Anda di halaman 1dari 7

Komunikasi Bisnis

Oleh :

Nama: Nyoman Pongga Wikantha


NPM : 1933121398
Kelas : D3 Akuntansi / Semester III

TAHUN AJARAN 2020/2021


UNIVERSITAS WARMADEWA
BAB 3
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA

3.1. PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA


Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis
antarindividu yang berbeda budaya.
Operasi global akan meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan budaya
asing. Baik berada di negara sendiri maupun di negara asing, tetap ada kemungkinan untuk
berkomunikasi dengan seseorang dengan ber- bagai latar belakang budaya dan bahasa.
Interaksi lintas budaya terjadi dalam komunikasi internal maupun ekstemal perusahaan.
Dalam komunikasi internal akan terjadi interaksi antarpekerja yang berasal dari
berbagai bangs dan suku bangsa. Sementara dalam komunikasi eksternal, perusahaan aka
berhadapan dengan pelanggan, pemasok, investor, dan pesaing dari berbaga negara. Untuk
mempermudah komunikasi, pekerja tidak hanya ditunty mampu menggunakan bahasa yang
berlaku secara internasional, tetapi juga meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing.

3.2. MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAAN BUDAYA

Budaya adalah simbol, keyakinan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah laku yang
dimiliki bersama ,Budaya juga diarti- kan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap, dan
perilaku sekelompok orang.Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai
bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku, dan ber- komunikasi. Mereka bertindak
cenderung dengan cara yang serupa sesuai asumsi yang dianut. .

Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan
dalam aspek-aspek tertentu. Setiap manusia budayanya sendiri-sendiri. Budaya memengaruhi
seseorang sejak dalam kandungan sampai meninggal dunia, bahkan perlakuan setelah
meninggal dunia pun dipengaruhi oleh budaya. .

Mengakui dan mengakomodasi perbedaan budaya tanpa mengharap- kan orang dari
budaya nana pun untuk meninggalkan identitas diri merupakan langkah penting ke arah
komunikasi lintas budaya yang efektif. Komunikasi lintas budaya yang efektif bergantung
pada pemahaman terhadap perbedaan budaya. Selain mempermudah hubungan bisnis,
pemahaman terhadap perbedaan budaya sekaligus juga meningkatkan reputasi perusahaan.

3.2.1 Mengenali Perbedaan Budaya


Perbedaan budaya yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya
perbedaan persepsi. Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai
status, kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang, konteks
budaya, bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis.

a. Nilai-nilai sosial

Pada umumnya, penduduk Amerika Serikat menjunjung tinggi kerja keras dan
menyelesaikan tugas-tugas secara efisien.

b. Peran dan Status

Di banyak negara, wanita belum memainkan peran yang menonjol dalam bisnis.
Apabila ada eksekutif wanita yang berkunjung ke Negara tersebut, bisa jadi itu disepelekan
atau dianggap tidak serius.

c. Adat Pembuatan Keputusan

Di Amerika Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapai keputusan secepat
dan seefisien mungkin.

d. Konsep mengenai waktu

Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian.

e. Konsep Ruang Pribadi

Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda, Orang Kanada dan
Amerika Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki Ketika berbicara mengenai bisnis.
Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jeman dan Jepang.

f. Konteks Budaya

Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan
adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi.

g. Bahasa Tubuh

Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang


membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian
antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai balhasa tubuhnya.
h. Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun

Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh budaya
lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan negara yang
lain.

i. Tingkah Laku Legal dan Etis

Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat


pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kebiasaan yang
nutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap,
ilegal, dan tidak etis.

j. Budaya Perusahaan

Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk


perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan, cara
menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang
menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan
tersebut.

3.2.2 Menghadapi Hambatan Bahasa

Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling lazim dipergunakan dalam bisnis
intemasional. Namun begitu, menupakan kesalahan bila menganggap semua orang
memahaminya. Setelah bahasa Inggris, Spanyol secara mencolok merupakan bahasa yang
paling banyak digunakan, menyusul bahasa Perancis, Jerman, Italia, dan Cina. Proses
perpindahan penduduk bisa menyebabkan suatu bahasa digunakan di negara lain. Misalnya,
penduduk New Mexico lebih banyak menggunakan bahasa Spanyol. Di Michigan (AS)

banyak penduduk berbahasa Arab, dan penduduk Singapura banyak meng- gunakan
bahasa Mandarin. Dalam komunikasi lintas bahasa, pesan yang disampaikan banyak
dikacaukan oleh bahasa idiom (ungkapan), gaul (slang), dan aksen setempat.

Bahasa tidak diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain atas dasar kata-kata.
Bahasa bersifat idomatik, yang artinya disusun dengan ungkapan dan pengelompokan kata
yang dapat bertentangan dengan pola umum dari kerangka bahasa itu dan dapat memiliki arti
yang jauh berbeda dari komponen individual apabila diterjemahkan secara harfiah (Bovee
dan Thill, 2003:76). Misalnya, slogan pepsi yang berbunyi "Come alive with Pepsi" (hidup
ceria dengan Pepsi) diterjemahkan oleh orang Jerman dengan "Come out of the graye"
(keluar dari kuburan) dan oleh orang Thailand sebagai "Bring your ancestor back from the
dead" (membangkitkan kembali nenek moyang).

Jika sescorang dari Inggris berbicara dengan rekan bisnisnya dan Indonesia dengan
Bahasa Inggris, mungkin akan terjadi kesulitan karena perbedaan pengucapan dan aksen.
Sekelompok karyawan Toyota Jepang yang dipindahkan ke AS mengikuti kelas khusus untuk
belajar mengatakan "Jeat yel?" yang berarti "Did you eat yer?" dan "Cannahepya" yang
berarti "Can I help you?" Perbedaan dalam lafal, perubahan vokal, dan kosakata dapat
menimbulkan masalah dalam komunikasi lintas budaya.

Orang dari Timur Tengah cenderung berbicara lebih keras dibanding- kan dengan
orang Barat dan karenanya secara keliru dianggap emosional. Scbaliknya, orang Jepang
berbicara lembut, karakteristik yang mencerminkan kesopanan atau rendah hati bagi
pendengar orang Barat.

Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita, ada
tiga pilihan yang dapat dilakukan, yaitu mempelajari bahasa orang itu, menggunakan
perantara atau penerjemah, atau mengajarkan kepada mereka bahasa kita. Jika memiliki
hubungan bisnis jangka panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari budaya dan
bahasa mereka akan lebih bermanfaat. Namun, perlu diingat bahwa untuk mempelajari
bahasa asing diperlukan komitmen yang kuat.

3.3. MENGHADAPI REAKSI ETNOSENTRIS

Perbedaan budaya dan bahasa merupakan faktor penghambat yang cukup kuat dalam
berkomunikasi. Namun, perbedaan tersebut masih dapat diatasi dengan menjaga pikiran agar
tetap terbuka. Sayangnya, banyak orang yang jatuh dalam perangkap etnosentrisme.
Etnosentrisme adalah kecenderungan untuk menilai semua kelompuk lain menurut standar,
tingkah laku, dan tradisi kelompok sendiri serta memandang kelompok lain lebih rendah.

Dalam komunikasi lintas budaya, etmosentris bisa menjadi akar permasalahan


rasialisme. Apabila seseorang memberikan reaksi entosentris dalam berkomunikasi, berarti
orang tersebut tidak memahami dan tidak menerima adanya perbedaan budaya. Komunikasi
akan terancam gagal karena adanya ketersinggungan. Untuk menghindari reaksi etnosentris,
dapat dipergunakan beberapa cara berikut:

1. Menerapkan asas kesamaan


Tidak ada budaya inferior dan tidak ada budaya superior. Sclain itu, tidak ada budaya
yang salah dan tidak ada budaya yang paling benar.

2. Menerapkan kaidah emas

Kaidah emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan.

3. Menerapkan kaidah timah

Kaidah timah adalah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka memperlakukan


diri mereka sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 1995. Business Communication


Today. Fourth Edition. New York: McGraw-Hill, Inc.
Bovee, L. COurtland dan John V. Thill. 2002. Komunikasi Bisnis. Buku
Pertama, Edisi Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Prenhalindo Jakarta.
Bovee, L. Courtland dan John V. Thill. 2003. Komunikasi Bisnis. Buku
Kedua, Edisı Bahasa Indonesia, Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks
Kelompok Granedia,

Anda mungkin juga menyukai