PROPOSAL
Oleh i:
Citra iLestari
1801150010013
i
3.6. Uji Instrumen Penelitian ....................................................................................... 29.
3.6.1. Uji Validitas ....................................................................................... 29
3.6.2. Uji Reliabilitas ................................................................................... 30
3.7. Teknik Analisis Data.............................................................................................. 30
3.8. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 31
3.8.1. Pengujian Hipotesis Hubungan/Pengaruh Langsung (Direct Effect). 31
3.8.2. Uji Koefisien Korelasi (R) dan Determian (R2)................................. 31
3.8.3. Uji Signifikan Penggaruh Parsial ( uji t) ............................................ 32
3.9. Analisis Jalur.......................................................................................................... 32
DAFTAR iPUSTAKA ....................................................................................................... 34
ii
BAB iI
PENDAHUULUAN
1.1. iLatar iBelakang i
Pada iera iglobalisasi ipersaingan idalam idunia ibisnis isemakin iketat, iyang
imengharuskan iperusahaan iuntuk isemakin ipandai idalam imengatur istrategi
ipemasaran iyang iefektif iuntuk imemasarkan iproduknya. iBerbagai ipengusaha
ibisnis imulai iberevolusi idengan itujuan imenyediakan iproduk idan ipelayanan
iyang ibaik iuntuk ikonsumen. iHal iini idibuktikan idengan iberagamnya ijenis
iusaha iyang imenghasilkan ibarang iatau ijasa, imulai idari iyang iberskala ikecil
isampai iberskala ibesar. iSalah isatunya iadalah ibisnis iritel. iMenurut iMa’ruf
i(2005) ibisnis iritel iadalah ikegiatan iusaha imenjual ibarang iatau ijasa ikepada
iperorangan iuntuk ikeperluan idiri isendiri, ikeluarga iatau irumah itangga.
iUmumnya iusaha iini imelakukan ipenjualan ilangsung ikepada ikonsumen iakhir.
iNamun, itak ijarang ikita itemui ikonsumen ipada ibisnis iritel imenjual ikembali
iproduk iyang idibeli iuntuk imendapatkan ikeuntungan.
Bisnis iritel isendiri imerupakan iaktifitas iusaha idengan icara imenjual
iberbagai imacam ibarang idan ijasa iyang idigunakan iuntuk imemenuhi ikebutuhan
ipribadi i(Wilujeng, i2017). iSalah isatu ijenis iformat iritel iyang iada idi iIndonesia
iadalah iminimarket. iMinimarket iadalah ipasar iritel imodern itempat ipenjualan
ibarang-barang ieceran idalam iskala iyang ilebih ikecil idibandingkan isupermarket
idan ihypermarket. iBerdasarkan idata idari iNielson iRitel iAudit iperkembangan
iritel idi iIndonesia itelah imencapai ilebih idari i20 iribu igerai, iyang ididominasi
ioleh iAlfamart idan iIndomaret. iPerkembangan iritel- iritel itersebut itentu iakan
iberimbas iterhadap ikonsumen iyang imana ikonsumen iakan ilebih ikonsumtif
ikarena iberagam ipromo iyang idilakukan ioleh iperitel. iOleh ikarena iitu, iaktifitas
ibelanja isaat iini itidak ihanya iuntuk imemenuhi ikeinginan idan ikebutuhan
isehari-hari itetapi isudah imenjadi igaya ihidup. iHal iini idisebabkan isemakin
ipesatnya ibisnis iritel imodern iyang iberkembang. iSelain iitu, ikonsumen
imembutuhkan ihal itersebut iuntuk imemuaskan iemosionalnya. iPerilaku
imemuaskan iemosional iinilah iyang imenjadi ipergerseran iperilaku ipada
ikonsumen iyaitu iperilaku iyang iberbelanja isecara iterencana imenjadi itidak
iterencana i(impulse ibuying) i(Wilujeng, i2017).
1
2
i(Kwan, i2016). iStimulus idalam itoko iberupa idiskon iharga idapat imenimbulkan
iemosi ipositif ikonsumen idalam iberbelanja. iSemakin isering iadanya idiskon
iharga imenjadikan ikonsumen imerasa isenang idalam iberbelanja i(Kurniawati idan
iRestuti, i2014).
Stimulus idalam ilingkungan iberbelanja idapat idiwujudkan imelalui istore
iatmosphere iyang idiberikan ikepada ikonsumen isaat imelakukan ikegiatan
iberbelanja i(Yistani, i2012). iBallantine iet ial i(2010) imenyebutkan ibahwa
ilingkungan iberbelanja idapat ididesain isedemikian irupa idengan itujuan
imenimbulkan iefek iemosional idalam idiri ikonsumen. iKonsumen isenang idengan
ilingkungan iberbelanja iyang imemberikan ikenyamanan iyang itinggi iagar
ikegiatan iberbelanja iyang idilakukan ilebih imenyenangkan i(Zhang iet ial, i2011).
Konsumen idengan ipositive iemotion imenunjukkan idorongan iyang ilebih
ibesar idalam imelakukan ipembelian ikarena imemiliki iperasaan iyang itidak
idibatasi ioleh ikeadaaan ilingkungan isekitarnya, imemiliki ikeinginan iuntuk
imenghargai idiri imereka isendiri, idan itingkat ienergi iyang ilebih itinggi
i(Andriyanto, i2016). iShiv idan iFedorikhin i(1999) iemosi ipositif iyang idirasakan
ikonsumen iakan imendorong ikonsumen iuntuk imengakuisisi isuatu iproduk
idengan isegera itanpa iadanya iperencanaan iyang imendahuluinya idan isebaliknya
iemosi inegatif idapat imendorong ikonsumen iuntuk itidak imelakukan ipembelian
iimpulsif.
Semuel i(2005) imenemukan ibahwa inilai iemosional imemiliki idampak
ipositif isecara ilangsung iterhadap ikecenderungan iperilaku iimpulse ibuying.
iKetika ikonsumen imerasa ibergairah isecara ipositif, imaka ikonsumen iakan
imenghabiskan iwaktu ilebih ibanyak idi itempat ibelanja isehingga ikonsumen
icenderung iuntuk imembeli isuatu ibarang. iFaktor iperasaan iatau iemosi
imerupakan ikonstruk iyang ibersifat itemporer ikarena iberkaitan idengan isituasi
iatau iobjek itertentu i(Usvita, i2015). iOleh ikarena iitu iperitel iharus ibisa
imembuat iemosi ipelanggan ilebih ipositif iagar itingkat ipembelian iimpulsif
imenjadi isemakin itinggi ipula. iKonsumen idengan ipositive iemotion
imenunjukkan idorongan iyang ilebih ibesar iuntuk imelakukan ipembelian
i(Andriyanto, i2016).
Penelitian imengenai ipositive iemotion iyang idilakukan ioleh iKwan i(2016)
idalam i“Pengaruh iSales iPromotion iDan iStore iAtmosphere iTerhadap iImpulse
iBuying iDengan iPositive iEmotion iSebagai iVariabel iIntervening iPada iPlanet
7
Berdasarkan irumusan imasalah idi iatas, imaka itujuan ipenelitian iini iadalah
iuntuk imengidentifikasi: i
a. Manfaat iTeoritis i
b. Manfaat iPraktis i
iHIPOTESIS
2.1. i i Price iDiscount
2.1.1. Pengertian iPrice iDiscount
10
11
Menurut Lisda (2010) impulse buying adalah proses pembelian suatu barang,
dimana pembeli tidak mempunyai niat untuk membeli sebelumnya, dapat dikatakan
pembelian tanpa rencana atau pembelian seketika. Konsumen tidak lagi berpikir
rasional dalam perilaku pembeliannya.
Menurut Mowen dan Minor (2010) definisi impulse buying adalah tindakan
membeli yang dilakukan tanpa memiliki masalah sebelumnya atau maksud/niat
membeli yang terbentuk sebelum memasuki toko. Jika berbelanja, konsumen
Indonesia sering menjadi impulse buyer.
Menurut Kurniawan dan Yohanes (2013), Impulse Buying dapat diartikan
sebagai tindakana pembelian yang dilakukan secara mendadak dan tanpa melalui
proses perencanaan sebelumnya. Pembelian impulsive telah dianggap sebagai
fenomena yang khas dan meresap dalam gaya hidup seseorang dan teruss mengalami
peningkatan (Ahad et al., 2015 ).
Impulse buying didefinisikan sebagai pembelian yang tiba-tiba dan segera
tanpa ada minat pembelian sebelumnya (Strack, 2006).
Impulse buying adalah sifat alamiah dan reaksi yang sangat cepat tanpa adanya
rencana sebelum mereka berbelanja, sifat impulse buying seperti ini telah banyak
14
Indikator dari Impulse Buying menurut Rook (1995) adalah sebagai berikut :
1) Spontanitas
2) Kekuatan, kompulsi dan Intensitas
3) Kegairahan dan stimulasi
4) Ketidakpedulian akan akibat
1) Pleasure
Mengacu pada tingkat di mana individu merasakan baik, penuh kegembiraan,
bahagia yang berkaitan dengan situasi tersebut. Pleasure diukur dengan penilaian
reaksi lisan ke lingkungan (bahagia sebagai lawan sedih, menyenangkan sebagai
lawan tidak menyenangkan, puas sebagai lawan tidak puas, penuh harapan sebagai
lawan berputus asa, dan santai lawan dari bosan). Konseptualisasi terhadap pleasure
dikenal dengan pengertian lebih suka, kegemaran, perbuatan positif.
2) Arousal
Mengacu pada tingkat di mana seseorang merasakan siaga, digairahkan, atau
situasi aktif. Arousal secara lisan dianggap sebagai laporan responden, seperti pada
saat dirangsang, ditentang, atau diperlonggar. Beberapa ukuran non verbal telah
diidentifikasi dapat dihubungkan dan sesungguhnya membatasi sebuah ukuran dari
arousal dalam sebuah ukuran.
3) Dominance
Variabel ini ditandai dengan laporan responden yang merasa dikendalikan
sebagai lawan mengendalikan, mempengaruhi sebagai lawan dipengaruhi, terkendali
sebagai lawan diawasi, penting sebagai lawan dikagumi, dominan sebagai lawan
bersikap tunduk, dan otonomi sebagai lawan dipandu.
16
Beberapa penelitian sebelumnya dan sejenis dengan penelitian ini antara lain:
1. Penelitian yang dilakukan Oky Gunawan Kwan (2016) tentang “Pengaruh Sales
Promotion dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Dengan Positive
Emotion Sebagai Variabel Intervening Pada Planet Sports Tunjungan Plaza
Surabaya” yang menyatakan bahwa sales promotion berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap impulse buying, store atmosphere berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap impulse buying, positive emotion berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap impulse buying.
2. Penelitian yang dilakukan Rani Hapsari Nindyakirana dan Ida Maftukhah (2016)
tentang “Membangun Emosi Positif Melalui Promosi dan Lingkungan Toko
Dampaknya Terhadap Impulse Buying” yang menyatakan bahwa promosi,
lingkungan toko dan emosi positif sebagai variabel intervening berpengaruh secara
langsung dan tak langsung terhadap pembelian impulsif.
3. Penelitian yang dilakukan Brian Vicky Prihastama (2016) tentang “Pengaruh Price
Discount Dan Bonus Pack Terhadap Impulse Buying Pada Pelanggan Minimarket”
menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif price discount terhadap impulse
buying, terdapat pengaruh positif bonus pack terhadap impulse buying dan terdapat
pengaruh positif price discount dan bonus pack terhadap impulse buying pada
pelanggan minimarket.
4. Penelitian yang dilakukan Ikhsan Banu Saputro (2019) tentang “ Pengaruh Price
Discount Dan Store Atmosphere Terhadap Impulse Buying Dengan Positive
Emotion Sebagai Variabel Mediasi Pada Konsumen Ritel Minimarket Kota
Yogyakarta” menyatakan bahwa Price Discount dan Store Atmosphere
berpenngaruh terhadap Impulse Buying dengan Positive Emotion sebagai Variabel
Mediasi pada konsumen Ritel inimarket kota Yogyakarta.
5. Penelitian yang dilakukan Mir’atil Isnaini dan Rose Rahmidani (2021) tentang “
Pengaruh Atmosphere dan Price Discount Terhadap Impulse Buying dengan
17
6. Penelitian yang dilakukan Denny Kurniawan dan Yohanes Sondang Kunto, Ssi,
MSc. (2013) tentang “ Pengaruh Promosi dan Store Atmosphere terhadap Impulse
Buying dengan Shopping Emotion sebagai Variabel Intervening Studi Kasus di
Matahari Department Store Supermall Surabaya”. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa promotion dan store atmosphere berpengaruh terhadap shopping emotion,
promosi dan store atmosphere berpengaruh terhadap impulse buying, serta shopping
emotion berpengaruh terhadap impulse buying.
7. Penelitian yang dilakukan Noer Maghfiroh dan Djawoto (2018) tentang “Pengaruh
Promosi, Atmosphere, dan Hedonic Shopping Value terhadap Impulse Buying”
menyatakan bahwa secara persial memperlihatkan bahwa variabel promosi, store
atmosphere dan hedonic, shopping value masing-masing berpengaruh positif
signifikan terhadap impulse buying.
8. Penelitian yang dilakukan I Putu Widya Artana, Igusti Bagus Satria Wisesa, Ni Luh
Putu Mita Pramestya Utami, Ni Nyoman Kerti Yasa, dan Made Jatra (2019) tentang
“ Pengaruh Store Atmosphere, Display Discount, dan Price Discount terhadap
Impulse Buying pada Indomaret Kota Denpasar” menunjukkan bahwa store
atmosphere berpengaruh positive dan signifikan terhadap impulse buying, produk
display berpengaruh positive signifikan terhadap impulse buying, dan price discount
berpengaruh positive signifikan terhadap impulse buying.
18
9. Penelitian yang dilakukan Nur Fahmi Winawati dan Saino (2014) tentang “
Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi Penjualan Terhadap Impulse Buying
dengan Shopping Emotion sebagai Variabel Intervening” menunjukkan bahwa
terjadi hubungan langsung antara store atmosphere dan shopping emotion dengan
nilai 0,128, promosi penjualan dan shopping emotion dengan nilain 0,337, store
atmosphere dan impulse buying dengan nilai 0,136, promosi penjualan dan impulse
buyying dengan nilai 0,528, shopping emotion dan impulse buying dengan nilai
0,169 dan store atmosphere dan promosi penjualan terhadap impule buying melalui
shopping emotion dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,078. Menunjukan bahwa
store atmosphere dan promosi penjualan berpengaruh positif terhadap impulse
buying melalui shopping emotion.
10. Penelitian yang dilakukan Sri Wilujeng (2017) tentang “ Pengaruh Price Discount
dan Bonus Pack terhadap Impulse Buying konsumen Indomaret di Kecamatan
Sukun Kota Malang”. Menyatakan bahwa Price Discount dan Bonus Pack
berpengaruh terhadap Impulse Buying, dapat disimpulkan bahwa Price Discount
tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap impulse buying dan bonus
pack berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap impulse buying.
Tabel 2.1
Matrik Penelitian Terdahulu, Persamaan dan Perbedaan
Nama
No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Penulis
1 Oky Pengaruh Sales Persamaan a. Lokasi Hasil penelitian ini
Gunawan Promotion dan menggunaka penelitian menyatakan bahwa
Kwan Store n variabel b. Variabel sales promotion
Atmosphere Store Sale berpengaruh secara
Terhadap Atmosphere, Promotion. positif dan
Impulse Buying Impulse signifikan terhadap
Dengan Positive Buying, dan impulse buying,
Emotion Positive store atmosphere
Sebagai Emotion. berpengaruh secara
Variabel positif dan
Intervening signifikan terhadap
Pada Planet impulse buying,
Sports positive emotion
19
bonus pack
berpengaruh secara
positif dan
signifikan terhadap
impulse buying.
H3
Price Discount
H1 H6
(x1)
H5 Impulse
Positive
Emotion (Z) Buying
(Y)
Store Atmosphere H2 H7
(x2)
H4
METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi Dan Objek Penelitian
3.2.1. Populasi
3.2.1. Sampel
Menurut Sugiyono (2017) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut Cooper dan Emory (1995) Sampel
ditentukan dengan metode purposive sampling yang merupakan metode pemilihan
sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.
Kriteria responden yang diambil sampel adalah pelanggan yang berbelanja di
swalayan Makmur Kabupaten Gayo Lues dalam periode dua tahun terakhir. Dari
berbagai kelompok masyarakat yang menjadi konsumen swalayan, yang dipilih
sebagai responden adalah konsumen yang berusia 18-50 tahun.
25
26
Pertanyaan dalam kuesioner yang disediakan akan diuji, alat unuk menguji
variabel yang diteliti disebut dengan instrumen penelitian yang dimana setiap
instrumen menggunakan skala, yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
likert dalam bentuk penggunaan skala interval.
Menurut sugiyono (2017), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena untuk
memungkinkan responden menjawab berbagai tingkat pertanyaan pada setiap butir
yang menggunakan produk atau jasa. Jawaban yang digunakan dalam skala likert
dalam penelitian ini adalah sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju dan
sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini setiap poin-point tersebut diberi nilai
(score) yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.1
Skala Pengukuran
Notasi Keterangan
1 Sangat Tidak Setuju
2 Tidak Setuju
3 Kurang Setuju
4 Setuju
5 Sangat Setuju
27
Dalam mengukur sejauh mana alat pengukur tersebut dapat mengukur apa
yang seharusnya diukur akan dilakukan uji validitas dengan tujuan sejauh mana
pengukuran relative serta konsisten dan apabila pengukuran diulang dua kali atau
lebih akan menggunakan uji reliabilitas.
Sesuai dengan judul “pengaruh price discount dan store atmosphere terhadap
impulse buying dengan positive emotion sebagai variabel mediasi pada konsumen
ritel Swalayan Makmur Kabupaten Gayo Lues”, maka variabel penelitiannya terdiri
dari:
a. Price discount
b. Store atmosphere
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2005).
Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah Confirmatory Factor Analysis
(CFA). Kriteria pada uji validitas menurut Ghozali (2011), suatu instrument
dikatakan valid apabila hasil dari uji Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy (KMO MSA) menunjukkan nilai factor loading lebih dari 0,50 dan tidak
mengukur konstruk lain.
30
1. Analisis Deskriptif
2. Analisa kuantitatif
Kegiatan dalam analisis data adalah menyajikan data dari tiap variabel yang
diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan
perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk
menguji hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya. Analisis regresi sederhana
digunakan untuk mengetahui hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan
variabel terikat, teknik analisis analisis regresi linear sederhana ini dapat dicari
dengan menggunakan rumus menurut Sugiyono (2009), sebagai berikut:
Y = a + bX
Keterangan:
Y = Variabel dependen
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X = Variabel independen
Test. Uji t yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat
secara parsial.
a. Jika tingkat signifikasi lebih besar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima, sebaliknya Ha ditolak
b. Jika tingkat signifikasi lebih kecil 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak, sebaliknya Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Kwan, Oky Gunawan. (2016). Pengaruh Sales Promotion dan Store Atmosphere
Terhadap Impulse Buying Dengan Positive Emotion Sebagai Variabel
Intervening Pada Planet Sports Tunjungan Plaza Surabaya. Jurnal Manajemen
Pemasaran, Vol. 10, No. 1, April 2016. Issn 1907-235X.
Kurniawan, Denny., & Kunto, Yohanes Sondang. (2013). Pengaruh Promosi dan Store
Atmosphere Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai
Variabel Intervening Studi Kasus di Matahari Department Store Cabang
Supermall Surabaya. Skripsi, tidak diterbitkan. Universitas Kristen Petra,
Surabaya.
Andriyanto, D.S., Suyadi, I., dan Fanani, D. 2016. Pengaruh Fashion Involvement dan
Positive Emotion terhadap Impulse Buying (Survey pada Warga Kelurahan
Tulusrejo Kecamatan Lowokwaru Kota Malang). Jurnal Administrasi Bisnis,
Vol. 31 No. 1.
Aprilliani, Rina. (2017). Pengaruh Price Discount, Positive Emotion, dan In-store
Stimuli Terhadap Impulse Buying. Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen. No. 6.
ISSN: 2461-0593.
Wilujeng, Sri. (2017). Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack Terhadap Impulse
Buying Konsumen Indomart di Kecamatan Sukun Kota Malang. Skripsi, tidak
diterbitkan. Universitas Kanjuruhan Malang.
Winawati, Nur Fahmi., & Saino. (2015). Pengaruh Store Atmosphere dan Promosi
Penjualan Terhadap Impulse Buying dengan Shopping Emotion sebagai Variabel
Intervening. Jurnal Pendidikan Tata Niaga. No.2.
Putra, Brian Permana. 2014. Analisis Pengaruh Promosi, Emosi Positif, Dan Store
Environment Terhadap Perilaku Impulse Buying Studi Kasus Pada Pelanggan
Swalayan Tong Hien Di Kota Semarang. Skripsi Jurusan Manajemen pada
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Diponegoro Semarang.
Prihastama, B. V. (2016). Pengaruh Price Discount dan Bonus Pack Terhadap Impulse
Buying Pada Pelanggan Minimarket. Skripsi. Program Studi S1 Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Nabilah & Nasir, M. (2017). Analisis Pengaruh Diskon Harga, Bonus Pack, dan
Pendapatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Impulsif Pada
Konsumen Supermarket Carrefour Di Surakarta. Skripsi, tidak diterbitkan.
Universitas Muhammadiyah Surakarta.