Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Manajemen Pemasaran Internasional


Disusun Guna Memenuhi Tugas Matakul Bisnis Internasional

Dosen Pengampu : Dr. Hendarsita Amartiwi,M.Pd

Disusun Oleh:

Ai Nurhayati

Asep Sugianto

PRODI MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONONOMI DAN BISNIS SYARI’AH

NAHDLATUL ULAMA

GARUT 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
kesehatan, kekuatan, dan kesempatan bagi kami sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul Manajemen Pemasaran Internasional . Serta kami
ucapkanterimakasih kepada Ibu Dr. Hendarsita Amartiwi,M.Pd yang telah
membimbing kami dari awal penyusunan sampai terselesaikannya makalah ini.
Dan tak lupa kami ucapkan terima kasih juga kepada teman-teman serta seluruh
pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini. Kami menyadari masih banyak
kekurangan pada makalah ini, dan kami harap kepada dosen pembimbing dan
kepada pembaca sekalian dapat memberikan kritik dan saran yang sifatnya
konstruktif, sehingga dapat menjadi pelajaran bagi kami, dan semoga dapat
diperbaiki pada kesempatan yang lain dan dalam makalah yang lain pula. Semoga
makalah ini berguna untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi para
pembaca dan kami selaku penyusun makalah ini mohon maaf apabila ada
kesalahan dalam penulisan makalah ini. Selanjutnya semoga kami bisa menyusun
makalah di waktu lain dengan lebih sempurna.

Garut,06 Mei 2023

Penulis

ii
3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini, dunia tengah menghadapi era baru yang ditandai dengan

kecenderungan globalisasi. Ada beberapa faktor yang menjadi pendorong

terjadinya globaisasi, yaitu market drivers, cost drivers, government drivers, dan

competitive drivers. Selain itu masih ada faktor lain yang menjadi pendorong

terjadinya globalisasi, diantaranya revolusi dalam teknologi informasi dan

komunikasi, globalisasi pasar-pasar finansial, dan penyempurnaan dalam bisnis

travel. Pemasaran global adalah kegiatan pemasaran oleh perusahaan (global)

yang mempunyai bisnis (global) dengan strategi pemasaran, pasar, maupun

produk yang sama di berbagai negara.

Sekarang ini, pemasaran global sudah meluas ke seluruh negara. Banyak

barang atau produk luar negeri yang dijual dipasaran. Dilain pihak, dengan adanya

pemasaran global ini banyak negara yang merasa diuntungkan tetapi ada beberapa

negara pula yang merasa dirugikan. Diuntungkan dalam hal ini adalah

mendapatkan penghasilan tambahan sebagai devisa negara. Suatu negara yang

tidak dapat mengimbangi adanya globalisasi ini akan berakibat minus dalam

berbagai bidang.

B. Rumusan Masalah

1) Dinamika Kultur Budaya dalam Pemasaran Global

2) Budaya,Gaya Manajemen, dan Sistem Bisnis

3
4

BAB II

PEMBAHASAN

A. DINAMIKA KULTUR BUDAYA DALAM PEMASARAN

Budaya didefenisikan sebagai total jumlah pengetahuan tentang

kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan untuk melayani secara langsung perilaku

consumer dari anggota masyarakat khusus.

Komponent kepercayaan dan nilai-nilai pada defenisi di atas berhubungan

dengan akumulasi perasaan dan prioritas yang dimiliki individu tentang sesuatu

dan miliknya.

A.1. Elemen-elemen Kultural

Terdapat empat komponen dalam budaya, yaitu:

1. Konsep menyeluruh, budaya terdiri dari hampir semua hal yang

mempengaruhi proses pemikiran individu dan perilakunya. Budaya tidak

hanya mempengaruhi preferensi seorang konsumen, akan tetapi

bagaimana konsumen membuat keputusan dan bahkan bagaimana

konsumen memahami dunia sekeliling.

2. Budaya diperoleh, budaya tidak meliputi respon dan predisposisi yang

diwariskan. Namun demikian oleh karena sebagian besar perilaku

manusia dipelajari dari pada pembawaan sejak lahir, maka budaya

benar-benar mempengaruhi perilaku

4
5

3. Kekompakan masyarakat modern sedemikian rupa sehingga budaya

jarang memberikan resep yang rinci untuk perilaku yang tepat. Sebagai

gantinya didalam masyarakat industry budaya memberikan batas kepada

setiap individu dalam berpikir atau bertindak.


3
Ciri pengaruh budaya, adalah bahwa kita jarang menyadarinya. Seseorang

berperilaku, berpikir dan merasa konsisten dengan anggota lainnya dari budaya

yang sama, sebab kelihatannya memang alamiah atau memang sudah benar apa

yang dia lakukan.

Gaya hidup konsumen dipengaruhi oleh keanggotaannya dalam kelompok

masyarakat yang lebih besar, kelompok ini disebut subkultur. Dimana orang yang

menjadi anggota kelompok membagi kepercayaan dan pengalaman biasa

kemudian menjadi ketentuan bagi anggota kelompok lainnya. Setiap konsumen

termasuk ke beberapa subkultur.

Keanggotaan dari suatu kelompok subkultur bisa didasarkan pada :

1. Persamaan umur.

2. Kesamaan latar belakang ras atau etnik atau suku.

3. Atau kesamaan tempat tinggal.

A.2. Perubahan Kultural

Tidak seperti karakteristik biologis yang merupakan pembawaan dari lahir

(seperti seks, kulit, warna rambut atau kecerdasan), budaya dipelajari. Pada awal

usia, kita mulai memperolehnya dari lingkungan sosial kita sebagai sebuah

penetapan kepercayaan, nilai-nilai dan kebiasaan yang merupakan budaya kita.

Untuk anak-anak, pembelajaran untuk menerima nilai-nilai budaya dan adat

5
6

adalah diperkuat melalui proses memainkan permainan mereka. Proses

pembelajaran budaya ini mempersiapkan mereka untuk kehidupan nyata dalam

lingkaran kehidupannya.

Pembelajaran Budaya

1. Bagaimana budaya dipelajari

a. Pembelajaran formal

b. Pembelajaran informal

c. Pembelajaran teknis

2. Enculturasi dan akulturasi

3. Bahasa dan symbol

4. Ritual

5. Pembagian budaya

A.3. Dampak Kultural dalam Perdagangan

1. Kesamaan dan perbedaan antara masyarakat,

2. Pertumbuhan kelas menengah global,

3. Akulturasi merupakan sebuah kebutuhan sudut pandang pemasaran,

4. Menerapkan teknik riset,

Terdapat empat dimensi budaya untuk menjelaskan variabilitas,yaitu :

1. Power distance, pengaruh perbedaan kekuasaan ketika terjadi hubungan

antar pribadi.

6
7

2. Uncertainty avoidance, persetujuan masyarakat terhadap ancaman,

situasi ragu-ragu dan dan kepercayaan pada institusi yang membantu

mereka menghindari ketidak pastian.

3. Masculinity / feminimity, peran jenis kelamin sangat menentukan

tentang perilaku pria dan wanita yang dapat diterima.

4. Individualism, nilai-nilai budaya sejahtera individu versus kelompok.

Terdiri atas dua yaitu :

a. Collectivism culture, orang-orang yang menjadi anggota

kelompok bekerjasama untuk mencapai tujuan.

b. Individualism culture, tujuan individu lebih penting.

Analisis konsumen lintas budaya banyak dilakukan dengan semakin

maraknya globalisasi, antara lain untuk mengetahui apa kesamaan dan perbedaan

antara dua atau lebih budaya. Sehubungan dengan kesamaan standarisasi produk

lebih dimungkinkan, sedangkan perbedaan selera dan pilihan produk antara

konsumen lintas budaya mengharuskan pemasar mencari cara beradaptasi supaya

produknya diterima dinegara sasaran.

Ada kemungkinan standarisasi produk diikuti dengan cara-cara berbisnis

dan pemasaran yang berbeda antara negara yang satu dengan negara yang lainnya.

Banyak ahli beranggapan bahwa dalam pemasaran global, akulturasi sangat

dibutuhkan. Dan akulturasi harus dilakukan oleh pemasar terhadap budaya lokal

dan sebaliknya agar produk bisa diterima dipasar sasaran konsumen juga harus

dipengaruhi untuk menerima nilai-nilai baru.

7
8

B. BUDAYA, GAYA MANAJEMEN DAN SISTEM

B.1. Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai, ritual, simbol, kepercayaan dan proses

berpikir yang dipelajari, dimiliki bersama oleh sekelompok orang dan diturunkan

dari generasi ke generasi.

• Budaya yang mencakup semua elemennya, sangat mempengaruhi gaya

manajemen dan seluruh sistem bisnisnya.

• Pelaku pemasaran internasional tidak hanya perlu menghargai perbedaan

kultural yang berhubungan dengan bisnis mereka, mereka juga harus

memahami asal-usul perbedaan tersebut.

Di setiap negara berbeda tentunya memiliki budaya yang berbeda beda pula.

Oleh karena itu pelaku bisnis internasional perlu menyadari dan menyesuaikan

diri dengan budaya-budaya lain jika ingin memasarkan suatu produk di negara

lain yang memiliki budaya berbeda.

B.2. Pengaruh Budaya dalam Sistem Bisnis

Dalam kenyataannya budaya sangat berpengaruh terhadap kelancaran

dalam dunia bisnis baik dalam perkembangan dalam bisnis skala nasional maupun

skala internasional. Sesuatu hal baru yang tidak sesuai dengan kebudayaan suatu

bangsa akan sulit diterima atau berkembang didalam negara tersebut.

8
9

Budaya merupakan faktor penting

dalam pemasaran internasional, namun sering

kali budaya dilupakan ketika sebuah

perusahaan berekspansi ke pasar

internasional.

Banyak perusahaan begitu yakin

bahwa produk, manajemen, dan harga yang lebih baik dari produk lokal akan

diterima oleh konsumen. Tetapi, mereka lupa bahwa hal yang dianggap baik oleh

perusahaan belum tentu sama dengan harapan masyarakat.

Karena itulah sering kali kegagalan

ekspansi suatu perusahaan ke negara lain

disebabkan arogansi perusahaan untuk

memaksa konsumen lokal menerima produk

yang mereka tawarkan dan minimnya riset

pasar terhadap budaya.

CONTOH PENTINGNYA BERADAPTASI DENGAN BUDAYA

Kellogg's CORN FLAKES

Kellogg's adalah produsen susu sereal yang sangat terkenal dan menguasai

hampir 40% pangsa pasar sereal di dunia. Perusahaan ini mengalami kegagalan

saat mereka memasarkan produk ke India. Ekspansi dengan nilai jutaan dolar

terancam merugi.

9
10

Kegagalan Kellogg’s bukan karena kualitas produk, manajemen, ataupun

jalur distribusi, namun karena mereka kurang memahami budaya masyarakat

India dalam mengonsumsi sereal.

Konsumen di India terbiasa menggunakan susu yang hangat dan menambah gula

ke dalamnya, sehingga ketika mereka menuangkan susu panas ke Kellogg’s crispy

flakes membuat sereal tersebut menjadi lunak dan tidak gurih.

Hal ini menyebabkan konsumen di India tidak menyukai Kellogg’s sereal.

Kellogg’s berusaha mendidik konsumen di India untuk mengonsumsi produk

mereka dengan cara orang Amerika yaitu dengan menuangkan susu dingin ke

crispy flakes.Cara seperti ini gencar diiklankan di televisi, dan Kellogg’s pun

melakukan kunjungan ke konsumen.

Namun, hal ini tidak berhasil. Budaya orang India mengonsumsi sereal sebagai

menu makan pagi tidaklah mudah diubah.

B.3.Gaya Manajemen dalam Sistem Bisnis

• Gaya manajemen adalah hal yang berhubungan dengan individu-

individu yang menjadi manajer dalam suatu perusahaan, dimana gaya

dari seorang manajer ditentukan oleh sifat dari individu manajer itu

sendiri.

• Dengan kebudayaan yang beragam dan terus berubah di setiap negara di

perlukan pula gaya manajemen yang berbeda-beda.

• Terdapat beberapa budaya yang lebih menekankan pentingnya informasi

dan kompetisi, sementara budaya yang lain lebih fokus pada hubungan

dan pengurangan biaya transaksi.

10
11

• Oleh karena itu di perlukan gaya manajemen yang lebih fleksibel dan

mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi yang ditimbulkan akibat

adanya perbedaan budaya.

CONTOH PENERAPAN GAYA MANAJEMEN YANG FLEKSIBEL PADA

SISTEM BISNIS.

IKEA adalah perusahaan multinasional yang bergerak di bidang home

furnishing. Setelah membuka toko pertama di Philadelphia pada tahun 1985,

IKEA menemukan bahwa produk yang diinginkan oleh masyarakat di Amerika

tidak seperti produk yang ditawarkan oleh IKEA.

Hampir semua yang ditawarkan oleh IKEA tidak sesuai dengan yang

diinginkan konsumen di Amerika.Mereka melupakan perbedaan budaya

konsumen yang cukup mendasar antara Eropa dan Amerika.

Bahkan, mereka yakin produk-produk IKEA akan diterima dengan mudah.

Akibatnya, IKEA mengalami kerugian yang signifikan akibat kegagalan mereka

menjual produk yang sesuai dengan keinginan konsumen di Amerika.IKEA pun

mengubah strategi pemasaran mereka dan melakukan riset pemasaran yang

mendalam mengenai konsumen di Amerika. Kini, IKEA mempunyai 37 toko di

Amerika Serikat dan mendapatkan 11% dari seluruh penjualan dari sana, yang

merupakan negara terbesar kedua, diikuti oleh Jerman.

11
12

Ketersediaan media sangat tergantung pada regulasi pemerintah dan

infrastruktur media. Contohnya : rasio kepemilikan koran di Jepang adalah

1:2

* Kendali Pemerintah

Regulasi pemerintah bisa menyangkut penggunaan media, pesan yang

disampaikan, anggaran periklanan dan kepemilikan agen periklanan.

Contohnya : produk rokok dan minuman keras dilarang di beberapa negara

di kawasan Eropa Barat. Iklan kedua jenis produk ini juga sangat dibatasi di

berbagi negar seperti Indonesia, China, Australi, Amerika, dll.

* Ketersediaan Agen Periklanan

Jumlah dan kualitasn agen periklanan sangat bervariasi antar negara. Di

negara maju seperti Amerika dan Inggris, jumlahnya lebih dari 500 agen

periklanan. Sedangkan di RRC dan Rusia jumlahnya tidak lebih dari 10

agen pada tahun 1995.

* Ketentuan Mengenai Promosi Penjualan

Tidak semua aktifitas promosi penjualan bisa dilakukan di semua negara.

Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain peraturan, budaya dan

situasi persaingan. Hukum di beberapa negara membatasi ukuran, bentuk,

premium dan hadiah.

12
13

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan dan Saran

Pemasaran Global diartikan sebagai proses pemusatan sumber daya dan

tujuan organisasi pada peluang pasar. Dalam melakukan sebuah bisnis atau

membangun perusahaan yang berskala internasional, masing-masing pelaku

pemasaran harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam kaitannya dengan

Pemasaran Global. Sehingga mampu bersaing dengan baik dan juga mampu

menguasai pangsa pasar internasional.

13
14

DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Gregorius, dkk. 2004. “Pemasaran Global: Internasionalisasi dan

Internetisasi”. Jakarta: ANDI.

http://repository.lppm.unila.ac.id/12009/1/PEMASARAN%20INTERNASIONAL

.pdf

https://www.coursehero.com/file/57212556/BAB-MAKALAH-PEMASARAN-

INTERNASIONAL.html

https://jurnal.stieww.ac.id/index.php/jrm/article/view/113

14

Anda mungkin juga menyukai