tahun 2022 mengindikasikan perbaikan
dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya dengan
menggunakan aset lancar. Ini bisa menjadi tanda positif bagi para investor, karena
menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil mengelola likuiditas dengan lebih
baik.
- Rasio Kas
PT. Bersama Mencapai Puncak memiliki rasio kas yang relatif rendah (0,21), yang
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki keterbatasan likuiditas dan mungkin mengalami
tantangan dalam memenuhi kewajiban keuangannya dengan kas dan setara kas. Namun,
rasio lancar yang cukup tinggi pada tahun 2020 (1,36) menunjukkan bahwa meskipun rasio
kas rendah, perusahaan memiliki likuiditas yang lebih baik ketika aset lancar lainnya
dimasukkan dalam perhitungan.
Tahun 2021 menunjukkan penurunan yang signifikan dalam rasio lancar (0,37),
yang mungkin menunjukkan adanya tekanan likuiditas pada tahun tersebut. Namun, tahun
2022 mengalami peningkatan yang cukup besar dalam rasio lancar (0,59), menunjukkan
perbaikan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
dengan menggunakan aset lancar.
- Rasio Cepat
PT. Bersama Mencapai Puncak mengalami peningkatan yang signifikan dalam
rasio cepat dari tahun 2020 hingga tahun 2022. Peningkatan ini menunjukkan perbaikan
yang signifikan dalam kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
dengan menggunakan aset yang paling cair dalam jangka pendek.
Peningkatan ini menunjukkan bahwa perusahaan mungkin telah meningkatkan
manajemen likuiditasnya, mengelola kas dengan lebih efisien, atau mengurangi kewajiban
yang lebih besar dalam jangka pendek. Hal ini dapat dianggap sebagai tanda positif bagi
investor, karena menunjukkan perusahaan menjadi lebih stabil secara finansial dan lebih
siap untuk mengatasi tantangan likuiditas yang mungkin terjadi.
b) Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas 2022 2021 2020 Rata-rata

Ratio Perputaran 52,51 79,15 240,65 124,1


Piutang
Receivable Turn Over
(RTO)

Ratio Perputaran 4,48 8,06 26,24 12,93


Persediaan
Inventory Turn Over
(ITO)

- RTO : Rasio Perputaran Piutang adalah suatu ukuran untuk menilai seberapa
efektif perusahaan memberikan kredit kepada pelanggan. Berdasarkan perhitungan
RTO diatas, dihasilkan rata-rata yaitu sebesar 124,1. Artinya, rata-rata perputaran
piutang PT Bersama Mencapai Puncak Tbk periode 2020-2022 adalah 124 kali.
- ITO : Rasio Perputaran Persediaan mengukur efisiensi keseluruhan dari
persediaan yang dijual. PT Bersama Mencapai Puncak Tbk menghasilkan rata-
rata nilai perputaran persediaan 13 kali pada periode 2020-2022. Artinya, rata-
rata perputaran persediaan PT Bersama Mencapai Puncak Tbk yaitu 0,92 bulan
dalam setahun yang dihasilkan dari 12 bulan dibagi 13. Jadi setiap 0,92 bulan,PT
Bersama Mencapai Puncak Tbk akan mempersiapkan persediaan baru yang siap
untuk dijual kembali.
c) Rasio Solvabilitas

Rasio 31 Juli 31 Des 2022 31 Des 31 Des 2020 Rata-Rata


Solvabilitas 2023 2021

Total 0,19 0,23 0,36 0,37 0,28


Liabilitas/ 19% 23% 36% 37% 28%
Total Aset
(DAR)

Total 0,24 0,29 0,55 0,58 0,41


Liabilitas/ 24% 29% 55% 58% 41%
Total Ekuitas
(DER)
- DAR: Rasio liabilitas terhadap aset adalah rasio untuk menilai seberapa besar
perusahaan berpatokan pada utang untuk membiayai aset. Berdasarkan perhitungan,
PT. Bersama Mencapai Puncak (BAIK) memiliki rata-rata DAR sebesar 41% pada
periode 2020-2023. Nilai tersebut dinilai sangat baik karena berada nilai yang lebih
kecil dari 50% yang berarti mayoritas aset didanai oleh modal.
- DER: Rasio liabilitas terhadap ekuitas merupakan rasio untuk mengetahui porsi relatif
antara utang dan ekuitas yang kemudian digunakan dalam membiayai aset perusahaan.
Berdasarkan perhitungan, PT. Bersama Mencapai Puncak (BAIK) memiliki rata-rata
DER sebesar 0,28 atau 28% yang nilainya masih lebih kecil dari 1 atau 100%. Hal ini
mengindikasikan bahwa perusahaan memiliki hutang yang lebih kecil dari modal yang
dimilikinya dan berarti perusahaan masuk dalam kategori sehat. Jika perusahaan
mengalami gagal bayar, maka ekuitas perusahaan dapat membayar hutangnya.

d) Rasio Profitabilitas

Rasio 31 Juli 31 Des 31 Des 2021 31 Des 2020 Rata-Rata


Profitabilitas 2023 2022

Margin Laba 27,20% 27,60% 24,68% 24,77% 26,06%


Kotor

Margin Laba 9,20% 9,78% 6,64% 4,68% 7,5%


Bersih

- GPM: Mengukur efisiensi kinerja perusahaan dalam menetapkan harga produk yang
diproduksi. Berdasarkan perhitungan, PT. Bersama Mencapai Puncak (BAIK) memiliki
rata-rata rasio GPM sebesar 26,06% pada periode 2020-2023.
- NPM: Mengukur margin laba bersih atas penjualan yang dilakukan perusahaan.
Berdasarkan perhitungan, PT. Bersama Mencapai Puncak (BAIK) memiliki rata-rata
rasio NPM sebesar 7,5% pada periode 2020-2023
Rasio Profitabilitas suatu perusahaan dinilai baik ketika angka rasionya semakin besar.
Setelah dilakukan analisis rasio profitabilitas, PT. Bersama Mencapai Puncak (BAIK) berada
pada kondisi keuangan yang tidak begitu baik. Hal ini dibuktikan dari rata-rata persentase pada
setiap perhitungan rasio tidak terlalu besar.
e) Rasio Usaha

Rasio Usaha Juli 2023 2022 2021 2020 Rata Rata

Laba/Rugi
Komprehensif/Total Aset 11.47% 21.37% 29.74% 29.49% 23.02%

Laba/Rugi
Komprehensif/Total Ekuitas 14.20% 27.66% 46.20% 46.70% 33.69%

- Return on Asset : Mengukur bagaimana kinerja bentuk managemen perusahaan bagaimana


perusahaan dapat memaksimalkan aset yang dimiliki dalam mendapatkan keuntungan, dalam
kasus diatas rata rata ROA Perusahaan dalam 4 tahun terakhir adalah 23,02%
- Return on Equity :Memperlihatkan sejauh mana perusahaan mengelola modal sendiri secara
efektif, sehingga memperlihatkan tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan dilihat dari 4 tahun terakhir ini ROE
dari perusahaan mencapai 33,69%
Dapat disimpulkan dalam 4 tahun terakhir ini Perusahaan terus mengalami penurunan
drastis dari ROA maupun ROE dikarenakan perusahaan tidak dapat memaksimalkan aset yang
dimilikinya pada 4 tahun terakhirnya sehingga tidak dapat memberikan keuntungan yang
maksimal kepada perusahaan, beberapa alasan mengapa ROE dan ROA PT BAIK bisa turun
aadalah kurang masifnya perusahaan dalam melakukan branding dan juga kurangnya minat
pelanggan untuk membeli produk yang disediakan oleh PT BAIK karena adanya perbedaan harga
yang cukup tinggi dengan para pesaingnya sehingga disini PT BAIK mengalami penurunan
konsumen.

Anda mungkin juga menyukai