Anda di halaman 1dari 121

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada zaman ini, cara hidup Islam dan modern berkembang di Indonesia,

yang penduduknya beragama Islam. Perkembangan Islam dan gaya hidup modern

merupakan perkembangan yang berkaitan dengan hukum-hukum agama. Hal ini

terlihat pada banyaknya fenomena di masyarakat, seperti berkembangnya lembaga

keuangan syariah, semakin banyak sebagian orang beralih ke fashion, hotel

syariah, salon syariah, makanan halal, dan berkembangnya produk kosmetik

dengan merek halal. Gaya hidup Islami dan modern menjadi trend tersendiri

selama ini, khususnya di Indonesia.1

Generasi milenial disebut juga dengan generasi praktis atau bahasa gaul nya

disebut generasi modern. Generasi ini lahir antara tahun 1980-an hingga 2000-an,

dengan kata lain generasi angkatan 80-an ke atas. Generasi tampak bias karena

dipengaruhi oleh klasifikasi demografis masyarakat Barat.

Generasi milenial adalah masyarakat sosial yang terbuka dan adabtable

pada teknologi. Mereka biasanya ingin menggunakan teknologi untuk

mempermudah segala aktivitas, termasuk aktivitas gaya hidup, dan berbelanja.

Generasi milenial percaya bahwa teknologi adalah bagian integral dari kehidupan.

Oleh karena itu, sebagian besar generasi menggunakan teknologi untuk

mempermudah hidup mereka seperti mencari-cari informasi melalui internet.

Generasi milenial akan lebih tertarik dengan informasi yang didperoleh dari
1
Nisa, “Pengaruh Gaya Hidup (Life Style) Dan Labelisasi Halal Terhadap Keputusan
Pembelian Produk Kosmetik Wardah (Studi Kasus Pada Mahasiswi Febi IAIN Purwokerto),
Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto, 2018).
2

internet atau media sosial dibandingkan koran atau majalah. 2 Istilah generasi

milenial memang sudah tidak asing lagi. Istilah ini sudah ada sejak ribuan tahun

lalu, dan diciptakan oleh dua sejarawan dan penulis Amerika, William Strauss dan

Neil Howe dalam beberapa buku mereka. Generasi milenial atau generasi Y

disebut juga sebagai generasi me atau echo boomer. Secara harfiah, tidak ada

karakteristik demografis yang menentukan kelompok generasi satu ini. Namun,

para ahli mengklasifikasikannya menurut tahun awal dan akhir. Klasifikasi

generasi Y dibuat untuk mereka yang lahir pada tahun 1980 - 1990, atau awal

tahun 2000-an, dan seterusnya. Generasi milenial lahir di masa dimana internet

dan perangkat seluler mulai mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Oleh karena itu,

generasi milenial dinilai sangat mahir menggunakan teknologi dan platform

digital.3

Istilah milenial Pertama kalinya dikemukakan oleh William Strauss dan Neil

dalam bukunya yang berjudul Millennials Rising: The Next Great Generation

(2000). Mereka Menciptakan istilah milenial ini pada tahun 1987, yaitu pada saat

anak-anak yang lahir pada tahun 1982 memulai pra-sekolah. Kelompok ini mulai

dikenal oleh media karena dikaitkan dengan milenium baru ketika mereka lulus

dari sekolah menengah pada tahun 2000.

Gaya hidup adalah cara hidup seseorang, yang diekspresikan dalam

tindakan, minat, dan pendapatnya dalam penggunaan uang dan waktu. Gaya hidup

terbentuk melalui komunikasi. Gaya hidup adalah cara seseorang menjalani

2
Sari, sapta. Literasi media pada generasi milenial di era digital” dalam jurnal profesional
FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019.
3
Fina Puspa Effendi, dkk, “Generasi Milenial Berpancasila di Media Sosial”, Journal civics
and social studies, Vol,5. No 01, tahun 2021.
3

hidupnya, yang meliputi aktivitas, minat, sikap, konsumsi dan harapan. Gaya

hidup mendorong kebutuhan dan sikap individu serta mempengaruhi kinerja dan

penggunaan produk.

Gaya hidup sebagai pendorong yang mempengaruhi proses pengambilan

keputusan seseorang ketika seseorang membeli suatu produk dikelompokkan ke

dalam beberapa kategori gaya hidup. Gaya hidup mencerminkan kepribadian

seseorang yang berinteraksi dengan lingkungannya, seperti kebiasaan konsumsi

yang ditunjukkan oleh sebagian orang dengan membeli produk bermerek yang

membedakan status mereka dari orang lain.

Berbagai upaya menjadikan Indonesia sebagai pusat fashion Islami

menggunakan pesonanya, selama ribuan tahun masyarakat masih memperhatikan

rantai pasok fashion. Mulai dari bahan yang digunakan, proses produksi,

pemasaran dan distribusi dilakukan sesuai ketentuan dari hukum islam bahwa

produk yang diproduksi diberi label dengan cara yang halal. Perkembangan tren

halal fashion di Indonesia dipicu oleh kebutuhan produk halal, landasan hukum

yang kuat, pertumbuhan pelaku industri halal dan kebutuhan ekspor produk halal.4

Halal adalah sesuatu yang sangat penting bagi setiap muslim, apa yang halal

dapat menjadi berkah bagi manusia. Kehalalan merupakan hal utama bagi umat

Islam dalam beribadah agar manusia selalu berada di jalan yang benar, terlebih

lagi kehalalan disebutkan dalam Al Quran dan Hadist. Islam selalu mengajarkan

kita untuk mengkonsumsi segala kebutuhan di muka bumi dengan memilih yang

halal dan baik, dari makanan dan minuman serta kebutuhan lain seperti obat-

4
Faried, A. I. (2019) “Implementasi Model Pengembangan Industri Halal Fashion
Di Indonesia”, Jurnal kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, 4(2), pp. 9–19.
4

obatan, pakaian dan lain-lainnya, disebut halal apabila kedua bahan tersebut harus

dipilih dari bahan bau yang sesuai dengan syariat islam dan memiliki sertifikat

Halal yang dikeluarkan secara resmi oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).5

Halal dalam konteks busana tentunya yang sesuai dengan syariat, dalam

trend mode saat ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan istilah busana Muslim.

Label halal melindungi produsen dari klaim tentang bahan dan proses yang tidak

halal dalam produk tersebut, melindungi konsumen dari keraguan tentang produk

dan meningkatkan keyakinan dan jaminan bahwa produk itu halal.6

Halal telah menjadi gaya hidup yang mencakup berbagai aspek kehidupan.

Penerimaan dari standar halal tidak hanya di dominasi oleh negara-negara dengan

populasi muslim. Penerimaan ini di dasarkan pada pengetahuan tentang

keberlanjutan dan dampak produk dan layanan halal pada seluruh kehidupan. 7

Busana muslim Indonesia saat ini menjadi sorotan dan perhatian para pengusaha

industri yang bergerak di bidang busana muslim karena memiliki prospek yang

sangat besar. Pakaian muslim saat ini memiliki minat dan permintaan pasar yang

besar.

Di pasar yang serba kompetitif, merek mempunyai peranan penting bagi

kelangsungan hidup sebuah perusahaan. Persaingan pemasaran di masa yang akan

datang lebih menjadi persaingan antar merek, yaitu persaingan untuk merebut

konsumen melalui merek. Brand awareness merupakan kesanggupan seorang

5
Shilacul Alfinul Alim, (2018) “Pengaruh Persepsi Label Halal dan Kualitas Produk
Terhadap Keputusan Pembelian Produk Fesyen Muslim”.
6
Tio Fanta Sulastri Marbun, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Cikarang Utara
7
Fithriana, A. and Nopitasari, W. (2018) ‘Modest Fashion: Diplomatic Creativity in
Supporting Halal Tourism’, IJECA (International Journal of Education and Curriculum
Application).
5

calon pembeli untuk mengenali, mengingat kembali suatu merek sebagai bagian

dari suatu kategori produk tertentu. Bagian dari suatu kategori produk perlu

ditekankan karena terdapat suatu hubungan yang kuat antara kategori produk

dengan merek yang dilibatkan.8

Brand awareness diciptakan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran

untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

Menciptakan memori dalam ingatan konsumen lebih sulit daripada

memperkenalkan produk baru, perusahaan harus memperkenalkan merek atau

merek beberapa kali untuk meningkatkan memori merek.9

Perusahaan juga menggandeng brand ambassador untuk meningkatakan

strategi promosi iklan. Brand ambassador adalah seseorang yang mendukung

suatu merek dari berbagai tokoh masyarakat popular, selain dari masyarakat

popular dapat juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut endorse.

Penggunaan brand ambassador ini berperan sebagai daya tarik iklan yang dinilai

dapat mempengaruhi prefrensi konsumen karena brand ambassador dapat menjadi

reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen dan menjadi trendsetter

atas produk yang perusahaan jual. Penggunaan Brand Ambassador yang tepat

dapat mampu meningkatkan pembelian konsumen dengan pengaruh brand

ambassador tersebut.

Faktor-faktor di atas membuat suatu keputusan pembelian nantinya.

Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan akhir yang dibuat oleh individu

8
Darmadi Durianto dkk, strategi menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan perilaku
merek, (jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 54-55.
9
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, Manajemen pemasaran edisi 13 jilid 1,
(jakarta;2009)
6

danrumah tangga untuk membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi.

Keputusan pembelian merupakan suatu proses dimana konsumen melalui tahapan-

tahapan tertentu untuk membeli suatu produk. Kebiasaan juga mempengaruhi

keputusan pembelian konsumen atau pembeli. Kebiasaan berbelanja termasuk

kapan pembelian dilakukan, berapa banyak konsumen menghabiskan dan di mana

pembelian dilakukan.

Berdasarkan latar belakang di atas dapat dijadikan sebuah proposal

penelitian yang berjudul, “Pengaruh pemahaman Label Halal, Brand

Awareness, dan Brand Ambasador Terhadap Keputusan Pembelian Produk

Fashion Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderasi (studi kasus

Generasi Milenial di Kota Samarinda)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang dikemukakan dalam

penelitian ini adalah:

1. Apakah Label Halal secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian

produk?

2. Apakah Brand Awarneress secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk?

3. Apakah Brand Ambassador secara parsial berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk?

4. Apakah Label Halal, Brand Awareness, dan Brand Ambassador secara

simultan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian ?


7

5. Apakah Gaya Hidup memoderasi pengaruh Label Halal terhadap keputusan

pembelian produk?

6. Apakah Gaya Hidup memoderasi pengaruh Brand Awarneress terhadap

keputusan pembelian produk?

7. Apakah Gaya Hidup memoderasi pengaruh Brand Ambassador terhadap

keputusan pembelian produk?

C. Tujuan Penelitian

Suatu penelitian yang dilakukan tentunya memiliki beberapa tujuan. Adapun

yang menjadi tujuan dalam peneliitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui secara parsial Label Halal berpengaruh terhadap keputusan

pembelian produk.

2. Untuk mengetahui secara parsial Brand Awarneress berpengaruh terhadap

keputusan pembelian produk.

3. Untuk mengetahui secara parsial Brand Ambassador berpengaruh terhadap

keputusan pembelian produk.

4. Untuk mengetahui Label Halal, Brand Awarness, dan Brand Ambassador

secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

5. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup memoderasi Label Halal terhadap

keputusan pembelian produk.

6. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup memoderasi Brand Awarneress

terhadap keputusan pembelian produk.

7. Untuk mengetahui pengaruh Gaya Hidup memoderasi Brand Ambassador

terhadap keputusan pembelian produk.


8

D. Manfaat Penelitian

Adapun Hasil dari penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat

memberikan kegunaan bagi semua pihak, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

Dilihat dari segi perkembangan ilmu (teoritis) penelitian ini diharapkan

dappat bermanfaat dalam pengembangan pengetahuan terkait pemasaran,

khususnya mengenai strategi yang diterapkan oleh perusahaan.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas perspektif mengenai

Pengaruh Lebel Halal, Brand Awarness, dan Brand Ambasador, Terhadap

Keputusan Pembelian Produk Fashion Dengan Gaya Hidup Sebagai

Variabel Moderasi.

b. Bagi Civitas Academica

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

penelitian dan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang

berkaitan dengan keputusan pembelian dengan Gaya Hidup sebagai

Variabel Moderasi.

E. Kajian Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, peneliti mengkaji data dari penelitian-penelitian

sebelumnya sebagai bahan perbandingan. Selain itu, peneliti juga mencari

informasi melalui buku-buku, jurnal maupun skripsi dalam rangka mendapatkan


9

informasi yang ada sebelumnya tentang teori yang berkaitan dengan judul yang

digunakan untuk memperoleh landasan teori ilmiah.

Tabel I
Kajian Pustaka
Judul Metode
No Nama Peneliti Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian

1 Arif Efendi The Effect of This article type This article's


Halal of research is research shows that
Certification, quantitative; halal certification
Halal this journal's has a positive but
Awareness research data insignificant effect
and Product were obtained on fashion products'
Knowlegde from 100 purchasing
on Purchase respondents decisions labeled
Decisions for who used halal halal. Halal
Halal fashion awareness has a
Fashion products in positive and
Products Semarang. The significant impact on
research data product purchasing
were analyzed decisions. Product
using multiple knowledge also has
linear a positive and
regression. significant effect on
purchasing
decisions.10

2 Aldila Salsha Pengaruh Penelitian ini Hasil penelitian


Nabila, Nelly Brand menggunakan menunjukkan bahwa
Nailatie Awareness metode pengaruh signifikan
Ma’arif Terhadap eksplanatif brand awareness
Keputusan dengan terhadap keputusan
Pembelian pendekatan pembelian produk
Produk Brand kuantitatif. Merchѐ di kalangan
Fashion Teknik followers Instagram
Merche di pengumpulan merche.id. Nilai
Kalangan data melalui koefisien

10
Arif effendi, The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product Knowlegde
on Purchase Decisions for Halal Fashion Products
10

Followers kuesioner dan siginifikansinya


Instagram studi literature. sebesar 0,501 yang
Merche.id berarti pengaruhnya
cukup signifikan.
Brand awareness
followers pada
merek Merchѐ
berkontribusi sebesar
50,1% terhadap
keputusan pembelian
produk Merchѐ dan
sisanya 49,9%
berasal dari faktor
lain.11

3 Vega Pengaruh Jenis penelitian Didapat hasil


Yudhistira Promosi yang digunakan penelitian yaitu
Penjualan adalah promosi penjualan
dan Brand kuantitatif berpengaruh
Ambassador deskriptif signifikan terhadap
Terhadap menggunakan kepercayaan,
Keputusan pendekatan promosi penjualan
Pembelian kausal. berpengaruh
dengan Purposive signifikan terhadap
Variabel sampling keputusan
Kepercayaan digunakan pembelian, promosi
sebagai dalam teknik penjualan
Mediator pengambilan berpengaruh
sampel. Alat signifikan terhadap
analisis yang keputusan pembelian
digunakan melalui kepercayaan,
adalah alat bantu namun variabel
SPSS 25.0 kepercayaan tidak
dengan dapat memediasi
pendekatan variabel promosi
analisis jalur. terhadap variabel
keputusan
pembelian, brand
ambassador tidak
11
Aldila Salsha Nabila, Nelly Nailatie Ma’arif, Pengaruh Brand Awareness Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Brand Fashion Merche di Kalangan Followers Instagram Merche.id
11

berpengaruh
terhadap keputusan
pembelian, brand
ambassador
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan pembelian
melalui
kepercayaan.12

4 Safaah Halal This study used The results of the


Restuning Certificate, incidental analysis of this
Hayati, Dwi Brand Image, sampling study revealed that
Meilina Siwi and Celebrity technique the variables of
Pra mesti Endorse: A conducted in halal certification
Study on the city of (X1), brand image
Zoya Hijab’s Yogyakarta. (X2) and celebrity
Consumers The data endorser (X3) have
analysis a positive and
technique used significant effect on
Partial Least purchasing
Square (PLS), decisions (Y) of
which consists Zoya hijab in
of outer model Yogyakarta. The
and inner results of the R
model tests. The Square test obtained
outer model test a value of 73%. This
is divided into means that halal
two tests: the certification, brand
validity test and image, and celebrity
reliability test endorser have a
and the inner strong contribution
model test to the consumers’
consists of two purchasing decision
kinds of tests, on Zoya hijab.13
namely the R
test and the Gof

12
Vega Yudhistira, Pengaruh Promosi Penjualan dan Brand Ambassador Terhadap
Keputusan Pembelian dengan Variabel Kepercayaan sebagai Mediator
13
Safaah Restuning Hayati, Dwi Meilina Siwi Pramesti, Halal Certificate, Brand Image,
and Celebrity Endorse: A Study on Zoya Hijab’s Consumers
12

test.

5 Rilla Yolanda Pengaruh Metode dari penelitian ini


Persepsi Penelitian ini bahwa persepsi
Kualitas menggunakan kualitas produk,
Produk, Daya teknik analisis daya tarik promosi,
Tarik Partial Least brand ambassador
Promosi dan Square, yang dan brand image
Brand diestimasi sebagai variabel
Ambassador dengan program intervening
Terhadap SmartPLS 2.0. berpengaruh secara
Keputusan langsung dan secara
Pembelian tidak langsung
dengan terhadap keputusan
Brand Image pembelian. Faktor
sebagai brand image
Variabel merupakan faktor
Interveniing yang paling
mempengaruhi
konsumen dalam
melakukan
keputusan
pembelian. Sehingga
semakin tinggi brand
image suatu produk
maka semakin tinggi
keputusan pembelian
konsumen pada
produk tersebut.14

6 Silfia Indah Pengaruh  Penelitian ini Hasil penelitian ini


Lestari Islamic berupa menunjukkan bahwa
Branding dan penelitian (1) Islamic branding
berpengaruh positif
Kualitas lapangan (field
dan signifikan
Produk research) terhadap keputusan
Terhadap dengan pembelian
Keputusan pendekatan berdasarkan nilai
Pembelian kuantitatif. thitung lebih besar
14
Rilla Yolanda, Pengaruh Persepsi Kualitas Produk, Daya Tarik Promosi dan Brand
Ambassador Terhadap Keputusan Pembelian dengan Brand Image sebagai Variabel Interveniing
13

Alfasa Hijab Teknik daripada ttabel


Kudus pengujian data (3,213> 1.985)
yang digunakan dengan nilai
signifikan 0.002<
dalam penelitian
0,05. (2) Kualitas
ini meliputi uji produk berpengaruh
validitas, uji positif dan signifikan
reabilitas, uji pra terhadap keputusan
syarat, dan pembelian
analisis regresi berdasarkan nilai
linier berganda. thitung lebih besar
dari pada ttabel
(2,622> 1,985)
dengan nilai
signifikan 0,010 <
0,05. (3) Islamic
branding dan
kualitas produk
secara bersama-
sama berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian.15
7 Krismi Budi Penggunaa Populasi dalam Berdasarkan hasil
Sienatra, Brand penelitian ini penelitian dan
Aliefiah awarness adalah pembahasan
pengaruh
Pranedya. sebagai konsumen yang
Advertising terhadap
mediasi sudah pernah keputusan pembelian
antara membeli produk produk ASTYLE
Advertising scraf ASTYLE. dengan Brand
dan pruchase Jumlah sampel awarness sebagai
decision yang dijadikan variabel mediasi,
produk dalam penelitian dapat disimpulkan
advertising
fashion ini adalah
berpengaruh
online. sebanyak 52 signifikan terhadap
responden. brand awarness
Pengambilan produk ASTYLE,
sampel dan advertising
penelitian ini berpengaruh
dilakukan signifikan terhadap
keputusan pembelian
dengan teknik
produk. Dalam
15
Silfia Indah Lestari, Pengaruh Islamic Branding dan Kualitas Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Alfasa Hijab Kudus
14

accidental meningkatkan
sampling. kesadaran merek
Accidental akan produk
ASTYLE, perlu
sampling yaitu
melakukan
bentuk peningkatan kualitas
pengambilan seperti desain dan
sampel secara ukuran scraf
kebetulan sehingga dapat
dimana dan menciptakan
siapa saja yang kesdaran merek
sesuai ciri khas
bertemu dengan
produk ASTYLE. 16
peneliti serta di
anggap tepat
menjadi sumber
data dalam
penelitian ini.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan dalam mengkaji dan memahami secara

keseluruhan penelitian ini, maka susunan sistematika penulisannya diuraikan

sebagai berikutt:

Bab I Pendahulua : pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, dan sistematika

penulisan.

Bab II landasan Teori : pada bab ini berisikan teori-teori pengertian atau

definisi terkait variabel penelitian, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis dalam

penelitian.

16
Krismi budi sienatra, aliefiah pranedya. Penggunaa brand awarness sebagai mediasi
antara advertising dan purchase decision produk fashion online.
15

Bab III Metode Penelitian : pada bab ini berisikan Pendekatan Penelitian,

Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, Definisi Operasional, Variabel

Indikator dan Instrumen Pengumpulan Data, dan Teknik Analisis Data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan mengenai pengaruh label halal,

brand awarness, dan brand ambassador terhadap keputusan pembelian produk

fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup sebagai variabel moderasi.

Bab V Penutup me;iputi kesimpulan dan pembahasan keseluruhan dan saran

sebagai bahan masukan yang di anggap perlu oleh peneliti.


16

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Label Halal

1. Pengertian Label

Label adalah bagian dari produk yang menyampaikan informasi tentang

penjual dan produk itu sendiri. Adapun pengertian label menurut para ahli

adalah sebagai berikut :

a. Menurut Marinus, label adalah suatu bagian dari sebuah produk yang

membawa informasi verbal tentang produk atau penjualnya.17

b. Menurut Kotler, label adalah tampilan sederhana pada produk atau gambar

yang dirancang dengan rumit yang merupakan satu kesatuan dengan

kemasan. Label bisa hanya menentukan merek atau informasi.18

Label merupakan ciri lain dari produk yang perlu diperhatikan. Label

adalah bagian dari produk yang berisi informasi verbal tentang produk atau

tentang penjualannya. Label dapat berupa bagian dari kemasan, atau label

yang dapat dilepas yang melekat pada produk. Sewajarnya jika antara

kemasan, label, dan merek terjalin satu hubungan yang erat sekali. Label

biasanya diklasifikasikan dalam merek, tingkatan, atau deskriptif. Label merek

(brand label) merupakan merek yang dilekatkan pada produk atau kemasan.

Label tingkatan kualitas (grade label) mengidentifikasikan kualitas produk

melalui huruf, angka, atau abjad. Label deskriptif (decriptive label) merupakan

17
Angipora Marinus, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), h.
192.
18
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo, 2000), h. 477.
17

informasi obyektif tentang penggunaan, konstruksi, pemeliharaan, penampilan

dan ciri-ciri lain dari produk.19

Pemberian label berkaitan erat dengan pengemasan label merupakan

bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan

penjual. Stanton membagi label ke dalam 3 klasifikasi yaitu:20

a. Brand label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan

pada kemasan.

b. Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi objektif mengenai

penggunaan, kontruksi atau pembuatan, perawatan atau perhatian, dan

kinerja produk, serta karateristik-karateristik lainnya yang berhubungan

dengan produk.

c. Grade label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilian kualtas produk

dengan suatu huruf angka atau kata. Misal buah-buahan dalam kaleng diberi

label kualitas A, B dan C.21

2. Pengertian Halal

Halal dalam bahasa Arab berasal dari kata halla, yahillu, hillam, yang

berarti membebaskan, melepaskan, memecahkan, membubarkan, dan

membolehkan.22 Secara etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dan dapat

dilakukan karena bebas atau tidak terikat dengan ketentuan-ketentuan yang

19
Yohanes Lamario, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 282.
20
Retno Sulistiawati, Labelisasi Halal, diakses dari http://Www.Esqmagazine.Com, pada
tanggal 06 Agustus 2021 pukul 14.40 WITA.
21
Retno Sulistiawati, Labelisasi ..., Pukul 14.50 Wita.
22
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Cet. 1 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, 1997), h. 505.
18

melarangnya.23 Dalam kerangka acuan Islam, barang-barang yang dapat di

konsumsi hanyalah barang-barang yang menunjukan nilai-nilai kebaikan serta

material maupun spiritual.24

Halal adalah sesuatu yang di perbolehkan menurut ajaran Islam, seperti

yang telah terkandung dalam firman Allah QS Al-Maidah ayat 88:

َ‫ي َأنتُم بِِۦه ُم ۡؤ ِمنُون‬ ْ ُ‫وا ِم َّما َر َزقَ ُك ُم ٱهَّلل ُ َح ٰلَاٗل طَيِّبٗ ۚا َوٱتَّق‬
ٓ ‫وا ٱهَّلل َ ٱلَّ ِذ‬ ْ ُ‫َو ُكل‬

Terjemahan: “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang
Allah telah rezekikan kepadamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya.”

Makanan dalam ayat ini maksudnya bukan hanya tertuju pada makanan

yang dimakan lewat mulut saja namun merupakan sesuatu yang digunakan

dibadan, seperti halnya Fashion. Dalam Fashion tidak hanyan pakaian yang

digunakan saja, akan tetapi seperti Tas, Sepatu, dan Kosmetik juga termasuk

dalam ruang lingkup Fashion. Menggunakan produk Fashion selain

memperhatikan bahan yang digunakan, sebagai konsumen juga harus

memperhatikan lagi dengan kandungan yang dibuat dalam kosmetik. Seperti

halnya, didalam kosmetik menggunakan alkohol lanolin (minyak kulit babi),

dan Gelatin (tulang-tulang dan kulit babi yang direbus). 25

Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak keragaman budaya

karena merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku dan adat

istiadat. Karena itu, setiap daerah akan memiliki cara hidup yang berbeda,

23
Asrina, "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Konsumen
dalam Pembelian Produk Kosmetik di Kota Makassar (Studi Kasus pada Giant
Supermarket Alauddin)", dalam Jurnal Iqtisaduna, Vol. 2, No. 1 Tahun 2016.
24
M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Jakarta:
Kencana, 2010), h. 87.
25
https://blog.marthatilaarshop.com/hindari-kandungan-kosmetik-haram/
19

terutama dalam hal cara berpakaian Muslim. Komunitas Muslim terus

berpakaian sopan sepanjang tahun 1980-an. Hal ini banyak berkaitan dengan

tatanan politik baru yang menghalangi perempuan Muslim (Muslimah) dari

mengenakan seragam karena melanggar syariat, yang mengharuskan mereka

untuk menutupi seluruh tubuh mereka (kecuali wajah dan telapak tangan).

Akibatnya, produsen pakaian muslim pun masih relatif tidak signifikan dan

belum mengalami inovasi model.26

Di era postmodern ini, kesadaran masyarakat muslim terhadap busana

muslim telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini juga disebabkan

oleh semakin banyaknya institusi yang tidak mempermasalahkan busana

muslim. Meningkatnya antusiasme masyarakat muslim untuk mengenakan

busana muslim, khususnya di kalangan wanita muslim, mendorong para

produsen busana muslim untuk mengembangkan usahanya dan memicu

persaingan di industri busana muslim.

Itulah potensi Indonesia dalam industri fashion khususnya busana

muslim yang kini berkembang secara internasional dengan desain dan busana

yang menarik bagi komunitas muslim global diselidiki dan dikembangkan.

Dalam konteks pakaian, halal tentu saja sesuai dengan syariat;

masyarakat lebih akrab dengan trend fashion saat ini sebagai busana muslim

syar'i. Tidak ada alasan mengapa muslimah tidak boleh menutup aurat karena

berbagai macam busana muslim syar'i dari berbagai merek sudah lumrah di

semua segmen masyarakat.

26
Hikmatul Hasanah, Industri Halal Fashion dalam trend Mode Busana Muslim.
20

Persyaratan yang berlaku untuk pakaian syar'i Islami, Kriteria berikut

telah digunakan oleh produsen pakaian Muslim untuk mempromosikan pakaian

Muslim syar'i sejauh ini yaitu lebar, longgar, dan tidak terlalu ketat, menutupi

dada dan pinggul untuk menyembunyikan lekuk tubuh, tetapi lebih banyak

yang telah ditetapkan dari kriteria ini.

Bahan harus memenuhi sejumlah kriteria sebelum dapat digunakan

dalam proses produksi. Setiap industri Indonesia harus mengetahui persyaratan

dan tata cara memperoleh bahan halal untuk mencegah produksi produk yang

tidak sesuai dengan sistem jaminan halal MUI. Berikut adalah tiga kriteria

bahan halal:

1. Bahan harus memenuhi persyaratan mengenai penggunaan atau asalnya.

2. Perlu menyertakan dokumen pendukung yang cukup dengan bahan kritis.

3. Perusahaan memiliki cara untuk memastikan bahwa dokumen pendukung

bahan adalah valid

Penjelasan kriteria pertama bahwa bahan harus memenuhi kriteria terkait

asal usul atau penggunaanya.

a. Tidak boleh berasal dari bahan yang haram atau najis

b. Bebas dari kontaminasi dengan bahan yang tidak bersih atau tidak bersih

c. Produk mikroba harus memenuhi persyaratan

d. Alkohol/etanol harus memenuhi persyaratan

e. Bahan untuk produk luar harus memenuhi persyaratan

f. Bahan untuk barang pakai harus memenuhi persyaratan


21

Haram atau bahan najis dapat berasal dari babi dan turunannya, rambut

manusia dan seluruh bagian tubuh, khomr (minuman beralkohol), hasil

sampingan khomr yang diperoleh melalui pemisahan fisik, darah, bangkai, atau

hewan yang disembelih dengan tidak benar. Bahan-bahan ini tidak dapat

digunakan dalam kegiatan produksi. Hewan lain, seperti hewan liar dengan

taring, yang menjijikkan dan mendiami dua alam, dilarang oleh hukum Islam.

Produk yang berasal dari babi, seperti enzim babi, gelatin babi, kulit babi, dan

rambut babi. Untuk produk halal, semua produk yang terbuat dari turunan babi

haram digunakan sebagai bahan baku.

Bulu, rambut, dan seluruh tubuh manusia bukanlah sumber yang dapat

diterima dari bahan yang digunakan dalam produksi. Di dunia sekarang ini,

rambut tubuh dan rambut manusia dapat digunakan sebagai bahan baku dalam

pembuatan, seperti kosmetik yang dibuat dengan bahan dari plasenta bayi

manusia.

Sebagai contoh produk fashion Hush Puppies. Merek Hush Puppies

berasal dari Amerika Serikat dan telah ada sejak tahun 1958. Ada lebih dari

seratus negara tempat menjual produknya. Termasuk Indonesia. Hush Puppies

merilis sandal, tas, dan berbagai produk fashion lainnya selain sepatu.

Menurut Kaifa.id yang merupakan salah satu platform rujukan tentang

keislaman di sosial media, menjelaskan bahwa Hush Puppies didirikan setelah

penelitian ekstensif tentang metode praktis untuk penyamakan kulit babi.

Untuk memenuhi persyaratan militer AS pada saat itu, mereka memproduksi

produk yang terbuat dari kulit babi. Fakta ini memperjelas hubungan historis
22

yang erat antara Hush Puppies dan kulit babi. Meskipun tidak ada penjelasan

dimengenai apakah Hush Puppies terus menggunakan kulit babi sebagai

komponen utama produk mereka, Fakta dari British Muslim Institute

Foodguide.org, salah satu lembaga Muslim di Inggris, telah menerbitkan di

situs webnya tanggapan atas pertanyaan email resmi yang dikirim ke Hush

Puppies. Mereka menanyakan apakah kulit babi digunakan dalam produk Hush

Puppies.

Ternyata, Hush Puppies memberikan tanggapan berikut:

“Ya, kulit babi ada di beberapa produk kami. Bisa dari sapi atau babi jika

produk terbuat dari suede, yang bisa digunakan sebagai pelapis.”

Akibatnya, mereka mengklaim menggunakan kulit babi sebagai bahan

dalam sejumlah produk. Kami tidak dapat menentukan sumber produk,

meskipun terkadang kulit sapi digunakan. Hush Puppies menjawab bahwa sulit

untuk membedakannya ketika Foodguide bertanya bagaimana membedakan

produk Hush Puppies yang dibuat dengan kulit babi atau sapi. Namun, mereka

memungkinkan pelanggan untuk menanyakan produk tertentu secara lebih

rinci. Pada tahun 2005, komunikasi di atas dipublikasikan. Meskipun telah

diterbitkan untuk waktu yang cukup lama, kami belum menemukan informasi

kontra yang menunjukkan sebaliknya.

Hal yang meragukan ini harus dihindari sebagai seorang Muslim. Selain

itu, Hush Puppies hanyalah salah satu dari sekian banyak produsen sepatu di

Indonesia. Masih banyak produk berkualitas tinggi lainnya yang ditandai

dengan jelas sebagai halal.27


27
http://www.kaifa.id/halal/hush-puppies-halal-atau-haram/
23

Berdasarkan pendapat yang mengatakan sucinya kulit apapun ketika di

samak, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa rasulullah ‘alaihi

wassalam bersabda, “jika kulit hewan telah di samak, kulit tersebut menjadi

suci”, diriwayatkan oleh Muslim (HR. Muslim, no 366). Namun, kulit

binatang liar. (seperti kulit buaya, kulit harimau, kulit ular) tidak boleh

digunakan.

Halal diperbolehkan menurut ajaran Islam.28 Segala sesuatu yang

diciptakan Tuhan di bumi ini pada awalnya halal dan diperbolehkan. Tidak ada

yang haram kecuali ada nash yang sah dan pasti (yang menetapkan hukum itu

sendiri), yaitu Allah dan Rasul-Nya melarangnya. Jika tidak ada nash yang sah,

misalnya karena ada hadits yang lemah atau tidak ada nash yang pasti (shahih)

yang mengacu pada yang haram, maka tetap seperti semula, yang dibolehkan.

Seperti ayat Al-Quran di bawah ini dalam QS. Al-Baqaroh ayat 29:

ٓ ٰ ‫ٱس‚ت ََو‬
َّ ‫ى ِإلَى‬
‫ٱلس‚ َمٓا ِء فَ َس‚ َّو ٰىه َُّن‬ ِ ‫ق لَ ُكم َّما فِي ٱَأۡل ۡر‬
ۡ ‫ض َج ِميعٗ‚ ا ثُ َّم‬ َ ‚َ‫‚و ٱلَّ ِذي خَ ل‬
َ ‚ُ‫ه‬

ٖ ۚ ‫َس ۡب َع َس ٰ َم ٰ َو‬
‫يم‬ٞ ِ‫ت َوهُ َو بِ ُكلِّ َش ۡي ٍء َعل‬

Terjemahan: “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk

kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh

langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”29

Halal adalah segala sesuatu yang dapat disiapkan atau digunakan.

Menyadari bahwa orang yang melakukan ini tidak akan dihukum oleh Tuhan.

Dalam Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 518 Tahun 2001
28
Departemen Agama Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Pedoman Sistem Produksi
Halal, (Jakarta: 2003), h. 5.
29
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung: CV
Penerbit Diponegoro, 2005), h. 6.
24

tentang Pemeriksaan dan Penetapan Makanan Halal, pengertian halal menurut

Departemen Agama adalah tidak mengandung unsur atau bahan yang

diharamkan atau dilarang. untuk konsumsi umat Islam dan pengolahannya

tidak bertentangan dengan syariat Islam.30

3. Pengertian Label Halal

Label Halal adalah penerbitan label halal atau sertifikat tertulis sebagai

jaminan kehalalan produk dengan tulisan halal huruf arab, huruf lain dan kode

mesin menteri yang diterbitkan atas dasar pemeriksaan halal. Lembaga

pemeriksa kehalalan yang dibentuk oleh MUI, fatwa halal MUI, sertifikat halal

MUI sebagai jaminan hukum bahwa produk yang bersangkutan halal untuk

dikonsumsi masyarakat dan digunakan sesuai ketentuan syariah.31 yang

bersangkutan halal untuk dikonsumsi masyarakat dan digunakan sesuai

ketentuan syariah. Bentuk logo halal didukung dengan sertifikat halal dan apa

yang tidak. Logo halal yang didukung oleh sertifikat MUI adalah :

Gambar 1: Logo Halal

Label halal diperoleh setelah mendapatkan sertifikat halal. Sertifikat halal

adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

yang menyatakan suatu produk halal menurut hukum Islam. Sertifikat halal ini

30
Imam Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal Dan Haram, h. 12.
31
Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh Label Halal, Brand, dan Harga terhadap
Keputusan Pembelian di Kota Medan, dalam Jurnal At-tawassuth, Vol. 2 No. 1 Tahun 2017.
25

merupakan syarat untuk mendapatkan izin dari instansi yang berwenang untuk

mencantumkan label halal pada kemasan produk. Adapun produk halal artinya

produk yang memenuhi syarat halal menurut syariat Islam.32

Islam adalah agama yang merupakan ideologi, sistem dan aturan hidup,

kerangka pemikiran, pedoman konsep integritas dan pembangunan, titik acuan

keabsahan tindakan dan sumber inspirasi bagi mayoritas teori peradaban.

Sebagai sebuah ideologi, Islam memiliki aturan yang lengkap dan menyeluruh

serta mengatur secara komprehensif semua aspek utama kehidupan manusia.33

adalah jaminan yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang seperti

Lembaga Penelitian Pangan, Obat, dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia

(LPPOM MUI) untuk memastikan bahwa produk tersebut lolos uji kehalalan

sesuai dengan syariat Islam. Tujuan penambahan tanda halal adalah untuk

memberikan perlindungan dan kenyamanan halal bagi konsumen saat

menggunakan produk.34

Label Halal adalah penambahan huruf atau pesan halal pada kemasan

produk, yang menunjukkan bahwa produk yang bersangkutan berstatus sebagai

produk halal. Tanda halal diperoleh setelah mendapatkan sertifikat halal.

Sertifikat halal adalah fatwa tertulis yang dikeluarkan oleh Majelis Ulama

Indonesia (MUI) yang menyatakan suatu produk halal menurut hukum Islam.

Sertifikat halal ini merupakan syarat untuk mendapatkan izin dari instansi yang

berwenang untuk mencantumkan label halal pada kemasan produk.

32
Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh…, dalam Jurnal At-tawassuth, Vol. 2 No. 1 Tahun 2017.
33
Sa’ad Hawwa, Al Islam, (Jakarta: Al Islahy Press, 1993), h. 27.
34
Yuswohady, Marketing to The Middle Class Muslim (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2014), h. 65.
26

Dengan label halal ini, konsumen muslim dapat menentukan produk yang

dapat mereka konsumsi, yaitu. produk dengan label halal pada kemasannya.

Label halal, yang pada dasarnya adalah label yang menginformasikan kepada

pengguna produk berlabel bahwa produk tersebut benar-benar halal dan

kandungannya tidak mengandung unsur yang dilarang oleh syariat, sehingga

produk tersebut dapat dikonsumsi.35

B. Brand Awareness

Strategi pemasaran dilakukan guna mencapai tujuan perusahaan dalam

meningkatkan penjualan, yaitu dengan berupaya keras untuk menanamkan

kesadaran merek (brand awareness) produknya kepada calon konsumen agar

produk tersebut terjaga eksistensinya di dunia perindustrian. Brand Awarness

adalah kemampuan konsumen untuk mengenali suatu produk, atau seberapa kuat

suatu merek tertanam dalam ingatan konsumen.36 Brand awareness adalah

kemampuan konsumen untuk mengenali atau mengingat suatu merek dalam

kelompok produk tertentu. Brand awareness berkaitan erat dengan kemampuan

merek untuk meninggalkan bekas dalam kesadaran konsumen, yang dinyatakan

dalam kemampuan konsumen untuk mengenali merek dalam keadaan yang

berbeda.37

Oleh karena itu, brand awareness sangat penting bagi sebuah perusahaan

untuk membuat masyarakat mengetahui dan mengenal merek dari produk

tersebut, karena brand awareness yang tinggi diduga mampu mempengaruhi

35
Departemen Agama Republik Indonesia, Petunjuk…, h. 277.
36
Buchari Alma. 2014. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Alfabeta. Bandung
37
Aaker, D.A. 1992. The Value of Brand Equity, Journal of Business Strategy. Emerald
Backfiles 2007.
27

perilaku pembelian konsumen sehingga diharapkan mampu meningkatkan volume

penjualan.38 Brand Awarneress merupakan kemampuan konsumen dalam

mengingat suatu merek dengan pengenalan merek atau mengingat kembali suatu

merek.39

Brand awarmess adalah kemampuan calon pembeli untuk mengenali atau

mengingat bahwa suatu merek termasuk dalam kategori produk tertentu. 40

Menurut UU Merek no. 15 Tahun 2001 pasal 1 ayat 1, merek adalah tanda yang

berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau

kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan

dalam kegiatan perdagangan barang dan jasa. Definisi ini memiliki kesamaan

dengan definisi versi American Marketing Association yang menekankan perenan

merek sebagai identifier dan differentiation. Berdasarkan kedua definisi ini, secara

teknis apabila seseorang pemasar membuat nama, logo, atau symbol baru

untuk sebuah produk baru, maka ia telah menciptakan sebuah merek.41

Merek (brand) adalah nama, istilah, tanda, simbol desain, atau

kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh

suatu perusahaan. Fitur ini juga membantu membedakannya dari produk yang

ditawarkan oleh perusahaan pesaing. Selain itu, merek sebenarnya adalah nilai

berwujud dan tidak berwujud yang diwakili dalam merek (merek dagang), yang

jika diatur dengan baik, mampu menciptakan nilai dan pengaruhnya sendiri di

38
Durianto, Darmadi, Sugiarto, Budiman, Lie Joko, Brand Equity Ten, Strategi Memimpin
Pasar, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004)
39
Suciningtyas, W. (2012). Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Dan Media
Communication Terhadap Keputusan Pembelian. Management Analysis Journal, 1 (1), 2-8.
40
Surachman. 2008. Dasar-Dasar Manajemen Merek. Bayumedia. Malang.
41
Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategi, (Yogyakarta : Andi Offset, 2005)
28

pasar. Saat ini, merek telah menjadi konsep yang kompleks dengan beberapa

ratifikasi teknis dan psikologis.42

Pengenalan atau ingatan pelanggan terhadap suatu merek produk bervariasi

tergantung pada tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap

merek produk yang ditawarkan. Secara berurutan, Aaker Priansassa (2017:255)

menggambarkan tingkat kesadaran merek dalam bentuk piramida sebagai berikut:

1. Tidak menyadari adanya merek (unware of brand)

Tingkat kesadaran merek terendah, di mana pelanggan bahkan tidak

mengenali apa disebutkan. merek secara keseluruhan. alat seperti menunjukkan

gambar atau menyebutkan merek.

2. Pengenalan merek (brand recognition)

Tingkat kesadaran merek minimum. Pada tingkat ini, pelanggan

mengingat merek setelah dibantu dengan menunjukkan gambar atau fitur

tertentu kepada mereka.

3. Mengingat kembali merek (brand recall)

Tingkat pengingatan merek tanpa bantuan (unaided recall). Tingkatan ini

mencerminkan merek-merek yang dapat diingat pelanggan dengan baik tanpa

bantuan. Tingkat ini mencerminkan merek yang diingat pelanggan dengan baik

tanpa bantuan.

4. Puncak pikiran (top of mind)

Tingkat tertinggi dan tempat ideal untuk semua merek. Pada level ini,

pelanggan benar-benar memahami dan mengenali elemen-elemen yang

42
Durianto, Darmadi, dkk, Strategi Menaklukan Pasar, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama, 2004)
29

dimiliki merek. Pertama kali pelanggan menyebutkan sebuah merek adalah

ketika ditanya tentang kategori produk. Dengan kata lain, merek menjadi

merek utama di benak konsumen. 43

Brand awarness dapat diartikan sebagai kesadaran konsumen akan

kehadiran nama merek dalam benaknya ketika konsumen memikirkan sesuatu

kategori produk (recognition) dan merupakan nama yang paling mudah

diingatnya untuk kategori tersebut (recall). 44 Pada penelitian ini, tingkatan

brand awareness tersebut digunakan sebagai indikator dalam instrumen

penelitian.

Brand awareness atau biasa disebut dengan kesadaran merek merupakan

kondisi dimana sebuah merek akan muncul dalam benak konsumen ketika sedang

memikirkan kategori produk tertentu. Dikutip dalam buku Periklanan Promosi. 45

Dari definisi-definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa brand

awarness adalah kesanggupan pembeli atau konsumen dalam mengingat

kembali suatu produk.

Brand awareness membutuhkan jangkauan kontinum dari perasaan

yang tak pasti bahwa merek tertentu dikenal, menjadi keyakinan bahwa

produk tersebut merupakan satu-satunya dalam kelas produk bersangkutan.

43
Aaker, David A. (1991). Managing Brand Equity Capitalizing on the value of a Brand
Name. New York: The Free Press
44
Siti Nur Syamsiah, dkk. “ Analisis Pengaruh Brand Image, Brand Awareness Dan Word
Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada Toko SJ Tempeh Lumajang”
dalam jurnal JRM, Vol.01 No.01 Tahun 2018.
45
Shimp, A Terrence. (2010). Intergrated Marketing Communication in advertising and
promotion. South-Western : Cengangen Learning.
30

Peran dan kesadaran merek atas ekuitas merek bergantung pada konteks dan

pada tingkat mana brand awareness itu dicapai. 46

Merek sebagai nama, istilah, tanda, simbol, atau rancangan, atau

kombinasi dari semuanya, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang

atau jasa penjual atau kelompok penjual dan untuk mendiferensiasikannya.

Selain memperkuat nama merek di benak konsumen,perlu bagi perusahaan

menanamkan kesadaran pada konsumen terhadap merek yang ada. Brand

awareness yang dapat diartikan sebagai kemampuan pelanggan untuk

mengenali atau mengingat kembali sebuah merek dan mengaitkannya

dengan satu kategori produk tertentu. Dengan demikian, seorang pelanggan

yang memiliki kesadaran terhadap sebuah merek akan secara otomatis

mampu menguraikan elemen-elemen merek tanpa harus dibantu. 47

Contoh dari Brand Awarness yaitu, Iklan Smartphone yang

menggunakan logo buah Apel, dan biasa disebut dengan Smartphone

Aiphone/Apple. Dan mengingat merek, jika menyebutkan warna pada

produk kosmetik berwarna abu-abu, maka konsumen akan mengingat pada

produk Msglow atau Benings.

C. Brand Ambassador

46
Jefri Heridiansyah, “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand Awareness
Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap Pedas ABC (Studi Kasus Pada
Konsumen Pengguna Kecap Pedas ABC di Kota Semarang)”, jurnal stie semarang, vol 4, no 2,
edisi juni 2012
47
Khoiriyah Indra Cahyani, “ pengaruh brand awarness dan brand image terhadap
keputusan pembelian”, Management Analysis journal (2016).
31

Brand Ambassador adalah ikon budaya atau identitas, dimana mereka

bertindak sebagai alat pemasaran yang mewakili pencapaian individualisme

kejayaan manusia serta komodifikasi dan komersialisasi suatu produk. Brand

ambassador dapat diukur dari dimensi visibility, credibility, attraction, power.48

Brand Ambassador adalah orang yang mendukung suatu merek dari

berbagai tokoh masyarakat populer, selain dari masyarakat populer dapat

juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut sebagai endorser

biasa. Brand Ambassador seseorang yang mewakili suatu brand. Menurutnya,

peran Brand Ambassador adalah untuk meningkatkan daya tarik dari sebuah

iklan. Penggunaan Brand Ambassador dalam promosi yang dilakukan oleh suatu

perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak konsumen untuk

menggunakan produk, penggunaan Brand Ambassador biasanya menggunakan

selebriti yang terkenal.49

Selain asal merek, masih ada beberapa hal lagi yang bisa mendukung dan

memperkuat nilai suatu produk. Salah satunya dengan adanya Brand Ambassador.

Yang dimaksud Brand Ambassador disini dipekerjakan oleh perusahaan untuk

menjadi tenaga penjual dan perwakilan fisik dari suatu produk. Penggunaan

Brand Ambassador dalam dunia marketing merupakan sesuatu yang sudah sangat

umum. Banyak sekali perusahaan yang menggunakan Brand Ambassador

produknya dari kalangan artis, musisi, atlet, pebisnis dan orang populer lainnya.

Perusahaan memilih Brand Ambassador dari kalangan orang-orang popular agar

48
Rini, E.S dan D. W. Astuti. Advertising Communication and Promotion Management.
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama: 2012)
49
Frans M Royan (2005). Marketing selebritis: Startegi dalam iklan dan strategi selebritis
memasarkan diri sendiri. Jakarta: PT. Media Elx Komputindo.
32

bisa menjadi pendongkrak dalam promosi penjualannya. Selain itu Brand

Ambassador juga bisa membantu mendekatkan konsumen terhadap suatu produk,

agar lebih menarik minat konsumen terhadap suatu produk yang ditawarkan

tersebut.50

Penggunaan Brand Ambassador tidak hanya meningkatkan daya tarik,

tetapi dengen menggunakan Brand Ambassador dapat merangsang seseorang

untuk mengasosiasikan dirinya dengan sang brand ambassador. Suatu produk

mengetahui proses konsumen sasarannya dalam memutuskan untuk membeli atau

menggunakan produk, karena semua proses mengandung implikasi penilaian

terhadap produk, pesan produk dan alokasi biaya dengan pembeli. Brand

Ambassador perlu dikaji penggunaanya dalam proses menarik perhatian

konsumen serta bagaimana proses tersebut menimbulkan rasa suka konsumen

terhadap produk. 51
Selain memiliki popularitas yang baik, seorang Brand

Ambassador juga harus memiliki citra yang baik di mata masyarakat

sehingga dikagumi oleh target audience. Pada umumnya, konsumen akan

lebih percaya dan mendengarkan suara brand ambassador nya daripada suara

perusahaan. Maka dari itu, pemilihan Brand Ambassador sangatlah penting.52

ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh brand ambassador. Karakteristik

tersebut dikenal dengan nama VisCAP, sebagai berikut :

50
Ike Sen Cece, “pengaruh brand origin, brand ambassador dan brand image terhadap
minat beli sepatu macbethdi sogo galaxy mall surabaya”, e-Jurnal Manajemen Kinerja, Vol.1,
No.2 Juli 2015.
51
Muhammad Ikhsan Putra, dkk. ”pengaruh brand ambassador terhadap brand image
serta dampaknya terhadap keputusan pembelian (survey pada pengguna line di asia)”, Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12 No. 1 Juli 2014.
52
Nency, Felicia Goenawan, dkk. “Efektivitas Penggunaan Brand Ambassador Laneige
Dalam Model Viscap” dalam jurnal E-komunikasi, Vol. 8 No.2 tahun 2020. Hal 4.
33

1. Visibility (kepopuleran) adalah popularitas yang melekat pada brand

ambassador yang mewakili produk tersebut. Karakteristik visibility dari

seorang brand ambassador mengarah pada seberapa terkenalnya atau dikenal

dari terpaan masyarakat umum.

2. Credibility (kredibilitas) adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-

sifat komunikator. Dalam proses persepsi, banyak rangsangan yang sampai

melalui panca indera. Namun tidak semua rangsangan tersebut mempunyai

daya tarik yang sama. Masing-masing individu akan mempersepsikan segala

sesuatu dengan cara yang berbeda berdasarkan latar belakang,

pengalaman, budaya, dan suasana psikologis.

3. Attraction (daya tarik). Daya tarik brand ambassador terdiri dari dua

karakteristik. Kepesonaan adalah daya tarik penampilan fisik dan kepribadian.

Kesukaan merupakan yang paling relevan untuk merubah sikap pada

merek. Kesamaan Target penonton haruslah menyamakan dengan gambaran

emosional dalam iklan dan hal ini ditambah dengan memperlihatkan seseorang

diiklan yang memiliki gaya serupa dengan anggota target penonton.

4. Power adalah karakteristik kekuasaan yang dimiliki oleh Brand Ambassador

adalah yang keempat. Kekuasaan dapat meningkatkan intensitas pembelian

barang walau tak berubah sikap, dengan muncul untuk memerintahkan target

untuk bertindak.

Contoh dari Brand Ambassador yaitu, penggunaan sebuah aplikasi

perbelanjaan yaitu Shoope, dari perusahaan Shoope tersebut yang banyak

menjadikan kalangan selebriti menjadi Brand Ambassador.


34

D. Keputusan Pembelian

1. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan Pembelian adalah pemilihan dua atau lebih alternatif

keputusan pembelian, arti nya seseorang dapat mengambil keputusan, harus

tersedia beberapa alternatif pilihan. Jadi, garis besarnya adalah keputusan

untuk membeli dapat mengarah pada bagaimana proses keputusan itu dibuat.53

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang

terdiri dari menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian

informasi, penilaian sumber-sumber seleksi terhadap alternatif pembelian,

keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian.54

Keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen dapat terjadi

apabila konsumen sudah mendapatkan layanan dari pemberian jasa dan setelah

itu konsumen merasakan adanya kepuasan dan ketidakpuasan, maka dari itu

konsep keputusan pembelian tidak lepas dari konsep kepuasan konsumen.55

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian adalah:

a) Produk

Produk yang ditawarkan harus dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

Produk tidak hanya dilihat dari tampilan saja, tetapi keseluruhan produk

juga mempengaruhi keputusan pembelian, mulai dari informasi,

ketersediaan barang, hingga kualitas.


53
Nana Triapnita Nainggolan dkk, Perilaku Konsumen di Era Digital, (Jakarta: Yayasan
Kita Menulis, 2020), h. 36.
54
Nurmin Arianto, dkk. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Distribusi terhadap Keputusan
Pembelian”, Jurnal Disrupsi Bisnis, Vol. 4, No.2, Maret 2021.
55
Meithiana Indrasari, Pemasaran & Kepuasan Pelanggan, (Surabaya: Unitomo Press,
2019), h. 70
35

b) Promosi

Promosi yang dilakukan harus bisa dapat menarik konsumen. Promosi

harus dilakukan secara terus menerus agar konsumen selalu ingat akan

keberadaan barang tersebut dan membuat konsumen melakukan keputusan

pembelian.

c) Lokasi

Lokasi yang dipilih dalam suatu usaha harus dipertimbangkan dengan

baik karena faktor lokasi ini mempengaruhi kesuksesan usaha tersebut dan

juga dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan

pembelian.

d) Harga

Penetapan harga pada suatu produk harus dilakukan dengan wajar.

Harga yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mempengaruhi keputusan

pembelian. Harga yang terlalu tinggi akan membuat konsumen beralih ke

produk lain yang sejenis tetapi dengan harga yang lebih murah, begitu juga

sebaliknya jika harga terlalu rendah maka konsumen akan ragu dengan

kualitas produk tersebut sehingga konsumen menunda untuk melakukan

pembelian pada produk tersebut.

e) Merek

Merek merupakan nama atau simbol yang menjadi ciri khusus suatu

produk. Dengan adanya merek ini dapat membuat konsumen melakukan

pembelian karena konsumen dapat merasakan manfaat dari produk ini dari

pada merek produk yang lain.


36

f) Pelayanan

Pelayanan yang diberikan juga merupakan salah satu faktor untuk

konsumen membuat keputusan pembelian. Pelayanan yang baik akan

membuat konsumen nyaman dalam melakukan pembelian dan juga

konsumen dapat melakukan pembelian secara berulang-ulang.

3. Peran Keputusan Pembelian

Suatu proses keputusan membeli bukan sekedar mengetahui berbagai

faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan peranan dalam

pembelian dan keputusan membeli. Terdapat lima peran yang terjadi dalam

keputusan pembelian:

a. Pemrakarsa (initiator), orang yang pertama kali menyarankan membeli

suatu produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influencer), orang yang pandangan/nasihatnya memberi

bobot dalam pengambilan keputusan akhir.

c. Pengambil keputusan (decider), orang yang sangat menetukan sebagian atau

keseluruhan keputusan pembelian, pakah membeli, apa yang dibeli, kapan

hendak membeli, dengan bagaimana cara membeli, dan dimana akan

membeli.

d. Pembeli (buyer), orang yang melakukan pembelian.


37

e. Pemakai (user), orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau

jasa.56

Keputusan membeli merupakan kegiatan pemecahan masalah yang

dilakukan individu dalam pemilihan alternatif perilaku yang sesuai dari dua

alternatif perilaku atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat

dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan

keputusan. Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil atau

keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan

suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap

proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.57

E. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan dalam

aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menunjukan keseluruhan diri seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup menggambarkan seluruh

pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di sekitarnya. 58 Gaya hidup adalah

secara keseluruhan diidentifikasikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan

oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka (aktifitas) apa yang mereka

anggap penting dalam lingkungan. (ketertarikan), dan apa yang mereke pikirkan

tentang diri mereka sendiri dan juga sekitarnya (pendapat). 59

56
Bilson Simamora, Panduan Riset Perlaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 2002), h. 15.
57
Rini Astuti, dkk. “Pengaruh Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Merek Converse”, Jurnal AKMAMI (Akutansi, Manajemen, Ekonomi,) Vol. 2
No. 2 tahun 2021.
58
Kotler dan keller, Manajemen pemasaran, Edisi 12 (jakarta: Erlangga, 2012), 192.
59
J. Setiadi, Nugroho, perilaku konsumen, (Jakarta: PT.Kencana, 2008) h. 148
38

Gaya hidup masyarakat akan berbeda dengan gaya hidup masyarakat

lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompol

masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Gaya hidup pada dasarnya merupakan

suatu perilaku yang mencerminkan masalah apa yang sebenarnya ada di dalam

alam pikir pelanggan yang cenderung berbaur dengan berbagai hal yang terkait

dengan masalah emosi dan psikologis konsumen.60

Gaya hidup adalah fungsi dari karakteristik individu yang telah terbentuk

melalui interaksi sosial. Secara sederhana, gaya hidup juga dapat diartikan sebagai

cara yang di tempuh seseorang dalam menjalani hidupnya, yang meliputi

aktivitas, minat, kesukaan/ketidaksukaan, sikap, konsumsi dan harapan.

Gaya hidup (life style) didefinisikan secara sederhana sebagai “bagaimana

seseorang hidup”. Gaya hidup menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana

mereka membelanjakan uangnya, dan bagaimana sesorang hidup, termasuk

bagaimana seseorang menggunakan uangnya, dan bagaimana seseorang bisa

menglokasikan waktunya, dan sebagainya.61

Life style adalah gaya hidup juga hasil yang komprehensif,

menggambungkan kehidupan ekonomi, budaya dan sosial. Adapun skala gaya

hidup (value minded) butir-butirnya disusun berdasarkan tiga hal yang

mempengaruhi seseorang yang memiliki gaya hidup (value minded) dengan aspek

yaitu:

1. Waktu

60
J. Setiadi, Nugroho, Perilaku Konsumen, (Jakarta: PT.Kenncana,2008), h. 77-79
61
Michael Minor, perilaku konsumen, (jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), h. 282
39

Konsumen gaya hidup ini sangat mengharapkan efisiensi waktu ketika

menemukan dan membeli suatu produk.

2. Uang

Harga suatu barang yang dianggap terlalu tinggi (besar) dibandingkan

dengan barang lain yang harganya lebih murah dan kualitasnya relatif sama

dengan produk sebelumnya biasanya menyebabkan pola perilaku pembeli yang

berbeda dengan konsumen.

3. Perasaan

Kepuasan terhadap penggunaan atau penanganan barang yang mengarah

pada perilaku pembelian ulang.

F. Fashion

Fashion telah menjadi bagian penting dari gaya, trend dan penampilan

keseharian masyarakat. Menurut Soekanto, fashion memiliki arti suatu mode yang

hidupnya tidak lama, yang mungkin menyangkut gaya bahasa, perilaku, hobi

terhadap model pakaian tertentu.

Pengertian yang sama juga dikatakan oleh Lypovettsky, Fashion

merupakan bentuk perubahan yang bercirikan oleh rintikan waktu yang cepat,

sehingga fashion merupakan kekuatan dari individualitas dengan mengizinkan

seseorang untuk mengekspresikan dirinya dalam berbusana. Ilmuan lain juga ada

yang mengatakan yaitu Polhemus dan Procter bahwa fashion digunakan sebagai

sinonim atau persamaan dari istilah dandanan, busana dan gaya di dalam

masyarakat.
40

Fashion merupakan isu penting yang mencirikan pengalaman hidup

sosial. Oleh karena itu, fashion memiliki beberapa fungsi. Salah satunya adalah

sebagai sarana komunikasi, fashion bisa menyampaikan pesan artifaktual yang

bersifat non-verbal. Fashion bisa merefleksikan, meneguhkan, mengekspresikan

suasana hati seseorang. Fashion memiliki suatu fungsi kesopanan (modesty

function) dan daya tarik. Sebagai fenomena budaya, fashion sesungguhnya bisa

berucap banyak tentang identitas pemakainya. Fashion juga dapat digunakan

untuk menunjukkan nilai sosial dan status, karena orang bisa membuat

kesimpulan tentang siapa anda, kelompok sosial mana anda, melalui medium

fashion.18. Banyaknya masyarakat yang gemar mengenakan busana muslim pada

setiap aktivitasnya sehari-hari menjadikan busana muslim sebagai fashion dan

lifestyle (gaya hidup).

Menurut The Contemperary English Indonesian Dictionary of English

Language oleh Hounghton Mifflin Company di Amerika pada tahun 2004, bahwa

fashion di artikan sebagai gaya atau kebiasaan misalnya dalam berperilaku atau

berpakaian. Sesuatu seperti pakaian yang merupakan gaya pada zaman sekarang.

Sesuatu yang bersifat pribadi seringkali berkenaan dengan tabiat seseorang, yaitu

mengenai jenis, macam, bentuk, wujud dan lainnya. Bila kita berbicara mengenai

fashion, maka kita pasti akan langsung tertuju pada perempuan, dunia fashion

memang dunia perempuan.62

Diantara para perempuan, pada generasi millenial lah mereka cenderung

lebih terpengaruh oleh perkembangan fashion, selalu ingin mencoba hal-hal baru,
62
Tri Yulia Trisnawati. “Fashion Sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi”, Jurnal
The Messenger Vol. III No. 1 tahun 2011.
41

ingin selalu menonjolkan dirinya melalui fashion. Oleh karena itu fashion sangat

diperhatikan oleh generasi millenial. Posisi dan keberadaan remaja millenial

sebagai salah satu konsumen utama produk fashion.

Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan

gaya keseharian. Benda-benda yang dikenakan bukanlah sekadar penutup tubuh

dan hiasan, lebih dari itu juga menjadi sebuah alat komunikasi untuk

menyampaikan identitas pribadi. Dalam perkembangan selanjutnya fashion tidak

hanya menyangkut soal busana , akan tetapi benda-benda fungsional lain yang

dipadukan dengan unsur-unsur desain yang canggih dan unik menjadi alat yang

dapat menunjukkan dan mendongkrak penampilan si pemakai, seperti tas, sepatu,

dan kosmetik.63

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah:

63
Retno Hendariningrum,dkk. ” Fashion Dan Gaya Hidup : Identitas Dan Komunikasi”, dalam
jurnal, Jurnal Ilmu Komunikasi. Vol.6, N0. 2.
42

Label Halal
(X1) H1

Brand H2 Keputusan
Awarness Pembelian
(X2) (Y)

H3

Brand
Ambassador
H4 H5 H6
(X3)

Gaya Hidup
(Z)

Gambar II: Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kerangka di atas, dapat dijelaskan bahwa terdapat 3 variabel X

dalam penelitian ini yaitu: Label Halal, Kesadaran Merek dan Brand

Ambassador , variabel 1 Z yaitu : gaya hidup dan variabel 1 Y yaitu : keputusan

pembelian. Kerangka ini digunakan untuk memandu peneliti dalam penelitian.

Penelitian ini mengetahui pengaruh ketiga variabel bebas terhadap variabel terikat

baik secara parsial maupun simultan.

H. Hipotesis
43

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,

dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori

yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta yang diperoleh melalui

penelitian dan pengumpulan data.64

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, yang kemudian

didukung teori-teori, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho1 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor Label Halal terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara faktor Label Halal terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.

2. Ho2 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor Brand Awarneress

terhadap keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan

gaya hidup sebagai variable moderasi.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara faktor Brand Awarneress terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai varibel moderasi.

3. Ho3 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor Brand Ambassador

terhadap keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan

gaya hidup sebagai variabel moderasi.

64
Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 50.
44

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara faktor Brand Ambassador terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial sebagai variabel

moderasi.

4. Ho4 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara faktor Labegl Halal, Brand

Awaeness, dan Brand Ambassador terhadap keputusan pembelian produk

fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup sebagai variabel moderasi.

Ho4 : Ada pengaruh yang signifikan antara faktor Label Halal, Brand Awarness,

dan Brand Ambassador terhadap keputusan pembelian produk fashion di

kalangan milenial sebagai variabel moderasi.

5. Ho5 : Gaya hidup tidak memperkuat pengaruh label halal terhadap keputusan

pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup sebagai

variabel moderasi.

Ha5 : Gaya hidup mempertkuat pengaruh label label halal terhadap keputusan

pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup sebagai

variabel moderasi.

6. Ho6 : Gaya hidup tidak memperkuat pengaruh Brand Awarneress terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.

Ha6 : Gaya hidup mempertkuat pengaruh Brand Awarneress terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.


45

7. Ho7 : Gaya Hidup tidak memperkuat pengaruh Brand Ambassador terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalanan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.

Ha7 : Gaya hidup mempertkuat pengaruh Brand Ambassador terhadap

keputusan pembelian produk fashion di kalangan milenial dengan gaya hidup

sebagai variabel moderasi.


46

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah kegiatan pengumpulan, pengolahan, analisis, dan

penyajian data berdasarkan jumlah atau banyaknya yang dilakukan secara objektif

untuk memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesis untuk

mengembangkan prinsip-prinsip umum.65 Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode survei. Survei merupakan metode penelitian yang

digunakan untuk memecahkan masalah sesuai dengan pertanyaan yang sudah

diajukan atau sesuai dengan masalah yang sudah diamati.66

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan diseluruh penduduk yang ada di Samarinda,

kalimantan timur. Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2021-2022.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek

yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.67 Adapun populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kalangan milenial

Samarinda, Kalimantan timur. Dengan jumlah populasi sebanyak 221.851 jiwa


65
Nikolauas Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Untuk
Penulisan Skripsi & Analisis Data Dengan Spss, (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h. 3.
66
Nikolauas Duli, Metodologi…, h. 6.
67
Sandu Siyoto Dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015), h. 64
47

pada tahun 2020. Data ini di peroleh dari Badan Pusat Statistik Samarinda,

Kalimantan Timur. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) kota Samarinda

tercatat jumlah generasi Milenial di Kota Samarinda, Kalimantan Timur

sebanyak 221.851 jiwa.68

Pre-Boomer
6,931 Jiwa (0.84 %)

Boomer
75.505 Jiwa
(9,17 %) Post Gen Z
98.463 Jiwa
(11,95%)

Gen X
184.188 Jiwa
(22,36 %)
Gen Z
236.867
Jiwa
(28,7%)

Milenial
221.851 Jiwa
(26,93 %)

Gambar III : komposisi penduduk menurut generasi 2020.

68
Badan Pusat Statistik, BRS Hasil Sensus Penduduk 2020 Kota Samarinda, (Samarinda
Badan Pusat Statistik Kota samarinda, 2021).
48

2. Sampel

Sampel adalah jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila

populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.69 Teknik sampel yang

digunakan pada penelitian ini adalah sampling insidental yaitu, teknik

pengambilan sampel berdasarkan kebetulan. Artinya siapa saja yang secara

kebetulan berkunjung ke lokasi penelitian dapat dijadikan sampel bila orang

tersebut dipandang cocok menjadi sumber data yang dibutuhkan. 70 Kriteria

sampel yang digunakan berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, pendidikan,

tempat tinggal. Untuk teknik perhitungan sampel menggunakan pendekatan

rumus Slovin. Rumus Slovin ini merupakan salah satu teori penarikan sampel

yang paling populer digunakan. Perhitungan sampel dengan rumus Slovin,

sebagaii berikut:

N
n=
1+ Ne ²

Di mana:

n : jumlah sampel

N : jumlah populasi

e : batas kesalahan (eror tolerance)

Sebelum menggunakan rumus slovin ini, peneliti sebelumnya

menentukan batas kesalahan yang akan digunakan dinyatakan dalam bentuk

69
Muslich Anshori Dan Sri Iswati, Buku..., h. 94.
70
Munawaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, (Malang: Intimedia, 2013), h.
67.
49

presentase. Di mana semakin kecil batas kesalahan yang di gunakan, maka

hasil penelitian yang didapatakan akan semakin akurat/baik. Semakin kecil

batas kesalahan yang di ambil, maka akan semakin besar pula jumlah sampel

yang didapatkan.71

221.851
n=
1+221.851 ( 0,10 )2

221.851
n=
1+221.851( 0,01)

221.851
n=
2.219,51

n=99,954

Dibulatkan menjadi 100

Jadi, peneliti menetapkan batasan kesalahan sebesar 10%, maka sampel

penelitian nyang didapatkan dan dibulatkan menjadi 100 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan cara pengumpulan data dengan memberikan daftar

pertanyaan kepada responden untuk diisi. Dalam penyebaran kuesioner terlebih

dahulu harus ditentukan respondennya berdasarkan teknik sampling.

Selanjutnya peneliti dapat mendatangi sendiri responden atau dengan cara

online yaitu membuat link yang dapat diakses melalui internet yang berisikan

pertanyaan-pertanyaan seputar penelitian ini. Karena kepraktisannya itulah

kuisioner banyak digunakan peneliti.72


71
Firdaus,M.M. metodologi Penelitian Kuantitatif. (jakarta: CV.dotplus publisher, 2021)
72
Amri Amir Dkk, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Penerapannya, (Jambi: Ipb Press,
2009), h. 178.
50

Skala pengukuran pada penelitian ini menggunakan skala likert. Skala

likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi, dan

pendapat seseorang terhadap suatu gejala sosial. Untuk pilihan alternatif

jawaban, dalam penelitian ini menggunakan 5 alternatif jawaban yaitu:

Tabel II

Skala Pengukuran

Kategori Skor

Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

E. Definisi Operasional

Definisi operasional ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas

dan untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran istilah.

Penelitian ini menggunakan 3 Variabel X yaitu: Label Halal, Brand Awarneress

dan Brand Ambassador, 1 variabel Z yaitu : Gaya Hidup dan 1 variabel Y, yaitu:

keputusan pembelian, maka istilah-istilah yang dapat dioperasionalkan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Label Halal

Label halal adalah pemberian tanda halal atau bukti tertulis sebagai

jaminan produk yang halal dengan tulisan halal dalam huruf Arab, huruf lain

dan motor kode dari Menteri yang dikeluarkan atas dasar pemeriksaan halal
51

dari lembaga pemeriksaan halal yang dibentuk oleh MUI, fatwa halal MUI,

sertifikat halal dari MUI sebagai jaminan yang sah bahwa produk yang

dimaksud adalah halal dikonsumsi serta digunakan oleh masyarakat sesuai

dengan ketentuan syariah.

2. Brand Awarness

Brand Awarness adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu

merek atau seberapa kuat merek tertanam dalam ingatan konsumen. Merek

(brand) merupakan nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun

kombinasinya yang mengidentifikasikan suatu produk/jasa yang dihasilkan

oleh perusahaan.

3. Brand Abassador

Brand ambassador adalah ikon budaya atau identitas, dimana mereka

bertindak sebagai alat pemasaran yang mewakili pencapaian individualisme

kejayaan manusia serta komodifikasi dan komersialisasi suatu produk. Brand

ambassador dapat diukur dari dimensi visibility, credibility, attraction, power.

4. Gaya Hidup

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang di ekspresikan

dalam aktifitas, minat dan opininya. Gaya hidup menunjukan keseluruhan diri

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup

menggambarkan seluruh pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di

sekitarnya.

5. Keputusan Pembelian
52

Keputusan pembelian merupakan kegiatan pemecahan masalah yang

dilakukan individu dalam pemilihan alternative perilaku yang sesuai dari dua

alternatif pilihan atau lebih dan dianggap sebagai tindakan yang paling tepat

dalam membeli dengan terlebih dahulu melalui tahapan proses pengambilan

keputusan.

6. Fashion

Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan

gaya keseharian. Benda-benda yang dikenakan bukanlah sekadar penutup

tubuh dan hiasan, lebih dari itu juga menjadi sebuah alat komunikasi untuk

menyampaikan identitas pribadi. Dalam perkembangan selanjutnya fashion

tidak hanya menyangkut soal busana , akan tetapi benda-benda fungsional

lain yang dipadukan dengan unsur-unsur desain yang canggih dan unik

menjadi alat yang dapat menunjukkan dan mendongkrak penampilan si

pemakai, seperti tas, sepatu, dan kosmetik.

F. Sumber Data

1. Sumber Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti

secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data

asli atau data baru dengan sifat yang up to date. Untuk mengumpulkan data

primer, peneliti harus turun langsung ke lapangan dimana dia melakukan

penelitian. Teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data adalah

dengan observasi, wawancara, atau menyebarkan kuesioner.

2. Sumber Data Sekunder


53

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan peneliti dari berbagai

sumber yang telah ada. Data sekunder dapat diperoleh dati berbagai sumber

seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku, laporan, jurnal, dan lain-lain.73

G. Variabel, Indikator, dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel adalah atribut sekaligus objek yang menjadi titik perhatian suatu

penelitian yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.74 Penelitian ini menggunakan

dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

a. Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas juga

sering disebut dengan variabel independent.

b. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat juga sering disebut

dengan variabel dependent.75

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data merupakan alat yang digunakan peneliti

untuk mengumpulkan data terkait dengan variabel yang sedang diteliti.

73
M. Arief Mufraini, Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam, (Banten: Uin
Jakarta Press, 2013), h. 45-46.
74
Sandu Siyoto Dan M. Ali Sodik, Dasar…, h. 50.
75
Sandu Siyoto Dan M. Ali Sodik, Dasar..., h. 52
54

Instrumen penelitian sangat diperlukan untuk jenis data yang akan digunakan

adalah data primer. Adapun pada penelitian ini yang digunakan adalah

kuesioner.76 Adapun instrumen dalam penelitian ini yaitu:

TABEL III

INSTRUMEN PENELITIAN

Skala
No Variabel Definisi Variabel Indikator
Pengukuran
1 Label Halal Label halal adalah 1. Tahu maksud Skala Likert
(X1) pemberian tanda gambar label
halal atau bukti halal.
tertulis sebagai 2. Perhatian
jaminan produk yang terhadap gambar
halal dengan tulisan label halal
halal dalam huruf sebelum
Arab, huruf lain dan membeli.
motor kode dari 3. Tulisan halal
Menteri yang pada label halal
dikeluarkan atas terbaca jelas.
dasar pemeriksaan 4. Menhetahui
halal dari lembaga label halal yang
pemeriksaan halal resmi dari MUI.
yang dibentuk oleh 5. Label halal
MUI, fatwa halal menjadi
MUI, sertifikat halal pertimbangan
dari MUI sebagai untuk memilih
jaminan yang sah suatu produk
bahwa produk yang sebelum
di maksud adalah membeli.
halal di konsumsi 6. Perhatian pada
serta di gunakan oleh label halal yang
masyarakat sesuai menempel pada
dengan ketentuan kemasan sebelum
syariah. membeli.

76
Purwanto, Teknik Penyusunan Instrumen Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk Penelitian
Ekonomi Syariah, (Magelang:Staiapress, 2018), h. 24
55

7. Mengetahui jelas
letak label halal
pada produk.

2 Brand Brand Awarness 1. Tidak menyadari


Awarneress adalah kesanggupan adanya merek
(X2) konsumen untuk (unwer of brand)
mengenali suatu 2. Pengenalan
merek atau seberapa merek (brand
kuat merek tertanam recognition)
dalam ingatan 3. Mengingat
konsumen. Merek kembali merek
(brand) merupakan (brand recall)
Skala Likert
nama, istilah, 4. Puncak pikiran
tanda, simbol (top of mine)
desain, ataupun
kombinasinya yang
mengidentifikasikan
suatu produk/jasa
yang dihasilkan oleh
perusahaan.

3 Brand Brand ambassador 1. Visibility Skala Likert


Ambassado adalah ikon budaya (kepopuleran)
r (X3) atau identitas, adalah
dimana mereka popularitas yang
bertindak sebagai melekat pada
alata pemasaran brand
yang mewakili ambassador yang
pencapaian mewakili produk
individualisme tersebut.
kejayaan manusia 2. Credibility
serta komodifikasi (kredibilitas)
dan komersialisasi adalah
suatu produl. Brand seperangkat
ambassador dapat persepsi
diukur dari dimensi komunikan
visibility, credibility, tentang sifat-sifat
attraction, power. komunikator.
3. Attraction (daya
56

tarik). Daya tarik


brand
ambassador
terdiri dari dua
karakteristik.
4. Power adalah
karakteristik
kekuasaan yang
dimiliki oleh
Brand
Ambassador
adalah yang
keempat.

4 Gaya Hidup Gaya hidup adalah 1. Kegiatan


(Z) pola hidup sehari-hari
seseorang di dunia 2. Ketertarikan
yang di ekspresikan 3. Rekomendasi
dalam aktifitas, teman
Skala Likert
minat dan opininya.

5 Keputusan Keputusan 1. Kebutuhan dan


Pemebelian pembelian adalah keinginan untuk
(Y) pemilihan dari dua membeli produk.
atau lebih alternatif 2. Keinginan untuk
pilihan keputusan mencoba produk.
pembelian, artinya 3. Kemantapan Skala Likert
bahwa seseorang akan kualitas
dapat membuat produk
keputusan, harus 4. Keputusan untuk
tersedia beberapa membeli ulang.
alternatif pilihan.

H. Uji Instrumen Data

1. Uji Validitas
57

Uji Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ketepatan atau

kecermatan suatu instrument dalam pengukuran. Teknik pengujian SPSS yang

sering digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan korelasi Bivariate

Pearson (Produk Momen Pearson). Rumus yang digunakan untuk pengujian

validitas menggunakan Bivariate Pearson adalah sebagai berikut:

N XY −X Y
r XY =
√( N X 2 ¿−( X)2 )¿ ¿ ¿
Keterangan:

r XY = koefisien korelasi antara variabel X dan Y

N = jumlah responden

X = jumlah skor butir soal

Y = jumlah skor total soal

X2 = jumlah skor kuadrat butir soal

Y2 = jumlah skor total kuadrat butir soal

Nilai r hitung dicocokkan dengan r tabel product moment pada tarf

signifikan 10%. Jika r hitung lebih besar dari r tabel 10%, maka butir soal

tersebut valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui konsistensi

alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap

konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode pengujian reliabilitas pada

penelitian ini menggunakan dengan rumus:


58

[ ]
r tt =
k
k−1
[[]
1−
δ2

δ
b
2
t

Keterangan:

rtt = koefisien reliabilitas instrument (total tes)

k = banyaknya butir pertanyaan yang sahih

δ2b = jumlah varian butir

δ2t = varian skor total

Perhitungan uji reliabilitas skala diterima, jika hasil perhitungan rhitung

> rtabel 10%.77

I. Teknik Analisis Data

1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui apakah data

mengalami penyimpangan atau tidak. Uji ini dilakukan setelah melakukan

analisa regresi dan koefisien determinasi. Uji asumsi klasik terdiri dari:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

variabel dependen dan independen berdistribusi normal, mendekati normal,

atau tidak.78

b. Uji Linearitas

77
Dian Ayunita, Modul Uji Validitas Dan Reliabilitas, (Semarang: Universitas
Diponegoro), h. 1-2.
78
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program Ibm
Spss Statistics 19, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 181.
59

Uji lineraitas adalah uji uang dilakukan untuk menguji atau

mengetahui apakah hubungan antar satu variabel degan variabel lainnya

memiliki kecenderungan mengukuti garis lurus atau tidak. Apabila

hubungan tersebut memiliki kecenderungan mengikuti garis lurus, maka

adanya peningkatan atau penurunan kuantitas pada suatu variabel, akan

diikuti secara linear oleh pengingkatan atau penurunan pada variabel

lainnya.79

c. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas adalah uji yang digunakan untuk mengetahui

apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antarvariabel

independen. Jika terjadi korelasi, artinya terdapat masalah multikolinieritas

yang harus diatasi.80

d. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui

apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari

residual suatau pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang

baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.81

2. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda merupakan analisis statistik yang

menghubungkan antara dua variabel independen atau lebih dengan variabel

79
R. Gunawan Sudarmanto, Statistik…, h. 193.
80
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2013), h. 177
81
Husein Umar, Metode…, h. 179
60

dependen Y. Secara umum, model regresi berganda untuk populasi adalah

sebagai berikut:

Y= a+b1 X1 + b2 X2+…….+bn Xn+et

Dimana:

Y= Variabel dependen

a = Nilai konstanta/parameter intercept

X1....Xn = Variabel independen ke-i

b1...bn = Nilai koefisien regresi/parameter koefisien regresi variabel

independen.82

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui presentase

perubahan variable terikat (Y) yang disebabkan oleh variable bebas (X). jika R2

semakin besar, maka presentase perubahan variabel terikat (Y) yang

disebabkan oleh variabel (X) semakin tinggi. Jika R 2 semakin kecil, maka

presentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan variabel bebas (X)

semakin rendah.83

4. Uji Hipotesis

a. Uji F (Simultan)

Uji F adalah uji signifikansi persamaan yang digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat. Langkah-langkah pengujiannya:

82
Kumba Digdo Wiseiso, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta: Lembaga
Penerbitan Universitas Nasional (Lpu-Unas)), h. 120.
83
V Wiratna Sujarweni, Statistik Untuk Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru,
2015), h. 152.
61

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

dan dependen.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan

variabel independen

2) Menentukan tingkat signifikansi

Pengaruh tersebut memiliki tingkat signifikansi pada 0,01 alpha 10%

atau tingkat keyakinan 90%.

3) Penetapan kriteria penerimaan dan penolakannya

a) Jika sig > 0,01 maka H0 diterima

b) Jika sig < 0,01 maka Ha ditolak

c) Jika F hitung > F table maka H0 diterima

d) Jika F hitung < F table maka Ha ditolak

b. Uji t

Uji t adalah uji koefisien regresi parsial individual yang digunakan

untuk mengetahui apakah variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen.84 Langkah-langkah pengujiannya:

1) Menentukan Ho dan Ha

Ho: tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen

dan dependen.

Ha: terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen dan

variabel independen.

2) Menentukan signifikansi level


84
V Wiratna Sujarweni, Statistik…, h. 161.
62

Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikan 0,01 (α = 10%)

3) Penetapan kriteria penerimaan dan penolakan

a) Jika sig > 0,01 maka H0 diterima

b) Jika sig < 0,01 maka Ha ditolak

c) Jika t hitung > t table maka H0 diterima

d) Jika t hitung < t table maka Ha ditolak

5. Uji Moderasi

Pengujian moderasi menggunakan MRA (Moderated Regression

Analysis) dengan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas sampel

dan memberikan data untuk mengontrol pengaruh variabel moderator. Kita

harus membandingkan dua persamaan regresi dalam menggunakan MRA

dengan satu variabel predictor (X) untuk menentukan jenis variabel moderator

(Ghozali, 2013). Berikut adalah analisis moderasi untuk mengetahui

religiusitas sebagai variabel moderasi, memperkuat atau memperlemah

hubungan Label Halal, Brand Awarneress, Brand Ambassador, gaya hidup,

terhadap keputusan pembelian produk kosmetik.

Persamaan 1

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Persamaan 2

Y = α + b1X1 * Z + b2X2 * Z + b3X3 * Z + e

Keterangan:

Y : Keputusan Pembelian
α : konstanta persamaan regresi
b1 : koefisien X1
63

b2 : koefisien X2
b3 : koefisien X3
X1: label halal
X2: brand awarneress
X3: brand ambassador
Z : gaya hidup

ε : error
64

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi hasil Penelitian

1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel IV

Persentase Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 8 8%

Perempuan 92 92 %

Total 100 100%

Sumber Data Primer Yang Diolah, 2022

Berdasarkan tabel IV dapat dijelaskan bahwa responden perempuan

berjumlah 92 dengan persentase 92% dan responden berjenis kelamin laki-laki

berjumlah 8 dengan persentase 8%. Dengan karakteristik perempuan

menduduki persentase tertinggi dalam fashion.

2. Deskripsi Responden Berdasarkan Usia

Tabel V

Persentase Berdasarkan Usia

Jenis Kelamin Jumlah Persentase


< 20 Tahun 12 12 %
21 – 25 Tahun 81 81 %
26 – 30 Tahun 7 7%
Total 100 100%
Sumber Data Primer Yang Diolah, 2022
65

Berdasarkan tabel V dapat dijelaskan bahwa responden dengan usia < 20

tahun berjumlah 4 dengan persentase 4%, responden dengan usia 21 – 25 tahun

berjumlah 81 dengan persentase 81% dan responden dengan usia 26 – 30 tahun

berjumlah 7 dengan persentase 7%. Dengan karakteristik responden berusia 21

– 25 tahun yang memiliki persentase tertinggi sebesar 81%, hal ini dikarenakan

fashion atau mode lebih diminati oleh kalangan milenial.

3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel VI

Persentase Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase


Tidak Bekerja 10 10 %
Pelajar/Mahasiswa 51 51 %
Pegawai Swasta 5 5%
PNS 14 14 %
Wiraswasta 5 5%
Lain-lain 15 15 %
Total 100 100%
Sumber Data Primer yang Diolah, 2022

Berdasarkan tabel VI, dapat dijelaskan bahwa responden berdasarkan

pekerjaan tidak bekerja berjumlah 10 dengan persentase 10%, responden

pelajar/mahasiswa berjumlah 51 dengan persentase 51%, responden pegawai

swasta berjumlah 5 dengan persentase 5%, responden PNS berjumlah 14

dengan persentase 14%, responden wiraswasta berjumlah 5 dengan persentase

5% dan responden lain-lain berjumlah 15 dengan persentase 15%.


66

Dengan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,

pelajar/mahasiswa menduduki persentase paling tinggi. Hal ini berarti, fashion

atau mode lebih banyak dikenal dan diminati kalangan pelajar/mahasiswa.

4. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel VII

Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase


SMA 9 9%
D3 11 11%
S1 78 78%
S2 2 2%
Total 100 100%
Sumber Data Primer yang Diolah, 2022

Berdasarkan tabel VII, dapat dijelaskan bahwa responden berdasarkan

pendidikan SMA berjumlah 9 dengan persentase 10%, responden D3

berjumlah 11 dengan persentase 11% responden S1 berjumlah 78 dengan

persentase 78%, responden S2 berjumlah 2 dengan responden 2%.

Dengan karakteristik responden berdasarkan pendidikan, S1 menduduki

presentase paling tinggi. Hal ini berarti, fashion atau mode lebih banyak

dikenal dan di minati kalangan pendidikan S1.


67

5. Deskripsi Responden Berdasarkan Asal Daerah

Tabel VIII

Berdasarkan Asal Daerah

Asal Daerah Jumlah Persentase


Samarinda 93 93%
Bontang 2 2%
Kutai Timur 2 2%
Kutai kartanegara 1 1%
Balikpapan 2 2%
Total 100 100%
Sumber Data Primer yang Diolah, 2022

Berdasarkan tabel VIII, dapat dijelaskan bahwa responden berdasarkan

daerah, responden daerah Samarinda berjumlah 93 dengan persentase 93%,

responden daerah Bontang 2 dengan persentase 2%, responden daerah Kutai

Timur 2 dengan persentase 2%, responden Kutai Kartanegara 1 dengan

persentase 1%, responden daerah Balikpapan 2 dengaan persentase 2%.

Dengan karakteristik responden berdasarkan daerah, daerah Samarinda

menduduki persentase paling tinggi. Hal ini berarti, fashion atau mode lebih

banyak dikenal dan diminati di daerah Samarinda.

B. Uji Instrumen Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Adapun analisis data yang

digunakan adalah:

1. Uji Validitas

Pengujian validitas instrumen penelitian dilakukan dengan teknik

Prodcut Moment (Pearson) antara masing-masing variabel yang mengukur


68

suatu skala dengan skor total skala tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid

apabila nilai r hitung > r tabel. Nilai r tabel untuk jumlah 100 responden,

dengan taraf signifikansi 10% adalah 0,1654. Nilai r tabel selanjutnya

digunakan untuk kriteria validitas item-item kuesioner. Jadi untuk dapat

dinyatakan valid, koefisien korelasi item total harus lebih besar dari 0,1654.

a. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Label Halal Produk Fashion

Uji validitas terhadap variabel label halal produk fashion yang

dilakukan pada 100 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 7. Hasil

uji validitas tersebut diperoleh corrected item-Total Correlation sebagai

berikut:

Tabel IX

Hasil Uji Validitas Label Halal Produk Fashion

Correction item-
Item Pernyataan R tabel Keterangan
total correlation

X1.1 0.588 0.1654 Valid

X1.2 0.310 0.1654 Valid

X1.3 0.619 0.1654 Valid

X1.4 0.404 0.1654 Valid

X1.5 0.599 0.1654 Valid

X1.6 0.678 0.1654 Valid

X1.7 0.563 0.1654 Valid

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel IX setelah dilakukan uji validitas menunjukkan bahwa pada

pengujian terhadap 7 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena


69

semua indikator pertanyaan menunujukkan nilai corrected item-Total

correlation diatas r tabel 0,1654.

b. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Brand Awareness Produk

Fashion

Uji validitas terhadap variabel brand awareness yang dilakukan pada

100 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 7. Hasil uji validitas

tersebut diperoleh corrected item-Total correlation sebagai berikut:

Tabel X

Hasil Uji Validitas Brand Awareness Produk Fashion

Item Correction
Keteranga
Pernyataa item-total R tabel
n
n correlation
X2.1 0.269 0.1654 Valid
X2.2 0.232 0.1654 Valid
X2.3 0.357 0.1654 Valid
X2.4 0.361 0.1654 Valid
X2.5 0.446 0.1654 Valid
X2.6 0.507 0.1654 Valid
X2.7 0.351 0.1654 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel X setelah dilakukan uji validitas menunjukkan bahwa pada

pengujian terhadap 7 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena

semua indikator pertanyaan menunujukkan nilai corrected item-Total

correlation diatas r tabel 0,1654.


70

c. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Brand Ambassador Produk

Fashion

Uji validitas terhadap variabel brand ambassador yang dilakukan

pada 100 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 10. Hasil uji

validitas tersebut diperoleh corrected item-Total correlation sebagai berikut:

Tabel XI

Hasil Uji Validitas Brand Ambassador Produk Fashion

Item Correction
Keteranga
Pernyataa item-total R tabel
n
n correlation
X3.1 0.507 0.1654 Valid
X3.2 0.637 0.1654 Valid
X3.3 0.676 0.1654 Valid
X3.4 0.675 0.1654 Valid
X3.5 0.654 0.1654 Valid
X3.6 0.806 0.1654 Valid
X3.7 0.582 0.1654 Valid
X3.8 0.731 0.1654 Valid
X3.9 0.714 0.1654 Valid
X3.10 0.706 0.1654 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel XI setelah dilakukan uji validitas menunjukkan bahwa pada

pengujian terhadap 10 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid, karena

semua indikator pertanyaan menunujukkan nilai corrected item-Total

correlation diatas r tabel 0,1654.


71

d. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Produk

Fashion

Uji validitas terhadap variabel keputusan pembelian yang dilakukan

pada 100 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 4. Hasil uji

validitas tersebut diperoleh corrected item-Total correlation sebagai berikut:

Tabel XII

Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Produk Fashion

Item Correction
Keteranga
Pernyataa item-total R tabel
n
n correlation
Y1 0.445 0.1654 Valid
Y2 0.178 0.1654 Valid
Y3 0.577 0.1654 Valid
Y4 0.463 0.1654 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel XII setelah dilakukan uji validitas menunjukkan bahwa

pada pengujian terhadap 4 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid,

karena ada semua indikator pertanyaan menunujukkan nilai corrected item-

Total correlation diatas r tabel 0,1654.

e. Hasil Uji Validitas Terhadap Variabel Gaya Hidup Produk Fashion

Uji validitas terhadap variabel keputusan pembelian yang dilakukan

pada 100 responden dengan jumlah pertanyaan sebanyak 3. Hasil uji

validitas tersebut diperoleh corrected item-Total correlation sebagai berikut:


72

Tabel XIII

Hasil Uji Validitas Gaya Hidup Produk Fashion

Item Correction
Keteranga
Pernyataa item-total R tabel
n
n correlation
Z1 0.411 0.1654 Valid
Z2 0.584 0.1654 Valid
Z3 0.621 0.1654 Valid
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Pada tabel XIII setelah dilakukan uji validitas menunjukkan bahwa

pada pengujian terhadap 3 pertanyaan menunjukkan signifikan dan valid,

karena ada semua indikator pertanyaan menunujukkan nilai corrected item-

Total correlation diatas r tabel 0,1654.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan

reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah

konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel

dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,6.

Tabel XIV

Hasil Uji Reliabilitas

No. Variabel Hasil Uji Keterangan

1 Label Halal (X1) 0.804 Diterima / reliable

2 Brand Awareness (X2) 0.636 Diterima / reliable


73

3 Brand Ambassador (X3) 0.905 Diterima / reliable

4 Keputusan Pembelian (Y) 0.719 Diterima / reliable

5 Gaya hidup (Z) 0.709 Diterima / reliable

Sumber: Hasil Pengolahan SPPS

Berdasarkan tabel XIV tersebut uji reliabilitas dapat disimpulkan bahwa

seluruh instrument masing-masing variabel dinyatakan reliable atau diterima

karena lebih dari 0,6. Bahwa seluruh item pertanyaan dalam penelitian ini

layak digunakan sebagai alat ukur.

C. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk melihat apakah data

berdistribusi dengan normal atau tidak, karena dalam hasil analisis seperti

regresi linier menyatakan bahwa data harus berdistribusi dengan normal, dan

dalam penelitian ini menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov.

a. Pada penelitian ini penerapan uji Kolmogorov Smirnov adalah sebagai

berikut:

b. Jika signifikansi < 0,10 berarti data yang akan diuji mempunyai perbedaan

yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut tidak normal.

c. Jika signifikansi > 0,10 maka berarti tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara data yang akan diuji dengan data normal baku, artinya data

yang kita uji normal tidak berbeda dengan normal baku.


74

Berikut ini adalah tabel hasil olah data dari variabel-variabel dengan

menggunakan uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dari SPSS, yang dirangkum

dalam tabel dibawah sebagai berikut:

Tabel XV
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 100
Normal Mean .0000000
Parameters a,b
Std. Deviation 2.56250806
Most Extreme Absolute .107
Differences Positive .107
Negative -.098
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .006c
Monte Carlo Sig. Sig. .188d
(2-tailed) 99% Confidence Lower Bound .178
Interval Upper Bound .198
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XV dapat disimpulkan bahwa data yang akan diuji

pada penelitian ini berdistribusi normal, karena nilai signifikan 0,188 > 0,10.

2. Uji Linearitas

Uji linearitas pada penelitian ini menggunakan Deviation from Linearity

dengan taraf signifikansi 0,10. Hasil uji linearitas dapat dilihat pada tabel

sebagai berikut:

Tabel XVI
75

Hasil Uji Liniearitas

ANOVA Table
Variabel F Sig
Label Halal (X1) 1.549 0,081
Brand Awareness (X2) 1.839 0.034
Brand Ambassador (X3) 2.220 0.013
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XVI hasil uji linieritas pada tabel XII dapat diketahui

nilai sig deviation from liniearity variabel label halal (X1) sebesar 0,081 <

0,10, variabel brand awareness (X2) sebesar 0,034 < 0,10, variabel brand

ambassador (X3) sebesar 0.013 < 0,10. Jadi, variabel label halal, brand

awareness, brand ambassador tidak memiliki hubungan linear dari variabel

keputusan pembelian.

3. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas merupakan uji untuk mengetahui apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Uji ini bertujuan

untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan kesimpulan mengenai

pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel independen terhadap

viariabel dependen. Uji ini menggunakan tolerance dan nilai Variance Inflation

Factor.

Tabel XVII

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Label halal .839 1.192
Brand Awareness .732 1.365
76

Brand Ambassador .759 1.317


Gaya hidup .677 1.478
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Dari uji tersebut maka diketahui bahwa nilai tolerance keempat variabel

independen lebih besar dari 0.10 (tolerance > 0.10) dan nilai VIF keempat

variabel indepen kurang dari 10 (VIF < 10), maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pada model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas.

4. Uji Heteroskedastisitas (Park Test)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah Dalam sebuah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Tabel XVIII

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standa
rdized
Unstandardize Coeffic Collinearity
d Coefficients ients Statistics
Std. Toler
Model B Error Beta t Sig. ance VIF
1 (Constant) 2.189 1.870 1.170 .245
Label halal .000 .055 .001 .008 .993 .839 1.192
Brand Awareness -.001 .067 -.001 -.008 .993 .732 1.365
Brand Ambassador -.020 .037 -.063 -.549 .584 .759 1.317
Gaya hidup -.155 .118 -.161 -1.313 .192 .677 1.478
a. Dependent Variable: LN_Res
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XVIII diperoleh nilai signifikan variabel label halal

sebesar 0,993 > 0.10, variabel brand awareness sebesar 0,993 > 0,10, variabel
77

brand ambassador sebesar 0,584 > 0,10 dan variabel moderat gaya hidup

sebesar 0,192 > 0,10. Artinya data tidak terjadi gejala heteroskedastisitas atau

asumsi uji heteroskedastisitas sudah terpenuhi.

D. Uji Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda merupakan analisis statistik yang

menghubungkan antara dua variabel independen atau lebih dengan variabel

dependen Y. Hasil analisis regresi berganda dijelaskan dalam tabel XV sebagai

berikut:

Tabel XIX

Hasil Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.547 2.321 3.682 .000
Label halal .052 .068 .082 .767 .445
Brand Awareness .135 .073 .184 1.835 .070
Brand Ambassador .037 .044 .090 .826 .411
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Dari tabel XIX di atas diperoleh persamaan regresi linear berganda

sebagai berikut:

Y= 8,547 + 0,052 X1 + 0,135 X2 + 0,037 X3 + e

1. Nilai konstanta sebesar 8,547 artinya jika label halal (X1), brand awareness

(X2), brand ambassador (X3), nilainya 0 maka keputusan pembelian (Y)

adalah sebesar 8,547.

2. Nilai koefisien variabel Label Halal (X1) sebesar 0,052 artinya jika variabel

label halal (X1) mengalami kenaikan 1 satuan, maka variabel keputusan


78

pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,052, dengan asumsi

variabel independen yang lain dianggap konstan. Oleh karena itu variabel

label halal berpengaruh secara positif terhadap keputusan pembelian.

3. Nilai koefisien variabel Brand Awareness (X2) sebesar 0,135 artinya jika

variabel brand awareness mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel

keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,135,

dengan asumsi variabel indipenden yang lain dianggap konstan. Oleh karena

itu variabel brand awarness berpengaruh secara positif terhadap keputusan

pembelian.

4. Nilai koefisien variabel Brand Ambasssador (X2) sebesar 0,037 artinya jika

variabel brand ambassador mengalami peningkatan 1 satuan, maka variabel

keputusan pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,037,

dengan asumsi variabel indipenden yang lain dianggap konstan. Oleh karena

itu variabel brand ambassador berpengaruh secara positif terhadap

keputusan pembelian.

E. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui presentase

perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika (R2)

semakin besar, maka persentase perubahan variabel terikat (Y) yang disebabkan

oleh variabel (X) semakin tinggi, begitupun sebaliknya85.

Tabel XX

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

85
V Wiratna Sujarweni, Statistik Untuk Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta, Pustaka Baru,
2015), h. 152.
79

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .257a .066 .026 2.61590
a. Predictors: (Constant), Gaya hidup, Label halal, Brand
Ambassador, Brand Awareness
b. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XX diperoleh hasil R Square sebesar 0,066 atau 6,6%.

Yang artinya bahwa variabel label halal, brand awareness, brand ambassador

yang dijelaskan oleh variabel independen sekitar 6,6% dan sisanya 93,4%

dijelaskan oleh variabel lain diluar model penelitian ini. Hal ini menunjukkan

bahwa variabel label halal, brand awareness, brand ambassador tidak terlalu

mempengaruhi keputusan pembelian pada produk fashion.

F. Uji Hipotesis

1. Uji Signifikan Secara Simultan (Uji F)

Uji Signifikan Secara Simultan (Uji F) Uji F digunakan untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas secara bersama-sama

terhadap variabel terikat dengan kriteria penerima dan penolakannya sebagai

berikut:

a. Jika sig > 0,10 maka H0 diterima

b. Jika sig < 0,10 maka H2 ditolak

c. Jika F hitung > F tabel maka H0 diterima

Tabel XXI

Hasil Uji F

ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
80

1 Regression 43.002 3 14.334 2.108 .104b


Residual 652.868 96 6.801
Total 695.870 99
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
b. Predictors: (Constant), Brand Ambassador, Brand Awareness, Label
halal
Sumber : Hasol Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XXI diperoleh F hitung sebesar 2,108. Dengan melihat

kriteria jika F hitung > F tabel maka H0 diterima. Yang artinya pada penelitian

ini diperoleh nilai F tabel sebesar 2,00 (4;95). Jadi dapat disimpulkan bahwa F

hitung (2,108) > F tabel (2,00). Oleh karena itu label halal, brand awareness,

brand ambassador secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel

keputusan pembelian.

2. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t (parsial) bertujuan Uji t digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen86.

Dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika sig > 0,10 maka H0 diterima

b. Jika sig < 0,10 maka Ha ditolak

c. Jika t hitung > t table maka H0 diterima

d. Jika t hitung < t table maka Ha ditolak

Tabel XXII

Hasil Uji T

Coefficientsa
Model Unstandardized Standardize t Sig.
Coefficients d
Coefficients

86
V Wiratna Sujarweni, Statistik…., h. 161
81

B Std. Error Beta


1 (Constant) 8.547 2.321 3.682 .000
Label halal .052 .068 .082 .767 .445
Brand Awareness .135 .073 .184 1.835 .070
Brand Ambassador .037 .044 .090 .826 .411
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan hasil output pada tabel XXII dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Label Halal (X1)

Nilai thitung sebesar 0,767 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,660 dengan

nilai signifikan sebesar 0,445. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < ttabel dan

nilai sig > 0,10 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa label

halal (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

2. Brand Awareness (X2)

Nilai thitung sebesar 1,835 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,660 dengan

nilai signifikan sebesar 0,070. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung > ttabel dan

nilai sig > 0,10 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa brand

awareness (X2) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

3. Brand Ambassador (X3)

Nilai thitung sebesar 0,826 sedangkan nilai ttabel sebesar 1,660 dengan

nilai signifikan sebesar 0,411. Hal ini menunjukkan bahwa t hitung < ttabel dan

nilai sig > 0,10 sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Artinya bahwa Brand

Ambassador (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian (Y).
82

G. Pembahasan Hasul Uji t

1. Pengaruh Label Halal terhadap Keputusan Pembelian

Pengujian yang dilakukan dalamt penelitian ini terkait dengan label halal

terhadap keputusan pembelian memberikan signifikansi 0,445. Hasil

signifikansi yang lebih dari nilai alpha 0,10 memberikan kesimpulan bahwa

label halal tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Label halal melindungi produsen dari tuntutan adanya bahan dan proses

yang tidak halal pada produk tersebut, melindungi konsumen dari keraguan

atas produk tersebut dan memberi nilai tambah rasa aman dan kepastian

kehalalan produk tersebut. 87

Selain memenuhi syarat syariat agama, masyarakat muslim di seluruh

dunia telah menjadikan perilaku ekonomi halal baik konsumsi maupun

produksi sebagai budaya. Selain dari aspek higienitas, salah satu alasan untuk

mengkonsumsi produk halal adalah: menghormati hukum Islam.

Selain itu, mayoritas umat Islam tinggal di rumah tangga kelas

menengah, yang daya belinya saat ini meningkat. Kalangan Media ini diyakini

akan membawa perubahan yang signifikan bagi bangsa ini. Mereka selesai, dan

persyaratan utama mereka telah terpenuhi. Namun akan terus memenuhi

87
Tio Fanta Sulastri Marbun, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Cikarang Utara.
83

kebutuhan lain, seperti pemenuhan spiritual dan kebutuhan untuk

mengekspresikan diri.

Halal telah menjadi gaya hidup yang mencakup berbagai aspek

kehidupan. Penerimaan dari standar halal tidak hanya di dominasi oleh negara-

negara dengan populasi muslim. Penerimaan ini di dasarkan pada pengetahuan

tentang keberlanjutan dan dampak produk dan layanan halal pada seluruh

kehidupan.88 Busana muslim Indonesia saat ini menjadi sorotan dan perhatian

para pengusaha industri yang bergerak di bidang busana muslim karena

memiliki prospek yang sangat besar. Pakaian muslim saat ini memiliki minat

dan permintaan pasar yang besar.

Konsumen juga telah menyadari bahwa label halal kini menjadi

kebutuhan bukan hanya untuk alasan kesehatan tetapi juga karena ibadah harus

tetap suci. Pelanggan muslim ingin tampil cantik tanpa mengganggu

ibadahnya.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Eka

Dewi Setia Tarigan yang menyatakan bahwa secara parsial label halal

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian denagan nilai signifkan

sebesar 0,0254 < 0,05.

2. Pengaruh Brand Awareness terhadap Keputusan Pembelian

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini terkait brand awareness

terhadap keputusan pembelian memberikan hasil signifikansi 0,070. Hasil

signifikansi yang kurang dari nilai alpha 0,10 memberikan kesimpulan bahwa
88
Fithriana, A. and Nopitasari, W. (2018) ‘Modest Fashion: Diplomatic Creativity in
Supporting Halal Tourism’, IJECA (International Journal of Education and Curriculum
Application).
84

brand awareness berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Brand awareness diciptakan untuk mengoptimalkan strategi pemasaran

untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian.

Membentuk ingatan dalam pikiran konsumen akan lebih sulit dibandingkan

pengenalan suatu produk baru, perusahaan perlu melakukan pengenalan brand

atau merek tersebut secara berulang untuk meningkatkan ingatan terhadap

merek tersebut.89

Strategi pemasaran dilakukan guna mencapai tujuan perusahaan dalam

meningkatkan penjualan, yaitu dengan berupaya keras untuk menanamkan

kesadaran merek (brand awareness) produknya kepada calon konsumen agar

produk tersebut terjaga eksistensinya di dunia perindustrian. Brand Awarness

adalah kesanggupan konsumen untuk mengenali suatu merek atau seberapa kuat

merek tertanam dalam ingatan konsumen.

Brand memiliki kedudukan strategis dalam suatu perusahaan, mengingat

brand menjadi jati diri perusahaan yang menggambarkan esensi dari

kedudukan perusahaan. Berbagai upaya perusahaan yang dilakukan untuk

mendapatkan pangsa pasar dan kepemimpinan dilakukan melalui upaya

branding yang harus mengedepankan beberapa indikasi.

Maka dari itu, brand awareness sangat penting bagi suatu perusahaan

agar masyarakat tetap menyadari dan mengetahui merek dari produk tersebut,

karena brand awareness yang tinggi diduga mampu mempengaruhi perilaku

89
Kotler, Philip & Kevin Lane Keller, Manajemen pemasaran edisi 13 jilid 1,
(jakarta;2009).
85

pembelian konsumen sehingga diharapkan mampu meningkatkan volume

penjualan.90 Brand Awarneress merupakan kemampuan konsumen dalam

mengingat suatu merek dengan pengenalan merek atau mengingat kembali

suatu merek.

Pelanggan dalam mengenali atau mengingat merek suatu produk berbeda

tergantung tingkat komunikasi merek atau persepsi pelanggan terhadap merek

produk yang ditawarkan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Aldila Salsha Nabila dan Nelly

Nailatie Ma’arif yang menyatakan bahwa pengaruh signifikan brand awareness

terhadap keputusan pembelian dengan nilai koefisien signifikansi sebesar 0.501

yang berarti pengaruhnya cukup signifikan.

3. Pengaruh Brand Ambassador terhadap Keputusan Pembelian

Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini terkait brand awareness

terhadap keputusan pembelian memberikan hasil signifikansi 0,411. Hasil

signifikansi yang lebih dari nilai alpha 0,10 memberikan kesimpulan bahwa

brand ambassador tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Brand Ambassador adalah orang yang mendukung suatu merek dari

berbagai tokoh masyarakat populer, selain dari masyarakat populer dapat

juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut sebagai endorser

biasa. Brand Ambassador seseorang yang mewakili suatu brand.

Menurutnya, peran brand ambassador adalah untuk meningkatkan daya

tarik dari sebuah iklan. Penggunaan brand ambassador dalam promosi yang

90
Durianto, Darmadi, Sugiarto, Budiman, Lie Joko, Brand Equity Ten, Strategi Memimpin
Pasar, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2004)
86

dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mempengaruhi atau mengajak

konsumen untuk menggunakan produk, penggunaan brand ambassador

biasanya menggunakan selebriti yang terkenal.91 Penggunaan brand

ambassador tidak hanya meningkatkan daya tarik, tetapi dengen

menggunakan brand ambassador dapat merangsang seseorang untuk

mengasosiasikan dirinya dengan sang brand ambassador. Selain memiliki

popularitas yang baik, seorang brand ambassador juga harus memiliki

citra yang baik di mata masyarakat sehingga dikagumi oleh target

audience. Pada umumnya, konsumen akan lebih percaya dan mendengarkan

suara brand ambassador nya daripada suara perusahaan. Maka dari itu,

pemilihan brand ambassador sangatlah penting.

Perusahaan juga menggandeng brand ambassador untuk meningkatakan

strategi promosi iklan. Brand ambassador adalah orang yang mendukung suatu

merek dari berbagai tokoh masyarakat popular, selain dari masyarakat popular

dapat juga didukung oleh orang biasa dan lebih sering disebut endorse. Untuk

menciptakan kepercayaan terhadap konsumen pada produk yang ditawarkan,

suatu perusahaan wajib membangun strategi pemasaran langsung yang bisa

membujuk konsumen terhadap suatu produk, perusahaan bisa memakai para

bintang film untuk menjadi brand ambassador dan juga untuk promosi ketika

mempromosikan produknya, pastinya konsumen semakin tertarik pada produk

yang dipakai oleh para bintang film yang bisa memengaruhi keputusan

91
Frans M Royan (2005). Marketing selebritis: Startegi dalam iklan dan strategi selebritis
memasarkan diri sendiri. Jakarta: PT. Media Elx Komputindo.
87

pembeliannya pada suatu produk. Dengan begitu brand ambassador merupakan

suatu aspek penting guna membangun kepercayaan konsumen.

Penggunaan brand ambassador ini berperan sebagai daya tarik iklan yang

dinilai dapat mempengaruhi preferensi konsumen karena brand ambassador

dapat menjadi reference group yang mempengaruhi perilaku konsumen dan

menjadi trendsetter atas produk yang perusahaan jual. Penggunaan brand

ambassador yang tepat dapat mampu meningkatkan pembelian konsumen

dengan pengaruh brand ambassador tersebut. Brand ambassador merupakan

label, dimana mereka bekerja menjadi media pemasaran yang mewakili

perusahaan dalam melakukan pencapaian yang diinginakan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vega

Yudhistira yang menyatakan bahwa brand ambassador tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

H. Uji Moderasi

Uji moderasi digunakan untuk mengetahui gaya hidup sebagai variabel

moderasi, memperkuat atau memperlemah hubungan Label Halal, Brand

Awarneress, Brand Ambassador terhadap keputusan pembelian produk

fashion.

Persamaan 1

Y= 8,547 + 0,052 X1 + 0,135 X2 + 0,037 X3 + e

Persamaan II

Y = 32,769 – 0,055 X1*Z + 0,112 X2*Z + 0,026 X3*Z

Tabel XXIII
88

Hasil Uji Moderasi

Coefficientsa
Standard
ized
Unstandardized Coeffici
Coefficients ents
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 32.769 9.785 3.349 .001
Label halal .658 .298 1.039 2.206 .030
Brand Awareness -1.273 .351 -1.741 -3.625 .000
Brand Ambassador -.220 .172 -.540 -1.276 .205
Gaya hidup -1.971 .844 -1.602 -2.334 .022
Label halal*gaya hidup -.055 .027 -1.509 -2.053 .043
brand awareness*gaya hidup .112 .028 3.437 4.049 .000
brand ambassador*gaya hidup .026 .015 1.178 1.751 .083
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS

Berdasarkan tabel XXIII diperoleh hasil uji moderasi sebagai berikut:

1. Hasil pengujian variabel moderasi gaya hidup terhadap label halal diperoleh

hasil variabel label halal (X1) memberikan nilai koefisien sebesar 0,658

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,030, variabel gaya hidup (Z) memberikan

nilai koefisien sebesar -1,971 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,022, dan

variabel moderasi label halal gaya hidup (X1*Z) memberikan nilai koefisiensi

sebesar -0,055 dengan tingkat signifkansi sebesar 0,043. Dari hasil tersebut,

variabel moderasi label halal gaya hidup (X1*Z) menunjukkan hasil signifikan

karena nilai signifkansi lebih kecil dari 0,10, maka dapat disimpulkan bahwa

variabel moderasi memperkuat hubungan pengaruh label halal terhadap

keputusan pembelian.

2. Hasil pengujian variabel moderasi gaya hidup terhadap brand awareness

diperoleh hasil variabel brand awareness (X2) memberikan nilai koefisien

sebesar -1,273 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000, variabel gaya hidup
89

(Z) memberikan nilai koefisien sebesar -1,971 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,022, dan variabel moderasi brand awareness gaya hidup (X2*Z)

memberikan nilai koefisiensi sebesar -0,122 dengan tingkat signifkansi sebesar

0,000. Dari hasil tersebut, variabel moderasi brand awareness gaya hidup

(X2*Z) menunjukkan hasil signifikan karena nilai signifkansi lebih kecil dari

0,10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi memperkuat hubungan

pengaruh brand awareness terhadap keputusan pembelian.

3. Hasil pengujian variabel moderasi gaya hidup terhadap brand ambassador

diperoleh hasil variabel brand ambassador (X3) memberikan nilai koefisien

sebesar 0,658 dengan tingkat signifikansi sebesar -0,220, variabel gaya hidup

(Z) memberikan nilai koefisien sebesar -1,971 dengan tingkat signifikansi

sebesar 0,022, dan variabel moderasi brand ambassador gaya hidup (X3*Z)

memberikan nilai koefisiensi sebesar 0,026 dengan tingkat signifkansi sebesar

0,083. Dari hasil tersebut, variabel moderasi brand ambassador gaya hidup

(X3*Z) menunjukkan hasil signifikan karena nilai signifkansi lebih kecil dari

0,10, maka dapat disimpulkan bahwa variabel moderasi memperkuat hubungan

pengaruh brand ambassador terhadap keputusan pembelian.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada analisis data yang telah

dianalisis, sehingga dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:


90

1. Label Halal secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Produk Fashion Halal.

2. Brand Awareness secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Keputusan

Pembelian Produk Fashion Halal.

3. Brand Ambassador secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

Keputusan Pembelian Produk Fashion Halal.

4. Label Halal, Brand Awareness, Brand Ambassador secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

5. Variabel Gaya Hidup dapat memoderasi variabel Label Halal terhadap

Keputusan Pembelian.

6. Variabel Gaya Hidup dapat memoderasi variabel Brand Awareness terhadap

Keputusan Pembelian.

7. Variabel Gaya Hidup dapat memoderasi variabel Brand Ambassador terhadap

Keputusan Pembelian.
91

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, selanjutnya dapat diusulkan saran yang

diharapkan akan bermanfaat bagi penelitian selanjutnya yaitu sebagai berikut:

1. Produk Fashion diharapkan dapat memperhatikan brand ambassador karena itu

merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen.

2. Produk yang sudah sesuai dengan apa yang di harapkan pelanggan. Perusahaan

harus mampu mempertahankan label halal dan brand ambassador. Label halal

melindungi produsen dari tuntutan adanya bahan dan proses yang tidak halal

pada produk tersebut, melindungi konsumen dari keraguan atas produk

tersebut dan memberi nilai tambah rasa aman dan kepastian kehalalan produk

tersebut. Brand awareness diciptakan untuk mengoptimalkan strategi

pemasaran untuk dapat mempengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan

pembelian. menggandeng brand ambassador untuk meningkatakan strategi

promosi iklan. Perlu diperhatikan kemudian dilakukan adalah menjaga reputasi

perusahaan dan brand ambassador demi tetap mempertahankan pelanggan.

3. Bagi penelitian selanjutnya disarankan menambahkan variabel lain yang tidak

terdapat pada penelitian ini, serta untuk cakupan sampel yang berbeda agar

dapat melihat apakah terdapat variabel lain diluar penelitian yang berpengaruh

terhadap keputusan pembelian.

4. Untuk pengembangan dan perbaikan dari penelitian ini, diharapkan peneliti

selanjutnya mampu mengembangkan dan menambahkan variabel yang berbeda

dan berkaitan dengan keputusan pembelian.


92

5. Karena keterbatasan waktu sehingga peneliti hanya menggunakan 100

responden, maka diharapkan untuk penelitian selanjutnya mampu menambah

jumlah responden agar penelitian lebih maksimal.


93

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran

Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:


CV Penerbit Diponegoro, 2005), h. 6.

Buku

Abdul Husain, Abdullah. Ekonomi Islam: Prinsip, Dasar dan Tujuan.


Yogyakarta: Magistra Insania Pres, 2004. Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedia
Hukum Islam, Cet. 1 (Jakarta: PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, 1997), h. 505.

Amri Amir Dkk, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Penerapannya, (Jambi: Ipb
Press, 2009), h. 178.

Angipora Marinus, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: Raja Grafindo Persada,


2002), h. 192.

Bilson Simamora, Panduan Riset Perlaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2002), h. 15.

Darmadi Durianto dkk, strategi menaklukkan pasar melalui riset ekuitas dan
perilaku merek, (jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 54-55.

Departemen Agama Republik Indonesia, Petunjuk Teknis Pedoman System


Produksi Halal, (Jakarta, 2003), h. 2, 5, 277.

Durianto, Darmadi, dkk, Strategi Menaklukan Pasar, (Jakarta: PT Gramedia


Pustaka Utama, 2004)

Fandy Tjiptono, Brand Management & Strategi, (Yogyakarta : Andi Offset,


2005)

Fenti Hikmawati, Metodologi Penelitian, (Depok: Rajawali Pers, 2017), h. 50.

Imam Al-Ghazali, Benang Tipis Antara Halal Dan Haram, h. 12.


94

J. Setiadi, Nugroho, perilaku konsumen, (Jakarta: PT.Kencana, 2008) h. 77-79,


148.

Kumba Digdo Wiseiso, Metodologi Penelitian Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta:


Lembaga Penerbitan Universitas Nasional (Lpu-Unas)), h. 120

M. Arief Mufraini, Metodologi Penelitian Bidang Studi Ekonomi Islam, (Banten:


Uin Jakarta Press, 2013), h. 45-46.

M. Nur Rianto Al Arif dan Euis Amalia, Teori Mikroekonomi (Jakarta: Putu Diah
Sastri Pitanatri, Dasar harga…, h. 71.

Meithiana Indrasari, Pemasaran & Kepuasan Pelanggan, (Surabaya: Unitomo


Press, 2019), h. 70

Michael Minor, perilaku konsumen, (jakarta: Penerbit Erlangga, 2002), h. 282

Munawaroh, Panduan Memahami Metodologi Penelitian, (Malang: Intimedia,


2013), h. 67.

Nana Triapnita Nainggolan dkk, Perilaku Konsumen di Era Digital, (Jakarta:


Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 36.

Nikolauas Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Untuk


Penulisan Skripsi & Analisis Data Dengan Spss, (Yogyakarta: Deepublish,
2019), h. 3 & 6

Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: Prenhallindo, 2000), h. 477.

Purwanto, Teknik Penyusunan Instrumen Uji Validitas Dan Reliabilitas Untuk


Penelitian E Dian Ayunita, Modul Uji Validitas Dan Reliabilitas,
(Semarang: Universitas Diponegoro), h. 1-2.

R. Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program


Ibm Spss Statistics 19, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h.
181.
95

Sa’ad Hawwa, Al Islam, (Jakarta: Al Islahy Press, 1993), h. 27

Sandu Siyoto Dan M. Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta:


Literasi Media Publishing, 2015), h. 50-52-64

V Wiratna Sujarweni, Statistik Untuk Bisnis & Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka


Baru, 2015), h. 152, 161.

Yohanes Lamario, Dasar-Dasar Pemasaran, (Jakarta: Erlangga, 1993), h. 282.

Yuswohady, Marketing to The Middle Class Muslim (Jakarta: Gramedia Pustaka


Utama, 2014), h. 65.

Jurnal

Aaker, D.A. 1992. The Value of Brand Equity, Journal of Business Strategy.
Emerald Backfiles 2007.

Aaker, David A. (1991). Managing Brand Equity Capitalizing on the value of a


Brabd Name. New York: The Free Press

Aldila Salsha Nabila, Nelly Nailatie Ma’arif, Pengaruh Brand Awareness


Terhadap Keputusan Pembelian Produk Brand Fashion Merche di Kalangan
Followers Instagram Merche.id

Arif effendi, The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product
Knowlegde on Purchase Decisions for Halal Fashion Products

Arif effendi, The Effect of Halal Certification, Halal Awareness and Product
Knowlegde on Purchase Decisions for Halal Fashion Products

Asrina, "Pengaruh Labelisasi Halal Terhadap Keputusan Konsumen dalam


Pembelian Produk Kosmetik di Kota Makassar (Studi Kasus pada Giant
Supermarket Alauddin)", dalam Jurnal Iqtisaduna, Vol. 2, No. 1 Tahun
2016.

Badan Pusat Statistik, BRS Hasil Sensus Penduduk 2020 Kota Samarinda,
(Samarinda Badan Pusat Statistik Kota samarinda, 2021).

Faried, A. I. (2019) ‘Implementasi Model Pengembangan Industri Halal


Fashion Di Indonesia’, Jurnal kajian Ekonomi dan Kebijakan Publik, 4(2),
pp. 9–19.
96

Fina Puspa Effendi, dkk, “Generasi Milenial Berpancasila di Media Sosial”,


Journal civics and social studies, Vol,5. No 01, tahun 2021.

Fithriana, A. and Nopitasari, W. (2018) ‘Modest Fashion: Diplomatic Creativity


in Supporting Halal Tourism’, IJECA (International Journal of Education
and Curriculum Application).

Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (Jakarta:
Rajawali Pers, 2013), h. 177-179

Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh Ian Alfian, ''Analisis Pengaruh Label Halal, Brand,
dan Harga terhadap , dalam Jurnal At-tawassuth, Vol. 2 No. 1 Tahun 2017.

Ike Sen Cece, “pengaruh brand origin, brand ambassador dan brand image
terhadap minat beli sepatu macbethdi sogo galaxy mall surabaya”, e-Jurnal
Manajemen Kinerja, Vol.1, No.2 Juli 2015.

Jefri Heridiansyah, “Pengaruh Advertising Terhadap Pembentukan Brand


Awareness Serta Dampaknya Pada Keputusan Pembelian Produk Kecap
Pedas ABC (Studi Kasus Pada Konsumen Pengguna Kecap Pedas ABC di
Kota Semarang)”, jurnal stie semarang, vol 4, no 2, edisi juni 2012.

Keputusan Pembelian di Kota Medan, dalam Jurnal At-tawassuth, Vol. 2 No. 1


Tahun 2017.

Khoiriyah Indra Cahyani, “ pengaruh brand awarness dan brand image terhadap
keputusan pembelian”, Management Analysis journal (2016).

Kotler dan keller, Manajemen pemasaran, Edisi 12 (jakarta: Erlangga, 2012), 192.

Muhammad Ikhsan Putra, dkk. ”pengaruh brand ambassador terhadap brand


image serta dampaknya terhadap keputusan pembelian (survey pada
pengguna line di asia)”, Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 12 No. 1
Juli 2014

Nency, Felicia Goenawan, dkk. “Efektivitas Penggunaan Brand Ambassador


Laneige Dalam Model Viscap” dalam jurnal E-komunikasi, Vol. 8 No.2
tahun 2020. Hal 4.

Nurmin Arianto, dkk. “Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Distribusi terhadap


Keputusan Pembelian”, Jurnal Disrupsi Bisnis, Vol. 4, No.2, Maret 2021.

Rini Astuti, dkk. “Pengaruh Promosi Dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan
Pembelian Sepatu Merek Converse”, Jurnal AKMAMI (Akutansi,
Manajemen, Ekonomi,) Vol. 2 No. 2 tahun 2021.

Sari, sapta. Literasi media pada generasi milenial di era digital” dalam jurnal
profesional FIS UNIVED Vol.6 No.2 Desember 2019.
97

Siti Nur Syamsiah, dkk. “ Analisis Pengaruh Brand Image, Brand Awareness Dan
Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian Kosmetik Wardah Pada
Toko SJ Tempeh Lumajang” dalam jurnal JRM, Vol.01 No.01 Tahun 2018

Suciningtyas, W. (2012). Pengaruh Brand Awareness, Brand Image, Dan Media


Communication Terhadap Keputusan Pembelian. Management Analysis
Journal, 1 (1), 2-8.

Tio Fanta Sulastri Marbun, Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah di Cikarang Utara

Yulia Trisnawati, Tri. "Fashion sebagai Bentuk Ekspresi Diri dalam Komunikasi,
dalam Jurnal The Messenger, Vol. III, No. 1 Tahun 2011.

Skripsi

Aldila Salsha Nabila, Nelly Nailatie Ma’arif, Pengaruh Brand Awareness


Terhadap Keputusan Pembelian Produk Brand Fashion Merche di
Kalangan Followers Instagram Merche.id

Krismi budi sienatra, aliefiah pranedya. Penggunaa brand awarness sebagai


mediasi antara advertising dan purchase decision produk fashion online.

Nisa, “Pengaruh Gaya Hidup (Life Style) Dan Labelisasi Halal Terhadap
Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah (Studi Kasus Pada
Mahasiswi Febi IAIN Purwokerto), Skripsi, (Purwokerto: IAIN Purwokerto,
2018).

Vega Yudhistira, Pengaruh Promosi Penjualan dan Brand Ambassador Terhadap


Keputusan Pembelian dengan Variabel Kepercayaan sebagai Mediator

Website

Retno Sulistiawati, Labelisasi Halal, diakses dari http://Www.Esqmagazine.Com ,


pada tanggal 06 Agustus 2021 pukul 14.40 WITA.

Retno Sulistiawati, Labelisasi Halal, diakses dari


http://Www.Esqmagazine.Com , pada tanggal 06 Agustus 2021 , Pukul 14.50
Wita.
98
99

LAMPIRAN-LAMPIRAN
100

Lampiran 1

Isi pertanyaan dam pernyataan Amgket

NO Label Halal SS S KS TS STS


1 Ketika membeli suatu produk

fashion saya lebih memperhatikan

label halal dibandingkan

memperhatikan keterangan lain.

2 Saya tetap merasa aman

menggunakan suatu produk fashion

karena menurut saya bahan yang di

gunakan tetap menggunakan bahan-

bahan yang halal.

3 Saya memperhatikan apakah ada

tulisan terbaca jelas dengan logo

halal

4 Saya mengetahui label halal yang

resmi dari MUI

5 Label halal menjadi pertimbangan

saya untuk memilih suatu produk

sebelum membeli

6 Saya memperhatikan label halal

yang menempel pada kemasan


101

sebelum membeli

7 Saya mengetahui jelas letak label

halal pada produk

Lampiran 2

NO Brand Awarness SS S KS TS STS


1 Saya tidak banyak mengetahui

produk-produk fashion

2 Produk-produk pada fashion bukan

merek yang terkenal

3 Salah satu brand ambassador pada

produk fashion tersebut

mengingatkan saya dengan produk

fashion tersebut

4 Saya mengetahui pada produk

fashion tersebut adalah produk yang

bagus

5 Saya menggunakan produk fashion

untuk kebutuhan sehari-hari

6 Produk-produk fashion merupakan

produk yang banyak di kenal


102

masyarakat.

7 Saya selalu ingat dengan produk

fashion

Lampiran 3

NO Brand Ambassador SS S KS TS STS


1 Para brand ambassador produk

fashion merupakan sosok artis,

selibriti, dan influencer yang

terkenal

2 Para brand ambassador produk

fashion mewakili sosok yang

menarik dalam menggunakan

produk fashion

3 Para brand ambassador dipilih

menjadi perwakilan produk karena

mereke mempunyai image dan

berpribadi baik

4 Saya percaya dengan apa yang

disampaikan para brand ambassador

yang menjadi wakil merek dalam

produk fashion

5 Para brand ambassador


103

berpengalaman dalam membintangi

sebuah iklan

6 Para brand ambassador merupakan

sosok yang mampu memberikan

inspirasi mengenai fashion sehingga

tepat untuk menyampaikan pesan

iklan.

7 Para brand ambassador tidak

berlebihan dalam menyampaikan

kelebihan produk fashion

8 Para brand ambassador memiliki

daya tarik tersendiri yang membuat

saya ingin menyaksikan iklan yang

dibintangi mereka

9 para brand ambassador mempunyai

kharisma yang membuat saya

tertarik untuk menggunakan produk

fashion

10 Para brand ambassador bukan hanya

memiliki penampilan menarik

secara fisik melainkan memiliki

inner beauty yang dapat

menginspirasi
104

Lampiran 4

NO Gaya Hidup SS S KS TS STS


1 Saya menggunakan produk fashion

untuk kegiatan sehari-hari

2 Saya tertarik membeli produk

fashion tersebut karena model yang

di tawarkan menarik dan sesuai

dengan budget saya

3 Pada saat menggunakan suatu

produk fashion tersebut saya

merasakan cocok dengan saya dan

nyaman di gunakan

Lampiran 5

NO Keputusan Pembelian SS S KS TS STS


1 Saya membeli produk fashion

sesuai dengan kebutuhan

2 Saya membeli produk fashion

tersebut karena saya tertarik ingin

menggunakan

3 Saya membeli produk karena

kualitasnya

4 Saya membeli produk fashion


105

hanya pada momen-momen tertentu

Lampiran 6

Data Jawaban Responden DalamAngket

No  
Respon Label Halal Butir ke-  
den 1 2 3 4 5 6 7 Total
1 3 4 4 5 5 5 4 30
2 4 4 3 4 5 5 4 29
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 4 4 3 4 4 3 26
6 5 2 5 5 5 5 5 32
7 4 4 4 4 5 5 4 30
8 5 5 5 5 5 5 5 35
9 2 4 2 5 5 5 4 27
10 4 4 4 5 5 5 4 31
11 4 4 4 4 4 4 3 27
12 4 4 4 5 5 5 5 32
13 5 5 5 5 5 5 4 34
14 4 4 4 5 5 4 4 30
15 4 3 4 5 5 4 3 28
16 5 5 5 4 5 5 4 33
17 5 4 4 4 5 4 4 30
18 5 5 5 5 5 5 5 35
19 4 4 4 4 4 4 4 28
20 4 4 4 4 4 4 4 28
21 4 4 3 5 4 4 4 28
22 5 4 5 5 4 4 5 32
23 3 4 2 5 4 5 5 28
24 4 4 4 4 4 5 4 29
25 5 5 5 5 5 5 4 34
26 4 5 4 4 5 5 4 31
27 4 4 4 3 5 5 5 30
28 5 4 4 4 4 4 4 29
29 4 5 5 5 5 5 5 34
30 4 5 5 5 5 5 3 32
31 5 5 5 5 5 5 5 35
32 3 4 3 4 1 1 1 17
106

33 5 5 5 4 4 4 4 31
34 4 4 5 5 4 4 5 31
35 3 4 3 4 3 3 3 23
36 4 4 4 5 5 4 4 30
37 4 4 5 5 5 5 4 32
38 2 3 1 3 5 2 2 18
39 4 4 4 4 5 5 3 29
40 4 4 4 4 4 4 4 28
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 3 4 4 4 4 3 27
43 5 5 4 5 5 5 4 33
44 5 5 5 5 5 5 5 35
45 4 4 3 4 4 4 3 26
46 5 5 5 5 5 5 4 34
47 3 4 3 5 4 5 4 28
48 5 3 5 4 5 5 4 31
49 5 5 5 5 5 5 5 35
50 5 4 5 4 5 5 4 32
51 3 4 3 5 3 5 5 28
52 5 5 5 5 5 5 5 35
53 5 5 5 5 5 5 5 35
54 4 4 4 5 5 4 5 31
55 4 4 4 4 4 4 4 28
56 4 4 3 3 4 4 3 25
57 3 5 3 4 5 5 4 29
58 5 5 5 5 5 5 4 34
59 3 4 3 5 5 5 4 29
60 5 4 5 5 5 5 5 34
61 4 3 5 5 5 5 5 32
62 5 4 5 4 5 5 4 32
63 5 4 5 4 4 4 3 29
64 4 4 4 4 4 4 3 27
65 4 4 4 4 4 4 4 28
66 4 4 4 4 4 4 4 28
67 5 4 5 5 5 5 5 34
68 4 5 4 4 4 4 4 29
69 3 4 4 4 4 4 3 26
70 1 4 3 4 2 2 4 20
71 5 4 4 4 4 4 4 29
72 4 3 4 5 4 4 4 28
73 5 4 4 4 5 5 4 31
74 3 4 4 4 3 4 2 24
75 4 4 4 4 5 5 4 30
76 2 5 2 4 4 4 4 25
107

77 4 4 4 4 5 5 3 29
78 4 4 4 5 4 4 3 28
79 5 4 4 4 4 4 4 29
80 5 4 4 4 4 5 4 30
81 5 5 5 5 5 5 5 35
82 4 5 4 4 4 4 4 29
83 4 4 5 4 5 4 4 30
84 5 5 5 4 5 5 5 34
85 4 4 5 3 5 4 3 28
86 4 4 4 4 4 5 4 29
87 5 5 4 4 5 5 4 32
88 5 5 5 5 5 5 5 35
89 5 5 5 5 5 5 5 35
90 4 2 4 5 5 5 5 30
91 4 3 4 4 4 4 4 27
92 5 5 5 4 5 4 3 31
93 4 4 5 5 5 5 4 32
94 4 4 4 5 4 3 3 27
95 5 5 5 5 5 5 4 34
96 4 5 5 5 5 5 4 33
97 5 5 5 4 5 5 4 33
98 2 4 2 5 5 5 4 27
99 5 5 4 5 5 4 4 32
100 5 5 5 4 4 4 3 30

Lampiran 7

No  
Responde Brand Awarness Butir ke- 
n 1 2 3 4 5 6 7 Tota
l
1 4 3 4 4 2 4 3 24
2 4 3 3 4 3 3 3 23
3 4 4 4 4 4 4 4 28
4 4 4 4 4 4 4 4 28
5 4 4 4 4 3 4 3 26
6 5 4 5 5 5 5 5 34
108

7 4 3 3 4 4 4 4 26
8 4 4 4 4 3 4 4 27
9 4 2 4 4 4 4 3 25
10 4 3 4 4 4 4 4 27
11 4 3 3 3 4 4 3 24
12 3 3 4 4 4 4 4 26
13 3 2 3 5 3 5 3 24
14 4 4 4 4 4 4 4 28
15 3 3 4 4 5 4 4 27
16 3 4 4 3 4 4 3 25
17 4 4 4 4 3 3 3 25
18 5 3 4 4 4 4 4 28
19 3 3 4 4 3 4 4 25
20 3 3 3 3 3 4 3 22
21 5 5 4 5 4 5 4 32
22 3 3 3 4 3 4 2 22
23 5 5 3 4 5 4 3 29
24 3 3 3 4 4 4 4 25
25 3 3 4 4 3 4 4 25
26 4 4 4 4 4 4 4 28
27 3 3 4 3 4 4 4 25
28 5 4 2 4 2 3 3 23
29 4 4 4 3 4 4 2 25
30 4 3 4 4 3 4 3 25
31 4 4 4 4 3 5 3 27
32 5 5 5 5 5 5 5 35
33 2 4 4 4 4 4 4 26
34 3 4 3 4 3 3 3 23
35 3 3 4 4 4 4 4 26
36 4 3 4 4 4 4 4 27
37 4 3 4 5 4 4 4 28
38 2 4 3 4 5 5 5 28
39 4 4 4 4 3 3 3 25
40 4 4 4 4 4 4 3 27
41 4 4 4 4 4 4 4 28
42 5 4 4 4 3 3 2 25
43 5 3 5 4 4 5 4 30
44 3 3 3 4 4 3 4 24
45 3 3 4 4 3 4 4 25
46 2 2 5 4 2 4 4 23
47 3 3 4 4 4 4 4 26
48 4 3 4 4 3 3 3 24
49 3 5 5 4 4 4 4 29
50 4 4 4 4 2 3 2 23
109

51 5 3 4 4 4 4 4 28
52 2 3 3 5 3 3 1 20
53 5 5 5 5 5 5 5 35
54 2 2 4 4 4 5 4 25
55 2 3 4 3 3 3 3 21
56 4 3 4 3 3 3 3 23
57 4 4 4 4 4 4 3 27
58 4 3 4 4 5 5 4 29
59 5 4 4 3 5 3 3 27
60 3 3 4 4 4 4 4 26
61 3 3 4 4 4 4 4 26
62 3 3 4 4 4 4 4 26
63 3 3 3 5 4 4 3 25
64 4 4 4 4 3 4 3 26
65 4 4 4 4 4 4 4 28
66 4 4 4 4 4 4 4 28
67 3 3 4 4 4 4 4 26
68 3 3 4 4 4 4 4 26
69 4 3 4 4 3 4 3 25
70 4 2 3 3 3 4 3 22
71 4 4 4 4 3 4 3 26
72 2 3 4 4 4 4 4 25
73 4 4 4 5 4 4 3 28
74 4 4 2 3 4 4 4 25
75 4 4 4 4 4 4 4 28
76 3 2 4 4 5 4 4 26
77 3 3 4 4 4 4 4 26
78 4 4 4 4 4 4 4 28
79 3 3 4 4 3 4 4 25
80 5 2 4 5 4 4 3 27
81 4 3 4 4 3 4 3 25
82 2 1 3 4 5 5 4 24
83 2 3 2 3 3 3 4 20
84 4 3 4 4 3 4 4 26
85 4 4 4 4 1 3 3 23
86 4 4 3 4 4 4 3 26
87 4 3 4 4 4 5 4 28
88 3 3 4 4 3 3 3 23
89 2 2 4 4 3 4 5 24
90 5 4 4 4 4 4 4 29
91 4 3 2 4 4 4 4 25
92 2 4 4 4 3 4 3 24
93 4 4 4 4 4 4 3 27
94 4 3 4 3 3 4 3 24
110

95 3 4 4 4 4 4 4 27
96 5 4 3 4 4 4 4 28
97 3 2 4 4 4 4 4 25
98 3 3 3 3 3 2 2 19
99 5 3 5 5 5 5 3 31
100 3 3 4 5 4 4 4 27

Lampiran 8

No    
Responde Brand Ambasssador Butir ke-
n
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tota
l
1 3 3 2 3 4 3 4 4 4 4 34
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
6 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 47
7 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 36
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
9 5 4 4 3 4 4 3 4 4 4 39
10 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 36
11 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
12 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 43
13 4 3 5 5 4 5 4 4 4 5 43
14 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 37
15 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 41
16 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
17 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 35
18 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
20 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 33
21 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 40
22 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 35
23 5 5 4 3 5 5 3 5 5 4 44
24 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
25 4 4 5 3 4 4 3 3 4 4 38
26 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
28 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 38
111

29 5 4 4 3 4 4 3 4 3 3 37
30 4 4 3 2 3 3 2 2 2 3 28
31 4 5 4 4 4 5 3 4 4 4 41
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 20
33 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
34 5 5 4 3 4 4 3 4 5 5 42
35 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39
38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
39 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
40 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38
41 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
42 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 40
43 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 43
44 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 45
45 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38
46 5 5 5 3 4 4 4 4 4 4 42
47 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 45
48 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 37
49 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41
50 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 37
51 5 5 3 4 4 4 4 4 5 5 43
52 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 49
53 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50
54 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 47
55 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 37
56 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 36
57 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 48
58 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39
59 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
60 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
61 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 38
62 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 41
63 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 38
64 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
65 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
66 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
67 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
68 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44
69 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39
70 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 32
71 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 39
72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
112

73 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 46
74 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 33
75 4 4 4 1 3 3 3 3 3 4 32
76 5 4 4 3 4 4 3 4 4 3 38
77 5 4 4 3 4 4 3 3 3 4 37
78 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 37
79 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 36
80 4 4 4 3 4 4 3 3 4 5 38
81 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
82 5 5 4 3 3 4 3 5 5 4 41
83 5 4 3 4 4 4 4 4 3 3 38
84 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 35
85 5 5 5 3 4 4 3 5 3 4 41
86 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 39
87 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 46
88 5 5 5 4 4 4 3 4 4 4 42
89 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
90 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 44
91 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 31
92 3 4 2 4 5 4 3 5 3 4 37
93 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40
94 4 3 3 1 2 3 1 2 2 3 24
95 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42
96 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 47
97 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 34
98 4 4 3 3 3 3 4 4 4 1 33
99 5 5 2 2 4 3 1 4 2 3 31
100 4 4 4 5 4 5 4 5 5 4 44

Lampiran 9

No Gaya Hidup Keputusan  


Responde Butir ke- Pembelian
n Butir ke-
1 2 3 Total 1 2 3 4 Total
1 3 3 3 9 5 4 5 5 19
2 3 3 4 10 4 4 4 4 16
3 4 4 4 12 4 4 4 4 16
113

4 4 4 4 12 4 4 4 4 16
5 3 4 4 11 4 3 3 4 14
6 4 5 5 14 5 5 5 5 20
7 4 4 4 12 4 3 4 3 14
8 3 4 4 11 5 4 4 4 17
9 4 4 5 13 4 3 3 3 13
10 3 4 4 11 5 4 4 4 17
11 4 4 4 12 4 4 4 5 17
12 5 5 5 15 4 4 4 4 16
13 3 4 5 12 4 3 3 3 13
14 4 4 4 12 4 3 3 3 13
15 4 4 4 12 4 3 3 3 13
16 5 5 5 15 5 5 5 5 20
17 3 4 3 10 5 4 5 5 19
18 4 4 5 13 5 4 5 4 18
19 3 4 4 11 4 3 4 4 15
20 3 3 3 9 4 4 4 4 16
21 4 4 5 13 4 4 4 4 16
22 4 4 3 11 4 3 5 4 16
23 5 4 5 14 5 4 4 5 18
24 4 4 4 12 3 4 4 4 15
25 3 4 4 11 5 4 5 5 19
26 4 4 4 12 4 4 5 4 17
27 4 4 4 12 4 4 4 4 16
28 3 4 4 11 4 4 4 4 16
29 3 4 5 12 3 5 4 4 16
30 3 3 3 9 4 4 4 3 15
31 3 4 4 11 4 3 4 5 16
32 5 5 5 15 5 5 5 5 20
33 4 4 4 12 4 4 4 4 16
34 3 5 5 13 4 4 4 4 16
35 4 4 4 12 4 4 4 4 16
36 4 4 4 12 4 4 4 4 16
37 4 4 4 12 4 4 4 4 16
38 5 5 5 15 5 5 5 5 20
39 3 4 4 11 3 4 3 4 14
40 4 4 4 12 4 4 4 4 16
41 4 4 4 12 4 4 4 4 16
42 1 4 4 9 5 3 5 5 18
43 4 3 4 11 5 3 5 4 17
44 3 3 4 10 4 4 5 5 18
45 4 4 4 12 4 4 4 4 16
46 2 5 5 12 5 4 5 5 19
47 4 4 4 12 5 4 4 4 17
114

48 3 3 3 9 4 4 4 4 16
49 4 5 5 14 5 4 5 5 19
50 3 2 3 8 4 2 3 4 13
51 4 4 4 12 4 4 4 4 16
52 3 4 4 11 4 4 5 5 18
53 5 5 5 15 5 5 5 5 20
54 5 4 4 13 4 4 5 4 17
55 3 4 3 10 5 5 5 4 19
56 3 4 3 10 4 4 4 4 16
57 4 4 5 13 5 4 5 4 18
58 4 5 5 14 5 5 5 2 17
59 5 4 4 13 5 3 4 4 16
60 4 4 4 12 4 4 4 4 16
61 4 4 4 12 4 4 4 3 15
62 4 3 5 12 4 3 2 3 12
63 4 4 4 12 4 4 5 3 16
64 3 4 4 11 4 4 4 4 16
65 3 4 4 11 4 4 4 4 16
66 4 4 4 12 4 4 4 4 16
67 3 3 4 10 5 3 5 5 18
68 3 4 4 11 4 4 4 4 16
69 3 4 4 11 4 4 4 4 16
70 3 4 4 11 4 3 4 4 15
71 3 4 4 11 4 4 4 4 16
72 4 4 4 12 4 4 4 4 16
73 3 4 4 11 5 5 4 5 19
74 3 4 4 11 4 3 4 4 15
75 4 4 4 12 4 4 4 3 15
76 4 4 4 12 4 5 4 4 17
77 4 3 5 12 5 3 3 4 15
78 4 4 4 12 3 4 4 3 14
79 3 4 4 11 4 4 4 4 16
80 3 4 4 11 5 4 4 4 17
81 3 4 4 11 4 3 4 4 15
82 5 5 5 15 5 4 5 4 18
83 5 4 4 13 4 4 4 4 16
84 3 3 4 10 4 4 4 4 16
85 2 2 2 6 4 4 4 4 16
86 4 4 4 12 4 4 4 4 16
87 4 5 5 14 5 4 4 4 17
88 3 4 4 11 5 4 4 4 17
89 3 4 4 11 5 4 5 5 19
90 4 4 4 12 5 3 5 4 17
91 2 3 3 8 4 1 5 5 15
115

92 4 2 3 9 4 5 5 5 19
93 3 4 4 11 4 4 4 4 16
94 3 3 4 10 5 4 5 4 18
95 4 4 4 12 4 4 4 3 15
96 3 4 5 12 5 3 5 4 17
97 4 4 5 13 4 4 4 4 16
98 2 5 5 12 5 5 3 4 17
99 5 5 5 15 5 3 5 5 18
100 4 4 5 13 5 3 5 5 18

Lampiran 10

Uji Validitas Label Halal Produk Fashion

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
X1_1 25.7200 8.688 .588 .769
X1_2 25.6900 10.580 .310 .814
X1_3 25.7400 8.538 .619 .762
X1_4 25.4900 10.454 .404 .799
X1_5 25.4000 9.273 .599 .768
X1_6 25.4500 8.856 .678 .752
X1_7 25.9100 9.113 .563 .773

Lampiran 11

Uji Validitas Brand Awareness Produk Fashion

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
if Item if Item Deleted Correlation Item Deleted
Deleted
X2_1 22.3500 5.583 .269 .634
116

X2_2 22.6200 6.016 .232 .638


X2_3 22.1700 6.001 .357 .597
X2_4 21.9900 6.293 .361 .601
X2_5 22.3000 5.303 .446 .564
X2_6 22.0300 5.726 .507 .558
X2_7 22.4200 5.741 .351 .598

Lampiran 12
Uji Validitas Brand Ambassador Produk Fashion

Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Variance Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
if Item if Item Deleted Correlation Item Deleted
Deleted
X3_1 35.1100 20.503 .507 .905
X3_2 35.0900 20.366 .637 .898
X3_3 35.2900 18.976 .676 .895
X3_4 35.7500 18.896 .675 .895
X3_5 35.3700 20.478 .654 .897
X3_6 35.2900 19.481 .806 .888
X3_7 35.5900 19.598 .582 .902
X3_8 35.3500 19.179 .731 .891
X3_9 35.4100 18.931 .714 .892
X3_1
35.2700 19.391 .706 .893
0

Lampiran 13

Uji Validitas Terhadap Variabel Keputusan Pembelian Produk Fashion

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted
117

Y1 12.1500 1.927 .445 .529


Y2 12.6100 2.099 .178 .719
Y3 12.2500 1.563 .577 .411
Y4 12.3700 1.751 .463 .507

Lampiran 14

Uji Validitas Terhadap Variabel Gaya Hidup Produk Fashion

Item-Total Statistics
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item-Total Cronbach's Alpha if
Item Deleted Item Deleted Correlation Item Deleted

Z1_1 8.0800 1.307 .411 .793


Z1_2 7.7300 1.391 .584 .558
Z1_3 7.5500 1.341 .621 .512

Lampiran 15

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parameters a,b
Mean .0000000
Std. Deviation 2.56250806
Most Extreme Differences Absolute .107
Positive .107
Negative -.098
Test Statistic .107
Asymp. Sig. (2-tailed) .006c
Monte Carlo Sig. (2-tailed) Sig. .188d
99% Confidence Interval Lower Bound .178
Upper Bound .198
a. Test distribution is Normal.
118

b. Calculated from data.


c. Lilliefors Significance Correction.
d. Based on 10000 sampled tables with starting seed 2000000.

Lampiran 16

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF


1 Label halal .839 1.192

Brand Awareness .732 1.365

Brand Ambassador .759 1.317

Gaya hidup .677 1.478

a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Lampiran 17

Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF


119

1 (Constant) 2.189 1.870 1.170 .245

Label halal .000 .055 .001 .008 .993 .839 1.192

Brand Awareness -.001 .067 -.001 -.008 .993 .732 1.365

Brand Ambassador -.020 .037 -.063 -.549 .584 .759 1.317

Gaya hidup -.155 .118 -.161 -1.313 .192 .677 1.478

a. Dependent Variable: LN_Res

Lampiran 18

Uji Regresi Linear Berganda

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.547 2.321 3.682 .000
Label halal .052 .068 .082 .767 .445
Brand Awareness .135 .073 .184 1.835 .070
Brand Ambassador .037 .044 .090 .826 .411
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Lampiran 19

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate


1 .257 a
.066 .026 2.61590
120

a. Predictors: (Constant), Gaya hidup, Label halal, Brand Ambassador, Brand Awareness

b. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Lampiran 20

Uji F

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 43.002 3 14.334 2.108 .104b
Residual 652.868 96 6.801
Total 695.870 99
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian
b. Predictors: (Constant), Brand Ambassador, Brand Awareness, Label halal

Lampiran 21

Uji T

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 8.547 2.321 3.682 .000
Label halal .052 .068 .082 .767 .445
Brand Awareness .135 .073 .184 1.835 .070
Brand Ambassador .037 .044 .090 .826 .411
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Lampiran 22

Uji Moderasi

Coefficientsa
121

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 32.769 9.785 3.349 .001

Label halal .658 .298 1.039 2.206 .030


Brand Awareness -1.273 .351 -1.741 -3.625 .000
Brand Ambassador -.220 .172 -.540 -1.276 .205
Gaya hidup -1.971 .844 -1.602 -2.334 .022
Label halal*gaya hidup -.055 .027 -1.509 -2.053 .043
brand awareness*gaya hidup .112 .028 3.437 4.049 .000
brand ambassador*gaya hidup .026 .015 1.178 1.751 .083
a. Dependent Variable: Keputusan pembelian

Anda mungkin juga menyukai