Anda di halaman 1dari 53

PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE

GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP


INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Kompenen
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Usulan Penelitian

Nama : Muhammad Zullian Arif

Nim : 222018241

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2022
PENGARUH INDEPENDENSI, MEKANISME CORPORATE
GOVERNANCE DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP
INTEGRITAS LAPORAN KEUANGAN
(Studi Empiris Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Kompenen
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)

Usulan Penelitian

Diajukan untuk Menyusun Skripsi Pada


Program Strata Satu Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadyah Palembang

Nama : Muhammad Zullian Arif

Nim : 222018241

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

2022
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL LUAR.........................................................................i
HALAMAN JUDUL.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.............................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................10
C. Tujuan Penelitian..................................................................................10
D. Manfaat Penelitian................................................................................11
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS...................................................................13
A. Landasan Teori.....................................................................................13
B. Penelitian Sebelumnya.........................................................................23
C. Kerangka Pemikiran.............................................................................24
D. Hipotesis...............................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENEILITIAN.....................................................30
A. Jenis Penelitian.....................................................................................30
B. Lokasi Penelitian..................................................................................31
C. Operasionalisasi Variabel.....................................................................31
D. Populasi dan Sampel............................................................................32
E. Data yang Diperlukan...........................................................................34
F. Metode Pengumpulan Data...................................................................34
G. Analisis Data dan Teknik Analisis.......................................................36
H. Jadwal Penelitian..................................................................................44
I. Sistematika Penulisan............................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................46

iii
DAFTAR TABEL
Tabel I.1 Data Perusahaan Manufaktur Sub Sekror Otomotif dan Komponen

yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2020............................. 8

Tabel II.1 Penelitian Sebelumnya.......................................................................23

Tabel III.1 Operasionalisasi Variabel.................................................................31

Tabel III.2 Jumlah Populasi................................................................................32

Tabel III.3 Jadwal Penelitian..............................................................................44

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran..........................................................................28

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan gambaran keuangan dari sebuah

perusahaan, oleh karena itu dalam proses pembuatan laporan keuangan harus

dibuat dengan benar dan disajikan dengan jujur kepada pengguna laporan

keuangan. Menurut Mayangsari (2003) laporan keuangan yang disajikan

menunjukkan informasi yang benar dan jujur merupakan definisi dari

integritas laporan keuangan. Tercantum pada Standar Akuntansi Indonesia

(SAK) (2004) bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan juga

harus andal. Informasi yang memiliki kualitas andal yaitu apabila tidak

menyesatkan, tidak ada kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya

sebagai informasi yang jujur dan disajikan secara wajar.

Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.

1, dalam menaksir pertanggung jawaban dan kinerja manajemen yang

menjadi perhatian utama adalah informasi laba. Hal ini menjadi motivasi

dan dorongan bagi manajemen untuk berusaha secara maksimal dalam

menjalankan aktivitas operasional perusahaan agar hasil yang dilaporkan

pada akhir periode tahun buku dapat memberikan gambaran bahwa

perusahaan dalam kondisi yang sehat. Namun disisi lain, peraturan ini

justru menjadi motivasi dan dorongan bagi manajemen untuk melakukan

fraud melalui manipulasi laporan keuangan dan manajemen laba.

Akibatnya laporan keuangan menjadi kurang handal karena informasi yang

disajikan tidak mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya dan

1
2

menjadi tidak relevan bagi pihak yang menggunakannya sebagai dasar

pengambilan keputusan karena intepretasi yang dihasilkan menjadi tidak

akurat.

Integritas laporan keuangan merupakan penyajian laporan

keuangan secara benar dan jujur tanpa ada yang harus disembunyikan.

Menurut Qonitin & Yudowati (2018) menyatakan bahwa laporan

keuangan yang berintegritas harus memenuhi dua karakteristik utama

laporan keuangan yaitu releban dan keandalan. Informasi keuangan yang

memiliki integritas yang tinggi akan dapat diandalkan karena merupakan

suatu penyajian yang jujur sehingga memungkinkan pengguna laporan

keuangan bergantung pada informasi tersebut.

Integritas laporan keuangan adalah suatu keadaan dimana laporan

keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

dan menunjukkan informasi yang tidak bias. Interitas laporan keuangan

dapat diukur dengan konservatisme akuntansi astika (Astika 2011:124).

Alat ukur Integritas Laporan Keuangan menurut jurnal Qonitin dan

Yudowati (2018) dengan menggunakan indeks conservatism berdasarkan

metode Givoly dan Hayn (2002). Hal ini yang membuat penulis tertarik

untuk meneliti variable Integritas Laporan Keuangan.

Independensi merupakan standar umum nomor dua dari tiga

standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang

menyatakan bahwa dalam semua yang berhubungan dengan perikatan,

independensi dan sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.

Berdasarkan ketentuan yang dibuat dalam Persyaratan Standar Audit


3

(PSA) No. 04 (sa seksi 220). Standar ini mengharuskan auditor bersikap

independen, artinya tidak mudah dipengaruhi karna auditor melaksanakan

pekerjaan untuk kepentingan umum, dalam hal ini dibedakan dengan

auditor yang berpraktik sebagai auditor internal. Dengan demikian, auditor

tidak dibenarkan memihak kepada kepentingan siapapun, sebab

bagaimanapun sempurnanya keahlian teknis yang auditor miliki, auditor

akan kehilangan sikap memihak yang justru sangat penting untuk

mempertahankan ke bebasan pendapatnya.

Independensi adalah auditor professional yang menyediakan

jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas

laporan keuangan yang dibuat klientnya. (Mulyadi, 2016:28).

Independensi merupakan suatu cerminan sikap dari seorang auditor untuk

tidak memilih pihak siapapun dalam melakukan audit, indepedensi adalah

sikap mental seorang auditor dimana ia dituntut untuk bersikap jujur dan

tidak memihak sepanjang pelaksanaan audit dan dalam memposisikannya

dengan auditee-nya. (Halim, 2008:46).

Alat ukur Indepensi menurut Sukrisno (2012:24) diukur dengan

lama hubungan dengan klien (Audit Tenure) sesuai keputusan mentri

keuangan No.423/ KMK 06/2022 akuntan publik, membatasi masa kerja

auditor paling lama tiga tahun untuk klien yang sama, sementara untuk

KAP boleh sampai lima tahun. Hal ini yang membuat penulis tertarik

untuk meneliti variabel Independensi.

Corporate Governance adalah system, proses dan seperangkat

pengaturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang


4

berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang

saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan

organisasi. Corporate Governance dimaksudkan untuk mengatur

hubungan tersebut dan mencegah terjadinya kesalahan yang signifikan

dalam strategi korporari serta untuk memastikan bahwa kesalahan yang

terjadi dapat segera diperbaiki (Eko dkk. 2021:5).

Menurut Komite Cadbury Corporate Governance adalah sistem

yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan dengan tujuan agar

mencapai keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang diperlukan

oleh perusahaanuntuk menjamin kelangsungan eksistensinya dan

pertanggung jawaban kepada stakeholders. Hal ini berkaitan dengan

peraturan kewenangan pemilik, direktur, manajer, pemegang saham, dan

sebagainya. Cadbury Commite adalah seperangkat aturan yang

merumuskan hubungan antara para pemegang saham, manajer, kreditor,

pemerintah, karyawan, dan pihak-pihak yang berkepentingan lainnya baik

internal maupun eksternal sehubungan dengan hakhak dan tanggung jawab

mereka.

Darmawati dalam Addiyah (2014) menyatakan bahwa penerapan

dan pengelolaan corporate governance yang baik atau lebih di kenal

dengan good corporate governance merupakan sebuah konsep yang

menekankan pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh

informasi dengan benar, akurat, dan tepat waktu. Selain itu juga

menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure)

semua informasi kinerja keuangan perusahaan secara akurat, tepat waktu


5

dan transparan. Oleh karna itu, baik perusahaan public maupun tertutup

harus memandang good corporate govenance bukan sebagai aksesoris

belaka tetapi sebagai upaya peningkatan kinerja dan nilai perusahaan.

Alat ukur Mekanisme Corporate Governance menurut jurnal yang

di tulis Qonitin dan Yudowati (2018) Mekanisme Corporate Governance

diukur menggunakan rumus kepemilikan saham institusional, komisaris

independen, komite audit. Kepemilikan saham institusional diukur dengan

persentase jumlah saham yang dimiliki investor institusional dibagi dengan

saham yang beredar. Untuk menghitung jumlah komisaris independen

adalah dengan membagi jumlah komisaris independen dengan jumlah

dewan komisaris. Komite audit diukur dengan menghitung berapa jumlah

komite audit dalam sebuah perusahaan setiap tahunya. Hal ini yang

membuat penulis tertarik untuk meneliti variable Mekanisme Corporate

Governance.

Kualitas audit merupakan profitabilitas auditor bahwa auditor tidak

akan melaporkan laporan audit dengan wajar tanpa pengecualian tanpa

laporan keuangan yang mengandung salah saji material. Kualitas audit di

tentukan oleh kemampuan audit untuk mengurangi noise dan bias dan

meningkatkan kemurnian pada data akuntansi (Junaidi dkk. 2016:8-9).

Factor lain yang dapat mempengaruhi kualitas audit adalah

kompetensi auditor, bahwa auditor dengan dan pengalaman yang cukup

jelas untuk melakukan auditor secara objektif, cermat dan seksama (Siti

Kurnia dan Ely, 2010). Bedard dalam Sri (2005:88) mengartikan

kompetensi sebagai seorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan


6

procedural yang luas ditunjukkan adalah pengalaman audit, Susanto dalam

Alim, Hapsari (2007) kompetensi adalah karateristik-karateristik yang

mendasari individu untuk mencapai kinerja superior, kompetensi juga

merupakan pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan yang

berhubungan dengan pekerjaan, serta kemampuan yang dibutuhkan untuk

pekerjaan-pekerjaan non- rutin.

Alat ukur kualitas audit menurut Juliana dan Michelle (2019)

menggunakan variable dummy yaitu dengan memberikan angka 1 kepada

perusahaan yang menggunakan akuntan publik dari KAP big four dan

angka 0 kepada perusahaan yang menggunakan akuntan public dari KAP

non big four untuk mengaudit laporan keuangannya. Hal ini yang

membuat penulis tertarik untuk meneliti variable Kualitas Audit.

Penelitian sebelumnya dilakukan Fitriawansyah, dkk. (2018)

dengan hasil yang dapat diketahui bahwa Indepedensi Auditor tidak

Berpengaruh terhadap integritas laporan keuangan. Menurut Sri Ayem,

dkk. (2019) dengan hasil penelitian diketahui bahwa independensi auditor

dan kualitas audit tidak berpengaruh signifikat terhadap integritas laporan

keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Menurut Linda Irawati dan Ikhwan Fakhruddin (2016) dengan

hasil penelitian bahwa komite audit, komisaris independen, dan

kepemilikan saham institusional secara simultan berpengaruh signifikan

terhadap integritas laporan keuangan. Menurut Lita Nurjanah dan Dudi

Pratomo (2014) dengan hasil penelitian bahwa kualitas audit berpengaruh

signifikan terhadap integritas laporan keuangan.


7

Berbagai kasus yang berkaitan dengan integritas laporan keuangan

suatu perusahaan salah satunya adalah kasus pada Bank Bukopin. Bank

Bukopin diasumsi melakukan kegiatan manipulasi data kartu kredit. Kartu

kredit yang dimodifikasi tersebut menyebabkan bertambah signifikan yang

tidak semestinya pada posisi kredit dan pendapatan berbasis komisi

Bukopin. Pada tahun 2018, bank bukopin secara gamblang telah

melakukan revisi terhadap laporan keuangan perusahaanya.

Tahun 2018 bank bukopin mengkoresksi laba bersih pada tahun

2016 menjadi Rp. 183,56 miliar dari sebelumnya Rp. 1,08 triliun .

penurunan terbesar adalah di bagian pendapatan provisi dan komisi yang

merupakan pendapatan dari kartu kredit. Pendapatan ini turun dari Rp.

1,06 triliun menjadi Rp. 317,88 miliar. Selain masalah kartu kredit,

mengkoreski juga terjadi pada pembiayaan anak usaha pada Bank Syariah

Bukopin (BSB) yaitu penambahan saldo cadangan kerugian penurunan

nilai debitur tertentu mengakibatkan beban penyisihan kerugian penurunan

nilai atas asset keuangan direbisi meningkat sebesar Rp. 148,6 miliar.

Sebelum Otoritas Jasa Keuangan melakukan klarifikasi, sebenarnya

Bukopin telah dihukum atas insiden ini. Bukopin telah merevisi turun

ekuitas yang dimiliki sebesar Rp, 2,62 triliun pada akhir 2016, dari Rp.

9,53 triliun menjadi Rp. 6,91 triliun. Penurunan itu terjadi karena revisi

saldo laba Rp. 2,62 triliun menjadi Rp. 5,52 triliun karena laba yang

dilaporkan sebelumnya tidak benar.


8

Tabel 1.1
Data Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-2020

INTEGRITAS
NAMA KOMISARIS SAHAM KOMITE KUALITAS
No KODE TAHUN INDEPEDENSI LAPORAN
PERUSAHAAN INDEPENDEN INSTITUSIONAL AUDIT AUDIT
KEUANGAN

2019 1 0,3 0,501 0,25 1 -0,021


PT. ASTRA
1 ASII INTERNASIO 2020 1 0,3 0,501 0,25 1 0,057
NAL TBK
2021 1 0,3 0,501 0,25 1 0,034

2019 1 0,375 0,800 0,333 1 0,016


PT. ASTRA
2 AUTO OTOPART 2020 1 0,375 0,800 0,333 1 0,078
TBK.
2021 1 0,375 0,800 0,333 1 0,016

2019 0 0,333 0,576 0,333 0 0,033


PT. GARUDA
3 BOLT METALINDO 2020 0 0,333 0,576 0,333 0 0,129
TBK.
2021 0 0,333 0,576 0,333 0 -0,035
Sumber : Penulis

Berdasarkan tabel 1.1, dapat dilihat data perusahaan manufaktur

sub sektor otomotof dan komponen yang terdaftar di bursa efek Indonesia

bahwa pada PT. Astra Internasional Tbk. (ASII) pada tahun 2020

mengalami peningkatan sebesar 0,078 dari tahun sebelumnya, ini

menunjukan bahwa integritas laporan keuagan perusahaan semakin baik,

tetapi pada tahun 2021 kondisi integritas laporan keuangan mengalami

penurunan sebesar 0,023, integritas laporan keuangan bisa dikatakan

undervalued menyebabkan nilai integritasnya rendah dan dinilai buruk.

PT Astra Internasional Tbk. pada tahun 2019-2021 menggunakan KAP big

four yang menunjukan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh kepada

integritas laporan keuangan.

Pada perusahaan PT Astra Otopart Tbk. (AUTO) tahun 2020

mengalami peningkatan sebesar 0,062 dari tahun sebelumnya, ini

menunjukan bahwa integritas laporan keuangan perusahaan semakin


9

membaik, tetapi pada tahun 2021 integritas laporan keuangan mengalami

penurunan sebesar 0,062, penurunan nilai integritas laporan keuangan ini

bisa dikatakan undervalued yang menyebabkan nilai integritas

keuanganya rendah dan dinilai buruk.

Pada perusahaan PT Garuda Metalindo Tbk. (BOLT) pada tahun

2019 – 2021 menggunakan KAP non Bigfour yang menunjukan kenaikan

nilai integritas laporan keuangan pada tahun 2020 sebesar 0,096 ini

menunjukan bahwa integritas laporan keuangan perusahaan mulai

membaik, tetapi pada tahun 2021 kembali mengalami penurunan sebesar

0,164 sehingga membuat nilai integritas laporan keuangan menjadi minus,

integritas laporan keuangan tersebut bisa dikatakan undervalued yang

menyebabkan nilai integritasnya rendah dan dinilai buruk

Berdasarkan penelitian sebelumnya dan permasalahan yang terjadi

pada artikel maka penulis tertarik untuk mengambil judul Pengaruh

Indenpendensi, Mekanisme Corporate Governance, dan Kualitas

Audit, Terhadap Integritas Laporan Keuangan

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalah penelitian

ini adalah:

1. Bagaimanakah Indepedensi berpengaruh terhadap Integritas

Laporan Keuangan di perusahaan manufaktur sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di BEI?


10

2. Bagaimanakah pengaruh Komisaris Independen Terhadap Integritas

Laporan Keuangan perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di BEI?

3. Bagaimanakah pengaruh Kepemilikan Saham Institusional

Terhadap Integritas Laporan Keuangan perusahaan manufaktur sub

sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di BEI?

4. Bagaimanakah pengaruh Komite Audit Terhadap Integritas Laporan

Keuangan perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di BEI?

5. Bagaimanakah pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan perusahaan Manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang Terdaftar di BEI?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari uraian latar belakang, maka tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui :

1. Mengetahui Pengaruh Idepedensi Terhadap Integritas Laporan

Keuangan di Perusahaan Manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang Terdaftar di BEI

2. Mengetahui Pengaruh Komisaris Independen terhadap Integritas

Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang Terdaftar di BEI

3. Mengetahui Pengaruh Kepemilikan Saham Institusional Terhadap

Integritas Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur sub sektor

otomotif dan komponen yang Terdaftar di BEI.


11

4. Mengetahui Pengaruh Komite Audit Terhadap Integritas Laporan

Keuangan Perusahaan Manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di BEI

5. Mengetahui Pengaruh Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan

Keuangan Perusahaan Manugaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang Terdaftar di BEI

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis

Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

penulis tentang Pengaruh Indepedensi, Mekanisme Corporate

Governance, dan Kualitas Audit terhadap Integritas Laporan Keuangan,

serta mendapatkan pengalaman baru tentang kondisi sebenarnya yang ada

didunia nyata, dan mengimplementasikan ilmu-ilmu yang didapat selama

kuliah.

2. Bagi Almamater

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi refrensi tambahan,

menambah ilmu pengetahuan, serta dapat menjadi acuan atau kajuan

bagi penulisan dimasa yang akan datang.

3. Bagi Lokasi Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perusahaan manufaktur

yang terdaftar di BEI untuk mengelola sumber daya manusia agar

menjadi lebih baik untuk meningkatkan Integritas Laporan Keuangan.


BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Landasan Teori

1. Integritas Laporan Keuangan

a. Pengertian Integritas Laporan Keuangan

Integritas laporan keuangan adalah suatu keadaan dimana laporan

keuangan disajikan secara wajar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya

dan menunjukkan informasi yang tidak biasa. Integritas laporan keuangan

dapat diukur dengan konservatisme akuntansi (Astika, 2011:124). Menurut

astika (2011:124) konservatisme merupakan suatu uha seleksi yang

bersifat luas dal tekhnik akuntansi yang menghasilkan pilihan yaitu

mengakui pendapatan secara berangsur angsur, mempercepat pengakuan

biaya. Mengakui penilaian asset yang lebih rendah dan mengakui penilaian

yang lebih tinggi.

Menurut hardiningsih, (2010) Integritas laporan keuangan

merupakan laporan keuangan yang menampilkan kondisi suatu

perusahaan yang sebenarnya, tanpa ada yang ditutup-tutupi atau

diembunyikan. Jadi apabila seorang auditor mengaudit laporan

keuangan yang tidak berintegritas (tidak mencerminkan kondisi

perusahaan sebenarnya) maka, peluang seorang auditor untuk di

dituntut semakin besar. Karna apabila laporan keuangan tidak

berintegritas itu tenyata laporan keuangan yang overstate akan

sangan merugikan bagi penggunaan keuangan tersebut.

12
13

b. Indikator Integritas Laporan Keuangan

Integritas laporan keuangan diukur dengan menggunakan

konservatisme. Konservastisme akuntasi dengan ukuran akrual

diperoleh dari net income sebelum extraordinary items (menurut

suwardjono 2014:566). Laba sebelum beberapa berjalan. Contoh

extraordinary item adalah untung atau rugi pelepasan segmen bisnis,

efek pemogokan, dan penyesuaian akrual atas kontrak jangka

panjang.

CONACC=¿ ¿−CFO ¿

Keterangan :

CONACC : Tingkat konservatisme perusahaan i tahun t

¿¿ :Laba sebelum extraordinary items dikurangi

dengan depresiasi dan amortisasi perusahaan i

tahun t

CFO¿ : Cash flow dari kegiatan operasional perusahaan

i tahun t

2. Independensi

a. Pengertian Indenpedensi

Indepedensi dapat diartikan sebagai sikap mental yang

tidak tergantung pada orang lain, tdak dikendalikan dan tidak

dipengaruhi oleh pidak lain. Independensi juga berarti adanya

kejujuran auditor dalam mempertimbangkan fakta secara

objektif dan tidak memihak dalam merumuskan dan menyatakan

pendapatnya (Sukrisno Agoes,2012:22). Dalam bagian Standar


14

mum yang kedua disebutkan bahwa “dalam semua hal yang

berhubungan deng perikatan indepedensi dalam sikap mental

harus dipertahankan oleh auditor” (IAPI, Standar Profesional).

Auditor harus bersikap independen karena ia melaksanakan

pekerjaannya untuk kepentingan umum oleh karna itu

independensi auditor merupakan hal yang penting karena

pendapat yang diberikan oleh auditor sangat mempengaruhi

banyak pihak, misalnya pemerintah, investor, pengamat

ekonomi, masyarakat, manajer dan serikat buruh.

b. Indikator Independensi

Menurut Sukrisno Agoes (2012:24) mengatan bahwa

terdapat empat indicator untuk mengukur indepedensi auditor,

yaitu :

1. Lama hubungan dengan klien (Audit Trenue)

Keputusan Mentri Keuangan No.423/ KMK. 06/2002

akuntan publik, membatasi masa kerja auditor paling lama

tiga tahun untuk klien yang sama, sementara untuk KAP

boleh sampai lima tahun. Pembatasan ini dimaksudkan untuk

mencegah terjadiya skandal akuntansi yang disebabkan oleh

terlalu ekatnya hubungan antara auditor dengan klien.

Hubungan yang lama antara auditor dank lien berpotensi

untuk menjadikan auditor puas pada apa yang dilakukan,

melukan prosedut audit yang kurang tegas dan selalu

tergantung pada pernyataan manajemen.


15

2. Tekanan Dari klien

Auditor sering mengalami konflik kepentingan dengan

manajemen perusahaan. Manajemer ingin operasi perusahaan

atau kinerjanya tampak berhasil tergambar melalui laba yang

tinggi dengan maksud untuk menciptakan penghargaan.

Untuk mencapai tujuan tersebut tidak jarang manajemen

perusahaan melakukan tekanan kepada auditor sehingga

laporan keuanganauditan yang dihasilkan sesuai dengan

keinginan klien. Pada situasi ini auditor mengalami dilema.

3. Telaah dari rekan auditor (Peer Review)

Tuntutan pada profesi akuntan untuk memberikan jasa yang

berkualitan menuntut transparansi informasi mengenai

pekerjaan dan operasi KAP. Kejelasan informasi tentang

adanya system pengendalian kualitas yang sesuai dengan

standar profesi merupakan satu bentuk pertanggung jawaban

terhadap klien dan masayarakat luas akan jasa yang

diberikan. Oleh karna itu pekerjjaan akuntan pblik atau

auditor dan operasi KAP perlu dimonitor (per Review), hal

ini dimaksudka guna menilai kelayakan desain system

pengendalian kualias dan keseseuaiannya dengan standar

kualitas yang disyaratkan sehingga output yang dihasilkan

dapat mencapai kualitas yang tinggi.

4. Jasa Non Audit


16

Jasa yang diberikan oleh KAP bukan hanya atestasi, melaikan

juga jasa non atestasi yang berupa jasa konsultasi manajemen

dan perpajakan serta jasa akuntansi seperti jasa penyusunan

laporan keuangan. Pemberian jasa selai audit ini dapat

menjadai ancaman potensial bagi indepensi auditor karena

manjemen dapat meningkatkan tekanan pada auditor agar

bersedia mengeluarkan laporan yang dikehendaki oleh

manajemen yaitu wajar tanpa pengecualian. Karena

pemberian jasa selain jasa audit berarti auditortelah terlubat

dalam aktivitas manajemen.

3. Corporate Governance

a. Pengertian Corporte Governance

Dalam Effendi (2016:2) Dijelaskan Beberapa Pengertian

Mengenai Corporate Governance Sebagai berikut:

Pengertian corporate governance menurut turnbull Report

di inggris (april 1999) yang dikutip oleh tsuguoki Fujinuma

bahwa :

“corporategovernance is a company’s system of internal

control, which has its principal aim the management of risk that

are signification to the fulfillment of its business objectives, with

a view to sfe guarding the compan’s asset and enchancing over

time the value of the share holders investmen”

Berdasarkan pengerti diatas, corporate governance di

definisikan sebagai suatu sisetem pengendalian internal


17

perusahan yang memiliki tujuan utama mengelola risiko yang

signifikan guna memenuhi tujuan bisnis memlalui pengaman

asset perusahaan dan meningkatkan nilai investasi pemegang

saham dalam jangka panjang (Effendi, 2016:2).

Good corporate governance menurut Tunggal (2013:24)

merupakan system yang mengatur, mengelola dan mengawasi

proses pengendalan usaha untuk menaikan nilai saham,

sekaligus sebagai bentuk perhatian kepada stake holders,

karyawan dan masyarakat sekitar.

Menurut Forum Corporte Governance on Indonesia

(FCGI, corporate governance adalah seperangkat pengaturan

yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengus

(pengelola) perusahaan, pihak kreditor, pemerintah, karyawan,

serta para pemangku hak-hak dan kewajiban mereka atau

dengan kata lain, corporate governance adalah suatu system

yang mengendalikan perusahaan. Corporate governance

bertujuan untk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang

berkepentingan atas perusahaan (Effendi, 2016:3).

Sedangkan menurut Keputusan Mentri Bdan usaha Milik

Negara (BUMN) Nomor : PER-01/MBU/2011 tanggal 1 agustus

2011 tentang GCG pada BUMN, disebutkan bahwa Corporate

governane sebaga suatu proses dan truktur yang digunakan oleh

organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan

akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemgang


18

saham dalam jangka panjang dengan memprhatikan kepentingan

stake holders lainnya, berlandaskan peratuan perundang-

undangandan nilai-nilai etika.

b. Mekanisme Corporate Governance

Mekanisme corporate governance merupakan suatu

prosedur dan hubungan jelas antara pihak dyang mengambil

keputusan dengan pihak yang melakukan control atau

pengawasan terhadap keputusan yang dibuat. Menurut Walsh

dan Seward dalam Pristiawan (2016) menyatakan bahwa

terdapat 2 mekanisme untuk dapat membantu menyamakan

perbedaan kepentingan atara pemegang saham dan manajer

dalam rangka penerapan GCG, diantaranya pengendalian

internal perusahaan dan mekanisme pengendalian pasar

1. Mekanisme internal adalah cara untuk mengendalikan

perusahaan dengan menggunakan struktur dan proses

internal seperti komposisi dewan komisaris atau komisari,

kepemilikan manajerial dan kopensasi ksekutif.

2. Mekanisme esternal adalah cara mempengaruhi perusahaan

selain dengan menggunakan mekanisme internal seperti

pengendalian oleh pasar dan level debt financing, praturan

hukum, investor akuntan publik.

c. Tujuan Corporate Governance

Menurut Forum for Corporate Governance in Indoensia

(FCGI) tujuan corporate governance ialah untuk menciptakan


19

nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan. Corporate

governance dimaksudkan untuk :

1. Mengatur hubungan-hubungan antara pemegang saham,

dewan komisaris, dan dewan direksi.

2. Mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan yang signifikan

dalam strategi korporasi. Korporasi adalah mekanisme yang

dibagun agar berbagai pihak dapat memberikan kontribusi

berupa modal, keahlian (expertise), dan tenaga, demi

manfaat bersama.

3. Memastikan bahwa kesalah-kesalahan yang terjadi dapat

diperbaiki segera. Industri pasar modal telah berkembang.

Secara teoritis prakti good corporate governance dapat

meningkatkan kinerja keuangan mereka, mengurangi resiko

yang mungki dilakukan oleh dewan dengan keputusan-

keputusan yang menguntungkan diri sendiri dan umumnya

corporate governance dapat meningkatkan kepercayaan

investor.

4. Komisaris Independen

a. Pengertian Komisaris Independen

Komisaris independen adalah anggota dewan komisaris

yang tidak terafiliasi dengan direksi, anggota dewan komisaris

lainnya dan pemegang saham pengendali, serta bebas dari

hubungan bisnis atau hubungan lainnya yang dapat


20

mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen atau

bertindak semata mata demi kepentingan perusahaan. Jadi

komisaris independen merupakan komisaris yang tidak ada

hubungan keluarga atau hubungan bisnis dengan direksi

mautpun pemegang saham (Hasnanti 2014:47)

b. Indikator Komisaris independen

Dalam penelitian ini untuk menghitung jumlah komisaris

independen adalah dengan membagi jumlah komisaris

independen dengan jumlah dewan komisaris.

jumlah komisaris independen


koin= x 100
jumlah dewankomisaris

4. Kepemilikan Saham Institusional

a. Pengertian Kepemilikan Saham Institusional

Kepemilikan Institusional adalah persentasi dalam saham

perusahaan yang dimiliki oleh institusi lain atau lembaga

(Nuraini 2014:17) dengan kata lain kepemilikan institusional

merupakan proporsi saham yang dimiliki pihak institusi seperti

perusahaan asuransi, dana pension atau perusahaan lain yang

diukut dengan persentase yang dihitung pada akhir tahun.

b. Indikator Kepemilikan Saham Institusional


21

Kepemilikan institusional diukur dengan persentase

jumlah saham yang dimiliki investor institusional dibagi saham

yang beredar.

jumlah sahaminvestor institusional


ISNT = x 100
total saham yang beredar

5. Komite Audit

a. Pengertian Komite Audit

Komite Audit adalah salah satu komite yang dibentuk oleh

dewan komisaris dan bertanggung jawab kepada dewan

komisaris dengan tugas dan tanggung jawab utama untuk

memastikan prinsip prisnsip good corporate governance

terutama transparansi dan disclosure diterapkan secara

konsisten dan memadai oleh para eksekutif.

b. Indikator Komite Audit

Komite audit diukut dengan menghitung berapa jumlah

komite audit dalam sebuah perusahaan setiap tahunya.

jumlah komite audit yang berasal dari komisaris independen


koma= x 100
jumlah komite audit

6. Kualitas Audit

a. Pengertian Kualitas Audit

Kualitas audit adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi

kepuasan audite. Mulyadi mengatakan bahwa “Kualitas audit


22

merupakan probabilitas auditor unt menemukan kesalahan yang

ada pada laporan keuangan klien dan melaporkannya dalam

laporan auditan (Siti Kurnia dan ely suhayati 2010:15). Kualita

audit perlu ditingkatkan agar kepercayaan para pengguna

laporan keuaangan dan masyarakat juga dapat meningkat.

IAI menyatakan bahwa ‚Audit yang dilaksanakan seorang

auditor dapat dikatakan berkualitas jika memenuhi standar

auditing yang berlaku umum dan standar pengendalian mutu‛.38

Standar auditing tersebut dijadikan pedoman oleh auditor dalam

melaksanakan pekerjaannya. Selain auditor, KAP juga harus

mematuhi standar auditing yang telah ditetapkan oleh IAPI.

Oleh karena itu, KAP harus membuat kebijakan dan prosedur

pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan memadai

tentang kesesuaian penugasan audit dengan standar auditing

yang telah ditetapkan. Prosedur pengendalian mutu yang

ditetapkan oleh KAP secara individual berpengaruh terhadap

pelaksanan penugasan audit sedangkan secara keseluruhan akan

berpengaruh pada pelaksanaan praktik KAP.

b. Unsur Unsur Kualitas Audit

1. Indepensi, menyakinkan semua personel pada setiap

tingkat organisasi harus mempertahankan independensi

2. Penugasan personel, menyakinkan bahwa perikatan akan

dilaksanakan oleh staf professional yang memiliki


23

tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk perikatan

dimaksud.

3. Konsultasi menyakinkan bahwa personel akan

memperoleh informasi memadai sesuai yang dibutuhkan

orang yang memiliki tingkat pengetahuan, kompetensi,

pertibangan, dan wewenang memadai.

4. Supervisi, meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan

memenuhi standar mutu yang ditetapkan oleh KAP.

5. Pemekerjaan (hiring), meyakinkan bahwa semua orang

yang dipekerjakan memiliki karakteristik semestinya,

sehingga memungkinkan mereka melakukan penugasan

secara kompeten.

6. Pengembangan profesional, meyakinkan bahwa setiap

personel memiliki pengetahuan memadai sehingga

memungkinkan mereka memenuhi tanggungjawabnya.

7. Promosi (advancement), meyakinkan bahwa semua

personel yang terseleksi untuk promosi memiliki

kualifikasi seperti yang disyaratkan untuk tingkat

tanggungjawab yang lebih tinggi.

8. Penerimaan dan keberlanjutan klien, menentukan apakah

perikatan dari klien akan diterima atau dilanjutkan untuk

meminimumkan kemungkinan terjadinya hubungan

dengan klien yang manajemennya tidak memiliki


24

integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-

hatian (prudence)

9. Inspeksi, meyakinkan bahwa prosedur yang

berhubungan dengan unsur-unsur lain pengendalian

mutu telah diterapkan dengan efektif.

c. Indikator Kualitas audit

Kualitas Audit diukur dengan variable dummy yaitu

dengan memberikan angka 1 kepada perusahaan yang

menggunakan akuntan public dari KAP Big four dan 0 kepada

perusahaan yang menggunakan akuntan publik dari KAP non

big four untuk mengaudit laporan keuangannya.

B. Penelitian Terdahulu

Beberapa perbedaan penelitian tentang Indepensi, Mekanisme

Corporate Governance, Kualitas Audit disajikan dalam tabel dibawah

ini :

Tabel II.1

Persamaan Dan perbedaan Penelitian Terdahulu

No Nama dan Judul Perbedaan


hasil Persamaan
. Peneliti
1 Pengaruh Berdasarkan Persamaan Perbedaan
Independensi hasil yang penelitian yaitu
Auditor terhadap diperoleh, dapat melakukan penelitian
integritas laporan disimpulkan penelitian dari
keuangan tidak terdapat aspek pengaruh terletak di
(Fitrawansyah, pengaruh antara indepedensi
2018) indepedensi sebagai variable variable (x)
auditor terhadap (x) dan
integritas laporan integritas
keuangan laporan
keuangan
sebagai variable
(y)
25

2 Pengaruh independensi Persamaan Perbedaan


Indepedensi auditor tidak Penelitian Yaitu
Auditor, Kualitas berpengaruh melakukan Penelitian
Audit, sgnifikan penelitian dari
Manajemen Laba terhadap aspek terdapat
dan Komisaris integritas laporan independensi
Independen keuangan, dan kualitas pada
Terhadap kualitas audit audit sebagai
Integritas Laporan tidak variable (x) dan variavle (x)
Keuangan ( Sri berpengaruh integrita
Ayem, 2019) sginifikan, laporan
manajeman laba keuangan
berpengaruh sebagai variable
signifikan (y)
terhadap itegritas
laporan
keuangan,
komisaris
independen
berpengaruh
terhadap
integritas laporan
keuangan.
3 Pengaruh Kualitas komite audit, Persamaan Perbedaan
Audit dan komisaris terdapat di
Mekanisme independen, independensi penelitian
Corporate dan sebagai variable
Governance (x) dan terdapat di
kepemilikan
Terhadap Integritas
saham
Integritas Laporan laporan variable (x)
Keuangan (Linda institusional keuangan
Irawati dan Iwan secara simultan sebagai variable
Fakhrudin 2016) berpengaruh (y)
signifikan
terhadap
integritas
laporan
keuangan

C. Kerangka Pemikiran

1.Pengaruh Indepedensi Terhadap integritas laporan Kuangan

Independensi auditor merupakan suatu standar auditing yang sangat

penting karena mempengaruhi kredibilitas laporan keuangan manajemen

yang mana opini kewajarannya dibuat oleh seorang auditor. Terdapat dua
26

aspek independesi yang perlu diperhatikan terutama dalam pengembangan

konsep lebih lanjut. Pertama, independensi dalam arti yang sebenar-

benarnya (real independence) dari auditor secara individual dalam

kapasitasnya sebagai praktisi auditing (practitioner-independence). Kedua,

Independensi penampilan (apparent independence) auditor dalam

kapasitasnya sebagai kelompok professional (profession-independence).

Masa kerja auditor atau masalah audit tenure dengan klien

sudah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan

Nomor:17/PMK.01/2008tentang jasa akuntan publik. Peraturan

menteritersebut membatasi masa kerja auditor paling lama 3 tahun

untuk klien yang sama, sementara untukKantor Akuntan Publik

(KAP) sampai 5 tahun.

Pembatasan ini dimaksudkan agar auditor tidak terlalu dekat

dengan klien sehingga dapat mencegah terjadinya skandal

akuntansi.Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono dalam

Hardiningsih (2010) menghasilkan temuan yang beragam

diantaranya bahwa penugasan audit yang terlalu lama kemungkinan

dapat mendorong akuntan publik kehilangan independensinya,

karena akuntan dalam perusahaan berpengaruh terhadap kualitas dan

integritas laporan keuangan yang dihasilkan.

2. Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Integritas Laporan

Keuangan
27

Wardani (2008) komisaris independen adalah pihak yang tidak

terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan

dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk

hubungan bisnis maupun kekeluargaan. Dengan adanya proporsi

komisaris independen yang lebih tinggi, maka diharapkan dapat

mendorong pengungkapan informasi yang lebih andal dan netral

(Oliviera et al.,2011)

3. Pengaruh Kepemilikan saham Institusional Terhadap Integritas

Laporan Keuangan

Kepemilikan institusional diukur dari persentase antara saham

yang dimiliki oleh institusi dibagi dengan banyaknya saham yang

beredar. Kepemilikan institusional adalah persentase hak suara yang

dimiliki oleh institusi. Gideon dalam Astria (2011) menyatakan

bahwa persentase saham tertentu yang dimiliki institusi dapat

mempengaruhi proses penyusunan laporan keuangan yang tidak

menutup kemungkinan terdapat akrualisasi sesuai kepentingan pihak

manajemen. Tindakan pengawasan perusahaan oleh pihak investor

institusional dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan

perhatiannya terhadap kinerja perusahaan sehingga akan mengurangi

perilaku opportunistic atau mementingkan diri sendiri.

Kepemilikan institusional yang tinggi membatasi manajer

untuk melakukan pengelolaan laba dan dapat meningkatkan

integritas laporan keuangan. Hal ini berarti bahwa kepemilikan


28

institusional dalam perusahaan dapat meningkatkan monitoring

terhadap perilaku manajer dalam mengantisipasi manipulasi yang

mungkin dilakukan sehingga dapat meningkatkan integritas laporan

keuangan.

4. Pengaruh Komite Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan

Komite audit merupakan komite yang dibentuk oleh dewan

direksi yang bertugas melaksanakan pengawasan independen atas

proses laporan keuangan dan audit ekstern. Dalam hal pelaporan

keuangan, peran dan tanggungjawab komite audit adalah memonitor

dan mengawasi audit laporan keuangan dan memastikan agar standar

dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa

ulang laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan

kebijksanaan tersebut dan apakah sudah konsisten dengan informasi

lain yang diketahui oleh anggota komite audit, serta menilai mutu

pelayanan dan kewajaran biaya yang diajukan auditor eksternal.

Dengan demikian komite audit dalam perusahaan dapat

menjadi salah satu upaya dalam mengurangi kecurangan dalam

penyajian laporan keuangan sehingga komite audit diharapkan dapat

meningkatkan pengawasan terhadap tindakan manajemen yang

memungkinkan untuk melakukan manipulasi terhadap laporan

keuangan yang mempengaruhi integritas laporan keuangan

(Astria,2011).

5. Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan Keuangan


29

Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa auditor

menawarkan berbagai tingkat kualitas audit untuk merespon adanya

variasi permintaan klien terhadap kualitas audit. Penelitianpenelitian

sebelumnya membedakan kualitas auditor berdasarkan perbedaan

big five dan non big five dan ada juga yang menggunakan

spesialisasi industri auditor untuk memberi nilai bagi kualitas audit

ini seperti penelitian (Mayangsari, 2003).

Mayangsari (2003) melakukan penelitian pengaruh spesialisasi

industri auditor sebagai proksi lain dari kualitas audit terhadap

integritas laporan keuangan. Hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa spesialisasi auditor berpengaruh positif terhadap integritas

laporan keuangan

Gambar II.1 Kerangka Pemikiran

INDEPEDENSI(X1)

KOMISARIS
INDEPENDEN(X2)

KEPEMILIKAN SAHAM INTEGRITAS


INSTITUSIONAL(X3) LAPORAN
KEUANGAN

KOMITE AUDIT (X4)

KUALITAS AUDIT(X5)

Gambar 1: Kerangka Pemikiran


30

D. Hipotesis

H1: terdapat pengaruh dari independensi seorang auditor terhadap

integritas laporan keuangan.

H2 : terdapat pengaruh dari komisaris independen terhadap integritas

laporan keuangan

H3 : terdapat pengaruh dari kepemilikan saham institusional

terhadap integrital laporan keuangan

H4 : terdapat pengaruh dari komite audit terhadap integritas laporan

keuangan

H5 : terdapat pengaruh dari kualitas audit terhadap integritas laporan

keuangan.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan jenis dan analisisnya, penelitian diklasifikasikan, yaitu :

1. Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk

mengetahui nilai dari masing masing variable, baim satu variable atau

lebeih uang bersifat independen untuk mendapatkan gambran tentang

variabel-variabel tersebut.

2. Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif adalah penelitian yang diarahkan untuk

mengetahui aapakah duavaiable ada perbedan dalam suatu aspek

diteliti. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dengan

suatu instrument.

3. Penelitian Hubungan

Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

hubungan antara dua variabel atau lebih, dengan penelitian ini maka

akan dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk

menjelaskan suatu gejala (V. Wiratna 2018:11)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan

penelitian asosiatif, karena penelitian ini menjelaskan pengaruh

independensi, mekanisme corporate govenance, dan kualitas audit

terhadap integritas laporan keuangan, yang kemudian menganalisisnya

31
32

sehingga dapat memberikan saran-sarn untuk masa yang akan datang

dalam mencapai kesuksesan tujuan yang efektif dan efisien

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur

sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

C. Operasionalisasi Variable

Operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Tabel III.1

Operasionalisasi Variable

Variable Definisi Indikator Skala


Indepedensi(X1) Indepedensi dapat 1. Lama
diartikan sebagai sikap hubungan
mental yang tidak dengan klien.
tergantung pada orang 2. Tekanan dari Rasio
lain, tdak dikendalikan klien
dan tidak dipengaruhi 3. telaah dari
oleh pidak lain. rekan auditor
Komisaris Komisaris independen KI = Komisaris
Independen (X2) adalah pihak yang tidak dari luar/seluruh
terafiliasi dengan dewan komisaris
pemegang saham x100%
Rasio
pengendali anggota
direksi dan dewan
komisaris lain, dan
perusahaan itu sendiri.
Kepemilikan Kepemilikan instisional INST=
Saham Institusional adalah persentase hak SI/SBx100%
(X3) suara tertentu yang Keterangan :
dimiliki oleh institusi INST : saham
Institusional
SI : total saham
Institusional
Rasio
SB : Saham
Beredar

Komite Audit (X4) Komite audit KOMA= Jumlah Rasio


merupakan komite yang Komite Audit
33

dibentuk oleh dewan dari Komisaris


direksi yang bertugas Independen /
melaksanakan jumlah Komite
pengawasan independen Audit x100%
atas proses laporan
keangan dan audit
extern
Kualitas Audit Kualitas audit adalah 1 Untuk KAP
(X5) sesuatu yang dapat Big Four dan 0
mempengaruhi untuk KAP non
kepuasan audite. Big Four
Mulyadi mengatakan
bahwa “Kualitas audit
merupakan probabilitas
auditor unt menemukan Dummy
kesalahan yang ada
pada laporan keuangan
klien dan
melaporkannya dalam
laporan auditan (Siti
Kurnia dan ely suhayati
2010:15).
Integritas LaporanIntegritas laporan Indeks
Keuangan (Y) keuangan adalah conservatism
suatu keadaan dimana CONACCit=
laporan keuangan Laba Setelah
Pajak – arus kas
disajikan secara wajar
operasi / total
sesuai dengan asset x -1
keadaan yang
sebenarnya dan Rasio
menunjukkan
informasi ayng tidak
bias. Interitas laporan
keuangan dapat
diukur dengan
konservatisme
akuntansi.
Sumber: Penulis, 2022

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai karateristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditik kesimpulan

(V. Wiratna 2018:105). Populasi yang akan diteliti adalah Laporan


34

Keuangan Di 13 Perusahaan Manufaktur sub sektor otomotif dan

komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tabel III.2

Jumlah Perusahaan Manufaktus Sub Sektor Otomotif dan

Komponen yang Terdaftad di Bursa Efek Indonesia

Jumlah Laporan
No. Nama Perusahaan
Keuangan
1 PT. Astra International Tbk. 3
2 PT. Astra Otopart Tbk. 3
3 PT. Garuda Metalindo Tbk. 3
4 PT. Indo Korsa Tbk. 3
5 PT. Goodyear Indonesia Tbk. 3
6 PT. Gajah Tunggal Tbk. 3
PT. Indomobil Sukses International
7 3
Tbk.
8 PT. Indo Spring Tbk. 3
9 PT. Multi Prima Sejahtera Tbk. 3
10 PT. Multistrada Arah Sarana Tbk. 3
11 PT. Nipress Tbk. 3
12 PT. Prima Aloy Steel Universal Tbk. 3
13 PT. Selamat Sempurna Tbk. 3
Total Laporan Keuangan 39
Sumber : Penulis, 2022

1.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari sejumlah karakteristik yang dimilki oleh

populasi yang digunakan untuk penelitian (V. Wiratna, 2018:105).

Sampel yang digunakan penelitian ini adalah sempel jenuh. Sampel

jenuh merupakan sempel yang mewakili jumlah populasi.


35

E. Data yang Diperlukan

Berdasarkan cara memperolehnya, data dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Data Kualitatif / Primer

Data primer adalah data hasil kategori (pemberian kode) untuk isi data

yang berupa kata atau dapat didefinisikan sebagai data bukan angka

tetapi diangkakan.

2. Data Kuantitatif / Skunder

Data skunder adalah data yang berupa angka dalam arti sebenarnya, jadi

berbagai operasi matematika dapat dilakukan pada data kuantatif (V.

Wiratna 2018:12)

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder.

Data skunder diperoleh melalui laporan keuangan perushaan manufaktur

sub sektor otomotif dan komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

F. Metode Pengumpulan Data

Secara umum pengumpulan data dapat dibagi atas beberapa

kelompok, yaitu:

1. Tes

Data dalam penelitian dibagi menjadi 3, yaitu fakta, pendapat, dan

kemampuan. Instrumen tes digunakan untuk mengukur ada atau

tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti

2. Wawancara (interview)
36

Wawancara adalah salah stu instrumen yag digunakan untuk

menggali data secara lisan. Hal ini dilakukan secara mndalam agar

data valid dan detail.

3. Pengamatan (Observasi)

Obeservasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

4. Penggunaan Kuisioner

Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada para

responden untuk dijawab

5. Survei

Survei lebih banyak digunakan untuk pemecahan masalah-masalah

yang berkaitan dengan perumusan kebijakan dan bukan untuk

pengembangan.

6. Analisis Dokumen

Analisis dokumen lebih mengarah pada bukti konkret. Instrumen

ini untuk menganalisis isi dari dokumen-dokumen yang dapat

mendukung penelitian (V. Wiratna, 2018:188-121)

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara

melakukan dokumentasi yaitu dengan cara mencari data langsung dari

catatan-catatan atau laporan keuangan perusahaan manufaktur sub sektor

otomotif dan komponen yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data

peneltian ini meliputi laporan keuangan yang telah dipublikasikasikan,

selama tahun 2019 sampai dengan 2021.


37

G. Analisis Data dan Tekhnik analisis

1. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi

dua, yaitu:

a. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan alat analisis

yang bersifat kuantitatif, yaitu alat analisis yang menggunakan

model-model, seperti model matematika (misalnya fungsi

multivariate), model statistik, dn ekonometrik. Hasil analisis

disajikan dalam bentuk angka yang kemudian dijelaskan dan di

inpresentasikan dalam suatu uraian.

b. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif adah analisis yang menggunakan model

matematika, model statistik, dan ekonometrik atau model-model

terentu lainnya. Analisis data yang dilakukan terbatas pada teknik

pengelolahan datanya seperti pada pengecekan data dan tabulasi,

dalam hal ini, sekedar membaca tabel-tabel, grafik-grafik, atau angka

angka yang tersedia, kemudian melakukan uraian dan penalaran ( V.

Wiranta, 2018:11-12)

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisi kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakuka dengan menggunakan


38

pengujian statistik dari laporan keuangan, kemudian hasil pengujian

tersebut akan dijelaskan menggunakan kalimat-kalimat.

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu langkah yang paling

menentukan dari suatu penelitian, karena analisa data berfungsi untuk

menyimpulkan hasil dari penelitian. Teknik yang digunakan dalam

mengetahui pengaruh independensi, mekanisme corporate governance,

dan kualitas audit terhadap integritas laporan keuangan adalah

menggunakan teknik regresi berganda. Yang mana regresi berganda

sebagai salah satu jenis analisis statistik, banyak sekali macamnya,

tergantung skala data pervariabel. Model analisis yang digunakan dalam

penelitian ini ialah dengan menggunakan teknik analisis linier

berganda. Selanjutnya dilakukan dengan uji hipotesis (uji T) dan Uji (F)

untuk mengetahui secara signifikan dari variabel bebasterhadap variabel

terikat. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa mengetahui seberapa

besar pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat yaitu

dengan cara menghitung koefisien determinasi.

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan program

for special science (SPSS). Sebelum melakukan teknik analisis ini,

maka sesuai dengan syarat metode Ordinary least square (OLS).

a. Uji Validitas dan Reliablitas

Uji validitas merupakan produk dari validasi. Validasi adalah

suatu proses yang dilakukan oleh penyusun atau pengguna


39

instrument untuk mengumpulkan data seara empiris guna

mendukung kesimpulan yang dihasilkan oleh skor instrument.

Sedangkan validitas adalah kemampuan suatu alat ukut untuk

mengukur sasaran ukurnya. (Budi Darma, 2021:7)

Kriteria pengujian uji validitas sebagai berikut:

r hitung > r tabel maka instrument penelitian dinyatakan valid

r hitung < r tabel maka instrument penelitian dikataka invalid

Uji reliabilitas intrumen untuk mengetahui apakah data yang

dihasilkan dapat diandalkan atau bersifat tangguh. Uji reliabilitas

dilakukan dengan membandingkan nilai cronbach’s alpha dengan

tingkat taraf signifikan yang digunakan. (Budi Darma, 2021:17)

Kriteria pengujian uji reliabilitas sebagai berikut:

Cronbach’s Alpha >0,6 maka reliable

Cronbach’s alpha <0,6 maka tidak reliabel

b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Uji normalitas ini ada 2 cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan uji statistic kolmogorof

(V. Wiratna 2018 :179)

Sig > 0,5 maka data berdistribusi normal

Sig < 0,5 maka data tidak berdistribusi normal


40

c. Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik terdiri dari:

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas diperlukan untuk mengetahui ada

tidaknya variabel independen yang memiliki kemiripan antar

variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat

kuat. Uji ini untuk menghindari kebiasaan dalam proses

pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Jika VIF yang dihasilkan diantara 1-10 maka tidak terjadi

multikolinieritas (V.wiratna 2018:158)

2. Uji Autokorelasi

Menguji autokorelasi dalam suru model bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya korelasi antara variabel penggangu pada

periode tertentu dengan varibel sebelumnya, untuk data time

series autokorelasi sering terjadi. Data yang sampelnya correction

jarang terjadi karena variabel penggangu satu berbeda dengan

yang lain. Mendeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai

Durbin Watson dengan kriteria :

a) Angka D-W dibawah -2 berarti ada autokorelasi

b) Angka D-W diantara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi

c) Angka D-2 diatas +2 berarti ada autokorelasi negative


41

3. Uji Heterokedastistas

Uji heterokedastistas menguji terjadinya perbedaan variance

residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang

lain. Cara memprediksi ada tidaknya heterokedastistas pada suatu

model dilihat dengan pola gambar Scatterplot, regresi yang tidak

terjadi heterokedastistas jika titik-titik data mentebar diatas dan

dibawah atau disekitar angka 0, titik-titik dan tidak mengumpul

hanya diatas dan dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak

boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian

menyempit dan melebar kembali, penyebaran titik-titik data tidak

berpola (V. Wiratna 2018:179-182)

d. Uji Hipotesis

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda terdapat asumsi klasik yang harus

dipenuhi yaitu residual berdistribusi normal, taka da

multikolinearitas, tak adak heteroskedastistas ( V.Wiratna

2018:180)

Y = α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + e

Keterangan :

Y = Integritas Laporan Keuangan

α = Konstanta
42

β1-β5 = Koefisien Regresi

X1 = Independensi

X2 = Komisaris Independen

X3 = Kepemilikan Saham Institusional

X4 = Komite Audit

X5 = Kualitas Audit

e = Error Term

2. Uji Koefisien Determinasi (Uji R²)

V. Wiratna (2019:162) menyatakan bahwa pengujian

hipotesis secara bersama merupakan pengujian signifikansi

persamaan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variable bebas secara bersama sama terhadap variable

tidak bebas.

3. Uji Hipotesis Secara Bersama (Uji F)

Pengujian hipotesis secara bersama merupakan pengujian

signifikansi pesamaan yang digunakan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel bebas (X1, X2, X3, X4, X5)

secara bersama sama terhadap variabel tidak bebas (Y).

Langkah-langkah dalam uji hipotesis secara bersama yatu:

a) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut

H o 1 : Independensi Mekanisme Corporate Governance dan

Kualitas audit tidak berpengaruh terhadap Integritas

laporan Keuangan.
43

H a 1 : Independensi Mekanisme Corporate Governance dan

Kualitas audit berpengaruh terhadap Integritas laporan

Keuangan.

b) Menentukan Taraf Nyata

Tingkat signifikan sebesar 5% taraf nyata dari t tabel

ditentukan dari drajat bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (α)

berarti nilai t tabel, taraf nyata dari F tabel ditentukan dengan

derajat bebas (db) = n-k-1.

c) Kesimpulan

Jika F hitung < F tabel maka H o diterima atau H a ditolak.

Jika sebaliknya F hitung > F tabel maka H o ditolak H a

diterima.

4. Pengujian Hipotesi Secara Parsial

Pengujian parsial merupakan pengujian koefisien regresi

parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen (X1) secara individual mempengaruhi

variabel dependen (Y). Langkah langkah dalam uji hipotesis

secara parsial yaitu:

a) Merumuskan Hipotesis

Hipotesis dirumuskan sebagai berikut:

(1) Hipotesis 2.a Pengaruh Independensi terhadap


Integritas Laporan Keuangan

Ho2a : Independensi tidak berpengaruh terhadap


Integritas Laporan Keuangan
44

Ho2a : Independensi berpengaruh terhadap Integritas


Laporan Keuangan

(2) Hipotesis 2.b Pengaruh Mekanisme Corporate


Governance terhadap Integritas Laporan Keuangan

Ho2b : Mekanisme Corporate Governance tidak


berpengaruh terhadap Integritas Laporan
Keuangan

Ho2b : Mekanisme Corporate Governance


berpengaruh terhadap Integritas Laporan
Keuangan

(3) Hipotesis 2.c Pengaruh Kualitas Audit terhadap


Integritas Laporan Keuangan

Ho2c : Kualitas Audit tidak berpengaruh terhadap


Integritas Laporan Keuangan

Ho2c : Kualitas Audit berpengaruh terhadap Integritas


Laporan Keuangan

b) Menentukan Taraf Nyata

Tingkat signifikan sebesar 5% taraf nyata dari t tabel

ditentukan dari drajat bebas (db) = n-k-1, taraf nyata (α)

berarti nilai t tabel, taraf nyata dari F tabel ditentukan dengan

derajat bebas (db) = n-k-1.

c) Kesimpulan

Jika Sig > 0,05 maka H o diterima, dan jika Sig < 0,05 maka

H o ditolak. Jika F hitung < F tabel maka H o diterima atau


45

H a ditolak. Sebaliknya jika F hitung > F tabel maka H o

ditolak atau H a diterima (V. Wiratna, 2018: 161-164).

H. Jadwal Penelitian

Tabel III.3
Jadwal Penelitian

Oktober November Desember


Keterangan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Survei Pendahuluan
Laporan Survei Pendahuluan
Proposal
Seminar Proposal
Revisi Seminar
Pengambilan Data
Pengelolaan Data
Analisis Hasil Penelitian
Penggandaan Penelitian
Ujian Komprehensif
Perbaikan Skripsi

I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujian Penelitian
D. Manfaat Penelitia
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
A. Landasan teori
B. Penelitian Sebelumnya
C. Kerangka Pemikiran
D. Hipotesis
46

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Operasionalisasi Variabel
D. Populasi dan Sampel
E. Data yang diperlukan
F. Metode Pengumpulan Data
G. Analisis Data dan Teknik Analisis
H. Jadwal Penelitian
I. Sistematika Penulisan
DAFTAR PUSTAKA
A. Addiyah., & Chariri, A. 2014. Pengaruh Good Corporate Governance
Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan. Diponegoro Journal Of
Accountinng. http://eprints.undip.ac.id/44679/
Abdul Halim. 2008. Auditing (Dasar Dasar Audit Laporan
Keuangan..Yogyakarta: STIM YKPN.
Budi Darma. 2021. Statistika Penelitian Menggunakan SPSS. Bogor:
Guepedia
Eko Sudarmanto. Dkk. 2021. Good Corporate Governance (GCG).
Medan: Yayasan Kita Menulis.
Fitriawansyah, dan Maulidia Syahnifah. 2018. Pengaruh Independensi
Auditor Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Stie Pertiwi Bekasi.
https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/1342910
Hardiningsih Pancawati. 2010. Pengaruh Independensi, Corporate
Governance, dan Kualitas Audit Terhadap Integritas Laporan
Keuangan. Kajian Akuntansi, Pebruari 2010
https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/56382280/226-437-1-SM-
with-cover-page-v2.
Hexana Sri Lastanti. 2005. Tinjauan Terhadap Kompetensi Dan
Indpendensi Akuntan Publik: Refleksi Atas Skandal Keuangan.
Fakultas Ekonomi, Universitas Trisakti. https://www.e-
journal.trisakti.ac.id/index.php/mraai/article/view/2791
I B Putra Astika. 2011. Konsep-Konsep Dasar Akuntansi Keuangan.
Denpasar: Udayana University Press.
Junaidi, dan Nurdiono. 2016. Kualitas Audit: Prespektif Opini Going
Concern. Yogyakarta: Penerbit Andi
Linda Irawati, Iwan Fakhrudin. 2016. Pengaruh Kualitas Audit dan
Corporate Governance Terhadap Integritas Laporan Keuangan.
Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/kompartemen/article/view/
1374
Muh. Arief Effendi. 2016. The Power of Good Corporate Governance:
Teori dan Implementasi. Jakarta: Salemba Empat
Mulyadi. 2002. Auditing. Jakarta: Salemba Empat
Mayangsari, Sekar. 2003. Analisis Pengaruh Independensi, Kualitas Audit,
Serta Mekanisme Corporate Governance Terhadap Integritas
Laporan Keuangan. Symposium Nasional Akuntansi VI. Oktober

47
48

M. Nizarul Alim., Trisni Hapsari, dan Liliek Purwanti.2007. Pengaruh


Kompetensi Dan Independensi Terhadap Kualitas Audit Dengan
Etika Auditor Sebagai Variabel Moderasi. Simposium Nasional
Akuntansi X, Makasar, 26-28 Juli
Piter Simanjuntak, 2008. Tesis: Pengaruh Time Budget Pressure dan
Resiko Kesalahan Terhadap Penurunan Kualitas Audit. Semarang:
Universitas Diponogoro. http://eprints.undip.ac.id/17613/
Rosyida Alfi Qonitin, dan Siska Priyandani Yudowati. 2018. Pengaruh
Mekasnisme Corporate Governance dan Kualitas Audit terhadap
Integritas Laporan Keuangan. Universitas Telkom Bandung.
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/assets/article/view/6001
Suwardjono. 2014. Teori Akuntansi (Perekayasaan Pelaporan
Keuangan) Edisi Ketiga. Yogyakarta: BPFE.
Sukrisno Agoes. 2012. Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan
Akuntan Oleh Akuntan Publik. Jakarta: Salemba Empat
Siti Kurnia Rahayu, 2010. PERPAJAKAN INDONESIA: Konsep dan
Aspek Formal,Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sri Ayem, dan Dewi Yulliana. 2019. Pengaruh Independensi Auditor
Kualitas Audit, Manajemen Laba, dan Komisaris Independen
Terhadap Integritas Laporan Keuangan. Fakultas Ekonomi,
Universitas Sarjanawiyata Taman siswa.
http://journal.upy.ac.id/index.php/akmenika/article/view/168
Tia Astria,. 2011. “Analisis Pengaruh Audit Tenure, Struktur Corporate
Governance, Dan Ukuran KAP Terhadap Integritas Laporan
Keuangan”.SKRIPSI. Program Sarjana Fakultas Ekonomi.
Universitas Diponegoro.2011. http://eprints.undip.ac.id/29366/
V. Wiratna Sujarweni. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi
Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Widjaja Tunggal Amin .2013.The Fraud Audit: Mencegah dan
Mendeteksi Kecurangan Akuntansi. Jakarta: Harvarindo

Anda mungkin juga menyukai