Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Iqbal

Npm : 1910011211089

Kls : M5B

Matkul : KOMUNIKASI BISNIS

KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

Di era globalisasi dewasa ini , komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting bagi
semua penduduk dunia. Kemunculan komunikasi antar budaya di desak oleh adanya
interdependensi antar bangsa yang semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik,
dan lain-lain. Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan teknologi
komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya komunikasi
anatr budaya.  Perbedaan kultur dari orang- orang yang berkomunikasi yang menyangkut
kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta latar belakang budaya yang berbeda inilah
yang menjadi ciri terpenting yang menandai komunikasi antar budaya. Tak dapat dipungkiri
semakin pentingnya arti komunikasi antar budaya yang menempati posisi sentral dalam
dinamika sosial dewasa ini, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
fungsi komunikasi antar budaya, yaitu meliputi fungsi  pribadi dan sosial komunikasi antar
budaya. Tapi sebelumnya perlu kita ketahui juga mengenai hakikat komunikasi antar
budaya, prinsip- prinsip komunikasi antar budaya, serta saluran komunikasi antar budaya.

Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya


Komunikasi Bisnis Lintas Budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis
baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya
disuatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian lintas buday adalam hal ini bukanlah
semata-mata budaya asing (internasional), tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara. Sebagaimana diketahui,
setiap daerah yang ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh
daerah lainnya, seperti bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain,
bagaimana seseorang menghargai orang lain, bagaimana mereka memanfaatkan waktu
yang ada, bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka meyakini atau memp ercayai
sesuatu yang sudah turun-temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana mereka
berpakaian, dan bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.Begitu pula pelaku
bisnis, apabila pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau
negara lain, pemahaman budaya disuatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat
penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman disuatu negara,
agar tidak terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses menngirim dan menerima pesan bisnis
antarindividu yang berbeda budaya. Perbedaan budaya merupakan salah satu hambatan
komunikasi yang palimg sulit diatasi. Namun, berkomunikasi dengan seseorang yang
berbeda budayanya tidak mungkin dihindari, terlebih lagi dalam era globalisasi.Menurut
Tian Guang dan Dan Trotter (2012), yang dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas
budaya adalah komunikasi bisnis diantara konsumen atau antara konsumen yang berbeda
budaya dengan pemasar paling tidak pada salah satu aspek dasar budaya seperti bahasa,
agama, norma-norma sosial, nilai-nilai, pendidikan, dan gaya hidup.Komunikasi bisnis lintas
budaya menuntut organisasi atau perusahaan untuk lebih sensitif terhadap adanya
perbedaan budaya. Menghormati hak terhadap budaya oleh konsumen dalam berbagai
budaya dan pasar, para pemasar hendaknya memahami bahwa konsumen mereka
memiliki hak terhadap budaya masing-masing. Jika seorang pemasar ingin sukses dalam
pemasaran lintas budaya maka mereka harus menghormati nilai-nilai serta hak yang dimiliki
oleh konsumen.Perusahaan keluarga atau tertutup telah banyak berubah menjadi
Perusahaan terbuka. perusahaan lokal dan nasional telah berkembang menjadi
Multinational Company (MNC) yang berskala internasional. Misalnya, Unilever, P&G, IBM,
dan Coca-Cola membuka cabangnya di berbagai negara atau berafiliasi dengan
perusahaan asing. Meningkatnya kerja sama perdagangan dan berkurangnya halangan
untuk memasuki pasar akan memperluas arena perdagangan internasional. Contoh kerja
sama perdagangan global adalah WTO. AFTA, dan NAFTA.

Memahami Budaya dan Perbedaan Budaya


Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang
dimiliki bersama (Bovee dan Thill, 2003:68). Budaya juga diarti- kan sebagai konvensi-
konvensi kebiasaan, sikap. dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Semua
anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir,
bertingkah laku, dan ber- komunikasi. Mereka bertindak cenderung dengan cara yang
serupa sesuai asumsi yang dianut.Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja
terdapat persamaan dan perbedaan dalam aspek – aspek tetentu. setiap manusia
menganut budayanya sendiri-sendiri. Budaya memengruhi seseorang sejak dalam
kandungan  sampai meninggal dunia, bahkan perlakuan setelah meninggal dunia pun
dipengaruhi oleh budaya.Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai situasi, yang
berkisar dari interaksi antara orang-orang yang budayanya berbeda secara ekstrim hingga
dalam interaksi antara  orang-orang yang budayanya sama, tetapi subbudayanya atau
subkelompok budayanya berbeda. Besarnya perbedaan antara budaya yang satu dengan
yang lain terganntung pada tingkat keunikan masing-masing.

 Mengenali Perbedaan Budaya


ketika seseorang sedang berkomunikasi, pada umumnya orang tersebut akan berasumsi
mengenai budayanya sendiri dan menganggap orang lain memiliki budayanya sendiri.
perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai status, kebiasaan
membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks budaya, bahasa
tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003:69). 
1. Nilai-Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap
baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. nilai-nilai sosial dapat mempengaruhi
tindakan seseorang.

1. Peran dan Status


Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat kepada atasan.
konsep status juga berbeda-beda. misalnya, manajer puncak di Amerika Serikat emiliki
ruang kerja khusus. namun di prancis, manajer puncak bekerja diruang terbuka dan
dikelilingi para menajer menegah.

1. Adat Pembuatan Keputusan


Di amerika serikat dan kanada, pelaku bisnis berusaha memcapai keputusan secepat dan
seefisien mungkin. manajer puncak cukup memikirkan hal-hal pokok saja. sedangkan di
yunani, mengabaikan rincian dianggap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat di
percaya. di pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif tinggi. di sina
dan jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui proses yang rumit
dan waktu yang panjang. persetujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayoritas.

1. Konsep Mengenai Waktu


Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. bagi eksekutif
Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa efisien dan
fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh
waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih penting
daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. waktu yang dierlukan untuk saling
mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleskibel.

1. Konsep Ruang Pribadi


Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. prang kanada dan amerika
serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis. jarak
tersebut terlalu dekat bagi orang jerman dan jepang. akan tetapi, bagi orang arab dan
amerika latin. jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh. 

1. Konteks Budaya
Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan
adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi.
Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible. 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua
tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah (low
context culture).

 
Budaya konteks tinggi (misalnya., Korea dan Taiwan) cenderung lebih memperhatikan
petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal.
Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih memperhatikan
pesan yang diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu, bagi budaya konteks rendah,
persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat karena memiliki dasar hukum yang kuat.
Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting
daripada kontrak dan pandangan terhadap hukum yang lebih fleksibel. Komunikasi yang
terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan
berlangsung lebih lancar dan mudah.

1. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang
membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah
pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai
bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda
yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang Amerika
Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang
mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya.

1. Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun


Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya
lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara
yang lain. Memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh orang Arab.
Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap biasa
oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir. Di
Spanyol, jabatan tangan berlangstung lima sampai tujuh kali ayunan, dan menarik tangan
terlalu cepat bisa diartikan sebagai penolakan. Sementara di Perancis, orang lebih suka
berjabatan tangan hanya dengan sekali ayunan. Tuan rumah di negara-negara Arab akan
merasa dipermalukan apabila tamunya menolak makanan, minuman, dan keramahtamahan
dalam bentuk apapun.

Tingkah Laku Legal dan Etis

Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat


pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kehiasaan yang
rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap,
ilegal, dan tidak etis. Perusahaan yang berdiri di Amerika Serikat dilarang membayar ekstra
kepada pegawai negeri di mana pun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang dianggap
tidak bersalah hingga terbukti menang bersalah. Di Meksiko dan Turki, seseorang dianggap
bersalah hingga bisa mem- buktikan tidak bersalah. Perbedaan itu sangat penting bagi
perusahaan yang terlibat perselisihan legal di negara lain.

1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk
perasaan orang mengenai perusah.an dan pekerjaan yang dilakukan, cara
menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang
menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan
tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya
perusahaan

 
Menghadapi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya
Hambatan komunikasi dalam komunikasi lintas budaya mempunyai bentuk seperti sebuah
gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua
menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).Faktor-faktor
hambatan komunikasi lintas budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah
faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup
sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi,
norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang.Terdapat 9
(sembilan) jenis hambatan komunikasi lintas budaya yang berada diatas air (above
waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-
hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut adalah

1. Fisik (Physical). Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
2. Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan
sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya
3. Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi
yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan
mempunyai pemikiran yang berbeda-beda
4. Motivasi (Motivational). Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari
pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan
tersebut atau malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi
5. Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap
individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai
persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu
6. Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar,
apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin
besar dan sulit untuk dilalui
7. Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan
kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan
8. Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-
kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh
penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat
tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan
merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition). Hambatan semacam ini muncul apabila menerima pesan sedang
melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular
sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan
mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.
 
2.4  Menghadapi Reaksi Etnosentris
 
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar,
tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang elompok lain lebih rendah
(Bovee dan Thill, 2003:78), semakin besar kesamaan kelompok lain dengan kelompoknya
semakin dekat mereka dengan kelompok tersebut. Orang yang etnosentris sering
berpandangan streotip, yaitu berusaha memperkirakan tingkah laku atau karakter individu
atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok atau kelas tertentu.Dalam komunikasi
lintas budaya, etnosentris bisa menjadi akar permasalahan resialisme apabila seseorang
memberikan reaksi etnosentris dalam berkomunikasi, berarti orang tersebut tidak
memahami dan tidak menerima adanya perbedaan budaya. Komunikasi akan terancam
gagal karena adanya ketersinggungan. untuk menghindari reaksi etnosentris dapat
dpiergunakan beberapa cara berikut (Haryani, 2001:69)

1. Menerapkan asas kesamaan


Tidak ada budaya inferior dan superior, selain itu tidak ada budaya yang salah dan tidak
ada budaya yang benar. Pelaku komunikasi harus menghargai budaya pihak lain dan
menerapkan budaya sendiri untuk kelompok sendiri

2. Menerapkan kaidah emas


Kaidah emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Cara
itu relative muda dilakukan karena tidak perlu dilakukan pemahaman terhadap nilai-nilai
yang dianut orang lain.

3. Menerapkan kaidah timah


Kaidah timah adalah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan diri
mereka sendiri. Cara itu relative lebih sulit dari kaidah emas karena harus memahami
nilainilai yang dianut orang lain.

 
 

Anda mungkin juga menyukai