Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

DAMPAK PPKM BAGI BISNIS

DISUSUN OLEH :
Syailasha Ayu Amalia (2105071062)

PENGANTAR BISNIS
PERBANKAN DAN KEUANGAN
FAKULTAS AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 telah merubah tatanan peradaban kehidupan sosial manusia.“Perubahan tersebut
terlihat pada perubahan pola perilaku manusia itu sendiri, ketika mereka melakukan suatu aktivitas yang
tidak biasanya mereka lakukan tetapi sudah menjadi hal yang biasa dilakukakan, maka hal tersebut akan
menjadi suatu kebiasaan yang baru dalam kehidupan mereka. Begitu juga, akibat pandemi ini terjadi
perubahan sosial yang tidak direncanakan dan tidak dikehendaki oleh seluruh masyarakat karena
menyebabkan disorganisasi disegala bidang kehidupan manusia.

Disorganisasi pada masyarakat nantinya akan mengarah pada situasi sosial yang tidak menentu.
Sehingga dapat berpengaruh pada tatanan sosial di masyarakat. Terlihat pada sikap dan perilaku
masyarakat di saat pandemi sekarang mereka cenderung berprasangka atau memiliki rasa takut dan
juga diskriminasi. Sehingga seseorang tidak dapat secara leluasa menjalankan perannya di masyarakat
karena gangguan dan masalah sosial yang ada selama masa pandemi Covid-19.

Hampir seluruh pemerintahan di setiap negara yang terjangkit virus corona (Covid-19) kewalahan dalam
mengambil berbagai langkah maupun tindakan untuk mencegah penyebarannya. Indonesia merupakan
salah satu negara yang memiliki kasus positif yang pasiennya kian hari meningkat, Indonesia”mencapai
2.473 kasus baru, sehingga totalnya menjadi 121.226 kasus per 7 Agustus 2020 (health.detik.com).

Berkaitan dengan pandemi Covid-19, pemerintah harus memberikan perlindungan kepada masyarakat
dalam pencegahan maupun penanganan kasus Covid-19. Dalam meminimalisir Covid-19, aktor
pemerintah membuat regulasi interaksi sosial yakni menetapkan dan memberlakukan Kebijakan PSBB

(Pembatasan Sosial Berskala Besar). Penerapan PSBB telah diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor
21 Tahun 2020 yang ditandatangani Presiden Joko Widodo pada Selasa, 31 Maret 2020. Salah satu
syarat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yaitu ketika suatu daerah menjadi
episentrum penularan Covid-19. Pada penetapan Kebijakan PSBB, setiap wilayah harus memenuhi dua
kriteria: Pertama, jumlah kasus dan atau jumlah kematian akibat penyakit meningkat dan menyebar
secara signifikan dan cepat ke beberapa wilayah. Kedua, terdapat kaitan epidemiologis dengan kejadian
serupa di wilayah atau negara lain (nasional.kompas.com).

Kebijakan PSBB dalam masa pandemi ini juga menyebabkan terjadinya perubahan sosial yang terlihat
dalam bentuk perubahan interaksi sosial pedagang yang mana mencakup segala aktivitas-aktivitas
mereka dalam berdagang. Terjadinya perubahan ini mengakibatkan terganggunya proses interaksi yang
berlangsung diantara masyarakat khususnya para pedagang dan pembeli. Dimana, mereka tidak leluasa
dalam berkomunikasi dan melakukan kontak secara langsung antar invividunya. Hal tersebut merupakan
salah satu akibat dari adanya aturan social distancing yang diberlakukan dalam Kebijakan PSBB oleh
pemerintah. Sedangkan dalam segi aktivitas ekonomi, Kebijakan PSBB dalam masa pandemi
menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan yang dialami oleh pedagang. Hal tersebut terlihat pada
aktivitas pedagang dalam melakukan kegiatan berdagangnya. Dimana, terjadi perubahan pada proses
interaksi mereka dalam upaya melayani pembeli, perubahan dalam rutinitas berdagang dan persaingan
dagangnya.
BAB PEMBAHASAN
PENGARUH KEBIJAKAN PPKM TERHADAP BISNIS
Dampak PPKM Terhadap Bisnis Mikro
Kita harus menyadari bahwa ada dampak PPKM terhadap ekonomi, utamanya perekonomian warga
kecil yang minim mendapat jaminan saat kondisi darurat semacam ini. Lalu apa saja pengaruh PPKM
terhadap UMKM?

Mengalami Penurunan Penjualan

Tentu semua pelaku ekonomi di manapun, tidak peduli skalanya besar, menengah, atau kecil pasti
mengalami dampak PPKM terhadap pertumbuhan ekonomi. Bagi usaha berskala kecil mungkin yang
paling terasa dampak tersebut. Karena UMKM adalah pelaku usaha yang secara tidak langsung tidak
mendapat jaminan dari manapun.

Nah, dampak yang paling mereka rasakan tentunya adalah penurunan penjualan yang drastic. Seperti
yang sudah disebutkan di atas bahwa omset UMKM saat PPMK menurun hingga 60%. Itu artinya pelaku
UMKM mencari cashflow saja susah apalagi mendapatkan untung. Ini memang bukan semata dampak
negatif PPKM, karena sebelum PPKM pun sudah banyak UMKM yang omset dan penjualannya menurun.
Memang tak ada yang bisa disalahkan karena pandemi membuat beberapa lapisan masyarakat menjadi
menurun pendapatannya.

Sering Kehabisan Stok Karena Pengiriman dari Supplier Telat.

Bisnis kecil, seperti warung kelontong, usaha rumahan, hingga warung kopi pasti akan mengalami yang
namanya kehabisan stok saat PPKM. Ini tidak lain karena pembatasan darurat tersebut membuat logistik
menipis sementara supplier belum ada kejelasan kapan barang akan datang.

Hal ini tentunya berpengaruh terhadap usaha mereka, karena customer yang akan membeli menjadi
menanti lebih lama. Kalau tidak disiasati tentu ini menyebabkan UMKM kehilangan pelanggan. Kita tahu
sendiri bahwa PPKM Mikro adalah berusaha membatasi mobilitas orang dan barang antar kota sehingga
bisa saja ekspedisi yang membawa barang kebutuhan harus terhenti di perbatasan.

Harus Menutup Kios Dagangannya atau Beroperasi dengan Waktu yang Terbatas.

Pengaruh PPKM terhadap UMKM selanjutnya adalah menyebabkan pengurangan waktu operasional
toko karena dalam aturan PPKM hanya memperbolehkan toko dan sejenisnya beroperasi sampai jam 8
malam. Bahkan di beberapa daerah hanya sampai jam 5 pagi.

Tentu hal ini mengakibatkan dampak PPKM terhadap bisnis kecil semakin terasa. Bahkan tidak hanya
unit usaha yang berbentuk toko, sebab usaha rumahan pun harus semakin mengetatkan jam kerja
karyawannya saat PPKM. Oleh karena itu memang dampak PPKM terhadap ekonomi sangatlah luas.
Tutupnya satu unit usaha karena PPKM telah menyebabkan banyak orang tidak berpenghasilan.
Sering Mendapatkan Order Secara Online.

Para pelaku bisnis kecil menjadi lebih sering mendapatkan order secara online saat PPKM. Sebab di
masa seperti sekarang tidak banyak orang bepergian untuk berbelanja secara langsung. Maka dari itu
belanja online menjadi pilihan mereka, bahkan ketika tokonya berada satu lokasi dengan mereka.

Banyak usaha mikro yang meningkat orderan onlinenya, di antara lain adalah usaha warung makan,
usaha sembako, hingga usaha obat tradisional.

Bertahan atau Ganti Produk.

Dampak PPKM terhadap pertumbuhan ekonomi tentunya menjadikan pertumbuhan negatif ya sob.
Sekuat-kuatnya UMKM bertahan tetap saja mereka akan terimbas secara langsung. Imbas itu salah
satunya mengenai sisi finansial mereka. Anggaplah modal para pebisnis kecil menjadi minim dan mepet
saat PPKM. Minimnya modal tersebut berusaha mereka akali dengan tetap bertahan atau ganti produk
untuk lebih menggenjot penjualan dan mengikuti permintaan pasar. Tentu ada strategi khusus bila para
pelaku UMKM ingin berganti produk. Namun di balik ini semua, pemerintah masih memfasilitasi
permodalan UMKM di masa pandemi. Salah satunya adalah dengan kredit. Namun itu semua tak banyak
berpengaruh terhadap kebertahanan sebuah usaha kecil.

Kita sudah melihat sendiri bagaimana dampak PPKM terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena UMKM
adalah usaha yang mandiri oleh masyarakat maka ketika kondisi darurat seperti sekarang mereka
menjadi rentan. Apalagi dampak negatif PPKM itu sangat mereka rasakan bahkan sampai tak punya
modal untuk ke depannya.Lalu bagaimana strategi UMKM untuk bertahan di masa pandemi? Strategi
UMKM saat PPKM mikro adalah di antaranya;

Strategi UMKM Bertahan di Tengah Kepungan Pandemi


Seperti yang sudah diulas di atas tentang pengaruh PPKM terhadap UMKM, maka ada beberapa strategi
untuk para pelaku bisnis kecil terapkan. Strategi UMKM bertahan di tengah kepungan pandemi adalah:

1. Mencari strategi pemasaran melalui digital marketing atau pemasaran online.


2. Mulai mencari target pasar baru, utamanya di sekitar lokasi kamu.
3. Berusaha mencari produk paling relevan dan laku saat ini/peluang usaha yang memungkinkan.
4. Mengatur Jam kerja atau jam buka untuk menyesuaikan dengan aturan PPKM Darurat.
5. Mencari supplier yang masih berada di daerah aglomerasi (bisa dijangkau)
6. Mempersiapkan modal darurat, yang tak terpakai untuk berjaga-jaga.
KESIMPULAN
Dengan diberlakukannya PPKM dimasa seperti sekarang ini, masyarakat harus lebih pandai dan teliti
untuk melanjutkan bisnis yang mereka jalani. Karena jika mereka tidak merubah sistem pemasaran
mereka dimasa pandemi ini maka akan sulit bagi bisnis mereka untuk bertahan. Ada beberapa
strategi yang dapat dilakukan oleh pebisnis untuk mempertahankan bisnisnya yaitu, mengatur jam
kerja ataujam buka untuk menyesuaikan dengan aturan PPKM darurat, mulai mencari target pasar
baru, terutama dilokasi disekitar, mulai mencari digital marketing, DLL. Dengan adanya PPKM kita
tidak bisa langsung berputus asa dengan keadaan, kita tetap harus bisa mencari peluang dalam
sempitnya keadaan yang sedang terjadi.

Anda mungkin juga menyukai