Latar Belakang
Namun rupanya, tidak semua pedagang kecil merasakan dampak negatif dari
pandemi Covid-19. Ada warung dan pedagang kecil yang ternyata masih bisa
bertahan. Contohnya warung makan Lauk Sambal Bude Ndut yang ada di
Jalan Haji Muala, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini mau tidak mau memberikan dampak
terhadap berbagai sektor. Pada tataran ekonomi global, pandemi COVID-19
memberikan dampak yang sangat signifikan pada perekonomian domestik
negara-bangsa dan keberadaan UMKM. Laporan Organisation for Economic
Co-operation and Development (OECD) menyebutkan bahwa pandemi ini
berimplikasi terhadap ancaman krisis ekonomi besar yang ditandai dengan
terhentinya aktivitas produksi di banyak negara, jatuhnya tingkat konsumsi
masyarakat, hilangnya kepercayaan konsumen, jatuhnya bursa saham yang
pada akhirnya mengarah kepada ketidakpastian.
Bisnis FnB yang tertindih adalah kedai-kedai kopi, hampir seluruh kedai kopi
mengeluh akan kerugian dan omset yang menurun drastis semenjak adanya
pandemik menular ini. Padahal, kedai kopi ini selalu menjadi tempat incaran
para kaum penikmat kopi, mahasiswa yang mengerjakan tugas,
kerja freelance, hingga bertemu jodoh. Namun, apa daya akhirnya kedai-kedai
kopi ini menjadi sepi tak berpengunjung, apalagi sejak diberlakukannya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Dampak fatal ini mulai dirasakan oleh Koinonia, salah satu kedai kopi yang
berlokasi di Ruko Dalton, Gading Serpong. Hampir berjalan satu tahun, bisnis
yang dirintis oleh Tatang Wijaya ini tak pernah ada keluhan penurunan omset
yang sangat drastis, bahkan cafe ini selalu diserbu oleh para penikmat kopi
dan mahasiswa, atau pemesanan lewat ojek daring.
Selain hanya berharap agar pandemik COVID-19 ini cepat berlalu, Koinonia
juga menerapkan beberapa strategi supaya tetap bertahan di tengah
ketidakpastian;
Suatu perusahaan dalam mengeluarkan produk sebaiknya disesuaikan dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan begitu maka produk dapat bersaing di
pasaran, sehingga menjadikan konsumen memiliki banyak alternatif pilihan produk
sebelum mengambil keputusan untuk membeli suatu produk yang ditawarkan. Hal
inilah yang menjadikan peran promosi penting untuk perusahaan.
Dengan promosi perusahaan dapat mengkomunikasikan produk kepada konsumen.
Keunggulan-keunggulan dari produk dapat diketahui oleh konsumen dan dapat
menarik konsumen untuk mencoba dan kemudian mengambil keputusan untuk
membeli produk tersebut. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang penting
dalam manajemen pemasaran karena dengan promosi, konsumen yang semula
tidak tertarik terhadap produk dapat berubah fikiran untuk membeli produk.
Perusahaan menggunakan promosi untuk memicu transaksi, sehingga konsumen
mau membeli suatu merek tertentu serta mendorong tenaga penjualan untuk secara
agresif menjualnya. Selain itu promosi mampu merangsang permintaan akan suatu
produk. Dengan promosi tersebut diharapkan konsumen mau membeli produk
tersebut dan mendorong konsumen yang telah membeli agar membeli produk lebih
sering lagi, sehingga akan terjadi pembelian ulang dan volume penjualan produk
suatu perusahaan akan meningkat.
Dengan promosi yang baik diharapkan akan terjadi komunikasi antara produsen
dengan konsumen. Dengan adanya komunikasi tersebut diharapkan dapat
memperoleh konsumen baru dan mempertahankan konsumen lama. Berdasarkan
uraian tersebut, maka penelitian ini berjudul
Rumusan Masalah.
Tujuan Penelitian
Manfaat penelitian
Bagi Penulis
Kegunaan penelitian ini bagi penulis yaitu untuk dapat mengaplikasikan ilmu
pengetahuan yang penulis dapatkan selama menjadi mahasiswa di Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Suska Riau.
Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai bahan
evaluasi terhadap efektifitas dan efisiensi dalam menerapakan strategi pemasaran
yang efektif.
Hasil dari penelitian ini dapat memberikan ilmu pengetahuan yang penulis
terutama dibidang pemasaran tentang faktor poduk dan promosi terhadap
keputusan pembelian.
Sistematika Penelitian
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
Pada bab ini penulis memuat sejarah singkat berdirinya perusahaan, kegiatan,
aktivitas dan pertumbuhan perusahaan serta stuktur organisasi perusahaan.
Pada bab ini akan menguraikan mengenai analisis dari hasil penelitian yang di
lakukan.
Landasan Teori.
Produk
Pengertian Produk.
Pengertian Produk Pengertian produk ( product ) adalah segala sesuatu yang dapat
ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan (Kotler &
Armstrong. 2001 : 346).
Secara konseptual produk adalah pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu
yang bisa ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsumen, sesuai dengan kompetensi dan
kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu produk dapat pula
didefinisikan sebagai persepsi konsumen yang dijabarkan oleh produsen melalui
produksinya. Produk dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Atribut Produk.
Ada beberapa atribut yang menyertai dan melengkapi produk (karakteristik atribut
produk) adalah (Kotler & Amstrong 2001:354)
Merek (branding).
Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau kombinasi
dari semua ini yang dimaksudkan untuk mengindetifikasi produk atau jasa dari satu
atau kelompok penjual dan membedakannya dari produk pesaing. Pemberian
merek merupakan masalah pokok dalam strategi produk. Pemberian merek itu
mahal dan memakan waktu, serta dapat membuat produk itu berhasil atau gagal.
Nama merek yang baik dapat menambah keberhasilan yang besar pada produk
(Kotler&Amstrong, 2001:360).
Tingkatan Produk.
Pada dasarnya tingkatan produk adalah sebagai berikut:
Produk Inti (Core Product).
Produk inti terdiri dari manfaat inti untuk pemecahan masalah yang dicari
konsumen ketika mereka membeli produk atau jasa. Manfaat inti dari dari roti (sati
roti) ini adalah aman dikonsumsi karena kualitas dari roti ini dijaga oleh
perusahaan, seperti tidak menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya, roti yang
dijual oleh penjual dari perusahaan hanya untuk satu hari saja. Kelebihan dari roti
(sari roti) ini adalah roti yang empuk, rasa roti yang lezat, banyak varian rasa,
dijaga kebaikannya untuk konsumen, cocok dimakan sendiri dan bersama keluarga.
Produk Aktual (Actual Product).
Seorang perencana produk harus menciptakan produk aktual (actual product)
disekitar produk inti. Karakteristik dari produk aktual diantaranya, tingkat kualitas,
nama merek, kemasan yang dikombinasikan dengan cermat untuk menyampaikan
manfaat inti. Produk aktual dari kerupuk rambak yaitu, kemasan yang awet,
kualitas yang terjamin, pemilihan merek yang pas untuk mendukung produk agar
lebih disukai konsumen.
Produk Tambahan.
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan tambahan
untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan baik claim
dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen mempunyai
masalah atau pertanyaan (Kotler&Amstrong, 2001:349).
Klasifikasi Produk.
Klasifikasi produk bisa dilakukan atas berbagai macam sudut pandang.
Berdasarkan berwujud tidaknya, produk dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok utama yaitu barang dan jasa (Tjiptono, Fandy, 2000:98). Ditinjau dari
aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu:
Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods)
Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi
dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Contohnya adalah sabun, minuman dan
makanan ringan, kapur tulis, gula dan garam. Dalam hal ini roti “SARI ROTI”
termasuk convinience goods.
Barang Tahan Lama (Durable Goods)
Barang tahan lama merupakan barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama
dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah
satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain TV, lemari es, mobil dan komputer.
Selain berdasarkan daya tahannya, produk pada umumnya juga diklasifikasikan
berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi.
Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi barang konsumen
(costumer’s goods) dan barang industri (industrial’s goods). Barang konsumen
adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen akhir sendiri
(individu dan rumah tangga), bukan untuk tujuan bisnis. Umumnya barang
konsumen dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :
Convinience Goods
Convinience goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki frekuensi
pembelian tinggi (sering beli), dibutuhkan dalam waktu segera, dan hanya
memerlukan usaha yang minimum (sangat kecil) dalam pembandingan dan
pembeliannya. Contohnya sabun, pasta gigi, baterai, makanan, minuman, majalah,
surat kabar, payung dan jas hujan.
Shopping Goods
Shopping goods adalah barang-barang dalam proses pemilihan dan pembeliannya
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria
perbandingan tersebut meliputi harga, kualitas dan model masing-masing barang.
Contohnya alat-alat rumah tangga (TV, mesin cuci tape recorder), furniture
(mebel), pakaian.
Specially Goods
Specially Goods adalah barang-barang yang memiliki karakteristik dan identifikasi
merek yang uni di mana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha khusus
untuk membelinya. Contohnya adalah barang-barang mewah dengan merek dan
model spesifik.
Unsought Goods.
Unsought goods merupakan barang-barang yang diketahui konsumen atau kalau
sudah diketahui tetapi pada umumnya belum terfikirkan untuk membelinya.
Contohnya asuransi jiwa, batu, nisan, tanah kuburan (Tjiptono, Fandy, 2000:99-
100).
Promosi.
Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasanya.
Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk mendorong
permintaan. Sedangkan pengertian lain promosi adalah arus informasi atau
persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi
kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran (Swasta, Basu
dan Handoko, Hani, T, 2000 : 315).
Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda.
Definisi pertama lebih menitik beratkan pada pendorongan permintaan. Sedangkan
definisi kedua lebih menitik beratkan pada penciptaan pertukaran. Pertukaran akan
terjadi karena adanya permintaan dan penawaran, dengan adanya permintaan akan
mendorong terciptanya pertukaran. Jadi promosi merupakan salah satu aspek yang
penting dalam manajemen pemasaran dan sering dikatakan sebagai proses
berlanjut. Dengan promosi menyebabkan orang yang sebelumnya tidak tertarik
untuk membeli suatu produk akan menjadi tertarik dan mencoba produk sehingga
konsumen melakukan pembelian.
Jenis promosi atau promosional mix adalah kombinasi strategi yang paling baik
dari variabel-variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjulan (Swasta, Basu
dan Handoko, Hani, T, 2000 : 349). Definisi tersebut tidak menyebutkan secara
jelas beberapa variabel promotion mix selain periklanan dan personal selling
Variabel-variabel Promosi.
Menurut Kotler dan Armstrong variabel-variabel yang ada di dalam promotional
mix ada lima, yaitu:
Periklanan (advertising)
Segala biaya yang harus dikeluarkan sponsor untuk melakukan presentasi dan
promosi non pribadi dalam bentuk gagasan, barang atau jasa.
Penjualan Personal (personal selling)
Presentasi pribadi oleh para wiraniaga perusahaan dalam rangka mensukseskan
penjualan dan membangun hubungan dengan pelanggan.
Promosi penjualan (sales promotion)
Insentif jangka pendek untuk mendorong pembelian atau penjualan
suatu produk atau jasa.
Hubungan masyarakat (public relation)
Membangun hubungan baik dengan publik terkait untuk memperoleh dukungan,
membangun “citra perusahaan” yang baik dan menangani atau menyingkirkan
gosip, cerita dan peristiwa yang dapat merugikan.
Pemasaran langsung (direct marketing)
Komunikasi langsung dengan pelanggan yang diincar secara khusus
untuk memperoleh tanggapan langsung.
Dengan demikian maka promosi merupakan kegiatan perusahaan yang dilakukan
dalam rangka memperkenalkan produk kepada konsumen sehingga dengan
kegiatan tersebut konsumen tertarik untuk melakukan pembelian.
Kejujuran Komunikasi.
Aspek kejujuran atau objektifitas dalam komunikasi merupakan etika yang
didasarkan kepada data dan fakta, tidak memutar balikkan kenyataan yang ada dan
informasi yang disampaikan dapat diakui integritas dan kredibilitasnya. Unsur
kejujuran merupakan sifat terpenting bagi pedagang dan merupakan faktor
penyebab keberkahan pedagang dan pembeli.
Menurut Amir kejujuran dapat diistilahkan dengan:
Amanah (percaya) yaitu memelihara kepercayaan konsumen terhadap produk yang
telah dihasilkan (QS. An-Nisa’: 58)
Shidiq (jujur) yaitu informasi yang disampaikan dari berbagai media advertising
harus mengandung unsure kejujuran (QS. As-Syu’ara’).
Izh-Har Al-Haq atau berasaskan kepada kebenaran.(QS. Yunus : 82)
Lahw al-Hadist yaitu tudak terdapatsifat suka memilih cerita fiktif ataum omong
kosong demi keuntungan material (QS. Luqman : 6).
Ifk atau mengada-ada (QS. An-Nur : 11-12)
Ghoir Al-kidzb (kebohongan) yaitu tidak ada unsure kebohongan (penipuan),
karena hal tersebut dapat menyesatkan kkonsumen dan juga merugikan mereka
(QS. An-Nahl : 116)
Perilaku Konsumen.
Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan,
mengkonsumsi, menghabiskan produk dan jasa, termasuk
proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan itu (Engel, James. F,
Roger. D. Blackwell dan Miniard, Paul. W, 1999 : 3)
Pengertian lain perilaku konsumen sebagai perilaku yan diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan mengevaluasi dan menghabiskan produk
dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka (Swasta, Basu
dan Irwan, 1990 : 25).
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan individu yang secara langsung
terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang serta jasa
ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan
menentukan tindakan-tindakan tersebut (AA. Mangkunegara, Anwar. P, 2002 : 3).
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah semua kegiatan, tindakan serta proses psikologis yang
mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli,
menggunakan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal tersebut diatas atau
kegiatan mengevaluasi.
Keputusan Pembelian
Pengertia Keputusan.
Pengertian keputusan pembelian adalah tahap dalam proses pengambilan
keputusan pembeli di mana konsumen benar-benar membeli. Pengambilan
keputusan merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan (Kotler&Amstrong,
2001 : 226).
Tahap-tahap Proses Keputusan Pembelian.
Para konsumen melakukan lima tahap dalam melakukan pembelian. Kelima tahap
tersebut tidak selalu terjadi, khususnya dalam pembelian yang tidak memerlukan
keterlibatan yang tinggi dalam pembelian. Para konsumen dapat melewati
beberapa tahap dan urutannya tidak sesuai.
Pengenalan masalah
Proses membeli dengan pengenalan masalah atau kebutuhan pembeli menyadari
suatu perbedaan antara keadaan yang sebenarnya dan keadaan yang diinginkanya.
Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari
luar.Misalnya kebutuhan orang normal adalah haus dan lapar akan meningkat
hingga mencapai suatu ambang rangsang dan berubah menjadi suatu dorongan
berdasarkan pengalaman ynag sudah ada. Seseorang telah belajar bagaimana
mengatasi dorongan itu dan dia didorong kearah satu jenis objek yang diketahui
akan memuaskan dorongan itu.
Pencarian Informasi.
Konsumen mungkin tidak berusaha secara aktif dalam mencari informasi
sehubungan dengan kebutuhannya. Seberapa jauh orang tersebut mencari informasi
tergantung pada kuat lemahnya dorongan kebutuhan, banyaknya informasi yang
dimiliki, kemudahan memperoleh informasi, tambahan dan kepuasan yang
diperoleh dari kegiatan mencari informasi. Biasanya jumlah kegiatan mencari
informasi meningkat tatkala konsumen bergerak dari keputusan situasi pemecahan
masalah yang terbatas kepemecahan masalah yang maksimal.
Evaluasi alternatif
Informasi yang didapat dari calon pembeli digunakan untuk memperoleh gambaran
yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapinya serta daya tarik
masing-masing alternatif. Produsen harus berusaha memahami cara konsumen
mengenal informasi yang diperolehnya dan sampai pada sikap tertentu mengenai
produk merek dan keputusan untuk membeli.
Keputusan pembelian
Produsen harus memahami bahwa konsumen mempunyai cara sendiri dalam
menangani informasi yang diperolehnya dengan membatasi alternatif-alternatif
yang harus dipilih atau dievaluasi untuk menentukan produk mana yang akan
dibeli.
Perilaku setelah pembelian
Apabila barang yang dibeli tidak memberikan kepuasan yang diharapkan, maka
pembeli akan merubah sikapnya terhadap merek barang tersebut menjadi sikap
negatif, bahkan mungkin akan menolak dari daftar pilihan. Sebaliknya bila
konsumen mendapat kepuasan dari barang yang dibelinya maka keinginan untuk
membeli terhadap merek barang tersebut cenderung untuk menjadi lebih kuat.
Produsen harus mengurangi perasaan tidak senang atau perasaan negatif terhadap
suatu produk dengan cara membantu konsumen menemukan informasi yang
membenarkan pilihan konsumen melalui komunikasi yang diarahkan pada orang-
orang yang baru saja membeli produknya.
Penelitian Terdahulu.
Dalam penelitian ini dilakukan oleh Anna Nur’aidah pada tahun 2002 dangan judul
“ Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian”. Dengan variabel yang diteliti
meliputi : Harga (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan metode
kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil hepotesisnya yaitu variabel harga diskon merupakan variabel
yang dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian konsumen dari variabel
lainnya.
Selanjutnya peneliti yang kedua oleh Indah Mitayani pada tahun 2005 yang
berjudul “ Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Pada
House Of Mr Pink “. Dengan variabel yang diteliti meliput: Kuailtas Produk (X)
dan Keputusan Pembelian (Y) serta menggunakan metode kuantitatif dengan alat
analisisnya menggunakan regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Kualitas Produk yaitu Durability
( daya tahan ) mempunyai pengaruh paling besar dari variabel lainnya.
Selanjutnya peneliti yang keempat dilakukan oleh Haryani 2006 dengan
judul:”Pengaruh Harga,Produk dan Promosi Terhadap Keputusan Pembelian
Deterjen “Daia” Konsumen Ibu Tangga. Dengan variabel diteliti meliputi: Harga
(X1), Produk (X2),Promosi (X3), dan Keputusan Pembelian (Y) serta
menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi
berganda.
Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Ada pengaruh yang signifikan anatara harga,
produk dan promosi terhadap keputusan pembelia deterjen Daia konsumen ibu
rumah tangga adalah 64,8% dengan sumbangan secara parsial variabel produk
(39,7%), promosi (16,2%) dan harga (12,4%).
Penelitian yang kelima oleh Noo Maesa Merdiana pada tahun 2008 dengan judul
“Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Keputusan Pembelian. Dengan variabel
yang diteliti meliputi: Promosi Penjualan (X) dan Keputusan Pembelian (Y) serta
menggunakan metode kuantitatif dengan alat analisisnya menggunakan regresi
linier berganda.
Berdasarkan hasil hipotesisnya yaitu Variabel Promosi Penjualan (19,45%)
Mempunyai pengaruh paling besar dari Keputusan Pembelian(19,45%), dan
sisanya dipengaruhi faktor lain sebesar (80,55%).
Hipotesis.
Hipotesis ini mengambarkan pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel
terikat yaitu pengaruh kualitas produk dan promosi terhadap keputusan pembelian
“Sari Roti”. Suatu keputusan pembelian dapat terjadi karena adanya produk unggul
dan adanya promosi yang baik.
Keunggulan produk yang dapat diwujudkan dalam merek yang sudah dikenal,
pengemasan yang baik, kualitas dan rasa dari produk. Selain keunggulan produk
juga didukung dengan promosi yang baik yaitu melalui penjualan perseorangan
(personal selling), promosi penjualan (sales promosion), hubungan masyarakat
(public relation).
Dengan adanya keunggulan produk dan promosi yang baik, maka diharapkan
konsumen akan melakukan keputusan pembelian dan juga melakukan pembelian
ulang. Dari uraian diatas jelas bahwa kualitas produk dan promosi akan
mempengaruhi keputusan pembelian. Hubungan ini dapat dilihat dalam bagan
berikut.
Gambar 1.1
Model Hipotesis
PRODUK (X1)
(Kotler & Philip, 2000)
Merk KEPUTUSAN
Pengemasan PEMBELIAN
Kualitas (Kotler&Philip,2000)
Rasa
Pilihan Produk
Penentuan saat pembelian
Loyalitas
pelanggan
PROMOSI (X2)
(Kotler & Amstrong, 2001)
Penjualan Personal
Promosi Penjualan
Hubungan masyarakat
Variabel Penelitian.
Variabel penelitian ini adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian (Arikunto, Suharsimi. 2002 : 96). Dalam penelitian ini
terdapat 2 ( dua ) variabel bebas ( X ) dan satu variabel terikat ( Y ).
Variabel Bebas / Independent Variabel ( X )
Yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang diselidiki pengaruhnya.
Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
Produk (X1)
Yaitu hasil akhir dari proses produksi yang berupa barang atau jasa yang dapat
ditawarkan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Dengan
indikatornya meliputi merek, pengemasan, kualitas dan rasa dari produk.
Promosi (X2)
Yaitu harus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam
pemasaran dengan indikatornya yaitu, penjualan perseorangan, promosi penjualan,
dan hubungan masyarakat
Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y)
Variabel terikat Variabel terikat adalah gejala atau unsur variabel yang dipengaruhi
variabel lain. Yang menjadi variabel terikat dari penelitian ini adalah keputusan
pembelian produk “Sari roti”.
Metode Penelitian.
Lokasi dan Waktu Penelitian.
Penelitian ini dilakukan di PT. Nippon Indosari Corpindo, Pekanbaru. Penelitian
ini dimulai sejak bulan Maret 2013 hingga bulan Juni 2013.
Y = a + b1X 1 + b2X2
Dimana :
Y : Penjualan (Keputusan Pembelian Produk)
a : Konstanta
b1, b2, : koefisien regresi
X1 : Produk
X2 : Promosi
Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah hasil jawaban dari
kuisioner oleh responden benar-benar stabil dalam mengukur suatu gejala atau
kejadian. Instrumen yang rialibel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Adapun kriteria pengambilan keputusan untuk uji reliabilitas adalah dengan
melihat nilai Cronbach Alpha ( α ) untuk menghasilkan variabel. Dimana suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.06.
Uji normalitas Data
Pengujian Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel dependen dengan variabel independen mempunyai distribusi normal atau
tidak . Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal. Pegujian dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada Sumbu
diagonal dari grafik scatter plot,dasar pengambilan keputusannya adalah jika data
meyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Jika data menyebar jauh dari refresi atau tidak
mengikuti arus garis diagonal, maka modal regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas.
DAFTAR PUSTAKA