Anda di halaman 1dari 7

RMK AUDIT LANJUTAN

KONSEP AUDITING SIKLUSPENDAPATAN


DAN PENERIMAAAN KAS

OLEH :

Muhammad Rifai Arsyad

(004604332022)

Audit Lanjutan

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER AKUNTANSI
2023
A. Pengertian Audit
Audit dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu organisasi,
sistem, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk
melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan
sesuai dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
Betapa pentingnya audit di perusahaan, karena audit dapat mengevaluasi
informasi. Informasi dapat tersaji dalam berbagai bentuk dan dapat diukur
sebagai integritasnya bagi data untuk auditor. Ada beberapa definisi audit
menurut para ahli :
Menurut Whittington, O. Ray dan Kurt pan (2012:4), audit adalah
pemeriksaan laporan keuangan perusahaan oleh perusahaan akuntan publik
yang independen. Audit terdiri dari penyelidikan mencari catatan akuntansi
dan bukti lain yang mendukung laporan keuangan tersebut. Dengan
memperoleh pemahaman tentang pengendalian internal perusahaan, dan
dengan memeriksa dokumen, mengamati aset, membuat bertanya dalam dan di
luar perusahaan, dan melakukan prosedur audit lain, auditor akan
mengumpulkan bukti yang diperlukan untuk menentukan apakah laporan
keuangan menyediakan adil dan cukup melengkapi gambaran posisi keuangan
perusahaan dan kegiatan selama periode yang diaudit.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa setiap informasi yang
digunakan oleh para penggunanya untuk menentukan apakah informasi yang
sedang di audit tersebut telah disajikan sesuai kriteria yang ada dan untuk
mencapai tujuan audit, maka perlu pengumpulan dan pengevaluasian bukti-
bukti atas informasi untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian
informasi tersebut dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Audit harus
dilakukan oleh seseorang yang kompeten dan independent (Arens dan
Beasley, 2001:16-17)
B. Sifat Siklus Pendapatan
Siklus pendapatan (revenue cycle) perusahaan terdiri dari aktivitas-
aktivitas yang berkaitan dengan pertukaran barang dan jasa dengan pelanggan
dan penagihan pendapatan dalam bentuk kas. Perusahaan yang berbeda juga
memiliki sumber pendapatan yang berbeda. Sebagai contoh, perusahaan
barang dagang dan pabrikasi yang melakukan penjualan; dokter, pengacara,
akuntan publik yang menerima uang jasa (fee); serta bioskop, arena olahraga,
serta taman hiburan yang menjual karcis tanda masuk; bank serta lembaga
keuangan yang menerima bunga dan deviden; biro perjalanan yang
mengenakan ongkos atau biaya perjalanan; serta sekolah lokal yang menarik
pajak. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam makalah ini didasarkan
pada perusahaan barang dagang. Kebanyakan pembahasan dan ilustrasi dalam
makalah ini didasarkan pada perusahaan barang dagang. Akan tetapi, banyak
penjelasan yang dapat dengan mudah diterapkan pada jenis perusahaan
lainnya.
Untuk perusahaan barang dagang, kelompok transaksi yang termasuk
dalam siklus pendapatan adalah :
1. Penjualan kredit (penjualan yang dilakukan derngan hutang)
2. Penerimaan kas (penagihan piutang dan penjualan tunai)
3. Penyesuaian penjualan (potongan, retur penjualan dan pengurangan
harga serta piutang tak tertagih [penyisihan dan pengapusan]).
4. Transaksi-transaksi tersebut mempengaruhi akun-akun yang diuraikan
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1 Siklus Pendapatan
Transaksi Debit Kredit
Pendapatan
Penjualan kredit Piutang usaha Penjualan
Harga pokok penjualan Persediaan
Penerimaan kas Kas Diskon penjualan Piutang usaha
Retur penjualan dan Retur penjualan dan Piutang usaha
pengurangan harga Pengurangan harga
Penyisihan piutang tak Beban piutang tak tertagih Penyisihan untuk piutang
tertagih tak tertagih
Penghapusan piutang Penyisihan untuk piutang tak tertagih Piutang usaha
tak tertagih

C. Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penjualan Kredit


Pesanan penjualan dapat dilakukan secara over-the-counter, atau melalui
telepon, surat, representative penjualan traveling (traveling sales
representatives) fax, atau pertukaran data elektronik (electronic data
interchange). Barang-barang dapat diambil sendiri oleh pelanggan atau
dikirmkan oleh penjual. Tansaksi penjualan ini biasa dicatat dengan
menggunakan sistem komputer yang dapat memroses transaksi secara
beruntun atau mode pemrosesan batch.
Kita mulai dengan mengidentifikasi sejumlah dokumen dan catatan yang
umumnya digunkan dalam pemrosesan transaksi ini. Kita kemudian akan
menjelaskan setiap fungsi yang terlibat dalam pemrosesan transaksi ini, dan
bagaimana aktivitas pengendalian saling berhubungan satu sama lain untuk
mengurangi resiko salah saji dalam asersi laporan keuangan yang dipengaruhi
oleh transaksi penjualan.
Sesungguhnya setiap perusahaan yang memerlukan audit mempunyai
istem akuntansi yang terkomputerisasi (Computerized accounting system).
Karena itu, buku ini berfokus pada bagaimana manajemen
mengimplementasikan aktivitas pengendalian dengan menggunakan prosedur
pengendalian yang terprogram.
1. Pengendalian umum yang berhubungan dengan lingkungan komputer
dan mempunyai pengaruh pervasif terhadap aplikasi komputer.
2. Pengendalian aplikasi yang berhubungan dengan setiap aplikasi
akuntansi yang terkomputerisasi, seperti siklus pegeluaran
Ingat kembali bahwa jika pengendalian umum tidak efektif, maka
kepercayaan jarang diberikan pada pengendalian aplikasi. Untuk tujuan
pembahasan, bab ini akan mengasumsikan bahwa pengendalian umum adalah
efektif, seperti prosedur tingkat lanjut yang diganakan perusahaaan untuk
menginvestigasi masalah yang ditimbulkan oleh pengendlian aplikasi ini.
Akhirnya, pertimbangan akan diberikan pada prosedur yang digunakan
oleh auditor untuk memperoleh dan mendokumentasikan pemahaman atas
pengendalian internal dan melakukan pengujian pengendalian yang digunakan
dalam membuat penilaian akhir atas resiko pengendalian untuk transaksi
pembelian.
D. Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penerimaan Kas
Penerimaan kas merupakan hasil dari beberapa aktivitas. Sebagai contoh,
kas diterima dari transaksi pendapatan, pinjaman jangka pendek dan pinjaman
jangka panjang, serta aktiva lainnya. Lingkup bagian ini dibatasi pada
penerimaan kas dari penjualan tunai dan penagihan dari pelanggan atas
penjualan kredit
E. Aktivitas Pengendalian – Transaksi Penyesuaian Penjualan
Transaksi penyesuaian penjualan meliputi:
1. Pemberian potongan tunai.
2. Pemberian retur penjualan dan pegurangan harga.
3. Penentuan piutang tak tertagih
Dalam banyak perusahaan, jumlah dan nilai uang dari transaksi ini
tidaklah material. Namun, bagi beberapa perusahaan, potensi salah saji yang
diakibatkan oleh kesalahan dan penyelewengan dalam pemrosesan transaksi
ini perlu dipertimbangkan. Perhatian utamanya tertuju pada kemungkinan
pencatatan transaksi penyesuaian penjualan fiktif untuk menyembunyikan
penyelewengan dalam pemrosesan penerimaan kas. Selain itu, penggelapan
kas juga juga dapat ditutupi dengan menyatakan terlalu tinggi diskon tunai
atau retur penjualan dan pengurangan harga. Jadi, aktivitas pengendalian
bermanfaat dalam mengurangi risiko penyelewengan semacam itu yang
berfokus pada penetapan validitas, atau eksistensi atau kejadian, transaksi itu
dan mencakup hal-hal berikut:
1. Otorisasi yang tepat atas seluruh transaksi penyesuaian penjualan.
Sebagai contoh, retur penjualan harus diotorisasi oleh manajemen
penjualan dan seluruh penghapusan piutang tak tertagih harus
diotorisasi oleh bedahara kantor.
2. Perhitungan independen atas barang-barang yang diretur.
3. Penggunaan dokumen dan catatan yang tepat, terutama penggunaan
memo kredit yang telah disetujui untuk pemberian kredit atas barang-
barang yang dikembaliakan atau rusak, serta memo otorisasi
penghapusan (writeoff authorization memo) untuk menghapus piutang
tak tertagih pelanggan.
4. Pemisahan tugas untuk mengotorisasi transaksi penyesuaian penjualan
dan penanganan serta pencatatan penerimaan kas. Biasanya
maajemenlah yang bertanggung jawab atas hasil keuangan dalam suatu
departemen yang memiliki tanggung jawab mengotorisasi transaksi
penyesuaian penjualan.
Apabila terdapat potensi salah saji yang material dari transaksi
penyesuaian penjualan, maka auditor harus memperoleh pemahaman atas
seluruh aspek yang relevan dari komponen struktur pengendalian internal dan
mempertimbangakan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji
semacam itu.
Biasanya mnajemen mengandalkan pengendalian atas tanggung jawab
tingkat manajer yang lebih rendah untuk mengendalikan tingkat retur
penjualan dan penghapusan piutang tak tertagih. Apabila transaksi ini bersifat
material, maka auditor harus menginspeksi laporan manajerial peting da
melakukan Tanya-jawab serta observasi tentang tindakan yang akan diambil
atas laporan tersebut. Auditor juga dapat mempertimbagkan untuk
menginspeksi:
1. Memorandum kredit atas retur penjualan sebagai indikasi persetujuan
yang tepat dan penyertaan laporan penerimaan yang membuktikan retur
barang aktual.
2. Penulisan otorisasi atas penghapusan piutang usaha dan dokumentasi
pendukung, seperti koresponden dengan pelanggan atau agen
penagihan.
Auditor melakukan pengujian pengendalian untuk memperoleh bukti
tentang keefektifan perancangan dan operasi system pengendalian internal
perusahaan. Risiko inheren yang berkaitan dengan transaksi penerimaan kas
adalah tinggi akibat kemungkinan penipuan oleh karyawan melalui pengalihan
penerimaan kas.
F. Pengujian Subtantif atas Piutang Usaha
Piutang meliputi jumlah yang harus dibayar oleh pelanggan, karyawan,
dan afiliasi atas akun terbuka, wesel, serta pinjaman, dan bunga akrual atas
saldo semacam itu. Merupakan hal yang penting untuk mengingat kembali
bahwa dengan mengaudit piutang usaha, auditor dapat mengaudit penjualan
berkaitan. Penjualan yang paling mungkin menghadirkan potensi salah saji
merupakan penjualan yang tidak dapat ditagih. Untuk merancang pengujian
substantif atas akun-akun ini, auditor pertama-tama harus menentukan tingkat
risiko pengujian rincian yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan
yang berkaitan
G. Jasa Bernilai Tambah
Standar audit yang berlaku umum tidak mensyaratkan auditor untuk
melakukan jasa bernilai tambah (value-added services). Akan tetapi, banyak
auditor mengembangkan spesialisasi industri sehingga mereka dapat
memahami kecenderungan industri dan mengidentifikasi dengan lebih baik
risiko yang berkaitan dengan laporan keuangan yang tidak menyajikan secara
wajar posisi keuangan, hasil operasi, atau arus kas. Klien dan dewan komisaris
biasanya ingin mengambil keuntungan penuh dari pengetahuan auditor itu.
Dalam proses pelaksanaan audit, auditor dapat menetapkan tolok ukur
(benchmark) atas kinerja perusahaan dibandingkan dengan perusahaan lain
dalam industri itu. Setelah auditor menyelesaikan audit atas siklus penjualan,
dia harus mengikhtisarkan masalah penting yang dapat menghambat kinerja
jasa bernilai tambah kepada klien.

Anda mungkin juga menyukai