Anda di halaman 1dari 26

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SEBELUM DAN SAAT


TERJADI PANDEMI COVID-19

Oleh:
Alpin Njauwman
alpinnjauman@gmail.com
Accounting Department, Faculty of Economics and Business, Brawijaya University

Dosen Pembimbing:
Syaiful Iqbal, Dr., M.Si., Ak.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan
sebelum dan saat terjadi Pandemi Covid-19 pada perusahaan manufaktur dimana hasilnya dapat
digunakan untuk meminimalir asimetri informasi dan membantu pihak eksternal membuat
keputusan bisnis. Investigasi dilakukan pada laporan keuangan tahunan menggunakan analisis
rasio. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah debt to assets ratio, total assets turn
over, return on investment, dan cash ratio. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2018-2020. Pengambilan sampel
dilakukan menggunakan purposive sampling dimana melalui metode ini dihasilkan 22 perusahaan
sebagai sampel. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan uji normalitas yang
selanjutnya diuji menggunakan paired sample t-test dan wilcoxon signed rank test. Hasil analisis
data menunjukkan terdapat perbedaan signifikan antara rasio profitabilitas berupa return on
investment dan rasio aktivitas berupa total assets turn over sebelum dan saat pandemi. Serta tidak
tidak terdapat perbedaan signifikan antara rasio likuiditas berupa cash ratio dan rasio solvabilitas
berupa debt to assets ratio sebelum dan saat pandemi.

Kata Kunci: Debt to Assets Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Cash Ratio

ABSTRACT
This study aims to investigate whether the differences in financial performance before and during
the Covid-19 pandemic in manufacturing companies where the results can be used to minimize
asymmetry of information and help external parties make business decisions. The investigation
was carried out on the annual financial statements using ratio analysis. The variables used in this
study are debt to assets ratio, total assets turnover, return on investment, and cash ratio. The
population in this study are manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange
from 2018-2020. Sampling was carried out using purposive sampling where 22 companies were
selected as samples. The data analysis method used was the normality test and then tested using
paired sample t-test and Wilcoxon signed-rank test. The results of data analysis showed a
significant difference between the profitability ratio using the return on investment indicator and
the activity ratio using the total assets turn over indicator before and during the pandemic. And
there is no significant difference between the liquidity ratio using the cash ratio and solvency
ratio using the debt to assets ratio before and during the pandemic.
Keywords: Debt to Assets Ratio, Total Assets Turn Over, Return On Investment, Cash Ratio
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jalan MT Haryono 165, Malang 65145, Indonesia Telp.
(0341) 551396, 555000, Fax. (0341) 553834
E-mail : feb@ub.ac.id http://www.feb.ub.ac.id

LEMBAR PENGESAHAN
PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan Judul :

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
......................................................................................................................................................

Sebelum dan Saat Terjadi Pandemi Covid-19


......................................................................................................................................................

......................................................................................................................................................

Yang disusun oleh :


Alpin Njauwman
Nama : ................................................
NIM : 175020307111063
................................................
Jurusan : S 1 Akuntansi Fakultas
: Ekonomi dan Bisnis

Bahwa artikel jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang dipertahankan
didepan Dewan Penguji pada tanggal 28 Oktober 2021

11 Oktober 2021
Malang, ..........................................

..........................................................
Dr. Syaiful Iqbal, Ak., CA., CPMA.
PENDAHULUAN
Pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sebagai akibat dari
penanganan Pandemi Covid-19 berdampak langsung ke perusahaan, yaitu dari total 34.559
responden perusahaan tercatat 58,95% di antaranya masih dapat beroperasi seperti biasa dan
41.05% sisanya tidak dapat beroperasi normal (Badan Pusat Statistik, 2020). Perusahaan
manufaktur merupakan salah satu sektor yang terdampak akibat pemberlakuan kebijakan
PSBB. Pandemi Coronavirus Disease 2019 atau yang lebih dikenal dengan nama Covid-19
sendiri merupakan penyakit yang mengganggu saluran pernapasan disebabkan oleh severe
acute respiratory syndrome virus corona 2 (SARS-CoV-2) atau yang lebih dikenal dengan
nama virus Corona.
Saat virus Covid-19 masuk ke Indonesia, pemerintah menyiapkan berbagai kebijakan
antisipatif untuk menghindari kontraksi ekonomi. Alhasil perekonomian Bangsa Indonesia
terganggu, pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak mengalami pertumbuhan bahkan mengalami
kontraksi di Triwulan II dan Triwulan III periode 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
tercatat mengalami kontraksi di angka -5.32% dan -3.49% jika dibandingkan dengan kuartal
yang sama di tahun sebelumnya (Badan Pusat Statistik , 2020).
Perusahaan manufaktur yang merupakan sektor usaha penyumbang PDB terbesar pun
terkena imbas Pandemi Covid-19. Sektor manufaktur menyumbang 19,86% dan di tahun 2019
menyumbang 19.70% dari total PDB Indonesia (Badan Pusat Statistik , 2020). Oleh karena
dominasi peran perusahaan manufaktur sebagai penyumbang PDB maka diperlukan sebuah
evaluasi dengan pendekatan ilmiah dan analisis untuk memetakan dampak Covid-19 terhadap
kinerja keuangan perusahaan manufaktur.
Kegiatan menganalisis kinerja keuangan sendiri merupakan kegiatan yang akan
memberikan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan tentang baik buruknya
keadaan keuangan suatu perusahaan yang menggambarkan prestasi kerja dalam periode
tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi
perubahan lingkungan (Fahmi & Irham, 2011).
Salah satu cara untuk menganalisis kondisi suatu perusahaan adalah dengan melakukan
analisis rasio. Rasio keuangan dapat berfungsi untuk memperlihatkan kembali hal-hal yang
telah dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu dan memberikan gambaran resiko yang
dihadapi perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa depan. Ada beberapa macam rasio
keuangan yang umumnya dijumpai dalam kegiatan menganalisis laporan keuangan, yaitu rasio
profitabilitas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas, dan rasio likuiditas.
Rahmani (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Dampak Covid-19 Terhadap Harga
Saham dan Kinerja Keuangan Perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui dampak Covid-19
terhadap harga saham dan kinerja keuangan perusahaan pada emiten LQ-45 yang listing di BEI
menggunakan rasio profitabilitas menunjukkan bahwa sektor perusahaan LQ-45 terkena
dampak penurunan kinerja akibat Covid-19.
Riduan, et al. (2020) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Rasio Keuangan Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Saat Pandemi Covid 19 Pada PT Semen
Indonesia Persero Tbk yang bertujuan untuk mengetahui kinerja keuangan dari perspektif
likuiditas, leverage, profitabilitas, dan efisiensi perusahaan menunjukkan bahwa PT Semen
Indonesia Persero Tbk terdampak negatif dari sisi likuiditas dan efisiensi namun tetap
mencatatkan angka positif dari sisi profitabilitas dan leverage.
Violandani (2020) dalam penelitiannya yang mengkomparasikan kinerja keuangan
perusahaan terbuka yang listing di Indeks LQ45 Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa
kinerja keuangan perusahaan terbuka mengalami perbedaan kinerja yang signifikan dari
indikator Total Assets Turn Over dan Return On Equity (ROE) namun tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari indikator Current Ratio, Debt to Assets Ratio, dan Debt to Equity Ratio.
Selain untuk mengevaluasi kinerja manajemen, pilihan untuk menganalisis kinerja
keuangan perusahaan manufaktur didasari oleh teori sinyal (Signalling Theory). Teori sinyal
dikembangkan dalam ilmu ekonomi dan keuangan untuk memperlihatkan bahwa pihak
manajemen perusahaan (Internal) memiliki informasi yang lebih baik dan lebih cepat
dibandingkan dengan pihak eksternal (investor, pemerintah, masyarakat). Dampak dari selisih
informasi ini adalah timbulnya asimetri antara penerbit laporan keuangan dan pengguna laporan
keuangan.
Peneliti bermaksud mengembangkan penelitian ini karena penelitian ini akan berfokus
mengungkap informasi seluas-luasnya melalui analisis kinerja keuangan yang nantinya dapat
mengungkap kinerja manajemen dan menghasilkan signal yang lebih relevan ke pemakai
laporan keuangan. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan output yang
bermanfaat bagi pihak pengusaha manufaktur, investor, pemerintah dan khalayak umum. Hasil
penelitian juga dapat digunakan oleh pemerintah, manajemen, dan investor untuk memprediksi
arah kebijakan ke depannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan Rasio Profitabilitas perusahaan manufaktur antara sebelum
dan saat Covid-19?
2. Apakah terdapat perbedaan Rasio Likuiditas perusahaan manufaktur antara sebelum dan
saat Covid-19?
3. Apakah terdapat perbedaan Rasio Aktivitas perusahaan manufaktur antara sebelum dan
saat Covid-19?
4. Apakah terdapat perbedaan Rasio Solvabilitas perusahaan manufaktur antara sebelum dan
saat Covid-19?

TELAAH PUSTAKA

Teori Sinyal (Signaling Theory)


Teori sinyal pertama kali diperkenalkan oleh Spence di tahun 1973 dalam penelitiannya
yang berjudul “Job Market Signaling”. Dalam penelitian Spence (1973) diungkap bahwa terjadi
asimetri informasi pada pasar ketenagakerjaan. Alhasil, Spence membuat membuat kriteria
sinyal yang berfungsi untuk menambah kekuatan pada pengambilan keputusan. Asimetri
informasi dalam perusahaan biasanya terjadi dikarenakan adanya perbedaan kapabilitas
informasi yang dimiliki oleh internal dan eksternal perusahaan. Informasi sebagaimana yang
diketahui merupakan faktor paling penting dalam bisnis. Informasi dalam hal ini yang
merupakan laporan keuangan membantu pihak eksternal, seperti investor, pemerintah, dan
masyarakat pada umumnya untuk mengambil keputusan bisnis.
Teori sinyal memberikan gambaran bahwa sinyal atau isyarat merupakan suatu tindakan
yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana
manjemen memandang prospek perusahaan (Brigham, et al., 2015). Fokus utama teori sinyal
adalah mengkomunikasikan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh internal perusahaan yang
tidak bisa diamati secara langsung oleh pihak di luar perusahaan. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan mengungkap informasi-informasi yang berkaitan dengan kinerja perusahaan
melalui analisis rasio keuangan.

Evaluasi Strategi
Strategic management process terdiri dari tiga tahap, yaitu formulasi strategi,
implementasi strategi, dan evaluasi strategi (David & David, 2016):
1. Formulasi strategi mencakup pengembangan visi dan misi, pengidentifikasian
kesempatan dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan
kelemahan internal, menciptakan tujuan jangka Panjang, memulai strategi alternatif,
dan memilih strategi khusus. Dalam tahap formulasi strategi ini, perusahaan hanya
memilih strategi yang paling menguntungkan perusahaan dikarenakan sumber daya
yang terbatas.
2. Implementasi strategi mencakup pengembangan budaya supotif-strategi, penciptaan
struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha pemasaran, persiapan
anggaran, pengembangan dan penggunaan sistem informasi, dan pengaitan
kompensasi karyawan dengan kinerja organisasi.
3. Evaluasi adalah salah satu cara yang tepat bagi seorang manajer mengetahui
keberhasilan implementasi suatu strategi. Tiga aktivitas dasar evaluasi strategi
adalah meninjau faktor internal dan eksternal, mengukur kinerja, dan mengambil
tindakan korektif.
Kegiatan evaluasi sangat penting dikarenakan perubahan lingkungan yang sangat cepat
dan dinamis. Evaluasi strategi sebaiknya mampu mempertanyakan ekspetasi dan asumsi yang
dibuat oleh manajemen, memicu timbulnya penilaian terhadap tujuan dan nilai, serta
seharusnya menstimulasi kreativitas dalam menghasilkan alternatif dan memformulasi kriteria
dari evaluasi. Jika asumsi dan ekspetasi berbeda secara signifikan dari perkiraan, sebaiknya
perusahaan memperbarui formulasi strategi, mungkin lebih cepat dari rencana.
Terdapat tiga aktivitas dasar dalam evaluasi strategi (David & David, 2016):
1. Meninjau Strategi (Matriks IFE EFE)
Matriks IFE dan EFE membantu manajemen menelaah prinsip dasar strategi
organisasi. Matriks IFE harus berfokus pada perubahan yang terjadi dalam internal
organisasi, seperti manajemen organisasi, pemasaran, keuangan/akuntansi,
produksi, penelitian dan pembangunan, dan sistem informasi. Sedangkan matriks
EFE harus berfokus pada hal-hal yang terjadi di luar organisasi dan seberapa efektif
perusahaan dalam merespons peluang dan ancaman.
2. Mengukur Kinerja Organisasi
Aktivitas ini termasuk membandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil yang
sesungguhnya, menyelidiki deviasi dari rencana, mengevaluasi kinerja individu, dan
menilai perkembangan yang terjadi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi kinerja organisasi didasarkan pada kriteria kuantitatif dan kualitatif.
Kriteria kuantitatif yang sering digunakan untuk mengevaluasi strategi ialah rasio
keuangan, sedangkan beberapa variabel dalam strategi kualitatif yang sering
digunakan, seperti tingkat kehadiran manusia, rasio turn over, kuantitas dan kualitas
produksi yang rendah, atau tingkat kepuasan karyawan yang buruk dapat menjadi
penyebab menurunnya kinerja.
3. Tindakan Korektif
Tindakan korektif sendiri merupakan sejumlah aksi yang dilakukan dalam rangka
perubahan dengan tujuan untuk memosisikan kembali perusahaan ke tempat yang
lebih kompetitif untuk masa depan. Konteks tindakan korektif tidak hanya membuat
strategi baru melainkan juga merevisi bahkan mengembangkan strategi lama yang
sudah berjalan. Mengambil tindakan korektif penting untuk menjaga perusahaan
tetap pada jalur pencapaian tujuan.

Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu
perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2019). Biasanya laporan
keuangan dibuat per periode, per tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal
perusahaan. Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh
dalam suatu periode. Terdapat lima jenis laporan keuangan dalam praktiknya (Kasmir, 2019):
1. Laporan laba rugi: menunjukkan pendapatan dan biaya perusahaan sehingga diketahui
perusahaan dalam keadaan laba atau rugi.
2. Laporan perubahan ekuitas: menggambarkan jumlah modal saat ini, perubahan modal
dan sebab berubahnya modal.
3. Laporan posisi keuangan: menunjukkan jumlah aktiva, utang, dan ekuitas perusahaan
berdasarkan periode tertentu.
4. Laporan arus kas: laporan yang menunjukkan arus kas masuk dan arus kas keluar di
perusahaan.
5. Catatan atas laporan keuangan: laporan yang dibuat untuk memberikan informasi
penjelasan terhadap pos yang dianggap perlu atas laporan keuangan.

Laporan Laba Rugi


Laporan laba-rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban,
laba-rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2010). Isi
dari laporan laba rugi ialah data-data pendapatan sekaligus beban yang ditanggung oleh
perusahaan. Laporan laba rugi memiliki beberapa elemen di dalam nya, di antara nya:
Pendapatan (Income), Beban (Expense), Laba (Profit), dan Kerugian (Loss).

Laporan Posisi Keuangan


Neraca atau laporan posisi keuangan merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva,
utang serta modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu (Munawir, 2010). Tujuannya
adalah untuk menunjukan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu, biasanya
pada waktu di mana buku-buku ditutup. Laporan posisi keuangan menunjukkan sumber daya
ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (utang), modal saham, dan hubungan antar item
tersebut. Laporan posisi keuangan memiliki beberapa elemen di dalam nya, di antara nya:
Aktiva lancar, Aktiva tetap, Aktiva lainnya, Kewajiban lancar, Kewajiban jangka panjang,
Modal setor, dan Laba yang ditahan.

Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan ialah menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi (Baridwan, 2004). Selain itu,
laporan keuangan dapat dimanfaatkan oleh pihak eksternal (Investor) untuk menilai jumlah dan
ketidakpastian pendapatan di masa yang akan datang.

Keterbatasan Laporan Keuangan


Terdapat beberapa sifat dan keterbatasan laporan keuangan (Kasmir, 2019):
1. Laporan keuangan bersifat historis.
2. Laporan keuangan bersifat umum.
3. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan.
4. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
5. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
6. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/transaksi daripada bentuk hukumnya (formalitas) / substance over form.
7. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis.
8. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomis dan kesuksesan suatu
perusahaan.
9. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantitatifkan
umumnya diabaikan.

Analisis Kinerja Keuangan


Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode
tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya
diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas (Jumingan, 2006).
Terdapat beberapa teknik analisis kinerja keuangan (Jumingan, 2006):
1. Analisis perbandingan laporan keuangan
2. Analisis tren
3. Analisis persentase per komponen (common size)
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisis sumber dan penggunaan kas
6. Analisis rasio
7. Analisis perubahan laba kotor
8. Analisis break even

Prosedur Analisis Kinerja Keuangan


Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan
perusahaan meliputi review data, menghitung, mengukur, menginterpretasi, dan memberi solusi
terhadap kinerja pada periode tertentu (Jumingan, 2006).

Analisis Rasio
Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir, 2019).
Analisis rasio keuangan dapat digunakan oleh perusahaan untuk pengambilan keputusan jangka
pendek maupun jangka panjang, peningkatan efisiensi dan efektivitas operasi serta untuk
mengevaluasi dan meningkatkan kinerja. Berdasarkan macamnya, rasio keuangan dibagi
menjadi empat, yaitu: Rasio profitabilitas, Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas, Rasio aktivitas.

Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas sendiri merupakan rasio untuk menilai kemampuan untuk
menghasilkan laba dan efektivitas manajemen (Kasmir, 2019). Rasio profitabilitas adalah salah
satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari
aktivitas investasinya. Untuk mengukur rasio profitabilitas sendiri ada tujuh jenis, yaitu gross
profit margin (GPM), profit margin ratio (PMR), net profit margin (NPM), operating ratio
(OR), earning power of total investment (EPTI), return of investment (ROI), rentabilitas modal
sendiri (RMS).

Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio yang memberitahu kemampuan perusahaan dalam
membiayai dan memenuhi kewajiban (utang) pada saat ditagih (Kasmir, 2019). Rasio likuiditas
digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan dengan cara membandingkan
aktiva lancar dan total passiva lancar. Ada tujuh jenis rasio likuiditas, diantaranya: Rasio Lancar
(Current Ratio), Rasio Cepat (Quick Ratio), Rasio Kas (Cash Ratio), Margin Laba Bersih (Net
profit Margin), Laba kotor pada penjualan bersih (Gross Profit on Net Sales), Days Sales
Outstanding (DSO) Ratio, Rasio perputaran persediaan (Inventory turnover ratio).

Rasio Solvabilitas
Dalam arti luas rasio solvabilitas dapat digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang
apabila perusahaan dibubarkan (dilikuidasi). Ada tiga jenis rasio solvabilitas, diantaranya:
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to equity ratio), Rasio utang terhadap Aset (Debt to Assets
Ratio), dan Rasio cakupan bunga (Times Interest Earned Ratio).

Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
pemanfaatan sumber daya perusahaan atau menilai kemampuan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas sehari-hari (Akhmad & Helmi, 2014). Idealnya, rasio aktivitas yang
bagus seimbang antara penjualan dan investasi pada aset. Jika hasilnya rendah berarti investasi
pada aset tidak efektif, lebih baik diinvestasikan pada jenis aset lain agar lebih produktif. Ada
sepuluh jenis rasio aktivitas, diantaranya: Rasio Perputaran Total Aset (Total Asset Turnover),
Rasio Perputaran Aset Lancar (Current asset turnover), Rasio Perputaran Modal Kerja
(Working Capital Turnover), Rasio Perputaran Piutang (Accounts Receivable Turnover), Rasio
Perputaran Hutang (Accounts payable turnover), Rasio Hutang Beredar (Days Payable
Outstanding), Rasio Perputaran Persediaan (Inventory turnover), Rasio Perputaran Kas (Cash
Turnover), Rasio Siklus Operasi (Operating Cycle), Rasio Siklus Konversi Kas (Cash
Conversion Cycle).

Kerangka Teoritis
Pihak manajemen dan pemerintah yang sering membuat kebijakan tetap akan kesulitan
untuk membuat suatu keputusan jika informasi yang dihasilkan tidak lengkap (asimetri
informasi) dan tidak melakukan evaluasi kembali di masa pandemi. Hasil dari evaluasi dan
analisa kinerja keuangan dapat dijadikan pemerintah dan manajemen pertimbangan untuk
meningkatkan atau mempertahankan strategi. Manajemen dan pemerintah bahkan dapat
mengubah strategi jika dirasakan strategi tidak relevan terhadap situasi saat ini.
Penelitian ini akan mengkomparasikan variabel yang tidak saling terikat antar rasio-
rasio keuangan yang menjadi indikator keberhasilan suatu perusahaan secara kuantitatif.
Perbandingan rasio akan dilakukan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan
manufaktur sebelum Covid-19 dan selama Covid-19. Hubungan antar teori direpresentasikan
dalam bentuk kerangka di bawah ini.

Gambar 2. 1 Kerangka Teoritis

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian
Berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini merupakan jenis penelitian
deskriptif dan komparatif. Hal ini berdasarkan tujuan dari penelitian yaitu untuk
menganalisis kinerja keuangan perusahaan manufaktur dengan menggunakan rasio
keuangan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan perbandingan dengan
beberapa perusahaan lain di bidang yang sama menggunakan alat analisis dan kriteria
yang serupa.

Jenis Variabel
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan empat variabel yang terdiri dari satu
rasio profitabilitas (Return on Investment), satu rasio likuiditas (Cash Ratio), satu rasio
solvabilitas (Debt to Assets Ratio), dan satu rasio aktivitas (Total Assets Turn Over).
Indikator yang dipilih berhubungan dengan aset perusahaan karena selama pandemi
potensi gagal bayar dan likuidasi perusahaan meningkat. Dengan demikian perlu
dilakukan pengukuran kembali efektivitas dan efisiensi penggunaan aset dalam
perusahaan agar dapat mengungkap penggunaan aset sebelum dan selama Pandemi
Covid-19.

Pengukuran Variabel
Operasional Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Return on Investment (ROI)

ROI = Laba bersih setelah Pajak dan Bunga


Total Aset
Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan (Kasmir, 2019).

2. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash Ratio = Kas + Setara Kas


Total Utang Lancar
Rasio kas menggambarkan kemampuan perusahaan melunasi utang lancar
menggunakan kas yang benar-benar dimiliki perusahaan.

3. Debt to Asset Ratio

Debt to Assets Ratio = Total Utang


Total Aktiva
Debt to Assets Ratio digunakan untuk membandingkan seberapa besar aktiva
dengan jumlah total utang yang dimiliki perusahaan.

4. Total Assets Turn Over

Assets Turn Over = Penjualan


Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan kemampuan dari suatu aktiva menghasilkan produk
(dalam hal ini volume penjualan). Sederhananya, semakin tinggi rasio ini akan
semakin tinggi pula tingkat efisiensi aset dalam menghasilkan produk.

Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah informasi Laporan Keuangan
Tahunan yang terdiri dari Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi tiga periode Akuntansi,
yaitu tahun 2018, 2019, dan 2020.

Populasi dan Sampel


Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
punya kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini, yang
menjadi populasi adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) mulai dari tahun 2018 – 2020. Jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 193
perusahaan (Bursa Efek Indonesia, 2021).
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2013). Ukuran sampel ditentukan berdasarkan estimasi yang
berlandaskan pada kriteria dan pertimbangan pribadi oleh peneliti. Dalam penelitian ini
yang menjadi sampel adalah 22 perusahaan manufaktur dengan total 26 laporan keuangan
yang masuk dalam indeks IDX80. Indeks IDX80 merupakan indeks yang mengukur
kinerja harga dari 80 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar
serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik (Bursa Efek Indonesia, 2021).
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling,
yaitu purposive sampling. Non probability sampling merupakan sampling teknik
pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap
unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2013). Kriteria
yang digunakan dalam pemilihan sampel yaitu:
1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per tahun
2020. (193)
2. Perusahaan Manufaktur yang masuk dalam daftar saham IDX80 di periode
Juli 2020 – Januari 2021.
3. Perusahaan rutin mengeluarkan laporan keuangan nya tiap tahun, terutama
pada periode pengamatan (2018-2020).

Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dokumentasi,
studi kepustakaan. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
(Sugiyono, 2013). Teknik dokumentasi ini akan ditujukan pada laporan keuangan periode
2018 – 2020 di beberapa perusahaan manufaktur yang menurut kriteria terpenuhi. Data
yang telah terkumpul kemudian akan diolah oleh peneliti.
Metode Analisis Data
Jenis analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif adalah suatu metode analisis dengan menggunakan data
berbentuk angka atau data kualitatif (Sugiyono, 2013). Pengolahan data dalam penelitian
ini menggunakan software Microsoft Excel 2016 dan IBM SPSS 26.0. Pada penelitian ini
metode untuk analisa data yang digunakan adalah Statistik Deskriptif dan Statistik
Inferensial. Statistik Inferensial terdiri dari Uji Normalitas, Uji T Paired, dan Uji
Wilcoxon Signed Rank.
• Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistk yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2013).
• Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui nilai
persebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel atau dengan kata lain,
pengujian bertujuan untuk mengetahui distribusi bersifat normal atau tidak. Jenis
pengujian yang dipakai dalam penelitian ini ialah Uji Shapiro Wilk. Untuk dasar
pengambilan keputusan dalam uji normalitas dapat dilihat dari hasil sebagai
berikut:
- Nilai Asymp.Sig (2-tailed) > 0.05 berarti data terdistribusi secara normal dan
selanjutnya diuji menggunakan uji paired sample t test.
- Nilai Asymp.Sig < 0.05 berarti data tidak terdistribusi secara normal dan
selanjutnya diuji menggunakan analisis non-parametrik (Wilcoxon signed rank
test).
• Paired Sample T-test
Paired sample t-test merupakan uji parametrik yang digunakan pada dua data
berpasangan. Tujuan dari uji paired sample t-test adalah memperlihatkan
perbedaan rata-rata antara dua sampel yang saling berpasangan atau berhubungan
(Nursyafitri, 2021). Syarat untuk menggunakan uji beda rata-rata ialah data harus
melewati pengujian normalitas dan berdistribusi normal terlebih dahulu. Dasar
pengambilan keputusan untuk pengujian rata-rata adalah sebagai berikut:
- Jika t hitung > t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) < 0.05, maka H0 ditolak dan
Ha diterima.
- Jika t hitung < t tabel dan probabilitas (Asymp.Sig) > 0.05, maka H0 diterima dan
Ha ditolak.
Berikut merupakan rumus untuk mencari perbandingan menggunakan paired
sample t-test:
𝑋1 − 𝑋2
𝑡=
𝑆12 𝑆22 𝑆 𝑆
√ 𝑛 + 𝑛 − 2𝑟 ( 1 ) ( 2 )
1 2 √𝑛1 √𝑛2
Keterangan:
n1 : Jumlah data sebelum
n2 : Jumlah data selama
X1 : Rata-rata sebelum
X2 : Rata-rata sesudah
S1 : Simpangan baku sebelum
S2 : Simpangan baku selama
2
S1 : Varians sebelum
2
S2 : Varians selama
r : Korelasi antara sebelum dan selama
• Wilcoxon Signed Rank Test
Wilcoxon Signed Rank Test adalah uji non parametris untuk mengukur perbedaan
antar dua kelompok data yang bertipe interval atau ordinal. Jenis data yang diukur
menggunakan alat statistik ini tidak berdistribusi normal. . Dasar pengambilan
keputusan untuk menerima atau menolak hipotesis pada pengujian ini adalah
sebagai berikut:
- Jika nilai Asymp. Sig > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. Hal ini
berarti mengindikasikan tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok yang diuji.
- Jika nilai Asymp. Sig. < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini
berarti mengindikasikan terdapat perbedaan antara dua kelompok yang diuji.
Berikut merupakan rumus untuk mencari perbandingan menggunakan Wilcoxon
Signed Rank Test:
𝑛 ( 𝑛 + 1)
𝑇−
𝑍= 4
√𝑛 ( 𝑛 + 1 ) ( 2𝑛 + 1 )
24
Keterangan:
Z : Z score hasil perhitungan Wilcoxon signed rank test
T : Jumlah ranking positif
n : Jumlah sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penyampelan
Populasi dalam penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia dari tahun 2018-2020. Jumlah perusahaan yang terdaftar sebanyak 193
perusahaan. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive
sampling dimana sampel diambil berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya.
Berdasarkan kriteria yang ditentukan, terjaring 22 sampel perusahaan dari total populasi
193 perusahaan yang merupakan perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Kriteria yang ditentukan peneliti ialah sebagai berikut:

No Kriteria Eliminasi Akumulasi


1. Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di 193
Bursa Efek Indonesia tahun 2018 – 2020

2. Perusahaan Manufaktur yang masuk dalam (167) 26


daftar saham IDX80 di periode Juli 2020 –
Januari 2021
3. Perusahaan rutin mengeluarkan laporan (4) 22
keuangan nya tiap tahun, terutama pada
periode pengamatan (2018-2020)
4. Perusahaan yang dijadikan sampel 22
Tabel 4. 1 PROSES SELEKSI SAMPEL

Berikut disajikan daftar perusahaan yang dapat digunakan sebagai sampel setelah
dilakukan purposive sampling:

No. Perusahaan Sektor KODE

1. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Industri Dasar & Kimia INTP


2. H.M. Sampoerna Tbk. Industri Barang Konsumsi HMSP
3. Indofood CBP Sukses Makmur Industri Barang Konsumsi ICBP
4. Charoen Pokphand Indonesia Tbk Industri Dasar & Kimia CPIN
5. Indofood Sukses Makmur Tbk. Industri Barang Konsumsi INDF
6. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. Industri Dasar & Kimia INKP
7. Kalbe Farma Tbk. Industri Barang Konsumsi KLBF
8. Gudang Garam Tbk. Industri Barang Konsumsi GGRM
9. PT Unilever Indonesia TBK Industri Barang Konsumsi UNVR
10. Sariguna Primatirta Tbk. Industri Barang Konsumsi CLEO
11. Buyung Poetra Sembada Tbk. Industri Barang Konsumsi HOKI
12. Kimia Farma Tbk. Industri Barang Konsumsi KAEF
13. Malindo Feedmill Tbk. Industri Dasar & Kimia MAIN
14. Mayora Indah Tbk. Industri Barang Konsumsi MYOR
15. Industri Jamu dan Farmasi Sido Industri Barang Konsumsi SIDO
Muncul Tbk.
16. Semen Baturaja (Persero) Tbk. Industri Dasar & Kimia SMBR
17. Selamat Sempurna Tbk. Aneka Industri SMSM
18. Sri Rejeki Isman Tbk. Aneka Industri SRIL
19. Chandra Asri Petrochemical Tbk. Industri Dasar & Kimia TPIA
20. Integra Indocabinet Tbk. Industri Barang Konsumsi WOOD
21. Waskita Beton Precast Tbk. Industri Dasar & Kimia WSBP
22. Wijaya Karya Beton Tbk. Industri Dasar & Kimia WTON
Tabel 4. 2 SAMPEL PENELITIAN (Data olahan peneliti)

Statistik Deskriptif
Berikut ini merupakan hasil pengujian statistik deskriptif dari variabel penelitian:
Tabel 4. 3 Statistik Deskriptif
N Min. Max. Mean Std. Variance
Deviation
CashRatio_Sebelum 22 ,02 2,15 ,6220 ,62144 ,386
CashRatio_Selama 22 ,02 1,84 ,6747 ,62542 ,391

DAR_Sebelum 22 ,13 ,68 ,4063 ,16883 ,029

DAR_Selama 22 ,16 ,89 ,4386 ,19572 ,038

TATO_Sebelum 22 ,36 2,19 1,0750 ,58067 ,337

TATO_Selama 22 ,21 2,09 ,8891 ,52443 ,275

ROI_Sebelum 22 ,01 ,41 ,1122 ,09617 ,009

ROI_Selama 22 -,45 ,35 ,0644 ,14317 ,020

Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan table 4.3, nilai minimum cash ratio sebelum pandemi adalah
0,022533 yang dimiliki oleh Integra Indocabinet Tbk, sedangkan nilai minimum cash
ratio selama pandemi adalah 0,016508 yang dimiliki oleh Integra Indocabinet Tbk. Untuk
nilai maksimum cash ratio sebelum pandemi adalah 2,151331 yang dimiliki oleh Industri
Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, sedangkan nilai maksimum cash ratio selama
pandemi adalah 1,842634 yang dimiliki oleh Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Tbk. Nilai mean sebelum pandemi adalah 0,6220 sedangkan nilai mean selama pandemi
adalah 0,6747.
Berdasarkan table 4.3, nilai minimum debt to assets ratio sebelum pandemi adalah
0,131019 yang dimiliki oleh Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, sedangkan
nilai minimum debt to assets ratio selama pandemi adalah 0,163079 yang dimiliki oleh
Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk. Untuk nilai maksimum debt to assets ratio
sebelum pandemi adalah 0,678023 yang dimiliki oleh Unilever, sedangkan nilai
maksimum debt to assets ratio selama pandemi adalah 0,890370 yang dimiliki oleh
Waskita Beton Precast Tbk. Nilai mean debt to assets ratio sebelum pandemi adalah
0,4063 sedangkan nilai mean debt to assets ratio selama pandemi adalah 0,4386.
Berdasarkan table 4.3, nilai minimum total assets turn over sebelum pandemi
adalah 0,359638 yang dimiliki oleh Semen Baturaja, sedangkan nilai minimum total
assets turn over selama pandemi adalah 0,209463 yang dimiliki oleh Waskita Beton
Precast Tbk. Untuk nilai maksimum total assets turn over sebelum pandemi adalah
2,186982 yang dimiliki oleh H.M. Sampoerna, sedangkan nilai maksimum total assets
turn over selama pandemi adalah 2,092683 yang dimiliki oleh Unilever. Nilai mean total
assets turn over sebelum pandemi adalah 1,0750 sedangkan nilai mean total assets turn
over selama pandemi adalah 0,8891.
Berdasarkan table 4.3, nilai minimum return on investment sebelum pandemi
adalah 0,009567 yang dimiliki oleh Semen Baturaja, sedangkan nilai minimum return on
investment selama pandemi adalah -0,450858 yang dimiliki oleh Waskita Beton Precast
Tbk. Untuk nilai maksimum return on investment sebelum pandemi adalah 0,411586
yang dimiliki oleh Unilever, sedangkan nilai maksimum return on investment selama
pandemi adalah 0,348851 yang dimiliki oleh Unilever. Nilai mean return on investment
sebelum pandemi adalah 0,1122 sedangkan nilai mean return on investment selama
pandemi adalah 0,0644.

Hasil Uji Normalitas


Hasil uji normalitas yang diperoleh adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas

Shapiro-Wilk Statistic df Sig.

CashRatio_Sebelum ,178 22 ,003

CashRatio_Selama ,201 22 ,006

DAR_Sebelum ,124 22 ,356

DAR_Selama ,124 22 ,334

TATO_Sebelum ,152 22 ,053

TATO_Selama ,183 22 ,061

ROI_Sebelum ,202 22 ,001

ROI_Selama ,260 22 ,000

Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.4, hasil pengujian Shapiro Wilk menunjukkan nilai


signifikansi untuk variabel debt to assets ratio dan total assets turn over tidak signifikan,
sedangkan variabel cash ratio dan return on investment (ROI) signifikan. Hal ini
menunjukkan bahwa Debt to Assets Ratio dan Total Assets Turn over berdistribusi normal
yang akan dilanjutkan dengan Paired Sample T-test, sedangkan variabel Cash Ratio dan
Return On Investment tidak berdistribusi normal yang akan dilanjutkan dengan uji non
parametris (Wilcoxon Signed Rank Test).

Hasil Uji Hipotesis


Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji paired
samples t test dan uji Wilcoxon signed rank. Berikut hasil pengujian hipotesis yang telah
dilakukan:
• Paired Sample T-test Debt to Assets Ratio Sebelum dan Selama Pandemi
Di bawah ini merupakan hasil perbandingan Paired Sample T-test pada Debt to
Assets Ratio sebelum dan selama Pandemi Covid-19:

Tabel 4. 5 Hasil Paired Samples t-test Debt to Assets Ratio

Mean Std. Std. 95% Sig.

Deviatio Error Confidence (2-

n Mean Interval of The tailed

Difference )

Lower Upper t df.

P DAR -,0323 ,1033 ,0220 -,0781 ,0134 -1,468 21 ,157


a SEBELUM 8
i
DAN
r
SELAMA
1

Sumber: Output SPSS 26, 2021.


Berdasarkan table 4.5, diketahui bahwa t hitung kedua data debt to assets ratio
sebesar -1,468, degree of freedom sebesar 21, dan nilai signifikansi sebesar 0,157.
Nilai t-tabel untuk df sebesar 21 adalah 2,08. Dikarenakan nilai t- hitung < nilai t-
tabel dan nilai signifikansi > 0,05, maka variabel debt to assets ratio sebelum dan
selama pandemi tidak signifikan sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

Tabel 4. 6 Hasil Rank Debt to Assets Ratio


DAR_Sela Negative N Mean Rank Sum of
ma - Ranks Ranks
DAR_Sebel Positive Ranks 7 12,57 88,00
um Ties 15 11,00 165,00
Total 0
Negative 22
Ranks
Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.6, diketahui bahwa terdapat 7 data yang menunjukkan debt
to assets ratio selama pandemi < debt to assets ratio sebelum pandemi, 15 data
yang menunjukkan debt to assets ratio selama pandemi > debt to assets ratio
sebelum pandemi.

• Paired Sample T-test Total Assets Turnover Sebelum dan Selama Pandemi
Di bawah ini merupakan hasil perbandingan Paired Sample T-test pada Debt to
Assets Ratio sebelum dan selama Pandemi Covid-19:
Tabel 4. 7 Hasil Paired Samples t-test Total Assets Turn Over

Mean Std. Std. 95% Sig.

Deviation Error Confidence (2-

Mean Interval of The tailed

Difference )

Lower Upper t df.

Pair TATO_S ,1859 ,21660 ,0461 ,0898 ,2819 4,025 21 ,001


1
ebelum

TATO_S

elama

Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan table 4.7, diketahui bahwa t hitung kedua data total assets turn over
sebesar 4,025, degree of freedom sebesar 21, dan nilai signifikansi sebesar 0,001.
Nilai t-tabel untuk df sebesar 21 adalah 2,08. Dikarenakan nilai t-hitung > nilai t-
tabel dan nilai signifikansi < 0,05, maka variabel debt to assets ratio sebelum dan
selama pandemi signifikan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.
Tabel 4. 8 Hasil Rank Total Assets Turn Over
TATO_Sebel Negative Ranks N Mean Rank Sum of Ranks
um Positive Ranks 19 12,32 234,00
TATO_Sela Ties 3 6,33 19,00
ma Total 0
Negative Ranks 22
Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa terdapat 19 data yang menunjukkan total
assets turn over selama pandemi < total assets turn over sebelum pandemi, 3 data
yang menunjukkan total assets turn over selama pandemi > total assets turn over
sebelum pandemi.
• Wilcoxon Signed Rank Test Cash Ratio Sebelum dan Selama Pandemi
Berikut merupakan hasil uji Wilocoxon Signed Rank Cash Ratio:

Tabel 4. 9 Hasil Rank Cash Ratio

CashRatio_S Negative Ranks N Mean Rank Sum of Ranks


elama - Positive Ranks 9 12,33 111,00
CashRatio_S Ties 13 10,92 142,00
ebelum Total 0
Negative Ranks 22
Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa terdapat 9 data yang menunjukkan


cash ratio selama pandemi < cash ratio sebelum pandemi, 13 data yang
menunjukkan cash ratio selama pandemi > cash ratio sebelum pandemi.
Tabel 4. 10 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Cash Ratio

CashRatio_Selama-CashRatio

Sebelum

Z -,503

Asymp. Sig. (2-tailed) ,615

Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.10, diketahui bahwa nilai Z adalah -0,503 dan Asymp. Sig.
adalah 0,615. Dikarenakan nilai signifikansi > 0.05, maka variabel cash ratio
sebelum dan selama pandemi tidak signifikan sehingga H0 diterima dan Ha ditolak.

• Wilcoxon Signed Rank Test ROI Sebelum dan Selama Pandemi


Berikut merupakan hasil uji Wilocoxon Signed Rank Return on Investment:
Tabel 4. 11 Hasil Rank Return on Investment

ROI_Selama Negative Ranks N Mean Rank Sum of Ranks


- Positive Ranks 17 13,06 222,00
ROI_Sebelu Ties 5 6,20 31,00
m Total 0
Negative Ranks 22
Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.11, diketahui bahwa terdapat 17 data yang menunjukkan ROI
selama pandemi < ROI sebelum pandemi, 5 data yang menunjukkan ROI selama
pandemi > ROI sebelum pandemi.
Tabel 4. 12 Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Return on Investment
ROI_Selama -

ROI_Sebelum

Z -3,100

Asymp. Sig. (2-tailed) ,002

Sumber: Output SPSS 26, 2021.

Berdasarkan tabel 4.8, diketahui bahwa nilai Z adalah -3,100 dan Asymp. Sig.
adalah 0,002. Dikarenakan nilai signifikansi < 0.05, maka variabel ROI sebelum
dan selama pandemi signifikan sehingga H0 ditolak dan Ha diterima.

Pembahasan

• Rasio Profitabilitas Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19


Berdasarkan pengujian statistik deskriptif, nilai rata-rata ROI sebelum pandemi
adalah 0,11 atau 11,2% dan selama pandemi adalah 0,064 atau 6,4%. Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan kemampuan manajemen di perusahaan
manufaktur untuk mengkonversi aset yang dimiliki perusahaan menjadi laba.
Penelitian ini menemukan juga bahwa dari total 22 perusahaan yang dijadikan
sampel, terdapat 17 perusahaan yang menunjukkan return on investment yang lebih
kecil selama pandemi dibandingkan sebelum pandemi. Sedangkan 5 perusahaan
selebihnya menunjukkan return on investment yang lebih besar selama pandemi
dibandingkan sebelum pandemi. Jumlah perusahaan yang terdampak kinerja
profitabilitasnya relatif banyak karena dari 22 sampel yang diambil, 77% di
antaranya mengalami penurunan kinerja.
Penyebab berbedanya ROI sebelum dan selama pandemi disebabkan oleh
menurunnya laba bersih selama pandemi. Penurunan terendah dicatat oleh
perusahaan PT Waskita Beton Precast di sektor Industri Dasar dan Kimia dengan
penurunan laba mencapai -599% dari tahun sebelumnya. Berdasarkan sepuluh
perusahaan yang mencatat ROI terendah pada sampel, ditemukan rata-rata penurunan
laba nya mencapai 106%.
Menurut uji Wilcoxon Signed Rank, nilai signifikansi < 0.05 yang berarti
hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nol ditolak. Penurunan ROI menandakan
bahwa terdapat perbedaan kinerja manajemen perusahaan dalam hal produktivitas,
efisiensi, dan efektivitas saat beroperasi selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hal
itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja
profitabilitas antara sebelum dan selama pandemi Covid-19.

• Rasio Aktivitas Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19


Berdasarkan pengujian statistik deskriptif, nilai rata-rata total assets turn over
sebelum pandemi adalah 1,0750 kali dan selama pandemi adalah 0,89 kali. Hal ini
menunjukkan terjadinya penurunan kemampuan manajemen di perusahaan
manufaktur untuk mengkonversi aktiva yang dimiliki perusahaan menjadi
pendapatan atau dengan kata lain aset yang digunakan perusahaan untuk memperoleh
pendapatan menurun. Penurunan total assets turn over menandakan bahwa
manajemen kurang efisien dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan saat
beroperasi selama pandemi Covid-19.
Penelitian ini menemukan juga bahwa dari total 22 perusahaan yang dijadikan
sampel, terdapat 19 perusahaan yang menunjukkan total assets turn over yang lebih
kecil selama pandemi dibandingkan sebelum pandemi. Sedangkan 3 perusahaan
selebihnya menunjukkan total assets turn over yang lebih besar selama pandemi
dibandingkan sebelum pandemi. Jumlah perusahaan yang terdampak kinerja
aktivitasnya relatif banyak karena dari 22 jumlah sampel yang diambil, 86% di
antaranya mengalami penurunan kinerja.
Penyebab berbedanya total assets turn over sebelum dan selama pandemi
disebabkan oleh menurunnya penjualan dan meningkatnya jumlah aset selama
pandemi. Penurunan terendah dicatat oleh perusahaan PT Waskita Beton Precast di
sektor Industri Dasar dan Kimia dengan penurunan penjualan mencapai -71.4% dari
penjualan tahun sebelumnya. Berdasarkan sepuluh perusahaan yang mencatat total
assets turnover terendah pada sampel, ditemukan rata-rata penurunan penjualan nya
mencapai 7% dan meningkatnya jumlah aset sebesar 25,4%. Hal ini menandakan
bahwa terdapat banyak aset tidak produktif pada perusahaan yang tidak digunakan
untuk beroperasi menghasilkan pendapatan.
Menurut uji T, nilai signifikansi < 0.05 yang berarti hipotesis alternatif diterima
dan hipotesis nol ditolak. Penurunan Total Assets Turn Over menandakan bahwa
terdapat penurunan kinerja manajemen perusahaan efisiensi dan efektivitas konversi
aset saat beroperasi selama pandemi Covid-19. Berdasarkan hal itu, dapat
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kinerja aktivitas antara
sebelum dan selama pandemi Covid-19.

• Rasio Solvabilitas Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19


Hipotesis tiga dalam penelitian ini adalah Kinerja Solvabilitas Perusahaan
Manufaktur berbeda secara signifikan sebelum dan selama Pandemi Covid-19.
Kinerja solvabilitas diukur dengan menggunakan Debt to Assets Ratio yang
diperoleh dari total hutang dibagi total aktiva perusahaan. Berdasarkan pengujian
statistik deskriptif, nilai rata-rata debt to assets ratio sebelum pandemi adalah 0,4063
atau 40,6% dan selama pandemi adalah 0,4386 atau 43,8%. Hal ini berarti bahwa
selama pandemi terjadi peningkatan beban utang yang ditanggung oleh aset
perusahaan.
Penelitian ini menemukan juga bahwa dari total 22 perusahaan yang dijadikan
sampel, terdapat 15 perusahaan yang menunjukkan debt to assets ratio yang lebih
besar selama pandemi dibandingkan sebelum pandemi. Sedangkan 7 perusahaan
selebihnya menunjukkan debt to assets ratio yang lebih kecil selama pandemi
dibandingkan sebelum pandemi. Jumlah perusahaan yang terdampak kinerja
solvabilitasnya melebihi dari setengah jumlah sampel yang diambil, yaitu 68% di
antaranya mengalami peningkatan Debt to Assets Ratio.
Penyebab berbedanya debt to assets ratio sebelum dan selama pandemi
disebabkan oleh meningkatnya jumlah liabilitas selama pandemi. Peningkatan
tertinggi dicatat oleh perusahaan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk di sektor
Industri Barang dan Konsumsi dengan peningkatan jumlah utang mencapai +350%
dari jumlah utang tahun sebelumnya. Berdasarkan sepuluh perusahaan yang mencatat
debt to assets ratio tertinggi pada sampel, ditemukan rata-rata peningkatan utang nya
mencapai 51,3%.
Peningkatan solvabilitas ini berarti bahwa rata-rata perusahaan yang terdampak
pandemi Covid-19 meningkatkan pinjamannya di luar, entah itu untuk operasi atau
keperluan lain. Walaupun terdapat peningkatan liabilitas, ternyata menurut statistik
peningkatan ini tidak signifikan. Hal ini bisa terjadi karena jumlah aset yang dimiliki
perusahaan masih mampu menutupi jumlah liabilitas yang meningkat. Penemuan
dalam penelitian ini juga mengisyaratkan bahwa kinerja solvabilitas sebelum
pandemi lebih baik dibandingkan selama pandemi Covid-19.
Menurut uji T, nilai signifikansi > 0.05 yang berarti hipotesis alternatif ditolak
dan hipotesis nol diterima. Berdasarkan hal itu, dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat perbedaan yang signifikan kinerja solvabilitas antara sebelum dan selama
pandemi Covid-19.

• Rasio Likuiditas Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19


Berdasarkan pengujian statistik deskriptif, nilai rata-rata cash ratio sebelum
pandemi adalah 0,6220 atau 62% dan selama pandemi adalah 0,6747 atau 67%. Hal
ini berarti bahwa selama pandemi terjadi peningkatan kemampuan kas perusahaan
melunasi liabilitas lancar.
Penelitian ini menemukan bahwa dari total 22 perusahaan yang dijadikan
sampel, terdapat 9 perusahaan yang menunjukkan cash ratio lebih kecil selama
pandemi dan 13 perusahaan yang menunjukkan cash ratio lebih besar selama
pandemi dibandingkan sebelum pandemi. Jumlah perusahaan yang terdampak
kinerja likuiditasnya melebihi dari setengah jumlah sampel yang diambil, yaitu 59%
di antaranya mengalami peningkatan kinerja.
Penyebab berbedanya cash ratio sebelum dan selama pandemi disebabkan oleh
meningkatnya jumlah arus kas selama pandemi. Peningkatan tertinggi dicatat oleh
perusahaan PT Selamat Sempurna di sektor Aneka Industri dengan peningkatan
jumlah utang mencapai +346% dari jumlah kas tahun sebelumnya. Berdasarkan
sepuluh perusahaan yang mencatat cash ratio tertinggi pada sampel, ditemukan rata-
rata peningkatan kas nya mencapai 61.5%.
Peningkatan likuiditas ini berarti bahwa rata-rata kas perusahaan cukup untuk
menutupi liabilitas yang dimiliki oleh perusahaan. Peningkatan cash ratio terjadi
karena salah satunya meningkatnya pinjaman. Hal ini selaras dengan meningkatnya
debt to assets ratio di hipotesis sebelumnya. Pandemi covid-19 dalam hal ini
membawa dampak positif bagi perusahaan karena meningkatkan cash ratio yang
dimiliki perusahaan. Walaupun begitu, ternyata menurut statistik peningkatan ini
tidak signifikan. Hal ini bisa terjadi karena berkurangnya kas keluar dan
meningkatnya pinjaman kas dari bank / Lembaga pinjaman. Penemuan dalam
penelitian ini juga mengisyaratkan bahwa kinerja likuiditas selama pandemi lebih
baik dibandingkan sebelum pandemi Covid-19.
Menurut uji Wilcoxon Signed Rank Test, nilai signifikansi > 0.05 yang berarti
hipotesis alternatif ditolak dan hipotesis nol diterima. Penurunan Cash Ratio
menandakan bahwa tidak terdapat penurunan kinerja manajemen dalam mengelola
kas dalam membayar utang saat beroperasi selama pandemi Covid-19. Berdasarkan
hal itu, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kinerja likuiditas antara
sebelum dan selama pandemi Covid-19.
PENUTUP
Simpulan
Penelitian ini dilakukan untuk menginvestigasi perbedaan kinerja keuangan
perusahaan sebelum dan selama Pandemi Covid-19 pada perusahaan manufaktur yang
listing di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan
dengan metode purposive sampling dan diperoleh sampel sebanyak 22 perusahaan
manufaktur yang masuk ke indek IDX80 Bursa Efek Indonesia pada tahun 2018-2020.
Penelitian ini menggunakan metode uji parametris (Paired Samples T Test) dan uji non
parametris (Wilcoxon Signed Rank Test).
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang
signifikan pada kinerja profitabilitas berupa return on investment dan kinerja aktivitas
berupa total assets turn over. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manajemen perusahaan
tidak mampu mengoptimalkan penggunaan aset di kala pandemi secara efektif dan efisien
yang berakibat pada penurunan penjualan. Akibat dari penurunan penjualan ini pun
akhirnya berimbas ke penurunan laba bersih yang diperoleh perusahaan secara signifikan.
Penelitian ini juga menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada
kinerja solvabilitas berupa debt to assets ratio dan kinerja likuiditas berupa cash ratio. Hal
ini menandakan bahwa persediaan kas di perusahaan manufaktur masih dapat menutupi
kewajibanya dan manajemen perusahaan masih mampu mengelola pinjamannya dengan
efektif dan efisien sehingga di masa pandemi ini tidak terdapat masalah berkaitan dengan
liabilitas.
Walaupun debt to assets ratio dan cash ratio tidak terdapat perbedaan yang
signifikan, secara rata-rata debt to assets ratio dan cash ratio mencatat peningkatan secara
nilai mean. Berdasarkan hal itu, dapat dikatakan bahwa perusahaan manufaktur
meningkatkan pinjaman uang tunai nya di kala pandemi. Hal ini berdampak kepada
meningkatnya arus kas dan cash ratio perusahaan manufaktur.
Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini masih terdapat beberapa keterbatasan. Keterbatasan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian hanya terbatas pada perusahaan-
perusahaan yang terdaftar pada Index 80 yang menyebabkan kesimpulan penelitian
kemungkinan bias terhadap perusahaan-perusahaan manufaktur yang berada di luar Index
tersebut.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan dari penelitian ini, dapat
dipertimbangkan saran untuk pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini. Berikut
ini merupakan saran yang diberikan:
1. Untuk peneliti selanjutnya, dapat menggunakan teknik sampling yang serupa namun
mendesain kriteria dimana isinya menyinggung seluruh perusahaan manufaktur atau
menggunakan teknik sampling yang lain dengan syarat sampling harus menyentuh
keseluruhan perusahaan manufaktur.

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad & Helmi, 2014. Analisis Rasio Aktivitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada
Toko Libra Comindo Media Komputer Di Kecamatan Masamba Kabupaten Luwu
Utara. Jurnal Akuntansi, I(2), pp. 1-9.
Badan Pusat Statistik , 2020. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan I, II, III, IV
Tahun 2018 - 2020, Jakarta: BPS RI.
Badan Pusat Statistik, 2020. Analisis Hasil Survei Dampak Covid-19 Terhadap Pelaku
Usaha, Jakarta: BPS RI.
Baridwan, Z., 2004. Intermediate Accounting. 8th ed. Yogyakarta: BPFE.
Brigham, Eugene, F. & Joel, F. H., 2015. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. 11th ed.
Jakarta: Salemba Empat.
Bungin, H. B., 2017. Metode Penelitian Kuantitatif. 9th ed. Jakarta: Kencana.
Bursa Efek Indonesia, 2021. IDX. [Online]. Available at: idx.co.id [Accessed 14
September 2021].
David, F. & David, F., 2016. Manajemen Strategik: Suatu Pendekatan Keunggulan
Bersaing-Konsep. 15th ed. Jakarta: Salemba Empat.
Elaga, M. P., Dandi, W. A. & Agung, M. K., 2018. Analisis Rasio Aktivitas Untuk
Menilai Kinerja. SIJDEB, 2(4), pp. 1-11.
Fahmi & Irham, 2011. Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA.
Farild, M., Bachtiar, F., Wahyudi & Jannah, R., 2021. Analisis Kinerja Keuangan PT.
BNI Syariah TBK Sebelum Dan Pada Saat Pandemi Covid-19. ASSETS, pp. 88-
95.
Ghozali, I., 2016. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 23. 8th ed.
Semarang: Universitas Diponegoro.
Gumanti, T. A., 2018. Research Gate. [Online]. Available at:
https://www.researchgate.net/publication/265554191. [Accessed 14 September
2021].
Hanafi, Mamduh & Abdul, H., 2003. Analisis Laporan Keuangan. 2nd ed. Yogyakarta:
UPP AMP YKPN.
Harahap, S. S., 2015. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. 19th ed. Jakarta: Rajawali
Pers.
Hidayat, A., 2014. Statiskian. [Online]. Available at:
https://www.statistikian.com/2014/08/pilihan-uji-normalitas-univariate.html
[Accessed 14 September 2021].
Jumingan, 2006. Analisis Laporan Keuangan. 1st ed. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir, 2019. Analisis Laporan Keuangan. 11th ed. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Khalid, A., Badollahi, I. & Ramliady, 2019. Analisis Kinerja Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Ekonomi Invoice, 1(1), pp.
23-37.
Lestari, M. I. & Sugiharto, T., 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan
Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya. Proceeding PESAT, Volume 2, pp. 21-22.
Miswanto , M. & Aslan, V. S., 2019. Analisis Kinerja Keuangan Sesudah Dan Sebelum
Krisis. BALANCE, 16(1), pp. 22-40.
Munawir, 2010. Analisis Laporan Keuangan. 4th ed. Yogyakarta: Liberty.
Nursyafitri, G. D., 2021. DQLab. [Online]. Available at: https://www.dqlab.id/analisis-
data-dengan-mengenal-syarat-dan-contoh-paired-t-test [Accessed 14 September
2021].
Rahmani, A. N., 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Harga Saham Dan Kinerja. KAJIAN
AKUNTANSI, 21(2), pp. 252-269.
Riduan, N. W., Anggarani, D. & Zainudin, 2021. Analisis Rasio Keuangan Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Perusahaan Sebelum dan Saat Pandemi Covid 19
Pada PT Semen Indonesia Persero Tbk. Malang, Faculty of Economics and
Business Widyagama University.
Roosdiana, 2021. Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Kinerja Perusahaan Property dan
Real Estate yang terdaftar di BEI. Jurnal IKRA-ITH Ekonomika, 4(2), pp. 133-
141.
Sekaran , U. & Bougie, R., 2011. Metode Penelitian Untuk Bisnis. 4th ed. Jakarta :
Salemba Empat.
Spence, M., 1973. Job Market Signaling. The Quarterly Journal of Economics, 87(3), pp.
355-374.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. 18 ed. Bandung:
Alfabeta.
Sutrisno, 2009. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Tiroima, 2020. Dampak Pandemi COVID-19 terhadap Kondisi dan Kinerja, Jakarta:
Universitas Pertamina.
Violandani, D. S., 2020. Analisis Komparasi Rasio Keuangan Sebelum Dan Selama
Pandemi Covid-19 Pada Perusahaan Terbuka Yang Terdaftar Pada Indeks LQ-45,
Malang: Universitas Brawijaya.

Anda mungkin juga menyukai