Anda di halaman 1dari 112

KOMUNIKASI BISNIS LINTAS

BUDAYA

H. Huzainysahnoor Aksad, M.M.,M.Kom


2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas budaya


2. Pentingnya Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
3. MenjelaskanPerbedaannya Budaya
4. Mengidentifikasi persiapan melakukan bisnis
luar negeri
5. Mengindetifikasi kendala bahsa
6. Mengembangkan keterampilan komunikasi
lintas budaya
PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA

• Secara sederhana, komunikasi bisnis lintas budaya – komunikasi


yang digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun
nonverbal dengan memperhatikan faktor-faktor budaya disuatu
daerah, wilayah atau negara.
• Pengertian lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata
budaya asing (internasional) tetapi juga budaya yang tumbuh dan
berkembang di berbagai daerah wilayah suatu negara.
• Indonesia adalah sebagai salah satu negara yang sangat kaya dengan
aneka macam budaya merupakan salah satu contoh yang amat
berharga bagi para pelaku bisnis dalam menerapkan komunikasi
bisnis lintas budaya. Karena setiap daerah di Indonesia memiliki
kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain.
• Setiap daerah yang ada di Indonesia memiliki kekhasan budaya yang
tidak dimiliki daearah lain, seperti bagaimana seseorang
berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang menghargai
orang lain, bagaimana mereka bekerja, bagaimana mereka meyakini
dan mempercayai sesuatu yang sudah turun -temurun dari nenek
moyang mereka.
• Begitujuga pada masyarakat yang hidup di suatu negara yang
memiliki musim salju akan mempersiapkan berbagai macam
kebutuhan sesuai dengan cuaca dengan suhu dibawah nol derajat,
misalnya kebutuhan akan sweter, alat penghangat ruangan, sepatu
untuk salju, sarung tangan untuk salju, dan sejenisnya. Produk-
produk tersebut saangat dibutuhkan oleh masyarakat, wajar bila
musim salju harganya sangat mahal. Begitu sebaliknya akan murah
bila tidak musim salju.
PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA
• Akibat dari terjadinya era globalisasi dan semakin meluasnya berbagai produk dan jasa
termasuk teknologi komunikasi ini, menyebabkan pertukaran informasi dari suatu
negara ke negara lain semakin meluas, sehingga dunia ini tidak lagi terikat dengan
sekat-sekat membatasi wilayah suatu negara. Dan terjadilah perdagangan bebas baik
barang maupun jasa.
• Dengan melihat perkembangan atau tren yang ada saat ini, maka komunikasi bisnis
lintas budaya menjadi sangat penting agar harmonisasi bisnis diantara mereka terjalin
dengan baik..
• Semakin banyak pola kerjasama maupun kesepakatn ekonomi diberbagai kawasan
dunia, maka komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting. Beberapa pola
kerjasama, a.l : AFTA (Asean Free Trade Area), Kawasan Asia Pasifik (APEC),
kawasan Amerika Utara (NAFTA/Nort Amerika Free Trade Area), kawasan Kanada
(CFTA/Canada Free Trade Area), kawasan Eropa Tengah (CEFTA/Central European
Free Trade Agreement), kawasan Eropa (EFTA/European Free Trade Area), kawasan
Amerika Latin (LAFTA/Latin American Free Trade Association).
BEBERAPA DEFINISI BUDAYA

• Budaya diartikan sebagai sekumpulan pengalaman hidup yang ada


dalam masyarakat mereka sendiri (Lehman, Himstreet & Baty).
Pengalaman hidup masyarakat tentu saja sangatlah banyak dan
variatif, termasuk di dalamnya bagaimana perilaku dan keyakinan
atau kepercayaan masyarakat itu sendiri
• Budaya diartikan sebagai pemrograman kolektif atas pemikiran yang
membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori
lainnya (Hofstede). Yang menjadi kata kunci dari pengertian ini
adalah pemrograman kolektif yang menggambarkan suatu proses
yang mengikat setiap orang segera setelah kita lahir di dunia. Contoh
di negara Jepang bayi baru lahir, untu beberapa tahun awal si bayi
tidur dikamar orang tuanya. Bila di Inggeris dan Amerika, bayi yang
baru lahir ditempatkan di kamar yang berbeda.
BEBERAPA DEFINISI BUDAYA

• Menurut Bovee dan Thill, budaya – system sharing atas


simbol-simbol, kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan,
dan norma-norma untuk berprilaku. Dalam hal ini, semua
anggota dalam budaya memiliki asumsi-asumsi yang
serupa tentang bagaimana seseorang berpikir, berprilaku,
dan berkomunikasi, serta cenderung untuk melakukan
berdasarkan asumsi-asumsi tersebut.
• Beberapa budaya ada yang dibentuk dari berbagai
kelompok yang berbeda-beda dan terpisah, tetapi ada juga
yang memiliki kecenderungan homogen
BEBERAPA DEFINISI BUDAYA

• Menurut Murphy dan Heldebrandt, buadaya diartikan sebagai tipikal


karakteristik perilaku dalam suatu kelompok.
• Pengertian tersebut juga mengindikasikan bahwa komunikasi verbal dan
nonverbal dalam suatu kelompok juga merupakan tipikal dari kelompok
tersebut dan cenderung unik atau berbeda dengan yang lainnya.
• Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,
standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan
oleh individu-individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana
seseorang bertindak, berperasaan, dan memandang dirinya serta orang
lain. Budaya biasanya disampaikan dari generasi ke generasi, dan aspek-
aspek seperti, bahasa, kepercayaan/keyakian, adat, dan hukum, akan
saling berkaitan.
KOMPONEN BUDAYA

• Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama


yang berkaitan dengan dimensi hubungan antar manusia,
meskipun bentuk dari setiap komponen budaya dapat berbeda-
beda dari suatu tempat ke tempat yang lain.
• Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, setiap eleman terbangun
oleh beberapa komponen utamanya, yaitu nilai-nilai (baik atau
buruk, diterima atau ditolak), norma-norma (tertulis atau tidak
tertulis), simbol-simbol (warna logo suatu perusahaan), bahasa,
dan pengetahuan.
• Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain,
bahasa, kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni
pendidikan, humor, dan organisasi sosial.
KOMPONEN BUDAYA

• Menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu ; budaya


material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.
1. Budaya material (material culture), dibedakan ke dalam dua bagian,
yaitu : teknologi dan ekonomi. Teknologi mencakup teknik atau
cara yang digunakan untuk mengubah atau membantuk material
menjadi suatu produk yang dapat berguna bagi masyarakat pada
umumnya. Ekonomi yang dimsksud suatu cara orang menggunakan
segala kemampuan untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
bagi dirinya maupun orang lain. Termasuk segala bentuk kegiatan
yang menghasilkan barang dan jasa, distribusi, konsumsi, cara
pertukaran, dan penghasilan yang diperoleh dari kegiatan
kreasi/inovasi
KOMPONEN BUDAYA

2. Organisasi Sosial (Social Institution) pendidikan adalah suatu


lembaga yang berkaitan dengan cara bagaimana seseorang
berhubungan dengan orang lain, mengorganisasikan kegiatan
mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan yang lain, dan
mengajar perilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
Kedudukan pria dan wanita dalam suatu masyarakat, keluarga, kelas
sosial, dan kelompok umur dapat ditafsirkan secara
berbeda/berlainan dalam setiap budaya. Pada masa lalu dalam
masyarakat tertentu, kaum wanita cenderung memiliki posisi yang
relatif lemah daripada pria. Dalam menuntut ilmu kaum wanita
mendapat perlakuan diskriminatif, wanita tidak perlu sekolah
tinggi-tinggi, dsb.
KOMPONEN BUDAYA

3. Sistem Kepercayaan atau Keyakinan (belief systems)


yang dianut oleh suatu masyarakat akan berpengaruh
terhadap sistem nilai yang dianut oleh masyarakat
tersebut. Keyakinan yang dianut oleh suatu masyarakat
juga akan mempengaruhi kebiasaan-kebiasaan mereka,
bagaimana mereka memandang hidup dan kehidupan
ini, jenis produk yang mereka konsumsi, dan cara
bagaimana mereka membeli suatu produk, bahkan jenis
pakaian yang dikenakan, jenis makanan yang mereka
konsumsi, dan bacaan yang dibaca setiap hari.
KOMPONEN BUDAYA

• Estetika (aesthetics) – Nilai-nilai estetika yang ditunjukkan


masyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara
benar, agar pesan yang disampaikan mencapai sasaran secara
efektif (hal ini sering berkaitan dengan seni, dongen, hikayat,
musik, drama, dll).
• Contoh sederhana di masyarakat Barat ada yang beranggapan
bahwa angka 13 adalah angka yang akan membawa kesialan atau
ketidak-beruntungan.
• Angka 4 bagi orang jepan diartikan sebagai simbol kematian
bahasa jepang nya shi .
• Komponen budaya yang lainnya adalah bahasa (languege) – tapi
ini bisa dipelajari setiap orang.
TINGKATAN BUDAYA

• Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam


dunia praktis terdapat tiga tingkatan budaya
yaitu :
1. Formal
2. Informal
3. Dan Teknis
1. TINGKTAN BUDAYA FORMAL

• Budaya pada tingkatan Formal merupakan sebuah tradisi atau


kebiasaan yang dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun
menurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan itu bersifat
formal/resmi. Dalam pendidikan, tata bahasa Indonesia adalah
termasuk salah satu budaya tingkat formal yang mempunyai suatu
aturan yang bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga
sekarang.
• Contoh : sebuah kalimat sebaiknya menggunakan subyek, predikat,
dan obyek. Contoh lain bila masuk ruangan pimpinan harus
mengetuk pintu, atau mengucap Assalamu’alaikum. Contoh
berkendaraan, kalau di Indonesia menggunakan lajur jalan disebelah
kiri, di AS lajur sebelah kanan.
2. TINGKATAN BUDAYA INFORMAL

• Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan oleh


masyarakat dari generasi ke generasi berikutnya melalui
apa yang didengar, dilihat, terus dipakai, digunakan dan
dilakukan/diikuti, tanpa diketahui alasannya mengapa hal
itu dilakukan/diikuti.
• Diantaranya : kebiasaan rapat, di undangan tertulis jam
08.00, tetapi praktiknya rapat baru dimulai jam 08.30
atau 09.00. atau setiap hajatan kawinan selalu ditandai
dengan janur kuning, dsb.
3. TINGKATAN BUDAYA TEKNIS

• Teknik (technical). Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-


aturan merupakan hal yang penting. Karena perlu terdapat suatu
penjelasan yang logis mengapa suatu harus dilakukan dan yang lain
tidak boleh dilakukan.
• Pada tingkatan ini aturan-aturan disampaikan secara logis dan tepat.
Matematika adalah salah satu contoh yang sangat logis, sehingga
suatu kegiatan tertentu dapat diprediksi waktunya secara tepat,
seperti kapan suatu kegiatan peluncuran roket bisa dimulai, kapan
perkuliahan dimulai. dsb.
• Pada tingkatan ini memiliki ketergantungan sangat tinggi pada
orang yang mampu memberikan alasan-alasan yang logis bagi suatu
tindakan tertentu.
MENGENAL PERBEDAAN BUDAYA

• Dalam era globalisasi ketika banyak perusahaan asing


yang melakukan kegiatan bisnis di suatu negara,
diperlukan pemahaman yang baik dan benar terhadap
budaya dalam suatu negara. Hal ini sangat diperlukan
untuk menghindari kesalah pahaman dalam
berkomunikasi.
• Perbedaan budaya dapat dilihat dari : nilai sosial, peran
dan status, kebiasaan pengambilan keputusan, sikap
terhadap waktu, penggunaan ruang/jarak, konteks
budaya, bahasa tubuh, hukum, perilaku etis, dan
perbedaan budaya perusahaan.
A. NILAI-NILAI SOSIAL

• Secara umum orang Amerika berpandangan bahwa uang dapat


mengatasi berbagai masalah, kekayaan yang diperoleh dan
usahanya sendiri merupakan sinyal superioritas, dan orang yang
bekerja keras lebih baik daripada yang tidak bekerja keras.
Mereka juga benci terhadap kemiskinan dan menghargai kerja
keras .
• Di Indonesia, khususnya orang-orang yang tinggal di daerah
pedesaan masih memiliki nilai-nilai kebersamaan yang tinggi,
sementara ada kecenderungan bahwa nilai-nilai gotong royong
mulai memudar di daerah perkotaan, seiring dengan semakin
tingginya sikap individualistis
B. PERAN DAN STATUS

• Budaya menuntun peran yang akan dimainkan seseorang. Sebagai contoh,


dinegara-negara yang sedang berkembang peran wanita dalam dunia bisnis
masih relatif lemah. Sementara di negara-negara maju seperti AS dan
Eropa, peran wanita di dunia bisnis sudah cukup kuat, bahkan ada yang
sudah menduduki posisi-posisi penting dalam perusahaan.
• Begitupula dalam hal konsep status, yang cara pandangnya berbeda antara
negara yang satu dengan negara yang lain. Para eksekutif di AS ditandai
dengan ruang sudut kerja yang luas, karpet mahal, meja kerja ekslusif, dan
sejumlah aksesoris yang menarik. Sementara di Prancis seorang eksekutif
dilihat dari ruang kerja di tengah-tengah suatu area terbuka yang di
kelilingi oleh pegawai yang lebih rendah. Di Indonesia status seorang
eksekutif dapat dilihat dari penataan ruang kerja yang terkesan luks dan
seberapa mewah jenis kendaraan yang digunakan.
C. PENGAMBILAN KEPUTUSAN

• Di negara-negara maju seperti AS dan Kanada para


eksekutif selalu berupaya secepat dan seefisien mungkin
dalam mengambil keputusan penting. Umumnya,
manajer puncak berkaitan dengan suatu keputusan
pokok atau utama, sedangkan hal-hal yang lebih rinci
diserahkan pada manajer yang lebih bawah. Lain halnya
di Amerika Latin dan Jepang, proses pengambilan
keputusan yang dilakukan oleh manajer puncak
umumnya berjalan lambat dan bertele-tele.
D. KONSEP WAKTU

• Sebagian besar penduduk negara maju sudah menyadari


bahwa waktu sangatlah berharga. Untuk menghemat waktu,
para eksekutif AS dan Jerman membuat rencana bisnis secara
efisien dengan memusatkan perhatian pada tugas tertentu
pada periode tertentu. Begitupula dalam berkomunikasi
mereka cebderung langsung menuju pada pokok persoalan
(to the point) dan cepat.
• Hal ini berbeda dengan para eksekutif dari Amerika Latin dan
Asia, umumnya memandang waktu relatif luwes/fleksibel,
menurut mereka menciptakan dasar-dasar hubungan bisnis
lebih penting daripada sekedar menyelesaikan pekerjaan.
E. KONSEP JARAK KOMUNIKASI

• Menjaga jarak komunikasi juga berbeda untuk budaya


yang berbeda. Ketika melakukan pembicaraan bisnis para
eksekutif AS dan Kanada menjaga jarak sekitar 5 feet dari
lawan bicara. Namun, bagi para eksekutif Jerman atau
Jepang, jarak komunikasi tersebut dirasa kurang dekat.
Sementara para eksekutif di Timur Tengah mempunyai
kecenderungan untuk melakukan pembicaraan bisnis
dengan jarak komunikasi yang relatif dekat. Sebaliknya,
para eksekutif Kanada cenderung menjaga jarak agak
jauh dalam melakukan pembicaraan bisnis.
F. KONTEKS BUDAYA

• Salah satu dari berbagai cara orang menyampaikan pesannya


kepada orang lain sangat ditentukan konteks budaya.
• Dalam kontek budaya tinggi, seperti Korea atau Taiwan, orang
kurang tergantung pada komunikasi verbal, tetapi lebih banyak
tergantung pada komunikasi nonverbal. Dalam percakapan
mereka cenderung menyampaikan pesan-pesan secara tidak
langsung (indirect) yang disertai dengan ekspresi atau gerakan-
gerakan tubuh.
• Dalam kontek budaya rendah, seperti AS dan Jerman, orang
sangat tergantung pada komunikasi verbal. Jadi dalam
melakukan pembicaraan mereka cenderung langsung pada pokok
persoalan, disampaikan secara eksplisit tanpa basa basi.
G. BAHASA TUBUH

• Perbedaan bahasa tubuh sering kali menjadi sumber kasalahpahaman


berkomunikasi lintas budaya. Disini perlu kewaspadaan antara kata yang diucapak
dengan gerakan tubuh agar dapat diketahui apa maksud yang sebenarnya.
• Misalnya sinyal “Tidak” – orang AS dan Kanada menyatakannya dengan
menggerakan kepala ke kanan dan ke kiri; orang Bulgaria dengan
menganggukkan kepala ke atas dan ke bawah; orang Sisilia dengan mengangkat
bahu ke atas. Orang Indonesia dengan menggelengkan kepala ke kanan dan ke
kiri.
• Contoh lain, membungkukkan badan banyak dilakukan orang Jepang, orang AS
memandang ini sebagai sikap menjilat.
• Senyuman yang diartikan sebagai adanya kemajuan yang baik bagi orang
Inggeris, Skandinavia, dan Jerman, dapat diartikan sebagai malu atau marah bagi
orang Jepang. dsb
H. PERILAKU SOSIAL

• Apa yang dianggap sopan di suatu negara bisa jadi


dianggap kurang sopan di negara lain.
• Contoh, di negara-negara Arab memberikan suatu
hadiah kepada isteri orang lain dianggap tidak sopan,
namun tidak mengapa jika hadiah tersebut diberikan
untuk anak-anaknya.
• Di Jerman, memberikan bunga mawar merah kepada
wanita dianggap sebagai suatu undangan yang
romantis, tetapi menjadi tidak baik jika dikaitkan
dengan hubungan bisnis dengannya.
I. PERILAKU ETIS

• Dibeberapa negara, perusahaan diharapkan membayar sejumlah


uang secara resmi untuk persetujuan kontrak pemerintah,
pembayaran tersebut dianggap sebagai hal yang rutin. Tapi bagi
negara seperti AS dan Swedia, hal ini bisa dikatagorikan sebagai
bentuk suap sehingga tidak etis dan ilegal.
• Orang-orang Jerman dan Anglo Saxon memandang suatu
keputusan yang akan segera dirumuskan menjadi dokumen
tertulis yang legal, dan orang terikat dengan dengan keputusan
yang telah dibuat. Namun orang Jepang maupun Eropa Selatan
secara etis masih dapat menerima untuk meninjaukembali hal-
hal yang telah disepakati sebelumnya.
J. PERBEDAAN BUDAYA PERUSAHAAN

• Budaya organisasi adalah bagaimana cara perusahaan dalam


melaksanakan sesuatu. Dengan kata lain, budaya organisasi
mempengaruhi cara orang bereaksi dengan orang lain,
bagaimana pekerja melakukan tugasnya, bagaimana mereka
menafsirkan dan bereaksi satu sama lainnya, dan bagaimana
mereka memandang perubahan.
• Banyak perusahaan di AS memcoba membuat aliansi strategis
dengan perusahaan asing, dan sebagian mengalami kegagalan
akibat pertentangan budaya dengan perusahaan lain. Hal ini bisa
diakibtakan tidak dapat mengatasi berbagai hambatan bahasa dan
budaya secara sempurna
KOMUNIKASI DENGAN ORANG BERBUDAYA ASING

• Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang


yang memiliki budaya berbeda, seseorang akan dapat
berkomunikasi secara efektif bila ia telah mempelajari
budayanya.
• Apabila kita tinggal di negara lain, alangkah baiknya orang
tersebut sedikit banyak mengenal budaya maupun adat
istiadat yang berlaku di negara tersebut. Seperti bahasa
tentunya tidak bisa dipelajari dalam waktu singkat, sehingga
perlu disiapkan.
• Disamping belajar bahasa, kita juga harus membaca buku dan
artikel tentang budaya asing tersebut, dan menanyakaan
secara langsung kepada mitra bisnis
CONTOH KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

• Di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara 5 – 7 ayunan, melepas


jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di
Prancis, orang berjabat tangan cukup dengan sekali ayunan atau gerakan.
• Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara
Arab.
• Di Pakistan atau negara-negara yang berpenduduk mayoritas Muslim, jangan
heran kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin
keluar untuk menunaikan sholat 5 waktu.
• Kita bisa dianggap menghina tuan rumah jika menolak tawaran makan,
minum atau setiap bentuk kebaikan di negara Arab. Kalau mau menolak
tolaklah dengan cara yang sopan.
• Tekankan usia perusahaan bila berbisnis dengan pengusaha di Jerman,
Belanda atau Swiss
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI LINTAS BUDYA

• Mempelajari keterampilan komunikasi lintas


budaya pada umumnya akan membantu seseorang
beradaptasi dalam setiap budaya, khusunya jika
seseorang berhubungan dengan orang lain yang
memiliki budaya berbeda.
• Untuk beradaptasi dengan baik maka perlu
dikembangkan keterampilan Komunikasi yang
dimiliki .
NEGOSIASI LINTAS BUDAYA

• Moran Stahl & Boyer International, sebuah perusahaan yanag


bergerak di bidang pelatihan lintas budaya (cross-cultural training)
membedakan budaya dalam dua kelompok :
1. Budaya Permukaan (surface culture), seperti makanan, liburan,
gaya hidup, dsb.
2. Budaya Tinggi (deep culture), terdiri atas sikap dan nilai-nilai yang
menjadi dasar budaya mereka.
Orang berasal dari budaya berbeda sering kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk ketidak
setujuanpun bervariasi.
Menunjukkan sikap luwes, hormat, sabar dan sikap bersahabat akan
membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang
berjalan, yang pada akhirnya dapat ditemukan solusi yang
menguntungkan kedua belah pihak.
TUGAS UNTUK DIKUMPUL MINGGU DEPAN
(TGL. 5 APRIL 2022)
• Tugas Membahas sebuah jurnal tentang Komunikasi Bisnis, dari Jurnal tersebut
tugas yang harus dibuat :
1. Apa judul jurnal yang menjadi tugas sdr. Tersebut – ditulis
2. Siapa saja yang membuat jurnal tersebut. Apa perorangan atau kelompok, tulis
nama yang membuat.
3. Apa nama penerbit jurnal tersebut dan berapa ISSN nya
4. Permasalahan apa yang mendasari dari jurnal yang dibuat tersebut, uraikan
permasalahannya.
5. Bagaimana cara mereka menyelesaikan permasalahanya yang terdapat pada jurnal
tersebut.
6. Bagaimana hasil dari penyelesaian permasalahannya terselesaikan semua apa tidak,
uraikan apa saja permasalahan-permasalahan yang terselesaikan dan apa yang
tidak terselesaikan
KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
H. HUZAINSYAHNOOR AKSAD, M.M.,M.KOM.

2022
Tujuan Pembelajaran
o Hubungan komunikasi
o Pola komunikasi
o Cara Mengelola Komunikasi
o Meningkatkan Keterampilan Komunikasi
Hubungan Komunikasi
 Organisasi – sekelompok masyarakat yang saling bekerja
sama untuk mencapai suatu tujuan tertentu, dan
komunikasi adalah perekat yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama
melakukan fungsinya dengan baik.
 Hubungan komunikasi yang terjalin baik antara semua
lini manajer dengan karyawan, karyawan dengan
karyawan, manajer dengan manajer, merupakan salah
satu kunci keberhasilan manajer dalam mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Peran Manajerial
 Manajer pada semua level dalam suatu Organisasi bisnis
memiliki peran strategis bagi pengembangan organisasi.
 Menurut Mintzberg terdapat 3 peran manajerial yang dapat
diterapkan oleh seorang manajer dalam suatu Organisasi, yaitu;
1). Peran antarpribadi (interpersonal roles), 2). Peran
informasional (informational roles), 3). Peran keputusan
(decisional roles).
 Terhadap semua peran tersebut seorang manajer harus dapat
mengkomunikasikan ide, gagasan atau informasi kepada para
karyawan, sehingga mereka dapat memahami pesan-pesan
dengan baik.
a. Peran antarpribadi menunjukkan bahwa seorang manajer
harus mampu memerankan dirinya sebagai seorang tokoh
figur (figurehead role), pemimpin (leader role), dan
penghubung (liaison role).
b. Peran informasional mencakup peran pemantauan (monitor
role), peran penyebar informasi (disseminator role), dan
peran juru bicara (spokesperson role)
c. Peran keputusan mencakup tiga peran penting yaitu; 1.
peran wirausaha (entrepreneur role), 2. peran pemecah
masalah (disturbance bandler role), 3. peran pengalokasi
sumber daya (resource allocator role), 4. Peran negosiator
(negotiator role)
Peran Manajerial dalam gambar
Kegiatan Pertukaran Informasi
 Secara umum, komunikasi mempunyai dua fungsi penting dalam
organisasi :
1. Komunikasi memungkinkan orang-orang untuk saling bertukar
informasi
2. Komunikasi membantu menghubungkan sekelompok anggota dalam
organisasi yang terpisah dari anggota lainnya.
 Pada umumnya organisasi sangat tergantung pada komunikasi untuk
mencapai tujuannya. Sebuah hasil penelitian oleh Sproul menunjukkan
bahwa orang-orang dalam organisasi menggunakan 69% dari hari-hari
kerja menggunakan komunikasi verbal (bicara, mendengarkan, menulis
atau membaca). Namun bukan berarti komunikasi nonverbal tidak
penting bagi suatu organisasi.
Beberapa Kegiatan Organisasi Yang
Berkaitan Dengan Pertukaran Informasi
a. Menetapkan Tujuan – setiap organisasi mempunyai
berbagai tujuan baik formal maupun nonformal. Tujuan
harus ditetapkan dengan melibatkan semua unsur dalam
organisasi. Tujuan organisasi dapat didefinisikan dalam
arti keuangan, mutu produk, penguasaan pasar,
kepuasan karyawan, atau memberikan pelayanan pada
pelanggan. Dalam menetapkan berbagai tujuan tersebut
sangat diperlukan pertukaran informasi atau komunikasi
antar unit-unit yang ada dalam organisasi.
b. Membuat dan Melaksanakan Keputusan – tujuan yang
telah ditetapkan dalam organisasi dapat tercapai dengan
baik bila orang-orang dalam organisasi tersebut
membuat berbagai keputusan yang mendukung
terlaksananya tujuan, serta mematuhi keputusan yang
telah disepakati. Untuk membuat keputusan yang
mendukung tujuan organisasi harus dikumpulkan
fakta-fakta dengan cara membaca, bertanya kepada
pihak lain, dsb. Bila telah diambil suatu keputusan harus
dilaksanakan, dan hal ini memerlukan lebih banyak
komunikasi.
c. Mengukur Prestasi Kerja – setelah keputusan telah
dilaksanakan, manajemen perlu melakukan pengukuran
untuk mengetahui apakah hasil yang diharapkan telah
tercapai. Pengukuran prestasi kerja mencakup beberapa
faktor, a.l; biaya, penjualan, pangsa pasar, produktivitas,
tingkat perputaran karyawan, dan tingkat persediaan
yang lain.
Pada perusahaan Besar semua data itu di proses dengan
komputer, agar mempercepat perolehan hasil laporan,
dan bisa segera dilakukan analisa.
Untuk mengukur prestasi kerja organisasi secera
menyeluruh sangat diperlukan terjalinnya komunikasi
yang baik antar unit yang ada dalam organisasi.
d. Merekrut dan Mengembangkan Staf - jika merekrut suatu
perusahaan harus mengumumkan secera terbuka, meneliti resume,
dan melakukan wawancara dengan pelamar, sehingga dapat
ditentukan orang yang benar-benar cocok untuk menduduki
jabatan yang tersedia. Karyawan baru perlu diperkenalkan dengan
staf organisasi.
Sebagai karyawan baru apabila berhasil perlu diberi umpan balik
atas prestasi yang telah dicapai, baik dalam bentuk penghargaan,
pengakuan, maupun tanggungjawab yang lebih tinggi. Dalam hal
komunikasi menjadi lebih banyak diperlukan dan menjadi lebih
penting artinya.
e. Pelayanan Pelanggan – semua organisasi akan berhubungan
dengan customer atau pelanggan (internal/eksternal)
dengan menggunakan komunikasi, baik dalam bentuk
formal maupun nonformal. Misalnya harga yanag tertera
pada suatu produk, nama kelompok produk yanag tertulis
dalam rak-rak, dan berbagai maacam bentuk simbol seperti
dilarang merokok, arah panah, dsb. Nota penjualan, brosur,
iklan, telepon bebas pulsa, dan berbagai bentuk promosi
lainnya dalam bentuk komunikasi yang digunakan oleh
organisasi sebagai sarana untuk merangsang keinginan para
pelanggan agar menggunakan produknya.
f. Negosiasi dengan Pemasok – negosiasi dilakukan dalam
rangka untuk mendapatkan harga produk yang baik yang
dilakukan oleh manajemen baik kepada pemasok maupun
kepada pemberi pinjaman.
Melakukan negosiasi dengan berbagai pihak dan
menyampaikan laporan perkembangan suatu perusahaan
kepada pihak lain yang berkepentingan, tentu saja
memerlukan komunikasi yang dapat memuaskan kedua
belah pihak yang sedang bernegosiasi.
g. Memproduksi Produk – untuk menuangkan ide atau
gagasan mengenai produk baru, kemudian menempat-
kannya dalam proses produksi, sampai akhirnya menjadi
suatu produk yang siap dipasarkan, diperlukan komunikasi.
Seorang perancang mendesain rencana pro-duk, pemasar
melakukan penelitian pasar, dan manajer penjualan
melakukan kampanye penjualan. Kegiatan-kegiatan diatas
memerlukan banyak komunikasi, baik komunikasi antara
manajer dengan karyawan, antara karyawan yang satu
dengan yang lain, atau antara bagian pemasaran dengan
para pelanggan. Proses produksi erat kaitannya dengan
komunikasi.
h. Berinteraksi dengan Peraturan Yang Ada – komunikasi bukan
saja terjadi dalam tubuh perusahaan, tetapi juga antara
perusahaan dengan pemerintah. Sebagai wakil masyarakat,
pemerintah sudah seharusnya melindungi kepentingan
masyarakat.
Itulah pemerintah menyusun peraturan yang bertujuan
untuk memberi perlindungan bagi masyarakat luar dari
tindakan sewenang-wenang perusahaan, mis; peraturan yang
berkaitan dengan perlindungan kerja, jaminan hari tua,
penentuan upah minimum regional, penentuan waktu jam
kerja, pencemaran lingkungan, dlsb.
Pola Komunikasi
 Meskipun semua organisasi harus melakukan komunikasi
dengan berbagai pihak dalam mencapai tujuannya, perlu
diketahui bahwa pendekatan yang dipakai antara satu organisasi
dengan oragnisasi lain dapat bervariasi atau berbeda-beda. Bagi
perusahaan berskala kecil penyampaian informasi bisa secara
langsung kepada karyawannya. Apabila perusahaan besar yanag
memiliki ratusan bahkan ribuan karyawan, penyampaian
informasi kepada karyawan merupakan suatu pekerjaan yang
cukup rumit.
 Secara umum pola komunikasi dapat dibedakan menjadi : -
Saluran Komunikasi Formal (formal communications channel),
dan – Saluran Komunikasi Non-formal (informal communi-
cations channel)
Saluran Komunikasi Formal
 Dalam struktur organisasi garis, fungsional, dan matriks,
akan tampak berbagai macam posisi atau kedudukan
masing-masing sesuai dengan batas tanggungjawab dan
wewenang.
 Dalam kaitannya dengan proses penyampaian informasi
dari manajer ke karyawan, pola transformasi
informasinya dapat berbentuk komunikasi dari atas ke
bawah (top down atau downward communications),
komunikasi dari bawah ke atas (button-up atau upward
communications) – Montana, 1993.
a. Komunikasi Dari Atas Ke Bawah
 Transformasi informasi dari manajer dalam semua level ke bawahan
merupakan komunikasi dari atas ke bawah (up-down atau downward
communications). Aliran komunikasi tersebut umumnya terkait dengan
tanggungjawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi.
 Seorang manajer yang menggunakan jalur komunikasi ke bawah
memiliki tujuan untuk menyampaikan informasi, mengarahkan,
mengoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan mengendalikan
berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
 Komunikasi ini bisa berbentuk perintah, instruksi, maupun prosedur
untuk dijalankan para bawahan dengan sebaik-baiknya.
 Bentuk komunikasi tersebut dapat secara lisan (oral communications)
maupun tertulis (written communications)
 Menurut Katz dan Kahn, komunikasi kebawah mempunyai 5
tujuan :
1. Memberikan pengarahan atau intruksi kerja tertentu.
2. Memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus
dilaksanakan
3. Memberikan informasi tentang prosedur dan praktik
organisasional
4. Memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan
5. Menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam
membantu organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan
yang dicapai.
b. Komunikasi Dari Bawah Ke Atas
 Untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi dalam suatu
organisasi dan mengambil keputusan secara tepat, sudah
sepantasnya bila manajer memperhatikan aspirasi yang berasal
dari bawah. Keterlibatan karyawan (bawahan) dalam proses
pengambilan keputusan merupakan salah satu cara yang positif
dalam upaya membantu pencapaian tujuan organisasi.
 Untuk mencapai keberhasilan komunikasi dari bawah ke atas,
para manajer harus percaya penuh kepada para bawahan. Kalau
tidak informasi apapun dari bawahan tidak akan bermanfaat.
 Salah satu kelemahan komunikasi dari bawah ke atas yaitu
kemungkinan hanya menyampaikan yang baik-baik saja (ABS).
c. Komunikasi Horizontal
 Komunikasi horizontal sering disebut komunikasi literal –
yaitu komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian yang
memiliki posisi sejajar/sederajat dalam suatu organisasi.
 Tujuan komunikasi untuk melakukan persuasi,
mempengaruhi dan memberikan informasi kepada bagian
atau departemenyang memiliki kedudukan sejajar.
 Komunikasi horizontal bersifat koordinatif diantara mereka
yang memiliki posisi sejajar, baik di dalam satu departemen
maupun di antara beberapa departemen.
d. Komunikasi Diagonal
 Komunikasi Diagonal melibatkan komunikasi antara 2 tingkat
(level) organisasi yang berbeda. Contohnya adalah komunikasi
formal antara manajer pemasaran dengan bagian pabrik, antara
manajer produksi dengan bagian promosi, antara manajer
produksi dengan bagian akuntansi, dan antara manajer keuangan
dengan bagian penelitian
 Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan :
a. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat ketimbang
bentuk komunikasi tradisional.
b. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen
ikut membantu menyelesaikan masalah.
e. Keterbatasan Komunikasi Formal
 Dilihat dari sudut pandang individual komunikasi formal sering
membuat frustasi atau menjengkelkan bagi pihak tertentu, khusunya
mengenai keterbatasan untuk masuk ke dalam proses pengambilan
keputusan.
 Dalam organisasi besar, untuk dapat berkomunikasi dengan manajer
puncak harus terlebih dahulu melalui lapisan manajer yang ada di
bawahnya, banyak jalur yang harus dilalui untuk berkomunikasi
dengan manajer puncak..
 Jika dipandang dari sudut perusahaan, masalah terbesar dengan saluran
komunikasi formal adalah kemungkinan munculnya distorsi atau
gangguan penyampaian informasi ke level yang lebih tinggi , karena
setiap keterkaitan dalam jalur komunikasi berpotensi menimbulkan
kesalahpahaman, akibat mis komunikasi.
SALURAN KOMUNIKASI INFORMAL
 Dalam suatu organisasi formal dapat digambarkan bagaimana
informasi yang ada di transformasikan dari satu bagian ke
bagian yang lain sesuai dengan jalur hierarki yang ada. Namun
dalam praktek ternyata tidak bisa terjadi seperti tersebut,
hierarki ternyata tidak mampu untuk mencegah orang-orang
saling bertukar informasi antara orang yang satu dengan orang
yang lain.
 Itulah keberadaan jaringan komunikasi informal dalam suatu
organisasi tidak dapat di elakkan.
 Jaringan ini dapat digunakan oleh para manajer untuk
memonitor para karyawan dalam melakukan tugasnya.
 Dalam jaringan komunikasi informal, orang-orang yang ada
dalam organisasi tanpa memperhatikan jenjang hierarki, pangkat
dan kedudukan/jabatan, dapat berkomunikasi secara luas.
Meskipun hal-hal yang mereka bicarakan bersifat umum, seperti
mengobrol tentang humor yang baru didengar, masalah
keluarga, anak-anak, dunia olahraga, musik, acara film, kadang-
kadang mereka juga membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan situasi kerja yang ada dalam organisasi.
 Lebih lanjut orang banyak percaya dengan desas-desus atau
rumor yang didapat dari komunikasi informal sebagai sumber
informasi untuk organisasi.
Cara Mengelola Komunikasi
 Ada dua cara yang bisa dilakukan dalam
mengelolaKomunikasi :
i. Bagaimana menangani pesan-pesan yang bersifat rutin
ii. Bagaimana menangani krisis komunikasi
Penanganan Pesan-Pesan Bersifat Rutin
 Dalam organisasi besar pada umumnya volume pesan-
pesan tertulis lebih banyak dibanding organisasi kecil,
tapi yang lebih penting adalah bagaimana
memaksimumkan manfaat (benefit) dari adanya
komunikasi yang dikaitkan dengan biaya (cost).
 Untuk dapat memaksimumkan manfaat dan
meminimunkan biaya, maka seorang manajer perlu
memperhatikan berbagai hal berikut :
a. Mengurangi Jumlah Pesan
 Tentukanlah skala prioritas dari pesan yang diterima oleh manajer.
 Organisasi perlu menghitung berapa rata-rata biaya diperlukan
untuk mencatat, mengetik, mengedit, dan mengirimkan surat dan
berapa lama sebuah surat bisnis dapat diselesaikan.
 Dalam organisasi mungkin terdapat jumlah memo yang berlebihan
dan tidak berguna, juga banyak pertemuan/rapat yang sia-sia,
membuang waktu dengan percuma, dan tidak ada hasil berarti.
Jenis-jenis komunikasi seperti ini perlu di evaluasi dan perlu
mendapat perhatian seksama.
 Apabila komunikasi cukup dengan tilpon saja kenapa harus
pertemuan atau rapat.
b. Instruksi Yang Jelas
 Orang-orang yang bertugas melakukan komunikasi sudah
seharusnya memahami kebutuhan dan tujuan organisasi secara
keseluruhan, sehingga ia dapat menghindarkan dirinya dari
kesalahan memberi intruksi.
 Manajer yang sekaligus sebagai komunikator juga perlu selalu
mencari kejelasan suatu pesan, karena kebutuhan perusahaan yang
terus berkembang secara dinamis mempengaruhi arti setiap pesan.
 Selain itu manajer juga harus tetap berkomunikasi dengan staffnya
secara keseluruhan untuk menjaga hubungan dengan anggota
staff, dan untuk memberikan umpan balik (feedback) terhadap
perkembangan suatu pesan.
c. Mendelegasikan Tanggung Jawab
 Tujuan organisasi secara keseluruhan dapat tercapai bila
manajer mempunyai kepercayaan bahwa orang lain dapat
menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan kepada
mereka.
 Maka seorang manajer harus mendelegasikan beberapa
pekerjaan komunikasi kepada orang lain yang telah
memiliki kemampuan, sehingga si manajer tersebut bisa
untuk menyelesaikan komunikasi-komunikasi yang lain
atau yang lebih penting.
KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
KODE MK – SKB – S030 / 3 SKS

H. HUZAINSYAHNOOR AKSAD, M.M.,M.KOM.

2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Pengertian Komunikasi Antarpribadi


2.Tujuan Komunikasi Antarpribadi
3. Gaya Kepemimpinan
4.Kebutuhan Manusia
5.Mendengarkan Sebagai Keahlian Antarpribadi
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
• Setiap individu dalam suatu organisasi (bisnis maupun
nonbisnis) dalam kehidupan sehari-hari tidak dapat
dilepaskan dengan dunia komunikasi. Salah satunya jenis
komunikasi adalah komunikasi antar pribadi (interpersonal
communications)
• Komunikasi Antapribadi (interpersonal communications) –
komunikasi yang dilakukan antara seseorang dengan orang
lain dalam suatu masyarakat maupun organisasi (bisnis dan
nonbisnis), dengan menggunakan media komunikasi
tertentu dan bahasa yang mudah dipahami (informal)
untuk mencapai suatu tujuan tertentu
ADA 4 HAL PENTING DARI PENGERTIAN
KOMUNIKASI ANTARPRIBADI :
1. Komunikasi dilakukan oleh dua orang atau lebih
2. Menggunakan media tertentu, misalnya telepon, HP, atau
bertatap muka (face-to-face)
3. Bahasa yang digunakan bersifat informal (tidak baku), dapat
menggunakan bahasa daerah, bahasa pergaulan, atau bahasa
campuran.
4. Tujuan yang ingin dicapai dapat bersifat personal (pribadi) bila
komunikasi terjadi dalam suatu masyarakat; dan untuk
pelaksanaan tugas pekerjaan bila komunikasi terjadi dalam suatu
organisasi.
TUJUAN KOMUNIKASI ANTARPRIBADI
1. Menyampaikan Informasi kepada orang lain, agar orang tersebut
mengetahui sesuatu. Mis, ada barang baru, atau hal yang lain.
2. Berbagi Pengalaman pribadi kepada orang lain mengenai hal-hal yang
menyenangkan atau sebaliknya. Umumnya tidak disampaikan kepada
setiap orang
3. Menumbuhkan Simpati ini dilakukan untuk me-nunjukan sikap positif
untuk merasakan beban derita, musibah dsb. Kepada orang lain.
4. Melakukan kerjasama dengan orang lain
5. Menceritakan kekecewaan atau kekesalan
6. Menumbuhkan motivasi.
GAYA KEPEMIMPINAN
• Gaya kepemimpinan pada dasarnya merupakan suatu cara bagaimana
seseorang pemimpin mempengaruhi, dan mengendalikan bawahannya
dengan cara-cara tertentu, sehingga bawahan dapat menyelesaikan tugas
pekerjaannya secara efektif dan efisien.
• Dalam dunia bisnis, penerapan gaya kepemimpinan (leader ship style)
seseorang akan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku bawahannya
dalam melakukan pekerjaan.
• Kepemimpinan dalam suatu organisasi terjadi karena adanya interaksi 3
komponen penting, yaitu; manajer, karyawan, dan situasi atau kondisi
lingkungan kerja.
BEBERAPA TEORI KEPEMIMPINAN
1. Teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor. Teori X
dan Y didasarkan pada berbagai asumsi tentang para karyawan
dan bagaimana memotivasinya.
2. Beberapa asumsi yang mendasari :
Teori X (cenderung negatif) Teori Y (cenderung positif)

1. Karyawan cenderung tidak suka kerja (malas). 1. Karyawan suka kerja

2. Karyawan selalu ingin diarahkan 2. Karyawan yang memiliki ko-mitmen pada tujuan
orga-nisasi akan dapat meng-arhkan dan
mengendalikan diri sendiri
3. Manajer harus selalu mengawasi kerja. 3. Karyawaan belajar untuk menerima bahkan
mencari tanggungjawab pada saat bekerja
• Dalam Teori X dan Y Daoglas McGregor berusaha mengungkapkan
bagaimana perilaku karyawan dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya
kepemimpinan yang dapat diterapkan dalam situasi lingkungan kerja yang
berbeda, termasuk bagaimana komunikasi antarpribadi (manajer dan
Karyawan) tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerjanya.
• Dalam hal ini, komunikasi yang dikembangkan antara manajer dengan
para karyawannya cenderung menjadi komunikasi satu arah yaitu
komunikasi dari manajer ke bawahan (up-down communication),
sehingga bawahan hanya mengiyakan, tidak punya inisiatif dan tinggal
melaksanakan saja tanpa memahami apa maksud dan tujuan atau latar
belakang pelaksanaan tugas tersebut. Ini asumsi yang dikembangkan
dalam Teori X pada dasarnya cenderung negatif dan gaya kepemimpinan
yang diterapkan dalam organisasi adalah gaya kepemimpinan petunjuk
(directive leadership style)
• Sementara, asumsi yang dikembangkan dalam Teori Y pada dasarnya
cenderung positif dan gaya kepemimpinan yang dikembangkannya
adalah gaya kepemimpinan partisipatif (participative leadership style).
Karyawan pada umumnya memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak
malas bekerja, ingin kerja mandiri, dan memiliki komitmen yang
tinggi dalam mencapai tujuan organisasi. Disamping itu, karyawan
juga memiliki kecenderungan untuk memiliki rasa tanggungjawab
tinggi terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan.
• Gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam situasi tersebut adalah
gaya kepemimpinan partisipatif, dimana para karyawan dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan. Dan komunikasi yang
dikembangkan antara manajer dan bawahan adalah komunikasi dua
arah. Manajer juga juga memberi kesempatan kepada bawahan untuk
menyampaikan ide atau gagasan untuk pengembangan organisasi.
• Ringkasnya, dalam teori X dan Y, Douglas Mc Gregor
berusaha mengungkapkan bagaimana perilaku karyawan
dalam bekerja dan sekaligus bagaimana gaya
kepemimpinan dapat diterapkan dalam situasi
lingkungan kerja yang berbeda, termasuk bagaimana
komunikasi antar pribadi (manajer dan Bawahan)
tersebut dikembangkan dalam lingkungan kerja.
EMPAT GAYA KEPEMIMPINAN
• Apapun gaya kepemimpinan yang diterapkan dalam
suatu organisasi, maka komunikasi antarpribadi yaitu
manajer dan karyawan harus tetap terjaga dengan baik.
• Menurut Ludlow dan Panton, terdapat empat gaya
kepemimpinan (Leadership Style) yang dapat diterapkan
dalam situasi dan kondisi yang berbeda :
• 1. Pengarahan (Directing), 2. Pembekalan (Coaching),
3. Dukungan (Supporting), 4. Pendelegasian
(Delegating).
1. Pengarahan (directing) ini dapat digunakan pada situasi dan
kondisi dimana para karyawan belum memiliki pengalaman yang
cukup dalam menjalankan suatu tugas tertentu. Seorang manajer
harus mampu menjelaskan sejelas mungkin dan rinci tentang apa
yang harus dikerjakan, bagaimana cara mengerjakannya, dan kapan
pekerjaan itu harus diselesaikan.
2. Pembekalan (coaching) tepat digunakan pada situasi dan kondisi
dimana para karyawan telah mempunyai pengalaman yang cukup
dalam menyelesaikan pekerjaan, selain itu motivasi karyawan
cukup tinggi dalam setiap menyelesaikan pekerjaan. Dalam hal ini
seorang manajer perlu juga memberikan penjelasan seperlunya
terhadap tugas dan pekerjaan yang belum dipahami dengan baik
oleh karyawan.
3. Dukungan (supporting) tepat digunakan pada situasi dan kondisi
dimana karyawan telah mengenal teknik-teknik yang dituntut dan
telah mengembangkan hubungan yang baik dengan manajer. Dalam
hal ini, seorang manajer lebih banyak terlibat dalam berbagai
keputusan kerja dan memperoleh berbagai masukan atau saran-saran
dari karyawan yang sangat berharga bagi peningkatan prestasi kerja.
4. Pendelegasian (delegating) disini karyawan telah memahami
dengan baik tugas-tugas pekerjaan yang harus diselesaikan, sehingga
mereka layak untuk menerima pendelegasian tugas dari seseorang
manajer. Meskipun sudah mendelegasikan sebagian tugas
pekerjaannya, seorang manajer juga harus tetap melakukan
pemantauan (monitoring) atas kinerja para karyawannya, untuk
memastkan bahwa mereka tetap berada pada jalur sesuai dengan
Standar Operasinal yang telah ditetapkan (SOP)
GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
• Didalam praktiknya, gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang
manajer suatu organisasi (bisnis/nonbisnis) dapat saja berubah seiring
dengan perubahan dinamika yang berkembang dalam diri karyawan.
Karyawan merupakan salah satu komponen dalam lingkungan organisasi
yang dinamis dan bukan statis. Sehingga gaya kepemimpinan pun dapat
berubah sesuai keadaan.
• Menurut Harsey dan Blanchard. Ada tiga kemampuan/keterampilan
penting yang perlu diperhatikan dalam menerapkan kepemimpinan
situasional, antara lain : 1). Keterampilan Analitis, 2). Keterampilan
Fleksibilitas, 3. Keterampilan Komunikasi.
Ad.1. Keterampilan Analitis (analytical skills) merupakan keterampilan yang
harus dimiliki oleh seorang manajer dalam melakukan evaluasi
kinerja bawahan (karyawan) dalam melaksanakan pekerjaan mereka.
Apakah pekerjaan mereka semakin baik atau tidak.
Ad. 2. Keterampilan Fleksibilitas (flexibility skills) merupakan keteram-
pilan yang harus dimiliki seorang manajer dalam menerapkan
gaya kepemimpinan dalam situasi dan kondisi yang berbeda ,
maka gaya kepemimpinan yang diterapkan dapat berbeda
(kapan directing dan kapan delegating). Delegating bisa
dilakukan apabila semangat kerja karyawan menjadi semakin
baik, rasa tanggungjawab mulai tumbuh, dan mereka dapat
bekerja secara mandiri.
Ad. 3. Keterampilan Komunikasi (communication skills) keterampilan
yang harus dimiliki manajer untuk menyampaikan ide atau
gagasannya kepada bawahan, menjelaskan perubahan gaya
kepemimpinannya kepada bawahan. Yang penting bagaimana
ide atau gagasan yang disampaikan tersebut harus jelas dan
dapat dipahami dengan baik oleh karyawan, sehingga dapat
dihindarkan kesalahpahaman dalam berkomunikasi
KEPEMIMPINAN INTI
• Dalam suatu lingkungan kerja yang selalu dinamis, gaya
kepemimpinan yang ditetapkan juga akan berbeda. Maka, seorang
manajer yang efektif harus dapat memahami dengan baik dan tepat
bagimana kondisi lingkungan kerja yang ada, termasuk latar
belakang para karyawan yang ada dalam organisasi.
• Menurut Hellriegel dan Slocum – seorang manajer yang dinamis
harus memiliki lima kemampuan yang dikenal sebagai keahlian
kepemimpinan inti (core leadership skills), yaitu : 1. pemberdayaan
(enpowerment), 2. intuisi (intuition), 3. pemahaman diri (self-
understanding), 4. visi (vision), dan 5. kesesuaian nilai (value
congruence)
Ad. 1. Pemberdayaan (enpowerment) dalam hal ini seorang manajer
dapat memberdayakan para karyawan untuk terlibat secara
langsung dalam suatu proses pengambilan keputusan bagi
pencapaian tujuan. Disini seorang manajer bisa untuk berbagi
pengaruh dan kendali (control) dengan para karyawannya.
Ad. 2. Intuisi (intuition) menurut Griffin (2002) – Intuisi adalah
keyakinan bawaan dalam diri seseorang mengenai sesuatu tanpa
pertimbangan sadar. Manajer kadang-kadang memutuskan
sesuatu hanya karena “rasanya benar” atau karena firasat (ini
bisa dilakukan bagi manajer yang sudah berpengalaman).
Firasat kadang-kadang dapat membantu manajer membuat
keputusan tanpa melalui langkah yang rasional. Ini bisa
dilakukan oleh manajer yang berpengalaman.
Ad. 3. Pemahaman Diri (self-understanding) – seorang manajer harus
mampu menilai apa saja kekuatan maupun kelemahan yang
dimilikinya. Kemampuan memahami diri yang baik harus
dimiliki untuk menjadi manajer yang efektif.
Ad. 4. Visi (vision) – secara umum visi merupakan kemampuan untuk
berimajinasi pada situasi yang berbeda dan situasi yang lebih
baik dengan cara bagaimana mencapainya. Untuk mencapai visi
yang telah ditetapkan harus, diperlukan komitmen yang tinggi
baik bagi karyawan, manajer, dan pemegang saham.
Ad. 5. Kesesuaian Nilai (value congruence) – merupakan kemampuan
untuk memahami dan memadukan prinsip-prinsip organisasi
nilai-nilai karyawan.
KEBUTUHAN MANUSIA

• Setiap orang tentu saja memiliki berbagai macam


kebutuhan hidup dan kehidupan yang berbeda, mulai dari
kebutuhan dasar manusia hingga kebutuhan yang
tergolong kebutuhan mewah.
• Ada beberapa teori tentang Kebutuhan, diantaranya :
1. Teori Hierarki Kebutuhan (Abraham Maslow)
2. Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
• Abraham Maslow teorinya terkenal dengan teori hierarki/jenjang
kebutuhan (hierarchy of needs theory), teorinya menyatakan
bahwa, manusia pada dasarnya memiliki lima kebutuhan yang
bertingkat-tingkat mulai dari kebutuhan yang paling dasar (asasi)
sampai pada kebutuhan aktualisasi diri.
• Menurut teori ini, untuk menuju pada jenjang kebutuhan yang lebih
tinggi seseorang harus dapat memenuhi kebutuhan pada tingkat
bawahnya dulu.
• Jenjang kebutuhannya, 1). Kebutuhan Fisiologis (physiological
needs), 2). Kebutuhan Keamanan (safety needs), 3). Kebutuhan
Sosial (social needs), 4). Kebutuhan Status (status needs), 5).
Kebutuhan Aktualisasi Diri (self-actualization needs)
• Kebutuhan Fisiologis merupakan kebutuhan tingkat pertama dan
utama bagi mempertahankan hidup dan kehidupan manusia
(survival), mis; kebutuhan makan, minum, pakaian, dan perumahan
(tempat tinggal). Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling
dasar, dan setiap manusia memerlukannya tanpa kecuali.
• Kebutuhan Keamanan - setelah kebutuhan dasar terpenuhi, manusia
berupaya untuk memenuhi kebutuh berikutnya yaitu kebutuhan rasa
aman dan rasa nyaman, selamat dari segala macam mara bahaya yang
menimpa
• Kebutuhan Sosial – kebutuhan ini berkaitaan dengan kebutuhan
bermasyarakat atau kegiatan bermasyarakat, bagaimana seseorang
beriteraksi dengan orang lain dalam kehidupan.
• Kebutuhan Status – dibutuhkan manusia untuk memenuhi
kebutuhan status dirinya, ini berkaitan dengan pengakuan,
penghargaan, kedudukan dan tingkatan sosial di masyarakat. Manusia
ingin dihargai, diakui, dan dinilai segala kegiatannya di masyarakat.
• Kebutuhan Aktualisasi Diri – merupakan tingkat kebutuhan yang
tinggi menurut Abraham Maslow. Dalam hal ini yang ditekankan
adalah bagaimana seseorang mampu mengatualisasikan dirinya dalam
bebrbagai kegiatan yang mampu menumbuhkan kreativitas, inovasi
baru, maupun mampu menunjukkan sikap kearifan dan
kebijaksanaan dalam mengambil keputusan penting dalam organisasi.
TEORI HIERARKI KEBUTUHAN DALAM BENTUK PIRAMIDA
TEORI DUA FAKTOR
• Pendekatan lain yang digunakan untuk mengetahui sumber motivasi
seseorang dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dikemukakan oleh
Frederick Herzberg dengan teori dau faktor/motivasi kesehatan (two-
factor atau motivation hygiene theory.
• Teori dua faktor pada dasrnya merupakan pengembangan dari teori
kebutuhan berjenjang Abraham Maslow.
• Menurut teori dua faktor, dalam menunaikan tugas/pekerjaannya,
karyawan sangat dipengaruhi oleh dua faktor penting, yaitu faktor
dissatisfiers/hygiene dan faktor motivator.
• Faktor ketidakpuasan (dissatisfiers) atau faktor kesehatan (hygiene factor)
merupakan factor yang mempertahankan/menjaga tingkat motivasi kerja
karyawan jika diberikan secara tepat. Jika factor kesehatan itu diberikan
tidak tepat justeru akan menurunnya semangat/motivasi kerja karyawan.
Sementara faktor pendorong/motivator factor merupakan faktor penting
untuk memotivasi kerja para karyawan .
TABEL KOMPONEN DUA FAKTOR
Faktor Hygiene Faktor Motivator
(Sumber Ketidak Puasan Kerja) (Sumber Kepuasan Kerja)

• Kondisi Kerja • Pekerjaan itu Sendiri


• Kebijakan Perusahaan • Tanggung Jawab
• Supervisi • Pengakuan
• Gaji • Prestasi
• Hubungan dengan Rekan Kerja • Promosi
• Status • Pertumbuhan
• Keamanan Kerja • Pengembangan
• Kehidupan Pribadi
MENDENGAR SEBAGAI KEAHLIAN ANTARPRIBADI
• Dalam komunikasi antarpribadi, kegiatan mendengarkan (menyimak)
suatu percakapan dengan orang lain merupakan kegiatan penting dalam
memahami suatu pesan disampaikan oleh orang lain.
• Istilah mendengarkan (listening) bukanlah kegiatan statis tetapi dinamis,
yaitu merupakan kegiataan mendengar secara aktif percakapan dengan
orang lain yang dituntut adanya konsentrasi secara penuh dan tidak
terpengaruh oleh faktor-faktor pengganggu dalam suatu percakapan.
• Karena itu mendengarkan itu bukan merupakan pekerjaan yang mudah
dan perlu latihan yang cukup, semakin banyak berlatih mendengarkan,
maka akan semakin baik dalam memahami suatu percakapan dengan
orang lain.
KEBIASAAN SEBAGAI PENDENGAR EFEKTIF AKAN
MENGHASILKAN BEBERAPA HAL YANG POSITIF, A.L :
• Akan disukai orang lain karena mereka dapat memuaskan kebutuhan dasar manusia untuk
didengarkan
• Kinerja/prestasi karyawan meningkat ketika pesan yang diterima dapat dimengerti
• Umpan balik (feedback) yang akurat dari bawahan akan berdampak positif pada prestasi kerja
• Manajer dan karyawan akan terhindar dari munculnya kesalah pahaman dalam penyampaian
suatu pesan
• Pendengar yang baik akan dapat memisahkan mana fakta dan mana yang sekedar gosip
(hoax)
• Pendengar yang baik cenderung membuka ide-ide yang baru dari pihak lain, sehingga ini
mendorong berkembangnya kreativitas
• Pendengar yang efektif juga akan dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik dan
peningkatan kepuasan kerja.
• Kepuasan kerja meningkat karena mereka tahu apa yang terjadi dari komunikasi yang baik
AGAR DALAM MENDENGARKAN BISA
BERLANGSUNG SECARA EFEKTIF, MAKA :
• Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara, mulai dari gerakannya,
kontak mata, nada suaranya, dan ekspresi wajahnya. Perhatian
tersebut akan membantu pemahaman terhadap apa yang dimaksud
dalam pembicaraan.
• Berikan umpan balik
• Mendengarkan membutuhkan waktu, oleh karena itu proses
komunikasi yang dilakukan secara tatap muka sebagaimana seoranag
pengirim dan penerima pesan secara simultan.
• Gunakan pengetahuan Anda tentang orang yang berbicara tersebut
untuk dapat menarik manfaat yang positif bagi Anda.
DASAR-DASAR KOMUNIKASI BISNIS
KODE MK – SKB – S030 / 3 SKS

H. Huzainsyahnoor Aksad, M.M.,M.Kom.

2022
TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Menjelaskan pengertian komunikasi bisnis


2. Membedakan komunikasi verbal dengan nonverbal
3. Menjelaskan terjadinya komunikasi
4. Mengidentifikasi sebab-sebab munculnya kesalahpahaman
5. Menjelaskan cara memperbaiki komunikasi
6. Menjelaskan cara meningkatkan keterampilan
berkomunikasi
PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS
• Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communication :
Principles and Methods, Komunikasi adalah suatu proses pertukaran
informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik
dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.
• Menurut Bovee, komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan
penerimaan pesan.
• Paling tidak dari pengertian komunikasi ini akan melibatkan dua orang
atau lebih, dan proses pemin-dahan pesannya dapat dilakukan verbal
dengan menggunakan cara-cara berkomunikasi yang biasa dilakukan
oleh seseorang melalui lisan, tulisan, maupun sinyal-sinyal nonverbal.
• Di dalam dunia praktis, ada dua komunikasi, komunikasi antara pribadi
(interpersonal communication) dan komunikasi lintas budaya
(intercultural communication).
KOMUNIKASI ANTARA PRIBADI
(INTERPERSONAL COMMUNICATION)
• Komunikasi Antarpribadi merupakan bentuk komunikasi yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa
yang mudah dipahami kedua belah pihak dan cenderung lebih
fleksibel (luwes) dan informal.
• Jenis komunikasi ini lazim dijumpai dalam kehidupan sehari-hari
(antar keluarga, antar tetangga, antar teman, antar sejawat, antar
karyawan) untuk mencapai tujuan tertentu.
• Yang terpenting dalam komunikasi ini bahwa penyampaian pesan-
pesan tersebut dapat dipahami dengan baik oleh pihak lain. Pokok
bahasan atau topik biasanya sangat variatif.
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA
(INTERCULTURAL COMMUNICATION).

• Komunikasi Lintas Budaya merupakan bentuk


komunikasi yang dilakukan antara dua atau lebih,
yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda
karena perbedaan geografis tempat tinggal.
Komunikasi dapat terjadi pada tingkat antar daerah,
antar wilayah, maupun antar negara.
KOMUNIKASI BISNIS
• Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia
bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik
komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai
tujuan.
• Dalam dunia bisnis, seorang komunikator yang baik disamping harus
memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, juga harus mampu
menggunakan berbagai macam alat atau media komunikasi yang ada
untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain secara
efektif dan efisien, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan bisnis
dapat tercapai.
PERBEDAAN ANTARA KOMUNIKASI
ANTARPRIBADI DENGAN KOMUNIKASI BISNIS
Orientasi/tujuan Kepentingan pribadi Kepentingan bisnis
Pokok bahasan Masalah pribadi Masalah bisnis
Bhs yg digunakan Informal, bhs campuran Formal, baku
Format penulisan Tidak standar, fleksibel Standar
Gaya penulisan Tidak standar Standar
Kertas surat yg Tanpa kop surat Dengan kop surat
digunakan
Stempel/cap Tanpa stempel Dengan stempel
Contoh surat Surat keluarga Surat Bisnis
BENTUK DASAR KOMUNIKASI
• Ada dua bentuk dasar komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia
bisnis, yaitu :
1. Komunikasi Verbal (verbal communications) merupakan salah satu
bentuk yang lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk
menyampikan pesan-pesan kepada pihak lain, baik secara tertulis
(written) maupun lisan (oral).
• Bentuk komunikasi verbal ini memiliki struktur yang teratur dan
terorganisasi dengan baik, sehingga tujuan penyampaian pesan-pesan
bisnis dapat tercapai dengan baik. Contoh komunikais verbal :
• membuat dan mengirim surat pengantar barang
• membuat dan mengirim surat teguran/peringatan
• Membuat dan mengirim surat penawaran barang, dll
• Membuat dan mengirim surat lamaran kerja atau menolaknya.
• membuat dan mengirim surat penerimaan kerja
• Membuat dan mengirim surat penuntutan kepada mitra bisnis
• Berdiskusi dalam suatu kerja tim (teamwork)
• Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja
• Mengadakan pengarahan (briefing) untuk staf karyawan dalam suatu
perusahaan
• Mengadakan pelatihan manajemen kepada para manajer
operasional/lini bawah.
• Melakukan presentasi proposal tentang pengembangan perusahaan di
hadapan tim penguji.
• Teleconference dengan perusahaan pihak lain. Dst.
• Melalui komunikasi secara lisan atau tertulis, diharapkan orang dapat
memahami apa yang disampaikan oleh pengirim pesan dengan baik.
• Penyampaian pesan melalui lisan atau tertulis memiliki suatu harapan
bahwa seseorang akan dapat membaca atau mendengar apa yang
dikatakan dengan baik dan benar.
• Komunikasi bisnis yang efektif sangat tergantung pada keterampilan
seseorang dalam mengirim pesan.
• Secara umum untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis, seseorang
dapat menggunakan tulisan mauapun lisan, sedangkan untuk
menerima pesan-pesan bisnis seseorang dapat menggunakan
pendengaran dan bacaan.
2. Komunikasi Nonverbal (nonverbal communications). Bentuk
komunikasi yang paling mendasar dalam bisnis adalah komunikasi
nonverbal. Menurut teori antropologi, sebelum manusia meng-
gunakan kata-kata, mereka telah menggunakan gerakan-gerakan
tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Beberapa contoh komunikasi nonverbal :
- Menggertakan gigi menunjukkan kemarahan
- Mengerutkan dahi untuk menunjukkan sedang berpikir keras.
- Menggelengkan kepala untuk menunjukkan sikap menolak
- Asbak dimeja tamu untuk memperbolehkan tamu merokok
- atau symbol dilarang merokok tanda dilarang merokok bagi tamu
• Pada umumnya, bentuk komunikasi nonverbal memiliki sifat yang
kurang terstruktur, sehingga membuat komunikasi nonverbal sulit
untuk dipelajari.
• Komunikasi nonverbal juga lebih bersifat spontan dibanding dengan
komunikasi verbal.dalam hal penyampaian suatu pesan, dan sering kali
melakukannya secara tidak sadar dan kadang kala disertai dengan
muatan emosi yang tinggi.
• Contoh adalah ketika seseorang mengerutkan dahi pada saat
memikirkan sesuatu, ekspresi wajah yang memerah karena ingin
meluapkan kemarahan, mondar mandir tanpa tujuan yang pasti karena
pikiran sedang galau/kacau, menutup pintu dengan keras, menggebrak
meja dengan keras. Hal-hal tersebut bersifat alami dan tidak pernah
direncanakan sebelumnya.
PENTINGNYA KOMUNIKASI
NONVERBAL
• Komunikasi nonverbal memiliki pengaruh yang sangat penting ,
terutama dalam kaitannya dengan penyampaian perasaan dan
emosi seseorang.
• Apa kebaikan atau keunggulan komunikasi nonverbal. Salah
satunya adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran
pesan-pesan yang disampaikan menggunakan bahasa isyarat,
dibanding orang yang menggunakan kata-kata.
• Dengan memperhatikan isyarat nonverbal, seseorang dapat
mendeteksi kecurangan atau menegaskan kejujuran orang lain.
Maka tidaklah mengherankan bila seseorang lebih percaya pada
pesan-pesan nonverbal ketimbang pesan-pesan yang disampaikan
melalui isyarat verbal.
TUJUAN KOMUNIKASI NONVERBAL
• Menurut Thil dan Bovee dalam Excellence in Business
Communications, komunikasi nonverbal mempunyai 6 tujuan :
1. Memberikan informasi
2. Mengatur alur suatu percakapan
3. Mengekspresikan emosi
4. Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan
pesan-pesan verbal
5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain
6. Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya memberi contoh cara
mengayunkan tongkat golf yang baik dan benar. Dsb.
PROSES KOMUNIKASI
• Menurut Bovee dan Thill dalam bukunya Business Communication
Today, proses komunikasi ada 6 tahap :
1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan
2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan
3. Pengirim menyampaikan pesan
4. Penerima menerima pesan
5. Penerima menafsirkan pesa
6. Penerima menerima tanggapan dan mengirim umpan balik kepada
pengirim
PROSES KOMUNIKASI 6 TAHAPAN DALAM GAMBAR
FAKTOR PENGHAMBAT KOMUNIKASI
1. Masalah dalam menyampaikan pesan
2. Masalah dalam menerima pesan
3. Masalah dalam Menafsirkan Pesan, faktor salah tafsir ini bisa
karena, :
a). Perbadaan Latar Belakang,
b). Perbedaan Penafsiran,
c). Perbedaan Reaksi Emosional.
SYARAT UNTUK MENYAMPAIKAN KOMUNIKASI
AGAR KOMUNIKASI MENJADI EFEKTIF

1. Persepsi – baik pengirim maupun penerima


2. Ketepatan pada saat komunikasi
3. Kredibilitas dalam hal penyampai maupun isi dari
informasi/berita
4. Pengendalian diri dari adanya reaksi dari audiens
5. Keharmonisan antara komunikator dengan audiens
UNTUK MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI
1. Membuat suatu Pesan secara Lebih berhati-hati. Gunakan kata-
kata yang jelas, sederhana, mudah dipahami, tidak bertele-tele,
ulang hal-hal yang penting.
2. Minimalkan Gangguan dalam Proses Komunikasi. Gunakan saluran
komunikasi yang tepat, komunikator dapat membuat audiens
memusatkan perhatian pada pesan. Penyampaian pesan teratur,
rapi, dan nyaman.
3. Mempermudah upaya umpan balik antara pengirim dan penerima
pesan, agar feedback memberikan suatu manfaat yang berarti.
MEMPERBAIKI KOMUNIKASI
• Dalam melakukan komunikasi adakalanya hasilnya tidak sesuai dengan apa
yang diharapkan. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan
beberapa persyaratan, yaitu :
a. Persepsi. Seseorang komunikator yang cerdas harus dapat memprediksi apakah pesan-
pesan yang disampaikannya dapat diterima oleh komunikan apa tidak.
b. Ketepatan. Agar komunikasi yang dilakukan mencapai sasaran, seseorang perlu
mengepresikan sesuatu sesuai dengan apa yang ada dalam kerangka berpikir komunikan.
c. Kredibiltas. Komunikator perlu memiliki suatu keyakinan dan optimistis yang tinggi
bahwa audiensnya adalah orang-orang yang dapat dipercaya. Dan inti pesan yang ingin
disampaikan memang benar-benar akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
d. Pengendalian. Audiens akan memberikan suatu reaksi atau tanggapan terhadap pesan
yang disampaikan.
e. Keharmonisan. Komunikator harus selalu menjaga hubungan persahabatan yang baik
dengan audiesn sehingga komunikasi dapat berjalan lancer dan mencapai tujuan.

Anda mungkin juga menyukai