Anda di halaman 1dari 3

Nama : Firmansyah

Nim : 1902010007
Prodi : S1 Manajemen

Jawaban UAS Sistem Pengendalian Manajemen


Fast Moving Consumer Goods (FMCG) telah lama dianggap sebagai salah satu faktor pendorong
pergerakan ekonomi hampir di seluruh negara. FMCG merupakan produk-produk yang berisi
kebutuhan sehari-hari yang bersifat habis pakai dan akan dicari lagi untuk dikonsumsi kembali
berulang kali oleh konsumen. Namun dengan adanya pandemi covid-19 membuat banyak
dampak bagi perusahaan FMCG.

Berdasarkan data FMCG Indonesian Consumers tingkat inflasi yang terjadi pada tahun 2019
masih berjalan dengan normal, tingkat kepercayaan konsumen juga masih baik-baik saja, begitu
pula dengan nilai tukar rupiah masih normal seperti biasanya. Karena pada saat itu pandemi
covid-19 belum masuk ke Indonesia.

Pada awal tahun 2020 barulah bapak presiden Jokowi mengumumkan ada pasien yang terjangkit
covid-19. Namun disisi ini tingkat inflasi pada kuartal pertama masih bisa kekontrol, begitu pula
fengan tingkat kepercayaan konsumen masih membaik karena bapak presiden Jokowi yang
mengatakan melalui siaran langsungnya yang mengatakan sudah dapat diatasi dan bilang jangan
khawatir. Dan kenapa pada kuartal pertama nilai tukar rupiah menjadi naik ini disebabkan karena
saat itu virus corona sudah menyebar ke seluruh negara dan membuat kepanikan global. Ini yang
membuat perekonomian setiap negara menjadi berdampak dan membuat adanya pembatasan
setiap kegiatan sehingga kerjasama atau investasi menjadi terhambat. Nah pada saat ini dollar
menjadi melemah dan nilai tukar rupiah menjadi naik ini karena pada kuartal pertama Indonesia
masih aman saja dengan covid-19.
Pada kuartal kedua tahun 2020 tingkat inflasi menjadi menurun karena dampak dari pandemi
covid-19 yang semakin parah dan membuat perekonomian Indonesia semakin anjlok, begitupun
dengan tingkat kepercayaan konsumen juga ikut menurun karena banyak masyarakat yang panik
dan khawatir karena virus covid-19 yang semakin menyebar luas di Indonesia. Namun disisi lain
pada kuartal kedua nilai tukar rupiah kembali turun atau melemah ini disebabkan karena
pemerintah Indonesia banyak mengimpor barang dari luar negeri untuk kebutuhan pada saat
pandemi covid-19.

Pada kuartal pertama dan kedua tahun 2021 tingkat inflasi masih turun atau rendah karena
perekonomian masyarakat Indonesia masih sangat anjlok akibat adanya penerapan lockdown dan
pembatasan kegiatan. Tingkat kepercayaan konsumen pada kuartal pertama juga agak meningkat
karena pemberlakuan new normal. Begitu juga pada kuartal kedua tingkat kepercayaan
konsumen semakin meningkat karena adanya program Vaksinasi untuk melindung agar tidaki
tertular covid-19. Sehingga masyarakat tidak panik khawatir atau panik jika terkena covid-19.
Nah pada kuartal pertama tahun 2021 kenapa nilai tukar rupiah kembali melemah disebabkan
terlalu banyaknya untuk impor barang dari luar negeri seperti vaksin, APD dll. Dan pada kuartal
kedua tahun 2021 nilai tukar rupiah agak meningkat karena investasi dan kerjasama telah
kembali normal seperti biasanya.

Selanjutnya pada grafik kedua berdasarkan data FMCG segments data performance bahwa pada
matrik kuartal kedua tahun 2020 dan 2021 produk yang paling banyak dibutuhkan yaitu kategori
Food dan Baverages sebab kategori Food memiliki volume pertumbuhan per +3% yang
membeli produk Food +9% begitu juga dengan kategori Baverages yang memiliki volume +3%
dan yang membeli produk +7%. Dan pada sisi harga kategori Food dan Baverages mengalami
pertumbuhan +5% dan +3% hal ini karena harga produk masih terjangkau.
Disisi lain kategori Home care, Personal Care dan Dairy masih mengalami pertumbuhan dapat
kita lihat bahwa volume home care +8%, personal care +5% dan Dairy +6%. Dan yang membeli
produk tersebut memiliki masing-masing value +4%. Dan pada sisi harga kategori home care -
3%, kategori personal care -1% dan dairy -2%. Hal ini karena harga pada kategori produk
tersebut masih terlalu tinggi untuk masa pandemi saat ini. Dampak ini juga membuat tingkat
daya beli masyarakat masih rendah dapat kita lihat pada data tingkat inflasi yang masih rendah
pada tahun 2020 hingga tahun 2021. Oleh karena itu masyarakat lebih mementingkan kebutuhan
pokok seperti makanan dan minuman karena penyakit kelaparan lebih mematikan daripada
covid-19.

Jadi Menurut saya, strategi untuk memaksimalkan keuntungan ditengah pandemi covid-19 yaitu
dengan cara tetap menyalurkan dan menyasar ke gerai besar atau toko retail modern yang masih
beroperasi dan lebih memusatkan pada kategori makanan dan minuman karena pada saat
pandemi saat ini makanan dan minuman paling banyak dibutuhkan namun tidak lupa juga untuk
tetap memasarkan produk kategori yang lainnya. Serta tidak lupa juga untuk memanfaatkan
media online seperti toko online atau media sosial lainnya. Karena masyarakat untuk saat ini
lebih sering dirumah aja karena adanya pembatasan kegiatan. Dengan kondisi seperti ini sangat
cocok untuk memanfaatkan toko online untuk berjualan dan media sosial untuk promosi.

Indikator apa saja yang anda gunakan untuk meraih keuntungan? Indikator yang akan saya
gunakan yaitu meningkatkan kualitas produk dan memberikan promo atau diskon. Mengapa
menggunakan indikator tersebut? Sebab dengan produk yang lebih unggul tentu akan lebih
banyak diminati oleh para konsumen sehingga nantinya kita dapat melihat tingkat kepuasan
konsumen terhadap produk kami dan menjadi patokan supaya nantinya kami terus meningkatkan
dan mempertahankan kualitas produk kami. Selanjutnya dengan memberikan promo atau diskon
supaya dapat menarik banyak minat pelanggan atau konsumen. Jadi dengan memberikan diskon
atau promo akan sangat berpengaruh bagi konsumen sebab orang akan lebih memilih harga yang
lebih murah apalagi untuk masa pandemi saat ini.

Mengapa FMCG anda perlu menerapkan strategi tersebut sebagai bagian dari pengendalian
manajemen? Dengan menerapkan strategi tersebut karena dampak dari pandemi covid-19 yang
sulit untuk menyasar kepada para UMKM belum lagi untuk para UMKM berada di masa yang
sangat sulit, sehingga para UMKM banyak yang tutup pada masa pandemi covid-19 ini. Itulah
mengapa menyasar ke gerai besar atau toko retail modern yang masih beroperasi serta
memanfaatkan toko online untuk saat ini lebih memaksimalkan keuntungan karena saat ini
aktivitas masyarakat dibatasi dan lebih banyak dirumah. Nah, dengan adanya toko online ini
konsumen dapat lebih mudah untuk berbelanja dari rumah dan juga mendukung program
pemerintah untuk menghindari kerumunan dan keramaian.

Anda mungkin juga menyukai