Anda di halaman 1dari 4

Nama : Sukmawati Tahir

Kelas : XI MIA 2
Tugas PKW

DAMPAK USAHA KULINER AKIBAT PENYEBARAN VIRUS CORONA

Sejak wabah corona Covid-19 merebak di Indonesia, banyak sektor ekonomi yang ikut
terdampak. Apalagi sejak pemerintah menyerukan untuk bekerja, belajar dan beribadah di
rumah, kegiatan masyarakat di luar rumah pun menjadi terbatas. Hal ini sangat berimbas pada
bisnis kuliner.

Banyak restoran terutama di mal yang tutup untuk sementara, begitu pula tempat makan
lainnya. Hal tersebut membuat banyak pelaku usaha kuliner seperti restoran, warung atau
kedai makan kehilangan pelanggannya.

Di sisi lain, kini masyarakat Indonesia lebih banyak membeli bahan makanan untuk memasak
di rumah. Ada juga yang memilih memesan makanan melalui ojek online (ojol) yang
memang makin ramai belakangan ini.

Benarkah usaha kuliner kini banyak yang kembang kempis? Benarkah memesan makanan
lewat ojol lebih jadi pilihan? Sayangnya, salah satu operator ojol, Gojek yang mempunyai
layanan pesan antar makanan yaitu GoFood, belum mau berkomentar tentang hal tersebut.

Bagi mereka, saat ini merupakan periode yang menantang untuk seluruh sektor bisnis dan
industri. Menurut Nila Marita selaku Chief Corporate Affairs Gojek, kesehatan selayaknya
menjadi prioritas utama bagi kita semua, di samping tentunya harus menjaga satu sama lain.

Dalam pesan elektronik pada Liputan6.com, Kamis, 26 Maret 2020, dua hal terpenting bagi
Gojek saat ini adalah: Yang pertama, memprioritaskan kesehatan dan keamanan semua
pengguna ekosistem kami – termasuk karyawan, mitra driver, mitra merchant, dan
pelanggan.

"Untuk dapat memastikan hal tersebut, hal terpenting kedua adalah kolaborasi dengah pihak
pemerintah dan otoritas kesehatan untuk berperan aktif dalam menghadapi krisis COVID-19,
antara lain dengan menyediakan panduan yang akurat dan terkini bagi seluruh ekosistem
kami," terang Nila Marita.

Sementara itu, Grab yang mempunyai jasa pesan antar makanan GrabFood, secara tersirat
mengakui permintaan dari konsumen tetap tinggi. Namun di sisi lain, layanan lain seperti
Grab.car menurun.

Sejak terjadinya penyebaran wabah virus COVID-19 pada Desember, Grab Indonesia telah
memonitor situasi dan mempersiapkan seluruh pemangku kepentingan terkait respons mereka
terhadap COVID-19. Grab Indonesia menempatkan kesehatan dan keselamatan pelanggan,
mitra pengemudi, merchant dan seluruh pemangku kepentingan sebagai prioritas utama
mereka.
Lalu bagaimana dengan usaha kuliner lainnya seperti restoran dan warung makan? Berbeda
dengan layanan online, restoran banyak yang mengalami penurunan dan bahkan cukup
banyak yang tutup untuk sementara. Hal itu diakui oleh Suryanto Wijaya pemilik jaringan
restoran Ciz n Chic yang semuanya berlokasi di Jakarta.

Pria yang akrab disapa Surya itu mempunyai lima restoran di kawasan Jakarta Barat dengan
menjual makanan kekinian dengan olahan ayam, ikan dan daging sapi. Ia mengakui
pengunjung dan pendapatan restorannya sangat menurun dalam beberapa pekan terakhir,
terutama setelah imbauan social distancing dan anjuran bekerja, belajar dan beribadah di
rumah.

"Kalau online memang masih jalan, tapi sudah jauh menurun. Karena situasi ini, kita
sementara mau tutup mulai 1 April nanti, mungkin sampai Lebaran nanti. Tapi lihat
situasinya juga, ini situasinya memang memprihatinkan," tuturnya saat dihubungi
Liputan6.com pada Jumat, 27 Maret 2020.

"Ya antara sepi sama khawatir juga kalau karyawan saya ada yang kena virus biar sudah
berusaha jaga jarak dan jaga kebersihan. Makanya lebih baik saya liburkan dulu,"
sambungnya.

Kondisi itu tak jauh beda dengan warung makan yang tergabung dalam grup Wahyoo.
Kondisi sekarang ini tentunya memberikan dampak yang kurang menguntungkan untuk para
pelaku bisnis dari yang bisnis besar sampai yang kecil, termasuk warung makan seperti
warteg, warung baso dan masih banyak lagi.

Dalam pesan elektronik mereka pada Kamis, 27 Maret 2020, untuk mengatasi hal tersebut,
Wahyoo terus berusaha memaksimalkan unit usahanya untuk mendukung para mitra warung
makan untuk tetap menjalankan usahanya.

"Kami belum mengumpulkan data yamg pasti, apakah ada penurunan atau kenaikan yang
signifikan dari jumlah belanja para mitra. Yang jelas, saat ini kami memiliki beberapa
program, diantaranya #wahyoochallenge yang mengajak teman-teman secara luas untuk
melalukan order makanan melalui ojek online dan memberikan kepada driver secara gratis
makanan yang mereka pesan," terang mereka.

"Kami juga menggalang dana, kedepannya dana tersebut akan kami belanjakan makanan di
warung-warung makan, dan makanan yang kami pesan akan kami salurkan ke berbagai pihak
yang membutuhkan," sambung mereka.

Kedua program ini mereka lakukan untuk mendukung para pemilik warung makan agar usaha
warung makannya tetap berjalan meskipun kondisi kurang baik, kemudian orang-orang juga
tetap bisa makan dalam situasi seperti ini.

Pendapat senada juga diungkapkan salah seorang pemilik warteg yang tergabung dalam
Wahyoo. "Sekarang ini kondisi penjualan semakin sepi. Mungkin karena banyak yang
dirumah aja (mungkin masak sendiri juga)," terang Suparti pemilik Warung Makan Bu
Suparti di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan, dalam pesan elektronik pada Jumat, 27
Maret 2020.

Meski begitu ada juga yang penghasilannya relatif stabil. Misalnya, Husin yang berdagang
nasi goreng di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat. Pria yang berjualan bersama istrinya ini
tetap membuka warung nasi gorengnya mulai dari sore hari sampai menjelang tengah malam.
Pembeli yang datang pun masih cukup ramai, baik yang makan di tempat maupun yang
membungkus untuk dibawa pulang.

"Ya, Alhamdulilalh masih ramai seperti biasa. Mungkin karena yang beli kebanyakan warga
sekitar sini dan kebanyakan memang lebih banyak yang bungkus, jadi masih ramai," kata
Husin yang sudah lebih dari 15 tahun berjualan nasi goreng pada Liputan6.com, Rabu, 25
Maret 2020.

"Tapi ya kita prihatin juga sama soal corona ini. Korbannya kan udah banyak, apalagi di
Jakarta katanya yang paling banyak korbannya. Makanya, rencananya kita mau tutup dulu,
kebetulan sebentar lagi kan bulan puasa dan biasanya kita selama bulan puasa selalu tutup,"
lanjutnya.

Meski begitu, Husin mengaku akan melihat situasi dan kondisinya, apakah wabah corona
Covid-19 ini bias cepat berlalu atau sebaliknya. Husin, dan tentunya pelaku usaha kuliner
lainnya, berharap wabah corona Covid-19 segera berlalu dan teratasi.
soal
Dari bacaan tersebut jawablah pertanyaan berikut ini :

1. Mengapa pengusaha warung, restaurant, dan pedagang makanan lainnya mengeluhkan


omzet penjualan mereka menurun drastis bahkan ada yang sudah tutup semenjak
menyebarnya virus corona.
2. Bagaimana cara pengusaha kuliner mensiasati agar mereka tidak kehilangan pelanggan
dan usaha mereka tetap berjalan di tengah merebaknya virus corona.
3. Buat kesimpulan tentang bacaan tersebut akibat penyebaran virus covid-19 !

Jawaban :
1. Karena pemerintah menerapan untuk bekerja, belajar dan beribadah dirumah, serta
beberapa negara juga telah menerapkan lockdown. Masyarakat juga terkadang lebih
memilih membuat makanan sendiri agar terhindar dari virus tersebut karena virus ini
sangat mudah tertular. Itu merupakan salah satu factor kenapa beberapa pengusaha
makanan mengalami penurunan dalam pemjualan.
2. Dengan cara mereka tetap membuka usaha mereka akan tetapi melakukan pelayanan
online atau menjual lewat online seperti lewat aplikasi ojol atau bias juga dengan
membuka usaha mereka dengan menjaga atau merawat kesehatan mereka dengan
misalnya menggunakan masker dan antiseptic yang harus dipakai semenjak adanya
virus tersebut karena dengan menjaga atau merawat kesehatan pelanggan akan
melihat bahwa makanan yang mereka jual higienis dan bersih
3. Jadi kesimpulannya sejak wabah corona atau covid-19 merebak di Indonesia, banyak
sector ekonomi yang ikut terdampak. Apalagi sejak diterapkannya belajar, beribadah
dirumah atau melakukan aktivitas dirumah. Hal ini sangat berdampak pada usaha
kuliner karena banyak restoran yang kehilangan pelanggannya . Disisi lain
masyarakat juga lebih memilih membeli bahan makanan untuk memasak di rumah.
Tetapi ada juga yang memilih untuk memesan makanan melalui online baik itu
melalui ojek online dan semacamnya. Dalam pesan lewat online dua hal terpenting
yang harus diperhatikan Gojek yaitu memprioritaskan kesehatan dan keamanan semua
pengguna ekosistemnya termasuk karyawan , driver dan lain-lainnya. Tetapi sejak
terjadinya penyebaran virus wabah corona atau covid-19 menyebabkan banyak
kerugian bagi bisnis kuliner karena kehilangan pelanggan sehingga pendapatan
omzetnya menurun drastis.

Anda mungkin juga menyukai