Anda di halaman 1dari 42

ANALISIS FINANCIAL PERFORMANCE PERUSAHAAN

MANUFAKTUR YANG TERCANTUM PADA BURSA EFEK INDONESIA

(BEI) DARI PENGARUH PANDEMI COVID-19

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh :

Rosdia Widiasih Perdana (51422120160)

Kelas C-1

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG

2023
ABSTRAK

Penelitian ini termasuk dalam penelitian investigasi kuantitatif guna melihat efek yang
ditimbulkan Covid-19 atas financial performance pada perusahaan manufaktur yang tercatat pada
Bursa Efek Indonesia (BEI). Penerapan sampel pada penelitian ini diambil dari beberapa
perusahaan manufaktur yang tercatat pada BEI melalui website (www.idx.co.id) yang
menyediakan data sebagai sampel penelitian yang dipilih dari 68 perusahaan manufaktur yang
tercantum pada BEI tahun 2019–2020 dengan menggunakan strategi pemilihan purposive. Pada
penelitian ini, data kuantitatif digunakan sebagai jenis data yang diambil berdasarkan laporan
keuangan tahun 2019–2020 yang diterbitkan dan diaudit oleh perusahaan manufaktur yang
tercatat pada BEI. Pengumpulan data menerapkan suatu cara, yaitu dokumentasi. Dalam
penelitian ini, sumber data difokuskan pada data sekunder. Penggunaan Wilcoxon Difference
Test, Signed Rank Test, dan Descriptive Statistical Test adalah beberapa contoh teknik analisis
penelitian. Untuk mengevaluasi efek dari pandemi Covid-19 atas financial performance pada
perusahaan manufaktur yang tercantum pada BEI. Sedangkan penggunaan rasio profitabilitas
yang meliputi Net Profit Margin, ROA dan ROE digunakan guna membandingkan financial
performance sebelum dan sesudah pelaporan keuangan dilakukan.
Kata Kunci : Covid-19, Kinerja keuangan perusahaan,Rasio profitabilitas

i
ABSTRACT

To determine the impact that Covid-19 has had on the financial performance of
manufacturing businesses listed on the Indonesia Stock Exchange, this research is a part of a
quantitative investigative study. (IDX). The sample for this study was drawn from a variety of
manufacturing businesses listed on the IDX through the website (www.idx.co.id), which offers
data as a research sample chosen from 68 manufacturing businesses listed on the IDX for the
2019-2020 period using a purposive selection strategy. Based on the 2019–2020 financial reports
released and reviewed by manufacturing businesses listed on the IDX, quantitative data is
utilized as the type of data obtained for this study. A technique, termed documentation, is used in
data collecting. Data sources for this study were from secondary data. Some examples of
research analysis methods include the usage of the Wilcoxon Difference Test, Signed Rank Test,
and Descriptive Statistical Test. to assess the financial impact of manufacturing businesses listed
on the IDX on the Covid-19 epidemic. While comparing financial performance before and after
financial reporting is completed, profitability measures like Net Profit Margin, ROA, and ROE
are utilized.
Keywords: Covid-19, Company's Financial Performance, Profitability Ratios

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................

ABSTRAK ................................................................................................................................ i

ABSTRACT .............................................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


1.1................................................................................................................................... Lat
ar Belakang .............................................................................................................. 1
1.2................................................................................................................................... Ru
musan Masalah ........................................................................................................ 9
1.3................................................................................................................................... Tuj
uan Penelitian ........................................................................................................... 10
1.4................................................................................................................................... Ma
nfaat Penelitian ........................................................................................................ 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ....................................... 12


2.1. Landasan Teori ........................................................................................................ 12
2.2. Kajian Penelitian Terdahulu .................................................................................... 23
2.3. Kerangka Pemikiran ................................................................................................ 27
2.4. Hipotesis .................................................................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................................. 28


3.1. Objek Penelitian ....................................................................................................... 28
3.2. Metode Penelitian .................................................................................................... 28
3.3. Operasional Variabel ............................................................................................... 28
3.4. Sumber dan Cara Pengumpulan Data ...................................................................... 29
3.5. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................................... 30
3.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis .................................................................. 31

iii
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 32

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, serangan pandemi penyakit coronavirus (COVID-19) mulai muncul

pada tahun 2020. Awal wabah virus tersebut awal mulanya ditemukan di Wuhan China,

menjelang akhir tahun 2019. Akibat merebaknya virus tersebut, Indonesia termasuk dalam

salah satu negara yang mendapatkan efek dari pandemi Covid-19. Dari teridentifikasinya dua

orang yang terinfeksi di masyarakat, kejadian awal Covid-19 dilaporkan melanda Indonesia

pada 2 Maret 2020, dan infeksi tersebut langsung menyebar ke lingkungan sekitar, ( Johns

Hopkins University & Medicine (2020)).

Pemerintah telah mengambil sejumlah langkah untuk memerangi wabah Covid-19

yang menyebar dengan cepat, di antaranya memberikan dorongan kepada semua masyarakat

guna bekerja sama dalam upaya penghentian penyebaran virus dengan memberlakukan

Pembatasan Sosial (Physical Distancing), yaitu menerapkan beberapa cara protokol

kesehatan misalnya selalu memakai masker dan dengan menggunakan pembersih tangan atau

handsanitizer. Kegiatan edukasi daring seperti belajar mengajar juga digunakan dalam

penyelenggaraan vaksinasi dengan harapan dapat memperkuat imunitas manusia dan

mencegah infeksi virus, (Johns Hopkins University & Medicine (2020)). Pesatnya

pertumbuhan wabah COVID-19 tidak diragukan lagi telah memberikan pengaruh negatif

terhadap perekonomian Indonesia, terutama mengingat inisiatif pemerintah dalam bentuk

penerapan pembatasan sosial yang memaksa setiap orang untuk melakukan pekerjaan

didalam rumah dan berdampak pada sejumlah sektor ekonomi. Implementasi kebijakan ini

memiliki pengaruh besar terhadap sebagain besar perusahaan.

1
Munculnya wabah Covid-19 memberikan pengaruh yang sangat besar bagi setiap

bangsa di dunia, termasuk Indonesia, salah satunya dalam bidang ekonomi. Penyebaran

wabah Covid-19 memberikan dampak yang sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

Meskipun menjadi sumber pendapatan negara terbesar, salah satu dampak ekonominya

adalah penurunan anggaran penerimaan pajak Indonesia secara keseluruhan (Suparman,

2021). Nilai awal penerimaan anggaran ini adalah 1.865,7 triliun, namun kemudian turun

menjadi 1.462,6 triliun. Menurut Firdaus dkk. (2020), pendapatan pajak menyumbang 84,4%

atau $1.332,06 triliun dari total aliran pendapatan negara Indonesia pada tahun 2019.

Banyak orang telah terinfeksi oleh virus yang menyebar dengan cepat ini, dan kasus

pasien Covid-19 meningkat setiap hari dan menyebar hampir ke seluruh Indonesia. Peraturan

Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 menetapkan aturan pembatasan atau modifikasi dalam

upaya mengurangi penahanan perkara. Undang-undang pembatasan diterapkan antara lain

dengan mencegah masuk dan keluar dari negara, mempersulit perjalanan, dan membatasi

kebebasan bergerak orang. Sejatinya, keadaan tersebut berdampak pada perekonomian

Indonesia yang mampu membukukan pertumbuhan ekonomi sebesar 2,97% pada triwulan I

tahun 2020. Namun ketika triwulan kedua dimulai atau menyusul kasus Covid-19 di

Indonesia, pertumbuhan ekonomi negara menyusut hingga 5,32% (Purwanto, 2021).

Perekonomian Indonesia mengalami kontraksi sebesar -2,07% pada akhir tahun 2020

(Kementerian Keuangan, 2021). Kerugian ekonomi sebesar -2,07% ini menunjukkan, alih-

alih mengalami perkembangan ekonomi di masa wabah Covid-19, perekonomian Indonesia

justru mengalami keterpurukan.

2
Sasaran pemasukan negara di tahun 2020 yang diperoleh dari insentif perpajakan untuk

mereka yang terdampak wajib pajak dan pelaku korporasi kemudian menurun akibatnya.

Untuk keuntungan pajak bagi wajib pajak yang terkena dampak wabah Covid-19, lihat

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44 PMK 03/2020 (Darmayasa et al., 2021). Pemerintah

telah mempelajari bagaimana epidemi Covid-19 memengaruhi berbagai jenis perusahaan,

menyebabkan penurunan pendapatan dan kinerja keuangan yang memicu bencana ekonomi.

Oleh karena itu, pemerintah terpaksa melakukan intervensi di banyak sektor yang

paling terkena dampak untuk menyelamatkan perekonomian negara. Kemudian, sebagai

langkah awal, insentif pajak dapat diterapkan untuk melakukan hal tersebut. Akibat pandemi

COVID-19, diharapkan industri ini mampu melewati krisis ekonomi saat ini ((Kasna, 2021).

UMKM dan perusahaan publik skala besar sama-sama menerima manfaat pajak. Intervensi

pemerintah dalam bentuk insentif pajak adalah upaya lain untuk mencegah bisnis

memutuskan hubungan dengan pekerja karena masalah keuangan, seperti yang terjadi di

Australia selama krisis keuangan tahun 2008, yang meningkatkan pengangguran (Sugiri,

2020).

Krisis ekonomi menyebabkan penurunan penjualan beberapa produk perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan tentu akan terpengaruh oleh penurunan penjualan secara

keseluruhan. Masalah keuangan bahkan menyebabkan likuidasi bisnis tertentu. Menurut

Yudanto dan Santoso, kinerja keuangan industri real estate tidak terpengaruh krisis keuangan

1998. Rata-rata rasio lancar dan rasio cepat subsektor farmasi hanya sedikit menurun

(Affifah & Muslih, 2018). Mengingat banyak produk yang telah menjadi produk adiktif, hal

serupa dialami juga pada subsektor produk yang tidak jauh menyusutkan rata-rata rasio

lancar. Krisis tidak berdampak pada penjualan mereka. Krisis moneter juga berdampak pada

3
kinerja keuangan sektor usaha barang konsumsi yang diukur dengan debt to equity ratio

(DER) memperlihatkan penyusutan dalam kesanggupan melakukan pembayaran atas

pinjaman. Dengan total ekuitas yang stabil atau menurun, kenaikan total utang juga dapat

mengakibatkan peningkatan DER (Purnamasari, 2017).

Industri manufaktur juga mencapai titik terendah dalam hal kesulitan keuangan sebagai

akibat dari krisis ekonomi global pada tahun 2008. Menurut data BPS, sektor industri

manufaktur mengalami tingkat kebangkrutan mendekati 13% selama tahun 2008 keuangan

krisis. Hanya sektor transportasi dan komunikasi, gas, listrik, dan air bersih, serta pertanian

yang mengalami peningkatan. Krisis ekonomi global tahun 2008 membuat Indonesia dan

negara-negara kaya seperti Amerika Serikat terkejut atas situasi keuangan perusahaan.

Contohnya, Bear Stearns, yang merupakan perusahaan pialang dengan fungsi menjadi

penghubung dalam pembelian dan penjualan sekuritas, nyaris mengalami gagal bayar.

Sementara Lehman Brothers mengajukan kebangkrutan segera sesudah Merrill Lynch dibeli.

Keuangan perusahaan saat ini sedang terjadi masalah yang serius, terutama pada tingkat

utang, dan nilai aset turun. Hal tersebut tidak sama dengan bencana ekonomi terkait pandemi

COVID-19 yang terjadi sekarang ini (Wulandari et al., 2021).

Penerbangan lebih sedikit karena ditetapkannya peraturan work-from-home (WFH)

pandemi COVID-19, tetapi penjualan kosmetik dan peralatan rumah tangga yang merupakan

bagian dari sektor manufaktur mengalami peningkatan pada beberapa bulan belakangan ini

dari Februari hingga April 2020. Selama epidemi COVID-19, penjualan barang makanan dan

minuman juga meningkat. Shen menekankan bahwa munculnya epidemi COVID-19

memiliki pengaruh yang sangat tidak menguntungkan dan parah pada kinerja perusahaan-

perusahaan yang terdaftar di China. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya penyusutan

4
nilai pendapatan secara keseluruhan, yang juga memberikan dampak terhadap ROA. Selain

itu, studi Shen mengungkapkan bahwa sektor pariwisata, katering, dan transportasi

mengalami dampak paling besar pada kuartal pertama tahun 2020. Epidemi Covid-19

menyebabkan kerugian yang signifikan di banyak kegiatan, termasuk produksi industri,

operasi, dan penjualan. Oleh karena itu, pengelola perusahaan harus dapat memperhatikan

kondisi lingkungan, kemudian menyesuaikan dengan bisnis yang dimilikinya dan mengikuti

rencana yang tepat jika ingin dapat kembali beroperasi secara komersial di masa pandemi.

Hal ini dilakukan untuk memastikan operasi operasional tetap sejalan dengan pola

permintaan lokal dan kegiatan produksi tetap berjalan lancar (Parinduri et al., 2020).

Dari hasil laporan keuangan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI), efek

dari pandemi COVID-19 pada tahun 2020 terhadap kondisi keuangan harus diperhitungkan.

Investor dan kreditor mendasarkan pilihan investasi mereka pada seberapa baik perusahaan

publik beroperasi. Akibatnya, penelitian ini menjadi hal yang krusial guna membagikan

informasi yang terus-menerus terhadap calon investor sehubungan dengan tantangan

keuangan negara yang disebabkan oleh epidemi COVID 19 yang sedang berlangsung.

Pelaku usaha terpaksa mengakhiri Hubungan Kerja akibat Covid-19 (PHK). Epidemi

COVID-19 meningkatkan jumlah laporan sebanyak 2,67 juta, menurut informasi dari

Kementerian Keuangan, per November 2020, 9,77 juta orang telah membaca buku tersebut

(BBC, 2020). Sementara itu, statistik dari Badan Pusat. Per 7 Oktober 2020, Badan Pusat

Statistik (BPS) menunjukkan bahwa 32,66% pemilik perusahaan mengurangi jam kerja

mereka karena wabah COVID-19. Sementara itu, 17,06 persen perusahaan memecat 12,83

persen karyawannya dalam waktu singkat. Di industri ini, pertumbuhan ekonomi mengalami

penurunan terbesar. Perdagangan, akomodasi, transportasi, industri pariwisata dan penurunan

5
mobilitas penduduk. Kinerja pada perusahaan manufaktur yang memberikan kontribusi

signifikan terhadap PDB mengalami penurunan. Akibat berkurangnya impor bahan baku dan

langkah dalam penenganan virus Covid-19, perseroan menghentikan sementara produksinya.

Penurunan permintaan pelanggan menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan beberapa

perusahaan terpaksa menerapkan pemberhentian kerja kepada para karyawannya, Kumparan.

(2020).

Sebagai pemilik izin gerai KFC di masa pandemi, PT Fast Food Indonesia Tbk (FAST)

melakukan penutupan 155 toko cabang pada semua wilayah Indonesia karena mall atau plaza

banyak yang melakukan penutupan akibat dampak Covid-19, menjadikannya salah satu

pelaku bisnis. yang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK. memberhentikan

karyawan Selain itu, batasan yang diberlakukan selama epidemi menyebabkan PHK hingga

4.988 pekerja, yang memaksa penghentian operasi hingga pendapatan mereka dipotong

setengahnya (BBC, 2020). Ketika manajer dan investor bereaksi terhadap keadaan bisnis,

mereka menggunakan nilai perusahaan sebagai ukuran seberapa baik kinerja perusahaan

(Hafidh, 2022). Nilai-nilai perusahaan yang dipertimbangkan oleh manajer dan investor saat

menentukan keadaan perusahaan memungkinkan kita untuk memeriksa kinerja perusahaan

tersebut. Tujuan dari bisnis yang telah ditetapkan sebagai go public adalah untuk

meningkatkan pendapatan yang akan diterima oleh pemilik atau investor dari pertumbuhan

nilai perusahaan. Harga saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar modal seperti BEI

memungkinkan kita untuk menentukan nilai perusahaan publik baru. Salah satu tanggung

jawab utama pasar modal adalah menampung dana dari investor baik internasional maupun

domestik yang akan diinvestasikan pada surat berharga yang diterbitkan oleh emiten di masa

yang akan datang (Hafidh, 2022).

6
Masalah keuangan adalah kejadian umum dalam bisnis. Masalah keuangan,

bagaimanapun, dapat memburuk dan berkembang menjadi masalah yang lebih signifikan,

yang menyebabkan kesulitan atau kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan, menurut Platt dan

Platt (2022), adalah keadaan di mana suatu bisnis berada sebelum menyatakan bangkrut atau

melikuidasi dirinya sendiri. Menurut Damodaran (2017), berbagai faktor, seperti jumlah

utang perusahaan yang besar, kerugian operasional, dan arus kas tidak lancar, dapat

menyebabkan kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan dipengaruhi oleh keberhasilan

keuangan perusahaan, mengutip studi Fitri dan Syamwil (2020). Data keuangan yang

dihasilkan dari tindakan operasional perusahaan dapat dilihat sebagai kinerja keuangan

(Amalia et al., 2021). Rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio leverage

semuanya dapat digunakan untuk mengukur kesuksesan finansial. Jika sebuah perusahaan

berada dalam kesulitan keuangan, hal itu mungkin berdampak buruk pada kinerja

keuangannya; jika tren ini berlanjut, bisnis perusahaan bisa gagal. Banyak variabel, termasuk

keahlian manajerial yang tidak memadai, kecerobohan manajer, penipuan internal, tata kelola

perusahaan yang buruk, bencana alam, dan masalah ekonomi makro, dapat mengakibatkan

kegagalan bisnis (Sri, 2016).

Sektor manufaktur menjadi salah satu yang terkena dampak wabah Covid-19.

Purchasing Manager Index (PMI) perusahaan industri Indonesia mencerminkan dampak

Covid-19. Jajak pendapat IHS Markit menunjukkan PMI Manufaktur Indonesia turun dari

posisi semula 45,3 pada Maret 2020 menjadi 27,5 pada April 2020. Selama jajak pendapat

yang dilakukan selama sembilan tahun, posisi ini merupakan yang terendah. Pembatasan

sosial skala besar yang mendorong bisnis menghentikan fasilitas menjadi penyebab jatuhnya

PMI untuk sektor manufaktur. Hal ini mengakibatkan turunnya permintaan output dan

7
tingkat produksi, yang pada gilirannya memaksa pelaku usaha melakukan pemutusan

hubungan kerja (PHK). Karena inflasi dan kekurangan bahan, perusahaan juga mengalami

kenaikan harga. Karena keterbatasan impor dan ekspor antar negara, sulit bagi bisnis untuk

mendapatkan bahan baku yang mereka butuhkan, yang hanya bisa dibeli dari negara lain.

(IHS Markit PMI Manufaktur IndonesiaTM, 2020).

Mengingat salah satu industri yang berperan besar dalam perekonomian Indonesia

adalah manufaktur, tentunya hal ini memberikan pengaruh yang signifikan terhadap keadaan

perekonomian negara. Manufaktur kembali menempati posisinya sebagai sektor yang

memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional pada tahun

2018, kali ini dengan kontribusi sebesar 17,66% (Rini, 2018), dan kembali melakukannya

pada tahun 2019, kali ini dengan kontribusi sebesar 19,62% (Yunianto, 2020). Besarnya

pangsa sektor manufaktur terhadap PDB negara dapat menjadi petunjuk bahwa tipikal bisnis

manufaktur Indonesia berada dalam posisi keuangan yang sehat. Kinerja dan penderitaan

keuangan perusahaan akan diwakili oleh posisi keuangannya yang kuat. Menurut penelitian

Fitri dan Trisanti (2020) tentang financial distress perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2014–2018, sebanyak 62% perusahaan tidak mengalami

financial distress dan 38% perusahaan mengalaminya. Temuan ini menunjukkan bahwa

mayoritas perusahaan manufaktur memiliki kondisi keuangan yang sehat sebelum pandemi.

Menurut Dzulfaroh, A. N. (2020), industri manufaktur terkena dampak Covid-19.

PDB Indonesia sangat dipengaruhi oleh sektor manufaktur. Menurut data statistik

Kementerian Perindustrian, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia

mengalami tekanan pada akhir kuartal I 2020. Hal ini terjadi dengan penurunan kapasitas

sekitar 50% di beberapa industri. Status perusahaan dapat dinilai dengan menggunakan omset

8
yang diterima serta harga saham. Metrik yang paling umum untuk mengevaluasi keberhasilan

keuangan perusahaan adalah pendekatan keuangan terhadap laporan keuangan. Rasio

keuangan sangat penting untuk manajemen perusahaan.

Berdasarkan pendapat Roosdiana (2021) pemilik perusahaan wajib mempunyai edukasi

menyeluruh perihal rasio dan laporan keuangan yang nantinya diterapkan dalam memberikan

penilaian atas kesuksesan masa depan perusahaan secara finansial. Rasio keuangan adalah

dasar untuk memahami kesehatan dan kesuksesan keuangan perusahaan dan dapat digunakan

sebagai panduan saat membuat pilihan.. Selain itu, sejumlah faktor penting, seperti

efektivitas dan efisiensi atau otoritas, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang

bersangkutan, serta inisiatif internal perusahaan termasuk kreativitas dan pemikiran.

Financial Performance perusahaan bisa dipastikan melalui rangkaian analisis rasio keuangan

dengan menggunakan laporan keuangan perusahaan yang kontras, yang berguna untuk

manajemen bisnis. Indikator laporan keuangan kesehatan perusahaan meliputi rasio

likuiditas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, serta rasio aktivitas.

Atas uraian penjelasan yang melatar belakangi tersebut, penelitian ini dilaksanakan

guna mengetahui pengaruh apa yang terjadi pada variabel bebas yaitu kinerja keuangan

perusahaan terhadap variabel terikat yaitu pengaruh pandemi Covid-19 terhadap perusahaan

terdaftar dibursa efek Indonesia. Sehingga peneliti memiliki ketertarikan dalam

melaksanakan penelitian dengan judul “Analisis Financial Performance Perusahaan

Manufaktur Yang Tercantum Pada Bursa Efek Indonesia (BEI) Dari Pengaruh Pandemi

Covid-19”.

1.2. Rumusan Masalah

9
Rumusan masalah bisa terbentuk dengan menggunakan informasi latar belakang yang

sudah diuraikan. Dibawah ini merupakan rumusan masalah pada penelitian ini:

1. Adakah dampak yang timbul dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran Net Profit Margin ?

2. Adakah dampak yang timbul dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran ROA ?

3. Adakah dampak yang timbul dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran ROE ?

1.3. Tujuan Peneltian

Dari uraian rumusan masalah tersebut, didapatkan tujuan dari pada penelitian ini yaitu :

1. Guna menemukan ada tidaknya efek dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran Net Profit Margin.

2. Guna menemukan ada tidaknya efek dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran ROA.

3. Guna menemukan ada tidaknya efek dari pandemi Covid-19 atas Financial Performance

Perusahaan Manufaktur berdasarkan pengukuran ROE.

1.4. Manfaat Penelitian

Pemaparan tujuan penelitian diatas, memberikan harapan untuk dapat membagikan

manfaat atas penelitian ini terhadap lingkup pendidikan serta lingkup lainnya yang berkaitan.

Berbagai manfaat yang bisa diberikan atas dilakukannya penelitian ini yaitu :

1. Manfaat Teoritis

10
Secara teoritis, temuan penelitian ini bisa dijadikan landasan acuan bagi peneliti

lain dalam menjalankan penelitian yang serupa, guna meningkatkan kemampuan

melakukan analisis financial performance perusahaan manufaktur yang tercantum pada

BEI dari efek pandemi Covid-19.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Akademisi

Penelitian ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan atau landasan dalam penelitian

berikutnya dan penelitian memiliki harapan untuk bisa memperbanyak referensi di

perpustakaan Program Magister Manajemen Universitas Widyatama Bandung

b. Bagi Pembaca

Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai pedoman serta pembahasan

untuk menambah pemahaman dan informasi tentang analisis financial performance

perusahaan manufaktur yang tercantum pada BEI dari pengaruh pandemi covid-19.

11
BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

2.1. Landasan Teori

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Fahmi (2017) mengklaim bahwa kinerja keuangan suatu perusahaan dianalisis

untuk melihat seberapa efektif dan benar telah menggunakan standar implementasi

keuangan. Kinerja merupakan metrik untuk mengukur keberhasilan dalam menyelesaikan

aktivitas sesuai dengan tingkat kemampuan seseorang. Hubungan antara usaha, bakat,

dan persepsi tugas dengan demikian merupakan definisi kinerja.

Khusus pada bidang keuangan perusahaan dengan menelaah hubungan antara

pendapatan dan beban yang telah disajikan dalam laporan keuangan, Paleni (2016)

mengklaim bahwa kinerja keuangan merupakan gambaran tingkat pencapaian

implementasi yang dihasilkan dari kebijakan perusahaan yang telah diterapkan di usaha

perusahaan untuk mencapai tujuannya.

Likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, dan tingkat aktivitas adalah pengukuran

kinerja bisnis yang sering digunakan. Kemampuan bisnis untuk memenuhi kewajiban

keuangan segera diukur dengan likuiditas. Solvabilitas adalah metrik yang digunakan

untuk menilai kapasitas perusahaan untuk menutup hutang jika terjadi likuidasi.

Kapasitas bisnis untuk membuat keuntungan diukur dengan profitabilitas. Selain itu,

tindakan digunakan untuk mengukur kapasitas manajemen keuangan bisnis.

12
Analisis, khususnya analisis rasio keuangan, dapat digunakan untuk menilai

kinerja keuangan. Menurut Harahab (2016), rasio keuangan adalah angka yang diperoleh

dari perbandingan satu item laporan keuangan dengan item lainnya yang memiliki

hubungan yang relevan dan substansial.

Menurut metodenya, Mohammad Samsul (2016) membagi analisis rasio

keuangan menjadi 4 rasio, yaitu:

a. Rasio likuiditas, yaitu rasio yang menilai apakah suatu perusahaan memiliki cukup

uang tunai untuk menutupi kewajiban keuangan segera.

b. Rasio aktivitas, menunjukkan seberapa cepat komponen aset dapat diubah menjadi

penjualan atau uang tunai.

c. Rasio profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan uang.

d. Rasio solvabilitas (leverage), menunjukkan kapasitas perusahaan untuk memenuhi

komitmen jangka panjang. Hasil dari upaya individu, yang dicapai dengan

kemampuan dan tindakan dalam keadaan tertentu, dicirikan sebagai kinerja keuangan

perusahaan (Husnan, 2017).

Membandingkan dua komponen laporan keuangan menghasilkan rasio keuangan,

yang berfungsi sebagai ukuran keadaan ekonomi pada titik waktu tertentu.

2. Analisis Laporan Keuangan

Pemakai laporan keuangan yang membuat keputusan ekonomi mengandalkan

informasi dalam laporan keuangan sebagai sumber utama informasi. Di sisi lain,

diketahui bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan ternyata masih

memiliki keterbatasan. Prakiraan masa depan dapat dilakukan dengan melakukan analisis

13
tambahan atas laporan keuangan menggunakan proses perbandingan, penilaian, dan

analisis tren. Di sinilah analisis laporan keuangan memiliki salah satu makna utamanya.

Menurut Harahap (2016), analisis laporan keuangan mencakup: “Membagi item-

item laporan keuangan menjadi unit-unit informasi yang lebih kecil dan memeriksa

hubungan yang signifikan atau yang memiliki arti antara satu sama lain baik antara data

kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi

keuangan lebih dalam aspek yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan

yang tepat.

Analisis laporan keuangan dilakukan untuk mencapai sejumlah tujuan. Ini dapat

digunakan, misalnya, sebagai alat penyaringan awal ketika memilih investasi atau merger

alternatif, sebagai alat peramalan untuk kondisi dan kinerja keuangan di masa depan,

sebagai metode untuk mendiagnosis masalah manajemen, masalah operasional, atau

masalah lain, atau sebagai manajemen alat evaluasi.

Selain itu, tujuan dari analisis laporan keuangan menurut Harahap (2016)

adalah:

a. Dapat menawarkan informasi yang lebih komprehensif dan mendalam dari apa yang

terlihat dalam laporan keuangan.

b. Dapat mengekstraksi informasi dari laporan keuangan yang tersembunyi di dalam

laporan keuangan (implisit) atau tidak dapat diakses oleh mata manusia (eksplisit).

c. Memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi ketidakakuratan dalam laporan

keuangan.

14
d. Mampu membedah hal-hal yang tidak sesuai dengan laporan keuangan, baik dari segi

unsur internal laporan keuangan maupun dari segi data yang dikumpulkan dari

sumber di luar organisasi.

e. Memahami jenis tautan yang pada akhirnya dapat memunculkan model dan teori

dalam industri seperti prediksi dan peringkat.

f. Memiliki kemampuan untuk memberi pembuat keputusan data yang mereka

butuhkan. Dengan kata lain, tujuan analisis laporan keuangan sama dengan yang

dimaksud dengan laporan keuangan.

g. Memiliki kemampuan untuk menilai (rate) suatu korporasi dengan menggunakan

seperangkat standar yang diterima dalam dunia bisnis.

h. Memiliki kemampuan untuk membedakan kondisinya saat ini dengan bisnis lain,

dengan periode di masa lalu, dengan norma industri yang khas, atau dengan standar

yang ideal.

i. Mampu memahami skenario dan kondisi keuangan perusahaan, termasuk posisi

keuangan, hasil operasional, struktur keuangan, dan faktor lainnya.

j. Itu juga dapat meramalkan potensi hasil masa depan untuk bisnis.

Tujuan paling penting dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengurangi

ketergantungan pembuat keputusan pada spekulasi murni; hal ini dilakukan dengan cara

menurunkan dan membatasi ruang lingkup ketidakpastian yang melekat pada semua

proses pengambilan keputusan. Analisis laporan keuangan tidak menghilangkan

kebutuhan penerapan penilaian yang beragam; sebaliknya, ia menawarkan landasan yang

sehat dan terorganisir untuk menerapkan faktor-faktor ini.

3. Analisis Rasio Keuangan

15
Gambaran yang lebih jelas tentang kesehatan dan kinerja keuangan perusahaan

dapat diperoleh melalui analisis dan interpretasi berbagai rasio. Dalam menganalisis

laporan keuangan, istilah "rasio" mengacu pada statistik yang menggambarkan hubungan

antara satu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan. Rumus matematika

langsung digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara bagian-bagian penyusun

laporan keuangan.

Hery (2016) menegaskan bahwa manajer perusahaan, analis kredit, dan analis

saham adalah tiga kategori utama pengguna laporan keuangan yang biasanya

menggunakan analisis rasio keuangan.

a. Rasio Likuiditas

Kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen keuangan segera, atau

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan saat ditagih,

ditunjukkan dengan rasio likuiditas menurut Munawir (2018).

Suatu perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat

waktu apabila memiliki alat pembayaran atau aktiva lancar yang lebih besar dari

kewajiban lancar atau hutang jangka pendeknya. Suatu perusahaan dikatakan mampu

memenuhi kewajiban keuangannya tepat waktu jika dalam keadaan likuid. Di sisi

lain, hal itu menunjukkan bahwa bisnis tersebut dalam keadaan likuid jika tidak dapat

segera membayar tagihannya saat ditagih.

Darsono (2018) mengatakan rasio likuiditas terdiri dari:

1) Current Ratio (CR), yaitu kapasitas aset perusahaan yang ada untuk menutupi

kewajiban jangka pendeknya.

16
2) Quick Text Ratio (QTR), yaitu kapasitas aset lancar untuk menutupi kewajiban

lancar dikurangi persediaan.

3) Net Working Capital (NWC), atau modal operasi bersih. Rasio modal bersih

terhadap kewajiban lancar dihitung dengan menggunakan rasio modal kerja

bersih.

4) Defensife Interval Ratio (DIR), Rasio ini dapat digunakan untuk menentukan

apakah suatu bisnis dapat terus beroperasi tanpa bantuan sumber pendanaan lain.

b. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai kapasitas bisnis

untuk menghasilkan uang dari operasi rutin. Oktania (2017) mengklaim bahwa

profitabilitas adalah konsep relatif yang mempertimbangkan keuntungan yang

dihasilkan oleh suatu perusahaan sehubungan dengan jumlah modal yang

ditanamkan di perusahaan yang bersangkutan, terlepas dari apakah modal tersebut

merupakan kekayaan perusahaan itu sendiri (seperti modal saham) atau " kekayaan

asing (kredit bank, obligasi) yang terkandung dalam perusahaan"

Jenis-jenis rasio profitabilitas menurut Hery (2016), yang lazim digunakan

dalam praktek untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

yaitu:

1) Hasil pengembalian atas aset (Return On Assets)

Return on assets merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi

suatu aset terhadap laba bersih. Dengan menggunakan rasio ini, seseorang dapat

menentukan berapa laba bersih yang dapat diharapkan dari setiap rupiah modal

yang termasuk dalam total aset.

17
2) Hasil pengembalian atas ekuitas (Return On Equity)

Mengukur berapa laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang

diinvestasikan dalam total ekuitas. Rasio ini menggambarkan seberapa besar

kontribusi ekuitas dalam menghasilkan laba bersih.

3) Marjin laba kotor (Gross Profit Margin)

Marjin laba kotor merupakan proporsi yang digunakan untuk menghitung laba

kotor sebagai persentase dari penjualan bersih. Rumus untuk menghitung rasio

ini adalah membagi penjualan bersih dengan laba kotor. Penjualan bersih dan

harga pokok penjualan dikurangkan untuk mendapatkan laba kotor. Penjualan

bersih dalam konteks ini mengacu pada penjualan (tunai atau kredit) dikurangi

pengembalian uang, modifikasi harga jual, dan diskon penjualan.

4) Marjin laba operasional (Operating Profit Margin)

Rasio ini digunakan untuk menghitung marjin laba operasi untuk tas sebagai

proporsi dari penjualan bersih. diperoleh dengan mengurangkan laba operasi

dari penjualan bersih. Sebagai hasil pengukuran antara laba kotor dan biaya

operasional, maka dihitung laba operasi.

5) Marjin laba bersih (New Profit Margin)

Adalah rasio yang digunakan untuk menghitung margin laba bersih sebagai

persentase dari penjualan bersih. Laba bersih dibagi dengan penjualan bersih

untuk mendapatkan persentase ini. Laba sebelum pajak penghasilan dan beban

pajak penghasilan dikurangkan untuk mendapatkan laba bersih. Laba sebelum

18
pajak penghasilan dalam konteks ini mengacu pada laba operasi ditambah

pendapatan tambahan dan laba dikurangi biaya dan kerugian tambahan.

c. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa efektif

perusahaan menggunakan sumber dayanya, termasuk seberapa efektif perusahaan

menggunakan sumber dayanya saat ini. Ini juga berfungsi untuk mengukur seberapa

baik organisasi mampu melakukan operasi sehari-hari.

Hery (2016) menegaskan bahwa jenis rasio aktivitas berikut biasanya

digunakan dalam praktik untuk mengukur kapasitas perusahaan dalam

memanfaatkan dan memaksimalkan sumber dayanya:

1) Perputaran persediaan (Inventory Turn Over)

Rasio yang dikenal sebagai perputaran persediaan digunakan untuk menghitung

seberapa sering (dalam siklus per hari) uang yang tertanam dalam persediaan

akan berputar. Persentase perputaran persediaan yang tinggi menunjukkan

menyusutnya modal kerja yang terkandung dalam persediaan barang, yang

menguntungkan bagi bisnis.

2) Perputaran modal kerja (Working Capital Turn Over)

Perputaran modal kerja adalah rasio yang menilai seberapa baik aset perusahaan

saat ini (modal kerja) berkontribusi terhadap penjualan. Proporsi ini ditentukan

sebagai selisih antara arus rata-rata dan jumlah penjualan (tunai atau kredit).

Aset lancar rata-rata didefinisikan sebagai aset lancar pada awal tahun ditambah

aset pada akhir tahun sebelumnya dibagi dua.

3) Perputaran aset tetap (Fixed Assets Turnover)

19
Ini adalah rasio yang digunakan untuk menilai seberapa baik aset tetap

perusahaan menghasilkan penjualan, atau, dengan kata lain, seberapa baik

kapasitas aset tetap mendukung generasi penjualan. dibagi dengan rata-rata aset

tetap sebagai hasil pembagian volume penjualan (tunai atau kredit). Aset tetap

rata-rata dihitung dengan membagi aset tetap pada awal tahun dengan aset tetap

pada akhir tahun sebelumnya. Perputaran aset tetap yang rendah menunjukkan

bahwa organisasi memiliki kelebihan kapasitas aset tetap dan bahwa aset tetap

saat ini tidak digunakan secara maksimal dalam hal mendorong pendapatan.

4) Perputaran total aset (Total Assets Turnover)

Rasio ini ditentukan sebagai selisih antara rata-rata total aset dan volume

penjualan (tunai atau kredit). Rata-rata total aset dihitung dengan membagi total

aset pada awal tahun dengan total aset pada akhir tahun sebelumnya. Perputaran

total aset yang rendah menunjukkan bahwa bisnis memiliki kelebihan total aset

dan total aset saat ini tidak digunakan secara maksimal untuk menghasilkan

pendapatan (Herry, 2016).

d. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas menjelaskan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka panjang atau kewajibannya jika terjadi likuidasi. Kemampuan

korporasi untuk memenuhi komitmen keuangan baik jangka pendek maupun jangka

panjang pada saat perusahaan dilikuidasi ditunjukkan oleh Rasio Solvabilitas

(Munawir 2017). Rasio solvabilitas, di sisi lain, adalah rasio yang digunakan untuk

menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmen utangnya jika

perusahaan tersebut dilikuidasi, (Darsono 2018).

20
Selain tertarik atau memperhatikan kondisi keuangan jangka pendek, kreditur

atau pemegang saham jangka panjang terutama tertarik pada kondisi keuangan

jangka panjang karena terlepas dari seberapa menguntungkan kondisi keuangan

jangka pendek, tidak ada jaminan bahwa mereka akan terus menguntungkan dalam

jangka panjang. Oleh karena itu, kemampuan bisnis untuk membayar utangnya jika

dilikuidasi diukur dengan rasio solvabilitas.

Darsono (2018) membagi 4 (empat) rasio solvabilitas, yaitu:

1) Debt to Equity Ratio (DER), adalah rasio yang menunjukkan proporsi uang yang

diterima pemberi pinjaman dari pemegang saham.

2) Debt to Asset Ratio (DAR), adalah rasio yang menonjolkan nilai pembiayaan

utang dengan menampilkan proporsi aset perusahaan yang didukung oleh utang.

3) Interest Coverage (IC), menentukan apakah laba akan cukup untuk menutupi

beban bunga untuk periode berjalan.

4) Equity Multiplier (EM), adalah rasio yang menggambarkan seberapa baik

perusahaan menggunakan ekuitas pemegang saham.

4. Hubungan Kinerja Perusahaan dengan Analisis Laporan Keuangan

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, penyusunan laporan keuangan melayani

tujuan ganda mengungkapkan informasi tentang posisi keuangan perusahaan serta

kinerjanya. Informasi ini bermanfaat bagi berbagai pengguna dalam membuat keputusan

keuangan. Akibatnya, laporan keuangan dapat digunakan untuk menentukan kinerja

perusahaan. “Sumber informasi utama yang digunakan para analis ini untuk

mengevaluasi kinerja perusahaan adalah laporan keuangannya dan catatan sejarah kinerja

masa lalunya,” klaim Munawir (2017). Dengan memeriksa atau mengevaluasi akun

21
keuangan, dimungkinkan untuk menentukan tingkat kesehatan perusahaan. Pencapaian

dan kelemahan perusahaan dapat dilihat dari temuan analisis, memungkinkan pihak-pihak

yang berkepentingan dengan organisasi untuk mempertimbangkan faktor-faktor tersebut

saat mengambil keputusan.

Menurut Darsono (2018), dalam operasional dapat dilihat beberapa keterkaitan

antara laporan keuangan dengan fungsifungsi manajemen, yaitu sebagai berikut:

a. Pendapatan dalam bentuk pendapatan penjualan digunakan untuk mengukur

seberapa baik kinerja fungsi pemasaran.

b. Persediaan barang jadi (neraca) dan harga pokok penjualan jadi untuk menilai

seberapa baik kinerja fungsi produksi.

c. Pengeluaran operasional (biaya umum dan administrasi) untuk menilai tugas

manajemen kantor dan bisnis. Gaji dan gaji, yang merupakan fungsi manajemen

SDM, dicakup dalam bagian ini.

d. Suku bunga adalah indikator pengelolaan uang yang baik.

Setiap bisnis harus menganalisis dan memahami laporan keuangannya agar para

eksekutif dan manajemennya memahami keadaan dan lintasan organisasi yang

bersangkutan. Kekurangan dan kelebihan perusahaan dapat diketahui melalui kajian ini

guna mendongkrak kinerja di masa yang akan datang.

2.2. Kajian Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Hasil Penelitian

22
dan Tahun Penelitian

1 Eni Sudarwati Analisis rasio Metode Analisis temuan studi


(2017) keuangan sebagai Kuantitatif dan data Uji T untuk
dasar penilaian variabel likuiditas
tingkat kinerja digunakan untuk
keuangan pada menentukan nilai yang
perusahaan signifikan, memastikan
Manufaktur yang bahwa itu tidak
Go public Di BEI berdampak besar pada
CFROA perusahaan.
Rasio likuiditas tidak
berpengaruh terhadap
derajat kinerja keuangan
pada bisnis manufaktur
yang go public di Bursa
Efek Indonesia. Bursa
manufaktur Indonesia.

2 Amrullah, Lalu Analisis pengaruh Metode Secara umum variabel


Anton (2017) kinerja keuangan Kuantitatif independen berpengaruh
perusahaan signifikan terhadap
terhadap return return saham. Variabel-
saham di BEI variabel ini tidak
signifikan terhadap
pengembalian saham,
bagaimanapun, sebagai
akibat dari risiko
sistematis yang melekat
pada studi yang
dijalankan.

23
3 Hendry Andres Analisis Laporan Metode PT. Hanjaya Mandala
Maith(2017) Keuangan Dalam Kuantitatif Sampoerna Tbk.
Mengukur Kinerja menunjukkan kondisi
Keuangan Pada kinerja keuangan yang
PT. Hanjaya baik, sesuai dengan
Mandala temuan analisis dengan
Sampoerna tbk. menggunakan variabel
rasio keuangan.

4 Ni Kadek Intan Analisis Metode Diakui dengan baik


Nuariyanti dan Komparatif Kuantitatif bahwa kinerja
Ni Made Adi Kinerja perusahaan sebelum dan
Erawati Perusahaan sesudah beralih ke IFRS
(2018) Sebelum Dan berbeda.
Sesudah Konversi
Ke Ifrs

5 Budialim, Pengaruh Kinerja Metode Temuan penelitian


Giovanni Keuangan Dan Kuantitatif menunjukkan bahwa
(2018) Risiko Terhadap variabel Debt to Equity
Return Saham Ratio (DER) tidak
Perusahaan Sektor berpengaruh signifikan
Consumer Doods terhadap return saham,
Di Bursa Efek sedangkan variabel
Indonesia Periode Current Ratio (CR)
2015-2018 tidak berpengaruh
signifikan terhadap
return saham.

6 Jullimursyida, Pengaruh Kinerja Metode Kemampuan perusahaan


Ganto, Keuangan Kuantitatif untuk membayar
Muammar Perusahaan dividen yang cukup
tinggi untuk

24
Khadafi, Manufaktur meningkatkan
Wahyuddin Terhadap Return kepercayaan investor
Albra, Gazali Saham Di Bursa terhadap nilai
Syamni (2018) Efek Indonesia perusahaan akan
memungkinkan untuk
meningkatkan harga
saham, meskipun
pengaruhnya tidak akan
terlalu terlihat karena
terdapat hubungan
positif antara return on
equity (Xl ) dan
pengembalian saham.

7 Fegi Syahputra Analisis Kinerja Metode Temuan menunjukkan


(2019) Keuangan dengan Kuantitatif bahwa, ketika melihat
Menggunakan perusahaan manufaktur
Laporan Arus Kas yang diteliti dari
Perusahaan perspektif kualitas laba
Manufaktur yang dengan menggunakan
Terdaftar di BEI rasio indeks dana
operasional dan arus kas
rasio kecukupan,
mereka umumnya
memiliki kinerja
keuangan yang baik.

2.3. Kerangka Pemikiran

25
Kerangka ini memberikan penjelasan tentang masalah yang menjadi fokus penelitian

ini. Kerangka ini dirancang untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang

akan dilakukan, khususnya yang berkaitan dengan pemeriksaan laporan keuangan untuk

mengukur keberhasilan keuangan organisasi. Berdasarkan kerangka pemikiran dapat

ditarik kesimpulan bahwa rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio rentabilitas, dan rasio

aktivitas adalah empat rasio keuangan yang digunakan untuk menganalisis laporan

keuangan untuk menentukan apakah kinerja keuangan perusahaan membaik atau

memburuk. di akhir tahun.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat digambarkan kerangka pikir dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

2.4. Hipotesis

26
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah disajikan pada gambar, maka hipotesis

dalam penelitian ini yaitu : Diduga bahwa kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang

terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) sesudah Pandemi Covid-19 adalah sehat.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Objek Penelitian

Obyek penelitian adalah kelompok komponen yang akan diteliti, yang dapat mencakup

individu, kelompok, atau objek. Subyek kajian disebut sebagai obyek penelitian agar

pengumpulan data lebih terarah (Sugiyono, 2017). Sebuah bisnis manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi objek penelitian ini.

3.2. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dan komparatif, tergantung pada

tingkat penjelasannya. Hal ini didasarkan pada tujuan penelitian, yaitu menggunakan rasio

keuangan untuk menguji kinerja keuangan perusahaan manufaktur. Dengan menggunakan

teknik dan standar analisis yang sebanding, penelitian ini juga berupaya membandingkan

sejumlah bisnis lain yang beroperasi di industri yang sama (Sugiyono, 2017).

3.3. Operasional Variabel

27
Untuk memperoleh gambar yang jelas dalam penelitian ini maka perlu dikemukakan

defenisi operasional yatu sebagai berikut:

1. Laporan keuangan adalah dua daftar yang disusun oleh akutan pada akhir periode untuk

suatu perusahaan, kedua itu adalah neraca dan laporan laba rugi.

2. Kinerja keuangan adalah mengenai keadaan keuangan perusahaan dengan menggunakan

rasio keuangan yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio

profitabilitas.

3. Analisis rasio adalah angka yang yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos

laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan.

4. Rasio likuiditas adalah rasio lancar dan rasio sangat lancar untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban atau membayar utang jangka pendeknya yang

akan segerah jatuh tempoh.

5. Rasio solabilitas adalah rasio yang merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur

sejauh mana aset perusahaan dibayar dengan utang.

6. Rasio aktivitas yaitu dilakukan dengan cara membandingkan besarnya tingkat penjualan

dengan piutang usaha, persediaan barang dagang, modal kerja (aset lancar), aset tetap

maupun total aset.

7. Rasio profitabilitas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusaan untuk

menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal yang tertanam didalamnya.

3.4. Sumber Dan Cara Pengumpulan Data

3.4.1. Sumber Data

28
a. Data sekunder adalah informasi yang sudah dipublikasikan dalam laporan yang

dibuat oleh pelaku usaha yang melakukan penelitian, dalam hal ini BEI.

b. Data primer yaitu data primer yang telah diolah lebih lanjut untuk mendukung

penelitian ini atau data primer yang telah diolah oleh pihak ketiga. Pembekalan

langsung dengan pejabat atau personel BEI menjadi sumber data utama kajian.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti sebagai berikut :

1. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan untuk menemukan

buku atau bahan yang berkaitan dengan penelitian penulis (juga dikenal

sebagai sumber perpustakaan).

2. Field research adalah penelitian yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi di BEI (Field Resource).

3. Menggunakan Internet dan Situs Web Afiliasi. Pendekatan ini digunakan

untuk menemukan data yang relevan dengan masalah penelitian.

Strategi pengumpulan data yang akan digunakan untuk mengumpulkan

informasi dapat berupa observasi, seperti pengumpulan data dengan cara mengambil

data atau dokumen yang berkaitan dengan laporan keuangan.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dokumentasi dan analisis literatur adalah dua pendekatan pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian. Rekaman masa lalu disebut dokumentasi (Sugiyono, 2013).

Strategi pendokumentasian ini akan menargetkan laporan keuangan tahun 2018 sampai

dengan tahun 2020 di sejumlah perusahaan industri yang memenuhi persyaratan. Peneliti

selanjutnya akan mengolah data yang telah terkumpul.

29
3.6. Teknik Analisis Data dan Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini, pendekatan analisis laporan keuangan digunakan untuk fokus

pada isu-isu yang melibatkan angka-angka tertentu dan rumus matematika. Berikut adalah

langkah-langkah dalam analisis laporan keuangan:

1. Current Ratio (CR), yaitu kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Darsono (2018)

𝐴𝑘𝑡i𝑣𝑎 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
𝐶𝑅 = 𝐻𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔 𝐿𝑎𝑛𝑐𝑎𝑟
2. Debt to Equity Ratio (DER), merupakan rasio yang menunjukkan presentase

penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman. Darsono

(2018)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛g
𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑞𝑢i𝑡𝑎𝑠
3. Return On Equity (ROE). Rasio ini digunakan untuk menghitung besarnya laba

bersih yang akan dihasilkan untuk setiap rupiah dari total ekuitas. Laba bersih

dibagi dengan ekuitas untuk sampai pada rasio ini.

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠iℎ
𝑅𝑂𝐸 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑒𝑞𝑢i𝑡𝑎𝑠

4. Return On Asset adalah rasio yang digunakan untuk menilai kapasitas bisnis

untuk menghasilkan keuntungan dengan menggunakan seluruh asetnya (Hanafi

2017).

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠iℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎j𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑒𝑡

30
DAFTAR PUSTAKA

Affiah, A., & Muslih, M. (2018). Pengaruh leverage, profitabilitas, dan good corporate

governance terhadap financial distress (Studi Kasus pada Perusahaan Pertambangan

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016). Ekspansi: Jurnal Ekonomi,

Keuangan, Perbankan, dan Akuntansi, 10(2), 241-256.

Aldi, B., & Djakman, C. D. (2020). Persepsi Manajemen dan Stakeholders pada Pencapaian

Sustainable Development Goals (SDGs) dalam Sustainability Reporting. Jurnal Riset

Akuntansi Dan Keuangan, 8(2), 405-430.

Amalia, N., Budiwati, H., & Irdiana, S. (2021). Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan

Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19 (Studi Kasus Pada Perusahaan Transportasi Yang

Terdaftar Di Bei). Progress Conference, 4(1), 290–296.

31
Astuti, T. P., & Yulianto, Y. (2016). Good Governance Pengelolaan Keuangan Desa

Menyongsong Berlakunya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014. Berkala Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, 1(1), 1-15.

BBC. (2020, Maret 11). Coronavirus confirmed as pandemic by World Health Organization.

Retrieved from https://www.bbc.com/news/world-51839944

Damodaran, A. (2017). Corporate Finance. Theory and Practice, John Wiley&Sons. Inc.

Newyork.

Darmayasa, I. N., Absari, N. K. M. T. D., & Mandia, I. N. (2021). Nilai Tri Kaya Parisudha

Sebagai Fondasi Kepatuhan Pajak Orang Pribadi. Jurnal Riset dan Aplikasi: Akuntansi

dan Manajemen, 5(2), 129-144.

Darsono. 2018. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Yogyakarta : Andi YKA.

Dzulfaroh, A. N. (2020, Maret 12). Virus Corona Jadi Pandemi Global, Apa Dampak dan

LangkahSelanjutnya?FromKOMPAS.com:https://www.kompas.com/tren/read/

2020/03/12/064800265/virus-corona-jadipandemi-global-apa-dampak-dan-langkah-

selanjutnya

Fahmi, Irham. 2017. Analisis Kinerja Keuangan, Panduan bagi Akademik, Manajer, dan Investor

Untuk Menilai dan Menganalisis Bisnis dari Aspek Keuangan. Bandung: Alfabeta.

Fajaryani, N. L. G. S., & Suryani, E. (2018). Struktur Modal, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan

Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Jurnal Riset Akuntansi Kontemporer, 10(2),

74-79.

Firdaus, A. H., Listiyanto, E., Talattov, A. P., & Taufikurahman, M. R. (2020). Kajian Tengah

Tahun INDEF 2020: Menata Arsitektur Ekonomi Pasca Pandemi. INDEF.

32
Fitri, R. A., & Syamwil, S. (2020). Pengaruh Likuiditas, Aktivitas, Profitabilitas dan Leverage

Terhadap Financial Distress (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2018). Jurnal Ecogen, 3(1), 134.

Hafidh, A., & Priono, H. (2022). Pengaruh Profitabilitas, Likuditas, Dan Leverage Terhadap

Nilai Perusahaan Melalui Moderasi Intellectual Capital.Jurnal Proaksi,9(1), 66 -83.

Hanafi, Mahmud M. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP YKPN

Harahab, Sofyan Syafri. 2016. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada.

Hery. 2016. Analisis kinerja manajemen. Jakarta: PT Grasindo

Husnan, Suad. 2017. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisa Sekurita.UPP. Indonesian Capital

Market Directory.

IHS Markit PMI Manufaktur IndonesiaTM. (2020). www.markit.com/product/pmi.

Indriyani, I. (2015). Pengaruh rasio keuangan terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis

Sriwijaya, 13(3), 343-358.

Johns Hopkins University & Medicine. (2020, Mei 5). CORONAVIRUS RESOURCE

CENTER. From Johns Hopkins University & Medicine:

https://coronavirus.jhu.edu/Kasmir, 2012. Pengantar Manajemen Keuangan. Kencana

Prenada Media Group,Jakarta.

Kasna, I. K. (2021). Kawal Pemulihan Ekonomi Usai Pandemi. Jurnal Ilmiah Cakrawarti, 4(2),

103-113.

Kholik, A., & Laeli, S. (2020). Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Sekolah Alam Berbasis

Model Resource-Based View. Tadbir Muwahhid, 4(1), 73-97.

33
Kumparan. (2020, April 9). Omzet Ritel Fashion Anjlok 98 Persen, Karyawan Matahari dan

Ramayana Jadi Korban. From Kumparan: https://kumparan.com/kumparanbisnis/omzet-

ritel-fashion-anjlok-98-persenkaryawan-matahari-dan-ramayana-jadi-korban

1tBr2NP8d54

Lindawati, A. S. L., & Puspita, M. E. (2015). Corporate Social Responsibilty: Implikasi

Stakeholder dan Legitimacy Gap dalam Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jurnal

Akuntansi Multiparadigma, 6(1), 157-174.

Munawir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty

Paleni, Herman. 2016. Analisis kinerja keuangan pada pdam tirta bukit sulap kota libuklinggau.

Jurnal akutanika

Platt, H. D., & Platt, M. B. (2022). Predicting Corporate Financial Distress: Reflections on

ChoiceBased Sample Bias. Journal of economics and finance, 26(2), 184-199.

Purba, I. R. (2015). Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Solvabilitas Terhadap Earning Per

Share Pada Perusahaan Sektor Industri Dasar dan Kimia Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 1(1), 34-57.

Purnamasari, L. (2017). Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Dolar, Return On Asset (ROA), Debt to

Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR) Terhadap Return Saham. Jurnal

Administrasi dan Kebijakan Publik, 7(2), 16-29.

Purwanto, A. (2021, Januari 27). Ekonomi Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19: Potret dan

Strategi Pemulihan 2020-2021. Diakses pada 18 Oktober 2021.

Rini, A. (2018, Desember 19). Ini Capaian Industri Manufaktur Selama 2018 – Ekonomi

Bisnis.com. Diakses pada 26 Oktober 2021.

34
Rosdiana, Y., Akuntansi, P., & Ekonomi dan Bisnis, F. (2018). Prosiding Akuntansi Pengaruh

Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Informasi Lingkungan (Studi Empiris

Pada Perusahaan Manufaktur yang Listed di Bursa Efek Indonesia dan Menjadi Peserta

PROPER pada tahun 2014-2016). Univesitas Islam Bandung, 188–195.

Safitri, I. L. K. (2016). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Industri Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi

Kasus Pada Perusahaan Kalbe Farma Tbk. Periode 2007-2014). Jurnal Akuntansi dan

Bisnis: Jurnal Program Studi Akuntansi, 2(2).

Saleh, A., & Sudiyatno, B. (2013). Pengaruh rasio keuangan untuk memprediksi probabilitas

kebangkrutan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dinamika Akuntansi Keuangan dan Perbankan, 2(1).

Samsul, Mohamad. 2016. Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta:Erlangga.

Saragih, A. E. (2017). Pengaruh Intellectual Capital (Human Capital, Structural Capital dan

Customer Capital) Terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi & Keuangan, 1-24.

Sari, E. N., & Saragih, F. (2016). Pengaruh sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja

keuangan peusahaan pada hotel berbintang di Kota medan. Jurnal Riset Akuntansi dan

Bisnis, 9(2).

Sri, P. M. (2016). The Role of External and Internal Factors in the Accuracy of Predicting

Financial Distress. European Journal of Business and Management Www.Iiste.Org

ISSN, 8(13).

Subhiksu, I. B. K., & Utama, G. B. R. (2018). Daya Tarik Wisata Museum Sejarah dan

Perkembangannya di Ubud Bali. Deepublish.

35
Sugiri, D. (2020). Menyelamatkan usaha mikro, kecil dan menengah dari dampak pandemi

Covid-19. Fokus Bisnis: Media Pengkajian Manajemen dan Akuntansi, 19(1), 76-86.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta.

Suparman, N. (2021). Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pengelolaan Keuangan Negara.

Indonesian Treasury Review: Jurnal Perbendaharaan, Keuangan Negara dan Kebijakan

Publik, 6(1), 31-42.

Suryati, S. (2018). Analisis Kinerja Keuangan PT. Perkebunan Nusantara XIV (PERSERO) Unit

Kebun Malili Di Mantadulu Kabupaten Luwu Timur. JEMMA (Journal of Economic,

Management and Accounting), 1(2), 33-41.

Tarsija, T., & Pandaya, P. (2019). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas Dan

Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan. JURNAL AKUNTANSI,

8(1), 73-93.

Trisanti, T. (2020). Analysis of Factors that Lead to Financial Distress for Property and Real

Estate Companies in Indonesia. INOBIS: Jurnal Inovasi Bisnis Dan Manajemen

Indonesia, 3(3),

Wulandari, R., Hermuningsih, S., & Wiyono, G. (2021). Dampak Makro Ekonomi Terhadap

Return Saham dengan Profitabilitas Sebagai Intervening dan Inflasi Sebagai Moderasi.

Syntax Literate; Jurnal Ilmiah Indonesia, 6(12), 6336-6355.

Yoel, E. M. T. (2016). Pengaruh kebijakan makroprudensial terhadap siklus kredit: Sebuah studi

atas penggunaan instrumen CAR dan GWM perbankan Indonesia 2006-2013. Bina

Ekonomi, 20(1), 77-96.

Yunianto, T. (2020, Januari 6). Jadi Tumpuan Ekonomi RI, Sektor Manufaktur 2019 Tumbuh

Melambat - Makro Katadata.co.id. Diakses pada 26 Oktober 2021.

36
Yusra, I. (2016). Kemampuan Rasio Likuiditas Dan Solvabilitas Dalam Memprediksi Laba

Perusahaan Perusahaan: Studi Empiris Pada Perusahaan Telekomunikasi Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Benefita, 1(1), 15-23.

37

Anda mungkin juga menyukai