Npm : 1910011211089
Kls : M5B
Di era globalisasi dewasa ini , komunikasi antar budaya merupakan hal yang penting bagi
semua penduduk dunia. Kemunculan komunikasi antar budaya di desak oleh adanya
interdependensi antar bangsa yang semakin nyata, baik itu di bidang ekonomi, iptek, politik,
dan lain-lain. Mobilitas penduduk dunia yang semakin tinggi dan kemajuan teknologi
komunikasi yang berkembang pesat juga semakin memungkinkan terjadinya komunikasi
anatr budaya. Perbedaan kultur dari orang- orang yang berkomunikasi yang menyangkut
kepercayaan, nilai, serta cara berperilaku serta latar belakang budaya yang berbeda inilah
yang menjadi ciri terpenting yang menandai komunikasi antar budaya. Tak dapat dipungkiri
semakin pentingnya arti komunikasi antar budaya yang menempati posisi sentral dalam
dinamika sosial dewasa ini, oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai
fungsi komunikasi antar budaya, yaitu meliputi fungsi pribadi dan sosial komunikasi antar
budaya. Tapi sebelumnya perlu kita ketahui juga mengenai hakikat komunikasi antar
budaya, prinsip- prinsip komunikasi antar budaya, serta saluran komunikasi antar budaya.
1. Konteks Budaya
Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan
adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi.
Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible. 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua
tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah (low
context culture).
Budaya konteks tinggi (misalnya., Korea dan Taiwan) cenderung lebih memperhatikan
petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal.
Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih memperhatikan
pesan yang diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu, bagi budaya konteks rendah,
persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat karena memiliki dasar hukum yang kuat.
Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting
daripada kontrak dan pandangan terhadap hukum yang lebih fleksibel. Komunikasi yang
terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan
berlangsung lebih lancar dan mudah.
1. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang
membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah
pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai
bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda
yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang Amerika
Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang
mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya.
1. Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk
perasaan orang mengenai perusah.an dan pekerjaan yang dilakukan, cara
menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang
menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan
tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya
perusahaan
Menghadapi Hambatan Komunikasi Lintas Budaya
Hambatan komunikasi dalam komunikasi lintas budaya mempunyai bentuk seperti sebuah
gunung es yang terbenam didalam air. Dimana hambatan komunikasi yang ada terbagi dua
menjadi yang diatas air (above waterline) dan dibawah air (below waterline).Faktor-faktor
hambatan komunikasi lintas budaya yang berada dibawah air (below waterline) adalah
faktor-faktor yang membentuk perilaku atau sikap seseorang, hambatan semacam ini cukup
sulit untuk dilihat atau diperhatikan. Jenis-jenis hambatan semacam ini adalah persepsi,
norma, stereotip, filosofi bisnis, aturan, jaringan, nilai dan grup cabang.Terdapat 9
(sembilan) jenis hambatan komunikasi lintas budaya yang berada diatas air (above
waterline). Hambatan komunikasi semacam ini lebih mudah untuk dilihat karena hambatan-
hambatan ini banyak yang berbentuk fisik, hambatan-hambatan tersebut adalah
1. Fisik (Physical). Hambatan komunikasi semacam ini berasal dari hambatan waktu,
lingkungan, kebutuhan diri dan media fisik
2. Budaya (Cultural). Hambatan ini berasal dari etnik yang berbeda, agama dan juga perbedaan
sosial yang ada antara budaya satu dengan yang lainnya
3. Persepsi (Perceptual). Jenis hambatan ini muncul dikarenakan setiap orang memiliki persepsi
yang berbeda-beda mengenai suatu hal, sehingga untuk mengartikan sesuatu setiap budaya akan
mempunyai pemikiran yang berbeda-beda
4. Motivasi (Motivational). Hambatan semacam ini berkaitan dengan tingkat motivasi dari
pendengar, maksudnya adalah apakah pendengar yang menerima pesan ingin menerima pesan
tersebut atau malas dan tidak punya motivasi sehingga dapat menjadi hambatan komunikasi
5. Pengalaman (Experiantial). Experiental adalah jenis hambatan yang terjadi karena setiap
individu tidak memiliki pengalaman hidup yang sama sehingga setiap individu mempunyai
persepsi dan juga konsep yang berbeda-beda dalam melihat sesuatu
6. Emosi (Emotional). Hal ini berkaitan dengan emosi atau perasaan pribadi dari pendengar,
apabila emosi pendengar sedang buruk maka hambatan komunikasi yang terjadi akan semakin
besar dan sulit untuk dilalui
7. Bahasa (Linguistic). Hambatan komunikasi yang berikut ini terjadi apabila pengirim pesan
(sender) dan penerima pesan (receiver) menggunakan bahasa yang berbeda atau penggunaan
kata-kata yang tidak dimengerti oleh penerima pesan
8. Nonverbal. Hambatan nonverbal adalah hambatan komunikasi yang tidak berbentuk kata-
kata tetapi dapat menjadi hambatan komunikasi, contohnya adalah wajah marah yang dibuat oleh
penerima pesan ketika pengirim pesan melakukan komunikasi. Wajah marah yang dibuat
tersebut dapat menjadi penghambat komunikasi karena mungkin saja pengirim pesan akan
merasa tidak maksimal atau takut untuk mengirimkan pesan kepada penerima pesan.
9. Kompetisi (Competition). Hambatan semacam ini muncul apabila menerima pesan sedang
melakukan kegiatan lain sambil mendengarkan, contohnya adalah menerima telepon selular
sambil menyetir, karena melakukan dua kegiatan sekaligus maka penerima pesan tidak akan
mendengarkan pesan yang disampaikan melalui telepon secara maksimal.
2.4 Menghadapi Reaksi Etnosentris
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompok lain menurut standar,
tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang elompok lain lebih rendah
(Bovee dan Thill, 2003:78), semakin besar kesamaan kelompok lain dengan kelompoknya
semakin dekat mereka dengan kelompok tersebut. Orang yang etnosentris sering
berpandangan streotip, yaitu berusaha memperkirakan tingkah laku atau karakter individu
atas dasar keanggotaan mereka dalam kelompok atau kelas tertentu.Dalam komunikasi
lintas budaya, etnosentris bisa menjadi akar permasalahan resialisme apabila seseorang
memberikan reaksi etnosentris dalam berkomunikasi, berarti orang tersebut tidak
memahami dan tidak menerima adanya perbedaan budaya. Komunikasi akan terancam
gagal karena adanya ketersinggungan. untuk menghindari reaksi etnosentris dapat
dpiergunakan beberapa cara berikut (Haryani, 2001:69)