Anda di halaman 1dari 7

NAMA : Lambok Rachel Juwita

NIM : 030539324

Jawaban Diskusi 3
1. Bagaimana Komunikasi Lintas Budaya dengan baik?

Jawaban :

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

Komunikasi digunakan dalam setiap aspek kehidupan kita, dari segi


bisnis, ilmu komunikasi mempunyai peranan penting bagaimana melobi
pelanggan yang berbeda budaya dengan kita semua itu mempunyai trik
tersendiri, dibawah ini akan dijelaskan mengenai apa itu komunikasi
bisnis lintas budaya.

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

Dalam dunia bisnis kita juga memperlukan komunikasi apalagi jika kita berbisnis
dengan orang yang mempunyai kebudayaan berbeda dengan kita lah berikut ini
makna dari komunikasi bisnis lintas budaya

A. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor
budaya di suatu daerah, wilayah atau negara.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau ke
negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi
sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di
suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang
dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
B. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya

Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, komunikasi bisnis lintas
budaya sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis di antara mereka.
Bagaimanapun diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih
dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan.
Semakin banyaknya pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai
kawasan dunia saat ini akan menjadikan komunikasi bisnis lintas budaya semakin
penting.
Pendek kata, dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke
wilayah suatu negara dan didorong dengan semakin pesatnya perkembangan
teknologi komunikasi dan informasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan
komunikasi bisnis lintas budaya menjadi semakin penting artinya.

C. Memahami Budaya dan Perbedaannya

1. Definisi Budaya

a. Menurut Lehman, Himstreet dan Batty, budaya sebagai sekumpulan


pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.

b. Menurut Hofstede, budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas


pikiran yang membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori
lainnya.

c. Menurut Bovee dan Thill, Budaya adalah sistem sharing atas symbol-simbol,
kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.

d. Menurut Murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal


karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.

e. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,


standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh
individu-individu masyarakat yang menentukan bagaimana seseorang
bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.
2. Komponen Budaya

Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa
komponen utamanya, yaitu nilai-nilai, norma-norma, symbol-simbol, bahasa, dan
pengetahuan.

Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain; bahasa,


kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan
organisasi sosial.

Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu:

• Budaya Material (material culture), dibedakan dalam dua bagian yaitu teknologi
dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau cara yang digunakan untuk mengubah
atau membentuk material menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi
masyarakat pada umumnya. Sedangkan ekonomi dimaksudkan suatu cara orang
menggunakan segala kemampuannya untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain.

• Organisasi sosial (social institution), dan pendidikan adalah suatu lembaga yang
berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain,
mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang
lain, dan mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.

• Sistem kepercayaan atau keyakian (belief sistem) yang dianut oleh suatu
masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat
tersebut.

• Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan masyarakat dalam


berbagai peran tentunya perlu dipahami secara benar, agar pesan yang disampaikan
mencapai sasaran secara efektif.

• Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang dalam


mengungkapkan sesuatu melalui symbol-simbol tertentu kepada orang lain.
3. Tingkatan Budaya

Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkatan
budaya, yaitu:
a. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan hal itu bersifat formal atau resmi. Dalam dunia pendidikan, tata
bahasa Indonesia adalah termasuk budaya tingkat formal yang mempunyai suatu
aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang.

b. Informal
Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai
(digunakan) dan dilakukan, tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan.

c. Teknis
Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
Terdapat suatu penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang lain
tidak boleh dilakukan. Pada tingkatan formal pembelajaran dalam budaya mencakup
pembelajaran pola perilakunya, sedangkan pada tingkatan teknis, aturan-aturan
disampaikan secara logis dan tepat.

4. Mengenal perbedaan Budaya

Perbedaan budaya dapat dilihat dari:


a. Nilai-Nilai sosial
b. Peran dan Status
c. Pengambilan Keputusan
d. Konsep Waktu
e. Konsep Jarak Komunikasi
f. Konteks Budaya
g. Bahasa Tubuh
h. Perilaku Sosial
i. Perilaku Etis
j. Perbedaan budaya perusahaan
D. Komunikasi dengan Orang yang Berbudaya Asing

1. Belajar Tentang Budaya


Ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya seseorang sedikit banyak mengenal
budaya maupun adat istiadat yang berlaku dinegara tersebut. Mengenal beberapa
kata bahasa asing untuk seatu pergaulan di lingkuang bisnis merupakan langkah baik
yang senantiasa perlu dikembangkan. Jadi belajar tentang budaya negara lain juga
bisa dijadikan sebagai langkah awal untuk berkomunikasi dengan orang yang
berbudaya asing.

2. Mengembangkan Ketrampilan Komunikasi Lintas Budaya

Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan cara yang baik untuk menemukan bagaiman mengirim dan
menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif.
Mempelajari ketrampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan membantu
seseorang beradaptasidalam setiap budaya, khususnya jika seseorang berhubungan
dengan orang lain yang memiliki budaya berbeda.

3. Negosiasi Lintas Budaya

Membedakan budaya dalam dua kelompok yaitu budaya permukaan (surface culture)
seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan buday tinggi (deep culture), yang terdiri
atas sikap nilai-nilai yang menjadi dasar budaya tersebut.

Orang yang berasal dari budaya yang berbeda seringkali mempunyai pendekatan
negosiasi yang berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan pun
bervariasi. Seseorang harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar
membangun kepercayaan dalam proses negosiasi.

Negosiator dari budaya yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan


masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya
partner sebelum bernegosiasi, akan lebih mudah untuk dapat memahami pandangan
mereka. Menunjukkan sikap yang luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan
membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang berjalan, yang pada
akhirnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

2. Apa gunanya komunikasi lintas budaya ?

alasan mempelajari komunikasi lintas budaya Litvin (1977)

1. Dunia sedang menyusut dan kapasitas untuk memahami keanekaragaman budaya


sangat diperlukan.

2. Semua budaya berfungsi dan penting bagi pengalaman anggota-anggota budaya


tersebut meskipun nilai-nilainya berbeda.

3. Nilai-nilai setiap masyarakat se”baik” nilai-nilai masyarakat lainnya.

4. Setiap individu dan/atau budaya berhak menggunakan nilai-nilainya sendiri.

5. Perbedaan-perbedaan individu itu penting, namun ada asumsi-asumsi dan pola-


pola budaya mendasar yang berlaku.

6. Pemahaman atas nilai-nilai budaya sendiri merupakan prasyarat untuk


mengidentifikasi dan memahami nilai-nilai budaya lain.

7. Dengan mengatasi hambatan-hambatan budaya untuk berhubungan dengan orang


lain kita memperoleh pemahaman dan penghargaan bagi kebutuhan, aspirasi,
perasaan dan masalah manusia.

8. Pemahaman atas orang lain secara lintas budaya dan antar pribadi adalah suatu
usaha yang memerlukan keberanian dan kepekaan. Semakin mengancam pandangan
dunia orang itu bagi pandangan dunia kita, semakin banyak yang harus kita pelajari
dari dia, tetapi semakin berbahaya untuk memahaminya.

9. Pengalaman-pengalaman antar budaya dapat menyenangkan dan menumbuhkan


kepribadian.
10. Keterampilan-keterampilan komunikasi yang diperoleh memudahkan perpindahan
seseorang dari pandangan yang monokultural terhadap interaksi manusia ke
pandangan multikultural.

11. Perbedaan-perbedaan budaya menandakan kebutuhan akan penerimaan dalam


komunikasi, namun perbedaan-perbedaan tersebut secara arbitrer tidaklah
menyusahkan atau memudahkan.

12. Situasi-situasi komunikasi antar budaya tidaklah statik dan bukan pula
stereotip. Karena itu seorang komunikator tidak dapat dilatih untuk mengatasi
situasi. Dalam konteks ini kepekaan, pengetahuan dan keterampilannya bisa
membuatnya siap untuk berperan serta dalam menciptakan lingkungan komunikasi
yang efektif dan saling memuaskan.

Anda mungkin juga menyukai