Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis ada atau tidaknya pertumbuhan
profitabilitas pada perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebelum dan selama
pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kantor perwakilan
Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia dan menyajikan data laporan keuangan tahun 2018-2019 sebagai pencerminan kondisi sebelum
pandemi Covid-19 dan laporan keuangan tahun 2019-2020 sebagai pencerminan kondisi selama pandemi
Covid-19. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dokumentasi. Metode analisis data yaitu
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Variabel penelitian yang digunakan adalah Net Profit Margin,
Return On Asset dan Return On Equity. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan
dan penurunan profitabilitas masing-masing perusahaan yang menjadi sampel pada variabel yang
diujikan.
Kata Kunci : Net Profit Margin; Profitabilitas; Return On Asset; Return On Equity.
Pendahuluan
Wabah penyakit menyerang seluruh negara di dunia pada akhir tahun 2019. Berdasarkan
informasi yang diperoleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah ditemukan kasus penyebaran
virus yang dinamakan Covid-19 yang terjadi di China. Indonesia sendiri pertama kali
memperoleh kasus penyebaran virus Covid-19 di bulan maret 2020 yang membuat pemerintah
menerapkan PSBB sebagai bentuk penanggulangan untuk memutus rantai penyebaran virus
Covid-19 (Esomar, 2021). Namun, dikarenakan peraturan PSBB dari pemerintah yaitu salah
satunya WFH (work from home) secara tidak langsung berdampak besar pada pertumbuhan
perekonomian Indonesia. Di Era pandemic Covid-19 ini memberi dampak positif pada
perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan, kebersihan dan produk makanan. Salah satunya
yaitu perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Ach.Yasin 2021).
Hasil penelitian (Prasetya, 2019) Mengenai analisis kinerja keuangan perusahaan sebelum
dan selama pandemi covid-19 pada perusahaan farmasi yang tercatat di bursa efek Indonesia
menunjukkan adanya peningkatan dan penurunan rasio likuiditas, rasio leverage, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas. Sedangkan pada penelitian ini berfokus pada rasio profitabilitas
untuk melihat kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba/keuntungan dengan
mengunakan tiga alat ukur yaitu net profit margin, return on asset, dan return on equity (Safitri,
2020). Salah satu contoh perusahaan yang mengalami pertumbuhan tingkat penjualan yaitu
perusahaan PT. Kalbe Farma yang mampu mengalami peningkatan sebesar 8,0% selama
pandemi tahun 2020 (Gayetri, 2020).
Pada Pandemi Covid-19 yang tengah genting melanda dunia saat ini,
banyak perusahaan yang merugi dan harus menghentikan kegiatan operasionalnya, beda halnya
dengan produksi dan penjualan pada perusahaan farmasi yang tidak menurun tetapi justru
meningkat dan membuat profitabilitas perusahaan farmasi semakin meroket (Ilahiyah, 2020). Di
dalam kasus ini perusahaan farmasi mendapatkan keuntungan yang meningkat, yang di
sebabkan meningkatnya permintaan dan kebutuhan masyarakat akan obat dalam menghadapi
kasus Pandemi Covid-19. Oleh karena itu, hal ini akan berdampak pertumbuhan Profitabilitas
perusahaan sektor farmasi (Abidin, 2020). Dengan adanya permintaan konsumen yang
meningkat selama masa pandemi Covid-19, maka tidak sedikit dari beberapa perusahaan
farmasi yang mengalami peningkatan penjualan yang terbilang cukup tinggi sehingga dapat
membuat pertumbuhan profitabilitas perusahaan ikut meningkat (Abidin, 2020). Pengelolaan
Profitabilitas pada perusahaan berperan untuk mengetahui informasi Keuntungan secara
maksimal yang hasilkan oleh suatu perusahaan, sebagai pertimbangan dalam pengambilan
sebuah keputusan, lalu mengkontrol pertumbuhan nilai perusahaan itu sendiri (Ibrahim, 2021).
Dengan demikian salah satu rasio yang sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan
profitabilitas yaitu dengan rasio profitabilitas diantaranya : Net Profit Margin (NPM), Return
On Asset (ROA), dan Return On Equity (ROE). Semakin tinggi NPM maka semakin tinggi pula
jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang ditanamkan dalam total Penjualan
Bersih. Rumus NPM sebagai berikut Net Profit Margin (NPM) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : Penjualan
bersih. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari
setiap rupiah yang ditanamkan dalam total asset perusahaan. Rumus ROA sebagai berikut
Return On Asset (ROA) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ : 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡. Semakin tinggi ROE maka semakin
tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah yang ditanamkan dalam total
ekuitas perusahaan. Rumus ROE sebagai berikut Return On Equity (ROE) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 Equity (Rahman pura, 2021).
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba secara optimal
dengan mengandalkan sumber daya dalam bentuk asset, modal maupun penjualan bersih yang
dimiliki perusahaan dalam suatu periode usaha tertentu (M. Esomar, 2021). Profitabilitas sendiri
merupakan indikator yang menarik bagi pemilik bisnis atau pemangku kepentingan perusahaan.
Berbagai indikator profitabilitas digunakan untuk mengevaluasi dan mengukur posisi keuangan
perusahaan selama periode waktu tertentu atau beberapa waktu (Oktavia, 2021). Tujuan utama
perusahaan adalah memperoleh keuntungan untuk pembangunan berkelanjutan perusahaan.
Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya
(Hilman, 2021). Dengan adanya profitabilitas perusahaan maka perusahaan harus mengetahui
keuntungan atau profit yang diperoleh dari perusahaan tersebut. Bagi manajer, profitabilitas
dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menilai kinerja perusahaan (Safitri, 2020).
Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya pertumbuhan
profitabilitas pada perusahaan farmasi yang terdaftar dibursa efek Indonesia sebelum dan
selama pandemi covid-19.
Metode Penelitian
Metode analisis data pada penelitian ini dapat dilakukan dengan melalui langkah-
langkah sebagai berikut :
laba bersih
Return On Asset = x 100 %
total asset
laba bersih
Return On Equity = x 100 %
total ekuitas
Hasil Penelitian
Penelitian dan analisis atas laporan keuangan Perusahaan Farmasi yang terdaftar dan
menyajikan data laporan keuangan di Bursa Efek Indonesia tahun 2018-2019 sebagai cerminan
kondisi sebelum Pandemi Covid-19 dan laporan keuangan tahun 2019-2020 sebagai cerminan
kondisi selama Pandemi Covid-19 diperoleh data sebagai berikut :
Tabel 1.
Data Laba Bersih
Sebelum Pandemi Covid-19
Laba Bersih
No Perusahaan Kode
2018 2019 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 200.651.968 221.783.249 10,5
Tbk
Kimia Farma (Persero)
2 KAEF 535.085.323 15.890.439 -97,0
Tbk
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 2.497.261.964.757 2.537.601.823.645 1,6
4 Merck Tbk MERK 1.163.324.165 78.256.797 -93,3
5 Phapros Tbk PEHA 133.292.514 102.310.124 -23,2
6 Pyridam Farma PYFA 8.447.447.988 9.342.718.039 10,6
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 663.849 807.689 21,7
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 540.378.145.887 595.154.912.874 10,1
9 Millennium Pharmacon SDPC 19.444.262.069 7.880.007.292 -59,5
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Dari tabel 1 dapat diketahui bahwa 5 perusahaan farmasi mengalami pertumbuhan laba
bersih dari sebelum pandemi Covid-19. Pertumbuhan tertinggi sebelum Pandemi Covid-19
dialami oleh Perusahaan Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk yang meningkat sebesar
21,7% (Prasetya, 2019). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba bersih menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut memilki kinerja yang baik. Adapun empat perusahaan farmasi yang
tidak mengalami pertumbuhan laba bersih sebelum pandemi Covid-19 yaitu penurunan tertinggi
dialami oleh perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk yang mengalami penurunan cukup besar
yaitu sebesar -97,0%. Menurunnya laba bersih yang dialami oleh perusahaan disebabkan oleh
baik dari pendapatan/penjualan bersih yang menurun atau beban pokok penjualan dan beban
operasional yang semakin tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga
membuat laba bersih mengalami penurunan.
Tabel 2.
Data Laba Bersih
Selama Pandemi Covid-19
Laba Bersih
No Perusahaan Kode
2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 221.783.249 162.072.984 -26,9
Tbk
Kimia Farma (Persero)
2 KAEF 15.890.439 20.425.756 28,5
Tbk
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 2.537.601.823.645 2.799.622.515.814 10,3
4 Merck Tbk MERK 78.256.797 71.902.263 -8,1
5 Phapros Tbk PEHA 102.310.124 48.665.150 -52,4
6 Pyridam Farma PYFA 9.342.718.039 22.104.364.267 136,6
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 807.689 934.016 15,6
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 595.154.912.874 834.369.751.682 40,2
Millennium Pharmacon
9 SDPC 7.880.007.292 2.804.331.066 -64,4
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Dari tabel 2 dapat diketahui bahwa 5 perusahaan farmasi mengalami pertumbuhan laba
bersih selama pandemi Covid-19. Pertumbuhan tertinggi selama Pandemi Covid-19 dialami
oleh perusahaan Pyridam Farma yang meningkat cukup besar yaitu sebesar 136,6% (Prasetya,
2019). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba bersih menunjukkan bahwa perusahaan
tersebut memilki kinerja yang baik. Adapun empat perusahaan farmasi yang tidak mengalami
pertumbuhan laba bersih selama pandemi Covid-19 yaitu dialami oleh perusahaan Millennium
Pharmacon International Tbk yang mengalami penurunan tertinggi sebesar -64,4%.
Menurunnya laba bersih yang dialami oleh perusahaan disebabkan oleh baik dari
pendapatan/penjualan bersih yang menurun atau beban pokok penjualan dan beban operasional
yang semakin tinggi jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga membuat laba
bersih mengalami penurunan.
Tabel 3.
Data Penjualan Bersih
Sebelum Pandemi Covid-19
Penjualan Bersih
No Perusahaan Kode
2018 2019 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 1.699.657.296 1.813.020.278 6,7
Tbk
Kimia Farma (Persero)
2 KAEF 8.459.247.287 9.400.535.476 11,1
Tbk
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 21.074.306.186.027 22.633.476.361.038 7,4
4 Merck Tbk MERK 611.958.076 744.634.530 21,7
5 Phapros Tbk PEHA 1.022.969.624 1.105.420.197 8,1
6 Pyridam Farma PYFA 250.445.853.364 247.114.772.587 -1,3
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 2.763.292 3.067.434 11,0
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 10.088.118.830.780 10.993.842.057.747 9,0
Millennium Pharmacon
9 SDPC 2.376.182.739.151 2.726.755.413.484 14,8
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Pada tabel 3 dapat diketahui bahwa hanya perusahaan Pyridam Farma yang mengalami
penurunan penjualan bersih sebelum pandemi Covid-19 yaitu sebesar -1,3%. Adapun penjualan
bersih delapan perusahaan lainnya mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan tertinggi dialami
oleh perusahaan Merck Tbk yang mengalami pertumbuhan sebelum pandemi Covid-19 sebesar
21,7%. Menurunnya penjualan bersih disebabkan oleh beberapa faktor diantara yaitu harga jual
yang semakin tinggi sehingga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan dan semakin banyak
potongan penjualan serta retur penjualan yang dilakukan sehingga membuat penjualan bersih
berkurang.
Tabel 4.
Data Penjualan Bersih
Selama Pandemi Covid-19
Penjualan Bersih
No Perusahaan Kode
2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 1.813.020.278 1.829.699.557 0,9
Tbk
Kimia Farma (Persero)
2 KAEF 9.400.535.476 10.006.173.023 6,4
Tbk
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 22.633.476.361.038 23.112.654.991.224 2,1
4 Merck Tbk MERK 744.634.530 655.847.125 -11,9
5 Phapros Tbk PEHA 1.105.420.197 980.556.653 -11,3
6 Pyridam Farma PYFA 247.114.772.587 277.398.061.739 12,3
Industri Jamu dan
7 Farmasi Sido Muncul SIDO 3.067.434 3.335.411 8,7
Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 10.993.842.057.747 10.968.402.090.246 -0,2
Millennium Pharmacon
9 SDPC 2.726.755.413.484 2.643.626.505.412 -3,0
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Pada tabel 4 dapat diketahui bahwa pada saat selama pandemi Covid-19 ada lima
perusahaan yang mengalami pertumbuhan penjualan bersih. Pertumbuhan penjualan bersih
tertinggi dialami oleh perusahaan Pyridam Farma yaitu sebesar 12,3%. Adapun selama pandemi
Covid-19 ada empat perusahaan yang mengalami penurunan penjualan bersih. Penurunan
tertinggi penjualan bersih dialami oleh perusahaan perusahaan Merck Tbk yang turun sebesar -
11,9%. Menurunnya penjualan bersih disebabkan oleh beberapa faktor diantara yaitu harga jual
yang semakin tinggi sehingga mempengaruhi pendapatan yang dihasilkan dan semakin banyak
potongan penjualan serta retur penjualan yang dilakukan sehingga membuat penjualan bersih
berkurang.
Tabel 5.
Data Total Asset
Sebelum Pandemi Covid-19
N Total Asset
Perusahaan Kode
o 2018 2019 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 1.682.821.739 1.829.960.714 8,7
Tbk
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 11.329.090.864 18.352.877.132 62,0
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 18.146.206.145.369 20.264.726.862.584 11,7
4 Merck Tbk MERK 1.263.113.689 901.060.986 -28,7
5 Phapros Tbk PEHA 1.868.663.546 2.096.719.180 12,2
6 Pyridam Farma PYFA 187.057.163.854 190.786.208.250 2,0
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 3.337.628 3.536.898 6,0
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 7.869.975.060.326 8.372.769.580.743 6,4
Millennium Pharmacon
9 SDPC 1.192.891.220.453 1.230.844.175.984 3,2
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Pada tabel 5 diketahui bahwa ada delapan perusahaan farmasi yang mengalami
pertumbuhan asset sebelum pandemi Covid-19 dan hanya satu perusahaan yang tidak
mengalami pertumbuhan asset yaitu perusahaan Merck Tbk yang turun sebesar -28,7%.
Menurunnya total asset disebabkan oleh aset lancar atau aset tidak lancar yang menurun, jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan adapun pertumbuhan tertinggi asset sebelum
pandemi Covid-19 yaitu dialami oleh perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk sebesar 62,0%.
Tabel 6.
Data Total Asset
Selama Pandemi Covid-19
N Total Asset
Perusahaan Kode
o 2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 1.829.960.714 1.986.711.872 8,6
Tbk
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 18.352.877.132 17.562.816.674 -4,3
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 20.264.726.862.584 22.564.300.317.374 11,3
4 Merck Tbk MERK 901.060.986 929.901.046 3,2
5 Phapros Tbk PEHA 2.096.719.180 1.915.989.375 -8,6
6 Pyridam Farma PYFA 190.786.208.250 228.575.380.866 19,8
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 3.536.898 3.849.516 8,8
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 8.372.769.580.743 9.104.657.533.366 8,7
Millennium Pharmacon
9 SDPC 1.230.844.175.984 1.164.826.486.522 -5,4
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Pada tabel 6 diketahui bahwa Selama pandemi ada enam perusahaan Farmasi yang
mengalami pertumbuhan asset. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh perusahaan Pyridam Farma
yang meningkat 19,8%. Dan adapun Tiga perusahaan farmasi yang mengalami penurunan asset
selama pandemi Covid-19. Penurunan tertinggi dialami oleh perusahaan Phapros Tbk sebesar -
8,6%. Menurunnya total asset disebabkan oleh aset lancar atau aset tidak lancar yang menurun,
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Tabel 7.
Data Total Equity
Sebelum Pandemi Covid-19
Total Ekuitas
No Perusahaan Kode
2018 2019 %
1 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 1.200.261.863 1.306.078.988 8,8
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 4.146.258.067 7.412.926.828 78,8
15.294.594.796.35
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 16.705.582.476.031 9,2
4
4 Merck Tbk MERK 518.280.401 594.011.658 14,6
5 Phapros Tbk PEHA 789.798.337 821.609.349 4,0
6 Pyridam Farma PYFA 118.927.560.800 124.725.993.563 4,9
Industri Jamu dan Farmasi Sido
7 SIDO 2.902.614 3.064.707 5,6
Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 5.432.848.070.494 5.791.035.969.893 6,6
Millennium Pharmacon
9 SDPC 232.107.940.584 235.437.816.376 1,4
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Tabel 8.
Data Total Equity
Selama Pandemi Covid-19
Total Ekuitas
No Perusahaan Kode
2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 1.306.078.988 1.326.287.143 1,5
Tbk
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 7.412.926.828 7.105.672.046 -4,1
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 16.705.582.476.031 18.276.082.144.080 9,4
4 Merck Tbk MERK 594.011.658 612.683.025 3,1
5 Phapros Tbk PEHA 821.609.349 740.909.054 -9,8
6 Pyridam Farma PYFA 124.725.993.563 157.631.750.155 26,4
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 3.064.707 3.221.740 5,1
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 5.791.035.969.893 6.377.235.707.755 10,1
Millennium Pharmacon
9 SDPC 235.437.816.376 229.196.488.586 -2,7
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Pada tabel 8 diketahui bahwa Selama pandemi Covid-19 ada enam perusahaan farmasi
yang mengalami pertumbuhan ekuitas. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh perusahaan Pyridam
Farma yang meningkat sebesar 26,4%. Perusahaan yang mengalami pertumbuhan ekuitas
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memilki kinerja yang baik. Adapun tiga perusahaan
farmasi yang mengalami penurunan ekuitas selama pandemi Covid-19. Penurunan tertinggi
dialami oleh perusahaan Phapros Tbk yang turun sebesar -9,8%. Penurunan total ekuitas
disebabkan oleh saldo laba yang menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Pembahasan
Tabel 9.
Perhitungan Net Profit Margin
Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Net Profit Margin
No Perusahaan Kode
2018 2019 % 2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 11,81 12,23 3,62 12,23 8,86 (27,59)
Tbk
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 6,33 0,17 (97,33) 0,17 0,20 20,76
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 11,85 11,21 (5,38) 11,21 12,11 8,04
4 Merck Tbk MERK 190,10 10,51 (94,47) 10,51 10,96 4,32
5 Phapros Tbk PEHA 13,03 9,26 (28,97) 9,26 4,96 (46,38)
6 Pyridam Farma PYFA 3,37 3,78 12,09 3,78 7,97 110,77
Industri Jamu dan Farmasi
7 SIDO 24,02 26,33 9,60 26,33 28,00 6,35
Sido Muncul Tbk
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 5,36 5,41 1,06 5,41 7,61 40,52
Millennium Pharmacon
9 SDPC 0,82 0,29 (64,68) 0,29 0,11 (63,29)
International Tbk
Sumber : data diolah, 2021
Tabel 9 menunjukkan bahwa pertumbuhan profitabilitas dari alat ukur Net Profit
Margin yaitu kemampuan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan
bersih (Hery, 2016). Berdasarkan hasil perhitungan diatas diperoleh rasio Net Profit Margin
pada saat sebelum pandemi Covid-19 yaitu Perusahaan Darya-Varia Laboratoria Tbk
mengalami pertumbuhan Net Profit Margin sebesar 3,62%, yang berarti untuk setiap satu
rupiah penjualan bersih, perusahaan mendapatkan keuntungan sebesar 3,63 rupiah. Pyridam
Farma naik 12,09%, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk naik 9,60%, Tempo Scan
Pacific Tbk naik 1,06%. Sedangkan pada saat selama pandemi Covid-19 ada enam
perusahaan yang mengalami pertumbuhan yaitu Perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk
dengan pertumbuhan 20,76%, Kalbe Farma Tbk naik 8,04%, Merck Tbk naik 4,32%,
Pyridam Farma naik cukup tnggi yaitu 110,77%, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk naik 6,35%, Tempo Scan Pacific Tbk naik 40,52%. Pertumbuhan ini menunjukkan
bahwa perusahaan tersebut lebih efektif dalam mengelola penjualannya untuk menghasilkan
jumlah laba bersih yang lebih besar.
Lima perusahaan farmasi yang mengalami penurunan sebelum pandemi Covid-19 yaitu
perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk dengan penurunan -97,33%, Kalbe Farma Tbk
turun -5,38%, Merck Tbk turun -94,47% , Phapros Tbk turun -28,97%, Millennium
Pharmacon International Tbk turun -64,68%. Sedangkan selama pandemi Covid-19 ada tiga
perusahaan yang mengalami penurunan yaitu perusahaan Darya-Varia Laboratoria Tbk
yang mengalami penurunan sebesar -27,59%, Phapros Tbk turun -46,38%, Millennium
Pharmacon International Tbk -63,29%. Menurunnya Net Profit Margin disebabkan oleh
nilai laba bersih dan penjualan bersih yang diperoleh menurun jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya, sehingga menunjukkan pertumbuhan profitabilitas yang kurang baik.
2. Return On Asset
Untuk melihat pertumbuhan profitabilitas dari segi alat ukur Return On Asset, maka
disajikan tabel pertumbuhan profitabilitas sebelum dan selama pandemi Covid-19 yaitu
tahun 2018, 2019, dan 2020 seperti dibawah ini :
Tabel 10.
Perhitungan Return On Asset
Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Return On Asset
No Perusahaan Kode
2018 2019 % 2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria
1 DVLA 11,92 12,12 1,64 12,12 8,16 (32,69)
Tbk
(98,17
2 Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF 4,72 0,09 0,09 0,12 34,32
)
12,4
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 13,76 12,52 (9,01) 12,52 (0,92)
1
(90,57
4 Merck Tbk MERK 92,10 8,68 8,68 7,73 (10,97)
)
(31,59
5 Phapros Tbk PEHA 7,13 4,88 4,88 2,54 (47,95)
)
6 Pyridam Farma PYFA 4,52 4,90 8,44 4,90 9,67 97,48
Industri Jamu dan Farmasi 24,2
7 SIDO 19,89 22,84 14,81 22,84 6,25
Sido Muncul Tbk 6
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 6,87 7,11 3,52 7,11 9,16 28,92
Millennium Pharmacon (60,72
9 SDPC 1,63 0,64 0,64 0,24 (62,40)
International Tbk )
Sumber : data diolah, 2021
Lima perusahaan farmasi yang mengalami penurunan sebelum pandemi Covid-19 yaitu
perusahaan Kimia Farma (Persero) Tbk dengan penurunan -98,17%, Kalbe Farma Tbk
turun -9,01%, Merck Tbk turun -90,57% , Phapros Tbk turun -31,59%, Millennium
Pharmacon International Tbk turun sebesar -60,72%. Sedangkan selama pandemi Covid-19
ada lima perusahaan yang mengalami penurunan yaitu perusahaan Darya-Varia Laboratoria
Tbk yang mengalami penurunan sebesar -32,69%, Kalbe Farma Tbk turun -0,92%, Merck
Tbk turun -10,97%, Phapros Tbk turun -47,95%, Millennium Pharmacon International Tbk
-62,40%. Menurunnya Return On Asset disebabkan oleh nilai laba bersih dan total aset yang
diperoleh menurun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sehingga menunjukkan
pertumbuhan profitabilitas yang kurang baik.
3. Return On Equity
Untuk melihat pertumbuhan profitabilitas dari segi alat ukur Return On Equity,
maka disajikan tabel pertumbuhan profitabilitas sebelum dan selama pandemi Covid-19
yaitu tahun 2018, 2019, dan 2020 seperti dibawah ini :
Tabel 11.
Perhitungan Return On Equity
Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19
Return On Equity
No Perusahaan Kode
2018 2019 % 2019 2020 %
Darya-Varia Laboratoria 16,9 16,9 12,2 (28,04
1 DVLA 16,72 1,58
Tbk 8 8 2 )
Kimia Farma (Persero) (98,34
2 KAEF 12,91 0,21 0,21 0,29 34,10
Tbk )
15,1 15,1 15,3
3 Kalbe Farma Tbk KLBF 16,33 (6,97) 0,85
9 9 2
224,4 13,1 (94,13 13,1 11,7 (10,92
4 Merck Tbk MERK
6 7 ) 7 4 )
12,4 (26,22 12,4 (47,25
5 Phapros Tbk PEHA 16,88 6,57
5 ) 5 )
14,0
6 Pyridam Farma PYFA 7,10 7,49 5,46 7,49 87,21
2
Industri Jamu dan Farmasi 26,3 26,3 28,9
7 SIDO 22,87 15,23 10,00
Sido Muncul Tbk 5 5 9
10,2 10,2 13,0
8 Tempo Scan Pacific Tbk TSPC 9,95 3,32 27,31
8 8 8
Millennium Pharmacon (60,05 (63,44
9 SDPC 8,38 3,35 3,35 1,22
International Tbk ) )
Sumber : data diolah, 2021
B. Saran
Berdasarkan hasil analisis pembahasan dan beberapa kesimpulan pada penelitian ini,
adapun saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Dalam penelitian ini, untuk selanjutnya diharapkan peneliti dapat melakukan pengujian
kualitas data dan meneliti indikator-indikator lain dalam mengukur pertumbuhan
profitabilitas perusahaan Farmasi baik itu sebelum dan selama pandemi Covid-19
sampai dengan usai nya Pandemi Covid-19.
2. Bagi Manajemen Perusahaan
Untuk pihak manajemen perusahaan agar lebih memperhatikan kembali kondisi
keuangan perusahaan apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini dan melakukan
evaluasi kembali terhadap efesiensi pada pos-pos keuangan seperti Net Profit Margin,
Return On Asset, dan Return On Equity yang memungkinkan, dan memperhatikan
penjualannya serta menggunakan aset-aset secara optimal agar manajemennya dapat
menjadi lebih efisien dan efektif sehingga perusahaan dapat meningkatkan kemampuan
untuk menghasilkan laba demi menjaga keberlangsungan hidup perusahaan.
Referensi
Abidin, Zeinal. 2020. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity, Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Pada Masa Pandemic COVID-19 (Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Textil Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2020).” 19:82–94.
Ach.Yasin, Ladi Wajuba Perdini Fisabilillah. 2021. “ANALISIS KOMPARASI KINERJA KEUANGAN
BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SEBELUM DAN PADA PANDEMI COVID-19.” 142–
52.
Esomar. 2021. “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Sektor Jasa Di
BEI.” Jkbm (Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen) 7(2):227–33. doi: 10.31289/jkbm.v7i2.5266.
Esomar, Maria. 2021. “Analisa Dampak Covid-19 Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Pembiayaan
Di Indonesia.” Jurnal Bisnis, Manajemen, Dan Ekonomi 2(2):22–29. doi: 10.47747/jbme.v2i2.217.
Gayetri, Adinda. 2020. “ANALISIS PENGARUH PANDEMI COVID-19 TERHADAP ARUS KAS
( Studi Kasus PT . KALBE FARMA Tbk .).” Jurnal Kompetitif Bisnis Edisi COVID-19 1:53–62.
Hilman. 2021. “Analisis Perbedaan Kinerja Perusahaan Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19.”
BALANCE: Jurnal Akuntansi, Auditing Dan Keuangan 18(1):91–109. doi:
10.25170/balance.v18i1.2659.
Ira Febrianti, Mufidah. 2019. “Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal, Dan Profitabilitas Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Industri Sub Sektor Farmasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015
– 2019.” Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 21(2)(2):865–70. doi:
10.33087/jiubj.v21i2.1574.
Oktavia, Trisna Ayu. 2021. “ANALISIS FUNDAMENTAL SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH
PANDEMI COVID-19: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA.” 10:213–18.
Prasetya, Victor. 2019. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum Dan Saat Pandemi Covid 19
Pada Perusahaan Farmasi Yang Tercatat Di Bursa Efek Indonesia.” Jurnal Bisnis Dan Manajemen
5(2):579–87.
Sugiyono. 2019. METODE PENELITIAN KUANTITATIF KUALITATIF DAN R&D. Bandung: Alfabeta.