Anda di halaman 1dari 6

PENGERTIAN

Di era global seperti saat ini, teknologi berkembang sangat pesat, memungkinkan
terjadinya mobilisasi orang dan komunikasi dari suatu negara ke negara lain, dengan berbagai
atributnya: Bahasa, budaya, kepercayaan, dan lain sebagainya. Hal ini tidak dapat
dihindarkan, karena memang ada kemungkinan besar diantara mereka saling membutuhkan.
Penggunaan tenaga kerja dari berbagai negara, memaksa kita harus memahami budaya
mereka. Masing-masing negara memiliki budaya yang hampir berbeda.
Budaya adalah sebuah proses pembelajaran dari generasi ke generasi yang berisikan
nilai-nilai hidup suatu kelompok yang memiliki banyak fitur. Dimana fungsi dasar atau inti
penting dari budaya adalah pandangan yang bertujuan untuk mempermudah hidup dengan
mengajarkan orang-orang bagaimana cara beradaptasi dengan lingkungannya.
Komunikasi adalah “proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari
pengirim (sender) ke penerima (receiver), melalui suatu medium(channel) yang biasa
mengalami gangguan (noice).
Komunikasi lintas budaya adalah proses pengalihan ide atau gagasan suatu budaya
kepada budaya lain dengan tujuan saling mempengaruhi. Komunikasi lintas budaya juga
dapat diartikan sebagai komunikasi yang dilakukan sebagai akibat dari terjadinya proses
komunikasi antar berbagai unsur kebudayaan.
Komunikasi Lintas Budaya menurut Samovar, Porter & McDaniel (2010)
menjelaskan bahwa komunikasi lintas budaya atau antarbudaya terjadi ketika anggota dari
satu budaya tertentu memberikan pesan kepada anggota dari budaya yang lain. Lebih
tepatnya, komunikasi antarbudaya melibatkan interaksi antara orang-orang yang persepsi
budaya dan sistem simbolnya cukup berbeda dalam suatu komunikasi. Singkatnya
komunikasi lintas budaya atau antarbudaya merupakan komunikasi yang terjadi antar orang
atau kelompok dari budaya yang berbeda.

RUANG LINGKUP
Ruang lingkup komunikasi lintas budaya mencakup pemahaman dan interaksi antara
orang-orang dari latar belakang budaya yang beragam, termasuk aspek-aspek seperti bahasa,
norma-norma sosial, nilai-nilai, keyakinan, dan perilaku. Tujuannya adalah untuk
menghindari mispersepsi, konflik, atau kesalahpahaman yang dapat muncul akibat perbedaan
budaya, sehingga memungkinkan komunikasi yang efektif dan harmonis antarindividu atau
kelompok dengan budaya yang berbeda.

FUNGSI
Fungsi dari komunikasi lintas budaya adalah untuk memungkinkan pertukaran informasi,
pemahaman, dan interaksi antara individu atau kelompok yang berasal dari budaya yang
berbeda. Ini membantu dalam:
1. Membangun pemahaman: Komunikasi lintas budaya membantu individu memahami
perbedaan budaya dan nilai-nilai yang mendasarinya.
2. Mengurangi konflik: Dengan memahami perbedaan budaya, komunikasi yang efektif
dapat mengurangi konflik dan kesalahpahaman.
3. Meningkatkan kerjasama: Memungkinkan kerja sama yang lebih baik antara individu
atau kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda.
4. Mendorong diversitas: Membuka pintu untuk penerimaan dan penghargaan terhadap
beragam budaya.
5. Meningkatkan kesadaran diri: Individu dapat lebih memahami dan mengembangkan
kesadaran terhadap identitas budaya mereka sendiri melalui interaksi lintas budaya.
Dengan demikian, komunikasi lintas budaya merupakan alat penting untuk
mempromosikan harmoni dan pemahaman dalam masyarakat yang multikultural.

TUJUAN
Tujuan komunikasi lintas budaya Komunikasi lintas budaya bertujuan untuk
mengurangi tingkat kesalahpahaman serta ketidakpastian yang bisa menimbulkan konflik
lintas budaya. Mengutip dari buku Komunikasi Antarbudaya (2021) karya I Made Marthana
Yusa, dkk, komunikasi lintas budaya mempengaruhi efektivitas interaksi antarbudaya.
Dengan memperbarui serta menyesuaikan hubungan antara komunikator dan komunikan,
proses komunikasi lintas budaya bisa berjalan sukses dan efektif. Efektivitas komunikasi
lintas budaya akan menciptakan perdamaian serta mampu meredam konflik yang mungkin
terjadi di antara masyarakat. Agar tujuan komunikasi lintas budaya dapat tercapai, hendaknya
tiap individu dalam kelompok masyarakat berupaya mengembangkan kompetensi atau
keterampilan. Kompetensi itu adalah kekuatan kepribadian, kemampuan berkomunikasi,
penyesuaian psikologi, serta kesadaran kebudayaan.
Tujuan komunikasi lintas budaya antara lain :
1. Menumbuhan kesadaran bahwa di sekitar kita tumbuh dan berkembang banyak
budaya
2. Menyadarkan kita bahwa budaya masing-masing kelompok memiliki perbedaan yang
signifikan
3. Mendorong kita untuk mempelajari sera memahmi budaya orang lain, yang kiranya
berhubungan dengan bisnis yang kita kembangkan
4. Dengan memahami budaya dimana bisnis kita kembangkan, maka diharapkan ada
resistensi terhadap bisnis yang kita jalankan
5. Untuk mengurangi tingkat kesalahpahaman serta meminimalisir terjadinya konflik.
Bentuk komunikasi lintas budaya meliputi komunikasi antar kelompok agama yang
berbeda, komunikasi antara subkultur dan kultur yang berbeda, komunikasi antara subkultur
dan kultur yang dominan, serta komunikasi antara jenis kelamin yang berbeda

PENTINGNYA KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA


Komunikasi lintas budaya sangat penting karena:
1. Mendorong pemahaman: Komunikasi yang efektif antara individu dari berbagai
budaya dapat membantu mengurangi ketidakpahaman, stereotip, dan konflik.
2. Mendukung kerjasama global: Dalam dunia yang semakin terhubung, kemampuan
untuk berkomunikasi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya adalah aset
berharga dalam bisnis, diplomasi, dan kerja sama internasional.
3. Meningkatkan keberagaman: Komunikasi lintas budaya memungkinkan pertukaran
ide dan pandangan yang beragam, yang dapat menghasilkan solusi yang lebih kreatif
dan inklusif.
4. Membantu dalam pemecahan masalah: Komunikasi yang baik antara budaya dapat
membantu mengatasi perbedaan dalam memahami masalah dan mencari solusi yang
efektif.
Jadi, komunikasi lintas budaya adalah unsur penting dalam dunia yang semakin global,
yang membantu mempromosikan pemahaman, kerjasama, dan perkembangan yang
berkelanjutan.

CONTOH
Budaya bukanlah sesuatu yang dimiliki oleh sebagian orang dan tidak dimiliki oleh
sebagian orang yang lainnya – budaya dimiliki oleh seluruh manusia dan dengan demikian
seharusnya budaya menjadi salah satu faktor pemersatu.
Pada dasarnya manusia menciptakan budaya atau lingkungan sosial mereka sebagai
suatu adaptasi terhadap lingkungan fisik dan biologis mereka. Individu-individu sangat
cenderung menerima dan mempercayai apa yang dikatakan budaya mereka. Mereka
dipengaruhi oleh adat dan pengetahuan masyarakat dimana mereka tinggal dan dibesarkan,
terlepas dari bagaimana validitas objektif masukan dan penanaman budaya ini pada dirinya.
Individu-individu itu cenderung mengabaikan atau menolak apa yang bertentangan dengan
“kebenaran” kultural atau bertentangan dengan kepercayaan-kepercayaannya. Inilah yang
seringkali merupakan landasan bagi prasangka yang tumbuh diantara anggota-anggota
kelompok lain, bagi penolakan untuk berubah ketika gagasan-gagasan yang sudah mapan
menghadapi tantangan.
Setiap budaya memberi identitas kepada sekolompok orang tertentu sehingga jika kita
ingin lebih mudah memahami perbedaan-perbedaan yang terdapat dalam msaing-masing
budaya tersebut paling tidak kita harus mampu untuk mengidentifikasi identitas dari masing-
masing budaya tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh nyata perbedaan budaya dalam komunikasi lintas budaya:
1. Perbedaan budaya tepat waktu di Jerman dan AS
Jerman dan Amerika Serikat (AS) memiliki perbedaan budaya dari segi
ketepatan waktu. Menurut P.S.E Chairany S dan Prihatin Darsini dalam Dasar-Dasar
Usaha Layanan Pariwisata (2022) orang Jerman sangat menjunjung tinggi ketepatan
waktu.
Contohnya, apabila suatu rapat dijadwalkan pukul 15.00, maka setiap orang yang
terlibat akan memulai rapat tepat jam 15.00. Rapat akan tetap berlangsung terlepas
ada orang yang belum datang. Seseorang yang terlambat diwajibkan untuk
menghubungi atau menyampaikan pemberitahuan sebelumnya. Sementara itu, di AS
budaya tepat waktu lebih fleksibel. Orang-orang AS yang terlambat hanya perlu
meminta maaf dan menyampaikan alasan mengapa mereka terlambat.
2. Perbedaan budaya makan di Korea Selatan dan Prancis
Di Korea Selatan makan-makanan berkuah sambil menyeruput dan
menimbulkan bunyi adalah hal yang wajar. Sebaliknya, jika kebiasaan menyeruput
dilakukan di Prancis, maka seseorang bisa dianggap tidak sopan. Orang Prancis
sangat menjunjung tinggi etika dan kesopanan di meja makan. Bunyi-bunyian seperti
punyi menyeruput, gesekan sendok, dan pisau dianggap kurang sopan jika dilakukan
oleh orang dewasa.
3. Perbedaan budaya tip di AS dan Jepang
Masyarakat AS terbiasa dengan budaya memberikan tip atau uang tambahan
untuk para pekerja dan pelayanan di berbagai sektor. Budaya tip di AS bahkan
cenderung memaksa. Dikutip dari GoBankingRates, banyak kasus di mana pelanggan
tidak memperoleh pelayanan seharusnya mereka terima karena tidak memberikan tip.
Di sisi lain, masyarakat Jepang tidak memberikan tip. Bahkan sebagian masyarakat
Jepang masih menganggap bahwa memberikan tip bukanlah sesuatu yang sopan dan
menghormati pekerjaan seseorang.
4. Perbedaan budaya tangan kiri di Indonesia dan Inggris
Masyarakat Indonesia menganggap bahwa tangan kiri bukanlah tangan yang
baik untuk berinteraksi. Artinya, tangan kiri tidak boleh digunakan untuk makan,
berjabat tangan, atau bahkan memberi barang kepada orang lain. Tindakan ini
dianggap kurang sopan dan tidak menghormati orang lain. Namun, tangan kiri tetap
boleh digunakan bagi orang-orang yang sedang dalam kondisi tertentu seperti kidal.
Sebaliknya, di Inggris menyuap makanan dan memberi sesuatu menggunakan tangan
kiri boleh dilakukan. Hal ini karena orang Inggris terbiasa menggunakan tangan kanan
untuk memegang pisau. Sementara itu, tangan kiri digunakan untuk memegang garpu
dan menyuap makanan ke mulut.
5. Perbedaan budaya menyapa orang tua di Nigeria dan Indonesia
Perbedaan budaya menyapa di Nigeria dan Indonesia juga berbeda, khususnya
pada orang yang lebih tua. Dikutip dari Localize, masyarakat Nigeria menyapa orang
tua dengan cara berlutut atau bersujud. Sementara itu, cara menyapa orang tua di
Indonesia dilakukan dengan 'salim', yaitu mencium tangan orang tua. Baik cara
menyapa orang tua di Nigeria maupun di Indonesia sama-sama menggambarkan sikap
hormat dan menghargai orang yang lebih tua.
6. Perbedaan budaya berpakaian di Arab dan Brazil
Masyarakat Arab memiliki budaya berpakaian serba tertutup, baik bagi
perempuan maupun laki-laki. Jarang sekali masyarakat Arab, khususnya penduduk
lokal bukan turis, menggunakan celana pendek atau pakaian ketat. Mereka cenderung
menggunakan pakaian serba tertutup dan lebar. Hal ini karena sebagian besar
masyarakat Arab menganut agama Islam yang mengharuskan para pengikutnya
menutup aurat. Di sisi lain, cara berpakaian masyarakat Brazil lebih terbuka. Bahkan
dikutip dari New York Times, jarang sekali masyarakat Brazil mengenakan pakaian
lengan panjang di siang hari. Selain karena faktor cuaca, cara berpakaian Brazil dipicu
oleh budaya mereka yang harus percaya diri dengan tubuh mereka. Mereka juga
menyukai warna-warna yang cerah dan tampil dengan mencolok.
7. Perbedaan budaya kebersihan di Singapura dan Prancis
Perbedaan budaya juga tampak dari kebersihan di Singapura dan Prancis.
Masyarakat Singapura sangat ketat dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
Mereka terbiasa tidak membuang sampah di jalanan, meludah, membuang abu rokok,
atau membiarkan hewan peliharaan buang air sembarangan. Hal ini karena adanya
aturan hukum di Singapura yang sangat ketat. Setiap orang yang membuang sampah
akan dikenai denda tinggi bahkan penjara. Sebaliknya, di Prancis membuang sampah
di jalanan menjadi pemandangan yang biasa. Bahkan area-area wisata seperti di
sekitar Menara Eiffel atau Arc de Triomphe sering ditemui banyak kotoran hewan dan
sampah berceceran. Kondisi ini terjadi karena tidak ada aturan yang ketat bagi
masyarakat setempat untuk membuang sampah sembarangan. Namun, menurut Euro
News, sejak 2023 ini pemerintah Prancis akan menerapkan aturan yang lebih ketat
bagi pemilik hewan peliharaan. Otoritas setempat akan memberikan denda besar bagi
setiap pemilik hewan peliharaan yang tidak memungut kotoran peliharaannya.
Pemerintah Prancis juga akan melacak DNA peliharaan lewat kotoran yang
ditinggalkan agar bisa mendeteksi pemiliknya.
Penting untuk diingat bahwa perbedaan ini tidak selalu mutlak, dan ada banyak
variasi dan nuansa dalam setiap budaya. Selain itu, individu dalam budaya tertentu juga dapat
memiliki gaya komunikasi yang berbeda-beda. Namun, pemahaman tentang perbedaan
budaya dalam komunikasi dapat membantu dalam situasi komunikasi lintas budaya untuk
menghindari kesalahpahaman dan meningkatkan efektivitas komunikasi.

CARA MENGAHADAPI PERBEDAAN BUDAYA


Menghadapi perbedaan budaya dalam komunikasi lintas budaya memerlukan pemahaman,
kesadaran, dan keterampilan tertentu agar komunikasi berjalan lancar dan efektif. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat membantu Anda menghadapi perbedaan budaya dalam
komunikasi lintas budaya:
1. Pahami Budaya Anda Sendiri:
Sebelum Anda dapat berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, penting
untuk memahami budaya Anda sendiri. Kenali nilai-nilai, norma-norma, dan
keyakinan yang membentuk identitas budaya Anda. Ini akan membantu Anda lebih
memahami bagaimana budaya Anda memengaruhi cara Anda berkomunikasi.
2. Pelajari Budaya Lain:
Luangkan waktu untuk mempelajari budaya orang yang akan Anda
komunikasikan. Cari tahu tentang nilai-nilai, norma-norma, dan tradisi mereka. Ini
akan membantu Anda menghindari kesalahan yang mungkin timbul akibat
ketidakpahaman terhadap budaya mereka.
3. Kesadaran Terhadap Stereotip:
Hindari penggunaan stereotip atau asumsi tentang orang dari budaya tertentu.
Setiap individu unik, dan tidak semua orang dari budaya yang sama akan memiliki
sifat atau perilaku yang sama.
4. Dengarkan dengan Empati:
Saat berkomunikasi dengan orang dari budaya lain, dengarkan dengan teliti
dan berusaha untuk memahami perspektif mereka. Jangan hanya fokus pada kata-kata
yang diucapkan, tetapi juga pikirkan konteks budaya di balik komunikasi tersebut.
5. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Sederhana:
Hindari penggunaan bahasa yang rumit atau idiom yang mungkin tidak
dipahami oleh orang dari budaya lain. Cobalah menggunakan bahasa yang sederhana
dan jelas agar pesan Anda dapat dimengerti dengan baik.
6. Pertimbangkan Gaya Komunikasi:
Beberapa budaya mungkin lebih terbuka dan ekspresif dalam komunikasi,
sementara budaya lain mungkin lebih formal atau tertutup. Sesuaikan gaya
komunikasi Anda sesuai dengan budaya lawan bicara Anda.
7. Hormati Perbedaan:
Hormati perbedaan dalam budaya, keyakinan, dan nilai-nilai. Jangan
menghakimi atau mencoba mengubah orang lain. Tetap terbuka untuk belajar dari
pengalaman dan berusaha menjalin hubungan yang positif.
8. Bertanya dan Berbicara Terbuka:
Jika Anda tidak yakin tentang sesuatu atau ada ketidakpahaman, jangan ragu
untuk bertanya dengan sopan. Berbicaralah terbuka dan jujur, dan beri tahu orang lain
jika ada kesalahpahaman.
Dengan kesadaran, pemahaman, dan keterampilan yang tepat, Anda dapat
menghadapi perbedaan budaya dalam komunikasi lintas budaya dengan lebih baik dan
membangun hubungan yang lebih baik dengan orang dari berbagai latar belakang budaya.

Anda mungkin juga menyukai