Anda di halaman 1dari 11

Nama : Alpina Triana

NPM : 1910631030154

Analisis Rasio Keuangan

pada Laporan Publikasi Perbankan BNI dan MANDIRI Tahun 2015

 Bank Negara Indonesia (BNI)

Untuk menganalisa kualitas aset dari BNI tahun 2014 dan 2015 berikut ini ada dua tabel yang
diperoleh dari data Laporan Keuangan BNI tahun 2015.
Asset

Sejalan dengan strategi BNI dalam rangka meningkatkan aset, aset BNI di tahun 2015
meningkat secara agresif sebesar 21,67% bila dibandingkan tahun 2014 sebesar Rp 393,47 triliun
menjadi Rp 478,72 triliun.

Gross Loans

Pertumbuhan kredit BNI tahun 2015 naik sebesar 17,42% atau sebesar Rp. 45.73 triliun
dari Rp.262,58  triliun di tahun 2014 menjadi Rp. 308.30 triliun.

Non Performing Loans (NPL)

NPL atau Non-Performing Loans  Ratio Bruto BNI naik  dari 1,96% pada tahun 2014 menjadi 2.70%
pada tahun 2015.Angka tersebut masih dibawah level yang ditentukan Bank Indonesia sebesar 5%
dan di tingkat yang dapat diterima.Kondisi ekonomi global di tahun 2015 yang tidak menentu
mengakibatkan pertumbuhan dunia usaha di Indonesia menjadi semakin berat.Namun hal ini menjadi
tantangan bagi BNI untuk tetaptumbuh dengan tetap menjaga kualitas pertumbuhannya
tersebut.Untuk mengantisipasi peningkatan pada NPL, BNI menerapkan prinsip konservatif proaktif
dengan meningkatkan cadangan kerugian penurunan nilai untuk pinjaman diberikan.

Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap Aset Produktif

Rasio CKPN terhadap aset produktif menunjukkan peningkatan menjadi 2,48% pada tahun 2015 dari
1,74% pada tahun 2014.Besarnya peningkatan pembentukan CKPN tersebut, menyebabkan laba
bersih sebesar Rp 8,67 triliun pada tahun 2015 lebih rendah dibanding laba bersih pada periode
sebelumnya yang nilainya mencapai Rp 10,5 triliun.

Rasio Loan Loss Provision to Gross Loan

Rasio loan loss provision to gross loan menunjukkan peningkatan menjadi  2.34%  pada tahun 2015
dari sebesar 1.36% di tahun 2014.Hal ini  menunjukkan bahwa biaya kerugian penurunan nilai dan
hapus buku kredit dibandingkan dengan total kredit relatif kecil.

Rasio Pemenuhan PPA (Penyisihan Penghapusan Aset)

Rasio pemenuhan PPA (penyisihan penghapusan aset) pada tahun 2015 sebesar 116.37%. Hal ini
menunjukkan penurunan dari tahun 2014 sebesar 121.67%.Dengan rasio PPA  sebesar 116,37% pada
tahun 2015, hal  ini berarti penyediaan pencadangan kuat, karena masih berada diatas 100%.Selain itu
juga menunjukkan bahwa potensi kerugian karena non performing aset sepenuhnya tercover dari
penyisihan penghapusan aset yang dibentuk.Berdasarkan data-data rasio di atas maka secara umum,
kualitas aset BNI tergolong sangat baik karena rasio NPL jauh di bawah level yang ditentukan oleh
Bank Indonesia dan coverage ratio atas aset bermasalah berada diatas 100%.

 Earning Efficiency

Untuk menganilisa earning dan efficiency BNI, berikut ini data rasio-rasio keuangan yang saya
peroleh dari Laporan Keuangan BNI tahun 2015 :
Dari tabel rasio-rasio keuangan di atas akan diperoleh data pertumbuhan kinerja keuangan dan rasio-
rasio lain yang digunakan untuk menilai earning dan efisiensi BNI tahun 2015, berikut ini data-
datanya:

Earning & Efficiency BNI tahun 2014-2015

Yuk kita analisis per point-nya …

Total Profit

Hasil analisis laporan keuangan bank BNI,  menunjukkan penurunan total profit menjadi Rp. 8,63
triliun pada tahun 2015 dari Rp 10,51 pada tahun 2014.Penurunan laba ini karena adanya peningkatan
pembentukan CKPN dari  1,74% pada tahun 2014 menjadi 2,48% pada tahun 2015.

Return on Asset (ROA)

Return on Assets (ROA) BNI menurun bila dibandingkan dengan Desember 2014 yang tercatat 3,49%
menjadi 2,64% di Desember 2015.Penurunan tersebut seiring dengan penurunan pada laba sebelum
pajak. 

Return on Equity (ROE)


Return on Equity (ROE) mengukur tingkat pengembalian atas modal inti.Seiring dengan menurunnya
laba bersih BNI, ROE turun dari 23,64% menjadi 17,21% pada Desember 2015.

Margin bunga bersih (Net Interest Margin)

Net Interest Margin (NIM) pada Desember 2015 sebesar 6,4%, meningkat dibandingkan Desember
2014 sebesar 6,3%.

BOPO

Rasio BOPO (Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional) meningkat dari 68,0% di
Desember 2014 menjadi 75,5% di Desember 2015.Peningkatan ini karena  dampak dari peningkatan
pembentukan CKPN  dari 1,74% pada tahun 2014 menjadi 2,48%  pada tahun 2015.

Biaya operasional non bunga dibandingkan total aset

Rasio biaya operasional non bunga dibandingkan total aset menunjukkan penurunan menjadi sebesar
4,53% tahun 2015 dari  sebesar 4.84%  tahun 2014.Angka sebesar ini berada sedikit di atas angka
normal 3.50%, hal ini mencerminkan bank cukup efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.

Biaya operasional non bunga to pendapatan bunga

Rasio biaya operasional dibanding pendapatan bunga menunjukkan adanya peningkatan menjadi
sebesar 63,14% pada tahun 2015 dari 60,94% pada tahun 2014.Angka ini berada di atas batas 50%.
Hasil analisis laporan keuangan bank BNI ini mencerminkan BNI masih perlu lebih efisien dalam
mengelola biaya operasionalnya selain bunga.

Funding cost

Funding cost BNI pada 2015 sangat bagus, ditandai dengan trend penurunan menjadi 2.73%
dibanding tahun 2014 yang 3.43%.Dari hasil analisis laporan keuangan bank BNI terkait rasio biaya
dana yang relatif kecil ini, mencerminkan bahwa struktur dana BNI didominasi oleh dana murah ( low
cost deposit) giro dan tabungan dibandingkan total dana pihak ketiga. 

Pendapatan fee based income

Pendapatan fee based income menunjukkan peningkatan menjadi 13,15% tahun 2015 bila
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar 11,45%.Ini berarti bahwa kontribusi pendapatan fee base
income terhadap laba perseroan naik.Dari angka-angka di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum
kondisi profitabilitas dan efesiensi BNI tergolong sangat baik.Dari hasil analisis laporan keuangan
bank BNI, secara rasio cenderung meningkat yang didukung efisiensi operasional serta struktur dana
murah.
 Liquidity

Liquidity BNI tahun 2014-2015

Customer Deposit

Customer deposit BNI mengalami kenaikan sebesar 17,48% menjadi Rp.351,28 triliun dibanding
tahun 2014 sebesar Rp. 299,02 triliun.Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa kepercayaan
masyarakat terhadap BNI semakin meningkat.

Low Cost Deposit

Low cost deposit mengalami sedikit penurunan dari 65,66% di tahun 2014 menjadi 61,89% di tahun
2015.Low cost deposit  masih mendominasi dana pihak ketiga tahun 2015 yang mencapai 61,89%.

Loans Deposit Ratio

LDR BNI 2014-2015

Loan Deposit Ratio (LDR)  BNI sedikit mengalami penurunan sebesar 0,05% menjadi 87,77% pada
tahun 2015 dari sebesar 87,81% pada tahun 2014.Dengan pertumbuhan yang seimbang antara
pinjaman yang diberikan dan simpanan nasabah maka Loan to Deposit Ratio (LDR) mampu
dipertahankan pada level 87,81%.Tingkat likuiditas yang dicerminkan oleh LDR tersebut berada
dalam kisaran yang ditetapkan oleh Regulator di kisaran 78,0%-92,0%., dan menunjukan bahwa
tingkat likuiditas dapat dikelola dengan baik dan dijaga pada level yang sehat.Rasio pinjaman
terhadap simpanan (LDR) di tahun 2015 relatif stabil di angka 87,81% sesuai dengan strategi
manajemen dalam hal mengelola aset produktif untuk menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Liquid asset terhadap total asset


Rasio liquid asset terhadap total asset menunjukkan peningkatan menjadi 25,35% tahun 2015  dari
23,60% di tahun 2014.Ini menunjukkan bahwa tahun 2015 ketersediaan likuid asset sangat memadai
sebagai reserve untuk mendukung likuiditas karena berada di atas quality level 20%.

Liquid Asset to Customer Deposit

Sedangkan rasio likuid aset terhadap dana pihak ketiga juga mengalami kenaikan sebesar 11,24%
menjadi 34,55% tahun 2015 dari sebesar 31,06% di tahun 2014.Hal ini mencerminkan kondisi BNI
yang ketersediaan likuiditasnya sangat memadai.Dari data-data berkaitan tentang likuidtas BNI yang
disajikan di atas maka secara umum likuiditas BNI tergolong sangat memadai.Hal itu bisa dilihat dari
Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada pada 87,77% dan didukung dengan level of liquid
asset yang sangat memadai.

Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan analisis laporan keuangan Bank BNI yang telah disajikan diatas, asset
quality, earning & efisiensi serta likuiditas BNI  maka dapat disimpulkan bahwa kondisi keuangan
Bank BNI tahun 2014 dan 2015 sangat sehat.Hal itu tercermin dari hasil analisis laporan keuangan
bank BNI mengenai kualitas asset yang sangat baik dengan NPL yang berada dibawah standar Bank
Indonesia dan level of liquidity yang cukup.Dari hasil analisis laporan keuangan bank BNI
menyangkut rasio profitabilitass, efisiensi operasi,  ROA, ROE dan BOPO sangat memadai berada di
atas quality level.Bank BNI dinilai mampu mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya karena pencadangan aset dan kredit bermasalah diatas 100%.Rasio liquid asset terhadap
total asset tersedia cukup dengan rasio berada di atas batas normal 20%.

 
 Bank Mandiri

 Asset quality

analisa asset quality BRI

Aset

Total aset BRI tahun 2015 mengalami kenaikan 8,74% atau sebesar Rp. 67.98 triliun dibandingkan
tahun 2014 yang sebesar Rp. Rp. 778.02 triliun.

Gross Loans
Pertumbuhan kredit BRI tahun 2015 naik sebesar 13,87% atau sebesar Rp. 68. 03 triliun dari Rp.
490.41 triliun di tahun 2014 menjadi Rp. 558.44 triliun.

Non Performing Loans (NPL)

NPL atau Non-Performing Loans  Ratio Bruto BRI naik  dari 1,69% pada tahun 2014 menjadi 2.02%
pada tahun 2015.Rasio NPL sebesar 2.02% masih dibawah level yang ditentukan Bank Indonesia
sebesar 5% dan di tingkat yang dapat diterima.Pencapaian rasio NPL yang terjaga merupakan hasil
dari upaya manajemen BRI untuk menjaga kualitas kredit yang dimulai pada kuartal ketiga 2015
melalui program “The Lower The Better”.Program ini dilaksanakan dengan mengerahkan 100 petugas
khusus (AOS) ke 100 kantor cabang BRI.Tugas dari tim adalah monitoring, evaluasi lapangan,
memberikan rekomendasi untuk meminimalkan risiko kredit, antara lain dengan: mempercepat
restrukturisasi hutang, mempercepat pelunasan pinjaman (lelang agunan, dll).Program ini terbukti
sukses dan manajemen BRI berencana untuk melanjutkannya pada tahun 2016.Hasil analisis laporan
keuangan bank BRI menunjukkan cakupan NPL Rasio ini menggambarkan kemampuan bank untuk
menyerap kerugian yang timbul dari pinjaman non-performing.

Rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) terhadap Aset Produktif

Rasio CKPN terhadap aset produktif turun dari 2,40% tahun 2014 menjadi 2,37% pada tahun
2015.Hal ini menunjukkan bahwa aset produktif bermasalah tahun 2015 relatif kecil yaitu 2.37%. 

Rasio Loan Loss Provision to Gross Loan

Rasio loan loss provision to gross loan naik menjadi 1.54% pada tahun 2015 dari 2014 sebesar
1.14%.Rasio sebesar 1,54% menunjukkan bahwa biaya kerugian penurunan nilai dan hapus buku
kredit dibandingkan dengan total kredit relatif kecil.

Rasio Pemenuhan PPA (Penyisihan Penghapusan Aset)

Rasio pemenuhan PPA (penyisihan penghapusan aset) pada tahun 2015 sebesar 108.23%. Hal ini
menunjukkan penurunan dari tahun 2014 sebesar 118.92%.Nilai sebesar 108,23% ini berarti
penyediaan pencadangan kuat, karena masih berada diatas 100%, dan mencerminkan kebijakan
pencadangan BRI yang prudent.Dengan nilai rasio sebesar 108,23% menunjukkan bahwa potensi
kerugian karena non performing aset sepenuhnya tercover dari penyisihan penghapusan aset yang
dibentuk.Berdasarkan data-data yang disajikan di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas aset BRI
tergolong sangat baik karena rasio NPL jauh di bawah level yang ditentukan oleh Bank Indonesia dan
coverage ratio atas aset bermasalah berada diatas 100%.

 Earning and efficiency

Profit

Total profit atau laba tahun 2015 naik 4.16% atau sebesar Rp. 1,007 triliun menjadi Rp. 25,20 triliun
dibanding tahun 2014 yang sebesar Rp. 24,2 triliun.

Return on Equity (ROE)

BRI merupakan salah satu bank dengan Return on Equity (ROE) tertinggi dalam industri perbankan.
Return on Equity (ROE) BRI pada tahun 2015 mencapai 29,89%.Hal ini menunjukkan sedikit
penurunan dibandingkan pada tahun 2014 sebesar 31,19%.Penurunan Return on Equity (ROE) karena
pertumbuhan laba bersih dan juga karena pertumbuhan yang tinggi dari Modal Inti BRI, dari Rp 82.11
triliun menjadi Rp 89.99 triliun.Pertumbuhan modal inti ini terutama berasal dari laba ditahan.
Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) BRI pada 31 Desember 2015, berada pada 4,19%, atau sedikit lebih rendah
dari posisi tahun 2014 sebesar 4,74%.Pendorong utama penurunan ini dihasilkan dari peningkatan
yang signifikan pada penyisihan risiko kredit pada 2015.

Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

Rasio BOPO BRI pada tahun 2015 mencapai 67,96% dari 65,37% pada tahun 2014.Hal ini
mencerminkan kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan, namun nilai sebesar ini masih bagus
karena dibawah 70%.Rasio BOPO ini mencerminkan komitmen manajemen BRI untuk tetap dapat
mempertahankan efisiensi perseroan.

Rasio Biaya Operasional non Bunga dibandingkan Total Aset

Rasio biaya operasional non bunga dibandingkan total aset tahun 2014 sebesar 3.99% dan tahun 2015
sebesar 4.55%, berada sedikit diatas angka normal 3.50%.Hal ini mencerminkan bank cukup efisien
dalam mengelola biaya operasionalnya.

Rasio Biaya Operasional dibanding Pendapatan Bunga

Rasio biaya operasional dibanding pendapatan bunga tahun 2015 sebesar 46,79% sedikit lebih tinggi
bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar  42.81% namun masih berada dibawah batas
50%.Nilai tersebut mencerminkan BRI dinilai efisien dalam mengelola biaya operasionalnya.

Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) BRI pada tahun 2015 sedikit menurun dari 8,51% pada 2014 menjadi
8,13%.Penurunan NIM antara lain karena produktivitas portofolio non-kredit turun, hal ini didorong
oleh peningkatan rata-rata yang signifikan dari aktiva produktif non-kredit pada tahun 2015.Namun,
NIM BRI masih mencerminkan daya saing yang kuat Bank di industri perbankan Indonesia.

Funding Cost

Funding cost BRI pada 2015 sangat bagus, ditandai dengan kecenderungan penurunan menjadi 3.67%
dibanding tahun 2014 yang 3.72%.Rasio funding cost yang relatif kecil ini, mencerminkan bahwa
struktur dana BRI didominasi oleh dana murah (low cost deposit) giro dan tabungan dibandingkan
total dana pihak ketiga.

Fee Based Income

Pendapatan dari fee based income tahun 2015 sebesar 7,63%, mengalami kenaikan bila dibandingkan
2014 yang sebesar 6.99%.Hal ini berarti kontribusi pendapatan fee base income terhadap laba
perseroan mengalami kenaikan.Dari angka-angka di atas dapat disimpulkan bahwa secara umum
kondisi profitabilitas dan efesiensi BRI tergolong sangat baik, dan secara rasio cenderung meningkat
yang didukung efisiensi operasional serta struktur dana murah.

 Liquidity
Analisa Likuiditas BRI

Customer Deposit

Tahun 2015 customer deposit BRI mengalami kenaikan sebesar 7,06% menjadi Rp. 642,77 triliun
dibandingkan tahun 2014 yang sebesar Rp. 600,40 triliun.Hal ini merupakan suatu indikasi bahwa
kepercayaan masyarakat terhadap BRI meningkat.

Low Cost Deposit

Low cost deposit masih mendominasi dana pihak ketiga di mana pada tahun 2015 mencapai
59,21%.Ada peningkatan sebesar 10,57% bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang sebesar 53,55%.

Loans Deposit Ratio (LDR)

BRI merupakan salah satu bank yang portofolio bisnisnya didominasi oleh fungsi intermediasi di
sektor riil.Hal ini ditunjukkan dari proporsi Bank pinjaman, yang sebagian besar aktiva produktif juga
dari pinjaman BRI untuk deposit ratio yang dipertahankan pada tingkat optimal di angka 86,88% pada
tahun 2015.Hal ini selaras dengan strategi BRI untuk meningkatkan produktivitas mempertimbangkan
tingkat Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) masih dalam kisaran target internal antara 85% sampai
92%.

Rasio Liquid Asset terhadap Total Asset

Rasio liquid asset terhadap total asset tahun 2015 sebesar 22,98% naik 4,88% bila dibandingkan
dengan tahun 2014 yang sebesar 21.91%.Ini menunjukkan bahwa tahun 2015 ketersediaan likuid asset
sangat memadai sebagai cadangan untuk mendukung likuiditas karena berada di atas quality level
20%.

Rasio Liquid Asset terhadap Customer Deposit

Rasio liquid asset terhadap dana pihak ketiga tahun 2015 adalah sebesar 30,25%. Naik dari tahun
2014 yang sebesar 28.39%.Ini mencerminkan kondisi BRI yang sangat memadai untuk ketersediaan
likuiditasnya.Kondisi likuiditas Bank Rakyat Indonesia di tahun 2015 tergolong sangat memadai bila
dilihat dari Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) yang berada di angka 86,88% dan didukung oleh level
of liquid asset yang sangat memadai.
Kesimpulan

Dari data-data yang telah disajikan dalam laporan keuangan bank BRI yang terangkum dalam
penjelasan rasio-rasio keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa

“Kinerja keuangan Bank BRI tahun 2014 dan 2015 sangat sehat”

Hal itu tercermin dari hasil analisis laporan keuangan bank BRI mengenai kualitas aset yang sangat
baik dengan NPL yang berada di bawah standar Bank Indonesia dan level of liquidity yang cukup
memadai.Dari aspek profitabilitas, efisiensi operasi,  ROA, ROE dan BOPO sangat memadai berada
di atas quality level.Dan dari hasil analisis laporan keuangan Bank BRI dinilai mampu mengatasi
kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena pencadangan aset dan kredit
bermasalah diatas 100%.Hasil analisis laporan keuangan bank BRI juga menunjukkan rasio liquid
asset terhadap total asset tersedia cukup dengan rasio berada di atas batas normal 20%.

“Berdasarkan hasil analisis kedua bank memiliki kinerja keuangan yang sama sama sehat Hal itu
tercermin dari hasil analisis laporan keuangan bank keduanya memiliki Kualitas aset yang sangat baik
dengan NPL yang berada di bawah standar Bank Indonesia dan level of liquidity yang cukup
memadai.Dari aspek profitabilitas, efisiensi operasi,  ROA, ROE dan BOPO sangat memadai berada
di atas quality level.Dan dari hasil analisis laporan keuangan Bank keduanya dinilai mampu
mengatasi kesulitan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya karena pencadangan aset dan
kredit bermasalah diatas 100%.Hasil analisis laporan keuangan juga menunjukkan rasio liquid asset
terhadap total asset tersedia cukup dengan rasio berada di atas batas normal 20%.”

Anda mungkin juga menyukai